perancangan novel grafis sunan ampel graphic novel adalah sebuah amagram dari kultur perdagangan dan...

20
Perancangan Novel grafis Sunan Ampel BELA BIMA FERIAL JAVA Jurusan Desain Produk, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp/Fax (031) 5931147 ABSTRAK Novel Grafis atau Graphic Novel merupakan bentuk karya panjang dari jalan cerita komik atau buku komik. Biasanya novel grafis mempunyai jalan cerita yang panjang dan kompleks, dan seringkali ditujukan bagi pembaca dewasa. Terdapat perbedaan umum dengan majalah komik yang sudah dikenal, karena Novel Grafis biasanya menggunakan loncatan teknik yang khas, baik style maupun nuansa grafiknya, dengan menggunakan bahan cetak yang lebih tahan lama kualitasnya. Meskipun komik dan novel grafis dari luar negeri mengalami peningkatan angka penjualan, jumlah novel grafis produksi lokal atau yang mengangkat kisah, legenda, atau sejarah lokal Indonesia masih tetap lesu. Penulis, sebagai mahasiswa Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, mencoba mengkaji bagaimana mengangkat atau menyajikan hikayat Sunan Ampel, sebagai sebuah sejarah lokal, ke dalam media novel grafis baik secara konseptual maupun secara teknis. Adapun Sunan Ampel merupakan salah satu dari Wali Songo, yang sangat penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di indonesia. ABSTRACT Graphic Novel a long-form works of the comic storyline or comic books. Usually the graphic novel story has a long and complex story line, and often intended for adult readers. There is a difference in public with a familiar comic magazines, because the Graphic Novel technique typically uses a typical jump, both the style and feel of the graphics, using print materials more durable quality. While comics and graphic novels from abroad have increased sales figures, the number of locally- produced graphic novel or a lift stories, legends, or local history Indonesia remains sluggish. The author, as a student of Visual Communication Design Institute of Technology Surabaya, trying to assess how to lift or present a saga of Sunan Ampel, as a local history, into a graphic novel medium both conceptually and technically. The Sunan Ampel was one of the Wali Songo, which is very important in the history of the spread of Islam in Indonesia. KEYWORD HERITAGE WITH TASTE OF URBAN

Upload: truongnga

Post on 11-Jun-2018

233 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Perancangan Novel grafis Sunan Ampel BELA BIMA FERIAL JAVA Jurusan Desain Produk, FTSP-ITS Kampus ITS Sukolilo, Surabaya 60111, Telp/Fax (031) 5931147

ABSTRAK

Novel Grafis atau Graphic Novel merupakan bentuk karya panjang dari jalan cerita komik atau buku komik. Biasanya novel grafis mempunyai jalan cerita yang panjang dan kompleks, dan seringkali ditujukan bagi pembaca dewasa. Terdapat perbedaan umum dengan majalah komik yang sudah dikenal, karena Novel Grafis biasanya menggunakan loncatan teknik yang khas, baik style maupun nuansa grafiknya, dengan menggunakan bahan cetak yang lebih tahan lama kualitasnya. Meskipun komik dan novel grafis dari luar negeri mengalami peningkatan angka penjualan, jumlah novel grafis produksi lokal atau yang mengangkat kisah, legenda, atau sejarah lokal Indonesia masih tetap lesu. Penulis, sebagai mahasiswa Desain Komunikasi Visual Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, mencoba mengkaji bagaimana mengangkat atau menyajikan hikayat Sunan Ampel, sebagai sebuah sejarah lokal, ke dalam media novel grafis baik secara konseptual maupun secara teknis. Adapun Sunan Ampel merupakan salah satu dari Wali Songo, yang sangat penting dalam sejarah penyebaran agama Islam di indonesia.

ABSTRACT

Graphic Novel a long-form works of the comic storyline or comic books. Usually the graphic novel story has a long and complex story line, and often intended for adult readers. There is a difference in public with a familiar comic magazines, because the Graphic Novel technique typically uses a typical jump, both the style and feel of the graphics, using print materials more durable quality. While comics and graphic novels from abroad have increased sales figures, the number of locally-produced graphic novel or a lift stories, legends, or local history Indonesia remains sluggish. The author, as a student of Visual Communication Design Institute of Technology Surabaya, trying to assess how to lift or present a saga of Sunan Ampel, as a local history, into a graphic novel medium both conceptually and technically. The Sunan Ampel was one of the Wali Songo, which is very important in the history of the spread of Islam in Indonesia.

KEYWORD HERITAGE WITH TASTE OF URBAN

PENDAHULUAN Latar Belakang

Sebuah graphic novel bisa dikatakan sebuah pergerakan, format dan sebuah form, atau dengan kata lain komik dengan format yang panjang , atau novel grafis yang bergambar. Kata ‘graphic novel’ sering digunakan dalam marketing, packaging atau klasifikasi untuk publikasi komik, termasuk tread paperback collection, antologi cerita pendek, annual dan non narrative serta komik non-fiksi.

Penelitian pergerakan graphic novel, yang digambarkan oleh Eddie Campbell dalam bukunya: Graphic novel manifesto1, mendefinisikan graphic novel secara simple yaitu Form atau bentuk dari komik naratif, dalam kata lain adalah sebuah alat untuk bercerita.

Dengan menghilangkan semua batasan dari panjang, struktur, kompleksitas, kualitas, audience dan jumlah serial dari pembuat, sebuah ide dari graphic novel harus dipublikasikan dalam media yang spesifik. Ketika kebanyakan graphic novel dibuat dalam format buku, banyak serial komik sebagaimana seperti komik web atau komik foto. Komik naratif non fiksi, biografi, autobiografi, komik jurnalisme dan essay naratif juga sesuai dengan apa yang kita deskripsikan. Banyak komik mini, dan beberapa komik yang mempunyai style seperti Koran dapat juga digolongkan novel grafis apakah itu dalam format buku atau tidak selama mereka memiliki gabungan naratif yang jelas. ( Character design for graphic novel: Steven withrow dan Alexander danner )2. Oleh karena itu seperti yang kita ketahui untuk saat ini novel grafis telah berkembang dengan sangat pesat dalam berbagi media di seluruh dunia.

