peralatan dan teknik bekerja di laboratorium

12
PERALATAN DAN TEKNIK BEKERJA DI LABORATORIUM Peralatan laboratorium merupakan alat bantu yang digunakan praktikan dalam bekerja di laboratorium. Berbagai jenis peralatan laboratorium harus disimpan dalam keadaan bersih untuk menjaga tidak terjadinya kesalahan dalam melakukan percobaan. Alat-alat ini dapat dibersihkan dengan menggunakan detergen, bila perlu dibilas dengan larutan asam pekat, kemudian baru dibilas dengan air. Sebelum digunakan sebaiknya peralatan dibilas dengan larutan yang akan dipakai. Peralatan laboratorium dapat dikelompokan sesuai dengan fungsinya seperti peralatan dasar dan peralatan pendukung. A. PERALATAN DASAR LABORATORIUM : 1. Gelas Beaker (gelas piala/kimia) : Gelas beaker berupa gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Gelas ini terbuat dari bahan kaca borosilikat yang tahan panas mencapai suhu 200 o C. Terdiri dari berbagai ukuran yang tercantum dibagian luarnya. Ukuran alat ini bervariasi dari 50 mL, 100 mL bahkan mencapai 2 L. Fungsinya antara lain untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketepatan tinggi, menampung zat kimia dan media pemanasan cairan. 2. Labu Erlenmeyer : Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukuran labu Erlenmeyer bervariasi dari 10 hingga 2000 mL. Alat ini digunakan untuk menyimpan dan memanaskan larutan, juga digunakan sebagai tempat penampung filtrate hasil penyaringan. Tempat menampung titran pada proses titrasi karena lehernya yang kecil sehingga mudah digoyangkan tanpa menumpahkan larutan yang ada di dalamnya. 3. Gelas Ukur : Gelas ukur berupa gelas tinggi kurus dengan skala sepanjang dindingnya. Gelas ini terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Alat ini digunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketepatan tinggi dalam jumlah tertentu. Ukurannya bervariasi dari 10 mL hingga 2000 mL. 4. Pipet Volume : Pipet volume digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat. Alat ini berupa pipa panjang yang bagian tengahnya menggelembung sehingga

Upload: gede-wipa

Post on 02-Feb-2016

25 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

Peralatan Dan Teknik Bekerja Di Laboratorium

TRANSCRIPT

Page 1: Peralatan Dan Teknik Bekerja Di Laboratorium

PERALATAN DAN TEKNIK BEKERJA DI LABORATORIUM

Peralatan laboratorium merupakan alat bantu yang digunakan praktikan dalam bekerja di laboratorium. Berbagai jenis peralatan laboratorium harus disimpan dalam keadaan bersih untuk menjaga tidak terjadinya kesalahan dalam melakukan percobaan. Alat-alat ini dapat dibersihkan dengan menggunakan detergen, bila perlu dibilas dengan larutan asam pekat, kemudian baru dibilas dengan air. Sebelum digunakan sebaiknya peralatan dibilas dengan larutan yang akan dipakai. Peralatan laboratorium dapat dikelompokan sesuai dengan fungsinya seperti peralatan dasar dan peralatan pendukung.

A. PERALATAN DASAR LABORATORIUM :

1. Gelas Beaker (gelas piala/kimia) :Gelas beaker berupa gelas tinggi berdiameter besar dengan skala sepanjang dindingnya. Gelas ini terbuat dari bahan kaca borosilikat yang tahan panas mencapai suhu 200 oC. Terdiri dari berbagai ukuran yang tercantum dibagian luarnya. Ukuran alat ini bervariasi dari 50 mL, 100 mL bahkan mencapai 2 L. Fungsinya antara lain untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketepatan tinggi, menampung zat kimia dan media pemanasan cairan.

2. Labu Erlenmeyer :Erlenmeyer berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil dengan skala sepanjang dindingnya. Ukuran labu Erlenmeyer bervariasi dari 10 hingga 2000 mL. Alat ini digunakan untuk menyimpan dan memanaskan larutan, juga digunakan sebagai tempat penampung filtrate hasil penyaringan. Tempat menampung titran pada proses titrasi karena lehernya yang kecil sehingga mudah digoyangkan tanpa menumpahkan larutan yang ada di dalamnya.

3. Gelas Ukur :Gelas ukur berupa gelas tinggi kurus dengan skala sepanjang dindingnya. Gelas ini terbuat dari kaca atau plastik yang tidak tahan panas. Alat ini digunakan untuk mengukur volume larutan yang tidak memerlukan ketepatan tinggi dalam jumlah tertentu. Ukurannya bervariasi dari 10 mL hingga 2000 mL.

4. Pipet Volume :Pipet volume digunakan untuk mengambil cairan dalam jumlah tertentu secara tepat. Alat ini berupa pipa panjang yang bagian tengahnya menggelembung sehingga kadang-kadang juga disebut pipet gondok. Jenis ukurannya bervariasi dari 1 mL hingga 100 mL.

5. Pipet Ukur :Pipet ukur berupa pipa kurus yang sepanjang dindingnya memiliki skala sehingga disebut juga pipet skala. Kegunaannya untuk mengukur dan menindahkan laruatan dengan volume tertentu secara tepat.

6. Pipet Tetes :Alat ini berupa pipa kecil terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing, serta ujung atasnya ditutupi karet. Pipet tetes dipakai untuk mengambil sejumlah cairan dalam skala tetesan kecil.

7. Buret :Alat ini berupa tabung kaca bergaris dan memiliki kran di ujungnya. Ukuran buret dimulai dari 5 dan 10 mL (mikroburet) dengan skala 0,01 mL, 25 mL dan 50 mL dengan skala 0,05 mL. Buret berfungsi untuk mengeluarkan larutan dengan volume tertentu, biasanya digunakan untuk titrasi.

Page 2: Peralatan Dan Teknik Bekerja Di Laboratorium

8. Tabung Reaksi :Alat ini berupa tabung tinggi kurus yang kadang dilengkapi tutup. Tabung reaksi terbuat dari kaca borosilikat tahan panas dan terdiri dari berbagai ukuran. Digunakan sebagai wadah meraksikan bahan kimia dan untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil.

9. Kaca Arloji :Alat ini terbuat dari kaca bening, terdiri dari berbagai ukuran diameternya. Berfungsi sebagai penutup gelas kimia (beaker glass) saat memanaskan sample, wadah saat menimbang bahan kimia dan tempat untuk mengeringkan padatan dalam desikator.

10. Corong :Corong terbuat dari plastik atau kaca tahan panas dan memiliki bentuk seperti gelas bertangkai. Corong digunakan untuk menyaring campuran kimia dengan gravitasi. Terdiri dari corong tangkai panjang dan pendek. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang sudah dilipat. Basahi dengan air, periksa jangan sampai ada gelembung yang terperangkap, sehingga kertas saring dapat menempel pada sekililing corong.

11. Cawan :Cawan terbuat dari porselen dan biasanya digunakan untuk menguapkan larutan.

12. Mortar dan Pestle (stamper) :Alat ini terbuat dari porselen, kaca atau batu granit yang dapat digunakan untuk menghancurkan dan mencampurkan padatan kimia.

13. Spatula :Spatula berupa sendok panjang dengan ujung atasnya datar terbuat dari stainless steel atau aluminium. Spatula digunakan untuk mengambil bahan kimia yang berbentuk padatan, bagian atasnya yang datar dapat digunakan untuk mengaduk larutan.

14. Batang Pengaduk :Alat ini terbuat dari kaca tahan panas, digunakan untuk mengaduk cairan di dalam gelas kimia (beaker).

15. Bola Hisap :Alat ini digunakan untuk membantu proses pengambilan cairan. Bahan bola ini terbuat dari karet yang disertai dengan tanda untuk menyedot cairan (suction), mengambil udara (aspirate) dan mengosongkan (empty).

16. Neraca Analitis :Alat ini digunakan untuk menimbang bahan kimia baik berupa padatan maupun cairan.

17. Labu Ukur : Alat ini berupa labu dengan leher yang panjang dan bertutup. Terbuat dari kaca dan tidak boleh terkena panas karena dapat memuai. Jenis ukurannya beragam dari 10 mL hingga 2000 mL. Berfungsi untuk membuat larutan dengan konsentrasi tertentu dan untuk mengencerkan larutan. Cara menggunakannya yaitu dengan mengisi larutan yang akan diencerkan atau padatan yang akan dilarutkan. Tambahkan cairan yang akan dipakai sebagai pelarut sampai setengan labu terisi, kocok kemudian isi penuh labu sampai tanda batas. Sumbat labu, pegang tutupnya dengan jari, kocok dengan cara membolak balikkan labu sampai larutan homogen (± 32 kali).

Page 3: Peralatan Dan Teknik Bekerja Di Laboratorium

18. Labu Bundar :Alat ini berupa labu dengan leher yang panjang, dasarnya ada yang bundar, ada yang rata. Terbuat dari kaca tahan panas pada suhu 120 oC – 300 oC. Jenis ukurannya bervariasi dari 250 mL hingga 2000 mL. Berfungsi untuk memanaskan larutan dan menyimpan larutan.

19. Corong Buchner :Alat berupa corong yang bagian dasarnya berpori dan berdiameter besar. Corong ini terbuat dari porselen, plastik atau kaca. Berguna untuk menyaring sample agar lebih cepat kering. Cara menggunakannya dengan meletakkan kertas saring yang diameternya diukur sama dengan diameter corong. Basahi dengan air, cek jangan sampai ada gelembung yang terperangkap, sehingga kertas saring dapat menempel pada dasar corong. Pasang corong di leher labu Buchner, setelah set alat selesai dipasang, nyalakan pompa, tuangkan larutan hati-hati.

20. Erlenmeyer (labu) Buchner :Alat ini berupa gelas yang diameternya semakin ke atas semakin mengecil, ada lubang kecil yang dapat dihubungkan dengan selang ke pompa vakum. Bahan yang digunakan adalah kaca tebal yang dapat menahan tekanan sampai 5 atm. Jenis ukurannya bervariasi dari 100 hingga 2000 mL. Alat ini dipakai untuk menampung cairan hasil filtrasi. Cara menggunakannya diawali memasang corong Buchner di leher labu, pasang selang yang bersambung ke pompa vakum pada bagian yang menonjol. Pasang klem manice pada leher labu agar labu tidak berguling saat pompa dinyalakan.

21. Corong Pisah :Alat ini berupa corong yang bagian atasnya bulat dengan lubang pengisi terletak di sebelah atas sementara bagian bawahnya berkatup. Terbuat dari bahan kaca. Berfungsi untuk memisahkan campuran larutan yang memiliki kelarutan yang berbeda. Biasanya digunakan dalam proses ekstraksi. Cara menggunakannya yaitu campuran yang akan dipisahkan dimasukkan lewat lubang atas, katup dalam keadaan tertutup. Pegang tutup bagian atas, corong dipegang dengan tangan kanan dan kiri dalam posisi horizontal, kocok agar ekstraksi berlangsung dengan baik. Buka tutup bagian atas, keluarkan larutan bagian bawah dari katup perlahan-lahan. Tutup kembali katup jika larutan lapisan bawah sudah keluar.

22. Desikator :Alat ini berupa panic bersusun dua yang bagian bawahnya diisi bahan pengering, dengan penutup yang sulit dilepas dalam keadaan dingin karena dilapisi Vaseline. Ada dua macam desikator, desikator biasa dan vakum. Desikator vakum pada bagian tutupnya ada katup yang bisa dibuka tutup yang dihubungkan dengan selang ke pompa. Bahan yang digunakan adalah panci dan tutupnya terbuat dari kaca tebal, penyekat bagian bawah dengan atas terbuat dari porselen. Bahan pengering biasanya menggunakan silica gel. Desikator berfungsi untuk tempat menyimpan sample yang harus bebas air, mengeringkan padatan karena uap air yang di dalam desikator dihisap oleh bahan pengering. Cara menggunakannya dengan membuka tutup desikator dengan menggesernya ke samping. Letakkan sample dan tutup kembali dengan cara yang sama. Hati-hati, saat panas Vaseline yang ada antara panci dan tutup mencair sehingga tutup mudah terlepas. Silika gel yang masih bisa menyerap uap air berwarna biru. Jika warna silica gel sudah berubah menjadi merah muda, saatnya memanaskan bahan pengering tersebut dalam oven pada suhu 105 oC sampai warna kembali menjadi biru.

23. Cawan Petri :Alat ini berbentuk seperti gelas kimia yang berdinding sangat rendah. Terbuat dari kaca borosilikat tahan panas. Berfungsi sebagai wadah menimbang dan menyimpan bahan kimia, mikrobiologi.

Page 4: Peralatan Dan Teknik Bekerja Di Laboratorium

24. Botol semprot :Alat ini berupa botol tinggi bertutup yang terbuat dari plastik. Berfungsi sebagai wadah menyimpan aqua demineralisata atau aquadest. Cara menggunakannya dengan menekan badan botol sampai air keluar.

25. Krusibel :Alat ini berupa mangkok kecil yang dilengkapi tutup dan terbuat dari porselen tahan panas. Krusibel dipakai sebagai wadah mereaksikan atau mengeringkan bahan kimia. Penggunaan yang harus diperhatikan yaitu saat krus masih dalam keadaan panas jangan langsung dikenai air, perubahan suhu mendadak menyebabkan krus pecah.

26. Statif :Alat yang terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk menegakkan buret, corong, corong pisah dan peralatan lainnya saat digunakan.

27. Klem Buret :Alat ini terbuat dari besi atau baja untuk memegang buret yang digunakan untuk titrasi. Bagian tengah dimasukan ke statif dari ujung atas statif.

28. Pemegang Corong :Alat yang terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk memegang corong atau corong pisah yang dipakai pada proses penyaringan atau pemisahan. Bagian belakang disambungkan dengan statif menggunakan klem bosshead.

29. Tang Krusibel :Alat ini terbuat dari besi atau baja yang berfungsi untuk mengambil dan membawa krusibel.

30. Stirrer Magnetic :Magnet yang digunakan untuk mengaduk larutan.

31. Sentrifuge :Alat yang berfungsi untuk mengendapkan dan memisahkan padatan dari larutan atau memisahkan emulsi.

32. Chromatography chamber :Alat ini terbuat dari kaca yang digunakan dalam proses kromatografi kertas atau kromatogarfi lapisan tipis (KLT)

33. Spektrofotometer :Alat ini digunakan untuk mengukur absorbansi larutan berwarna dalam proses spektrofotometri.

34. pH Meter :Digunakan untuk mengukur derajat keasaman (pH) suatu larutan.

35. Conductometer :Digunakan untuk mengukur daya hantar listrik, TDS dan salinitas suatu larutan.

36. DO Meter :Digunakan untuk mengukur oksigen terlarut dalam suatu larutan.

37. Termometer :Digunakan untuk megukur temperature larutan.

Page 5: Peralatan Dan Teknik Bekerja Di Laboratorium

B. TEKNIK BEKERJA DI LABORATORIUM :1. Cara memanaskan cairan :

Pekerjaan yang berkaitan dengan pembakaran suatu cairan kimia harus memperhatikan kemungkinan peristiwa bumping (meloncatnya cairan akibat peningkatan suhu drastic). Cara mencegah terjadinya bumping dengan menambahkan batu didih ke dalam gelas kimia. Beberapa teknik dalam cara pemanasan cairan sebagai berikut :a. Pemanasan cairan dalam tabung reaksi :

- Jangan sampai mengarahkan mulut tabung reaksi kepada praktikan baik diri sendiri maupun orang lain.

