peran panitia pengawas pemilihan umum kabupaten …

24
PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BINTAN PADA PEMILIHAN UMUM LEGESLATIF TAHUN 2014 (STUDI KASUS PADA TAHAPAN PENDISTRIBUSIAN LOGISTIK) Naskah Publikasi Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Pemerintahan NASKAH PUBLIKASI OLEH MUHAMAD ABBAS NIM. 110565201136 JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI TANJUNGPINANG 2015

Upload: others

Post on 16-Oct-2021

15 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN

BINTAN PADA PEMILIHAN UMUM LEGESLATIF TAHUN 2014

(STUDI KASUS PADA TAHAPAN PENDISTRIBUSIAN LOGISTIK)

Naskah Publikasi Diajukan Sebagai Syarat Untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Bidang Ilmu Pemerintahan

NASKAH PUBLIKASI

OLEH

MUHAMAD ABBASNIM. 110565201136

JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNGPINANG

2015

Page 2: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

i

ABSTRAK

Pemilihan umum dapat dikatakan sukses apabila dilihat dari sisiprosesnya, karena telah berlangsung secara demokratis, aman, tertib, dan lancar,serta tidak lupa jujur dan adil. Pelanggaran - pelanggaran yang ditemukan olehPanitia Pengawas Pemilu yang dilakukan oleh pihak penyelenggara padaPemilihan Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Bintan pada tahapanpendistribusian logistik. Pentingnya pengawasan agar dapat berjalannya tahapanpendistribusian logistik. Dalam hal ini pengawasan oleh Panitia PengawasPemilihan Umum Kabupaten Bintan pada pemilihan umum legislatif Tahun2014 pada tahapan pendistribusian logistik.

Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan metode deskriptifkualitatif. Adapun teori yang di gunakan penulis pada penelitian ini yakni menurutTaliziduhu Ndraha, Pengawasan refresif dan preventif.

Hasil penelitian yang dilakukan penulis menunjukkan yaitu Pengawasanpreventif yang dilakukan oleh Panwaslu Kabupaten Bintan pada PemilihamUmum Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Bintan pada penditribusian logistik,pada dasarnya telah dilakukan dengan baik, namun masih terdapat beberapakekurangan, yaitu pengawasan yang dilakukan oleh panitia pengawas pemiluKabupaten Bintan Tahun 2014 pada penditribusian logistik belum maksimaldikarenakan peraturan yang ada belum dapat menjadikan pengawas pemilumengeksekusi langsung terhadap pelanggaran yang terjadi. Pengawasan represifyang dilakukan oleh Panwaslu Kabupaten Bintan pada Pemiliham UmumLegeslatif Tahun 2014 di Kabupaten Bintan pada penditribusian logistik, masihterdapat kekurangan, antara lain Regulasi yang ada belum memberikan sanksiyang tegas terhadap pelanggaran administratif yang terjadi, sehingga belummemberikan efek jera kepada oknum yang melakukan pelanggaran Dan masihkuarangnya pengawasan dikarenakan letak wilayah yang geografisnya terbagipulau-pulau.

Kata Kunci : Pengawasan, Pendistribusian Logistik

Page 3: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

ii

ABSTRACT

Elections can be said to be successful when seen from the side of theprocess, because it has taken place in a democratic, secure, orderly and smoothly,and do not forget to be honest and fair. Violations - violations found by theElection Supervisory Committee conducted by the organizers in the Legislativeelections in 2014 in Bintan regency on the stage of distribution logistics. Theimportance of monitoring to be progressed stage of distribution logistics. In thiscase supervision by the Election Supervisory Committee Bintan regencylegislative elections in 2014 on the stage of distribution logistics.

In this study, the authors conducted a study with qualitative descriptivemethod. The theory used in this study the authors by Taliziduhu Ndraha,preventive and repressive Supervasion.

Results of research by the author shows that preventive supervisionconducted by the Supervisory Committee Bintan regency in the Generalcooptation Legeslative 2014 in Bintan regency in distributions logistics, basicallyhas done well, but there are still some shortcomings, namely supervision bydistrict election supervisory committee Bintan 2014 on logistics ditribusion notmaximized because the existing regulations have not been able to make theelection watchdog executes directly against violations. Repressive supervisioncarried out by the Supervisory Committee Bintan regency in the Generalcooptation Legeslative 2014 in Bintan regency in distributions logistics, there arestill shortcomings, among others, the existing regulations have not given strictsanctions against administrative violations that occur, so do not give deterrenteffect to the actors who perform And still lack supervision violations due to thegeographical location of the region divided island.

Key words: Monitoring, Distribution Logistics.

Page 4: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

iii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

ABSTRAK …........…………….......................................................................... i

ABSTRACT .......……………………………………………........……………... ii

DAFTAR ISI ……………………………………………………...…………… iii

A. Latar Belakang Masalah ……………………….…………...………… 1

B. Perumusan Masalah ...……………………………………....…………. 6

C. Tujuan Penelitian .......……………………………………....…………. 7

D. Kegunaan Penelitian ......................…………………............................. 7

E. Kerangka Teori ……………………………………………...………… 8

F. Konsep Operasional .………………………………............................. 10

G. Metode Penelitian ……………………………………........................... 11

1. Jenis Penelitian .…………………………………………..………... 11

2. Lokasi Penelitian ......………………………………......................... 12

3. Jenis dan Sumber Data .......................…………………….....…….. 12

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data ................................................. 13

5. Informan ……………………………………………….................... 14

H. Teknik Analisa Data ...………………………………............................ 15

J. Hasil Penelitian.………………………………………………...……. 16

K. Kesimpulan ...........………………………………………………..…… 16

L. Saran .........................................……………………....…….…............. 17

DAFTAR PUSTAKA

Page 5: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

1

A. Latar Belakang Masalah

Pemilihan umum dapat dikatakan sukses apabila dilihat dari sisi

prosesnya, karena telah berlangsung secara demokratis, aman, tertib, dan

lancar, serta tidak lupa jujur dan adil. Pemilihan umum yang selanjutnya

disingkat dengan pemilu merupakan sarana dari pelaksanaan kedaulatan

rakyat yang diselenggarakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,

dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia tahun 1945 dan Undang-

Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilu.

Selain itu, Pemilihan umum juga dapat dikatakan sebagai suatu

proses dimana para pemilih memilih orang-orang untuk mengisi jabatan

politik tertentu mulai dari presiden dan wakil presiden, DPR, DPD, DPRD,

Provinsi dan DPRD Kota/Kabupaten.

Pemilih adalah setiap warga Negara yang telah memenuhi syarat

dan ketentuan sebagai pemilih untuk memberikan suaranya di tempat

pemungutan suara (TPS) sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-

Undangan. Pada dasarnya, setiap warga Negara memiliki hak untuk memilih

dalam pemilu. Tanpa adanya partisipasi dari pemilih, maka demokrasi tidak

akan berjalan dengan baik.

Tujuan dari pemilihan umum legislatif Tahun 2014 adalah untuk

memperoleh pemimpin yang benar-benar memperhatikan aspirasi rakyat yang

sudah memilihnya. Melalui pemilihan umum rakyat memilih wakil-wakilnya

yang ada di lembaga legislatif. Wakil-wakil tersebut yang akan menjalankan

kedaulatan yang akan didelegasikan kepadanya. Dengan kedaulatan itu, para

Page 6: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

2

wakil rakyat mempunyai hak dan kewajiban menentukan arah dan kebijakan

yang harus dijalankan oleh Pemerintah.

Pemilihan Umum Tahun 2014 merupakan pemilihan umum yang ke

sebelas dalam sejarah Indonesia. Pemilu 2014 diselenggarakan pada hari

Rabu tanggal 9 April 2014 di ikuti sebanyak 12 Partai Politik untuk memilih

anggota DPR-RI, DPRD Provinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan DPD. Sistem

pemilu yang dipergunakan adalah sistem proposional dengan sistem calon

daftar terbuka. Mekanisme sistem ini memberikan peran besar kepada

pemilih untuk menentukan sendiri wakilnya yang akan duduk di lembaga

perwakilan.

Panitia Pengawas Pemilihan Umum adalah lembaga yang dibentuk

untuk melakukan kegiatan mengamati, mengkaji, memeriksa, serta menilai

pelaksanaan pemilu secara tepat proporsional sesuai dengan ketentuan

perundang-undangan yang berlaku. Istilah pengawas pemilu sebenarnya baru

muncul pada era 1980-an. Pada pemilu pertama kali dilaksanakan di

Indonesia pada Tahun 1955. Kelembagaan pengawas pemilu baru muncul

pada pelaksanaan pemilu Tahun 1982. Pada era reformasi, tuntutan

pembentukan penyelenggara pemilu yang bersifat mandiri dan bebas. Untuk

itulah dibentuk sebuah lembaga penyelenggara pemilu yang bersifat

independen yang diberinama Komisi Pemilihan Umum (KPU).

