peranan seniman pribumi keimin bunka shidoso … · sistim propaganda jepang ... pemerintahan...

155
i PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAKARTA 1943 - 1945 Disusun oleh RIZQY NOOR PRATAMA C0511025 PROGRAM STUDI ILMU SEJARAH FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2016

Upload: tranminh

Post on 25-Apr-2019

291 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

i

PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAKARTA

1943 - 1945

Disusun oleh

RIZQY NOOR PRATAMAC0511025

PROGRAM STUDI ILMU SEJARAHFAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SEBELAS MARETSURAKARTA

2016

Page 2: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

ii

Page 3: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

iii

Page 4: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

iv

Page 5: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

v

MOTTO

Bekerjalah bagai tak butuh uang. Mencintailah bagai tak pernah disakiti. Menarilah bagai tak seorang pun sedang menonton.

(Mark Twain)

Page 6: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dengan hormat dan tulus penulis persembahkan kepada :

1. Orang tua penulis yang terkasih

2. Keluarga besar Jarry Achmad

3. Sahabat-sahabat penulis

Page 7: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

vii

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah senantiasa penulis panjatkan ke-hadirat Allah SWT,

yang telah memberikan berbagai kemudahan dan limpahan karunia-Nya kepada

penulis, hingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan

judul “PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO

PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI JAKARTA 1943 - 1945”.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada berbagai pihak yang telah mendukung, baik moral, material maupun

spiritual, hingga akhirnya penulisan skripsi ini dapat berjalan dengan baik dan

selesai sesuai yang penulis harapkan, yaitu kepada :

1. Prof. Drs. Riyadi Santosa, M.Ed, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ilmu

Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Tiwuk Kusuma Hastuti, S.S. M.Hum selaku Kepala Prodi Ilmu Sejarah

Fakultas Ilmu Budaya.

3. Waskito Widi Wardojo, S.S., M.A. selaku Pembimbing Skripsi yang

memberikan banyak dorongan, masukan dan kritik yang membangun

dalam proses penulisan skripsi ini.

4. Drs. Sri Agus, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik, terima kasih

untuk bimbingannya.

Page 8: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

viii

5. Segenap dosen pengajar di Prodi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan bekal ilmu

dan wacana pengetahuan.

6. Segenap petugas Perpustakaan Nasional Republik Indonesia dan Arsip

Nasional, terima kasih atas kerjasama dan waktu yang diluangkan untuk

penulis selama pencarian data dan referensi.

7. Orangtua yang telah merawat penulis sampai sekarang dengan segala

kasih yang telah mereka berikan dan membuat penulis selalu ingin

membanggakan mereka.

8. Komunitas Reptzone, terima kasih untuk kebersamaan dan nasihatnya

selama ini

9. Dito, Danang, Beni, Jony, Fitri, Alfriza, Ari, terima kasih untuk nasihat

dan dukungan yang sangat berarti bagi penulis.

10. Lasera, Triyanto, Ajhi, Fuad, Gandi, Dimas, terima kasih untuk bantuan,

semangat, dorongan, dan kebersamaan kepada penulis.

11. Seluruh teman-teman Prodi Ilmu Sejarah angkatan 2011, Theo, Annisa,

Anik, Vety, Putri, Natisya, Anastasia, Endah, Atika, Ajhi,Usman, Ustman,

Baharudin, Adenata, Triyanto, Gandi, Seno, Aswab, Pramudya, Viky,

Sholeh, Dimas, Dhimas, Fuad, Ghazian, Purnomo, Pandu, Adit, Fahad,

terima kasih untuk 4 tahun yang luar biasa.

12. Keluarga KKN Desa Sirnoboyo Pacitan, Bayu, Fandy, Reiza, Retha, Ika,

Nisita, Desti . Terima kasih untuk kesempatan saling berbagi meski

terbatas waktu. Semoga kita dipertemukan lagi dengan keadaan yang lebih

baik.

Page 9: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

ix

13. Segenap Karyawan Benteng Vredeburg Yogyakarta, terimakasih telah

membimbing penulis dan teman-teman yang magang di Vredeburg dengan

sabar dan ikhlas.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini tidak lepas dari

kekurangan dan kekeliruan, serta masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu

penulis sangat menghargai adanya saran dan kritik yangbersifat membangun guna

menyempurnakan penulisan-penulisan serupa di masa yang akan datang.

Akhinya penulis berharap bahwa hasil skripsi ini dapat memberikan

manfaat bagi pembaca sekalian. Amin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Surakarta, 23 Juni 2016

Penulis

Page 10: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................... iii

HALAMAN PERNYATAAN................................................................... iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................... vi

KATA PENGANTAR............................................................................... vii

DAFTAR ISI.............................................................................................. x

DAFTAR GAMBAR................................................................................. xii

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN ............................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xv

ABSTRAK ................................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...................................................... 1

B. Rumusan Masalah ............................................................... 6

C. Tujuan Penelitian................................................................. 6

D. Manfaat Penelitian............................................................... 7

E. Kajian Pustaka..................................................................... .7

F. Metode Penelitian................................................................ 10

G. Sistematika Penulisan.......................................................... 14

BAB II AWAL MULA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

A. Masuknya Jepang Di Indonesia .......................................... 15

B. Berdirinya Pemerintahan Jepang Di Indonesia................... 22

1. Awal Berdirinya Pemerintahan Jepang Di Indonesia....22

2. Sistem Pemerintahan Jepang Di Indonesia....................24

Page 11: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

xi

C. Propaganda Jepang Di Indonesia........................................28

1. Arti Propaganda............................................................28

2. Sistim Propaganda Jepang.............................................31

BAB III PERKEMBANGAN KEIMIN BUNKA SHIDOSHO DI JAKARTA

A. Berdirinya Keimin Bunka Shidosho ................................... 36

B. Perkembangan Pergerakan Keimin Bunka Shidosho ......... 45

1. Bagian Kasusasteraan ................................................... 46

2. Bagian Seni Lukis ......................................................... 53

3. Bagian Seni Musik........................................................ 58

4. Bagian Sandiwara dan Tari........................................... 61

5. Bagian Film....................................................................65

C. Pembubaran Keimin Bunka Shidosho.................................68

BAB IV PENGARUH KARYA PARA SENIMAN KEIMIN BUNKA

SHIDOSHO DALAM MEMBANGUN NASIONALISME MASYARAKAT

INDONESIA.

A. Dualisme dari Karya Seniman Keimin Bunka Shidosho.... 76

1. Pengertian Dualisme ..................................................... 76

2. Unsur dualisme dari karya para seniman Keimin Bunka

Shidosho........................................................................ 77

B. Penyelewengan yang dilakukan oleh Keimin Bunka

Shidosho.............................................................................. 85

C. Pengaruh Karya Para Seniman Pribumi Bunka Shidodho Terhadap

Nasionalisme Masyarakat Indonesia....................................93

BAB V KESIMPULAN......................................................................... 104

DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 108

LAMPIRAN............................................................................................... 111

Page 12: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

xii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Poster “Boeng Ajo Boeng” ....................................................

Gambar 2 Foto Grafiti “Freedom For All Nation” .................................

Gambar 3 Foto Grafiti “Freedom is the Glory Of Any Nation. Indonesia for Indonesians! ..........................................................................

Gambar 4 Foto Grafiti “Merdeka Atoe Mati” ........................................

100

23

35

37

Page 13: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

xiii

DAFTAR ISTILAH DAN SINGKATAN

1. ISTILAH

Brigade :Satuan Militer yang terdiri dari 3.000 sampai 5.000 orang.

Bu :Departemen.

Djawa Hookoo Kai :Himpunan Kebaktian Jawa.

Djawa Tai Iku Kai : Badan keolahragaan Asia Timur Raya.

Gunshiereikan : Panglima Tentara Jepang.

Gunseikan : Kepala Pemerintahan Militer.

Gunseinbu : Koordinator Pemerintahan Militer Setempat.

Hinomaru : Bendera Jepang.

Indonesia Goseibi Iinkai :Komisi Penyempurnaan Bahasa Indonesia.

Jakarta Ika Daigaku :Sekolah Tabib Tinggi.

Kaigun : Angkatan Laut.

Keimin Bunka Shidosho :Badan Pusat Kebudayaan.

Kentyo : Bupati pada masa Jepang.

Kimigayo : Lagu Kebangsaan Jepang.

Kotsubu :Departemen Lalu Lintas.

Naimubu-bunkyoku :Biro Pendidikan dan Kebudayaan Departemen Dalam Negeri.

Nirom : Radio pada masa Belanda.

Rikugun : Angkatan Darat Jepang.

Saiko Syikikan : Panglima Tertinggi Balatentara Jepang.

Sanyo : Penasihat.

Sendenbu : Departemen Propaganda.

Shihobu : Departemen Kehakiman.

Page 14: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

xiv

Somubu :Departemen Urusan Umum.

Sumera :Tahun Jepang.

Syu :Karisidenan.

Tencosetsu :Hari lahirnya Kaisar Hirohito. :

Tonarigumi :Rukun Tetangga.

2. SINGKATAN

ABDACOM :America, British, Dutch, and Australia Command.

KNIL :Koninklijke Nederlandsch Indische Leger.

ISI :Ikatan Sport Indonesia.

Page 15: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Oendang-oendang No. 1 Dari Pembesar Balatentara Dai Nippon.. 112

2. Oendang-oendang No. 2 Dari Pembesar Balatentara Dai Nippon.. 113

3. Poesat Keboedajaan..........................................................................114

4. Poesat Keboedajaan Melangkah.......................................................115

5. Rapat-rapat Istimewa Pertemoean Besar Kesenian..........................117

6. Doea Tahoen Masa Pembangunan di Asia.......................................118

7. Warta-warta Keboedajaan I............................................................. 120

8. Warta-warta Keboedajaan II ........................................................... 124

9. Warta-warta Keboedajaan III.......................................................... 127

10. Pertoendjoekan Loekisan di Djawa................................................. 131

11. Osamu Serei No. 6 Pengawasan Penerbitan ................................... 133

12. Peraturan Dasar Gerakan Djawa Hookookai jang Baroe................ 136

13. Kumpulan Puisi Tahun 1944........................................................... 138

Page 16: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

xvi

ABSTRAK

Rizqy Noor Pratama. C. 0511025. 2016. PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA1943 - 1945. Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Mengetahui latar belakang didirikannya Keimin Bunka Shidosho (KBS) di Jakarta pada tahun 1943-1945 dan perkembangannya. 2) Mengetahui cara para seniman pribumi Keimin Bunka Shidosho dalam membangun semangat nasionalisme masyarakat di Jakarta pada tahun 1943-1945.

Penelitian ini merupakan penelitian sejarah menggunakan metode sejarah meliputi empat tahap yaitu heuristik, kritik sumber baik intern maupun ekstern, interpretasi, dan historiografi. Teknik pengumpulan data melalui studi dokumen, sumber-sumber utama atau data yang digunakan berupa koran-koran yang terbit pada masa penjajahan Jepang seperti Asia Raja, Tjahaja,dan Sin Po, majalah yang terbit pada masa penjajahan Jepang, buku berkala yang berjudul Keboedajaan Timoer karya Keimin Bunka Shidosho dan studi pustaka. Dari pengumpulan data, kemudian data dianalisa dan diinterpretasikan berdasarkan kronologisnya. Teknik analisis data yang digunakan bersifat deskriptif, menghasilkan penelitian yang bersifat deskriptif analistis.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa organisasi Keimin Bunka Shidosho awal mulanya terbentuk karena kebutuhan propaganda Jepang dalam bidang kebudayaan. Keimin Bunka Shidosho dalam perkembangannya mengelompokkan para seniman dalam lima bidang yaitu : bidang kasusasteraan, bidang seni lukis, bidang seni musik, bidang sandiwara dan tari, dan bidang film.Pada masa awal para seniman Keimin Bunka Shidosho memang membantu Jepang dalam menyampaikan propagandanya. Para seniman melihat bagaimana kemiskinan semakin merajalela di negeri ini, sehingga tercipta karya-karya yang memiliki sifat dualisme. Sifat dualisme pada karya itu berarti, jika dilihat dari pandangan bangsa Jepang, karya tersebut terlihat seperti membantu Jepang tetapi jika dilihat dari pandangan bangsa Indonesia karya ini memang benar-benar tercipta untuk membela bangsa Indonesia.

Dari analisis ini dapat ditarik kesimpulan bahwa organisasi Keimin Bunka Shidosho berdiri karena kepentingan propaganda Jepang yang menghimpun para Seniman Indonesia di dalamnya untuk menarik simpati masyarakat agar mereka dapat membantu pada perang Asia Timur Raya. Seniman pribumi yang pada awalnya membantu Jepang pada akhirnya berubah menjadi melawan Jepang dengan karya yang bersifat dualisme. Para seniman pribumi menyisipkan pesan berbau nasionalis pada karya mereka agar dapat mengajak masyarakat dalam perjuangan menegakkan kemerdekaan Indonesia. Cara mereka dalam membangun nasionalisme Indonesia berhasil dengan poster “Boeng Ajo Boeng” yaitu bentuk simbolis dari Indonesia merdeka dengan gambar anak muda yang mengibarkan bendera Indonesia dengan kedua tangan terlepas dari rantai.

Kata kunci: Seniman, Budaya, Keimin Bunka Shidoso.

Page 17: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

xvii

ABSTRACT

Rizqy Noor Pratama. C. 0511025. 2016. PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA1943 - 1945. Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta

This research have purpose to : 1) Knowing the establishment background of Keimin Bunka Shidoso (KBS) in Jakarta in 1943 – 1945 and their development. 2) To know how Keimin Bunka Shidoso (KBS) indigene artist rise people’s nationalism spirit in Jakarta in 1943 – 1945.

This study is history research which using history methode include four steps of Heuristics, Critics of source both internal and external, Interpretation, and Historiograph. Data collection techniques through the study of documents, Primary Sources or data used either newspapers published during the occupation of Japan such as Asia Raja, Tjahaja,dan Sin Po, Magazine published during the occupation of Japan, The Regular book entitled Keboedajaan Timoer karya Keimin Bunka Shidosho and study of the literature. From collecting of data, then the data analyzed and interpreted based on the chronology. Technique data used are descriptive, generate descriptive analytical research.

The result of this research indicate that the beginning of Keimin Bunka Shidoso Organization was formed because of Japan's propaganda necessity in the field of cultural. In its development, Keimin Bunka Shidoso grouped the artists in five areas i.e. literary, painting, music, skits and dance, and film. At the beginning of Keimin Bunka Shidoso's artist does help Japan in conveying their propaganda. The artists look at how proverty is getting rampant in this country, so that they created works which have dualism traits. Dualism traits in their works means, if seen from Japan's view, these works look like help japan, but if seen from indonesian's view these work does really was created to defending Indonesia. From this analysis it can be concluded that the organization Keimin Bunka Shidosho stand for the interests of the Japanese propaganda that brought together Indonesian artists in it to attract public sympathy so that they can help in the Greater East Asia War. Indigenous artists who initially helped Japan in the end turn out to be against Japan with the work that is dualism. The indigenous artists insert smelled nationalist messages in their work in order to engage the community in the struggle to uphold the independence of Indonesia. The way they build nationalism in Indonesia managed by poster "Boeng Boeng Ajo" is a symbolic form of Indonesia's independence with the image of young people who raise the Indonesian flag with both hands regardless of the chain.

Key word: Artist, Culture, Keimin Bunka Shidoso.

Page 18: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

1

1

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada tanggal 9 Maret 1942 Belanda mengakhiri penjajahannya terhadap

Indonesia, dan diumumkan melalui radio Nirom yaitu sebuah radio resmi

Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat

melalui perjanjian yang dilangsungkan di Kalijati, dari Delegasi Belanda yang

datang adalah Ter Poorten, Van Starkenborgh, Pessman dan beberapa perwira

staff Belanda. Jepang memilih diadakan perjanjian di Kalijati dengan maksud

memperlihatkan pesawat-pesawat mereka yang siap membumihanguskan

Bandung, karena waktu itu posisi pihak Kolonial Belanda terdesak di Bandung,

sehingga mereka menyerah tanpa syarat kepada Jepang.1 Setelah terjadinya

penyerahan ini secara otomatis Indonesia berada di bawah pemerintahan Jepang.

Usaha-usaha Jepang dalam rangka menarik simpati rakyat Indonesia

dilakukan menggunakan berbagai propaganda yang cukup menarik, seperti

“Jepang Saudara Tua dan Asia Untuk Asia” dan juga slogannya yang terkenal

yaitu Tiga A (Jepang adalah Pemimpin Asia, Pelindung Asia, dan Cahaya Asia).2

Namun, dalam kenyataan propaganda-propaganda tersebut hanyalah slogan

semata karena semua kepentingan hanya digunakan untuk kepentingan Bangsa

Jepang sendiri. Sumber-sumber ekonomi dieksploitasi dan diangkut ke Jepang.

Hal ini dikarenakan pada saat itu setelah penyerangan Pearl Harbour pada hari

1 Capt. R. P. Suryono., Seks Dan Kekerasan Pada Zaman Kolonial,

(Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005), hlm. 225-226.2 M. C. Ricklefs., Sejarah Indonesia Modern, (Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press, 2011), hlm. 302.

Page 19: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

2

2

Senin tanggal 7 Desember 1941 waktu setempat di Hawaii, bangsa Eropa

memblokade ekonomi Jepang, sehingga Jepang mencari sumber-sumber lainnya

guna tujuannya untuk mencapai Asia Timur Raya. Selain itu, pengawasan

terhadap penggunaan dan peredaran sisa-sisa persediaan barang diperketat. Semua

harta benda dan perusahaan penting seperti pertambangan, listrik, telekomunikasi,

dan transportasi langsung dikuasai oleh Pemerintah Jepang.

Pada awal kedatangannya, Jepang bersikap lembut terhadap orang–orang

Indonesia. Mereka berpura–pura mendukung cita-cita bangsa Indonesia untuk

merdeka pada awal pemerintahannya. Tokoh–tokoh nasionalis Indonesia sendiri

seperti Ir. Soekarno dan Muh. Hatta juga menyambut dengan baik kedatangan

Jepang ini. Jika pada masa Belanda mereka bersikap non-kooperatif atau tidak

ingin bekerja sama dengan pemerintah, maka pada masa Jepang ini mereka

bersikap kooperatif atau bersedia bekerja sama dengan pemerintah. Hal ini

dikarenakan oleh beberapa faktor. Faktor pertama adalah kebangkitan bangsa-

bangsa Timur. Faktor lainnya adalah Ramalan Joyoboyo yang hidup di kalangan

rakyat. Diramalkan bahwa akan datang orang-orang kate yang akan menguasai

Indonesia selama umur jagung dan sesudahnya kemerdekaan akan tercapai. Juga

ada faktor diperkenalkannya pendidikan Barat kepada orang -orang pribumi yang

dibutuhkan Pemerintah Hindia Belanda pada masa jajahannya guna mengisi

kekurangan tenaga-tenaga terlatih dan terdidik. Faktor luar yang mempengaruhi

adalah kemenangan Jepang atas Rusia pada tahun 1905. Perjanjian perdamaian di

Portsmouth pada tahun itu telah membawa Jepang kepada suatu posisi yang

Page 20: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

3

3

setingkat dengan negara-negara Barat.3 Orang Timur memandang kemenangan

Jepang sebagai suatu kemenangan Asia atas Eropa yang turut membakar semangat

nasionalisme dan kemerdekaan mereka. Hal tersebut membuat bangsa Asia

berjuang untuk mendapatkan kemerdekaannya.

Orang Indonesia sangat membenci orang–orang Eropa dikarenakan

mereka memperlakukan orang Indonesia dengan sangat keji. Kondisi ini

dimanfaatkan Jepang untuk mengkompori orang Indonesia agar membantu Jepang

melawan Eropa dalam Perang Dunia II. Dalam menjajah, Jepang berbaik hati

terhadap orang-orang Indonesia. Mereka menaikkan derajat kaum pribumi dari

sistem stratifikasi yang ada pada masa Belanda, sehingga orang Indonesia pun

suka terhadap Jepang dan bersedia untuk membantu Jepang dalam Perang Dunia

II. Tetapi kelembutan Jepang hanya berlangsung singkat, ternyata mereka lebih

kejam daripada Belanda. Mereka menyuruh pemuda-pemuda desa ikut dalam

kerja rodi atau romusha4 dan melakukan pelecehan-pelecehan seksual terhadap

wanita Indonesia, serta mengeksploitasi besar-besaran hasil bumi Indonesia.

Ternyata dalam melakukan aksi propagandanya Jepang juga mengambil

hati orang-orang Indonesia melalui budaya dan pendidikan. Untuk itu, Jepang

mendekati golongan pemuda, cendekiawan, dan seniman Indonesia agar dapat

mengubah mentalitas dan cara berfikir orang–orang Indonesia dan

mengalihkannya ke alam pikiran Nippon. Jepang pun membuat wadah-wadah

untuk mereka agar dapat menampung aspirasi yang mereka miliki. Namun tidak

3 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto., Sejarah

Nasional Indonesia VI, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 1993), hlm. 14-15.

4 Capt. R. P. Suyono, op.cit, hlm. 290-300.

Page 21: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

4

4

semua aspirasi disetujui oleh Jepang untuk disebarluaskan ataupun diterbitkan.

Hanya yang mendukung aksi propaganda Jepang-lah yang boleh terbit pada saat

itu. Karya-karya yang berbau nasionalis maupun kebarat-baratan dilarang. Jika

berani melanggar, maka seniman tersebut bisa dipenjara bahkan dibunuh oleh

Kenpetai (Polisi Jepang).5

Wadah para seniman pada waktu itu adalah Keimin Bunka Shidosho

(KBS) yang didirikan pada tanggal 1 April 2603 tahun Jepang atau 1943 tahun

Masehi di Jakarta. Pada waktu peresmian berdirinya Keimin Bunka Shidosho

disebutkan bahwa badan ini bertugas memimpin dan menilik budaya umum untuk

meningkatkan derajat (mutu) budaya rakyat asli. Akan tetapi, semua itu tidak

lepas dari kepentingan Jepang, karena disebutkan bahwa maksud dan tujuan

utama badan ini , adalah menanamkan dan menyebarkan seni Jepang untuk rakyat

di Indonesia.6 Keimin Bunka Shidosho mempunyai bagian-bagian, antara lain

bagian musik, bagian sandiwara, bagian seni-tari, dan bagian seni lukis.7

KBS merupakan wadah bagi seniman-seniman sehingga banyak seniman

yang kemudian bergabung. Pada masa Belanda seni tidak terlalu diperhatikan

berbeda dengan masa kependudukan Jepang, mereka mendapat perhatian sebagai

alat propaganda Jepang. Pada awal berdirinya tentu saja para seniman KBS

menuruti keinginan Jepang untuk membuat karya-karya yang mengandung unsur

propaganda agar mengubah mentalitas masyarakat Indonesia menjadi mentalitas

5 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto., op. cit., hlm.

64.6 Prof. Dr. A. Teeuw, Pokok dan Tokoh Dalam Kesusastraan Indonesia

Baru, (Yogyakarta: Yayasan Pembangunan, 1990), hlm. 93.7 Ibid., hlm. 8-10.

Page 22: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

5

5

Nippon, maka para seniman tersebut kemudian sadar dan jengkel terhadap

ketatnya pengawasan Jepang terhadap karya-karya mereka. Oleh sebab itu, para

seniman tersebut membuat karya-karya yang mempunyai sifat seperti pedang

bermata dua yang penuh arti bagi bangsa Indonesia, seperti drama Usmar Ismail

“Api dan Tjitra”, yang mengambil tema kecintaan dan pengabdian kepada tanah

air serta karya El Hakim (dr. Abu Hanifah) yang menciptakan “Taufan di atas

Asia” , “Intelek Istimewa”, dan “Dewi Rini”.8

Adanya peranan dari para seniman yang khususnya tergabung dalam

organisasi bentukan Jepang yaitu Keimin Bunka Shidosho dalam mempengaruhi

semangat nasionalisme bangsa Indonesia tentunya menarik untuk dikaji. Biasanya

karya-karya yang dibuat seniman hanya dipandang sebagai alat pemuas indra saja,

tetapi ternyata di sini dapat dilihat bahwa karya – karya seni dapat mengubah pola

pikir bangsa atau bisa disebut juga sebagai perang pikiran. Perang pikiran terjadi

karena karya seni pada masa Jepang bertujuan mempropaganda bangsa Indonesia

tetapi seniman Indonesia menyisipkan maksud- maksud tersembunyi untuk

meningkatkan rasa nasionalisme di dalam karya yang bertujuan membantu

Jepang, sehingga terjadi perang pikiran antara pemikiran Jepang dan seniman

Indonesia. tersebut Berdasarkan uraian di atas dapat ditegaskan bahwa perjuangan

dalam membela suatu bangsa dari penguasa asing tidak hanya dapat dilakukan

melalui senjata dan diplomasi, tetapi perjuangan dapat juga dilakukan melalui

kebudayaan. Dalam hal ini ialah karya-karya seni yang dapat membakar semangat

8 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto., op. cit., hlm.

64.

Page 23: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

6

6

juang suatu bangsa, sehingga mendapatkan semangat kebebasan dari belenggu

penguasa asing.

Harapan diangkatnya judul skripsi “PERANAN SENIMAN PRIBUMI

KEIMIN BUNKA SHIDOSO PADA MASA PENJAJAHAN JEPANG DI

JAKARTA 1943 - 1945” ini adalah dapat memberi sumbangan yang bermanfaat

bagi perkembangan dunia ilmu pengetahuan, khususnya berkaitan dengan

perjuangan bangsa Indonesia pada masa penjajahan Jepang. Selain itu diharapkan

juga skripsi ini dapat menjadi acuan bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang

peran seniman di masa penjajahan Jepang. Keunikan dari judul skripsi ini adalah

peranan seniman pribumi pada masa penjajahan Jepang berhasil menghasilkan

karya-karya yang bersifat membangun bangsa Indonesia di dalam organisasi

bentukan Jepang “Keimin Bunka Shidoso”.

B. Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang permasalahan tersebut akan dirumuskan

beberapa pokok kajian yang nantinya akan dikembangkan dalam penelitian ini,

yakni sebagai berikut:

1. Apa latar belakang berdirinya organisasi kebudayaan Keimin Bunka

Shidosho di Jakarta pada tahun 1943-1945 dan bagaimana

perkembangannya?

2. Bagaimanakah cara para seniman pribumi Keimin Bunka Shidoso

dalam membangun semangat nasionalisme di Jakarta pada tahun 1943-

1945?

Page 24: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

7

7

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui latar belakang didirikannya Keimin Bunka Shidosho

(KBS) di Jakarta pada tahun 1943-1945 dan perkembangannya.

2. Untuk mengetahui cara para seniman pribumi Keimin Bunka Shidosho dalam

membangun semangat nasionalisme masyarakat di Jakarta pada tahun 1943-

1945.

D. Manfaat Penelitian

Dalam setiap lapangan penelitian ilmiah sudah barang tentu harus

memiliki kegunaan penelitian secara jelas. Semikian pula dengan penelitian

proposal skripsi ini diharapkan akan memiliki kegunaan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyumbangkan peranan organisasi

sosial pada masa pendudukan Jepang.

2. Manfaat Pragmatis.

Manfaat pragmatis yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini ialah

untuk menambah keilmuan tentang sejarah sosial-budaya pada masa

pendudukan Jepang.

E. Kajian Pustaka

Pada penelitian ini, untuk menunjang tema yang dikaji digunakan

beberapa literatur dan referensi yang relevan. Literatur tersebut akan dijadikan

bahan acuan untuk mengkaji, menelusuri, dan mengungkapkan pokok

permasalahan.

