perancangan sistem informasi gereja berbasis web

21
Perancangan Sistem Informasi Gereja Berbasis Web menggunakan Framework CodeIgniter (Studi Kasus : Gereja Utusan Pantekosta Kartasura) Artikel Ilmiah Diajukan kepada Fakultas Teknologi Informasi untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer Peneliti: Michael Urbanus Pah (672011191) Ramos Somya, S.Kom., M.Cs. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga 2016

Upload: others

Post on 16-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Perancangan Sistem Informasi Gereja Berbasis Web

menggunakan Framework CodeIgniter

(Studi Kasus : Gereja Utusan Pantekosta Kartasura)

Artikel Ilmiah

Diajukan kepada

Fakultas Teknologi Informasi

untuk memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Peneliti:

Michael Urbanus Pah (672011191)

Ramos Somya, S.Kom., M.Cs.

Program Studi Teknik Informatika

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

2016

1

2

3

4

5

6

1. Pendahuluan

Pengembangan sistem berbasis teknologi web merupakan salah satu bidang

teknologi informasi yang perkembangannya begitu pesat. Teknologi web yang sudah

memasuki generasi ketiga dan lebih dikenal dengan nama web 3.0 telah memberikan

dampak perubahan yang baik pada pembuatan dan pengembangan web. Hal ini

terlihat jelas pada kemunculan sejumlah pengembang aplikasi berbasis web yang

menyediakan kemampuan mengintegrasikan data yang handal. Bahkan sekarang

kian banyak manusia yang belomba-lomba untuk menguasai IPTEK tersebut,

sehingga muncul sebuah statement bahwa “Barang siapa yang menguasai IPTEK

maka Ia telah menguasai dunia”.

Gereja Utusan Pantekosta Kartasura yang telah berdiri sejak lama tentu

memiliki arus lalu-lintas data dan informasi yang tinggi. Microsoff Excel masih

digunakan sebagai pengelolaan datanya. Hal ini membuat petugas kurang optimal

dalam mengelola data. Misalnya hasil data gereja masih berupa print out di kertas,

di mana kertas-kertas tersebut tersimpan dalam lemari penyimpanan. Cara kerja

petugas saat memerlukan data yang akan dicari adalah membuka lemari

penyimpanan dan mencari data yang akan dicari, sehingga petugas memerlukan

waktu 2 jam untuk mencari suatu data. Seiring berjalannya waktu kertas-kertas

tersebut bisa saja rusak karena dimakan rayap atau dimakan usia. Pada saat petugas

ingin menambah data, menghapus atau memperbaharui data, petugas harus pergi ke

lemari penyimpanan mencari data, kemudian menggantinya dengan Microsoft Excel,

setelah semua terganti di print ulang dan disimpan lagi dalam lemari penyimpanan.

Proses tersebut bisa memakan waktu selama 1minggu.

Hal tersebut mendorong untuk membuat sebuah aplikasi dengan

memanfaatkan framework CodeIgniter. Pemilihan penggunaan framework

CodeIgniner adalah karena framework tersebut tergolong ringan sehingga tidak

memberatkan kerja server. Selain itu framework CodeIgniter juga mendukung Model

View Controller (MVC), sehingga pengembangan aplikasi akan menjadi lebih

terorganisir dengan baik. Framework CodeIgniter juga menyediakan library yang

dapat membantu dalam pengembangan aplikasi, seperti library session dan library

MVC yang akan digunakan dalam penelitian ini. Penggunaan library Bootstrap

membantu dalam membuat sistem informasi ini menjadi responsive, sehingga dapat

diakses dari berbagai ukuran layar device.

Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang penulisan, maka perumusan

masalahnya adalah bagaimana merancang sisitem informasi gereja berbasis web

dengan menggunakan Framework CodeIgniter yang dapat mengelola data informasi

gereja, bagaimana penerapan Framework CodeIgniter untuk membuat sebuah

aplikasi perancangan sistem informasi gereja berbasis web.

Adapun maksud tujuan pengembangan sistem ini adalah memberikan

pemecahan masalah, dengan menggunakan sistem informasi berbasis web dengan

menggunakan framework codeIgniter. Sedangkan manfaat yang didapatkan, dapat

memberikan sistem untuk penyimpanan pusat data, memanajemen sistem informasi

dan data sehingga lebih mudah dalam mengorganisirnya.

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah perancangan dilakukan dengan

membuat ulang sistem informasi, karena sistem yang lama masih menggunakan

Microsoft Excel dan juga data berupa print out dikertas dan disimpan di dalam lemari

7

penyimpanan, basis data diganti dengan skema baru yang lebih ringkas, sedangkan

perancagan sistem ini digunakan hanya untuk mengelola data informasi gereja yang

sudah dinyakatakan layak untuk dilakukan publikasi.

2. Tinjuan Pustaka

Penelitian terdahulu mengenai pengembangan sistem informasi pendataan

jemaat di Gereja Masehi Advent Hari Ketujuh. Hasil dari pengembangan sistem

informasi pencatatan data gereja, pencatatan perpindahan jemaat, dan pencatatan

kematian dan melakukan pengiriman pesan antara admin gereja dan konferens, dan

dapat mengahasilkan laporan yang nantinya dapat digunakan sebagai landasan untuk

mengambil keputusan oleh pihak konferens sebagai kantor pusat [1].

Penelitian lain tentang sistem informasi keuangan gereja berbasis web. Hasil

dari sistem keuangaan ini pengelolaan data keuangan gereja yang terkomputerisasi

akan lebihm memudahkan pekerjaan dan dapat meningkatan kelancaran proses input

data keuangan. Mempercepat pengolaan data dan pembuatan laporan, serta informasi

yang dihasilkan lebih akurat, cepat lengkap, sehingga terjadinya kesalahan dapat

diperkecil [2].

Jika dibandingkan dengan penelitian sebelumnya, penelitian ini berfokus

pada hasil perancangan sistem informasi yang pembahasannya mengenai bagaimana

permasalahan dalam pengelolaan data gereja berbasis web dan juga menggunakan

framework codeIgniter yang tingkat kecepatan yang cepat dalam pemrosesan data.

Fokus dari penelitian ini untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di bagian

pengelolaan data yang kurang optimal dan yang prosesnya bisa memakan waktu 1

minggu. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu meningkatkan kinerja pengelola

data di Gereja Utusan Pantekosta sehingga lebih optimal.

Sistem informasi adalah suatu sistem dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi

operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu

organisasi untuk dapat menyediakan kepada pihak luar tertentu dengan informasi

yang diperlukan untuk pengambilan keputusan. Sistem informasi dalam suatu

organisasi dapat dikatakan sebagai suatu sistem yang menyediakan informasi bagi

semua tingkatan dalam organisasi tersebut kapan saja diperlukan. Sistem ini

menyimpan, mengambil, mengubah, mengolah dan mengkomunikasikan informasi

yang diterima dengan menggunakan sistem informasi atau peralatan sistem lainnya

[3].

Web adalah suatu metode untuk menampilan informasi di internet, baik berupa

teks, gambar, suara maupun video yang interaktif dan mempunyai kelebihan untuk

menghubungkan (link) satu dokumen dengan dokumen lainnya (hypertext) yang

dapat diakses melalui sebuah browser. Secara umum situs web mempunyai beberapa

fungsi, yaitu fungsi komunikasi, fungsi informasi, fungsi hiburan dan fungsi

transaksi [4].

Pada konteks penelitian ini, framework dapat diartikan sebagai alat yang

digunakan untuk membantu dan memudahkan dalam pembuatan situs web.

Framework juga dapat didefinisikan sebagai kumpulan script (terutama class dan

function) yang dapat membantu developer dalam menangani berbagai masalah dalam

pemrograman seperti koneksi ke basis data, pemanggilan variable dan fungsi-fungsi

8

lainnya sehingga developer dapat lebih fokus dan lebih cepat membangun aplikasi

[5]. Sebuah framework umumnya telah menyertakan perintah-perintah siap pakai

yang dibutuhkan dalam membuat suatu aplikasi, namun pihak developer tetap harus

menulis kode sendiri dan harus menyesuaikan dengan lingkungan framework yang

digunakan.

CodeIgniter (CI) adalah salah satu framework PHP yang tangguh dan popular.

CodeIgniter tergolong framework dengan ukuran kecil dan cukup mudah dikuasai. CI

juga datang dengan manual yang tergolong lengkap. CodeIgniter merupakan aplikasi

sumber terbuka yang berupa framework PHP dengan model MVC (Model, View,

Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunakan PHP.

CodeIgniter memudahkan developer untuk membuat aplikasi web dengan cepat

mudah dibandingkan dengan membuatnya dari awal. CodeIgniter dirilis pertama kali

pada 28 Februari 2006. Versi stabil terakhir adalah versi 3.0.4 [6].

Istilah Responsive Web Design sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Ethan

Marcotte dalam bukunya yang berjudul “Responsive Web Design”. Dibahas

mengenai 3 teknik yang digunakan dalam membangun sebuah Responsive Web

Design, yaitu: flexible grid layout, flexible images dan media queries. Flexible grid

yaitu sebuah konsep ukuran elemen halaman dengan pilihan satuan persen daripada

satuan absolut seperti pixel atau point, flexible images yaitu sebuah teknik mencegah

agar media gambar, video, object, tidak melewati batas dari elemen container, media

queries merupakan modul CSS3 memungkinkan render konten untuk beradaptasi

dengan kondisi seperti resolusi. Sebuah media queries terdiri dari jenis media dan 1

atau lebih ekspresi. Hasil dari media queries dinyatakan benar, jika perangkat dalam

media queries sesuai maka, stylesheet yang sesuai akan diterapkan [7].

Bootstrap sendiri merupakan framework yang biasa digunakan untuk membuat

aplikasi web ataupun situs web responsive secara cepat, mudah dan gratis. Twitter

Bootstrap ini terdiri dari CSS dan HTML untuk menghasilkan Grid, Layout,

Typography, Table, Form, Navigation dan lain-lain. Selain itu, di dalam Bootstrap

juga sudah terdapat jQuery plugins untuk menghasilkan komponen User Interface

yang bagus seperti Transitions, Modal, Dropdown, Scrollspy, Tooltip, Tab, Alert dan

lain-lain [8].

3. Metode dan Perancangan Sistem

Pada penelitian ini, akan dilakukan beberapa tahapan penelitian yang secara

garis besar terbagi ke dalam lima tahapan, yaitu : 1) Analisis kebutuhan dan

pengumpulan data yang diperlukan. 2) Perancangan Sistem. 3) Perancangan

aplikasi/program. 4) Implementasi dan pengujian sistem, serta analisis hasil

pengujian. 5) Penulisan laporan hasil penelitian [9]. Tahapan-tahapan yang dilakukan

dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 1.

9

Gambar 1 Tahapan Penelitian

Berdasarkan bagan pada Gambar 1 dapat dijelaskan bahwa tahapan penelitian

yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1) Tahap pertama : analisis dan

pengumpulan data, di mana pihak developer mencari tahu kebutuhan client dalam

pembuatan aplikasi. Tahap ini dilakukan dengan melakukan wawancara dengan

pengurus teknisi di Gereja Utusan Pantekosa Kartasura yaitu bapak Hendy.

Berdasarkan wawancara didapatkan informasi jika selama ini belum ada fasilitas

front-end untuk pengelolaan data gereja, sehingga harus dilakukan secara manual.

Tahap kedua, ketiga dan keempat dilakukan perancangan data gereja menggunakan

metode pengembangan sistem Prototype. Sedangkan tahap kelima dilakukan

penulisan laporan penelitian dan artikel ilmiah.

Metode pengembangan sistem yang digunakan pada penelitian ini adalah

adalah metode prototyping, karena dalam pembuatan sistem ini dilakukan

komunikasi yang intensif dengan pengguna aplikasi. Metode ini digunakan untuk

membantu pengembangan perangkat lunak dalam membentuk model dari perangkat

lunak yang harus dibuat. Metode ini dilakukan secara bertahap, yaitu dengan

mengembangkan suatu prototype yang sederhana terlebih dahulu baru kemudian

dikembangkan dari waktu ke waktu sampai perangkat lunak selesai dikembangkan.

Prototype merupakan bentuk dasar atau model awal dari suatu sistem atau subsistem

[10]. Tahap-tahap dalam metode Prototyping ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2 Metode Prototyping [10]

10

Tahap pengumpulan kebutuhan dilakukan untuk mengetahui dan

menerjemahkan semua permasalahan serta kebutuhan perangkat lunak dan

kebutuhan sistem yang dibangun. Analisis kebutuhan dilakukan dengan melakukan

pencarian data-data serta informasi-informasi yang dibutuhkan oleh sistem. Ada

empat analisis kebutuhan dalam perancangan sistem yaitu analisis kebutuhan sistem,

analisis kebutuhan data, analisis kebutuhan perangkat keras dan analisis kebutuhan

perangkat lunak.

Supaya aplikasi yang dibuat dapat memenuhi kebutuhan pengguna, maka

diperlukan suatu analisis kebutuhan sistem. Analisis kebutuhan sistem ini dilakukan

dengan melakukan wawancara dengan pengurus teknisi di Gereja Utusan Pantekosa

Kartasura. Berdasarkan wawancara didapatkan bahwa dibutuhkan sistem yang dapat

memenuhi kebutuhan berikut ini: a) kebutuhan administrator mencakup: dapat

mengelola data jemaat, dapat mengelola data susunan organisasi, dapat mengelola

data pengelola (user) dan dapat mengelola data berita atau pengumuman. b)

sedangkan kebutuhan pengakses mencakup: dapat melihat data jemaat, dapat

mengetahui semua informasi yang di publik oleh administrator.

Analisis kebutuhan perangkat keras dan spesifikasi perangkat lunak yang

digunakan dalam membangun jurnal elektronik ini yaitu: analisis perangkat keras

yang akan digunakan adalah Prosesor Intel Core i3, 2.40 GHz, RAM 2 GB dan

Hardisk 320 GB. Sedangkan perangkat lunak yang digunakan adalah sistem operasi

Windows 7 Ultimate, Sublime Text, Wamp Server (Apache dan MySQL), Web

browser (dalam penelitian ini digunakan Mozilla Firefox) dan Star UML untuk

membuat UML sistem.

Perancangan sistem dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk diagram UML.

Diagram UML meliputi diagram use case, diagram activity, diagram sequence dan

diagram class. Berikut ini akan dijelaskan masing-masing diagram yang telah dibuat.

Gambar 3 Use Case Diagram Sistem

Gambar 3 merupakan diagram use case dari aplikasi yang dibuat. Terdapat 2

(dua) aktor dalam aplikasi, yaitu aktor pengelola dan jemaat. Aktor pengelola

11

merupakan pemilik hak akses tertinggi, di mana bisa melakukan pengelolaan data.

Sedangkan aktor jemaat memiliki use case melihat data informasi.

Gambar 4 Activity Diagram Tambah Jemaat

Gambar 4 merupakan diagram activity untuk proses menambah data. Aktivitas

dimulai dengan pengelola data melakukan login. Pengelola data kemudian memilih

button tambah data jemaat setelah itu mengisi form tambah jemaat yang terdiri dari

informasi pribadi jemaat tersebut. Data jemaat kemudian akan tersimpan dalam

database setelah itu data jemaat akan ditampilkan di website gereja.

Gambar 5 Diagram Activity Hapus Jemaat

Gambar 5 merupakan diagram activity untuk proses menghapus data jemaat

yang dilakukan oleh pengelola data. Pengelola data pertama kali melakukan login

setelah itu memilih di navigasi data jemaat, kemudian mengambil data dari database

12

kemudian memiih data mana yang akan dihapus. Setelah itu data ditampilkan

kembali dalam website gereja.

Gambar 6 Diagram Activity Jemaat

Gambar 6 merupakan diagram activity untuk proses view data yang dilakukan

oleh jemaat. Jemaat masuk dalam website gereja setelah itu data akan di load

didalam database dan kemudian data tersebut ditampilkan kembali dalam website

gereja.

Gambar 7 Sequence Diagram Proses Tambah Jemaat

Gambar 7 merupakan diagram sequence untuk proses menambah data jemaat

yang dilakukan oleh pengelola data. Pengelola data mengisikan data jemaat yang

terdiri dari informasi pribadi jemaat. Setelah tombol save ditekan, fungsi insert yang

berada di file controller jemaat akan dipanggil. Pada fungsi insert ini dilakukan

pemanggilan model jemaat untuk memerintahkan menyimpan data jemaat yang telah

dimasukkan tadi ke dalam database.

13

Gambar 8 Class Diagram Aplikasi

Gambar 8 merupakan diagram class diagram database gereja, dengan nama

db_gereja yang berisi atribut-atribut setiap tabel yang ada dan terdapat juga relasi

antar tabel dengan foreign key.

Proses evaluasi prototyping dilakukan dengan mendemokan aplikasi kepada

pengguna aplikasi (admin dan pengelola data). Penjelasan setiap tahap evaluasi

prototyping adalah pada evaluasi ini dilakukan penambahan fasilitas untuk

memberikan berita atau pengumuman kepada jemaat. Hal ini berguna untuk

memberikan informasi gereja dan pengumuman penting lainnya.

4. Hasil Implementasi dan Pembahasan

Implementasi dari perancangann sistem informasi gereja ini dilakukan dengan

framework CodeIgniter. Terdapat beberapa pengaturan yang harus dilakukan pertama

kali saat pembuatan, yaitu pengaturan koneksi ke basis data MySQL dan pengaturan

route file. Pengaturan koneksi basis data dilakukan pada file database yang terletak

pada folder config. Pengaturan ini ditunjukkan pada Kode Program 1.

Kode Program 1 Koneksi Framework CodeIgniter dengan Basis Data

1. $db['default'] = array( 2. 'dsn' => '',

3. 'hostname' => 'localhost',

4. 'username' => 'root',

5. 'password' => '',

6. 'database' => 'db_gereja',

7. 'dbdriver' => 'mysql',

8. 'dbprefix' => '',

9. 'pconnect' => FALSE,

10. 'db_debug' => FALSE,

14

Kode Program 1 merupakan perintah untuk melakukan pengaturan koneksi dari

framework CodeIgniter ke basis data MySQL. Koneksi penting untuk

menyambungkan dari database ke framework yang digunakan. Pada pengaturan ini

dilakukan pengisian untuk hostname, username, password dan nama dari basis data

yang digunakan. Sedangkan pengaturan untuk route ditunjukkan pada Kode Program

2.

Kode Program 2 Pengaturan File Route CodeIgniter

Kode Program 2 bertugas untuk menentukan controller apa yang akan

dijalankan pertama kali ketika web diakses dari browser. Controller harus melakukan

kegiatan mengolah data menjadi informasi yang bermanfaat. Pengaturan ini

dilakukan pada baris ke 1, yaitu dengan mengisikan nama controller pada

default_controller. Controller yang pertama kali dipanggil adalah beranda.

Controller ini berada pada folder controller.

Gambar 9 Halaman Home Aplikasi

Gambar 9 merupakan halaman depan dari sistem informasi Gereja Utusan

Pantekosta Kartasura. Halaman ini akan menampilkan data gereja yang sudah

dimasukkan dalam basis data. Sistem informasi ini juga menjadi lebih responsive

dalam sisi tampilan. Halaman home ini terdapat pilhan menu yang pada saat di click

akan terdapat sub menu lainnya, sehingga jemaat yang akan mengakses web gereja

ini tidak akan kebingungan, karena menu-menu tersebut sudah terlihat jelas dan font

yang digunakan dapat terbaca dengan jelas. Jemaat akan dimudahkan dalam mencari

informasi di halaman web tersebut.

1. $route['default_controller'] = home;

2. $route['404_override'] = '';

3. $route['translate_uri_dashes'] = FALSE;

15

Gambar 10 Halaman Home Aplikasi pada Tablet

Gambar 10 merupakan tampilan sistem informasi ketika dibuka melalui

browser tablet. Halaman web akan terlihat menyesuaikan dengan layar device di

mana web tersebut diakses. Proses ini dilakukan dengan memanggil CSS yang

terdapat pada library Bootstrap. Kode Program 3 Pemanggilan CSS Bootstrap

Kode Program 3 merupakan perintah dalam pemanggilan CSS Bootstrap dan

responsive yang merupakan bagian dari library Bootstrap. File ini diletakkan di

dalam folder assets, sedangkan pemanggilannya dilakukan di file header yang

diletakkan pada folder layout di bagian view.

Gambar 11 Halaman Daftar Jemaat

1. <link rel="stylesheet" href="<?= base_url(); ?>assets/css/bootstrap.css" rel="stylesheet">

2. <link rel="stylesheet" href="<?= base_url(); ?>assets/css/responsive.css" rel="stylesheet">

16

Untuk menampilkan daftar jemaat pada Gambar 11, digunakan dengan prinsip

Model View Controller (MVC). Pada proses ini, pertama kali akan dipanggil fungsi

input_datajemaat yang terdapat pada jemaatController. Fungsi input_datajemaat ini

akan melakukan pemanggilan fungsi insert_jemaat yang terdapat di bagian

jemaat_model. Kode Program 4 Fungsi input_datajemaat pada JemaatController

Pada kode program baris ke-2 berfungsi untuk meng-check login nya benar

apa tidak. Kemudian pada program baris ke-4 digunakan untuk memanggil model.

Pada baris ke-5 untuk men-setting jam dan tanggal sesuai dengan komputer. Pada

baris ke-6 membuat variable baru. Baris ke-7 sampai ke-16 berfungsi meng-input

kan data yang di input pada tampilan yang nantinya akan di masukan ke database.

Baris ke-17 untuk memanggil model dengan nama jemaatmodel dengan fungsi yang

bernama insertjemaat setelah selesai pada baris ke-18 akan mengundang halaman

index. Kode Program 5 Fungsi insert_jemat pada Jemaat_Model

Pada kode program 5 baris ke-2 berfungsi untuk insert data ke database dengan

nama database db_gereja. Kode Program 6 Perintah pada Bagian View form.php

Kode program 6 pada halaman view yang berfungsi untuk menggundang controller

yang bernama jemaatController.

Penggunaan teknik MVC ini dilakukan dengan memanfaatkan fitur MVC yang

disediakan oleh framework CodeIgniter (CI). Hal ini dilakukan dengan cara

1. <form class="form-horizontal style-form" method="post"

action="<?php echo

site_url('jemaatController/inputdatajemaat');?>" >

1. function insert_jemat ($data = array()){ 2. $this->db->insert('db_gereja',$data);

3. return;

4. }

1. function input_datajemaat(){

2. if ($this->session->userdata('logged_in') == true) {

3. $this->load->helper('string');

4. $this->load->model('JemaatModel');

5. date_default_timezone_set("Asia/Jakarta");

6. $data = array(

7. "nama_jemaat" => $this->input->post('namajemaat'),

8. "ttl_jemaat" => $this->input->post('tempat,tanggallahir'),

9. "no_telp" => date('nomertelpon),

10. "almat_jemaat" => $this->input->post('alamatjemaat'),

11. "dibaptis_oleh" => $this->input->post('dibaptisoleh'),

12. "tgl_baptis" => $this->input->post('tanggalbaptis'),

13. "nama_ortu" => $this->input->post('namaortu'),

14. "komsel" => $this->input->post('komsel'),

15. "gol_darah" => $this->input->post('golongandarah'),

16. "keterangan" => $this->input->post('keterangan'),);

17. $this->JemaatModel->insertjemat($data);

18. $this->index();

19. } else {

20. redirect('jemaat/index', 'refresh');

21. }

22. }

17

memanggil kelas induk CI_Controller dan CI_Model yang berasal dari library

controller dan model CI. Kelas induk Controller dan Model ini disimpan di folder

core pada bagian system. Sedangkan bagian view hanya bertugas untuk menampilkan

halaman web saja.

Perancangan sistem informasi gereja ini dilakukan dengan menambahkan

halaman administrator untuk melakukan pengelolaan data gereja. Pada sistem yang

sebelumnya belum memiliki halaman untuk mengelola data gereja. Data gereja

sebelumnya dikelola melalui halaman Microsoft Excel, sehingga merepotkan dalam

proses penambahan dan perubahan data gereja.

Pengelola dapat menambah, mengubah dan menghapus data gereja melalui

halaman kelola data yang dapat diakses melalui halaman admin. Proses ini

membutuhkan validasi login ke dalam halaman admin.

Gambar 12 Halaman Untuk Memasukkan Data Jemaat

Proses penambahan data baru dapat dilakukan melalui form yang disediakan

oleh sistem informasi gereja ini, sehingga pengelola tidak perlu membuka halaman

PHPMyAdmin. Form untuk menambah data baru ditunjukkan pada Gambar 12.

Pengembangan sistem informasi gereja juga dilakukan dengan menambahkan

halaman untuk mengelola data pengumuman. Hal ini diperlukan untuk memberikan

informasi kepada jemaat seputar warta gereja. Pihak pengelola l dapat memberikan

informasi apapun mengenai gereja dan dapat memberikan pengumuman penting

lainnya melalui halaman pengumuman.

