penyangga pt fi
DESCRIPTION
dasdasdqdsqTRANSCRIPT
KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYANGGAN FRICTION ANCHORED
ROCK BOLT PADA LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH DI
PT. FREEPORT INDONESIA
Proposal Tugas Akhir
Oleh :
ADITYA SUPRIYADI
112 11 0030 / TA
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
YOGYAKARTA
2015
KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYANGGAN FRICTION ANCHORED
ROCK BOLT PADA LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH DI
PT. FREEPORT INDONESIA
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Dalam Melaksanakan Tugas Akhir
Pada Prodi Teknik Pertambangan
Oleh :
ADITYA SUPRIYADI
112 11 0030 / TA
Mengetahui :
Ketua Program Studi
Ir. Inmarlinianto, MT
Dosen Wali
Ir. Kresno, M.Sc
BAB I
PENDAHULUAN
A. JUDUL SKRIPSI
“KAJIAN TEKNIS SISTEM PENYANGGAN FRICTION ANCHORED ROCK
BOLT PADA LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH DI PT.
FREEPORT INDONESIA”
B. ALASAN PEMILIHAN JUDUL
Pada tahun-tahun terakhir ini penggunaan baut batuan telah meluas, mengikuti
perkembangan bidang Mekanika Batuan dan peningkatan pemakaian penguat batuan
lainnya di dalam penggalian tambang bawah tanah sebagai alternatif dari penyanggan
tradisionil.
Sistem rancangan penguat batuan pada saat ini di hadapkan pada suatu
peningkatan permintaan untuk mengoptimasikan rancangan tersebut dengan tetap
memperhatikan faktor keamanan dan faktor ekonomi.
Sistem penyanggan “Friction Anchored Rock Bolt” merupakan sistem penyangga
baut batuan yang paling banyak mengalami perkembangan dalam teknik penguatan
batuan.
Pada tambang bawah tanah diantara berbagai sistem penyanggan yang lain.
Sistem ini biasanya diterapkan pada bukaan (drift) yang baru dibuka.
Dari keterangan diatas judul ini dipilih untuk mempelajari aspek keteknikan dari
pemakaian sistem penyanggaan ini beserta pertimbangan-pertimbangan yang terlibat
dalam pemilihannya.
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan utama dari sistem penyanggaan batuan adalah untuk membantu massa
batuan menyangga dirinya sendiri.
Penelitian ini bermaksud untuk mengerti lebih jauh tentang sistem penyanggaan baut
batuan dengan cara pengikat geser (Friction Anchored Rock Bolt), seperti cara kerja,
parameter-parameter yang terlibat dalam pemilihan penggunaannya dari segi keteknikan
serta sejauh mana kapasitasnya dalam mencapai tujuan utama penyanggaan yang
diinginkan.
Hal tersebut bisa dilakukan setelah pengamatan dilakukan di lapangan dan
mengambil data-data yang dibutuhkan untuk mempelajari secara terperinci aspek-aspek
teknik yang diperhitungkan dalam metode penyanggaan ini.
D. RUMUSAN MASALAH
1. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan suatu jenis penyangga
pada suatu tambang bawah tanah
2. Mengetahui sistem perkuatan batuan dengan menggunakan baut batuan serta
sifat-sifatnya.
3. Menentukan sejauh mana efek yang diberikan oleh pemasangan baut terhadap
tambahan kekuatan lubang bukaan dan rancangan pemakaian yang memberikan
hasil maksimum.
BAB II
ANALISIS MASALAH
A. DASAR TEORI
Tujuan utama dari suatu sistem penyanggaan batuan adalah untuk membantu
massa batuan menyangga dirinya sendiri.
Hal ini diperlukan pada saat batuan mempunyai kecenderungan untuk mengalami
keruntuhan karena perubahan tegangan dari keadaan aslinya sebagai akibat dari berbagai
macam hal, misalnya penggalian bawah tanah. Penyanggan ini ada yang bersifat
sementara maupun permanen bergantung pada maksud dan tujuan dalam penggalian
tersebut.
Baut batuan yang dipergunakan sebagai penyangga akan merupakan suatu
bagian dari masssa batuan, akan mempunyai fungsi yang lain (juga fungsi yang sama)
dari misalnya penyangga kayu atau besi baja yang tidak merupakan bagian dari massa
batuan tetapi diluar massa batuan.
Adapun alasan mengapa baut batuan telah digunakan secara meluas sebagai
penguat batuan , antara lain :
- Fleksibel, dapat dipergunakan pada bentuk geometri yang bervariasi.
- Umumnya mudah digunakan
- Relatif murah
- Pemasangannnya dapat sepenuhnya dengan mekanisasi
- Kerapatannnya (Jumlah baut batuan per skala luas) dengan mudah dapat disesuaikan
dengan kondisi batuan lokal
- Dapat dikombonasikan dengan sistem penyanggan yang lain seperti mes kawat, beton
tembok, dan selimut beton.
A.1. Jenis Baut Batuan
Jenis baut batuan dibedakan berdasarkan cara pengikatannya ada beberapa macam,
yakni:
a. Baut batuan dengan cara pengikatan mekanis
b. Baut batuan dengan cara pengikatan yang menggunakan zat kimia
c. Baut batuan dengan cara pengikatan Geser (Friction Anchored Rock Bolt)
d. Baut kabel batuan.
Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah jenis baut batuan dengan cara pengikatan
geser (Friction Anchored Rock Bolt).
Baut batuan dengan cara pengikatan geser merupakan baut batuan yang paling
banyak berkembang dalam teknik penguatan batuan.
Dua tipe baut batuan dengan pengikatan geser yang tersedia , yaitu “Split Set” dan
“Swellex”.
Mekanisme pengikatan baut batuan dengan “Split Set” timbul dari kekuatan geser dari
adanya pepbebanan yang mendapat batas beban maksimum dari baut batuan saat baut
batuan akan tergelincir. Baut batuan dapat mengalami perpindahan yang besar
Mekanisme dari pengikatan baut batuan dengan “Swellex” tergantung dari kekuatan
geser dan dikombinasikan dengan ikatan mekanik.Pengikatan dari “Swellex”
ditimbulkan oleh kekuatan geser pembebanan ikatan mekanikantara baut batuan dan
batuan mencegah lepasnya baut dari batuan.
a. “Split Set”
TABEL
Data Teknik Friction Anchored Rock Bolt - Split Set
Diameter Pipa 39 mm
Beban batas (Yield load) pipa “steel” 90 kN
Beban Ultimat (Ultimate Load) “steel” 110 kN
Regangan axial ultimat “Steel” 16 %
Berat baut tanpa “face plate” 1,8 kg/m
Panjang Baut 0,9 - 3 m
Diameter Lubang bor yang dianjurkan 35 - 38
mm
b. “Swellex”
TABEL
Data Teknik Friction Anchored RockBolt - Swellex
Diameter Pipa 26 mm
“Yield Load” pipa baja 130 kN
“Ultimate Load” pipa baja 130 kN
Regangan axial ultimate, pipa baja 10 %
Berat baut, tanpa “face Plate” 2 kg/m
Panjang Kabel sesuai panjang
yang dibutuhkan
Diameter lubang bor yang dianjurkan 35 ± 3 mm
Gambar 1
Split Sets
GAMBAR 2
Swellex
A.2. Perlengkapan Penunjang pada Sistem Baut Batuan
Beberapa komponen yang digunakan bersama-sama dengan baut batuan, antara
lain :
a. “Face Plate”
Sebuah “face Plate” dirancang untuk mendistribusikan beban pada kepala baut secara
merata disekitar batuan disekelilingnya. Untuk menjaga elastisitas dari sistem baut
batuan, maka pemilihan “face plate” merupakan hal yang sangat penting.
b. Mes kawat (Wire mesh)
Dua jenis wire mesh yang umumnya digunakan dengan kombinasi baut batuan yakni
“Chailink mesh” dan “Weld mesh”.
“Chailink mesh umumnya digunakan pada permukaan utnuk mencegah karyawan cedera
dan kerusakan peralatan dari lepasnya serpihan pecahan batuan.
“Weld mesh” terdiri atas kabel baj yang diatur dengan pola segi empat atau bujur
sangkar dan dipatri pada tiap titik perpotongannya. “Weld Mesh digunakan untuk
memperkuat beton tembok dan lebih kaku dari “Chailink Mesh”.
c. Beton Tembok (Shotcrete)
Beton tembok biasa dikombinasikan dengan bautbatuan dalam kondisi bawah tanah
yang luas . Pada tambang bawah tanah beton tembok makin sering digunakn untuk
memberikan dukungan pada permukaan batuan yang terdapat diantara baut batuan.
d. “Rock Straps” (tali pengikat batuan)
Biasanya dibuat dengan besi baja berukuran tebal 1/4 inci dengan lebar sekitar 4 inci
dan berbagai ukuran rock starps lainnya digunakan dimana kondisi batuan jelek dan
sering terjaadi batuan lepas pada sekitar ujung baut batuan. Untuk menghalangi
terjadinya keruntuhan jenis ini, baut batuan dapat dipergunakan bersama-sama dengan
“Steel Straps” untuk mendukung permukaaan batuan.
3. Fungsi Baut Batuan
Baut batuan dipandang sebagai suatu sistem penyangga yang mempunyai 2 misi
klasik, yaitu :
- Menyangga batuan yang potensial utnuk runtuh
- Menahan atau bahkan menghentikan perpindahan permukaan lubang batuan
Fungsi yang berhubungan dengan kedua hal ini adalah :
1. Fungsi Penahan (Suspension)
2. Fungsi Penekan
3. Fungsi Penguat (Reinforcement)
4. Rancangan Sistem Penyanggan Dengan Baut batuan
Faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan metode rancangan adalah :
Rancangan harus terus dijalankan pada periode konstruksi dengan menggunakan
hasil pemantauan
Suatu pertimbangan Faktor ekonomi dan faktor keselamatan harus dijaga pada saat
pemilihan metode penguatan batuan yang akan digunakan.
Percobaan teoritik harus diimbangi dengan pengalaman dan pertimbangan teknis.
Faktor yang mempengaruhi rancangan ini adalah :
- Tujuan dari penggalian
- Sifat dari Penyanggaan ; sementara atau permanen
- Keselamatan kerja
- Geometri penggalian
- Jalan masuk yang tersedia
- Teknik penggalian
- Batas dengan penggalian yang berdekatan
- Keadaan tegangan in situ
- Keadaan massa batuan
- Kondisi air tanah
- Kemungkinan tipe pecahnya batuan
- Tekanan penggalian yang diperlukan
- Waktu yang tersedia tanpa penyangga
- Pengalaman-pengalaman sebelumnya
Baut batuan dengan sistem pengikatan Geser tidak direkomendasikan untuk kondisi
sebagai berikut :
- Pada sistem penyanggan permanen tanpa perlindungan korosi
- Adanya gerakan geser
“Split Set” tidak direkomendasikan untuk keadaan sebagai berikut :
- Pada daerah yang sempit dan tertekan
- pada diameter lubang bor yang sulit dikontrol
- Pada batuan yang sangat terkekarkan
“Swellex” tidak direkomendasikan untuk kondisi daerah dimana ada deformasi yang
besar.
B. DATA PENDUKUNG
Yang dimaksud dengan data pendukung adalah data-data yang dapat mendukung
data-data dari lapangan guna menganalisa permasalahan yang ada untuk mencari
alternatif penyelesaian masalah.
Data pendukung dapat diambil antara lain dari data hasil pengamatan di
lapangan, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan, brosur--brosur dari perusahaan,
data dari instansi yang terkait dan dari literatur-literatur.
C. ANALISA PENYELESAIAN MASALAH
Permasalahan yang ada di lapangan selanjutnya dipelajari dan dikaji berdasarkan
data yang ada, baik data yang dikumpulkan dari hasil penyelidikan maupun data
penunjang dan didukung berbagai teori yang menunjang permasalahan tersebut,
selanjutnya dicarikan alternatif penyelesaiannnya.
Adapun rincian dari analisa penyelesaian masalh rancangan teknis sistem penyanggan
baut batuan dengan pengikat geser adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Untuk dapat menentukan sistem penyanggan pada suatu lubang bukaan tambang
bawah tanah, maka perlu dipelajari tentang fungsi/tujuan dari dibuatnya lubang
bukaan tersebut, ukuran yang diinginkan, dan bagaimana bentuk lubang bukaan yang
akan dibuat serta aktivitas penggalian lain yang berdekatan dengan lubang bukaan
yang akan dibuat.
2. Tahap Penyelidikan pendahuluan
Tahap penyelidikan pendahuluan dimaksudkan untuk mendapatkan deskripsi umum
daerah yang akan diselidiki, meliputi pengambilan conto batuan dengan pemboran,
pendugaan geofisika (bila mungkin), pengukuran tekanan air, pengukuran
permeabilitas dari massa batuan dengan “Piezometer”.
3. Tahap Penyelidikan Terinci
a. Penentuan Parameter massa batuan untuk Rancangan
Parameter yang diperlukan untuk rancangan sistem penyanggaan antara lain adalah
bobot isi,modulus elastik, koefisien Poisson, kuat tekan uniaksial, kuat geser, kohesi,
sudut geser dalam, tegangan in situ dan beberapa parameter lain, seperti kedudukan
umum arah bidang kekar, data spasi bidang kekar, kondisi air tanah pada kedalaman
tertentu dan RQD untuk tiap kedalaman.
b. Penentuan Rancangan Penyangga Yang diperlukan
Penentuan Rancangan penyangga dapat dilakukan melalui analisa kemantapan
struktural, analisis empirik maupun analisis numerik. Analisa yang akan digunakan pada
tulisan ini adalah analisis empirik.Setelah semua data yang diperlukan diperoleh maka
dapat ditentukan panjang maupun jumlah baut batuan yang dibutuhkan untuk perkuatan
suatu lubang bukaan
BAB III
PENELITIAN DI LAPANGAN
A. METODOLOGI PENELITIAN
Didalam melaksanakan penelitian permasalahan ini, penulis menggabungkan antara
teori dengan data-data lapangan,sehingga dari keduanya didapat pendekatan
penyelesaian masalah. Adapun urutan pekerjaan penelitian yaitu :
1. Study literatur, brosur-brosur, laporan penelitian terdahulu dari perusahaan.
2. Pengamatan langsung di lapangan, dilakukan dengan cara peninjauan lapangan
untuk melakukan pengamatan langsung terhadap semua kegiatan di daerah yang
akan diteliti
3. Pengambilan Data, dengan pengukuran langsung di lapangan maupun penelitian di
laboratorium.
4. Akuisisi Data
a. Pengelompokan data
b. Jumlah data
c. Uji realitas
5. Pengolahan data
6. Analisis hasil Pengolahan data
7. Kesimpulan
B. JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
No
.
Waktu Juli Agustus September
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Study literatur
2 Orientasi lapangan
3 Pengambilan data
4 Pengolahan data
5 Pembuatan draft
C. RENCANA DAFTAR PUSTAKA
1. Bieniawski; ZT, “Rock Mechanics Design in Mining and Tunnelling” The
Pensylvania University. A. A. Balkema, Boston 1984
2. Brown E.T. “ Rock Characterization Testing and Monitoring”, ISRM Suggested
Method”, Pergamon Press, Copyright, 1981.
3. Irwandy Arif, Made Astawa Rai, “Orientasi sistem Penyanggaan Dengan Baut
Batuan (Rock Bolting0 dan Permasalahannya, Lembaga Pengabdian Masyarakat dan
Jurusan teknik Pertambangan ITB, Bandung 1992.
4. Made Astawa Rai,” Mekanika Batuan”, Laboratorium Geoteknik Pusat Antar
Universitas - Ilmu Rekayasa, Institut Teknologi Bandung, 1988
5. Stillborg B, “Professional Users Handbook for Rock Bolting”, Trans. Tech.
Publication, 1986
RENCANA DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
RINGKASAN
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN UMUM DAERAH PENELITIAN
A. LOKASI DAN KESAMPAIAN DAERAHB. KEADAAN GEOLOGI 1. Litologi 2. Struktur GeologiC. IKLIMD. TINJAUAN SINGKAT PT. FREEPORT INDONESIA COMPANY
III. TINJAUAN TEKNIS SISTEM PENYANGGAAN DENGAN BAUT BATUAN
A. UMUM1. Faktor Pemilihan Baut Batuan Sebagai Penyangga2. Fungsi baut Batuan3. Jenis Baut Batuan4. Syarat Pengikatan dengan Baut Batuan5. Perlengkapan Penunjang
B. BAUT BATUAN DENGAN PENGIKAT GESER1. Pemilihan Baut Batuan Dengan Pengikat Geser2. Baut Batuan Pengikat Geser dengan “Split Set”3. Baut Batuan Pengikat Geser dengan “Swellex’4. Pemasangan Baut Batuan
C. PEMANTAUAN (MONITORING)
IV. SISTEM PENYANGGAAN DENGAN BAUT BATUAN PADA LUBANG BUKAAN TAMBANG BAWAH TANAH PT. FREEPORT INDONESIA
A. LOKASI PENGAMATANB. PENJANGKARAN DENGAN BAUT BATUANC. KEMAMPUAN BAUT BATUAND. PENILAIAN PENYANGGAAN BAUT BATUN DENGAN “FRICTION
ANCHORED ROCK BOLT”E. JUMLAH BAUT BATUAN YANG DIBUTUHKAN
V. PEMBAHASAN
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN