peningkatanhasilbelajaripa …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9231/1/skripsi... · 2020. 10....

227
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA BROSUR KREATIF, AKTIF, INOVATIF (KAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2019/2020 HALAMAN SAMPUL LUAR SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: DIANA DWI ASTUTI NIM. 23060160079 PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 27-Jan-2021

2 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPAMATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA

    MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATIONDENGAN MEDIA BROSUR KREATIF, AKTIF, INOVATIF

    (KAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SALATIGATAHUN PELAJARAN 2019/2020

    HALAMAN SAMPUL LUAR

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    DIANA DWI ASTUTINIM. 23060160079

    PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • ii

    LOGO IAIN

  • iii

    PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPAMATERI SISTEM EKSKRESI MANUSIA

    MENGGUNAKAN MODEL GROUP INVESTIGATIONDENGAN MEDIA BROSUR KREATIF, AKTIF, INOVATIF

    (KAI) PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SALATIGATAHUN PELAJARAN 2019/2020HALAMAN SAMPUL DALAM

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar

    Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    DIANA DWI ASTUTINIM. 23060160079

    PROGRAM STUDI TADRIS ILMU PENGETAHUAN ALAMFAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

    2020

  • iv

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

  • v

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN

  • vi

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

  • vii

    MOTTO

    “Semangatlah dalam hal yang bermanfaat untukmu,

    minta tolonglah pada Allah, dan jangan malas (patah semangat).”

    (HR. Muslim no. 2664)

    “Selesaikan apapun yang sudah dimulai,

    mau mudah ataupun susah menunda bukan sebuah solusi.”

    (Diana Dwi Astuti)

  • viii

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat hidayah serta

    karunia-Nya,

    Skripsi ini penulis persembahkan untuk:

    1. Kedua orang tua saya Bapak Haryanto dan Ibu Pariyati, yang telah

    memberikan dukungan moril maupun materi serta doa yang tiada

    henti-hentinya kepada saya agar sukses meraih cita-cita yang bermanfaat

    untuk semua orang kelak.

    2. Kakak dan adik saya, Agus Adi Rahmat dan Lilis Tri Handayani yang selalu

    senantiasa memberikan doa dan motivasi saya untuk menjadi lebih baik dan

    berusaha lagi tiada henti.

    3. Seluruh keluarga besar penulis.

    4. Sahabat dan teman dekat saya yang selalu memberikan motivasi kepada saya

    dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

    5. Keluarga besar Tadris IPA FTIK IAIN Salatiga khususnya angkatan 2016.

    6. Seluruh teman-teman seperjuangan dari PPL SMP Negeri 6 Salatiga sampai

    dengan KKN di Desa Plutungan, Sawangan.

    7. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmunya

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Assalamu’alaikum wr.wb.

    Alhamdulillahirobbil’alaim, segala puji Allah SWT, yang telah melimpahkan

    rahmat, nikmat, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

    ini sebagai syarat guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada Program Studi

    Tadris Ilmu Pengetahuan Alam (T.IPA) Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    (FTIK) IAIN Salatiga. Shalawat serta salam tetap tercurahkan kepada Nabi

    Muhammad SAW, yang menjadi suri tauladan bagi kita semua dan yang telah

    membimbing kita dari zaman kegelapan menuju zaman yang terang benarang

    yang kita nantikan syafaatnya kelak di hari akhir.

    Setelah melalui berbagai proses yang harus ditempuh, akhirnya penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi

    Sistem Ekskresi Manusia Menggunakan Model Group Investigation dengan

    Media Brosur Kreatif Aktif Inovatif (KAI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6

    Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020” dengan lancar. Untuk itu, penulis

    mengucapkan alhamdulillah sebagai ungkapan rasa syukur atas segala nikmat

    Allah SWT yang telah diberikan.

    Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari tidak akan terlaksana tanpa

    bantuan dan arahan dari berbagai pihak. Maka dalam kemampuan ini penulis

    mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang

    membantu dalam penulisan skripsi ini, khususnya kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. selaku rektor IAIN Salatiga.

  • x

    2. Bapak Prof. Dr. Mansur, M.Ag. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

    Keguruan IAIN Salatiga.

    3. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Tadris IPA

    pada periode 2015-2019.

    4. Ibu Dr. Eni Titikusumawati, M.Pd. selaku Ketua Prograam Studi Tadris IPA

    pada periode 2019-2023.

    5. Ibu Dr. Peni Susapti, M.Si. selaku dosen pembimbing skripsi ini yang dengan

    sabar memberikan saran, kritik, arahan, serta membimbing saya sehingga

    dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.

    6. Bapak Muhammad Mas’ud, M.Pd. selaku dosen pembimbing akademik.

    7. Seluruh Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu kepada saya.

    8. Ibu Dra. Anna Maria Andharini, M.Pd. selaku Kepala SMP Negeri 6 Salatiga

    yang telah memberikan izin kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian

    ini sampai selesai.

    9. Ibu Dewi Ria Retnani A.S. S.Pd.Fis. selaku guru IPA yang telah memberikan

    izin untuk objek penelitian di dalam kelasnya dan membantu saya

    melaksanakan penelitian.

    10. Seluruh siswa kelas VIII, khususnya kelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga

    Tahun Pelajaran 2019-2020 yang telah ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan

    penelitian ini sampai akhir.

    11. Seluruh pihak yang telah membantu peneliti menyelesaikan penelitian ini

    baik langsung maupun tidak langsung.

  • xi

    Atas bantuan dari mereka, penulis berdo’a semoga segala amal ibadah mereka

    mendapatkan balasan yang baik dari Allah SWT.

    Penulis juga menyadari bahwa dalam melakukan penelitian maupun

    penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

    Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari berbagai

    pihak untuk bisa lebih baik dalam menulis sebuah karya ilmiah. Penulis berharap

    semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis, dan juga pendidik pada umumnya.

    Wassalamu’alaikum wr.wb.

    Salatiga, 17 Juni 2020

    Yang Menyatakan

    Diana Dwi Astuti

    NIM. 23060160079

  • xii

    ABSTRAK

    Astuti, Diana Dwi. 2020. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Sistem EkskresiManusia Menggunakan Model Group Investigation dengan Media BrosurKreatif Aktif Inovatif (KAI) pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 SalatigaTahun Pelajaran 2019/2020. Skripsi. Program Studi Tadris IlmuPengetahuan Alam Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut AgamaIslam Negeri Salatiga Pembimbing: Dr. Peni Susapti, M.Pd.

    Kata Kunci: Group Investigation, Media Brosur KAI, Hasil Belajar

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPAmateri sistem ekskresi manusia menggunakan model group investigation denganmedia brosur Kreatif Aktif Inovatif (KAI) pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6Salatiga tahun pelajaran 2019/2020. Hasil belajar yang rendah menjadi salah satualasan dilaksanakannya penelitian ini.

    Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang manadigunakan untuk memperbaiki praktek pembelajaran di kelas. Langkah-langkahPTK yaitu sebagai berikut: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksiyang dilakukan dalam dua siklus. Adapun subjek dari penelitian adalah siswakelas VIII C SMP Negeri 6 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020 yang berjumlah32 siswa dengan rincian 16 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan model GroupInvestigation dengan media brosur Kreatif Aktif Inovatif (KAI) mampumeningkatkan antusias siswa dalam proses pembelajaran, dimana keaktifan siswamulai meningkat selama proses pembelajaran baik dalam menjawabpertanyaan-pertanyaan, mengerjakan tugas, melaksanakan diskusi kelompok danpresentasi di depan kelas serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIISMP Negeri 6 Salatiga materi sistem ekskresi manusia. Peningkatan hasil belajarini dapat diketahui melalui hasil evaluasi pembelajaran di akhir proses belajar.Pada siklus I siswa tuntas sebanyak 4 siswa atau 12,5% dengan nilai rata-ratakelas 60,31 dan siklus II siswa yang tuntas sebanyak 29 siswa atau 90,62%dengan nilai rata-rata kelas 85,16. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklusII sebesar 24,85 dengan persentase ketuntasan 78,12%.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL LUAR............................................................................... i

    LOGO IAIN............................................................................................................ii

    HALAMAN SAMPUL DALAM......................................................................... iii

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................. iv

    HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN......................................................v

    HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.....................................vii

    HALAMANMOTTO.......................................................................................... vii

    HALAMAN PERSEMBAHAN......................................................................... viii

    KATA PENGANTAR...........................................................................................ix

    ABSTRAK............................................................................................................ xii

    DAFTAR ISI....................................................................................................... xiii

    DAFTAR TABEL............................................................................................... xvi

    DAFTAR GAMBAR........................................................................................ xviii

    DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................xixx

    BAB I : PENDAHULUAN.................................................................................... 1

    A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah.........................................................................................6

    C. Tujuan Penelitian.......................................................................................... 6

    D. Manfaat Penelitian........................................................................................7

    E. Definisi Operasional..................................................................................... 8

    F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan........................................... 9

    G. Metode Penelitian.......................................................................................11

  • xiv

    H. Sistematika Penulisan.................................................................................24

    BAB II : LANDASAN TEORI............................................................................26

    A. Kajian Teori................................................................................................26

    1. Hasil Belajar......................................................................................... 26

    2. IPA Materi Sistem Ekskresi Manusia...................................................32

    3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation................. 41

    4. Media Brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)........................................ 45

    B. Kajian Pustaka............................................................................................ 52

    BAB III : PELAKSANAAN PENELITIAN...................................................... 57

    A. Gambaran Umum SMP Negeri 6 Salatiga..................................................57

    1. Identitas Sekolah...................................................................................57

    2. Visi dan Misi.........................................................................................58

    3. Struktur Organisasi............................................................................... 59

    4. Keadaan Guru....................................................................................... 61

    5. Keadaan Siswa......................................................................................62

    6. Karakteristik Siswa...............................................................................63

    7. Kolaborator Penelitian.......................................................................... 64

    8. Waktu Penelitian...................................................................................64

    B. Pelaksanaan Penelitian................................................................................65

    1. Deskripsi Siklus I..................................................................................65

    2. Deskripsi Siklus II................................................................................ 69

  • xv

    BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN................................. 74

    A. Deskripsi Paparan Siklus............................................................................74

    1. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I....................................................... 74

    2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus II......................................................79

    3. Analisis Data Uji Coba Instrumen........................................................82

    B. Pembahasan................................................................................................ 87

    BAB V : PENUTUP............................................................................................. 95

    A. Simpulan.....................................................................................................95

    B. Saran........................................................................................................... 95

    DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................97

    LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................................ 101

  • xvi

    DAFTAR TABEL

    Table 1.1 Lembar Observasi Afektif..............................................................17

    Table 1.2 Rubrik Penilaian Afektif................................................................ 18

    Table 1.3 Lembar Observasi Psikomotor....................................................... 18

    Table 1.4 Rubrik Penilaian Psikomotor......................................................... 19

    Table 1.5 Lembar Penilaian Guru.................................................................. 19

    Table 1.6 Lembar Hasil Belajar Kognitif.......................................................20

    Table 1.7 Kategori Hasil Belajar Afektif....................................................... 21

    Table 1.8 Kategori Hasil Belajar Psikomotor................................................ 22

    Table 1.9 Kriteria Penilaian............................................................................22

    Table 1.10 Ketuntasan Belajar Individu.........................................................23

    Table 3.1 Profil SMPN 6 Salatiga.................................................................. 57

    Table 3.2 Daftar Guru SMPN 6 Salatiga........................................................61

    Table 3.3 Daftar Jumlah Siswa SMPN 6 Salatiga..........................................62

    Table 3.4 Data Siswa Kelas VIII C SMPN 6 Salatiga................................... 63

    Table 3.5 Jadwal Pelaksanaan Post Test........................................................ 65

    Table 4.1 Analisis Data Hasil Belajar IPA Siklus I....................................... 74

    Table 4.2 Kategori Nilai Hasil Belajar Siklus I..............................................76

    Table 4.3 Kategori Penilaian Afektif Siklus I................................................ 77

    Table 4.4 Kategori Penilaian Psikomotor Siklus I......................................... 78

    Table 4.5 Analisis Data Hasil Belajar IPA Siklus II...................................... 79

    Table 4.6 Kategori Nilai Hasil Belajar Siklus II............................................ 80

    Table 4.7 Kategori Penilaian Afektif Siklus II...............................................81

  • xvii

    Table 4.8 Kategori Penilaian Psikomotor Siklus II........................................82

    Table 4.9 Hasil Uji Validitas Butir Soal Siklus I & II Dengan SPSS 22.0.....83

    Table 4.10 Tingkat Reliabel........................................................................... 84

    Table 4.11 Reliability Statistics......................................................................84

    Table 4.12 Kategori Taraf Kesukaran............................................................ 85

    Table 4.13 Tingkat Kesukaran Butir Soal...................................................... 85

    Table 4.14 Kategori Daya Pembeda...............................................................86

    Table 4.15 Hasil Uji Pembeda Butir Soal...................................................... 86

    Table 4.16 Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus I dan Siklus II......................... 90

    Table 4.17 Rekapitulasi Penilaian Afektif..................................................... 92

    Table 4.18 Rekapitulasi Penilaian Psikomotor...............................................92

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas...............................................13

    Gambar 2.1 Struktur Ginjal............................................................................ 34

    Gambar 2.2 Proses Pembentukan Urine.........................................................35

    Gambar 2.3 Struktur Kulit..............................................................................36

    Gambar 2.4 Struktur Paru-Paru...................................................................... 38

    Gambar 2.5 Struktur Anatomi Hati................................................................ 39

    Gambar 2.6 Media Brosur KAI......................................................................51

    Gambar 2.7 Tahapan Membuat Desain Grafis...............................................52

    Gambar 3.1 Struktur Organisasi SMPN 6 Salatiga........................................ 60

    Gambar 4.1 Diagram Lingkaran Ketuntasan Siklus I.................................... 77

    Gambar 4.2 Diagram Lingkaran Ketuntasan Siklus II................................... 81

    Gambar 4.3 Diagram Histogram Hasil Uji Validitas Soal............................. 87

    Gambar 4.4 Diagram Histogram Hasil Uji Kesukaran Soal.......................... 88

    Gambar 4.5 Hasil Uji Kelayakan Soal Siklus I.............................................. 89

    Gambar 4.6 Hasil Uji Kelayakan Soal Siklus II.............................................89

    Gambar 4.7 Diagram Histogram Rekapitulasi Hasil Belajar......................... 91

    Gambar 4.8 Diagram Histogram Rekapitulasi Aktivitas Siswa..................... 93

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 RPP SIKLUS I.......................................................................... 102

    Lampiran 2 RPP SIKLUS II.........................................................................123

    Lampiran 3 Soal, Kunci Jawaban & Jawaban Uji Validitas Siklus I........... 145

    Lampiran 4 Soal, Kunci Jawaban & Lembar UJi Validitas Siklus II...........150

    Lampiran 5 Hasil Validitas Soal Siklus I & Siklus II.................................. 157

    Lampiran 6 Hasil Reliabel Soal Siklus I dan Siklus II.................................158

    Lampiran 7 Hasil Kesukaran Soal Siklus I & Siklus II................................159

    Lampiran 8 Hasil Pembeda Soal Siklus I & Siklus II.................................. 160

    Lampiran 9 Soal Siklus I, Kunci Jawaban & Jawaban Siswa...................... 162

    Lampiran 10 Soal Siklus II, Kunci Jawaban & Jawaban Siswa...................167

    Lampiran 11 Nilai Hasil Belajar Siswa........................................................172

    Lampiran 12 Nilai Afektif Siklus I & Siklus II............................................173

    Lampiran 13 Nilai Psikomotor Siklus I & Siklus II.....................................175

    Lampiran 14 Brosur Kreatif Aktif Inovatif (KAI)....................................... 177

    Lampiran 15 Pengamatan Aktivitas Guru.................................................... 179

    Lampiran 16 Pengamatan Sejawat............................................................... 187

    Lampiran 17 Dokumentasi........................................................................... 195

    Lampiran 18 Surat Pembimbing Skripsi...................................................... 198

    Lampiran 19 Surat Izin Penelitian................................................................199

    Lampiran 20 Ketersediaan Guru.................................................................. 200

    Lampiran 21 Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian...........................201

  • xx

    Lampiran 22 Konsultasi............................................................................... 202

    Lampiran 23 SKK........................................................................................ 203

    Lampiran 24 Riwayat Hidup........................................................................ 207

  • 1

    1. BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Dunia pendidikan saat ini berkembang dengan sangat cepat. Sebab

    pemahaman terhadap aliran pendidikan memiliki arti yang sangat penting

    ketika seorang pendidik ataupun calon pendidik hendak menangkap hakikat

    dari setiap dinamika perkembangan pemikiran tentang pendidikan yang

    tengah terjadi. Disadari bahwa keterlambatan dalam menangani kekeliruan

    sekecil apapun di dalam praktek pendidikan akan berdampak sangat luas dan

    dalam tempo yang relatif panjang bagi perkembangan peradaban generasi

    manusia selanjutnya (Muhib, 2006: 90).

    Seiring berkembangnya pendidikan maka akan semakin banyak

    permasalahan yang akan dihadapi. Salah satu masalah yang dihadapi dunia

    pendidikan saat ini adalah masalah lemahnya pelaksanaan proses

    pembelajaran yang diterapkan para guru di sekolah. Proses pembelajaran

    yang terjadi selama ini kurang mampu mengembangkan kemampuan berfikir

    peserta didik. Pelaksanaan proses pembelajaran yang berlangsung di kelas

    hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi, otak

    siswa dipaksa hanya untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi

    tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diperoleh untuk

    menghubungkannya dengan situasi dalam kehidupan sehari-hari (Murfiah,

    2017: 105). Seperti halnya dalam firman Allah SWT dalam Al-Qur’an surah

    Al-An’Kaabut ayat 43

  • 2

    �愈➷⑀ɭ큄採�⯠⟶採 ��큄⺁ ��⑀�큄�⟶⯠��Ǭ ���� 큄²���큄採 ��⑀�É큄º⟶ƥ�Ê ⑀¾��⟶��⟶Ì �Ǯ⟶�큄Ǵ��

    Artinya : “Dan perumpamaan-perumpamaan ini Kami buat untuk manusia

    dan tiada yang memahaminya kecuali orang-orang yang berilmu.”

    Dalam tafsir Al-Maragi, Allah menjelaskan beberapa faedah dibuatnya

    perumpamaan-perumpamaan bagi manusia untuk mendekatkan pemahaman

    mereka kepada apa yang sulit untuk mereka pahami, dan untuk memperjelas

    apa yang perkaranya terasa sulit oleh mereka, hikmahnya sulit digali,

    intisarinya sulit dipahami dan pengaruhnya sulit diketahui serta sulit diikuti,

    karena faedahnya yang terlalu banyak, kecuali orang-orang yang ilmunya

    mendalam dan yang berpikir tentang akibat segala perkara.

    Berdasarkan penjelasan tafsir tersebut diketahui bahwa ilmu sangat

    penting dalam kehidupan sehari-hari. Manusia jika hidup tanpa ilmu bisa

    dipastikan bahwa mereka akan kesulitan melakukan semua hal, manusia

    dapat ditetapkan menjadi pembawa risalah kekhalifahan di muka bumi, yang

    memiliki kewajiban untuk memakmurkan dan mengembangkan ilmu serta

    berbagi ilmu mereka.

    Belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah lalu seseorang berubah

    sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan (Hardini dan Puspita,

    2017: 4). SMP Negeri 6 Salatiga merupakan sekolah dengan predikat

    adiwiyata nasional sehingga dalam pembelajaran khususnya IPA sering

    dikaitkan dengan kelestarian lingkungan sehingga sekolah ini menjadi daya

    tarik sendiri untuk dijadikan tempat penelitian khususnya dalam mata

  • 3

    pelajaran IPA. IPA sering disebut ilmu pasti, atau ilmu eksakta, atau ada yang

    menyebutkan ilmu sains karena setiap soal yang ditemukan selalu berkaitan

    dengan ilmu yang menghasilkan jawaban pasti (Murfiah, 2017: 105). IPA

    materi sistem ekskresi manusia merupakan sistem pengeluaran sisa

    metabolisme dari tubuh makhluk hidup. Sistem ekskresi merupakan suatu

    sistem saluran dalam tubuh manusia yang terdiri ginjal dan saluran

    pengeluarannya yang bertugas membersihkan tubuh dari zat-zat tidak

    dibutuhkan atau tidak berguna. Kemudian zat-zat pengotor akan dibuang

    melalui organ-organ ekskresi yakni ginjal, paru-paru, hati dan kulit (Sartono,

    2014: 119).

    Belajar juga merupakan kebutuhan yang paling mendasar dalam

    kehidupan umat manusia, sebab tanpa belajar kehidupan manusia tidak akan

    berarti dalam hidupnya. Belajar memiliki dimensi kehidupan yang berkaitan,

    karena itu untuk kesuksesan dalam belajar dibutuhkan guru, sistem nilai,

    moral kekuatan, daya saing, perjuangan, dan motivasi berprestasi. Belajar

    memberikan arti yang mendalam bagi setiap orang yang menggunakannya

    (Murfiah, 2017: 2).

    Menurut pengamatan dan diskusi dengan guru mata pelajaran IPA kelas

    VIII, dibandingkan kelas lain terlihat bahwa sebagian besar kelas VIII C hasil

    belajar IPA masih rendah penyebab rendahnya hasil belajar dikarenakan

    motivasi belajar siswa yang kurang sehingga menyurutkan semangat mereka

    untuk mengikuti pembelajaran. Peneliti juga melakukan observasi terlebih

    dahulu di kelas VIII C, berdasarkan observasi masih banyak siswa yang

  • 4

    membolos atau tidak mengikuti pembelajaran dikarenakan ada penilaian

    harian atau kuis yang dianggap mereka membosankan. Berdasarkan data hasil

    belajar IPA, siswa menunjukkan hasil belajar yang belum optimal, sebagian

    besar siswa di kelas VIII C masih banyak yang nilainya belum memenuhi

    Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dengan nilai KKM>75. Hal ini

    ditunjukkan dengan rata-rata nilai kelas adalah 47, dengan nilai tertinggi 75

    dan nilai terendah siswa 0. Ditunjukkan pula bahwa persentase nilai

    ketuntasan klasikal kelas VIII C hanya 3,13%, banyak nilai siswa masih

    berada dibawah KKM kompetensi dasar. Salah satu penyebab rendahnya

    hasil belajar IPA adalah proses pembelajaran yang kurang efektif yang

    menyebabkan siswa kurang berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran di

    kelas, sehingga kurang aktif dalam mengikuti pelajaran IPA. Proses

    pembelajaran yang mandiri dalam artian tidak berkelompok juga salah satu

    penyebab rendahnya hasil belajar karena di kelas VIII C menyukai

    pembelajaran secara berkelompok dan bekerja sama agar lebih mudah

    memahami materi tetapi masih dalam patauan guru.

    Kunci utama keberhasilan guru dalam mengajar yaitu dalam memilih

    strategi, model maupun metode yang tepat serta didukung oleh teknik dan

    taktik dalam mengajar (Cahyono, 2019: 97). Proses pembelajaran tidak

    pernah lepas dari adanya penilaian dari seorang guru karena penilaian

    merupakan bagian dari proses pendidikan yang dapat memacu dan

    memotivasi peserta didik untuk lebih berprestasi, meraih tingkat dan level

    yang setinggi-tingginya sesuai dengan potensi peserta didik (Warso, 2017: 7).

  • 5

    Dengan melihat kondisi proses dan hasil belajar siswa mata pelajaran IPA

    saat ini serta memperhatikan peningkatan mutu proses pendidikan, maka

    persoalan yang muncul adalah bagaimana upaya yang harus dilakukan guru

    IPA untuk meningkatkan mutu proses pembelajaran yang tinggi salah satunya

    dengan peningkatan hasil belajar yang dapat ditandai dengan ketuntasan hasil

    belajar sebagian besar siswa kelas VIII C sudah memenuhi KKM.

    Salah satu upaya yang dilakukan oleh penulis dalam memperbaiki proses

    pembelajaran yaitu meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII C

    SMP Negeri 6 Salatiga dengan melaksanakan pembelajaran yang

    menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

    dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI).

    Penulis memilih solusi pembelajaran yang menggunakan model Group

    Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI) dengan

    alasan bahwa belajar kooperatif merupakan suatu upaya yang dapat

    dikembangkan untuk di kelas. Belajar kooperatif merupakan perbaikan atas

    metode belajar kelompok yang biasa dilakukan di kelas. Model Group

    Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI) ini dapat

    memberikan kesempatan siswa untuk aktif berpartisipasi dalam

    menyelesaikan permasalahan yang ditulis dalam media brosur dengan

    mengkombinasikan pengalaman dan kemampuan antar personal (kelompok)

    sehingga diperoleh suatu kesepakatan dari penyelesaian permasalahan. Media

    brosur ini digunakan untuk memotivasi siswa agar kreatif, aktif dan inovatif

    dalam proses pembelajaran. Hal inilah yang menjadi asal penamaan media

  • 6

    brosur KAI. Model Group Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif,

    Inovatif (KAI) ini diharapkan dapat membantu siswa untuk meningkatkan

    belajar IPA mereka dalam proses pembelajaran, sehingga akhirnya akan dapat

    meningkatkan hasil belajar IPA.

    Berdasarkan uraian tersebut timbul keinginan peneliti untuk mengetahui

    apakah penggunaan model Group Investigation dengan media brosur dapat

    meningkatkan hasil dan motivasi belajar siswa. Penulis memberi judul

    penelitian tindakan kelas ini adalah “Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi

    Sistem Ekskresi Manusia Menggunakan Model Group Investigation

    Dengan Media Brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI) Pada Siswa Kelas

    VIII SMP Negeri 6 Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang permasalahan yang sebagaimana telah

    diuraikan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

    apakah penggunaan model Group Investigation dengan media brosur Kreatif,

    Aktif, Inovatif (KAI) materi sistem ekskresi manusia dapat meningkatkan

    hasil belajar IPA siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Salatiga tahun pelajaran

    2019/2020?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang ada, maka

    penelitian ini bertujuan: untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA

    menggunakan model Group Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif,

  • 7

    Inovatif (KAI) materi sistem ekskresi manusia pada siswa kelas VIII SMP

    Negeri 6 Salatiga tahun pelajaran 2019/2020.

    D. Manfaat Penelitian

    Penelitian Tindakan Kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua

    pihak.

    1. Manfaat Teoritis

    Hasil penelitian ini dapat menjadi acuan mengembangkan IPA

    dengan penerapan model Group Investigation dengan media brosur

    Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI) yang lebih baik dan berkualitas lagi.

    2. Manfaat Praktis

    a. Bagi siswa

    Melalui model Group Investigation dengan media brosur Kreatif,

    Aktif, Inovatif (KAI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA serta

    membantu siswa lebih memahami materi pembelajaran IPA.

    b. Bagi guru

    Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran tentang model

    Group Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif

    (KAI) yang tepat sehingga dapat digunakan sebagai bahan

    pertimbangan dalam proses pembelajaran di kelas dalam upaya

    meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa.

  • 8

    c. Bagi sekolah

    Meningkatkan prestasi sekolah dan kualitas pembelajaran

    dengan mengembangkan minat belajar siswa terutama dalam hal

    proses pembelajaran dan khususnya hasil belajar IPA.

    d. Bagi peneliti

    Mendapatkan pengetahuan tentang model Group investigation

    yang dipadukan dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)

    dalam pembelajaran IPA Biologi serta kemampuan pengelolaan

    kelas.

    E. Definisi Operasional

    1. Hasil Belajar

    Hasil belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar yang

    menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk nilai.

    Sedangkan hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai ukuran

    kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang, prestasi

    belajar ditunjukan dengan jumlah nilai rapot atau tes nilai sumatif (Warso,

    2017: 167).

    2. Sistem Ekskresi

    Sistem ekskresi merupakan suatu sistem saluran dalam tubuh

    manusia, yang terdiri ginjal dan saluran pengeluarannya yang bertugas

    membersihkan tubuh dari zat-zat tidak dibutuhkan atau tidak berguna.

    Kemudian zat-zat pengotor akan dibuang melalui organ-organ ekskresi

    (Sartono, 2014: 119).

  • 9

    3. Model Group Investigation

    Group investigation merupakan model pembelajaran yang bisa

    mengajak mahasiswa untuk berfikir secara aktif dan kreatif dalam proses

    pembelajaran. Model ini tidak hanya mengembangkan kemampuan

    intelektual tetapi seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan

    emosional dan pengembangan keterampilan (Setiawan, 2013: 2).

    4. Media Brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)

    Media brosur adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi yang

    sistematis yang dicetak pada beberapa halaman kertas dan dilipat

    (Rhepon, 2014: 33). Media brosur Kreatif, Aktif, novatif (KAI) ini

    merupakan gabungan antara gambar dan tulisan dalam satu bidang yang

    memberikan informasi tentang satu atau lebih ide pokok yang bervariasi.

    Media brosur KAI digunakan untuk membangkitkan kreatifitas dan

    inovasi siswa dalam mengembangkan gambaran mengenai materi

    pembelajaran yang diajarkan oleh guru secara aktif.

    F. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

    penelitian, di mana rumusan penelitian telah dinyatakan dalam bentuk

    kalimat pertanyaan. Hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis

    terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik

    (Sugiyono, 2014: 64).

  • 10

    Berdasarkan pada kajian teori dan kerangka berfikir diatas maka

    hipotesis tindakan penelitian ini adalah:

    Penggunaan model Group Investigation dengan media brosur Kreatif,

    Aktif, Inovatif (KAI) materi sistem ekskresi manusia dapat meningkatkan

    hasil belajar IPA pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Salatiga tahun

    pelajaran 2019/2020.

    2. Indikator Keberhasilan

    Indikator keberhasilan pada penelitian tindakan kelas ini ada dua hal

    yaitu indikator sebagai keberhasilan proses dan indikator dari hasil proses

    pembelajaran yang dilakukan, dua indikator tersebut adalah apabila

    (Warso, 2017: 180):

    a. Indikator keberhasilan individu

    Siswa dapat mencapai nilai ≥ KKM. Setiap siswa dikatakan

    tuntas belajarnya apabila dapat mencapai nilai melebihi KKM yang

    telah ditetapkan oleh sekolahan yaitu ≥ 75 pada mata pelajaran IPA.

    b. Indikator keberhasilan klasikal

    Siklus akan berhenti apabila 85% dari total siswa dalam satu

    kelas mendapatkan nilai ulangan harian ≥ nilai KKM (Purwanto, 2009:

    102).

    Kriteria keberhasilan penelitian ini dilihat dari indikator proses

    dan indikator hasil belajar. Indikator proses dapat dilakukan dengan

    melihat data dari observasi lapangan, sedangkan indikator hasil

    belajar dapat dilakukan dengan melihat data dari hasil tes.

  • 11

    Sekolah yang digunakan peneliti yaitu SMP Negeri 6 Salatiga

    menentukan bahwa kriteria ketuntasan minimal (KKM) untuk mata

    pelajaran IPA adalah 75. KKM ini nantinya akan digunakan peneliti

    sebagai alat ukur untuk mengetahui keberhasilan belajar siswa kelas

    VIII C. Jika hasil tes siswa mencapai ketuntasan maksimal 100% atau

    sekurang-kurangnya 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai

    lebih dari 75 atau tepat pada KKM yang telah ditentukan, maka

    pembelajaran dalam penelitian yang dilakukan oleh peneliti dapat

    dikatakan telah berhasil.

    G. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian dilaksanakan dengan menggunakan rancangan atau model

    Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau

    Classroom Action Research merupakan suatu model penelitian yang

    dikembangkan di kelas. PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang

    melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang

    dialami oleh guru di lapangan selama proses pembelajaran dilakukan

    (Warso, 2017: 6-8).

    PTK ditandai dengan adanya tindakan. Tindakan tersebut dilakukan

    tidak hanya sekali. Akan tetapi, berulang-ulang sampai dengan tujuan

    PTK tercapai. Setiap tindakan terdiri dari rangkaian empat kegiatan

    sebagai berikut: (a) perencanaan, (b) tindakan, (c) pengamatan dan (d)

    evaluasi dan refleksi (Suhardjono, 2015: 143).

  • 12

    Keempat rangkaian kegiatan itu dinamakan kegiatan satu siklus, atau

    satu putaran kegiatan. Dengan demikian PTK dimulai dengan siklus yang

    pertama yang terdiri dari empat kegiatan. Berdasar hasil refleksi, akan

    diketahui letak keberhasilan dan hambatan dari tindakan pada siklus

    pertama. Selanjutnya, tindakan tersebut diulang, tindakan ulangan (yang

    telah diperbaiki) itu dengan sebagai siklus kedua (Suhardjono, 2015:

    145).

    2. Subjek Penelitian

    Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII C SMP Negeri 6

    Salatiga tahun pelajaran 2019/2020 pada mata pelajaran IPA materi

    semester genap yaitu sistem ekskresi manusia. Jumlah siswa ada 32 siswa,

    terdiri atas 16 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan dengan

    kolaborator guru IPA kelas VIII C yaitu Ibu Dewi Ria Retnani A.S,

    S.Pd.Fis sehingga model dan media pembelajaran dapat dilaksanakan

    dalam pembelajaran IPA.

    Lokasi pelaksanaan penelitian berada di SMP Negeri 6 Salatiga

    tepatnya di ruang kelas VIII C dan waktu pelaksanaan penelitian ini

    terdiri dua siklus yaitu dimulai dari siklus I tanggal 19 Februari 2020 dan

    siklus II dimulai tanggal 27 Februari 2020.

    3. Langkah-Langkah Penelitian

    Tahap-tahap dalam penelitian tindakan kelas atau PTK terdiri atas

    rangkaian empat kegiatan yang dilakukan dalam siklus berulang.

  • 13

    Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas

    Sumber: Arikunto, dkk., 2015

    a. Perencanaan

    Pada tahap perencanaan ini, peneliti melakukan persiapan untuk

    melaksanakan kegiatan proses pembelajaran IPA materi sistem

    ekskresi manusia antara lain:

    1) Menentukan masalah yang akan diperbaiki yaitu hasil belajar

    IPA

    2) Memilih alternatif yang digunakan untuk memperbaiki

    rendahnya hasil belajar IPA

    3) Menyusun skenario dan strategi untuk melaksanakan alternatif

    yang telah dipilih

    4) Menyusun RPP dalam pembelajaran IPA

    5) Menyiapkan sumber belajar dan media yang akan digunakan

    dan soal evaluasi berupa post test

  • 14

    6) Menyiapkan instrumen untuk melihat proses pembelajaran dan

    hasil belajar IPA

    b. Pelaksanaan Tindakan

    Pada tahap pelaksanaan ini peneliti telah melaksanakan skenario

    perbaikan pembelajaran dengan menggunakan model Group

    Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)

    sesuai dengan RPP yang telah disusun.

    c. Pengamatan/Observasi

    Pada tahap pengamatan ini dilaksanakan pada saat pelaksanaan

    pembelajaran menggunakan model Group Investigation dengan

    media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI). Pengamatan yang

    dilakukan adalah pengamatan terhadap proses pembelajaran yakni

    keaktifan siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar IPA

    dengan menggunakan format pengamatan yang telah disediakan.

    Pengamatan terhadap hasil belajar IPA menggunakan instrumen test

    yang sudah disiapkan

    d. Refleksi

    Pada tahap ini peneliti melakukan evaluasi mengenai tindakan

    dari awal sampai akhir sesuai dengan yang direncanakan. Tolok ukur

    keberhasilan adalah indikator keberhasilan yang telah ditentukan.

    Jika hasil tindakan sudah sesuai dengan indikator keberhasilan maka

    penelitian itu akan dihentikan, namun akan berlanjut ke siklus

    berikutnya jika masalah belum terselesaikan.

  • 15

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

    dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

    mendapatkan data. Teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan

    dalam PTK ini adalah:

    a. Tes

    Alat pengumpul data berupas tes adalah alat ukur yang diberikan

    kepada individu untuk mendapatkan jawaaban yang diharapkan baik

    secara tertulis, lisan maupun tindakan (Hatibe, 2012: 49). Peneliti

    melaksanakan proses pembelajaran dengan memberikan post test

    untuk mengetahui hasil belajar siswa.

    b. Observasi

    Teknik pengumpulan data dengan cara pengamatan terhadap

    objek (benda, peristiwa) diikuti dengan pencatatan secara cermat

    (Sani dan Sudiran, 2016: 68). Peneliti melakukan observasi terhadap

    guru dan siswa selama proses pembelajaran, observasi yang

    dilakukan adalah observasi terstruktur.

    c. Dokumentasi

    Teknik mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa

    catatan harian, buku, agenda, transkip, dan sebagainya. Metode ini

    digunakan untuk memperoleh foto saat dilaksanakannya penelitian,

    nilai sebelum penerapan model pembelajaran, kumpulan rencana

  • 16

    pelaksanaan pembelajaran dan sarana prasarana (Sugiyono, 2014:

    240).

    5. Instrumen Penelitian

    Instrumen PTK adalah semua alat yang akan digunakan untuk

    mengumpulkan data tentang semua proses pembelajaran, jadi bukan

    hanya proses tindakan saja (Arikunto, dkk., 2015: 85). Menurut Supardi

    (2015: 222) mengatakan bahwa instrumen yang valid adalah instrumen

    yang mampu dengan tepat mengukur apa yang hendak diukur, jika

    instrumen tidak konsisten (berubah-ubah) maka instrumen tersebut tidak

    dapat dipercaya.

    a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

    Rencana yang akan dilakukan peneliti terhadap siswa dalam

    proses pembelajaran selama dua siklus penelitian untuk mencapai

    tujuan yang diinginkan.

    b. Lembar observasi

    Lembar yang akan diisi oleh peneliti, lembar observasi

    digunakan untuk mengamati perilaku siswa dan guru selama proses

    pembelajaran dan digunakan sebagai parameter untuk membatasi

    penelitian dari peneliti. Lembar observasi pada siswa terdiri atas

    lembar afektif dan lembar psikomotor. Berikut adalah rubrik

    penilaian instrumen lembar observasi serta kisi-kisinya.

  • 17

    1) Lembar observasi siswa afektif

    Table 1.1 Lembar Observasi Afektif

    Berikan skor 1, 2, 3, atau 4 pada tabel di atas sesuai dengan

    pengamatan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran.

    Keterangan :

    Berilah kategori penilaian dari skor 1-4 sebagai berikut:

    Skor 4: Sangat baik

    Skor 3: Baik

    Skor 2: Cukup

    Skor 1: Kurang

  • 18

    Table 1.2 Rubrik Penilaian Afektif

    Kriteria Sangat baik(4)

    Baik (3) Cukup (2) Kurang (1)

    Disiplin Mampumenjalan-kan aturandengankesadarandiri

    Mampumenjalan-kan aturandenganpengarahan guru

    Kurangmampumenjalankan aturan

    Belummampumenjalankanaturan

    TanggungJawab

    Tertibmengikutiinstruksidan selesaitepat waktu

    Tertibmengikutiinstrukturselesaitidak tepatwaktu

    Kurangtertibmengikutiinstrukturselesaitidak tepatwaktu

    Tidak tertibdan tidakmenyelesaikan tugas

    Percayadiri

    Tidakterlihatragu-ragu

    Terlihatragu-ragu

    Memerlu-kanbantuanguru

    Belummenunjukkakepercayaandiri

    Kerjasama

    Mampumembagitugas sesuaiporsianggota

    Belummampumembagitugassesuaiporsianggota

    Memerlu-kan batuangurumembagitugassesuaiporsi

    Tidak maumembagitugas dantdak maumengerjakan

    2) Lembar observasi siswa psikomotor

    Table 1.3 Lembar Observasi Psikomotor

  • 19

    Berikan skor 1, 2, 3, atau 4 pada tabel di atas sesuai dengan

    pengamatan pada saat pelaksanaan proses pembelajaran.

    Keterangan:

    A = Berdiskusi dengan teman kelompok setelah

    mendapatkan instruksi dari guru

    B = Mengangkat tangan sebelum mengomentari pendapat

    dan menyampaikan ide atau gagasan

    C = Mempresentasikan jawaban di depan kelas

    D = Melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru dengan

    baik

    Table 1.4 Rubrik Penilaian Psikomotor

    Skor Nilai Mutu Kriteria

    4Sangat baik Dilaksanakan dengan baik oleh siswa, siswa

    melakukannya dengan sempurna dan siswaterlihat sangat aktif

    3Baik Dilaksanakan dengan cukup baik oleh siswa

    melakukan dengan sedikit kesalahan, dansiswa terlihat cukup aktif

    2Cukup Dilaksanakan dengan kurang baik oleh siswa,

    melakukannya dengan sedikit kesalahan danterlihat kurang aktif

    1 Kurang Tidak dilaksanakan oleh siswa

    3) Lembar observasi guru

    Table 1.5 Lembar Penilaian Guru

    Kegiatan Skor AkhirA PersiapanB PelaksanaanC Penutupan

    ∑ skor akhirPresentaseKualifikasi

  • 20

    c. Lembar soal

    Soal-soal dibuat untuk melengkapi perangkat pembelajaran dan

    untuk memperoleh data pada ranah kognitif. Soal-soal dalam

    penelitian ini meliputi soal post test pada siklus I dan soal post test

    pada siklus II. Masing-masing soal terdiri atas 20 soal dalam bentuk

    pilihan ganda.

    Table 1.6 Lembar Hasil Belajar Kognitif

    6. Analisis Data

    Analisis data dilakukan secara kuantitatif. Analisa ini bertujuan untuk

    mengetahui hasil belajar yang telah dicapai siswa juga untuk memperoleh

    respon terhadap proses pembelajaran. Data hasil belajar siswa pada ranah

    kognitif diperoleh dari hasil tes tertulis yaitu post test. Sedangkan data

    hasil belajar siswa pada ranah psikomotor dan afektif diperoleh dari

    lembar observasi (Wijayanti, 2015: 29).

    a. Observasi afektif dan psikomotor

    1) Nilai hasil belajar afektif setiap siswa diperoleh dengan rumus:

    100 x SMRN

  • 21

    Keterangan:

    N = nilai yangg dicari atau diharapkan

    R = skor mentah yang diperoleh siswa

    SM = skor maksimum

    100 = bilangan tetap

    Table 1.7 Kategori Hasil Belajar Afektif

    Skor Nilai Kategori4 ≥85 Sangat baik3 70-84 Baik2 55-69 Cukup1 ≥54 Kurang

    Sumber: Kunandar (2013: 129)

    Persentase nilai hasil belajar afektif siswa secara klasikal

    diperoleh dengan rumus:

    100% x siswa

    tuntassiswaP

    2) Nilai hasil belajar psikomotor setiap siswa diperoleh dengan

    rumus:

    100 x SMRN

    Keterangan:

    N = nilai yang dicari atau diharapkan

    R = skor mentah yang diperoleh siswa

    SM = skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan

    100 = bilangan tetap

  • 22

    Table 1.8 Kategori Hasil Belajar Psikomotor

    Skor Nilai Kategori4 ≥85 Sangat terampil3 70-84 Terampil2 55-69 Cukup terampil1 ≥54 Kurang terampil

    Sumber: Kunandar, 2013

    Persentase nilai hasil belajar psikomotor siswa secara

    klasikal diperoleh dengan rumus:

    100% x siswa terampilsiswa

    P

    3) Nilai hasil pengamatan guru dapat diperoleh dengan rumus:

    Nilai = jumlah skor akhir A + jumlah skor akhir B + jumlah skor

    akhir C

    Persentase nilai pengamata guru diperoleh dengan rumus:

    Persentase = %100maxsimal

    akhir

    skor

    Table 1.9 Kriteria Penilaian

    Tingkat keberhasilan (%) Keterangan85-100 Sangat Baik65-84 Baik55-64 Cukup0-54 Kurang

  • 23

    b. Hasil belajar kognitif

    1) Ketuntasan belajar individu

    Berdasarkan KKM yang telah ditentukan di SMP Negeri 6

    Salatiga, siswa yang dituntaskan jika memperoleh nilai minimal

    75. Ketuntasan belajar secara individu dengan kriteria sebagai

    berikut.

    Table 1.10 Ketuntasan Belajar Individu

    Nilai Individu Keterangan≥ 75 dari KKM Tuntas≤ 75 dari KKM Tidak Tuntas

    Untuk mengukur persentase ketuntasan belajar secara

    individu menggunakan rumus:

    100 maksimalskor

    siswadiperoleh yangskor Nilai

    2) Ketuntasan belajar klasikal

    Untuk mengetahui ketuntasan hasil belajar siswa secara

    klasikal dihitung menggunakan rumus:

    100 mengikuti yang siswaJumlah

    75 nilai memperoleh yang siswaJumlah KK

    Untuk menghitung rata-rata kelas menggunakan rumus:

    nX

    X

    Dengan,X = rata-rata kelas

    X = jumlah skor seluruh siswa

    n = banyaknya objek (Wijayanti, 2015: 28).

  • 24

    H. Sistematika Penulisan

    Sistematika penulisan skripsi ini terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian

    awal, bagian inti dan bagian akhir. Pada bagian awal terdiri dari: Halaman

    Judul, Lembar Logo IAIN, Persetujuan Pembimbing, Pernyataan Keaslian

    Tulisan, Pengesahan Kelulusan, Motto dan Persembahan, Kata Pengantar,

    Abstrak, Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar, dan Daftar Lampiran.

    Sedangkan pada bagian inti skripsi terdapat lima bab yang terdiri dari:

    Bab I berisi Pendahuluan yang mencakup Latar Belakang Masalah, Rumusan

    Masalah, Tujuan Penelitian, Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan,

    Manfaat Penelitian, Definisi Operasional, Metode Penelitian, dan Sistematika

    Penulisan.

    Bab II berisi Landasan Teori yang mencakup Kajian Teori tentang

    peningkatan hasil belajar IPA materi sistem ekskresi manusia menggunakan

    model Group Investigation dengan media brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)

    dan Kajian Pustaka yang mendukung adanya penelitian ini. Bab III berisi

    Pelaksanaan Penelitian yang mencakup Gambaran SMP Negeri 6 Salatiga,

    Deskripsi Pelaksanaan Siklus I dan Deskripsi Pelaksanaan Siklus II.

    Bab IV berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan yang mencakup Analisis

    Hasil Siklus I, Analisis Hasil Siklus II, Analisis Uji Instrumen Soal dan

    Pembahasan. Bab V berisi Penutup tentang Kesimpulan dan Saran.

    Sedangkan ada bagian akhir terdiri dari Daftar Pustaka dan

    Lampiran-lampiran yaitu: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Surat

  • 25

    Keterangan, Soal Siklus I dan II, Lembar Observasi, Lembar Evaluasi,

    Dokumentasi Kelas, dan Daftar Riwayat Hidup.

  • 26

    2. BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Hasil Belajar

    a. Pengertian Belajar

    Teori tentang belajar sudah ada sejak dulu, orang yang

    memperkenalkan tentang teori belajar adalah Gagne, Jean Piaget,

    Skinner dan masih banyak lagi. Pada dasarnya belajar adalah suatu

    proses memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar

    dimulai saat masa kecil atau kanak-kanak hingga dewasa sampai

    meninggal dunia. Dari pengertian teori-teori terdahulu, pengertian

    belajar mengalami perkembangan.

    Belajar pada dasarnya berbicara tentang tingkah lalu seseorang

    berubah sebagai akibat pengalaman yang berasal dari lingkungan.

    Dari pengertian tersebut tersirat bahwa agar terjadi proses belajar

    atau terjadinya perubahan tingkah laku sebelum kegiatan belajar

    mengajar di kelas, seorang guru perlu menyiapkan atau merencankan

    berbagai pengalaman belajar yang akan diberikan pada peserta didik

    dan pengalaman belajar tersebut harus sesuai dengan tujuan yang

    ingin dicapai (Hardini dan Puspita, 2017: 4).

    Belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif tetap yang

    terjadi karena latihan dan pengalaman (Mustaqim, 2012: 34). Belajar

    merupakan proses penting bagi perubahan perilaku setiap orang dan

  • 27

    belajar itu mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan dikerjakan

    oleh seseorang. Belajar memegang peran penting di dalam

    perkembangan, kebiasaan, sikap, keyakinan, tujuan, kepribadian, dan

    bahkan persepsi orang (Rifai dan Anni, 2010: 82).

    Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang diwujudkan

    dalam bentuk pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan sikap

    berdasarkan pengalaman pribadi (individu) maupun orang lain

    (Maisaroh dan Rostrieningsih, 2010: 161).

    Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan

    dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit

    maupun implisit (tersembunyi). Untuk menangkap isi dan pesan

    belajar, maka dalam belajar tersebut individu menggunakan

    kemampuan pada ranah-ranah: kognitif (pengetahuan), afektif (sikap)

    dan psikomotorik (keterampilan) (Kompri, 2015: 219).

    Pengertian ini hampir sama dengan pendapat bahwa belajar

    secara umum dapat dipahami sebagai tahapan perubahan seluruh

    tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman

    dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif

    (Syah, 2017: 90).

    Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat ditarik

    kesimpulan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku individu

    berdasarkan pengalaman baik perubahan secara kognitif

  • 28

    (pengetahuan), afektif (sikap) maupun psikomotorik (keterampilan)

    melalui sebuah proses yang panjang.

    b. Prinsip-prinsip Belajar

    Belajar adalah perubahan perilaku yang relatif permanen sebagai

    hasil pengalaman (bukan hasil perkembangan, pengaruh obat atau

    kecelakaan) dan bisa melaksanakannya pada pengetahuan lain serta

    mampu mengomunikasikan kepada orang lain (Pidarta, 2007: 206).

    Ada sejumlah prinsip belajar menurut Gagne sebagai berikut:

    1) Kontiguitas, memberikan situasi atau materi yang mirip dengan

    harapan pendidik tentang respons anak yang diharapkan,

    beberapa kali secara berturut-turut.

    2) Pengulangan, situasi dan respons anak diulang-ulang atau

    dipraktikkan agar belajar lebih sempurna dan lebih lama diingat.

    3) Penguatan, respons yang benar misalnya diberi hadiah untuk

    mempertahankan dan menguatkan respons itu.

    4) Motivasi positif dan percaya diri dalam belajar.

    5) Tersedia materi pelajaran yang lengkap untuk memancing

    aktivitas anak-anak.

    6) Ada upaya membangkitkan keterampilan intelektual untuk

    belajar, seperti apersepsi dalam mengajar.

    7) Ada strategi yang tepat untuk mengaktifkan anak-anak dalam

    belajar.

  • 29

    8) Aspek-aspek jiwa anak harus dapat dipengaruhi oleh

    faktor-faktor dalam pengajaran (Pidarta, 2007: 207).

    Tujuan belajar adalah agar mendapatkan pengalaman. Belajar

    bukan hanya mengetahui apa dan siapa. Di dalam belajar ada

    berbagai prinsip yang harus dipatuhi agar tujuan belajar tercapai.

    Menurut Mustaqim (2012: 69) berpendapat bahwa dari beberapa

    teori yang dikemukakan, prinsip-prinsip belajar antara lain sebagai

    berikut:

    1) Belajar akan berhasil jika disertai kemauan dan tujuan tertentu.

    2) Belajar akan lebih berhasil jika disertai berbuat, latihan dan

    ulangan.

    3) Belajar lebih berhasil jika memberi sukses yang menyenangkan.

    4) Belajar lebih berhasil jika tujuan belajar berhubungan dengan

    kebutuhan hidupnya.

    5) Belajar lebih berhasil jika bahan yang sedang dipelajari dipahami,

    bukan sekedar menghafal fakta.

    6) Dalam proses belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam

    diri si pelajar.

    7) Hasil belajar dibuktikan dengan adanya perubahan dalam diri si

    pelajar.

    8) Ulangan dan latihan perlu akan tetapi harus didahului oleh

    pemahaman.

  • 30

    c. Faktor yang Mempengaruhi Belajar

    Menurut Rifa’i dan Anni (2012: 80-81) berpendapat bahwa

    faktor-faktor yang memberikan kontribusi terhadap proses dan hasil

    belajar adalah kondisi internal dan eksternal peserta didik. Kondisi

    internal mencakup kondisi fisik, seperti kesehatan organ tubuh,

    kondisi psikis, seperti kemampuan intelektual, emosional, dan

    kondisi sosial, seperti kemampuan bersosialisasi dengan lingkungan.

    Faktor-faktor internal ini dapat terbentuk sebagai akibat dari

    pertumbuhan, pengalaman belajar sebelumnya, dan perkembangan.

    Sama kompleksnya pada kondisi eksternal yang ada di lingkungan

    peserta didik. Beberapa faktor eksternal seperti variasi dan tingkat

    kesulitan materi belajar yang dipelajari, tempat belajar, proses dan

    hasil belajar.

    Belajar bertujuan untuk memperoleh kemampuan dan kecakapan

    kognitif untuk memecahkan masalah secara rasional, lugas, dan

    tuntas. Menurut Syah (2017: 129) berpendapat bahwa secara global

    faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat dibedakan

    menjadi:

    1) Faktor internal/dalam diri siswa yakni keadaan/kondisi jasmani

    dan rohani siswa

    2) Faktor eksternal/luar diri siswa yakni kondisi lingkungan di

    sekitar siswa

  • 31

    3) Faktor pendekatan belajar, yakni jenis upaya belajar siswa yag

    meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk

    melakukan kegiatan mempelajari materi-meteri pelajaran.

    Sedangkan menurut H.C. Witherington dan Lee J. Cronbach

    Bapemsi bahwa faktor-faktor serta kondisi-kondisi yang mendorong

    perbuatan belajar bisa diringkas sebagai berikut:

    1) Situasi belajar (kesehatan jasmani, keadaan psikis, pengalaman

    dasar).

    2) Penguasaan alat-alat intelektual.

    3) Latihan-latihan yang terpencar.

    4) Penggunaan unit-unit yang berarti.

    5) Latihan yang aktif.

    6) Kebaikan bentuk dan sistem.

    7) Efek penghargaan (reward) dan hukuman.

    8) Tindakan-tindakan pedagogis.

    9) Kapasitas dasar (Mustaqim, 2012: 69-70).

    d. Hasil Belajar

    Teori proses belajar, belajar sebagai proses, tidak mengenal awal

    dan tidak pula ada akhir. Pakar yang mengkaji secara intensif dari

    teori belajar sebagai proses adalah Gagne. Ia percaya bahwa belajar

    terjadi karena keterpaduan antara kondisi internal peserta didik yang

    dipandu oleh kondisi eksternal, lingkungan, pembelajaran, dan

    sebagainya (Prawiladilaga, 2012: 71-72).

  • 32

    Pengertian hasil belajar ialah hasil usaha bekerja atau belajar

    yang menunjukkan ukuran kecakapan yang dicapai dalam bentuk

    nilai. Sedangkan hasil usaha belajar yang berupa nilai-nilai sebagai

    ukuran kecakapan dari usaha belajar yang telah dicapai seseorang,

    prestasi belajar ditunjukan dengan jumlah nilai rapot atau tes nilai

    sumatif (Warso, 2017: 167).

    Hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang diperoleh

    peserta didik setelah mengalami kegiatan belajar. Perolehan

    aspek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung pada apa yang

    dipelajari peserta didik (Rifai dan Anni, 2010: 85).

    Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli yang telah dipaparkan

    maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan

    tingkat keahlian dan kemampuan yang diperoleh karena adanya

    pengalaman dari proses belajar. Hasil belajar merupakan kesuksesan

    untuk mencapai tujuan yang diinginkan dalam menempuh suatu

    proses.

    2. IPA Materi Sistem Ekskresi Manusia

    Hardini dan Puspita (2017: 149) menyatakan bahwa Ilmu

    Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang

    alam secara sistematis sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan

    pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip

    saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.

  • 33

    Hakikat Pendidikan IPA merupakan salah satu aspek pendidikan

    dengan menggunakan IPA sebagai alatnya untuk mencapai tujuan

    pendidikan IPA khususnya. IPA merupakan suatu cabang pengetahuan

    yang menyangkut fakta-fakta yang tersusun secara sistematis dan

    menunjukkan berlakunya hukum-hukum umum (Warso, 2017: 167-168).

    IPA juga sering disebut ilmu pasti, atau ilmu eksakta, atau ada yang

    menyebutkan ilmu sains karena setiap soal yang ditemukan selalu

    berkaitan dengan ilmu yang menghasilkan jawaban pasti. Sebuah ilmu

    yang menuntut kekuatan berfikir cerdas dan berfikir intelektual.

    Kecerdasan ini membutuhkan latihan yang sangat serius dalam

    menggalinya, artinya tidak mungkin akan berfikir tajam kalau tidak

    terlatih dengan ketajaman berfikirnya (Murfiah, 2017: 105). IPA

    merupakan perpaduan antara biologi, fisika dan kimia yang tergabung

    menjadi satu pokok bahasan. Biologi kelas VIII terdapat pokok bahasan

    sistem ekskresi manusia.

    a. Struktur dan Fungsi Sistem Ekskresi Manusia

    Sistem ekskresi merupakan suatu sistem saluran dalam tubuh

    manusia, yang terdiri ginjal dan saluran pengeluarannya yang

    bertugas membersihkan tubuh dari zat-zat tidak dibutuhkan atau

    tidak berguna. Kemudian zat-zat pengotor akan dibuang melalui

    organ-organ ekskresi (Sartono, 2014: 119).

    Sistem ekskresi berfungsi untuk membuang sisa metabolisme

    agar tidak meracuni tubuh, untuk menjaga homeostatis tubuh,

  • 34

    mempertahankan keseimbangan air dalam tubuh, mempertahankan

    volume dan komposisi cairan dalam tubuh, serta mengatur pH cairan

    tubuh.

    1) Ginjal

    Ginjal merupakan salah satu organ pengeluaran zat sisa

    hasil metabolisme di dalam tubuh yang tidak diperlukan oleh

    tubuh. Manusia memiliki ginjal berjumlah dua buah. Letaknya

    di pinggang dekat tulang rusuk bagian belakang. Ukuran

    panjang ginjal sekitar 11 cm, lebar 6 cm, serta ketebalan 3 cm.

    Gambar 2.1 Struktur Ginjal

    Sumber: Campbell, dkk., 2012

    Ginjal menjadi tempat memproduksi urine atau air seni.

    Ginjal terdiri dari tiga bagian utama, di antaranya.

  • 35

    a) Bagian pelvis renalis berupa rongga ginjal yang bermuara

    pada pembuluh pengumpul.

    b) Bagian medulla berupa sumsum ginjal.

    c) Bagian luar atau korteks (Sartono, 2014: 120).

    Gambar 2.2 Proses Pembentukan Urine

    Sumber: Campbell, dkk., 2012

    Komposisi urin:

    (1) Urea: dari perombakan asam amino di hati

    (2) Kreatinin: zat buang dari otot

    (3) Asam urat

    (4) NaCl (natrium karbonat) (Rachmawati dan Tim Tentor,

    2015: 249).

    Faktor yang mempengaruhi jumlah urine:

    (1) Jumlah air yang diminum

    (2) Hormon insulin

    (3) Hormon ADH (antidiuretik)

  • 36

    (4) Suhu lingkungan

    (5) Emosi dan stres

    (6) Minuman beralkohol dan kafein (Rachmawati dan Tim

    Tentor, 2015: 250).

    2) Kulit

    Kulit merupakan salah satu organ yang dalam sistem

    ekskresi berfungsi mengeluarkan keringat dari tubuh,

    melindungi tubuh dari gesekan dengan benda dari luar tubuh,

    sinar matahari, serangan kuman, sebagai reseptor, serta

    mengontrol suhu tubuh. Kulit memiliki kelenjar keringat yang

    terdapat di beberapa bagian tubuh, seperti tangan, kaki, kening,

    ketiak, dan daerah pubis (Sartono, 2014: 121).

    Gambar 2.3 Struktur Kulit

    Sumber: Campbell, dkk., 2008

  • 37

    Kulit manusia tersusun oleh beberapa lapisan, di antaranya.

    a) Epidermis (kutikula) merupakan lapisan kulit terluar.

    Ketebalannya sekitar 0,07 mm. Epidermis tersusun atas

    stratum korneum, stratum lusidam, stratum granulosum, dan

    stratum germinativum.

    b) Dermis (kulit jangat) merupakan lapisan kulit dengan ciri-ciri

    terdiri atas banyak lapisan. Ketebalannya sekitar 2,5 mm,

    dibentuk oleh serabut-serabut yang lentur dan terdiri atas

    kolagen (Sartono, 2014: 122).

    3) Paru-paru

    Paru-paru selain fungsi utamanya sebagai alat pernafasan,

    juga berperan dalam sistem ekskresi. Di sini zat sisa hasil

    metabolisme akan dikeluarkan ke luar tubuh. Di dalam

    paru-paru, zat yang dibuang berupa H2O (air) dan CO2

    (karbondioksida). Yang mana keduanya merupakan zat sisa hasil

    metabolisme karbohidrat dan lemak yang dikeluarkan melalui

    jaringan tubuh. Dari paru-paru, air dan karbondioksida dibawa

    oleh darah menuju jantung melalui pembuluh vena. Selanjutnya

    dari jantung zat sisa tersebut akan dipompa ke paru-paru agar

    berdifusi di alveolus (Sartono, 2014: 119). Reaksi respirasi:

    Reaksi: C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O + ATP

  • 38

    Gambar 2.4 Struktur Paru-Paru

    Sumber: Campbell, dkk., 2012

    4) Hati

    Dalam tubuh, hati memiliki beberapa fungsi, seperti sebagai

    penawar racun yang bersumber dari alkohol, obat-obatan, asam

    amonia, maupun asam laktat. Tanpa adanya hati, manusia bisa

    mati karena tubuh keracunan oleh bahan-bahan tersebut. Selain

    itu, hati juga menjadi tempat pembentukan dan perombakan

    eritrosit. Kemudian hati bertugas mensekresikan cairan empedu

    dan urea. Cairan empedu merupakan cairan yang berwarna hijau

    kebiru-biruan yang ditampung dalam kantong empedu.

    Selanjutnya disalurkan ke usus dua belas jari (Sartono, 2014:

    123).

  • 39

    Gambar 2.5 Struktur Anatomi Hati

    Sumber: Campbell, dkk., 2008

    Cairan empedu terdiri dari garam empedu dan zat warna

    empedu. Garam empedu berfungsi sebagai pengemulsi lemak.

    Sedangkan zat warna empedu tidak berguna sehingga harus

    dikeluarkan dari dalam tubuh. Zat itu diserap oleh darah dan

    akan keluar melalui proses penyaringan darah di dalam ginjal.

    Itulah mengapa urine sering kali berwarna. Selain itu, zat warna

    empedu juga mewarnai feses (Sartono, 2014: 123).

    b. Gangguan pada Sistem Ekskresi Manusia dan Upaya untuk

    Mencegahnya

    Sistem ekskresi manusia bisa mengalami gangguan sehingga

    menyebabkan sistem kerjanya kurang maksimal. Beberapa gangguan

    yang terjadi pada sistem ekskresi manusia, antara lain.

    1) Gagal ginjal merupakan suatu penyakit dimana fungsi organ

    ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu

    bekerja sama sekali dalam hal penyaringan pembuangan

  • 40

    elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia

    tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi

    urine.

    2) Diabetes mellitus terjadi karena kekurangan jumlah hormon

    insulin atau kurang sempurnanya kerja insulin, yaitu hormon

    yang bertugas membawa glukosa (gula) darah ke dalam sel untuk

    pembentukan energi (Sartono, 2014: 124).

    3) Albuminuria, urin mengandung protein, karena kerusakan

    glomerulus sehingga proses filtrasi terganggu. Penyakit ini dapat

    diuji dengan uji biuret, dengan hasil positif berwarna ungu.

    Albuminuria dapat terjadi akibat kurangnya asupan air ke dalam

    tubuh sehingga memperberat kerja ginjal, mengonsumsi terlalu

    banyak protein, kalsium, dan vitamin C dapat membuat

    glomerulus harus bekerja lebih keras sehingga meningkatkan

    risiko kerusakannya. Upaya yang dapat dilakukan untuk

    mencegah albuminuria adalah dengan mengatur jumlah garam

    dan protein yang dikonsumsi, serta pola hidup sehat untuk

    mengatur keseimbangan gizi.

    4) Nefritis, kerusakan pada glomerulus akibat infeksi bakteri. Hal

    ini mengakibatkan urea dan asam urin masuk kembali ke darah

    (uremia) (Rachmawati dan Tim Tentor, 2015: 250).

    5) Hematuria, urin mengandung darah. Hal ini dikarenakan adaya

    iritasi pada saluran ekskresi. Upaya pencegahan hematuria dapat

  • 41

    dilakukan dengan segera buang air kecil ketika ingin buang air

    kecil, membersihkan tempat keluarnya urine dari arah depan ke

    belakang untuk menghindari masuknya bakteri dari dubur, serta

    banyak minum air putih. Ketika seseorang sakit hematuria, maka

    penanganan yang diberikan adalah dengan memberi antibiotik

    untuk membersihkan infeksi bakteri pada saluran kemih.

    6) Poliura, urin terlalu encer karena kegagalan nefron saat

    reabsorbsi.

    7) Oligoura, urin sangat sedikit karena adanya kerusakan total dari

    ginjal (Rachmawati dan Tim Tentor, 2015: 250).

    3. Model Group Investigation

    a. Model Pembelajaran Kooperatif

    Model adalah bentuk representasi akurat, sebagai proses actual

    yang memungkinkn seseorang atau sekelompok orang mencoba

    bertindak berdasarkan model itu. Model pembelajaran merupakan

    landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologi

    pendidikan dan teori belajar yang diarahkan pada implementasi

    kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di depan kelas

    (Warso, 2017: 91).

    Dapat diartikan bahwa model pembelajaran adalah suatu

    perencanaan atau pola yang dapat kita gunakan untuk mendesain

    pola-pola mengajar secara tatap muka di dalam kelas dan untuk

    menentukan material/perangkat pembelajaran termasuk di dalamnya

  • 42

    buku-buku, media (film-film), tipe-tipe, program-program media

    komputer, dan kurikulum.

    Pembelajaran kooperatif formal adalah suatu bentuk

    pembelajaran kooperatif dimana siswa bekerja secara bersama-sama,

    pada jam pelajaran tertentu selama beberapa minggu, untuk

    mencapai tujuan pembelajaran bersama dngan memastikan bahwa

    mereka dan teman satu kelompoknya berhasil menyelesaikan tugas

    belajar yang diberikan dengan baik (Johnson,dkk, 2010: 12).

    Berdasarkan uraian di atas dapat dijabarkan bahwa model

    pembelajaran kooperatif merupakan bentuk suatu proses

    pembelajaran di dalam kelas yang menekankan pada kerjasama antar

    anggota kelompok kecil. Dalam hal ini Slavin (2010: 4) berpendapat

    bahwa pembelajaran kooperatif bukanlah gagasan baru dalam dunia

    pendidikan, tetapi sebelum masa belakangan ini, metode ini haya

    digunakan oleh beberapa guru untuk tujuan tertentu, seperti

    tugas-tugas atau laporan kelompok tertentu. Lebih dari itu,

    pembelajaran kooperatif juga dapat digunakan sebagai cara utama

    dalam mengatur kelas untuk pengajaran.

    b. Group Investigation

    Model pembelajaran kooperatif GI merupakan metode

    pembelajaran dengan siswa belajar secara kelompok, kelompok

    belajar terbentuk berdasarkan topik yang dipilih siswa (Afrilita, 2017:

    38).

  • 43

    Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation

    merupakan model pembelajaran yang bisa mengajak mahasiswa

    untuk berfikir secara aktif dan kreatif dalam proses pembelajaran.

    Model ini tidak hanya mengembangkan kemampuan intelektual tetapi

    seluruh potensi yang ada, termasuk pengembangan emosional dan

    pengembangan keterampilan (Setiawan, 2013: 2).

    Model pembelajaran kooperatif tipe GI adalah suatu rancangan

    dan pedoman dalam pembelajaran. Menurut Ngalimun (2017: 339)

    berpendapat bahwa model kooperatif tipe GI dengan sintaks:

    pengarahan, buat kelompok heterogen dengan orientasi tugas,

    rencanakan pelaksanaan investigasi, tiap kelompok menginvestigasi

    proyek tertentu, pengolahan data penyajian data hasil investigasi,

    presentasi, kuis individual, buat skor perkembangan siswa, umumkan

    hasil kuis dan berikan reward.

    Menurut Slavin (2010: 218-226) menyatakan tahapan-tahapan

    dalam Group Investigation ini menjadi enam tahap yaitu:

    1) Mengidentifikasi topik dan mengatur murid dalam kelompok.

    2) Merencanakan tugas yang akan dipelajari.

    3) Melakukan investigasi.

    4) Menyiapkan laporan akhir.

    5) Mempresentasikan laporan akhir.

    6) Evaluasi.

  • 44

    Memiliki maksud yang sama dengan pendapat-pendapat yang

    lain, tahapan model Group Investigation di dalam kelas dapat

    diuraikan sebagai berikut langkah-langkah Group Investigation

    menurut Warso (2017: 99) adalah:

    1) Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen

    2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

    3) Guru memanggil ketua-ketua untuk satu materi tugas sehingga

    satu kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yag berbeda dari

    kelompok lain

    4) Masing-masing kelompok membahas materi yang sudah ada

    secara kooperatif berisi penemuan

    5) Setelah selesai diskusi, lewat juru bicara, ketua menyampaikan

    hasil pembahasan.

    Dalam penelitian ini langkah-langkah pembelajaran yang akan

    digunakan yaitu sebagai berikut:

    1) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang

    heterogen.

    2) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok

    yang harus dikerjakan.

    3) Guru mengundang ketua-ketua kelompok.

    4) Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara

    kooperatif dalam kelompoknya.

  • 45

    5) Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua

    kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil

    pembahasan dengan media brosur KAI.

    6) Kelompok lain dapat memberikan tanggapan dan hasil

    pembahasan.

    7) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi

    miskonsepsi dan memberikan kesimpulan.

    8) Evaluasi.

    4. Media Brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)

    Proses pembelajaran sangatlah penting bagi guru dalam mendesain

    media pembelajarannya sehingga dapat membuat siswa mudah mengerti

    dan mendukung aktivitas siswa untuk mendapatkan hasil belajar yang

    optimal.

    Istilah media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk

    jamak dari “medium” yang secara harafiah berarti perantara atau

    pengantar. Proses belajar mengajar pada dasarnya juga merupakan proses

    komunikasi, sehingga media yang digunakan dalam pembelajaran disebut

    media pembelajaran (Falahudin, 2014: 108).

    Media pembelajaran adalah media-media yang digunakan dalam

    pembelajaran, yaitu meliputi alat bantu guru dalam mengajar serta sarana

    pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar (siswa).

    Sebagai penyaji dan penyalur pesan, media belajar dalam hal-hal tertentu

    bisa mewakili guru menyajikan informasi belajar kepada siswa. Jika

  • 46

    program media itu didesain akan dikembangkan secara baik, maka fungsi

    itu akan dapat diperankan oleh media meskipun tanpa keberadaan guru

    (Cahyono, 2019: 2).

    Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli di atas tentang media

    pembelajaran maka dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah

    sebuah alat bantu yang digunakan seorang guru agar dapat mencapai

    tujuan dan hasil belajar yang maksimal dalam proses pembelajaran.

    a. Pengertian Media Brosur

    Media merupakan suatu alat yang bersifat untuk menyalurkan

    pesan yang berisi informasi dari seorang informan (guru) kepada

    orang lain (siswa). Menurut Arsyad dalam Reis, dkk (2018: 41)

    berpendapat bahwa media pembelajaran terbagi menjadi 5 bagian

    yaitu: media berbasis manusia (guru, instruktur, tutor, main-peran

    dan kegiatan kelompok), media berbasis cetak (buku, modul, lembar

    kegiatan siswa dan brosur), media berbasis visual (bagan, grafik dan

    model/maket), media audio-visual (video, film, slide, tape dan

    televisi), dan media berbasis komputer (pengajaran dengan bantuan

    komputer).

    Menurut Rhepon (2014: 33) berpendapat bahwa media brosur

    adalah suatu alat untuk menyampaikan informasi yang sistematis

    yang dicetak pada beberapa halaman kertas dan dilipat. Oleh karena

    itu, media brosur bimbingan belajar merupakan suatu alat untuk

  • 47

    menyampaikan informasi yang diberikan kepada siswa dalam

    menghadapi dan memecahkan masalah belajarnya.

    Kurnia, dkk (2015: 106) berpendapat bahwa brosur adalah bahan

    informasi tertulis tentang suatu masalah yang disusun secara

    bersistem atau cetakan terdiri atas beberapa halaman dan dilipat

    tanpa dijilid atau selebaran cetakan yang berisi keterangan singkat

    tetapi lengkap tentang perusahaan atau organisasi.

    Berdasarkan pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan

    bahwa media brosur adalah alat pembelajaran yang berupa

    selembaran kertas tanpa dijilid yang berisi informasi secara singkat

    tetapi lengkap yang berguna untuk mempermudah pemahaman siswa

    dalam belajar.

    b. Fungsi Media Brosur

    Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi dan

    berlangsung dalam suatu sistem, maka media pembelajaran

    menempati posisi yang cukup penting, sebagai salah satu komponen

    sistem pembelajaran. Media pembelajaran adalah komponen integral

    dari sistem pembelajaran (Daryanto, 2010: 7).

    Syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media

    pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:

    1) Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan

    pembelajaran yang telah ditetapkan.

  • 48

    2) Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat

    atau didengar.

    3) Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.

    4) Media pembelajaran juga harus sesuai dengan kondisi individu

    siswa.

    5) Media pengajaran tersebut merupakan perantara atau medium

    dalam proses pembelajaran siswa (Cahyono, 2019: 15-16).

    Menurut Daryanto (2010: 8-11) berpendapat bahwa media

    memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru)

    menuju penerima (siswa). Fungsi media dalam proses pembelajaran

    adalah sebagai berikut.

    1) Menyaksikan benda yang ada atau peristiwa yang terjadi pada

    masa lampau.

    2) Mengamati benda/peristiwa yag sukar dikunjungi, baik karena

    jaraknya jauh, berbahaya, atau terlarang.

    3) Memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang

    sukar diamati secara langsung karena ukurannya yang tidak

    memungkinkan, baik karena terlalu besar atau terlalu kecil.

    4) Mendengar suara yang sukar ditangkap dengan telinga secara

    langsung.

    5) Mengamati dengan teliti binatang-binatang yang sukar diamati

    secara langsung karena sukar ditangkap.

  • 49

    6) Mengamati peristiwa-peristiwa yang jarang terjadi atau

    berbahaya untuk didekati.

    7) Mengamati dengan jelas benda-benda yang mudah rusak/sukar

    diawetkan.

    8) Dengan mudah membandingkan sesuatu.

    9) Dapat melihat secara cepat suatu proses yang berlangsung secara

    lambat.

    10) Dapat melihat secara lambat gerakan-gerakan yang berlangsung

    secara cepat.

    11) Mengamati gerakan-gerakan mesin/alat yang sukar diamati

    secara langsung.

    12) Melihat bagian-bagian yang tersembunyi dari suatu alat.

    13) Melihat ringkasan dari suatu rangkaian pengamatan yang

    panjang/lama.

    Usman dan Asnawir (2002: 24) berpendapat bahwa media

    pembelajaran mempunyai fungsi:

    1) Membantu memudahkan belajar bagi siswa/mahasiswa dan

    membantu memudahkan mengajar bagi guru/dosen.

    2) Memberikan pengalaman lebih nyata (yang abstrak dapat

    menjadi konkrit).

    3) Menarik perhatan siswa lebih besar (jalannya pelajaran tidak

    membosankan).

  • 50

    4) Semua indera murid dapat diaktifkan dan lebih menarik perhatian

    dan minat murid dalam belajar.

    5) Dapat membangkitkan dunia teori dengan realitanya.

    Berdasarkan beberapa penjelasan mengenai fungsi pembelajaran

    diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa fungsi media brosur adalah

    untuk membantu mempermudah siswa dalam pembelajaran dengan

    efisien melalui selembar kertas bergambar dan berisi keterangan

    secara ringkas dan jelas.

    c. Media Brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI)

    Media grafis adalah suatu penyajian secara visual yang

    menggunakan titik-titik, garis-garis, gambar-gambar, tullisan-tulisan,

    atau simbol visual yang lain dengan maksud untuk mengihtiarkan,

    menggambarkan, dan merangkum suatu ide, data atau kejadian

    (Daryanto, 2010: 19).

    Kelebihan yang dimiliki media brosur adalah bentuknya

    sederhana, ekonomis, baha mudah diperoleh, dapat menyampaikan

    rangkuman, mampu mengatasi keterbatasan ruang dan waktu, tanpa

    memerlukan peralatan khusus dan mudah penempatannya.

    Kelemahan media brosur adalah tidak dapat menjangkau kelompok

    besar, hanya menekankan persepsi indra penglihatan saja, tidak

    menampilkan unsur audio dan motion.

    Berdasarkan beberapa penjelasan di atas mengenai media brosur,

    maka peneliti menggunakan media brosur yang dinamakan media

  • 51

    brosur Kreatif, Aktif, Inovatif (KAI). Media brosur Kreatif, Aktif,

    Inovatif (KAI) ini merupakan gabungan antara gambar dan tulisan

    dalam satu bidang yang memberikan informasi tentang satu atau

    lebih ide pokok yang bervariasi. Media brosur KAI digunakan untuk

    membangkitkan kreatifitas dan inovasi siswa dalam mengembangkan

    gambaran mengenai materi pembelajaran yang diajarkan oleh guru

    secara aktif.

    Gambar 2.6 Media Brosur KAI

    Desain brosur harus dirancang semenarik mungkin. Grafis pada

    brosur harus diperhatikan. Pembuatan media brosur KAI yang

    dilakukan siswa memiliki tahapan-tahapan. Ada beberapa tahapan

    yang harus diperhatikan agar grafis brosur menarik seperti yang

    digambarkan oleh Kusrianto pada gambar di bawah ini (Kurnia, dkk.,

    2015: 106)

  • 52

    Gambar 2.7 Tahapan Membuat Desain Grafis

    Sumber: Kusrianto, 2009

    B. Kajian Pustaka

    Penelitian ini mengenai peningkatan hasil dan motivasi belajar IPA

    melalui model Group Investigation dengan media brosur materi sistem

    ekskresi manusia pada siswa kelas VIII SMP Negeri 6 Salatiga tahun

    pelajaran 2019/2020. Berdasarkan eksplorasi peneliti, ditemukan beberapa

    kajian yang relevan dengan penelitian ini.

    Pertama adalah penelitian dari Rosmeidani Harahap dan Betty M. Turnip

    pada tahun 2014 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif

    Tipe Group Investigation (GI) Berbantu Media Flash Terhadap Hasil Belajar

    Fisika Siswa SMA”. Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat adanya

    perbedaan peningkatan hasil belajar kelas eksperimen dengan kelas kontrol

    yaitu kelas eksperimen dengan nilai rata-rata pretes 37,30 dan postes 67,82

    sedangkan pada kelas kontrol dengan nilai rata-rata pretes 35,78 dan postes

    60,78. Demikian juga aktivitas siswa pada kelas eksperimen mengalami

    peningkatan yaitu pada pertemuan I rata-rata aktivitas siswa kelas eksperimen

  • 53

    adalah 59,12, sedangkan pada pertemuan II meningkat menjadi 71,62. Model

    pembelajaran kooperatif tipe kooperatif tipe Group Investigation (GI)

    berbantu media flash memberikan pengaruh yang signifikan terhadap hasil

    belajar dan keaktifan siswa pada materi pokok Hukum Newton di kelas X

    semester SMA Negeri 14 Medan.

    Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian ini antara lain pada

    subjek penelitian dan media pembelajaran yang digunakan. Pada penelitian

    terdahulu subjeknya adalah siswa SMA sedangkan pada penelitian ini

    subjeknya merupakan siswa SMP. Jika pada penelitian terdahulu

    menggunakan sampel dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kontrol,

    penelitian ini hanya menggunakan satu kelas sebagai penelitan. Media yang

    digunakanpun berbeda pada penelitian ini media brosur merupakan media

    sederhana sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan media flash yang

    merupakan media teknologi.

    Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

    bidang kajian yang sama-sama meneliti hasil belajar siswa dan jelas

    kajiannya yaitu ilmu sains, jika di penelitian sebelumnya bidang fisika pada

    penelitian ini lebih cenderung ke biologi.

    Kedua adalah penelitian dari Dewa Ayu Sri Ratnani pada tahun 2019

    yang berjudul “Peningkatan Kreativitas Siswa SMP Wisata Sanur Melalui

    Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation (GI) Berbasis Media

    Mind Mapping”. Penelitian ini menunjukkan bahwa berdasarkan hasil analisis

    terhadap hasil kreativitas peserta didik dalam pembuatan Mind Mapping

  • 54

    dengan menggunakan uji stastistik non parametrik Ujiwilcoxon Matched

    pairs dengan membandingkan penilaian hasil kreativitas peserta didik pada

    pretest dan posttest, diperoleh nilai probabilitas (P) = 0,018 < taraf

    signifikansi 0,05, hal ini menunjukkan perbedaan yang sangat nyata antara

    pre test dan post test yang dapat dikatakan bahwa penerapan model

    pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation berbasis media Mind

    Mapping meningkatkan kreativitas siswa SMP Wisata Sanur. Hasil analisis

    statistik deskriptif yang telah dilakukan bahwa adanya peningkatan jumlah

    skor kreativitas siswa yaitu (75,3 menjadi 169,2) dalam pembuatan Mind

    Mapping sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe

    Group Investigation (GI) berbasis Mind Mapping.

    Berdasarkan penelitian tersebut, model pembelajaran kooperatif tipe

    Group Investigation dengan media pembelajaran merupakan pembelajaran

    yang dapat meningkatkan aspek-aspek tertentu. Persamaan dengan penelitian

    yang peneliti buat adalah penelitian ini menggunakan model pembelajaran

    yang sama yaitu model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan

    media pembelajaran yang digunakan merupakan media grafis dengan bahan

    kertas.

    Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya terletak pada

    lokasi dan bidang kajiannya. Pada penelitian terdahulu menggunakan lokasi

    di SMP Wisata Sanur sedangkan lokasi pada penelitian ini berlokasi di SMP

    Negeri 6 Salatiga. Begitu pula bidang kajiannya, bidang kajian pada

  • 55

    penelitian terdahulu pada peningkatan kreativitas sedangkan pada penelitian

    ini lebih menekankan pada hasil belajar.

    Ketiga adalah penelitian dari Sang Ayu Ika Made Utari Dewi, dkk pada

    tahun 2013 yang berjudul “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

    Group Investigation (GI) Dengan Media Photovoice Berbasis Lanskap

    Budaya Subak Terhadap Perilaku Berkelompok Siswa SMP Amarawati

    Tampaksiring”. Penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran kooperatif

    tipe GI dengan media photovoice berbasis subak berpengaruh nyata

    (p=0,028

  • 56

    kreativitas, keaktifan dan inovasi siswa menggunakan media brosur Kreatif,

    Aktif, Inovatif (KAI) yang merupakan media brosur yang berbeda dengan

    media brosur biasa. Jika pada penelitian sebelumnya kurang terfokus pada hal

    yang akan dikaji, penelitian ini akan mengkaji peningkatan hasil belajar pada

    mata pelajaran IPA khususnya materi sistem ekskresi manusia.

  • 57

    3. BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum SMP Negeri 6 Salatiga

    1. Identitas Sekolah

    Table 3.1 Profil SMPN 6 Salatiga

    1. Identitas Sekolah1 Nama Sekolah : SMP NEGERI 6 SALATIGA2 NPSN : 203284393 Jenjang Pendidikan : SMP4 Status Sekolah : Negeri5 Alama