peran penting fasilitas belajar sebagai media.docx

60
PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA MOTIVATOR BAGI SISWA KELAS II SDN ________ GUNA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR S B K BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Untuk mencapai cita-cita luhur bangsa serta negara menuju masyarakat adil dan makmur adalah merupakan suatu proses yang perlu ditinjau dari berbagai segi. Salah satu faktor penunjang utama adalah pendidikan, baik pendidikan formal maupun pendidikan non formal. Sehingga pendidikan merupakan usaha sadar dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidikan sangat diharapkan agar setiap orang mengenal pendidikan semaksimal munkin sesuai dengan kemampuannya. Di Indonesia pendidikan memegang peranan penting, sesuai yang termuat dalam ketetapan MPR No. II/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara bahwa tujuan pendidikan nasional adalah sebagai berikut :

Upload: zahra-net

Post on 27-Jan-2016

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA  MOTIVATOR   BAGI SISWA KELAS II SDN  ________GUNA  MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR S B K

BAB IPENDAHULUAN

A.   Latar Belakang Masalah

Untuk mencapai cita-cita luhur bangsa serta negara menuju masyarakat adil dan

makmur adalah merupakan suatu proses yang perlu ditinjau dari berbagai segi. Salah

satu faktor penunjang utama adalah pendidikan, baik pendidikan formal maupun

pendidikan non formal. Sehingga pendidikan merupakan usaha sadar dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, maka pendidikan sangat diharapkan agar setiap

orang mengenal pendidikan semaksimal munkin sesuai dengan kemampuannya.

Di Indonesia pendidikan memegang peranan penting, sesuai yang termuat dalam

ketetapan MPR No. II/1993 tentang Garis-Garis Besar Haluan Negara bahwa tujuan

pendidikan nasional adalah sebagai berikut :

Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila bertujuan untuk meningkatkan

ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kecerdasan dan ketrampilan, memprtinggi

budi pekerti, memperkuat kepribaadian, serta mempertebal semangat kebangsaan dan

cinta tanah air, supaya dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunan yang

dapat membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggungjawab atas

pembangunan bangsa.

Selanjutnya dengan meneliti sejarah di Indonesia ternyata perumusan-perumusan

yang senantiasa berkembang sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangan

Page 2: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

masyarakat. Oleh karena itu pendidikan di Indonesia mengalami peningkatan yang

pesat pula, disamping negara kita termasuk negara sedang berkembang, dimana

sedang giat-giatnya melaksanakan pembangunan di segala bidang.

Dalam melaksanakan pembangunan maka mutu pendidikan di sekolah

ditingkatkan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. Untuk menunjang mutu

pendidikan , maka dunia pendidikan kita diharapkan menjadu dasar dari semua ilmu

pengetahuan dan teknologi. Untuk itu diharapkan partisipasi dari semua komponen

bangsa. Untuk mengurangi kesulitan dalam pelajaran  seperti yang dialami anak didik

harus disediakan fasilitas yang cukup memadai yaitu meliputi buku-buku paket, buku

tulis dan alat-alat belajar yang lain yang dapat digunakan dalam proses belajar

mengajar khususnya fasilitas yang digunakan anak atau siswa dalam belajar  di sekolah

. Walaupun pemerintah dengan segala upayanya menyediakan kemudahan-

kemudahan untuk melaksanakan pendidikan dari tingkat yang paling rendah sampai di

tingkat pendidikan di perguruan tinggi.

Dalam hal ini, peranan orang tua tidak kalah pentingnya dalam menyediakan

fasilitas belajar anaknya. Karena dari sekian banyak macam maupun jenis alat

penunjang pendapat sangat berperan dalam sehari-harinya di sekolah. Karena tanpa

fasilitas yang cukup  tentu anak akan menemui kesulitan dalam belajarnya .

Dalam upaya meratakan kesempatan untuk memperoleh pendidikan, maka dalam

hal ini pemerintah telah mendirikan gedung-gedung sekolah, menyediakan tenaga guru,

maupun segala fasilitas-fasilitas yang amat diperlukan dalam kegiatan belajar

mengajar.

Page 3: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

Pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan

pemerintah. Karena itu khususnya orang tua berkewajiban untuk menyediakan fasilitas

belajar sendiri di rumah demi keberhasilan belajar anak-anaknya, karena sebagian

besar waktu anak berada di rumah. Di samping itu juga orang tua harus senantiasa

betul-betul mengawasi dan memperhatikan cara belajar anaknya.

Dalam belajar di rumah anak-anak sering dihadapkan beberapa masalah yang

sering mengganggu proses belajarnya. Masalah atau kesulitan-kesulitan itu tampak

sekali pada waktu anak mendapat tugas dari sekolah, apabila menjelang ulangan baik

ulangan formal maupun sumatif. Pada saat situasi seperti ini, akan kelihatan sibuk.

Waktu yang seharusnya digunakan untuk belajar tetapi digunakan untuk mencari buku-

buku maupun alat-alat pelajaran yang dibutuhkan anak baik dengan cara meminjam

maupun dengan cara membeli, tetapi yang jelas usaha yang dilakukan anak telah

menyita waktu belajarnya.

Guru kelas harus memperhatikan betul-betul cara belajar anak didiknya, apabila 

siswanya enggan belajar maka  guru harus tanggap apa yang menyebabkan anak

menjadi demikian. Penyediaan fasilitas belajar yang baik dan tepat seperti fasilitas

media gambar untuk mewarnai bidang gambar, memungkinkan anak betah dalam

pembelajaran di kelas. Untuk itu  guru juga harus sedapat mungkin memenuhi

penyediaan fasilitas belajar yang tenang, menyenangkan, jauh dari kebisingan, cukup

cahaya penerangan, penyediaan buku-buku maupun alat tulis menulis, media gambar,

cryon tinta warna dan lain sebagainya.

Di samping penyediaan segala kebutuhan belajar anaknya, orang tua harus

berperan aktif untuk membrikan bimbingan sekitar anak mendapat kesulitan dalam

Page 4: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

belajanya. Salah satu pendorong keberhasilan belajar anak adalah adanya fasilitas

yang disediakan orang tuanya di rumah.

Masalah penyediaan fasilitas belajar inilah yang menarik perhatian peneliti,

sehingga peneliti ingin mengetahui apakah benar penyediaan alat belajar yang cukup

akan berkorelasi dengan kemampuan berprestasi belajar anak.

B.   Perumusan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis mengemukakan rumusan masalah sebagai berikut:

“Adakah korelasi antara tersedianya fasilitas belajar  dengan kemampuan

berprestasi belajar  SBK bagi siswa  kelas II  SDN  ___________Kabupaten   _____

Tahun Pelajaran ___/____ ?”

C.   Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan atau jawaban sementara atas sesuatu maslaha. Karena

sufatnya sementara, maka hipotesis mengandung kemungkinan benar atau salah.

Untuk mengetahui apakah suatu hipotesis dapat diterima atau ditolak perlu diadakan

pembuktian.

Berikut ini penulis kemukakan beberapa definisi tentang hipotesisi. Mohammad Ali

( 2003: 31) menyatakan :"Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara terhadap

masalah yang diteliti yang dirumuskan atas dasar terkaan peneliti". Jawaban sementara

ini selajutnya akan diuji dengan data yang dikumpulkan melalui penelitian dan hasil

pengujian itu adalah kesimpulan dan atau generalisasi yang juga merupakan temuan-

temuan penelitian yang bersangkutan.

Page 5: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

Selanjutnya Suharsimi Arikunto (1991 : 62) menjelaskan tentang pengertian

hipotesis sebagai berikut :"Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang

bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data

yang terkumpul".

Dari pengertian tersebut diatas serta berdasarkan latar belakang dan perumusan

masalah maka penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut : "Ada korelasi antara

tersedianya fasilitas belajar guna  meningkatkan kemampuan berprestasi belajar  SBK

bagi siswa  kelas II  SDN  _________________ Kabupaten   _______  Tahun Pelajaran

__/____ ".

D.   Variabel dan Definisi Operasional Variabel

1.    Variabel

Pengertian variabel menurut Suharsimi Arikunto (1991 : 91) adalah obyek

penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian.

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu :

a.    Variabel bebas yaitu  fasilitas belajar  sebagai alat belajar

b.    Variabel terikat yaitu kemampuan ber prestasi belajar pada maple SBK bagi siswa kelas

II  SDN  __________  Kecamatan  ________  Kabupaten  _________   Tahun

Pelajaran ____/____  .

2.    Definisi Operasional Variabel

a.    Penyediaan fasilitas belajar adalah sarana atau alat-alat belajar atau perlengkapan

belajar. Ini bisa diwujudkan dalam bentuk kelengkapan buku-buku pelajaran,

Page 6: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

kelengkapan alat-alat tulis, penggaris,cryon, tinta china, bidang gambar juga

tersedianya ruang belajar yang memadai, tersedianya meja, kursi, rak buku,

penerangan yang cukup serta tersedianya alat transportasi.

b.    Prestasi belajar adalah buku keberhasilan siswa dalam menuntut ilmu pengetahuan

atau materi pelajaran yang dilihat dari nilai formal.

E.   Tujuan Penelitian

1.    Tujuan Khusus

a.    Ingin mengetahui ada atau tidaknya hubungan penyediaan fasilitas belajar sebagai alat

belajar mewarnai dengan kemampuan berprestasi belajar siswa  di  SDN  __________ 

Kecamatan  ________  Kabupaten  _________   Tahun Pelajaran ____/____.

2.    Tujuan Umum

a.    Ingin mengetahui data tentang fasilitas belajar siswa

b.    Ingin mengetahui tentang prestasi belajar siswa

c.    Ingin menerapkan segala ilmu pengetahuan yang diperoleh selama  mengajar

F.    Pentingnya Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi masukan kepada :

1.    Para Orang tua murid

Adanya penyediaan fasilitas belajar yang memadai dapat menambah suasana

belajar yang nyaman bagi putra-putrinya.

Page 7: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

2.    Para guru

Fasilitas yang ada hendaknya dipelihara dengan baik, sedang yang belum ada

diupayakan untuk diadakan demi lancarnya proses belajar mengajar disekolah.

3.    Para siswa

Hendaknya siswa dapat memanfaatkan fasilitas yang ada dengan baik untuk

meningkatkan prestasi belajar tertutama pada mata pelajaran SBK.

Page 8: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

BAB II

LANDASAN TEORI

Dalam bab ini peneliti akan menguraikan mengenai topik permasalahannya.

Adapun permasalahannya sebagai berikut :

A.   Penyediaan Fasilitas belajar

B.   Prestasi Belajar 

C.   Hubungan antara penyediaan fasilitas belajar dengan prestasi belajar 

A.   Penyediaan Fasilitas belajar

Menurut WJS Poerwodarminto (1986 : 98) fasilitas adalah "segala sesuatu yang

terjadi guna menunjang suatu tujuan".

Dari kesimpulan diatas bahwa fasilitas adalah sarana atau alat yang ada guna

memenuhi suatu tujuan yang hendak dicapai. Oleh sebab itu guna menunjang hasil

belajar perlu adanya kelengkapan fasilitas belajar.

Menurut The Liang Gie ( 2001: 80) adalah :"Setelah seseorang siswa

menyiapkan diri dengan sikap mental dan perilaku yang tepat, langkah berikutnya ialah

mengusahakan terpenuhnya persyaratan untuk dapat belajar dengan baik".

Berdasarkan pendapat di atas, maka sebelum memulai usaha kegiatan belajar

ini, haruslah diketahui persyaratan belajar.

Page 9: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

Diantaranya mengenai fasilitas belajar, yaitu :

1.    Tempat belajar

2.    Alat belajar

3.    Peralatan belajar

4.    Pemakaian perpustakaan

1.    Tempat belajar

a.    Ruang belajar

Sebuah syarat untuk dapat belajar dengan sebaik-baiknya ialah tersedianya

tempat belajar. Setiap siswa hendaknya mengusahakan kamar belajar tertentu. Kalau

seandainya kamar belajar tidak bisa disediakan secara khusus, kamar tidur dapat juga

disediakan meja belajar sekaligus dijadikan tempat belajar yang sangat baik kalau para

siswa memperhatikan beberapa hal antara lain :

1)    Hendaknya letak meja belajar tidak menghadap ke pintu kamar, sebaiknya meja belajar

itu menghadap ke tembok sehingga membelakangi pintu kamar.

Hal ini diatur sedemikian rupa supaya dalam kegiatan belajar konsentrasi dan

perhatiannya dalam belajar tidak terpecah (apabila ada orang lalu lalang lewat didepan

kamar)

2)    Meja belajar hendaknya diletakkan di sebelah kanan dari jendela kamar, sehingga sinar

matahari menyorot ke arah kiri.

3)    Meja belajar hendaknya jangan diletakkan berhadapan dengan jendela kamar. Ini

memudahkan orang yang sedang belajar perhatiannya terganggu dengan segala

Page 10: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

peristiwa yang terjadi di luar jendela, disamping itu juga sinar yang masuk ke dalam

kamar akan menyilaukan.

4)    Meja belajar hendaknya bersih dari segala bentuk barang yang tidak dipeerlukan dalam

kegiatan belajar. Kalau barang-barang yang ada di atas meja khusus hanya yang

diperlukan untuk itu, maka suasana kamar akan terasa luas, sejuk, jernih dan suasana

jiwapun akan menjadi lapang.

b.    Penerangan

Suatu tempat belajar yang baik apabila memiliki penerangan cahaya yang cukup.

Seseorang akan dapat membaca dengan kapasitas yang lebih besar dan kelelahan

mata yang lebih kecil apabila memanfaatkan penerangan alamiah sinar matahari.

George J. Dudycha (1957 : 64) dalam bukunya "Learn more with less affort"

dikutip The Liang Gie ( 2001) bahwa penerangan dari cahaya lampu dapat dibedakan

empat macam.

1)    Penerangan tak langsung

Penerangan ini terjadi dari cahaya yang dipantulkan dari langit-langit dan dinding

kamar, sedang sumber cahayanya itu sendiri tidak kelihatan.

2)    Penerangan setengah tak langsung

Penerangan ini untuk sebagian datang dari pemantulan cahaya seperti pada

penerangan tak loangsung diatas dan untuk sebagian lagi cahaya yang langsung

memancar dari lampu dengan melewati selubung kaca yang berwarna putih.

3)    Penerangan setengah langsung

Page 11: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

Ini terjadi dari cahaya lampu yang memancarkan ke segenap jurusan dengan

melewati selubung kaca yang berwarna putih seperti susu.

4)    Penerangan langsung

Ini memancar langsung dari sumber cahaya (lampu) ke permukaan meja tanpa

melewati apa-apa. Lampu meja yang umum dipakai oleh siswa tergolong lampu yang

memberikan penerangan langsung.

Penerangan yang terbaik dipakai untuk kegiatan belajar di waktu malam ialah

penerangan tak langsung, sebab pemantulan cahaya bila tersebar ke semua jurusan

sehingga merata dan tidak menimbulkan bayangan. Penerangan semacam ini

mempunyai sifat yang lunak, sehingga tidak terlalu cepat menimbulkan kelelahan pada

mata. Untuk makar belajar pada khususnya, penerangan yang terbaik untuk

dipergunakan apabila di atas memakai lampu yang memancarkan cahaya tak langsung

untuk menerangi seluruh kamar, sedangkan diatas meja belajar dipakai lampu meja

yang membrikan penerangan setengah langsung. Seluruh kamar belajar perlu diberi

penerangan tak langsung agar tidak ada perbedaan yang menyolok antara permukaan

meja dengan bagian-bagian yang lainnya dari kamar belajar itu gelap, maka bila

seseorang yang belajar mengalihkan pandangnnya dari buku ke arah lainnya lensa

matanya harus selalu melakukan penyesuaian terhadap perbedaan penerangan itu. Hal

semacam ini menyebabkan timbulnya kelelahan pada matanya.

Bilamana karena pertimbangan-pertimbangan ekonomi tidak memungkinkan

bagi seseorang dalam kegiatan belajar memakai penerangan tak langsung dan lampu

meja, melainkan hanya bisa menyediakan lampu gantung di kamar yang memancarkan

Page 12: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

cahaya langsung maka sebaiknya diusahakan agar lampu tersebut terletak dalam

lingkungan sudut 45o dari pandangan mata, dan dibeeri tudung secukupnya agar tidak

menyilaukan mata.

c.    Ventilasi

Suatu syarat lain yang tidak bisa diabaikan dalam kegiatan belajar guna

menciptakan tempat belajar yang serasi ialah peredaran udara. Peredaran dalam

kamar belajar hendaknya diusahakan supaya lancar, ini bisa dilakukan dengan cara

membuka pintu dan jendela kamar sehingga memungkinkan keluar masuknya udara

segar. Kamar belajar yang tanpa adanya peredaran udara yang baik menyebabkan

seseorang akan cepat mengantuk atau tidak betah berada di dalam kamar belajar.

Masalah suhu udara dalam kamar belajar hendaknya tidak terlampau panas atau

terlapau dingin.

2.    Perabot belajar

Setiap orang yang ingin berhasil dalam kegiatan belajarnya hendaknya memiliki

perabot belajar yang memadai, minimal meja berikut kursinya. Sedangkan yang disebut

dengan perabot belajar disini ialah meja, kursi, almari (rak buku) dan lain-lain.

Menurut The Liang Gie ( 2001: 43-45) berpendapat bahwa :

Syarat-syarat meja belajar yang baik adalah sebagai berikut :

a.    Meja hendaknya tidak tertutup seluruhnya dari permukaan meja sampai ke lantai.

Page 13: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

b.    Permukaan hendaknya rata, tidak berwarna gelap atau mengkilap, warna gelap pada

permukaan meja belajar dapat melelahkan mata, sedangkan alas meja mengkilap

dapat menimbulkan kesilauan terhadap mata.

c.    Luas meja belajar tidak perlu terlalu berlebih-loebihan

d.    Tinggi meja hendaknya disesuaikan dengan tinggi badan

Mengenai bentuk meja belajar ada bermacam-macam coraknya mulai dari yang

sederhana tanpa laci sampai meja dengan laci maupun meja belajar khusus yang

merupakan gabungan antara meja dan almari.

Selain meja belajar, dalam kegiatan belajar seseorang hendaknya memiliki buku-

buku, literatur yang dapat menunjang dalam proses belajarnya. Buku-buku yang perlu

dimiliki diantaranya sebagai berikut :

a.    Buku-buku kamus, misalnya kamus Indonesia-Inggris / Inggris-Indonesia, dan lain

sebagainya.

b.    Buku-buku ilmu pengetahuan, yaitu buku-buku yang sesuai dengan mata pelajaran,

spesialisasi dan disiplin ilmu yang sedang ditekuninya.

c.    Majalah-majalah ilmiah, karangan ilmiah dan lain sebagainya.

Disamping mengatur tempat tidur dan meja belajar sedemikian rupa supaya

enak untuk kegiatan belajar, juga tempat duduk/kursi belajar perlu diperhatikan. Kursi

belajar janganlah terlalu empuk, kursi yang terlalu empuk memudahkan seseorang

untuk diserang rasa kantuk. Usahakanlah kursi sebagai suatu tempat duduk yang enak

untuk belajar, dan terhindar dari gangguan dinding, sehingga dalam proses belajar

dapat berkonsentrasi yang optimal.

Page 14: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

3.    Peralatan tulis

Dalam segala bentuk kegiatan belajar mutlak dipeerlukan alat-alat tulis. Semakin

lengkap alat-alat tulis itu semakin lancar pula proses belajarnya. Alat-alat tulis yang

dimaksud misalnya seperti : vulpen, tinta, pensil, penghapus, penggaris, lem, cryon,

bidang gambar, tinta chinna notes, buku tulis dan lain sebagainya.

Buku "A Guide to College Study" dkk ( 2003: 53) yang dikarang oleh Robert W.

Frederick, dikutip The Liang Gie ( 2001), memuat daftar alat-alat belajar yang lebih

banyak, antara lain meliputi :

Gunting, jepitan kertas, mesin tulis, kertas yang polos, kertas yang bergaris kotak-kotak,

atlas dunia, persediaan amplop, perangko dan lain-lain.

Alat-alat lain yang bersifat umum, tetapi secara langsung menunjang studi

seseorang yang memilikinya diantaranya : sepeda, sepeda motor. Bagi siswa yang

rumah atau pemondokannya jauh perlu memilikinya serta memeliharanya baik-baik.

Dari semua alat-alat yang harus dimiliki oleh setiap orang dalam kegiatan

belajarnya, hal-hal lain yang tidak boleh diabaikan ialah memelihara kamar belajar agar

kamar belajar tetap bersih dan kelihatan rapi. Untuk hal ini perlu disediakan tempat

sampah.

Dengan tersedianya alat-alat tersebut diatas yang cukup memadai, maka itu berarti

seorang pelajar/siswa telah melangkah ke pintu gerbangnya cita-cita.

4.    Pemakaian Perpustakaan

Setelah seseorang siswa menyadari kesukaran-kesukaran yang dihadapi serta

menyiapkan sikap  yang baik, persyaratan dan perlengkapan yang diperlukan

Page 15: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

sebagaimana tersebut diatas, masih ada satu hal yang perlu dijadikan pedoman oleh

setiap siswa, yaitu belajar dengan memanfaatkan perpustakaan.

Tidak ada belajar yang dapat dilaksanakan tamnpa membaca, dan gudang

bacaan ialah perpustakaan. Setiap pelajar / siswa harus setia mengunjungi

perpustakaan sekolahnya atau perpustakaan-perpustakaan lainnya yang dapat

membantu usaha belajarnya. Perpustakaan itu hanya dapat memberikan manfaat yang

sebesar-besarnya kepada seseorang pelajar/siswa kalau ia mengetahui bagaimana

mempergunakannya. Untuk dapat menjadi seorang pemakai perpustakaan yang baik,

ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan dipelajari.

Pertama hendaknya seseorang pelajar/siswa mengetahui jam buka

perpustakaan-perpustakaan itu. Catatlah hal-hal itu di dalam notes.

Kemudian seseorang pelajar/siswa hendaknya mempelajari pula peraturan-

peraturan yang berkenan dengan pemakaian perpustakaan itu, misalnya syarat-syarat

untuk meminjam buku, berapa lama buku itu dapat dipinjam kie rumah, kewajiban-

kewajiban yang harus ditaati oleh peminjam dan hal-hal lainnya yang perlu.

B.   Prestasi Belajar 

1.    Prestasi Belajar

Menurut M. Saleh Muntasir ( 2004: 22) mengatakan : bahwa "Prestasi belajar

siswa adalah prestasi yang trewujud skor-skor pada tes hasil belajar".

Menurut Bimo Walgito ( 2003: 102) menjelaskan bahwa "Prestasi belajar adalah

keberhasilan usaha yang dapat dicapai dalam belajar".

Page 16: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

Dalam proses belajar mengajar terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi

baik sebagai motivasi maupun sebagai hambatan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

proses belajar mengajar tersebut antara lain :

a.    Faktor eksogen

Faktor eksogen adalah suatu sebab yang ditimbulkan dari luar pribadi, misalnya

faktor yang datangnya dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor maasyarakat

b.    Faktor endogen

Pendidikan merupakan bimbingan yang diberikan kepada anak untuk mencapai

perkembangan jasmani dan rohani secara harmonis. Oleh sebab itu pendidikan

pengajaran tidak dari fisik. Sedangkan yang dimaksud dengan faktor yang berhubungan

dengan faktor endogen adalah faktor yang berhubungan dengan kondisi anak.

Untuk mencapai prestasi yang baik, mada beberapa faktor dasar yang perlu

diperhatikan baik oleh guru maupun orang tua murid. Faktor-faktor dasar tersebut

adalah sebagai berikut :

a.    Minat

b.    Perhatian

c.    Perasaan

d.    Ingatan

e.    Menguasai materi

Berbicara tentang mengenai tujuan belajar oleh Bimo Walgito ( 2003: 118) adalah

sebagai berikut :"Tujuan ini adalah membantu pemeerintah dalam usaha mewujudkan

tujuan pendidikan pada umumnya".

Page 17: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

Pada akhirnya tujuan belajar yang diuraikan diatas adalah untuk mencapai suatu

prestasi belajar atau hasil yang diperoleh dari kegiatan belajar. Prestasi menunjukkan

mutu dari pendidikan. Oleh karena itu seorang siswa dikatakan sukses dalam belajar

apabila menunjukkan peerubahan tingkah laku baik segi pengetahuan maupun

keterampilan.

Perubahan-perubahan itu dapat berbentuk dalam penggunaan, atau  pengevaluasi

mengenai sikap, kebiasaan dan nilai-nilai, pengetahuan dan kecakapan.

Perubahan itu berangsur-angsur akan dimulai dari sesuatu yang tidak dikenalnya

untuk kemudian dikuasai atau dimilikinya, dipergunakan sampai kepada suatu saat

untuk dievaluasi oleh yang menjalani proses belajar itu.

Jadi pada intinya, orang yanng belajar tidak sama keadaannya dengan sebelum

mereka melakukan perbuatan belajar itu. Denngan demikian dapat disimpulkan bahwa :

a.    Dalam belajar faktor peerubahan tingkah laku harus ada, tidak dikatakan belajar apabila

didalamnya tidak ada tingkah laku.

b.    Perubahan tersebut pada pokoknya didapatkan kecakapan baru

c.    Perubahan itu terjadi karena usaha yang disengaja

d.    Dari berbagai batasan tentang belajar yang disebut di atas kita sudah mendapat

gambaran mengenai apa itu belajar.

2.    Teori Belajar Mengajar 

Teori belajar atau teori perkembangan mental berisi tentang apa yang terjadi dan

apa yang diharapkan terjadi pada mental anak. Teori belajar menguraikan tentang

kegiatan mental anak, apa yang dapat kita lakukan pada usia (tahap perkembangan

Page 18: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

mental) tertentu. Pada teori belajar tidak ada uraian tentang prosedur dan tujuan

mengajar. Di lain pihak teori mengajar adalah uraian tentang petunjuk bagaimana

semestinya mengajar pada usia tertentu bila anak sudah siap untuk belajar. Jadi pada

teori mengajar terdapat tujuan dan prosedur mengajar.

Apabila kita mengamati teori intelegensi dan teori perkemangan mental Piaget dan

Guiffort dalam ET Ruseffendi ( 2001: 62) bahwa kemampuan anak beraneka ragam,

maka agar anak itu lebih berhasil dalam belajarnya maka dalam penyampaian materi

pelajaran kita harus menggunakan beraneka metode dan pendekatan. Misalnya antara

abstrak dan konkrit, antara deduktif dan induktif, antara ceramah dan menemukan

sendiri dan lain-lain. Sedangkan kalau berpegang pada teori belajar J. Piaget, bila kita

menginginkan perkembangan mental anak tersebut harus diperkaya dengan banak

pengalaman-pengalaman belajar.

Belajar  menurut Zoltan P. Dienes (1989 : 36) sistem pengajaran  di sekolah

dibuat dalam usaha peeningkatan pengajarannya agar lebih mudah dipelajari dan lebih

menarik. Menurutnya banyak anak-anak menyenangi  hanya pada peermulaan mereka

berkenalan dengan  sederhana. Makin tinggi sekolahnya makin kurang minatnya.

1.    Disamping itu terdapat banyak anak-anak yang menyenangi  pelajaran hanya pada

permulaan saja. 

C.   Hubungan Antara Penyediaan Fasilitas Belajar dengan Prestasi belajar 

Dalam kegiatan belajar mengajar, siswa diharapkan selalu diberi kesempatan

untuk berkembang agar supaya bisa menjadi manusia yang akhirnya dapat berdiri

sendiri dan dapat bertanggung jawab atas tugas hidupnya nanti.

Page 19: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

Tetapi dalam kegiatan belajar mengajar siswa, tidaklah selalu lancar seperti

apa yang diharapkannya. Kadang-kadang mereka mengalami berbagai kesulitan atau

berbagai hambatan dalam kegiatan belajarnya, misalnya kesulitan dalam belajar karena

kekurangan alat-alat belajar yang harus disediakan orang tua. Karena seorang siswa

dalam setiap kegiatan belajar memerlukan sarana-sarana yang cukup memadai, entah

itu berupa alat-alat tulis, perabot belajar, buku-buku pelajaran atau alat yang lain yang

dapat digunakan untuk menunjang dalam belajar. Dalam segala bentuk kegiatan belajar

mutlak diperlukan alat-alat tulis. Semakin lengkap alat-alat tulis itu. Semakin lancar pula

proses belajarnya. Alat-alat tulis yang dimaksud misalnya seperti pulpen, tinta, pensil,

penggaris, penghapus, buku tulis, dan lain-lain.

Alat-alat pelajaran yang lengkap akan membeeri kesempatan bagi anak bagi

untuk pembentukan materiil berarti pembentukan pengetahuan dan pembentukan formil

berarti pembentukan sikap-sikap belajar dan berfikir. Demikian pula dengan adanmya

perpustakaan akan dapat membantu usaha belajar, dari ini akan memberikan pengaruh

yang besar terhadap pembentukan materiil maupun pembentukan formil bagi siswa.

Oleh karena itu setiap guru hendaknya menyadari betapa pentingnya pengaruh

alat-alat belajar itu dalam penyelenggaraan proses belajar mengajar. Di samping itu

guru perlu mengetahui tentang kesulitan-kesulitan siswa untuk memiliki buku-buku

paket, buku-buku penunjang belajar lain yang diperlukan. Sehingga dengan fasilitas

yang cukup, memadai prestasi belajar dalam proses belajar mengajar bisa tercapai

sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah direncanakan yaitu pendidikan nasional.

Jadi menurut pendapat penulis antara penyediaan fasilitas belajar dengan

prestasi belajar dalam proses belajar mengajar sangat erat hubungannya karena

Page 20: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

dengan adanya sarana-sarana ataupun alat-alat belajar yang memadai, maka siswa

cenderung berhaasil dalam belajar. 

BAB III

 MODEL PENELITIAN TINDAKAN

A.   Setting dan Subjek Penelitian

            Penelitian ini dilakukan di  SDN  __________  Kecamatan  ________  Kabupaten  _________   Tahun Pelajaran ____/____. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas II  berjumlah 38 siswa.              Penelitian dilaksanakan pada semester _____ tahun pelajaran   ____/

____mulai bulan   ____sampai dengan  Akhir    _____.

B.   Tahapan Penelitian

1.    Gambaran umum penelitian

  Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (action reseach classroom), karena

penelitian dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di kelas. Penelitian

ini dilakukan pada semester  genap kelas II  SDN  __________  Kecamatan  ________ 

Kabupaten  _________   Tahun Pelajaran ____/____. Penelitian berlangsung mulai

bulan  April minggu  pertama hingga  Akhir  Mei 2008.

            Dalam penelitian tindakan kelas ini, guru sebagai peneliti, penanggungjawab

penuh penelitian tindakan kelas. Guru dalam hal ini peneliti, terlihat secara penuh

Page 21: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

dalam perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi pada tiap-tiap siklusnya. Keempat

tindakan tersebut saling terkait dan berkelanjutan. Hal ini merupakan salah satu ciri dari

penelitian tindakan kelas.

            Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus, yang sudah dianggap

mampu memenuhi kepuasan peneliti dalam mencapai hasil yang diinginkan dan

mengatasi persoalan yang ada.

2.    Rincian prosedur penelitian

a. Rencana tindakan

Penelitian dilakukan di kelas II  SDN  __________  Kecamatan  ________  Kabupaten 

_________   Tahun Pelajaran ____/____yang berjumlah 38 siswa. Tema yang diambil

dalam penerapan pembelajaran untuk peningkatan  hasil belajar ialah prasarana belajar

di kelas.

Penelitian di lapangan dilakukan dalam waktu kurang lebih dua setengah bulan, mulai

bulan  _____minggu kedua hingga awal  _____. Rencana tindakan tersebut meliputi:

        Membuat skenario pembelajaran dengan menggunakan  perlengkapan belajar di kelas.

        Membuat jadwal kunjungan kelas dan pertemuan mingguan.

        Mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, kegiatan monitoring, perangkat tes

awal, dan membuat catatan awal.

        Membuat alat bantu mengajar.

Page 22: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

b. Pelaksanaan tindakan

        Aktivitas siswa dengan siswa pada saat kerja kelompok.

        Aktivitas siswa pada waktu menjawab pertanyaan dengan memnggunkan mediator alat

sekolah.

        Aktivitas siswa pada waktu mengerjakan tugas dengan alat sekolah.

3.  Observasi

        Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan Rencana Pembelajaran yang dibuat.

        Diberi  tugas  mewarnai media gambar

Setelah menemukan  metode mewarnai siswa disuruh memberi warna pada media

gambar yang polos.

        Mengadakan evaluasi pada akhir pembelajaran sesuai dengan TPK yang terdapat

dalam Rencana Pembelajaran.

        Mengadakan evaluasi akhir.

        Melaksanakan analisasi hasil evaluasi.

4.   Perefleksian

       

200%; mso-ansi-language: IN;" lang="IN">Kegiatan refleksi diawali dengan memeriksa  sampel gambar hasil observasi.

        Merevisi  citra warna yang masih dianggap sulit oleh siswa.

        Mengatur kembali beberapa anggota kelompok yang tidak cocok dengan

kelompoknya.

        Memberi solusi untuk mengatasi masalah siswa dalam teknik meawrnai.

Page 23: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

Pelaksanaan Penelitian

            Kegiatan pembelajaran    mewarnai pada gambar polos pada penelitian ini

dilaksanakan dalam 2 siklus, yaitu:

Siklus Pertama

            Sebelum dilakukan penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan tes awal

kemampuan siswa dengan tujuan untuk mengetahui kemampuan siswa kelas II

dalam mewarnai media gambar. Dalam penelitian ini, pemberian perlakuan

dibedakan sebagai berikut:

a.    Untuk tugas-tugas yang berhubungan dengan siswa bekerja secara kelompok

berdasarkan kelompok masing-masing.

b.    Untuk tugas-tugas  mewarnai, siswa bekerja secara individu.

           

            Berdasarkan pengamatan yang dilakukan oleh guru, diperoleh hasil

sebagai berikut:

a.    Dalam memberikan pembelajaran awal, guru mengajukan pertanyaan-pertanyaan

yang mengarah pada tema yang akan diajarkan.

b.    Guru memberi  teknik warna dasar dan kekontrasan warna yang sulit yang

berhubungan dengan tema yang diajarkan.

c.    Guru memberikan  metode simpel yang dianggap mengganggu pemahaman

siswa dalam menggambar / mewarnai.

Page 24: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

d.    Guru membagi siswa menjadi kelompok kecil, yang masing-masing kelompok

terdiri dari 4 siswa.

e.    Guru memberikan tugas dan latihan secara individual yang berhubungan dengan 

mewarnai gambar.

f.     Guru memeriksa dan mendiskusikan jawaban siswa bersama seluruh siswa.

g.    Siswa yang pandai dari beberapa kelompok bekerja sendiri dan sebagian anggota

tidak bekerja.

h.    Beberapa siswa merasa tidak cocok masih menanyakan tentang bagaimana 

teknik pemilihan warna.

i.      Ada beberapa siswa masih melakukan kesalahan dalam  seni menggambar.

            Kekurangan-kekurangan tersebut berangsur-angsur diperbaiki. Adapun

perubahan yang ditemukan berdasarkan pengamatan yang dilakukan adalah

sebagai berikut:

a.    Kerja kelompok sudah mulai tenang dan teratur karena masing-masing kelompok

sudah mengetahui posisinya.

b.    Kegiatan berkelompok terlihat mulai hidup dan masing-masing siswa secara aktif.

c.       Guru bersikap ramah dan tidak tegang waktu memasuki ruang kelas sehingga

suasana kelas  terlihat lebih rileks.

d.    Beberapa siswa yang pandai masih terlihat lebih menonjol dibandingkan dengan

anggota kelompoknya.

e.    Tidak ada siswa yang terlihat bingung dalam mengerjakan tugas.

            Selanjutnya hasil pengamatan pelaksanaan penelitian tindakan

menunjukkan:

Page 25: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

a.    Siswa sangat antusias dalam menjawab soal-soal yang diberikan baik dalam

menjawab soal-soal berdasarkan  teks perintah mewarnai.

b.    Siswa yang pandai tampak bekerja sama dengan teman kelompoknya.

c.    Siswa dapat menyelesaikan tugas I berdasarkan informasi yang diperoleh melalui

wacana.

d.    Kelompok siswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tugas II.

e.    Sisiwa masih mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan

terstruktur yang digunakan untuk  menggunakan cryon.

            Dari tindakan kelas yang dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa:

a.    Siswa tidak mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tugas I

dan II yang diberikan berdasarkan  teks perintah

b.    Pola mewarnai yang ditanyakan guru belum dapat secara maksimal

meningkatkan kemampuan siswa dalam  olah seni mewarnai.

Siklus Kedua

            Dalam hasil pengamatan yang dilaksanakan pada siklus II ini ditemukan

bahwa:

a.    Siswa sangat antusias dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan

kepadanya baik secara kelompok maupun secara individu.

b.    Tidak ada lagi siswa merasa bingung atau bertanya dalam  urusan teknik

mewarnai.

c.    Siswa yang pandai tidak lagi mendominasi dalam mengerjakan tugas-tugas

kelompoknya.

Page 26: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

d.    Siswa yang pada awalnya tampak pasif di kelas, kini menjadi lebih aktif dan lebih

bekerja antusias dalam melaksanakan tugas-tugas.

e.    Siswa berusaha untuk menjawab soal-soal yang diberikan saat diminta untuk

menjawab soal-soal yang diberikan saat teks perintah dibacakan.

f.     Saat diminta untuk berdialog, siswa berlomba untuk maju ke depan kelas untuk

melakukan  demontrasi di papan peraga.

C.   Teknik Pengumpulan Data

            Untuk mempermudah pengumpulan data, maka penelitian ini

menggunakan beberapa metode, adapun metode pengumpulan data tersebut

melalui beberapa metode yaitu observasi, wawancara terstruktur, dan tes tulis.

Dalam observasi penelitian mencatat setiap gejala perubahan selama

pembelajaran dan disesuaikan dengan konsep atas indikatornya. Pengumpulan

data dilakukan dengan cara observasi selama pembelajaran berlangsung.

1.    Melaksanakan tes berupa evaluasi proses dan hasil belajar serta membuat

rentang nilai hasil ulangan.

2.    Membandingkan rata-rata hasil tes, yaitu dari nilai rata-rata pra siklus, siklus I dan

siklus II.

3.    Menyimpulkan temuan-temuan hasil observasi, yaitu catatan-catatan lapangan.

D.   Teknik Analisis Data

            Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran,

perlu dilakukan analisis data. Pada penelitian tindakan kelas ini, digunakan

Page 27: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

analisis deskripsi kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan

tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk mengetahui

respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktifitas siswa selama proses

pembelajaran berlangsung.

            Untuk analisis tingkat keberhasilan atau prosentase ketuntasan belajar

siswa setelah proses belajar mengajar berlangsung pada tiap siklusnya, maka

dilakukan dengan cara memberikan evaluasi berupa soal tes tertulis pada setiap

akhir siklus. Analisis ini dihitung dengan menggunakan statistika sederhana,

yaitu:

1.    Penilaian tugas dan tes

      Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh siswa, selanjutnya dibagi dengan

jumlah siswa kelas tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata. Nilai rata-rata ini

didapat dengan menggunakan rumus:

Keterangan         x          : nilai rata-rata

                           : jumlah semua nilai siswa

                           : jumlah siswa

2.    Penilaian untuk ketuntasan belajar

Page 28: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

      Ada 2 kategori ketuntasan belajar, yaitu secara perorangan dan secara

klasikal. Berdasarkan petunjuk pelaksanaan belajar mengajar, maka peneliti

menganggap bahwa penerapan pembelajaran  mewarnai bidang gambar dengan 

cryon dikatakan berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa jika siswa

mampu menyelesaikan  warna gambar dan memenuhi ketuntasan belajar yaitu

minimal 75% dari semua  bidang gambar yang diberikan. Dengan kriteria tingkat

keberhasilan belajar siswa yang dikelompokkan ke dalam lima kategori, seperti

yang terlihat pada tabel 3.1. Untuk menghitung prosentasi ketuntasan belajar,

digunakan rumus sebagai berikut.

      Analisis ini dilakukan pada saat tahapan refleksi. Hasil analisis ini digunakan

sebagai bahan refleksi untuk melakukan perencanaan lanjut dalam siklus

selanjutnya. Hasil analisis juga dijadikan sebagai bahan refleksi dalam

memperbaiki rancangan pembelajaran atau bahkan mungkin sebagai bahan

pertimbangan dalam penentuan model pembelajaran yang tepat.

Tabel 3.1

Kriteria Tingkat Keberhasilan Belajar Siswa dalam %

Tingkat Keberhasilan (%) Arti

 80% Sangat tinggi

60 – 79% Tinggi

Page 29: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

40 – 59% Sedang

20 – 39% Rendah

< 20% Sangat rendah

Page 30: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN  PELAKSANAAN TINDAKAN

A.   Penyajian Hasil Observasi

            Untuk menyajikan data dari hasil pengamatan terhadap pelaksanaan

tindakan kelas berikut disampaikan secara berurutan sesuai siklusnya.

1.    Hasil Observasi Siklus I

      Seperti telah dikemukakan pada bagian terdahulu bahwa penerapan strategi

penyampaian bahan  dasar warna pada siklus I ini difokuskan pada penugasan

individual. Jadi dalam pelaksanaan tindakan kelas ini, siswa diminta untuk

mengerjakan tugas tersebut secara perseorangan dengan bimbingan guru bagi

yang memerlukan saja.

a.    Hasil Observasi Pertemuan I

            Pelaksanaan tindakan pada pertemuan I dihadiri oleh 30 siswa sedangkan

8 siswa tidak masuk. Hasil pengamatan terhadap penugasan  warna dasar pada

bidang gambar yang diberikan kepada siswa diketahui bahwa waktu 35 menit

yang disediakan untuk mengerjakan tugas tersebut ternyata tidak cukup untuk

menyelesaikannya, bahkan waktu 15 menit berikutnya yang semula disediakan

untuk diskusi kelas dipakai untuk menyelesaikan kegiatan tersebut. Dengan

demikian dapat diketahui bahwa sekenario pembelajaran yang direncanakan

dalam Rencana Pembelajaran (RP) tidak dapat berlangsung seperti yang

dikehendaki.

Page 31: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

            Hasil pengamatan guru terhadap keaktifan siswa dalam menyelesaikan

tugas  mewarnai. Hampir semua siswa aktif mengerjakan dengan serius,

walaupun yang sudah mencoba mengerjakan seluruh kegiatan sekitar 26 siswa

(86,7%) dan hanya 4 siswa (13,3%) yang belum menyelesaikan semua kegiatan.

Sedangkan bagaimana prosedur pelaksanaan kegiatan yang dilakukan siswa

diketahui bahwa belum bekerja sesuai dengan petunjuk yang tertera dalam 

pemilihan jenis warna yang serasi.

b.    Hasil Observasi Pertemuan II

            Pelaksanaan tindakan kelas pada pertemuan kedua ini dihadiri oleh 35 dari

38 siswa seluruhnya. Berdasarkan hasil pengamatan pada pertemuan pertama,

pada pertemuan ini guru tidak lagi membiarkan siswa mengerjakan sesuai

dengan pemahamannya terhadap  pilihan warna, melainkan guru memberikan

pengarahan dan bimbingan seperlunya terhadap kesulitan siswa. Dari rekaman

hasil pengamatan yang telah dilakukan oleh guru, diketahui bahwa seluruh siswa

lebih antusias dan konsentrasi memilih  warna bebas. Walaupun demikian masih

dijumpai siswa yang belum mengerti apa yang harus dilakukan dengan menulis

paragrafnya, tapi berkat bimbingan guru, akhirnya siswa tersebut dapat mengerti

akan tugasnya.

            Berkaitan dengan waktu yang disediakan untuk mengerjakan  ilustrasi

gambar (dalam kegiatan inti pelajaran), yaitu 40 menit ternyata siswa kelas II 

SDN  __________  Kecamatan  ________  Kabupaten  _________   Tahun Pelajaran

____/____belum bisa menyelesaikan seluruh kegiatan yang tercantum dalam

rincian kegiatan. Itu sebabnya guru terpaksa menambah waktu untuk

Page 32: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

menyelesaikan ilustrasi warna pada bidang gambar yang semula untuk

digunakan sebagai kegiatan diskusi kelas, guna membahas hasil pekerjaan siswa

tentang  pola mewarnai. Hal ini mungkin disebabkan karena siswa masih belum

terbiasa membuat  penyelesaian dengan cepat, sehingga mereka tidak kesulitan

mengerjakan tuntas mewarnai. Dari seluruh siswa hanya 3 anak yang kurang

bersungguh-sungguh dalam menyelesaikan tugas mewarnai, sedang sisanya

tampak sangat konsentrasi terhadap rincian kegiatan yang harus diselesaikan

walaupun hanya 28 siswa yang dapat menyelesaikan tugasnya secara tuntas.

2.    Hasil Observasi Siklus II

      Jika pada Siklus I penugasan dengan  pola arsiran halus ditujukan untuk

dikerjakan secara perseorangan, maka pada Siklus II ini penugasan  arsiran

ditujukan untuk dikerjakan secara berkelompok antara 4 sampai 5 siswa.

a.    Hasil Observasi Pertemuan I

            Pelaksanaan tindakan Siklus II pertemuan I ini dihadiri oleh 35 orang

siswa. Kelas dibagi menjadi 7 kelompok yang masing-masing beranggotakan 5

orang siswa, sebab tugas yang diberikan perlu didiskusikan untuk

menyelesaikannya. Karakteristik  warna arsiran ini adalah sebelum siswa

berdiskusi secara kelompok, siswa terlebih dahulu menuliskan pendapat

pribadinya untuk kemudian didiskusikan sampai dihasilkan pendapat atau

kesepakatan kelompok. Dari 2 pendapat pribadi dan pendapat kelompok yang

dihasilkan, kemudian dibandingkan antara keduanya sehingga diketahui siswa

mana yang dominan dapat mempengaruhi kesepakatan kelompok.

Page 33: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

            Hasil pengamatan menunjukkan bahwa suasana kelas menjadi ramai

karena terdapat 6 kelompok yang secara bersamaan melakukan diskusi di

kelompoknya masing-masing. Dinamika kelompok sangat tampak terutama

berkaitan dengan bagaimana seorang siswa dapat mempengaruhi anggota

kelompok lainnya, sehingga sampai menit ke 60 hanya 4 kelompok yang berhasil

menyelesaikan tugasnya secara tuntas termasuk  pola arsiran halus. Sedangkan

2 kelompok lainnya sudah berusaha dengan keras namun masih belum tuntas

menyelesaikan seluruh tugas. Dari kerasnya perbedaan pendapat yang terjadi di

antara siswa, diskusi kelas yang direncanakan dalam RP belum dapat

dilaksanakan berhubung waktu yang tersisa kurang untuk melaksanakannya,

walaupun pengambilan kesimpulan akhir masih sempat dilakukan oleh guru.

b.    Hasil Observasi Pertemuan II

            Pelaksanaan tindakan pada pertemuan kedua ini dihadiri oleh 35 siswa.

Dari jumlah siswa yang hadir tersebut dibentuk 5 kelompok, sehingga ada 1

kelompok yang beranggotakan 7 siswa.

            Hasil pengamatan yang dilakukan oleh guru, diketahui bahwa hampir

semua kelompok sangat aktif melakukan diskusi kelompok agar dapat

menyelesaikan semua topik bahasan yang harus diselesaikan. Hanya saja

terdapat 1 kelompok siswa yang tampak kurang bergairah dan pasif dalam

berdiskusi guna menyelesaikan topik bahasannya. Sesuai waktu yang

direncanakan khusus untuk menyelesaikan  struktur warna asal dan campuran,

ternyata hampir semua kelompok dapat menyelesaikan tugasnya secara tuntas,

maka sesi diskusi kelas yang direncanakan untuk mempresentasikan hasil

Page 34: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

diskusi kelompok dapat diselenggarakan. Dalam diskusi kelas tersebut, 4

kelompok telah mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya karena waktu yang

tersedia tidak banyak. Dari hasil pengamatan guru terhadap diskusi kelas yang

telah berlangsung, diketahui bahwa sebagian besar siswa masih belum berani

mengemukakan pendapatnya baik berupa tanggapan atau kritik terhadap

kelompok lain.

B.   Penyajian Hasil Tes dan Hasil Angket

      Dalam rangka melakukan pengukuran terhadap subjek penelitian, peneliti

telah melancarkan dua kali tes, yaitu tes kemampuan awal (pretes) dan tes

prestasi belajar (postes). Selain pengukuran berupa tes, dalam penelitian

tindakan kelas ini juga telah disebarkan angket atau kuesioner balikan siswa

yang memuat tentang penilaian dan persepsi siswa serta ditambah dengan

tanggapan dan saran-sarannya terhadap perubahan strategi penyampaian bahan

yang mengaktifkan siswa. Untuk mengetahui hasil pengukuran tersebut, maka

berikut disajikan datanya.

1.    Penyajian Hasil Pretes

Pelaksanaan tes kemampuan awal ini telah dihadiri oleh 35 siswa. Skor yang

diperoleh berkisar dari skor terendah 22 sampai yang tertinggi 75 dengan rata-

rata skor berkisar 44,78. Dari hasil pengukuran awal ini dapat diketahui bahwa

rata-rata siswa memang masih belum menguasai materi yang akan diajarkan

yaitu mewarnai dengan pola warna terstruktur atas warna asal dan campuran.

Page 35: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

2.    Penyajian Hasil Postes

Adapun pelaksanaan tes hasil belajar siswa ini telah dilaksanakan pada tanggal

_____ yang diikuti oleh sejumlah 35 siswa. Hasil tes prestasi belajar yang dicapai

oleh siswa tersebut diketahui berkisar antara 52,5 yang terendah, sampai 82,5

yang tertinggi, dengan skor rata-rata yang diperoleh siswa adalah 66,5. Dari data

tersebut dapat diketahui bahwa secara umum siswa telah menunjukkan prestasi

belajarnya dengan cukup baik setelah mengikuti proses pembelajaran yang

menerapkan metode penugasan dengan  warna kontras.

Apabila hasil tes kemampuan yang diperoleh siswa dibandingkan dengan tes

prestasi belajarnya, maka sebagian besar siswa menunjukkan prestasi belajar

yang lebih baik. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa perubahan atau

penerapan strategi penyampaian yang menekankan pada aktifitas siswa dapat

meningkatkan prestasi belajar siswa.

3.    Penyajian Hasil Angket Siswa

            Angket yang diberikan kepada siswa hanya dapat diisi oleh siswa yang

mengikuti pos tes saja karena lembar angket ini menjadi satu dengan lembar tes

belajar siswa. Untuk mengetahui data hasil angket tersebut, berikut disajikan

laporannya.

a.   Pertanyaan nomor 1

      Pertanyaan ini meminta siswa untuk menjawab tentang seberapa

menyenangkan atau membosankan proses pembelajaran dengan  teknik arsir

halus dan kemampuan ilustrasi pilih waran dikerjakan secara individu. Jika

Page 36: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

menjawab sangat menyenangkan diberi skor 4, agak menyenangkan 3, agak

membosankan 2, dan sangat membosankan skornya 1. Dari hasil angket yang

telah dikumpulakan diketahui bahwa rata-rata skor jawaban siswa adalah 2,67. Ini

menandakan bahwa sebagian besar siswa cenderung merasa agak

menyenangkan apabila pelajaran disajikan menggunakan  alat peraga cryon yang

harus dikerjakan dengan cara individu.

b.   Pertanyaan nomor 2

      Disini siswa diharapkan menjawab pertanyaan tentang sulit atau mudahnya

materi pelajaran jika dipelajari menggunakan  cryon yang harus dikerjakan oleh

siswa secara perseorangan. Jika siswa menjawab sangat sulit, maka diberi skor

4, agak sulit skornya 3, agak mudah skornya 2, dan sangat membosankan

skornya 1. Berdasarkan data hasil angket telah dikumpulkan, dapat diketahui

bahwa rata-rata skornya adalah 2,57. Dari data tersebut dapat dikemukakan

bahwa sebagian besar siswa menganggap bahwa materi pelajaran cenderung

terasa agak sulit apabila dikerjakan secara individu.

c.   Pertanyaan nomor 3

      Pertanyaan ini meminta siswa untuk menjawab tentang seberapa

menyenangkan atau membosankan proses pembelajaran  mewarnai yang harus

dikerjakan secara kelompok (berdiskusi). Jika menjawab sangat menyenangkan

diberi skor 4, agak menyenangkan 3, agak membosankan 2, dan sangat

membosankan 1. Dari hasil angket yang telah dikumpulkan, diketahui bahwa rata-

rata skor jawaban siswa adalah 3,63. Ini menandakan bahwa sebagian besar

Page 37: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

siswa cenderung merasa sangat menyenangkan jika proses belajar mengajarnya

dilakukan secara diskusi kelompok.

d.    Pertanyaan nomor 4

      Disini siswa diharapkan menjawab pertanyaan tentang sulit atau mudahnya

materi pelajaran jika dipelajari menggunakan  cryon yang harus dikerjakan oleh

siswa secara kelompok atau dengan berdiskusi. Jika siswa menjawab sangat

sulit maka diberi skor 4, agak sulit skornya 3, agak mudah skornya 2, dan sangat

membosankan skornya 1. Berdasarkan data hasil angket telah dikumpulkan,

dapat diketahui bahwa rata-rata skornya adalah 1,52. Dari data tersebut dapat

dikemukakan bahwa sebagian besar siswa menganggap materi pelajaran

cenderung terasa sangat mudah apabila dikerjakan secara berkelompok dengan

jalan berdiskusi.

C.   Penyajian Temuan Hasil Tindakan

      Untuk menyajikan temuan yang diperoleh setelah implementasi tindakan,

maka di bawah ini disampaikan temuan utama dan temuan sampingan. Temuan

utama merupakan temuan yang menyangkut masalah yang telah diteliti, sedang

temuan sampingan merupakan temuan ikutan selain temuan utama namun

sangat urgent untuk diungkap dalam rangka studi tindak lanjut.

1.    Temuan Utama

Sesuai dengan masalah yang diteliti, ada 2 temuan utama dari PTK ini, yaitu

sebagai berkut:

Page 38: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

a.)  Siswa menjadi lebih serius dan konsentarasi atau dengan kata lain, minatnya

menjadi meningkat terhadap jalannya proses pembelajaran yang disajikan

dengan metode penugasan khususnya  pola mewarnai dengan arsiran halus.

b.)  Walaupun nilainya tidak begitu besar, siswa berhasil mengalami peningkatan

prestasi belajarnya atau paling tidak telah menunjukkan prestasi belajar yang

baik setelah mengikuti proses pembelajaran yang menerapkan metode

penugasan  pilih warna.

            Temuan yang pertama tersebut ditandai dengan terlihatnya hampir semua

siswa lebih perhatian terhadap rincian kegiatan yang harus dilakukan oleh siswa

dalam rangka menyelesaikan tugas   mewarnai. Selain itu baik frekuensi maupun

intensitas respon dari siswa terhadap apa yang dirasa kesulitan tampak semakin

tinggi dibanding acara tatap muka sebelumnya yang menggunakan metode

konvensional. Walaupun demikian, masih dijumpai segelintir siswa yang kurang

begitu antusias dan bergairah dalam mengikuti pelajaran yang sedang

berlangsung, tetapi setelah dicermati dengan seksama, ternyata siswa tersebut

memang sejak semula kurang memiliki motivasi yang baik terhadap mata

pelajaran apapun. Dengan demikian, temuan yang pertama cukup memiliki bukti

berdasar hasil pengamatan selama pelaksanaan tindakan berlangsung.

            Sedangkan penemuan yang kedua dapat dibuktikan dengan hasil tes

prestasi yang telah dilakukan siswa, terlihat seluruh siswa memperoleh skor di

atas 50 untuk skala 100. Dari indikator tersebut, wajar apabila dikatakan bahwa

perubahan metode pelajaran yang menekankan pada aktivitas siswa melalui 

Page 39: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

media gambar untuk mewarnai dapat menghasilkan prestasi belajar yang baik

serta dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

2.    Temuan Sampingan

            Setelah melakukan pengamatan dan pengukuran terhadap implementasi

tindakan, ditemui adanya beberapa hal sebagai berikut:

a.)  Siswa belum bisa mengerjakan tugas  mewarnai tanpa campur tangan dan

bimbingan dari guru. Hal ini dimungkinkan oleh karena terdapat kurangnya

kemampuan  pilihan warna.

b.)  Siswa belum bisa mengambil intisari dari teks  perintah guru untuk dipergunakan

sebagai bahan menjawab suatu persoalan atau untuk mengambil suatu

keputusan. Temuan ini ditengarai disebabkan oleh siswa terlalu dibiasakan oleh

guru untuk menerima apa adanya dari setiap informasi atau penjelasan guru,

sehingga mereka kurang memperoleh kesempatan untuk memanfaatkan potensi

kemampuan analisisnya. Oleh sebab itu, siswa terbuai dengan hanya menerima

dan merasa enggan atau canggung untuk berusaha mencari dan menemukan

sendiri apa yang diperlukan untuk menjawab persoalan maupun mengambil

suatu keputusan.

c.)   Siswa cenderung lebih menyukai mengerjakan suatu tugas pekerjaan secara

berkelompok atau berdiskusi dibandingkan dengan cara perseorangan atau

individual. Temuan 1 ini dapat dipergunakan sebagai indikator masih kurang

percaya dirinya siswa dalam menyelesaikan suatu persoalan. Hal ini mungkin

dipengaruhi oleh masih rendahnya kebutuhan berprestasi (need for achivement)

Page 40: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

dari siswa secara individu, serta masih kurangnya para guru melatih dan

memberikan motivasi berprestasi terhadap siswa.

d.)  Siswa masih kurang bisa memanfaatkan waktu yang tersedia secara efisien untuk

melakukan sesuatu tugas pekerjaan. Kurangnya dalam hal pengelolahan waktu

bagi siswa ini akan mempengaruhi pembentukan karakter dan budaya kerja

siswa. Padahal karakter dan budaya kerja ini dibutuhkan oleh siswa nanti setelah

mereka dewasa. Hal ini mungkin dipengaruhi oleh kebiasaan dan lingkungan

dimana mereka tinggal. Termasuk motivasi guru selalu mengingatkan betapa

pentingnya mengelolah waktu secara efisien agar tidak selalu ketinggalan

momentum terhadap meraih setiap peluang yang ada.

D.   Pembahasan Akhir Atas Hasil Tindakan

      Untuk melakukan pembahasan terhadap hasil tindakan yang telah

dilaksanakan, maka berikut akan dikupas dan dibahas khususnya yang berkaitan

dengan temuan utama sesuai dengan permasalahan penelitian yang sedang

diteliti.

1.    Pembahasan Temuan I

            Temuan yang diperoleh yaitu penerapan strategi pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa dapat meningkatkan minat siswa kelas II  SDN 

__________  Kecamatan  ________  Kabupaten  _________   Tahun Pelajaran

____/____mengikuti pelajaran di kelas. Temuan ini memberikan jawaban terhadap

hipotesis tindakan yang telah dikemukakan pada bab I, sehingga dapat

disimpulkan bahwa implementasi tindakan perubahan strategi pembelajaran yang

Page 41: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

menekankan pada aktivitas dapat berhasil mengatasi masalah rendahnya minat

siswa dalam mengikuti pelajaran, khususnya  .

            Sebagaimana telah kita ketahui bahwa minat seseorang terhadap sesuatu

mata pelajaran akan menyebabkan mereka dapat belajar dengan baik. Seperti

yang dikemukakan oleh Gie ( 2003), bahwa suatu mata pelajaran dapat dipelajari

dengan baik apabila si pelajar dapat memusatkan perhatiannya terhadap

pelajaran itu. Sedangkan perhatian seseorang terhadap sesuatu merupakan salah

satu unsur dari minat. Dengan kata lain di dalam minat itu sendiri mengandung

perhatian sebagai salah satu indikatornya. Hal ini sesuai dengan pendapat

Walgito (1981) mengemukakan tentang pengertian minat sebagai berikut: “minat

adalah suatu keadaan dimana seseorang mempunyai perhatian terhadap sesuatu

dan disertai keinginan untuk mengetahui dan mempelajari lebih lanjut”.

            Sedangkan kaitan antara minat dengan penerapan strategi pembelajaran

dapat dijelaskan bahwa penerapan metode penugasan khususnya menulis

paragraf terstruktur baik secara individual maupun kelompok dapat

memungkinkan siswa perhatiannya terpusat pada rincian kegiatan atau tugas dan

selalu berinteraksi secara aktif atau dengan pedoman kerja atau langkah-langkah

aktifitas. Dengan kualitas dan intensitas interaksi tersebut, maka minat siswa

dalam mengikuti pelajaran menjadi meningkat pula. Minat terhadap suatu mata

pelajaran sangat dipengaruhi oleh seberapa besar siswa dilibatkan dalam proses

belajar mengajarnya sebab jika siswa kurang dilibatkan maka siswa akan

cenderung pasif, tidak bergairah dan kurang perhatian.

2.    Pembahasan Temuan 2

Page 42: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

            Temuan berikutnya adalah penerapan strategi pembelajaran yang

menekankan pada aktivitas siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Dengan menerapkan metode penugasan  mewarnai, maka siswa dapat

mempelajari materi pelajaran bukan melalui penjelasan guru, melainkan dari hasil

membaca, menyimak, menganalisis, dan mengambil kesimpulan sendiri setelah

melakukan kegiatan seperti yang tercantum dalam rincian kegiatan. Pengalaman

yang demikian akan dapat menyenangkan siswa karena mereka merasa berhasil

menemukan sendiri pengetahuannya yang dipelajari.

            Oleh karena melalui metode penugasan siswa diminta untuk

menyelesaikan tugas   mewarnai berarti intensitas dan keterlibatan siswa menjadi

tinggi maka siswa akan menyebabkan siswa lebih perhatian, bergairah, dan lebih

antusias dalam mengikuti pelajaran. Kondisi yang demikian itu mendorong siswa

belajar lebih baik lagi sehingga hasil belajarnyapun akan lebih baik pula, hal ini

didukung oleh pendapat Koetoer ( 2001) bahwa kurangnya intensitas kegiatan

belajar yang kurang pula.

            Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa penerapan metode

penugasan  mewarnai sebagai wujud strategi pembelajaran yang menekankan

pada aktivitas siswa dapat menyebabkan prestasi belajar lebih baik dan

meningkat.

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

Page 43: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

A.   Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tersedianya

fasilitas belajar siswa berkorelasi positif dengan prestasi belajar siswa kelas II 

SDN  __________  Kecamatan  ________  Kabupaten  _________   Tahun Pelajaran

____/____.  Makin lengkap fasilitas belajarnya berupa cryon dan perlengkapan

melukis lainnya, akan makin tinggi prestasinya, begitu sebaliknya makin tidak

lengkap fasilitas belajarnya, akan makin rendah prestasinya.

B.   Saran

Berdasrkan simpulan di atas, maka penulis mengajukan saran-saran sebagai

berikut :

1.    Agar siswa memeproleh prestasi yang baik maka hendaknya para orang tua dan

guru menyediakan alat-alat belajar yang dibutuhkan anak.

2.    Bila fasilitas belajar yang dimiliki siswa cukup memadai, maka seorang harus

belajar dan dapat memperguanakan alat-alat belajar itu dengan sebaiknya, agar

prestasi belajarnya lebih baik.

3.    Seyogyanya sekolah berserta orang tua siswa mengetahui, memahami dan

mengerti kekurangan siswa mengenai fasilitas belajarnya :perabot belajar, buku-

buku pelajaran, alat-alat tulis, serta alat penunjang belajar yang baik.

Page 44: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

4.    Prestasi belajar siswa akan lebih baik bila dalam belajarnya tersedia alat-alat

belajar misalnya perabot belajar dan alat-alat tulis yang lengkap atau cukup

memadai.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, Dasar-dasar Evaluasi pendidikan, Jakiarta : Bumi Aksara

Best, John W. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan, Penerjemahan Sanapiah F dan

Mulyadi Guntur W, Surabaya : Usaha Nasional

Page 45: PERAN PENTING FASILITAS BELAJAR SEBAGAI MEDIA.docx

Gie, The Liang. 2001. Cara Belajar yang Efisien

Hadi Sutrisno, 2003. Statistik Jilid III, Yogyakarta : Yayasan Penerbitan Fakultas Psikologi

UGM

____________, 2000. Metodologi belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung :

Tarsito

_____________, 2004,  Prepustakaan Sebagai Media dan Fasilitas Belajar, Jakarta, CV.

Rajawali.

hamalik, Oemar. 1979. Metodologi Belajar dan Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung :

Tarsito

_____________, 1989. Media Pendidikan, Bandung : Alumni

Hudoyo, Herman. 1990. Strategi Belajar Mengajar , Malang : IKIP Malang

Mazuki, 1977. Metodologi Research, Jakarta : Fakultas Ekonomi UI.

Nana Kurnia, 2006, Apresiasi Media Gambar Dalam Pembelajaran Mewarnai, CV.

Intansari, Kalimantan Barat.

Setyorini, 2006,  Tip dan Trik Seni Menggambar Bagi Pemula, PT. Pembangunan  Widya

Media, Surakarta.