peningkatan pengembangan kemampuan ...e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/4045/1/eka...kata...

103
PENINGKATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN PAPAN RABA PADA ANAK KELOMPOK A RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh: EKA PURNAWATI NIM 11613028 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2018

Upload: others

Post on 20-Oct-2020

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • PENINGKATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL

    LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN PAPAN RABA

    PADA ANAK KELOMPOK A RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT

    KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    EKA PURNAWATI

    NIM 11613028

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2018

  • iii

  • iv

  • v

  • vi

    MOTTO

    Satu sayang Allah

    Dua cinta Rasulullah

    Tiga cintailah orang tua

    Satu dua tiga Kunci dunia akhirat

  • vii

    PERSEMBAHAN

    Skripsi ini dipersembahkan untuk:

    1. Keluarga saya yang selalu membimbing dan mendukung setiap usaha.

    2. Suamiku tercinta bapaknya Ener yang telah memberi dukungan spiritual,

    material dan kasih sayang.

    3. Mas Ener yang selalu setia menungguku

    4. Teman-teman seperjuangan, satu kelas PIAUD IAIN Salatiga Angkatan 2013

    yang selalu memberikan motivasi.

    5. Bapak dan ibu Dosen yang selalu membimbing dengan sabar.

    6. Semua Dosen dan Karyawan yang selalu mendukung dan membimbing.

  • viii

    KATA PENGANTAR

    Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan

    yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, atas segala rahmat dan hidayah-Nya

    skripsi dengan judul “Peningkatan Pengembangan Kemampuan Mengenal

    Lambang Bilangan Melalui Permainan Media Papan Raba Pada Anak Kelompok

    A RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang Tahun

    Pelajaran 2017/2018 telah selesai.

    Shalawat salam senantiasa terlimpahkan kepangkuan baginda Nabi

    Muhammad SAW semoga beliau senantiasa dirahmati Allah SWT.

    Penulisan ini tidak akan selesai tanpa dukungan, motivasi, dan bantuan

    dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis sampaikan terimakasih kepada:

    1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga

    2. Bapak Suwardi, M.Pd selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

    IAIN Salatiga

    3. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Islam Anak

    Usia Dini

    4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd selaku pembimbing yang telah

    membimbing, memberi motivasi dan meluangkan waktunya dalam

    penulisan skripsi ini.

    5. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu, bagian

    akademik dan staf perpustakaan yang telah memberikan layanan serta

    bantuan kepada penulis.

  • ix

    6. Dewan Guru PAUD RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang

    Kabupaten Semarang yang telah membantu penulis dalam melaksanakan

    penelitian dari awal hingga selesai.

    7. Segenap keluargaku tercinta yang selalu mendoakanku.

    8. Teman-teman PIAUD angkatan 2013 yang telah berjuang bersama-sama.

    Atas semua bantuan yang telah diberikan, penulis mengucapkan terimakasih.

    Semoga amal yang telah diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis

    menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna, masih banyak kekurangan baik

    dalam isi maupun metodologi. Kritik serta saran yang membangun penulis

    harapkan bagi kesempurnaan skripsi ini dimasa yang akan datang. Semoga skripsi

    ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang budiman.

    Amin.

    Salatiga, 12 Februari 2018

    Penulis

    Eka Purnawati

    NIM. 11613028

  • x

    ABSTRAK

    Purnawati,Eka.2017.Peningkatan Pengembangan Kemampuan Mengenal

    Lambang Bilangan Melalui Permainan Media Papan Raba Pada

    Anak Kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Fakultas

    Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Jurusan Pendidikan Islam Anak Usia

    Dini. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dr

    Budiyono Saputro, M.Pd.

    Kata kunci: Lambang Bilangan, Papan Raba

    Menurut UU No. 20 Tahun 2003 pasal 1 butir 14, PAUD adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun

    yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

    pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan

    dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Tujuan penelitian ini adalah untuk

    meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan melalui penggunaan

    media permainan papan raba pada anak kelompok A di RA Miftahul Huda 1

    Lopait.

    Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan secara

    kolaboratif partisipatif dengan menggunakan model penelitian Kemmis dan MC

    Taggart. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok A RA Miftahul Huda

    1 Lopait yang berjumlah 18 anak yang terdiri dari 7 anak laki-laki dan 11 anak

    perempuan. Metode yang digunakan untuk pengumpulan data adalah observasi,

    dokumentasi dan lembar kerja anak. Analisis data yang digunakan dalam

    penelitian ini yaitu deskriptif kualitatif.

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa media papan raba dapat

    meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan. Tindakan pra siklus

    sebesar 55% kemudian di siklus I rata-rata kemampuan mengenal lambang

    bilangan pada anak sebesar 70% selanjutnya di siklus II rata-rata kemampuan

    mengenal lambang bilangan mencapai 86%. Selisih peningkatan dari pra tindakan

    dan siklus I sebesar 15%, selisih peningkatan dari siklus I ke siklus II sebesar

    16%. Berdasarkan hasil Penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan

    bahwa melalui media papan raba dapat dikembangkan kemampuan mengenal

    lambang bilangan pada Anak kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait

    Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2017/2018 telah

    terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

  • xi

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

    LEMBAR LOGO IAIN .................................................................................. ii

    PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................. iii

    PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .................................................... iv

    PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................... v

    MOTTO…………………………………………………………………… . vi

    PERSEMBAHAN………………………………………… .......................... vii

    KATA PENGANTAR………………………………………… ................... viii

    ABSTRAK………………………………………… ..................................... x

    DAFTAR ISI………………………………………… .................................. xi

    DAFTAR TABEL………………………………………… .......................... xiii

    DAFTAR GAMBAR………………………………………… ..................... xiv

    DAFTAR LAMPIRAN………………………………………… .................. xv

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

    B. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

    C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 5

    D. Hipotesis Tindakan ...................................................................... 6

    E. Kegunaan Penelitian .................................................................... 7

    F. Metode Penelitian ........................................................................ 8

    G. Sistematika Penulisan ................................................................. 18

  • xii

    BAB II LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori ................................................................................. 20

    B. Kajian Pustaka .............................................................................. 36

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian……………. ....................... 38

    B. Pelaksanaan Penelitian ................................................................. 42

    C. Intrument penelitian …………………………………………… 48

    BAB IV ANALISIS DATA

    A. Deskripsi Per Siklus .................................................................... 49

    B. Pembahasan…………………………………………………… .. 55

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan ................................................................................. 62

    B. Saran ............................................................................................ 62

    Daftar Pustaka

    Lampiran-Lampiran

    Riwayat Hidup Penulis

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

    pada Anak Kelompok A ……………………………………. 13

    Tabel 1.2 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan … 13

    Tabel 1.3 Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan Indikator

    Keberhasilan …………………………………………………… 16

    Tabel 3.1 Data Guru RA Miftahul Huda I Lopait ………………………... 40

    Tabel 3.2 Data Anak Kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait …………. 41

    Tabel 3.3 Indikator yang diamati ………………………………………… 48

    Tabel 4.1 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan … 49

    Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pra Siklus ……………………………………… 50

    Tabel 4.3 Hasil Penilaian Siklus I ………………………….……..........….. 52

    Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus II ………………………………..……….. 53

    Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan KKM ……… 55

    Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Pra Siklus ……………………………………. 56

    Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan KKM ……….....58

    Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Siklus ………………………………………... 58

    Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan KKM ……….. 59

    Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Siklus II …………………………………….. 60

  • xiv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart ……….. 11

    Gambar 3.1 Struktur organisasi Guru ……………………………………….. 42

    Gambar 4.1 Diagram Peningkatan kemampuan Mengenal Lambang bilangan 61

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Surat Permohonan Ijin Penelitian

    Lampiran2 Surat Keterangan Melakukan Penelitian

    Lampiran 3 Surat Pengajuan Pembimbing

    Lampiran 4 Lembar Konsultasi Skripsi

    Lampiran 5 Lembar Observasi Guru dan Siswa

    Lampiran 6 RPPH

    Lampiran 7 Dokumentasi Foto Penelitian

    Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup

  • 2

    PENINGKATAN PENGEMBANGAN KEMAMPUAN MENGENAL

    LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PERMAINAN PAPAN RABA

    PADA ANAK KELOMPOK A RA MIFTAHUL HUDA 1 LOPAIT

    KECAMATAN TUNTANG KABUPATEN SEMARANG

    TAHUN PELAJARAN 2017/2018

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

    Oleh:

    EKA PURNAWATI

    NIM 11613028

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ISLAM ANAK USIA DINI

    FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

    SALATIGA

    2018

  • 3

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 ayat 1,

    disebutkan bahwa termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam

    rentang usia 0-6 tahun. Berbeda dengan NAEYC (National Assosiation

    Education For Young Children) anak usia dini merupakan sekelompok

    individu yang berbeda pada rentang usia antara 0-8 tahun (Sofia, 2005:7).

    Pendapat lain menyebutkan bahwa anak usia dini ialah kelompok anak

    yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat

    unik, dalam arti memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan (koordinasi

    motorik halus dan kasar), intelegensi (daya pikir, daya cipta, kecerdasan

    emosi dan kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta

    agama), bahasa dan komunikasi yang khusus sesuai dengan tingkat

    pertumbuhan dan perkembangan anak.

    Berdasarkan keunikan dan perkembangannya anak usia dini terbagi

    menjadi empat tahapan, yaitu masa lahir sampai 12 bulan, masa batita

    (toddler) usia 1-3 tahun, masa pra sekolah usia 3-6 tahun, dan masa kelas

    awal 6-8 tahun (Mansur, 2009:88). Untuk itu, usia 3-6 tahun anak memasuki

    pendidikan pra sekolah.

    Anak usia dini disebut masa golden age karena pada usia ini pertumbuhan

    dan perkembangan fisik motorik kasar maupun halus, sosial emosional,

    intelektual, dan bahasa berlangsung sangat pesat (Suyanto, 2005:6).

  • 4

    Kemudian para ahli pendidikan anak memandang usia dini merupakan masa

    emas (the golden age) yang hanya datang sekali dan tidak dapat diulang.

    Bloom mengemukakan bahwa pada usia dini ini perkembangan intelektual

    anak terjadi sangat pesat pada tahun-tahun awal kehidupan mereka (Ardy,

    2014: 28).

    Stimulasi sejak dini kepada anak yang berusia 0 hingga 6 tahun sangatlah

    penting, karena pada masa tersebut perkembangan otak mereka dapat

    berlangsung optimal dan itu sangat berpengaruh terhadap kehidupannya

    kelak. Contoh perkembangan kognitif anak tentang warna, ketika anak

    diberitahu tentang benda berwarna biru dan dikelompokkan dengan warna

    biru lainnya. Anak akan mendapat rangsangan tentang warna biru dan ketika

    melihat benda warna biru maka anak akan mengelompokkan.

    Stimulasi yang diberikan ketika anak usia dini akan berdampak saat

    dewasa, maka orang tua dan guru mempunyai peran penting dalam

    memberikan stimulus kepada anak. Stimulasi-stimulasi yang diberikan dapat

    melalui tiga aktivitas antara lain pengindraan, persepsi dan belajar. Beberapa

    contoh fungsi matematika dalam kehidupan antara lain, memasak,

    menghitung benda, memahami waktu. Matematika dapat dikenalkan anak

    sejak dini sesuai dengan tahapan perkembangannya.

    Matematika sangat penting bagi kehidupan manusia, maka dari itu mulai

    sejak dini anak diajak untuk belajar tentang matematika. Melalui belajar dan

    bermain anak di ajak belajar dunia matematika. Konsep-konsep matematika

  • 5

    dalam dunia anak berbeda dengan anak yang sudah dewasa, perbedaannya

    terdapat dalam menyampaikan.

    Menurut Piaget tujuan pembelajaran matematika untuk anak usia dini

    sebagai logic-mathematical learningatau belajar berpikir logis dan matematis

    dengan cara yang menyenangkan dan tidak rumit (Suyanto, 2005: 161).

    Bukan agar anak dapat cepat berhitung namun dapat memahami bahasa

    matematis dan penggunaannya untuk berpikir. Anak usia dini bukan hanya

    belajar matematika sebagai persiapan untuk memahami konsep matematika

    pada tingkat yang lebih tinggi namun hal yang penting adalah matematika

    digunakan untuk mengajarkan anak berpikir logis. Konsep matematika

    berhubungan dengan lambang bilangan atau angka.

    Menurut Principles and Standards for School matehematisc, dasar bagi

    perkembangan matematika anak-anak dibangun pada tahun-tahun dini.

    Matematika dibangun oleh keingintahuan dan semangat anak-anak dan

    tumbuh secara alami dari pengalaman mereka. Anak-anak belajar konsep

    matematika sesuai dengan usia, mereka harus mengembangakan bahasa

    matematika, punya kesempatan interaktif untuk pengalaman matematika dan

    termotivasi untuk tertarik pada matematika (Carol & Barabara, 2008: 386).

    Konsep angka melibatkan pemikiran tentang “berapa jumlahnya atau

    berapa banyak” termasuk menghitung (Sujiono, 2007:11.11). Anak yang

    mempelajari nama bilangan kemudian akan mempelajari simbol dari bilangan

    tersebut. Menghitung selalu berhubungan dengan angka atau lambang

    bilangan. Benda-benda di sekitar anak dapat mengenal lambang bilangan,

  • 6

    contoh penggaris, jam, timbangan, permainanan. Anak perlu mengenal

    lambang bilangan agar dapat memahami benda-benda sekitarnya.

    Pembelajaran mengenal konsep bilangan kepada anak usia dini dilakukan

    dengan cara bermain. Bagi anak, permainan merupakan wahana belajar yang

    sangat penting sebagai proses pendewasaan diri, membantu menjaga stabilitas

    emosi mendorong perilaku proposial, sekaligus memperkenalkannya terhadap

    dunia yang lebih luas.

    RA Miftahul Huda 1 Lopait yang berada di Dusun Lopait mempunyai 2

    kelas terdiri dari kelompok A dan kelompok B. Jumlah siswa pada kelompok

    A adalah 18 anak, terdiri dari 7 siswa laki-laki dan 11 siswa perempuan,

    sedangkan kelompok B adalah 11 anak terdiri dari 9 siswa perempuan dan 2

    siswa laki-laki. Penilitian ini dilakukan di kelompok A karena kemampuan

    mengenal lambang bilangan masih rendah.

    Menurut pengamatan yang dilakukan oleh peneliti di kelompok A RA

    Miftahul Huda 1 Lopait dalam mengembangkan kemampuan mengenal

    lambang bilangan menggunakan metode klasikal yang dimana masih

    monoton dan membosankan, sebagian besar anak masih kesulitan

    menunjukkan lambang bilangan satu dan yang lain. Selain itu media yang

    digunakan dalam pembelajaran hanya mengandalkan indera pendengaran dan

    indera penglihatan.

    Anak kelompok A belum mampu mengenal lambang bilangan. Misalnya

    saat anak diminta menunjukan angka 3, namun belum tepat dalam

    menunjukkannya. Saat kegiatan meniru angka, anak belum dapat mengikuti

  • 7

    lambang bilangan yang dimaksud. Pada waktu menjodohkan benda dengan

    lambang bilangan yang sesuai jumlahnya, guru sudah membimbing anak

    dengan cara menghitung bersama-sama terlebih dahulu kemudian anak

    dibiarkan mengerjakan mandiri. Namun sebagian anak belum tepat dalam

    menjodohkan lambang bilangan.

    Dengan adanya permasalahan di atas, penulis tertarik untuk melakukan

    Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan judul “ Peningkatan Kemampuan

    Mengenal Lambang Bilangan Melalui Permainan Media Papan Raba Pada

    Anak Kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang

    Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018”.

    B. Rumusan Masalah

    Apakah kemampuan mengenal lambang bilangan dapat dikembangkan

    melalui media permainan papan raba pada anak kelompok A RA Miftahul

    Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 2017/2018?

    C. Tujuan Penelitian

    Untuk mengetahui pengembangan kemampuan mengenal lambang bilangan

    melalui media permainan papan raba pada anak kelompok A RA Miftahul

    Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang 2017/2018.

    D. Kegunaan Penelitian

    Kegunaan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

    1. Manfaat Teoritis

  • 8

    Secara teoritis, hasil penelitian ini bermanfaat untuk memperluas

    wawasan yang berkaitan dengan perkembangan kognitif, khususnya

    kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10, dan menambah

    pengetahuan bahwa dengan media bermain papan raba dapat

    meningkatkan kemampuan mengenal lambang bilangan pada anak

    kelompok A.

    2. Manfaat Praktis

    Secara praktis, hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru, siswa, dan

    sekolah:

    a. Bagi Guru

    Hasil penelitian ini dapat memberikan gambaran kepada guru dalam

    merancang pembelajaran untuk menggunakan media papan raba untuk

    meningkatkan kemampuan siswa dalam mengenal lambang bilangan

    1-10.

    b. Bagi Siswa

    Melalui media bermain papan raba, siswa menjadi senang dan

    antusias dalam belajar dalam mengenal lambang bilangan 1-10.

    c. Bagi sekolah

    Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam kegiatan

    belajar mengajar di RA Miftahul Huda 1 Lopait dalam peningkatan

  • 9

    kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 melalui penggunaan

    media bermain papan raba.

    E. Hipotesis Penelitian

    1. Hipotesis Tindakan

    Hipotesis merupakan suatu jawaban yang bersifat sementara terhadap

    permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul

    (Arikunto, 2006: 71). Hipotesis penelitian merupakan anggapan

    sementara yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Adapun hipotesis

    dalam penelitian ini adalah: “Ada peningkatan kemampuan mengenal

    lambang bilangan melalui media permainan papan raba pada anak

    kelompok ARA Miftahul Huda 1 Lopait Kecamatan Tuntang Kabupaten

    Semarang 2017/2018.

    2. Indikator Keberhasilan

    Siswa dikatakan tuntas jika nilai yang diperoleh 75. Dalam Penelitian

    Tindakan Kelas (PTK), keberhasilan dapat dinyatakan berhasil apabila

    terjadi peningkatan dalam proses pembelajaran mengenal lambang

    bilangan menggunakan media papan raba mecapai kriteria ketuntasan

    minimal kelas 85% yang disepakati peneliti dengan pihak sekolah dari

    jumlah seluruh anak kelompok A.

    Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 angka 14

    tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Menteri Pendidikan

    Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tanggal 17 September 2009 kemampuan

    mengenal lambang bilangan anak meliputi indikator, sebagai berikut:

  • 10

    a. Menunjukan lambang bilangan 1-10

    b. Meniru lambang bilangan 1-10

    c. Menghubungkan lambang bilangan dengan benda sampai 10

    F. Metode Penelitian

    1. Rancangan Penelitian

    Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Penelitian

    Tindakan Kelas merupakan suatu bentuk kajian yan bersifat reflektif,

    yang dilakukan oleh pelaku tindakan untuk meningkatkan kemantapan

    rasional dari tindakan - tindakannya dalam melaksanakan tugas dan

    memperdalam pemahaman terhadap kondisi dalam praktik pembelajaran

    (Muslich, 2012: 8). PTK atau Classroom Action Research termasuk

    penelitian kualitatif yang proses penelitiannya menggunakan metode

    penelitian deskriptif analitik, yang dilakukan subyektif dengan

    berdasarkan semata-mata atas fakta.

    Penelitian ini direncanakan dilakukan 2 siklus namun jika siklus

    tersebut belum memenuhi target pencapaian maka siklus selanjutnya akan

    dilakukan. Setiap siklus terdiri dari empat komponen yaitu perencanaan,

    pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Komponen-komponen tersebut

    terdapat pada setiap pembelajaran berlangsung. Kegiatan pada siklus I

    dapat digunakan sebagai acuan pada siklus selanjutnya.

    2. Subyek Penelitian

    Subjek penlitian ini adalah siswa kelompok A RA Miftahul Huda 1

    Lopait berjumlah 18 siswa, terdiri dari putra 7 siswa dan putri 11 siswa.

  • 11

    Waktu yang diperlukan oleh peneliti untuk melakukan penelitian adalah

    mulai tanggal 1 November 2017 - 5 Februari 2018.

    3. Langkah-Langkah Penelitian

    Menurut Samsu Somadayo (2013: 41) menjelaskan bahwa ciri

    khusus PTK terletak pada langkahnya, yaitu perencanaan (planning),

    pelaksanaan (action), observasi (observation) dan refleksi (reflection).

    Menurut Arikunto (2006: 16) secara umum, terdapat empat langkah

    dalam melakukan PTK, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan

    refleksi. Berikut adalah penjelasan dari empat langkah dalam PTK :

    a. Tahap Perencanaan

    Pada tahap perencanaan ini peneliti melakukan perencanaan

    antara lain sebagai berikut :

    1) Membuat konsep atau sekenario pembelajaran dengan

    media papan raba, yaitu membuat Rencana Kegiatan Harian

    (RKH).

    2) Membuat dan menyiapkan media papan raba yang akan

    digunakan dalam penelitian dan diajarkan kepada anak

    didik.

    3) Menyiapkan penugasan kepada anak didik, yang mana dari

    hasil penugasan anak didik tersebut akan diberi nilai dan

    akan dianalisis peneliti lebih lanjut.

    4) Membuat sismulasi perbaikan

    b. Tahap Tindakan

  • 12

    Tahap ini merupakan pelaksanaan yang telah dibuat berupa

    penerapan pembelajaran sesuai konsep dan sekenario yang

    telah tertulis pada RKH dan pelaksanaan tahap perencanaan.

    c. Tahap Pengamatan

    Pada tahap ini pengamatan dilakukan selama proses segala

    aktivitas anak didik diamati, dicatat, dan dinilai, dan dianalisis

    untuk dijadikan umpan balik. Pengamatan ini dilakukan untuk

    mengamati dan menilai hasil proses belajar anak didik sehingga

    dapat menjadi masukkan untuk peneliti dalam melaksanakan

    kegiatan belajar mengajar.

    d. Tahap Refleksi

    Untuk mengetahui ketercapaian dan keberhasilan tujuan

    penelitian, maka pada tahap refleksi ini peneliti melakukan :

    1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran.

    2) Evaluasi hasil observasi.

    3) Analisis hasil observasi, apabila pada siklus 1 belum

    tercapai indikatornya, maka peneliti akan melakukan

    perbaikan pada siklus 2.

    Observasi dilakukan selama proses pembelajaran di kelas. Refleksi

    merupakan kegiatan instropeksi atau evaluasi terhadap kegiatan

    pembelajaran. Hubungan keempat konsep tersebut dapat digambarkan

    dengan diagram sebagai berikut:

  • 13

    Gambar 1.1 Penelitian Tindakan Kelas Model Kemmis dan Taggart

    (Suyadi, 2010: 50)

    4. Teknik Pengumpulan Data

    Menurut Arikunto (2005: 10) metode pengumpulan data adalah alat

    bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatan

    mengumpulkan data agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan

    dipermudah olehnya. Metode-metode yang digunakan untuk

    mengumpulkan data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Observasi

    Dalam kegiatan ini peneliti melakukan pengamatan kegiatan belajar

    mengajar di RA Miftahul Huda 1 Lopait. Dalam penilaian dapat

    diketahui melalui lembar observasi dengan menggunakan ceklis.

    b. Dokumentasi

    Hasil observasi akan lebih nyata apabila didukung dengan adanya

    foto. Dokumentasi dapat digunakan apabila ada kekeliruan sumber

    datanya masih tetap dan tidak berubah (Arikunto, 2006:231).

  • 14

    Dokumentasi dalam penelitian ini adalah foto ketika anak melakukan

    pembelajaran mengenal lambang bilangan.

    5. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk

    mengumpulkan data penelitian (Sanjaya, 2010:84). Instrument penelitian

    digunakan sebagai acuan untuk pelaksanaan pengumpulan data. Data

    yang diambil dalam penelitian ini menggunakan checklist. Checklist atau

    daftar chek adalah pedoman observasi yang berisikan daftar dari semua

    aspek yang akan diobservasi, sehingga observer tinggal memberi tanda

    ada atau tidak adanya dengan tanda cek (√) tentang aspek yang

    diobservasi (Sanjaya, 2010:93).

    Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 angka 14

    tentang Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Menteri Pendidikan

    Nasional Nomor 58 Tahun 2009 Tanggal 17 September 2009 kemampuan

    mengenal lambang bilangan anak meliputi indikator, sebagai berikut:

    a. Menunjukan lambang bilangan 1-10

    b. Meniru lambang bilangan 1-10

    c. Menghubungkan lambang bilangan dengan benda sampai 10

    Di bawah ini merupakan kisi-kisi instrument kemampuan

    mengenal lambang bilangan dan rubrik kemampuan mengenal lambang

    bilangan pada anak kelompok A menggunakan media papan raba.

    Tabel 1.1 Kisi-Kisi Instrumen Kemampuan Mengenal

    Lambang Bilangan pada Anak Kelompok A

  • 15

    Variabel Indikator

    Skor

    1 2 3 4

    Kemampuan

    mengenal

    lambang

    bilangan

    a. Menunjukkan lambang

    bilangan 1-10

    b. Meniru lambang

    bilangan 1-10

    c. Menghubungkan

    lambang bilangan

    dengan benda sampai

    10

    Tabel 1.2 Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

    Simbol Skor/Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan

    1 Belum Muncul

    (BM)

    Anak tidak mau

    mengerjakan

    V 2 Mulai Muncul

    (MM)

    Jika anak bisa dengan

    bantuan guru

    3 Berkembang Sesuai

    Harapan (BSH)

    Jika anak bisa namun

    masih kurang tepat

    4 Berkembang Sangat

    Baik (BSB)

    Jika anak bisa tanpa

    bantuan

    6. Analisis Data

    Sesuai dengan karakteristik Penelitian Tindakan Kelas yang

    dilakukan untuk meningkatkan kualitas proses dan belajar siswa, analisis

    diarahkan untuk mencari dan menemukan peningkatan tersebut. Analisis

    data adalah suatu proses mengolah dan menginterpresentasi data dengan

    tujuan untuk mendudukan berbagai informasi sesuai dengan fungsinya

  • 16

    hingga memiliki makna dan arti yang jelas sesuai dengan tujuan

    penelitian (Sanjaya, 2010: 106).

    Analisis data dapat berupa analisis data deskriptif kualitatif dan

    statistis deskriptif. Analisis data kualitatif digunakan untuk menentukan

    peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang dilakukan

    guru, sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk menentukan

    peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari setiap tindakan

    yang dilakukan guru (Sanjaya, 2010:106).

    Pada umumnya analisis statistis deskriptif dilakukan dengan tahap-

    tahap sebagai berikut:

    a. Pemaparan data

    Menelaah semua data yang diperoleh dari hasil observasi,

    dokumentasi dan catatan lapangan.

    b. Reduksi data

    Mereduksi data yang diperlukan dengan menyeleksi data

    tindakan aktivitas seorang guru dan aktivitas setiap murid

    dalam menerapkan permainan papan raba.

    c. Display Data

    Pada penelitian tindakan kelas ini digunakan analisis

    berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran maupun dari hasil

    tindakan yang telah dilakukan. Analisis data observasi terhadap

    guru sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran digunakan untuk

  • 17

    Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir

    amatan

    melakukan refleksi, agar peneliti dapat menentukan tindakan

    yang dapat diambil pada siklus berikutnya. Analisis data

    terhadap anak dilakukan beberapa tahap seperti Mulyasa (2009

    : 101) yaitu:

    1) Menjumlah skor yang dicapai anak pada setiap butir

    amatan.

    2) Menghitung persentase peningkatan kemampuan mengenal

    lambang bilangan, persentase pencapaian kemampuan

    rumusnya, yaitu:

    Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan X

    100 %

    Jumlah skor maksimum

    Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%

    Jumlah siswa

    3) Membuat tabulasi skor observasi pengamatan peningkatan

    kemampuan mengenal lambang bilangan 1-10 melalui

    media papan raba, adapun rancangan tabel sebagai berikut:

  • 18

    Tabel 1. 3. Lembar Perbandingan Hasil Pencapaian Tiap Siklus dengan

    Indikator Keberhasilan

    Keterangan :

    a) Persentase pencapaian: diperoleh dari perhitungan

    persentase peningkatan kemampuan mengenal lambang

    bilangan 1- 10 pada masing-masing anak.

    b) Persentase keberhasilan: diperoleh dari persentase

    standar ketuntasan belajar (Kriteria Ketuntasan

    Minimum) yang ditetapkan oleh pihak sekolah, yaitu

    KKM/standar keberhasilan hasil belajar tiap anak

    sebesar 85%.

    c) Status Pencapaian: diperoleh dari perbandingan antara

    skor persentase pencapaian dengan KKM/standar

    keberhasilan (85%). Jika hasil persentase pencapaian <

    (kurang dari) persentase KKM/standar keberhasilan

    maka status pencapaian yaitu “Belum Tuntas”. Dan bila

    persentase pencapaian ≥ (lebih dari atau sama dengan)

    persentase KKM/standar keberhasilan maka status

    pencapaian yaitu “Tuntas”..

    No Nama Anak Persentase

    Pencapaian

    Persentase

    Keberhasilan

    Status

    Pencapaian

  • 19

    4) Penelitian pada setiap Siklus akan berhasil bila anak sudah

    mencapai persentase yang telah ditentukan.

    d. Penyimpulan Hasil Analisis

    Menyimpulkan data yang telah tersedia. Analisis data

    dilakukan terhadap tiga kelompok data, yaitu data hasil

    observasi teman sejawat, data refleksi guru, dan hasil belajar

    siswa.

    G. Sistematika Penulisan

    Dalam penelitian ini, peneliti menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya

    adalah sebagai berikut:

    BAB I PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan

    Penelitian, Kegunaan Penelitian, Hipotesis Penelitian dan

    Indikator Keberhasilan, Metode Penelitian, Rancangan

    Penelitian, Subjek Penelitian, Langkah-Langkah Penelitian,

    Instrumen Penelitian, Teknik Pengumpulan Data dan

    Sistematika Penulisan.

    BAB II LANDASAN TEORI

    Dalam bab ini akan diuraikan mengenai:

    A. Kajian teori

  • 20

    B. Kajian pustaka

    1. Karakteristik Perkembangan Anak Kelompok A

    2. Mengenal Lambang Bilangan

    3. Media Papan Raba

    BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN

    Dalam bab ini akan diuraikan hal-hal mengenai:

    A. Gambaran Umum lokasi penelitian di RA Mifatahul

    Huda 1 Lopait

    B. Pelaksanaan Penelitian, yang mendiskripsikan

    pelaksanaan pada Siklus I dan Siklus II

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN SPEMBAHASAN

    A. Deskripsi Per Siklus

    B. Pembahasan

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan

    B. Saran-saran

  • 21

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    A. Kajian Teori

    1. Karakteristik Perkembangan Anak Kelompok A

    a. Karakteristik Perkembangan Kognitif Anak

    Gagne mengatakan bahwa kognitif adalah proses yang terjadi

    secara internal di dalamm pusat susunan syaraf pada waktu manusia

    berpikir (Martini, 2005: 18). Kognitif adalah suatu proses berpikir

    yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai dan

    mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa (Yuliani Nurani

    Sujiono, 2011: 178). Kognitif merupakan suatu proses berpikir

    sesorang yang terjadi dalam otak anak yang digunakan untuk

    memahami dan menghadapi suatu kejadian.

    Perkembangan kognitif pada anak usia dini dapat diartikan sebagai

    perubahan psikis yang berpengaruh terhadap kemampuan berfikir

    anak usia dini. Ada tiga aktivitas yang merupakan proses dasar

    kognitif yang kerap kali dianggap sebagai pusat perkembangan

    manusia, ketiga aktivitas tersebut adalah penginderaan, persepsi, dan

    belajar. Penginderaan atau sensation merupakan deteksi dari

    stimulasi sensorik (Aliah,2006: 16). Penginderaan terjadi manakala

    objek-objek eksternal berinteraksi dengan lima organ indera, yaitu

    telinga, mata, kulit hidung, dan lidah (Soemanto, 2006: 14).

  • 22

    Perkembangan kognitif ditandai oleh suatu kemampuan untuk

    merencanakan, menjalankan suatu strategi untuk mengingat dan

    untuk mencari solusi terhadap suatu pemasalahan (Yuliani,

    2011:78). Perkembangan kognitif seseorang bertambah sesuai

    dengan usia, mengikuti dimensi yang dimulai dari hal sederhana

    menuju ke hal yang kompleks sesuatu yang abstrak subjektif menuju

    ke objektif, dan hal yang dikenal menuju hal yang asing (Sunardi

    dan Sunaryo, 2007: 147). Perkembangan kognitif seseorang akan

    berkembang sesuai pengalaman yang didapat, maka dari pengalaman

    tersebut seseorang akan belajar mendapatkan pengeatahuan yang

    baru sehingga seseorang berkembang.

    Fase perkembangan kognitif Piaget, anak kelompok A atau usia 4-

    5 tahun berada pada tahap pra operasional. Fase ini merupakan

    permulaan bagi anak untuk membangun kemampuannya dalam

    menyusun pikirannya. Pada fase operasional anak mulai memahami

    benda-benda di sekitarnya yang dapat dilakukan dengan kegiatan

    sensorimotor dan juga kegiatan simbolis. Pada fase ini tidak boleh

    dipaksa untuk menarik kesimpulan dari dua variabel yang tidak

    dapat diamati secara langsung (Slamet Suyanto, 2005: 105). Anak

    perlu menggunakan benda-benda atau media yang dapat diamati

    secara langsung sehingga membuat anak mampu belajar dan

    membuat kesimpulan dari pengamatan benda tersebut.

  • 23

    Perkembangan kognitif anak usia 4-6 tahun adalah membentuk

    peremainan dengan kreatif, mencipatakan bentuk dari tanah liat,

    membentuk bangunan dari balok, menyebut dan membilang 1-20,

    mengenal lambang bilangan, menghubungkan konsep dengan

    lambang bilangan, mengenal perbedaan antara sama, lebih banyak

    dan lebih sedikit, menjumlah dengan benda, mengenal waktu,

    menyusun puzzle, mengenal alat-alat ukur, mengenal asal usul

    terjadinya suatu hal, dan mengetahui suatu kejanggalan dari buah

    gambar. Anak usia 4-6 tahun berada pada tahap perkembangan

    kognitif yang sudah mampu berkreasi dengan benda-benda, mampu

    sesuatu yang berhubungan dengan lambang bilangan, dapat

    memahami hal-hal sederhana dalam kehidupan sehari-hari dan

    mampu membedakan dua benda yang berbeda (Hartati, 2005: 19).

    Dari karakteristik-karakteristik perkembangan kognitif di atas,

    anak mampu mengenal konsep matematika. Anak sudah berada pada

    tahap mengenal lambang bilangan, lambang bilangan yang dapat

    diajarkan pada anak adalah 1-10. Anak tidak hanya sekedar

    mengenal lambang bilangan tersebut namun mulai mengerti bahwa

    angka atau lambang bilangan mewakili suatu bilangan tersebut.

    Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 angka 14 tentang

    Sistem Pendidikan Nasional dalam Peraturan Menteri Pendidikan

    Nasional Nomor 58 Tahun 2009 tanggal 17 September 2009, tingkat

  • 24

    pencapaian mengenal bilangan pada kelompok A dikembangkan

    menjadi indikator-indikator, sebagai berikut:

    a. Menunjuk lambang bilangan 1-10

    b. Meniru lambang bilangan 1-10

    c. Menghubungkan / memasangkan lambang bilangan dengan

    benda-benda sampai 10.

    Dari uraian tersebut peneliti menggunakannya sebagai acuan untuk

    menentukan indikator dalam penelitian. Kemampuan mengenal

    lambang bilangan anak usia 4-5 tahun yang digunakan dalam

    penelitian ini adalah menghitung benda.

    b. Karakteristik Proses Pembelajaran Anak

    Dunia anak adalah dunia bermain, maka proses pembelajaran

    dilakukan dengan cara belajar melalui bermain. Bermain merupakan

    kegiatan yang menyenangkan bagi anak. Semua anak pasti bermain

    walaupun belum pernah diajarkan. Menurut Dewey mengemukakan

    bahwa anak belajar tentang dirinya sendiri serta dunianya melalui

    bermain (Mountolalu, 2008: 1.7). Melalui pengalaman menggunakan

    benda konkret, anak dapat mengembangkan kemampuannya dalam

    memecahkan masalah.

    Bermain dapat memberikan informasi dan pengalaman bagi anak.

    Seperti halnya Jean Piaget yaitu anak menciptakan sendiri

    pengetahuan mereka tentang dunianya melalui interaksi mereka

    (Montolalu, 2008: 1.9). Anak menggabungkan informasi yang sudah

  • 25

    di dengar sebelumnya dengan informasi baru. Vigotsky mengatakan

    bahwa kegiatan bermain secara langsung berperan dalam berbagai

    usaha pengembangan kemampuan kognitif anak (Jamaris,

    2006;115). Melalui keaktifan anak dalam bermain membuat anak

    berinteraksi secara langsung dan mendapat pengalaman dari kegiatan

    bermain tersebut.

    Montessori mengemukakan bahwa indera digunakan untuk

    menyempurnakan persepsi terhadap rangsangan-rangsangan melaui

    latihan-latihan yang diulang-ulang (Montessori,2013: 238). Berbagai

    macam indera untuk belajar anak adalah penglihatan, penciuman,

    pengecap, dan peraba.

    Pengenalan objek melalui sentuhan dan rabaan membuat anak

    mengenal bentuk dari suatu benda (Montessori, 2013: 251). Melalui

    sentuhan langsung dengan benda, anak dapat merasakan benda

    tersebut dan mengamati benda dari sentuhan dan rabaan tangan

    anak. Anak akan mendapat informasi dengan menyentuh

    permukaan-permukaan benda di sekitar mereka.

    Pembelajaran lambang bilangan menggunakan media papan raba

    tergolong dalam permainan aktif. Dimana anak diajak untuk bermain

    dan merasakan papan raba menggunaka indera peraba. Selain itu

    permainan aktif memberikan kesenangan dan kepuasan pada anak

    karena melibatkan aktivitas tubuh dan gerakan-gerakan tubuh.

  • 26

    Perkembangan anak yang berubah sewaktu – waktu karena anak

    pra sekolah mempunyai masa emas untuk mengembangkan dirinya.

    Anak yang berusia 1-6 tahun belajar dengan cara melihat, menyerap,

    mencerna dan mempraktikkan. Menggunakan indera penglihatan,

    pendengaran, penciuman, peraba dan pengecap. Perkembangan

    kognitif anak ini dapat dilihat dari cara berpikir anak, tingkah laku

    anak, dan interaksi anak.

    Perkembangan kognitif anak sangat penting kita amati karena

    perkembangan ini akan dibawanya sampai dewasa kelak, maka dari

    itu anak diajarkan tentang mengenalkan warna, bilangan, tanya

    jawab agar anak kritis, mengajari anak tentang mengelompokkan,

    mengurutkan dan memisahkan. Perkembangan anak sangat

    membutuhkan peran orang tua dan guru untuk mencapai standar

    tingkat pencapaian perkembangan anak.

    2. Mengenal Lambang Bilangan

    a. Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

    Lambang adalah sesuatu sebagai tanda, huruf, benda yang

    digunakan untuk menyampaikan maksud pesan. Bilangan adalah

    jumlah yang menunjukkan banyaknya benda. Sedangkan menurut

    Caufield bilangan merupakan bagian dari belajar tata cara berhitug

    dan juga bagian dari pengalaman anak-anak sehari-hari (Seefeldt &

    Wasik, 2008: 393).

  • 27

    Kemampuan mengenal lambang bilangan diartikan kemampuan

    seseorang dalam mengenal atau mengetahui symbol atau lambang

    yang dimiliki jumlah yang dapat dihitung. Dalam mengenalkan

    lambang bilangan terdapat tahapan-tahapan, antara lain tahapan

    konsep, tahap transisi dan tahap lambang.

    Aritmatika merupaka salah satu pengembangan kognitif yang

    mencakup kemampuan berhitung atau konsep berhitung permulaan.

    Dalam aritmatika terdapat beberapa kemampuan tentang lambang

    bilangan. Salah satu kemampuan aritmatika yang perlu

    dikembangkan adalah mengenal angka atau lambang bilangan.

    Lambang bilangan dikenalkan pada anak agar dapat mempersiapkan

    kemampuan berhitung. Bilangan dan lambang bilangan mempunyai

    makna yang berbeda.

    Lambang bilangan adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan

    jumlah atau banyaknya bilangan tertentu (Rukhmansyah, 2006: 19).

    Sama seperti yang diungkapkan Baharin Samsudin bahwa lambang

    bilangan adalah simbol untuk suatu bilangan (Baharin, 2002: 3-4).

    Lambang bilangan atau angka merupakan lambang-lambang untuk

    bilangan. Anak usia 4-5 tahun belajar bahwa “satu” ditulis “1” dan

    itu berarti kuantitas dari “satu” (Carol Seefeld dan Barbara A Wasik,

    2008: 393). Lambang bilangan digunakan untuk menulis banyaknya

    bilangan.

  • 28

    Menurut teori Bruner, belajar bilangan dimulai dari objek nyata,

    dimana anak-anak dilatih untuk menghubungkan antara jumlah

    benda dengan simbol bilangan. Mengajarkan lambang bilangan anak

    dimulai dari benda-benda yang konkret terlebih dahulu kemudian

    baru mengenalkann lambang bilangan.

    Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan kemampuan

    aritmatika merupakan salah satu konsep yang perlu dikenalkan untuk

    mengembangkan kognitif anak usia dini. Lambang bilangan adalah

    simbol yang digunakan untuk menuliskan banyaknya suatu bilangan.

    b. Cara Mengenalkan Lambang Bilangan pada Anak RA

    Angka atau lambang bilangan merupakan salah satu konsep

    matematika perlu dikenalkan pada anak usia dini. Pengenalan angka

    dapat dilakukan dengan berbagai cara. Melatih anak mengenal

    lambang bilangan melalui (Suyanto, 2005: 68-73), antara lain:

    1) Menghitung dengan jari

    2) Bermain domino

    3) Berhitung sambil bernyanyi dan olah raga

    4) Menghitung benda-benda

    5) Menghitung di atas 10

    6) Tunjuk dan sembunyi

    7) Berhitung dengan kelipatan 10

    8) Mengenal operasi bilangan

  • 29

    Jean piaget mengemukakan bahwa anak usia 2-7 tahun berada pada

    tahap pra operasional. Penguasaan matematika anak usia dini akan

    melalui tahapan (Susanto, 2011:100), sebagai berikut:

    1) Tahap konsep

    Tahap konsep ini anak menghitung segala macam benda yang

    data dihitung dan dilihat.

    2) Tahap transmisi/peralihan

    Tahap transmisi merupakan peralihan dari konkret ke lambang.

    3) Tahap lambang

    Pada tahap ini anak sudah diberi kesempatan untuk mengenal

    dan menulis lambang bilangan, bentuk-bentuk, dan sebagainya.

    Tingkat penguasaan tahapan yang dimiliki anak adalah tingkat

    pemahaman, konsep, tingkat menghubungkan konsep konkret dengan

    lambang bilangan, dan tingkat lambang bilangan. Anak mulai

    memahami konsep matematika seperti bilangan atau berhitung,

    geometri, dan sebagainya kemudian anak mulai menghubungkan

    benda-benda nyata dengan lambang bilangan, dan akhirnya anak

    memahami lambang bilangan. Lambang bilangan yang dikenalkan anak

    sesuai dengan tahapan usia anak. Tahapan mengenal lambang bilangan

    untuk anak usia dini ada tiga yaitu membilang melalui benda-benda

    konkrit, membilang benda sesuai dengan nama bilangannya, dan

    menulis lambang bilangan. Media pembelajaran diperoleh di

    lingkungan sekitar anak dan sesuai tema.

  • 30

    Dapat ditarik kesimpulan dari pengertian di atas bahwa

    mengenalkan lambang bilangan kepada anak menggunakan benda-

    benda yang konkret. Selain itu, cara mengenalkan lambang bilangan

    kepada anak melalui berbagai cara, salah satunya dengan cara

    menghitung dengan jari, bermain, bernyanyi, tunjuk dan sembunyi dan

    dilakukan secara terus menerus.

    3. Media Papan Raba

    a. Pengertian Media Pembelajaran

    Media berasal dari kata jamak medium, yang memiliki arti

    perantara (Suwarna, 2006: 127). Berbeda dengan pendapat Yusuf

    hadi yang dinamakan media pembelajaran ialah segala sesuatu yang

    digunakan untuk menyalurkan pesan serta dapat merangsang pikiran,

    perasaan, perhatian, dan kemauan si pembelajar sehingga dapat

    mendorong terjadinya proses belajar yang disengaja, bertujuan, dan

    tekendali (Yusuf hadi, 2007: 458).

    Menurut Association for education and communication tehnology

    (AECT), media didefinisikan sebagai segala bentuk yang

    dipergunakan untuk suatu proses penyaluran informasi. Sedangkan

    Education Association (NEA), mengartikan media sebagai benda

    yang dapat di manipulasi, di lihat, di dengar, di baca atau

    dibicarakan beserta instrument yang dipergunakan, baik dalam

    kegiatan belajar mengajar yang dapat dipergunakan, baik dalam

  • 31

    kegiatan belajar mengajar yang dapat mempengaruhi efektivitas

    program instruksional (Asnawir dan Basyirudin, 2002: 11).

    Media adalah suatu alat saluran untuk menyampaikan suatu pesan

    atau informasi dari suatu sumber kepada penerima. Pesan atau

    informasi dalam pembelajaran adalah guru. Sedangkan penerima

    pesan tau informasi adalah siswa. Pesan yang dikomunikasikan

    tersebut berupa sejumlah keterampilan yang perlu dikuasi oleh siswa

    (Soeparno, 1980: 1).

    Media pembelajaran memegang peranan penting sebagai alat bantu

    untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif. Setiap proses

    pembelajaran ditandai dengan adanya beberapa unsur, antara lain

    tujuan, bahan, metode, media, dan evaluasi. Unsur media tidak dapat

    dilepaskan dari unsur lainnya, yang berfungsi sebagai alat atau

    sarana untuk mengantarkan bahann pelajaran agar sampai tujuan.

    Proses pembelajaran terdapat pesan-pesan yang ingin disampaikan

    guru. Perlu adanya media untuk mempermudah pesan agar sampai

    ke penerima pesan. Contoh media yaitu televisi, gambar, papan raba,

    dan lain-lain. Media pembelajaran digunakan untuk mencapai tujuan

    pembelajaran.

    Media pembelajaran dapat memeprluas area of experience atau

    daerah pengalaman yang sama antara guru san anak sebagai

    indikator terjadinya proses komunikasi pembelajaran yang efektif.

    Dengan adanya media pembelajaran maka komunikasi guru dan

  • 32

    anak menjadi meningkat sehingga akan terjadi timbal balik

    pengetahuan dari guru ke murid dan murid ke guru. Kegiatan

    pembelajaran akan lebih bermakna dan lebih efektif karena anak

    bukan hanya pasif mendengarkan guru namun ada komunikasi

    timbale balik antara keduanya, (Zaman, 2008: 4.13).

    Macam-macam media pembelajaran terbagi menjadi tiga jenis

    yaitu media audio, media visual, dan media audiovisual. Media

    audiao merupakan media pembelajaran yang mengandung pesan

    dalam bentuk auditif (pendengaran ), serta hanya mengandalkan

    kemampuan suara saja, seperti radio, kaset. Media visual merupakan

    media yang hanya mengandalkan indera penglihatan, seperti gambar,

    poster, kartun, komik. Sedangkan media audiovisual merupakan

    media yang mempunyai unsur suara dan unsure gambar, seperti film,

    televisi, video interaktif ( Fadillah, 2012: 211-212).

    Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran

    merupakan sarana perantara untuk mencapai menyampaikan sebuah

    pesan yang diinginkan dapat tersampai dengan tepat, mudah dan

    diterima serta dipahami. Media terdiri dari tiga jenis yaitu media

    audio (didengar), media visual (di lihat) dan media audio visual

    (didengan dan dilihat).

    b. Fungsi Media Pembelajaran

    Manfaat media pembelajaran di PAUD (Badru Zaman, dkk, 2008:

    4.11), antara lain:

  • 33

    1) Media pembelajaran mempunyai fungsi sendiri agar

    pembelajaran lebih efektif.

    2) Media pembelajaran merupakan bagian dari proses belajar

    mengajar

    3) Media pembelajaran harus sesuai dengan tujuan yang ingin

    dicapai

    4) Media pembelajaran digunakan untuk membantu anak agar

    lebih cepat dan mudah menangkap bahan pembelajaran

    5) Media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan kualitas

    pembelajaran

    6) Media pembelajaran digunakan untuk meningkatkan kualitas

    pembelajaran

    7) Media pembelajaran pembelajaran digunakan untuk

    meletakkan dasar-dasar konkret untuk berpikir

    Media pembelajaran merupakan alat yang mempunyai fungsi

    tersendiri dalam pembelajaran yang digunakan tujuan yang ingin

    disampaikan guru kepada anak dapat lebih mudah dan cepat. Media

    pembelajaran digunakan untuk mengkonkretkan benda-benda yang

    abstrak sehingga pengetahuan anak lebih berkualitas karena adanya

    media pembelajaran anak menjadi aktif melakukan kegiatan.

    Manfaat media pembelajaran menurut kemp dan Dayton (Suwarna,

    2006:128-129), antara lain:

    1) Penyampaian materi pembelajaran dapat diseragamkan

  • 34

    2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik

    3) Pembelajaran menjadi lebih interaktif

    4) Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi

    5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan

    6) Proses pembelajaran dapat terjadi di mana saja dan kapan saja

    7) Sikap positif siswa terhadap proses belajar dapat ditingkatkan

    8) Peran guru berubah kearah yang lebih positif dan produktif.

    Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa manfaat media

    pembelajaran untuk anak usia dini antara lain dapat dapat lebih

    efektif dalam menyampaikan materi, selain itu, memudahkan

    pendidik memberikann informasi kepeserta didik, anak lebih terterik

    dan kualitas pembelajaran dapat meningkat.

    c. Pengertian Media Papan Raba

    Piaget mengemukakan bahwa anak belajar mengkonstruksi

    pengetahuan dengan berinteraksi dengan objek yang ada di

    sekitarnya (Santoso, 2008: 4.60). Anak menggunakan indera meraba,

    melihat dan mendenar untuk mengetahui sifat objek. Melalui indera,

    anak mendapat informasi, fakta dan pengalaman sebagai dasar anak

    untuk berpikir abstrak.

    Secara alamiah pada umumnya anak usia dini senang menyentuh

    benda untuk mengeksplorasi apa yang terkandung di dalamnya

    (Hartati, 2005: 350. Melalui meraba benda, anak mendapat informasi

    dan pengetahuan dari benda tersebut. Meraba merupakan kegiatan

  • 35

    berinteraksi secara langsung oleh objek sehingga aoa yang diraba

    aka membuat seseorang mendapatkan pengalaman dan pengetahuan.

    Papan raba merupakan salah satu media raba untuk mengenalkan

    lambang bilangan pada anak. Papan raba dalam penelitian ini adalah

    papan berukuran 10 x 20 cm yang terbuat dari kertas karton yang

    dilapisi kertas kemudian terdapat lambang bilangan yang terbuat dari

    kain flannel. Setiap papan teridiri dari satu lambang bilangan

    sehingga satu set media terdiri dari 10 papan raba yaitu lambang

    bilangan 1-10. Papan raba melibatkan indera penglihatan untuk

    melihat bentuk papan raba, indera perabaan untuk meraba dan

    menyentuh papan raba tersebut dan indera pendengaran untuk

    mengetahaui informasi tentang lambang bilangan yang diberikan

    guru.

    Setiap media mempunyai kelebihan dan kelemahan, salah satunya

    media papan raba. Kelebihan papan raba, antara lain:

    1) Anak dapat merasakan lambang bilangan

    2) Melatih fisik motorik kasar anak

    3) Melatih fisik motorik halus anak

    4) Melatih kogniti bahasa, kreatif anak

    5) Anak dapat mengenal lambang bilangan dengan cepat

    6) Media yang asyik, menarik dan murah

    Kelemahan media papan raba, antara lain:

    1) Media mudah rusak karena terbuat dari kardus

  • 36

    2) Media yang membutuhkan ketelitian dan kejeliaan dalam

    pembuatannya

    3) Harus satu persatu membuatnya

    Cara penggunaan Media Papan Raba

    1) Anak – anak di ajak menyanyi yang menyangkut tema atau

    materi terlebih dahulu agar suasana kondusif

    2) Anak-anak di ajak tanya jawab tentang materi yang akan

    disampaikan

    3) Kemudian guru mengenalkan media papan raba

    4) Anak diajak untuk meraba media papan raba

    5) Anak diajak untuk menyebutkan lambang bilangan yang diraba

    6) Lakukan tanya jawab agar anak lebih paham

    7) Gunakan media papan raba dengan menarik dan

    menyenangkan

    B. Kajian Pustaka

    1. Penelitian Safitri (2016) menunjukkan bahwa melalui media kartu

    angka bergambar dapat meningkatkan kemampuan mengenal lambang

    bilangan pada Anak Usia 4 tahun di PAUD Baitusshibyaan Srumbung

    Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang tahun pelajaran 2016/2017

    telah terbukti dan dapat diterima kebenarannya.

    2. Penelitian Zakiyah (2016) menunjukkan bahwa mengunakan media

    kotak cerdas dalam kegiatan pembelajarandapat meningkatkan

  • 37

    kemampuan kognitif anak kelompok A TKIT Al-Furqon Kecamatan

    Tegalrejo Kabupaten Magelang. Dibuktikan dengan nilai siswa dalam

    siklus I dan II, dengan prosentase sebesar 44,82% pada siklus I dan

    meningkat menjadi 82, 75% pada siklus II, dengan peningkatan

    sebesar 37,93%. Berdasarkan data hasil penelitian tindakan kelas

    tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peningkatan kemampuan

    kognitif anak melalui media kotak cerdas di kelompok A TKIT Al-

    Furqon Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran

    2016/2017 terbukti dan dapat diterima kebenaranya.

    3. Penelitian Musiyam (2011) menunjukkan bahwa pembelajaran

    matematika melalui penggunaan alat peraga petak persegi satuan

    mampu meningkatkan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

    (KBM). Aktifitas siswa dalam pembelajaran serta ketuntasan belajar

    siswa secara klasikal juga meningkat yaitu siklus I mencapai (68,

    75%), siklus II (81, 25%), dan siklus III (87, 5%).

    Berdasarkan penelitian terdahulu tersebut di atas, maka perbedaan

    yang peneliti lakukan sekarang adalah bahwa media yang digunakan

    dalam penelitian ini adalah media papan raba.

  • 38

    BAB III

    PELAKSANAAN PENELITIAN

    A. Gambaran Umum Lokasi dan Subjek Penelitian

    1. Profil Sekolah

    Profil atau identitas sekolah yang didapat peneliti dari wawancara

    kepada Kepala Sekolah RA Miftahul Huda 1 Lopait adalah sebagai

    berikut:

    a. Nama Sekolah : RA Miftahul Huda I

    b. Nomor Statistik : 1012233220079

    c. NPSN : 69742509

    d. Alamat : Lopait 02/01

    e. Desa : Lopait

    f. Kecamatan : Tuntang

    g. Kabupaten : Semarang

    h. Kode Pos : 50773

    i. Provinsi : Jawa Tengah

    j. Telepone : -

    k. Fax/Email : -

    l. Status Sekolah : Swasta

    m. Akreditasi : B

    n. Tahun Pendirian Sekolah : 1985

  • 39

    2. Letak Geografis RA Miftahul Huda 1 Lopait

    Lembaga pendidikan RA Miftahul Huda I Lopait tepatnya berada di Jl.

    Lopait 02/01, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang dengan kode

    pos 50773.

    3. Visi, Misi dan Tujuan RA Miftahul Huda 1 Lopait

    a. Visi

    Terwujudnya generasi Muslim yang Sehat, Ceria, Kreatif, dan

    Mandiri dengan dilandasi keimanan, ke-Islaman, dan berakhlak

    mulia.

    b. Misi

    1) Menyiapkan sistem pendidikan yang murah dan berkualitas.

    2) Menyiapkan peserta didik yang berpotensi untuk melanjutkan

    pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

    3) Mengembangkan potensi, kemampuan dan pengetahuan yang

    dimiliki anak sesuai tahap perkembangan sebagai pribadi

    muslim.

    4) Menerapkan pembelajaran yang “PAKEM” (pembelajaran

    aktif, kreatif, efektif, dan menyenangkan).

    5) Memperdalam keimanan dan ke-Islaman dengan praktek

    ibadah dan lancar membaca Iqro’

    6) Menyiapkan peserta didik agar dapat berperan aktif dan

    selaras dalam berhubungan sosial, budaya, dan alam sekitar.

    c. Tujuan

  • 40

    1) Terwujudnya pelayanan pendidikan yang sesuai dengan

    kondisi dan kebutuhan masyarakat.

    2) Membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani serta

    rohani agar peserta didik memiliki kesiapan dalam memasuki

    pendidikan lebih lanjut.

    3) Terwujudnya peserta didik yang mempunyai karakter Islami.

    4) Terciptanya kegiatan pembelajaran yang tertib, disiplin,

    sehat, dan nyaman.

    5) Mengembangkan kepribadian dan potensi diri sesuai dengan

    tahap perkembangan peserta didik.

    6) Terwujudnya peningkatan mutu pendidikan melalui kegiatan

    pembelajaran yang terintegritas antara teori dan praktik.

    4. Data Guru dan Siswa Kelompok A

    Adapun nama-nama guru di RA Miftahul Huda I terlihat pada tabel

    dibawah ini

    Tabel 3.1. Data Guru RA Miftahul Huda I Lopait

    No Nama Tanggal Lahir Jabatan

    1 Rohwayati, S.Pd 25 Maret 1968 Kepala Sekolah

    2 Mely Rosa Nila,

    S.Pd.I 25 Juni 1989

    Guru Kelas Kelompok

    A1

    3 Dina Nur Apriani 19 April 1992

    Guru Kelas Kelompok

    B1

    4 Tri Utami, S.Pd.I

    12 Februari

    1993

    Guru Kelas Kelompok

    B2

    Tabel 3.2. Data Anak Kelompok A RA Miftahul Huda 1 Lopait

  • 41

    No Nama Anak Nama Orang Tua Jenis Kelamin

    1. Afifa Defitasari Nur Adi S P

    2. Itsnaini Rohmatah Budiyanto P

    3. Ahmad Luthfi K Eriyadi L

    4. Fatimatuz Zahro Muslihun P

    5. Addrin Maela A Heri suheri P

    6. Rizky Akbar I P Doni Irawan L

    7. Bima Yudi D P Sayudi L

    8. Adiba Khanza A Budi Listyono P

    9. Aqifa Naria Z Sugeng Widodo P

    10. Syahria Nadira F Sumarsono P

    11. Eijaz Arta D Ahmad Sarif L

    12. Varisha Nur A Iwan Nurdiyato P

    13. Himatus Syarifah Widarto P

    14. Zery Kharisma Agus Arip L

    15. Anindya Putri S Adi Nuryanto P

    16. Farid Efendi Agus Samsudin L

    17. Tsuraya Haura A M. Ricat P

    Jumlah 11 8

    5. Struktur Organisasi

    Adapun Struktur organisasi di RA Miftahul Huda 1 terlihat pada gambar

    di bawah ini:

    Kepala Sekolah

    Rohwayati, S.Pd

    Ketua Komite

    Ernawadi

    Guru

    Kelompok B2

    Tri Utamai,

    S.Pd.I

    Guru Kelompok

    B1

    Dina Nur

    Apriyani, S.Pd

    Guru Kelompok

    A

    Mely Rosa Nila,

    S.Pd.I

  • 42

    Gambar 3.1 Struktur organisasi Guru

    B. Pelaksanaan Penelitian

    Penelitian dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I, dan siklus II Rincian

    pelaksanaan dalam tiap siklus adalah sebagai berikut:

    1. Deskripsi Penelitian Siklus I

    a. Perencanaan (Planning)

    Kegiatan perencanaan pembelajaran Siklus I dilakukan pada hari

    Selasa, 16 Januari 2018 pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00

    WIB adalah sebagai berikut:

    1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH),

    2) Media papan raba,

    3) Menyiapkan lingkungan pembelajaran,

    4) Instrumen penelitian,

    5) Menyiapkan pertanyaan untuk membawa anak berpikir ke tingkat

    yang lebih tinggi.

    b. Pelaksanaan (Acting)

    1) Pra Pembelajaran

    Siswa

  • 43

    a) Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan memperhatikan

    pembelajaran yang berlangsung.

    b) Menyiapkan RKH

    c) Menyiapkan lembar kerja

    2) Kegiatan awal

    a) Guru mengucapkan salam

    b) Membaca Al Fatihah dan asmaul Husna

    c) Absensi

    d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

    e) Tanya jawab tentang materi yang akan dielajari

    3) Kegiatan Inti

    a) Guru bertanya jawab tentang tema yang dipelajari hari ini

    tentang rekreasi

    b) Guru mendemosntrasikan materi lambang bilangan tentang

    angka 1 sampai 10 dengan menggunakan media papan raba

    c) Guru memberikan kegiatan yang berkaitan dengan materi

    4) Kegiatan Akhir

    a) Guru mengajak anak untuk bernyayi satu dua tiga empat

    b) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dai awal hingga

    akhir

    c) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan doa dan

    salam.

    c. Observasi

  • 44

    Guru melakukan pengamatan ketika anak sedang melakukan

    kegiatan bermain. Mengamati aspek perkembangan mengenai

    kemampuan mengenal lambang bilangan melalui bermain.

    Observasi pada penelitian ini menggunakan lembar observasi

    checklist.

    d. Refleksi

    Tahap akhir dari siklus pertama ini peneliti dapat menemukan

    beberapa keberhasilan yang dicapai diantaranya;

    1) Sebagian besar siswa mendengarkan dan memperhatikan guru

    2) Siswa aktif dalam proses pembelajaran

    Walaupun sudah ada beberapa keberhasilan dalam pembelajaran

    namun masih ada beberapa kekurangan dalam pembelajaran, antara

    lain:

    1) Dalam pembelajaran masih ada siswa yang pasif

    2) Masih ada siswa yang mengabaikan pembelajaran

    3) Penggunaan waktu yang kurang efesien

    4) Keberanian siswa untuk bertanya belum muncul

    Untuk mengatasi kekurangan sikus I peneliti melakukan ide

    perbaikan. Hal ini dilakukan supaya pra siklus berikutnya tidak

    terjadi kekurangan yang sama, antara lain:

    1) Guru lebih terampil dalam mengkondisikan anak

    2) Menentukan strategi yang dapat menarik perhatian anak

  • 45

    3) Guru mengelola waktu secara baik

    4) Memotivasi anak

    2. Deskripsi Penelitian Siklus II

    a. Perencanaan (Planning)

    Kegiatan perencanaan pembelajaran Siklus I dilakukan pada hari

    Kamis, 18 Januari 2018 pukul 08.00 WIB sampai dengan 09.00

    WIB adalah sebagai berikut:

    1) Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH),

    2) Media papan raba,

    3) Menyiapkan lingkungan pembelajaran,

    4) Instrumen penelitian,

    5) Menyiapkan pertanyaan untuk membawa anak berpikir ke

    tingkat yang lebih tinggi.

    b. Pelaksanaan (Acting)

    1) Pra Pembelajaran

    a) Guru mengkondisikan anak untuk tenang dan memperhatikan

    pembelajaran yang berlangsung.

    b) Menyiapkan RKH

    c) Menyiapkan lembar kerja

    2) Kegiatan awal

    a) Guru mengucapkan salam

    b) Membaca Al Fatihah dan asmaul Husna

    c) Absensi

  • 46

    d) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran

    e) Tanya jawab tentang materi yang akan dielajari

    3) Kegiatan Inti

    a) Guru bertanya jawab tentang tema yang dipelajari hari ini

    tentang rekreasi

    b) Guru memberikan materi menghubungkan lambang

    bilangan dengan benda dengan menggunakan media papan

    raba

    c) Guru memberikan kegiatan pada siswa menghubungkan

    benda dengan lambang bilangan yang berkaitan dengan

    materi

    4) Kegiatan Akhir

    a) Guru mengajak anak untuk bertepuk menggunakan irama

    satuan dan tanya jawab tentang lambang bilangan

    b) Guru mengulas kembali kegiatan belajar dai awal hingga

    akhir

    c) Guru menutup kegiatan belajar mengajar dengan doa dan

    salam.

    c. Observasi

    Dari pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan lembar

    pengamatan, pada siklus II ini terjadi peningkatan dalam

    pemahaman mengenal lambang bilangan. Siswa sudah memahami

    tentang lambang bilangan dalam mengikuti proses pembelajaran

  • 47

    yang menyenangkan dan menarik, sehingga mengalami

    peningkatan. Kondisi kelas juga menjadi lebih kondusif dan siswa

    aktif dalam mengikuti pembelajaran.

    d. Refleksi

    Setelah mengumpulkan dan menganalisis data, didapati bahwa

    pemahaman lambang bilang pada siklus II sudah jauh lebih baik

    dari siklus I, karena semua siswa dapat mengikuti proses

    pembelajaran secara aktif dengan menggunakan media papan raba.

    Selain itu hasil nilai yang di dapat juga menunjukkan perubahan

    hasil yang sangat baik. Siswa terlihat aktif dan senang dalam proses

    pembelajaran berlangsung, maka tidak diperlukan untuk siklus

    selanjutnya.

    C. Instrumen Penilaian

    Menurut Suharsimi Arikunto (2008 : 101) instrument penelitian

    adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan dalam kegiatan penelitian

    untuk mengumpulkan data.

    Tabel 3.3 Indikator yang diamati tiap Siklus

    No Indikator Siklus I Siklus II

    1 a. Menunjukkan lambang bilangan 1-10 V V

    2 b. Meniru lambang bilangan 1-10 V V

    3 c. Menghubungkan / memasangkan

    lambang bilangan dengan benda sampai

    10

    V V

  • 48

    BAB IV

    ANALISIS DATA

    A. Deskripsi Per Siklus

    1. Ketentuan Penilaian

    Adapun penilaian pada lembar kerja anak didik, berupa symbol

    gambar bintang, yang mana symbol tersebut akan di ubah ke data yang

    bersifat angka atau kuantitatif untuk sementara, kemudian akan dioalah

    ke dalam bahasa kualitatif, dengan ketentuan sebagai berikut:

    Tabel. 4.1Tabel Rubrik Penilaian Kemampuan Mengenal Lambang

    Bilangan

    Simbol Skor/Nilai Kategori Kriteria/Ketentuan

    1 Belum Muncul

    (BM)

    Anak tidak mau

    mengerjakan

    V 2 Mulai Muncul

    (MM)

    Jika anak bisa dengan

    bantuan guru

    3

    Berkembang

    Sesuai Harapan

    (BSH)

    Jika anak bisa namun

    masih kurang tepat

    4

    Berkembang

    Sangat Baik

    (BSB)

    Jika anak bisa tanpa

    bantuan

    Peneliti berdiskusi bersama teman sejawat dan kepala sekolah,

    bahwa penentuan indikator keberhasilan kemampuan mengenal lambang

    bilangan juga penting dibuat, berdasarkan kesepakatan bersama pihak

  • 49

    sekolah, maka diputuskan indikator keberhasilan dalam proses

    pembelajaran yaitu sebesar 85%. Bila anak mampu mencapai nilai/hasil

    pencapaian lebih dari 85% pada siklus II, anak dapat dikatakan sudah

    berhasil memahami pembelajaran kemampuan mengenal lambang

    bilangan dan sebaliknya jika hasil pencapaian kurang dari 85% pada

    Siklus II, maka anak dikatakan belum mampu menguasai pembelajaran

    kemampuan mengenal lambang bilangan.

    2. Data Hasil Pengamatan Pra Siklus

    Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data

    pada Pra Siklus, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

    Tabel 4.2 Hasil Penilaian Pra Siklus

    No Nama

    Indikator Pra Siklus

    Nilai

    (%)

    Menunjuk

    kan

    lambang

    bilangan

    1-10

    Meniru

    lambang

    bilangan

    1-10

    Menghubungkan

    lambang

    bilangan dengan

    benda sampai 10

    1 A D 2 2 2 50

    2 I R 2 2 3 58

    3 A L K 2 2 2 50

    4 F Z 2 2 3 58

    5 AM A 2 2 3 58

    6 R AI P 2 2 3 58

    7 BYD P 3 2 2 58

    8 A K A 2 2 2 50

    9 A N Z 2 3 2 58

    10 S NF 2 2 2 50

    11 E A D 2 2 3 58

    12 V N A 2 3 2 58

    13 H S 2 3 1 58

    14 Z K 2 3 2 58

  • 50

    Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir

    amatan

    Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum

    Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%

    Jumlah siswa

    15 A P S 2 2 1 42

    16 FE 2 1 2 42

    17 T HA 1 2 2 52

    Jumlah nilai total satu kelas 916

    Keterangan :

    = 4 x 3 = 12

    Nama AD =

    = 50 %

    =

    Dari tabel tersebut, maka diketahui persentase pencapaian tiap anak,

    karena nilainya dibawah KKM/standar keberhasilan yaitu 85%,

    maka dapat dikatakan bahwa hasil belajar anak belum maksimal, dan

    masih memerlukan perbaikan. Sedang rata–rata persentase

    pencapaian kelas pada saat Pra Siklus yaitu sebesar 55 %.

    3. Data Hasil Pengamatan Sikus I

    Berdasarkan hasil pengamatan , pengumpulan data dan pengolahan data

    pada Siklus I, maka dapat disajikan ke dalam tabel sebagai berikut:

    Tabel 4.3 Hasil Penilaian Siklus I

    No Nama Indikator Siklus I Nilai

  • 51

    Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir

    amatan

    Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 % Jumlah skor maksimum

    Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%

    Jumlah siswa

    Menunjuk

    kan

    lambang

    bilangan

    1-10

    Meniru

    lambang

    bilangan

    1-10

    Menghubungkan

    lambang bilangan

    dengan benda

    sampai 10

    (%)

    1 A D 3 2 2 58

    2 I R 4 2 3 75

    3 A L K 3 3 3 75

    4 F Z 3 3 3 75

    5 AM A 2 4 3 75

    6 R AI P 2 4 3 75

    7 BYD P 4 3 2 75

    8 A K A 4 4 2 83

    9 A N Z 3 3 3 75

    10 S NF 2 3 2 58

    11 E A D 3 4 2 75

    12 V N A 3 3 4 83

    13 H S 3 2 2 58

    14 Z K 3 2 2 58

    15 A P S 3 2 2 58

    16 FE 3 3 3 75

    17 T HA 3 2 3 67

    Jumlah nilai total satu kelas 1198

    Keterangan :

    = 4 x 3 = 12

    Nama AD =

    = 58 %

    =

  • 52

    Dari tabel tersebut, maka diketahui persentase pencapaian tiap anak,

    ada 11 anak yang nilai pencapaiannya diatas KKM/standar

    keberhasilan yaitu 85%, akan tetapi 6 anak lainnya masih dibawah

    KKM/standar keberhasilan, sehingga dapat dikatakan bahwa hasil

    belajar anak belum maksimal, dan masih memerlukan perbaikan.

    Peningkatan dari rata–rata persentase pencapaian kelas pada saat

    Pra Siklus sebesar 55% dan pada Siklus I Selasa 14 Januari 2018

    yaitu sebesar 70%.

    4. Data Hasil Pengamatan Siklus II

    Berdasarkan hasil pengamatan, pengumpulan data dan pengolahan data

    pada Siklus II, maka dapat dilihat dalam tabel sebagai berikut:

    Tabel 4.4 Hasil Penilaian Siklus II

    No Nama

    Indikator Siklus II

    Nilai

    (%)

    Menunjuk

    kan

    lambang

    bilangan

    1-10

    Meniru

    lambang

    bilangan

    1-10

    Menghubungkan

    lambang bilangan

    dengan benda

    sampai 10

    1 A D 3 2 3 67

    2 I R 3 3 4 83

    3 A L K 4 4 3 92

    4 F Z 3 3 3 75

    5 AM A 4 3 3 83

    6 R AI P 4 4 4 100

    7 BYD P 3 4 4 92

    8 A K A 3 4 3 83

    9 A N Z 3 3 4 83

    10 S NF 3 3 2 67

    11 E A D 4 4 3 92

    12 V N A 4 4 4 100

    13 H S 4 4 4 100

  • 53

    Jumlah Skor Maksimum = Skor maksimum butir amatan x Jumlah butir amatan

    Persentase Pencapaian Anak = Jumlah skor yang dicapai tiap amatan x 100 %

    Jumlah skor maksimum

    Persentase Keberhasilan Kelas= Total persentase pencapaian kelas x 100%

    Jumlah siswa

    14 Z K 4 3 4 92

    15 A P S 3 3 3 75

    16 FE 3 4 4 92

    17 T HA 4 3 3 83

    Jumlah nilai total satu kelas 1459

    Keterangan :

    = 4 x 3 = 12

    Nama AD =

    = 67 %

    =

    Dari tabel diatas, maka diketahui persentase pencapaian tiap anak,

    diatas nilai KKM/standar keberhasilan (85%), sehingga dapat

    dikatakan bahwa hasil belajar anak sudah maksimal dan tidak

    memerlukan perbaikan. Peningkatan dari rata–rata persentase

    pencapaian kelas pada saat Pra Siklus sebesar 55%, pada Siklus I

    sebesar 70% dan pada Siklus II Senin 18 Januari 2018 sebesar 86% .

    Artinya bahwa ada peningkatan yang baik dari tiap Siklus.

    B. Pembahasan

    1. Ketentuan Hasil Akhir Penguasaan Lambang Bilangan

    Apabila persentase pencapaian anak lebih kecil dari KKM/standar

    keberhasilan yaitu 85%, maka anak tersebut dikatakan belum

  • 54

    menguasai lambang bilangan yang telah diajarkan, dilambangkan

    “Belum Tuntas”

    Apabila persentase pencapaian anak sama atau lebih besar dari

    KKM/standar keberhasilan yaitu 85%, maka anak tersebut dikatakan

    sudah menguasai lambang bilangan yang telah diajarkan,

    dilambangkan “Tuntas”.

    2. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase KKM

    Pra Siklus.

    Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Pra Siklus yang

    didapatkan hasil persentase pencapaian penguasaan lambang bilangan

    sebagai berikut:

    Tabel 4.5 Perbandingan Hasil Pencapaian Pra Siklus dengan

    KKM

    No Nama Presentase

    Pencapaian

    KKM (%) Status

    Pencapaian

    1 A D 50 85 Belum Tuntas

    2 I R 58 85 Belum Tuntas

    3 A L K 50 85 Belum Tuntas

    4 F Z 58 85 Belum Tuntas

    5 AM A 58 85 Belum Tuntas

    6 R AI P 58 85 Belum Tuntas

    7 BYD P 58 85 Belum Tuntas

    8 A K A 50 85 Belum Tuntas

    9 A N Z 58 85 Belum Tuntas

  • 55

    10 S NF 50 85 Belum Tuntas

    11 E A D 58 85 Belum Tuntas

    12 V N A 58 85 Belum Tuntas

    13 H S 58 85 Belum Tuntas

    14 Z K 58 85 Belum Tuntas

    15 A P S 42 85 Belum Tuntas

    16 FE 42 85 Belum Tuntas

    17 T HA 52 85 Belum Tuntas

    Adapun rekapitulasi data pada Pra Siklus seperti terlihat di atas, dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 4.6 Rekapitulasi Data Pra Siklus

    No Uraian Hasil Pra Siklus

    1 Nilai rata-rata kelas 55%

    2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 0

    3 Standar keberhasilan kelas 85%

    Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pencapaian

    kemampuan mengenal lambang bilangan dalam satu kelas yaitu 55%,

    masih jauh dari standar keberhasilan yang disepakati peneliti dengan

    pihak sekolah yaitu 75%. Sehingga perlu diadakan tindakan perbaikan

    yaitu perlu adanya Siklus I.

