peran pemerintah daerah kabupaten kendal dalam …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3)...

53
i PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA LAHAN HAK GUNA USAHA DI DESA BANYURINGIN KECAMATAN SINGOROJO SKRIPSI Untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial S1 pada Program Studi Ilmu Politik Oleh: Dimas Fajar Baskoro NIM 3312412034 JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: buitruc

Post on 28-Mar-2019

243 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

i

PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL

DALAM UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA LAHAN HAK

GUNA USAHA DI DESA BANYURINGIN KECAMATAN

SINGOROJO

SKRIPSI

Untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Sosial S1

pada Program Studi Ilmu Politik

Oleh:

Dimas Fajar Baskoro

NIM 3312412034

JURUSAN POLITIK DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

ii

Selasa

27 September 2016

Page 3: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

iii

Jumat

7 Oktober 2016

Page 4: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

iv

Page 5: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Ibuku, hatinya putih. Ia adalah sebuah puisi bagiku.

Begitu indah, Ia adalah malaikat dunia perantara doa

pada Sang pencipta jiwa”.

- Dfb-

PERSEMBAHAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat

Allah SWT, saya persembahkan karya ini

teruntuk:

1. Abahku Suryani dan Bundoku Siti

Asqoriah yang telah memberikan

motivasi tanpa henti hingga saat ini,

mencurahkan kasih serta sayangnya

tanpa pamrih, mengajarkan pentingnya

arti sebuah perjuangan bahwa berjuang

sesungguhnya ialah berjuang untuk

kebaikan dunia dan akhirat.

2. Adikku tersayang, Johan Jiwandono Aji

yang selalu setia menemani, partner

hidup dalam setiap pertempuran hari

kehari serta penghibur sepi di keluarga

kami.

3. Keluarga besar Iljas Marsono dan

keluarga besar Sahlan.

4. Teman – teman Ilmu Politik 2012 dan

KURAWA yang selalu menemani,

menasehati, mengingatkan, teman

diskusi, teman seperjuangan dan saling

membantu serta berbagi.

Page 6: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

vi

SARI

Baskoro, Dimas Fajar. 2016, Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal

Dalam Upaya Penyelesaian Sengketa Lahan Hak Guna Usaha Di Desa

Banyuringin Kecamatan Singorojo, Skripsi. Jurusan Politik dan

Kewarganegaraan. Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang.

Pembimbing Drs. Sunarto, S.H.,M.Si, dan Martien Herna Susanti, S.Sos, M.Si.,

94 Halaman

Kata kunci : Pemerintah Daerah, Penyelesaian Sengketa Lahan, HGU

Sengketa lahan antara PTPN IX dengan petani penggarap di Desa

Banyuringin merupakan sengketa dalam bidang pertanahan. Sengketa terjadi

berkaitan dengan ijin penggunaan lahan pertanian di bantaran sungai Kalikatul

oleh petani penggarap yang masih termasuk lahan Hak Guna Usaha PTPN IX.

Sesuai putusan Mahkamah Agung No.1743/K/Pdt/2004 tanah sengketa Status

Quo. Perlu peran pemerintah daerah Kabupaten Kendal dalam penyelesaian

sengketa untuk mencegah meluasnya konflik serta menjaga kondusifitas daerah.

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah 1) Bagaimana sengketa lahan

HGU yang terjadi antara petani penggarap dengan pihak PTPN IX di Desa

Banyuringin Kecamatan Singorojo setelah dikeluarkanya putusan MA? 2)Bentuk

penyelesaian yang selama ini telah diupayakan pada sengketa lahan HGU di Desa

Banyuringin Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal? 3) Bagaimana peran

pemerintah dalam proses penyelesaian sengketa lahan HGU di Desa Banyuringin

Kecamatan Singorojo Kabupaten Kendal?

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Lokasi penelitian di Desa

Banyuringin Kecamatan Singorojo. Metode pengumpulan data dalam penelitian

ini adalah wawancara dan dokumentasi. Keabsahan data dengan teknik triangulasi

sumber. Metode analisis data dalam penelitian dengan menggunakan langakah –

langkah 1) pengumpulan data, 2) reduksi data, 3) penyajian data, 4) penarikan

kesimpulan.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) terjadinya sengketa lahan Hak Guna

Usaha PTPN IX (Persero) Kebun Merbuh akibat tindak Okupasi illegal petani

penggarap di lahan HGU PTPN IX (Persero) Kebun Merbuh. Tindak Okupasi

dibagi menjadi 2 (dua); Okupasi pada lahan Hak Guna Usaha, dan Okupasi di

bantaran sungai Kalikatul. Kemudian sesuai putusan MA No:1743/K/Pdt/2004

pada tanggal 7 November 2006 tanah sengketa Status Quo namun kenyataan

tanah sengketa tetap digarap. 2) bentuk upaya penyelesaian sengketa lahan yang

dilakukan pihak PTPN IX ialah melalui musyawarah, somasi, jalur pengadilan,

dan mediasi. Hingga saat ini tanah yang menjadi sengketa Status Quo. 3) Peran

Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan

ialah guna mewujudkan situasi kondusif di daerah dan terutama melaksanakan

tugas pelayanan dalam bidang pertanahan yang termasuk urusan wajib.

Page 7: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

vii

Saran, 1) kejelasan putusan akan hak atas tanah dari lembaga Peradilan

Umum diperlukan agar tidak terjadi multi-tafsir di antara pihak yang bersengketa,

2) bagi masyarakat untuk sadar akan kepemilikan hak atas tanah tanpa melakukan

tindak okupasi Illegal yang merugikan pihak yang berhak bersangkutan atas

tanah, 3) penyelesaian sengketa pertanahan melalui musyawarah dan pengadilan

harus mengedepankan asas keadilan dan kemakmuran serta kesejahteraan umum.

Page 8: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

viii

PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan karunia dan rahmatnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

penyusunan skripsi dengan judul: “Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal

Dalam Upaya Penyelesaian Sengketa Lahan Hak Guna Usaha Di Desa

Banyuringin Kecamatan Singorojo”.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Program

Studi Strata Satu (S1) pada Jurusan Politik dan Kewarganegaraan di Fakultas Ilmu

Sosial Universitas Negeri Semarang.

Penyusunan Skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik berkat bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin menyampaikan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri

Semarang

2. Bapak Drs. Moh. Solehatul Mustofa, M.A., Dekan Fakultas Ilmu Sosial

Universitas Negeri Semarang

3. Bapak Drs. Tijan, M.Si., Ketua Jurusan Politik dan Kewarganegaraan

4. Bapak Drs. Slamet Sumarto, M.Pd. selaku Dosen Penguji I yang telah

menguji skripsi dengan sepenuh hati guna meraih gelar Sarjana Sosial

5. Bapak Drs. Sunarto, S.H, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I yang telah

memberikan nasehat, wejangan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini

serta sabar dalam membimbing skripsi

Page 9: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

ix

6. Ibu Drs. Martien Herna Susanti, S.Sos, M.Si., selaku Dosen Pembimbing II

yang telah memberikan nasehat, wejangan dan masukan dalam penyusunan

skripsi serta sabar dalam membimbing skripsi

7. Bapak Ibu Dosen Jurusan Politik dan Kewarganegaraan yang telah memberi

ilmu, pengetahuan, dan wawasan sebagai bekal yang bermanfaat di masa

depan

8. Kepala Kantor Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kendal yang

telah memberikan informasi dan kelancaran dalam penelitian ini

9. Pihak PTPN IX yang telah memberikan informasi dalam penelitian ini

10. Ketua Petani Penggarap yang telah memberikan informasi dalam penelitian

11. Polsek Singorojo yang telah memberikan data informasi dalam penelitian ini

12. Abahku Suryani dan Bundoku Siti Asqoriah yang telah memberikan motivasi

tanpa henti hingga saat ini, mencurahkan kasih serta sayangnya tanpa pamrih

13. Adikku tersayang, Johan Jiwandono Aji yang selalu setia menemani

14. Keluarga besar Iljas Marsono dan keluarga besar Sahlan

15. Teman – teman Ilmu Politik 2012 dan KURAWA yang selalu menemani,

menasehati, mengingatkan, teman diskusi, teman seperjuangan dan saling

membantu serta berbagi: Argo, Bimo, Kholish, Denis, Nova, Reza, Alqaf,

Adit, Tendy, Ganang, Fito, Kelly, Ichsan, Rahmad, Tyo, Wijil, Doni, Arima,

Azizah, Hesti N, Ummah, Adel.

Semarang, 7 Oktober 2016

Dimas Fajar Baskoro

Page 10: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

x

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ....................................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................... ii

LEMBAR PENGESAHAN......................................................................... iii

PERNYATAAN ......................................................................................... iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN ............................................................... v

SARI ................................................................................................. .......... vi

PRAKATA .................................................................................................. viii

DAFTAR ISI .............................................................................................. x

DAFTAR TABEL ...................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xiv

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah .......................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian...................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian.................................................................... 8

E. Batasan Istilah .......................................................................... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritis

1.Tanah HGU ........................................................................... 11

2.Sengketa/Konfilk dan Sengketa/Konflik Tanah .................... 12

3.Faktor-Faktor Penyebab Sengketa/Konflik Tanah ................ 15

4.Bentuk-Bentuk Penyelesaian................................................. 18

5.Penyelesaian Sengketa/Konflik Tanah .................................. 22

6.Teori Peran ............................................................................ 27

7.Pemerintahan dan Pemerintah Daerah .................................. 29

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan ...................................... 32

C. Kerangka Berpikir .................................................................... 33

BAB III METODE PENELITIAN

A. Latar Penelitian ........................................................................ 36

B. Fokus Penelitian ....................................................................... 36

C. Sumber Data ............................................................................. 37

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data ........................................ 38

Page 11: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

xi

E. Uji Validitas Data ..................................................................... 40

F. Teknik Analisis Data ................................................................ 41

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum dan Hasil Penelitian .................................... 44

1. Gambaran Umum Desa Banyuringin .................................. 44

2. Lahan Hak Guna Usaha di Desa Banyuringin dan

PTPN IX Persero Merbuh ................................................... 46

3. Sengketa Lahan Hak Guna Usaha Antara Petani Penggarap

Dengan PTPN IX Merbuh di Desa Banyuringin

Kecamatan Singorojo .......................................................... 49

4. Bentuk Penyelesaian Sengketa Lahan Hak Guna Usaha

PTPN IX Merbuh di Desa Banyuringin

Kecamatan Singorojo .......................................................... 60

5. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal Dalam

Penyelesaian Sengketa Lahan HGU PTPN IX

Kebun Merbuh ..................................................................... 70

B. Pembahasan .............................................................................. 75

BAB V PENUTUP

A. Simpulan................................................................................... 91

B. Saran ........................................................................................ 92

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

4.1 Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Desa Banyuringin .................... 45

4.2 Tingkat Pendidikan Di DesaBanyuringin 2015 ................................. 46

4.3 Luas Wilayah HGU Afdeling Kaliwaringin PTPN IX Merbuh ......... 48

4.4 Area Konsesi Afdeling Kaliwaringin PTPN IX

Kebun Merbuh/GK/Rewi................................................................... 59

Page 13: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir ............................................................................. 32

3.1 Sajian Data danVerifikasi Data ......................................................... 40

4.1 Musyawarah PTPN IX Kebun Merbuh dengan Petani Penggarap

Di Aula Polsek Singorojo .................................................................. 61

Page 14: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1: Keputusan Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang

Lampiran 2: Permohonan Ijin Penelitian

Lampiran 3: Surat Ijin Penelitian

Lampiran 4: Surat Rekomendasi Penelitian

Lampiran 5: Instrumen Penelitian

Lampiran 6: Pedoman dan Hasil Wawancara

Lampiran 7: Peta Desa Banyuringin

Lampiran 8: Peta Lahan PTPN IX Kebun Merbuh/GK/Rewi - Afdeling

Kaliwaringin

Lampiran 9: Surat Pengantar Pembuatan Sertifikat Masal Program Prona

Lampiran 10: Surat Balasan BPN Kendal Perihal Permohonan Sertifikat Program

Prona

Lampiran 11: Surat Percepatan Program Prona Desa Banyuringin dan Desa

Kaliputih

Lampiran 12: Surat Perintah Pengosongan Lahan Kepada PTPN IX Oleh FPPK

Lampiran 13: Surat Pemberitahuan Aksi Penanaman Pohon dan Perapatan Patok

Batas Areal

Lampiran 14: Surat BPN Perihal Percepatan Penyelesaian Program Prona

Lampiran 15: Surat Aduan Karyawan/Karyawati PTPN IX Kebun Merbuh

Lampiran 16: Dokumentasi

Page 15: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Indonesia adalah negara yang bercorak agraris, yang susunan

kehidupannya masih bergantung pada kekayaan sumber daya alam. Sumber

daya alam yang dihasilkan bangsa Indonesia, baik hasil bumi maupun hasil

laut mampu menunjang perekonomian bangsa. Pengelolaan secara efisien dan

efektif terhadap kekayaan alam tersebut dapat mewujudkan kesejahteraan

sosial bagi rakyat Indonesia.

Berbicara kekayaan alam Indonesia berarti pula membahas kebutuhan

masyarakat akan hasil sumber daya alam. Hal ini dikarenakan sumber daya

alam memberikan keuntungan atau profit dari hasil yang didapat. Tidak

terkecuali terhadap sumber daya yakni tanah. Dewasa ini, tanah merupakan

sumber daya yang memiliki nilai keuntungan yang lebih bagi masyarakat. Hal

ini dikarenakan tanah sebagai media penghasil sumber daya alam, seperti

perkebunan, pertanian, peternakan, dan lain-lain yang seluruhnya berkaitan

erat dengan tanah. Untuk itu tanah selalu aktual dibicarakan. Selain karena

jumlahnya terbatas serta kebutuhan akan tanah terus bertambah. Tanah

merupakan sumber daya yang memiliki peranan penting dalam kehidupan

manusia. Kehidupan manusia tidak dapat dilepaskan dari tanah karena

manusia sebagian besar melakukan segala aktivitasnya di atas tanah. Dari segi

Page 16: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

2

ekonomi, tanah memiliki nilai yang tinggi sesuai dengan lokasi tanah itu

berada, nilai tanah tidak akan pernah surut, semakin diminati maka nilai tanah

semakin tinggi. Begitu pentingnya tanah bagi kehidupan manusia sehingga

diperlukan pengelolaan terhadap sumber daya guna menghindarkan

penguasaan tanah atas individu untuk mewujudkan keadilan dan kesejahteraan

sosial bagi masyarakat.

Persoalan tanah di Indonesia telah diatur secara mendasar dalam UUD

1945 Pasal 33 ayat (3) disebutkan bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Jelas bahwa masalah pertanahan tidak

lepas dari perhatian para pendiri bangsa ini untuk mendapatkan prioritas

penanganannya dengan segera, sehingga pemanfaatan, penggunaan,

penguasaan dan pemilikan tanah dapat memberikan sebesar-besarnya

kemakmuran bagi seluruh rakyat.

Permasalahan tanah di Indonesia sudah berlangsung sejak lama. Dari masa

kolonial penjajahan, kemerdekaan, dan hingga sekarang tanah masih menjadi

permasalahan bagi bangsa. Masalah tanah di Indonesia, bahkan dibelahan

bumi manapun tidak terlepas dari persoalan kepentingan manusia. Adanya

konflik atau sengketa tanah yang terjadi karena sifatnya kompleks bahkan

selalu ada dari masa ke masa.

Permasalahan tanah di Indonesia telah ada sejak jaman kolonial Belanda.

Dahulu tanah rakyat dikuasai pemerintah kolonial demi keuntungan negara

Page 17: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

3

penjajah. Modal asing yang masuk ke Indonesia pada saat itu memaksa rakyat

untuk menyerahkan tanahnya pada pemerintah kolonial. Secara tidak langsung

sumber daya alam Indonesia dimonopoli pihak penjajah. Banyak perkebunan

– perkebunan besar didirikan oleh Belanda di Jawa dan Sumatera. Hal

tersebut sangatlah menyengsarakan rakyat. Hingga muncul kata Prof.Van

Gelderen yang sangat terkenal: “Bangsa Indonesia akan menjadi bangsa kuli”,

dan “Kuli diantara bangsa-bangsa” (Wiradi, 2006:2). Istilah itu muncul

dikarenakan sebagai imbas dari suatu penjajahan. Dengan kata lain rakyat

Indonesia pada waktu itu sebagai pemilik tanah tidak mampu menikmati hasil

sumber daya melainkan sebagai kuli atau pekerja semata. Hingga akhirnya

pada masa awal kemerdekaan, tanah kolonial dapat dinasionalisasikan, tanah

rakyat dikembalikan pada rakyat Indonesia.

Dibentuknya Undang-Undang Pokok Agraria 1960 menjadi salah satu

pedoman dalam pemanfaatan tanah secara optimal oleh rakyat Indonesia.

UUPA 1960 hadir setelah masa kemerdekaan, tepatnya pada hari Sabtu

tanggal 24 September 1960 dimana rancangan undang-undang yang telah

disetujui DPR-GR disahkan Presiden Soekarno menjadi Undang-Undang No.

5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria tersebut sebagai

dasar pokok agraria di Indonesia. UUPA diundangkan dalam Lembaran

Negara tahun 1960 No. 104, sedang penjelasannya dimuat dalam Tambahan

Lembaran No.2043 (Harsono, 2008:132). Terbentuknya UUPA 1960 salah

satunya guna me-nasionalisasi-kan tanah rakyat yang sebelumnya dikuasai

Page 18: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

4

oleh penjajah disebut tanah kolonial. Dalam arti me-nasionalisasi-kan bahwa

tanah rakyat yang dikuasai oleh penjajah dikembalikan lagi kepada rakyat

Indonesia yakni NKRI.

Konflik atau sengketa pertanahan yang terjadi dewasa ini merupakan

imbas dari kebuntuan pelaksanaan Reform Agraria di Indonesia. Hal ini

dikarenakan UUPA 1960 dalam pelaksanaannya selama kurang lebih 56 tahun

belum maksimal. Masih banyak permasalahan tanah yang berujung pada

konflik atau sengketa di negeri ini tanpa penyelesian akhir. Kepala Badan

Pertanahan Nasional Pusat menyatakan bahwa konflik pertanahan di

Indonesia terjadi karena 1) administrasi tanah yang tidak jelas; 2) distribusi

kepemilikan tanah yang tidak merata; 3) legalitas kepemilikan tanah yang

didasarkan bukti formal (sertifikat) tanpa memperhatikan produktivitas tanah

(dalam Roeroe, 2013:103). Mengacu pada semangat UUPA 1960 bahwa tanah

merupakan hak setiap warga negara untuk itu tanah jangan dijadikan sebagai

sarana monopoli dalam upaya mencari keuntungan yang lebih.

Sengketa lahan yang terjadi antara petani penggarap dan PTPN IX

merupakan salah satu dari sekian banyak sengketa pertanahan yang terjadi di

Indonesia. Sengketa yang terjadi berkenaan dengan perijinan penggunaan

lahan pertanian bantaran Sungai Kalikatul yang berada di lahan Hak Guna

Usaha (HGU) PTPN IX oleh petani penggarap. Pada tahun 1998 bertepatan

dengan reformasi sekaligus semaraknya reformasi demokrasi digaungkan,

sebagian warga di Desa Banyuringin, Kecamatan Singorojo mengajukan ijin

Page 19: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

5

kepada Dinas Pekerjaan Umum Pengairan (DPU-P) daerah Jateng sekarang

berubah menjadi Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDPA) untuk

menggunakan lahan pertanian bantaran Sungai Kalikatul yang berada di lahan

HGU PTPN IX untuk didayakan, pada waktu itu warga mendapat perijinan

penggunaan lahan dari PSDA selama kurang lebih 3 tahun ijin pemakaian

lahan. Berdasarkan kewenangan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Pengairan

Jawa Tengah mengenai bantaran sungai yang menurut peraturan menjadi

wewenang Pekerjaan Umum (PU) untuk mengaturnya. Menjadi dasar Dinas

Pengairan dalam memberikan izin menggarap kepada masyarakat atas tanah

dalam HGU ialah UU No:11/1974 tentang Pengairan; PP No:35/1991 tentang

Sungai; PERMEN pekerjaan Umum No. 63/PRT/1993 tentang Garis Sepadam

Sungai, Daerah Manfaat Sungai, Daerah Penguasaan Sungai dan bekas

sungai; PERDA Tingkat I Jawa Tengah No.7 Tahun 1994 tentang pemakaian

Tanah Pengairan, berwenang dan bertanggung jawab dalam pembinaan sungai

yang mencakup Perlindungan, Pengembangan, Penggunaan dan Pengendalian

sungai, yang pada dasarnya bahwa tanah bantaran sungai yang berada dalam

areal HGU adalah tetap merupakan aset Pemerintah dan berada dalam

pengelolaan Pemerintah Propinsi Jawa Tengah.

Sengketa muncul ketika masa berlaku penggunaan lahan selama 3 tahun

oleh petani penggarap telah habis. Kemudian konflik bertambah ketika pihak

PTPN IX meminta untuk mengosongkan lahan yang selama ini telah ditanami

petani penggarap. Petani penggarap menolak karena merasa telah menanami

Page 20: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

6

sekian lama di lahan tersebut. Petani penggarap menuntut PTPN IX untuk

memperlihatkan ijin HGU namun pada waktu itu perijinan perpanjangan

belum didapatkan. Kemudian pada tahun 2003 pihak PTPN IX mendapatkan

kemenangan atas lahan yang menjadi sengketa setelah PTPN IX mengajukan

gugatan ke PN Kendal dan PT Semarang (seharusnya mengajukan gugatan

pada PTUN). Pihak petani penggarap juga tidak tinggal diam, perwakilan

petani penggarap mengajukan banding atau kasasi pada tingkat MA. Disinilah

terjadi dual Interpretasi antara status kepemilikan lahan yang disengketakan.

Kemudian berdasarkan keputusan Mahkamah Agung nomor 1743/k/pdt/2004

tanah yang disengketakan itu Status Quo.

Lahan yang disengketakan semula seluas ±274,56 hektare kemudian

menjadi ±148 Ha karena sebagian masyarakat petani penggarap telah

mengembalikan lahan pada pihak PTPN IX dengan sukarela. Berdasarkan

keputusan Mahkamah Agung Nomor 1743/k/pdt/2004 tanah yang

disengketakan tidak diperbolehkan untuk ditanami kedua belah pihak. Namun

kenyataan saat ini bahwa ±148 Hamasih berada ditangan petani penggarap

dan pihak PTPN IX tetap berupaya melakukan penanaman di lahan sengketa.

Keterlibatan Pemerintah Daerah diperlukan dalam menangani konflik atau

sengketa tanah terutama di Kabupaten Kendal. Hal ini didasarkan pada hak

dan kewajiban daerah yang diatur dalam Pasal 21 dan Pasal 22 UU nomor 32

Tahun 2004 mengenai Otonomi Daerah, diantaranya disebutkan bahwa dalam

menyelenggarakan otonomi, daerah mempunyai kewajiban melindungi

Page 21: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

7

masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional serta

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini karena pemerintah daerah

memiliki wewenang dalam penyelesaian sengketa tanah melalui otonomi

daerah yang telah berjalan. Perlu penciptaan hubungan harmonis antara

masyarakat, pemilik tanah, dan pemangku kepentingan di daerah guna

menjaga kondusifitas. Kehadiran pemerintah diharapkan mampu memberikan

sesuatu yang penting yakni mewujudkan keadilan dan kesejahteraan bagi

kehidupan masyarakat. Untuk itu penulis mengangkat tema permasalahan

konflik atau sengketa lahan Hak Guna Usaha mengenai proses konflik,

penyelesaian konflik, dan pencegahan yang dilakukan oleh pemerintah daerah

Kabupaten Kendal dengan Judul “Peran Pemerintah Daerah Kabupaten

Kendal Dalam Upaya Penyelesaian Sengketa Lahan Hak Guna Usaha Di Desa

Banyuringin Kecamatan Singorojo”.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Bagaimana sengketa lahan HGU yang terjadi antara petani penggarap

dengan pihak PTPN IX di Desa Banyuringin, Kecamatan Singorojo,

setelah dikeluarkannya putusan MA?

2. Bentuk penyelesaian apa yang selama ini telah diupayakan PTPN IX pada

sengketa lahan HGU di Desa Banyuringin, Kecamatan Singorojo,

Kabupaten Kendal?

Page 22: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

8

3. Bagaimana peran pemerintah dalam proses penyelesaian sengketa lahan

HGU di Desa Banyuringin, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui sengketa lahan HGU yang terjadi antara petani

penggarap dengan pihak PTPN IX di Desa Banyuringin, Kecamatan

Singorojo, setelah dikeluarkannya putusan MA.

2. Untuk mengetahui bentuk penyelesaian yang selama ini telah diupayakan

PTPN IX pada sengketa lahan HGU di Desa Banyuringin, Kecamatan

Singorojo, Kabupaten Kendal.

3. Untuk mengetahui peran pemerintah dalam proses penyelesaian sengketa

lahan HGU di Desa Banyuringin, Kecamatan Singorojo, Kabupaten

Kendal.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:

1. Manfaat secara teoritis,

a. Bagi pihak lain, penelitian ini sebagai salah satu kajian ilmu politik

mengenai peran pemerintah daerah yang diharapkan mampu

memberikan kontribusi pemikiran khususnya dalam bidang

keagrariaan di daerah.

Page 23: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

9

b. Bagi peneliti, penelitian ini untuk menambah wawasan serta

pengembangan keilmuan tentang peran pemerintah dalam menangani

kasus penyelesaian konflik atau sengketa tanah di daerah.

2. Manfaat secara praktis,

a. Bagi Masyarakat dan Pihak Terkait

Hasil penelitian ini menjadi bahan informasi bagi masyarakat pada

umumnya mengenai penyelesaian konflik atau sengketa tanah.

Kemudian bagi pemerintah Kabupaten Kendal, hasil penelitian ini

dapat dijadikan bahan masukan dalam solusi penyelesaian

permasalahan sengketa pertanahan yang ada.

b. Bagi Fakultas Ilmu Sosial

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan sekaligus dapat dijadikan

sebagai bahan acuan dalam penelitian yang sejenis.

E. Batasan Istilah

Berdasarkan pemikiran diatas maka batasan istilah yang perlu

dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Peran

Peran merupakan suatu perangkat tingkah atau tindakan yang dimiliki

seseorang yang berkedudukan di masyarakat yang mampu mempengaruhi

tingkah laku orang lain. Perihal peran dalam penelitan ini adalah peran

Page 24: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

10

pemerintah daerah berkaitan dengan penyelesaian sengketa lahan, yakni

pemerintah daerah Kabupaten Kendal.

2. Pemerintah Daerah

Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal adalah lembaga atau badan

yang memiliki wewenang atau kekuasaan dalam menentukan kebijakan serta

menjalankan fungsinya di daerah dengan berdasar Undang-Undang Dasar

1945. Pemerintah daerah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah Badan

Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Kendal.

3. Penyelesaian

Penyelesaian merupakan suatu konsep cara bertindak yang tepat guna

mencari solusi untuk mengakhiri kebuntuan dari suatu permasalahan yang

ada. Penyelesaian dalam hal ini berkaitan dengan peran pemerintah

Kabupaten Kendal dalam penyelesaian sengketa lahan di Desa Banyuringin,

Kecamatan Singorojo.

4. Sengketa Tanah

Sengketa Tanah merupakan suatu konflik yang biasanya terjadi antara

pihak-pihak yang bersengketa (disputants) yang pada dasarnya memiliki

kepentingan terhadap akses tanah. Dalam hal ini adalah sengketa tanah Hak

Guna Usaha (HGU) yang terjadi di Desa Banyuringin, Kecamatan Singorojo,

Kabupaten Kendal.

Page 25: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Deskripsi Teoritis

1. Tanah Hak Guna Usaha (HGU)

Tanah merupakan kebutuhan primer, setelah sandang ataupun pangan.

Kemudian seiring perkembangan zaman, cara pandang masyarakat

terhadap nilai tanah mulai berubah. Kini fungsi tanah bukan sekedar

sebagai tempat aktivitas pertanian, melainkan meliputi kegiatan industri,

pemukiman, yang kemudian menyebabkan nilai tanah menjadi meningkat.

Pertanahan diatur jelas dalam UUD 1945 Pasal 33 ayat (3) disebutkan

bahwa “Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya

dikuasai oleh negara dan dipergunakan sebesar-besarnya untuk

kemakmuran rakyat.” sesuai pula dengan diterbitkannya UUPA No. 5

Tahun 1960 dalam Pasal 2 ayat (1) yang mengatur masalah keagrariaan

atau pertanahan sebagai bagian dari bumi untuk kepentingan rakyat atau

kepentingan Nasional.

Sesuai Pasal 28 ayat (1) UUPA 1960 disebutkan bahwa “Hak Guna

Usaha adalah hak untuk mengusahakan tanah yang dikuasai oleh negara,

guna perusahaan pertanian, perikanan, atau peternakan”.

Dalam UUPA 1960 Pasal 28 ayat (2); Pasal 29 ayat (2) disebutkan

bahwa HGU diberikan paling sedikit 5 hektar, dengan jangka waktu

Page 26: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

12

paling lama 25 tahun. Untuk perusahaan yang memerlukan waktu lebih

lama sekiranya HGU untuk waktu paling lama 35 tahun.

Kemudian pihak yang dapat menggunakan Hak Guna Usaha sesuai

dengan Pasal 30 UUPA ialah warga negara Indonesia serta badan yang

didirikan menurut hukum Indonesia serta berkedudukan di Indonesia pula.

Sesuai dengan Pasal 34 UUPA 1960 bahwa Hak Guna Usaha dapat

hapus/hilang karena;

a. Jangka waktunya berakhir

b. Ditentukan sebelum jangka waktunya berakhir karena sesuatu

syarat tidak terpenuhi

c. Dilepaskan oleh pemegang haknya sebelum jangka waktunya

berakhir

d. Dicabut untuk kepentingan umum

e. Ditelantarkan

f. Tanahnya musnah.

2. Sengketa/Konflik dan Sengketa/Konflik Tanah

a. Sengketa atau Konflik

“Konflik (Conflict) adalah hubungan antara dua pihak atau lebih

(Individu atau Kelompok) yang memiliki, atau mereka menganggap

memiliki tujuan yang bertentangan” (Jamil, 2007:6).

Menurut Dahrendorf dan Antony Gidden bahwa “inti teori konflik

berbunyi kepentingan sosial masyarakat” (Wiryawan dkk, 2009:33).

Page 27: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

13

Kepentingan adalah unsur utama dari kehidupan sosial masyarakat

dan kepentingan itu tidak jarang bertentangan sehingga menimbulkan

konflik.

Tahapan transformasi konflik secara umum sebagai berikut:

1) Pencegahan Konflik, upaya pencegahan pecahnya konflik

kekerasan.

2) Penangannan Konflik, upaya mengakhiri tingkah laku kekerasan

dengan mencapai kesepakatan damai.

3) Manajemen Konflik, bertujuan membatasi serta menghindari

kekerasan yang kemungkinan terjadi, dan dialihkan pada

perubahan tingkah laku yang positif diantara disputants.

4) Resolusi Konflik, upaya mengurai penyebab konflik terjadi serta

mencoba atau mengupayakan membangun kesepakatan damai.

5) Transformasi Konflik, membahas yang terjadi, dimana terjadi

transformasi energi negatif dalam persengketaan kearah perubahan

sosial dan politik yang bersifat positif.

Konflik juga dipengaruhi oleh pola interaksi konflik. “Pola

interaksi konflik merupakan bentuk interaksi dengan pihak lawan

konflik dalam upaya mencapai keluaran konflik yang diharapkan”

(Wirawan, 2013:146). Berikut adalah faktor-faktor yang memengaruhi

pola interaksi konflik:

Page 28: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

14

1) Metode resolusi konflik yang digunakan dalam interkasi konflik.

2) Gaya manajemen konflik yang digunakan oleh pihak-pihak yang

berkonflik.

3) Perkembangan situasi konflik. Konflik bisa berkembang dari

konflik konstruktif menjadi konflik desktruktif, atau sebaliknya.

Situasi konflik memengaruhi pola interaksi konflik.

Dalam menghadapi situasi konflik, pihak yang berkonflik dapat

menggunakan taktik konflik. Menurut Wirawan (2013:147)

menjelaskan “Taktik konflik adalah teknik memengaruhi lawan

konflik untuk menghasilkan keluaran konflik yang diharapkan.”Taktik

konflik antara lain sebagai berikut:

1) Taktik Persuasif Rasional. Taktik ini digunakan untuk

memengaruhi lawan konflik dengan mengemukakan data,

fakta, informasi, hokum, teori ilmu pengetahuan, etika,

moral, dan atau pengalaman masa lalu, baik maupun buruk.

2) Taktik Legitimasi. Tatik yang digunakan pejabat yang

menduduki posisi tertentu secara sah ketika menhadapi

situasi konflik, bahwa apa yang dilakukanya sesuai atau tidak

bertentangan dengan jabatan, posisi, atau perannya.

3) Taktik Permintaan Inspirasional. Mengemukakan nilai-nilai,

norma, harga diri, dan kesatuan oragnisasi untuk

membangkitkan emosi, motivasi, dan cita-cita bersama.

4) Taktik Mengooptasi. Memberikan jabatan, posisi, atau peran

tertentu kepada lawan konflik untuk berperan serta dalam

menyelesaikan masalah yang dihadapai oleh organisasi.

5) Taktik Mengulur Waktu. Menunda untuk melakukan sesuatu

atau menolak untuk merespons lawan konflik dalam interaksi

konflik.

6) Taktik Mengancam.

Page 29: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

15

7) Taktik Menahan Diri atau Diam. Tidak melakukan sesuatu

yang seharusnya dilakukan atau tidak bereaksi atas apa yang

dilakukan lawan konfliknya.

8) Taktik Mencari Teman atau Koalisi. Tujuan taktik ini untuk

memperbesar kekuasaan atau memperkuat posisinya dalam

menghadapi lawan konfliknya.

b. Sengketa atau Konflik Tanah

Timbulnya sengketa atau konflik pertanahan adalah bermula dari

pengaduan suatu pihak (orang/badan) yang berisi keberatan-keberatan

dan tuntutan hak atas tanah baik terhadap status tanah, prioritas

maupun kepemilikannya, dengan harapan dapat memperoleh

penyelesaian secara administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan

yang berlaku (Murad, 1991:22).

Konflik pertanahan merupakan pertentangan tujuan yang terjadi

dalam bidang pertanahan unsur utamanya jelas yakni mengenai

pendayagunaan sumber daya alam yaitu tanah berkaitan dengan

masalah kepentingan pihak-pihak.

Dari pengertian konflik pertanahan yang telah dijelaskan dapat

disimpulkan bahwa konflik pertanahan bersumber pada akses

kepentingan pihak-pihak dalam pendayagunaan tanah sehingga

timbulah konflik pertanahan. Kemudian adanya peranan masyarakat

yang beraneka ragam yang juga memicu konflik tersebut meningkat.

3. Faktor-faktor Penyebab Sengketa/Konflik Tanah

Page 30: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

16

Terjadinya konflik disebabkan oleh berbagai faktor. Berbagai faktor

penyebab konflik itu dibedakan dalam beberapa jenis, sebagai berikut:

a. Triggers (pemicu): peristiwa yang memicu sebuah konflik

namun tidak diperlukan dan tidak cukup memadai untuk

menjelaskan konflik itu sendiri.

b. Pivotal factors or root causes (factor inti atau penyebab dasar):

terletak pada akar konflik yang perlu ditangani supaya pada

akhirnya dapat mengatasi konflik.

c. Mobilizing factors (factor yang memobilisasi): masalah-masalah

yang memobilisasi kelompok untuk melakukan tindakan

kekerasan.

d. Aggravating factors (factor yang memperburuk): faktor yang

memberikan tambahan pada mobilizing factors dan pivotal

factors, namun tidak cukup dari konflik itu sendiri (Jamil,

2007:16).

Pembahasan konflik tidak terlepas dari teori penyebab konflik, hal ini

guna membantu dalam mempertimbangkan cara pembahasan konflik itu

sendiri. Beberapa teori penyebab konflik sendiri sebagai berikut:

a. Teori Hubungan Komunitas

Teori ini mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh

polarisasi, ketidakpercayaan, dan permusuhan antara kelompok-

kelompok yang berbeda dalam suatu komunitas.

b. Teori Negosisasi

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan posisi yang tidak

tepat serta pandangan tentang “zero sum” mengenai konflik

yang diadopsi oleh kelompok yang bertentangan.

c. Teori Kebutuhan Manusia

Mengasumsikan konflik berakar dari kebutuhan dasar manusia

(fisik, psikologis, dan sosial) yang tidak terpenuhi atau

dikecewakan. Keamanan, identitas, pengakuan, partisipasi, dan

otonomi seringkali disebut sebagai kebutuhan manusia.

d. Teori Identitas

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan adanya perasaan

dimana identitas akan terancam. Perasaan itu muncul karena

kehilangan dan penderitaan masa lalu yang tidak terselesaiakan.

Page 31: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

17

e. Teori Miskomunikasi Antar Budaya

Konflik disebabkan oleh pertentangan antar gaya komunikasi

antar budaya yang berbeda.

f. Teori Transformasi Konflik

Mengasumsikan bahwa konflik disebabkan oleh persoalan nyata

berupa ketidaksetaraan dan ketidakadilan yang ditunjukkan oleh

kerangka social, budaya, dan ekonomi yang saling bersaingan

(Jamil, 2007:16-18).

Menurut Kepala Badan Pertanahan Nasional Pusat, bahwa konflik

pertanahan terjadi karena; a) Administrasi tanah yang tidak jelas; b)

Distribusi kepemilikan tanah yang tidak merata; c) Legalitas kepemilikian

tanah yang didasarkan bukti formal (sertifikat) tanpa memperhatikan

produktivitas tanah.

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya sengketa tanah ialah terlalu

luasnya tugas pemerintah. “Peraturan-peraturan pelaksanaan (juklak)

yang tidak atau kurang jelas, kurangnya pedoman yang diberikan serta

kurangnya pengetahuan teknis aparat pelaksana dan lain-lain” (Murad,

1991:7). Dari kekurangan tersebut tidak seluruhnya dipersoalkan

masyarakat. Hal inilah yang juga mempengaruhi sengketa sering terjadi,

sikap/perilaku masyarakat yang sebagian besar masih menganut sikap

pasif (sikap menerima nasib, pasrah bongkokan dan lain sebagianya)

membuat sengketa sering berakhir tanpa penyelesaian karena faktor

lemahnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat.

Masalah persengketaan tanah di Indonesia seringkali terjadi, hal ini

disebabkan antara lain;

Page 32: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

18

a. Belum terwujudnya kelembagaan pertanahan yang efektif dan

efisien

b. Pendaftaran tanah yang belum tertib

c. Regulasi tidak kondusif bagi pemecahan masalah yang ada

d. Keterbatasan akses masyarakat terhadap kepemilikan tanah

secara adil

e. Pendaftaran tanah yang belum berjalan dengan baik

f. Kelambanan penyelesaian konflik

g. Kemelemahan system informasi pertanahan dipedesaan/

kelurahan

h. Kemelemahan perlindungan terhadap hak-hak termasuk hak

adat/ulayat (Sulistiyono, Solusi Konflik Pertanahan dalam Suara

Merdeka. 2015:4).

Faktor utama penyebab sengketa sumber daya alam berbasis tanah

pada umunya disebabkan multi-interpretasi dan tidak adanya pegangan

bersama dari berbagai pihak tentang siapa yang berhak menguasai tanah

dan sumber daya alam. Yang ada hanyalah mengenai kepentingan

penguasaan tanah yang menyengsarakan rakyat hingga saat ini.

4. Bentuk-bentuk Penyelesaian Sengketa

a. Pengaturan Sendiri

Dalam metode pengaturan sendiri, pihak-pihak berkonflik

menyusun strategi konflik menggunakan taktik konflik untuk

mencapai tujuan terlibat konfliknya. Pihak-pihak yang berkonflik

saling melakukan pendekatan dan melakukan negosiasi untuk

menyelesaikan konflik dan menciptakan keluaran konflik yang mereka

inginkan. Berikut adalah pola interkasi konflik dalam upaya mencapai

keluaran konflik yang diharapakan oleh pihak yang berkonflik, antara

lain:

Page 33: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

19

1) Interaksi konflik dengan tujuan mengalahkan lawan konflik

(Win and Lose Solution).

Dalam interkasi ini pihak yang berkonflik berupaya

mencapai solusi konflik dengan mengalahkan lawan

konfliknya.

2) Interaksi konflik dengan tujuan menciptakan kolaborasi atau

kompromi (Win and Win Solution).

Dalam interaksi ini pihak yang berkonflik menyusun

strategi yang bertujuan melakukan pendekatan kepada lawan

konflik agar mau bernegosiasi dan mendapatkan sepenuhnya

atau sebagian keluaran konflik yang diharapkan.

3) Interkasi konflik menghindar.

Tujuan dari proses resolusi konflik menghindar adalah

menghindarkan diri dari situasi konflik. Pihak yang terlibat

konflik menghindari konflik.

4) Interaksi konflik akomodasi.

Interaksi konflik mengakomodasi bertujuan untuk me-

nyenangkan lawan konflik dan mengorbankan diri (Wirawan,

2013:178-181).

b. Intervensi Pihak Ketiga

1) Konsiliasi (Conciliation)

Metode penyelesaian sengketa yang diwujudkan melalui

lembaga-lembaga tertentu yang memungkinkan tumbuhnya pola

diskusi dan pengambilan keputusan-keputusan diantara pihak-

pihak yang berlawanan (disputants) mengenai persoalan-persoalan

yang mereka pertentangkan.

2) Perwasitan (Arbitration)

Kedua belah pihak yang berlawanan (disputants) bersepakat

menerima atau terpaksa menerima hadirnya pihak ketiga yang

Page 34: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

20

memberi keputusan-keputusan untuk menyelesaikan konflik yang

terjadi dan biasanya keputusan yang dihasilkan bersifat mengikat

bagi kedua belah pihak.

Menurut Christoper A.Moore (dalam Wirawan, 2013:214)

menyatakan “Arbitrase merupakan istilah umum proses

penyelesaian konflik sukarela dimana pihak-pihak yang terlibat

konflik meminta bantuan pihak ketiga yang imparsial (tidak

memihak) dan netral untuk membuat keputusan mengenai objek

konflik.” Keputusan arbitrase bisa bersifat nasihat dan tidak

mengikat atau bisa juga berupa keputusan yang mengikat pihak-

pihak yang terlibat konflik. Arbiter adalah pihak ketiga diluar

pihak-pihak yang terlibat konflik-konflik dalam proses arbitrase.

3) Mediasi (Mediation)

Secara etimologi, mediasi berasal dari bahasa latin, Mediatre

yang berarti “berada di tengah” karena seorang yang melaksanakan

mediasi tidak berada pada posisi memihak, netral di tengah

konflik.

Menurut The National Alternative Dispute Resolution Advisory

Council mendefinisikan mediasi sebagai proses dimana pihak-

pihak yang bertikai, dengan bantuan dari seorang praktisi resolusi

pertikaian (mediator) mengidentifikasi isu-isu yang

dipersengketakan, mengembangkan opsi-opsi, mempertimbangkan

Page 35: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

21

alternatif-alternatifdan upaya untuk mencapai sebuah kesepakatan.

Mediator dalam hal ini tidak memiliki peran menentukan dalam

kaitan materi persengketaan namun mediator dapat memberi saran

atau menentukan sebuah resolusi atau penyelesaian (Jamil, 2007

:106).

Secara singkat bahwa mediasi merupakan bagian proses

penyelesaian konflik terhadap pihak-pihak yang bertikai dalam

bentuk perantaraan pihak ketiga yang netral dalam penyelesaian

masalah.

Keberhasilan mediasi tidak terlepas dari mediator. Hal-hal

yang perlu diperhatikan mediator dalam meyelesaikan masalah,

sebagai berikut:

a) Fokus pada persoalan, bukan terhadap kesalahan suatu pihak.

b) Mengerti dan menghormati terhadap setiap perbedaan

pandangan.

c) Memiliki keinginan berbagi dan merasakan

d) Berkerja sama dalam menyelesaikan masalah (Jamil, 2007:107).

Lawrence Boulle (dalam Jamil, 2007:108) mengemukakan

model mediasi dalam menyelesaikan masalah dan cara mediator

melihat peran dan posisi mereka dalam konflik antara lain:

a) Mediasi Kompromi (Settlement Mediation)

Page 36: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

22

Mediasi ini bertujuan mendorong kompromi dari kedua

belah pihak yang saling menuntut dalam sengketa. Model

ini menempatkan mediator harus memiliki status yang

tinggi meski bukan ahli dalam proses dan teknik mediasi.

b) Mediasi Berbasis Kepentingan (interest based /

Facilitative Mediation)

Tujuan mediasi ini untuk menghindarkan pihak

bersengketa atau disputants dan menegosiasikan

kepentingan disputants. Model ini mengharuskan mediator

harus ahli dalam proses dan harus menguasai teknik-

teknik mediasi guna mencari pemecahan masalah.

Mediator harus mampu memimpin serta mengupayakan

dialog yang konstruktif diantara disputants.

c) Mediasi Rekonsiliasi (Transformation Mediation)

Mediasi yang menitik-beratkan pada mencari penyebab

mendasar dari permasalahan yang timbul antara

disputants. Mediasi ini mengharuskan mediator memiliki

kecakapan serta profesionalitas dalam menggunakan

teknik penyelesaian konflik. Sebelum dan selama proses

mediasi berlangsung.

d) Mediasi Normatif (Evaluative Mediation)

Mediasi yang bertujuan mencari kesepakatan berdasarkan

dari para disputants dalam pengamatan pengadilan.

Mediator haruslah ahli dan menguasai materi

persengketaan dalam penggunaan teknik-teknik mediasi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa mediasi merupakan bagian dari

penyelesaian konflik terhadap pihak-pihak yang bertikai dengan

menghadirkan pihak ketiga yang netral dalam mencari jalan

penyelesaian konflik itu sendiri.

5. Penyelesaian Sengketa/Konflik Tanah

Menangani sengketa atau konflik adalah tindakan pihak pertama untuk

menyelesaikan kondisi pertentangan yang disebabkan adanya kepentingan-

Page 37: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

23

kepentingan yang saling berbenturan. “Dalam menyelesaikan konflik

orang/badan dapat mengambil sikap mengalah pada kepentingan pihak

kedua atau menuntut pihak kedua untuk mengalah terhadap

kepentingannya dengan cara menjalin kerjasama” (Melindas, 2002:66).

Menurut Thomas dan Kilmann (dalam Wirawan, 2013:140)

mengemukakan lima jenis gaya manajemen konflik antara lain:

a. Kompetisi (Competing).

Gaya manajemen konflik yang berorientasi pada kekuasaan,

dimana seseorang akan menggunakan kekuasaan yang

dimilikinya untuk memenangkan konflik dengan biaya lawannya.

b. Kolaborasi (Collaborating).

Gaya manajemen konflik yang bertujuan untuk mencari

alternatif, dasar bersama, dan sepenuhnya memenuhi harapan

kedua belah pihak yang terlibat konflik. Gaya manajemen

konflik kolaborasi merupakan upaya bernegosiasi untuk

menciptakan solusi yang sepenuhnya untuk memuaskan pihak-

pihak yang terlibat konflik.

c. Kompromi (Compromising).

Gaya manajemen konflik kompromi berada di tengah antara gaya

kompetisi dan gaya kolaborasi, dengan strategi memberi dan

mengambil (take and give), kedua belah pihak yang berkonflik

mencari alternatif tengah yang memuaskan sebagian keinginan

mereka.

d. Menghindar (Avoiding).

Gaya manajemen konflik dimana kedua belah pihak yang

berkonflik berusaha menghindari konflik, bentuk menghindar

berupa: (1) menjauhkan diri dari pokok masalah; (2) menunda

pokok masalah hingga waktu yang tepat; (3) menarik diri dari

konflik yang mengancam dan merugikan.

e. Mengakomodasi (Acomodating).

Gaya manajemen konflik dimana seseorang mengabaikan

kepentingan dirinya sendiri dan berupaya memuaskan

kepentingan lawan kkonfliknya.

Page 38: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

24

Menurut Murad (1991:24-27) bahwa penyelesaian konflik atau

sengketa dapat dilakukan dengan mekanisme penangannan konflik antara

lain;

a. Pengaduan

Dalam hal ini pengaduan biasanya berisi tentang perihal

dan peristiwa yang menggambarkan bahwa pemohon/pengadu

adalah yang berhak atas tanah sengketa dengan lampiran bukti-

bukti dan mohon penyelesaian disertai harapan agar tanah

tersebut dapat dicegah mutasinya, sehingga tidak merugikan

pemiliknya.

b. Penelitian

Penelitian berupa pengumpulan data/administratif

maupun hasil fisik lapangan (mengenai penguasaannya). Dari

hasil ini maka dapat disimpulkan sementara apabila pengaduan

tersebut beralasan atau tidak untuk diproses lebih lanjut.

c. Pencegahan Mutasi (Status Quo)

Pencegahan dalam hal ini dimaksudkan menghentikan

untuk sementara segala bentuk perubahan. Kegunaanya

pertama, untuk kepentingan penelitian dalam penyelesaian

sengketa (statu quo) karena apabila tidak demikian,

penyelesaian sengketa akan mengalami kesulitan dalam

menetapkan keputusan. Kedua, untuk kepentingan pemohon

sendiri, apabila tidak dilakukan penghentian sudah barang tentu

pengaduan tersebut tidak berguna.

Syarat-syarat dapat dilakukan pencegahan antar lain;

1) Terdapat alasan yang sah, misalnya si pemohon atau

pengadu akan terancam haknya, apabila tidak dilakukan

pencegahan.

2) Demi kepentingan hokum perlu dilakukan pencegahan

untuk menjamin kelancaran pemeriksaan atau

penelitian.

d. Musyawarah

Dilakukan mulai dengan melaksanakan pendekatan

terhadap para pihak-pihak yang bersengketa yang terkadang

sering berhasil di dalam usaha penyelesaian sengketa (dengan

jalan musyawarah). Biasanya dalam musyawarah melibatkan

Page 39: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

25

pihak ketiga. Pihak ketiga sebagai mediator di dalam

menyelesaikan permasalahan dengan mengutamakan dan

menjunjung sikap toleransi, menghormati, dan menghargai

secara kekeluargaan.

f. Penyelesaian Melalui Pengadilan

Hal ini dilakukan apabila dalam musyawarah tidak

mengalami perubahan, malah mengalami kebuntuan. Untuk itu

permasalahan tersebut harus diselesaikan oleh instansi terkait

yang berwenang, misalnya pengadilan. Maka kepada pihak-

pihak yang bersengketa untuk mengajukan masalahnya

kepengadilan. Keputusan yang dikeluarkan pengadilan bersifat

final dan mengikat, karena pengadilan merupakan lembaga yang

berwenang yang memiliki kewenangan berdasarkan peraturan-

peraturan perundangan yang berlaku.

Sebagaimana ketentuan dalam Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, yang

meliputi “bumi, air, dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk

sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.” Kemudian bunyi Pasal 4 ayat (2)

UUPA 1960 menjelaskan bahwa hak-hak atas tanah memberikan

wewenang untuk mempergunakan tanah, tubuh bumi, air serta ruang

angkasa yang ada diatasnya sekedar diperlukan untuk kepentingan yang

langsung berhubungan dengan penggunaan tanah dalam batas-batas yang

diatur undang-undang.

Perlu adanya pengelolaan sumber daya alam guna meminimalisir

konflik yang terjadi. Menurut Maria SW. Sumardjono (dalam Wiryani,

2009:18-19), prinsip-prinsip pengelolaan sumber daya alam sebagai

berikut;

Page 40: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

26

a. Sumber daya alam merupakan karunia Tuhan YME dan dengan

demikian mempunyai nilai magis-religius, disamping

mempunyai fungsi ekonomis dan sosial.

b. Pengelolaan sumber daya alam harus memperhatikan fungsi

ekosistem.

c. Pengelolaan sumber daya alam tidak hanya berisi wewenang

untuk pemanfaatannya (hak), namun juga pelestarian sumber

daya alam (kewajiban) sebagai fungsi sumber hidup masyarakat

setempat.

d. Pengelolaan sumber daya alam yang bertanggung jawab dapat

memberikan keseimbangan antara memberikan ruang gerak

investasi tanpa merugikan kepentingan rakyat (dimensi

kerakyatan).

e. Pengelolaan sumber daya alam harus dapat mewujudkan

persamaan hak dan kewajiban dalam akses dan pemanfaatannya.

f. Pemanfaatan sumber daya alam harus mengakomodasikan peran

serta masyarakat.

Menurut Murad (1991:86-87) Penyelesaian konflik atau sengketa

tanah dapat dilakukan dengan berpegang kepada; antara lain:

a. Penguasaan peraturan yang berlaku, dimana harus selalu menerapkan

dan mendasarkan kepada peraturan yang berlaku.

b. Menjaga keseimbangan kepentingan pihak-pihak yang bersengketa

c. Selalu bersikap adil,

d. Penyelesaian tersebut harus tuntas dan terjamin pelaksanaanya.

Jadi dapat disimpulkan bahwa dalam penyelesaian konflik terutama

konflik tanah, ialah bagi para pejabat dalam menyelesaikan sengketa tidak

hanya memutuskan dari aspek hukum, sosial, politik saja melainkan juga

aspek keadilan, karena untuk memutuskan suatu sengketa atau konflik

dibutuhkan kebijaksanaan terhadap keputusan yang akan diambilnya untuk

Page 41: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

27

terjaminnya pelaksanaan penyelesaian konflik. Dengan kata lain mengacu

pada kesadaran untuk kebijaksanaan “Wisdom of Consciousness”.

6. Teori Peran

Peran merupakan kajian dalam konsep disiplin ilmu sosial dan sangat

fundamental. Pembahasan peran berarti pula membahas sikap perilaku

individu.

Peran tidak dapat dipisahkan dengan status. Membahas peran berarti

pula menghubungkan status dengan peran yang saling berelasi atau

berhubungan. Dalam hal ini status lebih dahulu ada kemudian setelah itu

diikuti dengan peran. Status merupakan posisi, sehingga adanya posisi

tersebut munculah peranan. Keduanya memiliki hubungan timbal balik.

Hubungan-hubungan sosial yang ada dalam masyarakat merupakan

hubungan antara peranan-peranan individu dalam masyarakat.

Menurut Nasution (2004:73) menyatakan “Peranan adalah

konsekuensi atau akibat kedudukan atau status seseorang”. Kedudukan atau

status seseorang menentukan posisi seseorang dalam struktur sosial, yakni

menentukan hubunganya dengan orang lain.

Peranan merupakan aspek dinamis kedudukan (status). “Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan” (Soekanto, 2012:212).

Menurut Ely Chinoy (dalam Soekanto, 2012:213) menyatakan

“Pentingnya peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang.

Page 42: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

28

Peranan menyebabkan seseorang pada batas-batas tertentu dapat

meramalkan perbuatan-perbuatan orang lain. Orang yang bersangkutan

akan dapat menyesuaikan perilaku sendiri dengan perilaku orang-orang

sekelompoknya.”

Menurut Levinson (dalam Soekanto, 2012:213) menyatakan “Peranan

lebih menunjuk pada fungsi, penyesuaian diri, dan sebagai suatu proses.”

Dilihat dari individu yang menduduki posisi dan menjalankan suatu

peranan dalam masyarakat. Kemudian peranan mencakup tiga hal yaitu

sebagai berikut:

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat.

b. Peranan merupakan konsep tentang apa yang dapat dilakukan individu

dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting

bagi struktur sosial masyarakat.

Menurut Williams (dalam Hardati dkk, 2008:50) menyatakan“Peranan

adalah pola perilaku yang dibutuhkan dalam kaitanya dengan status yang

khusus. Hak-hak tertentu, kewajiban dan tanggung jawab merupakan

bagian yang terpadu dan penentuan tugas dari suatu status.”Fungsi-

fungsinya tersebut menjadi peranan.

Status yang melekat dan dimiliki masyarakat Indonesia bermacam-

macam. Sehingga sejalan dengan peranan masyarakat yang ada dalam

Page 43: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

29

kehidupan sehari-hari menjadi beraneka ragam. Keanekaragaman inilah

yang tak arang menjadi sebuah konflik peranan. Sehingga muncul peran

sebagai alat mengidnetifikasi gagasan-gagasan terstruktur berupa

organisasi sosial, realsi sosial.

Jadi dapat disimpulkan bahwa peran merupakan suatu sikap perilaku

yang berhubungan pada suatu tanggung jawab dalam mempengaruhi

keputusan dan kebijakan diikuti dengan status yang melekat padanya.

Perihal peran pemerintah berarti berkaitan dengan pelaksanaan fungsi dan

tujuannya dalam pelayanan, pembangunan, pemberdayaan, dan pengaturan

masyarakat.

7. Pemerintahan dan Pemerintah Daerah

a. Pemerintahan

Pemerintahan secara umum merupakan salah satu unsur syarat

suatu negara. Membahas pemerintahan berarti berkaitan dengan dua

kelompok besar, yakni yang memerintah dan yang diperintah.

Hubungan dua kelompok tersebut yang menjadi cikal bakal

pemerintahan. Sehingga hubungan pemerintahan yang sedang

berlangsung berkaitan erat dengan gejala pemerintahan sebagai akibat

hubungan timbal balik yang terjadi antara yang memerintah dan yang

diperintah.

“Obyek ilmu pemerintahan adalah hubungan antara penguasa

dengan rakyatnya yang dapat dilihat dari peristiwa pemerintahan dan

Page 44: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

30

gejala pemerintahan” (Syafiie, 2013:42). Sebagai akibat hubungan

yang terjalin tersebut maka menghasilkan suatu wujud pemerintahan.

Secara etimologi pemerintah berasal dari kata perintah yang

berarti melakukan pekerjaan menyuruh, yang berarti terdapat dua

unsur: yang diperintah yaitu rakyat; yang memerintah yaitu

pemerintah, keduanya saling berhubungan. Pemerintah berasal dari

kata perintah, yang mendapat awalan “pe” yang memiliki makna

badan atau organisasi yang mengurus. Kemudian ditambah akhiran

“an” menjadi pemerintahan yang memiliki makna perbuatan atau cara

(Syafiie, 2013:46). Jadi pemerintahan adalah penggunaan kekuasaan

negara oleh yang berwenang untuk menentukan keputusan dan

kebijakan dalam mewujudkan tujuan negara, kesejahteraan sosial.

b. Pemerintahan Daerah

Pemerintahan Daerah sesuai dengan amanat Pasal 18 Undang-

Undang Dasar 1945, pemerintah daerah berwenang untuk mengatur

dan mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan

tugas pembantuan. Tujuannya jelas untuk terciptanya kesejahteraan

masyarakat.

Prinsip otonomi daerah menggunakan prinsip otonomi seluas-

luasnya dalam arti daerah diberikan kewenangan mengurus dan

mengatur semua urusan pemerintahannya diluar urusan pemerintah

pusat. Pemerintah daerah menjalankan kewenangannya disertai hak

Page 45: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

31

dan kewajiban otonomi daerah sesuai system penyelenggaraan

pemerintahan NKRI.

Sesuai semangat UU No.22 Tahun 1999 kemudian diganti UU

No.32 Tahun 2004 kemudian diganti UU No.23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah yang mengatur mengenai pembagian urusan

pemerintah antara pemerintah (presiden) dan pemerintahan daerah,

dikenal beberapa asas dalam otonomi di Indonesia, yakni:

1) Asas Dekonsentrasi

Dekonsentrasi ialah pelimpahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah kepada Gubernur sebagai wakil pemerintah dan/atau

kepada instansi vertikal di wilayah tertentu.

2) Asas Desentralisasi

Desentralisasi ialah penyerahan wewenang pemerintahan oleh

pemerintah kepada daerah otonom untuk mengatur dan mengurus

urusan pemerintahan dalam sistim NKRI.

3) Asas Tugas Pembantuan atau Medebewind (Marbun, 2010:8)

Tugas pembantuan adalah penugasan dari pemerintah kepada

daerah dan/atau desa dari pemerintah provinsi kepada

kabupaten/kota dan/atau desa serta dari pemerintah

kabupaten/kota kepada desa untuk melaksanakan tugas tertentu.

Secara singkat bahwa, Otonomi ialah hak untuk mengatur dan

mengurus rumah tangga daerahnya. Sedangkan Medebewind adalah

Page 46: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

32

hak menjalankan peraturan-peraturan dari pemerintah pusat atau dari

daerah yang tingkatannya lebih tinggi berdasarkan perintah pihak

atasan itu (Marbun, 2010:59).

Pemerintahan Daerah adalah pelaksana fungsi-fungsi

pemerintahan daerah yang dilakukan oleh lembaga pemerintahan

daerah yaitu Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah (DPRD).

Dalam menyelenggarakan otonomi daerah salah satu hak daerah

ialah dalam pengelolaan sumber kekayaan daerah, sumber daya alam

dan lainnya. Kemudian diantara kewajibannya adalah untuk

melindungi masyarakat guna mewujudkan kesejahteraan.

Dalam UU No 32 Tahun 2004 kewenangan pemerintah di bidang

pertanahan tetap diserahkan kepada daerah otonom. Pemerintah

kabupaten/kota dalam urusan bidang pertanahan sebagai bagian

pelaksanaan otonomi daerah dan merupakan urusan yang bersifat

wajib karena berkaitan dengan hak dan pelayanan dasar warga negara

(Murhaini, 2009:18).

B. Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Hasil penelitian relevan sebelumnya yang sesuai dengan penelitian ini

adalah penelitian yang dilakukan Musyarofah (2011) tentang Mediasi Dalam

Sengketa Pertanahan Di Kantor Pertanahan Kabupaten Pati. Penelitian ini

lebih fokus terhadap jenis-jenis sengketa tanah yang diselesaikan dengan

Page 47: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

33

mediasi melalui Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Pati, antara lain

sertifikat palsu, atas hak palsu, serobotan tanah, sengketa waris, jual berulang,

sertifikat ganda, salah ukur, salah letak, tumpang tindih.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah

mengkaji tentang sengketa pertanahan. Metode yang digunakan dalam

penelitian sama-sama menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif

berdasarkan teknik pengumpulan data melalui wawancara, dokumentasi,

observasi. Persamaan metode analisis data dengan menggunakan triangulasi

sumber dengan tahap mengumpulkan data, reduksi data, penyajian data, dan

penarikan kesimpulan.

Perbedaanya dalam penelitian ini dengan penelitian yang peneliti lakukan

terletak pada lokasi dan bidang kajiannya. Lokasi dalam penelitian ini adalah

di Kantor Pertanahan Kabupaten Pati. Sedangkan penelitian yang peneliti

lakukan berada di Kabupaten Kendal. Perbedaan yang lain adalah dilihat dari

bidang kajiannya, jika penelitian yang sudah ada melihat upaya mediasi

sengketa tanah di Kantor Pertanahan Kabupaten Pati sedangkan peneliti

melakukan penelitian mengenai Peran Pemerintah Daerah dalam upaya

penyelesaian sengketa tanah Hak Guna Usaha di Kabupaten Kendal.

C. Kerangka Berfikir

Page 48: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

34

Gambar 2.1 : Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan kerangka konseptual yang memaparkan

dimens-dimensi utama dari penelitian, faktor-faktor kunci, variabel-variabel,

yang berhubungan antara dimensi yang disusun dalam bentuk narasi atau

grafis, sebagai pedoman kerja, baik dalam penyusunan metode pelaksanaan di

lapangan maupun pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, kerangka

konseptual mengenai peran pemerintah Kabupaten Kendal dalam

penyelesaian sengketa lahan hak Guna Usaha.

Kedudukan dan peranan pemerintah daerah dalam menjalakan

pemerintahan daerah sangatlah penting. Selain dalam rangka menumbuh dan

SENGKETA TANAH

PETANI

PENGGARAP

PTPN IX

MERBUH

PERAN PEMERINTAH KAB.

KENDAL

PENYELESAIAN SENGKETA

PENGADILAN NON-PENGADILAN

Page 49: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

35

mengembangkan daerah dalam mewujudkan kesejahteraan sosial, pemerintah

daerah juga ikut berperan dalam menjaga dan menciptakan kondusifitas

daerah masing-masing. Pemerintah daerah mempunyai kewajiban melindungi

masyarakat, menjaga persatuan, kesatuan dan kerukunan nasional serta

keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, terutama dari banyak faktor

yang menimbulkan terjadinya konflik. Seperti halnya terhadap konflik sumber

daya alam, yakni tanah. Dalam hal ini konflik atau sengketa dapat terjadi

karena disebabkan „tuntutan kepentingan dari pihak-pihak‟ dalam

pendayagunaan akses tanah. Peranan Pemerintah Daerah sangat diharapkan

dalam hal ini untuk meredam konflik agar tidak terlanjur meluas menggangu

kondusifitas di masyarakat. Upaya yang dilakukan Pemerintah Daerah

terhadap konflik dapat melalui; pencegahan, penangannan, manajemen

konflik, resolusi konflik dan transformasi konflik terhadap konflik yang

melibatkan pihak-pihak yang bersengketa (disputants) maupun pengaturan

sendiri dari pihak-pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan sengketa.

Page 50: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

91

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil penelitianini adalah:

1. Terjadinya sengketa lahan Hak Guna Usaha antara petani penggarap

dengan PTPN IX (Persero) Kebun Merbuh sebagai akibat adanya tindak

Okupasi illegal petani penggarap di lahan HGU PTPN IX (Persero) Kebun

Merbuh. Tindak Okupasi dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Okupasi pada lahan

Hak Guna Usaha dan Okupasi di bantaran sungai Kalikatul. Berdasarkan

putusan MA No.1743/K/Pdt/2004 pada tanggal 7 November 2006 bahwa

tanah Status Quo namun kenyataan tanah sengketa tetap digarap.

2. Bentuk upaya penyelesaian sengketa oleh PTPN IX (Persero) Kebun

Merbuh dengan melalui musyawarah, memberi somasi pada pihak yang

terlibat sengketa, kemudian melalui jalur pengadilan, dan mediasi. Hingga

saat ini, penyelesaian sengketa masih tetap berjalan dan lahan yang

disengketakan masih tetap Status Quo karena peradilan umum belum

memutuskan siapa yang berhak atas hak tanah sengketa.

3. Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam penyelesaian sengketa

lahan adalah pelaksana tugas pembantuan dalam bentuk tugas pelayanan

pertanahan yang termasuk dalam urusan wajib, bukan bersifat otonomi.

Pemerintah Daerah berusaha memberikan solusi dalam upaya penyelesaian

Page 51: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

92

sengketa lahan yang terjadi guna mewujudkan iklim kondusif di daerah.

Dengan menjunjung tinggi asas kerakyatan mengacu pada musyawarah

dan mufakat dalam mencari solusi.

Saran

1. Kejelasan putusan akan hak atas tanah dari lembaga Peradilan Umum

diperlukan agar tidak terjadi multi-tafsir di antara pihak yang bersengketa.

2. Bagi masyarakat untuk sadar akan kepemilikan hak atas tanah tanpa

melakukan tindak okupasi Illegal yang merugikan pihak yang berhak

bersangkutan atas tanah.

3. Penyelesaian sengketa pertanahan melalui musyawarah dan pengadilan

harus mengedepankan asas keadilan dan kemakmuran serta kesejahteraan

umum.

Page 52: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

93

DAFTAR PUSTAKA

Hardati, dkk. 2010. Pengantar Ilmu Sosial: Edisi Revisi. Semarang: FIS UNNES dan

Widya Karya.

Harsono, Boedi. 2008. Hukum Agraria Indonesia: Sejarah Pembentukan Undang-

Undang Pokok Agraria, Isi dan Pelaksanaannya. Jakarta: Djambatan.

Jamil, Mukhsin dkk. 2007. Mengelola Konflik Membangun Damai: TEORI,

STRATEGI, dan Implementasi Resolusi Konflik. Semarang: Walisongo

Mediation Center.

Laporan Badan Pertanahan Nasional. Reforma Agraria: Mandat Politik, Konstitusi,

dan Hukum Dalam Rangka Mewujudkan "Tanah untuk Keadilan dan

Kesejahteraan Rakyat", Jakarta: 2007. Dalam Roeroe, S.D.L. Penegakan

Hukum Agraria dan Penyelesaian Sengketa Pertanahan Dalam Proses

Peradilan. Vol. 1 No. 6 Oktober-Desember 2013.

Malindas. 2002. Manajemen SDM Lewat Konsep A.K.U (Ambisi, Kenyataan, dan

Usaha). Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Marbun. 2010. Otonomi Daerah 1945-2010: Proses dan Realita. Jakarta: Pustaka

Sinar Harapan.

Murad, Rusmadi. 1991. Penyelesaian Sengketa Hukum Atas Tanah. Bandung:Alumni

Murhaini, Suriansyah. 2009. Kewenangan Pemerintah Daerah : Mengurus Bidang

Pertanahan. Surabaya: Laks Bang Justitia.

Nasution, S. 2004. Sosiologi Pendidikan. (Ed.2,Cet.3) Jakarta: Bumi Aksara

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta:

Graha Ilmu.

Soekanto, Soerjono. 2012. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo.

Page 53: PERAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KENDAL DALAM …lib.unnes.ac.id/27644/1/3312412034.pdf · 3) Peran Pemerintah Daerah Kabupaten Kendal dalam upaya penyelesaian sengketa lahan ialah

94

Sulistiyono, Djoko. Solusi Konflik Pertanahan dalam SuaraMerdeka. Semarang edisi

Kamis,17 September 2015.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif,

dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Syafiie, Inu K. 2013. Ilmu Negara (Kajian Ilmiah dan Kajian Keagamaan). Bandung:

Pustaka Reka Cipta.

Wiradi, Gunawan. 2006. Latar Belakang Lahirnya UUPA-1960 dan Eksistensinya

Selama 46 Tahun: Antara Gagasan dan Tindakan.

(http://pustakaagraria.com/pages/repository/gunawan-wiradi.php)

(Online) Diakses, 13 Desember 2015.

Wiryani, Fifik. 2009. Reformasi Hak Ulayat Pengaturan Hak-Hak Masyarakat Adat

dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam. Malang : Setara Press Malang.

Wirawan. 2013. Konflik dan Manajemen Konflik : Teori, Aplikasi, dan Penelitian.

Jakarta: Salemba Humanika.

Wiryawan dan Artadi. 2009. Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan: Ketrampilan

Nonlitigasi Aparat Hukum. Denpasar: Udayana University Press.

Undang-Undang

Undang-Undang Pokok Agraria No 5.Tahun 1960

Internet

http://www.kendalkab.go.id/detail/pemerintahan/lembaga_teknis/kesbang

(Online) Diakses, 2 Juni 2016