Lembaga pengawas pemilu juga berubah nomenklatur dari

Panwaslak pemilu menjadi Panitia Pengawas Pemilu ( Panwaslu ).

Kelembagaan Panwaslu baru dilakukan melalui Undang-undang nomor 12

Page 7: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

3

Tahun 2003. Selanjutnya kelembagaan Pengawas Pemilu di kuatkan melalui

Undang-undang nomor 22 Tahun 2007 tentang penyelenggara pemilu dengan

dibentuknya sebuah lembaga tetap yang dinamakan Badan Pengawas Pemilu

(Bawaslu). Adapun aparatur Bawaslu dalam pelaksanaan pengawasan berada

sampai dengan tingkat Kelurahan/Desa dengan urutan Panitia Pengawas

Pemilu Provinsi,Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten/Kota, Panitia Pengawas

Pemilu Kecamatan, dan Pengawas Pemilu Lapangan di tingkat

Kelurahan/Desa.

Berdasarkan Undang-undang nomor 22 Tahun 2007 sebagian

kewenangan dalam pembentukan pengawas pemilu merupakan kewenangan

KPU. Selanjutnya berdasarkan keputusan Mahkamah Konstitusi terhadap

judicial review yang dilakukan oleh terhadap Undang-undang nomor 22

Tahun 2007 adalah untuk mengawasi pelaksanaan tahapan pemilu, menerima

pengaduan, serta menangani kasus-kasus pelanggaran administrasi,

pelanggaran pidana pemilu, serta kode etik.

Panitia Pengawas Pemilu (panwaslu) Kabupaten Bintan dibentuk

paling lambat 1 (satu) bulan sebelum tahapan pertama penyelenggaraan

dimulai dan berakhir paling lambat 2 (dua) bulan setelah seluruh tahapan

penyelanggaraan pemilu selesai. Anggota panwaslu Kabupaten Bintan terdiri

dari tiga orang, yang terdiri dari kalangan professional. Tugas pokok

panwaslu ini adalah dengan melakukan pengawasan terhadap

penyelenggaraan pemilu.

Page 8: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

4

Panitia Pengawas Pemilu atau disingkat panwaslu Kabupaten Bintan

mempunyai tugas terhadap pengawasan pemilihan umum legislatif 2014 di

tingkat Kabupaten Bintan salah satunya adalah mengawasi Pendistribusian

Logistik.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan Indonesia 1988, pengertian logistik adalah pengadaan,

perawatan, distribusi, penyediaan, (untuk mengganti), perlengkapan,

perbekalan dan ketenagaan.

Bilamana pendistribusi logistik tidak dilakukan dengan tahapan yang

berlaku, maka akan berdampak kepada proses tahapan pemilu yakni

pemungutan suara. Sehingga untuk tahapan pendistribusian logistik telah

diatur melalui Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 06 Tahun 2013

tentang Perubahan keempat Atas Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor

07 Tahun 2012 Tentang Tahapan, Program, dan Jadual Penyelenggaraan

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah Tahun 2014.

Adapun Pelaksanaan tahapan pendistribusian logistik melalui PKPU

nomor 06 Tahun 2013 pada nomor 8 huruf d adalah sebagai berikut:

1. KPU Kabupaten Bintan dari tanggal 1 Febuari sampai s/d 31 Maret 2014

menerima dari KPU Provinsi.

2. PPK (panitia pemilihan kecamatan) dari tanggal 1 Maret s/d 05 April

2014 menerima dari KPU Kabupaten Bintan.

Page 9: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

5

3. PPS (panitia pemungutan suara) dari tanggal 5 s/d 8 April 2014

menerima dari PPK panitia pemilihan kecamatan).

4. KPPS (kelompok penyelenggara pemungutan suara) menerima dari PPS

(panitia pemungutan suara) pada tanggal 8 April 2014.

Adapun waktu Pendistribusian Logistik yang dilaksanakan oleh

Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bintan ke 10 Kecamatan yang wajib di

awasi oleh Panwaslu Kabupaten Bintan adalah sebagai berikut :

Tabel 1.1Jadwal Penditribusian Logistik Pemilu Legislatif Tahun 2014

No Kecamatan Waktu1 Bintan Utara 2-Apr-142 Seri Kuala Lobam 2-Apr-143 Teluk Sebong 3-Apr-144 Toapaya 4-Apr-145 Teluk Bintan 4-Apr-146 Gunung Kijang 3-Apr-147 Bintan Timur 29-Mar-148 Bintan Pesisir 1-Apr-149 Mantang 1-Apr-14

10 Tambelan 26-Apr-14Sumber : KPU Kabupaten Bintan 2014

Melihat dari jadwal Pendistribusian logistik yang dilakukan oleh

KPU Kabupaten Bintan, untuk Kecamatan Tambelan Pelaksanaan

Pendistribusian logistik dipercepat dibandingkan Kecamatan lainnya.

Untuk Pelaksanaan Pendistribusian logistik yang laksanakan KPU

Kabupaten Bintan, tidak terlepas Panwaslu Kabupaten Bintan ikut mengawasi

pendistribusian logitik Pemilu Anggota DPR, DPD, DPRD Provinsi dan

DPRD Kabupaten Bintan di 10 (Sepuluh) Kecamatan,dan proses ini

dilanjutkan ketingkat Kelurahan kemudian diteruskan ke TPS-TPS yang

Page 10: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

6

tentunya diawasi langsung juga oleh Panitia Pengawas Kecamatan

(Panwascam) dan Pengawas Pemilu Lapangan (PPL). Dari Pengawasan yang

dilakukan oleh Panwaslu Kabupaten Bintan dan Jajarannya terdapat beberapa

pelanggaran yang ditemukan, seperti kekurangan surat suara DPD yang ada di

Kecamatan Bintan Utara dan Kecamatan Bintan Timur. Untuk Kecamatan

Bintan Utara Seharusnya surat suara DPD tersebut berjumlah 15.415 Surat

suara yang di kirim, tetapi lebih menjadi 16.006 surat suara. Dan untuk

Kecamatan Bintan Timur seharusnya menerima 30.138 Surat suara DPD,

tetapi hanya menerima 29.547 Surat suara. Diketahuinya Kekurangan surat

suara itu pada saat Panitia Pemilihan Kecamatan(PPK) melakukan pembagian

surat suara ke Panitia Pemungutan Suara(PPS). (Laporan panwaslu terhadap

pengawasan atas pelanggaran pada pemilu legislatif Tahun 2014).

Berdasarkan dasar pertimbangan tersebutlah maka, penulis tertarik

untuk mengambil judul Skripsi sebagai berikut, “PERAN PANITIA

PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BINTAN PADA

PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF TAHUN 2014 DALAM TAHAPAN

PENDISTRIBUSIAN LOGISTIK”.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas yang menjadi perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah bagaimana peran dari Panitia Pengawas Pemilu

pada pemilihan umum legislatif Tahun 2014 dalam Tahapan Pendistribusian

Logistik . Hal ini dapat dilihat dari Pelanggaran - pelanggaran yang

ditemukan oleh Panitia Pengawas Pemilu yang dilakukan oleh Komisi

Page 11: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

7

Pemilihan Umum (KPU) dari tahapan penditribusian Logistik pada Pemilihan

Legislatif Tahun 2014. Pelanggaran-pelanggaran tersebut berupa pelanggaran

adminstratif (melanggaran aturan yang berlaku). Sehingga Perumusan

Masalah dari penelitian ini yaitu:

“Bagaimana peran Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Bintan pada

Pemilu Legislatif Tahun 2014 dalam Tahapan Pendistribusian Logistik”?

C. Tujuan Penelitian

Dengan melihat rumusan masalah seperti yang telah disebutkan di

atas, adapun tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan dan

menganalisis Bagaimana Peran Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Bintan

pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 dalam Tahapan Pendistribusian Logistik.

D. Kegunaan Penelitian

Dari penelitian yang dilakukan penulis ini diharapkan berguna dan

bermanfaat sebagai berikut:

1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya

pengetahuan dan memperluas wawasan penelitian di bidang ilmu

sosial,dan ilmu politik berkaitan dengan analisa Peran dan Pengawasan

dalam Pemilihan Umum Legislatif.

2. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan rujukan bagi Panitia

Pengawas Pemilihan Umum, Pemerintah Daerah, dan Komisi Pemilihan

umum Kabupaten Bintan dalam rangka Peran Pengawasan Pemilihan

Umum.

Page 12: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

8

3. Bagi peneliti, penelitian ini mampu memperluas wawasan dan

pengetahuan mengenai Pengawasan Pemilihan Umum.

E. Kerangka Teori

1. Pengawasan

a. Pengertian Pengawasan

Dari sejumlah fungsi manajemen, pengawasan merupakan salah

satu fungsi yang sangat penting dalam pencapaian tujuan manajemen

itu sendiri. Fungsi manajemen lainnya seperti perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan tidak akan dapat berjalan dengan baik

apabila fungsi pengawasan ini tidak dilakukan dengan baik. Demikian

pula halnya dengan fungsi evaluasi terhadap pencapaian tujuan

manajemen akan berhasil baik apabila fungsi pengawasan telah di

lakukan dengan baik.

Menurut Vuctor M. Situmorang dan Jusuf Juhir (1994: 21) adalah

setiap usaha dan tindakan dalam rangka untuk mengetahui sejauhmana

pelaksanaan tugas yang dilaksanakan menurut ketentuan dan sasaran

yang hendak dicapai. Hal ini berarti bahwa pengawasan tidak hanya

melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan

mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan

meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai.

b. Sistem Pengawasan

Sistem pengawasan yang efektif harus memenuhi beberapa

prinsip pengawasan yaitu adanya rencana tertentu dan adanya

pemberian intruksi serta wewenang-wewenang kepada bawahan. Sistem

Page 13: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

9

pengawasan akan efektif bilamana sistem pengawasan itu memenuhi

prinsip fleksibilitas. Menurut Duncan dalam Harahap (2001:246)

mengemukakan bahwa beberapa sifat pengawasan yang efektif yaitu

sebagai berikut:

1. Pengawasan harus dipahami sifat dan kegunaanya. Oleh karena itu

harus dikomunikasikan. Pengawasan harus direfleksi sifat-sifat dan

kebutuhan dari kegiatan yang harus di awasi.

2. Pengawasan harus mengikuti pola yang dianut organisasi. Karyawan

merupakan aspek intern perusahan yang kegiatan-kegiatannya

tergambar dalam pola organisasi.

3. Pengawasan harus dapat mengidentifikasi masalah organisasi.

Tujuan utama dari pengawasan ialah mengusahakan agar apa yang

direncanakan menjadi kenyataan. Oleh karena itu, agar sistem

pengawasan benar-benar efektif, artinya dapat merealisasi tujuanya.

4. Pengawasan harus fleksibel pengawasan harus dapat dipergunakan,

meskipun terjadi perubahan – perubahan rencana diluar dugaan.

5. Pengawasan harus ekonomis. Sifat ekonomis dari suatu sistem

pengawasan sungguh diperlukan. Tidak ada gunanya membuat

system pengawasan yang mahal, bila tujuan pengawasan itu dapat

direfleksikan dengan suatu system pengawasan yang lebih murah.

c. Proses Pengawasan

Ndraha (2011:201) menyatakan bahwa proses pengawasan

biasanya meliputi dua kegiatan utama, yaitu:

Page 14: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

10

a. Pengawasan preventif

Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan

sebelum pekerjaan mulai dilaksanakan, misalnya dengan

mengadakan pengawasan terhadap persiapan rencana kerja, rencana

anggaran, rencana penggunaan tenaga organisasi, rencana

penggunaan aturan, dan sumber-sumber lainnya.

b. Pengawasan represif

Pengawasan refresif adalah pengawasan yang dilakukan setelah

pekerjaan atau kegiatan tersebut dilaksanakan, hal ini kita ketahui

melalui audit dengan pemerikasaaan terhadap pelaksanaan pekerjaan

di tempat dan meminta laporan pelaksanaan kegiatan.

Dengan demikian pengawasan pada hakekatnya merupakan

tindakan membandingkan antara hasil dalam kenyataan (dassein)

dengan hasil yang diinginkan (das sollen).

F. Konsep Operasional

Ndraha (2011:201) menyatakan bahwa proses pengawasan biasanya

meliputi dua kegiatan utama, yaitu:

a. Pengawasan preventif

Pengawasan preventif adalah pengawasan yang dilakukan sebelum

pekerjaan mulai dilaksanakan, misalnya dengan mengadakan pengawasan

terhadap persiapan rencana kerja, rencana anggaran, rencana penggunaan

tenaga organisasi, rencana penggunaan aturan dan sumber-sumber lainnya.

Adapun indikator pengawasan preventif sebagai berikut :

Page 15: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

11

1. Aturan yang berhubungan dengan tatacara kegiatan pengawasan.

2. Pengorganisasian pengawasan.

3. Pengawasan pada distribusi dan pelipatan surat suara.

b. Pengawasan represif

Pengawasan refresif adalah pengawasan yang dilakukan setelah

pekerjaan atau kegiatan tersebut dilaksanakan, hal ini kita ketahui melalui

audit dengan pemerikasaaan terhadap pelaksanaan pekerjaan di tempat dan

meminta laporan pelaksanaan kegiatan. Adapun indikator pengawasan

refresif sebagai berikut :

1. Proses distribusi dari KPU Kabupaten Bintan ke TPS.

2. Sistem koordinasi dan pelaporan terhadap pelanggaran yang terjadi.

3. Kendala pada pelaksanaan pengawasan.

G. Metode Penelitian

Metode penelitian merupakan instrument paling penting dalam

sebuah penelitian ilmiah, metode penelitian berfungsi sebagai alat atau cara

bagaimana penelitian ilmiah bekerja menurut kaidah-kaidah keilmuan yang

ada.

1. Jenis Penelitian

Adapun jenis yang di gunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.

Jenis kualitatif ini cenderung menggunakan analisis dengan pendekatan.

karena biasanya peneliti mengumpulkan data dengan cara bertatap muka

langsung dan berinteraksi dengan orang-orang di tempat penelitian.

Page 16: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

12

Menurut Williams ( dalam Lexy J. Moleong, 2004:5) “Penelitian

kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar alamiah, dengan

menggunkan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang

tertarik secara alamiah.”

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Bintan. Objek pada

penelitian ini penulis ambil adalah Peran Panitia Pengawas Pemilihan

Umum (PANWASLU) Kabupaten Bintan pada Pemilihan Umum

Legislatif Tahun 2014 dalam Tahapan Pendistribusian Logistik. Alasan

penulis memilih lokasi penelitian di Kabupaten Bintan adalah dikarenakan

lokasi geografis dari Kabupaten Bintan yang berupa pulau- pulau yang

berjarak jauh sehingga perlu perhatian khusus.

3. Jenis dan Sumber data

Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam

penelitian ini adapun sebagai berikut:

a. Data primer

Yaitu data utama yang terjaring langsung dari responden, yang

berkaitan dengan realitas yang ada yaitu adalah Peran Panitia Pengawas

Pemilihan Umum Kabupaten Bintan dalam Pengawasan Pendistribusian

Logistik Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014.

b. Data sekunder

Pada penelitian ini penulis dapatkan untuk memperkuat dan

mendukung data primer, dapat berupa dokumen-dokumen resmi untuk

Page 17: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

13

data ini di dapat kan dari dokumen dan catatan-catatan di Kabupaten

Bintan.

4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Suatu penelitian dikatakan berkualitas dilihat dari instrunen

penelitian dan teknik penelitian. Dalam penelitian ini penulis melakukan

teknik pengumpulan data yaitu :

a. Wawancara

Wawancara merupakan proses tanya jawab secara langsung yang

ditujukan terhadap informan dilokasi penelitian dengan menggunakan

panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan melakukan

komunikasi secara langsung untuk mendapatkan informasi secara

mendalam dengan mengekplorasi pertanyaan pada informasi dengan

mengacu pada interview quid yang telah dirumuskan peneliti. Sehingga

data yang diperoleh dari hasil wawancara tersebut merupakan data

pendukung bagi terlaksananya penelitian.

b. Dokumentasi

Dokumentasi adalah data yang relevansi dengan masalah yang di

teliti melalui dokumen-dokumen tertulis. Dokumentasi digunakan

sebagai sumber data karena dalam banyak hal digunakan untuk

mengkaji, seperti Foto bersama Informan.

Page 18: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

14

c. Observasi

Observasi adalah terjun langsung kelapangan di Kabupaten

Bintan demi mendapatkan informasi, memperoleh, mengetahui

bagaimana keadaan secara alami untuk kemudian dapat dianalisis.

5. Informan

Dalam penelitian ini informan yang dipilih merupakan informan

yang menurut penulis dapat menjawab apa yang menjadi permasalahan

penelitian dengan kriteria sebagai berikut:

a. Informan harus memiliki cukup waktu untuk dapat memberikan

informasi-informasi mengenai adalah Peran Panitia Pengawas

Pemilihan Umum Kabupaten Bintan Pada Pemilihan Umum Legislatif

Tahun 2014.

b. Informan yang dipilih untuk diwawancarai merupakan orang yang

mengetahui dan memahami tentang adalah Peran Panitia Pengawas

Pemilihan Umum Kabupaten Bintan Pada Pemilihan Umum Legislatif

Tahun 2014.

c. Informan yang diwawancarai adalah orang yang terlibat langsung dalam

Peran Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Bintan Pada

Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014.

Page 19: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

15

Tabel 1. 2

Informan Dalam Penelitian

No Nama Informan Keterangan

1 Bpk. Ondi Dobi Susanto, SEKetua Panwaslu Kabupaten

Bintan

2Bpk. Indrawan Susilo Prabowo, SH,

MH

Anggota Bawaslu Provinsi

Kepulauan Riau

3 Bpk. Wandra Fahilah, SH Ketua KPU Kabupaten Bintan

4 Bpk. Carnita, S.SosAnggota KPU Kabupaten

Bintan (Devisi Logistik)

5 Bpk. Yuri Amiril, AmdKetua Panwascam Bintan

Timur

Sumber: Olahan Data Tahun 2015.

H. Teknik Analisa Data

Teknik analisa data yang digunakan penulis dalam penelitian ini

adalah menggunakan jenis analisa data kualitatif, yaitu tanpa menggunakan

alat bantu rumus statistik. Penelitian ini bersifat deskripsi dengan tujuan

memberi gambaran mengenai situasi atau kejadian yang terjadi.

Penulis mengumpulkan data-data dari buku, koran, jurnal dan situs

internet yang berisi tentang adalah Peran Panitia Pengawas Pemilihan Umum

Kabupaten Bintan pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014.

Kemudian melakukan wawancara dengan penyelenggara pemilihan

umum Kabupaten Bintan yang mempunyai kapasitas dan memahami bidang

adalah Peran Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten Bintan dalam

Page 20: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

16

Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 dalam Tahapan Pendistribusian

Logistik.

Data-data terkumpul melalui wawancara dan dokumentasi akan

ditampilkan dalam bentuk uraian lalu dianalisis kemudian dieksplorasi secara

mendalam, selanjutnya akan menghasilkan suatu kesimpulan yang

menjelaskan masalah yang akan diteliti.

I. Hasil Penelitian

1. Peran Panitia Pengawas Pemilihan Umum Legislaif Tahun 2014

Kabupaten Bintan pada tahapan pendistribusian logistik masih ditemukan

kekurangan surat suara DPD yang ada Kecamatan Bintan Utara dan

Kecamatan Bintan Timur. Dikarenakan kurangnya pengawasan pada saat

pendistribusian logistik.

2. Faktor yang menyebabkan dintaranya adalah kelalaian petugas distribusi

logistik dan pengawasan yang dilakukan Panitia Pengawas Pemilihan

Umum Leguislatif Tahun 2014 di Kabupaten Bintan.

J. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian serta analisa peneliti mengenai

pelaksanaan Pengawasan tahapan pendistribusian logistik pada pemilu

legeslatif Tahun 2014 di Kabupaten Bintan oleh Panwaslu Kabupaten Bintan,

maka peneliti mengemukakan kesimpulan sebagai berikut:

1. Pengawasan preventif yang dilakukan oleh Panwaslu Kabupaten Bintan

pada Pemiliham Umum Legislatif Tahun 2014 di Kabupaten Bintan pada

Tahapan Pendistribusian Logistik, pada dasarnya telah dilakukan dengan

Page 21: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

17

baik, namun masih terdapat beberapa kekurangan, yaitu pengawasan yang

dilakukan oleh panitia pengawas pemilu Kabupaten Bintan Tahun 2014

belum maksimal dikarenakan peraturan yang ada belum dapat menjadikan

pengawas pemilu mengeksekusi langsung terhadap pelanggaran yang

terjadi.

2. Pengawasan represif yang dilakukan oleh Panwaslu Kabupaten Bintan

pada Pemilihan Umum Legeslatif Tahun 2014 di Kabupaten Bintan pada

tahapan pendistribusian logistik, masih terdapat kekurangan, antara lain

Regulasi yang ada belum memberikan sanksi yang tegas terhadap

pelanggaran administratif yang terjadi, sehingga belum memberikan efek

jera kepada oknum yang melakukan pelanggaran. Dan masih kuarangnya

pengawasan dikarenakan letak wilayah yang geografisnya terbagi pulau-

pulau.

K. Saran

Saran yang akan peneliti berikan bertujuan sebagai bahan masukan

bagi pelaksanaan pengawasan kegiatan pengawasan pada tahapan

penyelenggaraan pemilu oleh Panitia Pengawas Pemilihan Umum Kabupaten

Bintan pada Pemilihan Umum Legislatif 2014. Adapun saran peneliti dari

hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Perlu adanya perubahan Peraturan kepada Panwaslu untuk menindak dan

mengeksikutor dalam penyelesaian pelanggaran yang terjadi pada

pelaksanaan tahapan pendistribusian logistik dari pelangggaran

admnistratif, sehingga agar lebih baik dalam pengawasan.

Page 22: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

18

2. Perlu adanya perubahan peraturan terhadap pemberian sanksi yang tegas

pada pelanggaran administratif.

3. Meningkatkan pendidikan politik di masyarakat Kabupaten Bintan

terhadap pelanggaran yang sering terjadi pada penyelenggaraan pemilihan

umum.

Page 23: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku-buku

Abdullah, Rozali, 2009, Mewujudkan Pemilu Yang Lebih Berkualitas (PemiluLegislatif), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Adisasmita, Rahardjo, 2011, Pengelolaan Pendapatan dan Anggaran Daerah,Yogyakarta: Graha Ilmu.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. (Edisi Revisi). Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Cangara, Hafied. Komunikasi Politik: Konsep, Teori, dan Strategi. Jakarta:Rajawali Pers. 2011.

Firmanzah, 2011, Mengelola Partai Politik, Komunikasi dan Positioning IdeologiPolitik di Era Demokrasi. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia.

Haris, Syamsuddin, 2005, Pemilu Langsung Di tengah Oligarkhi Partai, Jakarta:PT.Gramedia.

, 1997, Pemilihan umum di Indonesia: Telaah atas struktur,proses dan fungsi, Jakarta: PPW-LIPI.

Najib, Mohammad, 2014, Pengawasan Pemilu Problem dan Tantangan,Yogyakarta: Bawaslu Provinsi DIY

Ndraha, Taliziduhu., 2003. Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

, 2005. Teori Budaya Organisasi. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

, 2011. Kybernology Ilmu Pemerintahan Baru. Jakarta:Rineka. Cipta.

Puspoyo, Widjarnako. 2012. Dari Soekarno Hingga Yudhoyono Pemilu Indonesia1955-2009. Solo: Era Adicitra Intermedia.

Soekanto, Soerjono, 1982 : Sosiologi Suatu Pengantar.Jakarta : PT. RajaGafindoPersada.

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung :Alfabeta.

Surbakti, Ramlan, 1999. Memahami Ilmu Pemerintahan. Jakarta : Grasindo.Syamsuddin, Haris, 1997, Pemilihan Umum di Indonesia, LIPI, Jakarta.

Page 24: PERAN PANITIA PENGAWAS PEMILIHAN UMUM KABUPATEN …

B. Peraturan dan Perundang-Undangan

Undang-Undang No.8 tahun 2012, tentang Pemilihan umum Anggota DewanPerwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan PerwakilanRakyat Daerah.

Undang-Undang No.15 tahun 2011, tentang penyelenggaraan pemilu.Peraturan Badan Pengawas Pemilihan Umum Republik Indonesia Nomor 13

tahun 2012 tentang Tata Cara Pengawasan Pemilihan Umum.

Perautan Badan Pengawas Pemilihan Umum Nomor 14 tahun 2012 tentang TataCara Pelaporan dan Penanganan Pelanggaran Pemilihan UmumAnggota Dewan Perwakilan Rakyat,Dewan Perwakilan Daerah,danDewan Perwakilan Rakyat Daerah.

Panwaslu Kabupaten Bintan, 2014. Laporan pelaksanaan dan hasil pengawasanpemilu anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014.

C. JurnalTanthowi, Pramono, U. (2014), Negara, Civil Society, Dan Upaya Mewujudkan

Pemilu Berintegritas Di Indonesia, Jakarta : Bawaslu.