perancangan aplikasi pembelajaran menggunakan model simulasi

12
PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME BERBANTUAN KOMPUTER MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI Eva Handriyantini, Stefanus Agus Setiawan Santoso Program Studi : Teknik Informatika, Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) Malang [email protected], Abstraksi Pembelajaran berbantuan komputer merupakan salah satu media penunjang yang dapat dimanfaatkan pada semua jenjang pendidikan, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Pengembangan aplikasi pembejaran dibutuhkan upaya yang selaras antara pengembang aplikasi, guru pengajara serta siswa sebagai pengguna aplikasi. Upaya selaras ini dibutuhkan supaya aplikasi sesuai denga kebutuhan pembelajaran dan mampu dipergunakan sebagai media penunjang pembelajaran. Salah satu model perancangan aplikasi pembelajaran berbantuan komputer yang dibuat pada penelian ini adalah aplikasi pembelajaran berbantuan komputer dengan model simulasi. Model simulasi dipergunakan karena sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada materi pertumbuhan mikroorganisme pada tingkat sekolah menengah atas. Melalui aplikasi ini, siswa dan guru dapat mempelajari pertumbuhan mikroorganisme sesuai dengan fase-fase perkembangannya. Selain itu aplikasi dirancang dengan antarmuka yang menarik supaya mudah digunakan dan mampu menunjukkan penjelasan yang benar. Perancangan aplikasi pembelajaran berbantuan komputer dengan model simulasi, dirancangan dengan metode pengembangan sistem yang sudah berlaku umum. Metode pengembangan yang digunakan adalah tahap perancangan, tahap pra-pemrograman dan tahap pengembangan atau evaluasi. Rancangan aplikasi pembelajaran pertumbuhan mikroorganisme berbantuan komputer dengan model simulasi, dibuat dengan menggunakan macromedia flash. Kata Kunci : Simulasi, Pembelajaran, Komputer, Pertumbuhan, Mikroorganisme 1. PENDAHULUAN Aplikasi pembelajaran berbasis komputer merupakan salah satu media penunjang pembelajaran yang dapat dipergunakan pada bidang pendidikan baik tingkat dasar maupun tingkat atas. Kebutuhan akan aplikasi pembelajaran berbasis komputer yang menarik, serta sesuai dengan kurikulum yang ada di sekolah menjadi faktor utama perlu adanya pengembangan- pengembangan aplikasi pembelajaran. Aplikasi pembelajaran berbasis komputer saat ini dapat dikembangkan dengan berbagai macam metode yaitu drill & practice, tutorial, simulasi, problem solving dan games(http://www.buffalographics.com/a ssignment/softwareeavaldoc.html ). Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kegiatan pembelajaran di laboratorium. Kegiatan praktek dan pengujian di laboratorium, memberikan pengalaman pembelajaran yang berbeda kepada siswa daripada hanya diberikan PENELITIAN INTERNAL – PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA - STIKI 1

Upload: eva-handriyantini

Post on 17-Dec-2014

1.464 views

Category:

Education


1 download

DESCRIPTION

Perancangan aplikasi pembelajaran pertumbuhan mikroorganisme berbantuan komputer menggunakan model simulasi

TRANSCRIPT

Page 1: Perancangan aplikasi pembelajaran menggunakan model simulasi

PERANCANGAN APLIKASI PEMBELAJARAN PERTUMBUHAN MIKROORGANISME BERBANTUAN KOMPUTER

MENGGUNAKAN MODEL SIMULASI

Eva Handriyantini, Stefanus Agus Setiawan SantosoProgram Studi : Teknik Informatika,

Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIKI) [email protected],

AbstraksiPembelajaran berbantuan komputer merupakan salah satu media penunjang yang dapat dimanfaatkan pada semua

jenjang pendidikan, baik pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi. Pengembangan aplikasi pembejaran dibutuhkan upaya yang selaras antara pengembang aplikasi, guru pengajara serta siswa sebagai pengguna aplikasi. Upaya selaras ini dibutuhkan supaya aplikasi sesuai denga kebutuhan pembelajaran dan mampu dipergunakan sebagai media penunjang pembelajaran.

Salah satu model perancangan aplikasi pembelajaran berbantuan komputer yang dibuat pada penelian ini adalah aplikasi pembelajaran berbantuan komputer dengan model simulasi. Model simulasi dipergunakan karena sesuai dengan kebutuhan pembelajaran pada materi pertumbuhan mikroorganisme pada tingkat sekolah menengah atas. Melalui aplikasi ini, siswa dan guru dapat mempelajari pertumbuhan mikroorganisme sesuai dengan fase-fase perkembangannya. Selain itu aplikasi dirancang dengan antarmuka yang menarik supaya mudah digunakan dan mampu menunjukkan penjelasan yang benar.

Perancangan aplikasi pembelajaran berbantuan komputer dengan model simulasi, dirancangan dengan metode pengembangan sistem yang sudah berlaku umum. Metode pengembangan yang digunakan adalah tahap perancangan, tahap pra-pemrograman dan tahap pengembangan atau evaluasi. Rancangan aplikasi pembelajaran pertumbuhan mikroorganisme berbantuan komputer dengan model simulasi, dibuat dengan menggunakan macromedia flash.

Kata Kunci : Simulasi, Pembelajaran, Komputer, Pertumbuhan, Mikroorganisme

1. PENDAHULUANAplikasi pembelajaran berbasis komputer merupakan

salah satu media penunjang pembelajaran yang dapat dipergunakan pada bidang pendidikan baik tingkat dasar maupun tingkat atas. Kebutuhan akan aplikasi pembelajaran berbasis komputer yang menarik, serta sesuai dengan kurikulum yang ada di sekolah menjadi faktor utama perlu adanya pengembangan-pengembangan aplikasi pembelajaran. Aplikasi pembelajaran berbasis komputer saat ini dapat dikembangkan dengan berbagai macam metode yaitu drill & practice, tutorial, simulasi, problem solving dan games(http://www.buffalographics.com/assignment/softwareeavaldoc.html).

Mata pelajaran biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang membutuhkan kegiatan pembelajaran di laboratorium. Kegiatan praktek dan pengujian di laboratorium, memberikan pengalaman pembelajaran yang berbeda kepada siswa daripada hanya diberikan melalui penjelasan di kelas. Dengan praktek langsung siswa akan belajar lebih dalam akan materi yang sedang dipelajarinya. Permasalahan yang sering terjadi dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di laboratorium

adalah biaya,waktu dan tempat. Kebutuhan akan penggadaan bahan uji coba, waktu pelaksanaan uji coba serta tempat melakukan uji coba menjadi kendala pelaksanaan kegiatan di laboratorium tidak terselenggara secara optimal.

Perkembangan teknologi informatika & Komputer (TIK) saat ini sudah berkembang dengan pesat. Penggunaan dan penerapan TIK dapat dirasakan pada semua bidang. Pada bidang pendidikan saat ini, TIK menjadi salah satu faktor penunjang kegiatan pembelajaran yang interaktif, dan menarik, sehingga mampu membantu guru maupun siswa mempelajari mata pelajaran dengan lebih mandiri dan menyenangkan. Pemanfaatan multimedia dalam pengembangan aplikasi pembelajaran berbasis komputer khususnya pada metode simulasi, sangatlah dibutuhkan. Dengan adanya animasi, gambar, suara metode simulasi dapat menjembatani permasalahan yang ada pada kegiatan pembelajaran di laboratorium. Dengan adanya simulasi, siswa dapat tetap melakukan praktek dan uji coba dengan biaya, waktu dan tempat yang lebih sedikit.

2. KAJIAN PUSTAKA

PENELITIAN INTERNAL – PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA - STIKI 1

Page 2: Perancangan aplikasi pembelajaran menggunakan model simulasi

2.1. Computer Assisted Instruction (CAI)Computer Assisted Instruction (CAI) atau pengajaran berbantu komputer (PBK) melibatkan penggunaan komputer untuk menampilkan pengajaran kepada pengguna . CAI dirancang untuk membantu pengguna mempelajari bahan pelajaran terbaru atau mengembangkan pengetahuan mereka berdasarkan bahan pelajaran yang telah dipelajari. Ada lima tipe CAI yang sering dipergunakan yaitu http://www.buffalographics.com/ assignment/ softwareeavaldoc.html): 1. Drill & Practice (Latihan dan Praktek)

Program drill & practice menyajikan materi pelajaran untuk dipelajari secara berulang. Tipe program ini adalah cocok dipergunakan sewaktu pengajar menyajikan latihan soal dengan disertai umpan balik. Tipe perangkat lunak ini sering kali dipergunakan untuk menambahkan pelajaran pada bidang matematika atau factual. Selama pelaksanaan latihan-latihan soal pada drill & practice, komputer dapat menyimpan jawaban yang salah, laporan nilai, contoh jawaban yang salah dan pengulangan dengan contoh-contoh masalah yang telah dijawab secara tidak benar.

