peranan bprs ben salamah abadi terhadap...

Download PERANAN BPRS BEN SALAMAH ABADI TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/117/jtptiain-gdl... · Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA selaku dosen wali studi, yang telah memberikan

If you can't read please download the document

Upload: trinhkien

Post on 06-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

  • PERANAN BPRS BEN SALAMAH ABADI TERHADAP

    PEMBERDAYAAN USAHA KECIL DAN MENENGAH DI KECAMATAN

    GODONG KABUPATEN GROBOGAN

    ( Studi pada PT. BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi )

    SKRIPSI

    Disusun Guna Memenuhi Tugas dan Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)

    Dalam Ilmu Syariah

    Disusun Oleh:

    SITI ZULAIKAH

    (072411008)

    JURUSAN EKONOMI ISLAM

    FAKULTAS SYARIAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

    SEMARANG

    2011

  • ii

  • iii

  • MOTTO

    (# u$ ys? u n? t h 99 $# 3u)G9 $# u ( u (# u$ ys? n? t OM} $# u 9 $# u

    dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

    tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.1(Q.S. Al-Maidah 2)

    1 Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung:CV. Diponegoro, 2005), hlm. 85

    iv

  • PERSEMBAHAN

    Persembahan yang tertinggi hanyalah kepada Allah Swt, yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya Serta memberikan kemudahan dan kelancaran

    dalam setiap langkah!

    Untuk orang-orang yang sangat berarti dalam hidupku, dan orang-orang yang

    mendukung atas terselesaikannya skripsi ini:

    Untuk kedua orang tuaku yang tercinta, terutama ibu

    Ini merupakan sebagaian cita-cita dan perjuangan

    Dari tetesan kringat, darah dan air matamu

    Tetaplah berharap untukku agar langkahku esok kan terus maju dan always

    SEMANGAT!!!!

    Utuk saudara-saudaraku (@bang jay, bang tain, bang maichel, bang Roy) dan

    mbakkoe (Mbak ndut, mbak zamroh), adekku (dek ririn) n keponakan tersayang( ela ,

    iqbal, nabila, ecy, alwy, azam, dan anas)

    Untuk @Ak Ali-alie teman yang tlah memberikan warna dalam hidupku

    ini, dukungan n semangat selalu tak lelah buatku.

    Untuk semua bolo kurowo kampus terutama EI-A07 (Lina, dwi, ulfa, iza,

    erma, kayis, jenny, intan, evi, ratna, lia, iqoh, ela dll, serta coker2 kang maskun,

    adinda, kholik, oby, aziz, om rikan, inul, rian, fandi, salam, mas wahyu,bang Ali,

    prastyo, duki, naja, aufa, agus dll) thanks kalian emang T.O.P BGT keren abis..

    Untuk sahabat2ku KKN posko 51di Desa Getas, Kec. Singorojo, Kab. Kendal

    {yayanx du, pakdhe, dik nada, mas bro, mas dan mbak nana, En-Neng lailis, mbak

    kramas(usfie), teh naim, n om dayat} kalian IS THE BEST memberi kesan n inspirasi

    yg mendalam dihatiku.

    Buat soulmate di kos Wartel Sumber Agung (kak daim, mbk emy, rina, ita, riyani, eny,

    mila, dian mamak roroh, esa, indah, kolis,mina, maryam, alfi, pipit dan dek lida)

    serta teman2 di dunia maya thanks kau yang selalu mengisi hari-hariku

    Esok masih ada waktu untuk kita brjumpa semoga hidup ini akan lebih indah dan

    bermakna

    Kepada semua orang yang mencari penyembuh dan kebahagian dari

    keterbatasan menuju keabadian.

    Yakinlah satu hal, sandarkan hatimu pada tuhan untuk maju, walau

    kadang kesulitan terus menbelenggu bagi Para pecinta ilmu yang budiman

    v

  • DEKLARASI

    Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi

    ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian

    juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang

    terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

    Semarang, 12 Desember 2011

    Deklarator,

    Siti Zulaikah

    vi

  • ABSTRAK

    Keberadaan BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi, diakui banyak membantu masyarakat kecil dan usaha kecil menengah (UKM) dalam menjangkau transaksi syariah di daerah. Pada dasarnya Usaha Kecil Menengah adalah pelaku utama dalam kegiatan ekonomi sehari-hari seperti kegiatan produksi dan distribusi. Memang hubungan UKM dengan BPRS tidak bisa dipisahkan, karena BPRS itu sendiri merupakan sarana untuk permodalan UKM sehingga dapat membantu penambahan usaha menjadi berkembang, Linkage Program (KUR) yang dicanangkan Bank Indonesia (BI) semenjak tahun 2002, merupakan kerja sama antara bank umum dan BPR/BPR Syariah yang bertujuan untuk meningkatkan kapasitas penyaluran kredit untuk pembiayaan Usaha Mikro dan Kecil (UMK). Hal ini yang melatarbelakangi untuk dijadikan penelitian. Permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah sesungguhnya peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

    Adapun tujuan dan manfaat penelitian ini adalah tujuannya untuk mengetahui sesungguhnya peranan BPRS itu terhadap pemberdayaan UKM. Manfaat dari penelitian ini adalah 1) Sebagai sumber informasi untuk pengembangan Bank Syariah ke depan dalam menghadapi kompetisi dalam dunia perbankan nasional. 2) Temuan yang sudah didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan dibidang teoritis maupun praktis yang berkaitan dengan perkembangan dunia perbankan syariah Indonesia. 3) Sebagai sarana untuk menambah wawasan penelti terutama yang berhubungan dengan bidang kajian yang ditekuni dan bahan penelitian lebih lanjut.

    Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif deskrptif yakni sebuah metode yang menggunakan analisis suatu situasi atau area populasi tertentu bersifat faktual secara sistematis dan akurat, dengan teknik sumber data primer dan data skunder.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa Perbankan syariah memiliki potensi dan peranan yang sangat besar dalam upaya mendukung pemberdayaan UKM yaitu mulai maraknya berdiri Bank Syariah maupun lembaga non Bank, yang memberikan pembiayaan jasa layanan kepada masyarakat, setidaknya hal ini dapat dilihat dalam praktek pemberdayaan UKM yang dilakukan oleh BPRS Ben Salamah Abadi yang memberikan pembiayaan jasa layanan kepada masyarakat yaitu program Kredit Usaha Rakyat dengan nisbah bagi hasil yang disepakati 70:30 dengan marjin 18% pertahun. Perkembangan ini dapat dilihat dari plafon laporan pembiayaan UKM yang mengalami peningkatan sangat baik dari tahun ke tahun, dan diprioritaskan untuk sektor layanan jasa pertanain dan perdangan. Sehingga dengan adanya pemberdayaan UKM yang disalurkan oleh BPRS sangat membantu bagi nasabah, terutama terbantu dalam pengembangan usahanya.

    vii

  • KATA PENGANTAR

    0 ! $# uq 9 $# m9 $#

    Puji syukur bagi Allah SWT kami ucapkan, atas rahmat dan hidayah-Nya kepada

    kami, sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dari awal hingga

    penyusunan skripsi ini tanpa adanya halangan apapun. Sholawat dan salam semoga selalu

    tercurahkan kepada baginda rosulullah Saw, serta para shohabatnya yang memberikan

    syafaatnya nanti di yaumul qiamah. Amin

    Alhamdulillah dengan taufik dan hidayah allah. Maka penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini yang berjudul Peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap

    Penberdayaan Usaha Kecil dan Menengah di kec. Godong kab. Grobogan. Penulis

    menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini ini tidak akan berarti tanpa adanya

    bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah selayaknya penyusun menyampaikan

    terimakasih sebesar-besarnya kepada:

    1. Rektor IAIN Walisongo Semarang Bpk. Prof. Dr. H. Muhibin, MA yang telah

    memberikan kebijaksanaan di lingkungan IAIN.

    2. Dekan Fakultas Syariah Bpk. Dr. H. Imam Yahya, M. Ag, yang telah memberikan

    kebijaksanaan tehknis dilingkungan fakultas syariaah,

    3. Bpk. Prof. Dr. H. Mujiono Abdillah, MA dan Bpk. H. Moh Fauzi , S.E, M.M, selaku

    dosen pembimbing yang telah berkenan meluangkan waktu dan pikirannya untuk

    penulis dalam menyusun skripsi ini.

    4. Bpk. Ali Murtadho dan Bpk. Nurfatoni, selaku Kajur dan Sekjur Ekonomi Islam

    5. Bpk. Prof. Dr. H. Ahmad Rofiq, MA selaku dosen wali studi, yang telah memberikan

    saran serta dorongan selama kuliah.

    6. Bapak/ibu dosen selaku Pimpinan Perpustakan Fakultas Syariah IAIN Walisongo

    Semarang yang telah memberikan izin serta layanan kepustakaan yang telah

    diperlukan dalam penyusunan skripsi ini.

    7. Para Dosen Pengajar Fakultas syariah IAIN Walisongo Semarang yang telah

    membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis mampu menyelesaikan

    penyusunan skripsi ini.

    viii

  • 8. Pimpinan BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi beserta stafnya, yang telah

    membantu penulis memberikan izin riset serta informasi, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan tugas skipsi ini.

    9. Kedua orang tuaku tercinta, yang telah membimbing serta memberikan dorongan

    kepada penulis baik moral, material maupun spiritual.

    10. Semua pihak terkait yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi ini

    baik secara langsung maupun tidak langsung.

    Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai

    kesempurnaan dalam arti sebenarnya, Ucapan terimakasih dan penghargaan setinggi-

    tingginya penulis sampaikan atas segala arahan dan bimbingan yang telah diberikan.

    Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas segala yang telah

    dilakukannya, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis

    khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amien yarobbal alamin

    Semarang, 12 Desember 2011

    Penulis

    SITI ZULAIKAH

    ix

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL i

    HALAMAN NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING .... ii

    HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii

    HALAMAN MOTTO .................................................................................. iv

    HALAMAN PERSEMBAHAN.. v

    HALAMAN DEKLARASI ....................................................................... . vi

    HALAMAN ABSTRAK. vii

    HALAMAN KATA PENGANTAR viii

    DAFTAR ISI............. x

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .. 1

    B. Rumusan Masalah ... 6

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6

    D. Tinjauan Pustaka 7

    E. Kerangka Teori ... 9

    F. Metode Penelitian ... 12

    G. Sistematika Penulisan ........................................................ 16

    BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG LKS DAN

    PEMBERDAYAAN UKM

    A. Pengertian LKS 17

    B. Pengertian Bank Syariah ......... 22

    C. Pengertian BPRS. 24

    D. Pemberdayaan UKM ..... 34

    x

  • BAB III DISKRIPSI BPRS BEN SALAMAH ABADI DAN PEMBERDAYAAN

    USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

    A. Gambaran Umum BPRA Ben Salamah Abadi

    1. Sejarah dan profil BPRS Ben Salamah Abadi .. 47

    2. Struktur Organisasi ........................................................ 51

    3. Produk-produk BPRS Ben Salamah Abadi 60

    4. Stategi pengelolaan pengembangan usaha . 65

    5. Persoalan yang dihadapi BPRS Ben Salamah Abadi. 65

    B. Pemberdayaan UKM BPRS Ben Salamah Abadi di Kecamatan

    Godong Kabupaten Grobogan

    1. Pemberdayaan UKM .. 67

    2. Sasaran Pembiayaan ... 69

    3. Sistem Penghitungan Bagi Hasil .... 72

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Analisis Peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap pemberdayaan

    UKM ................................................................................... 75

    BAB V PENUTUP

    A.Kesimpulan ................................................................................... 84

    B. Saran-Saran ............. 85

    C.Penutup.......................................................................................... 85

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    xi

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Sistem dan praktik ekonomi syariah yang mulai berkembang, khususnya di

    negara-negara teluk sejak setengah abad yang lalu, mulai terlihat marak

    perkembangannya di tanah air sejak lebih kurang dekade terakhir. Perkembangan ini

    tidak terlepas dari alasan pokok keberadaan sistem ekonomi syariah, yaitu keinginan

    dari masyarakat muslim untuk kaffah (menyeluruh) dalam menjalankan ajaran Islam

    dengan menjalankan aktivitas dan transaksi ekonominya sesuai dengan ketentuan

    syariah. Kita menyadari bahwa Islam adalah agama yang komprehensif, yang

    memberikan tuntutan hampir seluruh aspek kehidupan manusia, termasuk tuntutan

    dalam transaksi dan kegiatan ekonomi yang menjadi bagian penting dari kehidupan.2

    Keberhasilan perbankan syariah di Tanah Air tidak bisa di lepaskan dari

    peran Lembaga Keuangan Mikro Syariah (Koperasi Syariah, BMT, LKS sejenis).

    Kedudukan LKSM yang antara lain dipresentasikan oleh Bank Perkreditan Rakyat

    Syariah (BPRS) dan lembaga non bank lainnya seperti BMT dan Koperasi Pesantren

    sangat vital dalam menjangkau transaksi syariah di daerah yang tidak bisa dilayani

    oleh bank umum maupun bank yang membuka unit usaha syariah.3

    Keberadaan BPRS misalnya, banyak membantu masyarakat kecil dan usaha

    kecil menengah (UKM). Selama ini ada tiga sumber dana yang selalu menjadi acuan

    BPRS untuk mendapatkan dana yang seterusnya disalurkan sebagai pembiyaan.

    2 M. Lutfi Hamidi, Jejak-jejak Ekonomi Syariah, Jakarta: Senayan Abadi Publishing, 2003, hlm. 1 3 Ibid hlm. 79

  • 2

    Pertama, dari modal BPRS sendiri. Kedua, dari dana masyarakat. Ketiga, pinjaman

    antar bank. 4

    Pernyataan di atas ini dapat dilihat pada sebuah kutipan, NTT Olnine - Bank

    Indonesia memfasilitasi penandatanganan pemberitahuan persetujuan pemberian

    kredit (SP3K) antara bank umum dengan BPR syariah. Total plafon penyaluran

    kredit terkait linkage program ini mencapai Rp 6,4 triliun. Linkage program

    merupakan salah satu cara yang efektif untuk menjangkau sektor mikro kecil. Dalam

    Surat Pemberitahuan Persetujuan Pemberian Kredit (SP3K) antara Bank Umum

    dengan BPRS, Koperasi, dan BMT dalam rangka Linkage Program.

    Bank Indonesia memfasilitasi penandatanganan SP3K yang akan dilakukan

    19 bank umum, enam di antaranya berupa BPD dengan lebih 500 BPR atau BPRS,

    koperasi, dan baitul mal tanwil yang diwakili 55 BPR, koperasi dan BMT dengan

    total plafon kredit yang disalurkan selama periode Juli 2008 sampai Februari 2009

    sebesar Rp 1,5 triliun. Penyaluran kredit dalam rangka linkage program terus

    meningkat dari Rp 2,8 triliun pada akhir tahun 2005, menjadi Rp 6 triliun pada akhir

    tahun 2008. Angka itu terus meningkat menjadi Rp 6,4 triliun per Februari 2009.

    Linkage program yang dicanangkan Bank Indonesia (BI) semenjak tahun 2002,

    merupakan kerja sama antara bank umum dan BPR/BPR Syariah yang bertujuan

    untuk meningkatkan kapasitas penyaluran kredit untuk pembiayaan Usaha Mikro

    dan Kecil (UMK).

    Jika pada tahun 1998 hanya ada satu Bank Umum Syariah dan 76 Bank

    Perkreditan Rakyat Syariah, maka pada Desember 2009 (berdasarkan data Statistik

    Perbankan Syariah yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia) jumlah bank syariah

    4 Ibid, hlm. 81

  • 3

    telah mencapai 31 unit yang terdiri atas 6 Bank Umum Syariah dan 25 Unit Usaha

    Syariah. Selain itu, jumlah Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) telah mencapai

    139 unit pada periode yang sama.5

    Pemerintah telah cukup lama menggulirkan kebijakan kredit usaha mikro

    dalam rangka penanggulangan kemiskinan yang telah lama merugikan sebagian

    besar rakyat Indonesia. Ada satu hal yang menarik untuk dicermati terkait dengan

    kebijakan pemerintah. Yaitu upaya-upaya penanggulangan kemiskinan yang telah

    dikaitkan dengan pengembangan usaha mikro. Namun demikian, krisis ekonomi di

    Indonesia tidak berdampak langsung terhadap kelompok usaha kecil dan menengah

    (UKM). Sektor ini ternyata lebih resisten tehadap krisis, karena hampir sebagian

    besar menggunakan bahan baku dalam negeri sehingga tidak terkena dampak

    merosotnya nilai tukar rupiah. Namun demikian, apabila dibiarkan maka sektor

    UKM pun akan terkena dampak tidak langsung krisis ekonomi karena pangsa pasar

    sektor Usaha Kecil dan Menengah biasanya adalah pengusaha sekala besar.6

    Para pedagang kecil yang tinggal di Desa dan tergolong ekonomi lemah,

    seperti di Kecamatan Godong yang berkutat di sektor UKM dan non formal.

    Kehadiran BPRS sangat diharapkan untuk kebutuhan ekonomi dan pengembangan

    usahanya.7 Selain itu, sektor UKM akan membawa dua implikasi signifikan yang

    berdampak langsung bagi tersedaianya lapangan pekerjaan yaitu mengatasi

    pengangguran dan kemiskinan.

    Atas dasar dorongan kebutuhan masyarakat terhadap layanan jasa perbankan

    syariah. BPRS Ben Salamah Abadi adalah salah satu bank syariah yang pertama kali

    5 http://www.bi.go.id didownload pada tanggal 20 April 2011 6 http://id.wikipedia.org/wiki/UKM di download pada tanggal 17 Maret 2011 7Wawancara Saudara Anang Arif. S selaku Direksi BPRS BSA pada tgl 8 Oktober 2011

  • 4

    berdiri di Kab. Grobogan pada April 2004. Semenjak itu, BPRS BSA mulai

    komitmen untuk mengembangkan usaha syariah, dengan strategi pengembangan

    bertahap dan berkesinambungan yang sesuai dengan prinsip syariah.

    Pada awal berdirinya bertujuan untuk membantu mengembangkan usaha kecil

    serta melayani kebutuhan perbankan bagi golongan ekonomi lemah yang tidak

    terjangkau oleh bank umum yaitu menjadi lembaga yang akan memberikan layanan

    perbankan syariah kepada masyarakat dan memberi solusi permodalan bagi sektor

    riil, yaitu bagi usaha kecil dan menengah (pedagang), petani, pegawai dan rekan-

    rekan koperasi dan juga menjadi perantara dan kerjasama antara aghniya (pemilik

    harta) dengan mudhorib (pelaksana usaha) secara konsisten berperan aktif dalam

    pembangunan nasional.8

    Kondisi obyektif UKM yang ada di Kecamatan Godong sebelum adanya

    BPRS sudah baik, karena banyak lembaga keuangan yang berdiri sebelumnya. Hal

    ini berdasarkan laporan komposisi pembiayaan UKM di Kecamatan Godong sebelum

    BPRS berdiri yaitu 17.670 dan setelah BPRS BSA berdiri UKM yang terdata 26.400

    maka menjadi lebih baik, karena semakin banyak pilihan lembaga keuangan yang

    diminati oleh masyarakat. Saat ini dana yang disalurkan oleh BPRS Ben Salamah

    Abadi untuk plafon pemberdayaan UKM melalui pembiayaan Usaha Kecil mencapai

    Rp 2.000.000.000, dengan perkembangan mulai tahun 2008 2010 mencapai

    kenaikan 50%. Nominal pinjaman dana yang diberikan untuk pembiayaan UKM dari

    Rp 1000.000 Rp 150.000.000 dilihat dari hasil survei lapangan dan jenis usaha

    yang dimiliki nasabah.9

    8 Sumber dokumentasi BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi

    9 Wawancara dengan Saudara Ana CZ selaku bagian acconting tgl 11Oktober 2011

  • 5

    Eksistensi BPRS Ben Salamah Abadi semakin mantap dalam hal pembiayaan

    khususnya modal kerja dan investasi di sektor riil bagi nasabah (agen of economic

    development). Dengan demikian, fungsi utama BPRS Ben Salamah Abadi dalam

    pembiayaan modal kerja memang diarahkan dalam konteks how to make money

    effective and efficient to increase economic value. Sedangkan kegiatan invenstasi

    yang dapat dikembangkan di BPRS Ben Salamah Abadi yaitu menumbuhkan

    kegiatan produksi massal berskala kecil dan menengah khususnya di sektor agro

    industri melalui skema pembiayaan lunak seperti kemitraan, dalam kegiatan

    komersial, BPRS Ben Salamah Abadi dapat mengambil posisi dalam kegiatan

    seperti:

    a. Mendukung pengadaan faktor-faktor produksi

    b. Mendukung perdagangan antar daerah

    c. Mendukung penjualan hasil-hasil produk kepada masyarakat.

    Pengembangan BPRS Ben Salamah Abadi diarahkan untuk meningkatkan

    kompetensi usaha yang sejajar dengan sistem dan dilakukan secara komprehensif

    dengan mengacu pada analisis kekuatan dan kelemahan BPRS Ben Salamah

    Abadi.10

    Berdadasarkan latar belakang diatas, maka penulis bermaksud mengadakan

    penelitian yang membahas tentang Peranan BPRS BEN SALAMAH ABADI

    terhadap Pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di Kecamatan

    Godong Kabupaten Grobogan.

    10 Sumber dokumen BPRS BSA Purwodadi

  • 6

    B. Rumusan Masalah

    Dari latar belakang diatas, maka dapat disimpulkan rumusan masalah

    sebagai berikut:

    1. Bagaimanakah sesungguhnya peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap

    pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan?

    C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

    Tujuan Penelitian adalah:

    Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka penelitian ini bertujuan untuk:

    1. Mengetahui sesungguhnya peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap

    pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

    Manfaat Penelitian adalah :

    1. Sebagai tambahan informasi untuk pengembangan Bank Syariah ke depan dalam

    menghadapi kompetisi dalam dunia perbankan nasional

    2. Temuan yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat menambah

    khasanah ilmu pengetahuan dibidang teoritis maupun praktis yang berkaitan

    dengan perkembangan dunia perbankan syariah Indonesia

    3. Sebagai sarana untuk mengaplikasikan berbagai teori yang diperoleh selama

    dibangku kuliah.

    4. Sebagai sarana untuk menambah wawasan peneliti terutama yang berhubungan

    dengan bidang kajian yang ditekuni dan bahan penelitian lebih lanjut.

  • 7

    D. Tinjauan Pustaka

    Dalam rangka pencapaian penulisan skripsi yang maksimal, penulis bukanlah

    pertama yang membahas materi pemberdayaan UKM. Berbagai buku dan hasil

    penelitian yang sudah dilakukan oleh beberapa mahasiswa antara lain:

    Euis Amalia dalam buku Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam

    penguatan LKM dan UKM di Indonesia, (Jakarta: RajaGravindo Persada, 2009).

    Menguraikan kritik singkatnya terhadap pemikiran ekonomi konvensional yang

    absolit dan menolak Smithian neociassial economics yang bertentangan dengan nilai-

    nilai Islam yaitu ekonomi yang berpaham kebangsaan dan kerakyatan yang

    menentang system ekonomi pasar bebas neoklasikal yang kapitalis-liberalis, yang

    saat ini secara status quo mendominasi pengajaran ilmu ekonomi. Dengan kata lain

    pengarang buku ini menempatkan ekonomi syariah yang menjadi objek studinya.

    Penelitian Nur Asiyah (Semarang: IAIN Walisongo, 2010), Peran BMT

    Bina Umat Sejahtera Lasem Rembang terhadap perkembangan Usaha Mikro dan

    Kecil di Kec. Lasem. Menyimpulkan bahwa peran BMT Bina Umat Sejahtera

    sangat berpengaruh terhadap perkembangan usaha di Kec. Lasem dengan alasan

    masyarakat antusias dengan adanya BMT karena bertujuan meningkatkan akses

    rakyat kecil terhadap perekonomian dan membantu pemulihan ekonomi rakyat.

    Penelitian skripsi Nursalim (Medan: FE-USU 2010), Pemberdayaan Usaha

    Kecil dan Menengah (UKM) Masyarakat Desa Melalui Program Nasional

    Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri. Menyatakan bahwa PNPM Mandiri

    merupakan suatu jalan alternatif bagi masyarakat untuk bisa lebih aktiv dalam

    mengembangkan potensi diri, dan memperbaiki perekonomian keluarga. Dengan

  • 8

    adanya PNPM Mandiri ini, masyarakat bisa lebih berperan aktiv dalam menjalankan

    serta mengembangkan perekonomian yang ada di Desa masing-masing. Sehingga

    Usaha Kecil dan Menengah masyarakat Desa, dapat berjalan optimal sesuai dengan

    potensi yang dimiliki oleh Desa baik dari Sumber Daya Alam, Sumber Daya

    Manusia yang ada di Desa.

    Penelitian Aguanita (Malang: FT-UIN 2008) Pemberdayaan Pengusaha

    Kecil di Lembaga Keungan Syariah BMT Assaadah Malang. Dalam penelitian ini

    menggunakan analisia deskriptif kualitatif dengan mendeskripsikan konsep

    pemberdayaan pengusaha kecil serta faktor pendukung dan penghambat dalam

    pelaksanaan pemberdayaan tersebut. Adapun hasil dari penelitian ini adalah

    pemberdayaan BMT Assaadah Malang adalah mengembang investasi dalam

    meningkatkan kualitas ekonomi UKM serta menjadi penghubung antar UKM dengan

    Bank. BMT juga mengembangkan bisnis yang bertujuan membantu UKM dengan

    memberikan pembiyaan karena BMT sendiri merupakan lembaga keuangan mikro

    dengan modal kecil.

    Penelitian Anang Maulana, (Malang: FT-UIN 2010) Peran dan Fungsi

    Perbankan Syariah dalam Meningkatkan Usaha Mikro Ditinjau dari UU no.21

    Tahun 2008. Menggunakan metode pengumpulan data dengan cara studi

    kepustakaan (library research), yaitu menganalisis secara lengkap dan komprensif

    keseluruhan data sekunder yang diperoleh sehingga dapat menjawab permasalahan

    tersebut. Langkah pertama dilakukan penelitian hukum normatif yang didasarkan

    pada bahan hukum skunder yaitu inventerisasi peraturan yang berkaitan dengan

    fungsi perbankan syariah dalam meningkatkan usaha mikro ditinjau dari UU NO..21

  • 9

    Th.2008, perekonomian domestik semakin meningkat terutama disaat terjadi krisis.

    Perbankan syariah sebagai bukti bahwa yang menghendaki gerak interaktif dinamis

    yang berimbang secara struktural dengan sistem keadilan bagi umat Islam dalam

    menghadapi perbankan konvensional yang dijalankan selama ini.

    E. Kerangka Teori

    Teologi pemberdayaan ekonomi umat Islam yang populer adalah teologi

    pemberdayaan tradisional. Teologi pemberdayaan ditandai oleh managemen

    pemberdayaan yang adhoc (sementara) accidental, tidak konsepsional, tidak

    sistematis dan tidak strategis, tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini disebabkan

    ketiadaan sistem teologi organisasi yang kondusif untuk pengembangan teologi

    managemen pemberdayaan yang dinamis dan modern. Aktualisasinya adalah upaya

    pemberdayaan sedapatnya.

    Berdasarkan pertimbangan tersebut diatas mendesak untuk dirumuskan

    secara konsepsional tentang teologi pemberdayaan umat Islam yang dinamis dan

    modern. teologi pemberdayaan demikian ditandai oleh manajemen pemberdayaan

    yang konsepsional.11 Sistematis dan strategis lembaga yang paling bertanggung

    jawab dalam masalah ini adalah Majlis Ekonomi. Oleh karena itu, jika Majelis

    Ekonomi mampu menjadi pelopor pengembangan teologi demikian. Secara

    konsepsional pengelolaan pemberdayaan ekonomi umat dapat dipilah menjadi tiga

    ranah yakni:

    11 Mujiono Abdillah, Artikel Pemberdayaan Ekonomi Umat Muhammadiyah, (Semarang, 1998)

    hlm. 7

  • 10

    a. Pemberdayaan secara Institusional

    Selama ini yang dianggap sebagai Majlis bernilai ekonomik di lingkungan

    umat islam adalah majelis pendidikan baik dasar, menengah maupun tinggi.

    Bahkan majlis inilah yang diyakini sebagai penyangga ekonomi umat. Sementara

    itu, Majlis ekonomi justru belum menunjukkan fungsi secara optimum sebagai

    pemberdaya ekonomi muhammadiyah.12

    b. Pemberdayaan secara Sosial

    Dalam perspektif teologi pemberdayaan, pemberdayaan termasuk dalam

    model perencanaan sosial parsial dan terbatas. Karena pemberdayaan hanya

    dilakukan dalam bidang ekonomi dan terbatas bagi masyarakat. Oleh karena itu

    agar pemberdayaan ini memperoleh hasil yang optimum, maka harus jelas obyek,

    tepat sasaran dan efektif pengelolaannya. Perencanaan sosial yang baik harus

    mempunyai komponen-komponen dasarnya yakni terdapat vasilitator, motivator

    dan pelaku.13 Vasilitator berfu

    ngsi sebagai pihak penyandang ide segaligus pihak penyandang dana sarana dan

    prasarana. Dalam hal ini dapat berasal dari intitusi (BPRS) maupun perorangan

    sedangkan motivator berfungsi sebagai penyuluh dan pendamping kegiatan

    pemberdayaan. Oleh karena itu, motivator bukan sukarelawan melainkan pekerja

    sosial yang memiliki keahlian di bidang kepenyuluhan dan kependampingan.

    Dalam hal ini, pelaku terdiri dari UMKM yang terlibat secara langsung dan

    12 Ibid, hlm. 8

    13 Ibid, hlm. 8

  • 11

    menjadi pelaku utama pemberdayaan. Maka, jenis pemberdayaan harus

    disesuaikan dengan strata sosial pelaku juga, tipologinya dan sebagainya.14

    c. Pemberdayaan secara Struktural

    Upaya pemberdayaan secara struktural di lakukan berdasar asumsi bahwa

    struktur ekonomi yang ada tidak kondusif bagi pemberdayaan ekonomi umat.

    Sebaliknya, tata struktural ekonomi yang ada justru kondusif bagi pemberdayaan

    ekonomi umat. Oleh karena itu, untuk memberyakan ekonomi umat tata

    struktural ekonomi yang ada wajib di rombak dan digantikan dengan sistem

    struktural ekonomi baru.

    Realitas menunjukkan bahwa struktur ekonomi di Indonesia selama Orde

    baru dijiwai oleh semangat teologi ekonomi pertumbuhan. Bahwa pembangunan

    Indonesia diyakini identik dengan pembangunan ekonomi.15 Pembangunan

    ekonomi identik dengan memacu pertumbuhan ekonomi yang setinggi-tingginya.

    Karena itu, agar laju pertumbuhan ekonomi dapat dipertinggi atau dipercepat

    maka sektor industri padat modal harus diutamakan.

    Secara yuridis, UUD 1945 pasal 33 dapat dijadikan landasan yang sangat

    kuat di samping sila ke lima dari pancasila. Hanya saja perlu dukungan rincian

    operasional dalam perundang-undangan lebih lanjut. Adapun dukungan relejius

    Islam dapat dinyatakan bahwa teologi ekonomi kerakyatan merupakan konsep

    teologi ekonomi hakiki.16

    14 Ibid, hlm. 10

    15Ibid, hlm. 11

    16Ibid, hml. 12

  • 12

    F. Metodologi Penelitian

    1. Jenis Penelitian

    Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research) yaitu

    penelitian yang objeknya mengenai gejala-gejala atau peristiwa-peristiwa yang

    terjadi pada kelompok masyarakat. Sehingga penelitian ini juga bisa disebut

    penelitian kasus atau study kasus (case study) dengan pendekatan deskriptif-

    kualitatif.17 Jenis penelitian ini digunakan untuk meneliti peranan BPRS Ben

    Salamah Abadi terhadap pemberdayaan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) di

    Kecamatan Godong Kabupaten Grobogan.

    2. Populasi dan Sample

    a. Populasi

    Populasi adalah keseluruhan objek penelitian.18 Setiap orang yang

    akan melakukan penelitian sudah barang tentu memiliki objek yang akan

    menjadi sasarannya, maka dalam penelitian ini yang menjadi populasinya

    adalah seluruh komponen yang merupakan subyek yang terlibat secara

    langsung dalam proses pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong Kabupaten

    Grobogan yaitu nasabah UKM BPRS yang ada di Kec. Godong yaitu 150

    nasabah yang meminjam pembiayaan UKM dari 242 nasabah dari sektor

    pertanian dan perdagangan.

    b. Sampel

    Karena tidak mungkin seluruh populasi diteliti, maka cukup

    digunakan sampel untuk menggeneralisasikan atau mengambil kesimpulan dari

    17 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta,

    1998, hlm. 115 18 Ibid,hlm. 115

  • 13

    populasi.19 Pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive sample

    (sampel keterwakilan).

    Adapun purposive sampel disini adalah pelaku (nasabah) untuk

    memperoleh informasi yang tidak hanya sepihak. Untuk pengambilan sampel

    ini hanya diambil beberapa orang yaitu 10% dari 150 nasabah pembiyaan

    UKM adalah 15 nasabah untuk mewakili dengan cara mengklasifikasian

    kedalam dua bagian, yaitu: dari segi pendidikan dan pekerjan. Dari segi

    pekerjaan diklasifikasikan kembali kedalam tingkat pekerjaan mereka.

    Pengklasifikasian ini ditujukan pada sentra pertanian, perdangan dan jasa

    lainnya. Sedangkan dari segi pendidikan, dikelompokan dari pendidikan SD,

    SLTP, SLTA, Diploma, Sarjanana dan sedrajad.

    3. Sumber data

    Sumber data adalah subyek darimana data bisa diperoleh.20 Ada dua

    macam sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:

    a. Sumber Data Primer

    Sumber data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek

    penelitian dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data

    langsung pada subyek sebagai sumber informasi yang dicari.21 Data ini

    diperoleh langsung dari wawancara nasabah BPRS.

    19 Ibid, hlm. 117 20 Ibid, hlm. 115

    21 Saifuddin Azwar, Metode Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997, hlm. 91

  • 14

    b. Sumber Data Skunder

    Sumber data skunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain,

    tidak langsung diperoleh oleh peneliti dari subyek penelitiannya.22 Data ini

    diperoleh dari dokumen-dokumen atau laporan yang telah tersedia.

    4. Metode Pengumpulan Data

    Untuk menjawab masalah penelitian, diperlukan data yang akurat di

    lapangan. Metode yang digunakan harus sesuai dengan obyek yang akan diteliti.

    Dalam penelitian lapangan ini, penulis menggunakan beberapa metode:

    a. Metode Observasi

    Metode observasi yaitu usaha-usaha mengumpulkan data dengan

    pengamatan dan pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena

    yang di selidiki.23 Dalam hal ini, penulis mengadakan pengamatan terhadap

    kondisi wilayah penelitian secara langsung serta mencatat peristiwa-peristiwa

    yang berkaitan dengan objek penelitian. Observasi dilakukan di BPRS Ben

    Salamah Abadi untuk mencari data nasabah pembiayaan UKM yang berkaitan

    disalurkan oleh BPRS dari tahun 2008 - 2010.

    b. Metode Wawancara (Interview)

    Metode interview yaitu suatu upaya untuk mendapatkan informasi

    atau data berupa jawaban pertanyaan (wawancara) dari para sumber.24

    Interview perlu dilakukan sebagai upaya penggalian data dari nara sumber

    untuk mendapatkan informasi atau data secara langsung dan lebih akurat dari

    22 Ibid hlm. 92

    23 Rianto Adi, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997, hlm. 91 24 Sutrisno Hadi, Metodologi Penelitian Research, Yogyakarta: Andi Offset, 1989, hlm. 46

  • 15

    orang-orang yang berkompeten (berkaitan atau berkepentingan) terhadap

    penyaluran pembiayaan UKM di Kecamatan. Godong, Kabupaten. Grobogan.

    c. Metode Dokumentasi

    Dalam melaksanakan metode dokumentasi maka peneliti mencari

    dalam dokumen atau bahan pustaka. Data yang diperlukan sudah tertulis atau

    diolah oleh orang lain atau suatu lembaga, dengan kata lain datanya sudah jadi

    dan disebut data sekunder. Misalnya surat-surat, catatan harian, laporan, dan

    sebagainya yang merupakan data yang berbentuk tulisan.25

    5. Metode Analisis Data

    Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    metode diskriptif analisis, yakni sebuah metode analisis mendiskripsikan suatu

    situasi atau area populasi tertentu bersifat faktual secara sistematis dan akurat.26

    Sebagian besar hasil analisis penelitian kualitatif berupa buku-buku, kertas kerja

    atau makalah, bahan presentasi atau rencana bertindak.27

    G. Sistematika Penulisan

    Gambaran secara keseluruhan mengenai skripsi ini akan dijabarkan

    dengan cara menguraikan sistematika penulisannya yang terdiri atas lima (V) bab

    yaitu:

    Bab I : PENDAHULUAN

    Merupakan bab yang memberikan ilustrasi guna memberikan informasi

    yang bersifat umum dan menyeluruh serta sistematis yang terdiri dari Latar Belakang

    25 Rianto Adi, Op. Cit., hlm. 61. 26 Sudarwan Danim, Menjadi Peneliti kualitatif, Bandung: Pustaka Setia, 2002, hlm. 41 27 Ibid, hlm. 210.

  • 16

    Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Tinjauan Pustaka,

    Kerangka Teori, Metotologi Penelitian dan Sistematika Penulisan.

    Bab II TINJAUAN UMUM

    Berisi tentang pengertian LKS, sejarah Bank Syariah, pengertian BPRS,

    dan pemberdayaan UKM .

    Bab III DISKRIPSI BPRS BEN SALAMAH ABADI DAN PEMBERDAYAAN

    USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

    Berisi tentang, gambaran umum BPRS Ben Salamah Abadi, meliputi

    profil, sejarah, struktur organisasi, strategi pemasaran, serta persoalan yang dihapi

    BPRS Ben Salamah Abadi dan Pemberdayaan UKM di Kecamatan Godong

    Kabupaten Grobogan.

    Bab IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

    Berisi mengenai Analisis Peranan BPRS Ben Salamah Abadi terhadap

    Pemberdayaan UKM.

    Bab V PENUTUP

    Berisi sub bab kesimpulan-kesimpulan dari serangkaian pembahasan dan

    saran-saran yang berguna bagi penyusun pada khususnya dan bagi pembaca pada

    umumnya.

  • 17

    BAB II

    TINJAUAN UMUM TENTANG LKS

    DAN PEMBERDAYAAN UKM

    A. Lembaga Keuangan Syariah

    1. Pengertian Lembaga Keuangan Syariah

    Pengertian Lembaga keuangan baik bank maupun bukan bank,

    mempunyai peran penting bagi aktivitas perekonomian. Peran strategis bank dan

    lembaga keuangan bukan bank tersebut sebagai wahana yang mampu

    menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan efisien kearah

    peningkatan taraf hidup rakyat. Bank dan lembaga keuangan bukan bank

    merupakan lembaga perantara keuangan (financial intermediaries) sebagai

    prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang kelancaran

    perekonomian.28

    Pengertian Lembaga Keuangan dapat dipahami sebagai berikut:

    a. Menurut SK Menkeu RI No. 792 tahun 1990, lembaga keuangan adalah semua

    badan yang kegiatanya bidang keuangan, melakukan penghimpunan dana dan

    penyaluran dana pada masyarakat terutama guna membiayai investasi

    perusahaan.

    b. Menurut Dahlan Siamat, lembaga keuangan adalah semua badan yang

    kekayaanya terutama dalam bentuk aset keuangan atau tagihan (claims)

    dibandingkan dengan aset nonfinansial atau riil. Lembaga keuangan

    28 Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Edisi 2, (Jakarta:

    Salemba Empat, 2006) hlm. 10

    17

  • 18

    memberikan pembiayaan/kredit kepada nasabah dan menanamkan dananya

    dalam bentuk surat berharga.

    c. Syarif Wijaya mendirikan lembaga keuangan dengan lembaga yang

    berhubungan dengan penggunaan uang dan kredit atau lembaga yang

    berhubungan dengan proses penyaluran simpanan ke investasi.

    d. Kasmir mendifinisikan lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang

    bergerak dibidang keuangan, menghimpun dana, menyalurkan dana atau

    kedua-duanya.

    Dengan demikian, dapat dipahami bahwa lembaga keuangan adalah setiap

    perusahaan yang kegiatan usahanya berkaitan dengan bidang keuangan.29

    1. Peran Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank

    Bank dan lembaga keuangan bukan bank mempunyai peran yang

    penting dalam sistem keungan, yaitu:

    a) Pengalihan Aset (asset transmutation)

    Bank dan lembaga keuangan bukan bank akan member pinjaman

    kepada pihak yang membutuhkan dana dalam jangka waktu tertentu yang

    telah disepakati. Sumber dana pinjaman tersebut diperoleh dari pemilik dana

    yaitu surplus yang jangka waktunya dapat diatur sesuai keinginan pemilik

    dana.

    29 Andri Soemitro, Bank dan Lembaga Keuangan Lain, (Jakarta: Kencana, 2009) Edisi pertama,

    Cetakan ke-1, hlm 28

  • 19

    b) Tansaksi (transaction)

    Bank dan lembaga keuangan bukan memberikan berbagai kemudahan

    kepada pelaku ekonomi untuk transaksi barang dan jasa. Dalam ekonomi

    modern, transaksi barang dan jasa tidak pernah terlepas dari transaksi

    keuangan.

    c) Likuiditas (liquidity)

    Unit surplus dapat menempatkan dana yang dimilikinya dalam bentuk

    produk-produk yang berupa giro, tabungan, deposito dan sebagainya.

    Produk-produk tersebut masing-masing mempunyai tingkat likuiditas yang

    berbeda-beda.

    d) Efisiensi (efficiency)

    Bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat menurunkan biaya

    transaksi dengan jangkauan pelayanan. Peranan bank dan bukan sebagai

    broker adalah menemukan peminjam dan pengguna modal tanpa mengubah

    produknya.30

    2. Pinsip-prinsip Operasional Lembaga Keuangan Syariah

    Lembaga Keuangan Syariah didirikan dengan tujuan mempromosikan dan

    mengembangkan prinsip-prinsip Islam, syariah dan tradisionalnya kedalam

    transaksi keuangan dan perbankan serta bisnis yang terkait.31

    30 Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru , op., cit., hlm. 11 31 Andri Soemitro, op., cit., hlm. 35

  • 20

    Prinsip utama yang dianut oleh lembaga keuangan syariah dalam

    menjalankan usahanya adalah:

    1. Maysir (spekulasi)

    Secara bahasa maknanya judi, secara umum mengundi nasib dan setiap

    kegiatan yang sifatnya untung-untungan (spekulasi). Kata maysir terdapat

    dalam Al-Quran yaitu QS. Al-Baqoroh 219.32

    y7t=to t y9 $# y9 $#u ( % !$ y O) 7 2 o tu $=9 !$yO) u t92r& $y 3 t= to u #s$ t t) % uy9 $# 3 9 xx. it7 !$# 3 s9 Mt F $#

    6= ys9 t 3xtFs? Artinya; Mereka bertanya kepadamu tentang khamar[136] dan

    judi. Katakanlah: "Pada keduanya terdapat dosa yang besar dan beberapa

    manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya".

    dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: "

    yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya

    kepadamu supaya kamu berfikir.33

    Dalam sejarah praktek maysir sudah mengakar dalam tradisi

    masyarakat dan sulit dihilangkan. Maysir merupakan transaksi yang

    digantungkan pada suatu keadaan yang tidak pasti dan bersifat untung-

    untungan.

    2. Gharar

    Secara bahasa berarti menipu, memperdaya, ketidakpastian. Gharar

    adalah sesuatu yang memperdayakan manusia dalam bentuk harta ,

    32 Ibid, hlm. 36

    33Departemen Agama RI, Al-Quran dan Terjemahnya, (Bandung:CV. Diponegoro, 2005), hlm. 26 [136] Segala minuman yang memabukkan

  • 21

    kemegahan, jabatan, keinginan, dan lainnya. Kata ini terdapat dalam QS. Ali

    Imron 185 sebagai berikut:34

    .

  • 22

    $ y ) t ym 6n=t stGy 9 $# t $!$# u zss9 u 9 $# !$ t u & / t9 !$# ( ys $# u x 8$t/ u 7$t Is zO) n=t 4 ) !$# x m

    Artinya: Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu

    bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut

    (nama) selain Allah[108]. tetapi Barangsiapa dalam Keadaan terpaksa

    (memakannya) sedang Dia tidak menginginkannya dan tidak (pula) melampaui

    batas, Maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun

    lagi Maha Penyayang.38

    Dalam aktivitas ekonomi setiap orang diharapkan untuk menghindari

    semua yang haram baik haram zatnya maupaun haram selain zatnya. Umat

    Islam diharapkan hanya memproduksi, mengkonsumsi dan mendistribusi

    produk jasa yang halal saja, baik dari cara memperolehnya, cara mengolahnya

    maupun dari segi zatnya.

    B. Bank Syariah

    a. Pengertian Bank Syariah

    Bank syariah merupakan salah satu instrumen yang digunakan untuk

    menegakkan aturan-aturan ekonomi Islami. Sebagai bagian dari sistem ekonomi,

    lembaga tersebut merupakan bagian dari keseluruhan sistem social. Oleh

    karenanya keberadaanya harus dipandang dalam konteks keseluruhan keberadaan

    38Departemen Agama RI, op., cit., hlm. 20 [108] Haram juga menurut ayat ini daging yang berasal dari sembelihan yang menyebut nama Allah tetapi disebut pula nama selain Allah.

  • 23

    masyarakat (manusia), serta nilai-nilai yang berlaku masyarakat yang

    bersangkutan.39

    Kata Bank itu sendiri berasal dari bahasa latin banco yang artinya bangku

    atau meja. Pada abad ke-12 banco merujuk pada meja, konter atau tempat

    penukaran uang (money changer), dengan demikian fungsi dasar bank adalah

    menyediakan tempat untuk menitipkan uang dengan aman dan menyadiakan alat

    pembayaran untuk memberi barang dan jasa. Sedangkan menurut UU No. 21

    tahun 2008 Bank Syariah adalah bank yang menjalankan uasahanya berdasarkan

    Prinsip-prinsip Syariah dan menurut jenisnya terdiri atas Bank Umum Syariah

    (BUS), Unit Usaha Syariah (UUS) dan Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

    adalah:

    1. Bank Umum Syariah (BUS) adalah Bank Syariah yang dalam kegiatannya

    memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.

    2. Unit Usaha Syariah (UUS) adalah unit kerja dari kantor pusat bank umum

    konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor atau unit yang

    melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah.

    3. Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) adalah Bank Syariah yang dalam

    kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.40

    39 Muhammad, Model-model Akad Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta: UII Press, 2009), hlm. 4

    40 Andri Soemitro, op., cit., hlm. 61-62

  • 24

    b. Kegiatan Usaha

    Agar kegiatan operasional Bank Syariah lebih terarah, maka Bank

    Indonesia memberikan pedoman dan prinsip-prinsip yang harus dijalankan oleh

    Bank Syariah di Indonesia. Prinsip-prinsip tersebut dituangkan dalam UU No. 7

    Tahun 1992 tentang perbankan, UU No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan atas

    UU No. 7 Tahun 1992, dan SK Dir BI No. 32/34/KEP/DIR Tanggal 12 Mei 1999

    tentang Bank berdasarkan prinsip syariah.

    Bank wajib menjalankan prinsip syariah dalam melakukan kegiatan

    usahanya yang meliputi:

    1) Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

    2) Melakukan penyaluran dana

    3) Memberikan Jasa-jasa

    4) Melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip sharf

    5) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan bank sepanjang disetujui oleh

    Dewan Syariah Nasional.41

    C. Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS)

    1. Pengertian BPRS

    Apabila diperhatikan pembagian bank menurut jenisnya, maka bank

    tersebut terdiri dari Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat. Pembagian bank

    menurut jenisnya, sebagaimana dikemukakan di atas dimaksudkan sebagai sarana

    41 Totok Budisantoso dan Sigit Triandaru, op., cit., hlm. 162

  • 25

    untuk menampung dan mengantisipasi perkembangan usaha perbankan saat ini

    terutama dalam menghadapi era globalisasi perekonomian yang lebih mengarah

    kepada generalisasi usaha perbankan.42

    Sedangkan yang dimaksud dengan Bank Perkreditan Rakyat Syariah

    adalah BPR biasa yang sistem operasionalnya mengikuti prinsip-prinsip

    muamalah. Sedangkan usaha Bank Perkreditan Rakyat (termasuk BPR) meliputi

    penyediaan bagi nasabah berdasarkan prinsip bagi hasil keuntungan sesuai dengan

    ketentuan yang ditetapkan dalam peraturan pemerintah (yang dimaksud disini

    adalah PP Nomer 72 Tahun 1992 tanggal 30 Oktober 1992).

    Menurut peraturan pemerintah tersebut, Bank (Bank umum maupun BPR)

    yang melakukan usaha semata-mata dengan prinsip bagi hasil adalah prinsip bagi

    hasil berdasarkan Syariah yang digunakan oleh bank berdasarkan prinsip bagi

    hasil dalam menetapkan imbalan:

    a. Yang akan diberikan pada masyarakat sehubungan dengan dana masyarakat

    yang dipercayakan pada bank.

    b. Yang akan diterima sehubungan dengan penyediaan dana kepada masyarakat

    dalam bentuk pembiyaan baik untuk keperluan investasi maupun modal kerja.

    c. Yang akan diterima sehubungan dengan kegiatan usaha lainnya yang lazim

    dilakukan oleh bank dengan prinsip bagi hasil.43

    Adapun tujuan yang dikehendaki dengan berdirinya Bank Perkreditan

    Rakyat Syariah adalah (Karnaen A Purwataadmadja dan Muhammad Syafii

    Antonio, 1992: 96) adalah:

    42 Suhrawardi k.Lubis. Hukum Ekonomi Islam, ( Jakarta: Sinar Grafika, 2004 ), hlm. 64 43Ibid, hlm.65

  • 26

    1) Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat Islam terutama kelompok

    masyarakat ekonomi golongan lemah.

    2) Meningkatkan pendapatan perkapita.

    3) Menambah lapangan kerja terutama ditingkat kecamatan-kecamatan.

    4) Mengurangi arus urbanisasi.

    5) Membina ukuah Islamiah melalui kegiatan ekonomi.

    Sebagaimana telah diuraikan sebelumnya bahwa, kredit dan pembiayaan

    telah memiliki makna yang berbeda, meskipun juga memiliki tujuan yang sama.

    Istilah perkreditan bagi bank syariah kurang relevan, karena perubahan tersebut

    tidak terkait istilah UU perbankan. Perubahan ini tidak mempengaruhi

    kependekan BPRS, dari yang semula Bank Perkreditan Rakyat Syariah manjadi

    Bank Pembiayaan Rakyat Syariah. 44

    2. Sejarah Berdirinya BPRS

    Sejarah berdirinya BPRS di Indonesia sebagai salah satu bentuk jenis

    BPRS yang tidak biasa dilepaskan dari BPR pada umumnya. Bank Perkreditan

    Rakyat yang status hukum disahkan dalam paket kebijaksanaan keuangan moneter

    dan perbankan melalui PAKTO tanggal 27 Oktober 1988, pada hakekatnya

    merupakan penjelmaan model baru dari lumbung desa dan Bank Desa dengan

    beraneka ragam namanya yang ada khususnya dipulau jawa sejak akhir 1890-an

    44 Muhammad Ridwan, Konstruksi Bank Syariah Indonesia, ( Yogyakarta: UUI perss, 2004),

    hlm. 106

  • 27

    hingga 1967 sejak dikeluarkan UU Pokok Perbankan, status hukumnya diperjelas

    dengan izin dari mentri keuangan.45

    Pendirian Bank Perkreditan Rakyat Syariah tidak bisa dilepaskan dari

    lembaga keuangan sebelumnya. Namun demikian, pendirian BPRS sesungguhnya

    lebih didasari oleh adanya kepentingan untuk memberikan jasa layanan

    perbankan syariah yang mampu menjangkau lapisan mikro.

    Sebagai langkah awal, telah berdiri lebih dahulu Bank Muamalat

    Indonesia pada tahun 1992. Pendirian bank syariah pertama ini, telah mendorong

    semangat para bankir dan ekonom muslim untuk mengembangkan jaringan kerja

    bank syariah. Karena Bank Muamalat Indonesia dirasakan masih memiliki

    berbagai keterbatasan terutama dalam menjangkau lapisan mikro serta pelayanan

    ditingkat Kabupaten dan Kecamatan, maka didirikanlah Bank Perkreditan Rakyat

    Syariah.46

    Berdasarkan undang-undang, struktur perbankan di Indonesia terdiri atas

    bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Perbedaan utama bank umum

    dan BPR adalah dalam hal kegiatan operasionalnya. BPR tidak dapat menciptakan

    uang giral dan memiliki jaringan kegiatan operasional yang terbatas. Selanjutnya

    dalam kegiatan usahanya dianut dual banking system, yaitu bank umum dapat

    melaksanakan kegiatan konvensional atau berdasarkan prinsip syariah. Sementara

    prinsip kegiatan BPR dibatasi hanya melakukan kegiatan bank konvensional atau

    berdasarkan prinsip syariah.

    45 Sumitro Warkum, Asas-asas Perbankan Islam dan Lembaga-lembaga terkait, (Jakarta: PT

    RajaGrafindo Persada, 2004), hlm.125 46 Muhammad Ridwan, loc., cit., hlm. 103

  • 28

    Selain pemerintah telah memberikan batasan ruang lingkup usaha yang

    boleh dikembangkan oleh Bank Perkreditan Rakyat, pemerintah juga memberikan

    larangan tentang jenis usaha yang tidak boleh dilakukan oleh BPR. Usaha yang

    dilarang tersebat meliputi:

    a. Menerima simpana giro dan ikut serta dalam lalu lintas pembayaran.

    b. Melakukan usaha dalam valuta asing

    c. Melakukan penyertaan modal

    d. Melakukan usaha perasuransian

    e. Melakukan usaha lain diluar kegiatan usaha yang telah ditetapkan.47

    3. Produk-produk BPRS

    Dalam hal produk BPR Syariah dapat diklasifikasikan kepada

    pengerahan dana masyarakat dan penyaluran dana kepada masyarakat.48

    1. Produk Pengerahan Dana Masyarakat

    Dalam bidang pengerahan dana masyarakat, BPR Syariah dapat

    mengarahkannya dalam berbagai bentuk, antara lain: simpanan wadiah,

    fasilitas tabungan, dan deposito berjangka sebagai berikut:

    a) Simpanan amanah

    Disebut dengan simpanan amanah, sebab dalam hal bank menerima

    titipan amanah (truste account) dari nasabah. Disebut dengan titipan

    amanah karena bentuk perjanjian adalah wadiah yaitu titipan yang tidak

    47Ibid, hlm. 105

    48 Suhrawardi k.Lubis, loc., cit., hlm 65

  • 29

    menanggung resiko. Namun demikian, bank melalui pembiayaan kepada

    para nasabahnya.

    b) Tabungan Wadiah

    Dalam tabungan ini bank menerima tabungan (saving account) dari

    nasabah dalam bentuk tabungan bebas. Sedangkan akad yang diikat oleh

    bank dengan nasabah dalam bentuk wadiah. Titipan nasabah tersebut tidak

    menanggung resiko kerugian, dan bank memberikan bonus kepada nasabah.

    Bonus itu diperoleh oleh bank dari bagi hasildari kegiatan pembiyaan kredit

    kepada nasabah lainnya. Bonus tabungan wadiah itu dapat diperhitungkan

    secara harian dan dibayarkan kepada nasabah pada setiap bulannya.

    c) Deposito Wadiah/Mudharobah

    Dalam produk ini bank menerima deposito berjangka

    (time and investemen account) dari nasabahnya. Akad yang dilakukan dapat

    berbentuk wadiah dan dapat pula berbentuk mudharobah. Lazimnya jangka

    waktu deposito itu adalah 1, 3, 6, 12 bulan dan seterusnya sebagai bentuk

    penyertaan modal (sementara). Maka nasabah/deposan mendapat bonus

    keuntungan dari bagi hasil yang diperoleh bank dari pembiyaan/kredit yang

    dilakukannya kepada nasabah-nasabah lainnya.49

    2. Penyaluran Dana kepada Masyarakat

    Dalam bidang penyaluran dana kepada masyarakat BPRS dapat

    mengeluarkan produk-produknya dalam bentuk:

    49 Ibid, hlm. 66

  • 30

    a) Pembiayaan Mudharabah

    Dalam pembiayaan mudharabah itu bank mengadakan akad

    dengan nasabah (pengusaha). Bank menyediakan pembiayaan modal usaha

    bagi proyek yang dikelola oleh pengusaha. Keuntungan yang diperoleh akan

    dibagi (perjanjian bagi hasil) sesuai kesepakatan yang telah diikat oleh bank

    dan pengusaha tersebut.50 Mudharobah ini hukumnya boleh dengan

    mengambil dasar (Q.S Al Muzzammil-20).

    ) y7/ u n=t y7 r& )s? 4o r& s\= O 9$# x u sW =Ou x!$ su zi t %!$# y7yt 4 !$# u ds) 9$# u$ p]9 $#u 4 z=t r& 9 tB z>$ tGs / 3 n= t ( (#t %$$ s $ t uu s? z #u )9 $# 4 z =t r& 3u y 3 4 y9 t yz# uu t/ t F{$# ttG6 t s ! $#

    t yz# uu t=G s) 6 y ! $# ( (#t %$$ s $t u us? 4 (#%r& u n4n=9 $# (#?#uu n4x.9 $# (# %r& u !$# $ s% $Y |ym 4 $ t u (# ds)? /3 L{ i 9 yz g rB y ! $# u # Z yz z sr& u # \ _r& 4 (# tG $# u ! $# ( ) ! $# x 7m

    Artinya: Sesungguhnya Tuhanmu mengetahui bahwasanya kamu

    berdiri (sembahyang) kurang dari dua pertiga malam, atau seperdua

    malam atau sepertiganya dan (demikian pula) segolongan dari orang-orang

    yang bersama kamu. dan Allah menetapkan ukuran malam dan siang. Allah

    mengetahui bahwa kamu sekali-kali tidak dapat menentukan batas-batas

    waktu-waktu itu, Maka Dia memberi keringanan kepadamu, karena itu

    bacalah apa yang mudah (bagimu) dari Al Quran. Dia mengetahui bahwa

    akan ada di antara kamu orang-orang yang sakit dan orang-orang yang

    berjalan di muka bumi mencari sebagian karunia Allah; dan orang-orang

    yang lain lagi berperang di jalan Allah, Maka bacalah apa yang mudah

    (bagimu) dari Al Quran dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat dan

    50 Ibid, hlm. 67

  • 31

    berikanlah pinjaman kepada Allah pinjaman yang baik. dan kebaikan apa

    saja yang kamu perbuat untuk dirimu niscaya kamu memperoleh

    (balasan)nya di sisi Allah sebagai Balasan yang paling baik dan yang

    paling besar pahalanya. dan mohonlah ampunan kepada Allah;

    Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.51

    b) Pembiayaan Musyarakah

    Dalam pembiayaan musyarakah ini bank dengan pengusaha

    mengadakan perjanjian. Bank dan pengusaha berjanji bersama-sama

    membiayai suatu usaha/proyek yang juga dikelola secara bersama-sama.

    Keuntungan yang diperoleh dari usaha tersebut akan dibagi sesuai dengan

    penyertaan masing-masing pihak. Hal ini dibolehkan oleh Islam dengan

    mengambil landasan (Q.S Shaad-24).52

    t$ s% s)s9 y7yn=s #x0 y7Gyft 4n< ) _$ y ( )u #Z V x. z i !$ sn= : $# 6 u s9 t/ 4n?t Ct/ ) t% !$# (#t# u (#=t u Mys= 9 $# = s%u $ 3 su # y $y r& tGs

    t xtG $$ s / u yzu $ Y.# u z>$ tr& u Artinya: Daud berkata: "Sesungguhnya Dia telah berbuat zalim

    kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk ditambahkan kepada

    kambingnya. dan Sesungguhnya kebanyakan dari orang-orang yang

    berserikat itu sebahagian mereka berbuat zalim kepada sebahagian yang

    lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal yang saleh;

    dan Amat sedikitlah mereka ini". dan Daud mengetahui bahwa Kami

    mengujinya; Maka ia meminta ampun kepada Tuhannya lalu menyungkur

    sujud dan bertaubat.53

    51 Departemen Agama RI, loc., cit., hlm. 459 52 Suhrawardi k.Lubis, op., cit., hlm. 67 53 Departemen Agama RI, loc., cit., hlm. 363

  • 32

    c) Pembiayaan Baiu Bithamann Ajil

    Dalam bentuk pembiayaan, bank mengikat perjanjian dengan

    nasabah. Bank menyediakan dana untuk pembelian suatu barang/aset yang

    dibutuhkan oleh nasabah guna mendukung usaha atau proyek yang sedang

    diusahakannya.

    Fasilitas pengerahan dana tersebut, juga dapat dipergunakan

    untuk menitipkan sedekah, infak, zakat, tabungan haji, tabungan kurban,

    tabungan akikah, tabungan keperluan pendidikan,tabungan kepemilikan

    kendaraan, tabungan pemilikan rumah, bahkan dapat juga dijadikan sebagai

    sarana penitipan dana-dana masjid, dana pesantren, yayasan dan lain

    sebagainya.54

    4. Larangan Bagi BPR Membuka Unit Syariah

    Dual banking sistem yang menjadi landasan beroperasinya sitem

    perbankan ganda hanya dilakukan oleh perbankan umum. Bank yang dapat

    membuka sistem syariah adalah bank umum dan bukan BPR. Pemerintah

    memberikan batasan ini dalam rangka menjaga kinerja bank agar selalu stabil.

    BPR dilarang membuka usaha dengan prinsip syariah, tetapi hanya diperbolehkan

    mengubah dan mengkonversi kegiatan usahanya menjadi total syariah. Jika BPR

    tersebut telah memperoleh izin perubahan usaha menjadi Syariah, BPR tidak

    dapat merubah kembali menjadi konvensional.

    54 Suhrawardi k.Lubis, loc., cit., hlm. 68

  • 33

    Pembatasan bagi BPR ini dapat dianalisa melalui dua pendekatan yaitu

    permodalan dan wilayah kerja atau operasional. Dilihat dari analisis permodalan,

    pendirian BPR baik syariah maupun konvensional relatif lebih kecil dibanding

    dengan bank umum.

    Pendirian BPR baik konvensional maupun syariah harus memenuhi

    ketentuan modal sebagai berikut:

    1. Rp 2.000.000.000 (dua milyar rupiah) untuk BPRS yang didirikan di Wilayah

    DKI Jakarta Raya dan Kabupaten/Kota Madya Tanggerang, Bogor, Bekasi, dan

    Karawang (jabotabek).

    2. Rp 1000.000.000 (satu milyar rupiah) untuk BPRS yang didirikan di ibukota

    propinsi diluar wilayah tersebut pada huruf a.

    3. Rp 500.0000.000 (lima ratus rupiah) untuk BPRS yang didirikan di luar

    wilayah pada huruf b.55

    Ketentuan permodalan memiliki kesamaan dengan jumlah modal minimal

    yang harus disediakan bagi bank umum yang akan membuka kantor cabang atau

    unit usaha syariah. Ketentuan bank umum yang akan membuka kantor cabang.

    Karena pemodalan diatur sebagai berikut:

    1. Rp 2.000.000.000 (dua milyar) untuk pembukuan kantor cabang Syariah yang

    berkedudukan di Wilayah jabotabek.

    2. Rp 1.000.000.000 (satu milyar rupiah) untuk setiap pembukaan kantor cabang

    syariah yang berkedudukan di luar wilayah Jabotabek

    55 Muhammad Ridwan, loc., cit., hlm. 107

  • 34

    Dari dua aturan minimal permodalan yang harus di sediakan, terdapat

    kesamaan antara pendirian BPRS dangan pendirian kantor cabang atau unit usaha

    syariah bagi bank umum konvensional, baik untuk Wilayah Jabotabek maupun

    luar wilayah Jabotabek.56

    D. Pemberdayaan dan Usaha Kecil Menengah ( UKM )

    1. Pengertian Pemberberdayaan

    A. Pradigma pemberdayaan

    Pemberdayaan atau empowerment dari kata power dapat diartikan

    sebagai daya. Daya dalam arti kekuatan disini berasal dari dalam, tetapi

    dapat diperkuat dengan unsur-unsur penguatan yang diserap dari luar. la

    merupakan sebuah konsep untuk memotong lingkaran setan yang

    menghubungkan power dengan pembagian kesejahteraan. Terdapat beberapa

    pengertian dan indikator pemberdayaan yang dikemukakan oleh para ahli,

    yaitu :

    1. Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang

    lemah atau tidak beruntung (Ife, 1995:56).

    2. Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan

    melalui pengubahan struktur sosial (Swift dan Levin (1987:xiii).

    3. Pemberdayaan adalah sebuah proses dengan mana orang menjadi cukup

    kuat untuk berpartisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan

    mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang

    mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang

    56 Ibid, hlm. 108

  • 35

    memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk

    mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi

    perhatiannya (Parsons, et al., 1994:106).

    4. Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok

    rentan dan lemah (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif

    yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan

    memperoleh barang-barang dan jasa-jasa yang mereka perlukan dan (b)

    berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan-keputusan yang

    mempengaruhi mereka.57

    B. Terapi Pemberdayaan

    Secara konseptual tentang terapi dan langkah-langkah strategis

    pemberdayaan ekonomi umat Islam. Adapun terapi tersebut antara lain:

    1) Mengadakan Sensus

    Sensus merupakan upaya yang dilakukan guna memperoleh data

    yang akurat dan valit berkaitan dengan data warga/anggota baik data

    kependudukan, data kependidikan, data perekonomian, data sarana dan

    prasarana keagamaan, data harta kekayaan dan sebagainya.58

    2) Pengembangan Teologi Kerja Rasional

    57 http://id.wikipedia.org/wiki/UKM di download tanggal 17 Maret 2011 58 Mujiono Abdillah, loc., cit., hlm. 3

  • 36

    Islam sebagai pewaris pembaharuan sudah barang tentu menjadi

    agen pembangunan teologi kerja rasional. Sebab sistem teologi kerja

    rasional merupakan bagian integral dari paket pembaharuan Islam.59

    Inti teologi kerja rasional adalah keyakinan sistemik bahwa

    keberhasilan suatu pekerjaan ditentukan oleh hukum kausalitas yang

    mengacu pada kaidah rasionalitas. Adapun implementasi operasional sistem

    teologi kerja rasional meliputi:

    a. Semangat Kerja Tinggi

    Mukmin sejati adalah mukmin yang memiliki semangat kerja

    tinggi. Tidak layak orang mengaku dirinya mukmin jika semangat

    kerjanya rendah. Sebab orang beriman mengedepankan azas prestasi

    kerja yang berkualitas prima.

    Mukmin sejati hanyalah yang sukses duniawiyah dan sukses

    ukhrowiyyah.

    Di samping itu, Allah Swt sangat apresiatif terhadap orang yang

    memiliki semangat kerja tinggi dan amal sholeh. Mukmin yang

    berprestasi dalam kerja pasti akan sukses (Man amila sholikhan min

    dzakarin au unsta lanuhyiyannahum khayatan thayibatan).60

    b. Produktivitas Kerja

    59 Ibid, hlm. 4

    60 Ibid, hlm. 5

  • 37

    Tidak pantas seseorang menyatakan dirinya beriman jika tidak

    memiliki prinsip produktifitas kerja. Dengan kata lain, keberimanan

    seseorang diukur dengan parameter produktifitas kerjanya. Semakin

    tinggi produktivitas kerja seseorang semakin tinggi indikator

    keberimanannya. Sebaliknya rendahnya produktivitas kerja seseorang

    menunjukkan rendahnya tingkat keberimanannya.61 Peryataan teologis

    demikian di dasarkan pada ayat teologi kerja rasional yaitu: (Q. S. Al

    Hadiid ayat 20).

    (# n=$# $ y r& 4u ys9 $# $ u 9$# =s9 m;u u u 7 z$xs? u 3ot/ O% s3s? u u F{$# s9 F{$# u ( sVyx. B] x |=yfr& u$ 39 $# ?$t7 t O k u 1 utIs #v x O 3t $Vs m ( u tzF $# ># x t x t tu zi ! $# u u 4 $t u 4u ys9 $# !$u $!$#

    ) tFt 9 $#

    Artinya: Ketahuilah, bahwa Sesungguhnya kehidupan dunia Ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan

    bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang

    banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya

    mengagumkan para petani; Kemudian tanaman itu menjadi kering dan

    kamu lihat warnanya kuning Kemudian menjadi hancur. dan di akhirat

    (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-

    Nya. dan kehidupan dunia Ini tidak lain hanyalah kesenangan yang

    menipu.62

    c. Profesionalisme Kerja

    Manusia layak menyebut dirinya beriman jika memiliki prinsip

    profesionalisme kerja. Sebaliknya tidak layak menyebut dirinya

    61 Ibid, hlm. 6

    62 Depatemen Agama RI, op., cit., hlm. 431

  • 38

    beriman jika memiliki prinsip kerja serabutan dan asal-asalan. Rumusan

    demikian di dasarkan pada Al-quran surat al-Isra ayat 84.

    % @2 y t 4n? t Fn=.$ x 3 / t s n= r& y/ u 3 yr& W 6 y Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut

    keadaannya{867} masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui

    siapa yang lebih benar jalanNya.{867} Termasuk dalam pengertian

    Keadaan disini ialah tabiat dan pengaruh alam sekitarnya.63

    Kemudian dudukung oleh pernyataan Rosulullah Saw:

    PR STUV XYZ\ S] S^_Xbc dVXgh ijl

    Artinya: Jika persoalan diserahkan kepada orang yang tidak profesional tunggu saja saat kehancurannya.

    Berdasarkan rumusan diatas bahwa parameter keberimanan

    seseorang ditentukan oleh tiga hal yakni semangat kerja, produktifitas

    kerja dan profesionalisme kerjanya.64

    2. Pengertian Usaha Kecil dan Menengah

    A. Pengertian UKM

    Pengertian industri kecil di Indonesia masih sangat beragam.

    Departemen Perindustrian dan Bank Indonesia misalnya mendefinisikan

    industri kecil berdasarkan nilai asetnya. Menurut kedua instasi ini, yang

    dimaksud dengan industri kecil adalah usaha yang asetnya (tidak termasuk

    tanah dan bangunan), bernilai kurang dari 600 juta. Sedangkan yang

    dimaksud industri kecil oleh kadin adalah usaha industri yang memiliki

    63 Ibid, hlm. 232 64 Mujiono Abdillah, op, cit., hlm. 7

  • 39

    modal kerja kurang dari 150 juta dan memiliki nilai usaha kurang dari Rp 600

    juta.65

    Berbeda dari ketiga batasan tersebut karakter usaha kecil dan

    menengah di Indonesia masih beragam dan tergantung dari konsep yang

    digunakan industri Usaha Kecil masih identik lemah.

    Kriteria usaha kecil di Indonesia berbeda-beda tergantung pada fokus

    permasalahan yang dituju dan di instansi yang berkaitan dengan sektor ini.

    Badan Pusat Statistik (BPS) secara konsisten sejak tahun 1974 menggunakan

    pedoman jumlah tenaga kerja dalam mendefinisikan susaha kecil bilamana

    suatu usaha menggunakan jumlah tenaga kerja antara 5 dan 19 orang

    dikategorikan sebagai Usaha Kecil. Sedangkan industri rumah tangga adalah

    usaha industri yang mempekerjakan kurang dari lima orang.66

    Dalam UU RI Nomer 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil,

    dan Menengah bab 1 pasal 1 yang dimaksud dalam UU ini adalah67:

    1. Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorang dan/ atau badan

    usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro sebagaimana

    diatur dalam UU ini.

    2. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

    dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan merupakan

    badan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,

    65 Sritua Arief. Agenda Ekonomi Kerakyatan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar bekerjasama dengan

    IDEA (Institut of Development and Economic Analiysis), 1997 cetakan 1, hlm. 48 66 Ibid, hlm. 48 67 Undang-undang RI No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah, Jakarta:

    CV. Eko Jaya, 2008, hlm. 4

  • 40

    dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsug dari Usaha

    Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil

    sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang.

    3. Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

    yang dilakukan oleh orang perorang atau badan usaha yang bukan

    merupakan badan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang

    dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian langsung maupun tidak langsug

    dari Usaha Kecil dan Usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau

    hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam Undng-undang ini.

    4. Usaha Besar adalah usaha ekonomi produktif yang dilakukan oleh badan

    usaha dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil tuhunan lebih besar dari

    Usaha Menengah, yang meliputi usaha nasional milik Negara atau swasta,

    usaha patungan, dan usaha asing yang melakukan kegiatan ekonomi di

    Indonesia.68

    5. Pemberdayaan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah, Pemerintah

    Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat secara sinergis dalam bentuk

    penumbuhan iklim dan pengembangan usaha terhadap UKM sehingga

    mampu tumbuh dan berkembang menjadi usaha yang tangguh dan

    mandiri.

    6. Iklim Usaha adalah kondisi yang diupayakan Pemerintah dan Pemerintah

    Daerah untuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah secara

    sinergis melalui penetapan berbagai peraturan perundang-undangan dan

    kebijakan di berbagai aspek kehidupan ekonomi agar Usaha Mikro, Kecil,

    68Ibid, hlm. 5

  • 41

    dan Menengah memperoleh pemihakan, kepastian, kesempatan,

    perlindungan, dan dukungan berusaha yang seluas-luasnya.

    7. Pengembangan adalah upaya yang dilakukan oleh Pemerintah , Pemerintah

    Daerah, Dunia Usaha dan masyarakat untuk memberdayakan Usaha

    Mikro, kecil, dan Menengah melalui pemberian fasilitas, bimbingan,

    pendampingan dan bantuan perkuatan untuk menumbuhkan dan

    meningkatkan kemampuan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan

    Menengah.

    8. Kemitraan adalah kerjasama dalam keterkaitan usaha, baik langsung

    maupun tidak langsung, atas dasar prinsip saling memerlukan,

    mempercayai, memperkuat, dan menguntungkan yang melibatkan pelaku

    Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Usaha Basar.69

    Asas dan Tujuan Bab II pasal 2 Usaha Mikro, Kecil dan

    Menengah berasaskan:

    1) Kekeluargaan

    2) Demokrasi Ekonomi

    3) Kebersamaan

    4) Efesisnsi berkeadilan

    5) Berkelanjutan

    6) Berwawasan Lingkungan

    7) Kemandirian

    8) Keseimbangan Kemajuan

    69Ibid, hlm. 6

  • 42

    9) Kesatuan Ekonomi Nasional

    Pasal 3 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah bertujuan

    menumbuhkan dan mengembangkan usahanya dalam rangka membangun

    perekonomian nasional berdasarkan demokrasi ekonomi yang berkeadilan.70

    Prinsip dan Tujuan Pemberdayaann bagian kesatu pasal 4 Prinsip

    pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah:

    a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan dan kewirausahaan Usaha Mikro,

    Kecil dan Menengah untuk berkarya dan berprakarsa sendiri.

    b. Perwujudan kebijakan puplik yang transparan, akuntable dan berkeadilan.

    c. Pengembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar sesuai

    dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

    d. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil dan Menengah.

    e. Penyelenggaraan perencanaan, peleksanaan, dan pengendalian secara

    terpadu.71

    Bagian dua Tujuan pemberdayaan Pasal 5

    Tujuan pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah:

    1. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang, berkembang

    dan berkeadilan.

    2. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha Mikro, Kecil, dan

    menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri.

    70Ibid, hlm. 7

    71Ibid, hlm. 7

  • 43

    3. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah dalam

    pembangunan daerah, penciptaan lapangan kerja, pemerataan pendapatan,

    pertumbuhan ekonomi dan pengentasan rakyat dari kemiskinan.

    Kriteria Usaha Mikro dalam Bab IV Pasal 6

    1) Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:

    a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp50.000.000,00 (lima puluh

    juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

    b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp300.000.000,00

    (tiga ratus juta rupiah)

    2) Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:

    a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000,00 (lima puluh juta

    rupiah) sampai dengan paling banyak Rp500.000.000,00 (lima ratus

    juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

    b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000,00 (tiga

    ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000,00

    (dua milyar lima ratus juta rupiah).72

    3) Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:

    a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp500.000.000,00 (lima ratus juta

    rupiah) sampai dengan paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh

    milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunanan tempat usaha.

    72 Ibid, hlm. 8

  • 44

    b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp2.500.000.000,00 (dua

    milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak

    Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).

    4) Kriteria sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 huruf a, huruf b, dan ayat 2

    huruf a, huruf b, serta ayat 3 huruf a, huruf b nilai nominalnya dapat

    diubah sesuai perkembangan perekonomian yang diatur dengan Peraturan

    Presiden.73

    B. Jenis-jenis Usaha Kecil dan menengah

    Menurut Soetrisno P.H., yang dirujuk oleh Edillius dkk. Jenis-

    jenis UKM di Indonesia dari segi kelembagaan ekonomi sektoral terdiri

    dari:

    a) Sektor Koperasi

    b) Sektor Negara

    c) Sektor Swasta, yang terdiri dari Perseroan Terbatas, Perseroan

    Komanditer, Usaha Perorangan dan Perusahaan Internasional.

    Jika ditinjau berdsarkan bentuk produksinya, terbagi atas:

    a. Perusahaan Industri

    b. Perusahaan Niaga

    c. Perusahaan Agribisnis

    d. Perusahaan Jasa

    e. Perusahaan Ekstratif

    f. Perusahaan Kredit.

    73Ibid, hlm. 9

  • 45

    Jika ditinjau berdasarkan tanggung jawabnya, yaitu tanggung

    jawab pemilik terhadap utang-utang perusahaan, maka perusahaan dapat

    dibagi menjadi dua, yaitu:

    1. Perusahaan dengan pemilik yang bertanggung jawab sepenuhnyaterhadap

    utang perusahaan. Yang terasuk dalam bentuk ini adalah perusahaan

    perorang dan Firma.

    2. Perusahaan dengan pemilik yang tidak bertanggung jawab sepenuhnya

    terhadap utang perusahaan. Yang termasuk dalam perusahaan ini adalah

    Perseroan Terbatas.74

    C. Strategi Pengembangan UKM

    Dengan latar belakang seperti tindakan yang harus dilakukan

    untuk memacu perkembangan industri kecil dimasa datang, sebagaimana

    diketahui perekonomian Indonesia dimasa datang akan ditandai oleh

    berlangsungnya era perdagangan bebas. Dalam era penuh kompetesi itu,

    tiap-tiap perusahaan akan dipaksa untuk mengembangkan keunggulan

    kompetitifnya. Perusahaan-perusahaan yang tidak memiliki keunggulan

    kompetitif akan dipaksa untuk menyingkir dari pasar. Dengan demikian,

    perdagangan bebas sebenarnya tidak hanya merupakan tantangan industri

    kecil. Dan juga merupakan tantangan industri menengah dan besar.75

    Tantangan yang dihadapi industri kecil sebagaian besar akan

    berasal dari dalam lingkungannya sendiri. Sebagaimana dikemukakan tadi,

    74 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam Penguatan Peran LKM dan UKM di

    Indonesia, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hlm. 47 75 Sritua Arief, op., cit., hlm. 51

  • 46

    kelemahan industri kecil terutama melekat pada cirri-ciri umum yang

    dimilikinya, yaitu berupa kelemahan manajerial. Kelemahan lain seperti

    skala ekonomi yang terbatas atau marjin keuntungan yang tipis, lebih

    banyak merupakan akibat dari kondisi persaingan antar sesama industri

    kecil yang memang tergolong sangat ketat.76

    Adapun tantangan eksternalnya, sebagain diantaranya justru akan

    berasal dari kemitraan yang dibangunnya dengan industri menengah dan

    besar.77 Karena itu, salah satu langkah strategis yang perlu ditempuh untuk

    mengembangkan industri kecil adalah peningkatan kualitas sumber daya

    manusianya. Para pengelola industri kecil perlu meningkatkatkan

    menejerialnya. Sedangkan para pekerja industri kecil dituntut untuk

    meningkatkan kemampuannya dalam menjamin standar kualitas

    pekerjaannya. Dengan demikian, dalam mengembangkan SDM industri

    kecil inilah peranan Departemen Perdangan dan Perindustrian, serta

    Departemen Koperasi dan PKK, akan sangat diharapkan.78

    76Ibid hlm. 52

    77Ibid hlm. 53

    78Ibid, hlm. 54

  • BAB III

    DISKRIPSI BPRS BEN SALAMAH ABADI DAN PEMBERDAYAAN

    USAHA KECIL DAN MENENGAH (UKM)

    A. Gambaran Umum BPRS Ben Salamah Abadi

    1. Sejarah dan Profil BPRS Ben Salamah Abadi

    Berdasarkan Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan

    sebagaimana telah diubah dengan UU No. 10 tahun 1998. pengaturan jenis bank

    hanya dilihat fungsinya saja. Hal ini diatur dalam pasal 5 ayat 1, di mana

    disebutkan bahwa bank terdiri dari bank umum dan bank perkreditan Rakyat,

    sebagaimana dijelaskan dalam pasal 1 butir (2) dan (3) bahwa bank umum adalah

    bank yang memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran, sedangkan BPR adalah

    bank yang menerima simpanan dalam bentuk deposito berjangka, tabungan atau

    bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Terlihat perbedaan fungsi yang

    lebih sederhana dibandingkan dengan bank umum. Sebagaimana dijelaskan dalam

    surat keputusan direksi BI No. 35/25/Kep/Dir bahwa untuk mendorong

    terciptanya perbankan nasional yang tangguh dan efisien, diperlukan BPR yang

    mampu memberikan pelayanan bagi masyarakat golongan ekonomi lemah dan

    pengusaha kecil baik di pedesaan maupun di perkotaan. (Bank Indonesia : 1999).

    BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi merupakan bank yang pertama

    kali berdiri dan menggunakan sistem syariah di Kabupaten Grobogan, secara

    geografis BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi terletak di jalan ahmad yani No.

    35 Purwodadi Kabupaten Grobogan.

    47

  • 48

    BPRS Ben Salamah Abadi Purwodadi berasal dari Purwokerto dengan

    nama Sabilul Muttaqin, namun di Purwokerto BPRS Ben Salamah Abadi ini

    belum sempat beroperasi dan melalui proses akuisisi pada tanggal 18 April

    1984. Sabilul Muttaqin Purwokerto menjadi BPRS Ben Salamah Abadi

    Purwodadi didirikan dengan:

    Visi Amanah Mensejahterakan Umat, dan dengan misi yang diemban

    yaitu :

    1) Mengimplementasikan dan mengembangkan pola dan sistem syariah.

    2) Mengutamakan pelayanan umat dengan cepat, amanah dan berintegrit.

    3) Menjadi bank syariah tepercaya bagi masyarakat muslim.

    Pada awal berdirinya bertujuan untuk membantu mengembangkan

    usaha kecil serta melayani kebutuhan perbankan bagi golongan ekonomi lemah

    yang lemah terjangkau oleh bank umum. BPRS Ben Salamah Abadi (BSA)

    secara konsisten berorientasi pada kepuasan nasabah, memiliki komitmen yang

    tinggi untuk meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan karyawan,

    berperan aktif dalam pembangunan nasional.

    BPRS Ben Salamah Abadi (BSA) berdiri pada tanggal 18 April 2004

    dengan modal awal Rp 500.000.000,-. Modal berbentuk saham, ada lima orang

    pemegang saham di BPRS Ben Salamah Abadi (BSA) antara lain ; Abdun Nafiq,

    SE., Ir. Lilik Yanuar, M.M., H. Badi Zaenal Abidin, Betty Anovia, Ben

    Alviyana. Sampai sekarang aset yang dimiliki BPRS Ben Salamah Abadi (BSA)

    sebesar Rp8.000.000.000,79 BPRS Ben Salamah Abadi setiap seminggu sekali

    79 Wawancara dengan Saudara Anang Arif S, selaku Direksi BPRS BSA pada tamggal 8

    Oktoberber 2011.

  • 49

    mengadakan RUPS. Namun sebenarnya sistem penerapan di BI RUPS

    dilaksanakan 1 tahun sekali atau maksimal tidak terbatas, tapi BPRS Ben

    Salamah Abadi belum mengikuti penerapan ini karena BPRS Ben Salamah

    Abadi baru beroperasi tanggal 18 April 2005. RUPS biasanya diakukan di kantor

    BPRS Ben Salamah Abadi, tidak jarang juga dilakukan di rumah pemilik kantor.

    Pada dasarnya BPRS Ben Salamah Abadi (BSA) didirikan dengan

    tujuan menjadi lembaga yang akan memberikan layanan perbankan syariah

    kepada masyarakat dan memberi solusi permodalan bagi sektor riil, yaitu bagi

    usaha kecil dan menengah (pedagang), petani, pegawai dan rekan-rekan koperasi

    dan juga menjadi perantara dan kerjasama antara aghniya (pemilik harta) dengan

    mudhorib (pelaksana usaha). Penerapan sasaran ini didorong oleh keluarnya

    Undang-Undang No. 10 tahun 1998 Tentang Perbankan yang memperbolehkan

    bank umum untuk memberikan layanan berdasarkan prinsip syariah.

    Dengan kekuatan hukum ini, bank syariah mendapatkan kesempatan

    yang sama dengan bank konvensional untuk melakukan aksi bisnis dalam dunia

    perbankan. Pada tahap awal berdirinya dan beroperasinya, BPRS Ben Salamah

    Abadi banyak belajar, terutama pada Malaysia (di samping negara-negara lain

    yang telah memiliki bank syariah) yang telah mendirikan bank syariah sepuluh

    tahun sebelumnya. Pengetahuan konsep, operasi dan teknis yang diperoleh dari

    negara tersebut sangat berharga dari manajemen BPRS Ben Salamah Abadi,

    dalam hal ini tidak bisa ditawar-tawar lagi dalam menjaga kelangsungan hidup

    bank . Kalau dicermati salah satu ayat surat al-Baqarah 276

    ,yst ! $# (# 4t/ h9 $# / u Ms%y 9$# 3 ! $#u ?=s . A$ x. ?Or&

  • 50

    Artinya Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah[177].

    dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu

    berbuat dosa[178].80

    Menunjukkan suatu kondisi hubungan terbalik antara infaq, zakat

    (voluntary duties) dengan riba. Allah menegaskan dalam ayat tersebut, Allah

    memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. Ayat ini mengindikasikan

    implikasi fungsi hubungan terbalik dari dua variabel tersebut, yaitu infaq, zakat

    atau shodaqah dengan riba. Eksistensi BPRS Ben Salamah Abadi semakin

    mantap dalam hal pembiayaan khususnya modal kerja dan investasi di sektor riil

    bagi nasabah (agen of economic development). Dengan demikian, fungsi utama

    BPRS Ben Salamah Abadi dalam pemberian modal kerja memang diarahkan

    dalam konteks how to make money effective and efficient to increase economic

    value. Sedangkan kegiatan invenstasi yang dapat dikembangkan di BPRS Ben

    Salamah Abadi yaitu menumbuhkan kegiatan produksi massal berskala kecil dan

    menengah khususnya di sektor agro industri melalui skema pembiayaan lunak

    seperti kemitraan, dalam kegiatan komersial, BPRS Ben Salamah Abadi dapat

    mengambil posisi dalam kegiatan seperti :

    a. Mendukung pengadaan faktor-faktor produksi.

    b. Mendukung perdagangan antar daerah.

    c. Mendukung penjualan hasil-hasil produk kepada masyarakat.

    80Departemen Agama RI, op cit, hlm. 36, [177] yang dimaksud dengan memusnahkan riba ialah memusnahkan harta itu atau meniadakan berkahnya. dan yang dimaksud dengan menyuburkan sedekah ialah memperkembangkan harta yang Telah dikeluarkan sedekahnya atau melipat gandakan berkahnya.[178] maksudnya ialah orang-orang yang menghalalkan riba dan tetap melakukannya.

  • 51

    Peranan BPRS Ben Salamah Abadi dalam perekonomian relatif masih

    sangat kecil dengan pelaku tunggal. Beberapa kendala pengembangan BPRS

    Ben Salamah Abadi selama ini adalah :

    1. Peraturan perbankan yang berlaku belum sepenuhnya mengakomodir

    operasional BPRS Ben Salamah Abadi.

    2. Pemahaman masyarakat yang belum tepat terhadap kegiatan operasional

    bank. Hal ini disebabkan oleh pandangan yang belum tegas mengenai bunga

    dari para ulama dan kurangnya perhatian ulama atas kegiatan ekonomi.

    3. Frekuensi sosialisasi belum dilakukan secara optimal.

    4. Jaringan kantor bank syariah yang masih terbatas.

    5. SDM yang memiliki keahlian mengenai bank syariah masih terbatas.