peran pertanyaan produktif dari guru dalam...

21
Gambar 1 Gambar 2 r r PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM PENGGUNAAN MEDIA INSTRUKSIONAL EDUKATIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN ADAPTIF SISWA SMP NEGERI 29 SEMARANG KELAS VIII MATERI POKOK LINGKARAN ARTIKEL Oleh VENISSA DIAN MAWARSARI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2012

Upload: lytuyen

Post on 14-Feb-2018

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

Gambar 1

Gambar 2

r

r

PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM

PENGGUNAAN MEDIA INSTRUKSIONAL EDUKATIF

TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN

ADAPTIF SISWA SMP NEGERI 29 SEMARANG KELAS VIII

MATERI POKOK LINGKARAN

ARTIKEL

Oleh

VENISSA DIAN MAWARSARI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2012

Page 2: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

2

PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM

PENGGUNAAN MEDIA INSTRUKSIONAL EDUKATIF TERHADAP

PEMAHAMAN KONSEP DAN PENALARAN ADAPTIF SISWA SMP

NEGERI 29 SEMARANG KELAS VIII MATERI POKOK LINGKARAN

Venissa Dian Mawarsari

ABSTRAK

Upaya peningkatan mutu pendidikan di Indonesia, khususnya upaya peningkatan mutu pendidikan matematika masih terus diupayakan, karena diyakini bahwa matematika merupakan induk dari ilmu pengetahuan. Dalam hal peningkatan mutu pendidikan, guru juga ikut memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas siswa dalam belajar matematika dan guru harus benar-benar memperhatikan, memikirkan dan sekaligus merencanakan proses belajar mengajar yang menarik bagi siswa. Seorang guru harus banyak menggunakan metode, sementara metode itu terdiri atas media dan sumber pengajaran. Untuk itu perlu dicari suatu media pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa yang terjangkau bagi guru. Permasalah dalam penelitian ini adalah bagaimana peranan pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan media instruksional edukatif terhadap pemahaman konsep dan penalaran adaptif siswa.

Penelitian ini mengambil populasi siswa kelas VIII semester 2 SMP Negeri 29 Semarang. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen, yaitu 85 lebih baik daripada rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep kelas kontrol, yaitu 81. Sedangkan pada aspek penalaran adaptif, berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata-rata antara kelas eksperimen dan kelas kontrol (uji pihak kanan) rata-rata hasil tes kemampuan penalaran adaptif kelas eksperimen, yaitu 78 lebih baik daripada rata-rata hasil tes kemampuan penalaran adaptif kelas kontrol, yaitu 74.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan media instruksional edukatif lebih berperan daripada pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa SMP Negeri 29 Semarang kelas VIII materi pokok lingkaran dan pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan media instruksional edukatif lebih berperan daripada pembelajaran ekspositori dalam meningkatkan penalaran adaptif siswa SMP Negeri 29 Semarang kelas VIII materi pokok lingkaran.

Kata kunci: Pertanyaan Produktif dalam Media Instruksional Edukatif.

PENDAHULUAN

Dewasa ini bidang pembelajaran secara umum sedikit banyak terpengaruh

oleh adanya perkembangan dan penemuan-penemuan dalam bidang keterampilan,

ilmu, dan teknologi. Pengaruh perkembangan tersebut tampak jelas dalam upaya-

upaya pembaharuan sistem pendidikan dan pembelajaran. Upaya pembaharuan

Page 3: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

3

tersebut menyentuh bukan hanya sarana fisik/fasilitas pendidikan, tetapi juga

sarana non-fisik seperti perkembangan kualitas tenaga-tenaga kependidikan yang

memiliki pengetahuan, kemampuan, dan keterampilan memanfaatkan fasilitas

yang tersedia, cara kerja inovatif, serta sikap yang positif terhadap tugas-tugas

kependidikan yang diembannya.

Salah satu bagian integral dari pembaharuan tersebut adalah seorang guru

harus memiliki keterampilan dasar dalam proses pembelajaran dan media

pembelajaran, salah satu keterampilan yang harus dimiliki seorang guru agar

dalam mengerjakan tugas profesionalnya berhasil secara optimal adalah

keterampilan dasar bertanya. Keterapilan dasar bertanya, bagi seorang guru

merupakan keterampilan yang sangat penting untuk dikuasai. Mengapa

demikian? Sebab melalui keterampilan ini guru dapat menciptakan suasana

pembelajaran lebih bermakna bagi siswa (Sanjaya, 2006:157). Pertanyaan-

pertanyaan produktif yang diberikan oleh guru, membuat siswa berfikir, berbuat

dan bekerja sama sehingga siswa memperoleh jawaban-jawaban dari pertanyaan-

pertanyaan produktif yang diberikan guru.

Selain keterampilan bertanya media instruksional edukatif menjadi suatu

bidang yang seyogianya dikuasai oleh setiap guru professional. Tumbuhnya

kesadaran terhadap pentingnya pengembangan media instruksional edukatif di

masa yang akan datang harus dapat direalisasikan dalam praktik. Banyak usaha

yang dapat dikerjakan. Di samping memahami penggunaanya, para guru pun

patut berupaya untuk mengembangkan keterampilan ”membuat sendiri” media

yang menarik, mudah, dan efisien, dengan tidak menolak kemungkinan

pemanfaatan alat modern yang sesuai dengan tuntutan perkembangan ilmu

pengetahuan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi juga memungkinkan semua

pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat dan mudah dari

berbagai sumber dan tempat di dunia. Dengan demikian siswa perlu memiliki

kemampuan memperoleh, memilih dan mengelola informasi untuk bertahan pada

keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif. Kemampuan ini

membutuhkan pemikiran kritis, sistematis, logis, kreatif, dan kemampuan bekerja

Page 4: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

4

sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan melalui belajar

matematika karena matematika memiliki struktur dan keterkaitan yang kuat serta

jelas antar konsepnya sehingga memungkinkan siswa terampil berfikir rasional.

Penelitian telah membuktikan bahwa untuk menguasai suatu subjek

dibutuhkan pemahaman konseptual yang dibangun oleh siswa secara mandiri,

bukan sekedar rangkaian pengetahuan yang diberikan oleh seorang guru. Ketika

siswa benar-benar memahami matematika, mereka akan dapat menggunakan

pengetahuannya secara fleksibel baik dalam kehidupan sehari-harinya atau dalam

aplikasi matematika pada ilmu-ilmu yang lain (Agung; www.sigmetris.com ) .

Selama ini hasil pembelajaran matematika materi pokok lingkaran yang

diajarkan pada siswa kelas VIII SMP Negeri 29 Semarang cukup baik. Akan

tetapi, masih ada keinginan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih

menyengkan dan menarik agar siswa masih perlu untuk memahami tentang

lingkaran yang benar-benar diperlukan dalam materi selanjutnya dan berhubungan

dengan kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran di SMP Negeri 29 Semarang sebelum penelitian ini dilaksakan

dengan menggunakan model pembelajaran ekspositori. Secara otomatis, situasi

proses pembelajaran kurang menarik siswa untuk aktif dan terkesan monoton.

Terlebih lagi banyak siswa tidak sepenuhnya memahami konsep abstrak karena

mereka tidak biasa melihat secara real dan secara fisik. Aspek-aspek geometri

dapat didemonstrasikan dengan alat peraga yang memberikan model konkrit dan

model visual.

Diharapkan dengan strategi pembelajaran ini, siswa mampu belajar dalam

suasana menyenangkan dan tertarik untuk selalu mengikuti pembelajaran

matematika, sehingga akan ada nuansa baru dalam pembelajaran.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memilih judul “PERAN

PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM PENGGUNAAN MEDIA

INSTRUKSIONAL EDUKATIF TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP DAN

PENALARAN ADAPTIF SISWA SMP NEGERI 29 SEMARANG KELAS VIII

MATERI POKOK LINGKARAN”.

Page 5: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

5

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan tadi, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan media

instruksional edukatif lebih berperan dibandingkan pembelajaran ekspositori

dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa SMP Negeri 29 Semarang

kelas VIII materi pokok lingkaran?

2. Apakah pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan media

instruksional edukatif lebih berperan dibandingkan pembelajaran ekspositori

dalam meningkatkan penalaran adaptif siswa SMP Negeri 29 Semarang kelas

VIII materi pokok lingkaran?

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah

1. mengetahui peranan pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan

media instruksional edukatif lebih berperan dibandingkan pembelajaran

ekspositori dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa SMP Negeri 29

Semarang kelas VIII materi pokok lingkaran.

2. mengetahui peranan pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan

media instruksional edukatif lebih berperan dibandingkan pembelajaran

ekspositori dalam meningkatkan penalaran adaptif siswa SMP Negeri 29

Semarang kelas VIII materi pokok lingkaran.

Teori – teori pembelajaran yang terkait dengan perangkat pembelajaran yang

dikembangkan dalam penelitian ini.

1. Pertanyaan Produktif

Pertanyaan adalah jantung dari pembelajaran. Pengetahuan yang dimiliki

siswa selalu berawal dari pertanyaan. Pertanyaan dapat terjadi dari guru ke siswa,

dari siswa ke guru, atau siswa ke siswa lain. Guru dapat memanfaatkan suatu

petanyaan sebagai: motivasi, memfokuskan perhatian, mengetahui pemahaman

siswa terhadap suatu pengetahuan, menggali informasi, dll. Dengan cara

mengajukan pertanyaan yang disusun dengan baik kepada para siswa, berarti guru

mendorong siswa untuk belajar dengan aktif. Pertanyaan kepada seluruh kelas itu

seharusnya mendapat tanggapan dari siswa mengenai hal yang telah disajikan

guru. Tanggapan dari siswa itu seringkali merupakan hasil pemikiran siswa

Page 6: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

6

sendiri. Kenyataanya hal ini sulit dicapai secara penuh, namun ini adalah sasaran

yang harus diperjuangkan (Sujono, 1988:75).

Para ahli percaya, pertanyaan yang baik memiliki dampak yang positif

terhadap siswa, di antaranya:

a. dapat meningkatkan partisipasi siswa secara penuh dalam proses

pembelajaran,

b. dapat meningkatkan kemampuan berfikir siswa, sebab berfikir itu

sendiri pada hakikatnya bertanya,

c. dapat membangkitkan rasa ingin tahu siswa, serta menuntun siswa

untuk menentukan jawaban, dan

d. memusatkan siswa pada masalah yang sedang dibahas.

Ada beberapa alasan para guru mengajukan pertanyaan spesifik, yaitu:

a. menggalakkan penalaran, pemahaman gagasan, fenomena,

prosedur, dan nilai-nilai;

b. mengecek pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan;

c. meningkatkan perhatian terhadap tugas;

d. mereviu, revisi, mengingat, memperkuat pokok bahasan yang baru

dipelajari, mengingat prosedur sebelumnya;

e. pengelolaan, penenangan, menghentikan teriakan siswa-siswa,

mengarahkan perhatian kepada guru atau teks buku bacaan, memperingatkan

mengenai tindakan-tindakan pencegahan;

f. secara khusus membelajarkan seluruh kelas melalui jawaban-

jawaban siswa;

g. memberikan kesempatan siswa menjawab;

h. menyuruh siswa-siswa yang pintar menggalakkan yang lain;

i. menarik siswa-siswa pemalu ke dalam proses belajar;

j. menyelidiki pengetahuan siswa-siswa setelah mendapat jawaban

yang kritis, mengarahkan kembali pertanyaan kepada siswa yang bertanya atau

kepada siswa-siswa lain;

k. memberi kelonggaran untuk menyatakan perasaan, pandangan dan

empati (Jasin, 1997:13).

Page 7: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

7

Pertanyaan ganda adalah pertanyaan yang mengharapkan beberapa

jawaban sekaligus (Sanjaya, 2005:157-161).

Pertanyaan hendaknya dirumuskan sedemikian rupa sehingga siswa

melakukan kegiatan meramal (prediksi), mengamati (observasi), menilai diri/

karya sendiri (introspeksi), atau menemukan pola/hubungan. Tujuan guru bertanya

tidak sekedar, bahkan perlu dihindari, mengharap jawaban yang benar, tetapi lebih

untuk merangsang siswa untuk berpikir dan berbuat. Mengharapkan jawaban

benar hanya akan membuat siswa tidak berani menjawab jika mereka tidak

merasa yakin behwa jawabannya benar. Berikut kategori pertanyaan yang

merangsang siswa untuk berpikir (Puskur, 2006).

Kategori ArtiTerbuka Pertanyaan yang memiliki lebih dari satu jawaban

Produktif Pertanyaan yang hanya dapat dijawab melalui pengamatan, percobaan,

atau penyelidikanImajinatif /

Interpretatif

Pertanyaan yang jawabannya diluar benda/gambar/kejadian yang diamati.

2. Media Instruksional Edukatif

Media adalah segala sesuatu yang dapat diindra yang berfungsi sebagai

perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi (proses belajar mengajar). Media

instruksional edukatif adalah sarana komunikasi dalam proses belajar mengajar

yang berupa perangkat keras maupun perangkat lunak untuk mencapai proses dan

hasil instruksional secara efektif dan efisien, serta tujuan instruksional dapat

dicapai dengan mudah (Rohani, 1994:3-4).

Peranan Media Instruksional Edukatif antara lain:

a. mengatasi perbedaan pengalaman pribadi peserta didik;

b. mengatasi batas-batas ruang kelas;

c. mengatasi kesulitan apabila suatu benda secara langsung tidak dapat

diamati karena terlalu kecil;

d. mengatasi gerak benda secara cepat atau terlalu lambat, sedangkan

proses gerakan itu menjadi pusat perhatian siswa;

Page 8: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

8

e. mengatasi hal-hal yang terlalu kompleks dapat dipisahkan bagian demi

bagian untuk diamati secara terpisah;

f. membangkitkan minat belajar yang baru dan membangkitkan motivasi

kegiatan belajar peserta didik.

Menurut Derek Rowntree (Rohani, 1994:7), media pendidikan berfungsi:

a. membangkitkan motivasi belajar,

b. mengulang apa yang telah dipelajari,

c. menyediakan stimulus belajar,

d. pengaktifkan respon peserta didik, dan

e. menggalakkan latihan yang serasi.

Media instruksional edukatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

a. media objek fisik (model, alat peraga), yang

berupa alat peraga lingkaran, daerah lingkaran, keliling lingkaran yang

terbuat dari Styrofoam (Gambar 1), dan luas lingkaran yang terbuat dari kertas

BC (Gambar 2);

b. media cetak yang berupa Lembar Keja Siswa

(LKS);

Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah salah satu jenis alat bantu pembelajaran.

Bahkan ada yang menggolongkan dalam jenis alat peraga pembelajaran

matematika (Hidayah dan Sugiarto, 2006:8).

Lembar Kerja Siswa (LKS) merupakan suatu alat bantu dalam

pembelajaran. Secara umum Lembar Kerja Siswa (LKS) mirip perangkat

pembelajaran sebagai sarana pendukung pelaksanaan Rencana Pembelajaran (RP).

Lembar Kerja Siswa (LKS) berupa lembaran kertas yang berupa informasi

maupun pertanyaan yang harus dijawab oleh siswa. Dalam proses pembelajaran

matematika, Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat difungsikan dengan tujuan untuk

menemukan konsep juga dapat ditujukan untuk aplikasi konsep.

Lembar kerja digunakan untuk kegiatan proses belajar mengajar di kelas dan

salah satu diantaranya adalah Lembar Kerja Siswa (LKS). Lembar Kerja Siswa

(LKS) ialah salah satu bentuk program yang berdasarkan atas tugas yang harus

diselesaikan dan berfungsi sebagai alat untuk mengalihkan pengetahuan dan

Page 9: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

9

keterampilan. Oleh karena itu Lembar Kerja Siswa (LKS) harus dipersiapkan

dengan baik agar memenuhi persyaratan dan tujuan yang ingin dicapai.

Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat digunakan melalui kokulikuler apabila

tujuan untuk mengembangkan materi yang disajikan/tugas yang materinya

diperkirakan dapat dipelajari secara mandiri tanpa bimbingan tatap muka.

Tujuan dan manfaat menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah:

1) mengaktifkan peserta didik dalam mengembangkan konsep,

2) mengaktifkan peserta didik dalam proses belajar mengajar,

3) melatih peserta didik untuk menemukan dan mengembangkan

keterampilan proses,

4) membantu guru dalam menyusun rencana pembelajaran,

5) sebagai pedoman guru dan perserta didik utnuk menambah informasi

tentang konsep yang dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis,

6) membantu peserta didik memperoleh catatan tentang materi yang

dipelajari melalui kegiatan belajar mengajar, dan

7) membantu peserta didik untuk menambah informasi tentang konsep yang

dipelajari melalui kegiatan belajar secara sistematis.

Lembar kerja siswa yang dalam penelitian ini bertujuan agar siswa dapat

menemukan sendiri suatu konsep serta dari konsep yang ditemukan siswa dapat

menggunakan konsep dalam suatu masalah.

c. media audio-visual yang berupa Compact Disc

(CD) interaktif akan disusun berisi pembelajaran dilengkapi dengan gambar-

gambar yang bergerak dan suara. Untuk membuat Compact Disc (CD)

interaktif digunakan software SWISHmax dan software Cool Edit Pro.

3. Metode Ekspositori

Metode ekspositori adalah cara penyampaian pelajaran dari seorang guru

kepada siswa di dalam kelas dengan cara berbicara di awal pelajaran,

menerangkan materi dan contoh soal disertai tanya jawab (Suyitno, 2004: 4). Pada

metode ekpositori dominasi guru banyak berkurang, karena tidak terus menerus

bicara. Ia berbicara pada awal pelajaran, menerangkan materi dan contoh soal

pada waktu-waktu yang diperlukan saja.

Page 10: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

10

Dalam metode ekspositori siswa tidak hanya mendengar dan membuat

catatan. Guru bersama siswa berlatih menyelesaikan soal latihan dan siswa

bertanya kalau belum mengerti. Guru dapat menjelaskan pekerjaan siswa secara

individual atau klasikal. Siswa mengerjakan latihan soal sendiri, mungkin juga

saling bertanya dan mengerjakannya bersama dengan temannya, atau disuruh

membuatnya di papan tulis (Suherman, 2003).

Kelebihan dari metode ekspositori sebagai berikut.

a. Dapat menampung kelas besar, setiap siswa mempunyai kesempatan aktif

yang sama.

b. Bahan pelajaran diberikan secara urut oleh guru.

c. Guru dapat menentukan terhadap hal-hal yang dianggap penting.

d. Guru dapat memberikan penjelasan-penjelasan secara individual maupun

klasikal.

Kekurangan dari metode ekspositori adalah:

a. Pada metode ini tidak menekankan penonjolan aktivitas fisik seperti

aktivitas mental siswa.

b. Kegiatan terpusat pada guru sebagai pemberi informasi (bahan

pelajaran).

c. Pengetahuan yang didapat dengan metode ekspositori cepat hilang.

d. Kepadatan konsep dan aturan-aturan yang diberikan dapat berakibat

siswa tidak menguasai bahan pelajaran yang diberikan.

(Suharyono, 1996).

4. Pemahaman Konsep dan Penalaran Adaptif

Indikator Pemahaman Konsep dan Penalaran Adaptif berdasarkan hasil

penelitian Tim ITB 2002 (Nuryenti, 2005:6-8), yaitu antara lain:

a. Pemahaman konsep

Kecakapan ini dapat dicapai dengan memperhatikan indikator-indikatornya,

sebagai berikut:

1) menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari,

2) mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi atau

tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut,

Page 11: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

11

3) menerapkan konsep secara algoritma,

4) memberikan contoh atau contoh kontra dari konsep yang dipelajari,

5) menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi

matematis,

6) mengaitkan berbagai konsep (internal atau eksternal matematika),

dan

7) mengembangkan syarat perlu dan/atau syarat cukup suatu konsep.

b. Penalaran adaptif

Siswa mampu berpikir logis, melakukan refleksi (perenungan), penjelasan

dan pembenaran, memberikan alasan induktif dan deduktif.

Kecakapan ini dapat tercapai dengan memperhatikan indikator-indikatornya

sebagai berikut:

1) mengajukan dugaan (conjecture),

2) memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu

pernyataan,

3) menarik kesimpulan dari suatu pernyataan,

4) memeriksa kesahihan suatu argumen,

5) memberikan alternatif bagi suatu argumen, dan

6) menemukan pola pada suatu gejala matematis.

Sesuai dengan kerangka berpikir dalam penelitian ini, maka hipotesis

penelitian adalah

1. rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep kelas

eksperimen lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep

kelas kontrol.

2. rata-rata hasil tes kemampuan penalaran adaptif kelas

eksperimen lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan penalaran adaptif kelas

kontrol.

METODE PENELITIAN

Page 12: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

12

Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa SMP Negeri 29 Semarang

kelas VIII. Penggunaan sampel kelompok dirasa peneliti tepat digunakan karena

dalam membicarakan masalah persekolahan, dijumpai kelompok sekolah SD,

SMP, SMA, dan adanya kelas atau tingkat di masing–masing tingkatan sekolah

(Suharsimi, 2006:142). Jadi dari penelitian ini sampel untuk kelas eksperimen

terdiri atas siswa SMP Negeri 29 Semarang kelas VIII-A, sedangkan sampel untuk

kelas kontrol adalah siswa SMP Negeri 29 Semarang kelas VIII-B serta sampel

kelas uji coba adalah siswa SMP Negeri 29 Semarang kelas VIII-C.

Variabel adalah obyek penelitian yang bervariasi (Suharsimi, 2006:116).

Variabel yang digunakan dalam penelitian.

1. Variabel Bebas (Independent Variable)

Variabel yang mempengaruhi disebut variabel penyebab, variabel bebas atau

independent variable (Suharsimi, 2006:119). Variabel bebas dalam penelitian

ini adalah pertanyaan produktif dari guru.

2. Variabel Perantara (Intervening Variable)

Variabel perantara dalam penelitian ini adalah penggunaan media

instruksional edukatif.

3. Variabel Terikat (Dependent Variable)

Variabel akibat disebut variabel tidak bebas, variabel tergantung, variabel

terikat (Suharsimi, 2006:119). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah

pemahaman konsep dan penalaran adaptif siswa SMP Negeri 29 Semarang

kelas VIII.

Metode yang digunakan adalah sebagai berikut.

1. Metode Dokumentasi

Metode ini dilakukan untuk memperoleh data nilai ulangan harian siswa

yang termasuk dalam populasi dan sampel penelitian. Nilai tersebut digunakan

untuk mengetahui normalitas dan homogenitas awal sampel.

2. Metode Tes

Metode tes ini digunakan untuk mengambil data skor tes kemampuan

pemahaman konsep dan penalaran adaptif siswa pada kelas sampel yang

sebelumnya telah diujicobakan pada kelas uji coba. Tes uji coba dilakukan untuk

Page 13: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

13

mengetahui validitas soal, daya pembeda soal, taraf kesukaran soal, dan

reliabilitas soal sehingga diperoleh soal dalam kategori baik. Data ini digunakan

untuk menjawab hipotesis penelitian.

a. Uji Normalitas

Semua data yang digunakan untuk pengujian hipotesis perlu dilakukan uji

normalitas. Uji ini berfungsi untuk mengetahui apakah data-data tersebut

terdistribusi normal atau tidak. Hal ini menentukan uji statistik selanjutnya,

karena jika data terdistribusi normal uji statistiknya adalah parametrik

sedangkan data terdistribusi tidak normal uji statistiknya adalah nonparametrik.

Uji normalitas yang digunakan adalah uji Chi-Kuadrat dengan hipotesis statistik

sebagai berikut.

Ho : data berdistribusi normal

H1 : data tidak berdistribusi normal

dengan rumus:

Keterangan:

= chi kuadrat

Oi = frekuensi hasil pengamatan

Ei = frekuensi hasil harapan.

Kriteria pengujian tolak Ho jika dengan taraf signifikan 5% (Sudjana,

2002:273).

b. Uji Kesamaan Dua Varians (Uji Homogenitas)

Uji homogenitas ini untuk mengetahui apakah nilai hasil evaluasi sampel

mempunyai varians yang homogen. Untuk menguji kesamaan dua varians antara

i

iik

i EEO 2

1

2 )( −= ∑

=

χ

( ) ( )3122

−−≥ khitung xx α

Page 14: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

14

kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol dengan ukuran sampel yang

tidak sama menggunakan uji Bartlett, dengan hipotesis sebagai berikut.

Ho :

H1 :

dengan rumus:

B

Keterangan:

= chi kuadrat

= varians sample ke-i

= banyaknya peserta sample ke-i

K = banyaknya kelompok sampel

22

21 σσ =

22

21 σσ ≠

( ) ( ){ }∑ −−= 22 log110ln ii SnBx

( ) ( )1log 2 −∑= inS

( )( )1

1 22

−∑−∑

=i

ii

nSnS

2iS

in

Page 15: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

15

Kriteria pengujian tolak Ho jika dengan taraf signifikan 5% (Sudjana,

2002:261-264).

c. Uji Hipotesis

Langkah terakhir dari penelitian ini adalah pengujian hipotesis. Uji

hipotesis yang digunakan adalah uji perbedaan rata-rata, uji satu pihak yaitu

pihak kanan dengan rumus uji t. Uji ini selanjutnya digunakan untuk

menentukan keefektifan pembelajaran. Hipotesis adalah sebagai berikut.

1) Ho : (rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep kelas

eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil tes

kemampuan pemahaman konsep kelas kontrol).

Ha : > (rata

-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep

kelas eksperimen lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan

pemahaman konsep kelas kontrol).

2) Ho : (rata-rata hasil tes kemampuan penalaran adaptif kelas

eksperimen kurang dari atau sama dengan rata-rata hasil tes

kemampuan penalaran adaptif kelas kontrol).

Ha : > (rata-rata hasil tes kemampuan penalaran adaptif kelas

eksperimen lebih dari rata-rata hasil tes kemampuan penalaran

adaptif kelas kontrol).

sedangakan rumus yang digunakan adalah

2x hitung 2x≥ ( ) ( )11 −− kα

µ 1 ≤ 2µ

µ 1 2µ

µ 1 ≤ 2µ

µ 1 2µ

Page 16: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

21

21

11nn

s

xx

+

( ) ( )2

11

21

222

211

−+−+−

nnsnsn

2

22

1

21

ns

ns

xx t' 21

+

−=

21

2211

wwtwtw t'

++>

1

21

ns

2

22

ns

16

t = dengan

kriteria pengujiannya adalah terima Ho jika t < t, dengan taraf signifikan 5%

(Sudjana, 2002:239-243).

Uji t di atas digunakan apabila kedua kelompok mempunyai varians

yang sama, apabila secara signifikan terjadi perbedaan varians maka uji t

yang digunakan adalah:

Kriteria pengujiannya adalah tolak Ho jika diperoleh:

dengan

w1 = , w1 = ,

=2s

( ) ( )21 21 −+− nnα

( ) ( )1,1 1 −− nα ( ) ( )1,1 2 −− nα

Page 17: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

1x

2x

17

t1 = t, t2 = t

Keterangan:

: Nilai rata-rata kelompok eksperimen

: Nilai rata-rata kelompok kontrol

s12 : varians data pada kelompok eksperimen

s22 : varians data pada kelompok kontrol

n1 : banyaknya subyek pada kelompok eksperimen

n2 : banyaknya subyek pada kelompok kontrol.

dengan taraf signifikan 5% (Sudjana, 2002:241-243).

HASIL PENELITIAN

Pada aspek pemahaman konsep, berdasarkan perhitungan uji homogenitas

diperoleh =1,902693688 dan =3,84. Karena < berarti nilai hasil evaluasi sampel

aspek pemahaman konsep mempunyai varians yang homogen. Perhitungan

selengkapnya terdapat pada Lampiran 54. Sedangkan pada aspek penalaran

adaptif, berdasarkan perhitungan uji homogenitas diperoleh =0,267547523 dan

=3,84. Karena < berarti nilai hasil evaluasi sampel aspek penalaran adaptif

mempunyai varians yang homogen. Jadi populasi dari sampel mempunyai varians

yang homogen.

Pada asepk pemahaman konsep, berdasarkan perhitungan uji perbedaan

rata-rata (uji pihak kanan) diperoleh t =1,715048481 dan t=1,665833333. Karena t

> t maka rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep kelas eksperimen

lebih baik daripada rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman konsep kelas

2hitungχ 2tabelχ 2hitungχ 2tabelχ 2hitungχ 2tabelχ 2hitungχ 2tabelχ

hitungtabelhitung tabel hitung tabel hitung tabel

Page 18: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

18

kontrol. Untuk perhitungan selengkapnya terdapat pada Lampiran 56. Sedangkan

pada asepk penalaran adaptif, berdasarkan perhitungan uji perbedaan rata-rata (uji

pihak kanan) diperoleh t =1,68918033 dan t=1,665833333. Karena t > t maka

rata-rata hasil tes kemampuan penalaran adaptif kelas eksperimen lebih baik

daripada rata-rata hasil tes kemampuan penalaran adaptif kelas kontrol.

Berikut diagram perbedaan rata-rata aspek pemahaman konsep dan

penalaran adaptif antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil analisis statistik, diperoleh bahwa H ditolak dan H

diterima. Dengan demikian berarti rata-rata hasil tes kemampuan pemahaman

konsep kelas eksperimen yaitu 85 lebih baik daripada rata-rata hasil tes

kemampuan pemahaman konsep kelas kontrol yaitu 81 pada materi pokok

lingkaran. Sedangkan pada aspek penalaran adaptif, diperoleh bahwa H ditolak

dan H diterima. Dengan demikian berarti rata-rata hasil tes kemampuan penalaran

adaptif kelas eksperimen yaitu 78, lebih baik daripada rata-rata hasil tes

kemampuan penalaran adaptif kelas kontrol yaitu 74.

Hal di atas menunjukkan bahwa dengan menggunakan pentanyaan-

pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan media instruksional edukatif

dapat merangsang siswa untuk aktif dan kreatif dalam mengemukakan ide-ide

baru sehingga mampu meningkatkan kemampuan pemahaman konsep pada materi

lingkaran serta siswa mampu untuk berfikir dalam menjawab pertanyaan-

pertanyaan produktif kemudian menyimpulkan jawaban-jawaban tersebut

sehingga siswa dapat menemukan suatu konsep mengenai materi lingkaran dan

dari konsep yang sudah tertanam pada siswa dapat digunakan untuk memecahkan

suatu masalah.

Pertanyaan Produktif dari guru dalam penggunaan media instruksional

edukatif diberikan tidak hanya pada satu siswa tetapi juga seluruh siswa kelas

eksperimen secara kelompok maupun klasikal, sehingga mendorong siswa-siswa

0i0 i

Page 19: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

19

untuk ikut aktif dalam proses belajar mengajar. Dengan penggunaan media

instruksional edukatif yang menarik membuat siswa mendapatkan situasi dan

kondisi yang berbeda dari proses pembelajaran matematika sebelumnya yang

terkesan monoton.

Ketercapaian indikator-indikator pemahaman konsep dan penalaran

adaprtif siswa dalam hasil tes juga menunjukkan bahwa peran pertanyaan

produktif dalam penggunaan media instruksional edukatif sangat penting, karena

setiap siswa harus mempunyai pemahaman konsep yang mantap agar dengan

pemahaman kosep yang dikuasai siswa dapat menerapkan dan mengaitkan konsep

tersebut pada berbagai hal dan juga pada kehidupan nyata.

Pembelajaran yang dilaksanakan pada kelas kontrol yaitu pembelajaran

menggunakan metode ekspositori belum dapat memotivasi siswa untuk

meningkatkan aktivitas dalam pembelajaran. Pembelajaran pada kelas kontrol

memang membuat siswa lebih tenang karena guru yang memegang kendali kelas.

Siswa hanya duduk dan memperhatikan penjelasan guru. Namun pemahaman

siswa yang kurang tidak cukup teratasi. Siswa yang belum paham kadang-kadang

takut atau malu untuk bertanya pada guru. Hal ini mengakibatkan kemampuan

siswa yang kurang tidak bisa meningkat dan kemampuan siswa tidak merata.

Sehingga guru juga kurang memahami siswa-siswa yang mana saja yang belum

cukup menyerap materi.

SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut.

1. Pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan media

instruksional edukatif lebih berperan daripada pembelajaran ekspositori

dalam meningkatkan pemahaman konsep siswa SMP Negeri 29 Semarang

kelas VIII materi pokok lingkaran.

2. Pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan media

instruksional edukatif lebih berperan daripada pembelajaran ekspositori

Page 20: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

20

dalam meningkatkan penalaran adaptif siswa SMP Negeri 29 Semarang kelas

VIII materi pokok lingkaran.

SARAN

1. Peran pertanyaan produktif dari guru dalam penggunaan media

instruksional edukatif perlu terus dikembangkan dan diterapkan pada materi

pokok yang lain agar siswa dapat mengembangkan kecakapan matematis

secara optimal.

2. Dalam Proses Belajar Mengajar matematika, hendaknya guru kelas VIII

SMP Negeri 29 Semarang dalam mengajar menerapkan pembelajaran yang

menyenangkan. Salah satu alternatif dalam pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan adalah dengan menggunakan media interaksional edukatif.

3. Pemerintah perlu mengadakan suatu pelatihan gratis bagi guru-guru dalam

mengembangkan ketrampilan yang lebih modern sesuai dengan

perkembangan zaman.

4. Perlu adanya penelitian lebih lanjut tentang pembelajaran dengan

pertanyaan produktif dalam penggunaan media instruksional edukatif pada

kecakapan matematis siswa lainnya.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Alexander. 2007. Mengajar Matematika harus Menarik. Tersedia:www.sigmetris.com[3 Januari 2007].

Anni, Catharina Tri. 2004. Psikologi Belajar. Semarang. UPT MKK Unnes.Arifin, Z. 1991. Evaluasi Instruksional. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.Buchori. 2004. Jenius Matematika 2 Untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Aneka Ilmu.Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi

Mata Pelajaran Matematika Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah. Jakarta: Pusat Kurikulum Balitbang Departemen Pendidikan Nasioanal.

Hidayah, Isti. 2006. Pengembangan Kecakapan matematik dalam Pembelajaran sebagai Pemenuhan Hak-Hak Anak. Makalah disampaikan pada seminar nasional MIPA Tahun 2006 yang diselenggarakan oleh UNNES.

Hidayah, Isti dan Sugiarto. 2006. Whorkshop Pendidikan Matematika 2. Semarang: Jurusan Matematika FMIPA UNNES.

Page 21: PERAN PERTANYAAN PRODUKTIF DARI GURU DALAM …digilib.unimus.ac.id/files/disk1/128/jtptunimus-gdl-venissadia... · 4 sama yang efektif. Cara berfikir seperti ini dapat dikembangkan

21

Jasin, Anwar. 1997. Bertanya. Jakarta: GrasindoMulyasa, 2002, Kurikulum Berbasis Kompetensi. Bangdung: PT Remaja

Rosdakarya.Nur, Muhamad. 2001. Pengajaran Berpusat kepada Siswa dan Pendekatan

Kontruktivis dalam Pengajaran. Surabaya: UNESA-UNIVERSITY PRESS.

Nuryenti, Dyah Eko. 2005. Model Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mengembangkan Kecakapan Matematika Siswa Sekolah Dasar (SD) Kelas III sebagai Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Skripsi. UNNES.

Puskur. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Mata Pelajaran Sains Sekolah Dasar. Jakarta: Puskur-Balitbang-Depdiknas.

Puskur. 2006. Penyediaan Pertanyaan yang Mendorong Siswa Berfikir dan Berproduksi. Tersedia:http://www.puskur.net/download/naskahakademik/bidangketrampilan/pedkbm/kbm.doc[23 Maret 2007].

Rohani, Drs. Ahmad, HM, M.Pd. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2005. Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi. Jakarta: Kencana.

Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Trasito.Suyitno.Suharsimi, Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

Jakarta: Rineka Cipta.Suharsimi, Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.Suharsimi, Arikunto. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara.Suherman, Erma. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung: Jurusan Matematika FMIPA UPI.Sujono. 1988. Pembelajaran Matematika Sekolah Menengah. Jakarta: Dekdikbud.Suyitno, Amin. 2005. Model-Model Pembelajaran Matematika. .Semarang:

Jurusan Matematika FMIPA UNNES.