peran pembina asrama dalam menanamkan...

165
i PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI RELIGIUS MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ISLAM TENGARAN TAHUN 2019 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd ) Oleh: SRI MULYANI NIM. 23010150041 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI ) FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2019

Upload: others

Post on 26-Apr-2020

20 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

i

PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN

NILAI-NILAI RELIGIUS

MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL

ISLAM TENGARAN TAHUN 2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

Oleh:

SRI MULYANI

NIM. 23010150041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

Page 2: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

ii

Page 3: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

iii

PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN

NILAI-NILAI RELIGIUS

MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL

ISLAM TENGARAN 2019

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd )

Oleh:

SRI MULYANI

NIM. 23010150041

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM ( PAI )

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2019

Page 4: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

iv

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Dra. Ulfa Susilawati, M. SI

Dosen IAIN Salatiga

Persetujuan Pembimbing

Hal : Naskah Skripsi

Lamp : 4 eksemplar

Saudara : Sri Mulyani

Kepada

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga

Di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr Wb

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini,

kami kirimkan naskah skripsi saudara/saudari :

Nama : Sri Mulyani

NIM : 23010150041

Jurusan : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan/ Pendidikan Agama Islam

Judul : PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN

NILAI-NILAI RELIGIUS MELALUI KEGIATAN

KEAGAMAAN PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN

NURUL SILAM TENGARAN 2019

Dengan ini kami mohon skripsi saudara/ saudari tersebut di atas supaya segera

dimunaqosyahkan. Demikian agar menjadi perhatian.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Salatiga, 17 Mei 2019

Pembimbing,

Dra. Ulfah Susilawati, M. SI

NIP. 19660407 199403 2001

Page 5: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

v

KEMENTERIAN AGAMA RI

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

Jalan Lingkar Salatiga Km. 2 Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716

Website: tarbiyah.iainsalatiga.ac.id Email: [email protected]

PENGESAHAN SKRIPSI

PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN NILAI-NILAI

RELIGIUS MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN PADA SANTRI PUTRI

PONDOK PESANTREN NURUL ISLAM TENGARAN TAHUN 2019

disusun oleh

SRI MULYANI

NIM : 23010--15-0041

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan

Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Salatiga, pada tanggal 02 Juli 2019 dan telah dinyatakan memenuhi syarat

guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd).

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Dra. Siti Asdiqoh,M.SI.

Sekretaris Penguji : Dra. Ulfah Susilawati,M.SI.

Penguji I : Siti Rukhayati,M.Ag

Penguji II : Jaka Siswanta, M.Pd.

Salatiga, 02 Juli 2019

Dekan

Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag,

NIP. 196806 13 199403 100

Page 6: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

vi

PERNYATAAN DEKLARASI DAN PUBLIKASI SKRIPSI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Sri Mulyani

Nim : 23010150041

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode

etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan

IAIN Salatiga.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga , 17 Mei 2019

Yang Menyatakan

Sri Mulyani

NIM. 23010150041

Page 7: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

vii

MOTTO

Suatu kebiasaan kecil yang baik,

akan menghasilkan kualitas pada jiwa yang baik pula.

Ucapkan kalimat istighfar setiap saat,

Walau hanya sekedar ucapan hati. (Sri Mulyani : 2019)

Page 8: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi

ini penulis persembahkan untuk :

1. Ayah dan Ibuku tercinta, Muhkuat dan Markhamah, yang telah memberi

dukungan, do‟a serta motivasi yang tak henti-hentinya kepada penulis.

2. Kakak dan adikku, Saifudin, Maulana Firdaus, Lailatul Fitriyani dan Sifa

Auliya. Terimakasih telah menjadi keluarga yang rukun, selalu

mendukung setiap langkah yang penulis ambil.

3. Keluarga besar Pondok Pesantren Putri Nurul Islam Tengaran, yang telah

memberikan waktu dan tempat sebagai penelitian kami sehingga skripsi

ini selesai dengan baik.

4. Calon Suamiku, Nursyah Bani Prakoso, yang telah memberikan dukungan,

kasih sayang, selalu menemani dan memberikanku arti kehidupan.

5. Keluarga Asrama immawati 2, yang selalu memberikan motivasi dan

support sehingga penulis merasakan indahnya berjuang.

6. Keluarga besar Organisasi Ikatan mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Kota

Salatiga baik Cabang maupun Komisariat, yang telah memberi ruang

kepada penulis untuk aktif berorganisasi.

7. Kepada Mamnukha Kholiq, Ika Triyanti dan Lina Widyawati, sudah

menjadi sahabat terbaik selama menempuh ilmu di kampus tercinta ini.

Dan semoga selalu menjadi sahabat sampai kapan pun.

8. Kelas B (BOV) yang sudah menjadi teman sekaligus keluarga penulis

selama kuliah, semoga selalu diberi lindungan Allah SWT.

Page 9: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

ix

9. Teman-teman PAI angkatan 2015 IAIN Salatiga yang telah membantu dan

memberikan motivasi serta dorongan kepada penulis.

Page 10: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

x

KATA PENGANTAR

السال م عليكن ورحمةهللا وبركاته

Alhamdulillah Robil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT

yang telah melimpahkan nikmat, rahmat dan hidayah-Nya kepada hamba-

Nya yang lemah tiada daya dan kekuatan kecuali atas ijin dari-Nya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul, “Peran

Pembina Asrama dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius Melalui

Kegiatan Keagamaan Pada Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Islam

Tengaran”.

Shalawat berbingkai salam semoga senantiasa tercurah kepada

seorang tokoh revolusioner, seorang pemimpin yang tak berdasi, beliau

adalah habibana wanabiyana Muhammad saw, sebagai nabi akhir zaman

yang mampu memberikan syafa‟at kepada seluruh umatnya. Besar harapan

agar dapat menjadi salah satu golongan umat yang mendapat syafa‟atnya

di hari kiamat nanti. Amin.

Dalam penulisan skripsi ini, banyak sekali ujian dan cobaan yang

penulis hadapi. Namun berkat dorongan, bimbingan dan bantuan dari

berbagai pihak sehingga skripsi ini dapat tersusun dengan baik. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag, Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Prof. Dr. H. Mansur, M.Ag, Ketua Dekan Tarbiyah IAIN

Salatiga

Page 11: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

xi

3. Ibu.Dra. Siti Asdiqoh M.Si, Dosen Ketua Program Studi PAI IAIN

Salatiga

4. Bapak Jaka Siswanta, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik,

yang membimbing penulis dari semester awal sampai semester akhir.

5. Ibu Dra. Ulfa Susilawati, M. SI selaku Pembimbing Skripsi, yang telah

mencurahkan segala ilmu, waktu, dan tenaganya dalam membimbing.

6. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah berbagi ilmu dan

pengetahuannya yang tak ternilai kepada penulis.

Penulis menyadari skripsi ini tentu masih jauh dari kata sempurna.

Oleh karena itu penulis dengan kerendahan hati memohon kritik dan

saran dari pembaca dan seluruh pihak yang berkompeten dengan skripsi

ini. Penulis berharap dari sumbangsih kritik dan saran yang diberikan

mampu membuat skripsi ini menjadi lebih baik dan sempurna.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bisa memberikan

sumbangan pemikiran dalam bidang pendidikan dan memberi kontribusi

bagi pecinta imu serta bermanfaat bagi kita semua.

Amiin.

Salatiga,17 April 2019

Penulis

Sri Mulyani

2301015004

Page 12: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

xii

ABSTRAK

Mulyani, Sri. 2019. Peran Pembina Asrama dalam Menanamkan Nilai-Nilai

Religius Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Santri Putri Pondok

Pesantren Nurul Islam Tengaran 2019. Skripsi. Jurusan Tarbiyah.

Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri

Salatiga. Pembimbing: Dra. Ulfah Susilowati, M. SI .

Kata Kunci: Nilai- Nilai Religius dan Kegiatan Keagamaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peran Pembina

Asrama Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius Melalui Kegiatan

Keagamaan Pada Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Islam

Tengaran. Tujuan ini penulis ambil berdasarkan latar belakang santri

putri tersebut yang karakternya masih kurang jika dilihat dari perilaku

mereka sehari-hari. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1)

Apa peran pembina dan bagaimana cara pembina asrama dalam

menerapkan nilai-nilai religius melalui kegiatan keagamaan terhadap

santri putri. (2) Apa saja kegiatan yang terkait dengan peningkatan

religiusitas santri. (3) Hambatan apa saja yang dialami.

Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field

research) dengan metode kualitatif. Teknik dalam pengumpulan data

adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Subjek penelitian

adalah pembina asrama dan santri putri.

Temuan penelitian menunjukkan bahwa (1) peran pembina

asrama dalam penanaman nilai-nilai religius melalui kegiatan

keagamaan yaitu pembina berperan sebagai orang tua, kakak, teman,

dan guru/ ustadzah. Pembinaanya dilaksanakan melalui beberapa

metode yaitu, Melalui metode keteladanan (Uswah Hasanah), Melalui

pemebiasaan, Melalui nasihat, dan memberi perhatian, Metode reward

dan punishment. (2) berbagai jenis kegiatan keagamaan diantaranya

yaitu sholat tahajud, dhuha, sholat berjamaah, kajian kiab,

muhadlhoroh, tahsinul qur‟an, MABIT, halaqoh tarbawiyah,

bacaalma‟surat pagi dan sore, baca hadist, dan tahfidzul Qur‟an.

Semua kegiatan tersebut masuk dalam nilai religius, baik nilai ibadah,

nilai ruhul jihad,dan nilai akhlak. (3) Hambatan bagi pembina adalah

anak yang sulit diatur dengan latar belakang yang berbeda baik dari

orang tua, lingkungan maupun orang lain, maka pembina bertindak

tegas bagi siapapun, terutama dalam pemberian hukuman bagi mereka

yang menghambat menuju kebaikan.

Page 13: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

xiii

DAFTAR ISI

JUDUL ......................................................................................................... I

LEMBAR BERLOGO .................................................................................. Ii

HALAMAN SAMPUL DALAM ................................................................

PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................ ..

Iii

Iv

PENGESAHAN KELULUSAN................... ......................... ................... V

PERNYATAAN DEKLARASI DAN PUBLIKASI SKRIPSI................. Vi

MOTTO ........................................................................................................ Vii

PERSEMBAHAN ........................................................................................ Viii

KATA PENGANTAR .................................................................................. X

ABSTRAK ................................................................................................... Xii

DAFTAR ISI ................................................................................................ Xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ Xvi

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

A. Latar Belakang.................................................................................... 1

B. Fokus Penelitian .............................................................................. 4

C. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

D. Manfaat Penelitian ............................................................................. 6

E. Penegasan Istilah................................................................................

F. Sistematika Penulisan ....................................................................

7

10

BAB II LANDASAN TEORI ...................................................................... 12

A. Peran Pembina Asrama ........................................................... 12

Page 14: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

xiv

B. Nilai-Nilai Religius dan Ruang Lingkupnya .................................. 14

C. Penanaman Nilai-Nilai Religius ...................................................... 20

D. Kegiatan Keagamaan………………………………………………

E. Tinjauan Pustaka………………………………………………......

32

38

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................... 41

A. Jenis dan Pendekatan………………................................................ 41

B. Lokasi dan Waktu…………………..…........................................... 42

C. Kehadiran Peneliti……… ……………………………………........ 43

D. Sumber Data….…………................................................................ 43

E. Prosedur Pengumpulan Data……..................................................... 44

F. Analisis Data…………………………............................................. 47

G. Pengecekan Keabsahan Data............................................................

H. Tahap-Tahap Penelitian ........................................................... ..

49

49

BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA…… .................................... 51

A. Paparan Data ……………………………....................................... 51

1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Nurul Islam......................

a. Letak Geografis ………………………………………........

51

51

b. Visi dan Misi …………….................................................... 51

c. Struktur Kepengurusan......................................................... 52

d. Sarana dan Fasilitas............................................................... 54

e. Daftar Pembina …………………………............................ 55

f. Jadwal Harian …………………........................................... 57

g. Jadwal Piket.......................................................................... 59

Page 15: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

xv

2. Hasil Temuan ............................................................................

a. Peran Pembina Asrama dan Pembinaan yang di Terapkan

dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius.............................

b. Macam-Macam Kegiatan Keagamaan Terkait Dengan

Peningkatan Religiusitas Santri.............................................

c. Hambatan dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius............

B. Analisis Data……………………………........................................

63

63

67

69

70

1. Peran Pembina Asrama Dan Pembinaan Yang Di Terapkan

Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius.................................. 70

2. Macam-Macam Kegiatan Keagamaan Terkait Dengan

Peningkatan Religiusitas Santri..................................................

80

3. Hambatan dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius................. 90

BAB V PENUTUP ....................................................................................... 92

A. Kesimpulan ....................................................................................... 92

B. Saran ................................................................................................. 94

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 16: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Tugas Pembimbing

Lampiran 2 : Surat Izin Penelitian Dokumentasi

Lampiran 3 : Surat Perizinan selesai Penelitian dari Pondok Pesantren

Lampiran 4 : Lembar Konsultasi

Lampiran 5 : Daftar Nilai SKK

Lampiran 6 : Transkrip Wawancara

Lampiran 7 : Tata Tertib

Lampiran 8 : Dokumentasi

Lampiran 9 : Daftar Riwayat Hidup

Page 17: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan

manusia yang sekaligus membedakan manusia dengan hewan, manusia

dikaruniai akal pikiran, sehingga proses belajar mengajar merupakan

usaha manusia dalam masyarakat yang berbudaya, dan dengan akal

manusia akan mengetahui segala hakekat permasalahan dan sekaligus

dapat membedakan antara yang baik dan yang buruk (Sahlan, 2010: 1).

Dalam upaya mewujudkan budaya religius di kalangan remaja saat ini,

siswa perlu mendapatkan bimbingan dan lingkungan yang baik.

Pergaulan remaja saat ini sangat menghawatirkan dikarenakan

perkembangan arus modernisasi yang mendunia serta menipisnya moral

dan akhlak remaja/ siswa. Untuk itu perlu adanya peran orang tua dalam

memperhatikan akhlak dan moral siswa. Salah satunya dengan

memberikan pendidikan disebuah lembaga islam. Pendekatan yang bisa

dilakukan seorang guru ataupun orang tua yang paling utama adalah

keteladanan. Sebagaimana firman Allah swt:

لقد كان لكم ف رسول الله أسوة حسنة لمن كان ي رجو الله والي وم الخر وذكر

االله كثير

Page 18: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

2

Artinya: “ sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri tauladan

yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”

Dalam perspektif ayat ini, tujuan seorang pendidik adalah

memberikan keteladanan yang baik kepada siswa nya agar bisa dijadikan

cerminan dalam kehidupan sehari-hari. Anak adalah amanah Allah dan

harus dijaga dan dididik untuk mencapai keutamaan dalam hidup dan

mendekatkan diri kepada Allah. Secara kodrati anak memerlukan

pendidikan atau bimbingan dari orang dewasa.

Salah satu faktor membentuk moral dan akhlak santri/ siswa yaitu

dengan kegiatan-kegiatan yang posistif yang mengandung nilai religius.

Budaya religius yang merupakan budaya organisasi sangat menekankan

peran nilai. Bahkan nilai merupakan pondasi dalam mewujudkan budaya

religius. Tanpa adanya nilai yang kokoh, maka tidak akan terbentuk

budaya religius (Fathurrahman, 2015: 54-55). Banyak lembaga pendidikan

yang menerapkan nilai-nilai religius seperti pondok pesantren, asrma,

yayasan, panti asuhan, dan lain-lain.

Salah satu lembaga pendidikan adalah Yayasan Pendidikan Islam

Sabilul Khoirot pondok pesantren SMPIT-MA Nurul Islam Tengaran,

yaitu yang didirikan oleh KH.Zainal Mahmud pada tahun 1974. YPI

Sabilul Khoirot terletak di jalan raya Salatiga – Solo KM.8, RT.11 /

RW.03, Kaligandu, Klero, Tengaran, Kabupaten Semarang. Pondok

Page 19: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

3

pesantren ini berada dibawah yayasan YPI Sabilul Khoirot yang dipimpin

oleh KH M.As‟ad Mahmud, Lc.

SMP IT Nurul Islam adalah termasuk salah satu sekolah menengah

pertama yang berbasis islam terpadu terbaik di kabupaten semarang,

karena terbukti belum lama ini memiliki predikat nilai tertinggi dalam try

out. Menurut survey msyarakat SMP IT Nurul Islam Tengaran secara

kuantitas dan kualitas sudah terbukti ternama. Bahkan satu satu nya yang

sudah memiliki tingkat lanjutan menengah ke atas di lingkup kabupaten

semarang.

Sangat miris sekali melihat kelakuan remaja zaman sekarang.

Bahkan di era serba media sosial ini banyak remaja yang salah kaprah

dalam penggunaan media sosial. Sangat jelas kita lihat pola tingkah laku

para remaja, apalagi di dukung dengan tayangan televisi yang lebih

banyak merugikan remaja zaman sekarang. Menyebabkan degradasi moral

anak-anak muda terutama dalam bertutur kata, berperilaku hingga adab

sopan santun yang kian terkikis.

Hal ini membuat peneliti tertarik untuk malakukan observasi pada

pondok pesantren putri nurul islam tengaran, karena beberapa dari

santriwati yang karakternya kurang baik, tutur kata nya kurang santun dan

perilakunya kurang sopan. Seperti halnya maraknya saling bully mem-

bully antar santriwati, perilaku mengambil hak orang lain yang kalau di

biarkan akan berdampak buruk pada santriwati itu sendiri, lingkungan,

bahkan pondok pesantren, kemudian kurangnya sikap ta‟dzim atau kurang

Page 20: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

4

bisa menghargai kepada ustadzah terutama yang belum dikenalinya, dan

itu menimbulkan rasa acuh, sikap keras kepala, hingga sulit untuk

dinsehati oleh ustadzah. Bagaimana karakter baik santriwati akan timbul

dan berkembang jika nasehat ustadzah saja tidak didengarkan, bagaimana

akhlak ini akan tumbuh dan berkembang jika sikap ta’dzim kepada

ustadzah belum muncul.

Maka harapan besar dari peneliti, agar skripsi ini dapat

berpengaruh dalam meningkatkan karakter santriwati dan

mengembangkan nilai-nilai religius melalui program-program keagamaan

di pondok pesantren putri nurul islam tengaran.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk

menyelesaikan masalah melalui penelitian yang di lakukan peneliti dengan

judul “ PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN

NILAI-NILAI RELIGIUS MELALUI KEGIATAN KEAGAMAAN

PADA SANTRI PUTRI PONDOK PESANTREN NURUL ISLAM

TENGARAN TAHUN 2019 ’’.

B. Fokus Penelitian

1. Apa peran pembina dalam menanamkan nilai-nilai religius melalui

kegiatan keagamaan terhadap santri putri di Pondok pesantren putri

Nurul Islam Tengaran tahun 2019 ?

2. Bagaimana cara pembina asrama dalam menerapkan nilai-nilai

religius melalui kegiatan keagamaan terhadap santri putri di Pondok

pesantren putri Nurul Islam Tengaran tahun 2019 ?

Page 21: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

5

3. Apa saja kegiatan yang terkait dengan peningkatan religiusitas santri di

Pondok pesantren putri Nurul Islam Tengaran tahun 2019 ?

4. Apa hambatan pembina asrama dalam menanamkan nilai-nilai religius

santri putri di Pondok pesantren putri Nurul Islam Tengaran tahun

2019 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mendiskripsikan peran pembina asrama dalam menerapkan nilai-nilai

religius melalui kegiatan keagamaan terhadap santri putri di Pondok

pesantren putri Nurul Islam Tengaran tahun 2019.

2. Mendiskripsikan cara pembina asrama dalam menerapkan nilai-nilai

religius melalui kegiatan keagamaan terhadap santri putri di Pondok

pesantren putri Nurul Islam Tengaran tahun 2019.

3. Mendiskripsikan macam-macam kegiatan terkait dengan peningkatan

religiusitas santri di Pondok pesantren putri Nurul Islam Tengaran

tahun 2019.

4. Mendiskripsikan hambatan pembina asrama dalam menanamkan nilai-

nilai religius santri putri di Pondok pesantren putri Nurul Islam

Tengaran tahun 2019.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi

pembaca baik secara teoritis maupun secara praktis.

Page 22: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

6

1. Secara teoritis

a. Sebagai tambahan pengetahuan tentang peran pembina asrama

dalam menanamkan nilai-nilai religius santri putri di Pondok

pesantren putri Nurul Islam Tengaran untuk meningkatkan kualitas

pendidikan formal maupun informal.

b. Sebagai bacaan atau referensi bagi santri putri Nurul Islam

Tengaran terkait nilai-nilai religius.

c. Sebagai sumbangan pemikiran bagi mahasiswa atau dunia

pendidikan.

2. Secara praktis

a. Bagi peneliti

Menambah wawasan peneliti mengenai wacana tentang

nilai pendidikan khususnya pendidikan keagamaan atau religius

untuk selanjutnya dijadikan sebagai acuan dalam bersikap dan

berperilaku.

b. Bagi pembina

Mendapatkan pengetahuan bagaimana cara membentengi

atau memperbaiki perilaku santri yang kurang baik.

c. Bagi santri

Memberikan pengetahuan atau wawasan mengenai nilai-

nilai religius untuk menjadikan pedoman dalam berperilaku.

Page 23: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

7

E. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalah pahaman dalam memahami judul

diatas, maka penulis akan menjelaskan beberapa istilah yang digunakan

pada judul penelitian tersebut antara lain sebagai berikut:

1. Peran pembina asrama

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia” mempunyai

arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada permainan makyog,

perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang

berkedudukan di masyarakat.

Menurut Abu Ahmadi (1982) peran adalah suatu kompleks

pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan

berbuat dalam situasi tertentu yang berdaarkan status dan fungsi

sosialnya.

2. Menanamkan nilai religius

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Menanamkan

mempunyai beberapa arti diantaranya proses, cara, perbuatan

menanam, menanami atau menanamkan. Penanaman secara etimologis

berasal dari kata “tanam” yang berarti menabur benih, yang semakin

jelas jika mendapatkan awalan me-dan akhiran-kan menjadi

“menanamkan” yang berarti proses, cara, perbuatan menanam,

mananami, atau penanaman.

Nilai merupakan suatu kepercayaan atau keyakinan yang menjadi

dasar bagi seseorang atau sekelompok orang untuk memilih

Page 24: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

8

tindakannya atau menilai suatu yang bermakna atau tidak bermakna

bagi kehidupannya (Fathurrohman,2015: 54). Religius adalah sistem

kepercayaan yang senantiasa mengalami perubahan dan perkembangan

sesuai dengan tingkat kognisi seseorang (Nuruddin,2003: 126).

Jadi nilai religius adalah nilai yang memiliki dasar kebenaran yang

paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai yang lainnya. Nilai ini

bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dari Tuhan dan

ruang lingkup nilai ini sangat luas dan mengatur seluruh aspek dalam

kehidupan manusia.

3. Kegiatan keagamaan

Kalau dilihat dari aspek sosiologi, kegiatan dapat diartikan dengan

dorongan atau perilaku dan tujuan yang terorganisasikan atau hal-hal

yang dilakukan oleh mansia (soekamto,2000: 9). Sedangkan

keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala

sesuatu mengenai agama (poerwadarminta,1986: 18).

Jadi, kegiatan keagamaan merupakan segala bentuk kegiatan yang

terencana dan terkendali berhubungan dengan usaha untuk

menanamkan bahkan menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan. Untuk

pelaksanaannya bisa dilakukan peroranga atau kelompok.

4. Santri putri

Santri putri adalah murid-murid yang berjenis kelamin perempuan

yang berasal dari daerah yang jauh dan menetap dalam kelompok

pesantren untuk mempelajari ilmu-ilmu agama islam (Dhofier,1977:

Page 25: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

9

51). Santri Putri yang penulis maksud disisni adalah santri-santri putri

yang berada di pondok pesantren putri Nurul Islam Tengaran.

5. Nurul Islam Tengaran

Pondok pesantren Nurul Islam Tengaran ini terletak di jalan raya

Salatiga – Solo KM.8, RT.11 / RW.03, Kaligandu, Klero, Tengaran,

Kabupaten Semarang. Pondok pesantren ini berada dibawah yayasan

YPI Sabilul Khoirot yang dipimpin oleh KH M.As‟ad Mahmud, Lc.

Pondok pesantren ini terletak persis bersebrangan dengan pondok

pesantren Al- Irsyad. Di tepi jalan raya semarang – solo sehingga akses

anak untuk pulang kerumah sangat praktis.

Pondok pesantren Nurul Islam Tengaran menerapkan model

pendidikan yang berdasarkan pembentukan karakter manusia

berakhlakul karimah. Hal ini karena Pondok pesantren Nurul Islam

Tengaran bertekad memajukan pendidikan islam di Indonesia agar

masyarakat makmur, madani dan berkepribadian muslim.

Dengan demikian yang dimaksud denga judul di atas adalah

menanamkan nilai religius melalui kegiatan keagamaan, dengan cara

yang menarik, menyenangkan dan tidak membosankan yang disengaja

oleh pembina asrama untuk mengajarkan atau menanamkan nilai-nilai

religius pada santri putri Pondok Pesantren Nurul Islam Tengaran

Kabupaten Semarang.

Page 26: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

10

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam membaca dan memahami penelitian

ini, maka penulis memberikan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bgian awal meliputi judul, lembar berlogo, halaman nota

pembimbing, pernyataan keaslian tulisan, pengesahan kelulusan, motto,

persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, dan daftar lampiran.

BAB 1 : PENDAHULUAN

Meliputi pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan masalah, manfaat penelitian, definisi operasional,

dan sistematika penulisan.

BAB II : KAJIAN PUSTAKA

Meliputi landasan teori, pengertian nilai dan religius, macam-

macam nilai religius, pengertian penanaman nilai-nilai religius, dasar dan

tujuan penanaman nilai-nilai religius, metode dalam penanaman nilai

religius, definisi kegiatan keagamaan, macam-macam kegiatan

keagamaan, tinjauan pustaka.

BAB III : METODE PENELITIAN

Meliputi jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, kehadiran

peneliti, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data,

pengecekan keabsahan data.

BAB IV : PAPARAN DAN ANALISIS DATA

Meliputi paparan data dan analisis data

BAB V : PENUTUP

Page 27: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

11

Berisi penutup yang meliputi kesimpulan dan saran. Bagian akhir

meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran, dan riwayat hidup penulis.

Page 28: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Pembina Asrama

Menurut Abu Ahmadi (1982) peran adalah suatu kompleks

pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan

berbuat dalam situasi tertentu yang berdaarkan status dan fungsi sosialnya.

Berkaitan dengan tugas dan tanggung jawab guru profesional, Al-Ghazali

menyebutkan beberapa peran pembina asrama sebagai berikut

1. Pembina sebagai orang tua

Seorang guru akan berhasil melaksanakan tugasnya apabila

mempunyai rasa tanggung jawab dan kasih sayang terhadap muridnya

sebagaimana orang tua terhadap anaknya sendiri. Sebuah hadits

menyatakan: “Sesungguhnya aku ini bagimu adalah seumpama

seorang ayah bagi anaknya (HR. Abu Daud, Nasai, Ibnu Hibban, dari

Abu Hurairah)”. Hadits diatas menuntut seorang guru agar tidak hanya

menyampaikan pelajaran semata tetapi juga berperan seperti orang tua.

Jika setiap orang tua senantiasa memikirkan nasib anaknya agar kelak

menjadi manusia yang berhasil, dapat melaksanakan tugas hidupnya,

bahagia dunia akhirat, seorang pembina pun seharusnya demikian juga

perhatiannya terhadap muridnya (Abidin Ibnu Rusn,1998 :67).

2. Pembina Sebagai Pengajar

Page 29: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

13

Sebagai pengajar (instruksional) yang bertugas merencanakan

program pengajaran dan melaksanakan program yang telah disusun,

dan memberikan penilaian setelah program itu dilaksanakan (Abidin

Ibnu Rusn,1998 :67).

3. Pembina Sebagai Pembimbing Akademik

Berdasarkan keikhlasan dan kasih sayangnya, pembina asrama

selanjutnya berperan sebagai pembimbing akademik dalam

mempelajarai dan mengkaji pengetahuan dalam berbagai disiplin ilmu.

Hendaknya seorang guru tidak segan-segan memberikan pengetahuan

kepada muridnya agar mempelajari ilmu secara runtun, setahap demi

setahap. Hal ini mengingat bahwa manusia tidak mampu merangkum

ilmu pengetahuan secara serempak dalam satu masa perkembangannya

(Abidin Ibnu Rusn,1998 :67).

4. Pembina Sebagai Teladan

Di Indonesia, pendidikan diarahkan untuk mencerdaskan

kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya,

yaitu manusia yang beriman dan bertawakal kepada Tuhan Yang Maha

Esa dan berbudi pekerti luhur. Maka pembina sebagai subyek dalam

pendidikan yang paling berperan, sebelum melaksanakan tugasnya

yakni mendidik dan mengajar haruslah menjadi orang yang beriman,

bertaqwa dan berbudi luhur. “Untuk itulah wahai pendidik amalkan

ilmumu jangan berlainan kata dengan perbuatanmu”. Jadi, dari uraian

diatas dapat disimpulkan bahwa pendidik atau pembina asrama adalah

Page 30: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

14

seorang tokoh yang menjadi panutan dan mempunyai kewajiban

rohani. Begitu juga halnya dengan pembina asrama bahwa mereka

dipandang sebagai orang yang punya kelebihan, memiliki tanggung

jawab untuk menumbuhkan, membina, mengembangkan bakat, minat,

keserdasan, akhlak, moral, pengalaman, wawasan, dan keterampilan

santri (Abidin Ibnu Rusn,1998 :67).

B. Nilai-Nilai Religius dan Ruang Lingkupnya

1. Pengertian Nilai- Nilai Religius

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, nilai berarti sifat-sifat (hal-

hal) yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Sugono,2008 :963).

Nilai berasal dari bahasa latin vale’re yang mempunyai arti berguna,

mampu, dan berdaya, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang

dipandang baik, bermanfaat, dan paling benar menurut keyakinan

seseorang (Adisusilo,2012 :56).

Menurut Milton Rokeach dan Jamaes Bank, nilai adalah suatu tipe

kepercayaan yang berada dalam lingkup sistem kepercayaan dimana

seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai

sesuatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan (Sukardi,1984 :60). Nilai

akan selalu berhubungan dengan kebaikan, kebijaksanaan dan keluhuran

budi serta akan menjadi suatu yang dihargai dan dijunjung tinggi serta

dikejar oleh seseorang.

Menurut Raths, et al yang dikutip dari Sutarjo Adisusilo (2012)

nilai adalah :

Page 31: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

15

a. Nilai memberi tujuan atau arah (goals or purposes).

b. Nilai memberi aspirasi (aspiration) atau inspirasi kepada seseorang

untuk hal yang berguna dan positif bagi kehidupan.

c. Niai mengarahkan seseorang untuk bertingkah laku (attitudes), atau

bersikap sesuai dengan moralitas masyarakat, jadi nilai memberi

pedoman bagaimana seharusnya seseorang harus bertingkah laku.

d. Nilai itu menarik (interest), memikat hati seseorang untuk berfikir,

untuk direnungkan, untuk dimiliki, untuk diperjuangkan dan untuk

dihayati.

e. Nilai mengusik perasaan (feelings), hati seseorang ketika sedang

mengalami berbagai perasaan, atau suasana hati, seperti: senang ,sedih,

tertekan, bergembira, bersemangat dan lain sebagainya.

f. Nilai terkait dengan keyakinan atau kepercayaan (beliefs and

conviction) seseorang.

g. Suatu nilai menuntut akan adanya aktivitas (activities) perbuatan

tertentu sesuai dengan nilai tersebut. Jadi nilai tidak berhenti pada

pemikiran , tetapi mendorong atau menimbulkan niat untuk melakukan

sesuatu sesuai dengan nilai tersebut.

h. Nilai muncul dalam kesadaran, hati nurani atau pikiran seseorang

ketika bersangkutan dalam situasi kebingungan, mengalami

kebingungan, mengalami dilema atau menghadapi berbagai persoalan

hidup (worries, problems, obstacles) (Adisusilo,2012 :58).

Page 32: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

16

Nilai merupakan suatu kepercayaan atau keyakinan yang menjadi

dasar bagi seseorang atau sekelompok orang untuk memilih tindakannya

atau menilai suatu yang bermakna atau tidak bermakna bagi

kehidupannya.

Religius berasal dari kata religi atau sama dengan agama.

Perkataan religi berasal dari bahasa latin yang tersusun dari dua kata yaitu

“re” yang berarti “kembali” dan “ligere” yang berarti “terkait atau terikat”.

Maksudnya adalah bahwa manusia dalam hidupnya tidak bebas menurut

kemauannya sendiri, tetapi harus menurut ketentuan hukum karena perlu

adanya hukum yang mengikatnya. Kemudian perkataan religi berkembang

ke seluruh penjuru Benua Eropa dengan lafal yang berbeda, seperti religie

(Belanda), religion, dan religious, (Inggris) dan sebagainya

(Yusuf,2003:15).

Pengertian agama atau religi secara terminologis menurut pendapat

ahli adalah:

a. Emile Durkheim mengartikan suatu kesatuan sistem kepercayaan dan

pengalaman terhadap suatu yang sakral, kemudian kepercayaan dan

pengalaman tersebut menyatu kedalam suatu komunitas.

b. Ulama islam mengartikan sebagai undang-undang kebutuhan manusia

dari tuhanya yang mendorong mereka untuk berusaha agar tercapai

kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.

Page 33: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

17

c. Frans Dahler mengartikan hubungan manusia dengan sesuatu kekuatan

suci yan lebih tinggi daripada manusia itu sendiri, sehingga ia berusaha

mendekatinya dan memiliki rasa ketergantugan kepadanya.

d. John R. Bennet mengartikan penerimaan atas tata aturan terhadap

kekuatan-kekuatan yang lebih tinggi daripada kekuatan-kekuatan yang

dimiliki oleh manusia sendiri (Yusuf,2003: 18).

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa religi atau

religius merupakan suatu sistem tata keimanan atau tata keyakinan atas

adanya sesuatu yang mutlak di luar manusia, dan sistem tata kaidah yang

mengatur hubungan manusia dengan alam lainya sesuai dan sejalan

dengan tata keimanan dan tata kepribadatan.

Religius adalah sistem kepercayaan yang senantiasa mengalami

perubahan dan perkembangan sesuai dengan tingkat kognisi seseorang

(Nuruddin,2003: 126). Kata dasar religius berasal dari bahasa latin

religare yang berarti menambatkan atau mengikat. Dalam bahasa Inggris

disebut dengan religi dimaknai dengan agama. Dapat dimaknai bahwa

agama bersifat mengikat, yang mengatur hubungan manusia dengan

Tuhan-nya. Dalam ajaran Islam hubungan itu tidak hanya sekedar

hubungan dengan Tuhan-nya akan tetapi juga meliputi hubungan dengan

manusia lainnya, masyarakat atau alam lingkungannya (Yusran,1997: 2).

Dengan kata lain, agama mencakup totalitas tingkah laku manusia

dalam kehidupan sehari-hari yang dilandasi dengan iman kepada Allah,

sehingga seluruh tingkah lakunya berlandaskan keimanan dan akan

Page 34: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

18

membentuk sikap positif dalam peribadi dan perilakunya sehari-hari.

Religius ialah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran

agama yang dianutnya, toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain,

dan hidup rukun dengan pemeluk agama lain (Muhammad,2013 : 190).

Penciptaan suasana religius berarti menciptakan suasana kehidupan

keagamaan. Dalam konteks pendidikan agama islam di

sekolah/madrasah/pondok pesantren berarti penciptaan suasana kehidupan

keagamaan islam yang dampaknya ialah berkembangnya suatu pandangan

hidup yang bernafaskan oleh ajaran dan nilai-nilai agama islam, yang

diwujudkan dalam sikap hidup serta keterampilan hidup oleh para warga

sekolah/madrasah/pondok pesantren.

Jadi nilai religius adalah nilai yang memiliki dasar kebenaran yang

paling kuat dibandingkan dengan nilai-nilai yang lainnya. Nilai ini

bersumber dari kebenaran tertinggi yang datangnya dari Tuhan dan ruang

lingkup nilai ini sangat luas dan mengatur seluruh aspek dalam kehidupan

manusia.

2. Macam- macam Nilai Religius

Penanaman nilai –nilai karakter religius yang dapat diterapkan di

pendidikan pesantren diantaranya :

1. Religius : Nilai karakter dalam hubungannya dengan Tuhan. Ia

menunjukan bahwa pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang

yang diupayakan selalu berdasarkan pada nilai-nilai ketuhanan dan

ajaran islam (Sukardi,2014 :1).

Page 35: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

19

2. Jujur : Perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya

sebagai orang yang dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan

pekerjaan, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain

(Sukardi,2014 :11).

3. Tanggung jawab : Sikap dan perilaku seseorang untuk

melaksanakan tugas dan kewajiban yang seharusnya dilakukan

terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan (alam, sosial, dan

budaya), negara dan Tuhan Yang Maha Esa (Sukardi,2014 :19).

4. Hidup sehat : Segala upaya untuk menerapkan kebiasaan yang baik

dalam menciptakan hidup yang sehat dan menghindarkan

kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan (Sukardi,2014

: 27).

5. Disiplin : Tindakan yang menunjukan perilaku tertib dan patuh

pada berbagai ketentuan dan peraturan (Sukardi,2014 :35).

6. Kerja keras : Perilaku yang menunjukan upaya sungguh-sungguh

dalam mengatasi berbagai hambatan belajar dan tugas, serta

menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya (Sukardi,2014 :43).

7. Mandiri : Sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas (Sukardi,2014 :77).

8. Cinta Tanah Air : Cara berfikir, bersikap dan berbuat yang

menunjukan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi

terhadap bahasa, lingkungan fisiki/sosial, budaya, ekonomi dan

politik bangsa.

Page 36: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

20

9. Peduli sosial : Sikap dan tindakan yang selalu ingin memberi

bantuan pada orang lain dan masyarakat yang membutuhkan

(Maimun, 2012 : 319).

10. Peduli alam : Sikap dan tindakan yang selalu berupaya mencegah

kerusakan pada lingkungan alam sekitarnya dan mengembangkan

upaya-upaya untuk memperbaiki kerusakan alam yang sudah

terjadi.

11. Percaya diri : Kondisi mental atau psikologis diri seseorang yang

memberi keyakinan kuat pada dirinya untuk berbuat atau

melakukan suatu tindakan.

Dari ke-11 deskripsi nilai-nilai religius diatas, dapat

diambil beberapa nilai yang dapat diterapkan pada diri

siswa/santri. Pada umumnya nilai yang sering digunakan di pondok

pesantren antara lain: religius, jujur, disiplin, tanggung jawab,

mandiri. Diharapkan dapat membentuk sikap akhlakul karimah

guna bekal santri terjun di dalam lingkungan masyarakat.

C. Penanaman Nilai – Nilai Religius

1. Pengertian Penanaman Nilai – Nilai Religius

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Menanamkan

mempunyai beberapa arti diantaranya proses, cara, perbuatan

menanam, menanami atau menanamkan. Penanaman secara etimologis

berasal dari kata “tanam” yang berarti menabur benih, yang semakin

jelas jika mendapatkan awalan me-dan akhiran-kan menjadi

Page 37: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

21

“menanamkan” yang berarti proses, cara, perbuatan menanam,

mananami, atau penanaman. Dalam hal ini, penanaman berarti sebuah

upaya atau strategi untuk menanamkan sesuatu. Bagaimana usaha

seorang pembina asrama menanamkan nilai-nilai dalam hal ini adalah

nilai-nilai religius. Penanaman merupakan tahap ditanamkanya nilai-

nilai kebaikan agar menjadi suatu kebiasaan.

2. Dasar dan Tujuan Penanaman Nilai-Nilai Religius

Untuk memperkuat suatu tujuan, maka perlu adanya suatu landasan

atau dasar, dasar yang penulis maksud disini yaitu yang mengatur

secara langsung tentang perlunya upaya penanaman nilai-nilai religi

bagi anak, adapun dasar tersebut dapat ditinjau dari 3 segi, yaitu:

a. Religius

Yang dimaksud dasar religius dalam hal ini adalah dasar-

dasar yang bersumber dari al-Qur‟an dan al-Hadist, yang

merupakan sumber ajaran agama utama agama islam.

1). Al-Qur‟an

Al-Qur‟an merupakan sumber ajaran agama islam yang

pertama dan utama. Dalam hubunganya dengan kitab-kitab Allah

yang terjaga kebenarannya hingga sekarang, bahkan sampai kiamat

nanti, Al-Qur‟an menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat

manusia dalam hidup dan kehidupanya mencapai kesejahteraan di

dunia dan akhirat kelak. Dalam Al-Qur‟an juga Allah telah

membimbing manusia serta menunjukkan jalan untuk memperoleh

Page 38: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

22

kebahagiaan yang hakiki. Maka dengan mengikuti petunjuk Al-

Qur‟an manusia dapat mencapai kebahagiaan yang hakiki, yaitu

kesejahteraan dan kebahagiaan di dunia dan akhirat. Oleh karena

itu komitmen manusia dalam mengambil nilai-nilai keimanan

sebagai suatu cara manusia tetap berpegang teguh di jalan Allah

serta melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

2). Al-Hadist

Hadits merupakan sumber ajaran agama islam yang kedua

setelah Al-Qur‟an. Dalam kedudukannya, hadits lebih banyak

berfungsi menjelaskan dan atau merinci firman-firman Allah SWT

yang terdapat dalam Al-Qu‟an, disamping dapat juga berfungsi

menetapkan hukum-hukum tertentu yang tidak dibahas dalam Al-

Qur‟an (Darajat,2006 :316).

b. Yuridis / hukum

Secara yuridis/hukum terdapat dalam pancasila sila

pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa. Terdapat pula dalam UUD

1945 pasal 29 ayat 2 yang disebutkan sebagai berikut:

a. Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

b. Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk

memeluk agam dan kepercayaan masing-masing dan beribadah

menurut agama dan kepercayaan itu (Zuhairi,1993 :21).

Dasar ideal yaitu filsafat Negara pancasila, dasar tersebut

mengandung pengertian bahwa seluruh bangsa Indonesia harus

Page 39: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

23

percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa atau dengan kata lain

beragama. Sebagai wujud pelaksanaan hal tersebut, maka perlu

adanya pembinaan agama yang bertujuan untuk membentuk mental

individu yang beragam sesuai nilai-nilai ajaran agama tersebut.

Sebab tanpa adanya pembinaan akan sulit mewujudkan sila

pertama pancasila tersebut.

c. Sosial psikologis

Adapun dasar sosial psikologis disini memiliki arti bahwa

setiap manusia dalam hidupnya di dunia selalu membutuhkan

adanya pegangan hidup yaitu agama. Mereka merasakan bahwa

dalam jiwanya ada suatu perasaan yang mengakui adanya dzat

Yang Maha Kuasa tempat mereka berserah diri, berlindung dan

tempat mereka memohon pertolongan. Sebagai orang muslim,

mereka akan merasa dapat mendekatkan diri dan mengabdi kepada

Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah surat Ar-Ra‟du

ayat 28 (Departemen Agama :201)

أل بذكر ٱلله تطمئن ٱلقلوب وتطمئن ق لوب هم ب ذكر ٱلله ٱلذين ءامنوا

“(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi

tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan

mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar-Ra‟du:28).

Itu sebabnya setiap individu muslim diperlukan adanya

penanaman dan pembinaan nilai-nilai agama/ religi agar dapat

Page 40: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

24

mengarahkan fitrahnya kearah yang benar sehingga akan dapat

mengabdikan diri dan beribadah sesuai ajaran agama islam.

Tujuan penanaman nilai religius dalam pembahasan ini

tentunya tidak terlepas dari tujuan pendidikan. Adapun tujuan

pendidikan Islam adalah untuk meningkatkan keimanan,

pemahaman, penghayatan, dan pengamalan peserta didik tentang

agama islam sehingga menjadi manusia muslim yang beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT, serta berakhlak mulia dalam

kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

(Marasudin,1998 :181).

Tujuan pendidikan akhlak dalam Islam adalah agar manusia

berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus,

jalan yang telah digariskan oleh Allah. Menurut Chabib Thoha

secara umum tujuan penanaman nilai-nilai religius dibedakan

menjadi dua, yaitu:

1). Tujuan Umum

Menurut Barmawy Umary (2006) bahwa tujuan penanaman

nilai-nilai akhlaq secara umum meliputi :

a) Supaya terbiasa melakukan yang baik, indah, mulia, terpuji

serta menghindari yang buruk, jelek, hina, tercela.

b) Terpeliharanya hubungan yang baik dan harmonis dengan

Allah SWT dan sesama makhlukNya.

Page 41: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

25

Sedangkan menurut Ali Hasan tujuan pokok akhlaq adalah

agar setiap orang berbudi (berakhlaq), bertingkah laku (tabiat),

berperangai atau beradat istiadat yang baik dan sesuai dengan

ajaran Islam. Dari beberapa pendapat tersebut dapat

disimpulkan bahwa tujuan penanaman nilai-nilai akhlaq secara

umum adalah agar setiap orang mengetahui tentang baik

buruknya suatu perbuatan, sehingga dapat mengamalkan dan

membiasakannya dalam kehidupan sehari-hari.

2) Tujuan Khusus

Adapun secara spesifik penanaman nilai-nilai akhlaq di

sekolah bertujuan :

a) Menumbuhkan pembentukan kebiasaan berakhlaq mulia dan

beradat kebiasaan yang baik

b) Memantapkan rasa keagamaan dengan membiasakan diri

berpegang pada akhlaq mulia.

c) Membimbing siswa ke arah sikap yang sehat yang dapat

membantu mereka berinteraksi sosial dengan baik, suka

menolong, sayang kepada yang lemah, dan menghargai orang

lain.

d) Membiasakan siswa untuk sopan santun dalam berbicara dan

bergaaul baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Page 42: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

26

e) Membiasakan siswa untuk selalu tekun dan mendekatkan diri

kepada Allah dan bermuamalah yang baik (Thoha,1999 :135-

136).

Selain itu, upaya penanaman nilai-nilai religi ini

diharapakan mampu menciptakan manusia yang senantiasa

mengakui dirinya sebagai hamba Allah, dan mengabdikan

seluruh jiwa raganya untuk menyembah kepada-Nya.

Sebagaimana yang telah disampaikan Allah dalam QS adz-

Dzariyat : 56.

نس إل لي عبدون وما خلقت الن وال “Dan Aku ciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka menyembah-Ku” (QS adz- Dzariyat : 56).

(Departemen agama :417).

3. Metode dalam Penanaman Nilai-Nilai Religius

Untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan adanya metode-

metode dalam prosesnya. Metode pendidikan islam secara garis besar

terdiri dari lima, yaitu metode keteladanan (uswatun khasanah),

metode pembiasaan, metode nasehat, metode memberi

perhatian/pengawasan, dan metode hukuman. Abdullah Nashih Ulwan

(2013) menjelaskan dalam bukunya mengenai metode-metode yang

digunakan dalam menanamkan akhlaq, yaitu sebagai berikut:

Page 43: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

27

a. Metode Keteladanan (Uswah Hasanah)

Metode ini merupakan metode paling ungul dan paling jitu

dibanding dengan metode-metode lainya. Melalui metode ini para

orang tua, pendidik, atau da‟i memberi contoh atau teladan

terhadap anak/ santrinya bagaimana cara berbicara, berbuat,

bersikap, mengerjakan sesuatu atau cara beribadah, dan

sebagainya.

Melalui metode ini maka anak/ santri dapat melihat,

menyaksikan dan meyakini cara yang sebenarnya sehingga mereka

dapat melaksanakannya dengan lebih baik dan lebih mudah.

Metode keteladanan ini sesuai dengan abda Rasulullah :

ابدأ بن فسك

“Mulailah dari diri sendiri”

Maksud hadit ini adalah dalam hal kebaikan dan kebenaran

apabila kita menghendaki orang lain juga mengerjakanya, maka

mulailah dari diri kita sendiri untuk mengerjakanya

(Muchtar,2008:19).

Pendidik adalah panutan atau idola dalam pandangan anak

dan contoh yang baik di mata mereka. Anak akan meniru baik

akhlaknya, perkataannya, perbuatannya dan akan senantiasa

tertanam dalam diri anak. Secara psikologis seorang anak itu

memang senang untuk meniru, tidak hanya hal baik saja yang

Page 44: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

28

ditiru oleh anak bahkan terkadang anak juga meniru yang buruk

(Gunawan,2014 :256).

Dalam hal ini timbulnya sikap dan perilaku santri karena

meniru perilaku dan sikap pembina, guru, tenaga pendidikan

disekolah bahkan perilaku seluruh warga sekolah yang deasa lainya

sebagai model, termasuk contohnya petugas kantin, satpam

sekolah, penjaga sekolah dan sebagainya. Dalam hal ini akan

dicontoh oleh siswa contohnya kerapihan baju para pembina,

kebiasaan para warga pondok pesantren untuk disiplin, tidak

merokok, tertib dan teratur,saling peduli dan kasih sayang, perilaku

yang sopan santun, jujur, dan biasa bekerja keras. Oleh karena itu

metode keteladanan menjadi faktor penting dalam menentukan

baik dan buruknya kepribadian anak.

Dalam mendidik anak tanpa adanya keteladanan,

pendidikan apapun tidak berguna bagi anak dan nasihat apapun

tidak berpengaruh untuknya. Mudah bagi pendidik untuk

memberikan satu pelajaran kepada anak, namun sangat sulit bagi

anak untuk mengikutinya ketika orang yang memberikan pelajaran

tersebut tidak mempraktikkan apa yang diajarkannya.

b. Metode Pembiasaan

Pembiasaan adalah sebuah cara yang dilakukan untuk

mebiasakan anak didik berfikir, bersikap, dan bertindak sesuai

dengan tuntunan ajaran agama Islam. Pembiasaan merupakan

Page 45: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

29

proses pembentukan sikap dan perilaku yang relative menetap

melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang.

Pendidikan hanya akan menjadi angan-angan belaka,

apabila sikap ataupun prilaku yang ada tidak diikuti dan didukung

dengan adanya praktik dan pembiasaan pada diri. Pembiasaan

mendorong dan memberikan ruang kepada anak didik pada teori-

teori yang membutuhkan aplikasi langsung, sehigga teori yang

pada mulanya berat menjadi lebih ringan bagi anak didik bila

seringkali dilaksaakan (syafri,2014 :139-140).

Pembiasaan dalam hal ini merupakan kegiatan yang

dilasanakan peserta didik secara terus-menerus dan konsisten

setiap saat. Misalnya hafalan al-qur‟an setiap pagi, membaca al-

ma‟surat pagi dan sore, tahajud, sholat dhuha, puasa senin kamis

dan lain-lain. Oleh karena itu pembiasaan merupakan cara yang

sangat efektif dalam menanamkan nilai-nilai akhlaq ke dalam jiwa

santri.

c. Metode Nasehat

Nasehat merupakan metode yang efektif dalam membentuk

keimanan anak, mempersiapkan akhlak, mental dan sosialnya, hal

ini dikarenakan nasihat memiliki pengaruh yang besar untuk

membuat anak mengerti tentang hakikat sesuatu dan memberinya

kesadaran tentang prinsip-prinsip Islam (Ulwah,2013 :394).

Page 46: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

30

Memberi nasihat sebenarnya merupakan kewajiban kita

selaku muslim seperti tertera antara lain dalam Q.S Al-„asr ayat 3,

yaitu agar kita senantiasa memberi nasihat dalamhal kebenaran dan

kesabaran. Rasulullah SAW bersabda :

الدين النصيحة

“Agama itu adalah nasihat”.

Maksudnya adalah agama itu berupa nasihat dari Allah

untuk umat manusia melalui para Nabi dan Rasul-Nya agar

manusia hidup bahagia, selamat dan sejahtera di dunia serta di

akhirat. Selain itu menyampaikan ajaran agama pun bisa dilakukan

melalui nasihat (Muchtar,2008 :20).

Fungsi nasehat adalah untuk menunjukkan kebaikan dan

keburukan, karena tidak semua orang bisa menangkap nilai

kebaikan dan keburukan. Metode nasehat akan berjalan baik pada

anak jika seseorang yang memberi nasehat juga melaksanakan apa

yang dinasehatkan yang dibarengi dengan teladan atau uswah. Bila

tersedia teladan yang baik maka nasehat akan berpengaruh

terhadap jiwanya dan akan menjadi suatu yang sangat besar

manfaatnya dalam pendidikan rohani.

d. Metode Perhatian/Pengawasan

Maksud dari pendidikan perhatian adalah senantiasa

mencurahkan perhatian penuh, mengikuti perkembangan anak dan

Page 47: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

31

mengawasinya dalam membentuk akidah, akhlak, mengawasi

kesiapan mental, rasa sosialnya dan juga terus mengecek

keadaannya dalam pendidikan fisik maupun intelektualnya.

Metode perhatian dapat membentuk manusia secara utuh

yang mendorong untuk menunaikan tanggung jawab dan

kewajibannya secara sempurna. Metode ini merupakan salah satu

asas yang kuat dalam membentuk muslim yang hakiki sebagai

dasar untuk membangun pondasi Islam yang kokoh

(Ulwah,2013:421).

e. Metode Hukuman

Metode ini sebenarnya berhubungan dengan pujian dan

penghargaan. Imbalan atau tanggapan terhadap orang lain itu

terdiri dari dua, yaitu penghargaan (reward/ targhib) dan hukuman

(punishment/ tarhib). Hukuman dapat diambil sebagai metode

pendidikan apabila terpaksa atau tak ada alternatif lain yang bisa

diambil.

Agama islam memberi arahan dalam memberi hukuman

(terhadap anak/ santri) hendaknya memperhatikan hal-hal sebagai

berikut:

1) Jangan menghukum ketika marah. Karena pemberian hukuman

ketika marah akan lebih bersifat emosional yang dipengaruhi

nafsu syaithaniyah.

Page 48: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

32

2) Jangan sampai menyakit perasaan dan harga diri anak atau

orang yang kita hukum.

3) Jangan sampai merendahkan derajat dan martabat orang yang

bersangkutan, misalnya dengan menghina atau mencaci maki di

depan orang lain.

4) Jangan menyakiti secara fisik, misalnya menampar mukanya

atau menarik kerah bajunya, dan sebagainya.

5) Bertujuan mengubah perilakunya yang kurang/ tidak baik. Kita

menghukum karena anak berperilaku tidak baik (Muchtar,2008

:22).

Karena itu yang patut kita benci adalah perilakunya, bukan

orangnya. Apabila anak/santri yang kita hukum sudah

memperbaiki perilakunya, maka tidak ada alasan kita untuk tetap

membencinya. Semoga kita bisa memilih metode pendidikan mana

yang tepat untuk digunakan, dan itu bergantung pada situasi dan

kondisinya.

D. Kegiatan Keagamaan

1. Pengertian Kegiatan Keagamaan

Kalau dilihat dari aspek sosiologi, kegiatan dapat diartikan dengan

dorongan atau perilaku dan tujuan yang terorganisasikan atau hal-hal yang

dilakukan oleh mansia (Soekamto,2000: 9). Sedangkan keagamaan adalah

sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala sesuatu mengenai agama

(Poerwadarminta,1986: 18).

Page 49: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

33

Jadi, kegiatan keagamaan merupakan segala bentuk kegiatan yang

terencana dan terkendali berhubungan dengan usaha untuk menanamkan

bahkan menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan. Untuk pelaksanaannya

bisa dilakukan perorangan atau kelompok.

2. Macam – Macam Kegiatan Keagamaan

a. Shalat Tahajud

Shalat tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan di

malam hingga menjelang waktu subuh. Jumlah rakaat paling

sedikit dalam shalat tahajud yaitu dua rakaat, sementara jumlah

rakaat paling banyak tidak ada bataanya. Shalat tahajud dikerjakan

setelah bangun tidur, walaupun tidurnya hanya sebentar saja

(Sutanto,2015 : 244).

b. Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah adalah perkara yang sangat penting dalam

shalat fardu. Karena shalat berjamaah merupakan simbol persatuan

umat islam, menjadi sarana menjalin silaturahmi, dan mempererat

hubungan sesama muslim. Selain itu, di dalam shalat berjamaah

terkandung banyak manfaat. Abdullah bin Umar meriwayatkan

bahwa Rasulullah SAW bersabda :

“shalat berjamaah lebih baik daripada shalat sendirian sebanyak

dua puluh tujuh derajat” (HR.Muslim,Nasa’i,dan lainya).

Dari hadist di atas, kita bisa melihat bahwa pahala shalat

berjamaah dilipatgandakan sebanyak 27 derajat. Hal ini tentu

Page 50: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

34

merupakan suatu anugrah besar dari Allah SWT. Serta merupakan

suatu kerugian besar bagi orang-orang yang enggan mendatangi

masjid untuk sholat berjamaah (Sutanto,2015 : 220).

c. Sholat Dhuha

Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan pada

waktu matahari sedang naik. Jumlah rakaat shalat minimal 2 rakaat

dan maksimal 12 rakaat. Lebih tepatnya, waktu pealaksanaan

shalat duha yaitu ketika matahari sedang naik setinggi tujuh hasta

atau pukul tujuh sampai waktu zuhur (Sutanto,2015 : 316).

d. Membaca Al-Qur‟an (Tadarus)

Sudah di maklumi bahwa Al-Qur‟an adalah kitab Allah

yang menjadi mukjizat, yang diturunkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW. Yang dengan membacanya dihitung

ibadah (Abu faris,2005 : 80). Sebagai kitab suci terakhir, Al-

Qur‟an merupakan miniatur alam raya yang memuat segala disiplin

ilmu dan permasalahan sepanjang hidup manusia. Al-Qur‟an

merupakan wahyu Allah yang agung dan bacaan Mulia serta dapat

di tuntut kebenarannya oleh siapa saja, sekalipun akan

menghadapai tantangan kemajuan ilmu pengetahuan yang semakin

canggih (Syafi‟i,2008 : 53). Membaca Al-Qur‟an adalah ibadah.

Dengan itu seorang hamba mendekatkan diri kepada Allah.

Bahkan, membaca Al-Qur‟an terhitung amal kepada Allah yang

maha agung, meskipun bukan yang paling agung. Membacanya di

Page 51: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

35

dalam shalat adalah ibadah. Dan membacanya di luar shalat pun

juga ibadah(Abu faris,2005 : 80).

Kata lain dari membaca Al-Qur‟an adalah Tadarus.

Tadarus menurut bahasa berarti belajar. Istilah ini diartikan dan

digunakan dengan pengertian khusus, yaitu membaca Al-Quran

semata-mata untuk ibadah kepada Allah dan memperoleh

pemahaman terhadap ajaran Al-Quran (Hafidz,2006 : 280). Selain

itu tadarus juga berarti membaca, mempelajari dan

mengaktualisasikan kandungan isi Al-Quran. Hal itu merupakan

ibadah yang sangat mulia di sisi Allah Swt. Tadarus Al-Quran

adalah membaca dan mempelajari ayat-ayat Al-Quran yang

dilakukan bersama-sama secara bergantian. Dengan cara ini akan

terjaga kebenaran dan ketartilan dalam membaca ayat-ayat Al-

Quran (Putra,2010 : 99).

e. Khitobah

Khitobah secara bahasa berarti ucapan, ceramah, pidato,

menyampaikan ceramah atau pidato. Khitobah secara istilah yaitu

orang yang membicarakan cara-cara berbicara di depan massa

dengan tutur bicara yang baik agar mampu mempengaruhi

pendengar untuk mengikuti paham atau ajaran yang di peluknya.

Dari pengertian di atas khitobah berarti ceramah atau pidato yaitu

pesan-pesan illahi yang di sampaikan melalui media mimbar

kepada sasaran dakwah (objek dakwah). Oleh karena itu,

Page 52: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

36

penguasaan keterampilan bicara di depan orang banyak merupakan

hal pokok untuk mempengaruhi para pendengar agar menerima,

mengikuti dan mengamalkan isi pesan yang di sampaikan oleh

khotib (Syukir,1893 : 104).

Khitobah atau pidato adalah salah satu wujud kegiatan

berbahasa lisan. Oleh sebab itu, berpidato memerlukan dan

mementingkan ekspresi gagasan dan penalaran dengan

menggunakan bahasa lisan yang didukung oleh aspek non bahasa,

seperti ekspresi wajah, kontak pandang, dan intonasi suara (Arifin

dan Tasa‟i,2008 :228). Pidato adalah perbuatan “ melahirkan” isi

hati atau mengutarakan buah pikiran dalam bentuk kata di hadapan

khalayak. Orang yang pandai berbicara belum tentu pandai

berpidato, sebab pidato merupakan keterampilan tersendiri.

Sesorang yang luas ilmu pengetahuannya belum tentu mampu

mengutarakan dalam pidato yang baik dan menarik, sebab pidato

memerlukan pengorganisasian pesan dan informasi yang harus

diutarakan (Muhyiddin,2014 :128).

Jadi yang di maksud khitobah adalah kegiatan

menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan

penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek non kebahasaan

yang mendukung daya guna dan tepat guna pengungkapan gagasan

kepada banyak orang dalam suatu acara tertentu. Yang pada

dasarnya para khatib berhadapan dengan publik, dan berusaha

Page 53: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

37

mengalihkan pandangan padanya dengan cara penampilan dan

alunan suaranya, keelokan mimiknya dan keindahan uraiannya.

f. Zakat

Zakat berasal dari bentukan kata zaka yang berarti suci,

baik, berkah, tumbuh dan berkembang. Menurut terminologi, zakat

adalah nama bagi sejumlah harta tertentu yang telah mencapai

syarat tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk dikeluarkan

dan diberikan kepada yang berhak menerimanya dengan

persyaratan tertentu pula (Hafidhuddin,1998 :13). Sedangkan zakat

menurut istilah artinya tumbuh, berkat atau kebaikan. Menurut

istilah (ahli fiqih) artinya kadar harta tertentu yang harus diberikan

kepada kelompok-kelompok tertentu dengan berbagai syarat.

Dinamakan demikian karena harta itu tumbuh (berkembang) sebab

diberikannya pada orang dan doa penerima (Idris dan

Ahmadi,2004 : 98).

Sebagai salah satu ibadah yang pokok, zakat termasuk salah

satu rukun Islam ke lima, zakat juga mengandung pendidikan

akhlak, yaitu agar orang yang melaksanakannya dapat

membersihkan dirinya dari sifat kikir, mementingkan diri sendiri

dan membersihkan hartanya dari hak orang lain. Muhammad al-

Ghazali mengatakan bahwa zakat adalah untuk membersihkan jiwa

dan mengangkat derajat manusia ke jenjang yang lebih mulia (Al-

Gazhali,1993 :12).

Page 54: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

38

g. Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)

Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) adalah kegiatan-

kegiatan yang dilaksanakan untuk memperingati dan merayakan

hari-hari besar Islam sebagaimana biasanya diselenggarakan oleh

masyarakat Islam di seluruh dunia berkaitan dengan peristiwa-

peristiwa besar bersejarah, seperti peringatan Maulid Nabi

Muhammad SAW peringatan Isra’ Mi’raj, peringatan 1 Muharram

dan lain sebagainya. Kegiatan tersebut diharapkan berdampak

positif terhadap penanaman nilai keimanan di hati seseorang.

Kegiatan PHBI merupakan upaya memperkenalkan berbagai

peristiwa penting dan bersejarah. Peringatan dan perayaan hari

besar Islam bertujuan untuk melatih seseorang untuk selalu

berperan serta dalam upaya-upaya menyemarakkan syi‟ar Islam

dalam kehidupan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan yang

positif dan bernilai baik bagi pengembangan internal ke dalam

lingkungan masyarakat Islam maupun dalam lingkungan

masyarakat yang lebih luas (Departemen agama,2005 :24).

E. Tinjauan Pustaka

Pertama, skripsi Irma Sulistiyani (1323301107) Jurusan

Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut

Agama Islam Negeri (IAIN) Purwokerto yang berjudul: “ Penanaman

Nilai-Nilai Religius Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Siswa DI SMP

PGRI 1 Sempor Kebumen”. Hasil temuan penelitian diatas dapat

Page 55: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

39

disimpulkan bahwa penanaman nilai religius di lakukan melalui

pendidikan adat atau kebiasaan dengan berbagai kegiatan yang diterapkan

di SMP PGRI I Sempor Kebumen.

Kedua, tesis Muflikh Najib Program Studi Agama Pendidikan

Islam Konsentrasi Pendidikan Agama Islam UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta yang berjudul:” Penanaman Nilai Religius dalam

Pembentukan Karakter Guru dan Siswa”. Dalam tesis ini dikemukakan

bahwa penanaman nilai-nilai religius sangat efektif terlihat pada guru dan

siswa yang melakukan sebuah tindakan dan perilaku berdasarkan nilai-

nilai tersebut.

ketiga, skripsi Wahyu Sabilal Rosyad jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri

Purwokerto yang berjudul,” Penanaman Nilai Religius Melalui Kegiatan

Keagamaan di MTS Ma’arif NU Ajibarang, Banyumas”. Dalam skripsi ini

dikemukakan bahwa dengan penanaman nilai religius melalui kegiatan

keagamaan telah berhasil membawa sikap dan perilaku peserta didik

kearah yang lebih baik dengan metode pembiasaan nelalui kegiatan-

kegiatan yang ada di MTS Ma‟arif NU Ajibarang, Banyumas.

Setelah menelaah penelitian diatas maka penelitian yang dilakukan

oleh peneliti memiliki persamaan yakni menanamkan nilai-nilai religius

melalui kegiatan keagamaan. Sedangkan perbedaan judul peneliti dengan

penelitian terdahulu yakni belum ada yang membahas tentang peran

pembina asrama dalam sebuah pondok pesantren, lokasi penelitian, fokus

Page 56: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

40

penelitian maupun subyek dari penelitian. Sedangkan penelitian yang akan

dilaksanakan peneliti lebih memfokuskan pada peran pembina asrama

dalam menanamkan nilai-nilai religius melalui kegiatan keagamaan pada

santri putri pondok pesantren Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang.

Page 57: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

41

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara yang digunakan oleh peneliti dalam

mengumpulkan data penelitiannya (KBBI W.J.S Poerwadinata, 1982: 362).

Langkah-langkah yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif. Menurut Sugiyono

(2016: 13) metode penelitian kualitatif sering disebut metode naturalistik

karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting);

disebut juga sebagai metode etnographi, karena pada awalnya metode ini

lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya;disebut

sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih

bersifat kualitatif. Dalam pendekatannnya, penelitian ini menggunakan

metode penelitian lapangan (field research).

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk

memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian

misalnya: perilaku, persepsi, motivasi, tindakan secara holistic, dan dengan

cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah (Moleong,

1988: 6).

Page 58: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

42

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif, penelitian

ini merupakan penelitian yang dimaksud untuk mengumpulkan informasi

mengenai status suatu gejala yang ada yaitu keadaan gejala menurut apa

adanya pada saat penelitian dilakukan (Arikunto, 2005: 234).

Penilitian ini yang akan diamati adalah pembina asrama dan santri

putri guna menggambarkan fakta tentang peran pembina asrama dalam

menanamkan nilai-nilai religius melalui kegiatan keagamaan pada santri putri

Pondok Pesantren Nurul Islam Tengaran Kabupaten Semarang.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian

a. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian adalah tempat dimana peneliti melakukan

penelitiannya yaitu di Pondok Pesantren Putri Nurul Islam terletak di jalan

raya Salatiga – Solo KM.8, RT.11 / RW.03, Kaligandu, Klero, Tengaran,

Kabupaten Semarang.

Adapun peneliti memilih tempat penelitian ini adalah berdasarkan

permasalahan yang timbul di lembaga tersebut berbeda dengan yang

seharusnya terjadi. Menurut peneliti permaslahan yang ada di lembaga ini

menarik untuk diteliti karena hal yang terjadi tidak sebagaimana mestinya.

b. Waktu penelitian

Waktu penelitian adalah saat dimana peneliti melakukan penelitian

pada waktu yang ditentukan hingga selesai.

Page 59: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

43

3. Kehadiran Peneliti

Penelitian dalam hal ini bertindak sebagai instrumen penelitian,

artinya peneliti terjun langsung ke lapangan untuk proses penelitian dan

pengumpulan data, adapun karakterstik dalam penelitian ini adalah: Pertama,

peneliti menggunakan sistem wawancara tidak terstruktur, sehingga

memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan untuk wawancara

lebih mendalam. Kedua, peneliti mengadakan komunikasi dengan objek

dengan menggunakan bahasa pertemanan agar lebih mudah dipahami,

sehingga terjalin suasana yang baik antara peneliti dan informan. Ketiga,

peneliti mengumpulkan dan mencatat data secara terperinci dengan hal-hal

yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

4. Sumber Data

Salah satu hal yang penting dalam penelitian adalah sumber data.

Sumber data dalam penelitian adalah dari mana data-data diperoleh.

a. Sumber data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama,

baik dari individu maupun perorangan seperti hasil wawancara atau hasil

pengisian kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti (Sugiarto dkk,

2003:16). Data dikumpulkan sendiri oleh peneliti langsung dari informan

atau tempat objek penelitian yang dilakukan. Informan utama dalam

penelitian ini adalah pembina asrama dan santri putri di Pondok

Pesantren Nurul Islam Tengaran.

Page 60: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

44

Informan digunakan sebagai sumber data dan aktor atau pelaku

yang ikut menentukan berhasil tidaknya sebuah penelitian berdasarkan

informasi yang diberikan oleh informan tersebut. Informan dalam

penelitian ini adalah pembina asrama, yang dijadikan sebagai responden

yaitu santri putri di Pondok Pesantren Nurul Islam Tengaran yang

berperan untuk mengklarifikasi kebenaran peran pembina asrama dalam

menanamkan nilai-nilai religius santri putri. Data yang dimaksud yaitu

berupa transkip wawancara, observasi dan dokumentasi.

b. Sumber data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung

dari sumbernya. Sumber data sekunder dapat diperoleh dari buku , jurnal,

internet, artikel, majalah atau koran serta hasil penelitian lainnya.

Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang berkaitan

dengan suatu peristiwa atau aktifitas tertentu. Ia bisa berupa rekaman

atau dokumen tertulis seperti arsip data base, surat-surat, atau gambar

benda-benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu peristiwa

(Suprayogo, 2001: 163). Dalam penelitian ini sumber data sekunder yang

digunakan adalah data pondok pesantren.

5. Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut:

Page 61: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

45

a. Observasi

Observasi adalah suatu teknik pengumpulan data dimana peneliti

mengadakan pengamatan secara langsung (Arikunto, 2006: 156). Pada teknik ini

peneliti menggunakan observasi partisipatif yaitu pengamatan akan manusia pada

habitatnya. Menurut Wolcott (2005) dalam Samiaji (2012: 56) dalam studi

lapangan (observasi partisipatif), peneliti berusaha menemukan “habitat” asli para

partisipan. Peneliti juga harus “tinggal” bersama para partisipan dan berperan

dalam dinamika kehidupan sehari-hari para partisipan. Dengan demikian

terlibatnya peneliti untuk hidup bersama dan memiliki fungsi sosial yang sama

maka peneliti akan dianggap sebagai sesama atau teman. Hal ini akan

memudahkan peneliti untuk mengamati perilaku dan kehidupan sehari-hari para

partisipan tanpa mengganggu.

Dalam hal ini penulis akan melakukan observasi di Pondok

Pesantren Nurul Islam Tengaran mengenai peran pembina asrama dalam

menanamkan nilai-nilai religius melalui kegiatan keagaman pada santri

putri. Observasi ini dilakukan supaya peneliti dapat mengetahui

bagaimana cara pembina asrama dalam menanamkan nilai-nilai religius

melalui kegiatan keagaman pada santri putri Pondok Pesantren Nurul

Islam Tengaran Kabupaten Seamarang.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak , yaitu pewawancara

(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Moleong,

2009:186).

Wawancara adalah bentuk komunikasi langsung antara peneliti dan

responden (Gulo, 2002: 119). Wawancara ini dilakukan dengan

Page 62: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

46

menggunakan telepon maupun media elektronik lain. Wawancara adalah

salah satu alat yang paling sering digunakan untuk mengumpulkan data

dalam penelitian kualitatif.

Peneliti akan melakukan wawancara tidak terstruktur dalam

mencari data dari informan. Sehingga dalam memberikan pertanyaan akan

lebih meluas dengan tujuan bisa mendapatkan informasi yang lebih

lengkap.

c. Dokumen

Dokumen adalah catatan tertulis tentang berbagai kegiatan atau

peristiwa pada waktu yang lalu (Gulo, 2002: 123). Dokumen yang

dimaksud adalah segala catatan baik dalam catatan kertas maupun catatan

elektronik. Dokumen sudah lama digunkan dalam penelitian sebagai

sumber data yang dapat digunakan untuk menguji, menafsirkan maupun

meramalkan.

Dalam hal ini peneliti akan mencari dokumen-dokumen apapun

yang berkaitan dengan penelitian baik itu dari pembina, ustadzah, maupun

dari santri putri Pondok Pesantren Nurul Islam Tengaran. Dengan harapan

dari berbagai dokumen yang terkumpul bisa dijadikan sebagai sumber data

yang bisa mengantarkan penelitian ini menjadi valid.

6. Analisis Data

Analisis data kualitatif menurut Bogdan & Biklen (1982) dalam

Moleong (2009: 248) adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja

Page 63: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

47

dengan data, mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan

yang dapat dikelola, mensintesiskannya, mencari dan menemukan pola,

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa

yang dapat diceriterakan kepada orang lain.

Dalam sebagian besar pendekatan kualitatif, analisis data tidak

dilakukan dalam satu tahap saja, setelah data terkumpul. Analisis data

kualitatif merupakan proses sistematis yang berlangsung terus-menerus,

bersamaan dengan pengumpulan data. Menurut Miles dan Huberman (1984)

dalam Sugiyono (2016: 334) mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis

data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus-

menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Adapun aktivitas

analisis data model Miles dan Huberman, yaitu data reduction, data display,

dan conclusion drawing/verification.

a. Reduksi Data (data reduction)

Memilah-milah data yang tidak beraturan menjadi potongan-

potongan yang lebih teratur dengan mengcoding, menyusunnya menjadi

katagori, dan merangkumnya menjadi pola dan susunan yang sederhana

(Rhenald, 2008: 369).

b. Penyajian Data (data display)

Setelah dilakukan reduksi data, maka langkah selanjutnya adalah

penyajian data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan

dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart

dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles dan Huberman menyatakan bahwa

Page 64: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

48

yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian

kualitatif adalah teks yang bersifat naratif (Sugiyono, 2016: 339). Dengan

menyajikan data, maka akan memudahkan peneliti untuk memahami apa

yang terjadi dan merencanakan kerja selanjutnya sesuai dengan apa yang

dipahami.

Peneliti mendiskripsikan kembali data-data yang telah direduksi

mengenai peran pembina asrama dalam menanamkan nilai-nilai religius,

bagaimana peran dan proses dalam menanamkan nilai-nilai religius dan

hasil bagi santri di pondok pesantren putri Nurul Islam Tengaran.

c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (conclusion drawing/verification)

Langkah terakhir dalam analisis data kualitatif menurut Miles dan

Huberman adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Kegiatan ini

adalah menarik kesimpulan dari data yang telah tersaji dan

memverifikasinya dengan cara menelusuri kembali data yang diperoleh.

Karena data kesimpulan awal masih bersifat sementara, dan akan

berubah jika tidak ditemukan bukti-bukti yang kuat yang mendukung

tahap pengumpulan data berikutnya.

7. Pengecekan Keabsahan Data

Menurut Moleong (2009: 324) untuk menetapkan keabsahan data ada

empat kriteria yang digunakan, yaitu derajad kepercayaan (credibility),

keteralihan (transferability), kebergantungan (dependability), dan kepastian

(confirmability).

Page 65: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

49

Peneliti melakukan pengecekan keabsahan data menggunakan teknik

membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara dan

triangulasi (bandingan data hasil wawancara antar narasumber serta

membandingkan data hasil dokumentasi antar dokumen). Mencocokkan

antara data, dokumen dan observasi lapangan.

8. Tahap-Tahap Penelitian

Pelaksanaan penelitian ada tiga tahap yaitu: tahap pra-lapangan, tahap

pekerjaan lapangan, dan tahap analisis data. Dalam penelitian ini tahap

yang ditempuh adalah sebagai berikut:

1. Tahap pra-lapangan

Tahap ini meliputi penyusunan rancangan penelitian, mengurus

perizinan, menjajaki lapangan, menilai lapangan, dan menyiapkan

perlengkapan penelitian.

2. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan

dengan peran pembina asrama dalam menanamkan nilai-nilai religius

melalui kegiatan keagamaan pada santri putri pondok pesantren Nurul

Islam Tengaran. Data yang telah ada tersebut diperoleh dengan

observasi, wawancsra dan dokumentasi.

3. Tahap analisis data

Tahap analisis data, pada tahap ini penelitian menganalisis data

yang diperoleh dari hasil dokumen, wawancara dan observasi

mendalam tentang peran pembina asrama dalam menanamkan nilai-

Page 66: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

50

nilai religius melalui kegiatan keagamaan pada santri putri pondok

pesantren Nurul Islam Tengaran. Kemudian dilakukan penafsiran data

sesuai dngan konteks permasalahan yang ditelitiselajutnya melakukan

pengecekan keabsahan data agar data yang didapat benar-benar valid.

(Moleong, 2008: 127-150)

Page 67: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

51

BAB IV

PAPARAN DATA DAN ANALISIS

A. Paparan Data

1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Nurul Islam Tengaran

a. Letak Geografis

Letak sebuah pondok pesantren sangat berpengaruh

terhadap proses kegiatan belajar mengajar, karena hal ini dapat

menciptakan suatu situasi dan kondisi edukatif dan nyaman, aman

dan tentram dengan prinsip dan efisien serta efektifitas yang dapat

menumbuhkan motivasi belajar pada santri.

Pondok Pesantren Nurul Islam Tengaran adalah Salah satu

lembaga pendidikan di yayasan Pendidikan Islam Sabilul Khoirot

pondok pesantren SMPIT-MA Nurul Islam Tengaran, terletak di

jalan raya Salatiga – Solo KM.8, RT.11 / RW.03, Kaligandu,

Klero, Tengaran, Kabupaten Semarang. Terletak persis

berseberangan dengan Pondok Pesantren Al-Irsyad. Ditepi jalan

raya Semarang- Solo sehingga akses anak untuk pulang kerumah

sangat praktis.

b. Visi dan Misi

Visi

Membina santri kearah terbentuknya pribadi yang islami yang

tercermin dalam pola pikir, pola sikap dan perilaku sehari-hari.

Misi

Page 68: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

52

1. Menjadikan lingkungan ma‟had sebagai bo‟ah sholihah

2. Mewujudkan budaya ma‟had yang disiplin dan bertanggung jawab

3. Menumbuhkan semangat ibadah santri

4. Menumbuhkan budaya berbahasa Inggris dan Arab di lingkungan

ma‟had

5. Mewujudkan ma‟had yang sehat, bersih dan rapi

6. Menumbuhkan budaya akhlakul karimah dengan senyum, salam

dan sapa.

c. Struktur Kepengurusan

Tabel 4.1 Struktur Pondok Pesantren Putri Nurul Islam Tengaran Kab

Semarang

MUDIR MA‟HAD

PPEPEPEPEPPEPPENG

URUS PANTI ASUHAN

KOORDINATOR

TAHFIDZ SMP

KOORDINATOR

TAHFIDZ MA

TATA USAHA

KEPALA ASRAMA

PUTRI

PUNGURUS

KAMTIB BAHASA KEBERSIHAN DAN

OLAHRAGA IBADAH TARBAWY

Page 69: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

53

Mudir Ma‟had : Muh. Sa‟dulloh Mahmud, S.PdI

Kepala Asrama : Nur Rochmah, S.Pd

Tata Usaha : Triyanah, S.Ag

Koordinator Tahfidz MA : Anis Cholisatul Masruroh, S.PdI

Koordinator Tahfidz SMP : Wahyu Nur Hidayah

KAMTIB : Eva Fitriyaningsih

Hajar Nur Rohmah

1. Suci Rohma Ayu S

2. Uswatun Hasanah

BAHASA : Sukma Cahyanti C

1. Ima Nurul Safitri

2. Nurul Hikmah

3. Eni Dewi Lestari

4. Ahyan mayanti

5. Ofita Fitriyani

6. Maria Ulfa

7. Alivia Zhia Arginia

Kebersihan & Olah Raga : Sofin Nur Khosiah

1. Ika Rohmiyanti

2. Nada Trisnawati

3. Fatma Qowiyya Alfianti

IBADAH : Rani Dwi Pujianti

1. Aisyah Yasmin

2. Rifatul Birroh

Page 70: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

54

Tarbawy : Siti Muawwanah

Wiwin Prehati ( KAJIAN MA )

d. Sarana dan Fasilitas

Pondok Pesantren Nurul Islam Tengaran termasuk lembaga yang

sudah berdiri lama, sejak tahun didirikan pada tahun 1974 hingga

sekarang yang berumur 45 tahun. Dengan seiring berkembangnya

zaman sarana dan prasarana di lembaga ini sudah bisa dikatakan cukup

memadai, baik dari segi bangunan maupun yang lain. Sehingga santri

bisa melaksanakan proses pendidikan dan pengajaran dengan

sebagaimana mestinya. Adapun sarana prasarana Pondok Pesantren

Putri Nurul Islam Tengaran antara lain:

Tabel 4.2 Sarana Prasarana Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran

No Nama Jumlah

1 Kamar Pembina 5

2 Kamar santri putri 45

3 Ruang kantor 1

4 Ruang TU 1

5 Masjid 1

Page 71: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

55

6 Dapur 1

7 Koperasi 1

8

Ruang OPNI 1

9 Kantin 1

10 Toilet atau kamar mandi 57

11 Lapangan bermain 1

12 Sumber (air sumur bor) 3

13 Air Minum (Suling) 2

14 Tempat Jemuran 3

15 Tempat Parkir 1

(Sumber: Data pengurus TU Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran)

e. Daftar Pembina

Data Pembina Pondok Pesantren Putri Nurul Islam Tengaran

seluruhnya berjumlah 22 pembina. Dari 22 pembina ini memegang

kamar-kamar santri yang berbeda sesuai yang telah di tetapkan.

Berikut data pembina asrama, yaitu:

Page 72: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

56

Tabel 4.3 Daftar Pembina

NO NAMA PEMBINA JENIS KELAMIN

1

Usth. Anis Kholisatul Masruroh,

S.PdI PEREMPUAN

2 Usth. Rani Dwi Pujianti PEREMPUAN

3 Usth. Hajar Nur Rohmah PEREMPUAN

4 Usth. Fatma Qowiya Alfianti PEREMPUAN

5 Usth. Nurul Hikmah PEREMPUAN

6 Usth. Rifatul Birroh PEREMPUAN

7 Usth. Agustina Ridho Utami PEREMPUAN

8 Usth. Zulaekha Prahesti PEREMPUAN

9 Usth. Suci Rokhma Ayu PEREMPUAN

10 Usth. Shofin Nur Khosiah PEREMPUAN

11 Usth. Muntasiroh PEREMPUAN

12 Usth. Sukma Cahyanti PEREMPUAN

13 Usth. Uswatun Kasanah PEREMPUAN

14 Usth. Afifah Nenditarini PEREMPUAN

15 Usth. Triyanah PEREMPUAN

16 Usth. Eva Fitriyaningsih PEREMPUAN

17 Usth. Ahyan Mayanti PEREMPUAN

Page 73: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

57

18 Usth. Aisyah PEREMPUAN

19 Usth. Ika Ayu Rohmiyanti PEREMPUAN

20 Usth. Alivia Zhia Arginia PEREMPUAN

21 Usth. Ofita Fitriyani PEREMPUAN

22 Usth. Fuilal Wirdiyah PEREMPUAN

(Sumber: Data pengurus TU Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran)

f. Jadwal Harian

Tabel 4.4 Jadwal Kegiatan Harian

No Waktu Kegiatan

1 03.00 Bangun pagi dan persiapan tahajud (memutar

murotal)

2 04.00 Persiapan sholat subuh

3 04.15 Semua santri berada di masjid, untuk sholat

fajar dan subuh

4 06.30 Bersih kamar, teras dan masjid

5 07.00 Berangkat sekolah

6 07.15 Tidak ada santri yang berada diasrama (daur

komplek)

Page 74: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

58

7 11.45 Persiapan sholat duhur

8 14.00 Tutorial

9 15.00 Persiapan dan berangkat sholat Ashar

(memutar murotal)

10 15.45 Persiapan kajian dan muhadhoroh

11 16.00 Kajian dan muhadhoroh (semua santriwati

berada ditempatnya masing-masing)

12 17.00 Santri sudah diasrama dan bersih kamar

(memutar murotal dan daur komplek)

13 17.30 Persiapan dan sholat maghrib

14 17.45 Semua santri berada di masjid

15 18.30 Tahsin

16 19.00 Persiapan dan berangkat sholat isya‟, dilanjut

sholat isya‟

17 19.45 Driling

18 20.15 Belajar malam diluar kamar (daur komplek)

19 21.15 Belajar malam selesai

Page 75: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

59

20 21.30 Masuk kamar masing-masing dan tidur

21 22.00 Yang piket daur kompek (tidak ada bel maupun

pengunguman)

(Sumber: Data pengurus TU Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran)

g. Jadwal Piket

Tabel 4.5 Jadwal Piket Harian Pembina Asrama Putri

NO HARI USTADZAH

1 Senin Us Rani

Us Shofin

Us Ima

2 Selasa Us Hajar

Us Eni

Us Fatma

Us Ulfa

3 Rabu Un Yanti

Us Uswah

Us Maya

4 Kamis Us Rifa

Us Moon

Us Nada

Us Eva

Page 76: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

60

(Sumber: Data pengurus TU Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran)

Tabel 4.6 Jadwal Piket Pekanan Pembina Asrama Putri

NO PEKAN 1 PEKAN 2 PEKAN 3 PEKAN 4

1 Us Rani Us Shofin Us Hajar Us Suci

2 Us Fatma Us Eni Us Ulfa Us Rifa

3 Us Ima Us Uswah Us Yanti Us Nada

4 Us Eva Us Moon Us Wahyu Us Hikmah

5 Us Maya Us Sukma Us Ovi Us Zhia

6 Us Hesti Us Aizyah

(Sumber: Data pengurus TU Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran)

Ket : Mulai piket pada pukul 14.00-07.00 (senin- kamis)

11.00-07.00 (jum‟at- sabtu)

08.00-07.00 (Ahad)

5 Jumat Us wahyu

Us Hikmah

Us Zhia

Us Ovi

6 Sabtu Us Suci

Us Sukma

Us Hesti

Us Aisyah

Page 77: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

61

Tabel 4.7 Jadwal Pengecekan Kebersihan Ustadzah

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Ahad

Us Ima Us Rani Us Hajar Us Eva Us

Maya

Us Rifa Us ovi

Us

Zhia

Us

Shofin

Us

Uswah

Us

Yanti

Us

Sukma

Us

Aisyah

Us

Hesti

Us

Nada

Us

wahyu

Us

Hikmah

Us

Fatma

Us Ulfa Us Eni Us

Suci

(Sumber: Data pengurus TU Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran)

Tugas :

1. Mengecek kebersihan dan kerapian kamar santri

2. Mencatat/ cheklist pada kertas yang telah disediakan (di depan

kamar santri)

3. Melaporkan hasil pengecekan di grup.

Tabel 4.8 Jadwal Imam dan Pengondisian Sholat Wajib

Jadwal imam

HARI SUBUH ASHAR MAGHRIB ISYA’

SENIN Ukh Hasna Us Tri Us Aisyah Ukh Zahra

SELASA Us Wahyu Us Rani Ukh Ieqma Us Uswah

RABU Ukh Aisyah Us Rifa Us Eva Ukh Izzatin

KAMIS Us Hikmah Us Hesti Ukh Yumna Us Zhia

Page 78: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

62

JUM‟AT Ukh Risma Us Ulfa Us Anis Ukh Nafisa

SABTU Ukh Farhan Us Yanti Ukh Azza Us Aisyah

AHAD Us Anis Us Eni Ukh Latifa Ukh Latifah

(Sumber: Data pengurus TU Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran)

Pengondisian Sholat Wajib

Sholat Subuh Sholat Ashar Sholat

Maghrib

Sholat Isya’

Koordinator :

Ustdh Anis

Koordinator :

Ustdh Triya

Koordinator :

Ustdh Rani

Koordinator :

Ustdh Rifa

Anggota :

Us Ulfa

Us Hesti

Us Uswah

Us Nada

Us Zhia

Anggota :

Us Fatma

Us Ima

Us Moon

Us Shofin

Us Maya

Anggota :

Us Wahyu

Us Eni

Us Eva

Us Suci

Us Ovi

Anggota :

Us Hikmah

Us Aisyah

Us Sukma

Us Hajar

(Sumber: Data pengurus TU Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran)

Keterangan :

1. Untuk imam sholat dhuhur hari sabtu dan ahad bisa bergilir

ustadzah yang piket kantor.

Page 79: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

63

2. Bila sedang berhalangan silahkan mencari pengganti teman

sekamar.

2. Hasil Temuan Penelitian

a. Peran Pembina Asrama dan Pembinaan yang diterapkan dalam

Menanamkan Nilai-Nilai Religius Melalui Kegiatan Keagamaan

Pada Santri Putri Pondok Pesantren Nurul Islam

Peran pembina asrama dalam menanamkan nilai-nilai religius

santri adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan untuk

meningkatkan apa yang sudah ada menjadi lebih baik atau sempurna

baik dengan melalui kegiatan-kegiatan keagamaan, pembinaan atau

pemeliharaan mengenai perbuatan, sikap dan kewajiban, akhlak,

mental, susila pada santri yang tinggal di pondok pesantren tersebut.

Adapun hasil temuan penelitian mengenai Peran pembina

asrama dalam menanamkan nilai-nilai religius yang diterapkan oleh

para pembina asrama yang di kepalai/ diketuai oleh Ustadzah

Nurrohmah SP.d di pondok pesantren putri Nurul islam Tengaran

dapat digambarkan melalui hasil wawancara kepada salah satu santri

MA di pondok pesantren putri Nurul islam Tengaran, dengan

pertanyaan Menurut saudara, apa peran pembina asrama di pondok

pesantren Nurul Islam Tengaran sebagai berikut:

“Menurut saya pembina disini tu kadang bersikap sebagai

orang tua bagi kita kadang sebagai kakak kadang juga sebagai

Page 80: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

64

teman yang mana bisa di ajak curhat dan memberi solusi pada

masalah yang kami hadapi. Tapi pembina juga lebih sering

bersikap sebagai ustadzah / guru yang selalu membimbing

kami setiap waktu. Dan juga memberi teladan sebab kita perlu

teladan apalagi orang yang lebih tua itu akan lebih ahli gitu.

karena pengalamanya akan lebih banyak jadikan kita tinggal

mencontoh dan melakanakan aja. Jadi kita perlu adanya

teladan yang baik-baik dari ustadzah”.(W/IDR/10-04-2019)

Sedangkan dari informan yang lainya menambahkan data

sebagai berikut :

“Bagaimanapun juga para pembina asrama berperan sebagai

orang tua, kakak, serta ustadzah atau guru bagi kita para santri.

Peran pembina dipondok itu buat contoh bagi para santri apalagi

untuk santri baru yang mau dibentuk akhlak-akhlak nya jadi itu

penting banget untuk membentuk santri yang lebih baik”.

(W/AINS/10-04-2019)

b. Pembinaan yang diterapkan dalam Menanamkan Nilai-Nilai

Religius Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Santri Putri Pondok

Pesantren Nurul Islam

Adapun pembinaan yang diterapkan dalam menanamkan

nlai-nilai religius pada santri putri Nurul Islam Tengaran dapat

diketahui hasil melalui wawancara sebagai berikut :

“Dalam penerapan tugas kalau disini sudah devisi-devisi

masing-masing ya supaya terfokuskan dan hasinya lebih baik

lagi. Untuk yang pertama akhlak ya, kita nanti ya diantaranya

akhlak sama teman, ustadzah seperti salam sapa salim gitu.

Jadi setiap ketemu ustadzah harapanya anak-anak bisa

menyapa salam salim seperti itu. Kemudian juga sama kakak

kelas harus menghormati sama adeknya juga yang kakak kelas

itu juga manggilnya juga adek, ukhti gitu. Selanjutnya yaitu

pembinaan ibadah, ibadah ini dalam satu pekan itu ada secara

khusus tahajud berjamaah. Puasa senin kamis yang kita tekan

kan tapi alhamdulillah sih anak-anak banyak juga yang puasa

Page 81: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

65

daud tapi tidak kita wajibkan ya seperti itu. Kemudian kalau

pembinaan yang lain masih banyak ya misalkan dalam hal

kebersihan. Kita mencoba mengerahkan anak-anak supaya

menjaga kebersihan. Tiap hari juga ustadzahnya juga ngecek

dalam hal piket juga”. (W/UN/12-04-2019)

Kemudian USCC menambahkan dalam paparan

penuturanya sebagai berikut :

“Kalau beberapa anak kan terlahir dari keluarga yang akhlaknya

kurang, jadi semisal orang tua nya sibuk kalau sama anak nya

dimarah-marahin terus kan ada , jadi apa ya untuk anaknya itu

ya harus dikasih tau bahwasanya emang penting untuk

berakhlak terutama kepada orang tua ,orang yang lebih tua dan

gurunya. Kadang kan ada beberapa anak yang sudah paham

yang nggak perlu di kasih tahu. Tapi ada juga yang harus

dikasih tau dulu gitu. Selain akhlak juga mental itu penting

untuk bekal sang anak hidup dengan teman-teman nya yang

beda akan latar belakang, seperti daerah, bahasa dan lain-lain.

Jadi disini tu ada kegiatan yitu muhadhoroh / khitobah. Na

dalam berpidato ini kan setiap anak pasti akan mendapatkan

giliran untuk bertugas, la ketika mendapatkan giliran anak-anak

ini harus bisa belajar ngomong di depan umum/ teman-temanya

tanpa harus menatap teks terus. Jadikan kalau seperti itu lama-

lama anak akan terbiasa dan bisa menjadi kebiasaan jadi udah

gak malu lagi di depan orang banyak. Kemudian selian akhlak,

mental juga anak di ajarkan untuk cinta alam. Semisal seperti

kemaren di semester pertama anak itu di suruh membawa satu

pot tanaman kemudian pot itu di taruh di depan asrama sini

ataupun didepan masjid. Supaya anak itu emang punya rasa

kepemilikan terhadap apa yang dia punya di dalam asrama gitu,

asrama sebelumnya kan emang dalam keadaan kering kurang

banyak pohonya jadi tujuannya unutk menanamkan kepada anak

itu lebih mencintai alam. (W/USCC?10-04-2019)

Sedangkan salah seorang informan yaitu NH menambahkan

data sebagai berikut :

Page 82: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

66

“Ya saya menerapkan sesuai dengan peraturan dan kebijakan

yang ada, semisal tentang adab ya para ustadzah biasanya

menghimbau kalau semisal ada halaqoh, pertemuan atau

apapun itu pasti mereka ngasih ilmu-ilmu tentang adab seperti

tegur sapa gitu dan lain-lain. kalau untuk metode ? kalau

metode sih itu masing-masing setiap ustadzah pasti memiliki

metode sendiri-sendiri misalkan tahfidz merek membuat

kebijakan sendiri contohnya apabila santri tidak setoran tahfidz

tiga kali maka di kasih hukuman berdiri ketika muroja‟ah. Dan

kalau untuk pelanggaran yang lain biasanya ada point-point

nya. Selain punishment ada juga reward bagi santri yang hafal

lima jus maka akan di kasih jilbab rabbani oleh ustadzahnya”.

(W/NH/10-04-2019)

1). Metode dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius

Adapun metode yang diterapkan oleh pembina asrama

dalam menanamkan niai-nilai religius yang di jabarkan sebagai

berikut :

“Kalau metode mungkin ini ya lewat aturan dan iqob, jadi

misalkan kita ngikutin aturan misalkan contoh ke masjid na

kalau misalkan nggak ke masjid nanti iqob nya atau

hukumannya ya kalau nggak jalan jongkok kalau nggak nanti

namanya di catat terus di panggil. Untuk metode uswah

hasanah pasti ya , karna para ustadzahlah yang harus kita

contoh, ketika ustdzah berangkat ke masjid jamaah kita juga

demikian namun jika kita diwajibkan sholat berjamaah

dimasjid akan tetapi ustadzahnya sholat dikamar kita jadi

kurang ikhlas untuk mengerjakan perintahnya. Tapi di setiap

waktu pasti ada ustadah yang berjamaah di masjid dan

mengawasi kita. Untuk metode yang lain para ustadzah

membiasakan kalau dari segi pakaian ya, pakaian itu harus

minimal 5 jengkal diatas lutut trus sama kerudungnya minimal

tiga jari diatas siku”. (W/IDR/10-04-2019)

Kemudian juga diperoleh informasi terkait metode yang

digunakan dalam menanamkan nilai-nilai religius ada santri putri

Page 83: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

67

Nurul Islam Tengaran, AINS juga menambahkan dalam

penuturanya sebagai berikut :

“Metode kedisiplinan, ustadzah tu mementingkan kedisiplinan

kita banget misalkan kalau berangkat kemasjid seperti

mewajibkan kita berangkat setengah 6 jadi harus sudah ada

dimasjid jam setengah 6 itu kalau jam setengah 6 belum

sampai masjid ya nanti bakal kena hukuman sama seperti kalau

subuh itu wajib banget ke masjid. Sama biasanya hukuman

seperti jalan jongkok dan membaca Qur‟an/ murojaah di depan

masjid”.(W/AINS/10-04-2019)

Mengenai metode nasehat dan pengawaan dalam proses

menanamkan nilai-nilai religius di pondok pesantren Nurul Islam

Tengaran, dijabarkan oleh informan dalam penuturanya sebagai

berikut:

“Ya selain kita ikat dengan peraturan juga dengan pembiaasaan

– pembiasaan seperti hal nya dengan kegiatan-kegiatan yang

wajib di ikuti oeh santri. ya memang kita minta pembina

asrama itu untuk mengawasi dan memberi teladan yang baik.

Kita juga ada muttaba‟ah pekanan, ya misalkan yang dari

bagian ibadah sendiri itu di pantau sekurang-kurangnya itu

data dikumpulkan gitu. Selain itu kita juga memantau anak dan

ketika ada yang kurang pas ya kita nasehati. Dalam hal

pendidikan baik akhlak maupun kedisiplinan saya selalu

menerapkan hadiah (reward) dan hukuman (punishment).

Anak yang mendapat prestasi di pondok dan berakhlak baik

akan mendapat hadiah dari pembina dan pengurus, sebaliknya

anak yang nakal tidak taat pada aturan akan diberikan

hukuman”. (W/UN/12-04-2019)

c. Macam – Macam Kegiatan Keagamaan Terkait dengan

Peningkatan Religiusitas di Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran

Page 84: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

68

Untuk mengetahui apa saja kegiatan keagamaan yang diterapkan di

pondok pesantren Nurul Islam Tengaran dalam meningkatkan

religiusitas santri putri, berikut adalah informasi yang dipaparkan :

“Kegiatan sih banyak, yang bernilai agama terumata sholat

berjamaah, tahfidz, sholat duha, sholat tahajud, mabit (malam

bina iman dan taqwa), kajian kitab, muhadloroh (khitobah),

tahsinul qur‟an, baca al-ma‟surat pagi dan sore, halaqoh

(liqo‟), baca hadist dan lain-lain”. (W/UNH/10-04-2019)

Sedangkan dari informan yang lainnya menambahkan data sebagai

berikut :

“Kalau kegiatan itu banyak ya, ya selain sholat berjamaah,

sholat duha, tahajud, ada juga kegiatan mentoring / halaqoh/

liqo‟ ini biasanya dilaksanakan di hari jum‟at setelah anak-

anak pulang sekolah. Kemudian ada juga tahfidz biasanya di

pagi hari sehabis sholat subuh lalu ada pembacaan alma‟surat

pagi dan shore, muhadlhoroh/khitobah ini biasanya di hari

jumat sore/ ba‟da asar. Trus ada juga mabit (malam bina iman

dan taqwa) kalau ini biasanya sebulan sekali. Ada juga kajian

kitab, dan tahsinul qur‟an yang biasanya di laksanakan habis

sholat maghrib dan ada kultum hadis supaya anak lebih

mengenal hadist-hadist setiap hari sehingga lebih menambah

keimanan”. (W/UN/12-04-2019)

Senada dengan yang disampaikan oleh UN, USCC menambahkan

terkait kegiatan-kegiatan yang di terapkan dalam menanamkan nilai-

nilai reigius di pondok pesantren putri Nurul Islam Tengaran, yaitu

sebagai berikut :

“Beberapa sih seperti sholat wajib yang emang harus

dikerjakan dimasjid na itu kan emang yang paling utama ya,

selain itukan juga dari setiap wali kamar kan membina setiap

santri misalkan di pagi hari dimana wali kamar itu yang

memberi tahu ke santri untuk melakukan sholat duha ataupun

mengingatkan puasa selain itu juga ada pembacaan al-ma‟surat

Page 85: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

69

di masjid pada waktu pagi dan sore dimana itu jika semakin

mendekatkan anak itu kepada sang maha pencipta agar gak

lupa gitu”. (W/USCC/10-04-2019)

d. Hambatan dalam Penanaman Nilai-Nilai Religius

Adapun dalam melaksanakan penanaman nilai-nilai religius pada

santri putri, terdapat problematika atau hambatan di pondok pesantren

Nurul Islam Tengaran yang dijabarkan sebagai berikut:

“Ada dua hambatan intern dan ekxtern. Hambatan intern kalau

saya sendiri karena saya kepala asrama yaitu dari pembina

asrama sendiri sering gonta-ganti. Saya merasakan sendiri ya

hampir 13 tahun saya disini, setiap tahunya pasti ada yang

ganti musrifahnya / pembina nya jadi kita itu kekurangan di

SDM nya untuk pembinaan asrama sendiri. Selain itu

hambatan esktern nya yaitu dari segi wali murid dalam arti

pengertian wali murid kadang menjadi kendala bagi kita.

Kadang wali murid tidak faham dengan pembinaan disini.

Misakan anak disini sudah di tanamkan hal-hal baik contoh

kecil itu yang masih menjadi masalah kadang tentang jilbab

sudah dikatakan di hadist itu wajib untuk menutup aurat, tapi

kadang ada orang tua yang ketika anak pulang bilang udah gak

papa gak usah pakai jilbab yang besar-besar ada juga orang tua

yang membiarkan anak tidak menutup aurat secara sempurna

contohnya tidak memakai kaos kaki ketika keluar rumah udah

pakai celana aja gitu. Kemudian ada juga orang tua yang

membebaskan anak nya main hp di rumah dan itu membuat

kita kesusahan, begitu kita bin lama di asrama satu minggu

pulang sudah dibebaskan membawa hp seharian penuh,

ahirnya ketika mereka kembali kesini ya gitu kenal ya macem-

macem lah susah juga kadang. Kemudian juga kita disini sudah

membatasi tidak boleh menyetel lagu-lagu yang baik tapi

setelah anak pulang ya mereka tau lagu-lagu lain yang ber

gaya-gaya korea ya itu menjadi hambatan bagi kita. Tapi hanya

beberapa santri tidak semuanya. Ahamduillah walaupun ada

yang beberapa kurang baik tapi masih banyak dari santri dan

Page 86: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

70

orang tua yang bisa diajak bekerja sama demi menjadikan

santri kearah yang lebih baik lagi”. (W/UN/12-04-2019)

Kemudian infromasi juga di peroleh dari USCC, adapun

penuturanya sebagai berikut:

“Hambatanya seperti mungkin kaya bermuka dua ya. Seperti

misal di depan kita santri itu bilang “iya ustadzah kita akan

melakukan nya” tapi ketika di belakang ternyata gak dilakuin

jadi seperti kaya kebersihan, dari ustadzah atau pembina

menghimbau untuk selalu menjaga kebersihan dari santri akan

menjawab iya tapi tanpa di ketahui malah gak dilakuin malah

kadang dikotori lagi gitu. Jadi emang harus di tungguin emang

harus bener-bener di perhatiin”. (W/USCC/10-04-2019)

Sedangkan dari informan yang lainya menambahkan data sebagai

berikut:

“Hambatan pasti ada ya, seperti ketika ada anak yang susah

dinasehati dan malah kadang ketika dikasih punishment bilang

sama orang tua sehingga nanti orang tua lapor kesini. Kadang

tu mereka berlebihan contohnya kemaren ketika dibangunin

untuk sholat subuh ustadzahnya gedor pintu, santri bilang ke

orang tuanya di bangunin dengan di gebukin la itu kan

berlebihan, ya namanya juga masih anak-anak ya kita harap

maklumi dan dikasih pengertian aja.”. (W/UNH/10-04-2019)

B. Analisis Data

1. Peran Pembina Asrama dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius

Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Santri Putri Pondok

Pesantren Nurul Islam

Istilah peran dalam “Kamus Besar Bahasa Indonesia”

mempunyai arti pemain sandiwara (film), tukang lawak pada

Page 87: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

71

permainan makyog, perangkat tingkah yang diharapkan dimiliki oleh

orang yang berkedudukan di masyarakat.

Menurut Abu Ahmadi (1982) peran adalah suatu kompleks

pengharapan manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan

berbuat dalam situasi tertentu yang berdaarkan status dan fungsi

sosialnya.

Pengertian peran menurut soerjono (2002:243), yaitu peran

merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila seeorang

melaksanakan hak dan kewajibanya sesuai dengan kedudukannya,

maka ia menjalankan suatu peranan.

Dalam sebuah lembaga pasti ada satu pemimpin yang bertugas

memimpin lembaga tersebut demi mewujudkan tujuan dari sebuah

lembaga itu. Begitu pula di pondok pesantren putri Nurul Islam

Tengaran, yaitu Ustadzah Nurrohmah selaku kepala asrama putri

yang bergerak memimpin para pembina asrama dan seluruh santri

tentu memiliki peran yang sangat penting. Maka kepala asrama

diperlukan yang sekiranya mampu untuk mengelola pondok pesantren

putri Nurul Islam Tengaran ini dengan sesuai tujuan dari pondok

pesantren tersebut.

Dari pembinaan pembina asrama di pondok pesantren putri

Nurul Islam Tengaran peneliti menemukan gambaran bagaimana

peran pembina asrama. Data diperoleh dari sumber wawancara kepada

Page 88: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

72

santri. Dari semua data yang diperoleh dapat diklarifikasikan sebagai

berikut:

Pembina asrama berperan sebagai orang tua, kakak, teman,

guru / ustadzah. Dari hasil wawancara dan pengamatan dapat dilihat

bahwasanya pembina berperan sebagai orang tua yaitu mereka

memberikan kasih sayang, mendidik santri memberi nasehat-nasehat

selayaknya orang tua sendiri. Karena pada hakikatnya ketika santri

berada di pondok pesantren maka pembinanya lah yang menjadi orang

tua. Karena sudah menjadi kewajiban pembina asrama dan orang tua

untuk mendidik anak supaya menjadi pribadi yang berakhlakul

karimah.

Pembina berperan sebagai kakak yaitu pembina asrama

menyayangi adek-adek santrinya dam memberikan bimbingan.

Sebagai tempat konsultasi ketika santri mendapatkan masalah baik

masalah sosial atau masalah pribadi. Sehingga pembina yang berperan

sebagai kakak dapat memberikan solusi dan motivasi.

Peran pembina sebagai teman yaitu secara alamiah seorang

anak membutuhkan teman. Disini pembina berperan sebagai teman

untuk bergurau, untuk berdialog, dan mencurahkan hati ketika ada

beberapa masalah. Disini pembina memberikan saran-saran, serta

masukan agar dalam menghadapi masalah bisa terselesaikan dengan

baik. Peran pembina sebagai guru / ustadzah yaitu peran ini adalah

tugas utama pembina berada di pondok pesantren Nurul Islam

Page 89: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

73

Tengaran. Yaitu sebagai ustadzah bagi para santri. Tugas utama yaitu

mendidik santri, menjadikan santri yang berakhlak mulia. Kemudian

pembina bertugas membimbing, mengarahkan, melatih , menilai dan

mengevaluasi santri supaya terbentuknya pribadi santri yang islami

yang tercermin dalam pola pikir, pola sikap dan perilaku sehari- hari

sesuai dengan visi pondok pesantren.

2. Pembinaan yang diterapkan dalam Menanamkan Nilai-Nilai

Religius Melalui Kegiatan Keagamaan Pada Santri Putri Pondok

Pesantren Nurul Islam

Dalam kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) Menanamkan

mempunyai beberapa arti diantaranya proses, cara, perbuatan

menanam, menanami atau menanamkan. Penanaman secara

etimologis berasal dari kata “tanam” yang berarti menabur benih,

yang semakin jelas jika mendapatkan awalan me-dan akhiran-kan

menjadi “menanamkan” yang berarti proses, cara, perbuatan

menanam, mananami, atau penanaman.

Penanaman nilai-nilai religius adalah suatu proses

memasukkan nilai agama secara penuh ke dalam hati, sehingga

ruh dan jiwa bergerak berdasarkan ajaran agama. Internalisasi nilai

agama terjadi melalui pemahaman ajaran agama secara utuh, dan

diteruskan dengan kesadaran akan pentingnya ajaran agama, serta

ditemukannya posibilitas untuk merealisasikannya dalam

kehidupan nyata. (Alim,2011 :10)

Page 90: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

74

Dari hasil wawancara yang peneliti peroleh. Menurut peneliti,

pembina asrama menerapkan peran pembinaanya dengan berbagai

metode dan sesuai dengan devisi-devisi yang dipegang. Namun secara

global mereka menerapkan metode-metode seperti metode

keteladanan, metode pengawasan, metode hukuman, metode

pembiasaan dan metode nasehat. Hal ini diterapkan oleh pembina

kepada santri dalam menanamkan nilai-nilai religius, karena lembaga

memiliki otoritas untuk santri agar memiliki kepribadian yang

berkualitas. Pembina asrama menekankan santrinya untuk selalu

berakhlak yang baik dan disiplin dalam berbagai hal. Seperti yang

paparkan oleh salah satu informan contoh kecil dalam berakhlak di

lingkungan pondok pesantren yaitu akhlak baik terhadap teman dan

ustadzah. Harapanya setiap beretemu ustadzahnya anak-anak bisa

menyapa salam salim

Pembinaan yang lain yaitu dengan menerapkan kegiatan-

kegiatan yang akan mendukung terbentuknya santri yang berakhlak

mulia dan memiliki nilai-nilai religius. Seperti kegiatan muhadhorol,

MABIT, halaqoh, tahsin dan lain sebagainya.

Selain itu. Hubungan baik dengan orang tua atau wali santri

sangat di perlukan dan itu yang pembina lakukan untuk kelangsungan

pendidikan santri dalam membenahi akhlak. Keterlibatan orang tua

sangat berpengaruh karena apabila santri tidak bisa dinasehati oleh

pembinanya maka orang tua bisa melunakan hati santri. Sehingga

Page 91: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

75

kedepannya santri bisa patuh dan nurut oleh pembina asrama. Karena

pada hakikatnya ketika santri berada di pondok pesantren maka

pembinanya lah yang menjadi orang tua. Karena sudah menjadi

kewajiban pembina asrama dan orang tua untuk mendidik anak supaya

menjadi pribadi yang berakhlakul karimah.

a. Metode dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius

Untuk mencapai tujuan pendidikan diperlukan adanya metode-

metode dalam prosesnya. Metode pendidikan islam secara garis

besar terdiri dari lima, yaitu metode keteladanan (uswatun

khasanah), metode pembiasaan, metode nasehat, metode memberi

perhatian/pengawasan, dan metode hukuman (Ulwah :2013).

1) Pendidik adalah panutan atau idola dalam pandangan anak dan

contoh yang baik di mata mereka. Anak akan meniru baik

akhlaknya, perkataannya, perbuatannya dan akan senantiasa

tertanam dalam diri anak. Secara psikologis seorang anak itu

memang senang untuk meniru, tidak hanya hal baik saja yang

ditiru oleh anak bahkan terkadang anak juga meniru yang

buruk (Gunawan,2014 :256).

Metode yang pertama yang diterapkan dalam menanamkan

nilai-nilai religius di pondok pesantren Nurul Islam Tengaran

yaitu metode Uswatun khasanah. Seperti yang peneliti peroleh

dari hasil wawancara bahwasanya pembina/ ustadzah adalah

uswah hasanah bagi para santrinya. Karna para ustadzahlah

Page 92: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

76

yang dijadikan contoh, ketika ustdzah berangkat ke masjid

sholat jamaah, maka santri akan mengikuti apa yang pembina

lakukan namun apabila ustadzahnya sholat dikamar, santri akan

merasa kurang ikhlas untuk mengerjakan perintahnya. Pembina

juga memberikan contoh dalam hal berpakaian yaitu

membiasakan bajunya harus minimal 5 jengkal diatas lutut.

Kemudian untuk ukuran kerudungnya minimal tiga jari diatas

siku. Menurut peneliti, peran pembina sebagai ustadzah atau

guru sudah bagus dengan menerapkan metode uswatun

hasanah. Melalui metode ini maka anak/ santri dapat melihat,

menyaksikan dan meniru contoh yang baik sehingga mereka

dapat melaksanakannya dengan lebih baik dan lebih mudah.

2) Pendidikan hanya akan menjadi angan-angan belaka, apabila

sikap ataupun prilaku yang ada tidak diikuti dan didukung

dengan adanya praktik dan pembiasaan pada diri. Pembiasaan

mendorong dan memberikan ruang kepada anak didik pada

teori-teori yang membutuhkan aplikasi langsung, sehigga teori

yang pada mulanya berat menjadi lebih ringan bagi anak didik

bila seringkali dilaksaakan (syafri,2014 :139-140).

Metode yang kedua yang diterapkan dalam menanamkan

nilai-nilai religius di pondok pesantren Nurul Islam Tengaran

yaitu metode pembiasaan. Seperti yang peneliti peroleh dari

hasil wawancara bahwasanya pembina asrama mewajibkan

Page 93: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

77

bagi setiap santri untuk mengikuti setiap kegiatan-kegiatan

yang ada di asrama/ pondok pesantren. Dengan begitu maka

akan anak akan terbiasa dengan pembiasaan kegiatan tersebut.

Kegiatan-kegiatan sangat membantu dalam menanamkan nilai-

nilai religius pada santri. Sehingga metode ini sangat penting

diterapkan supaya santri bisa menjadi pribadi yang baik.

3) Nasehat merupakan metode yang efektif dalam membentuk

keimanan anak, mempersiapkan akhlak, mental dan sosialnya,

hal ini dikarenakan nasihat memiliki pengaruh yang besar

untuk membuat anak mengerti tentang hakikat sesuatu dan

memberinya kesadaran tentang prinsip-prinsip Islam

(Ulwah,2013 :394).

Metode yang ketiga yang diterapkan dalam menanamkan

nilai-nilai religius di pondok pesantren Nurul Islam Tengaran

yaitu metode nasihat. Seperti yang peneliti peroleh dari hasil

wawancara bahwasanya peran pembina sebagai orang tua dari

santri selama berada di pondok pesantren adalah hal yang

wajib untuk menasehati santri. Ketika santri melakukan

kesalahan lebih baik dengan menasihati secara halus daripada

menegur nya. Karena akan berdampak pada mental santri.

Menurut peneliti, nasihat-naseihat yang baik akan lebih bagus

apabila diberikan kepada anak setiap hari. Karena akan

membuat santri selalu berfikir dan berperilaku baik.

Page 94: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

78

4) Metode perhatian dapat membentuk manusia secara utuh yang

mendorong untuk menunaikan tanggung jawab dan

kewajibannya secara sempurna. Metode ini merupakan salah

satu asas yang kuat dalam membentuk muslim yang hakiki

sebagai dasar untuk membangun pondasi Islam yang kokoh

(Ulwah,2013 :421).

Metode yang keempat yang diterapkan dalam menanamkan

nilai-nilai religius di pondok pesantren Nurul Islam Tengaran

yaitu metode perhatian/ pengawasan. Seperti yang peneliti

peroleh dari hasil wawancara bahwasanya ustadzah

Nurrohmah selaku kepala asrama, selalu menghimbau

pembina-pembina asrama untukselalu memperhatikan dan

mengawasi para santrinya. Seperti adanya muttaba‟ah

pekanan, yaitu misalkan devisi ibadah mengawasi kegiatan

jamaah sholat lima waktu. Pembina akan mencatat kegiatan

santri yang berjamaah atau yang bolos berjamaah.kemudian

data dikumpulkan sekurang- kurang nya satu minggu sekali

untuk di evaluasi.

5) Metode hukuman sebenarnya berhubungan dengan pujian dan

penghargaan. Imbalan atau tanggapan terhadap orang lain itu

terdiri dari dua, yaitu penghargaan (reward/ targhib) dan

hukuman (punishment/ tarhib). Hukuman dapat diambil

Page 95: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

79

sebagai metode pendidikan apabila terpaksa atau tak ada

alternatif lain yang bisa diambil. (Muchtar,2008 :22).

Metode yang kelima yang diterapkan dalam menanamkan

nilai-nilai religius di pondok pesantren Nurul Islam Tengaran

yaitu metode hukuman. Seperti yang peneliti peroleh dari hasil

wawancara bahwasanya pembina asrama dalam melaksanakan

tugasnya membina santri-santri putri kadang menerapkan

metode hukuman supaya santri semakin tahu dan sadar bahwa

jika ia melakukan hal yang dilarang maka akan mendapat

hukuman. Seperti yang di contohkan dari hasil wawancara

yaitu apabila anak datang terlambat ketika sholat berjamaah,

maka santri mendapat hukuman jalan jongkok.

Menurut peneliti, hadiah dan hukuman memang sangat

diperlukan dalam sebuah kependidikan. Karena dengan adanya

hadiah anak akan semakin semangat dalam yang ia lakukan,

begitu pula dengan hukuman anak akan semakin tahu dan sadar

bahwa jika ia melakukan hal yang dilarang maka akan

mendapat hukuman. Dapat disimpulkan bahwa usaha yang

dilakukan pembina dalam menanamkan nilai-nilai religius pada

santri adalah dengan menerapkan dua hal yaitu mempertegas

peraturan dan menerapkan kegiatan-kegiatan keagamaan.

Dalam prosesnya pembina menerapkan hukum reward dan

Page 96: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

80

punishment sebagai tolak ukur keberhasilan dalam

pembinaanya.

3. Macam – Macam Kegiatan Keagamaan Terkait dengan

Peningkatan Religiusitas di Pondok Pesantren Putri Nurul Islam

Tengaran

Kalau dilihat dari aspek sosiologi, kegiatan dapat diartikan dengan

dorongan atau perilaku dan tujuan yang terorganisasikan atau hal-hal

yang dilakukan oleh mansia (Soekamto,2000: 9). Sedangkan

keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat dalam agama atau segala

sesuatu mengenai agama (Poerwadarminta,1986: 18).

a. Macam-Macam Kegiatan Keagamaan di Pondok Pesantren

Nurul Islam Tengaran

Melalui hasil wawancara dan pengamatan peneliti, maka

peneliti dapat menjabarkan macam-macam kegiatan keagamaan

yang membantu dalam menanamkan nilai-nilai religius santri puti

di pondok pesantren Nurul Islam Tengaran sebagai berikut :

1) Tahajud

Shalat tahajud adalah shalat sunah yang dikerjakan di

malam hari atau sepertiga malam setelah terjaga dari tidur. Karena

shalat tahajud merupakan sunah mua‟akad (yang di kuatkan oleh

syara‟) maka di pondok pesantren putri Nurul Islam Tengaran ini

menjadi program wajib yang harus dilakukan oleh santri.

Page 97: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

81

2) Shalat Berjamaah

Shalat berjamaah adalah aktivitas shalat yang dilakukan

secara bersama-sama. Shalat ini dilakukan minimal dua orang

dengan salah seorang menjadi imam (pemimpin) dan yang lainya

menjadi makmum.

Dengan semangat bahwa shalat akan mampu mencegah

yang keji dan mungkar, maka pondok pesantren putri Nurul Islam

Tengaran menerapkan gerakan tertib dan khusu‟ shalat berjamaah.

Program ini berupa pengkondisian santri dimulai sejak adzan

dikumandangkan sampai wirid dan dzikir setelah shalat. Tata cara

shalat diajarka kepada santri ketika mereka menjadi santri baru.

Harapanya dengan tertib dan khusu‟ dalam shalat berjamaah akan

tercipta pribadi santri yang disiplin dan bertanggung jawab.

3) Sholat Dhuha

Shalat dhuha adalah shalat sunah yang dilakukan seorang

muslim ketika matahari mulai naik kurang lebih 7 hasta sejak

terbitnya hingga waktu zuhur. Jumlah rakaat shalat minimal 2

rakaat dan maksimal 12 rakaat. Program ini harapanya santri dapat

menjaga ke istiqomahan dan kedisiplinan.

4) Kajian kitab

Kajian kitab diselenggarakan dalam rangka memberikan

wawasan tambahan kepada santri, dilaksanakan setiap senin

sampai kamis jam 16.00 untuk tingkat SMP dan malam hari untuk

Page 98: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

82

tingkat MA. Mengangkat tema akhlaq, fiqih, hadist, tafsir atau

tema-tema yang berkaitan langsung dengan kehidupan santri.

Program ini harapanya santri dapat menjaga dan selalu

memperbaiki akhlaknya terutama akhlak dengan teman, kakak

kelas dan para pembina asrama. Bersikap jujur dan takut untuk

berbuat hal-hal yang dilarang agama.

5) Muhad1horoh/ khitobah

Muhadlhoroh adalah suatu kegiatan yang membicarakan

suatu masalah dengan cara berpidato atau berdiskusi yang dihadiri

oleh orang banyak. Muhadlhoroh yang dilakukan di pondok

pesantren putri Nurul Islam Tengaran adalah pelatihan pidato dua

bahasa yaitu bahasa Arab dan bahasa Inggris yang dilaksanakan

pada hari jum‟at jam 16.00 (Ba‟da Shalat Asar). Program ini

harapanya santri dapat belajar percaya diri, membangun mental,

dan melatih kefasihan dalam menyampaikan dakwah atau

berbicara di depan orang banyak. Sehingga menjadi bekal kelak

ketika sudah terjun ke masyarakat.

6) Tahsinul Qiro‟ah

Dalam bahasa arab tahsin berarti memperbaiki,

meningkatkan, atau memperkaya. Tahsin dalam islam mengandung

makna bahwa tuntutan agar dalam membaca Al-Qur‟an harus

benar dan tepat sesuai dengan kaidahnya . Program ini

dikhususkan untuk memperbaiki bacaan Al-Qur‟an santri.

Page 99: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

83

Mengambi waktu setiap hari setelah shalat maghrib, santri duduk

bersama dengan disertai seorang ustadzahnya.

7) Mabit (malam bina iman dan taqwa)

Mabit (malam bina iman dan taqwa), menjadi program

pengawal aspek spiritual santri yang lain. Diawali dengan kajian

dilanjutkan dengan qiyamullail dan diakhiri sholat shubuh

berjamaah. Waktu pelaksanaanya adalah satu bulan sekali untuk

setiap jenjang yang berbeda. Program ini harapanya santri dapat

menjaga ke imanan dan ketaqwaan kepada Allah AWT. Serta

menjaga nilai religius / nilai karakter dalam hubunganny dengan

Tuhan.

8) Baca al-ma‟surat pagi dan sore

Al-Ma‟surat adalah kumpulan wirid yang disusun oleh

Imam Syahid Hasan Al-Bana. Di dalamnya terdiri dari ayat-ayat

pilihan dan lafal-lafal hadist Rasulullah SAW yang biasa beliau

amalkan dalam wiridnya. Kata Matsur sendiri artinya yang

dituntunkan (ada riwayatnya) oleh Rasulullah SAW. Al-Ma‟surat

bisa kita amalkan setiap hari pada pagi dan petang hari.

Keutamaan dan manfaat membacanya adalah sebagaimana

yang diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. Rasulullah SAW bersabda “

siapa yang mengucapkan ketiga pagi hari, „Allahumma inni

asbahtu minka fi ni‟matin...‟ tiga kali ketika pagi dan tiga kali

ketika sore, Allah menyempurnakan nikmatnya atasnya.”(HR.Ibnu

Page 100: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

84

Saunni). Program ini harapanya selain mengasah kedisiplinan

santri juga supaya lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.

9) Baca hadist

Baca hadist setiap habis maghrib sebelum tahsin, kegiatan

ini dilakukan oleh salah satu santriwati yang mendapat giliran

bertugas untuk menyampaikan didepan teman-teman nya dan para

ustadzah. Yaitu menyampaikan hadist beserta isinya (maksud dari

hadist itu) dengan posisi berdiri menggunakan mikrofon. Hadist

yang di gunakan yaitu dari kitab Arbain Nawawi. Harapan dari

program ini yaitu supaya lebih memahami hadist selain itu untuk

melatih mental santri saat berbicara di depan umum.

10) Halaqoh tarbawiyah /Liqo‟ / mentoring

Program wajib bagi seluruh santri, sebagai wahana

menggembleng santri menuju pribadi yang berkarakter. Adapun

karakter yang hendak diwujudkan melalui halaqoh adalah : Aqidah

yang bersih (Salimul Aqidah), Ibadah yang benar (Shohihul

Ibadah), Akhlak yang mulia (Matinul Khuluq), Berbadan sehat

(Qawiyyul Jismi), Berwawasan luas (Mutsaqqoful Fikri),

Bersungguh-sungguh (Mujahidun li nasfihi), Disiplin waktu

(Harishun „ala Waqtihi), Teratur (Munadzdzomun fi Syuunihi),

Mandiri (Qodirun „ala kasbi), dan berguna (Nafi‟un li ghoirihi).

Untuk pondok putri halaqoh dilaksanakan pada hari jumat siang.

11) Tahfidzul Qur‟an

Page 101: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

85

Program regular tahfidzul Qur‟an merupakan program wajib

bagi seluruh santri selama berada di pondok pesantren putri Nurul

Islam tengaran, dengan target santri mampu menghafal 1,5 juz

setiap tahunya. Waktu pelaksanaan program tahfidzul Qur‟an

adalah setelah subuh untuk setoran hafalan. Santri dibagi menjadi

beberapa halaqoh dan setiap halaqoh dibimbing seorang musyrifah

tahfidz. Di ahad pagi dilaksanakan agenda Tasmi‟ (simaan hafalan)

secara berkala dan terjadwal. Harapanya lulusan pondok pesantren

putri Nurul Islam tengaran sudah mempunyai bekal hafalan dan

menciptakan pribadi yang sabar dan ikhlas.

b. Pelaksanaan Kegiatan Keagamaan dan Pengaruhnya

Terkait dengan adanya kegiatan keagamaan, harus ada bagaimana

dengan pelaksanaan kegiatan tersebut dan pengaruhnya dalam

menanamkan nilai-nilai religius terhadap santri putri Nurul Islam

Tengaran, pelaksanaan kegiatan tersebut meliputi pelaksanaan kegiatan

sholat tahajud, sholat dhuha, sholat berjamaah, kajian kitab,

muhadlhoroh / khitobah, tahsinul Qur‟an, Mabit, baca al-ma‟surat pagi

dan sore, baca hadist, halaqoh /Liqo‟, dan tahfidzul Qur‟an, dengan

penjelasan seperti di bawah ini:

a. Tahajud

Shalat tahajud dilaksanakan oleh pembina dan santri setiap

hari yaitu dikerjakan pada malam hari setelah bangun tidur.

Biasanya di lakukan sekitar jam 03.00 WIB. Pembina biasanya

Page 102: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

86

menyetel/ membunyikan murrotal untuk membangunkan para

santri. Kegiatan shalat tahajud ini menjadikan santri melatih

kejujuran, tanggung jawab, ikhlas karena pelaksanaanya di malam

hari dan banyak halangan yang bisa membuat malas dalam

bertahajud seperti ngantuk, dingin dan lain-lain.

b. Shalat Berjamaah

Program ini berupa pengkondisian santri dimulai sejak

adzan dikumandangkan sampai wirid dan dzikir setelah shalat.

Biasanya setengah jam sebelum waktu sholat harus sudah berada

di dalam masjid. Dan untuk melatih kedisiplinan apabila yang

terlambat tanpa alasan yang mendesak maka akan di beri sanksi

jalan jongkok. Tata cara shalat diajarka kepada santri ketika

mereka menjadi santri baru. Harapanya dengan tertib dan khusu‟

dalam shalat berjamaah akan tercipta pribadi santri yang disiplin

dan hidup sehat karena gerakan sholat merupakan olahraga yang

membuat tubuh menjadi lebih sehat.

c. Sholat Dhuha

Shalat dhuha dilakukan sebelum brangkat sekoalah atau di

kerjakan di sekolah bersama guru-gurunya. Karena pembiasaan

program ini, santri melakukan sholat duha tanpa harus di oprak-

oprak. Kegiatan shalat dhuha menjadikan santri dapat menjaga ke

istiqomahan dan kedisiplinan. Selain itu menjadikan santri lebih

mandiri karena kegiatan sholat duha adalah kegiatan yang pembina

Page 103: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

87

tanpa harus mengoprak-opran santri harus sudah sadar akan

pembiasaan tersebut.

d. Kajian kitab

Kajian kitab dilaksanakan setiap senin sampai kamis jam

16.00 untuk tingkat SMP dan malam hari untuk tingkat MA.

Ketika sore biasanya dilakukan setelah asar untuk SMP dan ba‟da

isya‟ untuk santri MA. Dalam pelaksanaanya setiap santri berada di

kelas dan ada satu pembina yang menjadi pengajar kajian kitab.

Kegiatan kajian kitab ini menjadikan santri dapat menjaga dan

selalu memperbaiki akhlaknya serta peduli sosial terutama sosial

dengan teman, kakak kelas dan para pembina asrama. Bersikap

jujur dan takut untuk berbuat hal-hal yang dilarang agama.

e. Muhad1horoh/ khitobah

Muhadlhoroh dilaksanakan pada hari jum‟at jam 16.00

(Ba‟da Shalat Asar). Kegiatan ini di wajibkan bagi semua santri.

Dalam pelaksanaanya setiap santri mendapatkan giliran untuk

berpidato di depan teman-temannya. Dan di dengarkan oleh teman-

temanya serta di pantau oleh para pembina. Kegiatan muhadlhoroh

ini menjadikan santri dapat belajar percaya diri, membangun

mental, dan melatih kefasihan dalam menyampaikan dakwah atau

berbicara di depan orang banyak. Sehingga menjadi bekal kelak

ketika sudah terjun ke masyarakat.

f. Tahsinul Qiro‟ah

Page 104: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

88

Program ini dikhususkan untuk memperbaiki bacaan Al-

Qur‟an santri. Mengambil waktu setiap hari setelah shalat maghrib,

santri duduk bersama dengan disertai seorang ustadzahnya. Dalam

kegiatan ini menjadikan santri belajar lebih kerja keras lagi dalam

memperbaiki bacaan al-Qur‟an. Karena sebaik-baik membaca al-

qur‟an ketika membacanya dengan benar sesuai tajwid dan

makhrojnya.

g. Mabit (malam bina iman dan taqwa)

Dalam pelaksanaan kegiatan MABIT ini diawali dengan

kajian dilanjutkan dengan qiyamullail dan diakhiri sholat shubuh

berjamaah. Waktu pelaksanaanya adalah satu bulan sekali untuk

setiap jenjang yang berbeda. Kadang di lakukan di dalam pondok

kadang juga dilakukan di luar pondok. Kegiatan MABIT ini

menjadikan santri untuk selalu menjaga ke imanan dan ketaqwaan

kepada Allah AWT. Serta menjaga nilai religius / nilai karakter

dalam hubungannya dengan Tuhan.

h. Baca al-ma‟surat pagi dan sore

Kegiatan membaca al-ma‟surat ini di lakukan wajib setiap

pagi dan sore. Ketika pagi maka di baca setelah setoran tahfidz

dan sore dibaca waktu menunggu sholat maghrib. Dilakukan

secara bersama-sama di masjid. Program membaca al-ma‟surat

pagi dan sore harapanya selain mengasah kedisiplinan santri juga

supaya lebih mendekatkan diri kepada sang pencipta.

Page 105: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

89

i. Baca hadist

Baca hadist setiap habis maghrib sebelum tahsin, kegiatan

ini dilakukan oleh salah satu santriwati yang mendapat giliran

bertugas untuk menyampaikan didepan teman-teman nya dan para

ustadzah. Yaitu menyampaikan hadist beserta isinya (maksud dari

hadist itu) dengan posisi berdiri menggunakan mikrofon. Harapan

dari program ini yaitu supaya lebih memahami hadist dan

menjadikan santri lebih melatih mental saat berbicara di depan

umum.

j. Halaqoh tarbawiyah /Liqo‟ / mentoring

Program wajib bagi seluruh santri putri halaqoh / loqo‟

dilaksanakan pada hari jumat siang. Biasanya dilakukan ba‟da

sholat duhur. Kegiatan ini di lakukan secara berkelompok dan

didampingi oleh satu ustadzah dalam setiap kelompok. Sebagai

wahana menggembleng santri menuju pribadi yang berkarakter.

Kegiatan ini menjadikan santri lebih memantapkan diri menuju

pribadi yang baik.

k. Tahfidzul Qur‟an

Waktu pelaksanaan program tahfidzul Qur‟an adalah

setelah subuh untuk setoran hafalan. Santri dibagi menjadi

beberapa halaqoh dan setiap halaqoh dibimbing seorang

musyrifah tahfidz. Di ahad pagi dilaksanakan agenda Tasmi‟

(simaan hafalan) secara berkala dan terjadwal. Harapanya lulusan

Page 106: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

90

pondok pesantren putri Nurul Islam tengaran sudah mempunyai

bekal hafalan dan menciptakan pribadi santri yang sabar dan

ikhlas.

4. Hambatan Pembina Dalam Menanamkan Nilai-Nilai Religius

Pada Santri Putri Di Pondok Pesantren Nurul Islam Tengaran.

Bagi seorang santri, pembina merupakan orang tua kedua

setelah orang tua kandungnya yang membina mereka selama di

pondok pesantren Nurul Islam Tengaran. Oleh karena itu, hubungan

antara pembina dengan santri sangatlah erat dan orang tua atau wali

dari santri sangat percaya pada pembina asrama di pondok pesantren

Nurul Islam Tengaran. Dalam berbagai hal banyak orang tua atau wali

menyerahkan “nasib” anaknya kepada pembina, mulai dari kehidupan

sehari-hari, masalah belajar bahkan masa depan santri.

Untuk membina karakter santri yang bermacam-macam latar

belakang dan usia ini tentu pembina memiliki problem dan hambatan

dalam prosesnya. Tetapi bagi pembina tidak menjadi masalah yang

berat dalam melaksanakannya, karena sudah terbiasa dalam

menangani berbagai masalah santri. Begitu pula kepala asrama putri

yang sudah 13 tahun berada di lembaga tersebut sehingga mengetahui

dan memahami betul bagaimana sifat dan karakter santri di pondok

pesantren Nurul Islam Tengaran tersebut.

Hambatan yang sering dialami oleh pembina adalah dari

sebagian kecil santri yang belum bisa taat pada aturan, disiplin dan

Page 107: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

91

berakhlak mulia yang disebabkan oleh latar belakang santri. Sudah

berbagai cara dan usaha yang dilakukan mulai dari penerapan reward

dan punishment, pendekatan dari hati ke hati, pemberian motivasi, dan

menerapkan kegiatan-kegiatan keagamaan. Jika anak belum bisa

diatur, jalan terakhir yang pembina gunakan adalah bermusyawarah

dengan kepala asrama guna memberikan keputusan terbaik bagi santri.

Page 108: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

92

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data-data dan laporan yang tersaji dalam skripsi ini

penulis mengambil kesimpulan:

1. Peran pembina asrama dalam penanaman nilai-nilai religius melalui

kegiatan keagamaan yaitu pembina berperan sebagai pembimbing

sebagaimana orang tua dengan menggunakan metode uswatun

hasanah, pembina berperan sebagai kakak yang memberikan perhatian

dan pengawasan, pembina menggunakan metode pembiasaan seperti

halnya seorang teman yang membersamai dalam proses belajar seperti

mengingatkan ketika temannya salah, dan pembina berperan sebagai

guru/ ustadzah dengan menggunakan metode Nasihat dan hukuman

dalam mendidik santrinya seperti halnya menasihati disaat santri

melakukan kesalahan dan memberikan hukuman untuk kebaikan

santri. Hubungan baik dengan orang tua atau wali santri sangat penting

karena keterlibatan orang tua sangat berpengaruh pada pendidikan

santri di pondok pesantren. Karena sudah menjadi kewajiban pembina

asrama dan orang tua untuk mendidik anak supaya menjadi pribadi

yang berakhlakul karimah.

Page 109: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

93

2. Pembinaan yang diterapkan dalam menanamkan nilai-nilai religius

melalui kegiatan keagamaan pada santri putri pondok pesantren nurul

islam yaitu dengan menerapkan beberapa metode diantaranya yaitu

metode keteladanan (uswatun hasanah), metode pembiasaan, metode

nasihat, metode perhatian/ pengawasan, dan metode hukuman.

3. Terkait dengan macam-macam kegiatan keagamaan dalam

menanamkan nilai-nilai religius, yaitu meliputi kegiatan sholat tahajud,

sholat dhuha, sholat berjamaah, kajian kitab, muhadlhoroh / khitobah,

tahsinul Qur‟an, Mabit, baca al-ma‟surat pagi dan sore, baca hadist,

halaqoh /Liqo‟, dan tahfidzul Qur‟an. Pengaruh kegiatan keagamaan

dalam menanamkan nilai-nilai religius pada santri putri

a. Tahajud : kejujuran, tanggung jawab, ikhlas

b. Shalat Berjamaah : disiplin dan hidup sehat

c. Sholat Dhuha : istiqomahan, kedisiplinan, dan mandiri

d. Kajian kitab : akhlaknya dan peduli sosial

e. Muhad1horoh/ khitobah : percaya diri dan membangun mental

f. Tahsinul Qiro‟ah : kerja keras

g. MABIT : religius

h. Baca al-ma‟surat pagi dan sore : kedisiplinan

i. Baca hadist : melatih mental

j. Halaqoh tarbawiyah /Liqo‟ : religius

k. Tahfidzul Qur‟an : sabar dan ikhlas

Page 110: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

94

4. Hambatan pembina asrama dalam menanamkan nilai-nilai religius di

pondok pesantren putri Nurul Islam Tengaran adalah anak yang sulit

diatur. Pembina tetap memberikan hukuman kepada mereka yang

menjadi penghambat menuju kebaikan. Hambatannya yaitu latar

belakang anak baik dari orang tua maupun lingkungan.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, dalam pembinaan tentu harus

memiliki kesungguhan agar terwujud visi misi bersama dari sebuah

lembaga. Adapun saran untuk santri yaitu:

1. Hubungan antara pembina dan santri merupakan hubungan dialektika

dimana di atara keduanya saling memberikan pengaruh dan akibat.

Bagaimana santri berdialektika dengan pembina dengan baik supaya

tercipta lingkungan yang harmonis.

2. Santri harus patuh terhadap pembina asrama demi keberhasilan

pembentukan karakter.

3. Apabila melakukan pelanggaran, santri hendaknya sadar bahwa

sikapnya salah dan tidak mengulanginya lagi.

Adapun saran untuk pengasuh dan pengurus yaitu:

1. Sebagai upaya menanamkan niai-nilai religius, maka antar pembina

meningkatkan hubungan dengan memberikan perhatian dan pembinaan

demi tercapainya keberhasilan yang sesuai dengan harapan pondok

pesantren putri Nurul Islam Tengaran.

Page 111: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

95

2. Pembina asrama merupakan cermin dan teladan bagi santri, oleh

karena itu hendaknya lebih memperhatikan hal-hal yang bisa diambil

contoh dalam bersikap dan berperilaku sehari-hari.

Page 112: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah Nashih Ulwah. 2013. Pendidikan Anak dalam Islam. Jakarta:

Khatulistiwa Press.

Abdul Muhammad Qadir Abu Faris. 2005.Menyucikan Jiwa. Jakarta: Gema Insani

Press.

Ahsin W. Al Hafizd. 2006. Kamus Ilmu Al-Quran. Jakarta: Amzah.

Aji Bramma Putra.2010. Berpuasa Sunnah Senikmat Puasa Ramdhan. Yogyakrta:

Wahana Insani.

Al-Ghazali Muhammad. 1993. Akhlak Seorang Muslim. Semarang: Wicaksana.

Ali Anwar Yusuf. 2003. Studi Agama Islam. Bandung: CV Pustaka Setia.

Arifin Zainal Dan Amran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia Untuk

Perguruan Tinggi. Jakarta: Akademika Pressindo.

Arikunto, Suharsimi. 2005. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmuni Yusran. 1997. Dirasah Islamiah 1. Jakarta: Raja Grafindo persada.

Chabib Thoha, dkk. 1999. Metodologi Pembelajaran Agama. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Dendy Sugono. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bhasa Edisi IV.

Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Departemen Agama RI. 2005. Panduan Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan

Agama Islam. Jakarta: Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam.

Dhofier Zamakhsyari. 1980. Tradisi Pesantren. Jawa Timur: LP3ES.

Didik Sukardi. 2014. Nilai Karakte rrefleksi Untuk Pendidikan. Jakarta:Raja

Grafindo Persada.

Fatah Abdul Idris dan Abu Ahmadi. 2004. Fikih Islam Lengkap. Jakarta: PT Asdi

Mahasatya.

Fathurrohman Muhammad. 2015. Budaya Religius dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan. Yogyakarta: Kalimedia.

Gulo, W. 2002. Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo.

Hafidhuddin Didin. 1998. Panduan Praktis tentang Zakat, Infak, dan Sedekah,.

Jakarta: GemaInsani.

Heru Gunawan. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teori dan Pemikiran Tokoh.

Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.

Jauhari Heri Muchtar. 2008. Fikih Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Kasali, Rhenald. 2008. Metode-Metode Riset Kualitatif dalam Public Relations &

Marketing Communications. Yogyakarta: Bentang.

Page 113: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Kencana Inu Syafiie. 2008. Al-Qur’an dan Filsafat. Jakarta: PT. Perca.

Naim Ngainun. 2012. Character Building. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Nuruddin. 2003. Agama Tradisional. Yogyakarta: LKIS.

Marasudin seregar. 1998. “Pengelolaan pengajaran: suatu dinamika profesi

keguruan”, dalam M. chabib thoha dan abdul mu‟ti (eds), PBM_PAI di

sekolah. Yogyakarta: pustaka pelajar.

Moleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif . Bandung:

Rosda Karya.

Muhyiddin Asep,Dkk.2014. Kajian Dakwah Multiperspektif: Teori, Metodologi,

Problem, dan Aplikasi. Bandung:PT Remaja Rosdakarya.

Sahlan Asmaun. 2010. Mewujudkan Budaya Religius di Sekolah. Malang: UIN

Maliki Press.

Sutanto Teguh. 2015.Panduan Shalat dari Shalat Wajib Hingga Shalat Sunah.

Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Sutarjo Adisusilo. 2012. Pembelajaran Nilai-Nilai Karakter: Konstruktivisme dan

VCT sebagai Inoasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta:Raja

Grafindo Persada.

Ulil Amri Syafri. 2014. Pendidikan Karakter Berbasisi Al Qur‟an. Jakarta:

Rajawali Press.

W.J.S., Poerwadarminta. 2006. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai

Pustaka.

Zuhairi Dkk. 1993. Metodik Khusus Pendidikna Agama. Surabya:Usaha Nasional.

Page 114: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 115: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,
Page 116: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,
Page 117: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,
Page 118: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,
Page 119: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,
Page 120: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN

Nama : Sri Mulyani Fakultas : FTIK

NIM : 23010-15-0041 Jurusan : Pendidikan Agama

Islam

Dosen PA : Jaka Siswanta, M.Pd.

No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor

1 Seminar Nasional “ Geliat

Masyarakat Urban”

25 Maret 2016 Peserta

8

2 Seminar Nasional

“Pemberdayan Perempuan

dan Pemuda dalam Upaya

Pencegahan Terorisme dan

Radikalisme di Jawa Tengah”

4 Oktober 2015 Peserta 8

3 Seminar Nasional “Pemuda,

Peradaban Islam dan

Kemandirian”

2 September

2015

Peserta 8

4 Seminar Nasional dan Masa

Ta‟aruf “ Membumikan

Gerakan Mahasiswa Berilmu

Amaliyah, Amal Ilmiah”

12 September

2015

Panitia 8

5 Seminar Nasional

“Epistemologi Tafsir

Kontemporer; Integrasi

Hermeneutika dalam Metode

Penafsiran Al-Qur‟an”

30 September

2015

Peserta 8

6 Seminar Nasional “

Kompetensi Guru di Era

Revolusi Industri

27 November

2018

Panitia 8

7 Seminar Nasional dan Masa

Ta‟aruf “Membangun

10 September

2016

Panitia 8

Page 121: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Intelektualitas Mahasiswa

Melalui Budaya Literasi Di

Era Virtual “

8 Seminar Nasional

“Entrepreneur Muda

Membangun Bangsa”

1 Mei 2018 Peserta 8

9 Seminar Nasional “ Bunga

Rampai Untuk Ibu: Rezim

Gender Indonesia dalam

Kilas Balik 2018”

18 Desember

2018

Peserta 8

10 Seminar Sehari dalam

Rangka Kunjungan Studi “

Peran Masyarakat dalam

Mewujudkan Pendidikan

Islam yang Rahmatalil

Alamin “

17 Desember

2017

Peserta 8

11 Seminar Nasional “

Mengembangkan Layanan

Kemanusiaan Berbasis

Kearifan Lokal Komunitas”

17 Desember

2016

Peserta 8

12 Seminar Nasional “Islamisasi

Nusantara ataukah

Menusantarakan Islam”

8 November

2015

Peserta 8

13 Seminar Nasional

“Perempuan Indonesia di

Mata Hukum dan HAM”

21 Desember

2016

Peserta 8

14 Surat Keputusan (SK)

Tentang Pengesahan

Pimpinan Komisariat Ahmad

Dahlan Ikatan Mahasiswa

1 tahun Sekertaris

Bidang

Organisasi

6

Page 122: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Muhammadiyah Kota

Salatiga 2016/ 2017

15 Surat Keputusan (SK)

Tentang Pengangkatan

Dewan Mahasiswa Fakultal

Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

2017

1 tahun Devisi

Keagamaan

6

16 Surat Keputusan (SK)Tentang

Pengesahan Pimpinan Cabang

Ikatan Mahasiswa

Muhammadiyah 2018-2019

1 tahun Sekertaris

Bidang Riset

dan

Pengembangan

Keilmuan

6

17 UPTPB Certificate of

Completion (Pendidikan

Bahasa Inggris)

22 Februari – 10

juni 2016

Peserta 6

18 UPTPB Syahadah (

Pendidikan Bahasa Arab )

22 Februari – 10

juni 2016

Peserta 6

19 Syahadah Darul Arqam

Madya “islam dan politik

dalam Bingkai Kebhinekaan

untuk Indonesia Berdaulat”

16-20 Mei 2017 peserta 5

20 Latihan Instruktur Dasar

(LID)

24- 27 Agustus

2017

Peserta 4

21 Pelatihan Kepramukaan FTIK

IAIN Salatiga

19-21 Juli 2018 Peserta 4

22. Rapat Koordinasi Daerah,

DPD IMM Jawa Tengah

10 Desember

2015

Panitia 4

23 Pelatihan Iqra‟ Kibar SD

Muhammadiyah Plus Salatiga

23 – 25 Juli

2016

Peserta 3

Page 123: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

24 OPAK Fakultas Tarbiyah dan

Ilmu Keguruan 2015

“Integrasi Pendidikan

Karakter Mahasiswa Melalui

Kampus Edukatif Humanis

dan Religius”

13 Agustus

2015

Peserta 3

25 OPAK IAIN SALATIGA

2015

“Penguatan Nilai-Nilai Islam

Indonesia Menujju Negara

yang Aman dan Damai”

Agustus 2015 Peserta 3

26

Pelatihan Desain Grafis-Corel

Draw

23-25 Desember

2017

Panitia 3

27 UPT PERPUSTAKAAN

“Library User Education

(Pendidikan Pemustaka)”

21 Agustus

2015

Peserta 2

28 Take Me Som HMJ “

Realisasi Mahasiswa PAI

Sebagai Cendekiawan

Muslim yang Multitalent dan

Profesional”

29-30 April

2017

Peserta 2

29 Pekan Ilmiah Gelar Budaya

dalam Rangka HARDIKNAS

FTIK IAIN Salatiga

9 Mei 2018 Peserta 2

JUMLAH 164

Page 124: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Salatiga, 8 Maret 2019

Mengetahui,

Wakil Dekan Bidang

Kemahasiswaan dan

Kerjasama

Dr. Achmad Maimun, M.Ag.

NIP: 19700510 199803 1 003

Page 125: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Lampiran 6 Transkrip Wawancara

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : Nurrohmah SP.d

Umur : 36

Jenis kelamin : Peremuan

Status : Kepala Asrama Putri

Hari/tanggal : Jum‟at, 12 April 2019

Pukul : 10.00 WIB

Fokus : Peran Pembina Asrama

B. Butir – butir pertanyaan

1. Menurut saudara seberapa penting pembinaan di Lembaga ini?

Jawab:

Kalau di tanya penting pasti penting ya terutama kami sebagai

penanggung jawab di asrama putri merasa sangat penting untuk

membina anak terutama kami di bidang akhlaknya, ibadah, bahasa dan

kebersihan ini yang kita pegang. Dan ini kita turunkan menjadi

program-program yang kita atur sedemikian rupa, harapanya sih anak-

anak dengan pembiasaan-pembiasaan yang selama ini kita jadwalkan

bisa tebiasa dengan pembiasaan-pembiasaan yang telah kita

laksanakan ini.

Page 126: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

2. Bagaimana saudara menerapkan pembinaan di Pondok Pesantren Putri

ini ?

Jawab:

Dalam penerapan tugas kalau disini sudah devisi-devisi masing-

masing ya supaya terfokuskan dan hasinya lebih baik lagi. Untuk yang

pertama akhlak ya, kita nanti ya diantaranya akhlak sama teman,

ustadzah seperti salam sapa salim gitu. Jadi setiap ketemu ustadzah

harapanya anak-anak bisa menyapa salam salim seperti itu. Kemudian

juga sama kakak kelas harus menghormati sama adeknya juga yang

kakak kelas itu juga manggilnya juga adek, ukhti gitu. Selanjutnya

yaitu pembinaan ibadah, ibadah ini dalam satu pekan itu ada secara

khusus tahajud berjamaah. Puasa senin kamis yang kita tekan kan tapi

alhamdulillah sih anak-anak banyak juga yang puasa daud tapi tidak

kita wajibkan ya seperti itu. Kemudian kalau pembinaan yang lain

masih banyak ya misalkan dalam hal kebersihan. Kita mencoba

mengerahkan anak-anak supaya menjaga kebersihan. Tiap hari juga

ustadzahnya juga ngecek dalam hal piket juga.

3. Apa saja yang saudara ketahui tentang kegiatan-kegiatan terkait

dengan peningkatan religiusitas santri di pondok pesantren ini?

Jawab:

Kalau kegiatan itu banyak ya, ya selain sholat berjamaah, sholat duha,

tahajud, ada juga kegiatan mentoring / halaqoh/ liqo‟ ini biasanya

dilaksanakan di hari jum‟at setelah anak-anak pulang sekolah.

Page 127: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Kemudian ada juga tahfidz biasanya di pagi hari sehabis sholat subuh

lalu ada pembacaan alma‟surat pagi dan shore, muhadlhoroh/khitobah

ini biasanya di hari jumat sore/ ba‟da asar. Trus ada juga mabit (malam

bina iman dan taqwa) kalau ini biasanya sebulan sekali. Ada juga

kajian kitab, dan tahsinul qur‟an yang biasanya di laksanakan habis

sholat maghrib dan ada kultum hadis supaya anak lebih mengenal

hadist-hadist setiap hari sehingga lebih menambah keimanan.

4. Bagaimana cara saudara menanamkan nilai-nilai religius pada santri

putri di lembaga ini ?

Jawab:

Ya selain kita ikat dengan peraturan juga dengan pembiaasaan –

pembiasaan seperti hal nya dengan kegiatan-kegiatan yang wajib di

ikuti oeh santri. ya memang kita minta pembina asrama itu untuk

mengawasi dan memberi teladan yang baik. Kita juga ada muttaba‟ah

pekanan, ya misalkan yang dari bagian ibadah sendiri itu di pantau

sekurang-kurangnya itu data dikumpulkan gitu. Selain itu kita juga

memantau anak dan ketika ada yang kurang pas ya kita nasehati.

Dalam hal pendidikan baik akhlak maupun kedisiplinan saya selalu

menerapkan hadiah (reward) dan hukuman (punishment). Anak yang

mendapat prestasi di pondok dan berakhlak baik akan mendapat hadiah

dari pembina dan pengurus, sebaliknya anak yang nakal tidak taat pada

aturan akan diberikan hukuman

Page 128: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

5. Bagaimana respon santri putri terhadap penerapan pembinaan

saudara?

Jawab:

Kalau respon tentunya banyak, ya alhamdulillah banyak yang manut

ya meskipun ada juga yang kurang sengaja melanggar. Apalagi dari

segi latar belakang santri yang kurang maksut saya dari keluarga yang

tidak utuh. Jadi ada beberapa yang dari rumah nya sendiri ada yang

broken orang tuanya pisah. Dan ada juga yang tinggalnya tidak sama

orang tuanya. Akhirnya membuat anak tersebut tu ini apanamanya

entahlah ya setelah kita melihat dari beberapa tahun ini anak-anak

yang bermasalah itu mereka dari rumah ya kurang support / kurang

perhatian terutama itu. Kedua karena wali murid yang kurang diajak

kerjasama sehingga peraturan-peraturan yang sebelumnya sudah kita

sepakati itu dilanggar seperti bawa hp. Ada yang seharusnya kalau

keluar asrama itu harus ijin tapi ya masih ada orang tua yang sengaja

keluar asrama tidak ijin pada saat penjengukan ya ada responya yang

seperti itu. Tapi juga ada buanyak sekitar 80% yang wali santri dan

santri nya baik dan nurut. Mungkin ya 20% memang agak special

butuh lebih di perhatikan lagi gitu.

6. Bagaimana saudara menyelesaikan masalah yang timbul dari santri

putri ?

Jawab:

Page 129: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Ya kalau masalahnya yang timbul kita lihat ya dia masalahnya di apa

kemudian kita cari kenapa kira-kira bagaimana solusinya, pasti kita

runtut dulu misalkan santri mengambil uang milik orang lain ya kita

kroscek dulu kenapa sampai seperti itu jajan nya banyak enggak

berapa uang sakunya gitu. Kita berusaha mencari solusi jadi tidak

hanya menyalahkan ya kita juga harapanya anak bisa berubah dan

membangun karakter yang sesuai dengan al-qur‟an dan sunnah dan

sesuai denga peraturan yang sudah kita sepakati bersama gitu. Yang

jelas kalau ada masalah pasti kita kroscek ya masalahnya apa,

sebabnya apa dan bagaimana kita sama-sama untuk membantu anak

tersebut supaya lebih baik lagi.

7. Bagaimana hubungan sosial santri putri terhadap pembina asrama?

Jawab:

Kalau hubungan sosial selama ini ya secara umum baik ya ada sedikit

seperti yang sudah saya katakan tadi ya walaupun sedikit pasti ada

yang kurang.

8. Hambatan apa saja yang saudara alami dalam proses menanamkan

nilai-nilai religus pada santri putri ?

Jawab:

Ada dua hambatan intern dan ekxtern. Hambatan intern kalau saya

sendiri karena saya kepala asrama yaitu dari pembina asrama sendiri

sering gonta-ganti. Saya merasakan sendiri ya hampir 13 tahun saya

disini, setiap tahunya pasti ada yang ganti musrifahnya / pembina nya

Page 130: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

jadi kita itu kekurangan di SDM nya untuk pembinaan asrama sendiri.

Selain itu hambatan esktern nya yaitu dari segi wali murid dalam arti

pengertian wali murid kadang menjadi kendala bagi kita. Kadang wali

murid tidak faham dengan pembinaan disini. Misakan anak disini

sudah di tanamkan hal-hal baik contoh kecil itu yang masih menjadi

masalah kadang tentang jilbab sudah dikatakan di hadist itu wajib

untuk menutup aurat, tapi kadang ada orang tua yang ketika anak

pulang bilang udah gak papa gak usah pakai jilbab yang besar-besar

ada juga orang tua yang membiarkan anak tidak menutup aurat secara

sempurna contohnya tidak memakai kaos kaki ketika keluar rumah

udah pakai celana aja gitu. Kemudian ada juga orang tua yang

membebaskan anak nya main hp di rumah dan itu membuat kita

kesusahan, begitu kita bin lama di asrama satu minggu pulang sudah

dibebaskan membawa hp seharian penuh, ahirnya ketika mereka

kembali kesini ya gitu kenal ya macem-macem lah susah juga kadang.

Kemudian juga kita disini sudah membatasi tidak boleh menyetel lagu-

lagu yang baik tapi setelah anak pulang ya mereka tau lagu-lagu lain

yang ber gaya-gaya korea ya itu menjadi hambatan bagi kita. Tapi

hanya beberapa santri tidak semuanya. Ahamduillah walaupun ada

yang beberapa kurang baik tapi masih banyak dari santri dan orang tua

yang bisa diajak bekerja sama demi menjadikan santri kearah yang

lebih baik lagi.

Page 131: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : Nurul Hikmah

Umur : 23 Tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Pembina Asrama Putri

Hari/tanggal : Rabu, 10 April 2019

Pukul : 15.00 WIB

Fokus : Peran Pembina Asrama

B. Butir – butir pertanyaan

1. Menurut saudara seberapa penting pembinaan di Lembaga ini?

Jawab:

Sangat penting, karena dengan pembinaan yang di lakukan para

ustadzah bertujuan menjadikan anak yang islami dan ber ahklakul

karimah.

2. Bagaimana saudara menerapkan pembinaan di Pondok Pesantren Putri

ini ?

Jawab:

Ya kalau disini sih segala peraturan sudah ada dari atasan, kecuali

kalau semisal ada kasus-kasus baru kemudian kita membuat kebijakan-

kebijakan baru la itu sesuai dengan kesepakatan kita dan yayasan juga.

Karna kan kita ini apa ya istilahnya bekerja di bawah lembaga atau

Page 132: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

lingkup yayasan jadi ya apapun keputusannya ya yayasan yang bisa

memutuskan kita ya Cuma mengusulkan.

3. Apa saja yang saudara ketahui tentang kegiatan-kegiatan terkait

dengan peningkatan religiusitas santri di pondok pesantren ini?

Jawab:

Kegiatan sih banyak, yang bernilai agama terumata sholat berjamaah,

tahfidz, sholat duha, sholat tahajud, mabit (malam bina iman dan

taqwa), kajian kitab, muhadloroh (khitobah), tahsinul qur‟an, baca al-

ma‟surat pagi dan sore, halaqoh (liqo‟), baca hadist dan lain-lain.

4. Bagaimana cara saudara menanamkan nilai-nilai religius pada santri

putri di lembaga ini ?

Jawab:

Ya saya menerapkan sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang ada,

semisal tentang adab ya para ustadzah biasanya menghimbau kalau

semisal ada halaqoh, pertemuan atau apapun itu pasti mereka ngasih

ilmu-ilmu tentang adab seperti tegur sapa gitu dan lain-lain.

kalau untuk metode ? kalau metode sih itu masing-masing setiap

ustadzah pasti memiliki metode sendiri-sendiri misalkan tahfidz merek

membuat kebijakan sendiri contohnya apabila santri tidak setoran

tahfidz tiga kali maka di kasih hukuman berdiri ketika muroja‟ah. Dan

kalau untuk pelanggaran yang lain biasanya ada point-point nya. Selain

punishment ada juga reward bagi santri yang hafal lima jus maka akan

di kasih jilbab rabbani oleh ustadzahnya.

Page 133: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

5. Bagaimana respon santri putri terhadap penerapan pembinaan

saudara?

Jawab:

Kalau respond mereka para santri terhadap saya baik-baik aja sih kalau

emang anak nya bukan tipe yang membangkang, dan itu juga adanya

musrifah / wali kamar seperti saya tentunya ya sangat membatu untuk

mereka misalkan ketika mereka sakit atau ada masalah atau keperluan

sesuatu kita sebagi tempat konsultasi buat mereka. Kalau untuk anak

yang agak susah di atur pasti ada ya disetiap lembaga manapun

misalkan kabur pada saat penjengukan, dan sebagai pembina asrama

kita bertanggung jawab dengan apa yang dilakukan santri.

6. Bagaimana saudara menyelesaikan masalah yang timbul dari santri

putri ?

Jawab:

Ya biasanya saya panggil anak nya, saya tanya sebenere kenapa kok

melakukan pelanggaran ? itu tu pasti mereka punya alasan sendiri trus

di kasih pengertian. Kemudian bagaimana baiknya kalau semisal perlu

punishment turunkan punishment kemudian orang tua dikasih tau

seperti itu. Untuk masalah yang ringan biasanya saya tangani sendiri

misalkan anak kamar saya membuat masalah namun kalau saya sudah

gak bisa atau istilahnya sudah give up ya saya serahkan ke ustdzah

yang lain. Dan orang tua pasti dikasih tau.

Page 134: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

7. Bagaimana hubungan sosial santri putri terhadap pembina asrama?

Jawab:

Ya baik sih, mereka juga respon nya baik dan ramah-ramah. Kalau

ada ustdzah baru emang kadang santri kurang menyapa atau cuek ya

mungkin karna belum kenal dan belum beradaptasi ya seperti itu dan

solusinya ya harus saling mengenal dan mencoba untuk saling tegur

sapa. Selain itu kan juga ada pembelajaran dalam kajian kitab di kitab

akhlakul banat itu di berikan ilmu tentang adab dan perilaku baik yang

harus di lakukan seorang guru/ ustadzah dan santri dalam bersosial.

8. Hambatan apa saja yang saudara alami dalam proses menanamkan

nilai-nilai religus pada santri putri ?

Jawab:

Hambatan pasti ada ya, seperti ketika ada anak yang susah dinasehati

dan malah kadang ketika dikasih punishment bilang sama orang tua

sehingga nanti orang tua lapor kesini. Kadang tu mereka berlebihan

contohnya kemaren ketika dibangunin untuk sholat subuh ustadzahnya

gedor pintu, santri bilang ke orang tuanya di bangunin dengan di

gebukin la itu kan berlebihan, ya namanya juga masih anak-anak ya

kita harap maklumi dan dikasih pengertian aja.

Page 135: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : Sukma Cahyanti Cokrodyah

Umur : 19 tahun

Jeniskelamin : Perempuan

Status : Pembina Asrama Putri

Hari/tanggal : Rabu, 10 April 2019

Pukul : 16.00 WIB

Fokus : Peran Pembina Asrama

B. Butir – butir pertanyaan

1. Menurut saudara seberapa penting pembinaan di Lembaga ini?

Jawab:

Ya kalau penting sudah pasti penting, kenapa soalnya kan dalam

sebuah lembaga itu dibutuhkan pembentukan karakter ya tentunya

sangat berguna dalam sebuah pembinaan. Selain itu kan pendidikan

karakter tidak hanya orang tua saja akan tetapi di sekolah madrasah

ataupun pondok pesantren seorang siswa pun berhak mendapatkan

pendidikan biar lebih terbentuk lagi karakternya.

2. Bagaimana saudara menerapkan pembinaan di Pondok Pesantren Putri

ini ?

Jawab:

Page 136: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Mungkin untuk pertama kalinya kita harus mengetahui karakter dulu

ya dari seorang santri karna gak semua karakter santri itu sama, jadi

untuk pertama-tama kita tu harus melakukan pendekatan dulu sama

anak apalagi anak-anak yang bermasalah. Semisalkan anaknya itu

susah buat di nasehati berarti kita deketin dulu dia tu ada masalah apa

sebenarnya. Kenapa kok sampai dia tu susah dinasehati gitu.

3. Apa saja yang saudara ketahui tentang kegiatan-kegiatan terkait

dengan peningkatan religiusitas santri di pondok pesantren ini?

Jawab:

Beberapa sih seperti sholat wajib yang emang harus dikerjakan

dimasjid na itu kan emang yang paling utama ya, selain itukan juga

dari setiap wali kamar kan membina setiap santri misalkan di pagi hari

dimana wali kamar itu yang memberi tahu ke santri untuk melakukan

sholat duha ataupun mengingatkan puasa selain itu juga ada

pembacaan al-ma‟surat di masjid pada waktu pagi dan sore dimana itu

jika semakin mendekatkan anak itu kepada sang maha pencipta agar

gak lupa gitu.

4. Bagaimana cara saudara menanamkan nilai-nilai religius pada santri

putri di lembaga ini ?

Jawab:

Kalau beberapa anak kan terlahir dari keluarga yang akhlaknya kurang,

jadi semisal orang tua nya sibuk kalau sama anak nya dimarah-marahin

terus kan ada , jadi apa ya untuk anaknya itu ya harus dikasih tau

Page 137: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

bahwasanya emang penting untuk berakhlak terutama kepada orang

tua ,orang yang lebih tua dan gurunya. Kadang kan ada beberapa anak

yang sudah paham yang nggak perlu di kasih tahu. Tapi ada juga yang

harus dikasih tau dulu gitu. Selain akhlak juga mental itu penting untuk

bekal sang anak hidup dengan teman-teman nya yang beda akan latar

belakang, seperti daerah, bahasa dan lain-lain. Jadi disini tu ada

kegiatan yitu muhadhoroh / khitobah. Na dalam berpidato ini kan

setiap anak pasti akan mendapatkan giliran untuk bertugas, la ketika

mendapatkan giliran anak-anak ini harus bisa belajar ngomong di

depan umum/ teman-temanya tanpa harus menatap teks terus. Jadikan

kalau seperti itu lama-lama anak akan terbiasa dan bisa menjadi

kebiasaan jadi udah gak malu lagi di depan orang banyak. Kemudian

selian akhlak, mental juga anak di ajarkan untuk cinta alam. Semisal

seperti kemaren di semester pertama anak itu di suruh membawa satu

pot tanaman kemudian pot itu di taruh di depan asrama sini ataupun

didepan masjid. Supaya anak itu emang punya rasa kepemilikan

terhadap apa yang dia punya di dalam asrama gitu, asrama sebelumnya

kan emang dalam keadaan kering kurang banyak pohonya jadi

tujuannya unutk menanamkan kepada anak itu lebih mencintai alam.

5. Bagaimana respon santri putri terhadap penerapan pembinaan

saudara?

Jawab:

Page 138: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Respon nya ya ? respon nya baik sih mungkin beberapa masih ada

yang membangkang gitu, karna kan emang gak setiap anak itu bisa di

bilangin terutama pada santri yang merasa paling bener, tapi ada

beberapa juga yang langsung nurut mungkin dari keluarganya sudah di

biasakan untuk seperti ini-seperti ini gitu. Ya yang namanya anak

memang banyak karakter dan ini menjadi tugas pembina untuk

membenahi karakter santri.

6. Bagaimana saudara menyelesaikan masalah yang timbul dari santri

putri ?

Jawab:

Untuk menyelesaikan masalah itu pertama kalau dari saya sendiri tak

tanya dulu, sebab dan penyebabnya itu kenapa dia melakukan seperti

ini. Nanti kalau emang alasanya kurang masuk akal pertama kita perlu

ngasih tau dulu ke orang tuanya karena orang tua kan berhak tau apa

yang terjadi pada anak nya. Untuk masalah yang ringan biasanya saya

tangani sendiri misalkan anak kamar saya membuat masalah namun

kalau saya sudah gak bisa saya serahkan ke pihak asrama. Untuk lapor

ke orang tua pertama ketika ada masalah yang kecil dulu mislkan kaya

anak yang beberapa kali tidak sholat ke masjid karna emang ada

beberapa pelanggaran yang akan membuat santri memakai kerudung

pelanggaran seperti gak pernah setoran tahfidz na itu mendapatkan

kerudung pelanggaran. Nanti kita kasih tau dulu keorang tuanya “maaf

pak buk, ini anak nya seperti ini jadi terpaksa harus mengguakan

Page 139: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

kerudung pelanggaran” jadi kan biar orang tua memaklumi jadi gak

papa karna itukan juga sebuah penidikan karakter buat anak. Tapi

misalkan ada pelanngaran yang serius seperti pacaran, kabur, bawa hp,

mencuri, ketemuan la itu nanti orang tua langsung di panggil apa lagi

kalau pelanggaran itu sudah dilakukan berali-kali dan berulang-ulang.

7. Bagaimana hubungan sosial santri putri terhadap pembina asrama?

Jawab:

Kalau hubungan sosial kan mungkin agak berbeda, mungkin kalau

santri yang kelas 7 atau 8 itu mungkin masih bisa dibilang deket kalau

sama wali/ pengurus kamarnya karena mereka masih butuh perhatian.

Tapi beda lagi kalau sama dengan kelas 9 mungkin semua itu hampir

udah cuek.

8. Hambatan apa saja yang saudara alami dalam proses menanamkan

nilai-nilai religus pada santri putri ?

Jawab:

Hambatanya seperti mungkin kaya bermuka dua ya. Seperti misal di

depan kita santri itu bilang “iya ustadzah kita akan melakukan nya”

tapi ketika di belakang ternyata gak dilakuin jadi seperti kaya

kebersihan, dari ustadzah atau pembina menghimbau untuk selalu

menjaga kebersihan dari santri akan menjawab iya tapi tanpa di

ketahui malah gak dilakuin malah kadang dikotori lagi gitu. Jadi

emang harus di tungguin emang harus bener-bener di perhatiin.

Page 140: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : Ieqma Dikta Rachmi

Umur : 18 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Santri Putri MA

Hari/tanggal : Rabu, 10 April 2019

Pukul : 16.30 WIB

Fokus : Peran Pembina Asrama

B. Butir - butir pertanyaan

1. Menurut saudara pembinaan yang seperti apa yang diterapkan oleh

pembina asrama/ ustadzah ?

Jawaban:

Kalau menurut saya sendiri kaya pondok kebanyakan ya jadi,kami kan

disini ada devisi-devisi yang ngatur na disitu ada ustadzah yang jadi

pembina nya, kaya devisi amen devisi rohis jadi seluruh kegiatan

seluruh ruang lingkup hidup kami disini itu ya di bina di atur oleh para

pembina/ ustadzah. Selain itu juga setiap seminggu diadakan

muttaba‟ah oleh para pembina untuk menimbang dan mengevaluasi

pembelajaran di pondok pesantren putri Nurul Islam Tengaran.

2. Apa saja metode pembinaan yang diterapkan oleh pembina asrama

dalam mendidik santri putri Nurul Islam ?

Page 141: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Jawab:

Kalau metode mungkin ini ya lewat aturan dan iqob, jadi misalkan kita

ngikutin aturan misalkan contoh ke masjid na kalau misalkan nggak ke

masjid nanti iqob nya atau hukumannya ya kalau nggak jalan jongkok

kalau nggak nanti namanya di catat terus di panggil. Untuk metode

uswah hasanah pasti ya , karna para ustadzahlah yang harus kita

contoh, ketika ustdzah berangkat ke masjid jamaah kita juga demikian

namun jika kita diwajibkan sholatberjamaah dimasjid akan tetapi

ustadzahnya sholat dikamar kita jadi kurang ikhlas untuk mengerjakan

perintahnya. Tapi di setiap waktu pasti ada ustadah yang berjamaah di

masjid dan mengawasi kita. Untuk metode yang lain para ustadzah

membiasakan kalau dari segi pakaian ya, pakaian itu harus minimal 5

jengkal diatas lutut trus sama kerudungnya minimal tiga jari diatas siku

3. Menurut saudara, apa peran pembina asrama di pondok pesantren

Nurul Islam Tengaran?

Jawab:

Menurut saya pembina disini tu kadang bersikap sebagai orang tua

bagi kita kadang sebagai kakak kadang juga sebagai teman yang mana

bisa di ajak curhat dan memberi solusi pada masalah yang kami

hadapi. Tapi pembina juga lebih sering bersikap sebagai ustadzah /

guru yang selalu membimbing kami setiap waktu. Dan juga memberi

teladan sebab kita perlu teladan apalagi orang yang lebih tua itu akan

lebih ahli gitu karena pengalamanya akan lebih banyak jadikan kita

Page 142: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

tinggal mencontoh dan melakanakan aja. Jadi kita perlu adanya teladan

yang baik-baik dari ustadzah.

4. Bagaimana saudara melaksanakan perintah pembina?

Jawaban:

Biasanya kalau ada aturan baru atau di tetapkan ya kita tinggal

ngelaksanain aja.

5. Bagaimana cara saudara melaksanakan nasehat dari pengasuh?

Jawaban:

Ya kalau dikasih nasehat oleh yang lebih tua ya harus di hormati di

dengarkan dan dilaksanain selagi itu dalam hal kebaikan.

6. Bagaimana respond saudara terhadap peran pembina asrama di Pondok

Pesantren Putri Nurul Islam? Apakah peran pembina berdampak pada

sikap dan perilaku saudara?

Jawaban:

Respon ya baik-baik aja mungkin ada beberapa teman yang kurag

baik, tergantung diri masing-masing tapi kebanyakan respon baik sih.

Kalau berdampak pada perilaku pasti berdampak ya, seperti senyum

sapa salam yang dilakukan oleh pembina setiap bertemu santri itu akan

membuat hati santri semakin dekat dengan pembina, dan ketika sudah

merasa dekat jika akan melakukan hal-hal yang tidak sesuai aturan

maka akan segan dan malu. Akhirnya anak bisa berperilaku dan

bersikap baik gitu.

Page 143: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

PEDOMAN WAWANCARA

A. Identitas Informan

Nama : Alfa Intaningrum Najma Syiradj

Umur : 15 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Status : Santri Putri SMP

Hari/tanggal : Rabu, 10 April 2019

Pukul : 17.10 WIB

Fokus : Peran Pembina Asrama

B. Butir - butir pertanyaan

1. Menurut saudara pembinaan yang seperti apa yang diterapkan oleh

pembina asrama/ ustadzah ?

Jawaban:

Pembinaan nya ustadzah tu kalau bagi kita ya baik. Para pembina itu

juga ada devisi-devisi masing-masing yang mengatur, membina dan

mengarahkan kita kepada hal yang lebih baik. karna ustadzah

memberikan teladan yang baik juga bagi para santri, mengawasi kita

setiap hari nyuruh kita buat sholat berjamaah dimasjid, mewajibkan

kita mengikuti kegiatan-kegiatan keagamaan yang bisa membantu

proses dalam pembinaanya. ya pokoknya ustadzah tu membina kita

agar menjadi pribadi yang lebih baik lagi.

Page 144: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

2. Apa saja metode pembinaan yang diterapkan oleh pembina asrama

dalam mendidik santri putri Nurul Islam ?

Jawab:

Metode kedisiplinan, ustadzah tu mementingkan kedisiplinan kita

banget misalkan kalau berangkat kemasjid seperti mewajibkan kita

berangkat setengah 6 jadi harus sudah ada dimasjid jam setengah 6 itu

kalau jam setengah 6 belum sampai masjid ya nanti bakal kena

hukuman sama seperti kalau subuh itu wajib banget ke masjid. Sama

biasanya hukuman seperti jalan jongkok dan membaca Qur‟an/

murojaah di depan masjid.

3. Menurut saudara, apa peran pembina asrama di pondok pesantren

Nurul Islam Tengaran?

Jawab:

Bagaimanapun juga para pembina asrama berperan sebagai orang tua,

kakak, serta ustadzah atau guru bagi kita para santri. Peran pembina

dipondok itu buat contoh bagi para santri apalagi untuk santri baru

yang mau dibentuk akhlak-akhlak nya jadi itu penting banget untuk

membentuk santri yang lebih baik.

4. Bagaimana saudara melaksanakan perintah pembina?

Jawaban:

Ya melaksanakan perintahnya sami‟na waatho‟na aja.

5. Bagaimana cara saudara melaksanakan nasehat dari pengasuh?

Jawaban:

Page 145: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Caranya ya kalau saya pribadi kalau ustadzah menasehati apa ya saya

melakukan tapi sebisa dan semampu saya.

6. Bagaimana respond saudara terhadap peran pembina asrama di Pondok

Pesantren Putri Nurul Islam? Apakah peran pembina berdampak pada

sikap dan perilaku saudara?

Jawaban:

Respon saya baik. Ya di ushakan temen-temen juga memberikan

respon baik karna ustadzah sudah memberikan yang terbaik juga bagi

kita. Kalau saya pribadi ya sangat berdampak, tapi kalau untuk pribadi

masing-masing ya urusanya mereka mau berubah apa ndak gitu. Niat

itu dari diri sendiri tambah motivasi dari ustadzah ya jadi lebih baik

lagi dalam bersikap dan berperilaku.

Page 146: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Lampiran 7 Tata Tertib

BAB IV (AKHLAQ)

Pasal 6

Adab Sopan Santun

1. Santri diwajibkan menjaga adab ta‟dzim kepada Ustadz/ ah, karyawan dan

tamu. (B)

2. Santri dilarang bergaul bebas, berpacaran, janjian/ ketemuan, kontak fisik

atau perbuatan sejenisnya yang tidak dibenarkan oleh pondok. (C)

3. Santri dilarang menjalin komunikasi melalui media sosial, surat menyurat,

telepon, tukarkado/ hadiah atau perbuatan sejenisnya yang tidak

dibenarkan oleh pondok pesantren. (B)

4. Santri dilarang berbicara kotor, mengejek, mencemooh dan segala

ungkapan negatif. (B)

5. Santri dilarang berkelahi, menganiaya dan tindakan-tindakan pendzoliman

kepada santri lain. (C)

6. Santri dilarang membuat agenda album kenangan dan sejenisnya antar

putra dan putri (B)

7. 7. Santri dilarang memanggil temannya dengan panggilan yang negatif.

(B)

Page 147: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

8. 8. Santri dilarang mengadakan pesta/ perayaan ulang tahun. (B)

9. 9. Santri dilarang mengadakan pertemuan putra dan putri seperti rapat

pengurus, kepanitiaan dan sejenisnya tanpa (izin) pengasuh/pendamping.

(B)

10. 10. Santri dianjurkan membiasakan 5S (Salam, Senyum, Sapa, Sopan dan

Santun). (A)

Pasal 7

Pakaian dan Rambut

1. Santri diwajibkan berpakaian yang menutup aurat. (B)

2. Santri diharuskan berpakaian sopan, rapi dan sederhana. (A)

3. Santri dilarang memakai pakaian yang bergambar dan/ bertulisan negatif.

(B)

4. Santriwati diwajibkan berbusana muslimah, kerudung syar‟i, dan berkaos

kaki setiap keluar kamar. (B)

5. Santri diharuskan berpakaian sesuai dengan ketentuan Pondok Pesantren

waktu keluar komplek. (B)

6. Santriwan diharuskan berambut pendek, rapi dan sopan. (B)

7. Santri dilarang berpenampilan menyerupai lawan jenis (tasyabbuh). (B)

Page 148: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

8. Santri diharuskan memberi nama pada semua jenis pakaian yang dimiliki.

(A)

9. Santri dilarang memakai perhiasan dan aksesoris yang berlebihan. (A)

10. Santri dilarang memakai pakaian ketat/ model pensil. (B)

11. Santri dilarang menggunakan celana pendek. (B)

12. Santri dilarang membuat seragamkelas, angkatan dan sejenisnya tanpa

seizin pondok pesantren. (B)

13. Santri dilarang mewarnai rambut. (B)

BAB V

(PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN)

Pasal 11

Buku Bacaan

1. Santri dianjurkan memiliki dan membaca buku-buku dan bahan bacaan

yang menunjang pendidikan dan islami. (A)

2. Santri dilarang membawa, memiliki, menyimpan dan/ membaca buku-

buku dan bahan-bahan bacaan yang tidak menunjang pendidikan dan tidak

islami. (B)

Page 149: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

BAB IX

(KEBERSIHAN, KEINDAHAN, KERAPIHAN, KENYAMANAN,

KEAMANAN, KETERTIBAN, KEKELUARGAAN, KESEHATAN

DAN ROLLING PENGHUNI KAMAR)

Pasal 20

Keamanan dan Ketertiban

(1) Santri dilarang :

a. Membocorkan atau memanfaatkan rahasia pondok pesantren untuk

kepentingan pribadi, golongan maupun pihak lain. (C)

b. Mencemarkan nama baik pondok pesantren / lembaga. (C)

c. Menyalahgunakan barang, peralatan, uang, dokumen atau surat berharga

milik pondok pesantren dan atau membawanya keluar dari lingkungan

pondok pesantren tanpa seizin tertulis dari Pimpinan Pondok pesantren

atau yang berwewenang (C)

d. Menolak dan/ melawan perintah program pengurus OPNI, Pengasuh,

Ustadz/Ustadzah dan pimpinan pondok pesantren (B)

e. Menganiaya kepada sesama santri, karyawan, ustadz/ustadzah dan

Pimpinan Pondok pesantren beserta keluarganya, dalam bentuk apapun

(C)

Page 150: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

f. Menghina dan mengancam/ meneror kepada sesama santri, karyawan,

ustadz/ustadzah dan Pimpinan Pondok pesantren beserta keluarganya, baik

berupa tulisan, isyarat, gerak-gerik dalam bentuk apapun. (B)

g. Melakukan kegiatan sendiri maupun secara bersama-sama, baik didalam

maupun di luar Pondok pesantren dengan tujuan untuk kepentingan

pribadi, golongan atau pihak lain yang secara langsung atau tidak langsung

merugikan pondokpesantren. (B)

h. Membawa, memiliki, menyimpan, menggunakan senjata api, senjata

angin, senjata tajam, obat-obatan terlarang, minuman keras (khamar) dan

sejenisnya. (C)

i. Membawa, menyimpan, dan menghisap rokok. (C)

Membawa barangelektronikseperti: radio, tape,music box, TV, HP,

flashdisk, mp3, kamera, laptop, setrika dan sejenisnya di Pondokpesantren,

kecuali seizin pihak pondok pesantren/ sekolah. (B)

j. Membawa alat musik. (B)

k. Memberikan keterangan palsu. (B)

l. Membuat dan atau mengikuti kelompok-kelompok gelap (gank),

perkelahian dan perbuatan sewenang-wenang. (C)

m. Melakukan perbuatan yang mengarah pada perjudian, perzinahan dan

kemusyrikan dalam bentuk apapun. (C)

Page 151: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Mencuri, menipu, menggelapkan dan melakukan kejahatan lain yang

sejenisnya. (C)

n. Sengaja atau tidak sengaja melakukan pengrusakan atau mengakibatkan

rusaknya barang milik pondokpesantren. (B)

o. Melakukan segala bentuk kerja sama dalam kejahatan/kenakalan. (B)

p. Membawa kendaraan milik pribadi. (B)

q. Meminjam serta menyewa kendaraan dari orang di luar Pondok

Pesantren. (B)

r. Naik atau bermain di atas genteng. (B)

s. Membawa orang dari luar sekolah tanpa seizin sekolah/ asrama. (B)

(2) Santri diharuskan :

a. Melaporkan hal-hal yang diduga dapat menimbulkan gangguan

keamanan. (B)

b. Segera melapor kepada pengasuh atau bagian keamanan apabila

kehilangan atau menemukan barang milik orang lain. (A)

BAB X

(KEUANGAN DAN KOPERASI)

Pasal 23

1. Santri dilarang menyalahgunakan uang syahriyah dalam bentuk apapun.

(C)

Page 152: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

2. Santri dilarang membawa uang saku atau uang tunai melebihi yang sudah

ditentukan oleh pondok pesantren sebesar Rp. 20.000,-. (A)

3. Seluruh transaksi keuangan santri harus melalui bagian keuangan/ pihak

yang ditunjuk resmi oleh Pondok Pesantren/ sekolah. (A)

4. Santri diwajibkan menunjukkan kartu pelajar saat pengambilan uang di

Kossuma. (A)

Pasal 24

Simpan Pinjam Uang

1. Santri harus menitipkan uangnya di Kossuma Nurul Islam (A)

2. Santri dilarang pinjam-meminjam uang baik di dalam maupun di luar

pondok pesantren. (A)

BAB XI (PERIZINAN)

Pasal 25

Perizinan dan Waktu

1. Santri diharuskan keluar masuk pondok pesantren melalui pintu gerbang

dan mengenakan seragam yang sudah ditentukan. (A)

2. Santri diharuskan meminta surat ijin keluar, mengisi buku perizinan dan

infaq ketika hendak meninggalkan komplek pondok pesantren. (B)

3. Santri diharuskan menunjukkan surat izin kepada petugas keamanan di

security office untuk distempel. (B)

Page 153: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

4. Santri diharuskan datang tepat waktu sesuai dengan izin dan

mengembalikan surat izin kepada Bagian Pembinaan Pondok pesantren

(B)

5. Izin yang diperkenankan: (B)

a. Walimah saudara kandung, paman dan bibi kandung

b. Takziah kerabat dekat ( orang tua, paman, bibi, adik, kakak, kakek,

nenek )

c. Mengantar atau menyambut kedatangan haji atau umroh orang tua,

kakek, nenek, paman, bibi .

d. Kelahiran atau Aqiqah

e. Khitanan saudara kandung

f. wisuda (Ayah/Ibu/Kakak)

g. sakit.

Pasal 26

Masa Libur

1. Pada waktu liburan, santri diharuskan dijemput/diantar oleh orang

tua/wali. (A)

Page 154: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

2. Santri yang bermukim di pondok pesantren ketika masa liburan harus

mendaftarkan diri terlebih dahulu kepada pondok pesantren dan mematuhi

tata tertib (A)

3. Santri dilarang datang ke Pondok Pesantren sebelum habis masa liburan

(A)

BAB XII (ASRAMA)

Pasal 28

Tidur

1. Santri diharuskan tidur malam selambat-lambatnya pukul 22.00 WIB. (A)

2. Santri diharuskan tidur dikamar masing-masing dan ditempat tidurnya

sendiri. (B)

3. Santri dilarang melakukan perbuatan mengganggu orang yang sedang

tidur/ istirahat. (A)

4. Tidur memakai pakaian yang aman dari terbukanya aurat. (A)

BAB XIII (HAK MILIK)

Pasal 29

Pinjam Meminjam Barang

1. Santri diharuskan berlaku amanah atas hak milik orang lain dan hak milik

Pondokpesantren. (A)

Page 155: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

2. Santri diharuskan mengembalikan pinjaman sesuai dengan batas waktu

yang ditentukan, dan apabila rusak/hilang harus mengganti. (A)

3. Santri dilarang memakai hak orang lain tanpa seizin pemiliknya (ghosob).

(B)

4. Santri dilarang pinjam meminjam barang antara santriwan dengan

santriwati tanpa seizin pembinaan. (B)

5. Santri dilarang menggunakan barang-barang Pondokpesantren tanpa seizin

Pondokpesantren. (B)

6. Santri dilarang tukar menukar pakaian. (A)

Page 156: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Lampiran 8 Dokumentasi

DOKUMENTASI

Wawancara dengan Kepala Asrama Putri

Wawncara dengan pembina asrama (Ustadzah)

Page 157: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Wawncara dengan pembina asrama (Ustadzah

Wawancara dengan santri putri MA

Page 158: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Wawancara dengan santri putri SMP

Kegiatan Tahsinul Qur‟an

Page 159: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Kegiatan Baca Hadist Arbain Nawawi

Kegiatan Sholat Berjamaah di Masjid

Page 160: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Kegiatan Sholat Sunnah Rawatib

Kegiatan Sholat Tahajud Berjamaah

Page 161: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Kegiatan Sholat Duha (Sebelum berangkat sekolah)

Kegiatan MABIT (Malam Bina Iman dan Taqwa)

Page 162: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Kegiatan Muhadloroh (Khitobah)

Kegiatan Kajian Kitab

Page 163: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Kegiatan Halaqoh / Liqo‟

Kegiatan Setoran Tahfidz

Page 164: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,

Lampiran 9 Daftar Riwayat Hidup

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Sri Mulyani

NIM : 23010150041

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Tempat Tanggal Lahir : Magelang, 14 Agustus 1997

Alamat : Bletukan Sumurarum Grabag Magelang

E-mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

1. SDN Sumurarum Grabag : Tahun 2003-2009

2. MTsN Grabag Magelang : Tahun 2009-2012

3. SMK Diponegoro Depok Sleman Yogyakarta : Tahun 2012-2015

4. S1 IAIN Salatiga : Tahun 2015-2019

Riwayat Organisasi

1. 2015-2018 : Komisariat Ahmad Dahlan IMM Kota Salatiga

2. 2018-2019 : Cabang IMM Kota Salatiga

3. 2017-2018 : Dema Fakultas IAIN Salatiga

Page 165: PERAN PEMBINA ASRAMA DALAM MENANAMKAN …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/6063/1/skripsi...Yang Menyatakan Sri Mulyani NIM. 23010150041 vii MOTTO Suatu kebiasaan kecil yang baik,