perancangan media animasi kimia asam …repository.amikom.ac.id/files/publikasi_09.11.2867.pdf6...
TRANSCRIPT
PERANCANGAN MEDIA ANIMASI KIMIA ASAM BASA DAN LARUTAN ELEKTROLIT BERBASIS FLASH PADA LEMBAGA
BIMBINGAN BELAJAR OASIS
NASKAH PUBLIKASI
diajukan oleh
Ghulam Nur Hani
09.11.2867
kepada SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIKOM YOGYAKARTA YOGYAKARTA
2013
NASKAH PUBLIKASI
PERANCANGAN MEDIA ANIMASI KIMIA ASAM BASA DAN LARUTAN ELEKTROLIT BERBASIS FLASH PADA LEMBAGA
BIMBINGAN BELAJAR OASIS
disusun oleh
Ghulam Nur Hani 09.11.2867
Dosen Pembimbing
Dhani Ariatmanto, M.Kom NIK. 190302197
Tanggal 12 Desember 2013
Ketua Jurusan Tehnik Informatika
Sudarmawan, M.T
NIK. 190302035
ANIMATION MEDIA DESIGN BASES AND CHEMICAL ACID ELECTROLYTE SOLUTION BASED ON FLASH LEARNING OASIS
COUNSELING AGENCIES
PERANCANGAN MEDIA ANIMASI KIMIA ASAM BASA DAN LARUTAN ELEKTROLIT BERBASIS FLASH PADA LEMBAGA
BIMBINGAN BELAJAR OASIS
Ghulam Nur Hani Dhani Ariatmanto
Jurusan Teknik Informatika STMIK AMIKOM YOGYAKARTA
ABSTRACT
Communication is one of the vital things in education. An educator, teacher or professor, was to communicate with the student or students when the learning process. With effective communication, the delivery of science and values can be channeled effectively and optimally.
A wise proverb says I hear I forget, I see I know, I do I understand. Based on the research De Porter, humans can absorb the material as much as 70% of what they do, 50% of what he hears and sees (Audio Visual), while from the saw only 30%, of which he had heard only 20%, and from being read only 10%.
To the authors designed a Media Animation Learning Chemistry Acid base and electrolyte solution. That experiment is a compound including an acid or base. Experiments using litmus paper indicator. And experimental electrolyte solution. If a solution including an electrolyte solution then the light will turn on. Media Animation is intended for high school students who study in institutions that take Tutoring Chemistry subjects. Media Animation Hopefully this can be a substitute for appropriate props in the laboratory. So that students can better understand the subjects Chemistry Acid base and electrolyte solution.
Keywords: Learning Media, Animation, Chemical, Flash
1
1. Pendahuluan
1.1 Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah salah satu hal yang sangat penting dalam pendidikan, Seorang
pendidik baik guru ataupun dosen, sedang melakukan komunikasi dengan para siswa
atau mahasiswanya ketika proses belajar mengajar. Dengan komunikasi yang efektif,
maka penyaluran ilmu dan nilai bisa berjalan dengan efektif juga. Begitu juga sebaliknya,
jika komunikasi tidak berjalan dengan efektif, maka penyaluran ilmu dan nilai pun tidak
akan optimal. Dampak yang terjadi misalnya siswa lambat dalam memahami pelajaran.
Lebih buruknya lagi adalah bisa muncul salah pengertian. Siswa salah mengartikan
maksud dari guru sehingga yang dia pahami justru suatu hal yang salah.
Sebuah pepatah menyebutkan “I hear I forget, I see I know, I do I understand”.
Berdasarkan penelitian De Porter (dalam indoskripsi, 2009), manusia dapat menyerap
suatu materi sebanyak 70% dari apa yang dikerjakan, 50% dari apa yang didengar dan
dilihat (audio visual), sedangkan dari yang dilihatnya hanya 30%, dari yang didengarnya
hanya 20%, dan dari yang dibaca hanya 10%.
Berdasarkan penelitian tersebut, maka experiental lierning harus tetap diutamakan.
