peranan pendidikan agama islam terhadap pembentukan akhlak siswa kelas … · 2018. 2. 21. ·...
TRANSCRIPT
PERANAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM TERHADAP PEMBENTUKAN
AKHLAK SISWA KELAS VIII DI SMPN 02 SUNGGUMINASA
KABUPATEN GOWA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi
Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Nur Indah Sari
10519183913
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1439 H/2018 M
vi
ABSTRAK
NUR INDAH SARI. 105 191 839 13. Peranan Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa Kelas VIII Di SMPN 02 Sungguminasa Kab.Gowa. Dibimbing oleh Mustahidang Usman dan Abd.Rahim Razaq.
Penelitian ini bertujuan : 1) Untuk mengetahui peranan pendidikan agama Islam terhadap siswa Kelas VIII di SMP Negeri 02 Sungguminasa Kab Gowa . 2) Untuk mengetahui pembentukan akhlak siswa melalui pelajaran pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII di SMPN 02 Sungguminasa Kab. Gowa. 3) Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pada pelajaran pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa kelas VIII di SMPN 02 Sungguminasa Kab. Gowa. Jenis Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research), yakni penelitian dimana peneliti turun langsung ke lokasi penelitian untuk memperoleh data yang konkrit yang ada hubungannya dengan judul penelitian. Adapun metode pendekatan yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas sosial yang terjadi di masyarakat. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembentukan akhlak siswa kelas VIII SMPN 02 Sungguminasa Kab. Gowa. Belum maksimal dikarenakan adanya faktor penghabat yaitu jam tatap muka yang kurang yakni hanya 2 jam sehari dalam setiap minggunya sehingga masih banyak siswa yang kurang serius dalam mengikuti pelajaran. Dan masih ada guru yang terkesan kaku dalam menyampaikan pelajaran sehingga ditanggapi dingin oleh anak-anak. Dari sisi siswa sendiri faktor diluar sekolah sangat menghambat proses pembentukan akhlaknya. Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam membentuk akhlak siswa adalah memadainya buku-buku pelajaran pendidikan Agama Islam dengan dilengkapinya sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya perpustakaan dan mushollah.
Kata Kunci : Peranan Pendidikan Agama Islam, Pembentukan Akhlak Siswa Kelas VIII Di SMPN 02 Sungguminasa Kab.Gowa
vii
KATA PENGANTAR
� د ا� ن� ا و هد � � � � � � � ذ و � , و هر � � � � و � ا ر و ر � ن � � � و
� � ن � � ! ا ت � �� ,� , ا � � ي �د ھ $ # ل ' % � ن و � � ل� % $ # � ه د " � ن
� ن� ا د " � ا , و � � ك � ر � * هد و � ا*� � � ا * ن ا د " �, � � و � ر و هد � ا ! د
� ا � �د �
Alhamdulillahirabbilalamin, puji dan syukur senantiasa teriring
dalam setiap hela nafas atas kehadirat dan junjungan Allah SWT.
Bingkisan salam dan shalawat tercurah kepada kekasih Allah, Nabiullah
Muhammad SAW, para sahabat dan keluarganya serta ummat yang
senantiasa istiqamah dijalan-Nya.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada
kesuksesan tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk
terus melangkah, akhirnya sampai dititik akhir penyelesaian skripsi ini.
Namun, semua tak lepas dari uluran tangan berbagai pihak lewat
dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan moril maupun materil.
Untuk itu dengan segala kerendahan hati, dalam kesempatan ini
peneliti menyampaikan ucapan terimah kasih yang tak terhingga dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada :
1. Kedua Orangtua Bapak Muh.Haris dg Mangung dan Ibu Nurhaeda
dg Ngaga yang telah banyak berkorban baik materi maupun non
viii
materi demi kesuksesan peneliti dalam studi, semoga allah swt
membalas segala pengorbanan dan kasih sayang kalian.
2. Dr. H. Abd.Rahman Rahim, S.E, M.M, selaku Rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar, yang telah membina perguruan ini
dengan penuh pengabdian dan rasa tanggung jawab .
3. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd. I, selaku Dekan Fakultas Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah membina
kami dengan penuh pengabdian.
4. Amirah Mawardi, S.Ag, M.Si, selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama
Islam Universitas Muhammadiyah Makassar beserta seluruh
pimpinan dan stafnya yang telah membina kami dengan penuh
pengabdian.
5. Dra. Mustahidang Usman, M.Si dan Dr. Abd. Rahim Razaq, M.Pd
selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan sejak penerimaan judul sampai selesai penulisan skripsi
ini.
6. Bapak dan Ibu dosen/asisten dosen yang telah membekali peneliti
dengan berbagai ilmu pengetahuan.
7. Adik tercinta, sahabat dan teman-teman sesama mahasiswa yang
telah memberikan bantuan dan dukungannya.
Peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai
pihak yang sifatnya membangun karena peneliti yakin bahwa suatu
persoalan tidak akan berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-
ix
mudahan skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca,
terutama bagi diri pribadi peneliti. Amin
Makassar, 13 Rabiul Awal 1439 H
01 Desember 2017 M
Peneliti
x
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL��������������������...... i
PENGESAHAN SKRIPSI�������������������... ii
BERITA ACARA MUNAQASYAH��������������........ iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING����������������... iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI����������� v
ABSTRAK��������������������������.. vi
KATA PENGANTAR ............................................................................. vii
DAFTAR ISI�������������������������.. x
DAFTAR TABEL�����������������������... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam ............................................................ 6
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam ............................... 6
b. Dasar Dan Tujuan Pendidikan Agama Islam ................. 10
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam ........................ 19
B. Akhlak .......................................................................................... 23
a. Pengertian Akhlak ............................................................. 23
b. Sumber Akhlak ................................................................. 25
c. Sifat Akhlak ...................................................................... 26
d. Fungsi Akhlak ................................................................... 28
xi
C. Faktor yang penghambat dan pendukung .................................... 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ........................................................................... 36
B. Lokasi dan Objek Penelitian ........................................................ 36
C. Defenisi Operasional .................................................................. 37
D. Fokus Penelitian .......................................................................... 38
E. Sumber Data .............................................................................. 38
F. Instrumen Penelitian .................................................................. 39
G. Tehnik Pengumpulan Data ........................................................ 40
H. Tehnik Analisis Data ................................................................. 41
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Obyektif SMPN 02 Sungguminasa Kab. Gowa.......... 43
B. Pelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Siswa di SMPN
02 Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa .... 52
C. Pembentukan Akhlak Siswa Melalui Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Di SMPN 02 Sungguminasa Kecamatan Somba
Opu Kabupaten Gowa ................................................................. 56
D. Faktor Penghambat dan Pendukung Pada Pelajaran
Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak
xii
Siswa SMPN 02 Sungguminasa Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa ........................................................................ 60
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 64
B. Saran ......................................................................................... 65
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan agama Islam prinsipnya sangat menekankan
keseimbangan antara jasmani dan rohani. Dalam tuntunan Rasulullah
SAW mengarahkan supaya umat Islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
Beriman dan Bertaqwa, giat dan gemar beribadah, berakhlak mulia, sehat
jasmani dan rohani serta aqli, giat menuntut ilmu dan bercita-cita bahagia
dunia akhirat.
Salah satu ciri manusia yang berakhlak adalah sehat jasmani dan
rohani serta aqli. Orang yang lemah jiwanya tidak akan mampu bertahan
menghadapi penderitaan, sebagaimana tidak mampu mencapaicita-cita.
Pendidikan agama Islam mempunyai pengaruh besar terhadap daya
tahan dan kekuatan serta pendidikan mental, mempunyai pengaruh pula
terhadap kekuatan dan pengaruh jiwa.
Tidak kalah pentingnya fungsi dan tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap kreatif dan menjadi warga Negara
yang demokratis serta bertanggung jawab. Mata pelajaran agama Islam
berfungsi untuk memperkuat iman dan ketaqwaan terhadap tuhan yang
2
maha Esa sesuai agama yang dianut oleh siswa yang bersangkutan
dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain dalam
hubungan antar umat beragama dalam masyarakat untuk mewujudkan
persatuan nasional. Pendidikan agama Islam adalah usaha dasar untuk
menyiapkan pesertadidik dalam menyakini, memahami, menghayati, dan
mengamalkan agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau
latihan dengan memperhatikan tuntunan untuk menghormati agama lain
dalam hubungan dengan kerukunanan tarumat beragama dalam
masyarakat untuk mewujudkan persatuan nasional.
Dalam perkembangannya istilah pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan secara sengaja terhadap anak didik oleh
orang dewasa, agar anak didik menjadi dewasa, dalam perkembangan
selanjutnya. Pendidikan berarti usaha yang dijalankan oleh seseorang
atau sekelompok orang agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup
dan penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. Dengan demikian
pendidikan berarti, segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan
anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya kearah
kedewasaan.
Sebagai perwujudan dan kerukunan antar umat beragama dan
persatuan adalah kedisiplinan dalam mengikuti pendidikan agama.
Semakin aktif mengikuti kegiatan tersebut, semakin baik pula akhlak anak.
Sebab pendidikan yang sangat tepat dalam membentuk akhlak dan
kepribadian anak sebagai mana akhlak / budipekerti yang ada pada diri
3
rasul. Pada proposal ini, penulis akan mengungkapkan pengaruh
pendidikan Agama Islam terhadap akhlak anak didik di Kelas VIII SMPN
02 Sungguminasa Kabupaten Gowa. Judul tersebut penulis pilih atas
dasar pertimbangan sebagai berikut : Pendidikan agama Islam adalah
menanamkan akhlak mulia di dalam jiwa anak dalam masa
pertumbuhannya, sehingga akhlak itu menjadi salah satu kemampuan
jiwa.
Dalam UU No 20 tahun 2003:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.1
Dalam lembaga / satuan pendidikan telah ditetapkan undang-
undang No 20 thn 2003, tentang system pendidikan nasional, maka
pendidikan agama wajib diselenggarakan disemua satuan pendidikan .
Pelaksanaan pendidikan agama pada satuan pendidikan telah diatur
melalui peraturan pemerintah dan surat keputusan bersama menteri
pendidikan dan kebudayaan RI atau menteri lain yang menyelenggarakan
pendidikan. Pada kenyataannya, sebagian murid SMPN 02
Sungguminasa Kabupaten Gowa, masih ada yang kurang disiplin dalam
menjalankan ibadah sehari-hari, kadarkeimanan dan ketaqwaannya masih
1 UU RI NO. 20 Tahun 2003 Tentang SIKDIKNAS, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2014 )
h. 7.
4
lemah, sering meninggalkan shalat rawatib, dan belum terbiasa
menggunakan bahasa yang baik terhadap guru dan orang tuannya .
Disamping hal-hal tersebut diatas, pribadi sebagian siswa SMPN 02
Sungguminasa Kabupaten Gowa, masih ada yang belum terbiasa
mengamalkan kebaikan yang dapat membawa kebahagiaan di dunia dan
akhirat, padahal semua orang Islam menghendaki kebaikan didunia dan
akhirat .
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan agama Islam terhadap siswa kelas VIII
SMPN 02 Sungguminasa?
2. Bagaimana pembentukan akhlak siswa melalui pendidikan agama
Islam siswa kelas VIII SMPN 02 Sungguminasa?
3. Apa faktor penghambat dan pendukung pada pendidikan agama
Islam terhadap pembentukan akhlak sisiwa Kelas VIII SMPN 02
Sungguminasa?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui pendidikan agama Islam terhadap siswa kelas
VIII SMPN 02 Sungguminasa
2. Untuk mengetahui pembentukan akhlak siswa melalui pendidikan
agama Islam siswa kelas VIII SMPN 02 Sungguminasa
5
3. Untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung pendidikan
agama Islam terhadap pembentukan akhlak sisiwa Kelas VIII
SMPN 02 Sungguminasa
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Akademis
Dari hasil penelitian ini diharapakan dapat bermanfaat sebagai
salah satu bahan referensi khususnya yang tertarik meneliti lebih
jauh tentang Peranan pendidikan agama Islam terhadap
pembentukan akhlak siswa.
2. Manfaat Praktis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat menjadi bahan masukan dan
informasi dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan
khususnya dibidang pendidikan dan keguruan.
6
BAB Il
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendidikan Agama Islam
a. Pengertian Pendidikan Agama Islam
Sebelum membahas pengertian pendidikan Agama Islam, penulis
akan terlebih dahulu mengemukakan arti pendidikan pada umumnya.
Istilah pendidikan berasal dari kata didik dengan memberinya awalan "pe"
dan akhiran "kan" mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya).
Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu
paedagogie, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak. Istilah
ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan education
yang berarti pengembangan atau bimbingan. Dalam bahasa Arab istilah
ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah, “yang berarti pendidikan”.2
Ahmad D.Marimba mengatakan bahwa: “pendidikan adalah bimbingan
atau pimpinan yang dilakukan secara sadar oleh si pendidik terhadap
perkembangan jasmani dan rohani si terdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama”.3
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara:
pendidikan yaitu tuntunan di dalam hidup tumbuhnya anak-anak, adapun maksudnya pendidikan yaitu menuntun kekuatan kodrat
2 Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2004)
Cet ke-4, h. 1. 3 Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam,
(Bandung: PT. Al maarif, 1981), cet ke-5, h. 19.
7
yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagian yang setinggi-tingginya.4
Dari pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan
adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana
yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang memiliki ilmu dan
keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya insan kamil. Pendidikan
yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pendidikan agama Islam.
Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan Islam menunjukkan sikap
pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang memiliki warna-warna Islam.
Untuk memperoleh gambaran yang mengenai pendidikan agama Islam,
berikut ini beberapa defenisi mengenai pendidikan Agama Islam.
Menurut Abdul Qadir Baraja:
Konsep pendidikan yang semestinya diterapkan di sekolah-sekolah di
Indonesia adalah metode pengajaran yang memfokuskan pada
pendidikan akhlak atau budi pekerti, karena di Indonesia pelajaran aqidah
akhlak sudah tidak dijadikan sebagai pelajaran wajib. Padahal pelajaran
aqidah akhlak penting untuk membekali para peserta didik. Terlebih,
kondisi saat ini, di mana keadaan pemuda dan pemudi bahkan seluruh
lapisan masyarakat di Indonesia sedang mengalami krisis moral.
4 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2005), Cet ke-4 h. 4.
8
Sedangkan menurut Ahmad Marimba: “pendidikan Agama Islam
adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama
Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-
ukuran Islam”.5
Menurut Ahmad Tafsir,
ilmu pendidikan Islami adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Islam. Islam adalah nama agama yang dibawakan Nabi Muhammad saw. Islam berisi seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia, ajaran itu dirumuskan berdasarkan dan bersumber pada Alquran dan hadist serta akal. Jika demikian, maka ilmu pendidikan Islami adalah ilmu pendidikan yang berdasarkan Alquran, hadist, dan akal6.
Jika berbicara tentang ilmu pendidikan Islami, masih banyak orang
yang kebingunan dalam membedakan antara ilmu pendidikan Islami
dengan filsafat pendidikan Islam. Sebelum membahas lebih jauh terkait
ontologi ilmu pendidikan Islami, penulis mencoba mengulas secara
singkat tentang perbedaan ilmu pendidikan Islami dengan filsafat
pendidikn Islam, agar kita tidak terjebak pada paralogisme.
Ilmu pendidikan Islami dan filsafat pendidikan Islam sekilas terlihat
sama, namun jika dikaji secara mendalam, maka akan ditemukan
perbedaan antar keduanya. Ilmu (sain) merupakan pengetahuan yang
logis dan mempunyai bukti empiris, dari kaidah ini dapat disimpulkan,
bahwa ilmu pendidikan Islami merupakan disiplin ilmu yang memuat
tentang teori-teori pendidikan Islam yang dapat dibuktikan secara logis
5 Ahmad D.Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, h. 23.
6 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam, (Rosda 2012). Cet ke-1 h.12.
9
sekaligus empiris. Adapun filsafat adalah sejenis pengetahuan manusia
yang logis saja, dan memuat tentang objek-objek yang abstrak. Suatu
teori filsafat benar bila ia dapat dipertanggungjawabkan secara logis,
walau tidak ada bukti empiris. Berdasarkan itu maka filsafat pendidikan
Islami adalah kumpulan teori pendidikan Islami yang hanya dapat
dipertanggungjawabkan secara logis.
Dari paparan di atas, penulis mencoba memberikan kesimpulan
terkait apakah ilmu pendidikan Islami. Pertama, ilmu pendidikan Islami
merupakan disiplin ilmu yang memuat teori-teori pendidikan Islami yang
mampu membuktikan secara logis dan empiris. Pendidikan merupakan
suatu aksi nyata yang di dalamnya melibatkan beberapa faktor, meliputi :
Pendidik, siswa atau murid, tempat untuk keberlangsungan pendidikan,
hingga kurikulum yang menjadi acuan dalam proses pendidikan, karena
pendidikan merupakan aksi nyata, maka diperlukan sebuah teori yang
dapat digunakan dalam kehidupan nyata tersebut, baik sebagai pengiring
atau solusi atas permasalahan.
Kedua, teori-teori pendidikan yang termuat dalam ilmu pendidikan
islami haruslah berlandaskan Alquran, hadist, dan akal. Penggunaan
dasar ini haruslah berurutan, Alquran lebih dahulu digunakan, jika Alquran
masih belum terlihat jelas atau kongkrit, maka diperjelas lagi di dalam
hadist Nabi Muhammad saw, jika masih belum jelas lagi, maka di sinilah
peran akal (pemikiran) untuk lebih memperjelas, namun temuan akal
tersebut tidak boleh bertentangan dengan jiwa Alquran dan hadist. Oleh
10
karena itu, teori dalam pendidikan Islami haruslah dilengkapi dengan ayat-
ayat Alquran atau hadist dan argumen akal yang menjamin teori tersebut.
Sedangkan menurut Zakiah Daradjat:
Pendidikan Agama Islam adalah: pendidikan dengan melalui ajaran-ajaran Agama Islam, yaitu berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik agar nantinya setelah selesai dari pendidikan ia dapat memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran agama Islam yang telah diyakininya secara menyeluruh, serta menjadikan ajaran agama Islam itui sebagai suatu pandangan hidupnya demi keselamatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat kelak.7
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa
pendidikan Agama Islam adalah suatu proses bimbingan jasmani dan
rohani yang berlandaskan ajaran Islam dan dilakukan dengan kesadaran
untuk mengembangkan potensi anak menuju perkembangan yang
maksimal, sehingga terbentuk kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam.
b. Dasar dan Tujuan Pendidikan Agama Islam
Dasar atau fundamen dari suatu bangunan adalah bagian dari
bangunan yang menjadi sumber kekuatan dan keteguhan tetap berdirinya
bangunan itu. Pada suatu pohon dasar itu adalah akarnya. Fungsinya
sama dengan fundamen tadi, mengeratkan berdirinya pohon itu. Demikian
fungsi dari bangunan itu. Fungsinya ialah menjamin sehingga "bangunan"
pendidikan itu teguh berdirinya. Agar usaha-usah yang terlingkup di dalam
kegiatan pendidikan mempunyai sumber keteguhan, suatu sumber
7 Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta:Bumi Aksara, 1992)
Cet ke-2, h.22.
11
keyakinan: Agar jalan menuju tujuan dapat tegas dan terlihat, tidak mudah
disampingkan oleh pengaruh-pengaruh luar. Singkat dan tegas dasar
pendidikan Islam ialah Firman Tuhan dan sunah Rasulullah SAW.8 Kalau
pendidikan diibaratkan bangunan maka isi Alquran dan hadits yang
menjadi fundamen.
Dasar pendidikan agama Islam dapat ditinjau dari beberapa segi,
yaitu:
1. Dasar Religius
Menurut Zuhairini:
Yang dimaksud dengan dasar religius adalah dasar-dasar yang bersumber dari ajaran agama Islam yang tertera dalam Alquran maupun hadits. Menurut ajaran Islam, bahwa melaksanakan pendidikan agama Islam adalah merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya.9
Sebagaimana firman Allah dalam surah An-Nahl (16:125) dan
surah Ali Imran (3:104) yakni :
äí ÷Š $# 4’ n<Î) È≅‹Î6 y™ y7În/u‘ Ïπyϑõ3Ïtø: $$ Î/ Ïπ sàÏãöθ yϑø9 $#uρ ÏπuΖ|¡ptø: $# ( Οßγ ø9 ω≈ y_ uρ ÉL©9 $$ Î/ }‘Ïδ ß|¡ ôm r& 4 ¨βÎ)
y7 −/u‘ uθ èδ ÞΟ n=ôãr& yϑÎ/ ¨≅ |Ê tã Ï& Î#‹ Î6y™ ( uθèδ uρ ÞΟ n=ôãr& t ωtGôγ ßϑø9 $$ Î/ ∩⊇⊄∈∪
8 Ahmad D. Marimba, Metodik Khusus Islam, (Bandung: PT. Al-Maarif, 1981),
Cet ke-5, h. 41 9 Zuhairini, Abdul Ghofir, Drs. Slamet As. Yusuf, Metodik Khusus Pendidikan
Agama (Surabaya: biro Ilmiah fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang), Cet ke-8, h. 23.
12
Terjemahnya :
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya
Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari
jalan-Nya dan dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat
petunjuk.10
ä3tF ø9 uρ öΝä3ΨÏiΒ ×π ¨Βé& tβθ ããô‰tƒ ’ n<Î) Î�ö� sƒø: $# tβρã� ãΒù' tƒ uρ Å∃ρã� ÷èpR ùQ$$ Î/ tβöθ yγ ÷Ζtƒ uρ Ç tã Ì� s3Ψßϑø9 $# 4 y7 Í×≈ s9 'ρé& uρ ãΝèδ šχθßs Î=ø�ßϑø9 $# ∩⊇⊃⊆∪
Terjemahnya :
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru
kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari
yang munkar, merekalah orang-orang yang beruntung.11
2. Dasar Yuridis Formal
Menurut Zuhairini dkk
Yuridis Formal pelaksanaan pendidikan agama Islam yang berasal dari perundang-undangan yang secara langsung atau tidak langsung dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan pendidikan agama Islam, di sekolah-sekolah ataupun di lembaga-lembaga pendidikan formal di Indonesia.12
3. Dasar Ideal
Yang dimaksud dengan dasar ideal yakni dasar dari falsafah
Negara: “Pancasila, dimana sila yang pertama adalah ketuhanan Yang
10
Departemen Agama RI, Alquran dan Terjemahnya, (Surabaya: Pustaka Assalam Surabaya, 2002), h. 383.
11 Ibid, h. 62
12 Zuhaerini dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Biro Ilmiah
Fakultas Tarbiyah IAIN sunan ampel Malang, 2000) h. 24
13
Maha Esa. Ini mengandung pengertian, bahwa seluruh bangsa Indonesia
harus percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, atau tegasnya harus
beragama.”13
4. Dasar Konsitusional/Struktural
Yang dimaksud dengan dasar konsitusioanl adalah dasar UUD tahun 2002 Pasal 29 ayat 1 dan 2, yang berbunyi sebagai berikut: Negara berdasarkan atas Tuhan Yang Maha Esa, yakni Negara menjamin tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya.14
Bunyi dari UUD di atas mengandung pengertian bahwa bangsa
Indonesia harus beragama, dalam pengertian manusia yang hidup di bumi
Indonesia adalah orang-orang yang mempunyai agama. Karena itu, umat
beragama khususnya umat Islam dapat menjalankan agamanya sesuai
ajaran Islam, maka diperlukan adanya pendidikan agama Islam.
5. Dasar Operasional
Yang dimaksud dengan dasar operasional adalah dasar yang
secara langsung mengatur pelaksanaan pendidikan agama Islam di
sekolah-sekolah di Indonesia. Menurut Tap MPR nomor IV/MPR/1973.
Tap MPR nomor IV/MPR/1978 dan Tap MPR nomor II/MPR/1983 tentang
GBHN," yang pada pokontya dinyatakan bahwa pelaksanaan pendidikan
13
Zuhaerini dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Biro Ilmiah
Fakultas Tarbiyah IAIN sunan ampel Malang, 2000) h. 22
14
Ibid, h. 22.
14
agama secara langsung dimasukkan kedalam kurikulum sekolah-sekolah,
mulai dari sekolah dasar sampai dengan universitas-universitas negeri.15
Atas dasar itulah, maka pendidikan agama Islam di Indonesia
memiliki status dan landasan yang kuat dilindungi dan didukung oleh
hukum serta peraturan perundang-undangan yang ada.
6. Dasar Psikologis
Yang dimaksud dasar psikologis yaitu dasar yang berhubungan
dengan aspek kejiwaan kehidupan bermasyarakat. Hal ini didasarkan
bahwa dalam hidupnya, manusia baik sebagai individu maupun sebagai
anggota masyarakat dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya
tidak tenang dan tidak tentram sehingga memerlukan adanya pegangan
hidup.16
Semua manusia yang hidup di dunia ini selalu membutuhkan
pegangan hidup yang disebut agama, mereka merasakan bahwa dalam
jiwanya ada sutu perasaan yang mengakui adanya Zat Yang Maha
Kuasa, tempat untuk berlindung, memohon dan tempat mereka memohon
pertolongan. Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya apabila
mereka dapat mendekatkan dirinya kepada Yang Maha Kuasa. Dari
uaraian di atas jelaslah bahwa untuk membuat hati tenang dan tentram
ialah dengan jalan mendekatkan diri kepada Tuhan.
15
Zuhaerini dkk, Metode Khusus Pendidikan Agama Islam, (Surabaya: Biro Ilmiah
Fakultas Tarbiyah IAIN sunan ampel Malang, 2000) h 23 16
Abdul majid, Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. Ke-1, h.133.
15
Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupun tujuannya
haruslah mengacu kepada penanaman nilai-nilai Islam dan tidak
dibenarkan melupakan etika sosial dan moralitas sosial. Penanaman nilai-
nilai ini juga alam rangka menuai keberhasilan hidup di dunia bagi anak
didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan di akhirat kelak.
Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mencapai suatu
tujuan, tujuan pendidikan akan menentukan kearah mana peserta didik
akan dibawa. Tujuan pendidikan juga dapat membentuk perkembanagan
anak untuk mencapai tingkat kedewasaan, baik bilogis maupun
pedagogis.
Pendidikan Agama Islam di sekolah:
Bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melaui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik tentang Agama Islam sehingga mejadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan,ketaqwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.17
Menurut Zakiah Daradjat:
Tujuan ialah suatu yang diharapkan tercapai setelah sesuatu usaha atau kegiatan selesai. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya, yaitu kepribadian seseorang yang membuatnya menjadi "insan kamil" dengan pola taqwa. Insan kamil artinya manusia
17
Abdul Majid, Dian Andayani. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004) Cet. Ke-1, h. 13.
16
utuh rohani dan jasmani, dapat hidup berkembang secara wajar dan normal karena taqwanya kepada Allah SWT.18
Sedangkan Mahmud Yunus:
Mengatakan bahwa tujuan pendidikan agama adalah mendidik anak-anak, pemuda-pemudi maupun orang dewasa supaya menjadi seorang muslim sejati, beriman teguh, beramal saleh dan berakhlak mulia, sehingga ia menjadi salah seorang masyarakat yang sanggup hidup di atas kakinya sendiri, mengabdi kepada Allah dan berbakti kepada bangsa dan tanah airnya, bahkan sesame umat manusia.19
Sedangkan Imam Al-Ghazali dalam mengatakan “bahwa tujuan
pendidikan Islam yang paling utama ialah beribadah dan taqarrub kepada
Allah, dan kesempurnaan insani yang tujuannya kebahagiaan dunia
akhirat.”20
Adapun Muhammad Athiyah Al-Abrasy:
Merumuskan bahwa tujuan pendidikan Islam adalah mencapai akhlak yang sempurna. Pendidikan budi pekerti dan akhlak adalah jiwa pendidikan Islam, dengan mendidik akhlak dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya ikhlas dan jujur. Maka tujuan pokok dan terutama dari pendidikan Islam ialah mendidik budi pekerti dan pendidikan jiwa.21
18
Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1992) Cet ke-2, h.29.
19 Mahmud Yunus, Metode Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: PT. Hidakarya
Agung, 1983), h. 13.
20 Imam Al-Gaszali, Ilmu Pendidikan Islam , h. 71-72.
21 Muhammad Athiyyah al-Abrasy, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam ,
terjemahan Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1987 ), cet ke-5, h. 1.
17
Tujuan yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang yang melakukan sesuatu kegiatan. Karena itu
pendidikan Islam, yaitu sasaran yang akan dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang yang melaksanakan pendidikan Islam.
Tim penyusun buku Ilmu Pendidikan Islam mengemukakan bahwa
tujuan pendidikan Islam ada 4 macam, yaitu:
• Tujuan Umum
Tujuan umum ialah tujuan yang akan dicapai dengan semua
legiatan pendidikan, baik dengan pengajaran atau dengan cara yang
lainnya. Tujuan ini meliputi aspek kemanusiaan seperti: sikap, tingkah
laku, penampilan, kebiasaan dan pandangan. Tujuan umum ini berbeda
pada tingkat umur, kecerdasan, situasi dan kondisi, dengan kerangka
yang sama. Bentuk insan kamil dengan pola takwa kepada Allah harus
tergambar dalam pribadi sesorang yang sudah terdidik, walaupun dalam
ukuran kecil dan mutu yang rendah, sesuai dengan tingkah-tingkah
tersebut.
• Tujuan Akhir
Pendidikan Islam ini berlangsung selama hidup, maka tujuan
kahir akhirnya terdapat pada waktu hidup di dunia ini telah berakhir.
Tujuan umum yang berbentuk Insan Kamil dengan pola takwa dapat
menglami naik turun, bertambah dan berkurang dalam perjalanan hidup
seseorang. Perasaan, lingkungan dan pengalaman dapat
18
mempengaruhinya. Karena itulah pendidikan Islam itu berlaku selama
hidup untuk menumbuhkan, memupuk, mengembangkan,memelihara dan
memperthankan tujuan pendidikan yang telah dicapai.
• Tujuan Sementara
Tujuan sementara ialah tujuan yang akan dicapai setelah anak
didik diberi sejumlah pengalaman tertentu yang direncanakan dalam suatu
kurikulum pendidikan formal. Tujuan operasional dalam bentuk tujuan
instruksional yang dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum dan
Tujuan Instruksioanl Khusus (TIU dan TIK).
• Tujuan Operasional
Tujuan operasional ialah tujuan praktis yang akan dicapai dengan sejumlah kegiatan pendidikan tertentu. Satu unit kegiatan pendidikan denganbahan-bahan yang sudah dipersiapkan dan diperkirakan akan mencapai tujuan tertentu disebut tujuan operasional. Dalam pendidikan formal, tujuan ini disebut juga tujuan instruksional yang selanjutnya dikembangkan menjadi Tujuan Instruksional umum dan Tujuan Instruksional Khusus (TIU dan TIK). Tujuan instruksioanal ini merupakan tujuan pengajaran yang direncanakan dalam unit kegiatan pengajaran.22
Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan agama Islam adalah membimbing dan membentuk manusia
menjadi hamba Allah yang saleh, teguh imannya, taat beribadah dan
berakhlak terpuji.
Jadi, tujuan pendidikan agama Islam adalah berkisar kepada
pembinaan pribadi muslim yang terpadu pada perkembangan dari segi
22
Nur Uhbyati, Op. Cit, h. 60-61.
19
spiritual, jasmani, emosi, intelektual dan social. Atau lebih jelas lagi, ia
berkisar pada pembinaan warga Negara muslim yang baik, yang prcaya
pada Tuhan dan agamanya, berpegang teguh pada ajaran agamanya,
berakhlak mulia, sehat jasmani dan rohani.
Oleh karena itu berbicara pendidikan agama Islam, baik makna
maupun tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai Islam
dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial.
Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup
(hasanah) di dunia bagi anak-anak didik yang kemudian akan mampu
membuahkan kebaikan (hasanah) diakhirat kelak.
Dengan demikian tujuan pendidikan merupakan pengamalan nilai-nilai
Islami yang hendak diwujudkan dalam pribadi muslim melalui proses akhir
yang dapat membuat peserta didik memiliki kepribadian Islami yang
beriman, bertakwa dan berilmu pengetahuan.
c. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi keserasian,
keselarasan, dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan Allah
SWT, hubungan manusia dengan sesama manusia, dan ketiga hubungan
manusia dengan dirinya sendiri, serta hubungan manusia dengan makhluk
lain dan lingkungannya.
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam juga identik dengan aspek-
aspek Pengajaran Agama Islam karena materi yang terkandung
20
didalamnya merupakan perpaduan yang saling melengkapi satu dengan
yang lainnya.
Apabila dilihat dari segi pembahasannya maka ruang lingkup
Pendidikan Agama Islam yang umum dilaksanakan di sekolah adalah :
a. Pengajaran Keimanan
Pengajaran keimanan berarti proses belajar mengajar tentang aspek
kepercayaan, dalam hal ini tentunya kepercayaan menurut ajaran Islam,
inti dari pengajaran ini adalah tentang rukun Islam.
b. Pengajaran Akhlak
Pengajaran akhlak adalah bentuk pengajaran yang mengarah pada
pembentukan jiwa, cara bersikap individu pada kehidupannya, pengajaran
ini berarti proses belajar mengajar dalam mencapai tujuan supaya yang
diajarkan berakhlak baik.
c. Pengajaran Ibadat
Pengajaran ibadah adalah pengajaran tentang segala bentuk ibadah
dan tata cara pelaksanaannya, tujuan dari pengajaran ini agar siswa
mampu melaksanakan ibadah dengan baik dan benar. Mengerti segala
bentuk ibadah dan memahami arti dan tujuan pelaksanaan ibadah.
d. Materi Pendidikan Islam
Yaitu bahan-bahan, pengalaman-pengalaman belajar ilm agama
Islam yang disusun sedemikian rupa untuk disajikan atau disampaikan
kepada anak didik.
21
e. Metode Pendidikan Islam
Yaitu cara yang paling tepat dilakukan oleh pendidikan untuk
menyampaikan bahan atau materi pendidikan Islam kepada anak didik.
Metode di sini mengemukakan bagaimana mengolah, menyusun dan
menyajikan materi tersebut dapat dengan mudah diterima dan dimiliki oleh
anak didik.
f. Evaluasi Pendidikan
Yaitu memuat cara-cara bagaimana mengadakan evaluasi atau
penilaian terhadap hasil belajar anak didik. Tujuan pendidika Islam
umumnya tidak dapat dicapai sekaligus, melainkan melalui proses atau
pentahapan tertentu. Apabila tahap ini telah tercapai maka pelaksanaan
pendidikan dapat dilanjutkan pada tahap berikutnya dan berakhir dengan
terbentuknya kepribadian muslim.
g. Alat-alat Pendidikan Islam
Yaitu alat-alat yang dapat digunakan selama melaksanakan
pendidikan Islam agar tujuan pendidikan Islam tersebut lebih berhasil.
h. Lingkungan
Yaitu keadaan-keadaan yang ikut berpengaruh dalam pelaksanaan
serta hasil pendidikan Islam. Dari uaraian di atas dapat disimpulkan
bahwa ruang lingkup pendidikan Islam itu sangat luas, sebab meliputi
segala aspek yang menyangkut penyelenggaraan pendidikan Islam.
22
Agar kemampuan-kemampuan lulusan atau out put yang
diharapakan itu bisa tercapai, maka tugas Guru pendidikan Agama Islam
adalah berusaha secara sadar untuk membimbing, mengajar, dan melatih
siswa sebagai siswa agar dapat: 1) meningkatkan keimanan dan
ketakwaan kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga. 2) menyalurkan bakat dan minatnya dalam mendalami bidang
agama serta mengembangkannya secara optimal, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan dapat pula bermanfaat bagi orang
lain. 3) memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-kekurangan dan
kelemahan-kelemahannya dalam keyakinan, pemahaman dan
pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari, 4) menangkal dan
mencegah pengaruh negatif dari kepercayaan, paham atau budaya lain
yang menyesuaikan diri dengan lingkungannya, baik lingkungan fisik
maupun lingkungan sosial yang sesuai dengan ajaran islam, 6)
menjadikan ajaran Islam sebagai pedoman hidup untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat, dan 7) mampu memahami,
mengilmu pengetahuan agama Islam secara meneluruh sesuai dengan
daya serap siswa dan keterbatasan waktu yang tersedia.
Dari uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pada dasarnya
ruang lingkup pendidikan agama Islam (PAI) berpusat pada sumber utama
ajaran islam, yakni Alquran dan Sunnah. Sebagai firman Allah Surah Al-
Baqarah (2:2) dan surah Al-Isra (17:9) :
23
y7 Ï9≡ sŒ Ü=≈tGÅ6 ø9 $# Ÿω |=÷ƒ u‘ ¡ ϵ‹Ïù ¡ “W‰èδ zŠÉ)−F ßϑù=Ïj9 ∩⊄∪
Terjemahnya:
Kitab (Al Quran) Ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka
yang bertaqwa.23
¨βÎ) #x‹≈yδ tβ#u ö�à)ø9 $# “ ωöκu‰ ÉL=Ï9 š†Ïφ ãΠuθ ø%r& ç�Åe³u;ムuρ tÏΖÏΒ ÷σßϑø9 $# tÏ% ©!$# tβθ è=yϑ÷ètƒ
ÏM≈ys Î=≈ ¢Á9 $# ¨βr& öΝçλ m; # \�ô_ r& # Z�� Î6x. ∩∪
Terjemahnya:
Sesungguhnya Alquran Ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min
yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang
besar.24
B. Akhlak
a. Pengertian akhlak
Secara etimologis (lughatan) akhlaq (bahasa arab) adalah bentuk
imolojamak dari khuluq yang khuluq yang berarti budi pekerti, perangai,
tingkah laku atau tabiat. Berakar dari kata khalaqo yang berarti
menciptakan. Seakar dari kata khaliq (pencipta) makhluk (yang diciptakan)
dan khalaq (penciptaan).
Kesamaan akar kata di atas mengisyaratkan bahwa dalam akhlak
tercakup pengertian terciptanya keterpaduan antara kehendak khaliq
(Tuhan) dengan perilaku makhluk (manusia). Atau dengan kata lain, tata
23
Departemen Agama, Op. Cit, h. 2 24
Ibid h. 385
24
prilaku seseorang terhadap orang lain, tata prilaku seseorang terhadap
orang lain dan lingkungannya baru mengandung nilai akhlak yang hakiki
manakala tindakan atau perilaku tersebut di dasarkan kepada kehendak
Allah.25
IK LMت إSTU م WKXY◌ [\I] ق ا`aY . Artinya:
Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang baik. (HR. Ahmad)
Akhlak adalah buah dari keimanan dan keistiqhomahan seseorang
dalam menjalankan ibadah baca istiqomah dalam islam dan cara agar
tetap istiqomah dijalan Allah. Akhlak yang kita ketahu tersebut memiliki
pengertian baik secara bahasa maupun secara istilah. Selain itu ada
beberapa ulama yang juga menjabarkan pengertian akhlak sebagaimana
Ibnu Maskawaih menyebutkan bahwa akhlak adalah keadaan jiwa atau
sifat seseorang yang mendorong melakukan sesuatu tanpa perlu
mempertimbangkannya terlebih dahulu. Menurut Al-Ghazali dalam, akhlak
adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa, dan sifat itu timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah dengan tidak memerlukan
pertimbangan pikiran terlebih dahulu. Jadi menurut Ibnu Maskawaih dalam
Al-Ghazali, akhlak adalah sesuatu dalam jiwa yang mendorong seseorang
mempunyai potensi-potensi yang sudah ada sejak lahir.
Dalam pengertian sehari-hari akhlak umumnya disamakan artinya dengan budi pekerti, kesusilaan soapan santun dalam bahasa indonesia, dan tidak berbeda pula dengan arti kata moral, etchdalam
25
Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlak, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2001, h. 1.
25
bahasa ingris. Dalam bahasa yunani , untuk pengertian bahasa , untuk pengertian akhlak ini dipakai kata ethos, ethikos, yang kemudian menjadi ethika,. 26
Akhlak sendiri dibedakan menjadi dua yakni akhlak terpuji dan
akhlak tercela. Akhlak terpuji seperti seorang muslim harus memiliki
kesopanan, sabar, jujur, dermawan, rendah hati, tutur kata yang lembut
dan santun, gigih, rela berkorban, adil, bijaksana, tawakkal dan lain
sebagainya. Sedangkan akhlak tercela adalah akhlak yang harus dijauhi
oleh muslim karena dapat mendatangkan mudharat baik bagi dirinya
sendiri maupun orang lain. Contoh akhlak tercela adalah dusta, iri, dengki,
ujub, fitnah, sombong, bakhil, tamak, takabbur, hasad, aniaya, ghibah, riya
dan sebagainya.
b.Sumber akhlak
IK LMت اSTU م WKXY رمIcK ق aYا
Artinya:
Bahwasanya aku (Rasulullah) diutus untuk menyempurnakan
keluhuran akhlak”.
Akhlak bersumber pada Alquran wahyu Allah yang tidak diragukan
keasliannya.27 Akhlak Islam adalah sebagai alat untuk mengontrol semua
perbuatan manusia, dan setiap perbuatan manusia diukur dengan satu
26
Rizal Mustansyir, Filsafat Ilmu, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2003, h. 29.
27
Sayid Usman, Misbahuddalam, Betawi, 1930 h.1.
26
sumber yaitu Alquran dan Hadist. Dengan demikian kita harus selalu
mendasarkan pada Alquran dan Hadits tsebagai sumber akhlak.
c.Sifat akhlak
Dari segi sifat akhlak ada dua yaitu akhlak mahmudah (akhlak
terpuji) dan akhlak mazmumah (akhlak yang buruk). Contoh Akhlak
mahmudah dan masmumah sebagai berikut:
1. Contoh Akhlak Mahmudah
• Bersifat baik yaitu memiliki sikap akhlakul karimah dan berbudi pekerti
yang baik.
• Bersifat Benar ialah memberitahukan (menyatakan) sesuatu yang
sesuai dengan apa-apa yang terjadi.
• Bersifat Amanah ialah kesetiaan, ketulusan hati, kepercayaan atau
kejujuran.
• Bersifat adil Sesuatu bisa dikatakan adil apabila seseorang
mengambil haknya dengan cara yang benar atau memerikan hak
orang lain tanpa mengurangi haknya.
• Bersifat Hemat (al-iqtishad) ialah mengguanakan segala sesuatu
yang tersedia berupa harta benda, waktu, dan tenaga menurut ukuran
keperluan. Mengambil jalan tengah, tidak kurang dan tidak berlebihan.
• Bersifat Malu adalah malu terhadap Allah dan malu kepada dirinya
sendiri apabila melanggar peraturan-peraturan Allah.
27
• Menjaga Menjaga kesucian diri adalah menjaga diri dari segala
tuduhan, fitnah, dan perbuatan keji lainnya. Hal ini dapat dilakukan
mulai dari memelihara hati (qalbu) untuk tidak membuat rencana dan
angan-angan yang buruk.
• Menepati Janji ialah suatu ketetapan yang dibuat dan disepakati oleh
seseorang untuk orang lain atau dirinya sendiri untuk dilaksanakan
sesuatu ketetapannya.
2. Contoh Akhlak Mazmumah
• Sifat Dengki menurut bahasa (etmologi) berarti menaruh perasaan
marah karena sesuatu yang amat sangat kepada kekurangan orng
lain.
• Sifat Iri berarti merasa kurang senang melihat kelebihan orang lain,
kurang senang melihat orang lain beruntung , cemburu dengan
keberuntungan orang lain, tidak rela apabila orang lain mendapat
nikmat dan kebahagiaan.
• Sifat angkuh Sombong yaitu menganggap dirinya lebih dari orang lain
sehingga ia berusaha menutupi dan tidak mau mengakui kekurangan
dirinya, selalu merasa lebih besar, lebih kaya, lebih pintar, lebih
dihormati, dan lebih beruntung dari yang lainnya.
• Sifat riya Riya yaitu berbuat amal karena didasarkan ingin mendapat
pujian dari orang lain, agar dipercayai orang lain, agar ia dicintai orang
lain, karena ingin dilihat orang lain.
28
d.Fungsi akhlak
Kebahagiaan seseorang tidak dapat tercapai tanpa akhlak terpuji. Dengan kata lain bahwa akhlak terpuji dapat pada seseorang dapat berfungsi mengantarkan manusia untuk mencapai kesenangan, keselamatan,dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.28
Adapun akhlak terpuji adalah” akhlak yang di sukai atau dicintai
oleh Allah yakni tidak mengandung kemaksiatan”29 Dapat dikatakan
sebagai akhlak terpuji yakni melaksanakan amal yang baik dan
meninggalkan kemaksiatan yang di haramkan oleh Allah. Kaitannya
dengan ilmu pengetahuan bahwa akhlak juga sangat penting dalam
pengembangan ilmu pengetahuan dan sains.
1. Mewujudkan kesejahteraan Akhlak Anak
Akhlak merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengoptimalkan sumber daya potensi untuk mencapai kesejahteraan
hidup anak baik di dunia maupuan di akhirat. Oleh karena itu, bagai mana
manusia dalam menggunakan sumber daya potensi yang tersedia untuk
meningkatkan kehidupan lebih baik. Karenanya di perlukan alat yang
digunakan untuk menganalisis sekaligus membuktikan konsep Alquran
dan Hadis yang secara langsung maupun tidak langsung seberuntuhan
dengan masalah akhlak.
28
Sayid usman, al-zuhru al-basim Fi Adwar Abi al-Qasim saw, Batavia, 1896, h. 1
29
Ibid, h. 5.
29
2. Meningkatkan motivasi untuk menggali ilmu
Penemuan baru akan mendorong anak untuk lebih jauh menyibak
perilaku konsep akhlak, masalah perkembangan akhlak selama ini lebih
banyak dipengaruhi oleh kurang adanya bukti riil dalam mempengaruhi
peningkatan akhlak anak. Dengan adanya upaya ilmiah maka secara tidak
langsung masyarakat akan menempatkan akhlak . hal ini merupakan
langkah awal untuk lebih memilih secara objektif konsep yang lebih baik
bagi kehidupannya. Keyakinan kebenaran akhlak al-Karimah yang di
dasarkan atas pembuktian secara ilmiah akan memupus masalah
keyakinan dan keraguan yang kurang bisa digunakan sebagai dasar
kebenaran bersama.
C. Faktor penghambat dan pendukung PAI terhadap pembentukan
ahklak siswa
a. Faktor penghambat
Salah satu hambatan dari PAI dalam pelaksanaan adalah
kenakalan remaja. Ada beberapa faktor yang menjadi sebab kenakalan
remaja adalah sebagai berikut :
1. Faktor Internal meliputi.
Cacat jasmani atau rohani akibat dari faktor keturunan.
Pembawaan yang negatif, dan sukar untuk dikendalikan mengarah
perbuatan nakal.
30
Pemenuhan kebutuhan pokok yang tidak seimbang dalam kehidupan
remaja sehingga menimbulkan konflik pada diri dan mengarah ke
perbuatan nakal.
Lemahnya kemampuan pengawasan diri sendiri menilai terhadap
keadaan sekitar yang negatif.
Kurang mampu mengadakan penyesuaian dengan lingkungan yang
baik, sehingga mencari pelarian dan kemampuan dalam kelompok remaja
nakal (geng)
Tidak mempunyai kegemaran (Hoby) yang sehat sehingga canggung
dalam tingkah laku kehidupan sehari-hari yang akibatnya dapat dan
mudah dipengaruhi perbuatan nakal.
Perasaan rendah diri dan rasa tertekan yang tidak teratasi.
2. Faktor Eksternal meliputi.
Rasa perhatian terutama dari orang tua, wali dan guru atau keluarga di
rumah serta teman-teman sebayanya.
Ketidak harmonisan dalam keluarga rumah tangga yaitu kedua orang
tua tidak bisa memperhatikan anaknya melainkan sibuk di luar rumah
karena alasan ekonomi.
Perhatian dan didikan guru terhadap siswa menjadi berkurang
terutama disebabkan :
31
1. Kekurangan tenaga guru yang sesuai dengan peningkatan dan
perkembangan sekolah.
2. Kesibukan guru untuk mencari tambahan penghasilan, baik dengan
cara merangkap mengajar di sekolah lain
Kegagalan pendidikan pada lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat.
1. Kurangnya ketidak rasa cintaan dari pihak pendidik.
2. Kurangnya perhatian dalam pendidikan agama.
3. Kurangnya fasilitas pendidikan.
Menurunnya wibawa orang tua atau wali, dan guru.
1, Kurang efektif dalam memberikan contoh tingkah laku yang baik
pada anak didik.
Pengawasan yang kurang dari masyarakat.
Mengingat kehidupan masa depan remaja, kita akan lebih banyak
menghadapi hambatan, baik berupa mental, fisik, material, dan dampak
negatif atau positif lainnya.
Sebelum timbulnya gejala – gejala kenakalan tersebut orang tua, guru
dan berbagai pihaknya yang harus melakukan kegiatan pencegahan
berbagai bentuk kenakalan remaja yang terjadi dalam masayarakat.[28]
32
b. Faktor pendukung
Salah satu faktor yang mendukung pai terhadap pembentukan
akhlak siswa yaitu:
Cara mengajarkan anak dapat dilakukan dengan cara :
a. Dengan cara langsung
Nabi Muhammad saw itu sebagai muallim al-anas al-khair yakni
sebagai guru yang terbaik. Oleh karena itu, dalam menyampaikan materi
ajaran-ajarannya dibidang akhlak secara langsung dapat dengan
menggunakan ayat-ayat Alqura dan hadis tentang akhlak dari Nabi
Muhammad. Dengan ayat Alquran dan Hadist tentang akhlak secara
langsung itu di tempuh oleh islam untuk membawakan ajaran-ajaran
akhlaknya. Maka wajib atas setiap makhuluk mengikuti perintah Allah
SWT dan Rasulnya.
Manusia terdiri dari laki-laki dan wanita, bersuku dan berbangsa-
bangsa, bukanlah supaya mereka saling bermusuhan, tetapi saling kenal-
mengenal, dan bahwa di antara mereka yang paling mulia adalah orang
yang paling takwa kepada Allah, sebagai firmanNya di dalam SurahAl-
Hujurat (49: 13) sebagai berikut :
$ pκš‰r' ¯≈ tƒ â¨$ ¨Ζ9 $# $ ¯ΡÎ) /ä3≈ oΨø)n=yz ÏiΒ 9� x.sŒ 4 s\Ρé& uρ öΝä3≈ oΨù=yèy_ uρ $ \/θ ãè ä© Ÿ≅ Í←!$ t7s%uρ (# þθ èùu‘$ yètGÏ9 4 ¨βÎ)
ö/ ä3tΒ t� ò2r& y‰ΨÏã «! $# öΝä39 s)ø?r& 4 ¨βÎ) ©!$# îΛ Î=tã ×�� Î7yz ∩⊇⊂∪
33
Terjemahnya :
Hai manusia, sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesunguhnya orang yang paling mukia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya allah maha mengetahui dan maha mengenal,.30
Alquran melarang orang mukmin memasuki rumah orang lain
sebelum lebih dulu meminta ijin dan memberi salam kepada penghuninya,
sebagai firman Allah Surah An-Nur (24: 27) sebagai berikut:
$ pκš‰r' ¯≈ tƒ tÏ% ©!$# (#θ ãΖtΒ#u Ÿω (#θ è=äzô‰s? $ ·?θ ã‹ç/ u�ö� xî öΝà6Ï?θ ã‹ ç/ 4_®L ym (#θ Ý¡ ÎΣù' tGó¡n@ (#θ ßϑÏk=|¡ è@uρ #’ n?tã
$ yγ Î=÷δ r& 4 öΝä3Ï9≡ sŒ ×�ö� yz öΝä3©9 öΝä3ª=yès9 šχρã� ©.x‹s? ∩⊄∠∪
Terjemahnya:
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan meberi salam kepada penghuninya. Yang denikian itu lebih baik darimu, agar (selalu) ingat.31
Alquran memerintahkan, supaya orang menyampaikan amanat
kepada yang berhak menerima dan setiap orang harus belaku adil,
sebagai firman Allah Surah An-Nisa (4: 58) sebagai berikut:
30
Departemen Agama, Op. Cit, h. 745 31
Departemen Agama, Op. Cit, h. 18.
34
* ¨βÎ) ©! $# öΝä.ã� ãΒ ù'tƒ βr& (#ρ–Š xσè? ÏM≈uΖ≈ tΒ F{$# #’n<Î) $ yγ Î=÷δ r& #sŒ Î)uρ Ο çF ôϑs3ym t÷ t/ Ĩ$ ¨Ζ9 $# βr&
(#θ ßϑä3øtrB ÉΑô‰yè ø9 $$ Î/ 4 ¨βÎ) ©!$# $ −ΚÏè ÏΡ / ä3ÝàÏètƒ ÿϵ Î/ 3 ¨βÎ) ©! $# tβ% x. $ Jè‹Ïÿxœ # Z��ÅÁ t/ ∩∈∇∪
Terjemahnya :
Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan (menyuruh kamu) apabila menetapkan hukum di antara mausia supaya kamumenetapkan dengan adil. Sesungguhnya Allah memberi pengajaran yang sebaik-baiknya kepadamu. Sesungguhnya Allah adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.32
2. Dengan cara tidak langsung
Dalam menyampaikan ajaran ajaran akhlaknya, juga dapat
menggunakan cara yang tidak langsung yaitu:
1. Kisah- kisah yang mengandung nilai-nilai akhlak.
Anak suka mendengarkan cerita-cerita atau kisah-kisah yang diberikan oleh orang tuanya. Kisah-kisah yang mengandung nilai-nilai akhlak banyak dikemukakan dalam ajaran islam antara lain kisah Nabi-nabi dan ummat mereka masing-masing, kisah yang terjadi di kalangan penghuni Gua (ashabul kahfi) kisah perjalanan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad dan lain-lain. Hikmah dari Isra’ Mi’raj yaitu adanya perintah shalat lima puluh kali menjadi lima kali sehar. 33
2. Kebiasaan atau latihan peribadatan
Peribadatan seperti shalat, puasa, dan berzakat perlu dibiasakan atau diadakan latihan, ibadah shalat adalah cara paling efektif untuk mendekatkan manusia kepada Allah, karena shalat lima waktu itu
32
Ibid, h. 133 33
Sayid Usman, al-Zuhrul al-Basim fi al-Atwar Abi al-Qasim saw, h. 1.
35
menjadi tiang agama Islam yang diumpamakan sebagai kepala dalam suatu badan.34
Dengan kebiasaan dan latihan ibadah semacam inilah, pribadi
muslim terus membina, sehingga menjadi manusia muslim yang tanguh
tahan uji dan berakhlak mulia. Dengan demikian dalam mengajarkan
akhlak terutama kepada anak, dengan memberi nasehat kepada anak
agar menjauhkan diri akhlak tercela, kemudian melaksanakan akhlak
terpuji. Jadi metode pembinaan akhlak yang mulai sejak dini dan
pembinaan tersebut merupakan tugas dan tanggung jawab orang tua
terhadap anaknya.
34
Ibid, h. 1.
36
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian yang digunakan adalah Field research (Penelitian
lapangan), yakni penelitian dimana peneliti turun langsung kelokasi
penelitian untuk memperoleh data yang konkrit yang ada hubunganny
adengan judul penelitian.
Metode Pendekatan penelitian yang digunakan:
Deskriptif kualitatif yaitu metode penelitian yang bertujuan untuk ai fenomena yang terjadi di masyarakat yang menjadi subjek penelitian sehingga tergambar kanciri, karakter, sifatdan model dari fenomena menggambarkan secara utuh dan mendalam tentang realitas social dan berbagtersebut.35
B. Lokasi dan Objek Penelitian
Peneliti mengambil lokasi di Kelas VIII SMPN 02 Sungguminasa
Kabupaten Gowa.
Alasan memilih lokasi tersebut:
1. Jarak antara rumah dengan tempat penelitian tidak jauh sekitar
±3km
2. Adanya kemudahan dalam mengakses dan mengambil data-data
yang diperlukan dalam penelitian ini.
35
Wina Sanjaya, PenelitianPendidikan (Bandung: KencanaPrenada Media
Group, 2013) h.47
37
Objek dalam penelitian ini yaitu siswa kelas VIII\A SMPN 02
Sungguminasa Kabupaten Gowa yang berjumlah 30 orang
siswadan Guru Pendidikan Agama Islam yang berjumlah 3 orang.
C. Defenisi Operasional
Untuk menghindari kesalah pahaman dalam penafsiran maksud
yang terkandung dalam judul penelitian ini, maka terlebih dahulu penulis
memberikan defenisi variabel penelitian secara operasional. Adapun
variabel yang dimaksudkan antara lain:
1. Peranan Pendidikan Agama Islam dalam penelitian ini diartikan
sebagai upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta
didik untuk mengenal, memahami, menghayati, mengimani,
bertakwa berakhlak mulia, mengamalkan ajaran agama Islam dari
sumber utamanya kitab suci Al-qur’an dan Al-hadits, melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, latihan, serta penggunaan
pengalaman36
2. Pembentukan akhlak Siswa dalam penelitian ini diartikan sebagai
kemampuan siswa untuk membentuk akhlak yang baik dan
mengarahkannya kepada hal-hal yang lebih positif dalam
berperilaku.
Jadi, peranan Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan
akhlak siswa adalahsebagai pengendali tingkah laku atau perbuatan
yang terlahir dari sebuah keinginan yang berdaran emosi. Jika ajaran
36
Ramayulis, ilmu pendidikan islam, h. 21.
38
agama sudah terbiasa dijadikannya sebagai pedoman dalam
kehidupannya sehari-hari dan sudah ditanam kannya sejak kecil, maka
tingkah lakunya akan lebih terkendali dalam menghadapi segala
keinginankeinginannya yang timbu.
D. Fokus Penelitian
Adapun yang menjadi fokus penelitian yaitu:
Peranan Pendidikan Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak
Siswa.
E. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah suatu subyek dari
mana data diperoleh. Adapun sumber data yang akan memberikan
informasi di antaranya yaitu :
1. Sumber Data Primer
Sumber data primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data. Sumber data primer
dalam penelitian ini dilakukan dengan pemilihan sampel, kemudian
hasil wawancara dengan para guru dan siswa yang ada di desa
bone tentang Pengaruh mata pelajaran pendidikan agama Islam
terhadap pembentukan akhlak siswa.
2. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder yaitu diambil dari sumber data yang
telah diperoleh oleh pihak lain, sehingga peneliti memperolehnya
tidak langsung. Sumber data di sini dilakukan dengan cara mencari
39
data-data tertulis atau bukti nyata yang berkaitan dengan Pengaruh
mata pelajaran pendidikan agama islam terhadap pembentukan
akhlak siswa. Sumber data utama dalam penelitian ini dicatat
melalui catatan tertulis atau melalui perekaman.
F. Instrumen Penelitian
Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran
terhadap fenomena sosial maupun alam.Alat ukur dalam penelitian
biasanya dinamakan instrumen penelitan.Jadi instrumen penelitian
adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati.
Instrumen penelitian data pada penelitian ini dilakukan melalui:
1. Pedoman Observasi adalah mengadakan penelitian secara
sistematis terhadap objek yang akan diteliti. Pedoman observasi
yang akan digunakan peneliti dalam hal ini adalah catatan
observasi.
2. Pedoman Wawancara dipergunakan untuk mendapatkan informasi
berupa pendapat dari guru-guru, dan siswa Kelas VIII SMPN 02
Sungguminasa Kabupaten Gowa.
3. Pedoman Catatan Dokumentasi data yang dibutuhkan pada siswa
Kelas VIII SMPN 02 Sungguminasa Kabupaten Gowa yaitu
mengumpulkan data dokumen yang dapat dijadikan sebagai
pelengkap .
40
G. Teknik pengumpulan data
Adapun teknik pengumpulan data terkait dengan masalah yang ada
dalam penelitian ini dengan menggunakan metode-metode yang telah
dipersiapkan yaitu:
1. Observasi
Observasi adalah salah satu teknik pengumpulan data dengan
cara mengadakan pengamatan atau terjun langsung ke lapangan.
Observasi atau pengamatan ini memusatkan perhatian peneliti
terhadap suatu obyek dengan menggunakan panca indra. Menurut
Sutrisno Hadi, observasi adalah “mengadakan penelitian sekaligus
pengamatan terhadap masalah-masalah yang ada kaitannya dengan
karya ilmiah”.37Peneliti menggunakan teknik ini karena terdapat
sejumlah data dan informasi yang hanya dapat di ketahui dengan
pengamatan langsung ke lokasi penelitian tersebut.
2. Wawancara
Wawan cara secara umum
Proses memperoleh keterangan untukt ujuan penelitian dengan cara Tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang di wawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman wawancara.38
Dalam metode interview ini, peneliti mengadakan
wawancara langsung dengan guru, dalam hal ini Guru Pendidikan
AgamaI slam dan Siswa kelas VIII.a Penelitian ini menggunakan
37
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Jilid 1 (Cet, XXX; Yogyakarta: Andi
Offset, 1987), h. 42.
38 Burhan Bungin, PenelitianKualitatif (Jakarta : Kencana ,2008) h.108
41
interview bentuk terbuka sehingga dapat diperoleh data yang luas
dan mendalam mengenai bagaimana peranan Pendidikan Agama
Islam terhadap pembentukan akhlak siswa kelas VIII SMPN 02
Sungguminasa Kabupaten Gowa.
3. Dokumentasi
Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang-
barang tertulis. Dalam melaksanakan penelitian dengan metode
dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-
buku, absensi, surat kabar, notulen rapat, perangkat-perangkat
pembelajaran dan sebagainya.
Metode ini, digunakan untuk memperoleh dokumen-dokumen
dan kebijakan yang terkait dalam penelitian ini untuk mengetahui lebih
jauh tentang bagaimana peranan pendidikan Agama Islam terhadap
pembentukan akhlak siswa kelas VIII SMPN 02 sungguminasa
kabupaten gowa.
H. Tehnik Analisis Data
Analisis data merupakan upaya mencari dan menata secara
sistematis catatan hasil observasi, wawancara, dan dokumentasi untuk
meningkatkan pemahaman tentang kasus yang diteliti dan menyajikannya
sebagai temuan bagi orang lain.
42
Setelah data-data terkumpul, selanjutnya disusun secara sistematis
dan dianalisa secara kualitatif dengan menggunakan metode-metode
sebagai berikut :
a. Data Reduction (Reduksi Data) yaitu merangkum, memilih hal-hal yang
pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan membuang yang
tidak perlu. Dengan demikian data yang direduksiakan memberikan
gambaran yang lebih jelas dan mempermudah dalam melakukan
pengumpulan data pada judul peranan pendidikan Agama Islam
terhadap pembentukan akhlak siswa kelas VIII SMPN 02
sungguminasa kabupaten gowa..
b. Data Display (Penyajian Data) yaitu penyajian data yang dilakukan
dalam bentuk uraian singkat sehingga mudah memahami apa yang
terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkana pa yang telah
dipahami tersebut. Dengan demikian data yang disajikan yaitu data
tentang peranan pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan
akhlak siswa kelas VIII SMPN 02 sungguminasa kabupaten gowa.
43
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Obyektif SMPN 02 SUNGGUMINASA KAB.GOWA
1. Sejarah Singkat Berdirinya SMPN 02 Sungguminasa Kab.Gowa
Menelusuri eksistensi berdirinya suatu lembaga pendidikan,
tentunya tidak terlepas dari kondisi dan latar belakang berdirinya. SMPN
02 Sungguminasa Kab. Gowa merupakan salah satu lembaga pendidikan
formal yang sederajat dengan sekolah lanjutan pertama yang berada di
bawah naungan Pemerintah Daerah sehingga dalam melakukan aktivitas
pendidikan dan pembelajaran lebih banyak belajar ilmu-ilmu umum
dibanding pelajaran agama.
Keberadaan SMPN 02 Sungguminasa Kab. Gowa dilatar
belakangi oleh situasi dan kondisi masyarakat setempat, yang menyadari
arti penting pendidikan. Di samping mengingat jumlah peserta didik yang
menamatkan pendidikannya di tingkat SD tiap tahunnya semakin banyak
jumlahnya, sementara SLTP yang ada di Jl. Andi Mallombassang
mempunyai jarak yang agak jauh dari kampung mereka. Melihat kondisi
yang demikian para pendidik, tokoh masyarakat dan pemerintah setempat
merasa terbebani atas perlunya pengadaan sekolah untuk tingkat SLTP di
daerah ini.
SMPN 02 Sungguminasa Kab. Gowa didirikan pada tahun 1979 di
atas tanah seluas 4752 Ha meter persegi, dengan status kepemilikan
44
pemerintah daerah. Pada tahun ini pemerintah daerah cabang
Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa, mendirikan
sekolah yang diberi nama SMPN 02 Sungguminasa setingkat Sekolah
Lanjutan Tingkat Pertama, yang dipimpin oleh Muhammad Ruslan Raba,
dengan anggota Adam Karim, Syahruddin dan Abdul Kadir Tona.
Bertempat di Pandang- Pandang Kecamatan Somba Opu Kabupaten
Gowa. Kemudian atas inisiatif Muhammad Ruslan Raba, berhasil
mendirikan sekolah SMPN 02 Sungguminasa pada 17 Februari 1979
sesuai dengan SK pendirian dengan peraturan pendidikan nasional RI
1980 dengan NPSN 20301060.
SMPN 02 Sungguminasa telah terjadi 7 kali pergantian pimpinan
(Kepala Sekolah). Hal ini berarti suatu pertanda bahwa sekolah ini sangat
menghendaki adanya perkembangan dan kemajuan yang signifikan di
masa-masa yang akan datang.
Kedudukan SMPN 02 Sungguminasa merupakan unit pelaksana
teknis Kementrian di bidang pendidikan yang secara operasional
bertanggung jawab kepada Kantor Wilayah Kementrian Pendidikan
Provinsi Sulawesi Selatan, dan secara administatif bertanggung jawab
kepada Kantor Kementrian Pendidikan Kabupaten Gowa.
Selanjutnya dalam upaya pembinaan dan penataan terus
dikembangkan dengan melakukan pembaharuan pada subtansi
pendidikan, pembaharuan metodologi, pengembangan sarana dan
prasarana pendidikan, perluasan fungsi sekolah dan pengembangan
45
pendidikan sampai pengembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi
(IPTEK).
Dengan demikian, sejarah lahirnya SMPN 02 Sungguminasa
merupakan langkah maju bagi tercapainya prestasi pendidikan di bidang
ilmu pengetahuan dan tekhnologi. Karena bagaimanapun, prestasi serta
peningkatan kualitas guru merupakan modal tercapainya tujuan
pendidikan. Dari kedua target tersebut, baik dari prestasi belajar siswa,
serta peningkatan kualitas guru menjadi momentum bagi terciptanya iklim
pendidikan. Artinya, tercapainya tujuan pendidikan serta perubahan status
sekolah menjadi SMPN 02 Sungguminasa ini adalah karena SMPN 02
SUNGGUMINASA ini dianggap bisa bersaing di era global atau dapat
beradaptasi dengan semakin kompetitifnya pendidikan dewasa ini.
2. Identitas Madrasah
a. Nama sekolah : SMPN 02 SUNGGUMINASA
KAB.GOWA
b. NPSN : 40301060
c. Status Sekolah : Negeri
d. Bentuk Pendidikan : SMP
e. Status kepemilikan : Pemerintahan Daerah
f. SK Pendirian Sekolah : 030/U/1979
g. Tanggal SK Pendirian : 17-02-1979
h. No. SK Ijin Operasional : 030/ U/1979
i. Tgl SK Ijin Operasional : 17-02-1979
j. Nama Kepala Sekolah : Adri, S.Pd
k. Alamat : Jl.Andi Mallombassang No.1
Sungguminasa, RT/RW 0/0,
Dsn., Ds./ Kel Sungguminasa,
46
Kec.Sombaopu Kab.Gowa,
Prov.SULSEL
l. Kode Pos : 92111
m. No.Telp : 0411-86145
n. FAX : 0411-84157
o. Email : [email protected]
p. Website : http://www.smpnegeri2sungguminasa.net
3. Visi, Misi dan Tujuan SMPN 02 SUNGGUMINASA KAB.GOWA
a. Visi Sekolah
Untuk mencapai tujuan pendidikan SMPN 02 SUNGGUMINASA
KAB.GOWA merumuskan visi:
“Unggul dalam prestasi, berkepribadian, berpijak pada iman dan
takwa”.
b. Misi Sekolah
Untuk mencapai tujuan pendidikan SMPN 02 SUNGGUMINASA
KAB.GOWA merumuskan misi sebagai berikut :
1. Mewujudkan penyelenggaraan pendidikan yang profesional, adil,
dan berimbang di lingkungan sekolah.
2. Mewujudkan keluaran pendidikan yang bermutu dan
menghasilkan prestasi akademik bidang keilmuan dan teknologi
serta non akademik bidang seni.
3. Mewujudkan sikap siswa mandiri, disiplin, dan bertanggung
jawab meraih prestasi terbaik.
47
4. Mewujudkan perilaku siswa berbudi pekerti luhur di dasari iman
dan takwa.
5. Mewujudkan Good Governance dalam sistem pengelolaan
pendidikan yang transparan,responsive,dan akuntabel dengan
pihak-pihak pemangku kepentingan (stakeholders) terkait.
c. Tujuan Sekolah
Berdasarkan visi dan misi sekolah tersebut diatas, dapat
disimpulkan menjadi beberapa macam tujuan yaitu:
1. Memenuhi akan penyelenggaraan pendidikan yang
professional, keadilan dan pemerataan pendidikan di
lingkungan sekolah.
2. Memenuhi akan kualifikasi professional para guru, staf sekolah
dan karyawan dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya
untuk penguatan manajemen pelayanan sekolah yang efektif.
3. Memenuhi akan keluaran pendidikan dengan lulusan yang
berprestasi akademik baik bidang keilmuan dan teknologi
maupun non akademik bidang seni dan olahraga yang memiliki
keunggulan kompetitif.
4. Memenuhi akan sikap siswa yang berbudi pekerti luhur di
dasari iman dan takwa.
5. Memenuhi akan sistem pengelolaan pendidikan yang
transparan, responsive, partisipatif, dan akuntabel dengan para
pemangku kepentingan terkait.
48
6. Memenuhi akan tata kelola (Good Governance) dalam
manajemen sekolah untuk mengoptimalkan pelayanan
pendidikan prima kepada masyarakat.
4. Keadaan Guru
Untuk mengetahui keadaan Guru SMPN 02 SUNGGUMINASA
KAB.GOWA dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel I
Nama Pendidik dan Tenaga Kependidikan SMPN 02
Sungguminasa Kab.Gowa
No Nama Jernis K P L
Pendidikan Terakhir
1 Andri, S.Pd. - L S1
2 A. Hendriyana H, S.Pd.I., M.Pd.I. P - S2
3 Suci Putri, S.Pd P - S1
4 Nursyidah, S.Ag P - S1
5 Cahaya, S.Pd P - S1
6 Nasruddin Hamzar, S.IP - L S1
7 Rahmatiah Abdullah, S.Pd P - S1
8 Hartati, S.Pd P - S1
9 Sri Ismayanti, S.Pd P - S1
10 Kiki Rezkiyanti Sahar, S.Pd P - S1
11 Hj. Rahmadhani S.Pd., M.Pd P - S2
12 Habib Burhan, S.Pd - L S1
13 Erniwati, S.Pd., M.Pd P - S2
14 Muh. Anwar, S.Pd. - L S1
15 Anzar Agus, S.Pd. M.Pd - L S2
16 Hj. Nurhayati, S.Pd. P - S1
17 Rusli AT, S.Pd. - L S1
18 Syamsiah H., S.Ag. P - S1
19 Astriani Azis, S.Pd P - S1
20 Irwan Nurdin, S.Pd. - L S1
21 Hj. Husniah P - S1
Sumber Data : SMPN 02 SUNGGUMINASA KAB.GOWA, 2017
49
5. Keadaan Siswa
Adapun siswa yang diteliti adalah kelas VIII.A SMPN 02
Sungguminasa Kab.Gowa dan dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel II
Keadaan siswa yang diteliti di Kelas VIII.A SMPN 02 Sungguminasa
Kab.Gowa
No. Nama Siswa Alamat
1 Habibie Manggarupi Permai
2 Muh.Zidan R Jl.Poros Malino
3 Muh.Rahmatullah Y Jl.Pelita Lambengi
4 Muh.Aflah Dirga Aufan Jl.Pallantikang lr.1
5 Rahmat R Jl.Pallantikang
6 Muh.Dwi Firmansyah F BTN Ballolu
7 Aji Dwi Kurniawan Jl.Andi Mallombassang
8 Muh. Fathir S.Z Jl.Sultan Alauddin
9 M.Richo N Jl.Manggarupi
10 Farel Syazwan J BTN Je’ne tallasa Permai
11 Muh.Anugrah A.A BTN Mutiara Permai
12 Khaidir Jl.Pelita Lambengi
13 Zamzidar Zainal Jl.Pelita Lambengi
14 Fathur Ramdani Taeng
15 Nadila Tamrin BTN Griya Tirta Abadi
16 Salsabilah Nur Faoziah BTN Minasaupa
50
17 Nurhafidah Zaida Jl.Pelita Lambengi
18 Salsabilah Dwi Kamila Jl.Sultan Hasanuddin
19 Muh.Wildan Fatari Jl.Dr.Wahidin BTN Indira
recidence blok B No.2
20 Hermawan Komplek Pandang-pandang
21 Muh.Akbar Jl. Dg Tata lr.1
22 Resa Anggreani S Perumahan Bukit Tamarunang
23 Rindiyani Jl.Pelita Lambengi
24 Rika Laura BTN Aura Permai
25 Imel Amanda Natasya Jl.Benteng Sombaopu
26 Siti Alwa Syabina Jl.Poros Malino
27 Andi Nur Aura M Jl.Manggarupi
28 Zachranie Mareta A Jl.Dr.Wahidin Sudirohusodo
Kallongtala
29 Nurul Afia Jl.Poros Limbung-Panciro
30 Putri Arindah Asri Jl.Mesjid Raya No.16 A
Sumber Data : Kantor SMPN 02 Sungguminasa Kab.Gowa, 2017
6. Sarana dan Prasarana
Adapun sarana dan prasarana yang dimiliki SMPN 02
Sungguminasa Kab.Gowa terdapat pada tabel berikut ini :
51
Tabel III
Sarana dan prasarana SMPN 02 Sungguminasa Kab.Gowa
Sumber Data : Kantor SMPN 02 Sungguminasa Kab.Gowa, 2017
No Jenis Prasarana
Kondisi Baik
Ruangan Rusak
Jumlah
1 Ruang kelas 27 - 27
2 Perpustakaan 1 - 1
3 R. Lab. IPA 1 1
4 Lab.Bahasa Inggris
- - -
5 R.Lab Komputer
1 - 1
6 Ruang Konseling
1 - 1
7 R. Guru 1 - 1
8 R. Tata Usaha
1 - 1
9 Tempat Ibadah
1 - 1
10 R. UKS 1 - 1
11 WC 3 - 3
12 Gudang 1 - 1
13 Ruang Sirkulasi
1 - 1
14 Tempat Olahraga
3 - 3
15 Ruang Organisasi Kesiswaan
1 - 1
16 Kantin 1 - 1
52
B. Pelajaran Pendidikan Agama Islam Terhadap Siswa di SMPN 02
Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
Pendidikan adalah sebuah kegiatan yang dilakukan dengan
sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh orang dewasa yang
memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi terciptanya insan
kamil. Pendidikan yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah
pendidikan agama Islam. Adapun kata Islam dalam istilah pendidikan
Islam menunjukkan sikap pendidikan tertentu yaitu pendidikan yang
memiliki warna-warna Islam.
Pendidikan Agama Islam di sekolah bertujuan untuk menumbuhkan
dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan
pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta pengalaman peserta didik
tentang Agama Islam sehingga mejadi manusia muslim yang terus
berkembang dalam hal keimanan,ketaqwaannya, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang
lebih tinggi. Sebagaimana pemaparan dari kepala Adri,S.Pd sekolah
dalam wawancara berikut ini:
Pendidikan agama di sekolah sebagai salah satu upaya untuk mendidik siswa siswi menjadi pelajar yang memiliki etika yang baik, baik terhadap orangtuanya, lingkungan disekitarnya dan terhadap Allah swt. Adanya pelajaran agama di sekolah diharapkan pelajar mendapatkan ilmu-ilmu agama yang dapat diamalkannya di lingkungan sekitarnya karena agama merupakan
53
suatu kebutuhan setiap manusia lebih-lebih terhadap seorang pelajar yang beragama islam.38
Pelaksanaan pelajaran agama di sekolah selama ini sudah
berjalan. Sekolah-sekolah di Indonesia memberlakukan/memasukkan
pelajaran agama dalam kurikulum. Pelajaran Pendidikan Agama
merupakan salah satu pelajaran wajib, harus ada dan diterima oleh para
siswa. Di Indonesia persekolahan-persekolahan swasta umum dengan ciri
keagamaan tertentu menerapkan pelajaran agama sesuai dengan ciri
khas keagamaannya.
Peneliti memulai pertanyaan kepada guru pendidikan Agama Islam
kelas VIII Ibu Husniah terhadap bagaimana proses pembelajaran
pelajaran pendidikan agama islam yang berlangsung di SMPN 02
Sungguminasa, beliau menuturkan bahwa:
Pendidikan Agama Islam di SMPN 02 Sungguminasa Dalam hal ini proses pengajaran pendidikan agama islam berlangsung tidak seperti mata pelajaran yang ada. Dilakukan dalam durasi waktu 2 jam pelajaran sehari dalam setiap minggunya. Itu berlaku untuk keseluruhan tingkatan kelas dari kelas VII, VIII, dan IX. Proses pembelajaran pendidikan agama islam yang terdapat di SMPN 02 SUNGGUMINASA merupakan proses pembelajaran yang dilakukan seperti disekolah-sekolah umum lainnya. Hanya berdurasi 2 jam waktu pemberian materi. Dalam hal ini di butuhkan kesabaran dan rasa sayang terhadap penyampainnya. Bisa jadi dilakukan seperti pada diri sendiri, guna memberikan mengamalkan ilmu agama yang baik yang berguna dalam kehidupan sehari-hari sampai kelak diakhirat.39
Menurut Ibu Nursyidah, S.Ag guru PAI kelas IX menuturkan bahwa:
38
Wawancara, Adri, S.Pd (kepala sekolah), sabtu 11 November 2017 jam 09.00 WITA
didekat tangga kepala sekolah samping ruang guru.
39
Wawancara, Hj Husniah (Guru PAI kelas VIII), sabtu 11 November 2017 jam 10.15 WITA
diruang Guru
54
Pembelajaran pendidikan Agama Islam disekolah sudah kami ajarkan sesuai dengan kurikulum yang ada, kami berharap siswa siswi mampu menyerap dan memahami apa yang telah kami ajarkan. Disamping materi yang sesuai dengan kurikulum kadang juga diselingi pengetahuan lainnya yang berhubungan dengan agama islam. Baik itu akhlak dan syariat, fiqih dan lainnya.40
Guru pendidikan Agama Islam kelas VIII Ibu Hj. Husniah, kembali
mengatakan bahwa :
Pembelajaran pendidikan agama islam disekolah juga membantu
walaupun durasinya hanya sedikit tapi cukup bisa memberikan
pengetahuan dan pembelajaran yang aktif kepada siswa.
Kalupun waktunya kurang murid murid bisa bertanya di lain jam
pelajaran apabila ada hal yang kurang paham yang menyangkut
masalah agama,karena masalah agama tidaklah sempit masih
banyak lagi penjelasan-penjelasan yang luas. Kami sudah
mengajarkan sesuai kurikulum juga tapi apabila ada hal yang
kurang itu tadi murid bisa bertanya diluar jam pelajaran karena
keterbatasan waktu jam pelajaran pendidikan agama islam yang
hanya 2 jam pelajaran.41
Pertanyaan selanjutnya juga ditujukan kepada siswa kelas VIII SMPN
02 SUNGGUMINASA, Salsabilah Dwi Kamila tentang pelajaran
pendidikan agama Islam apa saja yg diberikan di sekolah, dia
menuturkan:
Pelajaran pendidikan agama islam yang diberikan sangat bermacam-macam kak, mulai dari akhlak, masalah fiqhi, tentang islam dan semua hal yang berhubungan dengan agama islam. Pelajaran pendidikan Agama islam juga sebelum pelajaran dimulai guru memberikan arahan-arahan tentang agama islam
40
Wawancara, Nursyidah, S.Ag (Guru PAI kelas IX), senin 11 November 2017 jam 10.30
WITA diruang Guru
41
Wawancara, Hj. Husniah (Guru PAI kelas VIII), senin 11 November 2017 jam 11.00
WITA di Ruang guru
55
dan dilanjutkan dengan tadarrus Al-Qur’an selama 10 menit begitu juga kalau maumi selesai orang belajar kak mengajiki juga.42
Siswa kelas VIII Muh. Rahmatullah Y mengatakan bahwa:
Pelajaran pendidikan Agama Islam yang diberikan Guru hanya 2 jam. Biasanya masih banyak yang ingin kita pertanyakan tapi waktunya sudah selesai kak. Saya sangat senang belajar pelajaran Agama apalagi kalo masalah seputar kisah-kisah Nabi kak.43
Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa pelajaran
pendidikan Agama Islam di SMPN 02 Sungguminasa dilakukan dalam
durasi waktu 2 jam pelajaran sehari dalam setiap minggunya. Itu berlaku
untuk keseluruhan tingkatan kelas dari kelas VII, VIII, dan IX. Dalam hal
ini pembelajaran pendidikan agama islam disekolah juga membantu
walaupun durasinya hanya sedikit tapi cukup bisa memberikan
pengetahuan dan pembelajaran yang aktif kepada siswa serta pelajaran
pendidkan Agama Islam dilakukan dengan memberikan tadarrus Al-qur’an
selama 10 menit sebelum pelajaran dimulai dan sebelum pelajaran
berakhir.
42
Wawancara, Salsabilah Dwi Kamila (Siswi kelas VIII), senin 11 November 2017
jam 12.00 WITA di Kelas VIII.
43
Wawancara, Muh Rahmatullah Y (Siswa kelas VIII) senin 11 November 2017 jam 12.20
WITA di depan Kelas VIII
56
C. Pembentukan Akhlak Siswa Melalui Pelajaran Pendidikan Agama
Islam Di SMPN 02 Sungguminasa Kecamatan Somba Opu
Kabupaten Gowa
Akhlak merupakan suatu alat yang digunakan untuk
mengoptimalkan sumber daya potensi untuk mencapai kesejahteraan
hidup manusia baik di dunia maupuan di akhirat. Oleh karena itu, bagai
mana manusia dalam menggunakan sumber daya potensi yang tersedia
untuk meningkatkan kehidupan lebih baik. Karenanya di perlukan alat
yang digunakan untuk menganalisis sekaligus membuktikan konsep
Alquran dan Hadis yang secara langsung maupun tidak langsung yang
bersentuhan dengan masalah akhlak.
Peneliti memulai pertanyaan selanjutnya kepada Kepala Sekolah
SMPN 02 SUNGGUMINASA, untuk menggali lebih dalam tentang
pembentukan akhlak siswa melalui pelajaran pendidikan Agama Islam.
Pelajaran Pendidikan Agama Islam sangat berdampak kepada
proses pembentukan akhlak siswa agar kelak bisa menjadi
pedoman bagi kehidupannya. Manusia bisa mengarahkan
hidupnya dijalan yang benar dan diridhoi Allah, tidak mudah
terpengaruh dengan hal-hal yang buruk, dapat mengontrol dirinya.
Apalagi dimasa remaja seperti ini merupakan masa yang labil
dalam segala hal, siswa biasanya ingin mencoba-coba,
dikhawatirkan nantinya akan terjerumus kedalam pergaulan yang
tidak baik. Karena faktor pergaulan sangat berpengaruh besar.
Oleh karena itu didikan yang bernuansa islami harus ditanamkan
sejak dini melalui pelajaran pendidikan agama islam.44
44
Wawancara, Adri, S.Pd (Kepala Sekolah), Rabu 13 November 2017 jam 09:30
WITA di ruangan Kepala Sekolah.
57
Pembentukan akhlak dalam dunia pendidikan adalah sesuatu hal
yang mutlak harus dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan.
Pembentukan akhlak juga merupakan satu bagian terpenting dan target
utama dalam tujuan pendidikan. Begitu juga halnya dalam konsep Islam,
tujuan pendidikan yang dilakukan adalah untuk menciptakan generasi
yang memiliki akhlak yang mulia, baik akhlak terhadap sang Khaliknya
Allah SWT, maupun akhlak terhadap makhluk manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan termasuk akhlak terhadap dirinya sendiri. Ibu Hj
Husniah Guru PAI kelas VIII menuturkan bahwa:
Adanya pembinaan pendidikan agama islam dan kegiatan-kegiatan
keislaman (ekstra) pada siswa. Hal ini dimaksudkan untuk
menunjang pendidikan agama yang ada di pendidikan formal
(sekolah) dan juga menambah wawasan siswa dalam memahami
serta menginterpretasikan agama islam secara menyeluruh
(universal), sehingga siswa akan memiliki nilai lebih dalam
pengetahuan agamanya. Adanya kegiatan-kegiatan ektra yang
islami, misal siswa diharuskan untuk mengikuti pengajian baik laki-
laki atau perempuan. Hal ini dimaksudkan untuk menanamkan
disiplin yang tinggi baik dalam ibadah maupun dalam bertingkah
laku. Adanya sarana ibadah yaitu musholah, yang mana
dimaksudkan untuk siswa dan warga sekolah lainnya untuk dapat
melakukan ibadah dengan baik.45
Dalam hal ini semua guru khususnya guru pendidikan agama Islam
dituntut untuk memberikan keteladanan atau pembiasaan tentang sikap
yang baik dalam menanamkan pendidikan karakter terhadap siswa. Tanpa
adanya pembiasaan dan pemberian teladan yang baik, pembinaan
tersebut akan sulit mencapai tujuan yang diharapkan, dan sudah menjadi
45
Wawancara, Syamsiah H., S.Ag (Guru Kelas VII) Rabu 13 November 2017 jam 10.20
WITA di kelas VII.
58
tugas guru terutama guru agama untuk memberikan keteladanan atau
contoh yang baik dan membiasakannya bersikap baik pula.
Guru PAI kelas VIII kembali mengemukakan bahwa:
Untuk membentuk akhlak yang baik kepada siswa maka yang paling utama disini adalah bagaimana akhlak dari guru pendidikan agama Islam tersebut. Karena guru merupakan salah satu orang yang paling berpengaruh dalam mendewasakan anak didik agar menjadi anggota masyarakat yang berguna dan memiliki keperibadian yang mencerminkan akhlak yang mulia. Siswa akan mencontoh apa yang dilakukan gurunya jadi seorang guru disini sangat dituntut untuk memiliki akhlakul karimah yang baik sehingga siswanya dengan serta merta mengikutinya.46
Menurut pendapat Nadila Tamrin siswi kelas VIII, tentang pelajaran
pendidikan agama islam berpendapat bahwa :
Kalau membahas pelajaran pendidikan agama islam, guru paling
sering membahas masalah akhlak dan yg paling sering itu
diingatkan tentang pergaulan sebagai siswa siswa. Pergaulan
harus dijaga betul supaya tidak ikut ke pergaulan yang tidak baik,
karena remaja sekarang sangat bebas dalam pergaulan. Apabila
sampai ikut dalam pergaulan yang tidak baik maka ditakutkan
virginitas tersebut akan terenggut juga. Dalam cara menjaganya
kita harus meningkatkan IMTAK sebagai pedoman hidup agar
senantiasa ingat kepada ALLAH, makanya pelajaran pendidikan
Agama Islam sangat penting untuk dipelajari.47
M.Richo N siswa kelas VIII berpendapat bahwa :
Pelajaran pendidikan Agama Islam yang kita dapatkan di sekolah
sangat menekankan terhadap pergaulan kita baik disekolah lebih-
lebih jika di luar sekolah. Pelajaran pendidikan Agama Islam
menjadi kunci utama dalam bergaul. Karena kami laki-laki yang
46
Wawancara, Hj Husniah (Guru KelasVIII) Rabu 13 November 2017 jam 11.30 WITA di
kelas VIII
47
Wawancara, Nadila Tamrin (Siswa Kelas VIII) Rabu 13 November 2017 jam 12.18 WITA
di dekat ruang Guru
59
gampang terpengaruh dan pergaulan yang cukup luas kami takut
akan ikut dalam pergaulan yang tidak baik. Disekolah sudah diberi
pesan-pesan agama bahwa mempunyai akhlak yang baik itu
sangat mendapatkan pengaruh yang baik pula bagi diri sendiri dan
orang lain.48
Dari beberapa pendapat di atas peneliti dapat menyimpulkan
bahwa pembentukan akhlak yang baik itu perlu untuk dipelajari dan di
biasakan, dan untuk pembiasaan tersebut maka perlu keteladan yang
dapat di jadikan contoh bagi para peserta didik. Adanya pelajaran
pendidikan agama islam dan kegiatan-kegiatan ektra yang islami, misal
siswa diharuskan untuk mengikuti pengajian baik laki-laki atau perempuan
hal ini dimaksudkan untuk membentuk akhlak yang baik bagi siswa dan
juga menambah wawasan siswa dalam memahami serta
menginterpretasikan agama islam secara menyeluruh (universal),
sehingga siswa akan memiliki nilai lebih dalam pengetahuan agamanya.
Dengan demikian dapat dipahami bahwa tujuan pembentukan
akhlak hanya dapat dicapai dengan jalan terus menerus latihan
(dikerjakan) sehingga menjadi suatu kebiasaan yang menetap dalam diri
dan kepribadian manusia (siswa). Maka dengan usaha yang demikian dan
istiqomah maka akan dapat terwujud akhlak yang baik (mulia) tersebut.
Ajaran Islam sendiri banyak menyebutkan bahwa pembinaan akhlak yang
terpuji itu harus selalu dilakukan dan selalu di latih, karena dengan
48
Wawancara, M.Richo N (Siswa Kelas VIII) Rabu 13 November 2017 jam 13.00 WITA di
depan kelas VIII
60
demikian maka penghayatan terhadap hal itu akan semakin dalam dan
mengkristal dalam diri manusia.
D. Faktor Penghambat dan Pendukung Pada Pelajaran Pendidikan
Agama Islam Terhadap Pembentukan Akhlak Siswa SMPN 02
Sungguminasa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa
Dalam pelaksanaan pembentukan akhlak siswa pada pelajaran
pendidikan Agama Islam tentu tidak lepas dari faktor penghambat dan
faktor pendukung yang mempengaruhinya. Faktor penghambat yang
mempengaruhi pembentukan akhlak seorang siswa, Kepala Sekolah
mengemukakan bahwa:
Berbicara tentang faktor penghambat yang mempengaruhi pembentukan akhlak seorang siswa, ada dua hal yang paling berpengaruh yakni faktor dari dalam yakni yang dibawa sejak lahir dan faktor dari luar misalnya pengaruh lingkungan keluarga, lingkungan tempat ia bermain dan lingkungan sekolah. Dan faktor yang sangat dominan dimana anak akan memiliki akhlak atau budi pekerti yang baik apabila dididik dalam lingkungan keluarga yang baik pula. Oleh karena itu pembinaan akhlak harus dilaksanakan secara terus-menerus dan dilakukan sedini mungkin. Pengaruh lingkungan pergaulan anak khususnya lingkungan pergaulan di luar sekolah yang kurang kondusif bagi pembentukan akhlak siswa, kurang pedulinya sebagian orang tua dalam membina dan mengembangkan pengajaran akhlak siswa di rumah. Serta rendahnya minat belajar pengajaran akhlak pada sebagian siswa.49
Kemudian Guru PAI kelas VIII menyampaikan bahwa:
Faktor penghambat pada pelajaran pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa adalah jam tatap muka yang kurang hanya 2 jam sehari dalam setiap minggunya, hal ini yang menurut saya sangat menjadi kendala dalam pembentukan akhlak siswa. Adapun yang menjadi faktor pendukung dalam
49
Wawancara, Adri, S.Pd ( Kepala Sekolah), kamis 16 November 2017 jam
10.00 WITA di ruang Kepala Seolah
61
membentuk akhlak siswa adalah memadainya buku-buku pelajaran pendidikan Agama Islam dengan dilengkapinya sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya perpustakaan dan mushollah.50
Guru PAI kelas VIII kembali mengatakan bahwa:
Kendala yang di hadapi dalam pembentukan akhlak adalah masih
ada siswa yang kurang serius dalam mengikuti pelajaran, kalau
faktor dari gurunya sendiri, terkadang masih ada guru yang terlalu
serius dalam menyampaikan pembinaan berupa nasehat sehingga
terkesan kaku yang pada akhirnya ditanggapi dingin oleh anak-
anak, atau terkadang ada juga guru yang terlalu serius dengan
metode pelajaran yang diajarkannya sehingga lupa
menyampaikan pembinaan kepada siswa pada sesi pelajaran hari
itu. Adapun faktor pendukung pada pelajaran pendidikan Agama
Islam terhadap pembentukan siswa adalah tersedianya buku
paket yang memadai.51
Pembentukan akhlak dalam dunia pendidikan adalah sesuatu hal
yang mutlak harus dilaksanakan pada semua jenjang pendidikan.
Pembentukan akhlak juga merupakan satu bagian terpenting dan target
utama dalam tujuan pendidikan. Begitu juga halnya dalam konsep Islam,
tujuan pendidikan yang dilakukan adalah untuk menciptakan generasi
yang memiliki akhlak yang mulia, baik akhlak terhadap sang Khaliknya
Allah SWT, maupun akhlak terhadap makhluk manusia, hewan dan
tumbuh-tumbuhan termasuk akhlak terhadap dirinya sendiri. Selanjutnya
peneliti bertanya kembali tentang hambatan apa saja yang dihadapi dalam
proses pembentukan aklak siswa, kepala sekolah kembali menuturkan :
50
Wawancara, Hj, Husniah (Guru kelas VIII) Kamis 16 November 2017 jam 10.50
WITA diruang Guru
51
Ibid
62
Dalam proses pembinaan akhlak siswa ini tentu tidaklah selalu berjalan baik dan mulus, ada saja beberapa kendala yang dihadapi, beberapa kendala dalam melakukan pembentukan akhlak siswa yang dihadapinya di sekolah ini antara lain adalah latar belakang siswa yang berbeda-beda baik berbeda dari segi karakter, hal ini menimbulkan beragam perilaku dan kebiasaan. Sehingga dengan hal tersebut kita dituntut untuk dapat lebih sabar dan lebih serius dan lebih aktif lagi untuk melakukan pendekatan kepada para siswa sehingga kita bisa menjadi media bagi sesama siswa untuk bisa saling memahami dan menghargai satu sama lain. Kendala yang saya hadapi adalah dalam melaksanakan pembentukan akhlak siswa di kelas adalah jam tatap muka yang kurang, disamping terkadang saya merasa agak jenuh soalnya hal yang disampaikan sepertinya sesuatu yang sama dari hari ke hari, dan saya menganggap anak-anak sudah paham akan akhlak yang baik.52
Selanjutnya peneliti bertanya kepada salah satu siswi SMPN 02
Sunggumiasa tentang faktor penghambat dan pendukung pada pelajaran
pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa kelas VIII
Rika Laura menuturkan:
Alhamdulillah kak baikji kalau saya karena banyak diajarakanki salah satunya diajarki ceramah kak tapi biasa bosanki kalau itu gurunya serius sekali baru tidak ada tong bercanda-bercandana jadi biasa mengantukki kalau ceramahki tapi ada tong ia kalau baguski carana menyampaikan ceramah di perhatikan todongji, pokokna tergantungji kak dari siapa yang membawakan.53
Sedangkan Dermawan siswa kelas VIII mengatakan bahwa: Saya kusukaji juga belajar pendidikan Agama Islam kak, apalagi
kalo melakukanki jum’at ibadah baguski kalo berkumpulki di mesjid. Ituji tidak kusuka biasa disuruh terusjaki mencatat kak.54
52
Wawancara , Adri, S.Pd ( Kepala Sekolah), Kamis 16 November 2017 jam 11.
15 WITA di ruang guru 53
Wawancara, Rika Laura (Siswa kelas VIII), Kamis 16 Nvember 2017 jam 12.00
WITA di Kelas VIII. 54
Wawancara, Dermawan (Siswa kelas VIII), Kamis 16 November 2017 jam
12.30 WITA di Kelas VIII.
63
Dari hasil penelitian di atas tentang faktor penghambat dan faktor
pendukung pada pelajaran pendidikan Agama Islam terhadap
pembentukan akhlak siswa adalah adapun yang menjadi faktor
penghambat adalah jam tatap muka yang kurang yakni hanya 2 jam
sehari dalam setiap minggunya sehingga masih banyak siswa yang
kurang serius dalam mengikuti pelajaran. Disamping itu pula masih ada
guru yang terkesan kaku dalam menyampaikan pelajaran sehingga
ditanggapi dingin oleh anak-anak. Dari sisi siswa sendiri faktor diluar
sekolah sangat menghambat proses pembentukan akhlaknya. Adapun
yang menjadi faktor pendukung dalam membentuk akhlak siswa adalah
memadainya buku-buku pelajaran pendidikan Agama Islam dengan
dilengkapinya sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya
perpustakaan dan mushollah.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan deskripsi data dan hasil analisis yang sang penulis
paparkan di atas, maka pada bagian akhir ini penulis mengambil
kesimpulan yaitu:
1. Pelajaran pendidikan Agama Islam terhadap siswa di SMPN 02
SUNGGUMINASA dilakukan dalam durasi waktu 2 jam pelajaran
sehari dalam setiap minggunya. Itu berlaku untuk keseluruhan
tingkatan kelas dari kelas VII, VIII, dan IX. Dalam hal ini
pembelajaran pendidikan agama islam disekolah juga membantu
walaupun durasinya hanya sedikit tapi cukup bisa memberikan
pengetahuan dan pembelajaran yang aktif kepada siswa serta
pelajaran pendidkan Agama Islam dilakukan dengan memberikan
tadarrus Al-qur’an selama 10 menit sebelum pelajaran dimulai dan
sebelum pelajaran berakhir.
2. Pembentukan akhlak siswa melalui pelajaran Pendidikan Agama
Islam adalah sesuatu yang baik itu perlu untuk dipelajari dan di
biasakan, dan untuk pembiasaan tersebut maka perlu keteladan
yang dapat di jadikan contoh bagi para peserta didik. Adanya
pelajaran pendidikan agama islam dan kegiatan-kegiatan ektra
yang islami, misal siswa diharuskan untuk mengikuti pengajian baik
65
laki-laki atau perempuan hal ini dimaksudkan untuk membentuk
akhlak siswa dan juga menambah wawasan siswa dalam
memahami serta menginterpretasikan agama islam secara
menyeluruh (universal), sehingga siswa akan memiliki nilai lebih
dalam pengetahuan agamanya.
3. Faktor penghambat dan faktor pendukung pada pelajaran
Pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa
adalah adapun yang menjadi faktor penghambat adalah jam tatap
muka yang kurang yakni hanya 2 jam sehari dalam setiap
minggunya sehingga masih banyak siswa yang kurang serius
dalam mengikuti pelajaran. Disamping itu pula masih ada guru yang
terkesan kaku dalam menyampaikan pelajaran sehingga ditanggapi
dingin oleh anak-anak. Dari sisi siswa sendiri faktor diluar sekolah
sangat menghambat proses pembentukan akhlaknya. Adapun yang
menjadi faktor pendukung dalam membentuk akhlak siswa adalah
memadainya buku-buku pelajaran pendidikan Agama Islam dengan
dilengkapinya sarana dan prasarana yang memadai seperti adanya
perpustakaan dan mushollah.
B. Saran
Adapun beberapa saran yang dapat penulis sampaikan anatara lain
adalah:
1. Bagi Kepala Sekolah di SMPN 02 SUNGGUMINASA Kecamat n
Somba Opu Kabupaten Gowa hendaknya membentuk tim
66
pengawas pelaksanaan kegiatan keagamaan pada pelajaran
pendidikan Agama Islam yang berasal dari guru guna memantau
kegiatan siswa sehari-hari di sekolah.
2. Bagi guru dan, hendaknya meningkatkan keterampilan dalam
pembentukan akhlak siswa melalui pelajaran Pendidikan Agama
Islam, sedangkan Bagi orang tua siswa, diharapkan dapat secara
sungguh-sungguh mendukung kegiatan pembentukan akhlak siswa
di sekolah
3. Bagi pemerintah daerah sekiranya memberikan bantuan fasilisatas
kepada sekolah baik secara formal maupun non formal agar
aktifitas di sekolah SMPN 02 Sungguminasa berjalan dgn lancar.
67
DAFTAR PUSTAKA
Alquran al-Karim
Marimba Ahmad D., 1981. Pengantar Filsafat Pendidikan Islam. Bandung: Al-Maarif.
Athiyyah al-Abrasy Muhammad, 1987. Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam , terjemahan Bustami Abdul Ghani dan Djohar Bahry, Jakarta: PT. Bulan Bintang
Arikunto Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta.
Tafsir Ahmad, 2012. Ilmu Pendidikan Islam, Rosda. Hasbullah, 2005. Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada. Wina Sanjaya, 2013. PenelitianPendidikan, Bandung: Kencana Prenada
Media Group.
Yunus Mahmud,1983. Metode Khusus Pendidikan Agama, Jakarta: PT. Hidakarya Agung.
Majid Abdul, Dian Andayani, 2004. Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Burhan Bungin, 2008 Penelitian Kualitatif, Jakarta : Kencana.
Nur Uhbiyati,1998. Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia. Mustansyir Rizal, 2003. Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Ramayulis H, 2004. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia. Usman Sayid, 1896. al-zuhru al-basim Fi Adwar Abi al-Qasim saw,
Batavia. Ilyas Yunahar, 2001. Kuliah Akhlak, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Zakiah Daradjat, dkk, 1992. Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara. Zuhairini, dkk, 2000. Metodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: biro
Ilmiah fakultas tarbiyah IAIN Sunan Ampel Malang.
Pedoman Wawancara
1. Bagaimana pemaparan kepala sekolah tentang pendidikan Agama
Isalam di sekolah?
2. Bagaimana proses pembelajaran pelajaran pendidikan agama
islam yang berlangsung di SMPN 02 Sungguminasa?
3. pembentukan akhlak siswa melalui pelajaran pendidikan Agama
Islam?
4. Bagaimana pelajaran pendidikan agama Islam dan apa saja yg
diberikan di sekolah?
5. Bagaimana cara membentuk Aklak yang baik kepada siswa?
6. Apa saja faktor penghambat yang mempengaruhi pembentukan
akhlak siswa?
7. Bagaimana pelajaran pendidikan agama Islam dan apa saja yg
diberikan di sekolah?
8. Apa saja faktor penghambat dan pendukung pada pelajaran
pendidikan Agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa?
DOKMENTASI
RIWAYAT HIDUP
Nur Indah Sari, Sungguminasa, 04 April 1995, Puteri
pertama dari tiga bersaudara dan merupakan buah
kasih sayang dari pasangan Muh. Haris dan
Nurhaedah. penulis menempuh pendidikan dasar TK
Bayangkara pada tahun 1999 dan tamat pada tahun
2001. Pada tahun 2001 melanjutkan pendidikan di SD Negeri Bontoramba
dan tamat pada tahun 2007. Pada tahun 2007 penulis melanjutkan
pendidikan di SMP Negeri 02 Sungguminasa dan tamat pada tahun 2010,
kemudian pada tahun 2010 melanjutkan sekolah di SMA Negeri 1
Sungguminasa dan tamat pada tahun 2013 dan pada tahun 2013 penulis
melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar
(UNISMUH) jurusan Pendidikan Agama Islam.