peranan pemerintah dalam pemberdayaan …cdc.untagcirebon.ac.id/download.php?f=1....

19
Halaman | 1 JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016 PERANAN PEMERINTAH DALAM PEMBERDAYAAN UMKM DI KABUPATEN CIREBON Oleh: Subarsono, Yanuar Barlianto dan Sulfiani Dosen Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon ABSTRAKSI Usaha Mikro Kecil Dan Menengah ( UMKM ) Di Kabupaten Cirebon memiliki Potensi yang sangat besar, ini dapat dilihat dari data BPS Tahun 2014 bahwa kabupaten Cirebon memiliki Unit usaha sebanyak 10.795 dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 95.176 dengan nilai Investasi sebesar Rp 1.258.238.000.000, pemerintah Kabupaten Cirebon dapat memberdayakan UKM melalui pembuatan peraturan yang tepat. Pemberdayaan dimaksudkan untuk menjadikan UKM sebagai usaha yang tangguh dan mandiri dalam perekonomian nasional. Dalam proses pemberdayaan melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah harus menciptakan iklim yang usaha yang kondusif dan melakukan pembinaan dan pengembangan berupa bimbingan dan bantuan lainnya. Memang banyak UKM yang masih menghadapi kendala yaitu lingkungan yang tidak kondusif untuk berusaha. Misalnya, ijin yang sulit atau penyogokan yang memberatkan usaha UKM. Jika ini dilakukan berarti pemerintah membantu UKM keluar dari kendala internal dan eksternal. KATA KUNCI: Pemberdaayaan UKM dan Penguataan Ekonomi UKM. PENDAHULUAN Kondisi Perekonomian yang tidak menentu seringkali mengalami keterpurukan dalam dunia usaha, sehingga semua sektor usaha dan bidang kehidupan akan mengalami Kemunduran. Tidak sedikit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ‘gulung tikar’ akibat situasi perekonomian yang secara sepihak dikuasai oleh ‘mafia pasar’ yang notabene memiliki perusahaan raksasa dan dinasty kekuasaan yang mengakar disetiap sektor bisnis.

Upload: others

Post on 03-Jan-2020

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

H a l a m a n | 1

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

PERANAN PEMERINTAH DALAM

PEMBERDAYAAN UMKM DI KABUPATEN CIREBON

Oleh:

Subarsono, Yanuar Barlianto dan Sulfiani

Dosen Fakultas Ekonomi UNTAG Cirebon

ABSTRAKSI

Usaha Mikro Kecil Dan Menengah ( UMKM ) Di Kabupaten Cirebon

memiliki Potensi yang sangat besar, ini dapat dilihat dari data BPS Tahun 2014

bahwa kabupaten Cirebon memiliki Unit usaha sebanyak 10.795 dengan

menyerap tenaga kerja sebanyak 95.176 dengan nilai Investasi sebesar Rp

1.258.238.000.000, pemerintah Kabupaten Cirebon dapat memberdayakan UKM

melalui pembuatan peraturan yang tepat. Pemberdayaan dimaksudkan untuk

menjadikan UKM sebagai usaha yang tangguh dan mandiri dalam perekonomian

nasional. Dalam proses pemberdayaan melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan

masyarakat. Dalam hal ini pemerintah harus menciptakan iklim yang usaha yang

kondusif dan melakukan pembinaan dan pengembangan berupa bimbingan dan

bantuan lainnya. Memang banyak UKM yang masih menghadapi kendala yaitu

lingkungan yang tidak kondusif untuk berusaha. Misalnya, ijin yang sulit atau

penyogokan yang memberatkan usaha UKM. Jika ini dilakukan berarti

pemerintah membantu UKM keluar dari kendala internal dan eksternal.

KATA KUNCI: Pemberdaayaan UKM dan Penguataan Ekonomi UKM.

PENDAHULUAN

Kondisi Perekonomian yang tidak menentu seringkali mengalami

keterpurukan dalam dunia usaha, sehingga semua sektor usaha dan bidang

kehidupan akan mengalami Kemunduran. Tidak sedikit Usaha Mikro Kecil dan

Menengah (UMKM) yang ‘gulung tikar’ akibat situasi perekonomian yang secara

sepihak dikuasai oleh ‘mafia pasar’ yang notabene memiliki perusahaan raksasa

dan dinasty kekuasaan yang mengakar disetiap sektor bisnis.

H a l a m a n | 2

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

Pertumbuhan Perekonomian nasional sangat ditentukan oleh dinamika

ekonomi didaerah, sedangkan ekonomi daerah pada umumnya ditopang dari

kegiatan berskala kecil dan menengah. Sedangkan unit usaha kategori Usaha

Mikro ,Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan urat nadi perekonomian

didaerah dan nasional. Sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

merupakan usaha yang kuat di tengah krisis ekonomi. Saat ini sekitar 98%

pelaku ekonomi mayoritas adalah pelaku usaha UMKM yang terus tumbuh secara

signifikan dan menjadi sektor usaha yang mampu menjadi penopang stabilitas

perekonomian nasional.

Peranan pemerintah sebagai salah satu prasyarat keberhasilan dalam

pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan melakukan

berbagai terobosan untuk meningkatkan kinerja para pelaku usaha UMKM masih

dirasa kurang, dan minimnya pelatihan kepada pelaku usaha kecil yang dapat

menghasilkan produk-produk yang berdaya saing tinggi. Mengingat sebagian

besar penduduk Indonesia adalah pelaku usaha kecil yang harus diperhatikan

secara serius dan berkesinambungan, memiliki peluang yang besar untuk

mengembangkan produk - produk yang berorientasi pada domestik dan ekspor.

Pemerintah perlu mengambil langkah - langkah strategis guna mendukung

pertumbuhan dan perkembangan UMKM agar tidak hanya menjadi pelaku

didalam negeri sendiri namun dapat pula melangkah maju pada tingkat regional

terutama dalam menghadapi Pasar Bebas ASEAN.

H a l a m a n | 3

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

Ironisnya, UMKM hanya menjadi penonton dalam usahanya sendiri,

tanpa mampu menciptakan pasar. Pribahasa mengatakan, sudah jatuh, tertimpa

tangga pula. Hal tersebut terasa ketika berbagai krisis melanda bangsa kita, sebut

saja krisis moneter, krisis eknomi, krisis minyak dunia, krisis energi dan lainnya,

sementara kita cuma jadi penonton di negeri kita sendiri dan tidak mampu berbuat

apa-apa untuk keluar dari krisis yang membelenggu rakyat kecil.

Banyak industri kreatif seperti perhotelan (penginapan), industri

kerajinan (cendera mata) dan sebagainya butuh konsep yang jelas. Selanjutnya

industri-industri ini akan berdampak pada sektor-sektor lain seperti industri

restoran yang akan berdampak pada pertanian, industri jasa perjalanan berdampak

pada usaha catering dan sebagainya. Semuanya membutuhkan daya finansial dan

dukungan (Komunitas) yang mendorong munculnya berbagai aktivitas ekonomi

kecil seperti kedai minum, restoran kecil, toko cendera mata, jasa penyewaan

motor, mobil, penyedia translater, warung internet, pedangan asongan, pedagang

buah-buahan dan kegiatan ekonomi lainnya, dengan sendirinya akan menyerap

tenaga kerja.

Peran Pemerintah tentu sangat penting dalam mengayomi dan

melindungi komunitas bisnis tersebut. Pemerintah perlu membuat payung

hukum yang tidak membatasi ruang gerak dan mengintimidasi komunitas bisnis

yang notabenenya adalah pelaku industri kreatif. Pemerintah bahkan perlu

menyediakan infrastruktur dan lahan untuk komunitas bisnis, agar sektor industri

H a l a m a n | 4

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

kreatif menjadi Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan tidak lagi di anak tirikan

dimata para pelaku bisnis raksasa.

Sehubungan dengan perkembangan lingkungan perekonomian yang

semakin dinamis dan global, Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang

Usaha Kecil, yang hanya mengatur Usaha Kecil perlu diganti, agar Usaha Mikro,

Kecil, dan Menengah di Indonesia dapat memperoleh jaminan kepastian dan

keadilan usaha. UU tersebut diganti dengan UU No.20 Tahun 2008 tentang

UMKM. Dalam UU tersebut, disebutkan peran pemerintah untuk memberdayakan

UMKM.

Terkait dengan kebijakan pemerintahan, setiap Menteri membidangi

urusan tertentu dalam pemerintahan (Pasal 4 ayat 1). Kementerian Koperasi dan

UKM RI merupakan Kementerian di kelompok ketiga yaitu urusan pemerintahan

dalam rangka penajaman, koordinasi, dan sinkronisasi program pemerintah (Pasal

4 ayat 2, huruf C), berkaitan dengan urusan pemerintahan bidang Koperasi, Usaha

Kecil dan Menengah (Pasal 5 ayat 3).