Page 25: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

8

8

Buku Sejarah Nasional Indonesia VI terbitan dari Balai Pustaka Jakarta

yang terbit pada tahun 1993. Buku karya Marwati Djoened Poesponegoro, dkk ini

dapat menjelaskan mengenai masuknya Jepang hingga Indonesia Merdeka

sehingga terlihat bagaimana kondisi Indonesia saat masuknya Jepang ke Indonesia

sampai Indonesia Merdeka. Selain itu buku ini juga membantu penulis dalam

melihat berbagai hal yang diperbuat Jepang untuk Indonesia dan sebaliknya,

sehingga terlihat peranan-peranan yang dimainkan oleh pemerintah Jepang.

Selanjutnya buku karya A. Teeuw yang berjudul Pokok dan Tokoh dalam

Kesusastraan Indonesia Baru yang terbit pada tahun 1990. Buku ini berisi tentang

kondisi Kesusasteraan Indonesia Baru. Yang dimaksud baru di sini adalah pada

masa selepas penjajahan Belanda, awal penjajahan Jepang hingga Indonesia

Merdeka. Dalam buku ini dijelaskan pula mengenai pembentukan Keimin Budho

Shidosho dan yang tidak kalah penting lagi dibuku ini juga dijelaskan mengenai

para tokoh yang mempengaruhi bentuk Kesusteraan Indonesia Baru. Namun Buku

ini belum membahas tentang pengaruh mengenai kesusteraan tersebut. Buku ini

membantu penulis dalam memahami bentuk Kesusteraan Indonesia pada masa

penjajahan Jepang.

Buku karya H. B. Jassin yang berjudul Kesusasteraan Indonesia Masa

Jepang yang terbit pada tahun 1985. Buku ini membantu penulis dalam

memahami kondisi pada zaman Jepang dalam hal kesusasteraan Indonesia. Dalam

buku ini juga digambarkan kekejaman Jepang yang menghukum seniman karena

menyebarkan karyanya yang mengolok-olok Jepang.

Page 26: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

9

9

Buku yang berjudul Sandiwara Dan Perang: Politisasi Terhadap Aktivitas

Sandiwara Modern Masa Jepang karya Fandy Hutari yang terbit pada tahun

2009. Dalam buku ini dijelaskan mengenai sandiwara yang awalnya dipergunakan

Jepang untuk kepentingan propagandanya, kemudian berubah menjadi alat untuk

membangun rasa nasionalisme bangsa. Dalam buku ini juga dijelaskan sesuai

dengan judul bukunya sandiwara dan perang yang dimaksudkan adalah sandiwara

sebagai alat perang, bukan perang fisik namun perang pikiran. Buku ini

membantu penulis dalam memahami peranan dari sandiwara terhadap politik pada

masa penjajahan Jepang.

Buku yang berjudul Mobilisasi Dan Kontrol Studi Tentang Perubahan

Sosial Di Perdesaan Jawa 1942-1945 karya Aiko Kurasawa yang terbit pada

tahun 1993. Dalam buku ini diterangkan bahwa kebijakan Jepang itu merupakan

perpaduan antara kontrol dan mobilisasi, sehingga masyarakat mengalami

kegoncangan yang tidak pernah dialami sebelumnya. Selain itu dalam buku ini

diterangkan bahwa Keimin Bunka Shidoso merupakan agen propaganda Jepang

yang bergerak di bawah perintah Sedenbu. Buku ini membantu penulis dalam

memahami mengenai kondisi sosial ekonomi masyarakat pada waktu itu dan juga

Keimin Bunka Shidoso sebagai agen propaganda Jepang.

Skripsi yang berjudul Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidosho) di

Jawa pada masa pendudukan Jepang 1942-1945 yang merupakan karya

mahasiswa Universitas Indonesia, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya yang

bernama Agus Syamsudin. Skripsi ini selesai dibuat pada tahun 1994. Dalam

skripsi ini Agus Syamsudin menerangkan tentang bagaimana berdirinya pusat

Page 27: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

10

10

kebudayaan (Keimin Bunka Shidoso) pada masa Jepang dan kegiatan yang

dilakukan oleh organisasi tersebut. Selain itu skripsi ini juga menjelaskan

mengenai ketatnya penyensoran terhadap karya para seniman dan sastrawan

Indonesia yang boleh disebarluaskan. Skripsi ini membantu penulis dalam

memahami aktivitas Keimin Bunka Shidoso di Jawa khususnya di Jakarta,

sehingga penulis mendapatkan kemudahan dalam menulis mengenai pergerakan

para seniman Keimin Bunka Shidoso. Selain itu penulis juga terbantu dalam

melihat perkembangan Keimin Bunka Shidoso dari Jakarta hingga keseluruh

Jawa.

F. Metode Penelitian

Suatu penelitian ilmiah didukung dengan metode yang matang. Peranan

sebuah metode dalam suatu penelitian ilmiah sangat penting, karena berhasil

tidaknya yang hendak dicapai tergantung dari metode yang digunakan. Suatu

metode dipilih dengan mempertimbangkan kesesuaian obyek yang diteliti. Terkait

dengan hal ini Koentjaraningrat mengungkapkan bahwa dalam arti yang

sesungguhnya metode adalah jalan atau cara. Sehubungan dengan upaya ilmiah,

maka metode menyangkut masalah cara kerja yaitu cara berpikir untuk dapat

memahami sasaran ilmu yang bersangkutan.9 Sesuai dengan masalah yang akan

diteliti, maka penelitian yang mengaplikasikan metode pemecahan ilmiah dari

9 Koentjaranigrat., Metode-Metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta:

Gramedia, 1983), hlm. 7.

Page 28: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

11

11

prespektif sejarah. Secara operasional metode ini meliputi empat kegiatan pokok,

yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi.10

1. Heuristik

Heuristik merupakan tahapan pertama dalam aktivitas pengumpulan sumber

atau data sejarah, baik itu sumber primer maupun sumber sekunder.11

Pengumpulan sumber ini sangat penting untuk memperoleh data-data yang

dibutuhkan untuk menyusun sebuah tulisan sejarah. Data-data tersebut dapat

terdiri dari data tertulis maupun data lisan. Studi pustaka dilakukan sebagai unit

kerja dalam proses pengumpulan sumber-sumber primer dan sekunder.

Adapun teknik pengumpulan data tersebut yaitu :

a. Studi Dokumen

Studi dokumen dimaksudkan untuk mendapatkan sejumlah data dan informasi

sebagai bahan utama penelitian sejarah. Dokumen yang menjadi dasar penelitian

ini atau sumber primer dari penelitian ini adalah koran-koran dan majalah-

majalah yang terbit pada masa pendudukan Jepang, dikarenakan kurangnya

dokumen tertulis pada masa kependudukan Jepang karena kebanyakan dari

dokumen tersebut dibakar pada masa kemerdekaan. Ada juga artikel-artikel dari

majalah Djawa Baroe yang berisi tentang kegiatan Keimin Bunka Shidoso selaku

pusat kebudayaan pada masa itu. Selain itu juga karya-karya dari para seniman

pada masa Jepang seperti syair “Siap Sedia” dari Chairil Anwar, syair “Manusia

10 Louis Gottschalk., Mengerti Sejarah, edisi terjemahan Nugroho

Notosusanto, (Jakarta: UI Press, 1986), hlm. 32.11 Kuntowijoyo., Pengantar Ilmu Sejarah, (Yogyakarta: Yayasan Bentang

Budaya, 1995), hlm. 94-97.

Page 29: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

12

12

Baru” karya Rosihan Anwar, dan Poster “Boeng Ajo Boeng” karya S. Sudjojono

bersama Ir. Soekarno, Affandi, dan Chairil Anwar.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan metode pengumpulan data dengan cara mempelajari

buku-buku yang berhubungan dengan permasalahan sehingga memudahkan dalam

menarik kesimpulan. Studi pustaka dilakukan untuk membuat kerangka pikir

penulisan, pengujian teori, dan konsep. Selain buku-buku, tulisan yang dimuat

dalam majalah, dan surat kabar pada masa penjajahan Jepang juga merupakan

bagian dari studi pustaka.

2. Kritik Sumber

Kritik sumber adalah tahapan kedua dalam metode sejarah yang dilakukan

dengan tujuan untuk memperoleh data-data yang otentik dan kredibel. Kritik

sumber penting bagi peneliti agar dapat menyaring kembali informasi yang

diperoleh selama proses pengumpulan data agar tulisannya dapat

dipertanggungjawabkan. Kritik sumber terbagi menjadi dua, yaitu: kritik sumber

ekstern yang merupakan kritik yang dilakukan untuk mengetahui otentisitas

(keaslian) suatu dokumen, dan kritik sumber intern, yang dilakukan untuk

menguji kebenaran suatu dokumen, sehingga didapatkan data yang proporsional

tentang informasi yang ingin disampaikan.12

12 Sartono Kartodirdjo., Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi

Sejarah, (Jakarta: Gramedia, 1992).

Page 30: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

13

13

3. Interpretasi

Interpretasi merupakan tahap ketiga dari metode sejarah sebelum historiografi.

Tujuan dilakukannya tahap ini adalah untuk membuat hubungan antara fakta yang

sama dan sejenis, dan juga untuk menafsirkan dan membandingkan fakta yang

sudah terklarifikasi untuk diceritakan kembali. Dalam melakukan interpretasi,

imajinasi mempunyai peran yang sangat besar, karena imajinasi membantu

sejarawan dalam mengaitkan fakta-fakta yang telah disertakan dan kemudian

diinterpretasikan dalam bentuk kata dan kalimat, sehingga dapat dimengerti.

Tahap ini menuntut daya imajinasi peneliti dalam menggambarkan suatu kejadian

masa lalu, tentunya dengan tetap disiplin dengan jejak-jejak (traces) yang ada.

4. Historiografi.

Tahap terakhir dari metode sejarah adalah historiografi yaitu tahap penulisan

sejarah. Setelah sumber sejarah melewati tahap-tahap sebelumnya, maka siaplah

mereka untuk dirangkai menjadi sebuah karya tulis yang ilmiah. Apabila semua

tahap dijalankan dengan benar maka akan menghasilkan suatu karya sejarah yang

diharapkan, yaitu sebuah tulisan sejarah yang deskriptif-analitis dengan

mengedepankan aspek keilmiahan yang tinggi serta aplikatif.

Page 31: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

14

14

G. Sistematika Penulisan

Untuk memberi gambaran utuh dan menyeluruh tentang pembahasan dalam

penulisan ini, maka penulis telah mempersiapkan rancangan sistematika penulisan

sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan, bab ini terdiri dari: latar belakang masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, teknik pengumpulan data, dan

analisa data.

Bab II, dalam bab ini menguraikan tentang proses masuknya Jepang di

Indonesia, proses pembentukan Pemerintahan Militer Jepang dan propaganda

Jepang.

Bab III, dalam bab ini menguraikan tentang latar belakang pembentukan

Keimin Bunka Shidosho, perkembangan Keimin Bunka Shidosho dan

pembubaran Keimin Bunka Shidosho

Bab IV, dalam bab ini akan dijelaskan mengenai dualisme karya seniman

Keimin Bunka Shidosho, penyelewengan yang dilakukan seniman Keimin Bunka

Shidosho, dan pengaruh karya seniman Keimin Bunka Shidosho dalam

membangun nasionalisme di masyarakat

Bab V Penutup, bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan

dan merupakan jawaban atas pertanyaan dalam rumusan masalah yang

dikemukakan dalam penelitian.

Page 32: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

15

BAB II

AWAL MULA PENJAJAHAN JEPANG DI INDONESIA

A. Masuknya Jepang Di Indonesia.

Masuknya Jepang di Indonesia ini didasari oleh persediaan minyak bumi

Jepang yang semakin menipis untuk berperang melawan Cina. Menipisnya

persediaan minyak bumi yang dimiliki Jepang ditambah lagi dengan tekanan dari

Amerika yang melarang ekspor minyak bumi ke Jepang membuat Jepang untuk

mencari sumber minyak buminya sendiri dan tentu saja sasaran Jepang untuk

mendapatkan sumber minyak bumi adalah Hindia Belanda atau Indonesia.1

Sedangkan untuk mengamankan hubungan antara sumber – sumber minyak di

kepulauan – kepulauan, Jepang berusaha menduduki terlebih dahulu Singapura,

Philipina, Guam dan Wake yang rencananya akan diduduki pada bulan Desember

1941. Namun karena cuaca di bulan Desember 1941 kurang mendukung Jepang

memajukan jadwalnya sehingga serangan dipercepat pada akhir bulan Oktober

1941 penyerangan harus sudah selesai termasuk penyerangan pada Pearl Harbour

yang diharapkan dapat menghancurkan armada Amerika Serikat, sehingga operasi

penyerangan Jepang ke arah selatan tidak mengalami gangguan.

Rencana penyerangan terhadap Pearl Harbour diputuskan pada tanggal 7

November 1941, di mana hari penyerangan itu ditetapkan pada hari senin tanggal

8 Desember 1941, atau sama dengan hari minggu tanggal 7 Desember 1941 pada

waktu setempat di Hawaii. Dipilih hari tersebut karena biasanya armada Amerika

1 Ken’ichi Goto., Jepang dan Pergerakan Kebangsaan Indonesia, (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1998), hlm. 4-3.

Page 33: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

16

berada di pelabuhan. Di samping itu akan dilaksanakan invasi ke Malaka dan

Philipina. Pada malam hari tanggal 7 Desember menjelang 8 Desember 1941,

pukul 01:15 waktu Tokyo, Jepang mendarat di Kotabaru, sebelah utara Malaka.

Satu jam kemudian sampai di Patani, sebelah barat daya Thailand. Dalam waktu

yang hampir bersamaan Jepang menyerang konsesi bangsa barat di Shanghai.

Empat puluh menit kemudian terjadilah serangan ke Pearl Harbour, tepatnya

pada hari minggu 7 Desember 1941, pukul 07:55 waktu setempat. Ternyata lebih

cepat lima menit dari waktu yang diperkirakan oleh Markas Besar Ketentaraan

Jepang di Tokyo.2 Dalam beberapa Jam kemudian Jepang melancarkan serangan

udara yang pertama ke Singapura yang merupakan daerah jajahan Inggris.

Pasukan Jepang juga mendarat di pulau Batan di sebelah utara Philipina. Selain

itu Jepang juga meluncurkan serangan udara pertama ke Guam, Hongkong dan

Wake. Pagi hari berikutnya, Kaisar Jepang menandatangani pernyataan perang

terhadap Amerika dan Inggris. Pada tanggal 1 Desember 1941 sudah dibicarakan

juga mengenai perang terhadap Belanda tetapi karena ada perhitungan strategis

serangan ke Hindia Belanda diundur.

Pada tanggal 12 Januari 1942 Pemerintah Jepang baru menyatakan bahwa

terhitung mulai tanggal 11 Januari 1941 telah berlangsung permusuhan terhadap

tentara Belanda. Adapun alasannya adalah karena pemerintah Belanda pada

tanggal 8 Desember 1941 telah menyatakan perang terhadap Jepang. Pada tanggal

27 Desember 1941 Jepang telah menduduki bagian dari wilayah Hindia Belanda

yaitu Kepulauan Tanimbar yang terletak antara Singapura dan Kalimantan. Tetapi

2 Capt. R. P. Suryono., Seks Dan Kekerasan Pada Zaman Kolonial,

(Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005), hlm. 202-203.

Page 34: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

17

alasan Belanda memusuhi Jepang bukan karena Jepang telah memasuki wilayah

kekuasaannya di Hindia Belanda, melainkan karena Jepang telah menyatakan

perang terbuka terhadap Amerika dan Inggris yang merupakan sekutu dari

Belanda. Kelanjutan dari sikap permusuhan Belanda terhadap Jepang tersebut

tercermin dari perbuatan Belanda dengan mengasingkan orang – orang Jepang

yang tinggal di Hindia Belanda.

Belanda berusaha keras agar Indonesia tidak sampai jatuh ke tangan

Jepang, sehingga Gubernur Jendral Indonesia Dr. H. J. van Mook berpidato di

radio yang intinya meminta agar segenap rakyat Indonesia ikut membantu dalam

mempertahankan Indonesia. Menurut Dr. H. J. van Mook Indonesia merupakan

suatu wilayah yang sangat penting karena kedudukannya yang strategis,

menurutnya Indonesia merupakan penghubung antara Samudra Pasific dan

Samudra Hindia, sehingga jika jatuh ke tangan Jepang akan mengakibatkan

tertutupnya jalan ke Burma dan bisa mengancam hubungan dengan negara-negara

timur tengah dan Rusia melalui teluk Persia dan laut merah. Selain itu Jatuhnya

Indonesia ketangan Jepang dapat memotong perhubungan dengan Australia

sekaligus hilangnya pangkalan paling baik untuk melakukan serangan balasan. Dr.

van Mook untuk itu meminta bantuan kepada sekutu untuk mengirimkan

pasukannya ke Indonesia. Permintaan dari Dr. van Mook ini dibalas Presiden

Amerika pada waktu itu Theodore Roosevelt. Pada tanggal 20 Januari 1942

Roosevelt membicarakan perihal tentang pengiriman bala bantuan ke Indonesia

pada Dr. H. J. van Mook. Selain itu juga Princess Juliana dari Inggris pada hari

Page 35: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

18

yang sama menghimbau kepada Belanda agar mempertahankan Indonesia dengan

segenap tenaga karena Indonesia merupakan pangkalan perang yang penting.3

Pada tanggal 24 Januari 1942, Brigade Sakaguchi mendarat di Balikpapan.

Di sana ia membunuh semua orang Eropa yang ditemukan dalam perjalanan, hal

ini dilakukan sebagai hukuman terhadap warga Eropa karena mereka telah

merusak terminal – terminal minyak yang ada di Balikpapan. Pada tanggal 10

Februari 1942 pasukan Jepang mulai memasuki Banjarmasin dan sebagian

pasukan berangkat ke arah utara untuk menduduki bagian barat pulau Kalimantan.

Sementara itu pasukan Jepang telah berhasil menduduki Makassar pada tanggal 9

Februari 1942, Jepang melakukan penyerangan yang sengit sehingga seluruh

pasukan Belanda yang berada di bawah pimpinan Letnan Kolonel Gortmans pada

tanggal 27 Maret 1942 telah menyerah kepada Jepang di Enrekang. Di Sulawesi

Utara perlawanan dari tentara Belanda masih berlangsung hingga bulan Agustus

1942, tetapi akhirnya mereka pun kalah dan para serdadu Jepang memenggal

kepala mereka. Pada permulaan bulan Februari 1942 dapat dikatakan bahwa

Jepang telah menguasai sebagaian besar pulau Kalimantan dan Sulawesi. Pada

akhir Januari, sebuah armada Jepang datang ke Ambon dan menduduki pulau itu,

dua puluh hari kemudian armada Jepang berhasil menduduki pulau Timor yang

termasuk daerah kekuasaan Belanda dan Portugis. Akibat kemenangan Jepang

yang berhasil menduduki daerah-daerah tersebut dapat dikatakan bahwa pulau

3 “Indonesia Tembok Antara Pacific dan Indische Ocean! Tida Boleh

Dibiarken Djato Dalem Tangan Moesoe!”, Sin Po, 21 Januari 1942.

Page 36: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

19

Jawa yang merupakan pusat kekuasaan Belanda berhasil dikepung dari sebelah

utara dan sebelah timur.4

Selain pengepungan pulau Jawa dari sebelah utara dan timur ternyata

direncanakan pula pengepungan dari sebelah barat. Hal ini terbukti dengan adanya

laporan dari kapal terbang sekutu pada tanggal 12 Januari 1942, yakni tentang

adanya armada Jepang di sebelah selatan kepulauan Anambas. Kemudian pada

tanggal 13 Januari menuju 14 Januari tengah malam armada tersebut berlayar

menuju Sumatera Selatan dan mendaratkan pasukan di pulau Bangka. Setelah itu

mereka bergerak menuju Palembang yang merupakan lapangan minyak yang

sebelumnya telah diamankan oleh pasukan terjun payung jepang. Baru pada

tanggal 15 Februari 1942 Palembang jatuh ke tangan Jepang. Angkatan perang

Jepang yang menduduki Sumatera Selatan ini dipimpin oleh Letnan Jendral

Hitoshi Imamura, ia bertugas sebagai pemimpin dalam operasi penyerangan pulau

Jawa. Sumatera Utara dan pulau-pulau kecil di sekitarnya untuk sementara tidak

dijamah oleh Jepang karena mereka lebih memprioritaskan untuk menduduki

pulau Jawa terlebih dahulu.

Selama masa perang sekutu melawan Jepang ini kekuatan perang Jepang

baik darat, laut dan udara sangat kuat sehingga membuat pihak sekutu kewalahan

menghadapi angkatan perang Jepang. Karena hal tersebut pihak sekutu

memutuskan untuk menggabungkan kekuatan mereka ke dalam satu komando

yang diberi nama ABDACOM yang merupakan singkatan dari America

(amerika), British (Inggris), Dutch (Belanda), Australian (Australia) Command.

4 Capt. R. P. Suryono., op. Cit., hlm 205-207.

Page 37: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

20

Sebenarnya rencana penggabungan kekuatan ini telah direncanakan pada tanggal

7 Desember 1941 setelah penyerangan Jepang terhadap Pearl Harbour tetapi

baru terealisasi pada tanggal 3 Januari 1942. Tujuan dari pembentukan

ABDACOM ini adalah untuk bekerjasama dalam melindungi wilayah kekuasaan

Amerika, Inggris, Belanda, dan Australia yang berada di Asia Tenggara yaitu

Philipina, Malaka, Hindia Belanda, dan Australia.5

ABDACOM dipimpin oleh seorang Marsekal Inggris yang bernama Sir

Archibald Wavel6 yang ditunjuk secara resmi oleh pemerintah sekutu pada tanggal

1 Januari 1942. Pada akhir Februari 1942 saat sebagian besar wilayah

ABDACOM jatuh ditangan Jepang, ABDACOM dibubarkan. Penyebab

kegagalan ABDACOM dalam melindungi wilayah kekuasaannya adalah

kesulitan mengkoordinasikan tindakan antar angkatan 4 bangsa yang

menggunakan peralatan yang berbeda dan tak dilatih bersama, dan prioritas yang

berbeda atas pemerintah nasional. Pemimpin Inggris terutama tertarik

mempertahankan kendali atas Singapura, kapasitas militer Hindia Belanda telah

banyak menderita akibat kekalahan Belanda pada tahun 1940, dan pemerintah

Belanda berfokus untuk mempertahankan Pulau Jawa, pemerintah Australia amat

cenderung kepada perang di Afrika Utara dan Eropa, dan sumber daya militernya

yang siap jangkau sedikit, dan AS mengikat perhatian pada Filipina, yang saat itu

merupakan daerah Persemakmuran AS.

5 Ibid., hlm 208.6 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto., Sejarah

Nasional Indonesia VI, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 1993), hlm. 2.

Page 38: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

21

Pemboman Jepang pertama di Jawa dilakukan pada hari Selasa, 3 Februari

1942, mereka menyerang Surabaya, Malang, Madiun dan Magetan. Penyerangan

di Surabaya terjadi pada pukul 10.15 dengan menggunakan serangan udara, bom-

bom yang diluncurkan Jepang jatuh di pusat kota menghancurkan pertokoan yang

ada di jalan tersebut. Hanya sedikit korban yang jatuh pada penyerangan itu, hal

ini karenakan sudah dibunyikannya alaram tanda bahaya pada pukul 10.05.

Sementara itu kota Madiun, Malang, dan Magetan tidak berhasil dibom oleh

Jepang karena sudah ada persiapan sebelumnya setelah adanya insiden di

Surabaya. Bahkan di kota Madiun dan Malang berhasil menembak jatuh

sedikitnya satu pesawat musuh.7 Serangan Jepang yang pertama pada pulau Jawa

ini memang mengalami kegagalan tetapi mereka telah menanamkan teror kepada

musuh mereka. Selanjutnya mereka berhasil masuk ke kota-kota di Jawa yang

akhirnya dapat mengepung kota Bandung yang merupakan komando pusat

angkatan perang Belanda.

Pada tanggal 7 Maret 1942 pihak Belanda mengajak Jepang untuk

berunding. dalam perundingan tersebut Jendral Imamura memerintah Shoji untuk

mengatakan kepada Ter Poorten yang merupakan panglima KNIL, bahwa dalam

perundingan tersebut bukan hanya Ter Poorten saja yang harus hadir tetapi

Jendral Imamura juga meminta hadirnya Gubernur Jendral Tjarda van

Starkenborgh. Awalnya pihak Belanda menginginkan perundingan tersebut

dilaksanakan di hotel Isola, Bandung akan tetapi permintaan ini di tolak oleh

Jendral Imamura, ia menginginkan perundingan ini dilaksanakan di Kalijati agar

7 “Bombardement Djepang Pertama Pada Java”, Sin Po, 4 Februari 1942.

Page 39: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

22

delegasi Belanda dapat melihat langsung pesawat-pesawat Jepang yang telah siap

untuk mengebom Bandung. Perundingan tersebut dilaksanakan pada tanggal 8

Maret 1942 pada pukul 16:30. Perundingan tersebut berjalan cukup alot sehingga

Jendral Imamura sedikit menekan Ter Poorten untuk penyerahan total, dan jika

permintaannya tidak dipenuhi maka perang akan dilanjutkan sampai KNIL benar-

benar habis seutuhnya. Akhirnya pada pukul 18:20 berlangsung penandatanganan

perjanjian penyerahan oleh Belanda terhadap Jepang. Pada tanggal 9 Maret 1942

penyerahan oleh Belanda terhadap Jepang8 ini diumumkan melalui Radio Nirom

yang merupakan sebuah radio resmi Pemerintah Hindia Belanda, dengan ini

berakhirlah penjajahan Belanda di Indonesia.

B. Berdirinya Pemerintahan Jepang di Indonesia.

1. Awal Berdirinya Pemerintahan Jepang di Indonesia.

Setelah penyerahan total atas Indonesia dari pemerintahan Belanda ke

Jepang yang dilakukan oleh Letnan Jendral H. Ter Poorten yang merupakan

Panglima Angkatan Perang Hindia Belanda kepada Letnan Jendral Hithoshi

Imamura pada tanggal 8 Maret 1942 yang dikenal dengan kapitulasi Kalijati.

Setelah tersebarnya kabar tersebut dari radio Nirom yang merupakan radio resmi

milik Pemerintah Hindia Belanda pada tanggal 9 Maret 1942 Indonesia memasuki

babak baru dalam sejarahnya yaitu masa pemerintahan militer Jepang. Sehari

sebelum kapitulasi Kalijati dilaksanakan pada tanggal 7 Maret 1942, Panglima

Tentara Ke-16 mengeluarkan Osamu Seirei Nomor 1 pasal 1. Osamu Seirei

8 “Doea Tahoen Masa Pembangoenan di Asia”, Thahaja, 9 Desember

1943.

Page 40: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

23

Nomor 1 pasal 1 yang menjadi pokok dari berbagai peraturan tata negara pada

waktu pendudukan Jepang. Undang- undang tersebut antara lain memuat hal-hal

sebagai berikut:9

Pasal 1: Balatentara Nippon melangsungkan pemerintahan militer sementara

waktu di daerah-daerah yang ditempatinya agar mendatangkan

keamanan yang sentosa dengan segera.

Pasal 2: Pembesar balatentara Nippon memegang kekuasaan pemerintah militer

yang tertinggi dan juga segala kekuasaan yang dahulu berada di tangan

gubernur jenderal.

Pasal 3: Semua badan pemerintahan, kekuasaan hukum, dan undang-undang

dari pemerintahan terdahulu tetap diakui sah untuk sementara waktu

asalkan tidak bertentangan dengan aturan pemerintahan militer.

Pasal 4: Balatentara Nippon akan menghormati kedudukan dan kekuasaan

pegawai-pegawai yang setia kepada Nippon.

Pemerintahan militer Jepang di Indonesia membagi wilayah administratif

Indonesia atas tiga daerah militer yang masing-masing dipegang oleh Angkatan

Darat (Rikugun) Dan Angkatan Laut (Kaigun). Ketiga daerah tersebut adalah:

o Daerah Jawa Dan Madura dengan pusatnya di Batavia berada

dibawah kendali Angkatan Darat Jepang (Tentara Keenambelas).

9 Dai Nippon Gunseibu, Oendang-Oendang Dari Pembesar Balatentara

Dai Nippon No. 1, Betawi, Juni 1942. hlm. 1.

Page 41: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

24

o Daerah Sumatra Dan Semenanjung Tanah Melayu dengan

pusatnya Di Singapura yang berada dibawah kendali Angkatan

Darat Jepang (Tentara Keduapuluh Lima).

o Daerah Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku, Papua

yang berada dibawah kendali Angkatan Laut Jepang (Armada

Selatan Kedua).10

Ketiga wilayah militer Jepang di Indonesia ini berada di bawah komando

panglima besar tentara Jepang untuk wilayah Asia Tenggara yang berkedudukan

di Saigon, Vietnam.

2. Sistem Pemerintahan Jepang di Indonesia.

Jepang melakukan beberapa langkah untuk memperkuat posisinya di

Indonesia. Di antaranya, menyangkut beberapa tokoh politik Indonesia. Dalam

struktur pemerinthan Jepang di Indonesia seperti Husein Djajadiningrat, Sutardjo

Kartohadikoesoemo, R.M Soerjo, Dan Prof. Soepomo. Pengangkatan ini

dimaksudkan untuk menarik simpati masyarakat Indonesia bagi kepentingan

perang Jepang serta untuk membantu kebutuhannya akan pegawai.

Jepang kala itu sudah menetapkan susunan pemerintahan, Susunan

Pemerintahan Jepang kala itu, yaitu:11

Gunshiereikan (panglima tentara Jepang) dijabat oleh Hitoshi Imamura.

Gunseikan (kepala pemerintahan militer) dijabat oleh Seizaburo Okasaki.

10 G. Moedjanto., Indonesia Abad Ke-20 1 Dari Kebangkitan Nasional

Sampai Linggajati, (Yogyakarta: Kanisius, 1988), hlm. 73.

11 Panji Pustaka, No. 26, 3 Oktober 1942, hlm 933.

Page 42: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

25

Gunseinbu (koordinator pemerintahan militer setempat) dijabat oleh

semacam gubernur.

Pada setiap gunseibu ditempatkan beberapa komandan militer. Mereka mendapat

tugas untuk memulihkan ketertiban dan keamanan, menanam kekuasaan, dan

membentuk pemerintahan setempat.

Pada masa itu sebenarnya Jepang kekurangan tenaga pemerintahan yang

ada, sebenarnya mereka telah dikirimkan tenaga pemerintahan untuk melengkapi

para pejabatnya di Jawa tetapi ditengah perjalanan kapal yang ditumpangi oleh

tenaga tambahan ini diserang oleh tentara sekutu sehingga mereka perlu mencari

sumber tenaga lainnya. Dalam hal ini pemerintah Jepang terpaksa mengangkat

pegawai-pegawai dari kaum pribumi atau bangsa Indonesia. Hal itu tentunya

menguntungkan pihak Indonesia karena memperoleh pengalaman dalam bidang

pemerintahan. Di Jawa Barat, pembesar militer Jepang menyelenggarakan

pertemuan dengan para anggota Dewan Pemerintahan Daerah dengan tujuan

untuk menciptakan suasana kerjasama yang baik. Gubernur Jawa Barat, Kolonel

Matsui, didampingi oleh R. Pandu Suradiningrat sebagai wakil gubernur,

sedangkan Atik Suardi diangkat sebagai pembantu wakil gubernur.Pada tanggal

19 April 1942, diangkat residen-residen berikut ini :

Ø R. Adipati Aria Hilman Djajadiningrat di Banten (Serang)

Ø R.A.A Surjadjajanegara di Bogor

Ø R.A.A Wiranatakusuma di Priangan (Bandung)

Ø Pangeran Ario Suriadi di Cirebon

Ø R.A.A Surjo di Pekalongan

Page 43: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

26

Ø R.A.A Sudjiman Martadiredja Gandasubrata di Banyumas.12

Di kota Batavia, sebelum namanya diubah menjadi Jakarta, H. Dahlan

Abdullah diangkat sebagai kepala pemerintahan daerah kotapraja, sedangkan

jabatan kepala polisi diserahkan kepada Mas Sutandoko. Jepang juga

mengeluarkan berbagai aturan. Dalam undang-undang No. 4 ditetapkan hanya

bendera Jepang, Hinomaru saja yang boleh dipasang pada hari-hari besar dan

hanya lagu kebangsaan Jepang, Kimigayo saja yang boleh diperdengarkan.

Selanjutnya mulai tanggal 1 April 1942 ditetapkan harus menggunakan waktu

(jam) Jepang. Mulai tanggal 29 April 1942 ditetapkan bahwa kalender yang

dipakai adalah kalender Jepang yang bernama Sumera. Tahun 1942, kalender

Masehi sama dengan tahun 2602 Sumera. Demikian juga setiap tahun rakyat

Indonesia diwajibkan untuk merayakan hari raya Tencosetsu¸ yaitu hari lahirnya

Kaisar Hirohito. Pada bulan Agustus 1942 pemerintahan militer Jepang

meningkatkan penataan pemerintahan. Hal itu tampak dengan dikeluarkannya

Undang-Undang No. 27 tentang aturan pemerintahan daerah dan Undang-Undang

No. 28 tentang aturan pemerintahan syu dan tokubutsu syi. Didepan Sidang

Istimewa ke-82 Parlemen di Tokyo, Perdana Menteri Tojo pada tanggal 16 Juni

1943 memutuskan bahwa pemerintah pendudukan Jepang memberikan

kesempatan kepada bangsa Indonesia untuk turut mengambil bagian dalam

pemerintahan.

12 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. op. cit.,

hlm. 8.

Page 44: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

27

Selanjutnya, pada tanggal 1 Agustus 1943 keluar pengumuman Saiko

Syikikan tentang garis-garis besar rencana mengikut sertakan orang-orang

Indonesia dalam pemerintahan negara. Pengikut sertaan bangsa Indonesia tersebut

dimulai dengan pengangkatan Prof.Dr. Hoesein Djajadiningrat sebagai Kepala

Departemen Urusan Agama pada tanggal 1 Oktober 1943. Pada tanggal 10

November 1943, Mas Sutardjo Kartohadikusumo dan R.M.T.A Surio masing-

masing diangkat sebagai residen (syucokan) di Jakarta dan Bojonegoro.

Selanjutnya, pengangkatan 7 penasehat bangsa Indonesia dilakukan pada

pertengahan bulan September 1943. Mereka disebut sanyo dan dipilih untuk enam

macam departemen (bu), yaitu berikut ini:

o Ir. Soekarno untuk Somubu (Departemen Urusan Umum).

o Mr. Suwandi dan dr. Abdul Rasyid untuk Naimubu-bunkyoku

(Biro Pendidikan danKebudayaan Departemen Dalam Negeri).

o Prof. Dr. Mr. Supomo untuk Shihobu (Departemen Kehakiman).

o Mochtar bin Prabu Mangkunegoro untuk Kotsubu (Departemen

Lalu Lintas).

o Mr. Muh. Yamin untuk Sendenbu (Departemen Propaganda).13

Masuknya tentara Jepang ke Indonesia awalnya mendapat sambutan yang

baik dari masyarakat Indonesia. Bahkan tokoh-tokoh nasionalis Indonesia seperti

Ir. Soekarno dan Drs. Hatta bersedia melakukan kerjasama dengan pihak

pemerintah pendudukan Jepang, padahal sebelumnya pada masa pemerintahan

Hindia Belanda mereka bersikap non-kooperatif. Sebagian bangsa Indonesia

13 Ibid., hlm. 7.

Page 45: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

28

memang tertarik oleh propaganda Jepang baik yang dengan kata-kata maupun

perbuatan. Jepang mengumumkan kepada bangsa Indonesia bahwa mereka datang

dengan maksud membebaskan Indonesia dari belenggu penguasa asing.

Disamping itu mereka juga menerangkan bahwa setelah Belanda diusir dari

Indonesia mereka berniat untuk memajukan bangsa Indonesia hingga bangsa

Indonesia setaraf dengan bangsa-bangsa yang sudah maju. Selain itu adanya

ramalan Joyoboyo yang hidup di kalangan masyarakat juga mempengaruhi

terbukanya bangsa Indonesia dengan kedatangan Jepang. Dalam ramalan itu

dijelaskan bahwa akan datang orang-orang kate yang akan menguasai Indonesia

selama umur jagung (3,5 tahun) dan sesudahnya kemerdekaan akan tercapai.

Selain itu juga ada faktor diperkenalkannya pendidikan barat kepada orang-orang

pribumi yang dibutuhkan Pemerintahan Jepang untuk mengisi kekurangan tenaga-

tenaga terlatih dan terdidik dalam pemerintahan. Selain ini ada juga faktor luar

mengapa bangsa Indonesia sangat mempercayai Jepang yaitu kemenangan Jepang

atas Rusia pada tahun 1905, hal ini telah membuat semangat bangsa-bangsa di

Asia untuk memerdekan diri mereka sendiri muncul.14

C. Propaganda Jepang di Indonesia.

1. Arti Propaganda.

Propaganda secara etimologis berasal dari bahasa Latin “propagare” yang

berarti cara tukang kebun menyemaikan tunas suatu tanaman ke sebuah lahan

untuk memproduksi tanaman baru yang kelak akan tumbuh sendiri. Dengan kata

14 Nugroho Notosusanto., Tentara Peta pada jaman Pendudukan Jepang

di Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1979).

Page 46: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

29

lain juga berarti mengembangkan atau memekarkan tunas. Secara harfiah

propaganda berarti adalah rangkaian pesan yang bertujuan untuk memengaruhi

pendapat dan kelakuan masyarakat atau sekelompok orang. Propaganda tidak

menyampaikan informasi secara obyektif, tetapi memberikan informasi yang

dirancang untuk memengaruhi pihak yang mendengar atau melihatnya.

Propaganda kadang menyampaikan pesan yang benar, namun seringkali

menyesatkan dimana umumnya isi propaganda hanya menyampaikan fakta-fakta

pilihan yang dapat menghasilkan pengaruh tertentu, atau lebih menghasilkan

reaksi emosional daripada reaksi rasional. Tujuannya adalah untuk mengubah

pikiran kognitif narasi subjek dalam kelompok sasaran untuk kepentingan

tertentu.

Propaganda adalah sebuah upaya disengaja dan sistematis untuk

membentuk persepsi, memanipulasi alam pikiran atau kognisi, dan memengaruhi

langsung perilaku agar memberikan respon sesuai yang dikehendaki pelaku

propaganda. Sebagai komunikasi satu ke banyak orang, propaganda memisahkan

komunikator dari komunikannya. Namun menurut Ellul, komunikator dalam

propaganda sebenarnya merupakan wakil dari organisasi yang berusaha

melakukan pengontrolan terhadap masyarakat komunikannya. Sehingga dapat

disimpulkan, komunikator dalam propaganda adalah seorang yang ahli dalam

teknik penguasaan atau kontrol sosial. Dengan berbagai macam teknis, setiap

Page 47: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

30

penguasa negara atau yang bercita-cita menjadi penguasa negara harus

mempergunakan propaganda sebagai suatu mekanisme alat kontrol sosial. 15

Propaganda sebagai kata istilah tercatat digunakan pertama kali oleh

Gereja Katolik Roma. Pada 1622, Paus Gregorius XV membentuk The Roman

Catholic Sacred Congregation for the Propagation of the Faith (Sacra

Congregatio Christiano Nomini Propagando atau singkatnya Propaganda Fide,

diindonesiakan jadi Majelis Suci untuk Propaganda Agama). Propaganda Fide

dibentuk untuk menyebarkan misi agama sekaligus mengawasi kegiatan

misionaris agama Katolik Roma di Italia maupun di negara-negara lain.

Alasannya, masyarakat yang tidak mengenal ajaran Katolik tidak akan pernah

memeluk agama tersebut. Maka dari itu harus ada usaha yang terorganisasi dari

luar untuk memperkenalkan agama itu kepada masyarakat. 16 Karena tujuannya

untuk penyebaran agama, maka propaganda dinilai berkonotasi positif.

Pada zaman dahulu retorika adalah satu-satunya media propaganda.

Propaganda dilakukan dengan hanya bermodalkan kemampuan olah kata dengan

diksi yang hebat, nada dan intonasi yang tepat, gestur dan gestikulasi yang

memikat hanya dengan demikian seorang orator dapat mempengaruhi khalayak

dengan cepat. Keadaan mulai berubah setelah terjadinya Revolusi Industri di

Inggris, terutama dengan keberadaan mesin cetak. Keberadaan mesin cetak

membuat propagandis mampu menulis dan memperbanyak pesan-pesan

propaganda ke dalam media cetak seperti koran, poster dan lain sebagainya.

15 Altheide, David L. & Johnson, John M., Bureaucratic Propaganda,

(Boston: Allyn and Bacon, Inc.,1980), hlm 4-5.16 Santoso Sastropoetro., Propaganda : salah satu bentuk komunikasi

massa, (Bandung: Alumni, 1991).

Page 48: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

31

Tenyata tidak berhenti sampai di situ saja semakinnya teknologi informasi

memudahkan para propagandis menyebarluaskan pesan-pesannya baik melalui

media cetak maupun media elektronik.

2. Sistem Propaganda Jepang.

Jepang berhasil menguasai Indonesia pada bulan Maret 1942 akibat

diadakannya kapitulasi Kalijati antara Belanda dan Jepang yang berisi penyerahan

total tanpa syarat. Karena berhasil merebut Hindia Belanda dari tangan Belanda

otomatis Jepang harus memikirkan cara agar untuk mendapat simpati rakyat

Hindia Belanda pada saat itu. Jepang beranggapan bahwa perlu memobilisasikan

seluruh masyarakat dan membawa sepenuhnya mentalitas rakyat Indonesia

menuju kesesuaian dengan ideologi Jepang tentang Lingkungan Kemakmuran

Bersama Asia Timur Raya.17 Sebenarnya Jepang udah mendapat nilai lebih untuk

medapatkan simpati rakyat. Sebab pertama Jepang mendapat nilai lebih adalah

keberhasilan Jepang dalam memenangkan perang melawan Rusia pada tahun

1905, hal ini sangat luar biasa di mata rakyat Indonesia karena kemenangan

Jepang atas Rusia merupakan bukti konkrit kemenangan bangsa timur melawan

bangsa barat sehingga Jepang menginspirasi negara-negara timur untuk melawan

bangsa barat yang selama ini menjajah mereka. Sebab kedua ialah kemenangan

Jepang atas Belanda yang membebaskan Indonesia dari penjajahan Belanda

selama 3,5 Abad, hal ini membuat Jepang sebagai sosok dewa penolong mereka

17 Aiko Kurosawa., Mobilisasi dan Kontrol Studi Tentang Perubahan

Sosial di Perdesaan Jawa 1942-1945, (Jakarta: Grasindo, 1993), hlm. 229.

Page 49: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

32

dari belenggu bangsa barat. Poin-poin tersebutlah yang memudahkan Jepang

untuk menarik simpati bangsa Indonesia pada awalnya.

1. Propaganda Jepang di Bidang Politik.

Jepang pada awalnya menggunakan politik sebagai alat propaganda mereka.

Pada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan propaganda yang menarik.

Sikap Jepang pada awalnya menunjukkan kelunakan, misalnya: mengizinkan

bendera Merah Putih dikibarkan disamping bendera Jepang, mengizinkan

penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan mengizinkan

menyanyikan lagu Indonesia Raya. Tetapi kelunakan tersebut tidak berlangsung

lama. Jenderal Imamura mengubah semua kebijakannya. Kegiatan politik dilarang

dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan.18 Sebagai gantinya Jepang

membentuk organisasi-organisasi yang dapat dikontrol oleh Jepang.

Organisasi politik bentukan Jepang yang pertama adalah Gerakan 3A yang

dibentuk pada tanggal 29 April 1942. Organisasi ini mempunyai semboyan 3A

yaitu Nippon cahaya asia, Nippon pelindung asia dan Nippon pemimpin Asia.

Tujuan didirikannya organisasi ini adalah untuk menghimpun tenaga rakyat

Indonesia yang dapat digunakan untuk Perang Asia Timur Raya. Namun gerakan

3A ini dalam realisasinya tidak berhasil sehingga organisasi ini dibubarkan.19

Organisasi politik bentukan Jepang berikutnya adalah Putera (Pusat

Tenaga Rakyat), organisasi ini didirikan pada bulan Maret 1943 sebagai pengganti

18 Dai Nippon Gunseibu, Oendang-Oendang Dari Pembesar Balatentara

Dai Nippon No. 2, Betawi, Juni 1942, hlm. 7-8.19 Prof. Dr. Slamet Muryana.,Kesadaran Nasional: Dari Kolonialisme

Sampai Kemerdekaan Jilid II,(Yogyakarta: LkiS, 2008), hlm. 8.

Page 50: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

33

gerakan 3A yang dinilai gagal dalam mendapat dukungan massa. Putera diketuai

oleh empat serangkai, yaitu: Soekarno, Hatta, Ki Hajar Dewantara dan K. H.

Mansyur yang merupakan tokoh nasionalis yang terkemuka pada saat itu.

Organisasi ini berhasil dalam mendapatkan simpati rakyat, tetapi mereka

melakukannya bukan untuk kepentingan Jepang melainkan untuk kepentingan

bangsa Indonesia sendiri sehingga oraganisasi ini dibubarkan pada bulan Maret

1944.

Djawa Hoo Koo Kai atau Gerakan Kebaktian Jawa adalah salah satu

organisasi politik bentukan Jepang yang berdiri pada tanggal 1 Maret 1944.

Organisasi ini dipimpin langsung oleh kepala pemerintahan Jepang (Gunseikan)

sehingga dapat dikatakan Jepang tidak ingin melakukan kesalahan yang terjadi

pada Putera. Tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam Jawa Hokokai ini sebenarnya

sama dengan tokoh-tokoh pada Putera dengan kata lain oraganisasi ini hanya

berganti nama saja dan langsung diawasi oleh pemerintah Jepang.20

Jepang rupanya juga membentuk organisasi politik yang berbau agamis

yaitu Masyumi (Majelis Syuro Muslimin Indonesia). Masyumi dibentuk Jepang

pada bulan November 1943. Organisasi ini dibentuk Jepang berdasarkan

pengamatan Jepang mengenai agama Islam di Indonesia yang sangatlah kuat.

Rata-rata penduduk di Indonesia beragama islam sehingga Jepang membentuk

organisasi ini untuk memanfaatkan kekuatan Islam yang berada di Indonesia.

20 “Peraturan Dasar Gerakan Djawa Hookookai jang Baroe”, Asia Raja, 2

Februari 1945.

Page 51: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

34

2. Propaganda Jepang di Bidang Pendidikan dan Kebudayaan.

Propaganda Jepang di bidang pendidikan dan kebudayaan tidak kalah

pentingnya dengan propaganda Jepang di bidang politik. Tujuan Jepang

melakukan propaganda di bidang pendidikan dan kebudayaan adalah untuk

mengubah mentalitas berfikir orang-orang Indonesia dan mengalihkannya ke alam

pikiran Nippon. Jepang melakukan propaganda dalam bidang ini dengan cara

mendekati golongan muda, cendikiawan dan seniman Indonesia agar dapat

menjadi kader-kader yang kemudian disebarluaskan kedalam masyarakatnya.

Pusat-pusat indoktrinasi ditujukan pada sekolah-sekolah yang dibuka kembali

pada bulan Juni 1942. Khusus untuk bahasa selain dilakukan di sekolah-sekolah

Jepang juga menyediakan kursus-kursus. Selain itu Jepang juga meningkatkan

dominasi budayanya di beberapa sekolah tinggi di Jakarta, seperti Jakarta Ika

Daigaku (Sekolah Tabib Tinggi) dan Sekolah Tinggi Hukum.21

Pada bidang olahraga Jepang bergerak pada cabang olahraga beladiri.

Tradisi Jepang di cabang olahraga beladiri ini memang sangat menonjol. Dengan

olahraga ini Jepang hendak menanamkan semangat Dai Nippon kepada orang-

orang Indonesia. Dalam hal olahraga ini Jepang mendapat dukungan dari Ikatan

Sport Indonesia (ISI) sejak bulan April 1942. Pernyataan tersebut diumumkan

dalam rapat ISI yang dihadiri Mr. Syamsuddin selaku ketua Gerakan 3A, bersama

seorang pembesar Jepang. Bahkan pada tanggal 21 Agustus 1942, ISI di

21 Penerbitan Sejarah Lisan, No. 4. Di Bawah Pendudukan Jepang

Kenangan Empat Puluh Dua Orang Yang Mengalaminya, tahun 1988, Koleksi Arsip Nasional Indonesia, hlm. 71.

Page 52: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

35

persatukan ke dalam Djawa Tai Iku Kai yang merupakan suatu badan

keolahragaan yang meliputi segala bangsa Asia Timur Raya di pulau Jawa.

Jepang juga mendekati kalangan cendekiawan, dengan cara antara lain

mengusahakan penyempurnaan bahasa Indonesia. Pada tanggal 21 Oktober 1942

atas usul Kolonel Mori, kepala kantor pengajaran, dibentuklah Indonesia Goseibi

Iinkai (Komisi Penyempurnaan Bahasa Indonesia) yang diketuai olehItjiki, Mr.

Soewandi dan St. Takdir Alisyahbana. Hasilnya antara lain merumuskan garis-

garis besar bahasa Indonesia, mengerjakan hal-hal yang berkaitan dengan masalah

kesusasteraan dan mengumpulkan sedikitnya 5.000 istilah mengenai kedokteran,

teknik, kehakiman dan sebagainya.22

Jepang juga mendekati golongan seniman melalui badan-badan ciptaannya

antara lain: Badan Persiapan Pusat Kesenian Indonesia yang dibentuk pada

tanggal 1 Agustus 1942 dan Keimin Bunka Shidosho (Badan Pusat Kebudayaan)

yang dibentuk pada tangal 1 April 194323. Melalui kedua badan ini penguasa

Jepang merangkul demikian banyak seniman Indonesia yang bersama-sama

dengan seniman Jepang mencoba membentuk model kebudayaan Asia Timur

Raya seperti yang dicita-citakannya.

22 Ibid., hlm. 72.23Aiko Kurosawa., op. cit., hlm 231.

Page 53: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

36

BAB III

PERKEMBANGAN KEIMIN BUNKA SHIDOSHO DI

JAKARTA

A. Berdirinya Keimin Bunka Shidosho.

Tentara Jepang berhasil menguasai seluruh Indonesia pada tanggal 8

Maret 1942. Pemerintah pendudukan Jepang bercita-cita menyatukan seluruh Asia

dalam satu kepemimpinan, yaitu kepemimpinan Jepang. Selain itu, mereka

menginginkan agar masyarakat Asia mendukung peperangan yang sedang

dijalankan melawan tentara Sekutu. Eksploitasi hasil bumi serta mobilisasi

manusia adalah wujud dari cita-cita Jepang tersebut. Tujuannya untuk

memperlancar pelaksanaan kebijakan mereka tentang kemakmuran bersama Asia

Timur Raya di bawah pimpinan Jepang, pemerintahan militer Jepang memberikan

perhatian besar untuk mengambil hati rakyat dan bagaimana mengindoktrinasi

mereka.1 Indoktrinasi yang dilakukan Jepang tentunya tidak melalui jalan politik

saja, tetapi mereka juga melakukannya pada bidang kebudayaan.

Alhasil dari keinginan Jepang untuk mengindoktrinasi rakyat Indonesia

melalui bidang kebudayaan, Jepang mendirikan suatu lembaga pusat kebudayaan

yang diberi nama Keimin Bunka Shidosho. Keimin Bunka Shidosho ini didirikan

oleh Jepang pada tanggal 1 April 1943 (2603 dalam kalender Jepang), lembaga ini

berada di bawah Sedenbu (Departemen Propaganda)2. Jepang berhasil

1 Penerbitan Sejarah Lisan, No. 4. Di Bawah Pendudukan Jepang

Kenangan Empat Puluh Dua Orang Yang Mengalaminya, tahun 1988, Koleksi Arsip Nasional Indonesia, hlm 2-8.

2 Aiko Kurasawa, Mobilisasi Dan Kontrol Studi Tentang Perubahan Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945, (Jakarta: Grassindo), 1993. hlm 229.

Page 54: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

37

mempersatukan banyak seniman untuk bekerja pada lembaga tersebut karena para

seniman beranggapan lembaga ini dapat menjadi kendaraan dalam menumpahkan

ekspresi. Lembaga seperti ini merupakan lembaga baru bagi mereka tidak seperti

pada masa penjajahan Belanda yang tidak memberikan wadah, pemerintah Jepang

memberikan ruang bagi para seniman ini walaupun tujuannya untuk membantu

pemerintah Jepang dalam memenangkan hati rakyat Indonesia agar mereka mau

membantu pemerintah Jepang dalam perang Asia Timur Raya.

Badan pusat kebudayaan ini sebenarnya telah terencana pada tahun 1942

setelah terbentuknya “Badan Pusat Kesenian Indonesia” dalam rapat yang

diadakan di rumah Bung Karno pada tanggal 6 Oktober 19423. Alhasil Badan

Pusat Kebudayaan ini baru terbentuk pada tanggal 1 April 1942. Badan ini

dibentuk sebagai suatu alat untuk membangunkan dan memimpin kebudayaan di

tanah Jawa. Alamat kantor dari badan ini berada di Noordjiwk no 39, Jakarta.

Badan Pusat Kebudayaan ini terbagi menjadi lima bagian, yaitu: kesusastraan,

kesenian, lukisan dan ukiran, musik, dan sandiwara dan film. Tiap-tiap bagian

mempunyai ketua orang Indonesia. Adapun usaha Badan Pusat Kebudayaan ini

adalah memimpin dan menilik kebudayaan umum yang maksudnya untuk

meninggikan derajat penduduk, terutama berusaha memelihara kesenian klasik

dan kesenian-kesenian asli Indonesia, dan di samping itu badan ini akan berusaha

pula menanam dan menyebarluaskan kesenian dan kebudayaan Nippon. Hal ini

dimaksudkan untuk mendidik dan melatih para ahli kesenian disegala lapangan,

serta menghargai dan menghadiahi pekerjaan ahli kesenian yang utama.

3 “Badan Poesat Keboedajaan”, Asia Raja, 7 oktober 1942 , hlm. 3.

Page 55: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

38

Pada tanggal 2 April 1943 untuk pertama kalinya orang-orang dari Badan

Pusat Kebudayaan saling bertatap muka. Mereka dikumpulkan di kantor mereka

dengan tujuan untuk memberikan mereka pengarahan mengenai perbaikan

kebudayaan Indonesia yang dilakukan oleh ketua masing-masing bagian. Esok

harinya pada tanggal 3 April 1943, Gunseikan P. T. Letnan Jendral S. Okazaki

telah menetapkan susunan anggota pengurus Keimin Bunka Shidoso atau Badan

Pusat Kebudayaan.4 Susunan pengurus dari Badan Pusat Kebudayaan ini sebagian

besar merupakan orang-orang Indonesia sendiri. Hal ini dikarenakan Jepang selain

kekurangan tenaga ahli juga ingin terlihat seperti benar-benar membantu bangsa

Indonesia dengan menjadikan orang-orang Indonesia sebagai pengurus. Dalam

pengurusan tersebut terdapat orang-orang Jepang yang berada pada posisi-posisi

penting dan posisi tersebut jika diperhatikan lebih tinggi daripada yang dapat

dijabat oleh orang Indonesia. Hal ini adalah cara Jepang untuk mengontrol dan

mengantisipasi jika nantinya terdapat pembelotan dalam organisasi tersebut.

Keimin Bunka Shidosho memang mulai bekerja pada tanggal 1 April 1943

walaupun demikian pembukaan resmi lembaga ini dilaksanakan pada tanggal 18

April 1943 yang dibuka oleh Hithosi Shimizu yang merupakan Sendenbu

Sendenkaco (kepala urusan rumah tangga Sendenbu) setelah dilangsungkan

upacara telebih dahulu. Acara pembukaan ini bertempat di kantor Badan Pusat

Kebudayaan yang bertempat di Noordjiwk no. 39, Jakarta. Pembukaan ini dihadiri

oleh banyak orang mulai dari para anggota Keimin Bunka Shidosho sampai

kalangan petinggi dari pemerintahan Balatentara Jepang pun hadir. Acara ini juga

4 “Poesat Keboedajaan”, Thahaja, 6 April 1943, hlm 7.

Page 56: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

39

dihadiri oleh tokoh-tokoh petinggi dalam negeri diataranya dari empat serangkai,

K. H. Mas Mansoer dan Ki Hajar Dewantara, kemudian juga hadir Prof. Husein

Djajadiningrat, Mr. Soedjono, yang merupakan kentyo5 Jakarta, W.

Wondoamiseno dari MIAI, M. Soetardjo dan beberapa pemuka dari Bandung.

Dalam acara tersebut beberapa petinggi pemerintahan Jepang ini pun menyambut

acara tersebut dengan berpidato, para petinggi tersebut yaitu J. M. Gunseikan

Seizaburo Okasaki yang merupakan Somubuco (kepala pemerintahan umum) dan

P. T. Yamamoto yang merupakan Sendenbuco (ketua Sendenbu). Pidato tersebut

berbunyi:6

Pidato J. M. Gunseikan Seizaburo Okasaki :

“Kantor Poesat Keboedajaan jang soedah sekian lamanja diharap-harapkan berdirinja oleh segenap pihak, telah dapat diboeka dengan resmi dan penoeh kegembiraan. Keadaan ini sangat menggirangkan hati kami. Keboedajaan itoe djiwa bangsa, pengaroeh keboedajaan pada segenap lapangan dalam masjarakat besar dan loeas: madjoe atau moendoernja masjarakat itoe bergantoeng pada keboedajaan. Oleh karena itoe berkembang soeboer atau tidaknja benih keboedajaan itoe adalah soeatoe soal jang maha penting sekali.

Teristimewa poela sebagian besar benoea Asia dimana Indonesia termasoek poela dalam lingkoengan itoe, jang selama ini dibawah tindasan bangsa Barat, terpaksa menerima keboedajaan jang hampa belaka, keboedajaan jang meroesak binasakan Keboedajaan Timoer Asli dan ada poela jang hidoepnja seoempama kerakap toemboeh dibatoe. Hidoep segan mati tak maoe. Hal itoe sangat mengecewakan hati kita sekali.

Akan tetapi peperangan Asia Timoer Raja dewasa ini telah menjadarkan bangsa Asia jang tidoer njejak jang berdjoemlah l.k. 1000 djoeta itoe. Peperangan Asia Timoer Raja seolah-olah telah mendjadi api oenggoen jang membangoenkan kembali Keboedajaan Timoer jang diaoeh lebih tinggi dari Kebudajaan Barat dan jang telah mempoenjai tradisi 5000 tahoen lamanja.

5 Kentyo adalah sebutan bagi Bupati pada masa Jepang. Lihat

http://nurkasim49.blogspot.com/2011/12/iv.html, di akses 16 April 2016 pukul 21.00.

6 “Pemboekaan resmi kantor kebudayaan”, Tjahaja, 19 April 1943, hlm 8

Page 57: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

40

Toean-toean sekalian. Renoengkanlah kedjadian itoe sedalam-dalamnja, teroetama insaf dan mengerti akan kewadjiban ahli kesenian dan keboedajaan dimasa peperangan. Hendaklah senantiasa bergiat soenggoeh-soenggoeh mentjapai maksoed dan toedjoean jang toean tjita-tjitakan. Demikian pengharapan kami kepada toean.”

Pidato P. T. Yamamoto:

“Atas oesaha bersama antara pegawai-pegawai Sendenbu dengan toean-toean dari kalangan Indonesia jang diboelatkan dengan soenggoeh-soenggoeh, pada hari ini telah dapat diadakan pemboekaan Kantor Poesat Kebodajaan. Hal itoe sangat menggirangkan hati kami. Ta’ perloe lagi kiranja diseboet, bahwa toedjoean peperangan pada dewasa ini ialah mentjiptakan soeatoe soerga-loka bagi 1000 djoeta bangsa Asia. Toedjoean jang didasarkan kepada faham zaman, jang senantiasa mengingat Kebenaran. Selandjoetnja faham itoe kelak disebarkan keseloeroeh doenia boeat mentjiptakan Soesoenan Baroe, soepaja mendatangkan Kema’moeran dan Kesentosaan jang kekal bagi oemat manoesia didoenia ini. Itoelah maksoed terachir dalam peperangan ini. Maka teranglah perdjoeangan pada dewasa ini boekan bermaksoed hendak mengoebah roman peta boemi atau mengganti kekoeasaan-kekoeasaan jang ada dalam soeatoe negara, melainkan adalah perdjoeangan jang berazas kemanoesiaan jang moelia ini menoedjoe kearah pembaharoean dalam segala lapangan politik, perekonomian dan keboedajaan.

Oleh karena itoe soedah selajaknja segenap oemat manoesia haroes mempersatoekan dan mentjorahkan tenaganja goena mentjapai oesaha soetji moerni itoe dengan tidak membeda-bedakan bangsa, pangkat atau pekerdjaan. Dalam pada itoe hendaknja djangan seorangpoen jang tinggal mendjadi penonton sadja.Renoengkanlah!

Pengaroeh keboedajaan Barat jang soedah berabad-abad lamanja meradjalela di Asia ini mengakibatkan kita bangsa Asia, lantaran dinina bobokan, soedah tidoer njenjak, hingga kita hampir-hampir sadja menghadapi kebinasaan. Djika pada sa’at ini kita tidak sadar dan bangkit, bilamanakah kita akan melihat sinar matahari lagi? Disitoelah, kami dapat membajangkan, terletaknja kewadjiban toean-toean, ahli dikalangan kesenian dan soko-goeroe peradaban, jang berarti membimbing dan menoentoen ra’jat kewadjiban jang penting. Berhoeboengan dengan kami jang barangkali djoega tidak memadai, disoeroeh mendjabat Pemimpin Besar dari Kantor Poesat Keboedajaan jang pada waktoe ini akan mengambil langkah pertama, maka disinilah kami hendak berdjandji tegoeh dengan toean-toean dari 3 fasal:

Page 58: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

41

1. Menghapoeskan keboedajaan Barat serta paham: Kesenian oentoek Kesenian! jang sekali-kali tidak tjojok dengan sifat ketimoeran. Amerika, Inggris dan Belanda jang mentjiptakan keboedajaan Barat jang didasarkan demokrasi mendjadi moesoeh kita. Sekali-kali kita ta’ senang mendjoendjoeng danmenjembah keboedajaan mereka, walau satoe hari sekalipoen.

2. Mengenal dan mengakoei Keboedajaan Timoer asli jang mempoenjai tradisi selama 5000 tahoen jang toeroen temoeroen diwarisi dari nenek mojang kita dan beroesaha membangoean, mengebang, menjebarkan keboedajaan itoe. Keboedajaan jang sehat-tegoeh, menjebabkan kemadjoean poela bagi bangsa jang sehat tegoeh. Oleh karena itoe kami berpendapat, bahwa membangoenkan keboedajaan Timoer itoe mendjadi pokok oentoek memandjoekan bangsa Asia Timoer Raja.

3. Perdjandjian penghabisan pada masa jang penting sekali ini ialah oentoek menetapkan bangoen robohnja sesoeatoe bangsa. Hendaknja segala pembawaan dan ketjakapan toean-toean ditoempahkan kepada satoe sadja, jaitoe mentjapai Kemenangan terachir dalam peperangan ini. Ta’ perloe diterangkan rasanja, bahwa dalam perang totaliter ini semoea orang dipandang sebagai serdadoe jang mengalirkan darah dimedan perang, baik petani jang memegang patjoel diladang, maoepoen pekerdja jang mengajoenkan toekoel dipabrik.

Ketahoeilah tiap-tiap karangan lagoe atau tiap-tiap goebahan jang toean-toean tjipta ada kalanja dapat menggerakkan djiwa orang, hingga sanggoep menginsafkan orang jang seolah-olah telah mati djiwanja dan kadang-kadang malah sebaliknja meroentoehkan sesoeatoe negeri dan moengkin poela membasikan hati manoesia.Sangat pengharapan kami, soepaja toean-toean terlebih doeloe insaf akan arti peperangan soetji ini dan soepaja toen-toean mengenal rol masing-masing dimasa peperangan, soepaja didjalankan kewadjiban toean-toean sebaik-baiknja dilapangan masing-masing.”

Pidato dari petinggi pemerintahan militer ini disambut dengan tepuk

tangan meriah dari berbagai kalangan yang hadir pada saat acara itu. K. H.

Dewantara yang merupakan perwakilan dari Poetra pun menyatakan kegembiraan

rakyat atas berdirinya Pusat Kebudayaan. Ki Hajar mengemukakan bahwa dengan

terbentuknya Pusat Kebudayaan yang dipimpin oleh Pemerintah sendiri, sudah

menjadi suatu jaminan bahwa rakyat Indonesia dapat bekerja di lapangan

Page 59: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

42

kebudayaan dengan seluas-luasnya. Ki Hajar menegaskan bahwa Nippon adalah

suatu bangsa yang sungguh-sungguh memperhatikan kebudayaan dan apabila

orang Indonesia sebagai bangsa Asia diberi kesempatan untuk mengembangkan

kebudayaannya sudah tentu akan dapat memberikan sumbangan kepada

kebudayaan Asia, kemudian tercapai Asia Mulia. Acara kemudian dilanjutkan

dengan sumpah dari Kepala Bagian Umum Pusat Kebudayaan yaitu Tuan Sanusi

Pane. Ki Hajar menyatakan, bahwa berdirinya Kantor Pusat Kebudayaan itu

menandakan tinggi pengetahuan balatentara Nippon dalam soal pembentukan

masyarakat baru di lingkungan Asia Timur Raya. Sangat berlainan sekali jika

dibandingkan dengan zaman Belanda. Ki Hajar bersumpah hendak berjuang terus-

menerus sampai mencapai kemenangan yang terakhir sesudah menyatakan betapa

pentingnya dan tingginya kebudayaan itu. Sumpah tersebut dinyatakan oleh Tuan

Sanusi Pane dan acara tersebut ditutup oleh H. Shimizu dengan kalimat penutup

yang intinya adalah ajakan untuk bekerja sama antara Nippon dan Indonesia untuk

mencapai kemenangan yang terakhir. Pada akhir acara tersebut para hadirin diajak

menuju ruangan Hotel Des Indes untuk mendengarkan dan menyaksian lagu-lagu

dan tari-tarian dari bangsa Indonesia angkatan muda.7

Acara resmi pembukaan Kantor Pusat Kebudayaan ini disambut meriah

dari berbagai kalangan masyarakat terutama kalangan seniman yang ikut berjuang

di dalam kantor tersebut. Acara tersebut merupakan langkah awal para seniman

untuk ikut serta dalam pemerintahan militer Jepang dan sekaligus merupakan

babak baru dari sejarah seni Indonesia pada masa Jepang. Pada acara tersebut para

7 Ibid, hlm 8.

Page 60: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

43

pemimpin Jepang menyampaikan pidato yang isinya adalah untuk menyelamati

berdirinya Kantor Pusat Kebudayaan ini, akan tetapi isi pidato tersebut kedua

pemimpin Jepang tersebut menjelek-jelekkan kebudayaan Barat yang selama ini

dianggap merusak kebudayaan timur asli. Hal ini merupakan salah satu

propaganda Jepang yang disampaikan pada masyarakat agar masyarakat

membenci bangsa barat sampai ke akar budayanya. Jepang juga mendirikan

Kantor Pusat Kebudayaan untuk Indonesia agar seolah-olah Jepang ingin

membantu bangsa Indonesia dalam menggapai kebudayaannya kembali sehingga

bangsa Indonesia pun merasa berhutang budi kepada Jepang dan membantu

mereka dalam Perang Asia Timur Raya untuk mencapai kemenangan Jepang,

pidato tersebut disebut sebagai kemenangan terakhir.

Siasat propaganda Jepang ini dapat dianggap berhasil dalam menggapai

hati rakyat Indonesia, sebagai contohnya adalah ucapan selamat atas berdirinya

Kantor Pusat Kebudayaan oleh Ki Hajar Dewantara yang merupakan salah satu

tokoh penting di indonesia pada waktu itu dan juga sumpah setia terhadap Jepang

yang dilakukan oleh Sanusi Pane yang merupakan ketua umum dalam lembaga

tersebut. Keberhasilan Jepang ini tentunya turut menggapai hati para seniman

dalam negeri untuk turut berpartisipasi di Kantor Pusat Kebudayaan. Mereka turut

meramaikan lembaga ini dengan karya-karya mereka yang mereka kira untuk

bangsa mereka sendiri tetapi secara tidak langsung mereka berkarya untuk

kepentingan Jepang.

Pada masa awal berdirinya Keimin Bunka Shidoso, mereka lebih banyak

melakukan pertemuan-pertemuan dari berbagai divisi untuk membicarakan

Page 61: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

44

mengenai pokok kebudayaan timur yang akan dibangun.8 Hal ini dilakukan

Jepang untuk mengubah alam pemikiran seniman Indonesia ke alam kebudayaan

Nippon dan menjatuhkan kebudayaan Barat. Setelah pertemuan-pertemuan ini

barulah seniman-seniman Indonesia itu membuat suatu karya untuk

dipertunjukkan di masyarakat luas agar masyarakat pun alam pemikirannya

berubah ke alam pemikiran Nippon. Strategi Nippon ini dimaksudkan agar

segenap masyarakat dapat membantu Nippon dengan sukarela, seperti pekerja

pabrik agar mereka dapat bekerja dengan giat di pabrik, petani agar mereka dapat

dengan rajin ke sawah atau perkebunan yang nanti hasilnya untuk kepentingan

perang Asia Timur Raya dan lain sebagainya. Pertunjukan yang dilakukan Keimin

Bunka Shidoso ini tidak hanya dilakukan di Jakarta sebagai kantor pusat badan

tersebut dan pusat pemerintahan Jepang, akan tetapi pertunjukan semacam ini

juga dilakukan di daerah-daerah di pulau Jawa sehingga masyarakat pedalaman

pun dapat terkena efek dari pertunjukan tersebut. Pertunjukan semacam ini juga

bukan hanya dilakukan untuk mengubah alam pemikiran masyarakat saja tetapi

juga dilakukan untuk menghibur tentara Nippon.9

Pertemuan dan pertunjukan tentunya bukanlah satu-satunya yang

dilakukan oleh Keimin Bunka Shidoso di masa awal pembentukannya. Mereka

juga mengadakan lomba-lomba di tingkat umum maupun di tingkat pelajar, hasil

dari lomba tersebut akan diperlihatkan kepada pemerintah Jepang dan yang

memenangkan lomba akan diberikan hadiah. Selain itu pemerintah Jepang juga

8 “Gaja Hidoep Menoedjoe ke-Timoer”, Asia Raja, 24 Juli 1943.9 Agus Syamsuddin, Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidosho) di Jawa

Pada Masa Pendudukan Jepang 1942-1945, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1993), hlm 43-47.

Page 62: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

45

memberikan sertifikat dan hadiah kepada para seniman. Hal ini dilakukan untuk

mengapresiasi para seniman untuk terus berkarya untuk kepentingan Jepang.

Keimin Bunka Shidoso sendiri pada bulan ke-enam tahun 1943 mulai

melakukan pendirian cabang-cabang di wilayah Jawa seperti Semarang,

Priyangan10 dan Surabaya. Tujuannya untuk mengukuhkan keberadaan Keimin

Bunka Shidoso di pulau Jawa sendiri dan juga pemerintah Jepang dapat dengan

mudah memperhatikan seniman-seniman di daerah, hal ini berguna untuk

menyebarkan alam pemikiran Nippon di wilayah tersebut.

B. Perkembangan Pergerakan Keimin Bunka Shidoso.

Keimin Bunka Shidoso telah resmi berdiri sejak tanggal 18 April 1943,

walaupun sebenarnya sejak tanggal 1 April 1943 mereka sudah mulai bekerja.

Pada saat awal mengemban tugas para seniman menuruti apa saja perintah Jepang.

Meskipun pada saat itu mereka diberi wadah untuk berkreasi, tetapi berkreasi

sebebas-bebasnya yang merupakan jiwa seniman ternyata hanya mimpi belaka.

Karya-karya yang menguntungkan Jepanglah yang dapat dipublikasi, sementara

karya-karya yang melawan Jepang atau mendukung Barat dapat membahayakan

nyawa seniman karena pada masa itu siapapun yang menghina Jepang akan

berhadapan dengan Kenpetai. Tetapi para seniman Keimin Bunka Shidoso ini

mempunyai cara sendiri untuk memasukkan jiwa mereka kedalam karya-karya

mereka. Keimin Bunka Shidosho membagi divisi mereka menjadi lima bagian

yaitu, Kasusasteraan, Seni Rupa, Seni Musik, Sandiwara dan Film.

10 “Pelantikan Poesat Keboedajaan Tjabang Priangan”, Tjahaja, 26

Oktober 1943.

Page 63: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

46

1. Bagian Kasusasteraan.

Bagian kasusasteraan ini diketuai oleh Armin Pane yang merupakan salah

satu Sastrawan handal Indonesia yang dikenal dengan novelnya yang berjudul

“Belenggu”11. Pada bagaian kasusastraan ini salah satu pemimpinnya yaitu

Rintaro Takeda menulis pidato yang berjudul “Pengharapan Kami Kepada

Sastrawan Moeda” pada buku berkala milik Keimin Bunka Shidoso “Keboedjaan

Timoer”. Dalam pidatonya Rintaro Takeda mengemukakan bahwa rencana bagian

kasusastraan dari Keimin Bunka Shidosho, hendaknya lebih mengutamakan para

sastrawan muda dengan alasan bahwa para sastrawan muda ini mempunyai

semangat baru dan kesadaran pada perang Asia Timur Raya yang merupakan

gerbang menuju kelahiran Asia yang baru. Rintaro juga menyatakan bahwa

sastrawan muda tidak terpengaruh oleh paham zaman lama sehingga mereka dapat

membangun kesustraan baru yang tidak terpengaruh dengan kebudayaan Belanda

terdahulu12. Pidato Rintaro Takeda ini dapat diambil kesimpulan bahwa Jepang

menuntut kesadaran sastrawan muda dalam membuat suatu karya yang tidak ada

hubungannya dengan zaman Hindia Belanda terdahulu, dengan kata lain Jepang

ingin membuat zaman baru dalam kasusasteraan Indonesia dengan menggunakan

sastrawan muda. Sastrawan muda dipilih oleh Jepang karena jiwa masih dapat

dibentuk dengan mudah.

H.B. Jassin dibukunya yang berjudul “Kasusasteraan Indonesia Pada Masa

Jepang” berpendapat bahwa ukuran kesusasteraan semasa Jepang dalam perang

11 https://id.wikipedia.org/wiki/Armijn_Pane, diakses pada Rabu, 27

Januari 2016, pukul 20.15.12 Keimin Bunka Shidosho, Keboedajaan Timoer, (Jakarta: Keimin Bunka

Shidosho, 1943), hlm 11.

Page 64: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

47

mati-matian yang lalu itu, sudah dengan sendirinya harus lain dari di masa damai.

Diminta sajak-sajak yang berisi, artinya yang ada mengandung cita-cita yang

menimbulkan cinta kepada tanah air, yang mengobarkan semangat kepahlawanan,

yang menganjurkan semangat bekerja. Karya-karya yang mengandung unsur

percintaan, kesedihan dan emosi untuk diri sendiri lebih baik disimpan untuk diri

sendiri karena tidak menguntungkan dalam perang Asia Timur Raya.13 Jadi pada

masa awal pendudukan Jepang para seniman membuat karya yang mengandung

unsur-unsur nasionalisme, kepahlawaan dan semangat bekerja agar dapat

membantu Jepang dalam Perang Asia Timur Raya. Pada bagian kasusasteraan

Keimin Bunka Shidosho awalnya karya-karya sastrawan Indonesia juga berisi

tema-tema yang disebutkan, sebagai contoh adalah sajak yang ditulis oleh

Boejoeng Saleh yang berjudul Hasrat.14

Hasrat.

Laksana rina di Timoer RajaBerderang terang tjerlang-gemilang

Seperti itoe didjiwa sajaTerbitlah riang oentoek berdjoeang !

Oentoek Mendjoendjoeng Tanah AsiaDan Toempah darah poesaka Pojang

Goena itoe relalah sajaBerdjoeang hingga njawa melayang

Saja berhasrat hendak mendjadiPerdjoerit Bangsa pembela Noesa

Gagah perkasa setiap masa

Saja berhasrat hendak mengabdiKepada tjita-tjita bersama

13 H. B. Jassin, Kesusasteraan Indonesia di Masa Jepang, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1948), hlm. 18. 14 Op. Cit. Hlm. 14

Page 65: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

48

Menoedjoe ma’moer kita bersama

Boejoeng Saleh menceritakan tentang hasratnya untuk mengabdi kepada nusa dan

bangsa untuk menuju kemakmuran bersama. Pada bait pertama Boejoeng Saleh

menyatakan bahwa jiwanya seperti siang di Timur Raya yang terang-benderang

siap untuk berjuang. Kedua menyatakan demi membela tanah Asia dan tanah

airnya ia rela mengorbankan nyawanya. Bait ketiga menerangkan mengenai hasrat

beliau untuk menjadi prajurit bangasa untuk membela nusa di setiap masa. Bait

terakhir menceritakan hasrat beliau untuk mengabdi kepada cita-cita bersama

untuk menuju kemakmuran bersama. Jadi sajak ini tentunya mengandung unsur

yang menimbulkan cinta terhadap tanah air dan juga mengobarkan semangat

kepahlawanan sehingga sajak ini dapat dipublikasikan pada media masa.

Cerita pendek yang berjudul “Tangan Mentjentjang Bahoe Memikoel”

karya M. Diyanti. Cerita pendek ini mengisahkan tentang kehidupan Tuan

Wongso pada masa Belanda di Surakarta. Tuan Wongso adalah seorang korban

dari lintah darat karena perbuatannya sendiri yaitu suka main perempuan. Bahkan

untuk menyalurkan hobinya itu ia rela memfitnah iparnya sendiri agar dapat

menikmati warisan adiknya. Tetapi adik dari Tuan Wongso ini mempunyai anak

yang bernama Joesoef, ia ingin membalaskan dendam ibunya kepada Tuan

Wongso. Joesoef mengganti namanya menjadi Soemarno untuk tinggal dan

menyelinap ke rumah pamannya itu. Kehidupan Tuan Wongso yang makin lama

porak-poranda karena tidak bisa melunasi utang kepada lintah darat akhirnya

mempunyai ide dengan mengawinkan anak perempuannya Mardani dengan

Soemarno sehingga ia dapat memeras uang menantunya itu. Selain Mardani, Tuan

Page 66: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

49

Wongso mempunyai anak laki-laki yang sehari-hari biasa dipanggil John dengan

nama asli Mardjono. Mardjono bekerja sebagai serdadu untuk mempertahankan

Pemerintahan Hindia-Belanda. Sementara itu bala tentara Nippon semakin dekat

ke Solo. Tuan Wongso terus-menerus diganggu dan diancam oleh lintah darat

untuk melunasi utangnya dan juga istri-istri Tuan Wongso yang tidak sah terus-

menerus meminta uang belanja, hal ini menjadikan Tuan Wongso jatuh sakit.

Terjadi pertentangan dalam Batin Soemarno yang hendak menuntut balas

atas perilaku pamannya itu tetapi pamannya telah jatuh sakit sehingga ia

mengurungkan niatnya untuk membalas dendam. Pada saat pertempuran di Solo,

Mardjono terkena tembak oleh Belanda sendiri kemudian ia lari kerumah ibunya

dan meninggal dunia, sehingga ibunya mengalami kesedihan yang mendalam dan

akhirnya ikut menyusul anaknya. Tuan Wongso tiba-tiba menjadi gila setelah

kejadian yang dialaminya dan Soemarno yang mengaku siapa ia sebenarnya.

Tinggal sekarang Mardani dan Joesoef saudara sepupunya. Joesoef menyerahkan

Mardani kepada temannya yang benar-benar mencintainya, dan berpesan agar

bersama-sama hidup dan bekerja untuk pembangunan masyarakat baru.

Kerakusan yang luar biasa terhadap uang yang menyebabkan perbuatan

mendurhaka dan menjerumuskan keluarganya sendiri.15 Cerita pendek ini seakan

menerangkan bahwa kehidupan pada masa Hindia Belanda diidentikkan dengan

sifat kebarat-baratan yang haus akan uang seperti yang dialami Tuan Wongso dan

tentunya sifat seperti ini menjerumuskan kehidupan para pelakunya sehingga

harus dibuang pada masa baru yang akan dijalani oleh Joesoef dan Mardani. Hal

15 Keimin Bunka Shidosho, Keboedajaan Timoer, (Jakarta: Keimin Bunka

Shidosho,1943), hlm 75-93.

Page 67: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

50

ini merupakan kiasan yang mengambarkan sifat kebarat-baratan yang harus

ditinggalkan pada masa yang baru yaitu masa Jepang.

Sajak yang berjudul “Hasrat” karya Boejoeng Saleh dan cerpen yang

berjudul “Tangan Mentjentjang Bahoe Memikoel” karya M.Diyanti adalah contoh

dari karya-karya para sastrawan Indonesia pada saat awal berdirinya Keimin

Bunka Shidoso. Karya tersebut tercipta berdasarkan pemikiran-pemikiran yang

ditanamkan Jepang kedalam jiwa-jiwa seniman pada waktu itu seperti semboyan-

semboyan kemakmuran bersama, Asia untuk bangsa Asia, Hakko Ichu (Seluruh

Dunia Satu Rumah Tangga) dan lain sebagainya. karya-karya seperti ini tidaklah

hanya bertahan sampai pada awal tahun 1944 walaupun karya-karya selanjutnya

masih berbalut dengan tema-tema yang sama. Hal ini dilakukan agar karya-karya

para sastrawan dapat dimunculkan di media massa pada waktu itu.

Perubahan dari karya-karya sastrawan Indonesia ini dipicu oleh perbuatan

dari Jepang sendiri yang menyiksa masyarakat Indonesia. Pada masa itu

masyarakat Indonesia dipaksa untuk menanam tanaman yang berguna dalam

perang Asia Timur Raya, masyarakat Indonesia dipaksa bekerja di pabrik dengan

upah yang minim sehingga kalaparan dan kemiskinan merajalela di Indonesia. Hal

ini ditambah lagi dengan diadakannya Romusha sejak bulan Oktober tahun 1943.

Kejadian-kejadian pada lapangan ini tentunya menimbulkan pertentangan jiwa

para sastrawan Indonesia. Mereka merasa diperalat oleh Jepang, janji-janji manis

tentang kebebasan yang diberikan dahulu diberikan Jepang ternyata hanya celoteh

belaka. Hal ini membuat para sastrawan melakukan perubahan terhadap karya

mereka.

Page 68: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

51

Karya yang timbul atas faktor ketidakpuasan pada masa Jepang adalah

karya H. B. Jassin yang berjudul “Darah Laoet”. Karya ini menceritakan tentang

Apipoedin seorang yang suka melihat keindahan alam. Pada sore hari saat

Apipoedin bersantai di pinggir pantai, ia melihat sesosok anak kecil yang tertidur

di batu karang. Apipoedin mengawasi anak itu sambil bertanya dalam hatinya

siapakah anak itu sebenarnya. Apipoedin merasa kasihan dengan anak itu,

dimasukkannya uang satu rupiah kedalam sakunya. Matahari mulai terbenam dan

Apipoedin ingin kembali kerumahnya, tetapi di tengah perjalanan ia teringat

dengan anak kecil tadi. Apipoedin memutuskan untuk menjaga anak itu sampai

bangun dari tidurnya. Beberapa waktu menunggu bangunlah anak kecil itu, ia

mengaku bernama Amat berasal dari Medan. Amat datang ke tempat itu dengan

cara mengikuti kapal pelaut, tetapi ia tertinggal. Apipoedin keheranan dengan

cerita Amat, anak sekecil itu sudah berani melaut dan jauh dari orang tuanya.

Percakapan antara Apipoedin dan Amat berhenti. Amat melihat ke arah lautan,

Apipoedin mengikuti arah pandangan Amat. Apipoedin merasa kagum atas apa

yang ia lihat, garis pantai dan samudra luas yang terbentang di depan mata.

Apipoedin tiba-tiba adar akan bayangan keabadian, keindahan dan kekayaan

Tuhan. Apipoedin merasakan hasrat Amat, dorongan dari dalam diri Amat untuk

menjelajah Negeri-Negeri seperti nenek moyangnya. Amat bertahan hidup dengan

cara membantu orang seperti memotong kayu dan menambatkan perahu nelayan

yang habis melaut. Amat menunggu kesempatan untuk berlayar lagi. Hari mulai

gelap Apipoedin mengajak Amat untuk makan malam, amat hanya berdiri dan

tidak menjawab sambil merogoh kantong baju baju dilihatnya uang satu rupiah

Page 69: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

52

kemudian dimasukkanya lagi. Apipoedin melihat Amat tidak seperti anak kecil

pada umumnya, Amat terliha seperti orang dewasa yang percaya diri sendiri dan

tidak membutuhkan orang lain. Perasaan kasihan dan iba yang dirasakan

Apipoedin lenyap berganti dengan rasa heran dan kagum akan keberanian dan

kepercayaan Amat kepada diri sendiri. Malulah Apipoedin terhadap dirinya

sendiri yang mengharapkan ucapan terima kasih. 16

Cerita yang berjudul “Darah Laoet” ini mempunyai pesan yang unik di

dalam ceritanya. Cerita ini mengukapkan keagungan Tuhan yang disisipkan dalam

pujian-pujian pada laut yang mengungkapkan kekayaan alam ciptaan Tuhan Yang

Maha Esa. Rasa nasionalisme juga terdapat pada karya ini, dari judulnya “Darah

Laoet” berarti menceritakan keturunan seorang pelaut. Jika ditinjau dari lagu

ciptaan Ibu Sud pada tahun 1940 “Nenek Moyangku Seorang Pelaut”17, “Darah

Laoet” ini menceritakan tentang orang Indonesia yang digambarkan dalam sosok

Amat. Sisi lain dari cerita ini dapat dikatakan menyindir Jepang secara halus.

Sindiran itu terlihat jika mengibaratkan Amat sebagai bangsa Indonesia,

sedangkan Apipoedin sebagai bangsa Jepang. Apipoedin di cerita ini terlihat ingin

membantu Amat, tetapi Apipoedin dalam hatinya mengharapkan imbalan yaitu

ucapan terima kasih si Amat kepadanya. Amat tidak mengucapkan terima kasih

kepada Apipoedin. Amat bersikap acuh tak acuh merasa ia tidak butuh dikasihani.

Hal ini membuat Apipoedin malu karena ia mengharapkan sesuatu dalam

menolong si Amat yang ternyata bersikap mandiri dan tidak perlu pertolongan

16 Majalah Djawa Baroe, 1943, hlm. 27-29.17http://www.krjogja.com/web/news/read/259554/serukan_kejayaan_marit

im_melalui_teater, diakses pada Rabu, 27 Januari 2016, pukul 21.08.

Page 70: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

53

siapapun. Seperti halnya Indonesia yang ditolong oleh Jepang dan Jepang

mengharapkan bantuan Indonesia dalam memenangkan Perang Asia Timur Raya

tetapi Indonesia ingin menjadi negara yang mandiri.

Kasusastraaan pada masa Jepang di Indonesia berjalan sesuai dengan

pandangan masing-masing sastrawan pada waktu itu di Keimin Bunka Shidosho.

Awalnya mereka memang percaya bahwa Jepang memang berkeinginan untuk

membantu Indonesia, mereka pun larut kedalam alam pemikiran Jepang dan

slogan-slogan Jepang. Tetapi lambat laun mereka pun tersadar akan adanya niat

busuk Jepang dalam sikap baik mereka terhadap bangsa Indonesia. Mereka pun

sadar dan berniat untuk memanfaatkan wadah yang disediakan oleh Jepang untuk

kepentingan bangsa Indonesia yang ditunjukkan dengan karya-karya mereka.

Sastrawan Keimin Bunka Shidosho juga mengadakan pertemuan-pertemuan guna

mengasah pikiran mereka untuk membuat sebuah karya. Mereka juga

mengadakan perlombaan-perlombaan untuk memunculkan minat kepada para

sastarawan muda. Para sastrawan ini oleh Jepang juga dikirim ke dalam latihan

calon Opsir PETA dengan maksud agar pengarang dan penyair tidak hanya

melihat suatu peristiwa dari sudut mata saja.

2. Bagian Seni Lukis.

Kantor Pusat Kebudayaan mempercayakan bagian seni lukisnya pada

pelukis Agoes Djajasoeminta dengan rencana kerja sebagai berikut : pertama,

menyediakan ruangan untuk latihan melukis bersama. Kedua, menyediakan ruang

pameran untuk pameran bersama. Ketiga memberikan biaya untuk pameran

Page 71: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

54

keliling di kota-kota besar se-Indonesia dengan memberi hadiah atau penghargaan

terhadap karya-karya yang dipandang baik. Terakhir, menyelenggarakan kursus

menggambar secara teknis yang diasuh Basoeki Abdullah.18

Keimin Bunka Shidosho selain sebagai tempat bertemunya para seniman,

juga merupakan tempat latihan yang terbuka untuk segala kegiatan para seniman

Indonesia. Para pelukis bekerja siang dan malam di Keimin Bunka Shidoso ini

tanpa bisa membawa alat-alat dan bahan keluar dalam gedung tersebut, mereka

tidak boleh berkesenian selain di gedung tersebut. Sebagai seniman bebas tanpa

ikut Keimin Bunka Shidosho hampir tidak mungkin, karena pada waktu itu

peralatan sukar dicari dan bahan juga mahal harganya. Kebutuhan para seniman

tersebut tersedia baik alat maupun bahan tanpa membayar uang sepeser pun di

Keimin Bunka Shidosho, bahkan mereka pun digaji dari hasil keseniannya.

Mereka pun mendapat bimbingan dari para senior mereka yang telah dianggap

berpengalaman dalam bidangnya dan juga mereka dapat bertukar pikiran dengan

para seniman Jepang yang sengaja didatangkan oleh Keimin Bunka Shidosho.

Bantuan materiil Jepang lewat Keimin Bunka Shidoso membawa keberuntungan

bagi pelukis-pelukis nasional yang awalnya tidak dikenal oleh masyarakat,

mereka mendapatkan kesempatan untuk mengadakan pameran dengan cara ini

mereka dapat dikenal oleh masyarakat.

Nama-nama pelukis yang pada waktu itu mulai dikenal di lingkungan

masyarakat adalah S. Soedjojono, Affandi, Agoes Djajasoeminta, Otto

Djajasoeminta, Hendra, Basoeki Resobowo, Emiria Soenasa, Henk Ngantoeng,

18 Perjalanan Seni Rupa Indonesia: Dari Zaman Sejarah Hingga Masa

Kini, Panitia Pameran Kias, 1990-1991, hlm. 84-85.

Page 72: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

55

Mochtar Apin, Soendoro, Trubus, Kerton, Baharudin,dan Soedarso. Pada masa

penjajahan Belanda atau masa sebelum pecah perang Asia Timur Raya tidak ada

satu pun dari para pelukis ini yang saling mengenal satu sama lainnya. Pada masa

Jepang mereka di beri wadah untuk berkarya bertemulah mereka di dalam Keimin

Bunka Shidosho dan bersama mengembangkan Seni Rupa pada masa Jepang.

Citra yang dibangun oleh Keimin Bunka Shidoso melalui pendekatan

artistik dan terbukanya tata pergaulan sehari-hari di dalam mencetuskan ide

kesenian serta mengembangkan bakat dan tehnik, tidak terlepas dari peranan tim

penasihat dari Sendenbu yang mendatangkan para pelukis Jepang ke Indonesia.

yang dipimpin oleh Takashi Kono, seorang ahli desain Poster modern, di samping

itu juga dibantu oleh Ken Yoshioka, seorang impresionis, Yamamoto seorang

ekspresionis dan Saseo Ono seorang karikaturis.19

Seni Rupa pada masa Jepang ini dibagi menjadi empat bagian yaitu :

1. Seni Rupa Sejati : seni lukis, seni arca, seni bangunan dan

lain-lain

2. Seni Rupa Propaganda : pelakat, karikatur, reklame, poster, dan

lain-lain.

3. Seni Rupa kerajinan : Batik, barang-barang gerabah dan gelasiran

seperti piring, cangkir, barang-barang ukiran emas, perak, gading, tulang,

tenun dan lain-lain

4. Seni Rupa Penghidupan : yakni Seni yang harus memberi sifat

keindahan, kepraktisan dan kesederhanaan pada saegala benda yang

19 Ibid. hlm. 85.

Page 73: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

56

dipergunakan untuk kehidupan sehari-hari, misalnya pakaian, kendaraan

dan lain-lain.20

Seni Rupa diharapkan berbeda dari masa sebelumnya yakni masa penjajahan

Belanda. Seniman Indonesia diharapkan oleh Jepang untuk mencari corak

ketimuran dalam seni rupa Indonesia. sehingga dibutuhkan pertukaran pemikiran

antar para seniman agar corak timur dapat tercipta. Menurut Jepang watak dan

corak timur hanya terdapat pada jiwa seniman timur yang penuh dengan rasa cinta

pada bangsanya dan tanah airnya.

Pemerintah Jepang gembira melihat perkembangan seni rupa pada saat itu

dengan harapan bertambahnya seniman Indonesia di Keimin Bunka Shidosho.

Bahkan pemerintah Jepang juga mengadakan perlombaan-perlombaan yang

dihadiahi uang untuk para seniman yang berhasil memenangkan lomba bahkan

mereka mendapatkan penghargaan dari Gunseikan secara langsung seperti pada

perlombaan yang berlangsung pada tanggal 29 April-2 Mei 1943. Penghargaan

dari Saiko Shiki Kan diberikan kepada Emiria Soenassa atas lukisan yang

berjudul “Pasar”, penghargaan dari P.J.M. Gunseikan meletakkan pujian pada

lukisan Agoes Djajasoeminta yang berjudul “Dipinggir Jalan” dan Lukisan Henk

Ngantoeng yang berjudul “Bidoean Djalanan” , pujian dari P.T. Sendenbutcho

diberikan pada lukisan Soedjojono yang berjudul “Njonja S.P.” dan lukisan

Basoeki Abdullah yang berjudul “Sembahjang”. Keimin Bunka Shidosho juga

memberikan pujian terhadap lukisan karya Katono Joedokoesoemo yang berjudul

“Ibuku” dan pihak Djawa Shibun Kai juga menaruh penghargaan kepada lukisan

20 Majalah Djawa Baroe, 1943,. hlm. 136-137.

Page 74: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

57

Emiria Soenassa yang berjudul “Angkloeng”. Perhatian besar juga dilimpahkan

kepada patung-patung ciptaan Nji Tri Tjokrosoeharto dan Moehbroto.21

Keimin Bunka Shidosho bagian seni rupa ini sering kali mengadakan

lomba-lomba maupun pemeran-pameran kesenian. Lomba-lomba dan pameran-

pameran kesenian tersebut ternyata tidak hanya untuk diikuti oleh para orang

dewasa, mereka juga mendakan pertunjukkan kerajinan anak-anak. Pertunjukkan

ini digelar dalam rangka memeriahkan hari Angkatan Laut Nippon pada tanggal

28 Mei 1943. Pertunjukkan pekerjaan tangan ini diikuti dari oleh murid-murid

sekolah di seluruh Jawa. Umumnya yang dikirimkan berupa barang permainan,

gambar-gambar, barang-barang keperluan rumah dan sekolah. Semuanya dibuat

sendiri oleh anak-anak sekolah dari umur 6 tahun sampai 18 tahun dengan alat-

alat yang sederhana. Pertunjukkan ini ditutup pada tanggal 31 Mei 1943 dan

setelahnya kerajinan anak-anak ini akan dikirimkan ke Jepang untuk pertunjukkan

disana guna mempererat hubungan Jepang dan Indonesia.22

Jika dalam perang orang-orang Jepang adalah manusia-manusia yang

keras, sebaliknya dalam seni rupa mereka aliran penganut kebebasan. Melukis

dengan gaya apapun diperbolehkan asalkan tidak berbau anti penguasa seperti

pada lukisan karya Affandi yang berjudul “Pengemis” yang menggambarkan

romusha berbadan kurus kering bagaikan pengemis yang sedang sekarat, dan

21 “Lukisan-Lukisan Yang Dapat Penghargaan Istimewa”, Thahaja, 5 Mei

1943, hlm 35.22 “Pertunjukkan Kerajinan Anak-Anak”, Asia Raja, 29 Mei 1943, hlm 23.

Page 75: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

58

akhirnya diketahui oleh Kenpetai. Affandi juga harus merasakan kerasnya

tendangan sepatu dan sumpah serapah.23

Keimin Bunka Shidosho bagian Seni Rupa ini memberikan banyak

keuntungan bagi para seniman-seniman Indonesia. Mereka tidak perlu

kebingungan akan alat dan bahan serta pemikiran karena mereka disini diarahkan

oleh seniman-seniman yang lebih berpengalaman dari mereka untuk berkarya.

Kebebasan berkarya diperbolehkan selama tidak menganggu stabilitas pemerintah

Jepang di Indonesia.

3. Bagian Seni Musik.

Lagu merupakan sarana propaganda lainnya untuk menyebarkan gagasan

Jepang kepada rakyat Indonesia serta untuk meningkatkan moral. Pada masa

pendudukan Jepang, lagu-lagu militer dan kepahlawanan Jepang berulang-ulang

diajarkan di sekolah-sekolah, kursus latihan, dan rapat-rapat Seinendan, Fujinkai,

dan organisasi masa lainnya. Ada dua Jenis lagu yang di promosikan selama masa

pendudukan: lagu-lagu Jepang yang diimpor ke Jawa dan lagu-lagu propaganda

yang digubah di Indonesia.24 Jepang memanfaatkan organisasi buatannya yaitu

Keimin Bunka Shidosho yang merupakan organisasi pusat kebudayaan untuk

mengubah lagu di Indonesia.

Pada tanggal 21 Mei 1943 malam pukul 8.30 WIB Keimin Bunka

Shidosho bagian seni musik mengadakan silahturahmi dalam rangka

23 Siti adiyati, “Seni Lukis Indonesia Pada Masa Jepang”, Jakarta,

Simposium Sejarah Indonesia Modern, 1992, Hal. 4.24Loc. Cit. Aiko Kurasawa, hlm 253.

Page 76: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

59

mengumpulkan para pencipta lagu dan pemimpin-pemimpin perkumpulan seni

suara di Jakarta. Ketua dari bagian seni musik Tuan Nobu Iida menyampaikan

pidato yang intinya adalah bahwa para pencipta lagu harus memperhatikan

beberapa hal dalam menciptakan lagu, yakni :

1. Melenyapkan pengaruh Inggris dan Amerika.

2. Menghilangkan kecenderungan kepada lagu-lagu tersebut.

3. Mengusahakan sungguh-sungguh yang bersifat timur.

Untuk mencapai tujuan tersebut Tuan Nobu Iida bersedia untuk membantu usaha

para hadirin yang datang pada malam hari itu. Sanusi Pane sebagai ketua Keimin

Bunka Shidosho pun menyampaikan bahwa Keimin Bunka Shidoso bersedia

untuk memudahkan kemajuan dilapangan seni musik.25 Pertemuan tersebut

bertujuan untuk menyebarkan faham anti barat dan juga pencarian anggota dalam

bagian musik Keimin Bunka Shidosho.

Bagian musik pada masa awalnya di tahun 1943 banyak menciptakan

lagu-lagu yang bertemakan propaganda baik oleh musisi Indonesia maupun

musisi Jepang. Lagu-lagu ini dimuat dalam majalah Djawa Baroe mulai bulan

Oktober 1943. Contoh salah satu lagunya adalah lagu ciptaan Koesbini dan syair

Hinatu Eitaro yang berjudul “Kirikomi No Uta”, lagu ini berisikan tentang ajakan

bangsa Indonesia bersama Nippon dalam melawan Inggris dan Amerika guna

kemenangan bersama. Pada tahun 1943 banyak tercipta lagu-lagu seperti ini

tercipta. Kebanyakan lagu ini digubah oleh staf Keimin Bunka Shidosho:

musiknya oleh staf seksi musik, sementara syairnya ditulis oleh staff seksi

25 “Pertemuan Silahturahmi Seni Suara”, Asia Raja, 22 Mei 1943.

Page 77: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

60

Kesusastraan. Syair lagu berisi tema-tema propaganda yang garis besarnya dapat

diklasifikasikan ke dalam empat kategori yang bertujuan:

1. Meningkatkan semangat kerja.

2. Meningkatkan semangat pertempuran.

3. Meningkatkan kecintaan kepada tanah air sebagai anggota Asia Timur

Raya.

4. Tema-tema lain.26

Buah pekerjaan dari Keimin Bunka Shidosho bagian musik ini juga

sempat dipamerkan lewat acara Malam-Moesik di Keimin Bunka Shidosho yang

digelar pada tanggal 30 Juli 1943. Terlihat pada acara tersebut bagusnya

kerjasama antara para penyair dan komposer untuk membuat sebuah lagu. Dalam

pameran tersebut lagu karya Koesbini yang berjudul “Loekisan Zaman” dan lagu

karya Sinsoe yang berjudul “Soerja Wisesa” menjadi primadona dalam acara

tersebut, bahkan karya ini dinyatakan sebagai saat penting dalam sejarah musik

Indonesia. Selain itu lagu karangan Brodjo yang berjudul “Bersatoe” juga

mendapatkan sorotan publik, karena lagu tersebut bersifat barat, bercorak Eropa

lama tetapi pengaruh barat yang menyelubunginya adalah pengaruh yang baik

tidak seperti musik barat yang berkembang pada saat itu seperti musik Jazz, Hot,

dan Swing yang bersifat erotik sehingga dapat merusak moral suatu bangsa.27

Acara ini merupakan suatu upaya Keimin Bunka Shidosho dalam mengenalkan

26 Op. Cit. hlm 254.27 “Malam Musik di Keimin Bunka Shidosho”, Asia Raja, 31 Juli 1943,

hlm. 2.

Page 78: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

61

pada masyarakat lagu-lagu gubahan mereka dan sekaligus memperlihatkan pada

pemerintah Jepang sampai dimana kerja keras mereka.

Lagu-lagu gubahan komposer dari Keimin Bunka Shidoso pada masa

pemerintahan Jepang memiliki fungsi yang berbeda-beda tetapi intinya lagu-lagu

yang diciptakan memiliki unsur untuk menggugah semangat rakyat Indonesia.

Seperti pada lagu “Ke Pabrik” dan “Di Keboen Kapas” berfungsi untuk

menyemangati para buruh yang bekerja dipabrik dan para petani yang bekerja di

kebun kapas agar semangat dalam mengerjakan pekerjaannya untuk kepentingan

perang Asia Timur Raya. Kemudian ada juga lagu-lagu yang diciptakan untuk

menyemangati organisasi buatan Jepang yang terjun ke medan peperangan seperti

“Tentara Pembela” dan “Poedji Kepada Heiho” yang menyemangati dan memuji

para anggota organisasi semi-militer maupun militer tersebut.

4. Bagian Sandiwara dan Tari.

Bidang Sandiwara dan Tari Keimin Bunka Shidosho dipimpin oleh K.

Jasoeda dan didampingi oleh Winarno. Bagian sandiwara dan tari kedudukannya

sebagai markas besar, atas perumusan kebijakan dasar pemanfaatan seni

sandiwara demi propaganda politik, dan bertanggung jawab atas pendorongan,

pelatihan tuntutan serta kontrol segala jenis kegiatan sandiwara.28 Bagian

sandiwara dan tari ini memutuskan jenis cerita apa yang dapat dipertunjukkan dan

tema apa yang harus ditekankan.

28 Op. Cit. hlm 247.

Page 79: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

62

Pemimpin bagian sandiwara dan tari Keimin Bunka Shidosho K. Jasoeda

mengutarakan maksudnya dalam membentuk sandiwara di Indonesia lewat sebuah

pidato yang dimuat dalam buku berkala Keboedajaan Timoer yang berjudul

“Langkah Baroe Dalam Doenia Sandiwara”. K. Jasoeda memaparkan

keinginannya untuk menghentikan peminjaman pemain antar gerombolan

sandiwara yang dinilainya tidak etis dan dapat mengganggu dunia sandiwara

kedepannya. Peminjaman pemain pada masa itu memang sudah biasa dilakukan

oleh rombongan sandiwara. K. Jasoeda juga mengajak para pemain sandiwara

untuk mengadakan sekolah latihan pemain yang utamanya ditujukan kepada para

pemain baru dan juga memberikan pelatihan baru kepada para pemain sandiwara

yang sudah cakap dibidangnya itu dengan tujuan untuk membersihkan para

pemain tersebut dari pengaruh Inggris dan Amerika sehingga dapat tercipta

sandiwara yang asli. Menurut pendapat K. Jasoeda para pemain sandiwara

Indonesia terlalu kekurangan teori dan kebiasaan yang tidak baik diteruskan

sampai masa tersebut. K. Jasoeda juga mengajak rombongan sandiwara untuk

membangun sandiwara baru yaitu sandiwara yang sehat dan memuaskan tidak

seperti sandiwara pada masa lampau yang tidak menghiraukan kemajuan

sandiwara tetapi hanya mementingkan keuntungan belaka.29

Bagian sandiwara ini juga menyelenggarakan sayembara berhadiah

penulisan naskah cerita dan naskah cerita yang menang dimuat ke dalam buku

berkala Keboedajaan Timoer. Bagian ini juga bekerja mempersiapkan naskah,

dengan menarik penulis-penulis hebat dari Indonesia maupun Jepang. Mereka

29 Loc. Cit. Keimin Bunka Shidosho, hlm 16-17.

Page 80: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

63

juga mempergunakan novelis untuk menulis naskah cerita sandiwara, hal ini

merupakan upaya untuk memadukan kesusastraan murni dengan hiburan pop serta

meningkatkan kualitas tersebut. Naskah-naskah yang mereka tulis berisikan topik-

topik yang menjadi perhatian utama pihak pemerintah Jepang, seperti

kegotongroyongan, tonarigumi, pertahanan tanah air, tentara sukarela, romusha,

dan kebrutalan Belanda. Naskah-naskah ciptaan mereka kemudian disebarkan

kepada kelompok-kelompok sandiwara atau teater untuk kemudian di mainkan

dan sebagian dari naskah-naskah tersebut dimuat ke dalam buku berkala

Keboedajaan Timoer.

Sandiwara yang terbit pada buku berkala Keboedajaan Timoer adalah

sandiwara dalam lima babak yang berjudul “Pandoe Partiwi” yang diciptakan oleh

Merayu Sukma dan mendapatkan juara pertama dalam sayembara Asia Raja

Djawa Shinbun. Tokoh dalam sandiwara tersebut antara lain: Dainip Djaja

sebagai pahlawan budiman, Pandoe Setiawan sebagai teman Dainip Djaja, Partiwi

sebagai pembantu Dainip Djaja, Nadarlan sebagai orang kaya yang kejam,

Priajiwati sebagai bekas tunangan Pandoe Setiawan dan istri Nadarlan, dua orang

polisi dan beberapa orang tetangga. Cerita sandiwara ini menceritakan mengenai

keputusasaan Pandoe Setiawan dalam mengahadapi hidupnya karena ia dikhianati

oleh tunangannya Priajiwati dan berujung pada tindakan bunuh diri, tetapi hal ini

dicegah oleh Dainip Djaja. Di dalam rumahnya Dainip Djaja mempunyai seorang

pembantu yang bernama Pratiwi, Pratiwi menyembunyikan perempuan

dikamarnya karena ia kasihan terhadap perempuan tersebut yang hampir terjebak

dilembah kemaksiatan menjadi seorang pekerja seks. Tenyata perempuan itu

Page 81: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

64

adalah Priajiwati, ia ditinggal suaminya Nadarlan karena Nadarlan menikahi gadis

lain yang lebih cantik darinya. Awal mula konflik pada sandiwara ini terletak

pada saat Nadarlan mendatangi Priajiwati untuk meminta maaf, tetapi Priajiwati

menolak dan akhirnya ia dibunuh oleh Nadarlan. Partiwi menemukan Priajiwati

tergeletak dihalaman rumah tuannya tetapi ia dituduh telah membunuh perempuan

malang tersebut karena ada bercak darah ditangannya sehingga ia pun di

masukkan kedalam penjara. Pandoe Setiawan meragukan bahwa pembunuh

Priajiwati adalah Partiwi, tenyata dugaan Pandu benar dan Partiwi sudah dua hari

dilepaskan dari kantor polisi tetapi tidak pualng kerumah Dainip Djaja. Pada saat

Pandoe Setiawan merenung diteras rumah ia didatangi oleh Nadarlan yang hendak

membunuhnya karena merasa bahwa pikiran Priajiwati diracuni oleh Pandoe

Setiawan. Pada saat itu datanglah Dainip Djaja, ia melawan Nadarlan, karena

Dainip Djaja menguasai bela diri ia berhasil menang melawan Nadarlan dan

Nadarlan pun dibawa polisi untuk dipenjara. Setelah itu datanglah Partiwi dengan

pakaian mewah, ia datang kembali untuk menyatakan cintanya terhadap Pandoe

Setiawan. Akhirnya Pandoe Setiawan dan Pratiwi memutuskan untuk menjalin

rumah tangga, Dainip Djaja pun berjanji akan selalu melindungi mereka.30

Tema-tema sandiwara yang muncul pada tahun 1943 adalah tentang

gagasan lingkungan bersama di Asia Timur Raya, pengerahan Romusha, dan

hiburan untuk prajurit-prajurit Jepang semata. Tetapi dari tahun 1944 sampi tahun

1945 tema-tema sandiwara lebih ditekankan pada masalah pembelaan tanah air,

peningkatan produksi pertanian, pengerahan rosmusha, semangat perang dan janji

30 Ibid. hlm 24-50

Page 82: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

65

kemerdekaan.31 Tema tersebut berubah sesuai dengan kebutuhan perang Jepang,

memang pada tahun 1943 sampai tahun 1944 awal mereka lebih memfokuskan

untuk memberikan tema sandiwara yang dapat menghibur masyarakat dan para

prajurit karena pada perang Asia Timur Raya mereka masih unggul tetapi pada

pertengahan tahun 1944 sampai 1945 tema-tema ini diganti dengan tema yang

mereka butuhkan seperti yang sudah ditulis di atas karena pada tahun-tahun ini

mereka mulai terdesak oleh pihak sekutu sebelum akhirnya kalah perang.

5. Bagian Film.

Pada bagian Film di Keimin Bunka Shidoso diserahkan kepada Jawa Eiga

Kosha (Perusahaan Film Jawa) yang berganti nama pada tahun 1943 menjadi

Nippon Eiga Sha (Perusahaan Film Jepang) yang digabungkan dengan Persatuan

Ahli Film Indonesia (Persafi). Bidang ini awalnya dipimpin oleh S. Oya, B.

Kurata, dan T. Ishimoto dan dibantu oleh S. Soetarto sebagai wakilnya. S. Oya

dalam sambutannya terhadap berdirinya Keimin Bunka Shidosho menyampaikan

bahwa setelah film-film Barat dilarang beredar di Indonesia, bioskop semakin di

penuhi oleh penonton-penonton Indonesia sedangkan para penonton dari Belanda,

Tionghoa, dan Indo-Belanda menjadi berkurang. Hal ini menjadi tolak ukur S.

Oya bahwa antusias masyarakat Indonesia terutama di Jawa sangatlah besar.

Kemudian ia menyinggung mengenai tempat pembuatan film di Jawa dengan

alasan :

31 Fandy Hutari, Sandiwara Dan Perang: Politisasi Terhadap Aktivitas

Sandiwara Modern Masa Jepang di Jakarta, (Yogyakarta: Ombak, 2009), hlm 43-44.

Page 83: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

66

1. Bahwa disini agak Lengkap bangunan-bangunan dan alat-alat mesin

pembikinan film, walaupun belum sempurna.

2. Tradisi kebudayaan Indonesia ialah misalnya musik asli atau tari asli,

kesenian rupa, agama dsb, yang menjadi sifat khusus bangsa itu masih

terpelihara.

3. Pemandangan alam, hawa d.l.l pendek kata segala syarat-syarat alam

betul-betul cocok dengan pembikinan film.

4. Oleh karena rakyat disini percaya sepenuh-penuhnya kepada Nippon

dan orang Nippon mudah sekali diperoleh tenaga extra guna seseatu

fim.32

Bunjin Kurata sebagai salah satu pemimpin bagian film juga menuangkan

harapannya terhadap perfilman Indonesia dalam bentuk tulisan yang dimuat

dalam buku berkala Keboedajaan Timoer. Ia sedang mengusahakan pembuatan

film cerita atau drama yang disutradarai dan dimainkan ole orang Indonesia

sendiri demi memajukan dunia perfilman Indonesia, karena pada waktu itu

Nippon Eiga Sha hanya membuat film pekabaran dan film dokumentasi saja. B.

Kurata menyampaikan bahwa yang terpenting dalam pembuatan sebuah film

adalah pertama, kebagusan cerita, kedua, kejelasan sifat film. Terakhir kecakapan

para pemainnya. Menurut pendapatnya dalam dunia film Indonesia

kekurangannya terdapat pada skenario, skenario perfilman Indonesia pada masa

itu sama halnya dengan sebuah drama yang difilmkan. B. Kurata menerangkan

betapa pentingya Montage (guntingan dan rangkaian) dalam dunia perfilman oleh

32 “Balai Kebudayaan Melangkah.”, Djawa Baroe, April 1943.

Page 84: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

67

sebab itu mengunting dan merangkai scene harus diperhatikan. Ia juga memuji

bahwa para pemain film Indonesia sudah memiliki dasar-dasar kecakapan yang

cukup untuk membuat suatu film.33

Harapan dari B. Kurata akhirnya terjawab, mulai tanggal 1 September

1943 Nippon Eiga Sha mulai mengerjakan film cerita yang diberi Judul

“Berdjoang” dan kemudian muncul dua film lagi yaitu “Keris Poesaka” dan

“Gelombang”34, namun pemroduksian film Indonesia ini berhenti pada akhir

tahun 1944 yang dikarenakan segala kegiatan bangsa Indonesia di pusatkan pada

perang Asia Timur Raya. Film “Berdjuang” adalah suatu film yang melukiskan

semangat Heiho, yang menjadi semboyannya ialah “Kita pemuda zaman baru

hendaknya hidup yang berarti untuk membela tanah air, di sudut manapun juga,

menurut pembawaan dan keadaan sekitar diri masing-masing!”. Keris Poesaka

merupakan film yang mengingatkan tentang bangsa-bangsa Asia yang dahulu

menyembah Matahari, pesan yang terkandung dalam film ini adalah hendaknya

bangsa Asia menghendaki persatuan, mengembalikan dan membangun Asia

dengan Nippon yang merupakan negeri matahari sebagai pusatnya. Film

“Gelombang” menampilkan gelombang sejarah bangsa Indonesia pada zaman

dahulu, kemudian dijajah bangsa barat sampai dengan munculnya perang Asia

Timur Raya, Film ini adalah suatu cerita perlambang yang berisi tarian dan

nyanyian. Itulah film-film cerita Indonesia yang dapat dibuat pada masa Jepang,

para pemain dan naratornya adalah orang-orang Indonesia sendiri tetapi para

33 Loc. Cit. Keimin Bunka Shidosho, hlm 18. 34 “Melangkahnya Film Indonesia baru”, Djawa Baroe, Desember 1944,

hlm 32-33.

Page 85: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

68

pekerja tehnik seperti kameraman dan pengambil suara masih menggunakan

orang-orang Cina.

C. Pembubaran Keimin Bunka Shidosho.

Pendudukan Jepang di Indonesia pada tahun 1944 mulai mengalami

kegoyahan yang dikarenakan oleh tekanan dari luar negeri dan didalam negeri.

Tekanan dari luar negeri semakin memanasnya perang Asia Timur raya, bahkan

beberapa pusat pertahanan Jepang termasuk Pulau Saipan jatuh ketangan tentara

sekutu. Dalam negeri rakyat merasa tidak puas terhadap kepemimpinan Jepang

karena kekejamannya, mereka akhirnya melakukan pemberontakan di daerah-

daerah. Contohnya adalah pada kasus yang terjadi di Desa Sukamanah Kecamatan

Singaparna di wilayah Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Perlawanan di

Sukamanah ini dipimpin oleh K.H. Zaenal Mustafa. Ketika menghadiri sebuah

upacara dilapangan kota Singaparna. K. H. Zaenal Mustafa menolak untuk

melakukan Seikerei (memberi hormat kepada kaisar Jepang Tenno Heika) dengan

cara membungkukkan badan serta menundukkan kepala ke arah istana Kaisar

Jepang. Seikerei dianggap perbuatan syirik karena dalam ajaran Islam tak ada

yang pantas disembah kecuali Allah S.W.T. Bersama pengikutnya beliau

meninggalkan lapangan tersebut. Tindakan tersebut menyebab-kan ketegangan di

antara kedua belah pihak. Pada tanggal 25 Februari 1944 terjadilah pertempuran.

Akibat kekuatan yang tidak seimbang K.H. Zaenal Mustafa dapat ditangkap dan

dipenjara di Cipinang (Jakarta). Pada tanggal 25 Oktober 1944 beliau dan

pengikutnya dieksekusi tentara Jepang.

Page 86: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

69

Pemberontakan semacam ini turut membuat seniman untuk membuat

karya-karya yang berbau pemberontakan, seperti lukisan Affandi yang diberi

judul “Pengemis”. Affandi menggambar seorang pengemis berbadan kurus

dengan keadaan sekarat yang menggambarkan keadaan romusha pada saat itu.

Karya lain yang berbau pemberontakan yaitu puisi Chairil Anwar yang berjudul

“Siap Sedia”35. Puisi ini sebenarnya telah lulus sensor dan Kenpetai tapi kemudian

digugat Gunseireibu, instansi yang paling tinggi dan lebih tinggi dari

Gunseikanbu, Kenpeitai dan sebagainya. Gugatan yang dilancarkan Gunsereibu

tidak lain karena Jepang mencium aroma pemberontakan dalam puisi Chairil

tersebut, terutama pada kata Dunia Terang yang ditafsirkan sebagai Jepang. Apa

yang diserukan Chairil melalui puisi bukan untuk mendukung Jepang dalam

peperangan, melainkan untuk menggelorakan semangat kemerdekaan bangsa

Indonesia dari penjajahan Jepang yang diselubungi propaganda-propaganda

manis.

Karya-karya yang berbau pemberontakan tentunya akan menyulitkan

posisi Jepang di Indonesia. Sehingga untuk menanggulangi kejadian yang tidak

diinginkan pada tanggal 1 Februari 1944 Jepang mengeluarkan Osamu Serei No. 6

tentang pengawasan penerbitan.36 Peraturan ini terdiri dari 16 pasal yang

berkaitan dengan penerbitan surat kabar, majalah, lukisan, sandiwara, buku, puisi,

film dan lain sebagainya. Surat-surat, majalah dan sebagainya itu yang dapat

menggangu, ketentraman, keamanan dan ketertiban umum, dan juga yang

menghalangi usaha pemerintahan Balatentara Nippon tidak boleh disiarkan ke

35 Loc. Cit. H.B. Jassin, hlm. 106-107.36 “Osamu Serei No. 6”, Tjahaja, 3 Februari 1944.

Page 87: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

70

khalayak umum atau disebarkan oleh sebab itu penerbit atau pembuat karya harus

meminta izin kepada badan sensor Jepang dan kenpetai. Jika mereka bersikeras

ingin menyebarkan karya-karya telarang itu maka akan diberi hukuman seperti

yang terdapat pada pasal 14 sampai pasal 16. Hukuman terberat adalah hukuman

bagi pelukis, jika mereka melanggar aturan ini mereka dapat dihukum mati atau

dipenjara seumur hidup dengan denda sebesar lima puluh ribu rupiah. Pada

peraturan ini juga ditunjukkan contoh formulir permintaan izin kepada badan

sensor Jepang.

Pihak Gunseikanbu juga menjelaskan bahwa Osamu Serei No. 6 ini dibuat

untuk menggantikan undang-undang no. 16 tahun 1942 tentang pengawasan

badan-badan pengumuman dan penerangan, dan pemilik pengumuman dan

penerangan. Hal ini dikarenakan dengan keadaan pengarang yang semakin lama

semakin banyak dan selaras dengan cita-cita menuju kesempurnaan. Tetapi jika

ditilik kembali pembuatan Osamu Serei No. 6 ini memang digunakan untuk

mengontrol penerbitan dan mengekang karya-karya yang sifatnya memberontak

kepada Jepang karena janji-janji manis dan sifat baik terhadap Jepang telah

ternodai dengan adanya romusha dan kekejian lainnya yang dilakukan oleh

Jepang terhadap rakyat Indonesia.

Perang semakin mendesak Jepang, Jepang berusaha menjadikan seluruh

daerah yang didudukinya sebagai rangkaian pertahanan yang kompak, dimana

seluruh penduduk dengan bahan yang ada di daerahnya dikerahkan. Pengerahan

penduduk itu tidak hanya terdiri dari penduduk asli, tetapi juga berlaku untuk

semua golongan yang diikutsertakan. Maka dari itu pada tanggal 18 Januari 1944

Page 88: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

71

Jepang memperkenalkan sistim baru yang disebut tonarigumi (rukun tetangga).

Tonarigumi adalah suatu sistim yang dimaksudkan untuk memperketat

pengendalian terhadap penduduk. Kegiatan dari tonarigumi ini antara lain adalah,

mengadakan latihan bersama-sama tentang pecegahan bahaya udara, kebakaran,

pemberantasan mata-mata musuh, dan penyampaian ikhtiar pemerintah militer

kepada penduduk, menganjurkan penambahan hasil bumi dan berbakti kepada

pemerintah militer pada bidang lain.37

Pemerintah militer Jepang kemudian membentuk suatu organisasi yang

meliputi semua usaha tonarigumi. Organisasi itu diberi nama “Djawa Hokokai”

yang diresmikan pada tanggal 1 Maret 1944 dengan Gunseikan sebagai pemimpin

tertinggi dan Ir. Soekarno menjabat sebagai Komon(Penasihat).38 Djawa Hokokai

berarti himpunan kebaktian rakyat Jawa, sesuai dengan arti yang ditonjolkan dari

organisasi ini adalah sifat berbakti kepada rakyat. Maka dari itu semua organisasi

yang termasuk dalam kebaktian kepada rakyat dilebur kedalam Jawa Hookoo

Kai39

Pada permusyawaratan yang pertama (Renraku Kaigi I) antara Jawa

Hokokai dengan badan-badan lainnya di kantor besar Jawa Hokokai pada tanggal

15 Desember 2015. Rapat tersebut dihadiri oleh wakil-wakil dari masing-masing

organisasi untuk menyampaikan pendapat agar terciptanya suatu tujuan yang

mufakat. Setelah mendengar keterangan-keterangan dan usul-usul dari masing-

37 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto., Sejarah

Nasional Indonesia VI, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 1993), hlm. 14-15.38 Ibid. hlm 1539 “Peraturan Dasar Gerakan Djawa Hookookai jang Baroe”, Sinar

Matahari, 2 Februari 1945.

Page 89: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

72

masing wakil organisasi dan dengan dasar keterangan dari Gunseikan pada

tanggal 8 Januari 1944, tentang hal mendirikan Jawa Hookoo Kai, yaitu bahwa

“perlulah kita mengadakan Jawa Hookoo kai yang selalu siap untuk menjalankan

perang matia-matian yaitu dengan jalan mengabungkan balatentara, pemerintah,

rakyat dan segala bangsa penduduk sehingga menjadi satu” maka di ambil

keputusan dalam musyawarah tersebut, sebagai berikut:

1. Membentuk Badan Perhubungan di Pusat (Jakarta) dan di daerah-

daerah yang memusatkan segala usaha dari badan-badan dan

perhimpunan-perhimpunan kebaktian tersebut.

2. Menyelenggarakan usaha-usaha bersama yang ditujukan kepada

pembelaan tanah air dan tercapainya Indonesia merdeka.

3. Mengandurkan dan melaksanakan “Panca Dharma”.

Selain itu untuk mengatasi keadaan pada masa itu, dalam rapat itu juga diputuskan

hal-hal untuk mengantisipasi sesuatu yang tidak diinginkan, maka diambil

keputusan sebagai berikut:

1. Selekas mungkin dibentuk badang perhubungan, baik dipusat (Jakarta)

maupun di daerah-daerah yang akan memusatkan segala tenaga dan usaha

dari perhimpunan-perhumpunan dan badan-badan kebaktian itu. Pada

badan perhubungan itu akan duduk wakil-wakil dari masing-masing

perhimpunan dan badan tersebut. Badan perhubungan itu tidak saja akan

terdapat pemusatan usaha, tetapi juga koordinasi dari usaha perhimpunan-

perhimpunan dan badan-badan itu sehingga tidak akan ada lagi tenaga dan

waktu yang terbuang sia-sia.

Page 90: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

73

2. Berkaitan dengan usaha-usaha yang dapat dikerjakan sekarang (sebelum

terbentuknya badan perhubungan) oleh semua badan dan perhimpunan

tersebut. Hendaknya badan dan perhimpunan tersebut berusaha pada hal-

hal tentang pembelaan tanah air dan tercapainya kemerdekaan Indonesia.40

Keputusan-keputusan pada rapat pertama Jawa Hokokai tentunya

mempengaruhi Keimin Bunka Shidosho yang menjadi bagian organisasi tersebut.

Maka dari itu para seniman Keimin Bunka Shidoso memfokuskan karya-karya

mereka terhadap tema-tema seperti tonarigumi, gotong-royong, membela negara,

kemerdekaan, tentara dan lain sebagainya. Karya-karya tersebut dimuat dalam

buku “Keboedajaan Timoer III” yang di terbitkan pada tahun 1945. Salah satu

contohnya adalah “Bingkisan Dari Kasatrian” karya Otto Djajasoentara yang

menampilkan karikatur-karikatur dari kegiatan PETA dan Heiho sebagai pasukan

pembela negara, karikatur ini menggambarkan keseharian PETA dan Heiho yang

ia anggap sebagai kesatria yang gagah berani dalam membela negara.41 Selain itu

mereka juga mengadakan pameran lukisan dengan tema membela negara,

pameran ini berbeda dengan pameran-pameran yang biasanya dilakukan oleh

Keimin Bunka Shidoso. Dalam pameran ini lukisan terbaik akan disebarkan

kepada seluruh masyarakat dengan cara:

1. Pameran serentak dibeberapa tempat (didalam ruang pameran atau

disepanjang jalan raya),

2. Dicetak sebagai poster dan disebarkan di jalan-jalan.

40 Kepoetoesan Permoesjawaratan Djawa Hookoo Kai”, Asia Raja, 18

Desember 1944.41 Keimin Bunka Shidosho, Keboedajaan Timoer III, (Jakarta: Keimin

Bunka Shidosho, 1945), hlm 123-130.

Page 91: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

74

3. Dimuat dalam surat kabar dan majalah-majalah. Pameran ini juga

mempunyai semboyan “Dari Masyarakat Indonesia Untuk Masyarakat

Indonesia”.42

Pameran ini diselenggarakan oleh Keimin Bunka Shidosho untuk melakukan

propaganda dalam hal membela negara. Mereka bertujuan untuk mengobarkan

semangat nasionalis kepada khalayak masyarakat. Hal ini terlihat dari penyebaran

lukisan terbaik dalam pameran ini, dengan tujuan mereka yang melihat lukisan ini

dapat tepengaruh dan turut membela negara.

Akhir kependudukan Jepang di Indonesia berawal dari dibomnya 2 kota

besar di Jepang, yakni Hiroshima dan Nagasaki pada tanggal 6 dan 9 Agustus

1945 yang mengakibatkan konsentrasi Jepang terhadap Indonesia goyah dan

Jepang pun mengalihkan perhatiannya ke negaranya sendiri. Hal ini tentunya

dimanfaatkan oleh orang-orang Indonesia untuk memperoleh kemerdekaannya.

Tetapi terdapat perbedaan pendapat antara golongan tua (Soekarno dan Hatta) dan

golongan muda (kelompok Menteng 31) pada waktu itu karena Jepang

menjanjikan kemerdekaan pada Indonesia pada tanggal 18 Agustus 1945. Maka

golongan tua menuruti akan janji Jepang tersebut. Sedangkan golongan muda

sudah tidak percaya dengan omongan Jepang dan ingin memanfaatkan situasi

terpuruknya Jepang. Karena perbedaan pendapat yang sangat keras itu maka

golongan muda memutuskan menculik Ir. Soekarno dan Muh. Hatta ke

Rengasdengklok pada tanggal 16 Agustus 1945 untuk kemudian didesak agar

mempercepat proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia,sampai dengan

42 “Seteleng Lukisan Dengan Memakai Pokok (Motief) Membela Negara”,

Asia Raja, 12 Juni 1945.

Page 92: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

75

terjadinya kesepakatan antara golongan tua yang diwakili Soekarno dan Hatta

serta Mr. Achmad Subardjo dengan golongan muda. Dari kesepakatan itu

akhirnya tercapai kesepakatan bahwa proklamasi kemerdekaan akan dilaksanakan

pada tanggal 17 Agustus 1945. Keesokan harinya, tepatnya tanggal 17 Agustus

1945 pernyataan proklamasi dikumandangkan dengan teks proklamasi

Kemerdekaan Indonesia yang diketik oleh Sayuti Melik. Setelah Indonesia

merdeka, pada tanggal Pada 22 Agustus 1945 Jepang mengumumkan mereka

menyerah di depan umum di Jakarta. Jepang melucuti senjata mereka dan

membubarkan organisasi-organisasi bentukan mereka termasuk Keimin Bunka

Shidoso sebagai Badan Pusat Kebudayaan.

Page 93: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

76

BAB IV

PENGARUH KARYA PARA SENIMAN PRIBUMI KEIMIN

BUNKA SHIDOSHO DALAM MEMBANGUN

NASIONALISME MASYARAKAT INDONESIA.

A. Dualisme dari Karya Seniman Keimin Bunka Shidosho.

1. Pengertian Dualisme.

Dualisme adalah konsep filsafat yang menyatakan ada dua substansi.

Dalam pandangan tentang hubungan antara jiwa dan raga, dualisme mengklaim

bahwa fenomena mental adalah entitas non-fisik. Gagasan tentang dualisme jiwa

dan raga berasal setidaknya sejak zaman Plato dan Aristoteles dan berhubungan

dengan spekulasi tantang eksistensi jiwa yang terkait dengan kecerdasan dan

kebijakan. Plato dan Aristoteles berpendapat, dengan alasan berbeda, bahwa

"kecerdasan" seseorang (bagian dari budi atau jiwa) tidak bisa diidentifikasi atau

dijelaskan dengan fisik. Versi dari dualisme yang dikenal secara umum diterapkan

oleh René Descartes (1641), yang berpendapat bahwa budi adalah substansi

nonfisik. Descartes adalah yang pertama kali mengidentifikasi dengan

jelas budi dengan kesadaran dan membedakannya dengan otak, sebagai tempat

kecerdasan. Dia adalah yang pertama merumuskan permasalahan jiwa-raga dalam

bentuknya yang ada sekarang. Dualisme bertentangan dengan berbagai

jenis monisme, termasuk fisikalisme dan fenomenalisme. Substansi dualisme

bertentangan dengan semua jenis materialisme, tetapi dualisme properti dapat

Page 94: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

77

dianggap sejenis materilasme emergent sehingga akan hanya bertentangan dengan

materialisme non-emergent.1

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, dualisme adalah paham bahwa

dalam kehidupan ini ada dua prinsip yang saling bertentangan (seperti ada

kebaikan ada pula kejahatan, ada terang ada gelap) dan keadaan bermuka dua,

yaitu satu sama lain saling bertentangan atau tidak sejalan. Dalam teori linguistik

terdapat dualisme sematis yaitu semantik2 yang menganggap adanya hubungan

timbal balik antara lambang (unsur bahasa) dan objek atau konsep yang

ditunjuknya. Jadi ada bermacam-macam pengertian dualisme disini menurut

filsafat, KBBI dan teori linguistik, tetapi dualisme yang akan dibahas kali ini

adalah dualisme dari karya-karya para seniman Keimin Bunkas Shidosho

sehingga pengertian dualisme dari teori linguistiklah yang paling cocok

mendeskripsikannya.

2. Unsur dualisme dari karya para seniman Keimin Bunka Shidosho.

Para seniman Keimin Bunkas Shidosho yang pada waktu itu ingin

berkarya sesuai dengan keinginan dan cita-citanya yang sebenarnya tentunya

enggan menuruti perintah Pemerintah Jepang dalam mempropaganda negerinya

sendiri. Untuk itu mereka mencari-cari jalan baru untuk mewujudkannya dengan

cara yang tidak berbahaya. Sehingga lahirlah unsur dualisme dalam karya-karya

1 https://id.wikipedia.org/wiki/Dualisme, diakses pada Sabtu 30 Januari

2016 pukul 21.38.2 Semantik adalah cabang linguistik yang mempelajari arti/makna yang

terkandung pada suatu bahasa, kode, atau jenis representasi lain.

Page 95: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

78

seniman ini. Unsur dualisme yang lahir dalam karya-karya seniman ini adalah

seolah-olah karya mereka mendukung Jepang tetapi maksud sebenarnya adalah

untuk kepentingan bangsa Indonesia sendiri. H.B. Jassin dalam bukunya yang

berjudul Kasusastraan Indonesia di Masa Jepang, menganalogikan seniman pada

saat itu seperti seekor bunglon. Bunglon walaupun warnanya bertukar-tukar,

tidaklah akan berubah menjadi kayu atau daun atau apa saja yang warnanya

dipinjamnya, demikian pula orang Indonesia tidak akan bisa seratus persen jadi

orang Jepang yang dalam segala tingkah laku dan cita-citanya menjadi Jepang.

Sebab bunglon-bunglon itu mungkin akan mempunyai tenaga yang lihai dalam

perlawanan menghadapi musuhnya yang dihadapi dengan membunglon.3 Dalam

hasil karya mereka memang kelihatan seperti itu.

Para seniman harus pandai dalam menyiasati karya-karya mereka agar

dapat berbau nasionalis terhadap kaumnya sendiri. Karena jika tidak mereka dapat

disiksa, dipenjara, maupun dihukum mati oleh tentara Jepang. Seniman Indonesia

yang secara vokal menentang Jepang adalah cak Durasim seniman ludruk asal

Jombang, Jawa Timur. Pada saat cak Durasim melakukan pementasan pada tahun

1942, ia di Keputran Kejambon Surabaya ia melantunkan kidungan yang sangat

populer yang berbunyi: "Pegupoan omahe doro, urip melu Nippon tambah

sengsoro". Akibat sebaris kalimat itulah ia ditangkap, disiksa oleh tentara Jepang

dan akhirnya mereka menyeretnya ke penjara. Ia meninggal dunia setahun

kemudian, dan dimakamkan di Makam Islam Tembok. Berkat keberanian itu,

3 H. B. Jassin, Kesusasteraan Indonesia di Masa Jepang, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1948), hlm 12

Page 96: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

79

namanya dikenang sepanjang masa sebagai seniman serta pahlawan.4 Perlawanan-

perlawanan seniman seperti yang dilakukan cak Durasim pada masa Jepang

amatlah berbahaya, sehingga para seniman pribumi berfikir ada cara lain untuk

merealisasikan perlawanan terhadap Jepang dalam suatu karya yang disebut oleh

H.B. Jassin sebagai dualisme karya dalam bukunya yang berjudul “Kesusasteraan

Indonesia di Masa Jepang”.5

Rosihan Anwar dalam karyanya memiliki sifat dualisme. Rosihan Anwar

merupakan salah satu penyair muda pada masa Jepang yang tidak terbuai dengan

pil-pil propaganda Jepang karena praktek dan teori yang dilihatnya terlalu

berlainan. Salah satu karyanya yang memiliki sifat dualisme adalah sajak yang

berjudul “Manusia Baru” :6

Manusia Baru

Hatiku gembira tidak terkiraKuhisap udara langkah nikmat

Kulayangkan pandang sekitar rataNampaklah perubahan pada masyarakat

Di dalam orang bertaiso giat Berolah raga memeras keringat Berempakan baris di jalan rayaGemuruh bunyi kuat gembiraBerduyun pemua jadi prajurit Berdengung semboyan ayo ke lautSemakin dalam dibenamkan paculSemakin sungguh diayunkan tukul,

4 http://www.transsurabaya.com/2010/12/gedung-cak-durasim-taman-

budaya/ diakses pada tanggal 27 Mei 2016.5 Op. Cit, hlm 12.6 “Manusia Baru”, Djawa Baroe, 15 Januari 1945.

Page 97: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

80

Di kamar sunyi duduk bertekunMengumpul ilmu lebih sempurna. . . .

Semua bekerjaSemua berusaha

Semua gembira !

Di dalam segala kulihat tandaYa . . . manusia baru pasti menjelmaBangsa baru tengah ditempa !

Mari saudara se Nusa se Bangsa Kita berjalan di jalan Tuhan

Mari berjuang runtuhkan lawan Terus ke arah kemenangan kita !

Sajak tersebut mengambarkan pandangan Rosihan Anwar pada masa itu, ia

melihat suatu perubahan yang akan terjadi di dalam tubuh bangsa Indonesia,

dalam konteks ini adalah kemerdekaan, sehingga ia menggambarkan rakyat

Indonesia itu dengan sebutan “Manusia Baru” yang sedang dibuat kala itu. Orang-

orang Jepang yang membaca karya ini tentu akan berfikir bahwa karya ini

membantu mereka dalam menjalankan propaganda, hal ini terlihat jelas dalam bait

ketiga yang berbunyi “semua bekerja, semua berusaha, semua gembira!” kata-kata

ini dianggap Jepang untuk membakar semangat rakyat agar giat bekerja, ditambah

lagi dengan bait kelima dalam sajak tersebut yang mengajak orang Indonesia

untuk berjuang demi mencapai kemenangan. Namun, jika dilihat lebih dalam lagi

sajak ini ditujukan kepada bangsa Indonesia, dari judulnya sudah telihat yaitu

“Manusia Baru”. Kata baru berarti tidak sama dengan yang lama sehingga makna

dari kata manusia baru adalah manusia yang tidak sama dengan manusia

sebelumnya bahkan lebih baik. Rosihan Anwar juga menyematkan kata “Mari

berjuang runtuhkan lawan, terus ke arah kemenangan kita:” yang mempunyai

Page 98: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

81

maksud meruntuhkan Jepang untuk menuju arah kemenangan bangsa Indonesia.

Karya Rosihan Anwar ini telah lolos dari sensor Jepang maupun Kenpetai dan

dimuat kedalam majalah-majalah dan koran-koran pada waktu itu. Karya Rosihan

Anwar yang memiliki sifat dualisme tidak hanya “Manusia Baru” saja tetapi ada

juga “Kisah Di Waktu Pagi” dan “Lukisan”.

Chairil Anwar yang merupakan penyair terkenal Indonesia memulai

karirnya pada masa Jepang dengan syair-syair yang berapi-api.7 Pada masa Jepang

ini Chairil Anwar juga menyumbangkan karya yang bersifat dualisme dengan

judul “Siap Sedia”:8

Siap Sedia

Kepada AngkatankuTanganmu nanti tegang kaku,Jantungmu nanti berdebar berhenti,Tubuhmu nanti mengeras batu,Tapi kami sederap mengganti,Terus memahat ini Tugu.

Matamu nanti kaca saja, Mulutmu nanti habis bicara, Darahmu nanti mengalir berhenti,Tapi kami sederap mengganti,Terus berdaya ke Masyarakat Jaya.

Suaramu nanti diam ditekan, Namamu nanti terbang hilang,Langkahmu nanti enggan ke depan,Tapi kami sederap mengganti,

7 A. Teeuw, Pokok Dan Tokoh Dalam Kesusasteraan Indonesia Baru,

(Jakarta: Jajasan Pembangunan, 1952), hlm 1828 “Siap Sedia”, Asia Raja, 23 Februari 1944.

Page 99: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

82

Bersatu maju, ke Kemenangan.

Darah kami panas selama,Badan kami tertempa baja,Jiwa kami gagah perkasa,Kami akan mewarna di angkasa,Kami pembawa Bahagia nyata.

Kawan, kawanMenepis segar angin terasaLalu menderu menyapu awanTerus menembus surya cahayaMemancar pencar ke penjuru segalaRiang menggelombang sawah dan hutan.

Segala menyala-nyala !Segala menyala-nyala !

Kawan, kawanDan kita bangkit dengan kesadaran Mencucuk menerang hingga belulang.Kawan, kawanKita mengayun pedang ke Dunia Terang !

Sajak ini berisi pesan dari Chairil Anwar kepada angkatannya untuk selalu siap

sedia dalam mencapai suatu kejayaan walaupun dalam usaha itu membutuhkan

suatu pengorbanan yang besar seperti yang dituliskan Chairil Anwar pada bait

pertama sampai bait ke-empat dengan masing-masing kalimat akhir sebagai

tujuannya. Bait ke-lima dalam sajak ini menjelaskan bagaimana setelah mencapai

tujuan tersebut, sedangkan bait ke-enam yang sangat singkat menggambarkan

totalitas dari usaha untuk mencapainya. Bait terakhir dari sajak ini menjelaskan

kerasnya usaha yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut. Sajak ini

dalam kacamata Jepang, Chairil Anwar menghimbau kepada angkatannya untuk

berjuang dalam mencapai kemerdekaan dan juga menanamkan rasa nasionalis ke

dalam jiwa para sastrawan yang membacanya sehingga dinilai membantu

Page 100: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

83

propaganda Jepang. Dalam bait ke-enam dengan kalimat “segala menyala ! segala

menyala !” menyimbolkan semangat yang berapi-api, sehingga sajak ini sangat

cocok dalam tema-tema yang dianjurkan oleh Jepang pada masa itu. Jika dilihat

dari kacamata Indonesia sajak ini mengandung pesan tersembunyi. Pertama,

Chairil Anwar menujukan sajak ini untuk angkatannya sehingga yang dapat

mengerti maksud yang sebenarnya dari sajak ini hanya para seniman saja. Kedua,

pada kalimat akhir dari sajak ini “Kita mengayun pedang ke Dunia Terang !”

makna dari kata “kita mengayun pedang” berarti melawan sedangkan “Dunia

Terang” berarti Jepang, karena sebutan Jepang adalah negeri matahari terbit,

selain itu orang-orang Jepang juga menyembah matahari. Sajak ini pada awalnya

telah lulus sensor dari Kenpetai dan Gunseikanbu sehingga dapat diterbitkan

dalam surat kabar tetapi sajak ini kemudian diketahui oleh Gunsereibu dan

dianggap berbau pemberontakkan karena kata “Dunia Terang” dianggap sebagai

Jepang.

Nursjamsu adalah seorang penyair putri dengan sajak-sajak yang bersifat

keseorangan, mengharukan karena kejujurannya yang putih bersih.9 Nursjamsu

pada masa Jepang turut menyumbangkan karya yang bersifat dualisme pada

karyanya yang berjudul “Membayar Utang”.10

Membayar Utang

Begini betullah pedihnya cinta,

9 H. B. Jassin, Kesusasteraan Indonesia di Masa Jepang, (Jakarta: Balai

Pustaka, 1948), hlm 20-21.

10 “Membayar Utang”, Asia Raja, 14 Juli 1944.

Page 101: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

84

Darah meleleh ! Hangus jantung !Menyambar membakar dada.Halilintar sabung menyabung.

Berapa, ku tak tahu.Ah, bukan seorang !Mempermainkan cinta seorang bujang . . . .Dahulu pernah aku

Masih terbayang di mata, ketikaKau ‘kan menghembuskan nafas penghabisanMeminta air seteguk, kuberi tuba,Mayat terbujur, kuinja dengan tertawa ejekan.

Sekarang bangkit kau semua dari kubur, Gemuruh galakmu menagih utang, Mengepung semua membalaskan dendam,Menjelma menjadi satu . . . Kekasihku.

Kunamakan kau “kekasihku”Kupandang kau penuh cinta berahi,Sebenarnya kubenci padamu,Benci yang tak terselami,

Karena,Lakumu bak kucing mempermainkan mangsa, Kau cakar, kau lepas, kau cakar lagi,Kau tampar, kau belai, kau tampar lagi.

Sungguh Ganas kau kekasihku !Mengapa tak kau terkam sekali?Mengapa tak kau renggutkan jantungku,Parut, ramas, sampah, campakkan sekali ?

Dan aku takkan menjeritSungguhpun peluh di kening membesit,Bibir kugigit, ku takkan memekik,Air mata takan ke luar setitik.

Sungguhpun mengamuk remuk di dalamBerdarah, penuh cakar,Di luar takkan berkesan,Senyum takkan bertukar

Page 102: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

85

...............................................................

Bagaimanapun,Utangku, kubayar !

Sajak Nursjamsu ini menceritakan penderitaan cinta. Pada bait pertama

Nursjamsu menuliskan penyesalan dalam percintaan. Bait kedua sampai ketujuh

adalah perjalanan pahitnya cinta yang dialami tanpa bisa membalas. Bait

kedelapan berisi perasaan sebenarnya dan bait terakhir merupakan keinginan

untuk membalas cinta tersebut. Jepang melihat karya Nursjamsu ini merupakan

pengalaman pahit penulis di dalam percintaan. Karya jenis ini biasanya tidak

disiarkan pada media masa. Jika dilihat dengan pandangan Indonesia, Nursjamsu

membungkus dengan rapi karya yang menentang Jepang ke dalam tema

percintaan. Terlihat pada bait kelima bahwa kekasih Nursjamsu bertingkah seperti

Jepang terhadap Indonesia, mereka mempermainkan Indonesia. pada bait ketujuh

menggambarkan kekesalan seorang kekasih yang ingin menuntut balas tetapi

tidak bisa, seperti halnya yang dirasakan Indonesia terhadap Jepang.

B. Penyelewengan yang dilakukan oleh Keimin Bunka

Shidosho.

Pada masa Jepang organisasi-organisasi bentukan Jepang dinilai sangat

ketat karena Jepang dikenal dengan kedisiplinannya, sehingga sangat sulit sekali

bagi para pegawainya untuk melakukan penyelewengan, tidak seperti organisasi-

organisasi bentukan Belanda yang terkenal korup. Menurut Anhar Gonggong

Page 103: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

86

yang merupakan salah satu pakar sejarah Indonesia, “Penjelasannya sederhana,

yang tidak mendukung Jepang, Mati” dan menurutnya tidak ada ruang untuk

semua golongan pada waktu itu, tetapi Jepang memberikan ruang gerak tersendiri

pada masing-masing golongan.11 Jika melihat penjelasan dari Anhar Gonggong

dapat dibayangkan pada masa itu sangat sulit sekali memberontak kepada Jepang,

yang memberontak otomatis dibunuh tetapi masih ada ruang lain yang diberikan

Jepang untuk bisa melawan.

Pada awal pendudukan Jepang di Indonesia rakyat Indonesia dengan

sukarela membantu mewujudkan cita-cita Jepang. Mereka membantu Jepang

karena Jepang telah membebaskan mereka dari kungkungan penderitaan selama

tiga setengah abad dijajah Belanda. Tetapi rakyat Indonesia salah, ternyata Jepang

jauh lebih kejam daripada Belanda. Dibalik kekejamannya itu Jepang mendirikan

organisasi-organisasi yang digunakan untuk kepentingan propaganda Jepang,

salah satunya lembaga pusat kebudayaan, Keimin Bunka Shidosho. Lembaga ini

didirikan Jepang untuk menghimpun para seniman agar mereka berkarya dan

karya mereka digunakan untuk kepentingan propaganda.

Para seniman awalnya menuruti apa yang diperintahkan Jepang tersebut.

Mereka membuat karya-karya agar masyarakat bersimpati kepada Jepang dan

membantu Jepang untuk memenangkan perang Asia Timur Raya. Tetapi lambat

laun mereka pun sadar bahwa jiwa-jiwa mereka telah dimanfaatkan untuk

kepentingan Jepang saja. Akhirnya mereka pun menyelewengkan organisasi

bentukan Jepang itu untuk tujuan-tujuan bangsa sendiri, hal ini dilakukan tanpa

11 https://www.youtube.com/watch?v=bjrMSPtEN9Q, diakses pada Kamis

29 Januari 2016 pukul 22.43.

Page 104: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

87

sepengetahuan Jepang tentunya. Ada dua macam penyelewengan yang dilakukan

oleh para seniman ini yaitu penyelewengan secara langsung dan penyelewengan

secara tidak langsung. Penyelewengan secara langsung hampir tidak pernah

dilakukan oleh para seniman, karena jika ketahuan oleh Jepang terjadi

penyelewengan maka nyawa mereka dapat terancam. Tetapi ada juga seniman-

seniman yang melakukan penyelewengan ini seperti Affandi dalam lukisannya

yang berjudul “Pengemis”, alhasil ia disiksa oleh Kenpetai.12 Para seniman

nampaknya banyak yang melakukan penyelewengan dalam bentuk tidak

langsung, seperti yang dilakukan S. Sudjojono, untuk mengajari pelukis-pelukis

muda agar tidak dijadikan alat propaganda bagi Jepang.

Informasi mengenai diselewengkannya Keimin Bunka Shidoso untuk

kepentingan bangsa Indonesia ini didapatkan dari wawancara dengan narasumber

yang telah diterbitkan dalam bentuk buku oleh Arsip Nasional Indonesia dengan

judul “Di Bawah Pendudukan Jepang, Kenangan Empat Puluh Dua Orang Yang

Mengalaminya”. Dalam buku tersebut terdapat wawancara dengan narasumber

yang bekerja di Keimin Bunka Shidosho. Para narasumber itu adalah Ny.

Lasmidjah Hardi, R.M. Soetarto, dan S.Sudjojono.13

Ny. Lasmidjah Hardi, lahir di Purwerejo, Jawa Tengah pada 14 April 1916

merupakan narasumber Arsip Nasional Indonesia dalam buku yang berjudul

“Penerbitan Sejarah Lisan, No. 4. Di Bawah Pendudukan Jepang Kenangan

12 Loc. Cit. H.B. Jassin, hlm. 106-10713 Penerbitan Sejarah Lisan, No. 4. Di Bawah Pendudukan Jepang

Kenangan Empat Puluh Dua Orang Yang Mengalaminya, tahun 1988, Koleksi Arsip Nasional Indonesia, hlm 76.

Page 105: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

88

Empat Puluh Dua Orang Yang Mengalaminya” . Ny. Lasmidjah Hardi merupakan

istri dari Hardi seorang tokoh PNI dan mantan duta besar Indonesia untuk

Vietnam. Sejak masih belia dikenal sebagai aktivis, dan ikut mendirikan berbagai

organisasi sosial dan politik seperti Partai Indonesia Cabang Trenggalek, Dewan

Daerah Partindo Madiun, serta mengajar di beberapa sekolah dasar di Madiun dan

Jakarta. Pada masa Jepang karirnya dimulai dari pertemuannya dengan wartawan

Jepang yang bernama Wonohito. Wartawan tersebut menawarkan Ny. Lasmidjah

untuk bekerja di Kodohan (badan sensor), Ny. Lasmidjah menerima tawaran

wartawan tersebut. Setelah bekerja di Kodohan Ny. Lasmidjah merasa tidak

betah, karena ia disuruh menyensor pidato-pidato dan tulisan-tulisan rekan

seperjuangannya sendiri seperti Adam Malik, Chairul Shaleh dan lain sebagainya.

Akhirnya Ny. Lasmidjah minta dipindah ke Keimin Bunka Shidosho yang baru

dibuka pada waktu itu, di Keimin Bunka Shidosho beliau merasa senang, karena

tempat itu dijadikan segala macam latihan kesenian, ia juga senang dapat

berkenalan dan bergaul dengan para artis yang tenar pada saat itu seperti Kartini

Radjasa, Darjono, Sanusi Pane, Fifi Young, Asmara, Raden Ismail, Raden

Soekarno, dan lain-lain. Di sana Ny. Lasmidjah bertugas untuk mengatur kegiatan

para seniman. Menurutnya orang-orang Jepang di Keimin Bunka Shidoso jarang

datang ke kantor tersebut sehingga tempat itu tidak begitu ketat penjagaannya.

Menurut keterangan Ny. Lasmidjah tidak hanya para seniman saja yang datang

kesitu, tetapi juga tokoh-tokoh nasionalis Indonesia sering datang ketempat itu

seperti Muh. Yamin, Muh. Hatta, dan banyak lagi ahli politik, banyak yang

menguraikan ide-ide nasionalismenya di Keimin Bunka Shidosho. Ny. Lasmidjah

Page 106: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

89

juga menceritakan bahwa teman-temannya yang merupakan orang-orang politik

sering mempergunakan Ny. Lasmidjah untuk masuk dan berbicara mengenai

nasionalisme di Keimin Bunka Shidosho. Ketika Keimin Bunka Shidosho

mengadakan panel diskusi mengenai kebudayaan yang diadakan rutin setiap tiga

minggu sekali, itu tidak sepenuhnya berbicara tentang kebudayaan. Tetapi juga

digunakan oleh para tokoh politik untuk membicarakan tentang hal-hal yang

berkenaan dengan pergerakan nasionalis Indonesia. Contohnya adalah Moh.

Yamin, jika diberi kesempatan untuk berbicara, ia akan memperbincangkan soal

politik nasionalisme dan sebagainya yang bersifat menentang penguasa pada saat

itu. Para pendengar pidato orang-orang politik ini tentu di pilih oleh Ny.

Lasmidjah sebagai sekertaris. Kegiatan politik di Keimin Bunka Shidosho

semakin marak ketika masa akhir Jepang pada tahun-tahun 1945, bahkan kantor

ini menjadi ajangnya Sukarni, Adam Malik dan yang lainnya untuk menyiapkan

proklamasi 17 Agustus 1945.14

Menurut keterangan yang diperoleh dari Ny. Lasmidjah Hardi ini

penyelewengan dapat terjadi karena kurangnya pengawasan Jepang terhadap

Keimin Bunka Shidosho. Orang-orang Jepang yang dipekerjakan oleh Jepang di

lembaga ini jarang datang ke kantor sehingga dapat dimanfaatkan oleh tokoh-

tokoh politik untuk membicarakan hal-hal yang berbau anti penguasa disana.

Bahkan dapat dikatakan bahwa Keimin Bunka Shidosho pada waktu itu menjadi

panggung bagi para tokoh politik Indonesia untuk menyampaikan aspirasinya,

lebih-lebih ketika menjelang Proklamasi Kemerdekaan. Ny. Lasmidjah juga

14 Ibid, hlm 76-78.

Page 107: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

90

membantu mengatur adanya kegiatan tersebut karena pada dasarnya ia juga

merupakan orang politik pada masa penjajahan Belanda.

Narasumber kedua dari buku Arsip Nasional Indonesia adalah R.M.

Soetarto yang merupakan anak dari Raden Mas Asmo Koesoemo dan masih

keturunan Keraton kasunanan Surakarta. R. M. Soetarto lahir di Solo, Jawa

Tengah pada 27 April 1914. Pada masa Belanda ia bekerja sebagai wartawan

lepas di beberapa surat kabar dan majalah dalam dan luar negeri. Pada tahun 1940

ia bekerja sebagai wartawan Surabajaasch Handelsblad merangkap freelance art

photographer. Menjelang Jepang masuk ke Indonesia, R. M. Soetarto ditarik oleh

Multi Film, sebuah perusahaan perfilman hasil fusi antara N. V. Multi Film

Harlem dan ANIF, yang dipimpin oleh C. Mol. Ia dianggap sudah berpengalaman

oelh perusahaan ini setelah sukses membuat film “De Solosche Cultuur” untuk

Universal Film Corporation, Amerika Serikat. Di Multi Film, ia menjadi satu-

satunya sineas Indonesia yang mampu bekerjasama dengan sineas-sineas Belanda

seperti C. Mol, Steffens dan beberapa juru kamera lepas. Selain itu R. M. Soetarto

ini juga merupakan anggota Parindra pada masa Belanda. Pada masa Jepang R.

M. Soetarto ditawari bekerja bersama Jepang, R. M. Soetarto pun mengiyakan

untuk bekerja dengan Jepang. Di masa Jepang beliau berprinsip untuk mencari

pengetahuan dan ingin belajar. R. M. Soetarto mengakui ia telah belajar dari

Jepang seperti editing, processing film dan lain sebagainya. Menurutnya para

pembuat film Jepang walaupun hebat, tetapi hanya memiliki satu keahlian

dibidangnya. Sedangkan R. M. Soetarto bisa semuanya dari proses pencucian,

pencetakan, film, menggunakan filter dan lain sebagainya. Menurut R. M.

Page 108: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

91

Soetarto sebetulnya ada keuntungan dari penjajahan Jepang itu. Karena keuletan

dan kecerdasannya pada masa Jepang ia diangkat menjadi Production Leader

dalam dunia perfilman Jepang, maka bidang perfilman pada waktu itu lebih bebas

bergerak dan berkarya.15

Menurut keterangan yang diperoleh dari R. M. Soetarto ini bentuk

penyelewenganya berbeda dengan Ny. Lasmidjah. Pada kasus R. M. Soetarto

penyelewengan yang ia lakukan adalah memanfaatkan ilmu yang diberikan oleh

Jepang. Karena keinginan belajarnya itu beliau diangkat menjadi Production

Leader yang mengatur tentang produksi film pada masa Jepang. Sehingga ia

berhak menentukan film yang akan diproduksi, tentunya beliau membebaskan

teman-temannya untuk berkarya pada waktu itu. Keimin Bunka Shidoso yang

notobene ditujukan untuk propaganda menjadi bebas berkarya.

Narasumber terakhir dari buku Arsip Nasional Indonesia adalah S.

Sudjojono, dilahirkan di Sumatera Utara pada 1923 dari keluarga Jawa yang

dipekerjakan di perkebunan besar milik swasta oleh Belanda di daerah itu. Pada

masa penjajahan Belanda, S. Sudjojono dikenal sebagai seorang pelukis, guru, dan

organisator. Di masa akhir kekuasaan Belanda karikatur yang dibuatnya

dipublikasikan lewat majalah pikiran rakyat, dengan Bung Karno sebagai

pemimpin redaksinya. Ia juga anggota Gerakan Indonesia (Gerindo) bersama-

sama Adam Malik, Sumanang, dan sebagainya. Pada masa kependudukan Jepang

S. Sudjojono berusaha mencegah dipakainya pelukis-pelukis Indonesia oleh

Jepang sehingga ia menerima tawaran untuk bekerjasama dengan Jepang.

15 Ibid. hlm 78-81.

Page 109: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

92

Kerjasama tersebut yang memungkinkan beliau bisa mengatur dari dalam, atau

berusaha membelokkan kebijakan dan perintah-perintah penguasa untuk

kepentingan Indonesia. Ini sangat penting baginya, karena sebagai bekas anggota

Gerindo, dan pelukis yang memiliki hubungan yang cukup luas di kalangan

pergerakan nasional, ide-ide, dan gagasannya mudah diterima, khususnya di

kalangan seniman pelukis. Menurutnya semua seniman di Keimin Bunka

Shidosho yang kelihatannya membantu Jepang sebenarnya mempunyai maksud

untuk kesenian Indonesia saja. S. Sudjojono memperjelas dengan memberi contoh

di dalam tonil, Anjar Asmara, Koesbini, Martosiswojo dan lain-lain lebih

memperjelas bahwa gerakan itu memang ditujukan untuk kesenian Indonesia.

Mereka menggunakan Jepang dalam keseniannya sebab jika tidak menggunakan

Jepang maka mereka tidak diberi ongkos. S. Sudjojono ini juga menerangkan

bahwa para seniman Jepang yang dikirim ke Indonesia itu menurutnya memang

merupakan seniman, mereka dipaksa oleh pemerintahnya untuk datang ke

Indonesia, sehingga mereka cenderung membiarkan seniman Indonesia untuk

berkarya dijalannya masing-masing. Dalam wawancara tersebut beliau berterima

kasih kepada Jepang, karena dengan fasilitas yang mereka berikan ia bisa

mendidik pelukis-pelukis muda pada waktu itu. Beliau juga bercerita pada waktu

proklamasi, ia dan Cornel Simanjuntak pergi ke kantor Keimin Bunka Shidoso

dan merampok uang Keimin Bunka Shidosho yang ada pada waktu itu dan

tentunya uang itu digunakan untuk perjuangan Indonesia.16

16 Ibid. hlm 81-83.

Page 110: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

93

Keterangan dari S. Sudjojono memperjelas mengapa di tubuh Keimin

Bunka Shidosho dapat terjadi tindak penyelewengan. Tenyata Seniman Jepang

yang dikirim dari Jepang tersebut dipaksa untuk datang ke Indonesia, jadi mereka

memang benar-benar seniman. Karena itu S. Sudjojono juga berhasil

membelokkan kebijakan dan perintah-perintah Jepang untuk kepentingan bangsa

Indonesia. Gagasan dan ide-idenya pun diterima oleh seniman-seniman Jepang

tersebut. Karena itu ia berhasil menyelewengkan fasilitas-fasilitas yang diberikan

Jepang untuk kepentingan bangsa Indonesia.

C. Pengaruh Karya Para Seniman Bunka Shidodho Terhadap

Nasionalisme Masyarakat Indonesia.

Pada masa awal berdirinya tanggal 18 April 1943, Keimin Bunka

Shidosho didirikan dengan tujuan untuk menghimpun dukungan rakyat Indonesia

dengan jalan kebudayaan. Para seniman Indonesia diberi fasilitas yang memadai

demi terlaksananya kegiatan propaganda tersebut. Pada awalnya mereka dengan

senang hati membantu Jepang. Mereka terpesona akan kegagahan Jepang

melawan prajurit Belanda. Slogan Hakko Ichiu17 Jepang juga membuat mereka

terpana. Jepang pun mengatakan bahwa ini untuk kepentingan bersama demi

mencapai kemenangan bersama. Akhirnya mereka membantu Jepang dalam

mewujudkan propaganda tersebut dengan cara menciptakan karya-karya yang

mendukung Jepang seperti poster-poster propaganda yang berbunyi Asia untuk

17 Hakko Ichiu adalah slogan persaudaraan universal yang digunakan

Jepang untuk menciptakan Kawasan Kemakmuran Bersama Asia Timur Raya dalam Perang Dunia II, yang berarti delapan penjuru dunia dibawah satu atap.

Page 111: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

94

Asia, mari kita menderita bersama Nippon, dan lain sebagainya. Tetapi dengan

berjalannya waktu para seniman itu sadar bahwa yang mereka lakukan adalah

hanya untuk kepentingan Jepang semata.

Para seniman tersadar bahwa mereka telah diperdaya oleh Jepang. Janji

Jepang untuk kepentingan bersama ternyata hanya kepalsuan belaka.

Kemakmuran yang mereka janjikan juga cuma janji-janji palsu, rakyat semakin

menderita pada masa itu, kemiskinan dan kelaparan terjadi dimana-mana,

kematian sudah menjadi hal yang biasa. Para seniman juga berpikir keras

bagaimana caranya agar dimata Jepang mereka terlihat seperti membantu Jepang

tetapi mereka juga bekerja untuk kepentingan bangsa sendiri. Akhirnya mereka

pun mendapatkan jalan untuk memecahkan karya mereka itu dengan cara

menyisipkan pesan-pesan nasionalis kedalam karya-karya mereka.

Pengertian Nasionalisme adalah adalah kecintaan alamiah terhadap tanah

air, kesadaran yang mendorong untuk membentuk kedaulatan dan kesepakatan

untuk membentuk negara berdasar kebangsaan yang disepakati dan dijadikan

sebagai pijakan pertama dan tujuan dalam menjalani kegiatan kebudayaan dan

ekonomi.18 Para seniman pribumi dalam Keimin Bunka Shidosho berusaha

memasukkan paham nasionalisme kedalam karya-karyanya agar mereka dapat

menanamkan semangat kebangsaan kedalam masyarakat Indonesia. Penanaman

nasionalisme pada masyarakat ini akan berakibat terciptanya masyarakat yang

bersatu padu dalam membela negaranya.

18 Steven Grosby, Sejarah Nasionalisme Asal Usul Bangsa Dan Tanah Air,

(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), hlm 10.

Page 112: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

95

Pada tanggal 18 Januari 1944 di Indonesia Jepang menjalankan

tonarigumi19 yang berguna untuk memperketat pengendalian terhadap penduduk.

Setelah tonarigumi ini berjalan mereka lanjutkan dengan membentuk organisasi

Djawa Hokoo Kai, organisasi ini bertujan untuk menghimpun organisasi-

organisasi Jepang yang bersifat kebaktian pada masa itu. Keimin Bunka Shidosho

yang termasuk organisasi kebaktian pada masyarakat pada waktu itu juga

dimasukkan ke dalam Djawa Hoo koo Kai, pada tahun-tahun ini mereka membuat

karya-karya yang bertemakan bela negara karena tuntutan Jepang pada masa itu.

Tentunya dengan adanya tema-tema tersebut seniman Indonesia lebih bebas dalam

menyisipkan pesan-pesan yang berbau nasionalis. Seperti pada puisi Chairil

Anwar yang berjudul “Siap Sedia”, puisi tersebut bertema bela negara tetapi ia

menyisipkan pesan-pesan nasionalis dan juga anti penguasa.

Pada tanggal 7 September 1944 di dalam sidang istimewa Teikoku Gikai

(Parlemen Jepang) ke-85 di Tokyo, Perdana Menteri Koiso (pengganti Perdana

Mentri Tojo) mengumumkan tentang pendirian pemerintah Kemaharajaan Jepang,

bahwa daerah Hindia Timur (Indonesia) diperkenankan merdeka kelak

dikemudian hari.20 Janji akan kemerdekaan yang diberikan Jepang pada Indonesia

memberi kebahagiaan di seluruh golongan masyarakat pada waktu itu termasuk

para seniman Keimin Bunka Shidoso. Alhasil dari tindakan Jepang itu para

seniman mulai membuat karya-karya yang bertemakan tentang kemerdekaan.

19 Tonarigumi adalah sistem pertahahan sipil buatan Jepang yang bertugas

mengawasi penduduk, di kemudian hari dikenal dengan istilah “rumah tangga” atau RT, tonarigumi merupakan kelompok-kelompok yang masing-masing terdiri dari 10-20 rumah tangga.

20 Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto., Sejarah Nasional Indonesia VI, (Jakarta: PT Balai Pustaka, 1993), hlm 15.

Page 113: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

96

Contoh karya-karya mereka termuat dalam majalah Djawa Baroe yang terbit pada

tanggal 1 Oktober 1944 halaman 34, diantaranya adalah “Bintang Merdeka” karya

Armin Pane, “Merah-Poetih” karya Usmar Ismail, “Waspada” karya S.D. Arifin,

dan “Pasti Berkibar” karya Armin Pane.21 Keempat karya itu merupakan salah

satu contoh jenis karya-karya yang akan terus bermunculan sampai Indonesia

merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945.

Karya-karya seniman yang tergabung dalam Bunka Shidosho

menimbulkan pengaruh terhadap masyarakat Indonesia. Mereka sebagai agen

propaganda Jepang yang bergerak dibidang kebudayaan berhasil menghimpun

masyarakat dengan karya-karyanya seperti poster-poster propaganda yang

berbunyi “Jepang adalah saudara tua Indonesia”22. Tetapi dari data yang

didapatkan ternyata dari masing-masing bagian kesenian di Keimin Bunka

Shidosho tidak semuanya efektif untuk sekadar menghimpun masa maupun

membangkitkan rasa nasionalis. Sebabnya karya-karya mereka tidak semuanya

dapat dimengerti oleh semua golongan masyarakat. Menurut Fandy Hutari dalam

bukunya “Sandiwara dan Perang, Politisasi Terhadap Sandiwara Modern Pada

Masa Jepang” keadaan ekonomi dan pendidikan mempunyai pengaruh besar

dalam hal penerimaan pesan propaganda.23 Memang tidak dapat dipungkiri

bahwa hal-hal tersebut menjadi faktor penentu mengenai penerimaan pesan

propaganda. Keadaan ekonomi pada masa Jepang sangatlah memprihatinkan,

21 “Penerbit Djawa Shimbun Sha”, Djawa Baroe, 1 Oktober 1944, hlm 34.22 “Poster Jepang adalah saudara tua Indonesia”, Asia Raja, 19 Juli 1942.23 Fandy Hutari, Sandiwara Dan Perang: Politisasi Terhadap Aktivitas

Sandiwara Modern Masa Jepang di Jakarta, (Yogyakarta: Ombak, 2009), hlm 123.

Page 114: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

97

kemiskinan merajalela karena mereka bekerja dengan gaji yang rendah. Begitu

pun keadaan di bidang pendidikan, jumlah sekolah menurun drastis daripada masa

Belanda dan buta huruf semakin merajalela.

Karya-karya seni yang diciptakan oleh para seniman di bidang

kasusastraan dan bidang lukisan tentunya hanya dapat dipahami oleh orang-orang

yang berpendidikan tinggi, karena memang karya sastra dan lukisan merupakan

suatu hal yang sulit untuk dipahami maksudnya, hanya golongan-golongan

terpelajar sajalah yang mengerti arti dari karya-karya tersebut. Karya-karya seni

yang diciptakan oleh bidang sandiwara dan bidang film tentunya hanya dapat

dinikmati oleh kalangan dengan ekonomi menengah keatas saja, karena untuk

membuat suatu karya dalam bidang-bidang tersebut dibutuhkan biaya yang besar

sehingga harga tiket juga hanya terjangkau pada kalangan menengah keatas saja.

Aiko Kurasawa juga berpendapat bahwa kalangan terpelajar kota, yang umumnya

lebih akrab dengan pertunjukkan sandiwara tidak begitu tertarik untuk

menyaksikan sandiwara propaganda, sedangkan kalangan yang kurang terpelajar,

cenderung lebih mengikuti saja pertunjukan sandiwara propaganda. Ini

disebabkan karena keterbatasan informasi pada kalangan yang kurang terpelajar.

Bagi generasi muda himbauan Jepang relatif diterima dengan baik. Generasi muda

mempunyai kesempatan untuk menikmati jenis hiburan ini, karena sering

dipertunjukkan di sekolah dan rapat-rapat lokal.24 Pada karya-karya seniman

bidang musik tenyata dapat diterima oleh semua golongan, hal ini terbukti dari

keterangan informan Aiko Kurosawa, mereka menyatakan sangat tergugah kalau

24 Aiko Kurasawa, Mobilisasi Dan Kontrol Studi Tentang Perubahan

Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945, (Jakarta: Grassindo), 1993. Hlm 264.

Page 115: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

98

mereka menyanyikan lagu-lagu propaganda Jepang, bahkan para orang-orang tua

saat ini yang pernah mengalami zaman penjajahan Jepang, masih hafal lagu-lagu

propaganda Jepang tersebut. Memang pada masa ini sulit untuk mengartikan

maksud dari seniman untuk disampaikan kepada masyarakat karena mereka

cenderung menyisipkan pesan-pesan mereka dalam bentuk tersirat, dan walaupun

masyarakat mengerti akan maksud seniman tersebut mereka tidak bisa berbuat

apa-apa pada masa ini.

Peranan seniman Keimin Bunka Shidosho dalam menimbulkan pengaruh

terhadap nasionalisme rakyat Indonesia dimulai pada masa awal Proklamasi 17

Agustus 1945. Para mantan seniman Keimin Bunka Shidosho ini membuat suatu

karya yang memunculkan semangat nasionalisme dari seluruh anggota masyarakat

di Indonesia pada waktu itu. Karya itu adalah poster “Bung Ayo Bung!”. Ide

membuat poster ini datang dari Bung Karno, pada waktu itu Bung Karno

mempunyai ide untuk membuat poster seorang pemuda yang memutuskan rantai

belenggunya. Ide ini direalisasikan oleh beberapa seniman yang sebelumnya

tergabung dalam Keimin Bunka Shidosho, yaitu Affandi sebagai pembuat

gambar, Dullah sebagai model, S.Sudjono membuat lay-out, dan Chairil Anwar

yang membuat slogan “Bung Ayo Bung”. Poster itu bertujuan untuk mengajak

setiap orang Indonesia, tua-muda, bergabung bersama, untuk mengusir penguasa

asing.25

25 Loc. Cit. Arsip Nasional Republik Indonesia, hlm 81.

Page 116: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

99

Sumber: Koleksi Museum Vredenburg Yogyakarta.

Poster yang berjudul “Boeng Ajo Boeng” ini menjadi suatu dobrakan baru

dalam pembangunan rasa nasionalisme melalui sebuah karya. Poster yang

menggambarkan seorang pemuda memegang bendera merah putih dengan rantai

yang terlepas di kedua tangannya ditambah dengan tulisan “Boeng Ajo Boeng” di

bagian bawah poster merupakan suatu karya yang pada waktu itu mampu

membangun nasionalisme bangsa Indonesia. gambar seorang pemuda merupakan

lambang dari orang Indonesia, gambar rantai yang terlepas di kedua tangannya

merupakan tanda bahwa ia telah terbebas dari belenggu penguasa asing, gambar

bendera Indonesia melambangkan negara Indonesia, dan tulisan “Boeng Ajo

Boeng” merupakan kalimat yang mengajak seluruh rakyat Indonesia untuk

Gambar. 1

Poster “Boeang Ajo Boeng”

Page 117: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

100

merdeka.26 Poster ini mengugah rasa nasionalisme rakyat Indonesia sehingga

mereka berani melawan penguasa Jepang pada saat itu, dan poster ini juga

menjadi perintis dari poster-poster lainnya yang bernada nasionalis pada saat itu.

Pada tahun 1946 di era kemerdekaan dan Revolusi fisik, para pemimpin

perjuangan pada waktu itu memiliki kesadaran bahwa seni lukis dapat berperan

dalam mendukung dan mendokumentasikan perjuangan. Hal itu ditunjukkan oleh

hijrahnya sejumlah pelukis bersama jajaran pemerintahan pusat dari Jakarta ke

Yogyakarta. Pada tahun 1946 itu pula, Affandi, Rusli, Hendra, dan Harijadi

membentuk Perkumpulan Seni Rupa Masyarakat. Kemudian mereka bergabung

dengan Sudjojono untuk mendirikan organisasi Seniman Indonesia Muda ( SIM )

pada tahun 1947. Menurut keterangan dari Daoed Joesoef yang diwawancarai

metro tv dalam acara melawan lupa dengan topik seni untuk perang pada tanggal

7 Juni 2015, beliau menceritakan bahwa SIM pusatnya berada di Surakarta yang

dipimpin oleh S. Sudjojono, kemudian cabang Madiun diketuai oleh Basuki

Resobowo, dan cabang Yogyakarta diketuai oleh Daoed Joesoef sendiri. Menurut

pengakuan beliau para seniman yang tergabung dalam SIM mendapat pesanan

dari Departemen Pemuda yang waktu itu diketuai oleh Wikana. Mereka membuat

poster-poster untuk menghentikan Pemerintah Belanda yang ingin mengambil alih

Indonesia. Daoed Joesoef sendiri mengakui ia juga membuat tulisan di Malioboro

yaitu “Mateni Rampok Londo Mlebu Swargo” yang berarti membunuh perampok

26 http://dgi-indonesia.com/posters-1940-1949/ diakses pada minggu 30

Mei 2016 pukul 17.38

Page 118: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

101

Belanda.27 Aksi para seniman pada masa revolusi ini tentunya sangat penting pada

masa itu, poster-poster buatan mereka telah mempengaruhi masyarakat untuk ikut

melawan menentang pengambil alihan kekuasaan. Para seniman itu dapat

mengerti dan mengetahui bahwa karya-karya mereka dapat mempengaruhi

masyarakat tentunya dari karya anggota pribumi Keimin Bunka Shidosho.

Pada era ini tidak hanya poster-poster yang berperan dalam perlawanan

mengehentikan Belanda untuk menguasai Indonesia. Para seniman Indonesia turut

membuat grafiti di tembok-tembok kota pada waktu itu yang mengajak

masyarakat untuk bersatu padu dalam mempertahankan kedaulatan Indonesia.

Mereka meniru cara yang dilakukan oleh anggota pribumi Keimin Bunka Shidoso

dalam mendukung kemerdekaan Indonesia dengan membuat poster “Boeng Ajo

Boeng” yang pada masa itu berhasil menggerakkan masyarakat Indonesia untuk

turut mendukung proklamasi kemerdekaan. Seniman-seniman pada masa revolusi

fisik ini menuliskan aspirasi mereka di gedung-gedung maupun tembok-tembok

kota bahkan gerbong kereta api28. Tulisan yang mereka bubuhkan antara lain

adalah “Freedom For All Nation (kemerdekaan untuk seluruh bangsa), Freedom is

The Glory of Any Nation. Indonesia for Indonesians ! (kemerdekaan adalah

kemuliaan segala bangsa. Indonesia untuk Indonesia !, dan Merdeka Atoe Mati.

Sebagian tulisan tersebut dibuat kedalam bahasa Inggris agar masyarakat dunia

dapat mengerti bagaimana perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan

kemerdekaannya.

27 https://www.youtube.com/watch?v=OHVA3jA79L8, diakses pada

Kamis 29 Januari 2016 pukul 22.53.

28 Seniman Indonesia Muda”, Kedaulatan Rakjat, 20 Juli 1947.

Page 119: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

102

Sumber: Koleksi koran Kedaulatan Rakjat.

Sumber: Koleksi Museum Vredenburg Yogyakarta.

Gambar.2

Foto Grafiti “Freedom For All Nation”

Gambar.3

Foto Grafiti “Freedom is the Glory Of Any Nation. Indonesia for Indonesians!

Page 120: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

103

Sumber: Koleksi Museum Vredenburg Yogyakarta.

Gambar.4

Foto Grafiti “Merdeka Atoe Mati”

Page 121: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

104

BAB V

KESIMPULAN

Jepang berhasil menduduki Indonesia setelah berperang dengan Belanda

pada tanggal 8 Maret 1942. Mereka mengakhiri masa penjajahan Belanda selama

350 tahun di Indonesia. Jepang menduduki Indonesia karena mereka

membutuhkan sumber daya dalam menjalankan perang Asia Timur Raya. Dalam

menguasai Indonesia, awalnya Jepang memberikan kebebasan kepada bangsa

Indonesia, bahkan mereka memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh rakyat

Indonesia. Jepang menyuntikkan pesan-pesan propaganda pada bangsa Indonesia

agar mereka dengan sukarela turut membantu Jepang dalam perang Asia Timur

Raya. Dalam mempropaganda bangsa Indonesia, Jepang tidak hanya bergerak di

bidang politik saja tetapi juga bidang kebudayaan. Hal ini dikarenakan selain

untuk menghimpun masa Jepang juga ingin merubah cara berfikir orang Indonesia

ke alam kesadaran Nippon.

Jepang melakukan propaganda dalam bidang kebudayaan dengan cara

mendekati golongan muda, cendekiawan dan seniman Indonesia agar dapat

menjadi kader-kader yang kemudian disebarluaskan kedalam masyarakatnya.

Demi mendapatkan simpati dari golongan ini Jepang mendirikan organisasi-

organisasi untuk menghimpun para golongan tersebut. Golongan seniman dan

sastrawan dihimpun oleh Jepang pada suatu lembaga yang diberi nama “Keimin

Bunka Shidosho” yang berarti Pusat Kebudayaan. Latar belakang didirikannya

Keimin Bunka Shidosho ini adalah untuk menghimpun para seniman Indonesia

Page 122: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

105

dalam suatu wadah agar mereka menciptakan karya-karya propaganda untuk

membantu Jepang dalam perang Asia Timur Raya.

Keimin Bunka Shidhoso berdiri pada tanggal 1 April 1943 di Jakarta,

lembaga ini berada di bawah Sedenbu (Departemen Propaganda). Jepang berhasil

mempersatukan banyak seniman untuk bekerja pada lembaga tersebut karena para

seniman beranggapan lembaga ini dapat menjadi kendaraan dalam menumpahkan

ekspresi. Lembaga seperti ini merupakan lembaga baru bagi mereka tidak seperti

pada masa penjajahan Belanda yang tidak memberikan wadah, pemerintah Jepang

memberikan ruang bagi para seniman ini walaupun tujuannya untuk membantu

pemerintah Jepang. Walaupun sudah didirikan pada tanggal 1 April 1943, Keimin

Bunka Shidosho baru diresmikan pada tanggal 18 April 1943 yang didatangi oleh

para pejabat pemerintahan masa Jepang dan juga para seniman anggota Keimin

Bunka Shidosho sendiri. Pada awal masa pendiriannya banyak para seniman

terutama seniman golongan muda yang belum matang, berniat membantu Jepang

dengan karya-karyanya karena memang mereka sudah termakan oleh propaganda

Jepang.

Keimin Bunka Shidosho dalam perkembangannya mengelompokkan para

seniman dalam lima bidang yaitu : bidang kasusasteraan, bidang seni lukis, bidang

seni musik, bidang sandiwara dan tari, dan bidang film. Dalam setiap bagian

Jepang menempatkan para ahli yang langsung didatangkan dari Jepang untuk

membantu dan mengawasi para seniman Indonesia ini. Pada masa awal para

seniman Keimin Bunka Shidosho memang membantu Jepang dalam

menyampaikan propagandanya melalui karya seniman dengan tema-tema

Page 123: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

106

perjuangan, gotong royong, anti-barat dan lain sebagainya. Tetapi lambat laun

para seniman ini pun sadar bahwa kebaikan Jepang di Indonesia adalah kedok

untuk menjajah bangsa Indonesia dengan mudah. Para seniman melihat

bagaimana kemiskinan semakin merajalela di negeri ini, sehingga tercipta karya-

karya yang memiliki sifat dualisme. Sifat dualisme pada karya itu berarti, jika

dilihat dari pandangan bangsa Jepang, karya tersebut terlihat seperti membantu

Jepang tetapi jika dilihat dari pandangan bangsa Indonesia karya ini memang

benar-benar tercipta untuk membela bangsa Indonesia.

Sifat dualisme yang dibenamkan oleh para seniman pribumi Keimin

Bunka Shidosho ke dalam karyanya tidak langsung dapat diterima oleh

masyarakat. Hal ini dikarenakan untuk membaca pesan tersembunyi di dalam

suatu karya tentu membutuhkan tingkat akademi yang tinggi, padahal pada masa

penjajahan Jepang rakyat Indonesia masih banyak yang buta huruf dan tidak

bersekolah dikarenakan mereka tidak difokuskan untuk belajar, tetapi lebih ke

bekerja untuk mencukupi kebutuhan perang Jepang.

Pada tahun 1945 barulah tercipta suatu karya poster yang berjudul “Boeng

Ajo Boeng” yang merupakan pembangkit nasionalime masyarakat menjelang

pembacaan teks proklamasi oleh Soekarno-Hatta. Poster ini dibuat oleh anggota

pribumi Keimin Bunka Shidosho dari ide Soekarno. Affandi sebagai pembuat

gambar, Dullah sebagai model, S. Sudjono membuat lay-out, dan Chairil Anwar

yang membuat slogan “Boeng Ajoe Boeng”. Poster tersebut diperbanyak dan di

sebarluaskan dalam masyarakat, mereka terpengaruh oleh poster tersebut dan

muncullah nasionalisme dalam diri masing-masing untuk melepaskan diri dari

Page 124: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

107

penguasa asing. Hal ini terbukti dari antusias masyarakat pada saat proklamasi

kemerdekaan Indonesia dibacakan oleh Ir. Soekarno. Penyebaran poster-poster

berbau nasionalis seperti poster “Boeng Ajoe Boeng” semakin marak setelah

proklamasi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Memasuki tahun 1946 di era kemerdekaan dan revolusi fisik, pengaruh

dari mantan seniman pribumi Keimin Bunka Shidosho ini semakin terlihat.

Karena mereka belajar dari Keimin Bunka Shidosho mempergunakan karya

mereka untuk mempropaganda atau menghimpun massa, dalam konteks pada

waktu itu hal ini berguna untuk mempertahankan kemerdekaan Republik

Indonesia. Poster-poster kemerdekaan dan tulisan-tulisan anti pemerintah asing

seperti “Freedom For All Nation”, “Mateni Londo Mlebu Swargo” dan “Merdeka

Ataoe Mati” menghiasi jalanan Indonesia yang bertujuan untuk mengajak

masyarakat bersama dalam menegakkan kemerdekaan. Tidak hanya dalam bentuk

karya yang mereka sumbangkan bahkan para seniman ini pun turut mengangkat

senjata. Tidak dapat dipungkiri bahwa cara seniman untuk mempertahankan

Indonesia ini merupakan warisan yang mereka dapatkan pada saat bergabung di

Keimin Bunka Shidosho.

Page 125: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

108

DAFTAR PUSTAKA

A. Arsip:

Dai Nippon Gunseibu, Oendang-Oendang Dari Pembesar Balatentara Dai Nippon No. 1, Betawi, Juni 1942.

Dai Nippon Gunseibu, Oendang-Oendang Dari Pembesar Balatentara Dai Nippon No. 2, Betawi, Juni 1942.

B. Buku:

Aiko Kurasawa. 1993. Mobilisasi Dan Kontrol Studi Tentang Perubahan Sosial Di Perdesaan Jawa 1942-1945. Jakarta: Grasindo.

Altheide, David L. & Johnson, John M. 1980. Bureaucratic Propaganda. Boston: Allyn and Bacon, Inc.

Fandy Hutari. 2009. Sandiwara Dan Perang: Politisasi Terhadap Aktivitas Sandiwara Modern Masa Jepang. Yogyakarta: Ombak.

Gottschalk, Louis. 1986. Mengerti Sejarah. Terj. Nugroho Notosusanto. Jakarta: UI Press.

G. Moedjanto. 1988. Indonesia Abad Ke-20 1 Dari Kebangkitan Nasional Sampai Linggajati. Yogyakarta: Kanisius.

H. B. Jassin. 1985. Kesusasteraan Indonesia Masa Jepang. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Keimin Bunka Shidosho. 1943. Keboedajaan Timoer. Jakarta: Keimin Bunka Shidosho.

Keimin Bunka Shidosho. 1944. Keboedajaan Timoer II. Jakarta: Keimin Bunka Shidosho.

Keimin Bunka Shidosho. 1945. Keboedajaan Timoer III. Jakarta: Keimin Bunka Shidosho.

Ken’ichi Goto. 1998. Jepang dan Pergerakan Kebangsaan Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Koentjaraningrat. 1983. Metode-Metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: Gramedia.

Kuntowijoyo. 1995. Pengantar Ilmu Sejarah. Yogyakarta: Yayasan Bentang Budaya.

Nugroho Notosusanto. 1979. Tentara Peta pada jaman Pendudukan Jepang di Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Penerbitan Sejarah Lisan, No. 4. Di Bawah Pendudukan Jepang Kenangan Empat Puluh Dua Orang Yang Mengalaminya, tahun 1988, Koleksi Arsip Nasional Indonesia.

Panitia Pameran Kias. 1990. Perjalanan Seni Rupa Indonesia: Dari Zaman Sejarah Hingga Masa Kini, Jakarta: Panitia Pameran Kias.

Page 126: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

109

Poesponegoro Marwati Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. 1993. Sejarah Nasional Indonesia VI. Jakarta: PT Balai Pustaka.

Ricklefs, M. C. 2011. Sejarah Indonesia Modern. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Santoso Sastropoetro. 1991. Propaganda : Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa. Bandung: Alumni.

Sartono Kartodirdjo. 1992. Pendekatan Ilmu Sosial Dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: Gramedia.

Siti adiyati. 1992. Seni Lukis Indonesia Pada Masa Jepang. Jakarta: Simposium Sejarah Indonesia Modern.

Prof. Dr. Slamet Muryana. 2008. Kesadaran Nasional: Dari Kolonialisme Sampai Kemerdekaan Jilid II. Yogyakarta.

Capt. R. P. Suyono. 2005. Seks dan Kekerasan Pada Zaman Kolonial. Jakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia.

Teeuw, Prof. Dr. A. 1990. Pokok dan Tokoh Dalam Kesusastraan Indonesia Baru. Yogyakarta: Yayasan Pembangunan.

C. Skripsi:

Agus Syamsuddin. 1994. Pusat Kebudayaan (Keimin Bunka Shidosho) di Jawa pada masa pendudukan Jepang 1942-1945. Jakarta: Universitas IndonesiaFakultas Ilmu Pengetahuan Budaya.

D. Surat Kabar Harian / Majalah Sezaman:

Asia Raja. 7 oktober 1942.

Asia Raja. 24 Juli 1943.

Asia Raja. 18 Desember 1944.

Asia Raja. 31 Juli 1943.

Asia Raja. 14 Juli 1944.

Asia Raja. 2 Februari 1945.

Asia Raja. 22 Mei 1943.

Asia Raja. 29 Mei 1943.

Asia Raja. 23 Februari 1944.

Asia Raja. 12 Juni 1945.

Djawa Baroe. 15 April 1943.

Djawa Baroe. 15 Januari 1945.

Page 127: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

110

Djawa Baroe. 12 Desember 1944.

Djawa Baroe. 1 Oktober 1944.

Djawa Baroe. 1 Januari 1943.

Panji Pustaka. 3 Oktober 1942.

Sinar Matahari. 2 Februari 1945.

Sin Po. 4 Februari 1942.

Sin Po. 21 Januari 1942.

Thahaja. 9 Desember 1943.

Thahaja. 5 Mei 1943.

Tjahaja. 3 Februari 1944.

Tjahaja. 26 Oktober 1943.

Tjahaja. 19 April 1943.

Thahaja. 6 April 1943.

E. Website.

http://nurkasim49.blogspot.com/2011/12/iv.html (diakses pada tanggal 16 April 2016).

https://id.wikipedia.org/wiki/Armijn_Pane (diakses pada tanggal 27 Januari 2016).

http://www.krjogja.com/web/news/read/259554/serukan_kejayaan_maritim_melalui_teater (diakses pada tanggal 27 Januari 2016).

https://id.wikipedia.org/wiki/Dualisme (diakses pada tanggal 30 Januari 2016).https://www.youtube.com/watch?v=bjrMSPtEN9Q (diakses pada tanggal 29

Januari 2016).https://www.youtube.com/watch?v=OHVA3jA79L8 (diakses pada tanggal 29

Januari 2016).

Page 128: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

LAMPIRAN

Page 129: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

112

Lampiran 1

Oendang-oendang No. 1 Dari Pembesar Balatentara Dai Nippon.

Sumber : Dai Nippon Gunseibu, Oendang-Oendang Dari Pembesar Balatentara Dai Nippon No. 1, Betawi, Juni 1942 koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia.

Page 130: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

113

Lampiran 2

Oendang-oendang No. 2 Dari Pembesar Balatentara Dai Nippon.

Sumber : Dai Nippon Gunseibu, Oendang-Oendang Dari Pembesar Balatentara Dai Nippon No. 2, Betawi, Juni 1942, koleksi Arsip Nasional Republik Indonesia.

Page 131: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

114

Lampiran 3

Poesat Keboedajaan.

Sumber :Koran “Tjahaja” Selasa, 6 April 1943, koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.

Page 132: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

115

Lampiran 4

Poesat Keboedajaan Melangkah.

Page 133: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

116

Sumber :Majalah “Djawa Baroe” 15 April 1943, koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.

Page 134: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

117

Lampiran 5

Rapat-rapat Istimewa Pertemoean Besar Kesenian.

Sumber :Koran “Asia Raja” 11 Maret 1943, koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.

Page 135: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

118

Lampiran 6

Doea Tahoen Masa Pembangunan di Asia.

Page 136: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

119

Sumber :Koran “Tjahaja” 2 Desember 1943, koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.

Page 137: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

120

Lampiran 7

Warta-warta Keboedajaan I

Page 138: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

121

Page 139: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

122

Page 140: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

123

Sumber :Buku “Keboedajaan Timoer I” koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.

Page 141: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

124

Lampiran 8

Warta-warta Keboedajaan II

Page 142: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

125

Page 143: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

126

Sumber :Buku “Keboedajaan Timoer II” koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.

Page 144: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

127

Lampiran 9

Warta-warta Keboedajaan III

Page 145: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

128

Page 146: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

129

Page 147: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

130

Sumber :Buku “Keboedajaan Timoer III” koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.

Page 148: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

131

Lampiran 10

Pertoendjoekan Loekisan di Djawa

Page 149: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

132

Sumber :Majalah “Djawa Baroe” 1 Mei 1943, koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.

Page 150: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

133

Lampiran 11

Osamu Serei No. 6 Pengawasan Penerbitan

Page 151: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

134

Page 152: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

135

Sumber :Koran “Tjahaja” 3 Februari 1944, koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.

Page 153: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

136

Lampiran 12

Peraturan Dasar Gerakan Djawa Hookookai jang Baroe

Page 154: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

137

Sumber :Koran “Sinar Matahari” 2 Februari 1945, koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.

Page 155: PERANAN SENIMAN PRIBUMI KEIMIN BUNKA SHIDOSO … · Sistim Propaganda Jepang ... Pemerintahan Hindia Belanda. Belanda menyerah kepada Jepang tanpa syarat melalui perjanjian yang dilangsungkan

138

Lampiran 13

Kumpulan Puisi Tahun 1944

Sumber :Majalah “Djawa Baroe” 1 Oktober 1944, koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia.