peranan kua dalam menanggulangi …...peranan kua dalam menanggulangi pernikahan dini di desa...

105
PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy) Oleh: DADE AHMAD NASRULLAH NIM : 2080441000020 PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH KONSENTRASI PERADILAN AGAMA FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1435 H/2014 M

Upload: others

Post on 23-Jan-2020

37 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI

DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi

Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh:

DADE AHMAD NASRULLAH

NIM : 2080441000020

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH

KONSENTRASI PERADILAN AGAMA

FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1435 H/2014 M

Page 2: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DIDESA PASAREAN KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk memenuhi

Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Syariah (S.Sy)

Oleh

DADE AHMAD NASRULLAHNIM: 208044100020

Di Bawah Bimbingan

NIP. 195510151979031002

PRO GRAM STUDI AHWAL AL.SYAKHSHIYYAHKONSENTRASI PERADILAN AGAMAFAKULTAS SYARI'AH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2014

Page 3: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

PENGESAI{AN PAh{ITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi yang berjudul "peranan KUA Dalom Menanggutangi pernikohan Dini diDesa PasareonKecsmotan pamijohan Kabupaten Bogor,, telah diaj'kan datamSidang Mtmaqosah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif tfidayatullah Jakadapada tanggal 26 Novemeber 2014. Slaipsi ini telah diterima sebagai salah satu syaratuntuk mempwleil gdar Sar3ana Program Strata Satu (Sl) pada pada program st'diawal syakhsiydh konsentasi peradilan agama

Jakart4 26 Desember2}l4

Mengesahkan

PANITI-A UJIAN

t. Ketua

2- Sekretaris

aJ. Pembimbing : Dr. Djawahir Hejaniey, SH.,MA-,MH

NIP. 1 955 I 015t97903t}02

4. Penguji I :Ismail Hasani, SH., MH

NIP. 19771 2172007 rc10002

:A,fiilan Faizin, MA

NIP. 150,{41276

'tt/ ''hL

/-//vz'-

OrF.fPf Muslimin, M.A., ph.D.

NS: 196812ttssgl3tlt4

: Dr. Euis Amah4 M.AgNIP. 1971070n98031002

: Mufidalu SHI

5. Penguji 2

Page 4: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

iv

Lembar Pernyataan

Dengan ini saya sampaikan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh Gelar Stara Satu (S 1) di Universitas Islam

Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini saya cantumkan sesuai

dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah jakarta.

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Jakarta, 1 Oktober 2014

Dade Ahmad Nasrullah

Page 5: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

v

ABSTRAK

DADE AHMAD NASRULLAH, NIM 208044100020 PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR.. Konsentrasi Peradilan Agama, Program Studi Ahwal Syakhsiyyah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 1435 H/2014 M.

Banyak kasus-kasus pernikahan anak perempuan di bawah umur yang terjadi di Indonesia terutama di pedesaan. Pernikahan anak di bawah umur sering kali terjadi atas karena beberapa faktor, misalnya karena faktor ekonomi yang mendesak (kemiskinan). Hanya saja, upaya pemerintah (KUA) tersebut dalam mencegah pernikahan dini menjadi relatif kurang efektif oleh karena adanya perbedaan makna pernikahan dini dalam sudut pandang agama dan Negara, penilaian masyarakat terhadap pernikahan dini dan juga oleh karena mulai memudarnya sakralitas lembaga perkawinan..

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis normatif dengan spesifikasi penelitian yaitu deskriptif analitis. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah data primer yang diperoleh dari peraturan perundang-undangan, dokumentasi dan wawancara. Sedangkan data sekunder berupa buku-buku, kitab-kitab, dan karya tulis ilmiah. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis deduktif.

Dari penelitian yang dilakukan ada dua hal terkait dalam penelitian ini. Pertama, deskripsi mengenai pernikahan dini di desa Pasarean dan faktor-faktor

penyebabnya. Hasilnya ada 33 pelaku pernikahan dini yang tersebar dalam 33 RT desa Pasarean, pelaku yang tidak tamat SD berjumlah 3 pasangan, SD/MI berjumlah 13 pasangan dan SMP/MTS berjumlah 17. Selain itu, dari 33 pasangan pelaku pernikahan dini ada 2 pasangan yang menikah dini oleh karena sudah ada jodohnya / dijodohkan, dan selebihnya 31 pasangan menikah dini oleh karena alasan ekonomi (menghilangkan beban ekonomi keluarga).

Kedua, sejauhmana efektivitas peranan KUA terkait dengan usahanya menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor. Hasilnya KUA kecamatan Pamijahan dalam hal ini penghulu telah mengadakan sosialisasi mengenai pentingnya menikah sesuai umur yang telah ditentukan Undang-Undang saat sebelum akad nikah (khutbah nikah) atau oleh amil desa melalui pengajian-pengajian dan peringatan hari-hari besar keagamaan (bila diundang) dalam rangka menanggulangi pernikahan dini di Pasarean, meskipun tidak efektif oleh karena hal tersebut dilakukan tidak secara terprogram (secara berkala). Kata kunci : Kantor Urusan Agama, Pernikahan dini Pembimbing : Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA., MH. Daftar pustaka : Tahun 1975 s.d Tahun 2010

Page 6: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

vi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Tuhan sekalian alam. Tidak ada kata yang yang

pantas kecuali pujian yang terus dilafalkan oleh lisan dan tidak ada perbuatan yang

baik dan perbuatan ketaatan kecuali tertuju hanya kepada-Nya. Hanya Dialah yang

pantas dipuji dan hanya Dialah yang pantas disembah, kepada-Nya pula hamba

memohon pertolongan, sehingga penulisan karya ilmiah ini dapat diselesaikan dengan

baik.

Shalawat serta salam kepada ‘’legislator’’yang tidak ada tandingannya,

membuat hukum dengan kemaslahatan yang mengelilinginya, menegakkan hukum

dengan penuh kebersihan akal dan jiwa sehingga setiap keputusan sesuai tidak ada

yang menentangnya. Semoga shalawat serta salam menolong hamba pada saat

penghakiman di akhirat kelak, serta memberikan atsar semangat dan keteguhan

dalam perjuangan penulis dalam penegakan hukum di kehidupan sehari-hari hamba.

Penulis sangat berterimakasih kepada kedua orang tua, dan seruruh keluarga

penulis yang telah mendidik dari kecil sampai sekarang. Mudah-mudahan Allah SWT

melindungi dan memberikan keberkahan kepada kita sekeluarga. Amin.

Tidak lupa, penulis juga menyampaikan terimakasih kepada orang-orang yang

turut mempengaruhi hamba dalam mendewasakan penulis, yang terhormat:

1. Dr. H. JM. Muslimin, MA, Dekan fakultas Syariah dan Hukum Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta;

2. Drs. H. A. Basiq Djalil, SH., MA., Ketua Program Studi Ahwal Sakhsiyyah

sekaligus sebagai pembimbing yang telah membimbing penulis dalam

penulisan Skripsi ini. Ibu Rusdiana, MA., Sekretaris Program Studi Ahwal Al-

Syakhsiyyah;

3. Muhfidah, SHI yang terus rela untuk kami sibukkan dalam setiap pengurusan

administrasi, hingga selesai penulisan skripsi ini.

4. Dr. Djawahir Hejazziey, SH., MA., MH Sebagai Pembimbing Skripsi,

terimakasih tak terhingga atas masukan dan dukungannya dalam penulisan

skripsi ini.

5. Kakanda Nunung Siti Nurillah - Moh Zaziri, Adinda Abdul Hadi, Aden Abdul

Malik, keponakanku Hana Ziyadatul Syibil dan Muhamad al-Ghifari serta

teman-teman kelas yang telah turut mensupport penulis sampai penulisan

skripsi ini selesai ditulis.

Akhirnya penulis sampaikan terimakasih kepada seruruh pihak yang tidak

dapat penulis tuliskan, semoga doa dan harapan kita semua dikabulkan-Nya, Amin

Jakarta, 1 Oktober 2014

Penulis

Dade Ahmad Nasrullah

Page 7: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI……………………………...

LEMBAR PERNYATAAN...........................................................................

ABSTRAK ………………………………………………………………..

KATA PENGANTAR…....………………………………………………….

DAFTAR ISI......................................................................................

DAFTAR TABEL……………………………………………………..

DAFTAR BAGAN ……………………………………………………..

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................

B. Identifikasi Masalah ..................................................................

C. Pembatasan Masalah .................................................................

D. Perumusan Masalah...................................................................

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................

F. Review Studi Terdahulu ..........................................................

G. Metodologi Penelitian dan Penulisan.......................................

H. Sistematika Penulisan .............................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS TENTANG PERNIKAHAN DINI

DAN KANTOR URUSAN AGAMA

A. Landasan Teori ...............................................................

1. Pernikahan Dini .........................................................

2. Kantor Urusan Agama ………………………………

Halaman

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

ix

x

xi

1

10

11

11

12

13

15

17

19

19

36

Page 8: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

viii

3. Peranan KUA dalam Menanggulangi Pernikahan Dini ....

B. Kerangka Konseptual.. .............................................................

C. Perumusan Hipotesis.................................................................

BAB III GAMBARAN UMUM MENGENAI KUA KECAMATAN

PAMIJAHAN DAN DESA PASAREAN ..............................

A. KUA Kecamatan Pamijahan.....................................................

B. Desa Pasarean................................ ...........................................

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian.........................................................

B. Analisa Teoritis Tentang Peranan KUA Kecamatan Pamijahan

dalam Menanggulangi Pernikahan Dini di Desa Pasarean……

C. Perspektif Peranan Pendidikan dalam Menanggulangi

Pernikahan Dini di Desa Pasarean..........................................

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ..............................................................................

B. Saran ........................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................

47

49

50

51

64

76

85

86

87

87

89

Page 9: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Monografi Urusan Agama Wilayah KUA Pamijahan ............

Tabel 3.2 Statistik Nikah dan Rujuk KUA Pamijahan………………

Tabel 3.3 Batas Wilayah Desa Pasarean ............................................

Tabel 3.4 Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin……………….

Tabel 3.5 Tingkat Pendidikan Warga Desa Pasarean ...........................

Tabel 3.6 Data Sarana Pendidikan .......................................................

Tabel 3.7 Agama Penduduk… ………………………………….

Tabel 3.8 Mata Pencaharian Penduduk.................................................

Tabel 3.9 Data Pernikahan Desa Pasarean…….....................................

Tabel 4.1 Data Pelaku Pernikahan Dini Desa Pasarean……..

Halaman

51

62

63

64

64

65

65

66

73

74

Page 10: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

x

DAFTAR BAGAN

Bagan 3.1 Struktur Organisasi KUA Pamijahan .............................

Bagan 3.2 Proses Pencatatan Nikah…………………………………

Bagan 3.3 Struktur Organisasi Desa Pasarean………………………

Halaman

54

60

67

Page 11: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Keterangan Permohonan Penelitian

Lampiran 2 Surat Keterangan Penelitian dari KUA Kecamatan Pamijahan

Lampiran 3 Surat Keterangan Penelitian dari Desa Pasarean

Lampiran 4 Wawancara dengan Mamat Sudrajat (Kepala KUA Kecamatan

Pamijahan

Lampiran 5 Wawancara dengan Ujang Hidayatullah (Amil Desa Pasarean)

Lampiran 6 Wawancara dengan Pelaku Pernikahan Dini Desa Pasarean

Page 12: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “nikah” diartikan sebagai (1)

perjanjian antara laki-laki dan perempuan untuk bersuami istri (dengan resmi); (2)

perkawinan. Al-Quran menggunakan kata ini untuk makna tersebut, selain itu kata

nikah juga digunakan untuk arti berhimpun, dan secara majazi diartikan dengan

“hubungan seks.” Secara umum Al-Quran hanya menggunakan kata ini untuk

menggambarkan terjalinnya hubungan suami istri secara sah.1 Dengan demikian,

bukanlah sebuah pernikahan bila tidak ada jalinan hubungan suami-istri dan

bukanlah pernikahan, bila jalinan tersebut dilakukan secara tidak sah (resmi).

Pernikahan disebut juga dengan perkawinan, yakni akad yang ditetapkan

syara‟ untuk membolehkan bersenang-senang antara laki-laki dengan perempuan

dan menghalalkannya.2 Undang-undang nomor 1 tahun 1974 bab 2, pasal 2

menjelaskan bahwa “perkawinan menurut islam adalah pernikahan, yaitu akad

yang sangat kuat atau miitsaaqon gholiidhan untuk menaati perintah Allah dan

melaksanakannya merupakan ibadah.”3

1 Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1996), h. 191

2 Abdul Rahman Ghozali, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-3, Edisi

Pertama, h. 8 3 Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Kompilasi Hukum Islam, (Bandung, FOKUSMEDIA, 2007), Cet. Ke-2, h. 7

Page 13: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

2

Dari definisi di atas dapat dipahami bahwa pernikahan itu bukanlah

hubungan suami-istrinya, akan tetapi akadnya (perjanjian) yang membuat

perbuatan yang sebelumnya diharamkan bagi pria dan wanita menjadi dihalalkan,

yang menyebabkan hubungan suami-isterinya menjadi sah (resmi). Oleh karena itu

bukanlah pernikahan bila tanpa akad. Selain itu dapat dipahami juga bahwa

pernikahan dilakukan semata oleh karena mentaati perintah Allah dan untuk

ibadah, bukan semata karena dorongan kebutuhan biologis atau lainnya.

Maka dari itu, sekali nikah apapun konsekwensinya menjadi tanggung jawab

bersama dan dikomunikasikan bersama, tidak boleh menentukan segala sesuatu

secara emosional yang berujung pada perceraian, kita harus mengingat kembali

pada saat dilakukannya akad nikah betapa masing-masing dari kita punya

komitmen kuat untuk membina kehidupan rumah tangga yang bahagia, yang

semestinya komitmen tersebut terus dipertahankan sampai akhir hayat.

Akad nikah bersifat suci, berdimensi vertikal dan horizontal, oleh karena itu

meski akad nikah juga merupakan kontrak antara dua pihak, tetapi ia bersifat suci,

ilahiyah, spritual. Nikah bersifat vertikal karena mempunyai dimensi ibadah bagi

yang melaksanakannya, nikah bersifat sosiologis horizontal karena bukan saja

menyangkut dua individu, tetapi dua keluarga besar dan bahkan kepentingan

masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu benarlah bila agama menyebut akad

nikah sebagai “mitsaqoh gholidza” janji yang sangat kuat.4

4 Najib Anwar, Dilema Kawin Sirri, dalam BP4 Pusat,Majalah Perkawinan & Keluarga

Nomor 480/2012, h. 16-17

Page 14: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

3

Salah satu syarat sahnya pernikahan dalam Islam adalah calon mempelai

laki-laki maupun wanita sudah baligh. Maksud dari baligh adalah bahwa kedua

calon mempelai yang akan menikah sudah dalam keadaan kematangan atau

kedewasaan, ditandai dengan kematangan seksualitasnya, yakni secara fisik telah

mengalami ikhtilam (mimpi basah),5 keluar air mani bagi laki-laki dan keluar haid

bagi wanita, dan secara psikhis, ia sudah bisa membedakan mana yang haq dan

mana yang bathil, sehingga ia dapat dibebani taklif (pembebanan hokum).

Batasan umum umur seseorang dapat dikatakan sebagai orang yang sudah

baligh, yakni umur 9 tahun bagi wanita (umumnya perempuan keluar haid) dan

umur 15 tahun bagi laki-laki,6 namun perkembangan fisik dan psikhis manusia

pada setiap orang berbeda, sehingga sulit untuk menentukan standar umur dimana

seseorang sudah baligh.

Dalam undang-undang perkawinan no. 1 tahun 1974 pasal 7 ditetapkan

bahwa calon suami sekurang-kurangnya berumur 19 tahun dan calon istri

sekurang-kurangnya berumur 16 tahun.7 Dengan demikian menurut hokum Islam

daan undang-undang, perkawinan yang dilakukan oleh orang yang belum baligh

dan atau belum berumur 19 tahun (bagi laki-laki) dan 16 tahun (bagi wanita)

adalah pernikahan dini (pernikahan di bawah umur).

5 Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh at-Tirmidzi yang termuat dalam Abi Isa

Muhammad ibn Isa Saurah, Sunan al-Tirmidzi al-Jami al-Shohih, (Beirut : Daar al-Ma‟rifat, 2002), h.

114 6 Sebagaimana hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim yang dalam karya Imam Abi

Husain Bin Hajaj, Shahihul Muslim, Al-Musnad Asshahihu Al-Mukhtasar minas Sunani binaqli al-

adlu anil adl, (Kairo : Daar al-Hadis, 1991), h. 595 7Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Kompilasi Hukum Islam, (Bandung : FOKUSMEDIA, 2007), Cet. Ke-2, h. 10

Page 15: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

4

Pernikahan dini adalah istilah kontomporer. Dini dikaitkan dengan waktu,

yakni sangat di awal waktu tertentu. Lawannya adalah pernikahan kadaluarsa.

Bagi orang-orang yang hidup pada awal-awal abad ke 20 atau sebelumnya,

pernikahan seorang wanita pada usia 13- 14 tahun, atau lelaki pada usia 17 tahun-

18 tahun adalah hal biasa, tidak istimewa. Tetapi bagi masyarakat kini, hal itu

merupakan sebuah keanehan. Wanita yang menikah sebelum usia 16 tahun atau

lelaki sebelum 19 tahun pun dianggap tidak wajar, terlalu dini istilahnya.

Banyak kasus-kasus pernikahan anak perempuan di bawah umur yang

terjadi di Indonesia terutama di pedesaan. Pernikahan anak di bawah umur sering

kali terjadi atas karena beberapa faktor, misalnya karena faktor ekonomi yang

mendesak (kemiskinan). Banyak dari orang tua keluarga miskin beranggapan

bahwa dengan pernikahan anaknya, meskipun anak yang masih di bawah umur

akan mengurangi angka beban ekonomi keluarganya dan dimungkinkan dapat

membantu beban ekonomi keluarga tanpa berpikir panjang akan dampak

negatifnya.

Namun seiring dengan perkembangan zaman, pandangan masyarakat justru

sebaliknya. Bahkan bagi perempuan yang menikah di usia belia di anggap sebagai

hal yang tabu. Lebih jauh lagi, hal itu dianggap menghancurkan masa depan

wanita, menghambat kreativitasnya serta mencegah wanita untuk mendapatkan

pengetahuan dan wawasan yang lebih luas.8

8 Mohamad Fauzil Adhim, Indahnya Pernikahan Dini, (Jakarta : Gema Insani Press, 2002),

Cet. Ke-1, h. 25-27

Page 16: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

5

Berdasarkan realitas yang peneliti kemukakan di atas, dapat diduga bahwa

faktor yang menjadi penghambat bagi upaya penanggulangan pernikahan dini

adalah adanya perbedaan makna pernikahan dini dalam sudut pandang agama dan

negara. Pernikahan yang dilakukan melewati batas minimal undang-undang

perkawinan, secara hukum kenegaraan tidak sah. Istilah pernikahan dini menurut

negara dibatasi dengan umur, sedangkan dalam sudut pandang agama, pernikahan

dini ialah pernikahan yang dilakukan oleh orang yang belum baligh.

Selain faktor penghambat di atas, perbedaan penilaian masyarakat terhadap

pernikahan dini juga sangat mempengaruhi efektivitas penanggulangan pernikahan

dini. Banyak yang menikah pada usia muda dan masyarakat memberi penilaian

yang positif, ada juga komentar negatif muncul ketika ada yang menikah muda

karena masyarakat belum melihat adanya tanda-tanda kedewasaan.

Belum lagi, kita dihadapkan pada tantangan melunturnya sakralitas lembaga

perkawinan, meskipun belum terjadi atau tidak seburuk seperti halnya yang

dialami Negara-negara Barat, dimana lembaga perkawinan yang sebelumnya

merupakan ikatan keagamaan dan bernilai sakral berubah menjadi ikatan yang

hanya formalitas dan kehilangan makna hakikinya. Dalam kondisi seperti ini

kehidupan perkawinan dijalani orang hanya memenuhi kebutuhan biologisnya atau

untuk kepentingan status saja.9

9 M. Fuad Nasar, Refleksi Setengah Abad BP4: Penguatan Peran BP4 di Tengah Tingginya

Angka Perceraian, dalam BP4 Pusat, Majalah Perkawinan & Keluarga Nomor 480/2012, h. 11

Page 17: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

6

Oleh karena itu langkah penguatan dan pelestarian nilai-nilai perkawinan

sesuai dengan ajaran agama, termasuk pencegahan pernikahan dini perlu mendapat

perhatian yang lebih besar dari semua pihak baik masyarakat maupun pemerintah -

dalam hal ini Kantor Urusan Agama.-

Kantor Urusan Agama (KUA) adalah unit kerja terdepan Kementrian Agama

RI (Kemenag) yang melaksanakan tugas pemerintah di bidang Agama di wilayah

kecamatan (KMA No.517/2001) dan PMA No.11/2007). Dikatakan sebagai unit

kerja terdepan, karena KUA secara langsung berhadapan dengan masyarakat.

Aparat KUA harus mampu mengurus rumah tangga sendiri dengan

menyelenggarakan menejemen kearsipan, administrasi surat-menyurat dan statistik

serta dokumentasi yang mandiri. Selain itu, harus mampu menjalankan pelayanan

di bidang pencatatan nikah dan rujuk (NR) secara apik, oleh karena pelayanan itu

sangat besar pengaruhnya dalam membina kehidupan keluarga warahmah.

Lebih dari itu, aparat KUA bertugas mengurus dan membina tempat ibadah

umat islam (masjid, langgar/mushalla) membina pengamalan agama Islam, zakat,

wakaf, baitul mal dan ibadah sosial, kemitraan umat Islam, kependudukan serta

pengembangan keluarga sakinah, sesuai kebijakan masyarakat Islam berdasarkan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.10

Dalam bidang konsultasi atau nasehat perkawinan, KUA melalui BP4

(Badan Penasihatan Pembinaan dan Pelestarian Perkawinan) yang merupakan

10

Rahmat Fauzi, Refleksi Peranan KUA Kecamatan, dalam

http://salimunnazam.blogspot.com/p/refleksi-peran-kua-kecamatan.html

Page 18: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

7

bagian dari struktur keorganisasian KUA (di tingkat kecamatan) bertugas

melaksanakan kegiatan edukasi dan pelayanan masyarakat kepada pria dan wanita

sebelum menikah maupun sesudah menikah, yang juga bermanfaat bagi upaya

pencegahan pernikahan yang tidak sesuai dengan agama dan Negara.11

Dalam hal pernikahan dini, pemerintah diminta oleh MUI agar

meningkatkan sosialisasi tentang UU Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan

untuk mencegah terjadinya pernikahan dini yang berakibat tidak tercapainya

tujuan dan hikmah pernikahan, yakni kemaslahatan hidup berumah tangga,

bermasyarakat dan jaminan keamanan bagi kehamilan, serta terbentuknya keluarga

sakinah dan memperoleh keturunan.12

Efektivitas dalam menjalankan tugas tersebut tentu sangat dipengaruhi oleh

adanya petugas-petugas yang profesional di bidangnya seperti konsultan yang

berpengalaman, perencanaan yang terukur dan terarah (matang) dan tingkat

kepedulian masyarakat terhadap keberadaan KUA, dimana masih dijumpai

sebagian masyarakat karena kesibukan dengan pekerjaannya, mereka tidak dapat

mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan pemerintah.

Pemerintah (KUA) sudah berupaya mencegah adanya pernikahan dini

dengan cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat melalui seminar-

seminar, ceramah-ceramah, pengajian-pengajian dan majlis ta‟lim, memberikan

11

Ahmad Sutarmadi, Peranan BP4 dalam Menurunkan Angka Perceraian, dalam

http://sururudin.wordpress.com/2010/09/19/peranan-bp4-dalam-menurunkan-angka-perceraian/ 12

Fatwa MUI tentang Pernikahan Usia Dini dalam Ma‟ruf Amin, et.al., Himpunan Fatwa

Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975, Editor Hijrah Saputra, et.al., (Surabaya: Erlangga,2010)

Page 19: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

8

nasehat penerangan kepada yang berkepentingan mengenai masalah-masalah

nikah thalak dan rujuk (NTR), mengadakan upaya-upaya yang dapat memperkecil

perceraian dan memberikan dukungan moril kepada masyarakat dalam

menyelesaikan kesulitan-kesulitan perkawinan dan kerumahtanggaan secara

umum.

Materi yang disampaikan terdiri dari UU RI Nomor 1 tahun 1974 tentang

perkawinan, fiqih munakahat, fiqih ibadah dan mu‟amalat, program keluarga

berencana (KB) dan kesehatan, pembinaan dan pendidikan keluarga sakinah,13

dan

lain sebagainya yang berkaitan dan dianggap perlu seperti dampak pernikahan

dini.

Hanya saja, upaya pemerintah (KUA) tersebut dalam mencegah pernikahan

dini menjadi relatif kurang efektif oleh karena adanya perbedaan makna

pernikahan dini dalam sudut pandang agama dan Negara, penilaian masyarakat

terhadap pernikahan dini dan juga oleh karena mulai memudarnya sakralitas

lembaga perkawinan.

Demikian juga yang terjadi pada KUA kecamatan Pamijahan. KUA

kecamatan Pamijahan terletak di Jalan KH Abdul Hamid Km 17 desa Pasarean

kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor. Wilayah kerja KUA kecamatan

Pamijahan berbatasan dengan kecamatan Leuwiliang (sebelah barat), kecamatan

Tenjolaya (sebelah timur), kecamatan Cibungbulang (sebelah utara) dan kabupaten

13

Ahmad Sutarmadi, Peranan BP4 dalam Menurunkan Angka Perceraian, dalam

http://sururudin.wordpress.com/2010/09/19/peranan-bp4-dalam-menurunkan-angka-perceraian/

Page 20: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

9

Sukabumi (sebelah selatan).Wilayah kerja KUA kecamatan Pamijahan meliputi 15

desa (termasuk desa Pasarean), 143 Rukun Warga (RW), 513 Rukun Tetangga

(RT), jumlah penduduknya 142437 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 34815.

Data terakhir yang peneliti dapatkan ada 1813 pasangan suami-istri yang

menikah dan mencatatkan pernikahannya di KUA kecamatan Pamijahan.14

Dari

1813 pasangan suami istri tersebut diasumsikan sudah sesuai tata aturan dan

persyaratan pernikahan sebagaimana diatur dalam UU Nomor 1 tahun 1974,

termasuk mengenai persyaratan umur menikah. Selain itu, di desa Pasarean

terdapat 33 pasangan suami istri yang menikah dini

Yang menjadi fokus penelitian dalam hal ini adalah langkah apa saja yang

dilakukan oleh KUA Pamijahan dalam menanggulangi pernikahan dini di desa

Pasarean kecamatan Pamijahan sehingga dapat meminimalisir praktek pernikahan

dini, baik yang dilakukan secara resmi (setelah mendapat izin pengadilan agama)

maupun tidak resmi (nikah sirri ) atau dengan cara memalsukan data umur calon

pasangan suami istri, dilanjutkan dengan meneliti berapa banyak kasus pernikahan

dini di desa Pasarean, sehingga dapat disimpulkan sejauhmana peranan KUA

kecamatan Pamijahan dalam menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean.

Atas dasar pemikiran di atas, penulis terdorong untuk mengkaji sejauhmana

peranan KUA kecamatan Pamijahan dalam menanggulangi pernikahan dini di desa

Pasarean dan akan menuangkannya dalam skripsi yang berjudul “PERANAN

14

Arsip KUA Kecamatan Pamijahan Bogor Barat yang diambil pada tanggal 30 Agustus

2014 di Kantor KUA Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Barat

Page 21: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

10

KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA

PASAREAN KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai

permasalahan seputar pernikahan dini dan peranan KUA dalam menanggulanginya

sebagai berikut :

1. Langkah apa saja yang dilakukan KUA Kecamatan Pamijahan dalam

menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean ?

2. Sejauhmana efektivitas peranan dalam menanggulangi pernikahan dini di

desa Pasarean kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor ?

C. Pembatasan Masalah

Sebelum dibatasi permasalahannya, peneliti menjelaskan beberapa konsep

yang terkait dengan objek penelitian antara lain:

1. Pernikahan dini adalah pernikahan yang dilakukan oleh orang yang belum

baligh atau belum berumur 19 tahun (bagi laki-laki) dan 16 tahun (bagi

wanita) atau istilah lainnya pernikahan di bawah umur.

2. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah unit kerja terdepan Kementrian Agama

RI (Kemenag) yang melaksanakan tugas pemerintah di bidang Agama di

wilayah kecamatan.

Page 22: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

11

Dalam penelitian ini, peneliti fokus untuk meneliti kasus pernikahan dini dan

efektivitas peranan KUA dalam menanggulanginya di desa Pasarean.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahannya dapat

dirumuskan sebagai berikut : “Sejauhmana efektivitas peranan KUA dalam

menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean kecamatan Pamijahan kabupaten

Bogor ?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitiaan

Penelitian ini bertujuan, antara lain :

1. Untuk mengetahui langkah-langkah yang perlu dilakukan KUA kecamatan

Pamijahan dalam menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean.

2. Untuk mengetahui ihwal pernikahan dini di desa Pasarean kecamatan

Pamijahan.

3. Untuk mengetahui sejauhmana efektivitas peranan KUA dalam

menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean kecamatan Pamijahan

kabupaten Bogor.

4. Untuk menentukan langkah-langkah yang perlu dilakukan oleh pihak-pihak

terkait, terutama pihak KUA kecamatan Pamijahan dalam menanggulangi

pernikahan dini di desa Pasarean.

Page 23: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

12

Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagi akademis, sebagai tambahan wawasan dan hazanah keilmuan mengenai

pernikahan dini dan Kantor Urusan Agama.

2. Bagi KUA, sebagai pertimbangan bagi KUA untuk menentukan langkah-

langkah yang diperlukan dalam rangka menanggulangi pernikahan dini.

3. Bagi penelitian, sebagai pijakan untuk melakukan penelitian selanjutnya

terkait dengan pernikahan dini dan penanggulangannya oleh pihak KUA.

F. Review Studi Terdahulu

Sebelum peneliti melakukan penelitian, terlebih dahulu peneliti membaca

dan mengkaji literatur-literatur yang berkaitan dengan variabel-variabel penelitian

tersebut, antara lain :

1. Sari Eka Lestari Putri (2011), Skripsi Berjudul : “Pernikahan Dini Di

Kecamatan Limo Depok”, menjelaskan bahwa latar belakang terjadinya

pernikahan dini di kecamatan Limo disebabkan beberapa faktor, yaitu :

Faktor ekonomi, sosial, pendidikan, kurangnya perhatian dan pengawasan

dari orang tua serta pergaulan bebas yang mengakibatkan terjadinya remaja

putri hamil di luar perkawinan yang mengharuskan mereka harus melakukan

pernikahan di bawah umur. Dampak negatif pernikahan dini di daerah

tersebut adalah banyak perjalanan pernikahan mereka tidak harmonis,

Page 24: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

13

bahkan ada yang berujung perpisahan, dikarenakan kurangnya kesiapan baik

jiwa maupun raga dalam menghadapi persoalan rumah tangga.

2. Hasan Mansjur (Volume IX, No. 2, Oktober 2008 ISSN 1411-6154)

Halaman 145-146, Koordinat Jurnal Komunikasi Antar Perguruan Tinggi

Agama Islam Swasta), Artikel penelitian berjudul : “Tradisi Pernikahan Dini

Pada Masyarakat Kampung Dukuh Desa Cijambe dan Pengaruhnya

Terhadap Keutuhan Rumah Tangga,” yang menjelaskan bahwa masyarakat

kampung dukuh sudah terbiasa menikahkan anak mereka pada usia muda,

adapun alasan orang tua yang melakukan pernikahan dini bagi anak mereka

adalah faktor kebiasaan yang bersifat turun temurun, dan karena adanya

perasaan malu manakala anak-anak mereka belum melangsungkan

pernikahan setelah memasuki usia 15 tahun, dan pernikahan tersebut

berdampak tidak baik terhadap keutuhan rumah tangga pasangan tersebut.

3. Noor Lutfi Az-Zahra (2010) Skripsi berjudul : “Peranan Kantor Urusan

Agama Dalam Mengantisipasi Praktek Perkawinan Bawah Tangan (Studi

KUA Kecamatan Cimanggis Depok),” menjelaskan bahwa faktor-faktor

yang melatarbelakangi masyarakat kecamatan Cimanggis Depok melakukan

praktek perkawinan bawah tangan dapat dibagi menjadi tiga faktor

penyebab, yakni faktor ekonomi, adat dan faktor internal, dimana faktor

yang mendominasi dari ketiganya ialah faktor ekonomi, maksudnya

ketidakmampuan mereka dalam hal biaya nikah menjadi halangannya,

Page 25: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

14

dengan tambahan ketidaktahuan mereka akan adanya peringanan melalui

negoisasi dengan pihak KUA dan ketidaktahuan mereka dengan adanya

aturan pembebasan biaya bagi warga tidak mampu, dengan catatan

melampirkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan. Peranan KUA

dalam mengantisipasi praktek pernikahan tersebut dengan mengadakan

penyuluhan kepada masyarakat yang dilakukan setiap sepekan sekali, juga

mengajak kepada masyarakat yang telah melakukan kawin bawah tangan

untuk melegalkan perkawinannya ke pengadilan agama, meskipun belum

optimal dalam implementasinya dimana ternyata masih banyak masyarakat

yang melakukan kawin bawah tangan dikarenakan kurangnya informasi

mengenai besarnya biaya nikah, yang menjadi kendala tersendiri. Kebijakan

KUA nya adalah menggulirkan program nikah massal yang telah dilakukan

pada tahun 2007, meskipun hal ini kemudian disalahgunakan oleh pelaku

kawin bawah tangan untuk mengitsbatkan pernikahannya melalui kegiatan

tersebut. Dan aturan KUA, untuk nikah massal selanjutnya diperuntukkan

bagi pasangan yang benar-benar ingin menikah namun terdesak dengan

masalah biaya.

Dari sekian literatur berupa skripsi dan jurnal yang dibaca peneliti, belum

ada karya ilmiah yang mengkaji pernikahan dini dan peranan KUA dalam

menanggulanginya, apalagi di desa Pasarean yang merupakan salah satu wilayah

kerja KUA Kecamatan Pamijahan sebagai locus penelitiannya.

Page 26: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

15

G. Metodologi Penelitian dan Penulisan

Penelitian ini menggunakan metode library research (penelitian

kepustakaan) untuk mendapatkan berbagai konsep mengenai pernikahan,

pernikahan dini dan Kantor Urusan Agama serta peranan KUA dalam

menanggulanginya, dan metode field research (penelitian lapangan) untuk

mendapatkan data-data yang berkaitan dengan KUA kecamatan Pamijahan dan

desa Pasarean, jumlah kasus pernikahan dini di desa Pasarean dan langkah-

langkah yang dilakukan oleh KUA tersebut dalam menanggulanginya serta

hambatan-hambatannya.

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif, oleh karena hasil

dan kesimpulan penelitiannya nanti bukan berupa data-data angka, melainkan

berupa kategori, yakni peranannya sangat kuat, cukup atau kurang. Sedangkan

pendekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan deskriptif-analitis yakni

mendeskripsikan berbagai hal seputar data mengenai motif dan dampak

pernikahan dini di desa Pasarean serta langkah-langkah yang dilakukan oleh KUA

kecamatan Pamijahan dalam menanggulanginya, dan selanjutnya dianalisis

menggunakan metode analisis induktif, yang akan menghasilkan kesimpulan yang

bersifat umum yang diangkat dari hal yang bersifat kasuistis.

Untuk memperoleh data, peneliti menggunakan beberapa teknik

pengumpulan data, antara lain :

Page 27: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

16

1. Studi kepustakaan, dalam hal ini peneliti membaca literatur-literatur berupa

buku, jurnal, skripsi, majalah dan internet atau lainnya yang mengkaji

tentang pernikahan dini dan Kantor Urusan Agama.

2. Observasi, dalam hal ini peneliti melihat langsung lokasi penelitian untuk

mendapatkan data-data terkait dengan desa Pasarean dan KUA kecamatan

Pamijahan serta pernikahan dini

3. Wawancara, dalam hal ini peneliti akan mewawancarai pihak-pihak terkait,

termasuk kepala KUA kecamatan Pamijahan, ketua BP4 kecamatan

Pamijahan, Kepala Desa Pasarean, dokter kandungan, beberapa ketua RT

dan beberapa warga desa Pasarean yang melakukan pernikahan dini, untuk

mendapatkan data mengenai motif dan dampak pernikahan dini di desa

Pasarean serta langkah apa saja yang sudah dilakukan oleh KUA kecamatan

Pamijahan dalam menanggulanginya.

4. Dokumentasi, teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang

terkait dengan KUA kecamatan Pamijahan dan desa Pasarean, termasuk

struktur organisasi dan data statistik pernikahan.

Sementara itu teknik penulisan dalam skripsi ini berpedoman pada Buku

pedoman penulisan skripsi fakultas syariah dan hukum UIN Syarif Hidayatullah

edisi tahun 2008.

Page 28: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

17

H. Sistematika penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas serta terperinci tentang isi skripsi

ini, maka penulisan skripsi ini disusun dengan membaginya dalam lima bab

dengan sistematika sebagai berikut:

BAB 1 Pendahuluan. Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang

masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan

dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, metodologi penelitian dan

penulisan, serta sistematika penulisan.

BAB 11 Tinjauan Teoritis Tentang Pernikahan Dini dan Kantor Urusan

Agama. Pembahasan dalam bab ini meliputi landasan teori mengenai pernikahan

dini, Kantor Urusan Agama (KUA) dan peranan KUA dalam menanggulanginya,

kerangka konseptual dan perumusan hipotesis.

Bab 111 Gambaran Umum Desa Pasarean dan KUA Kecamatan

Pamijahan. Bab ini membahas mengenai sejarah singkat, letak geografis dan

demografi, visi, misi, tugas dan wewenang, struktur organisasi desa Pasarean dan

KUA kecamatan Pamijahan serta pelaksanaan tugasnya dalam bidang pernikahan.

Bab 1V Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini menguraikan data-data

tentang kasus-kasus pernikahan dini di desa Pasarean, pandangan warga desa

Pasarean terhadap pernikahan dini, motif-motif dan dampak pernikahan dini di

desa Pasarean, langkah-langkah yang dilakukan KUA kecamatan Pamijahan dalam

menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean, faktor pendukung dan

Page 29: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

18

penghambat dalam menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean, analisa

teoritis mengenai peranan KUA kecamatan Pamijahan dalam menanggulangi

pernikahan dini di desa Pasarean, pengujian hipotesis serta perspektif peranan

pendidikan dalam menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean.

Bab V Penutup. Bahasan dalam bab ini berisi kesimpulan dari hal-hal yang

telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya serta beberapa saran yang diharapkan

dapat berguna khususnya bagi akademisi, aparat desa, KUA dan bagi masyarakat

pada umumnya.

Page 30: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

19

BAB II

TINJAUAN TEORITIS MENGENAI

PERNIKAHAN DINI DAN KANTOR URUSAN AGAMA (KUA)

A. Landasan Teoritis

1. Pernikahan Dini

Pernikahan dini (nikah di bawah umur) bukanlah sesuatu yang baru di

Indonesia. Praktek ini sudah lama terjadi dengan begitu banyak pelaku. Tidak

di kota besar tidak di pedalaman. Faktor penyebabnya-pun bervariasi, karena

masalah ekonomi, rendahnya pendidikan, pemahaman budaya dan nilai-nilai

agama tertentu, karena hamil terlebih dahulu (kecelakaan atau populer disebut

dengan istilah married by accident), dan lain-lain.

Selain menimbulkan masalah sosial, nikah di bawah umur bisa

menimbulkan masalah hukum. Pernikahan syekh puji dan ulfa membuka

ruang kontroversi bahwa perkara nikah di bawah umur ternyata disikapi

secara berbeda oleh hukum adat, hukum Islam, serta hukum nasional dan

hukum internasional.

Kenyataan ini melahirkan, minimal dua masalah hukum. Pertama,

harmonisasi hukum antar sistem hukum yang satu dengan sistem hukum lain.

Kedua, tantangan terhadap legislasi hukum perkawinan di Indonesia terkait

dengan perkawinan di bawah umur.

Page 31: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

20

Pengertian perkawinan sebagaimana dimaksudkan dalam Undang-

undang nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan pasal 1 yaitu : perkawinan

adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai

suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Hal ini mengundang perhatian dan pemahaman masyarakat luas, oleh

karena undang-undang ini merupakan landasan pokok perkawinan. Begitu

juga dengan Kompilasi Hukum Islam. Dengan perkataan ikatan lahir dan

batin itu dimaksudkan bahwa suami istri tidak boleh semata-mata hanya

berupa ikatan lahiriah saja, dalam makna seorang pria dan wanita hidup

bersama sebagai suami dan istri bukan sebagai ikatan formal saja, tetapi

kedua-duanya harus membina ikatan batin berupa cinta dan kasih sayang

yang mendalam.

Dengan demikian, perkawinan dalam Undang-Undang ini tidak semata-

mata hubungan hukum saja antara seorang pria dengan seorang wanita, tetapi

juga mengandung aspek-aspek lainnya, yaitu agama, biologis, sosial dan juga

masyarakat.15

Sebelum mengemukakan pengertian perkawinan di bawah umur,

terlebih dahulu penulis mengemukakan tentang maksud dari anak di bawah

umur. Anak di bawah umur yaitu anak yang belum mumayyiz atau anak yang

15

M. Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, (Jakarta : PT. Grapindo Persada, 2002).

Cet. Ke-11, h.27

Page 32: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

21

belum bisa dibebani tanggung jawab, karena kurang cakapnya dalam

bertindak. Adapun patokan dalam bertindak yaitu akal. Apabila akal

seseorang masih kurang maka ia belum bisa dibebani kewajiban. Sebaliknya

jika akalnya telah sempurna ia wajib menunaikan beban tugas yang

dipikulkan kepadanya. Berdasarkan hal ini, maka kecakapan bertindak ada

yang bersifat terbatas dan adapula yang sempurna.16

Berdasarkan pengertian di bawah umur di atas, maka yang dimaksud

perkawinan di bawah umur (pernikahan dini) adalah perkawinan yang

dilangsungkan oleh salah satu calon mempelai atau keduanya belum

memenuhui syarat umur yang ditentukan oleh Undang-Undang

Nomormormor 1 tahun 1974 tentang perkawinan. Sebagaimana ketentuan

yang ditegaskan pada pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Perkawinan :

“Perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai 19 tahun dan

pihak wanita sudah mencapai 16 tahun.‟‟

Berdasarkan Kompilasi Hukum Islam (KHI) pasal 15 ayat 1 : “ untuk

kemaslahatan keluarga dan rumah tangga, perkawinan hanya boleh

dilakukan calon mempelai yang telah mencapai umur yang telah ditetapkan

pada pasal 7 ayat 1 Undang-Undang Nomormormer 1 tahun 1974, yaitu

calon suami sekurang-kurangnya berumur 19 tahun dan calon istri sekurang-

kurangnya berumur 16 tahun‟‟.

16

Helmi Karim, Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus, 2002),

Cet. Ke-3, h. 82

Page 33: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

22

Apabila dihubungkan antara pasal 1 dengan pasal 7 ayat 1 dan 2

Undang-Uundang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan dan Kompilasi

Hukum Islam pasal 15 ayat 1 maka dapatlah diambil beberapa pemahaman

yang diuraikan sebagai berikut :

a. Perkawinan merupakan ikatan lahir dan bathin antara seorang laki-laki

dengan seorang perempuan sebagai suami istri dengan tujuan

membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Perkawinan adalah salah satu perbuatan mentaati perintah Allah dan

Rasul-Nya dan bernilai ibadah bagi yang melaksanakannya.

c. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang Sakinah,

Mawaddah dan Warahmah.

d. Perkawinan itu dapat dilangsungkan setelah umur 16 tahun bagi calon

perempuan dan 19 tahun bagi calon mempelai laki-laki.

e. Harus ada izin orang tua terhadap perkawinan yang belum sampai pada

batas maksimal usia perkawinan yaitu 21 tahun.

f. Apabila pernikahan yang dilakukan pada usia di bawah batas minimal

yang ditentukan undang-undang yaitu 16 tahun bagi calon mempelai

wanita dan 19 tahun bagi calon laki-laki, maka harus dapat dispensasi

dari pengadilan atau pejabat lain dalam hal ini pengadilan agama untuk

yang beragama Islam.

Page 34: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

23

Dari uraian di atas, dapat diambil pengertian bahwa perkawinan di

bawah umur (pernikahan dini) adalah perkawinan yang dilangsungkan salah

satu pihak atau kedua mempelai yang belum berumur 16 tahun bagi calon

mempelai perempuan dan 19 tahun bagi calon mempelia pria, sehingga

diperlukan izin orang tua untuk melangsungkan perkawinan dan dispensasi

nikah dari pengadilan agama atau pejabat lain yang dirujuk oleh kedua orang

tua pihak pria maupun wanita. Dalam hal izin orang tua, K.wantjik Saleh

menambahkan bahwa hal tersebut sebagai bukti dari adanya restu mereka

terhadap perkawinan yang dilangsungkan.17

Hukum Islam, dalam hal ini Al-Qur‟an dan hadist tidak menyebutkan

secara spesifik tentang usia minimum untuk menikah. Persyaratan umum yang

lazim dikenal adalah sudah balig, berakal sehat, mampu membedakan yang

baik dengan yang buruk sehingga dapat memberikan persetujuannya untuk

menikah.

Pasal 16 Kompilasi Hukum Islam menyebutkan bahwa : Perkawinan

didasarkan atas persetujuan calon mempelai. Bentuk persetujuan calon

mempelai wanita, dapat berupa pernyataan tegas dan nyata dengan tulisan,

lisan, atau isyarat, tapi dapat juga berupa diam dalam arti selama tidak ada

penolakan yang tegas.

17

K. Wantjik Saleh , Hukum Perkawinan Indonesia, (Jakarta : Graha Indonesia, 1987), Cet.

Ke-8, h. 26

Page 35: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

24

Sama halnya dengan hukum Islam, hukum adat Indonesia yang berbeda

dari satu wilayah dengan wilayah lain, hukum kebiasaan tak tertulis, juga

tidak mengenal pemberlakuan umur seseorang dianggap layak untuk menikah.

Biasanya seorang anak dinikahkan ketika ia dianggap telah mencapai fase

atau peristiwa tertentu dalam kehidupannya, dan ini seringkali tidak terkait

dengan umur tertentu.

Masalah kematangan fisik dan jiwa seseorang dalam konsep Islam,

tampaknya lebih ditonjolkan pada aspek yang pertama yaitu fisik. Hal ini

dapat dilihat misalnya dalam pembebanan hukum taklif bagi seseorang, yang

dalam term teknis disebut mukallaf (dianggap mampu menanggung beban

hukum). Dalam sebuah hadist, Rasulullah saw bersabda :

عي على رضى اهلل عنو عي الن صلى اهلل علو سلن قال رفع القلن عي ثالثت : عي الصلب حخى

حالم عي النائن حخى سخقظ عي الوجنى حخى فق ل )راه الخزهذي(

Artinya: Ali ra meriwayatkan dari nabi saw, beliau bersabda : terangkat

pertanggungjawaban seseorang dari tiga hal yaitu anak kecil

sampai ia bermimpi, orang tidur samapai ia terbangun dan orang

gila hingga ia tersadar. (HR. Abu daud dan at-Tirmidzi)

Menurut isyarat hadits tersebut, kematangan seseorang dilihat pada

gejala kematangan seksualitasnya, yaitu air mania tau sperma bagi laki-laki

dan mentruasi (haid) bagi perempuan. Dari segi umur, kematangan masing-

Page 36: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

25

masing orang berbeda saat datangnya. Hal ini disebabkan oleh karena

berbedanya dalam memahami nash Al-Qur‟an dalam surat an-Nuur ayat 59 :

Artinya: Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka hendklah

mereka meminta izin seperti orang-orang yang sebelum mereka

meminta izin demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatnya dan Allah

maha mengtahui lagi lagi maha bijaksana (An-Nur : 59)

Memperhatikan kedua dalil di atas, dapat diambil pemahaman bahwa

batas usia 15 tahun sebagai awal masa kedewasaan bagi anak laki-laki karena

biasanya pada usia tersebut anak laki-laki telah mengelurkan air maninya

melalui mimpinya. Adapun bagi perempuan 9 tahun untuk daerah seperti

madinah telah dianggap memiiki kedewasaan. Ini didasarkan kepada

pengalaman aisyah ketika dinikahi oleh Rasulullah saw:

حزجيا رسل اهلل ى بنج سج بنى بيا ىى بنج حسع هاث ىى بنج ثواى عشزة )راه

هسلن(

Artinya: Rasullulah saw menikah dengan dia (aisyah) dalam usia 6 tahun,

dan beliau memboyongnya ketika ia berusia 9 tahun, dan beliau

wafat pada waktu dia berusia 18 tahun (H.R Muslim).

Page 37: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

26

Atas dasar hadist tersebut, dalam kitab kasyifat al-saja dijelaskan ”

tanda-tanda dewasanya atau baligh seseorang itu ada tiga yaitu sempurnanya

umur 15 tahun bagi laki-laki dan perempuan pada usia 9 tahun, dan haid

(menstruasi) bagi wanita usia 9 tahun.

Adanya dispensasi bagi calon mempelai yang kurang dari 9 tahun, atau

16 tahun bagi wanita, boleh jadi didasarkan kepada nash hadis di atas.

Walaupun kebolehan tersebut harus dilampiri izin dari pejabat untuk itu. Ini

menunjukkan bahwa pemahaman konsep pembaharuan hukum Islam yang

memang bersifat ijtihadi diperlukan waktu dan usaha terus menerus. Dalam

hal ini juga diperlukan pendekatan konsep maslahat mursalah dan hukum

Islam di Indonesia memerlukan waktu agar masyarakat sebagai subyek

hukum dapat menerimanya dan menjalankannya dengan sukarela tanpa ada

unsur pemaksaan.

Di samping itu pemahaman terhadap nash, utamanya yang dilakukan

oleh Rasullulah SAW pada saat menikah dengan aisyah, menurut penulis juga

perlu dipahami seiring dengan tuntutan situasi dan kondisi waktu itu. Ini

penting, karena tuntutan kemaslahatan yang ada waktu itu dibanding dengan

sekarang jelas sudah berbeda.

Berbeda dengan batas usia perkawinan menurut hukum Islam, batas usia

pernikahan dalam peraturan perundang-undangan. Dalam pasal 7 Undang-

Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan menyebutkan bahwa

Page 38: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

27

perkawinan hanya diizinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun

dan pihak wanita 16 tahun.

Penyimpangan terhadap batas usia tersebut dapat terjadi ketika ada

dispensasi yang diberikan oleh pengadilan ataupun pejabat lain yang ditunjuk

oleh kedua orang tua dari pihak pria maupun pihak wanita (pasal 7 ayat 2),

begitu pula ketika Undang-undang yang sama menyebutkan bahwa

perkawinan harus didasarkan atas persetujuan kedua calon mempelai dan izin

dari orang tua diharuskan bagi mempelai yang belum berusia 21 tahun.

Pembatasan umur yang dilakukan oleh Undang-Undang di atas, di

samping oleh karena pertimbangan kematangan kedua mempelai dalam

menjalani bahtera rumah tangga, namun juga oleh karena pertimbangan

kependudukan, dimana hal tersebut dimaksudkan untuk menekan laju

pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi.

Masalah penentuan umur dalam undang-undang perkawinan maupun

dalam kompilasi memang bersifat ijtihadiyah, sebagai usaha pembaharuan

pemikiran fikih yang lalu. Namun demikian, apabila dilacak referensi

syar‟inya mempunyai landasan kuat. Misalnya isyarat Allah dalam surat al-

nisa ayat 9 yang berbunyi :

Page 39: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

28

Artinya: Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya

meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang

mereka kwatir terhadap kesejahteraan mereka. Oleh sebab itu

hendaklah mereka bertaqwa kepada Allah dan hendaklah mereka

mengucapkan perkataan yang benar (An-Nisa: 9)

Ayat tersebut bersifat umum, tidak secara langsung menunjukkan bahwa

perkawinan yang dilakukan oleh pasangan usia muda atau di bawah ketentuan

yang diatur UU N0 1 tahun 1974 akan menghasilkan keturunan yang

dikawatirksn kesejahteraannya. Akan tetapi berdasarkan pengamatan berbagai

pihak rendahnya usia kawin, lebih banyak menimbulkan hal-hal yang tidak

sejalan dengan misi dan tujuan perkawinan,yaitu terwujudnya ketentraman

dalam rumah tangga berdasarkan kasih dan sayang.

Tujuan di atas akan sulit terwujud, apabila masing-masing mempelai

belum matang jiwa dan raganya. Kematangan dan intgritas pribadi yang

stabil akan sangat berpengruh dalam menyelesaikan setiap ploblem yang

muncul dalam menghadapi liku-liku dan badai dalam rumah tangga. Banyak

kasus menunjukan bahwa banyaknya perceraian cenderung didominasi karena

akibat kawin dalam usia muda.18

Dalam hal ini UU perkawinan tidak konsisten di satu sisi, di sisi lain

dalam pasal 7 ayat (1) menyebutkan perkawinan hanya diizinkan jika pihak

pria sudah mencapai mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah

mencapai 16 tahun. Bedanya jika kurang dari 21 tahun, yang diperlukan izin

18

Rafiq, Hukum Islam di Indonesia, h. 78

Page 40: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

29

orang tua, dan jika kurang dari 19 tahun, perlu izin pengadilan dan ini juga

dikuatkan dalam KHI pasal 15 ayat 2 yang berbunyi : Bagi calon mempelai

yang belum mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin sebagaimana yang

diatur dalam pasal 6 ayat (2), (3),(4) dan (5) Undang-Undang Nomor 1 tahun

1974.

Sedangkan dalam kompilasi hukum Islam (KHI), yang disebarluaskan

melalui Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 1991 memuat perihal yang kurang

lebih sama. Pada pasal 15, KHI menyebutkan bahwa batas usia perkawinan

sama seperti pasal 7 Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974, namun dengan

tambahan alasan: untuk kemaslahatan keluarga dan rumah tangga.

Dengan demikian, secara eksplisit tidak tercantum jelas larangan untuk

menikah di bawah umur sehingga penyimpangan terhadapnya dapat

dimungkinkan dengan adanya izin dari pengadilan atau pejabat atau yang

berkompeten. Namun demikian, perkawinan di bawah umur dapat dicegah

dan dibatalkan. Pasal 60 KHI menyebutkan pencegahan perkawinan dapat

dilakukan bila calon suami dan istri tidak memenuhi syarat-syarat untuk

melangsungkan perkawinan menurut hukum Islam dan peraturan perundang-

undangan.

Dalam hal pencegahan perkawinan, pihak yang dapat mencegah

perkawinan adalah para keluarga dalam garis keturunan lurus ke atas dan ke

bawah, saudara, wali nikah, wali pengampu dari salah seorang calon

Page 41: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

30

mempelai, suami atau istri yang masih terikat dalam perkawinan dengan salah

seorang calon istri atau calon suami, serta pejabat yang ditunjuk untuk

mengawasi perkawinan (pasal 62, 63, dan 64 KHI).

KHI juga menyebutkan perkawinan dapat dibatalkan antara lain bila

melanggar batas umur perkawinan sebagaimana ditetapkan dalam pasal 7

Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974. Para pihak yang dapat mengajukan

permohonan pembatalan perkawinan adalah : (1) para keluarga dalam garis

keturunan lulus keatas dan kebawah dari suami atau istri; (2) suami atau istri ;

(3) pejabat yang berwenang mengawasi pelaksanaan perkawinan menurut

undang-undang; (4) para pihak berkepentingan yang mengetahui adanya cacat

dalam rukun dan syarat perkawinan menurut Islam dan peraturan perundang-

undangan (pasal 73).

Terlepas dari persoalan status hukum mengenai pernikahan di bawah

umur (pernikahan dini) di atas, berikut sebab-sebab terjadinya pernikahan dini

dan berbagai dampaknya.

Pada umumnya yang menjadi penyebab terjadinya pernikahan dibawah

adalah karena faktor budaya dan pendidikan, walaupun ada sebab lain yang

mempengaruhi, tetapi hal itu lebih merupakan sebagai rangkaian yang

sifatnya sebagai pelengkap. Secara kuantitatif pernikahan usia muda relatif

Page 42: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

31

lebih banyak ditemukan pada daerah pedesaan dibandingkan dengan daerah

perkotaan.19

Kenyataan ini dapat terjadi, Karena didaerah perkotaan dari segi

infarmasi dan transformasi Pengetahuan dan budaya lebih cepat dan maju,

Sehingga dapat menggugah kesadaraan dan pentingnya hidup. Keadaan yang

memaksa bagi komunitas kota untuk berfikir rasional dan bertindak realistis

dalam menghadapi berbagai persoalan hidup, khususnya dalam perkawinan.

Sedangkan pada masyarakat pedesaan, aspek rasionalistis lebih terabaikan

karena terhimpit oleh tradisi dan budaya yang menggejala di masyarakat.

Dalam masyarakat yang tradisi keagamaannya sangat kuat, bagi orang

tua yang memiiki anak gadisnya umumnya ingin cepat-cepat

mengawinkannya anaknya disebabkan ada rasa kekhawatiran yang dapat

menyebabkan seorang anakterzebak perzinahan. Bila hal itu terjadi, maka

merupakan aib besar yang sangat memalukan rang tua. Pernikahan pada usia

dini merupakan sebuah antisipasi dari orang tua untuk mencegah akibat-akibat

negative yang dapat mencemarkan dan merusak martabat orang tua dan

keluarganya.

Dari sejumlah sebab yang melatar belakangi tingginya jumlah

pernikahan pada usia muda faktor paling dominan adalah karena rendahnya

tingkat pendidikan. Bahkan pendidikanlah yang sebenarnya menjadi inti

19

Nani Suwondo, Hukum Perkawinan dan Kependidikan di Indonesia, (Bandung : PT. Bina

Cipta, 1989), Cet. Ke-1, h. 108

Page 43: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

32

masalah ini, karena dengan pendidikan dapat menambah pola pikiran dan

pandangan dari yang tidak baik menjadi lebih baik, dari yang tidak rasinal

menjadi rasional dan realistis. Tetapi ini merupakan sebuah harapan ideal

tanpa melihat kendala yang dihadapi.

Pada masyarakat pedesaan, masalah pendidikan merupakan suatu yang

sangat sulit di jangkau. Kesulitan ini bisa terjadi karena alasan biaya, entah itu

tempat pendidikan yang sulit dijangkau, informasi dan transformasi yang

sangat terbatas sehingga banyak anak-anak dipedesaan tidak dapat

melanjutkan pendidikan atau beajar akan tetapi putus ditengah jalan bahkan

tidak mengenyam pendidikan sama sekali.

Sebenarnya pernikahan dibawah umur dizaman kemajuan teknologi ini

merupakan setbeck (mundur) kejaman lampau diwaktu pendidikan masih

belum demikian berkembang dan anak-anak gadis masih dalam pingitan. Di

masa lampau, perkawinan dibawah umur disebabkan oleh:

a. Keinginan orang tua yang ingin cepat-cepat ngambil mantu

b. Karena ada lamaran dari orang-orang yang disegani dan orang tua

khawatir tidak dapat lagi calon sebaik itu

c. Karena unsur materi yang ingin anaknya berbahagia jika sudah

menikah (besanan dengan orang kaya, mengharapkan anaknya dapat

tertolong)

Page 44: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

33

d. Dari yang bersangkutan sendiri ingin cepat menikah karena ingin lebih

bebas dan mengira hidup berumah tangga lebih nikmat

Pendapat tersebut diatas secara realistis memang ada benarnya bila

dilihat dari kebutuhan jangka pendek, waaupun secara umum alasan demikian

merupakan alasan yang kolot dan seolah-olah tidak punya harapan untuk lebih

maju dihari esok. Dari hasi penelitian fakultas syariah bahwa faktor adanya

faktor adanya perkawinan pada usia dini adalah:

a. Faktor pendidikan yang rendah

b. Sosio kultural

c. Tidak mengetahui Undang-undang perkawinan

d. Pergaulan bebas

e. Tradisi daerah/adat istiadat

f. Kondisi fisik yang cepat masak

g. Pengaruh ekonomi

Perkawinan di bawah umur tidak hanya terjadi di desa-desa, tetapi juga

di kota-kota dengan sebab yang sama. Bahkan di kota-kota besar dewasa ini

sering terjadi perkawinan di bawah umur karena sebab (menurut istilah

sekarang) ‘’kecelakaan’’ malu‟‟, kehidupan di kota-kota yang penuh oleh

tantangan dan aneka macam kemesuman karena eksis-eksis pergaulan.

Berbagai dampak pernikahan dini atau perkawinan di bawah umur dapat

dikemukakan sebagai berikut :

Page 45: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

34

a. Dampak hukum

Adanya pelanggaran terhadap tiga Undang-Undang, antara lain :

1) Undang-Undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan, pasal 7

ayat 1 yang berbunyi : “Perkawinan hanya diizinkan jika pihak

pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah

mencapai umur 16 tahun”, dan pasal 6 ayat 2 yang berbunyi :

“Untuk melangsungkan perkawinan seorang yang belum

mencapai umur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tua”

2) Mencegah terjadinya perkawinan pada usia anak-anak

3) Undang-Undang Nomor 21 tahun 2007 tentang PTPPO.

Patut ditengrai adanya penjualan/pemindah tangan antara kyai dan

orang tua anak yang mengharapkan imbalan tertentu dari

perkawinan tersebut. Amanat Undang-undang tersebut bertujuan

melindungi anak, agar anak tetap memperoleh haknya untuk

hidup, tumbuh dan berkembang serta terlindungi dari perbuatan

kekerasan, eksploitasi dan diskriminasi.

Sungguh disayangkan apabila ada orang atau orang tua melanggar

undang-undang tersebut. Pemahaman tentang undang-undang tersebut

harus dilakukan untuk melindungi anak dari perbuatan salah oleh orang

dewasa dan orang tua. Undang-Undang ini sesuai dengan 12 area kritis

dari Beijing Platform of Action tentang perlindungan terhadap anak.

Page 46: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

35

b. Dampak biologis

Anak secara biologis alat-alat reproduksinya masih dalam proses

menuju kematangan sehingga belum siap untuk melakukan hubungan

seks dengan lawan jenisnya., apalagi jika sampai hamil kemudian

meahirkan. Jika dipaksakan justru akan terjadi trauma, perobekan yang

luas dan infeksi yang akan membahayakan organ refroduksinya sampai

membahayakan jiwa anak. Patut dipertanyakan apakah hubungan seks

yang demikian atas dasar keetaraan dalam hal produksi antara istri dan

suami atau adanya kekerasan seksual dan pemaksaan (penggagahan)

terhadap seorang anak.

c. Dampak psiklogis

Secara psikis anak juga belum siap dan mengerti tentang

hubungan seks, sehingga akan menimbulkan trauma psikis

berkepentingan dalam jiwa anak yang suit disembuhkan. Anak akan

murung dan menyesali hidupnya yang berakhir pada perkawinan yang

dia sendiri tidak mengerti atas putusan hidupnya. Selain itu, ikatan

perkawinan akan menghilangkan hak anak untuk memperoleh

pendidikan (Wajar 9 tahun), hak bermain dan menikmati waktu

luangnya serta hak-hak lainnya yang melekat dalam diri anak.

Page 47: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

36

2. Kantor Urusan Agama Kecamatan

Kantor Urusan Agama (KUA) adalah unit kerja terdepan Depag yang

melaksanakan sebagian tugas pemerintah di bidang Agama Islam, di wilayah

Kecamatan (KMA No.517/2001 dan PMA No.11/2007). Dikatakan sebagai

unit kerja terdepan, karena KUA secara langsung berhadapan dengan

masyarakat. Karena itu wajar bila keberadaan KUA dinilai sangat urgen

seiring keberadaan Depag.

Fakta sejarah juga menunjukkan kelahiran KUA hanya berselang

sepuluh bulan dari kelahiran Depag, tepatnya tanggal 21 Nopember 1946. Ini

sekali lagi, menunjukan peran KUA sangat strategis, bila dilihat dari

keberadannya yang bersentuhan langsung dengan masyarakat, terutama yang

memerlukan pelayanan bidang Urusan Agama Islam (Urais). Konsekuensi

dari peran itu, secara otomatis aparat KUA harus mampu mengurus rumah

tangga sendiri dengan menyelenggarakan manajemen kearsipan, administrasi

surat-menyurat dan statistik serta dokumentasi yang mandiri.20

Kantor urusan agama (KUA) mempunyai sejarah yang cukup panjang di

Indonesia, baik berkenaan dengan kelembagaan maupun peran dan fungsinya.

Keberadaannya dapat dilacak sejak permulaan Islam masuk ke Indonesia,

pertumbuhan dan perkembangan kerajaan/kesultanan Islam, masa

20

Rahmat Fauzi, Refleksi Peran KUA Kecamatan, dalam

http://salimunazzam.blospot.com/p/refleksi-peran-kua-kecamatan. html

Page 48: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

37

kolonialisme, hingga masa kemerdekaan, sepanjang itu, KUA mengalami

dinamika dan transformasi kelembagaan, peran, dan fungsinya.

Masa sejarah KUA (sebelumnya kepenghuluan) di Indonesia terbagi

menjadi 3 bagian, yaitu.21

a. Masa sebelum kemerdekaan

Di masa ini kepenghuluan muncul dan terlihat di dalam adat

meningkabau. Di daerah ini penghulu adalah pemimpin yang harus

bertanggungjawab kepada masyarakat (anak-kemenakan yang

dipimpinnya). Ia digambarkan sebagai sosok pemimpin yang

mempunyai 5 macam fungsi kepemimpinan yang melekat pada dirinya

dan berbudi pekerti yang luhur. Salah satu tugas penghulu di sana

adalah menempuh jalan nan pasa, yaitu melaksanakan ketentuan yang

telah berlaku dan berjalan baik dalam cara rumah tangga, bernegeri

jangan diubah dan jangan dilanggar. Demikian pula di kerajaan

mataram, birokrasi keagamaan reh penghuluan sudah ada sejak abad ke-

17. Jabatan keagamaan ditingkat desa disebut kaum, amil, modin, kayim

dan lebay.22

Meskipun demikian sampai dengan abad ke-18, lembaga reh

kepenghuluan begitu tertata dengan baik. Dan menjelang abad ke-19,

21

Nuhrison M nuh et.al. optimalisasi peran KUA melalui jabatan fungsional penghulu,

(jakarta:puslitbang kehidupan keagamaan, 2007),cet ke-1,h..23-29.. 22

Daniel S Lev, Peradilan Agama Islam di Indonesia, (Jakarta : Intermasa,1986), h.3

Page 49: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

38

lembaga itu telah begitu kukuh dan mapan. Karena keterlibatan mereka

dalam urusan-urusan negara, penghulu dan naib tergolong ke dalam

kalangan priyayi.23

Menurut kuntowijoyo, tampak bahwa penghulu adalah juga santri,

dan pada umumnya berasal dari kalngan priyayi.24

Saat itu, Snouck

hurgronje, seperti dikutip Karl Stenbrink, menyadari adanya jurang

pemisah, yang sesuai keadaan sekarang masih memisahkan penghulu

dan kawan-kawannya. Penghulu adalah pejabat resmi dari pemerintahan

kolonial yang diangkat oleh gubernur jendral atau atas namanya, melalui

pencalonan dari Bupati dengan persetujuan presiden.

Mereka itu umumnya berasal dari keluarga atau kenalan bupati

dan wedana. Sebagai pegawai, mereka menerima gaji langsung dari

batavia. Di samping pemegang tugas keagamaan, seperti pengurus

masjid atau pengadilan agama, mereka sering pula ditugaskan

menyelenggarakan suntikan wajib kepada penduduk untuk mencegah

wabah penyakit.

Kiai pada saat itu digambarkan dalam sejarah sebagai kelompok

dalam masyarakat, di luar pemerintahan atau keraton. Pengetahuan

mereka tentang agama dinilai lebih mendalam dan cara hidup mereka

lebih dipercayai rakyat. Menurut Karl Steenbrink, politik belanda

23

Kuntawijaya, Paradigma Islam, (Bandung: Mizan, 1991), h. 125-126 24

M. Dawam Raharjo, Intelektual Intelgensia, (Bandung: Mizan,1996), h.172

Page 50: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

39

mempunyai tujuan untuk memisahkan dua golongan itu supaya para

penghulu menjadi pegawai yang setia kepada pemerintah kolonial.

Tetapi sebaliknya, pada abad ke-19 pemerintah kolonial terpaksa

melakukan pemisahan antara penghulu dan kiai, yaitu dengan

melakukan seleksi yang ketat terhadap calon penghulu di pemerintahan.

Dampak dari pemisahan ini adalah meningkatnya kharisma penghulu di

depan publik dan menurunkan pengaruh kiai.

Dengan munculnya dua jenis elit ini, mereka saling bersaing

memperebutkan kekuasaan. Huijbers, seperti yang dikutip kuntowijiyo,

sebagai saksi atau yang menyaksikan persaingan ini selama dekade-

dekade terakhir kekuasaan belanda, mengatakan bahwa guru-guru

agama mempunyai prestasi yang lebih besar dibandingkan penghulu.

Di masa pra kemerdekaan ini, kepenghuluan di tingkat kabupaten

terdiri dari lima fungsi, yang diantaranya:

1) Sebagian mufti (penasihat hukum Islam). Dalam hal ini penghulu

harus menghadiri sidang-sidang pengadilan negeri (landraad), ia

diangkat oleh pemerintah belanda dan memperoleh uang sidang.

2) Sebagai qadi atau hakim dalam pengadilan agama.

3) Sebagai imam masjid. Penghulu mengurus segala sesuatu yang

berhubungan dengan masjid raya ditempat kediamannya.

Page 51: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

40

4) Sebagai wali hakim. Ia bertugas mengawinkan wanita yang tidak

mempunyai wali, dan pada perkawinan lain membantu demi

keabsahan perkawinan.

5) Menurut adat, penghulu adalah satu-satunya yang berhak

mengumpulkan zakat yang tidak diperuntukkan bagi mustahiq.25

Fungsi-fungsi di atas tidak selalu diperankan oleh satu orang,

Walaupun pemerintah berusaha terus mengadakan kombinasi. Sejak

1918 kombinasi fungsi ini resmi diwajibkan. Khusus penghulu,

sebelumnya ditemukan dua jabatan, yakni penghulu landraad (1,2 dan 5)

dan penghulu hakim yang juga disebut penghulu kawin atau penghulu

masjid (untuk point 3 dan 4).

Sedangkan Djamil Latif menulis 6 fungsi penghulu masa kolonial

belanda, yaitu :

1) Imam masjid (kepala pegawai kemasjidan)

2) Kepala pegawai pencatat nikah

3) Wali hakim

4) Penasihat pada pengadilan negeri

5) Penasihat bupati dalam masalah keagamaan

6) Ketua pengadilan agama.26

25

Nuhrison M. Nuh, et.al., Optimalisasi Peran KUA Melalui Jabatan Fungsional Penghulu,

(Jakarta: Puslitbang Keagamaan,2007), Cet. Ke-1, h.28 26

M. Djalil Latif, Kedudukan dan Kekuasaan Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta: Bulan

Bintang, 1983), h.23-24

Page 52: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

41

b. Masa kemerdekaan

Begitu Indonesia merdeka, tugas-tugas dan fungsi penghulu yang

pernah dilakukan pada masa pemerintah kesultanan dan kolonial

belanda dalam beberapa aspek tetap dilanjutkan. UU No.22 tahun 1946

tentang pencatatan nikah, talak dan rujuk menyatakan bahwa bagi orang

Indonesia yang beragama Islam pencatatan perkawinannya dilakukan

oleh pembantu pegawai pencatat nikah, talak dan rujuk (P3NTR).

Ketentuan ini berlaku untuk seluruh Indonesia sesuai Undang-

Undang Nomor 32 tahun 1954 dan pasal 1 ayat (1) UU No.22 tahun

1946 yang maksudnya bahwa nikah yang dilakukan menurut agama

Islam diawasi oleh pegawai pencatat nikah yang ditunjuk oleh Menteri

Agama atau oleh pegawai yang ditunjuk olehnya.

Berdasarkan ketentuan tersebut, posisi penghulu atau istilah

barunya P3NTR, tetap dipertahankan sebagai pegawai pemerintah tetapi

tugasnya hanya mengawasi pernikahan. Ini berarti tugas dan fungsinya

mengalami penyempitan dibandingkan pada masa kolonial atau

kesultanan.27

Ketentuan mengenai tugas dan fungsi penghulu sebagai Pegawai

Pencatat Nikah semakin kuat dengan terbitnya Undang-Undang Nomor

1 tahun 1974, meskipun informasi pasal-pasal yang berkenan dengan

27

Nuhrison M. Nuh, et.al., Optimalisasi Peran KUA Melalui Jabatan Penghulu, (Jakarta:

Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2007), Cet, ke-1, h.30.

Page 53: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

42

“pencatatan perkawinan” sangat sedikit. Selengkapnya dijabarkan dalam

Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 yang merupakan peraturan

pelaksanaan dari undang-undang tersebut seperti halnya pasal 2

Peraturan Pemerintah :

1) Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan

perkawinan menurut agama Islam, dilakukan oleh pegawai

pencatat sebagaimana dimaksud dalam UU No.32 tahun 1954

tentang nikah, talak dan rujuk.

2) Pencatatan perkawinan dari mereka yang melangsungkan

perkawinannya menurut agamanya dan kepercayaanya itu selain

agama Islam dilakukan oleh pegawai pencatat perkawinan yang

ada di kantor catatan sipil sebagaimana dimaksud dalam berbagai

perundang-undangan mengenai perkawinan.

3) Dengan tidak mengurangi ketentuan-ketentuan yang khusus, tata

cara pencatatan perkawinan dilakukan sebagaimana ditentukan

dalam pasal 3 sampai dengan pasal 9 peraturan pemerintah.28

c. Masa Reformasi

Zainal Arifin dalam makalah „Peran KUA Di Era Reformasi‟

menjelaskan bahwa pelayanan pencatatan perkawinan dan urusan

keagamaan merupakan tugas pokok KUA, karena pelayanan itu sangat

28

Nuhrison M. Nuh, et.al., Optimalisasi Peran KUA Melalui Jabatan Penghulu, (Jakarta:

Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2007), Cet, ke-1, h.31

Page 54: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

43

besar pengaruhnya dalam membina kehidupan beragama, di situlah

cikal bakal terbentuknya keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah.

Dalam malaksanakan tugas ke-Urais-an ini, KUA tidak sekedar

melakukan pengawasan dan pencatatan nikah/rujuk saja, tetapi juga

melaksanakan tugas-tugas lainnya seperti mengurus dan membina

tempat ibadah umat Islam (masjid, langgar/mushalla) membina

pengamalan agama Islam, zakat, wakaf, baitul mal dan ibadah sosial,

pangan halal, kemitraan umat Islam, kependudukan serta pengembangan

keluarga sakinah sesuai kebijakan Dirjen Bimas Islam dan

Penyelenggaraan Haji berdasarkan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Berhubung KUA bersentuhan langsung dengan masyarakat yang

memiliki pengetahuan dan kemampuan serta pemahaman yang beraneka

ragam di bidang Urais, termasuk masalah perhajian, maka sesuai hasil

Rakernas Penyelenggaran Haji tahun 2006 di Jakarta menyepakati KUA

diikutsertakan sebagai pelayan haji kepada masyarakat dan calon

jemaah haji. Ini dimaksudkan agar KUA secara intensif mampu

memberikan penyuluhan dan penyebarluasan informasi tentang

perhajian.

Begitu penting dan strategisnya peran dan fungsi KUA, maka

tidaklah aneh bila sebagian masyarakat berharap KUA mampu

Page 55: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

44

memberikan pelayanan prima terhadap peran dan fungsinya itu. Bahkan

pemerintah sendiri berharap besar KUA dapat mengembangkan

perannya lebih dari sekadar peran-peran yang ada.

Adapun peran KUA selama ini antara lain:

1) Pelayanan di bidang administrasi. Sebagai unit pelaksana

operasional Depag, mekanisme kegiatan perkantoraan ditandai

aktifitas pelayanan administrasi dalam bentuk pelayanan dan

bimbingan agama pada masyarakat sebagai wujud koordinasi baik

vertikal maupun horisontal, meliputi: administrasi NTCR,

keluarga sakinah dan lainnya.

2) Pelayanan di bidang kepenghuluan. KUA adalah satu-satunya

lembaga pemerintah yang berwenang melakukan pencatatan

pernikahan di kalangan umat Islam.

3) Pelayanan di bidang perkawinan dan keluarga sakinah. Keluarga

merupakan unit terkecil dalam masyarakat yang akan berkembang

menjadi tatanan masyarakat yang lebih luas. Karena itu

pembinaan keluarga sakinah sangat penting karena akan

mewujudkan masyarakat yang rukun, damai dan bahagia baik

secara fisik maupun psikologi.

4) Pelayanan di bidang perwakafan. Tanah wakaf bukan semata-mata

aset ummat, tetapi juga aset bangsa. Untuk itu perlu pengelolaan

Page 56: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

45

secara optimal dan profesional yang dilegitimasi dengan kekuatan

hukum, sehingga tidak menimbulkan permasalahan seperti ;

pembatalan, pengalihan status, diperjualbelikan dan lainnya.

5) Pelayanan di bidang zakat dan ibadah sosial. Zakat dan ibadah

sosial adalah modal dasar pembangunan kesejahteraan ummat dan

merupakan salah satu sumber dana untuk mengentaskan

kemiskinan. Peran KUA sangat diperlukan guna menggerakkan

tokoh agama dan masyarakat untuk menumbuhkan kesadaran

berzakat terutama kepada lembaga zakat yang diakui pemerintah

seperti Badan Amil Zakat (BAZ), Lembaga Amil Zakat (LAZ)

dan Unit Pengumpul Zakat (UPZ).

6) Pelayanan di bidang kemasjidan dan kehidupan beragama.

Sebagai aparat Depag di tingkat kecamatan, KUA berkewajiban

memberikan bimbingan dalam mewujudkan Idarah, Imarah dan

Ri’ayah masjid.

7) Layanan di bidang pangan halal dan kemitraan umat Islam. Untuk

pelayanan di bidang pangan halal, peran KUA masih terlihat

samar dan abu-abu, hal ini disebabkan petunjuk teknis ke arah itu

masih belum jelas. Untuk tugas dimaksud, biasanya KUA hanya

melaksanakannya sebatas sosialisasi dan itupun dilaksanakan

bersama Kandepag Kabupaten/Kota.

Page 57: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

46

8) Penyuluhan dan sosialisasi Undang-Undang perkawinan. Di

masyarakat masih sering dijumpai perkawinan yang belum sesuai

ketentuan agama dan perundang-undangan, terutama UU No.

1/1974 Tentang Perkawinan serta Peraturan Pemerintah No:

9/1975 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1/1974

seperti perkawinan/pernikahan yang tanpa dihadiri petugas resmi,

poligami tanpa izin dari pengadilan, perceraian/talak yang

dilakukan secara sewenang-wenang dan tidak dilakukan di depan

sidang Pengadilan Agama dll.

9) Pelayanan di bidang perhajian. Keberadan KUA di tengah-tengah

masyarakat sebagai pranata keagamaan memiliki sisi penting,

mengingat KUA sebagai perpanjangan tangan Kandepag

Kabupaten/Kota yang berbasis front terdepan, setiap saat dapat

bersentuhan langsung dengan lapisan masyarakat di tingkat

bawah, khususnya calon/jamaah haji yang pada umumnya berada

di pedesaan.. Untuk itulah sehingga KUA harus secara langsung

terlibat dalam masalah perhajian.

10) Kegiatan lintas sektoral Banyak sekali kegiatan-kegiatan lintas

sektoral yang memerlukan keterlibatan KUA secara langsung,

misalnya penyuksesan program pembangunan lainnya seperti

Keluarga Berencana, penanggulangan penyalahgunaan narkoba

Page 58: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

47

dll. Tentu saja kesemuanya disampaikan secara apik kepada

masyarakat dengan menggunakan bahasa agama.29

3. Peranan KUA dalam Menanggulangi Pernikahan Dini

Berbicara mengenai peran, dapat diartikan suatu tindakan, sedangkan

peranan adalah bagian dari tindakan utama yang harus dilaksanakan

seseorang.30

Kantor Urusan Agama sebagai unit kerja paling depan pada

Departemen Agama (Dahulu), memiliki tugas dan fungsi yang terkait

langsung dengan pemberiaan pelayanan/pembinaan masyarakat di bidang

urusan agama Islam seperti yang diuraikan penulis sebelumnya.

Berkaitan dengan upaya penanggulangan pernikahan dini, Kantor

Urusan Agama dapat menggunakan perannya sebagai berikut31

:

a. Pelayanan di bidang administrasi termasuk pencatatan nikah, talak dan

rujuk serta pencatatan lainnya yang terkait dengan tugas dan peran

KUA. Dalam hal ini pihak KUA kecamatan dapat membuat kebijakan

yang bersifat teknis operasional mengenai prosedur pencatatan

perkawinan dan administrasinya yang tidak bertentangan dengan aturan

dalam rangka menanggulangi pernikahan dini.

b. Penyuluhan dan Sosialisasi Undang-Undang Perkawinan

29

Rahmat Fauzi, Refleksi Peran KUA Kecamatan, dalam

http://salimunazzam.blospot.com/p/refleksi-peran-kua-kecamatan. html 30

Amran Y S Chaniago, Kamus Besar Indonesia, Jakarta, 1995.h.449 31

Rahmat Fauzi, Refleksi Peran KUA Kecamatan, dalam

http://salimunazzam.blospot.com/p/refleksi-peran-kua-kecamatan. html

Page 59: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

48

Dalam hal ini, pihak KUA mensosialisasikan Undang-Undang

Nomor 1 tahun 1974 tentang perkawinan kepada masyarakat melalui

berbagai media, khususnya pasal 7 ayat 1 mengenai batas umur

seseorang boleh menikah, yakni umur 19 tahun untuk laki-laki dan 16

tahun untuk wanita. Selain itu, pihak KUA mengadakan penyuluhan

kepada masyarakat mengenai dampak negatif pernikahan dini dari aspek

hukum, psikologis, biologis dan aspek lainnya, sehingga masyarakat

menyadari pentingnya menikah sesuai umur yang ditentukan oleh

Undang-Undang.

c. Pelayanan di bidang perkawinan dan keluarga sakinah.

Dalam hal penanggulangan pernikahan dini, KUA dapat

mengoptimalkan peran BP4 dan perangkat KUA lainnya dalam

memberikan nasehat-nasehat perkawinan dan pentingnya membangun

keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Dalam hal ini, ditekankan

pentingnya menikah sesuai batasan umur dalam Undang-Undang

sebagai faktor penting terbentuknya keluarga sakinah. KUA juga dapat

melakukan pembinaan keluarga sakinah kepada masyarakat dan

memperketat prosedur serta administrasi pernikahan agar tidak terjadi

manipulasi umur dalam rangka menanggulangi pernikahan dini.

Page 60: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

49

d. Pelayanan di bidang kepenghuluan.

Dalam hal ini, KUA dapat mengoptimalkan para penghulu dan

juga amil desa dalam mensosialisasikan pentingnya menikah sesuai

batasan umur yang telah ditentukan, baik melalui khutbah nikah atau

ketika diundang dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.

Dalam hal perannya menanggulangi pernikahan dini, KUA dapat

menggunakan berbagai media, baik cetak maupun elektronik, melalui

seminar, pengajian-pengajian, khutbah jumat dan lainnya, sehingga

masyarakat mengetahui dan menyadari pentingnya menikah sesuai umur yang

telah ditentukan oleh Undang-Undang. Agar lebih efektif, sebaiknya upaya

penanggulangan pernikahan dini tersebut terprogram dengan baik dan

melibatkan berbagai elemen masyarakat.

B. Kerangka Konseptual

Berdasarkan landasan teori di atas, khususnya mengenai peranan KUA

dalam menanggulangi pernikahan dini, maka kerangka konseptualnya sebagai

berikut:

1. Minimal ada empat peran KUA yang dapat digunakan dalam

menanggulangi pernikahan dini, yaitu perannya dalam pelayanan

administrasi seperti pencatatan nikah, penyuluhan dan sosialisasi Undang-

Page 61: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

50

Undang Perkawinan, pelayanan di bidang perkawinan dan keluarga

sakinah, dan pelayanan di bidang kepenghuluan.

2. Upaya KUA dalam menanggulangi pernikahan dini melalui peran tersebut

akan menjadi efektif bila dilakukan secara terprogram, menggunakan

berbagai media dan melibatkan semua elemen masyarakat.

C. Perumusan Hiptesis

Berdasarkan kerangka konseptual di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis

sebagai berikut :

1. Kantor Urusan Agama Kecamatan Pamijahan berperan secara efektif

dalam menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean.

2. Kantor Urusan Agama Kecamatan Pamijahan tidak berperan secara efektif

dalam menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean.

Page 62: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

51

BAB III

GAMBARAN UMUM MENGENAI

KUA KECAMATAN PAMIJAHAN DAN DESA PASAREAN

A. KUA KECAMATAN PAMIJAHAN

1. Sejarah Singkat, Letak Geografis dan Monografi Urusan Agama

Kantor Urusan Agama Kecamatan Pamijahan terbentuk pada tanggal 15

Juni 2001, yang merupakan pemekaran dari Kantor Urusan Agama

Cibungbulang Bogor. KUA Kecamatan Pamijahan terletak di Jalan KH Abdul

Hamid Km 17 desa Pasarean kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor.32

Wilayah kerja KUA Pamijahan adalah seluruh wilayah kecamatan

Pamijahan yang terdiri dari 15 desa (termasuk desa Pasarean), 143 Rukun

Warga (RW), 513 Rukun Tetangga (RT), jumlah penduduknya 142437 jiwa

dengan jumlah kepala keluarga 341815.

Wilayah kerja KUA kecamatan Pamijahan berbatasan dengan

kecamatan Leuwiliang (sebelah barat), kecamatan Tenjolaya (sebelah timur),

kecamatan Cibungbulang (sebelah utara) dan kabupaten Sukabumi (sebelah

selatan)33

32

Mamat Sudrajat (Kepala KUA Kecamatan Pamijahan), Wawancara Resmi, Kamis, 26 Juni

2014 33

Arsip KUA Kecamatan Pamijahan Bogor yang diambil tanggal 30 Agustus 2014 di Kantor

KUA Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Barat

Page 63: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

52

Berikut ini monografi urusan agama wilayah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor :

Tabel 3.1

Monograpi Urusan Agama

Wilayah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Pamijahan

Per 1 Januari 2014

A

A. Lembaga Pemerintahan

1. Desa : 15 Desa

2. Rt/Rw : 513

F. Jumlah Haji

1. Laki-Laki

2. Perempuan

3. Petugas

K. Statistik

1. Nikah : 1813

2. Cerai : -

3. Rujuk : -

B. Jumlah Penduduk

1. Laki-Laki : 73.753

2. Perempuan :68.684

3. Jumlah :142.437

G. Tempat Peribadatan

1. Masjid : 236

2. Langgar : 333

3. Mushalla : -

4. Gereja : -

5. Klenteng : -

L. 1. Muzakki

2. Mustahiq

C. Kekuatan Personil

1. Kepala : 1

2. Pengawas Pendidikan : 2

3. Penamas : 1

4. Penghulu :

5. Pelaksana : 5

H. Lembaga Dakwah

1. Majelis Taklim

2. Pengajian

3. Organisasi

M. Qurban

1.Yang Berkurban

2.Sapi / Kerbau

3.Kambing

D. Agama

1. Islam : 142.298

2. Protestan : 8

3. Katolik : 6

4. Hindu : -

5. Budha : -

6. Kong Hucu : -

I. Perguruan Islam

1. RA/TK/TPA : -

2. MI : 33

3. MTS : 9

4. MA/SMA : 4

5. PT : -

E. Pembinaan Umat Beragama

1. Ulama

2. Penyuluh

3. Guru Ngaji

4. Muballigh

5. Khatib

J. Kekayaan

Umat Islam

1. Wakaf

2. Hibah Bersertifikat

3. Akta Wakaf Dalam

Proses

Sumber : Data Monografi Urusan Agama KUA Pamijahan

Page 64: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

53

2. Tugas Pokok, Fungsi, Visi dan Misi serta Motto KUA Kecamatan Pamijahan

TUGAS POKOK

Melaksanakan sebagian tugas Kantor Kementerian Agama Kabupaten di

bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah Kecamatan.

FUNGSI

1 Statistik dan dokumentasi

2 Penyusunan surat, kearsifan dan rumah tangga kantor.

3 Melaksanakan pencatatan nikah dan rujuk, mengurus dan membina

masjid, zakat, wakaf, dan ibadah sosial, serta pengembangan keluarga

sakinah.

4 Pembinaan pangan halal

5 Pembinaan kemitraan umat

6 Penyelenggaraan bimbingan manasik haji

VISI

“Profesional Dalam Pelayanan

Menuju Terwujudnya Kehidupan

Masyarakat Yang Islami”

Page 65: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

54

MISI

1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan Administrasi dan Manajemen.

2. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Bimbingan di Bidang Pernikahan

dan Rujuk.

3. Meningkatkan Kualitas Pelayanan, Bimbingan dan Pengembangan di

Bidang Keluarga Sakinah / BP.4.

4. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Bimbingan di Bidang Kemasjidan.

5. Meningkatkan Kualitas Pelayanan, Bimbingan dan Pemberdayaan Zakat,

Pengembangan Wakaf dan Ibadah Sosial.

6. Memberikan Pelayanan dan Bimbingan Tentang Produk Halal.

7. Memberikan Informasi Tentang Pelayanan Haji.

8. Meningkatkan Bimbingan dan Pengembangan Kemitraan Umat.

9. Meningkatkan Kualitas dalam Mengkordinasikan Kegiatan dan

Pelaksanaan Kegiatan Sektoral Maupun Lintas Sektoral di Wilayah

Kecamatan Pamijahan.

MOTTO

“PRIMA DALAM PELAYANAN ADALAH PRIORITAS”

Page 66: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

55

3. Struktur Organisasi

Bagan 3.1

STRUKTUR ORGANISASI BADAN PENASEHATAN PEMBINAAN

DAN PELESTARIAN PERKAWINAN KANTOR URUSAN AGAMA

KECAMATAN PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR

SEKRETARIS

NELY HARYAMAN S,

NIP :…………………...

NIP…………….

SIE.KONSULTASI HUKUM

DALAM PEPERKAWINAN/

DRS,JAKI NULHAKIM.

NIP. 196104031083071001

SIE.PENASIHATAN

PERKAWINAN DAN

KELUARGA.

ZAELANI,SH.I

NIP. 196205101987031007

SIE. PENDIDIKAN

KELUARGA SAKINAH DAN

PENGEMBANGAN.

ISLAH,S.HI

NIP.197402052002121002

SIE. USAHA

IIS AISYAH

NIP……….

SIE. IBU

TELADAN

HJ,MARIYAM

NIP……………

SIE. PENERANGAN

CECE YUSUP

NIP. 196407041990031004

KEPALA

MAMAT SUDRAJAT, S.Ag, M,SI

NIP. 196203131987031003

BENDAHARA

N, SUMIATI, SH.I

NIP : …………………...

Page 67: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

56

4. Pembagian Kerja (Job Description)

Berdasarkan struktur keorganisasian KUA kecamatan Pamijahan di atas,

maka berikut pembagian kerja masing-masing :

Kepala KUA

1. Sebagai kepala kantor :

a. Melaksanakan sebagian tugas kantor Kementerian Agama Kabupaten

di bidang Urusan Agama Islam dalam wilayah kecamatan

b. Membantu pelaksanaan tugas pemerintah di tingkat Kecamatan

dalam bidang keagamaan

c. Bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas KUA kecamatan

d. Melaksanakan tugas koordinasi penilik agama Islam, penyuluh

agama Islam, dan koordinasi / kerjasama dengan instansi lain di

kecamatan

e. Selaku PPAIW, Pembina P2A kecamatan, ketua BP4 kecamatan,

ketua LPTQ kecamatan, ketua Satgas Pembina gerakan keluarga

Sakinah dan Top KB kecamatan.

f. Bertanggung jawab tentang pembukuan uang muka cabang

g. Bertanggung jawab tentang penggunaan dana DIPA KUA

2. Sebagai Pejabat Pembuat Akta Ikrar Wakaf :

a. Meneliti syarat-syarat wakaf, meneliti dan mengesahkan nadzir

Page 68: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

57

b. Menyelenggarakan buku pengesahan nadzir dan meneliti saksi ikrar

wakaf

c. Menyaksikan pelaksanaan Ikrar Wakaf bersama saksi dan membuat

Akta Ikrar Wakaf rangkap tiga

d. Membuat salinan Akta Ikrar Wakaf rangkap empat dan

menyampaikan salinannya

e. Menyelenggarakan daftar Akta Ikrar Wakaf menurut bentuk W.4 dan

mengajukan permohonan pendaftaran tanah wakaf ke BPN

Sekretaris

1. Menerima surat-surat masuk dan mengirimkan surat-surat keluar serta

menggandakan dan mengarsip surat-surat penting

2. Bertanggung jawab dalam pengetikan, penggandaan dan penyampaian

surat-surat

3. Mengatur dan menyimpan daftar hadir (absensi) pegawai

4. Mengatur dan menertibkan arsip-arsip dokumen dan statistik serta

menyelenggarakan administrasi kepegawaian

5. Menyelesaikan dupikat NR dan administrasi, mengerjakan buku-buku,

laporan-laporan, dan membantu mengerjakan penulisan buku kutipan

akta nikah (Model NA) serta melaksanakan tugas lain yang diberikan

pimpinan

Page 69: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

58

Bendahara

1. Mengelola keuangan dan laporannya dan menyetorkan biaya nikah ke

Kas Negara melalui Bank yang ditunjuk oleh Pemerintah

2. Mengerjakan buku Kas Umum

Seksi-Seksi

a. Seksi Pendidikan Keluarga Sakinah dan Pengembangan membantu

kepala KUA untuk melakukan pembinaan dan pengembangan keluarga

sakinah

b. Seksi Konsultasi Hukum dalam perkawinan membantu kepala KUA

untuk memberikan nasehat hukum yang berkaitan dengan masalah

perkawinan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat

c. Seksi Penasehatan Perkawinan dan Keluarga membantu kepala KUA

untuk memberikan penasehatan pada kedua mempelai dan masyarakat

lainnya tentang perkawinan dan keluarga.

d. Seksi Ibu Teladan membantu kepala KUA untuk mensukseskan

pembinaan keluarga sakinah

e. Seksi Penerangan membantu kepala KUA untuk menyampaikan

berbagai ha seputar pelaksanaan tugas Kantor Urusan Agama kecamatan

Pamijahan kepada semua pihak terkait

f. Seksi Usaha membantu kepala KUA untuk mengembangkan usaha-

usaha dalam rangka mengsukseskan tugas KUA kecamatan Pamijahan

Page 70: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

59

5. Pelaksanaan Tugas dalam Bidang Pernikahan

Kantor Urusan Agama kecamatan Pamijahan sebagaimana KUA lainnya

tentu telah dan sedang melaksanakan tugasnya terkait peranan yang sudah

ditentukan. Khususnya dalam bidang pernikahan tentu tidak terlepas dengan

peranannya sebagai berikut :

a. Pelayanan di bidang administrasi seperti nikah, talak, cerai dan rujuk

serta keluarga sakinah.

b. Penyuluhan dan Sosialisasi Undang-Undang Perkawinan

c. Pelayanan di bidang perkawinan dan keluarga sakinah.

d. Pelayanan di bidang kepenghuluan.34

KUA kecamatan Pamijahan menjalankan ketentuan mengenai proses

pencatatan perkawinan dan proses administrasi perkawinan yang sudah

ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu kegunaan dari pencatatan dari pencatat

perkawinan ini adalah untuk mengontrol dengan konkrit tentang data nikah,

talak dan rujuk (NTR).35

Adapun ketentuan mengenai proses pencatatan dan

administrasi pernikahannya sebagai berikut :

a. Pencatatan perkawinan dari mereka yang melaksanakan perkawinan

menurut agama Islam dilakukan oleh Pegawai Pencatat Nikah.

b. Akad nikah dilaksanakan di bawah pengawasan penghulu.

34

Rahmat Fauzi, Refleksi Peran KUA Kecamatan, dalam

http://salimunazzam.blospot.com/p/refleksi-peran-kua-kecamatan. html 35

Abdul Manan, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta: kencana,

2008), h.14-15.

Page 71: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

60

c. Tempat pelaksanaan akad nikah tersebut adalah KUA Kecamatan. Akan

tetapi, atas permintaan pengantin dan dengan persetujuan penghulu akad

nikah juga dapat dilaksanakan di luar KUA Kecamatan seperti di rumah

calon istri, di masjid, atau di gedung yang dikehendaki.

d. Sebelum dilaksanakan akad nikah, kedua mempelai diberikan

bimbingan dan nasehat perkawinan.

e. Proses pelaksanaan akad nikah diawasi oleh penghulu, dan selanjutnya

dilakukan penandatanganan akta nikah oleh kedua mempelai, wali, dan

saksi serta penghulu sebagai bagian dari pencatatan perkawinan.36

Jika

akad nikah dilaksanakan di balai KUA kecamatan, maka nikah

dicatatkan dalam akta nikah Model N, dan NA rangkap dua yang

diberikan kepada suami istri, namun jika akad nikah (dilaksanakan di

luar balai nikah) , suami-istri mendapatkan akta nikah model NB.

f. Selanjutnya akta nikah Mode N rangkap dua atau Model ND bagi janda

atau duda diserahkan ke Pengadilan Agama, dan yang satunya disimpan

KUA sebagai arsip.37

Adapun penjelasan di atas dapat dilihat dari bagan di bawah ini.38

36A. Sutarmadi & Mesraini, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga, (Jakarta:

FSH-UIN,2006), h. 19. 37

Abdul Manan. Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta, Kencana,

2008), h.53-57 38

Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Depag RI, Himpunan Peraturan

Perundang-Undangan Perkawinan, (Jakarta: 2009), h.515

Page 72: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

61

Bagan 3.2

Proses Pencatatan Nikah

10 hari

Berikut berbagai ketentuan mengenai adminidtrasi pernikahan :

a. Setiap orang yang hendak melakukan perkawinan sebelumnya

diharuskan memberitahukan kehendaknya itu kepada pegawai pencatat

nikah di tempat willayah kediaman calon istri dalam jangka waktu 14

Pengumuman Kehendak Nikah Pencegahan Perkawinan

Oleh PA Bogor

Yang Bersangkutan Mengajukan

Keberatan Kepada

Pengadilan Agama Setempat

Pencatatan Nikah

Pembatalan Perkawinan Pemberian Kutipan Akta Nikah

Tidak Memenuhi Syarat Memenuhi Syarat

Pemeriksaan Nikah

Akad Nikah Penolakan Kehendak Nikah

Page 73: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

62

hari kerja sebelum perkawinan dilalangsungkan kecuali karena alasan-

alasan tertentu maka dapat dimintakan dispensasinya kepada Camat

atas nama Bupati Kepala Daerah.

b. Selanjutnya Pegawai KUA melakukan pemeriksaan dengan meneliti

apakah syarat-syarat perkawinannya sudah dipenuhi dan apakah ada

halangan perkawinan menurut Undang-undang yang berlaku. Berikut

persyaratan administrasinya :

1) Formulir Model NI, N2, N4 ditandatangani Kepala Desa atau

Lurah

2) Surat pernyataan di atas materai untuk perjaka dan perawan

3) Photo Copy KTP, KK, Akte Kelahiran / ijazah

4) Pas Photo 2x3 sebanyak 5 lembar

5) Keterangan Imunisasi TT dari Puskesmas

6) Formulir Model N6 untuk janda / duda ditingga mati yang

ditandatangani oleh Kepala Desa atau Lurah

7) Akte Cerai dan putusannya dari Pengadilan Agama untuk janda

dan duda cerai.

8) Izin komandan bagi TNI / Polri dan izin dari Kedubes untuk WNA

9) Surat pernyataan permohonan wali hakim untuk pernikahan wali

hakim.

10) Mengikuti penataran BP4 di KUA

Page 74: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

63

c. Apabila belum memenuhi persyaratan akan dikirimkam formulir

Model N8 dan apabila tidak terpenuhi sebelum hari pelaksanaan akad

nikah maka akan dikirimkan N9 sebagai penolakan pencatatan

pernikahan.

d. Apabila memenuhi persyaratan, maka berikutnya pembayaran biaya

pencatatan nikah ke rekening kas Negara melalui bank atau kantor pos

yang telah ditunjuk.39

Berikut data statistik nikah dan rujuk yang tercatat di Kantor Urusan

Agama wilayah kecamatan Pamijahan :

Tabel 3.2

Statistik Nikah dan Rujuk

Wilayah Kantor Urusan Agama

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

No. Kelurahan Nikah Rujuk Keseluruhan

01. Cibening 158 1

02 Pasarean 132 1

03 Pamijahan 175 1

04 Cimayang 81

05 Gunung Menyan 88

06 Gunung Sari 179

07 Gunung Bunder 1 113

08 Gunung Bunder 2 129

09 Gunung Picung 141

10 Ciasmara 104

11 Cib.kulon 86

12 Cib.wetan 60

13 Ciasihan 132

14 Cibunian 148

39

Mamat Sudrajat (Kepala KUA Kecamatan Pamijahan), Wawancara Resmi, Rabu, 26 Juni

2014

Page 75: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

64

15 Purwabakti 87

Jumlah 1. 813 3 1.816

B. DESA PASAREAN

1. Sejarah Singkat, Letak Geografis dan Demografi

Desa Pasarean merupakan hasil pemekaran dari desa Pamijahan pada

tahun 1981. Sejak 1981 hingga sekarang, desa Pasarean sudah mengalami tiga

kali pergantian Kepala Desa, yakni Encep Wilga periode 1981-1984, Mirta

Sasmita periode 1984-2004 dan M. Ansori periode 2004-2014. Desa Pasarean

terletak di Kampung Pasarean, Rt. 01/Rw. 01 Kecamatan Pamijahan.40

Secara administratif, Desa Pasarean merupakan salah satu dari 15 desa

di wilayah kecamatan Pamijahan kabupaten Bogor yang mempunyai luas

wilayah 277 208 ha/m2, dengan batas-batas sebagai berikut:41

Tabel 3.3

Batas Wilayah

Batas Wilayah Kelurahan Kecamatan

Sebelah Utara Situ Udik Cibungbulang

Sebelah Selatan Gunung Picung Pamijahan

Sebelah Timur Gunung Menyan Pamijahan

Sebelah Barat Pamijahan Pamijahan

40

Ujang Hidayatullah (Amil Desa Pasarean), Wawancara Resmi, Rabu, 25 Juni 2014 41

Arsip Desa Pasarean yang diambil pada tanggal 23 Agustus 2014 di Balai Desa Pasarean

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

Page 76: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

65

Kemudian jika dilihat dari kepadatan penduduk, maka desa Pasarean

merupakan desa yang mempunyai jumlah penduduk 11715 jiwa, 2778 KK

yang terbagi ke dalam dua dusun. Jumlah penduduk laki-laki adalah 6122 jiwa

dan penduduk perempuan adalah 5593 jiwa dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 3.4

Data Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

No. Jenis Kelamin Dusun I Dusun II Desa

01. Laki-Laki 3307 2815 6122

02. Perempuan 3008 2585 5593

Jumlah : 6315 5400 11715

Perkembangan manusia yang bersosial dan berbudaya akan didasari

oleh tingkat pendidikannya, dan pendidikan merupakan salah satu hal yang

sangat penting dalam meningkatkan indeks pembangunan manusia untuk

menuju tingkat kesejahteraan. Dengan tingkat pendidikan yang maksimal

maka akan meningkatkan keterampilan sehingga akan tumbuh kewirausahaan

untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru, menghasilkan karya berupa

benda maupun jasa hasil dari budi dan karya. Berikut tabel tingkat pendidikan

desa Pasarean.42

Tabel 3.5

Tingkat Pendidikan Warga Desa Pasarean

Pendidikan Dusun I Dusun II Desa Keterangan

Belum Tamat SD 1332 1131 2463

SD 368 308 676

SLTP 306 333 729

42

Arsip Desa Pasarean yang diambil pada tanggal 23 Agustus 2014 di Balai Desa Pasarean

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

Page 77: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

66

SLTA 470 350 820

Diploma 1 - 2 11 5 16

Diploma 3 20 - 20

Sarjana 53 4 57

Pasca Sarjana - - -

Jumlah : 2650 2131 4781

Dalam hal pendidikan, tidak akan menghasilkan prestasi yang baik

tanpa ditunjang oleh sarana pendidikan yang baik tentunya. Berikut data

sarana pendidikan yang ada di desa Pasarean.43

Tabel 3.6

Data Sarana Pendidikan

No. Lembaga Pendidikan Jumlah

01. TK 8

02. SD 4

03. SMP 1

04. SMA 1

05. Ibtidaiyah 1

06. Tsanawiyah 1

07. Aliyah 1

08. Pondok Pesantren 8

Penduduk desa Pasarean mayoritas beragama Islam, hal ini terlihat dari

data sensus kependudukan desa Pasarean.

Tabel 3.7

Agama Penduduk

Agama Laki-Laki Perempuan Jumlah

Islam 6122 5593 11 715

43

Arsip Desa Pasarean yang diambil pada tanggal 23 Agustus 2014 di Balai Desa Pasarean

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

Page 78: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

67

Penduduk desa Pasarean umumnya bermata pencaharian sebagai petani

sehingga keadaan ekonomi di desa Pasarean lebih didominasi pertanian.

Berikut data mata pencaharian penduduk desa Pasarean :44

Tabel 3.8

Mata Pencaharian Penduduk

Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Petani 1670 - 1670

Buruh Tani 1275 - 1275

Buruh Migran Perempuan 137 - 137

Pegawai Negeri Sipil 32 - 32

Pengrajin Industri Rumah Tangga 2 - 2

Pedagang Keliling 57 43 100

Peternak 8 - 8

Montir 1 - 1

Dokter Swasta 1 - 1

TNI 3 - 3

Polri 1 - 1

Pensiunan PNS 23 - 23

Dukun Kampung Terlatih - 5 5

Jumlah : 3210 48 3258

2. Visi dan Misi Desa Pasarean

VISI.

Terwujudnya pelayanan yang prima serta terwujudnya masyarakat desa

yang sejahtera, berdaya dan berbudaya berlandaskan iman dan taqwa.

MISI.

a. Membina sumber daya manusia (SDA) aparatur pemerintah desa guna

tercapainya pelayanan yang prima.

44

Arsip Desa Pasarean yang diambil pada tanggal 23 Agustus 2014 di Balai Desa Pasarean

Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

Page 79: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

68

b. Meningkatkan kerjasama dan fungsi koordinasi dengan lembaga-

lembaga yang ada di desa dan pelaksana teknis pembangunan dari

dinas/intansi terkait.

c. Menata kelembagaan dan pemerintahan desa yang lebih baik dan

profesional.

d. Pelembagaan pembangunan masyarakat melalui sistem parsitipatif.

e. Mengembangkan norma dan budaya masyarakat yang islami melalui

pengajian rutin Majlis Ulama Indonesia (MUI) tingkat desa.

3. Struktur Organisasi

Bagan 3.3

Struktur Organisasi Desa Pasarean

Kepala Desa

M. Anshori

Sekretaris Desa

Asep Ridwan

Kepala Dusun II

H. Halimi

Kaur Esbang

Apendi

sukardi

Kaur Kesra

Sarkoni

P3A

Didin Baisudin

Mitra CAI

Kepala Dusun I

M. Sayuti Keamanan

Hamdani

Kelompok Tani

H. Jaji

BPD

Dedi Furqon

Kaur Kesra

U. Hidayatullah

Kaur Keuangan

Unsa & Masudin

Kaur Pemerintahan

Acon & Asrori

sukardi Unsur Wilayah

Apendi

sukardi

Pelaksana

Teknis

Wilayah

Apendi

sukardi

Page 80: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

69

4. Pembagian Kerja (Job Description)

Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2006, berikut tugas

masing-masing jabatan di struktur pemerintahan desa Pasarean :

Kepala Desa

Kepala desa adalah kepala pemerintahan yang bertugas merencanakan

dan membuat program, baik menyangkut sarana maupun prasarana

kemasyarakatan, pendidikan, ekonomi, sosial, agama, budaya dan lainnya.

Sekretaris Desa

Bertanggung jawab tentang administrasi desa dan menerima laporan

dari seluruh kepala urusan, baik bidang pemerintahan, ekonomi

pembangunan, keuangan, urusan umum, kesejahteraan rakyat dan kepala

dusun.

Ka.Ur. Bidang Pemerintahan

a. Pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data pemerintahan, ketentraman

dan ketertiban

b. Pengumpulan bahan dan pembinaan wilayah dan masyarakat.

c. Pemberian pelayanan kepada masyarakat bidang pemerintahan (KTP

dan KK)

d. Membantu pelaksanaan Pemilihan Umum, Pemilihan Presiden,

Pemilihan Kepala Daerah, dan Pemilihan Kepala Desa, Musyawarah

Page 81: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

70

Pembentukan Anggota BPD berdasarkan Peraturan Perundang-

undangan

e. Inventarisasi kegiatan sosial politik

f. Membantu tugas-tugas bidang pertanahan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan

g. Membantu tugas-tugas bidang Administrasi Kependudukan dan Catatan

Sipil (akte kelahiran)

h. Pelaksanaan pengelolaan administrasi Pemerintahan

i. Pengumpulan bahan dan penyusunan laporan di bidang Pemerintahan45

Ka.Ur. Bidang Ekonomi dan Pembangunan

a. Pengumpulan, pengolahan dan evaluasi data pembangunan

b. Pelaksanaan administrasi pembangunan desa

c. Perencanaan hasil swadaya masyarakat dalam pembangunan desa

d. Penghimpunan data analisis dan pengembangan potensi desa

e. Pencatatan dan persiapan bahan guna pembuatan daftar usulan rencana

proyek/ daftar usulan kegiatan

f. Kooordinasi pelaksanaan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan

prasarana fisik di desa

g. Pengumpulan dan laporan pembangunan

45

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006 Pasal 21

Page 82: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

71

h. Pengumpulan, pengelolaan dan evaluasi data perekonomian antara lain :

pertanian, perindustrian, perkoperasian, perkreditan usaha ekonomi

lemah

i. Inventarisasi dan pelaporan perkembangan keadaan dan kegiatan

perekonomian masyarakat.

j. Pelayanan administrasi dalam rangka pembuatan perizinan yang

berhubungan dengan usaha sesuai dengan peraturan perundang-

undangan

k. Pengelolaan administrasi kegiatan perekonomian di desa46

Ka. Ur. Keuangan

a. Pencatatan penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa dengan

Peraturan Perundang-Undangan

b. Pengumpulan dan analisis data sumber penghasilan desa untuk

dikembangkan.

c. Pengelolaan administrasi pendapatan desa (APBDes)

d. pengelolaan administrasi keuangan desa

e. penyusunan rencana APBDes untuk dikonsultasikan kepada BPD

Ka.Ur. Umum

a. Penerimaan serta pengelolaan surat-surat masuk dan keluar, pelaksanaan

tata kearsipan dan ekspedisi

46

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006 Pasal 22 dan 23

Page 83: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

72

b. Penyedian, penyimpanan dan pendistribusian alat-alat tulis kantor serta

pemeliharaan dan perbaikan peralatan kantor

c. Penyusunan jadwal Piket Desa dan tingkat RT

d. Pemeliharaan ketertiban dan kebersihan kantor serta bangunan lain

milik desa

e. Pengelolaan administrasi aparat desa (Daftar Hadir Perangkat Desa)

f. Pengelolaan buku administrasi umum

g. Inventarisasi kekayaan desa (Data Inventarisasi milik Pemerintahan

Desa)

h. Melaksanakan persiapan penyelenggaraan rapat dan penerimaan tamu

dinas serta kegiatan kerumahtanggaan lainnya.47

Ka. Ur. Kesra

a. Pengumpulan, pengelolaan dan evaluasi data kesejahteraan rakyat

b. Bimbingan bidang keagamaan, kesehatan, keluarga berencana dan

pendidikan masyarakat.

c. Pelayanan kesejahteraan masyarakat

d. Bimbingan kegiatan pengumpulan zakat, infaq dan shodaqoh (BAZIS)

e. Membantu pelaksanaan pemungutan dana Palang Merah Indonesia

(PMI)

47

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006 Pasal 25

Page 84: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

73

f. Inventarisasi penduduk yang tuna karya, tuna wisma, tuna susila,

penyandang cacat mental maupun fisik, yatim piatu, jompo, panti

asuhan dan bekas narapidana.

g. Mengikuti pengembangan serta mencatat kegiatan program

kependudukan antara lain: Keluarga Berencana, Posyandu,

Ketenagakerjaan, transmigrasi dan lingkungan hidup.

h. Pencatatan Jamaah Haji

i. Pencatatan pelaksanaan pengurusan administrasi kematian

j. Pengelola Beras Raskin, pembinaan DKM, Lumbung Bahagia dan beras

perelek

k. Pengumpulan bahan dan penyusunan laporan bidang kesra (Nikah,

Talak, Cerai dan Rujuk) 48

Tugas Kepala Dusun

a. Membantu Kepala Desa di wilayah bagian Desa dalam rangka

melaksanakan tugas pengkoordinasian dan pengendalian kegiatan

secretariat desa, pelaksana teknik lapangan, lembaga kemasyarakatan

desa (RT, RW) serta tugas tertentu yang dilimpahkan Kepala Desa

b. Pengumpulan data dan informasi pengevaluasian pelaksana tugas dan

perumusan program

c. Pelaksanaan dan pembinaan serta pemantauan penyelenggaraan

kegiatan

48

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006 Pasal 24

Page 85: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

74

d. Pelayanan kepada masyarakat

e. Penyusunan kerja tahunan

f. Penyusunan laporan pelaksanaan kegiatan49

5. Pelaksanaan Tugas dalam Bidang Pernikahan

Dalam melaksanakan tugas di bidang pernikahan, utamanya dalam hal

proses pencatatan dan administrasi nikah, talak, cerai dan rujuk pada tingkat

desa, tentu merujuk pada kebijakan Kantor Urusan Agama kecamatan

Pamijahan. Aparat desa yang membidangi persoalan perkawinan adalah

Kepala Urusan Kesejahteraan Rakyat (Kesra) bidang perkawinan, yakni Amil

Ujang Hidayatullah.

Tidak ada yang berbeda dalam hal prosedur pencatatan dan

administrasi perkawinan di desa Pasarean, sebagaimana aturan yang sudah

ditetapkan oleh Pemerintah dan menjadi kebijakan Kantor Urusan Agama

kecamatan Pamijahan. Namun demikian, Amil Ujang Hidayatullah berusaha

untuk memperketat seleksi berkas pernikahan yang diajukan dan berkomitmen

untuk tidak menerima suap, sehingga dapat dicegah berbagai hal

penyimpangan termasuk manipulasi umur nikah.

Data pernikahan warga desa Pasarean terakhir yang diterima dari Amil

Ujang Hidayatullah,50

sebagai berikut :

49

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006 Pasal 28 50

Ujang Hidayatullah, Wawancara Resmi, Rabu, 25 Juni 2014

Page 86: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

75

Tabel 3.9

Data Pernikahan Desa Pasarean

No. Jenis Kelamin Nikah Jumlah

001. Laki-Laki 48

145 Jiwa 002. Perempuan 97

Page 87: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

76

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data-Data Kasus Pernikahan Dini di Desa Pasarean

Temuan-temuan sebelumnya menunjukkan bahwa kasus pernikahan dini

banyak terjadi setelah anak lulus SD, yakni sekitar usia 12 sampai 14 tahun,

dan alasan utamanya adalah perjodohan. Ada juga temuan yang menunjukkan

bahwa alasan utama mereka melakukan pernikahan dini adalah kekhawatiran

orang tua bila anaknya terjerumus dalam perzinaan sebagaimana yang

dipaparkan oleh Azharudin Latif dalam penelitiannya di Madiun. Lalu

bagaimana dengan desa Pasarean kecamatan Pamijahan ?

Berikut data pernikahan dini yang penulis dapatkan langsung melalui

wawancara pribadi dengan para pelaku pernikahan dini berjumlah 33

pasangan suami-istri (disebut salah satunya), masing-masing satu pasangan

tersebar pada setiap RT dari 33 RT :

Tabel 4.1

Data Pelaku Pernikahan Dini

Nama Tanggal

Lahir

Tahun

Nikah

Pendidikan Alasan

Alis Mardillah 13-07-1992 2007 MTS Ekonomi

Amah 06-09-1987 2002 SMP Ekonomi

Anisa 10-10-1993 2006 MI Ekonomi/

Dijodohkan

Ariyanti 05-07-1993 2007 SMP Ekonomi

Page 88: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

77

Dewi Khoirinisa 03-06-1992 2007 MTS Ekonomi

Dian Hardianti 02-12-1995 2010 MI Ekonomi

Siti Nurasiyah 10-10-1993 2004 Tidak Tamat SD Ekonomi

Evi 15-06-1995 2010 MTS Ekonomi

Fika Afriyani 09-12-1993 2008 SMP Ekonomi

Iin Indriyani 10-12-1993 2008 MTS Ekonomi

Ismawati 12-10-1991 2006 Tidak Tamat SD Dijodohkan

Hopipah 10-12-1994 2009 MI Ekonomi

Iyam Maryam 10-12-1994 2008 MI Ekonomi

Lianah 20-10-1993 2008 SMP Ekonomi

Minah Mayang 04-05-1997 2012 SD Ekonomi

Mira 14-04-1993 2007 MI Ekonomi

Neng Windawati 12-07-1995 2010 MTS Ekonomi

Nita Sri Rahayu 15-07-1992 2007 MTS Ekonomi

Nyai Nurasiyah 12-09-1993 2008 SD Ekonomi

Ratna Oktavia 03-10-1993 2008 SMP Ekonomi

Rismawati 10-12-1993 2007 SD Ekonomi

Siti Maryam 12-09-1993 2008 SMP Ekonomi

Siti Payani 10-12-1997 2011 Tidak Tamat SD Ekonomi

Siti Zakiah 12-07-1993 2008 MTS Ekonomi

Siti Lutfiah H 23-09-1995 2009 SD Ekonomi

Sumiati 02-10-1992 2006 SD Ekonomi

Suntini 10-12-1993 2008 SMP Ekonomi

Ulpah 10-12-1995 2009 MI Ekonomi

Vivit vitriawati 06-05-1989 2014 SD Ekonomi

Yati 13-01-1993 2007 SD Ekonomi

Yuliawati Sukma 10-09-1994 2009 SMP Ekonomi

Rika amali 12-03-1993 2008 SMP Ekonomi

Otop 17-09-1993 2008 SMP Ekonomi

Jumlah : 33 Orang

(Sumber : Wawancara Pribadi Tanggal 21-25 Juli 2014)51

Dari 33 pelaku pernikahan dini yang tersebar dalam 33 RT desa

Pasarean, pelaku yang tidak tamat SD berjumlah 3 pasangan, SD/MI

berjumlah 13 pasangan dan SMP/MTS berjumlah 17. Selain itu, dari 33

pasangan pelaku pernikahan dini ada 2 pasangan yang menikah dini oleh

51

Alis Mardillah dkk, Wawancara Pribadi, Tanggal 21-25 Juli 2014

Page 89: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

78

karena sudah ada jodohnya / dijodohkan, dan selebihnya 31 pasangan

menikah dini oleh karena alasan ekonomi (menghilangkan beban ekonomi

keluarga).

Data di atas menunjukkan bahwa sama-sama signifikan, mereka yang

menikah dini setelah lulus SD dan setelah lulus SMP, yakni sekitar umur 14

sampai dengan 15 tahun, dan alasan utama mereka menikah dini lebih

dominan oleh karena alasan ekonomi, yakni dengan menikah dini, maka

beban orang tua terkurangi dan seterusnya suaminya yang menanggung beban

tersebut.

2. Pandangan Warga Desa Pasarean Terhadap Pernikahan Dini

Pada penelitian-penelitia sebelumnya menunjukkan bahwa mereka yang

menikah dini berpandangan bahwa dengan menikah dini akan menjadi indah

dalam mengarungi kehidupan rumah tangga, menghindarkan mereka dari

godaan orang lain, menjauhkan mereka dari perbuatan zina sehingga mereka

dapat menjaga kehrmatannya, dan lainnya. Lalu bagaimana dengan

pandangan masyarakat desa Pasarean tentang pernikahan dini ?

Para ulama di desa Pasarean memandang bahwa pernikahan dini sah-sah

saja menurut Islam, meskipun mereka tetap memandang perlunya kematangan

fisik dan psikis. Oleh karena itu, sebaiknya yang harus dilakukan oleh pihak

yang berwenang sebatas anjuran, bukan larangan, sehingga tidak bertentangan

dengan pemahaman para ulama dan masyarakat desa Pasarean.

Page 90: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

79

Selain pandangan masyarakat bahwa menikah dini itu sah-sah saja

menurut Islam (menunjukkan mereka lebih kenal dan mengikuti aturan

Islam), ada sebagian warga desa Pasarean yang menikah dini berpandangan

bahwa menikah dini mampu mengatasi beban ekonomi, tidak berdampak pada

keharmonisan keluarga, dan bila sudah ada jodohnya kenapa harus ditunda,

karena jodoh tidak datang dua kali.52

Dari data tersebut dapat dipahami mengapa mereka yang sudah lulus

SMP pun tetap tidak menyadari pentingnya menikah sesuai ketentuan umur

yang ditetapkan dalam perundang-undangan. Hal itu disebabkan faktor

condongnya mereka pada aturan Islam bukan perundang-undangan, faktor

ekonomi dan faktor perjodohan.

3. Faktor-Faktor dan Dampak Pernikahan Dini di Desa Pasarean

Dari hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada beberapa

faktor yang mendorong dilakukannya perkawinan pada usia dini, antara lain :

a. Faktor pendidikan yang rendah

b. Sosio kultural

c. Tidak mengetahui Undang-undang perkawinan

d. Pergaulan bebas

e. Tradisi daerah/adat istiadat

f. Kondisi fisik yang cepat masak

h. Faktor ekonomi

52

Ujang Hidayatullah, Wawancara Resmi, Rabu, 25 Juni 2014

Page 91: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

80

Perkawinan di bawah umur tidak hanya terjadi di desa-desa, tetapi juga

di kota-kota dengan sebab yang sama. Bahkan di kota-kota besar dewasa ini

sering terjadi perkawinan di bawah umur karena sebab (menurut istilah

sekarang) ‘’kecelakaan’’ malu‟‟, kehidupan di kota-kota yang penuh oleh

tantangan dan aneka macam kemesuman karena eksis-eksis pergaulan. Lalu

bagaimana dengan faktor-faktor yang mendorong terjadinya pernikahan dini

di desa Pasarean ?

Seperti yang terlihat dalam data pelaku pernikahan dini di desa

Pasarean, dimana dari 33 pasangan yang menikah dini ada 31 pasangan yang

menikah dini oleh karena faktor ekonomi, sedangkan dua pasangan lainnya

lebih karena faktor perjodohan. Atas dasar data inilah, maka faktor yang

sangat dominan mendorong warga desa Pasarean melakukan pernikahan dini

adalah faktor ekonomi.

Penelitian sebelumnya mengenai dampak terhadap kondisi rumah

tangga untuk pasangan suami-istri yang menikah usaha dini menunjukkan

bahwa ada kecenderungan kondisi rumah tangga pasangan yang menikah di

usia dini kurang harmonis. Lalu bagaimana dengan yang terjadi di desa

Pasarean ? Ternyata tidak seperti di tempat lain, terbukti dari 33 pasangan

yang menikah dini di desa Pasarean, 30 pasangan di antaranya tetap harmonis

rumah tangganya, selebihnya 2 pasangan lainnya dalam kondisi kurang

harmonis, dan satu pasangan lagi tidak memberi komentar. Kenyataan

Page 92: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

81

mengenai dampak pernikahan dini di desa Pasarean ini53

dapat berpotensi

sebagai faktor tumbuh suburnya pernikahan dini di desa tersebut

4. Langkah-Langkah KUA Kecamatan Pamijahan Dalam Menanggulangi

Pernikahan Dini di Desa Pasarean

Secara teoritis, upaya penanggulangan pernikahan dini dapat dilakukan

Kantor Urusan Agama melalui perannya sebagai berikut:54

a. Pelayanan di bidang administrasi termasuk pencatatan nikah, talak dan

rujuk serta pencatatan lainnya yang terkait dengan tugas dan peran

KUA. Dalam hal ini pihak KUA kecamatan dapat membuat kebijakan

yang bersifat teknis operasional mengenai prosedur pencatatan

perkawinan dan administrasinya yang tidak bertentangan dengan aturan

dalam rangka menanggulangi pernikahan dini.

b. Penyuluhan dan Sosialisasi Undang-Undang Perkawinan

Dalam hal ini, pihak KUA mensosialisasikan Undang-Undang Nomor 1

tahun 1974 tentang perkawinan kepada masyarakat melalui berbagai

media, khususnya pasal 7 ayat 1 mengenai batas umur seseorang boleh

menikah, yakni umur 19 tahun untuk laki-laki dan 16 tahun untuk

wanita. Selain itu, pihak KUA mengadakan penyuluhan kepada

masyarakat mengenai dampak negatif pernikahan dini dari aspek

hukum, psikologis, biologis dan aspek lainnya, sehingga masyarakat

53

Alis Mardillah dkk, Wawancara Pribadi, Tanggal 21-25 Juli 2014 54

Rahmat Fauzi, Refleksi Peran KUA Kecamatan, dalam

http://salimunazzam.blospot.com/p/refleksi-peran-kua-kecamatan. html

Page 93: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

82

menyadari pentingnya menikah sesuai umur yang ditentukan oleh

Undang-Undang.

c. Pelayanan di bidang perkawinan dan keluarga sakinah.

Dalam hal penanggulangan pernikahan dini, KUA dapat

mengoptimalkan peran BP4 dan perangkat KUA lainnya dalam

memberikan nasehat-nasehat perkawinan dan pentingnya membangun

keluarga sakinah, mawaddah wa rahmah. Dalam hal ini, ditekankan

pentingnya menikah sesuai batasan umur dalam Undang-Undang

sebagai faktor penting terbentuknya keluarga sakinah. KUA juga dapat

melakukan pembinaan keluarga sakinah kepada masyarakat dan

memperketat prosedur serta administrasi pernikahan agar tidak terjadi

manipulasi umur dalam rangka menanggulangi pernikahan dini.

d. Pelayanan di bidang kepenghuluan.

Dalam hal ini, KUA dapat mengoptimalkan para penghulu dan juga

amil desa dalam mensosialisasikan pentingnya menikah sesuai batasan

umur yang telah ditentukan, baik melalui khutbah nikah atau ketika

diundang dalam kegiatan-kegiatan keagamaan.

Dalam hal perannya menanggulangi pernikahan dini, KUA dapat

menggunakan berbagai media, baik cetak maupun elektronik, melalui

seminar, pengajian-pengajian, khutbah jumat dan lainnya, sehingga

masyarakat mengetahui dan menyadari pentingnya menikah sesuai umur yang

Page 94: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

83

telah ditentukan oleh Undang-Undang. Agar lebih efektif, sebaiknya upaya

penanggulangan pernikahan dini tersebut terprogram dengan baik dan

melibatkan berbagai elemen masyarakat. Lalu apakah pihak KUA kecamatan

Pamijahan dan perangkat desa Pasarean sudah melaksanakan peran tersebut

secara terprogram sehingga hasilnya menjadi optimal ?

Pihak KUA kecamatan Pamijahan telah melaksanakan minimal empat

peranan tersebut di atas, tidak banyak yang berbeda dengan ketentuan yang

sudah ada, antara lain :

a. Dalam hal pelayanan administrasi dan kepenghuluan, pihak KUA

kecamatan dan amil desa tidak membuat kebijakan apapun yang bersifat

teknis operasional mengenai prosedur pencatatan perkawinan dan

administrasinya yang tidak bertentangan dengan aturan dalam rangka

menanggulangi pernikahan dini. Hanya saja mereka berusaha

memperketat (sesuai aturan yang ada) seleksi administrasinya dan

berkomitmen untuk tidak menerima suap, sehingga dapat meminimalisir

penyimpangan-penyimpangan seperti manipulasi umur yang lazim

dilakukan oleh banyak orang.

b. Dalam hal pelayanan sosialisasi pentingnya menikah sesuai umur yang

ditentukan perundang-undangan dan pelayanan bimbingan keluarga

sakinah, Pihak KUA kecamatan Pamijahan dan amil desa telah

berupaya untuk melakukannya, namun mereka belum

Page 95: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

84

mensosialisasikannya melalui media cetak dan seminar, baru dilakukan

melalui pengajian-pengajian, khutbah jumat dan lainnya, itu pun tidak

dilakukan secara berkala (tidak terprogram).55

c. Faktor Penghambat Dalam Menanggulangi Pernikahan Dini di Desa

Pasarean

Berdasarkan data-data mengenai pelaku pernikahan dini, pandangan

masyarakat mengenai pernikahan dini, faktor dan dampak pernikahan dini

serta langkah yang sudah ditempuh oleh pihak yang berwenang, maka berikut

faktor penghambat upaya pencegahan pernikahan dini :

a. Perbedaan makna pernikahan dini dalam sudut pandang agama dan

negara. Pernikahan yang dilakukan melewati batas minimal undang-

undang perkawinan, secara hukum kenegaraan tidak sah, sedangkan

dalam sudut pandang agama, pernikahan dini ialah pernikahan yang

dilakukan oleh orang yang belum baligh. Hal ini menyebabkan

pandangan ulama lebih condong pada aturan Islam dan menjadi

hambatan bagi upaya penanggulangan pernikahan dini di Pasarean.

b. Selain faktor penghambat di atas, penilaian masyarakat desa Pasarean

yang cukup positif terhadap pernikahan dini juga sangat menghambat

efektivitas penanggulangan pernikahan dini.

55

Ujang Hidayatullah, Wawancara Resmi, Rabu, 25 Juni 2014

Page 96: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

85

c. Belum ada upaya penanggulangan pernikahan dini yang terprogram,

yakni dilakukan secara berkala oleh KUA kecamatan Pamijahan dan

pihak perangkat desa Pasarean.

B. Analisa Teoritis Tentang Peranan KUA Kecamatan Pamijahan Dalam

Menanggulangi Pernikahan Dini di Desa Pasarean

Berikutnya dari data penelitian di atas, dianalisis dengan menggunakan

analisis deduktif sebagai berikut :

1. Upaya penanggulangan pernikahan dini menjadi optimal bila upaya

tersebut dilakukan secara berkala, terprogram dan menggunakan berbagai

media.(Premis Mayor)

2. KUA kecamatan Pamijahan tidak melakukan upaya penanggulangan

pernikahan dini di desa Pasarean secara berkala, tidak terprogram dan

belum sepenuhnya memanfaatkan berbagai media (Premis Minor)

3. Berarti peranan KUA kecamatan Pamijahan dalam melakukan upaya

penanggulangan pernikahan dini di desa Pasarean tidak optimal

(Kesimpulan)

Page 97: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

86

C. Perspektif Peranan Pendidikan Dalam Menanggulangi Pernikahan Dini di

Desa Pasarean

Berdasarkan analisis deduktif di atas, maka disimpulkan bahwa pihak KUA

kecamatan Pamijahan tidak optimal dalam upaya menanggulangi pernikahan dini

di desa Pasarean. Oleh karena itu perlu diupayakan penanggulangannya melalui

pendekatan lainnya, termasuk pendekatan pendidikan.

Atas dasar itulah saya merekomendasikan agar dalam penelitian

selanjutnya mengkaji peranan pendidikan dalam upaya menanggulangi

pernikahan dini di desa Pasarean.

Page 98: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

87

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis di atas, maka dapat disimpulkan

sebagai berikut :

1. KUA kecamatan Pamijahan dalam hal ini penghulu telah mengadakan

sosialisasi mengenai pentingnya menikah sesuai umur yang telah ditentukan

undang-undang saat sebelum akad nikah (khutbah nikah), atau oleh amil desa

melalui pengajian-pengajian dan peringatan hari-hari besar keagamaan (billa

diundang) dalam rangka menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean.

2. Kantor Urusan Agama kecamatan Pamijahan tidak berperan secara efektif

dalam menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean oleh karena program

penanggulangan pernikahan dini tidak dilakukan oleh KUA secara terprogram

(secara berkala).

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saya sampaikan saran-saran

sebagai berikut :

1. Bagi pihak KUA kecamatan Pamijahan, agar dalam upaya menanggulangi

pernikahan dini dilakukan secara terprogram (berkala), baik melalui media

Page 99: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

88

cetak maupun elektronik, seminar, pengajian, khutbah nikah, khutbah jumat

dan media-media lainnya, bahkan media sosial.

2. Bagi Ulama desa Pasarean, agar turut serta membantu KUA Pamijahan dan

amil desa Pasarean untuk ikut menyadarkan kepada masyarakat tentang

pentingnya menikah sesuai umur yang ditentukan oleh undang-undang.

3. Bagi masyarakat desa Pasarean, agar beralih memandang bahwa pernikahan

dini banyak dampak negatifnya, misalnya melalui peningkatan pendidikan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, agar mengkaji peranan pendidikan dalam

menanggulangi pernikahan dini di desa Pasarean.

Page 100: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

89

DAFTAR PUSTAKA

Shihab, Quraish, Wawasan al-Qur’an, (Bandung : Mizan, 1996)

Ghazali, Abdul Rahman, Fiqh Munakahat, (Jakarta: Kencana, 2008), Cet. Ke-3, Edisi

Pertama

Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Kompilasi Hukum Islam, (Bandung, FOKUSMEDIA, 2007), Cet. Ke-2

Anwar, Najib, Dilema Kawin Sirri, dalam BP4 Pusat,Majalah Perkawinan &

Keluarga Nomor 480/2012

Ibnu Isa Saurah, Abi Isa Muhammad, Sunan al-Tirmidzi al-Jami al-Shohih, (Beirut :

Daar al-Ma‟rifat, 2002)

Bin Hajaj, Imam Abi Husain, Shahihul Muslim, Al-Musnad Asshahihu Al-Mukhtasar

minas Sunani binaqli al-adlu anil adl, (Kairo : Daar al-Hadis, 1991)

Tim Redaksi FOKUSMEDIA, Himpunan Peraturan Perundang-Undangan Tentang

Kompilasi Hukum Islam, (Bandung : FOKUSMEDIA, 2007), Cet. Ke-2

Fauzil Adhim, Mohamad, Indahnya Pernikahan Dini, (Jakarta : Gema Insani Press,

2002), Cet. Ke-1

Nasar, M. Fuad Nasar, Refleksi Setengah Abad BP4: Penguatan Peran BP4 di

Tengah Tingginya Angka Perceraian, dalam BP4 Pusat, Majalah Perkawinan

& Keluarga Nomor 480/2012

Fauzi, Rahmat, Refleksi Peranan KUA Kecamatan, dalam

http://salimunnazam.blogspot.com/p/refleksi-peran-kua-kecamatan.html

Sutarmadi, Ahmad, Peranan BP4 dalam Menurunkan Angka Perceraian, dalam

http://sururudin.wordpress.com/2010/09/19/peranan-bp4-dalam-menurunkan-

angka-perceraian/

Fatwa MUI tentang Pernikahan Usia Dini dalam Ma‟ruf Amin, et.al., Himpunan

Fatwa Majelis Ulama Indonesia Sejak 1975, Editor Hijrah Saputra, et.al.,

(Surabaya: Erlangga,2010)

Page 101: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

90

Arsip KUA Kecamatan Pamijahan Bogor Barat yang diambil pada tanggal 30

Agustus 2014 di Kantor KUA Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor Barat

Ali, M. Daud Ali, Hukum Islam dan Peradilan Agama, (Jakarta : PT. Grapindo

Persada, 2002). Cet. Ke-11

Karim, Helmi, Problematika Hukum Islam Kontemporer, (Jakarta: Pustaka Firdaus,

2002), Cet. Ke-3

Saleh, K. Wantjik, Hukum Perkawinan Indonesia, (Jakarta : Graha Indonesia, 1987),

Cet. Ke-8

Rafiq, Hukum Islam di Indonesia

Suwondo, Nani, Hukum Perkawinan dan Kependidikan di Indonesia, (Bandung : PT.

Bina Cipta, 1989), Cet. Ke-1

M. Nuh, Nuhrison, et.al. optimalisasi peran KUA melalui jabatan fungsional

penghulu, (jakarta:puslitbang kehidupan keagamaan, 2007),cet ke-1

S. Lev, Daniel, Peradilan Agama Islam di Indonesia, (Jakarta : Intermasa,1986)

Kuntawijaya, Paradigma Islam, (Bandung: Mizan, 1991)

Raharjo, M. Dawam, Intelektual Intelgensia, (Bandung: Mizan,1996)

Latif, M. Djalil, Kedudukan dan Kekuasaan Peradilan Agama di Indonesia, (Jakarta:

Bulan Bintang, 1983)

Chaniago, Amran Y S, Kamus Besar Indonesia, Jakarta, 1995

Sudrajat, Mamat, (Kepala KUA Kecamatan Pamijahan), Wawancara Resmi, Kamis,

26 Juni 2014

Manan, Abdul, Aneka Masalah Hukum Perdata Islam di Indonesia, (Jakarta:

kencana, 2008)

Sutarmadi, A & Mesraini, Administrasi Pernikahan dan Manajemen Keluarga,

(Jakarta: FSH-UIN,2006)

Direktorat Jendral Bimbingan Masyarakat Islam Depag RI, Himpunan Peraturan

Perundang-Undangan Perkawinan, (Jakarta: 2009)

Page 102: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

91

Hidayatullah, Ujang (Amil Desa Pasarean), Wawancara Resmi, Rabu, 25 Juni 2014

Arsip Desa Pasarean yang diambil pada tanggal 23 Agustus 2014 di Balai Desa

Pasarean Kecamatan Pamijahan Kabupaten Bogor

Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2006

Mardillah, Alis, dkk, Wawancara Pribadi, Tanggal 21-25 Juli 2014

Page 103: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

KEMENTERIAN AGAMAUNTERSrTAS rSLAM hlEGERr (UtrY)SYARIF EIDAYATTILLAE JAKARIA

F.AKULTAS SYARIAH DAN EUKUMY

h. H.Juanda No. 95 Cirstet Jekart lt{lZ lrxlo3lo la

NomorLampiranHal

':Un.ol lF4lIQ./^:OO.oU bffi tzOt+

: Permohonan Data/ Wawancara

KepadaYth.I(antor Urusan Agama Pamijahan Kab. Bogordi

Tempat

Ass al amu lalai hm Wr. Wb :

Dckao .Fakriltis Syariah dan 'Hukum (IINmenerangkan bahwa :

f 401 925 F.L (62-21't 7 49 1 821E{an:

Ial<artA 22 September 20{4 H

Syarif Hidayetullah Jakarta

NamaNomor PokokTempat/Tanggal LahirSemesterJurusan/I(onsentrasiAlamat

Telepon

Dadc Ahmad Nasnrllah208044100020Bogor,24 Maret 1987XVII (Tujuh Belas)Ahwal Asyalhsiryah/ Peradilan AgamaKp, Kawakilan ll Rf/ Rw. 0l/ 03 DesaPasarean Keo. Pamijahan Kab, Bogor085773910487

adalah benar mahasiswa Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif HidayatullahJril@rta yang.scdang menyusun slcripsi dengan judul:

oPeranan KUA Xecatdataa Pamijahan Dalam Menanggulangi pernikahan Dini'.. Di Desa Fasarean,'

untuk melengkapi bahan penulisan skripsi, dimohon kiranya Bapak/ Ibu dapatmenerima yang bersangkutan untuk wawancaftr serta memperoleh data guna penulisanskripsi dimaksud.

Atas kerjasama dan bantuannya, kami ucapkan terima kasih.

Wassalamu' alailqnn Wr, Wb,

Tembusanl. Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta;2. Kal Sekprodi MuamalaV Perbankan Syariah.

Page 104: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

KEMENTERTAN AGAMAKANTOR T'RUSAN AGAMA KECAMATAN PAMIJAIIAN

KABUPATEN BOGORJL Abdul Eamid KM. 06 Ds. Pasareau - Bogor

.

Kepada Yth

Wakil Dekan Bidang Akademik

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Di-

Tempat

Ass alamu' laikum Wr. ll'b

Yang bertanda tangan dibawah ini Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Pamijahan

Kabupaten Bogor menerangkan bahwa :

Nomor\LampiranLampiran

Nama

No Pokok

Semester

Jurusan/Konsentrasi

: I(k. I 0.0 1. 1 7/Kp .04 427 l20l 4:-: Keterangan llawancara

Pamijahan, 24 September 2014

Tempat/Tanggal Lahir : Bogor, 24 Maret L987

: DADEAI{MADNASRULLAH

: 208044100020

: XIII (Tiga Belas)

: Ahwal Asyakhsiyyah/ Peradilan Agarna

Alamat : Kp.Kawakilan tr Rt. 0l/03 Ds. Pasarean Kec. Pamijahan

Benar bahwa nama tersebut telah melakukan wawancara dcngan pihak kanri yang dilaksanakan

pada Hari Selasa, 23 September 2014 dengan judul "Peranan KaA dalam Menanggulangi

Pernikahan Dini di Dess Pssarean Kecamatan Pamiiahan Kabupaten Bogor".

Demikian Surat keterangan ini di buat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya'

Wassalamua' laikum Wn W

Page 105: PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI …...PERANAN KUA DALAM MENANGGULANGI PERNIKAHAN DINI DI DESA PASAREAN KEC PAMIJAHAN KABUPATEN BOGOR Skripsi Di a jukan k epada Fakultas Syariah dan

PEME.RN\NAH TL{BUPATM{ BOCORKE CAJYIA TAI.{ PA}TIJAffAN

KAIflTOR KEPALA DESA. PASA"FIAN"*.,tffi l Jlhr.KE ,rtbut ErurU Xo, qz KIp 0?. Drrr.PErcm ft{p. (f}sl) 664161 Kode Pos 16530

tic-nor: C1A/zOO5/At /tX/zot 4

-i,a nn ;

'- a 1: -enelitian

Itepa fla lft'-,Del;an Fakultas Syanlah dsn r{ukum

dlempat

A,9na lanue t a la l-L:r.ln lir.i,lb.

YqnF bertanrle ta'rqan dlbawah J-ni Kepala Desa iasa'-ean Kecar.atsnf arnt,ja'''an kaY,'rp"trun noqor. rnenerarrqlian hahwaa

li a n 8' : DA.le -Ahrad llasrullah.lIIm z2OFO44tO002O

teFpat Tgl Lar,l.r 'i :rogor, 24-OA-t9?.i

S ei.res l-:er ; XIf I ( t,1ga Belas )Jlirusan : Rerarlllan AearaA 1 a m a t : Kp. Karskllan Eua RTn or /0J Desa

Pasabean Fecatnatan Far"i jahan Katrurraten' 3ogor.

lenar nan:g tersebut d'iatas srrdah neLalnrlran FenelJ.tian d1 desaIiATi, CETgAN JUdUI'PERAIIAN KUA DAIAI.f I{ENANGGULATT.}I FF,R]:]IF.AI]A}IDTqr Dr r)r;1A FASAREANT KECAMATAI,' pAlrrJArAI{ KABIIPATEN BO-loR.lenikian Srrrat lietero:nqan inl karnl b.rat den.qan gehenarnii, ,e".,

;::::.pihak vanpe berkepentlngan asar rensetahul rlen maklun

PASAREAN, 24-a9-2Ot 4

Pasarean