2. TutorialSoftware tutorial ini menyajikan materi yang telah diajarkan atau menyajikan materi baru yang akan dipelajari. Pada program ini memberi kesempatan untuk menambah materi pelajaran yang telah dipelajari ataupun yang belum dipelajari sesuai dengan kurikulum yang ada. Tutorial yang baik adalah memberikan layer bantuan untuk memberikan keterangan selanjutnya atau ilustrasi selanjutnya. Sewaktu software menerangkan jawaban-jawaban yang salah, software mempunyai kemampuan untuk melanjutkan pelajaran dari poin dengan memberi umpan balik pada informasi yang salah dimengerti sebelum melanjutkan ke informasi baru.

3. SimulationSoftware simulasi memberikan kesempatan untuk menguji kemampuan pada aplikasi nyata dengan menciptakan situasi yang mengikutsertakan pengguna -pengguna untuk bertindak pada situasi tersebut . Program simulasi yang baik dapat memberikan suatu lingkungan untuk situasi praktek yang tidak mungkin dapat dilakukan di ruang kelas atau mengurangi resiko kecelakaan pada lingkungan sebenarnya.

4. Problem SolvingSoftware problem solving menyajikan masalah-masalah untuk pengguna menyelesaikannya berdasarkan kemampuan yang telah mereka peroleh. Software ini memberikan aplikasi dasar

strategi pemecahan masalah, analisis akhir, mencari ruang permasalahan, dan inkubasi.

5. Educational GamesInstructional atau educational games merupakan paket software yang menciptakan kemampuan pada lingkungan permainan. Permainan diberikan sebagai alat untuk memotivasi dan membuat pengguna untuk melalui prosedur permainan secara teliti untuk mengembangkan kemampuannya.

2.2. MultimediaMultimedia merupakan penggunaan komputer dalam

bentuk audio-visual yang mengintegrasikan teks, grafik, video, animasi dan suara ke dalam bentuk presentasi informasi.(Tay Vaughann: 2006)

Multimedia sekarang telah banyak dipakai untuk mempresentasikan suatu informasi. Penggunaan video di dalam komputer sebagai salah satu sarana pendukung multimedia, harus disesuaikan dengan kemampuan PC tersebut yaitu adapter video dan CPU komputer tersebut. 5 elemen multimedia yaitu:1. Teks (Text) yaitu tulisan yang merupakan dasar dari

semua aplikasi mulltimedia yang akan dibuat 2. Gambar (Grafic) yaitu reprentasi suatu obyek yang

dalam format bitmap, vector ataupun foto.3. Suara (Sound) yaitu dapat berupa percakapan, audio

effect (suara tepuk tangan), ambient sound (suara background laut yang menderu) dan juga music.

4. Video yaitu representasi suatu obyek bergerak yang mampu menghadirkan gambaran obyek secara nyata.

5. Animasi yaitu simulasi pergerakan suatu obyek yang dibuat seakan-akan nyata, yang diciptakan dengan mempertunjukkan rangkaian dari gambar.

2.3. Microbiologi Mikrobiologi adalah suatu ilmu yang mempelajari

kehidupan mahkluk yang bersifat mikroskopik yang disebut mikroorganisme atau jasad renik, yaitu mahkluk yang mempunyai ukuran sel sangat kecil dimana setiap selnya hanya dapat dilihat dengan pertolongan mikroskop (Srikandi Fardiaz, 2000).

Dalam teknologi pangan, mikrobiologi merupakan ilmu yang sangat penting, misalnya dalam hubungannya dengan kerusakan atau kebusukan makanan, sehingga dapat diketahui tindakan pencegahan atau pengawetan yang paling tepat untuk menghindari terjadinya kerusakan tersebut. Disamping itu mikrobiologi juga penting dalam fermentasi makanan, sanitasi, pengawasan mutu pangan dan sebagainya.

3. METODE PENELITIAN

PENELITIAN INTERNAL – PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA - STIKI 2

Page 3: Perancangan aplikasi pembelajaran menggunakan model simulasi

Model perancangan sistem berbantuan komputer terdiri dari tiga fase, dimana tiap fase saling berhubungan dan melengkapi. Adapun ke-3 fase tersebut adalah : fase perancangan, fase pra-pemrograman dan fase pengembangan / evaluasi .

Fase 1 : Perancangan 1.1 Penentuan Tujuan Pengajaran

Hal-hal yang dilakukan dalam langkah ini adalah analisis masalah, identifikasi karakteristik pengguna dan pendefinisian setting sistem tersebut akan digunakan.

1.2 Analisis PengajaranDi dalam langkah ini dilakukan penetapan syarat mutlak apa saja yang seharusnya telah dimiliki oleh pengguna.

1.3 Pengembangan pekerjaan secara obyektifSetiap langkah yang dilakukan harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna sistem.

1.4 Pembuatan Strategi TesDi dalam langkah ini dilakukan penentuan jenis tes yang dibutuhkan beserta umpan balik yang tepat.

1.5 Perancangan Strategi PengajaranDi dalam langkah ini, ditentukan metode pengajaran yang sesuai dengan kebutuhan pengguna, apakah berbentuk tutorial, praktek dan latihan, permainan, simulasi atau perpaduan antara metode-metode tersebut.

Fase 2: Pra-pemrograman2.1. Pembuatan Bagan Alir (FlowChart)

Bagan alir dibuat untuk memberi konsep yang jelas kepada programmer apa dan bagaimana alur kerja dari sistem yang dirancang.

2.2. Penyusunan Bahan pendukungMateri-materi pengajaran harus disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, sebagaimana yang telah didefinisikan pada langkah 1.5 diatas.

2.3. Tinjauan Ulang dan RevisiUntuk menghindari banyaknya waktu yang terbuang untuk melakukan re-programming, maka dianjurkan untuk menyediakan waktu untuk melakukan tinjauan ulang terhadap keseluruhan rancangan sistem yang dibangun.

Fase 3: Pengembangan / evaluasi3.1 Pemrograman

Programmer mengembangkan sistem berdasarkan rancangan yang telah dibuat sebelumnya. Pada tahap ini juga dicantumkan spesifikasi perangkat lunak dan perangkat keras yang mendukung penyempurnaan sistem.

3.2 Evaluasi

Pada langkah terakhir ini, dilakukan pengujian sistem kepada pengguna yang menjadi sasaran untuk menggunakan sistem yang telah dibangun

4. Hasil & Pembahasan Hasil perancangan aplikasi pembelajaran berbantuan

komputer pertumbuhan microorganisme dengan model simulasi dapat diuraikan sebagai berikut:

Fase I : Perancangan1.1 Penentuan Tujuan Pengajaran

Pembelajaran materi pembelajaran pertumbuhan mikroorganisme saat ini hanya dilakukan di laboraboratorium. Untuk pengujian fase-fase pertumbuhan microorganisme, membutuhkan waktu yang cukup lama. Selain itu seringkali karena kurang sterilnya media untuk melakukan ujicoba menyebabkan tahapan fase pertumbuhan microorganisme tidak terlihat baik.

Melihat permasalahan yang ada, tujuan pengembangan aplikasi pembelajaran untuk materi pelajaran pertumbuhan microorganisme adalah memberikan fasilitas bagi pengejaran materi pertumbuhan microorganisme khusus pada obyek susu sapi secara simulasi.

1.2 Analisis PengajaranAnalisa pengajaran materi, memperhatikan

kebutuhan dari guru pengajar untuk memperagakan dan siswa melakukan prakterk langsung dalam mempelajari proses pertumbuhan microorganisme. Untuk itu mengembangkan aplikasi pembelajaran harus mampu melakukan tahapan ujicoba seperti di laboratorium, dan juga mampu menunjukkan kepada siswa bagaimana pertumbuhan microorganisme melalui model simulasi.

1.3 Pengembangan Pekerjaan secara ObyektifDalam aplikasi pembelajaran ini, penyusunan

model simulasi meliputi simulasi perkembangan mikroorganisme, simulasi pada susu sapi yang baru diperas dan juga simulasi sterilisasi susu.

Pada simulasi pada susu yang baru diperas, menunjukkan bahwa saat pemerahan susu sapi, susu tersebut sudah memiliki beberapa bakteri yang terkandung didalamnya, salah satunya bakteri patogen. Bakteri ini yang menyebabkan penyakit pada manusia.

Pada simulasi sterilisasi susu, menunjukkan sterilisasi yang dilakukan adalah pemanasan susu pada suhu tinggi, yakni diatas titik didih air. Dapat dilakukan dengan alat sterilisasi berupa autoclave. Sterilisasi bertujuan untuk membunuh semua mikroorganisme dalam susu, baik patogen, pembusuk, maupun spora – sporanya. Kombinasi suhu dan waktu, yaitu 110 – 120o

C selama 20 – 30 menit.

1.4 Pembuatan Strategi Tes

PENELITIAN INTERNAL – PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA - STIKI 3

Page 4: Perancangan aplikasi pembelajaran menggunakan model simulasi

Untuk menguji apakah aplikasi pembelajaran dengan model simulasi mampu memenuhi tujuan pembelajaran, maka perlu disusun beberapa strategi pengujian antara lain:a) Apakah program simulasi mampu menunjukkan

langkah-langkah pengujian materi pertumbuhan microorganisme dengan obyek susu sapi seperti di laboratorium?

b) Apakah program simulasi mampu menunjukkan bakteri apa saja yang ada pada pengujian materi pertumbuhan microorganisme dengan obyek susu sapi?

c) Apakah program simulasi mampu menunjukkan perbedaan pertumbuhan microorganisme jika obyek susu sapi dipanaskan dengan suhu yang berbeda?

d) Apakah program simulasi mampu menunjukkan perbedaan pertumbuhan microorganisme jika obyek susu sapi berada pada lingkungan yang berbeda? Misalnya O2 atau Cuka.

1.5 Perancangan Strategi PengajaranPada pengembangan aplikasi pembelajaran untuk

membantu siswa memahami dan melakukan pengujian petumbuhan microorganisme pada obyek susu sapi, aplikasi dikembangkan dengan model simulasi.

Fase II : Pra Pemrograman 2.1 Pembuatan Bagan Alir

a) Bagan Alir Simulasi Bakteri Pada Susu Sapi

b) Bagan Alir Simulasi Sterilisasi Susu Sapi

c) Bagan Alir Simulasi Pertumbuhan Mikroorganisme

2.2 Penyusunan bahan pendukung

PENELITIAN INTERNAL – PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA - STIKI 4

Susu = 1

Bakteri Pada Susu Sapi

Bakteri Pada Susu Sapi

T

Y

TTT

Y

SUSU

Pengaduk

100o

C50 Menit

110o

C

120o

C

130o

C

Pendinginan

Y

40 Menit

Pendinginan

Y

30 Menit

Pendinginan

20 Menit

Pendinginan

Menu Grafik Pertumbuhan Mikroorganisme

Petunjuk Simulasi

Mikroorganisme dengan

menggunakan Gas O2

Keterangan Simulasi Dengan

Menggunakan Objek Gas

O2

Simulasi Dengan Cuka

Simulasi Pertumbuhan Mikroorganisme Dengan Menggunakan Gas O2

Petunjuk Simulasi

Mikroorganisme

dengan menggunak

an Cuka

Keterangan Simulasi Dengan

Menggunakan Objek Cuka

Simulasi Pertumbuhan Mikroorganisme Dengan

Menggunakan Cuka

YT

Page 5: Perancangan aplikasi pembelajaran menggunakan model simulasi

Bahan pendukung yang dibutuhkan dalam pembuatan simulasi pembelajaran pertumbungan mikroorganisme meliputi :a) Materi mengenai langkah-langkah pengujian materi

pertumbuhan microorganisme dengan obyek susu sapi.

b) Materi mengenai bakteri apa saja yang ada pada pengujian materi pertumbuhan microorganisme dengan obyek susu sapi.

c) Materi mengenai perbedaan pertumbuhan microorganisme jika obyek susu sapi dipanaskan dengan suhu yang berbeda..

d) Materi mengenai perbedaan pertumbuhan microorganisme jika obyek susu sapi berada pada lingkungan yang berbeda, misalnya O2 atau Cuka

2.3 Tinjauan ulang dan revisiPada fase pra-programming, kegiatan peninjauan ulang dan revisi selalu dilakukan pada semua kegiatan pra pemrograman maupun fase persiapan. Hal ini dilakukan supaya tidak terjadi perbaikan yang memakan waktu dan biaya lebih banyak setelah aplikasi selasai dikembangkan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada fase pemrograman dilakukan peninjauan apakah kegiatan yang dilakukan telah sesuai dengan kegiatan yang ada pada fase persiapan.

Fase III : Pengembangan/Evaluasi Pada fase pengembangan / evaluasi, hal-hal yang dilakukan adalah :III.1. Spesifikasi Kebutuhan

a. Spesifikasi Perangkat Lunak1) Windows XP Service Pack 2. Sistem operasi yang

digunakan dalam pembuatan program Simulasi.2) Macromedia Flash MX 2004. Program yang

digunakan untuk membuat suatu Aplikasi Simulasi pertumbuhan Mikroorganisme.

3) 3D Studio Max 8. Program pendukung yang digunakan untuk membuat output yang menampilkan beberapa contoh bentuk mikroorganisme atau bakteri.

b. Spesifikasi Perangkat Keras1) Processor minimum Pentium 4 2) Memory minimal 250 M3) Harddisk minimal 40 Gb4) VGA card support multimedia

III.2. Pemrograman Sesuai Fase Pertumbuhan Fase pertumbuhan mikroorganisme dibagi menjadi beberapa tahapan yaitu Fase Adaptasi, Fase Pertumbuhan Awal, Fase Logaritmik, Fase Pertumbuhan Lambat, Fase Pertumbuhan Statis, dan Fase Kematian.a) Fase Adaptasi

Dalam progam ini menampilkan tutorial berupa grafik pertumbuhan mikroorganisme dan juga dilanjutkan dengan sebuah simulasi pertumbuhan mikroorganisme yang menggunakan objek susu sapi dan didukung dengan Gas O2. ActionScript untuk fase adaptasi ini adalah:

ActionScript for symbol 5 :on(release){ _root.loadMovie(“Simulasi1.swf”,true);}

ActionScript for symbol 6 :on(release){

_root.loadMovie(“indeks.swf”,true);} ActionScript for frame 30 :

stop();gotoAndPlay(18);

b) Fase Pertumbuhan AwalDalam fase ini simulasi yang ditampilkan hampir sama dengan simulasi yang berada pada fase adaptasi. Perbedaannya hanya pada jumlah mikroba yang tumbuh volumenya bertambah dan berkembang. ActionScript pada fase pertumbuhan awal :

ActionScript for symbol 2 :on(release){

_root.loadMovie(“indeks.swf”,true);}ActionScript for symbol 5 :on(release){

_root.loadMovie(“simulasi2.swf”,true);}ActionScript for frame 30 :

stop();gotoAndPlay(18);

c) Fase LogaritmikFase logaritmik menampilkan simulasi yang menunjukkan pertumbuhan mikroba yang sangat cepat. Hal ini disebabkan oleh jumlah nutrisi dan cadangan makanan yang berlimpah. Oleh karena itu perkembangan dan juga pertumbuhan mikroorganisme bisa lebih meningkat dengan tajam. ActionScript dari simulasi fase logaritmik :

ActionScript for symbol 2 :on(release){ _root.loadMovie(“indeks.swf”,true);}

ActionScript for symbol 5 :on(release){_root.loadMovie(“simulasi3.swf”,true);}

ActionScript for frame 30 :stop();gotoAndPlay(18);

d) Fase Pertumbuhan LambatDalam fase pertumbuhan lambat, simulasi menampilkan jumlah volume mikroorganisme yang berkembang hanya sedikit saja. Hal ini disebabkan karena jumlah nutrisi yang ada sudah dikonsumsi hampir sepenuhnya dalam fase sebelumnya. Jadi

PENELITIAN INTERNAL – PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA - STIKI 5

Page 6: Perancangan aplikasi pembelajaran menggunakan model simulasi

pertumbuhan yang terjadi terkesan lambat yang dikarenakan jumlah makanan yang hampir menipis. ActionScript dalam fase pertumbuhan lambat :

ActionScript for symbol 2 :

on(release){

_root.loadMovie(“indeks.swf”,true);}

ActionScript for symbol 5 :

on(release){

_root.loadMovie(“simulasi4.swf”,true);}

ActionScript for frame 30 :

stop();

gotoAndPlay(18);

e) Fase Pertumbuhan StatisPertumbuhan statis adalah pertumbuhan tetap, jadi perkembangan dan pertumbuhan yang terjadi dalam fase ini bisa dikatakan hampir tidak ada. Karena jumlah mikroorganisme yang tumbuh dan juga jumlah mikroba yang mati volumenya bisa dikatakan hampir sama. Jadi jumlah volume mikroorganisme yang ada dalam fase ini cenderung tetap. ActionScript dalam fase pertumbuhan statis :

ActionScript for symbol 2 :

on(release){

_root.loadMovie(“indeks.swf”,true);}

ActionScript for symbol 5 :

on(release){

_root.loadMovie(“simulasi5.swf”,true);}

ActionScript for frame 30 :

stop();

gotoAndPlay(18);

f)Fase Kematian Fase manuju kematian dan kematian adalah fase yang teakhir dalam pertumbuhan mikroorganisme. Dalam fase ini jumlah volume bakteri cenderung menurun. Dikarenakan jumlah bakteri yang mati lebih besar dibandingkan dengan bakteri yang berkembang. ActionScript dalam fase menuju kematian dan kematian.:

ActionScript for symbol 2 :

on(release){ _root.loadMovie(“indeks.swf”,true);}

ActionScript for symbol 5 :on(release){

_root.loadMovie(“simulasi6.swf”,true);}ActionScript for frame 30 :

stop();gotoAndPlay(18);

III.3. Layout Programa) Layout Menu Pertumbuhan Mikroorganisme

Didalam menu pertumbuhan Mirkroorganisme, terdapat 4 bagian yaitu tombol Fase Pertumbuhan mikroorganisme, tombol bakteri pada susu sapi, tombol About dan juga tombol Simulasi sterilisasi sebagaimana yang ditunjukkan pada gambar 4.1. Menu yang disediakan dalam menu fase pertumbuhan mikroorganisme adalah menu yang mengacu pada keterangan dan simulasi mikroorganisme berdasarkan tingkatan fasenya

Gambar 4. 1 Layout Menu Fase Pertumbuhan Mikroorganisme

b) Layout Sub Menu Fase AdaptasiDari gambar 4.2, dapat dilihat perkembangan yang baru saja tumbuh dalam fase adaptasi. Jumlah bakteri yang ada dalam fase ini masih tergolong sedikit, karena baru saja mengalami proses adaptasi terhadap lingkungan sekitarnya.

Gambar 4. 2 Layout grafik fase adaptasi

c) Layout Simulasi Pada FaseAdaptasiMenu simulasi yang berada pada bagian ini menjelaskan tentang pertumbuhan yang dibantu dengan media gas O2. Terdapat beberapa tombol

PENELITIAN INTERNAL – PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA - STIKI 6

Page 7: Perancangan aplikasi pembelajaran menggunakan model simulasi

yang ada dalam menu ini, yaitu tombol susu yang menyalurkan objek susu kedalam wadah pengaduk terdapat juga tombol putar yang berfungsi untuk memutar pengaduk yang ada dalam wadah penelitian. Terdapat juga botol gas O2 yang dapat memasukkan gas O2 dengan cara menekan tutup botol agak lama. Dalam percobaan tersebut, akan terjadi pertumbuhan bakteri yang jumlahnya bertambah akibat pengaruh gas O2. Volume tersebut akan bertambah dengan adanya pengaruh dari gas tersebut. Petunjuk penggunaan menu simulasi dapat dilihat seperti pada gambar 4.3, sedangkan menu simulasi sendiri dapat dilihat seperti pada gambar 4.4.

Gambar 4. 3 Layout petunjuk menjalankan simulasi

Gambar 4. 4 Layout simulasi fase adaptasi

Gambar 4.5 merupakan keterangan yang menjelaskan hal-hal yang terjadi pada fase ini. Pada keterangan dijelaskan tentang fungsi dari gas O2. Fungsi dari menu ini adalah sebagai penjelasan mengenai fungsi media gas O2 yaitu sebagai pembantu perkembangan pertumbuhan mikroorganisme dalam wadah penelitian. Gas ini dapat membantu pertumbuhan dikarenakan mengandung banyak sekali zat makanan yang tersimpan didalamnya.

Gambar 4. 5 Layout keterangan Gas O2

d) Layout Simulasi pada Sub Menu Fase LogaritmikGambar 4.11, adalah menu awal yang menampilkan petunjuk menjalankan simulasi dalam susu sapi. Terdapat keterangan beberapa tombol dalam simulasi. Antara lainnya adalah tombol Tombol Tutup Botol dan juga tombol Next untuk masuk ke menu selanjutnya.

Gambar 4. 6 Layout Petunjuk Simulasi Fase Logaritmik

Dalam simulasi seperti ditunjukkan pada gambar 4.12, fase pertumbuhan mikroorganisme selanjutnya adalah terdapat banyak sekali bakteri yang tumbuh dalam wadah. Bakteri ini tumbuh akibat melimpahnya bahan makanan dan juga terdapat pengaruh dari gas O2 yang dapat merangsang pertumbuhan gas O2. Dalam hal ini adapun fungsi dari gas O2 adalah zat yang dapat membantu menambah rangsangan pertumbuhan mikroorganisme itu sendiri. Pertumbuhan ini menggunakan gas oksigen dikarenakan untuk menambah zat – zat makanan yang akan diserap oleh semua mikroorganisme yang ada.

Gambar 4. 7 Layout Simulasi Fase Pertumbuhan Logaritmik

PENELITIAN INTERNAL – PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA - STIKI 7

Page 8: Perancangan aplikasi pembelajaran menggunakan model simulasi

Gambar 4. 8 Layout Keterangan Fase Pertumbuhan Logaritmik

Seperti pada fase pertumbuhan mikroorganisme sebelumnya, pada fase ini simulasi juga diberikan keterangan untuk mempermudah pemahaman siswa sebagaimana pada gambar 4.13. Pada keterangan fase logaritmik, diterangkan bagaimana perkembangan bakteri bisa berjalan secara cepat. Dari situ juga terdapat animsi pembelahan sel yang menunjukkan bagaimana pembelahan sel itu terjadi. Animasi sederhana tersebut mengambarkan bagaimana pertumbuhan dan juga pertambahan volume mikroorganisme dalam wadah penelitian. Bakteri berkembang secara berlipat ganda dan dalam waktu yang singkat, jadi dalam fase ini pertumbuhan dapat berkembang dengan maksimal.

5. PENUTUPPerancangan aplikasi pembelajaran pertumbuhan mikroorganisme berbantuan komputer dengan model simulasi, dapat peroleh kesimpulan sebagai berikut:1. Perancangan aplikasi pembelajaran pertumbuhan

mikroorganisme berbantuan komputer dengan model simulasi, dapat memberikan penjelasan yang sesuai dengan fase-fase pertumbuhan mikroorganisme.

2. Perancangan aplikasi pembelajaran pertumbuhan mikroorganisme berbantuan komputer dengan model simulasi, dapat memenuhi kebutuhan siswa dan guru akan aplikasi yang mudah untuk melakukan ujicoba melalui pilihan media pertumbuhan mikroorganisme pada obyek susu.

3. Perancangan aplikasi pembelajaran pertumbuhan mikroorganisme berbantuan komputer dengan model simulasi, mampu memangkas waktu, biaya pengujian pertumbuhan mikroorganisme.

6. Daftar Pustaka1) Bernard Hartanto, Ferdianto Wijaya, 2004, The Magic

Of Flash MX 2004, Elex Media Komputindo.2) Handriyantini, Eva, 2009, permainan edukatif

(educational games) berbasis computer untuk pengguna sekolah dasar, proseding e-Indonesia Initiative , ITB

3) M. Suyanto, 2004, Multimedia Alat Untuk Meningkatkan Keunggulan Bersaing, Andi Offset

4) Srikandi Fardiaz, 2000, Mikrobiologi Pangan, Universitas Pangan dan Gizi Institute Pertanian Bogor

5) Golebiewski, Michael. 2002, Evaluating Software for Educator. http:// www.buffalographics.com / assignment/ softwareeavaldoc.html. [28 Juni 2002]

6) Putra, Sulistya Ika. 2000. Konsep Perancangan Materi Pengajaran dalam Menciptakan Sistem Pendidikan elektronis dengan jaringan Intranet. J.Komputer, Vol.3, No. 1:34-47

EVA HANDRIYANTINIStaf pengajar di Sekolah Tinggi Informatika & Komputer Indonesia (STIK Indonesia) Malang. Matakuliah yang diampu: Rekayasa Perangkat Lunak, Sistem Informasi Manajemen, Sistem Penunjang Keputusan dan Analisa Sistem Informasi. Latar Belakang Pendidikan: Sarjana Teknik Informatika – STIKI (1998), Magister Manajemen Teknologi Informasi – ITS (2008). Penghargaan yang pernah diterima : The Best IT of Entertainment Application - APICTA Indonesia (2003), Juara II Kontes Game Edukasi (2007). Penelitian yang pernah dilakukan: Program katalis - Kemenristek, tahun 2004, Program Beasiswa Unggulan - BKLN DIKTI, tahun 2007, Penelitian Dosen Muda - DIKTI, 2009.

PENELITIAN INTERNAL – PRODI MANAJEMEN INFORMATIKA - STIKI 8