penyelidikanendapankromit didaerahtopogaro … · keterdapatan endapan kromit di daerah ... mineral...

12
Mineral Kromit merupakan salah satu bahan galian yang sangat dibutuhkan dalam industri-industri stainless steel, gray cast iron, iron free high temperature alloys, dan chromium plating untuk perlindungan permukaan. Di dalam mineral industri, khromit diproses bergabung dengan magnesite seperti magnesia sintered, magnesia calcined dan binders seperti clay, lime, gypsum, bauxite, dan corundum. Hasil yang diperoleh berupa bahan yang tahan terhadap tekanan, tahan terhadap perubahan temperatur, baik sebagai isolasi antara tembok bangunan terhadap asam. Biasanya persentase yang dicari adalah FeO.Cr2O3 dengan kadar Cr2O3 > 42% dan FeO <15% . Berdasarkan hasil analisis mineralogy butir terhadap contoh konsentrat hasil dulang yang diambil selama kegiatan pemboran didaerah Topogaro, Kabupaten Bungku Barat, Sulawesi Tengah diperoleh prosentase mineral kromit (Fe2Cr2O4) dengan kandungan Cr2O3 dalam konsentrat dulang berkisar 7.961%-13.93% Dari hasil penyelidikan permukaan, pemboran dan analisis laboratorium diketahui secara umum mineral kromit dapat dipisahkan dari mineral pengotor sehingga meningkatkan kadar kromit. Dalam hal ini, kandungan kromit tertinggi hasil pendulangan berada pada daerah Barat Laut Kromit, Kata kunci : PENYELIDIKAN ENDAPAN KROMIT DIDAERAH TOPOGARO- BUNGKU BARAT PROVINSI SULAWESI TENGAH Oleh: Eko Yoan Toreno Pusat Sumber Daya Geologi Jl. Soekarno Hatta No. 444 Bandung Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010 SARI Chromite mineral is one mineral that is needed in the industries of stainless steel, gray cast iron, iron free high-temperature alloys, and chromium plating for surface protection. In the industrial minerals, magnesite chromite joining processed as sintered magnesia, calcined magnesia and binders such as clay, lime, gypsum, bauxite, and corundum. Results obtained in the form of materials that are resistant to pressure, resistance to temperature change, both as insulation between the walls of buildings against acid. Usually the percentage sought is FeO.Cr2O3 with Cr2O3 content of > 42% and FeO < 15%. Based on the results of laboratory analysis of samples taken from panning concentrates during drilling activities in the area Topogaro, West Bungku Regency, Central Sulawesi, obtained a mineral chromite (Fe2Cr2O4) in panning concentrate based on mineralogical analysis of grain ranged from 7.961%-13.93% From the results of surface investigation, drilling and laboratory analysis is generally known minerals can be separated from the mineral chromite impurities thus increasing chromite content. In this case, the result of panning the highest content of chromite in the region of the Northwest Chromite Keywords : ABSTRACT MAKALAH ILMIAH Diterima tanggal 04 Pebruari 2010 Revisi tanggal 24 Maret 2010 1

Upload: vandiep

Post on 09-Jun-2019

260 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Mineral Kromit merupakan salah satu bahan galian yang sangat dibutuhkan dalam industri-industristainless steel, gray cast iron, iron free high temperature alloys, dan chromium plating untuk perlindunganpermukaan. Di dalam mineral industri, khromit diproses bergabung dengan magnesite seperti magnesiasintered, magnesia calcined dan binders seperti clay, lime, gypsum, bauxite, dan corundum. Hasil yangdiperoleh berupa bahan yang tahan terhadap tekanan, tahan terhadap perubahan temperatur, baiksebagai isolasi antara tembok bangunan terhadap asam. Biasanya persentase yang dicari adalahFeO.Cr2O3 dengan kadarCr2O3> 42%danFeO<15% .

Berdasarkan hasil analisis mineralogy butir terhadap contoh konsentrat hasil dulang yang diambilselama kegiatan pemboran didaerah Topogaro, Kabupaten Bungku Barat, Sulawesi Tengah diperolehprosentase mineral kromit (Fe2Cr2O4) dengan kandungan Cr2O3 dalam konsentrat dulang berkisar7.961%-13.93%

Dari hasil penyelidikan permukaan, pemboran dan analisis laboratorium diketahui secara umummineral kromit dapat dipisahkan dari mineral pengotor sehingga meningkatkan kadar kromit. Dalam halini, kandungan kromit tertinggi hasil pendulanganberada pada daerahBarat Laut

Kromit,Kata kunci :

PENYELIDIKAN ENDAPAN KROMITDIDAERAH TOPOGARO- BUNGKU BARAT

PROVINSI SULAWESI TENGAHOleh:

Eko Yoan TorenoPusat Sumber Daya Geologi

Jl. Soekarno Hatta No. 444 Bandung

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor 2 - 2010

SARI

Chromite mineral is one mineral that is needed in the industries of stainless steel, gray cast iron, iron freehigh-temperature alloys, and chromium plating for surface protection. In the industrial minerals,magnesite chromite joining processed as sintered magnesia, calcined magnesia and binders such asclay, lime, gypsum, bauxite, and corundum. Results obtained in the form of materials that are resistant topressure, resistance to temperature change, both as insulation between the walls of buildings againstacid. Usually the percentage sought is FeO.Cr2O3 with Cr2O3 content of > 42% and FeO < 15%.

Based on the results of laboratory analysis of samples taken from panning concentrates duringdrilling activities in the area Topogaro, West Bungku Regency, Central Sulawesi, obtained a mineralchromite (Fe2Cr2O4) in panning concentrate based on mineralogical analysis of grain ranged from7.961%-13.93%From the results of surface investigation, drilling and laboratory analysis is generally known minerals canbe separated from themineral chromite impurities thus increasing chromite content. In this case, the resultof panning the highest content of chromite in the region of theNorthwest

ChromiteKeywords :

ABSTRACT

MAKALAH ILMIAH

Diterima tanggal 04 Pebruari 2010Revisi tanggal 24 Maret 2010

1

Sulawesi merupakan pulau yang terletakdibagian tengah Indonesia dan mempunyaibentuk unik menyerupai huruf ''K'' akibat adanyatumbukan tiga lempeng (Pacifik, Eruasia, HindiaAustralia). Kegiatan tektonik ini menyebabkanstruktur yang sangat rumit dan menghasilkanproduk batuan yang bervariasi dan campur aduk(melange). Jika dilihat dari perbedaan stratigrafi,struktur maupun perkembangan geologinyaPulau Sulawesi dibagi menjadi tiga mandalageologi yakni Mandala Sulawesi Barat, MandalaBanggai-Sula dan Mandala Sulawesi Timur(Hamilton, 1979; Sukamto 1975a; 1975b; Smith,1983).

Jalur Sulawesi Timur merupakan jalur ofiolitdan sedimen terimbrikasi serta molasse. PadaLengan Tenggara Sulawesi (segmen selatan)didominasi oleh batuan ultramafik (vanBemmelen, 1970; Hamilton, 1979; Smith, 1983),hasburgit dan serpentin hasburgit (Silver dkk,1983). Sedangkan pada Lengan Timur Sulawesi(segmen utara) merupakan sekuen ofiolitlengkap, berupa hasburgit, gabro, sekuen dikediabas dan basalt, yang merupakan hasil daritumbukan antara platform Sula dan Sulawesipada Kala Miosen Tengah sampai Miosen Akhir(Hamilton, 1979; Smith, 1983), serta batuansedimen pelagos dan klastik yang berhubungandengan batuan ultramafik (Silver dkk, 1983).Kondisi geologi ini menarik perhatian para ahligeologi melakukan berbagai penyelidikan untukmengetahui potensi mineralisasi yang prospek.Namun pembentukan mineral isasi danpenafsiran umur pada komplek ofiolit ini masihmenjadi perbedaan pendapat dari para ahligeologi. Struktur utama yang berkembangadalah Sesar Sungkup dan Sesar JurusMendatar Balantak.Sesar Batui mencirikan lajurtumbukan antara sedimen pinggiran benuaMintakat Banggai-Sula dan Jalur Ofiolit SulawesiTimur. Sesar sungkup ini membusur dancembung ke arah baratlaut dan utara. Ujungselatannya terdapat di Teluk Tomori dandiperkirakan berakhir di Sesar Matano Sula yangmenyambung dan bersatu dengan Sesar Matanoke arah barat dan keSesar Sorong di timur. Ujungutaranya bersambung dengan Sesar SangiheTimur di bagian utara LautMaluku. Sesar Batui initerbentuk sepanjang 100 km (Gambar 1).Keterdapatan endapan kromit di daerahMorowali diperkirakan sangat erat kaitannyadengan keberadaan ofiolit di bagian baratdaya-baratlaut

Wilayah penyelidikan merupakan dataranpantai dari wilayah pantai Maburu, DesaTopogaro dan Desa Umpanga KecamatanBungku Barat Kabupaten Bungku ProvinsiSulawesi Tengah. Sebagian besar daerah

penyelidikan ditempati rawa, dan perkebunanpenduduk serta lahan-lahan kosong berupailalang yang dianggap memiliki endapan kromit.Setempat teramati bekas-bekas penggaliankromit yang dilakukan baik oleh perusahaanterdahulu maupun masyarakat setempat untukdijual.

Penyelidikan yang dilakukan denganmetode pemboran sebanyak 31 titik bor untukmengetahui kedalaman sedimen dalam hal inipasir sampai menembus batuan dasar denganmenggunakan jenis alat bor ”doormer” dan ”ivan”dengan casing 2.5 Ǿ inchi. Pemetaan dipermukaan untuk mengetahui sebaran endapankromit didaerah ini. Titik bor ditentukan dengancara mengukur koordinat menggunakan GPS(Global Positioning System), tali dan kompas.Pemboran dilakukan pada daerah pantaimengandung kromit dengan interval panjang(baseline) 500 meter dan lebar (crossline) 250meter. .

Ada dua metoda laboratorium yangditerapkan dalam penyelidikan ini yaitu analisismineralogi butir menggunakan mikroskopbinokuler dan timbangan analitis serta analisiskimia metoda XRF. Prinsip kerja analisismineralogi butir adalah, setiap mineral yang adadalam conto konsentrat diidentifikasi dibawahmikroskop lalu dihitung dan kemudian ditimbang.Sehingga diperoleh prosentase setiap mineralpenting. Yang dideteksi pada analisis mineralogibutir adalah Fe2Cr2O4, sedangkan yangdianalisis kimia adalah Cr2O3.

Sedangkan me toda XRF ada lahmenggunakan prinsip panjang gelombangcahaya yang dilewatkan melalui larutan yangdibuat dari conto termaksud, semua conto yangdianalisis laboratorium adalah dalam bentukkonsentrat dulang. Untuk mengetahui nilai MD(Magnet ic Degree) d i lakukan denganmembandingkan berat konsentrat dan berat asaldenganmenggunakan rumus:

Dengan memanfaatkan data hasil analisislaboratorium dan ketebalan endapan pasirberkerikil mengandung kromit, kandungan kromitrata-rata (K) untuk tiap penampang bor dapatdihitung denganmenggunakan rumusberikut:

METODEPENYELIDIKAN

BeratKonsentratMD= ------------------------- x 100%

BeratAsal

- I...n = (k1 x t1) + (k2 x t2) + (k3 x t3) +........ (kn x tn)

∑t1...tn

Κ

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 201022

MAKALAH ILMIAH

PENDAHULUAN

Dimana: k1...n = kandungan kromit padalapisan 1 hingga n, t1...n = ketebalan lapisan 1hingga n.

Dimana K adalah kandungan rata-ratakromit di seluruh lubang bor.

Untuk menghitung tebal rata-rata (t) untukseluruh endapan digunakan rumus :

Untuk mendapatkan conto yang memenuhisyarat namun homogen dan representatif(mewakili lubang bor), conto-conto yangdidapatkan dari “sendok ivan” harus dibersihkandari lumpur serta ditampung dalam ember-emberuntuk setiap kemajuan kedalaman (run) satumeter dan diaduk rata. Kemudian dibagi empat(quartering) dimana bagian-bagian inidigabungkan dengan cara silang; bagian 1digabung dengan bagian 3 sedangkan bagian 2digabung dengan bagian 4 sehingga diperoleh

- K =∑KI ...n / n

- t =∑t1...n / n

PreparasiConto

dua conto yang peruntukannya satu untukkeperluan analisis laboratorium dan yangsatunya untuk didulang langsung di lapanganguna mendapatkan konsentrat (Gambar 7a).Semua conto harus memiliki duplikat yang akandisimpanuntuk dokumentasi.

Proses pengeringan conto hasilpemboran dilakukan di base camp dengan caradijemur panas matahari, atau jika cuacamendung misalnya pada musim hujan,pengeringan conto dilakukan di atas tungku /diatas api (Gambar 7b). Agar conto siap dikirimke laboratorium, maka masih dilakukan tahapanpreparasi dengan cara mengeringkan,mereduksi, menimbang dan memisahkanmineral menggunakan hand magnet. Prosespreparasi conto selanjutnya adalah denganmenimbang / mengemas conto sekitar 400-500gram setiap contonya. Proses penyiapan contomulai dari pemboran hingga siap dikirim kelaboratoriumditunjukkan padaGambar 2.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 20102 3

MAKALAH ILMIAH

Gambar 2. Bagan alir penyiapan conto untuk analisa laboratorium.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 201024

MAKALAH ILMIAH

KEGIATANPENYELIDIKAN

Untuk melihat penyebaran endapan kromitdi permukaan maka dilakukan pemetaan dengancara mengamati but iran mineral hasilpengendapan menggunakan kaca pembesar(loupe). Pengamatan pertama-tama dilakukandisepanjang pantai untuk mengetahui masihberlangsung tidaknya pengendapan aktif kromit(Foto 8). Kemudian dilanjutkan ke wilayahmorfologi dataran alluvial kearah darat. Karenamasih cukup tebal endapan tanah penutupalluvial, maka dilakukan sedikit penggalian untukbisa memperoleh butiran mineral yang akandiamati. Dari hasil pemetaan di permukaan,secara kasar diperoleh gambaran arahpengendapan kromit cenderung masih sejajardengan garis pantai sekarang yaitu tenggara-barat laut dan arah transportasi material tegaklurus dengan arah aliran sungai sekarang yaitubarat daya timur laut.

Untuk keperluan interpretasi polapengendapan material mengandung kromit,setiap conto yang diambil untuk tiap kemajuan

satu meter pemboran dilakukan deskripsi ataupengamatan langsung litologi dari conto yangdiambil. Pengamatan meliputi: jenis litologi,ukuran butir, warna, jenis mineral, komposisi,kedalaman, keterangan dan volume conto atauprosentase butiran berukuran lempung/tanah,pasir, kerikil dan kerakal. Disamping itu jugadiamati lingkungan sekitar endapan khususnyalokasi bor, apakah merupakan rawa, hutan danlainnya. Hasil diskripsi dibuat dalam tabel sepertiditunjukkan padaTabel 1 dan 2 .

Secara regional daerah ini tersusun daribatuan tua ke muda seperti batugamping Tokalaberumur Jura-Trias dan batuan ultrabasa yangberumur Perm seperti batuan harzburgit, dunit,dolerite, gabro dan serpentinit dan batuansedimen Formasi Tomata danMatano. Batuan iniditutupi oleh batugamping yang berumur Miosenserta batuan Sedimen Tersier yang mengalamitektonik, berupa patahan dan perlipatan.

Secara umum, st ra t ig ra f i daerahpenyelidikan ditunjukkan padaTabel 3.

GEOLOGIDAERAHPENYELIDIKAN

Tabel 3. Stratigrafi Regional Daerah Penyelidikan

KALA FORMASI KETERANGAN

HOLOSENKUARTER

PLISTOSENAluvium

Lumpur, lempung, pasir, kerikil, kerakal dan gravel

TERSIER

PLIOSEN Tomata Perselingan batupasir, konglomerat, batu lempung, tuff

KAPUR Matano Napal, serpih sisipan rijang

PERM Ultrabasic Complex Harzburgit, dunit, dolerite, gabro, dan serpentinit.

JURA Tokala Perselingan batugamping klastika, batupasir sela wake

Dibandingkan dengan daerah sekitarnya, secarageologi dan geografi, wilayah penyelidikantermasuk kedalam Mandala Sulawesi Timurtercirikan oleh gabungan ofiolit dan batuanmetamorfosis. Ofiolit tersebut cukup luas danterletak bagian timurnya, sedangkan batuanmetamorfosis di bagian baratnya, yang terakhirmengandung glaukofan yang makin ke arahbarat bertambah jumlahnya, hingga berbatasandengan Mandala Sulawesi Barat. Batuan

sedimen laut-dalam berumur Mesozoikum dimandala ini mengalami metamorfosis lemah.Strukturnya sangat rumit; sesar satuan-satuanofiolit, batuan metamorfosis dan batuanMesozoikum (Gambar 3)Bagian atas formasi ini ditutupi oleh endapansedimen Kuarter yang memanjang sepanjangpantai Timur Sulawesi Tengah, terputus olehaliran-aliran sungai baru atau daerahsedimentasi aktif pada daerah rawa. Padapengamatan lapangan, batugamping terdapat

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 20102 5

MAKALAH ILMIAH

terutama di bagian selatan. Sedangkan endapanalluvial lebih luas menyebar di bagian utara dantenggara baratlaut.Pembentukan endapan kromit memilikiperbedaan genesa dibandingkan denganmineralisasi logam lainnya. Endapan kromitsekunder terbentuk pada lingkungan permukaanbumi yang melibatkan kegiatan erosi danpelapukan, dimana proses fisika dan kimiawi daribatuan yang menengah-basa atau batuan yangbersifat andesitic hingga basaltic yangberlangsung secara bersamaan pada saatpelapukan. Kegiatan erosi memisahkan bahan-bahan lapuk dan menciptakan bahan baru yangtahan pelapukan untuk membentuk kumpulanmineral bijih pada cekungan-cekungan dipermukaan bumi. Proses pelapukan kimiawimerupakan hal penting karena memisahkanmineral-mineral non-resistan dari sumbernyadan mengumpulkan mineral-mineral lain dengansusunan kimia tertentu, untuk menjadi formasimineral baru yang berasosiasi dengan unsur-unsur dari zona oksidasi. Kondisi iklim, topografidan pH menjadi faktor-faktor penentu dalampelapukan kimiawi, dengan keterlibatan atmosfir(oksigen, nitrogen, CO2), hidrosfir (air, uap air,es) dan biosfir (tumbuhan dan mikro-organisma);terutama erat hubungannya dengan prosespencucian (leached) dan pembentukan endapanmineral sekunder pada lingkungan dekatpermukaan pantai yang dapat diendapkan padalingkungan-lingkungan air tawar, danau, tanahberlumpur (bogs), rawa-rawa, lagun dan air laut;dimana kondisi pengendapannya menentukansusunan mineralogi, ukuran butir, kemurnian,luas penyebaran dan stratigrafinya. Dalamlingkungan danau dan tanah berlumpur akandiendapkanmineral Cr-hidroksida atau karbonat,dan tanpa adanya bahan organik akanmembentuk mine ra l C r -oks ida ; yangkemungkinan dapat berasosiasi denganFe.Pengendapan kromit oleh arus gelombang lautmasih jelas teramati berlangsung hinggasekarang di bagian tertentu dataran pantaiseperti di Kecamatan Bungku Barat yaitu diDaerah Topogaro dan Umpanga. Hasilpengendapan ini sebagian ditambang olehmasyarakat setempat di DaerahUmpanga.

Dari penyelidikan lapangan yang dilakukandengan pemboran sebanyak 31 titik dengankedalaman sampai 4,5 meter dengan contoterambil sebanyak 127 conto. Untuk mengetahuikeprospekan daerah penyelidikan dapatmengacu kepada kadar rata-rata, potensi atausumber daya, kondisi geologi dan ronalingkungan awal (Gambar 4). Kadar rata-ratayang ditinjau tentu harus disesuaikan dengan

HASILPENYELIDIKAN

jenis bahan galian yang akan diambil/ditambang.Dengan tipe endapan sekunder atau plaser,maka jenis komoditas yang akan diambil adalahbutiran mineral kromit itu sendiri, bukan ektraksilogam dari Cr2O3 misalnya. Oleh karena itu, bilamelihat unit pengolahan umum yang diterapkanterhadap penambangan plaser, sebagai kadaracuan yang digunakan adalah hasil analisismineralogi butir.

Dari hasil analisis laboratorium, kandungankromit dalam konsentrat daerah penyelidikanberkisar dari 12,1 % hingga 30,0 %, sedangkanmineral penting lainnya yang dideteksi adalahmagnetit (Fe3O4) dan hematit (Fe2O3). Atau jikadikonversi kedalam volume asal contoh makadidapatkan kandungan rata-rata kromit dalamlubang bor berkisar dari 1,05 kg/m3 hingga292,05 kg/m3 atau kadar rata-rata total 30,42kg/m3. Ini berarti, untuk mendapatkan 30 kgkromit, maka harus dibuang sekitar satu kubikendapan pengotor atau sekitar 0,8 kubik materialpasir-kerikil.

Secara geologi dan hubungannya denganvariasi kadar kromit dalam endapan, ketebalanlapisan pasir mengandung kromit cenderungmenebal kearah barat laut dan mendekati pantaiyang diiringi peningkatan kadar kromit. Dari faktaini masih ada peluang memperoleh kadar kromitbahkan lebih besar dari 50 kg/m3 di bagiantengah wilayah penyelidikan hingga kearah baratlaut, denganperkiraan luas sekitar 100 ha.

Dari hasil pengamatan mineralogi butirterhadap sejumlah contoh konsentrat dulang,secara umum mineral kromit dapat dipisahkandari mineral pengotor sehingga meningkatkankadar kromit. Dalam hal ini, kandungan kromittertinggi hasil pendulangan berada pada daerahBarat Laut.

Untuk mengetahui gambaran penyebaranendapan pasir mengandung kromit, dibuatkorelasi antara penampang lubang bor searahmemanjang (base line) dan melintang (crossline). Kearahmelintang yang diwakili penampangtegak korelasi antara penampang bor mulai BH-04 hingga BH-25 memperlihatkan penyebarantegak endapan pas i r berker ik i l yangmengandung kromit lebih menipis kearahdaratan dan lebih tebal kearah pantai (timur laut).Kondisi ini diperkirakan sesuai dengan prinsippengendapan alluvial secara umum di wilayah iniyang lebih tebal kearah pantai (Gambar 5).Kearah memanjang tenggara-barat laut yangmengkorelasikan penampang bor A/BH-02hingga BH-07, penyebaran endapan tampakmenipis kearah tenggara yang ditandai denganendapan pasir berkerikil (Gambar 5). Dan kearahini endapan kerikil (gravel bed) lebih tipis dantanah lempung sebagai endapan paling atassemakinmeneba (Gambar 6).Bilamelihat spasi titik bor yangmasih cukup jauh,

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 201026

MAKALAH ILMIAH

250 500 m, maka masih memerlukan pengujianpenambahan jumlah t i t ik bor denganmemperapat hingga 125 250 meter terutama dibagian dimana kadar kromit lebih besar dari 50kg/m3. Dengan cara ini, potensi kromit berkadartinggi diharapkanmeningkat.

Endapan kromit merupakan endapan alluvialpantai berupa pasir hitam dan tanah laterit.Endapan ini terbentuk akibat dari prosesdesintegrasi fragmen dari konglomerat berupabatuan beku ultrabasa (peridotit, harzburgite)yang mengalami pelapukan kemudiantertransportasi oleh media air, baik oleh aliransungai maupun arus gelombang laut sepanjangpantai sehingga membentuk endapaan alluvialpantai.Di alam komposisi mineral kromit sangatbervariasi karena terdapat gangue mineralberupa magnesium dan alumunium, dimanagangue mineral tersebut dapat mengganti unsurbesi (Fe) dan Crom (Cr) pada kristal FeO.Cr2O3yang merupakan rumus kimia dari endapankromit. Sifat fisik khusus dari mineral kromitsecara visual dapat dilihat berupa warna hitam,bentuk kristal tidak beraturan, goresan coklat,pecahan tidak sempurna, kekerasan 5,5 (SkalaMohs) denganberat jenis 4,5 - 4,8.Pada endapan ini konsentrasi material terdapatpada material lempung pasiran (Sandy Clay).Pasir lempungan (Clay sand), pasir (Sand), danpasir berkerikil (Gravely Sand). Pada endapan initebal overburden sangat tipis , bahkan padabeberapa lokasi, konsentrasi kromit terdapatpada lapisan tanah atas (top soil). Pada lapisanini ketebalan endapanmencapai rata-rata 3,5m .Cebakan endapan kromit pada daerah initerbentuk sepanjang garis pantai olehpemusatan gelombang dan arus air laut disepanjang pantai.Arus gelombangmelemparkanpartikel-partikel pembentuk cebakan ke pantaidimana air yang kembali membawa bahan-bahan ringan untuk dipisahkan dari mineral berat.Bertambah besar dan berat partikel akandiendapkan/terkonsentrasi di pantai, kemudianterakumulasi sebagai batas yang jelas danmembentuk lapisan. Perlapisan menunjukkanurutan terbalik dari ukuran dan berat partikel,dimana lapisan dasar berukuran halus dan/ ataukaya akan mineral berat dan ke bagian atasberangsur menjadi lebih kasar dan/atau sedikitmengandung mineral berat. Placer pantai (beachplacer) terjadi pada kondisi topografi berbedayang disebabkan oleh perubahan muka air laut,dimana zona optimum pemisahan mineral beratberada pada zona pasang-surut dari suatu pantaiterbuka. Konsentrasi partikel mineral juga

DISKUSI

dimungkinkan pada terrace hasil bentukangelombang laut. Mineral-mineral terpenting yangdikandung jenis cebakan ini adalah : magnetit(Fe3O4), ilmenit (FeTiO3), hematit (Fe2O3),Kromit (Cr2O3), olivin( (MgFe)2SiO4), dankuarsa(SiO2). Endapan kromit mempunyaisenyawa kimia Fe2Cr2O4atauFeO (Cr,Al)2O3Kegunaan yang paling penting adalah dalamindustri-industri kimia dan logam (perlengkapankrom). Di dalam mineral industri, khromitdiproses bergabung dengan magnesite sepertimagnesia sintered, magnesia calcined danbinders seperti clay, lime, gypsum, bauxite, dancorundum. Hasil yang diperoleh berupa bahanyang tahan terhadap tekanan, tahan terhadapperubahan temperatur, baik sebagai isolasiantara tembok bangunan terhadap asam.Biasanya persentase yang dicari adalahFeO.Cr2O3 dengan kadarCr2O3> 42%danFeO<15% .Selain dari mineral kromit, terdapat mineralikutan lainnya yang dapat dimanfaatkan seperti :Magnetite (Fe3O4) digunakan sebagai bahanbaku bijih besi (Fe), Ilmenit (FeTiO3) digunakansebagai bahan baku untuk pembuatan syntheticrutile (TiO2) yang dipakai untuk cat maupunlogam titanium dan dapat juga diambil besinya(Fe), Zircon (ZrSiO4) sebagai bahan pembuatfine ceramic dan tiles (keramikmahal).

