penyutradaraan naskah drama siboru ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/bab i.pdf · dalam naskah...

31
i PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU TUMBAGA KARYA TILHANG OBERLIN GULTOM Skripsi Untuk memenuhi salah satu syarat Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi S-1 Seni Teater Jurusan Teater Oleh Daniel Raja Kesatria Nainggolan NIM. 1210697014 FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA YOGYAKARTA 2017 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Upload: phungduong

Post on 28-Apr-2019

300 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

i

PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU TUMBAGA

KARYA TILHANG OBERLIN GULTOM

Skripsi

Untuk memenuhi salah satu syarat

Mencapai derajat Sarjana S-1

Program Studi S-1 Seni Teater Jurusan Teater

Oleh

Daniel Raja Kesatria Nainggolan

NIM. 1210697014

FAKULTAS SENI PERTUNJUKAN

INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2017

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 2: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

ii

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 3: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Daniel Raja Kesatria Nainggolan

Alamat : Jalan Tanjung Bunga II No. 31 Simpang Limun, Medan.

No. Telepon : 082138559601

Email : [email protected]

Menyatakan bahwa skripsi dengan judul Penyutradaraan Naskah Drama

Siboru Tumbaga karya Tilhang Oberlin Gultom adalah benar – benar asli, ditulis

sendiri, bukan jiplakan, disusun berdasarkan aturan ilmiah akademis yang berlaku

dan sepengetahuan penulis belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di perguruan tinggi manapun. Sumber yang ditulis dan diacu pada

skripsi telah dicantumkan pada daftar pustaka.

Apabila pernyataan saya tidak benar, saya siap dicabut hak dan gelar sarjana

dari Program Studi S-1 Seni Teater Jurusan Teater Fakultas Seni Pertunjukan

Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Yogyakarta, 23 Januari 2017

Daniel Raja Kesatria Nainggolan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 4: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

iv

Kata Pengantar

Puji syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat

yang diberikan, sehingga pencipta masih diberikan kesempatan untuk berkarya

dalam proses penyutradaraan naskah Siboru Tumbaga karya Tilhang Oberlin

Gultom untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Strata Satu di Jurusan

Teater Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta. Dalam proses

penyutradaraan, pencipta banyak mendapatkan pelajaran baik dari segi cerita

dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua

yang terlibat dalam proses penciptaan.

Proses penyutradaraan naskah Siboru Tumbaga karya Tilhang Oberlin

Gultom memberikan banyak pelajaran kepada pencipta. Proses pendewasaan sangat

dibentuk dalam proses penyutradaraan ini. Belajar untuk sabar dan memahami

karakter aktor-aktor demi terciptanya sebuah pementasan yang baik. Naskah lakon

Siboru Tumbaga juga memberikan pelajaran untuk menghargai, menghormati dan

menyayangi perempuan seperti yang sudah diatur dalam adat Batak Toba.

Tahapan demi tahapan telah dilalui untuk mendapatkan hasil terbaik dalam

proses penyutradaraan ini. Jatuh bangun telah dijalani tentunya tidak lepas dari

bantuan semua pihak yang tidak dapat dituliskan satu per satu. Semua pihak yang

terus – menerus mendorong dan memberikan uluran tangannya secara langsung

ataupun tidak. Terima kasih dengan segenap hati saya ucapkan kepada orang-orang

tercinta :

1. Kedua orang tua tercinta Ayahku Tingki Nainggolan, S.E. , Ibuku Dumasnah

Suriati Naibaho. Kakakku tercinta Christy Ruth Titiary Nainggolan, S.Psi. ,

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 5: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

v

Margaret Hakim Natama Nainggolan, S.E. Adikku tersayang Dian Princessa

Oktasea Nainggolan, S.Pd. , dan si bungsu Bahtera Enjelina Nainggolan yang

selalu memberi dukungan kepadaku.

2. Rektor ISI Yogyakarta Prof. Dr. Agus Burhan, M. Hum beserta staf dan

pegawai.

3. Dekan FSP ISI Yogyakarta Prof. Dr. Yudiaryani, M. A beserta staf dan

pegawai.

4. Terima kasih kepada Dr. Koes Yuliadi M. Hum selaku ketua Jurusan Teater

Fakultas Seni Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta

5. Philipus Nugroho H. W., M. Sn. selaku sekretaris Jurusan Teater Fakultas Seni

Pertunjukan Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

6. Prof. Dr. Yudiaryani, M. A. selaku dosen pembimbing I dan pak Nanang

Arisona, M.Sn. selaku dosen pembimbing II yang senantiasa memberikan

masukan dan saran baik dalam dalam proses penulisan maupun pengkaryaan.

7. Drs. Agus Prasetiya, M. Sn. selaku penguji ahli.

8. Seluruh dosen Jurusan Teater yang telah memberikan bimbingan ilmu dan

pengalamannya kepada penulis dalam menempuh pendidikan selama 4,5 tahun

di Jurusan Teater.

9. Bapak Drs. Agus Prasetiya, M. Sn. sebagai orang tua / dosen wali yang setia

menjadi tempat curhat saya dalam menjalani pendidikan di Jurusan Teater.

10. Para pemain Siboru Tumbaga: Ghea, Eka, Alfath, Pandu, Byta, Gusti, Imam,

Ikbal, Irfan, Nano, Lismade Siagian, Diva, Anita Siahaan, Dimas, Agung,

Upon, Prass, Bang Babam, Kadek, dan Muchlis.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 6: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

vi

11. Penata musik Siboru Tumbaga Josua Torang Pardede bersama para pemain:

Josua Samosir, Sardy Aritonang, Lince Silalahi, Endo Ginting, Ivan Panjaitan,

Sephanja, Anugrah Nainggolan, Reven Sialagan, Martinus Sigalingging,

Savini Sevin, Mario Pardede, Triesa Melialah, Pertakus, Yayan Sihombing,

Tigor Samosir.

12. Para penari dalam pementasan Siboru Tumbaga: Ecik Damanik, Anggun,

Junia, Marisa, Tia, Bella, Astin.

13. Penata cahaya Siboru Tumbaga: Imanuel Kristanto

14. Penata rias Siboru Tumbaga: Gradhina Melyawati bersama timnya Juyes, Binti

Wa, Ayun, Alif, Ayu, Galuh, dan mbak Nina.

15. Penata kostum Siboru Tumbaga: Lutfi bersama timnya Mbak Dita dan Binti

Wi.

16. Penata artistik set panggung Siboru Tumbaga Dhani Martin bersama timnya:

Bang Beny dan teman-teman Teater Renjana.

17. Chandra Nilasari, Bang Tubi, Bang Agung yang setia menemani dan

memberikan nasihat dalam proses penyutradaraan Siboru Tumbaga.

18. Aldo dan Yuda sebagai teman sharing dalam mengurus Himpunan Jurusan

Teater.

19. Vivin Prinka ( Pipin ) yang sudah menemani saya sampai detik – detik

perjuangan deadline revisi skripsi terakhir.

20. Pimpinan produksi Siboru Tumbaga Medi Syahputra S.Sn bersama timnya.

21. Stage manager Siboru Tumbaga: Rana Maulidia, Mifta Simanjuntak, dan

Anwar yang siap saya pusingkan untuk mengurus segala kebutuhan panggung.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 7: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

vii

22. Tim dokumentasi Siboru Tumbaga: Anggie Butar-butar dan Ody.

23. Keluarga Besar HMJ Teater

24. Seluruh karyawan yang selalu membantu kelancaran pertunjukan di Jurusan

Teater : Lek Sarana, Lek Wandi, Lek Margono, Mas Budi.

25. Kawan-kawan seperjuangan Tugas Akhir 2016 / 2017 : Vicky, Kiki, Kristo,

Kukuh, Gandes, Ayu, Firdaus Adisucipto, Firdaus A.G Parani, Nanda, Uul, kak

Nina, Lismade, Happy, Slamet, Alif, dan Vioeletta.

26. Sahabat – sahabat Angkatan 2012 Teater Atlas: Gandung, Galang, Firdaus A.G

Parani, Firdaus Adisucipto, Dhani, Nur Cholis, Happy, Alif, Slamet, Dodo,

Mamak, Dayu, Nindya, Gandes, Ayu, Vio, Ade, Lismade, Uul.

27. Seluruh pihak yang telah mendukung Tugas Akhir ini.

Karya ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu skripsi ini

membutuhkan kritik dan saran yang membangun untuk karya-karya berikutnya.

Akhirnya, terselesaikanlah Tugas Akhir dengan minat utama Penyutradaraan

sebagai salah satu syarat untuk menempuh jenjang S1 Fakultas Seni Pertunjukan,

Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

Terima kasih.

Yogyakarta, 20 Januari 2017

Penulis

Daniel Raja Kesatria Nainggolan

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................. ii

HALAMAN PERNYATAAN ................................................................ iii

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 8: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

viii

KATA PENGANTAR ............................................................................ iv

DAFTAR ISI ........................................................................................... ix

DAFTAR GAMBAR .............................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xvi

ABSTRAK .............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1

B. Rumusan Penciptaan ...................................................................... 8

C. Tujuan Penciptaan ........................................................................ 8

D. Tinjauan Karya.............................................................................. 8

E. Landasan Teori ............................................................................... 10

F. Metode Penciptaan

1. Pendekatan Penyutradaraan ..................................................... 12

2. Analisis Naskah ....................................................................... 13

3. Penentuan Konsep Awal dan Gaya Pemanggungan................ 13

4. Pemilihan Tim Artistik ............................................................ 13

5. Casting .................................................................................... 14

6. Dramatic Reading ................................................................... 14

7. Blocking ................................................................................... 14

8. Cut to Cut ................................................................................ 15

9. Run Through ............................................................................ 15

10. Finishing ................................................................................ 15

BAB II ANALISIS NASKAH LAKON

A. Riwayat Pengarang ..................................................................... 17

B. Ringkasan Cerita ......................................................................... 18

C. Analisis Struktur .......................................................................... 19

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 9: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

ix

1. Tema ........................................................................................ 19

2. Alur Cerita (Plot) .................................................................... 20

3. Penokohan ............................................................................... 23

4. Latar ........................................................................................ 25

a. Latar Tempat dan Peristiwa ................................................ 26

b. Latar Waktu ........................................................................ 26

D. Analisis Tekstur .......................................................................... 27

1. Dialog .................................................................................... 27

2. Spektakel ............................................................................... 29

3. Suasana (Mood) .................................................................... 30

BAB III PROSES PENYUTRADARAAN

A. Peranan Sutradara........................................................................ 35

B. Perancangan Tata Artistik ........................................................... 38

1. Tata Pentas ............................................................................ 38

2. Hand Property ....................................................................... 41

3. Tata Busana dan Rias ............................................................ 42

a. Tumbaga ............................................................................. 43

b. Buntulan.............................................................................. 44

c. Guasa .................................................................................. 45

d. Buangga .............................................................................. 46

e. Pidol .................................................................................... 47

f. Rittik .................................................................................... 48

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 10: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

x

g. Guru Parlindungan .............................................................. 50

h. Tobok .................................................................................. 51

i. Togap ................................................................................... 52

j. Datu Partungkot Bosi .......................................................... 54

k. Penjual 2 ............................................................................. 55

l. Penjual 1 .............................................................................. 56

m. Pembeli .............................................................................. 57

n. Masyarakat Laki-laki .......................................................... 58

o. Masyarakat Perempuan....................................................... 59

4. Tata Bunyi dan Musik ........................................................... 60

5. Tata Cahaya .......................................................................... 65

C. Proses Penyutradaraan ................................................................... 66

1. Pemilihan Pendukung ........................................................... 67

a. Pemilihan Aktor................................................................ 67

b. Pemilihan Tim Produksi ................................................... 67

c. Pemilihan Tim Artistik ..................................................... 68

2. Latihan Membaca.................................................................. 68

a. Aktor Memahami Aktor ................................................... 68

b. Aktor Memahami Tokoh .................................................. 68

c. Dramatic Reading ............................................................ 69

3. Pelatihan Pemeranan........................................................... 69

4. Blocking.............................................................................. 70

5. Menyatukan Permainan ...................................................... 79

6. Gladi Bersih ........................................................................ 80

7. Pementasan ......................................................................... 80

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .................................................................................... 81

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 11: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

xi

B. Saran .............................................................................................. 82

KEPUSTAKAAN ................................................................................... 84

LAMPIRAN ............................................................................................ 85

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 12: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rancangan Set Desa Parlindungan ....................................................... 39

Gambar 2. Rancangan Set Rumah Guasa .............................................................. 39

Gambar 3. Rancangan Set Hutan menuju Desa Barus ........................................... 40

Gambar 4. Rancangan Set Pasar ............................................................................ 40

Gambar 5. Rancangan Set Hutan, Pertemuan Tumbaga dengan Togap ................ 41

Gambar 6. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Tumbaga ..................................... 43

Gambar 7. Rias dan Busana Tokoh Tumbaga ........................................................ 44

Gambar 8. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Buntulan ..................................... 44

Gambar 9. Rias dan Busana Tokoh Buntulan ........................................................ 45

Gambar 10. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Guasa ........................................ 46

Gambar 11. Rias dan Busana Tokoh Guasa ........................................................... 46

Gambar 12. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Buangga .................................... 47

Gambar 13. Rias dan Busana Tokoh Buangga....................................................... 47

Gambar 14. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Pidol.......................................... 48

Gambar 15. Rias dan Busana Tokoh Pidol ............................................................ 48

Gambar 16. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Rittik ......................................... 49

Gambar 17. Rias dan Busana Tokoh Rittik ............................................................ 49

Gambar 18. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Guru Parlindungan ................... 50

Gambar 19. Rias dan Busana Tokoh Guru Parlindungan ...................................... 51

Gambar 20. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Tobok........................................ 52

Gambar 21. Rias dan Busana Tokoh Tobok .......................................................... 52

Gambar 22. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Togap ........................................ 53

Gambar 23. Rias dan Busana Tokoh Togap........................................................... 53

Gambar 24. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Datu Partungkot Bosi ............... 54

Gambar 25. Rias dan Busana Tokoh Datu Partungkot Bosi .................................. 54

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 13: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

xiii

Gambar 26. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Penjual 2 ................................... 55

Gambar 27. Rias dan Busana Tokoh Penjual 2 ...................................................... 55

Gambar 28. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Penjual 1 ................................... 56

Gambar 29. Rias dan Busana Tokoh Penjual 1 ...................................................... 56

Gambar 30. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Pembeli ..................................... 57

Gambar 31. Rias dan Busana Tokoh Pembeli ........................................................ 57

Gambar 32. Rancangan Rias dan Busana Tokoh Masyarakat Laki – laki ............. 58

Gambar 33. Rias dan Busana Tokoh Masyarakat Laki – laki ................................ 58

Gambar 34. Rias dan Busana Tokoh Masyarakat Perempuan ............................... 59

Gambar 35. Rias dan Busana Tokoh Masyarakat Perempuan ............................... 59

Gambar 36. Partitur Musik Duhai Perahu ............................................................. 61

Gambar 37. Partitur Musik Lari-lari ...................................................................... 62

Gambar 38. Partitur Musik Kematian Bapak ......................................................... 63

Gambar 39. Partitur Musik Hutan .......................................................................... 64

Gambar 40. Plot Lampu Pementasan Siboru Tumbaga ......................................... 66

Gambar 41. Garis Blocking Pementasan Siboru Tumbaga .................................... 66

Gambar 42. Poster Pementasan Siboru Tumbaga .................................................. 86

Gambar 43. Adegan Opening, Tobok dan Togap dihukum gurunya ..................... 88

Gambar 44. Adegan Tobok dan Togap sedang berunding ..................................... 88

Gambar 45. Adegan dua pemuda dan Opung di rumah Buangga .......................... 89

Gambar 46. Adegan Buangga dikroyok pemuda dan Opung ................................ 89

Gambar 47. Adegan Buangga menyerah kepada kelompok pemuda .................... 90

Gambar 48. Adegan Ritik dan Pidol mencari muka dengan Guasa ....................... 90

Gambar 49. Adegan Pemuda mendengar tangisan Tumbaga dan Buntulan .......... 91

Gambar 50. Adegan Kematian Guasa .................................................................... 91

Gambar 51. Adegan Buangga Menangis ............................................................... 92

Gambar 52. Adegan Guasa Menasehati Tumbaga dan Buntulan .......................... 92

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 14: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

xiv

Gambar 53. Adegan Perjumpaan Tumbaga dengan Datu Partungkot Bosi ........... 93

Gambar 54. Adegan Tumbaga dan Datu Partungkot mendapat serangan ............. 93

Gambar 55. Adegan Penyamaran Tumbaga terbongkar ........................................ 94

Gambar 56. Adegan Pasar ...................................................................................... 94

Gambar 57. Adegan Guru Parlindungan Menyanyi ............................................... 95

Gambar 58. Adegan Pemuda bernyanyi................................................................. 95

Gambar 59. Adegan Jual beli di Pasar ................................................................... 96

Gambar 60. Adegan Para Penjual sedang membicarakan Nasib Tumbaga ........... 96

Gambar 61. Adegan Tumbaga dan Buntulan hendak ditolong oleh warga ........... 97

Gambar 62. Adegan Togap hendak Membunuh Buangga ..................................... 97

Gambar 63. Adegan Opung Doli dan Opung Boru marah – marah di pasar ......... 98

Gambar 64. Adegan Kemunculan Guru Parlindungan .......................................... 98

Gambar 65. Adegan Tumbaga Tersipu Malu dirayu Togap .................................. 99

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 15: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

xv

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN I (Poster Pementasan) ........................................................ 86

LAMPIRAN II (Foto Pementasan) ......................................................... 87

LAMPIRAN III (Naskah Siboru Tumbaga) ........................................... 100

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 16: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

xvi

PENYUTRADARAAN NASKAH SIBORU TUMBAGA KARYA

TILHANG GULTOM

Oleh : Daniel Raja Kesatria Nainggolan

NIM : 1210697014

Abstract

Script directing process Siboru Tumbaga creation Tilhang Gultom aims for

presents a performance to be object reflection for indicarion audience happened in

Indonesia especially Batak Toba. Division inheritance be a conflict, who’s woman

less benefit in system and common law. Observe this things director interesting for

appoint that performance so that become learning for all people.

Alienation Technique Bertold Brecht become choice director for to be

theory base used with singing, dancing in performance for break in feeling and

thinking of audience. Through this process director creation be examined that skill

for make combine all element so that can make audience think and take attitude

after enjoy this performance.

Keyword : Siboru, Tumbaga, reflection, Batak Toba, woman, alienation, bertold

Brecht.

Abstrak

Proses penyutradaraan lakon Siboru Tumbaga karya Tilhang Gultom

bertujuan untuk menghadirkan sebuah pertunjukan yang menjadi bahan refleksi

kepada penonton atas gejala yang terjadi di masyarakat Indonesia khususnya Batak

Toba. Pembagian harta warisan menjadi konflik, dimana pihak perempuan kurang

diuntungkan dalam sistem dan hukum adat. Melihat hal ini sutradara tertarik untuk

mengangkat pertunjukan tersebut sehingga menjadi pembelajaran bagi semua

orang.

Teknik Alienasi Bertold Brecht menjadi pilihan sutradara untuk dijadikan

landasan teori dengan menggunakan nyanyian, tarian dalam pertunjukannya untuk

mendobrak perasaan dan pemikiran penonton. Melalui proses pengkaryaan ini

sutradara diuji kemampuannya untuk mampu menyatukan segala unsur sehingga

mampu membuat penonton berfikir dan mengambil sikap setelah menikmati

pertunjukan ini.

Kata kunci: Siboru Tumbaga, refleksi, Batak Toba, perempuan, alienasi, Bertold

Brecht

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 17: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Opera Batak merupakan teater tradisi yang dimiliki oleh masyarakat suku

Batak Toba. Kemunculan Opera Batak dipengaruhi oleh kondisi kesenian dalam

masyarakat Batak Toba yang pada saat itu hanya diadakan pada acara ritual atau

upacara adat. Kondisi tersebut mendorong Tilhang Oberlin Gultom untuk

membuat Opera Batak sebagai kesenian tradisi yang ditampilkan di luar upacara.

Maka dari itu Tilhang Oberlin Gultom mendirikan grup Opera Batak Tilhang

Serindo pada tahun 1920-an.

Opera Batak sebagai seni teater tradisi awalnya dilakukan dengan cara

berkeliling. Opera Batak mengadakan pertunjukan hingga berminggu-minggu

bahkan berbulan-bulan di tempat terbuka kemudian berpindah dari suatu tempat

ke tempat lainnya. Upaya ini dilakukan oleh Tilhang Gultom untuk

memperkenalkan kesenian Opera Batak kepada masyarakat Batak Toba.

Dalam Opera Batak ada tiga unsur seni yang terkandung di dalamnya yaitu

tari, musik, dan teater yang ditampilkan secara terpisah, tetapi ketiganya masih

menjadi rangkaian pertunjukan Opera Batak. Pertunjukan dibuka dengan musik,

kemudian disusul dengan tarian, selanjutnya dengan pertunjukan teater, namun di

tengah pertunjukan diselingi kembali dengan musik dan tari.

Opera adalah drama yang berisikan nyanyian dan musik pada sebagian

besar penampilannya. Nyanyian digunakan sebagai dialog. Kata opera diambil

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 18: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

2

dari bahasa Yunani yang berarti perbuatan.1 Berdasarkan pemahaman tersebut

terdapat perbedaan antara Opera Batak dengan Opera di Barat. Pertunjukan Opera

di Barat unsur musik, tari, dan teater menjadi satu kesatuan dalam pertunjukan.

Dialog diucapkan dengan bernyanyi dan diiringi musik sesuai dengan jalan cerita

yang disajikan. Sedangkan dalam setiap pementasan Opera Batak, unsur musik,

tari, dan teater disajikan secara terpisah dan tidak menjadi satu kesatuan dalam

jalan ceritanya.

Opera Batak merupakan pertunjukan yang bersumber dari cerita rakyat,

legenda, maupun nilai-nilai moral dalam adat-istiadat masyarakat Batak Toba.

Tilhang Gultom telah menciptakan dua puluh empat naskah drama selama

hidupnya. Salah satunya adalah naskah drama berjudul Siboru Tumbaga. Kisah

Siboru Tumbaga mengandung nilai-nilai moral dalam adat-istiadat masyarakat

Batak Toba.

Naskah drama Siboru Tumbaga menceritakan kisah dua orang perempuan

kakak beradik yaitu Tumbaga dan Buntulan anak dari seorang yang kaya raya

bernama Guasa. Di penghujung usianya yang sudah tua, pergelutan batin terjadi

antara Guasa dengan kedua anaknya. Di mana situasi dan takdir yang

memposisikan dirinya tidak memiliki anak laki-laki sebagai penerus keturunan

dan harta kekayaannya. Hingga akhirnya Guasa meninggal dan harta kekayaannya

turun kepada adik laki-lakinya Buangga.

Setelah mendapatkan harta kekayaan abangnya, Buangga dan anaknya

mulai bersikap kasar kepada Tumbaga dan adiknya. Mereka memperlakukannya

1Adhy Asmara. 1983. Apresiasi Drama, Yogyakarta : CV. Nur Cahaya,

hlm.51.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 19: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

3

seperti binatang, bahkan mereka berniat ingin membunuhnya hingga Tumbaga

dan adiknya kabur dari kampung.

Di perjalanan mereka bertemu dengan dua orang pemburu dan

menceritakan perbuatan yang dilakukan Buangga kepada mereka. Mendengar itu

dua orang pemburu tersebut iba dan berniat membantu Tumbaga. Merekapun

kembali ke kampung dan membicarakan permasalahan itu.

Ketika kedua pemuda tersebut bertemu Buangga, amarahnya meledak,

kemudian menyerang kedua pemburu tersebut. Kedua pemburu tersebut

menyerang balik dan ingin membunuh Buangga, namun Tumbaga menahannya.

Walaupun perlakuan Buangga dan anak-anaknya sangat kejam terhadap Tumbaga

dan adiknya, namun Tumbaga tidak ingin pemburu tersebut membunuh Buangga.

Melihat itu Buangga merasa bersalah dan meminta maaf kepada Tumbaga dan

adiknya. Akhirnya Buangga dan Tumbaga pun berdamai dan mereka hidup

bersama lagi.

Dapat dilihat Tumbaga sebagai perempuan Batak masih memiliki jiwa

yang besar untuk memaafkan perlakuan Buangga, karena bagi Tumbaga harta

yang sesungguhnya bukanlah tanah, rumah, atauapun emas, melainkan keluarga.

Konflik yang terjadi dalam cerita tersebut, karena sesuai adat Batak harta warisan

yang dimiliki orangtuanya harus jatuh kepada saudara laki-laki ayahnya.

Seperti yang dikatakan oleh Ihromi Simatupang dalam kata pengantar

buku Masyarakat dan Hukum Adat Batak yaitu, hal lain yang juga merupakan

kelemahan adalah bahwa anak perempuan tidak berhak menjadi ahli waris, dan

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 20: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

4

bila sepasang suami-istri tidak mempunyai anak laki-laki maka harta

peninggalannya akan jatuh kepada kerabat laki-laki yang dekat.2

Naskah Siboru Tumbaga menceritakan nasib perempuan yang secara adat

tidak berhak mendapatkan harta warisan, ini disebabkan karena struktur

kekerabatan yang bersifat patrilineal (garis keturunan dibawa oleh laki-laki.)

dalam suku Batak. Dalam kata pengantar buku Masyarakat dan Hukum Adat

Batak Toba, Ihromi Simatupang mengatakan penulis mengemukakan bahwa

seluruh hidup orang Batak Toba dikuasai oleh struktur kekerabatan yang bersifat

patrilineal. Pengaruh itu, misalnya, meliputi sistem kewarisan, perkawinan, sistem

pemilikan tanah, dan pola tempat tinggal.3 Namun bukan berarti pihak laki-laki

bisa bertindak semena-mena kepada kaum perempuan, karena sebenarnya adat

sudah mengatur semuanya agar keseimbangan tetap terjaga. . J.V. Vergouwen

mengatakan bahwa :

“Jika dikatakan bahwa anak perempuan mempunyai hak atas harta

kekayaan yang ditinggalkan oleh bapak, itu adalah dalam arti bahwa ia

dapat mengimbau saudara laki-lakinya agar mau memberikan kepadanya

sebagian dari harta kekayaan yang selama ini menjadi sandaran keluarga,

yang dengan kematian bapak, sekarang menjadi “bubar”. Jika tidak ada

saudara laki-laki, imbauan harus ditujukan kepada paman atau kerabat

yang lebih jauh agar sudi menyerahkan kepada anak perempuan orang

yang meninggal sebagian harta bapak yang sekarang berpindah ke tangan

mereka.” 4

Dalam naskah Siboru Tumbaga, Buangga sebagai orang yang memiliki

hak waris atau sebagai pengganti saudara laki-laki Tumbaga seharusnya

bertanggung jawab untuk mengurus Tumbaga dan adiknya sampai mereka

2J.C. Vergouwen, 2004, Masyarakat Dan Hukum Adat Batak Toba,

Yogyakarta : LKiS, hlm.xvii. 3Ibid. hlm.xv.

4 Ibid. hlm.386.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 21: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

5

menikah, akan tetapi Buangga tidak menjalankan kewajiban tersebut dan hanya

menikmati hartanya saja.

Naskah Siboru Tumbaga karya Tilhang Gultom pertama kali dipentaskan

dalam bentuk pertunjukan opera Batak oleh grup Opera Batak Tilhang Serindo

yang menjadi pelopor seni pertunjukan Opera Batak. Sejak saat itu naskah ini

sering dipentaskan oleh kelompok seni pertunjukan Opera Batak lainnya.

Opera Batak Tilhang Serindo merupakan seni panggung yang

menonjolkan seni teater tradisional, namun tidak lepas dari unsur-unsur seni

lainnya.5 Unsur-unsur seni lainnya yang dimaksud adalah tarian, musik, nyanyian.

Dalam Opera Batak unsur seni tersebut tidak berkaitan dengan peristiwa atau

jalannya cerita, namun disajikan secara terpisah sebagai rangkaian dalam satu

pertunjukan

Naskah ini sangat menarik untuk diangkat sebagai sebuah pementasan di

atas panggung, karena dalam naskah ini Tilhang Gultom membahas tentang harta

warisan dalam adat suku Batak. Di mana harta warisan tidak menjadi hak untuk

seorang perempuan, hal tersebut dikarenakan laki-lakilah yang menjadi pembawa

garis keturunan/marga.

Cerita Siboru Tumbaga ini dapat menjadi ilmu pengetahuan ataupun

informasi bagi masyarakat Indonesia yang bukan berlatar belakang suku Batak.

Dalam pementasannya pun naskah Siboru Tumbaga ini akan sangat menarik

untuk dikembangkan menjadi bentuk pertunjukan yang unik, karena berangkat

5 Krismus Purba. 2002. Opera Batak Tilhang Serindo. Yogjakarta : Kalika,

hlm.7.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 22: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

6

dari tradisi di Suku Batak yang sangat besar untuk dapat dikembangkan atau

dikreasikan.

Dalam penyutradaraan naskah Siboru Tumbaga, sutradara mempunyai

gagasan untuk mewujudkan naskah ini menjadi sebuah bentuk pertunjukan teater

modern berbasis tradisi Batak. Adapun beberapa pendapat mengenai teater

modern di Indonesia adalah sebagai berikut :

Dalam buku Radhar Panca Dahana Ideologi Politik Dan Teater Modern

Indonesia, Hatley mengatakan teater modern Indonesia bersifat kolaboratif, yakni

ia diproduksi oleh penulis yang juga aktor, bahkan sekaligus sutradara, dan

naskah-naskah asing dimainkan dalam bentuk saduran yang sangat bebas.6 Begitu

juga yang akan dilakukan dalam proses penciptaan untuk menggarap adegan –

adegan pada penyutradaraan Siboru Tumbaga ini.

Radhar Panca Dahana sendiri memiliki pemahaman teater modern

Indonesia sebagai sebuah kerja seni pertunjukan perkotaan yang

dilandasi pemikiran (mise en scene) Barat, menggunakan bahasa

Indonesia, sebagai medium bahasa utama, serta memiliki kebebasan

fakultatif dalam proses kreatif maupun pemilihan idiom-idiom

panggungnya.7

Pementasan Siboru Tumbaga ini akan menggunakan bahasa Inonesia

meskipun berasal dari tradisi Batak dan penggarapannya tetap menggunakan latar

waktu, tempat, dan suasana Batak.

Hal yang secara esensial paling membedakan bentuk teater modern dan

teater tradisional adalah bangunan atau struktur teatrikalnya, dramaturgi atau mise

6Radhar Panca Dahana. 2000. Ideologi Politik Dan Teater Modern

Indonesia, Magelang : Indonesiatera, hlm.13. 7Ibid. hlm.16.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 23: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

7

en scene-nya.8 Pementasan Siboru Tumbaga merupakan sebuah pementasan

teater modern berbasis tradisi batak dengan memperhatikan struktur teatrikal,

dramaturgi dan juga mise en scene-nya.

Untuk mewujudkan penyutradaraan naskah Siboru Tumbaga karya

Tilhang Gultom menjadi bentuk teater modern berbasis tradisi Batak. Sutradara

akan menggunakan prinsip-prinsip dramaturgi dalam penciptaannya yang dalam

Opera Batak unsur ini tidak terlalu diperhatikan. Ada pun unsur tersebut meliputi

akting, ruang, waktu, garis, warna, cahaya, komposisi, gambar atau sketsa,

movement, dramatisasi pantomimic dan irama. Setelah itu sutradara akan

memasukkan unsur-unsur tradisi Batak di dalam penciptaan tersebut, yakni

meliputi musik gondang, tor-tor (tarian Batak), mossak (silat Batak), artistik yang

menggambarkan nuansa Batak seperti rumah adat Batak, ulos (kain batak),

nyanyian Batak, umpassa (pantun Batak), dan bahasa Indonesia dengan dialek

Batak Toba.

Berbeda dengan Opera Batak yang unsur tari, musik, dan teaternya berdiri

sendiri-sendiri, dalam penyutradaraan ini sutradara akan menggabungkan semua

unsur tersebut menjadi satu kesatuan dalam jalan cerita seperti Opera di Barat.

Namun yang membedakannya dengan Opera di Barat, dialog dalam penciptaan ini

tidak disampaikan lewat nyanyian. Akan tetapi sutradara menghadirkan beberapa

nyanyian dan tarian yang dibawakan oleh aktor sesuai dengan konteks peristiwa

yang berlangsung. Hal lain yang juga membedakan penciptaan ini dengan Opera

di Barat, adalah tradisi Batak yang merupakan milik Bangsa Indonesia.

8Ibid. hlm. 17.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 24: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

8

B. Rumusan Penciptaan

Dari uraian latar belakang tersebut maka pemahaman sutradara dalam

naskah Siboru Tumbaga karya Tilhang Gultom beserta perwujudannya perlu dan

butuh dirumuskan. Hal tersebut penting bagi sutradara untuk mempersiapkan diri

menghadapi permasalahan yang mungkin timbul dalam proses penciptaan karya.

1. Bagaimana memilih dan melatih aktor untuk mampu menyanyi, menari, dan

berperan?

2. Bagaimana menyutradarai naskah Siboru Tumbaga menjadi bentuk teater

modern dengan berbasis tradisi Batak?

C. Tujuan Penciptaan

1. Memilih dan melatih aktor untuk mampu menyanyi, menari, dan berperan.

2. Menyutradarai naskah Si Boru Tumbaga menjadi bentuk teater modern dengan

berbasis tradisi Batak

D. Tinjauan Karya

Tinjauan karya mengacu pada karya pementasan terdahulu. Pementasan

terdahulu yang dimaksud adalah pementasan teater yang mengangkat naskah

lakon yang sama, dengan yang sedang digarap oleh penulis. Naskah Siboru

Tumbaga pernah dipentaskan oleh Sekolah Seminari Menengah „Christus

Sacerdos‟ di Auditorium Universitas Negeri Medan pada tahun 2009. Pada

tanggal 24 Agustus 2015, SMA Negeri 1 Andam Dewi juga mementaskan naskah

Siboru Tumbaga yang dibimbing oleh Dinas Pendidikan Kabupaten Tapanuli

Tengah pada puncak perayaan hari jadi Tapanuli Tengah ke-70.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 25: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

9

Berdasar pada pencarian dan pengumpulan data, pada 23 April – 8 Mei

1994 naskah Opera Ular Putih karya N. Riantiarno yang sekaligus menjadi

sutradaranya dipentaskan terakhir kali di Graha Bakti Budaya – Taman Ismail

Marzuki oleh Teater Koma. Beberapa bentuk penggarapan adegan pada

pementasan tersebut memberikan inspirasi dalam proses penciptaan

penyutradaraan Siboru Tumbaga. Di antaranya adalah ketika adegan – adegan

sedih disampaikan oleh aktor – aktrisnya dengan nyanyian yang sendu.

Pementasan teater berjudul Mencari Keadilan karya Bertold Brecht yang

diterjemahkan oleh W. S. Rendra, dipentasan oleh Kelompok Seni Budaya Es-

Auniversitas Islam Sultan Agung (Unissula) di gedung serbaguna Taman Budaya

Raden Shaleh. Karya yang disutradai oleh Genta Irianto ini berlatar asli Jerman

dengan permasalahan ras Yahudi dan Arya. Namun diubah ke dalam latar

Indonesia. Akan tetapi adaptasi yang dilakukan tampak kurang teliti sehingga

permasalahan menjadi tidak masuk akal. Salah satu contoh ketika mengangkat

proses persidangan di ruang sidang pengadilan sangat terlihat minim referensi

proses persidangan yang sebenarnya, dan akhirnya penonton diberi gambaran

yang salah. Hal ini memicu dalam proses penciptaan karya penyutradaraan Siboru

Tumbaga untuk menampilkan latar dan tradisi batak meskipun sudah diadaptasi

dengan bahasa Indonesia, namun tidak keliru dalam memberikan gambaran dan

referensi kepada penonton tentang latar dan kejadian sebenarnya.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 26: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

10

E. Landasan Teori

Dalam penciptaan pementasan naskah lakon Siboru Tumbaga karya

Tilhang Gultom, teori dari Bertolt Brecht merupakan teori yang dipilih oleh

sutradara sebagai landasan penciptaan. Sutradara ingin menempatkan posisi

penonton untuk tetap sadar bahwa mereka sedang menonton sebuah pertunjukkan

teater saja dan tidak terlalu larut dalam alur dramatiknya, sehingga tetap kritis

terhadap pertunjukan naskah Siboru Tumbaga ini. Di sinilah sengaja diciptakan

ruang untuk penonton agar mengevaluasi realitas sosial yang disajikan dalam

pertunjukan, sehingga penonton juga mempunyai kesempatan untuk mengevaluasi

diri mereka.

Menurutnya tujuan utama pertunjukan teater bukanlah menumbuhkan

katarsis, tapi menyadarkan orang-orang yang terlibat di dalamnya (para pemeran

dan penonton) tentang kondisi sosial masyarakat tempat mereka hidup yang dapat

dan senantiasa berubah.9 Sutradara akan menggunakan konsep “Efek Alienasi”

Brecht, karena konsep ini mampu untuk mewujudkan keinginan sutradara.

Penempatan kembali atau pembaruan tempat teater dalam konstelasi masyarakat

modern, tampaknya mesti diakui dan mau tak mau diiringi risiko untuk berusaha

“menemukan” kembali manusia yang berdiam dan mungkin mengambil titik pusat

di dalamnya.10

Untuk merealisasikan tujuannya Brecht menggunakan konsep

9 Ipit Saefidier Dimyati. 2010. Komunikasi Teater Indonesia, Bandung :

Kelir, hlm. 19. 10

Radhar Panca Dahana. Op. Cit. hlm.13.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 27: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

11

“Efek Alienasi” (verfremdungseffekt) yaitu memisahkan penonton dari peristiwa

panggung sehingga mereka dapat melihat panggung dengan kritis.11

Brecht sering bicara pada seorang aktor, ”Katakan dengan ucapanmu

sendiri,‟ia berkata‟, dalam rangka menunjukkan tokoh tersebut pada penonton.”

Ini sejenis akting berorientasi pada penonton, dan Brecht sangat mengagumi

akting aktor Cina, yang menampilkan tokoh secara objektif.12

“Masalah yang dihadapi oleh aktor Brecht sekarang adalah bahwa mereka

diharuskan mempelajari baik bagaimana mengidentifikasi tokoh mereka

(seperti yang diinginkan Stanislavski) dan sebentar-sebentar, bagaimana

memutus identifikasi dan mengungkap bahwa kenyataannya mereka

hanyalah aktor yang menghadirkan tokoh yang diperankannya.”13

Untuk mewujudkan konsep “Efek Alienasi” Brecht, sutradara akan

menggunakan tarian, nyanyian, dan interaksi aktor kepada penonton. Seperti yang

dianjurkan Brecht aktor terkadang keluar panggung untuk menyanyi, dan

berbicara langsung kepada penonton.14

Dengan menggunakan teori dan teknik dari Brecht tersebut, sutradara

menganggap bahwa teori ini cukup mampu untuk dijadikan sebagai landasan teori

penciptaan bagi sutradara, sehingga tujuan penciptaan seperti yang telah

disebutkan di atas dapat tercapai.

11

Yudiaryani. 2002. Panggung Teater Dunia : Perkembangan dan

Perubahan Konvensi, Yogyakarta : Pustaka Gondho Suli, hlm. 250. 12

George Kernodle. 2008. Invitation to the Theater (Menonton Teater),

Terjemahan Yudiaryani, Yogyakarta : ISI Yogyakarta, hlm. 122-123. 13

Shomit Mitter. 2002. Stanislavski, Brecht, Grotowski, Brook: Sistem

Pelatihan Aktor, Terjemahan Yudiaryani, Yogyakarta: MSPI dan arti, hlm. 66. 14

Yudiaryani. Op.Cit. hlm. 251.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 28: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

12

F. Metode Penciptaan

Harymawan dalam buku Drama : Teori dan Pengajarannya karya Herman

J. Waluyo, menyatakan bahwa sutradara adalah karyawan teater yang bertugas

mengkoordinasikan segala anasir teater, dengan paham, kecakapan, serta daya

imajinasi yang intelegen guna menghasilkan pertunjukan yang berhasil.15

Dalam

proses penciptaan pertunjukan Siboru Tumbaga ini, sutradara memerlukan metode

untuk mencapai hasil yang diinginkan. Adapun metode yang dilakukan sutradara

adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Penyutradaraan

Yudiaryani dalam buku Panggung Teater Dunia, ada beberapa macam

pendekatan penyutradaraan, yaitu :

Pendekatan pertama: sutradara adalah penafsir naskah langsung ke atas

panggung; menterjemahkan secara lengkap, halaman demi halaman

staging yang ditulis oleh pengarang.

Pendekatan kedua: pandangan sutradara yang tujuannya untuk menangkap

spirit naskah, meskipun mungkin akan berbeda jauh dengan apa yang

disarankan oleh pengarang.

Pendekatan ketiga: merupakan cara kerja yang tidak terpusat pada naskah

meskipun terkadang naskah tetap menjadi acuan.

Pendekatan keempat: penyutradaraan ini benar-benar menghilangkan

peran seorang penulis.16

Ada beberapa pendekatan yang dapat dilakukan oleh sutradara yang

dikemukakan oleh Yudiaryani dalam bukunya Panggung Teater Dunia, namun

dalam proses penciptaan ini sutradara memilih pendekatan pertama dan kedua.

Hal itu disebabkan, pendekatan inilah yang paling tepat untuk proses penciptaan

pertunjukan Siboru Tumbaga.

15

Herman J. Waluyo. 2001. Drama : Teori dan Pengajarannya,

Yogyakarta : PT Hanindita Graha Widya, hlm. 98. 16

Yudiaryani. Op.Cit. hlm. 349-351.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 29: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

13

2. Analisis Naskah

Analisis naskah sangat berguna bagi sutradara untuk menentukan tema,

plot, dan penokohan. Analisis drama sangat penting untuk memahami

karakterisasi tiap tokoh secara tepat, memahami tata panggung yang sesuai,

menciptakan panggung yang sesuai, membuat diagram konflik yang tepat,

memahami suasana yang terdapat di dalam naskah serta nadanya, mengetahui

komponen teknis yang sesuai, memahami aspek-aspek pentas lain yang

dibutuhkan dan sebagainya.17

3. Penentuan Konsep Awal dan Gaya Pemanggungan

Langkah penting yang harus diterapkan sepanjang permainan yaitu adanya

satu macam gaya, kesatuan kata, akting, gerak, garis, bentuk, dan warna.18

Langkah ini akan di tempuh setelah menganalisis naskah, kemudian sutradara

akan menentukan konsep dan gaya pemanggungan, namun hal itu bisa berubah

seiring berjalannya proses. Ini disebabkan karena ide bisa saja muncul dalam

proses latihan.

4. Pemilihan Tim Artistik ( Tata Rias dan Busana, Panggung, Pencahayaan)

Wilayah Penataan Artistik biasanya meliputi set-dekor-properti, busana,

rias wajah dan rambut, serta pencahayaan. Perlu ditekankan bahwa penataan

artistik merupakan salah satu bagian penting dari sebuah pertunjukan teater.19

Sehubungan dengan pentingnya penataan artistik, maka sudah menjadi tugas

17

Akhmad Saliman. 1996. Teori dan Aplikasi Kajian Naskah Drama,

Surakarta : Khazanah Ilmu, hlm.13-14. 18

Yudiaryani. Op. Cit. hlm. 358. 19

N. Riantiarno, 2011, Kitab Teater : Tanya Jawab Seputar Seni

Pertunjukan. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia, hlm. 147.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 30: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

14

sutradara untuk memilih tim yang akan menjadi pendukung dalam pengerjaan

konsep sampai dengan eksekusi penataan artistik untuk pertunjukan Siboru

Tumbaga.

5. Casting

Casting atau pemilihan pemain merupakan hal yang sangat penting dalam

proses penentuan aktor yang akan memerankan tokoh. Aktor merupakan elemen

penting dalam pertunjukan, yang paling aktif dalam menggerakkan alur atau

jalannya cerita.

Untuk mengadakan casting atau recruitment pemain, berbagai metode

dapat digunakan oleh seorang sutradara. Salah satunya adalah membuka

kesempatan bagi mereka yang ingin ikut terlibat.20

6. Dramatic Reading

Pada tahap ini dialog diucapkan tidak hanya sekedar membaca, akan tetapi

dengan penuh penghayatan, emosi, sesuai dengan peristiwa yang terjadi pada

naskah. Hal ini perlu dilakukan agar para aktor terbiasa untuk mengucapkan

dialog sesuai dengan emosi dalam setiap adegannya. Tahap ini akan sangat

membantu sutradara ketika sudah memasuki blocking.

7. Blocking

Blocking berbeda dengan gerak panggung. Blocking adalah penampatan

pemain di atas panggung, sedangkan gerak panggung merupakan perpindahan

tokoh dari satu titik ke titik yang lain di atas panggung. Gerak panggung (stage

movement) adalah suatu gerak perpindahan tempat sorang pelaku (actor) diatas

20

Yudiaryani. Op. Cit. hlm. 387.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta

Page 31: PENYUTRADARAAN NASKAH DRAMA SIBORU ... - …digilib.isi.ac.id/2009/1/BAB I.pdf · dalam naskah drama tersebut maupun dalam menghadapi dan menyikapi semua ... Terima kasih dengan segenap

15

panggung.21

Penggarapan blocking ini bertujuan untuk menciptkan komposisi

yang ideal berdasarkan peristiwa dalam naskah.

8. Cut to Cut

Cut to cut adalah tahap yang dilakukan sutradara untuk menggarap secara

detail adegan demi adegan. Tahap ini juga berfungsi untuk menakar dramatik

sehingga sutradara bisa melihat kelebihan dan kekurangan yang ada dalam

pengadeganan.

9. Runtrough

Runtrough merupakan tahap pengadeganan dari awal hingga akhir tanpa

adanya instruksi cut dari sutradara sesuai dengan kesepakatan yang sudah didapat

selama latihan. Dalam tahap ini, sutradara dapat melihat rajutan – rajutan setiap

adegan, dari awal hingga akhir. Di sinilah sutradara dapat melihat kelemahan –

kelemahan dari setiap unsur yang nantinya akan menjadi ruang evaluasi setelah

latihan.

10. Finishing

Tahapan ini merupakan proses akhir dari semua rangkaian latihan,

tujuannya untuk memperbaiki setiap kesalahan maupun kekurangan yang tampak

pada saat runtrough.

21

Prasmadji. 1984. Teknik Menyutradarai Drama Konvensional. Jakarta :

PN Balai Pustaka, hlm. 35.

UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta