penyusunan anggaran komprehensif 2 klmpk 8 (repaired).docx

Upload: evha-adja

Post on 15-Oct-2015

111 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

PENYUSUNAN ANGGARAN KOMPREHENSIF

TRANSCRIPT

PENYUSUNAN ANGGARAN JANGKA PENDEK

Mata Kuliah : Penganggaran

Oleh :

Nunky Ratna Setyaningsih ( 0910230108)

Evanti Andriani ( 0910233013 )

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA2012

A. RENCANA PENAMBAHAN MODAL

Untuk menentukan persetujuan rencana penambahan modal dan pemilihan jenis modal yang ditambah diperlukan perhitungan tingkat imbalan (rate of return), rentabilitas ekonomis, dan rentabilitas modal sendiri. Perhitungan Tingkat Imbalan dan Rentabilitas EkonomisPerhitungan tingkat imbalan dan rentabilitas ekonomis dihitung sebagai berikut. Modal akhir tahun 2015 :Utang (modal asing)Rp 11.000.000Modal sendiriRp 23.081.283 +Total ModalRp 34.081.283Rencana penambahan modal :a. Rp 2.000.000 : ( Rp 34.081.283+ Rp 2.000.000) = 5,543%b. Rencana laba bersih usaha setahun seperti terlihat pada Tabel 15-14 huruf L sebesar Rp 4.650.969c. Tingkat imbalan = (Rp 4.650.969 x 5,543%) : Rp 2.000.000 = 12,89%d. Rentabilitas ekonomis adalah laba usaha atas modal usaha,yaitu Rp 4.650.969 : (Rp 34.081.283 + Rp 2.000.000) = 12,89%

Tabel 15-15 ( Perhitungan jenis Modal )

Berdasarkan perhitungan tingkat imbalan dan rentabilitas ekonomis masing-masing 12,89 % lebih besar dari tingkat bunga (biaya modal) pinjaman 12%. Oleh karena itu rencana penambahan modal sebesar Rp 2.000.000 dapat disetujui. Perhitungan Rentabilitas Modal SendiriUntuk menentukan jenis modal yang ditambah diperlukan perhitungan rentabilitas modal sendiri seperti pada Tabel 15-15.Perhitungan jenis modal yang dapat juga dihitung seperti Tabel 15-16 ( Perhitungan Jenis Modal )

Dari perhitungan rentabilitas modal sendiri pada Tabel 15-15 dan Tabel 15-16 berarti penambahan modal Rp 2.000.000 lebih baik dibelanjai dengan modal asing (pinjaman di bank) daripada menambah modal sendirinya 12,29% lebih besar daripada penambahan dengan modal sendiri dimana tingkat rentabilitas modal sendirinya 11,95% (di bawah modal)Aliran kas ( arus kas) pada Tabel 15-22 huruf C terlihat deficit pada triwulan I Rp 1.917.991 dan pada triwulan II Rp 1.076.279.Pada triwulan III dan IV mengalami surplus. Arus kas ( cash flow) yang surplus tidak memerlukan penambahan modal, yang deficit memerlukan penambahan modal. Dengan demikian pada triwulan I dan II memerlukan perubahan modal.JikaA= tingkat bunga kredit jangka pendek 12% setahunB= tingkat bunga kredit jangka panjang 10% setahunC= tingkat bunga menyimpan di bank 5% setahun

Waktu krisis= 4 B - C 1triwulan = 10 - 15 1 triwulan A - C12 5= 2,86 triwulanUntuk menentukan jenis modal asing yang diperlukan,apakah utang jangka pendek atau utang jangka panjang diperlukan perhitungan seperti Tabel 15-17 (Perhitungan Jenis Modal Diperlukan )

Tampak pada Tabel 15-17 golongan mudal I Rp 1.076.279 diperlukan selama 2 triwulan,golonhan modal II Rp 841.712 diperlukan selam I triwulan, berjumlah Rp 1.917.991. Oleh karena golongan modal I dan II jangka waktunya lebih pendek dari jangka waktu kritis (2,86 triwulan),maka golongan modal I dan II sebaiknya dibelanjai dengan kredit jangka pendek dengan jangka waktu paling lam 2 triwulan.Untuk mengatasi keperluan modal tersebut Perusahaan Kecap Sehat meminjam uang di bank sebesar Rp 2.000.000 pada awal triwulan I tahun 2016 (terlihat pada anggaran kas huruf E Tabel 15-22) dan dibayar lunas pada triwulan III tahun 2016 ( terlihat pada anggaran kas huruf H Tabel 15-22 )

B. PENYUSUNAN ANGGARAN KEUANGANAnggaran keuangan yang disusun berikut ini terdiri atas : anggaran kas masuk dari jualan,anggaran kas keluar untuk belian bahan baku, anggaran kas keluar untuk biaya tenaga kerja langsung,anggaran kas keluar untuk biaya overhead pabrik,anggaran kas dan arus kas,anggaran piutang usaha ,anggaran cadangan penghapusan piutang,anggaran pinjaman tenaga kerja,anggaran sediaan produk jadi akhir,anggaran utang usaha,anggaran utang bank dan utang jangka panjang,anggaran laba ditahan,anggaran cadangan depresiasi aset tetap,anggaran neraca.Tabel 15-18 ( Anggaran Kas Masuk dari Jualan)

Anggaran keuangan pertama kali disusun adalah anggaran kas masuk dari jualan seperti Tabel 15-18 tampak anggaran kas masuk dari jualan dihitung dengan cara = anggaran jualan dalam rupiah dikali rencana kas masuk dari produk yangdijual dengan syarat 30% tunai,40% triwulan berikutnya dan 30% triwulan berikutnya lagi. Data anggaran jualan dapat dilihat Tabel 15-16.Misalnya anggaran kas masuk dari jualan kecap sedang di Banjarmasin tahun 2016 tiap triwulan sebagai berikut.Tahun 2016 triwulan I Rp 1.000.000 diterima tahun 2016 triwulan :a. I30% x Rp 1.000.000= Rp 300.000b. II40% x Rp 1.000.000= Rp 400.000c. III30% x Rp 1.000.000= Rp 300.000Tahun 2016 triwulan II Rp 1.000.000 diterima tahun 2016 triwulan :d. II30% x Rp 1.000.000= Rp 300.000e. III40% x Rp 1.000.000= Rp 400.000f. IV30% x Rp 1.000.000 = Rp 300.000Tahun 2016 triwulan III Rp 1.500.000 diterima tahun 2016 triwulan :g. III30% x Rp 1.500.000= Rp 450.000h. IV40% x Rp 1.500.000= Rp 600.000i. I30% x Rp 1.500.000= Rp 450.000(2017)Tahun 2016 triwulan IV Rp 500.000 diterima tahun 2016 triwulan :j. IV30% x Rp 500.000= Rp 150.000k. I40% x Rp 500.000= Rp 200.000(2017)l. II30% x Rp 500.000= Rp 150.000(2017)Anggaran kas masuk dari jualan kecap sedang di Banjarmasin tahun 2016 triwulan :I= a.= Rp 300.000II= b. + d.= Rp 400.000 + Rp 300.000= Rp 700.000III= c. + e. + g= Rp 300.000 + Rp 400.000 + Rp 450.000= Rp 1.150.000IV= f. + h. + j.= Rp 300.000 + Rp 600.000 +Rp 150.000= Rp 1.050.000 +Jumlah= Rp 3.200.000Tahun 2017 triwulan :I= i. + k.=Rp 450.000 + Rp 200.000= Rp 650.000II= I= Rp 150.000Jumlah Rp 800.000Setelah menyusun anggaran kas masuk dari jualan,kemudian disusun anggaran kas keluar untuk beli bahan baku seperti Tabel 15-19.Anggaran kas keluar untuk belian bahan baku seperti tampak pada Tabel 15-19 dihitung dengan cara mengalikan anggaran bahan baku yang dibeli dalam satuan uang (Tabel 15-19) dengan syarat pembayaran atas bahan baku yang dibeli. Misalnya anggaran kas keluar untuk belian kedelai keperluan bahan baku kecap sedang dapat dihitung sebagai berikut.

Belian bahan baku 2016 triwulan :I= 50% x Rp 605.000= Rp 302.500II= 50% x Rp 605.000= Rp 302.500 50% x Rp 599.000= Rp 299.500 += Rp 602.000III= 50% x Rp 599.000= Rp 299.500 50% x Rp 898.000= Rp 449.000 + = Rp 748.500IV= 50% x Rp 898.000= Rp 449.000 50% x Rp 302.000= Rp 151.000 + = Rp 600.000Triwulan I 2017 :50% x Rp 302.000= Rp 151.000

Tabel 15-19 Anggaran Kas Keluar untuk Belian Bahan Baku

seperti pada Tabel 15-20.

Pada Tabel 15-20 tampak pinjaman tenaga kerja tahun 2015 sebesar = 25% x Rp 676.250 = Rp 169.062 *Adapun cara perhitungan kas keluar untuk biaya tenaga kerja langsung seperti pada Tabel 15-20 adalah upah dibayar dimuka 25% dari biaya tenaga kerja langsun triwulan berikutnya dan sisanya dibayar pada triwulan bersangkutan.Misalnya pada anggaran biaya tenaga kerja langsung Tabel 15-11 triwulan I tahun 2016 berjumlah Rp 676.250. Biaya tenaga kerja langsung triwulan I Tahun 2016 sebesar Rp 676.250 sudah dibayar pada triwulan IV tahun 2015 sebesar 25% x Rp 676.250 = Rp 169.062, sehingga pada neraca per 31 Desember 2015 terlihat pinjaman tenaga kerja sebesar Rp 169.062. Anggaran biaya tenaga kerja langsung triwulan II tahun 2016 berjumlah Rp 824.000 dibayar pada triwulan I tahun 2016 sebagai pinjaman tenaga kerja sebesar 25% x Rp 824.500 = Rp 206.125.Dengan demikian pembayaran biaya tenaga kerja langsung pada triwulan I tahun 2016 sebagai berikut.Sisa pembayaran biaya biaya tenaga kerja langsung triwulan I tahun 2016= Rp 676.250 Rp 169.062= Rp 507.188Pembayaran di muka biaya tenaga kerja langsung triwulan II= 25% x Rp 824.500= Rp 206.125 Kas keluar triwulan I untuk biaya tenaga kerja langsung= Rp 713.313Setelah menyusun anggaran kas keluar untuk biaya tenaga kerja langsung,selanjutnya menyusun anggaran kas keluar untuk biaya overhead pabrik seperti Tabel 15-21.

Data keluar untuk biaya overhead pabrik pada Tabel 15-21 diambil dari Tabel 15-12 pada anggaran biaya overhead pabrik setelah dikurangi depresiasi bangunan pabrik dan mesin & alat pabrik. Depresiasi hanya berupa perhitungan penyusutan,bukan merupakan kas keluarSetelah menyusun anggaran kas masuk (cash inflow) dan kas keluar ( cash outflow), kemudian disusun anggaran kas ( cash budget ) dan arus kas ( cash flow) seperti Tabel 15-22.

Pada Tabel 15-22 tampak angsuran triwulan IV sebesar Rp 2.301.579, hal ini juga tampak pada Tabel 14-8 angsuran pinjaman tahun 2016.Kas awal dan kas akhir seperti pada anggaran kas Tabel 15-22 tidak termasuk kas minimum Rp 200.000. jadi bila kas awal dan akhir termasuk kas minimum,maka saldo kas tersebut harus ditambah Rp 200.000. Pada Tabel 15-22 di atas diberi judul Anggaran Kas ( Cash Budget ) dan Arus Kas ( Cash Flow).Arus kas meliputi kas masuk,kas keluar, surplus (deficit) kas seperti terlihat pada Tabel 15-22, huruf A,B, dan C. Anggaran kas meliputi arus kas ( cash Flow ) , kas dan hal hal lain yang dapat mengakibatkan perubahan posisi kas.Anggaran kas sangat penting dibuat oleh perusahaan,karena dengan anggaran kas dapat diperkirakan keadaan kekuarangan atau kelebihan kas pada saat tertentu. Dengan diketahuinya kelebihan kas, maka manajemen dapat mengambil keputusan untuk apa digunakan kelebihan kas tersebut. Sebaliknya dengan diketahuinya keadaan kekurangan kas, maka kekurangan kas tersebut dapat segera diantisipasi, misalnya dengan cara mencari sumber pinjaman,atau menambah modal pemilik,atau menjual asset tetap yang tidak berfungsi secara normal.Kekurangan kas Tabel 15-22, keadaan kekurangan (deficit) kas terlihat pada huruf C, triwulan I Rp 1.917.991 dan pada triwulan II Rp 1.076.279, sesungguhnya pada triwulan I kekurangan kas tidak sebesar Rp 1.917.991 karena terdapat kas awal Rp 1.500.000, sehingga kekurangan kas pada triwulan I hanya sebesar Rp 1.917.991 Rp 1.500.000 = Rp 417.991Kekurangan kas pada twiwulan I dan II tersebut ditutupi dengan meminjam uang di bank sebesar Rp 2.000.000 pada triwulan I seperti pada huruf E. Mengenai pinjaman uang di bank sebesar Rp 2.000.000 sudah dibahas terdahulu pada bab ini dengan pokok bahasan Rencana penambahan Modal, seperti perhitungan Tabel 15-15. Tabel 15-16, dan Tabel 15-17.Anggaran kas pada Tabel 15-22 adalah anggaran kas metode langsung atau pendekatan kas amsuk dan kas keluar. Anggaran kas dapat juga dibuat dengan metode tak langsung atau pendekatan akunting keuangan seperti Tabel 15-23.Anggaran keuangan lainnya selain anggaran kas, terdapat juga anggaran piutang usaha seperti Tabel 15-24, anggaran cadangan penghapusan piutang seperti Tabel 15-25, anggaran pinjaman tenaga kerja langsung seperti Tabel 15-26 anggaran sediaan produk jadi akhir seperti Tabel 15-27, anggaran utang usaha, seperti Tabel 15-28. Anggaran utang bank dan utang jangka panjang seperti Tabel 15-29, anggaran laba ditahan seperti Tabel 15-30, anggaran cadangan depresiasi asset tetap seperti Tabel 15-31, dan anggaran neraca seperti Tabel 15-32.

Tabel 15-23 Anggaran Kas Metode Tak Langsung

Tabel 15-24 Anggaran Piutang Usaha

Perhitungan anggaran piutang usaha seperti pada Tabel 15-24 dapat dijelaskan sebagai berikut.Syarat jualan 30% tunai, 40% triwulan berikutnya dan 30% triwulan berikutnya lagi. Anggaran jualan terlihat pada Tabel 15-6, pada triwulan I sebesar Rp 7.900.000, triwulan II Rp 9.850.000,triwulan III sebesar Rp 7.900.000 dan triwulan IV sebesar Rp 5.950.000.Jualan pada triwulan I Rp 7.900.000 dibayar tunai 30% berarti piutang pada triwulan I tersisa 70% x Rp 7.900.000 = Rp 5.530.000. Jualan pada triwulan I sebesar Rp 7.900.000 dibayar pada triwulan II sebesar 40%, berarti sisa piutang pada triwulan II untuk jualan triwulan I sebesar 30% x Rp 7.900.000 = Rp 2.370.000.Jualan pada triwulan II sebesar Rp 9.850.000 sudah dibayar pada triwulan II sebeaar 30%,sehingga piutang atas jualan pada triwulan II masih bersisa 70% x Rp 9.850.000 = Rp 6.895.000Dengan demikian piutang usaha pada triwulan II sebagai berikut :Sisa piutang atas jualan triwulan I = Rp 2.370.000Sisa piutang atas jualan triwulan II= Rp 6.895.000 +Piutang usaha pada triwulan II= Rp 9.265.000

Tabel 15-25 Anggaran Cadangan Penghapusan Piutang UsahaPerusahaan Kecap sehat

Anggaran Cadangan Penghapusan Piutang Usaha

Tahun 2016

TriwulanPerhitunganJumlahNaik

I2% x Rp 5.530.000Rp 110.600=Rp 110.600Rp 110.600

II(2% x Rp 9.265.000)+Rp 295.900=Rp 295.900Rp 185.300

III(2% xRp 8.485.000)+Rp 465.600=Rp 465.600Rp 169.700

IV(2% x Rp 6.535.000)+Rp 596.300=Rp 596.300Rp 130.700

Tabel 15-25 Anggaran Pinjaman Tenaga Kerja Langsung

Perusahaan Kecap sehat

Anggaran Pinjaman Tenaga Kerja Langsung

Tahun 2016

TriwulanPerhitunganJumlahTurun (naik)

IV 201525% xRp 676.250=Rp 169.063

I25%x Rp 824.500=Rp 206.125(Rp 37.063)

II25%x Rp 675.500=Rp 168.875Rp 37.250

III25% x Rp 524.500=Rp 131.125Rp 37.250

IV Rp 0Rp 131.125

Perhitungan anggaran pinjaman tenaga kerja langsung pada Tabel 15-26 dihitung dengan cara tenaga kerja mengambil upah di muka sebesar 25% dari biaya tenaga kerja langsung (BKTL) triwulan berikutnya seperti pada Tabel 15-11. Pada Tabel 15-11 terlihat biaya tenaga kerja langsung triwulan : I = Rp 676.250, II = Rp 824.500, III = Rp 675.500, IV = Rp 524.500.

Tabel 15-27 Anggaran Sediaan Produk Jadi Akhir Perusahaan Kecap sehat

Anggaran Sediaan Produk Jadi Akhir

Tahun 2016

TriwulanPerhitunganJumlahTurun (naik)

IV 2015 325xRp 391,49=Rp 127.221

I350x Rp 431=Rp 150.850(Rp 23.629)

II340x Rp 431=Rp 146.540Rp 4.310

III350x Rp 431=Rp 150850(Rp 4.310)

IV 340 x Rp 431=Rp 146.540Rp 4.310

Pada Tabel 15-27 tampak harga pokok kecap per botol Rp Rp 431 dengan perhitungan harga pokok produk bersama per unit menurut metode rata rata sederhana sebagai berikut :Harga pokok produk=Biaya Pabrik setahun=Rp 23.292.050

per botol kecapTotal unit produksi setahun54.015 botol

Biaya pabrik terlihat pada Tabel 15-14 huruf E, dan unit produksi pada Tabel 15-7Sediaan produk jadi=sediaan produk jadi dalam unitxharga pokok per unit

Tabel 15-28 Anggaran Utang UsahaPerusahaan Kecap sehat

Anggaran Utang Usaha

Tahun 2016

TriwulanPerhitunganJumlahTurun (naik)

I50%x Rp 4.418.000=Rp 206.125Rp 2.209.000

II50%x Rp 5.544.100=Rp 168.875Rp563.050

III50% x Rp 4.504.400=Rp 131.125(Rp 519.850)

IV 50% x Rp 3.176.800=Rp 1.588.400(Rp 663.800)

Tabel 15-29 Anggaran Utang Bank dan Utang Jangka Panjang

Perusahaan Kecap Sehat

Anggaran Utang Bank dan Utang Jangka Panjang

Tahun 2016

TriwulanJenis UtangJumlahNaik (turun)

IUtang bankRp 2.000.000Rp 2.000.000

Utang jangka panjangRp 11.000.000Rp 0

IIUtang bankRp 2.000.000Rp 0

Utang jangka panjangRp 11.000.000Rp 0

IIIUtang bankRp 0Rp 2.000.000

Utang jangka panjangRp 11.000.000Rp 0

IVUtang bankRp 0Rp 0

Utang jangka panjangRp 8.698.421(Rp 2.301.579)

Tabel 15-30 Anggaran Laba Ditahan

Perusahaan Kecap Sehat

Anggaran Laba Ditahan

Tahun 2016

TriwulanPerhitunganJumlahNaik (Turun)

IVRp 1.081.283

IRp 1.081.283 + Rp 739.601=Rp 1.820.884Rp 739.601

IIRp 1.820.884 + Rp 1.255.311=Rp 3.076.195Rp 1.255.311

IIIRp 3.076.195 + Rp 591.939=Rp 3.668.134Rp 591.939

IVRp 3.668.134 + Rp 249.021=Rp 3.917.155Rp 2.49.021

Tabel 15-31 Anggaran Cadangan Depresiasi Aset Tetap

Perusahaan Kecap Sehat

Anggaran Laba Ditahan

Tahun 2016 ( dalam Rp )

CadanganNilai BukuDepresiasiCadangan Depresiasi Triwulan

Depresiasise- triwulanIIIIIIIV

2 +34 + 35 + 36 + 3

1234567

Kantor 16,000 4,000 20,000 24,000 28,000 32,000

Pabrik 8,000 2,000 10,000 12,000 14,000 16,000

Mesin & alat 2,200,000 550,000 2,750,000 3,300,000 3,850,000 4,400,000

Alat Pemasaran 10,000 2,500 12,500 15,000 17,500 20,000

Alat Kantor 4,000 1,000 5,000 6,000 7,000 8,000

Jumlah 559,500 2,797,500 3,357,000 3,916,500 4,476,000

Cadangan depresiasi awal 2,238,000 2,797,500 3,357,000 3,916,500

Naik 559,500 559,500 559,500 559,500

Pada Tabel 15-28 perhitungan utang usaha 50% kali belian bahan baku triwulan bersangkutan. Syarat belian bahan baku 50% tunai dan 50% triwulan berikutnya. Hal ini berarti belian pada triwulan bersangkutan terutang 50%. Anggaran belian bahan baku terlihat pada Tabel 15-9 sebagai berikut :

Tabel 15-32 Anggaran Neraca

Triwulan I = Rp 4.418.000, II = Rp 5.544.100, III = Rp 4.504.400, dan IV = Rp 3.176.800Utang bank terlihat pada Tabel 15-22, pinjaman dimulai pada triwulan I dan dibayar lunas seluruhnya pada pada triwulan III, sehingga pada triwulan III pada Tabel 15-32 hanya terlihat utang jangka panjang sebesar Rp 11.000.000 yang berasal dari sisa pada neraca per 31 Desember 2015. Utang jangka panjang pada triwulan IV tahun 2016 dibayar ( diangsur) sebesar Rp 2.301.579 seperti terlihat pada Tabel 15-32, sehingga utang jangka panjang pada triwulan IV bersisa Rp 11.000.000 Rp 2.301.579 = Rp 8.698.421Anggaran laba ditahan pada Tabel 15-30 dihitung dengan cara laba ditahan awal ditambah dengan cara periode berjalan,kemudian diakumulasikan. Untuk menghitung anggaran laba ditahan diperlukan data neraca per 31 Desember 2015 yang memperlihatkan laba ditahan sebesar Rp 1.081.283 dan dalam anggaran laba rugi Tabel 15-14 huruf T, terlihat laba setelah pajak pada triwulan : I Rp 739.601, II Rp 1.255.311, III Rp 591.939, dan IV Rp 249.021.Anggaran neraca perbandingan Perusahaan Kecap Sehat tahun 2016 dengan 2015 secara ringkas dapat dibuat seperti Tabel 15-33

Tabel 15-33 Anggaran Neraca Perbandingan

Berdasarkan anggaran neraca perbandingan Tabel 15-33 dapat dibuat anggaran perubahan modal kerja metode tak langsung seperti Tabel 15-34. Adapun anggaran perubahan modal kerja beberapa periode dapat disusun nerdasarkan anggaran neraca Tabel 15-32, seperti tampak pada Tabel 15-35.Tabel 15-34 Anggaran Modal Kerja Satu Periode

Tabel 15-35 Anggaran Perubahan Modal Kerja Beberapa Periode

Pada Tabel 15-35 tampak triwulan IV modal kerja bersih turun Rp 1.493.058, hal ini disebabkan sumber modal kerja Rp 808.521 lebih kecil daripada belanja modal kerja untuk bayar utang jangka panjang (utang investasi) sebesar Rp 2.301.579.Anggaran perubahan modal kerja pada Tabel 15-34 merupakan anggaran perubahan modal kerja untuk satu periode, sedangkan anggaran perubahan modal kerja untuk beberapa periode tampak pada Tabel 14-24 di Bab 14 dan tampak pada Tabel 15-35.Anggaran kas metode tak langsung seperti yang terdapat pada Tabel 15-23 melibatkan anggaran neraca dan anggaran laba rugi. Anggaran kas metode tak langsung dapat dibuat hanya menggunakan anggaran neraca (Tabel 15-22 ) seperti tampak pada Tabel 15-26.

Tabel 15-36 Anggaran Kas Metode Tak langsung

C. PENGAWASAN ANGGARANAnggaran yang telah disahkan wajib ditaati oleh setiap pejabat dalam perusahaan,antara lain dengan cara :penelitian keuangan oleh pejabat,menghemat tanpa mengganggu kelancaran dan mutu,dan membuat laporan realisasi dari anggaran setiap periode. Penelitian Keuangan oleh Pejabat Setiap kegiatan yang berkaitan dengan keuangan perusahaan diteliti lebih dahuku oleh pejabat bersangkutanApa ada anggarannya ?Berapa jumlah anggaran ?Untuk bulan apa ? Anggaran beli bahan baku digunakan untuk membeli kendaraan,padahal anggaran beli kendaraan tidak ada, namun dipaksakan untuk membeli kendaraan,hal ini dapat berakibat produksi terhambat sebagai akibat terhambatnya beli bahan baku. Terhambatnya beli bahan baku tersenut sebagai akibat dana untuk beli bahan baku terpakai untuk beli kendaraan. Menghemat tanpa Mengganggu Kelancaran dan Mutu ProdukMenghemat tanpa mengganggu kelancaran dan mutu produk, misalnya menurut anggaran untuk membuat satu botol kecap sedang diperlukan :2 ons gula merah @ Rp 60= Rp 1202 ons kedelai @ Rp 100= Rp 200 +Biaya bahan baku per botol kecap sedang = Rp 320Dalam realisasi terdapat kedelai dan gula merah yang bermutu sangat baik dengan harga per ons di bawah dari harga standar,yaitu kedelai per ons Rp 80 dan gula merah per ons Rp 50. Jadi dalam realisasi, biaya bahan baku per botol kecap sedang:2 ons gula merah @Rp 50= Rp 1002 ons kedelai @Rp 80= Rp 160 +Realisasi biaya bahan baku per botol= Rp 260Anggaran biaya bahan baku per botol kecap sedang= Rp 320 -Hemat biaya bahan baku per botol kecap sedang= Rp 60Dihemat biaya bahan baku per botol kecap sedang sebesar Rp 60 disebut juga dengan simpangan (selisih) menggunakan (favorable) menurut standar. Setiap Periode Membuat Laporan Realisasi dari AnggaranSetiap periode membuat laporan realisasi dari anggaran, misalkan setelah diketahui data sesungguhnya (realisasi) pada bagian akuntansi dan ditambah data pada Tabel 15-14 , kemudian disusun laporan realisasi anggaran laba rugi pada triwulan I tahun 2016 seperti Tabel 15-17 ( Laporan Realisasi Anggara Laba Rugi )

Selisih yang terdapat pada Tabel 15-37 merupakan selisih (variance) dari anggaran,bukan selisih dari standar. Stamdar merupakan konsep unit,sedangkan anggaran merupakan konsep total.