peran perencana kota dalam pembangunan permukiman
TRANSCRIPT
Oleh:Dr. Lana Winayanti, MCPStaf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan RakyatBidang Sosial Budaya dan Peran Masyarakat
Dalam Acara:Workshop Continuing Professional Developmnet (CPD)Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota
Jakarta, 6 Oktober 2016
KEMENTERIAN PUPR
PERAN PERENCANA KOTA DALAMPEMBANGUNAN PERMUKIMAN
OUTLINE
1
2
3
4
KERANGKA HUKUM DALAM PEMBANGUNANPERMUKIMAN
PRAKTEK LAPANGAN PEMBANGUNANPERUMAHAN/PERMUKIMAN
TAHAPAN/PROSES DALAM PEMBANGUNANPERMUKIMAN DAN PERAN PERENCANA
REFERENSI SITE PLAN KAWASAN PERMUKIMAN
5 AGENDA BARU PERKOTAAN PBB
1 KERANGKA HUKUM DALAMPEMBANGUNAN PERMUKIMAN
PERATURAN TERKAITPENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
SNI 03-1733-2004TATA CARA PERENCANAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DI PERKOTAAN
11
PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2016PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN 22
KEPMEN KIMPRASWIL NO 217/2002KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
33
KEPMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAHNO 403/2002PEDOMAN TEKNIK PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (RS SEHAT)
44
PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NO 7TAHUN 2013PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN 2012 TENTANGPENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN DENGAN HUNIAN BERIMBANG
55
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR32/PERMEN/M/2006PETUNJUK TEKNIS KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANG BERDIRI SENDIRI 66
SNI 03-1733-2004TATA CARA PERENCANAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DI PERKOTAAN
Ruang LingkupPanduan yang berfungsi sebagai kerangka acuan untuk perencanaan, perancangan, penaksiran biaya dan kebutuhan ruang,serta pelaksanaan pembangunan perumahan dan permukiman. SNI antara lain mencakup penjelasan istilah yang berkaitandengan bidang perencanaan tata ruang kota, kawasan dan tata bangunan; daftar peraturan perundang – undangan; ketentuan umum untukperencanaan sarana berbagai sektor; serta memuat ketentuan umum untuk perencanaan prasarana pada lingkungan perumahan diperkotaan.
PersyaratanKetentuan Umum• Memenuhi persyaratan administrasi, teknis dan ekologis (termasuk mengacu kepada RTRW yang berlaku setempat)• Perencanaan termasuk sarana hunian, prasarana dan sarana lingkungan serta utilitas umum• Perencanaan dilaksanakan oleh kelompok tenaga ahli yang diakui peraturan yang berlaku.• Penyediaan sarana prasarana lingkungan perumahan harus dipadukan dengan perencanaan lingkungan perumahan dan kawasan
fungsional lainnya• Harus menyediakan pusat – pusat lingkungan yang menampung berbagai sektor kegiatan dari skala lingkungan terkecil (250 penduduk)
hingga terbesar (120.000 penduduk).• Pembangunan perumahan harus memenuhi persyaratan administrasi yang berkaitan dengan perizinan pembangunan, perizinan layak
huni dan sertifikasi tanah.• Rancangan bangunan hunian, prasarana dan sarana lingkungan harus memenuhi persyaratan teknis kesehatan dan keselamatan sesuai
SNI/ketentuan lain yang berlaku• Perencanaan lingkungan perumahan harus memberikan kemudahan bagi semua orang termasuk yang memiliki ketidakmampuan fisik
dan/atau mental• Penentuan besaran standar untuk perencanaan lingkungan perumahan kota menggunakan pendekatan besaran kepadatan penduduk.• Ketentuan khusus dalam perencanaan kebutuhan lahan untuk sarana lingkungan:
• Besaran standar direncanakan untuk kawasan kepadatan penduduk <200 jiwa/ha• Beberapa sarana dapat digabung pada 1 lokasi (apabila sulit mendapatkan lahan)• Kawasan berkepadatan >200 jiwa/ha diberi reduksi 15-30% dari persyaratan kebutuhan lahan
• Perencanaan dapat menggunakan sistem blok /grup bangunan/cluster untuk memudahkan distribusi sarana lingkungan
SNI 03-1733-2004TATA CARA PERENCANAAN LINGKUNGAN PERUMAHAN DI PERKOTAAN(LANJUTAN)
Persyaratan Lokasi
a. Sesuai dengan RTRW setempat, kriteria sebagai berikut:a. Kriteria keamanan; bukan merupakan kawasan lindung, olahan pertanian, daerah buangan limbah pabrik, dll.b. Kriteria kesehatan; bukan merupakan daerah yang udaranya tercemar di atas ambang batas, atau tercemar air
permukaannya.c. Kriteria kenyamanan; terdapat kemudahan aksesibilitas, kemudahan berkomunikasi, kemudahan berkegiatan.d. Kriteria keindahan/keserasian/keteraturan (kompatibilitas); dengan mempertahankan keindahan lingkungan
sekitar.e. Kriteria fleksibilitas; dengan mempertimbangkan kemungkinan pemekaran wilayah dengan kondisi lingkungan.f. Kriteria keterjangkauan jarak; dengan mempertimbangkan jarak pencapaian ideal kemampuan pengguna
lingkungan.g. Kriteria lingkungan berjati diri; dengan mempertimbangkan keterkaitan dengan karakter sosial budaya
masyarakat setempat.b. Lokasi harus berada di lahan yang jelas status kepemilikannya, dan memenuhi persyaratan administratif, teknis dan
ekologis.c. Keterpaduan antara tatanan kegiatan dan alam di sekelilingnya (usia tumbuhan yang mungkin tumbuh di kawasan
tersebut).
Persyaratan Fisik
a. Ketinggian lahan tidak berada di bawah permukaan air setempat, kecuali dengan rekayasa / penyelesaian teknisb. Kemiringan lahan tidak melebihi 15% dengan ketentuan:
a. Tanpa rekayasa untuk kawasan yang terletak pada lahan bermorfologi datar-landai dengan kemiringan 0-8%; danb. Diperlukan rekayasa teknis untuk lahan dengan kemiringan 8-15%
PERATURAN PEMERINTAH NO 14 TAHUN 2016PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMAN
PenyelenggaraanPerumahan
PenyelenggaraanKawasan Permukiman
Keterpaduan PSUPerumahan dan KawasanPermukiman
Pemeliharaan danPerbaikan
Pencegahan danpeningkatan kualitasPerumahan Kumuh danPermukiman Kumuh
Konsolidasi Tanah Sanksi Administrasi
Penyelenggaraan perumahan dan kawasan permukimanmerupakan suatu kesatuan sistem
• Perencanaan• Pembangunan• Pemanfaatan• Pengendalian
Arahan pengembangan:• Hubungan antar kawasan
fungsional• Keterkaitan lingkungan hunian
perkotaan dan perdesaan• Keterkaitan pengembangan
lingkungan hunian perkotaan danpengembangan kawasanperkotaan
Dapat dilakukan melalui kerjasamaantara:• Pemerintah dan Pemerintah
Daerah• Pemerintah Daerah satu dengan
lainnya• Pemerintah dengan Badan Hukum• Badan Hukum satu dengan lainnya
Pemeliharaan Rumah serta PSUdan Perbaikan PSU dilakukanmelalui perawatan danpemeriksaan secara berkala.
• Instrumen Pengawasan danPengendalian: Perizinan Standar Teknis Kelaikan Fungsi
• Instrumen PemberdayaanMasyarakat : Pendampingan Pelayanan Informasi
• Dapat dilaksanakan bagipembangunan rumah tunggal,rumah deret, atau rumah susun.
• Diutamakan bagi pembangunanperumahan dan permukimankumuh, permukiman yangtumbuh pesat secara alami, danpermukiman yang mulai tumbuh.
Orang yang melakukanperencanaan dan perancanganrumah tidak memiliki keahliandapat dikenakan sanksi:• Peringatan tertulis• Pembatasan kegiatan usaha• Pembekuan izin usaha• Denda administratif
KEPMEN KIMPRASWIL NO 217/2002KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
PembangunanBerkelanjutan dan
Konsep Tridaya
PenyelenggaraanSecara Multisektoraldan Terdesentralisasi
PembangunanBerwawasan
Kesehatan
Penyelenggaraandengan Pengembangan
Sistem Insentif
Bertujuan memberdayakankomponen sosialmasyarakat, usaha danekonomi, serta lingkungan.
Memadukan:kegiatan penyiapan dan
pemberdayaan masyarakat+
kegiatan pemberdayaankegiatan usaha ekonomi
+kegiatan pendayagunaan
prasarana dan saranadasar perumahan dan
permukiman
Harus didukung olehpelaksanaan tatapemerintahan yang baik ditingkat lokal, yaitu yangmenjunjung tinggi prinsip– prinsip partisipasi,transparansi, akuntabilitas,profesionalisme,kesetaraan, daya tanggap,wawasan ke depan,pengawasan, penegakanhukum, serta efisiensi danefektivitas.
Perilaku hidup sehat darimasyarakat harusdiutamakan dalampenyelenggaraanperumahan danpermukiman
+Aktualisasi pembangunanyang berwawasankesehatan untukpencegahan terjadinyalingkungan tidak sehat.
Upaya yang dilakukan:• Kegiatan program
stimulan, perintisan,dukungan pembiayaandan bantuan teknisbagi pelakupembangunan
• Kegiatanpendampingan dalampenyiapan danpemberdayaanmasyarakat.
PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NO 7TAHUN 2013PERUBAHAN ATAS PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NOMOR 10 TAHUN2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PERUMAHAN DAN KAWASAN PERMUKIMANDENGAN HUNIAN BERIMBANG
BacklogPerumahan•7,6 juta (2015)•5 juta (target
2019)
HunianEkskusif
Bertambah
Huniansederhanaberkurang
(MasyarakatMBR)
Hunian Berimbang:rumah sederhana,
rumah menengah danrumah mewah (satu
hamparan atautidak satu hamparan)
PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NO 7TAHUN 2013HUNIAN BERIMBANG : TUJUAN HUNIAN BERIMBANG
Menjaminketersediaanjenis rumah
Kerukunanantar golongan
masyarakat
Subsidi silang(PSU, biaya,
pengelolaan)
Keserasianekonomi dan
sosial
Efisiensipenggunaan
lahan
Ekonomi
SosialBudaya
Lingkungan
ASPEK PENTING HUNIANBERIMBANG
PERATURAN MENTERI PERUMAHAN RAKYAT NO 7TAHUN 2013HUNIAN BERIMBANG : PERSYARATAN
Pasal 8 : Jika Dalam Satu Hamparan
Pasal 9A : Dalam hal hanya MembangunRumah Mewah/Menengah Saja
Pasal 6 Ayat 3 : Batasan/Skala
KEPMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH NO 403/2002PEDOMAN TEKNIS PEMBANGUNAN RUMAH SEDERHANA SEHAT (RSSEHAT)
Kebutuhan MinimalMasa (Penampilan) dan
Ruang (Luar-Dalam)
• Kebutuhan ruang: 9m2/orang
• Ketinggian rata-ratalangit-langit : 2.80m
Kebutuhan Kesehatandan Kenyamanan
• Pencahayaan cukupdan merata
• Tinggi ambang bawahjendela: 70 – 80 cmdari permukaan lantairuangan
• Lubang penghawaanminimal 5% (limapersen) dari luas lantairuangan
Kebutuhan MinimalKeamanan danKeselamatan
• Pondasi yang memikulbeban kurang dari duaton (beban kecil)
• Dinding kokoh• Kerangka bangunan
dari beton bertulang• Kuda-kuda kuat dan
awet
KETENTUAN RUMAH SEHAT
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR32/PERMEN/M/2006PETUNJUK TEKNIS KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANGBERDIRI SENDIRI
Kasiba danLisiba BS(Berdirisendiri)
agar pembangunan perumahan danpermukiman terarah dan terpadumembentuk struktur wilayah yang lebihefisien dan efektif.
Kasiba agar tersedia satu atau lebih Lisiba yangtelah dilengkapi dengan jaringaninfrastruktur yang memadai dan sesuaiSPM
Lisiba agar tersedia kavling tanah matangbeserta rumah yang layak dalamlingkungan yang sehat, aman, serasi, danteratur dengan pola hunian berimbang,terencanadan terjangkau bagi seluruh lapisanmasyarakat
TUJUAN KASIBA DAN LISIBA
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR32/PERMEN/M/2006PETUNJUK TEKNIS KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANGBERDIRI SENDIRI (LANJUTAN)
Kasib
ajarak tempuh ke pusatkegiatan: 30 menit;AksessibilitasTopografi dan carryingcapacityAkses terhadapinfrastruktur permukimanDekat fasilitas pendidikantinggi, kesehatan danpusat perbelanjaanTidak merubah bentangalam dan karakter lokal Lis
iba
BS
jarak tempuh ke pusatkegiatan: 30 menit;AksessibilitasTopografi dan carryingcapacityAkses terhadapinfrastruktur permukimanDekat fasilitas pendidikantinggi, kesehatan danpusat perbelanjaanTidak merubah bentangalam dan karakter lokalmampu menampungsekurang-kurangnya 1.000unit rumah
SYARAT KASIBA DAN LISIBA
PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT NOMOR32/PERMEN/M/2006PETUNJUK TEKNIS KAWASAN SIAP BANGUN DAN LINGKUNGAN SIAP BANGUN YANGBERDIRI SENDIRI (LANJUTAN)
Persyaratandan StandarPerencanaan
PerencanaanTeknik
Prasarana(jalan, drainase,limbah, sampah)
PerencanaanPengelolaanLingkungan
(AMDAL)
PerencanaanUtilitas Umum
(air minum, listrik,telekomunikasi, pipagas, kran kebakaran)
PerencanaanSarana Lingkungan
(pemerintahan,pendidikan, kesehatan,
perbelanjaan,peribadatan, rekreasi,
olahraga, ruang terbukahijau)
PERSYARATAN, STANDAR DANKRITERIA PERENCANAAN,SERTA PELAKSANAAN DAN
PENGENDALIAN KASIBA DANLISIBA
2 TAHAPAN/PROSES PEMBANGUNANPERMUKIMAN DAN PERANPERENCANA
TAHAPAN/PROSESPEMBANGUNAN KAWASAN PERMUKIMAN/PERUMAHAN
Penyusunan AnalisisMengenai DampakLingkungan (Amdal)
Penyusunan RencanaInduk (Masterplan)
Penyusunan Studi Kelayakan(Feasibility Study)
Penyusunan DED (DetailedEngineering Design)
Sosialisasi RencanaPembangunan Fisik
Kesiapan Lahan (LandAcquisition)
Perencanaan danPengendalian Jadwal WaktuPelaksanaan
Perencanaan danPengendalian organisasilapangan
Perencanaan danPengendalian Tenaga Kerja
Perencanaan danPengendalian Peralatan danMaterial
Pembentukan KelembagaanPasca Konstruksi
TAHAP PASCAKONSTRUKSITAHAP KONSTRUKSITAHAP PRA KONSTRUKSI
PERANPERENCANA KOTA
Memastikan bahwa kawasan masyarakat berpenghasilanrendah, permukiman informal dan kumuh dibangun dandiremajakan kembali serta diintegrasikan kedalamstruktur kehidupan urban dengan sesedikit mungkinmengakibatkan penggusuran, relokasi, atau gangguanterhadap mata pencaharian rakyat
Berkontribusi dalam pembentukan sistem pembiayaanperumahan yang progresif untuk menjadikan lahan,kapling jadi, dan perumahan terjangkau bagi semua
Memfasilitasi jaminan hak bermukim pada lahan danakses kontrol atas tanah dan properti, termasuk jugaakses pembiayaan bagi rumah tangga yangberpenghasilan rendah
Memastikan pengembangan perumahan/permukimandapat sesuai dengan rencana tata ruang sehingga dapatmenciptakan keharmonisan guna lahan
PERAN PERENCANA KOTADALAM TAHAPAN PENGEMBANGAN PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN
Pemerintah
Mengembangkan teknik-teknik baru dan transferpengetahuan lintas batas dan lintas sektor yangmempromosikan perencanaanperumahan/permukiman yang integratif,partisipatif, dan strategis
Mengidentifikasi dan memastikan sinergi dalamsetiap tahap, sektor, dan skala perencanaan dalampengembangan perumahan/permukiman
Akademisi/Perencana Profesional
Berpartisipasi dalam pengembangan visi tata ruangsecara keseluruhan dan penetapan prioritaspengembangan permukiman harus dihasilkan dari prosespartisipatif yang melibatkan masyarakat
Mendukung upaya perencanaan penggunaan lahan danperaturan-peraturan yang mempromosikan tentangjaminan hak bermukim pada lahan bagi orang miskin.
Organisasi Masyarakat Sipil
Berkolaborasi aktif dengan stakholder lain untukmemperkuat hubungan antara perencanaan tata ruangdan perencanaan sektoral serta meningkatkan koordinasilintas sektor yang berpengaruh dalam pengembanganperumahan/permukiman
Melakukan pembangunan permukiman melalui prinsiphunian berimbang, layak huni dan berkelanjutan.
Pengembang (Developer)
3 PRAKTEK LAPANGAN PEMBANGUNANPERMUKIMAN: TANTANGAN BAGIPERENCANA KOTA
ISU-ISU STRATEGISDALAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
Terbatasnya peluang untuk memperoleh pelayanan dan kesempatandalam mengakses perumahan terutama bagi kelompok masyarakatmiskin. Akibatnya, muncul kawasan permukiman-permukiman tidak
layak huni/kumuh
ISU KESENJANGAN PELAYANAN
Muncul karena masih banyaknya perumahan/permukiman yangmemiliki kualitas rendah yang disebabkan oleh belum optimalnya
penerapan pencapaian standar pelayanan minima; perumahan danpermukiman yang berbasis indeks pembangunan berkelanjutan
ISU LINGKUNGAN
Dipengaruhi oleh keterbatasan kinerja tata pemerintahan di seluruhtingkatan, sehingga berdampak pada lemahnya implementasi kebijakanyang telah ditetapkan, inkonsistensi di dalam pemanfaatan lahan untukperumahan dan permukiman, dan munculnya dampak negatif terhadap
lingkungan
ISU MANAJEMEN PEMBANGUNAN
KEBUTUHAN (BACKLOG) TERHADAP PERUMAHAN
3,4 jutaunit rumah tidak layak hunitahun 2014
(Sumber: Proyeksi Data Indikator Perumahan dan KesehatanLingkungan (Inperkesling) Tahun 2011, BPS)
Backlog sebesar 13,5 juta unit pada tahun 2014berdasarkan konsep memiliki(Sumber : Dokumen Rencana Pembangunan Infrastruktur 2015-2019,
tgl 17 Des 2014)
Backlog sebesar 7,6 juta unit pada tahun 2014berdasarkan konsep penghunian(Sumber : Perpres No.2 Tahun 2015 tentang RPJMN 2015-2019)
PERMASALAHAN-PERMASALAHANDALAM PEMBANGUNAN PERMUKIMAN
1Belum Terlembaganya SistemPenyelenggaran Perumahan
dan Permukiman
Sistem penyelenggaraanperumahan/permukimanbelum mantap diseluruhtingkat pemerintahan
Belum mantapnyapelayanan dan aksesterhadap hak atas tanahterutama bagi golonganmasyarakat miskin
Belum efisiennya pasarperumahan, sepertiditunjukkan melaluikondisi dan prosesperijinan pembangunanperumahan dan sertifikasihak atas tanah masihmemprihatinkan
2Rendahnya Tingkat Pemenuhan
Kebutuhan Perumahan Yang Layakdan Terjangkau
Tingginya kebutuhanperumuhan perumahanyang layak dan terjangkaumasih belum dapatdiimbangi karenaterbatasnya kemampuanpenyediaan.
Ketidakmampuanmasyarakat miskinmengakses perumahan layakdisebabkan karenaterbatasnya akses terhadapsumber daya kuncitermasuk informasi,terutama yang berkaitandengan pertanahan danpembiayaan perumahan.
3 Menurunnya Kualitas LingkunganPermukiman
Masih banyak permukimanyang tidak memenuhistandar pelayanan sepertitidak dilengkapi denganprasarana dan saranapendukung, terbatasnyaruang hijau, air bersih,sanitasi, hingga pengolahanlimbah
Secara visual wujudlingkungan, terdapatkecenderungan yang kurangpositif bahwa sebagiankawasan perumahan danpermukiman telah mulaibergeser menjadi lebih tidakteratur, kurang berjati diri,dan kurang memperhatikankearifan lokal.
4 REFERENSI PENGEMBANGANKAWASAN PERUMAHAN DANPERMUKIMAN
PENGEMBANGAN KAWASAN DAGO DAN GEMPOLBANDUNG
PENGEMBANGAN KEBAYORANJAKARTA
Konsep neighbourhoodGarden City:-social mix diwujudkan dalambentuk blok-blok hunian
- struktur jalan, fasilitas, danruang terbuka yangberhierarki- skala pelayanan untukkawasan (lokal KebayoranBaru)
KEBAYORAN BARUFASE AWAL (1948)
Skala pelayanan fasilitasberubah: lokal (Kebayoran Baru)menjadi kota (Jakarta Selatan)
Munculnya fungsi2 baru di luarfungsi kawasan: perkantoran,komersial, terminal transit(dalam kota), etc.
Poros utara-selatan (jalurprimer)
KEBAYORAN BARUFASE 70AN – 80AN
Skala pelayanan fasilitas berubah:menjadi kota (Jakarta Selatan)menjadi regional (Jabodetabek)
Hub antara Jakarta dan sub urban
KEBAYORAN BARUFASE 90AN-SEKARANG
REFERENSI PENGEMBANGAN PERUMAHAN/PERMUKIMANWILAYAH LAIN
RSS BEKASI
RUSUN KEMAYORAN
REFERENSI PENGEMBANGAN PERUMAHAN/PERMUKIMANWILAYAH LAIN
JENIS fasilitas di lingkunganperumahan :i. Fasilitas ibadahii. Fasilitas rekreasi dan olahragaiii. Fasilitas perdagangan Warung, mini market Pasar lokal
iv. Fasilitas kesehatan Poliklinik, puskesmas
v. Fasilitas sosial: Balai desa / kelurahan /
community centre Perpustakaan umum Kantor pos
vi. Fasilitas pendidikan: Penitipan anak, TK, sekolah
dasar Sekolah menengah
3.#Jakarta#Metropolitan#Area/#Jabodetabek##
No. Administration Area
1 Prov. DKI Jakarta
2 Prov. West Java
3 Prov. Banten
4 Bogor Regency
5 Bogor City
6 Depok City
7 Tangerang Regency
8 Tangerang City
9 Tangerang Selatan City
10 Bekasi Regency
11 Bekasi City
12 Cianjur Regency
REFERENSI PENGEMBANGAN PERUMAHAN/PERMUKIMANJAKARTA METROPOLITAN AREA (JABODETABEK)
MASTERPLANSENTUL CITY
MASTERPLANBUMI SERPONG DAMAI
5 AGENDA BARU PERKOTAAN PBB
NEW URBAN AGENDA• UNITED NATIONS CONFERENCE ON
HOUSING AND SUSTAINABLE URBANDEVELOPMENT – HOUSING III
• Konferensi PBB setiap 20 tahun untukmembahas isu perumahan danpermukiman global.
• Dokumen keluaran Konferensi HabitatIII adalah sebuah dokumen politis,yang disebut Agenda Baru Perkotaan(New Urban Agenda). Agenda iniberisi prinsip-prinsip, komitmen danaksi global dalam rangka mendukungurbanisasi berkelanjutan dalam kurunwaktu dua puluh tahun ke depan.
NEW URBAN AGENDA
National/RegionalReports
Regional /ThematicMeeting Outputs
Policy Unit Papers
ZeroDraftNUA
18 Juni
ConsolidatedInputs
Intergovernmental Negotiations (IGN)di UN NY
DraftNUA
18 Juli
Prepcom325-27 Juli
2016Open ended consultativemeeting 25 -29 April 2016
DraftNUA
28 Juli
AgreedDraftNUA10
Sept
NewUrban
Agenda
ZeroDraftNUA
6 Mei
16 - 17 Mei: Local AuthoritiesMeeting18 – 20 Mei: IGN 16 - 7 Juni: Informal hearings withstakeholders8 – 10 Jun: IGN 227 Jun – 1 Juli: IGN37-9 Sept: IGN4
IGNtambahan diNY 7-10 Sept
PROSESPENYUSUNAN NUA
AGREED DRAFT of the NEW URBAN AGENDA 10 SEPT PARAGRAF
QUITO DECLARATION ON SUSTAINABLE CITIES AND HUMAN SETTLEMENTS FOR ALL 1 – 10
- Our shared vision 11 - 13- Our principles and commitments 14 - 15- Call for action 16 - 22
QUITO IMPLEMENTATION PLAN FOR THE NEW URBAN AGENDA 23 -A. THE TRANSFORMATIVE COMMITMENTS FOR SUSTAINABLE URBANDEVELOPMENT
24
• SUSTAINABLE URBAN DEVELOPMENT FOR SOCIAL INCLUSION AND ENDING POVERTY 25- 42
• SUSTAINABLE AND INCLUSIVE URBAN PROSPERITY AND OPPORTUNITIES FOR ALL 43 - 62
• ENVIRONMENTALLY SUSTAINABLE AND RESILIENT URBAN DEVELOPMENT 63 - 80B. EFFECTIVE IMPLEMENTATION 81 - 84
• BUILDING THE URBAN GOVERNANCE STRUCTURE: ESTABLISHING A SUPPORTIVEFRAMEWORK
85 - 92
• PLANNING AND MANAGING URBAN SPATIAL DEVELOPMENT 93 - 125• MEANS OF IMPLEMENTATION 126 - 160
C. FOLLOW UP AND REVIEW 161 – 175
QUITO DECLARATIONPrinsip utama NUA1. Leave no one behind, by ending poverty in all its
forms and dimensions, by ensuring equal rightsand opportunities, socio-economic and culturaldiversity, integration in the urban space…. Equalaccess for all to physical and social infrastructureand basic services.
2. Sustainable and inclusive urban economies, bylevering the agglomeration benefits of well-planned urbanization
3. Environmental sustainability, by promoting cleanenergy, resource and land use efficiency, as wellas protecting ecosystems and biodoversity
QUITO IMPLEMENTATION PLAN
A. TRANSFORMATIVE COMMITMENTS
Sustainable urban development for socialinclusion and ending poverty
Sustainable and inclusive urban prosperity andopportunities for all
Environmentally sustainable and resilient urbandevelopment
85. Acknowledge the principles and strategies of the InternationalGuidelines on Decentralization and Access to Basic Services forAll.
86. Anchor effective implementation of NUA in inclusive,implementable, participatory urban policies, as appropriate tomainstream sustainable urban and territorial development aspart of integrated development strategies and plans
87. Foster stronger coordination and cooperation among national,sub-national and local government
88. Ensure coherence between goals and measures of sectoralpolicies, inter alia, rural devt, land use, food security andnutrition, mgt of natural resources, provision of public services,water sanitaiton, health, environment, energy, housing andmobility, at different levels of political administration etc
89. We will take measures to establish legal and policy framework,based on principles of equality and non-discrimination
B. EFFECTIVE IMPLEMENTATIONBUILDING THE URBAN GOVERNANCE STRUCTURE:ESTABLISHING A SUPPORTIVE FRAMEWORK
B. EFFECTIVE IMPLEMENTATIONPLANNING AND MANAGING URBAN SPATIAL DEVELOPMENT
93. We acknowledge the principles and strategies for urban and territorial planningcontained in the International Guidelines on Urban and Territorial Planning, adoptedby the Governing Council of UN-Habitat at its 25th session in April 2015.
94. We will implement integrated planning that aims to balance short-term needs withlong-term desired outcomes of a competitive economy, high quality of life, andsustainable environment. We will also strive to build in flexibility in our plans inorder to adjust to changing social and economic conditions over time. We willimplement and systematically evaluate these plans, while making efforts to leverageinnovations in technology and to produce a better living environment.
95. We will support implementing integrated, polycentric, and balanced territorialdevelopment policies and plans, encouraging cooperation and mutual supportamong different scales of cities and human settlements, strengthening the role ofsmall and intermediate cities and towns in enhancing food security and nutritionsystems, providing access to sustainable, affordable, adequate, resilient, and safehousing, infrastructure, and services, and facilitate effective trade links, across theurban-rural continuum, ensuring that small-scale farmers and fishers are linked tolocal, sub-national, national, regional, and global value chains and markets. We willalso support urban agriculture and farming as well as responsible, local, andsustainable consumption and production, and social interactions through enablingaccessible networks of local markets and commerce as an option to contribute tosustainability and food security.
96. We will encourage implementing sustainable urban and territorialplanning, including city-region and metropolitan plans, to encouragesynergies and interactions among urban areas of all sizes, and theirperi- urban, and rural surroundings, including those that are cross-border, and support the development of sustainable regionalinfrastructure projects that stimulate sustainable economicproductivity, promoting equitable growth of regions across theurban-rural continuum. In this regard we will promote urban-ruralpartnerships and inter-municipal cooperation mechanisms based onfunctional territories and urban areas as effective instruments toperform municipal and metropolitan administrative tasks, deliverpublic services, and promote both local and regional development.
97. We will promote planned urban extensions, infill, prioritizingrenewal, regeneration, and retrofitting of urban areas, asappropriate, including upgrading of slums and informal settlements,providing high-quality buildings and public spaces, promotingintegrated and participatory approaches involving all relevantstakeholders and inhabitants, avoiding spatial and socio-economicsegregation and gentrification, while preserving cultural heritage andpreventing and containing urban sprawl.
126. We recognize that the implementation of the New Urban Agendarequires an enabling environment and a wide range of means ofimplementation including access to science, technology, andinnovation and enhanced knowledge sharing on mutually agreedterms, capacity development, and mobilization of financialresources, taking into account the commitment of developedcountries and developing countries, tapping into all availabletraditional and innovative sources at the global, regional, national,sub-national, and local levels as well as enhanced internationalcooperation and partnerships among governments at all levels, theprivate sector, civil society, the United Nations system, and otheractors, based on the principles of equality, non-discrimination,accountability, respect for human rights, and solidarity, especiallywith those who are the poorest and most vulnerable.
127. We reaffirm the commitments on means of implementation includedin the 2030 Agenda for Sustainable Development and the AddisAbaba Action Agenda on Financing for Development.
B. EFFECTIVE IMPLEMENTATIONMEANS of IMPLEMENTATION
SEKIAN DAN TERIMAKASIH