- Jepit tabung reaksi pada bagian dekat dengan mulut tabung.- Posisi tabung ketika memanaskan cairan agak miring, aduk dan sesekali

dikocok.- Pengocokan terus dilakukan sesaat setelah pemanasan.

b. Pemanasan cairan dalam gelas kimia dan labu Erlenmeyer :Bagian bawah dapat kontak langsung dengan api sambil cairannya digoyangkan perlahan, sesekali diangkat bila mendidih.

2. Cara membaca volume pada gelas ukur :Gelas ukur adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah cairan yang terdapat di dalamnya. Oleh karena itu dilengkapi dengan skala nol yang terletak pada bagian bawah. Masukkan cairan yang akan diukur lalu tetapkan dengan pipet tetes sampai skala yang diinginkan. Bagian terpenting dalam membaca skala di gelas ukur tersebut yaitu garis singgung skala harus sesuai dengan miniskus cairan. Miniskus adalah garis lengkung permukaan cairan yang disebabkan adanya gaya kohesi atau adhesi zat cair dengan gelas ukur. Posisi mata harus sejajar dengan miniskus cairan di dalam gelas ukur.

3. Cara memakai pipet :a. Pipet volume (pipet gondok) :

Cara memakai dengan memegang pipet antara ibu jari dan jari tengah (jangan pegeng bagian yang menggelembung). Celupkan ujung pipet ke dalam cairan yang akan disedot, hisap bagian atas pipet sampai larutan mencapai tanda batas, tahan dengan jari telunjuk. Sebaiknya gunakan bola hisap (bulb) jika tersedia. Keluarkan larutan dengan cara membukan lubang atas, jangan ditiup. Biarkan larutan yang masih tertinggal pada ujung pipet. Pada saat mengeluarkan larutan, ujung pipet harus ditempelkan pada dinding wadah.

b. Pipet ukur (pipet takar) :Cara menggunakan diawali dengan memegang pipet antara ibu jari dengan jari tengah. Celupkan ujung pipet ke dalam larutan, hisap bagian atas pipet sampai larutan mencapai tanda batas, tahan dengan ibu jari telunjuk. Sebaiknya digunakan karet hisap (bulb). Keluarkan larutan dengan cara membuka lubang atas, jangan ditiup. Ada dua jenis pipet ukur yang biasa dijual, misalkan untuk pipet 10 mL. Jenis pertama, jika angaka 10 tertera pada skala, keluarkan larutan sampai batas angka. Jenis kedua, angka 10 tidak tertera pada skala, keluarkan larutan sampai ujung pipet.

c. Pipet tetes :Penggunaan pipet ini tidak terbatas dengan jumlah ukuran karena tidak memiliki skala, melainkan berdasarkan jumlah tetes. Cara kerjanya dengan menekan karet sebelum mencelupkan ke dalam larutan, lepaskan sampai seluruh pipet terisi larutan, baru diangkat dan dipindahkan. Jika karet ditekan saat ujung pipet berada dalam larutan, akan dihasilkan gelembung udara yang dapat terlarut dalam larutan.

Page 6: Peralatan Dan Teknik Bekerja Di Laboratorium

4. Cara menggunakan buret :Sebelum digunakan buret harus dibilas dengan larutan yang akan digunakan. Cara mengisi buret : kran ditutup kemudian larutan dimasukkan dari bagian atas menggunakan corong gelas. Jangan mengisi buret dengan posisi bagian atasnya lebih tinggi dari mata kita. Turunkan buret dan statifnya ke lantai agar jika ada larutan yang tumpah dari corong tidak terpercik ke mata. Biarkan larutan mengalir mengisi bagian bawah buret, perhatikan jangan sampai ada gelembung yang tertinggal dalam buret bagian bawah. Jika sudah tidak ada gelembung, tutup kran. Amati jika kran bocor maka kran dibuka dan bagian tersebut diberikan vaselin. Selanjutnya isi buret hingga melebihi skala nol. Buret digunakan untuk mentitrasi suatu cairan. Pertama siapkan terlebih dahulu labu Erlenmeyer yang sudah terisi dengan cairan tertentu. Tambahkan indikator secukupnya, gunakan tangan kiri untuk memegang kran, tangan kanan memegang labu Erlenmeyer pada bagian lehernya, ketika sudah siap buka kran secara perlahan dengan ibu jari lalu goyangkan labu secara perlahan hingga mendekati titik akhir titrasi. Jika mendekati titik akhir titrasi laju penetesan dilakukan sedikit demi sedikit hingga menjelang perubahan warna indikator.

5. Cara menggunakan neraca analitis :Neraca digunakan untuk menimbang zat padatan yang berdasarkan kesetimbangan antara zat yang ditimbang dengan alat bantu. Cara menggunakannya adalah nolkan terlebih dahulu neraca tersebut. Letakkan zat yang ditimbang pada bagian timbangan, baca nilai yang tertera di bagian tampilan depan. Setelah digunakan nolkan kembali neraca tersebut. Sedangkan penggunaan neraca model lama adalah menaruh padatan yang akan ditimbang kemudian geserkan batu timbangan sampai timbangan seimbang kiri dan kanan.

6. Cara melipat kertas saring :- Bagi kertas saring menjadi dua bagian sama rata.- Lipat kertas saring menjadi dua bagian dan bagi menjadi seperempat bagian.- Lipat bagian yang sudah ditandai.- Lingkarkan pada corong yang akan dipakai untuk menyaring.

7. Cara menghirup bau zat :Senyawa kimia banyak yang mengandung zat beracun bagi tubuh, oleh karena itu jangan pernah menghirup gas atau uap senyawa secara langsung. Gunakan tangan dengan mengibaskan sedikit sample gas ke hidung.

Page 7: Peralatan Dan Teknik Bekerja Di Laboratorium

C. KESELAMATAN KERJA DI LABORATORIUM :Bekerja di laboratorium dapat terjadi kecelakaan bila tidak hati-hati. Untuk menjaga keselamatan kerja perlu diketahui bahaya yang mungkin terjadi, bagaimana mencegahnya dan bila terjadi bagaimana mengatasinya. Berdasarkan sumbernya kecelakaan kerja di laboratorium disebabkan oleh : bahan kimia, gas, asam dan basa, listrik dan api.1. Bahan kimia :

Kebanyakan bahan kimia yang dipakai di laboratorium adalah bahan kimia yang berbahaya. Oleh karena itu dalam bekerja di laboratorium kita harus menganggap semua bahan kimia berbahaya dan bekerja dengan bahan kimia dalam jumlah sesedikit mungkin. Menurut sifatnya penggolongan bahan-bahan kimia yang berbahaya adalah sebagai berikut :a. Bahan Kimia Korosif :

Bahan kimia korosif adalah bahan kimia yang dapat menyebabkan kerusakan atau luka bakar pada kulit dan jaringan tubuh lainnya. Bahan kimia yang bersifat korosif seperti : asam sulfat, asam klorida, asam nitrat, natrium hidroksida dan kalium hidroksida.Untuk melindungi tubuh dari bahaya bahan kimia yang bersifat korosif ini maka dalam bekerja di laboratorium kita harus menggunakan pakaian pelindung, sarung tangan dan kaca mata pelindung. Bila terkena bahan tersebut maka langkah pertama yang kita lakukan adalah sesegera mungkin membasuhnya dengan air mengalir sehingga asam atau basa segera dapat tercuci bersih dari permukaan kulit.

b. Bahan Kimia Beracun :Bahan ini dapat masuk ke dalam tubuh dengan cara seperti : tertelan, terhirup serta terserap melalui kulit. Contoh bahan kimia beracun antara lain : benzene, besi karbonil, klor, asam sianida, air raksa, nitrogen oksida, antimony, arsenat, barium, berrilium, boron, krom, perak dan timah.

c. Bahan Kimia yang menyebabkan Iritasi :Bahan ini dapat mengganggu pada jaringan tubuh, seperti misalnya timbul rasa panas secara terus menerus atau rasa gatal pada kulit. Contoh bahan kimia yang dapat menimbulkan iritasi antara lain : asam kuat, basa kuat, benzene, pelarut organik dan formaldehid. Pencegahannya adalah dengan menggunakan sarung tangan dan bila bila terkena segera cuci bersih dengan air mengalir.

d. Bahan Kimia mudah Meledak :Beberapa bahan kimia dapat meledak bila kontak dengan udara, bila dipanaskan atau bila dicampur dengan bahan kimia lainnya. Contohnya seperti hydrogen peroksida, asam perklorat dan eter. Cara menangan bahan kimia yang mudah meledak sebagai berikut :- Jauhkan dari bahan kimia yang dapat memicu ledakan.- Jauhkan dari sumber api atau sumber panas lainnya.- Tutup rapat botol yang digunakan sebagai wadahnya.

e. Bahan Kimia mudah Terbakar :Beberapa bahan kimia mudah terbakar seperti : minyak tanah, bensin, aseton, eter dan alcohol. Cara penangannya adalah jauhkan dari sumber api dan tutup rapat wadah.

2. Gas :Berbagai macam gas terdapat di laboratorium baik gas yang digunakan untuk pembakaran maupun gas yang berasal dari bahan kimia yang menguap. Gas bila di udara konsentrasinya meningkat sangat berbahaya apalagi gas beracun. Untuk itu di laboratorium perlu ventilasi yang cukup dan tersedianya lemari asam. Contoh gas

Page 8: Peralatan Dan Teknik Bekerja Di Laboratorium

yang sering digunakan di laboratorium seperti : LPG, asetilen, hydrogen, oksigen, nitrogen, helium, argon dan karbon dioksida.

3. Asam Basa :Beberapa asam dan basa kuat termasuk bahan kimia yang bersifat korosif dan dapat menimbulkan iritasi seperti : asam sulfat, asam klorida, asam nitrat, natrium hidroksida dan kalium hidroksida. Beberapa asam termasuk bahan kimia beracun seperti : asam sianida, asam fluoride dan asam sulfida, juga ada asam yang bersifat dapat meledak seperti asam perklorat. Kecelakaan yang sering timbul misalnya dalam mengencerkan asam sulfat pekat atau melarutkan natrium hidroksida dengan air akan selalu timbul panas (reaksi eksoterm). Caranya adalah dengan cara menambahkan asam sulfat ke dalam air sedikit demi sedikit bukan sebaliknya.

4. Listrik :Bahaya yang diakibatkan oleh listrik disebabkan karena pemasangan instalasi listrik yang salah, adanya kabel yang luka, atau penggunaan selotip, saklar dan adaptor yang salah.

5. Api :Api dapat menimbulkan bahaya kebakaran. Untuk pembakaran diperlukan tiga faktor yaitu : bahan bakar, kalor dan oksigen. Kebakaran tidak akan terjadi bila salah satu dari ketiga faktor tersebut dihilangkan. Bahan bakar dapat berwujud padat, cair dan gas. Dengan memperhatikan ketiga faktor tersebut, ada tiga metode untuk memadamkan api atau kebakaran yaitu ;a. Starvation yaitu menghilangkan bahan bakar atau bahan lain yang mudah

terbakar dari sekitar api dengan maksud untuk mengisolasi api.b. Smothering yaitu mengurangi dengan segera kadar oksigen di sekitar api.c. Cooling yaitu menurunkan suhu dari bahan yang terbakar sampai di bawah suhu

penyalaan.