penyimpangan kode etik arsitek

Upload: imma-riima

Post on 16-Oct-2015

59 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

kode etik arsitek

TRANSCRIPT

  • 17

    KASUS PENYIMPANGAN KODE ETIK DALAM PROFESI ARSITEK

    Djoko Pratikto,IAI

    Abstrak

    Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek bagi anggota IAI disusun dengan

    tujuan untuk mengatur para arsitek anggota IAI dalam melaksanakan tugas

    profesionalnya sesuai dengan prilaku dan moral sebagai arsitek yang beretika. Artinya

    bahwa seorang arsitek profesional dalam menjalankan tugas profesionalnya dilandasi

    dengan panggilan hati nurani, didasarkan pada moral agama yang dianutnya untuk

    melaksanakan bidang ilmu yang dikuasainya dengan taat azas kepada para pengguna

    jasa dengan penuh tanggung jawab. Menyimpang dari aturan yang tercantum dalam

    Kode Etik dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek para anggota IAI akan mendapatkan

    sangsi organisasi. Namun pelanggaran tersebut apabila masuk ke ranah hukum akan

    diselesaikan secara hukum pula di Pengadilan.

    Aturan yang ada di Kode Etik tersebut sudah jelas, namun dalam prakteknya banyak

    para arsitek yang melanggar etika ini. Secara moral para arsitek yang baik berkewajiban untuk mengingatkan dan memberi pengertian pada rekan sejawatnya yang

    mungkin kurang memahami tentang etika yang tercantum dalam Kode Etik dan Kaidah

    Tata laku Profesu Arsitek bagi anggota IAI.

    Pemberian pemahaman dan pengertian tentang arsitek yang beretika dapat melalui

    penataran kode etik dan kaidah tata laku profesi arsitek bagi para arsitek dan calon

    arsitek profesinal. Tujuan pelatihan atau penataran kode Etik dan Kaidan Tata Laku

    Profesi Arsitek bagi anggota IAI adalah untuk memberikan bekal bagi calon arsitek dan

    arsitek professional, agar dalam menjalankan praktek profesionalnya mempunyai sikap

    prilaku serta moral yang baik dan bertanggng jawab terhadap profesinya.

    Kata Kunci : etika profesi tata laku.

    1. PENDAHULUAN Dalam menjalankan tugas profesinya

    arsitek dibatasi dengan etika profesi.

    Namun hanya arsitek yang menjadi

    anggota Ikatan Arsitek Indonesia (IAI)

    saja yang terikat dengan aturan kode etik

    yang tercurah dalam Kode Etik Arsitek

    dan Kaidah Tata Laku Profesi Arsitek

    Ikatan Arsitek Indonesia (IAI).Kode Etik

    Profesi adalah mengatur prilaku arsitek

    dalam menjalankan profesinya. Begitu

    juga kode etik juga mengatur hubungan

    secara professional antara arsitek dan

    pemberi tugas. Namun perlu diketahui

    bahwa pelanggaran kode etik ini tidak

    ada sangsi secara hukum, yang ada

    sangsi dari organisasi profesi dimana

    kode etik itu berlaku. Sebetulnya sangsi

    organisasi hanya sekedar mengingatkan

    saja, namun maksud yang lebih dalam

    sangsi ini menyangkut masalah moral

    dan psikologis profesi arsitek, karena

    apa yang tercantum dalam kode etik dan

    kaidah tata laku arsitek ini sebenarnya

    mengatur tentang, moral, prilaku dan

    profesi sang arsitek.

    Pelanggaran/penyimpangan tugas

    profesional dalam kode etik sering

    dilakukan oleh para arsitek dalam

    melaksanakan tugas profesionalnya.

  • 18

    Penyimpangan kode etik ini walaupun

    tidak ada sangsi hukum namun

    sebetulnya sangatlah merugikan bagi si

    arsitek sendiri, kemungkinan yang

    terjadi bahwa si arsitek tidak dapat

    berpraktek sebagai arsitek atau banyak

    para pemberi tugas enggan untuk

    bekerjasama dengannya.

    Tulisan ini akan memberikan gambaran

    tentang kasus-kasus penyimpangan kode

    etik yang terjadi dan perlu didiskusikan

    oleh para arsitek dan calon arsitek yang

    kan menjalankan profesinya.

    2. KODE ETIK DAN KAIDAH TATA LAKU PROFESI

    ARSITEK IAI

    2.1. Pengertian

    KODE ETIK : Prilaku seseorang tentang baik buruk yang tertulis,bagi

    suatu profesional dalam menjalankan

    profesinya.

    PROFESI ARSITEK : Adalah keahlian dan kemampuan

    penerapan di bidang perencanaan

    dan perancangan arsitektur dan

    pengelolaan proses pembangunan

    lingkungan binaan yang menjadi

    nafkah serta ditekuni secara terus

    menerus dan bersinambungan.

    KAIDAH TATA LAKU: Aturan, Batasan, Acuan, Pedoman tatalaku

    dalam bidang tertentu .

    KODE ETIK ARSITEK: Prilaku seseorang tentang baik buruk yang

    tertulis,bagi arsitek dalam

    menjalankan profesinya.

    2.1. CAKUPAN MATERI

    A. KAIDAH DASAR SATU Kewajiban Secara Umum

    Keahlian diperoleh dari pendidikan

    ketrampilan & pengalaman

    dilegalisasikan dalam bentuk sertifikat

    - Bertanggung jawab untuk menjunjung tinggi dan meningkatkan

    nilai budaya arsitektur.

    - Mempertimbangkan segala aspek sosial & lingkungan untuk kegiatan

    profesional .

    - Menolak hal-hal yang tidak profesional .

    A. 1. Standar Etika

    - Pengabdian diri pada Tuhan YME utk bangsa dan Negara.

    - Meningkatkan pengetahuan dan keahlian mutu dengan standar

    unggulan melalui pendidikan,

    penelitian, penerapan,

    pengembangan .

    - Menjaga warisan budaya, alam dan lingkungan melalui pelestarian dan

    peningkatan kualitas lingkungan

    hidup dalam semua karyanya.

    - Bersikap terbuka, sadar untuk memadukan antara arsitektur, seni,

    dan produk industri konstruksi.

    A.2. Kaidah Tata Laku

    - Wajib menampilkan kepakaran dan kecakapannya secara taat azas.

    - Berperan aktif dalam pelestarian bangunan/arsitektur atau kawasan

    sejarah yg bernilai tinggi.

    - Meneliti secara cermat sebelum melakukan,renovasi terhadap

    bangunan yang dimungkin

    mempunyai nilai sejarah/budaya

    yang tinggi untuk dilestarikan.

    - Memberitahu dan memberi saran kpd pengurus IAI bila dilihat adanya

    renovasi kawasan yng dianggap

    mempunyai nilai sejarah.

    - Wajib menggunakan sumber daya secara efisien, meningkatkan mutu

    SDM, mempertahankan dan

    memperkaya kanekaan hayati,

  • 19

    kelestarian lingkungan dan

    pembanguan yang berkelanjutan.

    - Tidak membeda-bedakan seseorang atau golongan atas dasar penilaian

    SARA, kebangsaan, cacat, orientasi

    gender.

    B. KAIDAH DASAR DUA

    B.1. Kewajiban pada Masyarakat

    - Para arsitek memiliki kewajiban kemasyarakatan untuk mendalami

    semangat dan inti hukum-hukum

    serta peraturan terkait dan bersikap

    mendahulukan kepentingan

    masyarakat luas

    B.2. Sandar Etika

    - Tata Laku : Arsitek wajib menjunjung tinggi

    tatanan hukum dan

    peraturan terkait dalam

    menjalankan kegiatan profesinya .

    - Pelayanan untuk Kepentingan Masyarakat.

    Sebagai bentuk pengabdian pada

    masyarakat arsitek selayaknya

    melibatkan diri dalam setiap

    kegiatan masyarakat terutama

    dalam membangun pemahaman

    masyarakat akan arsitektur, fungsi

    dan tanggung jawab arsitek.

    B.3. Kaidah Tata Laku

    - Arsitek wajib mematuhi hukum, tunduk pada kode etik dan kaidah

    tata laku profesi dan tidak

    dibenarkan bertindak ceroboh dan

    mencemarkan integritas dan

    kepentingan profesi.

    - Arsitek tidak berpromosi, pasang iklan atau menjanjung dirinya

    lewat promosi serta tidak boleh

    mengambil promosi dengan

    imbalan jasa untuk

    mempromosikan suatu produk.

    - Tidak melibatkan diri dalam kegiatan pekerjan yang bersifat penipuan atau

    yang merugikan kepentingan pihak

    lain.

    - Arsitek tidak boleh menawarkan,menjanjikan dan

    memberikan uang kepada pihak

    tertentu untuk mendapat proyek.

    Apabila pengguna jasa/klien

    memberikan keputusan dalam

    pelaksanaan proyek yang

    bertentangan dengan kaidah

    arsitektur dan mengancam

    keselamatan umum maka arsitek

    wajib:

    1. Mengingatkan dan menyarankan

    pada pengguna jasa untuk

    mempertimbangkan keputusan-

    nya kembali.

    2. Menolak pelaksanaan keputusan

    tersebut

    3. Melaporkan kepada pihak yg

    berwenang yg berfungsi sebagai

    pengawas bangunan atau petugas

    lain yg terkait untuk meninjau

    kembali, terkecuali arsitek

    penerima tugas dapat

    memberikan jalan keluar

    pemecahan lain.

    C. KAIDAH DASAR TIGA

    C.1. Kewajiban pada Pengguna Jasa

    Arsitek selalu menunaikan

    penugasan dari pengguna jasa

    dengan seluruh kecakapan dan

    kepakaran yang dimilikinya dan

    secara professional menjaga

    kemandirian berpikir dan

    kebebasan bersikap.

    C.2. Sandar Etika,

    - Kompetensi dilakukan secara Profesional. Tanggung Jawab.

    Kecakapan & Kepakaran

  • 20

    - Kerahasiaan : Menjaga kepercayaan pemberi tugas

    - Kejujuran dan Kebenaran : berlaku jujur dan mempertahankan

    kebenaran dalam melakukan

    kegiatan profesionalnya .

    - Perbedaan Kepentingan : menghindari adanya pertentangan

    dan perbedaan kepentingan dalam

    kegiatan.

    C.3. Kaidah Tata Laku

    - Arsitek hrs bersertifikat dan mematuhi aturan tentang

    perencanaan dan perancangan.

    - Menerima pekerjaan sesuai dengan kemampuan dan kecakapan yang

    dimilkinya.

    - Meningkatkan kecakapannya melalui program PKB (Pengembangan

    Keprofesian Berkelanjutan) oleh IAI

    (Ikatan Arsitek Indonesia).

    - Menerima imbalan jasa sesuai yg tertera dalam perjanjian hubungan

    kerja/ standar IAI - Tetap membaktikan kecakapan dan

    kepakarannya dengan mengikuti Buku Minimum Penyajian yang direkomendasikan IAI antara lain :

    1. lingkup Penugasan

    2. Pembagian / batas wewenang,

    tanggung jawab, hak dan kewajiban

    3. Perhitungan imbalan jasa

    4. Tata cara penyelesaian penugasan

    - Tidak dibenarkan untuk mengubah/mengganti lingkup/

    program target penugasan tanpa

    seijin pemberi tugas

    - Menjaga rahasia dan tidak menginformasikan pada pihak

    lain tanpa persetjuan pemberi

    Tugas.

    - Tidak dibenarkan menawarkan atau mengarahkan suatu

    pemberian kepda calon pengguna

    jasa atau penggunan jasa untuk

    memperoleh penunjukan.

    - Arsitek tidak dibenarkan menyarankan pelanggaran hukum

    atau kode etik dan kaidah tata laku

    profesi untuk mendapatkan hasil

    yang lebih baik

    - Selalu melaporkan tahap penugasannya pada pemberi tugas

    - Mengedepankan pengetahuan dan kualitas ahli.

    - Menghindari perbedaan kepentingan - Dapat mengadakan kerjasama

    dengan bidang jasa industri

    konstruksi dalam bentuk parnert ship

    D. KAIDAH DASAR EMPAT

    D.1. Kewajiban pada Profesi

    - Arsitek berkewajiban dan menjunjung tinggi integritas dan

    martabat profesinya dan dalam

    setiap keadaan bersikap

    menghargai dan menghormati hak

    serta kepentingan orang lain

    D.2. Standar Etika

    - Menjunjung Kejujuran dan keadilan

    - Meningkatkan Citra dan integritas - Pengembangan diri - Bermitra pada orang yang memilki

    kompetensi yang memadai /

    sepadan dalam bidangnya

    D.3. Kaidah Tata Laku

    - Wajib melaporkan rekan arsitek lain apabila melihat pelanggaran

    kode etik

    - Arsitek adalah designer bukan signer

    - Tidak membuat pernyataan yang keliru/menyesatkan/palsu atas

    fakta materiil, kualifikasi

    keprofesian, pengalaman kerja atau

    penampilan karya kerjanya serta

    mampu menyampaikan secara

    cermat lingkup dan tanggung

  • 21

    jawab yang terkait dengan

    pekerjaan yang diakui sebagai

    karyanya.

    - Dapat mengatur untuk mememahami dan mentaati kode

    etik yang dianutnya kepada para

    bawahannya.Terus

    mengembangkan

    kepakarannya,ketrampilannya, dan

    wawasan keprofesiannya

    - Mengembangkan Iptek, wawasan kearsitekturan, kebudayaan dan

    pendidikan

    - Tidak dibenarkan bermitra dengan orang yang tidak terdaftar dalam

    asosiasinya

    E. KAIDAH DASAR LIMA

    E.1. Kewajiban Terhadap Sejawat

    - Arsitek berkewajiban mengakui hak-hak dan menghargai aspirasi

    profesional serta kontribusi dari

    rekan-rekan sesama arsitek dan atau

    pihak lain selama proses pekerjaan

    maupun pada hasil akhir karyanya

    E.2. Standar Etika

    - Semangat Kesejawatan - Pengakuan Kesejawatan - Imbalan Jasa Sepadan - Partisipasi dalam Sayembara - Penilaian atas`Arsitek lain.

    E.3. Kaidah Tata laku

    - Sesama sejawat tidak membedakan ras, suku, agama, cacat, status

    pernikahan dan gender.

    - Membina arsitek muda untuk mengembangkan kariernya.

    - Pengaduan pelanggaran kode etik bukan karena ingin mencemarkan

    nama baik sejawat.

    - Menyediakan lingkungan kerja, imbalan jasa yang layak/wajar dan

    memfasilitasi pengembangan karier

    pada karyawannya .

    - Wajib memberitahukan pada arsitek yang terdahulu apabila

    meneruskan/mengganti pekerjaannya

    - Tidak boleh meniru/mengambil alih karya arsitek lain tanpa seijin arsitek

    yang bersangkutan.

    - Boleh mengambil alih pekerjaan arsitek lain setelah ada pemutusan

    hubungan kerja dengan pihak

    pengguna jasa.

    - Membangun reputasi profesionalnya atas dasar penilaian jasa, kinerjanya,

    dan mengakui serta menyatakan

    penghargaan pada pihak lain atas

    hasil kinerja profesional mereka.

    - Dalam menawarkan jasa sebagai arsitek mandiri tidak menyebutkan

    imbalan jasanya apabila tidak

    diminta.

    - Tidak akan mengubah usulan imbalan jasanya demi mendapatkan

    keuntungan kompetitif dari arsitek

    lain.

    - Tidak akan mengikuti sayembara yang tidak direkomendasikan IAI.

    - Apabila ditunjuk sebagai penilai dlm tender/sayembara harus bertindak

    sesuai dengan kapasitasnya.

    - Apabila ditunjuk memberikan opini karya arsitek lain memberi tahu

    arsitek yang bersangkutan.

    3. PEMYIMPANGAN ETIKA/KODE

    ETIK PROFESI ARSITEK

    Ada 5(lima) kewajiban yang harus

    dipenuhi oleh arsitek professional

    (kewajiban secara umum, kewajiban

    pada masyarakat, kewajiban pada

    profesi, kewajiban pada pengguna jasa,

    kewajiban pada teman sejawat). Tidak

    terpenuhinya 5(lima) kewajiban tersebut

    oleh arsitek dianggap suatu

  • 22

    penyimpangan atau pelanggaran kode

    etik.

    3.1.Penyimpangan/Pelanggaran

    terhadap kepentingan Umum.

    - Seorang arsitek tidak semaksimal mungkin untuk menampilkan

    kepakaran dan kecakapannya secara

    maksimal dalam menangani

    pekerjaan .

    - Mendesain bangunan tanpa meneliti bahwa lokasi perencanaan

    merupakan kawasan yang

    mempunyai nilai sejarah dan budaya

    tinggi yang harusnya dilestarikan.

    - Bersikap masa bodoh atau membiarkan bahwa ada suatu

    kegiatan renovasi/pembangunan

    pada suatu bangunan yang

    mempunyai nilai sejarah dan budaya

    tinggi yang seharusnya dilestarikan

    - Menggunakan SDM yang tidak sesuai dengan keahliannya dan

    tingkat kemampuan dan

    pengalamannya bidang arsitektur

    dalam menangani perancangan

    bangunan.

    - Memberikan pelayanan teknis keahlian yang berbeda karena factor

    SARA, golongan dan gender.

    3.2.Penyimpangan/Pelanggaran

    terhadap kepentingan masyarakat.

    - Melanggar hukum dengan mengabai-

    kan undang-undang/ peraturan yang

    terkait dengan proyek pembangunan.

    - Menjanjung dan mempromosikan dirinya untuk mendapatkan pekerjaan

    baik secara lesan atau lewat media.

    - Menyebut suatu produk bahan dalam pekerjaan proyeknya dengan mendapat

    imbalan.

    - Melakukan penipuan / kebohongan terkait dengan tugas profesi arsitek.

    - Menyuap kepada pihak tertentu untuk mendapatkan pekerjaan.

    3.3.Penyimpangan/Pelanggaran

    terhadap Pengguna Jasa.

    - Melaksanakan pekerjaan bidang arsitektur tanpa memiliki Sertikat

    Keahlian Arsitek.

    - Menerima pekerjaan bidang arsitektur diluar jangkauan

    kemampuannya.

    - Mengajukan imbalan jasa yang tidak sesuai standard /hubungan kerja

    /standar IAI bidang arsitektur.

    - Tidak melasanakan tugas pekerjaan sesuai dengan kontrak yang berisi

    tentang lingkup penugasan, produk

    yang diminta, imbalan jasa yg

    disepakati, tugas dan tanggung jawab

    yang diembannya, hak dan

    kewajiban yang harus dipenuhi.

    - Mengubah/mengganti lingkup/ program/target penugasan tanpa

    seijin pemberi tugas

    - Membuka rahasia dan menginformasikan pada pihak lain

    tanpa persetjuan pemberi tugas.

    - Menawarkan atau mengarahkan suatu pemberian kepada calon

    pengguna jasa atau penggunaan jasa

    untuk memperoleh penunjukan.

    - Menyarankan kepada pengguna jasa untuk melakukan pelanggaran

    hukum atau kode etik dan kaidah tata

    laku profesi untuk mendapatkan hasil

    yang lebih baik.

    3.4.Penyimpangan/Pelanggaran

    terhadap Profesi.

    - Menandatangani suatu pekerjaan sebagai arsitek yang bukan dari hasil

    desainnya.

    - Membuat pernyataan yang keliru/menyesatkan/palsu atas fakta

    materiil, kualifikasi keprofesian,

    pengalaman kerja atau penampilan

    karya kerjanya serta mampu

    menyampaikan secara cermat

  • 23

    lingkup dan tanggung jawab yang

    terkait dengan pekerjaan yang diakui

    sebagai karyanya.

    - Bermitra dengan orang yang tidak terdaftar dalam asosianya.

    3.5.Penyimpangan/Pelanggaran

    terhadap teman sejawat.

    - Tidak memberitahukan pada arsitek yang terdahulu apabila

    meneruskan/mengganti pekerjaannya

    - Meniru/mengambil alih karya arsitek lain tanpa seijin arsitek yang

    bersangkutan.

    - Mengambil alih pekerjaan arsitek lain sebelum ada pemutusan

    hubungan kerja dengan pihak

    pengguna jasa.

    - Mengubah usulan imbalan jasanya demi mendapatkan keuntungan

    kompetitif dari arsitek lain.

    - Mengikuti sayembara yang tidak direkomendasikan IAI.

    4. S ANKSI

    Seperti diketahui bahwa pelanggaran

    atau penyimpangan dari apa yang tetera

    dalam Kode Etik dan Kaidah dan Tata

    Laku Profesi IAI tidak ada sangsi

    hukumnya, yang ada adalah sangsi

    organisasi yaitu berupa teguran lesan,

    teguran tertulis, penonaktifan sebagai

    anggota dan yang paling berat adalah

    dikeluarkan sebagai anggota IAI. Sangsi

    yang diberikan oleh organisasi (IAI) ini

    akan berdampak pada profesi dan

    pskologis bagi anggota yang kena

    sangsi, bahkan kemungkinan tidak

    mendapatkan pekerjaan sebagai profesi

    arsitek.Namun apabila pelanggaran ini

    menyangkut hokum terkait dengan

    pelanggaran undang-undang, peraturan

    pemerintaha dan lain sebagainya maka

    penyelesaiannya lewat pengadilan.

    5. KESIMPULAN

    - PROFESIARSITEK Adalah - Keahlian dan kemampuan penerapan

    dibidang perencanaan dan

    perancangan arsitektur dan

    pengelolaan proses pembangunan

    lingkungan binaan yang menjadi

    nafkah serta ditekuni secara terus

    menerus dan bersinambungan

    - Untuk mengatur tata laku dan tugas keprofesian arsitektur, arsitek

    anggota Ikatan Arsitek Indonesia

    (IAI) berlaku Kode Etik dan Kaidah

    Tata Laku Profesi Arsitek.

    - Pelanggaran kode etik yang dilakukan oleh para arsitek adalah

    pelanggaran terhadap kepentingan

    umum, kepentingan masyarakat,

    kepentingan pengguna jasa,

    kepentingan profesi dan kepentingan

    sejawat.

    - Sangsi bagi arsitek anggota IAI adalah sangsi organisasi berupa

    teguran lesan, teguran tertulis,

    penonaktifan anggota /skores dan

    pemecatan sebagai anggota IAI.

    Yang terkait dengan pelanggaran

    hokum diselesaikan lewat

    pengadilan.

    6. DAFTAR REFERENSI :

    Djoko Pratikto, Etika Keprofesian Arsitek, Bahan Ajar Mata

    Kuliah, 2004

    E.Sumaryono,PengantarFilsafat,

    Penerbitan Universitas Atma Jaya

    Yogjakarta,1994

    IAI Nasional, Kode Etik dan Kaidah

    Tata Laku Profesi Anggota

    IAI,Munas IAI 2008,

    Makasar,2008

    IAI Nasioal, Hubungan Kerja

    Arsitek,Jakarta, 2004 IAI Nasional, Program Keprofesian

    yang Berkelanjutan, Rakernas IAI, Jakarta, 2006

  • 24

    K.Bertens, Pengantar Etika Bisnis,

    Penerbit Kanisius,

    Yogjakarta, 1999.

    Ronald Green, Pedoman Arsitek

    dalam Menjalankan Tugas, Intermatra, Bandung,1994

    Wiliam Pena, Penyelusuran

    Masalah, Sebuah dasar

    Penyusunan Program Arsitektur,Intermatra

    Bandung, 1995

    BIO DATA PENULIS : Djoko Pratikto, Alumni S1 Jurusan Teknik

    Arsitektur Fakultas Teknik Universitas

    Diponegoro Semarang (1983), Pasca Sarjana

    (S2) Program Magister Teknik, Program

    Studi Manajemen Konstruksi, Universitas

    Atmajaya Yogyakarta (1999). Dosen

    Jurusan Teknik Arsitektur Fakultas Teknik

    Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.