peranan sumber informasi dalam pengambilan … · pengambilan keputusan mengkonsumsi sosis ayam...
TRANSCRIPT
PERANAN SUMBER INFORMASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI SOSIS AYAM
(Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor)
SKRIPSI
MEILIANA FAUZIAH
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
RINGKASAN
MEILIANA FAUZIAH. D34104066. 2008. Peranan Sumber Informasi Dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi Sosis Ayam (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor). Skripsi. Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pembimbing Utama : Ir. H. Ismail Pulungan, Msc Pembimbing Anggota : Ir. Sutisna Riyanto, MS
Perubahan pola konsumsi masyarakat saat ini yang selalu menginginkan kepraktisan, cita rasa dan bernilai gizi selayaknya direspon oleh industri pangan dengan mengembangkan dan memproduksi makanan olahan cepat saji, termasuk pada industri peternakan. Salah satu dari produk olahan ini adalah sosis. Untuk memasarkan sosis kepada masyarakat, dibutuhkan sumber informasi yang dapat berfungsi sebagai sarana promosi. Berbagai macam sumber informasi yang tersedia, harus mampu mempengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusan untuk membeli dan mengkonsumsi produk yang diinformasikan. Sehingga sumber informasi tersebut perlu memberikan rasa kepercayaan serta menarik minat konsumen untuk mengkonsumsi.
Tujuan dari penelitian ini yaitu: (1) mengetahui hubungan antara karakteristik siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan sumber informasi, (2) mengetahui hubungan antara karakteristik siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan keputusan konsumsi sosis ayam, dan (3) mengetahui hubungan antara sumber informasi dengan keputusan konsumsi sosis ayam.
Penelitian ini berlangsung selama satu bulan, sejak tanggal Maret sampai 30 April 2008 di SMA Negeri 5 Bogor. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 100 siswa dengan cara teknik pengambilan dispropotional stratified random sampling. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Analisis data yang meliputi uji korelasi rank Spearman dan Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan sangat nyata (p<0,01) antara uang saku dengan media cetak. Terdapat hubungan nyata (p<0,05) antara pendapatan orang tua dengan media elektronik. Pekerjaan orang tua memiliki hubungan sangat nyata (p<0,01) dengan keputusan konsumsi sosis ayam. Uang saku memiliki hubungan nyata (p<0,05) dengan keputusan konsumsi sosis ayam. Terdapat hubungan nyata (p<0,05) antara orang tua dengan keputusan konsumsi sosis ayam. Terdapat hubungan sangat nyata (p<0,01) antara guru dengan keputusan konsumsi sosis ayam.
Kata-kata kunci: karakteristik siswa, sumber informasi, keputusan konsumsi sosis ayam
ABSTRACT
Role of Information Source on Decision Making in Chicken Sausage Consumption
(Case of SMA Negeri 5 Bogor’s Students)
Fauziah M., I. Pulungan, and S. Riyanto
The aims of this study were : (1) to know correlation between characteristics of SMA Negeri 5 Bogor’s student with information sources, (2) to know correlation between characteristics of SMA Negeri 5 Bogor’s student with decision consume the chicken sausage, (3) to know correlation between information sources with decision consume the chicken sausage,. This study was done from March 30rd – April 30rd 2008 at SMA Negeri 5 Bogor. The samples of this research were 100 students and taken by disproportional stratified random sampling method. The results of this study were indicated that allowance had high significant correlation (p<0,01) with electronic media. Parents’ income had significant correlation (p<0,05) with printed media. Parents’ occupation had high significant correlation (p<0,01) with decision consume the chicken sausage. Allowance had significant correlation (p<0,05) with decision consume the chicken sausage. Parent had significant correlation (p<0,05) with decision consume the chicken sausage. Teacher had high significant correlation (p<0,01) with decision consume the chicken sausage.
Keywords : characteristics of student, information sources, decision consume the chicken sausage
PERANAN SUMBER INFORMASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI SOSIS AYAM
(Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor)
MEILIANA FAUZIAH
D34104066
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Fakultas Peternakan Institut Pertanian Bogor
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008
PERANAN SUMBER INFORMASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENGKONSUMSI SOSIS AYAM
(Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor)
MEILIANA FAUZIAH
D34104066
Skripsi ini telah disetujui dan disidangkan di hadapan
Komisi Ujian Lisan pada tanggal 4 Juni 2008
Pembimbing Utama Pembimbing Anggota
Ir. H. Ismail Pulungan, Msc Ir. Sutisna Riyanto, MS NIP. 130 345 020 NIP. 131 779 500
Dekan Fakultas Peternakan
Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Luki Abdullah, Msc. Agr NIP. 131 955 531
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan pada tanggal 13 Mei 1986 di Bogor, Jawa Barat. Penulis
adalah anak kedua dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Hidayat dan Ibu Siti
Rochmah.
Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SDN Panaragan II Bogor pada
tahun 1998, kemudian melanjutkan ke pendidikan menengah pertama diselesaikan di
SLTPN 1 Bogor pada tahun 2001 dan pendidikan lanjutan menengah umum
diselesaikan di SMUN 5 Bogor pada tahun 2004. Penulis diterima sebagai
mahasiswa jurusan Sosial Ekonomi Industri Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut
Pertanian Bogor melalui Jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) dengan
minat studi Komunikasi dan Penyuluhan pada tahun 2004.
Selama mengikuti pendidikan di Institut Pertanian Bogor, penulis pernah
aktif dalam kegiatan organisasi Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Industri
Peternakan (HIMASEIP) periode tahun 2006-2007 sebagai staf Departemen
Informasi dan Komunikasi.
KATA PENGANTAR
Bismillahir-rahmanir-rahim,
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
hidayah-Nya yang telah dilimpahkan-Nya. Sholawat serta salam selalu tercurah
kepada Nabi besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini dan penulisan skripsi ini.
Skripsi yang berjudul ”Peranan Sumber Informasi Dalam Pengambilan
Keputusan Mengkonsumsi Sosis Ayam (Kasus siswa SMA Negeri 5 Bogor)” ini
dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Peternakan pada
Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian
Bogor.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna sehingga
penulis mengharapkan saran dan masukan dari pembaca. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Amin yaa rabbal aalamiin.
Bogor, Juni 2008
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN.....................................................................................................
ABSTRACT........................................................................................................
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................
LEMBAR PENGESAHAAN.............................................................................
RIWAYAT HIDUP............................................................................................
KATA PENGANTAR........................................................................................
DAFTAR ISI.......................................................................................................
DAFTAR TABEL...............................................................................................
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................
PENDAHULUAN..............................................................................................
Latar Belakang........................................................................................ Perumusan Masalah................................................................................ Tujuan Penelitian.................................................................................... Kegunaan Penelitian...............................................................................
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................
Sumber Informasi................................................................................... Daging Ayam dan Olahannya................................................................. Keputusan Konsumsi.............................................................................. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor.............................................
KERANGKA PEMIKIRAN...............................................................................
METODE PENELITIAN....................................................................................
Lokasi dan Waktu................................................................................... Populasi dan Sampel............................................................................... Desain Penelitian..................................................................................... Data dan Instrumentasi............................................................................ Definisi Operasional................................................................................ Analisis Data...........................................................................................
GAMBARAN UMUM LOKASI........................................................................
Keadaan Umum SMA Negeri 5 Bogor................................................... Visi dan Misi SMA Negeri 5 Bogor........................................................
HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................
Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor.............................................. Sumber Informasi....................................................................................
Perolehan Informasi Sosis Ayam................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
1
1 2 2 3
4
4 8 9 11
14
16
16 16 16 17 17 19
20
20 20
22
22 25 25
Perolehan Informasi Sosis Ayam Pertama Kali.......................... Faktor Pendorong Konsumsi Sosis Ayam..................................
Keputusan Konsumsi Sosis Ayam.......................................................... Hubungan Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Sumber Informasi................................................................................................. Hubungan Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Keputusan Konsumsi Sosis Ayam......................................................... Hubungan Sumber Informasi dengan Keputusan Konsumsi Sosis Ayam.......................................................................................................
KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................
Kesimpulan.............................................................................................. Saran........................................................................................................
UCAPAN TERIMA KASIH...............................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................
26 26 27 28 30
31
32
32 32
33
35
37
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor........................................... 22
2. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Berdasarkan Pengetahuan
Gizi....................................................................................................... 24
3. Deskripsi Perolehan Informasi Sosis Ayam......................................... 25
4. Perolehan Informasi Sosis Ayam Pertama Kali.................................... 26
5. Faktor Pendorong Konsumsi Sosis Ayam............................................. 26
6. Distribusi Siswa Konsumsi Sosis Ayam............................................... 27
7. Hubungan Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Sumber
Informasi................................................................................................ 28
8. Hubungan Karakteritik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan
Keputusan Konsumsi Sosis Ayam...................................................... 29
9. Hubungan Sumber Informasi dengan Keputusan Konsumsi Sosis Ayam...................................................................................................... 30
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Proses Pengambilan Keputusan Konsumen...................................... 11
2. Kerangka Berpikir Peranan Sumber Informasi Dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi Sosis Ayam (Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor)............................................................................................. 15
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Kuesioner Penelitian Peranan Sumber Informasi Dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi Sosis Ayam (Studi Kasus Siswa SMA Negeri 5 Bogor)............................................................ 37
2. Hasil Chi Square dan uji rank Spearman Antara Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Sumber Informasi.................. 41
3. Hasil Chi Square Antara Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Keputusan Konsumsi Sosis Ayam............................ 56
4. Hasil Chi Square Antara Sumber Informasi dengan Keputusan Konsumsi Sosis Ayam...................................................................... 60
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber Informasi
Menurut Cangara (2006) tipe komunikasi dapat dibagi atas empat macam
tipe, yakni komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication),
komunikasi antar pribadi (interpersonal communication), komunikasi publik (public
communication) dan komunikasi massa (mass communication).
Komunikasi dengan diri sendiri (intrapersonal communication) merupakan
proses komunikasi yang terjadi didalam diri individu, atau dengan kata lain
berkomunikasi dengan diri sendiri dalam proses pengambilan keputusan, seringkali
seseorang dihadapkan pada pilihan ya atau tidak. Komunikasi antar pribadi
(interpersonal communication) adalah proses komunikasi yang berlangsung antara
dua orang atau lebih secara tatap muka dapat memakai media mekanik seperti
telepon dan surat yang sifatnya lebih personal atau tidak menggunakan alat
(berlangsung secara tatap muka). Komunikasi publik (public communication)
menunjukkan suatu proses komunikasi dimana pesan-pesan disampaikan oleh
pembicara dalam situasi tatap muka didepan khalayak yang lebih besar. Komunikasi
publik memiliki ciri komunikasi interpersonal (pribadi), karena langsung secara tatap
muka sehingga dapat diidentifikasikan siapa yang berbicara (sumber) dan siapa
pendengar. Tipe komunikasi publik biasanya ditemui dalam berbagai aktivitas seperti
kuliah umum, khotbah, rapat akbar, pengarahan, ceramah dan semacamnya dan yang
dimaksud dengan komunikasi massa dapat dilihat berdasarkan segmen khalayak, dari
segi medianya dan adapula dari sifat pesannya. Komunikasi massa (mass
communication) dapat didefinisikan sebagai proses komunikasi yang berlangsung
dimana pesannya dikirim dari sumber yang melembaga kepada khalayak yang
sifatnya massal melalui alat-alat yang bersifat mekanis seperti radio, televisi, surat
kabar dan film. Pesan komunikasi massa berlangsung satu arah dan tanggapan
baliknya lambat (tertunda) dan sangat terbatas. Selain itu sifat penyebaran pesan
melalui media massa berlangsung begitu cepat, serempak dan luas.
Informasi konsumen meliputi beberapa sumber yang bisa digunakan.
Sumber-sumber tersebut dapat dikategorikan dalam dua dimensi yaitu sumber
personal dan sumber impersonal. Dua kategori tersebut bisa juga dikelompokkan ke
dalam sumber informasi yang dikendalikan oleh pemasar dan yang tidak dapat
dikendalikan (Sutisna, 2003).
Sumber informasi personal yang bisa dikendalikan oleh pemasar meliputi
petugas penjualan, pemasaran jarak jauh (telemarketing) dan pameran dagang.
Sumber informasi personal yang tidak bisa dikendalikan oleh pemasar misalnya
komunikasi dari mulut ke mulut (word-of-mouth) yang bersumber dari teman,
tetangga dan keluarga, saran professional (konsultan), serta pengalaman
mengkonsumsi.
Kategori informasi impersonal yang bisa dikendalikan oleh pemasar meliputi
iklan, tata letak toko, promosi penjualan dan pengemasan. Sedangkan informasi
impersonal yang tidak bisa dikendalikan oleh pemasar terdiri atas berita dan
editorial, sumber-sumber yang netral seperti majalah, atau laporan-laporan
pemerintah seperti laporan perkembangan harga dan indeks harga dan sebagainya. Media informasi
Media adalah alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan
dari komunikator kepada khalayak. Teman atau Keluarga menurut Engel et al. (1994) keluarga merupakan
organisasi pembelian paling penting dalam masyarakat yang telah menjadi objek
penelitian yang luas. Bagi seorang individu, keluarga adalah kelompok acuan primer
paling berpengaruh. Orang tua, seseorang biasanya mendapatkan orientasi mengenai
agama, ambisi pribadi, harga diri dan cinta. Jika seseorang tidak lagi berinteraksi
secara mendalam dengan keluarganya, pengaruh keluarga terhadap perilakunya
biasanya masih tetap signifikan. Proses pengambilan keputusan konsumen sangat
dipengaruhi olah kontak sosial yang terjadi. Seorang konsumen seringkali meminta
pendapat mengenai produk dan jasa kepada teman atau keluarga. Proses komunikasi
biasanya berlangsung secara lisan. Pendapat teman atau keluarga bagi seorang
konsumen seringkali mempengaruhi pengambilan keputusan konsumen dalam
membeli dan memilih produk dan merek. Sales merupakan media interpersonal yang memungkinkan terjadinya
pertukaran informasi antara penjual dengan pembeli. Situasi penjualan bersifat
pribadi (tatap muka) dan peranannya menjadi sangat penting ketika negosiasi terjadi
di tempat penjualan (Engel et al., 1994).
Leaflet merupakan salah satu bentuk direct mail yang dipakai dalam
komunikasi massa untuk menghadapi audiens dalam jumlah relatif kecil. Melalui
leaflet, pesan dapat disampaikan secara panjang lebar dan terperinci. Leaflet
merupakan media yang sangat baik untuk membangkitkan respon konsumen
(Brannan, 2005).
Surat kabar memiliki peran penting dalam menyampaikan berita secara
cepat, detil (lengkap) sekaligus menyampaikan informasi, artikel dan feature yang
menarik bagi pembacanya. Kebanyakan surat kabar terbit setiap hari sehingga
disebut juga dengan surat kabar harian yang melayani kebutuhan masyarakat dalam
skala nasional atau lokal. Namun terdapat pula surat kabar mingguan dan surat kabar
dengan pembaca khusus yang memiliki karakteristik khusus. Kedua tipe surat kabar
ini tetap memiliki peran penting bagi perusahaan atau pemasang iklan tertentu untuk
mempromosikan produknya. Surat kabar juga dapat dibaca saat waktu luang dan
biasanya, penyampaian informasi pada surat kabar lebih rinci (Morissan, 2007).
Majalah merupakan salah satu media cetak yang selama beberapa tahun
terakhir mengalami pertumbuhan yang cepat melayani kebutuhan pendidikan,
informasi dan hiburan. Para pembacanya yang datang dari berbagai macam latar
belakang sosial. Hampir setiap majalah saat ini diterbitkan untuk memenuhi hampir
segala tipe audien berdasarkan segmentasi tertentu seperti segmentasi demografis
atau gaya hidup tertentu atau pada aktivitas, minat atau ketertarikan pada bidang
tertentu. Jenis atau tipe majalah yang luas dan bermacam-macam ini menjadikan
majalah sebagai salah satu media yang menarik bagi banyak pemasang iklan.
Walaupun televisi merupakan media terbesar untuk beriklan namun terdapat
kecenderungan semakin banyak perusahaan besar atau kecil yang tertarik untuk
beriklan di majalah dari pada media lainnya (Morissan, 2007). Televisi menurut Morissan (2007) televisi ialah media elektronik yang
memiliki keunggulan yang lebih baik daripada media elektronik lainnya seperti
radio, sebab mampu menghadirkan suara dan gambar pada saat bersamaan. Televisi
adalah generasi baru media elektronik dan dapat menyampaikan pesan-pesan aural
dan visual secara serentak. Pesan visual berupa gambar diam atau hidup yang
disajikan secara kreatif dalam tata warna yang tepat diiringi pesan aural yang sesuai
dalam menyuguhkan realita yang ada.
Radio menurut Belch dalam Morissan (2007) adalah a medium characterized
by highly specialized programming appealing to very narrow segments of the
population (suatu media yang dicirikan oleh program yang sangat terspesialisasi
ditujukan kepada segmen khalayak yang sangat sempit). Iklan radio memiliki sifat
yang sangat lokal sehingga menjadi salah satu media yang dapat digunakan
perusahaan lokal untuk mempromosikan produknya. Radio telah menjadi forum
komunitas antar pendengarnya. Pendengar bisa saling melakukan transaksi barang
dan jasa yang dibutuhkannya. Iklan juga telah mewarnai semua program radio pada
semua stasiun radio.
Sejak munculnya banyak channel pada tahun 1980-an, radio menawarkan
banyak peluang untuk iklan pada masyarakat. Saat ini, radio menawarkan tantangan
kreatif dengan mengundang para pendengar untuk menciptakan image. Melalui
radio, biaya iklan dapat ditekan serendah mungkin. Kelemahan dari media ini ialah
jarang sekali pendengar yang secara khusus menggunakan radio untuk mencari
informasi. Mendengarkan biasanya sambil melakukan pekerjaan lain. Oleh karena
itu, informasi atau iklan yang disampaikan melalui radio seringkali mengalami
pengulangan. Hal ini ditujukan agar pesan yang disampaikan menjadi lebih efektif
(Brannan, 2005).
Internet dapat didefinisikan sebagai: a worldwide means of exchanging
information and communicating through a series of interconnected computers (suatu
metode yang mendunia untuk saling tukar menukar informasi dan berkomunikasi
melalui komputer yang saling berkoneksi). Dalam sejarah teknologi komunikasi
tidak ada media yang mampu menandingi internet dalam hal pertumbuhan jumlah
penggunanya. Di negara maju, internet mengalahkan seluruh media sebagai referensi
untuk mendapatkan informasi. Televisi merupakan referensi utama bagi masyarakat
untuk mendapatkan hiburan tetapi menduduki tempat keempat untuk mendapatkan
informasi (Morissan, 2007).
Daging Ayam dan Olahannya
Daging yang biasa dikonsumsi masyarakat adalah daging sapi, kerbau,
kambing dan ayam. Daging ayam merupakan salah satu komoditi unggas yang
sangat disukai masyarakat karena cukup ekonomis, dapat disajikan dengan mudah
dan cepat dan mengandung sejumlah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh. Daging
ayam mempunyai serat daging yang empuk sehingga mudah dicerna. Menurut
Priyatno (2003), konsumsi daging ayam meningkat paling pesat dibandingkan
dengan daging sapi, kambing, ataupun babi. Beberapa alasan yang menyebabkan
kebutuhan daging ayam mengalami peningkatan yang cukup pesat adalah sebagai
berikut :
1. daging ayam relatif lebih murah dibandingkan daging lainnya,
2. daging ayam lebih baik dari segi kesehatan karena mengandung sedikit lemak
dan kaya protein bila dibandingkan daging sapi, kambing dan babi,
3. tidak ada agama apapun yang melarang umatnya untuk mengkonsumsi daging
ayam, dan
4. daging ayam mempunyai rasa yang dapat diterima golongan masyarakat dan
semua umur.
Komoditi ternak unggas (ayam ras, ayam buras dan itik), domba dan
kambing, mempunyai kontribusi yang cukup besar sebagai penghasil daging yang
cukup dapat diandalkan. Hal ini terlihat dari total produksi daging yang berasal dari
komoditi tersebut padaakhir tahun 2004 tercatat sebanyak 300,15 ribu ton atau
68,17% dari total produksi daging Jawa Barat. Produksi daging tersebut ditunjang
oleh preferensi terhadap daging ayam sebesar 51,79%, sehingga sangat membantu
memperkecil ketergantungan suplai daging sapi dari luar Jawa Barat (KVMI, 2004).
Sosis atau sausage berasal dari bahasa latin salsus yang berarti digarami atau
secara harfiah daging yang disiapkan melalui penggaraman. Pembuatan sosis
bertujuan untuk mengawetkan daging segar yang tidak dikonsumsi segera. Sosis
yang telah umum dikenal adalah produk daging giling yang dimasukkan ke dalam
selongsong atau casing sehingga berbentuk spesifik (bulat panjang) dengan berbagai
ukuran (Kramlich dalam Hamdani, 2005). Sosis merupakan produk makanan yang
diperoleh dari campuran daging halus (mengandung daging tidak kurang dari 75%)
dengan penambahan tepung atau pati dengan atau tanpa penambahan bumbu dan
dengan tambahan makanan lainnya yang diizinkan dan dimasukkan ke dalam
selongsong.
Sosis yang telah dikenal oleh masyarakat secara umum adalah produk daging
giling yang dimasukkan ke dalam selongsong sehingga berbentuk spesifik (bulat
panjang) dengan berbagai macam ukuran. Sosis merupakan produk daging olahan
yang berbentuk emulsi dimana lemak bertindak sebagai komponen atau zat yang
teremulsi serta protein dan air sebagai komponen atau zat pengemulsi.
Soeparno (1998), mengungkapkan bahwa pada dasarnya ada lima kelas sosis
yang sudah dikenal yaitu sosis segar, sosis segar yang diasap, sosis masak, sosis
kering dan agak kering, sosis spesialitas daging masak. Sosis segar dibuat dari
daging segar, tidak dikuring, dicacah, dilumatkan, digiling, diberi garam dan bumbu-
bumbu, dimasukkan dan dipadatkan di dalam selongsong serta harus dimasak
sebelum dimakan. Sosis masak dibuat dari daging segar, bias dikuring atau tidak,
dimasukkan dan dipadatkan di dalam selongsong, tidak diasap dan setelah dibuat
harus segera dimasak. Sosis kering dan agak kering dibuat dari daging yang dikuring
dan keringkan udara, dapat diasap sebelum pengeringan serta dapat dikonsumsi
dalam keadaan dingin atau telah dimasak. Sosis spesialitas daging masak adalah
produk daging khusus yang dikuring atau tidak dikuring, dimasak dan jarang diasap,
sering dibuat dalam bentuk batangan atau daging loaf serta biasanya dijual dalam
bentuk irisan-irisan yang dipak atau dibungkus yang dapat dikonsumsi dalam bentuk
dingin (Soeparno, 1998).
Keputusan Konsumsi
Menurut Prasetijo dan John (2004) perilaku konsumen adalah suatu proses
yang terdiri dari beberapa tahap yaitu : (1) Tahap perolehan : mencari dan membeli,
(2) Tahap konsumsi : menggunakan dan mengevaluasi, dan (3) Tahap tindakan pasca
beli : apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau
dikunsumsi.
Menurut Engel et al. (1994) mendefinisikan perilaku konsumen adalah
tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan
menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului
tindakan tersebut. Keputusan pembeliaan dipengaruhi oleh tiga faktor utama yaitu :
1. Pengaruh lingkungan, yang terdiri dari : a) budaya merupakan nilai, gagasan,
dan simbol yang bermakna masyarakat membentuk individu untuk
berkomunikasi, menafsirkan dan evaluasi sebagai anggota; b) kelas sosial,
menunjukkan preferensi produk dan merek yang berbeda; c) pengaruh pribadi,
kepercayaan sikap dan perilaku konsumen dipengaruhi ketika orang lain
digunakan sebagai kelompok acuan; d) pengaruh sosial, kelompok acuan,
keluarga serta perilaku konsumen dan status; dan e) situasi.
2. Perbedaan individu, terdiri dari : a) sumber daya konsumen terdiri dari waktu,
uang dan perhatian; b) motivasi dan keterlibatan; c) pengetahuan serta d)
kepribadian, gaya hidup dan demografi.
3. Proses psikologi, terdiri dari : a) pencarian informasi; b) pembelajaran serta c)
perubahan sikap dan perilaku.
Pengambilan keputusan merupakan istilah yang umumnya berhubungan
dengan lima langkah dalam proses pemecahan masalah yang berakhir dengan
dipilihnya suatu alternatif yang merupakan suatu tindakan pengambilan keputusan.
Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau
digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar,
sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap
(langkah) yang lebih khusus/spesifik dan operasional (Hasan, 2002)
Menurut Sutisna (2003) pengambilan keputusan oleh konsumen untuk
melakukan pembelian suatu produk diawali oleh adanya kesadaran atas pemenuhan
kebutuhan dan keinginan yang disebut juga need arousal atau disebut juga tahap
menyadari adanya masalah (problem recognition). Jika sudah disadari adanya
kebutuhan dan keinginan, maka konsumen akan mencari informasi mengenai
keberadaan produk yang diinginkannya. Proses pencarian informasi ini akan
dilakukan dengan mengumpulkan semua informasi yang berhubungan dengan
produk yang diinginkan. Berbagai informasi yang diperoleh konsumen melakukan
seleksi atas alternatif-alternatif yang tersedia. Proses seleksi inilah yang disebut
sebagai tahap evaluasi informasi. Salah satu merek produk dipilih untuk dibeli,
dengan menggunakan berbagai kriteria yang ada dalam benak konsumen. Bagi
konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi terhadap produk yang diinginkannya,
proses pengambilan keputusan akan mempertimbangkan berbagai hal.
Gambar 1. Berikut adalah gambar proses pengambilan keputusan konsumen.
Proses Pengambilan Keputusan Konsumen
Pengenalan masalah/kebutuhan dan keinginan
Pencarian berbagai informasi
Evaluasi berbagai alternatif merek produk
Pilihan atas merek produk untuk dibeli
Evaluasi pasca pembelian
Gambar 1. Proses pengambilan keputusan konsumen Sumber : Sutisna (2003).
Dengan dibelinya merek produk tertentu, proses evaluasi belum berakhir
karena konsumen akan melakukan evaluasi pasca pembelian. Proses evaluasi ini
akan menentukan apakah konsumen merasa puas atau tidak atas keputusan
pembeliannya. Seandainya konsumen merasa puas, maka kemungkinan untuk
melakukan pembelian kembali pada masa depan akan terjadi, sementara itu jika
konsumen tidak puas atas keputusan pembeliannya, dia akan mencari kembali
berbagai informasi produk yang dibutuhkannya. Proses ini akan terus berulang
sampai konsumen merasa terpuaskan atas keputusan pembelian produknya.
Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor
Konsumen produk sosis dalam penelitian ini adalah siswa SMA yang
termasuk kategori remaja. Remaja merupakan suatu masa dari tahap perkembangan
manusia yang paling rawan karena tugas perkembangan utama remaja adalah
membentuk suatu identitas untuk mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
timbul dari dalam dirinya. Selain itu pada masa ini terjadi krisis identitas dimana
remaja sedang mengeksplorasi perilaku, minat dan ideologo alternatif. Banyak
keyakinan, peran dan perilaku yang dimodifikasi atau dibuang sebagai upaya
membentuk konsep diri yang terintegrasi. Idealnya, krisis identitas ini harus
dipecahkan pada awal atau pertengahan usia dua puluhan sehingga individu dapat
terus maju menghadapi tugas kehidupan selanjutnya. Jika proses ini berhasil, remaja
dikatakan mencapai suatu identitas yang berarti memiliki komitmen terhadap
identitas seksual, arah pekerjaan dan pandangan ideologis (Atkinson, Smith, &
Hoeksema, 2000). Berikut ini penjelasan beberapa karakteristik siswa yang berkaitan
dengan pengambilan keputusan mengkonsumsi sosis ayam. Jenis Kelamin
Banyak sekali produk yang menggunakan pendekatan jenis kalamin ini dalam
pemasarannya. Satu merek produk yang ditujukan hanya kepada wanita atau hanya
kepada pria, masing- masing memiliki strategi promosi yang berbeda. Isi media
massa mempengaruhi siapa yang akan menggunakan media itu. Program televisi
tertentu seperti program olah raga biasanya disukai konsumen laki-laki, infotaiment
disukai wanita, sinetron (wanita), program memasak (wanita), program berita (laki-
laki). Pada umumnya wanita lebih banyak menonton televisi dari pada pria. Saat ini,
jumlah penduduk pria dan wanita di Indonesia tidak jauh berbeda. Praktisi
pemasaran harus memahami kaitan antara isi media dengan siapa audiennya dalam
mempersiapkan strategi promosi yang berhasil (Morissan, 2007). Pendidikan
Konsumen dapat pula dikelompokkan menurut tingkat pendidikan yang
dicapai. Pendidikan yang berhasil diselesaikan biasanya menentukan pendapatan dan
kelas sosial merek. Tingkat pendidikan biasanya terkait pula dengan tingkat
pekerjaannya walupun tidak selalu. Seseorang yang berpendidikan tinggi cenderung
membaca menentukan tingkat intelektualitas seseorang. Tingkat intelektualitas ini
akan menentukan pilihan barang-barang, jenis hiburan dan program radio atau
televisi yang diikutinya (Morissan, 2007). Pekerjaan
Konsumen yang memiliki jenis pekerjaan tertentu umumnya mengkonsumsi
barang-barang tertentu yang berbeda dengan jenis pekerjaan lainnya. Selera mereka
pun umumnya juga berbeda dalam mengonsumsi media massa. Kalangan eksekutif
lebih menyukai media yang dapat mendorong daya pikir mereka atau membantu
mereka dalam mengambil keputusan misalnya menonton program berita atau film-
film tertentu di televisi. Sementara kalangan pekerja kasar lebih menyukai musik
dangdut (Morissan, 2007). Pendapatan
Produk yang dibeli seseorang erat hubungannya dengan penghasilan yang
diperoleh rumah tangga orang tersebut. Selera atau konsumsi sangat dipengaruhi oleh
kelas yang ditinggali konsumen. Pendapatan seseorang akan menentukan di kelas
sosial mana dia berada dan kedudukan seseorang dalam kelas sosial akan
mempengaruhi kemampuannnya berakses pada sumber-sumber daya.
Perusahaan yang akan beriklan di radio atau televisi harus menentukan
apakah ingin memasarkan produk untuk kalangan berpenghasilan tinggi, menengah
atau bawah. Media massa harus menegaskan kalangan mana yang menjadi targetnya
sehingga pemasang iklan dapat mempromosikan produknya secara tepat (Morissan,
2007). Pengetahuan
Tingkat pengetahuan seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku
dalam pemilihan makanan. Tingkat pendidikan memiliki hubungan yang erat dengan
pengetahuan gizi. Salah satu faktor yang menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan gizi yang diperoleh adalah faktor pendidikan
(Morissan, 2007).
Menurut Engel et al. (1994) secara umum, pengetahuan dapat didefinisikan
sebagai informasi yang disimpan didalam ingatan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Sosis ayam merupakan salah satu makanan olahan asal ternak yang memiliki
kandungan protein tinggi dan sangat praktis untuk dikonsumsi. Siswa SMA Negeri 5
Bogor adalah sasaran yang dituju dalam promosi penjualan sosis. Memasarkan sosis
diperlukan sumber informasi yang berfungsi sebagai sarana promosi, sehingga siswa
memerlukan sumber informasi yang dapat dipercaya. Sumber informasi tersebut
dapat diperoleh dari promosi yang dilakukan oleh produsen melalui media
elektronik, media cetak, maupun informasi dari seseorang.
Proses pengambilan keputusan mengkonsumsi sosis ayam memiliki beberapa
faktor yang mempengaruhinya yaitu sumber informasi dan karakteristik siswa SMA
Negeri 5 Bogor. Karakteristik siswa yang terbagi menjadi faktor internal yang terdiri
dari jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua,
pengetahuan gizi dan faktor eksternal terdiri dari uang saku dan pendapatan orang
tua. Sumber informasi yang terbagi menjadi sumber informasi personal yang terdiri
dari teman, orang tua, saudara, guru dan sales serta sumber informasi impersonal
yang terdiri dari media cetak dan media elektronik.
Berdasarkan penjelasan di atas, ada hal yang penting untuk ditelusuri dan
dipelajari yaitu peranan sumber informasi dalam pengambilan keputusan
mengkonsumsi sosis ayam tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.
Keterangan: Merupakan peubah yang diteliti
Sumber Informasi: • Personal
1. Teman 2. Orang tua 3. Saudara 4. Guru 5. Sales
• Impersonal 1. Media cetak 2. Media elektronik
Karakteristik Siswa (Internal) :
- Jenis kelamin - Tempat tinggal - Pekerjaan orang tua - Pendidikan orang tua - Pengetahuan gizi
Karakteristik Siswa (Eksternal) :
- Uang saku - Pendapatan orang tua Keputusan
Konsumsi Sosis Ayam: - Ya - Tidak
Perilaku
Konsumsi
Merupakan peubah yang tidak diteliti Gambar 2. Kerangka Berpikir Peranan Sumber Informasi Dalam Pengambilan
Keputusan Mengkonsumsi Sosis Ayam.
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 5 Bogor. Tepatnya di Jalan
Manunggal No. 22 Bogor. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja
(purposive). Penelitian dilaksanakan selama satu bulan yaitu mulai dari 30 Maret
2008 sampai dengan 30 April 2008.
Populasi dan Sampel
Berdasarkan data sekunder dari SMA Negeri 5 Bogor tentang jumlah siswa
populasi penelitian ini adalah berjumlah 1.079 siswa, jumlah siswa kelas 1 dan 2
adalah 718 siswa. Penelitian ini tidak mengambil sampel kelas 3 karena adanya
persiapan ujian akhir dan masuk perguruan tinggi. Dari populasi tersebut diambil
sampel secara ”disproportional stratified random sampling” (Riduwan, 2006).
Penentuan jumlah sampel berdasarkan perhitungan rumus Slovin: Keterangan: n = Jumlah sampel
N = Jumlah populasi
e = Persentase ketidaktelitian 10%
n = 718
n = N
1 + N.e²
1 + 718 (0,1)²
= 87,8
= 88 orang = 100 orang
Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas, dengan tingkat kesalahan
(sampling error) 10%, sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah sebanyak
100 siswa.
Desain Penelitian
Penelitian ini didesain sebagai survei deskriptif korelasional yaitu penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpul data primer untuk mengamati hubungan antar peubah. Peubah bebas
dalam penelitian ini, yaitu karakteristik siswa SMA Negeri 5 Bogor dan sumber
informasi. Peubah terikat adalah keputusan konsumsi sosis ayam.
Data dan Instrumentasi
Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh melalui kuesioner yang disebar dan diisi oleh siswa SMA
Negeri 5 Bogor yang meliputi karakteristik siswa diantaranya jenis kelamin, tempat
tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pengetahuan gizi, uang saku dan
pendapatan orang tua. Sumber informasi dibagi menjadi dua bagian yaitu personal
yang terdiri dari teman, orang tua, saudara, guru dan sales serta impersonal yang
terdiri dari media cetak dan media elektronik. Keputusan konsumsi sosis ayam
diantaranya ya atau tidak. Data sekunder diperoleh dari bagian tata usaha SMA
Negeri 5 Bogor yaitu data mengenai keadaan umum sekolah, lokasi sekolah, fasilitas
sekolah dan jumlah siswa. Instrumentasi
Instrumen yang digunakan dalam penelitin ini adalah kuesioner. Kuesioner
yang disebar menjadi tiga bagian. Bagian pertama berisikan pertanyaan mengenai
karakterisitk siswa. Bagian kedua berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai sumber
informasi. Bagian ketiga berisikan pertanyaan-pertanyaan mengenai keputusan
konsumsi sosis ayam.
Definisi Operasional
Penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan
untuk mengukur berbagai peubah yang akan diteliti. Masing-masing peubah terlebih
dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikator pengukurannya. Istilah-
istilah tersebut yaitu:
1. Karakteristik siswa adalah sifat atau ciri yang melekat pada diri siswa yang
menjadikannya berbeda dari siswa lain yang meliputi :
i. Jenis kelamin adalah perbedaan gender pada siswa, diukur dengan
menggunakan skala nominal.
ii. Tempat tinggal adalah lokasi rumah tempat siswa tinggal dan hidup pada
saat penelitian, diukur dengan menggunakan skala ordinal.
iii. Uang saku adalah jumlah uang selain untuk kepentingan akademis sekolah
yang diterima siswa dari orang tua atau wali setiap bulannya, diukur dengan
menggunakan skala ordinal dalam satuan rupiah.
iv. Pendapatan orang tua adalah penghasilan yang diperoleh orang tua siswa
dari hasil pekerjaannya, diukur dengan menggunakan skala ordinal dalam
rupiah.
v. Pekerjaan orang tua adalah kegiatan utama yang dilakukan orang tua siswa
untuk menghasilkan uang, seperti pegawai negeri, wiraswasta, pegawai
swasta, petani/buruh dan lain-lain, diukur dengan menggunakan skala
nominal.
vi. Pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan formal tertinggi yang
diselesaikan oleh orang tua siswa, seperti : SD, SMP, SMA, Diploma,
Sarjana, Pascasarjana diukur dengan menggunakan skala nominal.
vii. Pengetahuan gizi adalah informasi yang dapat diingat oleh siswa mengenai
asupan gizi sosis ayam, diukur dengan menggunakan skala nominal.
2. Sumber informasi dapat berupa seseorang, media cetak atau media elektronik
yang menjadi asal informasi mengenai sosis ayam yang diukur dengan
menggunakan skala ordinal, meliputi :
1. Personal : sumber informasi yang sifatnya langsung berinteraksi dengan
siswa dengan indikator :
1) Teman merupakan orang-orang yang berada disekitar siswa baik yang
berada di lingkungan sekolah maupun di lingkungan rumah yang dapat
menjadi sumber informasi personal selain orang tua, saudara, guru dan
sales.
2) Orang tua merupakan ibu atau bapak kandung siswa yang dapat
menjadi sumber informasi.
3) Saudara merupakan orang-orang yang memiliki hubungan keluarga
dengan siswa yang menjadi sumber informasi selain orang tua.
4) Guru merupakan pengajar di sekolah siswa yang dapat menjadi sumber
informasi.
5) Sales merupakan orang yang mempromosikan atau menawarkan sosis
ayam kepada siswa.
2. Impersonal : sumber informasi yang diperoleh dari media dengan indikator :
1) Media cetak merupakan media yang divisualisasikan hanya berupa
tulisan yang digunakan siswa sebagai sumber informasi, seperti koran,
majalah dan leaflet.
2) Media elektronik merupakan media yang menampilkan suara (audio),
gambar (visual) maupun audiovisual yang digunakan siswa sebagai
sumber informasi, seperti televisi, radio dan internet.
3. Keputusan mengkonsumsi sosis ayam meliputi perilaku siswa untuk
mengkonsumsi atau tidak mengkonsumsi sosis ayam baik hanya mengkonsumsi
sosis saja maupun bersama makanan lain, diukur dengan menggunakan skala
nominal.
Analisis Data
Analisis data yang dilakukan dengan menggunakan analisis statistik
deskriptif untuk menggambarkan karakteristik siswa, sumber informasi dan
keputusan mengkonsumsi sosis ayam, berupa frekuensi, rataan, persentase, tabulasi
silang dan rataan skor serta uji korelasional Chi Square dan rank Spearman, dengan
menggunakan SPSS versi 13.0 for window.
a. rank Spearman digunakan untuk menganalisis hubungan antar peubah dalam data
ordinal.
( )1
61 2
2
−−= ∑
NNd
rs
Keterangan: rs = Nilai koefisien rank Spearman d = Disparitas (X1 – X2) N = Banyaknya pengamatan
b. Chi Square digunakan untuk menganalisis hubungan antar peubah dalam data
nominal.
( )
Keterangan: X2 = Nilai Chi Square
Oij = Jumlah observasi untuk kasus-kasus yang dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j. Eij = Banyak kasus yang diharapkan di bawah H0 untuk dikategorikan dalam baris ke-i pada kolom ke-j.
∑∑= =
−=
r
i
k
ij
ijij
EijEO
X1
22
GAMBARAN UMUM LOKASI
Keadaan Umum SMA Negeri 5 Bogor
Lokasi SMA Negeri 5 Bogor terletak di Jalan Manunggal No. 22 Kota Bogor,
Propinsi Jawa Barat. SMA Negeri 5 Bogor didirikan pada tahun 1980. Pada awalnya
SMA Negeri 5 Bogor belum memiliki gedung tetap untuk proses belajar
mengajarnya sehingga harus menumpang di SLTP Negeri 6 Bogor yang berlokasi di
Gang Kelor, Jalan Cilendek, Kota Bogor. Namun mulai tahun ajaran 1989 hingga
saat ini SMA Negeri 5 Bogor telah menempati gedung sekolah yang berada di Jalan
Manunggal sebagai lokasi tetap bangunan sekolahnya.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SMA Negeri 5 Bogor adalah sebagai
berikut : 18 ruang kelas, satu ruang Kepala Sekolah, satu ruang Tata Usaha, satu
ruang Guru, satu ruang Bendahara Komite Sekolah, satu ruang Perpustakaan, satu
ruang BK (Bimbingan Konseling), satu ruang Laboratorium IPA, tiga ruang
Laboratorium Komputer, ruang kesenian, ruang degung, gedung olah raga/gedung
serbaguna, lapangan upacara, ruang OSIS (Organisasi Siswa Intern Sekolah), ruang
UKS (Unit Kesehatan Sekolah), ruang Pramuka, ruang PMR (Palang Merah
Remaja), ruang PASMA, mesjid, koperasi sekolah, kantin sekolah, gudang, dapur
dan WC.
Visi dan Misi SMA Negeri 5 Bogor
Pada tahun 2002 SMA Negeri 5 Bogor menjadi sekolah negeri di peringkat
ke II sebagai Passing Grade tertinggi se-Kota Bogor. SMA Negeri 5 Bogor
mempunyai visi dan misi sebagai berikut:
Visi
”Bertaqwa, berbudi pekerti luhur, semangat berkreasi, unggul dalam prestasi
dan pelopor keteladanan dalam berkarya”.
Misi
1. Mewujudkan sumberdaya manusia yang terampil dan berkualitas.
2. Menumbuhkembangkan bibit unggul berprestasi agar dapat melanjutkan
pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi.
3. Cinta tanah air sehingga dapat memanfaatkan dan melestarikan lingkungan alam
demi masa depan yang lebih cerah.
4. Berdisiplin tinggi sesuai peraturan sekolah.
SMA Negeri 5 Bogor melaksanakan kurikulum nasional yang diperkaya
sesuai dengan bakat dan minat siswa. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
dilaksanakan dengan dua shift waktu belajar. Kelas 1 melaksanakan KBM pada shift
siang, kelas 2 dan 3 pada shift pagi. Untuk lebih meningkatkan kualitas SMA Negeri
5 Bogor melakukan 3 strategi sebagai berikut :
1. Peningkatan mutu Kegiatan Belajar Mengajar (KBM).
2. Penataan tugas pembantu Kepala Sekolah.
3. Peningkatan kualitas ketenagaan dan peningkatan kesejahteraan.
Tenaga pengajar di SMA Negeri 5 Bogor dibagi menjadi guru tetap dan tidak
tetap berlatar belakang ilmu kependidikan serta tenaga pengajar yang ahli
dibidangnya. Kegiatan ekstrakulikuler yang ada di dalam SMA Negeri 5 Bogor
dibagi menjadi bidang kerohanian, bidang bela negara, bedang keterampilan dan
kewirausahaan, bidang olahraga dan bidang seni. Beberapa prestasi yang diraih oleh
SMA Negeri 5 Bogor selama tahun 2001 – 2006 adalah sebagai berikut :
1. Juara Umum Lomba Lintas Sejarah se-Jabotabek 2001 Universitas Negeri
Jakarta.
2. Juara harapan I Lomba Pidato Bahasa Jepang 2001 se-Jabotabek.
3. Formasi Terbaik LKBB XI Kota Bogor 2002 Purna Paskibraka Bogor.
4. Juara Umum Lomba Theater se-Jawa Barat 2003.
5. Juara III Futsal Championship 2003 SMU Plus BBS.
6. Juara Umum Kejurnas BKC 2003.
7. Juara I Smart Quiz Festival Dwiwarna 2003.
8. Juara III LCC Bahasa Jepang si-Jabotabek 2004.
9. Juara II Lomba Akuntansi Tingkat SMU 2005 Universitas Pakuan.
10. Juara III Lomba Matematika Tingkat SMU 2005.
11. Juara II Invitasi Bola Basket SMU Putra 2006 STIE Kesatuan Bogor.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor
Karakteristik siswa SMA Negeri 5 Bogor dibagi menjadi dua bagian yaitu
karakteristik internal yang meliputi jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang
tua, pendidikan orang tua, pengetahuan gizi dan karakteristik eksternal yang meliputi
uang saku dan pendapatan orang tua.
Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Karakteristik siswa Jumlah siswa Persentase (%) Rataan Jenis kelamin -
Laki-laki 41 41 Perempuan 59 59
Lokasi - Komplek 51 51 Non komplek 49 49
Pekerjaan orang tua - Pegawai Negeri/BUMN 56 56 Wiraswasta 13 13 Pegawai Swasta 26 26 Petani/Buruh 2 2 Lain-lain 3 3
Pendidikan orang tua - SD 2 2 SMP 0 0 SMA 30 30 Diploma 9 9 Sarjana 36 36 Pascasarjana (S2/S3) 23 23
Pengetahuan gizi 1,35 Tidak tahu 65 65 Tahu 35 35
Uang saku (Rp) 17.600 5.000 – 13.000 (Rendah) 63 63 14.000 – 22.000 (Sedang) 26 26 23.000 – 30.000 (Tinggi) 11 11
Pendapatan orang tua (Rp) 3.000.000 750.000 – 2.150.000 (Rendah) 32 32 2.250.000 – 3.650.000(Sedang) 48 48 3.750.000 – 5.000.000 (Tinggi) 20 20
Keterangan : n = 100
Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil yang diperoleh, sebagian besar siswa SMA Negeri 5 Bogor
berjenis kelamin perempuan sebanyak 59 persen dan laki-laki sebanyak 41 persen.
Tempat Tinggal
Tempat tinggal siswa SMA Negeri 5 Bogor, sebanyak 51 siswa tinggal di
daerah komplek (perumahan) dan 49 siswa bertempat tinggal di daerah non komplek
(pedesaan). Hal ini dikarenakan letak geografis SMA Negeri 5 Bogor yang strategis,
berada di tengah lingkungan tempat tinggal yang hijau dan sejuk. Terletak di tengah
Kota Bogor yang mudah dijangkau dari segala arah dan jurusan. Bebas dari
keramaian pasar dan kebisingan lalu lintas kendaraan. Hal ini dimungkinkan SMA
Negeri 5 Bogor menjadi salah satu sekolah di Kota Bogor yang paling diminati.
Terlihat dari animo masyarakat untuk menyekolahkan putra/putrinya di SMA Negeri
5 Bogor sangat tinggi. Pekerjaan Orang Tua
Sebagian besar pekerjaan orang tua siswa SMA Negeri 5 Bogor bekerja
sebagai pegawai negeri sebanyak 56 persen, sedangkan yang bekerja sebagai
pegawai swasta sebanyak 26 persen dan wiraswasta sebanyak 13 persen serta
petani/buruh sebanyak 2 persen. Sisanya 3 persen bekerja sebagai konsultan dan
TNI. Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan orang tua siswa SMA Negeri 5 Bogor sebagian besar
yaitu 36 persen lulusan sarjana dan 30 persen lulusan SMA, kemudian lulusan
pascasarjana sebanyak 23 persen dan 9 persen berpendidikan diploma. Tingkat
pendidikan paling rendah yaitu lulusan SD sebanyak 2 persen. Umumnya pendidikan
orang tua siswa SMA Negeri 5 Bogor cukup tingi. Pengetahuan Gizi
Pengetahuan didefinisikan sebagai informasi yang di simpan dalam ingatan
(Engel et al., 1994). Pengetahuan gizi merupakan wawasan yang dapat diingat oleh
siswa SMA Negeri 5 Bogor tentang asupan gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.
Pengetahuan gizi dapat diperoleh melalui pendidikan formal maupun informal.
Pengetahuan gizi ini diukur melalui pengetahuan tentang kandungan protein pada
sosis, kandungan vitamin pada sosis, bahan pembuat sosis, sosis tidak mengandung
bahan pengawet dan cara pembuatan sosis.
Tabel 2. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Berdasarkan Pengetahuan Gizi Sosis
No. Aspek pengetahuan gizi Pengetahuan (%) Rataan skor TT T
1. Kandungan protein pada sosis 21 79 1,79 2. Kandungan vitamin pada sosis 81 19 1,20 3. Bahan pembuat sosis 46 55 1,54 4. Sosis tidak mengandung bahan pengawet 88 12 1,13 5. Cara pembuatan sosis 89 11 1,11
Rataan skor 1,35 Keterangan : TT=Tidak tahu (1,11 – 1,45), T=Tahu (1,46 – 1,79)
Berdasarkan hasil yang diperoleh pada Tabel 2 bahwa siswa SMA Negeri 5
Bogor tidak tahu mengenai pengetahuan gizi sosis. Hal ini terlihat dari rataan skor
yang menunjukkan nilai 1,35. Nilai tersebut termasuk dalam kategori tidak tahu. Cara
pembuatan sosis dan sosis tidak mengandung bahan pengawet memiliki rataan skor
terendah. Rataan skor tertinggi pada pengetahuan tentang kandungan protein pada
sosis, sehingga bahwa responden siswa SMA Negeri 5 Bogor banyak mengetahui
tentang kandungan protein pada sosis karena pada dasarnya sosis terbuat dari daging
yang berasal dari sumber protein hewani. Uang Saku
Uang saku yang diterima siswa SMA Negeri 5 Bogor dari orang tua setiap
harinya, dalam hal ini termasuk uang jajan dan uang transportasi. Sebagian besar
uang saku yang diterima siswa SMA Negeri 5 Bogor termasuk rendah, hal ini di
tunjukkan bahwa jumlah siswa yang menerima uang saku dengan kategori rendah
(Rp. 5.000 – Rp 13.000) sebanyak 63% dan nilai rataan uang saku sebesar Rp.
17.600. Hal ini dikarenakan siswa lebih sering mengkonsumsi sosis di rumah yang
sudah disediakan oleh orang tuanya, terutama ibu tanpa menggunakan uang saku
siswa untuk mengkonsumsi sosis. Pendapatan Orang Tua
Pendapatan orang tua siswa SMA Negeri 5 Bogor sebagian besar
berpenghasilan sedang sebanyak 48%, dengan kisaran Rp. 2.250.000 hingga Rp.
3.650.000 sehingga orang tua mampu untuk membeli dan menyediakan sosis untuk
kebutuhan keluarga.
Sumber Informasi
Informasi konsumen meliputi beberapa sumber yang bisa digunakan.
Sumber-sumber tersebut dapat dikategorikan dalam dua dimensi yaitu sumber
personal dan sumber impersonal (Sutisna, 2003). Sumber informasi personal yang
terdiri dari teman, orang tua, saudara, guru dan sales. Sumber informasi impersonal
yang terdiri dari media cetak dan media elektronik. Tabel mengenai frekuensi dalam
mendapatkan informasi tentang sosis ayam, pertama kali mengetahui tentang sosis
ayam dan sumber informasi yang paling mendorong untuk memutuskan
mengkonsumsi sosis ayam disajikan dalam tabel berikut ini. Perolehan Informasi Sosis Ayam
Siswa SMA Negeri 5 Bogor banyak menggunakan sumber informasi yang
tersedia untuk mendapatkan informasi mengenai sosis ayam. Intensitas siswa untuk
mendapatkan informasi sosis ayam dihitung selama satu tahun terakhir sebelum
penelitian ini berlangsung. Berikut Tabel 3 mengenai deskripsi perolehan informasi
sosis ayam.
Tabel 3. Deskripsi Perolehan Informasi Sosis Ayam Sumber informasi Rataan (Kali)
A. Personal 1. Teman 4 2. Orang tua 5 3. Saudara 3 4. Guru 1 5. Sales 4
B. Impersonal 1. Media cetak 3 2. Media elektronik 45
Frekuensi terbanyak dalam mendapatkan informasi tentang sosis ayam
terdapat pada media elektronik khususnya televisi dengan rataaan 45 kali. Hal ini
dikarenakan tingkat keseringan siswa menonton/melihat televisi sehingga banyak
informasi yang didapat. Rataan terkecil terdapat pada guru dengan rataan 1 kali. Perolehan Informasi Sosis Ayam Pertama Kali
Siswa SMA Negeri 5 Bogor memperoleh informasi sosis ayam pertama kali
berasal dari dua sumber yaitu personal dan impersonal. Berikut tabel mengenai
perolehan informasi sosis ayam pertama kali.
Tabel 4. Perolehan Informasi Sosis Ayam Pertama Kali Sumber informasi Jumlah siswa Persentase (%)
A. Personal 1. Teman 5 5 2. Orang tua 25 25 3. Saudara 8 8 4. Guru 0 0 5. Sales 3 3
B. Impersonal 1. Media cetak 0 0 2. Media elektronik 59 59
Sebagian besar (59%) siswa SMA Negeri 5 Bogor pertama kali mendapatkan
informasi tentang sosis ayam didapat dari media elektronik khususnya televisi.
Artinya televisi merupakan media yang paling mampu menjangkau khalayak dalam
mempromosikan sosis ayam kepada siswa.
Orang tua juga berperan dalam memberikan informasi tentang sosis ayam
sebanyak 25 persen, karena orang tua memiliki hubungan yang sangat dekat dengan
siswa.
Faktor Pendorong Konsumsi Sosis Ayam
Sumber informasi harus mampu menyampaikan pesan secara efektif kepada
siswa. Sehingga sumber informasi tersebut harus dapat mendorong siswa untuk
mengambil keputusan mengkonsumsi sosis ayam. Berdasarkan hal tersebut, pada
Tabel 5 menunjukkan sumber informasi yang dapat menjadi faktor pendorong siswa
untuk mengkonsumsi sosis ayam.
Tabel 5. Faktor Pendorong Konsumsi Sosis Ayam Sumber informasi Jumlah siswa Persentase (%)
A. Personal 1. Teman 4 4 2. Orang tua 25 25 3. Saudara 2 2 4. Guru 0 0 5. Sales 1 1
B. Impersonal 1. Media cetak 1 1 2. Media elektronik 37 37
Keterangan : n = 70 Terlihat pada Tabel 5 dari 70 siswa SMA Negeri 5 Bogor yang memilih
untuk mengkonsumsi sosis ayam bahwa sumber informasi yang paling banyak
mempengaruhi siswa dalam mendorong untuk mengkonsumsi sosis ayam adalah
media elektronik (televisi) sebanyak 37 persen. Hal ini dikarenakan media elektronik
merupakan media yang menampilkan suara (audio) dan gambar (visual) maupun
kedua-duanya (audio visual) sehingga lebih menarik minat siswa untuk memutuskan
mengkosumsi sosis ayam.
Orang tua terutama ibu juga cukup berperan dalam mendorong siswa untuk
mengkonsumsi sosis ayam sebanyak 25 persen karena seorang ibu yang biasa
bertugas berbelanja dan menyiapkan untuk kebutuhan rumah tangga.
Media cetak seperti koran, majalah, leaflet baik dari pertama kali
memperoleh informasi sosis ayam dan faktor pendorong konsumsi sosis ayam
hampir tidak dipergunakan siswa sebagai sumber informasi. Hal ini diduga karena
siswa memiliki minat baca yang rendah.
Keputusan Konsumsi Sosis Ayam
Menurut (Cangara, 2006) dalam proses pengambilan keputusan, seringkali
seseorang dihadapkan pada pilihan ya atau tidak. Keadaan semacam ini membawa
seseorang pada situasi berkomunikasi dengan diri sendiri, terutama dalam
mempertimbangkan untung ruginya suatu keputusan yang diambil.
Tabel 6. Distribusi Siswa SMA Negeri 5 Bogor Konsumsi Sosis Ayam Keputusan konsumsi sosis ayam Jumlah siswa Persentase (%)
Mengkonsumsi 70 70 Tidak mengkonsumsi 30 30
Jumlah total 100 100
Tabel 6 menunjukkan bahwa setelah mendapatkan informasi dari berbagai
sumber informasi yang ada sebagian besar siswa SMA Negeri 5 Bogor tertarik untuk
mengkonsumsi sosis ayam sebanyak 70 persen dan siswa yang tidak tertarik untuk
mengkonsumsi sosis ayam sebanyak 30 persen walaupun telah mendapatkan
informasi dari berbagai sumber informasi. Dapat diketahui bahwa siswa SMA Negeri
5 Bogor lebih memilih untuk mengkonsumsi sosis ayam karena dari segi kepraktisan
atau kemudahan dalam mengolahnya.
Hubungan Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Sumber Informasi
Karakteristik siswa yang diukur hubungannya dengan sumber informasi
adalah jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua,
pengetahuan gizi, uang saku dan pendapatan orang tua. Hubungan antara tempat
tinggal, frekuensi makan sosis, uang saku, pendapatan orang tua, personal dan
impersonal diukur dengan menggunakan uji korelasi rank Spearman dan hubungan
antara jenis kelamin, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua dan pengetahuan gizi
diukur dengan menggunakan Chi Square. Hubungan antara karakteristik siswa SMA
Negeri 5 Bogor dengan sumber informasi disajikan dalam Tabel 7.
Tabel 7. Hubungan Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Sumber Informasi
Sumber informasi Karakteristik siswa Personal Impersonal teman orang
tua saudara guru sales media
cetak media
elektronikJenis kelamin (χ²)
0,594 0,600 0,230 0,784 0,526 0,115 0,337
Tempat tinggal (rs)
-0,104 -0,042 0,060 -0,009 0,060 -0,101 -0,041
Pekerjaan orang tua (χ²)
0,948 0,408 0,037 0,953 0,512 0,124 0,230
Pendidikan orang tua (χ²)
0,916 0,538 0,062 0,977 0,147 0,568 0,701
Pengetahuan gizi (χ²)
0,881 0,876 0,527 0,394 0,527 0,252 0,625
Uang saku (rs) 0,016 0,054 -0,006 -0,126 -0,087 0,265** 0,107
Keterangan : * = hubungan nyata pada (p< 0,05)
Pendapatan orang tua (rs)
0,101 -0,002 -0,102 0,190 0,055 -0,054 0,202*
** = hubungan sangat nyata pada (p< 0,01)
Uang saku merupakan jumlah uang yang diterima siswa SMA Negeri 5
Bogor dari orang tuanya selain untuk kepentingan akademis sekolah, seperti untuk
jajan dan transportasi. Siswa juga menyisihkan uang sakunya untuk membeli koran
dan majalah guna memperoleh informasi mengenai sosis ayam. Sehingga terdapat
hubungan sangat nyata (p<0,01) antara uang saku dengan media cetak. Artinya
semakin besar uang saku yang dimiliki siswa maka siswa juga mampu untuk
membeli media cetak seperti koran dan majalah sebagai sumber informasi mengenai
sosis ayam, sehingga informasi yang didapat lebih banyak.
Adanya hubungan nyata (p<0,05) antara pendapatan orang tua dengan media
elektronik. Hal ini menunjukkan semakin tinggi pendapatan orang tua maka semakin
tinggi pula sumber informasi impersonal (media elektronik). Pendapatan orang tua
yang semakin tinggi, maka media elektronik seperti televisi, radio dan internet
mampu untuk dibeli dan dimiliki. Sehingga di rumah siswa memiliki fasilitas yang
banyak untuk mendapatkan informasi mengenai sosis ayam dari berbagai macam
media yang tersedia. Jefkins (1997) dikarenakan konsumen jarang sekali
menyediakan waktu cukup lama untuk memperhatikan iklan, biasanya hanya dilihat
sambil lalu saja. Oleh karena itu, perlu pengemasan iklan yang sederhana namun
mampu memberikan dampak seketika pada responden.
Hubungan Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Keputusan Konsumsi Sosis Ayam
Karakteristik siswa yang diukur hubungannya dengan konsumsi sosis ayam
adalah jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua,
pengetahuan gizi, frekuensi makan sosis, uang saku dan pendapatan orang tua.
Hubungan ini diukur dengan menggunakan Chi Square. Hubungan antara
karakteristik siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan keputusan konsumsi sosis ayam
disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Hubungan Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Keputusan Konsumsi Sosis Ayam
Karakteristik siswa Keputusan konsumsi sosis ayam Jenis kelamin 0,571 Tempat tinggal 0,012 Pekerjaan orang tua 0,856** Pendidikan orang tua 0,607 Pengetahuan gizi 0,298 Uang saku 0,703* Pendapatan orang tua 0,267 Keterangan : * = hubungan nyata pada (p< 0,05)
** = hubungan sangat nyata pada (p< 0,01) Karakteristik siswa SMA Negeri 5 Bogor yang berasal dari pekerjaan orang
tua berhubungan sangat nyata (p<0,01) dengan keputusan konsumsi sosis ayam.
Semakin tinggi pekerjaan orang tua maka semakin tinggi pula keputusan konsumsi
sosis ayam. Artinya jenis pekerjaan orang tua mempengaruhi mereka untuk memilih
sosis sebagai makanan yang sering dikonsumsi ataupun sebaliknya.
Uang saku berhubungan nyata (p<0,05) dengan keputusan konsumsi sosis
ayam. Semakin tinggi uang saku yang dimiliki maka semakin tinggi pula keputusan
konsumsi terhadap sosis ayam. Uang saku yang semakin besar, siswa akan
menyisihkan sebagian uang sakunya untuk membeli dan megkonsumsi sosis ayam.
Hubungan Sumber Informasi dengan Keputusan Konsumsi Sosis Ayam
Pengambilan keputusan mengkonsumsi, dalam beberapa situasi konsumen
melakukan pencaraian informasi secara aktif dan kemudian memproses informasi itu
sebagai bahan pertimbangan. Pencarian dan perolehan informasi bisa dilakukan
dengan berbagai cara misalnya mencari iklan di berbagai majalah dan koran,
mendengar dan melihat iklan di televisi, mendengar dari teman, saudara atau orang
tua dan lain-lain. Berikut tabel sumber informasi yang diukur hubungannya dengan
keputusan konsumsi sosis ayam, diukur dengan menggunakan Chi Square.
Tabel 9. Hubungan Antara Sumber Informasi dengan Konsumsi Sosis Ayam Sumber informasi Keputusan konsumsi sosis ayam A. Personal
1. Teman 0,434 1. Orang tua 0,674* 2. Saudara 0,551 3. Guru 0,929** 4. Sales 0,551
B. Impersonal 1. Media cetak 0,314
. 2. Media elektronik 0,238 Keterangan : * = hubungan nyata pada (p< 0,05)
** = hubungan sangat nyata pada (p< 0,01)
Sumber informasi dibagi menjadi dua yaitu sumber personal yang merupakan
sumber informasi yang sifatnya langsung berinteraksi dengan seseorang, seperti dari
teman, orang tua, saudara, guru dan sales. Sumber impersonal merupakan sumber
informasi yang diperoleh dari media seperti media cetak dan media elektrionik.
Terdapat hubungan nyata (p<0,05) antara sumber informasi personal yang
berasal dari orang tua siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan keputusan konsumsi sosis
ayam. Orang tua merupakan ibu dan bapak kandung siswa yang dapat menjadi
sumber informasi. Dalam hal ini ibu memiliki hubungan yang sangat dekat dengan
siswa, sehingga memiliki pengaruh dalam pengambilan keputusan mengkonsumsi
sosis ayam. Karena ibu yang memperhatikan dalam hal makanan yang harus
dikonsumsi oleh anaknya dan yang menyediakan langsung makanan untuk
dikonsumsi. Keluarga merupakan salah satu lingkungan dimana kita menerima atau
menyerap nilai-nilai yang telah ada dan menjadi nilai yang mapan. Akibat keluarga
menjadi indikator penilaian seseorang individu dalam pengambilan keputusan.
Keluarga merupakan salah satu lingkungan terdekat dari individu memberikan
pengaruhnya dalam proses pengambilan keputusan (Limbong, 1999).
Terdapat hubungan sangat nyata (p<0,01) antara sumber informasi personal
yang berasal dari guru dengan keputusan konsumsi sosis ayam. Guru adalah orang
yang mengajar (pengajar) mengenai pendidikan formal di sekolah. Guru yang
memberikan informasi atau pengetahuan kepada siswa, sehingga siswa memiliki rasa
kepercayaan yang dapat mendorong siswa dalam mengkonsumsi sosis ayam.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Karakteristik siswa SMA Negeri 5 Bogor yang berhubungan dengan sumber
informasi yaitu uang saku dan pendapatan orang tua dengan sumber informasi
impersonal media cetak dan media elektronik.
2. Karakteristik siswa SMA Negeri 5 Bogor yang berhubungan dengan keputusan
konsumsi sosis ayam yaitu pekerjaan orang tua dan uang saku.
3. Sumber informasi yang berhubungan dengan keputusan konsumsi sosis ayam
adalah sumber informasi personal yaitu orang tua dan guru.
Saran
Untuk mengarahkan keputusan konsumsi sosis ayam di kalangan siswa,
produsen dapat memanfaatkan saluran personal (orang tua dan guru) secara lebih
intensif.
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena dengan
karunia dan rahmat-Nya yang telah melimpahkan nikmat yang tak terhingga
sehingga penulis selalu diberikan kemudahan dan kelancaran dalam pembuatan
skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurah pada junjungan Nabi besar
Muhammad SAW dan para sahabatnya.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Ir.
H. Ismail Pulungan, Msc dan Bapak Ir. Sutisna Riyanto, MS selaku dosen
pembimbing skripsi atas kesabarannya dan telah meluangkan banyak waktunya
untuk membantu, membimbing dan mengarahkan mulai saat penyusunan proposal
hingga penyusunan skripsi ini. Penulis ucapkan juga kepada Bapak Ir. Hadiyanto,
MS selaku dosen penguji seminar, kepada Bapak Ir. Richard W.E. Lumintang,
M.SEA dan Ibu Dr. Ir. Rita Mutia, M.Agr selaku dosen penguji sidang yang telah
memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.
Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua
orangtua tercinta (Bapak Hidayat dan Ibu Siti Rochmah) yang telah memberikan doa,
nasehat, kasih sayang, dukungan serta materi yang tiada henti diberikan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Dan tak lupa kepada Kakak dan Adik
penulis (Meidy, Ikbal dan Nauval) atas dukungannya selama penulis menyelesaikan
skripsi ini. Tak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada Fanny Ridho yang
telah memberikan dukungan dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Retty atas kesetiakawanannya
mulai saat penyusunan proposal hingga penyelesaian skripsi ini, Elizabeth, Inda,
Anasya, Khoirunnisa, Ima, Vera, Sophia, Alita, Hani atas persahabatannya selama ini
yang selalu mendukung dan menyemangati penulis. Tak lupa kepada teman-teman
(Donny, Ruslan, Luki, Bang Adlin dan Teh Prita) atas bantuannya selama penulisan
skripsi ini.
Penulis ucapkan terima kasih kepada pihak SMA Negeri 5 Bogor khususnya
kepada Bapak Purbiyatno selaku Kepala Sekolah dan Bapak Ruspita serta siswa-
siswa yang telah menyediakan waktunya dalam pengisian kuesioner.
Terima kasih juga kepada staf Departemen (Pak Kamto, Pak Dodi, Pak
Trisno dan Bu Cicih) yang selalu membantu kebutuhan administrasi penulis di
kampus.
Kepada teman-teman penulis di SEIP 41 (Yoga, Mahmud, Tony, Fahmi,
Maria) atas bantuan dan kemurahan hatinya untuk membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini. Terima kasih kepada seluruh SEIPers angkatan 41, 40 dan 39 atas
kebersamaannya selama penulis menempuh pendidikan di Fakultas Peternakan.
Akhir kata penulis juga menyampaikan terima kasih kepada teman-teman dan
pihak-pihak yang telah membantu namun tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada
umumnya.
Bogor, Juni 2008
Penulis
DAFTAR PUSTAKA
Atkinson, R. L., R. C. Atkinson, Hilgard, E.E. Smith & D. J. Bem. 2000. Pengantar Psikologi. Edisi kesebelas. Jilid Dua.
Brannan T. 2005. Integrated Marketing Communications: Memadukan Upaya Public
Relations, Iklan, dan Promosi untuk Membangun Identitas Merek. Slamet, Penerjemah. Jakarta:PPM. Terjemahan dari: A Practical Guide to Integrated Marketing Organization.
Cangara, H. 2006. Pengantar Ilmu Komunikasi. Edisi ketujuh. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta. Engel, J.F., R.D. Blackwell dan P. W. Miniard. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid 1.
Edisi keenam. Binarupa Aksara. Jakarta. Hamdani, D. 2005. Sifat fisik dan kimia sosis ayam yang menggunakan minyak
jagung sebagai substitusi lemak ayam. Skripsi. Departemen Ilmu Produksi dan Teknologi Peternakan. Fakultas Peternakan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-Pokok Materi Teori Pengambilan Keputusan. Ghalia
Indonesia. Bogor. Jefkins, F. 1997. Periklanan. Edisi Ketiga. Erlangga, Jakarta. Keluarga Vegetarian Maitreya Indonesia. 2004. Selayang Pandang Peternakan di
Jawa Barat. http://www.KMVI-online.org/v2/viewenvirontment.php/ [1 Juni 2004].
Limbong, I.H. 1999. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen rejama
dalam keputusan pembelian kosmetik. Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Morissan, 2007. Periklanan dan Komunikasi Pemasaran Terpadu. Ramdina Prakarsa,
Jakarta. Prasetijo, R. dan John J.O.I.I. 2004. Perilaku Konsumen. Andi. Yogyakarta. Priyatno, M.A. 2003. Mendirikan Usaha Pemotongan Ayam. Penebar Swadaya.
Jakarta. Riduwan. 2006. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Cetakan ke IV. Alfabeta,
Bandung. Soeparno, 1998. Ilmu dan Teknologi Daging. Gajah Mada University Press.
Yogyakarta.
Sutisna. 2003. Perilaku Konsumen & Komunikasi Pemasaran. PT. Remaja Rosdakarya. Bandung.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian Nomor Responden : ….
PERANAN SUMBER INFORMASI DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MENGKONSUMSI SOSIS AYAM
(Kasus siswa SMA Negeri 5 Bogor)
Kuesioner ini merupakan alat/instrumen penelitian mengenai “Peranan Sumber Informasi Dalam Pengambilan Keputusan Mengkonsumsi Sosis Ayam” yang dilakukan di SMA Negeri 5 Bogor oleh Meiliana Fauziah (D34104066) mahasiswa Program Studi Sosial Ekonomi Peternakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama Lengkap : ………………………………………..
Kelas : ………………………………………..
Enumerator : Meiliana Fauziah
PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2008
BAGIAN I
Karakteristik siswa
1. Apa jenis kelamin Anda? L / P (coret yang tidak perlu)
2. Dimana tempat tinggal Anda? Sebutkan!
3. Berapa jumlah uang saku yang diterima dari orangtua / wali? Sebutkan!
Per hari Per minggu Per 2 minggu Per bulan
Jajan
Transportasi
4. Berapa jumlah pendapatan orang tua Anda dalam satu
bulan?sebutkan!.................................................................
5. Apa pekerjaan orang tua Anda?
a. Pegawai Negeri b. Wiraswasta
c. Pegawai Swasta d. Petani / buruh
e. Lainnya, Sebutkan!......................................................
6. Apa pendidikan terakhir orang tua Anda? (Berikan tanda silang (x) pada salah satu jawaban
Anda)
a. SD c. SMA/sederajat e. Sarjana
b. SMP/sederajat d. Diploma f. Pascasarjana (S2/S3)
7. Berikut ini adalah pernyataan-pernyataan tentang pengetahuan gizi siswa. Berikan Tanda Chek
list ( √ ) pada jawaban Anda!
Keterangan : T= Tahu T>=Tahu sebagian besar T<=Tahu sebagian kecil
TT= Tidak tahu
No Aspek Gizi T TT
1 Kandungan protein pada sosis
2 Kandungan vitamin pada sosis
3 Bahan pembuat sosis
4 Sosis tidak menggunakan bahan pengawet
5 Cara pembuatan sosis
8. Berapa kali dalam sehari Anda makan sosis ayam?
a) 1 x sehari
b) 2 x sehari
c) 3 x sehari
d) > 3 x sehari
9. Dimana biasanya Anda makan sosis ayam?
a. Di rumah
b. Di sekolah
c. Lainnya, sebutkan :.............................................
10. Bersama siapa Anda biasanya makan sosis ayam?
a. Sendiri
b. Bersama keluarga
c. Bersama teman
d. Lainnya, sebutkan :...........................................
BAGIAN II
Sumber Informasi
11. Berapa kali Anda mendapat informasi tentang sosis ayam dari sumber-sumber informasi berikut
ini.
Sumber Frekuensi (kali) 1. Personal
• Teman • Orang tua • Saudara • Guru • Sales
2. Impersonal • Televisi • Radio • Internet • Koran • Majalah • Leaflet
12. Dari mana Anda pertama kali tahu tentang sosis ayam?
13. Sumber informasi mana yang paling mendorong Anda untuk mengkonsumsi sosis ayam?
BAGIAN III
Keputusan Konsumsi Sosis Ayam
14. Apakah Anda memutuskan untuk mengkonsumsi sosis ayam?
( ) Ya
( ) Tidak
15. Apa alasan/motivasi utama yang membuat Anda tertarik untuk mengkonsumsi sosis ayam? Pilih
satu jawaban
( ) Kesehatan ( ) Kandungan gizi
( ) Mudah cara memasaknya ( ) Keterterikan promosi
( ) Kemasan menarik ( ) Harga terjangkau
( ) Lainnya, sebutkan : ...............
16. Apakah Anda akan kembali mengkonsumsi sosis ayam? Pilih satu jawaban
( ) Ya
( ) Tidak
Lampiran 2. Hasil Chi Square dan uji rank Spearman Antara Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Sumber Informasi
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent jeniskelamin * teman 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%jeniskelamin * orangtua 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%jeniskelamin * saudara 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%jeniskelamin * guru 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%jeniskelamin * sales 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%jeniskelamin * mediacetak
100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
jeniskelamin * mediaelektronik 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pekerjaanortu * teman 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pekerjaanortu * orangtua 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pekerjaanortu * saudara 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pekerjaanortu * guru 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pekerjaanortu * sales 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pekerjaanortu * mediacetak
100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pekerjaanortu * mediaelektronik 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pendidikanortu * teman 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pendidikanortu * orangtua 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pendidikanortu * saudara 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pendidikanortu * guru 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pendidikanortu * sales 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pendidikanortu * mediacetak 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pendidikanortu * mediaelektronik 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pengetahuangizi * teman 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pengetahuangizi * orangtua
100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pengetahuangizi * saudara 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pengetahuangizi * guru 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pengetahuangizi * sales 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%pengetahuangizi * mediacetak 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pengetahuangizi * mediaelektronik 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
jeniskelamin * teman Crosstab Count
teman Total
jarang sering jarang laki 39 2 41jeniskelamin perempuan 55 4 59
Total 94 6 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,155(b) 1 ,594Likelihood Ratio ,159 1 ,590Linear-by-Linear Association ,154 1 ,595
N of Valid Cases 100 a 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,46. jeniskelamin * orangtua Crosstab Count
orangtua Total
jarang sering jarang laki 35 6 41jeniskelamin perempuan 48 11 59
Total 83 17 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,276(b) 1 ,600Likelihood Ratio ,279 1 ,597Linear-by-Linear Association ,273 1 ,601
N of Valid Cases 100 a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,97. jeniskelamin * saudara Crosstab Count
saudara Total
jarang sering jarang laki 39 2 41jeniskelamin perempuan 52 7 59
Total 91 9 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 1,442(b) 1 ,230Likelihood Ratio 1,548 1 ,213Linear-by-Linear Association 1,427 1 ,232
N of Valid Cases 100 a 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,69. jeniskelamin * guru Crosstab Count
guru Total
jarang sering jarang laki 40 1 41jeniskelamin perempuan 57 2 59
Total 97 3 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,075(b) 1 ,784Likelihood Ratio ,077 1 ,782Linear-by-Linear Association ,074 1 ,785
N of Valid Cases 100 a 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,23. jeniskelamin * sales Crosstab Count
sales Total
jarang sering jarang laki 37 4 41jeniskelamin perempuan 54 5 59
Total 91 9 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,049(b) 1 ,526Likelihood Ratio ,048 1 ,526Linear-by-Linear Association ,048 1 ,527
N of Valid Cases 100 a 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,69.
jeniskelamin * mediacetak Crosstab Count
mediacetak Total
jarang sering jarang laki 28 13 41jeniskelamin perempuan 31 28 59
Total 59 41 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 2,481(b) 1 ,115Likelihood Ratio 2,512 1 ,113Linear-by-Linear Association 2,456 1 ,117
N of Valid Cases 100 a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 16,81. jeniskelamin * mediaelektronik Crosstab Count
mediaelektronik Total
jarang sering jarang laki 39 2 41jeniskelamin perempuan 53 6 59
Total 92 8 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,920(b) 1 ,337Likelihood Ratio ,974 1 ,324Linear-by-Linear Association ,911 1 ,340
N of Valid Cases 100 a 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,28. pekerjaanortu * teman Crosstab Count
teman Total
jarang sering jarang pegnegeri 52 4 56wiraswasta 12 1 13pegswasta 25 1 26buruh 2 0 2
pekerjaanortu
lainnya 3 0 3Total 94 6 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,729(a) 4 ,948Likelihood Ratio 1,046 4 ,903Linear-by-Linear Association ,603 1 ,437
N of Valid Cases 100 a 7 cells (70,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,12. pekerjaanortu * orangtua Crosstab Count
orangtua Total
jarang sering jarang pegnegeri 49 7 56wiraswasta 10 3 13pegswasta 19 7 26buruh 2 0 2
pekerjaanortu
lainnya 3 0 3Total 83 17 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 3,982(a) 4 ,408Likelihood Ratio 4,644 4 ,326Linear-by-Linear Association ,514 1 ,474
N of Valid Cases 100 a 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,34. pekerjaanortu * saudara Crosstab Count
saudara Total
jarang sering jarang pegnegeri 54 2 56wiraswasta 9 4 13pegswasta 23 3 26buruh 2 0 2
pekerjaanortu
lainnya 3 0 3Total 91 9 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 10,236(a) 4 ,037Likelihood Ratio 8,606 4 ,072Linear-by-Linear Association ,678 1 ,410
N of Valid Cases 100 a 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,18.
pekerjaanortu * guru Crosstab Count
guru Total
Jarang sering jarang Pegnegeri 54 2 56wiraswasta 13 0 13pegswasta 25 1 26buruh 2 0 2
pekerjaanortu
lainnya 3 0 3Total 97 3 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,684(a) 4 ,953Likelihood Ratio 1,215 4 ,876Linear-by-Linear Association ,072 1 ,789
N of Valid Cases 100 a 7 cells (70,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,06. pekerjaanortu * sales Crosstab Count
sales Total
jarang sering jarang pegnegeri 52 4 56wiraswasta 11 2 13pegswasta 23 3 26buruh 2 0 2
pekerjaanortu
lainnya 3 0 3Total 91 9 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 1,582(a) 4 ,512Likelihood Ratio 1,929 4 ,449Linear-by-Linear Association ,030 1 ,563
N of Valid Cases 100 a 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,18.
pekerjaanortu * mediacetak Crosstab Count
mediacetak Total
jarang sering jarang pegnegeri 30 26 56wiraswasta 11 2 13pegswasta 16 10 26buruh 0 2 2
pekerjaanortu
lainnya 2 1 3Total 59 41 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 7,229(a) 4 ,124Likelihood Ratio 8,397 4 ,078Linear-by-Linear Association ,148 1 ,701
N of Valid Cases 100 a 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,82. pekerjaanortu * mediaelektronik Crosstab Count
mediaelektronik Total
jarang sering jarang pegnegeri 50 6 56wiraswasta 12 1 13pegswasta 26 0 26buruh 2 0 2
pekerjaanortu
lainnya 2 1 3Total 92 8 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 5,613(a) 4 ,230Likelihood Ratio 6,748 4 ,150Linear-by-Linear Association ,317 1 ,573
N of Valid Cases 100 a 7 cells (70,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,16.
pendidikanortu * teman Crosstab Count
teman Total
jarang sering jarang sd 2 0 2sma 29 2 31diploma 8 0 8sarjana 34 2 36
pendidikanortu
pascasarjana 21 2 23Total 94 6 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,958(a) 4 ,916Likelihood Ratio 1,524 4 ,822Linear-by-Linear Association ,189 1 ,664
N of Valid Cases 100 a 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,12. pendidikanortu * orangtua Crosstab Count
orangtua Total
jarang sering jarang sd 2 0 2sma 25 6 31diploma 8 0 8sarjana 28 8 36
pendidikanortu
pascasarjana 20 3 23Total 83 17 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 3,121(a) 4 ,538Likelihood Ratio 4,764 4 ,312Linear-by-Linear Association ,005 1 ,941
N of Valid Cases 100 a 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,34.
pendidikanortu * saudara Crosstab
Count
saudara Total
jarang sering jarang sd 1 1 2sma 26 5 31diploma 7 1 8sarjana 34 2 36
pendidikanortu
pascasarjana 23 0 23Total 91 9 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 8,945(a) 4 ,062Likelihood Ratio 8,867 4 ,065Linear-by-Linear Association 7,789 1 ,005
N of Valid Cases 100 a 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,18. pendidikanortu * guru Crosstab Count
guru Total
jarang sering jarang sd 2 0 2sma 30 1 31diploma 8 0 8sarjana 35 1 36
pendidikanortu
pascasarjana 22 1 23Total 97 3 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,464(a) 4 ,977Likelihood Ratio ,747 4 ,945Linear-by-Linear Association ,092 1 ,762
N of Valid Cases 100 a 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,06.
pendidikanortu * sales Crosstab Count
sales Total
jarang sering jarang sd 1 1 2sma 29 2 31diploma 8 0 8sarjana 31 5 36
pendidikanortu
pascasarjana 22 1 23Total 91 9 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 6,800(a) 4 ,147Likelihood Ratio 5,665 4 ,226Linear-by-Linear Association ,324 1 ,569
N of Valid Cases 100 a 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,18. pendidikanortu * mediacetak Crosstab Count
mediacetak Total
jarang sering jarang sd 2 0 2sma 19 12 31diploma 6 2 8sarjana 19 17 36
pendidikanortu
pascasarjana 13 10 23Total 59 41 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 2,938(a) 4 ,568Likelihood Ratio 3,706 4 ,447Linear-by-Linear Association 1,120 1 ,290
N of Valid Cases 100 a 4 cells (40,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,82.
pendidikanortu * mediaelektronik Crosstab Count
mediaelektronik Total
jarang sering jarang sd 2 0 2sma 27 4 31diploma 8 0 8sarjana 34 2 36
pendidikanortu
pascasarjana 21 2 23Total 92 8 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 2,190(a) 4 ,701Likelihood Ratio 2,874 4 ,579Linear-by-Linear Association ,220 1 ,639
N of Valid Cases 100 a 6 cells (60,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,16. pengetahuangizi * teman Crosstab Count
teman Total
jarang sering jarang tidak tahu 76 5 81pengetahuangizi tahu 18 1 19
Total 94 6 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,023(b) 1 ,881Likelihood Ratio ,023 1 ,879Linear-by-Linear Association ,022 1 ,881
N of Valid Cases 100 a 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,14.
pengetahuangizi * orangtua Crosstab Count
orangtua Total
jarang sering jarang tidak tahu 67 14 81pengetahuangizi tahu 16 3 19
Total 83 17 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,024(b) 1 ,876Likelihood Ratio ,025 1 ,875Linear-by-Linear Association ,024 1 ,877
N of Valid Cases 100 a 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3,23. pengetahuangizi * saudara Crosstab Count
saudara Total
jarang sering jarang tidak tahu 73 8 81pengetahuangizi tahu 18 1 19
Total 91 9 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,400(b) 1 ,527Likelihood Ratio ,450 1 ,503Linear-by-Linear Association ,396 1 ,529
N of Valid Cases 100 a 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,71.
pengetahuangizi * guru Crosstab Count
guru Total
jarang sering jarang tidak tahu 78 3 81pengetahuangizi tahu 19 0 19
Total 97 3 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,725(b) 1 ,394Likelihood Ratio 1,286 1 ,257Linear-by-Linear Association ,718 1 ,397
N of Valid Cases 100 a 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,57.
pengetahuangizi * sales Crosstab Count
sales Total
Jarang sering jarang tidak tahu 73 8 81pengetahuangizi tahu 18 1 19
Total 91 9 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,400(b) 1 ,527Likelihood Ratio ,450 1 ,503Linear-by-Linear Association ,396 1 ,529
N of Valid Cases 100 a 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,71. pengetahuangizi * mediacetak Crosstab Count
mediacetak Total
jarang sering jarang tidak tahu 50 31 81pengetahuangizi tahu 9 10 19
Total 59 41 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 1,312(b) 1 ,252Likelihood Ratio 1,294 1 ,255Linear-by-Linear Association 1,299 1 ,254
N of Valid Cases 100 a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,79. pengetahuangizi * mediaelektronik Crosstab Count
mediaelektronik Total
jarang sering jarang tidak tahu 74 7 81pengetahuangizi tahu 18 1 19
Total 92 8 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,239(b) 1 ,625Likelihood Ratio ,262 1 ,609Linear-by-Linear Association ,236 1 ,627
N of Valid Cases 100 a 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,52.
Nonparametric Correlations Correlations(a)
tempattinggal polamakan uangsaku pendapatan teman orang
tua saudara guru sales mediacetak mediaelekt
ronik Spearman's rho
tempattinggal Correlation Coefficient 1,000 -,013 -,297(**) ,041 -,104 -,042 ,060 -,009 ,060 -,101 -,041
Sig. (2-tailed) . ,900 ,003 ,688 ,304 ,678 ,555 ,930 ,555 ,319 ,682 polamakan Correlation
Coefficient -,013 1,000 -,113 ,101 ,113 -,114 -,079 -,164 ,068 -,039 ,081
Sig. (2-tailed) ,900 . ,262 ,316 ,261 ,257 ,432 ,104 ,503 ,697 ,425 uangsaku Correlation
Coefficient -,297(**) -,113 1,000 -,096 ,016 ,054 -,006 -,126 -,087 ,265(**) ,107
Sig. (2-tailed) ,003 ,262 . ,344 ,878 ,597 ,955 ,211 ,387 ,008 ,291 pendapatan Correlation
Coefficient ,041 ,101 -,096 1,000 ,101 -,002 -,102 ,190 ,055 -,054 ,202(*)
Sig. (2-tailed) ,688 ,316 ,344 . ,316 ,984 ,310 ,059 ,586 ,597 ,043 teman Correlation
Coefficient -,104 ,113 ,016 ,101 1,000 -,002 -,079 -,044 -,079 -,039 ,081
Sig. (2-tailed) ,304 ,261 ,878 ,316 . ,982 ,432 ,661 ,432 ,697 ,425 orangtua Correlation
Coefficient -,042 -,114 ,054 -,002 -,002 1,000 ,044 -,080 -,142 ,218(*) -,035
Sig. (2-tailed) ,678 ,257 ,597 ,984 ,982 . ,666 ,431 ,158 ,029 ,727 saudara Correlation
Coefficient ,060 -,079 -,006 -,102 -,079 ,044 1,000 -,055 ,023 ,093 ,036
Sig. (2-tailed) ,555 ,432 ,955 ,310 ,432 ,666 . ,585 ,819 ,357 ,722 guru Correlation
Coefficient -,009 -,164 -,126 ,190 -,044 -,080 -,055 1,000 -,055 -,147 -,052
Sig. (2-tailed) ,930 ,104 ,211 ,059 ,661 ,431 ,585 . ,585 ,146 ,608 sales Correlation
Coefficient ,060 ,068 -,087 ,055 -,079 -,142 ,023 -,055 1,000 -,049 ,036
Sig. (2-tailed) ,555 ,503 ,387 ,586 ,432 ,158 ,819 ,585 . ,628 ,722 mediacetak Correlation
Coefficient -,101 -,039 ,265(**) -,054 -,039 ,218(*) ,093 -,147 -,049 1,000 ,054
Sig. (2-tailed) ,319 ,697 ,008 ,597 ,697 ,029 ,357 ,146 ,628 . ,594 mediaelektronik Correlation
Coefficient -,041 ,081 ,107 ,202(*) ,081 -,035 ,036 -,052 ,036 ,054 1,000
Sig. (2-tailed) ,682 ,425 ,291 ,043 ,425 ,727 ,722 ,608 ,722 ,594 . ** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). a Listwise N = 100
Lampiran 3. Hasil Chi Square Antara Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor dengan Keputusan Mengkonsumsi Sosis Ayam
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent jeniskelamin * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
tempattinggal * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pekerjaanortu * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pendidikanortu * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pengetahuangizi * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
polamakan * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
uangsaku * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
pendapatan * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
jeniskelamin * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya laki 27 14 41jeniskelamin perempuan 42 17 59
Total 69 31 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,322(b) 1 ,571Likelihood Ratio ,320 1 ,572Linear-by-Linear Association ,318 1 ,573
N of Valid Cases 100 a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,71. tempattinggal * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya komplek 16 15 31tempattinggal nonkomplek 53 16 69
Total 69 31 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 6,350(b) 1 ,012Likelihood Ratio 6,144 1 ,013Linear-by-Linear Association 6,286 1 ,012
N of Valid Cases 100 a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,61. pekerjaanortu * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya pegnegeri 37 19 56wiraswasta 9 4 13pegswasta 20 6 26buruh 1 1 2
pekerjaanortu
lainnya 2 1 3Total 69 31 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 1,333(a) 4 ,856Likelihood Ratio 1,347 4 ,853Linear-by-Linear Association ,302 1 ,582
N of Valid Cases 100 a 5 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,62.
pendidikanortu * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya sd 1 1 2sma 23 8 31diploma 6 2 8sarjana 26 10 36
pendidikanortu
pascasarjana 13 10 23Total 69 31 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 2,712(a) 4 ,607Likelihood Ratio 2,614 4 ,624Linear-by-Linear Association ,753 1 ,386
N of Valid Cases 100 a 3 cells (30,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,62.
pengetahuangizi * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya tidak tahu 54 27 81pengetahuangizi tahu 15 4 19
Total 69 31 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 1,085(b) 1 ,298Likelihood Ratio 1,148 1 ,284Linear-by-Linear Association 1,074 1 ,300
N of Valid Cases 100 a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,89.
polamakan * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya jarang 65 29 94polamakan cukup sering 4 2 6
Total 69 31 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,016(b) 1 ,899Likelihood Ratio ,016 1 ,899Linear-by-Linear Association ,016 1 ,899
N of Valid Cases 100 a 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,86. uangsaku * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya rendah 44 21 65sedang 9 5 14
uangsaku
tinggi 16 5 21Total 69 31 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,705(a) 2 ,703Likelihood Ratio ,727 2 ,695Linear-by-Linear Association ,387 1 ,534
N of Valid Cases 100 a 1 cells (16,7%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4,34.
pendapatanortu * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya rendah 22 10 32sedang 36 12 48
pendapatan
tinggi 11 9 20Total 69 31 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 2,641(a) 2 ,267Likelihood Ratio 2,561 2 ,278Linear-by-Linear Association ,677 1 ,411
N of Valid Cases 100
a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 6,20.
Lampiran 4. Hasil Chi Square Antara Sumber Informasi dengan Keputusan Mengkonsumsi Sosis Ayam
Crosstabs Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total N Percent N Percent N Percent teman * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
orangtua * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
saudara * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
guru * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
sales * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
mediacetak * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
mediaelektronik * konsumsisosisayam 100 87,7% 14 12,3% 114 100,0%
teman * konsumsisosisayam Crosstab Count
Konsumsisosisayam Total
ya tidak ya jarang 64 30 94teman sering 5 1 6
Total 69 31 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,613(b) 1 ,434Likelihood Ratio ,683 1 ,409Linear-by-Linear Association ,607 1 ,436
N of Valid Cases 100 a 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,86. orangtua * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya jarang 58 25 83orangtua sering 11 6 17
Total 69 31 100
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,177(b) 1 ,674Likelihood Ratio ,173 1 ,677Linear-by-Linear Association ,175 1 ,676
N of Valid Cases 100 a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,27. saudara * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya jarang 62 29 91saudara sering 7 2 9
Total 69 31 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,356(b) 1 ,551Likelihood Ratio ,377 1 ,539Linear-by-Linear Association ,353 1 ,553
N of Valid Cases 100 a 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,79. guru * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total
ya tidak ya jarang 67 30 97guru sering 2 1 3
Total 69 31 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,008(b) 1 ,929Likelihood Ratio ,008 1 ,930Linear-by-Linear Association ,008 1 ,930
N of Valid Cases 100 a 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,93.
sales * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total ya tidak ya
jarang 62 29 91sales sering 7 2 9
Total 69 31 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square ,356(b) 1 ,551Likelihood Ratio ,377 1 ,539Linear-by-Linear Association ,353 1 ,553
N of Valid Cases 100 a 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,79. mediacetak * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total ya tidak ya
jarang 43 16 59mediacetak sering 26 15 41
Total 69 31 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 1,014(b) 1 ,314Likelihood Ratio 1,006 1 ,316Linear-by-Linear Association 1,003 1 ,316
N of Valid Cases 100 a 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12,71. mediaelektronik * konsumsisosisayam Crosstab Count
konsumsisosisayam Total ya tidak ya
jarang 62 30 92mediaelektronik sering 7 1 8
Total 69 31 100 Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig.
(2-sided) Pearson Chi-Square 1,391(b) 1 ,238Likelihood Ratio 1,619 1 ,203Linear-by-Linear Association 1,377 1 ,241
N of Valid Cases 100 a 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,48.