peningkatan produk minyak bumi

22
147 BAB 12. PENINGKATAN PRODUK MINYAK BUMI OPEC –Organization of the Petroleum Exporting Country, dibentuk pada 14 September 1960 di Bagdad, Irak dan sejak 1965 kantor pusat dipindahkan ke Wina Austria. Negara pendiri (pencetus ide) adalah Arab Saudi, Irak, Kuwait. Anggota yang terdaftar dari Asia: Qatar dan Uni Emirat Arab. Anggota dari Afrika: Aljazair, Angola, Libya, Nigeria, Anggota dari Amerika Selatan: Equador, Venezuela. Anggota yang keluar: Gabon, dan Indonesia, Kemungkinan yang jadi anggota : Suriah, Sudan, Bolivia (ketiganya diundang OPEC untuk bergabung), dan Brasilia (ingin bergabung setelah ditemukan minyak besar di Atlantik). Dari keanggotaan tersebut tidak ada negara maju yang ikut bergabung dengan OPEC, meskipun mereka juga mempunyai ladang minyak bumi, misalnya Amerika Serikat, Uni Sovyet. Melihat perkembangan negara-negara anggota OPEC yang cukup maju adalah Saudi Arabia, Irak dan Kuwait. Negara yang lain tampaknya hidupnya masih terengah-engah. Timbul pertanyaan: hasil dari minyak itu lalu untuk siapa ? Tampaknya minyak bumi sebagai jantungnya industry di Eropa dan Asia, negara –negara OPEC sangat berperan dalam mengendalikan harga minyak mentah. Indonesia pernah menjadi anggota OPEC mulai Desember 1962- Mei 2008. Namun selama itu pula Indonesia mendatangkan (mengimport)

Upload: marchel-monoarfa

Post on 15-Aug-2015

84 views

Category:

Science


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

147

BAB 12. PENINGKATAN PRODUK MINYAK BUMI

OPEC –Organization of the Petroleum Exporting Country, dibentuk pada 14 September 1960 di Bagdad, Irak dan sejak 1965 kantor pusat dipindahkan ke Wina Austria.

Negara pendiri (pencetus ide) adalah Arab Saudi, Irak, Kuwait. Anggota yang terdaftar dari Asia: Qatar dan Uni Emirat Arab. Anggota dari Afrika: Aljazair, Angola, Libya, Nigeria, Anggota dari Amerika Selatan: Equador, Venezuela. Anggota yang keluar: Gabon, dan Indonesia, Kemungkinan yang jadi anggota : Suriah, Sudan, Bolivia (ketiganya diundang OPEC

untuk bergabung), dan Brasilia (ingin bergabung setelah ditemukan minyak besar di Atlantik).

Dari keanggotaan tersebut tidak ada negara maju yang ikut bergabung dengan OPEC, meskipun mereka juga mempunyai ladang minyak bumi, misalnya Amerika Serikat, Uni Sovyet. Melihat perkembangan negara-negara anggota OPEC yang cukup maju adalah Saudi Arabia, Irak dan Kuwait. Negara yang lain tampaknya hidupnya masih terengah-engah. Timbul pertanyaan: hasil dari minyak itu lalu untuk siapa ?Tampaknya minyak bumi sebagai jantungnya industry di Eropa dan Asia, negara –negara OPEC sangat berperan dalam mengendalikan harga minyak mentah.

Indonesia pernah menjadi anggota OPEC mulai Desember 1962- Mei 2008. Namun selama itu pula Indonesia mendatangkan (mengimport) minyak mentah dari Timur Tengah. Suatu hal yang sulit diterima oleh akal. Menurut berita dari sumber yang dapat dipercaya, minyak mentah yang diekspor adalah minyak mentah kualitas prima yang dihasilkan dari lapangan minyak Jambi dan Palembang, yang katanya untuk mengolahnya Indonesia belum memiliki kilang yang sanggup mengolah. Seperti kita ketahui lapangan minyak Jambi dan lapangan minyak Palembang sudah beroperasi sejak jaman Belanda dan ditempat itu sudah ada pabrik pengolahan minyak yang masih beroperasi hingga sekarang. Sebetulnya, suatu alasan yang sulit diterima oleh akal yang sehat, namun sungguh-sungguh terjadi. Indonesia menjual (mengeksport) minyak mentah, namun juga membeli (impor) minyak mentah dari Timur Tengah. Oleh sebab itu, sangat layak bila harga bahan bakar minyak menjadi lebih mahal sehingga pemerintah harus memberi subsidi. Belakangan Pemerintah baru sadar, yang

Page 2: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

148

akhirnya memutuskan untuk keluar dari Organisasi OPEC. Tidak lagi mengeksport minyak namun justru mengimport minyak. Irak salah satu anggota OPEC, bahkan merupakan salah satu pencentus berdirinya OPEC, saat ini menjalin kerjasama dengan Indonesia agar bersedia membeli minyak mentah dari Irak.

IMPOR MINYAK MENTAH DARI IRAKPemerintah Indonesia, melalui PT Pertamina akan mengimpor minyak mentah secara langsung dari Irak. Hal ini untuk mempermudah kilang-kliang di Indonesia dalam berproduksi seiring peningkatan permintaan minyak di dalam negeri. Pasokan minyak mentah dari Irak itu diharapkan bisa memenuhi kebutuhan impor minyak 300.000 barrel per hari. Saat ini pemerintah sedang mencari kilang yang sudah ada dan paling cocok untuk jenis minyak dari Irak itu dan membangun kilang yang baru yang akan dibangun pemerintah di Sumatera. Sampai tahun 2017, Indonesia butuh 3 kilang kapasitas masing-masing 300.000 barrel per hari. Ini berarti butuh tambahan minyak 900.000 bph dan itu siap dipenuhi Irak. Menurut Deputi Perdana Menteri Irak Urusan Energi Husain Al-Shahristani, Irak memiliki cadangan minyak terbesar keempat di dunia, yaitu 143 milliar barrel. Dari 78 lapangan minyak di Irak, 9 lapangan diantaranya termasuk super raksasa dengan cadangan minyak 5 milliar barrel per lapangan. Produksi minyak di Irak saat ini mencapai 3 juta barrel per hari. Irak akan meningkatkan produksi minyaknya hingga 11 juta barrel per hari pada tahun 2016 untuk mendukung proses rekonstruksi. Untuk itu Irak perlu investasi besar di sektor migas, kelistrikan, konstruksi, pertanian dan jenis industri lain. Ada 5 perusahaan migas yang mengelola lapangan super raksasa di Irak. Pertamina mengincar salah satu lapangan migas dengan volume produksi 2,5 juta barrel dan satu lapangan minyak dengan volume produksi 1,8 juta barrel. Jika menguasai saham 10%, “Jika Pertamina bisa mendapat 250.000 barrel per hari dan 180.000 bph untuk ketahanan energy Indonesia”, kata Direktur Utama Pertamina Karen Agustiawan (Anonim, 2012. Pertamina akan impor minyak dari Irak, Kompas 28 Juni 2012).

OPEC sebagai organisasi penghasil minyak dunia, negara-negara yang terlibat adalah:

Page 3: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

149

Pertanyaan: Mengapa negara Amerika Serikat, Rusia tidak menjadi negara anggota OPEC, lebih “nyaman” menjadi importer minyak saja ?

12.1. KLASIFIKASI MINYAK MENTAH

Ada beberapa model klasifikasi minyak mentah yang dipakai oleh para produsen minyak bumi. Klasifikasi tersebut antara lain

Uraian secara rinci adalah sebagai berikut:

OPEC didirikan 14 Sept, 1960 di Bagdad dengan negara pencetus ide: Arab Saudi, Irak, Kuwait

Anggota lama: Qatar, Uni Emirat Arab. Sejak 1965 kantor pusat dipindah ke Wina, Austria

Anggota dari Afrika : Aljazair, Angola, Libya, Nigeria

Anggota dari Amerika Selatan: Equador, Venezuela

Kemungkinan menjadi anggota: Suriah, Sudan, Bolivia, BrasilKeluar: Gabon,

Indonesia

Dasar klasifikasi minyak mentah

Gravity APIKandungan paraffinKomposisi kimia fraksi minyak bumiFraksi kunciKandungan sulfurKandungan hydrogen sulfidKlasifikasi yang lain

Page 4: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

150

(1). Klaslifikasi berdasarkan gravity API atau berat jenis. Perlu diketahui bila nilai gravity API tinggi maka berat jenis minyak mentah akan rendah, dan ada cenderungan minyak mentah tersebut mengandung fraksi ringan dalam jumlah besar.

Minyak mentah dengan gravity 35o API, biasanya lebih berharga daripada minyak mentah dengan gravity 30o API.

Minyak mentah yang pertama (gravity 35o API ) mengandung fraksi ringan (bensin, kerosin) lebih banyak dan fraksi berat (residu) lebih sedikit.

Sedang minyak mentah dengan gravity 30o API mengandung residu yang relative lebih banyak dibandingan dengan minyak mentah yang pertama.

Berdasarkan atas gravity API atau berat jenis, minyak mentah digolongkan menjadi 5 kelompok:

Tabel 12.1. Klasifikasi minyak mentah berdasar gravity APINo Jenis minyak mentah Nilai gravity API Nilai berat jenis1 Ringan >39,0 < 0,8302 Ringan sedang 39,0-35,0 0,830-0,6503 Berat sedang 35,0-35,0 0,850-0,8504 Berat 35,0-24,8 0,865-0,9055 Sangat berat <24,8 >0,905

(2). Klasifikasi berdasar kandungan paraffin (malam) dan aspalBerdasarkan atas kandungan paraffin dan aspal minyak mentah digolongkan menjadi 3 kelompok:

Tabel 12.2. Klasifikasi minyak mentah berdasarkan kandungan parafin dan aspalNo Jenis minyak Keterangan1 Minyak mentah dasar parafin2 Minyak mentah dasar aspal Disebut juga sebagai minyak mentah dasar

naften3 Minyak mentah dasar

campuran atau tengahanTernyata sebagian besar minyak mentah, kira-kira 90% termasuk dalam golongan minyak mentah dasar campuran, dan hanya 10% masuk pada minyak mentah dasar paraffin (malam) dan dasar aspal

Minyak mentah dapat juga diberi nama lapangan atau daerah dimana minyak mentah ditemukan, misalnya minyak mentah Minas, minyak mentah Duri, minyak mentah Ranau, minyak mentah Lirik, minyak mentah Sumatera Selatan, minyak mentah Kawengan, minyak mentah Ledok, minyak mentah Tanjung dsb

(3). Klasifikasi berdasar pada komposisi kimia fraksi minyak bumi yang mempunyai daerah didih antara 250-300o C. Dikenal dengan klasifikasi Sachanen. Klasifikasi tersebut menggolongkan minyak mentah menjadi 5 kelompok, yaitu:

Page 5: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

151

Tabel 12.3. Klasifikasi minyak mentah berdasar pada komposisi kimia fraksi (menurut Sachanen)

No Golongan % parafin % naften % aromatik % malam % aspal1 Parafin 46-61 22-32 12-25 1,5-10 0-62 Par-naft 42=45 38-39 16-20 16 0-63 Naften 16-26 61-76 8-13 sedikit 0-64 Par-naft-arom 27-35 36-47 26-33 0,5-1 0-105 Naft-arom 0-8 57-78 20-25 0-0,5 0-20

Klasifikasi ini jarang dipakai. Kesulitan yang dihadapi adalah: fraksi yang mendidih di atas 200o C, molekul-molekulnya jarang terdapat dalam keadaan murni tetapi dalam keadaan gabungan.Molekul naften atau aromat murni sangat jarang dijumpai, senyawa siklis umumnya mengandung rantai cabang paraffin dan malahan seringkali cincin aromat dan cincin naften berdampingan.

