peran badan permusyawaratan desa (bpd) dalam...

15
PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PROSES SINERGISITAS DENGAN KEPALA DESA UNTUK MEMBANGUN PEMERINTAHAN YANG DEMOKRATIS DI DESA MATEKAN KECAMATAN BESUK KABUPATEN PROBOLINGGO Siska Dewi Agustin Universitas Negeri malang Email: [email protected] ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui peran BPD dalam upaya membangun pemerintahan yang demokratis di Desa Matekan kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis pola hubungan Kepala Desa dan BPD dalam proses sinergisitas untuk membangun pemerintahan yang demokratis di Desa Matekan kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. 3) Untuk mengetahui apa saja kendala yang di hadapi Kepala Desa dan BPD dalam membangun pemerintahan yang demokratis di Desa Matekan kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. Penelitin ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskripif. Tehnik pengumpulan data yang di gunakan adalah wawancara, studi dokumen, dan observasi. Subyek penelitian ini adalah ketua BPD, Kepala Desa, tokoh masyarakat desa Matekan, Kabupaten Probolinggo. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah : (1) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah sebagai perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Selain itu BPD juga beperan mengawasi pelaksanaan roda pemerintahan desa apabila adanya penyelewengan atas kewenangan dan kekuasaan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD dalam melakukan pengawasan terhadap suatu program pemerintah, fungsi pemerintahan, (2) Pola hubungan dalam membangun pemerintahan yang demokratis ini harus baik dan kompak dalam menjalankan sistem pemerintahan di desa karena demi kesejahteraan dan mencapai pemerintahan yang demokratis desa ini. Antara BPD dan Kepala desa pola hubungannya harus baik karena untuk kenyamanan dalam menjalankan roda pemerintahan desa. Sehingga dalam melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa semua aparatur pemerintah desa dalam hubungannya dapat bersinergi dan bermitra dengan baik dan tepat dalam meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang professional. (3) Kendala yang di hadapi kepala desa dan BPD dalam membangun pemerintahan yang demokratis ialah: Kendala yang di hadapi Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam membangun pemerintahan yang demokratis pertama, kurangnya SDM masyarakat desa matekan ini masi banyak yang berpendidikan rendah jadi tidak mengerti apa yang mau di program oleh desa, Kedua, pemerintah desa juga butuh partisipasi masyarakat desa agar pembangunan desa bisa berjalan dengan baik dan lancar, karena dalam menjalankan pembangunan desa partisipasi masyarakat sangat penting demi kelancaran pembangunan desa. ketiga, dalam melaksanakan program desa tentang pembangunan desa masih terjadi beda persepsi antara Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), yaitu dalam menjalankan program pembangunan desa terjadi terjadi tarik menarik pembangunan yang akan segera di selesaikan. Tapi kendala tersebut masih bisa di selesaikan dengan cara musyawarah mufakkat. Karena jalan satu-satunya dalam mengatasi beda persepsi itu adalah musyawarah mufakkat. Kata Kunci : Peran, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pemerintahan demokratis

Upload: vodang

Post on 06-Feb-2018

247 views

Category:

Documents


7 download

TRANSCRIPT

Page 1: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM PROSESSINERGISITAS DENGAN KEPALA DESA UNTUK MEMBANGUN

PEMERINTAHAN YANG DEMOKRATIS DI DESA MATEKAN KECAMATAN BESUK KABUPATEN PROBOLINGGO

Siska Dewi AgustinUniversitas Negeri malang

Email: [email protected]

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui peran BPD dalam upaya membangun pemerintahan yang demokratis di Desa Matekan kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. 2) Untuk mengetahui dan menganalisis pola hubungan Kepala Desa dan BPD dalam proses sinergisitas untuk membangun pemerintahan yang demokratis di Desa Matekan kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. 3) Untuk mengetahui apa saja kendala yang di hadapi Kepala Desa dan BPD dalam membangun pemerintahan yang demokratis di Desa Matekan kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo. Penelitin ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode deskripif. Tehnik pengumpulan data yang di gunakan adalah wawancara, studi dokumen, dan observasi. Subyek penelitian ini adalah ketua BPD, Kepala Desa, tokoh masyarakat desa Matekan, Kabupaten Probolinggo. Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah : (1) Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah sebagai perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat. Selain itu BPD juga beperan mengawasi pelaksanaan roda pemerintahan desa apabila adanya penyelewengan atas kewenangan dan kekuasaan pemerintah desa dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. BPD dalam melakukan pengawasan terhadap suatu program pemerintah, fungsi pemerintahan, (2) Pola hubungan dalam membangun pemerintahan yang demokratis ini harus baik dan kompak dalam menjalankan sistem pemerintahan di desa karena demi kesejahteraan dan mencapai pemerintahan yang demokratis desa ini. Antara BPD dan Kepala desa pola hubungannya harus baik karena untuk kenyamanan dalam menjalankan roda pemerintahan desa. Sehingga dalam melaksanakan penyelenggaraan Pemerintahan Desa semua aparatur pemerintah desa dalam hubungannya dapat bersinergi dan bermitra dengan baik dan tepat dalam meningkatkan penyelenggaraan Pemerintahan Desa yang professional. (3) Kendala yang di hadapi kepala desa dan BPD dalam membangun pemerintahan yang demokratis ialah: Kendala yang di hadapi Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam membangun pemerintahan yang demokratis pertama, kurangnya SDM masyarakat desa matekan ini masi banyak yang berpendidikan rendah jadi tidak mengerti apa yang mau di program oleh desa, Kedua, pemerintah desa juga butuh partisipasi masyarakat desa agar pembangunan desa bisa berjalan dengan baik dan lancar, karena dalam menjalankan pembangunan desa partisipasi masyarakat sangat penting demi kelancaran pembangunan desa. ketiga, dalam melaksanakan program desa tentang pembangunan desa masih terjadi beda persepsi antara Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD), yaitu dalam menjalankan program pembangunan desa terjadi terjadi tarik menarik pembangunan yang akan segera di selesaikan. Tapi kendala tersebut masih bisa di selesaikan dengan cara musyawarah mufakkat. Karena jalan satu-satunya dalam mengatasi beda persepsi itu adalah musyawarah mufakkat.

Kata Kunci : Peran, Badan Permusyawaratan Desa (BPD), pemerintahan demokratis

Page 2: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

Pemerintah desa terdiri dari kepala desa (eksekutif) dan Lembaga

Musyawarah Desa ( Legislatif) bertugas mengatur dan mengurus kepentingan

masyarakat setempat. Namun dalam menjalankan tuasnya sering tejadi

permasalahan, diantaranya: 1) Kepala Desa dan BPD merasa benar sendiri. 2)

Sering terjadi tidak sejalan atau beda persepsi dalam pembangunan Desa yang

mana terlebih dahulu harus diselasikan. Sehingga pembangunan macet karena

untuk mengajukan proposal pada pemerintah untuk meminta dana

pembangunan Desa masih belum terlaksana kerena antara BPD dan kepala desa

pikirannya atau kemauannya tidak sama untuk membangun apa yang diminta

oleh masyarakat yang mana terlebih dahulu yang harus diselesaikan. Oleh

karena itu, penulis tertarik pada judul “Peran BPD (Badan Permusyawatan

Desa) dalam proses Sinergisitas dengan Kepala Desa Dalam Upaya

Membangun Pemerintahan Yang Demokratis”. Untuk membahas pelaksanaan

fungsi Pemerintah Desa yang efektif. Dan peran BPD dalam Proses Sinergisitas

dengan kepala desa.

METODE

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Menurut Moleong

(2010:5) penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pendekatan

naturalistik untuk mencari dan menemukan pengertian atau pemahaman tentang

fenomena dalam suatu latang yang konteks khusus. Jenis penelitian deskriptif

menurut Sugiyono (2012:207) Statistik Deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau

menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa

bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau

generalisasikan penelitian yang dilakukan pada populasi (tanpa diambil

sampenya) jelas akan menggunakan statistik deskriptif dalam analisisnya.

Kehadiran penelitian Peneliti harus hadir dalam tempat penelitian agar

bisa mengamati orang yang mau digunakan sebagai sumber data penelitian,

tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut. Kedudukan peneliti dalam

peneliti kulaitatif cukup rumit, peneliti merupakan perencana, pelaksana

Page 3: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

pengumpulan data, analisis, penfsiran data, dan hasilnya akan menjadi laporan

hasil penelitiannya.

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian akan dilakukan

beserta jalan dan kotanya yang akan dilakukan penellitian. Dalam hal ini perlu

dikemukakn tempat dimana situasi sosial tersebut akan diteliti. Peneliti

mengambil tempat atau lokasi penelitian Di Desa Matekan Kecamatan Besuk

Kabupaten Probolinggo.

Sumber mendapatkan informasi atau gambaran dari jawaban penelitian

maka akan dibutuhkan data. Menurut Lofland (dalam Moleong 2010:157)

sumber data utama dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan,

selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Berkaiatan

dengan sumber data yang diguanakan dalam penelitian ini yaitu dapat berupa

sumber data tertulis, foto, dan data statistik. (sumber data primer dan skunder).

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri

dari: Pertama, metode wawancara (interview) adalah pengumpulan data dimana

peneliti mengunpulkan data dengan jalan mengadakan komunikasi secara

langsung dengan subjek penelitian di lokasi penelitian. Kedua, metode

dokumentasi adalah metode pengumpulan data didasarkan pada dokumen-

dokumen atau catatan-catatan terakhir yang ada pada daerah penelitian. Data

dapat diperoleh melalui catatan-catatan resmi, seperti Undang-Undang, Media

cetak maupun media elektronik. Ketiga, observasi adalah metode pengumpulan

data dimana penyelidik mengadakan pengamatan terhadap gejala-gejala subjek

yang diteliti, baik pengamatan itu dilakukan dalam situasi buatan maupun

situasi yang sebenarnya yang khusus diadakan.

Analisis data ialah proses mengatur urutan data, mengorganisir ke

dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar yang membedakan dengan

penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis,

menjelaskan uraian-uraian dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi

uraian. Dalam menganalisia data, penyusun akan berpedoman pada langkah-

langkah berikut ini : Pertama, Reduksi Data, yaitu diartikan sebagai proses

Page 4: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan dan

transformasi data yang kasar yang muncul dari catatan-catatan hasil penelitian

di lapangan. Kedua, Penyajian data dalam penelitian kualitatif, penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan anatar katagori.

Ketiga, Menarik kesimpulan dan verifikasi dalam penarikan kesimpulan ini

tergantung pada besarnya kumpulan catatan mengenai data tersebut. Data-data

dari hasil wawancara yang bersifat kualitatif dan dideskripsikan sesuai

pedoman interview guide dan berfungsi sebagai pelengkap argument dari pihak-

pihak yang di wawancarai.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam upaya membangun

pemerintahan yang demokratis

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) adalah sebagai perwujudan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa, menampung dan

menyalurkan aspirasi masyarakat. Menurut peraturan Daerah Kabupaten

Probolinggo No.10 Tahun 2006 menyebutkan BPD adalah lembaga yang

merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa

sebagai unsur penyelenggara pemerintah desa. Dalam pasal 12 menyebutkan

BPD mempunyai wewenang :a. membahas Rancangan peraturan desa bersama

kepala desa. b. melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa

dan peraturan kepala desa. c. mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian

kepala desa. d. membentuk panitia pemilihan Kepala Desa. e. menggali,

menampung, menghimpun, merumuskan dan menyalurkan aspirasi masyarakat.

Temuan ini sesuai dengan pasal 29 Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005

Badan Permusyawaratan Desa berkedudukan sebagai unsur penyelenggara

Pemerintahan Desa. Dan Undang-undang No 32 Tahun 2004 tentang

pemerintah daerah pasal 209 juga menjelaskan Badan Permusyawaratan Desa

berfungsi menetapkan peraturan desa bersama kepala desa, menampung dan

menyalurkan aspirasi masyarakat.

Page 5: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

Selain itu BPD juga beperan mengawasi pelaksanaan pemerintah desa

apabila adanya penyelewengan atas kewenangan dan kekuasaan desa dalam

penyelenggaraan pemerintahan desa. dan BPD dalam melakukan pengawasan

terhadap bagaimana suatu program pemerintah, fungsi pemerintahan, peraturan

desa dan keputusan yang telah ditetapkan bersama BPD dilaksanakan oleh

Pemerintah Desa. Temuan ini sesuai dengan pendapat Sukriono (2012:237)

hubungan kepala desa dan BPD itu di dasarkan pada prinsip cheks and

balances. Kepala desa atau juga di sebut nama lain menyampaikan laporan

penyelenggaraan pemerintahan pada bupati, dan laporan keterangan

penyelenggaraan pemerintahan pada BPD dan warga dalam forum musyawarah

desa, serta menginformasikan secara terbuka pada masyarakat.

BPD juga suatu wadah untuk menampung aspirasi dari masyarakat,

Dalam penyampaian aspirasi oleh warga kepada BPD tidak jarang pula

dilakukan baik secara individu maupun bersama-sama dengan menyampaikan

langsung kepada anggota BPD yang ada di lingkungannya (RW) atau forum

rembug guna membahas mengenai permasalahan maupun program yang sedang

atau akan dijalankan oleh Pemerintah Desa. Temuan ini sesuai dengan pendapat

Widjaja (2002:50) BPD adalah lemaga pemerintah desa untuk memperkuat

penyelenggaraan pemerintahan desa serta mewadahi perwujudan pelaksanaan

demokrasi pancasila di Desa. BPD berfungsi melaksanakan kegiatan

musyawaratan/mufakat dalam rangka penyusunan berbagai keputusan desa.

BPD ini memusyawarahkan setiap rencana yang diajukan oleh kepala desa

sebelum ditetapkan menjadi keputusan Desa. BPD mempunyai fungsi sebagai

berikut: (1) menjalankan fungsi legislatif yaitu dengan (penyusunan peraturan

desa), (2) konsultatif yaitu (perencanaan pembangunan desa), (3) menyerap

aspirasi masyarakat, dan (4) kontrol terhadap pemerintah desa.

Peran Badan Permusyawaratan Desa (BPD) sebagai mitra kerja dengan

kepala desa dan perangkatnya artinya, antara BPD dan kepala Desa harus bisa

bekerja sama dalam penetapan peraturan. Temuan ini sesuai dengan pendapat

Menurut Ruzhanul Ulum (2013) menyatakan Badan permusyawaratan Desa

Page 6: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

(BPD) selalu bermesraan dengan kepala Desa serta lembaga Desa lainya, ini

sebagai langkah dalam meningkatkan kualitas serta kapabilitas pemerintahan

desa itu sendiri, BPD sendiri di bentuk sesuai undang –undang yang bertujuan

untuk menjadi mitra kerja kepala desa dalam penyelenggarakan pemerintahan.

BPD mempunyai tugas konsultatif dengan kepala desa untuk merumuskan

dan menetapkan kebijakan dalam melaksanakan pemerintahan dan

pembangunan desa, selain itu BPD juga berkewajiban untuk membantu

memperlancar pelaksanaan tugas kepala desa. Dan Badan Permusyawaratan

Desa (BPD) juga mengawasi semua tindakan yang dilakukan oleh pemerintah

desa, jika terjadi penyelewengan BPD memberikan teguran untuk pertama kali

secara kekeluargaan atau secara musyawarah mufakat. Temuan ini sesuai

dengan pendapat Sukriono (2010:191) BPD adalah badan pembuat kebijakan

dan pengawas pelaksanaan kebijakan desa. selain itu Pasal 34 PP No. 72 Tahun

2005 disebutkan bahwa BPD berfungsi menetapkan peraturan desa bersama

Kepala Desa, menampung dan menyalurkan aspirasi masyarakat dan disamping

itu BPD mempunyai fungsi mengawasi pelaksanakan peraturan desa dalam

rangka pemantapan pelaksanaan kinerja pemerintah Desa.

Pola hubungan Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

dalam proses sinergisitas untuk membangun pemerintahan yang

demokratis

Pola hubungan kepala desa dan BPD itu Dalam menjalankan program

desa BPD dan Kepala desa saling bekerja sama dengan mengadakan rapat atau

musyawarah dalam membuat program desa yaitu tentang pembangunan desa

yang akan di laksanakan agar program desa berjalan dengan baik. Meskipun

kadang ada beda pendapat tetapi masih bisa di selesaikan secara musyawarah

mencapai mufakkat. Temuan ini sesuai dengan pendapat Sukriono (2012:237)

musyawarah desa merupakan perwujudan demokrasi permusyawaratan, yakni

model pengambilan keputusan dengan menggunakan musyawarah untuk

mencapai mufakat secara kolektif, seperti halnya rembug desa atau musyawarah

Page 7: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

adat. Musyawarah desa merupakan forum tertinggi dalam mengambil

keputusan atas masalah-masalah strategis desa.

Dalam mewujudkan pelaksanaan demokrasi keputusan yang diambil

harus berdasarkan atas musyawarah untuk mencapai mufakat dan dalam

penyelenggaraan pemerintahan Desa agar mampu menggerakkan masyarakat

untuk berpartisipasi dalam pembangunan dan penyelenggaraan administrasi

Desa, partisipasi masyarakat di dalam kegiatan pembangunan sangat

diharapkan. Temuan ini sesuai pendapat Sumarto (2004) yang di kutip Chalid

(2005:88) partisipasi merupakan proses anggota masyarakat sebagai individu

maupun kelompok social dan organisasi, mengambil peran serta ikut

mempengaruhi proses perencanaan, pelaksanaan dan pemantauan kebijakan-

kebijakan yang langsung mempengaruhi kehidupan mereka. Pola hubungan

dalam membangun pemerintahan yang demokratis ini harus baik dan kompak

dalam menjalankan sistem pemerintahan di desa karena demi kesejahteraan dan

mencapai pemerintahan yang demokratis desa ini. Antara BPD dan Kepala desa

pola hubungannya harus baik karena untuk kenyamanan dalam menjalankan

roda pemerintahan desa.

Pemerintah Desa dalam melaksanakan tugas pembangunan dan

penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat harus benar-benar

memperhatikan hubungan kemitraan kerja dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Desa itu sendiri. Temuan ini sesuai dengan PP No. 72 Tahun

2005 tentang desa, yang isinya menyebutkan bahwa Pemerintahan Desa adalah

penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

setempat berdasarkan asal-usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan

dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Untuk membangun pemerintahan yang demokratis antara Kepala Desa

Dan BPD, pertama, kedunya harus ada kerja sama atau harus bersinergi dengan

baik, dan harus mempunyai pikiran yang sejalan antar kedunya. Temuan ini

sesuai dengan pendapat Ruzhanul Ulum (2013) juga menjelaskan untuk

Page 8: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

menciptakan suasana yang nyaman dan aman dalam penyelenggaraan

pemerintah di desa kuncinya adalah keharmonisan, sinergitas BPD dengan

kepala desa, sehingga nantinya kebijakan maupun produk hukum pemerintahan

yang di hasilknan dapat di pertanggung jawabkan bersama untuk mewujudkan

kemajuan dan peningkatan kualitas warganya. Selain itu, dalam membangun

pemerintahan yang demokratis juga harus meningkatkan SDM masyarakat desa

Matekan dan mengadakan kegiatan atau pelatihan kepada masyarakat untuk

menambah kemampuan masyarakat desa Matekan. Untuk mencapai

kesejahterakan masyarakat desa Matekan ini. Temuan ini sesuai dengan

pendapat Surianingrat (1992:162) dalam pembangunan masyarakat desa

berusaha untuk mencapai kesejahteraan masyarakat dengan mengadakan

kegiatan-kegaiatan yang dapat menambah kemampuan dan kesanggupan

masyarakat desa.

Di desa Matekan ini sudah bisa dikatakan pemerintahan yang

demokratis. Dan antara kepala desa dan BPD dalam bersinergi sudah baik

meskipun sedikit kesalah fahaman tapi masi bisa di kendalikan sehingga bisa

berjalan dengan lancar program yang di akan di laksanakan. Dan pemerintah

desa sudah memberi program yang akan meningkatkan SDM masyarakat desa

Matekan dengan mengadakan kegiatan atau pelatiahan yang bisa menambah

kemampuan masyarakat. Upaya untuk membangun dan mengembangkan

kehidupan masyarakat desa dirasakan semakin penting. Temuan ini sesuai

dengan UU nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Otonomi

daerah sangat mensyaratkan keadaan sumber daya manusia yang mumpuni,

karena mereka inilah yang kelak akan lebih banyak menentukan bergerak atau

tidaknya suatu daerah di dalam menjalankan kegiatan pembangunan dan

pemerintahan pada umumnya.

Kendala yang di hadapi Kepala Desa Dan Badan Permusyawaratan Desa

(BPD) dalam membangun pemerintahan yang demokratis

Berdasarkan hasil temuan penelitian di ketahui bahwa kendala yang di

hadapi kepala desa dan Badan Permusyawaratan Desa (BPD) dalam

Page 9: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

membangun pemerintahan yang demokratis di desa Matekan Kecamatan Besuk

Kabupaten Probolinggo adalah sebagai berikut: Pertama, kurangnya SDM

masyarakat desa matekan ini karena masyarakat desa matekan ini masi banyak

yang berpendidikan rendah jadi tidak mengerti apa yang mau di program oleh

pemerintah desa, masyarakat desa Matekan ini banyak yang tidak mengerti

akan pentingnya pendidikan karena para orang tua sudah tidak memikirkan

pendidikan anaknya tergantung latar belakang orang tuanya. Sehingga BPD dan

kepala desa harus bekerja sama dalam mengatasi masyarakat yang SDM nya

rendah di desa Matekan ini. Temuan ini sesuai dengan pendapat Temuan ini

sesuai dengan pendapat Sukriono (2010:11) dimana SDM aparatur desa

menjadi persyaratan kompetensi daan di tuangkannya persyaratannya

kompetensi dalam dokumen resmi. Hal ini pendapat Rudia Sumber daya

manusia (SDM) merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu

perusahaan di samping faktor lain seperti modal. Oleh karena itu, SDM harus

dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi,

sebagai salah satu fungsi dalam perusahaan yang dikenal dengan manajemen

sumber daya manusia (MSDM).

Kedua, pemerintah desa juga butuh partisipasi masyarakat desa agar

pembangunan desa bisa berjalan dengan baik dan lancar, karena dalam

menjalankan pembangunan desa partisipasi masyarakat sangat penting demi

kelancaran pembangunan desa. Temuan ini sesuai dengan pendapat Diana

Conyers dalam Suparjan dan Hempri (2003: 53) yang dikutip Apriunus Umbu

(2012) bahwa Partisipasi masyarakat adalah keterlibatan mental/ pikiran dan

emosi seseorang di dalam situasi kelompok, yang mendorongnya untuk

memberi sumbangan kepada kelompok dalam upaya mencapai tujuan serta

turut bertanggungjawab terhadap upaya yang bersangkutan, sehingga

membantu berhasilnya setiap program yang direncanakan dan dilakukan

pemerintahan desa.

Ketiga, beda persepsi antara Kepala Desa dan Badan Permusyawaratan

Desa (BPD), dalam menjalankan program pembangunan desa antara Badan

Page 10: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

Permusyawaratan Desa (BPD) terjadi terjadi tarik menarik pembangunan yang

akan segera di selesaikan. Temuan ini sesuai dengan pendapat Martin Edelman

(1984), beda pendapat ialah yang memuat atas ketidak setujuan pendapat

kadang-kadang dapat disebut dapat terdiri dalam beberapa bagian pendapat

yang dimungkinkan karena adanya sejumlah alasan: interpretasi yang berbeda

dari kasus hukum, penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda, atau interpretasi

yang berbeda dari fakta-fakta. Tapi kendala tersebut masih bisa di selesaikan

dengan cara musyawarah mufakkat. Karena jalan satu-satunya dalam mengatasi

beda persepsi itu adalah musyawarah mufakkat. Sunarso (2011) musyawarah

adalah proses pembahasan suatu persoalan dengan maksud mencapai keputusan

bersama. Mufakat adalah kesepakatan yang dihasilkan setelah melakukan

proses pembahasan dan perundingan bersama. Dengan musyawarah mufakat

diharapkan dua atau beberapa pihak yang berbeda pendapat tidak terus bertikai

dan mendapat jalan tengah. Karena itu, dalam proses musyawarah mufakat

diperlukan kerendahan hati dan keikhlasan diri. Ada beberapa prinsip yang

harus dipegang teguh dalam membuat keputusan bersama secara musyawarah

mufakat, yakni sebagai berikut : (a). Pendapat disampaikan secara santun, (b).

Menghormati pendapat orang lain yang bertentangan pendapat, (c). Mencari

titik temu diantara pendapat-pendapat yang ada secara bijaksana, (d). Menerima

keputusan bersama secara besar hati, meski tidak sesuai dengan keinginan, (e).

Melaksanakan keputusan bersama dengan sepenuh hati.

PENUTUP

Kesimpulan

Berdasarkan uraian yang telah di sajukan pada bab sebelumnya, maka

bab ini peneliti mengambil kesimpulan tentang peran Badan Permusayawaratan

Desa (BPD) dalam proses sinergisitas dengan Kepala Desa untuk membangun

pemerintahan yang demokratis, sebagai berikut: (1) Peran Badan

Permusyawaratan Desa (BPD) dalam menjalankan roda pemerintahan di desa

Matekan Kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo ini ialah beperan

mengawasi pelaksanaan roda pemerintahan desa apabila adanya penyelewengan

Page 11: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

atas kewenangan dan kekuasaan pemerintah desa dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa. ) BPD juga berperan dalam menetapkan peraturan desa

bersama Kepala desa.(3) selain itu Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

berperan sebagai mitra kerja dengan kepala desa dan perangkatnya artinya,

antara BPD dan kepala Desa harus bisa bekerja sama dalam menjalankan

program desa. BPD mempunyai tugas konsultatif dengan kepala desa untuk

merumuskan dan menetapkan kebijakan dalam melaksanakan pemerintahan dan

pembangunan desa, selain itu BPD juga berkewajiban untuk membantu

memperlancar pelaksanaan tugas kepala desa. (4) Badan Permusyawaratan

Desa (BPD) diharapkan mampu memainkan perannya dalam relasi dengan

pemerintah Desa dan Masyarakat dengan mendorong tumbuhnya partisipasi

masyarakat di Desa. Dan Badan Pemerintahan Desa (BPD) juga mengawasi

semua tindakan yang dilakukan oleh pemerintah desa, jika terjadi

penyelewengan BPD memberikan teguran untuk pertama kali secara

kekeluargaan atau secara musyawarah mufakat. (5) BPD juga suatu wadah

untuk menampung aspirasi dari masyarakat, Dalam penyampaian aspirasi oleh

warga kepada BPD tidak jarang pula dilakukan baik secara individu maupun

bersama-sama dengan menyampaikan langsung kepada anggota BPD yang ada

di lingkungannya. Pola hubungan Kepala Desa dan BPD dalam proses

sinergisitas untuk membangun pemerintahan yang demokratis di Desa Matekan

kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo ialah : Pola hubungan dalam

membangun pemerintahan yang demokratis ini harus baik dan kompak dalam

menjalankan sistem pemerintahan di desa karena demi kesejahteraan dan

mencapai pemerintahan yang demokratis desa ini. Antara BPD dan Kepala desa

pola hubungannya harus baik karena untuk kenyamanan dalam menjalankan

roda pemerintahan desa. Pemerintah Desa dalam melaksanakan tugas

pembangunan dan penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat harus benar-

benar memperhatikan hubungan kemitraan kerja dalam penyelenggaraan

Pemerintahan Desa itu sendiri. BPD dan kepala desa saling menghargai dan

saling terbuka, antara lain dalam acara BPD mengadakan rapat itu pasti dengan

Page 12: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

mengundang kepala desa, begitu juga dengan kepala desa, kalau ada rapat itu

pasti mengundang BPD. Dan BPD sering silaturrahmi itu sudah berarti bahwa

BPD dan kepala desa saling terbuka. Sehubung dengan pola hubungan kepala

desa dan BPD itu Dalam menjalankan program desa BPD dan Kepala desa

saling bekerja sama dengan mengadakan rapat atau musyawarah dalam

membuat program desa yaitu tentang pembangunan desa yang akan di

laksanakan agar program desa berjalan dengan baik. Kendala yang di hadapi

Kepala Desa Dan BPD dalam membangun pemerintahan yang demokratis di

Desa Matekan kecamatan Besuk Kabupaten Probolinggo ialah : pertama,

kurangnya SDM masyarakat desa matekan ini karena masyarakat desa matekan

ini masi banyak yang berpendidikan rendah jadi tidak mengerti apa yang mau

di program oleh desa, masyarakat desa Matekan ini banyak yang tidak mengerti

akan pentingnya pendidikan jadi pernikahan dini pun banyak terjadi karena para

orang tua sudah tidak memikirkan pendidikan anaknya. Kedua, kurangnya

partisipasi masyarakat desa Matekan tapi dengan pemerintah desa mengadakan

sosialisasi kepada setiap blok sehingga masyarakat bisa berpartisipasi untuk

kepentingan bersama.Ketiga, beda persepsi antara Kepala Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa ( BPD), dalam menjalankan program pembangunan

desa antara Badan Permusyawaratan Desa (BPD) terjadi terjadi tarik menarik

pembangunan yang akan segera di selesaikan. Tapi kendala tersebut masih bisa

di selesaikan dengan cara musyawarah mufakkat. Karena jalan satu-satunya

dalam mengatasi beda persepsi itu adalah musyawarah mufakkat.

Saran

Sesuai dengan paparan data, pembahasan, dan kesimpulan yang telah di

uraikan dalam penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran sebagai

berikut: Bagi pemerintah Daerah Kabupaten Probolinggo hendaknya lebih

memperhatikan lagi penyelenggaraan pemerintahan desa terutama mengenai

pemerintahan desa. Karena pemerintahan desa selama ini masih kurang

independen dalam melaksanakn tugasnya dan perlu di control lagi kedepannya.

Bagi pemerintah desa hendaknya lebih lagi keberadaan Masyarakat desanya

Page 13: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

yang masih kurang SDM nya agar bisa terpenuhi untuk mnjadi pemerintahan

yang demokratis. Karena masyarakat desa Matekan ini masih banyak yang

SDm nya rendah dengan tidak paham akan pentingnya pendidikan. Bagi

anggota BPD, hendaknya dalam menjalankan perannya lebih di maksimalkan

lagi. Terutama dalam membangun pemerintahan yang demokratis ini. Dan

meskipun dalam menjalankan perannya masi banyak kendala namun demikian

kendala tersebut masih bisa di jadikan semangat untuk membangun

pemerintahan desa ynag demokratis. Perlu diupayakan agar dilakukan

pemberdayaaan terhadap organisasi tersebut agar meningkatkan kapasitasnya

dalam mendukung BPD melaksanakan fungsinya secara optimal. Bagi

masyarakat hendaknya bisa bekerja sama dengan pemerintahan desa dalam

membangun pemerintahan yang demokratis, karena masih banyak masyarakat

desa Matekan ini yang SDM nya rendah, jadi menuntutlah ilmu karena itu akan

membawa kenyamanan dalam hidup desa ini.

DAFTAR RUJUKANDari BukuChalid, Pheni. 2012. Otonomi Daerah (Masalah, pemberdayaan, dan konflik.

Jakarta:Kemitraan

Covey, S. R. 1993. Principles Centered Leadership. Franklin: Covey Co. 2011.

The 7 Habits of Highly Effective People. Review. Free Press.

Moleong, Lexy .J.2010. Metodelogi Penelitian Kualitatif Edisi

Revisi.Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D. Bandung:

Alfabeta

Sukriono, Didik.2010. Pembaharuan Hukum Pemerintah Desa(Politik Hukum

(Pemerintahan Desa di Indonesia). Malang: Setara Press

Page 14: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

Widjaja, H.AW. 2002. Pemerintah Desa Dan Administrasi Desa ( menurut

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979(sebuah Tinjauan). Jakarta:

PT RajaGarfindo Persada.

Widjaja, H.AW. 2002. Pemerintah Desa Dan Administrasi Desa ( menurut

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1979(sebuah Tinjauan). Jakarta:

PT RajaGarfindo Persada.

Dari Internet

Apriunus Umbu. 2012. BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD),

(http://Aprianus Umbu./Blog/ DINAMIKA HUBUNGAN BADAN

PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DAN KEPALA DESA DALAM

PENYELENGGARAAN PEMBANGUNAN 2012), di akses 15 November

2013

Masuliyah. 2012. Arti perbedaan, (http://./Artikel/Arti perbedaan Sabtu 24

Maret 2012-html), di akses 13 November 2013

Rudia. 2009. Pengembangan SDM, ( Http://./Pengembangan SDM di

desa/MSDM Sosiologi 2009), di akses 10 November 2013

Sunarso. 2011. Musyawarah, (http://id.shvoong.com/social-sciences/political-

science/pengertian-musyawarah-mufakat html), di akses 12

November 2013

Dari Undang-undang

Undang-undang Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa

Undang undang Nomor 32 tahun 2004 Otonomi Daerah

Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo No.07 tahun 2006

Peraturan Daerah Kabupaten Probolinggo No.10 tahun 2006

Page 15: PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD) DALAM …jurnal-online.um.ac.id/data/artikel/artikelE0B3549E2D34834A56EBF... · perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa,

PERAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)DALAMPROSES SINERGISITAS DENGAN KEPALA DESA UNTUK MEMBANGUN

PEMERINTAHAN YANG DEMOKRATIS DI DESA MATEKAN KECAMATAN BESUK KABUPATEN PROBOLINGGO

ARTIKEL

OLEHSISKA DEWI AGUSTIN

NIM 10071107052

UNIVERSITAS NEGERI MALANGFAKULTAS ILMU SOSIAL

JURUSAN HUKUM DAN KEWARGANEGARAANPRODI PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

DESEMBER 2013