penting mana world class university atau internasionalisai atau akreditasi internasioal

4
Penting Mana Peringkat Dunia dibandingkan Akreditasi Internasional Oleh: Yudhi Firmansyah Mahasiswa Manajemen Pendidikan Tinggi Institut Pertanian Bogor Persaingan antar satu dengan negara lain akan semakin terbuka dan semakin ketat sejak disepakati kerjasama perdaganga bebas baik dalam lingkup regional maupun global. Salah satu contoh kesapakatan yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadikan batas-batas negara tidak lagi menjadi faktor penghambat terhadap arus perpindahan manusia dan barang atau jasa. Walaupun sejatinya kesepakatan ini memberi peluang terhadap peningkatan stabilitas perekonomian dan daya saing serta peningkatan kesejahteraan di kawasan ASEAN tetapi ini bisa menjadi berdampak buruk bagi negara yang tidak siap menghadapi keterbukaan ini. Perpindahan manusia atau tenaga kerja dari satu negara ke negara lain menjadi bebas keluar masuk bekerja dalam kawasan ASEAN karena pasar kerja tidak lagi mempertimbangkan kewarganegaraan tenaga kerja tersebut dan yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki kompetensi unggul. Tenaga kerja yang unggul ini akan berkontribusi bagus terhadap daya saing suatu perusahaan/industri. Samsung salah satu contoh industri yang sangat pesat kemajuannya dalam pengembangan produk teknologi tinggi yang tenaga kerjanya tidak hanya berasal dari negara Korea Selatan saja tetapi tenaga kerja unggul yang berasal dari berbagai belahan negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa tenaga kerja yang unggul merupakan hasil dari proses pendidikan yang berkualitas dari suatu negara khususnya pada kualitas pendidikan tinggi. Kualitas pendidikan tinggi menunjukkan kebersaingan suatu negara terhadap negara lain. Indoesia juga memandang bahwa salah satu poin dari tujuan pendidikan tinggi menentukan daya saing negara sesuai yang

Upload: yudhi

Post on 14-Feb-2016

218 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Tugas

TRANSCRIPT

Page 1: Penting Mana World Class University Atau Internasionalisai Atau Akreditasi Internasioal

Penting Mana Peringkat Dunia dibandingkan Akreditasi InternasionalOleh:

Yudhi FirmansyahMahasiswa Manajemen Pendidikan Tinggi Institut Pertanian Bogor

Persaingan antar satu dengan negara lain akan semakin terbuka dan semakin ketat sejak disepakati kerjasama perdaganga bebas baik dalam lingkup regional maupun global. Salah satu contoh kesapakatan yaitu Masyarakat Ekonomi ASEAN menjadikan batas-batas negara tidak lagi menjadi faktor penghambat terhadap arus perpindahan manusia dan barang atau jasa. Walaupun sejatinya kesepakatan ini memberi peluang terhadap peningkatan stabilitas perekonomian dan daya saing serta peningkatan kesejahteraan di kawasan ASEAN tetapi ini bisa menjadi berdampak buruk bagi negara yang tidak siap menghadapi keterbukaan ini. Perpindahan manusia atau tenaga kerja dari satu negara ke negara lain menjadi bebas keluar masuk bekerja dalam kawasan ASEAN karena pasar kerja tidak lagi mempertimbangkan kewarganegaraan tenaga kerja tersebut dan yang dibutuhkan adalah tenaga kerja yang memiliki kompetensi unggul. Tenaga kerja yang unggul ini akan berkontribusi bagus terhadap daya saing suatu perusahaan/industri. Samsung salah satu contoh industri yang sangat pesat kemajuannya dalam pengembangan produk teknologi tinggi yang tenaga kerjanya tidak hanya berasal dari negara Korea Selatan saja tetapi tenaga kerja unggul yang berasal dari berbagai belahan negara. Tidak dapat dipungkiri bahwa tenaga kerja yang unggul merupakan hasil dari proses pendidikan yang berkualitas dari suatu negara khususnya pada kualitas pendidikan tinggi. Kualitas pendidikan tinggi menunjukkan kebersaingan suatu negara terhadap negara lain. Indoesia juga memandang bahwa salah satu poin dari tujuan pendidikan tinggi menentukan daya saing negara sesuai yang amanat pasal 5 Undang-Undang No. 12 Tahun 2012 Tentang Pendidikan Tinggi.

Sebagaimana diketahui berbagai lembaga/organisasi dunia mempublikasikan peringkat negara-negara di dunia dari dilihat berbagai aspek. Masing-masing lembaga/organisasi tersebut menggunakan indikator/kriteria yang berbeda-beda dalam menetapkan peringkat tersebut. World Economic Forum merupakan salah satu lembaga independen yang secara rutin setiap merilis Global Competitive Index (Indeks daya saing) dengan menggunakan 12 pilar. Salah satu pilar tersebut adalah Pendidikan Tinggi dan Pelatihan. Berdasarkan pilar ini, WEF menempatkan Singapura baik dalam kawasan regional maupun global berada pada posisi dunia. Negara ASEAN lain yaitu Malaysia dan Thailand posisinya berada diatas Indonesia.

Sejalan peringkat WEF, United Nations Development Program juga menempatkan Indonesia berada jauh dibandingkan Singapura, Malaysia dan Thailand dalam hal Human Development Index. Sesama negara ASEAN, Singapura dalam hal HDI termasuk dalam kriteria sangat tinggi, Malaysia dan Thailanda dalam kriteria tinggi sedangkan Indonesia masuk dalam kriteria menengah dalam hal HDI. Dilihat dari kedua laporan tersebut dapat disimpulkan bahwa daya saing suatu

Page 2: Penting Mana World Class University Atau Internasionalisai Atau Akreditasi Internasioal

negara berbanding lurus dengan HDI. Kesimpulan tersebut didasarkan atas kualitas pendidikan tinggi pada masing-masing negara masuk dalam peringkat 500 dunia . Peringkat ini menjadi ukuran suatu negara terhadap keberhasilan akan kualitas pendidikan tingginya di kancah global. Termasuk Indonesia yang memasukkan dalam rencana strategis Kementerian Riset Teknologi Pendidikan Tinggi yang menargetkan sampai tahun 2019 lima perguruan tinggi masuk 500 dunia. Tetapi yang menjadi pertanyaan adalah 500 dunia menurut versi lembaga pemeringkat yang mana. Karena saat ini banyak sekali lembaga pemeringkat tersebut yang setiap tahunnya mempublikasikan peringkat dunai dengan menggunakan berbagai indikator yang berbeda dan walaupun ada indikator yang digunakan sama tetapi porsi nilainya berbeda pada masing-masing lembaga pemeringkat tersebut. Apakah peringkat dunia ini menjadi ukuran sebagai World Class University?Apakah dengan mendapatkan label sebagai perguruan tinggi 500 dunia akan memudahkan para lulusan dari perguruan tersebut untuk memenangkan ketatnya persaingan global?

Tidak jelasnya lembaga pemeringkat apa yang menjadi acuan tersebut akan menyebabkan pendidikan tinggi Indonesia menjadi bulan-bulanan terhadap hasil pemeringkatn tersebut karena lembaga pemeringkat menggunakan indikator yang tidak mungkin sama sekali dimiliki oleh perguruan tinggi di Indonesia jumlah alumni dan dosen/staf mendapatkan penghargaan Nobel.

Yang menjadi pertanyaan kenapa Indonesia harus ikut “terlibat” dalam permainan dari lembaga pemeringkat dalam menilai perguruan tinggi kita dan walaupun itu bisa kita hanya mungkin bisa memasukkan lima perguruan tinggi saja yaitu Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gajah Mada, Insitut Pertanian Bogor/Universitas Airlangga/Institut Teknologi Surabaya/Universitas Sebelas Maret/Universitas Brawijaya/Universitas Diponegoro/Universitas Hasanuddin. Padahal kalau dilihat dari bentuk perguruan tinggi yang masuk dunia tersebut adalah perguruan tinggi negeri yang berstatus badan hukum (PTNBH). Agar masuk dalam 500 dunia tersebut pemerintah mengalokasikan tambahan dana miliaran rupiah agar kelima perguruan tinggi tersebut dapat mempercepat atau meningkatkan capaian indikator-indikator yang digunakan oleh lembaga pemeringkat. Kenapa pemerintah hanya mendukung lima PTNBH saja untuk masuk 500 dunia dan kenapa tidak semua PTNBH yang diberikan tambahan dana? Atau Cuma lima PTNBH ini saja baru bisa bersaing?

Terlepas dari kenapa lima PTNBH yang ditargetkan masuk 500 ada hal yang lebih penting menurut saya yaitu kenapa kita tidak memperkuat kualitas pendidikan tinggi melalui akreditasi internasional terhadap program studi pada perguruan tinggi Indonesia sebagai bentuk pengakuan terhadap penguasaan dan kesetaraan keilmuan dengan perguruan tinggi lain karena hal ini lebih fair buat pendidikan kita di dunia luar dan juga lebih fair terhadap dunia pendidikan tinggi di Indonesia.

Kenapa begitu? Lulusan dari suatu program studi akan dapat bersaing ketika program studi dimana mereka lulus telah mendapatkan pengakuan dari suatu lembaga akreditasi internasional yang lebih kompeten dan kredibel dibandingkan daripada hanya label sebagai perguruan tinggi 500 terbaik dunia. Sertifikat kompetensi yang merupakan pendamping ijazah dari perguruan tinggi adalah bukti

Page 3: Penting Mana World Class University Atau Internasionalisai Atau Akreditasi Internasioal

kompetensi yang dimiliki dan telah diakui dimanapun karena program studinya telah terakreditasi secara internasional. Sebagaimana yang diatur dalam pasal 44 UU No. 12 Tahun 2012 tentang sertifikat kompetensi bagi lulusan perguruan tinggi.

Kalau hanya mendorong lima perguruan tinggi ini untuk masuk 500 dunia, berarti hanya lima lulusan perguruan tinggi ini saja yang bisa bersaing secara global itupun kalaupun peringkat dunia tersebut menjadi rujukan dalam pasar kerja yang semakin ketat ini. Bagaimana nasib dengan lulusan perguruan tinggi yang tidak masuk peringkat dunia? Jadi menurut hemat saya dan ini menjadi lebih fair adalah dengan mendorong progarm studi yang ada di perguruan tinggi untuk mendapatkan akreditasi internasional. Mungkin kemampuan keuangan pemerintah belum bisa mendorong semua program studi untuk dapat terakreditasi internasional tetapi dapat mendorong semua program studi yang terakreditasi A oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi terlebih dahulu. Hal ini menjadi lebih fair bagi semua perguruan tinggi dari seluruh Indonesia daripada hanya lima PTNBH dan peluang lulusan perguruan tinggi Indonesia untuk bersaing lebih luas di dunia internasional. Apapun status perguruan tinggi tersebut kalau punya program studi A maka sudah layak untuk memiliki akreditasi internasional.