Pengujian aplikasi dilakukan dengan menguji fungsi-fungsi dari aplikasi yang

telah dibuat untuk mencari kesalahan/bug pada sistem. Pengujian aplikasi dilakukan

agar sistem yang dibuat berjalan sesuai dengan yang diharapkan dan dapat memenuhi

kebutuhan pengguna. Pengujian aplikasi ini menggunakan dua teknik pengujian yaitu

pengujian alpha dan pengujian beta.

Pengujian alpha menggunakan metode blackbox yaitu pengujian fungsi-fungsi

aplikasi secara langsung tanpa memperhatikan alur eksekusi program. Pengujian ini

dilakukan dengan memperhatikan apakah fungsi telah berjalan sesuai rancangan dan

sesuai yang diharapkan. Tabel 1 adalah hasil pengujian dari aplikasi yang telah

dilakukan.

18

Tabel 1 Hasil Pengujian Blackbox

Fungsi yang diuji Kondisi Output yang

diharapkan

Output yang

dihasilkan sistem

Status

Pengujian

Login Username dan password

benar

Username dan password salah maupun kosong

Sukses login

Gagal login

Sukses login

Gagal login

Valid

Tambah data jurnal Form diisi dengan benar

Form diisi beberapa atau kosong

Sukses tambah data

Gagal tambah data

Sukses tambah data

Gagal tambah data

Valid

Ubah data gereja Form diisi dengan benar Sukses ubah data Sukses ubah data Valid

Hapus data gereja Pilih salah satu data Sukses hapus data Sukses hapus data Valid Load data gereja Buka halaman utama Sukses load data Sukses load data Valid

Load data warta Buka halaman warta Sukses load data Sukses load data Valid

Load data jemaat Buka halaman jemaat Sukses load data Sukses load data Valid

Berdasarkan pengujian yang dilakukan pada aplikasi web dapat dilihat status

pengujian dari setiap fungsi valid, maka disimpulkan bahwa aplikasi ini berjalan

dengan baik dan sesuai yang diharapkan. Pengujian beta adalah pengujian yang

dilakukan oleh orang yang tidak ikut dalam pembuatan aplikasi atau calon pengguna

aplikasi. Pengujian beta dilakukan dengan menggunakan kuesioner, yaitu dengan

membagikan kuesioner kepada sample user. Sample user berjumlah 30 responden

dan dipilih secara acak, sample user pada pengujian ini adalah Jemaat Gereja Utusan

Pantekosta. Hasil jawaban kuesioner dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2 Hasil Jawaban Kuesioner

No Pernyataan STS TS CS S SS

1 Aplikasi ini mudah digunakan 1 0 4 14 11

2 Tampilan, huruf dan gambar dari aplikasi ini dapat dilihat

dengan jelas

0 1 3 15 11

3 Menu-menu pada aplikasi ini mudah dipahami dan tidak

membingungkan

1 0 4 16 9

4 Aplikasi ini membantu memberikan informasi tentang

informasi Gereja Utusan Pantekosta Kartasura

0 1 6 10 13

5 Aplikasi ini bermanfaat untuk jemaat. 0 2 5 9 14

Setelah semua jawaban diketahui maka yang dilakukan adalah menghitung

presentase jawaban responden yang telah mengisi kuesioner. Hasil analisis data

untuk pertanyaan 1 menunjukkan sebanyak 36,67% responden menjawab sangat

setuju, 46,67% responden menjawab setuju dan 13,33% responden menjawab cukup

setuju. Jadi disimpulkan bahwa aplikasi ini mudah untuk digunakan.

Hasil analisis data untuk pertanyaan 2 menunjukkan sebanyak 36,67%

responden menjawab sangat setuju, 50,00% responden menjawab setuju dan 10,00%

responden menjawab cukup setuju. Jadi disimpulkan bahwa tampilan aplikasi ini

dapat dilihat dengan jelas.

Hasil analisis data untuk pertanyaan 3 menunjukkan sebanyak 30,00%

responden menjawab sangat setuju, 53,33% responden menjawab setuju dan 13,33%

responden menjawab cukup setuju. Jadi disimpulkan bahwa menu-menu pada

aplikasi ini mudah dipahami dan tidak membingungkan.

Hasil analisis data untuk pertanyaan 4 menunjukkan sebanyak 43,33%

responden menjawab sangat setuju, 33,33% responden menjawab setuju dan 20,00%

responden menjawab cukup setuju. Jadi disimpulkan bahwa aplikasi ini membantu

19

dan mempermudah pengguna dalam mencari informasi tentang seputaran Gereja

Utusan Pantekosta.

Hasil analisis data untuk pertanyaan 5 menunjukkan sebanyak 46,67%

responden menjawab sangat setuju, 30,00% responden menjawab setuju dan 16,67%

responden menjawab cukup setuju. Jadi disimpulkan bahwa aplikasi ini bermanfaat

untuk digunakan oleh pengguna pengelola dan jemaat.

Pengujian manfaat juga dilakukan dengan wawancara kepada pengelola sistem

data Gereja Utusan Pantekosta yaitu bapak Hendi. Berdasarkan wawancara tersebut

didapatkan bahwa sistem informasi gereja yang baru dapat membantu dan

mempermudah dalam pengelolaan data gereja karena disediakan halaman khusus

untuk mengelola data gereja. Selain itu pengelola juga dimudahkan untuk

memberikan pengumuman terkait dengan warta gereja kepada jemaat, karena

terdapat halaman untuk menuliskan pengumuman dan warta gereja tersebut.

5. Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa perancangan sistem informasi Gereja Utusan Pantekosa dapat dikembangkan

dengan framework CodeIgniter (CI) dan library Bootstrap. Framework CI

bermanfaat dalam pengembangan aplikasi menggunakan Model View Controller

(MVC). MVC dapat dengan mudah dibuat menggunakan kelas induk Controller dan

Model yang ada di framework CI yang terdapat pada Kode Program 4,5 dan 6.

Sedangkan library Bootstrap membantu dalam membuat sistem informasi ini

menjadi responsive yang terdapat pada Gambar 9 dan 10, sehingga dapat diakses dari

berbagai ukuran layar device. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa

pengembangan sistem informasi Gereja Utusan Pantekosta ini membantu dalam

mempermudah proses pengelolaan data, karena disediakan halaman khusus untuk

menambah, mengubah dan menghapus data.

20

6. Pustaka

[1] Yuliawan, Yeremia., Sunarto, Dewiyani., Soebijono, Tony. 2013.

Pengembangan Sistem Informasi Pendataan Jemaat Gereja Masehi Advent

Hari Ketujuh Konferens Jawa Kawasan Timur Berbasis Web, JSIKA, II (2).

[2] Palit, Randi., Rindengan, Yaulie., Luminta, Arie. 2015. Rancangan Sistem

Informasi Keuangan Gereja Berbasis Web Di Jemaat GMIM Bukit Moria

Malalayang, E-Journal Teknik Eleketro dan Komputer, IV (7).

[3] Jogiyanto, 2003, “Sistem Teknologi Informasi”, Yogyakarta.

[4] Yuhefizar. Membangun Toko Online Itu Mudah. 2013. Graha Ilmu.

[5] Isaknudin, Muhammad Surya. 2009. Apa dan mengapa Harus Framework,

http://www.kuliah-informatika.com/2009/10/framework-apa-dan-mengapa-

harus.html. Diakses tanggal 5 Agustus 2015.

[6] Sofwan, Akhmad. 2007. Belajar PHP dengan Framework CodeIgniter. Ilmu

Komputer, http://mcd.bis.telkomuniversity.ac.id/file/CodeIgniter/belajar-php-

dengan-framework-code-igniter.pdf. Diakses tanggal 1 Februari 2016.

[7] Marcotte, Ethan. 2011. Responsive Web Design, http://ebookbrowsee.net.

Diakses tanggal 16 Maret 2016.

[8] Alatas, Husein, 2013, Responsive Web Design dengan PHP & Bootstrap,

Yogyakarta: Loko Media.

[9] Hasibuan, Zainal A. 2007. Metodologi Penelitian Pada Bidang Ilmu Komputer

dan Teknologi Informasi : Konsep, Teknik, dan Aplikasi. Jakarta : Ilmu

Komputer Univesitas Indonesia.

[10] Pressman, R.S, 2001, Software Engineering : A Practitioner’s Approach,

Amerika Serikat : R.S. Pressman and Associates.