Sebuah graphic novel adalah sebuah amagram dari kultur perdagangan dan sebuah pemikiran dari seorang yang jenius. Hal ini disimpulkan dengan melihat kembali dari sebuah evolusi yang terjadi mengikuti era dalam sebuah proses linear atau siklus dari inovasi atau inspirasi. Beberapa kritikus mengatakan bahwa komik adalah sebuah hal yang kuno seperti halnya sebuah lukisan dalam gua, beberapa juga mengatakan dapat dibandingkan dengan hieroglyph pada jaman mesir kuno.

Meskipun ada hal di atas, banyak para ahli seperti Rudolphe Topffer danFrance Gustave dore seperti halnya juga yang dikatakan oleh Gravett, dalam bukunya Pioneering Antecedents of Graphic Novels.Pergerakan novel grafis pertama kali bisa diidentifikasi pada awal abad 20 yaitu ketika komik koran amerika meledak dalam jumlah dan kualitas. Seperti karya Windsor McCay,Little Nemo in Slumberland.

Komik strip membangkitkan buku komik pada tahun 1930-an, pada saat artis Amerika, Lynd Ward membuat novel tanpa kata-kata,God`s men. Buku komik hampir punah pada tahun 1950-an karena sensor. membuat pergerakan yang besar namun pada tahun 1960 komik menjadi popular karena adanya Marvell’s Comics dan menjadi ajang untuk pembuktian diri bagi Jack Kirby sebagai arsitek utama dalam marvell universe, ada juga karya dari Carl Barks,Uncle Scrooge, dan serta Neal Adam,Batman, Green LanterndanGreen Arrow. Pada masa itu Gill Kane yang pada tahun 1971 membuat blackmark yang diyakini graphic novel pertama di Amerika , dan Jim Steranko : Nick Furry,Agent of S.H.I.E.L.D.

1 Campbell,Eddie.1998.Graphic Novel manifesto.Mercure publisher

2 Withrow, stephen and Alexander danner 2002.British library

evolusi cultural pada akhir 1960-an dan awal 1970-an terjadi karena adanya ‘underground comics artist’ seperti Robert Cramp, Fone Bode yang berpindah dari tradisional “assembly line procces“ menjadi solo artis.

Tetapi semua hal itu tidak seserius pergerakan yang dilakukan atau gabungan unique art form yang berlangsung sampai tahun 1978 ketika itu Will Eisner mempublikasikan A contract with God and the other tenemen stories, di mana ia menggunakan kata-kata graphic novel. Begitu seriusnya gerakan yang dilakukan oleh Eisner sehingga nama Eisner digunakan sebagai nama sebuah penghargaan bergengsi tahunan untuk memilih novel grafis terbaik seluruh dunia samapai saat ini. Ketika itu di Inggris Brian Tallbot baru memulai membuat serial Luther Artwright dan Raymond Briggs mempublikasikan When the Wind Blowstahun 1982.

Pada awal tahun 1960-an, Writes Gravett, Richard Kyle adalah yang pertama merintis komik di Eropa, terutama France Bandes Desines dalam album berwarna, dan bersamaan dengan itu di asia terjadi pergerakan paperback jepang oleh Ozamu tezuka. Graphic novel yang paling dihargai di Eropa dan Asia adalah Herge:Tin-tin, franquin: Spiro at Fantasia, Gosciny dan Uderzo: Asterix. Karya jepang yang setara adalah Ozamu Tezuka: Astroboy, Keiji Nagasawa: barefoot, Katsuhiro otomo: Akira.

Pada pertengahan tahun 1980-an, media Amerika memfokuskan perhatianya pada tiga buku yaitu: Alan moored dan Dave gibbons: Watchmen, Frank miller: Batman the Dark Knight Return dan pemenang Pulitzer yaitu Art spiegellman: 2bagian otobiography novel Mauss: a survivor tale ( panteon ) dan Love and Rockets karya Los Bros Hernandez.

20 tahun kemudian, pergerakan-pergerakan di atas diyakini telah membawa revolusi dalam setengah abad, toko buku dan perpustakaan, museum, pameran dan internet telah membawa metode dan teknik artistik yang baru untuk kolaborasi dan distribusi, yang selanjutnya memunculkan berbagai jurusan baru di universitas novel grafis dan komik adalah ilmu yang diteliti dan dipelajari secara serius. Beberapa film yang dibuat berdasarkan novel grafis telah banyak beredar seperti Watchmen, V for Vendetta, Sincity dan Batman the Dark Knight juga telah dimunculkan.

Menurut pengamat komik Indonesia Muhammad Ikhsan3, komik adalah buku yang populer, maka bisa diasumsikan masyarakat lebih menerima komik daripada buku-buku lainnya. Dalam sebuah seminar komik di Jakarta atas dasar itulah maka timbul pemikiran bahwa komik dapat menjadi media pembelajaran yang sangat bagus karena bisa diterima oleh masyarakat. Penulis pun mengadakan survey. Dan memang diantara media jenis buku maka masyarakat lebih banyak memilih komik sebanyak 88 %

Ketika penulis melakukan riset, maka didapati bahwa komikus lokal tidak ada yang membahas tema lokal. Bahkan jumlah komikus lokal yang telah menerbitkan buku komiknya sangat jarang tampak di toko buku. menurut wawancara dengan Beng Rahardian, seniman komik sekaligus pengamat komik Indonesia, komikus di Indonesia tidak banyak yang berkarya dengan mengangkat budaya lokal, padahal kalau kita perhatikan komik-komik besar seperti Samurai-Xbanyak bercerita tentang restorasi meiji dan kehidupan samurai di jepang, dan Naruto yang mengakrabkan budaya ninja jepang ke masyarakat.

Pada awal tahun 2006, di Indonesia banyak bermunculan grafik novel terbitan asing. Masyarakat dibuat bingung karena adanya kemiripan dengan komik pada umumnya. Namun (menurut wawancara dengan Beng rahardian, salah satu komikus dan illustrator terkenal di Indonesia), grafik novel adalah sebuah literatur yang dijabarkan dalam bentuk unsur komikal. Menurutnya novel grafis mempunyai cerita yang lebih spesifik, unik dan kompleks serta dibutuhkan riset yang lebih mendalam dalam pem-buatan ceritanya.

Grafik novel itu pasti komik, tapi sebuah komik belum tentu masuk kategori grafik novel,masyarakat masih belum mengerti istilah novel grafis sehingga genre novel grafis di Indonesia

3http://oase.kompas.com/read/xml/2009/04/16/21291469/cergambore.2009..graphic novel dan komik serta

pergerakanya

belum begitu tenar untuk ditekuni oleh komikus Indonesia, padahal penjualan grafis novel sedang naik - lihat grafik (wawancara dengan Mirna Yulistianti, editor penerbit Gramedia Pustaka Utama (GPU)).

Data di atas diambil dari penjualan beberapa grafik novel yang popular di indonesia seperti: Bone, Tin-tin, V for Vendetta, Teori Peradaban, Dalai Lama dan Budha, yang bahkan menembusiangka penjualan 2500 eksemplar. Tapi hal itu masih kalah jauh dengan jumlah cetak eksemplar satu judul komik manga yang sudah punya penggemar fanatik seperti Naruto yang setiap seri barunya tercetak 4000 eksemplar. Menurut editor penerbit Gramedia Pustaka Utama, hal itu dikarenakan karena generasi muda saat ini telah melekat dengan budaya komik jepang (manga). Tidak hanya di Indonesia yang komik lokalnya berkualitas rendah, di Negara dengan kualitas komik yang bagus seperti amerika pun, manga jepang sangatlah dominan.

Dewasa ini grafik novel dapat menjadi suatu media yang sangat baik untuk menyampaikan suatu literatur. Seperti grafik novel dalai lama yang berjudul Reinkarnasi dapat dengan jelas menerangkan tentang sejarah Dalai Lama yang begitu terkenal di Tibet dengan sangat menyenangkan. Gambar yang sangat menarik, cerita yang hebat, membuat orang tertarik untuk membacanya sekaligus mempelajari sejarah agama Budha di tanah Tibet. Novel grafis ini pun menerima banyak sekali penghargaan dan memberikan sumbangsih yang begitu besar bagi pembelajaran sejarah (books, review: Alexandro jodorowsky and George best).

Menurut Beng Rahardian4, praktisi komik dan komikus dalam cergambore yang dilaksanakan di Surabaya,Kondisi mengenai komik dan novel grafis di Indonesia adalah sebagai berikut. • Sulit menemukan komikus Indonesia yang bertahan membuat novel grafis dengan alur cerita

berbobot. Kebanyakan jago ilustrasi komik, tapi tak bisa bertahan dengan cerita panjang. • Tidak adanya komikus yang berani mengangkat tema lokal dalam karyanya, kebanyakan malah

mengadaptasi budaya jepang, amerika dan eropa. • Novel grafis mempunyai cerita dan target segmen yang lebih spesifik, novel grafis kebanyakan satu

buku selesai dan jumlah halamannya sangat banyak. Walaupun ada yang menerbitkan trilogy atau berseri tapi kebanyakan cerita adalah unsur pembeda utama dari suatu novel grafis. Namun di Indonesia belum ada budaya dari komikus untuk membuat komik novel grafis yang bertrilogy.

• Menurut data dari GPU, buku paling laris adalah komik.

• Genre novel grafis belum tenar. Ini mengakibatkan komikus jarang bermain di ranah novel grafis. Mereka bertahan di komik dalam format yang lama seperti khopingho atau karya –karya RA Kosasih.

• Menurut Rendra M Ridwan, Creative Director Sekolah Komik Pipilaka Bandung dan Yanuar Rahman, CEO Sekolah Komik Pipilaka5, dalam aktivitas mereka , mereka belum mendalami novel grafis. Rendra, yang di antaranya membuat cergam Ceng Ho, masih bergulat dalam komik format lama dengan alasan nofel grafis di sini masih belum begitu diterima. Kebanyakan komikus maih banyak yang berpikiran ”Masih bergulat untuk ada dulu,” Salah satu yang memicu hadirnya novel grafis adalah karena komik tipis dengan ceritanya yang ringan seperti Superman itu dianggap kekanak-kanakan. ”Untuk memasuki pasar yang lebih berat, perlu bentuk lain, diangkatlah novel grafis,” kata Rendra.

4 Wawancara dengan Ben Rahardian, 16 juli 2009, jambore cergam Surabaya

5http://www1.kompas.com/read/xml/2008/08/08/03554418/novel.grafis.apa.kabar

Penulis melakukan penelitian terhadap cerita legenda sunan Ampel yang beredar dalam

masyarakat. Cerita legenda sunan ampel yang beredar di masyarakat banyak yang tergabung dalam rangkaian cerita Wali songo. Biasanya berformat buku dengan text dan sedikit gambar.di toko buku banyak sekali Buku yang bercerita tentang walisongo. Penulis lalu mendapati buku – buku wali songo yang beredar seperti gambar berikut.

Buku tentang wali songo banyak sekali beredar di masyarakat, menurut penulis buku yang beredar juga sangat berbobot, namun berdasarkan data yang diterima dari Gramedia Pustaka tama, buku-buku seperti ini memang sangat sulit terjual. Buku-buku di atas dalam satu bulan hanya terjual satu atau dua buah, atau bahkan tidak terjual sama sekali.