Berdasarkan hasil analisis laboratoriumterhadap contoh konsentrat hasil dulang yangdiambil selama kegiatan pemboran, data yangdiperoleh adalah:- Kandungan mineral kromit (Fe2Cr2O4)dalam konsentrat dulang berdasarkananalisis mineralogi butir berkisar dari 12,1%hingga 30%.

- Kandungan mineral kromit dalam endapanpasir sebagai hasil analisis mineralogi butirdengan memperhitungkan volume endapanberkisar dari 1,05 kg/m3 hingga 114,19kg/m3

- Kandungan senyawa kimia Cr2O3 dalamcontoh konsentrat dulang berkisar dari 7,96%hingga 13,92%.Mineral ikutan Magneti te (Fe3O4)berkisar 1,07-80,00%, Ilmenit (FeTiO3)berk isar 1,00-16,09% dan Zirkon(ZrSiO4) Indikasi

Keterdapatan endapan kromit di daerahTopogaro, Kabupaten Bungku Barat, SulawesiTengah diperkirakan merupakan endapan yangterbentuk dari akumulasi hasil desintegrasifragmen batuan konglomerat dengan komponenbatuan beku ultrabasa (peridotit, harzburgite)yang mengalami pelapukan kemudiantertransportasi oleh media air, baik oleh aliran

KESIMPULAN

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 20102 7

MAKALAH ILMIAH

sungai maupun arus gelombang laut sepanjangpantai sehingga membentuk endapaan alluvialpantai. Berdasarkan hasil korelasi titik bor kearahmemanjang dan melintang menunjukkan bahwaendapan pasir kerikil mengandung kromitcenderung menebal memanjang kearah baratlaut dan ke arah pinggir pantai. Hal ini sesuaidengan pola pengendapan yang homogensejajar pantai dan tegak lurus garis pantai atausearah aliran sungai-sungai yang membawamaterial kromit dari bagian huluBeberapa faktor yang menyebabkan polasebaran lapisan pada daerah ini berbeda denganlainnya :- B a t u an i n d uk , s e b a ga i s umbe rterbentuknya endapan kromit- Faktor fisika-kimia seperti suhu, erosi dantrasportasi sungai, arus bawah laut sebagaimedia transportasi dan akumulasimaterial.- Faktor topografi/kemiringan yang berperan

penting sebagai tempat akumulasi endapankromit.

Pengendapan kromit oleh arus gelombang lautmasih jelas teramati berlangsung hinggasekarang di bagian tertentu dataran pantaiseperti di Kecamatan Bungku Barat yaitu diDaerah Topogaro dan Umpanga. Hasilpengendapan ini sebagian ditambang olehmasyarakat setempat di Daerah Umpanga.Komposisi endapan terdiri dari 77 % merupakanpasir berkerikil denganukuran kurang dari 1mm.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bpk.Agam dan Bpk Ir. Armin Tampubolon,M.Sc ataskerjasamanya dalam penyelidikan ini. Bpk Ir.Teuku Ishlah atas motivasi, saran dan diskusi.Kepada Bpk. Ir. Bambang Pardianto atas koreksi

UCAPANTERIMAKASIH

DarwinH, Spenser LK, 1986, LaporanEksplorasi PT. Palmabin, BungkuChromiteDeposit.Laporan Penyelidikan Pendahuluan Terhadap Endapan Kromit Alluvial di Daerah Sulawesi Tengah.,

Provinsi SulawesiTengah.Direktorat SumberDayaMineral, 1979.,J.C. Widodo., 1979, Laporan Singkat tentang Hasil Penyelidikan Endapan Kromit dengan menggunakan

BorTangan diDaerahPantai Timur KabupatenPoso.Hamilton, W., 1973, Tectonics of the Indonesian Region, Proc. Reg. Conf. on the Geol. Of SE-Asia, 1972,

jl. No. 6, h. 3-10.Laporan Hasil Penyelidikan Umum Endapan Kromit di Wilayah KP/PU PT. BUMI daerah Matube,

KecamatanBungkuUtara, KabupatenMorowali, Provinsi Sulawesi Tengah,Desember, 2007.Laporan Hasil Penyelidikan Endapan Kromit di Wilayah KP Eksplorasi PT. Surya Amindo daerah

Topogaro, KecamatanBungkuBarat, KabupatenBungku, Provinsi Sulawesi Tengah, 2009.SimanjuntakTO, 1993, PetaGeologiDaerahSulawesi Tengah, PuslitbangGeologi, Bandung.Sukamto,R.,GeologiDaerahKepulauanBanggai danSula,Majalah IAGI, vol.2, no.3, hal 23-28.Sukamto, R., 1975, Perkembangan tektonik di Sulawesi dan daerah sekitarnya :Suatu sintesis

perkembanganberdasarkan tektonik lempeng,Majalah IAGI, vol 2, no.1, hal 1-13Sukamto, R., 1973a, PetaGeologi Tinjau DaerahPalu, Sulawesi Tengah, Direktorat Geologi, 1973b, Peta

Geologi TinjauDaerahUjungPandang, Sulawesi Selatan, arsip terbukaDirektoratGeologi.Van Bemmelen R.W, 1949, The geology of Indonesia, Vol.I.A. Goverment Printing Office, The Hague,723h.

DAFTAR PUSTAKA

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 201028

MAKALAH ILMIAH

Gambar 1. Pembagian jalur fisiografi Sulawesi (Smith 183)

Gambar 3. Peta Geologi Daerah Penyelidikan

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 20102 7

MAKALAH ILMIAH

Gambar 4. Peta Lokasi pemboran dan Kadar Kromit

Gambar 5. Penampang Tegak sepanjang Base Line

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 201028

MAKALAH ILMIAH

Gambar 6. Penampang Tegak sepanjang Cross Line

Gambar 1. a b.. Konsetrat dulang, Proses pengeringan conto dengan dipanaskan diatas tungku

Gambar 2. Laminasi mineral yang masih berlangsung hingga sekarang di Pantai Maburu danKali Pungku (Topogaro - Umpanga).

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 20102 7

MAKALAH ILMIAH

Wellsite/Geologist: E.Y.TorenoNo. Bor : BH 14Elevasi: 12 mdplLokasi: Dusun 2, Desa Topogaro Bungku BaratCuaca : Cerah

1,50

0,0 m

0,50

2,50

Kedalamandan kadarkromit

Deskripsi

Tabel 1. Hasil deskripsi lubang bor BH14, diambil secara acak.

Buletin Sumber Daya Geologi Volume 5 Nomor - 201028

MAKALAH ILMIAH

Wellsite/Geologist: E.Y.TorenoNo. Bor : BH 21Elevasi: 11 mdplLokasi: Dusun 3 (Luwu), Desa Umpanga Bungku BaratCuaca: Cerah

1,50

0,0 m

0,50

3,50 m

2,50

Kedalamandan kadarkromit

Deskripsi

0,0 – 0,50 m

1,04 Kg/m3

Lempung pasiran (Sandy Clay), warna abu kecoklatan,merupakan endapan pantai,sangat sedikit mineral beratwarna hitam kehijauan. Berada di dalam perkebunancoklat masyarakat ± 75 haVolume asal = 0,5 L, volume dulang = 0,25 L

0,50 – 1,50 m

24,37 Kg/m3

Lempung Pasiran (Sandy Clay), warna abu-abukecoklatan, merupakan endapan pantai. Sangat sedikitmineral berat warna hitam kehijauan.Volume asal = 0,6 L, volume dulang = 0,3 L

1,50 – 2,50 m

23,83 Kg/m3

Pasir berkerikil (Gravely Sand), warna abu-abukehitaman , terdapat fragmen batuan ultra basa (olivin,dunit, peridotit, hazburgit dan serpentinit) mineral kuarsa,cangkang kerang, batu apung juga terlihat, membulattanggung dan pecah, merupakan endapan pantai,terdapat mineral berat warna hitam kehijauan.Volume asal = 1,5 L, volume dulang = 0,75 L

+ 2 mm = 0,20 L = 26,66 %­ 2 mm + 1 mm = 0,10 L = 13,33 %­ 1 mm = 0,45 L = 60.01 %

2,50 – 3,50 m

19,12 Kg/m3

Pasir berkerikil (Gravely Sand), warna abu-abukehitaman, terdapat fragmen batuan ultramafik, kuarsadan cangkang kerang, batu apung juga terlihat jelas.Tampak mineral berat warna hitam kehijauan. Membulattanggung dan pecah.Volume asal : 0,50 L, volume dulang = 0,25 L

Bor dihentikan pada kedalaman 2,75 m karenamenembus kerakal.

Kadar rata-rata kromit = 54,17 Kg/m3

Tabel 2. Hasil deskripsi lubang bor BH21, diambil secara acak.