penyajian data & informasi statistik keolahragaan,...

176

Upload: ngocong

Post on 05-Feb-2018

250 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,
Page 2: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 i

SAMBUTAN

SEKRETARIS KEMENTERIAN PEMUDA DAN OLAHRAGA

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillah, Segala puji dan syukur bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih

lagi Maha Penyayang, karena hanya atas petunjuk dan ridho-Nya, kita dapat

menyelesaikan penyusunan buku Penyajian Data dan Informasi Statistik

Keolahragaan Kementerian Pemuda dan Olahraga Tahun 2010.

Buku ini mengetengahkan secara komprehensif data dan informasi, serta analisis

kondisi, perkembangan dan capaian pembangunan bidang keolahragaan hingga

saat ini, khususnya menyangkut partisipasi masyarakat dalam olahraga,

ketersediaan sarana dan prasarana olahraga, prestasi olahraga, dan pusat

pendidikan dan latihan olahraga pelajar, yang merupakan parameter utama bagi

suksesnya pembangunan nasional di bidang keolahragaan.

Data dan informasi yang tersaji dalam buku ini dihimpun dan diolah dari sumber

resmi yang dikeluarkan oleh instansi/lembaga terkait, yakni Kementerian Pendidikan

Nasional, Badan Pusat Statistik, dinas yang menangani keolahragaan tingkat

provinsi se Indonesia, Komite Olahraga Nasional, dan unit-unit organisasi di

lingkungan Kementerian Pemuda dan Olahraga.

Melalui buku ini ditunjukkan pula bahwa seluruh kebijakan yang ditempuh guna

mewujudkan tujuan keolahragaan nasional sebagaimana diamanahkan dalam Pasal

4 Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tetang Sistem Keolahragaan Nasional,

telah dirumuskan secara sistemik dan sistematik berdasarkan data dan informasi

yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.

Kami berharap buku ini dapat menjadi acuan bagi masyarakat dan organisasi

olahraga, serta instansi/ lembaga dan pemangku kepentingan terkait lainnya dalam

mengoptimalkan efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas perencanaan, pelaksanaan,

dan pengendalian program pembudayaan, pengembangan dan pembinaan

olahraga di lingkungan dan/ atau wilayah tugas masing-masing.

Page 3: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

ii Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Akhirnya, kepada para penyusun, narasumber, dan semua pihak yang berperan

serta dalam penerbitan buku ini kami ucapkan terimakasih. Semoga buku ini dapat

bermakna positif bagi suksesnya pelaksanaan fungsi keolahragaan nasional, yakni

mengembangkan kemampuan jasmani, rohani dan sosial serta watak dan

kepribadian bangsa yang bermartabat.

Billahitaufik Wal Hidayah,

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, Desember 2010

Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga

Drs. Wafid Muharram, MM

NIP. 19600709 198803 1 001

Page 4: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah meridhoi

kemampuan bagi segenap Tim Penyusun dalam hal persiapan dan penyusunan

buku Penyajian Data dan Informasi Statistik Kepemudaan Kementerian Pemuda

dan Olahraga Tahun 2010.

Buku berjudul Penyajian Data dan Informasi Statistik Keolahragaan Tahun

2010, yang saat ini sedang dalam genggaman Anda, merupakan medium publikasi

yang menyajikan informasi mengenai kondisi umum keolahragaan di Indonesia.

Data dan informasi keolahragaan yang disajikan meliputi kependudukan, partisipasi

penduduk melakukan aktivitas olahraga, ketersediaan fasilitas olahraga,

keberadaan jumlah guru olahraga/penjaskes di sekolah, rasio guru olahraga,

perkembangan prestasi atlet, keberadaan PPLP, serta keberadaan sarana dan

prasarana olahraga.

Basis data dan informasi yang digunakan dalam publikasi ini diambil dari

berbagai sumber antara lain; Hasil Susenas 2009, Data Statistik Persekolahan dari

Kementerian Pendidikan Nasional (Kemendiknas), data prestasi atlet dari multi

event (PON, SEA Games, Asian Games, dan Olimpiade) dari Komite Olahraga

Nasional Indonesia (KONI) dan data dari Kementerian Pemuda dan Olahraga

(Kemenpora), khususnya mengenai pencapaian prestasi olahraga.

Publikasi ini merupakan publikasi tahunan dari Kemenpora, sehingga data

dan informasi yang tersedia untuk tahun 2010 ini tentunya mengalami sejumlah

perubahan dibandingkan dengan data dan informasi pada tahun-tahun sebelumnya.

Diharapkan ketersediaan data dan informasi kepemudaan ini dapat membantu

terjadinya sinkronisasi mengenai database kepemudaan secara nasional.

Kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam seluruh tahapan

penyusunan buku ini, kami sampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-

besarnya. Kami sungguh membuka diri atas kritik, saran, dan masukan demi

penyempurnaan materi buku ini di masa mendatang.

Semoga keberadaan buku ini memberikan manfaat bagi masyarakat luas

khususnya segenap pemangku kepentingan (stakeholders) keolahragaan di

Page 5: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

iv Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Indonesia. Kiranya Tuhan Yang Maha Kuasa berkenan menolong kita semua dalam

menunaikan tugas-tugas pengabdian demi kemajuan negara dan bangsa tercinta.

Jakarta, Desember 2010

Tim Penyusun

Page 6: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 v

RINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIF

Olahraga merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan

menuju hidup sehat. Namun, masyarakat Indonesia masih kurang

menyadari akan pentingnya hidup sehat. Hal ini ditunjukkan oleh

kurangnya animo/minat dan apresiasi masyarakat terhadap

olahraga, bahkan partisipasinya mengalami penurunan dari waktu ke

waktu. Dalam kurun waktu 2003, 2006, dan 2009 partisipasi

penduduk dalam melakukan olahraga terus menurun, yaitu dari 25,4

persen pada tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen pada tahun

2006, dan terakhir turun menjadi 21,8 persen pada tahun 2009. Pola

tersebut berlaku baik di daerah perkotaan maupun perdesaan.

Partisipasi penduduk Indonesia dalam melakukan aktivitas

olahraga bervariasi antar provinsi. Minat tertinggi penduduk dalam

berolahraga terdapat di Provinsi DI Yogyakarta (30,3 persen), DKI

Jakarta (27,4 persen), dan Banten (26,1 persen). Sementara

penduduk yang berolahraga dengan persentase paling rendah

terdapat pada Provinsi Papua Barat (12,0 persen), Papua

(12,9 persen), dan Nusa Tenggara Timur (14,1 persen).

Page 7: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

vi Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Seseorang melakukan olahraga dengan maksud dan tujuan

tertentu. Hasil Susenas 2009 menunjukkan bahwa sebagian besar

penduduk yang berolahraga (69,7 persen) melakukannya dengan

tujuan menjaga kesehatan. Sementara itu, hanya sebagian kecil saja

yang melakukan olahraga dengan tujuan prestasi (6,8 persen) dan

rekreasi (2,9 persen). Pada umumnya (63,9 persen) penduduk

berolahraga dengan frekuensi hanya satu hari dalam seminggu,

dengan intensitas tidak lebih dari satu jam dalam sehari. Jenis

olahraga yang paling sering dilakukan penduduk adalah senam (SKJ

dan senam lainnya).

Guna mendorong tumbuhnya minat masyarakat dalam

melakukan kegiatan olahraga, harus diimbangi dengan tersedianya

fasilitas olahraga yang memadai. Hasil data Podes tahun 2008,

fasilitas olahraga yang paling banyak tersedia berupa lapangan bola

voli yaitu dimiliki oleh sekitar 78,1 persen desa/kelurahan yang ada

di Indonesia dan yang paling sedikit ketersediaannya adalah kolam

renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan.

Di sisi lain, guru olahraga/penjaskes sangat dibutuhkan

dalam rangka membantu menumbuhkan minat, bakat, dan prestasi

siswa di sekolah dalam bidang olahraga. Berdasarkan data statistik

persekolahan dari Kementerian Pendidikan Nasional (Kemdiknas),

rasio guru olahraga: sekolah untuk SD pada tahun 2008/2009

sebesar 0,78. Angka tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap 100

SD tersedia guru olahraga/penjaskes sebanyak 78 guru. Sementara

untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan angka rasio

lebih dari 1 yang berarti setiap 100 sekolah telah tersedia lebih dari

100 guru, yaitu SMP sebesar 1,23, SMU sebesar 1,42, dan SMK

sebesar 1,58. Rasio guru olahraga: sekolah untuk SD terendah

Page 8: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 vii

terdapat di Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,34 dan tertinggi

terdapat di Provinsi DI. Yogyakarta sebesar 1,42.

Perkembangan prestasi para atlet Indonesia dapat dilihat

melalui event olahraga yang pada umumnya diikuti baik di tingkat

nasional maupun internasional yaitu PON, Sea Games, Asian

Games, dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON terakhir

telah diselenggarakan pada tahun 2008 di Provinsi Kalimantan Timur

dengan juara umum diraih Provinsi Jawa Timur. Di ajang

internasional, Indonesia mengalami penurunan prestasi olahraga.

Peningkatan mulai terjadi pada Asian Games XVI tahun 2010,

Indonesia meraih peringkat ke 15. Diharapkan pada Sea Games

XXVI dimana Indonesia menjadi tuan rumah sekaligus lolos sebagai

juara umum.

Salah satu tempat pembibitan dan pembinaan olahraga bagi

para atlet muda yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi

olahraga di Indonesia adalah Pusat Pembinaan dan Latihan

Olahraga Pelajar (PPLP). Berdasarkan data profil kepemudaan dan

keolahragaan yang bersumber dari Kemenpora, jumlah atlet pada

tahun 2009 yang dibina PPLP dan tersebar di 33 provinsi adalah

sebesar 1.710 orang terdiri dari 1.097 laki-laki dan 613 perempuan.

Dari seluruh cabang olahraga yang ada di PPLP, cabang olahraga

yang banyak ditekuni atlet adalah atletik, pencak silat, sepak takraw,

dan sepak bola.

Pada umumnya sarana dan prasarana yang tersedia di PPLP

adalah gedung asrama sebagai tempat menginap para atlet pelajar,

gedung sekolah sebagai tempat mereka menuntut ilmu, lapangan

olahraga, dan peralatan olahraga yang dapat menunjang selama

mereka berlatih. Namun, tidak semua PPLP mempunyai sarana dan

Page 9: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

viii Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

prasarana yang cukup memadai sebagai tempat pembinaan dan

pelatihan olahraga, bahkan di beberapa daerah cenderung memiliki

sarana dan prasarana yang sangat minim.

Page 10: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 v

RINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIFRINGKASAN EKSEKUTIF

Olahraga merupakan salah satu cara yang

dapat dilakukan menuju hidup sehat. Namun,

masyarakat Indonesia masih kurang menyadari akan

pentingnya hidup sehat. Hal ini ditunjukkan oleh

kurangnya animo/minat dan apresiasi masyarakat

terhadap olahraga, bahkan partisipasinya mengalami

penurunan dari waktu ke waktu. Dalam kurun waktu

2003, 2006, dan 2009 partisipasi penduduk dalam

melakukan olahraga terus menurun, yaitu dari 25,4

persen pada tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen

pada tahun 2006, dan terakhir turun menjadi 21,8

persen pada tahun 2009. Pola tersebut berlaku baik di

daerah perkotaan maupun perdesaan.

Partisipasi penduduk Indonesia dalam

melakukan aktivitas olahraga bervariasi antar provinsi.

Minat tertinggi penduduk dalam berolahraga terdapat di

Provinsi DI Yogyakarta (30,3 persen), DKI Jakarta (27,4

persen), dan Banten (26,1 persen). Sementara

penduduk yang berolahraga dengan persentase paling

rendah terdapat pada Provinsi Papua Barat

Page 11: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

vi Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

(12,0 persen), Papua (12,9 persen), dan Nusa

Tenggara Timur (14,1 persen).

Seseorang melakukan olahraga dengan maksud

dan tujuan tertentu. Hasil Susenas 2009 menunjukkan

bahwa sebagian besar penduduk yang berolahraga

(69,7 persen) melakukannya dengan tujuan menjaga

kesehatan. Sementara itu, hanya sebagian kecil saja

yang melakukan olahraga dengan tujuan prestasi (6,8

persen) dan rekreasi (2,9 persen). Pada umumnya

(63,9 persen) penduduk berolahraga dengan frekuensi

hanya satu hari dalam seminggu, dengan intensitas

tidak lebih dari satu jam dalam sehari. Jenis olahraga

yang paling sering dilakukan penduduk adalah senam

(SKJ dan senam lainnya).

Guna mendorong tumbuhnya minat masyarakat

dalam melakukan kegiatan olahraga, harus diimbangi

dengan tersedianya fasilitas olahraga yang memadai.

Hasil data Podes tahun 2008, fasilitas olahraga yang

paling banyak tersedia berupa lapangan bola voli yaitu

dimiliki oleh sekitar 78,1 persen desa/kelurahan yang

ada di Indonesia dan yang paling sedikit

ketersediaannya adalah kolam renang hanya dimiliki

oleh 2,6 persen desa/kelurahan.

Di sisi lain, guru olahraga/penjaskes sangat

dibutuhkan dalam rangka membantu menumbuhkan

minat, bakat, dan prestasi siswa di sekolah dalam

bidang olahraga. Berdasarkan data statistik

Page 12: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 vii

persekolahan dari Kementerian Pendidikan Nasional

(Kemdiknas), rasio guru olahraga: sekolah untuk SD

pada tahun 2008/2009 sebesar 0,78. Angka tersebut

menunjukkan bahwa untuk setiap 100 SD tersedia guru

olahraga/penjaskes sebanyak 78 guru. Sementara

untuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan

angka rasio lebih dari 1 yang berarti setiap 100 sekolah

telah tersedia lebih dari 100 guru, yaitu SMP sebesar

1,23, SMU sebesar 1,42, dan SMK sebesar 1,58. Rasio

guru olahraga: sekolah untuk SD terendah terdapat di

Provinsi Kepulauan Riau sebesar 0,34 dan tertinggi

terdapat di Provinsi DI. Yogyakarta sebesar 1,42.

Perkembangan prestasi para atlet Indonesia

dapat dilihat melalui event olahraga yang pada

umumnya diikuti baik di tingkat nasional maupun

internasional yaitu PON, Sea Games, Asian Games,

dan Olimpiade. Berdasarkan data dari KONI, PON

terakhir telah diselenggarakan pada tahun 2008 di

Provinsi Kalimantan Timur dengan juara umum diraih

Provinsi Jawa Timur. Di ajang internasional, Indonesia

mengalami penurunan prestasi olahraga. Peningkatan

mulai terjadi pada Asian Games XVI tahun 2010,

Indonesia meraih peringkat ke 15. Diharapkan pada

Sea Games XXVI dimana Indonesia menjadi tuan

rumah sekaligus lolos sebagai juara umum.

Salah satu tempat pembibitan dan pembinaan

olahraga bagi para atlet muda yang bertujuan untuk

Page 13: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

viii Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia adalah

Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga Pelajar

(PPLP). Berdasarkan data profil kepemudaan dan

keolahragaan yang bersumber dari Kemenpora, jumlah

atlet pada tahun 2009 yang dibina PPLP dan tersebar di

33 provinsi adalah sebesar 1.710 orang terdiri dari

1.097 laki-laki dan 613 perempuan. Dari seluruh cabang

olahraga yang ada di PPLP, cabang olahraga yang

banyak ditekuni atlet adalah atletik, pencak silat, sepak

takraw, dan sepak bola.

Pada umumnya sarana dan prasarana yang

tersedia di PPLP adalah gedung asrama sebagai

tempat menginap para atlet pelajar, gedung sekolah

sebagai tempat mereka menuntut ilmu, lapangan

olahraga, dan peralatan olahraga yang dapat

menunjang selama mereka berlatih. Namun, tidak

semua PPLP mempunyai sarana dan prasarana yang

cukup memadai sebagai tempat pembinaan dan

pelatihan olahraga, bahkan di beberapa daerah

cenderung memiliki sarana dan prasarana yang sangat

minim.

Page 14: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 ix

DAFTAR ISI

Halaman

SAMBUTAN i

KATA PENGANTAR iii

RINGKASAN EKSEKUTIF v

DAFTAR ISI ix

DAFTAR GAMBAR xiii

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR LAMPIRAN TABEL xix

DAFTAR PETA xxiii

GLOSSARY/DAFTAR ISTILAH xxv

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Maksud dan Tujuan 4

1.3 Sistematika Penyajian 5

BAB II METODOLOGI 9

2.1 Sumber Data 9

2.2 Ruang Lingkup 10

2.3 Konsep dan Definisi 11

2.4 Keterbatasan Data 13

2.5 Metode Analisis 14

Page 15: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 x

Halaman

BAB III KEGIATAN OLAHRAGA 17

3.1 Partisipasi Berolahraga 18

3.2 Tujuan Berolahraga 23

3.3 Frekuensi dan Intensitas Berolahraga 26

3.4 Jalur Kegiatan Olahraga 29

3.5 Jenis Olahraga 33

BAB IV FASILITAS OLAHRAGA 41

4.1 Lapangan/Gelanggang Olahraga 43

4.2 Kelompok Kegiatan Olahraga 47

4.3 Guru Olahraga 49

4.4 Induk Organisasi Cabang Olahraga 53

BAB V PRESTASI OLAHRAGA 59

5.1 Sejarah Perkembangan Olahraga di

Indonesia 60

5.2 Sejarah Perkembangan Olahraga

Tingkat Dunia 64

5.2.1 Olimpiade 65

5.2.2 Asian Games 67

5.2.3 Sea Games 69

5.3 Prestasi Nasional 71

5.4 Prestasi Internasional 72

BAB VI PUSAT PEMBINAAN & LATIHAN

OLAHRAGA PELAJAR (PPLP) 81

6.1 Atlet PPLP 83

Page 16: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xi

Halaman

6.2 Pelatih PPLP 85

6.3 Kejuaraan antar PPLP 87

6.4 Sarana dan Prasarana PPLP 89

BAB VII PENUTUP 93

7.1 Saran-Saran 95

LAMPIRAN TABEL 98

PETA 137

DAFTAR PUSTAKA 145

Page 17: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xii

Page 18: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xiii

DAFTAR GAMBAR Gambar Halaman

3.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, 2000-2009

19

3.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke

Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2009

21

3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke

Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan Lama Berolahraga (Hari), 2009

27

3.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke

Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah dan Rata-rata Lama Berolahraga per Hari (Menit), 2009

29

5.1 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam

Olimpiade, 1988-2008 74

5.2 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam

Asian Games, 1951-2010 76

Page 19: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xiv

Page 20: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xv

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1.1 Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Kelompok Umur dan Tipe Daerah, 2009

22

3.2.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun

ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Tujuan Olahraga, 2009

24

3.2.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun

ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan dan Tujuan Olahraga, 2009

25

3.3.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun

ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Lama Berolahraga (Hari), 2009

28

3.4.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun

ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daerah, Jenis Kelamin, dan Jalur Melakukan Olahraga, 2009

30

3.4.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun

ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Jalur Melakukan Olahraga, 2009

32

Page 21: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xvi

Tabel Halaman

3.5.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2000-2009

33

3.5.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun

ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Tipe Daerah, 2009

35

3.5.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun

ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan dan Kelompok Umur, 2009

36

4.1.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki

Fasilitas Lapangan/Gelanggang Olahraga menurut Jenis Olahraga, 2000-2008

44

4.2.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki

Kelompok Kegiatan Olahraga menurut Jenis Olahraga, 2000-2008

48

4.3.1 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes

dan Jumlah Sekolah menurut Jenjang Pendidikan, 2005/2006–2008/2009

51

4.4.1 Daftar Induk Organisasi Olahraga di

Indonesia menurut Nama Cabang/ Perkumpulan Olahraga dan Singkatannya, 2009

54

5.1.1 Perkembangan Pekan Olahraga Nasional

(PON) menurut Waktu Penyelenggaraan, Tempat Penyelenggaraan, dan Juara Umum

63

Tabel Halaman

Page 22: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xvii

5.2.1 Perkembangan Olimpiade menurut Tahun

dan Tempat Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat Indonesia

66

5.2.2 Perkembangan Asian Games menurut

Tahun dan Tempat Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat Indonesia

68

5.2.3 Perkembangan Sea Games menurut Tahun

dan Tempat Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat Indonesia

70

5.3.1 Perkembangan Peringkat 4 Besar

(Perolehan Medali Emas) PON XV-XVII, 2000, 2004, dan 2008

72

5.4.1 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam

Olimpiade menurut Tahun Kejuaraan 73

5.4.2 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam

Asian Games menurut Tahun Kejuaraan dan Jumlah Negara Peserta

75

5.4.3 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam

Sea Games menurut Negara dan Tahun Kejuaraan

77

6.1.1 Jumlah dan Persentase Atlet PPLP menurut

Cabang Olahraga dan Jenis Kelamin, 2009 84

6.2.1 Jumlah dan Persentase Pelatih PPLP

menurut Cabang Olahraga dan Jenis Kelamin, 2009

86

6.3.1 Jumlah dan Persentase Atlet PPLP yang

Mengikuti Kejuaraan antar PPLP menurut Cabang Olahraga dan Jenis Kelamin, 2009

88

Page 23: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xviii

Page 24: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xix

DAFTAR LAMPIRAN TABEL

Tabel Halaman

3.1.1-3.1.3 Persentase Penduduk Berumur 10

Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2009

98-100

3.2.1-3.2.3 Persentase Penduduk Berumur 10

Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Olahraga, 2009

101-103

3.3.1-3.3.3 Persentase Penduduk Berumur 10

Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Lamanya Melakukan Olahraga (Hari), 2009

104-106

3.4.1-3.4.3 Persentase Penduduk Berumur 10

Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Rata-rata Lamanya Melakukan Olahraga per Hari, 2009

107-109

3.5.1-3.5.3 Persentase Penduduk Berumur 10

Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jalur Melakukan Olahraga, 2009

110-112

3.6.1-3.6.3 Persentase Penduduk Berumur 10

Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2009

113-115

Page 25: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xx

Tabel Halaman

4.1.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Sepak Bola menurut Provinsi, 2000-2008

116

4.1.2 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Voli menurut Provinsi, 2000-2008

117

4.1.3 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2000-2008

118

4.1.4 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Basket menurut Provinsi, 2000-2008

119

4.1.5 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Fasilitas Lapangan Tenis (Lapangan) menurut Provinsi, 2000-2008

120

4.1.6 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Fasilitas Gelanggang Renang menurut Provinsi, 2000-2008

121

4.2.1 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Sepak Bola menurut Provinsi, 2000-2008

122

4.2.2 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Voli menurut Provinsi, 2000-2008

123

4.2.3 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2000-2008

124

Page 26: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xxi

Tabel Halaman

4.2.4 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Basket menurut Provinsi, 2000–2008

125

4.2.5 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Tenis (Lapangan) menurut Provinsi, 2000-2008

126

4.2.6 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Renang menurut Provinsi, 2000-2008

127

4.2.7 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Tenis (Meja) menurut Provinsi, 2000-2008

128

4.2.8 Persentase Desa/Kelurahan yang

Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bela Diri menurut Provinsi, 2000-2008

129

4.3.1 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes

Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SD menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009

130

4.3.2 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes

Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SMP menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009

131

4.3.3 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes

Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SMU menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009

132

Page 27: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xxii

Tabel Halaman

4.3.4 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SMK menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009

133

5.1.1 Jumlah Perolehan Medali PON menurut

Provinsi, Jenis Medali, dan Rangking, 2000

134

5.1.2 Jumlah Perolehan Medali PON menurut

Provinsi, Jenis Medali, dan Rangking, 2004

135

5.1.3 Jumlah Perolehan Medali PON menurut

Provinsi, Jenis Medali, dan Rangking, 2008

136

Page 28: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xxiii

DAFTAR PETA

Peta Halaman

1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga selama Seminggu yang Lalu menurut Provinsi, 2009

137

2 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki

Fasilitas Lapangan Sepak Bola menurut Provinsi, 2008

138

3 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki

Fasilitas Lapangan Bola Voli menurut Provinsi, 2008

139

4 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki

Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2008

140

5 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki

Kelompok Kegiatan Olahraga Sepak Bola menurut Provinsi, 2008

141

6 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki

Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Voli menurut Provinsi, 2008

142

7 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki

Kelompok Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2008

143

8 Peringkat Provinsi dalam Perolehan Medali

PON XVII, 2008 144

Page 29: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 xxv

GGGGLOSSARY/DAFTAR ISTILAHLOSSARY/DAFTAR ISTILAHLOSSARY/DAFTAR ISTILAHLOSSARY/DAFTAR ISTILAH

BPS : Badan Pusat Statistik

IOC : International Olympic Committee

ISI : Ikatan Sport Indonesia

Kemdiknas : Kementerian Pendidikan Nasional

Kemenpora : Kementerian Pemuda dan Olahraga

KONI : Komite Olahraga Nasional Indonesia

KOI : Komite Olimpiade Indonesia

LCC : Lomba Customs Cycling

MSBP : Modul Sosial Budaya dan Pendidikan

Podes : Potensi Desa

PON : Pekan Olahraga Nasional

PORI : Persatuan Olahraga Republik Indonesia

PPLM : Pusat Pembinaan dan Latihan

Mahasiswa

PPLP : Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga

Pelajar

Sea Games : Southeast Asian Games

SEAP Games : Southeast Asian Peninsular Games

SKJ : Senam Kesegaran Jasmani

SKN : Sistem Keolahragaan Nasional

Susenas : Survei Sosial Ekonomi nasional

WHO : World Health Organization

Page 30: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Gerak adalah salah satu ciri-ciri kehidupan. Bagi manusia,

gerak ditandai dengan kegiatan fisik atau aktivitas jasmani. Bila

kegiatan fisik (physical activity) atau gerak tersebut dilakukan secara

teratur dan berkesinambungan dapat bermanfaat untuk menjaga dan

meningkatkan kesehatan. Namun, kesibukan dalam kehidupan

“duniawi”, sering menyebabkan orang menjadi kurang gerak, dan

apabila disertai stress dapat mengundang berbagai penyakit seperti

penyakit jantung, tekanan darah tinggi dan stroke. Guna mencegah

timbulnya penyakit dan untuk meningkatkan kualitas hidup, manusia

perlu menjalankan pola hidup sehat dan melakukan olahraga.

1

Page 31: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

2 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Seperti yang dikatakan oleh Giriwijoyo (2007), olahraga adalah

serangkaian gerak raga yang teratur dan terencana untuk

mempertahankan hidup kualitas hidup. Dengan berolahraga

diharapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan, baik kesehatan

jasmani maupun rohani. Hal ini sesuai dengan konsep sehat

menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa: “Sehat adalah

sejahtera jasmani, rohani dan sosial, bukan hanya bebas dari

penyakit, cacat ataupun kelemahan”.

Perhatian dan upaya pemerintah terhadap kesehatan dan

olahraga dituangkan dalam Undang-Undang (UU). Salah satunya

adalah UU Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan dalam bab V

pasal 10 disebutkan ”bahwa untuk mewujudkan derajat kesehatan

yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya kesehatan

dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit

(kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan

secara menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan”. Pada pasal

11 UU tersebut dikatakan bahwa salah satu penyelenggaraan upaya

kesehatan sebagaimana yang dimaksud pada pasal 10 dilaksanakan

melalui kegiatan olahraga.

Selanjutnya, dalam upaya pembangunan nasional di bidang

keolahragaan diterbitkan UU RI Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem

Keolahragaan Nasional (SKN). Pada Bab I Pasal 1 UU tersebut

dinyatakan bahwa ”olahraga adalah segala kegiatan yang sistematis

untuk mendorong, membina, serta mengembangkan potensi

jasmani, rohani, dan sosial”. Dalam rangka meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan olahraga, pada Bab III Pasal 5 UU

tentang SKN disebutkan mengenai pengembangan kebiasaan hidup

sehat dan aktif bagi masyarakat; pemberdayaan peran serta

Page 32: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 3

masyarakat; keselamatan dan keamanan; dan keutuhan jasmani

dan rohani. Selain itu pada Bab IV Pasal 6 UU tersebut, setiap warga

negara diberi hak yang sama untuk: a. melakukan kegiatan

olahraga; b. memperoleh pelayanan dalam kegiatan olahraga; c.

memilih dan mengikuti jenis atau cabang olahraga yang sesuai

dengan bakat dan minatnya; d. memperoleh pengarahan, dukungan,

bimbingan, pembinaan dan pengembangan dalam keolahragaan; e.

menjadi pelaku olahraga; dan f. mengembangkan industri olahraga.

Bagi masyarakat yang maju dan modern kegiatan olahraga

sudah menjadi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari. Olahraga

telah dipandang memiliki berbagai fungsi yang tidak hanya untuk

mengembangkan kualitas kebugaran fisik saja, melainkan juga

mengembangkan kualitas mental individu dan masyarakat secara

lebih utuh dan mantap. Melalui olahraga, individu dapat

mengembangkan segi-segi mental kepribadian, moral,

kepemimpinan, kesetiaan, loyalitas, pengabdian, relasi intra dan

interpersonal lebih baik lagi (Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,

Kemdiknas, 2010). Sejalan dengan itu, pengembangan kualitas

mental ke arah yang lebih baik merupakan wujud dari pembinaan

mutu sumber daya manusia dalam pembangunan nasional.

Hal di atas menunjukkan bahwa ada kaitan yang erat antara

olahraga dengan pembangunan nasional. Untuk itu perlu perhatian

yang serius dari berbagai unsur yang terkait guna meningkatkan

minat dan keinginan masyarakat untuk melakukan kegiatan

olahraga, karena selain berfungsi untuk menjaga kesehatan,

olahraga juga berfungsi sebagai kegiatan untuk rekreasi/hiburan dan

sekaligus sebagai sarana untuk mencapai prestasi.

Page 33: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

4 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Bila dilihat dari waktu ke waktu, prestasi yang diraih

Indonesia dalam event-event olahraga internasional baik berupa

jumlah perolehan medali maupun peringkat menunjukkan

penurunan. Pada Asian Games XIV tahun 2002 di Busan (Korea),

Indonesia menduduki peringkat 14 dengan perolehan medali

sebanyak 23 medali. Namun, terjadi penurunan pada Asian Games

XV tahun 2006 di Doha (Qatar) menjadi peringkat 22 dengan 21

medali. Begitu pula dengan tingkat partisipasi masyarakat dalam

melakukan olahraga, berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi

Nasional (Susenas) menunjukkan penurunan dari 25,4 persen pada

tahun 2003 menjadi 21,8 persen pada tahun 2009.

Kecenderungan makin menurunnya minat dan keinginan

masyarakat, serta prestasi para atlet olahraga merupakan hal yang

memprihatinkan. Sejalan dengan itu, perlu segera dilakukan upaya

untuk mengidentifikasi berbagai kendala dan masalah di dalam

masyarakat yang melatarbelakangi terjadinya kondisi tersebut.

Langkah yang paling mudah dilakukan adalah melalui pengumpulan

dan pengkajian berbagai indikator olahraga dengan melihat dari

berbagai aspek. Pada publikasi ini akan dilihat beberapa aspek yang

berkaitan dengan keolahragaan, yaitu: tingkat partisipasi masyarakat

dalam berolahraga, fasilitas olahraga, prestasi olahraga, dan PPLP

(Pusat Pendidikan dan Latihan Olahraga Pelajar).

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan penulisan publikasi Penyajian Data

Informasi Statistik Keolahragaan Tahun 2010 ini secara umum

adalah memberikan gambaran mengenai kondisi dan perkembangan

kegiatan olahraga di Indonesia. Secara khusus bertujuan untuk

Page 34: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 5

memberikan gambaran perkembangan kegiatan olahraga, baik

ditingkat nasional maupun provinsi tentang berbagai aspek, seperti:

a. Partisipasi olahraga.

b. Ketersediaan sarana dan prasarana olahraga.

c. Pencapaian prestasi olahraga.

d. Pusat pendidikan dan latihan olahraga pelajar.

