peran brand identities - bekraf.go.id · mimpi pendiri bangsa dalam logo asian games 2018 kevin...

20
Vol. 8. Juli 2018 Jefferson Edri Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin Raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat Karya Desain Grafis di Indonesia Rege Indrastudianto Desain Grafis Membangun Identitas Bangsa Peran Brand Identities Membangun Identitas Indonesia dengan Proses yang Profesional 00 RETAS-July2018rev.indd 1 6/29/18 9:54 PM

Upload: danghanh

Post on 08-Aug-2019

223 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Vol. 8. Juli 2018

Jeff erson edriMimpi Pendiri Bangsa dalam

Logo Asian Games 2018

Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa”

di Logo HUT RI ke-73

Hanny KardinataMencatat Karya Desain Grafi s di Indonesia

rege IndrastudiantoDesain Grafi s Membangun Identitas Bangsa

Peran brand IdentitiesMembangun Identitas Indonesia dengan Proses yang Profesional

00 RETAS-July2018rev.indd 1 6/29/18 9:54 PM

Page 2: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Vol. 8. Juli 2018

Jeff erson edriMimpi Pendiri Bangsa dalam

Logo Asian Games 2018

Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa”

di Logo HUT RI ke-73

Hanny KardinataMencatat Karya Desain Grafi s di Indonesia

rege IndrastudiantoDesain Grafi s Membangun Identitas Bangsa

Peran brand IdentitiesMembangun Identitas Indonesia dengan Proses yang Profesional

10-11 | P R O F I L

IndonesIa layak berbangga“Ada pergerakan aktif. Ada energi yang menjadi sumber semangat, inspirasi dan daya untuk menggerakkan. Sesuatu yang tidak statis dan terus bergerak maju,” ujar Kevin Raozan memaparkan fi losofi desain logo hari kemerdekaan RI ke-73 karyanya.

08-09 | P R O F I L

JEFFERSON EDRIlogo asIan gaMes 2018 dan MIMPI PendIrI bangsa

04-07 | W A C A N A

MeMbangun IdentItas IndonesIa dengan Proses yang ProfesIonalLogo HUT Kemerdekaan RI dan Asian Games 2018 diharapkan menguatkan identitas Indonesia di mata dunia. Proses perancangannya juga diharapkan akan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi sektor ekonomi kreatif di Indonesia.

12-13 | P R O F I L

HANNY KARDINATAMendokuMentasIkan karya desaIn grafIs dI IndonesIa

18-19 | G A L E R I F O T O

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Dok

umen

tasi

Prib

adi

14-15 | P R O F I L

REGE INDRASTUDIANTOdesaIn grafIs MeMbangun IdentItas bangsa

16-17 | P R O F I L

ISMIAJI CAHYONOtekad dgI untuk desaIner IndonesIaIsmiaji Cahyono, ketua DGI, mengisahkan bermula dari keinginan untuk merekam sejarah desain grafi s Indonesia, DGI bertekad mengantar para desainer

C O V E R S T O R Y

Ilustrasi: Joko Setyo Purnomo

d a f t a r i S i0302

00 RETAS-July2018rev.indd 2 6/29/18 9:54 PM

Page 3: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Lewat logo dua event besar inilah spirit dan identitas Indonesia ditegaskan untuk selanjutnya diperkenalkan kepada dunia.

Badan Ekonomi Kreatif adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang bertanggungjawab di bidang ekonomi kreatif dengan enam belas subsektor.

Kantor

Gedung Kementerian BUMN, Lt 15, 17, 18Jl. Merdeka Selatan No. 13, Jakarta Pusat - 10110.

Email

[email protected]

Twitter

@bekrafid

Konsultan

www.bekraf.go.id

Triawan MunafKepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia

Bersama Membangun Prestasi Bangsa

Tahun 2018 merupakan tahun yang istimewa untuk Indonesia. Pada bulan Agustus Indonesia akan merayakan hari kemerdekaan ke-73. Di bulan yang sama Indonesia juga akan menjadi tuan rumah pesta olahraga negara-negara Asia, Asian Games XVIII yang akan digelar di Jakarta dan Palembang. Sementara pada bulan Oktober, Indonesia kembali akan menjadi tuan rumah IMF-World Bank Annual Meeting yang akan digelar di Bali dan Banyuwangi.

Dua momen akbar ini tentu menjadi kesempatan emas bagi Indonesia agar lebih dikenal dunia. Untuk itu logo hari Kemerdekaan dan logo Asian Games memegang peran penting. Karena lewat logo dua event besar inilah spirit dan identitas Indonesia ditegaskan untuk selanjutnya diperkenalkan kepada dunia.

Untuk peringatan kemerdekaan ke-73 ini, kata ‘Energi’ dan ‘Kerja’ dipilih menjadi tema utama. Kata ‘energi’ diambil dari slogan Asian Games XVIII yakni “The Energy of Asia”. Sementara kata kerja telah menjadi jargon yang diusung pemerintahan Presiden Joko Widodo yang tahun ini memasuki tahun keempat. Energi dan kerja ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat semua elemen bangsa untuk terus bekerja bersama demi Indonesia yang lebih baik.

Spirit ini lantas dituangkan menjadi tema perayaan kemerdekaan ke-73 yakni, “Kerja Kita Prestasi Bangsa”. Tema ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat kolektif di kalangan segenap elemen bangsa untuk bahu-membahu membangun negeri sekaligus mengerahkan kemampuan terbaik guna menorehkan prestasi bangsa.

Selama empat tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) selalu dilibatkan dalam proses perancangan logo Kemerdekaan. Dan, tahun ini Bekraf juga terlibat dalam perancangan logo Asian Games XVIII. Ini tentu menjadi satu kebanggaan tersendiri, sekaligus tantangan bagi para pelaku ekonomi kreatif untuk menjadi lebih inovatif dan terus berupaya memberikan kemampuan terbaiknya dalam membangun identitas Indonesia sehingga lebih dikenal di mata dunia.

E d i t o r i a L

00 RETAS-July2018rev.indd 3 6/29/18 9:54 PM

Page 4: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Bagi bangsa Indonesia, Agustus adalah bulan perayaan. Karena di bulan Agustus inilah kemerdekaan Indonesia diproklamirkan. Melengkapi perayaan itu, setiap tahun pemerintah menetapkan logo resmi hari Kemerdekaan.

Tak terkecuali pada 2018 ini, apalagi tahun ini Indonesia akan menjadi tuan rumah bagi penyelenggaraan pesta olahraga Negara-negara Asia, Asian Games 2018.

Tahun ini, kata ‘Kerja’ yang menjadi jargon pemerintahan Presiden Joko Widodo kembali diusung menjadi tema untuk menjaga kesinambungan dengan tema perayaan HUT RI ke-70 hingga ke-72.

Maka dipilihlah tema “Kerja Kita Prestasi Bangsa”. Karena perayaan kemerdekaan tahun ini berdekatan dengan penyelenggaraan Asian

Games 2018, maka pemerintah ingin agar logo kemerdekaan kali ini memiliki sinergi dengan pesan yang ingin disampaikan Indonesia sebagai tuan rumah pesta olahraga negara-negara Asia, yakni “Energy of Asia”.

Dari lima desain logo yang diajukan, Presiden akhirnya memilih logo karya Kevin Raozan, seorang desainer grafis asal Bandung, Jawa Barat. Oleh Kevin, kata Energi dan Kerja yang ditekankan pemerintah, diterjemaahkan ke dalam garis-garis lengkung dalam sentuhan modern dan dinamis yang menggambarkan energi yang menginspirasi lagi menggerakkan. Tagline “Kerja Kita Prestasi Bangsa” ditorehkan di bawahnya.

Logo karya Kevin ini akan disandingkan dengan logo Asian Games 2018 yang sudah ditetapkan sebelumnya.

“Saat merancang, saya berusaha agar ketika disandingkan ada keselarasan antara dua logo ini,” ujar Kevin membagi rahasianya kepada Retas.

Sementara logo Asian Games 2018 sudah diumumkan dua tahun silam. Logo ini merupakan hasil besutan Jefferson Edri dari Feat Studio dan proses pengerjaannya memakan waktu tiga pekan. Jefferson mengisahkan, ia dan timnya terinspirasi semangat Bung Karno saat membangun Gelora Bung Karno. Cita-cita dan mimpi Bung Karno dinilai masih relevan dengan semangat Indonesia di masa sekarang. “Menurut kami, di

Logo HUT Kemerdekaan RI dan Asian Games 2018 diharapkan tak hanya menguatkan identitas Indonesia di mata dunia. Proses perancangannya juga diharapkan akan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi sektor ekonomi kreatif di Indonesia.

MeMbangun IdentItas IndonesIa dengan Proses yang ProfesIonal

0504 w a c a N a

00 RETAS-July2018rev.indd 4 6/29/18 9:54 PM

Page 5: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

yang berlangsung selama penjurian. Meski begitu, menurutnya untuk kompetisi perhelatan sebesar ini sebaiknya direncanakan lebih awal lagi.

“Ketika kita melakukan kompetisi terbuka, kita justru mendapatkan talenta yang terbaik dari bangsa ini. Enggak ada kolusi atau penunjukan. Biarkan karya terbaik muncul dengan mekanisme yang transparan, dan publik juga terlibat. Hasilnya juga akhirnya kelihatan,” ujar Henry Manampiring.

Wakil Ketua Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Ricky J. Pesik menjelaskan bahwa logo hari kemerdekaan dan logo Asian Games 2018 selain dimaksudkan untuk menguatkan identitas Indonesia di mata dunia, proses kerja perancangan Logo Kemerdekaan dan Asian Games juga diharapkan akan menciptakan ekosistem yang kondusif bagi dunia desain grafis di Indonesia.

Sejak berdiri tiga tahun silam, Bekraf memang aktif melibatkan para desainer grafis yang tergabung dalam Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) untuk berkontribusi merancang sistem identitas yang profesional di peristiwa-peristiwa penting bangsa, termasuk pada hari kemerdekaan. Dengan pelibatan ini, Bekraf berharap bisa dimulai penerapan prinsip kerja profesional berbasis kompetensi dan meritokrasi dalam aspek desain di lembaga pemerintahan.

Dalam pengembangan logo kemerdekaan, peran Bekraf terbatas untuk mengajukan usulan kepada Mensesneg untuk selanjutnya disampaikan kepada Presiden. Dalam menyiapkan usulan, Bekraf dibantu kalangan profesional dari sub-sektor periklanan dan desain

stadion (GBK) ini tersimpan mimpi bapak bangsa. Maka dari itu kami ambil tema, keep the dream alive. Kami ambil bentuk dasar SUGBK dan komplek GBK,” ujarnya.

Inspirasi ini kemudian dipadukan dengan tema “Energy of Asia” sehingga berwujud dalam sketsa tampak atas Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) dan matahari di bagian tengahnya. Matahari melambangkan sumber energi paling utama yang lantas menyebar melalui delapan jalur ke seluruh benua Asia lewat gelaran akbar ini.

Sebaran energi itu direpresentasikan oleh garis-garis horizontal dan

vertikal di sekitar lingkaran. Garis-garis ini juga melambangkan jalur masuk ke area Gelora Bung Karno sekaligus jalur keluar energi yang akan muncul dari negara-negara peserta.

Lewat logo Asian Games 2018 ini, juga terselip harapan agar Indonesia mampu unjuk kemampuan di pesta olahraga se-Asia ini. Sekaligus menjadikan momen ini sebagai media untuk mempromosikan Indonesia ke panggung dunia.

Henry Manampiring, salah seorang panel juri kompetisi pembuatan branding Asian Games, mengaku puas dan bahagia dengan sistem

Reta

s

00 RETAS-July2018rev.indd 5 6/29/18 9:54 PM

Page 6: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

tahun awal perkembangan DKV di Indonesia, sempat membuat desainer lokal tidak bisa berkontribusi secara optimal, baik pada ekonomi nasional maupun pada upaya untuk membangun identitas Bangsa.

Namun, di bawah pemerintahan Jokowi yang dikenal memiliki perhatian khusus pada dunia kreatif, DKV Indonesia memasuki era baru dan menghadapi tantangan baru. DKV dinilai punya peran yang sangat penting dalam mendukung pertumbuhan bisnis swasta, pemilik merek, dan bahkan kelancaran program-program pemerintah. Dinamika industri dan politik ini, menggerakkan ADGI untuk mengambil peran aktif dalam mengembangkan kebijakan dan program yang lebih bermanfaat bagi anggotanya.

“ADGI bisa mengambil peran yang lebih sentral daripada sebelumnya. Desainer kini diposisikan sebagai salah satu elemen penting dalam

grafis. Khusus mengenai logo kemerdekaan, dalam tiga tahun terakhir Bekraf merangkul ADGI.

ADGI lantas membuka kesempatan bagi anggotanya yang dinilai berkompeten untuk mengajukan karyanya. Seleksi dilakukan secara professional dengan melibatkan para ahli yang memiliki kompetensi di bidang perencanaan komunikasi dan desain grafis.

“Jadi kami memilih tema/pesan yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai setiap tahunnya. Tujuan ditetapkan oleh pimpinan lembaga-lembaga terkait, seperti Setneg, Setpres dan Bekraf,” imbuh Ricky.

Di mata praktisi sekaligus pengamat desain grafis, Hanny Kardinata, langkah pemerintah untuk melibatkan desainer lokal dalam proses desain logo Kemerdekaan seperti yang terjadi dalam tiga tahun terakhir layak diapresiasi. Salah seorang peletak tonggak dunia desain grafis Indonesia ini menilai, langkah ini akan membuka kesempatan yang lebih besar bagi desainer grafis berkontribusi pada pembangunan identitas nasional.

Ia menambahkan, seharusnya logo kemerdekaan mampu menegaskan identitas Bangsa sekaligus menjadi media bagi pemerintah untuk menyampaikan misinya kepada segenap unsur bangsa. Sayangnya, selama ini pemerintah belum berhasil menjadikan logo kemerdekaan sebagai media untuk berkomunikasi secara visual. Ia melihat logo kemerdekaan versi pemerintah yang sering disertai dengan penjelasan verbal gagal merepresentasikan pesan yang ingin disampaikan.

“Logo kemerdekaan yang disertai penjelasan verbal itu sia-sia belaka,” cetusnya.

Hanny mengingatkan, desain yang baik adalah desain yang mampu menjelaskan dirinya sendiri, berkomunikasi tanpa penjelasan dari luar dirinya, dan mampu berinteraksi dengan komunikannya. Namun demikian pendiri Desain Grafis Indonesia (DGI) ini memberikan pengecualian.

“Dalam konteks ini, logo kemerdekaan ke-71 merupakan perkecualian. Ia berkisah justru dalam kesahajaannya, dan hadir dengan elemen visual yang sesuai dengan spirit tagline yang disandangnya. Sedikit sentuhan ke-Indonesiaan bisa jadi akan membuatnya lebih sempurna,” ujarnya.

Desain Grafis inDonesiaDalam beberapa tahun terakhir desain grafis atau desain komunikasi visual (DKV) Indonesia memang mencapai kemajuan signifikan. Meski diakui, kurangnya pemahaman pemerintah tentang apa itu desain grafis pada tahun-

Dok

umen

tasi

Prib

adi

0706 w a c a N a

00 RETAS-July2018rev.indd 6 6/29/18 9:54 PM

Page 7: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

kontribusi bagi pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Ketua Umum ADGI, Rege Indrastudiyanto.

Potensi pasar domestik juga sangat menjanjikan, sehingga makin banyak generasi muda yang menjadikan desainer grafis sebagai profesi pilihannya. Saat ini pendidikan DKV di Indonesia menjadi salah satu mata jurusan yang paling banyak diajarkan di perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Tercatat ada lebih 70 pendidikan tinggi Desain Komunikasi Visual (DKV) yang tersebar di banyak kota seperti Jakarta, Bandung, Medan, Palembang, Cirebon, Semarang, Yogyakarta, Salatiga, Solo, Malang, Surabaya, Bali, Makassar.

Menurut data Bekraf meski sumbangannya terhadap PDB belum terlalu besar (sekitar 0,06%), desain grafis termasuk subsektor ekonomi kreatif yang mengalami persentase pertumbuhan tertinggi dalam 3 tahun terakhir. Pada 2016 subsektor ini tumbuh 8,98% atau di atas pertumbuhan ekonomi kreatif secara keseluruhan yang berada di kisaran 4,95%.

Ke depan, desain grafis Indonesia diprediksi akan terus bertumbuh mengingat kesadaran masyarakat akan pentingnya brand value terus meningkat. Namun demikian, ada beberapa hal yang perlu dibenahi seperti menumbuhkan kesadaran pasar tentang pentingnya desain. Ajakan kepada para pengusaha untuk menggunakan jasa desainer grafis lokal juga perlu lebih lantang diserukan.

Dari sisi pelaku, kini semakin banyak praktisi DKV lokal yang lebih memahami situasi pasar, pengetahuan serta nilai-nilai lokal. Meski harus juga diakui hasil karya desainer grafis sering dinilai dengan harga yang kurang layak. Padahal para desainer grafis membutuhkan

proses yang panjang dalam bekerja, dari menggali filosofi, membaca pasar, mengolah desain sehingga mempunyai makna, dan menghasilkan produk jadi.

”Perlu edukasi secara luas kepada pemakai jasa desain grafis tentang standarisasi kompetensi yang diperlukan untuk menghasilkan desain grafis yang baik, yang hasilnya untuk menjawab persoalan/menjadi solusi fungsi (sosial), bukan masalah wujud semata,” terang Ricky.

Terlepas dari kondisi ini, Hanny dan Ricky sependapat jika para desainer Indonesia siap memainkan peran yang lebih besar di masa yang akan datang.

Para desainer grafis Indonesia saat ini makin aktif mengambil peran, tak hanya di pasar lokal tapi mulai merambah pasar luar negeri. Bahkan, Bekraf mencatat ada perusahaan desain grafis lokal yang sudah menjadi konsultan pengembangan identitas negara tetangga.

Hanny Kardinata mengamini dan menilai bahwa desainer grafis Indonesia telah mampu menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

“Stabilitas ekonomi yang terjaga pascakrisis, telah menumbuhkan perusahaan desain grafis di berbagai daerah,” ujar praktisi desain grafis yang rajin mendokumentasikan produk desain grafis Indonesia ini.

Bekraf dengan segala wewenang yang dimilikinya, diminta untuk terus mendorong DKV menjadi subsektor unggulan yang mampu bersaing baik di dalam negeri maupun dunia internasional.

Berbagai program untuk mempromosikan serta memublikasikan karya para desainer Indonesia terus dilakukan. Regulasi juga dibenahi agar para desainer lokal mendapatkan prioritas dalam menggarap proyek perusahaan domestik daripada para desainer luar, terutama setelah kesepakatan pasar bebas ASEAN (MEA) diberlakukan.

“Standarisasi dan sertifikasi profesi di bidang DKV harus dipercepat mengingat Indonesia sudah menghadapi pasar bebas ASEAN,” terang Ricky.

Bekraf juga akan terus mendorong peran kompetensi desain grafis untuk dapat mendukung modernisasi sistem identitas nasional.

“Bila diterapkan dengan ekosistem kerja yang benar dan profesional, besar sekali sumbangan DKV bukan hanya untuk identitas bangsa, tapi juga sangat bermanfaat untuk semua aspek pembangunan dan penataan kota, wilayah dan infrastruktur menjadi sangat modern dan baik. Seperti sistem identitas penunjuk jalan, bandara, terminal, tempat wisata, dan lain sebagainya,” ujarnya. Jadi mari membangun identitas Indonesia. ■

salah satu tantangan Bekraf adalah membangun ekosistem

kurasi/seleksi yang memberi ruang pada kompetensi, keahlian,

profesionalisme menjadi pelaku terdepan yang menampilkan

produk/karya kreatif nasional yang layak menjadi unggulan.

Proses kerja perancangan sistem identitas Kemerdekaan merupakan salah satu model yang bertujuan memperkuat

ekosistem ini.

—ricky Pesik (Wakil Kepala Bekraf)

Dok

umen

tasi

Prib

adi

00 RETAS-July2018rev.indd 7 6/29/18 9:54 PM

Page 8: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

P r o f i L0908

Ada mimpi dan visi yang dititipkan Bung Karno ke dalam kompleks Gelora Bung Karno sehingga fungsinya lebih dari sekadar komplek olahraga atau monumen nasional.

Jeff erson Edri

LOGO asIan GaMes 2018 Dan MIMPI PenDIrI banGsa

Hampir bersamaan dengan peringatan Hari Kemerdekaan RI ke-73, Indonesia akan menjadi tuan rumah pesta olahraga negara-negara Asia, Asian Games 2018. Perhelatan ini akan berlangsung di Jakarta dan Palembang mulai 18 Agustus 2018.

Beragam persiapan telah dilakukan, mulai dari pembangunan fi sik sarana dan prasarana yang dibutuhkan hingga pembuatan logo

dan maskot Asian Games 2018 yang telah resmi diluncurkan pada Juli 2016 silam.

Jeff erson Edri dari Feat Studio, adalah sosok penting di balik perancangan logo ini. Lelaki yang telah mendalami desain grafi s sejak tahun 2003 ini mengatakan, logo Asian Games 2018 menyimpan fi losofi dan pesan yang ingin disampaikan.

“Pesan yang ingin kami sampaikan melalui sistem identitas ini adalah ‘Keep the Dream Alive’. Kami ingin mengingatkan kembali bahwa ada mimpi, visi, dan cita-cita bapak pendiri bangsa yang tertanam di komplek Gelora Bung Karno ini,” tutur Jeff erson.

Jeff erson mengungkapkan harapannya, agar logo karyanya bisa menjadi pengingat bagi para atlet

Dok

. Prib

adi

00 RETAS-July2018rev.indd 8 6/29/18 9:54 PM

Page 9: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

yang bertanding untuk selalu mengejar mimpi dan cita-cita mereka. Bagi laki-laki yang mendalami visual identity system ini, semangat dan mimpi Bung Karno sangat menginspirasinya dalam merancang sistem identitas Asian Games 2018.

“Beliau melihat ajang Asian Games 1962, Asian Games pertama di Indonesia, sebagai sebuah platform untuk menampilkan Indonesia yang merdeka ke dunia internasional, sehingga banyak sarana yang dibangun untuk mempersiapkan Asian Games 1962,” tuturnya.

Ia menunjuk komplek olahraga Gelora Bung Karno, Stasiun TVRI, Hotel Indonesia, Jembatan

umumnya. Buat kami, ada mimpi dan visi yang dititipkan ke dalam kompleks GBK ini sehingga fungsinya lebih dari sekadar komplek olahraga atau monumen nasional,” lanjutnya.

Makna logo Asian Games 2018 secara umum menggambarkan matahari sebagai sumber energi yang menyebar ke delapan jalur ke seluruh Asia melalui ajang Asian Games. Selain itu, terselip harapan dalam logo yang proses pengerjaannya memakan waktu 3 minggu ini, agar Indonesia menunjukkan kehebatannya melalui penyelenggaraan acara ini.

Jeff erson merupakan co-founder Feat Studio. Studio ini berawal dari kerja barengnya dengan Kristin Monica di berbagai proyek sejak tahun 2007. Lantas pada 2012 Feat Studio secara resmi menjadi sebuah studio graphic design yang mengambil kantor di Jakarta.

“Saat ini kami fokus di brand visual identity system, brand communication, dan printed matter,” jelas Jeff erson.

Feat Studio menjalin kerja sama dengan berbagai perusahaan, ataupun individu yang ingin menghubungkan mereka dengan target audiensnya. Feat Studio antara lain pernah bekerjasama dalam project Indikasi Geografi s bersama Bekraf.

“Kebetulan waktu itu kami mengerjakan untuk Indikasi Geografi s Kopi Arabika Java Preanger,” kata Jeff erson.

Ia berharap kerjasama dengan Bekraf tak berhenti di proyek itu dan akan semakin baik serta lebih profesional di masa yang akan datang. ■

Pesan yang ingin kita

sampaikan melalui sistem identitas ini adalah ‘Keep

the Dream alive’

—Jeff erson Edri (Feat Studio):

Semanggi, dan lainnya sebagai bukti nyata keseriusan Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games saat itu.

“Bung Karno melihat olahraga sebagai sarana untuk membangun karakter bangsa. Maka dari itu, waktu itu atlet-atlet Indonesia diberikan ransum yang lebih besar daripada masyarakat pada

00 RETAS-July2018rev.indd 9 6/29/18 9:54 PM

Page 10: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Baginya kekuatan konsep dan kemampuan mengompromikan dan mengombinasikan idealisme dalam berkarya dengan kemauan klien menjadi kunci sukses seorang desainer.

Kevin Raozan

IndonesIa layak berbangga

“Ada pergerakan aktif. Ada energi yang menjadi sumber semangat, inspirasi dan daya untuk menggerakkan. Sesuatu yang tidak statis dan terus bergerak maju,” ujar Kevin Raozan memaparkan filosofi desain logo hari kemerdekaan RI ke-73 karyanya.

Lengkungan-lengkungan dinamis menandai logo berupa angka 73 berwarna merah dengan aksen warna putih yang ditorehkan di atas tagline “Kerja Kita Prestasi Bangsa” berwarna hitam. Gaya modern dan kekinian sangat terasa di logo ini.

Sentuhan tangan Kevin itu mampu membuat Presiden Jokowi jatuh hati dan memilihnya sebagai logo resmi Kemerdekaan RI ke-73. Sebuah pencapaian yang layak dibanggakan oleh lelaki kelahiran Bandung, Jawa Barat ini.

Kepada Retas, Kevin mengaku tak menyangka akan memenangi sayembara yang diikuti desainer grafis pilihan Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) dari lima kota besar di Indonesia. Kevin menilai, dari sisi konsep dan desain visual, karya empat peserta dari Jakarta, Malang, Surabaya dan Yogyakarta tidak kalah. Apalagi saat presentasi ia merasa tidak sekomprehensif D

okum

enta

si Pr

ibad

i

P r o f i L1110

00 RETAS-July2018rev.indd 10 6/29/18 9:54 PM

Page 11: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

mereka. Makanya ia tak kuasa menahan air mata, saat diberitahu jika karyanya dinyatakan sebagai pemenang sayembara.

“Bangga? Tentu saya sangat bangga. Ini sesuatu yang sangat memmorable, sesuatu yang mungkin tak akan terulang lagi dalam hidup saya,” imbuhnya. Ia bersyukur pernah menjadi bagian dari sebuah proyek yang bisa mengangkat nama Indonesia di mata dunia. “Bahwa saya pernah menyumbangkan sesuatu untuk Indonesia, sehingga bangsa Indonesia bisa berbangga diri ke mata dunia,” ujar lelaki yang menghabiskan masa remajanya di Singapura ini.

Menjadi seorang desainer grafis, bukanlah cita-cita Kevin kecil. Kevin baru serius menekuni desain grafis pada 2012. Setelah menyelesaikan pendidikannya di Raffles Design Institute Singapura, Kevin sempat berniat meniti karier di Singapura. Bersama teman kuliahnya, Angeline Rosavinna, Kevin lantas mendirikan studio desain grafis “Blackhand”. Nama yang selaras dengan filosofi yang diusung, perjuangan tiada henti untuk memenangkan persaingan.

Kevin mengisahkan, perjalanan enam tahun tidaklah mudah. Ditolak, diprotes atau dimarahi klien adalah hal yang biasa baginya. Apalagi saat usaha dirintis, masih sangat sedikit masyarakat yang menghargai profesi desain grafis. Pernah ia merasa lelah, tetapi tetap bertahan dan memilih untuk setia pada pilihan yang telah dibuatnya. Dan, perjalanan waktu membuat Kevin semakin mencintai desain grafis.

“Bisa bertahan enam tahun, karena memang saya merasa ini pilihan dan passion saya,” ujarnya sambil tertawa.

Dengan yakin Kevin menegaskan, sudah mantap dengan dunia

desain grafis. Diakui dari segi materi, profesi ini memang belum semenjanjikan profesi lain seperti pengacara. Tetapi ia merasakan kepuasan tersendiri dengan profesi ini. Apalagi, dalam beberapa tahun terakhir apresiasi masyarakat kepada para desainer terus bertumbuh sehingga profesi ini sangat layak untuk dijadikan pilihan hidup.

Pertumbuhan ekonomi kreatif yang terus didorong pemerintah lewat Bekraf, dinilainya juga menjadi insentif tersendiri bagi para grafis desainer.

“Makin banyak pelaku ekonomi kreatif, akan semakin banyak pihak yang membutuhkan jasa untuk mendesain logo atau kemasan,” tandasnya.

Salah satu kisah sukses Kevin dalam berkarya tertoreh pada desain produk kosmetik “Rollover Reaction”. Saat ini karya pengagum studio Pentagram dari AS ini juga telah dikenal di Hongkong dan Singapura, namun belum terlalu signifikan yakni di bawah 10 persen. Ke depan, ia berharap karyanya

makin mendunia. Lantas apa kuncinya agar tetap eksis di dunia yang keras ini?

“Tetap konsisten dan tak mudah menyerah menjadi kunci utama. Banyak pelaku usaha ini yang kurang sabar dengan proses yang harus dijalani dan menyerah saat usaha masih dirintis,” cetusnya.

Kunci lainnya adalah tidak berhenti belajar. Desain grafis atau komunikasi visual, ujarnya, adalah sesuatu yang komplek dan terus bergerak. Belajar segala aspek yang terkait dengan dunia yang digeluti, diakui membuatnya lebih mantap menjalani dunia ini.

Masukan dari mereka yang lebih dulu menerjuni dunia desain grafis juga sangat membantunya. Ia yakin pengalaman adalah guru terbaik, dan masukan dari para senior sangat membantunya melihat kelebihan dan kekurangannya dan apa yang harus dilakukan untuk meningkatkan kemampuan diri.

Satu hal yang tak kalah penting adalah cerdas mengombinasikan kemauan klien dan konsep desain/idealisme seorang desainer dan meramunya menjadi sesuatu yang sejalan dengan sisi bisnis klien.

“Orang menggunakan jasa kita karena konsep kita sesuai dengan kemauan mereka. Itu yang mahal dan jam terbang sangat menentukan,” cetusnya.

Dalam berkarya, Kevin mengaku tak dipengaruhi oleh aliran tertentu. Ia selalu mencari referensi sebanyak-banyaknya untuk sebuah karya yang akan digarapnya. Sehingga bukan hal yang haram baginya untuk mencuri lihat karya orang lain, selama eksekusi yang dilakukan berbeda.

“Kreatif itu melihat sesuatu dengan perspektif berbeda dengan yang lain,” pungkasnya. ■

Makin banyak pelaku ekonomi kreatif, akan semakin banyak pihak

yang membutuhkan jasa untuk mendesain logo atau

kemasan.

—Kevin raozan

Dok

umen

tasi

Prib

adi

00 RETAS-July2018rev.indd 11 6/29/18 9:54 PM

Page 12: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Hanny rajin mencatat dan mendokumentasikan karya desain grafis di Indonesia. Bagaimana pandangannya terhadap perkembangan desain grafis di Indonesia, berikut petikan perbincangan Retas dengan Hanny beberapa waktu lalu.

Bagaimana perkembangan desain grafis di Indonesia selama beberapa dekade ini?Sejak tahun 1980-an—yang dianggap sebagai era kebangkitan desain grafis kita—mencatat kemajuan sekaligus kemunduran. Teknologi komputer membantu menyederhanakan cara kerja desainer tapi juga melahirkan ketergantungan. Di samping kecanggihannya, komputer grafis memiliki keterbatasan, keterbatasan yang menggeser sentuhan kemanusiaan.

Dalam proses menggambar, saya selalu menyisipkan dialog dengan permukaan kertas yang saya pilih. Untuk memunculkan efek tertentu saya suka memakai kertas bertekstur, dari yang halus sampai yang kasar seperti permukaan kanvas. Kuas dengan cat yang saya torehkan di atasnya menghadirkan motif yang memperkaya dimensi gambar. Efek seperti itu tak mungkin dihasilkan oleh komputer.

Apa kemajuan signifikan yang sudah dicapai?Dulu seorang desainer dituntut untuk bisa merancang apa saja, dari buku, kemasan, huruf, hingga ilustrasi. Tak banyak peluang untuk mendalami salah satu bidang. Kini situasinya jauh berbeda, setiap desainer berkesempatan menekuni apa yang menjadi gairah hati (passion) nya. Ada yang berspesialisasi sebagai desainer editorial, tipografer, ilustrator, desainer merek, desainer kemasan, dan sebagainya. Dan dengan demikian menjanjikan kualitas yang lebih baik.

Hanny Kardinata

Mencatat dan MendokuMentasIkan karya desaIn grafIs dI IndonesIa

Hanny Kardinata merupakan salah seorang perintis desain grafis di Indonesia. Bersama dua rekannya, Gauri Nasution dan Didit Chris Purnomo, Hanny memelopori pameran pertama desain grafis di Indonesia pada 1980.

Dok

umen

tasi

Prib

adi

1312 P r o f i L

00 RETAS-July2018rev.indd 12 6/29/18 9:54 PM

Page 13: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Apa kelemahan yang mendesak untuk dibenahi?Ekspos terhadap kegiatan seni dan desain harus diperbanyak, untuk mengimbangi hingar bingar politik yang melelahkan. Aktivitas seni dan desain meneduhkan. Tapi jangan Jakarta sentris, banyak eksplorasi yang bisa dilakukan di daerah yang tak terangkat ke permukaan. Juga ekspos terhadap kiprah para desainer kita yang berkarya di luar negeri.

Apresiasi terhadap desain grafis meningkat tapi pelanggaran hak intelektual dan plagiarisme juga masih terjadi. Apa catatan Anda?Ide bisa datang dari mana saja. Saling pengaruh memengaruhi adalah hal yang wajar, sampai pada batas plagiarisme. Plagiarisme tidak bisa ditoleransi. Fungsi pengarsipan dibutuhkan, salah satunya adalah untuk menghindari terjadinya pengulangan karena ketaktahuan, juga plagiarisme. 

Masih banyak desainer yang belum sadar dengan perlindungan atas hak intelektualnya. Apa pendapat Anda?Dalil universal seperti “sedia payung sebelum hujan” berlaku di sini. Bagaimana kalau sudah terjadi, misalnya karya kita diakui sebagai karya orang lain (bangsa lain), dan dikomersialkan?

Apa kiat bisa terus bertahan di dunia ini selama hampir 50 tahun?  Sederhana saja, jadikanlah klien kita teman kita. Artinya, rawatlah hubungan kita dengan klien sebagaimana kita merawat pertemanan. 

Nilai yang Anda junjung saat berkarya?Mencintai apa yang kita kerjakan dengan sepenuh hati. Kita memperoleh talenta ini dari Tuhan, karena itu sudah selayaknya kita mensyukuri dan mencintainya.

Apa kiat bagi mereka yang ingin serius menggeluti desain grafis?Yang perlu disadari sejak dini adalah apakah kita menyukai pilihan atas pekerjaan ini. Jika memang demikian, maka apa yang kita kerjakan akan mengalir begitu saja. Dan akan baik hasilnya. Hal sebaliknya bisa terjadi jika kita menjalani profesi kita karena terpaksa, atau sebab adanya dorongan dari luar diri kita, misalnya karena tuntutan finansial, atau karena pandangan bahwa menjadi desainer itu keren, status sosialnya tinggi. Jadi, temukan gairah hati murni dari dalam diri kita sendiri—bukan yang dari dan terikat pada seseorang atau suatu ideal—dan tekunilah dengan cinta.

Jika idealisme menjadi sarana pelarian diri dari keadaan sekarang, atau jika kita hanya mengejar cita-cita yang ditetapkan oleh masyarakat, atau oleh seorang mentor, atau oleh diri kita sendiri, maka pekerjaan apa pun yang kita lakukan hanya akan mendatangkan kesengsaraan. Tetapi jika kita memiliki cinta di dalam hati kita, jika kita tidak ambisius, tidak mengejar kesuksesan atau penghormatan, maka apa yang kita kerjakan bisa jadi akan membantu membawa perubahan di masyarakat. 

Desain grafis yang baik itu seperti apa?Komunikatif (message-nya tersampaikan), dieksekusi dengan

standar yang baik dan melalui proses yang benar, serta solutif (menjawab permasalahannya). Inovatif merupakan nilai plus.

Sejauh mana tingkat pendidikan dan selera masyarakat mempengaruhi desain?Orang awam bisa saja belajar secara otodidak, dengan hasil yang mungkin sebanding dengan hasil karya profesional (tipografi mungkin lebih rumit, literaturnya juga lebih sedikit), tapi desain bukan hanya masalah visual (estetika). Ada kebutuhan pendalaman terhadap subjeknya, juga pada objeknya (target market), yang semua itu perlu ditunjang riset. Desain grafis bukan melulu bagaimana memproduksi imej saja tapi ada proses analisis yang mendahuluinya, dan bagaimana menentukan metode presentasi solusi visual bagi masalah-masalah komunikasi.

Taste tiap desainer berbeda. Ini menentukan karakter atau ciri khas rancangannya. Desainer yang berkarakter takkan terpengaruh oleh selera umum. Maka menjadi tugas klien untuk memilih desainer yang karakter desainnya sesuai bagi brand-nya, dengan demikian ia tidak perlu mendikte desainer agar mengikuti seleranya, apa lagi mengikuti selera umum. Sebaliknya, desainer yang berkarakter akan memilih kliennya.

Pada 2015 pemerintah membentuk badan ekonomi kreatif (Bekraf) yang diharapkan bisa mengakselerasi tumbuhnya ekonomi kreatif, termasuk desain grafis. Apa catatan Anda?Saya termasuk yang berharap banyak ketika Bekraf dibentuk pada awal 2015, tapi menjalankan sebuah badan yang benar-benar baru seperti Bekraf ini memang bukan urusan mudah. Barangkali Bekraf membutuhkan waktu sebelum bisa menampilkan performa terbaiknya. ■

Desain grafis bukan melulu bagaimana memproduksi imej saja tapi ada proses analisis yang mendahuluinya, dan bagaimana menentukan metode presentasi solusi visual bagi masalah-masalah komunikasi.

—Hanny Kardinata

Dok

. Prib

adi

00 RETAS-July2018rev.indd 13 6/29/18 9:54 PM

Page 14: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Desain grafis memiliki posisi penting, terutama dalam membangun merek dan identitas.

Desain grafis Indonesia diakui sudah mengalami kemajuan signifikan, namun masih banyak hal yang harus dibenahi demi kebaikan sektor yang diperkirakan akan terus bertumbuh ini.

“Masih banyak masyarakat yang mindset-nya desainer grafis itu tukang cetak. Tidak ada penghargaan. Padahal, desainer grafis memiliki posisi penting, terutama dalam menciptakan merek atau identitas,” keluh Rege Indrastudianto, ketua Asosiasi Desain Grafis Indonesia (ADGI) periode 2015-2019.

Persepsi ini juga masih menjangkiti kalangan birokrat yang sebenarnya

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Rege Indrastudianto

DesaIn GrafIs MeMbanGun IDentItas banGsa

punya peran besar dalam membangun identitas nasional. Namun perlahan, kondisi ini mulai berubah dengan adanya Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf). Dalam tiga tahun terakhir Bekraf menggandeng ADGI mengelola berbagai program desain penting berskala nasional, salah satunya adalah proses perancangan logo kemerdekaan.

Proses penyaringan desain logo kemerdekaan ini tidak sembarangan. Tim yang dibentuk ADGI menyaring anggotanya berdasar portfolio mereka. Karya kandidat yang ditunjuk lantas dipresentasikan kepada Bekraf.

“Bahkan, saya dapat kabar dari Bekraf kalau logo dipilih langsung Presiden. Saya kaget juga mendengar kabar tersebut. Mata visual beliau bisa melihat kalau logo ini yang paling memperlihatkan energi, terlihat ada progresif dan banyak unsur moving atau bergeraknya. Karena memang beliau berkeinginan ada relasi antara logo Asian Games sebagai ‘Energy of Asia’ dengan semangat ‘Kerja pemerintahan Jokowi,” jelas Rege.

Sebagai asosiasi, ADGI juga sering memberikan masukan kepada pemerintah —dalam hal ini Bekraf— untuk mengubah desain atau logo yang dinilai penting

1514 P r o f i L

00 RETAS-July2018rev.indd 14 6/29/18 9:54 PM

Page 15: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan industri ini. Jamak ditemui, lulusan pendidikan DKV yang tidak siap kerja.

ADGI yang memiliki chapter di lima kota di Indonesia (Jakarta, Bandung Surabaya, Malang, dan Yogyakarta) pun rutin mengedukasi anggotanya. Beragam talkshow, workshop dan pameran dihelat guna menambah wawasan mahasiswa dan para desainer grafis.

Selain membuka konsultasi desain, ADGI juga menghubungkan pelaku usaha mikro dengan para desainer grafis yang direkomendasikan. Edukasi bagi para pengguna jasa dinilai penting, agar mereka

Masih banyak masyarakat yang mindset-nya desainer grafis itu tukang cetak. Tidak ada penghargaan.

—rege indrastudianto (Ketua Asosiasi Desain Grafis Indonesia, ADGI)

sebagai identitas Bangsa. Rege mencontohkan perubahan logo Asian Games 2018.

“Waktu logo lama Asian Games dirilis, ADGI melihat logo ini kurang menarik. Setelah disampaikan kepada pak Triawan Munaf (Kepada Bekraf, red), beliau langsung menemui Menpora dan menyarankan logo untuk diganti. Hari itu juga sepakat untuk diganti. Lalu, pihak asosiasi menggelar sayembara pembuatan logo ini,” paparnya.

Saat bekerja sama dengan pemerintah, ADGI selalu menerapkan aturan permainan yang transparan. Selain mencoba mengedukasi pihak pemerintah mengenai pentingnya desain yang bagus, ADGI juga mencoba memperkenalkan proses kerja yang benar.

Diawali dengan menyaring melalui portfolio terlebih dahulu oleh asosiasi. Panel juri bersama dengan Bekraf kemudian menyeleksi portfolio yang masuk untuk menentukan siapa yang dipercaya bisa melakukan desain. Dari ratusan portfolio yang masuk tersaring menjadi 60 dan akhirnya ada 10 desainer terbaik yang bisa ikut sayembara. Proses seleksi melalui portfolio dinilai efektif menghindari spekulasi (permainan tender dan free pitch) yang kadang diterapkan dalam proyek pemerintah.

“Ekosistem seperti ini yang menyebabkan industri desain grafis tidak maju,” tandas Rege.

Selain berusaha membangun ekosistem yang lebih sehat, ADGI juga menjadikan peningkatan pendidikan desain grafis atau desain komunikasi visual (DKV) sebagai misi mereka. Pendidikan DKV di Indonesia dinilai belum sepenuhnya

mengenal desain grafis dengan benar. Desainer yang baik, ujar Rege, tidak hanya memiliki keahlian mendesain, tetapi juga memiliki pengetahuan luas tentang banyak hal sehingga bisa menangkap esensi pesan dari klien atau pengguna jasa mereka.

“Tahapannya si desainer harus mengerti proses mulai dari brief, lalu mengadakan riset, baru bisa dituangkan ke dalam sketsa. Setelah itu, rancangannya harus siap menerima input sehingga akhirnya jadi desain final sebuah identitas. Dari desain final, perancang harus membuat guidelines agar saat diimplementasikan ke berbagai medium, hasilnya konsisten,” pungkasnya. ■

Dok

umen

tasi

Prib

adi

00 RETAS-July2018rev.indd 15 6/29/18 9:54 PM

Page 16: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Ismiaji Cahyono

dgI darI tIga sekawan

Bermula dari keinginan untuk merekam sejarah desain grafis Indonesia, DGI yang kini berusia 11 tahun bertekad mengantar para desainer Indonesia ke kancah internasional.

Namun, sebagai organisasi yang fokus pada pengarsipan, Ismiaji mengakui jika kearsipan DGI belum lengkap. Ini karena terbatasnya sumber daya manusia yang bersedia membantu mengumpulkan data. Untuk mengakali hal ini dan juga untuk kelangsungan operasional organisasi, DGI membuka divisi penerbitan. Divisi ini sudah menerbitkan 6 buku yang mendapat respon positif dari pasar.

“Dana untuk menjalankan organisasi memang masih dilakukan secara swadaya. Selain buku, kami juga merilis merchandise yang dijual di toko DGI di Karawaci. Secara reguler, kami juga mengadakan lokakarya atau talkshow baik yang berbayar maupun yang gratis. DGI juga menyelenggarakan penghargaan desain grafis di Indonesia yakni IDGA (Indonesia Desain Graphic Awards). Pertama pada tahun 2009 dan yang kedua pada tahun 2016,” terangnya.

Terakhir, DGI menerbitkan buku terbaru berjudul Collected. Buku ini diharapkan dapat diikutsertakan di Festival New York Now, Amerika Serikat.

1716 P r o f i L

Desain Grafis Indonesia (DGI) lahir pada 2007 berfokus pada pengarsipan, pencatatan dan pengkoleksian objek, kegiatan, atau kejadian terkait perkembangan desain grafis di Indonesia. Hanny Kardinata, desainer grafis senior berperan besar dalam kelahiran DGI.

Sebagai praktisi desain grafis, Hanny juga menyimpan minat pada sejarah desain grafis di Indonesia. Ia memiliki catatan lengkap tentang perkembangan desain grafis Indonesia terutama di tahun 1980 hingga 2000. Hanny lantas menggandeng dua rekannya, Henricus Kusbiantoro dari New York dan Priyanto Sunarto dari ITB, yang punya ketertarikan yang sama.

“Dari kajian mereka, profesi ini sudah ada sejak tahun 1930 dimulai dengan divisi pengarah seni perusahaan reklame di Surabaya. Itu merupakan cikal bakal profesi desain grafis di Indonesia. Tapi, baru bergeliat di akhir 1970 dan 1980-an,” terang Ismiaji Cahyono, ketua DGI.

Pada dekade 70-80an inilah, banyak pelaku grafis yang layak dicatat karena karya-karya mereka sangat berkualitas dan sudah menggagas dan mengarah pada pencarian identitas bangsa. Sebut nama Cahyono Abdi, Syahrino Prinka, FX Harsono. Atau pelopor desain grafis di bidang pendidikan seperti Abdul Jalil Pirous atau Ade Pirous.

Percakapan dan catatan yang dikumpulkan tiga sekawan ini awalnya dimuat dalam sebuah blog yang langsung mengundang peminat. Mereka yang bekerja di industri desain grafis pun mulai mengirimkan tulisan ilmiah atau berbagi catatan pengalaman. Arsip karya desain grafis pun mulai terkumpul.

“Awalnya, DGI adalah sebuah forum tapi berkembang menjadi tempat berkumpulnya tulisan-tulisan yang lebih serius mengenai dunia desain grafis,” ujar Ismiaji sembari menambahkan bahwa kondisi ini tidak lepas dari kian populernya desain grafis atau yang sekarang dikenal dengan nama desain komunikasi visual (DKV) sebagai pilihan akademis.

00 RETAS-July2018rev.indd 16 6/29/18 9:54 PM

Page 17: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

“Buku ini diharapkan bisa mengenalkan para desainer grafis Indonesia ke dunia internasional. Kami berencana meluncurkan buku ini di Indonesia dan Amerika Serikat. Dengan dukungan Bekraf, semoga peluncuran buku di Amerika Serika dapat dilakukan berdekatan dengan Festival New York Now digelar atau di festival itu,” harap Ismiaji.

Menurut Ismiaji, tur buku memang menjadi fokus DGI ke depan. Selain itu, DGI juga mengintensifkan kerja sama dengan kampus-kampus untuk mengumpulkan arsip. Mahasiswa digerakkan untuk mendatangi studio yang karyanya sudah dikenal dan memiliki identitas kuat untuk diwawancara dan digali arsipnya. Datanya lantas dikumpulkan di database DGI.

DGI juga kerap menggelar lokakarya, baik yang diinisiasi DGI sendiri maupun kerjasama dengan pihak yang berminat menyelenggarakan lokakarya. DGI akan menyiapkan tempat dan mengorganisasi pengunjung.

Sejak 2007, DGI juga gencar membangun jaringan melalui media sosial baik facebook maupun Instagram. Saat ini akun facebook DGI memiliki 203 ribu pengikut.

Sementara akun Instagram yang dibangun secara organik sejak 3 tahun silam pengikutnya mencapai 25 ribu.

Selain mengarsip, DGI juga tertantang untuk menaikkan nilai profesi desainer grafis. Saat ini DKV sangat populer sebagai pilihan akademis. Namun, di lain sisi, desain grafis adalah bidang yang sudah larut dalam masyarakat. Artinya, sangat sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari sehingga karya seorang desainer grafis kurang diapresiasi.

“Setiap hari orang baca koran dan mereka tidak memperhatikan layout. Padahal, proses perancangan koran penting dan ini tidak disadari masyarakat. Saking larutnya, orang kurang mengapresiasi atau tidak peduli. Menjadi tantangan kita, bagaimana membuat masyarakat luas sadar kalau ada peran desain grafis yang sangat penting sebagai perantara komunikasi,” terang pemilik studio grafis Sun ini.

Ismiaji mengimbuhi, di balik setiap reklame atau iklan ada peran desain grafis yang membutuhkan proses riset, kreativitas, dan pemikiran. Kesadaran seperti ini yang perlu dibangun dalam masyarakat.

Ismiaji juga mengeluhkan kurangnya dukungan pemerintah terhadap profesi ini. Baru-baru ini saja, pemerintah meresmikan Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP). Itu baru langkah awal, sementara organisasi sudah berjalan 30 tahun.

“Yang juga harus dibenahi adalah standarisasi prosedur tender proyek atau standarisasi harga perancangan,” cetusnya.

Cakupan desain grafis yang sangat luas juga menjadi tantangan tersendiri bagi DGI. Desain grafis di era kontemporer sangat beragam, mulai dari multimedia, animasi, iklan, sampai ke identitas perusahaan. Sementara, komunikasi antara sub-sub ini belum berjalan dengan baik sehingga cenderung berjalan sendiri-sendiri.

“Baru-baru ini diadakan Surabaya Design Summit. Kita ingin bermitra dan berkeinginan dalam dua tahun ke depan, bisa menyelenggarakan Indonesia Design Summit di mana pelaku desain grafis bisa berkumpul, bertukar pikiran dan menghasilkan sesuatu. Acara seperti ini diharapkan bisa membaurkan pihak akademis dan profesional. Jadi, tidak asyik dengan dunia masing-masing,” demikian Ismiaji mengakhiri percakapan kami. ■

Profesi ini sudah ada sejak tahun 1930 dimulai dengan divisi pengarah seni perusahaan reklame di surabaya. itu merupakan cikal bakal profesi desain grafis di indonesia.

—ismiaji cahyono (DGI)

Dok

umen

tasi

Prib

adi

Dok

umen

tasi

Prib

adi

00 RETAS-July2018rev.indd 17 6/29/18 9:54 PM

Page 18: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

^ Bekraf mendukung 5 brand lokal di pameran streetwear terbesar dunia, tepatnya di Long Beach, California, Amerika Serikat, pada 28-30 Juni 2018.

^ Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik, menyampaikan Jogja Festivals memiliki posisi istimewa karena menjadi satu-satunya organisasi festival kota di Indonesia.

Beragam Kegiatan Bekraf dalam Membangkitkan Ekonomi Kreatif Indonesia

^ Bekraf membawa Indonesia untuk pertama kalinya hadir di Marche International du Disque et de l’Edition Musicale (MIDEM) 2018 yang berlangsung pada tanggal 5-8 Juni lalu di Cannes, Perancis

Reta

s

Reta

sG a L E r i f o t o1918

00 RETAS-July2018rev.indd 18 6/29/18 9:54 PM

Page 19: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Foto

-foto

Dok

umen

tasi

Bekr

af

^ Bekraf berpartisipasi InnoVEX 2018 yang diselenggarakan di Taipei World Trade Centre Hall 3 pada 6-8 Juni 2018. Event ini merupakan bagian dari pameran teknologi skala internasional dan terbesar di Taiwan, COMPUTEX TAIPEI.

^ Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) hadir dalam pameran CASA yang digelar pada 31 Mei-3 Juni 2018 di Ballroom The Ritz Carlton Jakarta, Pacific Place.

Kepala Bekraf Triawan Munaf (kanan) bersama Sekretaris Utama Bekraf, Mesdin Kornelis Simarmata (kiri) menunjukkan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Bekraf Tahun 2017 yang mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

< Kepala Bekraf, Triawan Munaf (kedua dari kanan) bersama dengan Ketua Bidang Fasilitasi Pembiayaan Film BIP, Agung Sentausa; Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua Puji Mulia Simandjuntak; Managing Partner Ideosource, Edward Ismawan Chamdani; dan Kasubdit Dana Masyarakat Bekraf, Hanifah Makarim (dari kiri ke kanan) saat konferensi pers Akatara Indonesian Film Financing Forum di Ruang Topaz, Hotel Grand Mercure Jakarta.

^ Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf menghadiri dan memberikan paparan pada acara Kementerian Keuangan tentang Sosialisasi PPh Final UMKM 0,5% di Sanur Paradise, Prime Plaza Hotel, Bali. Acara ini dihadiri sekitar 1000 pengusaha UMKM.

00 RETAS-July2018rev.indd 19 6/29/18 9:54 PM

Page 20: Peran brand Identities - bekraf.go.id · Mimpi Pendiri Bangsa dalam Logo Asian Games 2018 Kevin raozan “Kerja Kita Prestasi Bangsa” di Logo HUT RI ke-73 Hanny Kardinata Mencatat

Pada tahun 2015 setelah Jokowi terpilih menjadi presiden, pemerintah secara khusus melibatkan Bekraf dan ADGI dalam proses desain logo Kemerdekaan. Presiden Jokowi yang punya misi memajukan industri kreatif di tanah air memberi kesempatan kepada desainer lokal untuk mendesain logo kemerdekaan. Jargon “Kerja,

kerja, kerja” yang diusung pemerintahan Presiden Jokowi menjadi tema yang diangkat setiap tahun.

Jokowi secara khusus meluncurkan logo ini dari titik nol di Sabang, Nangroe Aceh Darussalam. Ini melambangkan misi Jokowi untuk memeratakan pembangunan ke seluruh wilayah Nusantara

HUT ri ke-70Karya Shafi q Muljanto dan Haryaman Wibowo dari Dentsu Strat mengusung tema “Ayo Kerja”.

HUT ri ke-71Karya Adityayoga Sekjen ADGI mengusung tema “Indonesia Kerja Nyata”.

HUT ri ke-72Karya Agra Satria dari studio ‘Mata’ mengusung tema “Indonesia Kerja Bersama”.

HUT ri ke-73Karya Kevin Raozan dari Blackhand Studio Bandung. Mengusung tema “Kerja Kita Prestasi Bangsa”.

LoGo KeMerDeKaan Di era PresiDen JoKo WiDoDo

00 RETAS-July2018rev.indd 20 6/29/18 9:54 PM