(4). Klasifikasi menurut US Bureau of Mine (Klasifikasi Lane & Garton)Klasifikasi ini yang banyak dipergunakan saat ini. Sebagai dasar klasifikasi dipergunakan gravity API fraksi kunci nomor 1 dan nomor 2, yang diperoleh dengan jalan distilasi dengan alat distilasi Hempel Standard.

Fraksi kunci no.1 adalah fraksi minyak bumi yang mendidih pada suhu antara 482 sampai 527oF atau antara 250-275oC pada tekanan 1 atmosfer. Termasuk dalam fraksi kerosin

Fraksi kunci no.2 mendidih pada suhu antara 527 sampai 572o F, atau antara 275-300oC pada tekanan 400 mm Hg. Termasuk dalam fraksi minyak pelumas

Tabel 12.4. Klasifikasi minyak bumi menurut US Bureau of MinesNo Golongan dasar Fraksi kunci no.1 Fraksi kunci no.21 Paraffin-parafin .> 40 >302 Paraffin-tengahan >40 20-303 Paraffin-naften >40 <204 Tengahan-parafin 33-40 >305 Tengan-tengahan 33-40 20-306 Tengahan-naften 33-40 <207 Naften-parafin <33 >308 Naften-tengahan <33 20-309 Naften-naften <33 <20

Tabel 12.5. Klasifikasi minyak mentah berdasar kandungan sulfur.No Jenis Keterangan

Page 6: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

152

1 Minyak mentah dengan kandungan sulfur rendah

<0,1%

2 Minyak mentah dengan sulfur sedang 0,1-1,0%3 Minyak mentah dengan kandungan sulfur tinggi >1,0%

Tabel 12.6. Klasifikasi minyak mentah berdasar kandungan hydrogen sulfidNo Jenis Keterangan1 Minyak mentah masam (sour

crude)Kandungan hydrogen sulfide > 0,05 ft3/100 galon minyak mentah

2 Minyak mentah manis (sweet crude)

Kandungan hydrogen sulfide < 0,05 ft3/100 galon minyak mentah

Terdapat pula klasifikasi yang lain, yaitu: Berdasarkan distribusi atom karbon Berdasarkan factor karakterisasi Berdasarkan indeks korelasi

12.2. PRODUK MINYAK BUMIAda beberapa penggolongan produk jadi yang dihasilkan oleh kilang minyak dengan metoda distilasi fraksional. Ada juga pengolahan minyak bumi yang dilakukan dengan metode pemecahan katalistik (disebut juga sebagai metoda perengkahan). Pada bab ini akan diuraikan produk dari distilasi fraksional. Di antara produk jadi kilang minyak dapat dibagi menjadi:

Gambar 12.1. Pompa minyak, teknologi modern vs teknologi tradisional

Produk bahan bakar minyak (BBM), termasuk didalamnya: bensin penerbangan, bensin motor, bahan bakar jet, kerosin, solar, minyak diesel dan minyak bakar

Produk bukan bahan bakar minyak (BBBM), meliputi elpiji (liquefied petroleum gases-LPG), pelarut, minyak pelumas, gemuk, sepal, malam/ paraffin, hitam karbon (carbon black) dan kokas (cokes)

Penggolongan yang lain ialah produk jadi kilang minyak dibagi menjadi:

Page 7: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

153

1. Produk volatile elpiji (LPG) dan bensin alam2. Minyak ringan-bensin motor, bensin penerbangan, bahan bakar turbin penerbangan,

pelarut, bahan bakar traktor dan kerosin3. Distilat solar, minyak diesel dan minyak gas4. Minyak pelumas, meliputi berbagai jenis minyak pelumas5. Gemuk, meliputi berbagai jenis gemuk6. Malam meliputi malam paraffin, malam Kristal mikro (micro crystalline wax). dan

petrolatum7. Residu bahan bakar, kokas petroleum, aspal, hitam karbon dan lain-lain8. Produk khusus hidrokarbon, bahan kimia, insektiside, dan lain-lain.

Secara bagan produk minyak bumi dngan metoda dsitilasi fraksional adalah sebagai berikut:

Uraian singkat dari beberapa produk minyak bumi yang lazim dipasarkan1. ELPIJIElpiji (LPG-liquified petroleum gases) adalah gas minyak bumi yang dicairkan pada suhu biasa dan tekanan sedang, sehingga dapat disimpan dan diangkut dalam bentuk cair dalam bejana dengan suatu tekanan. Komponen utama elpiji adalah propana dan buthana. Disamping itu dalam elpiji juga terdapat ethana, dan penthana dalam jumlah sedikit

dan terbatas. Dalam elpiji juga terdapat sedikit belerang, yang memang sengaja ditambahkan dalam

bentuk senyawa merkaptan, etil atau butyl merkaptan, yang mempunyai bau tak sedap dan dapat digunakan untuk mengetahui adanya kebocoran gas

ASTM membagi elpiji ke dalam empat tipe yaitu ASTM D1835-1889, yaitu LPG propan, LPG buthan, LPG campuran propan-buthan dan LPG propan tugas khusus (special duty propane).

Indonesia saat ini memproduksi 3 jenis LPG, yaitu: LPG buthan (mengandung buthan minimum 97,5% volume),

Metode distilasi fraksional

Minyak mentah

Minyak mentah LPG.2. Bensin motor,3. Bensin,4. Bahan bakar

turbin penerbangan,5. Zat pelarut, 6.Kerosin,7. Bhn bakar diesel,8. Minyak bakar, 9.Minyak pelumas,10. Gemuk, 11. Malam minyak bumi, 12. Aspal

Page 8: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

154

LPG campuran mengandung propan dan buthan minimum 97,5% dan LPG propan (mengandung propan mimimum 97,5% volume)

Dalam praktek LPG dimanfaatkan, Sebagai bahan bakar rumah tangga dan industry, Sebagai bahan bakar mesin motor bakar, karena propan mempunyai angka oktan

tinggi (97), maka untuk mendapatkan nilai ekoomi penggunaan bahan bakar harus digunakan dalam mesin motor bakar dengan perbandingan kompresi , yaitu 0:1.

Sebagai bahan baku industry petrokimia.2. Bensin motor Bensin motor adalah campuran kompleks yang terutama terdiri dari senyawa hidrokarbon, yang mempunyai daerah didih ASTM sekitar 40-180o C, dan dipergunakan sebagai bahan bakar mesin motor bakar. Menurut ASTM, bensin motor dibagi menjadi 5 kelas berdasarkan volatilitasnya (volatility class) yaitu kelas volatility A, B, C, D dan E (ASTM D 439-89). Spesifikasi ini menetapkan karakteristik bensin motor untuk digunakan di daerah-daerah dengan kondisi operasi yang berbeda-beda sesuai dengan perubahan cuaca daerah dimana bensin digunakan. Dewasa ini Indonesia memproduksi 5 jenis bensin motor, yaitu:

Bensin premium 88, yang mempunyai angka oktan riset minimum 88, berwarna kuning dan menggunakan pengungkit oktan TEL maksimum 1,5 ml per gallon AS bensin

Bensin premix 94 yang mempunyai angka oktan riset minimum 94, berwarna oranye, menggunakan pengungkit oktan TEL dengan kandungan Pb maksimum 0,45 gr/l dan metal tersier butyl eter (MTBE) maksimum 15% volume

Bensin super TT yang mempunyai angka oktan riset minimum 95, tidak berwarna dan tidak mengandung TEL. Dapat ditambahkan MTBE maksimum 10% volume untuk memenuhi spesifikasi angka oktan

Bensin prima TT yang mempunyai angka oktan riset minimum 98, tidak berwarna dan tidak mengandung TEL. dapat ditambahkan MTBE maksimum 15% volume untuk memenuhi spesifikasi angka oktan

Bensin petro 2T yang mempunyai angka oktan riset minimum 72, berwarna hijau dengan kandungan timbal (Pb) maksimum 0,1 gr/l. Ditambahkan MTBE maksimum 15% volume untuk memenuhi spesifikasi angka oktan. Bensin ini khusus digunakan untuk motor bakar dua langkah

CatatanUntuk mendapatkan bensin dengan oktan yang tinggi sesuai dengan spesifikasi pemasarannya, maka ke dalam bensin perlu ditambahkan pengungkit oktan (octane boaster). Pengungkit oktan yang biasa dipergunakan pada masa lalu adalah timbal tetraethyl (tetraethyl lead-TEL), Pb (C2H5)4. TEL adalah suatu cairan berat dengan densitas 1,659 g/cc, titik didih 200o C dan larut dalam bensin. TEL sangat beracun

3. Bensin penerbangan Bensin penerbangan adalah campuran senyawa hidrokarbon yang mempunyai daerah didih sekitar 35-170o C dan digunakan sebagai bahan bakar mesin pesawat terbang. Mesin pesawat terbang kecil menyerupai mesin mobil, tetapi mesin pesawat terbang besar sangat berbeda. Kebanyakan mesin pesawat terbang besar supercharged dan didinginkan dengan

Page 9: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

155

udara dan mempunyai torak yang jauh lebih besar dibandingkan dengan torak mesin mobil. Menurut ASTM, ada 3 grade bensin penerbangan (ASTM D 910-90), yaitu bensin penerbangan:

Grade 80 berwarna merah Grade 100 berwarna hijau Grade 100 LL berwarna biru

Bensin penerbangan grade 100 dan grade 100 LL mempunyai angka oktan yang sama, perbedaannya pada kandungan TEL. Grade 100 LL kandungan TELnya lebih rendah dibandingkan grade 100. Bensin penerbangan terutama terdiri dari senyawa hidrokarbon isoparafin, senyawa naften terdapat sekitar 30% dan senyawa aromat sekitar 10%. Senyawa normal paraffin juga terdapat dalam bensin penerbangan, tetapi karena angka oktannya rendah jumlahnya perlu dibatasi. Senyawa olefin juga dibatasi jumlahnya, karena senyawa ini tidak stabil untuk penyimpanan yang lama. Jumah TEL maksimum hanya 2,0 ml TEL per gallon Amerika untuk bensin penerbangan grade 100 LL.4. Bahan bakar turbin penerbangan Bahan bakar turbin penerbangan (aviation turbine fuel, avtur) atau bahan bakar jet (jet fuel) adalah campuran senyawa hidrokarbon yang digunakan sebagai bahan bakar mesin turbin atau mesin jet penerbangan. Karena mesin jet penerbangan bekerja pada suhu kamar sampai suhu yang sangat rendah minus 70oC (-90o F), mka fraksi solar tidak dapat digunakan karena bahan bakar ini akan membeku pada suhu yang rendah. Fraksi ringan seperti bensin juga tidak dapat digunakan karena pada tekanan yang sangat rendah, yaitu sekitar 1/10 tekanan di atas tanah fraksi ini akan mendidih dan habis menguap. Ternyata bahan bakar yang cocok untuk mesin jet adalah fraksi kerosin. Karena fraksi kerosin yang dihasilkan kilang minyak jumlahnya tidak mencukupi, maka disamping fraksi kerosin, dalam bahan bakar jet juga diikut sertakan fraksi bensin dan fraksi minyak gas rengkahan yang mendidih dalam daerah didih kerosin (kerosin rengkahan). Ada beberapa macam spesifikasi bahan bakar jet di dunia, yaitu spesifikasi menurut Angkatan Perang Amerika Serikat (US Airforce), ASTM Inggris Raya (Great Britain), dan IATA (International Air Trnasport Association)Menurut Angkatan Perang AS (US Airforce) ada 6 jenis bahan bakar jet, yaitu:

JP-1, kerosin penerbangan JP-2, bensin penerbangan sekarang tak digunakan lagi JP-3, campuran bensin dan kerosin, RVP 5-7 psi JP-4, campuran bensin dan kerosin, RVP2-3 psi, daerah didih 200-500o F JP-5, kerosin dengan titik nyala tinggi, daerah didih 350-550o F JP-6, kerisn dengan daerah didih luas (wide cut kerosin), daerah didih 250-550o F

Diantara bahan bakar tersebut, yang paling banyak digunakan adalah JP-4Menurut ASTM bhan bakar jet dibagi menjadi 3 jenis (ASTM D 1655-90), yaitu:

Jet A, menyerupai kerosin dengan titik nyala relative tinggi Jet A-1, serupa dengan Jet A, berbeda dalam titik beku Jet B, distilat dengan daerah didih yang relative luas

Bahan bakar jet B, sangat sesuai dengan JP-4 menurut spesifikasi US AirforceMenurut Inggris raya, bahan bakar Jet dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

Page 10: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

156

AVTAG (DERD 2486), campuran kerosin dan bensin (wide cut), tekanan uap Reid 2-3 psi, titik beku maksimum minus 58o C

AVTUR (DERD 2494), kerosin penerbangan, titik beku maksimumIATA membagi bahan bakar turbin penerbangan menjadi 2 yaitu:

Kerosin, kerosin penerbangan, titik beku maksimum minus 50o C Wide cut, distilat dengan daerah didih yang relative luas

Di Indonesia telah lama digunakan bahan bakar jet avtur 50 yang sesuai dengan spesifikasi bahan bakar jet Inggris Raya avtur (DERD 2494).5. Zat pelarut Zat pelarut atau solvent yang berasal dari minyak bumi terdiri dari campuran senyawa hidrokarbon parafin, naften dan aromat.

Zat pelarut yang terutama terdiri dari senyawa hidrokarbon aromat disebut zat pelarut aromatis, Zat pelarut ini mempunyai bau yang kuat yang disebabkan oleh bau senyawa aromat

Zat pelarut yang terdiri dari campuran senyawa hidrokarbon parafin dan naften disebut zat pelarut alifatis, zat pelarut ini diperoleh dari distilasi minyak mentah dan merupakan frkasi bensin, sehingga berbau bensin

Disamping zat pelarut hirokarbon tersebut, dalam praktek juga dijumpai zat pelarut lain, antara lain pelarut alcohol, keton dan eter. Zat pelarut hidrokarbon pada umumnya stabil, yaitu bahwa zat pelarut ini umumnya tidak bereaksi dengan bahan-bahan lain, tidak terurai karena pemanasan yang sedang, atau karena adanya air. Zat pelarut hidrokarbon tidak korosif terhadap logam.Dalam praktek zat pelarut hidrokarbon digunakan untuk berbagai macam keperluan antara lain sebagai pelarut dan pengencer dalam pabrik cat,sebagai zat pelarut pada obat pembunuh serangga, sebagai zat pelarut untuk mengekstraksi lemak dan minyak nabati dan hewani dan zat pelarut dalam industry karet.6. Kerosin Kerosin adalah fraksi minyak bumi yang mempunyai daerah didih sekitar 150-300o C. Penggunaan utama kerosin adalah sebagai bahan bakar lampu penerangan, dan bahan bakar kompor rumah tangga.7. Bahan bakar diesel Bahan bakar diesel adalah fraksi minyak bumi yang mendidih sekitar 175-370 o C dan yang digunakan sebagai bahan bakar mesin diesel.Klasifikasi bahan bakar diesel (ASTM D 975-90) adalah sebagai berikut:

Grade no.1-D, suatu bahan bakar distilat ringan,yang mencakup sebagian fraksi kerosin dan sebagian fraksi minyak gas, digunakan untuk mesin diesel otomotif dengan kecepatan tinggi.

Grade no.2-D, suatu bahan bakar distilat tengahan bagi mesin diesel otomotif, yang dapat juga digunakan untuk mesin diesel bukan otomotif, khususnya dengan kondisi kecepatan dan beban yang sering berubah-ubah.

Grade no.4-D, suatu bahan bakar distilat berat atau campuran antara distilat dengan minyak residu, untuk mesin diesel bukan otomotif dengan kecepatan rendah dan sedang dengan kondisi kecepatan dan beban tetap.

Page 11: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

157

Indonesia saat ini memproduksi 2 macam bahan bakar diesel, yaitu minyak solar untuk mesin diesel dengan kecepatan perputaran tinggi dan minyak diesel untuk mesin diesel dengan kecepatan perputaran sedang dan rendah.8. Minyak bakar Istilah minyak bakar dalam arti yang luas ialah bahan baku minyak yang dibakar untuk menghasilkan panas. Dengan pengertian ini maka kerosin di samping sebagai bahan bakar untuk lampu penerangan, dapat juga dipakai sebagai bahan bakar yang menghasilkan panas dalam kompor yang digunakan dalam rumah tangga.Minyak bakar dapat berupa destilat, residu atau campuran di antara keduanya. Distilat dapat juga berasal dari destilasi minyak mentah atau berasal dari proses rengkahan. Sedangkan residu dapat berasal dari residu hasil destilasi minyak mentah dan residu yang berasal dari proses rengkahan. Destilat yang ditambahkan pada residu dimaksudkan untuk menurunkan viskositas sampai ke tingkat yang diinginkan.ASTM membagi minyak bakar menjadi 7 grade (ASTM D 396-90a), yaitu:

Grade no.1 dan 2, bahan distilat digunakan untuk rumah tangga Grade no.4 (ringan) dan 4, bahan bakar distilat berat atau campuran distilat dan

bahan bakar residu yang digunakan dalam alat pembakar industry/komersial Grade no.5 (ringan), 5 (berat) dan 6, bahan bakar residu dengan viskositas dan

daerah didih yang makin bertambah, digunakan dalam alat pembakar industry. Biasanya dilakukan pemanasan pendahuluan dalam penanganannya agar diperoleh pengabutan yang baik.

Persyaratan umum bagi minyak bakar di atas ialah harus homogeny, bebas dari asam anorganik, bebas dari bahan padatan dan serat, harus tetap tinggal uniform dalam penyimpanan biasa dan tidak terjadi pemisahan antara komponen minyak ringan dan berat.Nama umum lain dari minyak bakar berat adalah minyak bakar bunker. Terdapat 3 jenis minyak bunker yaitu minyak bunker C (minyak bakar grade no.5 (ringan), minyak bunker B (minyak bakar grade no.5 (berat), dan minyak bunker C (minyak bakar grade 6).9. Minyak pelumas Minyak pelumas terdapat dalam bagian minyak mentah yang mempunyai daerah didih yang paling tinggi,yaitu sekitar 400o C ke atas. Fraksi minyak pelumas dipisahkan dari residu hasil distilasi minyak mentah dengan destilasi hampa. Dalam distilasi ini biasanya diperoleh 3 fraksi yaitu fraksi minyak pelumas ringan, fraksi minyak pelumas sedang, fraksi minyak pelumas berat. Karena malam dan aspal mempunyai titik didih yang kira-kira sesuai dengan daerah didih minyak pelumas maka dalam destilasi untuk memperoleh fraksi minyak pelumas selalu bercampur dengan malam atau aspal, tergantung pada jenis minyak mentahnya.Komposisi minyak pelumas terdiri dari senyawa-senyawa hidrokarbon paraffin, naften,aromat dan sejumlah kecil senyawa organic yang mengandung oksigen dan belerang yang dipandang sebagai pengotor. Struktur utama molekul minyak pelumas adalah inti naften, inti naften dan inti aromat, yang tersusun dalam kelompok-kelompok sampai sebanyak 6 cincin. Pada kelompok cincin ini dapat terikat rantai paraffin. Makin panjang dan makin banyak rantai paraffin ini, maka minyak pelumas makin bersifat paraffin.

Page 12: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

158

Minyak pelumas naftenik mengandung lebih banyak cincin aromat dan sedikit rantai paraffin. Karena penghilangan malam dengan zat pelarut (solvent dewaxing) akan menghilangkan senyawa hidrokarbon paraffin normal dan isoparafin, sedang ekstraksi solven akan menghilangkan molekul-molekul yang terutama mengandung cincin aromat, maka minyak pelumas yang telah dimurnikan cenderung terdiri dari cincin-cincin naften kompleks, dengan rantai-rantai cabang paraffin.

Fungsi minyak pelumas adalah untuk memberikan lapisan minyak antara 2 permukaan yang bergeser satu terhadap yang lain, sehingga dapat mencegah terjadinya keausan dan memperkecil kehilangan daya. Di samping itu, minyak pelumas juga harus dapat mengalir dengan bebas sehingga panas yang timbul karena gesekan dapat dihilangkan. Karena jenis mesin atau alat-alat yang memerlukan pelumasan dapat sangat bermacam- ragam, dari mesin yang tugasnya sangat ringan sampai dengan mesin yang tugasnya sangat berat, maka jenis minyak pelumas menjadi sangat banyak.Saat ini PERTAMINA telah memproduksi berbagai jenis minyak pelumas, yaitu:

Minyak pelumas mesin motor empat langkah baik yang berbahan bakar bensin maupun bahan bakar diesel, seperti Mesran, Mesran B, Mesran Prima, Mesran Super, Meditran, Meditran S, Medipral, Medipral D dan Medipral 12

Minyak pelumas mesin motor dua langkah yang berbahan bensin, seperti Mesrania 2T Super, Mesrania 2T sport TC-A, dan Mesrania 2T self mixing dan outboard: minyak pelumas roda gigi yaitu Rored HAD dan Rored EPA dan minyak pelumas industry, yaitu Turalik, Silinap, Sebana dan Gandar 800.

Spesifikasi dan klasifikasi minyak pelumas yang digunakan umumnya disesuaikan dengan anjuran yang diberikan oleh pembuat mesin, sesuai dengan tugas mesin yang bersangkutan. Mengenai mutu minyak pelumas mesin, digunakan dasar klasifikasi yang umum berlaku, yaitu klasifikasi viskositas menurut Society Automotive Engineers (SAE), klasifikasi menurut American Petroleum Institutr (API), dan klasifikasi yang setaraf. Disamping itu ada juga klasifikasi viskositas minyak lumas industry menurut ASTM (ASTM D 2422).10. Gemuk Banyak bagian-nagian mesin yang dirancang sedemikian sehingga minyak pelumas tidak dapat tinggal pada tempatnya dan melumasinya. Untuk mengatasi hal ini minyak pelumas dipertebal dengan mendispersikan sabun, lempung atau bahan penebal lainnya. Minyak pelumas yang telah ditebalkan yang mempunyai konsistensi yang berbeda-beda, dari keadaan setengah cair sampai pada padat, ini disebut gemuk (grease) atau pelumas gemuk (lubricating grease). Disamping bahan penebal, di dalam gemuk dapat ditambahkan additive seperti inhibitor oksidasi dan agen tekanan ekstrim (extreme pressure agent). Minyak pelumas, bahan penebal dan additive bersama-sama akan menentukan sifat-sifat pelumasan gemuk. Sabun untuk pembuatan gemuk dibuat dengan jalan mereaksikan hidroksida logam-logam dengan berbagai macam lemak atau asam lemak. Jenis logam sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik gemuk, sehingga genuk diberi nama menurut logam atau logam-logam dalam sabun. Misalnya gemuk sabun natrium, gemuk sabun kalsium, dan gemuk sabun natrium-kalsium. Lemak-lemak yang digunakan dapat berasal dari hewan ataupun dari tumbuh-tumbuhan, Juga asam lemak yang digunakan dapat

Page 13: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

159

berasal dari lemak hewan ataupun tumbuh-tumbuhan. Jenis lemak, asam lemak maupun logam, sangat berpengaruh terhadap sifat-sifat fisik dan kimia gemuk. Gemuk dapat dibuat dengan 2 cara, yaitu: Cara panas, di mana campuran minyak pelumas dan sabun dipanaskan pada suhu

antara 150-300o C di dalam ketel gemuk (cooked grease), Cara dingin, dimana campuran minyak pelumas, minyak dammar dan kapur dipanaskan

pada suhu yang relative rendah di bawah 65o C di dalam sebuah pencampur mekanik (cold set).

Saat ini PERTAMINA telah memproduksi beberapa jenis gemuk, yaitu: Gemuk Pertamina SG untuk kendaraan yang sifatnya serbaguna dengan dasar sabuh

lithium 1,2 hidroksi stearat timbal Gemuk Pertamina TS 2, adalah gemuk dengan bahan dasar sabun kalsium untuk

bantalan yang memerlukan gemuk yang tahan air Gemuk Pertamina 2,3 adalah gemuk untuk industry yang sifatnya serba guna dengan

dasar sabun lithium Gemuk Pertamina EP 1 dan EP jenis extreme pressure dengan dasar sabun lithium 1,2

hidroksi stearat untuk bantalan industry yang tugasnya sedang sampai berat.Macam-macam gemuk berdasarkan atas bahan penebal yang digunakan yaitu: Gemuk sabun kapur (lime soap grease), dibuat dari minyak pelumas, lemak dan kapur,

perlu digunakan sedikit air. Tanpa air maka gemuk ini tak akan terjadi. Karena sabun kapur tidak dapat larut dalam air, maka gemuk ini digunakan untuk melumasi mesin-mesin yang berkontak dengan air. Tetapi gemuk ini tidak dapat digunakan untuk pelumasan pada suhu diatas 175o F, karena pada suhu ini air akan hilang menguap dan sabun akan memisahkan dari minyaknya. Gemuk ini mempunyai tekstur mentega.

Gemuk sabun natrium (sodium soap grease), dibuat dari minyak pelumas, lemak dan natrium hidroksida. Tidak diperlukan air untuk membuat struktur gemuk yang stabil. Dapat digunakan untuk pelumasan pada suhu yang tinggi, karena gemuk ini mempunyai dropping point tinggi, dapat sampai diatas 400oC. Karena sabun natrium dapat larut dalam air, maka gemuk ini tidak dapat digunakan untuk pelumasan bagian bagian mesin yang berkontak dengan air. Gemuk sabun natrium mempunyai tekstur serat.

Gemuk sabun aluminium (aluminium soap grease) dibuat dari sabun aluminium yang didispersikan di dalam minyak pelumas pada suhu sekitar 300o F. Sabun aluminium diperoleh dengan mereaksikan aluminium sulfat dengan sabun natrium. Gemuk sabun aluminium ini tahan terhadap air. Disamping itu gemuk sabun aluminium dapat juga dibuat dengan mencampur leburan asam stearat yang dicampur dengan minyak pelumas.

Gemuk sabun lithium (lithium soap grease), dibuat dengan jalan memanaskan lithium stearat dan minyak pelumas sampai sempurna melebur. Gemuk sabun ini tahan terhadap air, dan seperti gemuk sabun kalsium mempunyai tekstur seperti metega. Tidak diperlukan air untuk membentuk struktur gemuk yang stabil, sehingga dapat digunakan pada suhu diatas titik didih air. Apabila gemuk ini dibuat dari minyak pelumas yang mempunyai viskositas yang rendah, gemuk dapat digunakan untuk

Page 14: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

160

pelumasan dalam pesawat terbang dimana suhu sekeliling dapat sangat rendah. Karena gemuk lithium dapat digunakan pada suhu tinggi dan suhu rendah dan juga tahan terhadap air, gemuk ini juga disebut multi purpose grease.

Gemuk sabun campur (mixed soap grease), dibuat dengan menggunakan lebih dari satu macam sabun. Salah satu diantaranya dibuat dari sabun natrium-kalsium, dan yang lain dari sabun lithium-kalsium. Gemuk yang dibuat dari natrium kalsium mempunyai tekstur yang lebih halus daripada tekstur gemuk sabun natrium, Gemuk sabun lithium-kalsium lebih murah daripada gemuk sabun lithium, dan masih mempunyai sifat serupa dengan gemuk sabun lithium.

