penjadwalan (jenis sequencing)anita_sugianto.staff.gunadarma.ac.id/downloads/files...sequencing...

20
Penjadwalan (Jenis Sequencing) Anita 05072020

Upload: others

Post on 03-Feb-2021

22 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • Penjadwalan(Jenis Sequencing)

    Anita

    05072020

  • Sequencing (Pengurutan Pekerjaan)

    • Menentukan urutan pekerjaan yang harus dilakukan pada setiappusat kerja

    • Sebagai contoh, anggap terdapat 10 pasien yang pada sebuahklinik medis untuk mendapatkan perawatan

    • Dalam urutan seperti apakah mereka seharusnya diperlakukan?

    • Haruskah pasien yang pertama dilayani dilayani adalah yang datang pertama kali ataukah pasien yang memerlukanperawatan darurat?

    • Metode pengurutan memberikan informasi terinci seperti inidikenal sebagai aturan prioritas untuk membagikan pekerjaanpusat kerja

  • Aturan Prioritas

    • Memberikan panduan untuk mengurutkan pekerjaan yang harus dilakukan

    • Aturan ini terutama diterapkan untuk fasilitas terfokus prosesseperti klinik, percetakan, bengkel job shop

    • Beberapa aturan prioritas yang paling terkenal akan dibahas

    • Aturan prioritas mencoba untuk meminimasi waktupenyelesaian, jumlah pekerjaan dalam sistem, keterlambatanpekerjaan dan memaksimasi utilisasi fasilitas

  • Aturan Prioritas

    1. First Come, First Served (FCFS)

    2. Shortest Processing Time (SPT)

    3. Longest Processing Time (LPT)

    4. Earliest Due Date (EDD)

    5. Critical Ratio (CR-Ratio Kritis)

  • Aturan Prioritas

    1. First Come, First Served (FCFS)(Yang pertama datang, yang pertama dilayai)Pekerjaan pertama yang datang di sebuah pusat kerja diproses terlebih dahulu

    2. Shortest Processing Time (SPT)(Waktu pemrosesan terpendek)Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan terpendek diselesaikan terlebihdahulu

    3. Longest Processing Time (LPT)(Waktu pemrosesan terpanjang)Pekerjaan yang memiliki waktu pemrosesan lebih Panjang diselesaikan terlebihdahulu

    4. Earliest Due Date (EDD)(Batas waktu paling awal)Pekerjaan dengan batas waktu yang paling awal dikerjakan terlebih dahulu

  • Kriteria Penjadwalan

    1. Minimasi waktu penyelesaianKriteria ini dievaluasi dengan menentukan waktu penyelesaian rata-rata untuksetiap pekerjaan

    2. Maksimasi utilisasiKriteria ini dievaluasi dengan menghitung presentase waktu digunaknnyafasiltias

    3. Minimasi persediaan barang setengah jadi (work in process/wip)Kriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah pekerjaan rata-rata dalamsystem tersebut. Lebih sedikit pekerjaan dalam system, maka lebih rendahpersediaan

    4. Minimasi waktu tunggu pelangganKriteria ini dievaluasi dengan menentukan jumlah keterlambatan rata-rata

  • Evaluasi

    • Contoh dibawah membandingkan keempat aturan di atasLima pekerjaan yang berkaitan dengan tugas arsitektur menungguuntu ditugaskan pada Ajax, Tarneyand & Banes Architects. Waktu pengerjaan (pemrosesan) mereka dan batas waktunya diberikan dalamtable berikut. Urutan pengerjaan sesuai dengan aturan FCFS, SPT, LPT, EDD akan diterapkan pekerjaan ditandai dengan huruf sesuai denganurutan kedatangannya.

  • Penyelesaian

    1. Urutan FCFS diperlihatkan dalam table berikut, yaitu A-B-C-D-E.Aliran waktu dalam system untuk urutan ini menghitung waktu yang dihabiskan oleh setiap pekerjaan untuk menunggu ditambah denganwaktu pekerjaannya.

  • • Aturan FCFS menghasilkan ukuran efektivitas sebagaiberikut:

    a. Waktu penyelesaian rata-rata= jumlah aliran waktu total / jumlah pekerjaan= 77 hari / 5 = 15,4 hari

    b. Utilisasi= jumlah waktu proses total / jumlah aliran waktu total= 28 / 77 = 36,40 %

    c. Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem= jumlah aliran waktu total / waktu proses pekerjaan total= 77 hari / 28 hari = 2,75 pekerjaan

    d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata= jumlah hari keterlambatan / jumlah pekerjaan= 11 / 5 = 2,2 hari

  • 2. Aturan SPT yang diperlihatkan dalam tabel berikut, menghasilkan urutan B-D-A-C-E.Urutan dibuat berdasarkan waktu pemrosesan, dengan prioritastertinggi diberikan kepada pekerjaan yang lebih pendek

  • • Aturan SPT menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut:a. Waktu penyelesaian rata-rata

    = jumlah aliran waktu total / jumlah pekerjaan= 65 hari / 5 = 13 hari

    b. Utilisasi= jumlah waktu proses total / jumlah aliran waktu total= 28 / 65 = 43,10 %

    c. Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem= jumlah aliran waktu total / waktu proses pekerjaan total= 65 hari / 28 hari = 2,32 pekerjaan

    d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata= jumlah hari keterlambatan / jumlah pekerjaan= 9 / 5 = 1,8 hari

  • 3. Urutan LPT yang diperlihatkan dalam table berikut, menghasilkan urutan E-C-A-D-B.Urutan dibuat berdasarkan waktu pemrosesan, dengan prioritastertinggi diberikan kepada pekerjaan yang paling Panjang.

  • • Aturan LPT menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut:a. Waktu penyelesaian rata-rata

    = jumlah aliran waktu total / jumlah pekerjaan= 103 hari / 5 = 20,6 hari

    b. Utilisasi= jumlah waktu proses total / jumlah aliran waktu total= 28 / 103 = 27,20 %

    c. Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem= jumlah aliran waktu total / waktu proses pekerjaan total= 103 hari / 28 hari = 3,68 pekerjaan

    d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata= jumlah hari keterlambatan / jumlah pekerjaan= 48 / 5 = 9,6 hari

  • 4. Aturan EDD yang diperlihatkan dalam table berikut, menghasilkan urutan B-A-D-C-EUrutan dibuat berdasarkan waktu pemrosesan, dengan prioritastertinggi diberikan kepada pekerjaan dengan batas waktu paling

  • • Aturan EDD menghasilkan ukuran efektivitas sebagai berikut:a. Waktu penyelesaian rata-rata

    = jumlah aliran waktu total / jumlah pekerjaan= 68 hari / 5 = 13,6 hari

    b. Utilisasi= jumlah waktu proses total / jumlah aliran waktu total= 28 / 68 = 41,20 %

    c. Jumlah pekerjaan rata-rata dalam sistem= jumlah aliran waktu total / waktu proses pekerjaan total= 68 hari / 28 hari = 2,43 pekerjaan

    d. Keterlambatan pekerjaan rata-rata= jumlah hari keterlambatan / jumlah pekerjaan= 6 / 5 = 1,2 hari

  • Rangkuman Hasil

    • Hasil dari keempat aturan ini diringkas dalam table berikut:

  • Rangkuman Evaluasi

    • LPT merupakan urutan yang paling tidak efektif. SPT unggul dalam tigapengukuran, sementara EDD kalah dalam keterlambatan rata-rata. Hal ini merupakan kenyataan yang sesungguhnya dalam dunia nyata. Tidakada satu aturan pengurutan pun yang selalu unggul dalam semuakriteria. Pengalaman menunjukkan hal berikut:

    1. SPT biasanya merupakan Teknik terbaik untuk meminimasi aliran pekerjaan dan meminimasi jumlah pekerjaan rata-rata dalam system. Kelemahannya adalahpekerjaa yang memiliki waktu pemrosesan Panjang dapat secara terus menerustidak dikerjakan.

    2. FCFS tidak menghasilkan kinerja yang baik pada hampir semua kriteria. Bagaimanapun, FCFS memiliki kelebihan karena terlihat adil oleh pelanggan. Suatu hal yang sangat penting dalam system jasa.

    3. EDD meminimasi keterlambatan maksimal, yang mungkin perlu untukpekerjaan yang memiliki penalty setelah tanggal tertentu. EDD bekerja baikKetika keterlambatan menjadi sebuah isu.

  • Rasio Kritis (Critical Ratio – CR)

    • Merupakan angka indek yang dihitung dengan membagi waktuyang tersisa hingga batas waktu pekerjaan, dengan waktupekerjaan tersisa. CR cenderung memiliki kinerja yang lebihbaik daripada FCFS, SPT, LPT atau EDD pada kriteriaketerlambatan pekerjaan rata-rata.

    • Rasio kritis memberikan prioritas pada pekerjaan yang harusdilakukan agar tetap menepati jadwal.

    • Bila: CR < 1, berati pekerjaan terlambat dari jadwal

    CR = 1, berate pekerjaan sesuai dengan jadwal

    CR > 1, berarti pekerjaan mendahului jadwal

  • • Rumus Rasio Kritis adalah:CR = Waktu yang tersisa / hari kerja yang tersisa

    = Batas waktu – tanggal sekarang / waktu pekerjaan yang tersisa

    Contoh:

    Hari ini adalah hari ke-25 pada jadwal produksi Zyco Medical Testing Laboratories. Tiga pekerjaan berada dalam urutan sebagai berikut: