perancangan memory map dan tabel saluran alamat … · pangkat 9 dipisah/dibagi dalam kelipatan 4...
TRANSCRIPT
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-1
MODUL KE 3
Sistem Mikroprosesor (2 sks)
MATERI KULIAH :
Pengertian dasar dan perbedaan perancangan sistem mikroprosesor menggunakan fully decoded addressing dan partially decoded addressing. Perancangan peta memori dan tabel saluran alamat menggunakan merode fully decoded addressing, dengan
contoh kasus untuk P dengan jumlah saluran alamat yang berbeda serta menggunakan beberapa komponen sekunder (RAM, ROM, PROM, dll) yang mempunyai kapasitas berbeda.
POKOK BAHASAN :
Perancangan Memory Map dan
Tabel Saluran Alamat Menggunakan
Fully Decoded Addresing.
Oleh Ir. INDRAGUNG PRIYAMBODO, MT. Dr. Ir. Hery Suyanto, MT.
3.1 Perbedaan Metode Perancangan Hardware
Sistem Mikroprosesor
Terdapat dua metode desain hardware sistem mikroprosesor, yaitu :
1. Metode Fully Decoded Addressing.
2. Metode Non Fully Decoded Addressing atau Partially Decoded Addressing.
Perbedaan sekaligus keuntungan dan kerugian dari kedua metode ini seperti berikut :
1. Metode Fully Decoded Addressing.
Dalam mendesain hardware sistem mikroprosesornya, seluruh saluran alamatnya digunakan;
Relatif lebih sulit dalam mendesainnya
Tidak terjadi duplikasi alamat;
Relatif mudah diperluas/dikembangkan;
3
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-2
Hardware tidak sederhana;
Relatif lebih mahal.
2. Metode Non Fully Decoded Addressing.
Dalam mendesain hardware sistem mikroprosesornya, tidak menggunakan seluruh saluran alamatnya;
Relatif lebih mudah dalam mendesainnya
Terjadi duplikasi alamat yang tidak mengganggu, karena duplikasi yang
terjadi adalah duplikasi dengan alamat pada area/daerah kosong (daerah yang tidak dipakai/digunakan);
Hampir tidak dapat diperluas/dikembangkan;
Hardware relatif lebih sederhana;
Relatif lebih murah.
3.2 Perancangan Memory Map Menggunakan
Metode Fully Decoded Addressing
Untuk memudahkan pemahaman dalam perancangan memory map menggunakan metode Fully Decoded Addressing, maka akan langsung dijelaskan disini melalui berbagai contoh kasus yang dimulai dengan kasus yang sangat sederhana sampai dengan yang relatif kompleks.
CONTOH KASUS 3.2.1
Terdapat beberapa komponen berikut ini untuk didesain/dirancang/dirangkai menjadi sistem mikroprosesor dengan menggunakan metode fully decoded addressing, yaitu :
Sebuah mikroprosesor 8 bit dengan 16 saluran alamat.
Sebuah RAM 4 kByte;
Sebuah ROM 2 kByte;
Sebuah I/O (untuk antarmuka dalam kaitannya dengan unit input/output, untuk mudahnya sebut saja I/O) 256 Byte.
Dalam mendesain hardware sistem mikroprosesor, maka terlebih dahulu yang anda lakukan adalah mendesain memory map menggunakan metode fuuly decoded addressing. Untuk contoh kasus ini, desain memory map-nya seperti solusi berikut
ini.
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-3
SOLUSI CONTOH KASUS 3.2.1
Mikroprosesor yang digunakan adalah mikroprosesor 8 bit, berarti :
Word size-nya = 8 bit = 1 Byte
1 word = 1 Byte, sehingga tidak perlu mengkonversikan komponen lainnya ke satuan word.
Mikroprosesor yang digunakan mempunyai 16 saluran alamat, berarti :
Memory space-nya = 216 Byte = 26.210 Byte = 64 kilo Byte = 64 kByte,
ini berarti seluruh komponen selain mikroprosesor, masih dapat “ditampung” dalam memory space tersebut.
Menentukan alamat awal dan alamat akhir dari memory space.
216 pangkat 16 dipisah/dibagi dalam kelipatan 4 seperti berikut :
16 4 4 4 4
Alamat awal = 0000 0000 0000 0000 Biner
0 0 0 0 Heksa
Alamat akhir = 1111 1111 1111 1111 Biner
F F F F Heksa
Jadi alamat awal memory space = 0000 H
alamat akhir memory space = FFFF H
Sebuah RAM 4 kByte
4 kilo Byte = 22.210 Byte = 212 Byte
pangkat 12 dipisah/dibagi dalam kelipatan 4 seperti berikut :
12 4 4 4
Nilai penjumlah/ Penguranganya =
1111 1111 1111 Biner
F F F Heksa
Jadi nilai penjumlah/pengurang untuk RAM = FFF H
Sebuah ROM 2 kByte
2 kilo Byte = 21.210 Byte = 211 Byte
pangkat 11 dipisah/dibagi dalam kelipatan 4 seperti berikut :
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-4
11 3 4 4
Nilai penjumlah/ Penguranganya =
111 1111 1111 Biner
7 F F Heksa
Jadi nilai penjumlah/pengurang untuk ROM = 7FF H
Sebuah I/O 256 Byte
256 Byte = 28 Byte
pangkat 12 dipisah/dibagi dalam kelipatan 4 seperti berikut :
8 4 4
Nilai penjumlah/ Penguranganya =
1111 1111 Biner
F F Heksa
Jadi nilai penjumlah/pengurang untuk I/O = FF H
Menentukan alamat awal dan akhir masing-masing komponen
Dari hasil perhitungan nilai penjumlah/pengurang masing-masing komponen tersebut yang menghasilkan :
- untuk RAM = FFF H = 0FFF H
- untuk ROM = 7FF H = 07FF H
- untuk I/O = FF H = 00FF H
Berdasarkan nilai penjumlah/pengurang tersebut, kemudian menentukan
alamat awal dan alamat akhir masing-masing komponen, dengan berbagai
alternatif berikut ini.
ALTERNATIF 1 (3.2.1.1)
untuk RAM Alamat awal = 0000 H
Alamat akhir = 0000 + 0FFF = 0FFF H
untuk ROM Alamat awal = 0FFF + 1 = 1000 H
Alamat akhir = 1000 + 07FF = 17FF H
untuk I/O Alamat awal = 17FF + 1 = 1800 H
Alamat akhir = 1800 + 00FF = 18FF H
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-5
Sehingga hasil desain memory map-nya diperoleh seperti berikut ini..
RAM
0000 H
0FFF H
ROM
1000 H
17FF H
I/O
1800 H
18FF H
Kosong
1900 H
FFFF H
ALTERNATIF 2 (3.2.1.2)
untuk I/O Alamat awal = 0000 H Alamat akhir = 0000 + 00FF = 00FF H
untuk ROM Alamat awal = 00FF + 1 = 0100 H Alamat akhir = 0100 + 07FF = 08FF H
untuk RAM Alamat awal = 08FF + 1 = 0900 H Alamat akhir = 0900 + 0FFF = 18FF H Sehingga hasil desain memory map-nya diperoleh seperti berikut ini..
I/O
0000 H
00FF H
ROM
0100 H
08FF H
RAM
0900 H
18FF H
Kosong
1900 H
FFFF H
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-6
ALTERNATIF 3 (3.2.1.3)
untuk I/O Alamat awal = 0000 H Alamat akhir = 0000 + 00FF = 00FF H
untuk ROM Alamat awal = 1000 H Alamat akhir = 1000 + 07FF = 17FF H
untuk RAM Alamat awal = 2000 H Alamat akhir = 2000 + 0FFF = 2FFF H Sehingga hasil desain memory map-nya diperoleh seperti berikut ini..
I/O
0000 H
00FF H
Kosong
ROM
1000 H
17FF H
Kosong
RAM
2000 H
2FFF H
Kosong
3000 H
FFFF H
ALTERNATIF 4 (3.2.1.4)
untuk RAM Alamat awal = 0000 H Alamat akhir = 0000 + 0FFF = 0FFF H
untuk ROM Alamat awal = 1000 H Alamat akhir = 1000 + 07FF = 17FF H
untuk I/O Alamat awal = 2000 H Alamat akhir = 2000 + 00FF = 20FF H Sehingga hasil desain memory map-nya diperoleh seperti berikut ini..
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-7
RAM
0000 H
0FFF H
Kosong
ROM
1000 H
17FF H
Kosong
I/O
2000 H
20FF H
Kosong
3000 H
FFFF H
Dan berbagai alternatif lainnya, tergantung dari “selera” desain masing-masing person.
CONTOH KASUS 3.2.2
Terdapat beberapa komponen berikut ini untuk didesain/dirancang/dirangkai menjadi sistem mikroprosesor dengan menggunakan metode fully decoded addressing, yaitu :
Sebuah mikroprosesor 16 bit dengan 20 saluran alamat.
Sebuah RAM 64 kByte;
Sebuah ROM 32 kByte;
Sebuah PROM 4 kByte;
Sebuah PIA 1 kByte.
Dalam mendesain hardware sistem mikroprosesor, maka terlebih dahulu yang anda lakukan adalah mendesain memory map menggunakan metode fuuly decoded addressing. Untuk contoh kasus ini, desain memory map-nya seperti solusi berikut
ini.
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-8
SOLUSI CONTOH KASUS 3.2.2
Mikroprosesor yang digunakan adalah mikroprosesor 16 bit, berarti :
Word size-nya = 16 bit = 2 Byte
1 word = 2 Byte berarti 1 Byte = ½ word, sehingga HARUS mengkonversikan komponen lainnya ke satuan word seperti berikut ini
RAM 64 kByte = 64 kilo x ½ word = 32 kword
ROM 32 kByte = 32 kilo x ½ word = 16 kword
PROM 4 kByte = 4 kilo x ½ word = 2 kword
PIA 1 kByte = 1 kilo x ½ word = ½ kword = 512 word
Mikroprosesor yang digunakan mempunyai 20 saluran alamat, berarti :
Memory space-nya = 220 word = 210.210 word= 1 Mega word = 1 Mword,
ini berarti seluruh komponen selain mikroprosesor, masih dapat “ditampung” dalam memory space tersebut.
Menentukan alamat awal dan alamat akhir dari memory space.
220 pangkat 20 dipisah/dibagi dalam kelipatan 4 seperti berikut :
20 4 4 4 4 4
Alamat awal = 0000 0000 0000 0000 0000 Biner
0 0 0 0 0 Heksa
Alamat akhir = 1111 1111 1111 1111 1111 Biner
F F F F F Heksa
Jadi alamat awal memory space = 00000 H
alamat akhir memory space = FFFFF H
Sebuah RAM 32 kword
32 kilo word = 25.210 word = 215 word
pangkat 15 dipisah/dibagi dalam kelipatan 4 seperti berikut :
15 3 4 4 4
Nilai penjumlah/ Penguranganya =
111 1111 1111 1111 Biner
7 F F F Heksa
Jadi nilai penjumlah/pengurang untuk RAM = 7FFF H
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-9
Sebuah ROM 16 kword
16 kilo word = 24.210 word = 214 word
pangkat 14 dipisah/dibagi dalam kelipatan 4 seperti berikut :
14 2 4 4 4
Nilai penjumlah/ Penguranganya =
11 1111 1111 1111 Biner
3 F F F Heksa
Jadi nilai penjumlah/pengurang untuk ROM = 3FFF H
Sebuah PROM 2 kword
2 kilo word = 21.210 word = 211 word
pangkat 11 dipisah/dibagi dalam kelipatan 4 seperti berikut :
11 3 4 4
Nilai penjumlah/ Penguranganya =
111 1111 1111 Biner
7 F F Heksa
Jadi nilai penjumlah/pengurang untuk PROM = 7FF H
Sebuah PIA 512 word
512 word = 29 word
pangkat 9 dipisah/dibagi dalam kelipatan 4 seperti berikut :
9 1 4 4
Nilai penjumlah/ Penguranganya =
1 1111 1111 Biner
1 F F Heksa
Jadi nilai penjumlah/pengurang untuk PIA = 1FF H
Menentukan alamat awal dan akhir masing-masing komponen
Dari hasil perhitungan nilai penjumlah/pengurang masing-masing komponen tersebut yang menghasilkan :
- untuk RAM = 7FFF H = 07FFF H
- untuk ROM = 3FFF H = 03FFF H
- untuk PROM = 7FF H = 007FF H
- untuk PIA = 1FF H = 001FF H
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-10
Berdasarkan nilai penjumlah/pengurang tersebut, kemudian menentukan
alamat awal dan alamat akhir masing-masing komponen, dengan berbagai
alternatif berikut ini.
ALTERNATIF 1 (3.2.2.1)
untuk RAM Alamat awal = 00000 H
Alamat akhir = 00000 + 07FFF = 07FFF H
untuk ROM Alamat awal = 07FFF + 1 = 08000 H
Alamat akhir = 08000 + 03FFF = 0BFFF H
untuk PROM Alamat awal = 0BFFF + 1 = 0C000 H
Alamat akhir = 0C000 + 007FF = 0C7FF H
untuk PIA Alamat awal = 0C7FF + 1 = 0C800 H
Alamat akhir = 0C800 + 001FF = 0C9FF H Sehingga hasil desain memory map-nya diperoleh seperti berikut ini..
RAM
00000 H
07FFF H
ROM
08000 H
0BFFF H
PROM
0C000 H
0C7FF H
PIA
0C800 H
0C9FF H
Kosong
0CA00 H
FFFFF H
ALTERNATIF 2 (3.2.2.2)
untuk PIA Alamat awal = 00000 H
Alamat akhir = 00000 + 001FF = 001FF H
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-11
untuk PROM Alamat awal = 001FF + 1 = 00200 H
Alamat akhir = 00200 + 007FF = 009FF H
untuk ROM Alamat awal = 009FF + 1 = 00A00 H
Alamat akhir = 00A00 + 03FFF = 049FF H
untuk RAM Alamat awal = 049FF + 1 = 04A00 H
Alamat akhir = 04A00 + 07FFF = 0C9FF H Sehingga hasil desain memory map-nya diperoleh seperti berikut ini..
PIA
00000 H
001FF H
PROM
00200 H
009FF H
ROM
00A00 H
049FF H
RAM
04A00 H
0C9FF H
Kosong
0CA00 H
FFFFF H
ALTERNATIF 3 (3.2.2.3)
untuk PIA Alamat awal = 00000 H
Alamat akhir = 00000 + 001FF = 001FF H
untuk PROM Alamat awal = 10000
Alamat akhir = 10000 + 007FF = 107FF H
untuk ROM Alamat awal = 20000
Alamat akhir = 20000 + 03FFF = 23FFF H
untuk RAM Alamat awal = 30000
Alamat akhir = 30000 + 07FFF = 37FFF H Sehingga hasil desain memory map-nya diperoleh seperti berikut ini..
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-12
PIA
00000 H
001FF H
Kosong
PROM
10000 H
107FF H
Kosong
ROM
20000 H
23FFF H
Kosong
RAM
30000 H
37FFF H
Kosong
38000 H
FFFFF H
ALTERNATIF 4 (3.2.2.3)
untuk RAM Alamat awal = 00000 Alamat akhir = 00000 + 07FFF = 07FFF H
untuk ROM Alamat awal = 10000 Alamat akhir = 10000 + 03FFF = 13FFF H
untuk PROM Alamat awal = 20000 Alamat akhir = 20000 + 007FF = 207FF H
untuk PIA Alamat awal = 30000 H Alamat akhir = 30000 + 001FF = 301FF H Sehingga hasil desain memory map-nya diperoleh seperti berikut ini..
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-13
RAM
00000 H
07FFF H
Kosong
ROM
10000 H
13FFF H
Kosong
PROM
20000 H
207FF H
Kosong
PIA
30000 H
301FF H
Kosong
38000 H
FFFFF H
Dan berbagai alternatif lainnya, tergantung dari “selera” desain masing-masing person.
LATIHAN 3.2
S.3.2.1 Desainlah memory map-nya beberapa komponen berikut ini untuk menjadi
sistem mikroprosesor dengan menggunakan metode fully decoded
addressing.
Sebuah mikroprosesor 8 bit dengan 16 saluran alamat.
Sebuah RAM 2 kByte;
Sebuah EEPROM 1 kByte;
Sebuah PROM 600 Byte;
Sebuah PIA 70 Byte.
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-14
S.3.2.2 Desainlah memory map-nya beberapa komponen berikut ini untuk menjadi
sistem mikroprosesor dengan menggunakan metode fully decoded
addressing.
Sebuah mikroprosesor dengan word size 16 bit yang mempunyai
memory space sebesar 128 kilo word.
Sebuah RAM (sebut saja RAM1) 16 kByte;
Sebuah RAM (sebut saja RAM2) 4 kByte;
Sebuah EPROM 1 kByte;
Sebuah PROM 2 kByte;
Sebuah PIA 512 Byte;
S.3.2.3 Desainlah memory map-nya beberapa komponen berikut ini untuk menjadi
sistem mikroprosesor dengan menggunakan metode fully decoded
addressing.
Sebuah mikroprosesor dengan word size 32 bit yang mempunyai memory
space sebesar 1 Giga word.
Dua RAM (sebut saja RAM1 dan RAM2) yang masing-masing
kapasitasnya 128 kByte;
Sebuah ROM 8 kByte;
Sebuah PROM 64 kByte;
Sebuah I/O 1 kByte.
S.3.2.4 Desainlah memory map-nya beberapa komponen berikut ini untuk menjadi
sistem mikroprosesor dengan menggunakan metode fully decoded
addressing.
Sebuah mikroprosesor dengan word size 16 bit yang mempunyai
memory space sebesar 64 kilo word.
Sebuah RAM 8 kByte;
Sebuah EPROM 1 kByte;
Sebuah ROM 2 kByte;
Sebuah PIA 256 Byte;
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-15
3.3 Perancangan Tabel Saluran Alamat Menggunakan
Metode Fully Decoded Addressing
Untuk memudahkan pemahaman dalam perancangan tabel saluran alamat menggunakan metode Fully Decoded Addressing, maka akan langsung dijelaskan disini melalui hasil dari beberapa contoh kasus pada desain memory map tersebut.
CONTOH KASUS 3.3.1
Diambil dari hasil desain memory map menggunakan metode fully decoded
addressing untuk Contoh Kasus 3.2.1 ALTERNATIF 1 (3.2.1.2).
Mikroprosesornya mempunyai 16 saluran alamat jika sebuah saluran alamat diwakili dengan huruf A, maka ke 16 saluran alamat tersebut disimbolkan dengan A0 , A1 , sampai dengan A15. Kemudian mengubah alamat awal dan alamat akhir masing-masing komponen dari bilangan heksa menjadi bilangan biner seperti tabel berikut ini.
Selanjutnya bilangan biner pada digit yang sama dari alamat awal dan alamat akhir masing-masing komponen diberi tanda, dengan cara ditelusuri dari saluran alamat terakhir sampai tidak ditemukan lagi yang sama, seperti berikut ini.
Memory Map Tabel Saluran Alamat
A15 A14 A13 A12 A11 A10 A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0
RAM 0000 H
0FFF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
ROM 1000 H
17FF H
0 0 0 1
0 0 0 1
0 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
I/O 1800 H
18FF H
0 0 0 1
0 0 0 1
1 0 0 0
1 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-16
Bilangan biner yang ditandai pada tabel saluran alamat tersebut merupakan saluran alamat yang nantinya menjadi INPUT RANGKAIAN ADDRESS DECODER yang juga harus didesain nantinya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Input Rangkaian Address Decoder untuk masing-masing komponen adalah :
Untuk RAM saluran alamat A15 s/d A12 dengan input 0000
Untuk ROM saluran alamat A15 s/d A11 dengan input 0001 0
Untuk I/O saluran alamat A15 s/d A8 dengan input 0001 1000
CONTOH KASUS 3.3.2
Diambil dari hasil desain memory map menggunakan metode fully decoded
addressing untuk Contoh Kasus 3.2.1 ALTERNATIF 2 (3.2.1.2).
Hasil desain tabel saluran alamatnya seperti berikut ini.
Memory Map Tabel Saluran Alamat
A15 A14 A13 A12 A11 A10 A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0
I/O 0000 H
00FF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
ROM 0100 H
08FF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 1
1 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
RAM 0900 H
18FF H
0 0 0 0
0 0 0 1
1 0 0 1
1 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
Dapat disimpulkan bahwa Input Rangkaian Address Decoder untuk masing-masing komponen adalah :
Untuk I/O saluran alamat A15 s/d A8 dengan input 0000 0000
Untuk ROM saluran alamat A15 s/d A12 dengan input 0000
Untuk RAM saluran alamat A15 s/d A13 dengan input 000
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-17
CONTOH KASUS 3.3.3
Diambil dari hasil desain memory map menggunakan metode fully decoded
addressing untuk Contoh Kasus 3.2.1 ALTERNATIF 3 (3.2.1.3).
Hasil desain tabel saluran alamatnya seperti berikut ini.
Memory Map Tabel Saluran Alamat
A15 A14 A13 A12 A11 A10 A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0
I/O 0000 H
00FF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
ROM 1000 H
17FF H
0 0 0 1
0 0 0 1
0 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
RAM 2000 H
2FFF H
0 0 1 0
0 0 1 0
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
Dapat disimpulkan bahwa Input Rangkaian Address Decoder untuk masing-
masing komponen adalah :
Untuk I/O saluran alamat A15 s/d A8 dengan input 0000 0000
Untuk ROM saluran alamat A15 s/d A11 dengan input 0001 0
Untuk RAM saluran alamat A15 s/d A12 dengan input 0010
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-18
CONTOH KASUS 3.3.4
Diambil dari hasil desain memory map menggunakan metode fully decoded
addressing untuk Contoh Kasus 3.2.1 ALTERNATIF 4 (3.2.1.4).
Hasil desain tabel saluran alamatnya seperti berikut ini.
Memory Map Tabel Saluran Alamat
A15 A14 A13 A12 A11 A10 A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0
RAM 0000 H
0FFF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
ROM 1000 H
17FF H
0 0 0 1
0 0 0 1
0 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
I/O 2000 H
20FF H
0 0 1 0
0 0 1 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
Dapat disimpulkan bahwa Input Rangkaian Address Decoder untuk masing-
masing komponen adalah :
Untuk RAM saluran alamat A15 s/d A12 dengan input 0000
Untuk ROM saluran alamat A15 s/d A11 dengan input 0001 0
Untuk I/O saluran alamat A15 s/d A8 dengan input 0010 0000
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-19
CONTOH KASUS 3.3.5
Diambil dari hasil desain memory map menggunakan metode fully decoded
addressing untuk Contoh Kasus 3.2.2 ALTERNATIF 1 (3.2.2.1).
Hasil desain tabel saluran alamatnya dapat dilihat pada tabel seperti berikut ini.
Memory Map Tabel Saluran Alamat
A19 A18 A17 A16 A15 A14 A13 A12 A11 A10 A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0
RAM 00000 H
07FFF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
ROM 08000 H
0BFFF H
0 0 0 0
0 0 0 0
1 0 0 0
1 0 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
PROM 0C000 H
0C7FF H
0 0 0 0
0 0 0 0
1 1 0 0
1 1 0 0
0 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
PIA 0C800 H
0C9FF H
0 0 0 0
0 0 0 0
1 1 0 0
1 1 0 0
1 0 0 0
1 0 0 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
Dapat disimpulkan bahwa Input Rangkaian Address Decoder untuk masing-
masing komponen adalah :
Untuk RAM saluran alamat A19 s/d A15 dengan input 0000 0
Untuk ROM saluran alamat A19 s/d A14 dengan input 0000 10
Untuk PROM saluran alamat A19 s/d A11 dengan input 0000 1100 0
Untuk PIA saluran alamat A19 s/d A9 dengan input 0000 1100 100
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-20
CONTOH KASUS 3.3.6
Diambil dari hasil desain memory map menggunakan metode fully decoded
addressing untuk Contoh Kasus 3.2.2 ALTERNATIF 2 (3.2.2.2).
Hasil desain tabel saluran alamatnya dapat dilihat pada tabel seperti berikut ini.
Memory Map Tabel Saluran Alamat
A19 A18 A17 A16 A15 A14 A13 A12 A11 A10 A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0
PIA 00000 H
001FF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
PROM 00200 H
009FF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 1 0
1 0 0 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
ROM 00A00 H
049FF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 0 0
1 0 1 0
1 0 0 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
RAM 04A00 H
0C9FF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 0 0
1 1 0 0
1 0 1 0
1 0 0 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
Dapat disimpulkan bahwa Input Rangkaian Address Decoder untuk masing-
masing komponen adalah :
Untuk PIA saluran alamat A19 s/d A9 dengan input 0000 0000 000
Untuk PROM saluran alamat A19 s/d A12 dengan input 0000 0000
Untuk ROM saluran alamat A19 s/d A15 dengan input 0000 0
Untuk RAM saluran alamat A19 s/d A16 dengan input 0000
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-21
CONTOH KASUS 3.3.7
Diambil dari hasil desain memory map menggunakan metode fully decoded
addressing untuk Contoh Kasus 3.2.2 ALTERNATIF 4 (3.2.2.4).
Hasil desain tabel saluran alamatnya dapat dilihat pada tabel seperti berikut ini.
Memory Map Tabel Saluran Alamat
A19 A18 A17 A16 A15 A14 A13 A12 A11 A10 A9 A8 A7 A6 A5 A4 A3 A2 A1 A0
RAM 00000 H
07FFF H
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
ROM 10000 H
13FFF H
0 0 0 1
0 0 0 1
0 0 0 0
0 0 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
PROM 20000 H
207FF H
0 0 1 0
0 0 1 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
PIA 30000 H
301FF H
0 0 1 1
0 0 1 1
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 0
0 0 0 1
0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 0 0
1 1 1 1
Dapat disimpulkan bahwa Input Rangkaian Address Decoder untuk masing-
masing komponen adalah :
Untuk RAM saluran alamat A19 s/d A15 dengan input 0000 0
Untuk ROM saluran alamat A19 s/d A14 dengan input 0001 00
Untuk PROM saluran alamat A19 s/d A11 dengan input 0010 0000 0
Untuk PIA saluran alamat A19 s/d A9 dengan input 0011 0000 000
Sistem Mikroprosesor//Modul ke 3/Hal 3-22
DAFTAR PUSTAKA
[1] Lance A. Leventhal, Introduction to Microprocessors : Software, Hardware, Programming, Prentice Hall,1978.
[2] Pasahow, Edward, J. , Microprocessor and Microcomputer Interfacing for Electronics Technicians, McGraw-Hill, New York, 1981.
[3] Chris H. Pappas dan Willian H. Murray III, 80386 Mikroprocessor Handbook, Osborne McGraw-Hill, 1988
[4] Avtar Singh dan Walter A. Triebel, The 8088 Microprocessor : Programmnig, Interfacing, Software, Hardware, and Applications, Prentice Hall, International Editions, 1989
[5] Charles M.Gilmore , Microprocessors:Principles and Applications,
Glencoe/McGraw-Hill, 2nd International Ed. , 1995
[6] Rodnay Azks (alih bahasa : S.H. Nasution), From Chips to Systems : An
Introduction to Microprocessors ( Dari Chip ke Sistem : Pengantar Mikroprosesor), Sybec Inc., 1981 (Penerbit Erlangga, 1986).
[7] Harry Garland (alih bahasa : M. Barmawi dan M.O. Tjia), Introduction to Microprocessor System Design ( Pengantar Desain Sistem Mikroprosesor), McGraw-Hill Inc., 1979 (Penerbit Erlangga, 1984).
[8] Barry B. Brey , Microprocessors and Peripherals : Hardware,Software,Interfacing,
and Applications, Merrill Publishing Company, 1988.