Buku yang beredar berdasarkan pengamatan penulis terlihat kuno, dan tidak menarik. Dipenuhi oleh text seperti layaknya buku pelajaran sekolah. Hal ini sangat bertentangan dengan buku- buku lainnya seperti komik yang memiliki tampilan menarik. Menurut wawancara dengan editor Gramedia pustaka tama, memang buku jenis komik adalah paling banyak diminati.

Penulis juga menemukan komik Walisongo yang beredar di masyarakat sebagai berikut: Komik Walisongo di atas adalah salah satu existing yang ditemukan oleh penulis. Cetakan komik

ini tidak bisa dibilang bagus. Komik ini sangat sederhana dengan gaya visual ala komik Indonesia jaman RA kosasih. Komik ini banyak ditemukan di daerah wisata walisongo. Gerakan panel per panelnya dinilai kurang dinamis dan tidak memakai teknik bercerita yang baik. Tulisan perpanelnya sangatlah banyak sehingga komik terkesan membosankan dan isnya padat oleh tulisan. Tidak ada gaya penyampaian visual yang baru sehingga terkesan kuno dan kurang menarik, apalagi bagi generasi muda masa kini.

Menurut wawancara dengan Pak berni6, salah satu praktisi komik dan color artist dari studio Neo Paradigm, maka didapatkan kesimpulan tentang variable dalam graphic novel adalah sebagai berikut sebagai berikut : • Cerita: kebanyakan komikus di Indonesia lemah dalam bercerita. Dari segi gambar dan teknik

komikus Indonesia tidak kalah namun dari segi cerita seringkali lemah.jika di luar negeri, antara penulis cerita dan komikusnya terpisah menjadi bagian yang berbeda, oleh karena itu di dalam komik luar negeri sering kita temukan kedalaman cerita.

• Gaya visual: Gaya visual yang sering digunakan dalam komik dan novel grafis di Indonesia adalah gaya visual yang realistik. Adapun di luar negeri, gaya visual untuk novel grafis sangatlah beragam dan banyak yang keluar dari pakem. Menurut Bapak Berni julianto, gaya visual yang banyak digunakan oleh komikus Indonesia lebih banyak terpengaruh oleh jepang dan amerika. Gaya visual yang menarik dapat membuat pembaca lebih menikmati cerita yang ada. Telah banyak novel grafis dengan gaya visual yang khas dan unik seperti Tin –tin, Bone , Sin city, Persepolis,dan V for Vendetta adalah contohnya. Sebuah gaya visual biasanya ditentukan oleh cara menginking, bentuk garis, gaya pewarnaan, simbolisme dan karikatural

• Genre: genre dalam komik atau graphic novel sangat penting. Di Indonesia belum ditemukan adanya keragaman genre. Seperti halnya film Indonesia saat ini yang baru – baru ini saja bisa bercabang menjadi berbagai macam genre. Komik Indonesia masih perlu berkembang dengan baik

• Teknik penceritaan: Karena genre di dunia komik Indonesia sangat sedikit, maka teknik penceritaan atau storytellingnya juga tidak beragam. Novel grafis kebanyakan dikenal dengan alur yang kompleks dan teknik penceritaan yang beragam.

• Riset: Komikus Indonesia malas melakukan riset dan penelitian untuk mendapatkan hasil yang baik. Berbeda dengan komik amerika dan jepang yang melakukan riset dengan sangat tekun. Baik riset cerita, maupun riset teknik dan background.

6 Wawancara dilakukan di C20 library surabaya, 16 juli 2009

• Peralatan: Peralatan yang digunakan di Indonesia sudah berkembang pesat. Mulai banyak komikus dan illustrator menggunakan kecanggihan computer dalam paduan pengolahan grafis secara terpadu. Namun terkadang kedalaman riset yang dilakukan oleh komikus dan illustrator Indonesia sangat kurang sehingga eksplorasi teknologi dan media di Indonesia terlihat kurang maksimal.

• Kurangnya referensi: Komikus yang masih bertahan di Indonesia kebanyakan adalah generasi tua. Referensi yang didapat oleh generasi tua adalah komik era 70 – 80an sehingga komik hebat di Indonesia masih bergaya classic. Adapun para pemain muda seperti IIs yuniarto dengan Wind rider adalah salah satu yang sukses namun menurut banyak praktisi kedalaman riset di Indonesia masih sangat minim.

Masalah :

1. Genre novel grafis di Indonesia belum begitu dikenal oleh masyarakat, genre novel grafis cenderung mempunyai cerita yang kompleks dan berbobot serta gaya visual yang khas.

2. Buku yang beredar di masyarakat menurut data dari PT Gramedia Pustaka Tama sebagai penerbit terbesar, yang terlaris adalah komik. Dengan gaya yang lebih modern seperti manga dan komik yang memiliki gaya urban seperti komik – komik amerika.

3. Banyak komikus yang enggan mengangkat tema lokal dalam karyanya untuk diangkat dalam berbagai genre

4. Cerita Sunan ampel yang beredar di Indonesia terkesan digarap apa adanya tanpa ada kedalaman riset cerita dan yang berbentuk komik cenderung tidak memperhatikan Kriteria komik atau novel grafis yang bagus.

5. kriteria penyusunan novel grafis kurang diperhatikan oleh para komikus yang ada. Adapun Kriteria itu meliputi gaya Visual, teknik bercerita, kedalaman riset, eksplorasi peralatan dan media serta pencarian referensi yang sangat terbatas

Tujuan

• Membuat novel grafis yang mengangkat kisah perjalanan sunan ampel • Mengangkat tema lokal seperti grafik novel sunan ampel ke dalam gaya visualisasi komik urban

Rumusan masalah

Bagaimana merancang sebuah Novel grafisdengan tema lokal seperti Sunan Ampel dengan gaya visual sesuai dengan kriteria desain penyusunan novel grafis yang ada ?

Skema alur berpikir

PEMBAHASAN

Konsep Desain bagan Konsep desain

Konsep Desain yang hendak diaplikasikan adalah:

Heritage with Taste of Urban

Kata Urban mengacu pada kota.Urban juga mengacu pada gaya hidup masyarakat perkotaan (Urban Culture). Urban disini bisa berarti masyarakat yang tinggal di perkotaan. Urban dalam konsep ini maksudnya tertuju pada target audience yang memang menganut budaya urban.

Kata Heritage disini artinya adalah warisan, peninggalan, biasanya heritage ini dikaitkan dengan sejarah.Mengingat ini adalah novel grafis Sunan Ampel yang kental dengan unsure budaya dan sejarah maka kata Heritage dianggap tepat untuk merepresentasikan nuansa dalam novel grafis. Adapun fungsi dari heritage ini adalah untuk mengingatkan (reminiscent) tentang sebuah sejarah yang telah ada di masa lampau.

Pengertian konsep desain Heritage with taste of Urban adalah konsep desain yang mewujudkan visualisasi sejarah dengan mereka ulang ( setting dan cerita ) dalam bentuk yang berbeda sesuai target segmen yang ada sekarang yaitu berkarakter urban.

Penerapan pada gaya visual (strategi visual) Riset visual

Gaya Ilustrasi disesuaikan dengan konsep yaitu gaya ilustrasi komik modern. Penulis melakukan riset tentang haya ilustrasi Urban yang ada pada berbagai macam ilustrasi di masa kini. Penulis memilih beberapa komik dan graphic novel yang terkenal yang popular dan beberapa karakter ilustrasi yang sesuai dengan gaya urban.

Penulis ingin mengambil gaya karakter dari ilustrasi urban dengan mengamati garis dan style ilustrasinya. Penulis membuat mood board dari komik jepang, komik amerika ( sesuai dengan komik yang disukai target audience ) dan berbagai macam gaya ilustrasi urban masa kini. Dengan membuat Mood board maka penulis mendefinisikan sebagai berikut: Dari Kumpulan gaya gambar Amerika di atas maka penulis mengambil kesimpulan : 1. Inking yang bagus antara hitam dan putih, ada keseimbangan antara hitam dan putih,warna hitam

dalam inking memang memberikan kesan tersendiri yang kuat. adapun menurut penulis komik amerika memanfaatkan shading hitam yang rumit dan membutuhkan kedetailan tinggi, walau komik amerika tidak diwarnai, masih terlihat sangat menarik dan itu karena proses inking yang melibatkan banyak warna hitam.

2. Garis dinamis, tebal tipis garis yang sangat terasa. Garis komik amerika sangat rapi. Ada beberapa komik yang dikerjakan dengan menggunakan vektorizing.

3. Coloring sangat detail dengan berbagai macam shading dan pencahayaan. Semuanya dilakuakn digitalize

4. Character digambarkan realis Dari Mood board jepang di atas maka penulis mengambil kesimpulan mengenai gaya gambar jepang adalah sebagai berikut : 1. Inking Character yang sangat bagus, terutama teknik grayscale. 2. Karakter cenderung simbolik dan ada hiperbola pada bagian tubuh tertentu terutama mata , rambut ,

tangan yang panjang 3. Garis dinamis, ada tebal tipis tapi tidak setebal gaya amerika dan eropa. Inking sangat rapi memakai

peralatan tradisional seperti pen kodok atau kuas. Ada juga yang memakai drawing pen. Dari mood board di berbagai macam gambar ilustrasi urban di atas, maka penulis mengambil kesimpulan tentang gaya gambar urban :

1. Gaya gambar urban cenderung memakai simbol atau ikonik 2. Gaya gambar urban cenderung memakai warna flat dengan sedikit memakai Shading 3. Garis bersifat dinamis ada ketebalan outline teratur, namun sesuai dengan perkembangan avant

garde banyak juga ilustrasi urban dengan garis ekspresif. 4. Kebanyakan ilustrasi urban cenderung memakai vektor 5. Banyak hiperbola seperti proporsi tubuh yang dibesarkan dan sebagainya, banyak sekali memakai

karakter chibi ( seperti halnya komik jepang, yaitu orang dewasa yang digambarkan seperti anak kecil )

Setelah mempertimbangkan berbagai macam aspek yang meliputi gaya ilustrasi yang berkembang dewasa ini maka penulis hendak memadukannya sesuai konsep desain yang dipilih yaitu “ Heritage with taste of urban “ dengan mengambil kriteria yang dianggap mewakili. Yaitu: • Garis : garis akan memakai tebal tipis yang seimbang sesuai karakter komik – komik urban yang

menjadi studi existing., penulis mencoba efisiensi waktu dengan garis yang agak kasar menggunakan brush digital.selain efisiensi waktu, garis kasar disini bermaksud untuk untuk menunjukkan sisi kedewasaan dari komik ini.

• Inking : : inking akan memakai digitalizing dan dengan menambahkan banyak warna hitam untuk menciptakan shading dandiusahakan seimbang dengan warna putih

• Character : penulis akan memakai gaya realis dengan alasan untuk menunjukkan sisi kedewasaan dari komik ini serta untuk mempertahankan kesan heritage akan suatu legenda.

• Warna : warna yang dipakai akan memakai tonal yang menunjukkan kesan heritage. Pada prosesnya nanti penulis akan menjabarkan kata heritage menjadi berbagai macam kata sifat yang akan dapat diterjemahkan kembali menjadi suatu tonal warna.

Style Inking dan garis

Inking akan menekankan warna hitam namun masih seimbang dengan warna putih. Inking dilakukan dengan digitalizing di atas sketsa yang cukup comphrensive.

Penulis banyak memakai warna hitam seperti contoh di atas. Kesan yang ditimbulkan bisa menggambarkan kesan kedewasaan graphic novel ini ( sesuai dengan target segmen yaitu orang dewasa awal ). Penulis juga dalam berbagai kesempatan berusaha menyeimbangkan antara yang hitam dan yang putih. Untuk beberapa halaman yang menonjolkan environmental maka warna hitam dibuat lebih dominan. Berikut ini beberapa preview gambar penggunaan inking dalam komik ini dalam berbagai situasi.

Berikutnya adalah garis, garis yang dipakai penulis memakai keseimbangan tebal dan tipis yang sesuai namun penulis memakai garis yang kasar untuk menunjukkan kedewasaan komik. Di dalam bab 2 telah dijelaskan peran dari suatu garis. Bagaimana garis yang kasar menunjukkan kedewasaan komik. Alasan lainnya adalah karena komik ini kental akan unsure heritage, penulis mencoba membuat garis yang tetap memperlihatkan kesan manual meski semua inkingnya dikerjakan secara digital.

Garis kasar yang diciptakan penulis bermaksud menambahkan kesan dewasa pada karakter komik ini. Meski demikian penulis berusaha tetap memperhatikan faktor estetika dalam satu halaman penuh. Screenshoot garis di atas adalah hasil zooming seratus persen. Berikut preview halaman komik satu halaman dengan penerapan garis yang dimaksud di atas.

Untuk style coloring yang diinginkan, maka penulis akan mengambil gaya coloring yang memakai shading dan blending warna. Hal ini untuk mempertahankan kesan komik modern. Komik – komik classic memakai warna flat tanpa blending karena keterbasan teknologi. Dengan bantuan komputer dan software olah digital seperti adobe photoshop maka komik pada era sekarang memakai banyak varian pengolahan warna. Komik sekarang banyak memakai blending warna karena brush pada photoshop mempunya fungsi dinamis dalam pengaturan blendingnya. Photoshop sangat memudahkan dalam proses pewarnaan dan seperti halnya inking maka penulis tetap memakai media berupa graphic pen tablet wacom intuos 3 untuk melakukan pewarnaan. Panelling dan angle

Layout Panel yang akan digunakan nantinya juga akan ditentukan, karena tampilan panel-panel dalam komik juga merupakan salah satu criteria penting bagi para pembacanya. Panel yang terlalu statis dan terkesan monoton dapat membuat komik atau novel grafis jadi sangat membosankan. Beberapa contoh panel dapat kita lihat dari komik Batman hush dan komik jepang di bawah ini.

Memperhatikan cara membaca dan suasana yang ingin dibangun oleh rancangan yang kita buat adalah sebuah aspek yang sangat penting, penjelasan tentang cara penataan panel pun dapat dilihat dan dipelajari dari Buku Scott Mcloud: Understanding Comic, beberapa contoh yang dapat dijadikan acuan adalah

Kita lihat cara penyusunan panel dan isi dari panel-panel itu sendiri dalam novel grafis Daisy Kutter: The Lost Train, kita dapat lihat angle kamera yang sedikit dibuat cembung pada panel pertama untuk memberikan suasana dalam ruangan, panel 2 sampai 7 memberikan kepada kita lebih dari sekedar narasi mengenai keadaan dalam ruangan, dan pada panel terakhir, kita para pembaca seloah diajak terlibat di dalam cerita dan keadaan Daisy.

Penyusunan panel yang dinamis dan mampu memberikan kesan yang mendalam pada pembacanya mampu menarik pembaca untuk terus mengikuti cerita, mereka akan merasa penasaran

dan secara psikologis mereka akan merasa rasa keingintahuan mereka muncul. Penyusunan layout yang dinamis dan tidak monoton pun harus dapat terus dimunculkan dari satu halaman ke halaman lain.

Dibawah ini merupakan susunan layout novel grafis Sunan Ampel pada sebuah halaman, dapat dilihat dari contoh dibawah ini, bahwa novel grafis ini menghadirkan susunan layout panel yang dinamis dan tidak monoton halaman per halamannya.

Dari screenshoot di atas , dapat kita lihat efek keseluruhan dari penerapan garis yang dipakai oleh penulis. Dengan harapan bahwa kesan heritage masih terjaga namun unsur modern dari karakter urban juga timbul.

Alat yang dipakai oleh penulis adalah sebuah pena digital wacom Intuos 3, dan untuk pengerjaanya penulis memakai software photoshop cs dengan settingan brush tertentu.Seperti layaknya komikus dan ilustrator lainnya penulis memakai digital pen. Gambar di atas adalah wacom intuos 3 yang dipakai penulis dalam inking dan coloring

Wacom intuos bekerja dengan baik di software digital imaging seperti adobe photoshop. Penulis memakai setelan brush standard dengan diameter 9-13 inchi dengan menambahkan juga texture untuk menciptakan style kasar di garis seperti screenshot di atas. Untuk tektur pohon atau environmental tertentu maka penulis menghidupkan mode scattering.Berbagai macam brush dan mode penerapannya tersedia di photosop dan sangat memudahkan penulis untuk menambahkan efek bermacam –macam. Style Coloring dan palette

Sesuai konsep desain yang sudah diputuskan yaitu Heritage yang akan memakai gaya urban illustration maka penulis akan memakai tonal warna yang mewakili suasana classic7. Sesuai konsep desain yang ada maka penulis menurunkan kata heritage menjadi berbagai macam kata sifat lainnya seperti Classic, classic and dandy serta reminiscent. Adapun keputusan tersebut diambil dari karakter target segmen dewasa awal.

Dari karakteristik target segmen penulis menyimpulkan bahwa target segmen bersifat dandy dan casual dalam kehidupan sehari- hari. Oleh karena itu penulis memilih tonal warna classic yang bersifat old fashioned dan dandy .

Berikut ini adalah diagram tonal yang akan dipakai oleh penulis untuk diterapkan ke dalam coloring graphic novel sunan Ampel yang mengambil konsep “ Heritage with taste of urban “

penerapan pada halaman special dan pin up. Halaman tertentu dalam novel grafis ini dieksekusi dengan teknik digital painting. Selain untuk memperindah dan menambah variasi, penulis berusaha mempertahankan kesan realisme agar novel ini bersifat realistis karena sesuai dengan target pasar dewasa awal.Atas tuntutan dari studio komik maka penulis akan membuat juga beberapa pin up seperti dalam komik – komik masa kini. Adapun pin up bertujuan untuk menyenangkan pembaca dan merupakan hasil kreatifitas dari penulis.