    3. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase KKM

    Siklus I

  • 56

    Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus I yang

    dilaksanakan Selasa 14 Januari 2018 didapatkan hasil pencapaian

    kemampuan mengenal lambang bilangan sebagai berikut:

    Tabel 4.7 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus I dengan KKM

    No Nama Presentase

    Pencapaian

    KKM (%) Status

    Pencapaian

    1 A D 58 85 Belum Tuntas

    2 I R 75 85 Tuntas

    3 A L K 75 85 Tuntas

    4 F Z 75 85 Tuntas

    5 AM A 75 85 Tuntas

    6 R AI P 75 85 Tuntas

    7 BYD P 75 85 Tuntas

    8 A K A 83 85 Tuntas

    9 A N Z 75 85 Tuntas

    10 S NF 58 85 Belum Tuntas

    11 E A D 75 85 Tuntas

    12 V N A 83 85 Tuntas

    13 H S 58 85 Belum Tuntas

    14 Z K 58 85 Belum Tuntas

    15 A P S 58 85 Belum Tuntas

    16 FE 75 85 Tuntas

    17 T HA 67 85 Belum Tuntas

  • 57

    Adapun rekapitulasi data pada Siklus I seperti terlihat di atas,

    dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 4.8 Rekapitulasi Data Siklus I

    No Uraian Hasil Pra Siklus

    1 Nilai rata-rata kelas 70 %

    2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 11

    3 Standar keberhasilan kelas 85%

    Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa rata-rata pencapaian

    kemampuan mengenal lambang bilangan dalam satu kelas yaitu 70%,

    masih jauh dari KKM/standar keberhasilan yang disepakati peneliti

    dengan pihak sekolah yaitu 85%. Anak yang sudah mampu menguasai

    atau sudah tuntas lambang bilangan berjumlah 11 anak, sehingga

    perlu diadakan tindakan perbaikan yaitu perlu adanya Siklus II.

    4. Perbandingan Hasil Persentase Pencapaian dengan Persentase KKM

    Siklus II

    Adapun hasil pengolahan data dari penelitian Siklus II yang

    dilaksanakan Kamis 18 Januari 2018 didapatkan hasil pencapaian

    kemampuan mengenal lambang bilangan sebagai berikut.

    Tabel 4.9 Perbandingan Hasil Pencapaian Siklus II dengan KKM

    No Nama Presentase

    Pencapaian

    KKM (%) Status

    Pencapaian

    1 A D 67 85 Belum Tuntas

    2 I R 83 85 Tuntas

  • 58

    3 A L K 92 85 Tuntas

    4 F Z 75 85 Tuntas

    5 AM A 83 85 Tuntas

    6 R AI P 100 85 Tuntas

    7 BYD P 92 85 Tuntas

    8 A K A 83 85 Tuntas

    9 A N Z 83 85 Tuntas

    10 S NF 67 85 Belum Tuntas

    11 E A D 92 85 Tuntas

    12 V N A 100 85 Tuntas

    13 H S 100 85 Tuntas

    14 Z K 92 85 Tuntas

    15 A P S 75 85 Tuntas

    16 FE 92 85 Tuntas

    17 T HA 83 85 Tuntas

    Adapun rekapitulasi data pada Siklus II seperti terlihat di atas, dapat

    dilihat pada tabel di bawah ini:

    Tabel 4.10 Rekapitulasi Data Siklus II

    No Uraian Hasil Pra Siklus

    1 Nilai rata-rata kelas 86 %

    2 Jumlah siswa yang tuntas belajar 15

    3 Standar keberhasilan kelas 85%

    Dari tabel diatas bahwa rata-rata penguasaan lambang bilangan 1-10

    dalam satu kelas yaitu 86%, diatas KKM/standar keberhasilan yang

  • 59

    disepakati peneliti dengan pihak sekolah yaitu 85%. Sehingga dapat

    disimpulkan bahwa adanya peningkatan kemampuan mengenal

    lambang bilangan dengan sangat baik. Dari data diatas dapat

    disimpulkan ada 15 anak yang mempunyai kategori “Tuntas” yaitu

    sudah memenuhi KKM/standar keberhasilan.

    Adapun data peningkatan dari Pra Siklus sampai Siklus II, dapat

    dilihat pada gambar di bawah ini:

    Gambar 4.1 Diagram Peningkatan kemampuan Mengenal

    Lambang bilangan

    Dapat disimpulkan dari data yang telah disajikan, bahwa media papan

    raba dapat meningkatkan kemampuan mengenalkan lambang bilangan

    pada anak kelompok A. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan

    dari Pra Siklus yang rata-rata pencapaian kelas bernilai 55%

    meningkat pada Siklus I yang rata–rata pencapaian kelas bernilai 70%,

    ditambah lagi adanya peningkatan pada Siklus II dimana rata-rata

    pencapaian kelas bernilai 86%.

    0%

    20%

    40%

    60%

    80%

    100%

    Pencapaian

    Diagram Peningkatan Kemampuan Mengenal Lambang Bilangan

    Pra Siklus

    Siklus I

    Siklus II

  • 60

    Jadi media papan raba terbukti dapat meningkatkan kemampuan

    mengenal lambang bilangan pada anak kelompok A di RA Mitahul

    Huda 1 Lopait Tahun Pelajaran 2017/2018 dengan sangat baik.

  • 61

    BAB V

    PENUTUP

    A. Kesimpulan

    Berdasarkan deskripsi hasil penelitian yang dilaksanakan pada Siklus I dan

    Siklus II dapat disimpulkan bahwa kemampuan mengenal lambang bilangan

    melalui media permaianan papan raba paa anak kelompok ARA Mitahul

    Huda 1 Lopait Tahun Pelajaran 2017/2018 meningkat. Hal ini dapat

    dibuktikan dari data hasil observasi pembelajaran pada tiap Siklus. Sebelum

    tindakan kemampuan mengenal lambang bilangan menggunakan media

    papan raba anak didik sebesar 55% meningkat pada Siklus 1 sebesar 70%

    dan ketika dilanjutkan pada Siklus II meningkat menjadi sebesar 86% .

    Total peningkatan yang terjadi dari sebelum tindakan (Pra Siklus) sampai

    Siklus II sebesar 31%, yaitu dari 55% menjadi 86%.

    B. Saran

    Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan penulis memberikan saran-

    saran antara lain:

    1. Bagi Pendidik

    Media papan raba dapat digunakan oleh pendidik sebagai alternatif

    dalam pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan mengenal

    lambang bilangan pada anak. Pembuatan media harus semenarik

    mungkin, ukuran dibuat tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil,

    pembelajaran mengunakan media papan raba sebaiknya dilakukan

    secara bersama-sama.

  • 62

    2. Bagi Kepala Sekolah

    a. Menyediakan fasilitas yang mendukung kegiatan pembelajaran

    dengan pengunaan media papan raba.

    b. Mendukung upaya guru dalam menggunakan media papan raba

    untuk mengembangkan kemampuan mengenal lambang bilangan

    pada anak.

    3. Bagi Wali Murid

    a. Meluangkan waktu untuk bermain dengan anak, karena melalui

    bermain anak dapat belajar.

    b. Memperhatikan kepentingan anak dengan tidak memaksa anak untuk

    belajar seperti di Sekolah Dasar sehingga anak menjadi enggan ketika

    datang ke sekolah.

    c. Saat ada undangan pengambilan Laporan Perkembangan Anak,

    sempatkan untuk hadir agar perkembangan mengetahui perembangan

    anak di sekolah, dan dapat ditindaklanjuti sesuai hasil

    perkembangannya.

    4. Bagi Kemendikbud

    Agar memberikan pengetahuan yang lebih tentang anak usia dini dan

    terjun langsung kedalam pendidikan khususnya pendidikan anak usia

    dini.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi,dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Bumi Aksara

    Badru Zaman, dkk. 2008. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta : Universitas

    Terbuka

    Depdiknas. 2009. Permendiknas No 58 Tahun 2009 Tentang Standar pendidikan

    Anak Usia Dini. Jakarta: Departemen pendidikan Nasional, Direktorat

    Jenderal Pendidikan, Direktorat Pendidikan Tenaga Kependidikan dan

    Ketenagaan Perguruan Tinggi

    Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain Pembelajaran PAUD. Yogyakarta: Ar Ruzz

    Media

    Hartati, Sofia. 2005. Perkembangan Belajar Pada Anak Usia Dini. Jakarta:

    Departemen pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan,

    Direktorat Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan

    Tinggi

    Kasimin, dkk. 2012. Media Pembelajaran Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Trust

    Media Publishing

    Musiyam, Siti. 2011. Upaya Peningkatan Prestasi Belajar Matematika melalui

    Penggunaan Alat Peraga Persegi Satuan dalam Mengukur Luas Daerah

    Persegi dan Persegi Panjang (Di Siswa Kelas III MI Darussalam Bantal

    Kecamatan Bancak Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2010-2011).

    Skripsi. PGMI FTIK IAIN Salatiga

    Montessori, Maria. 2013. Metode Montesori: Panduan Wajib Guru Dan Orang

    Tua Didik PAUD. Penerjemah: Ahmad Lintan Lazuardi. Yogyakarta:

    Pustaka Belajar

    Rukmansyah. 2006. Kamus Pintar Matsains. Bandung: Epsilon grup

    Sanjaya, Wina. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana

    Santoso, Soegeng.2008. Dasar-Dasar Pendidikan TK. Jakarta: Universitas

    Terbuka

    Seefeld, Carol dan Wasik, Barbar A. 2008. Pendidikan Anak Usia Dini,

    Menyiapkan Anak Usia Tiga, Empat, Lima Tahun Masuk Sekolah. Jakarta:

    PT Indeks

  • Sujiono, Yuliani Nurani. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.

    Jakarta: PT. Indeks

    Sunardi dan Sunaryo. 2007. Interverensi Dini Anak Berkebutuhan Khusus.

    Jakarta: Departemen pendidikan Nasional, Direktorat Jenderal Pendidikan,

    Direktorat Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan

    Tinggi

    Susanto, Ahmad. 2011. Perkembangan Anak Usia Dini Pengantar Dalam

    Berbagai Aspeknya. Jakarta: Kencana

    Suyanto, Slamet. 2005. Dasar-Dasar pendidikan Anak Usia Dini. Yogyakarta:

    Hikayat Publishing

    Upton, Penny. 2012. Belajar Cepat Psikologi. Jakarta: Erlangga

    Wykke, Safitri. 2016. Peningkatan Kemampuan Lambang Bilangan Melalui

    Media Bermain Kartu Angka Bergambar pada Anak Usia 4 Tahun Di

    PAUD Baitussyhibhan Srumbung Kecamatan Bergas Kabupaten

    Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.Skripsi. PIAUD FTIK IAIN

    Salatiga

    Zakiyah, Iffah. 2016. Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Peraga

    Kotak Cerdas di Kelompok A TKIT Al Furqon Kabupaten Magelang

    Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. PIAUD FTIK IAIN Salatiga

  • LAMPIRAN

  • Lampiran

    Kegiatan Anak

    Gambar 1: Anak Mengurutkan lambang

    bilangan

    Gambar 2: Anak meraba media papan raba

    Gambar 4: Guru melakukan tanya jawab tentang

    lambang bilangan

    Gambar 5: Guru memberikan materi lambang

    bilangan pada anak

  • Gambar 6: Guru m