Namun, ada kalanya Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dihadapkan pada materi yang
tidak dapat dilakukan experimennya. Misalnya suatu percobaan membutuhkan waktu
terlalu lama atau terlalu mahal. Pada saat seperti inilah diperlukan alat bantu pengajaran,
salah satunya adalah pembelajaran menggunakan animasi interaktif.
Contoh kecil saja misalnya, kadang kita sebagai siswa susah dalam melakukan
abstraksi terhadap materi kimia asam basa. Siswa susah membayangkan seperti apa
kertas lakmus warna merah dan biru. Bagaimana cara menggunakan kertas lakmus
tersebut agar dapat menentukan apakah suatu senyawa memiliki sifat asam ataupun
sifat basa. Dan ketika ingin melakukan experiental learning, terdapat kendala jika kita
ingin mempraktikannya di laboratorium. Hal ini, membuka peluang bagi softwere-softwere
animasi semacam Adobe Flash yang sekarang sudah tersebar luas untuk membantu
dalam memvisualisasikan materi pelajaran tersebut dalam bentuk animasi materi
pelajaran secara interaktif.
Melihat keterbatasan sumber belajar yang ada dengan disertai uraian diatas, maka
judul yang diangkat dari penelitian ini adalah “Perancaangan Media Animasi Kimia
Asam Basa dan Larutan Elektrolit Berbasis Flash Pada Lembaga Bimbingan
Belajar OASIS”.
2. Landasan Teori
2.1 Media Pembelajaran
Kata media berasal dari kata latin, merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang
secara harfiah kata tersebut mempunyai arti perantara atau pengantar. Menurut Daryanto
2
(2011:4), pada hakekatnya, proses belajar mengajar adalah proses komunikasi,
penyampaian pesan dari pengantar ke penerima. Pesan berupa isi atau ajaran yang
dituangkan ke dalam simbol-simbol komunikasi baik secara verbal maupun nonverbal.
Proses tersebut dinamakan encoding. Penafsiran simbol-simbol komunikasi tersebut oleh
peserta didik dinamakan decoding.
Berdasarkan hal tersebut media harus bermanfaat sebagai berikut:
1. Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalistis.
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, tenaga dan daya indra.
3. Menimbulkan gairah belajar, berinteraksi secara langsung antara peserta didik dan
sumber belajar.
4. Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan visual,
auditori, dan kinestetiknya.
5. Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan
persepsi yang sama.
6. Proses pembelajaran mengandung lima komponen komunikasi, yaitu guru
(komunikator), bahan pembelajaran, media pembelajaran, peserta didik
(komunikan), dan tujuan pembelajaran, jadi media pembelajaran adalah segala
sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (bahan pembelajaran)
sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan peserta didik
dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran (Daryanto, 2011 : 4).
Berdasarkan definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan segala bentuk baik berupa manusia, materi atau kejadian yang membangun
kondisi tertentu sebagai sarana perantara dalam proses belajar mengajar untuk
mencapai suatu tujuan pembelajaran yang memiliki manfaat yaitu dapat memperjelas
pesan agar tidak terlalu verbalitis, mengatasi keterbatasan, memberi rangsangan yang
dapat menyamakan pemahaman siswa serta dapat memberikan pembelajaran yang
efektif dan efisien.
3
2.2 Multimedia
Pengertian multimedia menurut Vaughan (seperti dikutip Iwan Binanto, 2010 : 2),
multimedia merupakan kombinasi teks, seni, suara, gambar, animasi, dan video, yang
disampaikan dengan komputer ataupun dimanipulasi secara digital dan dapat
disampaikan atau dikontrol secara interaktif.
2.2.1 Macam - Macam Multimedia
Menurut Vaughan (seperti dikutip Iwan Binanto, 2010 : 2) multimedia Ada beberapa
jenis multimedia, yaitu :
1.Multimedia Linear
2.Multimedia Interaktif
3.Multimedia Hiperaktif
2.2.2 Macam - Macam Multimedia Interaktif
Multimedia interaktif merupakan, multimedia yang dapat di kontrol oleh pengguna.
Multimedia ini terdapat dua jenis yaitu multimedia interaktif online dan multimedia
interaktif offline.
1. Multimedia Interaktif Online
2. Multimedia Interaktif Offline
2.2.3 Objek Multimedia
Menurut Iwan Binanto (2010 : 25), terdapat lima objek multimedia, yaitu teks,
Gambar, Suara, video dan animasi.
4
1. Teks
2. Gambar
3. Suara
4. Video
5. Animasi
2.3 Animasi
Dalam multimedia, animasi merupakan penggunaan komputer untuk menciptakan
gerak pada layar. Ada sembilan macam, yaitu animasi sel, animasi frame, animasi sprite,
animasi lintasan, animasi spline, animasi vektor, animasi karakter, animasi
computational, dan morphing. 1
1.Animasi Sel (Cell Animation)
2.Animasi Frame (Frame Animation)
3.Animasi Sprite (Sprite Animation)
4.Animasi Lintasan (Path Animation)
5.Animasi Spline
6.Animasi Vektor (Vector Animation)
7.Animasi Karakter (Character Animation)
8.Comutational Animation
9.Morphing
2.4 Kimia
Ilmu yang mempelajari alam semesta disebut ilmu pengetahuan alam (natural science
= IPA). Ilmu kimia merupakan salah satu diantara ilmu-ilmu IPA. Ilmu pengetahuan alam
sudah diajarkan sejak di sekolah dasar (SD) dengan memperkenalkan beberapa topik
pilihan. Dengan diberlakukannya Kurikulum 2004, ilmu kimia mulai diperkenalkan di
Sekolah Menengah Atas (SMA).
Sulit mendefinisikan ilmu kimia sehingga mencakup semua ruang lingkup kimia.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa ilmu kimia adalah ilmu rekayasa materi. yaitu
mengubah suatu materi menjadi materi yang lain.
Untuk dapat melakukan rekayasa tersebut para ahli perlu perlu mengetahui susunan,
struktur, serta sifat-sifat materi. oleh karena itu, ilmu kimia dapat didefinisikan sebagai
ilmu yang mempelajari tentang susunan, struktur, sifat-sifat, dan perubahan materi, serta
energi yang menyertai perubahan tersebut. 2
_________________ 1Suyanto,M, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi Yogyakarta 2009, Hal 287-290 2Michael Purba, Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga Jakarta 2012, Hal 3-4
5
2.4.1 Definisi Larutan
Larutan merupakan campuran homogen antara zat terlarut (solute) dan zat pelarut
(solvent). Zat terlarut umumnya jumlahnya lebih sedikit dari pada zat pelarut. Contoh
larutan gula, larutan garam dapur, larutan alkohol,dan lain sebagainya.
Larutan umumnya berfase cair (liquid = l) dengan pelarut air, tetapi ada larutan yang
berfase padat (solid = s) seperti kuningan, stainless steel, dan lain-lain, ataupun gas (g)
seperti udara. 3
2.4.2 Definisi Asam Dan Basa
Berkaitan dengan sifat asam dan basa, larutan dikelompokkan ke dalam tiga
golongan, yaitu bersifat asam, bersifat basa, atau bersifat netral. Meskipun asam dan
basa memiliki rasa yang berbeda, tidaklah bijaksana untuk menunjukkan keasaman atau
kebasaan dengan cara mencicipinya, karena banyak diantaranya yang dapat merusak
kulit atau bersifat racun. Asam sulfat, sebagai contoh, dapat menyebabkan luka bakar
yang serius.
_________________ 3Ari Harnanto, Ruminten, Kimia1 Untuk SMA/MA Kelas X, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Jakarta 2009, Hal 118-119
6
Berkat pengalaman dan penelitian para ahli kimia, kini telah tersedia cara praktis
untuk menunjukkan keasaman dan kebasaan, yaitu dengan menggunakan indikator
asam-basa. Indikator asam basa adalah zat-zat warna yang mampu menunjukan warna
berbeda dalam larutan asam dan basa. Misalnya lakmus. Lakmus akan berwarna merah
dalam larutan yang yang bersifat asam dan warna biru dalam larutan yang bersifat basa.
Sifat asam-basa dari suatu larutan juga dapat ditunjukkan dengan pengukur pH-nya.
pH adalah suatu parameter yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman larutan.
Larutan asam mempunyai pH lebih kecil dari 7, larutan basa mempunyai pH lebih besar
dari 7, sedangkan larutan netral mempunyai pH sama dengan 7. pH larutan dapat
ditentukan dengan menggunakan indikator pH (indikator universal), atau dengan pH-
meter. 4
2.4.3 Definisi Elektrolit Dan Nonelektrolit
Berdasarkan daya hantar listriknya, larutan dapat dibedakan ke dalam larutan
Elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan listrik, dan larutan Nonelektrolit, yaitu
larutan yang tidak dapat menghantar listrik. Hantaran listrik melalui larutan dapat
ditunjukkan dengan alat penguju elektrolit. Adanya aliran listrik melalui larutan ditandai
oleh menyalanya lampu pijar pada rangkaian itu dan atau adanya suatu perubahan
(misalnya timbulm gelembung) pada salah satu atau kedua elektrodanya.
Pada tahun 1887, arrhenius berhasil menjelaskan hantaran listrik melalui elektrolit
dengan teori ionisasi. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dapat menghantarkan listrik
karena mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantar
arus listrik melalui larutan. 5
2.5 Struktur Aplikasi Multimedia (Struktur Navigasi)
Struktur aplikasi multimedia atau struktur navigasi adalah struktur bagaimana suatu
halaman di hubungkan dengan halaman lain. Menurut Iwan Binanto (2010 : 269),
terdapat empat macam struktur navigasi, yaitu linear navigation model, hierarchical
model, spoke-and-hub model, dan full web model.
1. Linier
2. Hierarkis
3. Nonlinier
4. Komposit
_________________ 4Michael Purba, Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI, Erlangga Jakarta 2012, Hal 178-179
5Michael Purba, Kimia Untuk SMA/MA Kelas X, Erlangga Jakarta 2012, Hal 178-179
7
2.6 Langkah-langkah Dalam Mengembangkan Sistem Multimedia
Menurut Iwan Binanto (2010 : 260), pengembangan multimedia dilakukan
berdasarkan 6 tahapan yaitu concept, design, material collecting, assembly, testing, dan
Distribution.
1. Concept
2. Design
3. Material Collecting
4. Assembly
5. Testing
6. Distribution
2.7 Perangkat Lunak yang Digunakan
1. Adobe Flash CS4
2. Adobe Photoshop CS4
3. Goldwave
4. Nero Burning ROM
2.8 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk
mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),
dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor
itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan
threat). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau
proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang
tidak dalam mencapai tujuan tersebut. 6
3. Analisis dan Perancangan
3.1 Analisis Sistem
Analisis sistem dapat didefinisikan sebagai penguraian dari suatu sistem informasi
yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk
mengindentifikasikan dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan dan
hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat
diusulkan perbaikannya.
Analisis sistem merupakan salah satu tahapan pada pengembangan sistem. Tahap
analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam
tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan ditahap selanjutnya. Tahap analisis
dilakukan sebelum tahap perancangan sistem dan sebelum tahap desain sistem.
_________________ 6Wikipedia,Analisis SWOT, http://id.m.wikipedia.org/wiki/Analisis_SWOT .Diakses tanggal 9 April 2013 Pukul
18.50 WIB
8
3.1.1 Analisis SWOT
Untuk mengetahui kelemahan dan kelebihan dalam perancangan Media Animasi
Kimia Asam Basa Dan Larutan Elektrolit ini maka digunakanlah analisis SWOT. Analisis
SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevalusai
kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam suatu perancangan. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.1 Analisis SWOT
9
3.2 Struktur Navigasi Hierarkis
Gambar 3.1 Struktur Hierarkis
Keterangan:
1.Intro
2.Menu Utama
3.Menu Materi
3.1. Materi Kimia Asam Basa
3.2. Materi Kimia Larutan Elektrolit
4.Menu Percobaan
4.1. Percobaan Kimia Asam Basa
4.2. Percobaan Kimia Larutan Elektrolit
5.Menu Uji Kompetensi
6.Keluar
7.Menu Petunjuk
8.Menu Tentang Saya
4. Implementasi dan Pembahasan
4.1 Implementasi
Tahapan ini adalah tahapan membangun dan mengembangkan media pembelajaran
sesuai dengan naskah yang telah dibuat. Bagian ini merupakan kegiatan yang meliputi
tentang pembuatan desain grafik yang mendukung semua dialog, membuat animasi yang
10
sesuai dengan tema, membuat text sebagai penyampaian pesan, mengimport file yang
sudah jadi, yang semuanya akan digabungkan.
4.1.1 Tahap Perakitan (Assembly)
Setelah sebelumnya melakukan proses pengolahan elemen-elemen pendukung
kelengkapan aplikasi, seperti desain background dan suara menggunakan software-
software tertentu maka tahap selanjutnya yaitu Merakit atau menggabungkan file-file
tersebut dengan menggunakan Adobe Flash CS4. Proses perakitan dilakukan dengan
beberapa tahapan diantaranya:
1.Membuat Intro
2.Membuat Menu Utama
3.Membuat Menu Materi dan Percobaan
4.Membuat Menu Materi Asam Basa Dan Materi Elektrolit
5.Membuat Menu Percobaan Asam Basa
6.Membuat Menu Percobaan Elektrolit
7.Membuat Menu Uji Kompetensi
8.Membuat File Executable
9.Membuat Autorun
10.Mempublish Kedalam Compact Disk (CD)
4.2 Pembahasan
4.2.1 Testing (Pengujian)
Pengujian Media Animasi Kimia ini merupakan langkah setelah aplikasi selesai
diproduksi. Fungsi dari pengujian adalah memastikan bahwa hasil produksi aplikasi ini
sesuai dengan yang direncanakan, sehingga apabila ada kesalahan maka dapat
dilakukan perbaikan terhadap aplikasi yang dibuat.
Metode pengujian sistem yang digunakan dalam pembangunan media animasi kimia
ini adalah metode Pengujian Alpha. Pengujian Alpha merupakan pengujian program yang
dilakukan oleh pembuat aplikasi ataupun orang-orang yang terlibat didalamnya. Menurut
Vaughan, pengujian alpha hanya untuk sirkulasi internal dan masalah (error) atau
ketidaklengkapan yang terdapat dalam aplikasi yang tidak dapat diduga sebelumnya.
4.2.2 Manual Program
a. Tampilan Layar Intro
Pada halaman ini akan ada tampilan intro untuk menunggu sebentar sebelum
masuk ke layar menu utama.
11
Gambar 4.1 Tampilan Intro
b. Tampilan Menu Utama
Pada tampilan menu utama ini merupakan halaman utama media animasi kimia
ini. Disini ada 4 tombol yang bisa dipilih. Ada tombol materi, tombol percobaan, tombol uji
kompetensi, tombol keluar, tombol petunjuk, dan tombol tentang saya. Untuk lebih jelas
pengguna bisa menekan tombol petunjuk.
Gambar 4.2 Tampilan Menu Utama
c. Tampilan Menu Materi
Pada tampilan ini merupakan halaman untuk memilih materi asam basa atau
materi elektrolit. Disini juga terdapat tombol petunjuk dan kembali.
12
Gambar 4.3 Tampilan Menu Materi
d. Tampilan Menu Materi Asam Basa
Pada menu materi asam basa terdapat tombol pindah halaman materi kanan,
reset, dan pindah halaman ke kiri. Ada juga tombol petunjuk dan kembali.
Gambar 4.4 Tampilan Menu Materi Asam Basa
e. Tampilan Pilih Percobaan
Pada menu pilih percobaan terdapat pilihan percobaan asam basa dan
percobaan elektrolit. Disini juga terdapat tombol petunjuk dan kembali.
13
Gambar 4.5 Tampilan Pilih Percobaan
f. Tampilan Percobaan Asam Basa
Pada menu ini terdapat percobaan asam basa. Disini terdapat tombol reset,
petunjuk, dan kembali. Pengguna akan lebih paham jika menekan tombol petunjuk..
Gambar 4.6 Tampilan Percobaan Asam Basa
g. Tampilan Percobaan Elektrolit
Pada tampilan Percobaan Elektrolit terdapat tombol petunjuk dan kembali. Disini
juga ada menu untuk memilih larutan yang akan diuji. Pengguna akan lebih jelas jika
menekan tombol petunjuk.
14
Gambar 4.7 Tampilan Percobaan Elektrolit
h. Tampilan Uji Kompetensi
Pada halaman ini terdapat kolom input nama dan tombol start untuk memulai.
Yang perlu diperhatikan di menu uji kompetensi ini adalah soal yang muncul harus
dijawab dengan benar dan tidak bisa kembali ke soal yang sebelumnya. Disini terdapat
20 soal yang harus dijawab. Setelah selesai menjawab akan ada halaman dengan kolom
nama, skor, dan keterangn apakah pengguna berhasil dalam uji kompetensi atau tidak.
Disitu juga ada tombol restart dan kembali ke menu utama
Gambar 4.8 Tampilan Uji Kompetensi
15
i. Tampilan Tentang Saya
Pada tampilan ini terdapat informasi tentang saya, yaitu pembuat media animasi
kimia ini.
Gambar 4.9 Tampilan Tentang Saya
4.3 Memelihara Sistem
Pemeliharaan sistem untuk Media Animasi Kimia ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut :
1.Memisah/membagi masing-masing komponen dalam media animasi kimia ini
menjadi beberapa file sehingga jika terjadi kesalahan pada suatu komponen,
maka hanya file tersebut yang diperbaiki.
2.Selalu backup file media animasi pembelajaran ini pada tempat/folder tertentu.
3.Mempublish file dalam bentuk .exe agar tidak semua orang dapat melihat dan
mengubah scriptnya.
5 Penutup
5.1 Kesimpulan
Dari uraian, dan pembahasan keseluruhan materi-materi pada bab sebelumnya maka
dapat diambil kesimpulan mengenai Aplikasi Multimedia Animasi Kimia Asam Basa dan
Larutan Elektrolit sebagai berikut :
1.Aplikasi media pembelajaran yang menekankan pada pemahaman dan simulasi
mata pelajaran Kimia Asam Basa dan Larutan Elektrolit yang dapat membantu
siswa ataupun orang yang akan mendalami ilmu Kimia khususnya tentang Asam
Basa dan Larutan Elektrolit.
2.Dari uji coba sistem white box program tersebut berjalan sesuai dengan
fungsinya, dan tidak diketemukannya bug atau error
16
5.2 Saran
Dalam memproduksi suatu Media Pembelajaran berbasis Multimedia diperlukan suatu
sumber daya kreatif serta pemahaman softwere aplikasi dan penggunaan efek audio
maupun video yang tepat, untuk itu penulis memberikan saran kepada siapapun yang
akan mengembangkan aplikasi media pembelajaran ini menjadi lebih baik yaitu:
1.Proses pengolahan aplikasi media pembelajaran yang baik dan efektif,
sebaiknya dikerjakan dalam sebuah tim atau beberapa orang yang benar-benar
ahli dalam bidang tersebut. Sehingga dapat berbagi tugas sepeti ada yang
bertugas mendesain grafik (desainer), ada yang bertugas sebagai pemrogram
(Programmer), dan pembagian tugas lainya.
2.Jangan pernah takut untuk mencoba hal-hal yang baru. karena sesuatu yang
baru, unik dan inovatif bisa menjadi sebuah keunggulan. Dan dapat memiliki nilai
yang sangat mahal. Karena itu sering-seringlah mencoba hal-hal yang baru.
17
DAFTAR PUSTAKA Binanto, Iwan , 2010. Multimedia Digital - Dasar Teori Dan
Pengembangannya. Yogyakarta : Andi Offset Harmanto, Ari, dkk. 2009. Kimia 1 Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Madcoms. 2009. Mahir Dalam 7 Hari Adobe Photoshop CS 4, Yogyakarta
: Andi Offset Purba, Michael. 2012. Kimia Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta : Erlangga. Purba, Michael. 2012. Kimia Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta : Erlangga . Suyanto, M. 2009. Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan
Bersaing, Yogyakarta : Andi. Vaughan, Tay. 2006. Multimedia Making It Work Edisi 6. Yogyakarta : Andi. Wahana Komputer. 2009. Mudah Membuat Animasi 2d Menggunakan
Adobe Flash CS4. Yogyakarta : Andi