7shigenebu Kobayashi.color and palette.2005.Yamada publisher

Hasil desain

Chapter kedatangan sunan ampel Dalam chapter ini, Sunan Ampel datang di Bumi Majapahit. Dia mengalami sedikit insiden antara

rakyat jelata dan tuan tanahnya. Yang ditonjolkan dalam chapter ini adalah gejolak batin sunan ampel ketika memulai perantauan. Serta adegan pertarungan yang menunjukkan kematangan seorang Raden Rakhmat.

Gambar 1 Chapter kedatangan sunan ampel

Penulis memakai balon kata persegi yang berwana orange untuk menunjukkan kata- kata dari suara hati Sunan Ampel. Jadi Graphic novel ini bisa menggambarkan keadaan yang berkecamuk dlaam diri Raden Rakhmat ketika itu.

Penulis juga memanfaatkan panel komik yang mengambil angle dari dramatisasi film ketika adegan bertarung. Banyak perpindahan panel dari momen ke momen sehingga adegan terkesan melambat. Penulis hanya ingin memberikan efek dramatis saja.

Gambar 2 Chapter kedatangan sunan ampel

Dengan angle yang dramatis seperti komik jepang, maka diharapkan oelh penulis, pembaca bisa seakan mengambil sudut pandang yang mengikuti gerakan aktif dari Sunan ampel. Penambahan efek kata juga perlu ditambahkan karena berguna untuk menambah pencitraan tentang kondisi adegan.

Chapter perjalanan menuju trowulan

Chapter perjalanan menuju trowulan didominasi dengan banyak latar pemandangan alam. Penulis banyak meriset background yang terdiri atas kultur budaya dan berbagai macam pemandangan hutan tropis.

Chapter ini banyak didominasi oleh uraian sunan ampel yang bercerita oleh karena itu penulis banyak memakai balon kata persegi untuk menggambarkan uraian tersebut.

Perjalanan Sunan ampel menuju majapahit banyak didominasi oleh setting background , culture dan budaya. Sambil berjalanan penulis juga harus menuliskan banyak uraian hatinya. Chapter di trowulan

Dalam chapter ini penulis banyak melakukan riset mengenai, pakaian tentara majapahit dan kondisi istananya. Terutama untuk daerah di sekitar singgasana yang banyak didominasi oleh ukiran dan benda-benda kerajaan. Untuk menggambarkan kesan yang dramatis penulis membuat sinar masuk kedalam kerajaan.

Gambar 3 Chapter di trowulan

Detailing pada pakaian kerajaan dibuat seperti contoh di atas. Penulis banyak melakukan riset mengenai accessory pakaian kerajaan. Chapter bertemu pendeta hindu

Dalam chapter pendeta Hindu ini, banyak didonimasi oleh percakapan antara sunan Ampel dan Pedeta hindu. Namun atas saran dari editor penerbit, maka penulis bisa mendramatisir adegan tersebut sesuai kulturnya.

Selain nantinya berujung pada pertempuran dahsyat momen ini diyakini bakal menjadi momen paling serius dalam novel grafis ini.

Gambar 4 Chapter bertemu pendeta hindu

Dalam chapter ini secara dramatis Pendeta hindu datang dengan menaiki seekor gajah, gajah yang dipilih adalah gajah asia. Penulis banyak melakukan riset tentang itu. Secara dramatis pula, pendeta hindu menciptakan delusi kepada sunan ampel untuk menggertak ataupun mengintimidasi. Dipilihlah figur shiva dan ganesha yang agung muncul dalam setiap perbuatan si pendeta hindu. Penulis banyak melakukan riset tentang dewa – dewa hindu dari berbagai macam ilustrasi dan lukisan.

Painting Atas perintah dari editor, maka penulis banyak membuat digital painting guna menambah

dramatisasi suasana . painting dilakukan dengan teknik brush di photoshop dan memakai wacom intuos sebagai tool.

Gambar 5 Halaman yang memakai teknik painting digital

halaman prolog Masih memakai teknik digital painting untuk menunjukkan kesan dan dramatisasi.berikut halaman

prolognya.

Gambar 6 Halaman prolog dengan painting digital

Penulis memakai style painting kasar untuk melukis gambar ini di computer. Dan penulis memilih tonal yang gelap agar terlihat elegan. Halaman – halaman yang memakai painting juga berfungsi sebagai pin up dari novel grafis ini.

Desain cover pertama dibuat sangat persis dengan arahan editor. Dan desain cover inilah yang nantinya akan dipilih. Namun lay outingnya masih perlu dibenarkan lagi dengan menambahkan logotype.

Penulis juga membuat beberapa alternative cover lain sebagai berikut.

Gambar 7 Alternatif cover

Karena kurang menggambarkan kesan di perantauan, maka desain cover kedua dan ketiga ini kemudian dijadikan pin – up atau bagian yang lain dari komik. Layouting akhirnya mengikuti desain cover kedua, maka final editing cover adalah sebagai berikut. 5.1 Final Cover

Gambar 8 Final cover dengan retouching pada logotype

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisa dari Perancangan Novel Grafis Dengan Mengadaptasi Kisah hikayat Sunan Ampel maka didapatkan berbagai kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari Segi Konsep Dalam Perancangan

• Kesulitan menemukan sebuah aturan atau acuan baku yang dapat mengarahkan dalam menciptakan sebuah novel grafis, sehingga acuan teori dan keberadaan eksisting masih sulit untuk disinkronisasikan menjadi sebuah konsep visual.

• Komik dan novel grafis sendiri merupakan sebuah visualisasi dari pikiran atau imajinasi penciptanya atau illustratornya, sehingga dalam menggambarkan suasana atau angle, memang tidak dapat ditemukan sebuah pakem yang mengikat.

• Dari segi eksisting, Indonesia sendiri masih belum memiliki karakter khusus dalam gaya ilustrasi, bahkan dalam beberapa eksisting komik Indonesia memang masih belum memiliki gaya gambar yang orisinil.

� Hal tersebut cukup menyulitkan dalam merancang novel grafis yang memiliki kebutuhan untuk memiliki gaya gambar orisinil, apalagi khas Indonesia.

• Novel Grafis bukan sebuah format yang ringan seperti komik, novel grafis sendiri memiliki bobot dari segi cerita, maupun perancangan panel per panel. Unsur action dalam novel grafis juga harus diminimalisir. Sedangkan kesulitan lain berada pada memasukkan skrip tulisan ke tiap adegan, hal tersebut cukup menyita waktu dan merupakan proses yang paling penting.

2. Dari Tujuan Perancangan • Dari tujuan perancangan ini, memang kesulitan kita para komikus Indonesia untuk memasukkan

gaya khas Indonesia memang bukan sesuatu yang mudah, hal ini dikarenakan pakem dari komik sendiri memang belum jelas.

• Pasar saat ini sudah dipenuhi dengan karya sekuens yang diciptakan oleh para komikus luar, para pembaca pun sudah terbiasa dengan hal tersebut sehingga sulit untuk menyesuaikan tujuan perancangan untuk sebuah gaya khusus Indonesia dengan sebuah gaya yang populer untuk saat ini.

• Perancangan ini bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai budaya bangsa kita terhadap para pembaca dan pasar. Sehingga dapat memberikan sebuah angin segar kepada industry komik dan novel grafis, terutama industri komik Indonesia.

Saran 1. Saran dari penulis dalam proses perancangan novel grafis ini, adalah untuk tidak membatasi diri

dalam menciptakan karya novel grafis atau karya sekuens bergambar lainnya, keberadaan komik-komik dan novel grafis di pasaran pada saat ini dapat menjadi acuan kita dalam menemukan keunggulan dan kelebihan dari masing-masing buku.

2. Tidak terpaku dalam satu style dalam menciptakan sebuah gambar, dan memperhatikan tiap-tiap eksisting sehingga karya novel grafis yang diciptakan tidak monoton dan kaya akan referensi.

3. Sebuah pembuatan novel grafis seharusnya berbasis industry bukan dikerjakan secara perseorangan. Kelemahan para illustrator di Indonesia kebanyakan mengerjakan segalanya sendiri sehingga hasil kurang maksimal. Penulis berusaha meminimalisir kemungkinan tersebut dengan menambahkan satu kru inking dan satu kru coloring. Meski masih sangat minim tapi ternyata cukup membantu.

4. Mengetahui pembabakan dan bagaimana menciptakan alur dalam menggiring pembaca ke dalam cerita adalah sebuah aspek yang penting.

5. Manajemen waktu dalam merancang novel grafis adalah sebuah hal yang sangat penting untuk diperhatikan, perancangan karya sekuens bergambar memiliki banyak bagian kerja yang patut

diperhitungkan, mulai dari Scriptwriting, layout panel, menentukan angle, menyesuaikan teks dengan gambar, proses inking, dan proses rendring.

6. Hal-hal yang bersifat teknis juga masih banyak yang harus diperhitungkan, men-set segala alat bantu atau media seperti scanner, pen tablet, software, maupun pada saat proses mencetak.

Daftar Pustaka

Dari Buku :

Mc Cloud, Scott. Understanding comic.1993.Tundra Publishing.New york.

Mc Cloud, Scott. Making comics.2006 Tundra publishing.New york.

Mc Cloud , Scott . an Art Form Reinventing Comics: How Imagination and Technology Are Revolutionizing . 1996.Tundra Publishing.New york.

Campbell,Eddie.Graphic Novel manifesto. 1998.Mercure publisher.Chicago

Humberto ramos and fransesco ferrera. Kamikaze. 2002.DC comic.New York

Withrow, stephen and Alexander danner.Character Design for Graphic Novel. 2002.British

library.London

Dixon, Matt.The Fantasy Artists Drawing Bible. Page One. 2008

Yunanto ,Galih Tri .PERANCANGAN NOVEL GRAFIS ADAPTASI DARI NOVEL PRAMOEDYA ANANTA TOER.

STUDI KASUS NOVEL : SEKALI PERISTIWA DI BANTEN SELATAN’.2007

Cermin kudus.Jejak para wali dan ziarah spiritual.Penerbit buku Kompas.2006

Armando, Nina. Ensiklopedi Islam.. Ichtiar baru van-hoeve. Jakarta.2005

Purwadi dan maharsih. Babad demak. Tunas Harapan.jogjakarta 2005.

Dari komik dan majalah :

Loep jep, jim lee and scot william. Batman Hush . 2003.DC Comic. New york

Smith, Jeff. Bone. 2005 . Penerbit di Indonesia Pioner jaya. Jakarta

Sakuishi Harold .BECK . . 2000.Weakly shounen jump.japan

Kishimoto masashi . Naruto. . 2000.Weakly shounen jump.japan

Oda Eichiro . One piece. 2000.Weakly shounen jump.japan

Concept Magazine Edisi Komik. Perjalanan komik aka cergam 2008. Paperina.Jakarta

Moore, Allan and Lloyd David. V for Vendetta.2005.Pmk publisher.

Dari WEB :

Rubrik Novel Grafis Indonesia, www.wayangkom.co.id ( 29 juli 2009)

www.deviantart.com ( 20 juli 2009 )

www.indosiar.com, rubrik Horison ”Komik Indoensia, Dulu Berjaya Kini Diratapi” oleh Reporter Ninok

Hariyani, 2005. ( 13 juli 2009 )

• Mahabharata dalam Pupuh Sunda.htm

http://www1.kompas.com/read/xml/2008/08/08/03554418/novel.grafis.apa.kabar 11 juli 2009 )

Rubrik Novel Grafis Indonesia, www.wayangkom.co.id