peran kepemimpinan kepala sekolah dalam …repository.uinjambi.ac.id/4782/1/file pdf skripsi... ·...

102
PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENGEMBANGKAN BUDAYA MEMBACA AL-QUR’AN DI MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA MAHDALIYAH KECAMATAN KOTA BARU JAMBI SKRIPSI ABDURRAHMAN SAYUTI NIM : TK.161192 PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2020

Upload: others

Post on 13-Feb-2021

14 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM

    MENGEMBANGKAN BUDAYA MEMBACA AL-QUR’AN

    DI MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA

    MAHDALIYAH KECAMATAN

    KOTA BARU JAMBI

    SKRIPSI

    ABDURRAHMAN SAYUTI

    NIM : TK.161192

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM

    MENGEMBANGKAN BUDAYA MEMBACA AL-QUR’AN

    DI MADRASAH TSANAWIYAH SWASTA

    MAHDALIYAH KECAMATAN

    KOTA BARU JAMBI

    SKRIPSI

    Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu

    (S1) Pada Jurusan Manajemen Pendidikan Islam

    ABDURRAHMAN SAYUTI

    NIM : TK.161192

    PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    2020

  • iii

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363

    Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

    Hal : Nota Dinas

    Lampiran : -

    Kepada

    Yth, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    DI Jambi

    Assalamu’alaikum Wr.Wb

    Setelah membeca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

    mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

    bahwa skripsi saudara : Nama : Abdurrahman Sayuti

    Nim : TK161192

    Judul Skripsi : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan

    Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta

    Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi Sudah dapat diajukan kembali kepada dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

    Jurusan manajemen pendidikan islam (MPI) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana srata satu dalam

    manajemen pendidikan islam.

    Dengan ini kami mengaharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatas

    dapat segera di munaqosaahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wb

    Jambi,28 April, 2020

    Pembimbing I

    Dr. Zawaqi Afdal jamil M.Pd.I

    NIP. 19720507 199406 1 001

    PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

    Kode

    Dokumen

    No

    Formulir

    Berlaku

    Tgl

    No

    Revisi

    Tgl

    Revisi Halaman

    In. 08-pp-

    05-01

    In. 08-FM-

    pp-05-02

    01-04-2020 R-0 -

    1 dan 2

    http://www.iainjambi.ac.id/

  • iii

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363

    Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

    Hal : Nota Dinas

    Lampiran : -

    Kepada

    Yth, Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

    UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    DI Jambi

    Assalamu’alaikum Wr.Wb

    Setelah membeca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta

    mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat

    bahwa skripsi saudara : Nama : Abdurrahman Sayuti

    Nim : TK161192

    Judul Skripsi : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan

    Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta

    Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi

    Sudah dapat diajukan kembali kepada dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan,

    Jurusan manajemen pendidikan islam (MPI) UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

    sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana srata satu dalam

    manajemen pendidikan islam.

    Dengan ini kami mengaharapkan agar skripsi/tugas akhir saudara tersebut diatas

    dapat segera di munaqosaahkan. Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

    Wassalamu’alaikum Wr. Wbp

    Jambi, 15 April, 2020

    Pembimbing II

    Dian Nisa Istofa M.Pd.I

    NIDN. 2015098802

    PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

    Kode

    Dokumen

    No

    Formulir

    Berlaku

    Tgl

    No

    Revisi

    Tgl

    Revisi Halaman

    In. 08-pp-

    05-01

    In. 08-FM-

    pp-05-02

    01-04-2020 R-0 -

    1 dan 2

    http://www.iainjambi.ac.id/

  • iv

    KEMENTERIAN AGAMA RI

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

    SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN JL. Jambi-Muaro Bulian KM. 16 Simpang Sungai Duren Kab. Muaro Jambi 36363

    Telp./Fax : (0741) 583183 – 584118 website : www.iainjambi.ac.id

    PERNYATAAN ORISIONALITAS

    Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang susun sebagai

    syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1) dari Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan

    Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, seluruhnya merupakan

    hasil karya saya sendiri, yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan

    sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.

    Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebagaian skripsi bukan

    hasil karya saya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat di dalam bagian-

    bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan dan

    perundang_perundangan yang berlaku.

    Jambi, 1 September 2020

    Penulis

    Abdurrahman Sayuti

    TK161192

    http://www.iainjambi.ac.id/

  • v

    PERSEMBABAN

    Sembah Sujud serta Syukur Ku kepada Allah SWT. yang Maha Pengasih lagi

    Maha Penyayang , Taburan cinta dan kasih sayang_Mu telah memberikanku

    kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku dengan cinta. Atas

    karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi yang sederhana ini

    dapat terselesaikan. Sholawat dan salam selalu terlimpahkan ke_junjungan alam

    Rasulullah Muhammad SAW.

    Skripsi Ini Kupersembahkan Untuk : (Ayahanda Tersayang dan Ibunda Tercinta).

    Ayahanda (RAMLI) Ayah terbaik sedunia, Ayah yang selalu memotivasi

    yang tidak pernah berhenti mendoakan anaknya, mengingatkan untuk sholat

    dan mengaji. Ayah yang menjadi tempat diskusiku. Penghilang kesedihanku,

    penyemangatku, dan guru terbaikku.

    Ibunda ku (HAMSIA) ibu paling hebat didunia, ibu yang selalu sabar melihat

    kenakalanku, terimakasih atas segala cinta, kasih sayang yang amat sangat

    tulus untukku. Doa yang selalu ibu panjatkan untuk kebaikan dan

    kebahagianku, ibu inspirasiku, motivasiku, dan guru terbaikku.

    Ayahanda Ibunda, keringat dan tenagamu tiada mungkin dapat kubalas hanya

    dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Semoga ini

    menjadi langkah awal untuk membuat Ayahanda Ibunda bahagia karena kusadar,

    selama ini belum bisa berbuat yang lebih, Terima Kasih Ayahanda Ibunda

    Sekaligus kakakku tercinta Herman S.Pd.I yang senantiasa membuatku

    termotivasi, dan selalu menyirami kasih sayang, selalu mendoakanku, selalu

    menasehatiku menjadi lebih baik, Serta Sahabat-sahabatku yang selalu ada dikala

    senang maupun duka, Sahabat-sahabatku Jurusan manajemen pendidikan islam

    angkatan 2016 Kebersamaan kita adalah kenangan yang tak akan terlupakan

    selamanya, Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah Dan Keguruan Yang selalu

    memberikan yang terbaik bagi mahasiswanya, Almamaterku Universitas Islam

    Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi Serta semua pihak yang turut memberikan

    semangat dan do’a hingga ahirnya penulisan skripsi ini selesai.

  • vi

    MOTTO

    )رواه لبخارى( تَعَلََّم اْلقُْرآَن َوَعلََّمهَخْيُرُكْم َمْن

    Artinya : Sebaik-baik kamu adalah yang mau belajar membaca Al Qur’an dan

    mengajarkannya. (HR. Bukhori)

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Assalamualaikum Wr.Wb

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang mana dalam

    penyelesaian tugas akhir (SKRIPSI) ini penulis selalu diberikan kesehatan dan

    kekuatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir (SKRIPSI) ini dengan

    baik, tak lupa sholawat beserta salam penulis haturkan ke jujungan alam nabi

    Muhammad SAW beserta keluarga dan para sahabatnya.

    Dalam penulisan skripsi ini penulis menyadari dan mengakuai bahwa ada

    sedikit kesulitan-kesulitan yang penulis hadapi, namun atas bantuan dan bimbingan

    dari semua pihak terutama dosen pembimbing, maka penulis dapat menyelesaikan

    penulisan skripsi ini dengan judul : “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam

    Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah Swasta

    Mahdaliyah Kecamatan Kota Baru Jambi”

    Terimakasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak yang telah membantu

    dalam penulisan skripsi ini, yang terhormat :

    1. Bapak Prof. Dr. H. Suaidi Asy’ari, MA, Ph.D Selaku Rektor Universitas

    Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    2. Ibu Dr.Hj. Fadlilah,M.Pd, selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

    Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Thaha Saifuddin Jambi.

    3. Bapak Dr.Mahmud MY, S.Ag., M.Pd.I selaku ketua Jurusan Manajemen

    Pendidikan Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.

    4. Bapak Dr. Zawaqi Afdal Jamil M.Pd.I selaku pembimbing I dan Ibu Dian

    Nisa Istofa S.Pd., M.Pd.I selaku pembimbing II Skripsi ini.

    5. Bapak Dr. Najmul Hayat S.Ag., M.Pd.I selaku dosen pembimbing akademik

    yang telah membimbing penulis selama perkuliahan.

    6. Ibu Dra. Thoipah, S.Pd selaku kepala MTs Mahdaliyah Kota baru Jambi

    Disamping itu, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari

    kesempurnaan, oleh kernanya diharapkan semua pihak untuk dapat memberikan

    kontribusi pemikiran demi perbaikan skripsi ini, kepada Allah SWT kita memohon

    ampun_nya, dan kepada manusia kita memohon kemaafan_nya. Semoga atas

  • viii

    bimbingang dan bantuannya akan dicatat sebagai amal ibadah, dan selalu mendapat

    balasan yang berlipat dari Allah SWT.

    Wassalamualaikum Wr.Wb

    Jambi, 1 September 2020

    Penulis

    Abdurrahman Sayuti

    NIM. Tk161192

  • ix

    ABSTRAK

    Nama : Abdurrahman Sayuti

    Program Studi : Manajemen Pendidikan Islam

    Judul : Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan

    Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tasyanawiyah

    Mahdaliyah Kecamatan. Kota Baru Jambi. Skripsi ini membahas tentang peran kepemimpinan kepala sekolah dalam

    mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah

    mahdaliyah kecamatan kota baru jambi. Dengan demikian rumusan masalah yang

    penulis kemukakan adalah Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam

    mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah

    mahdaliyah kecamatan kota baru jambi ?

    Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan peran kepemimpinan kepala

    Sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an, gaya

    Kepempimpinan Kepala sekolah, serta kendala-kendala kepala sekolah dalam

    mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah tasyanawiyah

    mahdaliyah kecamatan kota baru jambi.

    Penelitian ini adalah penelitian lapangan dengan pendekatan deskriptif kualitatif,

    Tenik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, observasi, dan

    dokumentasi. Data yang diperoleh langsung dari responden dari meneliti peran

    kepemimpinan kepala sekolah yaitu dengan analisisa data. Sedangkan uji

    keabsahan data dilakukan dengan pengamatan dan triangulasi. Triangulasi yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi teknik dan sumber. Berdasarkan

    hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa meneliti peran kepemimpinan kepala

    sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah

    tasyanawiyah mahdaliyah kecamatan kota baru jambi sudah terlaksana, dibuktikan

    dengan : setiap hari senin sampai dengan kamis sebelum memulai proses belajar

    mengajar selalu membaca Al-Qur’an setiap kelasnya, setiap hari jum’at sebelum

    memulai proses belajar mengajar selalu membaca zikir almatsurah, sholat dhuha

    dan tadarus Al- Qur’an Kesimpulan penelitian ini, peran kepemimpinan kepala

    sekolah dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di madrasah

    tasyanawiyah mahdaliyah kecamatan kota baru jambi dalam pengembangan peran

    kepala sekolah sebagai pemimpin, beliau selalu membina, mengarahkan dan

    mengambil tindakan sesuai dengan program sekolah demi mewujudkan visi dan

    misi sekolah. Dalam wawancara kepala sekolah melakukan beberapa hal dalam

    membina membaca Al-Qur’an yaitu dengan kemampuanya yaitu : kepribadian,

    kemapuan memberi arahan, kemampuan mengambil keputusan, kemampuan

    mengambil tindakan, dan kemampuan komunikasi. Kata Kunci : Peran Kepemimpinan, Pengembangan, Budaya Membaca

  • x

    ABSTRACT

    Name : Abdurrahman Sayuti

    Study program : Islamic Education Management

    Title : The Role of the Principal's Leadership in Developing a Culture

    of Reading the Qur'an in the Madrasah Tasyanawiyah

    Mahdaliyah District. the new city of Jambi.

    This thesis discusses the role of the principal's leadership in developing the culture

    of reading the Koran in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah Subdistrict, of the

    new city of Jambi. Thus the formulation of the problem that the author puts forward

    is How is the role of the principal's leadership in developing a culture of reading

    the Qur'an in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah, the new city of Jambi?

    The purpose of this study is to reveal the role of the Principal's leadership in

    developing the culture of reading the Qur'an, the Principal's leadership style, as well

    as the constraints of the headmaster in developing the culture of reading the Qur'an

    in the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah, of the new city of Jambi sub-district.

    This research is a field research with a descriptive qualitative approach, data

    collection techniques used are interviews, observation, and documentation. Data

    obtained directly from respondents from examining the principal's leadership role

    is by analyzing the data. While the data validity test is done by observation and

    triangulation. Triangulation used in this study is triangulation of techniques and

    sources. Based on the results of the study it can be concluded that examining the

    leadership role of school principals in developing a culture of reading the Qur'an in

    the Madrasah Tasyanawiyah Mahdaliyah district of the new city of Jambi has been

    carried out, as evidenced by: every Monday through Thursday before starting the

    teaching and learning process always reading the Qur'an 'Every class, every Friday

    before starting the teaching and learning process always recites almatsurah dhikr,

    duha prayer and tadarus Al-Qur'an. Conclusions of this study, the role of school

    principals' leadership in developing the culture of reading the Qur'an in the

    madrasas tasyanawiyah mahdaliyah new city of jambi sub-district in developing the

    role of the principal as a leader, he has always fostered, directed and taken action

    in accordance with the school program in order to realize the vision and mission of

    the school. In the interview the principal did several things in fostering reading the

    Qur'an, namely by his ability, namely: personality, ability to give direction, ability

    to make decisions, ability to take action, and communication skills.

    Keywords: Role of Leadership, Development, Reading Culture

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    PENGESAHAN ............................................................................................... ii

    NOTA DINAS ................................................................................................. iii

    PERNYATAAN ORISINALITAS .................................................................. iv

    PERSEMBAHAN ............................................................................................. v

    MOTTO............................................................................................................ vi

    KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii

    ABSTRAK ....................................................................................................... ix

    ABSTRACT ...................................................................................................... x

    DAFTAR ISI .................................................................................................... xi

    DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii

    DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang ................................................................................... 1

    B. Fokus Masalah .................................................................................. 4

    C. Rumusan Masalah .............................................................................. 4

    D. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian. ..................................................... 5

    BAB II KAJIAN PUSTAKA

    A. KAJIAN TEORITIK

    1. Kepemimpinan Kepala Sekolah .................................................... 6

    a. pengertian Kepemimpinan ........................................................ 6

    b. Prinsip-prinsip kepemipinan kepala sekolah ............................ 8

    c. Gaya Kepemimpinan ................................................................ 9

    d. Peran Kepala Sekolah ............................................................... 13

    2. Budaya Membaca Al-Qur’an ........................................................ 19

    a. Pengertian membaca ................................................................ 19

    b. Hukum Membaca Al-Qur’an ................................................... 20

    c. Budaya Membaca Al-Qur’an ................................................... 23

    3. Faktor yang mempengaruhi budaya baca Al-Qur’an ................... 25

  • xii

    4. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya

    Membaca Al-Qur’an ..................................................................... 26

    B. STUDI RELEVAN ............................................................................ 31

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan Dan Desain Penelitian .................................................... 33

    B. Setting Dan Subjek Penelitian ........................................................... 34

    C. Jenis Data Dan Sumber Data ............................................................. 35

    D. Teknik Pengumpulan Data ................................................................ 35

    E. Teknik Analisis Data.......................................................................... 37

    F. Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................ 38

    G. Jadwal Penelitian ............................................................................... 39

    BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

    A. Temuan Umum .................................................................................. 40

    1. Gambaran Umum Sekolah ............................................................ 40

    2. Data Sekolah ................................................................................. 41

    3. Visi Dan Misi Sekolah .................................................................. 42

    4. Kurikulum Sekolah ....................................................................... 42

    5. Keadaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan ............................... 43

    6. Keadaan Sarana Prasana................................................................ 45

    7. Struktur Organisasi ........................................................................ 48

    B. Temuan khusus dan pembahasan

    1. peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangkan budaya

    membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah .................................... 50

    2. gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam Mengembangkan

    Budaya Membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah ..................... 53

    3. faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan budaya

    membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah .................................. 56

    BAB IV PENUTUP

    A. Kesimpulan ........................................................................................ 61 B. Saran ................................................................................................. 62

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Table 1.1 : Jadwal Penelitian ........................................................................... 39

    Table 1.2 : Daftar Nama Kepala Sekolah MTs.Mahdaliyah ............................ 41

    Table 1.3 : Data Sekolah .................................................................................. 41

    Table 1.4 : Visi Dan Misi Sekolah ................................................................... 42

    Table 1.5 : Daftar Guru Dan Bidang Studi Yang Di Asuh .............................. 44

    Table 1.6 : Daftar Nama Guru Wali Kelas ....................................................... 45

    Table 1.7 : Daftar Keadaan Siswa/I Mts Mahdaliyah Kota Jambi ................... 45

    Table 1.8 : Keadaan Sarana Dan Prasarana Mts Mahdaliyah Kota Jambi ....... 46

    Table 1.9 : Struktur Organisasi Sekolah. ......................................................... 48

    Table 1.10 kebijakan sekolah ........................................................................... 52

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Dokumentasi MTs.Mahdaliyah Kota Jambi ...................................................

  • xv

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Kartu Konsultasi Skripsi.

    Lampiran 2. Instrumen Pengumpulan Data.

    Lampiran 3. Daftar Responden.

    Lampiran 4. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden.

    Lampiran 5. Dokumentasi Riset.

    Lampiran 6. Daftar Riwayat Hidup.

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar belakang masalah.

    Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu faktor yang sangat

    berperan dalam sebuah lembaga sekolah karena kepala sekolah sebagai

    pemimpin dilembaganya, dengan demikian tugas seorang pemimpin yaitu

    menggerakkan, mempengaruhi, memberi motivasi, serta mengarahkan orang

    didalam organisasi atau lembaga pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah

    ditentukan sebelumnya. (Ramadan, 2017, hlm. 1)

    Dalam pelaksanaannya untuk menciptakan suasana yang efektif dalam

    lambaga pendidikan di perlukan seorang pemimpin yang baik dalam hal ini

    adalah kepala sekolah, Dalam perspektif kebijakan pendidikan nasional, terdapat

    tujuh peran Kepala Madrasah yaitu, sebagai: educator (pendidik), manajer,

    administrator, supervisor, leader (pemimpin), inovator, motivator.

    Pendidikan adalah aspek kehidupan yang harus dan pasti dijalani oleh

    semua manusia dimuka bumi sejak kelahiran, selama masa pertumbuhan dan

    perkembangan sampai mencapai kedewasaan masing-masing (Hadari N, 2003,

    hlm. 14). Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

    membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

    mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

    peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

    Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

    menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. (UURI, 2003).

    Madrasah merupakan salah satu lembaga pendidikan Islam formal yang ada

    di Indonesia, mengingat lembaga pendidikan ini adalah lembaga pendidikan

    Islam, sudah tentu nilai utama yang menjadi dasarnya adalah nilai-nilai budaya

    islam seperti sholat dhuha berjama’ah dan zuhur berjama’ah dan Membaca Al-

    Qur’an, berbusana muslim, bertutur kata yang sopan, Pada kenyataannya

    Madrasah saat ini sudah mulai terbawa arus modernisasi dan pengaruh

    paradigma pendidikan modern yang mendahulukan IPTEK di atas segalannya,

    sehingga sedikit demi sedikit dapat dirasakan bahwa madrasah tidak lagi

  • 2

    menjadi lembaga yang memproduksi ahli-ahli al-Qur’an dan hal ini sudah terasa

    disemua aspek yang ada dalam madrasah itu sendiri.

    Contoh aspek tersebut adalah Sumber Daya Manusia (SDM) mulai dari

    tenaga pendidik sampai tenaga kependidikan dan aktor penting dalam hal ini

    adalah Kepala sekolah, Dalam hal ini tentu saja kompetensi Kepala sekolah yang

    baik pula diperlukan guna mengembalikan paradigma Madrasah sebagai

    lembaga pendidikan Ilmu Al-Qur’an.

    Pengembangan sumber daya manusia termasuk di dalamnya adalah

    peningkatan partisipasi manusia melalui perluasan kesempatan untuk

    mendapatkan penghasilan, peluang kerja, dan berusaha (Mulyasa, 2004, hlm.

    23).

    Kepala sekolah bertanggung jawab atas manajemen pendidikan secara

    keseluruhan, yang secara langsung berkaitan dengan proses pembelajaran di

    sekolah. Sebagaimana dikemukakan dalam Pasal 12 ayat 1 PP 28 tahun

    1990 bahwa: “Kepala sekolah bertanggung jawab atas penyelenggaraan

    kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga kependidikan

    lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan prasarana (Mulyasa,

    2004 hlm. 25). Apa yang diungkapkan di atas menjadi lebih penting sejalan

    dengan semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang

    menghendaki dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.

    Di samping itu, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan

    budaya yang diterapkan dalam pendidikan di sekolah juga cenderung

    bergerak maju semakin pesat, sehingga menuntut penguasaan secara

    profesional. Menyadari hal tersebut, setiap kepala sekolah terutama kepala

    MTs. Mahliyah dihadapkan pada tantangan untuk melaksanakan

    pengembangan pendidikan secara terarah, berencana, dan berkesinambungan

    untuk meningkatkan kualitas pendidikan.

    Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahan-

    perubahan yang dilakukan dan diharapkan, perlu dipersiapkan kepala sekolah

    profesional, yang mau dan mampu melakukan perencanaan, pelaksanaan, serta

  • 3

    evaluasi terhadap berbagai kebijakan dan perubahan yang dilakukan secara

    efektif dan efisien.

    Berkenaan dengan konsep keberhasilan proses pembelajaran orientasi yang

    selama ini terjadi hanya berfokus pada pencapaian kurikulum normatif saja

    yakni kurikulum yang telah disediakan oleh pemerintah. Padahal dibalik hal itu

    sebenarnya yang tidak kalah pentingnya adalah konsep dari madrasah itu sendiri

    yaitu sebagai wadah pendidikan Islam atau biasa disebut dengan lembaga

    pendidikan Islam.

    Meskipun demikian pada kenyataannya ada beberapa sekolah umum yang

    prestasi dalam bidang keagamaannya lebih baik dibandingkan dengan madrasah

    itu sendiri, misalnya dalam proses pembelajaran Al-Qur’an, Pada dasarnya

    orang yang paling bertanggung jawab dalam hal ini adalah kepala madrasah.

    Dalam hal ini tentu saja kompetensi kepala madrasah yang baik pula diperlukan

    guna mengembalikan paradigma Madrasah sebagai lembaga pendidikan Ilmu

    Al-Qur’an sekaligus sebagai lembaga pendidikan yang menjadi wadah budaya

    membaca Al-Qur’an.

    Madrasah Tyasanawiyah Mahdaliyah merupakan salah satu lembaga

    pendidikan yang memperhatikan nilai-nilai keagamaan dalam setiap kegiatan

    pembelajaran yang dilakukan terutama, dalam Kedisiplinan, akhlak, moral, dan

    etika, hal ini merupakan pangkal pendidikan kepribadiaan yang harus

    diperhatikan secara khusus, dimana hal tersebut menjadi tujuan utama dari

    seluruh kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan, yaitu terciptanya kepribadian

    mulia dan berakhlakul karimah dalam diri siswa.

    Berdasarkan observasi awal guru-guru MTs.Mahdaliyah setiap pagi dari

    hari selasa – jum’at sebelum jam pelajaran dimulai selalu melaksanakan tadarus

    Al-Qur’an bersama siswa, dengan durasi tatap muka 60 menit. Metode yang

    digunakan tahsin dan tartil Al-Qur’an, proses membacanya dengan cara disimak,

    pertama guru membaca kemudian dilanjutkan dengan siswa.

    Mencermati sistem pelajaran Al-Qur’an diMTs.Mahdaliyah diatas peneliti

    berasumsi, mungkin hal ini disebut sebagai upaya perbaikan yang terus menerus

  • 4

    dalam membaca Al-Qur’an sehingga budaya baca Al-Qur’an semakin

    meningkat dan terus berkembang.

    Namun peneliti melihat bahwa badaya baca Al-Qur’an diMTs. Mahdaliyah

    masih rendah, hal ini dibuktikan dengan masih banyak siswa yang kurang

    berpartisipasi dalam pelaksanaan membaca Al-Qur’an, masih adanya beberapa

    siswa yang melakukan pelanggaran kedisiplinan misalnya datang kesekolah

    tidak tepat waktu, keluar kelas pada saat jam pelajaran berlangsung.

    Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka peneliti tertarik

    untuk mengadakan penelitian lebih lanjut yang dituangkan ke dalam laporan

    penelitian yang berjudul: “Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam

    Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an Di Madrasah Tsanawiyah

    Swasta Mahdaliyah Kecamatan Kota Baru Jambi”

    B. Fokus Masalah

    Berdasarkan latar belakang di atas, Untuk mempermudah penulis dalam

    menganalisis hasil penelitian, dan mencegah terjadi penyimpangan jalan

    penyelesaian masalah, serta keterbatasan waktu dan kemampuan, maka

    penelitian ini di fokuskan pada Bagaimana Peran kepemimpinan kepala sekolah

    dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di MTs.Swasta

    Mahdaliyah kota baru jambi.

    C. Rumusan Masalah.

    Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, maka peneliti mencoba

    mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut :

    1. Bagaimana peran kepemimpinan kepala sekolah dalam pengembangkan

    budaya membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?

    2. Bagaimana gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam Mengembangkan

    Budaya Membaca al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?

    3. Apa Saja faktor pendukung dan penghambat dalam mengembangkan budaya

    membaca Al-Qur’an di MTs. Mahdaliyah Kota Baru Jambi ?

  • 5

    D. Tujuan dan kegunaan penelitian.

    1. Tujuan penelitian.

    a. Untuk mengetahui peran kepempimpinan kepala madrasah dalam

    mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah

    Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi.

    b. Untuk mengetahui gaya Kepempimpinan Kepala sekolah dalam

    Mengembangkan Budaya Membaca Al-Qur’an di Madrasah Tsanawiyah

    Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi

    c. Untuk mengetahui faktor pendukung dan penghambat kepala sekolah

    dalam mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah

    Tsanawiyah Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi

    2. Kegunaan penelitian.

    a. Secara teoritis.

    penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan

    pengalaman serta memperluas wawasan dalam menerapkan teori-teori

    manajemen pendidikan yang berkaitan dengan kepemimpinan kepala

    sekolah dalam mengembangka budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah

    Tsanawiyah Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi

    b. Secara praktis.

    1. hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat sebagai bahan masukan

    untuk pertimbangan dan sumbangan pemikiran, serta dapat

    memperkaya khazanah kepustakaan pendidikan, khususnya dalam

    mengembangkan budaya membaca Al-Qur’an di Madrasah

    Tsanawiyah Swasta Mahdaliyah kecamatan kota Baru Jambi

    2. Bagi penulis memberikan pemahaman dan wawasan yang lebih banyak

    mengenai manajemen sumber daya manusia sacara riil khususnya yang

    menyangkut kepemimpinan kepala sekolah

    3. Bagi sekolah, diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk kepala

    sekolah dalam mengembangkan dan mengimplementasian budaya

    membaca Al-Qur’an di sekolah.

  • 6

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Kajian Teoritik.

    1. Kepemimpinan Kepala Sekolah.

    a. Pengertian Kepemimpinan.

    Menurut Sukri ( 2012 hal 24) kata Kepala dapat diartikan Ketua atau

    Pemimpin Dalam suatu organisasi atau sebuah lembaga, Sedang Sekolah

    adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan memberi

    pelajaran, Berdasarkan rumusan di atas secara sederhana maka Kepala

    Sekolah dapat diartikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang

    diberi tugas memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses

    belajar mengajar, atau tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang

    memberi pelajaran dan Peserta didik yang menerima pelajaran.

    Soepardi Dalam (E. Mulyasa, 2009 hlm. 107) mendefenisikan

    kepemimpinan sebagai “kemampuan untuk menggerakan, mempengaruhi,

    memotivasi, mengajak, mempengaruhi, menasehati, membimbing,

    menyuruh, memerintah, melarang, dan bahkan menghukum (kalau perlu),

    serta membena dengan maksud agar manusia sebagai media manajemen

    mau bekerja dalam rangka mencapai tujuan adminisrasi secara efektif dan

    efisien”.

    (Sagala, 2013, hal. 143). kepemimpinan merupakan motor penggerak

    dari semua sumber-sumber dan alat-alat (resource) yang tersedia bagi

    suatu organisasi. Tugas dasar pemimpin adalah membentuk dan

    memelihara lingungan dimana manusia bekerja sama dalam suatu

    kelompok yang terorganisir dengan baik, menyelesaikan tugas mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan.

    Selain definisi diatas ditemukan pula istilah kepemimpinan dalam

    terminology Islam, Dalam Al-Qur’an istilah kepemimpinan diungkapkan

    dengan istilihah khalifah. Sebagaimana firman Allah pada Qur’an surah

    Al-Baqarah sebagai berikut :

    ئَِكِة إِن ِي َجاِعٞل فِي ٱۡۡلَۡرِض َخِليفَة

    َٰٓ َوإِۡذ قَاَل َربَُّك ِلۡلَملَ

  • 7

    Artinya: Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:

    Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.

    (Q.S Al-Baqarah : 30).

    Selain kata khalifah disebut juga kata ulil amri. Kata ulil amri berarti

    pemimpin tertinggi dalam masyarakat islam, sebagaimana firman Allah

    swt, sebagai berikut:

    َزۡعتُمۡ ُسوَل َوأُْوِلي ٱۡۡلَۡمِر ِمنُكۡم فَإِن تَنَ َ َوأَِطيعُواْ ٱلرَّ اْ أَِطيعُواْ ٱَّللَّ أَيَُّها ٱلَِّذيَن َءاَمنُوََٰٰٓٓ فِي َشۡيٖء يَ

    ِ ُسوِل إِن ُكنتُۡم تُۡؤِمنُوَن بِٱَّللَّ ِ َوٱلرَّ ِلَك َخۡيٞر َوأَۡحَسُن تَۡأِويًلا َوٱۡليَۡوِم فَُردُّوهُ ِإلَى ٱَّللَّ ٥٩ٱۡۡلَِٰٓخِرِۚ ذَ

    Artinya: Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah

    Rasul-nya, dan ulil amri di antara kamu, Kemudian jika kamu berlainan

    pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al-

    Quran) dan Rasul (Sunnah-nya), jika kamu benar-benar beriman kepada

    Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan

    lebih baik akibatnya (Q.S An-Nisaa : 59).

    Berdasarkan ayat Al-qur’an di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

    kepemimpinan dalam islam itu adalah kegiatan menuntun, membimbing,

    memandu dan menunjukkan jalan yang diridhai Allah SWT.

    Dari beberapa pendapat diatas terlihat bahwa kepemimpinan

    merupakan aktivitas membujuk orang lain dalam suatu kelompok agar

    mau bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang kegiatannya

    meliputi membimbing, mengarahkan, memotivasi, tindakan atau tingkah

    laku orang lain. Ini berarti bahwa konstribusi kepemimpinan bagi

    perkembangan organisasi akan ditentukan oleh bagaimana seorang

    pemimpin berperan dalam menjalankan fungsinya bagi kehidupan

    organisasi.

    Faktor keberhasilan seorang pemimpin salah satunya tergantung

    dengan tehnik kepemimpinan yang dilakukan dalam menciptakan situasi

    sehingga menyebakan orang yang dipimpinnya timbul kesadarannya

    untuk melaksanakan apa yang dikehendaki. Dengan kata lain, efektif atau

    tidaknya seorang pemimpin tergantung dari bagaimana kemampuannya

  • 8

    dalam mengelola dan menerapkan pola kepemimpinannya sesuai dengan

    situasi dan kondisi organisasi tersebut.

    Sedangkan yang dimaksud dengan kepala sekolah menurut

    (Permendiknas, 2010) tentang penugasan guru sebagai kepala

    sekolah/madrasah menyebutkan bahwa kepala sekolah/madrasah adalah

    guru yang diberi tugas tambahan untuk memimpin Taman Kanak-

    Kanak/Raudhatul Athfal (TK/RA), taman kanak-kanak luar biasa (TKLB),

    sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah (SD/MI), sekolah dasar luar biasa

    (SDLB), sekolah menengah pertama/madrasah tsanawiyah (SMP/MTS),

    sekolah menengah perta luar biasa (SMPLB), sekolah menengah

    atas/madrasah aliyah (SMA/MA), sekolah menengah atas luar biasa

    (SMALB), sekolah menengah kejuruan/madrasah aliyah kejuruan

    (SMK/MAK) yang bukan sekolah bertaraf internasional (SBI) atau yang

    tidak dikembangkan menjadi sekolah bertaraf internasional (SBI), sebagai

    pemimpin, kepala sekolah memiliki posisi sentral dalam menciptakan dan

    mengendalikan mutu sekolah yang dipimpinnya, kepala sekolah dapat

    menentukan arah dan tujuan sekolah. Kegagalan maupun keberhasilan

    sekolah ditentukan oleh kepala sekolah.

    Kepemimpinan kepala sekolah merupakan salah satu penentu

    keberhasilan suatu sekolah. Oleh karena itu, kepala sekolah harus

    memahami peran dan tanggung jawab yang diembannya. Menurut

    (Wahjosumijo 2002, hlm. 82) ada dua peranan penting kepala sekolah,

    yaitu kepala sekolah berperan sebagai kekuatan sentral yang menjadi

    kekuatan penggerak kehidupan sosial dan kepala sekolah harus memahami

    tugas dan fungsinya demi keberhasilan sekolah, serta memiliki kepedulian

    kepada staf dan siswa.

    b. Prinsip-Prinsip Kepemimpinan Kepala Sekolah.

    Prinsip-prinsip kepemipinan kepala sekolah profesionalisme kepala

    sekolah dapat tercapai apabila seorang kepala sekolah memiliki dan

    memahami prinsip-prinsip sebagai pemimpin pendidikan. berdasarkan

    peraturan menteri pendidikan pasional (Permendiknas, 2007).“Kepala

  • 9

    sekolah adalah seorang guru yang memiliki tugas tambahan untuk

    membina dan memimpin anggotanya untuk mencapai tujuan”.

    Agar kepala sekolah dalam melaksanakan kepemimpinannya dapat

    berjalan dengan harmonis sesuai dengan yang diinginkan, kepala sekolah

    harus memiliki prinsip-prinsip yang dapat di telah ditetapkan, yaitu :

    1) Prinsip pelayanan, bahwa kepemimpinan sekolah harus menerapkan

    unsur unsur pelayanan dalam kegiatan operasional sekolahnya

    2) Prinsip persuasif, pemimpin dalam menjalankan tugasnya harus

    memperhatikan situasi dan kondisi setempat demi keberhasilan

    keberhasilan kepemimpinannya yang sedang dan yang akan

    dilaksanakan.

    3) Prinsip bimbingan, pemimpin pendidikan hendaknya membimbing

    peserta didik kearah tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan

    perkembangan peserta didik yang ada dilembaganya.

    4) Prinsip efisiensi, mengarah pada cara hidup yang ekonomis dengan

    pengeluaran sedikit untuk memperoleh keuntungan yang

    sebesarbesarnya.

    5) Prinsip berkesinambungan, agar pemimpin pendidikan ini diterapkan

    tidak hanya pada satu waktu saja, tetapi perlu secara terus menerus.

    Sebagai pemimpin dalam lembaga pendidikan, kepala sekolah

    merupakan pihak paling bertanggung jawab dalam kesuksesan sekolah

    yang dipimpinnya.

    c. Gaya Kepemimpinan

    Gaya kepemimpinan merupakan suatu pola perilaku seseorang

    pemimpin yang khas pada saat mempengaruhi anak buahnya, apa yang

    dipilih oleh pemimpin untuk dikerjakan, cara pemimpin bertindak dalam

    mempengaruhi anggota kelompok membentuk gaya kepemimpinan,

    namun gaya mana yang terbaik tidak mudah untuk ditentukan. Untuk

    memahami gaya kepemimpinan, sedikitnya dapat dikaji dari tiga

    pendekatan utama, yaitu pendekatan sifat, perilaku dan situasional.

  • 10

    Gaya Kepemimpinan adalah pola tingkah laku (kata-kata dan

    tindakan) dari seorang pemimpin yang dirasakan oleh orang lain.

    Kepemimpinan bukan hanya sekedar penampilan lahiriah saja, tetapi juga

    bagaimana cara mereka mendekati orang yang ingin dipengaruhi, corak

    atau gaya seorang pemimpin akan sangat berpengaruh terhadap efektivitas

    pemimpin, pemilihan gaya kepemimpinan yang tepat akan memberikan

    motivasi kerja kepada bawahan, sehingga bawahan akan merasa puas,

    sebaliknya tidak arang kesalahan dalam pemilihan gaya kepemimpinan

    berakibat kegagalan kepemimpinan seseorang dalam organisasi tersebut.

    Gaya kepemimpinan sangat penting karena gaya kepemimpinan

    mencerminkan apa yang dilakukan oleh pemimpin dalam mempengaruhi

    para anggotanya untuk merealisasi visinya.

    1) Muhammad F, 2017, hlm. 43. mempergunakan istilah gaya pemimpin

    bukan gaya kepemimpinan.menurut mereka pemimpinlah yang

    menunjukan gaya bukan proses kepemimpinan. Adapun gaya-gaya

    kepemimpinan yang pokok atau dapat juga disebut ekstrem, ada tiga

    yaitu otokratis, bebas, demokratis. Sebagai berikut :

    a) Kepemimpinan yang Otokratis.

    Dalam kepemimpinan yang otokratis, pemimpin bertindak

    sebagai diktator terhadap anggota-anggota kelompoknya. Baginya

    memimpin adalah menggerakan dan memaksa kelompok.

    Kekuasaan pemimpin yang otokratis hanya dibatasi oleh

    undangundang. Pemimpin yang otokratis tidak menghendaki rapat-

    rapat atau musyawarah. Berkumpul atau rapat hanyalah berarti untuk

    menyampaikan intruksi- intruksi.

    Baginya memimpin adalah menggerakkan dan memaksa

    kelompok. Apa yang diperintahnya harus dilaksanakan secara utuh,

    ia bertindak sebagai penguasa dan tidak dapat dibantah sehingga

    orang lain harus tunduk kepada kekuasaanya. Ia menggunakan

    ancaman dan hukuman untuk menegakkan kepemimpinannya.

  • 11

    Kepemimpian otoriter hanya akan menyebabkan ketidakpuasan

    dikalangan guru.

    b) Kepemimpinan Bebas (laissez faire)

    Dalam tipe kepemimpinan ini sebenarnya pemimpin tidak

    memberikan pimpinan. Tipe ini diartikan sebagai membiarkan

    orang-orang berbuat sekehendaknya. Pemimpin yang termasuk tipe

    ini sama sekali tidak memberikan kontrol dan koreksi terhadap

    pekerjaan anggota-anggotanya .pembagian tugas dan kerja sama

    diserahkan kepada anggota-anggota kelompok, tanpa petunjuk atau

    saran- saran dari pimpinan. Kekuasaan dan tanggung jawab

    bersimpang-siur, berserakan diantara anggota-anggota kelompok,

    tidak merata.

    Dengan demikian, mudah terjadi kekacauan dan bentrokan-

    bentrokan, tingkat keberhasilan organisasi atau lembaga dipimpin

    dengan gaya laissez faire semata-mata disebabkan karena kesadaran

    dan dedikasi beberapa anggota kelompok, dan bukan karena

    pengaruh dari pemimpinnya. segala kegiatan dilakukan tanpa

    rencana yang terarah dan tanpa pengawasan dari pimpinan.

    Kepemimpinan laissez faire tidak dapat diterapkan secara resmi

    di lembaga pendidikan, kepemimpinan laissez faire dapat

    mengakibatkan kegiatan yang dilakuakn tidak terarah, perwujudan

    kerja simpang siur, wewenang dan tanggungjawab tidak jelas, yang

    akhirnya apa yang menjadi tujuan pendidikan tidak tercapai.

    c. Kepemimpinan yang demokratis.

    Pemimpian yang bertipe demokratis menafsirkan

    kepemimpinannya bukan sebagai diktator, melainkan sebagai

    pemimpin ditengah-tengah anggota kelompoknya. Hubungan

    dengan angota-angota kelompok bukan sebagai majikan terhadap

    buruhnya, melainkan sebagai sodara tua diantara teman-teman

    sekerjanya, atau sebagai kakak terhadap sodara-sodaranya.

  • 12

    Pemimpin yang demokratif selalu berusaha menstilasi

    anggotaangotanya agar bekerja secara koopratif untuk mencapai

    tujuan bersama, dalam tindakan dan usaha-usahanya, ia selalu

    berpangkul pada kepentingan dan kebutuhan kelompoknya, dan

    mempertimbangkan kesanggupan serta kemampuan kelompoknya,

    dalam melaksanakan tugasnya, ia mau menerima dan bahkan

    mengharapkan pendapan dan saran-saran dar kelompoknya, juga

    kritik- kritik yang membangun dari para anggota diterima sebagai

    umpan balik dan dijadikan bahan pertimbangan dalam

    tindakantindakan berikutnya.

    Dalam melaksanakan tugasnya, pemimpin demokratis mau

    menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran-saran dari

    bawahannya, juga kritik-kritik yang membangun dari anggota

    diterimanya sebagai umpan balik atau dijadikan bahan pertimbangan

    kesanggupan dan kemampuan kelompoknya. Kepemimpinan

    demokratis adalah kepemimpinan yang aktif, dinamis, terarah yang

    berusaha memanfaatkan setiap personil untuk kemajuan dan

    perkembangan organisasi pendidikan

    2) Gaya Kepemimpinan Rasulullah SAW.

    Rasulullah SAW adalah contoh pemimpin sempurna yang pernah

    ada selama ini. Karena beliau mengkombinasikan antara akhlakul karimah

    dengan model kepemimpinan yang ada. Kekuatan akhlak yang Rasulullah

    miliki mampu menciptakan kekuatan baru yang sangat luar biasa. Dengan

    kekuatan itu, Rasulullah menjadi mampu menegakan dan

    menyebarkanajarannya keseluruh penjuru dunia. Walaupun begitu, karena

    kemuliaannya tadi, tidak ada rasa sombong, ujub atau membanggakan diri

    sedikitpun yang timbul pada diri Rasulullah SAW.

    Rasulullah SAW-lah seorang pemimpin yang sudah diakui oleh

    dunia dalam berbagai hal, baik dari segi akhlak dan kemampuan-

    kemampuan yang lainnya. Oleh karena itu, pemimpin yang relevan dengan

    keadaan saat ini adalah seorang pemimpin yang paling mengenal siapa itu

  • 13

    Nabi Muhammad SAW dan mengamalkan segala bentuk ajaran/risalah

    yang beliau bawa. Selain itu pemimpin saat ini haruslah benar-benar

    memusatkan perhatiannya terhadap amanah yang ia emban.

    Dalam Sejarah dan kebudayaan Islam sebagaimana yang ditulis

    (Hasan Ibrahim 2001 hlm 141) diuraikan bahwa kesuksesan

    kepemimpinan Rasulullah SAW antara lain ini disebabkan oleh :

    a). Dalam memimpin, beliau mengunakan sistem musyawarah.

    b). Beliau menghargai orang lain, baik lawan maupun kawan.

    c). Sifat ramah, kelembutan perangai menjadi lekat dengan pribadi

    beliau, akan tetapi beliau juga dapat bersifat keras dan tegas beliau

    ketika dibutuhkan.

    d). Lebih mementingkan umat daripada diri beliau sendiri.

    e). Cepat menguasai situasi dan kondisi, serta tegar menghadapi musuh.

    f). Sebagai koordinator dan pemersatu ummat.

    g). Prestasi dan jangkauan beliau di segala bidang.

    h). Keberhasilan beliau sebagai perekat dasar-dasar perdamaian dan

    penyatu kehidupan yang berkesinambungan.

    i). Beliau merupakan pembawa rahmat bagi seluruh alam.

    j). Beliau menerapkan aturan dengan konsisten. Tidak memandang bulu

    dan tidak pilih kasih.

    Dalam menentukan seorang figur pemimpin Rasulullah SAW adalah

    figur yang patut diteladani dan diikuti. Beliau mengajarkan memimpin

    melalui konsep-konsep Al-Qur’an dan Al-Hadist. Dari Gaya

    Kepemimpinan Rasulullah SAW menunjukkan bahwa Beliau adalah figur

    imam agama, pemimpin negara, masyarakat dan pemimpin dalam

    keluarga dan satu-satunya rujukan umat Islam.

    d. Peran kepala sekolah.

    Kepala sekolah adalah pemimpin pendidikan yang mempunyai peranan

    sangat besar dalam mengemangkan pendidikan di sekolah. berkembangnya

    budaya sekolah, kerja sama yang harmonis, minat terhadap perkembangan

    http://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/11/gaya-kepemimpinan-rasulullah-saw.htmlhttp://tipsserbaserbi.blogspot.com/2015/11/gaya-kepemimpinan-rasulullah-saw.html

  • 14

    pendidikan, suasana pembelaaran yang menyenangkan dan perkembangan

    mutu profesional diantara para guru banyak ditentukan oleh kualitas

    kepemimpinan kepala sekolah

    Menurut (E. Mulyasa 2004, hlm 97 ) Kepala sekolah sebagai pemimpin

    lembaga pendidikan mempunyai tugas pokok dan fungsi dalam

    melaksanakan kegiatan pendidikan. Di lingkungan Kementerian Pendidikan

    Nasional telah cukup lama dikembangkan paradigma baru administrasi atau

    manajemen pendidikan, di mana kepala madrasah harus mampu berperan

    sebagai educator, manajer, administrator, supervisor, leader, inovator,

    motivator (EMASLIM)

    Adapun penjabaran tentang peran kepala sekolah/madrasah akan

    dijabarkan sebagai berikut:

    1) Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)

    Kepala Sekolah sebagai seorang pendidik merupakan hal yang

    sangat mulia, Kepala Sekolah sebagai edukator harus memiliki strategi

    yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di

    sekolahnya, menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan

    nasehat kepada warga sekolah, memberikan dorongan kepada seluruh

    tenaga pendidik serta melaksanakan model pembelajaran yang menarik,

    Kepala Sekolah harus berusaha menanamkan, memajukan dan

    meningkatkan sedikitnya 4 macam nilai, yaitu pembinaan mental, moral,

    fisik dan artistik.

    Pembinaan mental adalah membina para tenaga pendidik tentang

    sikap batin dan watak. Pembinaan moral adalah pembinaan tentang

    perbuatan baik dan buruk, sikap dan kewajiban sesuai dengan tugas

    masing-masing. Pembinaan fisik adalah pembinaan jasmani, kesehatan

    dan penampilan, sedangkan pembinaan artistik adalah pembinaan

    tentang kepekaan terhadap seni dan keindahan,

    kepala sekolah yang menunjukkan komitmen tinggi dan fokus

    terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan belajar mengajar di

    sekolahnya tentu saja akan sangat memperhatikan tingkat kompetensi

  • 15

    yang dimiliki gurunya, sekaligus juga akan senantiasa berusaha

    memfasilitasi dan mendorong agar para guru dapat secara terus menerus

    meningkatkan kompetensinya, sehingga kegiatan belajar mengajar dapat

    berjalan efektif dan efisien.

    Dengan demikian peran Kepala Sekolah sebagai educator adalah

    untuk membimbing semua komponen yang ada di sekolah baik

    pengembangan kurikulum, guru, karyawan, dan siswa sehingga dapat

    bersinergi dalam menjalankan setiap tugas yang diberikan kepada yang

    bersangkutan sesuai dengan profesionalitas dan kapasitasnya.

    2). Kepala sekolah sebagai manajer.

    Tugas manajer adalah merencanakan, mengorganisasikan,

    mengatur, mengkoordinasikan dan mengendalikan dalam rangka

    mencapai tujuan yang telah ditetapkan, Dengan demikian, Kepala

    Sekolah harus mampu merencanakan dan mengatur serta mengendalikan

    semua program yang telah disepakati bersama.

    Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dari tugas Kepala Sekolah

    sebagai manajer, yaitu proses, pendayagunaan seluruh sumber daya

    organisasi dan pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

    a). Proses, adalah suatu cara yang sistematik dalam mengerjakan sesuatu.

    Adapun kegiatan-kegiatan dalam proses meliputi:

    (1) Merencanakan, dalam arti Kepala Sekolah harus benar-benar

    memikirkan dan merumuskan dalam suatu program tujuan dan

    tindakan yang harus dilakukan.

    (2) Mengorganisasikan, maksudnya bahwa Kepala Sekolah harus

    mampu menghimpun dan mengkoordinasikan sumber daya

    manusia dan sumber-sumber material sekolah, sebab

    keberhasilan sekolah sangat bergantung pada kecakapan dalam

    mengatur dan mendayagunakan berbagai sumber dalam

    mencapai tujuan.

  • 16

    (3) Memimpin, dalam arti Kepala Sekolah mampu megarahkan dan

    mampu mempengaruhi seluruh sumber daya manusia untuk

    melakukan tugas-tugasnya yang esensial.

    (4) Mengendalikan, dalam arti Kepala Sekolah memperoleh jaminan

    bahwa sekolah berjalan mencapai tujuan. Apabila terdapat

    kesalahan di antara bagian-bagian yang ada dari sekolah tersebut,

    Kepala Sekolah harus memberikan petunjuk dan meluruskannya.

    b). Sumber daya suatu sekolah, meliputi dana, perlengkapan, informasi,

    maupun sumber daya manusia, ayng masing-masing berfungsi sebagai

    pemikir, perencana, pelaku serta pendukung untuk mencapai tujuan.

    c). Mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan sebelumnya. Artinya

    bahwa Kepala Sekolah berusaha untuk mencapai tujuan akhir yang

    bersifat khusus (specific ends). Tujuan akhir yang bersifat spesifik ini

    tentunya tidaklah sama antara satu sekolah dengan sekolah yang

    lainnya.

    Dalam mengelola tenaga kependidikan, salah satu tugas yang harus

    dilakukan kepala sekolah adalah melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan

    pengembangan profesi para guru. Dalam hal ini, kepala sekolah seyogyanya

    dapat memfasiltasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada para guru

    untuk dapat melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melalui berbagai

    kegiatan pendidikan dan pelatihan, baik yang dilaksanakan di sekolah,

    seperti: MGMP/MGP tingkat sekolah, atau melalui kegiatan pendidikan dan

    pelatihan di luar sekolah, seperti kesempatan melanjutkan pendidikan atau

    mengikuti berbagai kegiatan pelatihan yang diselenggarakan pihak lain.

    (Mulyasa, 2004, hlm. 103)

    3). Kepala sekolah sebagai administrator.

    Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat

    erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrator yang bersipat

    pencatatan, penyusunan, dan pendokumenan seluruh program sekolah.

    Secara spesifik, Kepala sekolah memiliki kemampuan untuk pengelolaan

    kurikulum, mengelola administrator peserta didik, mengelola administrator

  • 17

    personalia, mengelola administrator sarana prasarana, mengelola

    administrator kearsipan, dan mengelola administrator keuangan. Kegiatan

    tersebut perlu dilakukan secara efektif dan efisien agar dapat menunjang

    produktivitas sekolah. (Mulyasa, 2004, hlm. 107)

    Ada beberapa prinsip yang dapat dijadikan pedoman oleh Kepala

    Sekolah dalam penyelenggaraan administrasi pendidikan di sekolah yaitu:

    a). Adanya struktur organisasi yang relatif permanen dan dapat

    menggambarkan hubungan kerja antar pegawai sekolah.

    b). Adanya persepsi yang sama tentang tujuan sekolah antar pimpinan

    dan bawahan yang terlihat dalam proses kerja administrasi.

    c). Adanya sistem pendelegasian yang efektif sesuai dengan kapasitas

    guru dan karyawan.

    d). Administrasi merupakan sumber informasi bagi semua

    pengembangan sekolah.

    e). Sistem penyelenggaraan proses administrasi menggambarkan

    prinsip kooperatif yang dapat dilihat dalam semua kegiatan

    sekolah.

    4). Kepala sekolah sebagai supervisor.

    Kepala sekolah sebagai supervisor berarti bahwa kepala sekolah

    hendaknya pandai meneliti, mencarai dan menentukan, syarat-syarat

    mana yang diperlukan bagi kemajuan sekolahnya sehingga tujuan

    pendidikan di sekolah itu tercapai dengan maksimal.

    Untuk mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan

    pembelajaran, secara berkala kepala sekolah perlu melaksanakan

    kegiatan supervisi, yang dapat dilakukan melalui kegiatan kunjungan

    kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara langsung, terutama

    dalam pemilihan dan penggunaan metode, media yang digunakan dan

    keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

    Dari hasil supervisi ini, dapat diketahui kelemahan sekaligus

    keunggulan guru dalam melaksanakan pembelajaran, tingkat penguasaan

    kompetensi guru yang bersangkutan, selanjutnya diupayakan solusi,

  • 18

    pembinaan dan tindak lanjut tertentu sehingga guru dapat memperbaiki

    kekurangan yang ada sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam

    melaksanakan pembelajaran. (Mulyasa, 2004, hlm. 111)

    5). Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin)

    Gaya kepemimpinan kepala sekolah seperti apakah yang dapat

    menumbuh suburkan kreativitas sekaligus dapat mendorong terhadap

    peningkatan kompetensi guru, dalam teori kepemimpinan setidaknya kita

    mengenal dua gaya kepemimpinan yaitu kepemimpinan yang

    berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang berorientasi pada

    manusia.

    Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang kepala

    sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara

    tepat dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.

    Mulyasa menyebutkan kepemimpinan seseorang sangat berkaitan

    dengan kepribadian, dan kepribadian kepala sekolah sebagai pemimpin

    akan tercermin sifat-sifat sebagai barikut : 1) jujur; (2) percaya diri; (3)

    tanggung jawab; (4) berani mengambil resiko dan keputusan; (5) berjiwa

    besar; (6) emosi yang stabil, dan (7) teladan. (Mulyasa, 2004, hlm. 115)

    6). Kepala sekolah sebagai inovator

    Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai innovator,

    kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin

    hubungan yang harmonis dengan lingkungan, mencari gagasan baru,

    mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan kepada seluruh

    tenaga kependidikan sekolah, dan mengembangkan model model

    pembelajaran yang inofatif.

    Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara cara ia

    melakukan pekerjaannya secara konstruktif, kreatif, delegatif, integratif,

    rasional, objektif, pragmatis, keteladanan, disiplin, serta adaptabale dan

    fleksibel. (Mulyasa, 2004, hlm. 118)

    Peran Kepala Sekolah sebagai innovator adalah sebagai berikut:

  • 19

    a). Memiliki gagasan baru untuk inovasi kemajuan dan perkembangan

    sekolah. Maupun yang relevan untuk kebutuhan lembaga.

    b). Kemampuan mengimplementasikan ide yang baru tersebut dengan

    baik. Ide atau gagasan tersebut berdampak positif ke arah kemajuan.

    c). Kemampuan mengatur lingkungan kerja sehingga lebih kondusif

    (pengaturan tata ruang kantor, kelas perpustakaan, halaman, interior,

    musholla atau masjid) untuk bertugas dengan baik. Dengan

    lingkungan kerja yang baik mendorong kearah semangat kerja yang

    baik

    7). kepala sekolah sebagai motivator.

    Kepala Sekolah sebagai motivator harus memiliki strategi yang tepat

    untuk memberikan motivasi kepada para tenaga kependidikan dalam

    melakukan berbagai tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat dilakukan

    melalui pengaturan suasana kerja, disiplin, dorongan dan penghargaan

    secara efektif.

    Sebagai motivator, kepala sekolah harus memiliki strategi yang

    tepat untuk memberikan motivasi tenaga kependidikan dalam

    melaksanakan tugas dan fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan

    melalui pengaturan lingkungan fisik, pengaturan suasana kerja, disiplin,

    dorongan, penghargaan secara efektif, dan penyediaan berbagai sumber

    belajar melalui pengembangan Pusat Sumber Belajar (PSB) (Mulyasa,

    2004 hlm. 120)

    2. Budaya Membaca Al-Qur’an.

    a. Pengertian membaca.

    Membaca merupakan salah satu metode yang kerap dilakukan oleh

    manusia untuk dapat meningkatkan kecerdasan, mengakses informasi dan

    juga memperdalam pengetahuan dalam diri seseorang. Dengan memahami

    dan mengerti isi dari sebuah bacaan, seseorang akan mendapatkan banyak

    keuntungan untuk memperluas cakrawala berpikir dengan sedikit usaha

    dan modal yang relatif sedikit. Kegiatan ini sering kali dihubungkan

    dengan faktor-faktor kesuksesan seseorang dalam berpikir dan bertindak

  • 20

    karena pada umumnya mereka yang gemar membaca dapat bertindak lebih

    sistematis dan berpikir secara kritis dalam menyikapi permasalahan yang

    dihadapi.

    Membaca disini dapat dipahami bahwa membaca tidak hanya

    melafalkan atau mengucapkan kata-kata yang dilihat, melainkan disertai

    juga dengan mengerti, memahami, mengamalkan terhadap kata-kata yang

    dibacanya. Al-Qur'an menurut bahasa mempunyai arti bermacam- macam

    salah satunya dari pendapat yang lebih kuat adalah bahwa Al-Qur’an

    berarti “ bacaan” atau yang dibaca.

    Pendapat ini beralasan bahwa Al-Qur’an adalah bentuk masdar dari

    kata Qara’a-Yaqra’u artinya “membaca”. Al-Qur’an dalam arti

    membaca ini dipergunakan oleh ayat- Al-Qur’an sendiri, misalnya oleh

    surat Al-Qiyamah ayat 16-18 :

    ۡك بِهِۦ ِلَسانََك ِلتَۡعَجَل بِِهٰٓۦَ هُ فَٱتَّبِۡع قُۡرَءاَنهُۥ ١٧إِنَّ َعلَۡينَا َجۡمعَهُۥ َوقُۡرَءانَهُۥ ١٦ََل تَُحر ِ ١٨فَإِذَا قََرۡأنَ

    Artinya : “Janganlah kamu gerakkan lidahmu untuk (membaca) Al

    Quran karena hendak cepat-cepat (menguasai)nya. Sesungguhnya atas

    tanggungan Kamilah mengumpulkannya (di dadamu) dan (membuatmu

    pandai) membacanya. Apabila Kami telah selesai membacakannya maka

    ikutilah bacaannya itu” (QS. al- Qiyamah 16-18)

    b. Hukum membaca Al-Qur’an.

    Dalam Islam belajaran Al-Qur’an merupakan suatu kewajiban yang

    suci dan mulia. Secara spesifik, Rasulullah SAW. menegaskan kewajiban

    mendidik Al-Qur’an kepada anak dalam hadisnya : Dari Sayydina Mu’adz

    Al-Juhani R.A, Beginda Rasulullah SAW bersabda :

    “Barangsiapa membaca Al-Qur’an dan mengamalkan apa yang

    terkandung di dalamnya, maka kedua orang tuanya akan dikenakan

    mahkota pada hari kiamat yang cahayanya melebihi cahaya matahari

    seandainya ada di dalam rumah-rumah kalian di dunia ini, maka

    bagaimanakah perkiraamu mengenai orang yang dia sendiri

  • 21

    mengamalkannya”(H.R. Ahmad, Abu Dawud Dan Hakim), (Maulana.

    M.Z, 2011. hal 616)

    Al-Qur’an Merupakan Sumber Hukum Yang Pertama dalam Islam,

    Didalamnya terkandung hukum atau aturan yang menjadi padoman dan

    petunjuk bagi mereka yang beriman, sebagaimana Allah berfirman dalam

    ( QS.Surah An-Naml ayat 1-6) :

    بِيٍن ُت ٱۡلقُۡرَءاِن َوِكتَاٖب مُّ ٢ى َوبُۡشَرى ِلۡلُمۡؤِمنِيَن هُد ١ طسَِٰٓۚ تِۡلَك َءاَي

    Artinya: 1). Thaa Siin (Surat) ini adalah ayat-ayat Al-Qur’an, dan

    (ayat-ayat) Kitab yang menjelaskan 2). untuk menjadi petunjuk dan berita

    gembira untuk orang-orang yang beriman (QS.Surah An-Naml ayat 1-2)

    Al-Qur’an Menerangkan bagaimana seharusnya hidup seorang

    muslim, hal-hal yang harus dilakukan dan mana yang harus ditinggalkan

    demi mencapai kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat. Sebagai

    bacaan yang berisi pedoman dan petunjuk hidup maka sudah seharusnya

    bila seorang Muslim selalu membaca, mempelajari dan kemudian

    mengamalkannya. Perintah untuk membaca Al-Qur’an, baik arti dan isi

    kandungannya sangat dianjurkan karena membaca Al-Qur’an merupakan

    ibadah, amal shaleh dan memberi rahmat serta manfaat bagi yang

    melakukanya serta memberi cahaya kedalam hati yang membacanya.

    Bagi seorang muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran

    Islam salah satunya cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah

    menegaskan akan pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat Al-

    Alaq : 1-5

    َن ِمۡن َعلٍَق ١ٱۡقَرۡأ بِٱۡسِم َرب َِك ٱلَِّذي َخلََق نَس ٱلَِّذي َعلََّم ٣ٱۡقَرۡأ َوَربَُّك ٱۡۡلَۡكَرُم ٢َخلََق ٱۡۡلِ

    َن َما لَۡم يَۡعلَۡم ٤بِٱۡلقَلَِم نَس ٥َعلََّم ٱۡۡلِ

    Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

    Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.

    Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahapemurah, yang mengajar (manusia)

  • 22

    dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

    diketahuinya. (Q.S. al-Alaq : 1-5)

    Maksud kata kalam adalah: Allah mengajar manusia dengan

    perantaraan tulis baca. Dalam Al-Qur’an Surat Fathir yang biassanya,

    dijadikan dalil bagaimana allah memerintahkan hambanya untuk

    senantiasa membaca al-Qur’an karena sudah disiapkan ganjaran yang tiada

    banding nanti diakherat. Al-Qur’an Surat Fathir 29-30

    ا َوَعًَلنِيَة يَۡر ُهۡم ِسر ا َرَزۡقنَ ةَ َوأَنفَقُواْ ِممَّ لَو ِ َوأَقَاُمواْ ٱلصَّ َب ٱَّللَّ َرة لَّن إنَّ ٱلَِّذيَن يَۡتلُوَن ِكتَ ُجوَن تَِج

    ٢٩تَبُوَر

    Artinya : Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab

    Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezki yang

    kami anuge- rahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-

    terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,

    ن فَۡضِلهِۦَِٰٓۚ إِنَّهُۥ َغفُوٞر َشُكوٞر لِ ٣٠يَُوف ِيَُهۡم أُُجوَرهُۡم َويَِزيدَهُم م ِ

    Artinya : Agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka

    dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah

    Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.

    Allah Ta'ala telah memberitahukan tentang kebaikan yang akan

    didapatkan oleh pembaca dan pendengar Al-Qur'an, Dari Sayydina Abu

    Hurairah R.A berkata, Beginda Rasulullah SAW bersabda :

    “Barang siapa mendengar satu ayat dari kita Allah, maka akan ditulis

    baginya satu kebaikan yang di lipat gandakan. Barang siapa membacanya

    maka baginya nur pada hari kiamat”. (H.R. Ahmad), (Maulana. M.Z,

    2011 hal 642)

    Dan pada hari kiamat kelak akan nampak kemuliaan bagi orang yang

    mendengar dan membaca Al-Qur'an, yaitu Al-Qur'an akan memberikan

    syafaat bagi orang yang membacanya dan meningkatkan derajat

    pembacanya di dalam surga seukuran dengan kadar ayat-ayat yang

    dibacanya.

  • 23

    Amirul Mu'minin Utsman bin Affan ra berkata: “Seandainya hati kita suci

    niscaya dia tidak akan pernah kenyang dengan kalam Allah Azza Wa

    Jalla”. Dan makna inilah yang tersirat di dalam firman Allah Ta'ala Qs.

    At-Taubah 124-125)

    ن يَقُوُل أَيُُّكمۡ ا ٱلَِّذيَن َءاَمنُواْ فََزادَۡتُهۡم إِ َوإِذَا َمآَٰ أُنِزَلۡت ُسوَرٞة فَِمۡنُهم مَّ اِۚ فَأَمَّ ن ِذِهٰٓۦَ إِيَم ا َزادَۡتهُ َه ن يَم

    ٤١َوهُۡم يَۡستَۡبِشُرون

    Artinya: Dan apabila diturunkan suatu surat, Maka di antara mereka

    (orang-orang munafik) ada yang berkata: "Siapakah di antara kamu yang

    bertambah imannya dengan (turannya) surat ini?" adapun orang-orang

    yang beriman, Maka surat Ini menambah imannya, dan mereka merasa

    gembira.

    ِفُروَن َرٞض فََزادَۡتُهۡم ِرۡجساا إِلَى ِرۡجِسِهۡم َوَماتُواْ َوهُۡم َك ا ٱلَِّذيَن فِي قُلُوبِِهم مَّ ١٢٥َوأَمَّ

    Artinya: Dan adapun orang-orang yang di dalam hati mereka ada

    penyakit Maka dengan surat itu bertambah kekafiran mereka, disamping

    kekafirannya (yang Telah ada) dan mereka mati dalam keadaan kafir.

    Dari beberapa firman Allah dan Hadist Nabi Muhammad diatas dapat

    kita simpulkan bahwa membaca Al-Qur’an sangatlah banyak manfaatnya

    dan bernilai pahala disisi Allah dengan balasan yang begitu mulia dan

    berharga didunia dan di akherat kelak.

    c. Budaya Membaca Al-Qur’an.

    Berawal dari hadist Nabi yang berbunyi: “Dari Sayydina Usman

    Radhiyallahu’anhu, Beginda Rasulullah SAW bersabda, “sebaik-baik

    kamu adalah orang yang belajar Al-Qur’an dan mengajarkannya”. (HR.

    Bukhari, Abu Dawud, Tarmizi, Nasa’i Ibdu Majah), (Maulana. M.Z, 2011

    hal 600)

    Membudayakan baca Al-Qur’an kepada anak didik adalah sebagian

    dari pondasi karakter siswa. Dengan dibudayakan membaca al-Qur’an

    maka siswa akan lebih dekat dengan agama karena Al-Qur’an merupakan

    dasar hukum pertama dari agama Islam yang dibawa oleh Nabi

    Muhammad yang bertujuaan untuk merubah akhlak manusia. Oleh karena

  • 24

    itu dengan membaca Al-Qur’an secara langsung merupakan pendidikan

    akhlak bagi siswa karena didalam Al-Qur’an menjelaskan beberapa kisah-

    kisah para nabi dan sahabat yang memiliki akhlak yang wajib diteladani

    oleh ummat Islam khususnya para penerus atau generasi bangsa dan

    Negara yang diawali dari bangku sekolah / madrasah.

    Dengan demikian yang dimaksud dengan budaya membaca Al-Qur'an

    adalah keseluruhan daya penggerak di dalam diri seseorang yang

    menimbulkan suatu aktifitas kegiatan memebaca Al-Qur’an. Bagi seorang

    muslim, tentu memahami dan mengamalkan ajaran Islam salah satunya

    cara ialah dengan membaca. Bahkan Islam telah menegaskan akan

    pentingnya membaca. Seperti firman Allah surat Al-Alaq: 1-5

    َن ِمۡن َعلٍَق ١ٱۡقَرۡأ بِٱۡسِم َرب َِك ٱلَِّذي َخلََق نَس ٱلَِّذي َعلََّم بِٱۡلَقلَِم ٣ٱۡقَرۡأ َوَربَُّك ٱۡۡلَۡكَرُم ٢َخلََق ٱۡۡلِ

    نَ َعلََّم ٤ نَس ٥َما لَۡم يَۡعلَۡم ٱۡۡلِ

    Artinya : Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang

    Menciptakan, Dia telahmenciptakan manusia dari segumpal darah.

    Bacalah, dan Tuhanmulah yang Mahapemurah, yang mengajar (manusia)

    dengan perantaran kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak

    diketahuinya. (Q.S. Al-Alaq : 1-5)

    Kata Iqra’ pada mulanya berarti “Menghimpun”. Arti asal kata ini

    menunjukkan bahwa iq ra’’, yang diterjemahkan dengan “bacalah” tidak

    mengharuskan adanya suatu teks tertulis yang dibaca, tidak pula harus

    diucapkan sehingga terdengar oleh orang lain. Dalam kamus-kamus

    bahasa, arti kata tersebut antara lain, menyampaikan, menelaah, membaca,

    mendalami, meneliti, mengetahui cirinya yang pada hakekatnya

    “menghimpun” merupakan arti akar kata tersebut.

    Didalam program madrasah, budaya membaca Al-Quran dengan

    bermacam bentuk, salah satunya yakni dengan tadarus bersama, tilawah,

    tartil, dan tahfis, Kegiatan ini dilakukan dengan bimbingan guru dan

    dilaksanakan oleh siswa secara bergiliran untuk membaca dan menyimak

    teman yang didekat mereka.

  • 25

    Kegiatan membudayakan mambaca Al-Qur’an ini merupakan salah

    satu cara sekolah dalam melakukan pembinaan akhlak secara

    berkelanjutan. Oleh karena itu siswa diharapkan agar tetap konsisten

    berpegang teguh pada Al-Qur’an dan senantiasa membacanya setiap saat.

    Tindakan pembudayaan baca Al-Qur’an pada sekolah harus dilandasi

    dengan filosofi yang jelas tentang alasan-alasan diterapkannya budaya

    tersebut. Budaya Islami adalah salah satu budaya yang sangat jelas dasar

    filosofinya. Nilai-nilai perilaku Islami yang dibingkai dalam kata akhlak

    merupakan suatu budaya yang ideal untuk diterapkan di sekolah. Adapun

    budaya Islami yang harus diterapkan disekolah/madrasah dan tindakan

    pembudayaannya harus dikembangkan adalah :

    a). budaya berbusana muslim

    b). budaya menjaga amanah

    c). budaya membaca Al-Qur’an.

    d). budaya shalat berjamaah

    3. Faktor yang mempengaruhi budaya baca Al-Qur’an.

    Dalam kehidupan sehari-hari setiap orang mempuyai minat atau

    kecenderungan yang berbeda-beda, dalam hal ini minat tidak berarti timbul

    dengan sendirinya melainkan ada beberapa faktor yang mempengaruhinya,

    secara garis besar di golongkan menjadi dua yaitu :

    a. Faktor internal (faktor dari dalam siswa) yakni keadaan atau kondisi

    kesehatan jasmani dan rohani, yang meliputi kesehatan, bakat, perhatian,

    emosi.

    1) Faktor biologis adalah faktor yang berhubungan dengan jasmani anak/

    siswa.

    konsentrasinya akan terganggu, dan pelajaran sukar masuk.

    Begitu juga yang badannya lemah sering pusing dan sebagainya tidak

    akan tahan lama dalam belajar dan lekas capek. Dalam keadaan ini

    apabila kita memaksakan anak untuk belajar giat kita akan bersalah,

    sebab bagaimanapun juga anak tidak bisa belajar dengan baik.

  • 26

    Maka dari itu kewajiban orang tua dan guru adalah meneliti

    apakah ada penyakit/gangguan-gangguan yang lain jika ternyata ada

    hendaknya segera memeriksakannya ke dokter agar supaya tidak

    terlambat. Baik kesehatan maupun kemajuan belajarnya, maka lama

    kita menunggu untuk memeriksakan kesehatannya, makin

    terbelakang pula bagi anak dalam usaha menentukan minat

    belajarnya.

    2) Faktor psikologis adalah faktor yang berhubungan dengan rohani,

    disini penulis mengambil beberapa saja yang ada relevansinya :

    a) Perhatian.

    Perhatian juga merupakan faktor yang penting dalam usaha

    menumbuhkan minat belajar anak untuk menjamin belajar yang

    baik, anak harus ada perhatian terhadap bahan yang di

    pelajarinya. Apabila bahan pelajaran itu tidak menarik baginya

    maka timbullah rasa bosan, malas dan belajarnya harus dikejar-

    kejar.

    b) Emosi.

    Dalam keadaan emosi yang mendalam ini tentu belajar

    mengalami hambatan, anak- anak semacam ini membutuhkan

    situasi yang cukup tenang dan penuh perhatian agar anak dapat

    meningkatkan minat

    c) Intelegensi / bakat.

    Bila seseorang memiliki intelegensi tinggi dan bakatnya ada

    dalam bidang yang dipelajari, maka proses belajarnya akan

    hancur dan sukses di bidang dengan orang yang memiliki ”IQ”

    rendah dan berbakat, kedua aspek tersebut hendaknya seimbang

    agar tercapai tujuan yang hendak dicapai.

    b. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa) yang mempengaruhi minat

    belajar baca Al- Qur’an siswa yakni kondisi lingkungan disekitar siswa,

    yang meliputi keluarga, sekolah, masyarakat, uraian berikut akan

    membahas ketiga faktor tersebut :

  • 27

    1) Faktor orang tua.

    orang tua mendidik anaknya sangat besar pengaruhnya terhadap

    belajar anak, ika orang tua tidak memperhatikan pendidikan anaknya

    atau acuh tak acuh terhadap belajar anaknya seperti tidak mengatur

    waktu belajar, tidak melengkapi alat pelajarannya dan tidak

    memperhatikan apakah anaknya semangat dalam belajar.

    2) Lingkungan.

    Lingkungan keluarga yang lain dapat mempengaruhi usaha

    peningkatan minat belajar anak adalah suasana rumah. Suasana rumah

    yang terlalu gaduh/terlalu ramai tidak akan memberikan anak belajar

    dengan baik misalnya rumah dengan keluarga besar atau banyak

    sekali penghuninya.

    3) Ekonomi keluarga.

    Faktor ekonomi keluarga banyak menentukan juga dalam belajar

    anak. nilah maka hati anak-anak menjadi kecewa, mundur, putus asa

    sehingga dorongan mereka kurang sekali

    4) Hubungan guru dan murid yang kurang bagus.

    Biasanya bila anak itu menyukai gurunya, akan suka pula pada

    pelajaran yang diberikannya. Sebaliknya bila anak membenci kepada

    gurunya / ada hubungan yang kurang baik, maka dia akan sukar pula

    menerima pelajaran yang diberikannya, anak tidak dapat maju dan

    mengembangkan minat belajarnya.

    5) Jam-jam pelajaran yang kurang baik.

    Waktu yang singkat juga bisa menjadi penyebab minat baca siswa

    kurat mut / berkurang

    4. Kepemimpinan Kepala Sekolah dalam mengembangkan budaya baca

    Al-Qur’an.

    Kepemimpinan Adalah proses mempengaruhi dan mengarahkan

    bawahan dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada

    mereka. Sedangkan dalam dunia pendidikan, kepemimpinan memiliki dua

  • 28

    peran yakni kepala sekolah selaku pimpinan pada kinerja lembaga dan guru

    sebagai pimpinan dalam pembelajaran di kelas.

    Dalam budaya sekolah seorang kepala sekolah mempunyai peran untuk

    merubah, mempengaruhi serta mempertahankan budaya sekolah yang kuat

    untuk mendukung terwujudnya pencapaian visi, nilai keyakinan, dan prilaku

    pemimpin menjadi bagian penting untuk melihat keefektifan kepemimpinan

    kepala sekolah pada budaya sekolah. Itulah sebabnya bahwa pemimpin akan

    berupaya untuk membangun budaya sekolah dengan disadari nilai,

    keyakinan dan prilaku yang dimilikinya.( Mulyadi, 2010, hlm.132)

    Kepala sebagai pengelola satuan pendidikan sekolah bertanggung

    jawab terhadap efektifitas dan efisiensi penyelenggaraan pendidikan di

    sekolahnya, melalui perananan-peranan yang dimainkannya Adapun dalam

    prespektif kebijakan pendidikan nasional (Depdiknas), terdapat tujuh peran

    utama kepala sekolah yaitu sebagai: Educator (Pendidik), manajer,

    administrator, supervisor (penyelia), leader (pemimpin), pencipta iklim

    kerja, dan wirausahawan. Akan tetapi dalam hal ini penulis hanya

    menyinggung, peran kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, yaitu Kepala

    Sekolah Sebagai Leader (Pemimpin).

    Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin) adalah upaya untuk

    mempengaruhi orang lain untuk bekerjasama mencapai tujuan, dengan

    berorientasi pada tugas dan berorientasi pada hubungan. Kepala sekolah

    sebagai leader harus mampu memberikan arahan, meningkatkan kemauan

    tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah. Kepala sekolah

    sebagai pemimpin harus memiliki karakter khusus yang mencakup

    kepribadian, keahlian dasar, pengalaman dan pengetahuan profesional.

    Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader dapat

    dianalisis dari kepribadian, pengetahuan terhadap tenaga kependidikan atu

    tindakan, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan

    berkomunikasi.

    Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-

    sifat jujur, percaya diri, tanggung jawab, berani mengambil resiko dan

  • 29

    keputusan, berjiwa besar, emosi yang stabil, dan dapat menjadi teladan bagi

    warga sekolah yang lain.

    Kepemimpinan yang efektif harus mengedepankan ketrampilan

    kepemimpinan, meningkatkan kualitas kepemimpinan.Oleh sebab itu

    kepemimpinan pemimpin secara efektif merupakan kunci untuk menjadi

    seorang manajer yang efektif. Esensi kepemimpinan adalah kepengikutan

    (followship), kemauan orang lain atau bawahan untuk mengikuti keinginan

    pemimpin, itulah yang menyebabkan seseorang menjadi pemimpin. Dengan

    kata lain pemimpin tidak akan terbentuk apabila tidak ada bawahan

    (E.Mulyasa, 2010, hlm. 115 ).

    Kemampuan yang harus diwujudkan kepala sekolah sebagai leader

    dapat dianalisis dari kepribadian, kemampuan memberi arahan terhadap

    tenaga kependidikan, kemampuan mengambil tindakan dalam mewujudkan

    visi dan misi sekolah, kemampuan mengambil keputusan, dan kemampuan

    berkomunikasi

    a. Kepribadian kepala sekolah sebagai leader akan tercermin dalam sifat-

    sifat: 1) jujur, 2) percaya diri, 3) tanggungjawab, 4) berani mengambil

    resiko dan keputusan, 5) berjiwa besar, 6) emosi yang stabil, dan 7)

    teladan.

    b. Pengetahuan kepala sekolah Memberi arahan terhadap tenaga

    kependidikan akan tercermin dalam kemampuan:

    1) memahami kondisi tenaga kependidikan (pendidik dan non pendidik),

    2) memahami kondisi dan karakteristik peserta didik ,

    3) menyusun program pengembangan tenaga kependidikan,

    4) menerima masukan, saran dan kritik dari berbagai pihak untuk

    meningkatkan kepemimpinannya.

    c. Pemahaman mengambil tindakan dalam mewujudkan terhadap visi dan

    misi sekolah akan tercermin dari kemampuannya untuk:

    1) mengembangkan visi sekolah,

    2) mengembangkan misi sekolah, dan

  • 30

    3) melaksanakan program untuk mewujudkan visi dan misi ke dalam

    tindakan.

    d. Kemampuan mengambil keputusan akan tercermin dari kemampuannya

    dalam :

    1) mengambil keputusan bersama tenaga kependidikan di sekolah,

    2) mengambil keputusan untuk kepentingan internal sekolah, dan

    3) mengambil keputusan untuk kepentingan eksternal sekolah.

    e. Kemampuan berkomunikasi akan tercermin dari kemampuannya untuk:

    1) berkomunikasi secara lisan dengan tenaga kependidikan di sekolah,

    2) menuangkan gagasan dalam bentuk tulisan,

    3) berkomunikasi secara lisan dengan peserta didik

    4) berkomunikasi secara lisan dengan orang tua dan masyarakat

    lingkungan sekitar Sekolah.

    Jadi dapat disimpulkan peran kepala sekolah sebagai pemimpin

    berdasarkan teori diatas yaitu kepribadian, kemampuan bertindakan,

    kemampuan memberi arahan, kemampuan mengambil keputusan, dan

    kemampuan berkomunikasi. Sedangkan untuk mengetahui peran

    kepemimpinan kepala madrasah dalam pengembangan budaya membaca

    Al-Qur’an, kepala sekolah tentu harus mengetahui arti dari

    pengembangan. Pengembangan adalah membangun, membina, proses

    pembaharuan, penyempurna, usaha, tindakan dan kegiatan yang dilakukan

    secara berdaya guna dan berhasil guna memperoleh hasil yang lebih baik

    (Zakiyah D, 1985, hlm. 6)

    Untuk itu kepala sekolah harus mempunyai strategi dalam

    mengembangkan, Strategi adalah sejumlah keputusan dan aksi yang

    ditunjukan untuk mencapai tujuan (goal) dalam menyesuaikan sumber

    daya organisasi dengan peluang dan tantangan yang dihadapi dalam

    lingkungan industrinya ( Mudrajat K, 2006, hlm. 12)

  • 31

    B. Studi Relevan.

    1. Skripsi Fatimah 2017 “Peran Kepala Sekolah Sebagai Educator Dalam

    Pengembangan Budaya Religius Di SMP N 1 Kebonsari”

    Hasil penelitian menunjukan bahwa : Peran kepala sekolah sebagai

    educator dalam mengembangkan budaya relegius di SMP.N 1 Kebonsari

    dilakukan upaya melalui stretegi: (a). melalui kekuasaan (b). ajakan dan

    himbauan (c). mengejarkan norma yang dianut masyarakat melalui

    pendidikan.

    Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian

    ini dibahas budaya relegius secara global sedangkan peneliti yang lebih

    dibahas mengenai Budaya Membaca Al-Qur’an.

    2. Skripsi Siti Sholihati 2018 “Upaya Meningkatkan Minat Membaca Al-

    Qur’an Di TPQ Nurul Islam Di Dusun Bringin Kec. Gondang Kab.

    Nganjuk”

    Hasil penelitian menunjukan bahwa: Upaya Meningkatkan Minat

    Membaca Al-Qur’an Di TPQ Nurul Islam Di Dusun Bringin Kec.

    Gondang Kab. Nganjuk dilakukan dengan upaya latihan-latihan membaca

    dengan media gambar (Khotil Al-Qur’an).

    Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian

    ini membahas Upaya meningkatkan minat membaca Al-Qur’an sedangkan

    peneliti membahas pengembangan Budaya Membaca Al-Qur’an.

    3. Skripsi Annas Fauzi Putra 2019 “Peran Kepala Madrasah Dalam

    Mengembangkan Ekstrakurikuler Keagamaan Di MTs Negeri 3 Boyolali”

    Hasil penelitian menunjukan bahwa: ada 7 peran kepala madrasah

    Dalam Mengembangkan Ekstrakurikuler Keagamaan Di MTs Negeri 3

    Boyolali yaitu 1) educator yaitu kepala madrasah mendidik peserta didik serta

    meningkatkan kemampuan membaca dan menulis Al-Qur’an dan pembinaan

    kepada guru. 2) manajer yaitu kepala madrasah membuat

    perencanaanperencanaan dan menyusun program ekstrakurikuler keagamaan

    BTQ. 3)administrator yaitu kepala madrasah melakukan pendokumentasian

    kegiatan ekstrakurikuler keagamaan dan programnya. 4) supervisor yaitu

  • 32

    kepala madrasah melakukan pengawasan dan pengontrolan. 5) leader kepala

    madrasah melakukan koordinasi kepada guru, memberikan tugas dan

    pelimpahan wewenang. 6) innovator yaitu mengubah kegiatan BTQ yang

    sebelumnya hanya sebagai pembiasaan di pagi hari dijadikan kegiatan

    ekstrakurikuler. 7) motivator yaitu memberikan motivasi-motivasi, reward,

    nasihat kepada peserta didik dan guru.

    Dalam skripsi ini perbedaan dengan penelitian peneliti yaitu penelitian

    ini membahas Peran Kepala Madrasah Dalam Mengembangkan

    Ekstrakurikuler Keagamaan sedangkan peneliti lebih focus membahas

    Peran Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Budaya

    Membaca Al-Qur’an.

  • 33

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Pendekatan dan Desain Penelitian.

    1. Pendekatannya.

    Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif, deskriptif

    kualitatif yaitu penelitian yang mengedepankan penelitian data dengan

    berlandaskan pada pengungkapan apa-apa yang diungkapkan oleh responden

    dari data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-

    angka (Lexy J Moleong, 2012, hlm. 11). Kualitatif deskriptif menggambarkan

    penelitian yang mengungkapkan kejadian atau fakta, keadaan, fenomena,

    variabel atau keadaan yang terjadi saat penelitian berlangsung dengan

    menyuguhkan apa yang sebenarnya terjadi. Paradigma kualita