Gemuk bukan sabun (non soap grease), dibuat dari minyak pelumas yang dipertebal dengan menggunakan bahan-bahan bukan sabun, antara lain dengan menggunakan tepng benthonite, silica gel dan carbon black.

11. Malam minyak bumi Senyawa hidrokarbon yang terdapat dalam malam minyak bumi mempunyai atom karbon dari 20 sampai 75 buah, dan mempunyai titik lebur dari kira-kira 45 sampai 100o C. Malam yang melebur pada suhu sekiar 65o C atau lebih rendah, hampir seluruhnya terdiri dari hidrokarbon napthen dan senyawa hidrokarbon isoparafin yang jumlahnya semakin besar. Senayawa hidrokarbon aromatic dapat juga terdapat dalam malam minyak bumi ini. Malam minyak bumi dapat dibagi menjadi 2 tipe yaitu:

Malam parafin yang diperoleh dari destilat paraffin ringan yang mendistilasi pada suhu kurang dari 400oC

Malam kristal mikro diperoleh dari destilat paraffin berat.Penggunaan malam parafin dan malam kristal mikro antara lain untuk:

melapisi kertas, melapisi papan, pembuatan lilin, korekapi, pembuatan kosmetik, pembuatan kain batik, isolasi listrik, kertas pembungkus makanan, komponen dalam tinta cetak, bahan pemoles dan pita mesin ketik.

12. AspalAspal adalah bitumen setengah padat berwarna hitam yang berasal dari minyak bumi. Aspal dapat terdapat dalam alam, yaitu yang disebut aspal alam seperti aspal alam Buton (disebut aspal butas).Di Indonesia spesifikasi aspal untuk pengerasan jalan (aspal keras) ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Dept. Pekerjaan Umum. Aspal terdiri dari partikel-partikel koloid yang disebut aspalten yang terdispersi di dalam mesin dan konstituen minyak. Aspalten dapat dipisahkan dari resin dan konstituen minyak dengan jalan melarutkannya dalam nafta. Aspalten yang tidak larut akan mengendap sebagai serbuk yang berwarna

Page 15: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

161

coklat atau hitam. Diperkirakan aspalten terdiri dari gugus-gugus hidrokarbon aromatic kompleks yang dihubungan dengan gugus hidrokarbon, atom belerang dan oksigen. Minyak dapat dipisahkan dari resin dengan jalan adsorbsi dengan pertolongan lempung. Konstituen minyak adalah minyak pelumas yang mempunyai viskositas yang tinggi, yang berwarna coklat tua atau kemerah-merahan. Aspal harus mempunyai sifat adhesif (lengket) dan kohesi (melawan tarikan). Aspal juga harus mempunyai sifat tahan terhadap air, mempunyai sifat kimia yang stabil, tidak terpengaruh oleh asam dan basa. Disamping itu dapat mempunyai konstistensi yang berbeda-beda. Di antara sifat-sifat fisik aspal yang penting adalah titik pelunakan, kemuluran dan kekerasan.Berdasarkan konsistensinya, aspal digolongkan menjadi 3 jenis yaitu:

Aspal padat adalah aspal dimana pada suhu biasa berupa zat padat. Untuk dapat dipergunakan dalam keadaan cair, aspal padat harus dipanaskan terlebih dahulu

Aspal setengah padat, juga disebut aspal semen, dan masih dapat dibagi lagi menjadi beberapa grade berdasarkan kekerasannya atau konsistensinya.

Aspal cair pada umumnya adalah aspal yang dilarutkan dalam zat pelarut. Aspal cair sering juga disebut cut black aspalt. Ada 3 jenis aspal cair tergantung pada zat pelarut yang digunakan.

o Aspal cair dengan naphta sebagai bahan pelarut sangat cepat mengeras, dan disebut rapid curing atau RC asphalt.

o Aspal cair dengan kerosin sebagai zat pelarut lebih lambat meneras, disebut aspal medium curing atau MC asphalt.

o Aspal dengan minyak gas sebagai zat pelarut adalah yang paling lama mengeras disebut slow curing atau SC asphalt.

Ketiga macam aspal tersebut masih dibagi lagi dalam 6 grade, yang diberi angka 0, 1, 2, 3, 4 dan 5.

Angka kecil yaitu 0 berarti zat pelarut yang digunakan paling banyak dan, Angka terbesar yaitu 5, berarti bahwa zat pelarut yang digunakan paling sedikit. Angka yang sama untuk aspal RC, MC dan SC berarti bahwa ketiga aspal cair

tersebut mempunyai fluiditas yangkira-kira sama. Disamping aspal cair ada juga aspal emulsi yang dibuat dengan jalan

mengemulsikan aspal dalam air dengan menggunakan emulgator.Penggunaan aspal adalah untuk:

perekat pada konstruksi pengerasan jalan. sebagian lainnya untuk melapisi atap, melapis saluran pipa sebagai bahan pelindung, kotak baterai, melapisi bagian bawah mobil dan lain sebagainya.

Dari uraian tersebut ditas tampak bahwa: Mengolah minyak mentah mempunyai nilai lebih yang sangat banyak dibandingkan

dengan menjual minyak mentah

Page 16: PENINGKATAN  PRODUK  MINYAK BUMI

162

Berbagai hasil dapat diperoleh dengan mengolah minyak mentah di dalam negeri sendiri

Banyak industry hlir timbul sehingga mampu menampung tenaga kerja.

Gambar 12.2. Cara mengakut minyak bumi sebagai bahan bakar

Catatan kerja