peran pembimbing rohani islam dalam...

143
PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM MENUMBUHKAN ETOS KERJA PADA WARGA BINAAN SOSIAL (WBS) DI PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 2 CEGER JAKARTA TIMUR Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I) Disusun Oleh: Haula Sofiana NIM. 1110052000018 JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014 M/ 1435 H

Upload: buikiet

Post on 30-Mar-2019

237 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM

MENUMBUHKAN ETOS KERJA

PADA WARGA BINAAN SOSIAL (WBS)

DI PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 2

CEGER JAKARTA TIMUR

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Disusun Oleh:

Haula Sofiana

NIM. 1110052000018

JURUSAN BIMBINGAN DAN PENYULUHAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014 M/ 1435 H

Page 2: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain
Page 3: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain
Page 4: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli yang diajukan untuk memenuhi salah

satu persyaratan memperoleh gelar strata satu di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika dikemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 13 Mei 2014

Haula Sofiana NIM. 1110052000018

Page 5: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

ABSTRAK

Haula Sofiana

Peran Pembimbing Rohani islam dalam Menumbuhkan Etos Kerja pada

Warga Binaan Sosial (WBS) Di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2

Ceger Jakarta Timur

Warga binaan sosial (WBS) merupakan orang-orang penyandang masalah

kesejahteraan sosial (PMKS) hasil penertiban dan penjangkauan sosial dan

mendapatkan pembinaan di Panti Sosial. Banyak upaya-upaya yang dilakukan

oleh pihak panti salah satunya dengan diadakan bimbingan rohani Islam agar

dapat menambah pengetahuan dan menumbuhkan etos kerja pada warga binaan

sosial (WBS) khususnya pengemis, pedagang asongan, pemulung, dan joki.

Penelitian ini dilakukan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger

Jakarta Timur. Perumusan masalah dalam penelitian ini mengenai bagaimana

proses bimbingan rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja pada Warga

Binaan Sosial (WBS), metode apa saja yang digunakan dalam melakukan

bimbingan rohani Islam, dan apa peran pembimbing rohani Islam dalam

menumbuhkan etos kerja pada WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian yang

digunakan adalah penelitian lapangan (Field Research). Informan dalam

penelitian ini terdiri dari dua orang pembimbing rohani Islam, dan lima orang

warga binaan sosial (WBS) yang menjadi terbimbing dalam kegiatan rohani

Islam.

Hasil penelitian menunjukan bahwa proses bimbingan rohani Islam

diawali dengan pembukaan, salam, ice breaking, dzikir dan do’a, penyampaian

materi, tanya jawab, penutup, dan diakhiri dengan salam-salaman. Metode yang

digunakan oleh pembimbing rohani Islam diantaranya: metode ceramah, tanya

jawab, client centered, nonton bareng, serta metode do’a dan dzikir. Pembimbing

rohani Islam memiliki peran yang penting dalam menumbuhkan etos kerja pada

warga binaan, yaitu dengan merubah pandangan mereka tentang bagaimana

bekerja dalam Islam, merubah sikap mereka dengan menanamkan norma hukum,

sosial, agama, dan memotivasi agar WBS bekerja lebih mandiri kedepannya. Tapi

ada juga beberapa WBS yang hanya sampai pada tahap sadar dan masih ragu

untuk meninggalkan pekerjaan lama mereka. Sehingga menurut hemat penulis

pendampingan pasca pembinaan menjadi penting untuk di tindak lanjuti agar

warga binaan sosial tidak kembali ke jalan.

Kata Kunci : Bimbingan Rohani Islam, Etos Kerja

Page 6: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

i

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur penulis sampaikan ke hadirat Allah SWT, Tuhan semesta

alam. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, beserta keluarga, para sahabat, dan pengikutnya yang setia.

Allhamdulillah wa syukurillah berkat rahmat dan anugerah- Nya sehingga

saya dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul “Peran

Pembimbing Rohani Islam dalam Menumbuhkan Etos Kerja pada Warga

Binaan Sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger

Jakarta Timur”.

Selanjutnya, ucapan terimakasih saya sampaikan kepada kedua orang tua

saya, Ayahanda Sofian Sofie dan Ibunda Sutami yang selama ini telah

memberikan saya dukungan baik dari segi moril maupun materil, yang senantiasa

ridho dengan langkah saya, yang tak letih berdoa disetiap penghujung malam, dan

tak habis membagi cinta dan kasih sayangnya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada seluruh pihak yang

telah membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, baik moril maupun

materil, khususnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Arief Subhan, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi, Bapak Dr. Suparto, M. Ed selaku Wadek I, Bapak Drs.

Jumroni, M.Si selaku Wadek II, dan Bapak DR. H. Sunandar, M.A selaku

Wadek III.

Page 7: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

ii

2. Ibu Dra. Rini Laili Prihatini, M.Si selaku Ketua Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam. Terimakasih atas bimbingan dan masukan yang

bermanfaat selama ini.

3. Bapak Drs. Sugiharto, M.A selaku Sekretaris Jurusan Bimbingan dan

Penyuluhan Islam sekaligus selaku Dosen Pembimbing Skripsi, yang

dengan sabar membimbing dan memberikan pengarahan kepada penulis

sehingga terselesaikannya skripsi ini.

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan banyak ilmunya kepada penulis.

5. Pimpinan dan karyawan Perpustakaan Utama UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

yang telah memberikan fasilitas untuk mendapatkan referensi dalam

menyelesaikan penulisan skripsi ini.

6. Pengelola beasiswa Bidik Misi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang

telah memperjuangkan kami sehingga bisa menjadi sarjana seperti

sekarang. Semoga program beasiswa ini tetap ada untuk tahun-tahun

berikutnya.

7. Bapak Purwono, SH, M.Si, Bapak H. Abdul Khair, S.Ag, M.Si, Ibu Yuli,

Bapak Supri, Bapak M. Kurniawan, S.Sos, Ustad Munzir dan seluruh

pihak Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 yang telah memberikan izin

dan banyak membantu penulis dalam penelitian ini hingga dapat berjalan

baik dan lancar.

8. Untuk keluarga besarku Kak Icha, Darmawan, Ramadhan, Ilham

Syahputra, dan Dek Amanda yang selalu menghibur, memberikan

Page 8: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

iii

motivasi, doa dan kasih sayang kepada penulis. Nenekku Hj. Oktifa

Hanum, Bunda Kakat, Bunda Yayan, Om Dede, serta Om Sul yang

senantiasa mendukung dan memberikan banyak pelajaran hidup untuk

penulis.

9. Teman-teman kosan: Fatimah, Nupus, Pupuy, Maria, Selly, Sherlin, dan

Rima. Teman-teman kampus: Deuis, Sri, Fitri, Mela, Izur, Ayu, Mail,

Indah, Elva, Rif’ah, dan teman-teman BPI angkatan 2010 lainnya yang

tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu terimakasih buat sharingnya

dalam proses merampungkan skripsi.

10. Mrs. Elly di SMAN 22 Kab. Tangerang, Kang Dadang di Do Jo Bandung

Karate Club (BKC), Ibu Yusuf di Puspiptek atas kebaikan dan ketulusan

yang diberikan kepada penulis.

Terakhir kepada semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan

satu persatu yang telah ikut berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini.

Dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada kalian semua, penulis

mengucapkan banyak terimakasih. Semoga Allah SWT memberikan yang

terbaik untuk kita semua.

Akhirnya kepada-Nyalah penulis serahkan segala urusan ini.

Penulis berharap agar skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan

menambah khazanah pengetahuan walaupun belum sepenuhnya optimal.

Jakarta, 15 April 2014

Haula Sofiana

NIM. 1110052000018

Page 9: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ………………………………………………………………........ i

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………...…….......... v

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah……...………………………........... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah…………………………….. 6

C. Manfaat Penelitian....................…......…………………...…. 7

D. Metodologi Penelitian…..…………………………………... 8

E. Tinjauan Pustaka...………………………………………….. 14

F. Sistematika Penulisan……………………………………….. 16

BAB II LANDASAN TEORI.................................................................. 20

A. Konsep Peran..............…………………………………….... 20

1. Pengertian Peran……………………………………….... 20

2. Manfaat Peranan.....…………………………………….. 22

B. Pembimbing Rohani Islam.....………………………………. 21

1. Pengertian Pembimbing Rohani Islam………………….. 23

2. Syarat-Syarat Pembimbing.……………………………... 26

Page 10: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

v

3. Keterampilan yang Dimiliki Pembimbing.……………... 27

C. Tujuan, Fungsi dan Metode Bimbingan

1. Tujuan Bimbingan............................................................ 28

2. Fungsi Bimbingan............................................................ 30

3. Metode Bimbingan Rohani Islam..................................... 30

4. Prinsip-Prinsip Bimbingan................................................ 33

D. Etos Kerja………………………………………………….... 31

1. Pengertian Etos Kerja….………………………………... 34

2. Asas-Asas Etos Kerja Islami............................................. 37

3. Fungsi Etos Kerja.............................................................. 39

4. Ciri Etos Kerja Muslim..................................................... 40

BAB III GAMBARAN UMUM PANTI SOSIAL BINA INSAN

BANGUN DAYA 2

A. Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2.........…......... 42

1. Sejarah Panti.................................................................... 43

2. Kondisi Panti Sosial......................................................... 43

3. Susunan Organisasi Panti................................................. 43

4. Sarana dan Prasarana Pendukung.................................... 43

5. Kondisi SDM................................................................... 44

6. Visi dan Misi.................................................................... 45

7. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi..........………………...... 45

B. Asal dan Persyaratan Pengambilan WBS............................... 47

C. Program dan Tahap Pembinaan Di Panti Sosial..................... 47

Page 11: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

vi

BAB IV TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISA DATA

A. Identitas Informan............................................................…. 51

1. Pembimbing..................................................................... 51

2. Terbimbing....................................................................... 54

B. Kegiatan Bimbingan Rohani Islam.......………………......... 61

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan....................................... 61

2. Proses Kegiatan Bimbingan Rohani Islam....................... 64

C. Metode yang Digunakan dalam Bimbingan............................ 62

1. Metode Ceramah............................................................... 67

2. Metode Tanya Jawab......................................................... 68

3. Metode Client Centered.................................................... 70

4. Metode Nonton Bareng.................................................... 71

5. Metode Do’a dan Dzikir.................................................... 72

D. Analisis Peran Pembimbing Rohani Islam.............................. 73

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan…………………………………………………84

B. Saran………………………………………………………. 85

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………... 86

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Sarana dan prasarana pendukung di Panti Sosial ....................... 43

Page 12: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

vii

Tabel 2 Kondisi SDM di Panti Sosial ..................................................... 44

Tabel 3 Pembimbing Rohani Islam ......................................................... 51

Tabel 4 Terbimbing berdasarkan jenis kelamin ...................................... 54

Tabel 5 Terbimbing Berdasarkan Usia ................................................... 54

Tabel 6 Terbimbing Berdasarkan Klasifikasi WBS ............................... 55

Tabel 7 Terbimbing Berdasarkan Asal Daerah ...................................... 55

Tabel 8 Jadwal Bimbingan Rohani Islam ............................................... 63

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur organisasi Panti ........................................................... 43

Gambar 2 Tahap pembinaan PMKS .......................................................... 49

LAMPIRAN-LAMPIRAN

1. Transkip Wawancara dan Teknik Keabsahan Data (Trianguasi)

2. Surat Keterangan Melakukan Penelitian

3. Absensi Kegiatan Warga Binaan Sosial

4. Data Penyaluran Warga Binaan Sosial

5. Dokumentasi

Page 13: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah sosial di masyarakat merupakan suatu fenomena sosial yang

mempunyai berbagai dimensi. Begitu banyak dimensi yang terkandung di

dalamnya, menyebabkan kegiatan untuk merencanakan, guna mencari upaya

pemecahannya menjadi sangat rumit. Permasalahan sosial ini, melanda hampir

seluruh wilayah, terutama di kota-kota besar di dunia, termasuk DKI Jakarta.

Salah satu masalah sosial yang perlu mendapatkan perhatian khusus

adalah tingginya angka PMKS di Indonesia dengan klasifikasi penduduk

miskin mencapai angka 30.018.980 jiwa, gelandangan 18.599 jiwa, pengemis

50. 276 jiwa, dan anak jalanan 135.983 jiwa.1

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial adalah seseorang, keluarga,

atau kelompok masyarakat, yang karena suatu hambatan, kesulitan atau

gangguan tidak dapat melaksanakan fungsi sosialnya, dan karenanya tidak

dapat menjalin hubungan yang serasi dan kreatif dengan lingkungannya

sehingga tidak dapat terpenuhi kebutuhan hidupnya (jasmani, rohani, sosial)

secara memadai dan wajar.2

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 11 Tahun 2009 tentang

Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial, terdapat tujuh sasaran prioritas antara

lain: kemiskinan, keterlantaran, kecacatan, keterpencilan, ketunaan, dan

1 Rekapitulasi Data Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) Per Provinsi

Tahun 2012, (Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, Tahun 2012) 2 Kementrian Sosial RI, Buku Panduan Pengumpulan dan Pengolahan Data Penyandang

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) serta Potensi dan Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS),

(Jakarta: Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial, 2002), h. 4

Page 14: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

2

penyimpangan prilaku, korban bencana; dan/atau korban tindak kekerasan,

eksploitasi, dan diskriminasi.3

Mereka umumnya tersebar di berbagai wilayah dengan konsentrasi

utama di perkotaan seperti Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan, Makasssar,

dam lainnya. Pola hidup mereka pada umumnya tidak teratur dan tidak sehat

serta mengelompok di kantong-kantong kemiskinan seperti di kolong

jembatan, pinggir kali, lokasi pembuangan sampah, emperan toko, taman,

pinggiran rel kereta api, bahkan ada yang tidur di gerobak bersama anak dan

istrinya. Kondisi ini tidak sesuai dengan norma sosial dan menunjukan derajat

kesejahteraan yang rendah.4

Walaupun demikian, sebagaimana diamanatkan konstitusi, mereka

adalah warga negara yang patut dan wajib mendapat perlindungan dari negara,

dan diharapkan dapat berpartisipasi dalam pembangunan. Dalam hal ini

Kementrian Sosial sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam

penganganan masalah-masalah kesejahteraan sosial, perlu memiliki kebijakan

dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5 Selain itu

upaya yang sama juga dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta, melalui

Keputusan Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta Nomor 105 Tahun 2012,

mengenai prosedur penampungan, pembinaan dan penyaluran Penyandang

3 Pusat Penyuluhan Sosial, Bersama Penyuluh Sosial Kita Bangun Indonesia Sejahtera,

(Kementrian Sosial RI, 2013), h. i 4 Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial, Petunjuk Teknis Rehabilitasi Sosial Berbasis

Masyarakat Bagi Gelandangan, Pengemis, dan Pemulung Oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial,

(Jakarta, 2011), h. 1 5 Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial, Panduan Praktis Pendampingan dalam

Rehabilitasi Sosial Gelandangan dan Pengemis, (Kementrian Sosial RI, Jakarta, 2011), h. 1

Page 15: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

3

Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) hasil penertiban/ penjangkauan sosial

di DKI Jakarta. 6

Oleh karena itu untuk menanggulangi banyaknya PMKS khususnya di

wilayah DKI Jakarta, diperlukan adanya penertiban sosial dan panti

penampungan sementara sebelum dirujuk ke panti pelayanan dan rehabilitasi

sosial. Sebagai suatu lembaga sosial pengemban amanah rakyat yang dikelola

oleh pemprov DKI untuk bertanggung jawab atas kesejahteraan masyarakat

PMKS untuk nantinya dikembangkan dan digembleng secara konsisten agar

dapat mewujudkan masyarakat yang mandiri dan mempunyai sumber daya

manusia (SDM).

Salah satu panti sosial yang menampung hasil penertiban sosial PMKS

adalah Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur. Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 berfungsi sebagai penampungan sementara

dan bimbingan sosial awal PMKS hasil penertiban dan penjangkauan sosial

seperti gelandangan, pengemis, wanita tuna susila, jompo terlantar, anak

jalanan, psikotik terlantar, penyandang cacat terlantar dan PMKS lainnya.

Tujuan didirikannya panti ini adalah untuk mencegah dan mengurangi PMKS

agar tidak kembali kejalan.7

Ada banyak program pembinaan di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 2 diantaranya: bimbingan fisik, bimbingan psikologis, bimbingan sosial,

case conference, bimbingan rohani Islam, bimbingan hukum, bimbingan

6 Brosur, Surat Keputusan Kepala Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta, Nomor 105 Tahun

2012 7 Brosur, Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, 15 Januari 2014

Page 16: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

4

keterampilan, bimbingan kesenian, dan penyaluran/ pembinaan lanjut ke panti

rehabilitasi berikutnya.8

Salah satu kegiatan pembinaan di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya

2 yang penulis jadikan fokus penelitian adalah Bimbingan Rohani Islam.

Dimana penulis ingin mencari tahu sejauh mana seorang pembimbing rohani

berperan dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial. Hal ini

menarik untuk diteliti karena pada dasarnya agama berfungsi sebagai tuntunan

dan pegangan hidup yang dapat memberikan pencerahan dan pengalaman

ruhaniah seseorang sehingga akan menumbuhkan kekuatan baik mental

spiritual bagi PMKS dalam menghadapi berbagai permasalahan yang

dihadapi.

Kefitrahan agama bagi manusia menunjukkan bahwa manusia tidak

dapat melepaskan diri dari agama, karena agama merupakan kebutuhan fitrah

manusia. Selama manusia memiliki perasaan takut dan cemas, selama itu pula

manusia membutuhkan agama. Kebutuhan manusia akan agama tidak dapat

digantikan dengan kemampuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang juga

dapat memenuhi kebutuhan manusia dalam aspek material. Kebutuhan

manusia akan materi tidak dapat menggantikan peran agama dalam kehidupan

manusia. 9

Agama berperan sebagai motivasi dalam mendorong manusia untuk

melakukan suatu aktifitas, seperti bekerja, karena perbuatan yang dilakukan

dengan latar belakang keyakinan agama dinilai mempunyai unsur kesucian

serta ketaatan. Apabila mereka meyakini Tuhan Maha Kuasa, mengatur dan

8 Brosur, Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, 15 Januari 2014

9 Dr. Marzuki, M.Ag, Konsep Manusia dan Agama, (Yogyakarta: Universitas Negeri

Yogyakarta), h. 24

Page 17: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

5

mengendalikan alam maka segala apapun yang terjadi, baik peristiwa alamiah

ataupun peristiwa sosial, dilimpahkan tanggung jawab pada Tuhan. Tetapi

sebaliknya jika mereka melihat adanya kekacauan, kerusuhan, ketidakadilan,

percekcokan, dialam seolah-olah tanpa kendali maka mereka merasa kecewa

terhadap Tuhan.10

Dengan adanya bimbingan rohani Islam di Panti diharapkan dapat

menambah pengetahuan Warga Binaan Sosial (WBS) dan dapat meningkatkan

etos kerja pada diri masing-masing Warga Binaan Sosial (WBS). Sehingga

bisa melakukan pekerjaan didasarkan pada prinsip-prinsip iman dan tauhid,

bukan saja menunjukan fitrah seorang muslim yang wajib memenuhi

kebutuhan jasmani, tetapi sekaligus meninggikan martabat dirinya sebagai

abdullah (hamba Allah) yang mengelola seluruh alam sebagai bentuk dari cara

dirinya mensyukuri kenikmatan dari Allah Rabbul’Alamin.

Menurut Rosmiani etos kerja terkait dengan sikap mental, tekad,

disiplin dan semangat kerja. Sikap ini dibentuk oleh sistem orientasi nilai-nilai

budaya, yang sebagian bersumber dar iagama atau sistem kepercayaan/ paham

teologi tradisional. Etos kerja yang rendah secara tidak langsung dipengaruhi

oleh rendahnya kualitas keagamaan dan orientasi nilai budaya yang

konservatif turut menambah kokohnya tingkat Etos kerja yang rendah itu.11

Menurut K. H. Toto Tasmara etos kerja adalah totalitas kepribadian

dirinya serta caranya mengekspresikan, memandang, meyakini, dan

memberikan makna ada sesuatu yang mendorong dirinya untuk bertindak dan

meraih amal yang optimal (high performance).12

10

Zakiah Drajat, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 2003), Cet. Ke-16, h. 87 11

Musa Asyari, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, (Jogyakarta: Lesfi, 1997),

Cet. Ke-1, h. 35 12

Drs. H. Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta: PT. Dhana Bhakti Wakaf,

Cet. Ke-2, 1995), h. 20

Page 18: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

6

Kepedulian Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 terhadap

peningkatan kemampuan warga binaan sosial (WBS) salah satunya dibuktikan

dengan adanya kegiatan bimbingan rohani Islam yang diharapkan dapat

membina Warga Binaan Sosial (WBS) di bidang keagamaan sehingga

memiliki ketahanan spiritual, pola pikir, akhlak yang sesuai dengan syariat

agama Islam terutama dalam motivasi untuk bekerja lebih giat dari pada

sebelumnya. Karena dengan pemahaman dan pengamalan agama yang baik,

diharapkan Warga Binaan Sosial (WBS) yang ada dipanti bisa menjadi pribadi

yang lebih baik dan memiliki daya juang yang lebih tinggi dalam hal bekerja.

Berdasarkan latar belakang dan pokok pemikiran di atas, maka penulis

tertarik untuk melakukan penelitian secara mendalam dan sekaligus dijadikan

pembahasan skripsi dengan judul “Peran Pembimbing Rohani Islam dalam

Menumbuhkan Etos Kerja pada Warga Binaan Sosial (WBS) Di Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur”.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Untuk memudahkan penulis dalam melakukan penelitian ini

sehingga sampai pada tujuannya, maka penulis membatasi pada layanan

bimbingan rohani Islam, dengan meninjau dari aspek pembimbing,

terbimbing, proses bimbingan, metode bimbingan, materi bimbingan

dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial (WBS) di Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur.

Page 19: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

7

Penulis juga melakukan pembatasan pada subjek penelitian yaitu

pada pengemis, pemulung, dan pedagang asongan. Karena keterbatasan

masa pembinaan dan banyaknya jenis klasifikasi warga binaan sosial

(WBS) di panti.

2. Rumusan Masalah

Perumusan masalah yang dijadikan penelitian dalam penulisan

skripsi ini adalah:

a. Bagaimana proses bimbingan rohani Islam dalam Menumbuhkan Etos

Kerja pada warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur?

b. Metode apa yang digunakan dalam kegiatan bimbingan rohani Islam di

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur?

c. Bagaimana peran pembimbing rohani Islam dalam menumbuhkan etos

kerja pada warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur?

C. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah sebagai berikut:

1. Untuk pengembangan ilmu pengetahuan tentang etos kerja, terutama

mengenai peranan seorang pembimbing rohani Islam dalam menumbuhkan

etos kerja.

2. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan pembaca khususnya

mahasiswa Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam tentang proses

pelaksanaan bimbingan rohani Islam, metode bimbingan rohani Islam, dan

Page 20: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

8

bagaimana peranan seorang pembimbing rohani Islam dalam

menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial.

3. Untuk bahan evaluasi dalam pelaksanaan layanan bimbingan rohani Islam

bagi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 dan Dinas Sosial DKI Jakarta.

Serta menambah referensi kajian tentang peran pembimbing rohani Islam

dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial (WBS) di Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur.

D. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Metode Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskripsi berupa kata-

kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang diamati.13

Adapun desain dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu

penelitian yang menggunakan teknik analisa datanya berupa kata-kata,

gambar, dan bukan angka-angka. Semua data tersebut menjadi kunci

terhadap apa yang sudah diteliti.14

2. Subjek dan Objek Penelitian

Adapun subjek penelitian ini adalah 2 orang pembimbing rohani

Islam, dan 5 orang warga binaan sosial (WBS) yang menerima

bimbingan. Adapun teknik pemilihan subjek yang digunakan peneliti

adalah purposive sampling. Purposive Sampling merupakan teknik dalam

13

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007), cet. Ke-33, edisi revisi, h. 4 14

Lexy J Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, h. 6

Page 21: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

9

non-probability sampling yang berdasarkan kepada ciri-ciri yang dimiliki

oleh subjek yang dipilih karena ciri-ciri tersebut sesuai dengan tujuan

penelitian yang akan dilakukan. 15

Kemudian objek dalam penelitian ini adalah peran pembimbing

rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial

(WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data.16 Data adalah sesuatu yang diperoleh melalui suatu

metode pengumpulan data yang akan diolah dan dianalisis dengan suatu

metode tertentu yang selanjutnya akan menghasilkan suatu hal yang dapat

menggambarkan atau mengindikasikan sesuatu. Pada penelitian kualitatif

bentuk data berupa kalimat, atau narasi dari subjek atau responden

penelitian yang diperoleh melalui suatu teknik pengumpulan data.17

Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan:

a. Observasi atau Pengamatan

Observasi adalah suatu kegiatan pengumpulan data yang

dilakukan melalui pengamatan dan mencatat fenomena yang muncul

15

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2010), Cet. Ke-2, h. 106 16

Prof. Dr. Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2005) 17

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, h.116

Page 22: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

10

dan mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena

tersebut.18

Inti dari observasi adalah adanya prilaku yang tampak dan

adanya tujuan yang ingin dicapai. Perilaku yang tampak dapat berupa

perilaku yang dapat dilihat secara langsung oleh mata, dapat didengar,

dapat dihitung, dan dapat diukur. Karena mensyaratkan perilaku yang

tampak, potensi perilaku seperti sikap dan minat dalam bentuk kognisi,

afeksi, atau intensi atau kecenderungan perilaku tidak dapat

diobservasi. 19

Dalam hal ini peneliti mengadakan penelitian langsung

terhadap proses kegiatan bimbingan rohani Islam di Panti Sosial Bina

Insan Bangun Daya 2. Dalam observasi peneliti melakukan pencatatan

apa yang bisa dilihat oleh mata dan didengar oleh telinga, kemudian

peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi ini sesuai dengan data yang

dibutuhkan.

b. Wawancara

Wawancara adalah satu cara atau teknik yang digunakan untuk

mengungkapkan dan mengetahui mengenai fakta-fakta mental/

kejiwaan (psikis) yang ada pada diri terbimbing atau klien. Wawancara

juga merupakan alat re-cheking atau pembuktian terhadap informasi

atau keterangan yang diperoleh sebelumnya. Dalam penelitian kualitatif

yang digunakan adalah teknik wawancara mendalam, dimana seorang

18

E. Kristi Poerwandari, Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi, ( Jakarta:

Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan Psikologi, LPSP3 UI, 1983), h. 62. 19

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, h.131 -

132

Page 23: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

11

responden atau kelompok responden mengomunikasikan bahan-bahan

dan mendorong untuk didiskusikan secara bebas.20

Pada teknik wawancara ini penulis mendapatkan data dengan

cara tanya jawab dan tatap muka antara peneliti dengan pembimbing

rohani islam yang bertugas melakukan kegiatan bimbingan rohani islam

pada warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 2 Ceger Jakarta Timur.

c. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen.21 Dalam hal ini penulis mengumpulkan, membaca,

memperoleh, dan mempelajari berbagai macam bentuk data melalui

pengumpulan dokumen-dokumen mengenai Peran Pembimbing Rohani

Islam dalam Menumbuhkan Etos Kerja pada Warga Binaan Sosial

(WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur

serta data-data lain di perpustakaan yang dapat dijadikan bahan analisa

untuk hasil dalam penelitian ini. Teknik ini digunakan untuk

memperoleh data yang telah didokumentasikan dalam buku dan

majalah sesuia dengan masalah yang diteliti.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat

diperoleh. Apabila penelitian menggunakan teknik observasi, maka sumber

20

Elvinaro Ardianto, M.Si, Metodologi Penelitian untuk Public Relation, ( Bandung:

Simbiosa Rekatama Media, 2010), cet. Ke-1, h. 61. 21

Husaini Husman, Metodologi Penelitian Sosial, ( Jakarta: Bumi Aksara, 2000), h. 73.

Page 24: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

12

datanya bisa berupa benda, gerak, atau proses sesuatu. 22 Adapun sumber

data dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Data primer, yang berupa wawancara kepada pembimbing rohani dipanti

dan kepada warga binaan sosial (WBS) yang menerima bimbingan

rohani islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta

Timur

b. Data sekunder, yang berupa data tidak langsung yang berupa catatan-

catatan atau dokumen.

5. Analisis Data

Analisis data adalah suatu proses mengorganisasikan dan

mengurutkan kedalam pola, kategori, dan suatu uraian dasar kemudian

dianalisa agar mendapatkan hasil berdasarkan yang ada. Hal ini disesuaikan

dengan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis

deskriptif.23

Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan teknik

analisis data model interaktif menurut Miles dan Huberman terdiri atas

empat tahapan yang harus dilakukan, yaitu:

a. Pengumpulan data, proses ini dilakukan sebelum penelitian, pada saat

penelitian, dan bahkan di akhir penelitian. Idealnya, proses

pengumpulan data sudah dilakukan ketika penelitian masih berupa

konsep atau draft. Bahkan, Creswell menyarankan bahwa peneliti

22

Prof. Dr. Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:

PT Rineka Cipta, 2006), Cet. Ke-13, h. 129 23

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, ( Jakarta: Bulan

Bintang, 2003), Cet. Ke-9, h. 11.

Page 25: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

13

kualitatif sebaiknya sudah berpikir dan melakukan analisis ketika

penelitian kualitatif baru dimulai.

b. Reduksi data, inti dari reduksi data adalah proses penggabungan dan

penyeragaman segala bentuk data yang diperoleh menjadi satu bentuk

tulisan (script) yang akan dianalisis. Hasil wawancara, hasil observasi,

hasil studi dokumentasi, dan/ atau hasil dari FGD diubah menjadi bentuk

tulisan (script) sesuai dengan formatnya masing-masing.

c. Display data, pada prinsipnya display data adalah mengolah data

setengah jadi yang sudah seragam dalam bentuk tulisan dan sudah

memiliki alur tema yang jelas.

d. Kesimpulan/ Verifikasi, merupakan tahap akhir dalam rangkaian analisis

data kualitatif. Kesimpulan menjurus pada jawaban dari pertanyaan

penelitian yang mengungkap “what” dan “how. 24

Data yang tersaji pada analisa antar kasus khususnya yang berisi

jawaban atas tujuan penelitian kualitatif diuraikan secara singkat, sehingga

dapat pengambilan kesimpulan mengenai peran pembimbing rohani Islam

dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial (WBS) di Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur.

6. Teknik Penulisan

Dalam penulisan ini penulis berpedoman dan mengacu kepada

buku “ Pedoman Penulisan Karya Ilmiah ( Skripsi, Tesis dan Disertasi) UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.” Yang diterbitkan oleh CeQDA, April 2007,

Cet. Ke-2.

24

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, h.164-

181

Page 26: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

14

E. Tinjauan Pustaka

Dalam membantu penulis untuk melakukan penelitian maka

diperlukannya tinjauan dari penelitian-penelitian sebelumnya yang dapat

dijadikan sebagai bahan rujukan bagi peneliti pada kajian yang sama tetapi

pada ruang lingkup yang lebih luas dan mendalam di bidang bimbingan rohani

Islam, yaitu sebagai berikut:

a. “Pelaksanaan Bimbingan Rohani Islam dalam Meningkatkan Etos Kerja

Kepolisian Di Polres Jakarta Pusat”, yang ditulis oleh Chintiya Puspita

Sari. Hasil penelitian skripsinya menunjukan bahwa pelaksanaan

bimbingan rohani memberikan pengaruh besar terhadap peningkatan etos

kerja anggota kepolisaian. Hal ini terlihat dari meningkatnya kinerja para

anggota kepolisian yang setiap hari semakin giat dalam menjalankan

tugasnya. Metode yang digunakan dalam melakukan bimbingan adalah

metode ceramah.

b. “Peran Pembimbing Agama dalam Menanamkan Pengetahuan

Keagamaan Pemulung Di Yayasan Amal Islami Lebak Bulus Jakarta

Selatan”, yang ditulis oleh Eka Camalia Nurhidayati. Hasil penelitian

skripsinya bahwa pembimbing agama berperan sebagai teladan,

memberikan pemahaman, menanamkan rasa percaya diri ibu-ibu

pemulung, penyelenggara program edukasional, pembangkit kesadaran

masyarakat, membangun kedekatan emosional, dan advokatif dengan

memberikan materi keagamaan meliputi aqidah, syariah dan akhlak bagi

ibu-ibu pemulung di Yayasan Amal Media Insani.

Page 27: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

15

c. “Peranan Bimbingan Agama dalam Meningkatkan Ibadah Shalat Pada

Lansia Di Balai Perlindungan Sosial Dinas Sosial Provinsi Banten”, yang

ditulis oleh Hari Kohari Permasandi. Hasil penelitiannya bahwa metode

bimbingan agama yang digunakan pembimbing agama dalam

meningkatkan ibadah shalat pada lansia tak berbeda dari metode

pembimbing lainnya seperti metode ceramah, tanya jawab, tapi ada juga

metode yang berbeda yaitu metode pami-pami sehingga semua metode

tersebut sangat digunakan dalam meningkatkan ibadah shalat pada lansia.

d. “Peran Pembimbing Dalam Menanamkan Norma-Norma Kehidupan Bagi

Warga Binaan Di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6 Cengkareng”,

yang ditulis oleh Siti Fatimatuz Zahra Al-Hasyim. Dari hasil penelitiannya

dapat diketahui metode yang digunakan pembimbing dalam menanamkan

norma-norma kehidupan bagi warga binaan sosial adalah metode ceramah,

metode tanya jawab, metode pemberian tugas, metode pembiasaan, metode

keteladanan, metode sosiodrama, dan metode demonstrasi. Disini juga

terlihat peran pembimbing sangat berperan dalam menanamkan norma-

norma kehidupan terutama norma agama yaitu penanaman nilai aqidah dan

ibadah serta pada norma sosial yaitu penanaman nilai-nilai sosial yaitu rasa

kasih sayang dan saling menghargai terhadap guru dan pembimbing bahkan

sesama warga binaan sosial di Panti Sosial Asuhan Anak Putra Utama 6

Cengkareng.

e. “Peran Pembimbing Agama Dalam Mewujudkan Kemandirian Bagi Anak-

Anak Yatim Di Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar Kelurahan Beji Kota

Depok”, yang ditulis oleh Sofhal Jamil. Hasil dari penelitian tersebut

Page 28: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

16

bahwa peran pembimbing agama dalam mewujudkan kemandirian anak-

anak yatim di Pondok Pesantren Yatim Al-Akhyar adalah sebagai

pengganti orang tua, sebagai pendidik, dan motivator. Sedangkan peranan

pembimbing agama menurut masyarakat adalah: sebagai pengganti orang

tua dalam sisi kehidupannya dan sebagai pendidik baik formal maupun non

formal.

Dari kelima penelitian di atas yang membedakan dengan penelitian

lainnya adalah peran pembimbing rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja

pada warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2

Ceger Jakarta Timur. Dalam penelitian ini membahas mengenai bagaimana

peranan pembimbing rohani Islam dalam merubah pandangan, nilai-nilai,

persepsi, dan sikap warga binaan sosial. Dimana warga binaan sosial ini

merupakan penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) dan etos

kerjanya terbilang cukup minim. Sehingga perlu adanya upaya untuk

menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial (WBS) salah satunya

dengan mengadakan kegiatan bimbingan seputar bekerja yang baik didalam

Islam, bagaimana melakukan muamalah yang sesuai syariat, dan lain

sebagainya. Ini semua disampaikan dengan bahasa-bahasa agama, oleh

pembimbing rohani Islam di Panti.

F. Sistematika Penulisan

BAB I : Pendahuluan yang meliputi latar belakang masalah,

pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

penelitian, tinjauan pustaka dan sistematika penulisan.

Page 29: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

17

BAB II : Tinjauan teori meliputi konsep dan pengertian peranan,

dan fungsi pembimbing rohani islam yang meliputi : pengertian peran,

pengertian pembimbing, syarat pembimbing, tujuan dan fungsi bimbingan,

metode bimbingan, pengertian etos kerja, asas-asas etos kerja islami, fungsi

etos kerja, dan ciri etos kerja islami.

BAB III : Dalam bab ini dijelaskan tentang gambaran umum tentang

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger Jakarta Timur diantaranya:

profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, visi dan misi, kedudukan, tugas

dan fungsi, asal WBS, persyaratan pengambilan WBS oleh keluarga, program

pembinaan di panti, dan tahap pembinaan PMKS di panti.

BAB IV : Dalam bab ini menjelaskan hasil dan analisa data

penelitian, dengan penguraiannya tentang peran dan fungsi pembimbing

rohani islam, proses bimbingan rohani Islam yang dilakukan, dan metode

bimbingan rohani yang digunakan saat menyampaikan materi keagamaan.

BAB V : Penutup yang terdiri atas kesimpulan dan saran terhadap

pembahasan bab-bab sebelumnya.

Page 30: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Peran

1. Pengertian Peran

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian peran adalah

seperangkat tingkat yang diharapakan dimiliki oleh orang yang berkedudukan

di masyarakat. Sedangkan peranan adalah bagian dari tugas utama yang harus

dilakukan. 1

Ralph Linton, seperti dikutip oleh Soerjono Soekanto mendefinisikan

peranan (role) sebagai berikut:

“Peranan (role) merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukan-kedudukannya maka dia menjalankan suatu peran.” 2

Menurut Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, istilah “peran” diambil dari

dunia teater. Dalam teater, seorang aktor harus bermain sebagai seorang

tokoh tertentu dan dalam posisinya sebagai tokoh itu ia diharapkan untuk

berprilaku tertentu. Posisi aktor dalam teater (sandiwara) itu kemudian

dianalogikan dengan posisi seseorang dalam masyarakat. Sebagaimana

halnya dengan teater, posisi orang dalam masyarakat sama dengan posisi

aktor dalam teater, yaitu bahwa perilaku yang diharapkan daripadanya tidak

berdiri sendiri, melainkan selalu berada dalam kaitan dengan adanya orang-

1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:

Balai Pustaka, 1989), Cet. II, h. 667 2 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, Cet. 36,

2003), h. 243

Page 31: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

19

orang lain yang berhubungan dengan orang atau aktor tersebut. Dari sudut

pandang inilah disusun teori-teori peran.3

Dalam teorinya Biddle dan Thomas membagi peristilahan dalam teori

peran dalam 4 golongan, yaitu istilah-istilah yang menyangkut:

a. Orang-orang yang mengambil bagian dalam interaksi sosial

b. Perilaku yang muncul dalam interaksi tersebut

c. Kedudukan orang-orang dan perilaku

d. Kaitan antara orang dan perilaku4

Peranan mencakup tiga hal, yaitu sebagai berikut:

a. Peranan meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau

tempat seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan

rangkaian peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam

kehidupan kemasyarakatan.

b. Peranan adalah suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan oleh

individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai prilaku individu yang penting bagi

struktur sosial masyarakat.5

Dari penjelasan mengenai pengertian peran diatas maka dapat

disimpulkan bahwa peran adalah suatu tingkah laku yang diharapkan orang

lain dari individu dengan status sosial yang disandangnya dalam sebuah

kelompok, dan mempengaruhi prilaku kelompok tersebut.

3 Dr. Sarlito Wirawan Sarwono, Teori-Teori Psikologi Sosial, (Jakarta: CV. Rajawali,

1984), h. 233- 234 4 Ibid, h. 234

5 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), Cet.

44, h. 213

Page 32: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

20

2. Manfaat Peranan

Setiap orang mempunyai macam-macam peranan yang berasal dari

pola-pola pergaulan hidupnya. Hal itu sekaligus berarti bahwa peranan

menentukan apa yang diperbuatnya bagai masyarakat serta kesempatan-

kesempatan apa yang diberikan oleh masyarakat kepadanya.

Arti penting sosiologis dari peran ialah memaparkan apa yang

diharapkan dari orang. Ketika individu di seluruh masyarakat menjalankan

peran mereka, peran tersebut saling bertaut untuk membentuk sesuatu yang

dinamakan masyarakat. Sebagaimana telah dikemukakan oleh Shakespearse,

peran sangkat efektif untuk mengekang orang – mengatakan pada mereka

kapan mereka harus “masuk dan kapan mereka harus “keluar”, maupun apa

yang harus dilakukan di antaranya.6

Menurut Ely Chinoy, dikutip oleh Soerjono Soekanto pentingnya

peranan adalah karena ia mengatur perilaku seseorang. Peranan menyebabkan

seseorang pada batas-batas tertentu dapat meramalkan perbuatan-perbuatan

orang lain. Orang yang bersangkutan akan dapat menyesuaikan perilaku

sendiri dengan perilaku orang-orang sekelompoknya. 7

Peranan dapat membimbing seseorang dalam berprilaku, karena

manfaat peranan sendiri adalah sebagai berikut:

a. Memberi arah pada proses sosialisasi

b. Pewarisan tradisi, kepercayaan, nilai-nilai, norma-norma dan

pengetahuan.

6 James M. Henslin, Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, Jilid I , (Jakarta: Erlangga,

2006), h. 95 7 Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, h. 215

Page 33: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

21

c. Dapat mempersatukan kelompok atau masyarakat

d. Menghidupkan sistem pengendali dan kontrol, sehingga dapat

melestarikan kehidupan masyarakat.8

B. Pembimbing Rohani Islam

1. Pengertian Pembimbing Rohani Islam

Pengertian pembimbing menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia

adalah orang yang membimbing; pemimpin; penuntun. Sedangkan

membimbing artinya memberi petunjuk. 9

Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari kata guidance (Bahasa

Inggris). 10

Kata “guidance” adalah kata dalam bentuk mashdar (kata

benda) yang berasal dari kata kerja “to guide” artinya menunjukan,

membimbing, atau menuntun orang lain ke jalan yang benar.11

Pengertian bimbingan menurut Prayitno:

“ Bimbingan adalah bantuan yang diberikan kepada orang lain, baik

secara perorangan (individu) maupun kelompok agar mereka dapat

berkembang menjadi pribadi-pribadi yang mandiri, yaitu: mengenal

diri sendiri dan lingkungannya secara positif dan dinamis,

mengambil keputusan sendiri, mengarahkan diri sendiri, dan

mewujudkan diri sendiri.” 12

W.S Winkel mengemukakan :

“Bimbingan berarti pemberian bantuan kepada sekelompok orang

dalam membuat pilihan-pilihan secara bijaksana dalam mengadakan

8 J. Dwi Narkowo dan Bagus Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan, (Jakarta:

Kencana, 2007), Cet. 3, h. 160 9 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 117

10 Elfi Mu’awanah, S.Ag., M.Pd, dan Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi., M.Si.,Psi, Bimbingan

dan Konseling Islam Di Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2009), h. 53 11

Drs. H. M. Arifin, M.Ed., Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan penyuluhan

Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1979), h. 18 12

Drs. M. Lutfi, M.A., Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam,

(Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2008), h. 7

Page 34: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

22

penyesuaian diri terhadap tuntutan-tuntutan hidup. Bantuan itu

bersifat psikis (kejiwaan) bukan “pertolongan” finansial, media, dan

lain sebagainya. Dengan adanya bantuan ini, seseorang akhirnya

dapat mengatasi sendiri masalah yang dihadapinya sekarang dan

menjadi lebih mapan untuk menghadapi masalah yang akan

dihadapinya kelak-ini menjadi tujuan bimbingan. Jadi, yang

memberikan bantuan menganggap orang lain mampu menuntun

dirinya sendiri, meskipun kemampuan itu mungkin harus digali dan

dikembangkan melalui bimbingan. “13

Drs. H. M. Arifin, M.Ed., Mengemukakan:

“Bimbingan dan penyuluhan agama adalah segala kegiatan yang

dilakukan oleh seseorang dalam rangka memberikan bantuan kepada

orang lain yang mengalami kesulitan-kesulitan rohaniah dalam

lingkungan hidupnya agar orang tersebut mampu mengatasinya

sendiri karena timbul kesadaran dan penyerahan diri terahadap

kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga timbul pada diri

pribadinya suatu cahaya harapan kebahagiaa hidup masa sekarang

dan masa depannya.” 14

Dari beberapa pendapat tersebut, menurut penulis dapat disimpulkan

bahwa bimbingan adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang kepada

kelompok tertentu, untuk membantu dan mengarahkan mereka dalam

mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi dengan menggali potensi serta

kemandirian individu tersebut.

Dalam masyarakat Islam telah pula dikenal prinsip-prinsip guidance

and counseling yang bersumber dari firman Allah Swt serta hadis Nabi.

Diantara dasar-dasar bimbingan dalam Al-Qur’an dan hadis Nabi adalah

sebagai berikut:

Firman Allah SWT:

13

Drs. Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, (Jakarta: Amzah, 2010), h.

7 14

Drs. H. M. Arifin, M.Ed., Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan penyuluhan

Agama, h. 19

Page 35: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

23

ة أخرجت للناس تأمرون بالمعروف وتنهون عن المنكر كنتم خير أم

ولو آمن أهل الكتاب لكان خيرا لهم منهم المؤ منون وتؤمنون بالل

وأكثرهم الفاسقون

“Kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk manusia,

menyuruh kepada yang ma’ruf dan mencegah dari yang munkar,

dan beriman kepada Allah.” 15

(Q.S Ali Imran: 110)

Disamping ayat Al-qur’an diatas, terdapat pula beberapa sabda Nabi

yang menjelaskan bahwa penasihatan atau konseling merupakan kewajiban

agama. Sabda Rasulullah:

“Sesungguhnya Demi Dzat yang diriku ada di tangan-Nya, engkau

akan sungguh-sungguh memerintahkan kebajikan dan melarang

kemungkaran ataukah Allah akan segera membangkitkan siksaan

atas kamu daripada-Nya, kemudian kamu berdoa kepada-Nya

sedang doamu tidak akan dikabulkan.” (HR. At-Tirmidzi) 16

Bertolak dari prinsip dasar di atas (ayat-ayat Al-qur’an dan hadis)

yang berkenaan dengan kegiatan bimbingan rohani Islam di atas semoga

dapat lebih menekankan bahwa kegiatan bimbingan agama, dakwah,

tabligh, ceramah yang sifatnya mengajak orang lain kepada kebaikan

merupakan kewajiban kita sebagai umat muslim. Sehingga menjadikan kita

untuk terus berlomba-lomba dalam menegakan amar ma’ruf nahi munkar.

Pengertian “rohani” dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

Kontemporer dijelaskan, rohani adalah kondisi kejiwaan seseorang dimana

15

Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, (Jakarta: Maghfirah Pustaka), h. 64 16

Drs. H. M. Arifin, M.Ed., Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan penyuluhan

Agama, h. 19

Page 36: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

24

terbentuk dalam hubungan manusia dengan Tuhan Yang Maha Esa yang

diwujudkan dalam budi pekerti seseorang serta melalui hubungan manusia

dengan sesama manusia dengan ajaran agama yang dianutnya. 17

Rohani,

merupakan unsur yang paling halus, bersifat suci, dan ilahi karena dianggap

berasal dari ilahi, kecenderungannya kepada yang suci, bersih, dan mulia,

kekal dalam arti tidak hancur karena hancurnya badan jasmani.18

Menurut Imam Al-Ghazali seperti dikutip oleh Jamaludin Kafie

mengatakan bahwa:

“Roh itu mempunyai dua pengertian, yaitu: roh jasmani dan roh

rohani. Roh jasmani itu yaitu zat yang halus berpusat di ruang hati

dan menjalar keseluruh urat nadi (pembiluh darah) selanjutnya

tersebar keseluruh tubuh, karenannya manusia dapat bergerak

(hidup) dan dapat merasakan berbagai macam perasaan serta dapat

berpikir atau mempunyai kegiatan-kegiatan hidup kejiwaan.

Sedangkan roh rohani adalah bagian dari yang ghoib, dengan roh ini

manusia dapat mengenal dirinya sendiri dan mengenal tuhan, serta

menyadari keberadaan orang lain (berkepribadian, berkebutuhan,

dan berprikemanusiaan), serta tanggung jawab atas segala tingkah

lakunya. 19

Istilah ruh juga kadang-kadang dipergunakan dalam pengertian yang

sangat ketat untuk menggambarkan spirit kepercayaan yang dihasilkan

sebagai buah pengetahuan seseorang terhadap Allah, seperti mohon taubat

kepada-Nya sampai mencari-Nya dengan penuh cinta. Ini merupakan spirit

(dalam hal ini kesadaran terhadap Tuhan) dimana Allah menguatkan

ketakwaan hamba-Nya yang terpilih.

17

Peter Salim dan Yeni, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: Modern

English, 1991), h. 993 18

Drs. H. Isep Zainal Arifin, M. Ag, Bimbingan dan Penyuluhan Islam: Pengembangan

Dakwah melalui Psikoterapi Islam, (Jakarta: Rajawali Press, 2009),h. 27

19

Jamaludin Kafie, Psikologi Dakwah, (Surabaya: Penerbit Indah, 1993), h. 16

Page 37: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

25

Dalam hal ini, pengetahuan merupakan “ruh” (kekuatan spiritual),

seperti keikhlasan, kebenaran, pertaubatan, cinta pada Allah dan

penyerahan diri kepada-Nya. Manusia berbeda-beda dalam pencapaian

kekuatan spiritual. Ada beberapa yang benar-benar menguasainya hingga

menjadi makhluk “spiritual”, dan yang lain kehilangan kekuatan ini dan

dalam titik hampa yang sangat ekstrem menjadi sangat duniawi dan

menyerupai hewan.20

Menurut Zaini yang dikutip oleh Rafy Sapuri, manusia dalam Islam

memang makhluk yang memiliki dimensi-dimensi kompleks. Manusia

dimana pun dan beragama apa pun pasti tersusun dari jasad dan roh. Jasad

diartikan sebagai tubuh fisik dan roh diartikan sebagai kekuatan yang

berasal dari Allah SWT yang ditiupkan ke jasad manusia saat janin berusia

120 hari. Abu hanifah pernah mengatakan bahwa sumber krisis dunia adalah

rohani yang tidak diberi makan (lapar). Demikian juga al-Kindi pernah

berkata: ”Hakikat manusia adalah yang ada pada rohnya bukan yang ada

pada jasadnya. Manusia akan kehilangan identitasnya di hadapan seluruh

makhluk jika tidak mampu memahami eksistensi nilai-nilai ruhiyah yang

telah bersemayam dalam dirinya.” 21

Selanjutnya pengertian Islam menurut Kamus Besar Bahasa

Indonesia adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,

20

Aliah B. Purwakania Hasan, Psikologi Perkembangan Islami: menyingkap rentang

kehidupan manusia dari prakelahiran hingga pascakematian, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,

2008), h. 293 21

Rafy Sapuri, M.Si., Psikologi Islam: Tuntutan Jiwa Manusia Modern, (Jakarta:

Rajawali Press, 2009), h. 9-10

Page 38: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

26

berpedoman kepada kitab suci Al-qur’an, yang diturunkan ke dunia melalui

wahyu Allah SWT. 22

Berdasarkan uraian di atas, penulis dapat memahami pengertian

pembimbing rohani Islam adalah individu yang melakukan kegiatan

bimbingan kepada seseorang atau kelompok yang memiliki kesulitan-

kesulitan dalam hal rohani/ batin dengan berpedoman kepada Al-qur’an dan

Sunnah. Sehingga terbimbing dapat secara mandiri untuk menyelesaikan

masalah-masalah yang dihadapainya dengan menumbuhkan pemahaman

agama yang baik pada diri terbimbing.

2. Syarat-Syarat Pembimbing

Pembimbing perlu memiliki sifat, syarat, dan keterampilan yang

terus-menerus perlu dikembangkan. Adapun sifat atau syarat yang harus

dimiliki petugas pembimbing antara lain adalah hendaknya:

a. Memiliki sifat baik, setidak-tidaknya sesuai ukuran si terbantu.

b. Bertawakal, mendasarkan segala sesuatu atas nama allah.

c. Sabar, utamanya tahan menghadapi si terbantu yang menentang

keinginan untuk diberikan bantuan.

d. Tidak emosional, artinya tidak mudah terbawa emosi dan dapat

mengatasi emosi diri dan si terbantu.

e. Retorika yang baik, mengatasi keraguan si terbantu dan dapat

meyakinkan bahwa ia dapat memberikan bantuan.

22

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 341

Page 39: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

27

f. Dapat membedakan tingkah laku klien yang berimplikasi terhadap

hukum wajib, sunnah, mubah, makruh, haram terhadap perlunya taubat

atau tidak. 23

M. Lutfi juga mengemukakan mengenai berbagai sifat dan akhlak

yang seharusnya dimiliki oleh setiap pembimbing:

“Sifat atau akhlak tersebut adalah keteladanan (uswah), dan figur

(qudwah), ikhlas, sabar dan intropeksi (ihtisab), optimis dan janji

setia (tsiqah) kepada Allah, pemahaman mendalam, pengorbanan,

antisipatif, dapat berinteraksi dengan berbagai kalangan, penuh

perhitungan, cerdas, lemah lembut, menjaga ukhuwah islamiyah,

bermartabat, mengutamakan tugas dan berserah diri kepada Allah

Swt (tawakkal).24

Selain syarat-syarat di atas, menurut penulis ada satu hal yang perlu

diperhatikan bagi seorang pembimbing rohani karena tugas seorang

pembimbing adalah menyampaikan pesan dakwah maka pertama-tama

pembimbing harus memulainya dari diri sendiri agar menjadi tauladan bagi

orang lain.

3. Keterampilan Yang Dimiliki Pembimbing

Menurut Jumhur dan Surya adapun keterampilan yang perlu dimiliki

oleh seorang pembimbing adalah keterampilan komunikasi, yaitu

mendengarkan dan memerhatikan. Disamping itu, juga kemampuan untuk

menyelenggarakan konseling, mengolah data individu, melakukan

23

Elfi Mu’awanah, S.Ag., M.Pd, dan Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi., M.Si.,Psi, Bimbingan

dan Konseling Islam Di Sekolah, (Jakarta: PT. Bumi Askara, 2009), h. 142 24

Drs. M. Lutfi, M.A., Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, h.

159

Page 40: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

28

wawancara, dan menggunakan sumber-sumber yang terdapat di sekolah dan

masyarakat.25

Berikut bagan penjelasan mengenai keterampilan komunikasi. 26

Keterampilan lain yang diperlukan menurut Bimo Walgito, yang

dikutip oleh Samsul Munir:

“Seorang pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup

luas, baik segi teori maupun praktik. Teori merupakan hal yang

penting karena segi inilah yang menjadi landasan di dalam praktik.

Praktik tanpa teori tidak dapat mencapai tujuan dan sasaran yang

tepat. Demikian pula sebaliknya, praktik juga diperlukan dan

menjadi hal penting, karena bimbingan dan penyuluhan merupakan

“applied science” ilmu yang harus diterapkan dalam praktik sehari-

hari sehingga seorang pembimbing akan sangat canggung apabila

hanya memiliki teori tanpa memiliki kecakapan di dalam praktik.” 27

C. Tujuan, Fungsi, dan Metode Bimbingan

1. Tujuan Bimbingan

Menurut Drs. H.M Arifin M, Ed., tujuan bimbingan agama adalah

sebagai berikut:

25

Drs. M. Lutfi, M.A., Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, h.

143 26

Elfi Mu’awanah, S.Ag., M.Pd, dan Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi., M.Si.,Psi, Bimbingan

dan Konseling Islam Di Sekolah, h. 143 27

Drs. Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, h.297

Memerhatikan dan Mendengarkan

Klien

Keterampilan

Mikro

Keterampilan

Komunikasi Verbal

Keterampilan Bersama

Klien Secara Emosional

Mendengarkan Secara Aktif

Page 41: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

29

“Bimbingan dan penyuluhan agama dimaksudkan untuk membantu si

terbimbing supaya memiliki religious reference (sumber pegangan

keagamaan) dalam memecahkan problem. Bimbingan dan

penyuluhan agama yang ditujukan kepada si terbimbing agar dengan

kesadaran serta kemampuannya bersedia mengamalkan ajaran

agamanya.28

Tujuan umum/ jangka panjang bimbingan dan konseling Islami

adalah agar individu menjadi muslim yang bahagia dunia dan akhirat.

Dimana untuk mencapai tujuan umum tersebut dalam proses konseling

perlu dibangun kemandirian individu sebagai pribadi muslim.29

Adapun tujuan bimbingan secara khusus antara lain sebagai berikut:

a. Membantu individu agar tidak menghadapi masalah

b. Membantu individu mengatasi masalah yang sedang dihadapi

c. Membantu individu memelihara dan mengembangkan situasi dan

kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau menjadi

lebih baik, sehingga tidak akan menjadi sumber masalah bagi dirinya

dan orang lain.30

Oleh karena itu, tujuan dari bimbingan rohani Islam ialah sebagai

suatu kegiatan yang mengarahkan dan membantu individu atau kelompok

untuk secara mandiri keluar dari masalah-masalah hidup yang dihadapai

dengan cara-cara yang sesuai dengan syariat Islam dan berdasarkan Al-

Qur’an dan Sunnah.

28

Drs. H. M. Arifin, M.Ed., Pokok-Pokok Pikiran tentang Bimbingan dan penyuluhan

Agama, h. 39 29

Erhamwilda, Konseling Islami,(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 119 30

Aunur Rahman Faqih, Bimbingan dan Konseling Islam (Yogyakarta: UII Press, 2001),

Cet. Ke-2,h. 35

Page 42: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

30

2. Fungsi Bimbingan

Selanjutnya fungsi dari bimbingan menurut Aunur Rahman Faqih:

a. Pemahaman, yaitu membantu individu mengembangkan potensi dirinya

secara optimal.

b. Preventif, yaitu mencegah klien agar tidak melakukan perbuatan yang

bisa merugikan orang lain.

c. Pengembangan, yaitu menciptakan situasi belajar yang kondusif dan

memfasilitasi perkembangan klien.

d. Perbaikan/penyembuhan, yaitu memberikan bantuan pada klien yang

sedang mengalami masalah, baik yang berkaitan dengan pribadinya,

sosial, belajar, maupun karirnya.

e. Penyaluran, yaitu membantu klien agar mengembangkan potensi dirinya

sesuai dengan kemampuan pada bidang dan keahlian yang dimilikinya.

f. Penyesuaian, yaitu membantu klien agar dapat menyesuaikan diri

dimanapun ia tinggal dan berada. 31

3. Metode Bimbingan Rohani Islam

Metode adalah seperangkat langkah (apa yang harus dikerjakan) yang

tersusun secara sistematis (urutannya logis) untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam melakukan bimbingan, agar materi yang disampaikan oleh

pembimbing dimengerti oleh terbimbing (penerima pesan) diperlukan

metode, macam-macam metode yang digunakan dalam bimbingan antara

lain sebagai berikut:

31

Dr. Syamsu Yusuf dan Dr. A Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling

(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Cet. Ke-2, h. 7

Page 43: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

31

a. Metode Interview (Wawancara), merupakan suatu alat untuk memperoleh

fakta/ data/ informasi dari murid secara lisan, jadi terjadi pertemuan di

bawah empat mata dengan tujuan mendapatkan data yang diperlukan

untuk bimbingan.

b. Group Guidance (Bimbingan Kelompok), ada kontak ahli bimbingan

dengan sekelompok klien yang agak besar mereka mendengarkan

ceramah, ikut aktif berdiskusi, serta menggunakan kesempatan untuk tanya

jawab. Pembimbing mengambil banyak inisiatif dan memegang peranan

instruksional, misalnya bertindak sebagai instruktur atau sumber ahli bagi

berbagai macam pengetahuan atau informasi.

c. Client Centered Method (metode yang dipusatkan pada keadaan klien),

metode ini sering disebut juga dengan nondirective (tidak mengarahkan).

Dalam metode ini terdapat pandangan bahwa klien sebagai makhluk yang

bulat memiliki kemampuan berkembang sendiri dan sebagai pencari

kemantapan diri sendiri (self consistency).

d. Directive Counseling, metode ini berlawanan dengan metode nondirective

atau client centered, di mana konselornya dalam interviewnya, berada di

dalam situasi bebas. Klien diberi kesempatan mencurahkan segala tekanan

batin sehingga akhirnya mampu menyadari tentang kesulitan-kesulitan

yang diderita. Dengan demikian, peranan konselor hanyalah merefleksikan

kembali segala tekanan batain atau perasaan yang diderita klien.

e. Educative Method, metode ini hampir sama dengan metode client

centered, hanya bedanya terletak pada usaha mengorek sumber perasaan

yang menjadi beban tekanan batin klien serta mengaktifkan tenaga

Page 44: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

32

kejiwaan klien (potens dinamis) melalui pengertian tentang realitas situasi

yang dialami olehnya.

f. Psychoanalysis Method, metode ini berpangkal pada pandangan bahwa

semua manusia itu jika pikiran dan perasaannya tertekan oleh kesadaran

dan perasaan atau motif-motif tertekan tersebut tetap masih aktif

mempengaruhi segala tingkah lakunya meskipun mengendap di dalam

alam bahwa ketidaksadaran (Das Es) yang disebutnya “Verdrongen

Complexen”. 32

Selain metode yang diuraikan di atas, dalam perspektif Al-Qur’an juga

metode yang bisa diterapkan dalam kegiatan bimbingan, yaitu metode bil-

hikmah, bil –mauidzah hasanah, dan bil-mujadalah. Sebagaimana terdapat

dalam firman Allah:

ادع إلى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم بالتي هي

أحسن إن ربك هو أعلم بمن ضل عن سبيله وهو أعلم بالمهتدين

“Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.

Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa

yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

orang yang mendapat petunjuk”. (Q.S. An-Nahl (16): 125) 33

Ayat tersebut menjelaskan bahwa dalam mengajak dan membimbing

seseorang kepada jalan Allah, memerlukan metode dan teknik tertentu.

Diman kita sebagai pembimbing harus memahami karakteristik, latar

belakang dan kepribadian terbimbing, sehingga dapat menggunakan metode

bimbingan yang sesuai dan tujuan dari bimbingan tersebut dalam tercapai.

32

Drs. Samsul Munir Amin, Bimbingan dan Konseling Islam, h. 69-73 33 Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, (Jakarta: Maghfirah Pustaka), h. 281

Page 45: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

33

a. Metode “bil-hikmah”, metode ini digunakan dalam menghadapi orang-

orang terpelajar, intelek, dan memiliki tingkat rasional yang tinggi, yang

kurang yakin akan kebenaran ajaran agama.

b. Metode “bil-mujadalah”, perdebatan yang digunakan untuk menunjukan

dan membuktikan kebenaran ajaran agama, dengan menggunakan dalil-

dalil Allah yang rasional.’

c. Metode “bil-mauidzah”, dengan menunjukan contoh yang benar dan tepat,

agar yang dibimbing dapat mengikuti dan menangkap dari apa yang

diterimanya secara logika dan penjelasan akan teori yang masih baku.34

4. Prinsip-Prinsip Bimbingan

Prinsip merupakan panduan hasil kajian teoritik dan telaah lapangan

yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan sesuatu yang dimaksudkan.

Misalnya menurut Van Hoose mengemukakan bahwa:

a. Bimbingan didasarkan pada keyakinan pada bahwa dalam setiap diri

manusia terkandung kebaikan-kebaikan; setiap pribadi mempunyai

potensi dan pendidikan hendaklah mampu membantu orang lain

memanfaatkan potensinya itu.

b. Bimbingan didasarkan pada ide bahwa setiap manusia adalah unik;

seseorang berbeda dengan orang lainnya.

c. Bimbinga merupakan bantuan kepada orang lain dalam pertumbuhan

dan perkembangan mereka menjadi pribadi-pribadi yang sehat.

34

Drs. M. Lutfi, M.A., Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan (Konseling) Islam, h.

135-136

Page 46: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

34

d. Bimbingan merupakan usaha membantu mereka yang memerlukannya

untuk mencapai apa yang menjadi idaman masyarakat dan kehidupan

umumnya.

e. Bimbingan adalah pelayanan, unik yang dilaksanakan oleh tenaga ahli

dengan latihan-latihan khusus, dan untuk melaksanakan pelayanan

bimbingan diperlukan minat pribadi khusus.35

D. Etos Kerja

1. Pengertian Etos Kerja

Etos dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia artinya yaitu pandangan

hidup yang khas dari suatu golongan. 36

Etos yang berasal dari bahasa

Yunani, dapat mempunyai arti sebagai sesuatu yang diyakini, cara berbuat,

sikap serta persepsi terhadap penilaian bekerja. Dari kata ini lahirlah apa

yang disebut dengan “ethic” yaitu, pedoman, moral, dan perilaku, atau

dikenal pula etiket yang artinya cara bersopan santun. 37

Selain itu definisi-definisi etos dari beberapa sumber dalam buku

Etos kerja Islami diantaranya:

a. Dalam buku Websters Worl University Dictionary dijelaskan etos ialah

sifat dasar atau karakter yang merupakan kebiasaaan dan watak bangsa

atau ras.

35

Prof. Dr. H. Prayitno, M.Sc. Ed, dan Drs. Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan

Konseling, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), h. 218 36

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 428 37

H. Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, 1995),

Cet. Ke-2, h. 21

Page 47: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

35

b. Koentjoroningrat mengemukakan pandangannya bahwa etos

merupakan watak khas yang tampak dari luar dan terlihat oleh orang

lain.

c. Dalam Hand Book of Psycology Term, etos diartikan sebagai

pandangan khas suatu kelompok sosial, sistem nilai yang

melatarbelakangi adat istiadat dan tata cara suatu komunitas.

d. Menurut Nurcholish Madjid, etos berasal dari bahasa Yunani (ethos)

ialah karakter dan sikap, kebiasaan, serta kepercayaan dan seterusnya

yang bersifat khusus tetang seorang individu atau sekelompok

manusia. Etos juga berarti jiwa suatu kelompok manusia yang

daripadanya berkembang padangan bangsa itu sehubungan dengan

baik dan buruk, yaitu etika.38

e. Drs. H. Toto Tasmara juga mengartikan etos adalah norma serta cara

dirinya mempersepsi, memandang dan meyakini sesuatu”.39

Dalam pengertian lain, etos dapat diartikan sebagai thumuhat yang

berkehendak atau berkemauan yang disertai semangat yang tinggi dalam

rangka mencapai cita-cita yang positif.40

Dari beberapa definisi-definisi mengenai pengertian etos diatas,

menurut penulis dapat disimpulkan bahwa etos adalah cara pandang,

konsep, keyakinan, sistem nilai dan seterusnya yang dimiliki seseorang

atau kelompok yang disertai dengan semangat dan kemauan yang tinggi

guna mewujudkan suatu harapan.

38

DR. Ahmad Janan Asifudin, M.A., Etos Kerja Islami, (Surakarta: Muhammadiyah

University Press, 2004), h. 25-26 39

Ibid, h. 22 40 Musa Asy’arie, Islam, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Ummat, (Yogyakarta:

Lesfi, 1997), Cet. Ke-1, h. 3

Page 48: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

36

Selanjutnya pengertian kerja dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia,

adalah kegiatan melakukan sesuatu, yang dilakukan atau diperbuat untuk

mencari nafkah.41

Pengertian bekerja dalam arti luas adalah bentuk usaha yang

dilakukan oleh manusia, baik dalam hal materi maupun non materi,

intelektual atau fisik, maupun hal-hal yang berkaitan dengan hal materi

maupun keakheratan.42

Menurut Ahmad Janan Asifudin, kerja merupaka aktifitas sengaja,

bermotif dan betujuan. Pengertian kerja biasanya terikat dengan

penghasilan atau upah memperoleh hasil, baik bersifat materill atau non

materiil.43

Etos Kerja, menurut Mochtar Buchori dapat diartikan sebagai suatu

sikap dan pandangan terhadap kerja, kebiasaaan kerja: ciri-ciri atau sifat-

sifat mengenai cara kerja yang dimiliki seseorang atau kelompok manusia

atau suatu bangsa. 44

Etos Kerja adalah sifat, watak, dan kualitas kehidupan batin

manusia, moral, dan gaya estetik serta suasana batin mereka. Ia merupakan

sikap mendasar terhadap diri dan dunia mereka yang direfleksikan dalam

kehidupan nyata. Etos kerja adalah pancaran dari sikap hidup manusia yang

mendasar terhadap kerja.45

41

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, h. 428 42

Ilah Fadhilah, Skripsi “Hubungan Antara Pembinaan Agama dengan Motivasi Kerja Di

Komunitas Pemulung Jurang Mangu Barat”, (Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013), h.

28 43

DR. Ahmad Janan Asifudin, M.A., Etos Kerja Islami, h. 27 44

Mochtar Buchori, Penelitian Pedidikan dan Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta:

IKIP Press, 1994), h. 6 45

Ibid, h. 6

Page 49: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

37

Dari sejumlah definisi dan penjelasan diatas, penulis bisa

menangkap bahwa etos kerja artinya pandangan, nilai, dan sikap mendasar

yang dimiliki seseorang atau kelompok tertentu mengenai bekerja yang

kemudian memancar dan direfleksikan dalam kehidupan nyata. Misalnya

seseorang yang merasa bahwa bekerja itu adalah suatu penghormatan,

kinerjanya akan lebih tinggi jika dibandingkan yang hanya sekedar bekerja.

Begitu juga dengan orang yang merasa bahwa bekerja itu bukan semata-

mata untuk mencari uang, tapi juga sebagai usaha untuk menggapai ridho

Allah SWT dan bernilai ibadah sehingga dengan sendirinya orang-orang

tersebut melakukan hal-hal dalam pekerjaan dengan tulus dan totalitas.

Contohnya: berangkat dan pulang kerja tepat pada waktunya, mengetahui

bahwa pekerjaan meminta-minta dilarang dalam Islam maka Ia lebih

memilih untuk berusaha lebih baik lagi.

2. Asas-Asas Etos Kerja Islami 46

Apa yang dimaksud dengan kerja? Makna “bekerja” bagi seorang

muslim adalah suatu upaya yang sungguh-sungguh, dengan mengerahkan

seluruh aset, fikir, dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau

menampakan arti dirinya sebagai hamba Allah yang harus menundukan

dunia dan menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang

terbaik (khoiro ummah) atau dengan kata lain dapat juga kita katakan

bahwa dengan bekerja manusia itu memanusiakan dirinya.

46

Didin Hafidhuddin, Islam Aplikatif, (Jakarta: Gema Insani Press, 2003), h. 45-46

Page 50: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

38

Dari rumusan ini tampak bahwa etos kerja itu dapat didefinisikan

sebagai: cara pandang yang diyakini seorang muslim bahwa bekerja itu

bukan saja untuk memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaanya,

tetapi juga sebagai suatu manifestasi dari amal sholeh dan oleh karenanya

mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur.

Islam adalah ajaran yang mendorong umatnya untuk memiliki

semangat bekerja dan beramal, serta menjauhkan diri dari sifat malas.

Rasulullah Saw. bersabda:

“Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari lemah pendirian, sifat

malas, penakut, kikir, hilangnya kesadaran, terlilit utang, dan

dikendalikan orang lain. Dan aku berlindung kepada-Mu dari siksa

kubur, dan dari fitnah (ketika) hidup dan mati.”

(HR. Bukhari dan Muslim)

“Carilah oleh kalian semua rezeki di muka bumi.”

(HR. Thabrani)

Bagi kaum muslimin, bekerja dalam rangka mendapatkan rezeki

yang halal dan memberikan kemanfaatan yang sebesar-besarnya bagi

masyarakat merupakan bagian dari ibadahnya kepada Allah SWT.

ون إلى عالم عملكم ورسوله والمؤمنون وسترد وقل اعملوا فسيرى للا

الغيب والشهادة فينبئكم بما كنتم تعملون

“Dan katakanlah “Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya

serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu dan

kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan

yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa

yang telah kamu kerjakan.” (at-Taubah: 105)

Page 51: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

39

الة فانتشروا في األرض وابتغوا من فضل فإذا قضيت الص

كثيرا لعلكم تفلحون واذكروا للا للا

“Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu

dimuka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah

banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (al-Jumu’ah: 10)

Karena bekerja dan berusaha merupakan bagian dari ibadah, maka

aplikasi dan implementasi dari bekerja perlu diikat dan dilandasi oleh

akhlak/ etika, yang disebut dengan etika profesi. Etika profesi itu antara

lain tercermin dari kata-kata sifat, yaitu Shiddiq, Istiqomah, Fathanah,

Amanah dan Tablig.

3. Fungsi Etos Kerja

Lapangan mu’amalah adalah aspek dimana manusia berhubungan

secara horizontal antara satu dengan yang lainnya dalam lapangan ekonomi,

sosial, kemasyarakatan, dan nilai-nilai dalam rangka memenuhi hajat hidup

di dunia fana ini. Untuk mencapai kebahagiaan yang dijanjikan Allah SWT

haruslah manusia rajin bekerja dan berbuat sungguh-sungguh sehingga

dapat mengantarkan kepada kebahagiaan dunia dan akhirat. Sungguh

banyak ayat-ayat yang bertebaran dalam Al-Qur’an yang mengundang

manusia agar bermain dan mendorong mereka rajin bekerja. 47

Dengan memiliki etos kerja diharapkan umat Islam khususnya

diharapkan supaya ummat Islam menjadi umat yang rajin, cekatan, dan

47

Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islam: Petunjuk Pekerjaan Yang Halal dan Haram dalam

Syari’at Islam, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001), h. 7

Page 52: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

40

tangkas bekerja guna memproduksi kebaikan dan kebajikan sebanyak

mungkin. 48

Selain itu etos kerja memiliki fungsi sebagai berikut:

a. Pendorong timbulnya perbuatan

b. Penggairah dalam aktivitas

c. Penggerak, seperti mesin pada mobil. Besar dan kecilnya mempengaruhi

motivasi akan menentukan cepat lambatnya suatu perbuatan.49

4. Ciri Etos Kerja Muslim

Ciri-ciri orang yang mempunyai dan menghayati etos kerja akan

tampak dalam sikap dan tingkah lakunya yang dilandaskan pada suatu

keyakinan yang sangat mendalam bahwa bekerja itu merupakan bentuk

ibadah, sautu panggilan dan perintah Allah yang akan memuliakan dirinya,

memanusiakan dirinya sebagai bagian dari manusia pilihan (khairo ummah),

diantaranya:50

a. Memiliki jiwa kepemimpinan (leadership)

b. Selalu berhitung

c. Menghargai waktu

d. Tidak pernah puas berbuat kebaikan (positive improvements)

e. Hidup hemat dan efisien

f. Memiliki jiwa wiraswasta

48

Hamzah Ya’qub, Etos Kerja Islam: Petunjuk Pekerjaan Yang Halal dan Haram dalam

Syari’at Islam, h. 9 49

A. Tarbani Rusyan, Pedekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung: CV.

Remaja Rosdakarya, 1989), Cet. Ke-8, h. 63 50

H. Toto Tasmara, Etos Kerja Pribadi Muslim, (Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, Cet. 2,

1995), h. 29-61

Page 53: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

41

g. Memiliki insting bertanding dan bersaing

h. Keinginan untuk mandiri (independent)

i. Haus memiliki sifat keilmuan

j. Berwawasan makro – universal

k. Memperhatikan kesehatan dan gizi

l. Ulet, pantang menyerah

m. Berorientasi pada produktivitas

n. Memperkaya jaringan silaturrahim

Page 54: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

42

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

PANTI SOSIAL BINA INSAN BANGUN DAYA 2

CEGER JAKARTA TIMUR

A. Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2

1. Sejarah Panti

Pada tahun 1978 pemerintah DKI Jakarta melalui Dinas Sosial

membangun sebuah panti dengan nama “Panti Pengemis Cipayung”, dalam

perkembangan selanjutnya melalui Keputusan Gubernur DKI Jakarta

Nomor: 736 Tahun 1996, menjadi Panti Sosial Bina Karya Bangun Daya 2

Ceger. Selanjutnya berdasarkan Peraturan Gubernur DKI Jakarta No. 163

Tahun 20002, menjadi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger.

Selanjutnya berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta No. 76

tahun 2000, berubah menjadi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 yang

berfungsi sebagai penampungan sementara dan bimbingan sosial awal

PMKS hasil penertiban dan penjangkauan sosial seperti gelandangan,

pengemis, wanita tuna susila, jompo terlantar, anak jalanan, psikotik

terlantar, penyandang cacat terlantar dan PMKS lainnya.1

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 merupakan Unit Pelaksana

Teknis (UPT) Dinas Sosial dalam pelaksanaan kegiatan penampungan

sementara dan bimbingan awal PMKS hasil penertiban dan penjangkauan

sosial. (Berdasarkan Peraturan Gubernur No. 76 tahun 2010 tentang

Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya).

1 Wawancara dengan Bapak H. Abdul Khair, S.Ag., M.Si, KA Sub Bag Tata Usaha,

Ceger, 26 Maret 2014

Page 55: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

43

2. Kondisi Panti Sosial

a. Luas tanah : 15.000 M²

b. Luas bangunan : 10.000 M²

c. Kapasitas panti : 250 orang

d. Lokasi panti : Jl. Bina Marga No. 48 Ceger, Cipayung, Jakarta

Timur 13820, Telp. 021 844 5761

e. E-mail : [email protected] 2

3. Susunan Organisasi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2

Gambar 1

Struktur organisasi Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 3

4.

5.

2 Pamflet, Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Januari 2014

3 Ibid

KEPALA PANTI

KA. SUB BAG TU

SEKSI PERAWATAN SEKSI BIMLUR

KELOMPOK JABATAN

FUNGSIONAL

Page 56: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

44

4. Sarana dan Prasarana Pendukung

Tabel 1

Sarana dan prasarana pendukung di Panti Sosial 4

No Nama Bangunan Volume

1 Ruang kantor 1 unit

2 Auditorium 1 unit

3 Ruang rapat 1 unit

4 Pendopo 1 unit

5 Rumah Dinas 9 unit

6 Pos Jaga 2 unit

7 Ruang Gudang 1 unit

8 Kantin 1 unit

5. Kondisi SDM

Tabel 2

Kondisi SDM di Panti Sosial 5

No Jabatan Organik Pendidikan Terakhir

S2 S1 D3 SMA SMP SD

1 Kepala Panti 1

2 Ka. Subag/ Ka. Sie 2 1

3 Staf PNS 10 3 4

4 Staf CPNS

Jumlah 3 2 10 3 4

Jabatan Non

Organik

1 Tenaga Pelayanan

Sosial

3 1 8

4 Purwono, Buku Pedoman , Pelayanan Warga Binaan Sosial (WBS) Di Panti Sosial Bina

Insan Bangun Daya 2 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta 5 Pamflet, Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Januari 2014

Page 57: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

45

6. Visi dan Misi

Visi :

“Mewujudkan Kemandirian dan Kualitas Hidup Binaan Sosial”

Misi :

a. Meningkatkan kualitas pelayanan sosial terhadap warga binaan sosial

b. Meningkatkan harkat dan martabat binaan sosial

c. Mengembangkan sistem sarana dan prasarana binaan sosial

d. Mengembangkan prakarsa dan peran serta masyarakat dalam pelayanan

sosial. 6

7. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

a. Kedudukan

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger merupakan Unit

Pelaksana Teknis Dinas Sosial dalam pelaksanaan kegiatan penampungan

sementara dan bimbingan sosial awal penyandang masalah kesejahteraan

sosial (PMKS) hasil penertiban dan penjangkauan sosial.

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger dipimpin oleh

seorang kepala panti yang berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab

kepada kepala Dinas Sosial. Dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya,

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya dikoordinasi oleh sekretaris Dinas

Sosial. 7

b. Tugas Pokok

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger memiliki tugas

untuk menyelenggarakan kegiatan pelayanan kesejahteraan sosial hasil

6 Purwono, Buku Pedoman , Pelayanan Warga Binaan Sosial (WBS) Di Panti Sosial Bina

Insan Bangun Daya 2 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta 7 Pamflet, Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Januari 2014

Page 58: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

46

penertiban dan penjangkauan penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS) jalanan. 8

c. Fungsi dan Tujuan Panti Sosial

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 memiliki beberapa fungsi

sebagai berikut:

a. Pelaksanaan pendekatan awal meliputi penjangkauan, observasi,

identifikasi, motivasi, seleksi

b. Pelaksanaan penerimaan meliputi registrasi, persyaratan, administrasi,

dan penempatan dalam panti

c. Pelaksanaan perawatan dan pemeliharaan fisik dan kesehatan.

d. Pelaksanaan asessmen meliputi penelaahan, pengungkapan, dan

pemahaman masalah serta potensi.

e. Pelaksanaan bimbingan fisik serta bimbingan mental dan sosial

f. Pelaksanaan penyaluran kembali kepada keluarga, persiapan

pemulangan ke daerah asal dan rujukan kepanti terkait.

g. Pelaksanaan pembinaan lanjut meliputi monitoring, konsultasi,

asistensi, pemantapan dan terminasi.

Tujuan Didirikannya Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 ini

adalah untuk mencegah dan mengurangi PMKS agar tidak kembali

kejalan. 9

8 Pamflet, Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Januari 2014

9 Pamflet, Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Januari 2014

Page 59: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

47

B. Asal dan Persyaratan Pengambilan WBS

1. Asal warga binaan sosial (WBS)

a. Hasil penertiban dan penjangkauan sosial

b. Rujukan dari rumah sakit

c. Rujukan dari kepolisian

d. Masyarakat 10

2. Persyaratan Pengambilan WBS Oleh Keluarga

a. Foto copy KTP yang mengurus

b. Foto copy Kartu Keluarga

c. Surat keterangan RT, RW, Kelurahan, Kecamatan

d. Surat keterangan dari sekolah apabila masih sekolah

e. Surat rekomendasi dari instansi yang menertibkan

f. Surat rekomdasi dari Dinas Sosial

g. Menandatangani surat pernyataan dengan materai Rp. 6.000,- sebanyak

2 lembar 11

C. Program dan Tahap Pembinaan

1. Program Pembinaan di Panti Sosial

a. Bimbingan Fisik

Kegiatan yang dilaksanakan berupa senam kesegaran jasmani

(SKJ) setiap satu minggu dua kali, ada juga futsall, bola voli, tenis meja,

bulu tangkis, dan kerja bakti kebersihan lingkungan panti.

10

Ibid 11 Purwono, Buku Pedoman , Pelayanan Warga Binaan Sosial (WBS) Di Panti Sosial

Bina Insan Bangun Daya 2 Dinas Sosial Provinsi DKI Jakarta

Page 60: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

48

b. Bimbingan Sosial dan Case Conference

Bimbingan sosial dilaksanakan secara individu maupun kelompok

sehingga WBS dapat memahami permasalahannya serta untuk memperoleh

masukan sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan rujukan/

penyaluran sesuai dengan permasalahan yang dilanjutkan melalui kegiatan

case conference (pembahasanan kasus).

c. Bimbingan Psikologis

Kegiatan yang dilaksanakan berupa konseling individu dan

kelompok sebagai sarana untuk mengungkapkan pikiran, perasaan,

pengalaman, dan harapan WBS.

d. Bimbingan Rohani Islam

Memberikan bimbingan keagamaan yang berkaitan dengan ibadah,

akhlak, hakekat kehidupan, dan penanaman nilai-nilai agama.

e. Bimbingan Hukum

Memberikan pemahaman tentang Peraturan Daerah No. 8 Tahun

2007 tentang Ketertiban Umum dan peraturan perundang-undangan lainnya,

dengan harapan mereka dapat hidup layak dan normatif.

f. Bimbingan Keterampilan

Dilaksanankan sebagai upaya pemberian bekal keterampilan agar

WBS dapat mengembangkan diri setelah kembali ke masyarakat antara

lain: membuat keset, membuat pot, dan berkebun sayur.

g. Bimbingan Kesenian

Menyalurkan hobi dan bakat seni musik sehingga WBS dapat

menyalurkannya dalam hal menyanyi.

Page 61: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

49

h. Penyaluran/ Pembinaan Lanjut

a. Penyaluran kepanti terkait

b. Penyaluran kembali kekeluarga

c. Pemulangan ke daerah asal ke Jawa Tengah dan Jawa Barat (program

Dinas Sosial Prov. DKI Jakarta) 12

2. Tahap Pembinaan PMKS PSBIBD 2

Gambar 2

Tahap pembinaan PMKS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 13

12

Wawancara dengan Bapak H. Abdul Khair, S.Ag., M.Si, KA Sub Bag Tata Usaha,

Ceger, 26 Maret 2014 13

Brosur, Profil Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, pada Januari 2014

TAHAP I

Identifikasi WBS Asesmen Pembinaan

TAHAP IV TAHAP III TAHAP II

Bim. Sosial

Bim. Rohani

Islam

Bim. Fisik

Penelaahan

Data WBS

Pengungkapan

dan pemahaman

masalah dari

aspek fisik, sosial,

psikologis sesuai

dgn karakteristik

WBS

Bim. Rekreasi

Bim. Hukum

Identifikasi

potensi dan

sumber dari WBS

dan keluarga

Penyusunan

rencana

pelayanan Bim.

Keterampilan

Konsultasi

psikologis

Konsultasi

keluarga

B. Kesenian

Pendekatan

awal

Penjangkauan

Observasi

Motivasi

Identifikasi

Seleksi

Penanda tanganan berita acara serah terima

Pemeriksaan dokumen persyaratan

Penentuan

petugas

pendamping Perawatan

Penempatan dlm panti

Penjelasan

program

pelayanan

Registrasi

TAHAP V TAHAPV I

Resosialisasi Penyaluran

Mengikutsertakan WBS dalam kegiatan sosial bersama masy. umum

Persiapan penyaluran

Memberikan gambaran ttg lokasi tujuan penyaluran

Pelaksanaan penyaluran ke: 1. Panti

sosial terkait

2. Kembali pada keluarga

3. Pemulangan ke daerah asal

4. Lembaga pelayanan sosial lainnya

Page 62: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

51

BAB IV

TEMUAN LAPANGAN DAN ANALISIS DATA

Dalam bab ini penulis akan memaparkan temuan yang penulis dapatkan

selama penelitian yang berlangsung di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2,

diantaranya identifikasi subyek penelitian, identifikasi objek penelitian serta

analisis peran pembimbing rohani Islam dalam menumbuhkan etos kerja pada

warga binaan sosial (WBS).

Kegiatan bimbingan rohani Islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya

2 ini merupakan kegiatan wajib yang harus diikuti oleh seluruh WBS yang sudah

terjadwal dan merupakan kegiatan yang dapat memberikan motivasi dan

bimbingan pada warga binaan sosial (WBS) agar mereka bisa mendapat

pencerahan dan mau meninggalkan profesi lama mereka (mengemis, mengamen,

joki, gelandangan, pedagang asongan) dengan bekerja mencari nafkah sesuai

syariat islam dan pertaturan Pemda DKI Jakarta, minimal mereka tidak kembali

ke jalan lagi.

A. Identitas Informan

1. Subyek I Pembimbing

Tabel 3

Pembimbing Rohani Islam 1

No Nama Usia Jabatan Pendidikan Bimbingan yang

Diberikan

1 Ustad Ahmad

Munzir

25

Tahun

Pembimbin

g Rohani

Islam

LIPIA

(Semester IV)

Jurusan Syariah

- Ketauhidan

- Fiqh shalat,

puasa

1 Wawancara dengan Bapak Kurniawan, S. Sos, Staff Bimbingan dan Penyaluran, Di

Jakarta pada Kamis, 3 April 2014.

Page 63: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

52

- Muamalah

- Rukun Iman dan

Rukun Islam

- Motivasi Kerja

Islami

2 M.

Kurniawan,

S.Sos

35

Tahun

Staff

Bimbingan

dan

Penyaluran

- Kesos UI

(Universitas

Indonesia)

- KPI (STIDD

Al-Hikmah)

- Terapi Stress

- Terapi Do’a dan

Dzikir

- Motivasi Hidup

dan Kerja

- Konseling

Individu

- Praktek Shalat

berjama’ah

- Bimbingan baca

Al-Qur’an

Deskripsi mengenai pembimbing rohani Islam di Panti Sosial Bina

Insan Bangun Daya 2 yaitu:

a. Ustadz Ahmad Munzir

Ustad Ahmad Munzir adalah salah satu pembimbing rohani

Islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2. Ustadz Munzir lahir

di Basanlian Lombok Timur, pada tanggal 16 September 1988 berusia

25 tahun. Sekarang Ustadz Munzir sedang menempuh pendidikan

lanjutan di LIPIA mengambil jurusan Syariah semester IV (empat).

Beliau menjadi pembimbing rohani Islam di panti sejak tahun

2012 hingga sekarang, jadi kurang lebih sudah 2 tahunan. Sejarah

Ustadz Munzir bisa menjadi pembimbing rohani islam di panti

awalnya beliau datang ke Jakarta untuk kuliah di LIPIA pada tahun

2008. Setelah tiga tahun ada rekannya meminta Ustadz untuk

memberikan bimbingan ke panti. Dengan niat untuk belajar

Page 64: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

53

berdakwah dan berharap mendapat Ridho dari Allah SWT akhirnya

Ustad Munzir memutuskan untuk menjadi pembimbing rohani Islam

di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 sampai sekarang.2

b. Bapak Kurniawan, S.Sos

Bapak Kurniawan, S.Sos adalah salah satu staff di Panti Sosial

Bina Insan Bangun Daya 2 menduduki jabatan sebagai staff

Bimbingan dan Penyaluran. Beliau dikenal oleh banyak orang dengan

nama panggilan Pak Kur. Pak Kur lahir di Jakarta, 14 Januari 1979 dan

berusia 35 tahun. Pendidikan terakhir beliau yaitu S1 di Universitas

Indonesia jurusan Kesejahteraan Sosial dan di STIDDI Al-Hikmah

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam semester akhir sedang dalam

tahap penyusunan tugas akhir.

Sejarah Pak Kurniawan bisa menjadi pembimbing rohani islam

di panti karena awalnya beliau PNS (Pegawai Negeri Sipil) bagian

Bimbingan dan Penyaluran. Di panti ini masih sangat kekurangan

pembimbing rohani Islam, sebagai Sie. Bimbingan dan Penyaluran

beliau merasa memiliki tanggung jawab untuk memberikan bimbingan

baik agama, sosial, hukum, dan motivasi kepada warga binaan sosial (

WBS). Selain itu basic beliau yang erat dengan dakwah dan kuliah di

jurusan Komunikasi Penyiaran Islam jugalah yang membuat kecintaan

2 Wawancara pribadi dengan Ustadz Ahmad Munzir, Pembimbing Rohani Islam,

Jakarta, pada 3 April 2014.

Page 65: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

54

beliau untuk menyampaikan pesan-pesan Islam kepada warga binaan

sosial ( WBS) di panti.3

2. Terbimbing

Adapun deskripsi mengenai terbimbing adalah sebagai berikut:

Tabel 4

Terbimbing berdasarkan jenis kelamin4

No Jenis Kelamin Jumlah

1 Laki-Laki 23 Orang

2 Perempuan 17 Orang

Jumlah 40 Orang

[

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa terbimbing laki-laki

berjumlah 23 orang dan terbimbing perempuan berjumlah 17 orang.

Tabel 5

Terbimbing Berdasarkan Usia5

No Usia Jumlah

1 20-25 4 orang

2 26-31 3 orang

3 32-37 7 orang

4 38-42 9 orang

5 43-48 10 orang

6 49-53 6 orang

7 54-59 -

8 60-64 1 orang

Jumlah 40 orang

3 Wawancara langsung dengan Bapak Kurniawan, S. Sos, Staff Bimbingan dan

Penyaluran, Di Jakarta pada Kamis, 3 April 2014. 4 Data kegiatan Bimbingan Rohani Islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 2, Periode Maret 2014. 5 Ibid

Page 66: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

55

Berdasarkan tabel diatas dapat dilihat bahwa mayoritas terimbing

berada dikisaran usia 43-48 tahun, yang mana pada usia ini dapat

dikatakan dikatakan sebagai usia produktif.

Tabel 6 Terbimbing Berdasarkan Klasifikasi WBS

6

No Klasifikasi WBS Jumlah

1 Pengamen 6 orang

2 Joki 10 orang

3 Pemulung 5 orang

4 Pengemis 13 orang

4 Gelandangan 2 orang

5 Pedagang Asongan 4 orang

Total 40 orang

Tabel 7

Terbimbing Berdasarkan Asal Daerah 7

No Asal Daerah Jumlah

1 Jakarta 10 orang

2 Padang 1 orang

3 Tangerang 5 orang

4 Jawa Tengah 8 orang

5 Jawa Barat 6 orang

6 Jawa Timur 7 orang

7 Palembang 1 orang

8 Lampung 1 orang

Jumlah 40 orang

6 Data kegiatan Bimbingan Rohani Islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2,

Periode Maret 2014. 7 Ibid

Page 67: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

56

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas terbimbing

yang mengikuti bimbingan adalah WBS yang berusia 43-48 tahun dan

memiliki klasifikasi pekerjaan sebagai pengamen, pengemis, joki,

pedagang asongan, gelandangan dan pemulung.

Terbimbing yang menjadi sampel penelitian penulis adalah yang

aktif mengikuti kegiatan bimbingan agama berjumlah 5 orang. Terdiri

dari 2 laki-laki dan 3 perempuan. Dengan jenis klasifikasi PMKS

(Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial), yaitu pengemis, pemulung,

dan pedagang asongan. Klasifikasi ini diambil berdasarkan pertimbangan

dan hasil pengamatan penulis selama dilapangan karena WBS dengan

klasifikasi lainnya tidak dapat dijadikan objek penelitian karena

keterbatasan waktu atau mental dari WBS itu sendiri. Adapun terbimbing

yang ada di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 yang telah penulis

wawancarai diantaranya :

a. Amrizon

Pak Amrizon berusia di 37 tahun lahir di Padang, 28 November

1976. Merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara, sayangnya

beliau bertatus belum menikah walau di usia yang tidak muda lagi.

Pendidikan terakhir Pak Amrizon yaitu Sekolah Teknik, ini setara

dengan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pak Amrizon

tinggal di Palmerah, Jakarta Selatan. Bekerja sebagai pedagang

asongan yang menjual ID-Card, gantungan, casing HP, dan lain-lain.

Dengan penghasilan sehari-harinya berkisar antara Rp. 50.000,-

sampai dengan Rp. 100.000,-.

Page 68: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

57

Pak Amrizon ada di panti sejak tanggal 10 Maret 2014. Latar

belakang Pak Amrizon bisa masuk ke panti karena di bawa oleh dua

orang SATPOL PP yang sedang melakukan razia, dan akhirnya Pak

Amrizon dibawa ke Suku Dinas Jakarta Selatan karena berjualan di

tempat yang dilarang yaitu JPO (Jembatan Penyebrangan Orang) di

daerah Polda Metro Jaya.

Ini pertama kalinya Pak Amrizon terjaring razia oleh Satpol PP,

walaupun sebelum-sebelumnya dia tau bahwa ada Peraturan Daerah

(Perda) No. 8 Tahun 2007, yaitu larangan berjualan di JPO. Walaupun

begitu Pak Amrizon masih nyaman berjualan di jembatan karena ingin

mengumpulkan modal untuk buka usaha. Tapi berdasarkan pengakuan

dari Pak Amrizon, setelah keluar dari panti dia tidak akan mau lagi

jualan ditempat yang terlarang. Dia memilih untuk membuka usaha

lain misalnya kios makanan dengan cara menyewa.8

b. Amirudin

Bapak Amirudin, tinggal di Lapak Pemulung daerah

Kalibata. Lahir di Pemalang, 19 Januari 1975 usianya 38 tahun.

Merupakan anak ke-3 dari 7 bersaudara. Pak Amir memiliki dua

orang anak, yaitu SD kelas lima dan balita berusia 5 tahun dan istrinya

merupakan ibu rumah tangga. Pendidikan terakhir Pak Amirudin yaitu

SMP di daerah Pemalang Jawa Timur.

Pekerjaan sehari-hari Pak Amir yaitu bekerja di proyek dari

jam 8 pagi sampai dengan jam 4 sore dengan gaji Rp. 50.000,- per

8 Hasil wawancara dengan Amrizon, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 2, Jakarta pada tanggal 27 Maret 2014.

Page 69: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

58

hari. Karena Pak Amir memiliki dua orang anak dan satu istri yang

menjadi tanggungannya, Pak Amir memilih untuk mencari tambahan

dengan cara memulung setelah pulang kerja di proyek kira-kira 1

sampai 2 jam-an. Malangnya hari itu tanggal 10 Maret 2014, Pak

Amirudin dibawa oleh Satpol PP ke panti saat sedang tertidur di

taman karena kelelahan.9

c. Hatinah

Ibu Hatinah berusia 50 tahun, lahir di Subang pada tanggal 16

Maret 1964. Merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara. Bu

Hatinah tinggal di Klender di Kampung Pertanian Tengah RT 01 RW

01. Pendidikan terakhirnya lulus SD, di SDN Jati Rejo Subang Jawa

Barat. Bu Hatinah memiliki 2 orang anak dan 3 orang cucu.

Bu Hatinah masuk ke panti pada tanggal 28 Maret 2014. Pagi

itu Bu Hatinah sedang berjalan dengan suaminya Pak Kaming mau

menuju ke rumahnya setelah mengemis di salah satu perumahan.

Ternyata ketika hendak menyebrang jalan tiba-tiba ada mobil Dinas

Sosial (Dinas Sosial), akhirnya mereka berdua terjaring razia dan

dibawa ke panti.

Menurut pengakuan Bu Hastinah dia terpaksa mengemis

karena untuk membantu suaminya yang tuna netra. Baru 20 hari dia di

Jakarta, biasanya Bu Hastinah tinggal di kampung. Suaminya sudah 7

tahun mengemis dan tidak pernah terjaring razia karena minta-

9 Hasil wawancara dengan Amirudin, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 2, Jakarta pada tanggal 27 Maret 2014.

Page 70: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

59

mintanya di perumahan. Suaminya memiliki penuntun orang Tegal,

tetapi sedang pulang kampung. Terpaksa Bu Hatinah yang

menggantikan untuk menemani suaminya mengemis. Penghasilan

mengemis Bu Hastinah Rp. 30.000,- sampai dengan Rp. 60.000,-.10

d. Nuryani

Bu Nuryani, lahir di Palopo tanggal 5 Mei 1973 usianya

sekarang sudah 40 tahun. Bu Nur merupakan anak terakhir dari dua

bersaudara. Tempat tinggal Bu Nur di daerah Juanda gang Kingkit,

dia tinggal dengan anak terakhirnya sedangkan anak pertama dan

keduanya bekerja di Yogyakarta. Bu Nur memiliki pendidikan

terakhir yaitu STM (Sekolah Tinggi Menengah) Palopo, Makassar.

Bu Nuryani ada di panti sejak tanggal 11 Maret 2014, dia

dirazia oleh Satpol-PP karena sedang berjualan di Monas. Kegiatan

sehari-hari Bu Nuryani yaitu berdagang dan mulung. Dia berjualan

kopi, mie, rokok, permen, dan lain –lain dari jam 09.00 s.d 17.00 WIB

setelah itu Bu Nur melanjutkan kegiatannya dengan memulung dari

jam 19.00 s.d 04.00 WIB di daerah Monas sampai ke daerah Senen

dengan berjalan kaki. Pagi-paginya dia pulang dulu ke kontrakan

untuk menyiapkan perlengkapan anaknya sekolah.

Bu Nur melakukan ini untuk menghidupi kebutuhan sehari-

harinya juga kebutuhan anak terakhirnya. Suaminya telah meninggal

dunia karena tabrakan di daerah Kalimantan, sehingga Bu Nur harus

memenuhi kebutuhan ekonominya sendirian. Penghasilan yang

10

Wawancara dengan Ibu Hatinah, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 2, Jakarta pada tanggal 05 April 2014.

Page 71: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

60

diperoleh Bu Nur untuk dagang Rp. 20.000,- s.d Rp. 30.000,- dan

penghasilan untuk mulung Rp. 35.000,- per hari.11

e. Suniti

Ibu Suniti, lahir di Banjarnegara pada tanggal 23 Oktober

1973. Ibu suniti berusia 40 tahun dan merupakan anak terakhir dari

tiga bersaudara. Pendidikan terakhir Bu Suniti hanya sekolah dasar

saja, karena waktu itu di desanya pendidikan masih minim. Alamat

rumahnya di daerah Klender Jakarta Timur.

Bu Suniti berada di panti sejak tanggal 20 Maret 2014, dia

terjaring razia oleh Satpol PP disaat jalan pulang menuju ke rumah.

Bu Suniti dan suaminya dibawa oleh Satpol PP karena melanggar

ketertiban umum Pemda DKI Jakarta yaitu mengemis. Ibu Suniti

mengemis bersama suaminya, dimana Bu Suniti sebagai penuntun

suaminya yang berdasarkan infomasi ternyata seorang tuna netra. Bu

Suniti baru saja datang dari kampung, karena suaminya sudah lama

tidak mencari nafkah.

Suami Bu Suniti sudah tidak bisa melihat sejak 7 tahun yang

lalu, sehingga suaminya tidak bisa bekerja seperti biasa. Karena

kebutuhan sehari-hari yang mendesak, akhirnya suami Bu Suniti

memilih untuk datang ke Jakarta untuk mengemis. Suaminya

memiliki seorang teman yang untuk menemani saat mengemis

11

Wawancara dengan Nuryani, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jakarta

pada tanggal 05 April 2014.

Page 72: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

61

(penuntun), tapi sekarang sedang pulang kampung sehingga suaminya

kembali pulang ke kampung.

Karena terlalu lama di kampung membuat Bu Suniti dan

keluarga, merasa kekurangan dalam memenuhi kebutuhan hidup

sehari-hari. Ini memaksa Bu Suniti untuk ikut suaminya ke Jakarta

untuk mengemis, sayangnya baru satu minggu di Jakarta Bu Suniti

terjaring razia oleh Satpol PP dan dibawa ke panti sosial. Pendapatan

sehari-hari Bu Suniti dan suami dari hasil mengemis berkisar antara

Rp. 30.000,-sampai dengan Rp. 40.000,-/ hari. 12

B. Kegiatan Bimbingan Rohani Islam Di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 2 Ceger

1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Kegiatan bimbingan rohani Islam diberikan kepada warga binaan

secara intensif oleh Ustad Munzir dan Pak Kurniawan. Mereka memiliki

jadwal bimbingan yang berbeda, dimana Pak Kurniawan sekaligus staff

Bimbingan dan Penyaluran memiliki andil untuk bertanggung jawab untuk

memberikan bimbingan untuk warga binaan.

Untuk jadwal bimbingan rohani Islam yang dipimpin oleh Ustadz

Munzir dilaksanakan pada hari Senin mulai pukul 10.00-11.30 WIB, di

aula PSBI atau di aula asrama. Sebagaimana yang Ustadz Munzir

kemukakan dalam wawancara:

“Awal-awalnya kegiatan bimbingan rohani Islam disini, di Aula

hari Senin dari jam 10.00 WIB sampai dengan jam 11.30 WIB.

12

Wawancara Pribadi dengan Suniti , WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2,

Ceger, 5 April 2014.

Page 73: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

62

Terus sering juga kita melaksanakannya di Ruang Bimbingan

WBS/ di Barak Lantai 2.”13

Dalam penyampaian materi bimbingan rohani Islam Ustad Munzir

sering kali didampingi oleh Pak Kurniawan, atau staff Bimbingan

Penyaluran lainnya. Ini dikarenakan butuh penjagaan ekstra untuk

mengkondisikan suasana, yakni agar WBS tetap fokus dalam mengikuti

kegiatan bimbingan. Selain itu sebelum Pak Munzir menyampaikan

materi, biasanya ada pembukaan atau pengarahan-pengarahan terlebih

dahulu dari Pak Kurniwan, Bapak H.Abdul Khair, S.Ag, M.Si, atau Bapak

Purwono, SH, M.Si selaku Kepala Panti.14

Sedangkan tempat dan jadwal bimbingan rohani Islam yang di

pimpin oleh Pak Kurniawan, sebagaimana yang diungkapkan dalam

pernyataan berikut:

“ Tempatnya didepan klinik itu setiap pagi, memberikan

motivasi, terapi doa dan dzikir, terapi psikososial, terapi SEFT

(Spiritual Emosional Freedom Treatment) dimana kita mulai

dengan dzikir kemudian menarik nafas sambil berdoa agar

ketegangan WBS menurun. Lalu baca surah-surah pendek, Al-

Ikhlas, An-Nas, dan lain-lain. Pelaksanaanya setiap Senin, Rabu,

Kamis. Emmm...sering juga bimbing doa di ruang makan, tapi

sebelumnya dimotivasi dulu tetang bersyukur kepada Allah SWT.

Sering juga dilaksanakan bimbingan shalat di Mushalla di asrama

WBS atau di Aula. Setiap Senin juga mendampingi Ustad Munzir

menyampaikan ceramah. Bimbingan itu paling lama 45 menit..dan

seminggu tiga kali, kalau cuma satu kali engga efisien mereka takut

lupa.”15

13

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Munzir, Pembimbing Rohani Islam, Ceger,

3 April 2014

14

Observasi di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, 23 Januari s.d 15 April 2014 15

Wawancara dengan Bapak Kurniawan, S. Sos, Staff Bimbingan dan Penyaluran dan

Pembimbing Rohani Islam, Ceger, Kamis, 3 April 2014.

Page 74: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

63

Dari hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa tempat

pelaksanaan bimbingan rohani Islam yang dipimpin oleh Pak Kurniawan

yaitu didepan klinik yang merupakan tempat terbuka (outdoor), bimbingan

diberikan kepada warga binaan sosial (WBS) setiap pagi hari Senin, Rabu,

dan Kamis. Pak Kurniawan juga memberikan bimbingan di ruang makan,

yaitu bimbingan doa, dan menanamkan rasa syukur kepada warga binaan

sosial (WBS); memberikan bimbingan shalat berjama’ah di Mushalla;

motivasi hidup dan motivasi bekerja di aula, dan lain sebagainya. Untuk

lamanya waktu pelaksanaan bimbingan, yaitu 45 menit dengan intensitas

waktu seminggu 3 kali agar WBS tidak lupa dengan materi yang

disampaikan.

JADWAL BIMBINGAN ROHANI ISLAM

Tabel 8 Jadwal Bimbingan Rohani Islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2

16

NO WAKTU JENIS

BIMBINGAN

DESKRIPSI TUJUAN

1 Senin,

Pukul

07.30 s.d

08.00 WIB

Terapi Stress

- Bentuk terapinya

dengan

mengintruksikan

kepada WBS untuk

mengikuti gerakan

pembimbing,

menyentuh anggota

tubuh tertentu.

Dimulai dari kepala,

wajah dan tangan.

Materi yang

disampaikan juga

sifatnya universal,

ada agama, sosial,

- Agar hilang

ketegangannya,

dan kembali

normal, tenang,

dan dimudahkan

segala

masalahnya.

- Untuk

meningkatkan

ukhuwah

islamiyah atau

silaturahim antar

WBS, sekaligus

16

Wawancara dengan Bapak Kurniawan, S. Sos, Staff Bimbingan dan Penyaluran, Di

Jakarta pada Kamis, 3 April 2014.

Page 75: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

64

ekonomi, dan lain-

lain

- WBS diajak untuk

berlari-lari kecil

dilapangan.

silaturahim

Terapi doa dan

dzikir

WBS diajak untuk

mendengar lantunan ayat

suci Al-Qur’an dan

mengikuti lantunan doa

dan dzikir yang

pembimbing ucapkan.

Agar WBS

mendapatkan

ketenangan batin

dengan senantiasa

mengingat Allah

SWT.

Motivasi Hidup Penyampaian materi dan

memberikan semangat

kepada WBS agar

senatiasa mensyukuri

hidup.

Agar WBS tidak

terus-menerus

menyalahkan keadaan

dan mau berubah

mind set untuk tidak

kembali kejalan.

2. Senin,

10.00-

11.30 WIB

Ceramah

Agama

Ustad Munzir

menyampaikan materi-

materi yang berkaitan

dengan agama islam.

Agar pengetahuan

WBS bertambah dan

prilakunya berubah

agar lebih normatif.

3 Rabu,

10.00 –

12.00 WIB

Motivasi hidup,

tujuan hidup,

kultum,

konsultasi,

cerita tentang

masalah wbs

Pembimbing melakukan

bimbingan yang sifatnya

informal, misalnya

mendatangi asrama WBS

dan sharing dengan

mereka.

Untuk mengetahui

masalah WBS dan

memberikan masukan-

masukan kepada

mereka.

4 Kamis,

10.00-

12.00 WIB

- Terapi Stress

- Terapi Doa

dan Dzikir

- Motivasi

hidup

Kita mulai dengan

mengupayakan WBS

untuk mengenali

keluarganya, kita juga

menyampaikan tentang

bagaimana kita harus

sabar, dan memiliki

penerimaan yang baik..

Agar WBS bisa

senang , dan gembira

melalui waktu-waktu

dipanti dan memiliki

harapan-harapan

untuk kehidupan yang

lebih baik

kedepannya.

2. Proses Kegiatan Bimbingan Rohani Islam

Setiap kegiatan pasti memiliki tata cara atau prosedur tertentu agar

tujuan dari kegiatan tersebut bisa tercapai sesuai dengan apa yang

direncanakan. Begitu juga dengan proses bimbingan rohani Islam yang ada

di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, berikut adalah pernyataan-

Page 76: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

65

pernyataan dari beberapa informan mengenai proses bimbingan rohani

Islam.

Bu Hatinah mengemukakan:

“Prosesnya pertama berdoa terlebih dahulu, shalat dulu, dzikir,

shalawatan dulu, baru ceramah seputar ibadah shalat, puasa,

tentang sabar, tentang kerja terus baru tanya jawab deh Dek....”17

Ustadz Munzir juga mengungkapkan:

“Proses pertama yaa dimulai dengan memuji Allah, dan selalu

menyadarkan mereka tentang banyaknya nikmat Allah yang

diberikan untuk dihayati dan pikirkan dari pada kita selalu

mengeluh karena kekurangan. Setelah itu menyampaikan materi

tentang tauladan Rasulullah, sikap-sikap beliau kepada istri, anak-

anak, keluarga, dan tetangganya. Mudah-mudahan itu bisa

dijadikan contoh oleh WBS. Baru kita sampaikan materi pada hari

itu, baru tanya jawab, lalu istirahat makan-makan snack. Ada juga

reward bagi WBS yang bisa menjawab. Kalau games-games dan

doa-doa itu setiap pagi sudah diberikan sama Pak Kurniawan.

Setelah itu kita tutup dengan doa penutup dan salam.”18

Proses bimbingan yang dilakukan oleh Ustadz Munzir, pertama

yaitu dengan memuji Allah melalui dzikir, doa, agar mereka menyadari

banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Sehingga warga

binaan sosial tidak lagi mengeluh dan marah dengan kondisi mereka saat

ini. Setelah itu dilanjutkan dengan penyampaian materi keagamaan,

mengadakan forum tanya jawab, istirahat makan snack, dan ditutup

dengan doa dan salam.

Berikut proses bimbingan rohani Islam yang dipimpin oleh Pak

Kurniawan:

“Pertamanya saya salam dulu, kemudian menanyakan kabar

mereka Apa kabar hari ini? Mereka Jawab: Alhamdulillah

17

Wawancara dengan Ibu Hatinah, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2,

Ceger, 5 April 2014. 18

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Munzir, Pembimbing Rohani Islam, Ceger,

3 April 2014.

Page 77: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

66

sehat, Allahu Akbar, kemudian agar WBS konsentrasi kita ice

breaking dulu, terus doa dan dzikir susunannya membaca dua

kalimat syahadat, shalawat, Al-Fatihah, Al-Ikhlas, An-Nas, doa-

doa belajar, doa kesehatan, doa ketenangan, doa orang tua, doa

dunia akhirat, istigfar, habis itu kita semua mendoakan WBS.

Kalau pagi-pagi ditambah motivasi dan terapi kemudian gerak-

gerak...oyaa sebelum mulai sambil nunggu WBS kumpul semua

kita setel murotal, nasyid, lagu-lagu islami. Penyampaian

materinya sedikit, kalau ada waktu sedikit boleh juga curhat,

cerita baru deh salam-salaman, doa, penutup.”

Berdasarkan analisis penulis dari hasil wawancara dan observasi di

lapangan bahwa proses bimbingan yang dipimpin oleh Pak Kurniawan

diawali menyetel lagu-lagu islami, atau murotal agar WBS merasakan

ketenangan batin ini dilakukan sambil menunggu WBS berkumpul.

Kemudian bimbingan dimulai dengan mengungkapkan salam,

menanyakan kabar dengan jawaban yang telah disepakati sebelumnya

yaitu dengan menjawab “Alhamdulillah sehat, Allahu Akbar”.

Selanjutnya adalah mengkondisikan WBS agar mereka fokus

mengikuti bimbingan yaitu dengan ice breaking misalnya yel-yel, ikrar,

atau games. Contoh ikrarnya “Saya berjanji tidak akan mengemis lagi,

saya berjanji akan berusaha, saya berjanji tidak akan ke jalan lagi”. Lalu

membimbing WBS untuk berdoa dan berdzikir, susunanya dimulai dari

membaca dua kalimat syahadat, shalawat, Al-Fatihah, Al-Ikhlas, An-Nas,

doa-doa belajar, doa kesehatan, doa ketenangan, doa orang tua, doa dunia

akhirat, istigfar, setelah itu mendoakan warga binaan sosial (WBS) agar

mereka merasa bahwa masih ada orang-orang yang peduli dengan mereka.

Kalau bimbingan dilakukan pagi hari, bimbingan ditambah dengan

motivasi dan terapi agar badan WBS bergerak dan ketegangan stress

mereka menurun. Menyampaikan materi bimbingan dan jika ada sisa

Page 78: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

67

waktu WBS diizinkan untuk bertanya, curhat, baru penutup dengan doa,

shalawat, dan saling bersalaman-salaman. Untuk bimbingan hari Senin

setelah bersalam-salaman WBS diwajibkan mengikuti kegiatan shalat

berja’mah, dimana Imam, Adzan, dan Qomatnya dilakukan oleh WBS

untuk melatih mereka displin, dan menjadi seorang pemimpin.

Dari hasil observasi dan wawancara dilapangan penulis

menyimpulkan bahwa pembimbing rohani memiliki peran sangat penting

dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial (WBS) ini

terlihat dari proses bimbingan rohani Islam di Panti Sosial Bina Insan

Bangun Daya 2 yang terlaksana dengan baik dan terstruktur, sehingga

terbimbing ikut antusias dalam mengikuti bimbingan rohani Islam.

C. Metode yang Digunakan dalam Bimbingan Rohani Islam

Metode dalam bimbingan sangat diperlukan agar materi yang

disampaikan oleh pembimbing dimengerti oleh terbimbing (WBS). Adapun

metode yang digunakan oleh pembimbing rohani Islam di Panti Sosial Bina

Insan Bagun Daya 2 dalam menumbuhkan etos kerja pada WBS adalah

sebagai berikut:

1. Metode Ceramah

Pembimbing menggunakan metode ceramah atau tausiyah dengan

lama waktu kurang lebih 60 menit. Metode ini dalam keilmuan

Bimbingan dan Penyuluhan Islam sama dengan metode bimbingan

kelompok, yaitu dimana ada kontak ahli bimbingan dengan sekelompok

klien yang agak besar mereka mendengarkan ceramah, ikut aktif

berdiskusi, serta menggunakan kesempatan untuk tanya jawab.

Page 79: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

68

Pembimbing mengambil banyak inisiatif dan memegang peranan

instruksional, misalnya bertindak sebagai instruktur atau sumber ahli bagi

berbagai macam pengetahuan atau informasi.

Begitu juga dengan yang dilakukan oleh pembimbing dalam

membimbing warga binaan sosial (WBS) yaitu dengan menyampaikan

materi dengan tema tertentu kepada warga binaan sosial (WBS). Materi

yang disampaikan disesuaikan dengan kondisi dan kemampuan warga

binaan sosial (WBS) yang menjadi terimbing saat itu, karena warga

binaan sosial (WBS) yang menjadi sasaran bimbingan itu sangat

bervariasai dan berganti-ganti.19

Menurut penulis metode ceramah ini cukup efektif digunakan,

karena menyampaikan materinya dengan cara komunikasi satu arah. Ini

dilakukan karena pengetahuan agama warga binaan sosial (WBS) yang

agak minim, sehingga lebih banyak menerima materi-materi yang

disampaikan oleh pembimbing.

2. Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab, adalah salah satu metode yang digunakan

dalam bimbingan rohani Islam. Metode ini biasanya digunakan saat

pembimbing telah selesai menyampaikan materi keagamaan. Warga

binaan sosial (WBS)diberi kesempatan untuk bertanya kepada

pembimbing jika ada materi yang kurang jelas dan belum di mengerti.

Pembimbing tidak memberikan batasan jumlah pertanyaan, dan

diperbolehkan untuk bertanya diluar konteks materi hari itu. Biasanya

19

Observasi kegiatan Bimbingan Rohani Islam, Ceger, 27 Maret 2014

Page 80: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

69

pertanyaan akan langsung dijawab oleh pembimbing rohani saat itu juga,

dan terkadang pihak panti menyediakan hadiah untuk warga binaan sosial

(WBS) yang aktif bertanya selama kegiatan bimbingan berlangsung.

Contoh pertanyaan yang dilontarkan oleh Ibu Nuryani dalam

mengikuti bimbingan yang dipimpin oleh Pak Kurniawan, yaitu: “Pak,

nama saya Nuryani mau tanya apa perbedaan rukun iman, rukun islam,

dengan tauhid?.” Pembimbing (Pak Kurniawan) langsung menjawab:

“Tauhid itu ilmu tentang bagaimana kita mengesakan Tuhan,

diantaranya kita harus meyakini rukun iman dan rukun islam. Tidak

hanya mengerti dan paham tapi juga mengamalkannya.”20

Selain itu pertanyaan yang dilontarkan WBS lain dalam bimbingan

yang dipimpin oleh Ustad Munzir, yaitu: “Kok kami ditangkap sih

Ustadz....memangnya ada tidak larangan joki, memulung, dan mengamen

dalam Al-Qur’an?” Pembimbing (Ustad Munzir) juga langsung

menjawab: “Islam melarang kita untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan

seperti itu dengan menyetarakan pekerjaan-pekerjaan yang disetarakan

dengan ‘joki’. Seperti tadi kita kan disuruh taat kepada Allah dan

Rasulullah, nah ini semua menjadi dasar kita untuk menaati pemimpin

kita walaupun pemimpin itu merupakan orang yang dzalim atau bahkan

tidak pernah shalat. Selama dia tidak memerintahkan kita untuk

bermaksiat kepada Allah SWT misalnya membunuh orang, atau yang lain

itu baru tidak boleh. Nah....kalau demi kenyamanan kita bersama, untuk

20

Observasi kegiatan Bimbingan Rohani Islam, di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya

2, 23 Januari s.d 15 April 2014

Page 81: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

70

ketertiban masyarakat itu wajib kita ta’ati meskipun pemerintah itu tidak

sepenuhnya baik.”21

Metode tanya jawab yang dilakukan oleh pembimbing, sangat

menunjang dalam kegiatan bimbingan rohani Islam. Kita bisa tau sejauh

mana konsentrasi warga binaan sosial (WBS) dalam mengikuti bimbingan

dan bagaimana daya tangkap warga binaan sosial (WBS). Sayangnya,

metode yang digunakan pembimbing masih menggunakan metode satu

arah yaitu terbimbing bertanya dan pembimbing menjawab. Pada season

ini terbimbing lainnya tidak diikut sertakan dalam berkomentar,

memberikan tanggapan, dan memberikan jawaban terhadap pertanyaan

atau pembahasan yang sedang dibahas.

3. Client Centered Method (metode yang dipusatkan pada keadaan

terbimbing)

Metode ini sering disebut juga dengan nondirective (tidak

mengarahkan). Dalam metode ini terdapat pandangan bahwa terbimbing

sebagai makhluk yang bulat memiliki kemampuan berkembang sendiri

dan sebagai pencari kemantapan diri sendiri (self consistency).

Dari hasil observasi dan wawancara langsung di lapangan penulis

menemukan bahwa metode ini sama dengan bimbingan yang sifatnya

informal. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Pak Kurniawan sebagai

pembimbing rohani Islam:

“Untuk bentuknya bimbingannya ada yang bimbingan klasikal,

individual, spiritual, motivasi, setiap pagi di morning meeting

saling kumpul untuk mengenal satu sama lain dan silaturahim,

jadi sifatnya informal dan formal. Kalau formal kan ceramah-

21

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Munzir, Pembimbing Rohani Islam, Ceger,

3 April 2014.

Page 82: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

71

ceramah gitu, nah kalau yang informal itu mengingatkan untuk

ibadah, teguran-teguran, ngobrol agar sadar, dan senantiasa

berdoa.”22

Dari ungkapan tersebut terlihat bahwa bimbingan rohani Islam

di panti juga menggunakan metode Client Centered, dimana

pembimbing melakukan bimbingan yang sifatnya informal (agak

santai) misalnya: Ngobrol-ngobrol dengan warga binaan sosial (WBS)

mengenai penyebab mereka masuk ke panti, harapan-harapan kedepan

setelah keluar dari panti, kemudian mengarahkan mereka apakah ingin

bekerja, ikut pulang ke kampung halaman, atau menunggu diurus

keluarga. Setelah itu baru didata, jika ada yang mau bekerja maka

disalurkan ke panti-panti sosial lainnya agar mendapatkan bimbingan

yang lebih mendalam. Tapi jika ada yang belum tertarik bekerja dan

merasa kurang termotivasi maka pembimbing akan memberikan

pengarahan-pengarahan lebih lanjut.

4. Nonton Bareng

Metode ini merupakan salah satu cara menyampaikan pesan

yang digunakan oleh pembimbing rohani Islam melalui film, atau

video-video motivasi yang mengandung unsur hiburan dan edukasi.

Sehingga selain warga binaan sosial (WBS) mendapatkan hiburan

melalui film yang ditayangkan tapi warga binaan sosial (WBS) juga

bisa mendapatkan hikmah dari apa yang mereka tonton.

22

Wawancara dengan Bapak Kurniawan, S. Sos, Staff Bimbingan dan Penyaluran dan

Pembimbing Rohani Islam, Ceger, Kamis, 3 April 2014.

Page 83: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

72

Film-film yang ditayangkan biasanya yang bernuansa islami

atau memiliki nilai edukasi yang cukup baik seperti: Negeri Lima

Menara, Hafalan Shalat Delisa, Laskar Pelangi, Alangkah Lucunya

Negeri Ini, dan lain-lain. Ada juga video-video motivasi berdurasi

pendek antara 10 sampai 15 menit, diantaranya video mengenai Anak

Durhaka, Renungan Untuk Apa Kita Hidup, Belajar dari Seekor Katak

Tuli, Jangan Menyerah, Motivasi Sukses, dan lain sebagainya.23

Kegiatan nonton bareng ini cukup menarik perhatian, dan

membuat warga binaan sosial (WBS) antusias dalam mengikuti

bimbingan. Kegiatan ini juga mampu membuat warga binaan sosial

(WBS) mendapatkan inspirasi-inspirasi mengenai kehidupan mereka

setelah keluar dari panti, karena mendapatkan motivasi hidup, bekerja,

dan ibadah dari apa yang ditanyangkan.

5. Metode Do’a dan Dzikir

Sebelum materi bimbingan disampaikan pembimbing

menggunakan metode dzikir dan do’a. Metode ini dilakukan secara

bersama-sama, dimana pembimbing membaca kalimat-kalimat dzikir atau

do’a kemudian warga binaan sosial (WBS) mengikuti apa yang

pembimbing ucapkan. Metode ini bertujuan agar warga binaan sosial

(WBS) merasakan ketenangan batin, dan menurunkan tingkat stress

mereka. 24

23

Observasi dalam kegiatan Bimbingan Rohani Islam, di Panti Sosial Bina Insan Bangun

Daya 2 24

Wawancara dengan Bapak Kurniawan, S. Sos, Staff Bimbingan dan Penyaluran dan

Pembimbing Rohani Islam, Ceger, Kamis, 3 April 2014.

Page 84: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

73

Metode yang digunakan oleh Ustad Munzir selaku pembimbing

rohani Islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 untuk

menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial (WBS) adalah metode

ceramah, metode tanya jawab, dan metode nonton bareng dengan

terbimbing. Sedangkan metode yang digunakan oleh Bapak Kurniawan,

S.Sos.I selaku pembimbing rohani Islam dan staff bimbingan dan

penyaluran adalah metode ceramah, tanya jawab, Client Centered Method,

nonton bareng, dan metode do’a dan dzikir.

Metode ini mereka terapkan kepada warga binaan sosial (WBS)

agar mereka mampu menyerap materi yang disampaikan dengan cepat dan

agar apa yang disampaikan lebih mudah diaplikasikan dalam kehidupan

terbimbing. Dari hasil wawancara dan observasi dapat terlihat bahwa

peran pembimbing rohani Islam sangat penting dalam menumbuhkan etos

kerja pada warga binaan sosial (WBS) yaitu dari metode-metode yang

mereka gunakan dalam menyampaikan materi bimbingan, yang bertujuan

agar WBS lebih mudah menerima dan mengaplikasikan materi yang telah

pembimbing berikan.

D. Analisis Peran Pembimbing Rohani Islam dalam Menumbuhkan Etos

Kerja pada WBS (Warga Binaan Sosial)

Pada penelitian kali ini penulis fokus untuk membahas mengenai

bimbingan rohani islam, terutama peran pembimbing rohani islam dalam

menumbuhkan etos kerja warga binaan sosial (WBS). Peranan (role)

merupakan aspek dinamis kedudukan (status). Apabila seseorang

melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukan-kedudukannya

Page 85: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

74

maka dia menjalankan suatu peran.25

Sehingga pada penelitian ini kita bisa

lihat sejauh mana seorang pembimbing rohani berperan memberikan

pengarahan-pengarahan kepada warga binaan sosial (WBS) melalui bahasa-

bahasa agama, sehingga etos kerja warga binaan sosial (WBS) bisa meningkat.

Etos kerja itu sendiri merupakan pandangan, nilai, dan sikap mendasar

dari seseorang mengenai kerja yang memancar dan direfleksikan dalam

kehidupan nyata. Sehingga diharapkan setelah warga binaan sosial (WBS)

mengikuti bimbingan rohani islam di panti, pandangan, nilai, dan sikap dari

masing-masing warga binaan sosial (WBS) mengenai bekerja dapat berubah.

Setidaknya mereka memiliki harapan-harapan kedepan untuk mencari

penghasilan yang lebih baik, dan tidak kembali ke jalan.

Dari hasil wawancara dan observasi langsung di lapangan penulis

menemukan bahwa bimbingan rohani islam di panti bermanfaat untuk

membantu masalah yang dihadapi warga binaan sosial (WBS). Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Ustadz Munzir:

“Manfaatnya untuk menyadarkan mereka dengan materi-materi yang

saya sampaikan. Intinya sih saya berharap dengan mengikuti kajian

seperti ini dapat merubah hidup mereka karena telah berbuat baik

dengan mengikuti kegiatan-kegiatan ta’lim.”26

Dari ungkapan Ustadz Munzir diatas terlihat bahwa bimbingan rohani

Islam dapat merubah hidup warga binaan sosial (WBS) menjadi lebih baik

melalui materi-materi yang disampaikan.

Hal lain diungkapkan oleh Bapak H. Abdul Khair, S. Ag, M.Si:

25

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, Cet.

36, 2003), h. 243 26

Wawancara Pribadi dengan Ustadz Ahmad Munzir, Pembimbing Rohani Islam, Ceger,

3 April 2014

Page 86: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

75

“Bimbingan mental dan spiritual seorang Ustadz berkaitan dengan

penyampaian materi kepada warga binaan, minimal pembimbing tahu

permasalahan dari warga binaan kami sehingga akan memberikan

sebuah solusi minimal bisa memberikan solusi dengan contoh-contoh

ayat-ayat Al-Qur’an, hadis-hadis, atau tuntunan syariat lainnya dan

contoh-contoh figur dari Nabi Muhammad agar memiliki gambaran

dari Nabi. Sehingga kita tetap berusaha bagaimanapun kondisi

kehidupan kita. Kita harus tetap semangat tidak pasrah dengan

masalah hidup. “27

Dari ungkapan diatas terlihat bahwa pembinaan warga binaan sosial

(WBS) melalui bimbingan rohani Islam diharapakan seorang pembimbing bisa

menyampaikan materi-materi yang sesuai dengan kondisi warga binaan sosial

(WBS) dengan bahasa-bahasa agama. Sehingga mereka tidak begitu saja

pasrah dan tetap semangat dalam menghadapi setiap masalah hidup.

Selain itu dari hasil observasi dan wawancara langsung selama

dilapangan ternyata bimbingan rohani Islam memiliki manfaat yaitu agar

warga binaan sosial (WBS) mendapatkan ketenangan batin. Sebagaimana yang

diungkapkan oleh Bapak M. Kurniawan, S. Sos :

“Dengan mengikuti bimbingan WBS bisa mendapat ketenangan batin.

Terus ada juga sesi curhat, sehingga WBS bisa menyampaikan apa

masalah yang mereka hadapi dan memberikan solusi. Selain itu saya

juga menyampaikan untuk selalu mengingat Allah SWT dimanapun

dan seberat apapun masalah yang mereka hadapi. Biasakan doa dan

dzikir Insya Allah ada jalan keluarnya.”28

Dari hasil observasi dan wawancara langsung dari pembimbing rohani

Islam selama di lapangan, penulis juga melakukan wawancara langsung dengan

terbimbing (warga binaan sosial). Penulis menemukan bahwa seorang

pembimbing rohani Islam memiliki peran dalam menumbuhkan etos kerja pada

27

Wawancara dengan Bapak H. Abdul Khair, S.Ag, M.Si, KA Sub Bag Tata Usaha,

Ceger, 26 Maret 2014 28

Wawancara dengan Bapak Kurniawan, S. Sos, Staff Bimbingan dan Penyaluran dan

Pembimbing Rohani Islam, Ceger, Kamis, 3 April 2014.

Page 87: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

76

warga binaan sosial (WBS) dengan di awali dengan menenangkan diri dan

belajar ikhlas. Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan 4:

Menurut aku hati jadi rasanya tenang dan mulai sadar bahwa ini

kesalahan aku. Sehingga aku pasrah dengan semua yang terjadi,

berdoa sama Allah semoga aku di dalam panti ini ada hikmahnya aja.

Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, saya salahin diri saya sendiri.

Selain itu manfaat yang lain dengan ikut bimbingan saya jadi

bertambah pengetahuan tentang agama, dari yang tidak tahu jadi tahu.

Lalu untuk motivasi supaya bisa kerja lebih baik lagi dari sekarang,

dan merubah sikap juga.29

Dari hasil wawancara di atas juga dapat terlihat, pertama-tama yang

dilakukan oleh pembimbing adalah mengupayakan agar terbimbing dapat

menerima dengan ikhlas bahwa semua yang terjadi adalah bagian dari

sekenario Tuhan, dimana Allah SWT tidak akan memberikan cobaan di luar

batas kemampuan orang tersebut. Setelah itu baru diberikan materi untuk

meningkatkan etos kerja masing-masing warga binaan, misalnya agar kedepan

setelah keluar dari panti dapat bekerja lebih baik lagi dari sekarang.

Hal lain diungkapkan oleh informan 3:

“Iya Dek, saya lebih menerima aja kenapa bisa ada disini, ga terlalu

marah-marahlah. Saya jadi yakin aja kalau Allah SWT pasti akan

membantu.” 30

Dari ungkapan informan 3 diatas dapat terlihat peran dari seorang

pembimbing yaitu dengan apa yang disampaikan dapat membuat terbimbing

berubah dari segi afektif, dimana saat pertama kali masuk ke panti warga

binaan sosial (WBS) masih bersikap kasar, dan suka marah-marah kepada

29

Wawancara dengan Nuryani, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jakarta

pada tanggal 05 April 2014.

30

Wawancara dengan Ibu Hatinah, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2,

Jakarta pada tanggal 05 April 2014.

Page 88: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

77

orang-orang disekitar mereka. Tapi setelah beberapa kali mengikuti bimbingan,

dapat terlihat bahwa WBS sudah mulai berubah baik dari segi ucapan atau

tingkah laku.

Hal lain diungkapkan juga oleh informan 3 dan 4:

“Dengan mengikuti bimbingan kami di motivasi untuk mandiri,

misalkan tentang bagaimana caranya merubah hidup jadi lebih baik

dan layak. Kami diberi pengarahan agar jangan melakukan

pelanggaran. Perhatikan dimana wajarnya bisa dagang, di tempat-

tempat yang tidak dilarang. Makanya dari situ saya mau coba mulai

dagang di pasar, supaya jangan melanggar”.31

“Disampein si Dek ceramah-ceramah supaya kita engga minta-minta

lagi, supaya hidup mulai mandiri. Tapi ya itu Dek, suami saya tuna

netra bingung mau gimana nanti saya ga bisa dapat penghasilan.”32

Dari ungkapan informan 4 dapat terlihat bahwa apa yang disampaikan

oleh pembimbing diantaranya untuk memotivasi dan memberikan warga

binaan sosial (WBS) agar bisa hidup lebih mandiri, dan lebih layak daripada

sekarang dalam arti kata warga binaan sosial (WBS) diarahkan agar tidak lagi

meminta-minta dijalan, tidak menjadi joki, dan melanggar ketertiban yang

telah diatur dalam peraturan daerah.

Hal berbeda di ungkapkan oleh informan 3, dari ungkapan Ibu

Hastinah dapat terlihat bahwa Bu Hastinah mengakui dalam ceramah-ceramah

keagamaan disampaikan tentang bagaimana bekerja yang baik dalam Islam,

lebih baik berusaha sendiri mengerahkan kemampuan yang ada dari pada harus

mengharapkan kasihan dari orang lain. Hasil dari wawacara disini menunjukan

bahwa Bu Hastinah hanya sampai menyatakan bahwa pembimbing memang

31

Wawancara dengan Nuryani, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Jakarta

pada tanggal 05 April 2014 32

Wawancara dengan Ibu Hatinah, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2,

Jakarta pada tanggal 05 April 2014.

Page 89: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

78

menyampaikan tentang materi etos kerja dan Bu Hastinah sadar bahwa

pekerjaan mengemis itu dilarang. Tapi di sisi lain Bu Hastinah merasa belum

yakin untuk meninggalkan pekerjaan tersebut dengan alasan karena suaminya

yang tuna netra dan pengangguran. Bu Hastinah merasa hanya ini satu-satunya

jalan untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari.

Apa yang diberikan dan disampaikan oleh pembimbing rohani islam

juga membuat pandangan dan pola pikir warga binaan sosial (WBS) berubah

sebagaimana yang diungkakan oleh informan 1 berikut:

“Bekerja seperti apa yang telah disampaikan oleh Pak Kurniawan,

bekerjalah karena Allah semata. Bekerjalah kamu seolah-olah kamu

akan hidup selamanya, dan beribadahlah kamu seolah-olah kamu akan

mati besok. Arti dari bekerja adalah tangan diatas lebih baik dari pada

tangan dibawah, seperti yang dikatakan Pak Kurniawan nanti pada

akhir jaman di Padang Mashyar Allah tidak akan melihat atau

menghadap kepada orang yang meminta-minta..mereka datang kesana

dengan tidak dilapisi daging sekalipun, wajahnya rata. Orang

meminta-minta itu termasuk orang yang pemalas.”33

Dari ungkapan informan 1 dapat terlihat perubahan pandangan

mengenai bekerja, terutama dalam Islam. Pak Amrizon terlihat paham bahwa

dalam Islam kita dilarang mengemis untuk memperkaya diri sendiri. Karena di

Padang Mashyar kelak, orang yang suka meminta-minta akan menghadap

kepada Allah SWT dengan muka tidak dilapisi sepotong dagingpun.

Hal lain diungkapkan oleh informan 4 :

“Pandangan saya setelah ikut bimbingan sekarang ingin merubah

hidup, ya mau dagang sayuran di pasar. Soalnya itu sesuai dengan

aku, saya ga mau lagi dagang di emperan. Saya mau kumpulin

modalnya sedikit-sedikit. Kalau ada rezeki saya mau buka usaha

laundry juga. Bekerja dalam Islam juga ternyata diantaranya harus

33

Hasil wawancara dengan Amrizon, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2,

Ceger, 27 Maret 2014.

Page 90: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

79

jadi pedangang yang jujur sesuai dengan syariat agama. Tidak boleh

melakukan yang haram, dan melanggar ketertiban. “ 34

Ini terlihat juga dari hasil wawancara oleh informan 5:

“Yah kedepan saya bisa punya kehidupan yang lebih baik lagi, biar

nanti ga balik ke jalan,,,pengennya ga minta-minta di jalan lagi Mba.

Pengen ngumpulin modal buat buka usaha, dagang nasi uduk atau

gorengan. Cuma masih suka bingung ini...suami saya, ga bisa ngeliat,

jadi susah nyari nafkahnya.”35

Dari ungkapan informan 4 dan 5 dapat terlihat bahwa setelah

mengikuti bimbingan rohani Islam warga binaan sosial (WBS) jadi memiliki

rencana-rencana ke depan untuk memperbaiki hidup dan tidak mau mengulangi

kesalahan yang sama. Mereka berniat untuk mengumpulkan modal untuk

membuka usaha kecil-kecilan. Tapi dari hasil wawancara tersebut ada juga

perbedaan jawaban antara informan 4 dan 5. Dimana, informan 4 merasa yakin

akan merubah kebiasaan dia bekerja, yaitu dari dagang asongan di tempat yang

di larang oleh Pemda DKI Jakarta setelah mengikuti bimbingan Bu Nuryani

mau mulai berdagang sayur di pasar dan mengumpulkan untuk modal untuk

buka laundry. Selain itu Bu Nuryani juga mulai tumbuh etos kerjanya, ini

terlihat karena Bu Nuryani mengungkapkan bahwa jadi pedagang itu harus

jujur, dan tidak melawan pemerintah karena pada dasarnya itu semua di

tetapkan demi kenyamanan bersama. Ini agak sedikit berbeda dengan hasil

wawancara dengan Bu Suniti. Walaupun Bu Suniti sudah memiliki pandangan/

motivasi untuk berdagang tapi terlihat dari cara mengungkapkannya Bu Suniti

34

Wawancara dengan Nuryani, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Ceger,

5 April 2014 35

Wawancara dengan Ibu Suniti, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, Ceger,

14 April 2014

Page 91: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

80

masih tidak yakin benar-benar akan meninggalakan pekerjaan lamanya karena

melihat kondisi suami yanh tidak bisa melihat.

Pembimbing rohani Islam sangat berperan dalam menumbuhkan etos

kerja pada warga binaan sosial (WBS), ini dapat terlihat dari ungkapan

informan 2:

“Peran pembimbingnya si sudah bagus, tapi kalau yang dikasih

pengarahan kaya gitu kaya gitu gimana Mba kaya pengemis-pengemis

kan mereka mah turun-temurun dijalan. Jadi walau pembimbingnya

sudah bagus kasih ceramah, semua kembali lagi sama WBSnya.” 36

Hal lain diungkapkan oleh informan 1:

“Peran mereka penting, supaya kami tersadar. Apa yang disampaikan

Pak Kurniawan kan benar, tangan diatas lebih baik dari pada tangan

dibawah. Tapi kan balik lagi ke kita masing-masing, apakah mereka

mau mendengar...Allah tidak akan melihat ke orang yang suka

meminta-minta. Itu kan bagi mereka yang mau menyadari, soalnya

agak sulit WBS disini terutama pengemis kan biasa hidup enak, biasa

dapat uang cepat dengan meminta-minta terus sekarang disuruh

bekerja, berdagang, dan lain sebagainya rasanya agak sulitlah..ya tapi

kembali kediri mereka masing-masing.” 37

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat terlihat, bahwa

pembimbing rohani Islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 memiliki

peran penting dalam menumbuhkan etos dan motivasi kerja pada warga binaan

sosial. Dimana pembimbing menyampaikan mengenai materi-materi yang

berkaitan tentang bagaimana bekerja di dalam hukum Islam, larangan

mengenai mengemis, mencontohkan bagaimana Rasulullah dan para sahabat

berusaha untuk mencari nafkah dengan tidak mengandalkan orang lain, serta

bagaimana cara bermuamalah yang baik dalam Islam.

36

Hasil wawancara dengan Amirudin, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2,

Ceger, 27 Maret 2014. 37

Hasil wawancara dengan Amrizon, WBS di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2,

Ceger, 27 Maret 2014.

Page 92: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

81

Tapi karena jumlah klasifikasi warga binaan sosial yang beragam dan

keterbatasan waktu pembinaan di panti. Maka terlihat dari ungkapan para

terbimbing mereka hanya sampai tahap menyadari bahwa bekerja yang baik itu

dengan tidak mengharapkan belas kasihan dari orang lain, tidak melanggar

peraturan-peraturan yang di buat oleh pemerintah.

Sayangnya, mereka terlihat masih ragu untuk benar-benar tidak

kembali melakukan pekerjaan sebelumnya. Ini di karenakan banyak faktor-

faktor yang mempengaruhi mind set warga binaan itu sendiri, yakni: faktor

ekonomi misalnya fisik yang tidak lagi mendukung untuk bekerja seperti

disabilitas, tuna netra, sehingga membuat beberapa warga binaan merasa tidak

ada jalan lain selain mengemis; faktor pendidikan, pendidikan warga binaan

yang umumnya rendah membuat cara pandang dan pola kerja mereka

cenderung rendah; faktor agama, minimnya pengetahuan mereka tentang

pendidikan agama membuat mereka juga tidak bisa benar-benar mengamalkan

apa yang disampaikan oleh pembimbing.

Selain itu karena Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 ini

merupakan panti penampungan sementara hasil penjaringan penyandang

masalah kesejahteraan sosial (PMKS), dimana pembinaan-pembinaan yang

diberikan juga terbatas dengan jangka waktu 1 bulan sampai dengan 3 bulan.

Tergantung masing-masing warga binaannya jika setelah sebulan mereka mau

kembali kerumah maka di perbolehkan untuk pulang, jika mereka ingin

melanjutkan pendidika maka mereka di salurkan ke panti-panti yang memang

memiliki program pendidikan, atau setelah dari panti mereka ingin melatih

skill dan kemampuan mereka di salurkan ke panti lain untuk mendapatkan

Page 93: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

82

pelatihan, seperti bercocok tanam, menyetir, membuat kerajinan tangan, dan

lain sebagainya.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan responden selama

di lapangan penulis dapat merefleksikan peran pembimbing rohani Islam dalam

menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial (WBS) di Panti Sosial Bina

Insan Bangun Daya 2. Dari beberapa orang terbimbing yang menjadi

responden pada penelitian kali ini, mayoritas adalah orang-orang yang

memiliki etos kerja rendah. Ini terlihat dari profesi yang mereka jalani sehari-

hari, yaitu mengemis, memulung, atau pedagang asongan yang melanggar

peraturan daerah DKI Jakarta. Sehingga mereka harus di rehabilitasi di panti

sosial, dan mendapatkan bimbingan.

Dari pernyataan yang dikemukakan oleh respoden dapat terlihat

bahwa pembimbing di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 berperan dalam

memberikan bantuan kepada terbimbing (WBS) agar bisa menyesuaikan diri

dengan tuntutan-tuntutan hidup dan mampu mengatasi sendiri masalah-

masalah yang dihadapi. Bimbingan yang diberikan itu bersifat psikis

(kejiwaan) bukan “pertolongan” finansial, media, dan lain sebagainya. Materi

dan metode bimbingan yang digunakan pembimbing di sesuaikan dengan

kondisi WBS saat itu, dimana materi yang disampaikan antara lain tentang tata

cara shalat, berdoa, rukun iman, rukun islam, dzikir, bagaimana bekerja dalam

Islam, motivasi bekerja, dan lain-lain. Sedangkan metode yang digunakan

pembimbing adalah metode ceramah, tanya jawab, client centered, nonton

bareng, dan metode doa dan dzikir.

Page 94: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

83

Peran pembimbing lainnya dapat terlihat dari manfaat yang dirasakan

WBS setelah mengikuti bimbingan, yaitu; meningkatkan ketenangan batin,

bertambahnya pengetahuan agama, menumbuhkan rasa tawakal WBS kepada

Allah, memotivasi untuk memiliki rencana hidup yang lebih baik,

membimbing agar WBS tidak lagi kembali ke jalan, dan memotivasi WBS

untuk bekerja dan mencari nafkah yang halal. Ini terlihat dari beberapa

pernyataan responden yang telah mengikuti kegiatan bimbingan rohani saat di

tanyakan tentang pandangan mereka mengenai bekerja, mereka menyadari

bahwa apa yang mereka lakukan itu tidak dibenarkan dalam syariat Islam.

Sehingga mereka memiliki rencana-rencana untuk memperbaiki kehidupannya

di masa mendatang. Seperti mulai mengumpulkan modal untuk menyewa toko,

dan berdagang secara legal.

Selain itu, ada juga beberapa WBS yang terlihat hanya sampai pada

tahap menyadari bahwa bekerja yang baik itu harus mandiri, tidak melanggar

peraturan, dan tidak mengharapkan belas kasihan orang lain. Selebihnya

mereka masih kurang yakin akan benar-benar meninggalkan pekerjaan lama

mereka karena berbagai faktor yang mempengaruhi seperti minimnya

pendidikan baik umum atau agama, faktor ekonomi yang termasuk dalam

kategori rendah (miskin), kurangnya pelatihan untuk melatih skill masing-

masing WBS, terbatasnya waktu binaan dan tidak adanya pendampingan lebih

lanjut setelah mereka keluar dari panti sehingga tidak dapat di lakukan

pendataan lebih lanjut mengenai WBS yang tidak kembali ke profesi lama

mereka atau minimal melakukan pengawasan bahwa WBS tidak kembali lagi

ke jalanan menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS).

Page 95: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

84

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penelitian di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 Ceger

Jakarta Timur tentang peran pembimbing rohani Islam dalam menumbuhkan

etos kerja pada warga binaan sosial (WBS) adalah sebagai berikut:

1. Prosesnya bimbingan rohani Islam di panti diawali dengan mengucapkan

salam terlebih dahulu, menanyakan kabar mereka, kemudian agar WBS

konsentrasi diberikan ice breaking, lalu dilanjutkan dengan doa dan dzikir

susunannya yaitu dengan membaca dua kalimat syahadat, shalawat,

membaca surat Al-Fatihah, Al-Ikhlas, An-Nas, doa-doa pendek, istigfar,

baru menyampaikan materi, tanya jawab, penutup, salam-salaman sambil

bershalawat untuk meningkatkan ukhuwah antar WBS.

2. Metode-metode yang digunakan dalam bimbingan rohani Islam di Panti

Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 diantaranya: metode ceramah, metode

tanya jawab, metode client centered, metode nonton bareng, serta metode

doa dan dzikir.

3. Pembimbing rohani Islam di Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2 telah

melakukan beberapa upaya dalam menumbuhkan etos kerja pada WBS di

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, yaitu dengan menyampaikan

materi-materi yang berkaitan dengan etos kerja, dan metode yang di

sesuaikan dengan kondisi WBS. Tapi pada penelitian kali ini penulis tidak

menemukan indikasi bahwa WBS yang telah mengikuti bimbingan benar-

benar tumbuh etos kerjanya. Ini terlihat dari hasil wawancara dan observasi

di lapangan, dimana WBS masih hanya pada tahap “menyadari” kalau

Page 96: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

85

pekerjaan yang mereka lakukan itu tidak di bolehkan dalam Islam atau

negara. Tapi di satu sisi mereka juga masih belum yakin akan benar-benar

tidak kembali ke jalan menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial

(PMKS). Oleh karena itu perlu ada pendampingan dan pengawasan lebih

lanjut untuk meningkatkan etos kerja WBS dan meminimalisir angka

PMKS di Indonesia.

B. Saran

Dari hasil pengamatan penulis mengenai peran pembimbing rohani

Islam dalam menumbuhkan etos kerja pada warga binaan sosial (WBS) di

Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2, penulis memberikan saran sebagai

berikut;

1. Untuk pembimbing kedepannya lebih banyak menggunakan metode

bimbingan yang interaktif, materi-materi, dan pelatihan-pelatihan kerja

yang di sesuaikan dengan kondisi WBS di panti.

2. Ada jadwal bimbingan khusus untuk WBS yang mengalami gangguan

masalah kejiwaan (ODMK) dan WBS yang normal, agar kegiatan

bimbingan berlangsung lebih efektif dan WBS lebih cepat menangkap

pesan yang sampaikan.

3. Untuk benar-benar meningkatkan etos kerja pada WBS, kegiatan

bimbingan rohani Islam diharapkan lebih ditingkatkan intensitasnya, dan

diadakan pendampingan serta pengawasan lebih lanjut untuk mengontrol

WBS yang telah mendapatkan bimbingan dan telah keluar dari panti agar

tidak kembali lagi jalanan dan menjadi penyandang masalah kesejahteraan

sosial (PMKS).

Page 97: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

86

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Tajwid dan Terjemah, Jakarta: Maghfirah Pustaka.

Amin, Samsul Munir, Bimbingan dan Konseling Islam, Jakarta: Amzah, 2010.

Arifin, M. Ag, Drs. H. Isep Zainal. Bimbingan dan Penyuluhan Islam:

Pengembangan Dakwah melalui Psikoterapi Islam, Jakarta: Rajawali

Press, 2009.

Arifin, M.Ed., Drs. H. Muhammad. Pokok-Pokok Pikiran Tentang Bimbingan dan

Penyuluhan Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1979.

Arikunto, Suharsimi, Prof. Dr., Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,

Jakarta: PT Rineka Cipta, 2006, Cet. Ke-13.

------------. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Bulan

Bintang, 2003, Cet. Ke-9.

Asifudin, M.A., DR. Ahmad Janan. Etos Kerja Islami, Surakarta: Muhammadiyah

University Press, 2004.

Asy’ari, Musa. Islam, Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Ummat,

Yogyakarta: Lesfi, Cet. 2, 1997.

Asyari, Musa. Etos Kerja dan Pemberdayaan Ekonomi Umat, Jogyakarta: Lesfi,

1997, Cet. ke-1.

Buchori, Mochtar. Penelitian Pedidikan dan Pendidikan Islam di Indonesia,

Jakarta: IKIP Press, 1994.

Darajat, Zakiah. Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 2003, Cet. ke-16.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta: Balai Pustaka, Cet. Ke-2, 1989.

Kementrian Sosial RI, Buku Panduan Pengumpulan dan Pengolahan Data

Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) serta Potensi dan

Sumber Kesejahteraan Sosial (PSKS), Jakarta: Pusat Data dan

Informasi Kesejahteraan Sosial, 2002.

Direktorat Jendral Rehabilitasi Sosial, Petunjuk Teknis Rehabilitasi Sosial

Berbasis Masyarakat Bagi Gelandangan, Pengemis, dan Pemulung

Oleh Lembaga Kesejahteraan Sosial, Jakarta: 2011.

Page 98: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

87

Faqih, Aunur Rahman. Bimbingan dan Konseling Islam, Yogyakarta: UII Press,

Cet. Ke-2, 2001.

Hafidhuddin, Didin. Islam Aplikatif, Jakarta: Gema Insani Press, 2003.

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-Ilmu Sosial,

Jakarta: Salemba Humanika, 2010, Cet. Ke-2.

Hasan, Aliah B. Purwakania. Psikologi Perkembangan Islami: menyingkap

rentang kehidupan manusia dari prakelahiran hingga pascakematian,

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2008.

Henslin, James M. Sosiologi dengan Pendekatan Membumi, Jakarta: Erlangga,

Jilid I, 2006.

Husman, Husaini. Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2000.

Narkowo, J. Dwi dan Bagus Suyanto, Sosiologi: Teks Pengantar dan Terapan,

Jakarta: Kencana, 2007.

Kafie, Jamaludin. Psikologi Dakwah, Surabaya: Penerbit Indah, 1993.

Lutfi, Muhammad, Drs.,M.A,. Dasar-Dasar Bimbingan dan Penyuluhan

(Konseling) Islam, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2008.

Moleong, Lexy J. Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2007, Cet. ke-33.

Mu’awanah, S.Ag., M.Pd, Elfi dan Rifa Hidayah, S.Ag., S.Psi., M.Si.,Psi,

Bimbingan dan Konseling Islam Di Sekolah, Jakarta: PT. Bumi Askara,

2009.

Poerwandari, E. Kristi. Pendekatan Kualitatif Dalam Penelitian Psikologi,

Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan Pendidikan

Psikologi, LPSP3 UI, 1983.

Prayitno, Prof. Dr. H., M.Sc. Ed, dan Drs. Erman Amti. Dasar-Dasar Bimbingan

dan Konseling, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004

Pusat Penyuluhan Sosial. Bersama Penyuluh Sosial Kita Bangun Indonesia

Sejahtera, Kementrian Sosial RI, 2013.

Sugiyono, Prof. Dr., Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2005.

Salim, Peter dan Yeni, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, Jakarta:

Modern English, 1991.

Page 99: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

88

Sapuri, Rafy. Psikologi Islam: Tuntutan Jiwa Manusia Modern, Jakarta: Rajawali

Press, 2009.

Sarwono, Sarlito Wirawan, Dr. Teori-Teori Psikologi Sosial, Jakarta: CV.

Rajawali, 1984.

Soekanto, Soerjono. Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: PT. Grafindo Persada,

Cet. ke- 36, 2003.

-------------, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Rajawali Press, Cet. 44, Ed.1,

2012.

Tasmara, Toto, Drs. H. Etos Kerja Pribadi Muslim, Jakarta: PT. Dhana Bhakti

Wakaf, Cet. ke-2, 1995.

-------------, Etos Kerja Pribadi Muslim, Jakarta: Dana Bhakti Wakaf, Cet.Ke-2,

1995.

Ya’qub, Hamzah , Etos Kerja Islam: Petunjuk Pekerjaan Yang Halal dan Haram dalam

Syari’at Islam, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2001.

Yusuf, Syamsu, dan Dr. A Juntika Nurihsan. Landasan Bimbingan dan Konseling,

Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006, Cet. Ke-2.

Page 100: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 1

Nama : Hatinah Agama : Islam

Usia : 50 Tahun Klasifikasi : Pengemis

NOMOR

BUTIR

PERTANYAAN/ JAWABAN KATA KUNCI HUBUNGAN ANTAR

KATA KUNCI

TEORI REFLEXI

1. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti?

Jawab: Supaya tahu begini-

begini...supaya jadi lebih baik dari

kemarin sama nambah pengetahuan

sedikit-sedikit.

Supaya

bertambah

pengetahuan

agamanya

Supaya lebih

baik dari hari

kemarin

Pada butir ke-1 tujuan

Hatinah mengikuti

bimbingan yaitu untuk

menambah pengetahuan dan

menjadikan diri lebih baik

dari hari kemarin.

Pernyataan ini berkaitan

dengan butir ke-3 dan ke-5,

dimana pada butir ke-3

Hastinah mengemukakan

setelah Ia mengikuti

bimbingan Ia mulai

menerima keadaan, dan

meyakini bahwa Allah pasti

akan membantunya.

Manfaat yang dirasakan

Hastinah ini berkaitan

dengan materi yang di

sampaikan pembimbing di

antaranya; shalat, doa,

dzikir, arahan agar tidak

kembali ke jalan, dan

motivasi untuk bekerja.

Pada butir ke-2 dapat

terlihat setelah mengikuti

bimbingan Hastinah

mengaku menyesal dengan

apa yang dilakukan dan

tidak ingin mengemis lagi.

Dalam butir ke-7 Hastinah

Menurut W.S Winkel:

“Bimbingan berarti

pemberian bantuan

kepada sekelompok

orang dalam membuat

pilihan-pilihan secara

bijaksana dalam

mengadakan

penyesuaian diri

terhadap tuntutan-

tuntutan hidup.

Bantuan itu bersifat

psikis (kejiwaan) bukan

“pertolongan” finansial,

media, dan lain

sebagainya. Dengan

adanya bantuan ini,

seseorang akhirnya

dapat mengatasi sendiri

masalah yang

dihadapinya sekarang

dan menjadi lebih

mapan untuk

menghadapi

masalah yang akan

dihadapinya kelak ini

menjadi tujuan

bimbingan. Jadi, yang

memberikan bantuan

menganggap orang lain

Berdasarkan hasil

wawancara dan observasi

dengan Suniti yang

berprofesi sebagai

pengemis, dapat terlihat Ia

memiliki etos kerja yang

rendah sebelum masuk ke

panti. Pembimbing

memberikan bantuan

kepada Hastinah berupa

bimbingan, sehingga

setelah mengikuti

bimbingan Ia meyakini

Allah akan membantunya

setiap masalahnya dan

mulai menerima masalah

yang Ia hadapi. Bantuan

yang diberikan

pembimbing di sesuaikan

dengan kebutuhan

terbimbing, dalam hal ini

hastinah memiliki etos

kerja rendah dan mencari

nafkah dengan meminta-

minta sehingga menurut

pengakuan Hastinah dalam

bimbingan disampaikan

bagaimana kita harus

bekerja keras dan larangan-

larangan meminta-minta.

2. Manfaat apa yang saudara rasakan

setelah mengikuti kegiatan bimbingan

rohani Islam dipanti?

Jawab : Saat bimbingan perasaan jadi

sedih Dek, ingat anak cucu di rumah.

Jadi pengen pulang,,,menyesal juga

kenapa mesti begini, berharap jadinya si

Bapak jangan minta-minta lagi.

Menyesal juga

kenapa mesti

begini

Berharap

jadinya si

Bapak jangan

minta-minta

lagi.

3. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu saudara memecahkan masalah

hidup?

Jawab: Iya sih Dek, saya lebih

menerima aja kenapa bisa ada disini, ga

terlalu marah-marahlah. Saya jadi yakin

aja kalau Allah SWT pasti akan

membantu.

Saya lebih

menerima aja

Yakin aja

kalau Allah

SWT pasti

akan

membantu

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu saudara berkembang menjadi

pribadi yang mandiri?

Jawab: Disampein si Dek. Ceramah-

Ceramah-

ceramah

supaya kita

engga minta

Page 101: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 2

ceramah supaya kita engga minta-minta

lagi, supaya hidup mulai mandiri. Tapi

ya itu Dek, suami saya tuna netra

bingung mau gimana nanti saya ga bisa

dapat penghasilan.

Minta

Suami saya

tuna netra

bingung mau

gimana nanti

mengakui bahwa dalam

bimbingan disampaikan

mengenai bagaimana

bekerja keras dan larangan

meminta-minta. Tapi itu

masih hanya pada tahap

sadar dan paham bahwa

pekerjaan mengemis itu

tidak baik, tapi terlihat pada

butir ke-4 dan ke-7

Hasitinah masih ragu untuk

meninggalkan pekerjaan

mengemis, karena suaminya

yang tuna netra.

Peranan pembimbing

menurut Hastinah sudah

cukup baik dan bagus

seperti yang Ia ungkapkan

pada butir ke-8, ini

berkaitan dengan butir ke-6

bahwa ceramah-ceramah

yang diberikan pembimbing

sudah baik dan sesuai.

Dengan mengikuti

bimbingan membantu

Hastinah memiliki rencana-

rencana ke depan, seperti

pada butir ke-9 Hastinah

berencana untuk kembali ke

kampung untuk bertani dan

tidak mau meminta-minta

lagi. Tapi pernyataan ini

agak tidak sinkron jika di

kaitakan dengan pernyataan

Hastinah pada butir ke-7

mampu menuntun

dirinya sendiri meskipun

kemampuan itu

mungkin harus digali

dan dikembangkan

melalui bimbingan.

Ia juga di arahkan untuk

memiliki rencana-rencana

agar hidupnya lebih baik ke

depan dan mampu

mengatasi masalah hidup.

Dalam wawancara Hastinah

mengaku mengerti bahwa

pekerjaan meminta-minta

itu tidak diperbolehkan

dalam agama dan negara. Ia

memilih untuk pulang ke

kampung untuk bertani.

Tapi pada butir-butir

pertanyaan berikutnya Ia

terlihat masih ragu untuk

benar-benar meninggalkan

pekerjaan lamanya. Ia ragu

dengan kondisi suaminya

yang tunanetra, dan merasa

tidak bisa mencukupi

kebutuhan sehari-hari jika

hanya bertani. Oleh karena

itu perlu adanya bimbingan

lebih lanjut untuk mengali

kemampuan dan

meningkatkan kesadaran

Ibu Hastinah dalam bekerja

baik dari segi agama

maupun umum.

5. Materi apa saja yang saudara dapatkan

saat mengikuti kegiatan bimbingan

rohani tersebut?

Jawab: Materinya tentang shalat, dzikir,

doa dan kasih arahan agar jangan ke

jalan minta-minta lagi, tentang motivasi

supaya kita lebih baik bekerja, cari

penghasilan yang halal.

Materi tentang

shalat, doa,

dzikir, dan

arahan agar

jangan ke jalan,

dan motivasi

bekerja

6. Apakah yang pembimbing lakukan sudah

sesuai dengan apa yang saudara

harapkan?

Jawab: Sudah sih Dek, pada baik

ceramahnya.

Baik

ceramahnya.

7. Adakah perbedaan pandangan mengenai

bekerja, setelah dan sebelum

mendapatkan bimbingan rohani islam di

panti ?

Jawab: Kemaren juga disampein kita

harus bekerja keras, tidak boleh

meminta-minta, mencuri juga tidak

boleh. Saya ngerti sih Dek, tapi suami

saya gimana Dek...??

Kita harus

bekerja keras,

tidak boleh

minta-minta

Tapi suami

saya gimana

Dek...??

8. Bagaimana peran pembimbing dalam

menumbuhkan etos kerja pada diri

saudara?

Jawab: Bagus kok Dek, saya juga

biasanya kerja di kampung motong padi,

bertani.

Bagus kok

Dek

Page 102: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 3

9. Apa rencana saudara kedepan setelah

keluar dari panti?

Jawab: Saya pengennya si bertani aja

pulang ke kampung, kaya dulu

Dek...saya betah di kampung. Demi

Allah.

Pengennya si

bertani

Pulang ke

kampung

dimana Hasitinah masih

ragu untuk meninggalkan

pekerjaan mengemis, karena

suaminya yang tuna netra

Pada butir ke-8 Hastinah

menyatakan bahwa peranan

pembimbing menurut sudah

cukup baik dan bagus, ini

karena pada butir ke-11

metode yang digunakan

adalah ceramah, diskusi,

tanya jawab. Sedangkan

proses bimbingannya

pada butir ke-10 di awali

dengan berdoa, shalat

dulu, dzikir, shalawat,

ceramah mengenai shalat,

puasa, tentang sabar,

bekerja, lalu tanya jawab

10. Bagaimana proses kegiatan bimbingan

rohani Islam yang diberikan oleh pihak

panti?

Jawab: Berdoa terlebih dahulu, shalat

dulu, dzikir, shalawatan dulu, baru

ceramah seputar ibadah shalat, puasa,

tentang sabar, tentang kerja terus baru

tanya jawab deh Dek.

Berdoa, shalat

dulu,dzikir,

shalawatan, baru

ceramah seputar

ibadah shalat,

puasa, tentang

sabar, tentang

kerja terus baru

tanya jawab

11. Metode apa saja yang digunakan selama

saudara mengikuti bimbingan?

Jawab: Ceramah, diskusi, tanya jawab

Ceramah, diskusi,

tanya jawab

Page 103: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 4

Nama : Suniti Agama : Islam

Usia : 40 Tahun Klasifikasi : Pengemis

NOMOR

BUTIR

PERTANYAAN/ JAWABAN KATA KUNCI HUBUNGAN ANTAR

KATA KUNCI

TEORI REFLEXI

1. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti?

Jawab: Supaya menambah pengetahuan.

Menambah

pengetahuan.

Pada butir ke-1 dapat

terlihat tujuan Suniti

mengikuti bimbingan agar

pengetahuannya bertambah.

Ini berkaitan dengan butir

ke-2 bahwa manfaat yang Ia

dapatkan setelah bimbingan

yaitu pengetahuan

agamanya bertambah dan

memiliki perasaan lebih

tenang.

Pada butir ke-3, Suniti

mengemukakan bahwa

dengan mengikuti

bimbingan Ia tidak lagi

marah-marah dan mulai

menerima semuanya. Ini

berkaitan dengan butir ke-

10, dimana dapat terlihat

bahwa dalam proses

bimbingan di awali dengan

doa, dzikir, pengarahan,

tanya jawab, dll sehingga

memberikan ketenangan

batin bagi terbimbing.

Menurut W.S Winkel:

“Bimbingan berarti

pemberian bantuan

kepada sekelompok

orang dalam membuat

pilihan-pilihan secara

bijaksana dalam

mengadakan

penyesuaian diri

terhadap tuntutan-

tuntutan hidup.

Bantuan itu bersifat

psikis (kejiwaan) bukan

“pertolongan” finansial,

media, dan lain

sebagainya. Dengan

adanya bantuan ini,

seseorang akhirnya

dapat mengatasi sendiri

masalah yang

dihadapinya sekarang

dan menjadi lebih

Berdasarkan hasil

wawancara dan observasi

dengan Suniti yang

berprofesi sebagai

pengemis, dapat terlihat Ia

memiliki etos kerja yang

rendah sebelum masuk ke

panti. Manfaat yang di

rasakan Hastinah setelah

mengikuti bimbingan

yaitu pengetahuan

agamanya bertambah dan

memiliki perasaan lebih

tenang, tidak lagi marah-

marah dan mulai

menerima semuanya. Ini

berarti pembimbing telah

berperan membantu

meningkatkan

pengetahuan agama dan

meningkatkan ketenangan

jiwa Suniti. Tapi belum

sampai membantu untuk

menyesuaikan diri

terhadap tuntutan hidup.

Bantuan yang diberikan

2. Manfaat apa yang saudara rasakan setelah

mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam

dipanti?

Jawab: Menambah pengetahuan agama, dan

merasa lebih tenang.

Menambah

pengetahuan

Lebih tenang

3. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu saudara memecahkan masalah

hidup?

Jawab: Iya setelah ikut itu hati jadi agak

tenang, tidak marah-marah lagi dan lebih

menerima semuanya.

Tidak marah-

marah

Lebih

menerima

semuanya

Page 104: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 5

4.

Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu saudara berkembang menjadi

pribadi yang mandiri?

Jawab: Iya, setelah ikut bimbingan yang

kemaren jadi pengen buka usaha, jualan

kecil-kecilan seperti jualan nasi uduk dan

gorengan.

Setelah ikut

bimbingan

Pengen buka

usaha

Pada butir ke-4 Suniti

mengemukakan bahwa

setelah mengikuti

bimbingan Ia mulai

berencana membuka usaha

yaitu jualan kecil-kecilan.

Ini di pertegas dengan

pernyataan yang di

ungkapkan Suniti pada butir

ke-9 bahwa Ia mau

mengumpulkan modal untuk

berdagang. Hal ini sangat

berkaitan dengan butir ke-8,

menurut Suniti peran

pembimbing sudah baik

dalam berusaha

menumbuhkan etos kerja.

Pada butir ke-5, Suniti

menyatakan bahwa materi

yang disampaikan

pembimbing yaitu tentang

shalat, bekerja dalam Islam,

rukun iman dan rukun

Islam, dll. Ini berkaitan

dengan butir ke-2 manfaat

yang Suniti dapatkan setelah

bimbingan yaitu

pengetahuan agamanya

bertambah dan memiliki

perasaan lebih tenang. Ini

karena materi-materi yang

disampaikan oleh

pembimbing.

Pada butir ke-6 dapat

terlihat pernyataan Suniti

bahwa apa yang

mapan untuk

menghadapi

masalah yang akan

dihadapinya kelak ini

menjadi tujuan

bimbingan. Jadi, yang

memberikan bantuan

menganggap orang lain

mampu menuntun

dirinya sendiri

meskipun kemampuan

itu mungkin harus digali

dan dikembangkan

melalui bimbingan.”

oleh pembimbing bersifat

psikis (kejiwaan) yaitu

penyampaian materi yang

bertujuan untuk

mengarahkan WBS agar

memiliki kehidupan yang

lebih baik. Setelah

mengikuti bimbingan

Suniti memang menyadari

bahwa pekerjaan

mengemis itu di larang

baik dalam agama, dan

negara. Tapi berdasarkan

hasil wawancara dapat

terlihat bahwa Suniti

masih ragu-ragu untuk

meninggalkan pekerjaan

lamanya dengan alasan

bingung dengan kondisi

suaminya yang tuna netra.

Oleh karena itu perlu

adanya bimbingan lebih

lanjutan untuk

mengembangakan

kemampuan kerja pada

Suniti.

5. Materi apa saja yang saudara dapatkan saat

mengikuti kegiatan bimbingan rohani

tersebut?

Jawab: Tentang shalat, bekerja dalam

Islam, rukun iman dan rukun Islam, dan lain-

lain.

Tentang shalat,

bekerja dalam

Islam

Rukun iman

dan rukun

Islam

6. Apakah yang pembimbing lakukan sudah

sesuai dengan apa yang saudara harapkan?

Jawab: Sudah bagus, sudah sesuai.

Sudah bagus

Sudah sesuai

Page 105: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 6

Adakah perbedaan pandangan mengenai

bekerja, setelah dan sebelum mendapatkan

bimbingan rohani islam di panti ?

Jawab: Lumayan sih Mba, saya juga tau ya

kalau mengemis itu engga boleh dilarang.

Saya juga maunya mah balik aja ke

kampung, jadi petani atau momong cucu.

Tapi kadang bingung sama suami saya, dia

kan ga bisa liat Mba,,,jadi suka bingung.

Balik aja ke

kampung, jadi

petani atau

momong cucu

Tapi kadang

bingung sama

suami saya

pembimbing lakukan sudah

sesuai dan bagus, ini lebih di

pertegas pada pernyataan-

nya pada butir ke-8 dimana

menurut Ia pembimbing

sangat memiliki peran

penting dalam

menumbuhkan etos kerja

seseorang.

Setelah mengikuti

bimbingan rohani Suniti

memiliki rencana-rencana

ke depan, seperti yang

terlihat pada butir ke-8

bahwa Ia berencana akan

mengumpulkan modal untuk

berdagang, tapi sayangnya

itu hanya sampai pada tahap

kesadaran bahwa pekerjaan

meminta-minta itu tidak

diperbolehkan dalam Islam

dan negara ini terlihat pada

pernyataan butir ke-6,

dimana Bu Suniti merasa

bingung dengan suaminya

yang tuna netra, sehingga

masih ragu untuk

meninggalkan pekerjaan

mengemis.

Pada butir ke-10 dan ke-11,

dapat terlihat bahwa dalam

proses bimbingan di awali

dengan doa, dzikir,

pengarahan, tanya jawab,

dengan metode ceramah,

nonton bareng, dan tanya

7. Bagaimana peran pembimbing dalam

menumbuhkan etos kerja pada diri saudara?

Jawab: Iya sudah bagus, dan sangat

berperan.

Sudah bagus

Sangat

berperan.

8. Apa rencana saudara kedepan setelah keluar

dari panti?

Jawab: Mengumpulkan modal mau

berdagang aja, misalnya nasi uduk,

gorengan, dan lain-lain.

Mengumpulkan

modal

Mau berdagang

aja

9. Bagaimana proses kegiatan bimbingan

rohani Islam yang diberikan oleh pihak

panti?

Jawab: Baca do’a kemudian dzikir,

pengarahan-pengarahan, terus ada tanya

jawab, sama penutup,dan doa penutup.

Baca doa kemudian

dzikir, pengarahan-

pengarahan, tanya

jawab, sama

penutup,dan doa

penutup.

Page 106: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 7

Nama Informan : Nuryani Agama : Islam

Usia : 40 Tahun Klasifikasi : Pedagang Asongan

BUTIR

KE-

PERTANYAAN/ JAWABAN KATA KUNCI HUBUNGAN ANTAR

KATA KUNCI

TEORI REFLEXI

1. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti?

Jawab: Supaya hati menjadi tenang setelah

mendengar nasehat-nasehat dari Ustad. Kita

diingatkan tentang shalat. Saya suka

mendengarkan ceramah-ceramah dan

bimbingan agama. Walaupun dalam

keadaan sedih. Dengan ikut bimbingan hati

saya jadi tenang, selain menambah

pengetahuan juga.

Agar hati

menjadi tenang

Menambah

pengetahuan

juga.

Pada butir ke-1 tujuan

Nuryani mengikuti

bimbingan adalah agar

hati menjadi tenang dan

menambah pengetahuan.

Pernyataan ini berkaitan

dengan butir ke-2,

dimana Nuryani juga

mengemukakan bahwa

dengan mengikuti

bimbingan pengetahuan

agamanya bertambah

dan Ia termotivasi untuk

bekerja lebih baik lagi

dari sekarang.

Pada butir ke-3 Nuryani

menyatakan bahwa

dengan mengikuti

bimbingan membuat Ia

lebih tenang dan

menerima semuanya.

Pernyataan ini berkaitan

dengan butir ke-4 dan

ke-5. Pada butir ke-4

Nuryani mengemukakan

bahwa dalam bimbingan

Ia di berikan pengarahan-

pengarahan untuk

merubah hidup menjadi

Menurut W.S Winkel;

Bimbingan berarti

pemberian bantuan

kepada sekelompok orang

dalam membuat pilihan-

pilihan secara bijaksana

dalam mengadakan

penyesuaian diri terhadap

tuntutan-tuntutan hidup.

Bantuan itu bersifat psikis

(kejiwaan) bukan

“pertolongan” finansial,

media, dan lain

sebagainya. Dengan

adanya bantuan ini,

seseorang akhirnya dapat

mengatasi sendiri masalah

yang dihadapinya

sekarang dan menjadi

lebih mapan untuk

menghadapi

masalah yang akan

dihadapinya kelak ini

menjadi tujuan

bimbingan. Jadi, yang

memberikan bantuan

Berdasarkan hasil

wawancara dan observasi

dengan Nuryani, setelah

mengikuti bimbingan

rohani Islam di panti Ia

merasa pengetahuan

agamanya bertambah,

membuat hatinya menjadi

lebih tenang dan

termotivasi untuk bekerja

lebih baik lagi. Ini artinya

pembimbing telah berperan

dalam memberikan bantuan

kepada terbimbing untuk

menyesuaikan diri dengan

tuntutan-tuntutan hidup.

Bantuan yang diberikan

pembimbing bukan berupa

“pertolongan“ finansial

melainkan melalui proses,

materi dan metode

bimbingan yang di

sesuaikan dengan kondisi

terbimbing. Seperti

pernyataan Nuryani bahwa

proses bimbingan di mulai

dengan berdoa terlebih

dahulu, ceramah tentang

pekerjaan yang di larang

dalam Islam, dan

2. Manfaat apa yang saudara rasakan setelah

mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam

dipanti?

Jawab: Menurut aku hati jadi rasanya

tenang dan mulai sadar bahwa ini kesalahan

aku. Sehingga aku pasrah dengan semua

yang terjadi, berdoa sama Allah semoga

aku di dalam panti ini ada hikmahnya aja.

Saya tidak menyalahkan siapa-siapa, saya

salahin diri saya sendiri. Selain itu manfaat

yang lain dengan ikut bimbingan saya jadi

bertambah pengetahuan tentang agama, dari

yang tidak tahu jadi tahu. Lalu untuk

motivasi supaya bisa kerja lebih baik lagi

dari sekarang, dan merubah sikap juga.

Bertambah

pengetahuan

tentang agama

Motivasi supaya

bisa kerja lebih

baik lagi dari

sekarang

Page 107: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 8

3. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu saudara memecahkan masalah

hidup?

Jawab : Hem..iya kok Mba Alhamdulillah,

saya jadi lebih tenang menghadapi

semuanya, lebih menerima.

Jadi lebih tenang

menghadapi

semuanya

Lebih menerima

lebih baik dan tidak lagi

melakukan pelanggaran.

Dari sini dapat terlihat

pembimbing berperan

dalam membantu

memecahkan masalah

hidup terbimbing dan

mengarahkannya untuk

memiliki kehidupan yang

lebih baik melalui

materi-materi yang di

sesuaikan. Seperti

pernyataan Nuryani pada

butir ke-5 materi yang

disampaikan

pembimbing yaitu

tentang olahraga,

kebersihan, tata cara

shalat, dzikir, doa, surat-

surat pendek, ceramah,

dan nobar

Pada butir ke-6 Nuryani

menyatakan bahwa apa

yang dilakukan

pembimbing sudah

sesuai dengan apa yang

Ia harapkan. Pernyataan

ini berkaitan dengan

butir ke-8, menurut

Nuryani pembimbing

memiliki peran yang

memiliki peran yang

bermanfaat dalam

menumbuhkan etos

kerja, yaitu dengan

memberikan contoh

bahwa kita bekerja harus

menganggap orang lain

mampu menuntun dirinya

sendiri meskipun

kemampuan itu mungkin

harus digali dan dikem-

bangkan melalui

bimbingan.”

motivasi kerja. Sedangkan

metode yang digunakan

yaitu ceramah dan tanya

jawab. Setelah mengikuti

bimbingan rohani ini,

Nuryani akhirnya dapat

mengatasi sendiri masalah

yang dihadapinya sekarang

dan menjadi lebih mapan

untuk menghadapinya.

Terutama tentang masalah

pekerjaan. Ini terlihat dari

pernyataan Nuryani bahwa

dalam bimbingan Ia

mendapatkan pengarahan-

pengarahan agar tidak

melakukan pelanggaran,

diberikan materi bagaimana

bekerja dalam Islam, dan

setelah mengikuti

bimbingan etos kerjanya

mulai tumbuh yaitu sudah

memiliki pandangan dan

rencana ke depan seperti

ingin menjual sayuran di

tempat-tempat yang di

ijinkan pemerintah.

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu saudara berkembang menjadi

pribadi yang mandiri?

Jawab : Iya, misalkan tentang bagaimana

caranya merubah hidup jadi lebih baik dan

layak. Kami diberi pengarahan agar jangan

melakukan pelanggaran. Perhatikan dimana

wajarnya bisa dagang, di tempat-tempat

yang tidak dilarang. Makanya dari situ saya

mau coba mulai dagang di pasar, supaya

jangan melanggar.

Merubah hidup

jadi lebih baik

Diberi

pengarahan agar

jangan

melakukan

pelanggaran

5. Materi apa saja yang saudara dapatkan saat

mengikuti kegiatan bimbingan rohani

tersebut?

Jawab : Ada materi olahraga, menjaga

kebersihan, tentang tata cara shalat, dzikir,

doa, surah-surah pendek, terus ceramah-

ceramah. Ada juga yang pakai layar gitu

Mba.

Materi olahraga,

menjaga kebersihan,

tentang tata cara

shalat, dzikir, doa,

surah-surah pendek,

terus ceramah-

ceramah, dan ada

yang pakai layar gitu.

Page 108: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 9

6. Apakah yang pembimbing lakukan sudah

sesuai dengan apa yang saudara harapkan?

Jawab : Sudah sesuai Mba, enak cara

menyampaikannya.

Sudah sesuai

Enak cara

menyampaikann

ya.

karena Allah SWT.

Pada butir ke-7 dapat

terlihat dari pernyataan

yang dikemukakan oleh

Nuryani bahwa setelah

ikut bimbingan Ia ingin

memperbaiki kehidupnya

dengan berdagang

sayuran, dan menyadari

bahwa tidak boleh

melakukan pekerjaan

haram, dan melanggar

ketertiban. Ini di pertegas

dengan butir ke-9, bahwa

Ia akan mengumpulkan

modal untuk berdagang

sayuran. Ini artinya

menurut Nuryani

pembimbing memiliki

peran yang bermanfaat

dalam menumbuhkan

etos kerja, dengan

memberikan contoh

bahwa kita bekerja harus

karena Allah SWT

sebagaimana yang

terungkap pada butir ke-

7

7. Adakah perbedaan pandangan mengenai

bekerja, setelah dan sebelum mendapatkan

bimbingan rohani islam di panti?

Jawab : Pandangan saya sekarang ingin

merubah hidup, ya mau dagang sayuran di

pasar. Soalnya itu sesuai dengan aku, saya

ga mau lagi dagang di emperan. Saya mau

kumpulin modalnya sedikit-sedikit. Kalau

ada rezeki saya mau buka usaha laundry

juga. Bekerja dalam Islam juga ternyata

diantaranya harus jadi pedangang yang

jujur sesuai dengan syariat agama. Tidak

boleh melakukan yang haram, dan

melanggar ketertiban.

Ingin merubah

hidup, ya mau

dagang sayuran

Tidak boleh

melakukan yang

haram, dan

melanggar

ketertiban.

8. Bagaimana peran pembimbing dalam

menumbuhkan etos kerja pada diri saudara?

Jawab : Ya ada, sangat bermanfaat. Kita

dikasih contoh kalau kita bekerja karena

Allah pasti ada pahalanya. Saat mulung

dapat sedikit harus tetap sabar, jangan

menyerah, jangan putus asa. Tetap sabar

jangan sampai kamu meminta-minta, itu

dilarang dalam agama Islam. Oya kata Pak

Ustad kita boleh minta-minta jika kita

punya apa-apa, misalnya kamu lapar dan

tidak ada makanan satupun maka kita minta

ke orang lain itu ga apa-apa karena

mendesak. Tapi kalau tujuannya untuk

memperkaya diri itu yang ga boleh.

Sangat

bermanfaat

Dikasih contoh

kalau kita

bekerja karena

Allah pasti ada

Page 109: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 10

9. Apa rencana saudara kedepan setelah keluar

dari panti?

Jawab : Mungkin aku mulung dulu

ngumpulin modal dulu, baru dagang di

pasar untuk jual sayuran. Kalau itu sudah

berjalan baru mau nerusin buka laundry.

Dagang di pasar

untuk jual

sayuran.

Mau nerusin

buka laundry.

10. Bagaimana proses kegiatan bimbingan

rohani Islam yang diberikan oleh pihak

panti?

Jawab : Berdoa dulu, lalu ceramah, tentang

pekerjaan yang dilarang dalam Islam,

motivasi kerja, tanya jawab..saya sering

nanya juga misalnya nanya “Apa perbedaan

rukun iman, rukun islam, dengan tauhid?”

Berdoa dulu lalu

ceramah, tentang

pekerjaan yang

dilarang dalam

Islam, motivasi

kerja.

Rukun iman,

rukun islam

11 Metode apa saja yang digunakan selama

saudara mengikuti bimbingan?

Jawab : Ceramah dan tanya jawab.

Ceramah

Tanya jawab.

Page 110: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 11

Nama : Amrizon Agama : Islam

Usia : 37 Tahun Klasifikasi : Pedagang Asongan

NOMOR

BUTIR

PERTANYAAN/ JAWABAN KATA KUNCI HUBUNGAN ANTAR

KATA KUNCI

TEORI REFLEXI

1. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti?

Jawab: Pertama menambah ilmu, karena

saya kan banyak kekurangan dari segi

agama. Lalu menambah motivasi kan

seperti tadi tentang motivasi kerja..jadi

pedagang yang jujur.

Menambah ilmu

Motivasi kerja

Pada butir ke-1 tujuan

Amrizon mengikuti

bimbingan agar

menambah pengetahuan

dan motivasi dalam

bekerja. Ini berkaitan

dengan pernyataan pada

butir ke-2 dan ke-3

manfaat yang Ia rasakan

setelah bimbingan yaitu

termotivasi untuk

mencari modal untuk

berdagang dan

menyadari bahwa untuk

mencapai sukses itu

harus mau berusaha.

Setelah mengikuti

bimbingan terdapat

perubahan pandangan

pada diri Amrizon,

seperti yang di

kemukakan pada butir

ke-7. Motivasi awal Ia

bekerja hanya untuk

mencari uang, tapi

sekarang Ia paham

bahwa bekerja juga harus

karena Allah. Ini

berkaitan dengan butir

ke-5, materi yang

disampaikan diantaranya;

Menurut W.S Winkel:

“Bimbingan berarti

pemberian bantuan

kepada sekelompok orang

dalam membuat pilihan-

pilihan secara bijaksana

dalam mengadakan

penyesuaian diri terhadap

tuntutan-tuntutan hidup.

Bantuan itu bersifat psikis

(kejiwaan) bukan

“pertolongan” finansial,

media, dan lain

sebagainya. Dengan

adanya bantuan ini,

seseorang akhirnya dapat

mengatasi sendiri masalah

yang dihadapinya

sekarang dan menjadi

lebih mapan untuk

menghadapi

masalah yang akan

dihadapinya kelak ini

menjadi tujuan

bimbingan. Jadi, yang

memberikan bantuan

Berdasarkan hasil

wawancara dengan

Amirudin yang berprofesi

sebagai seorang pemulung

dapat kita lihat bahwa Ia

memiliki etos kerja yang

lumayan baik, karena tidak

mengharap belas kasihan

orang lain. Di panti

Amrizon mendapatkan

bantuan berupa bimbingan

agama. Setelah Ia

mengikuti bimbingan,

pengetahuan agama, dan

motivasi bekerjanya

menjadi meningkat.

Bantuan yang diberikan

oleh pembimbing bersifat

kejiwaan bukan

pertolongan bukan

“pertolongan” finansial,

media, dan lain sebagainya.

Ini terlihat dari materi dan

metode yang diberikan

kepada terbimbing, yaitu

materi tentang ibadah

seperti shalat, puasa, rukun

2. Manfaat apa yang saudara rasakan setelah

mengikuti kegiatan bimbingan rohani

Islam dipanti?

Jawab: Manfaatnya diantar lain yang

saya ingat dari Ustad Munzir kan, bahwa

disetiap kesulitan ada kemudahan. Kita

ambil hikmahnya saja, kenapa saya bisa

ada disini. Selain itu juga pengetahuan

tentang shalat bertambah, dan ibadah-

ibadah lainnya. Biasanya shalat bolong-

bolong...sekarang alhamdulillah lumayan.

Kita ambil

hikmahnya

Pengetahuan

tentang shalat

bertambah

3. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu saudara memecahkan masalah

hidup?

Jawab: Soal kerja saya sangat

termotivasi sekali untuk cari modal, saya

ingat kata Ippho Santosa tentang

keajaiban otak kanan. Kesalahan umat

islam terbelakang dalam hal ekonomi, yah

karena mereka umat islam yang kurang itu

pelaksanaannya. Mereka mau hidup

sukses tapi tidak mau melaksanakannya.

Mereka tau cara untuk sukses tapi tidak

mau bersusah-susah.

Soal kerja saya

sangat termotivasi

sekali untuk cari

modal

Mereka tau cara

untuk sukses tapi

tidak mau

bersusah-susah.

Page 111: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 12

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu saudara berkembang menjadi

pribadi yang mandiri?

Jawab: Iya, kedepan nanti saya mau

berusaha sendiri, menggunakan modal

sendiri. Saya tidak suka minta tolong

sama saudara.

Berusaha sendiri

Menggunakan

modal sendiri

Ibadah shalat, puasa,

rukun islam, rukun iman,

serta motivasi untuk

bekerja.

Setelah mengikuti

bimbingan Amrizon

mulai memiliki rencana-

rencana hidup,

sebagaimana yang ia

kemukakan pada butir

ke-3, 4 dan 9. Dimana

Amrizon mau berusaha

mengumpulkan modal

untuk berdagang dan

menyewa kios nasi

goreng dan mie ayam.

Pada butir ke-6, Amrizon

menyatakan bahwa peran

pembimbing di panti

sudah sesuai dengan apa

yang di harapkan. Ini

berkaitan dengan

pernyataannya pada butir

ke-8, dimana

pembimbing memiliki

peran penting dalam

menyadarkan WBS

tentang kesalahan yang

mereka perbuat

walaupun semuanya

kembali ke masing-

masing diri WBS sendiri.

menganggap orang lain

mampu menuntun dirinya

sendiri, meskipun

kemampuan itu mungkin

harus digali dan

dikembangkan melalui

bimbingan.

iman dan rukun islam, serta

motivasi untuk bekerja.

Metodenya ceramah, tanya

jawab, diskusi kelompok,

dan konsultasi individu.

Dengan adanya bantuan

berupa bimbingan ini

membantu Amrizon dalam

mengatasi masalah-masalah

hidupnya sendiri terutama

yang berkaitan dengan

pekerjaan. Ini terlihat dari

pernyataan-pernyataa

Amrizon saat wawancara.

Diantaranya perubahan cara

pandang mengenai bekerja,

awalnya Ia bekerja hanya

untuk mencari uang semata

tapi sekarang ternyata

sebagai wujud ibadah

terhadap Allah SWT.

Menurut Amrizon peran

pembimbing sudah sesuai

dengan apa yang

diharapkan, dan memiliki

peran penting dalam

menyadarkan WBS

mengenai kesalahan

mereka (pekerjaan).

5 Materi apa saja yang saudara dapatkan

saat mengikuti kegiatan bimbingan rohani

tersebut?

Jawab: Materi tentang ibadah seperti

shalat, puasa, rukun iman dan rukun

islam, serta motivasi untuk bekerja.

Materi tentang

ibadah seperti

shalat, puasa,

rukun iman dan

rukun islam, serta

motivasi untuk

bekerja.

6 Apakah yang pembimbing lakukan sudah

sesuai dengan apa yang saudara

harapkan?

Jawab: Kalau saya lihat sudah sesuai.

Masukannya saat bimbingan kan kita

orang-orang waras posisi tempat

duduknya jangan dicampur sama orang

yang tidak waras. Kalau untuk materi

semua sudah bagus.

Saya lihat sudah

sesuai

Untuk materi

semua sudah

bagus

7 Adakah perbedaan pandangan mengenai

bekerja, setelah dan sebelum

mendapatkan bimbingan rohani islam di

panti ?

Jawab : Dulu kan motivasi kerja saya kan

karena uang, sekarang setelah sampai sini

baru sadar ya ternyata bekerja itu juga

harus karena Allah SWT. Ya dulu bukan

niat karena Allah, jadi mau melanggar

atau tidak...yah ga terlalu dipikirin. Tapi

sekarang sudah lumayan, saya mau

bekerja karena Allah SWT, sesuai dengan

kaidah agama.

Dulu kan motivasi

kerja saya kan

karena uang

Tapi sekarang

sudah lumayan,

saya mau bekerja

karena Allah

Page 112: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 13

8 Bagaimana peran pembimbing dalam

menumbuhkan etos kerja pada diri

saudara?

Jawab : Peran mereka penting, supaya

kami tersadar. Apa yang disampaikan Pak

Kurniawan kan benar, tangan diatas lebih

baik dari pada tangan dibawah. Tapi kan

balik lagi ke kita masing-masing, apakah

mereka mau mendengar...Allah tidak akan

melihat ke orang yang suka meminta-

minta.

Peran mereka

penting, supaya

kami tersadar dan

bekerja lebih baik

Kembali kediri

mereka masing-

masing.

Menurut Amrizon seperti

yang dikemukakan pada

butir ke-11, metode yang

digunakan dalam

bimbingan yaitu

ceramah, tanya jawab,

diskusi kelompok, dan

konsultasi individu. Ini

berkaitan dengan proses

bimbingan seperti yang

terlihat pada butir ke-10,

Pertama berdoa,

membaca Al-Fatihah,

shalawat Nabi,

pengarahan, tanya jawab,

yel-yel semangat kerja

terakhir penutupan, doa,

dan salam-salaman.

9 Apa rencana saudara kedepan setelah

keluar dari panti?

Jawab: Motivasi saya setelah mendapat

musibah ini, ya saya ingin cepat dapat

modal..saya jangan lama-lama begini

dipinggir jalan. Kalau sudah terkumpul

modal nanti saya mau sewa kios, saya

mau buka usaha makanan “nasi goreng,

mie ayam”.

Kalau sudah

terkumpul modal

nanti saya mau

sewa kios

Saya mau buka

usaha makanan

“nasi goreng, mie

ayam”.

10 Bagaimana proses kegiatan bimbingan

rohani Islam yang diberikan oleh pihak

panti?

Jawab: Pertama kita disuruh berdoa, baca

Al-Fatihah, shalawat Nabi, diberikan

pengarahan, lalu ada tanya jawab, dan yel-

yel semangat kerja....dan untuk mengingat

Allah SWT. Terakhir penutupan, doa, dan

salam-salaman.

Disuruh berdoa,

baca Al-Fatihah,

shalawat Nabi

Pengarahan, tanya

jawab, semangat

kerja, terakhir

penutupan, doa,

dan salam.

11 Metode apa saja yang digunakan selama

saudara mengikuti bimbingan?

Jawab: Metodenya itu ceramah, sesi

tanya jawab, diskusi kelompok, ada juga

konsultasi individu.

Metodenya itu

ceramah, sesi

tanya jawab,

diskusi kelompok,

ada juga konsultasi

individu.

Page 113: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 14

Nama : Amirudin Agama : Islam

Usia : 38 Tahun Klasifikasi : Pemulung

NOMOR

BUTIR

PERTANYAAN/ JAWABAN KATA KUNCI HUBUNGAN ANTAR

KATA KUNCI

TEORI REFLEXI

1. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti?

Jawab: Ya istilahnya biar kita sadar dan

mengingatlah ya..yang tadinya ga shalat

jadi shalat. Waktu pertama ketangkep

kesini aja ya Mba ya saya ga shalat, waktu

ikut kegiatan itu jadi ingat Tuhan ingat

Allah. Yang tadinya kurang sekarang

lumayan.

Kita sadar dan

mengingatlah ya

Jadi ingat Tuhan

ingat Allah

Pada butir ke-1

Amirudin

mengemukakan Ia

mengikuti bimbingan

untuk mengingat Allah

dan shalat. Ini berkaitan

dengan pernyataan

Amirudin pada butir ke-

3, dimana setelah

mengikuti bimbingan

Amirudin tadinya malas

shalat wajib mulai bejar

untuk konsisten shalat.

Pada butir ke-2 manfaat

bimbingan yang di

rasakan oleh Amirudin

adalah pikiran lebih

jernih merubah cara

berbicara, dan

termotivasi untuk

memiliki masa depan

yang lebih baik. Ini

berkaitan erat dengan

materi yang di

sampaikan seperti

pernyataan Amirudin

pada butir ke-5

Disuruh shalat wajib dan

sunnah, jaga kebersihan,

motivasi kerja dan

Menurut W.S Winkel:

“Bimbingan berarti

pemberian bantuan kepada

sekelompok orang dalam

membuat pilihan-pilihan

secara bijaksana dalam

mengadakan penyesuaian

diri terhadap tuntutan-

tuntutan hidup.

Bantuan itu bersifat psikis

(kejiwaan) bukan

“pertolongan” finansial,

media, dan lain sebagainya.

Dengan adanya bantuan ini,

seseorang akhirnya dapat

mengatasi sendiri masalah

yang dihadapinya sekarang

dan menjadi lebih mapan

untuk menghadapi

masalah yang akan

dihadapinya kelak ini

menjadi tujuan bimbingan.

Jadi, yang memberikan

bantuan menganggap orang

lain mampu menuntun

dirinya sendiri, meskipun

kemampuan itu mungkin

harus digali dan

dikembangkan melalui

bimbingan.

Berdasarkan hasil

wawancara dengan

Amirudin yang

berprofesi sebagai

seorang pemulung dapat

kita lihat bahwa Ia

memiliki etos kerja yang

lumayan baik, karena

tidak mengharap belas

kasihan orang lain. Ia

mendapatkan bantuan

berupa bimbingan agama

di panti, manfaat yang Ia

rasakan setelah ikut

bimbingan yaitu

menambah pengetahuan

tentang shalat, menjadika

n pikiran lebih jernihm

dan temotivasi untuk

memiliki masa depan

yang lebih baik. Selain itu

2. Manfaat apa yang saudara rasakan setelah

mengikuti kegiatan bimbingan rohani

Islam dipanti?

Jawab: Pikiran jadi jernih, inget

Allah...shalat misalnya, perkataan yang

tadinya kasar jadi ga kasar. Terus untuk

masalah pekerjaan mungkin saya mau

kumpulin duit dulu Mba, jadi masuk sini

termotivasilah untuk dapat kehidupan

yang lebih baik dan mengumpulkan duit

untuk dagang. Rencana mau tetap di

proyek aja dulu.

Pikiran jadi jernih,

inget Allah

Perkataan yang

tadinya kasar jadi

ga kasar

Masuk sini

termotivasilah

untuk dapat

kehidupan yang

lebih baik

3. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu saudara memecahkan masalah

hidup?

Jawab: Tadinya malas shalat jadi ikut

shalat sama teman-teman, yang tadinya

shalat cuma Ashar sekarang lima

waktu. Sekarang saya juga tidak te

Sekarang saya juga tidak terlalu

menyalahkan keadaan.

Tadinya malas

shalat jadi ikut

shalat

Tidak terlalu

menyalahkan

keadaan

Page 114: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 15

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu saudara berkembang menjadi

pribadi yang mandiri?

Jawab: Dari awal si Mba, saya walaupun

pendapatan kecil tapi saya kan mulung

mandiri, kerja proyek juga mandiri.

Setelah masuk sini, ya maleslah ga mau

kesini lagi...inget istri dan anak, biar

kehidupan lebih baik Mba.

Dari awal si Mba

saya walaupun

pendapatan kecil

tapi saya kan

mulung dan kerja

proyek

Biar kehidupan

lebih baik

beribadah karena Allah,

serta berkata-kata yang

baik.

Setelah bimbingan

Amirudin mengalami

perubahan cara pandang

terhadap bekerja itu

sendiri. Seperti dalam

butir ke-4, Ia ingin

memiliki kehidupan

yang lebih baik lagi. Ini

berkaitan pernyataannya

pada butir ke-9

Amirudin berencana

untuk mengumpulkan

uang untuk berdagang.

Dan pada butir ke-7 Ia

memiliki prinsip hidup

bahwa hidup itu harus

seimbang antara ibadah,

doa, dan lain-lain.

Menurut Amirudin

mengenai peran

pembimbing, seperti

terungkap pada butir ke-

6 dan ke-8. Dimana

peran pembimbing

menurut Amirudin sudah

cukup baik dan sudah

sesuai dengan harapan.

Tapi menurut Airudin,

sebagus apapun

pembimbing

menyampaikan tetap

semua tergantung

dengan kondisi.

5. Materi apa saja yang saudara dapatkan

saat mengikuti kegiatan bimbingan rohani

tersebut?

Jawab: Materinya ya paling anuu..disuruh

shalat wajib dan sunnah, jaga kebersihan,

motivasi kerja dan beribadah karena Allah,

berkata-kata yang baik.

Disuruh shalat

wajib dan sunnah,

jaga kebersihan,

motivasi kerja dan

beribadah karena

Allah, berkata-

kata yang baik.

6. Apakah yang pembimbing lakukan sudah

sesuai dengan apa yang saudara harapkan?

Jawab: Saya si saran aja kan disini

mushallanya cakep, gedungnya juga cakep

tapi kok setiap hari Jum’at ga ada kegiatan

shalat Jum’at berjama’ah. Saya si kritik

aja. Untuk bimbingannya boleh juga di

Mushalla, pembimbingnya si sudah baik,

sudah sesuai.

Pembimbingnya si

sudah baik

Sudah sesuai.

7. Adakah perbedaan pandangan mengenai

bekerja, setelah dan sebelum mendapatkan

bimbingan rohani islam di panti ?

Jawab : Ya....kalau itukan istilahnya

omongan orang kadang beda-beda tidak

sesuai sama yang dilapangan. Ya kita

kalau berdoa terus tapi ga usaha ya sama

aja, makanya harus seimbang Mba. Kita

shalat terus tapi ga kerja yaa...sama aja,

jadi doa harus kerja juga.

Doa harus kerja

juga

Harus seimbang

Page 115: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 16

8. Bagaimana peran pembimbing dalam

menumbuhkan etos kerja pada diri

saudara?

Jawab: Sudah bagus Mba. Tapi biasanya

gini ya Mba..orang yang biasanya udah

dijalanan itu susah. Walaupun udah

dikasih pengarahan tapi mereka tetap ke

jalan lagi, soalnya dijalan itu enak. Kalau

saya istilahnnya kan dijalanan bukan

turun-temurun kaya mereka agak susah.

Sudah bagus Mba

Tapi orang yang

biasanya udah

dijalanan itu susah

Pada butir ke-10 dan 11,

terdapat proses dan

metode yang digunakan

oleh pembimbing yaitu;

disuruh shalat wajib dan

sunnah, jaga kebersihan,

motivasi kerja dan

beribadah karena Allah,

berkata-kata yang baik

Metode yang digunakan

yaitu metode ceramah.

9. Apa rencana saudara kedepan setelah

keluar dari panti?

Jawab: Mau mengumpulkan duit dulu, ya

biar aman Mba saya mau balik lagi ke

proyek dulu Mba. Saya mau dagang lagi

Mba, kaos-kaos, singlet gitu Mba.

Mau

mengumpulkan

duit dulu

Saya mau dagang

lagi Mba, kaos-

kaos gitu

10. Bagaimana proses kegiatan bimbingan

rohani Islam yang diberikan oleh pihak

panti?

Jawab: Do’a-do’a, pegarahan-

pengarahan, materi, tanya jawab, terus

penutup.

Do’a-do’a,

pegarahan-

pengarahan,

materi, tanya

jawab, terus

penutup.

11. Metode apa saja yang digunakan selama

saudara mengikuti bimbingan?

Jawab: Metode ceramah aja Mba, itu aja.

Metode ceramah

aja Mba

Page 116: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 17

Nama Informan : Ustad Munzir (Pembimbing 1)

Usia : 26 Tahun

Jabatan : Pembimbing Rohani Islam

NOMOR

BUTIR

PERTANYAAN/ JAWABAN

INFORMAN 1

KATA KUNCI HUBUNGAN ANTAR

KATA KUNCI

TEORI REFLEXI

1. Materi apa saja yang Bapak berikan kepada

WBS dalam setiap bimbingan?

Jawab: Awal-awalnya masalah tauhid

yang menyesuaikan kondisi WBS. Intinya

disini tetang menyampaikan tentang

ketentuan-ketentuan Allah agar kita tidak

ada yang menolak dengan adanya disini

kita bukan tidak tahu bahwa ketentuan

Allah SWT. Materi mengenai etos kerja itu

juga ada karena dapat menambah

pengetahuan bagaimana kerja yang sesuai

dengan koridor Agama Islam. Disini kita

sebagai fasilitator untuk membantu

mereka.

Masalah Tauhid

Etos Kerja

Menyesuaikan

kondisi WBS

Menurut W.S Winkel:

“Bimbingan berarti

pemberian bantuan

kepada sekelompok

orang dalam membuat

pilihan-pilihan secara

bijaksana dalam

mengadakan penyesuaian

diri terhadap tuntutan-

tuntutan hidup.

Bantuan itu bersifat

psikis (kejiwaan) bukan

“pertolongan” finansial,

media, dan lain

sebagainya.

Dengan adanya bantuan

ini, seseorang akhirnya

dapat mengatasi sendiri

masalah yang

dihadapinya sekarang

dan menjadi lebih mapan

untuk menghadapi

2. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu WBS memecahkan masalah

hidup?

Jawab : Iya mudah-mudahan saja kita bisa

membantu memberikan solusi. Karena apa

yang terjadi itu sudah sesuai dengan apa

yang Allah takdirkan, dan Allah juga

memberikan kita suatu masalah sesuai

dengan apa yang kita mampu dan kekuatan

kita menghadapi masalah tersebut. Tinggal

bagaimana kita tetap percaya kepada Allah

SWT.

Membantu

memberikan solusi

Allah juga

memberikan sautu

masalah sesuai

dengan apa yang

kita mampu

Page 117: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 18

3. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu WBS berkembang menjadi

pribadi yang mandiri?

Jawab: Iya, kita harapkan bisalah. Kita

harapkan mereka bisa jadi pribadi sosial

yang mandiri, walaupun sulit yaaa..kita

sendiri saja kadang masih butuh orang lain.

Tapi kita tetap berharap semoga kita semua

bisa jadi pribadi yang lebih baik didunia

maupun akhirat.

Pribadi sosial yang

mandiri

Pribadi yang lebih

baik dunia maupun

akhirat

masalah yang akan

dihadapinya kelak ini

menjadi tujuan

bimbingan. Jadi, yang

memberikan bantuan

menganggap orang lain

mampu menuntun

dirinya sendiri,

meskipun kemampuan

itu mungkin harus digali

dan dikembangkan

melalui bimbingan. “

4. Materi apa saja yang Bapak berikan kepada

WBS dalam setiap bimbingan?

Jawab: Menjelaskan kepada WBS bahwa

dalam Islam melarang kita untuk

melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti itu

dengan menyetarakan pekerjaan-pekerjaan

yang disetarakan dengan ‘joki’. Seperti

tadi kita kan disuruh taat kepada Allah dan

Rasulullah, nah ini semua menjadi dasar

kita untuk menaati pemimpin kita

walaupun pemimpin itu dzalim.

Menaati pemimpin

kita, walaupun

orang yang dzalim

Islam melarang

kita untuk

melakukan

pekerjaan-

pekerjaan tertentu

5. Menurut Bapak apakah kegiatan

bimbingan rohani Islam itu penting untuk

menumbuhkan etos kerja pada WBS?

Kenapa?

Jawab: Penting banget ya..apalagi tausiah-

tausiah yang menyemangati untuk kita

bekerja itu sangat penting untuk kita semua

pada umumnya. Kita juga dalam bekerja

harus dikasih semangat agar tidak keluar

dari koridor.

Tausiah-tausiah yg

menyemangati

untuk kita bekerja

itu sangat penting

Bekerja harus

dikasih semangat

6. Apa peran Bapak dalam menumbuhkan

etos kerja pada WBS di PSBIBD 2 ?

Jawab: Kalau saya sih menyampaikan

saja, materi-materi yang sesuai dengan

kondisi mereka.

Menyampaian

materi

Sesuai dengan

kondisi WBS

Page 118: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 19

7. Menurut Bapak, apa saja perubahan yang

terlihat pada WBS setelah mengikuti

kegiatan bimbingan?

Jawab : WBS yang tadinya tidak bisa

shalat, mulai shalat, membaca Iqra. Bahkan

ada juga yang non muslim masuk Islam.

Dan selama berdirinya panti ini setelah ada

bimbingan rohani islam ada kegiatan shalat

berjamaah untuk WBS. Kalau untuk

sampai tau masing-masing WBS bekerja

atau tidak setelah keluar dari panti saya

tidak terlalu memerhatikan.

WBS yang tadinya

tidak bisa shalat,

mulai shalat,

membaca Iqra

Tidak terlalu

memperhatikan

WBS yang bekerja

setelah keluar dari

panti

8. Bagaimana proses kegiatan bimbingan

rohani islam yang Bapak terapkan pada

WBS?

Jawab: Pertama yaa dimulai dengan

memuji Allah, dan selalu menyadarkan

mereka tentang banyaknya nikmat Allah

yang diberikan untuk dihayati dan pikirkan

dari pada kita selalu mengeluh karena

kekurangan. Setelah itu menyampaikan

materi tetang tauladan Rasulullah, baru kita

sampaikan materi pada hari itu, tanya

jawab, lalu istirahat makan-makan snack.

Ada juga reward bagi WBS yang bisa

menjawab. Setelah itu kita tutup dengan

doa penutup dan salam.

Pembukaan,

menyadari nikmat

Allah SWT,

penyampaian

materi, tanya

jawab, pemberian

reward, doa dan

penutup.

9. Metode apa saja yang Bapak gunakan saat

memberikan bimbingan rohani Islam pada

WBS?

Jawab:Ya....ceramah, melontarkan

pertanyaan agar kita mendapatkan feed

back dari WBS. Cara menyampaikannya

secara langsung aja. Kalau untuk metode

tidak langsung seperti pamflet, selembaran

itu tidak cocok untuk WBS karena mereka

banyak yang tidak bisa baca.

Ya... ceramah

Melontarkan

pertanyaan agar

kita mendapatkan

feed back

Cara

menyampaikannya

secara langsung

aja

Page 119: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 20

10. Apa harapan Bapak dengan diadakannya

kegiatan bimbingan rohani islam di

PSBIBD 2?

Jawab : Harapannya agar mereka bisa

mengenal agama Islam lebih dalam dan

bisa menerapkan dalam kehidupan sehari-

hari WBS, atau dalam bermuamalah/

pekerjaan mereka.

Bisa mengenal

Islam lebih dalam

Bisa menerapkan

dalam kehidupan

sehari-hari atau

pekerjaan

Page 120: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 21

Nama Informan : M. Kurniawan, S. Sos (Pembimbing 2) Jabatan : Pembimbing Rohani Islam

Usia : 35 Tahun Agama : Islam

PERTANYAAN/ JAWABAN

INFORMAN 2

KATA KUNCI HUBUNGAN ANTAR

KATA KUNCI

TEORI REFLEXI

1. Materi apa saja yang Bapak berikan kepada

WBS dalam setiap bimbingan?

Jawab: Pertama tentang syukur, terus

tetang doa dan dzikir, tentang shalat,

motivasi hidup, motivasi kerja dan untuk

mandiri, materi tidak untuk mengemis

seperti Pak Walang, rukun iman dan rukun

islam, materi tentang rizki, marifatullah,

praktek ibadah shalat, hafalan surah-surah

pendek karena mereka terbatas dalam

menangkap jika materi yang disampaikan

terlalu berat.

Motivasi hidup,

motivasi kerja,

hidup mandiri,

dan tidak

mengemis

Materi tentang

ibadah, rukun

iman dan rukun

Islam

Menurut W.S Winkel:

“Bimbingan berarti

pemberian bantuan kepada

sekelompok orang dalam

membuat pilihan-pilihan

secara bijaksana dalam

mengadakan penyesuaian

diri terhadap tuntutan-

tuntutan hidup.

Bantuan itu bersifat psikis

(kejiwaan) bukan

“pertolongan” finansial,

media, dan lain sebagainya.

Dengan adanya bantuan ini,

seseorang akhirnya dapat

mengatasi sendiri masalah

yang dihadapinya sekarang

dan menjadi lebih mapan

untuk menghadapi

masalah yang akan

dihadapinya kelak ini

menjadi tujuan bimbingan.

Jadi, yang memberikan

bantuan menganggap orang

lain mampu menuntun

dirinya sendiri, meskipun

kemampuan itu mungkin

harus digali dan

2. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu WBS memecahkan masalah

hidup?

Jawab: Iya tentu saja, dengan mengikuti

bimbingan WBS bisa mendapat ketenangan

batin. Terus ada juga sesi curhat, sehingga

WBS bisa menyampaikan apa masalah

yang mereka hadapi dan memberikan

solusi. Selain itu saya juga menyampaikan

untuk selalu mengingat Allah SWT

dimanapun dan seberat apapun masalah

yang mereka hadapi. Biasakan doa dan

dzikir Insya Allah ada jalan keluarnya.

WBS mendapat

ketenangan batin

WBS bisa

menyampaikan

masalah yang di

hadapi

Selalu mengingat

Allah seberat

apapun

masalahnya

3. Apakah dengan mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam di panti, dapat

membantu WBS berkembang menjadi

pribadi yang mandiri?

Jawab: Untuk konseling individu kalau

lagi berpas-pasan kami melakukan obrolan

Konseling

individu

Jika WBS mau

bekerja maka di

salurkan ke panti

Page 121: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 22

kecil, nanya-nanya siapa yang ngurus ada

atau tidak kadang mereka tidak ada yang

ngasih tau kepihak keluarga jadi kami ikut

bantu menginformasikan. Kalau mereka ada

yang mau bekerja, maka kami salurkan ke

panti lainnya untuk latihan.

lain

Jika WBS mau

pulang maka di

bantu proses

pemulangannya

dikembangkan melalui

bimbingan.

4. Materi apa saja yang Bapak berikan kepada

WBS dalam setiap bimbingan?

Jawab: Pertama tentang syukur, terus

tetang doa dan dzikir, tentang shalat,

motivasi hidup, motivasi kerja dan untuk

mandiri, materi tidak untuk mengemis

seperti Pak Walang, rukun iman dan rukun

islam, materi tentang rizki, marifatullah,

praktek ibadah shalat, hafalan surah-surah

pendek karena mereka terbatas dalam

menangkap jika materi yang disampaikan

terlalu berat.

Materi tentang

syukur, doa dan

dzikir, motivasi

hidup, motivasi

kerja, materi

tentang hukum

mengemis, dan

ibadah shalat

5. Menurut Bapak apakah kegiatan bimbingan

rohani Islam itu penting untuk

menumbuhkan etos kerja pada WBS?

Kenapa?

Jawab: Iya perlu, tapi yang penting

kuantitas sama kualitasnya, maksudnya

jangan seminggu sekali. Untuk bentuknya

bimbingannya ada yang bimbingan klasikal,

individual, spiritual, motivasi, setiap pagi di

morning meeting saling kumpul untuk

mengenal satu sama lain dan silaturahim,

jadi sifatnya informal dan formal. Kalau

formal kan ceramah-ceramah gitu, nah

kalau yang informal itu mengingatkan

untuk ibadah, teguran-teguran, ngobrol

agar sadar, dan senantiasa berdoa.

Perlu, tapi kualitas

dan kuantitas

bimbingannya

ditingkatkan

Bimbingan

sifatnya formal

dan informal

Page 122: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 23

6. Apa peran Bapak dalam menumbuhkan etos

kerja pada WBS di PSBIBD 2 ?

Jawab: Konsultasi kalau dia mau kerja,

kita salurkan ke panti. Kalau dia belum

tumbuh motivasinya, kita kasih motivasi

dulu. Kalau keimanannya kurang kita kasih

bimbingan agama dulu. Karena disini

pantinya bersifat sementara, kecuali disini

langsung kerja setelah bimbingan kita ada

program penyaluran kerja atau pemberian

modal..yaa bagusnya gitu..tapi disini kan

langsung diurus.

Konsultasi tentang

pekerjaan dan

memberikan

bimbingan jika

belum tumbuh

motivasinya

Maka mereka

yang mau kerja

disalurkan ke

panti lain.

7. Menurut bapak, apa saja perubahan yang

terlihat pada WBS setelah mengikuti

kegiatan bimbingan?

Jawab: Untuk sikap biasanya kita juga

biasakan untuk ikrar/ perjanjian bahwa

WBS tidak akan mengemis lagi, tidak akan

melanggar ketertiban lagi. Ya mudah-

mudahan mereka diluar kan mereka pasti

teringat ikrar tersebut untuk mengingat

Allah SWT, ibadah sama Allah dan tidak ke

jalan lagi. Sikapnya juga berubah, karena

kapok dan tidak mau ke jalan lagi..biasanya

yang sudah sebulan.

Dengan ikrar tidak

mengemis, di

harapkan WBS

tidak kembali lagi

ke jalan

Ibadah sama Allah

dan tidak ke jalan

lagi.

8. Bagaimana proses kegiatan bimbingan

rohani islam yang Bapak terapkan pada

WBS?

Jawab: Pertamanya saya salam dulu,

kemudian menanyakan kabar mereka “Apa

kabar hari ini, Alhamdulillah sehat, Allahu

Akbar”, kemudian agar WBS konsentrasi

kita ice breaking dulu, terus doa dan dzikir

susunannya membaca dua kalimat syahadat,

shalawat, Al-Fatihah, Al-Ikhlas, An-Nas,

doa-doa, istigfar, habis itu kita mendoakan

WBS. Kalau pagi-pagi ditambah motivasi

dan terapi kemudian gerak-gerak...oyaa

Pembukaan, ice

breaking, doa dan

dzikir

Motivasi dan

terapi, dan

menyetel lagu-

lagu nasyid

sebelum

bimbingan

Page 123: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

Page 24

sebelum mulai sambil nunggu WBS

kumpul semua kita setel murotal, nasyid,

lagu-lagu islami, dan ada juga shalat

berjamaah.

9. Metode apa saja yang Bapak gunakan saat

memberikan bimbingan rohani Islam pada

WBS?

Jawab: Metode langsung dan tidak

langsung, yaitu ada metode ceramah, tanya

jawab, konseling individu, nonton bareng,

doa dan dzikir.

Metode langsung,

tidak langsung,

ceramah, tanya

jawab, konseling

individu, nonton

bareng, doa dan

dzikir

Page 124: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 125: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PEMBIMBING (1)

Nama : Ustad Ahmad Munzir

Usia : 26 Tahun

Agama : Islam

1. Kapan dan dimana bimbingan rohani islam dilaksanakan?

Awal-awalnya disini, di Aula hari Senin dari jam 10.00 sampai dengan jam

11.30 WIB. Terus sering juga kita melaksanakannya di Ruang Bimbingan

WBS atau di aula asrama lantai 2.

2. Materi apa saja yang Bapak berikan kepada WBS dalam setiap

bimbingan?

Banyak sih, awal-awalnya masalah tauhid yang menyesuaikan kondisi WBS.

Intinya disini tetang menyampaikan tentang ketentuan-ketentuan Allah agar

kita tidak ada yang menolak dengan adanya disini kita bukan tidak tahu bahwa

ketentuan Allah SWT. Dimana kita mengkondisikan ketentuan Allah tersebut

apakah malah bertingkah laku merusak atau malah mengambil manfaat.

3. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani islam di panti,

dapat membantu WBS memecahkan masalah hidup?

Iya mudah-mudahan saja kita bisa membantu memberikan solusi. Karena apa

yang terjadi itu sudah sesuai dengan apa yang Allah takdirkan, dan Allah juga

memberikan kita suatu masalah sesuai dengan apa yang kita mampu dan

kekuatan kita menghadapi masalah tersebut. Tinggal bagaimana kita tetap

percaya kepada Allah SWT.

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani islam di panti,

dapat membantu WBS berkembang menjadi pribadi yang mandiri?

Iya, kita harapkan bisalah. Kita harapkan mereka bisa jadi pribadi sosial yang

mandiri, walaupun sulit yaaa..kita sendiri saja kadang masih butuh orang lain.

Tapi kita tetap berharap semoga kita semua bisa jadi pribadi yang lebih baik

didunia maupun akhirat.

5. Materi apa saja yang Bapak berikan kepada WBS dalam setiap

bimbingan?

Mereka itu sering sekali menuntut mengait-ngaitkan pekerjaan mereka dengan

agama. Misalnya pertanyaan ada tidak larangan joki, memulung, dalam Al-

Qur’an? Maka menjelaskan kepada WBS bahwa dalam Islam melarang kita

untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan seperti itu dengan menyetarakan

pekerjaan-pekerjaan yang disetarakan dengan ‘joki’.

6. Menurut Bapak apakah kegiatan bimbingan rohani islam itu penting

untuk menumbuhkan etos kerja pada WBS? Kenapa?

Penting banget ya..apalagi tausiah-tausiah yang menyemangati untuk kita

bekerja itu sangat penting untuk kita semua pada umumnya. Orang perang saja

dulu dibacakan syair-syair penyemangat baru dia bangkit. Kita juga dalam

bekerja harus dikasih semangat agar tidak keluar dari koridor.

Page 126: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

7. Menurut bapak, apa saja perubahan yang terlihat pada WBS setelah

mengikuti kegiatan bimbingan?

WBS mulai yang tadinya tidak bisa shalat, mulai shalat, membacaka Iqra.

Bahkan ada juga yang non muslim masuk Islam. Dan selama berdirinya panti

ini setelah ada bimbingan rohani Islam ada kegiatan shalat berjamaah untuk

WBS. Kalau untuk sampai tau masing-masing WBS bekerja atau tidak setelah

keluar dari panti saya tidak terlalu memerhatikan.

8. Bagaimana proses kegiatan bimbingan rohani Islam yang Bapak

terapkan pada WBS? Pertama yaa dimulai dengan memuji Allah, dan selalu menyadarkan mereka

tentang banyaknya nikmat Allah yang diberikan untuk dihayati dan pikirkan

dari pada kita selalu mengeluh karena kekurangan. Setelah itu menyampaikan

materi tetang tauladan rasulullah, sikap-sikap beliau kepada istri, anak-anak,

keluarga, dan tetangganya. Mudah-mudahan itu bisa dijadikan contoh oleh

WBS. Baru kita sampaikan materi pada hari itu, baru tanya jawab, lalu

istirahat makan-makan snack. Ada juga reward bagi WBS yang bisa

menjawab. Kalau games-games dan doa-doa itu setiap pagi sudah diberikan

sama Pak Kurniawan. Setelah itu kita tutup dengan doa penutup dan salam.

9. Metode apa saja yang Bapak gunakan saat memberikan bimbingan

rohani Islam pada WBS?

Ya ceramah, melontarkan pertanyaan agar kita mendapatkan feed back dari

WBS. Cara menyampaikannya secara langsung aja. Kalau untuk metode tidak

langsung seperti pamflet, selembaran itu tidak cocok untuk WBS karena

mereka banyak yang tidak bisa baca.

10. Apa harapan Bapak dengan diadakannya kegiatan bimbingan rohani

Islam di PSBIBD 2?

Harapannya agar mereka bisa mengenal agama islam lebih dalam dan bisa

menerapkan dalam kehidupan sehari-hari WBS, atau dalam bermuamalah.

Page 127: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK PEMBIMBING (2)

Nama : Muhammad Kurniawan, S. Sos

Usia : 35 Tahun

Agama : Islam

1. Kapan dan dimana bimbingan rohani islam dilaksanakan?

Tempatnya didepan klinik setiap pagi, memberikan motivasi, terapi doa dan

dzikir, terapi psikososial, terapi SEFT (Spiritual Emosional Freedom

Treatment) dimana kita mulai dengan dzikir kemudian menarik nafas sambil

berdoa agar ketegangan WBS menurun. Lalu baca surah-surah pendek, Al-

Ikhlas, An-Nas, dan lain-lain. Setiap Senin, Rabu, Kamis. Sering juga bimbing

doa di ruang makan, sebelumnya dimotivasi dulu tetang bersyukur kepada

Allah SWT. Sering juga dilaksanakan bimbingan shalat di Mushalla di asrama

WBS atau di Aula. Setiap Senin juga mendampingi Ustad Munzir

menyampaikan ceramah.

2. Materi apa saja yang Bapak berikan kepada WBS dalam setiap

bimbingan?

Pertama tentang syukur, terus tetang doa dan dzikir, tentang shalat, motivasi

hidup, motivasi kerja dan untuk mandiri, materi tidak untuk mengemis seperti

Pak Walang, rukun iman dan rukun islam, materi tentang rizki, marifatullah,

praktek ibadah shalat, hafalan surah-surah pendek karena mereka terbatas

dalam menangkap jika materi yang disampaikan terlalu berat.

3. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu WBS memecahkan masalah hidup?

Iya tentu saja, dengan mengikuti bimbingan WBS bisa mendapat ketenangan

batin. Terus ada juga sesi curhat, sehingga WBS bisa menyampaikan apa

masalah yang mereka hadapi dan memberikan solusi. Selain itu saya juga

menyampaikan untuk selalu mengingat Allah SWT dimanapun dan seberat

apapun masalah yang mereka hadapi. Biasakan doa dan dzikir Insya Allah ada

jalan keluarnya.

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu WBS berkembang menjadi pribadi yang mandiri?

Kalau yang diasramanya shalat mereka masih semangat untuk hidup, untuk

bekerja, untuk mengembangkan diri, dan berusaha. Konseling individu kalau

lagi berpas-pasan kami melakukan obrolan kecil, nanya-nanya siapa yang

ngurus ada atau tidak kadang mereka tidak ada yang ngasih tau kepihak

keluarga jadi kami ikut bantu menginformasikan.

5. Menurut Bapak apakah kegiatan bimbingan rohani Islam itu penting

untuk menumbuhkan etos kerja pada WBS? Kenapa?

Iya perlu, tapi yang penting kuantitas sama kualitasnya, maksudnya jangan

seminggu sekali. Untuk bentuknya bimbingannya ada yang bimbingan

klasikal, individual, spiritual, motivasi, setiap pagi di morning meeting saling

kumpul untuk mengenal satu sama lain dan silaturahim, jadi sifatnya informal

Page 128: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

dan formal. Kalau formal kan ceramah-ceramah gitu, nah kalau yang informal

itu mengingatkan untuk ibadah, teguran-teguran, ngobrol agar sadar, dan

senantiasa berdoa.

6. Apa peran Bapak dalam menumbuhkan etos kerja pada WBS di PSBIBD

2 ?

Konsultasi kalau dia mau kerja, kita salurkan ke panti. Kalau dia belum

tumbuh motivasinya, kita kasih motivasi dulu. Kalau keimanannya kurang kita

kasih bimbingan agama dulu. Karena disini pantinya bersifat sementara,

kecuali disini langsung kerja setelah bimbingan kita ada program penyaluran

kerja atau pemberian modal..yaa bagusnya gitu..tapi disini kan langsung

diurus keluarganya.

7. Menurut Bapak, apa saja perubahan yang terlihat pada WBS setelah

mengikuti kegiatan bimbingan?

Untuk sikap biasanya kita juga biasakan untuk ikrar/ perjanjian bahwa WBS

tidak akan mengemis lagi, tidak akan melanggar ketertiban lagi. Ya mudah-

mudahan mereka diluar kan mereka pasti teringat ikrar tersebut untuk

mengingat Allah SWT, ibadah sama Allah dan tidak ke jalan lagi. Sikapnya

juga berubah, karena kapok dan tidak mau ke jalan lagi..biasanya yang sudah

sebulan.

8. Bagaimana proses kegiatan bimbingan rohani islam yang Bapak

terapkan pada WBS?

Pertamanya saya salam dulu, kemudian menanyakan kabar mereka “Apa

kabar hari ini, Alhamdulillah sehat, Allahu Akbar”, kemudian agar WBS

konsentrasi kita ice breaking dulu, terus doa dan dzikir susunannya membaca

dua kalimat syahadat, shalawat, Al-Fatihah, Al-Ikhlas, An-Nas, doa-doa,

istigfar, abis itu semua kita mendoakan WBS. Kalau pagi-pagi ditambah

motivasi dan terapi kemudian gerak-gerak...oyaa sebelum mulai sambil

nunggu WBS kumpul semua kita setel murotal, nasyid, lagu-lagu islami.

Kalau hari Senin setelah ceramah dilanjutkan dengan shalat berjamaah.

9. Metode apa saja yang Bapak gunakan saat memberikan bimbingan

rohani islam pada WBS?

Metode langsung dan tidak langsung, yaitu ada metode ceramah, tanya jawab,

konseling individu, nonton bareng, doa dan dzikir.

10. Apa harapan Bapak dengan diadakannya kegiatan bimbingan rohani

islam di PSBIBD 2?

Bimbingannya rutin, dan berkelanjutan. Ada yang stand by di panti untuk

kontrol shalat wajib WBS, membimbing shalat, doa dzikir kaya dipesantren

gitu....biar dipantau dan mereka terbiasa untuk ibadah. Timbul semangatnya,

ingat sama Allahnya, kan kalau gitu semangat buat kerjanya bisa tinggi. Sama

adanya pendampingan atau pemantauan di asrama, khusus untuk ibadah

selama ini kan adanya fisik, kesehatan, makan.

Page 129: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK TERBIMBING (1)

Nama : Amrizon

Usia : 37 Tahun

Agama : Islam

Klasifikasi : Pedagang Asongan

1. Apakah saudara rutin mengikuti kegiatan bimbingan rohani islam di

panti? Iya Rutin, Alhamdulillah. Bimbingan agama Ustadz Munzir dan Pak

Kurniawan

2. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan bimbingan rohani islam di

panti? Pertama menambah ilmu, karena saya kan banyak kekurangan dari segi

agama. Lalu menambah motivasi kan seperti tadi tentang motivasi kerja..jadi

pedagang yang jujur.

3. Manfaat apa yang saudara rasakan setelah mengikuti kegiatan

bimbingan rohani islam dipanti? Manfaatnya diantar lain yang saya ingat dari Ustad Munzir kan, bahwa

disetiap kesulitan ada kemudahan. Kita ambil hikmahnya saja, kenapa saya

bisa ada disini. Saya kesini kan karena kesalahan sendiri juga, seperti kemarin

harusnya kan saat liat Satpol PP saya lari, tapi malah mengundang mereka

untuk datang. Selain itu juga pengetahuan tentang shalat bertambah, dan

ibadah-ibadah lainnya. Biasanya shalat bolong-bolong...sekarang

alhamdulillah lumayan.

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani islam di panti,

dapat membantu saudara memecahkan masalah hidup? Soal kerja saya sangat termotivasi sekali untuk cari modal, saya ingat kata

Ippho Santosa tentang keajaiban otak kanan. Kesalahan umat islam

terbelakang dalam hal ekonomi, yah karena mereka umat islam yang kurang

itu pelaksanaannya, mereka maj hidup sukses tapi tidak mau

melaksanakannya. Mereka tau cara untuk sukses tapi tidak mau bersusah-

susah.

5. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu saudara berkembang menjadi pribadi yang mandiri? Kedepan saya mau berusaha sendiri, menggunakan modal sendiri. Saya tidak

suka minta tolong sama saudara.

6. Materi apa saja yang saudara dapatkan saat mengikuti kegiatan

bimbingan rohani tersebut? Materi tentang ibadah seperti shalat, puasa, rukun iman dan rukun islam, serta

motivasi untuk bekerja.

Page 130: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

7. Apakah yang pembimbing lakukan sudah sesuai dengan apa yang

saudara harapkan? Kalau saya lihat sudah sesuai. Masukannya saat bimbingan kan kita orang-

orang waras posisi tempat duduknya jangan dicampur sama orang yang tidak

waras. Misalnya yang normal didepan, yang tidak waras dibelakang. Kita kan

bisa liat tadi ada beberapa yang normal milih diluar itu karena bau...makanya

kayanya enakan dipisah. Kalau untuk materi semua sudah bagus.

8. Menurut saudara apa itu bekerja? Bekerja seperti apa yang telah disampaikan oleh Pak Kurniawan, bekerjalah

karena Allah semata. Bekerjalah kamu seolah-olah kamu akan hidup

selamanya, dan beribadahlah kamu seolah-olah kamu akan mati besok. Arti

dari bekerja adalah tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah, seperti

yang dikatakan Pak Kurniawan nanti pada akhir jaman di Padang Mashyar

Allah tidak akan melihat atau menghadap kepada orang yang meminta-

minta..mereka datang kesana dengan tidak dilapisi daging sekalipun,

wajahnya rata. Orang meminta-minta itu termasuk orang yang pemalas.

9. Adakah perbedaan pandangan mengenai bekerja, setelah dan sebelum

mendapatkan bimbingan rohani islam di panti ? Dulu kan motivasi kerja saya kan karena uang, sekarang setelah sampai sini

baru sadar ya ternyata bekerja itu juga harus karena Allah SWT. Ya dulu

bukan niat karena Allah, jadi mau melanggar atau tidak...yah ga terlalu

dipikirin. Tapi sekarang ya sudah lumayan, mau bekerja karena Allah SWT,

sesuai dengan kaidah agama.

10. Bagaimana peran pembimbing dalam menumbuhkan etos kerja pada diri

saudara? Peran mereka penting, supaya kami tersadar. Apa yang disampaikan Pak

Kurniawan kan benar, tangan diatas lebih baik dari pada tangan dibawah. Tapi

kan balik lagi ke kita masing-masing, apakah mereka mau mendengar...Allah

tidak akan melihat ke orang yang suka meminta-minta. Itu kan bagi mereka

yang mau menyadari, soalnya agak sulit WBS disini terutama pengemis kan

biasa hidup enak, biasa dapat uang cepat dengan meminta-minta terus

sekarang disuruh bekerja, berdagang, dan lain sebagainya rasanya agak

sulitlah..ya tapi kembali kediri mereka masing-masing.

11. Apa rencana saudara kedepan setelah keluar dari panti? Motivasi saya setelah mendapat musibah ini, ya saya ingin cepat dapat

modal..saya jangan lama-lama begini dipinggir jalan. Kalau sudah terkumpul

modal nanti saya mau sewa kios, saya mau buka usaha makanan “nasi goreng,

mie ayam”. Untuk modalnya saya menyimpan di Bank Syariah Mandiri, saya

targetnya sih akhir tahun 2016 setelah piala dunia eropa saya mau buka usaha.

12. Bagaimana proses kegiatan bimbingan rohani islam yang diberikan oleh

pihak panti? Pertama kita disuruh berdoa, baca Al-Fatihah, shalawat Nabi, kemudian baru

diberikan pengarahan-pengarahan, lalu ada tanya jawab, dan ada juga yel-yel

Page 131: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

semangat kerja....dan untuk mengingat Allah SWT. Terakhir penutupan

dengan doa, dan salam-salaman.

13. Metode apa saja yang digunakan selama saudara mengikuti bimbingan? Metodenya itu ceramah, sesi tanya jawab, diskusi kelompok, ada juga

konsultasi individu..tapi saya belum pernah.

14. Apa harapan saudara setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani islam

di panti? Harapan kedepannya hari esok lebih baik dari pada sekarang.

Page 132: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK TERBIMBING (2)

Nama : Amirudin

Usia : 38 Tahun

Agama : Islam

Klasifikasi : Pemulung

1. Apakah saudara rutin mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di

panti?

Iya rutin, Alhamdulillah.

2. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di

panti?

Ya istilahnya biar kita sadar dan mengingatlah ya..yang tadinya ga shalat jadi

shalat. Waktu pertama ketangkep kesini aja ya Mba ya saya ga shalat, waktu

ikut kegiatan itu jadi ingat Tuhan ingat Allah. Yang tadinya kurang sekarang

lumayan. Saya juga jadi kangen keluarga Mba, mana punya anak kecil 8

bulan. Makanya saya ga hubungin keluarga takut repot.

3. Manfaat apa yang saudara rasakan setelah mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam dipanti?

Pikiran jadi jernih, inget Allah...shalat misalnya, perkataan yang tadinya kasar

jadi ga kasar. Terus untuk masalah pekerjaan mungkin saya mau kumpulin

duit dulu Mba karena faktor keluarga...pas Bapak saya masih hidup dulu kan

saya di Jakara kan 15 tahun Mba sama orang tua. Semenjak Bapak meninggal

aja banyak problemlah istilah kasarnya, saya jualan kaos di pasar-pasar. Dulu

Bapak saya kan meninggal karena sakit struk, dijual semua sawahnya untuk

biaya rumah sakit. Jadi masuk sini termotivasilah untuk dapat kehidupan yang

lebih baik dan mengumpulkan duit untuk dagang. Rencana mau tetap di

proyek aja dulu.

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu saudara memecahkan masalah hidup?

Ya masuk sini ada hikmahnya Mba...yang tadinya malas shalat jadi ikut shalat

sama teman-teman, yang tadinya shalat cuma Ashar sekarang lima waktu.

Saya juga tidak terlalu menyalahkan keadaan.

5. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu saudara berkembang menjadi pribadi yang mandiri?

Dari awal si Mba, saya walaupun pendapatan kecil tapi saya kan mulung

mandiri, kerja proyek juga mandiri. Setelah masuk sini, ya maleslah ga mau

kesini lagi...inget istri dan anak, biar kehidupan lebih baik Mba.

6. Materi apa saja yang saudara dapatkan saat mengikuti kegiatan

bimbingan rohani tersebut?

Materinya ya paling anuu..disuruh shalat wajib dan sunnah, jaga kebersihan,

motivasi kerja dan beribadah karena Allah, berkata-kata yang baik.

Page 133: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

7. Apakah yang pembimbing lakukan sudah sesuai dengan apa yang

saudara harapkan?

Saya si saran aja kan disini mushallanya cakep, gedungnya juga cakep tapi

kok setiap hari Jum’at ga ada kegiatan shalat Jum’at berjama’ah. Saya si kritik

aja. Untuk bimbingannya boleh juga di Mushalla, pembimbingnya si sudah

baik, sudah sesuai.

8. Menurut saudara apa itu bekerja?

Bekerja itukan istilahnya pertama untuk diri sendiri, kedua untuk anak dan

istri. Kadang-kadang untuk bantu-bantu orang tua sedikit, orang tua saya kan

masih ada yang perempuan, mertua juga masih ada.

9. Adakah perbedaan pandangan mengenai bekerja, setelah dan sebelum

mendapatkan bimbingan rohani Islam di panti?

Ya....kalau itukan istilahnya omongan orang kadang beda-beda tidak sesuai

sama yang dilapangan. Ya kita kalau berdoa terus tapi ga usaha ya sama aja,

makanya harus seimbang Mba. Kita shalat terus tapi ga kerja yaa...sama aja,

jadi doa harus kerja juga.

10. Bagaimana peran pembimbing dalam menumbuhkan etos kerja pada diri

saudara?

Biasanya gini ya Mba..orang yang biasanya udah dijalanan itu susah.

Walaupun udah dikasih pengarahan tapi mereka tetap ke jalan lagi, soalnya

dijalan itu enak. Kalau saya istilahnnya kan dijalanan bukan turun-temurun

kaya mereka agak susah.

11. Apa rencana saudara kedepan setelah keluar dari panti?

Mau mengumpulkan duit dulu, ya biar aman Mba saya mau balik lagi ke

proyek dulu Mba. Saya mau dagang lagi Mba, kaos-kaos, singlet gitu Mba.

12. Bagaimana proses kegiatan bimbingan rohani islam yang diberikan oleh

pihak panti?

Do’a-do’a, pegarahan-pengarahan, materi, tanya jawab, terus penutup.

13. Metode apa saja yang digunakan selama saudara mengikuti bimbingan?

Metode ceramah Mba, itu aja.

14. Apa harapan saudara setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani islam

di panti?

Ya semoga saya tambah ingat kepada Allah SWT, dan bisa lebih mandiri

kedepannya untuk memenuhi kebutuhan keluarga.

Page 134: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK TERBIMBING (3)

Nama : Hatinah

Usia : 50 Tahun

Agama : Islam

Klasifikasi : Pengemis

1. Apakah saudara rutin mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di

panti?

Iya Alhamdulillah rutin, ikut terus udah 3 kali sampai 4 kalilah,

pemimbingnya Ustad Kurniawan sama yang kemaren ngisi di Aula itu...Ustad

Munzir. Mereka nyeramahin kita, pada ngasih masukan-masukan gitu biar kita

pada bener.

2. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di

panti?

Supaya tahu begini-begini...supaya jadi lebih baik dari kemarin sama nambah

pengetahuan sedikit-sedikit.

3. Manfaat apa yang saudara rasakan setelah mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam dipanti?

Saat bimbingan perasaan jadi sedih Dek, ingat anak cucu di rumah. Jadi

pengen pulang,,,menyesal juga kenapa mesti begini, berharap jadinya si Bapak

jangan minta-minta lagi.

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu saudara memecahkan masalah hidup?

Iya sih Dek, saya lebih menerima aja kenapa bisa ada disini, ga terlalu marah-

marahlah. Saya jadi yakin aja kalau Allah SWT pasti akan membantu.

5. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu saudara berkembang menjadi pribadi yang mandiri?

Disampein si Dek ceramah-ceramah supaya kita engga minta-minta lagi,

supaya hidup mulai mandiri. Tapi ya itu Dek, suami saya tuna netra bingung

mau gimana nanti saya ga bisa dapat penghasilan.

6. Materi apa saja yang saudara dapatkan saat mengikuti kegiatan

bimbingan rohani tersebut?

Materinya tentang shalat, dzikir, doan dan kasih arahan agar jangan ke jalan

minta-minta lagi, tentang motivasi supaya kita lebih baik bekerja, cari

penghasilan yang halal.

7. Apakah yang pembimbing lakukan sudah sesuai dengan apa yang

saudara harapkan?

Sudah sih Dek, pada baik ceramahnya.

Page 135: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

8. Menurut saudara apa itu bekerja?

Bekerja itu yang penting halal, yang penting dapat uang, kalau di kampung

mah bisa tani, tapi musim-musiman Dek.

9. Adakah perbedaan pandangan mengenai bekerja, setelah dan sebelum

mendapatkan bimbingan rohani islam di panti ?

Kemaren juga disampein kita harus bekerja keras, tidak boleh meminta-minta,

mencuri juga tidak boleh. Saya ngerti sih Dek, tapi suami saya gimana

Dek...??

10. Bagaimana peran pembimbing dalam menumbuhkan etos kerja pada diri

saudara?

Bagus kok Dek, saya juga biasanya kerja di kampung motong padi, bertani.

11. Apa rencana saudara kedepan setelah keluar dari panti?

Saya pengennya si bertani aja pulang ke kampung, kaya dulu Dek...saya betah

di kampung. Demi Allah.

12. Bagaimana proses kegiatan bimbingan rohani islam yang diberikan oleh

pihak panti?

Berdoa terlebih dahulu, shalat dulu, dzikir, shalawatan dulu, baru ceramah

seputar ibadah shalat, puasa, tentang sabar, tentang kerja terus baru tanya

jawab deh Dek.

13. Metode apa saja yang digunakan selama saudara mengikuti bimbingan?

Ceramah, diskusi, tanya jawab

14. Apa harapan saudara setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani

Islam di panti?

Harapannya kalau sudah keluar dari panti pengen engga dijalan lagi, engga

mau minta-minta lagi, saya kapok Dek. Ga apa-apalah momong-momong

anak aja, atau balik ke kampung mau bertani aja. Pengen pulang aja.

Page 136: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK TERBIMBING (4)

Nama : Nuryani

Usia : 40 Tahun

Agama : Islam

Klasifikasi : Pedagang Asongan

1. Apakah saudara rutin mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di

panti?

Iya suka ngikutim, saya ga pernah engga ikut.

2. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di

panti?

Agar hati menjadi tenang setelah mendengar nasehat-nasehat dari Ustad. Kita

diingatkan tentang shalat. Saya suka mendengarkan ceramah-ceramah dan

bimbingan agama. Walaupun dalam keadaan sedih. Dengan ikut bimbingan

hati saya jadi tenang, selain menambah pengetahuan juga.

3. Manfaat apa yang saudara rasakan setelah mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam dipanti?

Menurut aku hati jadi rasanya tenang dan mulai sadar bahwa ini kesalahan

aku. Sehingga aku pasrah dengan semua yang terjadi, berdoa sama Allah

semoga aku di dalam panti ini ada hikmahnya aja. Saya tidak menyalahkan

siapa-siapa, saya salahin diri saya sendiri. Selain itu manfaat yang lain dengan

ikut bimbingan saya jadi bertambah pengetahuan tentang agama, dari yang

tidak tahu jadi tahu. Lalu untuk motivasi supaya bisa kerja lebih baik lagi dari

sekarang, dan merubah sikap juga.

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu saudara memecahkan masalah hidup?

Hem..iya kok Mba Alhamdulillah, saya jadi lebih tenang menghadapi

semuanya, lebih menerima.

5. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu saudara berkembang menjadi pribadi yang mandiri?

Iya, misalkan tentang bagaimana caranya merubah hidup jadi lebih baik dan

layak. Kami diberi pengarahan agar jangan melakukan pelanggaran.

Perhatikan dimana wajarnya bisa dagang, di tempat-tempat yang tidak

dilarang. Makanya dari situ saya mau coba mulai dagang di pasar, supaya

jangan melanggar.

6. Materi apa saja yang saudara dapatkan saat mengikuti kegiatan

bimbingan rohani tersebut?

Ada materi olahraga, menjaga kebersihan, tentang tata cara shalat, dzikir, doa,

surah-surah pendek, terus ceramah-ceramah. Ada juga yang pakai layar gitu

Mba, komputer kaya yang di Aula waktu itu Ustad menyampaikan tetang cara

bekerja yang baik, cara shalat yang baik, dan banyak Mba yang lain.

Page 137: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

7. Apakah yang pembimbing lakukan sudah sesuai dengan apa yang

saudara harapkan?

Sudah sesuai Mba, enak cara menyampaikannya.

8. Menurut saudara apa itu bekerja?

Bekerja itu wujud tanggung jawab kita sebagai orang tua. Karena saya

memikul beban anak-anak saya tanpa Ayah. Bekerja itu untuk masa depan

anak-anak saya, saya pengen mereka sukses dan bisa beli rumah sendiri tanpa

bantuan.

9. Adakah perbedaan pandangan mengenai bekerja, setelah dan sebelum

mendapatkan bimbingan rohani islam di panti ?

Pandangan saya sekarang ingin merubah hidup, ya mau dagang sayuran di

pasar. Soalnya itu sesuai dengan aku, saya ga mau lagi dagang di emperan.

Saya mau kumpulin modalnya sedikit-sedikit. Kalau ada rezeki saya mau buka

usaha laundry juga. Bekerja dalam Islam juga ternyata diantaranya harus jadi

pedangang yang jujur sesuai dengan syariat agama. Tidak boleh melakukan

yang haram, dan melanggar ketertiban.

10. Bagaimana peran pembimbing dalam menumbuhkan etos kerja pada diri

saudara?

Ya ada, sangat bermanfaat. Kita dikasih contoh kalau kita bekerja karena

Allah pasti ada pahalanya. Saat mulung dapat sedikit harus tetap sabar, jangan

menyerah, jangan putus asa. Tetap sabar jangan sampai kamu meminta-minta,

itu dilarang dalam agama Islam. Oya kata Pak Ustad kita boleh minta-minta

jika kita punya apa-apa, misalnya kamu lapar dan tidak ada makanan satupun

maka kita minta ke orang lain itu ga apa-apa karena mendesak. Tapi kalau

tujuannya untuk memperkaya diri itu yang ga boleh.

11. Apa rencana saudara kedepan setelah keluar dari panti?

Mungkin aku mulung dulu ngumpulin modal dulu, baru dagang di pasar untuk

jual sayuran. Kalau itu sudah berjalan baru mau nerusin buka laundry.

12. Bagaimana proses kegiatan bimbingan rohani Islam yang diberikan oleh

pihak panti?

Berdoa dulu, lalu ceramah, tentang pekerjaan yang dilarang dalam Islam,

motivasi kerja, tanya jawab..saya sering nanya juga misalnya nanya “Apa

perbedaan rukun iman, rukun islam, dengan tauhid?”

13. Metode apa saja yang digunakan selama saudara mengikuti bimbingan?

Ceramah dan tanya jawab.

14. Apa harapan saudara setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani

Islam di panti?

Semoga ada hikmahnya, setelah keluar dari sini saya akan kembali kesini

untuk membagi rizki untuk teman-teman saya.

Page 138: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

PEDOMAN WAWANCARA UNTUK TERBIMBING (5)

Nama : Suniti

Usia : 40 Tahun

Agama : Islam

Klasifikasi : Pengemis

1. Apakah saudara rutin mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di

panti?

Tidak selalu Mba, karena ada anak.

2. Apa tujuan saudara mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di

panti?

Supaya menambah pengetahuan.

3. Manfaat apa yang saudara rasakan setelah mengikuti kegiatan

bimbingan rohani Islam dipanti?

Menambah pengetahuan agama, dan merasa lebih tenang.

4. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu saudara memecahkan masalah hidup?

Iya setelah ikut itu hati jadi agak tenang, tidak marah-marah lagi dan lebih

menerima semuanya.

5. Apakah dengan mengikuti kegiatan bimbingan rohani Islam di panti,

dapat membantu saudara berkembang menjadi pribadi yang mandiri?

Iya, setelah ikut bimbingan yang kemaren jadi pengen buka usaha, jualan

kecil-kecilan seperti jualan nasi uduk dan gorengan.

6. Materi apa saja yang saudara dapatkan saat mengikuti kegiatan

bimbingan rohani tersebut?

Tentang shalat, bekerja dalam Islam, rukun iman dan rukun Islam, dan lain-

lain.

7. Apakah yang pembimbing lakukan sudah sesuai dengan apa yang

saudara harapkan?

Sudah bagus, sudah sesuai.

8. Menurut saudara apa itu bekerja?

Bekerja itu untuk menambah penghasilan, memenuhi kebutuhan ekonomi, dan

untuk masa depan anak-anak saya.

9. Adakah perbedaan pandangan mengenai bekerja, setelah dan sebelum

mendapatkan bimbingan rohani islam di panti ?

Lumayan sih Mba, saya juga tau ya kalau mengemis itu engga boleh dilarang.

Saya juga maunya mah balik aja ke kampung, jadi petani atau momong cucu.

Tapi kadang bingung sama suami saya, dia kan ga bisa liat Mba,,,jadi suka

bingung.

Page 139: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

10. Bagaimana peran pembimbing dalam menumbuhkan etos kerja pada diri

saudara?

Iya sudah bagus, dan sangat berperan.

11. Apa rencana saudara kedepan setelah keluar dari panti?

Mengumpulkan modal mau berdagang aja, misalnya nasi uduk, gorengan, dan

lain-lain.

12. Bagaimana proses kegiatan bimbingan rohani Islam yang diberikan oleh

pihak panti?

Baca do’a kemudian dzikir, pengarahan-pengarahan, terus ada tanya jawab,

sama penutuo, do’a-do’a lagi.

13. Metode apa saja yang digunakan selama saudara mengikuti bimbingan?

Ceramah, nonton bareng, sama tanya jawab Dek.

14. Apa harapan saudara setelah mengikuti kegiatan bimbingan rohani islam

di panti?

Yah kedepan saya bisa punya kehidupan yang lebih baik lagi, biar nanti ga

balik ke jalan,,,pengennya ga minta-minta di jalan lagi Mba. Pengen

ngumpulin modal buat buka usaha, dagang nasi uduk atau gorengan. Cuma

masih suka bingung ini...suami saya, ga bisa ngeliat, jadi susah nyari

nafkahnya.

Page 140: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

DOKUMENTASI

KEGIATAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

Kegiatan Bimbingan Rohani Islam

Dipimpin oleh Bapak Kurniawan, S.Sos, di Aula Asrama PSBIBD 2.

Kegiatan Bimbingan Rohani Islam

Dipimpin oleh Ustadz Munzir, di Aula Asrama PSBIBD 2

Page 141: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

DOKUMENTASI

KEGIATAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

Bimbingan Ibadah Shalat Wajib Berjama’ah

Di Pendopo Panti Sosial Bina Insan Bangun Daya 2

Terapi Do’a dan Dzikir di Depan Klinik PSBIBD 2

Oleh Bapak Kurniawan, S.Sos.I

Page 142: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

DOKUMENTASI

KEGIATAN BIMBINGAN ROHANI ISLAM

Bimbingan Rohani Islam dengan Tema:

“Menumbuhkan Etos Kerja Islami pada WBS di Aula PSBIBD 2”

Metode Bimbingan Rohani Islam Ceramah dengan Menggunakan Slide

Page 143: PERAN PEMBIMBING ROHANI ISLAM DALAM …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27322/1/HAULA... · dan program pelayanan yang jelas dalam menangani masalah ini. 5. Selain

DOKUMENTASI

OBSERVASI DAN WAWANCARA DENGAN INFORMAN

Foto Bersama dengan Terbimbing yaitu Warga Binaan Sosial (WBS)

Di Mushalla WBS

Wawancara dengan Ustad Munzir dan Terbimbing (WBS) di PSBIBD 2