pentingnya k3 di perusahaan

12
Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dibanyak perusahaan di Indonesia masih dilihat sebelah mata. Banyak perusahaan yang menganggap masalah K3 adalah masalah ringan yang tidak perlu fokus untuk menerapkan manajemen K3 secara khusus. INDONESIA hingga saat ini masih memiliki tingkat keselamatan kerja yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah sadar betapa penting regulasi dan peraturan tentang K3 ini untuk diterapkan. Kesadaran akan hal ini masih sangat rendah baik itu mulai dari pekerja hingga perusahaan atau pemilik usaha. Regulasi ini sangat penting untuk dilaksanakan dan dipatuhi dalam dunia kerja karena dapat mendatangkan manfaat yang positif untuk meningkatkan produktivitas pekerja dan mampu meningkatkan probality usia kerja karyawan dari suatu perusahaan menjadi lebih panjang. Sejauh ini, kalaupun ada perusahaan yang menerapkan regulasi K3 biasa bukan karena dorongan kesadaran sendiri, tapi lebih dikarenakan adanya tuntutan dari buyers atau para pembeli, terutama ketika perusahaan tersebut melakukan pemasaran ekspor atas hasil barang produksinya ke pasar international seperti ke Eropa dan negara-negara maju lainnya. Selain itu biaya dalam menerapkan regulasi ini juga masih dipersoalkan, baik itu mulai dari biaya pembelian safety accessories peralatan itu sendiri maupun biaya maintenance atau biaya perawatannya. Contoh saja, untuk perusahaan yang mengoperasikan mesin-mesin berat yang mengeluarkan suara bising yang dapat menimbulkan hazard (bahaya) terhadap kerusakan telinga, harus mengeluarkan biaya uang kurang lebih sekitar enam ratus ribu rupiah untuk membeli peralatan penutup telinga untuk per unit-nya. Tentunya bagi perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan sesaat, maka hal ini akan dianggap sebagai biaya tambahan yang lumayan relatif besar yang riskan untuk mengurangi pendapatan perusahaan.

Upload: wisky

Post on 27-Sep-2015

54 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Pentingnya Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Di Perusahaan

Keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dibanyak perusahaan di Indonesia masih dilihat sebelah mata. Banyak perusahaan yang menganggap masalah K3 adalah masalah ringan yang tidak perlu fokus untuk menerapkan manajemen K3 secara khusus.INDONESIA hingga saat ini masih memiliki tingkat keselamatan kerja yang rendah jika dibandingkan dengan negara-negara maju yang telah sadar betapa penting regulasi dan peraturan tentang K3 ini untuk diterapkan. Kesadaran akan hal ini masih sangat rendah baik itu mulai dari pekerja hingga perusahaan atau pemilik usaha.

Regulasi ini sangat penting untuk dilaksanakan dan dipatuhi dalam dunia kerja karena dapat mendatangkan manfaat yang positif untuk meningkatkan produktivitas pekerja dan mampu meningkatkan probality usia kerja karyawan dari suatu perusahaan menjadi lebih panjang.Sejauh ini, kalaupun ada perusahaan yang menerapkan regulasi K3 biasa bukan karena dorongan kesadaran sendiri, tapi lebih dikarenakan adanya tuntutan dari buyers atau para pembeli, terutama ketika perusahaan tersebut melakukan pemasaran ekspor atas hasil barang produksinya ke pasar international seperti ke Eropa dan negara-negara maju lainnya. Selain itu biaya dalam menerapkan regulasi ini juga masih dipersoalkan, baik itu mulai dari biaya pembelian safety accessories peralatan itu sendiri maupun biaya maintenance atau biaya perawatannya.Contoh saja, untuk perusahaan yang mengoperasikan mesin-mesin berat yang mengeluarkan suara bising yang dapat menimbulkan hazard (bahaya) terhadap kerusakan telinga, harus mengeluarkan biaya uang kurang lebih sekitar enam ratus ribu rupiah untuk membeli peralatan penutup telinga untuk per unit-nya. Tentunya bagi perusahaan yang hanya memikirkan keuntungan sesaat, maka hal ini akan dianggap sebagai biaya tambahan yang lumayan relatif besar yang riskan untuk mengurangi pendapatan perusahaan.Di Indonesia sangat jarang mendengar demonstrasi yang menuntut akan perbaikan prosedure tentang K3. Yang sering dengar adalah biasanya para buruh atau karyawan atau pekerja selalu menuntut untuk perbaikan nilai gaji atau salary yang didapatkan. Kondisi ini menunjukan bahwa masyarakat kita cenderung mengabaikan tentang pentingnya regulasi ini. Kita juga sering lihat banyak pekerja secara individual (bukan yang terikat dengan perusahaan) dengan pekerjaan yang memiliki tingkat kecelakaan yang tinggi namun hanya menggunakan peralatan yang sederhana. Hal ini tentunya tidak sebanding dengan probabilitas tingkat resiko kecelakaan yang dihadapi.Pemerintah sebenarnya telah mengeluarkan aturan yang cukup tegas dan cukup jelas tentang regulasi keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diterapkan oleh perusahaan-perusahaan yang beroperasi di tanah air. Namun entah mengapa dalam pelaksanaannya masih carut marut tidak jelas. Sejauh ini, mungkin perusahaan-perusahaan yang telah go-international seperti di bidang migas yang telah menerapakan dengan cukup baik aturan ini, selebihnya susah untuk dilakukan pengontrolan. Apakah penyebabnya? Apakah karena kultur masyarakat kita sudah sedemikian lalai dan tidak terlalu memperdulikan tentang prosedur ini hingga mungkin nyawa pekerja memiliki resiko besar untuk hilang dengan mudah di tempat kerja.Sudah saatnya aturan K3 diterapkan dengan baik untuk meminimalisir kemungkinan-kemungkinan buruk yang tidak dapat diprediksi. Mungkin jika kita menanyakan kepada para pekerja tentang K3, maka sebagian besar pasti menjawab hanya pada tingkat yang abu-abu atau tidak begitu memahami dan menyadari arti pentingnya K3 itu sendiri. K3 adalah salah satu jenis hak pekerja agar dapat bekerja dengan baik dengan tetap mengedepankan keselamatan.

Mengingat begitu pentingnya K3 seharusnya tidak terpinggirkan oleh hal-hal strategis pekerja lainnya seperti nilai gaji yang layak, dan hak-hak lainnya. Yang terpenting adalah pekerja disini adalah objek dan sekaligus sebagai subjek dari regulai K3 itu sendiri, sehingga jika K3 dilaksanakan dengan baik maka pekerja itu sendiri akan menerima effek positifnya dan begitu juga untuk keadaan sebaliknya.Penerapan dengan baik akan regulasi keselamatan dan kesehatan kerja bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi juga tanggung jawab semua elemen yang terlibat di dalamnya seperti pihak perusahaan atau wirausaha, pekerja dan masyrakat secara keseluruhan.Ingat! International labour Organization ( ILO ) memperkirakan di seluruh dunia ada 6000 pekerja kehilangan nyawa setiap hari akibat kecelakaan, luka-luka, dan penyakit akibat resiko kerja. Selain itu setiap tahun 270 juta pekerja menderita luka parah dan 160 juta lainnya mengalami penyakit jangka panjang ataupun pendek terkait dengan pekerjaan mereka. Banyak perusahaan tidak menyediakan alat keselamatan dan pengaman untuk pekerjanya. dan banyak pengusaha juga mengabaikan K3 karena enggan mengeluarkan biaya tambahan. Hukum sudah dengan ketat mengaturnya cuma implementasi di lapangan tidak semudah itu. Sekarang semua harus menyadari bahwa K3 sangat penting artinya untuk diiplementasikan dengan nyata di lapangan demi perusahaan maupun pekerja sendiri.

Pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Last Updated on Monday, 12 September 2011 09:13 Written by Administrator Friday, 09 September 2011 06:17

Ketika berbicara tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja, mungkin tidak banyak masyarakat yang tahu tentang pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja bagi dirinya, dimana manfaatnya sangat besar bagi para pekerja. Terlebih pada saat seseorang harus bekerja dalam waktu yang singkat dengan beban kerja yang banyak. Dalam Undang-Undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan telah mengamanatkan bahwa setiap tempat kerja harus melaksanakan upaya kesehatan kerja agar tidak terjadi gangguan kesehatan pada pekerja, keluarga, masyarakat dan lingkungan sekitarnya.Terkait dengan keselamatan kerja, umumnya bertalian dengan perusahaan atau pabrik seperti mesin, pesawat, alat kerja, bahan & proses pengolahannya, landasan tempat kerja & lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Selain itu keselamatan kerja juga berperan pada orang yang bekerja di rumah sakit, puskesmas, kantor dan sekolah.Melihat realita yang ada kecelakaan sering terjadi ditempat kerja. Baik kecelakaan saat melakukan pekerjaaan maupun akibat akumulasi dari barang-barang yang dikelola. Hal tersebut senantiasa harus dihindarkan atau setidaknya diminimumkan.Kecelakaan itu terjadi karena faktor kelalaian manusia. Kebanyakan pekerja sudah tahu tapi sengaja tidak menggunakan alat pelindung kerja, tidak mematuhi peraturan di tempat kerja dan kurang hati-hati. Misalnya orang yang bekerja di bagian listrik dan kuli bagunan yang pada saat bekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) seperti memakai pakaian kerja untuk melindungi tubuh dan helm untuk melindungi kepala dari hal-hal yang membahayakan. Bahkan fenomena yang kerap sekali terjadi pada pengendara sepeda motor yang enggan menggunakan helm, mereka menggunakan helm hanya untuk menghindari kejaran polisi lalu lintas semata.Faktor alat juga mempengaruhi kesehatan kerja. Jika tidak dapat berfungsi sebagaimana yang diharapkan seperti kurangnya perawatan peralatan kerja, karyawan kurang memiliki kemampuan terhadap perlatan yang digunakan, peralatan yang tidak standar, kurangnya jumlah peralatan kerja sehingga karyawan memanfaatkan peralatan yang ada dan kurang memadai, penyalahngunaan peralatan, peralatan kerja sudah usang, dan sebagainya. Itu juga akan menyebabkan kecelakaan kerja.Maka dari itu perlu diketahui apa sebenarnya tujuan dari kesehatan kerja. Tujuan kesehatan kerja antara lain: Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan hidup & peningkatan produksi & produktivitas nasional, menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja, sumber produksi dipelihara & dipergunakan secara aman & efisien, pencegahan penyakit akibat kerja, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan, peningkatan pelayanan kesehatan bagi tenaga kerja informal dan keluarganya yang belum terjangkau pelayanan kesehatan kerja ( underserverd).Dalam melakukan pekerjaan sering muncul gangguan-gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh keadaan atau kondisi lingkungan kerja seperti kebisingan. kebisingan yang frekuensinya tinggi sangat mengganggu konsentrasi orang yang sedang bekerja, agar konsentrasi tidak terganggu bisa menggunakan Alat Pelindung Telinga (APT). Dan Sarung tangan dapat digunakan untuk melindungi tangan dari melepuh, terpotong, terkilir dan zat kimia. Dari debu juga bisa dihasilkan beragam bahaya, setidaknya terdapat partikel-partikel noda yang terdapat didalamnya yang sangat berbahaya bagi setiap manusia. Banyaknya menggunakan zat tersebut lebih berbahaya tanpa kesadaran pemakainya. Seperti banyak ibu rumah tangga menggunakan karbon serta klorida untuk membersihkan pakaian, belum lagi karbon tetra klorida dalam ruangan tertutup dapat mengakibatkan kematian yang sangat cepat. Gas juga dapat menimbulkan reaksi kimia yang menyebabkan kurang oksigen pada tubuh apabila menghirupnya 20 % udara normal mengandung oksigen. Jika perbandingan ini menurun hingga 15 % semakin lama akan semakin berbahaya dan atmosfer mengandung kurang dari 0 % oksigen dapat menyebabkan sering terjadinya kematian.Kebanyakan kecelakaan biasanya terjadi karena mereka lalai ataupun kondisi kerja yang kurang aman. Keselamatan dapat dilaksanakan sedini mungkin tetapi untuk tingkat efektivitas maksimum pekerja harus dilatih menggunakan peralatan keselamatan.

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA KARYAWAN Diposkan oleh Bryant Varel Purba di 20.16 on Sabtu, 22 Desember 2012 Sejarah K3Pengertian K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja) adalah secara filosofis suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat adil dan makmur. Secara keilmuan adalah merupakan ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Seirama dengan derap langkah pembangunan negara ini kita akan memajukan industri yang maju dan mandiri dalam rangka mewujudkan era industrialisasi. Proses industrialisasi maju ditandai antara lain dengan mekanisme, elektrifikasi dan modernisasi. Dalam keadaan yang demikian maka penggunaan mesin-mesin, pesawat- pesawat, instalasi-instalasi modern serta bahan berbahaya mungkin makin meningkat. (Ridley, 2006, hal 77)Masalah tersebut di atas akan sangat mempengaruhi dan mendorong peningkatan jumlah maupun tingkat keseriusan kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja dan pencemaran lingkungan. Oleh karena itu keselamatan dan kesehatan kerja yang merupakan salah satu bagian dari perlindungan tenaga kerja perlu dikembangkan dan ditingkatkan, mengingat keselamatan dan kesehatan kerja bertujuan agar :-Setiap tenaga kerja dan orang lainnya yang berada di tempat kerja mendapatperlindungan atas keselamatannya.-Setiap sumber produksi dapat dipakai, dipergunakan secara aman dan efisien.Proses produksi berjalan lancar.

Kondisi tersebut di atas dapat dicapai antara lain bila kecelakaan termasuk kebakaran, peledakan dan penyakit akibat kerja dapat dicegah dan ditanggulangi. Oleh karena itu setiap usaha kesehatan dan keselamatan kerja tidak lain adalah usaha pencegahan dan penanggulangan dan kecelakaan di tempat kerja. Pencegahan dan penanggulangan kecelakaan kerja haruslah ditujukan untuk mengenal dan menemukan sebab-sebabnya, bukan gejala-gejalanya untuk kemudian sedapat mungkin menghilangkan atau mengeliminirnya. Untuk itu semua pihak yang terlibat dalam usaha berproduksi khususnya para pengusaha dan tenaga kera diharapkan dapat mengerti dan memahami serta menerapkan kesehatan dan keselamatan kerja (K3) di tempat masing-masing.

Keselamatan dan keamanan kerja mempunyai banyak pengeruh terhadap faktor kecelakaan, karyawan harus mematuhi standart (k3) agar tidak menjadikan hal-hal yang negative bagi diri karyawan. Terjadinya kecelakaan banyak dikarenakan oleh penyakit yang diderita karyawan tanpa sepengetahuan pengawas (k3), seharusnya pengawasan terhadap kondisi fisik di terapkan saat memasuki ruang kerja agar mendeteksi sacera dini kesehatan pekerja saat akan memulai pekerjaanya. Keselamatan dan kesehatan kerja perlu diperhatikan dalam lingkungan kerja, karena kesehatan merupakan keadaan atau situasi sehat seseorang baik jasmani maupun rohani sedangkan keselamatan kerja suatu keadaan dimana para pekerja terjamin keselamatan pada saat bekerja baik itu dalam menggunakan mesin, pesawat, alat kerja, proses pengolahan juga tempat kerja dan lingkungannya juga terjamin. Apabila para pekerja dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani dan didukung oleh sarana dan prasarana yang terjamin keselamatannya maka produktivitas kerja akan dapat ditingkatkan.[3]Masalah kesehatan adalah suatu masalah yang kompleks, yang saling berkaitan dengan masalah-masalah lain di luar kesehatan itu sendiri. Banyak faktor yang mempengaruhi kesehatan, baik kesehatan individu maupun kesehatan masyarakat, antara lain: keturunan, lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Keempat faktor tersebut saling berpengaruh satu sama lainnya, bilamana keempat faktor tersebut secara bersama-sama mempunyai kondisi yang optimal, maka status kesehatan akan tercapai secara optimal. Keselamatan kerja merupakan keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan dan pengolahanya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta melakukan cara-cara melakukan pekerjaan (Sumamur, 1989, hal 12).(Budiono, 2003, hal 171) menerangkan bahwa keselamatan kerja yang mempunyai ruang lingkup yang berhubungan dengan mesin, landasan tempat kerja dan lingkungan kerja, serta cara mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja, memberi perlindungan sumber-sumber produksi sehingga dapat meningkatkan efesiensi dan produktifitas. (Sumamur 1989, hal 13) berpendapat bahwa kesehatan kerja merupakan spesialis ilmu kesehatan beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya baik fisik, mental maupun sosial dengan usahapreventif atau kuratif terhadap penyakit/ gangguan kesehatan yang diakibatkan oleh faktor pekerjaan dan lingkungan serta terhadap penyakit umum.(Budiono, 2003, hal 14) mengemukakan indikator keselamatan dan kesehatan kerja (k3), meliputi :1. Faktor manusia/pribadiFaktor manusia disini meliputi, antara lain kurangnya kemampuan fisik, mental dan psikologi, kurangnya pengetahuan dan keterampilan, dan stress serta motivasi yang tidak cukup2. Faktor kerja/lingkunganMeliputi, tidak cukup kepemimpinan dan pengawasan, rekayasa, pembelian/pengadaan barang, perawatan, standar-standar kerja dan penyalah gunaan.Dari beberapa uraian diatas dapat ditarik kesimpulan mengenai indikator tentang keselamatan dan kesehatan kerja (k3) meliputi: faktor lingkungan dan faktor manusia. (Anoraga, 2005, hal 76) mengemukakan aspek-aspek keselamatan dan kesehatan kerja (k3) meliputi :3. Lingkungan kerjaLingkungan kerja merupakan tempat dimana seseorang atau keryawan dalam beraktifitas bekerja. Lingkungan kerja dalam hal ini menyangkut kondisi kerja, suhu, penerangan, dan situasinya4. Alat kerja dan bahanAlat kerja dan bahan merupakan hal yang pokok dibutuhkan oleh perusahaan untuk memproduksi barang. Dalam memproduksi barang alat-alat kerja sangatlah vital digunakan oleh para pekerja dalammelakukan kegiatan proses produksi dan disamping itu adalah bahan-bahan utama yang akan dijadikan barang.5. Cara melakukan pekerjaanSetiap bagian-bagian produksi memiliki cara melakukan pekerjaan yang berbeda-beda yang dimiliki oleh karyawan. Cara-cara yang biasanya dilakukan oleh karyawan dalam melakukan semua aktifitas pekerjaan.Kecelakaan kerja merupakan hal yang tidak dapat ditolelir lagi kalau tidak adanya kehati-hatian dalam bekerja, pekerja harus mematuhi petunjuk keselamatan kerja, apalagi keryawan yang berhubungan langsung dengan alat produksi itu akan berbahaya terhadap keselamatanya. Tetapi kadang pekerja mengacuhkan prosedur keselamatan kerja yang sudah dibuat oaleh perusahaan, berdalih tidak nyaman dalam bekerja karena menurut andi salah satu karyawan swasta di kawasan industry tanjung mas Semarang, mengatakan bahwa memakain helm saat bekerja membuatnya pusing dan masker juga menghalangi udara yang masuk ke hidung sehingga tidak focus bekerja, perusahaan banyak aturan yang membuat tidak nyaman.Tempat kerja juga menjadikan salah satu yang menyebabkan kecelakaan kerja itu bisa terjadi, letak lokasi kerja, kebersihan lokasi kerja dan kenyamanan menjadikan pekerja merasa aktifitas dalam bekerjanya nyaman sehingga mengurangi resiko kecelakaan terjadi. Bandingkan dengan tempat kerja yang kumuh dan sempit juga akan memberikan risiko kerja yang besar dan bisa berakibat vatal dan menyebabkan kematian. Kebutuhan yang harus dimengerti oleh pemilik usaha agar memberikan tempat yang sesuai dengan standar kerja menjadikan perhatian tersendiri oleh pemilik perusahaan, unsure argonomis juga harus dibuat untuk member keindahan dan kenyamanan dalam bekerja.Kecelakaan kerja merupakan sesuatu yang tidak bisa ditolerir lagi. Menurut data yang disampaikan oleh kementrian tenaga kerja dan transportasi, sepanjang tahun 2009 telah terjadi sebanyak 54.398 kasus kecelakaan kerja di Indonesia. Pada tahun sebelumnya, jumlah kecelakaan sebanyak 20.086 kasus tergolong pelanggaran K3. Belum lagi kecelakaan lalu lintas yang diperkirakan mengakibatkan 30.000 korban jiwa setiap tahunnya, menjadi pembunuh no. 3 di Indonesia setelah penyakit jantung dan stroke. Penjaminan serta perlindungan tenaga kerja sudah menjadi sesuatu yang tidak bisa ditawar-tawar lagi diberikan kepada setiap pekerja yang ada di Indonesia tak terkecuali kepada para pekerja rumahan (home based workers). Selain jumlah pekerja rumah tangga telah mencapai angka 2.593.399 orang, termasuk diantaranya pekerja anak yang berjumlah 688.132 (Survey ILO-IPEC 2003), UU No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan belum secara eksplisit memberikan perlindungan pada kenyataannya- kepada kelompok para pekerja rumahan (www.diknakerstrans.com).[2]Kecelakaan saat kerja sering terjadi akibat kelalaian manusia, melanggar aturan yang sudah diterapkan k3 sebagai standar aturan keselamatan kerja. Pada tahun 2008 silam telah terjadi kecelakaan akibat produksi di pabrik gula di kawasan industry cilacap, korban adalah keryawan yang bekerja di temapat penggilingan bahan gula, akibat kelalaian mematikan mesin giling korban akhirnya masuk dalam mesin giling dan tewas. Hanya karna lupa dengan hal yang sepele akan menjadi vatal karena tidak mematuhi standar (k3). Di kudus juga terjadi kecelekaan kerja pada kontruksi bahan bangunan yang lupa karna tidak membawa peralatan pengaman, akhirnya korban terjun dari lantai 2 saat bekerja. Kecelekaan seperti ini bisa diminimalisir apabila pekerja menaati program kesehatan dan keselamatan kerja yang sudah dirancang (k3) dibagian keselamatan kerja (Koran meteor, edisi sabtu 24 mei 2008, hal 13).Beberapa kasus terjadinya kecelakaan di tempat kerja sudah tidak menjadi rahasia umum lagi. Hal demikian bisa muncul karena adanya keterbatasan fasilitas keamanan kerja, juga karena kelemahan pemahaman faktor-faktor prinsip yang perlu diterapkan perusahaan. Filosofi keselamatan dan kesehatan kerja dalam memandang setiap karyawan memiliki hak atas perlindungan kehidupan kerja yang nyaman belum sepenuhnya dipahami baik oleh pihak manajemen maupun karyawan. Karena itu perlu ditanamkan jiwa bahwa keselamatan dan kesehatan kerja merupakan bentuk kebutuhan karyawan.Selain itu setiap upaya yang terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja hanya akan berhasil jika kedua pihak yaitu perusahaan dan karyawan melakukan kerjasama sinergis dan harmonis. Setiap pelaku harus bertekad dan berdisiplin memperkecil terjadinya kecelakaan kerja. Perusahaan perlu memiliki tujuan memerkecil kejadian kecelakaan kerja sampai nol. Manfaat bagi kepentingan karyawan berupa keselamatan dan kesehatan kerja yang maksimum dan begitu pula bagi perusahaan berupa keuntungan maksimum. Untuk itu maka perusahaan hendaknya:(1) mematuhi peraturan keselamatan dan kesehatan kerja yang dikeluarkan pemerintah secara taat asas,(2) membuat prosedur dan manual tentang bagaimana mengatasi keselamatan kerja,(3) memberikan pelatihan dan sosialisasi keselamatan kerja pada karyawan,(4) menyediakan fasilitas keselamatan kerja yang optimum,(5) bertanggung jawab atas keselamatan kerja para karyawan,Setiap perusahaan sewajarnya memiliki strategi memperkecil dan bahkan menghilangkan kejadian kecelakaan kerja di kalangan karyawan sesuai dengan kondisi perusahaan. Strategi pokok yang perlu diterapkan perusahaan meliputi :a. Pihak manajemen perlu menetapkan bentuk perlindungan bagi karyawan dalam menghadapi kejadian kecelakaan kerja. Misalnya karena alasan finansial, kesadaran karyawan tentang keselamatan kerja dan tanggung jawab perusahaan dan karyawan maka perusahaan bisa jadi memiliki tingkat perlindungan yang minimum bahkan maksimum.b. Pihak manajemen dapat menentukan apakah peraturan tentang keselamatan kerja bersifat formal ataukah informal. Secara formal dimaksudkan setiap aturan dinyatakan secara tertulis, dilaksanakan dan dikontrol sesuai dengan aturan. Sementara secara informal dinyatakan tidak tertulis atau konvensi dan dilakukan melalui pelatihan dan kesepakatan-kesepakatan.Pihak manajemen perlu proaktif dan reaktif dalam pengembangan prosedur dan rencana tentang keselamatan dan kesehatan kerja karyawan. Proaktif berarti pihak manajemen perlu memperbaiki terus menerus prosedur dan rencana sesuai kebutuhan perusahaan dan karyawan. Sementara arti reaktif, pihak manajemen perlu segera mengatasi masalah keselamatan dan kesehatan kerja setelah suatu kejadian timbul. Pihak manajemen dapat menggunakan tingkat derajad keselamatan dan kesehatan kerja yang rendah sebagai faktor promosi perusahaan ke khalayak luas. Artinya perusahaan dinilai sangat peduli dengan keselamatan dan kesehatan kerja.

Sumber :Ilham Rudy Saputro, PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3) PADA KARYAWAN DILIHAT DARI SISI PSIKOLOGIShttp://zulfiandri.blog.esaunggul.ac.id/2012/06/02/kesehatan-dan-keselamatan-kerja-karyawan/