penyelidikan perkara pidana dalam hukum acara pidana

14
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang demokratis, berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan semata-mata. Didalam KUHAP disamping mengatur ketentuan tentang cara proses pidana juga mengatur tentang hak dan kewajiban seseorang yang terlibat proses pidana. Pproses pidana yang dimaksud adalah tahap pemeriksaan tersangka (interogasi) pada tingkat penyidikan. Pada makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang tahap- tahap penyelidikan perkara pidana dalam hukum acara pidana untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi pemakalah maupun pendengar lainnya. 1.2 RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah : - Pengertian penyelidik - Proses Penyelidikan dan Penyidikan - Petugas-Petugas Penyelidik dan Penyidik - Pelaksanaan Penyelidikan dan Penyidikan - Serta Penyelesaian dan Penghentian Penyidikan 1

Upload: baimtrisna

Post on 25-Jun-2015

2.052 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Negara Republik Indonesia adalah Negara yang berdasarkan hukum yang demokratis,

berdasarkan pancasila dan UUD 1945, bukan berdasarkan atas kekuasaan semata-mata.

Didalam KUHAP disamping mengatur ketentuan tentang cara proses pidana juga mengatur

tentang hak dan kewajiban seseorang yang terlibat proses pidana. Pproses pidana yang

dimaksud adalah tahap pemeriksaan tersangka (interogasi) pada tingkat penyidikan.

Pada makalah ini akan membahas lebih lanjut tentang tahap-tahap penyelidikan perkara

pidana dalam hukum acara pidana untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi

pemakalah maupun pendengar lainnya.

1.2 RUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang akan dibahas adalah :

- Pengertian penyelidik

- Proses Penyelidikan dan Penyidikan

- Petugas-Petugas Penyelidik dan Penyidik

- Pelaksanaan Penyelidikan dan Penyidikan

- Serta Penyelesaian dan Penghentian Penyidikan

1

Page 2: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Menurut pasal 1 angka 4 KUHAP

Penyelidik adalah pejabat Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberi wewenang oleh

UU ini untuk melakukan penyelidikan

Apabila hukum acara pidana dipandang dari sudut pemeriksaan, hal ini dapat dirinci

dalam dua bagian, yaitu pemeriksaan pendahuluan dan pemeriksaan di sidang pengadilan.

Pemeriksaan pendahuluan adalah pemeriksaan yang dilakukan pertama kali oleh polisi, baik

sebagai penyelidik maupun sebagai penyidik, apabila ada dugaan bahwa hukum pidana materil

telah dilanggar. Sedangkan pemeriksaan disidang pengadilan adalah pemeriksaan yang dilakukan

untuk menentukan apakah dugaan bahwa seseorang yang telah melakukan tindak pidana itu

dapat dipidana atau tidak.

Didalam pemeriksaan pendahuluan, sebelum sampai pada pemeriksaan disidang pengadilan,

akan melalui beberapa proses sebagai berikut:

 

2.2      Proses Penyelidikan dan Penyidikan.

Menurut kuhp diartikan bahwa penyelidakan adalah serangkaian tindakan untuk mencari

dan menemukan suatu peristiwa yang diduga sebagai tindak pidanaguna menentukan dapat atau

tidak nya dilakukannya penyelidikan(pasal 1 butir lima kuhap). Dengan demikian fungsi

penelidikan dilaksanakan sebelum dilakukan penyidikan, yang bertugas untuk mengetahui dan

menentukan peristiwa apa yang telah terjadi dan bertugas membuat berita acara serta laporannya

yang nantinya merupakan dasar permulaan penyidikan.

Sedangkan yang dimaksud dengan penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik

dalam hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang acara pidana, untuk mencari serta

mengumpulkan bukti yang dengan bukti itu membuat terang tentang tindak pidana yang terjadi

dan guna menentukan tersangkanya (pasal 1 butir 2 KUHAP)

Oleh karena itu, secara kongkrit dapat dikatakan bahwa penyidikan dimulai sesudah

terjadinya tindak pidana untuk mendapatkan keterangan-keterangan tentang:

2

Page 3: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

a.       Tindak apa yang telah dilakukannya

b.      Kapan tindak pidana itu dilakuakan

c.       Dimana tindak pidana itu dilakukan

d.      Dengan apa tindak pidana itu dilakukan

e.       Bagaimana tindak pidana itu dilakukan

f.        Mengapa tindak pidana itu dilakukan

g.       Siapa pembuatnya

 

2.3      Petugas-Petugas Penyelidik dan Penyidik

Menurut pasal 4 penyidik adlah setiap pejabat polisi Negara republic Indonesia. Di dalam

tugas penyelidikan mereka mempunyai wewenang- wewenangseperti diatur dalam pasal 5

KUHAPsebagai berikut:

a.       Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tending adanya tindak pidana

b.      Mencari keterangan dan barang bukti

c.       Menyuruh berhenti seseorang yang dicurigai dan menayakan serta memeriksa tanda

pengenal diri

d.      Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab.

Yang termasuk penyidik adalah

a.       Pejabat polisi Negara Republik Indonesia pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang

diberi wewenang khusus oleh undang-undang.

b.      Pejabat pegawai negeri sipil tertentu yang diberi wewenang khusus oleh undang-

undang.

Yang dimaksud dengan penyidik pegawai negeri sipil tertentu, misalnya pejabat bead an cukai,

pejabat imigrasi dan pejabat kehutanan, yang melakukan tugas penyidikan sesuai dengan

wewenang khusus yang diberikan oleh undang-undang yang menjadi dasar hokum nya masing-

masing.

Penyidik sebagai mana yang dimaksud dalam pasal 6 KUHAP berwenang untuk:

a.       Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya  tindak pidana

b.      Melakukan tindakan pertama pada saat ditempat kejadian

c.       Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka

d.      Melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penyitaan

3

Page 4: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

e.       Melakukan pemeriksaan dan peryitaan surat

f.        Mengambil sidik jari dan memotret seorang

g.       Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi

h.       Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalm hubungannya dengan pemeriksaan

i.         Mengadakan penghentian penyidikan

j.        Mengadakan tindakan lain menurut hokum yang bertanggung jawab.(pasal 7

KUHAP) 

 .

2.4      Pelaksanaan Penyelidikan dan Penyidikan

Penyelidikan atua penyidikan merupakan tidakan pertama –tama yang dapat dan harus

dilakukan oleh penyelidik atau penyidik jika terjadi atau timbul persangkaan telah terjadi tindak

pidana. Apabila ada persangkaan telah dilakukan tindak kejhatan atau pelanggaran maka harus

diusakan apakah hal tersebut sesuai dengan kenyataan, benarkah telah dilakukan tindak pidana

dan jika ia siapakah pembuatnya.

Persangkaan atau pengetahuan telah terjadi tindak pidana ini dapat diperoleh dari berbagai

sumber yang dapt digolongkan sebagai berikut:

a.       Kedapatan tertangkap tangan (ontdekkeng op heterdaad)

b.      Diluar tertangkap tangan

Adapun yang dimaksud dengan tertangkap tangan adalah:

        Tertangkapnya seorang pada waktu sedang melakukan tindak pidana, atau

        Dengan segera sesudah beberap saat tindakan pidana itu  dilakukan, atau

       Sesaat kemudian diserukan oleh khalayak rami sebagai orang yang melakukannya,atau

        Apabila sesat kemudian padanya ditemukan benda yang diduga keras telah dipergunakan

untuk melakukan tindak pidana itu yang menunjukkan bahwa ia adalah pelakunya atau turut

melakukan atau membantu melakukan tindak pidana itu.(pasal 1 butir 19 kuhap)

Sedangkan dalm hal tidak tertangkap , pengetehuan penyelidik atau penyidik tentang

telah terjadinya tindak pidana dapat diperoleh dari:

a.       Laporan

b.      Pengaduan

c.       Pengetahuan sendiri oleh penyelidik atau penyidik

 

4

Page 5: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

2.5      Penangkapan dan Penahanan

Yang dimaksud dengan penangkapan adalah pengekangan sementara waktu kebebasan

tersangka apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan penyidikan. Sedangkan penahanan

adalah penempatan tersangka atau terdakwa ditempat tertentu oleh penyidik atau penuntut umum

atau hakim.(petranase. 2000. hlm:90)

Jadi, penangkapan dan penahanan adalah merupakan tindakan yang membatasi dan mengambil

kebebasan bergerak seseorang.

Mengenai syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk melakukan penahanan terdapat dalam pasal

20 dan 21 ayat 1 dan ayat (4).

 

2.6      Penangguhan dan Penahanan

Untuk menjaga supaya tersangka atau terdakwa yang ditahan tidak dirugiakn

kepentingannya karena tindakan penahanan itu yang mungkin akan berlangsung untuk beberapa

waktu, diadakan kemungkinan untuk tersangka atau terdakwa mengajukan permohonan agar

penahanannya ditangguhkan.. berbeda dengan ketentuan yang diatur dalam HIR yang

menetapkan bahwa pejabat satu-satunya yang berwenang menangguhakan penahanan ialah

hakim, maka menurut KUHAP yang berhak menentukan apakah suatu penahanan perlu

ditangguhakan atau tidak ialah penyidik atau penuntut umum atau hakim sesuai dengan

kewenangannya  masing-masing.

 

2.7      Penggeledahan Badan dan Rumah

Penggeledahan badan dan penggeledahan rumah hanya dapat dilakukan untuk

kepentingan penyidikan dan dengan surat perintah untuk itu dari yang berwenang. Yang

dimaksud dengan penggeledahn badan ialah tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan

badann atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga keras ada pada badannya atau

dibawanya serta untuk disita.

2.8      Penyitaan

Yang dimaksud dengan penyitaan adalah serangkaian tindakan penyidik untuk

mengambil alih dan atau menyimpan dibawah penguasaannya benda bergerak atau tidak

bergerak, berwujud atau tidak berwujud untuk kepentingan pembuktian dalam penyidikan,

penuntutan, dan pengadilan.

5

Page 6: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

Disamping itu menurut pasal 39 KUHAP ditentukan bahwa benda  yang dapat dikenakan

penyitaan adalah:

a.       benda atau tagihan tersangka atau terdakwa yang seluruh atau sebagian diduga

diperoleh dari tindak pidana atau sebagai hasil dari tindak pidana

b.      benda yang telah digunakan secara langsung untuk melakukan tindak pidana atau

untuk mempersiapkannya

c.       Benda yang digunakan untuk menghalang-halangi penyidikan

d.      Benda yang khusus di buat atau diperuntukkan melakukan tindak pidana

e.       Benda lain yang mempunyai hubungan langsung dengan tindak pidana.

 

2.9      Pemeriksaan ditempat kejadian

Pemeriksaan ditempat kejadian pada umumnya dilakukan karena delik yang

mengakibatkan kematian, kejahatan seksual, pencurian dan perampokan. Dalam hal terjadinya

kematian dan kejahatan seksual, sering dipanggil dokter untuk mengadakan pemeriksaan

ditempat kejadiaan diatur dalam pasal 7 KUHAP.

 

2.10      Pemeriksaan tersangka

Sebelum penyidik melakukan  pemeriksaan terhadap seseorang yang dilakukan suatu

tindak pidana, maka penyidik wajib memberitahukan kepadanya tentang haknya untuk

mendapatkan bantuaan hokum atau bahwa ia dalam perkara itu wajib didampingi penasehat

hokum(pasal 114 KUHAP)

 

2.11  Pemeriksaan saksi dan ahli

Saksi adalah  orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan,

penuntutan, dan peradialan tentang suatu perkara pidana  yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri

dan ia alami sendiri.(Petranase. 2000.hal:117)

mengenai hal ini, menurut pasal 224 KUHAP yang berbunyi :

“ barang siapa dipanggil menururt undang-undang untuk menjadi saksi, ahli atau juru bahasa

dengan sengaja tidak melakukan suatu kewajiban menurut undang-undang, yang ia sebagai

demikian harus melakukan:

a.       Dalam perkara pidana dipidana dengan pidana penjara selama-lamanya 9 bulan.

6

Page 7: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

b.      Dalam perkara lain, dipidana dengan pidana penjara selam-lamanya 6 bulan.

 

2.12   Penyelesaian dan Penghentian Penyidikan

Menurut H.Ap syarifudin petranase penyidikan itu dianggap selesai ketiaka dinyatakan

bahwa:

a.      Penyidikan dianggap selesai apabila dalam waktu 7 hari,setelah penuntut umum menerima

hasil pendidikan dari penyidik,ada pemberitahuan dari penuntut umum bahwa penyidikan

diaanggap selesai. Pemberitahuan tersebut merupakan keharusan atau kewajiban bagi

penuntut umum seperti yang diatur dalam pasal 138 ayat 1 KUHAP.

b.     Penyidikan diaanggap selesai apabila dalam waktu 14 hari penuntut umum tidak

mengembalikan berkas perkara itu kepada penyidik sebagaimana yang diatur dalam pasal

110 ayat 4 KUHAP

7

Page 8: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Dalam hukum acara pidana mempunyai beberapa tahapan dalam melakukan penyelidikan

perkara pidana diantaranya yaitu:

a.       Proses penyelidikan dan penyidikan

b.      Petugas-petugas penyelidikan dan penyidikan

c.       Pelaksanaan penyelidikan dan penyidikan

d.      Penangkapan dan penahanan

e.       Pengguhan penahanan

f.        Penggeledahan badan rumah

g.       Penyitaanpemeriksaan surat

h.       Pemeriksaan tersangka

i.         Pemeriksaan saksi dan permintaan keterangan ahli

j.         pemeriksaan ditempat kejadian

k.      Penyelesaian dan penghentian penyidikan

8

Page 9: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

DAFTAR PUSTAKA

 

Hamzah, andi,1984. bunga rampai hukum pidana dan acara pidana.Jakarta: Ghalia Indonesia

Hamzah, Andi. 1987. Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Petranse, Syarifudin H.Ap dan Sabuan Ansori. 2000. Hukum Acara Pidana. Indralaya: Universitas Sriwijaya.

 

9

Page 10: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

HUKUM ACARA PIDANAPENYELIDIKAN PERKARA PIDANA DALAM

HUKUM ACARA PIDANA

OLEH :

KELOMPOK IIDONY ALEX

EFENDI MUKTABERID SALMAN

FIRDAUS. FGEMA EDERTA

HAMRANIHARMINSYAH

HERY FEBRIYANSAHHERAWATI

Kelas : D

Semester : V ( Ganjil )

FAKULTAS HUKUM

10

Page 11: Penyelidikan Perkara Pidana Dalam Hukum Acara Pidana

UNIVERSITAS ISLAM INDRAGIRITEMBILAHAN

11