PEMBAHASAN

Usaha mikro merupakan kegiatan usaha yang dapat memperluas lapangan

pekerjaan serta memberikan pelayanan ekonomi secara luas kepada masyarakat

dan dapat berperan dalam proses pemerataan dan peningkatan pendapatan

masyarakat, mendorong pertumbuhan ekonomi, serta berperan mewujudkan

stabilitas nasional. Selain itu, usaha mikro adalah salah satu pilar utama ekonomi

nasional yang medapatkan kesempatan utama, dukungan, perlindungan serta

H a l a m a n | 5

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

pengembangan yang secara luas sebagai wujud pihak yang tegas kepada

kelompok usaha ekonomi rakyat, tanpa harus mengabaikan peranan usaha besar

dan badan usaha milik pemerintah.

Menurut Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) usaha mikro adalah usaha

yang memiliki kurang dari 5 orang tenaga kerja.

Menurut Aharoni (1994) dalam Tulus Tambunan (2009), jumlah UMKM

dinegara adidaya tersebut mencapai sedikitnya diatas 99 persen dari jumlah unit

usaha dari semua kategori. Perusahaan-perusahaan tersebut merupakan inti dari

basis industri di Amerika Serikat. UMKM juga sangat penting dibanyak negara

Eropa,khususnya Eropa Barat.

Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan

anak perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi

bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha

besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana

diatur dalam Undang-Undang ini.

Peneliti memandang Para Pelaku Usaha Kecil ini merupakan bagian dari

masyarakat yang memiliki jiwa entrepreneur hingga benar – benar terjun

menekuni usaha yang dianggap dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, terdapat

pertanyaan yang dapat dikaji apakah mereka mendapat pelatihan - pelatihan atau

inkubasi kewirausahaan yang mumpuni, sehingga mereka memiliki ilmu

kewirausahaan dan siap menghadapi persaingan yang begitu kompetitif, dalam hal

H a l a m a n | 6

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

ini perlu peran pemerintah untuk memperhatikan pelaku usaha kecil dari segi

pelatihan.

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah dalam pasal 3 disebutkan bahwa usaha mikro

bertujuan menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka

membangun perekonomian nasional berdasarkan ekonomi yang berkeadilan.

Visi Dan Misi Dinas Koperasi Dan UMKM Kabupaten Cirebon

Visi : Mewujudkan koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah Sebagai

Penggerak Perekonomian Daerah, Berdaya Saing tinggi dan Berkeadilan

untuk Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat.

Misi : Adapun Misi Dinas Koperasi, UKM Dan Usaha Kecil Mikro Kabupaten

Cirebon adalah :

1. Meningkatkan Kualitas dan Kapasitas SDM Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah

2. Meningkatkan Kualitas Kelembagaan Koperasi dan Manajemen Usaha

Mikro, Kecil, Menengah

3. Meningkatkan Aksesibilitas bagi tumbuhkembangnya Koperasi dan Usaha

Mikro, Kecil dan Menengah

4. Mewujudkan Iklim Usaha yang Kondusif bagi Koperasi, Usaha Mikro, Kecil

dan Menengah

5. Mendorong Kemandirian Koperasi dan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

H a l a m a n | 7

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

Tabel 1

Banyaknya Perusahaan dan Tenaga Kerja Sektor Industri Kecil Menurut

Sub Sektor dan Kecamatan Di Kabupaten Cirebon Tahun 2013

H a l a m a n | 8

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

( Lanjutan )...

H a l a m a n | 9

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

Tabel 2

Banyaknya Perusahaan dan Tenaga Kerja Sektor Industri ( Rumah Tangga )

Menurut Sub Sektor dan Kecamatan Di Kabupaten Cirebon Tahun 2013

H a l a m a n | 10

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

Tabel 3

Banyaknya Perusahaan dan Tenaga Kerja Sektor Industri (Rumah Tangga)

Menurut Sub Sektor dan Kecamatan Di Kabupaten Cirebon Tahun 2013

(Lanjutan)

H a l a m a n | 11

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

Tabel 4

Realisasi Ekspor Komoditi Non Migas

Menurut Komoditi dan Negara Tujuan Di Kabupaten Cirebon Tahun 2013

H a l a m a n | 12

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

Perkembangan dan Pemberdayaan UMKM di Kabupaten Cirebon

Kabupaten Cirebon dikenal sebagai sentra industri kerajinan rakyat. Sebut

saja rotan berkembang di Kecamatan Plumbon, Weru, Depok dan Palimanan dan

tercatat ada sekitar 1.040 unit usaha dengan menyerap tenaga kerja 50.100 orang.

Disusul industri batik tersebar di Kecamatan Plered dan Desa Kalibaru Kecamatan

Kedawung, itu pun dapat mempekerjakan sekitar 3.700 orang dari 419 unit usaha.

Ada lagi batu alam di Palimanan dan Kecamatan Dukupuntang hasil produksi

berupa asesories dinding, lantai maupun taman. Ada lagi makanan ringan, sentra

industri ini tersebar di Kecamatan Kedawung, Plered, Tengahtani, Plumbon,

tercatat 379 unit usaha yang menyerap 4.586 tenaga kerja.

Semua kegiatan usaha tersebut lebih banyak masuk dalam kategori sektor

usaha kecil menengah, bahkan ada juga skala mikro seperti pedagang makanan

dan minuman yang biasanya di sekitar lokasi produksi dan memiliki

ketergantungan dari aktivitas kegiatan usaha tersebut.

Meski sebagian kegiatan usaha tersebut masuk kategori perusahaan besar

dan pemiliknya dianggap mapan secara ekonomi, namun masih jauh lebih banyak

kegiatan usaha kategori menengah butuh sentuhan modal karena tidak terjamah

keberadaan dengan adanya perusahaan besar. Kegiatan usaha yang condong butuh

permodalan seperti makanan ringan, pakaian jadi, sandal karet dan kerajinan

bambu. Pasar hasil produksi ini ada tapi banyak pelaku usahanya yang tergopoh-

gopoh, bahkan terpuruk alias tidak lagi bisa produksi.

H a l a m a n | 13

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

Peranan Pemerintah dalam Pemberdayaan UMKM di Kabupaten Cirebon

Untuk mendukung keberlangsungan usaha mikro dan kecil, Pemerintah

mengeluarkan Perpres No. 98 Tahun 2014 tentang Ijin Usaha Mikro dan Kecil.

Ternyata 99,9% dunia usaha di Indonesia masuk ke dalam kategori usaha mikro

dan kecil. Dengan prosentase tersebut, usaha mikro dan kecil menyerap 97% dari

seluruh tenaga kerja nasional dan berkontribusi tidak kurang dari 60% product

domestic bruto (PDB). Sebagai bentuk nyata dukungan dan keberpihakan kepada

pelaku di sektor mikro dan kecil, melalui perpres tersebut di atas pemerintah

membebaskan pengusaha mikro dan kecil dari keharusan memiliki Nomor Pokok

Wajib Pajak atau NPWP. Sebagai gantinya, Pemerintah menerbitkan surat ijin

usaha satu lembar. Adapun Dukungan Pemerintah dan syarat yang harus dipenuhi

antara lain;

Pelatihan dan Asuransi

Pemerintah daerah memberikan pelatihan kepada para UKM, bahkan

ditahun 2015 menggandeng PT Indomarco Prismatama atau biasa dikenal

Indomaret Cirebon bekerjasama dengan Dinas Koperasi & UMKM Kabupaten

Cirebon, menggelar seminar bertemakan meningkatkan produktifitas UMKM,

melalui inovasi dan kreativitas di aula nyimas gandasari kantor Bupati Cirebon

(1/03/2015). Para UMKM ini nantinya telah siap menghadapi pasar bebas atau

MEA di tahun 2016 mendatang, sehingga produk UMKM nanti kedepan bisa

bersaing dengan produk dari daerah lain bahkan produk Internasional

H a l a m a n | 14

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

Asuransi merupakan suatu istilah yang erat kaitannya dengan “

Perlindungan “, dimana digunakan untuk perlindungan financial untuk jiwa,

properti, kesehatan, dan lain sebagainya dalam suatu tindakan, sistem, atau bisnis

yang kemudian akan mendapatkan penggantian dari kejadian - kejadian yang

tidak terduga seperti misalkan kematian, kehilangan, kerusakan, kebakaran atau

sakit. Asuransi turut melibatkan pembayaran premi secara teratur dalam jangka

waktu tertentu sebagai ganti polis yang menjamin perlindungan tersebut.

Hasil survei juga menyatakan bahwa selama ini adanya program

pemerintah terkait masalah itu belum bisa dirasakan. Bahkan paling mengejutkan

mereka menanyakan tentang program kredit usaha rakyat (KUR) yang sering

didengung-dengungkan bisa membantu sektor UKM. Bahkan mereka juga

menanyakan bank mana yang bisa membantu UKM bermodal kecil. Padahal

dalam tanyangan televisi dan iklan di media massa lainnya, program KUR

tersebut terkesan merakyat dan semua pelaku usaha diberikan tawaran mudah

meminjam kredit untuk permodalan.

Terkait masalah KUR, memang DisKUMKM telah menerima tembusan

dari Bank Indonesia termasuk Kementrian Koperasi dan KUKM untuk turut

membantu dan memfasilitasi kesuksesan program ini. Menyikapi surat tembusan

ini kemudian melakukan berbagai langkah, salah satunya mempertemukan

kalangan UKM Kabupaten Cirebon dengan bank pelaksana KUR. Menciptakan

suasana kondusif, menciptakan dan mempersiapkan UMKM agar lebih kapabel

dan prospektif. Selanjutnya setelah usaha UMKM minimal 1 (satu) tahun sudah

H a l a m a n | 15

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

berjalan, UMKM didorong untuk meningkatkan kapasitas bisnisnya dengan

mengajukan pembiayaan usahanya melalui KUR.

Pemerintah sudah menetapkan target penyaluran kredit usaha rakyat

(KUR) sebesar Rp30 triliun pada 2015, namun realisasi alokasi anggaran dana

yang telah disalurkan sampai saat ini hanya sebesar Rp22,75 triliun dan

penyerapannya hanya 75,85 persen.

Dalam proses penyaluran KUR pada tahun 2015 lalu ada tiga bank

Pemerintah dan satu bank swasta adapun bank tersebut adalah PT Bank Rakyat

Indonesia (BRI) Tbk , PT Bank Mandiri Tbk, dan PT Bank Negara Indonesia

(BNI) Tbk. Sedangkan satu bank swasta penyalur KUR adalah Bank Sinarmas.

Dalam penjabaranya KUR BRI menyalurkan dana sebesar Rp16,2 triliun

yang terdiri atas realisasi KUR mikro Rp13,4 triliun, kredit ritel Rp2,79 triliun,

dan KUR penempatan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Rp595 miliar sedangkan

Bank Mandiri, (realisasi) kredit mikro sebesar Rp675,4 miliar, KUR ritel Rp2,8

triliun, dan KUR TKI Rp638 miliar. Total KUR yang disalurkan sebesar Rp3,5

triliun dan realisasi penyaluran KUR BNI sebesar Rp3,04 triliun yang terdiri atas

KUR mikro Rp15,8 miliar, KUR ritel Rp3,02 triliun, dan KUR penempatan TKI

Rp1,5 triliun, sedangkan realisasi penyaluran KUR Bank Sinarmas sebesar Rp1,9

miliar untuk KUR TKI.

Terdapat tiga alasan penting keberadaan KUMKM (Berry, dkk, 2001).

Alasan pertama, kinerja KUMKM cenderung lebih baik dalam hal menghasilkan

tenaga kerja produktif. Kedua, sebagai bagian dari dinamikanya dan ketiga,

H a l a m a n | 16

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

KUMKM sering mencapai peningkatan produktivitasnya melalui investasi dan

perubahan teknologi. Namun demikian, tidak berarti saat ini pun UKM tidak

menghadapi kendala dalam perkembangannya. Setelah lebih dari satu dasawarsa

melewati masa krisis, masih ada banyak kendala dihadapi di tengah berbagai

sanjungan di mana terdapat tiga aspek umum yang menjadi problematika UKM,

aspek permodalan, aspek pasar dan manajerial.

Terkait berbagai persoalan tersebut, Pemkab Cirebon melalui Dinas

Koperasi dan Usaha Mikro Kecil Menengah (KUMKM) terus melakukan

pembinaan dan dukungan.

Aspek pasar, secara periodik beberapa lembaga koperasi dan UMKM

dilibatkan dalam kegiatan pameran, baik skala lokal, luar daerah, sampai nasional.

Sayangnya, dari jumlah lembaga koperasi 565 dan UMKM sekira 21.439 unit

usaha tidak semua dapat dilibatkan mengingat terlalu banyak, sehingga untuk

sementara masih menerapkan sistem skala perioritas. Namun untuk pelatihan

sumber daya manusia (SDM) secara bergilir dilakukan.

Aspek manajerial, memang tidak mudah mengubah manajemen usaha

yang selama ini KUMKM terapkan. Umumnya melakukan dengan cara-

sederhana. Guna mengarah ke sana, pelatihan yang fokus pada penerapan

manajemen dan sistim akutansi standar selalu digelar, dengan harapan secara

perlahan KUMKM bisa menerapkan dalam kegiatan usaha.

Pemerintah Daerah senantiasa mendorong pertumbuhan dan

pemasyarakatan UKM dengan bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat

H a l a m a n | 17

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

kabupaten Cirebon pada khususnya serta ikut membangun tatanan Perekonomian

Nasional terutama untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi Asia (MEA).

Tentunya dalam mencapai tujuan tersebut diperlukan perjuangan dan

keuletan dalam mengelola Usaha dengan ketekunan. Diharapkan hasil produksi

UKM dapat meningkatkan akses pasar dan jaringan melalui kegiatan promosi

pameran, misi dagang, surel dan temu bisnis/perdagangan, itu startegi yang

dilakukan pemerintah, selain itu pemerintah kabupaten Cirebon mencoba

mempermudah Perijinan pendirian Usaha, Pelatihan maupun Permodalan bagi

UKM – UKM.

Dengan demikian UKM mampu menempatkan diri sebagai sentral bisnis

yang berbasis kerakyatan dan sebaliknya masyarakat dapat memandang UKM

yang memiliki daya saing sebagai kekuatan ekonomi rakyat bagi kepentingan dan

peningkatan kesejahteran.

KESIMPULAN

Pemerintah kabupaten Cirebon dapat memanfaatkan UKM untuk

pengentasan kemiskinan didaerahnya. Untuk itu pemerintah Kabupaten Cirebon

malalui kewenangan pembuatan peraturan bisa memberdayakan UKM.

Pemberdayaan dimaksudkan untuk menjadikan UKM sebagai usaha yang tangguh

dan mandiri dalam perekonomian nasional. Dalam proses pemberdayaan

melibatkan pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat. Dalam hal ini pemerintah

Kabupaten Cirebon harus menciptakan iklim yang usaha yang kondusif dan

melakukan pembinaan dan pengembangan berupa bimbingan dan bantuan lainnya.

H a l a m a n | 18

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

Dalam hal ini pemerintah dapat mendorong agar dalam menilai UKM bisa

dilihat dari kelayakan usaha dan bukan hanya atas dasar agunan. Pemerintah dapat

mendorong agar UKM membangun kemitraan dengan usaha besar dalam

semangat saling menguntungkan. Pemda harus mampu membuat sosialisasi dan

penyadaran kepada berbagai unsur yang terlibat dalam dunia usaha di daerah

mereka masing masing. Tentu pemerintah Kabupaten Cirebon harus

mempersiapkan forum dialog antara pengusaha kecil dan pengusaha besar.

Kualitas SDM UKM rata rata rendah dan pemerintah dalam hal ini dapat

melakukan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan para pengusaha UKM,

mulai dari pelatihan motivasi, produksi, kemasan, pemasaran hingga pembuatan

laporan keuangan. Dengan demikian, pendekatan pembangunan SDM akan

diprioritaskan dalam upaya memasyarakatkan dan membudayakan Kewirausahaan

khususnya dalam rangka pembinaan UKM di Kabupaten Cirebon.

Pemerintah Kabupaten Cirebon melalui Dinas Koperasi dan UMKM harus

berperan aktif membantu UKM – UKM dalam memperkenalkan Produk – produk

unggulan UKM ke tingkat nasional bahkan Internasional dengan mengadakan

pameran, kerjasama dengan pihak luar bahkan bantuan tehnologi internet dalam

memasarkan produk UKM yang ada di Kabupaten Cirebon.

H a l a m a n | 19

JURNAL EKONOMI ISSN: 2302-7169 Vol. 5 No. 2 Juli-Desember 2016

DAFTAR PUSTAKA

Ilyas, H.A., (2004), Reformasi Sistem Pembiayaan Usaha Kecil, Global

Mahardika - Jakarta.

Marbun B.N, (2011), Manajemen Perusahaan Kecil, Aplikasi di Indonesia,

Pustaka Sinarharapan - Jakarta.

Sartika P Tiktik dan Rachman S.Abdul, (2002), Ekonomi Skala Kecil/Menengah

& Koperasi, Ghalia - Jakarta.

Sumber Regulasi:

BPS, Kabupaten Cirebon Dalam Angka, (2015).

Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK 016/1994 tanggal 27 Juni 1994

Tentang Usaha Kecil.

PP No. 32 Tahun 1998 Tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil.

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 pasal 3 Tentang Usaha Mikro, Kecil dan

Menengah.