peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar … · dengan menciptakan iklim rumah yang...

140
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA PELAKSANAAN GERAKAN WAJIB JAM BELAJAR (Studi Kasus pada Gerakan Wajib Jam Belajar di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta) SKRIPSI Oleh: BADRIYAH DWI WULANSARI NIM K8407001 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

Upload: lethien

Post on 19-Mar-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR

ANAK PADA PELAKSANAAN GERAKAN WAJIB JAM BELAJAR

(Studi Kasus pada Gerakan Wajib Jam Belajar di Kelurahan Jebres,

Kecamatan Jebres, Surakarta)

SKRIPSI

Oleh:

BADRIYAH DWI WULANSARI

NIM K8407001

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR

ANAK PADA PELAKSANAAN GERAKAN WAJIB JAM BELAJAR

(Studi Kasus pada Gerakan Wajib Jam Belajar di Kelurahan Jebres,

Kecamatan Jebres, Surakarta)

Oleh:

BADRIYAH DWI WULANSARI

K8407001

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 3: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret

Surakarta.

Surakarta, 30 Juni 2011

Persetujuan Pembimbing

Pembimbing I

Drs. Soeparno, M.Si

NIP. 19481210 197903 1 002

Pembimbing II

Dra. Siti Rochani CH, M.Pd

NIP. 19540213 198003 2 001

Page 4: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada Hari : Kamis

Tanggal : 30 Juni 2011

Tim Penguji Skripsi:

Nama Terang Tanda Tangan

Ketua : Drs. M. H. Sukarno, M.Pd …………………………

Sekretaris : Drs. A. Y. Djoko Darmono, M.Pd …………………………

Anggota I : Drs. Soeparno, M.Si …………………………

Anggota II : Dra. Siti Rochani CH, M.Pd …………………………

Disahkan oleh

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sebelas Maret

Dekan

Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd

NIP. 19600727 198702 1 001

Page 5: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

ABSTRAK

Badriyah Dwi Wulansari, K8407001, PERAN ORANG TUA DALAM

MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA PELAKSANAAN

GERAKAN WAJIB JAM BELAJAR (Studi Kasus pada Gerakan Wajib

Jam Belajar di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta). Skripsi,

Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret

Surakarta, 2011.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran orang tua dalam

memberikan motivasi belajar anak pada pelaksanaan gerakan wajib jam belajar di

Kelurahan Jebres, yang dilihat dari (1) Implementasi gerakan wajib jam belajar

(GWJB) di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta (2) Peran orang tua

dalam memberikan motivasi belajar pada pelaksanaan gerakan wajib jam belajar

(GWJB) Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta.

Penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif

dengan studi kasus tunggal terpancang. Sumber data dalam penelitian ini berupa

manusia (informan), tempat dan peristiwa, dokumen dan arsip, serta studi pustaka.

Teknik pengambilan Informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

purposive. Pengumpulan data menggunakan observasi langsung, wawancara

mendalam dan analisis dokumen. Untuk mencari validitas data menggunakan

trianggulasi sumber dan trianggulasi teknik. Teknik analisis data menggunakan

model analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan: Pertama, implementasi

GWJB di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta dapat dilihat melalui (1)

Sosialisasi GWJB dikelurahan Jebres, yaitu dengan pemberitahuan lewat spanduk

dan selebaran, pemberitahuan lewat pertemuan RW, Kelurahan maupun

Kecamatan, pemberitahuan lewat plakat yang di pasang di setiap gang, gapura dan

pos ronda di kampung-kampung, serta pemberitahuan lewat sirine atau tanda

belajar (2) Teknis pelaksanaan GWJB di Kelurahan Jebres yang dimulai dengan

adanya sirine atau tanda belajar pada pukul 18.30 WIB berisi himbauan kepada

masyarakat untuk mendampingi atau mengawasi anak belajar serta

mengkondusifkan lingkungan belajar (3) Perkembangan pelaksanaan GWJB di

Kelurahan Jebres mulai surut, namun sampai sekarang masih tetap berjalan.

Kedua, peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar anak pada

pelaksanaan GWJB dapat dilihat dari (1) Pandangan orang tua mengenai GWJB

(2) Alasan orang tua memberikan motivasi belajar anak (3) Peran orang tua dalam

memberikan motivasi belajar anak pada pelaksanaan GWJB yang dilakukan

dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar,

menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar anak,

memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi anak serta

mendidik anak secara demokratis. Ketiga, peran orang tua dalam memberikan

motivasi belajar anak termasuk tindakan subyektif karena memiliki tujuan yakni

kesuksesan dan keberhasilan anak. Selain itu, pemberian motivasi belajar

termasuk tindakan aktif dan kreatif, terlihat dari pemilihan cara yang digunakan

untuk memotivasi anak saat belajar.

Page 6: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRACT

Badriyah Dwi Wulansari, K8407001, PARENTS’ ROLES IN GIVING

MOTIVATION TO THEIR CHILDREN FOR STUDYING IN THE

IMPLEMENTATION OF COMPULSORY STUDYING HOURS

PROGRAM (Case Study on Compulsory Studying Hours Program in Jebres

Village of Jebres District, Surakarta). Thesis. Surakarta: Teacher Training and

Education Faculty. Sebelas Maret University. 2011.

The aim of the research is to know parents’ roles in giving motivation to

their children for studying in the implementation of compulsory studying hours

program in Jebres Village, which is viewed from (1) The implementation of

compulsory studying hours program (GWJB) in Jebres Village of Jebres District,

Surakarta; (2) Parents’ roles in giving motivation to their children for studying in

the implementation of compulsory studying hours program (GWJB) in Jebres

Village of Jebres District, Surakarta.

The research is a single case study which uses qualitative descriptive

method. The resources of the data are human beings or informant, places and

incidents, documents and archives, and literature study. The technique which is

used to get the sample is purposive sampling. The data are collected through

direct observation, deep interview, and document analysis. Data validity which is

used is resource triangulation and method triangulation. The technique of data

analysis is interactive analysis method.

Based on the research results, it can be concluded that: First, the

implementation of GWJB in Jebres Village of Jebres District, Surakarta can be

seen from (1) The socialization of GWJB which is done through announcement

with banners and leaflets, announcement in the meeting of neighborhood

association (Rukun Warga/ RW) both in village and district, announcement with

posters which are attached in each alley, gate, and patrol post of each village, and

announcement with siren or alarm or a sign for studying; (2) The technical

implementation of GWJB, started with siren or a sign for studying at 6:30 p.m.,

which contains an appeal for society to accompany or supervise their children

studying and to maintain environment condition for studying; (3) The

development of the implementation of GWJB which declines though still remains.

Second, parents’ roles in giving motivation to their children for studying in the

implementation of GWJB can be seen from (1) Parents’ view on GWJB, (2)

parents’ reasons to give motivation to their children for studying, (3) Parents’

roles in giving motivation to their children for studying in the implementation of

GWJB which is done by creating home situation which is able to support their

children to study, providing enough time to involve themselves in their children

studying activity, giving appreciation or positive responds to their children

achievement, and educating their children democratically. Third, parents’ roles in

giving motivation to their children for studying belong to subjective action

because it has a goal like their children’s success. Besides, giving motivation for

studying is active and creative action which can be seen from the choice of the

ways which are used to motivate their children when they are studying.

Page 7: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

MOTTO

Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karso, Tut Wuri Handayani

(Ki Hadjar Dewantoro)

Tiap cobaan, ujian dan kegagalan adalah rangkaian kemuliaan yang sedang

dipersiapkan untuk manusia, Janganlah kamu putus asa dalam menghadapi

cobaan, ujian dan kegagalan, karena dibalik cobaan, ujian dan kegagalan

tersebut Allah merencanakan sesuatu pada kita

(Penulis)

Page 8: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

PERSEMBAHAN

Segala syukur kehadirat ALLAH SWT

Karya ini penulis persembahkan kepada:

1. Ibu dan Bapak tercinta, Orang tua terhebat di

dunia yang telah memberikan segala

dukungan, kasih sayang dan pengorbanan.

Doa dan harapanmu adalah semangat disetiap

langkahku,

2. Kakakku tersayang atas segala pengalaman

dan nasihat yang diberikan,

3. Keluarga besarku, terimakasih atas

dukungannya,

4. Orang-orang yang aku cintai setelah Allah

SWT dan Rasulku,

5. Teman seperjuangan angkatan 2007 terima

kasih atas kebersamaan kalian,

6. Almamater

Page 9: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

limpahan rahmat karunia-Nya dan kemudahan dalam penyelesaian skripsi ini

untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan gelar sarjana pendidikan.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak dapat

terselesaikan tanpa dukungan pihak-pihak lain. Oleh karena itu sudah sepantasnya

peneliti menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang peneliti hormati:

1. Prof. Dr.M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,

2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sebelas Maret Surakarta,

3. Drs. MH. Sukarno,M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sosiologi

Antropologi Universitas Sebelas Maret Surakarta sekaligus Pembimbing

Akademik, terimakasih atas bimbingan dan arahan yang diberikan selama

peneliti menempuh studi di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas sebelas Maret Surakarta,

4. Drs. Soeparno, M.Si, selaku Pembimbing I yang telah memberikan semangat,

bimbingan, pengarahan serta saran-saran dalam penyusunan skripsi ini,

5. Dra. Siti Rochani, CH, M.Pd, selaku Pembimbing II yang dengan sabar dan

penuh perhatian memberikan semangat, pengarahan dan bimbingannya dalam

penyusunan skripsi ini,

6. Segenap Bapak/ Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi

yang telah memberikan ilmu kepada peneliti selama di bangku kuliah,

7. Kepala Kelurahan Jebres beserta stafnya atas ijin yang diberikan untuk

mengadakan penelitian serta informasi yang diperlukan dalam penyusunan

skripsi,

8. Para informan yang memberikan informasi yang diperlukan dalam

penyusunan skripsi,

9. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Page 10: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

Semoga amal kebaikan tersebut mendapatkan balasan dari Allah SWT.

Peneliti menyadari akan adanya kekurangan dalam penyusunan skripsi ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

Surakarta, Juni 2011

Peneliti

Page 11: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ....................................................................................................... i

PENGAJUAN ............................................................................................ ii

PERSETUJUAN ........................................................................................ iii

PENGESAHAN ......................................................................................... iv

ABSTRAK ................................................................................................. v

MOTTO ..................................................................................................... vii

PERSEMBAHAN ...................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ............................................................................... ix

DAFTAR ISI .............................................................................................. xi

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar belakang Masalah ............................................................ 1

B. Perumusan Masalah ................................................................... 8

C. Tujuan Penelitian ....................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 8

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 10

A. Tinjauan Pustaka ....................................................................... 10

B. Penelitian yang Relevan ............................................................ 28

C. Kerangka Berfikir ...................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................... 32

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 32

B. Bentuk dan Strategi Penelitian .................................................. 34

C. Sumber Data .............................................................................. 36

D. Teknik Pengambilan Informan .................................................. 38

E. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 39

F. Validitas Data ............................................................................ 42

G. Analisis Data ............................................................................. 44

Page 12: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

H. Prosedur Penelitian .................................................................... 47

BAB IV SAJIAN DATA DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN ...... 49

A. Diskripsi Lokasi Penelitian ...................................................... 49

1. Keadaan Geografis .............................................................. 49

2. Keadaan Demografis ........................................................... 51

a. Distribusi Penduduk Menurut Umur .............................. 51

b. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian ........... 52

c. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan ........ 52

d. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Agama ............... 53

e. Mutasi Penduduk ............................................................ 54

3. Keadaan Sarana dan Prasarana ............................................ 54

a. Sarana dan Prasarana Pemerintahan ............................... 54

b. Sarana dan Prasarana Sosial Budaya .............................. 56

c. Sarana dan Prasarana Perhubungan dan Komunikasi ..... 57

d. Sarana Perekonomian ..................................................... 58

4. Kondisi Sosial Masyarakat .................................................. 58

5. Gambaran Umum Gerakan Wajib Jam Belajar ................... 59

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian .......................................... 65

1. Implementasi GWJB di Kelurahan Jebres, Kecamatan

Jebres, Surakarta .................................................................. 65

a. Sosialisasi GWJB di Kelurahan Jebres, Kecamatan

Jebres, Surakarta ............................................................. 66

1) Pemberitahuan Lewat Spanduk dan Selebaran .......... 66

2) Pemberitahuan Lewat Pertemuan RW, Kelurahan

maupun Kecamatan .................................................... 67

3) Pemberitahuan Lewat Plakat yang ada di setiap

gang, gapura dan pos ronda di kampung-kampung ... 69

4) Pemberitahuan Lewat Sirine atau Tanda Belajar ....... 71

b. Teknis Pelaksanaan GWJB di Kelurahan

Jebres, Kecamatan Jebres Surakarta ............................... 72

Page 13: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

c. Perkembangan Pelaksanaan GWJB di Kelurahan Jebres,

Kecamatan Jebres, Surakarta .......................................... 78

1) Program GWJB yang Diberlakukan Kepada Siswa-

siswi SD ..................................................................... 82

2) Program GWJB yang Diberlakukan Kepada Siswa-

Siswi SMP .................................................................. 83

3) Program GWJB yang Diberlakukan Kepada Siswa-

Siswi SMA ................................................................. 84

4) Program GWJB yang Diberlakukan Kepada Siswa-

Siswi SMK ................................................................. 85

2. Peran Orang Tua Dalam Memberikan Motivasi Belajar

Anak Pada Pelaksanaan GWJB ........................................... 86

a. Pandangan Orang Tua Mengenai GWJB ........................ 86

b. Alasan Orang Tua Memberikan Motivasi Belajar Anak 88

c. Peran Orang Tua dalam Memberikan Motivasi

Belajar Anak Pada Pelaksanaan GWJB .......................... 89

1) Menciptakan Iklim Rumah Yang Mendukung Anak

Untuk Belajar ............................................................. 90

2) Menyediakan Waktu Yang Cukup Untuk Terlibat

Dalam Kegiatan BelajarAnak .................................... 93

3) Memberikan Penghargaan atau Respon Positif

Terhadap Setiap Prestasi Anak .................................. 95

4) Mendidik Anak Secara Demokratis ........................... 96

3. Kesimpulan Hasil Temuan di Lapangan ............................. 97

a. Implementasi GWJB di Kelurahan Jebres, Kecamatan

Jebres, Surakarta ............................................................. 97

b. Manfaat GWJB bagi Masyarakat Kelurahan Jebres,

Kecamatan Jebres, Surakarta .......................................... 101

c. Peran Orang Tua Dalam Memberikan Motivasi Belajar

Anak Pada Pelaksanaan GWJB ...................................... 104

C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori ........ 107

Page 14: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

1. Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Anak ......................... 107

2. Motivasi belajar Dalam Pemenuhan Kebutuhan ................. 108

3. Peran Orang Tua dalam Memberikan Motivasi Belajar

sebagai Tindakan Subjektif ................................................. 112

4. Pemberian Motivasi Belajar Merupakan Tindakan Aktif

dan Kreatif ........................................................................... 117

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN .................................. 119

A. Simpulan .................................................................................... 119

B. Implikasi .................................................................................... 120

C. Saran .......................................................................................... 122

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 124

LAMPIRAN ............................................................................................... 127

Page 15: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tabel 1 Waktu dan Kegiatan Penelitian ................................................. 33

Page 16: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Gambar 1 Hierarki Kebutuhan Maslow ................................................. 21

2. Gambar 2 Skema Kerangka Berpikir ..................................................... 31

3. Gambar 3 Analisis Data Model Interaktif .............................................. 45

4. Gambar 4 Bagan Organisasi Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres,

Surakarta ................................................................................................. 55

Page 17: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Field Note ............................................................................................. 128

2. Interview Guide ................................................................................... 170

3. Peta Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta .......................... 175

4. Foto Hasil Penelitian ............................................................................ 177

5. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi kepada PD I ...................... 180

6. Surat Keputusan Dekan FKIP Tentang Ijin Penyusunan Skripsi ......... 181

7. Surat Permohonan Ijin Penelitian Kepada Kepala Kelurahan Jebres .. 182

8. Surat Ijin/ Rekomendasi Penelitian dari Kepala Kelurahan Jebres...... 183

9. Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian dari Kepala

Kelurahan Jebres .................................................................................. 184

10. Curriculum Vitae ................................................................................. 185

Page 18: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan dipahami secara luas dan umum sebagai usaha sadar yang

dilakukan pendidik melalui bimbingan, pengajaran, dan latihan untuk membantu

peserta didik mengalami proses pemanusiaan ke arah tercapainya pribadi yang

dewasa, yaitu sosok manusia dewasa yang sudah terisi secara penuh bekal ilmu

pengetahuan serta memiliki integritas moral yang tinggi, sehingga dalam

perjalanannya nanti manusia selalu siap secara jasmani dan rohani. Hal ini sesuai

dengan arti pendidikan yang termaktub dalam Undang–Undang Sistem

Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003, yakni:

“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara”.

Sesuai dengan pengertian pendidikan di atas, dapat dilihat bahwa

pendidikan mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan

dapat mempengaruhi kualitas manusia, sehingga pendidikan sangat penting dalam

perencanaan pengembangan sumber daya manusia (SDM).

Dalam suatu Negara, termasuk Indonesia, pendidikan menempati posisi

penting dalam pembangunan bangsa. Pendidikan merupakan salah satu sarana dan

prasarana bagi suatu bangsa untuk memajukan dan meningkatkan kualitas sumber

daya manusia, sehingga pendidikan merupakan faktor penting yang harus

diperhatikan dalam rangka mewujudkan pembangunan suatu bangsa. Pendidikan

memberikan kontribusi pemecahan persoalan yang tidak bisa dipecahkan oleh

masyarakat modern. Oleh karenanya, salah satu kebijakan dasar bangsa yang

progresif harus membangun, menyediakan dan mendukung kualitas pendidikan

yang sesuai dengan kebutuhan warga negara. Selain itu, pendidik akan

memberikan private benefit, yaitu memberikan kontribusi peningkatan

1

Page 19: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

produktivitas tenaga kerja, sehingga kebijakan pemerintah harus selalu

menempatkan pendidikan diposisi utama.

Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional juga

menyebutkan tentang tujuan pendidikan Nasional, yakni:

Pendidikan nasional bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta

didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Dari kutipan di atas dapat diketahui bahwa Pendidikan Nasional

merupakan alat dan sekaligus tujuan yang sangat penting dalam mencapai cita-cita

dan tujuan nasional. Hal ini jika dikaitkan dengan peran dan fungsi pendidikan

nasional dalam pelaksanaan pembangunan bangsa. Pendidikan nasional

merupakan alat yang sangat fungsional dalam upaya pembentukan manusia

Pancasila sebagai manusia pembangunan yang berkualitas dan mampu mandiri

serta dalam rangka pemberian dukungan bagi perkembangan masyarakat, bangsa,

dan Negara. Dengan kata lain, pendidikan nasional berfungsi sebagai alat utama

untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan kualitas kehidupan dan

martabat bangsa.

Saat ini, pendidikan di Negara kita masih mengalami berbagai

permasalahan, mulai dari biaya pendidikan yang semakin mahal, kurikulum yang

sering berubah-ubah, kurangnya fasilitas yang memadai untuk belajar, adanya

kontroversi UN (Ujian Nasional), adanya siswa yang tidak lulus dalam ujian, baik

ujian nasional maupun ujian sekolah, yang menyebabkan mutu atau kualitas

pendidikan kita masih berada di bawah Negara-negara lain. Hal ini dapat

diketahui dari angka kelulusan siswa setiap tahunnya. Mendiknas (dalam

Republika.co.id, Minggu, 15 Mei 2011 15:05 WIB) menyajikan angka kelulusan,

salah satunya tingkat SMA/ MA sebagai berikut:

“Tingkat kelulusan Ujian Nasional (UN) siswa SMA dan MA tahun 2011

secara nasional mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2010 lalu,

yakni dari 99,04% menjadi 99,22%. Hal ini lebih baik jika dibandingkan

tahun 2010 lalu yang mengalami penurunan bila dibanding tahun 2009,

yakni dari 99,74% menjadi 99,04%. Menurut Mendiknas, jumlah peserta

UN 2011 keseluruhan 1.461.941 peserta dan yang dinyatakan lulus

Page 20: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

sebanyak 1.450.498 peserta. Sisanya 11.443 dinyatakan tidak lulus.

Ketidaklulusan ini disebabkan oleh 2 hal, yaitu nilai rata-ratanya dibawah

standar yang telah ditentukan, yaitu 5,5 dan nilai rata-ratanya tepat dengan

batas standar kelulusan. Ada 5.590 siswa yang tidak lulus karena nilai rata-

ratanya kurang dari standar. Sisanya tidak lulus karena nilai rata-ratanya

pas 5,5. Setidaknya untuk bisa lulus, nilai rata-rata anak itu harus di atas

5,5”.

Permasalahan diatas, menuntut pemerintah untuk melakukan perbaikan

dan perubahan dalam bidang pendidikan. Pemerintah berusaha mencarikan jalan

keluar demi tercapainya tujuan Pendidikan Nasional, yaitu melakukan perubahan

dan pembangunan dalam berbagai aspek yang meliputi kurikulum, sarana dan

prasarana, guru, siswa serta metode pengajarannya. Perubahaan yang sedang

digalakkan oleh pemerintah ialah menumbuhkan manusia yang berpendidikan, hal

ini sejalan dengan kemajuan manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan

teknologi serta tuntutan perkembangan jaman dalam rangka menghadapi era

globalisasi. Hal ini menuntut pada perkembangan kehidupan masyarakat dan

negara Indonesia yang pada saat ini sebagai negara berkembang harus berpacu

dengan negara-negara lain dalam pengembangan ilmu dan teknologi yang sangat

diperlukan dalam kehidupan dunia yang sedang mengalami era industrialisasi,

informasi dan globalisasi. Untuk menciptakan manusia yang berpendidikan,

pemerintah membuat suatu kebijakan yang mendukung agar proses pendidikan

berjalan dengan lancar, sehingga tujuan pendidikan nasional tercapai. Diantaranya

Pemerintah membuat program Gerakan Wajib Jam Belajar, seperti yang telah

dilaksanakan Pemerintah Kota Surakarta.

Program Gerakan Wajib Jam Belajar merupakan salah satu program

Pemerintah kota Surakarta yang mempresentasikan dukungan pemerintah

Surakarta terhadap pendidikan. Sosialisasi wajib belajar secara langsung atau

tidak langsung akan berdampak kepada investasi yang harus dikeluarkan

pemerintah dalam bidang pendidikan. Program GWJB pukul 18.30 – 20.30 WIB

sesungguhnya sangat bermanfaat bagi siswa, karena menjadi siswa di jaman

sekarang sangat berat dan kadang-kadang di luar akal dan batas psikologis yang

bisa di tanggung siswa tersebut. Apalagi jika dilihat dari standar kelulusan yang

menuntut anak untuk dapat mengejar angka tersebut.

Page 21: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Standar kelulusan UN setiap tahun memang selalu mengalami kenaikan.

Tahun 2009 standar kelulusan 5,25. Tahun 2010 naik menjadi 5,50, serta pada

tahun 2011 angka kelulusan tidak hanya dilihat dari UN, tetapi juga dilihat dari

nilai ujian sekolah atau rapor, dimana kompoisi rapor 40% sedangkan 60% dari

hasil UN dengan standar nilai 5.50 (Data Badan Standar Nasional Pendidikan

(BSNP) tahun 2010). Hal ini membuat tekanan siswa bertambah dengan tuntutan

orang tua dan lingkungan. Pada akhirnya, anak didik akan semakin terbebani dan

terpaku pada pelajaran saja, sehingga melupakan lingkungan sekitar (social life).

Oleh karena itu, Pemerintah menghadirkan program gerakan wajib jam belajar

(GWJB) tersebut agar tercipta masyarakat belajar dengan lingkungan belajar yang

kondusif, sehingga siswa dapat belajar dengan nyaman untuk mengejar standar

kelulusan yang setiap tahunnya mengalami peningkatan.

Pencanangan Wajib Jam Belajar dilakukan oleh Walikota Surakarta pada

tanggal 17 Agustus 2003, kemudian Gerakan Wajib Jam Belajar disosialisasikan

oleh Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota

Surakarta, TP PKK Kecamatan, TP PKK Kelurahan, PKK RW, PKK RT, Karang

Taruna, Dasa Wisma, diteruskan kepada warga masyarakat. Program GWJB dari

pukul 18.30–20.30 dalam pelaksanaannya masih terdapat banyak kendala.

Program yang seharusnya berjalan dengan baik, namun dalam kenyataannya

masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki. Di zaman sekarang, banyak

anak-anak yang masih bersekolah tidak mematuhi program tersebut, karena

banyaknya hal-hal lain yang lebih menarik dari sekedar belajar. Misalnya,

program televisi yang kian menarik yang bersamaan dengan jam belajar, tidak

adanya pengawasan dari orang tua dalam pelaksanaan jam belajar, kurangnya rasa

kesadaran pemerintah untuk menggalakkan program maupun kesadaran dari anak

atau siswa sendiri.

Keberhasilan seorang anak juga tidak terlepas dari kesadaran anak itu

sendiri untuk mau meningkatkan kemampuan atau intelektualitasnya dan

wawasannya disegala bidang. Pada dunia pendidikan setiap anak didik diharapkan

mampu untuk berprestasi secara optimal, karena keberhasilan belajar siswa tidak

terlepas dari motivasi siswa yang bersangkutan, oleh sebab itu pada dasarnya

Page 22: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

motivasi belajar merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan belajar

siswa. Sehubungan dengan hal tersebut, Soemanto (1994) mengatakan bahwa

motivasi belajar merupakan faktor psikis yang bersifat intelektual yang berperan

dalam menimbulkan gairah belajar serta perasaan senang dan bersemangat untuk

belajar. Siswa yang memiliki motivasi luas akan mempunyai banyak aktivitas

untuk melakukan kegiatan belajar.

Pada dasarnya keberhasilan pendidikan khususnya pendidikan formal

dapat dilihat dari pencapaian prestasi yang diperoleh. Hasil prestasi yang optimal

juga tidak terlepas dari motivasi belajar individu. Oleh karena itu diharapkan

individu mempunyai motivasi belajar yang tinggi untuk mencapai prestasi belajar

yang optimal. Sesuai dengan pendapat Nasution (1993) motivasi mendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu pekerjaan dan meneruskan pekerjaan itu.

Oleh karenanya, dalam mempelajari sesuatu, jika tidak dilandasi dengan adanya

motivasi maka tidaklah mungkin mendapatkan hasil yang lebih baik.

Ulasan di atas menunjukkan bahwa motivasi belajar memiliki peran yang

besar dalam mempengaruhi kehidupan manusia. Motivasi belajar sebagai usaha

untuk meningkatkan atau mempertahankan kemampuan pribadi setinggi mungkin

dalam segala bentuk aktivitas. Namun tinggi rendahnya motivasi belajar tidak

sama pada setiap orang. Keberhasilan seseorang dalam mencapai prestasi sangat

ditentukan oleh tinggi rendahnya motivasi belajar yang dimilikinya. Apabila dua

orang memiliki kemampuan sama, namun salah seorang diantaranya memiliki

motivasi belajar tinggi, kemungkinan orang yang motivasi belajarnya lebih tinggi

akan lebih berhasil. Seperti dikemukakan Johnstone & Jiono (dalam Hamzah.

2004) yang mengemukakan bahwa dimensi proses dari latar belakang keluarga

ternyata memberikan kontribusi yang paling besar terhadap motivasi dan prestasi

belajar anak yang berpengaruh terhadap aspek psikologis seperti aspirasi,

motivasi, dan sikap anak.

Setyadi (dalam Hamzah. 2002) mengatakan bahwa motivasi belajar

seorang dipengaruhi oleh berbagai faktor yang saling terkait, baik yang berasal

dari dalam (internal) maupun dari luar (eksternal) diri si terdidik sebagai siswa,

dengan demikian pada hakekatnya tidak ada faktor tunggal yang berdiri sendiri

Page 23: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

yang secara otomatis menentukan prestasi belajar seseorang. Pencapaian prestasi

belajar secara optimal memerlukan dukungan dan prasarana, ketepatan cara dan

gaya belajar seseorang, minat dan motivasi belajar yang kuat serta lingkungan

yang mendukung. Salah satu faktor eksternal yang bersifat sosial adalah faktor

yang mencakup hubungan sesama manusia, baik yang hadir secara langsung

maupun secara tidak langsung yang dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang,

misalnya hubungan antara orang tua dengan anaknya. Dalam konteks ini termasuk

pula faktor dukungan orang tua sebagai komponen utama dengan segenap

perhatian yang diberikan kepada anak dalam rangka proses belajarnya, maupun

motivasi belajar anak itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Sukarni (dalam Hamzah, 2007)

menunjukkan bahwa 85% peran dan dukungan orang tua dalam proses belajar

anak yang diwujudkan dengan memberikan fasilitas belajar yang meliputi sarana

dan prasarana secara memadai akan mempengaruhi motivasi belajar anaknya.

Pemberian fasilitas yang memadai akan memudahkan pencapaian tujuan yang

direncanakan. Dengan demikian dapat dipahami bahwa pemberian fasilitas yang

diberikan akan membangkitkan motivasi siswa dalam belajar. Mendukung

pendapat di atas Taylor dkk (2000) mengemukakan bahwa dukungan orang tua

juga menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar pada remaja.

Dukungan orang tua ini dapat berupa bantuan secara instrumental (materi),

emosional, maupun penyediaan informasi sehingga dari dukungan orang tua

tersebut, remaja dapat mempersepsikan bantuan yang diberikan orang tua yang

dapat bermanfaat bagi dirinya.

Berdasarkan hal di atas, dapat dilihat bahwa peran orang tua sangat

dituntut dalam pendidikan, karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama.

Mengingat keberadaan anak dilingkungan keluarga atau masyarakat lebih besar

daripada lingkungan sekolah, maka peran orang tua sangat diperlukan dalam

mendukung program pemerintah mengenai gerakan wajib jam belajar agar tujuan

pendidikan nasional tercapai, terutama dalam memberikan bimbingan dan

motivasi anaknya ketika jam belajar dimulai. Dengan peran orang tua,

masyarakat, dan unsur pemerintah, maka diharapkan program Gerakan Wajib Jam

Page 24: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

Belajar dapat terlaksana dengan baik, sehingga tujuan Pendidikan Nasional dapat

tercapai.

Kelurahan Jebres merupakan salah satu Kelurahan di Kota Surakarta yang

menjalankan program Gerakan Wajib Jam Belajar (GWJB). Dimana

pelaksanaannya diserahkan pada RW masing-masing. Bahkan pelaksanaan GWJB

di Kelurahan Jebres mendapat sorotan dari Pemerintah Surakarta dan menjadi

pioner Gerakan Wajib Jam Belajar di Surakarta. Pelaksanaan GWJB di Kelurahan

Jebres tidak terlepas dari adanya peran orang tua dalam membimbing anaknya

ketika jam belajar di mulai. Pelaksanaan GWJB pun masih terdapat kendala, hal

ini disebabkan pengaruh televisi dan sarana hiburan lainnya. Seringkali di jam

belajar anak, televisi justru menampilkan tayangan menarik, bahkan orang tua pun

kadang ikut menonton. Padahal pada saat jam belajar berlangsung semua TV

maupun media elektronik lainnya harus dimatikan. Selain itu, orang tua

diharapkan mengawasi anaknya pada saat jam belajar. Namun kenyataan di

lapangan, ada beberapa orang tua yang tidak memperdulikan himbauan GWJB,

sehingga pelaksanaan GWJB di Kelurahan Jebres belum berjalan dengan

sempurna.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan

penelitian tentang Gerakan Wajib Jam Belajar ditinjau dari peran orang tua dalam

memberikan motivasi belajar anak. Mengingat wilayah yang melaksanakan

GWJB di Surakarta terlalu banyak dan luas, maka peneliti memutuskan untuk

memilih suatu lokasi penelitian. Lokasi penelitian yang dipilih oleh peneliti adalah

Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta yang sampai sekarang

GWJB masih berjalan di Kelurahan tersebut. Mengacu pada faktor tersebut, maka

peneliti ingin mengadakan penelitian lebih lanjut dengan judul: “PERAN ORANG

TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR ANAK PADA

PELAKSANAAN GERAKAN WAJIB JAM BELAJAR (STUDI KASUS PADA

GERAKAN WAJIB JAM BELAJAR DI KELURAHAN JEBRES,

KECAMATAN JEBRES, SURAKARTA)”.

Page 25: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka

dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana implementasi gerakan wajib jam belajar (GWJB) di Kelurahan

Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta?

2. Bagaimana peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar anak pada

pelaksanaan gerakan wajib jam belajar (GWJB) di Kelurahan Jebres,

Kecamatan Jebres, Kota Surakarta?

C. Tujuan Penelitian

Dari uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari

penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui implementasi gerakan wajib jam belajar (GWJB) di

Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.

2. Untuk mengetahui peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar anak

pada pelaksanaan gerakan wajib jam belajar (GWJB) di Kelurahan Jebres,

Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dalam penelitian ini antara lain:

1. Manfaat Teoritis

Memberikan sumbangan pemikiran tentang peran orang tua dalam

pendidikan anak, yakni memberikan motivasi belajar anak sebagai tindakan

sosial menurut analisa yang dikembangkan oleh Weber dan Parsons serta

adanya motivasi belajar menurut analisa teori kebutuhan Maslow.

Selain itu penelitian ini digunakan oleh peneliti sebagai salah satu syarat

menempuh jenjang pendidikan Strata-1 (S-1) Fakultas Keguruan Dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Page 26: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

2. Manfaat Praktis

Bagi orang tua

Dengan adanya penelitian ini dapat memberikan informasi bagi para orang

tua mengenai peran orang tua dalam pendidikan terhadap anak.

Bagi peneliti

Dengan adanya penelitian ini, peneliti dapat mengetahui informasi

mengenai peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar anak.

Bagi masyarakat

Dengan adanya penelitian ini, maka masyarakat dapat menciptakan suasana

yang kondusif selama jam belajar, sehingga tercipta lingkungan belajar yang

tenang dan nyaman.

Page 27: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Penelitian yang akan dilaksanakan antara lain untuk menjelaskan

fenomena sosial yang dijadikan pusat penelitian, sedangkan untuk menjelaskan

fenomena tersebut perlu mengkaji pustaka, dari pustaka terdapat teori yang dapat

digunakan sebagai pedoman bagi peneliti untuk mengungkapkan permasalahan

dan mencoba menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian.

Fungsi utama dari suatu teori adalah memberi landasan penjelasan untuk

melakukan prediksi. Adapun teori yang relevan dari penelitian yang akan

digunakan yaitu:

1. Tinjauan Tentang Peran Orang Tua

a. Pengertian Peran

Setiap manusia yang menjadi bagian dari masyarakat senantiasa

mempunyai status atau kedudukan yang akan menimbulkan suatu peran. Menurut

Paul B Horton & Chester L. Hunt (1996: 118), “Status merupakan posisi di dalam

suatu sistem sosial, sedangkan peran adalah perilaku normatif yang melekat pada

status”. Ditambahkan oleh Hendro Puspito (1989: 182), “Peran adalah suatu

konsep fungsional yang memiliki fungsi tugas seseorang dan dibuat atas dasar

tugas-tugas yang nyata dilakukan seseorang”. Jadi peran menunjukkan tugas yang

harus dilakukan seorang individu, tingkah laku seseorang dalam memenuhi

tanggungjawabnya dimasyarakat menunjukkan perannya didalam masyarakat.

Sedangkan menurut Malcolm Hardi & Steve Heves (1988:139), peran sering

diartikan sebagai serangkaian perilaku yang diharapkan dan dituntut oleh

masyarakat terhadap individu ataupun organisasi yang memegang kedudukan

tertentu dalam masyarakat. Hal ini berarti peran menunjukkan perilaku atau tugas

individu yang harus dilakukan sesuai dengan kedudukannya dalam masyarakat.

Setiap orang akan memainkan peran yang berbeda-beda, dimana didalam setiap

peran tersebut diharapkan orang akan melakukan perbuatan dengan cara-cara

tertentu.

10

Page 28: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dari pengertian peran di atas, peran sebagai konsep menunjukkan apa

yang dilakukan oleh seseorang, sehingga dapat dikatakan bahwa apabila

seseorang telah menjalankan hak-hak dan kewajiban sesuai dengan

kedudukannya, maka ia telah menjalankan perannya.

b. Pengertian Orang Tua

Membahas mengenai orang tua, tidak lepas dari apa yang disebut dengan

lingkungan kecil yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang

merupakan kesatuan dari susunan keluarga yang utuh. Orang tua merupakan orang

yang pertama kali mendidik atau menanamkan pendidikan kepada anak-anaknaya,

sehingga secara moral keduanya merasa mempunyai tanggungjawab untuk

memelihara, mengawasi, melindungi, serta membimbingnya. Dari keluarga inilah

anak dapat menyerap norma yang utama dan pertama. Hal ini sesuai dengan

definisi orang tua menurut Imron pohan. Menurut Imron pohan (1986: 167),

“Orang tua adalah orang dewasa pertama bagi anak, tempat anak

menggantungkan, tempat ia mengharapkan bantuan dalam pertumbuhan”. Hal ini

berarti orang tua adalah orang dewasa pertama bagi anak, tempat ia membutuhkan

segala bantuan dalam pertumbuhan hidupnya. Ditambahkan pula oleh Singgih D.

Gunarsa (1986: 38), “orang tua adalah yang pertama-tama dan terutama

bertanggung jawab untuk mengatur, mengkoordinasikan serta memberikan

rangsangan-rangsangan kepada anak”. Hal ini berarti orang tua adalah orang

pertama dan utama yang bertanggungjawab terhadap perkembangan anak.

Pengertian orang tua juga diungkapkan oleh Tim Prima Pena (2002: 477),

“Orang tua adalah ayah dan ibu yang melahirkan, memelihara, dan membiayai

anak untuk sekolah”. Hal ini berarti orang tua terdiri dari ayah ibu yang

melahirkan, memelihara dan bertanggungjawab terhadap pendidikan anak.

Sedangkan menurut Thamrin Nasution (1986:1), “Orang tua adalah setiap orang

yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah tangga, dan dalam

kehidupan sehari-hari lazim disebut ibu dan bapak”. Hal ini berarti orang tua

adalah terdiri bapak dan ibu orang yang memiliki tanggungjawab terhadap

anggota keluarga didalamnya.

Page 29: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Untuk lebih memperjelas mengenai pengertian orang tua, maka penulis

juga mengutip pengertian orang tua dari UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 7, yaitu:

(1) “Orang tua berhak berperan serta dalam memilih satuan pendidikan dan

memperoleh informasi tentang perkembangan pendidikan anaknya”. (2) “Orang

tua dari anak usia wajib belajar, berkewajiban memberikan pendidikan dasar

kepada anak”. Selain itu, PP No. 27 tahun 1990 pasal 1 ayat 4 menjelaskan

“Orang tua adalah ayah atau ibu atau wali anak didik yang bersangkutan”.

Pengertian orang tua menurut WJS. Poerwodarminto (1986: 689), adalah

“Ayah dan ibu yang mempunyai peranan memberi bantuan dan tanggungjawab

terhadap anak dan mendewasakan anak ke perkembangan selanjutnya”. Sementara

menurut Ngalim Purwanto (1985: 88), “Orang tua adalah pendidik sejati, pendidik

karena kodratnya”. Hal ini berarti orang tua adalah ayah dan ibu yang memiliki

tanggung jawab dalam mendidik anak, termasuk tumbuh kembang anak, karena

mereka adalah orang pertama dan utama dalam keluarga.

Dalam Kamus Besar bahasa Indonesia (1992: 706) disebutkan bahwa

orang tua adalah ayah dan ibu kandung; orang yang dianggap tua (cerdik, pandai,

ahli), orang yang dihormati. Sedangkan menurut Kartini Kartono (1994: 37-38),

“Orang tua seorang pria dan wanita yang berjanji dihadapan Tuhan untuk hidup

sebagai suami istri dan bersedia memikul tanggungjawab sebagai ayah dan ibu

dari anak-anak yang bakal dilahirkan”.

Berdasarkan pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa yang

dimaksud orang tua adalah ayah dan ibu atau ayah saja atau ibu saja dan atau wali

dirumah yang bertanggungjawab terhadap kehidupan anak, termasuk dalam

bidang pendidikan.

c. Peran Orang Tua

Dari beberapa pengertian definisi mengenai peran yang telah diuraikan di

atas, dapatlah diartikan bahwa apabila seseorang telah menjalankan hak-hak dan

kewajiban sesuai dengan kedudukannya, maka ia telah menjalankan perannya,

sehingga peran orang tua disini berkaitan dengan kekuasaan atau kewenangan,

serta dalam rangka pelaksanaan tugas-tugas sebagai orang tua sebagaimana yang

Page 30: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

diharapkan untuk dilakukan karena kedudukannya dapat memberi pengaruh atau

perubahan.

Pada dasarnya, anak lahir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan

keluarga. Seorang anak juga akan mengalami proses sosialisasi pendidikan di

dalam lingkungan keluarga, khususnya orang tua sebagai pendidik pertama dan

utama. Orang tua tanpa perintah secara alami akan melakukan tugas sebagai

pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, pembimbing, pengasuh, pembina,

maupun sebagai guru, dan sebagai pemimpin bagi anak-anaknya. Anak akan

menyerap apa yang telah diteladani orang tuanya, maupun akan menerima segala

norma-norma dan nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tua. Sebagaimana yang

dikatakan oleh Ki Hajar Dewantara dalam Oemar Tirtahardja & La Sulp (1994:

174), bahwa “Peran orang tua dalam keluarga adalah sebagai penuntun, pengajar,

dan pemberi contoh”. Ngalim Purwanto (1998: 91-92 juga mengungkapkan

bahwa peran orang tua (ayah dan ibu) dalam pendidikan anaknya adalah:

Sesuai dengan fungsi serta tanggungjawabnya sebagai anggota keluarga,

dapat disimpulkan bahwa peran ibu dalam mendidik anaknya adalah

sebagai berikut:

1) Sumber dan pemberi rasa kasih sayang

2) Pengasuh dan pemelihara

3) Tempat mencurahkan isi hati

4) Pengatur dalam kehidupan rumah tangga

5) Pembimbing hubungan pribadi, dan

6) Pendidik dalam segi emosional

Tanpa bermaksud mendiskriminasikan tugas dan tanggungjawab ayah dan

ibu di dalam keluarga, ditinjau dari fungsi dan tugasnya sebagai ayah

dalam pendidikan anak-anaknya yang lebih dominan adalah sebagai

berikut:

1) Sumber kekuasaan di dalam keluarga

2) Penghubung intern dengan masyarakat dan dunia luar

3) Pemberi perasaan aman bagi seluruh anggota keluarga

4) Pelindung terhadap ancaman dari luar, hakim atau yang mengadili jika

terjadi perselisihan, dan

5) Sebagai pendidik dalam pendidik rasional

Peran orang tua terhadap anak juga dikemukakan oleh Stainblack dan

Susan. Menurut Stainblack dan Susan (1999), peran orang tua adalah sebagai

berikut:

Page 31: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

1) Peran sebagai fasilitator

Orang tua bertanggung jawab menyediakan diri untuk terlibat dalam

membantu anak belajar dirumah, mengembangkan keterampilan belajar

yang baik, memajukan pendidikan dalam keluarga, dan menyediakan

sarana alat belajar seperti; tempat belajar, penerangan yang cukup,

buku-buku pelajaran dan alat-alat tulis.

2) Peran sebagai motivator

Orang tua akan memberikan motivasi kepada anak dengan cara

meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas rumah,

mempersiapkan anak untuk menghadapi ulangan, mengendalikan stres

yang berkaitan dengan sekolah, mendorong anak untuk terlibat dalam

kegiatan-kegiatan sekolah dan member penghargaan terhadap prestasi

belajar anak dengan memberi hadiah maupun kata-kata pujian.

3) Peran sebagai pembimbing atau pengajar

Orang tua akan memberikan pertolongan kepada anak dengan siiap

membantu belajar melalui pemberian penjelasan pada bagian yang sulit

dimengerti oleh anak, membantu anak mengatur waktu belajar, dan

mengatasi masalah belajar serta tingkah laku anak yang kurang baik.

(http://dheeazz.blogspot.com/2009/12/peran-orang-tua-dan-motivasi-

belajar.html).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peran orang tua

adalah suatu tindakan orang tua untuk memberikan motivasi, bimbingan, fasilitas

belajar, serta perhatian yang cukup terhadap anak-anaknya untuk mencapai

tahapan tertentu. Orang tua akan berperan aktif untuk menunjang keberhasilan

anak. Hal ini bisa dicapai dengan bagaimana peran orang tua dalam memberi

motivasi, bimbingan, fasilitas belajar, serta perhatian yang cukup terhadap anak-

anaknya. Peran orang tua yang seharusnya adalah sebagai orang pertama dalam

meletakkan dasar-dasar pendidikan terhadap anak-anaknya. Orang tua juga harus

bisa menciptakan situasi pengaruh perhatian orang tua dengan menanamkan

norma-norma untuk dikembangkan dengan penuh keserasian, sehingga tercipta

iklim atau suasana keakraban antara orang tua dan anak.

2. Tinjauan Tentang Motivasi Belajar

a. Pengertian Motivasi

Menurut Hoy dan Miskel yang dikutip Ngalim Purwanto (2002: 73):

“Motivasi adalah kekuatan-kekuatan yang kompleks, dorongan-dorongan,

kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegasan (tension states), atau mekanisme-

Page 32: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

mekanisme lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang

diinginkan ke arah pencapaian tujuan-tujuan personal”.

Sedangkan menurut Ngalim Purwanto (2002: 71): “Motivasi adalah suatu

usaha yang di dasari untuk mempengaruhi tingkah laku seseorang agar ia tergerak

hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga mencapai hasil atau tujuan

tertentu”. Hal ini berarti motivasi diberikan pada seseorang agar orang tersebut

tergerak untuk melakukan sesuatu sehingga dapat mencapai tujuan yang ingin

dicapainya.

Menurut Sardiman A.M (2001: 75) mengatakan, “Motivasi adalah

serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga

seseorang itu mau dan ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan

berusaha meniadakan atau mengelak perasaan tidak suka itu”.

Dari berbagai definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengertian

motivasi mengandung unsur pokok sebagai berikut:

a) Suatu kekuatan atau usaha yang dilaksanakan oleh personal atau

seorang.

b) Kegiatan berupa dorongan untuk mempengaruhi tingkah laku.

c) Kegiatan yang dilaksanakan untuk suatu hasil atau tujuan yang

diinginkan.

Berdasarkan unsur pokok tersebut, maka penulis mendefinisikan motivasi

sebagai suatu usaha yang didasari untuk mengerahkan, mengarahkan dan menjaga

tingkah laku seseorang agar ia terdorong untuk bertindak melakukan sesuatu

hingga mencapai hasil atau tujuan tertentu.

b. Pengertian Belajar

Belajar ialah proses perubahan tingkah laku seseorang setelah memperoleh

informasi yang disengaja. Jadi suatu kegiatan belajar ialah upaya mencapai

perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut aspek pengetahuan, keterampilan

maupun sikap. Bahkan lebih luas lagi, perubahan tingkah laku ini tidak hanya

mengenai perubahan pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, kebiasaan,

sikap, pengertian, penghargaan minat dan penyesuaian diri. Pendeknya mengenai

Page 33: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

segala aspek organisasi atau pribadi seseorang. Belajar dalam arti luas adalah

proses perubahan tingkah laku yang dapat dinyatakan dalam bentuk penguasaan,

penggunaan dan penilaian atau mengenai sikap dan nilai-nilai pengetahuan serta

kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan.

Belajar merupakan suatu penekanan yang diperoleh berkat adanya

interaksi antara individu dengan lingkungannya. Belajar menunjukkan suatu

proses perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan praktik dan

pengalaman tertentu. Hal ini sesuai dengan pernyataan Winkel (dalam Hamzah.

2007: 22), “Belajar pada manusia bisa dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental-

psikis yang berinteraksi dengan lingkungannya dan menghasilkan perubahan

dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap, dimana perubahan

tersebut bersifat relative konstan dan berbekas”.

Hal tersebut sesuai dengan rumusan Uno (dalam Hamzah. 2007: 22)

tentang pengertian belajar: (1) Memodifikasi atau memperteguh kelakuan melalui

pengalaman, (2) Suatu proses perubahan tingkah laku individu dengan

lingkungannya, (3) Perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk

penguasaan, penggunaan dan penilaian, atau mengenai sikap dan nilai-nilai

pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai bidang studi atau

lebih luas lagi dalam berbagai bidang kehidupan atau pengalaman yang

terorganisasi, (4) Belajar selalu menunjukkan suatu proses perubahan perilaku

atau pribadi seseorang berdasarkan praktik atau pengalaman tertentu, (5) Belajar

adalah proses seseorang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap.

Uno (dalam Hamzah. 2007: 22) menjelaskan lebih jauh bahwa “Belajar

adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu

perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”. Hal ini berarti dengan belajar,

individu mengalami perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil

pengalamannya dalam berinteraksi dengan lingkungan.

Sedangkan Hilgrad dan Bower dalam buku Theories of Learning (1975)

mengemukakan,

Page 34: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap

suatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-

ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat

dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan atau

keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat dan

sebagainya)”. (Ngalim Purwanto. 1990: 84).

Hal ini berarti belajar adalah hasil dari interaksi individu dengan

lingkungan yang mengahasilkan pengalaman yang terjadi secara berulang-ulang,

sehingga terjadi perubahan dalam diri individu.

Gagne dalam buku The Condition of Learning (1977) mengemukakan,

“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulant bersama dengan isi ingatan

mempengaruhi siswa sedemikian rupa, sehingga perbuatannya (performance-nya)

berubah dari waktu sebelum ia mengalami situasi itu ke waktu sesudah ia

mengalami situasi tadi”. (Ngalim Purwanto. 1990: 84). Hal ini berarti belajar

dapat terjadi apabila terdapat situasi sebagai pendorong yang mempengaruhi

individu sehingga mengalami perubahan setelah adanya situasi tersebut.

Morgan dalam buku Introduction to Psychology (1978) mengemukakan

“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang

terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman“. (Ngalim Purwanto.

1990: 84). Hal ini berarti belajar menghasilkan perubahan tingkah laku yang

relatif menetap sebagai hasil dari latihan atau pengalaman.

Witherington dalam buku Educational Psychology mengemukakan,

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri

sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap dan

kebiasaan, kepandaian atau suatu pengertian”. (Ngalim Purwanto. 1990: 84). Hal

ini berarti belajar menghasilkan perubahan dalam pribadi individu yang berupa

kecakapan, sikap, kepandaian, kebiasaan atau suatu pemahaman terhadap sesuatu.

Dari beberapa definisi-definisi yang dikemukakan di atas, dapat di

simpulkan adanya beberapa elemen penting yang mencirikan pengertian tentang

belajar, yaitu bahwa:

a. Belajar merupakan suatu perubahan dalam tingkah laku, dimana perubahan

itu dapat mengarah kepada tingkah laku yang lebih baik, tetapi juga ada

kemungkinan mengarah kepada tingkah laku yang lebih buruk.

Page 35: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

b. Belajar merupakan suatu perubahan yang terjadi melalui latihan atau

pengalaman, dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh

pertumbuhan atau kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti

perunahan-perubahan yang terjadi pada diri seorang bayi.

c. Untuk dapat disebut belajar, maka perubahan itu harus relatif mantap; harus

merupakan akhir daripada suatu periode waktu yang cukup panjang. Berapa

lama periode waktu itu berlangsung sulit ditentukan dengan pasti, tetapi

perubahan itu hendaknya merupakan akhir dari suatu periode yang

mungkin berlangsung berhari-hari, berbulan-bulan ataupun bertahun-tahun.

Ini berarti kita harus mengenyampingkan perubahan-perubahan tingkah

laku yang disebabkan oleh motivasi, kelelahan, adaptasi, ketajaman

perhatian atau kepekaan seseorang yang biasanya hanya berlangsung

sementara.

d. Tingkah laku yang mengalami perubahan karena belajar menyangkut

berbagai aspek kepribadian, baik fisik maupun psikis, seperti perubahan

dalam pengertian, pemecahan suatu masalah/ berpikir, keterampilan,

kecakapan, kebiasaan ataupun sikap. (Ngalim Purwanto. 1990: 84-85).

Dengan demikian, dapat dirumuskan bahwa belajar adalah proses

perubahan perilaku atau pribadi seseorang berdasarkan interaksi antara individu

dan lingkungannya yang dilakukan secara formal, informal dan nonformal.

e. Pengertian Motivasi Belajar

Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling mempengaruhi.

Belajar adalah perubahan tingkah laku seara relatif permanen dan secara potensial

terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan (reinforced practice) yang

dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu.

Motivasi belajar dapat timbul karena faktor intrinsik berupa hasrat dan

keinginan berhasil dan dorongan kebutuhan belajar, harapan akan cita-cita.

Sedangkan faktor ekstrinsiknya adalah adanya penghargaan, lingkungan belajar

yang kondusif dan kegiatan belajar yang menarik. Kedua faktor tersebut

disebabkan oleh rangsangan tertentu, sehingga seseorang berkeinginan untuk

melakukan aktivitas belajar yang lebih giat dan semangat.

Hakikat motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada

siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku, pada

umumnya dengan beberapa indikator atau unsur yang mendukung. Hal tersebut

mempunyai peranan besar dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Dalam

Page 36: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Hamzah (2007: 23) indikator motivasi belajar dapat diklarifikasikan sebagai

berikut:

1) Adanya hasrat dan keinginan berhasil,

2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar,

3) Adanya harapan dan cita-cita masa depan,

4) Adanya penghargaan dalam belajar,

5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar,

6) Adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan

seorang siswa dapat belajar dengan baik.

f. Peran Motivasi dalam Belajar

Motivasi pada dasarnya dapat membantu dalam memahami dan

menjelaskan perilaku individu, termasuk perilaku individu yang sedang belajar.

Menurut Sardiman A M (2001: 85), menyatakan bahwa ada tiga fungsi motivasi,

yakni:

a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor

yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor

penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.

b) Menentukan arah perbuatan, yakni earah tujuan yang hendak dicapai.

Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang

harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.

c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa

yang harus dikerjakan, yang serasi guna mencapai tujuan, dengan

menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan

tersebut.

Dari pernyataan di atas, dapat dilihat motivasi bukan hanya berfungsi

sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan, tetapi juga menentukan hasil

perbuatan. Begitu pula dengan belajar, motivasi juga diperlukan dalam belajar.

Hasil belajar akan menjadi optimal jika ada motivasi. Makin tepat motivasi yang

diberikan, maka akan makin berhasil pula pelajaran tersebut. Jadi, motivasi akan

senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.

Hamzah (2007: 27), menyebutkan ada beberapa peranan penting dari

motivasi dalam belajar, antara lain sebagai berikut:

1) Menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak

yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan

pemecahan dan hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang

pernah dilaluinya.

Page 37: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

2) Memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan

kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang

dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati

manfaatnya bagi anak.

3) Menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan

berusaha mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan

memperoleh hasil yang baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi

untuk belajar meyebabkan seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila

seseorang kurang atau tidak memiliki motivasi untuk belajar, maka dia

tidak akan tahan lama belajar. Dia mudah tergoda untuk mengerjakan

hal lain dan bukan belajar. Itu berarti motivasi sangat berpengaruh

terhadap ketahanan dan ketekunan belajar.

Menurut pernyataan diatas, maka motivasi sangat berperan dalam belajar.

Pemberian motivasi belajar orang tua kepada anak sangat diperlukan, dengan

motivasi inilah anak menjadi tekun dan bergairah dalam proses belajar, sehingga

kualitas hasil belajar akan meningkat. Anak yang diberikan motivasi belajar dalam

proses belajar akan mengalami keberhasilan.

g. Teori Tentang Motivasi Belajar

Motivasi terjadi apabila seseorang mempunyai keinginan dan kemauan

untuk melakukan suatu kegiatan atau tindakan dalam rangka mencapai tujuan

tertentu. Motivasi merupakan konsep hipotetis untuk suatu kegiatan yang

dipengaruhi oleh persepsi dan tingkah laku seseorang untuk mengubah situasi

yang tidak memuaskan atau tidak menyenangkan.

Abraham Maslow (dalam Hamzah. 2007: 6-7) menyatakan, “Kebutuhan

manusia secara hierarkis semuanya laten dalam diri manusia. Kebutuhan tersebut

mencakup kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan kasih sayang,

kebutuhan dihargai dan dihormati serta kebutuhan aktualisasi diri”. Teori ini

dikenal sebagai teori kebutuhan (needs) yang digambarkan secara hierarkis

sebagai berikut:

Page 38: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Gambar 1. Hierarki Kebutuhan Maslow

1) Kebutuhan Fisiologis

Kebutuhan ini merupakan kebutuhan dasar, yang bersifat primer dan

vital, yang menyangkut fungsi-fungsi biologis dasar organisme

manusia, seperti kebutuhan akan pangan, sandang, papan, kesehatan

fisik, kebutuhan seks dan sebagainya.

2) Kebutuhan akan Rasa Aman (Safety and Security)

Kebutuhan ini seperti terjamin keamanannya, terlindung dari bahaya

dan ancaman penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak

adil dan sebagainya.

3) Kebutuhan akan cinta kasih atau kebutuhan sosial (Social needs)

Meliputi kebutuhan akan dicintai, diperhitungkan sebagai pribadi,

diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama dan

sebagainya.

4) Kebutuhan akan Penghargaan (Esteem needs)

Kebutuhan ini termasuk kebutuhan dihargai karena prestasi,

kemampuan, kedudukan, status, pangkat dan sebagainya.

5) Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self actualization)

Kebutuhan ini seperti kebutuhan mempertinggi potensi-potensi yang

dimiliki, pengembangan diri secara maksimum, kreatifitas, ekspresi diri

dan sebagainya. (dalam Ngalim Purwanto. 1990:77-78).

Teori Maslow tersebut dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan

manusia. Dalam dunia pendidikan, teori ini dilakukan dengan cara memenuhi

kebutuhan peserta didik, dimana dalam penelitian ini adalah anak. Orang tua

berusaha memenuhi kebutuhan anak saat belajar agar dapat mencapai hasil belajar

yang maksimal dan sebaik mungkin. Misalnya orang tua dapat memahami

keadaan anak, memelihara suasana belajar yang baik di rumah, keberadaan anak

(rasa aman dalam belajar, kesiapan belajar, bebas dari rasa cemas) dan

memperhatikan lingkungan belajar, seperti menyediakan fasilitas belajar, tempat

Aktualisasi Diri

Penghargaan

Cnta Kasih

Rasa Aman

Kebutuhan Fisiologis

Page 39: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

belajar menyenangkan, bebas dari kebisingan, sehingga tidak ada gangguan dalam

belajar.

h. Peran Motivasi Orang Tua terhadap Belajar Anak

Motivasi berhubungan dengan suatu tujuan. Dengan demikian, motivasi

dapat mempengaruhi adanya kegiatan, kemudian dalam hubungan dengan

kegiatan atau belajar, yang terpenting adalah bagaimana menciptakan kondisi atau

suatu proses yang mengarahkan siswa untuk melakukan aktivitas belajar. Dengan

demikian orang tua dapat memberikan motivasi yang dapat mendorong anak

untuk lebih giat belajar. Oleh karenanya orang tua perlu beberapa teknik untuk

memotivasi anak, diantaranya sebagai berikut:

1. Memberikan kepada anak rasa puas agar dia berusaha mencapai

keberhasilan selanjutnya.

2. Menciptakan suasana rumah yang menyenangkan anak sehingga dapat

menumbuhkan minat belajar.

3. Memberi komentar terhadap hasil-hasil yang telah dicapai anak didik

sehingga membesarkan hati anak didik serta dapat menimbulkan

motivasi belajar.

4. Memberikan kesempatan kepada anak didik untuk berkompetisi

dengan anggota keluarga yang lain atau teman belajarnya.

5. Menimbulkan minat anak didik terhadap bahan pelajaran.

6. Mengawasi kegiatan belajar anak sehingga anak didik merasa

memperoleh perhatian dari orang tuanya atau anggota keluarga yang

lain (Slametto 1992:30).

Dari pernyataan tersebut, motivasi dari orang tua adalah usaha-usaha

untuk menyediakan kondisi yang anak inginkan. Orang tua dapat memberikan

motivasi agar anak giat belajar. Adapun motivasi yang dapat diberikan orang tua

dapat berupa:

1. Menciptakan iklim rumah yang mendukung untuk belajar,

2. Menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar,

3. Memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi

anak,

4. Mendidik anak secara demokratis.

Page 40: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

3. Pengertian Gerakan Wajib Jam Belajar

Jam belajar merupakan waktu yang diarahkan untuk kegiatan belajar. Oleh

Pemerintah, waktu ini diarahkan kepada masyarakat untuk wajib melaksanakan

kegiatan belajar, sehingga dinamakan wajib jam belajar. Wajib jam belajar adalah

jam dimana masyarakat pada umumnya, dan pelajar pada khususnya harus

menggunakan waktunya untuk belajar. Hal ini, kemudian dijadikan pemerintah

sebagai program dalam upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia melalui

pendidikan, yang dinamakan dengan gerakan wajib jam belajar (GWJB). Program

GWJB merupakan salah satu kebijakan yang mempresentasikan dukungan

pemerintah terhadap pendidikan. Gerakan wajib jam belajar secara langsung atau

tidak langsung akan berdampak kepada investasi yang harus dikeluarkan

pemerintah dalam bidang pendidikan. Gerakan wajib jam belajar bermakna

kewajiban belajar dengan tidak ada acuan apakah harus di lembaga yang bernama

sekolah atau non sekolah. Maksud diadakannya Gerakan Wajib Jam Belajar

adalah terciptanya suasana yang kondusif untuk belajar, sehingga tercipta budaya

belajar.

Gerakan wajib jam belajar (GWJB) memiliki landasan hukum, yakni: UU

No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No.28 Tahun 1990

tentang Pendidikan Dasar, PP No.29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah,

PP No.39 Tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan

Nasional, UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. Tujuan dari

dibentuknya program GWJB ini adalah: 1). Membentuk manusia bertakwa kepada

Tuhan YME, cerdas, terampil, kreatif, dan berprestasi. 2). Meningkatkan disiplin

belajar. 3). Membangun sistem GWJB secara terpadu dan berkelanjutan.

Pemerintah menghimbau gerakan ini agar dilaksanakan di setiap daerah, agar

dalam masyarakat tercipta budaya belajar yang nantinya berdampak positif bagi

masyarakat, baik anak maupun orang tua, sehingga tujuan pendidikan nasional

dapat dicapai. (http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/12/pencapaian-program-

wajib-belajar-9-tahun/).

Page 41: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

4. Peran Orang Tua Dalam Gerakan Wajib Jam Belajar (GWJB) Sebagai

Tindakan Sosial

Peran orang tua dalam gerakan wajib jam belajar dapat diwujudkan dalam

pemberian motivasi pada saat anak belajar. Seperti yang dijelaskan diatas, salah

satu peran orang tua terhadap anak adalah memberikan motivasi belajar. Motivasi

sangat berperan dalam belajar. Kondisi lingkungan dapat mempengaruhi motivasi

belajar anak. Lingkungan siswa dapat berupa keadaan alam, lingkungan tempat

tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Orang tua juga

termasuk didalamnya. Pemberian motivasi belajar anak oleh orang tua perlu

dilakukan dalam upaya mendukung program gerakan wajib jam belajar, sehingga

tercipta lingkungan belajar yang kondusif. Dengan adanya pemberian motivasi,

anak menjadi tekun dan bergairah dalam proses belajar, sehingga kualitas hasil

belajar siswa (prestasi belajar) menunjukkan hasil yang memuaskan.

Peran orang tua dalam gerakan wajib jam belajar merupakan suatu

tindakan sosial. Tindakan sosial tersebut dapat diwujudkan dalam pemberian

motivasi belajar kepada anak. Orang tua yang memberikan motivasi belajar anak

berarti sedang melakukan tindakan sosial. Hal ini dikarenakan orang tua dalam

memberikan motivasi memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Definisi

tentang tidakan sosial menurut Talcott Parsons yang dikutip dalam Johnson (1986:

106), yaitu:

1. Tindakan itu diarahkan pada tujuannya (memiliki tujuan).

2. Tindakan terjadi dalam suatu situasi, dimana elemennya sudah pasti,

sedangkan elemen-elemen lainnya digunakan oleh yang bertindak itu

sebagai alat menuju tujuan itu, dan

3. Secara normatif tindakan itu diatur sehubungan dengan penemuan alat-

alat dan tujuan.

Jadi, orang tua yang memberikan motivasi belajar anak berarti sedang

melakukan tindakan sosial, karena pemberian motivasi tersebut bukan tanpa

tujuan, tetapi memiliki suatu tujuan tertentu. Orang tua memberikan motivasi juga

didorong oleh adanya situasi dan alasan tertentu.

Pemberian motivasi belajar anak yang dilakukan orang tua mempunyai

suatu tujuan-tujuan tertentu yang hendak dicapai. Untuk mewujudkan tujuan-

Page 42: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

tujuan tersebut, orang tua memilih cara yang dapat digunakannya untuk mencapai

tujuan tersebut. Dalam memilih cara atau alat mencapai tujuan dipengaruhi oleh

adanya situasi, kondisi, nilai, norma maupun peraturan yang ada di masyarakat.

Hal ini sesuai dengan karakteristik tindakan sosial yang telah dijelaskan oleh

Parsons yang dikutip Ritzer (1992: 56-57), yaitu:

1. Adanya individu selaku aktor

2. Aktor dipandang sebagai pemburu tujuan-tujuan tetentu

3. Aktor mempunyai altenatif cara, alat serta teknik untuk mencapai

tujuanya.

4. Aktor berhadapan dengan sejumlah kondisi situasional yang dapat

membatasi tindakannya dalam mencapai tujuan. Kendala tersebut

berupa situasi dan kondisi, sebagian ada yang tidak dapat dikendalikan

oleh individu misalnya jenis kelamin dan tradisi.

5. Aktor berada dibawah kendala dari nilai-nilai, norma-norma dan

berbagai ide abstrak yang mempengaruhinya dalam memilih dan

menentukan tujuan.

Individu selaku aktor dalam melakukan tindakan, ingin mencapai tujuan-

tujuan tertentu. Dalam mencapai tujuannya, aktor memilih alternatif cara dan alat

yang akan digunakannya untuk mencapai tujuan tersebut. Namun dalam memilih

tindakan, cara dan alat untuk mencapai tujuannya tersebut dibatasi oleh adanya

nilai, norma, dan peraturan yang ada dalam masyarakat. Begitu juga dalam

pemilihan cara untuk memotivasi anak saat belajar. Orang tua yang memilih cara

memberikan motivasi juga dipengaruhi oleh sistem budaya yang ada di

masyarakat. Sistem budaya dalam bentuk nilai dan norma inilah yang menjadi

sebuah kendala yang kemudian membatasi seseorang dalam mengambil keputusan

untuk memilih cara memberikan motivasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Ingold,

dikutip dalam Irwan Abdullah (2006: 5-6):

dalam kebudayaan, manusia dapat dikatakan sebagai actor yang

menentukan pilihan-pilihan yang membuat keputusan untuk dirinya

sendiri, namun di satu sisi, pilihan-pilihan yang tersedia tidak selalu sesuai

dengan yang dibutuhkan dan diharapkan, dan seringkali pilihan keputusan

dibuat di bawah tekanan-tekanan.

Disini yang disebut sebagai aktor adalah orang tua, yang berperan dalam

membimbing anak sebagai upaya untuk mendukung program gerakan wajib jam

belajar. Dengan memberikan motivasi jam belajar anak, berarti orang tua telah

Page 43: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

melakukan kegiatan yang aktif dan kreatif. Aktor, yaitu orang tua, merupakan

aktor yang dapat menentukan dan membuat keputusan, namun dalam membuat

keputusan ini dipengaruhi oleh tekanan-tekanan yang berupa peraturan yang ada

di masyarakat. Dalam teori aksi yang dikemukakan oleh Parsons, hal ini disebut

dengan konsep voluntarisme. Menurut Parsons yang dikutip dalam Ritzer (2004:

49): “Voluntarisme adalah kemampuan individu melakukan tindakan dalam arti

menetapkan alat atau cara dari sejumlah alternatif yang tersedia dalam rangka

mencapai tujuanya”.

Aktor dalam konsep voluntarisme adalah pelaku aktif dan kreatif serta

mempunyai kemampuan menilai dan memilih dari alternatif tindakan. Namun

dalam memilih alternatif tindakan tersebut, aktor tidak mempunyai kebebasan

total, tetapi mempunyai kemauan bebas dalam memilih alternatif tindakan

berbagai tujuan yang hendak dicapai. Tidakan aktor dibatasi oleh kondisi, norma,

nilai, jenis kelamin serta situasi penting lainnya yang membatasi aktor dalam

memilih alternatif tindakan.

Dalam memilih cara pemberian motivasi, berarti orang tua telah memilih

alternatif tindakan dari beberapa pilihan alternatif yang ada. Hal ini sesuai dengan

asumsi fundamental tentang teori aksi yang dikemukakan oleh Hinkle, yang

merujuk pada karya Mac Iver, Znaniecki dan Parsons, yaitu sebagai berikut:

1. Tindakan manusia muncul dari kesadarannya sendiri sebagai subjek dan

dari situasi eksternal dalam posisinya sebagai objek.

2. Sebagai subjek manusia bertindak atau berperilaku untuk mencapai

tujuan-tujuan tertentu. Jadi tindakan manusia bukan tanpa tujuan.

3. Dalam bertindak manusia menggunakan cara, teknik, prosedur, metode

serta perangkat yang diperkirakan cocok untuk mencapai tujuan

tersebut.

4. Kelangsungan tindakan manusia hanya dibatasi oleh kondisi yang tidak

dapat diubah dengan sendirinya.

5. Manusia memilih, menilai dan mengevaluasi terhadap tindakan yang

akan, sedang dan telah dilakukan

6. Ukuran-ukuran, aturan-aturan atau prinsip-prinsip moral diharapkan

timbul pada saat pengambilan keputusan (Ritzer, 2004: 46).

Dari asumsi teori aksi tersebut, bahwa tindakan yang dilakukan oleh orang

tua muncul karena kesadarannya sendiri. Mereka memberikan motivasi belajar

anak, karena pemberian motivasi tersebut memiliki arti subjektif bagi dirinya. Hal

Page 44: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

ini sesuai dengan pendapat Weber dalam Johnson (1986: 216) mengenai tindakan

sosial, “Seorang individu dalam melakukan tindakan memiliki arti subjektif bagi

dirinya sendiri”. Kemudian bagi Weber dalam Ritzer (1992: 44-46), studi

pembahasan sosiologi tindakan berarti mencari pengertian subjek atau motivasi

yang terkait pada tindakan-tindakan sosial. Untuk memahami tindakan seseorang,

berarti harus memahami motif tindakan itu sendiri. Hal ini berarti bahwa dalam

setiap tindakan individu memiliki arti subjektif dan motivasi dalam dirinya.

Sedangkan setiap motivasi bertalian erat dengan adanya suatu tujuan yang hendak

dicapai. Jadi dapat disimpulkan bahwa arti subjektif dari tindakan individu

tersebut menjadi sebuah motivasi bagi individu dalam melakukan tindakan.

Selanjutnya tindakan individu yang memiliki makna subjektif yang terlihat

dari tujuan yang ingin dicapai merupakan aktivitas sadar dan rasional. Seperti

halnya dengan pemberian motivasi, Pemberian motivasi belajar anak oleh orang

tua pada pelaksanaan GWJB juga merupakan tindakan atau aktivitas sadar dan

rasional, karena dalam memberikan motivasi, orang tua memiliki tujuan-tujuan

yang hendak dicapai, yakni kesuksesan dan keberhasilan anak dalam belajar.

Berdasarkan pada asumsi teori di atas, bahwa tindakan sosial itu merupakan

tindakan sadar dan rasional, maka Weber mengklarifikasikan tipe-tipe tindakan

sosial sebagai berikut:

1. Zwerk rational (tindakan rasional-tujuan)

Tindakan rasionalitas yang paling tinggi ini meliputi pertimbangan dan

pilihan sadar yang berhubungan dengan tujuan tindakan itu, dan alat

yang dipergunakan untuk mencapainya. Individu merupakan aktor yang

memiliki bermacam-macam tujuan dan menentukan satu alat yang

digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam memilih alat

tersebut, individu mempertimbangkan secara sadar tujuan dan

konsekuensi atau akibat yang akan ditimbulkan dari pemilihan alternatif

tindakan tersebut.

2. Werkrational action (tindakan rasional yang berorientasi nilai)

Sifat rasionalitas berorientasi nilai yang terpenting adalah bahwa alat-

alat hanya merupakan objek pertimbangan dan perhitungan yang sadar

dari tujuan-tujuan yang telah ditentukan. Dalam memilih dan

menentukan alat untuk mencapai tujuannya, individu

mempertimbangkan nilai-nilai yang ada.

3. Affectual action

Page 45: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Tindakan yang dibuat-buat. Dipengaruhi oleh perasaan emosi dan

kepura-puraan si aktor. Tindakan ini sukar dipahami dan kurang atau

tidak rasional.

4. Traditional action (tindakan tradisional)

Merupakan tipe tindakan sosial yang bersifat non rasional, dimana

seseorang memperlihatkan perilaku karena kebiasaan, tanpa refleksi

yang sadar atau perencanaan (Johnson, 1986: 220-221).

Dalam penelitian ini, peran yang di lakukan oleh orang tua terhadap anak-

anak mereka berupa tindakan-tindakan yang termasuk dalam tindakan rasional

berorientasi tujuan (zwerk rational), dalam pengertiannya tindakan dari orang tua

diarahkan secara rasional untuk membimbing anak demi mencapai tujuan yaitu

kesuksesan dan keberhasilan anak serta sebagai upaya untuk mendukung program

gerakan wajib jam belajar. Namun ada juga sebagian orang tua yang memilih cara

memotivasi belajar berdasarkan pertimbangan situasi, kondisi, nilai, norma

maupun peraturan yang ada dalam masyarakat, sehingga tindakan ini disebut

dengan tindakan rasional berorientasi nilai (Werkrational action).

B. Penelitian yang Relevan

Sumber penelitian relevan yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian

Yanwar Pamungkas, tahun 2010, Fakultas Psikologi, Universitas Muhammadiyah

Surakarta. Dengan judul penelitian “Motivasi Belajar Ditinjau Dari dukungan

Orang Tua Pada Siswa SMA”. Hasil penelitiannya adalah (1) Orang tua berperan

dalam pendidikan anak, termasuk dalam pemberian motivasi belajar kepada anak,

karena orang tua adalah orang pertama dan utama dalam mendidik anak, sehingga

untuk menumbuhkan motivasi belajar dalam diri anak perlu adanya dukungan

orang tua dalam membimbingnya. (2) Peran dukungan orang tua terhadap

motivasi belajar dapat diwujudkan dalam berbagai hal yakni; menciptakan susana

belajar yang nyaman, membangun interaksi yang hangat dalam keluarga,

membimbing anak dalam belajar, memberikan fasilitas belajar untuk anak serta

memberikan penghargaan pada setiap prestasi anak. (3) Motivasi belajar yang

diberikan orang tua pada anak SMA sangat berpengaruh pada prestasi belajar

anak. Dalam penelitian terlihat bahwa anak yang cerdas dan mempunyai interaksi

positif dengan keluarga mempunyai pengaruh dalam keberhasilan pendidikannya.

Page 46: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

Anak-anak yang mempunyai potensi di atas rata-rata pada siswa SMA yang

berprestasi tinggi dan rendah menunjukkan bahwa siswa yang berprestasi tinggi

sering berinteraksi dengan keluarga dibandingkan siswa yang berprestasi rendah.

Bentuk interaksi tersebut diantaranya rekreasi bersama, ada kesamaan ide artinya

saling memberi, saling menerima yang ditandai dengan saling pengertian, saling

percaya, mencintai dan memberi semangat dalam meraih prestasi maupun karir.

Dalam hal ini dapat ditarik kesimpulan bahwa orang tua memiliki peran

dalam pendidikan anak, yakni dalam memotivasi belajar dan pada anak SMA

motivasi belajar yang diberikan orang tua sangat mempengaruhi hasil belajar

anak. Dengan adanya motivasi belajar yang tinggi, anak akan giat dalam belajar,

sebab motivasi merupakan tendensi individu untuk melakukan sesuatu pekerjaan

dan meneruskan pekerjaan tersebut.

Dari penelitian yang dilakukan Yanwar Pamungkas tersebut, dapat

memberikan gambaran bagi peneliti untuk mengetahui gambaran peran orang tua

dalam memberikan motivasi belajar kepada anak, sehingga peneliti dapat menjalin

interaksi dalam melakukan penelitian.

C. Kerangka Berpikir

Saat ini pendidikan di Indonesia masih mengalami berbagai permasalahan,

mulai dari biaya pendidikan yang semakin mahal, kurikulum yang sering berubah-

ubah, kurangnya fasilitas yang memadai untuk belajar, adanya kontroversi UN

(Ujian Nasional), adanya siswa yang tidak lulus dalam ujian, baik ujian nasional

maupun ujian sekolah, yang menyebabkan mutu atau kualitas pendidikan kita

masih berada di bawah Negara-negara lain. Hal ini menuntut pemerintah untuk

melakukan perbaikan dan perubahan dalam bidang pendidikan.

Pemerintah berusaha mencarikan jalan keluar demi tercapainya tujuan

Pendidikan Nasional, yaitu melakukan perubahan dan pembangunan dalam

berbagai aspek, yang meliputi kurikulum, sarana dan prasarana, guru, siswa serta

metode pengajarannya. Perubahaan yang sedang digalakkan oleh pemerintah ialah

menumbuhkan manusia yang berpendidikan, hal ini sejalan dengan kemajuan

Page 47: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

manusia dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi serta tuntutan

perkembangan jaman dalam rangka menghadapi era globalisasi.

Untuk menciptakan manusia yang berpendidikan, pemerintah membuat

suatu kebijakan yang mendukung agar proses pendidikan berjalan dengan lancar,

sehingga tujuan pendidikan nasional tercapai. Diantaranya pemerintah membuat

program Gerakan Wajib Jam Belajar, seperti yang telah dilaksanakan Pemerintah

Kota Surakarta. Gerakan Wajib Jam Belajar merupakan salah satu program

Pemerintah Kota Surakarta yang mempresentasikan dukungan pemerintah

Surakarta terhadap pendidikan. Wajib belajar secara langsung atau tidak langsung

akan berdampak kepada investasi yang harus dikeluarkan pemerintah dalam

bidang pendidikan. GWJB kemudian disosialisasikan kepada masyarakat untuk

dilaksanakan di setiap daerah-daerah. Program GWJB dari pukul 18.30-20.30

WIB dalam pelaksanaannya masih terdapat banyak kendala. Program yang

seharusnya berjalan dengan baik namun dalam kenyataannya masih banyak

kekurangan yang perlu diperbaiki. Oleh karena itu, perlu adanya peran kerjasama

dari berbagai pihak untuk mensukseskan program gerakan wajib jam belajar agar

tujuan pendidikan dapat tercapai. Mulai dari orang tua, sekolah, masyarakat dan

pemerintah.

Pada dasarnya keberhasilan pendidikan khususnya pendidikan formal

dapat dilihat dari pencapaian prestasi yang diperoleh. Hasil prestasi yang optimal

juga tidak terlepas dari motivasi belajar individu. Oleh karena itu, diharapkan

individu mempunyai motivasi belajar yang tinggi untuk mencapai prestasi belajar

yang optimal, karena motivasi belajar merupakan faktor yang sangat menentukan

keberhasilan belajar siswa. Motivasi belajar seorang dipengaruhi oleh berbagai

faktor yang saling terkait, baik yang berasal dari dalam (internal) maupun dari

luar (eksternal) diri si terdidik sebagai siswa, dengan demikian pada hakekatnya

tidak ada faktor tunggal yang berdiri sendiri yang secara otomatis menentukan

prestasi belajar seseorang. Pencapaian prestasi belajar secara optimal memerlukan

dukungan dan prasarana, ketepatan cara dan gaya belajar seseorang, minat dan

motivasi belajar yang kuat serta lingkungan yang mendukung. Salah satu faktor

eksternal yang bersifat sosial adalah faktor yang mencakup hubungan sesama

Page 48: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

manusia, baik yang hadir secara langsung maupun secara tidak langsung yang

dapat mempengaruhi keberhasilan seseorang, misalnya hubungan antara orang tua

dengan anaknya. Dalam konteks ini termasuk pula faktor dukungan orang tua

sebagai komponen utama dengan segenap perhatian yang diberikan kepada anak

dalam rangka proses belajarnya, maupun motivasi belajar anak itu sendiri.

Untuk menumbuhkan motivasi belajar anak, diperlukan peranan orang tua

dalam mengasuh anaknya ketika jam belajar dimulai. Peranan orang tua sangat

dituntut dalam pendidikan, karena orang tua adalah pendidik pertama dan utama.

Mengingat bahwa keberadaan anak dilingkungan keluarga atau masyarakat lebih

besar daripada lingkungan sekolah, maka peran orang tua sangat diperlukan dalam

mendukung program pemerintah mengenai gerakan wajib jam belajar agar tujuan

pendidikan nasional tercapai. Oleh karenanya, orang tua harus memiliki

bimbingan yang tepat bagi anaknya dalam memberikan motivasi belajar anak.

Penerapan bimbingan dari orang tua yang tepat dapat menciptakan kondisi belajar

yang baik. Dengan adanya peran orang tua, masyarakat dan unsur pemerintah,

maka diharapkan program Gerakan Wajib Jam Belajar dapat terlaksana dengan

baik, dan tujuan Pendidikan Nasional tercapai.

Untuk memperjelas keterangan di atas, berikut ini skema kerangka berpikir

yang akan mempermudah dalam memahaminya:

Gambar 2. Skema Kerangka Berpikir

Masyarakat

Permasalahan

Pendidikan

Kebijakan Pemerintah Kota

(Program GWJB)

Tujuan Pendidikan

Nasional

Sosialisasi (Jam wajib belajar)

Peran Orang tua

(Pemberian motivasi belajar)

sebagai tindakan sosial

Pemerintah

Anak

Page 49: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian merupakan kegiatan ilmiah yang harus dilakukan secara

sistematis, tertib dan teratur, baik mengenai prosedur maupun dalam proses

berpikirnya. Sifat ilmiah menitikberatkan kegiatan penelitian sebagai usaha

menemukan kebenaran yang objektif. Kebenaran dapat berbentuk hasil

pemecahan masalah atau pengujian hipotesis yang mungkin pula berupa

pembuktian tentang adanya sesuatu yang semula belum ada tetapi diduga

mungkin ada. Kebenaran yang objektif disatu pihak memerlukan dukungan data

atau informasi yang bersifat empiris sebagai bukti ilmiah. Sedang dipihak lain

kebenaran dapat diterima bila prosedur mengungkapkan materi disesuaikan

dengan akal sehat.

Untuk memperoleh suatu kebenaran dari pengetahuan, suatu penelitian

perlu menggunakan metode yang tepat, agar hasil yang diperoleh benar-benar

dapat dipertanggungjawabkan. Sebagai seorang peneliti, kita dituntut untuk dapat

memilih dan menetapkan metode penelitian yang tepat. Metode penelitian yang

kurang tepat dapat mengakibatkan hasil penelitian tidak sesuai dengan tujuan

penelitian. Menurut Winarno Surachmad (1994: 131) menjelaskan, “Metode

merupakan cara utama yang digunakan untuk mencapai tujuan dengan

menggunakan teknik serta alat-alat tertentu”. Jadi, metode penelitian adalah suatu

cara yang digunakan untuk mengumpulkan data dengan menggunakan suatu

teknik serta alat-alat tertentu.

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian tentang peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar

anak pada pelaksanaan GWJB ini dilaksanakan Kelurahan Jebres, Kecamatan

Jebres, Surakarta. Pengambilan lokasi ini didasarkan pada: Kelurahan Jebres

merupakan salah satu kelurahan di Kota Surakarta yang melaksanakan program

gerakan wajib jam belajar, dan masih aktif serta menjadi pioneer di Kota

32

Page 50: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

Surakarta dalam pelaksanaan program gerakan wajib jam belajar. Selain itu,

Kelurahan Jebres juga memiliki banyak penduduk yang berprofesi sebagai pelajar

yang menjadi sasaran program gerakan wajib jam belajar. Lokasi penelitian ini

jaraknya juga tidak terlalu jauh dari tempat domisili peneliti, sehingga dirasa akan

lebih mudah dijangkau dan lebih cepat dalam proses pengambilan datanya. Proses

ricek data akan dapat dilakukan dengan mudah dan cepat, sehingga validitas data

bisa dicapai.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan setelah konsultasi pengajuan judul disetujui oleh

dosen pembimbing skripsi dan telah mendapatkan ijin dari berbagai pihak yang

berwenang, baik kampus maupun lembaga atau instansi-instansi yang terkait.

Penelitian dilaksanakan terhitung sejak penyusunan proposal sampai penyusunan

laporan akhir, yakni dalam jangka waktu 6 bulan, mulai dari bulan Desember

2010 sampai dengan bulan Mei 2011. Namun tidak menutup kemungkinan adanya

perubahan waktu yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi yang diperlukan

dalam penelitian.

Tabel 1. Waktu dan Kegiatan Penelitian

N

o

Kegiatan Bulan

Des’10 Jan’11 Feb’11 Mar’11 Apr’11 Mei’11

1. Pengajuan

judul

2. Penyusunan

prososal

3. Perijinan

4. Pengumpulan

data

5. Analisis data

6. Penyusunan

laporan

Page 51: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

1. Bentuk Penelitian

Dalam penelitian ilmiah ada dua macam bentuk penelitian, yaitu penelitian

kualitatif dan penelitian kuantitatif. Adapun maksud dari penelitian kualitatif

adalah menitikberatkan pada proses yang diambil dari fenomena-fenomena yang

ada kemudian ditarik suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini, penulis memilih

penelitian kualitatif karena dengan penelitian kualitatif, peneliti dapat

menggambarkan objek penelitian secara holistik berdasarkan realitas sosial yang

ada di lapangan.

Menurut Lexy J. Moleong (2006: 3) mengutip pendapat Bodgan dan

Taylor (1975: 75), “Metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

dan perilaku yang dapat diamati”. HB. Sutopo (2002: 89) mengatakan bahwa

“Penelitian kualitatif adalah suatu kegiatan untuk menjawab berbagai pertanyaan

tentang bagaimana dan mengapa (proses dan makna) dalam pernyataan nyatanya

meliputi sejauh mana”. Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 1):

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan

untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah

eksperimen) dimana peneliti sebagai instrument kunci, teknik

pengumpulan data dilakukan secara trianggulasi (gabungan), analisis data

bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

dari pada generalisasi.

Sesuai dengan pendapat di atas, maka bentuk penelitian ini adalah

penelitian kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah penelitian

yang mengambil masalah-masalah yang ada pada masa sekarang dengan

menggambarkan objek yang menjadi pokok permasalahannya dengan

mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan lalu menganalisa dan

menginterpretasikan.

2. Strategi Penelitian

Strategi merupakan bagian dari desain penelitian yang dapat menjelaskan

bagaimana tujuan penelitian akan dicapai dan bagaimana masalah yang dihadapi

dalam penelitian akan dikaji dan dipecahkan untuk dipahami. Menurut HB.

Page 52: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

Sutopo (2002: 123), “Strategi adalah metode yang digunakan untuk

mengumpulkan dan menganalisa data”.

Strategi yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi kasus. Menurut

Burhan Bungin (2008: 229), “Penelitian studi kasus merupakan salah satu strategi

dan metode analisis data kualitatif yang menekankan pada kasus-kasus khusus

yang terjadi pada objek analisis“. Seperti yang dikemukakan Abdul Azis SR,

dalam Burhan Bungin (2003:23) dengan studi kasus akan dapat mengisyaratkan

beberapa keunggulan sebagai berikut:

a. Studi kasus dapat memberikan informasi penting mengenai hubungan

antar variabel serta proses-proses yang memerlukan penjelasan dan

pemahaman yang lebih luas.

b. Studi kasus memberikan kesempatan untuk memperoleh wawasan

mengenai konsep-konsep dasar perilaku manusia.

c. Studi kasus dapat menyajikan data-data dan temuan-temuan yang sangat

berguna sebagai dasar untuk membangun latar permasalahan bagi

perencanaan penelitian yang lebih besar dan mendalam dalam rangka

pengembangan ilmu-ilmu sosial.

Disamping tiga keunggulan di atas, studi kasus dapat memiliki keunggulan

spesifik lainnya, seperti yang dikemukakan Black dan Champion dalam Burhan

Bungin (2003:23), yakni:

a. Bersifat luwes berkenaan dengan metode pengumpulan data yang

digunakan.

b. Keluwesan studi kasus menjangkau dimensi yang sesungguhnya dari

topik yang diselidiki.

c. Dapat dilaksanakan secara praktis didalam banyak lingkungan sosial.

d. Studi kasus menawarkan kesempatan menguji teori.

e. Studi kasus bisa sangat murah, tergantung pada jangkauan penyelidikan

dan tipe pengumpulan data yang digunakan.

Studi kasus yang digunakan untuk memperoleh kebenaran dalam

penelitian adalah studi kasus sosial tentang peran orang tua dalam memberikan

motivasi belajar anak. Ada dua kategori studi kasus menurut H.B Sutopo (2002:

112), yaitu studi kasus tunggal dan studi kasus ganda. Studi kasus tunggal adalah

penelitian yang hanya dilakukan pada satu sasaran (satu lokasi atau satu subyek).

Sedangkan studi kasus ganda merupakan kebalikan dari studi kasus tunggal, yaitu

Page 53: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

subyek atau lokasi penelitian memiliki perbedaan karakteristik (H.B Sutopo.

2002: 112).

Jenis strategi penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi

kasus tunggal terpancang. HB. Sutopo (2002:112) menjelaskan, “suatu penelitian

disebut sebagai bentuk studi kasus tunggal bilamana penelitian tersebut terarah

pada satu karakteristik”. Artinya penelitian tersebut hanya dilakukan pada satu

sasaran (satu lokasi atau satu subjek). Jumlah sasaran (lokasi studi) tidak

menentukan suatu penelitian berupa studi kasus tunggal ataupun ganda, meskipun

penelitian dilakukan di beberapa lokasi (beberapa kelompok atau sejumlah

pribadi), jika sasaran studi tersebut memiliki karakteristik yang sama atau

seragam, maka penelitian tersebut tetap merupakan studi kasus tunggal.

Sedangkan penelitian terpancang, menurut H.B Sutopo (2002: 142):

Bentuk penelitian terpancang (embedde research) yaitu penelitian

kualitatif yang sudah menentukan fokus penelitian berupa variabel

utamanya yang akan dikaji berdasarkan pada tujuan dan minat

penelitiannya sebelum peneliti ke lapangan studinya. Dalam proposalnya,

peneliti sudah menentukan fokus pada variabel tertentu.

Dalam penelitian ini, strategi penelitian yang digunakan adalah strategi

penelitian tunggal terpancang. Tunggal, dimana hanya dilakukan pada satu

sasaran, yaitu dilaksanakan di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta,

serta terpancang, karena difokuskan pada suatu obyek penelitian secara intensif

serta mendetail tentang peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar anak

pada pelaksanaan gerakan wajib jam belajar.

C. Sumber Data

Sumber data merupakan bagian yang penting dalam penelitian. Hal ini

dikarenakan ketepatan dalam memilih dan menentukan sumber dan jenis data

akan menentukan ketepatan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh.

Menurut Lofland dan Lofland dalam Moleong (2000: 112), yang mengatakan

“sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. H.B Sutopo

(2000: 50-54) menjelaskan, “Sumber data dalam penelitian kualitatif berupa

Page 54: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

narasumber (informan), peristiwa atau aktivitas, tempat atau lokasi, benda,

beragam gambar dan rekaman, serta dokumen dan arsip. Adapun suumber data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Narasumber (informan)

Informan adalah individu-individu yang dapat memberikan keterangan dan

data, serta informasi untuk keperluan penelitian. Moleong, Lexy. J (2000: 90),

“informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang

situasi dan kondisi latar penelitian”. Dengan demikian informan adalah seseorang

yang dapat memberikan informasi atau keterangan tentang segala permasalahan

yang diperlukan dalam penelitian untuk memperoleh data yang lengkap sesuai

dengan obyek yang diteliti. Dalam penelitian ini, informan yang digunakan adalah

orang tua, anak, Kepala Desa, Ketua GWJB, Ketua RW, Ketua RT dan Ketua TP

PKK di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta sebagai informan.

2. Tempat dan Peristiwa

Tempat atau lokasi dan aktivitas penelitian merupakan salah satu jenis

sumber data yang bisa dimanfaatkan oleh peneliti yang berkaitan dengan sasaran

penelitiannya. Menurut H.B Sutopo (2002: 51), “Dari pengamatan pada peristiwa

atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui proses bagaimana sesuatu terjadi secara

lebih pasti, karena menyaksikan sendiri secara langsung”. Jadi melalui

pengamatan dan kajian terhadap aktivitas yang dilakukan orang tua dalam

memberikan motivasi belajar kepada anak pada pelaksanaan GWJB dapat

dijadikan sebagai sumber informasi, baik data utama maupun data penunjang yang

diperlukan sebagai sumber informasi. Dengan demikian peneliti dapat

memperoleh informasi yang berkaitan dengan pandangan dari para informan.

Tempat yang digunakan sebagai penelitian adalah Kelurahan Jebres, Kecamatan

Jebres, Surakarta.

3. Dokumen dan Arsip

Dokumen atau arsip merupakan data yang tidak kalah pentingnya dalam

penelitian kualitatif. H.B Sutopo (2002: 54) menjelaskan, “Dokumen dan arsip

Page 55: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas

tertentu”. Dalam penelitian ini, dokumen yang digunakan berupa foto pelaksanaan

GWJB termasuk didalamnya adalah kegiatan orang tua dan anak saat jam belajar,

catatan lapangan, artikel mengenai gerakan wajib jam belajar dan peran orang tua

dalam memberikan motivasi belajar anak. Sedangkan informasi lokasi berupa

arsip monografi data penduduk kelurahan Jebres. Semua dokumen dan arsip yang

dikumpulkan berkaitan dengan fokus penelitian.

4. Studi Pustaka

Studi pustaka adalah cara memperoleh data dari sumber data yang berupa

buku, data monografi desa yang didapat dari Kelurahan, dan jurnal yang

berhubungan dengan masalah penelitian, sehingga diperoleh kelengkapan data.

Studi pustaka dilakukan dibeberapa tempat, yaitu perpustakaan FKIP UNS,

perpustakaan pusat UNS, dan perpustakaan lainnya yang mendukung dalam

referensi yang berkaitan dengan peran orang tua dalam memberikan motivasi

belajar anak pada pelaksanaan GWJB.

D. Teknik Pengambilan Informan

Teknik pengambilan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

teknik purposive. Menurut Burhan Bungin (2008: 53), “Teknik purposive yaitu

teknik mendapat sampel dengan memilih informan kunci yang dianggap

mengetahui informasi dan masalahnya secara mendalam dan dapat dipercaya

untuk menjadi sumber data, serta lebih tepatnya ini dilakukan dengan sengaja”.

Jadi, peneliti melakukan seleksi terhadap informan yang dianggap paling tahu dan

cukup memahami tentang peran orang tua dalam memberikan motivasi jam

belajar anak. Dalam penelitian ini adalah orang tua, anak, Kepala Desa, Ketua

GWJB, Ketua RW, Ketua RT dan Ketua TP PKK di Kelurahan Jebres, Kecamatan

Jebres, Surakarta, sehingga dapat memberikan informasi dengan cara menjawab

semua pertanyaan yang diajukan oleh peneliti.

Menurut Patton yang dikutip dalam Sutopo (2002: 185) bahwa dengan

teknik purposive, pemilihan informan dapat berkembang sesuai dengan kebutuhan

Page 56: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

dan kemantapan peneliti dalam memperoleh data. Penentuan informan dilakukan

berdasarkan informasi yang diperoleh dari pemilihan warga yang dianggap paling

tahu dan cukup memahami tentang permasalahan yang diangkat peneliti.

Kemudian dari yang dipilih tersebut dijadikan sebagai sumber data yang akan

membantu dalam mengungkap permasalahan tentang peran orang tua dalam

memberikan motivasi belajar anak pada pelaksanaan GWJB.

E. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan bentuk penelitian kualitatif dan jenis sumber data yang

dimanfaatkan, maka teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini adalah:

1. Observasi Langsung

Teknik observasi digunakan untuk menggali data dari jenis data yang

berupa peristiwa, tempat atau lokasi dan benda. Marshall dalam Sugiyono (2005:

64) menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn about

behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui observasi, peneliti

belajar tentang perilaku dan makna dari perilaku tersebut.

Selain itu, James A. Black & Dean J. Champion (1992: 286) menyatakan

observasi adalah mengamati (watching) dan mendengar (listening) perilaku

seseorang selama beberapa waktu tanpa melakukan manipulasi atau pengendalian,

serta mencatat penemuan yang memungkinkan atau memenuhi syarat untuk

digunakan ke dalam tingkat penafsiran analisis.

Kegiatan observasi dilakukan untuk memperoleh pemahaman mengenai

proses dan tindakan suatu objek yang diteliti yaitu manusia, tempat dan situasi

sosial. Sutopo (2002: 64) menjelaskan bahwa “teknik observasi digunakan untuk

menggali data dari sumber data berupa peristiwa, tempat atau lokasi, benda dan

rekaman gambar.

Teknik observasi dalam penelitian ini adalah observasi berperan pasif.

Menurut Spradley yang dikutip H.B Sutopo (2002: 185), “Observasi berperan

pasif pada penelitian kualitatif disebut juga sebagai observasi langsung”.

Observasi bisa dilakukan secara langsung dengan mengadakan pencatatan secara

Page 57: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

sistematis tentang keadaan yang sebenarnya dari objek yang diteliti. Pengumpulan

data dengan cara peneliti terjun secara langsung ke lokasi penelitian untuk

mengamati semua peristiwa atau aktivitas dari objek yang diteliti. Dalam

penelitian ini observasi langsung dilakukan dengan melakukan pengamatan

tentang aktivitas atau perilaku informan. Dari pengamatan tersebut, tugas peneliti

selanjutnya adalah menangkap makna dari perilaku informan.

2. Wawancara Mendalam (in-depth interviewing)

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti

untuk mendapatkan keterangan-keterangan lisan melalui tatap muka dengan

informan yang dapat memberikan keterangan kepada peneliti. Estenberg dalam

Sugiyono (2005: 72) mendefinisikan wawancara sebagai berikut, “a meeting of

two persons to exchange information and idea yhrought queation and responses,

resulting in communication and joint construction of meaning about particular

topic”. Wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan

ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik

tertentu. Tujuan wawancara mendalam (in-depth interview) adalah untuk

menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak

wawancara diminta pendapat dan ide-idenya.

Pada dasarnya wawancara merupakan usaha menggali keterangan atau

informasi dari orang lain. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan secara tidak

terstruktur atau sering disebut sebagai teknik ”wawancara mendalam”. Karena

peneliti merasa ”tidak tahu apa yang belum diketahuinya”. Dengan demikian

wawancara dilakukan dengan pertanyaan yang bersifat ”open-ended”, yang

mengarah kepada kedalaman informasi, serta dilakukan dengan cara yang tidak

secara formal terstruktur, guna menggali pandangan subyek yang diteliti tentang

banyak hal yang sangat bermanfaat untuk menjadi dasar bagi penggalian

informasinya secara lebih jauh dan mendalam.

Kedudukan peneliti dalam penelitian ini adalah partisipatif, artinya peneliti

mencatat informasi yang diberikan oleh informan dan mendiskusikan informasi

yang belum jelas tanpa memberikan pengaruh terhadap informan mengenai

Page 58: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

jawaban yang diberikan. Fungsi utama dari wawancara adalah deskripsi dan

eksplorasi. Deskripsi disini adalah informasi yang diperoleh dari wawancara

bermanfaat dalam menetapkan pemahaman ke dalam lingkungan terbatas dari

realitas sosial. Data yang diperoleh dari wawancara sangat berguna sebagai alat

pengurai dan memperluas wawasan sosiologis terhadap fakta-fakta dari data yang

ada. Sedangkan eksplorasi di sini adalah memberikan pemahaman dalam dimensi-

dimensi yang belum tergali dari suatu topik. Jadi peneliti bertugas untuk

mengeksplorasi suatu topik yang belum tergali dan terkesan ditutupi sehingga

akan mendapatkan informasi baru yang sangat mendukung data yang diperoleh.

3. Analisis Dokumen

Dokumen dilakukan untuk mendapatkan fakta dan data. Sugiyono (2005:

82) menyatakan dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

seseorang. Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian sejarah

kehidupan (life histories), ceritera, biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen

berbentuk karya misalnya karya seni dapat berupa gambar, patung, film, dan lain-

lain. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan

wawancara dalam penelitian kualitatif.

Sama halnya dengan Sutopo (2002: 54) yang mendefinisikan, “Dokumen

atau data sekunder merupakan bahan tertulis yang berhubungan dengan sesuatu

peristiwa atau aktivitas tertentu. Ia merupakan rekaman tetapi juga berupa gambar

atau benda peninggalan yang berkaitan dengan suatu aktivitas atau peristiwa

tertentu”. Jadi, analisis dokumen dan arsip merupakan salah satu metode

pengumpulan data yang dilakukan dengan menganalisis dokumen dan arsip yang

telah terkumpul guna melengkapi dan memperjelas hasil informasi observasi dan

wawancara. Teknik analisis dokumen dapat berupa arsip-arsip yang relevan serta

benda fisik lainnya. Dokumen dalam penelitian ini bertujuan untuk memperoleh

data berdasarkan sumber-sumber yang berasal dari buku-buku, literatur, laporan,

serta dokumen-dokumen lain yang berkaitan dengan penulisan, sehingga sangat

penting dalam penelitian kualitatif sebagai sumber data. Dokumen lain yang

Page 59: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

digunakan dalam penelitian ini adalah catatan atau rekaman wawancara dan hasil

foto pelaksanaan GWJB, termasuk aktivitas atau perilaku orang tua dalam

memberikan motivasi belajar anak saat jam belajar berlangsung.

F. Validitas Data

Dalam penelitian kualitatif, data atau informasi yang berhasil dikumpulkan

perlu dikaji kebenarannya. Oleh karena itu, setelah data terkumpul lalu diadakan

pemeriksaan keabsahannya atau validitas data. Validitas data adalah pengujian

data dalam penelitian agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Guna

menjamin dan mengembangkan validitas data dalam penelitian ini, maka teknik

pengembangan validitas data yang digunakan adalah trianggulasi data:

Triangulasi

Triangulasi data diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat

menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang

telah ada. Menurut Moleong (2001: 178) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Artinya bahwa

data yang diperoleh akan diuji keabsahannya dengan cara mengecek kepada

sumber lain sehingga dihasilkan suatu kebenaran. Selanjutnya Mathinson dalam

Sugiyono (2005: 85) mengemukakan bahwa “The value of triangulation lies in

providing evidence-whether convergent, inconsistent, or concracdictory”. Nilai

dari teknik pengumpulan data dengan triangulasi adalah untuk mengetahui data

yang diperoleh convergent (meluas), tidak konsisten atau kontradiksi.

Triangulasi merupakan teknik yang didasarkan pola pikir fenomenologis

yang bersifat multiperspektif, artinya untuk menarik kesimpulan yang mantap

diperlukan tidak hanya satu cara pandang, tetapi dibutuhkan beragam pandangan.

Dengan kata lain triangulasi merupakan pemeriksaan keabsahan data dengan

memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau

berbagai perbandingan terhadap data. Dengan menggunakan triangulasi, maka

hasil penelitian dapat ditingkatkan dan dijamin validitasnya.

Page 60: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Menurut Patton dalam H.B Sutopo (2002: 78) menyatakan ada empat

teknik triangulasi:

a. Triangulasi data

Teknik triangulasi data (triangulasi sumber) merupakan cara peningkatan

validitas yang dilakukan dengan menggunakan beberapa sumber data untuk

mengumpulkan data yang sama. Triangulasi sumber memanfaatkan jenis

sumber data yang berbeda untuk menggali data yang sejenis tekanannya pada

perbedaan sumber data, bukan pada teknik pengumpulan data, cara menggali

data dari sumber yang berbeda-beda dan data yang didapat bisa lebih teruji

kebenarannya.

b. Triangulasi peneliti

Triangulasi peneliti adalah pengumpulan data yang sama dilakukan oleh

beberapa peneliti. Hasil penelitian baik data ataupun simpulannya bisa diuji

validitasnya oleh beberapa peneliti.

c. Triangulasi metodologis

Triangulasi metodologis dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis,

tetapi dengan menggunakan teknik atau metode pengumpulan data yang

berbeda-beda penekanannya adalah penggunaan metode pengumpulan data

yang berbeda terhadap sumber data yang sama untuk menguji kemantapan

informasinya.

d. Triangulasi teoritis

Triangulasi teori dilakukan dengan melakukan perspektif lebih dari satu

teori dalam membahas dalam permasalahan yang dikaji, datanya dianalisis

dengan menggunakan beberapa perspektif yang berbeda-beda.

Sedangkan menurut Sugiyono (2005: 125-128) triangulasi dibagi menjadi

tiga:

a. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber untuk mengkaji kredibilitas data dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

b. Triangulasi teknik

Page 61: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

c. Triangulasi waktu

Waktu sering juga mempengaruhi kredibilitas data. Data yang

dikumpulkan dengan teknik wawancara dipagi hari, siang atau malam akan

mempengaruhi data yang dihasilkan. Misalnya teknik wawancara yang

diambil dipagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah,

dapat memberikan data yang lebih valid.

Dalam penelitian ini menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Triangulasi sumber yaitu dengan mewawancarai informan yang mengetahui

permasalahan yang diteliti, yaitu orang tua, anak, Kepala desa, ketua GWJB,

Ketua RW, Ketua RT dan Ketua TP PKK di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres,

Surakarta. Serta menggunakan berbagai literatur yang relevan dengan penelitian

yang dilakukan. Sedangkan triangulasi teknik dalam penelitian ini dengan

menggunakan metode observasi langsung, wawancara mendalam, dan

dokumentasi.

G. Analisis Data

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan

data berlangsung dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu.

Pada saat wawancara, peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang

diwawancarai. Bila jawaban data yang diwawancarai dianalisis terasa belum

memuaskan, maka peneliti akan melanjutkan pertanyaan lagi, sampai tahap

tertentu diperoleh data yang dianggap kredibel. Miles dan Huberman (1992: 20)

mengemukakan, “Aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara

interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya

sudah jenuh”.

Ada dua model pokok dalam melaksanakan analisis data di dalam

penelitian kualitatif, yaitu model analisis jalinan mengalir (flow model of analysis)

dan model analisis interaktif (interaktif model of analysis). Dalam penelitian ini,

peneliti menggunakan model analisis interaktif yang meliputi empat komponen,

Page 62: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

yaitu pengumpulan data, reduksi data (reduction), sajian data (display) dan

verifikasi data atau penarikan kesimpulan (conclusion drawing). Keterkaitan

empat komponen itu dilakukan secara interaktif dengan proses pengumpulan data

yang dilakukan secara kontinyu, sehingga proses analisis merupakan rangkaian

interaktif yang bersifat siklus.

Selanjutnya model interaktif dalam model analisa data ditunjukkan pada

gambar berikut:

Gambar 3. Analisis data model interaktif

Adapun tahap analisis interaktif adalah sebagai berikut:

1. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini data diperoleh dari berbagai sumber, antara lain dari

buku-buku yang relevan, informasi dari sumber, peristiwa serta observasi

dilapangan. Sedangkan pengumpulan data melalui teknik observasi secara

langsung, wawancara mendalam (in-depth interviewing) dan dokumentasi.

2. Reduksi Data (Reduction)

Tahap ini merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan dan

abstraksi data kasar yang terdapat field note. Dengan reduksi data, data kualitatif

dapat disederhanakan dan ditransformasikan dalam berbagai cara, seperti melalui

seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan dalam

suatu uraian yang lebih luas, abstraksi data kasar dari field note. Proses ini

Pengumpulan data

(Data collection)

Sajian Data

(Data Display)

Penarikan simpulan/

verifikasi (Conclusions:

Drawing/ verifying)

Reduksi Data

(Data Reduction)

Page 63: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

berlangsung terus sepanjang pelaksanaan penelitian, baik sebelum atau sesudah

pengumpulan data.

Reduksi data berlangsung sejak peneliti mengambil keputusan tentang

kerangka kerja konseptual, pemilihan kasus, menyusun pertanyaan penelitian,

sampai pada proses verifikasi data. Pada saat reduksi data, peneliti menentukan

beberapa informan untuk mendiskripsikan implementasi GWJB di Kelurahan

Jebres dan mendeskripsikan peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar

pada pelaksanaan GWJB di Kelurahan Jebres. Selain itu, peneliti juga

mendapatkan data dari buku-buku yang relevan dengan masalah penelitian.

3. Sajian Data (Display)

Sajian data dilakukan dengan merangkai data atau informasi yang telah

direduksi dalam bentuk narasi atau kalimat, gambar atau skema, maupun tabel

yang memungkinkan kesimpulan penelitian dapat dilakukan. Sajian data ini

merupakan rangkaian kalimat yang disusun secara logis dan sistematis, sehingga

bila dibaca akan mudah dipahami mengenai berbagai hal yang terjadi dalam

penelitian, yang memungkinkan peneliti untuk melakukan sesuatu pada analisis

atau tindakan lain berdasarkan pemahaman tersebut.

Pada awal pengumpulan data sampai penyajian data, peneliti melakukan

pencatatan dan membuat pernyataan untuk membuat kesimpulan. Penyajian data

dalam penelitian ini diperoleh melalui pengamatan langsung (observasi) dan

wawancara mendalam (in-depth interview). Adapun penyajian data untuk

mendeskripsikan bagaimana implementasi GWJB di Kelurahan Jebres dan

mendeskripsikan peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar pada

pelaksanaan GWJB di Kelurahan Jebres.

4. Verifikasi Data atau Penarikan Kesimpulan (Conclusion Drawing)

Penarikan kesimpulan merupakan rangkaian pengolahan data yang berupa

gejala kasus yang terdapat di lapangan. Kesimpulan akhir tidak akan terjadi

sampai waktu proses pengumpulan data berakhir. Kesimpulan harus diverifikasi

agar cukup mantap dan benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Untuk itu

Page 64: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

peneliti melakukan aktivitas pengulangan untuk tujuan pemantapan, penelusuran

data kembali, melihat lagi field note sehingga kesimpulan penelitian menjadi

kokoh dan lebih bisa dipercaya.

H. Prosedur Penelitian

H.B Sutopo (2002: 187-190) menyatakan “prosedur penelitian adalah

rangkaian tahap demi tahap kegiatan penelitian dari awal sampai akhir penelitian”.

Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi empat tahap, yaitu: persiapan,

pengumpulan data, analisis data, dan penyusunan laporan penelitian. Untuk lebih

jelasnya akan diuraikan sebagai berikut:

1. Persiapan

a. Mengajukan judul penelitian kepada pembimbing.

b. Mengumpulkan bahan atau sumber, materi atau referensi yang dibutuhkan

dalam penelitian.

c. Menyusun proposal penelitian.

d. Mengurus perijinan penelitian

e. Menyiapkan instrument penelitian dan alat observasi.

2. Pengumpulan Data (Observasi)

a. Pengumpulan data yang dilakukan dengan metode observasi langsung,

wawancara mendalam, dan dokumentasi.

b. Melakukan review dan pembahasan beragam data yang telah terkumpul

dengan melaksanakan refleksinya.

c. Membuat field note.

d. Memilah dan mengatur data dengan memperhatikan semua variable yang

tergambar dalam kerangka berfikir.

3. Analisis Data

a. Menentukan teknik analisis data yang tepat sesuai dengan proposal

penelitian.

b. Melakukan analisis awal.

Page 65: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

c. Mengembangkan sajian data dengan analisis lanjut kemudian di rechek

dengan temuan di lapangan.

d. Melakukan verifikasi, pengayaan, dan pendalaman data.

e. Merumuskan simpulan akhir sebagai temuan penelitian.

4. Penyusunan Laporan Penelitian

a. Penyusunan laporan awal.

b. Review laporan, yaitu mendiskusikan laporan yang telah disusun dengan

orang yang cukup memahami penelitian

c. Melakukan perbaikan laporan.

d. Penyusunan laporan akhir.

Page 66: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

BAB IV

SAJIAN DATA DAN ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Gambaran umum mengenai lokasi penelitian ini berdasarkan data

monografi Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta bulan Februari tahun

2011, yang didalamnya mencantumkan keadaan geografis, demografis, serta

sarana dan prasarana. Berikut penjelasan mengenai daerah wilayah Kelurahan

Jebres, Kecamatan Jebres, Kota Surakarta.

1. Keadaan Geografis

Kondisi geografis berhubungan dengan letak dan batas-batas umum dari

Kelurahan Jebres. Kelurahan Jebres merupakan salah satu dari lima kelurahan

yang ada di Kecamatan Jebres dan termasuk di dalam wilayah Kota Surakarta,

Propinsi Jawa Tengah. Untuk kantor Kelurahan terletak di depan kantor polisi

Jebres, sedangkan kantor kecamatannya terletak di belakang Universitas Sebelas

Maret Surakarta kampus utama. Batas wilayah Kelurahan Jebres, sebelah Utara

berbatasan dengan Kelurahan Mojosongo & Kabupaten Karanganyar, sebelah

selatan berbatasan dengan Kelurahan Purwodiningratan, Jagalan & Pucang Sawit,

sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Karanganyar, dan sebelah barat

berbatasan dengan Kelurahan Tegalharjo.

Kondisi geografis Kelurahan Jebres untuk ketinggian tanah adalah 92 m

dari permukaan air laut. Untuk banyaknya curah hujan 21.286 mm/tahun, jadi

Kelurahan Jebres termasuk dalam kategori sedang, yaitu tidak terlalu kering dan

tidak terlalu basah. Sedangkan untuk topografi, Kelurahan Jebres termasuk dalam

dataran rendah yang terdiri dari bangunan rumah dan tanah lapang, atau belum

dipakai untuk membangun rumah, dan tidak ada pantai ataupun dataran tinggi,

sedangkan untuk suhu udara rata-ratanya berkisar 25 derajat celcius, yaitu suhu

sedang tidak terlalu panas ataupun tidak terlalu dingin. Kelurahan Jebres memiliki

jarak orbitrasi atau jarak dari pusat pemerintahan sebagai berikut; jarak kantor

Kelurahan dengan kantor Kecamatan 0,5 km, jarak dari kantor balaikota 1 km,

sedangkan jarak dari ibukota provinsi Jawa Tengah 115 km, dan jarak dari

49

Page 67: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

ibukota Negara, yaitu Jakarta adalah 850 km. Untuk sarana transportasi bisa

dijangkau dengan kendaraan apapun dan tidak terlalu sulit.

Luas wilayah Kelurahan Jebres adalah 317 Ha, yang terdiri dari tanah

kering untuk pekarangan sebesar 296 Ha, untuk tegalan sebesar 6 Ha, tegalan

disini adalah lahan yang dipakai untuk bercocok tanam, misalnya ketela pohon,

ubi rambat, pepaya, semua tergantung dari yang menanam, tetapi biasanya

ditanami tumbuhan yang dapat dipetik hasilnya untuk kebutuhan sehari-hari

ataupun dijual. Sedangkan untuk hal lain seperti sungai, jalan dan kuburan seluas

15 Ha.

Untuk luas wilayah tersebut, terdiri dari 24 dusun yang terbagi dalam 36

RW, dimana masing-masing RW dikepalai oleh seorang kepala RW yang

bertugas mengurusi kerukunan warga. Serta 128 RT, dimana masing-masing RT

dikepalai oleh seorang kepala RT yang bertugas mengurusi kerukunan antar

tetangga.

Di wilayah Jebres terdapat berbagai sarana, meliputi sarana pendidikan,

Kesehatan, Pariwisata, perekonomian dan jasa. Sarana Pendidikan yakni: PT &

LPK (UNS Surakarta, ISI Surakarta, STIKES AISYIYAH Surakarta, Solo Techno

Park, Lembaga Pendidikan Ketrampilan), SMU/ SMK (SMU Muhammadiyah 3,

SMK Cokro Aminoto, SMK Warga, SMU Tri Pusaka), SMP (SMP Advent, SMP

Negeri 8, SMP Tri Pusaka, SMP Negeri 16, SMP Muhammadiyah 7), SD (SD

Advent, SD Negeri Petoran, SD Negeri Tugu, SD Negeri Tegal Kuniran, SD

Negeri Sanggrahan, SD Negeri Gulon, SD Negeri Ngoresan, SD Negeri Bulu

Kantil, SD Negeri Kandang Sapi, SD Negeri Purwoprajan 2, SD Negeri

Purwoprajan I, SD Muhammadiyah)

Sarana Kesehatan meliputi; RSUD Dr Moewardi Surakarta, PMI Cabang

Surakarta, RSJD Surakarta, BBRSBD Surakarta, Puskesmas Ngoresan dan

Kandang Sapi, Medical Centre STIKES Aisyiyah, Apotik dan Toko Obat, Dokter,

Bidan dan Mantri Kesehatan, Posyandu Balita, Lansia dan Puskesmas Keliling.

Sarana Pariwisata meliputi; Kolam Renang Tirtomoyo, Bengawan Sport

Centre, Bengawan Tenis, Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ), Taman Budaya

Surakarta (TBS), Motel, Lapangan Bulutangkis Futsal, Sepakbola.

Page 68: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Sarana Perekonomian meliputi; Pasar Panggung Rejo, Jebres Square,

Supermarket, Toko-Toko, Rumah Makan dan sarana jasa yang meliputi; BNI,

BRI, Koperasi, dan Pegadaian, Sarana Pergudangan Pedaringan, Terminal Peti

Kemas, Komplek Ekspedisi, Wartel dan Warnet, Rental Komputer, SPBU, Rumah

Sewa & Kost.

2. Keadaan Demografis

Jumlah penduduk Kelurahan Jebres menurut data monografi Kelurahan

Jebres bulan Februari tahun 2011 tercatat 31.175 jiwa yang terdiri dari jumlah

penduduk laki-laki sebnyak 15.449 jiwa dan jumlah penduduk perempuan

sebanyak 15.726 jiwa, dengan kepala keluarga sebanyak 8.867 jiwa.

Dari jumlah penduduk di atas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

penduduk Kelurahan Jebres adalah berjenis kelamin perempuan. Akan tetapi,

kesejajaran dalam hal pekerjaan dan peranan dalam masyarakat sudah ada di

wilayah tersebut, sebagai contoh dalam kepengurusan perangkat (pamong desa)

kantor Kelurahan sudah terdapat beberapa perangkat atau pamong perempuan.

a. Distribusi Penduduk Menurut Umur

Distribusi penduduk menurut umur dapat digolongkan secara garis besar

menjadi tiga kategori, yakni usia muda/ belum produktif yaitu usia 0-14 tahun,

usia remaja dan dewasa/ produktif yaitu usia 14-59 tahun, dan usia tua/ tidak

produktif yaitu usia 60 tahun ke atas. Jumlah penduduk Kelurahan Jebres menurut

umur berdasarkan data monografi Kelurahan Jebres bulan Februari tahun 2011

tercatat sebanyak 31175 jiwa. Penduduk usia 0-4 tahun sebanyak 1142 jiwa,

dengan jumlah penduduk 576 laki-laki dan 566 perempuan. Penduduk usia 5-9

tahun sebanyak 2370 jiwa, yakni 1209 laki-laki dan 1161 perempuan. Penduduk

usia 10-14 tahun sebanyak 2492 jiwa, yakni 1269 laki-laki dan 1223 perempuan.

Penduduk usia 15-19 tahun sebanyak 2479 jiwa, yakni 1277 laki-laki dan 1202

perempuan. Penduduk usia 20-24 tahun sebanyak 2406 jiwa, yakni 1157 laki-laki

dan 1249 perempuan. Penduduk usia 25-29 tahun sebanyak 2954 jiwa, yakni 1494

laki-laki dan 1460 perempuan. Penduduk usia 30-39 tahun sebanyak 5850 jiwa,

yakni 2953 laki-laki dan 2897 perempuan. Penduduk usia 40-49 tahun sebanyak

4767 jiwa, yakni 2329 laki-laki dan 2438 perempuan. Penduduk usia 50-59 tahun

Page 69: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

sebanyak 3656 jiwa, yakni 1826 laki-laki dan 1830 perempuan Dan penduduk

usia 60 plus atau 60 tahun ke atas sebanyak 3059 jiwa, yakni 1359 laki-laki dan

1700 perempuan.

Dari keterangan di atas dapat dilihat bahwa penduduk Kelurahan Jebres

sebagian besar merupakan golongan usia remaja dan dewasa (usia produktif),

yaitu penduduk usia 15-59 tahun sebanyak 22112 jiwa, bila dibandingkan dengan

usia muda/ belum produktif (0-14 tahun) yaitu 6004 jiwa dan golongan usia tua/

non produktif (60 tahun ke atas) yaitu 3059 jiwa.

b. Distribusi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Mata pencaharian merupakan sumber pendapatan bagi kehidupan manusia

dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup. Dalam memenuhi kebutuhan hidup,

manusia memiliki pekerjaan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki. Distribusi

penduduk di Kelurahan Jebres menurut mata pencaharian tergolong dalam

berbagai macam mata pencaharian. Mata pencaharian penduduk di Kelurahan

Jebres sangat beragam, mulai dari buruh, PNS maupun yang belum/ tidak bekerja.

Penggolongan penduduk menurut mata pencaharian hanya untuk usia 17 tahun ke

atas, atau dapat dikatakan dalam usia produktif dan tidak produktif dengan total

sebanyak 23683 jiwa yang tercatat. Untuk penduduk bermata pencaharian sebagai

buruh sebanyak 1705 jiwa, guru/ dosen sebanyak 265 jiwa, karyawan sebanyak

8265 jiwa, mengurus rumah tangga sebanyak 3710 jiwa, pelajar/ mahasiswa

sebanyak 2603 jiwa, PNS sebanyak 589 jiwa, TNI sebanyak 60 jiwa, POLRI

sebanyak 40 jiwa, pensiunan/ purnawirawan sebanyak 586 jiwa, wiraswasta

sebanyak 2026 jiwa, lain-lain sebanyak 1828 jiwa dan belum/ tidak bekerja

sebanyak 2006 jiwa. Berdasarkan uraian tersebut, maka penduduk bermata

pencaharian sebagai karyawan menduduki jumlah terbanyak.

c. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan sarana yang penting dan utama dalam

mencerdaskan kehidupan bangsa. Sebagai masyarakat yang telah maju dan

memiliki kesadaran yang tinggi akan pentingnya pendidikan menjadi hal yang

Page 70: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

utama di Kelurahan Jebres. Distribusi penduduk di Kelurahan Jebres menurut

tingkat pendidikan dapat digolongkan dalam 10 macam golongan. Penggolongan

penduduk berdasarkan tingkat pendidikan diperuntukkan umur 5 tahun ke atas.

Dari jumlah 30033 jiwa yang tercatat, sebanyak 3014 jiwa tidak/ belum sekolah,

1657 jiwa belum tamat SD, 2371 jiwa tidak tamat SD, 5764 jiwa tamat SD, 5261

jiwa SMP/ sederajat, 8783 jiwa SMA / sederajat, 1138 jiwa diploma III/ SM, 1878

jiwa diploma IV/ S1, 157 jiwa strata 2, 10 jiwa strata 3.

Berdasarkan data monografi Kelurahan Jebres bulan Februari tahun 2011

di atas dapat terlihat bahwa secara keseluruhan tingkat pendidikan di Kelurahan

Jebres sangat beragam. Tingkat pendidikan yang paling mendominasi adalah

tamat SMA, yakni sebanyak 8783 jiwa, sedangkan penduduk yang tidak tamat SD

2371 jiwa, tidak/ belum sekolah 3014 jiwa dan tidak ada penduduk yang buta

huruf, sehingga dapat dikatakan bahwa tingkat pendidikan masyarakat Kelurahan

Jebres baik.

d. Distribusi Penduduk Menurut Tingkat Agama

Agama merupakan sesuatu yang pokok dalam kehidupan masyarakat,

dimana agama memberi ajaran mengatur mengenai tata kelakuan dalam

kehidupan bersama. Penduduk di Kelurahan Jebres memeluk agam yang berbeda-

beda. Dari data Monografi Kelurahan Jebres bulan Februari 2011 dapat dijelaskan

bahwa dari 31175 jumlah penduduk yang tercatat, mayoritas penduduk di

Kelurahan Jebres beragama Islam, yakni sebanyak 23294, sedangkan Kristen

sebanyak 5444 jiwa, Katholik sebanyak 2341 jiwa, Hindu sebanyak 55 jiwa,

Budha sebanyak 32 jiwa, dan Konghucu sebanyak dan 8 jiwa.

Sebagian besar penduduk memeluk agama dan menjalankan kaidah-kaidah

sesuai dengan ajaran masing-masing, disamping itu masyarakat juga masih

menjalankan upacara-upacara adat yang sampai sekarang masih berjalan di

Kelurahan Jebres, seperti: slametan, midhodareni, telung dinanan, pitung

dinanan, patang puluhan, pendhak pisan, pendhak pindho serta nyewu.

Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa penduduk Kelurahan Jebres

sebagian besar menganut agama Islam, yakni sebanyak 23294 jiwa.

Page 71: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

e. Mutasi Penduduk

Mutasi penduduk berkaitan dengan perpindahan atau mobilitas, untuk

mutasi penduduk dapat diketahui dari jumlah perpindahan penduduk Kelurahan

Jebres yang datang maupun pergi (pindah). Berdasarkan data monografi

Kelurahan Jebres bulan Februari tahun 2011 jumlah penduduk yang datang

sebanyak 45 jiwa, terdiri dari 23 laki-laki dan 22 perempuan. Sedangkan untuk

penduduk yang pergi (pindah) sebanyak 53 jiwa, terdiri dari 28 penduduk laki-laki

dan 25 penduduk perempuan. Kedatangan atau kepergian (pindah) penduduk

tersebut biasanya berbentuk urbanisasi, yaitu perpindahan penduduk dari desa ke

kota, dimana mereka ingin kehidupan yang lebih baik dengan pergi ke kota.

Disamping mutasi yang terlihat dari kedatangan dan kepergian (pindah)

penduduk, juga dapat dilihat dari tingkat kelahiran dan kematian penduduk.

Berdasarkan data monografi Kelurahan Jebres bulan Februari tahun 2011 jumlah

penduduk yang lahir sebanyak 33 jiwa, terdiri dari 17 penduduk laki-laki dan 16

penduduk perempuan. Sedangkan untuk penduduk yang mati atau meninggal

sebanyak 21 jiwa, terdiri dari 8 penduduk laki-laki dan 13 penduduk perempuan.

3. Keadaan Sarana dan Prasarana

Suatu sistem memiliki sarana dan prasarana yang dapat digunakan sebagai

alat dalam mencapai maksud dan tujuan atau menunjang terselenggaranya

pembangunan. Pembangunan sangat penting dalam menciptakan kelangsungan

suatu sistem, begitu juga yang terjadi di Kelurahan Jebres. Untuk sarana dan

prasarana di Kelurahan Jebres dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Sarana dan Prasarana Pemerintahan

Pemerintahan Kelurahan Jebres dikepalai oleh Drs Tamso, MM dan para

perangkat desa yang terdiri dari sekretaris desa, kaur (kepala urusan) dan dibantu

oleh stafnya. Mereka bekerja dalam bidang pemerintahan dan bidang yang lainnya

untuk melayani masyarakat wilayah Kelurahan Jebres. Untuk itu sarana

pemerintahan yang dimiliki adalah sebuah kantor desa yang digunakan sebagai

pusat pemerintahan untuk semua aktivitas yang berhubungan dengan kebutuhan

masyarakat secara administrasi. Sedangkan untuk kegiatan lain yang

Page 72: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

membutuhkan tempat luas misalnya rapat, digunakan aula balai desa. Keadaan

gedung tersebut dibangun dengan baik agar dapat memberi kenyamanan bagi

penggunanya, sehingga mampu menjalani aktivitas dengan baik dan lancar.

Fasilitas perkantoran juga tersedia dengan lengkap, sehingga memudahkan

perangkat desa dalam bekerja. Disamping itu, kantor desa terletak sangat strategis,

sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat luas.

Adapun bagan Organisasi Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta

adalah sebagai berikut:

Bagan Organisasi Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta

Gambar 4. Bagan Organisasi Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta

Kepala Kelurahan

(Drs. Tamso, MM)

Sekretaris

(Parjiman, SE) Kelompok Jabatan

Fungsional

Front Office

(Tutik Marjiatun)

Seksi Budaya

dan Agama

(Suhasti

Hartati, MA)

Seksi Tata

Pemerintahan

(Sutardi)

Kasi Permas

(Sri Utami,

SE)

Seksi

Pemberdayaan

dan Lingkungan

Hidup

(P. Suhadi)

Bendahara

Barang

(Sugino)

Front Office

(Widada)

Bendahara

DPK

(Renyta Ina

Wijaya, SE)

Bendahara

Pengeluaran

(Agustina

Wulansari)

Page 73: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

b. Sarana dan Prasarana Sosial budaya

Data tentang sarana dan prasarana sosial budaya di Kelurahan Jebres dapat

dilihat pada bidang keagamaan, pendidikan, tempat rekreasi dan sarana kesehatan.

Dari keempat hal tersebut, berikut penjelasannya:

Dibidang keagamaan, Kelurahan Jebres memiliki 3 tempat ibadah, antara

lain masjid sebanyak 46 buah, gereja 12 buah dan surau atau mushola sebanyak

11 buah. Masing-masing tempat ibadah tersebar ke semua daerah yang ada di

wilayah Kelurahan Jebres dan dari masing-masing tempat ibadah sudah mampu

untuk menampung sekian banyak warga, akan tetapi masih belum lengkap dengan

adanya tempat ibadah umtuk agama konghucu, budha dan hindu mengingat

jumlah nominal yang masih menjadi urutan pertama, kedua dan ketiga dari tingkat

bawah, dalam artian sangat sedikit penganutnya dibandingkan ketiga agama besar

di wilayah Kelurahan Jebres.

Dibidang pendidikan yang dimulai dari TK berjumlah 17 dengan tenaga

guru sebanyak 29 dan murid yang tercatat sejumlah 425 jiwa, kedua yakni SD

sebanyak 16 buah yang memiliki tenaga guru 350 dimana jumlah miridnya adalah

3690 jiwa. Untuk SMP umum sebanyak 6 buah dengan 191 pendidik dan

muridnya sejumlah 1205 jiwa. Kemudian SMA yang bersifat umum sebanyak 3

buah dengan 105 pendidik dan murid 1246 jiwa, sedangkan SMA kejuruan juga 3

buah dengan 135 pendidik untuk 1240 siswa. Selanjutnya wilayah tersebut juga

memiliki 2 perguruan tinggi negeri dengan tenaga pendidik sebanyak 996, serta

tempat-tempat kursus sebanyak 5 buah dengan tentor 120 orang.

Dibidang rekreasi atau pariwisata terdapat 25 organisasi kesenian dan

berbagai tempat rekreasi, antara lain; Taman Satwa Taru Jurug, Taman Budaya

Solo, Bengawan Sport Center, Kolam Renang Tirtomoyo dan sebagainya. Dengan

organisasi kesenian yang cukup banyak, dapat terlihat bahwa kepedulian

masyarakat terhadap kesenian sangat tinggi, sehingga dapat menjadi wadah

masyarakat dalam mengapresiasikan minat maupun bakan seni.

Dibidang kesehatan, di Kelurahan Jebres telah tersedia sarana kesehatan

dan tenaga kesehatan yang cukup memadai, hal tersebut dapat dilihat dari tempat-

tempat-tempat pengobatan yang lengkap, mulai dari puskesmas 2 buah, Rumah

Page 74: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

sakit bersalin 2 buah, BKIA/ Pos kesehatan/ Klinik sejumlah 2 buah, Rumah Sakit

Umum 1 buah, Rumah Sakit Jiwa 1 buah, PMI 1 buah. Untuk tenaga medisnya

sudah ada dokter sebanyak 33 orang, perawat 1 orang, bidan 10 orang dan 3 orang

tenaga dukun bayi. Dari data monografi Kelurahan Jebres bulan Februari tahun

2011 tersebut dapat diketahui bahwa Kelurahan Jebres telah memiliki sarana

kesehatan yang baik, sehingga masyarakat dapat memperoleh pelayanan

kesehatan yang baik.

Dari data-data tersebut, maka secara sosial budaya, Kelurahan Jebres

relatif baik dengan kelengkapan sarana prasarana, sehingga warga masyarakat

dapat memanfaatkan secara optimal untuk memenuhi kebutuhan baik secara sosial

maupun budaya.

c. Sarana dan Prasarana Perhubungan dan Komunikasi

Perhubungan (transportasi) dan komunikasi sangat penting bagi kemajuan

dan lancarnya kegiatan penduduk di suatu daerah. Dengan adanya komunikasi

yang baik akan mempermudah pekerjaan manusia dan mengetahui segala

informasi yang ada. Sarana perhubungan/ transportasi dan komunikasi yang ada di

Kelurahan Jebres cukup memadai, seperti halnya dengan sarana perhubungan

(transportasi) antara lain; jalan umum yang terdiri dari jalan kelas II sepanjang 6

km, jalan kelas III sepanjang 4.5 km, jalan desa aspal sepanjang 17 km, serta jalan

tidak aspal sepanjang 38 km. Selain itu, terdapat 7 jembatan, 1 terminal angkutan

dan 1 stasiun kereta api. Di Kelurahan Jebres terdapat berbagai macam sarana

transportasi, mulai dari sarana transportasi pribadi seperti sepeda, sepeda motor,

dan mobil pribadi sampai sarana transportasi umum seperti bus, angkutan umum,

becak, ojek, dan sebagainya. Sarana perhubungan darat menjadi alat transportasi

vital di Kelurahan Jebres, seperti; sepeda sebanyak 360 buah, sepeda motor

sebanyak 2500 buah, mobil dinas sebanyak 25 buah, mobil pribadi sebanyak 100

buah, oplet/ colt sebanyak 102 buah, bus sebanyak 20 buah, truk sebanyak 20

buah dan becak sebanyak 233 buah.

Untuk sarana komunikasi, di Kelurahan Jebres sudah terdapat berbagai

sarana komunikasi yang cukup memadai, misalnya; telepon, televisi, radio, surat

Page 75: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kabar, antena parabola dan internet. Untuk televisi bagi masyarakat bukan lagi

merupakan barang langka, karena hampir semua masyarakat sudah memilikinya,

begitu pula dengan radio, telepon, surat kabar, bahkan antenna parabola dan

internet yang saat ini sudah banyak dimiliki masyarakat. Dengan adanya sarana

komunikasi, maka berbagai informasi dapat diketahui masyarakat luas secara

cepat dan mudah.

d. Sarana Perekonomian

Sarana perekonomian yang dimiliki kelurahan Jebres meliputi; BUUD/

KUD sebanyak 1 buah, lumbung desa 1 buah, pasar 1 buah, dan beberapa

minimarket, toko serta rumah makan. Sedangkan di sarana jasa meliputi; BANK

(BNI dan BRI), koperasi simpan pinjam 2 buah, Pegadaian, Sarana Pergudangan

Pedaringan, Terminal Peti Kemas, Komplek Ekspedisi, dan beberapa Wartel,

Warnet, Rental Komputer, SPBU, Rumah Sewa & Kost.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa secara perekonomian, kelurahan

Jebres sudah maju. Hampir semua penduduk kelurahan Jebres terutama yang

berdekatan dengan komplek pendidikan dan kesehatan (UNS, STIKES, ISI, SMA,

RSU Moewardi, PMI) membuka usaha Rumah sewa & kos, Rumah makan atau

warung, wartel, Warnet, Toko dan Rental Komputer. Untuk itu, warga masyarakat

Kelurahan Jebres secara umum sudah dalam taraf kehidupan yang cukup.

4. Kondisi Sosial Masyarakat

Masyarakat di Kelurahan Jebres termasuk masyarakat yang heterogen

dengan latar belakang pendidikan, agama, mata pencaharian yang berbeda-beda,

namun pola kehidupan sehari-hari masyarakat begitu menjaga keselarasan hidup

bersama dengan saling menghargai dan menghormati satu sama lain. Sebagian

besar masyarakat masih sangat melestarikan budaya Jawa yang sampai sekarang

masih melekat kuat, seperti gotong royong, kekeluargaan, dan acara-acara tradisi

yang dilakukan oleh warga masyarakat baik religius maupun tradisional.

Diantaranya yang masih dipertahankan sampai sekarang adalah upacara adat yang

ada dalam siklus kehidupan manusia, mulai Dari kelahiran sampai dengan

kematian. Upacara-upacara yang dimaksud antara lain; midodareni, mitoni,

Page 76: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

sunatan, telung dinanan, pitung dinanan, petang puluhan, nyatus, pendhak pisan,

pendhak pindho dan nyewu.

Pola kehidupan yang bersifat kekeluargaan masih sangat terasa, hal ini

dapat dilihat dalam pelaksanaan kerja bakti setiap bulannya, tirakatan 17 Agustus,

menjenguk tetangga yang sedang sakit atau halal bi halal bersama. Keseluruhan

warga dari segala golongan umur dengan bergotong royong dalam

mempersiapkan acara-acara di desa telah menjadi tradisi setiap tahunnya. Rasa

kekeluargaan dan kebersamaan antar masyarakat juga terlihat apabila ada tetangga

yang memiliki hajatan, penduduk sekitar akan saling membantu dengan sukarela,

misalnya bapak-bapak bertugas mengatur perlengkapan dan peralatan hajatan,

ibu-ibu mengurusi bagian konsumsi, sedangkan muda-mudi akan membantu

dalam hal sinoman. Semangat kerukunan dan kekeluargaan menjadi fondasi yang

terus dijaga dalam kehidupan bersama demi terciptanya keharmonisan dan

keselarasan. Hal ini kemudian diaplikasikan dalam bentuk organisasi masyarakat

yang terus berjalan, seperti; arisan bapak-bapak, PKK, Karang Taruna dan

Pengajian.

5. Gambaran Umum Gerakan Wajib Jam Belajar

Program GWJB yang dilaksanakan Kota Surakarta pukul 18.30 – 20.30

WIB merupakan salah satu kebijakan yang mempresentasikan dukungan

pemerintah terhadap pendidikan. Wajib belajar secara langsung atau tidak

langsung akan berdampak kepada investasi yang harus dikeluarkan pemerintah

dalam bidang pendidikan. Wajib belajar bermakna kewajiban belajar dengan tidak

ada acuan apakah harus di lembaga yang bernama sekolah atau non

sekolah. Maksud diadakannya Gerakan Wajib Jam Belajar adalah terciptanya

suasana yang kondusif untuk belajar, sehingga tercipta budaya belajar. Gerakan

Wajib Jam Belajar di kota Surakarta memiliki visi dan misi. Visinya adalah

terwujudnya budaya belajar bagi masyarakat untuk peningkatan mutu pendidikan

di Kota Surakarta. Sedangkan misinya adalah:

1. Menumbuhkan kesadaran orang tua dan putra-putrinya untuk belajar pada saat

wajib jam belajar (pukul 18.30-20.30 WIB).

Page 77: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

2. Meningkatkan partisipasi orang tua untuk mendampingi putra-putrinya pada

saat belajar.

3. Menciptakan suasana kondusif bagi berlangsungnya proses pembelajaran di

masyarakat.

4. Mendukung kepedulian masyarakat untuk meningkatkan dan melengkapi

sarana dan prasarana belajar.

5. Memberdayakan seluruh komponen masyarakat dan media untuk mendukung

GWJB (Gerakan Wajib Jam Belajar).

Dasar pemikiran dari dibentuknya program gerakan wajib jam belajar ini

adalah:

1. Bahwa pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara orang tua,

masyarakat dan pemerintah.

2. Orang tua adalah pendidik pertama dan utama.

3. Anak berada di lingkungan sekolah 8 jam dan 16 jam berada di lingkungan

keluarga dan masyarakat.

4. Perlu pendukung jam yang digunakan untuk belajar, yang disebut dengan

Wajib Jam Belajar.

Oleh karena itu, diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak, seperti

keluarga (orang tua), masyarakat, pemerintah untuk mensukseskan program

gerakan wajib jam belajar ini. Sedangkan tujuan dari dibentuknya program GWJB

ini adalah: 1). Membentuk manusia bertakwa kepada Tuhan YME, cerdas,

terampil, kreatif, dan berprestasi. 2). Meningkatkan disiplin belajar. 3).

Membangun sistem GWJB secara terpadu dan berkelanjutan.

Gerakan wajib jam belajar (GWJB) memiliki landasan hukum, yaitu: UU

No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No.28 Tahun 1990

tentang Pendidikan Dasar, PP No.29 Tahun 1990 tentang Pendidikan Menengah,

PP No.39 Tahun 1992 tentang Peran Serta Masyarakat dalam Pendidikan

Nasional, UU No.23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Waktu belajar pada program GWJB adalah Minggu s/d Jum’at Pukul

18.30 s/d 20.30 WIB atau 120 menit. Dengan sasaran; Siswa Sekolah Dasar atau

Madrasah Ibtidaiyah, Siswa Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau Madrasah

Page 78: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Tsanawiyah, Siswa Sekolah Menengah Umum, Madrasah Aliyah, Sekolah

Menengah Kejuruan, Siswa Sekolah Luar Biasa yang berdomisili di Kota

Surakarta.

Teknis pelaksanaan Gerakan Wajib Jam Belajar (GWJB) adalah sebagai

berikut:

1. Tanda atau Suara

Awal mulai jam belajar diberi “tanda atau suara” yang dapat didengar siswa,

orang tua di wilayahnya. Suara sirine sebagai pertanda untuk anak selaku siswa

sekolah untuk belajar serta didukung dengan himbauan kepada warga melalui

microfon masjid, dan sebagainya.

2. Televisi, radio, dan sejenisnya untuk dimatikan.

Dihimbaukan kepada orang tua untuk mematikan media elektronik yang tidak

berguna pada saat proses anak belajar

3. Orang Tua disempatkan berada dirumah pada saat proses belajar.

Diharapkan para orang tua pada jam tersebut menemani anak-anak mereka

belajar apabila ada keperluan maka hendaknya mereka menyuruh kerabat yang

lain untuk tetap menemani anak-anak belajar.

4. Waktu GWJB.

Setiap pukul 18.30 – 20.30 WIB para siswa pelajar dari Sekolah Dasar (SD),

Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menegah Atas (SMA), dan

Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) diwajibkan belajar sesuai dengan jam

tersebut.

5. Masyarakat ikut mengkondisikan suasana tenang, tidak berisik, sehingga

kondusif untuk belajar.

6. Perlu posko di setiap RT, sekurang-kurangnya RW, dan dibentuk satuan tugas

dengan melibatkan anggota masyarakat yang peduli pendidikan. Dimana

setiap 1 bulan sekali diadakan pertemuan RW di Kelurahan Jebres.

Program GWJB pada dasarnya merupakan program dari pemerintah kota

untuk dilaksanakan di Kelurahan masing-masing, dimana dari Kelurahan

pelaksanaannya diserahkan di RW masing-masing. Program GWJB di Kota

Surakarta merupakan program yang berdiri sebagai gerakan yang peduli terhadap

Page 79: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

pendidikan, sehingga diperlukan sosialisasi dari pemerintah ke masyarakat.

Adapun sosialisasi program GWJB adalah sebagai berikut:

1. Pencanangan Wajib Jam Belajar dilakukan oleh Walikota Surakarta pada

tanggal 17 Agustus 2003.

2. Gerakan Wajib Jam Belajar disosialisasikan oleh Tim Penggerak

Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Surakarta, TP PKK

Kecamatan, TP PKK Kelurahan, PKK RW, PKK RT, Karang Taruna, Dasa

Wisma, diteruskan kepada warga masyarakat.

Pengorganisasian dari Gerakan Wajib Jam Belajar (GWJB) tersebut adalah

sebagai berikut:

1. Tim Pelaksana

Untuk melaksanakan kegiatan Wajib Jam Belajar di Kota Surakarta dilakukan

Tim yang susunan dan tugas-tugasnya akan dituangkan melalui Surat

keputusan Walikota Surakarta.

2. Tim Monitoring

Guna mengantisipasi pelaksanaan Wajib Jam belajar di Kota Surakarta,

dibentuk Satuan Tugas Monitoring, yang terdiri dari unsur Pemerintah, TP

PKK, Karang Taruna, Dewan pendidikan dan Masyarakat.

Di Kelurahan Jebres, GWJB (Gerakan Wajib Jam Belajar) telah berjalan

selama ± 5 sampai 6 tahun sejak tahun 2005 hingga sekarang. Waktu GWJB di

Kelurahan Jebres adalah hari minggu s/d jum’at pukul 18.30 – 20.30 WIB (120

menit) dengan dibunyikannya suara sirine sebagai tanda belajar dimulai, dimana

bunyi sirine berbunyi pada pukul 18.30 WIB sebagai tanda dimulainya jam wajib

belajar bagi siswa dari tingkat pendidikan SD, SMP, SMA serta SMK. Tanda

tersebut berisikan himbauan kepada semua warga terutama yang mempunyai

anggota keluarga yang masih bersekolah dibangku pendidikan SD, SMP, SMA

dan SMK agar memulai belajar baik dirumah ataupun ditempat-tempat

pembelajaran yang telah disediakan disetiap daerah di Kelurahan Jebres. Selain

himbauan agar memulai kegiatan belajar juga terdapat ajakan kepada warga agar

mematikan televisi, radio serta sejenisnya pada saat jam belajar berlangsung, pada

saat belajar berlangsung diserukan untuk orang tua mendampingi anak pada saat

Page 80: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

jam belajar berlangsung dan selanjutnya himbauan kepada lingkungan sekitar agar

mengkondisikan suasana tenang, tidak berisik sehingga kondusif untuk belajar.

Untuk menjaga keberlangsungan GWJB, Kelurahan Jebres membentuk tim

monitoring yang bertugas melakukan sweeping ke tiap-tiap rumah warga dengan

tujuan apakah jam belajar di lingkungan keluarga juga berjalan dengan baik.

Pelanggaran terhadap tata tertib GWJB akan dikenakan sanksi berupa moral,

yakni teguran. Sedangkan untuk mengetahui apakah pelaksanaan GWJB berhasil

atau tidak maka tim pelaksana dan tim monitoring mengadakan evaluasi melalui

Try out dan LCC (lomba cerdas cermat) untuk anak sekolah sebagai sasaran dari

GWJB.

Adapun Susunan Pengurus GWJB Kelurahan Jebres adalah sebagai

berikut:

Susunan Pengurus GWJB Kelurahan Jebres

Tahun 2010-2014:

Penanggung Jawab

Ketua

Sekretaris

Bendahara

Anggota

:

:

:

:

:

1. Kepala Kelurahan Jebres

2. Ketua LPMK Kelurahan Jebres

1. Djumadi, SPd

2. Endang Riwayati, SPd

1. Endang Sudiarti, A. MaPd

2. Parjiman, SE

1. Renyta Ina Wijaya, SE

1. Tri Sapto Handoyo, BSc

2. Wagino

3. Ninik Agustin, SPd

4. Kun Prahastowo

5. Wagiman

Page 81: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

6. Gunawan

7. Dyah Purnami Bekti

8. Selfi Rawung

9. Sri Maryani

10. Sri Utami, SE

11. Sutardi

Page 82: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

B. Deskripsi Permasalahan Penelitian

1. Implementasi GWJB (Gerakan Wajib Jam Belajar) di Kelurahan Jebres,

Kecamatan Jebres, Surakarta

Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan sebuah bangsa

karena dengan pendidikan yang tinggi maka peradaban suatu bangsa atau negara

dapat menjadi baik dan sejajar dengan bangsa lain yang maju. Indonesia adalah

negara berkembang dimana tingkat pendidikan memang masih dirasa sangat

penting dan terkadang dengan mahalnya biaya pendidikan dan kurikulum

pendidikan di Indonesia yang masih semrawut karena kebijakan pendidikan yang

sering diganti menyebabkan banyaknya siswa yang kurang menikmati pendidikan

tersebut karena keterbatasan biaya dan lainnya. Namun disisi lain pemerintah

sendiri mengeluarkan program berkaitan dengan pendidikan, salah satunya

program Gerakan Wajib Jam Belajar (GWJB) yang tujuannya adalah

meningkatkan mutu pendidikan siswa didik secara umumnya serta membentuk

manusia bertakwa kepada Tuhan YME, cerdas, terampil, kreatif, dan berprestasi,

meningkatkan disiplin belajar serta membangun sistem GWJB secara terpadu dan

berkelanjutan sebagai tujuan khususnya.

Program GWJB adalah salah satu kebijakan yang mempresentasikan

dukungan pemerintah terhadap pendidikan. Wajib belajar secara langsung atau

tidak langsung akan berdampak kepada investasi yang harus dikeluarkan

pemerintah dalam bidang pendidikan. Program GWJB dilaksanakan setiap hari

minggu sampai dengan hari Jumat pada pukul 18.30 hingga pukul 20.30 WIB.

Program GWJB di Kelurahan Jebres berjalan dengan lancar dan mendapat banyak

perhatian dari masyarakat sekitar wilayah Kelurahan Jebres tersebut. Program

GWJB yang berjalan di Kelurahan Jebres telah berjalan selama kurang lebih 5

sampai 6 tahun sejak tahun 2005 hingga sekarang. Program GWJB berjalan dan

berkembang hingga sekarang karena banyak didukung oleh masyarakatnya seperti

tokoh masyarakat serta warga masyarakat yang berada di wilayah Kelurahan

Jebres.

Page 83: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

a. Sosialisasi GWJB di Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta

Keberadaan GWJB di Kelurahan Jebres tidak terjadi begitu saja. Program

ini dapat berjalan dan mendapat dukungan dari masyarakat sampai sekarang

karena melalui suatu proses yang dinamakan sosialisasi. Masyarakat mengetahui

dan melaksanakan GWJB karena adanya sosialisasi yang dilakukan Stakehoder ke

masyarakat sehingga GWJB dapat berjalan sampai sekarang. Berdasarkan hasil

penelitian, sebagaimana pernyataan langsung dari informan dan pengamatan di

lapangan maka sosialisasi GWJB ke masyarakat dilakukan dengan berbagai

langkah sebagai berikut:

1) Pemberitahuan lewat Spanduk dan Selebaran

Pencanangan Wajib Jam Belajar pada awalnya dilakukan oleh Walikota

Surakarta pada tanggal 17 Agustus 2003 yang kemudian dijadikan suatu gerakan

oleh masyarakat kota Surakarta, disebut gerakan karena berasal dari bawah, yakni

dari masyarakat untuk kemudian dilakukan bersama dan dinamakan Gerakan

Wajib Jam Belajar (GWJB). Hal ini terlihat dari penuturan bapak JM sebagai

ketua GWJB di Kelurahan Jebres. Berikut penuturan bapak JM:

“GWJB pertamanya itu dicanangkan bapak Walikota pas tanggal 17

Agustus 2003, lajeng dijadikan sebagai gerakan. Disebut gerakan karena itu

berasal dari bawah, dari masyarakat untuk kemudian dilakukan bersama,

sehingga dinamakan gerakan, yakni Gerakan Wajib Jam Belajar”. (“GWJB

pada awalnya dicanangkan bapak Walikota pada tanggal 17 Agustus 2003,

kemudian dijadikan sebagai gerakan. Disebut gerakan karena berasal dari

bawah, dari masyarakat untuk kemudian dilakukan bersama, sehingga

dinamakan gerakan, yakni Gerakan Wajib Jam Belajar”). (W/JM/20/4/11).

Gerakan Wajib Jam Belajar kemudian disosialisasikan kepada masyarakat

lewat berbagai media yang disampaikan kepada masyarakat luas, sehingga

masyarakat mengetahui atau mengenal GWJB yang kemudian melaksanakannya.

Beberapa informan mengetahui GWJB melalui media Spanduk dan Selebaran

mengenai GWJB. Berikut penuturan salah satu informan, yakni ibu FC yang

mengenal GWJB dari spanduk yang ia baca di pinggir jalan.

“Saya pernah membaca pemberitahuan mengenai GWJB di spanduk yang

dipasang gapura dekat jalan raya situ”. (W/FC/29/04/2011).

Page 84: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Ibu RT menjelaskan bahwa beliau mengetahui GWJB untuk pertama

kalinya melalui spanduk yang ia baca di pinggir jalan, yang berisi pemberitahuan

mengenai GWJB. Hal yang sama dituturkan oleh ibu RT yang mengenal GWJB

untuk pertama kalinya lewat spanduk yang sama dan kemudian mendapat

selebaran tentang GWJB yang ia peroleh di Kelurahan saat memperpanjang KTP.

Berikut penuturan beliau:

“Saya pertama kali tahu GWJB pas membaca spanduk di pinggir jalan itu

mbak, tapi nggak ngeh. Lalu pas dikelurahan memperpanjang KTP di

mejanya pak ulu-ulu ada selebaran tentang GWJB itu, saya dikasih,

ternyata himbauan tentang gerakan belajar”. (“Saya pertama kali

mengetahui GWJB ketika membaca spanduk di pinggir jalan itu mbak, tapi

tidak begitu memperhatikan. Lalu ketika dikelurahan memperpanjang KTP

di mejanya pak kaur pemerintahan ada selebaran tentang GWJB itu, saya

dikasih, ternyata himbauan tentang gerakan belajar”.). (W/RT/20/04/2011).

Pernyataan ibu FC dan ibu RT tersebut kemudian diperkuat oleh bapak JM

selaku ketua GWJB di Kelurahan Jebres. Berikut penuturan beliau:

“Pemberitahuan GWJB memang disosialisasikan ke masyarakat lewat

spanduk yang dibuat pihak Kelurahan untuk dipasang di pinggir jalan raya,

selain itu dulu pernah mendapat sejumlah selebaran dari Pemkot juga

mengenai GWJB yang nantinya disuruh untuk disampaikan ke masyarakat”.

(W/JM/20/04/2011).

Dari pernyataan para informan di atas, dapat disimpulkan bahwa

pencanangan GWJB Kota Surakarta pertama kalinya dilakukan oleh Walikota

Surakarta yang kemudian menghimbau untuk diberitahukan kepada masyarakat

luas. Oleh Kelurahan-Kelurahan kemudian membuat spanduk sebagai media

pemberitahuan ke masyarakat, begitu pula dengan Kelurahan Jebres yang

memasang spanduk di pinggir jalan raya untuk memberitahu masyarakat serta

lewat selebaran yang diberikan oleh Pemerintah Kota untuk kemudian dibagikan

atau diberitahukan ke masyarakat.

2) Pemberitahuan lewat Pertemuan RW, Kelurahan maupun Kecamatan

Sosialisasi GWJB juga dilakukan lewat pertemuan RW maupun

Kelurahan termasuk kegiatan-kegiatan seperti PKK dan rembug desa. Informan

lain, yakni ibu IA sebagai anggota PKK di Kelurahan Jebres menuturkan bahwa ia

Page 85: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

mengetahui GWJB lewat pertemuan PKK di Kelurahan dan Kecamatan. Berikut

penuturannya:

“Dulu pas pertemuan PKK dikelurahan dijelaskan mengenai GWJB, pas

PKK di Kecamatan juga iya dan menghimbau agar kita turut mensukseskan

GWJB”. (W/IA/20/04/2011).

Ditambahkan pula oleh ibu IA bahwa suaminya yang menjabat sebagai

ketua RW 25 di Kelurahan Jebres pernah mendapat undangan rapat RW yang

isinya mengenalkan kepada bapak-bapak tentang GWJB dan dihimbau untuk

diberitahukan kepada istri, anak maupun para tetangga. Berikut penuturannya:

“Bapaknya anak-anak dulu juga mendapat pemberitahuan tentang GWJB

pas di rapat RW. Waktu itu mendapat undangan rapat RW, yang diundang

biasanya bapak-bapak ternyata membahas mengenai GWJB dan pak Lurah

menghimbau untuk disampaikan ke anak istri atau para tetangga”.

(W/IA/20/04/2011).

Informan lain, yakni bapak JK menuturkan bahwa beliau mengetahui

GWJB pertama kalinya saat diundang dalam acara rembug desa di kelurahan,

menurut penjelasannya selain membahas mengenai evaluasi kegiatan desa, juga di

beritahukan tentang GWJB oleh bapak Kepala Desa. Selanjutnya beliau

menuturkan pemberitahuan mengenai GWJB untuk kedua kalinya saat pertemuan

di Kelurahan sekaligus pemilihan ketua GWJB dan pembentukan struktur GWJB

Kelurahan Jebres beserta program kerjanya. Berikut penjelasannya:

“Pas rembug desa di kelurahan ada pemberitahuan tentang GWJB, kulo

nembe mudeng niku. Terus malih pas diundang pertemuan di Kelurahan…”.

(“Ketika rembug desa di kelurahan ada pemberitahuan tentang GWJB, saya

baru tahu pertama kalinya waktu itu. Lalu kedua kalinya ketika diundang

pertemuan di Kelurahan….”.). (W/JK/19/04/2011).

Hal senada juga diungkapkan oleh ibu KV selaku ketua RW 14 di

Kelurahan Jebres. Beliau mengaku mengetahui GWJB saat diundang dalam

pembentukan struktur GWJB Kelurahan Jebres. Berikut penjelasan ibu KV:

“Saya tahu GWJB pas pembentukan struktur sama pemilihan ketua

GWJBnya mbak, soalnya kemarin-kemarin saat rapat-rapat atau pertemuan

saya jarang berangkat”. (W/KV/06/05/2011).

Dari ungkapan tersebut, ibu KV mengetahui GWJB untuk pertama kalinya

saat diundang dalam acara pertemuan di kelurahan, yakni pada pembentukan

Page 86: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

struktur GWJB dan pemilihan ketua GWJB Kelurahan Jebres. Beliau mengaku

baru pertama kali mendengar program tersebut karena saat pertemuan-pertemuan

RW atau kelurahan sebelumnya ibu KV jarang berangkat.

Berdasarkan pernyataan-pernyataan yang diungkapkan para informan

diatas, sosialisasi GWJB juga dilakukan lewat pertemuan di RW yakni rapat rutin

RW, pertemuan kelurahan seperti acara rembug desa dan dalam kegiatan-kegiatan

seperti PKK, baik PKK Kecamatan, Kelurahan, RW sampai RT. Dimana dari

pemberitahuan tersebut diharap untuk disampaikan atau diberitahukan kembali

kepada orang-orang terdekat lainnya agar masyarakat luas mengetahui dan

mengenal GWJB.

3) Pemberitahuan lewat Plakat yang ada di setiap gang, gapura dan pos

ronda di kampung-kampung

Setelah di bentuk struktur GWJB dan program kerja GWJB di Kelurahan

Jebres, kemudian agar masyarakat secara menyeluruh mengenal GWJB, dibuatlah

plakat tentang GWJB yang dipasang di setiap gang di kampung-kampung yang

ada di kelurahan Jebres. Hal ini sebagai sarana sosialisasi kepada masyarakat agar

masyarakat mengetahui, mengenal dan melaksanakan GWJB. Pemberitahuan

lewat plakat yang dipasang di gang-gang, gapura maupun pos ronda tersebut

berupa tulisan GWJB, jam pelaksanannya dan dearahnya sebagai berikut:

“GERAKAN WAJIB JAM BELAJAR (PUKUL 18.30 S/D 20.30 WIB)

PETORAN RT. 02/ RW 07 JEBRES, SURAKARTA”.

Beberapa informan yakni masyarakat kelurahan Jebres mengaku

mengetahui GWJB setelah melihat plakat yang dipasang di gang-gang, pos ronda

dan gapura. Ibu FC selaku warga RW 07 Keluraan Jebres mengemukakan

pendapatnya tentang pemberitahuan GWJB diplakat yang di pasang di gang dekat

rumahnya. Berikut penuturan beliau:

“Selain dari spanduk saya juga lihat pemberitahuan GWJB lewat plakat

yang dipasang di gang depan itu mbak”. (W/FC/29/04/2011).

Page 87: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Hal senada juga diungkapkan ibu IA yang sering melihat plakat tentang

GWJB tersebut di gang dan di gapura ketika mengantarkan anaknya sekolah.

Berikut penuturan ibu IA:

“Saya sering melihat plakat yang isinya tulisan tentang GWJB mbak, kalau

nganter anak saya yang kecil sekolah itu kan jalan, jadi saya sering liat di

gang-gang, terus di gapura juga ada”. (W/IA/20/04/2011).

Selain itu ibu RT juga menuturkan bahwa beliau juga melihat plakat

GWJB di Pos Ronda. Berikut penuturan ibu RT:

“Di pos ronda situ juga ada plakat tentang GWJB mbak”.

(W/RT/20/04/2011).

Bapak JK juga mengemukakan hal senada, hanya saja beliau

menambahkan mengenai deskripsi dari plakat GWJB tersebut. Beliau

menjelaskan bahwa plakat GWJB terbuat dari kayu yang bertuliskan cat hitam

berisi tulisan GWJB dan jam pelaksanannya. Berikut penjelasan beliau:

“Plakat tentang GWJB itu dipasang di gang-gang setiap masuk kampung-

kampung, plakatnya itu terbuat dari kayu mbak ada tulisannya hitam,

tulisannya itu Gerakan Wajib Jam Belajar (GWJB) pukul 18.30 s/d 20.30

WIB dibawahnya disertai nama daerahnya…..”. (W/JK/19/04/2011).

Sama seperti bapak JK yang menuturkan plakat GWJB, jika bapak JK

menjelaskan plakat GWJB dari kayu, ibu KV menuturkan di lingkungannya

plakat GWJB terbuat dari seng yang di sablon dengan tulisan hitam. Berikut

penjelasan dari ibu KV selaku warga dari RW 14 Kelurahan Jebres:

“GWJB juga diberitahukan pada masyarakat lewat plakat yang dipasang di

gang-gang kampung. Plakatnya itu terbuat dari seng yang disablon dengan

tulisan, tulisannya itu ya tentang GWJB dan jam pelaksanannya serta daerah

atau lingkungan mana, gitu mbak”. (W/KV/06/05/2011).

Pernyataan bapak JK dan ibu KV di atas menunjukkan bahwa plakat

mengenai GWJB pada dasarnya sama, yakni bertuliskan tentang GWJB, jam

pelaksanannya serta daerahnya. Hanya saja bahan dari plakat GWJB antara

kampung yang satu dengan yang lainnya berbeda. Hal ini seperti yang

diungkapkan oleh bapak JM selaku ketua GWJB Kelurahan Jebres. Berikut

penjelasan beliau:

Page 88: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

“….letak pemasangan serta bahan dari plakat GWJB diserahkan tiap

kampung, yang penting jelas, bisa dibaca dan dapat dilihat masyarakat luas.

Tulisannya seperti yang dihimbau tadi”. (W/JM/20/04/2011).

Dari pernyataan para informan diatas, dapat disimpulkan bahwa sosialisasi

mengenai GWJB di Kelurahan Jebres juga dilakukan lewat plakat yang dipasang

di gang masuk kampung, pos ronda maupun gapura. Plakat ini berisi tulisan

mengenai GWJB, jam pelaksanaan GWJB serta daerahnya. Pemasangan plakat ini

dimaksudkan agar masyarakat luas mengetahui, mengenal dan melaksanakan

GWJB dengan melihat plakat tersebut.

4) Pemberitahuan lewat Sirine atau Tanda Belajar

Selain lewat spanduk, selebaran, pertemuan RW, pertemuan Kelurahan,

pertemuan Kecamatan serta lewat plakat yang di pasang disetiap gang, gapura

maupun pos ronda dikampung-kampung, sosialisasi GWJB di Kelurahan Jebres

juga dilakukan melalui pemberitahuan atau himbauan yang diserukan lewat sirine

atau tanda belajar. Sirine atau tanda tersebut oleh warga masyarakat Kelurahan

Jebres disebut dengan sirine GWJB. Sirine yang berbunyi setiap jam belajar ini

secara tidak langsung mengingatkan atau memberitahu warga masyarakat tentang

pelaksanaan GWJB dan mengajak untuk melaksanakannya.

Sebagai warga RW 23, ibu SR menuturkan bahwa dirinya sering

mendengar suara atau tanda yang menyuruh anak untuk belajar. Dari sirine itulah

beliau baru tahu bahwa itu adalah tanda belajar GWJB.

“Kulo sok sering krungu sirine teng mriki seng ngaken anak sekolah belajar

mbak. Kata warga-warga sini niku sirine GWJB. Kulo malah nembe

ngertos”. (“Saya kadang sering mendengar sirine di lingkungan sini yang

menyuruh anak sekolah belajar mbak. Kata warga-warga sini itu sirine

GWJB. Saya justru baru tahu”.). (W/SR/07/05/2011).

Dari pernyataan ibu SR, beliau sering mendengar sirine atau tanda belajar

di lingkungan rumahnya yang menghimbau anak sekolah untuk belajar. Dimana

sebelumnya beliau tidak tahu apa itu GWJB. Hal ini berarti sosialisasi GWJB juga

dilakukan lewat sirine atau tanda belajar yang dapat di dengar masyarakat luas.

Page 89: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Hal senada juga diungkapkan oleh ibu IA warga RW 25, dilingkungan

rumah beliau juga terdengar sirine atau tanda belajar yang berisi himbauan

mengenai GWJB, yakni menyuruh anak untuk belajar serta orang tua untuk

mendampingi atau mengawasi anaknya belajar dan masyarakat lainnya untuk

mengkondisikan suasana tenang. Berikut penuturan Beliau:

“Dulu saya bingung itu suara apa mbak, ternyata sirine tanda belajar. Kalau

jam 18.30 WIB bunyi, menghimbau anak untuk belajar, orang tua untuk

mendampingi anak belajar dan masyarakat untuk menciptakan lingkungan

tenang”. (W/IA/20/04/2011).

b. Teknis Pelaksanaan GWJB (Gerakan Wajib Jam Belajar) di Kelurahan

Jebres

Pelaksanaan GWJB di Kelurahan Jebres telah berjalan sekitar 5 sampai 6

tahun yang lalu. Beberapa informan menuturkan bahwa sejak kapan pelaksanaan

GWJB di lingkungannya banyak yang mengaku kurang tahu, hanya saja mereka

menuturkan bahwa pelaksanaan GWJB sudah ada sejak dahulu. Salah satu

informan, yakni ibu IA mengatakan bahwa GWJB sudah ada sejak anak

pertamanya masih SMP, jadi sekitar lebih dari 3 tahun. Berikut penuturan ibu IA:

“Untuk kapan tepatnya saya kurang tahu mbak, namung kelingan kulo pas

anak saya yang pertama itu masih SMP, GWJB sudah ada”. (“Untuk kapan

tepatnya saya kurang tahu mbak, namung kelingan kulo pas anak saya yang

pertama itu masih SMP, GWJB sudah ada”.). (W/IA/20/04/2011).

Hal senada juga diungkapkan ibu RT saat diberikan pertanyaan yang sama,

beliau mengaku kurang tahu kapan GWJB ada dilingkungannya. Hanya saja

beliau menegaskan sejak kepindahannya untuk tinggal di Kelurahan Jebres, yakni

sekitar 4 tahuan yang lalu, GWJB sudah ada di lingkungannya. Berikut

penuturannya:

“Sejak saya pindah disini tahun 2007, GWJB sudah ada mbak. Wong sudah

ada suara sirine itu lo mbak”. (“Sejak saya pindah disini tahun 2007, GWJB

sudah ada mbak. Orang sudah ada suara sirine itu lo mbak”.).

(W/RT/20/04/2011).

Penuturan informan diatas kemudian diperjelas oleh bapak JM selaku

ketua GWJB Kelurahan Jebres. Berikut penuturan beliau:

Page 90: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

“GWJB di daerah sini udah ada sejak dulu mbak, kira-kira 5 tahunan,

nggih 5 sampai 6 tahun. Itu udah sejak 2005 sampai sekarang”. (GWJB di

daerah sini sudah sejak dulu mbak, kira-kira 5 tahunan, ya 5 sampai 6 tahun.

Itu sudah sejak tahun 2005 sampai sekarang”.). (W/JM/18/04/2011).

Berdasarkan penuturan para informan di atas, keberadaan atau pelaksanaan

GWJB di Kelurahan Jebres, untuk kapan tepatnya, banyak informan yang

mengaku tidak mengetahui, yang jelas mereka hanya menuturkan keberadaan atau

pelasanaan GWJB sudah ada sekitar lebih dari 4 tahun. Hal ini kemudian

diperjelas oleh bapak JM selaku ketua GWJB Kelurahan Jebres yang menjelaskan

bahwa GWJB di Kelurahan Jebres sudah ada dan berjalan sekitar 5 sampai 6

tahun yang lalu, yakni sejak tahun 2005 hingga sekarang.

Teknis pelaksanaan program GWJB dimulai dengan adanya tanda atau

suara yang dapat didengar siswa atau orang tua agar dapat memulai belajar

dengan baik pada pukul 18.30 WIB. Suara atau tanda tersebut berasal dari sirine

berbentuk kepingan Compact Disc (CD) yang diberikan disetiap posko atau post

yang daya tangkapnya mencakup beberapa RW. Setiap akan dimulainya jam

belajar, maka CD tersebut akan diputar oleh petugasnya dari salah satu warga di

Kelurahan Jebres. Misalnya di wilayah RW 14 tanda atau suara sebagai

dimulainya jam belajar tersebut diletakkan di rumah Ketua RW 14 yang setiap

harinya ada petugas khusus untuk memonitoring tanda atau suara tersebut. Seperti

dalam penuturan ibu KV selaku warga sekaligus ketua RW 14 berikut:

“Setiap jam setengah tujuh biasanya ada tanda belajar mbak, tandanya itu

dibunyikan dari sini, itu nanti ada petugasnya yang setiap harinya

membunyikan tanda tersebut”. (W/KV/06/05/2011).

Selain di RW 14, suara atau tanda belajar juga terdapat di RW 23 dan 25.

Di wilayah RW 23 tanda atau suara dibunyikan di perpustakaan kelurahan, seperti

dalam penuturan bapak JK selaku ketua RW 23 berikut;

“Menawi mriki sirine belajar dibunyikan di perpustakaan kelurahan yang

gedungnya jadi satu sama gedung bulu tangkis itu mbak, setiap jam

setengah tujuh nanti sudah ada petugas yang membunyikannya”. (“Menawi

mriki sirine belajar dibunyikan di perpustakaan kelurahan yang gedungnya

jadi satu sama gedung bulu tangkis itu mbak, setiap jam setengah tujuh nanti

sudah ada petugas yang membunyikannya”.). (W/JK/19/04/2011).

Page 91: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Sedangkan untuk RW 25, pemberitahuan atau himbauan mengenai GWJB

diserukan lewat microfon masjid, karena mengingat jumlah CD yang dimiliki dari

pemberian pemerintah Kota terbatas hanya berjumlah 5 buah, jadi wilayah RW

yang tidak mendapat CD himbauan atau tanda belajar diserukan lewat microfon

masjid. Seperti dalam penuturan ibu RT selaku warga RW 25 berikut;

“Kalau di wilayah sini setiap jam belajar dimulai itu biasanya ada tanda

lewat halo-halo dari masjid mbak yang isinya himbauan”. (“Kalau di

wilayah sini setiap jam belajar dimulai biasanya ada tanda lewat seruan dari

masjid mbak yang isinya himbauan belajar”.). (W/RT/20/4/2011).

Penuturan para informan diatas diungkapkan pula oleh bapak JM selaku

ketua GWJB Kelurahan Jebres berikut;

“Awal dimulainya jam belajar diberi tanda atau suara yang dapat didengar

anak maupun orang tua di wilayahnya. Biasanya terdengar sirine sebagai

tanda belajar. Nah sirine atau tanda tersebut berasal dari CD yang diberikan

oleh Pemkot. Dulu Kelurahan Jebres diberi CD Pemkot CD sebanyak 5

buah, yang nantinya dibunyikan setiap jam belajar dimulai, yakni jam

setengah tujuh. Tempat pembunyiannya itu dipost-post. Disana ada petugas

yang bertugas membunyikannya. Nah bagi daerah yang tidak mendapat CD

biasanya pake microfon masjid. Tetapi sebenarnya suara sirine itu sudah

mencakup beberapa RW, soalnya keras.” (W/JM/18/04/2011).

Tanda atau suara tersebut dibunyikan pada pukul 18.30 WIB sebagai tanda

dimulainya jam wajib belajar bagi siswa dari tingkat pendidikan SD, SMP, SMA

serta SMK. Tanda tersebut berisikan himbauan kepada semua warga terutama

yang mempunyai anggota keluarga yang masih bersekolah dibangku pendidikan

SD, SMP, SMA dan SMK agar memulai belajar baik dirumah ataupun ditempat-

tempat pembelajaran yang telah disediakan disetiap daerah di Kelurahan Jebres,

seperti Taman Belajar yang terdapat di RW 14 dan RW 23. Selain himbauan agar

memulai kegiatan belajar, juga terdapat ajakan kepada warga agar mematikan

televisi, radio dan sejenisnya pada saat jam belajar berlangsung, serta diserukan

untuk orang tua agar mendampingi dan mengawasi anak pada saat jam belajar

berlangsung dan selanjutnya himbauan kepada lingkungan sekitar agar

mengkondisikan suasana tenang, tidak berisik sehingga kondusif untuk belajar.

Hal ini sesuai dengan penuturan beberapa informan, salah satunya bapak JK,

berikut penuturan beliau:

Page 92: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

“Sirine GWJB biasanya bunyi pukul setengah tujuh, isinya menghimbau

agar anak sekolah, ya SD, SMP, SMA atau SMK untuk memulai belajar,

Sedangkan untuk orang tua dihimbau agar mendampingi atau mengawasi

anaknya belajar, tidak ramai, tidak nonton sinetron, nonton gossip dan

sebagainya. (W/JK/19/04/2011).

Hal yang sama diungkapkan pula oleh ibu IA. Berikut penjelasannya

kepada peneliti:

“Kalau sirine belajar sudah berbunyi, berarti anak harus disuruh belajar,

orang tua segera mendampingi anak belajar, tv, radio dan sejenisnya

dimatikan, tidak berisik agar tidak mengganggu belajar anak”.

(W/IA/20/04/2011).

Himbauan-himbauan seperti mematikan televisi, radio. Mendampingi anak

belajar dirumah, peraturan jam malam seperti yang disebutkan di atas kemudian

dijadikan sebagai tata tertib atau peraturan GWJB. Peraturan atau tata tertib ini

berlaku untuk semua warga masyarakat, baik warga yang memiliki anak sekolah

maupun warga yang tidak memiliki anak sekolah dan ketika ditemukan warga

yang melanggar atau tidak mematuhi tata tertib tersebut saat jam belajar, maka

akan dikenakan sanksi moral berupa teguran, misalnya ada warga yang masih

menyalakan televisi saat jam belajar atau anak yang masih berkeliaran, bermain

dan tidak belajar saat jam belajar maka akan ditegur. Oleh masyarakat setempat

kemudian di setiap gang-gang, pos ronda dan gapura dikampung dipasang plakat

pemberitahuan mengenai GWJB. Hal ini merupakan sarana sosialisasi kepada

masyarakat agar masyarakat mengetahui bahwa daerah tersebut sebagai daerah

wajib belajar yang melaksanakan GWJB dan wajib dilaksanakan oleh semua

masyarakatnya. Hal ini terlihat dalam penuturan ibu RT selaku warga RW 25,

berikut penuturan ibu RT:

“Disini ada peraturan atau tata tertib mbak, setiap jam belajar atau tanda

belajar dibunyikan maka para orang tua disuruh mematikan TV, nggak

ramai, ndampingi anak’e belajar. Kalau nggak matuhi ya nanti kena

teguran….”.(“Disini ada peraturan atau tata tertib mbak, setiap jam belajar

atau tanda belajar dibunyikan maka para orang tua disuruh mematikan

televisi, tidak ramai, mendampingi anaknya belajar. Kalau tidak mematuhi

ya nanti kena teguran….”.). (W/RT/20/04/2011).

Page 93: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Ibu MR selaku warga RW 23 yang tidak memiliki anak sekolah

menambahkan pula bahwa peraturan atau tata tertib GWJB berlaku untuk semua

warga, baik yang memiliki anak sekolah maupun yang tidak memiliki anak

sekolah. Berikut penuturan ibu MR:

“Peraturannya kan seperti itu mbak, berlaku untuk semua warga termasuk

yang tidak punya anak sekolah seperti saya….”. (“Peraturannya kan seperti

itu mbak, berlaku untuk semua warga termasuk yang tidak punya anak

sekolah seperti saya….”). (W/MR/19/04/11).

Hal senada diungkapkan pula oleh bapak JM selaku ketua GWJB

Kelurahan Jebres. Berikut penuturan beliau:

“…..peraturan atau tata tertib ini berlaku untuk semua warga masyarakat,

baik warga yang memiliki anak sekolah maupun warga yang tidak memiliki

anak sekolah dan apabila ditemukan warga yang melanggar atau tidak

mematuhi tata tertib tersebut saat jam belajar, maka akan dikenakan sanksi

moral berupa teguran…..”.(W/JM/18/04/11).

Dikarenakan program GWJB merupakan program yang wajib

dilaksanakan kepada setiap siswa yang masih duduk dalam bangku sekolah maka

sebenarnya dalam pelaksanaannya terdapat unsur paksaan yang diterima oleh

anak dan orang tua tersebut, misalnya ketika jam belajar dimulai maka orang tua

harus mematikan televisi dan rela meninggalkan sinetron kegemarannya demi

mendampingi anak belajar agar anak menjadi berprestasi. Seperti yang

diungkapkan oleh ibu RT warga RW 25 berikut:

“Ya mau gimana lagi mbak, mau tidak mau ya harus dimatikan. Padahal

yahmono pas apik-apik’e, biasane nonton amira, tapi demi anak ya harus

dimatikan”. (“Ya mau gimana lagi mbak, mau tidak mau ya harus

dimatikan. Padahal jam segitu lagi bagus-bagusnya, biasanya nonton amira,

tapi demi anak ya harus dimatikan”.). (W/RT/20/04/11).

Hal serupa diungkapkan pula oleh ibu IA selaku warga RW 25. Berikut

penuturan ibu IA:

“Ya harus rela dimatikan mbak, biar anak bisa belajar. Ya demi kesuksesan

anak masak saya nggak ngalah. Nanti kalau sudah selesai belajarnya baru

tipi dinyalakan lagi”. (“Ya harus rela dimatikan mbak, agar anak saya bisa

belajar. Ya demi kesuksesan anak masa saya tidak mengalah. Nanti kalau

sudah selesai belajarnya baru televisi dinyalakan kembali”.).

(W/IA/20/04/2011).

Page 94: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Berbeda dengan ibu FC, meskipun kesuksesan anak menjadi tujuan utama,

tetapi kegemaran dalam menonton sinetron juga tidak bisa dikalahkan. Berikut

penuturan ibu FC:

“Ya nonton, anak kan belajarnya dikamar mbak, lagipula biasanya anak saya

belajarnya siang sepulang sekolah sama sore, belajar kan nggak harus pas

jam belajar kaya yang ditentukan”. (W/FC/29/04/2011).

Begitu pula dengan anak yang harus rela meninggalkan acara televisi

kegemarannya atau menghentikan bermain saat jam belajar dimulai. Mereka

terpaksa melakukan hal tersebut demi tujuan yang ingin dicapainya, yakni

kesuksesan dan prestasi belajar. Terlebih pada saat jam belajar acara televisi kian

menarik dan mereka harus rela mematikannya. Seperti yang diungkapkan oleh RS

selaku siswa kelas 3 SD berikut:

“Ya dimatikan tipinya sama ibuk, disuruh belajar. Kata ibuk biar jadi orang

pinter, abis selesai belajar boleh nonton tipi lagi tapi kan acaranya sudah

jelek-jelek. ibuk kuwi malah biasane yang nonton tipi, sinetron meneh”. (“Ya

dimatikan televisinya sama ibuk, disuruh belajar. Kata ibuk biar jadi orang

pinter, setelah selesai belajar boleh nonton televisi lagi tapi kan acaranya

sudah jelek-jelek. Ibu malah yang biasanya nonton televisi, sinetron lagi”.).

(W/RS/19/04/2011).

Hal senada juga diungkapkan oleh AN selaku siswa kelas 2 SMA. Berikut

penuturannya:

“Bapak sering mbak nyuruh belajar, bapak kan orangnya disiplin sama

peraturan, padahal kan saya juga sudah GD mbak, sudah tau kewajiban anak

sekolah ki belajar, tapi kan tidak harus saat jam belajar, kalau masih sore

malah tidak bisa belajar, tidak konsen, bisanya malam-malam. Pengennya

kalau masih sore itu ya kemana gitu dulu, kan masih anak muda, ngumpul

sama teman, atau nonton televisi dulu”). (W/AN/20/04/2011).

Dari pernyataan di atas, dapat diketahui bahwa pelaksanaan GWJB

terdapat unsur keterpaksaan yang dialami warga masyarakatnya, Hal ini dapat

terlihat dari pengakuan beberapa informan di atas, yang mendampingi anak

belajar, mematikan televisi atau mulai belajar pada jam belajar karena ada

peraturan yang mengaturnya dan sanksi bagi yang melanggarnya, meski

sebenarnya mereka sadar bahwa kesuksesan dan keberhasilan adalah tujuan

utama.

Page 95: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Namun dalam perkembangannya, karena dirasa cukup besar manfaatnya

bagi siswa maupun orang tua, maka program GWJB yang awalnya terdapat unsur

paksaan dalam diri individu, sekarang menjadi hal kebiasaan di wilayah

Kelurahan Jebres. Masyarakat yang tadinya terpaksa menjadi terbiasa. Dukungan

yang diberikan dari warga sangat besar. Terbukti dengan adanya tim pelaksana

untuk melaksanakan kegiatan jam wajib belajar serta tim monitoring guna

mengantisipasi dalam pelaksanaan wajib jam belajar. Dukungan dan partisipasi

lain yang diberikan warga adalah dengan mengkondusifkan lingkungan sekitar

tempat tinggal mereka.

Usaha-usaha yang dilakukan agar program GWJB dapat berjalan dengan

lancar adalah dengan ikut berpartisipasi demi terlaksananya program wajib belajar

tersebut. Bentuk partisipasi yang diberikan warga adalah dengan mematikan

televisi, radio dan sejenisnya serta mengkondusifkan lingkungan tempat tinggal

mereka agar tercapai lingkungan yang kondusif untuk belajar. Selain itu,

dukungan dari Pemerintah Kota Surakarta dengan memberikan Compact disc

(CD) yang dijadikan tanda pada saat dimulainya jam wajib belajar dan pada saat

jam wajib belajar usai. Oleh Kelurahan Jebres kemudian membentuk Tim

monitoring dan tim evaluasi jam wajib belajar. Hal ini bertujuan untuk

mengoptimalkan jam wajib belajar tersebut. Setiap malam tim monitoring

melakukan sweeping dengan mendatangi setiap rumah warga yang memiliki anak

sekolah maupun yang tidak memiliki anak sekolah. Jika ditemui warga yang

masih menyalakan televisi saat jam belajar atau anak yang masih berkeliaran,

bermain dan tidak belajar saat jam belajar maka akan dikenakan sanksi berupa

teguran.

c. Perkembangan Pelaksanaan GWJB (Gerakan Wajib Jam Belajar) di

Kelurahan Jebres

Dalam perkembangannya, kedisiplinan pelaksanaan GWJB mulai

berkurang. Banyak daerah-daerah di Kelurahan Jebres yang sudah jarang

membunyikan tanda atau suara sebagai tanda dimulainya jam belajar serta jarang

tim monitoting yang melakukan sweeping ke rumah-rumah warga. Tim

Page 96: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

monitoring melakukan sweeping hanya pada saat-saat tertentu, hal ini sesuai

dengan penuturan informan RT yang mengungkapkan bahwa tim motitoring

sudah jarang memeriksa di lingkungannya serta himbauan dari masjid di

wilayahnya juga jarang diserukan. Berikut penuturan beliau:

“Halo-halo dari masjid sekarang sudah nggak kedengeran mbak, yang

meriksa belajar juga mboten mriki malih”. (“Pemberitahuan dari masjid

sekarang sudah terdengar lagi mbak, yang memeriksa belajar juga tidak

kesini lagi”.). (W/RT/20/04/2011).

Informan lain, yakni ibu FC juga mengungkapkan hal yang sama dengan

ibu RT:

“Sekarang tim yang biasanya datang kerumah-rumah untuk memeriksa

belajar sudah tidak kelihatan lagi”. (W/FC/29/04/2011).

Hal serupa juga ditambahkan oleh ibu IA. Sirine yang biasanya dia dengar

dari perpustakaan kelurahan maupun seruan dari masjid di wilayahnya sudah

jarang terdengar. Berikut penuturannya:

“Dulu suara sirinenya sering berbunyi, tetapi sekarang sudah jarang bahkan

hampir tidak terdengar lagi, bapak-bapak yang biasanya memeriksa saat jam

belajar berlangsung sudah jarang mendatangi rumah warga, tidak sesering

dulu, paling hanya pas anak-anak lagi ujian sekolah”.). (W/IA/20/04/2011).

Bapak JK membenarkan penuturan ibu IA di atas, bahwa memang sirine

yang ditempatkan di perpustakaan Kelurahan jarang didengar oleh warga karena

memang tidak dibunyikan dengan alasan kerusakan. Berikut penuturan beliau:

“Sirine yang di perpustakaan kelurahan memang tidak bisa dibunyikan

karena rusak, jadi nggih warga jarang mendengar sekarang”. (“Sirine yang

di perpustakaan kelurahan memang tidak bisa dibunyikan karena rusak, jadi

ya warga jarang mendengar sekarang”.). (W/JK/19/04/2011).

Begitu pula dengan RW 14 yang mengalami hal yang sama dengan

kerusakan sirine, sehingga warga jarang mendengar suara sirine tanda belajar. Hal

ini terlihat dalam penuturan ibu KV:

“Kemarin sirinenya memang rusak mbak, dan belum dibenahin. Jadi ya

warga jarang mendengar karena alatnya yang nggak bisa buat

membunyikan”. (W/KV/06/05/2011).

Page 97: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Meskipun dalam pelaksanannya mengalami penurunan kedisiplinan,

namun GWJB di Kelurahan Jebres masih tetap berjalan. Program GWJB di

Kelurahan Jebres bukan hanya sebuah program jam wajib belajar yang

dilaksanakan dirumah saja, tetapi GWJB merupakan gerakan wajib belajar yang

juga dilakukan dengan pembelajaran secara bersama disuatu tempat, yakni

ditempat-tempat yang telah disediakan oleh Kelurahan Jebres. Dalam

perkembangannya, pembelajaran secara bersama ini dilakukan dengan

mengadakan kerjasama dengan HOO HAP yakni perkumpulan etnis Tionghoa di

Surakarta. Kerjasama tersebut berupa program belajar bersama seperti belajar

kelompok yang ditampung dalam sebuah wadah bernama Taman Belajar. Dimana

anggotanya terdiri dari anak-anak warga Kelurahan Jebres maupun luar Kelurahan

Jebres sebagai sasaran belajar (yang diajar) dan tenaga pengajar yang berasal dari

HOO HAP sendiri maupun dari pihak Kelurahan Jebres, biasanya mahasiswa atau

mahasiswi UNS yang secara sukarela memberikan pembelajaran kepada siswa-

siswi yang belajar di taman belajar tersebut. Seperti yang terdapat di wilayah RW

14 dan RW 23, dimana terdapat taman belajar yang merupakan hasil kerjasama

dengan HOO HAP, mereka secara bersama mengadakan belajar kelompok untuk

siswa-siswi SD yang dibimbing oleh tenaga pengajar dari HOO HAP dan

mahasiswa- mahasiswi dari UNS.

Kegiatan belajar bersama di taman belajar tersebut dilaksanakan setiap

hari selasa dan jum’at pukul 18.30 s/d 20.30 WIB (waktu jam belajar). Dalam

pelaksanaannya siswa didik tidak dikenai biaya sedikitpun (gratis). Mahasiswa-

mahasiswi tersebut terdiri dari berbagai fakultas yang berada di UNS dan secara

bersama melakukan bimbingan belajar diwilayah RW 14 dan 23. Pelaksanaan

belajar bersama wilayah RW 14 dan sekitarnya bertempat di RW 14, yakni di

Gedung Serbaguna (untuk anak TK, SD kelas 1, 2 dan 3) dan TK Gaya Baru

(untuk SD kelas 3 keatas). Sedangkan untuk RW 23 dan sekitarnya bertempat di

RW 23, yakni di Perpustakaan Kelurahan (untuk SD kelas 1-6). Para orang tua

biasanya mengantarkan anaknya untuk belajar di taman belajar pada pukul 18.30

WIB, setelah itu ditinggal dan pada pukul 20.30 WIB baru dijemput kembali.

Page 98: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Sedangkan untuk anak SMP dan SMA/ SMK biasanya belajar dirumah dengan

didampingi dan diawasi oleh orang tuanya masing-masing.

Manfaat adanya GWJB dirasa cukup besar bagi masyarakat, baik anak

maupun orang tua. GWJB memberikan banyak kontribusi seperti; meningkatkan

kedisiplinan dalam belajar, meningkatkan prestasi di sekolah, menumbuhkan

kesadaran orang tua dan putra-putrinya untuk belajar pada saat jam belajar,

meningkatkan partisipasi orang tua dalam mendampingi putra-putrinya saat

belajar, meningkatkan suasana kondusif bagi berlangsungnya proses

pembelajaran, mendukung kepedulian masyarakat untuk meningkatkan atau

melengkapi sarana dan prasarana belajar, memberdayakan seluruh komponen

masyarakat dan media untuk mendukung pelaksanaan GWJB. Selain itu, program

GWJB diharapkan mampu mencapai mewujudkan budaya belajar bagi masyarakat

untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kota Surakarta. Seperti yang dirasakan

oleh informan IA sebagai berikut:

“GWJB banyak positifnya mbak, apalagi dalam menciptakan lingkungan

yang tenang, soalE sini kan lingkungan kos, jadi sering rame. Setelah ada

program GWJB rodo kacek, opo maneh pas jam belajar sepi”. (GWJB

memiliki banyak manfaat positifnya mbak, terutama dalam menciptakan

lingkungan yang tenang saat jam belajar, karena mengingat lingkungan

ditempat tinggalnya adalah daerah kost yang sering ramai. Namun setelah

diberlakukannya GWJB menjadi lebih tenang, terutama saat-saat jam

belajar”. (W/IA/20/04/2011).

Begitu pula dengan informan lain, yakni bapak JK yang juga merasakan

hal yang sma dengan ibu IA. Dalam penjelasannya bapak JK mendukung adanya

program GWJB ini, karena berdampak positif bagi anak maupun lingkungan

masyarakat. Berikut penjelasan beliau:

“Sangat mendukung, karena sangat bermanfaat bagi anak sekolah dalam

menciptakan budaya belajar, selain itu bagi masyarakat dapat tercipta

lingkungan yang kondusif dan tenang”. (W/JK/19/04/2011).

Sebagai langkah evaluasi, setiap tahunnya pihak Kelurahan Jebres

mengadakan Try Out untuk siswa SMK, SMA, SMP, dan siswa SD kelas VI, hal

ini sebagai langkah evaluasi mereka dalam program wajib jam belajar yang

diterapkan, serta upaya untuk mengakomodir kebutuhan soal-soal dalam

Page 99: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

persiapan menghadapi ujian nasional. Sedangkan untuk siswa yang belum

menempuh ujian nasional diadakan Lomba Cerdas Cermat (LCC) antar RW yang

diadakan 2 kali dalam setahun, biasanya pada saat liburan semesteran. Peserta

LCC adalah anak-anak SD dari seluruh warga Kelurahan Jebres kecuali anak

kelas 6. Semua kegiatan yang dilaksanakan mendapat biaya dari DPK (Dana

Pembangunan Kelurahan), sedangkan soal dibuat oleh LPMK dan tempat

pelaksanannya di aula kelurahan atau di perpustakaan kelurahan. Sebagai reward

agar anak terus semangat mengikuti kegiatan yang diadakan, panitia memberikan

rangking dan hadiah dari setiap pelaksanaan lomba kegiatan.

Untuk menjaga program GWJB tetap berjalan dengan baik, maka

dilakukan pertemuan RW setiap bulannya yang didalam pertemuan akan terdapat

evaluasi mengenai kondisi serta fungsi program apakah mengalami kemajuan

(progress) atau justru (regress) kemunduran.

1) Program GWJB yang diberlakukan kepada siswa-siswi SD

Program GWJB sangat menjangkau siswa-siswi SD karena dengan adanya

program wajib jam belajar tersebut dirasa sangat bermanfaat dan sangat dipatuhi

oleh siswa-siswi yang duduk di bangku SD. Dalam setiap pelaksanaanya yang

dimulai dengan tanda belajar, mereka sangat berantusias untuk segera belajar dan

biasanya para orang tua segera mematikan televisi atau sejenisnya agar kegiatan

belajar menjadi tenang, kemudian para orang tua segera mendampingi anak pada

saat belajar berlangsung. Namun apabila orang tua memiliki kesibukan, maka

tugas mendampingi atau mengawasi anak belajar akan digantikan oleh anggota

keluarga lain, sehingga anak tetap bisa belajar dan mengantisipasi apabila pada

saat belajar anak menemukan kesulitan sehingga ada yang bisa membantu. Hal ini

seperti yang diungkapkan ibu IA. Berikut penuturannya:

“Kalau saya sedang lagi ada kegiatan misalnya ada di hajatan tetangga dan

tidak bisa mendampingi anak belajar, biasanya digantikan oleh suami saya,

tetapi biasanya kakaknya mengajari adik-adiknya, misalnya yang SMP

ngajari yang SD kan pastinya bisa. Jadi si anak tetap belajar dan jika ada

kesulitan tetap ada yang ditanyai lalu diajari”. (W/IA/20/04/11).

Page 100: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

GWJB yang diadakan di wilayah RW 14 dan sekitarnya untuk siswa-siswi

yang duduk dibangku SD merupakan GWJB yang diadakan secara bersama di

taman belajar pada hari Selasa dan Jumat dengan dibimbing oleh mahasiswa-

mahasiswi dari UNS yang mereka secara sukarela memberikan pembelajaran

kepada siswa-siswi SD tersebut. Kegiatan belajar secara bersama dilakukan di

Gedung Serbaguna dan TK Gaya Baru. Untuk siswa-siswi TK dan kelas 1 sampai

kelas 3 bertempat di Gedung Serbaguna dan untuk siswa-siswi kelas 4 sampai

kelas 6 bertempat di TK Gaya Baru. Namun selain hari Selasa dan Jumat siswa-

siswi SD tersebut tetap belajar dirumah sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan.

Sedangkan di wilayah RW 23 dan sekitarnya, GWJB yang diadakan secara

bersama dijadikan satu dalam taman belajar yang bertempat di perpustakaan

kelurahan, dimana teknisnya sama dengan taman belajar di wilayah RW 14, hanya

saja jika belajar bersama yang dilaksanakan di perpustakaan kelurahan dijadikan

satu antara kelas 1 sampai kelas 6.

2) Program GWJB yang diberlakukan kepada siswa-siswi SMP

Untuk anak-anak usia SMP cenderung belajar sendiri secara mandiri tidak

didampingi lagi oleh orang tuanya, hal ini dikarenakan siswa SMP telah memiliki

kesadaran sendiri untuk belajar tanpa disuruh oleh orang tua. Orang tua biasanya

hanya mengawasi saja dengan tetap ada di rumah selama program GWJB ini

berlangsung, jika berhalangan maka anggota keluarga lain yang mengawasinya.

Seandainya anak mengalami kesulitan maka orang tua akan membantu meskipun

tidak mendampingi di sebelah sang anak.

Untuk di wilayah RW 14, anak-anak SMP tidak mengikuti belajar bersama

seperti anak-anak SD, mereka belajar di rumah masing-masing namun masih

mematuhi jam belajar 18.30 s/d 20.30 WIB. Orang tua akan mengkondusifkan

keadaan di rumah mereka dengan cara tidak membuat gaduh atau apapun yang

mengganggu konsentrasi anak mereka saat belajar. Saat belajar, anak akan masuk

ke ruang belajarnya kemudian televisi dan sejenisnya akan dimatikan oleh orang

tua mereka.

Page 101: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Dalam penelitian apabila ditemui anak tidak mematuhi program belajar,

hal ini biasanya disebabkan oleh anak tersebut sakit atau ikut keluarganya yang

pergi. Selama program ini berlangsung tidak ada anak yang berusaha untuk tidak

mematuhi berjalannya program tersebut, hal ini dikarenakan lingkungan dan

orang tua yang berperan aktif mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk

belajar.

3) Program GWJB yang diberlakukan kepada siswa-siswi SMA

Untuk anak ditingkat SMA, mereka mengaku bahwa program tersebut

belum berjalan lancar, meskipun mereka telah mengetahui program tersebut.

Seperti siswa SMP, siswa SMA telah memiliki kesadaran sendiri untuk mematuhi

program GWJB, mereka belajar tanpa didampingi oleh orang tua dan orang tua

hanya mengawasi saja, namun akan membantu jika diperlukan. Siswa tidak

didampingi oleh orang tuanya dikarenakan merasa sudah dewasa dan bisa belajar

sendiri. Siswa perempuan lebih memiliki kesadaran yang tinggi dibandingkan

siswa laki-laki dalam mematuhi program tersebut.

Di RW 14 dan 23 anak SMA tidak memiliki program belajar bersama

seperti halnya dengan anak SMP. Mereka mandiri belajar di rumah masing-

masing. Namun dalam pelaksanaannya biasanya siswa-siswi SMA kurang begitu

mematuhi jam belajar tersebut dan semakin berkembangnya teknologi zaman

sekarang ini berpengaruh pula terhadap partisipasi belajar siswa-siswi SMA,

biasanya mereka belajar di meja belajar yang berada di kamar mereka masing-

masing namun pada kenyatannya mereka kurang mengoptimalkan jam belajar

yang ada terbukti dengan mereka tetap bermain HP atau sejenisnya. Hal ini sesuai

dengan penuturan informan AG, salah satu warga RW 25 yang duduk di bangku

SMA;

“Saya kalau jam belajar ya belajar mbak, tapi nggak pasti jammya, biasanya

lebih malam karena lebih bisa masuk. Kalau belajar ya di kamar sendiri, dah

nggak diajari bapak ibuk lagi, ya malu wong wis GD og, kaya anak SD aja.

Tapi kalau belajar dikamar seringnya malah SMS’an ma temen, kadang

malah lupa belajarnya tau-tau bacut tidur. Sering sih ditegur bapak atau ibuk

nggak boleh maenan HP kalau lagi belajar….”. (W/AG/21/04/2011).

Page 102: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Namun pada sebagian siswa-siswi SMA yang tertib menggunakan jam

wajib belajar, mengaku terdapat manfaat yang dirasakan dalam kegiatan belajar

tersebut, misalnya dengan nilai ujian mereka yang mengalami peningkatan

meskipun hanya sedikit tetapi tetap ada peningkatan prestasi. Seperti penuturan

salah satu informan warga RW 14 bernama DW berikut;

“GWJB banyak manfaatnya mbak, belajar jadi lebih nyaman, suasananya

tenang, soalnya kan itu ada peraturannya mbak. Dulu kalau sedang belajar

lalu lingkungannya sering ramai sekali jadi tidak bisa belajar, apalagi sini

lingkungan kos, banyak mas-mas dan mbak-mbak kos yang ramai, ngomong

kencang-kencang, suaranya terkadang terdengar sampai sini. Sekarang kalau

ramai ada peraturannya, nanti di tegur pak RW, dengan begitu belajar jadi

lebih konsentrasi. Nilai ulangan saya Alhamdulillah mengalami

peningkatan. Bisa mempertahankan rangking”. (W/DW/21/04/2011).

4) Program GWJB yang diberlakukan kepada siswa-siswi SMK

Karena materi belajar SMK dan SMA berbeda maka cara belajarnya pun

berbeda, siswa SMK lebih banyak mengacu pada praktek. Namun siswa SMK

masih tetap mematuhi program GWJB tersebut. Mereka belajar sesuai dengan

kesadaran mereka, bahkan mereka juga belajar di waktu lain selain jam belajar

18.30 s/d 20.30 WIB. Pada saat jam belajar berlangsung biasanya siswa-siswi

SMK tidak didampingi oleh orang tua karena anak merasa sudah bisa belajar

sendiri. Hal ini terjadi karena si anak merasa sudah dewasa dan tidak perlu untuk

didampingi dan kecenderungan siswa-siswi SMK lebih pada materi praktek

mereka. Dan hampir sebagian besar orang tua sibuk atau jarang untuk

mendampingi anak belajar, bahkan tidak sama sekali. Dikarenakan mata pelajaran

antara siswa-siswi SMA berbeda dengan siswa-siswi SMK dimana siswa-siswi

SMK cenderung melakukan praktek dalam pembelajarannya sehingga waktu

belajar siswa-siswi SMK dirumah lebih sedikit jika dibandingkan dengan siswa-

siswi SMA. Seperti dalam penuturan LS, yakni pelajar kelas 3 SMK. Berikut

penuturannya:

“Saya sebenarnya kalau dirumah jarang belajar mbak,karena jurusan saya

tata busana. Paling kalau ada tugas ngetik, saya pergi ke rentalan. Soalnya

ditempat saya kebanyakan praktek dan bapak ibuk juga sudah tau jadi ya

jarang bahkan tidak menemani saya belajar apalagi juga sudah GD juga,

paling diawasi. Kadang saya belajar biar menjadi contoh adik-adik, kalau

nggak gitu adik saya nggak mau belajar”. (W/LS/21/04/2011).

Page 103: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

2. Peran Orang Tua dalam memberikan Motivasi Belajar Anak Pada

Pelaksanaan GWJB

a. Pandangan Orang Tua mengenai GWJB

Keberadaan Gerakan Wajib jam Belajar (GWJB) telah memberikan

dorongan bagi orang tua dalam memberikan motivasi belajar untuk anak. Hal ini

dapat dijelaskan dari pandangan informan mengenai GWJB. Salah satunya ibu IA,

beliau mengemukakan pendapatnya sebagai berikut:

“GWJB itu program dari pemerintah yang mengajak warga untuk memiliki

budaya belajar pada saat jam belajar berlangsung”. (W/IA/20/04/2011).

Hal senada diungkapkan pula oleh ibu RT saat diberikan pertanyaan yang

sama:

“GWJB itu gerakan yang menyuruh anak belajar, dilarang bermain pas jam

belajar, televisi dimatikan dan nggak boleh berisik pas jam belajar”.

(“GWJB itu gerakan yang menyuruh anak belajar, dilarang bermain ketika

jam belajar, televisi dimatikan dan tidak boleh berisik ketika jam belajar”.).

(W/RT/20/04/2011).

Menurut ibu RT dan ibu IA GWJB merupakan program dari pemerintah

yang mengajak warga masyarakat untuk memiliki budaya belajar saat jam belajar

berlangsung, dimana pada saat jam belajar semua anak yang masih sekolah

dihimbau untuk segera belajar bukan bermain, menciptakan suasana yang

kondusif untuk belajar dengan mematikan televisi dan menjaga ketenangan

lingkungan. Pernyataan ibu IA dan ibu RT semakin diperjelas oleh bapak JM

selaku ketua GWJB di Kelurahan Jebres, beliau mengungkapkan bahwa GWJB

merupakan gerakan yang mempresentasikan dukungan pemerintah terhadap

pendidikan yang berasal dari bawah. Berikut penjelasannya:

“GWJB merupakan sebuah gerakan yang mempresentasikan dukungan

pemerintah terhadap pendidikan. Dinamakan gerakan karena berasal atau

tumbuh dari masyarakat yang kemudian oleh pemerintah bersama

masyarakat dijadikan sebagai program yang mendukung pelaksanaan belajar

dan kemudian dilaksanakan bersama.”(W/JM/18/04/2011).

Meski dengan penjelasan yang cukup singkat ibu SR berpendapat bahwa

GWJB merupakan himbauan belajar. Berikut penjelasan ibu SR secara ringkas:

Page 104: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

“Kulo mboten ngertos mbak, namung sak ngerti kulo nggih GWJB itu

program yang menyuruh belajar”. (“saya tidak tahu mbak, hanya setahu

saya ya GWJB itu program yang menyuruh belajar”.) (W/SR/07/05/2011).

Informan lain, yakni bapak JK menjelaskan bahwa GWJB adalah gerakan

positif dalam hal pendidikan. Berikut penuturan beliau:

“GWJB adalah gerakan yang menciptakan budaya belajar yang bagus

dengan membuat lingkungan yang tenang, menyuruh anak belajar yang

dilakukan pada jam-jam belajar yakni jam 18.30 s/d 20.30 WIB”.

(W/JK/19/04/2011).

Hal ini senada dengan penuturan ibu KV, menurut beliau GWJB adalah

hal yang sangat bermanfaat untuk anak sekolah pada khususnya dan masyarakat

pada umumnya. Berikut penjelasannya:

“GWJB adalah program yang sangat bermanfaat untuk anak sekolah karena

dapat meningkatkan kemauan belajar anak sehingga prestasi belajarnya

meningkat, sedangkan untuk masyarakat juga terasa manfaatnya yakni

tercipta lingkungan yang tenang, aman dan tenteram, karena semuanya

saling menjaga”. (W/KV/06/05/2011).

Namun sedikit berbeda dengan ibu FC yang berpendapat bahwa GWJB

hanyalah sekedar himbauan dari pemerintah. Berikut penjelasannya:

“GWJB itu himbauan dari Pemerintah untuk mensukseskan jam belajar, tapi

itu hanya sebatas himbauan saja mbak, kenyatannya ya sama aja sebelum

dengan sesudah adanya GWJB. Toh belajar itu kan nggak hanya pas jam

belajar yang ditetapkan saja, tapi bisa kapan saja dan dimana saja”.

(W/FC/29/04/2011).

Dari pendapat yang telah disampaikan, maka dapat disimpulkan bahwa

pandangan orang tua mengenai GWJB merupakan salah satu program kepedulian

Pemerintah dalam memberikan dukungan terhadap pendidikan masyarakat,

khususnya kepada anak usia sekolah dengan menciptakan budaya belajar. Bagi

sebagian masyarakat Kelurahan Jebres GWJB memiliki nilai positif karena

mensosialisasikan perkembangan terlaksananya budaya belajar, namun bagi

sebagian masyarakat lainnya GWJB tidak begitu dirasakan karena menurutnya

belajar tidak hanya dilakukan saat jam belajar saja, tetapi setiap saat, kapanpun

dan dimanapun. GWJB sangat bermanfaat bagi pengembangan pendidikan anak-

Page 105: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

anak, karena dengan adanya GWJB dapat melatih disiplin anak untuk belajar serta

dapat menghindarkan pengaruh perkembangan anak dari hal-hal yang negatif.

b. Alasan Orang Tua Memberikan Motivasi Belajar Anak

Motivasi belajar merupakan usaha yang disadari untuk mempengaruhi

tingkah laku seseorang agar tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu

yaitu dalam belajar, sehingga mencapai hasil atau tujuan tertentu, yakni hasil

belajar. Dengan adanya motivasi seseorang dapat terdorong atau tergerak dalam

mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Begitu pula dengan motivasi belajar.

Motivasi belajar dapat memunculkan semangat untuk mencapai kesuksesan dalam

belajar. Banyak orang tua yang memberikan motivasi kepada anaknya saat belajar

karena dilatarbelakangi atau didorong oleh faktor dan tujuan tertentu. Berikut

adalah penjelasan beberapa informan mengenai kondisi tersebut:

Ibu IA merupakan seorang ibu yang selalu memberikan motivasi belajar

untuk ke empat anaknya yang masih bersekolah dengan tujuan agar anaknya dapat

tekun dan giat belajar sehingga menjadi orang yang sukses. Berikut penuturan ibu

IA:

“Setiap jam belajar dimulai, saya selalu berusaha mendampingi atau

mengawasi anak belajar, jika perlu TV saya matikan, dengan begitu anak

akan semangat belajar, saya pengen besuk anak-anak saya jadi orang sukses

semua”. (W/IA/20/04/2011).

Hal senada juga diungkapkan oleh ibu RT yang berusaha memberikan

berbagai fasilitas pendidikan yang lengkap untuk anaknya agar si anak

bersemangat dalam belajar. Berikut penuturaanya:

“Ya apa yang diminta anak saya untuk keperluan sekolah kalau bisa yang

namanya orang tua ya berusaha memberikannya, biar anak itu semangat

belajar sama sekolahnya mbak, kemaren pas mau masuk sekolah minta apa-

apa baru ya saya kasih, buku, serangam, pulpen, sepatu, tas, semuanya

baru”. (W/RT/20/04/2011).

Dari pernyataan ibu IA dan ibu RT tersebut, mereka memberikan motivasi

belajar pada anaknya agar anaknya semangat dalam belajar, sehingga menjadi giat

dan tekun dalam belajar. Dengan harapan ketekunannya dalam belajar tersebut

dapat menjadikan kesuksesan dimasa mendatang.

Page 106: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Meski dengan tujuan yang sama, yakni kesuksesan anak, informan lain

yaitu bapak JK memberikan alasan bahwa beliau memberikan motivasi belajar

pada anaknya karena memang sudah kewajibannya sebagai orang tua. Berikut

penuturan beliau:

“Sudah menjadi kewajiban sebagai orang tua, ya kalau anak pas belajar ya

saya mendampinginya, kalau tidak ya biasanya istri saya. Soalnya kalau

tidak didampingi biasanya cuma maen-maen, jadi biar mau belajar ya harus

didampingi atau diawasi”. (W/JK/19/04/2011).

Alasan kewajiban sebagai orang tua dalam memberikan motivasi belajar

kepada anak diakui pula oleh ibu SR. Beliau menjelaskan sudah seharusnya

sebagai orang tua mendukung anak dalam meraih cita-citanya, termasuk

memberikan motivasi saat anak belajar. Alasan tersebut yang membuat ibu SR

memberikan hadiah ketika anaknya mendapat rangking pertama di kelas. Karena

dengan pemberian hadiah tersebut dapat mendorong anaknya untuk semangat

belajar. Berikut penjelasan ibu SR:

“Sebagai orang tua selain membatu doa ya menyemangatinya saat belajar,

itu kan sudah menjadi kewajiban kita sebagai orang tua. Kadang biar anak

semangat belajar saya menjanjikannya hadiah kalau bisa rangking pertama

mbak, meskipun hadiahnya hanya hal kecil, misalnya dibelikan buku baru

atau tempat pensil baru, meskipun sederhana. tapi sudah membuat anak jadi

semangat belajar”. (W/SR/06/05/2011).

c. Peran Orang Tua dalam memberikan Motivasi Belajar Anak Pada

Pelaksanaan GWJB

Pada dasarnya anak lahir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan

keluarga. Seorang anak juga akan mengalami proses sosialisasi pendidikan di

dalam lingkungan keluarga, khususnya orang tua sebagai pendidik pertama dan

utama. Orang tua terdiri dari 2 unsur, yakni ibu dan bapak. Mereka adalah orang

yang memusatkan perhatian pada anak. Mereka adalah orang yang pertama

bertanggungjawab terhadap kesejahteraan anak. Orang tua tanpa perintah, secara

alami akan melakukan tugas sebagai pendidik, baik yang bersifat sebagai

pemelihara, pembimbing, pengasuh, pembina maupun sebagai guru dan sebagai

pemimpin bagi anak-anaknya. Anak akan menyerap apa yang telah diteladani

Page 107: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

orang tuanya dan akan menerima segala norma maupun nilai yang diajarkan orang

tua.

Salah satu peran orang tua terhadap anak adalah sebagai motivator, yakni

memberikan motivasi kepada anak, terutama dalam mencapai tujuan atau tahapan

tertentu, yaitu dalam mencapai kesuksesan dan prestasi anak. Orang tua akan

berperan aktif untuk menunjang keberhasilan anak. Hal ini bisa dicapai dengan

bagaimana peran orang tua dalam memberikan motivasi terhadap anaknya agar

mencapai keberhasilan tersebut, salah satunya adalah dengan memberikan

motivasi belajar. Pemberian motivasi belajar orang tua kepada anak sangat

diperlukan, dengan motivasi inilah anak menjadi tekun dan bergairah dalam

proses belajar, sehingga kualitas hasil belajar akan meningkat. Anak yang

diberikan motivasi belajar dalam proses belajar pasti akan mengalami

keberhasilan.

Motivasi berhubungan dengan suatu tujuan. Motivasi dapat mendorong

manusia untuk berbuat, yakni sebagai penggerak atau motor yang melepaskan

energi. Dalam hal ini motivasi yang diberikan orang tua dapat mendorong anak

disetiap kegiatan yang akan dikerjakan, misalnya pemberian motivasi belajar agar

anak mau belajar dengan giat. Motivasi dapat menentukan arah perbuatan, yakni

arah tujuan yang hendak dicapai. Dalam hal ini motivasi yang diberikan orang tua

dapat memberikan arah dan kegiatan anak yang harus dikerjakan sesuai dengan

rumusan tujuannya. Dengan demikian, motivasi dapat mempengaruhi adanya

kegiatan. Kemudian dalam hubungannya dengan kegiatan belajar yang terpenting

adalah bagaimana orang tua menciptakan kondisi atau suatu proses yang

mengarahkan anak untuk melakukan aktivitas belajar. Sesuai dengan keadaan

yang ada di Kelurahan Jebres, dalam kaitannya dalam gerakan wajib jam belajar,

peran orang tua dalam mengimbangi jam belajar anak adalah sebagai berikut:

1) Menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar

Keberhasilan belajar juga sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor di luar diri

anak, baik faktor fisik maupun sosial-psikologis yang berada pada lingkungan

keluarga, sekolah dan masyarakat. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan

Page 108: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

utama dalam pendidikan anak. Orang tua yang merupakan unsur dari keluarga

menjadi lingkungan pertama dalam memberikan motivasi belajar kepada anak

karena dalam keluarga inilah anak pertama-tama mendapat pendidikan dan

bimbingan. Selain itu, dikatakan lingkungan yang terutama karena sebagian besar

dari kehidupan anak adalah di dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling

banyak diterima oleh anak adalah di keluarga. Dalam hubungannya dengan

gerakan wajib jam belajar. Orang tua selalu dituntut untuk memberikan motivasi

belajar anak saat jam belajar berlangsung karena mengingat bahwa orang tua

adalah pendidik pertama dan utama serta keberadaan anak di lingkungan rumah

lebih besar dari pada di luar rumah. Oleh karena itu, peran orang tua dalam

memberikan motivasi belajar anak sangatlah penting.

Berdasarkan penelitian di Kelurahan Jebres, beberapa informan

menuturkan bahwa memberikan motivasi belajar kepada anak saat jam belajar

berlangsung dapat dilakukan dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung

anak untuk belajar. Salah satunya adalah ibu IA, yang berusaha menciptakan

lingkungan tenang saat belajar agar tidak mengganggu sang anak belajar, hal ini

dia lakukan dengan cara mematikan televisi saat jam belajar berlangsung. Berikut

penuturan beliau:

“Ketika anak belajar, televisi saya matikan mbak, biar anak nggak keganggu

belajarnya”. (W/IA/20/04/2011).

Hal senada juga diungkapkan oleh bapak JK. Beliau yang selalu disiplin

menarapkan jam belajar untuk anak-anaknya juga mematikan televisi ketika jam

belajar dimulai agar sang anak bisa lebih tenang dalam belajar, selain itu bapak JK

juga melarang istrinya mengobrol dengan tetangganya saat jam belajar

berlangsung atau menonton televisi melainkan menyuruh istrinya agar

mendampingi atau mengawasi anaklnya belajar. Hal ini dilakukannya sebagai

bentuk dukungan agar tercipta lingkungan yang kondusif untuk belajar

dirumahnya. Berikut penuturan beliau:

“Kalau pas anak lagi belajar ya TV harus dimatikan, istri saya juga saya

suruh pulang kalau jagongan kalih tonggo-tonggo…..”. (“Ketika anak lagi

belajar ya TV harus dimatikan, istri saya juga saya suruh pulang kalau

ngobrol dengan tetangga….”.). (W/JK/19/04/2011).

Page 109: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Bapak JK juga menambahkan, beliau berusaha untuk tidak menganggu

anaknya belajar dengan pergi mencari angin diluar dan setelah jam belajar selesai

baru pulang untuk menyalakan televisi atau radio:

“….daripada mengganggu anak saya belajar kadang ya keluar sekedar

mencari angin, wedangan di hik… (“….daripada mengganggu anak saya

belajar kadang ya keluar sekedar mencari angin, makan minum di hik….”.).

(W/JK/19/04/2011).

Ibu RT melakukan hal yang sama pula dengan ibu IA dan bapak JK yang

mematikan televisi saat jam belajar berlangsung. Berikut penuturan beliau:

“Ya dimatikan agar anak mau belajar, nggak ikut-ikutan nonton TV”.

(W/RT/20/04/2011).

Dari penuturan ibu RT diatas, beliau berusaha mematikan televisi saat jam

belajar supaya si anak bisa belajar dan tidak ikut-ikutan menonton televisi.

Sebagai ibu rumah tangga layaknya ibu-ibu lain yang suka melihat sinetron, ibu

RT juga tidak mau meninggalkan sinetronnya, namun juga tidak meninggalkan

kewajibannya sebagai orang tua dalam mendampingi anak belajar. Hal ini dia

lakukan dengan memberlakukan jam belajar untuk anaknya lebih awal, sehingga

ketika anakya selesai belajar beliau dapat menonton sinetron kegemarannya.

Berikut penuturan beliau:

“Biasanya jam belajar kan jam setengah tujuh mbak, tapi anak saya tak suruh

belajar, biasanya sore udah mulai belajar. Jadi kan nanti selesainya lebih

awal, jam tujuh biasanya sudah capek, abis selesai baru bisa nonton tipi,

sinetronnya juga tidak ketinggalan”. (W/RT/20/04/2011).

Selain itu, ibu RT juga menambahkan, agar anaknya memiliki kemauan

untuk belajar, beliau memiliki cara memfasilitasi rumahnya dengan sarana belajar.

Dengan begitu anaknya akan memiliki semangat belajar. Berikut penuturan

beliau:

“Dikamarnya saya belikan meja belajar, buku, pensil, crayon, tas baru saya

belikan agar semangat belajar”. (W/RT/20/04/2011).

Begitu pula dengan ibu FC yang memberlakukan jam belajar dikeluarganya

tidak hanya pada pukul 18.30 s/d 20.30 WIB, melainkan kapan saja dan dimana

saja, karena baginya belajar tidak harus dipatok oleh waktu dan kebetulan anak

Page 110: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

ibu FC memiliki kebiasaan belajar sepulang sekolah dan sore hari, sehingga pada

malam harinya anak bebas bermain atau menonton televisi asalkan sudah belajar

dan tugas (PR) sudah diselesaikan. Berikut penuturan beliau:

“Dikeluarga saya belajar tidak harus pas jam belajar mbak, kapan saja boleh.

Biasanya anak-anak belajar sepulang sekolah mengerjakan PR lalu tidur

siang, sorenya belajar lagi buat pelajaran besuk. Kalau saya bermain atau

menonton televisi kapan saja boleh asal sudah mengerjakan PR dan sudah

belajar buart pelajaran besuk”. (W/FC/29/04/2011).

Dari pernyataan para informan di atas, cara orang tua dalam memberikan

memotivasi belajar anak dilakukan dengan menciptakan iklim rumah yang

mendukung anak dalam belajar. Lingkungan yang kondusif dan tenang dapat

membantu anak dalam belajar. Orang tua juga dapat menyediakan berbagai

perlengkapan yang dapat mendukung anak untuk belajar. Dengan demikian,

semangat anak untuk belajar akan muncul dan tujuan dapat dicapai yakni

kesuksesan dan prestasi belajar.

2) Menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar

anak

Selain menciptakan iklim rumah yang dapat mendukung anak untuk

belajar, interaksi orang tua dengan anak juga dapat meningkatkan motivasi belajar

anak. Dari beberapa informan di Kelurahan Jebres, memotivasi belajar anak

dilakukan dengan menemani anak belajar. Salah satunya adalah ibu RT yang

selalu berusaha menemani anaknya belajar agar si anak memiliki keinginan dan

semangat untuk belajar. Berikut penuturan beliau:

“Saat anak saya belajar sebisa mungkin saya tunggui mbak, biar anak mau

belajar dan nggak main-main”. (W/RT/20/04/2011).

Hal senada juga diungkapkan pula oleh bapak JK yang selalu memberikan

motivasi pada anak-anaknya dengan mendampingi atau mengawasi anaknya

belajar. Bahkan ketika beliau memiliki kepentingan atau sedang tidak bisa

mendampingi anak belajar, maka kewajiban mendampingi anak belajar digantikan

oleh istrinya. Berikut penuturan bapak JK:

Page 111: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

“Saat belajar ya saya dampingi, tapi kalau yang besar kan biasanya

belajarnya didalam kamar, jadi ya cukup diawasi aja, ndak ketunggul

dolanan HP mbak. Kalau saya lagi ada keperluan biasanya digantikan istri

saya”. (“Saat belajar ya saya dampingi, tapi kalau yang besar kan biasanya

belajarnya didalam kamar, jadi ya cukup diawasi aja, biar tidak keterusan

mainan HP mbak. Kalau saya lagi ada keperluan biasanya digantikan istri

saya”.). (W/JK/19/04/2011).

Informan lain, yakni ibu IA juga mengungkapkan hal yang sama dengan

ibu RT dan bapak JK, yakni berusaha mendampingi anak saat belajar serta

menunjukkan perhatian terhadap kegiatan belajar anak dengan menanyakan

bagaimana kegiatan belajar disekolah tadi, bagaimana hasil ulangan kemarin

apakah ada kesulitan, serta ada hal menarik atau masalah apa di sekolah. Dengan

memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut beliau telah menunjukkan perhatian

terhadap kegiatan belajar anak, sehingga anak merasa diperhatikan dan terdapat

motivasi dalam dirinya untuk terus belajar. Berikut penjelasan ibu IA:

“Setiap anak belajar saya berusaha menemaninya, terutama yang masih kecil,

kalau tidak bisa ya digantikan bapak atau kakak-kakakya. Selain itu setiap

hari saya juga menanyakan hal-hal disekolah mbak, seperti bagaimana

ulangan tadi, apa ada kesulitan dan sebagainya agar anak merasa diperhatikan

mbak dan terus dimotivasi”. (W/IA/20/04/2011).

Menunjukkan perhatian terhadap kegiatan belajar anak juga dilakukan oleh

ibu FC. Selain itu ibu FC juga mengungkapkan bahwa dirinya harus bisa menjadi

partner anak dalam belajar dengan menunjukkan sikap yang hangat dan positif

terhadap anak, misalnya dengan tidak memarahi anak ketika mendapat nilai jelek

atau anak tidak dapat mengerjakan PR-nya dengan baik. Berikut penuturan beliau:

“Kalau anak mendapat nilai jelek ya jangan dimarahi, itu nanti bisa membuat

anak menjadi terkekang. Prinsip saya dalam belajar saya harus bisa menjadi

partner anak. Dengan menanyakan apakah tadi di sekolah ada kesulitan itu

kan sudah menunjukkan perhatian ke anak dan anak dengan sendirinya akan

cerita dengan senang mbak”. (W/FC/29/04/2011).

Selain menjadi partner bagi anak dalam belajar, memotivasi anak dalam

belajar juga dapat dilakukan dengan memberikan bantuan ketika anak

menghadapi kesulitan. Beberapa informan di Kelurahan Jebres salah satunya ibu

RT mengungkapkan sebagai berikut:

Page 112: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

“Kalau anak ada yang tidak tahu ya saya ajari mbak biasnya berhitung saya

ajari tambah-tambahan, pengurangan, nanti kalau sudah bisa saya beri soal”.

(W/RT/20/04/2011).

Ibu IA juga melakukan hal yang sama denganibu RT yakni mengajari

anaknya ketika anaknya mengalami kesulitan dalam belajar. Sedangkan ibu SR

memiliki cara yang berbeda. Beliau menuturkan tidak tahu menahu dengan

pelajaran anak sekolah jaman sekarang yang terlalu karena keterbatasan ilmu

pengetahuan, beliau memilih untuk menyuruh atau mengantarkan anaknya ke

taman belajar, sehingga ketika anaknya mengalami kesulitan belajar bisa

ditanyakan ke guru yang mengajarinya di taman belajar tersebut. Berikut

penjelasan ibu SR:

“Kadang menawi anak kulo tanglet pelajaran seng mboten saget kulo nggih

mboten saget njawab, lha pelajaran anak-anak sekolah jaman sakniki angel-

angel, dadi ya mending kulo ken belajar nopo kulo terke teng taman belajar

mawon mbak, kajenge diajari guru-gurune teng mriku”. (Kadang kalau anak

saya tanya pelajaran yang sulit, saya juga tidak bisa menjawab, lha pelajaran

anak-anak sekolah jaman sekarang sulit-sulit. Jadi ya mending saya suruh

belajar atau saya antar ke taman belajar biar diajari guru-gurunya disana”.).

(W/SR/06/05/2011).

Dari pernyataan para informan di atas, memberikan motivasi belajar

kepada anak juga dilakukan dengan menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat

dalam kegiatan belajar anak, seperti mendampingi anak belajar, menjadi partner

anak dalam belajar dengan menunjukkan sikap yang hangat dan positif terhadap

anak, serta memberikan bantuan ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar.

3) Memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi

anak

Peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar anak juga dapat

dilakukan dengan memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap

prestasi anak. Hal ini dapat dilakukan dengan berbagai cara. Beberapa informan

menuturkan dengan memberikan hadiah atau pujian menjadikan anak merasa

lebih dihargai dan lebih termotivasi untuk melakukan semangat belajar. Seperti

dalam penuturan ibu FC berikut:

Page 113: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

“Saya dan bapaknya anak-anak biasanya menjanjikan pada anak-anak kalau

bisa dapat juara dan mempertahankan juara di sekolahnya akan saya berikan

hadiah, dengan begitu biasanya mereka termotivasi untuk belajar giat mbak”.

(W/FC/29/04/2011).

Begitu pula dengan ibu SR yang menjanjikan anaknya dengan hadiah ketika

mendapatkan juara di sekolah, dengan begitu akan membuat si anak untuk

semangat dalam belajar. Berikut penuturan ibu SR:

“Biasanya saya janjikan kalau bisa rangking di kelas, saya belikan buku,

disgrip nopo tas baru mbak, biar anak semangat belajar”. (“Biasanya saya

janjikan kalau bisa rangking di kelas, saya belikan buku, tempat pensil atau

tas baru mbak, biar anak semangat belajar”.). (W/SR/06/05/2011).

Berdasarkan penuturan di atas, dengan memberikan hadiah para orang tua

yakin hal tersebut bisa memicu atau menjadi morivasi bagi anak untuk semangat

atau giat belajar, meskipun dengan hadiah yang sederhana.

4) Mendidik anak secara demokratis

Kontrol yang terlalu ketat terhadap anak dapat mematikan motivasi anak.

Secara umum, motivasi anak cenderung meningkat ketika orang tua mengizinkan

anak untuk membuat keputusan sendiri, memperhatikan kebutuhan dan perasaan

anak, serta menyediakan pilihan dan alternatif kepada anak. Mengkomunikasikan

harapan dan keinginan orangtua kepada anak dalam bentuk saran, dan bukan

dalam bentuk perintah. Begitu pula dengan yang dilakukan oleh salah satu

informan yakni ibu FC yang selalu berusaha mendidik anak secara demokratis, hal

ini terlihat ketika beliau memperbolehkan anak untuk bermain atau menonton

televisi kapan saja asalkan si anak sudah belajar dan sudah mengerjakan PR.

Berikut penuturan beliau:

“Saya tidak pernah mengekang anak, mereka mau bermain atau menonton

TV kapan saja boleh asal sudah belajar dan mengerjakan PR”.

(W/FC/29/04/2011).

Begitu pula dengan bapak JK yang tidak mengekang anak dalam memilih

jurusan di sekolahnya agar si anak tetap semangat belajar dan semangat dalam

meraih cita-cita. Berikut penuturan bapak JK:

Page 114: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

“Dulu ketika penjurusan anak saya yang pertama saya suruh masuk IPA dan

kebetulan masuk IPA tetapi setelah di IPA tidak semangat belajar, setelah itu

saya serahkan keanak mau memilih jurusan apa, daripada tiap hari tidak

semangat, lalu dia pindah ke IPS, kalau maunya anak gitu ya mau gimana

lagi, yang penting anak semangat belajar dan cita-citanya tercapai”.

(W/JK/19/04/2011).

3. Kesimpulan Hasil Temuan di Lapangan

Berdasarkan deskripsi penelitian yang telah dipaparkan di atas, maka hasil

temuan penelitian yang didapatkan oleh peneliti di lapangan adalah sebagai

berkut:

a. Implementasi GWJB (Gerakan Wajib Jam Belajar) di Kelurahan Jebres,

Kecamatan Jebres, Surakarta

Pelaksanaan GWJB di Kelurahan Jebres sudah ada sejak 5 sampai 6 tahun

yang lalu, mulai dari tahun 2005 sampai sekarang. Pelaksanaan GWJB di

Kelurahan Jebres bisa berlangsung sampai saat ini karena adanya sosialisasi

kepada masyarakat. Sosialisasi yang diberikan kepada masyarakat melalui

langkah berikut:

1) Pemberitahuan lewat spanduk dan selebaran

2) Pemberitahuan lewat pertemuan di RW, Kelurahan maupun Kecamatan

3) Pemberitahuan lewat plakat yang ada di setiap gang, gapura dan pos ronda di

kampung-kampung

4) Pemberitahuan lewat sirine atau tanda belajar

Teknis pelaksanaan GWJB dimulai dengan adanya tanda atau suara yang

dapat didengar siswa atau orang tua agar dapat memulai belajar dengan baik pada

pukul 18.30 WIB. Suara atau tanda tersebut berasal dari sirine berbentuk kepingan

Compact Disc (CD) yang diberikan disetiap posko atau post yang daya

tangkapnya mencakup beberapa RW. Setiap akan dimulainya jam belajar, maka

CD tersebut akan diputar oleh petugasnya dari salah satu warga di Kelurahan

Jebres. Seperti wilayah RW 14, dimana tanda atau suara sebagai dimulainya jam

belajar tersebut diletakkan di rumah Ketua RW 14 yang setiap harinya ada

petugas khusus untuk memonitoring tanda atau suara tersebut. Selain RW 14,

suara atau tanda belajar juga terdapat di RW 23 dan 25. Di wilayah RW 23 tanda

Page 115: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

atau suara dibunyikan di perpustakaan kelurahan. Sedangkan untuk RW 25,

pemberitahuan atau himbauan mengenai GWJB diserukan lewat microfon masjid,

karena mengingat jumlah CD yang dimiliki dari pemberian pemerintah Kota

terbatas hanya berjumlah 5 buah, jadi wilayah RW yang tidak mendapat CD

himbauan atau tanda belajar diserukan lewat microfon masjid.

Tanda atau suara tersebut dibunyikan pada pukul 18.30 WIB sebagai tanda

dimulainya jam wajib belajar bagi siswa dari tingkat pendidikan SD, SMP, SMA

serta SMK. Tanda tersebut berisikan himbauan kepada semua warga terutama

yang mempunyai anggota keluarga yang masih bersekolah dibangku pendidikan

SD, SMP, SMA dan SMK agar memulai belajar baik dirumah ataupun ditempat-

tempat pembelajaran yang telah disediakan disetiap daerah di Kelurahan Jebres,

seperti Taman Belajar yang terdapat di RW 14 dan RW 23. Selain himbauan agar

memulai kegiatan belajar, juga terdapat ajakan kepada warga agar mematikan

televisi, radio dan sejenisnya pada saat jam belajar berlangsung, serta diserukan

untuk orang tua agar mendampingi dan mengawasi anak pada saat jam belajar

berlangsung dan selanjutnya himbauan kepada lingkungan sekitar agar

mengkondisikan suasana tenang, tidak berisik sehingga kondusif untuk belajar.

Himbauan-himbauan seperti mematikan televisi, radio. Mendampingi anak

belajar dirumah, peraturan jam malam seperti yang disebutkan di atas kemudian

dijadikan sebagai tata tertib atau peraturan GWJB. Peraturan atau tata tertib ini

berlaku untuk semua warga masyarakat, baik warga yang memiliki anak sekolah

maupun warga yang tidak memiliki anak sekolah dan ketika ditemukan warga

yang melanggar atau tidak mematuhi tata tertib tersebut saat jam belajar, maka

akan dikenakan sanksi moral berupa teguran, misalnya ada warga yang masih

menyalakan televisi saat jam belajar atau anak yang masih berkeliaran, bermain

dan tidak belajar saat jam belajar maka akan ditegur. Oleh masyarakat setempat

kemudian di setiap gang-gang, pos ronda dan gapura dikampung dipasang plakat

pemberitahuan mengenai GWJB. Hal ini merupakan sarana sosialisasi kepada

masyarakat agar masyarakat mengetahui bahwa daerah tersebut sebagai daerah

wajib belajar yang melaksanakan GWJB dan wajib dilaksanakan oleh semua

masyarakatnya.

Page 116: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Dikarenakan program GWJB merupakan program yang wajib

dilaksanakan kepada setiap siswa yang masih duduk dalam bangku sekolah maka

sebenarnya dalam pelaksanaannya terdapat unsur paksaan yang diterima oleh

anak dan orang tua tersebut, misalnya ketika jam belajar dimulai maka orang tua

harus mematikan televisi dan rela meninggalkan sinetron kegemarannya demi

mendampingi anak belajar agar anak menjadi berprestasi. Namun dalam

perkembangannya, karena dirasa cukup besar manfaatnya bagi siswa maupun

orang tua, maka program GWJB yang awalnya terdapat unsur paksaan dalam diri

individu, sekarang menjadi hal kebiasaan di wilayah Kelurahan Jebres.

Masyarakat yang tadinya terpaksa menjadi terbiasa. Dukungan yang diberikan

dari warga sangat besar. Terbukti dengan adanya tim pelaksana untuk

melaksanakan kegiatan jam wajib belajar serta tim monitoring guna

mengantisipasi dalam pelaksanaan wajib jam belajar. Dukungan dan partisipasi

lain yang diberikan warga adalah dengan mengkondusifkan lingkungan sekitar

tempat tinggal mereka.

Usaha-usaha yang dilakukan agar program GWJB dapat berjalan dengan

lancar adalah dengan ikut berpartisipasi demi terlaksananya program wajib belajar

tersebut. Bentuk partisipasi yang diberikan warga adalah dengan mematikan

televisi, radio dan sejenisnya serta mengkondusifkan lingkungan tempat tinggal

mereka agar tercapai lingkungan yang kondusif untuk belajar. Selain itu,

dukungan dari Pemerintah Kota Surakarta dengan memberikan Compact disc

(CD) yang dijadikan tanda pada saat dimulainya jam wajib belajar dan pada saat

jam wajib belajar usai. Oleh Kelurahan Jebres kemudian membentuk Tim

monitoring dan tim evaluasi jam wajib belajar. Hal ini bertujuan untuk

mengoptimalkan jam wajib belajar tersebut. Setiap malam tim monitoring

melakukan sweeping dengan mendatangi setiap rumah warga yang memiliki anak

sekolah maupun yang tidak memiliki anak sekolah. Jika ditemui warga yang

masih menyalakan televisi saat jam belajar atau anak yang masih berkeliaran,

bermain dan tidak belajar saat jam belajar maka akan dikenakan sanksi berupa

teguran.

Page 117: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Dalam perkembangannya, kedisiplinan pelaksanaan GWJB mulai

berkurang. Banyak daerah-daerah di Kelurahan Jebres yang sudah jarang

membunyikan tanda atau suara sebagai tanda dimulainya jam belajar serta jarang

tim monitoting yang melakukan sweeping ke rumah-rumah warga. Tim

monitoring melakukan sweeping hanya pada saat-saat tertentu.

Meskipun dalam pelaksanannya mengalami penurunan kedisiplinan,

namun GWJB di Kelurahan Jebres masih tetap berjalan. Program GWJB di

Kelurahan Jebres bukan hanya sebuah program jam wajib belajar yang

dilaksanakan dirumah saja, tetapi GWJB merupakan gerakan wajib belajar yang

juga dilakukan dengan pembelajaran secara bersama disuatu tempat, yakni

ditempat-tempat yang telah disediakan oleh Kelurahan Jebres. Dalam

perkembangannya, pembelajaran secara bersama ini dilakukan dengan

mengadakan kerjasama dengan HOO HAP yakni perkumpulan etnis Tionghoa di

Surakarta. Kerjasama tersebut berupa program belajar bersama seperti belajar

kelompok yang ditampung dalam sebuah wadah bernama Taman Belajar. Dimana

anggotanya terdiri dari anak-anak warga Kelurahan Jebres maupun luar Kelurahan

Jebres sebagai sasaran belajar (yang diajar) dan tenaga pengajar yang berasal dari

HOO HAP sendiri maupun dari pihak Kelurahan Jebres, biasanya mahasiswa atau

mahasiswi UNS yang secara sukarela memberikan pembelajaran kepada siswa-

siswi yang belajar di taman belajar tersebut. Seperti yang terdapat di wilayah RW

14 dan RW 23, dimana terdapat taman belajar yang merupakan hasil kerjasama

dengan HOO HAP, mereka secara bersama mengadakan belajar kelompok untuk

siswa-siswi SD yang dibimbing oleh tenaga pengajar dari HOO HAP dan

mahasiswa- mahasiswi dari UNS.

Kegiatan belajar bersama di taman belajar tersebut dilaksanakan setiap

hari selasa dan jum’at pukul 18.30 s/d 20.30 WIB (waktu jam belajar). Dalam

pelaksanaannya siswa didik tidak dikenai biaya sedikitpun (gratis). Mahasiswa-

mahasiswi tersebut terdiri dari berbagai fakultas yang berada di UNS dan secara

bersama melakukan bimbingan belajar diwilayah RW 14 dan 23. Pelaksanaan

belajar bersama wilayah RW 14 dan sekitarnya bertempat di RW 14, yakni di

Gedung Serbaguna (untuk anak TK, SD kelas 1, 2 dan 3) dan TK Gaya Baru

Page 118: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

(untuk SD kelas 3 ke atas). Sedangkan untuk RW 23 dan sekitarnya bertempat di

RW 23, yakni di Perpustakaan Kelurahan (untuk SD kelas 1-6). Para orang tua

biasanya mengantarkan anaknya untuk belajar di taman belajar pada pukul 18.30

WIB, setelah itu ditinggal dan pada pukul 20.30 WIB baru dijemput kembali.

Sedangkan untuk anak SMP dan SMA/ SMK biasanya belajar dirumah dengan

didampingi dan diawasi oleh orang tuanya masing-masing.

b. Manfaat GWJB Bagi Masyarakat Kelurahan Jebres, Kecamatan Jebres,

Surakarta

Manfaat adanya GWJB dirasa cukup besar bagi masyarakat, baik anak

maupun orang tua. GWJB memberikan banyak kontribusi seperti; meningkatkan

kedisiplinan dalam belajar, meningkatkan prestasi di sekolah, menumbuhkan

kesadaran orang tua dan putra-putrinya untuk belajar pada saat jam belajar,

meningkatkan partisipasi orang tua dalam mendampingi putra-putrinya saat

belajar, meningkatkan suasana kondusif bagi berlangsungnya proses

pembelajaran, mendukung kepedulian masyarakat untuk meningkatkan atau

melengkapi sarana dan prasarana belajar, memberdayakan seluruh komponen

masyarakat dan media untuk mendukung pelaksanaan GWJB. Selain itu, program

GWJB diharapkan mampu mencapai mewujudkan budaya belajar bagi masyarakat

untuk meningkatkan mutu pendidikan di Kota Surakarta.

Sebagai langkah evaluasi, setiap tahunnya pihak Kelurahan Jebres

mengadakan Try Out untuk siswa SMK, SMA, SMP, dan siswa SD kelas VI, hal

ini sebagai langkah evaluasi mereka dalam program wajib jam belajar yang

diterapkan, serta upaya untuk mengakomodir kebutuhan soal-soal dalam

persiapan menghadapi ujian nasional. Sedangkan untuk siswa yang belum

menempuh ujian nasional diadakan Lomba Cerdas Cermat (LCC) antar RW yang

diadakan 2 kali dalam setahun, biasanya pada saat liburan semesteran. Peserta

LCC adalah anak-anak SD dari seluruh warga Kelurahan Jebres kecuali anak

kelas 6. Semua kegiatan yang dilaksanakan mendapat biaya dari DPK (Dana

Pembangunan Kelurahan), sedangkan soal dibuat oleh LPMK dan tempat

pelaksanannya di aula kelurahan atau di perpustakaan kelurahan. Sebagai reward

Page 119: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

agar anak terus semangat mengikuti kegiatan yang diadakan, panitia memberikan

rangking dan hadiah dari setiap pelaksanaan lomba kegiatan.

Untuk menjaga program GWJB tetap berjalan dengan baik, maka

dilakukan pertemuan RW setiap bulannya yang didalam pertemuan akan terdapat

evaluasi mengenai kondisi serta fungsi program apakah mengalami kemajuan

(progress) atau malah (regres) kemunduran.

Program GWJB sangat menjangkau siswa-siswi SD karena dengan adanya

program wajib jam belajar tersebut dirasa sangat bermanfaat dan sangat dipatuhi

oleh siswa-siswi yang duduk di bangku SD. Dalam setiap pelaksanaanya yang

dimulai dengan tanda belajar, mereka sangat berantusias untuk segera belajar dan

biasanya para orang tua segera mematikan televisi atau sejenisnya agar kegiatan

belajar menjadi tenang, kemudian para orang tua segera mendampingi anak pada

saat belajar berlangsung. Namun apabila orang tua memiliki kesibukan, maka

tugas mendampingi atau mengawasi anak belajar akan digantikan oleh anggota

keluarga lain, sehingga anak tetap bisa belajar dan mengantisipasi apabila pada

saat belajar anak menemukan kesulitan sehingga ada yang bisa membantu.

GWJB yang diadakan di wilayah RW 14 dan sekitarnya untuk siswa-siswi

yang duduk dibangku SD merupakan GWJB yang diadakan secara bersama di

taman belajar pada hari Selasa dan Jumat dengan dibimbing oleh mahasiswa-

mahasiswi dari UNS yang mereka secara sukarela memberikan pembelajaran

kepada siswa-siswi SD tersebut. Kegiatan belajar secara bersama dilakukan di

Gedung Serbaguna dan TK Gaya Baru. Untuk siswa-siswi TK dan kelas 1 sampai

kelas 3 bertempat di Gedung Serbaguna dan untuk siswa-siswi kelas 4 sampai

kelas 6 bertempat di TK Gaya Baru. Namun selain hari Selasa dan Jumat siswa-

siswi SD tersebut tetap belajar dirumah sesuai dengan waktu yang telah

ditentukan. Sedangkan di wilayah RW 23 dan sekitarnya. GWJB yang diadakan

secara bersama dijadikan satu dalam taman belajar yang bertempat di

perpustakaan kelurahan, dimana teknisnya sama dengan taman belajar di wilayah

RW 14, hanya saja jika belajar bersama yang dilaksanakan di perpustakaan

kelurahan dijadikan satu antara kelas 1 sampai kelas 6.

Page 120: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Untuk anak-anak usia SMP cenderung belajar sendiri secara mandiri tidak

didampingi lagi oleh orang tuanya, hal ini dikarenakan siswa SMP telah memiliki

kesadaran sendiri untuk belajar tanpa disuruh oleh orang tua. Orang tua biasanya

hanya mengawasi saja dengan tetap ada di rumah selama program GWJB ini

berlangsung, jika berhalangan maka anggota keluarga lain yang mengawasinya.

Seandainya anak mengalami kesulitan maka orang tua akan membantu meskipun

tidak mendampingi di sebelah sang anak. Untuk di wilayah RW 14, anak-anak

SMP tidak mengikuti belajar bersama seperti anak-anak SD, mereka belajar di

rumah masing-masing namun masih mematuhi jam belajar 18.30 s/d 20.30 WIB.

Orang tua akan mengkondusifkan keadaan di rumah mereka dengan cara tidak

membuat gaduh atau apapun yang mengganggu konsentrasi anak mereka saat

belajar. Saat belajar, anak akan masuk ke ruang belajarnya kemudian televisi dan

sejenisnya akan dimatikan oleh orang tua mereka. Dalam penelitian apabila

ditemui anak tidak mematuhi program belajar, hal ini biasanya disebabkan oleh

anak tersebut sakit atau ikut keluarganya yang pergi. Selama program ini

berlangsung tidak ada anak yang berusaha untuk tidak mematuhi berjalannya

program tersebut, hal ini dikarenakan lingkungan dan orang tua yang berperan

aktif mewujudkan lingkungan yang kondusif untuk belajar.

Sedangkan untuk anak ditingkat SMA, mereka mengaku bahwa program

tersebut belum berjalan lancar, meskipun mereka telah mengetahui program

tersebut. Seperti siswa SMP, siswa SMA telah memiliki kesadaran sendiri untuk

mematuhi program GWJB, mereka belajar tanpa didampingi oleh orang tua dan

orang tua hanya mengawasi saja, namun akan membantu jika diperlukan. Siswa

tidak didampingi oleh orang tuanya dikarenakan merasa sudah dewasa dan bisa

belajar sendiri. Siswa perempuan lebih memiliki kesadaran yang tinggi

dibandingkan siswa laki-laki dalam mematuhi program tersebut. Di RW 14 dan 23

anak SMA tidak memiliki program belajar bersama seperti halnya dengan anak

SMP. Mereka mandiri belajar di rumah masing-masing. Namun dalam

pelaksanaannya biasanya siswa-siswi SMA kurang begitu mematuhi jam belajar

tersebut dan semakin berkembangnya teknologi zaman sekarang ini berpengaruh

pula terhadap partisipasi belajar siswa-siswi SMA, biasanya mereka belajar di

Page 121: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

meja belajar yang berada di kamar mereka masing-masing namun pada

kenyatannya mereka kurang mengoptimalkan jam belajar yang ada terbukti

dengan mereka tetap bermain HP atau sejenisnya. Namun pada sebagian siswa-

siswi SMA yang tertib mengunakan jam wajib belajar, mengaku terdapat manfaat

yang dirasakan dalam kegiatan belajar tersebut, misalnya dengan nilai ujian

mereka yang mengalami peningkatan meskipun hanya sedikit tetapi tetap ada

peningkatan prestasi.

Untuk anak SMK, karena materi belajar SMK dan SMA berbeda, maka

cara belajarnya pun berbeda, siswa SMK lebih banyak mengacu pada praktek.

Namun siswa SMK masih tetap mematuhi program GWJB tersebut. Mereka

belajar sesuai dengan kesadaran mereka, bahkan mereka juga belajar di waktu lain

selain jam belajar 18.30 s/d 20.30 WIB. Pada saat jam belajar berlangsung

biasanya siswa-siswi SMK tidak didampingi oleh orang tua karena anak merasa

sudah bisa belajar sendiri. Hal ini terjadi karena si anak merasa sudah dewasa dan

tidak perlu untuk didampingi dan kecenderungan siswa-siswi SMK lebih pada

materi praktek mereka. Dan hampir sebagian besar orang tua sibuk atau jarang

untuk mendampingi anak belajar, bahkan tidak sama sekali. Dikarenakan mata

pelajaran antara siswa-siswi SMA berbeda dengan siswa-siswi SMK dimana

siswa-siswi SMK cenderung melakukan praktek dalam pembelajarannya sehingga

waktu belajar siswa-siswi SMK dirumah lebih sedikit jika dibandingkan dengan

siswa-siswi SMA.

c. Peran Orang Tua dalam Pelaksanaan GWJB

Keberadaan Gerakan Wajib jam Belajar (GWJB) telah memberikan

dorongan bagi orang tua dalam memberikan motivasi belajar untuk anak.

Pandangan orang tua sendiri mengenai GWJB merupakan salah satu program

yang mempresentasikan dukungan pemerintah terhadap pendidikan dengan

menciptakan budaya belajar. Bagi sebagian masyarakat kelurahan Jebres GWJB

memiliki nilai positif karena mendukung dalam terlaksananya budaya belajar,

namun bagi sebagian masyarakat lainnya GWJB tidak begitu dirasakan karena

Page 122: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

menurutnya belajar tidak hanya dilakukan saat jam belajar saja, tetapi setiap saat,

kapanpun dan dimanapun ada waktu luang harus dimanfaatkan untuk belajar.

Alasan orang tua dalam memberikan motivasi belajar anak adalah untuk

mencapai kesuksesan dan keberhasilan anak. Disamping itu pula orang tua

memberikan motivasi belajar kepada anak untuk memmanfaatkan waktu dengan

kegiatan positif, misalnya dengan mndampingi anak belajar daripada menonton

TV atau mengobrol dengan tetangga. Namun ada juga orang tua yang

memberikan motivasi belajar kepada anak karena alasan kewajiban sebagai orang

tua yang harus dilakukan kepada anak, terutama dalam hal yang menyangkut

pendidikan anak.

Peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar anak pada

pelaksanaan GWJB di Kelurahan Jebres adalah sebagai berikut:

1) Menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar

Cara orang tua dalam memberikan memotivasi belajar anak dilakukan

dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak dalam belajar.

Lingkungan yang kondusif dan tenang dapat membantu anak dalam belajar.

Hal ini mereka lakukan dengan mematikan TV atau radio saat jam belajar

berlangsung, tidak mengobrol dengan para tetangga serta selalu membuat

suasana tenang didalam keluarga agar anak dapat belajar dengan nyaman.

Orang tua juga menyediakan berbagai perlengkapan yang dapat mendukung

anak untuk belajar, seperti keperluan sekolah maupun alat-alat beajar di

rumah. Dengan demikian, semangat anak untuk belajar akan muncul dan

tujuan dapat dicapai yakni kesuksesan dan prestasi belajar.

2) Menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar

Memberikan motivasi belajar kepada anak juga mereka lakukan

dengan menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar

anak, seperti mendampingi anak belajar, hal ini mereka lakukan saat jam

belajar berlangsung. Selain itu mereka berusaha menjadi partner anak dalam

belajar dengan menunjukkan sikap yang hangat dan positif terhadap anak

seperti menanyakan bagaimana kegiatan belajar disekolah tadi, bagaimana

hasil ulangan kemarin apakah ada kesulitan, serta ada hal menarik atau

Page 123: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

masalah apa di sekolah. Dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut

orang tua telah menunjukkan perhatian terhadap kegiatan belajar anak,

sehingga anak merasa diperhatikan dan terdapat motivasi dalam dirinya untuk

terus belajar. Selain itu memberikan motivasi belajar anak juga diakukan

dengan memberikan bantuan ketika anak mengalami kesulitan dalam belajar.

Meskipun ada beberapa informan yang tidak bisa membantu ketika anak

mengalami kesulitan dalam belajar, namun mereka berusaha agar anak tetap

bisa mencapai kesuksesan, misalnya dengan cara mengantarkan ke taman

belajar.

3) Memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi anak

Peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar anak juga mereka

lakukan dengan memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap

prestasi anak. Seperti yang mereka lakukan, yakni dengan memberikan hadiah

atau pujian menjadikan anak merasa lebih dihargai dan lebih termotivasi untuk

semangat belajar. Dengan memberikan hadiah, para orang tua yakin, hal

tersebut bisa memicu atau menjadi momotivasi bagi anak untuk semangat atau

giat belajar, meskipun dengan hadiah yang sederhana.

4) Mendidik anak secara demokratis

Kontrol yang terlalu ketat terhadap anak dapat mematikan motivasi

anak. Secara umum, motivasi anak cenderung meningkat ketika orangtua

mengizinkan anak untuk membuat keputusan sendiri, memperhatikan

kebutuhan dan perasaan anak, serta menyediakan pilihan dan alternatif kepada

anak. Mengkomunikasikan harapan dan keinginan orangtua kepada anak

dalam bentuk saran, dan bukan dalam bentuk perintah. Begitu pula dengan

yang dilakukan oleh para orang tua di Kelurahan Jebres yang selalu berusaha

mendidik anak secara demokratis agar motivasi belajar dalam diri anak tetap

ada. Seperti tidak mengekang anak dengan tuntutan nilai di sekolah serta tidak

mengharuskan anak belajar tanpa memperhatikan perkembangan lingkungan

sosial anak.

Page 124: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

C. Temuan Studi Yang Dihubungkan Dengan Kajian Teori

1. Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak

Orang tua, yakni terdiri dari ibu dan ayah memiliki tanggung jawab

terhadap anak, termasuk dalam pendidikan anak. Hal ini sesuai dengan pengertian

Hasbullah (2001: 39) bahwa orang tua merupakan orang yang pertama dan utama

yang bertanggung jawab terhadap kelangsungan hidup pendidikan anak. Orang

tua tidak hanya cukup memberi makan, minum dan pakaian saja kepada anak-

anaknya, tetapi juga harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai, dan

berguna bagi dirinya maupun masyarakat. Orang tua dituntut harus dapat

mengembangkan semua potensi yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan

rohani dapat berkembang secara optimal dan seimbang.

Pada dasarnya anak lahir dan berkembang di tengah-tengah kehidupan

keluarga. Seorang anak juga akan mengalami proses sosialisasi pendidikan di

dalam lingkungan keluarga, khususnya orang tua sebagai pendidik pertama dan

utama. Orang tua tanpa perintah secara alami akan melakukan tugas sebagai

pendidik, baik bersifat sebagai pemelihara, pembimbing, pengasuh, pembina,

maupun sebagai guru, dan sebagai pemimpin bagi anak-anaknya. Anak akan

menyerap apa yang telah diteladani orang tuanya, maupun akan menerima segala

norma-norma dan nilai-nilai yang diajarkan oleh orang tua.

Seperti yang dikemukakan oleh Stainblack dan Susan (1999), bahwa salah

satu peran orang tua dalam pendidikan anak adalah sebagai motivator, terutama

dalam memberikan motivasi belajar. Orang tua menjadi lingkungan pertama

dalam memberikan motivasi belajar kepada anak karena dalam keluarga inilah

anak pertama-tama mendapat pendidikan dan bimbingan. Selain itu, dikatakan

lingkungan yang terutama karena sebagian besar dari kehidupan anak adalah di

dalam keluarga. Sehingga pendidikan yang paling banyak diterima oleh anak

adalah di keluarga.

Pemberian motivasi belajar orang tua kepada anak adalah sesuatu yang

pada akhirnya meningkatkan semangat, minat atau kemauan anak dalam belajar.

Pemberian motivasi tersebut tidak hanya menyangkut tentang apa yang dilakukan

Page 125: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

oleh seseorang, tetapi juga tentang kondisi atau faktor yang melatarbelakangi dari

pemberian motivasi tersebut. Latar belakang atau faktor ini berkaitan dengan

tujuan apa yang ingin dicapai oleh seseorang atas apa yang dilakukannya. Ini

berarti orang tua yang memberikan motivasi pada jam belajar kepada anak

didorong oleh suatu keadaan, alasan dan tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai.

Adanya pemberikan motivasi belajar tersebut, orang tua mengharapkan sesuatu

yang akan diperolehnya. Dengan pemberian motivasi tersebut, seseorang berharap

agar orang yang diberikan motivasi belajar dapat memiliki dorongan atau

semangat untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan, serta dapat menentukan

arah dan menyeleksi perbuatannya tersebut ke arah tujuan sehingga tujuan yang

diinginkan dapat tercapai.

Begitu pula dengan orang tua di Kelurahan Jebres yang memberikan

motivasi belajar anak saat jam belajar berlangsung. Dalam memberikan

motivasinya, orang tua juga mengharapkan suatu keadaan atau situasi yang

memunculkan niat, semangat dan kemauan untuk belajar sehingga mendorong

anak untuk tekun dan bergairah dalam belajar. Peran orang tua dalam pendidikan

anak, terutama sebagai motivator yang mereka wujudkan saat jam belajar

berlangsung tersebut, mereka lakukan dengan: menciptakan iklim rumah yang

mendukung untuk belajar, menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam

kegiatan belajar, memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap

prestasi anak serta mendidik anak secara demokratis.

2. Motivasi Belajar dalam Pemenuhan Kebutuhan

Belajar merupakan sesuatu yang menyenangkan apabila diikuti dengan

motivasi yang tinggi yaitu motivasi belajar. Motivasi belajar dapat berasal dari

faktor dalam maupun luar. Faktor luar ini merupakan faktor yang berasal dari

lingkungan orang lain. Motivasi belajar akan sangat baik apabila faktor luar ikut

di dalamnya selain faktor dalam. Faktor luar juga akan sangat berpengaruh

terhadap semangat peserta didik untuk belajar. Belajar tidak hanya mengandalkan

kemampuan kognitif saja tetapi juga psikomotor dan afektif.

Page 126: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Menurut Bloom (dalam Tim Penyusun Materi Program Akta IV, 2003: 4),

kemampuan kognitif merupakan kemampuan yang berkaitan dengan

penganalisaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemampuan afektif merupakan

kemampuan yang mengarah pada penguasaan sikap dan nilai. Sedangkan

kemampuan psikomotor adalah kemampuan yang mengarah pada keterampilan

seseorang. Jadi hasil belajar akan menjadi lebih baik apabila peserta didik mampu

menggabungkan ketiga aspek tersebut. Faktor luar motivasi dapat berasal dari

kemampuan orang tua dan guru. Orang tua dapat memberikan motivasi peserta

didik di rumah sedangkan guru memberikan motivasi belajar peserta didik di

sekolah. Keduanya mempunyai peranan yang sangat besar untuk keberhasilan

belajar peserta didik, dimana pemberian motivasi tersebut tidak hanya

menyangkut tentang apa yang dilakukan oleh seseorang, tetapi juga tentang

kondisi atau faktor yang melatarbelakangi dari pemberian motivasi tersebut. Latar

belakang atau faktor ini berkaitan dengan tujuan apa yang ingin dicapai oleh

seseorang atas apa yang dilakukannya.

Dengan demikian dapat diketahui motivasi terjadi apabila seseorang

mempunyai keinginan dan kemauan untuk melakukan suatu kegiatan atau

tindakan dalam rangka mencapai tujuan tertentu. Dalam penelitian ini adalah

motivasi belajar yang diberikan orang tua kepada anak yang tujuannya agar anak

menjadi tekun dan bergairah dalam belajar sehingga anak mencapai keberhasilan.

Abraham Maslow (dalam Hamzah. 2007: 40), sebagai tokoh motivasi

menyatakan bahwa kebutuhan manusia secara hierarkis semuanya laten dalam diri

manusia. Kebutuhan tersebut mencakup kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa

aman, kebutuhan kasih sayang, kebutuhan dihargai dan dihormati serta kebutuhan

aktualisasi diri. Teori ini dikenal sebagai teori kebutuhan (needs). Teori Maslow

ini dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Dalam dunia

pendidikan, teori ini dilakukan dengan cara memenuhi kebutuhan peserta didik,

dimana dalam penelitian ini adalah anak. Orang tua di Kelurahan Jebres berusaha

memenuhi kebutuhan anak saat belajar agar dapat mencapai hasil belajar yang

maksimal dan sebaik mungkin. Hal ini mereka lakukan dengan menciptakan iklim

rumah yang mendukung untuk belajar, menyediakan waktu yang cukup untuk

Page 127: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

terlibat dalam kegiatan belajar, memberikan penghargaan atau respon positif

terhadap setiap prestasi anak serta mendidik anak secara demokratis.

Jika dikaitkan dengan teori Maslow, kebutuhan fisiologis merupakan

kebutuhan dasar yang bersifat primer dan vital. Dalam hal belajar, orang tua

berusaha memenuhi kebutuhan fisiologis anak dengan memberikan makanan

bergizi, pakaian seragam, tempat untuk belajar serta peralatan untuk belajar.

Begitu pula dengan orang tua di Kelurahan Jebres, mereka berusaha memenuhi

kebutuhan anak yang digunakan untuk menunjang belajar agar anak dapat

mencapai hasil belajar yang maksimal dan sebaik mungkin.

Kebutuhan akan rasa aman mereka penuhi dengan menciptakan iklim

rumah yang mendukung anak untuk belajar seperti mematikan TV atau radio

sehingga anak dapat belajar dengan nyaman, selain itu orang tua juga berusaha

mendampingi atau mengajari anak dalam belajar, seperti membantu

mempersiapkan pelajaran atau ulangan untuk hari esok, sehingga anak memiliki

kesiapan belajar dan bebas dari rasa aman untuk menghadapi pelajaran hari esok.

Kebutuhan akan rasa memiliki dan rasa cinta/ sayang mereka penuhi

dengan menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar,

seperti berusaha menjadi partner anak dalam belajar dengan menunjukkan sikap

yang hangat dan positif terhadap anak. Hal ini mereka lakukan dengan

menanyakan bagaimana kegiatan belajar disekolah tadi, bagaimana hasil ulangan

kemarin apakah ada kesulitan, serta ada hal menarik atau masalah apa di sekolah.

Dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan tersebut orang tua telah menunjukkan

perhatian terhadap kegiatan belajar anak, sehingga anak merasa diperhatikan dan

terdapat motivasi dalam dirinya untuk terus belajar.

Kebutuhan akan penghargaan mereka penuhi dengan memberikan hadiah,

pujian atau respon positif terhadap setiap prestasi anak yang menjadikan anak

merasa lebih dihargai dan lebih termotivasi untuk semangat belajar. Dengan

memberikan hadiah, para orang tua yakin, hal tersebut bisa memicu atau menjadi

momotivasi bagi anak untuk semangat atau giat belajar, meskipun dengan hadiah

yang sederhana.

Page 128: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

Selanjutnya kebutuhan akan aktualisasi diri mereka penuhi dengan cara

mendidik anak secara demokratis. Anak bebas untuk melakukan kehendak,

kreativitas dan ekspresi diri tanpa dikekang oleh orang tua. Kontrol yang terlalu

ketat terhadap anak dapat mematikan motivasi anak. Secara umum, motivasi anak

cenderung meningkat ketika orangtua mengizinkan anak untuk membuat

keputusan sendiri, memperhatikan kebutuhan dan perasaan anak, serta

menyediakan pilihan dan alternatif kepada anak. Mengkomunikasikan harapan

dan keinginan orangtua kepada anak dalam bentuk saran, dan bukan dalam bentuk

perintah. Begitu pula dengan yang dilakukan oleh para orang tua di Kelurahan

Jebres yang selalu berusaha mendidik anak secara demokratis agar motivasi

belajar dalam diri anak tetap ada. Seperti tidak mengekang anak dengan tuntutan

nilai di sekolah, tidak memaksakan kehendak anak saat penjurusan kelas serta

tidak mengharuskan anak belajar tanpa memperhatikan perkembangan lingkungan

sosial anak.

Motivasi dalam belajar yang diberikan orang tua kepada anak seperti di

atas memiliki peranan penting, antara lain:

a. Menentukan penguatan belajar

Motivasi dapat berperan dalam penguatan belajar apabila seorang anak

yang belajar dihadapkan pada suatu masalah yang memerlukan pemecahan dan

hanya dapat dipecahkan berkat bantuan hal-hal yang pernah dilaluinya. Hal ini

dapat dipahami bahwa sesuatu dapat menjadi penguat belajar untuk seseorang

apabila dia sedang benar-benar mempunyai motivasi untuk belajar sesuatu.

Dengan kata lain, motivasi dapat menentukan hal-hal apa dilingkungan anak

yang dapat memperkuat perbuatan belajar. Untuk orang tua perlu memahami

suasana tersebut agar dia dapat membantu anaknya dalam memilih faktor-

faktor atau keadaan yang ada dalam lingkungan siswa sebagai bahan penguat

belajar.

b. Memperjelas tujuan belajar

Peran motivasi dalam memperjelas tujuan belajar erat kaitannya dengan

kemaknaan belajar. Anak akan tertarik untuk belajar sesuatu jika yang

dipelajari itu sedikitnya sudah dapat diketahui atau dinikmati manfaatnya bagi

Page 129: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

anak. Seperti halnya dalam penelitian, orang tua di Kelurahan Jebres

memberikan motivasi belajar kepada anaknya dengan cara memberi nasihat

atau gambaran tentang orang yang sukses, sehingga anak akan tekun belajar

agar menjadi orang sukses.

c. Menentukan ketekunan belajar

Seorang anak yang telah termotivasi untuk belajar sesuatu akan berusaha

mempelajarinya dengan baik dan tekun, dengan harapan memperoleh hasil

yang baik. Dalam hal ini tampak bahwa motivasi untuk belajar meyebabkan

seseorang tekun belajar. Sebaliknya, apabila seseorang kurang atau tidak

memiliki motivasi untuk belajar, maka dia tidak akan tahan lama belajar. Dia

mudah tergoda untuk mengerjakan hal lain dan bukan belajar. Itu berarti

motivasi sangat berpengaruh terhadap ketahanan dan ketekunan belajar. Seperti

halnya dalam penelitian ini, orang tua memotivasi anak agar tekun belajar

dengan cara menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar,

seperti mematikan TV atau mendampingi anak belajar agar anak tetap tekun

belajar dan tidak tergoda untuk menonton TV atau bermain.

3. Peran Orang Tua dalam Memberikan Motivasi Belajar sebagai Tindakan

Subjektif

Selanjutnya, peran orang tua dalam memberikan motivasi jam belajar ini

merupakan sebuah tindakan sosial, yang mana memiliki makna subyektif bagi

orang tua yang melakukannya. Makna subyektif ini berupa tujuan yang ingin

dicapai dalam melakukan pemberian motivasi tersebut. Dari tujuan tersebut,

kemudian individu menentukan alat yang akan digunakannya untuk mencapai

tujuan. Individu merupakan pelaku atau aktor yang aktif dan kreatif, yang mampu

memilih berbagai alternatif tindakan. Dalam hal ini aktor adalah orang tua.

Namun dalam memilih alternatif tindakan tersebut dipengaruhi atau dibatasi oleh

adanya nilai, norma, peraturan, situasi dan kondisi yang ada dalam masyarakat.

Dalam teori aksi yang dikembangkan oleh Parsons, hal ini disebut dengan konsep

voluntarisme.

Page 130: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Semua tindakan manusia adalah sukarela (voluntary). Tindakan tersebut

adalah produk dari suatu keputusan untuk bertindak, sebagai hasil dari pikiran dan

berorientasi pada tujuan. Jadi, setiap apa yang kita lakukan merupakan hasil dari

pemilihan tindakan, yaitu dengan cara tertentu dan bukan dengan cara yang lain.

Begitu juga dengan peran orang tua dalam memberikan motivasi pada anak saat

jam belajar. Dalam perannya sebagai orang tua dan memutuskan untuk

memberikan motivasi pada anaknya saat belajar berarti mereka telah memilih

diantara berbagai pilihan, yakni memilih memberikan motivasi belajar daripada

memilih kegiatan lain saat jam belajar berlangsung, misalnya memilih

mendampingi anak belajar daripada menonton televisi. Selain itu, orang tua juga

harus memilih cara memotivasi yang bagaimana yang akan diberikan pada

anaknya. Hal ini karena adanya orientasi terhadap tujuan yang ingin dicapai.

Tujuan inilah yang kemudian mendorong para orang tua untuk memberikan

motivasi terhadap anaknya dan memilih cara memotivasi yang kiranya tepat untuk

anaknya.

Menurut Weber, seorang individu dalam melakukan tindakan memiliki arti

subyektif bagi dirinya sendiri (Johnson. 1986: 216). Kemudian bagi Weber studi

pembahasan sosiologi tindakan berarti mencari pengertian subyek atau motivasi

yang terkait pada tindakan-tindakan sosial. Untuk tindakan, seseorang berarti

harus memahami motif tindakan itu sendiri (Ritzer. 1992: 44-46). Ini berarti juga

bahwa dalam setiap tindakan individu memiliki arti subyektif dan motivasi dalam

dirinya. Sedangkan setiap motif tersebut bertalian erat dengan adanya suatu tujuan

yang ingin dicapai. Hal ini sejalan dengan Parsons, yang menjelaskan bahwa

nilai-nilai memberikan motivasi atau sifat kebutuhan yang mendorong perilaku

aktor (Gidden. 2009:87). Motivasi yang terdapat dalam diri individu akan

terealisasikan dalam perilaku yang mengarah pada satu tujuan yang

diinginkannya. Orang tua dalam memberikan motivasi belajar terhadap anak

terdapat adanya dorongan yang berupa tujuan-tujuan yang ingin dicapai, yakni

kesuksesan atau keberhasilan prestasi belajar anak.

Selanjutnya dorongan ini kemudian memberikan arahan terhadap diri

individu untuk melakukan tindakan ke arah pencapaian tujuan, yaitu dengan jalan

Page 131: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

memberikan motivasi belajar, dimana cara yang dilakukan orang tua adalah

dengan; Menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar,

Menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam kegiatan belajar anak,

Memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap prestasi anak serta

Mendidik anak secara demokratis.

Kesuksesan dan keberhasilan anak merupakan tujuan orang tua.

Sedangkan tujuan tersebut dapat dicapai apabila iklim lingkungan mendukung

anak untuk belajar. Oleh karenanya orang tua berusaha menciptakan iklim rumah

yang mendukung anak agar anak dapat belajar dengan tenang. Mereka sadar

apabila lingkungan rumah tenang maka konsentrasi anak dalam belajar tidak akan

terganggu. Ini berarti pemberian motivasi belajar tersebut memiliki arti subyektif

bagi orang tua itu sendiri. Bagi orang tua, pemberian motivasi belajar ini

merupakan bentuk kesadaran dalam diri mereka terhadap masa depan anak.

Dimana dengan adanya pemberian motivasi belajar ini akan akan tekun dan

bergairah dalam belajar sehingga dapat mencapai cita-citanya. Memberikan

motivasi belajar tersebut juga memiliki arti sebuah kegiatan yang positif untuk

anak dari pada mengisi waktu dengan mengobrol bersama para tetangga atau

menonton televisi dan membiarkan anaknya tidak belajar. Selain itu memberikan

motivasi belajar kepada anak juga bermakna sebagai suatu kewajiban orang tua

yang harus dilakukan kepada anaknya dalam membantu anak mencapai cita-

citanya.

Hal ini juga sesuai dengan definisi tindakan sosial menurut Talcott

Parsons, bahwa tindakan itu diarahkan pada tujuannya (memiliki tujuan)

(Johnson, 1986: 106). Orang tua dalam memberikan motivasi belajar kepada anak

memiliki tujuan-tujuan tertentu yang ingin dicapai. Tujuan tersebut berupa adanya

kesuksesan atau keberhasilan anak, keinginan melaksanakan kewajibannya

sebagai orang tua terhadap anak dan keinginan memanfaatkan waktu dengan hal

yang positif terhadap anak. Tindakan terjadi dalam suatu situasi, dimana

elemennya sudah pasti, sedangkan elemen-elemen lainnya digunakan oleh orang

yang bertindak tersebut sebagai alat untuk menuju tujuan yang akan dicapai.

Orang tua memilih memberikan motivasi belajar pada anak dan memilih cara

Page 132: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

yang bagaimana dalam memotivasi belajar anak yang menurut mereka dapat

digunakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Pemilihan tindakan ini tidak terlepas dari pertimbangan situasi, kondisi

maupun norma yang ada. Orang tua sebagai aktor dalam memilih memberikan

motivasi belajar dipengaruhi oleh situasi, kondisi dan norma yang ada, misalkan

ia harus memilih antara kesenangan pribadi ataukah kesuksesan anak. Ketika

orang tua lebih memilih menonton TV sebenarnya dirinya sadar hal ini

bertentangngan dengan norma atau peraturan yang ada. Karena memberikan

motivasi belajar anak seperti mendampingi anak saat jam belajar sudah menjadi

peraturan dalam GWJB yang harus dilaksanakan senua warga masyarakat

Kelurahan Jebres, bahkan dirinya juga tahu ketika melanggar peraturan tersebut

akan dikenakan sanksi moral berupa teguran. Atau sebaliknya, ketika ia memilih

mendampingi anak belajar padahal dalam dirinya sebenarnya menginginkan

menonton sinetron kegemarannya atau mengobrol dengan tetangga atau bahkan

tidak memperdulikan apakah anaknya mau belajar atau tidak

Dengan mempertimbangkan siuasi, kondisi maupun norma tersebut,

berarti orang tua telah melakukan tindakan yang diperhitungkan secara rasional.

Berdasarkan pada macam-macam tindakan sosial menurut Weber, hal ini

termasuk tindakan rasional berorientasi nilai. Dalam tindakan rasional berorientasi

nilai, alat-alat merupakan sebuah obyek pertimbangan dan perhitungan secara

sadar, tujuan-tujuannya sudah ada dalam hubungannya dengan nilai-nilai individu

yang bersifat absolut atau merupakan nilai akhir baginya. Nilai tersebut bersifat

non rasional, sehingga idividu tidak memperhitungkannya secara obyektif. Disini

individu mempertimbangkan nilai-nilai yang telah ada tersebut dalam memilih

alat untuk mencapai tujuan. Adanya situasi, kondisi, nilai maupun norma dan

peraturan merupakan sesuatu yang telah ada dalam masyarakat. Kemudian ini

mempengaruhi dan menjadi pertimbangan bagi orang tua dalam memilih

memberikan motivasi belajar untuk anaknya serta memilih cara memotivasi yang

bagaimana yang akan diberikan pada anaknya.

Kemudian adanya tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh orang tua dalam

memberikan motivasi belajar pada anaknya tersebut mempengaruhi dalam

Page 133: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

pertimbangan untuk memilih cara memotivasi yang akan diberikan pada anaknya.

Orang tua yang mempunyai tujuan agar bisa tenang dalam belajar memilih dengan

cara mematikan televisinya dan mendampingi anaknya belajar. Lain lagi dengan

orang tua yang berusaha memberikan fasilitas belajar dan hadiah sebagai

penyemangat dalam belajar, atau mengantarkan anaknya ke taman belajar dengan

tujuan agar anaknya ada yang mengajari ketika menemukan kesulitan belajar. Hal

ini berarti pemilihan cara memotivasi berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai.

Dalam tindakan rasional, tindakan mahasiswa tersebut merupakan tindakan

rasional yang berorientasi pada tujuan. Tindakan rasional berorientasi tujuan

(tindakan rasional instrumental) merupakan tingkat rasional tindakan yang paling

tinggi, yang meliputi pertimbangan dan pilihan yang sadar yang berhubungan

dengan tujuan tindakan serta alat yang digunakan untuk mencapainya. Disini

tujuan, alat dan akibat dari tindakan tersebut diperhitungkan semuanya secara

rasional, menyangkut juga pemilihan atas alat untuk mencapai tujuan tersebut.

Seperti informan RT dan IA. Dalam memberikan motivasi belajar pada anaknya,

mereka memilih mematikan TV dan mendampingi anak belajar. Dengan

mematikan TV dan mendampingi anak belajar, mereka telah berusaha

menciptakan iklim atau suasana tenang untuk mendukung anak belajar, sehingga

anak lebih bisa berkonsentrasi dalam belajar. Lain lagi dengan informan SR yang

menjanjikan hadiah apabila bisa mendapatkan juara di sekolah sebagai

penyemangat anaknya dalam belajar serta mengantarkan anaknya ke taman

belajar dengan tujuan agar anaknya ada yang mengajari ketika menemui kesulitan

dalam belajar. Hal ini dia lakukan karena keterbatasan pengetahuan yang

dimilikinya.

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian motivasi belajar

anak memiliki arti atau makna subyektif bagi orang tua. Pemberian motivasi

belajar tersebut dimaknai sebagai bentuk kesadaran dalam diri mereka sebagai

orang tua terhadap kesuksesan dan keberhasilan anak. Pemberian motivasi belajar

tersebut juga memiliki arti sebuah kegiatan yang dilakukan untuk memanfaatkan

waktu dengan kegiatan positif yang diberikan untuk anak. Selain itu pemberian

Page 134: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

motivasi belajar juga dimaknai sebagai bentuk kewajiban dalam diri orang tua

yang harus dilakukan kepada anak, terutama dalam pendidikan anak.

Selanjutnya makna subjektif berupa tujuan inlah yang kemudian menjadi

sebuah pendorong. Dalam melakukan tindakan sosial tersebut, orang tua

menentukan dan memilih alat yang akan digunakannya dalam mencapai

tujuannya. Dalam memilih alat atau tindakan untuk mencapai tujuan ini ada

sebagian orang tua yang mempertimbangkan tujuan dalam memilih cara

memotivasi belajar yang bagaimana untuk diberikan pada anaknya, dimana dalam

tipe-tipe tindakan rasional Weber hal ini disebut dengan tindakan rasional

berorientasi tujuan (tindakan rasional instrumental). Namun ada juga sebagian

orang tua yang memilih cara memotivasi belajar berdasarkan pertimbangan

situasi, kondisi, nilai, norma maupun peraturan yang ada dalam masyarakat,

sehingga tindakan ini disebut dengan tindakan rasional berorientasi nilai.

4. Pemberian Motivasi Belajar Merupakan Tindakan Aktif dan Kreatif

Dalam menjelaskan teori aksinya, Talcott Parsons menggunakan konsep

voluntarisme. Menurut konsep voluntarisme, aktor adalah pelaku aktif dan kreatif,

serta memiliki kemampuan dalam memilih alternatif tindakan (Ritzer. 2004: 49).

Pemberian motivasi pada saat jam belajar yang dilakukan oleh orang tua

merupakan sebuah tindakan yang kreatif. Orang tua tersebut merupakan aktor

yang kreatif terhadap keberhasilan anak dan upaya pensuksesan pelaksanaan

program GWJB. Tujuan pemberian motivasi untuk menumbuhkan kemauan anak

untuk belajar, terutama pada saat jam belajar, sehingga anak dapat mencapai

kesuksesan dan prestasi belajar. Selain itu sebagai upaya dalam mendukung

pelaksanaan program GWJB yang digalakkan Pemerintah setempat. Dimana hal

ini membuat orang tua melakukan kegiatan aktif dan kreatif dengan memilih

bentuk atau cara pemberian motivasi agar anak mau belajar, sehingga tercipta

budaya belajar setiap harinya. Orang tua akan memilih cara pemberian motivasi

yang sesuai untuk diberikan pada anaknya. Beberapa informan, yaitu JK, RT dan

IA memilih dengan cara mematikan televisi saat jam belajar dimulai dan

mendampingi anaknya ketika belajar. Informan SR dengan menjanjikan hadiah

Page 135: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

dan mengantarkan anak ke taman belajar. Sedangkan informan FC dengan

memberlakukan jam belajar lebih awal, dengan begitu ia tetap bisa menonton TV

dan kewajibannya sebagai orang tua dalam membimbing anaknya belajar juga

tidak terlupakan. Hal Ini merupakan sebuah keputusan untuk memilih cara

pemberian motivasi secara kreatif.

Dari uraian di atas, berarti orang tua merupakan seorang aktor yang aktif,

yakni aktif dalam perannya sebagai orang tua terhadap anak, yang salah satunya

diwujudkan dalam memberikan motivasi belajar kepada anak, ini berarti orang tua

peduli akan pendidikan dan keberhasilan atau masa depan anak. Pemberian

motivasi tersebut merupakan sebuah tindakan kreatif, tindakan kreatif ini terlihat

dalam pemilihan cara memotivasi belajar yang bagaimana untuk kemudian

diterapkan kepada anak. Namun dalam memilih alternatif tindakan tersebut, aktor

tidak memiliki kebebasan secara total, tetapi memiliki kemauan bebas dalam

memilih alternatif tindakan berbagai tujuan yang hendak dicapai. Kondisi, situasi,

nilai, norma atau peraturan membatasi aktor dalam memilih alternatif tindakan.

Misalnya informan RT dan IA yang harus rela mematikan TV atau meninggalkan

sinetron kegemarannya demi mendampingi anak belajar, selain itu informan SR

yang memilih untuk menjanjikan hadiah sebagai penyemangat belajar dan

mengantarkan anaknya ke taman belajar saat jam belajar dimulai karena alasan

keterbatasan ilmu pengetahuan yang dimilikinya, sehingga ketika anaknya belajar

dan mengalami kesulitan maka ada yang mengajarinya, disana. Berbeda dengan

informan FC yang menyuruh anaknya belajar lebih awal dari jam belajar dimulai

lalu mendampinginya agar ketika sinetron kesukaannya mulai, anaknya sudah

belajar dan tugasnya sebagai orang tua dalam mendampingi anak belajar sudah

dilaksanakannya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pemberian motivasi belajar

merupakan tindakan yang aktif dan kreatif yang dilakukan orang tua. Tindakan

aktif dan kreatif tersebut dapat dilihat dari pemilihan cara memotivasi belajar

yang akan diterapkan pada anaknya dengan tetap memperhatikan atau

mempertimbangkan situasi, kondisi, nilai dan norma yang ada dalam masyarakat.

Page 136: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan pembahasan hasil penelitian tentang Peran

Orang Tua dalam Memberikan Motivasi Belajar Anak Pada Pelaksanaan Gerakan

Wajib Jam Belajar (Studi Kasus Pada Gerakan Wajib Jam Belajar di Kelurahan

Jebres, Kecamatan Jebres, Surakarta), penulis dapat mengambil kesimpulan

sebagai berikut:

Pertama, implementasi atau pelaksanaan dari GWJB di Kelurahan Jebres,

Kecamatan, Surakarta dimulai sejak tahun 2005 sampai sekarang, dimana

sosialisasi program ini kepada masyarakat dilakukan melalui pemberitahuan lewat

spanduk dan selebaran, lewat pertemuan RW, Kelurahan maupun Kecamatan,

lewat plakat yang dipasang di setiap gang, gapura maupun pos ronda, serta lewat

sirine atau tanda belajar. Teknis pelaksanaan GWJB di Kelurahan Jebres dimulai

dari pukul 18.30 s/d 20.30 WIB dengan adanya sirine atau tanda belajar yang

dibunyikan pada pukul 18.30 WIB berisi himbauan kepada masyarakat untuk

mematikan TVradio serta elektronik lainnya, mendampingi atau mengawasi anak

belajar serta mengkondusifkan lingkungan belajar.

Dalam pelaksanaan GWJB terdapat tim monitoring dan tim evaluasi yang

bertujuan untuk mengoptimalkan pelaksanaan dan evaluasi dari pelaksanaan jam

wajib belajar tersebut. Meskipun dalam perkembangannya kedisiplinan

pelaksanaan GWJB mulai berkurang, GWJB masih tetap terlaksana di Kelurahan

Jebres sampai sekarang, dimana hal ini ditunjukkan dengan pelaksanaan GWJB

tidak hanya program belajar dirumah saja, tetapi juga belajar bersama di tempat

belajar yang disediakan Kelurahan yakni Taman Belajar yang merupakan hasil

kerjasama Kelurahan Jebres dengan HOO HAP.

Kedua, peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar anak pada

pelaksanaan GWJB dilakukan dengan: menciptakan iklim rumah yang

mendukung untuk belajar, menyediakan waktu yang cukup untuk terlibat dalam

119

Page 137: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

kegiatan belajar, memberikan penghargaan atau respon positif terhadap setiap

prestasi anak serta mendidik anak secara demokratis.

Program GWJB dirasa banyak memberikan manfaat atau kontribusi dalam

pendidikan. seperti meningkatkan kedisipilinan dalam belajar, meningkatkan

prestasi di sekolah karena nilai dalam mata pelajaran yang mereka ambil

meningkat, menumbuhkan kesadaran orang tua dan putra-putrinya untuk belajar

pada saat wajib belajar, meningkatkan partisipasi orang tua mendampingi putra-

putrinya pada saat belajar, menciptakan suasana kondusif bagi berlangsungnya

proses pembelajaran, mendukung kepedulian masyarakat untuk meningkatkan dan

melengkapi sarana dan prasarana belajar, memberdayakan seluruh komponen

masyarakat dan media untuk mendukung GWJB. Selain itu program GWJB

mampu mewujudkan budaya belajar bagi masyarakat untuk peningkatan mutu

pendidikan di Kota Surakarta, termasuk Kelurahan Jebres.

Ketiga, Peran Orang tua terhadap anak dalam pendidikan diwujudkan

salah satunya dengan pemberian motivasi belajar, dimana hal ini termasuk

tindakan subyektif karena memiliki alasan dan tujuan, yakni keberhasilan dan

kesuksesan anak. Pemberian motivasi tersebut juga termasuk tindakan yang aktif

dan kreatif, karena orang tua selalu berusaha mencari atau memilih cara yang

tepat untuk memotivasi anak agar anaknya memiliki semangat dan kemauan untuk

belajar.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian di atas, dapat dikaji implikasi

sebagai berikut:

1. Implikasi Teoritis

Pertama, menambah wawasan mengenai peran orang tua terhadap anak,

salah satunya terhadap pendidikan, yakni sebagai motivator yang diwujudkan

dalam pemberian motivasi belajar anak pada pelaksanaan gerakan wajib jam

belajar.

Kedua, menambah wawasan mengenai teori Hierarki Kebutuhan Maslow,

bahwasanya manusia hidup selalu berusaha untuk memenuhi kebutuhan, yakni

Page 138: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

kebutuhan fisiologis, rasa aman, cinta kasih, penghargaan dan aktualisasi diri,

dimana dalam mencapai kebutuhan tersebut didorong oleh adanya motivasi.

Seperti dalam pelaksanaan belajar, untuk mencapai tujuan belajar perlu adanya

motivasi belajar yang diberikan orang tua kepada anak.

Ketiga, menambah wawasan mengenai teori yang dikemukakan Weber

dan Talcott Parson, bahwa peran orang tua dalam memberikan motivasi belajar

merupakan tindakan sosial yang memiliki makna subyektif bagi orang tua. Makna

subyektif ini terlihat dari adanya tujuan-tujuan yang ingin dicapai, kemudian

tujuan tersebut menjadi dorongan orang tua untuk memberikan motivasi belajar

kepada anak. Pemberian motivasi belajar kepada anak merupakan tindakan yang

dilakukan berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai serta mengacu pada nilai

dan norma yang berupa kondisi, situasi dan peraturan yang berlaku di masyarakat.

Hal tersebut dalam analisis rasionalitas tindakan sosial Weber merupakan

tindakan rasionalitas instrumental dan orientasi nilai.

Selain itu, pemberian motivasi belajar merupakan tindakan aktif dan

kreatif yang dilakukan orang tua terhadap anak. Tindakan aktif dan kreatif ini

dilihat dari pemilihan cara memotivasi belajar yang kiranya tepat untuk diberikan

pada anaknya. Kemudian dalam memilih alternatif tindakan yaitu memilih cara

memotivasi belajar tersebut, orang tua tidak memiliki kebebasan total. Mereka

dibatasi oleh adanya situasi, kondisi, nilai dan norma serta peraturan yang ada

dalam masyarakat. Hal tersebut dalam analisis tindakan sosial Parsons disebut

sebagai konsep voluntarisme, yaitu aktor merupakan pelaku aktif dan kreatif serta

memiliki kemampuan dalam memilih alternatif tindakan.

Keempat, dapat digunakan sebagai acuan bagi peneliti yang lain tentang

berbagai hal yang terkait dengan peran orang tua maupun motivasi belajar.

2. Implikasi Praktis

Peran orang tua di Kelurahan Jebres dalam pendidikan anak dilakukan

salah satunya dengan memberikan motivasi belajar anak pada pelaksanaan GWJB.

Fakta dilapangan menunjukkan bahwa mereka melakukan motivasi belajar pada

anak karena didorong oleh adanya tujuan yang ingin dicapai yakni kesuksesan dan

Page 139: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

keberhasilan anak. Dengan memberikan motivasi belajar tersebut berarti orang tua

telah menjalankan perannya sebagai orang tua dalam pendidikan anak, selain itu

secara tidak langsung juga telah ikut mendukung pelaksanaan program yang

digalakkan oleh Pemerintah.

Selanjutnya dengan berusaha memberikan motivasi belajar kepada anak

membuat orang tua menjadi seorang yang aktif dan kreatif, ia harus bisa berperan

dalam masyarakat maupun dalam keluarga. Hal ini menunjukkan hal yang positif

bahwa orang tua berhasil menjalankan perannya terhadap dirinya, anak atau

keluarga serta dalam kehidupan masyarakat.

C. SARAN

Setelah mengadakan penelitian dan pengkajian tentang Peran Orang Tua

dalam Memberikan Motivasi Belajar Anak Pada Pelaksanaan Gerakan Wajib Jam

Belajar (Studi Kasus Pada Gerakan Wajib Jam Belajar di Kelurahan Jebres,

Kecamatan Jebres, Surakarta), peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut:

1. Bagi orang tua hendaknya peduli akan pendidikan anak. Salah satunya dengan

memberikan motivasi belajar, karena dengan motivasi belajar dapat

memberikan manfaat positif. Anak dapat memiliki semangat dan keinginan

belajar, sehingga tujuan belajar, yakni keberhasilan dan kesuksesan dapat

tercapai.

2. Bagi anak hendaknya memiliki motivasi belajar dalam dirinya serta

membudayakan belajar kapanpun dan dimanapun, karena hal ini dapat

berdampak positif bagi dirinya serta orang lain.

3. Bagi masyarakat hendaknya menciptakan lingkungan yang kondusif untuk

belajar agar tercipta budaya belajar dalam masyarakat.

4. Bagi pemerintah, perlu mengadakan perbaikan dalam pendidikan agar

pendidikan di Indonesia mengalami kemajuan, misalnya dengan perbaikan

kebijakan kurikulum yang tidak berubah-ubah. Selain itu, perlu diadakan

program yang mendukung kemajuan pendidikan, seperti GWJB yang terdapat

di Kota Surakarta, termasuk Kelurahan Jebres. Program ini sebaiknya

mendapat sorotan atau pembenahan agar pelaksanaannya dapat berjalan

Page 140: PERAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN MOTIVASI BELAJAR … · dengan menciptakan iklim rumah yang mendukung anak untuk belajar, kesuksesan dan keberhasilan anak. Selai commit to user v

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

optimal, serta dapat dilaksanakan di luar Kota surakarta, karena memiliki

dampak positif bagi kemajuan pendidikan.