Penyajian publikasi ini diharapkan berguna bagi para

pembaca, khususnya para peneliti, perencana dan pengambil

keputusan di bidang olahraga dalam melakukan berbagai analisis

dan penyusunan kebijakan.

1.3 Sistematika Penyajian

Publikasi Penyajian Data Informasi Statistik Keolahragaan

Tahun 2010 ini secara sistematik disajikan dalam tujuh bagian.

Ringkasan eksekutif di bagian awal publikasi dimaksudkan untuk

memberikan gambaran ringkas dan menyeluruh kepada pembaca

atas keseluruhan kandungan publikasi ini. Pada bagian pertama

(Bab I) disajikan fenomena yang melatar belakangi penyusunan

publikasi, maksud dan tujuan serta sitematika penyusunan publikasi

ini. Bagian kedua (Bab II) disajikan secara rinci tentang metodologi

yang digunakan dalam penyusunan publikasi mencakup sumber

data, konsep dan definisi serta metode analisis.

Lima bagian berikutnya menyajikan gambaran mengenai

kondisi dan perkembangan olahraga, diawali dengan bab tiga berupa

kajian mengenai perkembangan kegiatan olahraga dilihat dari

partisipasi masyarakat dalam berolahraga, kemudian bab empat

mengenai fasilitas olah raga, bab lima mengenai prestasi olahraga,

dan bab enam mengenai pusat pendidikan dan latihan olahraga

pelajar. Kajian-kajian tersebut bersifat deskriptif yang mengulas

Page 35: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

6 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

fenomena dari data yang ada. Pada bab tujuh yang merupakan bab

terakhir dari publikasi ini disajikan ringkasan beberapa temuan yang

diperoleh dari hasil kajian pada bagian-bagian sebelumnya dan

beberapa rekomendasi berkaitan dengan temuan yang diperoleh.

Page 36: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 7

Page 37: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

8 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 38: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 9

METODOLOGI 2.1 Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam publikasi Penyajian Data

Informasi Statistik Keolahragaan 2010 ini adalah :

1. Data hasil pendataan Potensi Desa (Podes) yang

diselenggarakan Badan Pusat Statistik (BPS), sebagai dasar

untuk memperoleh gambaran mengenai fasilitas dan

perkumpulan olahraga. Data Podes yang digunakan dalam

analisis mencakup empat series data, yaitu data Podes tahun

2000, 2003, 2005, dan 2008.

2

Page 39: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

10 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

2. Data Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Modul Sosial

Budaya dan Pendidikan (MSBP) yang diselenggarakan oleh

BPS, sebagai dasar untuk memperoleh gambaran mengenai

partisipasi olahraga yang dilakukan masyarakat. Data Modul

Sosial Budaya dan Pendidikan Susenas yang digunakan dalam

analisis mencakup empat series data, yaitu data tahun 2000,

2003, 2006, dan 2009.

3. Data jumlah guru olahraga yang dikumpulkan dari Kementerian

Pendidikan Nasional (Kemdiknas).

4. Data jumlah atlet, jenis/cabang olahraga dan prestasi atlet pada

beberapa penyelenggaraan event olahraga baik pada tingkat

nasional maupun internasional, yang dikumpulkan dari KONI

(Komite Olahraga Nasional Indonesia).

5. Data mengenai jumlah PPLP/Sekolah Olahraga yang

dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal Olahraga, Kemenpora.

6. Data mengenai jumlah atlet, jenis/cabang olahraga dan prestasi

atlet khusus dalam penyelenggaraan event olahraga bagi pelajar

dan mahasiswa yang juga dikumpulkan oleh Direktorat Jenderal

Olahraga, Kemenpora.

2.2 Ruang Lingkup

Sampel Susenas tahun 2009 mencakup 291.888 rumah

tangga yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia baik daerah

perkotaan maupun perdesaan. Seluruh sampel dicacah dengan

menggunakan kuesioner kor (VSEN2009.K) dan kuesioner modul

(VSEN2009.MSBP). Estimasi data kor dan modul Susenas tahun

2009 dapat dilakukan hingga level kabupaten/kota tetapi tidak dapat

disajikan menurut daerah perkotaan atau perdesaan. Susenas tahun

Page 40: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 11

2009 tidak mencakup rum ah tangga yang tinggal dalam blok sensus

khusus seperti asrama, penjara dan sejenisnya yang berada di blok

sensus biasa.

2.3 Konsep dan Definisi

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, data yang

digunakan dalam kajian ini mencakup data hasil sensus potensi desa

(Podes) dan data Susenas. Untuk menghindari perbedaan

pemahaman dan interpretasi terhadap data yang dianalisis, pada

bagian ini secara khusus disajikan konsep dan definisi beberapa

variabel atau jenis data yang digunakan dalam pengumpulan data

Podes dan data modul Sosial Budaya dan Pendidikan Susenas.

Konsep dan definisi yang digunakan adalah sebagai berikut:

Olahraga adalah kegiatan seseorang dengan sengaja meluangkan

waktunya untuk melakukan satu atau lebih kegiatan fisik, dengan

tujuan meningkatkan kesegaran jasmani secara teratur, atau

meningkatkan prestasi atau untuk hiburan. Kegiatan olahraga dapat

berupa latihan atau pertandingan atau rekreasi/hiburan.

Olahragawan/atlet adalah pengolahraga yang mengikuti pelatihan

secara teratur dan kejuaraan dengan penuh dedikasi untuk

mencapai prestasi.

Prestasi adalah hasil upaya maksimal yang dicapai olahragawan

atau kelompok olahragawan (tim) dalam kegiatan olahraga.

Prasarana Olahraga adalah tempat atau ruang termasuk lingkungan

yang digunakan untuk kegiatan olahraga dan/atau penyelenggaraan

keolahragaan.

Page 41: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

12 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Sarana Olahraga adalah peralatan dan perlengkapan yang

digunakan untuk kegiatan olahraga.

Jalur Olahraga adalah wadah yang memfasilitasi seseorang

melakukan olahraga.

Jalur Sendiri apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga

dengan inisiatif sendiri, tanpa ada yang mengkoordinasikan.

Jalur Perkumpulan di Sekolah apabila seseorang melakukan

kegiatan olahraga yang dikoordinasikan oleh sekolah.

Jalur Perkumpulan di Tempat Bekerja apabila seseorang

melakukan kegiatan olahraga yang dikoordinasikan (kepengurusan

maupun anggaran) oleh instansi tempat responden bekerja,

misalnya pembelian net, raket, mendapat subsidi dari tempat

bekerja.

Jalur Lainnya apabila seseorang melakukan kegiatan olahraga

yang dikoordinasikan oleh jalur selain dari yang telah disebutkan di

atas.

Lapangan Olahraga adalah tempat melakukan olahraga yang ada

di desa/kelurahan sesuai dengan persyaratan olahraga yang

bersangkutan.

Lapangan Sepakbola adalah lapangan yang diperuntukkan bagi

prasarana cabang olahraga sepakbola dengan ukuran 110 m x 70 m,

Lapangan sepakbola yang didalam lapangannya terdapat juga

lapangan volley, tennis lapangan dan sebagainya masing-masing

dihitung sendiri-sendiri.

Lapangan Bola Basket adalah prasarana olahraga yang

diperuntukkan bagi permainan bola basket dengan ukuran lapangan

28 m x 15 m dengan lantai terbuat dari beton.

Page 42: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 13

Lapangan Bola Voli adalah prasarana olahraga yang diperuntukkan

bagi permainan bola voli dengan ukuran lapangan 18 m x 9 m

dengan lantai terbuat dari tanah/beton.

Lapangan Bulu Tangkis adalah prasarana olahraga yang

diperuntukkan bagi permainan bulu tangkis dengan ukuran lapangan

14,40 m x 6,10 m dengan lantai terbuat dari tanah/beton.

Kolam Renang adalah prasarana olahraga yang berupa bangunan

kolam renang dan diperuntukkan bagi olahraga renang dengan

ukuran kolam 20 m x 25 m atau 25 m x 15 m.

Lapangan Tennis adalah prasarana olahraga yang diperuntukkan

bagi olahraga tennis lapangan dengan ukuran lapangan 23,77 m x

10,97 m.

Kelompok Kegiatan Olahraga adalah kelompok penduduk

desa/kelurahan dalam melakukan olahraga, tanpa memperhatikan

apakah olahraga tersebut dilakukan didesa/kelurahan ini maupun di

tempat lain.

2.4 Keterbatasan Data

Disadari ada keterbatasan data yang digunakan dalam

penyajian publikasi ini. Penjelasan berikut diharapkan dapat lebih

memperjelas dan mempermudah bagi pengguna dan pembaca

publikasi ini dalam menafsirkan data yang disajikan.

Data yang bersumber dari Susenas tidak mencakup mereka yang

tinggal di rumah tangga khusus seperti asrama yang berpenghuni

lebih dari 10 orang dan PPLP, diasumsikan karakteristiknya sama

dengan rumah tangga biasa.

Page 43: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

14 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

2.5 Metode Analisis

Metode analisis yang digunakan dalam kajian ini adalah

analisis deskriptif dengan penyajian data dalam bentuk tabel

sederhana dan gambar/grafik untuk memudahkan pembaca dalam

memahaminya. Kajian ini juga mencakup analisis lintas sektor yang

digunakan untuk melihat gambaran perbandingan kondisi dan situasi

kegiatan olahraga antar wilayah provinsi, antar daerah perkotaan-

perdesaan, maupun antara laki-laki dan perempuan (gender).

Analisis trend juga disertakan dalam kajian ini dalam upaya untuk

memperoleh gambaran secara rinci mengenai kecenderungan

perkembangan kegiatan olahraga selama beberapa periode waktu.

Statistik dan indikator yang disajikan dalam analisis ini secara

keseluruhan mencakup statistik dan indikator sederhana berupa

proporsi atau persentase, rata-rata dan rasio. Penyajian statistik dan

indikator dalam bentuk persentase, rata-rata dan rasio didasarkan

pada pertimbangan bahwa ukuran-ukuran tersebut relatif paling

mudah dipahami pembaca.

Page 44: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 15

Page 45: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

16 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 46: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 17

KEGIATAN OLAHRAGA

Olahraga merupakan cara untuk sehat yang paling murah

dan mudah dilakukan. Olahraga dapat dilakukan kapanpun dan

dimanapun sesuai keinginan. Untuk menumbuhkan minat dan

apresiasi masyarakat dalam berolahraga, mereka perlu mengetahui

manfaat dan tujuan berolahraga. Semakin tinggi tingkat partisipasi

masyarakat dalam kegiatan olahraga menunjukkan semakin

tingginya minat dan apresiasi mereka terhadap kegiatan olahraga.

Pengetahuan masyarakat tentang manfaat olahraga, selera

atau preferensi, ketersediaan fasilitas olahraga dan lingkungan

tempat tinggal merupakan faktor-faktor internal yang sangat

mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga.

Prestasi atlet terutama pada event internasional, motivasi

3

Page 47: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

18 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

guru/pelatih olahraga dan intervensi pemerintah juga diyakini

sebagai faktor-faktor eksternal yang dapat merangsang tumbuhnya

partisipasi masyarakat untuk berolahraga.

Upaya-upaya yang diarahkan untuk meningkatkan partisipasi

masyarakat dalam kegiatan olahraga dilakukan pemerintah melalui

pembangunan olahraga. Agar pembangunan olahraga lebih terarah,

perlu diketahui dan dipelajari terlebih dahulu kondisi serta

karakteristik masyarakat dan lingkungan yang akan menjadi sasaran

atau target pembangunan. Sejalan dengan itu, pada bab ini akan

diulas beberapa aspek yang berkaitan dengan kegiatan olahraga,

yaitu: partisipasi olahraga, tujuan berolahraga, frekuensi dan

intensitas berolahraga, jalur kegiatan olahraga, dan jenis olahraga.

3.1 Partisipasi Berolahraga

Masyarakat Indonesia masih kurang menyadari akan

pentingnya hidup sehat. Hal ini ditunjukkan oleh kurangnya

animo/minat dan apresiasi masyarakat terhadap olahraga. Hasil

Susenas menunjukkan bahwa partisipasi penduduk berumur 10

tahun ke atas dalam melakukan olahraga mengalami penurunan dari

waktu ke waktu, seperti yang ditampilkan pada Gambar 3.1.

Peningkatan partisipasi olahraga hanya terjadi dari tahun 2000

sebesar 22,6 persen menuju tahun 2003 menjadi sebesar 25,4

persen. Sementara itu, dalam kurun waktu 2003, 2006, dan 2009

partisipasi penduduk dalam melakukan olahraga terus menurun,

yaitu dari 25,4 persen pada tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen

pada tahun 2006, dan terakhir turun menjadi 21,8 persen pada tahun

2009. Pola tersebut berlaku baik di daerah perkotaan maupun

perdesaan. Partisipasi berolahraga penduduk perkotaan lebih tinggi

Page 48: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 19

bila dibandingkan dengan penduduk perdesaan. Kondisi ini didukung

oleh fasilitas dan jenis olahraga yang berkembang di perkotaan lebih

banyak dibandingkan di perdesaan.

Gambar 3.1

Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daer ah, 2000-2009

26,127,9

32,1

28,7

17,619,520,518,0

21,823,2

25,422,6

0

5

10

15

20

25

30

35

2000 2003 2006 2009

%

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2000-2009

Gambar 3.1 juga memperlihatkan bahwa selain angkanya

yang terus menurun dari waktu ke waktu, persentase penduduk yang

berpartisipasi dalam kegiatan olahraga juga relatif masih rendah

yaitu hanya sekitar 22 persen saja pada tahun 2009. Angka 22

persen tersebut menunjukkan bahwa dari 100 penduduk Indonesia

berumur 10 tahun ke atas, hanya sekitar 22 penduduk yang aktif

berpartisipasi dalam kegiatan olahraga, sedangkan sebanyak 78

penduduk lainnya tidak melakukan olahraga.

Pada Lampiran Tabel 3.1.3 disajikan persentase penduduk

yang melakukan olahraga di setiap provinsi. Pada tabel tersebut

nampak bahwa partisipasi penduduk Indonesia dalam melakukan

aktivitas olahraga bervariasi antar provinsi. Minat tertinggi penduduk

Page 49: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

20 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

dalam berolahraga terdapat di Provinsi DI Yogyakarta (30,3 persen),

DKI Jakarta (27,4 persen), dan Banten (26,1 persen). Sementara

penduduk yang berolahraga dengan persentase paling rendah

terdapat pada Provinsi Papua Barat (12,0 persen), Papua (12,9

persen), dan Nusa Tenggara Timur (14,1 persen).

Fenomena di atas menyiratkan bahwa partisipasi masyarakat

Indonesia dalam kegiatan olahraga secara umum masih sangat

rendah. Kondisi tersebut cukup memprihatinkan mengingat olahraga

merupakan salah satu kegiatan yang menunjang kesehatan. Masih

rendahnya angka partisipasi olahraga dapat diindikasikan bahwa

masyarakat belum sepenuhnya mempunyai kesadaran untuk hidup

lebih sehat melalui olahraga. Hal ini perlu menjadi perhatian dari

pemerintah dan pihak yang terkait untuk mencari solusi guna

meningkatkan partisipasi masyarakat dalam berolahraga.

Pada Gambar 3.2 disajikan persentase penduduk berumur 10

tahun ke atas yang berolahraga menurut tipe daerah dan jenis

kelamin. Bila ditinjau berdasarkan tipe daerah, tingkat partisipasi

penduduk perkotaan dalam kegiatan olahraga lebih tinggi (26,1

persen) dibanding penduduk perdesaan (17,6 persen).

Sementara itu bila dilihat menurut jenis kelamin, minat untuk

melakukan olahraga di kalangan penduduk laki-laki (26,8 persen)

lebih tinggi dibandingkan penduduk perempuan (16,9 persen). Pola

tersebut terlihat baik di daerah perkotaan (32,0 persen berbanding

20,4 persen) maupun perdesaan (21,9 persen berbanding 13,5

persen).

Page 50: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 21

Gambar 3.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan

Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daer ah dan Jenis Kelamin, 2009

32,0

20,4

26,1

21,9

13,5

17,6

26,8

16,9

21,8

0

5

10

15

20

25

30

35

%

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009

Olahraga seyogianya dapat dilakukan oleh semua orang baik

pada usia muda maupun tua. Namun, biasanya usia muda lebih

energik, kuat dan bersemangat dibandingkan mereka yang berusia

lanjut. Dalam hal ini, selain animo yang tinggi dan kesadaran untuk

hidup sehat, kekuatan fisik juga ikut mempengaruhi aktivitas

seseorang dalam melakukan kegiatan olahraga. Semakin tua

seseorang cenderung akan berkurang tenaganya sehingga aktivitas

berolahragapun jarang dilakukan. Padahal informasi kesehatan di

Smallcrab.com (2009) menyatakan terdapat penelitian baru-baru ini

yang membuktikan bahwa dengan hanya berolahraga ringan seperti

berjalan kaki saja dapat membantu tubuh mencegah penurunan

daya kerja otak pada lanjut usia. Semakin lama dan seringnya

kegiatan berjalan kaki ini dilakukan maka ketajaman pikiran juga

akan semakin membaik.

Selain itu, Daniel Landers (profesor pendidikan olahraga dari

Arizona State University) juga mengungkapkan lima manfaat

Page 51: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

22 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

olahraga bagi kesehatan, yaitu: (1) meningkatkan kemampuan otak,

(2) menunda proses penuaan, (3) mengurangi stress, (4)

meningkatkan daya tahan tubuh, dan (5) menambah rasa percaya

diri (http://gayahidupsehat.org). Informasi tentang manfaat yang

diperoleh dengan berolahraga, belum banyak diketahui masyarakat

terutama penduduk lanjut usia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel

3.1.1.

Pada Tabel 3.1.1 diperoleh gambaran bahwa persentase

penduduk yang melakukan olahraga terus berkurang sejalan dengan

pertambahan usia. Kegiatan olahraga mayoritas dilakukan oleh

mereka yang tergolong penduduk usia muda, secara berturut-turut

dari persentase terbesar yaitu usia 10-14 tahun, 5-9 tahun, dan 15-

19 tahun. Dari seluruh penduduk usia 10-14 tahun terdapat 66,8

persen penduduk yang melakukan olahraga, pada kelompok umur 5-

9 tahun sebesar 49,5 persen, dan pada kelompok umur 15-19 tahun

sebesar 42,9 persen.

Tabel 3.1.1

Persentase Penduduk Berumur 5 Tahun ke Atas yang Me lakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Kelompok Umur dan

Tipe Daerah, 2009

Kelompok Umur Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

(1) (2) (3) (4)

5-9 54,5 45,3 49,5

10-14 71,1 63,2 66,8

15-19 47,2 38,7 42,9

20-24 20,0 14,0 17,1

25-29 16,6 9,9 13,3

30-64 16,7 5,5 11,0

65+ 11,7 2,5 6,4

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009

Page 52: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 23

Besarnya partisipasi penduduk dalam berolahraga pada

kelompok umur 5-19 tahun tersebut dikarenakan mereka tergolong

usia sekolah. Aktivitas olahraga di sekolah, tidak saja sebagai bagian

dari pelajaran sekolah yang wajib diikuti, juga tersedia kegiatan

olahraga sebagai kegiatan ekstrakurikuler yang menjadi kegiatan

pilihan siswa. Hal ini didukung oleh Tabel 3.5.3 bahwa jenis olahraga

yang banyak dilakukan oleh penduduk usia 10-19 tahun adalah SKJ,

sepak bola, bola voli, dan senam lainnya yang merupakan jenis

olahraga bagian dari pelajaran ekstrakurikuler sekolah.

Partisipasi olahraga pada kelompok usia yang lebih tua

cenderung semakin menurun. Pada penduduk lanjut usia, yaitu

kelompok umur 65 tahun ke atas hanya 6,4 persen saja yang

melakukan olahraga. Pola yang sama berlaku baik di daerah

perkotaan maupun perdesaan, namun bila dilihat proporsinya

penduduk berumur 5 tahun ke atas yang melakukan olahraga lebih

tinggi di daerah perkotaan daripada perdesaan.

3.2 Tujuan Berolahraga

Setiap orang mempunyai tujuan yang berbeda-beda dalam

melakukan olahraga. Umumnya seseorang berolahraga bertujuan

untuk meningkatkan/menjaga stamina tubuh agar tetap sehat, tetapi

ada pula mereka yang melakukannya dengan tujuan meningkatkan

prestasi, rekreasi/hiburan, dan lainnya. Olahraga prestasi biasanya

dilakukan oleh mereka yang mempunyai minat dan bakat dalam

bidang olahraga dan dikembangkan secara profesional sehingga

dapat mencapai prestasi. Olahraga rekreasi ditujukan dalam rangka

memenuhi kebutuhan akan kegembiraan yang menyegarkan dan

menghilangkan kejenuhan dari aktivitas sehari-hari. Sementara itu,

Page 53: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

24 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

olahraga yang termasuk lainnya seperti olahraga yang dilakukan

saat pelajaran di sekolah.

Pada Tabel 3.2.1 diperoleh gambaran bahwa mayoritas

penduduk (69,7 persen) melakukan olahraga dengan tujuan menjaga

kesehatan. Sementara itu, hanya sebagian kecil saja dari mereka

yang melakukannya dengan tujuan prestasi dan rekreasi yaitu

masing-masing sebesar 6,8 persen dan 2,9 persen.

Tabel 3.2.1

Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daer ah, Jenis

Kelamin, dan Tujuan Olahraga, 2009

Tipe Daerah/ Jenis Kelamin

Tujuan Olahraga Menjaga

Kesehatan Prestasi Rekreasi Lainnya Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Perkotaan:

Laki-laki 76,2 5,9 3,2 14,7 100,0

Perempuan 72,2 6,4 1,6 19,8 100,0

L+P 74,6 6,1 2,6 16,7 100,0

Perdesaan:

Laki-laki 64,5 7,5 4,5 23,5 100,0

Perempuan 59,9 8,0 1,7 30,5 100,0

L+P 62,7 7,7 3,4 26,2 100,0

Perkotaan+Perdesaan:

Laki-laki 71,3 6,6 3,7 18,4 100,0

Perempuan 67,2 7,0 1,6 24,1 100,0

L+P 69,7 6,8 2,9 20,7 100,0

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009

Page 54: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 25

Tabel 3.2.2 menampilkan distribusi penduduk yang

berolahraga menurut tujuan olahraga dan jenjang pendidikan. Dari

tabel tersebut diperoleh gambaran bahwa penduduk yang

melakukan olahraga dengan tujuan menjaga kesehatan

persentasenya semakin meningkat seiring dengan tingginya jenjang

pendidikan yang ditamatkan.

Tabel 3.2.2

Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Pendidika n Tertinggi

yang Ditamatkan dan Tujuan Olahraga, 2009

Pendidikan Tertinggi yang

Ditamatkan

Tujuan Olahraga Menjaga

Kesehatan Prestasi Rekreasi Lainnya Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Tdk/blm tamat SD 56,0 9,1 2,0 33,0 100,0

SD/MI 61,9 8,6 3,0 26,5 100,0

SMP/MTs 67,4 7,9 3,3 21,3 100,0

SMA/MA 89,1 2,7 4,0 4,2 100,0

PT 93,1 1,2 1,9 3,7 100,0

Total 69,7 6,8 2,9 20,7 100,0

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009 Pada penduduk yang berpendidikan SMP ke bawah

persentasenya berkisar antara 56 persen hingga 67 persen,

sedangkan pada penduduk yang berpendidikan tinggi (SMA ke atas)

angkanya lebih tinggi yaitu berkisar antara 89 persen hingga 93

persen. Hal ini mengindikasikan bahwa semakin tinggi pendidikan

seseorang, semakin tinggi pula kesadaran untuk hidup lebih sehat.

Keadaan sebaliknya terjadi pada penduduk yang melakukan

olahraga dengan tujuan prestasi. Persentase penduduk yang

melakukan olahraga dengan tujuan tersebut relatif masih rendah,

Page 55: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

26 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

terutama pada mereka yang menamatkan pendidikan SMA ke atas.

Persentase penduduk yang berolahraga dengan tujuan rekreasi

persentasenya relatif sangat rendah untuk semua jenjang pendidikan

yang ditamatkan (Tabel 3.2.2).

3.3 Frekuensi dan Intensitas Berolahraga

Olahraga yang dilakukan secara rutin dengan frekuensi dan

intensitas yang cukup akan mendatangkan manfaat bagi tubuh

secara maksimal. Namun setiap orang mempunyai kapasitas dan

kemampuan yang berbeda-beda untuk melakukannya. Sejalan

dengan itu akan dilihat frekuensi dan intensitas olahraga yang

dilakukan penduduk berumur 10 tahun ke atas, seperti yang

ditunjukkan pada Gambar 3.3.

Frekuensi olahraga menunjukkan berapa hari dalam

seminggu seseorang melakukan olahraga. Hasil Susenas 2009

menunjukkan bahwa dari jumlah keseluruhan penduduk berumur 10

tahun ke atas yang berolahraga, sebagian besar (63,9 persen)

melakukannya hanya satu hari dalam seminggu. Sementara itu,

penduduk yang berolahraga selama 2-4 hari dalam seminggu

sebanyak 26,7 persen, sedangkan mereka yang berolahraga selama

5-6 hari dan 7 hari dalam seminggu (setiap hari) hanya sedikit sekali

yaitu berturut-turut 3,7 persen dan 5,8 persen.

Gambar 3.3

Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daer ah dan Lama

Berolahraga (Hari), 2009

Page 56: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 27

65,0

26,1

3,0 6,0

62,2

27,6

4,7 5,5

63,9

26,7

3,75,8

0

10

20

30

40

50

60

70

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

%

1 hari 2-4 hari 5-6 hari 7 hari

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009

Bila ditinjau menurut tipe daerah, proporsi penduduk yang

melakukan olahraga hanya satu hari dalam seminggu di daerah

perkotaan (65,0 persen) lebih tinggi dibandingkan dengan di

perdesaan (62,2 persen). Sebaliknya, kegiatan olahraga lebih dari

satu kali dalam seminggu, lebih banyak dilakukan oleh penduduk

yang tinggal di daerah perdesaan (Gambar 3.3).

Tabel 3.3.1 menampilkan frekuensi olahraga yang dilakukan

penduduk berumur 10 tahun ke atas berdasarkan jenis olahraga.

Pada tabel tersebut nampak bahwa hampir semua jenis olahraga

pada umumnya dilakukan oleh penduduk yang berolahraga dengan

frekuensi hanya satu hari dalam seminggu, kecuali olahraga

badminton, bela diri, dan catur.

Page 57: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

28 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.3.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Ola hraga yang

Paling Sering Dilakukan dan Lama Berolahraga (Hari) , 2009

Jenis Olahraga

Lama Berolahraga (Hari)

1 2 - 4 5 - 6 7 Jumlah (1) (2) (3) (4) (5) (6)

SKJ 83,3 12,2 3,9 0,6 100,0

Senam lainnya 79,5 16,8 1,5 2,1 100,0

Jogging/gerak jalan 52,1 30,1 4,1 13,7 100,0

Tenis meja 44,6 41,5 6,4 7,5 100,0

Badminton 41,7 50,8 3,0 4,5 100,0

Bola voli 58,7 31,2 4,6 5,5 100,0

Bola basket 79,6 18,6 0,9 0,9 100,0

Sepak bola 51,7 38,0 4,4 5,9 100,0

Renang 69,7 26,7 1,6 2,0 100,0

Bela diri 40,2 52,3 2,8 4,7 100,0

Catur 32,2 53,8 4,2 9,7 100,0

Lainnya 52,0 32,6 4,2 11,3 100,0

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009

Ketiga jenis olahraga di atas yaitu badminton, bela diri, dan

catur mayoritas dilakukan oleh penduduk dengan frekuensi 2-4 hari

dalam seminggu. Sementara itu, bila dilihat proporsinya nampak

bahwa jenis olahraga yang paling banyak dilakukan penduduk setiap

hari (7 hari dalam seminggu) adalah olahraga jogging/gerak jalan

(13,7 persen). Olahraga tersebut nampaknya menjadi olahraga yang

paling murah dan mudah dilakukan sehingga dapat dilakukan setiap

hari.

Selain frekuensi olahraga, intensitas atau lamanya

berolahraga juga merupakan salah satu faktor yang cukup

Page 58: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 29

menentukan seseorang melakukan olahraga. Intensitas berolahraga

menunjukkan berapa menit dalam sehari seseorang melakukan

olahraga.

Pada Gambar 3.4 dapat dilihat bahwa sebagian besar (83,6

persen) penduduk melakukan olahraga dengan intensitas tidak lebih

dari satu jam dalam sehari, yaitu terdiri dari 49,6 persen melakukan

olahraga rata-rata sekitar 31-60 menit dan 34,0 persen

melakukannya selama 10-30 menit. Sementara itu, mereka yang

melakukan kegiatan olahraga rata-rata dalam sehari antara 1-2 jam

sebesar 14,1 persen dan 2,4 persen melakukannya lebih dari 120

menit (2 jam). Fenomena ini terjadi baik di daerah perkotaan maupun

perdesaan.

Gambar 3.4 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan

Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daer ah dan Rata-rata Lama Berolahraga per Hari (Menit), 2009

33,5

50,3

14,0

2,2

34,6

48,5

14,3

2,6

34,0

49,6

14,1

2,4

0

10

20

30

40

50

60

%

Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

10-30 menit 31-60 menit 61-120 menit > 120 menit

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009

3.4 Jalur Kegiatan Olahraga

Seseorang yang melakukan kegiatan olahraga membutuhkan

suatu wadah. Wadah yang memfasilitasi mereka dalam melakukan

Page 59: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

30 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

olahraga disebut sebagai jalur olahraga. Jalur olahraga yang dapat

dimanfaatkan adalah dengan melakukannya sendiri, melalui

perkumpulan sekolah, perkumpulan olahraga, perkumpulan tempat

bekerja, atau lainnya.

Tabel 3.4.1 menampilkan persentase penduduk yang

melakukan olahraga menurut jalur olahraga. Dari tabel tersebut

dapat dilihat bahwa separuh (50,4 persen) penduduk yang

melakukan olahraga memanfaatkan jalur sekolah sebagai wadah

dalam berolahraga. Hal ini sejalan dengan Tabel 3.1.1 yang

menunjukkan bahwa sebagian besar penduduk yang melakukan

olahraga terdapat pada kelompok usia sekolah (5-19 tahun).

Tabel 3.4.1

Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Tipe Daer ah, Jenis

Kelamin, dan Jalur Melakukan Olahraga, 2009

Tipe Daerah/ Jenis Kelamin

Jalur Melakukan Olahraga

Sendiri Perkumpulan

Lainnya Sekolah Olahraga Tempat Bekerja

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Perkotaan:

Laki-laki 38,3 37,5 17,0 12,2 7,1

Perempuan 32,5 52,4 8,9 7,0 5,9

L+P 36,0 43,4 13,8 10,1 6,6

Perdesaan:

Laki-laki 22,4 52,0 22,3 5,8 9,5

Perempuan 16,0 73,5 7,4 3,2 6,4

L+P 19,9 60,4 16,5 4,8 8,3

Perkotaan+Perdesaan:

Laki-laki 31,7 43,5 19,2 9,5 8,1

Perempuan 25,8 61,0 8,2 5,4 6,1

L+P 29,3 50,4 14,9 7,9 7,3

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009

Page 60: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 31

Di sisi lain, persentase penduduk yang melakukan olahraga

dengan jalur sendiri sebesar 29,3 persen dan memanfaatkan jalur

perkumpulan olahraga sebesar 14,9 persen. Sementara mereka

yang memanfaatkan perkumpulan di tempat bekerja hanya 7,9

persen dan sisanya pada jalur lainnya sebesar 7,3 persen.

Bila ditinjau menurut tipe daerah terdapat pola bahwa

olahraga yang dilakukan melalui jalur sekolah lebih banyak dilakukan

oleh penduduk perdesaan dibandingkan dengan penduduk

perkotaan. Sementara pola penduduk yang berolahraga dengan

melakukan sendiri dan di tempat bekerja lebih banyak dilakukan oleh

penduduk perkotaan.

Dilihat berdasarkan jenis kelamin, persentase penduduk laki-

laki yang melakukan olahraga pada jalur perkumpulan olahraga

(19,2 persen) dua kali lipat lebih tinggi dibandingkan dengan

perempuan (8,2 persen). Kondisi ini terjadi baik di daerah perkotaan

maupun daerah perdesaan (Tabel 3.4.1).

Bila dikaitkan antara jenis olahraga dengan wadah yang

memfasilitasinya, olahraga SKJ dan bola basket paling banyak

dilakukan di sekolah dengan persentase masing-masing sebesar

82,5 persen dan 85,2 persen, seperti yang ditunjukkan pada Tabel

3.4.2.

Sementara itu, penduduk yang berolahraga jogging/gerak

jalan sebagian besar (79,2 persen) memilih untuk melakukannya

melalui jalur sendiri. Jenis olahraga badminton dan bela diri banyak

dilakukan penduduk melalui jalur perkumpulan olahraga, yaitu

masing-masing sebesar 41,8 persen dan 47,8 persen.

Page 61: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

32 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.4.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Ola hraga yang

Paling Sering Dilakukan dan Jalur Melakukan Olahrag a, 2009

Jenis Olahraga

Jalur Melakukan Olahraga

Sendiri Perkumpulan

Lainnya Sekolah Olahraga Tempat Bekerja

(1) (2) (3) (4) (5) (6) SKJ 6,6 82,5 3,0 8,0 4,6 Senam lainnya 16,5 63,1 11,1 10,1 5,7 Jogging/gerak jalan 79,2 16,3 2,2 5,4 4,1

Tenis meja 37,6 26,7 19,1 23,0 9,4

Badminton 30,3 15,3 41,8 21,0 9,0

Bola voli 11,5 55,5 26,7 6,0 12,0

Bola basket 8,3 85,2 9,5 1,9 5,8

Sepak bola 19,0 46,1 34,0 6,9 12,4

Renang 43,6 58,0 6,4 4,0 5,5

Bela diri 16,5 38,5 47,8 15,2 5,2

Catur 49,0 27,3 18,8 9,3 17,8 Lainnya 49,1 28,2 14,3 8,6 8,8

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009

Pada Lampiran Tabel 3.5.3 dapat dilihat bahwa hampir

semua provinsi mempunyai pola yang sama dalam memilih jalur

olahraga yaitu melalui jalur sekolah. Persentase terbesar dilakukan

oleh penduduk yang berada di Provinsi Sumatera Utara yaitu

sebesar 63,92 persen. Di sisi lain penduduk yang berada di Provinsi

DKI Jakarta dan DI Yogyakarta lebih senang melakukan olahraga

melalui jalur sendiri dibandingkan jalur olahraga lainnya dengan

persentase masing-masing sebesar 42,02 persen dan 38,26 persen.

Page 62: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 33

3.5 Jenis Olahraga

Seseorang dapat melakukan beberapa jenis olahraga selama

seminggu terakhir, namun pada umumnya jenis olahraga yang paling

sering dilakukan oleh orang tersebut terbatas hanya pada jenis-jenis

olahraga yang paling disukainya.

Pada Tabel 3.5.1 ditampilkan persentase penduduk yang

berolahraga menurut jenis olahraga yang paling sering dilakukan

dalam kurun waktu 2000-2009. Senam (SKJ dan senam lainnya)

merupakan jenis olahraga yang paling sering dilakukan penduduk

dari waktu ke waktu.

Tabel 3.5.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Ola hraga yang

Paling Sering Dilakukan, 2000–2009

Jenis Olahraga 2000 2003 2006 2009

(1) (2) (3) (4) (5)

SKJ 36,8 31,1 12,5 22,8

Senam lainnya 11,2 12,6 19,5 13,0 Jogging/gerak jalan 15,6 15,5 13,4 20,2

Tenis meja *) 1,3 *) 0,8

Badminton 2,5 2,7 4,2 4,7

Bola voli 14,3 14,9 15,2 11,0

Bola basket *) *) *) 3,4

Sepak bola 10,8 14,6 16,5 17,2

Renang *) *) *) 1,0

Bela diri *) *) *) 0,6

Catur *) *) *) 0,2

Lainnya 8,8 7,3 18,8 5,2

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2000-2009 Catatan: *) Termasuk ke dalam jenis olahraga lainnya

Page 63: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

34 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Pada tahun 2000 persentase penduduk yang melakukan olahraga

senam sebesar 48,0 persen, tahun 2003 sebesar 43,7 persen, tahun

2006 sebesar 32,0 persen, dan tahun 2009 sebesar 35,8 persen.

Jenis olahraga ini banyak dipilih oleh penduduk salah satunya SKJ,

karena lebih memasyarakat dimana sering dilaksanakan secara

bersama-sama baik di instansi, sekolah, maupun lingkungan

perumahan/tempat tinggal.

Selain senam, jogging/gerak jalan juga banyak diminati

masyarakat. Jenis olahraga ini relatif murah, mudah, serta dapat

dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa membutuhkan

peralatan dan persyaratan khusus.

Pada tahun 2009, olahraga jogging/gerak jalan dilakukan

oleh penduduk dengan persentase sebesar 20,2 persen. Olahraga

yang paling populer dan merakyat yaitu sepak bola juga banyak

diminati penduduk yaitu sebesar 17,2 persen. Di sisi lain, penduduk

10 tahun ke atas yang paling sering melakukan kegiatan olahraga

renang, tenis meja, bela diri, dan catur hanya sedikit sekali dimana

persentasenya masih di bawah 1 persen.

Bila ditelaah berdasarkan tipe daerah, terdapat perbedaan

pola dalam memilih jenis olahraga antara penduduk perkotaan dan

perdesaan, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 3.5.2. Penduduk di

daerah perdesaan pada umumnya lebih menyukai jenis olahraga

yang berbentuk permainan serta dilakukan bersama-sama atau

kelompok.

Pada Tabel 3.5.2 dapat dilihat bahwa jenis olahraga yang

paling banyak diminati penduduk perdesaan adalah SKJ (27,3

persen), sepak bola (20,6 persen) dan bola voli (17,2 persen),

Page 64: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 35

sedangkan di daerah perkotaan berturut-turut adalah jogging (25,7

persen), SKJ (19,6 persen), dan sepakbola (14,7 persen).

Tabel 3.5.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Ola hraga yang

Paling Sering Dilakukan dan Tipe Daerah, 2009

Jenis Olahraga Perkotaan Perdesaan Perkotaan+Perdesaan

(1) (2) (3) (4)

SKJ 19,6 27,3 22,8

Senam lainnya 14,0 11,5 13,0 Jogging/gerak jalan 25,7 12,5 20,2

Tenis meja 0,9 0,6 0,8

Badminton 5,6 3,4 4,7

Bola voli 6,7 17,2 11,0

Bola basket 4,4 1,9 3,4

Sepak bola 14,7 20,6 17,2

Renang 1,4 0,4 1,0

Bela diri 0,7 0,4 0,6

Catur 0,2 0,2 0,2

Lainnya 6,1 4,0 5,2

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009

Dari Tabel 3.5.3 dapat dilihat pola preferensi penduduk pada

setiap kelompok umur dalam menentukan jenis olahraga yang paling

sering dilakukan. Pola preferensi dalam menentukan jenis olahraga

yang dilakukan masing-masing kelompok umur ternyata cukup

bervariasi. Pada umumnya penduduk yang berada pada kelompok

umur muda atau merupakan usia sekolah yaitu umur 10-14 tahun

dan 15-19 tahun lebih sering melakukan olahraga senam SKJ

dibandingkan jenis olahraga lainnya, dengan persentase masing-

Page 65: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

36 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

masing sebesar 40,9 persen dan 19,1 persen. Hal ini mungkin

berkaitan dengan jenis olahraga yang merupakan program sekolah.

Tabel 3.5.3

Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Jenis Ola hraga yang

Paling Sering Dilakukan dan Kelompok Umur, 2009

Jenis Olahraga

Kelompok Umur (Tahun) Jumlah

10-14 15-19 20-24 25-29 30-64 65+

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

SKJ 40,9 19,1 5,4 7,6 9,8 3,3 22,8

Senam lainnya 16,7 10,9 6,5 9,0 12,5 9,8 13,0

Jogging/gerak jalan

6,7 10,2 23,5 26,3 42,0 70,9 20,2

Tenis meja 0,3 0,6 0,8 1,0 1,6 0,1 0,8

Badminton 1,5 2,1 4,8 8,1 11,0 1,5 4,7

Bola voli 8,8 19,2 14,9 13,6 6,6 0,2 11,0

Bola basket 3,4 8,4 2,5 0,9 0,2 0,1 3,4

Sepak bola 16,9 23,9 32,6 24,6 6,7 0,4 17,2

Renang 1,1 1,3 1,1 0,9 0,7 0,4 1,0

Bela diri 0,5 0,8 1,0 0,7 0,5 0,1 0,6

Catur 0,1 0,1 0,2 0,4 0,3 0,0 0,2

Lainnya 3,1 3,5 6,8 7,0 8,2 13,4 5,2

Sumber: BPS R.I– Susenas Modul 2009

Jenis olahraga yang juga sering dilakukan oleh penduduk

yang tergolong usia muda (15-19 tahun, 20-24 tahun dan 25-29

tahun) adalah sepak bola dan voli. Dari ketiga kelompok umur

tersebut, persentase yang memilih sepak bola berturut-turut 23,9

persen, 32,6 persen dan 24,6 persen, sedangkan yang sering

berolahraga voli masing-masing 19,2 persen, 14,9 persen dan 13,6

persen.

Page 66: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 37

Sementara itu, bagi mereka yang berumur 65 tahun ke atas

atau telah memasuki usia lanjut lebih menyukai jenis olahraga yang

relatif ringan dan mudah dilakukan seperti jogging/gerak jalan

(termasuk jalan cepat atau jalan santai). Dari seluruh penduduk

lansia yang aktif berolahraga, sekitar 70,9 persen memilih jenis

olahraga jogging/gerak jalan.

Page 67: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

38 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 68: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 39

Page 69: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

40 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 70: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 41

FASILITAS OLAHRAGA

Olahraga merupakan bagian dari proses dan pencapaian

tujuan pembangunan nasional yang dijadikan sebagai pendukung

terwujudnya manusia Indonesia yang sehat. Hal ini dilakukan

dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan

pembangunan yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna

meningkatkan kualitas manusia Indonesia sehingga memiliki tingkat

kesehatan dan kebugaran yang cukup. Dalam rangka menumbuhkan

budaya olahraga perlu disusun suatu strategi untuk menarik minat

dan apresiasi masyarakat dalam berolahraga. Namun, minat

masyarakat dalam berolahraga juga perlu diimbangi dengan

tersedianya fasilitas olahraga yang memadai.

4

Page 71: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

42 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Fasilitas olahraga, baik berupa sarana maupun prasarana

olahraga, merupakan salah satu faktor pendorong tumbuhnya minat

masyarakat dalam melakukan kegiatan olahraga. Peningkatan

kualitas maupun kuantitas fasilitas olahraga pada suatu lingkungan

masyarakat diharapkan akan menumbuhkembangkan minat, aspirasi

dan partisipasi masyarakat terhadap kegiatan olahraga. Sebaliknya,

penurunan atau terbatasnya fasilitas yang tersedia, cenderung akan

dapat menurunkan minat dan partisipasi mereka untuk berolahraga.

Fasilitas olahraga merupakan sumber daya pendukung

olahraga yang secara keseluruhan mencakup fasilitas fisik dan non

fisik. Fasilitas olahraga secara fisik mencakup prasarana dan sarana

fisik antara lain berupa stadion, gelanggang, dan lapangan olahraga.

Sementara itu, fasilitas olahraga non fisik mencakup prasarana dan

sarana non fisik seperti sasana/perkumpulan olahraga, tenaga

pelatih dan guru olahraga. Tersedianya kedua jenis fasilitas olahraga

tersebut dalam jumlah yang cukup memadai akan mampu

meningkatkan partisipasi masyarakat untuk berolahraga. Selain itu,

pada gilirannya juga akan mampu menggeser persepsi masyarakat

tentang olahraga dari hanya sekedar kegiatan untuk rekreasi dan

menjaga kesehatan menjadi kegiatan untuk ajang memperoleh

prestasi.

Dalam menciptakan fasilitas olahraga yang memadai, sarana

prasarana fisik minimal disesuaikan dengan kondisi masyarakat

yang berolah raga itu sendiri agar masyarakat dapat menikmati

olahraga dengan baik dan optimal. Namun, adakalanya

pembangunan fasilitas fisik berupa gelanggang dan lapangan

olahraga pada suatu lingkungan masyarakat terhambat karena

adanya perkembangan sosial ekonomi masyarakat. Hal ini terutama

terjadi di daerah perkotaan atau wilayah yang berbatasan dengan

Page 72: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 43

perkotaan. Peningkatan yang pesat dari jumlah penduduk dan

kegiatan ekonomi di daerah tersebut secara umum akan menggeser

fungsi lapangan olahraga atau lahan-lahan kosong menjadi rumah

pemukiman atau tempat usaha.

Pada bab ini akan dilihat beberapa aspek dari fasilitas

olahraga yang sangat penting bagi perkembangan dan peningkatan

partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga. Aspek-aspek yang

menjadi bahan kajian pada bab ini antara lain adalah

lapangan/gelanggang olahraga, kelompok kegiatan olahraga, guru

olahraga, dan induk organisasi cabang olahraga.

4.1 Lapangan/Gelanggang Olahraga

Idealnya setiap desa/kelurahan memiliki fasilitas olahraga

yang memadai sehingga dapat menampung berbagai kegiatan

olahraga yang diminati masyarakat. Namun pada kenyataannya

belum semua desa/kelurahan memiliki fasilitas lapangan/gelanggang

olahraga. Data statistik Potensi Desa (Podes) menyajikan informasi

mengenai ketersediaan lapangan/gelanggang olahraga hingga

tingkat desa/kelurahan. Tetapi, jenis olahraga yang dicakup masih

terbatas pada jenis-jenis olahraga massa yaitu jenis olahraga yang

banyak diminati masyarakat luas seperti sepak bola, bola voli, dan

bulu tangkis serta olahraga populer lainnya seperti bola basket,

tennis lapangan, dan renang.

Page 73: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

44 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 4.1.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas

Lapangan/Gelanggang Olahraga menurut Jenis Olahraga , 2000-2008

Jenis Olahraga 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Sepak Bola 53,9 57,9 56,2 56,1

Bola Voli 76,0 79,5 79,4 78,1

Bulu Tangkis 41,7 46,0 47,2 49,3

Bola Basket 4,6 5,3 6,7 7,1

Tenis (Lapangan) 4,8 5,0 5,0 5,1

Renang 1,7 1,5 2,6 2,6

Sumber: BPS R.I– Statistik Podes 2000–2008

Berdasarkan data Podes tahun 2008 pada Tabel 4.1.1,

fasilitas lapangan olahraga yang paling banyak tersedia adalah

lapangan bola voli, yaitu dimiliki oleh sekitar 78,1 persen

desa/kelurahan yang ada di Indonesia. Disusul kemudian lapangan

sepak bola dan bulu tangkis masing-masing dimiliki oleh 56,1 persen

dan 49,3 persen desa/kelurahan. Sementara lapangan olahraga

yang paling sedikit ketersediaannya adalah kolam renang, tennis

(lapangan), dan bola basket. Dari seluruh desa/kelurahan yang ada

di Indonesia, hanya 2,6 persen desa/kelurahan yang memiliki kolam

renang, sebesar 5,1 persen desa/kelurahan memiliki lapangan tenis

(lapangan), dan sebesar 7,1 persen desa/kelurahan memiliki

lapangan bola basket.

Pola serupa terjadi hampir di semua provinsi, yaitu lapangan

sepak bola, bola voli, dan bulu tangkis paling banyak

ketersediaannya, seperti yang ditunjukkan pada Lampiran Tabel

4.1.1–4.1.3. Bila dilihat lebih rinci nampak adanya variasi dalam

jumlah dan jenis fasilitas lapangan/gelanggang olahraga yang

Page 74: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 45

tersedia di setiap provinsi. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan

jenis olahraga yang diminati masyarakat antara satu provinsi dengan

provinsi lainnya. Faktor lain karena adanya perbedaan ketersediaan

lahan yang dapat dijadikan fasilitas lapangan/gelanggang olahraga.

Olahraga sepak bola merupakan olahraga massa yang

digemari banyak orang. Namun tidak semua provinsi memiliki

fasilitas lapangan sepak bola yang relatif banyak, seperti yang

ditunjukkan pada Lampiran Tabel 4.1.1. Hal ini mungkin terjadi

karena lapangan tersebut memerlukan lahan yang lebih luas

dibandingkan olahraga lainnya. Tiga provinsi teratas yang memiliki

lapangan sepak bola relatif cukup memadai adalah Provinsi

Kepulauan Bangka Belitung (93,0 persen), Riau (85,7 persen), dan

Kalimantan Barat (83,8 persen). Keadaan sebaliknya terjadi di

Provinsi Papua Barat, Papua, dan Sumatera Utara, yaitu masing-

masing hanya 27,7 persen, 31,7 persen, dan 34,3 persen

desa/kelurahan yang memiliki lapangan sepak bola.

Pada Lampiran Tabel 4.1.2 dapat dilihat bahwa lebih dari

separuh desa/kelurahan yang ada di setiap provinsi telah memiliki

fasilitas lapangan bola voli, terutama desa/kelurahan yang ada di

wilayah Provinsi Kepulauan Riau (99,1 persen), Riau (98,1 persen),

dan Kepulauan Bangka Belitung (96,2 persen). Hampir seluruh

desa/kelurahan di tiga provinsi tersebut telah memiliki lapangan bola

voli.

Olahraga bulu tangkis secara umum banyak diminati oleh

penduduk di Provinsi DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Jawa Barat

(Lampiran Tabel 4.1.3). Hal ini terlihat dari besarnya persentase

desa/kelurahan di tiga provinsi tersebut yang memiliki fasilitas

olahraga bulu tangkis yaitu berturut-turut mencapai sebesar 96,2

Page 75: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

46 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

persen, 94,5 persen, dan 82,5 persen. Sebaliknya, penduduk di

Provinsi Papua Barat, Papua, dan Maluku nampaknya kurang

berminat terhadap olahraga bulu tangkis, yaitu berturut-turut hanya

4,4 persen, 5,5 persen, dan 13,0 persen desa/kelurahan saja yang

memiliki fasilitas olahraga tersebut.

Di sisi lain, olahraga bola basket, tenis (lapangan), dan

renang nampaknya kurang diminati oleh masyarakat hingga saat ini.

Seperti yang disajikan pada Lampiran Tabel 4.1.4, persentase

desa/kelurahan yang memiliki fasilitas lapangan bola basket pada

semua provinsi kurang dari 20 persen, kecuali di Provinsi DKI

Jakarta yang mencapai 65,2 persen, DI Yogyakarta sebesar 24,7

persen, dan Sumatera Barat sebesar 21,8 persen. Sementara itu,

dari Lampiran Tabel 4.1.5 diketahui bahwa persentase

desa/kelurahan yang memiliki fasilitas lapangan tenis (lapangan)

pada semua provinsi kurang dari 15 persen, kecuali di Provinsi DKI

Jakarta yang mencapai 51,7 persen, dan DI Yogyakarta sebesar

23,7 persen. Ketersediaan fasilitas olahraga renang di Indonesia

dirasakan masih sangat minim, hal ini dilihat dari rendahnya

persentase desa/kelurahan yang memiliki fasilitas tersebut

(Lampiran Tabel 4.1.6). Hampir semua desa/kelurahan di setiap

provinsi memiliki fasilitas olahraga renang dibawah 10 persen,

kecuali Provinsi DKI Jakarta yang mencapai sebesar 22,8 persen.

Pada Tabel 4.1.1 juga disajikan trend desa/kelurahan yang

memiliki fasilitas lapangan/ gelanggang olahraga dalam kurun waktu

2000-2008. Selama kurun waktu tersebut, lapangan bola voli, sepak

bola dan bulu tangkis tetap merupakan fasilitas yang paling banyak

ketersediaannya di desa/kelurahan yang ada di Indonesia. Bila

dilihat trendnya, nampak bahwa ketiga lapangan olahraga yang

termasuk ke dalam olahraga massa tersebut jumlahnya cenderung

Page 76: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 47

meningkat. Pola ini juga terjadi pada fasilitas olahraga kolam renang,

lapangan tennis (lapangan), dan lapangan bola basket. Meskipun

desa/kelurahan yang memiliki ketiga fasilitas olahraga tersebut relatif

masih sedikit namun jumlahnya cenderung terus meningkat dari

tahun ke tahun.

4.2 Kelompok Kegiatan Olahraga

Kelompok kegiatan olahraga merupakan suatu perkumpulan

yang dibuat sebagai sarana untuk menyalurkan, mengembangkan

dan meningkatkan ketrampilan seseorang di bidang olahraga sesuai

dengan minat dan bakatnya. Bagi para olahragawan yang telah

cukup trampil dan para atlet profesional, kelompok kegiatan olahraga

merupakan satuan komunitas yang tidak dapat terpisahkan. Bagi

mereka, selain diperlukan sebagai wadah bagi keberadaan mereka

dan sarana pembinaan prestasi, kelompok atau perkumpulan

tersebut juga diperlukan sebagai sarana untuk mencari nafkah.

Terbentuknya suatu kelompok kegiatan olahraga pada

umumnya dipengaruhi oleh faktor ketersediaan fasilitas dan minat

masyarakat terhadap olahraga tersebut. Semakin banyak fasilitas

olahraga yang tersedia akan menarik minat masyarakat untuk

berpartisipasi dalam kelompok kegiatan olahraga. Hal ini dapat

memacu tumbuh kembangnya kelompok kegiatan olahraga.

Sebaliknya, semakin jarang fasilitas olahraga yang tersedia, minat

masyarakat terhadap olahraga cenderung berkurang, yang pada

akhirnya akan mengancam keberadaan kelompok kegiatan olahraga

yang ada di lingkungan masyarakat tersebut.

Page 77: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

48 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 4.2.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Ke giatan

Olahraga menurut Jenis Olahraga, 2000-2008

Jenis Olahraga 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Sepak Bola 64,3 69,4 68,5 68,6

Bola Voli 72,0 77,5 77,4 76,8

Bulu Tangkis 37,2 44,2 45,7 48,6

Bola Basket 3,6 4,7 5,7 6,2

Tenis (Lapangan) 4,2 4,8 5,0 5,2

Renang 1,1 1,5 2,3 2,5

Tenis (Meja) 27,5 44,6 37,0 34,5

Bela Diri (pencak silat, karate, dll) 14,5 21,4 18,2 18,8

Sumber: BPS R.I– Statistik Podes 2000–2008

Secara umum kelompok kegiatan olahraga bola voli, sepak

bola dan bulu tangkis lebih diminati masyarakat dibandingkan jenis

olahraga lainnya. Hal ini tercermin dari banyaknya kelompok

kegiatan olahraga pada ketiga jenis olahraga tersebut, seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 4.2.1. Pada tahun 2008, persentase

desa/kelurahan yang memiliki kelompok kegiatan olahraga bola voli

mencapai sebesar 76,8 persen, sepak bola sebesar 68,6 persen,

dan bulu tangkis sebesar 48,6 persen. Bila dibandingkan dengan

tahun-tahun sebelumnya terutama tahun 2000, persentase

desa/kelurahan yang telah memiliki kelompok kegiatan ketiga jenis

olahraga tersebut semakin meningkat. Keberadaan kelompok

kegiatan olahraga bola voli, sepak bola, dan bulu tangkis tersebut

sejalan dengan ketersediaan fasilitas olahraga (lihat Tabel 4.1.1)

yang juga dimiliki oleh mayoritas desa/kelurahan dan angkanya juga

semakin meningkat.

Page 78: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 49

Sementara itu, jenis olahraga bola basket, tenis (lapangan),

dan renang cenderung kurang diminati masyarakat yang berdampak

pada berkurangnya keberadaan kelompok kegiatan olahraga

tersebut. Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 4.2.1, persentase

desa/kelurahan yang memiliki kelompok kegiatan olahraga bola

basket hanya 6,2 persen. Begitu pula dengan kelompok kegiatan

olahraga tenis (lapangan) dan renang yang berturut-turut hanya 5,2

persen dan 2,5 persen saja.

Pola serupa terjadi hampir di semua propinsi, yaitu kelompok

olahraga bola voli, sepak bola dan bulu tangkis paling banyak

keberadaannya dan kelompok olahraga bola basket, tenis

(lapangan), dan renang paling sedikit keberadaannya, kecuali di

Provinsi DKI Jakarta. Sebagai ibukota negara Indonesia, berbagai

macam fasilitas tersedia dengan lengkap termasuk fasilitas olahraga.

Keadaan ini mendorong tumbuhnya kelompok-kelompok kegiatan

olahraga di provinsi tersebut.

4.3 Guru Olahraga

Olahraga merupakan kegiatan mengolah tubuh yang dapat

merangsang pertumbuhan dan perkembangan jasmani, rohani dan

sosial dalam rangka peningkatan mutu sumber daya manusia.

Kegiatan ini harus dilakukan sedini mungkin mulai dari masa kanak-

kanak agar mereka terbiasa untuk melakukan olahraga. Salah satu

lembaga yang tepat dalam pembinaan olahraga bagi anak-anak

adalah melalui lembaga pendidikan atau sekolah. Pendidikan

jasmani dan olahraga di sekolah harus ditekankan pada olahraga

kesehatan dan latihan jasmani untuk meningkatkan derajat sehat

dinamis dan kemampuan motorik dan koordinasi yang lebih baik,

agar para siswa selama masa belajar memiliki kualitas hidup yang

Page 79: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

50 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

lebih baik, serta dapat diharapkan menjadi atlet berprestasi dan

sumber daya manusia yang bermutu di masa depan.

Keberhasilan pendidikan olahraga di sekolah yang

merupakan salah satu faktor penelusuran minat dan bakat siswa

dalam bidang olahraga guna mencapai prestasi baik pada tingkat

nasional maupun internasional, tidak dapat terlepas dari peranan

para guru olahraga. Dengan adanya guru olahraga dalam jumlah

yang cukup memadai di setiap sekolah diharapkan akan mendorong

kegiatan pendidikan olahraga di sekolah semakin menarik dan

bervariasi. Selain tersedia dalam jumlah yang cukup memadai,

diharapkan guru olahraga juga lebih kreatif dan inovatif dalam

mengembangkan pendidikan jasmani dan kesehatan di sekolah. Hal

ini akan membantu menciptakan suasana yang kondusif yang akan

merangsang minat dan bakat olahraga para siswa.

Berdasarkan data statistik persekolahan dari Kementerian

Pendidikan Nasional (Kemdiknas) yang ditampilkan pada Tabel

4.3.1, diperoleh rasio atau perbandingan antara jumlah guru

olahraga/penjaskes dan jumlah sekolah. Rasio guru

olahraga:sekolah untuk SD pada tahun 2008/2009 sebesar 0,78.

Angka tersebut menunjukkan bahwa untuk setiap 100 SD tersedia

guru olahraga/penjaskes sebanyak 78 guru. Sementara untuk

jenjang pendidikan yang lebih tinggi menunjukkan angka rasio lebih

dari 1, yaitu SMP sebesar 1,23, SMU sebesar 1,42, dan SMK

sebesar 1,58. Angka rasio lebih dari 1 menunjukkan bahwa untuk

setiap 100 sekolah telah tersedia lebih dari 100 guru

olahraga/penjaskes.

Page 80: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 51

Tabel 4.3.1 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes dan Jumlah Sek olah menurut

Jenjang Pendidikan, 2005/2006–2008/2009

Jenjang Pendidikan 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009

(1) (2) (3) (4) (5)

SD 0,60 0,62 0,65 0,78

SMP 1,44 1,73 1,33 1,23

SMU 1,41 1,39 1,44 1,42

SMK 2,18 1,61 1,67 1,58

Sumber: Kemdiknas– Statistik Persekolahan, 2005/2006 – 2008/2009 Keterangan di atas menggambarkan bahwa pada jenjang

pendidikan SD masih kekurangan banyak tenaga guru olahraga/

penjaskes, sedangkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi

(SMP ke atas) telah tersedia guru olahraga/penjaskes minimal satu

guru untuk setiap sekolah. Bila dilihat tahun-tahun ajaran

sebelumnya, nampak bahwa kondisi kurangnya tenaga guru

olahraga/penjaskes untuk SD tersebut telah berlangsung lama.

Meskipun kurang namun telah terjadi peningkatan, walaupun

peningkatannya masih relatif kecil. Sementara untuk SMP ke atas

cenderung terjadi perkembangan yang berfluktuasi selama tahun

ajaran 2005/2006 hingga 2008/2009.

Ketersediaan guru olahraga/penjaskes pada jenjang SD di

setiap provinsi sangat bervariasi. Pada jenjang pendidikan SD yang

ada di Provinsi Kepulauan Riau, Papua, dan Papua Barat nampak

sangat membutuhkan tambahan tenaga guru olahraga/ penjaskes.

Seperti yang disajikan pada Lampiran Tabel 4.3.1, rasio guru

olahraga:sekolah untuk SD di ketiga provinsi tersebut pada tahun

ajaran 2008/2009 berturut-turut hanya sebesar 0,34; 0,35 dan 0,38.

Di sisi lain, Provinsi DI. Yogyakarta, Riau, dan Sumatera Barat

Page 81: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

52 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

memiliki rasio tertinggi yaitu masing-masing mencapai sebesar 1,42;

1,27 dan 1,15.

Untuk jenjang pendidikan SMP secara nasional ketersediaan

guru olahraga/penjaskes relatif telah terpenuhi. Hal ini terlihat dari

rasio guru olahraga:sekolah yang telah mencapai angka diatas 1.

Bila dilihat per provinsi, kondisi tersebut juga terjadi hampir di setiap

provinsi kecuali beberapa provinsi yang sedikit mengalami

ketimpangan yaitu angka rasio guru olahraga:sekolah untuk SMP

masih dibawah 1, seperti yang ditunjukkan pada Lampiran Tabel

4.3.2. Pada tahun ajaran 2008/2009, tiga provinsi dengan angka

rasio terendah yaitu Provinsi Kalimantan Tengah (0,49), Kalimantan

Barat (0,68), dan Papua (0,71). Sementara untuk rasio tertinggi

berada di Provinsi Bali (2,03), Jawa Tengah (1,54), dan Sumatera

Barat (1,52).

Selanjutnya pada Lampiran Tabel 4.3.3 diperoleh informasi

bahwa ketersediaan akan guru olahraga/penjaskes untuk SMU di

seluruh provinsi selama tahun ajaran 2008/2009 relatif telah

terpenuhi. Hal ini ditunjukkan dengan angka rasio guru

olahraga:sekolah pada seluruh provinsi yang nilainya lebih dari 1,

kecuali Provinsi Kalimantan Tengah (0,82), Kalimantan Barat (0,90),

Maluku Utara (0,97), dan Kepulauan Riau (0,98). Sementara itu,

angka rasio tertinggi berada di Provinsi Bali (2,03), Sumatera Barat

(2,00), dan Sulawesi Barat (1,76).

Pola yang sama juga terjadi pada jenjang pendidikan SMK

yaitu pada tahun ajaran 2008/2009 secara umum ketersediaan guru

olahraga/penjaskes relatif telah terpenuhi. Seperti yang ditunjukkan

pada Lampiran Tabel 4.3.4, angka rasio guru olahraga:sekolah pada

seluruh provinsi nilainya lebih dari 1, kecuali untuk Provinsi Maluku

Page 82: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 53

Utara (0,90), Gorontalo (0,97), dan Nusa Tenggara Timur (0,98).

Tiga provinsi dengan angka rasio tertinggi yaitu Provinsi Bali (2,80),

Sumatera Selatan (2,13), dan Sumatera Barat (2,00).

4.4 Induk Organisasi Cabang Olahraga

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.

16 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan Keolahragaan, pemerintah

menentukan kebijakan nasional keolahragaan, standar nasional

keolahragaan, serta koordinasi dan pengawasan terhadap

penyelenggaraan keolahragaan nasional. Pada Bab II Pasal 3

Peraturan Pemerintah tersebut, dinyatakan bahwa salah satu

kebijakan nasional keolahragaan yang dilaksanakan pemerintah

adalah pembinaan dan pengembangan olahraga. Salah satu

olahraga yang dikembangkan adalah olahraga prestasi yang

bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan potensi olahragawan

dalam rangka meningkatkan harkat dan martabat bangsa.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah tentang

Penyelenggaraan Keolahragaan pada Bab V Pasal 34 Ayat (1)

disebutkan bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga prestasi

menjadi tanggung jawab induk organisasi cabang olahraga,

organisasi cabang olahraga tingkat provinsi, dan organisasi cabang

olahraga tingkat kabupaten/kota. Ayat (2) pada pasal tersebut juga

menyebutkan bahwa induk organisasi cabang olahraga, organisasi

cabang olahraga tingkat provinsi, dan organisasi cabang olahraga

tingkat kabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam

memenuhi tanggung jawabnya melaksanakan permassalan,

pembibitan, pembinaan dan pengembangan prestasi olahragawan,

pemberdayaan perkumpulan olahraga, pengembangan serta

Page 83: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

54 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

pembinaan olahraga, dan penyelenggaraan kompetisi dan kejuaraan

secara berjenjang dan berkelanjutan.

Induk organisasi cabang olahraga adalah organisasi olahraga

yang membina, mengembangkan, dan mengkoordinasikan satu

cabang/jenis olahraga atau gabungan organisasi cabang olahraga

dari satu jenis olahraga yang merupakan anggota federasi cabang

olahraga internasional yang bersangkutan. Pada Tabel 4.4.1

disajikan nama organisasi induk cabang olahraga yang ada di

Indonesia diurutkan berdasarkan nama cabang olah raga serta

singkatan namanya yang diakui oleh KONI (Komite Olahraga

Nasional Indonesia).

Tabel 4.4.1 Daftar Induk Organisasi Olahraga di Indonesia menur ut Nama Cabang

Olahraga/Perkumpulan Olahraga dan Singkatannya, 200 9

No. Cabang /Perkumpulan Olahraga

Induk Organisasi Olahraga Singkatan

(1) (2) (3) (4)

1. Aero Sport Federasi Aero Sport Indonesia FASI

2. Anggar Persatuan Anggar Seluruh Indonesia IKASI

3. Atletik Persatuan Atletik Seluruh Indonesia PASI

4. Baseball Perserikatan Bisbol dan Sofbol Amatir Seluruh Indonesia

PERBASASI

5. Berkuda Persatuan Olahraga Berkuda Seluruh Indonesia PORDASI

6. Berlayar Persatuan Olahraga Layar Seluruh Indonesia PORLASI

7. Biliar Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia POBSI

8. Binaraga Persatuan Angkat Berat dan Binaraga Seluruh Indonesia PABBSI

9. Bola Basket Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia PERBASI

10. Bola Voli Persatuan Bola Voli Seluruh Indonesia PBVSI

11. Boling Persatuan Boling Indonesia PBI

12. Bulu Tangkis Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia PBSI

13. Catur Persatuan Catur Seluruh Indonesia PERCASI

Page 84: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 55

No. Cabang /Perkumpulan Olahraga

Induk Organisasi Olahraga Singkatan

(1) (2) (3) (4)

14. Dayung Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia PODSI

15. Drum Band Persatuan Drum Band Indonesia PDBI

16. Golf Persatuan Golf Indonesia PGI

17. Gulat Persatuan Gulat Amatir Seluruh Indonesia PGSI

18. Hockey Persatuan Hockey Seluruh Indonesia PHSI

19. Judo Persatuan Judo Seluruh Indonesia PJSI

20. Karate Federasi Olahraga Karate-do Indonesia FORKI

21. Kartu Gabungan Bridge Seluruh Indonesia GABSI

22. Kempo Persaudaraan Bela Diri Kempo Indonesia PERKEMI

23. Liong & Barongsai Persatuan Liong & Barongsai Seluruh Indonesia PLBSI

24. Menembak Persatuan Menembak dan Berburu Indonesia PERBAKIN

25. Motor Ikatan Motor Indonesia IMI

26. Olahraga air Persatuan Renang Seluruh Indonesia PRSI

27. Olahraga Sepeda Ikatan Sport Sepeda Indonesia ISSI

28. Panahan Persatuan Panahan Indonesia PERPANI

29. Panjat Tebing Federasi Panjat Tebing Indonesia FPTI

30. Pencak Silat Ikatan Pencak Silat Indonesia IPSI

31. Selam Persatuan Olahraga Selam Seluruh Indonesia POSSI

32. Senam Persatuan Senam Indonesia PERSANI

33. Sepak Takraw Persatuan Sepak Takraw Seluruh Indonesia PSTI

34. Sepakbola Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia PSSI

35. Sepatu Roda

Persatuan Olahraga Sepatu Roda Seluruh Indonesia PERSEROSI

36. Ski Air Persatuan Ski Air Seluruh Indonesia PSASI

37. Sport Dance Ikatan Olahraga Dansa Indonesia IODI

38. Squash Persatuan Squash Indonesia PSI

39. Taekwondo Taekwondo Indonesia TI

40. Tarung Derajat Keluarga Olahraga Tarung Derajat KODRAT

Page 85: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

56 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

No. Cabang /Perkumpulan Olahraga

Induk Organisasi Olahraga Singkatan

(1) (2) (3) (4)

41. Tenis Persatuan Tennis Lapangan Seluruh Indonesia PELTI

42. Tenis Meja Persatuan Tenis Meja Seluruh Indonesia PTMSI

43. Tinju Persatuan Tinju Amatir Indonesia PERTINA

44. Wushu Wushu Indonesia WI

45. Kesehatan Olahraga Kesehatan Olahraga Republik Indonesia KORI

46. Olahraga Cacat Badan Pembina Olahraga Cacat BPOC

47. Olahraga KORPRI

Badan Pembina Olahraga Korps Pegawai Republik Indonesia

BAPOR KORPRI

48. Olahraga Mahasiswa Badan Pembina Olahraga Mahasiswa Indonesia BAPOMI

49. Olahraga Pelajar

Badan Pembina Olahraga Pelajar Seluruh Indonesia BAPOPSI

50. Olahraga Wanita Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia PERWOSI

51. Wartawan Olahraga

Seksi Wartawan Olahraga Persatuan Wartawan Indonesia SIWO PWI

Sumber: KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia)

Organisasi cabang olahraga juga terdapat pada tingkat

provinsi, namun tidak semua organisasi yang terdaftar pada Tabel

4.4.1 tersebut tersedia di setiap provinsi.

Page 86: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 57

Page 87: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

58 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 88: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 59

PRESTASI OLAHRAGA

Salah satu bentuk perkumpulan yang sportif dan jujur adalah

olahraga. Olahraga merupakan wadah menyalurkan tenaga yang

bersifat positif, baik untuk kesehatan fisik, menjalin persaudaraan,

persahabatan maupun untuk persatuan. Olahraga ialah suatu usaha

untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina

kekuatan jasmani maupun rohani pada tiap manusia. Selain untuk

menjaga kesehatan, dalam perkembangannya kegiatan olahraga

dapat dilakukan sebagai kegiatan yang menghibur, menyenangkan

atau juga dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan prestasi.

5

Page 89: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

60 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Pada Bab III (Kegiatan Olahraga) disebutkan bahwa

persentase penduduk yang melakukan olahraga dengan tujuan

prestasi masih relatif rendah yaitu hanya sebesar 6,8 persen dengan

rincian sebesar 6,1 persen di daerah perkotaan dan 7,7 persen di

daerah perdesaan (lihat Tabel 3.2.1). Angka tersebut

mengisyaratkan bahwa prestasi olahraga di Indonesia masih perlu

ditingkatkan pembinaannya. Hal ini penting mengingat prestasi

olahraga merupakan salah satu indikator atau tolok ukur yang secara

langsung dapat melihat status keberhasilan pembangunan olahraga,

tingkat perkembangan pembangunan olahraga, serta kondisi

pembinaan olahraga. Prestasi olahraga juga berfungsi mengangkat

derajat dan mengharumkan nama daerah di tingkat nasional maupun

nama bangsa Indonesia di dunia internasional.

Dalam rangka meningkatkan prestasi olahraga diperlukan

data dan informasi mengenai perkembangan prestasi yang telah

diikuti para atlet Indonesia. Sejalan dengan itu, pada bab ini akan

diulas event olahraga yang pada umumnya diikuti baik di tingkat

nasional maupun internasional yaitu PON, Sea Games, Asian

Games, dan Olimpiade.

5.1 Sejarah Perkembangan Olahraga di Indonesia

Olahraga merupakan gabungan dari segala latihan jasmani

yang dilakukan dengan sukarela untuk memperkuat tubuh yang

diselaraskan dengan pemusatan perhatian dan kemauan. Salah satu

tujuan berolahraga adalah untuk meraih prestasi. Prestasi memiliki

nilai kebanggaan baik atas diri sendiri, kelompok maupun negara.

Salah satu seleksi ke puncak prestasi olahraga dunia di Indonesia

adalah Pekan Olahraga Nasional (PON). Untuk mengenal lebih

Page 90: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 61

dekat mengenai PON, berikut akan diulas perkembangan PON di

Indonesia.

Pekan Olahraga Nasional (PON) adalah pesta olahraga

nasional di Indonesia yang diadakan setiap empat tahun sekali dan

diikuti seluruh provinsi di Indonesia. Sejarah terbentuknya PON

melalui proses yang panjang. Pada tanggal 19 April 1930 di

Yogyakarta terbentuk Persatuan Sepakbola yang bersifat

kebangsaan yang bernama Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia

(PSSI). Pembentukan PSSI merupakan inisiatif bangsa Indonesia

yang ingin mengatur organisasinya sendiri. PSSI sejak tahun 1931

menyelenggarakan kompetisi tahunan antar kota maupun antar

anggota, karena tidak ikut serta dalam pertandingan antar kota yang

diadakan oleh Belanda.

Pada tahun 1935 berdiri organisasi cabang olahraga Tennis

Persatuan atau Lawn tennis Indonesia (PELTI) di Semarang. Pada

tahun 1938 pihak Belanda melalui persatuan sepakbolanya,

Nederlandsch Indische Voetbal Unie (NIVU) mengadakan

pendekatan dan kerjasama dengan PSSI. Pada tahun 1938 lahirlah

Ikatan Sport Indonesia (ISI), berkedudukan di Jakarta (waktu itu

bernama Batavia). ISI merupakan satu-satunya badan olahraga yang

bersifat nasional dan berbentuk federasi. Maksud dan tujuan

terbentuknya ISI adalah untuk membimbing, menghimpun dan

mengkoordinir semua cabang olahraga, antara lain PSSI, PELTI dan

Persatuan Bola Keranjang Seluruh Indonesia (PBKSI). Pada tahun

1938 ISI mengadakan Pekan Olahraga Indonesia, yang dikenal

dengan nama ISI–Sportweek atau pekan olahraga ISI.

Pada zaman Jepang (tahun 1942) gerakan keolahragaan

ditangani oleh suatu badan yang bernama GELORA (Gerakan

Page 91: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

62 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Latihan Olahraga). Tidak banyak peristiwa olahraga penting tercatat

pada zaman Jepang (tahun 1942–1945) karena situasi perang.

Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945 membuka jalan bagi

bangsa Indonesia menangani kegiatan olahraga di tanah air sendiri.

Pada bulan Januari 1946, bertempat di Habiprojo kota Solo

diadakan kongres olahraga yang pertama di alam kemerdekaan.

Peserta kongres hanya dihadiri oleh tokoh olahraga dari Pulau Jawa

saja. Kongres tersebut berhasil membentuk organisasi olahraga

dengan nama Persatuan Olahraga Republik Indonesia (PORI). PORI

berfungsi sebagai koordinator semua cabang olahraga dan khusus

mengurus kegiatan olahraga dalam negeri dan yang berhubungan

dengan tugas keluar, berkaitan dengan Olimpiade dan International

Olympic Committee (IOC) dibentuk Komite Olimpiade Republik

Indonesia (KORI) berkedudukan di Yogyakarta.

Pada tahun 1948, Indonesia berusaha ikut dalam Olimpiade

di London, namun para atlet yang bakal dikirim tidak dapat diterima

berpartisipasi dalam peristiwa olahraga sedunia tersebut karena

PORI sebagai badan olahraga resmi di Indonesia belum menjadi

anggota IOC dan pengakuan dunia atas kemerdekaan dan

kedaulatan Indonesia yang belum diperoleh. Atas dasar ini pada

tanggal 1 Mei 1948 diadakan konferensi darurat di Solo khusus

membahas masalah tersebut. Dari kongres tersebut dihasilkan

kesepakatan antara lain perlunya menghidupkan kembali olahraga

yang pernah diadakan ISI pada tahun 1938. Kota Solo ditetapkan

sebagai kota penyelenggara PON I pada tanggal 8-12 September

1948, seperti yang disajikan pada Tabel 5.1.1. PON I bertujuan untuk

menunjukkan kepada dunia luar bahwa bangsa Indonesia walaupun

negaranya dalam keadaan darurat, masih dalam Bhinneka Tunggal

Ika. Pada PON I diikuti oleh 13 daerah dengan 9 cabang olahraga.

Page 92: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 63

Tabel 5.1.1 Perkembangan Pekan Olahraga Nasional (PON) menurut Waktu Penyelenggaraan, Tempat Penyelenggaraan, dan Juara Umum

PON Ke

Waktu Penyelenggaraan

Tempat Penyelenggaraan Juara Umum

Kab/Kota Provinsi (1) (2) (3) (4) (5) I 8-12 Sept 1948 Surakarta (Solo) Jawa Tengah Jawa Tengah

II 21-27 Sept 1951 Jakarta DKI Jakarta Jawa Barat

III 20-27 Sept 1953 Medan Sumut Jawa Barat

IV 27 Sept-6 Okt 1957 Makassar Sulsel DKI Jakarta

V 23 Sept-1 Okt 1961 Bandung Jawa Barat Jawa Barat

VI *) 8 Okt-10 Nov 1965 Jakarta DKI Jakarta -

VII 26 Agst-6 Sept 1969 Surabaya Jawa Timur DKI Jakarta

VIII 4-15 Agst 1973 Jakarta DKI Jakarta DKI Jakarta

IX 23 Juli-3 Agst 1977 Jakarta DKI Jakarta DKI Jakarta

X 19-30 Sept 1981 Jakarta DKI Jakarta DKI Jakarta

XI 9-20 Sept 1985 Jakarta DKI Jakarta DKI Jakarta

XII 18-20 Okt 1989 Jakarta DKI Jakarta DKI Jakarta

XIII 9-19 Sept 1993 Jakarta DKI Jakarta DKI Jakarta

XIV 9-25 Sept 1996 Jakarta DKI Jakarta DKI Jakarta

XV 19 Juni-1 Juli 2000 Surabaya Jawa Timur Jawa Timur

XVI 2-14 Sept 2004 Palembang Sumsel DKI Jakarta

XVII 6-17 Juli 2008 Samarinda Kaltim Jawa Timur

XVIII 2012 Pekanbaru Riau Belum berlangsung

Sumber: KONI, 2009 Ket.: *) PON VI dibatalkan karena terjadi peristiwa G30S PKI

Dalam perkembangannya, tempat penyelenggaraan PON

dilakukan secara bergiliran dan Jakarta merupakan tempat

penyelenggara PON yang paling sering. PON menunjukkan

kemajuan, hal ini terlihat dengan bertambahnya jumlah daerah

peserta dan cabang olahraga yang dipertandingkan. Hingga tahun

Page 93: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

64 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

2008 jumlah peserta PON sebanyak 33 provinsi dengan cabang

olahraga sebanyak 43 cabang (Tabel 5.1.1). Sejarah juga mencatat

bahwa pada PON ke VI, Indonesia pernah membatalkan PON

tersebut karena terjadinya peristiwa G30S PKI.

5.2 Sejarah Perkembangan Olahraga Tingkat Dunia

Kompetisi berolahraga untuk meraih prestasi bisa diperoleh

di tingkat nasional maupun internasional. Olimpiade adalah ajang

olahraga yang diadakan setiap empat tahun sekali dan hampir

semua cabang olahraga dipertandingkan di pesta olahraga ini, diikuti

oleh seluruh negara di dunia yang terdaftar di Komite Olimpiade

Internasional (IOC).

Di negara yang mengalami musim dingin, diselenggarakan

pesta olahraga dunia terkait datangnya musim salju yang dinamakan

Olimpiade musim dingin. Olimpiade ini dilakukan setiap empat tahun

sekali.

Di tingkat Benua Asia diselenggarakan pesta olahraga yang

dikenal dengan Asian Games. Pesta ini diikuti oleh negara yang

terletak di Benua Asia dan penyelenggaraannya setiap empat tahun

sekali. Dalam lingkup yang lebih kecil ada juga pesta olahraga

tingkat Asia Tenggara yang dikenal dengan Sea Games. Pesta

olahraga Sea Games diselenggarakan setiap dua tahun sekali.

Untuk melihat perkembangan olahraga di ajang internasional

dalam sub bab ini akan diulas mengenai Olimpiade, Asian Games

dan Sea Games.

Page 94: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 65

5.2.1 Olimpiade

Olimpiade adalah ajang bergengsi olahraga tingkat dunia

yang diikuti oleh berbagai negara di dunia. Indonesia sudah

termasuk dalam IOC sehingga bisa mengikuti ajang ini. Awalnya

Olimpiade hanya berlangsung di Yunani kuno, kemudian dihidupkan

kembali oleh seorang bangsawan Perancis, Pierre Fredy, Baron de

Coubertin pada akhir abad ke-19. Olimpiade yang lebih dikenal di

Indonesia adalah olimpiade musim panas, diadakan setiap empat

tahun sekali sejak 1896, kecuali tahun-tahun pada masa Perang

Dunia II. Olimpiade musim dingin, dimulai pada 1924, awalnya

diadakan pada tahun yang sama dengan Olimpiade musim panas,

namun sejak 1994 Olimpiade musim dingin diadakan setiap empat

tahun sekali, dengan selang dua tahun setelah Olimpiade musim

panas.

Indonesia pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade 1952 di

Helsinki, Finlandia, dan selanjutnya tak pernah absen dari tahun

1956 hingga tahun 2008. Perolehan medali pertama bagi kontingen

Indonesia yaitu medali perak pada Olimpiade Seoul 1988 di Seoul,

Korea Selatan pada cabang panahan beregu putri. Kemudian

perolehan medali emas pertama bagi kontingen Indonesia pada

Olimpiade Barcelona 1992 di Barcelona Spanyol untuk cabang bulu

tangkis tunggal putra dan putri. Pada Olimpiade ini, total medali yang

diraih oleh kontingen Indonesia adalah 2 emas, 2 perak dan 1

perunggu, yang semuanya berasal dari cabang olahraga bulutangkis.

Pada Olimpiade Atlanta 1996 di Atlanta, Amerika Serikat,

Indonesia meraih 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu yang berasal dari

cabang olahraga bulutangkis. Pada Olimpiade Sydney 2000, di

Sydney, Australia, Indonesia meraih 1 emas, 3 perak dan 2

Page 95: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

66 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

perunggu yang diperoleh dari cabang olahraga bulu tangkis (1 emas,

3 perak) dan cabang angkat berat (2 perunggu). Pada Olimpiade

Athena 2004 di Athena, Yunani, Indonesia meraih 1 emas dan 2

perunggu yang diperoleh dari cabang olahraga bulutangkis. Pada

Olimpiade Beijing 2008 di Beijing, Cina, Indonesia mendapatkan 1

emas, 1 perak dan 1 perunggu dari cabang olahraga bulutangkis dan

2 perunggu dari cabang olahraga angkat besi.

Tabel 5.2.1

Perkembangan Olimpiade menurut Tahun dan Tempat Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat

Indonesia

Olimpiade ke

Penyelenggaraan Jumlah Negara yg Mengikuti

Peringkat Indonesia Tahun Tempat

(1) (2) (3) (4) (5)

XV 1952*) Helsinki 69 -

XVI 1956*) Melbourne 67 -

XVII 1960*) Roma 83 -

XVIII 1964 **) Tokyo 93 -

XIX 1968*) Mexico City 112 -

XX 1972*) Munchen 150 -

XXI 1976*) Montreal 92 -

XXII 1980 **) Moskow 80 -

XXII 1984*) Los Angeles 140 -

XXIV 1988 Seoul 159 36

XXV 1992 Barcelona 169 24

XXVI 1996 Atlanta 197 41

XXVII 2000 Sydney 199 37

XXVIII 2004 Athena 202 48

XXIX 2008 Beijing 204 42

Sumber: KONI, 2009 Catatan: *) Indonesia tidak memiliki peringkat karena periode 1952-1984

belum pernah meraih medali **) Indonesia tidak mengikuti Olimpiade

Page 96: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 67

Dalam perkembangannya jumlah negara peserta Olimpiade

semakin bertambah dan pada tahun 2008 ada 204 peserta dan

Indonesia berada di peringkat 42 (Tabel 5.2.1)

Indonesia pernah tidak mengikuti Olimpiade yaitu pada tahun

1964 karena terjadi pemberontakan G30S PKI. Berikutnya pada

tahun 1980, Olimpiade yang diselenggarakan di Moskow pada tahun

tersebut diboikot oleh sejumlah negara sebagai protes terhadap

perang ”Soviet-Afghanistan” termasuk Amerika Serikat dan

Indonesia.

5.2.2 Asian Games

Asian Games adalah ajang olahraga yang diselenggarakan

setiap empat tahun dengan cakupan negara peserta di Benua Asia.

Asian Games awalnya merupakan ajang olahraga di Asia kecil

bertujuan untuk menunjukkan kesatuan dan kerja sama antar tiga

negara, yaitu Jepang, Filipina dan Cina. Setelah Perang Dunia II,

sejumlah negara di Asia menerima kemerdekaannya. Negara baru

tersebut menginginkan sebuah kompetisi yang baru. Pada Agustus

1948 saat Olimpiade di London, perwakilan India mengusulkan

kepada pemimpin kontingen negara Asia untuk mengadakan Asian

Games dan seluruh peserta menyetujui. Seluruh perwakilan tersebut

juga menyetujui pembentukan Federasi Atletik Asia. Pada Februari

1949, federasi atletik Asia terbentuk dan menggunakan nama

Federasi Asian Games (Asian Games Federation). Federasi ini

menyepakati diadakannya Asian Games pertama tahun 1951

bertempat di New Delhi, India. Mereka sepakat bahwa Asian Games

akan diselenggarakan setiap empat tahun sekali.

Page 97: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

68 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 5.2.2 Perkembangan Asian Games menurut Tahun dan Tempat

Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat Indonesia

Asian Games ke

Penyelenggaraan Jumlah Negara yg Mengikuti

Peringkat Indonesia Tahun Tempat

(1) (2) (3) (4) (5)

I 1951 New Delhi 11 7

II 1954 Manila 19 12

III 1958 Tokyo 20 14 IV 1962 Jakarta 16 2 V 1966 Bangkok 18 7 VI 1970 Bangkok 18 9 VII 1974 Teheran 25 9 VIII 1978 Bangkok 25 7 IX 1982 New Delhi 33 6 X 1986 Seoul 33 9 XI 1990 Beijing 37 7 XII 1994 Hiroshima 42 11 XIII 1998 Bangkok 41 11 XIV 2002 Busan 44 14 XV 2006 Doha 45 22

XVI 2010 Guangzhou 45 15

Sumber: KONI, 2009

Jumlah negara peserta Asian Games selalu bertambah,

awalnya dari 11 negara pada penyelenggaraan Asian Games I tahun

1951 hingga penyelenggaraan Asian Games XVI tahun 2010 yang

dilaksanakan selama 2 (dua) minggu pada bulan Nopember 2010

dengan jumlah peserta 45 negara dan Indonesia berada pada

peringkat 15. Pada ajang terakhir tersebut Indonesia mengumpulkan

4 medali emas, 9 perak, dan 13 perunggu. Sumbangan 3 medali

emas dari tim perahu naga, satu medali lagi dari cabang bulu tangkis

ganda putera. Indonesia pernah menjadi tuan rumah pada

penyelenggaraan Asian Games IV tahun 1962 bertempat di Jakarta

Page 98: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 69

dengan jumlah peserta 16 negara dan prestasi Indonesia waktu itu

berada pada peringkat 2 (Tabel 5.2.2).

5.2.3 Sea Games

Sea Games adalah ajang olahraga yang diselenggarakan

setiap dua tahun dengan cakupan negara peserta di Asia Tenggara.

Sea Games berhubungan erat dengan Southeast Asian Peninsular

Games atau SEAP Games yang dicetuskan oleh Wakil Presiden

Komite Olimpiade Thailand. Tujuannya untuk mempererat kerjasama

antar negara di kawasan ASEAN (Thailand, Burma/Myanmar,

Malaysia, Laos, Vietnam, Kamboja dan Singapura) sebagai negara

pelopor yang menyetujui penyelenggaraan ajang ini dua tahun

sekali. Selain itu dibentuk juga Komite Federasi SEAP Games.

SEAP Games I diadakan di Bangkok 12-17 Desember 1959,

diikuti oleh lebih dari 527 atlet dan panitia dari Thailand, Burma,

Malaysia, Singapura, Vietnam dan Laos yang berlaga dalam 12

cabang olahraga. Pada SEAP Games VIII tahun 1975, Federasi

SEAP mempertimbangkan masuknya Indonesia dan Filipina. Kedua

negara ini masuk secara resmi pada tahun 1977, dan pada tahun

yang sama Federasi SEAP berganti nama menjadi Southeast Asian

Games Federation (SEAGF), dan ajang ini menjadi Pesta Olahraga

Negara-Negara Asia Tenggara.

Brunei dimasukkan pada Sea Games X di Jakarta, dan Timor

Leste masuk pada Sea Games XII di Hanoi, Vietnam. Sea Games

diadakan setiap dua tahun dan hingga saat ini melibatkan 11 negara

Asia Tenggara.

Indonesia pertama kali menjadi tuan rumah Sea Games pada

tahun 1979 (Sea Games X) di Jakarta (Tabel 5.2.3). Pada Sea

Page 99: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

70 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Games X ini diikuti oleh 7 negara dan Indonesia berada diperingkat

pertama (ke-1).

Tabel 5.2.3 Perkembangan Sea Games menurut Tahun dan Tempat

Penyelenggaraan, Jumlah Negara yang Mengikuti, dan Peringkat Indonesia

Sea Games ke

Penyelenggaraan Jumlah Negara yg Mengikuti

Peringkat Indonesia Tahun Tempat

(1) (2) (3) (4) (5) I 1959*) Thailand 6 - II 1961*) Burma 7 - - 1963 Kamboja Dibatalkan - III 1965*) Malaysia 7 - IV 1967*) Thailand 7 - V 1969*) Burma 3 - VI 1971*) Malaysia 7 - VII 1973*) Singapura 6 - VIII 1975*) Thailand 7 - IX 1977 Malaysia 7 1 X 1979 Indonesia 7 1 XI 1981 Filipina 7 1 XII 1983 Singapura 6 1 XIII 1985 Thailand 8 2 XIV 1987 Indonesia 8 1 XV 1989 Malaysia 7 1 XVI 1991 Filipina 9 1 XVII 1993 Singapura 9 1 XVIII 1995 Thailand 7 2 XIX 1997 Indonesia 10 1

XX 1999 Brunei

Darussalam 10 3

XXI 2001 Malaysia 10 3 XXII 2003 Vietnam 11 3 XXIII 2005 Filipina 11 5 XXIV 2007 Thailand 11 3 XXV 2009 Laos 11 3 XXVI 2011 Indonesia - -

Sumber: KONI, 2009 Catatan: *) Indonesia belum menjadi anggota SEAP GAMES

Page 100: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 71

Dalam perkembangannya Indonesia pernah berturut-turut

menjadi juara pertama Sea Games, namun juga pernah menduduki

urutan ke 5 yang terjadi pada Sea Games XXIII di Filipina tahun

2005. Kondisi ini menyadarkan kita perlunya pembinaan dan

perhatian khusus terhadap atlet, pelatih maupun sarana prasarana

pelatihan.

5.3 Prestasi Nasional

Kompetisi olahraga bergengsi tingkat nasional adalah Pesta

Olahraga Nasional (PON). PON merupakan ajang pengujian

kompetensi olahraga antar provinsi di seluruh Indonesia. Sejak

pertama kali diselenggarakan tahun 1948 di Solo hingga saat ini

PON telah diselenggarakan sebanyak 17 kali. Event ini

diselenggarakan setiap empat tahun sekali. PON juga merupakan

momentum kebangkitan olahraga, tempat mengukir prestasi dan

ajang seleksi atlet berprestasi yang akan menjadi duta Indonesia di

tingkat Internasional.

Kebanggaan suatu daerah apabila dapat mengukir prestasi

terlebih menjadi juara umum di setiap pesta olah raga bergengsi ini.

Tabel 5.3.1 menunjukkan bahwa provinsi yang ada di Pulau Jawa

masih mendominasi dalam perebutan medali. Pada PON XV yang

diselenggarakan pada tahun 2000, peringkat I diraih oleh provinsi

DKI Jakarta dengan jumlah medali emas 115 buah, kemudian Jawa

Timur (112 medali emas) dan Jawa Barat (83 medali emas). Pada

PON XVI yang diselenggarakan tahun 2004, peringkat I diraih oleh

Provinsi DKI Jakarta dengan perolehan medali emas 141 buah,

kemudian Jawa Timur (76 medali emas) dan Jawa Barat (76 medali

emas). Selanjutnya, pada PON XVII yang diselenggarakan tahun

Page 101: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

72 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

2008, peringkat I diraih oleh Provinsi Jawa Timur dengan perolehan

medali emas sebanyak 139 buah, kemudian DKI Jakarta (122 medali

emas). Provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah tergeser menjadi

peringkat IV dan V, karena peringkat III berhasil diraih oleh provinsi

di luar Pulau Jawa yaitu Kalimantan Timur meskipun pada tahun-

tahun sebelumnya provinsi ini hanya meraih peringkat VIII dan IX

(lihat Lampiran Tabel 5.1.1-5.1.3).

Tabel 5.3.1 Perkembangan Peringkat 4 Besar (Perolehan Medali Em as)

PON XV-XVII, 2000, 2004, dan 2008

Provinsi Peringkat yang Diperoleh

PON XV (2000)

PON XVI (2004)

PON XVII (2008)

(1) (2) (3) (4)

DKI Jakarta I (115) I (141) II (122)

Jawa Barat III (83) III (76) IV (101)

Jawa Tengah IV (42) IV (56) V (53)

Jawa Timur II (112) II (76) I (139)

Kalimantan Timur - - III (117)

Sumber: KONI, 2000, 2004, dan 2008

Perolehan medali antar provinsi sangat bervariasi. Terjadi

ketimpangan perolehan medali antara provinsi di Pulau Jawa dengan

provinsi di luar Pulau Jawa, seperti yang disajikan pada Lampiran

Tabel 5.1.1-5.1.3.

5.4 Prestasi Internasional

Indonesia pertama kali berpartisipasi pada Olimpiade 1952 di

Helsinki, Finlandia, dan selanjutnya tak pernah absen. Perolehan

medali pertama bagi Indonesia yaitu medali perak pada Olimpiade

Page 102: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 73

Seoul 1988 di Seoul, Korea Selatan untuk cabang panahan beregu

putri (Tabel 5.4.1). Kemudian perolehan medali emas pertama bagi

Indonesia pada Olimpiade Barcelona 1992 di Barcelona Spanyol

untuk cabang Bulu tangkis tunggal putra dan putri. Pada Olimpiade

ini, total medali yang diraih oleh kontingen Indonesia adalah 2 emas,

2 perak dan 1 perunggu, yang semuanya berasal dari cabang

olahraga bulutangkis.

Tabel 5.4.1 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Olimpiade me nurut

Tahun Kejuaraan

OLIMPIADE Peringkat

Perolehan Medali

Ke Tahun Emas Perak Perunggu Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

XXIV 1988 36 0 1 0 1

XXV 1992 19 2 2 1 5

XXVI 1996 41 1 1 2 4

XXVII 2000 37 1 3 2 6

XXVIII 2004 48 1 1 2 4

XXIX 2008 42 1 1 3 5

Sumber : Kemenpora

Pada Olimpiade Atlanta 1996 di Atlanta, Amerika Serikat,

Indonesia meraih 1 emas, 1 perak dan 2 perunggu yang berasal dari

cabang olahraga bulutangkis. Pada Olimpiade Sydney 2000, di

Sydney, Australia, Indonesia meraih 1 emas, 3 perak dan 2

perunggu yang diperoleh dari cabang olahraga bulu tangkis (1 emas,

3 perak) dan cabang angkat berat (2 perunggu). Pada Olimpiade

Athena 2004 di Athena, Yunani, Indonesia meraih 1 emas, 1 perak

dan 2 perunggu yang diperoleh dari cabang olahraga bulutangkis.

Pada Olimpiade Beijing 2008 di Beijing, Cina, Indonesia

Page 103: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

74 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

mendapatkan 1 emas, 1 perak dan 1 perunggu dari cabang olahraga

bulutangkis dan 2 perunggu dari cabang olahraga angkat besi.

Perkembangan peringkat Indonesia dalam Olimpiade yang

diikuti mulai tahun 1988 hingga tahun 2008 berfluktuasi seperti pada

Gambar 5.1.

Gambar 5.1 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Olimpiade, 1 988-2008

42

48

37

41

19

36

1988 1992 1996 2000 2004 2008 Sumber : Kemenpora

Pada Tabel 5.4.2 dapat dilihat perkembangan peringkat

Indonesia dalam Asian Games menurut tahun kejuaraan dan jumlah

negara peserta. Pada Asian Games I tahun 1951 Indonesia meraih

peringkat ketujuh dari 11 negara yang mengikuti dengan

mendapatkan 5 perunggu. Kemudian dua periode berikutnya

peringkat Indonesia mengalami penurunan.

Pada pelaksanaan Asian Games IV tahun 1962, ketika

Indonesia menjadi tuan rumah, Indonesia meraih peringkat kedua

dengan memperoleh 77 medali yang terdiri atas 21 medali emas, 26

perak dan 30 perunggu. Namun setelah itu, peringkat Indonesia

terus mengalami penurunan. Sejak Asian Games XII Indonesia

Page 104: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 75

sudah tidak lagi meraih peringkat sepuluh besar. Bahkan pada

kejuaraan Asian Games XV pada tahun 2006, Indonesia meraih

peringkat ke 22 yang hanya memperoleh 20 medali.

Tabel 5.4.2

Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Asian Games menurut Tahun Kejuaraan dan Jumlah Negara Peserta

ASIAN GAMES Jumlah

Negara Peserta

Peringkat Perolehan Medali

Ke Tahun Emas Perak Prg Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

I 1951 11 7 0 0 5 5

II 1954 19 12 0 0 3 3

III 1958 20 14 0 0 6 6

IV 1962 16 2 21 26 30 77

V 1966 18 7 7 4 10 21

VI 1970 18 9 9 7 7 23

VII 1974 25 9 15 14 17 46

VIII 1978 25 7 8 7 18 33

IX 1982 33 6 4 4 7 15

X 1986 33 9 1 5 4 10

XI 1990 37 7 3 6 21 30

XII 1994 42 11 3 12 11 26

XIII 1998 41 11 6 10 11 27

XIV 2002 44 14 4 7 12 23

XV 2006 45 22 2 3 15 20

XVI 2010 45 15 4 9 13 26

Sumber: Kemenpora

Prestasi olahraga Indonesia pada kejuaraan Asian Games

yang terus mengalami penurunan dari tahun ke tahun dan mulai

meningkat di tahun 2010 menjadi peringkat 15, dapat pula dilihat

pada Gambar 5.2.

Page 105: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

76 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Gambar 5.2 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Asian Games, 1951-2010

Sumber: Kemenpora

Pada kejuaraan olahraga tingkat Asia Tenggara atau Sea

Games (Southeast Asian Games) 2007, peringkat Indonesia

mengalami fluktuasi, seperti pada Tabel 5.4.3. Pada Sea Games

XXII tahun 2003 di Vietnam, Indonesia menduduki peringkat ketiga

dengan 55 emas, 68 perak, dan 98 perunggu. Namun, kemudian

turun menjadi peringkat kelima pada Sea Games XXIII tahun 2005 di

Manila dengan perolehan medali 49 emas, 79 perak, dan 89

perunggu. Selanjutnya, mengalami peningkatan satu peringkat pada

Sea Games XXIV tahun 2007 di Thailand. Pada Sea Games XXIV,

kontingen Indonesia memperoleh 56 emas, 64 perak, dan 83

perunggu.

1951 1954 1958 1962 1966 1970 1974 1978 1982 1986 1990 1994 1998 2002 2006 2010

7

12

2

9 97

6

9

7

11 11

22

14

7

14 15

Page 106: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 77

Tabel 5.4.3 Perkembangan Peringkat Indonesia dalam Sea Games me nurut Negara

dan Tahun Kejuaraan

Tahun Indo -nesia

Thai -land

Malay-sia

Myan-mar

Singa -pura

Phili -pina

Bru -nei

Kam-boja

Viet -nam

Laos Timor Leste

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) SG XXII/2003 Emas 55 90 44 16 30 48 1 1 158 1 0 Perak 68 93 42 43 33 54 1 5 97 5 0 Prg 98 98 59 50 50 75 8 15 91 15 0

Rank III II V VII VI IV X IX I VIII XI

SG XXIII/2005 Emas 49 87 61 17 42 113 1 0 71 3 0 Perak 79 78 50 34 32 84 2 3 68 4 0 Prg 89 118 64 48 55 94 2 9 89 12 3

Rank V II IV VII VI I IX X III VIII XI

SG XXIV/2007 Emas 56 183 68 14 43 41 1 2 64 5 0 Perak 64 123 52 26 43 91 1 5 58 7 0 Prg 83 103 96 47 41 96 4 11 82 32 0

Rank IV I II VII V VI X IX III VIII XI

SG XXV/2009 Emas 43 86 40 12 33 38 1 3 83 33 0 Perak 53 83 40 22 30 35 1 10 75 25 0 Prg 74 97 59 37 35 51 8 27 57 52 3

Rank III I IV VIII VI V X IX II VII XI

Sumber: Kemenpora

Di tingkat Asia Tenggara, prestasi olahraga Indonesia lebih

lambat dibandingkan dengan negara tetangga seperti Malaysia.

Malaysia mengalami peningkatan dari peringkat kelima pada Sea

Games XXII menjadi peringkat keempat pada kejuaraan Sea Games

XXIII. Selanjutnya, pada Sea Games XXIV Malaysia menduduki

peringkat kedua dengan perolehan medali 68 emas, 52 perak, dan

96 perunggu. Pada Sea Games XXV, Malaysia hanya menduduki

peringkat keempat sedangkan Indonesia meningkat menjadi

peringkat ketiga dengan perolehan medali 43 emas, 53 perak dan 74

perunggu.

Page 107: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

78 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 108: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 79

Page 109: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

80 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 110: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 81

PUSAT PEMBINAAN DAN LATIHAN OLAHRAGA PELAJAR (PPLP)

Prestasi olahraga di Indonesia cenderung mengalami pasang

surut yang tidak terkontrol dan tidak stabil, bahkan akhir-akhir ini

terus mengalami penurunan di ajang internasional seperti pada

kejuaraan Sea Games dan Asean Games. Menurut Ria Lumintuarso

di www.pembibitanolahraga.org, salah satu hal yang menjadi

masalah dari keadaan tersebut adalah lemahnya pondasi pembinaan

olahraga di Indonesia sehingga prestasi Indonesia tidak stabil dan

mudah runtuh. Sejalan dengan itu, perlu adanya pembinaan prestasi

sejak awal yang dikelola dengan baik dan benar sesuai dengan

prinsip pembinaan jangka panjang. Dalam hal ini faktor pembinaan

6

Page 111: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

82 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

sejak dini dilakukan melalui program pembibitan olahraga yang

terstruktur dan berkesinambungan dengan konsep yang tepat.

Pembibitan olahraga sebagai sebuah tahapan penting dalam

pembinaan prestasi olahraga karena merupakan pondasi dari

bangunan sistem pembinaan prestasi olahraga. Menurut Ria

Lumintuarso pula, proses pembibitan olahraga ditata dengan pola

yang terstruktur sesuai dengan fungsi perkembangan atlet pada usia

pembibitan, yaitu dimulai dari usia SD hingga SMA. Langkah

pertama dalam proses pembibitan olahraga adalah pemanduan

bakat untuk mengidentifikasi bakat anak (usia 10–12 tahun) pada

bidang olahraga. Langkah kedua adalah pengembangan bakat, yaitu

mengidentifikasi kecocokan anak (usia 10–13 tahun) terhadap

cabang olahraga tertentu agar berprestasi di masa depan. Langkah

ketiga adalah pembinaan atlet usia 14–16 tahun melalui sentra/klub

pembibitan yang mengacu pada cabang olahraga tertentu. Langkah

keempat adalah melalui Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga

Pelajar (PPLP) yaitu merupakan saringan atau seleksi dari sentra

olahraga yang menunjukkan hasil sesuai standar pencapaian

prestasi pada usia 15–19 tahun. Langkah kelima atau langkah

terakhir adalah kompetisi yang merupakan fase pertama atlet belajar

berkompetisi pada wadah kompetisi yang sesungguhnya.

Pada bab ini akan diulas langkah keempat dari pembibitan

olahraga yaitu melalui Pusat Pembinaan dan Latihan Olahraga

Pelajar (PPLP). PPLP merupakan suatu bagian dari sistem

pembinaan prestasi olahraga yang integral melalui kombinasi antara

pembinaan prestasi dengan jalur pendidikan formal di sekolah.

Sistem ini memiliki posisi strategis dalam meletakkan pondasi

pembangunan prestasi olahraga di Indonesia pada usia potensial

Page 112: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 83

(the golden age) dalam rangka pengembangan bakat siswa di

bidang olahraga.

Kontribusi PPLP pada kekuatan olahraga, baik daerah

maupun nasional sangatlah besar. Sejumlah atlet yang berhasil

mengharumkan Merah Putih di ajang pertandingan internasional lahir

dari PPLP. Oleh karena itu, keberadaan PPLP sebagai lumbung

atlet-atlet muda potensial mempunyai peran yang sangat strategis

dan penting dalam pembibitan calon atlet berprestasi. Pembibitan

olahraga melalui PPLP harus dilakukan secara cermat, akurat, dan

menuntut komitmen bersama guna mencapai hasil maksimal dalam

mencetak calon-calon atlet masa depan yang diharapkan mampu

menjadi duta negara dalam percaturan olahraga internasional.

Dalam rangka mengoptimalkan peran PPLP sebagai tempat

pembibitan olahraga, diperlukan perencanaan yang strategis baik

dari sisi atlet, pelatih, maupun sarana prasarana yang

dibutuhkannya. Sejalan dengan itu, pada bab ini akan diulas

beberapa aspek yang berkaitan dengan keberadaan PPLP, yaitu:

jumlah atlet, jumlah pelatih, kejuaraan antar PPLP, serta sarana dan

prasarana yang tersedia.

6.1 Atlet PPLP

Ujung tombak dari pembinaan PPLP adalah para atlet muda

yang diharapkan menjadi cikal bakal atlet-atlet berkualitas yang

mampu mengangkat citra olahraga daerah di berbagai event

nasional maupun nama bangsa dan negara di event internasional.

Pada umumnya seluruh atlet PPLP diasramakan dan mereka wajib

menjalani program latihan setiap hari yang telah disusun pelatih dan

Page 113: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

84 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

diberi kesempatan mengikuti ujicoba sebagai evaluasi kemajuan

prestasi yang dicapai.

Berdasarkan data profil kepemudaan dan keolahragaan yang

bersumber dari Kemenpora, jumlah atlet pada tahun 2009 yang

dibina PPLP dan tersebar di 33 provinsi adalah sebesar 1.710 orang

terdiri dari 1.097 laki-laki dan 613 perempuan (Tabel 6.1.1). Atlet

binaan PPLP tersebut masing-masing menekuni cabang olahraga

yang tersedia di PPLP.

Tabel 6.1.1 Jumlah dan Persentase Atlet PPLP menurut Cabang Ola hraga dan

Jenis Kelamin, 2009

Cabang Olahraga Laki-laki Perempuan L+P Persentase

(L+P) (1) (2) (3) (4) (5)

Anggar 18 13 31 1,8 Angkat Besi 17 16 33 1,9 Atletik 184 161 345 20,2 Balap Sepeda 14 2 16 0,9 Bola Basket 10 10 20 1,2 Bola Voli 12 47 59 3,4 Dayung 89 63 152 8,9 Gulat 117 3 120 7,0 Judo 10 8 18 1,0 Karate 31 33 64 3,7 Loncat Indah 6 5 11 0,6 Panahan 67 56 123 7,2 Pencak Silat 130 91 221 12,9 Renang 14 9 23 1,4 Senam 13 21 34 2,0 Sepak Takraw 117 52 169 9,9 Sepak Bola 166 0 166 9,7 Taekwondo 19 11 30 1,8 Tenis Meja 4 6 10 0,6 Tinju 54 0 54 3,2 Wushu 5 6 11 0,6

Jumlah 1.097 613 1.710 100,0

Sumber: Kemenpora– Data Profil Kepemudaan dan Keolah ragaan, 2009

Page 114: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 85

Dari seluruh cabang olahraga yang ada di PPLP, cabang

olahraga yang banyak ditekuni atlet adalah atletik, pencak silat,

sepak takraw, dan sepak bola. Secara nasional, persentase atlet

PPLP yang menekuni cabang olahraga atletik sebesar 20,2 persen,

pencak silat sebesar 12,9 persen, sepak takraw sebesar 9,9 persen,

dan sepak bola sebesar 9,7 persen, seperti yang ditunjukkan pada

Tabel 6.1.1. Sementara itu, cabang olahraga yang sedikit

peminatnya dan hanya ada di beberapa provinsi saja adalah tenis

meja, wushu, loncat indah, dan balap sepeda. Persentase atlet

PPLP yang menekuni cabang olahraga tersebut masih dibawah 1

persen, yaitu tenis meja, wushu dan loncat indah masing-masing

sebesar 0,6 persen, dan balap sepeda sebesar 0,9 persen.

Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, sebagian besar atlet

pelajar yang ada di PPLP adalah laki-laki. Hal ini terjadi hampir di

semua cabang olahraga kecuali cabang olahraga bola voli, karate,

senam, tenis meja, dan wushu. Bahkan untuk cabang olahraga

sepak bola dan tinju nampaknya hanya ditekuni oleh atlet pelajar

laki-laki.

6.2 Pelatih PPLP

Prestasi seorang atlet tidak hanya ditentukan oleh kemauan

dan kemampuan atlet tersebut. Salah satu faktor penentu

keberhasilan atlet di berbagai ajang pertandingan adalah

keberadaan seorang pelatih. Pelatih, dibutuhkan oleh atlet bukan

hanya sekedar sebagai instruktur olahraga yang memberitahukan

atlet cara-cara untuk melakukan gerakan tertentu dalam olahraga.

Mereka juga merupakan tokoh panutan, guru, pembimbing, pendidik,

pemimpin, bahkan tak jarang menjadi tokoh model bagi atletnya.

Sejalan dengan itu, keberadaan seorang pelatih sangat diperlukan

Page 115: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

86 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

agar dapat memotivasi atlet baik sebelum, selama, maupun setelah

periode latihan atau pertandingan.

PPLP sebagai pusat pembinaan dan latihan olahraga pelajar

melatih para atlet yang relatif muda, sehingga sangat memerlukan

pelatih yang dapat memberikan pengaruh positif terhadap

pembentukan sikap atlet. Selain itu, pelatih juga diharapkan dapat

mempersiapkan atlet untuk lebih berprestasi dengan memberikan

bekal keterampilan dan strategi bertanding yang baik.

Tabel 6.2.1 Jumlah dan Persentase Pelatih PPLP menurut Cabang O lahraga dan

Jenis Kelamin, 2009

Cabang Olahraga Laki-laki Perempuan L+P Persentase (L+P)

(1) (2) (3) (4) (5) Anggar 7 1 8 2,1 Angkat Besi 6 2 8 2,1 Atletik 73 4 77 20,4 Balap Sepeda 4 0 4 1,1 Bola Basket 2 1 3 0,8 Bola Voli 11 2 13 3,4 Dayung 26 6 32 8,5 Gulat 30 0 30 7,9 Judo 6 1 7 1,8 Karate 12 1 13 3,4 Loncat Indah 3 1 4 1,1 Panahan 25 2 27 7,1 Pencak Silat 45 4 49 13,0 Renang 7 0 7 1,8 Senam 10 6 16 4,2 Sepak Takraw 20 0 20 5,3 Sepakbola 30 2 32 8,5 Taekwondo 6 0 6 1,6 Tenis Meja 3 0 3 0,8 Tinju 16 0 16 4,2 Wushu 3 0 3 0,8

Jumlah 345 33 378 100,0

Sumber: Kemenpora– Data Profil Kepemudaan dan Keolah ragaan, 2009

Page 116: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 87

Dari jumlah keseluruhan pelatih PPLP yang tersebar di

semua provinsi, sebagian besar pelatih berada pada cabang

olahraga atletik, pencak silat, sepak bola, dan dayung. Seperti yang

ditunjukkan pada Tabel 6.2.1, persentase pelatih pada cabang atletik

sebesar 20,4 persen, pencak silat 13,0 persen, sepak bola dan

dayung masing-masing sebesar 8,5 persen. Pola tersebut di atas

cenderung sama dengan pola atlet pada Tabel 6.1.1. Hal ini

menunjukkan bahwa jumlah atlet memang harus diimbangi dengan

jumlah pelatih sehingga atlet dapat dilatih secara maksimal.

6.3 Kejuaraan antar PPLP

Sebelum para atlet yang dibina di PPLP terjun menunjukkan

kemampuan prestasinya di ajang kejuaraan baik nasional maupun

internasional, mereka diberi kesempatan untuk berkompetisi melalui

kejuaraan antar PPLP. Di dalam wadah kejuaraan tersebut para atlet

muda mendapatkan pengalaman yang berharga untuk memacu

prestasinya pada ajang kejuaraan yang lebih besar.

Pada Tabel 6.3.1 disajikan jumlah dan persentase atlet PPLP

yang mengikuti kejuaraan antar PPLP menurut cabang olahraga dan

jenis kelamin. Bila dibandingkan dengan seluruh jumlah atlet PPLP

pada Tabel 6.1.1, persentase atlet yang mengikuti kejuaraan antar

PPLP hanya sekitar 14,5 persen. Dari berbagai cabang olahraga

yang telah dipertandingkan dalam kejuaraan antar PPLP tersebut,

tiga cabang olahraga yang relatif lebih banyak dipertandingkan

dibandingkan cabang olahraga lainnya adalah atletik, panahan, dan

sepak takraw. Atlet PPLP yang mengikuti kejuaraan atletik sebesar

13,2 persen, panahan sebesar 8,7 persen, dan sepak takraw

sebesar 8,5 persen.

Page 117: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

88 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 6.3.1 Jumlah dan Persentase Atlet PPLP yang Mengikuti Kej uaraan antar

PPLP menurut Cabang Olahraga dan Jenis Kelamin, 200 9

Cabang Olahraga Laki-laki Perempuan L+P Persentase

(L+P) (1) (2) (3) (4) (5)

Anggar 6 5 11 2,9

Angkat Besi - - - -

Atletik 27 23 50 13,2

Balap Sepeda - - - -

Bola Basket - - - -

Bola Voli - - - -

Dayung 8 9 17 4,5

Gulat 29 2 31 8,2

Judo - - - -

Karate 2 3 5 1,3

Loncat Indah 6 3 9 2,4

Panahan 19 14 33 8,7

Pencak Silat 16 13 29 7,7

Renang 2 0 2 0,5

Senam - - - -

Sepak Takraw 20 12 32 8,5

Sepakbola - - - -

Taekwondo - - - -

Tenis Meja - - - -

Tinju 22 0 22 5,8

Wushu 3 4 7 1,8

Jumlah 160 88 248 100,0

Sumber: Kemenpora– Data Profil Kepemudaan dan Keolah ragaan, 2009

Pada Tabel 6.3.1 tersebut juga dapat dilihat bahwa tidak

semua cabang olahraga dipertandingkan pada kejuaraan antar

Page 118: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 89

PPLP. Namun, hal ini bukan berarti atlet yang berlatih pada cabang

olahraga yang belum menyelenggarakan kejuaraan antar PPLP tidak

menguji kemampuannya. Seperti yang diberitakan CyberNews, Solo,

enam atlet PPLP Balap Sepeda Jawa Tengah akan ikut serta diseri

kedua Lomba Customs Cycling (LCC) 2010 di Gresik. Hal ini

dilakukan dalam rangka mendapatkan pengalaman bersaing karena

selama ini tidak pernah ada kejuaraan balap sepeda antar PPLP.

6.4 Sarana dan Prasarana PPLP

Dalam rangka meningkatkan prestasi para atlet olahraga di

Indonesia, PPLP sebagai tempat pembinaan dan latihan olahraga

pelajar memerlukan sarana dan prasarana yang lebih memadai. Hal

ini penting mengingat sarana dan prasarana olahraga sangat

dibutuhkan sebagai penunjang keberhasilan atlet tersebut dalam

mencapai prestasi.

Pada umumnya sarana dan prasarana yang tersedia di PPLP

adalah gedung asrama sebagai tempat menginap para atlet pelajar,

gedung sekolah sebagai tempat mereka menuntut ilmu, lapangan

olahraga, dan peralatan olahraga yang dapat menunjang selama

mereka berlatih.

Namun, tidak semua PPLP mempunyai sarana dan

prasarana yang cukup memadai sebagai tempat pembinaan dan

pelatihan olahraga, bahkan di beberapa daerah cenderung memiliki

sarana dan prasarana yang sangat minim. Kondisi ini membuat

prihatin Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga (Kemenpora),

sehingga dikeluarkan program revitalisasi Pusat Pembinaan dan

Latihan Olahraga Pelajar (PPLP) dan Pusat Pembinaan dan Latihan

Mahasiswa (PPLM). Menurut Kemenpora, salah satu penyebab

Page 119: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

90 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

menurunnya prestasi olahraga Indonesia adalah minimnya sarana

dan prasarana olahraga di berbagai daerah, seperti yang dikutip dari

http://bataviase.co.id (5 Februari 2010).

Salah satu revitalisasi yang dilakukan adalah melengkapi

sarana dan prasarana latihan, memenuhi standar kalori makanan

bagi siswa PPLP, dan pembenahan asrama PPLP di beberapa

daerah. Selain itu dilakukan juga pembenahan manajemen seperti

menata ulang sistem rekrutmen dan sertifikasi para pelatih, sehingga

diperoleh atlet dan pelatih yang berkualitas. Hal ini perlu dilakukan

sebagai solusi untuk lebih mengoptimalkan peran PPLP.

Page 120: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 91

Page 121: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

92 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 122: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 93

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan ulasan sebelumnya pada masing-masing bab

publikasi Penyajian Data dan Informasi Statistik Keolahragaan

Tahun 2010 ini ditemukan berbagai hal yang menarik berkaitan

keadaan dan perkembangan olahraga di Indonesia, antara lain

sebagai berikut:

a. Hasil Susenas menunjukkan bahwa partisipasi penduduk

berumur 10 tahun ke atas dalam melakukan olahraga mengalami

penurunan dari waktu ke waktu. Peningkatan partisipasi olahraga

7

Page 123: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

94 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

hanya terjadi dari tahun 2000 sebesar 22,6 persen dibanding

tahun 2003 meningkat menjadi sebesar 25,4 persen. Sementara

itu, dalam kurun waktu 2003, 2006, dan 2009 tingkat partisipasi

penduduk dalam melakukan olahraga terus menurun, yaitu dari

25,4 persen pada tahun 2003, turun menjadi 23,2 persen pada

tahun 2006, dan terakhir turun menjadi 21,8 persen pada tahun

2009. Pola tersebut berlaku baik di daerah perkotaan maupun

perdesaan.

b. Partisipasi masyarakat Indonesia dalam kegiatan olahraga masih

sangat rendah. Pada tahun 2009, dari 100 penduduk Indonesia

berumur 10 tahun ke atas, hanya sekitar 22 penduduk yang

melakukan kegiatan olahraga, sedangkan sebanyak 78

penduduk lainnya tidak melakukan olahraga.

c. Penurunan partisipasi masyarakat dalam berolahraga dapat

disebabkan oleh kurangnya fasilitas olahraga yang tersedia.

Berdasarkan data Podes tahun 2008, fasilitas lapangan olahraga

yang paling banyak tersedia terbatas pada jenis olahraga massa

atau yang banyak diminati masyarakat luas yaitu lapangan bola

voli, dimiliki oleh sekitar 78,1 persen desa/kelurahan yang ada di

Indonesia. Disusul kemudian lapangan sepak bola dan bulu

tangkis masing-masing dimiliki oleh 56,1 persen dan 49,3 persen

desa/kelurahan. Meskipun belum semua desa/kelurahan memiliki

fasilitas olahraga yang memadai, namun bila dibandingkan

dengan tahun-tahun sebelumnya terutama tahun 2000,

persentase desa/ kelurahan yang telah memiliki fasilitas olahraga

untuk ketiga jenis olahraga tersebut semakin meningkat.

d. Sejalan dengan meningkatnya fasilitas olahraga yang tersedia,

kelompok kegiatan olahraga yang ada di lingkungan masyarakat

Page 124: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 95

juga semakin meningkat walaupun keberadaannya belum cukup

menggembirakan.

e. Prasarana olahraga lainnya yang juga dibutuhkan adalah tenaga

guru olahraga/penjaskes. Pada tahun ajaran 2008/2009, untuk

jenjang pendidikan SD tenaga guru olahraga/penjaskes masih

sangat kurang, sedangkan pada jenjang pendidikan yang lebih

tinggi (SMP ke atas) telah tersedia guru olahraga/penjaskes

minimal satu guru untuk setiap sekolah. Bila dilihat tahun-tahun

ajaran sebelumnya, nampak bahwa kondisi kurangnya tenaga

guru olahraga/penjaskes untuk SD tersebut telah berlangsung

lama. Meskipun kurang namun telah terjadi peningkatan,

walaupun peningkatannya masih relatif kecil.

f. Penurunan partisipasi masyarakat dalam kegiatan olahraga

secara tidak langsung mempengaruhi pencapaian prestasi

olahraga para atlet baik pada tingkat nasional maupun

internasional yang cenderung semakin menurun. Pencapaian

prestasi atlet di ajang nasional maupun internasional sangat

memprihatinkan.

g. Dalam rangka meningkatkan prestasi olahraga para atlet baik di

ajang nasional maupun internasional, dilakukan program

pembibitan olahraga melalui Pusat Pembinaan dan Latihan

Olahraga Pelajar (PPLP). Namun, PPLP di beberapa daerah

masih memiliki sarana dan prasarana yang kurang memadai

sebagai tempat pembinaan olahraga. Salah satu program yang

dilakukan pemerintah adalah revitalisasi PPLP yaitu

pembenahan sarana dan prasarana, peningkatan kualitas atlet

dan pelatih.

Page 125: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

96 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

7.2 Saran-Saran

Hasil ulasan menunjukkan bahwa secara umum minat dan

gairah masyarakat untuk melakukan kegiatan olahraga masih

kurang. Prestasi olahraga para atlet Indonesia belum menunjukkan

kemajuan yang berarti.

Saran dan rekomendasi berdasarkan hasil ulasan sebagai

berikut:

a. Untuk meningkatkan minat dan partisipasi masyarakat dalam

berolahraga perlu kiranya dipupuk kecintaan pada olahraga sejak

usia dini dan usia sekolah.

b. Peranan pendidikan olahraga di sekolah-sekolah formal perlu

ditingkatkan terutama pada jenjang pendidikan dasar. Untuk

mencapai tujuan tersebut dibutuhkan pengadaan guru

olahraga/penjaskes di sekolah-sekolah secara merata dan

dengan jumlah dan kualitas yang memadai.

c. Perlu pemberian beasiswa atau pembebasan biaya pendidikan

pada jurusan guru olahraga/penjaskes. Disediakan sekolah

ikatan dinas jurusan guru olahraga/penjaskes.

d. Fasilitas olahraga berupa lapangan dan peralatan olahraga

lainnya diupayakan tersedia di setiap desa/kelurahan terutama

untuk jenis olahraga massa sehingga masyarakat mudah untuk

menggunakannya.

e. Dalam rangka mempertahankan keberadaan kelompok kegiatan

olahraga di lingkungan masyarakat, perlu dilakukan upaya

pembinaan secara intensif agar mereka dapat berkembang terus.

Selain itu, untuk memacu mereka memperoleh prestasi perlu

Page 126: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 97

adanya kompetisi atau pertandingan secara teratur dan

berkesinambungan.

f. Ketersediaan data PPLP masih sangat minim sehingga perlu

ditingkatkan agar perencanaan bagi para atlet muda baik dari

segi program maupun sarana prasarana lebih mengenai sasaran.

Masih banyak provinsi yang belum memberikan data dan

informasinya secara baik.

g. Revitalisasi PPLP perlu terus dilakukan di setiap daerah agar

tempat pusat pembinaan olahraga tersebut dapat berkembang

lebih maju dengan sarana dan prasarana yang memadai

sehingga dihasilkan bibit-bibit atlet yang dapat mengharumkan

nama bangsa dan negara di ajang internasional.

h. Anggaran untuk pembinaan para atlet menjadi perhatian khusus

baik dari segi kecukupan maupun ketepatan penggunaan.

Page 127: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 145

DADADADAFFFFTAR PUSTAKATAR PUSTAKATAR PUSTAKATAR PUSTAKA

BPS, 2002, “Indikator Olahraga Indonesia, 2002”, Badan Pusat Statistik, Jakarta, 2002.

BPS, 2000, “Statistik Sosial Budaya, 2000”, Badan

Pusat Statistik, Jakarta, 2000. BPS, 2009, “Statistik Sosial Budaya, 2009”, Badan

Pusat Statistik, Jakarta, 2009. Http://id.wikipedia.org Http://www.koni.or.id Http://bataviase.co.id H.Y.S. Santosa Giriwijoyo, 2007 , “Manfaat dan

Mudarat Olahraga”. Kemdiknas, 2010 , ”Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan

Vol. 16 No. 2 Maret 2010”, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pendidikan Nasional, Jakarta, 2010.

KONI, “Laporan Kontingen Indonesia SEA GAMES

XXIV Thailand 2007” , Jakarta. KONI, “Laporan Kontingen Indonesia SEA GAMES

XXV Laos 2009” , Jakarta. Panitia Besar PON XV, 2000 , ”Laporan

Penyelenggaraan Pertandingan/Perlombaan PON XV 2000 Jawa Timur”, Surabaya, 2000.

Panitia Besar PON XVII, 2008 , ”Laporan

Penyelenggaraan PON XVII 2008 Kalimantan Timur”, Samarinda, 2008.

Page 128: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

146 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

LebihCepat.com, “Menpora: Membangun Olahraga Mulai dari Rekreasi”, Harian Berita Indonesia, Kamis, 03 Juni 2010.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23

Tahun 1992 tentang Kesehatan. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun

2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional

Page 129: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

98 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.1.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2009

Perkotaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan (1) (2) (3) (4)

Aceh 29,71 17,15 23,22

Sumatera Utara 23,08 14,65 18,76

Sumatera Barat 31,12 23,61 27,25

Riau 31,43 20,53 26,12

Kepulauan Riau 32,41 19,53 25,94

Jambi 23,95 18,08 20,97

Sumatera Selatan 26,48 18,92 22,58

Kep. Bangka Belitung 32,42 22,84 27,54

Bengkulu 32,11 25,29 28,61

Lampung 26,44 19,51 22,94 DKI Jakarta 33,84 21,35 27,42

Jawa Barat 35,42 22,09 28,75

Banten 38,17 23,21 30,73

Jawa Tengah 31,81 19,91 25,70

DI Yogyakarta 43,61 29,49 36,35

Jawa Timur 29,03 19,36 24,04 Bali 34,36 18,64 26,32

Nusa Tenggara Barat 33,67 21,00 26,82

Nusa Tenggara Timur 25,13 14,35 19,66 Kalimantan Barat 29,04 18,62 23,88

Kalimantan Tengah 27,34 19,82 23,54

Kalimantan Selatan 30,76 17,87 24,12

Kalimantan Timur 34,18 22,82 28,64 Sulawesi Utara 22,97 15,68 19,26

Gorontalo 32,00 25,90 28,90

Sulawesi Tengah 39,82 24,80 32,27

Sulawesi Selatan 30,29 18,42 24,02

Sulawesi Barat 26,88 16,52 21,65

Sulawesi Tenggara 34,94 24,76 29,63 Maluku 26,16 15,46 20,51

Maluku Utara 27,78 14,51 20,96

Papua 25,09 15,39 20,38

Papua Barat 19,71 14,37 17,08

INDONESIA 32,00 20,43 26,11

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 130: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 99

Tabel 3.1.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir m enurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2009

Perdesaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan (1) (2) (3) (4)

Aceh 22,40 10,55 16,21

Sumatera Utara 18,23 12,86 15,49

Sumatera Barat 25,56 18,21 21,75

Riau 28,22 18,75 23,56

Kepulauan Riau 31,10 18,82 25,36

Jambi 23,00 13,22 18,08

Sumatera Selatan 20,17 13,07 16,65

Kep. Bangka Belitung 28,83 18,38 23,78

Bengkulu 26,03 16,52 21,36

Lampung 22,68 15,52 19,18 DKI Jakarta - - -

Jawa Barat 25,93 14,77 20,27

Banten 23,19 14,58 18,94

Jawa Tengah 22,65 13,68 18,01

DI Yogyakarta 24,50 14,46 19,30

Jawa Timur 18,55 11,63 14,96 Bali 20,87 10,98 15,88

Nusa Tenggara Barat 26,78 14,70 20,26

Nusa Tenggara Timur 15,83 10,09 12,88 Kalimantan Barat 20,82 13,17 16,97

Kalimantan Tengah 17,89 12,21 15,05

Kalimantan Selatan 19,70 11,75 15,66

Kalimantan Timur 23,65 13,56 18,78 Sulawesi Utara 18,53 14,65 16,63

Gorontalo 20,55 15,07 17,87

Sulawesi Tengah 23,44 15,46 19,53

Sulawesi Selatan 18,85 12,38 15,43

Sulawesi Barat 22,44 14,75 18,60

Sulawesi Tenggara 25,11 15,34 20,13 Maluku 19,82 11,64 15,71

Maluku Utara 24,95 12,66 18,95

Papua 13,75 7,32 10,63

Papua Barat 12,30 7,18 9,83

INDONESIA 21,88 13,49 17,61

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 131: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

100 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.1.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi, Tipe Daerah dan Jenis Kelamin, 2009

Perkotaan+Perdesaan

Provinsi Laki-laki Perempuan Laki-laki+Perempuan (1) (2) (3) (4)

Aceh 24,54 12,44 18,24

Sumatera Utara 20,51 13,70 17,02

Sumatera Barat 27,51 20,10 23,68

Riau 29,84 19,63 24,84

Kepulauan Riau 31,76 19,20 25,66

Jambi 23,31 14,82 19,02

Sumatera Selatan 22,59 15,43 18,98

Kep. Bangka Belitung 30,51 20,58 25,58

Bengkulu 28,13 19,72 23,93

Lampung 23,67 16,63 20,20 DKI Jakarta 33,84 21,35 27,42

Jawa Barat 31,57 19,07 25,28

Banten 32,21 19,81 26,07

Jawa Tengah 27,16 16,72 21,78

DI Yogyakarta 36,82 24,09 30,26

Jawa Timur 23,68 15,39 19,38 Bali 28,60 15,43 21,91

Nusa Tenggara Barat 29,74 17,40 23,07

Nusa Tenggara Timur 17,53 10,85 14,11 Kalimantan Barat 23,17 14,69 18,92

Kalimantan Tengah 21,11 14,84 17,96

Kalimantan Selatan 24,28 14,32 19,19

Kalimantan Timur 30,12 19,29 24,86 Sulawesi Utara 20,43 15,11 17,78

Gorontalo 24,15 18,65 21,43

Sulawesi Tengah 26,95 17,55 22,32

Sulawesi Selatan 22,57 14,35 18,22

Sulawesi Barat 23,95 15,36 19,64

Sulawesi Tenggara 27,43 17,65 22,42 Maluku 21,51 12,74 17,04

Maluku Utara 25,79 13,25 19,57

Papua 16,42 9,23 12,93

Papua Barat 14,51 9,40 12,03

INDONESIA 26,82 16,87 21,76

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 132: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 101

Tabel 3.2.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Olahraga, 2009

Perkotaan

Provinsi Menjaga Kesehatan Prestasi Rekreasi Lainnya Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 79,64 5,93 3,82 10,61 100,00

Sumatera Utara 71,52 6,35 2,11 20,02 100,00

Sumatera Barat 74,78 8,83 0,86 15,53 100,00

Riau 76,94 6,93 1,83 14,31 100,00

Kepulauan Riau 85,30 7,84 2,43 4,43 100,00

Jambi 76,06 4,23 3,45 16,26 100,00

Sumatera Selatan 66,47 7,77 3,84 21,92 100,00

Kep. Bangka Belitung 72,14 7,12 4,56 16,18 100,00

Bengkulu 65,31 5,04 1,23 28,42 100,00

Lampung 81,58 7,91 1,10 9,41 100,00 DKI Jakarta 80,22 7,49 1,44 10,85 100,00

Jawa Barat 73,48 6,52 3,43 16,58 100,00

Banten 78,50 5,31 1,79 14,40 100,00

Jawa Tengah 68,32 5,42 3,28 22,99 100,00

DI Yogyakarta 80,97 4,91 2,47 11,66 100,00

Jawa Timur 74,23 6,48 1,61 17,68 100,00 Bali 77,81 5,71 1,45 15,03 100,00

Nusa Tenggara Barat 60,89 5,32 2,20 31,60 100,00

Nusa Tenggara Timur 74,16 6,97 8,08 10,79 100,00 Kalimantan Barat 77,82 4,22 1,13 16,83 100,00

Kalimantan Tengah 82,61 3,64 2,28 11,47 100,00

Kalimantan Selatan 78,51 3,58 1,35 16,56 100,00

Kalimantan Timur 84,61 4,41 2,05 8,92 100,00 Sulawesi Utara 67,58 5,17 12,72 14,52 100,00

Gorontalo 83,90 3,93 2,56 9,60 100,00

Sulawesi Tengah 86,52 2,37 1,67 9,44 100,00

Sulawesi Selatan 84,94 3,81 1,29 9,96 100,00

Sulawesi Barat 57,10 3,70 5,43 33,78 100,00

Sulawesi Tenggara 76,70 3,79 2,32 17,20 100,00 Maluku 75,33 8,46 3,71 12,50 100,00

Maluku Utara 66,25 3,74 2,43 27,59 100,00

Papua 81,38 8,11 3,55 6,96 100,00

Papua Barat 69,50 13,47 3,27 13,76 100,00

INDONESIA 74,60 6,13 2,55 16,72 100,00

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 133: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

102 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.2.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Olahraga, 2009

Perdesaan

Provinsi Menjaga Kesehatan Prestasi Rekreasi Lainnya Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 66,79 9,22 4,80 19,19 100,00

Sumatera Utara 66,16 6,41 1,92 25,51 100,00

Sumatera Barat 60,26 7,56 1,61 30,58 100,00

Riau 76,26 5,73 3,30 14,72 100,00

Kepulauan Riau 83,61 4,55 1,93 9,91 100,00

Jambi 71,77 5,71 3,88 18,65 100,00

Sumatera Selatan 67,97 9,62 2,87 19,54 100,00

Kep. Bangka Belitung 61,03 14,12 5,46 19,38 100,00

Bengkulu 58,93 6,76 3,17 31,15 100,00

Lampung 65,63 9,87 2,92 21,58 100,00 DKI Jakarta - - - - -

Jawa Barat 61,99 7,30 3,97 26,74 100,00

Banten 57,83 5,15 2,15 34,87 100,00

Jawa Tengah 56,64 6,71 2,64 34,01 100,00

DI Yogyakarta 68,83 8,08 1,81 21,27 100,00

Jawa Timur 60,67 7,98 1,73 29,62 100,00 Bali 65,12 8,64 2,09 24,16 100,00

Nusa Tenggara Barat 52,16 6,44 2,71 38,68 100,00

Nusa Tenggara Timur 53,77 11,10 15,77 19,36 100,00 Kalimantan Barat 58,17 9,59 5,42 26,82 100,00

Kalimantan Tengah 71,97 7,84 5,40 14,78 100,00

Kalimantan Selatan 69,98 6,76 4,04 19,22 100,00

Kalimantan Timur 76,53 6,00 4,91 12,55 100,00 Sulawesi Utara 65,19 8,73 6,16 19,92 100,00

Gorontalo 68,45 8,27 1,94 21,35 100,00

Sulawesi Tengah 73,05 6,59 3,00 17,36 100,00

Sulawesi Selatan 64,31 7,62 1,59 26,48 100,00

Sulawesi Barat 63,16 7,00 2,64 27,20 100,00

Sulawesi Tenggara 64,96 10,53 4,87 19,65 100,00 Maluku 62,35 9,97 7,38 20,30 100,00

Maluku Utara 59,48 13,40 12,28 14,84 100,00

Papua 66,18 9,28 12,05 12,49 100,00

Papua Barat 67,90 11,16 8,05 12,89 100,00

INDONESIA 62,72 7,65 3,38 26,24 100,0

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 134: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 103

Tabel 3.2.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Tujuan Olahraga, 2009

Perkotaan+Perdesaan

Provinsi Menjaga Kesehatan Prestasi Rekreasi Lainnya Jumlah

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 71,53 8,00 4,44 16,03 100,00

Sumatera Utara 68,93 6,38 2,02 22,67 100,00

Sumatera Barat 66,12 8,07 1,31 24,51 100,00

Riau 76,62 6,36 2,52 14,50 100,00

Kepulauan Riau 84,50 6,28 2,19 7,03 100,00

Jambi 73,31 5,17 3,72 17,79 100,00

Sumatera Selatan 67,26 8,76 3,32 20,65 100,00

Kep. Bangka Belitung 66,77 10,50 5,00 17,73 100,00

Bengkulu 61,64 6,03 2,35 29,99 100,00

Lampung 70,53 9,27 2,36 17,84 100,00 DKI Jakarta 80,22 7,49 1,44 10,85 100,00

Jawa Barat 69,71 6,78 3,61 19,91 100,00

Banten 72,55 5,27 1,89 20,29 100,00

Jawa Tengah 63,39 5,96 3,01 27,64 100,00

DI Yogyakarta 78,20 5,63 2,32 13,85 100,00

Jawa Timur 68,87 7,08 1,65 22,40 100,00 Bali 73,92 6,61 1,65 17,83 100,00

Nusa Tenggara Barat 56,51 5,88 2,45 35,15 100,00

Nusa Tenggara Timur 58,93 10,06 13,82 17,19 100,00 Kalimantan Barat 65,18 7,67 3,89 23,26 100,00

Kalimantan Tengah 76,75 5,95 4,00 13,29 100,00

Kalimantan Selatan 74,45 5,10 2,63 17,82 100,00

Kalimantan Timur 82,27 4,87 2,88 9,97 100,00 Sulawesi Utara 66,32 7,05 9,26 17,37 100,00

Gorontalo 75,17 6,38 2,21 16,24 100,00

Sulawesi Tengah 77,31 5,26 2,58 14,86 100,00

Sulawesi Selatan 73,15 5,99 1,46 19,40 100,00

Sulawesi Barat 60,87 5,75 3,69 29,69 100,00

Sulawesi Tenggara 68,70 8,38 4,06 18,87 100,00 Maluku 66,68 9,46 6,16 17,70 100,00

Maluku Utara 61,71 10,21 9,03 19,05 100,00

Papua 71,83 8,85 8,89 10,44 100,00

Papua Barat 68,59 12,15 6,00 13,26 100,00

INDONESIA 69,68 6,76 2,90 20,67 100,0

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 135: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

104 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.3.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Lamanya Melakukan Olahraga (Hari), 2009

Perkotaan

Provinsi Lamanya Melakukan Olah raga (Hari)

Jumlah 1 2-4 5-6 7

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 48,62 33,78 10,47 7,12 100,00

Sumatera Utara 53,84 31,57 7,93 6,66 100,00

Sumatera Barat 59,07 29,28 5,26 6,40 100,00

Riau 63,15 30,36 2,10 4,40 100,00

Kepulauan Riau 56,46 32,57 2,70 8,28 100,00

Jambi 59,74 31,71 2,87 5,69 100,00

Sumatera Selatan 65,82 25,40 2,67 6,12 100,00

Kep. Bangka Belitung 47,89 39,88 4,06 8,17 100,00

Bengkulu 63,62 32,61 1,58 2,19 100,00

Lampung 66,55 23,74 2,00 7,71 100,00 DKI Jakarta 71,20 23,14 1,35 4,31 100,00

Jawa Barat 75,69 20,58 1,18 2,55 100,00

Banten 68,24 25,97 2,24 3,55 100,00

Jawa Tengah 59,56 29,20 3,60 7,63 100,00

DI Yogyakarta 55,53 32,50 3,57 8,40 100,00

Jawa Timur 59,05 27,24 3,89 9,82 100,00 Bali 57,86 28,67 3,24 10,23 100,00

Nusa Tenggara Barat 62,18 25,05 4,97 7,80 100,00

Nusa Tenggara Timur 52,31 30,04 6,54 11,10 100,00 Kalimantan Barat 65,84 25,99 2,32 5,85 100,00

Kalimantan Tengah 59,45 29,75 6,47 4,32 100,00

Kalimantan Selatan 75,01 18,40 2,58 4,01 100,00

Kalimantan Timur 55,97 33,88 3,34 6,82 100,00 Sulawesi Utara 67,88 23,89 4,43 3,79 100,00

Gorontalo 71,47 17,35 4,17 7,00 100,00

Sulawesi Tengah 58,12 28,14 2,86 10,88 100,00

Sulawesi Selatan 64,49 25,72 2,51 7,29 100,00

Sulawesi Barat 44,14 32,18 9,56 14,13 100,00

Sulawesi Tenggara 59,43 29,22 2,47 8,89 100,00 Maluku 60,19 31,30 3,29 5,22 100,00

Maluku Utara 50,85 34,12 5,14 9,89 100,00

Papua 42,54 42,30 8,42 6,74 100,00

Papua Barat 57,86 29,92 5,68 6,55 100,00

INDONESIA 65,02 26,06 2,95 5,97 100,00

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 136: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 105

Tabel 3.3.2 Persentas e Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir m enurut Provinsi dan Lamanya Melakukan Olahraga (Hari), 2009

Perdesaan

Provinsi Lamanya Melakukan Olah raga (Hari)

Jumlah 1 2-4 5-6 7

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Aceh 44,01 33,59 16,88 5,52 100,00

Sumatera Utara 51,06 29,81 15,71 3,41 100,00

Sumatera Barat 66,11 24,82 4,01 5,06 100,00

Riau 47,69 39,88 5,34 7,09 100,00

Kepulauan Riau 40,43 43,98 7,63 7,95 100,00

Jambi 50,63 39,11 5,11 5,14 100,00

Sumatera Selatan 66,05 27,02 2,28 4,64 100,00

Kep. Bangka Belitung 51,20 39,47 3,91 5,42 100,00

Bengkulu 64,79 29,39 2,79 3,03 100,00

Lampung 56,93 30,80 2,68 9,59 100,00 DKI Jakarta - - - - -

Jawa Barat 69,82 25,69 2,15 2,34 100,00

Banten 75,39 20,79 1,60 2,22 100,00

Jawa Tengah 65,95 25,02 3,17 5,86 100,00

DI Yogyakarta 61,42 26,29 4,42 7,87 100,00

Jawa Timur 64,60 22,18 4,63 8,59 100,00 Bali 61,96 23,13 5,74 9,17 100,00

Nusa Tenggara Barat 61,08 27,99 4,32 6,62 100,00

Nusa Tenggara Timur 67,86 22,67 5,92 3,55 100,00 Kalimantan Barat 62,33 30,14 4,00 3,53 100,00

Kalimantan Tengah 50,18 37,83 9,43 2,56 100,00

Kalimantan Selatan 64,61 26,79 3,79 4,81 100,00

Kalimantan Timur 45,37 43,20 4,88 6,56 100,00 Sulawesi Utara 68,54 24,23 4,00 3,24 100,00

Gorontalo 67,14 19,38 3,65 9,84 100,00

Sulawesi Tengah 59,21 28,54 5,00 7,25 100,00

Sulawesi Selatan 63,86 28,42 3,78 3,94 100,00

Sulawesi Barat 52,40 33,05 4,39 10,16 100,00

Sulawesi Tenggara 49,60 36,20 6,50 7,70 100,00 Maluku 44,52 37,69 10,32 7,47 100,00

Maluku Utara 42,62 39,75 6,02 11,62 100,00

Papua 45,69 40,33 11,31 2,67 100,00

Papua Barat 50,52 40,78 4,63 4,07 100,00

INDONESIA 62,24 27,61 4,69 5,46 100,00

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 137: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

106 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.3.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Lamanya Melakukan Olahraga (Hari), 2009

Perkotaan+Perdesaan

Provinsi Lamanya Melakukan Olahraga (Hari)

Jumlah 1 2-4 5-6 7

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 45,71 33,66 14,52 6,11 100,00

Sumatera Utara 52,50 30,73 11,68 5,09 100,00

Sumatera Barat 63,27 26,62 4,51 5,60 100,00

Riau 55,83 34,87 3,63 5,67 100,00

Kepulauan Riau 48,85 37,99 5,04 8,12 100,00

Jambi 53,90 36,46 4,31 5,34 100,00

Sumatera Selatan 65,94 26,26 2,46 5,33 100,00

Kep. Bangka Belitung 49,49 39,68 3,99 6,84 100,00

Bengkulu 64,29 30,76 2,27 2,67 100,00

Lampung 59,88 28,63 2,47 9,01 100,00 DKI Jakarta 71,20 23,14 1,35 4,31 100,00

Jawa Barat 73,76 22,26 1,50 2,48 100,00

Banten 70,30 24,48 2,06 3,17 100,00

Jawa Tengah 62,26 27,44 3,42 6,89 100,00

DI Yogyakarta 56,87 31,08 3,77 8,28 100,00

Jawa Timur 61,25 25,24 4,18 9,33 100,00 Bali 59,12 26,97 4,01 9,91 100,00

Nusa Tenggara Barat 61,63 26,52 4,64 7,20 100,00

Nusa Tenggara Timur 63,93 24,53 6,07 5,46 100,00 Kalimantan Barat 63,58 28,66 3,40 4,36 100,00

Kalimantan Tengah 54,35 34,20 8,10 3,35 100,00

Kalimantan Selatan 70,06 22,39 3,16 4,39 100,00

Kalimantan Timur 52,90 36,58 3,78 6,74 100,00 Sulawesi Utara 68,23 24,07 4,20 3,50 100,00

Gorontalo 69,02 18,50 3,88 8,60 100,00

Sulawesi Tengah 58,87 28,41 4,32 8,40 100,00

Sulawesi Selatan 64,13 27,26 3,24 5,38 100,00

Sulawesi Barat 49,28 32,72 6,34 11,66 100,00

Sulawesi Tenggara 52,73 33,98 5,22 8,07 100,00 Maluku 49,75 35,56 7,97 6,72 100,00

Maluku Utara 45,34 37,89 5,73 11,05 100,00

Papua 44,52 41,06 10,24 4,18 100,00

Papua Barat 53,68 36,11 5,08 5,13 100,00

INDONESIA 63,87 26,70 3,67 5,76 100,00

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 138: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 107

Tabel 3.4.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Rata-rata Lamanya Melakukan Olahraga per Hari, 2009

Perkotaan

Provinsi Lamanya Melakukan Olahraga per Hari (Menit )

Jumlah 10-30 31-60 61-120 > 120

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Aceh 47,65 40,66 9,33 2,36 100,00

Sumatera Utara 44,97 42,41 10,20 2,42 100,00

Sumatera Barat 31,23 49,09 17,55 2,13 100,00

Riau 38,22 47,97 11,51 2,31 100,00

Kepulauan Riau 41,53 40,31 15,06 3,11 100,00

Jambi 30,26 57,94 10,42 1,39 100,00

Sumatera Selatan 36,35 50,17 9,51 3,97 100,00

Kep. Bangka Belitung 35,31 42,67 18,86 3,16 100,00

Bengkulu 33,02 51,11 12,53 3,35 100,00

Lampung 37,35 44,54 16,55 1,56 100,00 DKI Jakarta 36,18 51,77 10,02 2,04 100,00

Jawa Barat 28,00 54,02 15,34 2,64 100,00

Banten 33,54 54,80 10,98 0,68 100,00

Jawa Tengah 32,83 47,46 18,00 1,71 100,00

DI Yogyakarta 24,31 57,26 16,99 1,44 100,00

Jawa Timur 34,19 47,88 15,47 2,46 100,00 Bali 33,96 54,35 9,82 1,87 100,00

Nusa Tenggara Barat 32,30 54,63 11,86 1,22 100,00

Nusa Tenggara Timur 28,73 50,01 18,70 2,57 100,00 Kalimantan Barat 28,20 55,80 14,09 1,92 100,00

Kalimantan Tengah 52,99 35,95 7,95 3,11 100,00

Kalimantan Selatan 35,67 54,00 8,41 1,92 100,00

Kalimantan Timur 38,82 48,42 11,06 1,70 100,00 Sulawesi Utara 24,18 65,03 7,90 2,88 100,00

Gorontalo 36,47 46,24 15,62 1,67 100,00

Sulawesi Tengah 40,87 51,75 5,95 1,43 100,00

Sulawesi Selatan 45,57 40,64 10,12 3,67 100,00

Sulawesi Barat 48,13 39,58 8,31 3,98 100,00

Sulawesi Tenggara 42,70 44,87 10,53 1,89 100,00 Maluku 29,95 44,95 22,16 2,95 100,00

Maluku Utara 45,56 46,05 5,65 2,73 100,00

Papua 44,52 41,15 9,07 5,25 100,00

Papua Barat 50,30 36,76 10,59 2,36 100,00

INDONESIA 33,50 50,34 13,95 2,21 100,00

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 139: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

108 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.4.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Rata-rata Lamanya Melakukan Olahraga per Hari, 2009

Perdesaan

Provinsi Lamanya Melakukan Olahraga per Hari (Menit)

Jumlah 10-30 31-60 61-120 > 120

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Aceh 49,40 41,62 6,54 2,43 100,00

Sumatera Utara 54,21 34,89 8,13 2,77 100,00

Sumatera Barat 30,75 49,74 17,63 1,88 100,00

Riau 37,07 50,57 10,18 2,19 100,00

Kepulauan Riau 26,71 54,45 17,47 1,36 100,00

Jambi 26,22 60,32 11,24 2,23 100,00

Sumatera Selatan 38,66 50,14 6,79 4,41 100,00

Kep. Bangka Belitung 26,28 52,57 18,11 3,04 100,00

Bengkulu 38,52 45,40 13,00 3,08 100,00

Lampung 32,18 51,86 14,62 1,34 100,00 DKI Jakarta - - - - -

Jawa Barat 29,06 50,94 16,88 3,12 100,00

Banten 36,67 49,11 13,17 1,05 100,00

Jawa Tengah 26,29 51,49 20,09 2,13 100,00

DI Yogyakarta 20,59 55,58 21,92 1,92 100,00

Jawa Timur 34,07 47,29 16,28 2,36 100,00 Bali 25,68 55,98 15,48 2,85 100,00

Nusa Tenggara Barat 38,90 47,93 11,24 1,94 100,00

Nusa Tenggara Timur 40,37 46,29 11,11 2,23 100,00 Kalimantan Barat 31,78 51,78 12,86 3,58 100,00

Kalimantan Tengah 45,49 37,89 12,17 4,46 100,00

Kalimantan Selatan 33,52 46,92 15,14 4,42 100,00

Kalimantan Timur 31,96 53,08 12,76 2,20 100,00 Sulawesi Utara 41,24 49,99 6,89 1,88 100,00

Gorontalo 41,52 46,89 8,52 3,06 100,00

Sulawesi Tengah 37,51 49,66 10,21 2,62 100,00

Sulawesi Selatan 49,92 38,19 7,64 4,26 100,00

Sulawesi Barat 40,66 46,89 8,87 3,59 100,00

Sulawesi Tenggara 48,16 40,18 8,81 2,85 100,00 Maluku 37,47 41,89 18,86 1,78 100,00

Maluku Utara 43,99 45,97 8,89 1,15 100,00

Papua 40,54 49,16 7,94 2,35 100,00

Papua Barat 29,46 56,80 10,46 3,28 100,00

INDONESIA 34,58 48,50 14,33 2,58 100,00

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 140: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 109

Tabel 3.4.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Rata-rata Lamanya Melakukan Olahraga per Hari, 2009

Perkotaan+Perdesaan

Provinsi Lamanya Melaku kan Olahraga per Hari (Menit)

Jumlah 10-30 31-60 61-120 > 120

(1) (2) (3) (4) (5) (6) Aceh 48,76 41,27 7,57 2,40 100,00

Sumatera Utara 49,42 38,78 9,20 2,59 100,00

Sumatera Barat 30,95 49,48 17,60 1,98 100,00

Riau 37,68 49,19 10,88 2,25 100,00

Kepulauan Riau 34,48 47,04 16,21 2,28 100,00

Jambi 27,67 59,46 10,94 1,93 100,00

Sumatera Selatan 37,57 50,15 8,07 4,20 100,00

Kep. Bangka Belitung 30,94 47,45 18,50 3,10 100,00

Bengkulu 36,17 47,83 12,80 3,20 100,00

Lampung 33,76 49,62 15,21 1,41 100,00 DKI Jakarta 36,18 51,77 10,02 2,04 100,00

Jawa Barat 28,35 53,01 15,85 2,79 100,00

Banten 34,43 53,18 11,61 0,78 100,00

Jawa Tengah 30,07 49,16 18,88 1,89 100,00

DI Yogyakarta 23,46 56,88 18,11 1,55 100,00

Jawa Timur 34,14 47,65 15,79 2,42 100,00 Bali 31,42 54,85 11,56 2,17 100,00

Nusa Tenggara Barat 35,60 51,27 11,55 1,58 100,00

Nusa Tenggara Timur 37,43 47,22 13,02 2,32 100,00 Kalimantan Barat 30,50 53,22 13,30 2,99 100,00

Kalimantan Tengah 48,87 37,01 10,27 3,85 100,00

Kalimantan Selatan 34,65 50,64 11,60 3,11 100,00

Kalimantan Timur 36,83 49,77 11,55 1,85 100,00 Sulawesi Utara 33,22 57,07 7,37 2,35 100,00

Gorontalo 39,33 46,61 11,60 2,46 100,00

Sulawesi Tengah 38,58 50,33 8,85 2,24 100,00

Sulawesi Selatan 48,06 39,24 8,70 4,01 100,00

Sulawesi Barat 43,48 44,13 8,66 3,73 100,00

Sulawesi Tenggara 46,43 41,66 9,36 2,55 100,00 Maluku 34,95 42,91 19,96 2,17 100,00

Maluku Utara 44,50 46,00 7,82 1,67 100,00

Papua 42,02 46,19 8,36 3,43 100,00

Papua Barat 38,41 48,19 10,51 2,88 100,00

INDONESIA 33,95 49,58 14,11 2,36 100,00

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 141: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

110 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.5.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yan g Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir me nurut Provinsi dan Jalur Melakukan Olahraga, 2009

Perkotaan

Provinsi Jalur Melakukan Olahraga

Sendiri Perkumpulan

Lainnya Sekolah Olahraga Tempat Bekerja

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 34,99 47,66 17,44 10,01 5,28 Sumatera Utara 28,63 55,42 8,56 7,74 5,68 Sumatera Barat 35,93 42,50 14,54 11,55 5,77 Riau 23,79 52,34 19,07 12,79 5,69 Kepulauan Riau 38,35 37,77 11,49 11,80 10,83 Jambi 35,02 45,81 14,32 10,76 5,35 Sumatera Selatan 28,62 52,68 10,15 9,42 5,64 Kep. Bangka Belitung 31,11 37,95 19,62 10,80 7,23 Bengkulu 23,53 51,95 13,09 14,15 6,33 Lampung 29,10 53,65 11,20 7,63 2,91 DKI Jakarta 42,02 37,02 12,24 10,29 6,42 Jawa Barat 37,85 42,91 15,88 10,25 5,69 Banten 38,60 40,34 16,93 11,13 6,10 Jawa Tengah 34,18 45,64 12,13 7,07 8,97 DI Yogyakarta 43,44 29,96 16,33 10,41 12,48 Jawa Timur 36,85 43,00 13,51 9,00 6,34 Bali 42,72 40,04 11,51 12,36 5,12 Nusa Tenggara Barat 33,45 52,90 8,40 8,90 4,56 Nusa Tenggara Timur 34,08 37,19 12,52 19,55 9,62 Kalimantan Barat 33,02 42,84 11,31 11,11 10,77 Kalimantan Tengah 26,93 45,34 14,89 15,80 7,11 Kalimantan Selatan 26,96 48,78 11,29 16,60 3,51 Kalimantan Timur 35,43 40,55 18,12 12,10 4,12 Sulawesi Utara 26,75 48,45 6,36 15,44 10,89 Gorontalo 29,03 44,24 9,45 19,77 6,70 Sulawesi Tengah 33,83 36,38 14,04 20,85 5,19 Sulawesi Selatan 34,39 41,40 10,68 13,57 6,13 Sulawesi Barat 30,87 29,67 13,61 13,48 18,03 Sulawesi Tenggara 31,54 42,68 12,17 15,36 3,62 Maluku 37,11 36,80 6,87 14,99 12,04 Maluku Utara 36,73 37,86 9,31 15,64 9,64 Papua 44,53 33,35 15,87 13,71 9,95 Papua Barat 37,87 35,55 20,99 14,07 2,90

