perancangan booklet atraksi wisata berbasis …€¦ · perancangan booklet atraksi wisata berbasis...

129
PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS RESPONSIBLE TOURISM DI KABUPATEN BANDUNG BARAT Designing Booklet of Tourist Attraction Based on Responsible Tourism in West Bandung Regency TUGAS AKHIR Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III Program Studi Usaha Perjalanan Wisata Jurusan Administrasi Niaga Oleh: Kania Satya Ilahi 145221019 POLITEKNIK NEGERI BANDUNG 2017

Upload: others

Post on 25-Oct-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA

BERBASIS RESPONSIBLE TOURISM DI KABUPATEN

BANDUNG BARAT

Designing Booklet of Tourist Attraction Based on Responsible Tourism in West

Bandung Regency

TUGAS AKHIR

Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat

dalam menyelesaikan pendidikan Diploma III

Program Studi Usaha Perjalanan Wisata

Jurusan Administrasi Niaga

Oleh:

Kania Satya Ilahi

145221019

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2017

Page 2: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang
Page 3: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

i

Page 4: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

ii

LEMBAR PERSEMBAHAN

Laporan Tugas Akhir ini penulis persembahkan kepada dua orang terpenting

dalam hidup, Ibu Leni Yunia Sutardjo dan Ayah Pupun Purnama,

tanpa cinta kasihnnya, kesabaran dan ketegarannya tidak akan ada kekuatan

serta upaya yang dapat memotivasi menyelesaikan tugas ini.

Kepada perempuan tangguh, Teteh Maryam Alifah,

tanpanya tidak ada penyemangat dan pendengar yang berarti.

Kepada adik-adik tersabar,

selalu memberikan perhatiannya dengan cara yang unik,

Sabila, Zakiah, Muniba, Isa, Adni, Putri, Ilyasa, Ibrahim.

Page 5: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

iii

ABSTRAKSI

Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di

Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang penyusun rencanakan untuk

meminimalisir dampak negatif dari meningkatnya jumlah kunjungan wisatawan di

Kota Bandung. Kota Bandung terkenal dengan atraksi wisata yang beragam dan

berpotensi meningkatkan kunjungan wisatawan. Namun di sisi lain, perlu

diketahui bahwa kunjungan wisatawan yang semakin hari semakin meningkat

dapat memberi dampak buruk bagi keasrian suatu wilayah, utamanya pada atraksi

wisata yang ada. Merujuk pada konsep dalam dunia pariwisata yang kian hari

semakin berkembang yaitu munculnya konsep Responsible Tourism (pariwisata

yang bertanggung jawab) maka sudah sepatutnya sebagai pengelola industri

pariwisata perlu menyediakan informasi yang dapat menjaga kelestarian suatu

destinasi wisata, sehingga meminimalisir dampak negatif yang mungkin muncul.

Disamping itu, potensi Kabupaten Bandung Barat dalam menerapkan konsep

Responsible Tourism ini sangatlah besar jika dilihat dari kekayaan alam yang

melimpah dan atraksi wisata yang beragam.

Kata kunci: Pengembangan, Atraksi Wisata, Responsible Tourism, Kota

Bandung, Kabupaten Bandung Barat, Perancangan Booklet

Page 6: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

iv

ABSTRACT

Design booklet of tourist attraction based on Responsible Tourism in West

Bandung Regency is the compiler to minimize the negatif impacts from the rising

number of tourist visit in Bandung city. Bandung is famous with the diverse

tourist attraction and potentially increase tourist visit. But in the other decision,

the traveler visit increasingly growing day give impact to the greenness an area,

primarily at existing tourist attractions. Refer to the concept in the world, the

development of sustainable concept is Responsible Tourism, then it should be as a

stakeholder in tourism industry, provide the information that can keep the

sustainability of tourist destination, and minimize the negatif impacts that may be

arise. In addition, the potential of West Bandung Regency to applying Responsible

Tourism concepts is great if seen from the abundant natural resources and the

diverse tourist attractions.

Keys words: Development, Tourist attraction, Responsible tourism, Bandung city,

West Bandung Regency, Booklet

Page 7: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur terpanjatkan kehadirat Allah SWT, bahwasanya laporan

tugas akhir berkenaan “PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA

BERBASIS KONSEP RESPONSIBLE TOURISM DI KABUPATEN BANDUNG

BARAT” dapat selesai pada waktu yang ditentukan. Laporan tugas akhir ini

disusun untuk memenuhi salah satu mata kuliah mahasiswa semester VI dan

menjadi syarat lulus menyelesaikan studi kuliah di Politeknik Negeri Bandung.

Tugas akhir ini berisi laporan proyek untuk merancang booklet atraksi

wisata yang berpotensi menerapkan konsep Responsible Tourism. Adapun

perencanaan perancangan ini disertai dengan fenomena dan teori pendukung

mengenai konsep Responsible Tourism.

Penyusun menyadari bahwa masih terdapat kekurangan dalam penyusunan

laporan tugas akhir ini, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat

diharapkan. Semoga laporan ini dapat memberikan manfaat bagi pembaca.

Bandung, November 2017

Penyusun

Page 8: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

vi

UCAPAN TERIMA KASIH

Terima kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah terlibat

selama proses perancangan proyek ini berlangsung. Motivasi juga perhatian yang

diberikan telah memberikan semangat bagi penulis untuk menyelesaikan laporan

Tugas Akhir ini hingga selesai pada waktu yang ditentukan. Adapun secara rinci

penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT, pemilik kerajaan langit dan bumi, Rabb, Malik dan Illah yang

senantiasa memberikan kelancaran, kenikmatan dan anugerah-Nya yang tak

pernah habis sepanjang waktu.

2. Keluarga tercinta, Ibu Leni Yunia, Ayah Pupun Purnama, Teh Maryam Alifah,

adik-adikku Sabila Mukhlishonisa, Zakiah Qolbi, Muniba Kalimatul Ulya, Isa

Muhammad, Adni, Putri Nur Haqi, Muhammad Ilyasa dan Ibrahim Wafi

Hibatullah. Terima kasih atas kasih sayang yang tulus tanpa pamrih, senantiasa

mendoakan dan memberikan dukungan tanpa henti.

3. Pembimbing yang memberikan panduan, saran, kritik dan pengarahan yang

begitu berarti, Bapak Deddy Sobarna yang juga merupakan Dosen Wali UPW

2014. Sehingga laporan Tugas Akhir ini dapat diselesaikan dengan baik.

4. Ketua Program Studi Usaha Perjalanan Wisata, Ibu Marceilla Suryana yang

selalu memberi semangat dan mengingatkan kebutuhan kepentingan

mahasiswa agar tidak terlewatkan.

5. Seluruh dosen dan staff pengajar Program Studi Usaha Perjalanan Wisata,

Jurusan Administrasi Niaga: Bu Any Ariani Noor, Pak Santosa Sanjaya, Bu

Tamara Herlinda, Pak Tommy Andrianto, Ma’am Herafi Zaskia, Bu Sherly,

Pak Saruto, Laoshi Hanna Wijaya, Bu Hennidah, Bu Kamala, Pak Ahmad

Zaldi, Pak Krisna, Bu Linda, Bu Wastu, Pak Nono, Bu Euis Sartika, Bu

Caroline, Bu Sumiati, Pak Syamsul. Terima kasih atas ilmu serta wawasan

yang bermanfaat dalam 3 tahun ajaran di Politeknik Negeri Bandung.

6. Pemerintah Daerah, BAPPELTIBANGDA, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Bandung Barat: Pak Ukas, Pak David, Pak Hernandi, Ibu Nur, Ibu

Ela, Pak Deden dan Dinas Perhubungan KBB bagian lalu lintas Pak Didin,

Page 9: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

vii

yang telah memberikan izin, wawasan serta kesempatan yang berharga

sehingga mendukung perancangan proyek ini dapat terealisasikan dengan baik

sebagai laporan Tugas Akhir.

7. Rekan seperjuangan penyusunan Tugas Akhir, Tantowi Hamdani, Doni

Muhammad, Irma Hasna, Tiara Zulfa, Willy Luthfi, Stevan, Irsan Maulana dan

Fuza Malik yang telah mengalami duka suka bersama selama pengerjaan Tugas

Akhir berlangsung.

8. Sahabat terbaik yang tak pernah lupa memberi dukungan dan bantuan, Siti

Sonya dan Nurhijjah Arigawati.

9. Kelas tersayang, rekan-rekan UPW 2014 utamanya Ammar Fika, Aulia Nadia,

Isti Aulya, Muhammad Ruby, Novan Khan dan Andari Putri yang telah melalui

masa sulit dan bahagia kuliah selama 3 tahun ini. Terima kasih atas rangkaian

cerita, kesempatan dan pengalaman yang akan terkenang di masa depan.

10. Rekan bisnis, Fuzzi Alam, Atep P.Ishak dan Chandra A.Fattah yang terus

memberi dukungan selama penyusunan tugas akhir berlangsung.

11. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis mengucapkan terima kasih yang begitu dalam atas bantuan serta

dukungan yang telah diberikan. Semoga Laporan Proyek Tugas Akhir ini dapat

memberikan manfaat yang menjadi pertimbangan bagi pengelola pariwisata,

pengembangan destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bandung Barat dan

menjadi referensi ilmiah bagi pembaca.

Bandung, November 2017

Penyusun

Page 10: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

viii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN TUGAS AKHIR ................................ i

LEMBAR PERNYATAAN PENULIS ............................................................... i

LEMBAR PERSEMBAHAN ............................................................................ ii

ABSTRAKSI ..................................................................................................... iii

ABSTRACT........................................................................................................ iv

KATA PENGANTAR ........................................................................................ v

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................. vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... x

DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiii

BAB I.PENDAHULUAN ................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ................................................................................... 5

1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................... 5

1.4 Tujuan ....................................................................................................... 6

1.5 Manfaat Proyek .......................................................................................... 6

BAB II.TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 7

2.1 Pengembangan Pariwisata .......................................................................... 7

2.2 Atraksi Wisata ......................................................................................... 13

2.3 Konsep Pariwisata Bertanggung jawab (Responsible Tourism) ................. 15

2.3.1 Prinsip Pariwisata Bertanggung jawab (Responsible Tourism) ........ 17

2.3.1.1 Prinsip Wisatawan dalam Pariwisata Bertanggung jawab ............ 17

2.3.2 Dimensi Pariwisata Bertanggung jawab (Responsible Tourism)...... 19

2.3.3 Perbedaan Konsep Responsible dan Sustainable Tourism ............... 20

2.4 Booklet .................................................................................................... 21

2.5 Operasional Variabel................................................................................ 28

Page 11: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

ix

BAB III.HASIL DAN PEMBAHASAN PROYEK ......................................... 31

3.1 Prosedur Umum Proyek ........................................................................... 31

3.1.1 Pengumpulan Data Melalui Wawancara ......................................... 34

3.1.2 Pengumpulan Data melalui Observasi ............................................ 36

3.1.2.1 Situ Ciburuy ...................................................................... 37

3.1.2.2 Guha Pawon ...................................................................... 41

3.1.2.3 Curug Malela ..................................................................... 47

3.2 Rancangan Booklet Atraksi Wisata berbasis Responsible Tourism di

Kabupaten Bandung Barat ...................................................................... 54

3.3 Identifikasi Atraksi Wisata berbasis Responsible Tourism di Kabupaten

Bandung Barat ........................................................................................ 54

3.3.1 Pariwisata Bertanggung jawab di Situ Ciburuy............................... 55

3.3.2 Pariwisata Bertanggung jawab di Guha Pawon............................... 56

3.3.3 Pariwisata Bertanggung jawab di Curug Malela ............................. 57

3.3.4 Merancang dan Membuat Booklet Atraksi Wisata berbasis

Responsible Tourism di Kabupaten Bandung Barat ........................ 59

3.3.5 Perubahan Jenis Dokumen ............................................................. 62

3.4 Hasil Booklet Atraksi Wisata berbasis Responsible Tourism di Kabupaten

Bandung Barat ........................................................................................ 63

BAB IV.KESIMPULAN DAN SARAN........................................................... 67

4.1 Kesimpulan.............................................................................................. 67

4.2 Saran ...................................................................................................... 68

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 69

LAMPIRAN ..................................................................................................... 74

Page 12: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Gambar Halaman

Gambar 1. 1 Sampah di sekitar Situ Ciburuy ........................................................ 3

Gambar 3. 1 Alur Prosedur Kerja Proyek Tugas Akhir ....................................... 34

Gambar 3. 2 Sampah plastik di sekitar Situ Ciburuy ........................................... 38

Gambar 3. 3 Pembuangan sampah di depan Situ Ciburuy ................................... 38

Gambar 3. 4 Papan Sapta Pesona ....................................................................... 39

Gambar 3. 5 Papan K3 Pariwisata ...................................................................... 39

Gambar 3. 6 Tempat sampah yang tersedia di sekitar Situ Ciburuy .................... 39

Gambar 3. 7 Saung Peristirahatan bagi Wisatawan ............................................. 40

Gambar 3. 8 Sepeda air di Situ Ciburuy ............................................................. 40

Gambar 3. 9 Kios Penjualan Makanan Minuman dari Masyarakat ...................... 40

Gambar 3. 10 Papan Aturan bagi Wisatawan...................................................... 42

Gambar 3. 11 Papan Sambutan Selamat Datang ................................................. 42

Gambar 3. 12 Papan peringatan bagi Wisatawan ................................................ 42

Gambar 3. 13 Prasati Peresmian Guha Pawon sebagai tempat konservasi alam .. 43

Gambar 3. 14 Papan peringatan bagi wisatawan dan masyarakat ........................ 43

Gambar 3. 15 Papan Sapta Pesona ..................................................................... 44

Gambar 3. 16 Papan K3 Pariwisata .................................................................... 44

Gambar 3. 17 Loket Pembayaran Tiket Masuk ................................................... 45

Gambar 3. 18 Data Kunjungan Wisatawan ......................................................... 45

Gambar 3. 19 Papan Informasi berkenaan Guha Pawon ..................................... 45

Gambar 3. 20 Mushola bagi pengunjung ............................................................ 46

Gambar 3. 21 Toilet bagi pengunjung ................................................................ 46

Gambar 3. 22 Area Depan Guha Pawon ............................................................. 46

Gambar 3. 23 Pengaman tangga yang tersedia menuju ke dalam Guha Pawon ... 47

Gambar 3. 24 Tempat sampah di dalam Gua ...................................................... 47

Gambar 3. 25 Papan Peringatan di area parkir .................................................... 48

Gambar 3. 26 Area Parkir .................................................................................. 49

Page 13: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

xi

Gambar 3. 27 Pengaman Tangga menuju akses Curug Malela ............................ 49

Gambar 3. 28 Peringatan menjaga Lingkungan .................................................. 49

Gambar 3. 29 Akses jalan yang dibuat tangga untuk mempermudah wisatawan . 50

Gambar 3. 30 Toilet yang masih dalam tahap pembangunan .............................. 50

Gambar 3. 31 Mushola yang masih dalam tahap pembangunan .......................... 50

Gambar 3. 32 Saung tempat peristirahatan bagi pengunjung ............................... 51

Gambar 3. 33 Papan Sapta Pesona ..................................................................... 51

Gambar 3. 34 Tempat sampah disekitar akses menuju Curug ............................. 51

Gambar 3. 35 Pos pantau Curug Malela ............................................................. 52

Gambar 3. 36 Rumah Pohon sebagai atraksi wisata bagi pengunjung ................. 52

Gambar 3. 37 Peringatan waktu kunjungan wisata ............................................. 52

Gambar 3. 38 Peringatan di sekitar akses jalan ................................................... 53

Gambar 3. 39 Jembatan kayu untuk mempermudah akses jalan .......................... 53

Gambar 3. 40 Peringatan di sekitar Curug Malela .............................................. 53

Gambar 3. 41Kios minuman makanan sekitar perjalanan menuju Curug ............ 54

Gambar 3. 42 Tampilan desain pada Microsoft Powerpoint ................................ 60

Gambar 3. 44 Tampilan menu bar Insert pada Microsoft Office Powerpoint ....... 61

Gambar 3. 45 Tampilan menu bar Design pada Microsoft Office Powerpoint ..... 61

Gambar 3. 43 Tampilan Menu Home pada Microsoft Office Powerpoint ............ 61

Gambar 3. 46 Tampilan page setup pada Microsoft Office Powerpoint ............... 62

Gambar 3. 47 Tampilan penyimpan dokumen dalam bentuk PDF Files .............. 62

Gambar 3. 48 Tampilan Cover Booklet .............................................................. 63

Gambar 3. 49 Tampilan Peraturan Hukum Pariwisata ........................................ 63

Gambar 3. 50 Tampilan Kata Pengantar dan Daftar Isi ....................................... 64

Gambar 3. 51 Peta Wilayah dan Sapta Pesona .................................................... 65

Gambar 3. 52 Tampilan Pariwisata Bertanggung jawab...................................... 65

Gambar 3. 53 Tampilan Destinasi Wisata dengan Konsep Bertanggungjawab .... 66

Page 14: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

xii

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

Tabel 1. 1 Data Kunjungan Wisatawan di Kota Bandung ..................................... 1

Tabel 1. 2 Destinasi Favorit di Kota Bandung ...................................................... 2

Tabel 1. 3 Data kunjungan Wisata di Kabupaten Bandung Barat .......................... 3

Tabel 2. 1. Perbedaan Sustainable dan Responsible Tourism .............................. 20

Tabel 2. 2 Operasional Variabel ......................................................................... 28

Page 15: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Judul Lampiran Halaman

LAMPIRAN A.Curriculum Vitae ...................................................................... 75

LAMPIRAN B. Surat Izin Penelitian ................................................................. 77

LAMPIRAN C. Surat Keterangan telah melakukan Penelitian ........................... 79

LAMPIRAN D. Bukti Kehadiran Sidang Tugas Akhir ....................................... 82

LAMPIRAN E. Formulir Bimbingan ................................................................. 91

LAMPIRAN F. Pedoman Wawancara dan Kuesioner ........................................ 94

LAMPIRAN G. Hasil Kuesioner dan Wawancara .............................................. 98

LAMPIRAN H. Hasil Turnitin ......................................................................... 113

Page 16: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kabupaten Bandung Barat merupakan salah satu wilayah di Kota Bandung

yang memiliki beragam tempat destinasi wisata yang lebih unggul dibandingkan

tempat lainnya. Diawali dengan Kota Bandung yang memiliki potensi sebagai

destinasi perkembangan pariwisata Indonesia. Hal ini dibuktikan dalam rilis

Tempo (2016) yang menyebutkan Kementerian Pariwisata sudah memutuskan ada

10 kluster pengembangan pariwisata di dunia, salah satunya adalah Kota

Bandung. Ridwan Kamil, Wali Kota Bandung pun menyebutkan bahwa

Kementerian Pariwisata menitipkan agar promosi Bandung juga mempromosikan

Jawa Barat. Dimana dalam mempromosikan pariwisata, Kota Bandung sudah

memiliki ciri khas andalan dalam dunia fashion, kuliner dan wisata jalan kaki.

Namun disamping itu, letak geografis Kota Bandung yang dikelilingi oleh

pegunungan pun berdampak pada sejumlah destinasi berbasis alam dan adanya

kunjungan wisatawan yang cukup tinggi, ikut memajukan industri pariwisata di

Indonesia. Berikut data jumlah wisatawan yang berkunjung Ke Kota Bandung

berdasarkan Badan Pusat Statistik:

Sumber: Data BPS Kota Bandung (2015)

Tabel 1. 1 Data Kunjungan Wisatawan di Kota Bandung

Page 17: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

2

Adapun destinasi wisata berbasis alam di Kota Bandung yang menjadi

tempat favorit untuk dikunjungi wisatawan berdasarkan letak geografis adalah

sebagai berikut:

Tabel 1. 2 Destinasi Favorit di Kota Bandung

Bandung Utara Bandung Barat Bandung Timur Bandung Selatan

1. Tebing

Keraton

2. Bukit Bintang

3. Dago Pakar

4. Puncak

Cimbuleuit

1. Dusun Bambu

2. Taman

Begonia

3. Curug Malela

4. Grafika Cikole

5. Gunung Batu

6. Lereng Anteng

7. Balitsa

Lembang

8. Stone Garden

9. Situ Lembang

10. Curug Pelangi

11. Situ Ciburuy

12. Guha Pawon

1. Caringin Tilu 1. Kawah Putih

2. Pemandian

Cimanggu

3. Ranca Upas

4. Situ

Patenggang

5. Gua Puntang

Sumber: tempatwisataBandung.info (2016)

Kabupaten Bandung Barat memiliki potensi dalam memajukan industri

pariwisata, terbukti dari jumlah destinasi yang lebih unggul daripada wilayah

Bandung lainnya. Namun berdasarkan data kunjungan wisatawan dan jumlah

destinasi di Kota Bandung yang cukup padat tersebut, terdapat hal yang

disayangkan yaitu adanya berita kerusakan destinasi wisata yang terjadi di Kota

Bandung wilayah Barat, seperti dikutip dalam laman berita online Pikiran Rakyat

(2017) yang menyebutkan bahwa terdapat 3 objek wisata yang mulai ditinggalkan

kelestarian alamnya, yakni Situ Ciburuy, Guha Pawon dan Curug Malela. Ketiga

destinasi tersebut mengalami penurunan kunjungan wisatawan sejak 2016

dikarenakan tidak adanya penambahan fasilitas dan perbaikan infastruktur menuju

Page 18: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

3

tempat wisata tersebut. Disamping itu, terdapat keluhan banyaknya sampah yang

berkeliaran di sekitar bendungan dan destinasi tersebut. Hal ini diperjelas oleh

data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat berkenaan

jumlah kunjungan wisata dalam rilis Pikiran Rakyat (2017) sebagai berikut:

Tabel 1. 3 Data kunjungan Wisata di Kabupaten Bandung Barat

Nama Destinasi

Jumlah Kunjungan Wisatawan

2015 2016

16.849 wisatawan 15.940 wisatawan

Situ Ciburuy 6.879 7.300

Guha Pawon 6.970 6.840

Curug Malela 3.000 1.800

Sumber: Pikiran Rakyat (2017)

Melalui data tersebut terlihat jelas terdapat penurunan angka jumlah

wisatawan yang datang berkunjung dari tahun 2015 ke 2016 di Kabupaten

Bandung Barat.

Gambar 1. 1 Sampah di sekitar Situ Ciburuy

Sumber: Pikiran Rakyat (2017)

Diantara ketiga objek wisata yang dikelola Pemkab Bandung Barat,

infrastruktur menuju Curug Malela di Kecamatan Rongga paling sering

Page 19: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

4

dikeluhkan. Selain berjarak jauh dari ibu kota Kabupaten di Ngamprah, Curug

Malela pun cukup sulit ditempuh lantaran akses jalan yang rusak. Akibatnya,

hingga kini ketiga objek wisata tersebut juga belum banyak berkontribusi terhadap

pendapatan daerah. Seperti yang dikatakan oleh Disparbud Bandung Barat

Rakhmat Syafei dalam rilis Pikiran Rakyat (2017) bahwa Situ Ciburuy hanya

menyumbang Rp 28 juta per tahun. Sedangkan Curug Malela dan Guha Pawon

masing-masing hanya Rp 5 juta per tahun menyumbang pendapatan daerah

(PAD). Satu-satunya objek wisata yang menyumbang PAD terbesar hingga Rp

200 juta per tahun, yaitu Maribaya Hot Spring and Resort, itu pun setelah

memiliki hubungan kerja sama dengan pihak ketiga, yakni PT Akurasi Kuat

Mega. Menurut Rakhmat, objek wisata yang dikelola Pemkab masih kurang

terkenal dibandingkan dengan beberapa objek wisata yang dikelola swasta, seperti

Wana Wisata Tangkuban Perahu, Farmhouse Susu Lembang, Floating Market,

dan The Lodge. Secara keseluruhan, tingkat kunjungan ke semua objek wisata di

Bandung Barat sepanjang 2016 sekitar 1,8 juta orang. Namun dalam hal ini,

mengukur keberhasilan suatu destinasi wisata tidak dapat diukur hanya dengan

jumlah wisatawan dan sumbangan bagi PAD, tetapi utamanya yaitu

pemberdayaan ekonomi masyarakat di sekitar objek wisata tersebut persis seperti

apa yang disebutkan dalam konsep Responsible Tourism.

Responsible tourism pun dibentuk dengan menekankan pada kesadaran

wisatawan untuk meminimalkan dampak-dampak negatif dari kunjungannya ke

suatu tempat. Konsep responsible tourism berasal dari pengembangan konsep

pariwisata ekowisata (ecotourism) dan pariwisata berkelanjutan (sustainable

tourism) yang merupakan konsep dari ilmu pengembangan pariwisata. Merupakan

hasil dari deklarasi Cape Town yang didefinisikan di tahun 2002 bersama KTT

dunia tentang pembangunan berkelanjutan. Definisi lain diadopsi oleh The World

Travel Market pada tahun 2007 yang mencetuskan World Responsible Tourism

Day.

Responsible Tourism itu sendiri dibentuk untuk membuat tempat destinasi

wisata yang lebih baik bagi orang yang tinggal dan tempat yang lebih baik bagi

Page 20: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

5

orang yang berkunjung. Responsible Tourism ini membutuhkan operator,

penyedia akomodasi, pemerintah, masyarakat lokal dan wisatawan

mengambil tanggung jawab dan tindakan untuk membuat pariwisata yang

bertanggung jawab dan berkelanjutan. Tujuan yang ingin dicapai oleh responsible

tourism sesungguhnya sama dengan kedua konsep sebelumnya yaitu pariwisata

yang berusaha meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan dan

masyarakat. Tetapi responsible tourism lebih menekankan pilihan yang diambil

oleh konsumen dalam menentukan tujuan wisata, akomodasi, model transportasi

dan cara melakukan perjalanan, misalnya memilih mengatur sendiri perjalanannya

dibandingkan mengikuti kelompok tur.

Berdasarkan fakta-fakta di atas, munculnya istilah responsible tourism

yang masih baru dan tengah hangat diperbincangkan ini menjadi pertimbangan

yang sesuai dalam menanggulangi masalah kerusakan destinasi yang ada di

Kabupaten Bandung Barat. Utamanya pada Curug Malela, Situ Ciburuy dan Guha

Pawon. Maka dari itu, perancangan booklet atraksi wisata berbasis responsible

tourism ini menjadi hal yang penting sebagai media informasi yang mudah

dipahami bagi wisatawan agar peduli dengan keberlangsungan industri pariwisata

di masa mendatang, khususnya di Kabupaten Bandung Barat.

1.2 Identifikasi Masalah

1. Adanya kerusakan pada 3 destinasi wisata di Kabupaten Bandung Barat,

terdiri dari Curug Malela, Guha Pawon dan Situ Ciburuy akibat dari

pariwisata yang tidak bertanggung jawab (unresponsible tourism)?

1.3 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara menanggulangi kerusakan pada 3 destinasi wisata di

Kabupaten Bandung Barat dengan menerapkan pariwisata yang

bertanggung jawab (responsible tourism)?

Page 21: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

6

1.4 Tujuan

1. Mengidentifikasi, merancang dan membuat booklet atraksi wisata berbasis

responsible tourism pada 3 destinasi wisata di Kabupaten Bandung Barat,

terdiri dari Curug Malela, Guha Pawon dan Situ Ciburuy.

1.5 Manfaat Proyek

a. Manfaat Akademis, diharapkan hasil perancangan proyek booklet atraksi

wisata berbasis responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini dapat

menjadi referensi bagi peneliti dan pengelola industri pariwisata.

b. Bagi Pemerintah khususnya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Bandung Barat, diharapkan menjadi suatu bahan kajian untuk mengelola

dan menjaga kelestrasian atraksi wisata di Kabupaten Bandung Barat.

c. Bagi Wisatawan, diharapkan dapat menjadi sumber informasi yang mudah

dipahami dan dimengerti. Sehingga meningkatkan kesadaran masyarakat

untuk dapat bertanggung jawab ikut menjaga kelestarian atraksi wisata di

Kabupaten Bandung Barat.

Page 22: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengembangan Pariwisata

Pengembangan pariwisata didefinisikan sebagai upaya yang berupa rangkaian

terpadu untuk mewujudkan penggunaan sumber daya industri pariwisata dan

mewujudkannya di segala aspek usaha baik secara langsung atau tidak dalam

pengembangan pariwisata (Swarbrooke, 2000). Adapun pariwisata memiliki

tujuan yang memberikan dampak positif dan keuntungan yang besar bagi seluruh

kalangan masyarakat, pemerintah atau pengelola dan wisatawan. Keuntungan

yang dimaksud adalah adanya penerimaan devisa yang diperbesar, lapangan

pekerjaan diperluas karena tenaga kerja meningkat setiap tahunnya, memperluas

usaha untuk meningkatkan pendapatan daerah dan masyarakat serta mendorong

terwujudnya pembangunan daerah (Sari, 2004).

Sementara kriteria pengembangan pariwisata memiliki 4 ciri khas (Suwantoro,

2004) yaitu:

1. Pengambilan keputusan akan potensi usaha pariwisata dalam beberapa tempat

harus berdasarkan konsultasi, diskusi dan persetujuan dengan masyarakat

lokal.

2. Keuntungan yang di dapatkan dari adanya pemasukan melalui pembayaran

wisatawan perlu memiliki timbal balik pada masyarakat lokal, tidak hanya

didapatkan oleh pengelola.

3. Usaha dalam bidang pariwisata harus berdasarkan lingkungan dan prinsip

ekologi, menghormati budaya lokal dan adat istiadat tradisi, serta

mengikutsertakan komunitas dan organisasi pariwisata untuk ikut berperan.

Page 23: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

8

4. Jumlah wisatawan yang datang berkunjung menuju suatu wilayah atau

destinasi wisata tidak boleh melebihi jumlah penduduk yang ada, serta tidak

mengganggu kepentingan masyarakat.

Menurut Pitana (2005) pengembangan pariwisata memiliki 7 fase berdasarkan

siklus hidup pariwisata yang memeberi dampak berbeda, yaitu:

1. Fase penemuan atau eksplorasi (Exploration)

Terdapat destinasi pariwisata yang baru ditemukan dan dikembangkan,

sehingga dampak sosial, lingkungan, ekonomi dan budaya yang terjadi masih

minim dikarenakan wisatawan yang datang berkunjung pun masih minim.

Pada tahap ini, kunjungan yang ada akan terbatas dan terjadi hubungan

komunikasi yang baik antara masyarakat lokal dan wisatawan dalam

menggunakan fasilitas atau amenitas yang disediakan masyarakat lokal.

2. Fase Keterlibatan (Involvement)

Pada fase ini mulai terjadi kegiatan promosi yang dilakukan masyarakat

lokal disertai pembaharuan fasilitas menyediakan akomodasi, amenitas dan

sarana lainnya khusus bagi wisatawan, sehingga jumlah kunjungan pun

meningkat. Masyarakat pun mengubah dan mempelajari cara berinteraksi

dengan wisatawan agar memberikan pelayanan terbaik, dikarenakan suatu

daerah tersebut akan menjadi destinasi wisata yang mengutamakan pelayanan.

3. Fase Pengembangan pembangunan (Development)

Daerah yang sudah memiliki destinasi wisata yang berkembang mulai

dibantu oleh para inventaris, organisasi dan komunitas pariwisata yang ingin

menanam modal sehingga terwujud pasar wisata yang terstruktur. Fasilitas

yang ada di destinasi wisata tersebut akan memiliki pembaharuan yang

meningkat hingga standar internasional, seperti mulai diterapkan anggaran

untuk tiket masuk, tersedia kios-kios penjualan barang impor dan lokal, adanya

tenaga kerja asing dan terdapat atraksi wisata buatan penunjang atraksi alami

yang telah ada sebelumnya untuk membuat wisatawan lebih tertarik dan

inisiatif untuk berkunjung.

Page 24: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

9

4. Fase Konsolidasi (Consolidation)

Tahapan pengembangan yang memulai usaha berfokus pada segi

ekonomi seperti membuka waralaba atau franchise dan investasi besar-besaran.

Bahkan hingga didominasi jaringan internasional. Fasilitas yang berasal dari

budaya penduduk lokal tidak diterapakan dan selalu menggunakan budaya

internasional, bersumber pada kegiatan promosi yang dilakukan. Masih

memiliki kunjungan wisatawan dalam jumlah besar, namun mengalami

peningkatan jumlah yang relatif kecil.

5. Fase Stabil (Stagnation)

Faktor fasilitas untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan wisatawan

akan suatu atraksi wisata sudah mendukung, yaitu adanya kapasitas yang

memadai. Namun kunjungan yang melebihi luas suatu wilayang destinasi akan

berdampak pada segi sosial, ekonomi dan lingkungan. Atraksi buatan yang

bukan berasal dari sumber daya alam daerah akan menjadi atraksi wisata yang

dominan cenderung dipilih oleh wisatawan. Pengelola industri pariwisata pun

terus melakukan pembangunan dan pembaharuan demi memenuhi kepuasan

kapasitas kunjungan, sehingga nantinya diharapkan wisatawan akan datang

kembali membawa wisatawan lain dan adanya hubungan kerjasama dalam

bisnis.

6. Fase Penurunan (Decline)

Minat daripada wisatawan yang pernah berkunjung mulai beralih pada

destinasi yang baru muncul sebagai pesaing, khususnya pada masa liburan.

Fasilitas yang tersedia pun menjadi kurang terurus dengn baik dan digunakan

secara umum tanpa indikator dalam dunia pariwisata, sehingga mengurangi

keinginan wisatawan untuk berkunjung. Namun dalam tahap ini masyarakat

mulai kembali ikut serta mengelola destinasi tersebut, tetapi destinasi ini

menjadi kehilangan jati diri dalam dunia pariwisata.

7. Fase Permajaan (Rejuvenation)

Perbaikan dan pembaharuan akan suatu destinasi yang hampir punah

mulai ditingkatkan. Terjadi pengembangan produk yang baru dari inovasi

Page 25: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

10

masyarakat dan pengelola hingga pemerintah. Mengutamakan pemanfaatan

sumber daya alam dan budaya lokal daerah tenpat destinasi wisata tersebut

berada.

Pengembangan pariwisata itu sendiri merupakan kegiatan usaha yang

terstruktur (Damantik, 2006) untuk menarik minat wisatawan berkunjung,

sehingga disediakan sarana prasana penunjang yang lebih baik, memberikan

pelayanan jasa dan barang dan segala fasilitas yang memenuhi kebuutuhan dan

keinginan wisatawan. Kegiatan usaha melakukan pengembangan dari beragam

sektor dan komponen, seperti jenis akomodasi, angkutan kota, atraksi wisata,

kuliner maupun restoran, souvenir atau oleh-oleh dan suasana destinasi yang

nyaman bagi pengunjung.

Pengembangan pariwisata diwujudkan untuk meningkatkan daya tarik

wisatawan, dilakukan dalam suatu objek wisata dan fasilitas penunjang lainnya

seperti akomodasi, atraksi, aksesabilitas, aktivitas, amenitas dan pelayanan.

Komponen tersebut pun perlu berpedoman pada peraturan daerah, konssisi

wilayah dan masyarakat, serta peran pemerintah dan pengelola. Jenis wisata yang

dikembangkan pun beragam, seperti wisata alam, wisata keluarga, wisata kuliner,

wisata sejarah dan edukasi, wisata religi, wisata museum dan wisata minat khusus.

Adapun berikut adalah tahapan pengembangan wisata alam (Fandeli,

2000) yang terbagi ke dalam 4 tahapan, yaitu:

a. Tahapan Pengenalan.

b. Terjadi jumlah kunjungan yang meningkat dengan skala tinggi.

c. Jumlah kunjungan yang tidak meningkat namun relatif jumlah banyak.

d. Terjadi penurunan jumlah pengunjung.

Tahapan ini pun membutuhkan pengembangan yang berfokus pada

keberlangsungan ekosistem di dalam sumber daya alam agar tetap dimintai oleh

Page 26: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

11

wisatawan. Maka dari itu, pembaharuan di suatu destinasi wisata alam diterapkan

dengan menggunakan prinsip (Douglass dalam Fandeli, 2000):

a. Memperhatikan ketentuan tata ruang wilayah

b. Potensi alam dan tujuan dari pengembangan disesuaikan

c. Pengembangan perlu meningkatkan ekonomi namun tidak menyebabkan

kerusakan alam, tetapi melakukan konservasi alam.

d. Tetap menyisakan area yang alami dari sumber daya alam tersbut agar terjaga

kelestariannya. Tidak dibentuk sebagai suatu destinasi wisata.

Pengembangan pariwisata akan terlaksana dengan sistem yang

berkelanjutan, perlu memperhatikan kode etik yang ada di dalam konferensi

pariwisata tahun 1999 yang berisi tentang pengaturan etika global pariwisata

untuk menjamin sumber daya alam menjadi sumber kehidupan kepariwisataan dan

melindungi lingkungan dari dampak buruk kegiatan pariwisata, yaitu pemerintah

memiliki kewajiban untuk melakukan perlindungan bagi wisatawan dengan

menyediakan informasi dan mengikutsertakan penduduk lokal dalam

pengembangan indutri pariwisata, membagi hasil pendapatan dari aspek ekonomi,

soial dan budaya secara adil dan bijak bagi wisatawan, pengelola dan masyarakat.

Sehingga meningkatkan pendapatan dari masing-masing pelaku wisata, utamanya

pendapatan daerah.

Sementara kebijakan dalam kegiatan pariwisata perlu diarahkan pada

pemeliharaan kekayaan alam, kesenian budaya lokal yang dimiliki, arkeolog,

adanya monumen-monumen bersejarah, tempat peribadatan dan museum.

Kesenian dan kebudayaaan yang dimiliki perlu berkembang sebagai identitas dan

hasil kreativitas rakyat. Sehingga kelestariannya perlu dijaga demi pertumbuhan

ekonomi yang bekesinambungan dan berkelanjutan di masa mendatang.

Kewajiban untuk usaha pariwisata adalah menyediakan informasi yang objektif

akan tujuan situasi kondisi tempat wisata dan akses perjalanan, mengusahakan

ketertiban kemanan, keselamatan dan penerapan asuransi bagi para wisatawan.

Page 27: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

12

Selain itu melakukan studi penelitian akan dampak yang ditimbulkan dari adanya

pembangunan

.

Adapun pungutan liar yang hadir di suatu tempat wisata serta pajak yang

diterapkan tidak diperkenankan memberatkan wisatawan dan pengelola industri

pariwisata, jika perlu dihapuskan dan ditanggung secara bertahap. Pengelola

industri dalam negeri yang terdiri dari usaha kecil menengah pun perlu

mendapatkan kemudahan dalam sektor pariwisata. Masyarakat yang ada di dalam

wilayah sekitar destinasi wisata memiliki hak dan kewajiban untuk mau belajar

mengerti dan memahami wisatawan yang datang serta dalam kegiatan pariwisata

ikut serta berperan aktif, sehingga mendapat keuntungan ekonomi, sosial dan

budaya. Wisata alam dan ekowisata menjadi media yang menambah penghasilan

yang dimiliki.

Maka dari itu, pengembangan pariwisata perlu disertai dengan etika dan

pedoman peraturan serta perundang-undangan yang berlaku. Memperhatikan

prinsip dalam pemanfaatan sumber daya alam dan manusia di dalam suatu

wilayah. Melibatkan masyarakat lokal, komunitas dan organisasi pariwisata dan

melakukan studi untuk identifikasi pembangunan sehingga melahirkan ide inovasi

baru dalam dunia pariwisata yang dapat dijadikan produk-produk baru.

Berdasarkan pengertian dan indikator mengenai pengembangan

pariwisata, dapat disimpulkan bahwa pengembangan pariwisata adalah suatu

bentuk pembangunan dari yang belum ada menjadi ada, dan yang sudah ada

menjadi lebih baik dan berkualitas yang berkaitan dengan sektor kepariwisataan

dengan memperhatikan kode etik pariwisata global yang telah menjadi

standar dalam pengembangan pariwisata. Pengembangan sendiri tidak lepas dari

usaha pembangunan. Jadi, dengan memahami definisi dari pembangunan, arti

pengembangan lebih dapat dipahami.

Page 28: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

13

1.2 Atraksi Wisata

Atraksi wisata (Soekadijo, 2000) ialah pengembangan pada suatu destinasi

wisata yang dikemas sedemikian rupa untuk menarik dan dinikmati wisatawan

dalam kurun waktu berulang kali, kesempatan yang sama. Suatu penahanan dan

penangkapan (tourist catcher) yang dapat dinikmati dan kemudian ditinggalkan.

Hal ini didefiniskan berdasarkan lamanya waktu seseorang berkunjung.

Atraksi wisata pun merupakan segala hal yang mampu manarik minat

wisatawan datang berkunjung di suaru daerah destinasi wisata yang terbagi ke

dalam 5 jenis atraksi, yaitu atraksi alam terdiri dari pemandangan, pantai dan

iklim. Atraksi budaya yaitu sejarah dan legenda, agama, seni dan festival

pagelaran. Atraksi sosial yaitu cara hidup, populasi penduduk dan bahasa.

Terakhir atraksi bangunan yaitu monumen, taman, kebum dan marina (Yoeti,

2002)

Menurut Pendit (2002) atraksi adalah segala seuatu yang dapat menarik

dan memiliki nilai untuk berkunjung dan dilihat. Terwujud dalam bentuk kejadian

atau peristiwa yang hanya musiman atau sekali terjadi, bersifat lokal dan alami,

memiliki ciri khas tradisional dan memiliki lisensi lembaga pada kehidupan

modern. Segala hal yang mampu menarik minat serta keinginan untuk berkunjung

daripada wisatawan pada suatu daerah yang merupakan destinasi wisata (Spillane,

2002)

Adapun dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.10 tahun 2009,

Atraksi atau daya tarik wisata adalah apapun yang memiliki keunikan, kemudahan

dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan

manusia sehingga menjadi sasaran dari kunjungan wisatawan.

Middleton (2001) menyatakan terdapat 3 komponen utama yang

merupakan produk dari atraksi wisata, yaitu:

a. Atraksi wisata alam terdiri dari pantai, iklim dan letak geografis, bentang alam

yang dimiliki suatu daerah.

Page 29: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

14

b. Atraksi binaan manusia atau buatan, terdiri dari infrastruktur bangunan,

arsitektur sejarah, monumen nasional, taman dan kebun, marina, lapangan,

trotoar jalan.

c. Atraksi wisata budaya yaitu legenda cerita rakyat, sejarah, museum dan

pertunjukan.

d. Atraksi wisata sosial yaitu penduduk asli, bahasa, pandangan hidup dan

kegiatan sosial.

Atraksi wisata adalah satu hasil karya manusia yang dipersembahan

sebagai bagian untuk menarik minat para wisatawan dan memiliki tujuan demi

memberikan kesan kesenangan karena masih berisi penghiburan. Ketika ada

obyek wisata alam (baik pantai, gunung, ngarai, dan lain-lain) yang memang

merupakan karunia Tuhan, maka atraksi wisata merupakan obyek yang lebih

cenderung menggali pada kemampuan manusia, yaitu dengan memberdayakan

diri pada kreasi dan inovasi budaya setempat. Walau begitu, kenyataannya

keberadaan atraksi wisata ini tidak bisa dilepaskan dari faktor alam dan juga

faktor kebudayaan setempat, dimana keberadaannya dituntut mampu memberikan

kesan mendalam bagi para wisatawan.

Jika dilihat dari arti kata, atraksi adalah sesuatu yang menarik perhatian

atau daya tarik. Atraksi juga memiliki arti pertunjukan atau tontonan. Sedangkan

atraksi wisata adalah seni, budaya, warisan sejarah, tradisi, kekayaan alam, atau

hiburan, yang merupakan daya tarik wisatawan di daerah tujuan wisata.

Atraksi wisata dan obyek wisata adalah dua hal yang menjadi daya tarik

utama dari sebuah tempat tujuan wisata. Sementara, tempat tujuan wisata yang

baik adalah tempat yang harus mampu memberikan kesan dan pengalaman

berharga bagi wisatawan. Kesan dan pengalaman inilah yang akan membuat

wisatawan mempertimbangkan untuk melakukan kunjungannya kembali.

Perencanaan dan pengelolaan objek wisata alam maupun sosial budaya

harus berdasarkan pada kebijakan rencana pembangunan nasional maupun

regional. Jika kedua kebijakan rencana tersebut belum tersusun, tim perencana

Page 30: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

15

pengembangan objek wisata harus mampu mengasumsikan rencana kebijakan

yang sesuai dengan area yang bersangkutan.

Atraksi wisata dan obyek wisata adalah dua hal yang menjadi daya tarik

utama dari sebuah tempat tujuan wisata. Sementara, tempat tujuan wisata yang

baik adalah tempat yang harus mampu memberikan kesan dan pengalaman

berharga bagi wisatawan. Kesan dan pengalaman inilah yang akan membuat

wisatawan mempertimbangkan untuk melakukan kunjungannya kembali.

2.3 Konsep Pariwisata Bertanggung jawab (Responsible Tourism)

“Responsible tourism complies with the principles of social and

economic justice and exerts full respect towards the environment and its

cultures. It recognises the centrality of the local host community and its

right to act as a protagonist in developing a sustainable and responsible

tourism. Responsible tourism actuates to foster a positive interaction

between the tourist industry, the local communities and the travelers.”

- AITR’s members in 2005.

Melalui pengertian di atas, Responsible Tourism dapat diartikan sebagai

prinsip yang berdasar pada sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan. Bertujuan

untuk mengembangkan pariwisata yang berkelanjutan dan bertanggung jawab

dengan membangun hubungan yang baik antar wisatawan, pengelola dan

penduduk lokal.

Responsible Tourism ditekankan oleh Smith (1992) yang didefinisikan

sebagai bentuk pariwisata yang menghormati lingkungan alam, dibangun dengan

budaya dan kepentingan semua pihak terkait. Pandangan ini pun mendorong

kontroversi perbedaan antara Responsible Tourism dan Sustainable Tourism,

perdebatan dikritik karena kurangnya kejelasan konseptual Sustainable Tourism

(Higgins-Desbiolles, 2010), seperti contohnya ditandai sebagai konsep cacat dan

tidak memadai yang didasarkan pada kesalahpahaman tentang peran pariwisata

permintaan, sifat sumber pariwisata, keharusan antar dan intra generasi ekuitas,

Page 31: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

16

sosial-budaya integritas, pengukuran dan bentuk Sustainable Tourism (Liu, 2003)

dan untuk menawarkan solusi mikro adalah pada dasarnya masalah pertumbuhan

makro yang tidak berkelanjutan di bidang pariwisata (Wheeler, 1991). Menurut

Wheeler, meningkatnya jumlah istilah inisiatif pariwisata ramah lingkungan serta

adanya istilah Sustainanble Tourism tidak dapat menjadi solusi bagi masalah

pariwisata, selama volume global pariwisata pada peningkatan. Kenaikan volume

pariwisata akan selalu memiliki sebuah peningkatan sesuai dengan dampak

negatif yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, pengembangan Responsible

Tourism diperlukan untuk mengurangi skala dan volume pariwisata. Responsible

Tourism dalam Wheeler (1991) hal. 91-96 dilihat sebagai “a pleasant, agreeable,

but dangerously superficial, ephemeral and inadequate escape route for the

educated middle classes unable, or unwilling, to appreciate or accept their/our

own destructive contribution to the international tourism maelstrom.”

Dalam pandangan ini, mengartikan bahwa Responsible Tourism

merupakan konsep wisata yang menyenangkan, mengharuskan para pelaku

industri pariwisata baik penyedia jasa dan pengelola seperti masyarakat lokal

perlu mendapatkan pendidikan untuk menghargai potensial kawasan wisata di

daerahnya dengan memadai, menyetujui pembangunan konservasi alam destinasi

wisatanya demi berkonstribusi dalam pusaran pariwisata internasional.

Definisi Responsible Tourism digunakan oleh Departemen Pariwisata dan

Lingkungan Afrika Selatan menganggap sebagai konsep yang mempromosikan

tanggung jawab lingkungan melalui penggunaan yang berkelanjutan, melibatkan

masyarakat industri pariwisata, keselamatan dan keamananan pengunjung dan

pemerintah, karyawan, pengusaha, serikat pekerja dan masyarakat lokal (Merwe,

2007).

Page 32: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

17

2.3.1 Prinsip Pariwisata Bertanggung jawab (Responsible Tourism)

Adapun konsep Responsible Tourism dinyatakan dalam Konferensi Cape

Town, Afrika Selatan pada tahun 2002 yang selanjutnya menjadi pedoman bahwa

Responsible Tourism memiliki prinsip dengan karakteristik sebagai berikut:

a. Meminimalkan dampak ekonomi, lingkungan dan sosial yang negatif;

b. Menghasilkan manfaat ekonomi yang lebih besar bagi masyarakat setempat

dan meningkatkan kesejahteraan komunitas, kondisi kerja dan akses dunia

industri.

c. Melibatkan mayarakat setempat dalam mengambil keputusan yang

memengaruhi kehidupan mereka dan perubahan hidup.

d. Membuat kontribusi positif konservasi alam dan warisan budaya, pemeliharaan

keanekaragaman di dunia

e. Menyediakan pengalaman yang lebih menyenangkan bagi wisatawan melalui

lebih bermakna hubungan dengan masyarakat setempat dan pemahaman yang

lebih besar dari budaya, sosial, lingkungan dan isu-isu lokal.

f. Memberikan akses bagi orang-orang dengan cacat dan yang kurang beruntung;

g. Budaya sensitif, menimbulkan rasa hormat antar wisatawan dan masyarakat

lokal serta pelaku industri dan membangun kebanggaan masyarakat serta

kepercayaan diri. Perilaku ini pun tergantung pada lingkungan dan budaya

setempat.

2.3.1.1 Prinsip Wisatawan dalam Pariwisata Bertanggung jawab

Selain karakeristik yang dikemukan dalam deklarasi Cape Town, salah

satu aliansi pariwisata European Alliance for Responsible Tourism and

Hospitality (EARTH) mengemukan prinsip bagi wisatawan untuk menerapkan

Responsible Tourism adalah sebagai berikut:

1. Sebelum Melakukan Perjalanan (Before Trip)

Wisatawan perlu mencari informasi sebanyak mungkin mengenai kota,

wilayah maupun negara yang akan dikunjunginya. Informasi tersebut berkaitan

Page 33: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

18

dengan sejarah, budaya, ekonomi, kekayaan alam, agama, kuliner dan lebih

baik belajar bahasa ungkapan dalam bahasa lokal.

2. Saat Melakukan Perjalanan (During Trip)

a. Menyadari bahwa liburan merupakan waktu untuk mempelajari budaya

yang berbeda, mencoba beradaptasi dengan praktik adat istiadat budaya

lokal tanpa memaksakan kebiasaan dan gaya hidup yang dimiliki.

b. Mengikuti peraturan yang berlaku dalam kota,wilayah atau tempat yang

dikunjungi, tidak bersikeras menuntut hak istimewa atau pengecualian.

Tidak bersikap angkuh dan mengetahui tentang tip lokal serta

menjalankannya.

c. Memakai pakaian yang sesuai dengan keadaan kota,wilayah atau tempat

yang dikunjungi, terutama pada saat acara keagamaan. Menghindari

penggunaan pakaian mewah yang kontras dengan kondisi setempat.

d. Membantu mempertahankan acara budaya lokal dan ikut membuat ataupun

membeli kerajinan tangan yang menjadi ciri khas tempat tersebut.

e. Menggunakan pelayanan yang disediakan oleh penduduk setempat,

khususnya transportasi dan akomodasi. Hal ini menjaga hubungan baik

dengan penduduk lokal dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi.

f. Tidak merusak lingkungan kota, wilayah ataupun negara ada. Hal ini

diwujudkan dengan tidak membuang sampah sembarangan, tidak menjual

beli flora fauna langka, serta tidak membawa pulang harta benda arkeolog

dari alam.

g. Saat mengunjungi destinasi wisata, tidak membahayakan dan mengganggu

hewan, tanaman atau lingkungan setempat. Jika ingin melihat flora fauna

wilayah tersebut, lebih baik kunjungi cagar alam atau kawasan hutan

lindung bersama pemandu lokal.

h. Mengurangi pemakaian AC dan mematikan keran air di kamar hotel untuk

membantu menyelamatkan keberlangsungan air dan energi sumber daya.

Page 34: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

19

i. Melakukan dokumentasi dalam bentuk foto dan video pada penduduk lokal

dengan meminta izin terlebih dahulu, agar menghindari adanya

kesalahpahaman.

j. Melakukan wisata kuliner dengan mencicipi beragam makanan khas daerah

yang dikunjungi.

k. Tidak melakukan kejahatan sosial maupun tindakan prostitusi yang

melanggar ketentuan Undang-Undang.

3. Setelah Melakukan Perjalanan (After Trip)

a. Berikan apresiasi dan dukungan pada penduduk lokal serta daerah yang

dikunjungi. Berupa ungkapan terima kasih atau postingan dokumentasi foto

dan video. Hal ini membantu wilayah tersebut untuk mempromosikan

potensi wisata yang ada.

b. Tetap menjalin hubungan baik dengan masyarakat lokal dan berikan

feedback pada pengelola wisata atau biro perjalanan wisata yang

bekerjasama.

2.3.2 Dimensi Pariwisata Bertanggung jawab (Responsible Tourism)

Pada Oktober 2008 dibentuk suatu organisasi European Alliance for

Responsible Tourism and Hospitality (EARTH) yang dibuat oleh para ahli

pariwisata di 9 Negara Eropa, yaitu Inggris, Perancis, Jerman, Hungaria, Irlandia,

Italia, Slovenia dan Spanyol. Aliansi ini mengemukakan 4 dimensi lapangan

untuk menerapkan konsep Responsible Tourism adalah:

1. Responsible Environment, mengartikan bahwa konsep ini memberikan manfaat

pada pengelola, wisatawan dan masyarakat lokal untuk menjaga serta

bertanggung jawab terhadap keberlangsungan lingkungan sekitar yang mampu

meminimalkan dampak lingkungan yang dibuat oleh wisatawan. Seperti halnya

kerusakan pada destinasi wisata.

2. Responsible Social, memberikan penduduk setempat sebagai peran sentral atau

pemeran utama dalam pengembangan pariwisata wilayah sendiri. Keterlibatan

Page 35: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

20

pengelola maupun komunitas dalam pengembangan pariwisata didasarkan pada

demokrasi partisipasif dan proses pengambilan keputusan.

3. Responsible Culture, para pelaku wisata baik pengelola, wisatawan dan

masyarakat menghormati budaya lokal demi mengembangkan pariwisata

secara keseluruhan. Berfokus pada menciptakan kesadaran dan penghargaan

akan budaya lokal, tradisi, gaya hidup, gastronomi lokal dan kerajinan yang

dibuat oleh masyarakat lokal.

4. Responsible Economy, para pengelola dan wisatawan menghasilkan manfaat

ekonomi yang didistribusikan untuk penduduk setempat dan wilayah area

wisata tersebut.

2.3.3 Perbedaan Konsep Responsible Tourism dan Sustainable Tourism

Pada dasarnya, konsep Responsible dan Sustainable Tourism

merupakan suatu konsep alternatif dalam pariwisata yang muncul karena

adanya dampak negatif yang timbul dalam suatu destinasi wisata. Keduanya

memiliki kesamaan pada prinsip ataupun tujuan yang diinginkan, namun

berbeda dalam mengimplementasikan dan mengaplikasikan tujuan tersebut.

Berikut perbedaan dalam mewujudkan kedua konsep dalam istilah pariwisata

ini:

Tabel 2. 1. Perbedaan Sustainable dan Responsible Tourism

DIMENSI SUSTAINABLE RESPONSIBLE

Persamaan Sama-sama memiliki prinsip untuk

mengembangkan pariwisata dalam aspek

lingkungan, sosial, budaya dan ekonomi.

Perbedaan

Sebuah agenda yang akan

dilakukan.

Sebuah aksi yang

perlu dilakukan.

Page 36: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

21

Sumber: (Internship, 2013) (Goodwin H. dan Justin F., 2013) (Tourism, 2017) (Park,

2014) (Fram, 2016) (Boyana, 2012) (Mihalic, 2014)

2.4 Booklet

Booklet adalah buku berukuran kecil, setengah kuarto dan tipis, tidak lebih

dari 30 lembar bolak balik yang berisi tentang tulisan dan gambar (Simamora,

2009). Istilah booklet berasal dari buku dan leaflet artinya media booklet

merupakan perpaduan antara leaflet dan buku dengan format yang kecil. Struktur

isi booklet menyerupai buku seperti pendahuluan, isi dan penutup. Namun

penyajian isinya jauh lebih singkat dari pada buku. Booklet digunakan untuk

Menghasilkan suatu

produk, seperti destinasi

wisata berkelanjutan.

Berupa metoda / tata

cara adat dalam

destinasi wisata.

Menitikberatkan pada

pengembangan dan

pelestarian.

Menitikberatkan pada

penjagaan dan

promosi.

Menjangkau kesadaran

peningkatan

finansial/keuangan.

Menjangkau

kesadaran personal.

Wisatawan diminta

mengikuti paket wisata

yang ada di masyarakat

lokal.

Wisatawan membuat

dan mengatur

perjalanannya

sendiri.

Mencakup bisnis nasional

yang melibatkan

pemerintah dan

stakeholder.

Mencakup bisinis

perorangan.

Berada dalam Makro-

level.

Berada dalam Mikro-

level.

Page 37: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

22

menunjukkan contoh-contoh karya cipta yang berhubungan dengan produk

(Atmaja, 2008). Pembuatan isi booklet sebenarnya tidak berbeda dengan

pembuatan media lainya. Hal yang perlu diperhatikan dalam membuat booklet

adalah bagaimana menyusun materi semenarik mungkin. Merupakan media untuk

menyampaikan pesan-pesan dalam bentuk buku, baik berupa tulisan maupun

gambar (Maulana, 2009).

Menurut Efendi (2009) booklet merupakan media yang berbentuk buku

kecil yang berisi tulisan atau gambar atau keduanya. Suatu sarana periklanan yang

mampu menarik banyak konsumen produktif. Pengembangan booklet (Simamora,

2009) adalah kebutuhan untuk menyediakan refrensi bahan bacaan bagi kelompok

masyarakat yang memiliki keterbatasan akses terhadap buku sumber karena

keterbatasan mereka. Dibentuknya booklet memlki harapan masyarakat

memperoleh pengetahuan seperti membaca buku, dengan waktu membaca yang

singkat dalam keadaan apapun.

Sehingga didefinisikan secara kesuluruhan, booklet adalah buku berukuran

mini yang tersusun dari beberapa halaman kertas yang digunakan untuk mewakili

sebuah perusahaan atau institusi. Booklet dapat berisi rincian produk, materi atau

objek yang ditawarkan atau dipaparkan. Booklet tidak hanya berfungsi sebagai

alat promosi saja, tetapi juga dijadikan media penyebar informasi dan inspirasi.

Booklet secara umum lebih memainkan peranan visual dibandingkan dengan buku

yang mengandung banyak tulisan. Hal ini dikarenakan fungsi booklet yang

memadukan prinsip book dan leaflet sehingga menjadi lebih atraktif. Merupakan

media komunikasi massa yang bertujuan untuk menyampaikan pesan yang

bersifat promosi, anjuran, larangan-larangan kepada khalayak massa dan

berbentuk cetakan agar masyarakat yang sebagai obyek memahami dan menuruti

pesan yang terkandung dalam media komunikasi massa tersebut.

Dikutip oleh Vincent dalam website Custombagus (2016) variasi bentuk

booklet dibentuk dengan beraneka ragam ukuran kertas. Ukuran booklet sendiri

Page 38: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

23

menggunakan ukuran kertas A4 (21 cm x 29,7 cm) dan Folio (21,5 cm x 33 cm).

Jenis finishing atau tahap penyelesaian yang digunakan pun lebih bervariasi yaitu

Spot UV, Vernish, dan Die Cut. Adapun kelebihan dari ukuran booklet yang lebih

simpel daripada buku ini membuat tampilan menjadi lebih simpel untuk

didistribusikan dan dibaca dengan paparan deskripsi gambar atau produk yang

ada.

2.4.1 Kelebihan Booklet

Menurut Kemm dan Close dalam Roza (2012), ada dua kelebihan booklet

dibandingkan dengan media lain yaitu dapat dipelajari setiap saat, karena di

desain mirip dengan buku dan dapat memuat informasi relatif lebih banyak

dibandingkan dengan poster. Sedangkan menurut Ewles dalam Roza (2012)

booklet memiliki keunggulan sebagai berikut:

1. Dapat digunakan sebagai media atau alat untuk belajar mandiri.

2. Dapat dipelajari isinya dengan mudah.

3. Dapat dijadikan informasi bagi keluarga dan teman.

4. Mudah untuk dibuat, diperbanyak, diperbaiki dan disesuaikan.

5. Mengurangi kebutuhan mencatat.

6. Dapat dibuat secara sederhana dan biaya yang relatif murah.

7. Tahan lama.

8. Memiliki daya tampung lebih luas.

9. Dapat diarahkan pada segmen tertentu.

Dari pernyataan di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai media cetak, booklet

memiliki kelebihan dapat dibuat dengan mudah dan biaya yang relatif murah serta

lebih tahan lama dibandingkan dengan media audio dan visual serta juga audio

visual. Booklet biasanya digunakan untuk tujuan peningkatan pengetahuan, karena

booklet memberikan informasi yang lebih spesifik.

Page 39: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

24

2.4.2 Unsur-Unsur Booklet

Menurut Sitepu (2012) unsur-unsur atau bagian-bagian pokok yang secara

fisik terdapat dalam buku yaitu:

1. Kulit (cover) dan isi buku.

Kulit buku terbuat dari kertas yang lebih tebal dari kertas isi buku, fungsi dari

kulit buku adalah melindungi isi buku. Kulit buku terdiri atas kulit depan atau

kulit muka, kulit punggung isi suatu buku apabila lebih dari 100 halaman

dijilid dengan lem atau jahit benang tetapi jika isi buku kurang dari 100

halaman tidak menggunakan kulit punggung. Agar lebih menarik kulit buku

didesain dengan menarik seperti pemberian ilustrasi yang sesuai dengan isi

buku dan menggunakan nama mata pelajaran.

2. Bagian depan (premlimunaries) memuat halaman judul, halaman kosong,

halaman judul utama, halaman daftar isi dan kata pengantar, setiap nomor

halaman dalam bagian depan buku teks menggunakan angka Romawi kecil.

3. Bagian teks terdiri atas judul bab, dan sub judul, setiap bagian dan bab baru

dibuat pada halaman berikutnya dan diberi nomor halaman yang diawali

dengan angka 1.

4. Bagian belakang buku terdiri atas daftar pustaka, glosarium dan indeks, tetapi

penggunaan glosarium dan indeks dibuat dalam buku jika menggunakan istilah

atau frase yang mempunyai arti khusus dan sering digunakan dalam buku

tersebut.

2.4.3 Prinsip Desain pada Booklet

Ada enam elemen yang harus diperhatikan pada saat merancang teks

berbasis cetakan (Arsyad, 2009). Enam elemen tersebut adalah konsistensi,

format, organisasi, daya tarik, ukuran huruf dan penggunaan spasi.

1. Konsistensi

Format dan jarak spasi harus konsisten, jika antara baris terlalu dekat akan

membuat tulisan terlihat tidak jelas pada jarak tertentu. Format dan jarak yang

konsisten akan membuat booklet terlihat lebih rapi dan baik.

Page 40: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

25

2. Format

Format tampilan dalam booklet menggunakan tampilan satu kolom karena

paragraf yang digunakan panjang. Setiap isi materi yang berbeda dipasangkan

dan diberi label agar memudahkan untuk dibaca dan dipahami oleh pembaca.

3. Organisasi Booklet

Disusun secara sitematis dan dipisahkan dengan menggunakan kotak-kotak

agar mudah untuk membaca dan memahami informasi yang ada di booklet.

4. Daya tarik Booklet

Booklet diberi desain menarik seperti menambahkan gambar yang

berhubungan dengan isi materi, sehingga memotivasi untuk terus membaca.

5. Ukuran huruf

Huruf yang digunakan dalam booklet harus jelas dan mudah dibaca.

Menghindari penggunaan huruf kapital pada seluruh teks, huruf kapital hanya

digunakan sesuai dengan kebutuhan.

6. Ruang kosong (spasi)

Setiap paragraf dalam booklet diberi spasi kosong yang tidak berisi teks atau

gambar, hal ini bertujuan memberikan kesempatan kepada pembaca untuk

beristirahat pada titik tertentu. Spasi kosong dapat berbentuk ruangan sekitar

judul, batas tepi (margin), spasi antar kolom, permulaan paragraf, dan antara

spasi atau antara paragraf. Untuk meningkatkan tampilan dan keterbacaan

dapat menyesuaikan spasi antar baris dan menambahkan spasi antar paragraf.

Sedangkan menurut Muslich (2010) harus memperhatikan 4 aspek yaitu yang

berkaitan dengan materi atau isi, penyajian materi atau isi, kaidah bahasa atau

ilustrasi yang akan digunakan, dan aspek grafika suatu booklet yang layak

digunakan di sekolah.

1. Aspek Isi

Materi pada booklet harus sesuai dengan tujuan pendidikan yang dijadikan

dasar dalam penulisan booklet karena materi diharapkan dapat membantu

pencapaian tujuan pendidikan, mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan,

Page 41: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

26

teknologi dan seni (iptek), mengembangkan kemampuan bernalar, materi

booklet dapat mendorong pembacanya untuk dapat bernalar atau berpikir.

2. Aspek Penyajian

Booklet yang baik menyajikan bahan secara lengkap, sitematis, berdasarkan

pertimbangan urutan waktu, ruang, maupun jarak yang disajikan secara teratur,

sehingga dapat mengarahkan kerangka berpikir (mind frame) pembaca melalui

penyajian materi yang logis dan sistematis. Penyajian booklet mudah dipahami

dan familiar dengan pembaca, penyajian materi dapat menimbulkan suasana

menyenangkan, penyajian materi dapat juga dilengkapi dengan ilustrasi untuk

merangsang pengembangan kreativitas.

3. Aspek Bahasa dan Keterbacaan

Keterpahaman bahasa atau ilustrasi meningkatkan keterpahaman pembaca

terhadap bahasa dan ilustrasi, penulis harus menggunakan bahasa dan ilustrasi

yang sesuai dengan perkembangan kognisi pembaca, menggunakan ilustrasi

yang jelas dan dilengkapi dengan keterangan. Ketepatan penggunaan bahasa

seperti menggunakan ejaan, kata dan istilah dengan benar dan tepat, kalimat

dengan baik dan benar, paragraf yang harmonis dan kompak.

4. Aspek Grafika

Grafika merupakan bagian dari booklet yang berkenaan dengan fisik booklet

seperti: ukuran booklet, jenis kertas, cetakan, ukuran huruf, warna dan ilustrasi.

Ketepatan penggunaan gambar, foto atau ilustrasi sesuai dengan ukuran dan

bentuk, warna gambar yang sesuai dan fungsional. Semua komponen tersebut

membuat pembaca akan menyenangi booklet yang dikemas dengan baik dan

akhirnya juga menikmati untuk membaca booklet tersebut.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam booklet, yaitu:

a. Relevansi, booklet yang baik memuat materi yang relevan dengan tuntunan

kurikulum yang berlaku, relevan dengan kompetensi yang harus dimiliki

Page 42: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

27

oleh lulusan tingkat pendidikan tertentu. Selain itu relevan dengan tingkat

perkembangan dan karakteristik siswa yang akan menggunakan booklet

tersebut.

b. Adekuasi atau kecukupan. Kecukupan mengandung arti bahwa booklet

tersebut memuat materi yang menandai dalam rangka mencapai kompetensi

yang diharapkan.

c. Keakuratan, mengandung arti bahwa isi materi yang disajikan dalam booklet

benar-benar secara keilmuan, mutakhir, bermanfaat bagi kehidupan, dan

pengemasan materi sesuai dengan hakikat pengetahuan.

d. Proporsionalitas, berarti uraian materi booklet memenuhi keseimbangan

kelengkapan, kedalaman, dan keseimbangan antara materi pokok dengan

materi pendukung.

Page 43: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

28

2.5 Operasional Variabel

Operasionalisasi variabel dari proyek ini terdiri dari 2 variabel yang merupakan perancangan booklet dan dimensi pariwisata

bertanggung jawab (responsible tourism).

Tabel 2. 2 Operasional Variabel

Variabel Definisi Dimensi Indikator Panduan Proyek

Perancangan Booklet

Merupakan media untuk

menyampaikan pesan-pesan

dalam bentuk buku, baik

berupa tulisan maupun gambar

(Maulana, 2009)

1. Isi Mengembangkan kemampuan bernalar

dan berpikir

3 Destinasi Wisata di KBB:

Curug Malela, Situ Ciburuy,

Guha Pawon.

2. Penyajian

1. Materi yang logis dan sistematis

2. Mudah dipahami

3. Dilengkapi ilustrasi pengembangan

kreativitas

Informasi dan dokumentasi

wisata Curug Malela, Situ

Ciburuy, Guha Pawon.

3. Bahasa dan Keterbacaan

1. Menggunakan ejaan, kata dan isitilah

tepat

2. Kalimat yang baik dan benar

3. Paragraf yang harmonis

Menggunakan Bahasa

Indonesia.

4. Grafika

1. Ukuran booklet dan jenis kertas

2. Ukuran huruf dapat dibaca

3. Warna fungsional desain

4. Ilustrasi sesuai ukuran dan bentuk

1. Ukuran A5.

2. Menggunakan aplikasi editor

adobe photoshop dan Ms.

Powerpoint

Page 44: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

29

Responsible Tourism

Pariwisata bertanggung jawab

merupakan prinsip keadilan

sosial dan ekonomi, lestari

lingkungan dan kebudayaan.

Penduduk lokal sebagai peran

sentral dalam pengembangan

pariwisata berkelanjutan dan

bertanggung jawab. Memiliki

interaksi yang baik dalam

industri pariwisata antar

masyarakat dan wisatawan.

(EARTH, 2013)

1. Responsible

Environment

1. Memberikan manfaat pada

pengelola, wisatawan dan

masyarakat lokal untuk menjaga.

2. Bertanggung jawab terhadap

keberlangsungan lingkungan

sekitar.

3. Meminimalkan dampak lingkungan

yang dibuat oleh wisatawan.

Adanya peraturan dan potensi

atraksi lingkungan di destinasi

wisata Curug Malela, Situ

Ciburuy, Guha Pawon.

2. Responsible Social

1. Memberikan penduduk setempat

sebagai peran sentral atau pemeran

utama dalam pengembangan

pariwisata wilayah sendiri.

2. Keterlibatan pengelola maupun

komunitas dalam pengembangan

pariwisata.

Adanya pengelola dan

kegiatan atraksi di destinasi

wisata Curug Malela, Situ

Ciburuy, Guha Pawon.

Page 45: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

30

3. Responsible Culture

1. Menciptakan kesadaran dan

penghargaan akan budaya lokal,

tradisi, gaya hidup, gastronomi lokal

dan kerajinan yang dibuat oleh

masyarakat lokal.

Adanya aktivitas budaya,

kesenian dan tradisi lokal di

destinasi wisata Curug Malela,

Situ Ciburuy, Guha Pawon.

4. Responsible Economy

Pengelola dan wisatawan menghasilkan

manfaat ekonomi yang didistribusikan

untuk penduduk setempat dan wilayah

area wisata tersebut.

Adanya kegiatan ekonomi yang

dapat dinikmati wisatawan di

destinasi wisata Curug Malela,

Situ Ciburuy, Guha Pawon.

Page 46: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

31

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN PROYEK

3.1 Prosedur Umum Proyek

Proyek perancangan booklet atraksi wisata berbasis responsible tourism ini

dilakukan pada bulan Juli hingga September 2017. Dalam perancangan proyek

tugas akhir ini, penulis menyusun prosedur kerja berupa langkah-langkah yang

menjadi pedoman bagaimana menyusun proyek ini agar menjadi lebih terarah dan

teratur pada saat proses pembuatan. Sehingga dapat selesai dengan baik, sesuai

waktu yang telah ditentukan. Adapun berikut merupakan prosedur kerja yang

penulis lakukan untuk memudahkan alur kerja perancangan proyek tugas akhir

ini:

1. Menemukan Fenomena

Pada tahap pertama, penulis mencari fenomena dan berita yang tengah

hangat menjadi perbincangan pada sektor pariwisata di Kota Bandung. Adapun

berita fenomena yang ditemukan adalah terjadi kerusakan pada beberapa

destinasi wisata yang ada di Kabupaten Bandung Barat, disebabkan oleh ulah

tidak bertanggung jawab wisatawan serta masyarakat yang membuang sampah

sembarangan, adanya bencana alam dan pengelola pariwisata yang tidak

melakukan penanggulangan dengan baik. Selain daripada itu terdapat istilah

baru dalam ilmu pariwisata yaitu responsible tourism, merupakan ilmu

pengembangan dari istilah ekowisata dan pariwisata berkelanjutan yang

menyatukan keduanya dan menginginkan para pelaku industri pariwisata untuk

lebih bertanggung jawab terhadap suatu destinasi wisata.

2. Memilih Tempat Pelaksanaan Proyek

Fenomena kerusakan destinasi tersebut cukup banyak terjadi pada

kawasan Barat Kota Bandung yang juga memiliki destinasi wisata yang lebih

banyak jumlahnya dibandingkan dengan kawasan lainnya. Dibuktikan dengan

berita pada beberapa rilis media yang menyebutkan adanya kerusakan pada

Situ Ciburuy, Curug Malela dan Guha Pawon yang juga mengalami penurunan

Page 47: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

32

kunjungan wisatawan. Selain daripada itu, proyek ini bekerjasama dengan

Disparbud Kabupaten Bandung Barat yang hanya mengelola ketiga destinasi

tersebut. Maka dari itu, pemilihan tempat pelaksanaan proyek ditentukan di 3

destinasi wisata Kabupaten Bandung Barat tersebut.

3. Menentukan Topik berdasarkan Identifikasi dan Rumusan Masalah.

Setelah menemukan tempat dan fenomena, maka dibuat topik yang dapat

membantu menanggulangi masalah yang ada. Adapun topik yang diangkat

disesuaikan dengan identifikasi dan rumusan masalah yang terjadi di

Kabupaten Bandung Barat serta dari munculnya istilah Resposible Tourism.

4. Mengajukan Proposal sebagai Mitra Proyek Tugas Akhir

Pada tahap selanjutnya, setelah mendapatkan topik yang sesuai dengan

fenomena yang ada, disusun proposal pengajuan tugas akhir pada Dinas

Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Bandung Barat yang dilampirkan

dengan surat pengajuan izin jurusan. Surat izin dibuat sebagai tanda legalitas

antara Politeknik Negeri Bandung dan Disparbud Kabupaten Bandung Barat,

mengizinkan untuk melakukan penelitian dan observasi berkenaan proyek yang

akan dilakukan di Kabupaten Bandung Barat. Adapun proposal dilampirkan

sebagai penjelasan dari proyek tugas akhir yang direncanakan.

5. Melakukan Observasi dan Pengumpulan Data

Setelah mendapatkan izin, penulis melakukan wawancara dan observasi

lapangan pada 3 destinasi yang terdiri dari Situ Ciburuy, Guha Pawon dan

Curug Malela. Selain itu berkonsultasi dengan pihak terkait seperti pengelola

destinasi wisata, wisatawan, dan Disparbud Kabupaten Bandung Barat. Serta

mengumpulkan data dan gambar yang menjadi bahan pendukung dalam

lampiran booklet yang akan dirancang.

6. Analisis dan Identifikasi Data

Data yang telah didapatkan dari hasil observasi, wawancara, konsultasi

dan pengumpulan gambar kemudian dianalisa dan diidentifikasi kembali agar

sesuai dengan konsep Responsible Tourism. Melalukan penyaringan data apa

saja yang akan dibahas dan dimasukkan ke dalam booklet.

Page 48: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

33

7. Menyusun proyek berdasarkan data-data yang telah didapatkan.

Setelah dianalisa, data yang telah disaring kemudian disusun sesuai urutan

dari penyusunan rancangan booklet yang diinginkan. Agar tampilan booklet

menjadi lebih terstruktur rapi dan menarik.

8. Merancang dan mendesain Booklet dengan Konsep Responsible Tourism.

Tahap terakhir, membuat rancangan booklet sesuai dengan data yang telah

didapatkan. Disamping itu, berkaitan dengan konsep Pariwisata bertanggung

jawab (Responsible Tourism) yang diterapkan di Situ Ciburuy, Guha Pawon

dan Curug Malela.

Page 49: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

34

Selesai

Berikut alur prosedur kerja proyek Tugas Akhir yang telah dibuat untuk

mempermudah gambaran dari penjelasan prosedur yang telah dipaparkan di atas

sebelumnya.

Sumber: Hasil olahan penulis (2017)

3.1.1 Pengumpulan Data Melalui Wawancara

Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dengan Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bandung Barat. Adapun wawancara

yang dilakukan adalah membahas atraksi wisata dan promosi destinasi wisata

Menemukan Fenomena

Memilih Tempat Pelaksanaan Proyek

Menentukan Topik berdasarkan Identifikasi dan Rumusan Masalah.

Mengajukan Proposal sebagai Mitra Proyek Tugas Akhir

Melakukan Observasi dan Pengumpulan Data

Analisis Data

Menyusun proyek berdasarkan data-data yang telah didapatkan

Merancang dan Mendesain Booklet dengan Konsep Responsible Tourism

Data Tidak Sesuai/

Lengkap

Sesuai dan

Lengkap

Gambar 3. 1 Alur Prosedur Kerja Proyek Tugas Akhir

Page 50: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

35

yang ada di Kabupaten Bandung Barat. Selain itu, berdasarkan 4 aspek

Responsible Tourism yaitu lingkungan, sosial, kesenian-budaya dan ekonomi

kreatif.

Pada tahap ini penulis melakukan pertemuan dengan setiap narasumber

pada hari yang berbeda-berbeda. Pada hari pertama, pertemuan wawancara

dilakukan pada Rabu, 5 Juli 2017 dengan KASI bagian promosi kemitraan di

Disparbud KBB dan bagian kesenian-kebudayaan Disparbud KBB.

Adapun hasil wawancara yang didapatkan dengan KASI promosi

kemitraan adalah mengenai lingkungan dan atraksi wisata yang ada di Kabupaten

Bandung Barat, dimana hanya 3 destinasi wisata yang dikelola oleh Disparbud

KBB secara langsung, yaitu Guha Pawon, Curug Malela dan Situ Ciburuy. Meski

sebelumnya Maribaya adalah destinasi wisata yang juga dikelola oleh Dinas

pemerintah, namun pada 5 tahun terakhir pengelolaannya berpindah tangan pada

pihak swasta yaitu PT.Akurasi Kuat Mega. Sementara destinasi wisata selain

daripada yang 3 tersebut seluruhnya dikelola oleh pihak swasta. Selain itu pun

membahas aspek sosial yang menyebutkan bahwa terdapat kelompok sadar wisata

yang ikut mengelola destinasi di Kabupaten Bandung Barat, seperti salah satunya

yaitu Stone Garden.

Sementara pada bagian kesenian-budaya Disparbud, hasil wawancara yang

didapatkan adalah terdapat banyak kesenian khas sunda yang tersebar di 16

kecamatan Kabupaten Bandung Barat. Kesenian yang menjadi ciri khas adalah

seni degung dan pencak silat. Sementara untuk kebudayaan KBB memiliki 17

jenis adat istiadat yang sudah masuk ke dalam SK Daerah dan yang merupakan

pagelaran adat khas daerah adalah Sasapian, Hajat Cai dan Hajat Arwah. Adapun

kesenian tersebut dikelola oleh sanggar-sanggar yang berada di KBB, begitupun

kebudayaan adat istiadat digelar oleh setiap warga desa yang menjadi kebiasaan

dan tradisi yang sudah melekat dalam kehidupan masyarakat. Data selengkapnnya

berkenaan daftar kesenian budaya yang ada di Kabupaten Bandung Barat ini

terlampir dalam bentuk dokumen tetulis.

Pada hari kedua, wawancara dilakukan pada hari Selasa, 11 Juli 2017

dengan KASI Destinasi dan bagian ekonomi kreatif Disparbud KBB. Hasil

Page 51: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

36

wawancara yang didapatkan dari bagian destinasi adalah pengelolaan destinasi

wisata yang terpisah antara pemerintah dan swasta ini terjadi karena memang pada

bagian tugasnya pemerintah hanya berperan sebagai fasilitator dan regulator,

selanjutnya masyarakat dan para stakeholder yang perlu bertanggung jawab

penuh. Hal ini diperkuat dalam PERDA KBB no.16 tahun 2012 dan PERDA

NO.7 tahun 2013. Disamping itu, setiap destinasi dan akomodasi yang dikelola

swasta tersebut akan terkena pajak sebesar 10% untuk menjadi pemasukan

pendapatan daerah.

Pada bagian ekonomi kreatif Diparbud KBB, hasil wawancara yang

didapatkan adalah berupa ekonomi kreatif diperoleh dan bersumber dari usaha

mikro kecil menengah (UMKM), namun dalam hal ini UMKM bergerak dalam

bidang produksi dan dinas pemerintah yang memfasilisasi masyarakat ataupun

pengelola dengan potensi kreatif untuk meningkatkan pendapatan daerah.

Disamping itu pun melalui desa wisata yang ada pada 5 desa di Kabupaten

Bandung Barat, yaitu Desa Rende Cililin, Desa Mukapayung, Desa Cibodas, Desa

Cihideung dan Desa Suntenjaya. Dimana diantara 5 desa wsiata tersebut, Desa

Cibodas yang diunggulkan. Ketentuan disebut desa wisata itu pun mengikuti

peraturan daerah desa wisata yang berlaku. Selain itu, terdapat tempat pelestarian

flora fauna ayam kalkun dan taman bunga rizal di Lembang. Dalam aspek sosial,

organisasi komunitas pariwisata yang aktif berperan di KBB selain POKDARWIS

adalah PHRI, ASITA, ICA (Indonesian Chef Association) dan Saka Wisata.

Selain itu pula terjalin hubungan Corporate Social Responsibility (CSR) industri

dengan ultra dan indomie.

3.1.2 Pengumpulan Data melalui Observasi

Selain daripada melakukan wawancara dengan Disparbud Kabupaten

Bandung Barat, penulis pun melakukan observasi lapangan di Situ Ciburuy, Guha

Pawon dan Curug Malela. Pengamatan di Situ Ciburuy dan Guha Pawon

dilakukan pada hari yang sama yaitu hari Rabu, 20 September 2017. Observasi ini

melingkupi dimensi lingkungan, sosial, kesenian budaya dan ekonomi yang ada

pada destinasi tersebut sesuai 4 dimensi dalam konsep pariwisata bertanggung

Page 52: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

37

jawab (responsible tourism). Sementara observasi destinasi wisata Guha Pawon

dilakukan pada Senin, 25 September 2017.

3.1.2.1 Situ Ciburuy

Adapun hasil observasi dari Situ Ciburuy yang didapatkan adalah benar

adanya jika sudah terjadi kerusakan lingkungan yang terjadi di sekitar danau

dimana terdapat banyak sampah yang berserakan, lingkungan sekitar yang cukup

kumuh dan saung tempat peristirahatan bagi pengunjung yang kurang terawat.

Padahal tersedia tempat sampah organik dan anorganik yang telah disediakan

pengelola. Hal yang disayangkan dengan penyebab adanya sampah yang

berserakan adalah tidak adanya aturan tertulis yang perlu dipatuhi oleh para

wisatawan seperti tidak membuang sampah sembarangan, menjaga lingkungan

dan lainnya yang sebenarnya dapat menjadi peringatan bagi wisatawan apabila

dipasang pada titik-titik tertentu. Meskipun begitu, terdapat papan yang

menuliskan Sapta Pesona, merupakan pedoman bagi suatu destinasi wisata dan

juga K3 Pariwisata yang terpajang di depan mushola Situ Ciburuy dan dekat lahan

parkir kendaraan. Adapun pengelolanya sendiri merupakan pemerintah Disparbud

KBB dan juga kepala desa Ciburuy. Sementara atraksi yang dapat dinikmati selain

pemandangan danau, terdapat juga perahu dan sepeda air yang memiliki harga

berkisar Rp 15.000 – Rp 25.000. Namun daripada itu, kegiatan ekonomi

berlangsung baik dibuktikan dengan adanya kios-kios makanan berat dan ringan

yang dibuat oleh masyarakat di sekitar Situ Ciburuy dan tiket masuk berlaku bagi

wisatawan sejumlah Rp 5.500 sudah termasuk dengan asuransi. Pendapatan dari

perekonomian ini mendapatkan jumlah besar pada saat hari libur. Pada hari biasa

atau hari kerja hanya beberapa wisatawan yang berkunjung, sehingga pendapatan

yang dihasilkan pun cukup minim.

Sementara dimensi budaya kesenian yang ada, tidak begitu sering

diadakan pagelaran seni tradisional di sekitar desa Ciburuy. Dikarenakan tempat

yang kurang mendukung. Namun berkenaan budaya di sekitar Situ Ciburuy,

masyarakat menggunakan Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia untuk

berkomunikasi dengan wisatawan, selain itu terdapat air kelapa, karedok, ayam

Page 53: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

38

ikan bakar liwet dan lalaban yang menjadi minuman makanan khas di sekitar Situ

Ciburuy. Cukup disayangkan hasil pengamatan yang telah dilakukan lebih

merujuk pada kurang adanya pengelolaan yang berkala baik di lingkungan Situ

Ciburuy dan perawatan fasilitas seperti saung makan tempat perisitirahatan dan

mushola.

Gambar 3. 2 Sampah plastik di sekitar Situ Ciburuy

Gambar 3. 3 Pembuangan sampah masyarakat, kios dan wisatawan di depan Situ Ciburuy

Page 54: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

39

Gambar 3. 4 Papan Sapta Pesona

Gambar 3. 5 Papan K3 Pariwisata

Gambar 3. 6 Tempat sampah yang tersedia di sekitar Situ Ciburuy

Page 55: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

40

Gambar 3. 7 Saung Peristirahatan bagi Wisatawan

Gambar 3. 8 Sepeda air di Situ Ciburuy

Gambar 3. 9 Kios Penjualan Makanan Minuman dari Masyarakat

Page 56: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

41

3.1.2.2 Guha Pawon

Observasi yang telah dilakukan di Guha Pawon menunjukan bahwa Guha

Pawon memiliki lingkungan yang cukup terawat bila dibandingkan dengan Situ

Ciburuy. Seperti telah tersedianya prasasti tertulis peresmian destinasi wisata

Guha Pawon sebagai salah satu tempat konservasi keanekaragaman hayati dan

aturan tertulis yang terpajang di sekitar destinasi tersebut. Selain itu terdapat

papan informasi mengenai Guha Pawon yang dapat dibaca oleh wisatawan.

Tempat sampah organik dan anorganik pun tersedia di dalam dan di luar Guha

Pawon. Terdapat pegangan sebagai pengaman di sekitar tangga menuju akses

Gua. Atraksi yang dapat dinikmati yaitu pemandangan Guha Pawon serta adanya

flora fauna yang dilindungi seperti pohon binong, bambu hitam, monyet ekor

panjang dan kelelawar jawa.

Guha Pawon dikelola oleh Disparbud KBB bekerja sama dengan

PT.Yutaka Manufacturing Indonesia dan PT.Astra Honda Motor, namun

masyarakat sekitar pun ikut andil menjaga lingkungan dan terkadang menjadi

pemandu khusus bagi wisatawan. Kesenian yang pernah digelar dan menjadi ciri

khas adalah kesenian alat musik tradisional calung. Sementara budaya masyarakat

sama halnya dengan Situ Ciburuy, dalam berkomunikasi menggunakan Bahasa

Indonesia dan Bahasa Sunda. Adapun perekonomian dihasilkan dan

dikembangkan melalui tiket masuk sejumlah Rp 6.500 termasuk asuransi untuk

pendapatan daerah dan kios makanan yang disediakan masyarakat. Namun yang

cukup disayangkan adalah fasilitas umum seperti toilet dan mushola bagi

pengunjung yang tidak terawat dengan baik, lantai dan dinding cukup kotor,

adanya kerusakan pintu toilet dan kurang ketersediaan air.

Page 57: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

42

Gambar 3. 10 Papan Aturan bagi Wisatawan

Gambar 3. 11 Papan Sambutan Selamat Datang

Gambar 3. 12 Papan peringatan bagi Wisatawan

Page 58: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

43

Gambar 3. 13 Prasati Peresmian Guha Pawon sebagai tempat konservasi alam

Gambar 3. 14 Papan peringatan bagi wisatawan dan masyarakat

Page 59: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

44

Gambar 3. 15 Papan Sapta Pesona

Gambar 3. 16 Papan K3 Pariwisata

Page 60: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

45

Gambar 3. 17 Loket Pembayaran Tiket Masuk

Gambar 3. 18 Data Kunjungan Wisatawan

Gambar 3. 19 Papan Informasi berkenaan Guha Pawon

Page 61: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

46

Gambar 3. 20 Mushola bagi pengunjung

Gambar 3. 21 Toilet bagi pengunjung

Gambar 3. 22 Area Depan Guha Pawon

Page 62: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

47

Gambar 3. 23 Pengaman tangga yang tersedia menuju ke dalam Guha Pawon

Gambar 3. 24 Tempat sampah di dalam Gua

3.1.2.3 Curug Malela

Hasil pengamatan di Curug Malela menunjukan kerjasama yang baik antar

masyarakat desa dan Disparbud KBB sebagai pengelola. Dalam aspek lingkungan,

perawatan dan penjagaan dilakukan dengan baik, adanya tempat sampah di sekitar

akses menuju Curug serta terdapat papan peringatan bagi wisatawan yang perlu

dipatuhi. Namun sayangnya masih terdapat coretan pengunjung yang mengotori

saung tempat peristirahatan meskipun sudah ada tanda peringatan larangan.

Disamping itu, dikarenakan Curug Malela masih dalam tahap pembaharuan maka

fasilitas umum seperti toilet dan mushola belum dapat digunakan pengunjung.

Selain itu masih terdapat beberapa tanah bekas bangunan di sekitar area parkir.

Page 63: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

48

Sementara dalam perekonomian, tiket masuk yang dikenakan bagi

pengunjung adalah Rp 5.000 dan Rp 3.000 untuk parkir. Selain itu terdapat kios

makanan minuman yang disediakan warga sekitar baik di area parkir dan

perjalanan menuju curug. Curug Malela merupakan destinasi wisata alam berupa

hiking yang memerlukan pengamanan dan stamina yang kuat. Sehingga akses

perjalanan dibuat seaman dan senyaman mungkin dengan dibuatnya rumah pohon,

kios makanan, tempat perisitirahatan dan akses jalan yang dipermudah dengan

dibentuknya tangga-tangga dan jembatan kayu. Disamping itu, tersedia ojeg motor

dari masyarakat sebagai transportasi bagi wisatawan yang tidak sanggup untuk

mendaki dan menuruni bukit menuju Curug Malela. Biaya ojeg ini adalah Rp

10.000 – Rp 20.000, terdapat jalur khusus bagi ojeg yang telah dibuat oleh warga

sekitar. Kios atau warung jualan warga pun beberapa kali digunakan sebagai

tempat menginap bagi pengunjung, namun tidak mematok harga khusus. Dalam

hal ini, masyarakat memanfaatkan peluang ekonomi dengan tepat sebagai

keuntungan pribadi.

Adapun budaya di sekitar Curug Malela ini sama seperti 3 destinasi

sebelumnya, masyarakat menggunakan Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia untuk

berkomunikasi dengan wisatawan. Kesenian yang dimiliki dan menjadi pagelaran

di Curug Malela adalah seni pencak silat yang dipersiapakan oleh warga sekitar,

ditampilkan oleh anak-anak Sekolah Dasar.

Gambar 3. 25 Papan Peringatan di area parkir

Page 64: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

49

Gambar 3. 26 Area Parkir

Gambar 3. 27 Pengaman Tangga menuju akses Curug Malela

Gambar 3. 28 Peringatan menjaga Lingkungan

Page 65: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

50

Gambar 3. 29 Akses jalan yang dibuat tangga untuk mempermudah wisatawan

Gambar 3. 30 Toilet yang masih dalam tahap pembangunan

Gambar 3. 31 Mushola yang masih dalam tahap pembangunan

Page 66: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

51

Gambar 3. 32 Saung tempat peristirahatan bagi pengunjung

Gambar 3. 33 Papan Sapta Pesona

Gambar 3. 34 Tempat sampah disekitar akses menuju Curug

Page 67: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

52

Gambar 3. 35 Pos pantau Curug Malela

Gambar 3. 36 Rumah Pohon sebagai atraksi wisata bagi pengunjung

Gambar 3. 37 Peringatan waktu kunjungan wisata

Page 68: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

53

Gambar 3. 38 Peringatan di sekitar akses jalan

Gambar 3. 39 Jembatan kayu untuk mempermudah akses jalan

Gambar 3. 40 Peringatan di sekitar Curug Malela

Page 69: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

54

Gambar 3. 41Kios minuman makanan sekitar perjalanan menuju Curug

3.2 Rancangan Booklet Atraksi Wisata berbasis Responsible Tourism di

Kabupaten Bandung Barat

Perancangan booklet atraksi wisata berbasis Responsible Tourism di

Kabupaten Bandung Barat ini dibuat dalam jenis buku pegangan yang juga dapat

digunakan dalam bentuk dokumen PDF Files. Adapun booklet dibuat

menggunakan aplikasi Microsoft Office Powerpoint dan kemudian di convert ke

dalam bentuk PDF Files. Aplikasi perangkat lunak Microsoft Office Powerpoint

digunakan untuk menyusun rancangan isi booklet dengan urutan yang telah

ditentukan. Booklet yang telah dirancang melalui Microsoft Office Powerpoint

diubah ke dalam bentuk PDF agar konten yang telah ada tidak berubah dan dapat

dibaca dengan mudah.

3.3 Identifikasi Atraksi Wisata berbasis Responsible Tourism di Kabupaten

Bandung Barat

Atraksi wisata berbasis pariwisata bertanggung jawab (responsible tourism) di

Kabupaten Bandung Barat ini dibatasi pada 3 destinasi yaitu Situ Ciburuy, Guha

Pawon dan Curug Malela. Adapun hasil identifikasi disesuaikan dengan dimensi

yang dicantumkan dalam EARTH (2013) yaitu atraksi lingkungan, sosial-budaya

Page 70: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

55

dan ekonomi. Berikut merupakan rincian pariwisata bertanggung jawab pada 3

destinasi tersebut:

3.3.1 Pariwisata Bertanggung jawab di Situ Ciburuy

1. Situ Ciburuy memiliki atraksi lingkungan berupa pemandangan danau dengan

fasilitas penunjang berupa mushola, saung makan yang menyediakan makanan

dan minuman bagi wisatawan, perahu dan sepeda air.

2. Pada aspek sosial-budaya masyarakat lokal di sekitar Situ Ciburuy merupakan

warga Desa Ciburuy yang menggunakan Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia

untuk berkomunikasi. Selain itu lokasi Situ Ciburuy yang berada di

kecamatan Padalarang berdasarkan data Disparbud KBB bidang kesenian

budaya 2012-2017 memiliki jenis kesenian sebagai berikut:

a. Pencak silat

b. Degung

c. Jaipong

d. Wayang Golek

e. Kacapi Gembreng

f. Angklung

g. Nasyid

3. Pada aspek ekonomi, masyarakat Desa Ciburuy menyediakan Bus DAMRI

jurusan alun-alun — Ciburuy sebagai akses menuju tempat wisata Situ

Ciburuy. Di sekitar destinasi pun disediakan saung makan dari masyarakat

lokal Desa Ciburuy. Disamping itu, dikutip dalam website Kadin Bandung

Barat berkenaan data produk unggulan mitra binaan Dekranasda Kabupaten

Bandung Barat tahun 2013 terdapat usaha mikro kecil menengah seperti cobek

batu, lukisan, tas, kerajinan tangan, aneka bordir, makanan olahan singkong,

pakaian payet, sandal kreasi dan kerajinan limbah bambu yang tersedia dan

dapat dinikmati sebagai oleh-oleh sepanjang perjalanan menuju Padalarang.

Page 71: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

56

a. Membayar tiket masuk sejumlah Rp 5.500 sebagai pemasukan daerah dan

membantu pemeliharaan tempat.

b. Membeli makanan dan minuman dari kios atau saung makan yang

disediakan masyarakat lokal desa Ciburuy.

c. Menggunakan jasa perahu dan sepeda air yang disediakan masyarakat

lokal desa Ciburuy untuk menikmati pemandangan danau.

d. Menggunakan Bus DAMRI menuju Situ Ciburuy apabila tidak membawa

alat transportasi pribadi dengan tarif Rp 10.000,-

e. Membeli kerajinan tangan dan makanan khas Padalarang menuju Ciburuy

sebagai oleh-oleh. Terdiri dari cobek batu, lukisan, tas, kerajinan tangan,

aneka bordir, makanan olahan singkong, pakaian payet, sandal kreasi dan

kerajinan limbah bambu.

3.3.2 Pariwisata Bertanggung jawab di Guha Pawon

1. Guha Pawon memiliki atraksi lingkungan berupa pemandangan gua dan

tebing karst Gunung Masigit. Selain itu terdapat hewan monyet ekor panjang

di sekitar Guha dan kelelawar jawa di dalam Guha Pawon.

2. Pada aspek sosial-budaya, Guha Pawon bersebelahan dengan pemukiman

warga Gunung Masigit yang menggunakan Bahasa Sunda dan Bahasa

Indonesia untuk berkomunikasi. Selain itu lokasi Guha Pawon yang berada di

kecamatan Cipatat dan Padalarang berdasarkan data Disparbud KBB bidang

kesenian budaya 2012-2017 memiliki jenis kesenian sebagai berikut:

a. Kacapi Suling

b. Rahengan

c. Degung

d. Pencak Silat

e. Degung

f. Jaipong

g. Wayang Golek

Page 72: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

57

h. Kacapi Gembreng

i. Nasyid

3. Guha Pawon dalam aspek ekonomi diwakili oleh masyarakat lokal Gunung

Masigit yang membuka jasa pemandu untuk masuk ke dalam Guha serta kios

jualan yang menyediakan makanan minuman ringan seperti snack dan

minuman kemasan bagi wisatawan. Dikutip dalam website Kadin Bandung

Barat berkenaan data produk unggulan mitra binaan Dekranasda Kabupaten

Bandung Barat tahun 2013 terdapat usaha mikro kecil menengah sekitar jalur

Cipatat yang menyediakan wayang kreasi, mainan kayu Citatah dan kerajinan

batu alam. Selain itu terdapat makanan khas peyeum Bandung, sawo Belanda,

dan es cincau Rajamandala.

a. Membayar tiket masuk sejumlah Rp 6.500 sebagai pemasukan daerah dan

membantu pemeliharaan tempat.

b. Menggunakan jasa pemandu lokal warga Gunung Masigit dengan tarif Rp

20.000,-

c. Membeli makanan dan minuman dari kios atau saung makan yang

disediakan masyarakat lokal desa Ciburuy.

d. Membeli kerajinan tangan khas Cipatat wayang kreasi, batu alam, dan

mainan kayu Citatah dengan harga Rp 50.000 – Rp 175.000,-

e. Membeli makanan khas menuju jalur Cipatat Gunung Masigit seperti

peyeum Bandung, sawo Belanda, dan es cincau Rajamandala dengan

kisaran harga Rp 6.000 – Rp 30.000,-

3.3.3 Pariwisata Bertanggung jawab di Curug Malela

1. Curug Malela memiliki atraksi lingkungan berupa keindahan air terjun Malela,

pemandangan hijau sawah dan hutan menuju akses Curug/Air terjun, serta

terdapat rumah pohon dan saung tempat perisitirahatan bagi wisatawan.

Page 73: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

58

2. Curug Malela dalam aspek sosial-budaya dijaga dengan baik oleh masyarakat

lokal Gunung Halu yang menggunakan Bahasa Sunda dan Bahasa Indonesia

untuk berkomunikasi. Selain itu lokasi Curug Malela yang berada di

kecamatan Rongga, Gunung Halu berdasarkan data Disparbud KBB bidang

kesenian budaya 2012-2017 memiliki jenis kesenian sebagai berikut:

a. Pencak silat

b. Kacapi Lodong (Pidong)

c. Bangkong Reang

d. Rengkong

e. Wayang Golek

3. Pada aspek ekonomi, masyarakat sekitar Curug Malela yang merupakan warga

desa Gunung Halu membuka kios jualan yang menyediakan makanan

minuman ringan kemasan bagi wisatawan. Selain itu, tersedia jasa transportasi

lokal ojeg motor untuk membantu wisatawan mempermudah akses jalan

menuju air terjun. Dikutip dalam website Kadin Bandung Barat berkenaan

data produk unggulan mitra binaan Dekranasda Kabupaten Bandung Barat

tahun 2013 terdapat usaha mikro kecil menengah sekitar jalur Gunung Halu

menyediakan jenis kerajinan tangan cangkir, teko bambu dan peralatan rumah

tangga dari bambu. Pada simpang Desa Sima Jaya Gunung Halu tersedia

makanan khas dodol jawadah yang terbuat dari beras ketan, kelapa parut dan

gula merah (gula kawung) yang dapat dikonsumsi menjadi oleh-oleh.

Disamping itu, bagi wisatawan yang ingin menginap dapat membuat

perkemahan di sekitar Gunung Halu atau tinggal di homestay yang disediakan

warga.

a. Membayar tiket masuk sejumlah Rp 5.000 sebagai pemasukan daerah dan

membantu pemeliharaan tempat.

b. Menggunakan jasa ojeg motor warga Gunung Halu dengan kisaran harga

Rp 10.000 – Rp 20.000,-

c. Membantu ekonomi warga sekitar dengan makan dan minum dari kios

atau saung makan yang disediakan masyarakat lokal Gunung Halu.

Page 74: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

59

d. Membeli kerajinan tangan cangkir teko bambu dan peralatan rumah tangga

dari bambu..

e. Menikmati dan membeli makanan khas dodol jawadah dari Gunung Halu.

f. Menginap dengan membuat perkemahan di sekitar Gunung Halu atau

tinggal di homestay yang disediakan warga.

3.3.4 Merancang dan Membuat Booklet Atraksi Wisata berbasis Responsible

Tourism di Kabupaten Bandung Barat

Pembuatan booklet ini disusun dan dirancang menggunakan media

perangkat lunak windows PC yaitu Microsoft Powerpoint. Konten pengoperasian

dalam menu bar yang tersedia di dalam Microsoft Powerpoint ini lebih mudah

diterapkan dan direalisasikan untuk membuat isi booklet terlihat lebih menarik.

Adapun isi gambar dan informasi diperoleh dari hasil observasi dan wawancara.

Berikut tampilan perangkat Microsoft Powerpoint:

Page 75: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

60

Gambar 3. 42 Tampilan desain pada Microsoft Powerpoint

Adapun jenis konten yang digunakan dalam pembuatan booklet adalah

sebagai berikut:

1. Menu home yang terdiri dari sub menu pilihan font untuk memilih jenis dan

ukuran tulisan yang diinginkan. Sub menu bold, italic atau underline untuk

menambah kesan penulisan sesuai tata tulis yang baik. Sub menu font color

untuk mewarnai tulisan, sub menu shadow text untuk memberi kesan

bayangan pada tulisan, sub menu shape types untuk memberikan macam-

macam bentuk lingkaran, segitiga dan lain sebagaianya agar membuat isi

konten lebih menarik dan sub menu paragraf types untuk memilih jenis

paragraf yang akan digunakan dalam mendeskripsikan suatu hal.

Page 76: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

61

2. Menu insert yang terdiri dari sub menu table untuk membuat tabel, picture

untuk memasukkan foto atau gambar ke dalam rancangan proyek, sub menu

text box untuk memasukkan tulisan dalam bentuk box persegi, sub menu word

art untuk membuat tampilan tulisan yang beragam dan lebih menarik serta sub

menu header dan footer untuk memberi watermark atau cacatan kaki pada

halaman lembaran booklet, sub menu slide number untuk memberikan nomor

halaman pada lebar booklet dan menu symbol untuk menulis simbol dalam

tulisan.

Gambar 3. 44 Tampilan menu bar Insert pada Microsoft Office Powerpoint

3. Menu design yang terdiri dari sub menu page setup untuk memilih jenis kertas

yang akan digunakan, sub menu slide orientation untuk memilih tampilan

kertas antara portrait dan landscape, sub menu colors dan background styles.

untuk memberi warna latar pada lembaran booklet.

Gambar 3. 45 Tampilan menu bar Design pada Microsoft Office Powerpoint

Gambar 3. 43 Tampilan Menu Home pada Microsoft Office Powerpoint

Page 77: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

62

Pada sub menu page setup, pilih tipe slide custom sebagai ukuran booklet.

Gambar 3. 46 Tampilan page setup pada Microsoft Office Powerpoint

3.3.5 Perubahan Jenis Dokumen

Proyek yang telah selesai dirancang menggunakan aplikasi Microsoft

Office Powerpoint kemudian disimpan dalam bentuk PDF seperti tampilan

gambar di bawah ini. Maka booklet yang telah dibuat akan tersimpan dalam

bentuk dokumen PDF Files bukan slide presentasi.

Gambar 3. 47 Tampilan penyimpan dokumen dalam bentuk PDF Files

Page 78: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

63

3.4 Hasil Booklet Atraksi Wisata berbasis Responsible Tourism di Kabupaten

Bandung Barat

Booklet atraksi wisata berbasis Responsible Tourism di Kabupaten Bandung

Barat ini diberi judul “Pariwisata Bertanggung jawab Kabupaten Bandung Barat”.

Hal ini dikarenakan tujuan dari pembuatan booklet ini adalah untuk menciptakan

perjalanan wisata yang bertanggung jawab (responsible tourism) bagi wisatawan,

pengelola atau pemerintah dan masyarakat di KBB.

Gambar 3. 48 Tampilan Cover Booklet

Gambar 3. 49 Tampilan Peraturan Hukum Pariwisata

Peraturan Undang-Undang dan Peraturan Daerah ini dicantumkan dalam

konten booklet sebagai bentuk pengingat serta teguran bagi wisatawan,

Page 79: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

64

masyarakat dan pengelola agar mengetahui peraturan yang berlaku di Kabupaten

Bandung Barat berkenaan dunia pariwisata di daerahnya. Peraturan ini pun

menjadi salah satu konten pendukung dalam istilah Responsible Tourism yang

mengatur para pelaku wisata agar memiliki tanggungjawab sesuai dengan

ketentuan yang berlaku. Dalam hal ini, peraturan yang berlaku tentang

kepariwisataan di Kabupaten Bandung Barat adalah Undang-Undang Republik

Indonesia No.10 tahun 2009, PERDA KBB No.16 tahun 2012 tentang Retribusi

Tempat Rekreasi dan Olah Raga dan PERDA No.7 tahun 2013 tentang

Penyelenggaraan Kepariwisataan Daerah.

Gambar 3. 50 Tampilan Kata Pengantar dan Daftar Isi

Kata pengantar merupakan bagian pendahuluan yang berisi paragraf

berkenaan tujuan dan penjelasan dari isi konten booklet yang tersedia. Sementara

daftar isi merupakan keterangan konten booklet disertai nomor halaman dan judul

setiap lembarnya, bertujuan untuk memudahkan pembaca mencari lembar

halaman dari konten yang diinginkan.

Page 80: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

65

Gambar 3. 51 Peta Wilayah dan Sapta Pesona

Peta wilayah merupakan gambaran lokasi daerah Kabupaten Bandung Barat

yang di dalamnya terdapat nama-nama kecamatan, daerah dan desa di Kabupaten

Bandung Barat. Bertujuan sebagai alat petunjuk bagi pembaca yang melakukan

perjalanan di Kabupaten Bandung Barat. Adapun Sapta Pesona merupakan

pedoman wisata yang perlu diketahui dalam suatu destinasi wisata.

Gambar 3. 52 Tampilan Pariwisata Bertanggung jawab

Pariwisata bertanggung jawab (responsible tourism) dicantumkan sebagai

informasi bagi pembaca agar dapat memahami konsep tersebut yang dilengkapi

dengan istilah, dimensi dan tujuan adanya konsep pariwisata bertanggung jawab.

Page 81: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

66

Gambar 3. 53 Tampilan Destinasi Wisata dengan Konsep Pariwisata Bertanggung jawab

Destinasi wisata merupakan salah satu potensi lingkungan yang ada di suatu

daerah. Sesuai dengan prinsip dari konsep Responsible Tourism, pelaku wisata

perlu mengetahui kekayaan alam yang ada. Adapun destinasi wisata di dalam

booklet ini hanya mencakup 3 destinasi di Kabupaten Bandung Barat yang

mengalami kerusakan dan perlu diadakannya penanggulangan. Adapun ketiga

destinasi tersebut yaitu Situ Ciburuy, Guha Pawon dan Curug Malela.

Konten di dalam destinasi wisata ini memuat deskripsi singkat, alamat lokasi,

jadwal buka dan tutup kunjungan, tiket masuk, jenis wisata dan atraksi. Selain itu

terdapat aspek dimensi lingkungan, sosial, budaya kesenian dan ekonomi yang

mendukung destinasi tersebut menjadi pariwisata bertanggung jawab (responsible

tourism) yang perlu diketahui dan dipatuhi wisatawan.

Page 82: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

67

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Responsible tourism merupakan istilah baru dalam ilmu pariwisata yang

juga pengembangan dari konsep pariwisata berkelanjutan. Suatu konsep yang

mewujudkan kesadaran personal diwujudkan dalam bentuk peraturan bagi setiap

pelaku wisata yang terdiri dari pengelola, masyarakat dan wisatawan. Bertujuan

menjaga kelestarian alam, lingkungan, budaya, sosial dan ekonomi yang ada

dengan penuh tanggungjawab. Setiap pelaku industri wisata, utamanya wisatawan

memiliki tanggung jawab untuk menjaga sikap dan tingkah laku dalam

mengembangkan suatu destinasi wisata, sesuai aturan maupun perundang-

undangan yang berlaku. Adapun berkenaan tujuan proyek, mengidentifikasi dan

merancang booklet atraksi wisata berbasis pariwisata bertanggung jawab

(responsible tourism), maka simpulan yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi atraksi wisata berbasis responsible tourism pada 3 destinasi

Kabupaten Bandung Barat terdiri Situ Ciburuy, Guha Pawon dan Curug Malela

ini berpedoman pada dimensi yang disebutkan aliansi European Alliance for

Responsible Tourism and Hospitality (EARTH) yaitu atraksi yang memilki

aspek lingkungan, sosial-budaya dan ekonomi.

2. Perancangan dan pembuatan booklet dalam bentuk buku pegangan pada setiap

destinasi Situ Ciburuy, Guha Pawon dan Curug Malela untuk memudahkan

wisatawan memahami pariwisata bertanggung jawab. Serta menjadi data

sumber kajian referensi dalam bentuk booklet dan PDF Files bagi Disparbud

KBB untuk dapat menerapkan pariwisata bertanggung jawab (responsible

tourism) pada 3 destinasi tersebut.

Page 83: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

68

4.2 Saran

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan pembahasan yang dilakukan,

dimensi pariwisata bertanggung jawab (responsible tourism) dapat diterapkan dan

dikembangkan secara lebih baik di Situ Ciburuy, Guha Pawon dan Curug Melala

berdasarkan saran wisatawan yang didapatkan dari hasil kuesioner, berikut

beberapa hal yang perlu diperbaharui bagi pengelola:

a. Pengelola destinasi wisata dan penyedia jasa masih kurang memperhatikan

keamanan.

b. Perlu menjaga keasrian tempat wisata, meningkatkan promosi wisata.

c. Mengadakan pengembangan dan perbaikan manajemen wisata. Pengelolaan

dan pelayanan yang diberikan perlu lebih professional dan dikembangkan

d. Memperbaiki akses jalan dan sarana ibadah.

e. Menindaklanjuti pungutan liar yang masih tersebar dan tidak

membiarkannya tersebar di sekitar tempat wisata.

f. Lebih menata pengelolaan tiket masuk dan parkir kendaraan di atraksi

wisata.

g. Lebih baik dalam pengelolaan teknologi informasi, mengaplikasikan

teknologi informasi untuk media promosi.

h. Memperbaharui objek wisata untuk ilmu pengetahuan, dengan lebih

memperbanyak informasi yang ditampilkan disekitar tempat wisata.

i. Mengembangkan acara pagelaran kesenian dan kebudayaan agar lebih

menarik dan teratur, mengajak wisatawan utamanya pelajar untuk ikut

berpartisipasi menggelar acara kesenian dan budaya serta lebih sering

mengadakan pagelaran di lokasi yang umum agar lebih dikenal orang lain.

Page 84: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

69

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, A. (2009). Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Permai.

Atmaja, W. (2008). Metode Penelitian Pengembangan. Departemen Pendidikan

Nasional .

Boyana. (2012, Januari 12). Ecotourism vs. Nature Tourism vs. Sustainable

Tourim vs. Responsible Tourism. Retrieved Januari 12, 2012, from Visa

First: http://blog.visafirst.com/

BPS Kota Bandung Jumlah Wisatawan 2015. (2016). Retrieved Juni 1, 2016,

from Bandan Pusat Statistik: https://www.bps.go.id/Brs/view/id/1059

Cape Town Declaration on Responsible Tourism. (2002, Agustus). Retrieved

2017, from Responsible Tourism Partnership:

http://responsibletourismpartnership.org/cape-town-declaration-on-

responsible-tourism/

Chettiparamb A. dan Kokranikal J. (2012). Responsible Tourism and

Sustainability: The Case of Kumarako in Kerala, India.

Damantik, J. dan Weber F.H. (2006). Perencanaan Ekowisata dari Teori ke

Aplikasi. Andi: Yogyakarta.

Desbiolles. (2010). The Elusiveness of Sustainability in Tourism: The Culture-

ideology of Consumerism and its Implications, Tourism and Hospitality

Research. 116-115.

Douglass, R. (2000). Forest Recreation. Ohio: Wavel and Press, Inc.

EARTH. (2013). What is Responsible Tourism. Retrieved Januari 9, 2013, from

EARTH-Net: https://earth-net.eu/2013/01/09/what-is-responsible-tourism/

Fandeli, C. (2000). Pengusahaan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Universitas

Gajah Mada bekerjasama dengan Unit onservasi Sumber Daya Alam.

Yogyakarta.

Page 85: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

70

Ferry Efendi dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori

dan Praktik dalam Perawatan. Jakarta: Salamba Medika.

Fram, A. (2016, Oktober 17). Sustainable vs. Responsible Tourism — Yes, There’s

a Difference. Retrieved Oktober 17, 2016, from Sustaining Tourism:

https://medium.com/Sustaining-Tourism/

Goodwin H. dan Justin F. (2013, Februari 4). Responsible and Sustainable are not

the same thing. Retrieved Februari 4, 2013, from Sustainable Tourism

Alliance: http://www.sustainabletourismalliance.net/

Husodo, H. S. (2017). Konservasi Lingkungan Butuh Sinergi Masyarakat.

Retrieved April 26, 2017, from Pikiran Rakyat: http://www.pikiran-

rakyat.com/Bandung-raya/2017/04/26/konservasi-lingkungan-butuh-

sinergi-masyarakat-399899

Internship, L. G. (2013). There Difference between Sustainable and Responsible

Tourism. Retrieved 2013, from Lets Go Internship:

http://www.letsgointernship.com/en/

Liu. (2003). Sustainable Tourism Development: A Critique. Journal of

Sustainable Tourism , 459-475.

Mardiana, D. (2016). 20 Wisata Alam Bandung Paling Eksotis Dan Romantis.

Retrieved November 28, 2016, from Tempat Wisata Bandung Info:

http://tempatwisatadiBandung.info/wisata-alam-Bandung-paling-eksotis-

dan-romantis

Maulana, H. D. (2009). Promosi Kesehatan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Muslich, M. (2010). KTSP Dasar Pemahaman dan Pengembangan. Jakarta:

PT.Bumi Aksara.

Merwe, M, V, D. dan Wocke, A. (2007). An investigation into Responsible

Tourism Practices in the South African Hotel Industry. Sputh African

Journal of Business Mangement , 1-15.

Middleton, Victor T.C. (2001). Marketing in Travel and Tourism 3rd Edition.

Bodmin: MPG Books Ltd.

Page 86: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

71

Mihalic, T. (2014). Sustainable-Responsible Tourism Discourse – Towards

'Responsustable' Tourism. Journal of Cleaner Production , 461-470.

Park, J. (2014). Sustainable Tourism, Responsible Tourism, Ecotourism, What is

the Difference and Should I Care? Retrieved 2014, from Solimar

International and Space Lab:

http://www.solimarinternational.com/Resources-Page/

Pendit, N. (2002). Ilmu Pariwisata, Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:

PT.Panya Paramita.

Pitana I.Gede dan Gayatri Putu G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta:

Andi.

Putra, A. H. (2016). Bandung Masuk 10 Kluster Pengembangan Pariwisata

Dunia. Retrieved September 7, 2016, from Tempo.co:

https://m.tempo.co/read/news/2016/09/07/090802289/Bandung-masuk-10-

kluster-pengembangan-pariwisata-dunia

Roza, F. (2012). Media Gizi Booklet. Padang: POLTEKKES KEMNKES RI

Padang.

Sari R. dan T.Widodo. (2004). Taman Wisata Alam/Cagar Alam Sibolangit,

Sumatera Utara, Dulunya Kebun Raya. Warta Kebun Raya , 37-48.

Sari, C. W. (2017). 3 Objek Wisata Bandung Barat Ini Mulai Ditinggalkan.

Retrieved Mei 18, 2017, from Pikiran Rakyat: http://www.pikiran-

rakyat.com/Bandung-raya/2017/05/18/3-objek-wisata-Bandung-barat-ini-

mulai-ditinggalkan-401495

Sari, C. W. (2017). DPRD: Kinerja Pemkab Bandung Barat tak . Retrieved Mei

12, 2017, from Pikiran Rakyat: http://www.pikiran-rakyat.com/Bandung-

raya/2017/05/12/dprd-kinerja-pemkab-Bandung-barat-tak-berkembang-

401027

Sari, C. W. (2017). Situ Ciburuy Makin Dangkal dan Banyak Sampah. Retrieved

April 27, 2017, from Pikiran Rakyat: http://www.pikiran-

rakyat.com/Bandung-raya/2017/04/27/situ-ciburuy-makin-dangkal-dan-

banyak-sampah-399989

Page 87: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

72

Setyani, C. A. (2015, Juli 12). 8 Lokasi Wisata Populer Dunia yang Nasibnya di

'Ujung Tanduk'. Retrieved Juli 12, 2015, from CNN Indonesia:

http://www.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20150710130859-269-65682/8-

lokasi-wisata-populer-dunia-yang-nasibnya-di-ujung-tanduk/

Simamora, R. S. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta:

EGC.

Sitepu. (2012). Penulisan Buku Teks Pelajaran. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya.

Smith, V.L. dan Eadington, W.R (editor). (1992). Tourism Alternatives, Potentials

and Problems in the Development of Tourism. Amerika: Library in the

Congress Cataloging Data.

Soekadijo. (2000). Anatomi Pariwisata: Memahami Pariwisata sebagai

Systematic Linkage. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Spillane, J. (2002). Ekonomi Pariwisata Sejarah dan Prospeknya. Yogyakarta:

Kanisius.

Suwantoro, G. (2004). Dasar-Dasar Pariwisata. Yogyakarta: Andi.

Swarbrooke J.,Stephen J.Page. (2000). Development and Management of Visitor

Attractions. London: Reed Educational and Professional Publishing.

Tourism, M. R. (2017). What is Responsible Tourism. Retrieved 2017, from

Mekong Responsible Tourism:

http://www.mekongresponsibletourism.org/

Tourism-AITR, I. A. (2005). Defining Responsible Tourism. Retrieved 2005, from

Italian Association Responsible Tourism: http://www.aitr.org/italian-

association-responsible-tourism/

Vincent, D. (2016, Agustus 10). Panduan Cara Membuat Booklet yang Wajib

Anda Ketahui. Retrieved Agustus 10, 2016, from Custombagus:

http://www.custombagus.com/

Wheeler, B. (1991). Tourism's troubled times: Responsible tourism is not the

answer. Tourism Management , 91-96.

Page 88: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

73

Yoeti. (2002). Perencanaan Strategi Pemasaran Daerah Tujuan Wisata. Jakarta:

PT.Pradyna Paramita.

Page 89: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

74

LAMPIRAN

LAMPIRAN A : CURRICULUM VITAE

LAMPIRAN B : SURAT IZIN PENELITIAN

LAMPIRAN C : SURAT KETERANGAN TELAH MELAKUKAN

PENELITIAN

LAMPIRAN D : BUKTI KEHADIRAN SIDANG TUGAS AKHIR

LAMPIRAN E : FORMULIR BIMBINGAN

LAMPIRAN F : PEDOMAN WAWANCARA DAN KUESIONER

LAMPIRAN G : HASIL WAWANCARA DAN KUESIONER

LAMPIRAN H : HASIL TURNITIN

Page 90: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

75

LAMPIRAN A

CURRICULUM VITAE

Page 91: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

76

Page 92: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

77

LAMPIRAN B

SURAT IZIN PENELITIAN

Page 93: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

78

Page 94: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

79

LAMPIRAN C

SURAT KETERANGAN TELAH

MELAKUKAN PENELITIAN

Page 95: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

80

Page 96: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

81

Page 97: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

82

Page 98: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

83

Page 99: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

84

LAMPIRAN D

BUKTI KEHADIRAN SIDANG TUGAS

AKHIR

Page 100: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

85

Page 101: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

86

Page 102: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

87

Page 103: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

88

Page 104: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

89

Page 105: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

90

Page 106: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

91

LAMPIRAN E

FORMULIR BIMBINGAN

Page 107: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

92

Page 108: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

93

Page 109: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

94

LAMPIRAN F

PEDOMAN WAWANCARA DAN

KUESIONER

Page 110: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

95

PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

KABUPATEN BANDUNG BARAT Kania Satya Ilahi

D –III Usaha Perjalanan Wisata

Politeknik Negeri Bandung

A. Gambaran Umum Kab.Bandung

Barat

1. Lokasi

2. Peta Wilayah

3. Berkenaan Booklet:

a. Atraksi Wisata

b. Rumah Makan

c. Objek Wisata

(Deskripsi, Kategori, Alamat)

d. Asal masyarakat

(suku dan ras)

e. Aktivitas Wisata

f. Seni Budaya

(Kesenian dan Budaya)

g. Makanan Khas

h. Oleh-oleh

B. Gambaran Umum Destinasi

Wisata

1. Lokasi

2. Atraksi Wisata/Aktivitas Wisata

3. Tiket Masuk

4. Hari Buka/Tutup

C. Sumber Daya Manusia/Pengelola

Pariwisata

1. Organisasi Pariwisata

2. Komunitas Pariwisata

3. Masyarakat Desa Wisata

D. Program Pendidikan Seni

Budaya

1. Pengelola Sanggar

Tari/Kerajinan

2. Pusat Oleh-oleh Kerajinan

E. Dimensi Responsible Tourism

5. Responsible Environment

(Lingkungan)

6. Responsible Social (Sosial)

7. Responsible Culture (Budaya)

4. Responsible Economy (Ekonomi)

Page 111: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

96

PEDOMAN WAWANCARA

KABUPATEN BANDUNG BARAT Kania Satya Ilahi

D –III Usaha Perjalanan Wisata

Politeknik Negeri Bandung

Pewawancara :

Narasumber/Jabatan :

Lokasi :

Hari/Tanggal :

1. Dimana letak geografis Kab.Bandung Barat? Berapa luas wilayahnya?

2. Sejak kapan Kab.Bandung Barat mengembangkan industri pariwisata di

daerahnya?

3. Masyarakat yang tinggal di Kab.Bandung Barat terdiri dari masyarakat

suku apa saja? Masyarakat asli Kab.Bandung Barat sendiri darimana?

4. Atrakasi wisata apa saja yang berada di Kab.Bandung Barat? Apa saja

yang dikelola khusus oleh Dinas Budaya Pariwisata dan juga swasta?

Mengapa pengelolaannya terpisah?

5. Apakah terdapat atraksi wisata yang terwujud dari kerjasama dari pihak

dinas dan swasta? Ataukah ada yang sedang dikelola bersama saat ini?

6. Siapa saja yang menjadi investor dan mengeluarkan dana bagi

pembangunan destinasi wisata tersebut?

7. Apakah terdapat program pelestarian lingkungan khusus bagi wisatawan

dan masyarakat dalam menjaga destinasi wisat tersebut?

8. Apakah terdapat tempat penangkaran hewan atau cagar alam yang

melestarikan flora dan fauna di Kab.Bandung Barat?

9. Apakah terdapat pula desa wisata yang dibentuk khusus oleh masyarakat

dan pemerintah bagi wisatawan sebagai salah satu atraksi wisata?

Bagaimana kriterianya?

10. Wisata kuliner seperti tempat makan apa saja yang digemari oleh

wisatawan? Apakah terdapat rumah makan tradisional yang mudah

dijangkau oleh wisatawan, dekat dengan atraksi wisata atau penginapan

dan dikelola oleh masyarakat?

Page 112: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

97

11. Apa yang menjadi ciri khas dari Kabupaten Bandung Barat? Seperti

makanan khas? Kerajinan? Kegiatan Seni Budaya dan adat istiadat,

permainan tradisional? Ataupun yang menjadi buah tangan bagi

wisatawan?

12. Apakah terdapat pengelola pendidikan seni budaya seperti sanggar tari,

kerajinan atau pusat pembuatan oleh-oleh bagi wisatawan? Dikelola oleh

siapa saja?

13. Apakah terdapat suatu organisasi ataupun komunitas yang ikut berperan

dalam mengembangkan industri pariwisata di Kab.Bandung Barat?

14. Apakah pemerintah memiliki aturan maupun ketentuan tertentu untuk

organisasi dan komunitas tersebut?

Page 113: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

98

LAMPIRAN G

HASIL WAWANCARA DAN

KUESIONER

Page 114: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

99

HASIL KUESIONER

DATA PRIMER KAB.BANDUNG BARAT

Kuesioner ini diberikan pada 10 wisatawan sebagai data tambahan untuk

testimoni berkenaan atraksi wisata, akomodasi dan kesenian-budaya di Kabupaten

Bandung Barat. Namun 10 wisatawan ini telah mencakup kalangan masyarakat

pada umumnya yang terdiri dari pelajar, karyawan dan keluarga. Bertujuan

sebagai data kualitatif yang memperkuat adanya dimensi Responsible Tourism

dalam lingkungan Kabupaten Bandung Barat yang dapat diterapkan dan

disosialisasikan pada wisatawan. Melalui penyebaran kuesioner yang telah

dilakukan, maka data yang didapatkan adalah sebagai berikut:

1. Atraksi Wisata

a. Atraksi wisata apa saja yang pernah anda kunjungi di Kabupaten Bandung

Barat?

Nama Destinasi Jml

Situ Ciburuy 4

Gua Pawon 4

Curug Malela 0

Stone Garden 5

Curug Layung 0

Lembah Bougenville 0

Curug Tilu Leuwi Opat 3

Ciwangun Indah Camp

(CIC) 2

Curug Cimahi 4

Grafika Cikole/Jayagiri 3

The Lodge Maribaya 3

Natural Hill 1

Kampung Gajah 3

Floating Market 2

Lembah Gunung Putri 1

Talaga Sindang Geulis 0

Cikahuripan

Kebun Begonia 2

Observatorium Boscha 3

De’ Ranch 1

Maribaya Resort 4

Gunung Batu 3

Lereng Anteng

Panoramic 0

Balitsa Lembang 1

Situ Lembang 2

Sky View Cihideung 0

Lazuardy Bikes Park 0

Curug Sawer 0

Kolam Renang Tirta

Mulya 1

Alam Endah 2

Ratu Mas Ayu 0

Katumiri 1

Page 115: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

100

Wisata Kuda Wiguna’s 0

lainnya ........

a. Farmhouse

b. Paku Haji

1

1

Kesimpulan: Berdasarkan data dari 9 wisatawan yang mengisi kuesioner,

atraksi wisata yang paling sering dikunjungi adalah Stone Garden dengan 5 suara.

Selanjutnya Situ Ciburuy, Gua Pawon, Maribaya Resort dan Curug Cimahi

dengan jumlah 4 suara, lalu Grafika Cikole, The Lodge Maribaya, Kampung

Gajah, Obervatorium Boscha, Curug Tilu dan Gunung Batu dengan perolehan 3

suara. Berikutnya Ciwangun Indah Camp, Floating Market, Kebun Begonia, Situ

Lembang dan Alam Endah dengan perolehan 2 suara. Atraksi Natural Hill,

Lembah Gunung Putri, De’Ranch, Balitsa lembang, Kolam renang Tirta Mulya,

Katumiri memeperoleh 1 suara dan Farmhouse serta Paku Haji menjadi pilihan

lainnya. Sementara Curug Malela, Lembah Bougenville, Telaga Sindang

Kahuripan, Lereng Anteng Panoramic, Sky View Cihideung, Lazuardy Bikes

Park, Curug Sawer, Ratu Mas Ayu dan Wisata Kuda Wiguna’s masih jarang

dikunjungi.

b. Mengapa anda mengunjungi destinasi tersebut?

Kategori Pilihan Total

Liburan 9

Kunjungan Study Tour 2

Jadwal Travel Agent 1

Dokumentasi Video/Foto 4

Penelitian 3

Page 116: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

101

Kesimpulan: Berdasarkan data dari 10 wisatawan, motivasi 9 dari 10

wisatawan mengunjungi atraksi wisata yang ada di Kabupaten Bandung Barat

adalah untuk berlibur.

c. Bagaimana kesan akan destinasi/atraksi wisata tersebut?

Kesimpulan: Hasil pendapat wisatawan menyertakan bahwa kesan yang

dimiliki adalah senang dan bangga telah berkunjung karena udaranya yang sejuk,

pemandangan yang indah, menambah wawasan ilmu pengetahuan, menarik,

menghilangkan rasa jenuh, memberikan inspirasi dan memiliki harga yang

terjangkau.

d. Apa saran anda bagi pengelola dan penyedia jasa di destinasi tersebut?

Kesimpulan: Hasil pendapat wisatawan adalah pengelola dan penyedia jasa

masih kurang memperhatikan keamanan, perlu menjaga keasrian tempat wisata,

meningkatkan promosi wisata, mengadakan pengembangan dan perbaikan

manajemen wisata, memperbaiki akses jalan dan sarana ibadah, tidak membiarkan

pungutan liar serta lebih menata pengelolaan tiket masuk dan parkir kendaraan di

atraksi wisata, lebih baik dalam pengelolaan teknologi informasi,

menyamaratakan harga tiket masuk di Kebun Begonia antara yang membawa

kamera SLR dan tidak, memperbaharui objek wisata untuk ilmu pengetahuan,

memperbaiki kondisi ekologi di Gunung Batu terutama sumber daya alam yang

dimiliki.

e. Jenis transportasi apa yang anda gunakan untuk mengunjungi destinasi/atraksi

wisata tersebut?

Jenis Transportasi Total

Mobil/Motor Pribadi 9

Angkutan Kota (Angkot) 1

Bus 2

Kereta Api 1

Page 117: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

102

Kesimpulan: Hasil data menunjukan bahwa 9 dari 10 wisatawan lebih sering

menggunakan kendaraan pribadi berupa motor atau mobil untuk mengunjungi

atraksi wisata.

f. Apakah anda pernah membeli oleh-oleh di daerah sekitar destinasi tersebut?

Jenis Souvenir Total

Kuliner/Makanan Khas:

a. Peyeum, Ketan Bakar 4

Kerajinan Tangan

a. Gantungan kunci

b. Baju

2

Kesimpulan: Berdasarkan data dari 10 wisatawan yang mengisi kuesioner

menunjukan bahwa hanya sebagian kecil wisatawan yang berminat membeli

oleh-oleh khas daerah sebagai buah tangan. Jenis kuliner lebih digemari

daripada kerajinan tangan.

g. Apakah sebelum berkunjung anda mencaritahu terlebih dahulu informasi

tempat tersebut?

Kategori Pilihan Total

Sejarah 5

Budaya 5

Ekonomi 1

Sumber Daya Alami 4

Agama 0

Kuliner 4

Bahasa Lokal 1

lainnya ....

a. Jarak tempuh

1

Page 118: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

103

Kesimpulan: Data menunjukan bahwa wisatawan sering mencaritahu

berkenaan sejarah tempat wisata, budaya, sumber daya alam dan kuliner. Adapun

berkenaan agama, tidak pernah dicari tahu telebih dahulu. Sementara keadaan

ekonomi, bahasa lokal dan jarak tempuh menjadi referensi lainnya.

h. Berasal darimanakah anda mencari informasi tentang atraksi atau destinasi

wisata tersebut?

Kategori Pilihan Total

Internet/Google 7

Website Resmi Atraksi Wisata 1

Media Sosial

(Instagram/Twitter/Facebook) 4

Travel Agent 0

Brosur Wisata 3

Bertanya pada teman 6

Kesimpulan: Berdasarkan data, sebagian besar wisatawan sering

mencaritahu informasi atraksi wisata melalui internet dan referensi dari teman.

i. Apakah terdapat aturan yang perlu dipatuhi wisatawan dalam destinasi/atraksi

wisata tersebut untuk menjaga lingkungan? Jika iya, apakah anda ikut

menjaga kebersihan lingkungan destinasi/atraksi wisata tersebut? Mengapa?

Kategori Pilihan Total

Papan pengumuman 5

Disampaikan petugas 4

Terpajang di sekitar

tempatwisata 6

Page 119: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

104

Tidak ada

a. (Gunung Batu)

1

Kesimpulan: Hasil data menunjukan bahwa peraturan yang ada di dalam

kawasan atraksi wisata lebih sering diketahui karena terpajang di sekitar tempat

wisata dibandingkan dengan disampaikan oleh petugas penjaga atraksi wisata.

j. Apakah anda mengabadikan momen dokumentasi perjalanan wisata anda?

Jika iya, dalam bentuk apa?

Kategori Pilihan Total

Media Sosial

(Instagram/Twitter/Facebook) 8

Media Video Youtube 0

Media Situs Online/

Artikel Blog

0

Kesimpulan: Data menunjukan bahwa 9 dari 10 wisatawan mengabadikan

momen dokumentasi perjalanan wisata pada media sosial.

k. Apakah anda menyertakan informasi lokasi alamat destinasi tersebut? Apa

alasan anda memberitahukan lokasi tersebut?

Kesimpulan: Dari data kusioner yang telah diisi, 2 dari 10 wisatawan

menyatakan tidak menyertakan lokasi, sementara 8 lainnya menyertakan

informasi lokasi atraksi wisata dengan alasan untuk menginformasikan bahwa

Indonesia memiliki banyak tempat wisata yang lebih dari Negara lain dan sebagai

promosi agar orang lain ikut berkunjung,

Page 120: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

105

l. Apakah anda juga menyertakan jenis kegiatan apa saja yang dapat dilakukan

di destinasi wisata tersebut? Apa alasan anda memberitahukan hal tersebut?

Kesimpulan: Berdasarkan data 7 wisatawan yang menyertakan alamat lokasi

atraksi wisata, hanya 4 wisatawan yang menyertakan kegiatan atraksi yang dapat

dinikmati agar orang lain mengetahui dan tertarik untuk berkunjung.

2. Akomodasi

a. Apakah anda pernah menginap di daerah sekitar Kabupaten Bandung Barat?

Jenis Akomodasi Total

Hotel Berbintang 2

Perkemahan 4

Homestay 4

Desa Wisata 1

Kesimpulan: Hasil kuesioner dari 10 wisatawan, hanya 8 wisatawan yang

pernah menginap di daerah Kabupaten Bandung Barat. Disamping itu, jenis

akomodasi yang sering digunakan adalah perkemahan dan homestay penduduk

warga lokal.

b. Bagaimana kesan anda akan tempat penginapan tersebut?

Kesimpulan: 8 wisatawan yang pernah menggunakan jasa layanan

akomodasi menyatakan homestay yang disediakan memiliki kebersihan tempat

yang baik, masyarakat yang ramah dan nyaman. Sementara perkemahan Lembang

memiliki udara yang alami, sejuk, asri dan mengesankan. Adapun hotel

berbintang baik sesuai SOP hotel pada umumnya dan desa wisata memiliki

fasilitas yang bagus dan beberapa yang kurang bagus, namun harganya cukup

mahal.

Page 121: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

106

c. Apakah saran anda bagi penyedia penginapan tersebut?

Kesimpulan: Pendapat wisatawan berkenaan saran pada penyedia

penginapan adalah pengelolaan dan pelayanannya lebih professional dan

dikembangkan, lebih ramah dan menginformasikan fasilitas penginapan kepada

pengunjung, tetap menjaga kebersihan lingkungan.

3. Kesenian-Budaya

a. Pernahkah anda menonton pagelaran adat istiadat di Kabupaten Bandung

Barat?

Jenis Adat Istiadat Total

Hajat Bumi 1

Hajat Wawar 0

Ngamandian Ucing 0

Papajar 2

Kaulinan Barudak 3

Hajat Cai Ngaruat Lembur 1

Ngabungbang Dipancuran Cikaharayuan dan Cikahuripan 1

Miteumbiyan Pare Kurahengan 0

Nyalin Rubuh Jarami Ampih Pare 0

Sawen Sawah 0

Irung-irung 0

Sasapian 0

Hajat Lembur Rempug Tarung Adu Tomat 0

Paraji Pupuhunan 0

Dur’- Hong 0

Mitumbeuyan Pare Bangkong Reang 0

Ngabungbang Dihuluwotan Seke Cai Abo 0

Page 122: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

107

Kesimpulan: Dari 10 wisatawan hanya 3 wisatawan yang pernah melihat

kebudayaan adat istiadat di Kabupaten Bandung Barat, adapun adat budaya yang

sering ditonton adalah kaulinan barudak lalu papajar. Sementara hajat bumi, hajat

cai ngaruat lembur dan ngabungbang dipancuran ciharayuan dan cikahuripan

menjadi alternatif lainnya yang pernah ditonton.

b. Bagaimana kesan anda saat menonton pagelaran adat budaya kesenian

tersebut?

Kesimpulan: 8 wisatawan menyatakan bahwa pagelaran adat budaya dan

kesenian yang diselenggarakan di KBB membanggakan, seru, menyenangkan,

tertarik untuk belajar dan melestarikan kesenian tersebut, ingin mengetahui

sejarah dari atraksi yang disampaikan serta merupakan hiburan yang

menyenangkan namun saat ini jarang ditemukan.

c. Apa saran anda bagi pengelola dan penyelenggara pagelaran seni tersebut?

Kesimpulan: Saran bagi pengelola adalah lebih mengembangkan dan

memperbaiki acara pagelaran agar lebih menarik dan teratur, lebih sering

mengadakan kegiatan pagelaran, dilestarikan untuk menjadi daya tarik

wisatawan, mengajak wisatawan utamanya pelajar untuk ikut berpartisipasi

menggelar acara kesenian dan budaya serta lebih sering mengadakan pagelaran di

lokasi yang umum agar lebih dikenal orang lain.

Page 123: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

108

d. Pernahkah anda menonton pagelaran kesenian di Kabupaten Bandung Barat?

a.

b.

c.

d.

e.

f.

g.

h.

i.

j.

k.

l.

m.

n.

Kesimpulan: Dari hasil data kuesioner yang disebarkan pada 10 wisatawan, terdapat 1

wisatawan yang tidak pernah melihat kesenian Kabupaten Bandung Barat. Sementara 9

wisatawan lainnya pernah menonton dengan pagelaran kesenian jaipong yang paling sering

ditonton.

Jenis Kesenian Total

Pencak Silat 7

Degung 4

Karinding 4

Singa Depok 3

Jaipong 9

Wayang Golek 4

Sasapian 0

Pop Sunda 5

Calung 5

Wayang Piling 0

Kacapi Suling 2

Reog 2

Angklung 7

Kacapi Gembreng 0

Kecapi Jenaka 1

Rahengan

Rengkong 0

Bankong Reang 0

Page 124: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

109

ADAT ISTIADAT BUDAYA DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

DATA PRIMER KAB.BANDUNG BARAT

KEPUTUSAN KEPALA DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

Nomor : 430/Kep.009-Disbudpar/2016

Tanggal : 14 Juni 2016

Tentang : Penetapan Adat Tradisi Budaya Di Kabupaten Bandung Barat

NO ADAT TRADISI BUDAYA LOKASI KET

1 Hajat Bumi Kp.Nyenang, Desa Nyenang

Kecamatan Cipeundeuy

2 Hajat Wawar Kp.Nyenang, Desa.Nyeanang

Kecamatan Cipendeuy

3 Ngamandian Ucing Kp.Nyenang, Desa Nyenang

Kecamatan Cipendeuy

4 Papajar Kp.Cipeudang Desa Margalaksa

Kecamatan Cipendeuy

5 Kaulinan Barudak Kp.Cipeudang Desa Margalaksa

Kecamatan Cipendeuy

6 Hajat Cai Ngaruat Lembur

Kp.Parakansalam Desa

Nyalindung

Kecamatan Cipatat

7 Ngabungbang Dipancuran Cikaharayuan dan

Cikahuripan

Kp.Parakansalam Desa

Nyalindung

Kecamatan Cipatat

8 Miteumbiyan Pare Kurahengan Kp.Pasirpeuti Desa Citatah

Kecamatan Cipatat

9 Nyalin Rubuh Jarami Ampih Pare

Kp.Cibukur Desa Gunung

Maigit

Kecamatan Cipatat

10 Sawen Sawah

Kp.Cibukur Desa Gunung

Masigit

Kecamatan Cipatat

11 Irung-irung Kp.Cihideung Desa Cihideung

Kecamatan Parongpong

12 Sasapian Kp.Cihideung Desa Cihideung

Kecamatan Parongpong

13 Hajat Lembur Rempug Tarung Adu Tomat Kp.Cikareumbi Desa Cikidang

Kecamatan Lembang

14 Paraji Pupuhunan Kp.Pasirangsana Desa Rende

Kecamatan Cikalongwetan

15 Dur’-Hong Kp.Cikalong Desa Cikalong

Kecamatan Cikalongwetan

16 Mitumbeuyan Pare Bangkong Reang Kp.Bojong Desa Bojong

Kecamatan Rongga

Page 125: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

110

17 Ngabungbang Dihuluwotan Seke Cai Abo Kp.Cinegla Desa Mekarjaya

Kecamatan Cikalongwetan

JUMLAH LINGKUNG SENI/PADEPOKAN TAHUN 2012 – 2017

DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

DATA PRIMER KAB.BANDUNG BARAT

NO KECAMATAN JUMLAH

1. Lembang 56 (Pencak Silat, Degung, Karinding, Singa depok, Jaipong,

Wayang Golek, )

2. Parongpong 56 (Pencak Silat, Degung, Jaipong, Wayang Golek, Sasapian,

dll)

3. Ngamprah 31 (Pencak Silat, Degung, Jaipong, wayang Piling, wayang

Golek, dll)

4. Cisarua 17 ( Degung, Pop Sunda, Kecapi Jenaka, calung, wayang

Golek, dll )

5. Padalarang 26 (Pencak Silat, Degung, Jaipong, Wayang Golek, Kacapi

gembreng, Angklung, Nasyid dll)

6. Batujajar 14 ( Degung, Kacapi suling/ cianuran, Jaipong, Pop Sunda,

Reog, Pencak silat, karinding dll )

7. Cipatat 15 ( kacapi suling, rahengan, Degung ) dll

8. Gunung Halu 4 ( Pencak Silat, Pidong (kacapi lodong) dll

9. Cihampelas 13 ( Pencak silat, Cawador Calung Wayang Bodor dll )

10. Cililin 4 ( Pencak Silat, Calung, wayang golek dll )

11. Cikalong Wetan 12 ( Degung, Calung, Dur’ong, Domyak dll )

12. Cipeundeuy 16 ( Pencak Silat, Degung dll )

13. Sindang Kerta 11 ( Wayang golek, pencak Silat, Reog istri, Calung, Degung,

dll )

14. Saguling 2 ( Pencak Silat, Rahengan, Degung dll )

15. Cipongkor 4 ( Degung, Calung, Cianjuran, Pop Sunda )

16 Rongga 4 ( Bangkong Reang, Rengkong, Wayang Golek, dll)

Jumlah 285

Page 126: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

111

DATA PRODUK UNGGULAN MITRA BINAAN

DEKRANASDA KABUPATEN BANDUNG BARAT TAHUN

2013

DATA PRIMER KAB.BANDUNG BARAT

Sumber: www.kadin-bandungbarat.blogspot.co.id/

SITU CIBURUY

Lokasi: Desa Ciburuy, Kecamatan Padalarang

NO NAMA UMKM

JENIS

PRODUK ALAMAT NOMOR KONTAK

1.

CV KLG

ALAM JAYA

Cobek Batu

Kmp.Cipadangmanah Rt.03

Rw.16 Ds.Padalarang

Kec.Padalarang

Fax : 022-6807344

Iyus

0817626720

2. RIDWAN

GALERY Lukisan

Kmp.Babakan Pasirangin

Rt.01 Rw.15 Ciburuy

Kec.Padalarang

Ali Saripudin

022-95043846

3.

ANEKA TAS

TAS

Kmp.Cigeunteur No.97

Rt.04 Rw.10 Ds.Kertajaya

Kec.Padalarang

Kab.Bandung Barat

Asep Somantri

085225524594

/087720081545

4.

KERAJINAN

TULANG

IKAN

Kerajinan

Tangan/

Handycraft

Jl.Simpang No.440 Rt.02

Rw.08 Ds.Kertajaya

Kec.Padalarang

Kab.Bandung Barat

Fax : 022-93990085

Budi Sofyan

085221987477

5.

OSUMI

BORDIR

Aneka

Bordir

Tatar Wangsakerta

Jl.Wangsamadya Wetan

No.24 Kotabaru

Parahyangan

Kec.Padalarang

Elis

08211807211

6.

UPPKS KASIH

IBU

Makanan

Olahan

Singkong

Kmp.Cijeunjing Rt.03

Rw.21 Ds.Kertamulya

Kec.Padalarang

Kab.Bandung Barat

Fax : 022-6806842

Dasmiati

081294852725

7. EDO

COLLECTION

Pakaian

Payet

Jl.Ciburial Kav.No.34 Rt.03

Rw.15 Padalarang

Kab.Bandung Barat

Endah

085220200968

8.

TELOR AYAM

ASIN BAKAR

Makanan

Jl.Raya Batujajar Rt.09

Rw.03 Ciampel

Ds.Laksanamekar

Kec.Padalarang

Fax : 022-95096079

Abdul Hamid

9.

HILMA

Aneka

Jl.Raya Purwakarta Gg At-

Taqwa Rt.03 Rw.10 No.12

Fax : 022-6808347

Elis Fauziah

Page 127: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

112

COLLECTION Bordir Cihalimung Kec.Padalarang 085220036171

10. GADIZA

COLLECTION

Sandal

Kreasi

JL.Raya Purwakarta Gg At-

Taqwa Rt.03 Rw.10 No.16

Cihalimung Kec.Padalarang

Tati

081910238001

11. TERRYZA

CRAFT

Kerajinan

Limbah

Bambu

Jl.Raya Purwakarta Gg At-

Taqwa Rt 03 Rw 10 No.15

Cihalimung Kec.

Padalarang

Ardhy

085222152042

www.terryzcraft.blogspot

.com

GUHA PAWON

Lokasi: Desa Gunung Masigit, Cipatat, Padalarang, Kabupaten Bandung Barat

NO NAMA

UMKM

JENIS

PRODUK ALAMAT NOMOR KONTAK

1.

TUMATRIS

Wayang

Kreasi

Kmp.Palasari Rt.02

Rw.11 Ds.Ciwaramekar

Kec.Cipatat

Cecep Surmana

085294562587

2.

AL-

MARIAH

Kerajinan

Batu Alam

Jl.Raya Cipatat/Cimerang

Ds.Citatah Rt.03 Rw.07

Kmp.Margaluyu Mekar

Kec.Cipatat

Entang

087822231756

CURUG MALELA

Lokasi: Desa Cicadas, Kecamatan Rongga- Gununghalu Kabupaten Bandung

Barat

NO NAMA

UMKM

JENIS

PRODUK ALAMAT NOMOR KONTAK

1.

CANGKIR/

TEKO

BAMBU

Kerajinan

Tangan

/Handycraft

Kmp.Cipadawetan

RT.06 Rw.01

Ds.Wargasuluyu

Kec.Gununghalu

Adang

087823707261

2. FURNITURE

BAMBU

Kerajinan

Tangan

/Handycraft

Kmp.Pasirjaya

Rt.03 Rw.17

Ds.Gununghalu

Ilyas Mustofa

081910483588/085221880023

Page 128: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

113

LAMPIRAN H

HASIL TURNITIN

Page 129: PERANCANGAN BOOKLET ATRAKSI WISATA BERBASIS …€¦ · Perancangan booklet atraksi wisata berbasis konsep responsible tourism di Kabupaten Bandung Barat ini merupakan upaya yang

114