INDONESIA 36,00 43,42 13,77 10,12 6,62

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 142: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 111

Tabel 3.5.2 Persentase Penduduk Berumur 1 0 Tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir m enurut Provinsi dan Jalur Melakukan Olahraga, 2009

Perdesaan

Provinsi Jalur Melakukan Olahraga

Sendiri Perkumpulan

Lainnya Sekolah Olahraga Tempat Bekerja

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 11,85 65,23 21,92 5,99 6,58 Sumatera Utara 14,02 73,03 8,99 3,35 6,26 Sumatera Barat 15,63 59,66 17,62 3,82 12,17 Riau 17,27 56,49 31,48 7,54 5,96 Kepulauan Riau 11,48 48,11 16,09 4,19 27,86 Jambi 20,38 55,26 25,19 6,43 8,06 Sumatera Selatan 14,15 65,81 17,06 5,01 6,55 Kep. Bangka Belitung 7,83 46,80 40,93 3,88 8,07 Bengkulu 14,09 62,66 19,09 7,71 7,23 Lampung 17,48 62,20 18,31 4,09 4,83 DKI Jakarta - - - - - Jawa Barat 24,05 57,33 19,69 4,90 6,66 Banten 20,87 65,96 13,04 2,38 7,88 Jawa Tengah 20,36 61,89 12,71 3,32 9,60 DI Yogyakarta 20,72 47,21 19,00 7,86 14,83 Jawa Timur 23,25 62,75 10,67 4,07 7,38 Bali 26,36 56,68 10,67 7,80 5,55 Nusa Tenggara Barat 22,89 60,90 9,42 3,08 10,66 Nusa Tenggara Timur 18,97 56,39 17,15 8,40 13,15 Kalimantan Barat 14,98 57,08 21,56 5,85 10,42 Kalimantan Tengah 16,07 56,94 28,08 5,41 9,95 Kalimantan Selatan 14,36 63,53 17,63 7,16 4,41 Kalimantan Timur 27,49 46,06 31,79 8,27 5,39 Sulawesi Utara 19,74 58,73 15,30 11,90 9,28 Gorontalo 21,36 52,91 13,07 6,91 11,60 Sulawesi Tengah 23,49 54,57 16,88 6,30 6,58 Sulawesi Selatan 17,20 64,92 12,81 4,12 8,34 Sulawesi Barat 21,32 49,83 16,07 4,39 15,09 Sulawesi Tenggara 18,77 56,43 20,76 3,99 7,66 Maluku 19,53 50,13 12,23 5,99 20,04 Maluku Utara 26,75 45,83 21,39 4,84 14,85 Papua 23,43 48,26 28,56 12,01 13,25 Papua Barat 26,68 48,97 22,48 9,75 8,77

INDONESIA 19,94 60,37 16,46 4,79 8,27

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 143: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

112 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.5.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yan g Melakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir m enurut Provinsi dan Jalur Melakukan Olahraga, 2009

Perkotaan+Perdesaan

Provinsi Jalur Melakukan Olahraga

Sendiri Perkumpulan

Lainnya Sekolah Olahraga Tempat Bekerja

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 20,37 58,76 20,27 7,47 6,10 Sumatera Utara 21,58 63,92 8,77 5,62 5,96 Sumatera Barat 23,81 52,74 16,38 6,94 9,58 Riau 20,70 54,30 24,95 10,30 5,82 Kepulauan Riau 25,59 42,68 13,68 8,18 18,92 Jambi 25,64 51,86 21,28 7,98 7,08 Sumatera Selatan 20,92 59,67 13,83 7,07 6,13 Kep. Bangka Belitung 19,86 42,23 29,92 7,46 7,63 Bengkulu 18,10 58,11 16,55 10,45 6,85 Lampung 21,05 59,57 16,13 5,18 4,24 DKI Jakarta 42,02 37,02 12,24 10,29 6,42 Jawa Barat 33,32 47,64 17,13 8,50 6,01 Banten 33,50 47,71 15,81 8,61 6,61 Jawa Tengah 28,35 52,50 12,37 5,49 9,23 DI Yogyakarta 38,26 33,90 16,94 9,83 13,02 Jawa Timur 31,47 50,81 12,39 7,05 6,75 Bali 37,71 45,14 11,25 10,96 5,25 Nusa Tenggara Barat 28,15 56,91 8,91 5,98 7,62 Nusa Tenggara Timur 22,79 51,54 15,98 11,22 12,26 Kalimantan Barat 21,41 52,00 17,91 7,72 10,54 Kalimantan Tengah 20,95 51,72 22,15 10,08 8,67 Kalimantan Selatan 20,97 55,80 14,30 12,11 3,94 Kalimantan Timur 33,13 42,15 22,08 10,99 4,49 Sulawesi Utara 23,06 53,87 11,07 13,58 10,04 Gorontalo 24,70 49,14 11,49 12,51 9,47 Sulawesi Tengah 26,76 48,82 15,98 10,90 6,14 Sulawesi Selatan 24,57 54,84 11,90 8,17 7,39 Sulawesi Barat 24,93 42,21 15,14 7,83 16,20 Sulawesi Tenggara 22,83 52,05 18,03 7,61 6,38 Maluku 25,40 45,68 10,44 8,99 17,37 Maluku Utara 30,04 43,20 17,41 8,41 13,13 Papua 31,28 42,71 23,84 12,64 12,02 Papua Barat 31,49 43,20 21,84 11,61 6,24

INDONESIA 29,35 50,44 14,89 7,91 7,31

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 144: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 113

Tabel 3.6.1 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2009

Perkotaan

Provinsi

Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan

SKJ Senam lainnya

Joging/ gerak jalan

Tenis meja

Bad-minton

Bola voli

Bola basket

Sepak bola

Re-nang

Bela diri

Lain-nya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Aceh 19,17 9,47 20,42 0,89 3,68 15,39 2,82 22,01 0,82 0,68 4,65

Sumatera Utara 32,31 10,54 17,53 1,08 2,66 8,51 4,41 14,07 2,19 0,97 5,74

Sumatera Barat 18,71 15,61 24,77 1,02 5,98 9,37 5,34 10,16 0,66 1,24 7,15

Riau 34,50 11,53 15,21 1,57 5,70 10,89 4,43 9,89 1,46 0,58 4,24

Kepulauan Riau 25,41 11,22 23,11 0,84 6,44 8,23 2,15 14,44 0,90 0,86 6,39

Jambi 20,16 10,40 25,09 0,99 9,29 11,70 3,34 12,35 1,49 0,68 4,52

Sumatera Selatan 26,32 16,96 20,02 0,69 4,30 7,57 4,89 10,64 0,80 0,81 7,01

Kep. Bangka Belitung 25,18 9,34 25,49 0,71 4,70 8,58 3,42 15,39 0,39 1,73 5,05

Bengkulu 39,73 8,51 15,63 1,59 4,58 7,07 6,90 9,26 2,15 0,58 4,00

Lampung 28,45 12,60 23,09 0,77 3,35 7,54 4,76 13,21 1,21 0,86 4,16

DKI Jakarta 16,39 14,45 29,17 0,71 4,85 3,29 8,16 11,50 2,38 0,88 8,23

Jawa Barat 16,27 14,26 27,09 0,86 6,08 5,54 5,45 17,34 1,89 0,71 4,52

Banten 17,05 11,68 25,18 0,63 7,13 4,71 3,61 23,05 1,70 0,56 4,70

Jawa Tengah 18,57 14,00 26,25 0,69 6,52 8,28 3,07 13,79 1,08 0,55 7,19

DI Yogyakarta 9,40 18,31 29,65 1,91 8,20 5,44 3,88 10,01 1,39 1,11 10,70

Jawa Timur 18,09 15,88 27,73 0,31 4,27 7,50 3,61 13,61 1,19 0,48 7,34

Bali 13,76 12,47 36,88 1,22 5,12 5,48 4,70 10,95 0,67 0,92 7,83

Nusa Tenggara Barat 19,55 14,08 22,09 1,76 4,31 7,68 4,30 15,25 0,42 1,09 9,46

Nusa Tenggara Timur 17,93 13,36 22,62 2,85 2,46 14,23 2,79 16,07 0,57 1,99 5,14

Kalimantan Barat 17,76 23,31 22,75 0,21 3,27 10,40 1,82 12,41 0,47 0,53 7,08

Kalimantan Tengah 39,32 8,25 19,44 1,06 8,06 8,63 1,82 8,24 0,23 0,47 4,47

Kalimantan Selatan 24,29 21,28 17,85 0,56 5,41 3,96 4,02 12,38 0,33 0,91 9,03

Kalimantan Timur 26,70 11,28 26,91 0,81 6,71 5,61 2,08 13,07 0,78 0,77 5,28

Sulawesi Utara 21,12 21,43 16,73 1,87 3,03 8,48 3,74 18,47 0,49 0,83 3,81

Gorontalo 38,45 10,36 18,84 1,77 4,93 4,82 2,97 11,68 0,28 0,72 5,18

Sulawesi Tengah 29,32 13,43 15,33 2,74 6,78 7,46 2,05 14,73 0,37 0,43 7,35

Sulawesi Selatan 29,54 10,12 23,40 1,35 4,73 4,57 3,68 13,59 1,04 0,45 7,54

Sulawesi Barat 26,65 3,74 13,14 1,43 26,03 7,59 1,53 12,19 0,88 0,00 6,81

Sulawesi Tenggara 42,48 8,78 20,49 1,80 6,95 3,99 0,93 10,42 0,52 1,35 2,30

Maluku 13,68 18,60 24,51 1,49 2,95 8,97 1,78 17,87 0,00 1,40 8,73

Maluku Utara 16,47 14,62 27,73 1,72 3,07 8,81 0,60 20,28 1,36 0,71 4,63

Papua 16,27 10,12 28,43 2,64 5,83 9,11 3,06 15,87 1,26 2,04 5,38

Papua Barat 21,71 8,22 32,82 1,14 3,49 2,69 8,36 14,10 0,06 1,60 5,81

INDONESIA 19,61 14,05 25,68 0,85 5,57 6,68 4,44 14,69 1,43 0,71 6,29

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 145: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

114 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Tabel 3.6.2 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2009

Perdesaan

Provinsi

Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan

SKJ Senam lainnya

Joging/ gerak jalan

Tenis meja

Bad-minton

Bola voli

Bola basket

Sepak bola

Re-nang

Bela diri

Lain-nya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Aceh 26,05 8,82 5,71 0,61 1,12 22,12 1,29 31,62 0,09 0,10 2,48

Sumatera Utara 46,35 9,20 7,54 0,66 2,39 14,14 1,09 15,21 0,25 0,18 2,98

Sumatera Barat 20,51 9,36 9,74 0,46 4,47 23,44 4,21 18,99 0,20 0,48 8,15

Riau 24,99 8,63 6,05 1,11 5,44 28,78 1,49 20,03 0,40 0,19 2,89

Kepulauan Riau 31,39 9,53 10,90 0,41 4,26 18,82 1,73 18,81 0,22 1,15 2,78

Jambi 25,02 5,84 7,60 0,78 4,62 25,03 1,50 25,47 0,38 0,38 3,38

Sumatera Selatan 37,02 13,86 4,11 0,71 3,45 22,67 1,12 14,95 0,04 0,10 1,97

Kep. Bangka Belitung 32,69 2,44 5,38 0,51 2,23 20,89 1,72 32,42 0,14 0,11 1,46

Bengkulu 33,45 6,69 7,66 0,80 3,62 24,83 2,50 17,38 0,24 0,44 2,40

Lampung 38,73 1,58 1,93 0,16 0,61 22,35 2,39 21,34 0,08 0,08 10,75

DKI Jakarta - - - - - - - - - - -

Jawa Barat 22,12 10,66 14,51 0,67 3,79 16,93 2,85 24,52 0,58 0,40 2,98

Banten 25,82 15,52 15,57 0,29 0,94 9,80 1,28 28,04 0,77 0,17 1,81

Jawa Tengah 23,68 13,38 16,59 0,54 4,86 13,16 2,01 19,70 0,50 0,25 5,35

DI Yogyakarta 17,23 12,33 15,60 1,14 6,17 16,99 3,66 20,34 0,58 1,02 4,93

Jawa Timur 25,82 16,45 17,30 0,25 1,94 14,21 1,62 16,24 0,40 0,74 5,02

Bali 21,28 13,45 23,02 1,42 4,00 9,39 2,21 15,42 0,30 1,23 8,28

Nusa Tenggara Barat 25,93 12,91 18,36 1,25 2,10 8,96 1,99 19,19 0,27 0,47 8,57

Nusa Tenggara Timur 23,57 8,62 7,85 0,48 1,05 29,50 0,35 23,21 0,40 0,87 4,10

Kalimantan Barat 19,26 11,79 6,70 0,56 2,06 28,40 1,08 26,52 0,52 0,47 2,64

Kalimantan Tengah 27,69 8,10 6,65 1,52 4,17 30,35 0,73 17,04 0,25 0,32 3,19

Kalimantan Selatan 31,58 10,50 11,58 0,29 7,57 13,74 1,87 18,70 0,10 0,17 3,91

Kalimantan Timur 23,31 8,02 11,55 1,33 7,46 17,76 1,50 25,68 0,26 0,64 2,49

Sulawesi Utara 21,14 23,86 13,86 2,39 2,28 10,58 1,50 20,59 0,39 0,66 2,75

Gorontalo 30,31 13,29 9,91 0,33 2,47 16,26 0,82 19,14 0,14 0,24 7,08

Sulawesi Tengah 35,34 8,42 8,63 0,99 2,76 17,93 0,62 21,21 0,24 0,30 3,56

Sulawesi Selatan 44,40 7,56 8,79 0,81 3,25 11,89 1,47 15,23 0,52 0,24 5,84

Sulawesi Barat 32,01 5,44 7,31 1,94 7,10 20,64 0,65 18,30 0,00 0,08 6,52

Sulawesi Tenggara 41,02 4,15 5,84 1,17 3,73 17,74 0,75 21,85 0,20 0,62 2,92

Maluku 20,42 10,73 11,89 0,80 1,29 22,53 0,24 26,18 0,19 0,52 5,21

Maluku Utara 18,40 11,45 9,84 0,98 0,69 16,61 1,40 37,05 0,48 0,74 2,37

Papua 13,82 6,91 9,62 0,43 2,87 31,83 2,67 28,29 0,72 0,99 1,86

Papua Barat 24,63 8,30 11,08 0,12 8,25 23,22 0,71 20,47 0,18 0,53 2,51

INDONESIA 27,33 11,48 12,45 0,65 3,43 17,20 1,85 20,63 0,40 0,45 4,13

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 146: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 115

Tabel 3.6.3 Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang M elakukan Olahraga Selama Seminggu Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan, 2009

Perkotaan+Perdesaan

Provinsi

Jenis Olahraga yang Paling Sering Dilakukan

SKJ Senam lainnya

Joging/ gerak jalan

Tenis meja

Bad-minton

Bola voli

Bola basket

Sepak bola

Re-nang

Bela diri

Lain-nya

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) Aceh 23,51 9,06 11,12 0,71 2,06 19,64 1,86 28,08 0,36 0,32 3,28

Sumatera Utara 39,08 9,89 12,71 0,88 2,53 11,23 2,81 14,62 1,25 0,59 4,41

Sumatera Barat 19,78 11,88 15,80 0,69 5,08 17,76 4,67 15,43 0,38 0,79 7,74

Riau 30,00 10,16 10,88 1,35 5,58 19,36 3,04 14,69 0,96 0,39 3,60

Kepulauan Riau 31,73 6,64 13,05 0,52 3,67 14,94 2,26 17,72 0,51 0,49 8,46

Jambi 23,27 7,48 13,88 0,85 6,30 20,24 2,16 20,76 0,78 0,49 3,79

Sumatera Selatan 32,01 15,31 11,55 0,70 3,85 15,61 2,88 12,94 0,39 0,43 4,32

Kep. Bangka Belitung 28,81 6,00 15,77 0,62 3,51 14,53 2,60 23,62 0,27 0,95 3,32

Bengkulu 36,12 7,46 11,04 1,13 4,03 17,30 4,36 13,93 1,05 0,50 3,07

Lampung 30,48 10,47 14,65 0,52 3,98 15,36 2,66 17,09 0,52 1,06 3,21 DKI Jakarta 16,39 14,45 29,17 0,71 4,85 3,29 8,16 11,50 2,38 0,88 8,23

Jawa Barat 18,19 13,08 22,97 0,80 5,33 9,27 4,60 19,69 1,46 0,61 4,00

Banten 19,57 12,78 22,42 0,53 5,35 6,17 2,94 24,49 1,43 0,45 3,87

Jawa Tengah 20,73 13,74 22,17 0,63 5,82 10,34 2,62 16,28 0,84 0,42 6,41

DI Yogyakarta 11,19 16,95 26,44 1,73 7,74 8,08 3,83 12,37 1,20 1,09 9,38

Jawa Timur 21,15 16,11 23,60 0,29 3,35 10,15 2,82 14,65 0,88 0,58 6,43

Bali 16,06 12,77 32,63 1,28 4,78 6,68 3,93 12,32 0,55 1,02 7,97

Nusa Tenggara Barat 22,75 13,49 20,22 1,51 3,20 8,33 3,14 17,23 0,34 0,78 9,02

Nusa Tenggara Timur 22,14 9,81 11,58 1,08 1,41 25,65 0,96 21,40 0,45 1,16 4,36

Kalimantan Barat 18,72 15,90 12,42 0,44 2,49 21,98 1,34 21,49 0,50 0,49 4,22

Kalimantan Tengah 32,92 8,17 12,40 1,31 5,92 20,58 1,22 13,08 0,24 0,39 3,76

Kalimantan Selatan 27,76 16,15 14,87 0,43 6,44 8,61 3,00 15,39 0,22 0,55 6,59

Kalimantan Timur 25,72 10,33 22,46 0,96 6,93 9,13 1,91 16,73 0,63 0,73 4,47

Sulawesi Utara 21,13 22,71 15,22 2,14 2,63 9,59 2,56 19,59 0,44 0,74 3,25

Gorontalo 33,85 12,01 13,79 0,96 3,54 11,28 1,76 15,90 0,20 0,45 6,26

Sulawesi Tengah 33,43 10,00 10,75 1,54 4,03 14,62 1,08 19,16 0,28 0,34 4,76

Sulawesi Selatan 38,03 8,66 15,05 1,04 3,88 8,75 2,42 14,53 0,74 0,33 6,57

Sulawesi Barat 29,99 4,80 9,51 1,75 14,25 15,71 0,98 15,99 0,33 0,05 6,63

Sulawesi Tenggara 41,48 5,63 10,50 1,37 4,76 13,37 0,81 18,21 0,30 0,85 2,72

Maluku 18,17 13,35 16,10 1,03 1,84 18,01 0,76 23,41 0,12 0,82 6,38

Maluku Utara 17,77 12,50 15,74 1,22 1,48 14,03 1,14 31,51 0,77 0,73 3,12

Papua 14,73 8,11 16,61 1,25 3,97 23,37 2,82 23,67 0,92 1,38 3,17

Papua Barat 23,37 8,26 20,44 0,56 6,20 14,39 4,00 17,73 0,13 0,99 3,93

INDONESIA 22,81 12,98 20,20 0,77 4,68 11,04 3,37 17,15 1,00 0,60 5,39

Sumber: BPS RI – Susenas Modul 2009

Page 147: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 116

Tabel 4.1.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Sepak Bola menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 30,33 30,77 36,11 37,06

Sumatera Utara 31,15 34,43 33,43 34,33

Sumatera Barat 47,24 61,26 63,82 69,05

Riau 80,71 86,95 84,56 85,72

Kepulauan Riau * * 75,69 83,44

Jambi 71,83 77,63 70,85 76,21

Sumatera Selatan 46,53 46,40 47,34 50,80

Kep. Bangka Belitung * 92,43 94,39 93,02

Bengkulu 40,34 46,78 44,69 41,08

Lampung 72,14 76,60 75,81 73,96 DKI Jakarta 55,85 59,55 56,55 54,31

Jawa Barat 68,11 73,81 73,93 72,10

Banten * 67,34 61,00 62,70

Jawa Tengah 66,32 70,04 69,79 72,68

DI Yogyakarta 79,68 81,96 80,37 82,65

Jawa Timur 49,82 54,75 52,61 57,04 Bali 35,40 38,48 38,66 35,81

Nusa Tenggara Barat 53,06 56,50 60,24 54,65

Nusa Tenggara Timur 53,68 53,61 47,97 49,66 Kalimantan Barat 85,31 80,06 79,61 83,75

Kalimantan Tengah 46,68 59,40 60,77 59,19

Kalimantan Selatan 34,08 46,13 36,60 41,13

Kalimantan Timur 69,86 70,28 74,33 72,27 Sulawesi Utara 57,01 58,11 51,54 39,09

Gorontalo * 72,61 55,78 51,71

Sulawesi Tengah 79,58 83,96 81,37 61,74

Sulawesi Selatan 56,60 62,26 48,30 55,70

Sulawesi Barat * * * 57,65

Sulawesi Tenggara 55,58 61,64 57,74 52,17 Maluku 74,02 73,80 69,53 58,83

Maluku Utara * 71,39 68,37 60,42

Papua 35,24 36,16 29,08 31,70

Papua Barat * * * 27,67

INDONESIA 53,94 57,95 56,19 56,10

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000– 2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 148: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 117

Tabel 4 .1.2 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasili tas Lapangan Bola Voli menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 48,58 57,41 64,48 62,14

Sumatera Utara 53,70 54,84 54,12 54,99

Sumatera Barat 84,74 87,20 89,23 87,77

Riau 95,90 97,29 97,77 98,13

Kepulauan Riau * * 98,82 99,08

Jambi 90,61 92,94 92,71 91,56

Sumatera Selatan 91,25 95,35 94,31 93,11

Kep. Bangka Belitung * 97,16 96,57 96,22

Bengkulu 90,43 92,52 89,79 87,64

Lampung 89,20 93,52 95,03 90,81 DKI Jakarta 90,57 92,51 90,64 89,14

Jawa Barat 90,29 94,91 94,66 94,26

Banten * 86,34 89,14 84,71

Jawa Tengah 83,16 86,09 86,17 83,80

DI Yogyakarta 97,26 96,12 97,72 96,12

Jawa Timur 74,58 77,42 78,34 81,63 Bali 82,89 86,15 89,02 86,66

Nusa Tenggara Barat 73,68 76,02 81,59 73,27

Nusa Tenggara Timur 77,85 82,04 72,89 78,49 Kalimantan Barat 95,03 94,58 94,18 95,25

Kalimantan Tengah 77,95 89,10 88,53 89,64

Kalimantan Selatan 46,26 56,08 54,26 53,34

Kalimantan Timur 81,55 79,98 84,15 82,07 Sulawesi Utara 68,22 70,90 62,49 57,16

Gorontalo * 84,04 74,44 76,88

Sulawesi Tengah 91,50 95,00 91,44 85,88

Sulawesi Selatan 77,13 82,85 74,19 74,30

Sulawesi Barat * * * 89,93

Sulawesi Tenggara 89,62 91,37 91,93 86,79 Maluku 73,32 82,42 80,41 76,82

Maluku Utara * 68,83 68,89 59,17

Papua 57,34 60,54 55,88 63,15

Papua Barat * * * 53,19

INDONESIA 76,05 79,54 79,35 78,09

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 149: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 118

Tabel 4.1.3 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 5,65 9,19 13,34 13,84

Sumatera Utara 25,25 29,91 34,10 38,53

Sumatera Barat 58,32 70,86 72,81 75,76

Riau 62,04 71,57 76,78 78,62

Kepulauan Riau * * 55,69 52,15

Jambi 68,22 70,90 72,06 75,67

Sumatera Selatan 59,22 63,72 67,24 71,52

Kep. Bangka Belitung * 83,60 75,70 80,23

Bengkulu 36,90 38,61 31,94 46,04

Lampung 63,91 71,99 71,88 80,68 DKI Jakarta 95,85 97,00 97,38 96,25

Jawa Barat 70,41 81,23 82,27 82,52

Banten * 53,55 60,93 66,09

Jawa Tengah 60,52 67,15 69,64 71,82

DI Yogyakarta 89,27 88,36 92,01 94,52

Jawa Timur 33,87 36,47 39,96 45,44 Bali 54,72 53,35 56,21 60,96

Nusa Tenggara Barat 46,37 54,07 58,05 62,21

Nusa Tenggara Timur 10,82 12,98 7,82 13,99 Kalimantan Barat 39,37 45,38 45,49 44,78

Kalimantan Tengah 39,27 49,17 45,67 53,45

Kalimantan Selatan 36,79 48,08 49,41 53,50

Kalimantan Timur 44,38 51,50 55,65 58,36 Sulawesi Utara 47,25 56,52 45,00 43,78

Gorontalo * 48,14 41,33 52,23

Sulawesi Tengah 23,21 34,93 37,12 42,35

Sulawesi Selatan 48,88 54,77 48,02 49,69

Sulawesi Barat * * * 52,61

Sulawesi Tenggara 29,53 34,78 33,41 34,86 Maluku 12,44 13,28 12,60 13,02

Maluku Utara * 12,28 11,78 14,29

Papua 6,39 5,96 6,29 5,48

Papua Barat * * * 4,44

INDONESIA 41,69 46,05 47,25 49,34

Sumber: BPS RI – Statistik Podes, 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 150: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 119

Tabel 4.1.4 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Bola Basket menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 0,50 0,73 1,29 1,46

Sumatera Utara 1,99 2,16 2,77 2,48

Sumatera Barat 8,41 15,77 23,20 21,75

Riau 5,20 7,20 7,04 7,98

Kepulauan Riau * * 15,29 17,48

Jambi 4,22 4,04 5,59 6,52

Sumatera Selatan 4,64 4,43 4,82 5,29

Kep. Bangka Belitung * 14,83 16,82 19,19

Bengkulu 5,60 4,90 4,49 6,51

Lampung 3,10 4,04 5,48 5,56 DKI Jakarta 55,47 69,66 63,30 65,17

Jawa Barat 9,40 12,09 15,12 16,85

Banten * 10,68 13,36 13,63

Jawa Tengah 4,32 5,48 7,24 8,44

DI Yogyakarta 23,52 24,66 22,37 24,66

Jawa Timur 4,32 5,07 6,94 7,16 Bali 15,49 12,97 17,12 14,89

Nusa Tenggara Barat 7,40 8,40 11,22 8,21

Nusa Tenggara Timur 1,99 1,37 1,32 3,00 Kalimantan Barat 3,08 3,96 3,86 4,58

Kalimantan Tengah 1,96 2,48 3,48 4,42

Kalimantan Selatan 4,64 5,85 6,89 7,09

Kalimantan Timur 5,01 4,85 6,92 7,97 Sulawesi Utara 4,98 4,60 5,83 6,36

Gorontalo * 5,05 6,67 9,08

Sulawesi Tengah 3,07 1,94 4,18 4,09

Sulawesi Selatan 4,68 5,32 6,76 8,49

Sulawesi Barat * * * 5,04

Sulawesi Tenggara 2,32 2,05 2,49 3,70 Maluku 2,00 2,15 3,09 3,64

Maluku Utara * 1,48 2,18 2,32

Papua 1,97 1,68 2,40 3,07

Papua Barat * * * 1,84

INDONESIA 4,65 5,31 6,70 7,10

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 151: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 120

Tabel 4.1.5 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan Tenis (Lapangan) menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 1,07 1,34 1,24 1,46

Sumatera Utara 3,19 2,94 3,21 3,29

Sumatera Barat 3,63 7,66 8,88 10,28

Riau 6,36 7,02 5,35 4,43

Kepulauan Riau * * 18,43 13,80

Jambi 3,19 3,20 2,75 3,84

Sumatera Selatan 3,63 3,25 3,24 3,83

Kep. Bangka Belitung * 8,83 8,10 8,43

Bengkulu 2,76 2,24 2,70 2,74

Lampung 2,96 3,15 2,78 2,61 DKI Jakarta 60,00 65,17 55,06 51,69

Jawa Barat 8,56 9,14 9,35 9,40

Banten * 6,90 7,56 7,45

Jawa Tengah 6,29 6,93 7,11 7,71

DI Yogyakarta 21,92 23,06 22,83 23,74

Jawa Timur 5,43 5,53 5,74 6,23 Bali 10,32 8,02 11,27 9,97

Nusa Tenggara Barat 4,84 5,42 5,24 4,16

Nusa Tenggara Timur 1,27 1,37 0,91 1,43 Kalimantan Barat 3,71 3,54 3,14 2,96

Kalimantan Tengah 2,19 2,18 2,29 2,56

Kalimantan Selatan 2,80 3,34 3,47 3,70

Kalimantan Timur 7,56 5,93 6,18 6,00 Sulawesi Utara 3,74 4,43 4,33 3,08

Gorontalo * 3,19 2,22 2,91

Sulawesi Tengah 3,07 2,71 2,68 3,32

Sulawesi Selatan 6,69 6,91 6,79 8,83

Sulawesi Barat * * * 7,09

Sulawesi Tenggara 2,39 2,43 2,26 2,27 Maluku 2,97 2,15 2,41 2,76

Maluku Utara * 1,75 2,30 2,22

Papua 1,90 1,43 1,59 1,66

Papua Barat * * * 0,97

INDONESIA 4,83 4,96 5,03 5,10

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 152: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 121

Tabel 4.1.6 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Gelanggang Renang menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 0,25 0,23 0,59 0,14

Sumatera Utara 1,29 0,93 1,63 1,25

Sumatera Barat 1,19 1,94 4,00 4,00

Riau 2,80 2,58 2,78 3,37

Kepulauan Riau * * 7,84 5,83

Jambi 0,78 0,76 2,91 2,61

Sumatera Selatan 1,08 0,78 2,41 1,69

Kep. Bangka Belitung * 2,52 3,74 2,33

Bengkulu 1,03 0,69 2,53 1,78

Lampung 1,36 0,80 2,28 2,57 DKI Jakarta 21,51 24,72 20,97 22,85

Jawa Barat 4,60 4,50 6,65 7,90

Banten * 3,18 5,06 6,45

Jawa Tengah 1,80 1,44 2,64 3,29

DI Yogyakarta 5,71 4,57 8,45 9,82

Jawa Timur 1,94 1,68 2,63 3,64 Bali 3,69 2,48 4,99 5,06

Nusa Tenggara Barat 1,71 1,90 3,17 3,18

Nusa Tenggara Timur 0,36 0,43 0,58 0,50 Kalimantan Barat 0,84 0,49 1,76 1,40

Kalimantan Tengah 0,60 0,45 2,07 1,24

Kalimantan Selatan 0,59 0,56 1,12 0,76

Kalimantan Timur 2,11 1,46 3,72 1,76 Sulawesi Utara 1,97 1,42 3,47 1,74

Gorontalo * 2,13 1,33 1,54

Sulawesi Tengah 0,77 0,21 1,37 0,36

Sulawesi Selatan 1,38 1,75 2,68 2,14

Sulawesi Barat * * * 0,75

Sulawesi Tenggara 1,10 0,32 0,42 1,38 Maluku 0,28 1,08 1,60 1,32

Maluku Utara * 0,40 0,90 0,10

Papua 0,53 0,37 0,63 0,08

Papua Barat * * * 0,33

INDONESIA 1,72 1,51 2,61 2,58

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 153: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 122

Tabel 4.2.1 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Sepak Bola menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 48,20 48,73 56,25 60,26

Sumatera Utara 37,38 43,61 44,29 44,29

Sumatera Barat 62,78 73,49 71,59 76,95

Riau 84,27 89,72 86,12 87,59

Kepulauan Riau * * 94,90 88,65

Jambi 80,28 87,22 83,08 87,72

Sumatera Selatan 47,58 50,20 50,18 59,92

Kep. Bangka Belitung * 94,64 96,57 96,22

Bengkulu 59,14 64,23 61,60 66,25

Lampung 74,08 81,77 79,92 82,43 DKI Jakarta 75,47 73,41 73,03 69,29

Jawa Barat 86,90 90,86 88,77 91,23

Banten * 92,43 90,35 89,69

Jawa Tengah 72,66 79,78 77,42 78,68

DI Yogyakarta 83,79 87,67 89,04 88,58

Jawa Timur 59,35 64,84 64,65 65,66 Bali 37,17 46,06 48,64 48,46

Nusa Tenggara Barat 83,64 87,40 88,78 83,13

Nusa Tenggara Timur 57,30 65,53 58,09 63,61 Kalimantan Barat 81,82 83,46 85,75 87,49

Kalimantan Tengah 47,81 58,35 61,88 59,94

Kalimantan Selatan 64,92 73,78 73,97 68,79

Kalimantan Timur 73,20 73,98 74,78 73,96 Sulawesi Utara 72,80 81,52 70,53 62,85

Gorontalo * 81,91 23,11 63,53

Sulawesi Tengah 83,76 87,15 86,99 83,39

Sulawesi Selatan 70,69 76,82 72,82 70,67

Sulawesi Barat * * * 61,19

Sulawesi Tenggara 76,40 81,07 66,05 66,47 Maluku 79,34 76,67 82,47 66,00

Maluku Utara * 86,23 87,45 83,20

Papua 38,83 39,38 38,45 32,44

Papua Barat * * * 36,60

INDONESIA 64,31 69,41 68,47 68,63

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 154: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 123

Tabel 4.2.2 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Voli menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 54,58 60,81 70,66 69,52

Sumatera Utara 49,56 52,97 54,40 53,93

Sumatera Barat 75,64 82,97 83,35 83,44

Riau 93,02 94,83 95,73 94,89

Kepulauan Riau * * 97,25 98,16

Jambi 84,75 91,76 90,77 91,17

Sumatera Selatan 82,71 93,24 90,06 91,78

Kep. Bangka Belitung * 94,32 94,39 94,77

Bengkulu 89,31 92,43 85,05 89,93

Lampung 83,38 92,81 92,79 89,35 DKI Jakarta 80,00 83,52 83,90 80,90

Jawa Barat 89,52 94,11 93,56 93,66

Banten * 89,93 91,43 89,43

Jawa Tengah 76,94 83,86 82,02 80,70

DI Yogyakarta 95,89 96,80 97,03 94,98

Jawa Timur 70,79 75,16 76,04 78,05 Bali 74,48 82,94 85,45 83,01

Nusa Tenggara Barat 89,05 88,21 90,00 80,50

Nusa Tenggara Timur 68,47 77,69 71,50 78,70 Kalimantan Barat 83,78 87,14 89,87 91,29

Kalimantan Tengah 66,31 76,54 82,90 84,46

Kalimantan Selatan 50,09 58,44 59,47 54,91

Kalimantan Timur 75,92 75,21 78,20 77,91 Sulawesi Utara 66,25 73,41 61,31 62,32

Gorontalo * 83,24 29,78 71,23

Sulawesi Tengah 89,20 91,32 90,13 89,38

Sulawesi Selatan 72,90 81,87 75,02 72,13

Sulawesi Barat * * * 73,32

Sulawesi Tenggara 81,69 88,43 75,01 72,49 Maluku 72,36 79,31 85,34 74,06

Maluku Utara * 71,79 75,16 66,80

Papua 42,55 47,31 47,26 50,41

Papua Barat * * * 52,28

INDONESIA 72,05 77,54 77,40 76,85

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 155: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 124

Tabel 4.2.3 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bulu Tangkis menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 6,58 10,22 14,76 16,78

Sumatera Utara 22,66 28,33 32,96 36,52

Sumatera Barat 44,81 61,03 64,93 67,75

Riau 55,27 68,00 73,87 73,88

Kepulauan Riau * * 52,55 52,15

Jambi 63,57 73,00 76,36 78,59

Sumatera Selatan 49,13 59,66 61,52 69,47

Kep. Bangka Belitung * 76,34 61,68 70,93

Bengkulu 36,90 36,20 28,43 49,74

Lampung 51,41 67,01 64,72 75,76 DKI Jakarta 86,42 89,14 91,76 89,51

Jawa Barat 64,76 79,82 82,01 83,43

Banten * 54,02 58,97 66,76

Jawa Tengah 52,28 63,94 66,52 69,70

DI Yogyakarta 81,28 84,70 90,41 94,75

Jawa Timur 30,76 34,86 39,64 45,73 Bali 45,13 48,40 50,50 56,32

Nusa Tenggara Barat 53,49 59,08 61,83 64,07

Nusa Tenggara Timur 8,27 12,78 7,86 13,02 Kalimantan Barat 33,78 41,56 43,14 41,15

Kalimantan Tengah 33,53 42,03 43,15 50,62

Kalimantan Selatan 42,83 52,39 59,42 61,09

Kalimantan Timur 39,63 46,96 51,41 55,12 Sulawesi Utara 42,60 56,19 40,03 44,51

Gorontalo * 46,28 17,33 44,69

Sulawesi Tengah 21,46 33,33 35,62 43,71

Sulawesi Selatan 41,64 51,52 46,26 46,98

Sulawesi Barat * * * 39,18

Sulawesi Tenggara 26,11 33,76 28,37 30,23 Maluku 12,65 11,60 15,12 12,25

Maluku Utara * 11,34 10,88 16,22

Papua 5,34 5,76 6,26 4,53

Papua Barat * * * 5,48

INDONESIA 37,21 44,25 45,73 48,55

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 156: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 125

Tabel 4.2.4 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bola Basket menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 0,64 0,71 1,16 1,48

Sumatera Utara 1,80 2,31 2,64 1,96

Sumatera Barat 5,93 12,11 18,76 17,64

Riau 5,06 7,63 7,52 7,29

Kepulauan Riau * * 14,51 15,95

Jambi 3,36 3,70 4,70 6,22

Sumatera Selatan 3,43 3,84 4,03 5,00

Kep. Bangka Belitung * 13,88 13,40 18,02

Bengkulu 4,14 4,64 3,84 5,48

Lampung 2,47 4,09 4,24 4,66 DKI Jakarta 29,43 51,31 44,57 50,56

Jawa Barat 7,70 11,57 13,76 15,69

Banten * 10,55 12,15 12,50

Jawa Tengah 2,84 4,15 5,52 6,78

DI Yogyakarta 14,16 20,55 18,72 19,63

Jawa Timur 2,97 3,79 5,59 5,62 Bali 9,88 8,60 12,55 12,50

Nusa Tenggara Barat 6,26 8,13 10,12 7,89

Nusa Tenggara Timur 1,39 1,25 0,84 2,35 Kalimantan Barat 2,24 3,96 3,20 3,85

Kalimantan Tengah 2,95 2,56 3,55 3,94

Kalimantan Selatan 5,32 6,16 6,28 6,64

Kalimantan Timur 3,34 5,23 5,80 6,99 Sulawesi Utara 5,05 5,35 5,44 5,62

Gorontalo * 5,59 1,11 9,08

Sulawesi Tengah 2,51 1,88 3,99 4,15

Sulawesi Selatan 3,40 4,41 6,36 7,16

Sulawesi Barat * * * 5,22

Sulawesi Tenggara 1,42 2,24 2,37 2,47 Maluku 1,66 1,44 2,63 3,09

Maluku Utara * 1,08 1,79 2,22

Papua 1,62 1,74 2,34 1,84

Papua Barat * * * 2,99

INDONESIA 3,56 4,72 5,70 6,15

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 157: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 126

Tabel 4.2.5 Persentas e Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Tenis (Lapangan) menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 1,18 1,45 1,16 1,84

Sumatera Utara 3,07 2,81 3,19 2,98

Sumatera Barat 2,67 6,40 9,10 11,36

Riau 6,09 6,89 5,69 4,36

Kepulauan Riau * * 16,47 13,80

Jambi 2,84 2,86 2,59 3,84

Sumatera Selatan 2,76 2,99 3,17 3,67

Kep. Bangka Belitung * 7,26 6,23 6,69

Bengkulu 2,41 1,81 2,45 2,22

Lampung 2,52 3,05 2,60 2,31 DKI Jakarta 32,08 41,57 41,57 44,57

Jawa Barat 6,85 8,48 8,78 9,57

Banten * 7,57 7,42 6,72

Jawa Tengah 6,05 7,39 8,10 9,03

DI Yogyakarta 19,41 23,29 26,48 28,31

Jawa Timur 4,33 5,04 5,30 5,63 Bali 8,55 5,98 8,56 7,02

Nusa Tenggara Barat 6,40 6,64 7,07 4,82

Nusa Tenggara Timur 1,51 1,25 0,80 1,32 Kalimantan Barat 3,64 3,82 3,40 3,02

Kalimantan Tengah 2,49 2,26 2,44 2,56

Kalimantan Selatan 3,20 3,90 3,83 4,51

Kalimantan Timur 6,94 5,77 5,21 5,65 Sulawesi Utara 4,72 4,68 4,41 2,88

Gorontalo * 4,26 1,78 2,91

Sulawesi Tengah 2,86 3,13 3,33 3,86

Sulawesi Selatan 5,77 6,94 7,70 8,79

Sulawesi Barat * * * 5,60

Sulawesi Tenggara 2,26 2,49 2,43 2,37 Maluku 3,11 1,91 2,29 2,98

Maluku Utara * 1,62 2,30 1,93

Papua 1,69 1,60 1,53 1,24

Papua Barat * * * 1,74

INDONESIA 4,24 4,81 5,03 5,17

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 158: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 127

Tabel 4.2.6 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Renang menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 0,21 0,30 0,79 0,56

Sumatera Utara 0,73 0,86 1,46 1,16

Sumatera Barat 0,37 1,71 3,22 2,49

Riau 1,16 2,09 2,37 2,74

Kepulauan Riau * * 9,80 5,21

Jambi 0,60 0,59 2,59 2,53

Sumatera Selatan 0,37 0,70 1,66 1,72

Kep. Bangka Belitung * 1,26 1,87 2,62

Bengkulu 0,52 0,26 1,96 1,70

Lampung 0,82 0,89 2,10 2,22 DKI Jakarta 7,55 8,99 14,23 18,73

Jawa Barat 3,49 4,52 6,77 8,72

Banten * 4,67 4,39 6,32

Jawa Tengah 1,11 1,50 2,35 3,31

DI Yogyakarta 1,37 4,57 5,02 8,22

Jawa Timur 0,98 1,29 2,01 2,38 Bali 1,47 1,60 3,14 3,09

Nusa Tenggara Barat 1,00 1,49 2,32 1,75

Nusa Tenggara Timur 0,20 0,78 0,47 0,71 Kalimantan Barat 0,56 0,90 1,57 0,78

Kalimantan Tengah 0,83 0,45 2,96 0,62

Kalimantan Selatan 0,32 0,97 1,68 1,11

Kalimantan Timur 0,88 1,62 2,46 1,55 Sulawesi Utara 3,28 2,59 3,62 2,54

Gorontalo * 2,39 0,44 2,05

Sulawesi Tengah 0,49 0,35 0,92 0,89

Sulawesi Selatan 0,90 1,65 1,95 2,14

Sulawesi Barat * * * 0,93

Sulawesi Tenggara 0,71 0,64 1,66 1,73 Maluku 0,62 0,96 2,29 0,88

Maluku Utara * 0,67 1,54 1,74

Papua 0,32 0,51 0,54 0,69

Papua Barat * * * 0,50

INDONESIA 1,08 1,47 2,34 2,50

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 159: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 128

Tabel 4.2.7 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Tenis (Meja) menurut Provinsi, 2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 3,32 7,74 6,23 5,56

Sumatera Utara 11,40 19,11 13,69 16,35

Sumatera Barat 25,87 49,83 42,84 43,51

Riau 28,39 52,06 53,01 50,75

Kepulauan Riau * * 38,82 34,05

Jambi 32,82 58,20 49,31 47,05

Sumatera Selatan 23,96 49,21 37,83 39,46

Kep. Bangka Belitung * 40,06 28,04 37,21

Bengkulu 22,33 35,25 19,61 26,42

Lampung 24,71 53,10 42,13 39,63 DKI Jakarta 36,23 68,91 65,54 65,54

Jawa Barat 47,83 79,06 71,01 69,72

Banten * 49,97 45,41 49,34

Jawa Tengah 41,20 66,93 56,03 53,37

DI Yogyakarta 69,41 88,13 81,28 78,54

Jawa Timur 32,09 46,90 42,16 36,88 Bali 37,32 62,10 55,78 52,39

Nusa Tenggara Barat 55,19 70,33 61,83 51,48

Nusa Tenggara Timur 4,41 10,04 5,70 10,35 Kalimantan Barat 20,63 42,81 34,51 30,88

Kalimantan Tengah 26,21 51,05 34,94 35,08

Kalimantan Selatan 23,67 37,66 28,53 22,85

Kalimantan Timur 25,13 43,49 35,57 35,07 Sulawesi Utara 45,81 67,64 46,49 46,45

Gorontalo * 63,56 16,44 43,66

Sulawesi Tengah 32,54 48,96 40,39 36,06

Sulawesi Selatan 30,08 55,29 42,94 38,19

Sulawesi Barat * * * 38,99

Sulawesi Tenggara 35,59 57,99 39,23 32,94 Maluku 15,76 20,57 20,96 13,25

Maluku Utara * 28,61 17,29 15,35

Papua 3,37 4,76 4,88 2,11

Papua Barat * * * 3,82

INDONESIA 27,49 44,63 36,95 34,52

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 160: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 129

Tabel 4.2.8 Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan Olahraga Bela Diri menurut Provinsi,

2000-2008

Provinsi 2000 2003 2005 2008

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 1,11 2,23 2,41 2,55

Sumatera Utara 5,98 9,59 7,57 7,09

Sumatera Barat 26,33 41,94 44,95 44,05

Riau 25,44 38,09 32,63 37,03

Kepulauan Riau * * 27,45 26,69

Jambi 16,19 33,39 24,45 26,86

Sumatera Selatan 10,60 19,25 10,87 15,95

Kep. Bangka Belitung * 17,67 13,40 22,09

Bengkulu 7,50 18,23 8,58 11,25

Lampung 23,69 37,50 32,59 36,94 DKI Jakarta 48,68 64,42 62,55 67,04

Jawa Barat 33,70 41,65 37,86 39,24

Banten * 53,14 47,17 48,47

Jawa Tengah 12,61 18,48 16,67 18,17

DI Yogyakarta 24,43 38,58 32,19 28,77

Jawa Timur 26,53 34,93 33,38 35,57 Bali 25,66 39,07 37,95 38,34

Nusa Tenggara Barat 20,34 26,56 21,34 23,44

Nusa Tenggara Timur 2,23 4,98 3,98 5,42 Kalimantan Barat 6,64 15,84 10,26 10,61

Kalimantan Tengah 9,59 19,40 12,36 11,19

Kalimantan Selatan 8,48 14,06 9,19 12,87

Kalimantan Timur 10,02 16,40 16,29 16,30 Sulawesi Utara 5,70 18,06 11,98 10,98

Gorontalo * 10,37 3,33 7,88

Sulawesi Tengah 9,13 15,49 10,85 9,91

Sulawesi Selatan 8,20 16,73 12,11 11,54

Sulawesi Barat * * * 15,49

Sulawesi Tenggara 7,99 16,24 10,33 8,04 Maluku 2,90 7,18 6,76 6,29

Maluku Utara * 11,88 4,61 4,54

Papua 1,48 2,57 2,49 1,63

Papua Barat * * * 2,82

INDONESIA 14,50 21,40 18,24 18,76

Sumber: BPS RI – Statistik Podes 2000–2008 Keterangan : * data tidak tersedia

Page 161: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 130

Tabel 4.3.1 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SD menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009

Provinsi 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 0,52 0,72 0,85 1,04 Sumatera Utara 0,55 0,61 0,78 0,71 Sumatera Barat 0,57 0,71 0,72 1,15 Riau 0,77 0,75 0,70 1,27 Kepulauan Riau 0,65 0,54 0,42 0,34 Jambi 0,57 0,57 0,53 0,74 Sumatera Selatan 0,64 0,56 0,48 0,71 Kep. Bangka Belitung 0,51 0,72 0,78 0,79 Bengkulu 0,66 0,71 0,83 0,92 Lampung 0,66 0,68 0,53 0,60 DKI Jakarta 0,43 0,60 0,51 0,48 Jawa Barat 0,63 0,56 0,60 0,67 Banten 0,59 0,86 0,50 0,91 Jawa Tengah 0,66 0,61 0,69 0,75 DI Yogyakarta 0,69 0,83 0,96 1,42 Jawa Timur 0,61 0,79 0,72 0,99 Bali 0,86 0,91 0,69 0,77 Nusa Tenggara Barat 0,65 0,70 0,82 1,07 Nusa Tenggara Timur 0,38 0,59 0,52 0,55 Kalimantan Barat 0,42 0,39 0,43 0,52 Kalimantan Tengah 0,33 0,38 0,55 0,42 Kalimantan Selatan 0,71 0,68 0,84 0,85 Kalimantan Timur 0,65 0,73 0,60 0,66 Sulawesi Utara 0,44 0,40 0,55 0,56 Gorontalo 0,46 0,42 0,48 0,57 Sulawesi Tengah 1,10 0,76 0,68 0,70 Sulawesi Selatan 0,57 0,56 0,82 0,98 Sulawesi Barat 0,36 0,34 0,55 0,58 Sulawesi Tenggara 0,50 0,44 0,53 0,85 Maluku 0,56 0,49 0,58 0,76 Maluku Utara 0,65 0,38 0,40 0,43 Papua 0,40 0,31 0,33 0,35 Papua Barat 0,27 0,27 0,36 0,38

INDONESIA 0,60 0,62 0,65 0,78

Sumber: Kemdiknas– Statistik Persekolahan, 2005/200 6–2008/2009

Page 162: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 131

Tabel 4.3.2 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SMP menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009

Provinsi 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 1,52 1,82 1,55 1,41

Sumatera Utara 1,29 1,54 1,10 1,15

Sumatera Barat 1,91 2,02 1,64 1,52

Riau 1,20 1,57 1,12 0,91

Kepulauan Riau 1,15 1,33 1,14 1,13

Jambi 1,23 1,49 0,99 0,89

Sumatera Selatan 1,65 2,10 1,21 1,12

Kep. Bangka Belitung 1,34 1,28 1,19 0,91

Bengkulu 0,98 1,13 0,85 1,04

Lampung 1,45 1,85 0,90 0,95 DKI Jakarta 1,56 1,46 1,30 1,32

Jawa Barat 1,63 2,07 1,76 1,49

Banten 1,02 1,80 1,38 1,26

Jawa Tengah 1,71 2,03 1,49 1,54

DI Yogyakarta 1,64 2,10 1,44 1,44

Jawa Timur 0,17 1,89 1,51 1,40 Bali 2,22 2,92 2,16 2,03

Nusa Tenggara Barat 1,39 1,96 1,65 1,51

Nusa Tenggara Timur 0,82 1,32 0,95 0,98 Kalimantan Barat 1,00 1,11 0,84 0,68

Kalimantan Tengah 0,72 0,89 0,62 0,49

Kalimantan Selatan 1,39 1,49 1,12 0,89

Kalimantan Timur 1,27 1,53 1,34 1,07 Sulawesi Utara 1,04 1,04 0,99 0,93

Gorontalo 1,25 1,50 1,32 0,95

Sulawesi Tengah 0,86 1,17 0,97 0,95

Sulawesi Selatan 1,45 1,78 1,47 1,28

Sulawesi Barat 1,04 1,20 0,89 1,26

Sulawesi Tenggara 1,30 1,38 1,45 1,33 Maluku 1,33 1,36 1,35 0,85

Maluku Utara 0,10 0,91 1,28 0,79

Papua 1,21 1,21 0,93 0,71

Papua Barat 0,90 1,20 1,16 0,85

INDONESIA 1,44 1,73 1,33 1,23

Sumber: Kemdiknas– Statistik Persekolahan, 2005/20 06 – 2008/2009

Page 163: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 132

Tabel 4.3.3 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SMU menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009

Provinsi 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 1,33 1,40 1,48 1,40

Sumatera Utara 1,25 1,21 1,30 1,34

Sumatera Barat 1,95 1,90 1,98 2,00

Riau 1,20 1,20 1,47 1,25

Kepulauan Riau 1,40 1,16 1,07 0,98

Jambi 1,20 1,20 1,31 1,40

Sumatera Selatan 1,29 1,38 1,35 1,36

Kep. Bangka Belitung 1,15 1,10 1,20 1,16

Bengkulu 1,24 1,11 1,31 1,37

Lampung 1,29 1,34 1,39 1,42 DKI Jakarta 1,57 1,49 1,57 1,59

Jawa Barat 1,50 1,49 1,54 1,45

Banten 1,35 1,21 1,36 1,23

Jawa Tengah 1,63 1,65 1,67 1,68

DI Yogyakarta 1,66 1,67 1,62 1,72

Jawa Timur 1,62 1,62 1,63 1,62 Bali 1,95 2,02 2,03 2,03

Nusa Tenggara Barat 1,51 1,52 1,56 1,52

Nusa Tenggara Timur 1,00 1,04 1,10 1,12 Kalimantan Barat 0,95 1,06 1,01 0,90

Kalimantan Tengah 1,07 0,93 0,86 0,82

Kalimantan Selatan 1,26 1,31 1,43 1,36

Kalimantan Timur 1,04 1,07 1,07 1,07 Sulawesi Utara 1,19 1,01 1,19 1,10

Gorontalo 1,06 1,24 1,23 1,24

Sulawesi Tengah 0,99 1,01 1,06 1,06

Sulawesi Selatan 1,64 1,39 1,62 1,64

Sulawesi Barat 1,69 1,39 1,53 1,76

Sulawesi Tenggara 1,29 1,16 1,20 1,50 Maluku 1,15 1,16 1,23 1,12

Maluku Utara 1,17 0,90 1,00 0,97

Papua 1,10 1,14 1,12 1,14

Papua Barat 1,28 1,29 1,32 1,29

INDONESIA 1,41 1,39 1,44 1,42

Sumber: Kemdiknas– Statistik Persekolahan, 2005/200 6–2008/2009

Page 164: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 133

Tabel 4.3.4 Rasio Jumlah Guru Olahraga/Penjaskes Terhadap Jumlah Sekolah pada Jenjang Pendidikan SMK menurut Provinsi, 2005/2006-2008/2009

Provinsi 2005/2006 2006/2007 2007/2008 2008/2009

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 1,64 1,41 1,31 1,36

Sumatera Utara 1,95 1,51 1,64 1,52

Sumatera Barat 2,28 1,99 2,01 2,00

Riau 1,97 1,43 1,36 1,19

Kepulauan Riau 1,82 1,42 1,47 1,47

Jambi 1,59 1,49 1,65 1,44

Sumatera Selatan 3,23 2,38 2,41 2,13

Kep. Bangka Belitung 2,33 1,18 1,17 1,19

Bengkulu 1,89 1,17 1,38 1,41

Lampung 2,44 1,91 2,08 1,93 DKI Jakarta 4,66 1,62 1,62 1,72

Jawa Barat 2,27 1,58 1,70 1,49

Banten 2,00 1,45 1,57 1,37

Jawa Tengah 2,34 1,64 1,70 1,60

DI Yogyakarta 2,30 1,76 1,80 1,71

Jawa Timur 2,27 1,60 1,67 1,68 Bali 1,61 2,62 2,52 2,80

Nusa Tenggara Barat 1,60 1,85 1,99 1,64

Nusa Tenggara Timur 1,79 1,00 0,92 0,98 Kalimantan Barat 1,94 1,36 1,35 1,44

Kalimantan Tengah 1,86 1,54 1,72 1,57

Kalimantan Selatan 2,00 1,98 2,07 2,06

Kalimantan Timur 2,16 1,72 1,40 1,31 Sulawesi Utara 1,98 1,39 1,53 1,34

Gorontalo 1,52 0,96 0,92 0,97

Sulawesi Tengah 1,90 1,46 1,58 1,31

Sulawesi Selatan 2,02 1,43 1,55 1,50

Sulawesi Barat 1,39 1,65 1,74 1,65

Sulawesi Tenggara 2,06 1,52 1,67 1,30 Maluku 1,95 1,32 1,40 1,39

Maluku Utara 1,64 1,14 1,41 0,90

Papua 2,47 1,24 1,15 1,11

Papua Barat 2,35 1,84 1,81 1,67

INDONESIA 2,18 1,61 1,67 1,58

Sumber: Kemdiknas– Statistik Persekolahan, 2005/20 06–2008/2009

Page 165: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 134

Tabel 5.1.1 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Provinsi , Jenis Medali, dan Rangking, 2000

Provinsi Jumlah Medali

Rangking Emas Perak Perunggu

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 1 1 13 XXV Sumatera Utara 14 10 19 IX Sumatera Barat 0 4 8 XVI Riau 5 9 15 XVIII Kepulauan Riau - - - - Jambi 19 9 13 VI Sumatera Selatan 8 13 15 XIV Kep. Bangka Belitung - - - - Bengkulu 1 3 5 XXIV Lampung 19 22 26 V DKI Jakarta 115 85 95 I Jawa Barat 83 91 108 III Banten - - - - Jawa Tengah 42 63 67 IV DI Yogyakarta 6 13 26 XVI Jawa Timur 112 109 114 II Bali 10 10 15 XIII Nusa Tenggara Barat 3 6 6 XXII Nusa Tenggara Timur 4 6 9 XX Kalimantan Barat 4 8 8 XIX Kalimantan Tengah 3 11 18 XXI Kalimantan Selatan 11 8 10 XII Kalimantan Timur 14 11 17 VIII Sulawesi Utara 11 15 17 XI Gorontalo - - - - Sulawesi Tengah 2 1 3 XXIII Sulawesi Selatan 12 13 19 X Sulawesi Barat - - - - Sulawesi Tenggara 8 5 13 XV Maluku 6 3 6 XVII Maluku Utara - - - - Papua 18 19 24 VII Papua Barat - - - -

INDONESIA 531 548 689

Sumber: Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

Page 166: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

135

Tabel 5.1.2 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Provinsi , Jenis Medali, dan Rangking, 2004

Provinsi Jumlah Medali

Rangking Emas Perak Perunggu

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 6 2 5 XXII

Sumatera Utara 15 15 26 XII

Sumatera Barat 6 10 25 XXI

Riau 16 14 20 XI

Kepulauan Riau - - - - Jambi 27 28 15 VI

Sumatera Selatan 30 41 40 V

Kep. Bangka Belitung 2 4 6 XXVI

Bengkulu 1 4 6 XXVIII

Lampung 22 21 21 VIII DKI Jakarta 141 111 114 I

Jawa Barat 76 79 94 III

Banten 7 9 31 XX

Jawa Tengah 56 59 64 IV

DI Yogyakarta 10 13 21 XV

Jawa Timur 76 81 111 II Bali 11 12 18 XIV

Nusa Tenggara Barat 5 5 11 XXIII

Nusa Tenggara Timur 8 4 4 XIX Kalimantan Barat 8 8 14 XVIII

Kalimantan Tengah 5 3 15 XXIV

Kalimantan Selatan 10 12 10 XVI

Kalimantan Timur 19 28 33 IX Sulawesi Utara 14 14 13 XIII

Gorontalo 0 0 3 XXX

Sulawesi Tengah 1 5 4 XXVII

Sulawesi Selatan 17 22 19 X

Sulawesi Barat - - - - Sulawesi Tenggara 9 6 9 XVII Maluku 3 2 5 XXV

Maluku Utara 0 0 4 XXIX

Papua 23 13 19 VII

Papua Barat - - - -

INDONESIA 625 625 780

Sumber: Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

Page 167: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 136

Tabel 5.1.3 Jumlah Perolehan Medali PON menurut Pr ovinsi , Jenis Medali, dan Rangking, 2008

Provinsi Jumlah Medali

Rangking Emas Perak Perunggu

(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 4 4 10 XXIII

Sumatera Utara 20 11 29 VII

Sumatera Barat 8 16 38 XVI

Riau 16 14 23 X

Kepulauan Riau 2 5 1 XXVII

Jambi 11 17 28 XV

Sumatera Selatan 12 11 17 XIV

Kep. Bangka Belitung 1 2 4 XXIX

Bengkulu 2 2 5 XXVIII

Lampung 18 12 19 VIII DKI Jakarta 122 118 123 II

Jawa Barat 101 84 132 IV

Banten 5 12 30 XXII

Jawa Tengah 53 81 81 V

DI Yogyakarta 12 16 21 XIII

Jawa Timur 139 114 112 I Bali 16 18 26 IX

Nusa Tenggara Barat 3 3 9 XXV

Nusa Tenggara Timur 3 4 6 XXIV Kalimantan Barat 5 14 11 XXI

Kalimantan Tengah 2 9 9 XXVI

Kalimantan Selatan 7 6 10 XVIII

Kalimantan Timur 117 111 114 III Sulawesi Utara 14 11 16 XII

Gorontalo 0 0 1 XXXII

Sulawesi Tengah 0 3 6 XXXI

Sulawesi Selatan 25 23 28 VI

Sulawesi Barat 0 0 1 XXXIII

Sulawesi Tenggara 8 5 12 XVII Maluku 6 2 16 XX

Maluku Utara 1 1 3 XXX

Papua 15 22 17 XI

Papua Barat 7 1 7 XIX

INDONESIA 755 752 965

Sumber: Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI)

Page 168: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

N

E

W

S

Keterangan :

12,03 – 19,37

19,38 – 23,67

23,68 – 30,26

Peta 1 : Persentase Penduduk Berumur 10 Tahun ke Atas yang Melakukan

Olahraga selama Seminggu yang Lalu m

enurut Provinsi, 2008 1 : 17613280

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 137

Page 169: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

N

E

W

S

Keterangan :

27,67 – 54,31

54,32 – 72,09

72,10 – 93,02

1 : 17613280

Peta 2 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan

Sepak Bola m

enurut Provinsi, 2008

138 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 170: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

N

EW

S

Keterangan :

53,19 – 82,06

82,07 – 89,92

89,93 – 99,08

Peta 3 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan

Bola Voli m

enurut Provinsi, 2008

1 : 17613280

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 139

Page 171: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

N

EW

S

Keterangan :

4,44 – 49,68

49,69 – 71,51

71,52 – 96,25

Peta 4 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Fasilitas Lapangan

Bulu Tangkis m

enurut Provinsi, 2008

1 : 17613280

140 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 172: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

N

E

W

S

Keterangan :

32,44 – 66,24

66,25 – 83,19

83,10 – 96,22

1 : 17613280

Peta 5 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan

Olahraga Sepak Bola m

enurut Provinsi, 2008

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 141

Page 173: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

N

E

W

S

Keterangan :

50,41 – 78,04

78,05 –89,42

89,43 – 98,16

Peta 6 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan

Olahraga Bola Voli m

enurut Provinsi, 2008

1 : 17613280

142 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 174: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

N

EW

S

Keterangan :

4,53 – 45,72

45,73 – 67,74

67,75 – 94,75

Peta 7 : Persentase Desa/Kelurahan yang Memiliki Kelompok Kegiatan

Olahraga Bulu Tangkis m

enurut Provinsi, 2008

1 : 17613280

Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010 143

Page 175: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,

N

EW

S

Keterangan :

Peringkat 1-10

Peringkat 11-20

Peringkat 21-33

Peta 8 : Peringkat Provinsi dalam Perolehan Medali PON XVII, 2008

1 : 17613280

144 Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010

Page 176: Penyajian Data & Informasi Statistik Keolahragaan, 2010kemenpora.go.id/menpora/statistikkeolahragaan2010.pdf · renang hanya dimiliki oleh 2,6 persen desa/kelurahan. Di sisi lain,