peningkatan keterampilan berbicara bahasa jawa … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui...

91
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA SESUAI UNGGAH-UNGGUH BASA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02 BOLON KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012 SKRIPSI Oleh: HARITS EKA MUSTOPA K7108043 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA JUNI 2012

Upload: dinhkhue

Post on 10-Mar-2019

258 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAHASA JAWA SESUAI UNGGAH-UNGGUH BASA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS III SD

NEGERI 02 BOLON KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Oleh:

HARITS EKA MUSTOPA

K7108043

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JUNI 2012

Page 2: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Harits Eka Mustopa

NIM : K7108043

Jurusan/Program Studi : IP/PGSD

menyatakan bahwa skripsi saya berjudul “PENINGKATAN KETERAMPILAN

BERBICARA BAHASA JAWA SESUAI UNGGAH-UNGGUH BASA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS

III SD NEGERI 02 BOLON KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012” ini bernar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari

penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka.

Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil

jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya.

Surakarta, Juni 2012

Harits Eka Mustopa

Page 3: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAHASA JAWA SESUAI UNGGAH-UNGGUH BASA MELALUI

MODEL PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS III SD

NEGERI 02 BOLON KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN

KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh:

HARITS EKA MUSTOPA

K7108043

SKRIPSI

Ditulis dan Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Mendapatkan Gelar Sarjana

Pendidikan Program Studi Pendididkan Guru Sekolah Dasar

Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

JUNI 2012

Page 4: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

Page 6: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

ABSTRAK

Harits Eka Mustopa. PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA

BAHASA JAWA SESUAI UNGGAH-UNGGUH BASA MELALUI MODEL

PEMBELAJARAN KUANTUM PADA SISWA KELAS III SD NEGERI 02

BOLON KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN PELAJARAN 2011/2012. Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret, Mei 2012.

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan keterampilan berbicara

bahasa Jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui penerapan model pembelajaran

kauntum pada siswa kelas III SD Negeri 02 Bolon Tahun Pelajaran 2011/2012.

Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sebanyak 2 siklus. Tiap

siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Tiap pertemuan terdiri dari 4 tahapan yaitu

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Sebagai subjek adalah

siswa kelas III SD Negeri 02 Bolon Colomadu yang berjumlah 24 siswa serta

guru. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, tes, dan

dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis

deskriptif komparatif yang terdiri dari empat tahap yaitu mengolah data, penyajian

data, analisis data, dan penarikan kesimpulan.

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus

tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran

kuantum dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa jawa siswa kelas III

SD Negeri 02 Bolon Colomadu tahun pelajaran 2011/2012. Peningkatan

keterampilan berbicara bahasa jawa tersebut dapat dibuktikan dengan

meningkatnya nilai keterampilan berbicara bahasa jawa siswa pada setiap siklus

yaitu; sebelum tindakan (prasiklus) nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa

Jawa siswa 66,75 dimana siswa mendapat nilai di atas kriteria ketuntasan

minimum KKM yaitu 70 hanya 9 siswa (37,5%), siklus I nilai rata-rata

keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa meningkat menjadi 73,96 dimana

sebanyak 15 (62,5%) siswa memperoleh nilai di atas KKM yaitu 70, dan siklus II

nilai rata-rata keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa meningkat lagi menjadi

79,08 dengan 21 siswa memperoleh nilai di atas KKM (87,5%).

Kata kunci : keterampilan berbicara, unggah-ungguh basa Jawa, model

pembelajaran kuantum.

Page 7: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

ABSTRACT

Harits Eka Mustopa. INCREASE THE JAVANESE LANGUAGE

SPEAKING SKILL APPROPRIATE WITH UNGGAH-UNGGUH BASA BY

APPLYING OF MODEL QUANTUM LEARNING OF THE STUDENTS IN

GRADE III OF STATE PRIMARY SCHOOL 02 OF BOLON,

COLOMADU, KARANGANYAR IN THE ACADEMIC YEAR OF

2011/2012. Skripsi : The Faculty of Teacher Training and Education, Sebelas

Maret University, Mei 2012.

The objective of the research is to improve the Javanese language speaking

skill appropriate with unggah-ungguh basa by applying of model quantum

learning of the students in third year of state primary school 02 of Bolon,

Colomadu, Karanganyar in the academic year of 2011/2012.

The research was classroom action research carried out 2 cycles. Each

cycle consited of two meetings, and each meeting consisted 4 phases, namely :

planning, implementation, observation, and reflection. The subjects of the

research were the 24 students of third year of State Primary School 02 Bolon,

Colomadu. Its data werw gathered trough observation, test, and documentation.

The data were then analysed by using an interactive model of descriptif

comparative analysis including four phases, namely; data reduction, data display,

data analysis and conclusion drawing.

The result of the research shows that the use of applying of model

quantum learning can improve the Javanese language speaking skill of the

students in third year of State Primary School 02 Bolon, Colomadu in the

academic year of 2011/2012. The improvement is verified by the improved score

in the Javanese language speaking skill of the students in each cycle. Pre to the

treatment, the average score is 66,75 is just 9 students got score more than

minimum criteria is 70 (37,5%). The average scores respectively improve to 73,96

wich 15 students got score more than minimum criteria (62,5%) following the

treatment of cycle I and 79,08 wich 21 students got score more than minimum

criteria (87,5%) following the treatment of cycle II.

Keyword: speaking skill, unggah-ungguh basa Jawa, model quantum learning.

Page 8: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

MOTTO

“ Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka kerjakanlah

urusanmu dengan sungguh-sungguh dan hanya kepada ALLAH kamu berharap”

(QS. Al-Insyirah:6-8)

“Mulat angrasa wani, melu nduweni, melu andarbeni”

(Pethilan lakon “Kresna Duta”- Ki Nartosabdho)

“Ajining diri gumantung ana ing lathi, ajining sarira saka busana”

(Pethilan lakon “Dasamuka Lena”- Ki Nartosabdho)

“Giri lusi jalma tan kena kinira”

(Pethilan Lakon “Banjaran Durna”- Ki Nartosabdho)

Deduga lawan prayoga,

myang watara reringa aywa lali,

iku parabot satuhu tan kena tininggala,

tangi lungguh angedeg tuwin lumaku

angucap meneng myang nendra,

duga duga aja kari.

(Serat Wulangreh Pupuh Pangkur)

Page 9: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan Skripsi ini untuk :

Bapak Paimin dan Ibu Welas Sri Winarni tercinta yang telah memberikan

motivasi, kasih dan sayangnya yang begitu besar serta ketulus ikhlasannya

dalam mendoakan dan mendukung setiap langkah jejak kehidupanku. Semoga

ALLAH SWT senantiasa memberikan kesehatan dan mengabulkan doa-

doamu. Amin

Najmudin dan Qomarudin yang telah memberikan motivasi, dukungan, dan

doa yang sangat berarti bagiku. Semoga kalian kelak menjadi orang yang lebih

hebat.

Kakek serta Nenekku yang selalu mendoaakan dan memberikan motivasi serta

dukungan moril

Keluarga Bapak Mudjiono - Ibu Endang dan Keluarga Besar Sanggar Seni

Sarotama yang telah banyak membantu terselesaikannya skripsi ini.

FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta almamaterku tercinta tempatku

belajar dan menimba ilmu untuk masa depan yang lebih baik

Page 10: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan nikmat dan karuniaNya kepada kita semua. Atas ridhoNya pula

skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik sebagai persyaratan mendapat gelar

Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah

memberikan bantuannya. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Drs. Rusdiana Indianto, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd. selaku Ketua Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Seblas Maret Surakarta.

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd. selaku Sekretaris Program Studi PGSD Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

5. Dr. Peduk Rintayati, M.Pd. selaku dosen pembimbing I yang telah

memberikan arahan, bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan

kemudahan yang sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

6. Dra. Lies Lestari, M.Pd. selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan

arahan, bimbingan, kepercayaan, dukungan, saran, dan kemudahan yang

sangat membantu dalam penulisan skripsi ini.

7. Bapak Muh. Showan, S.Pd. selaku Kepala Sekolah SD Negeri 02 Bolon yang

telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian.

8. Ibu Annety Praptiwi, S.Pd. selaku guru kelas III SD Negeri 02 Bolon yang

dengan ikhlas membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian.

9. Guru-guru SD Negeri 02 Bolon yang telah memberikan motivasi dan bantuan

dalam melaksanakan penelitian.

Page 11: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

10. Teman-temanku se-almamater yang telah memberikan semangat dan

kerjasamanya.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah berupaya untuk berbuat yang

terbaik, namun demikian disadari hasil yang dicapai masih jauh dari

kesempurnaan. Semua itu tidak lain karena keterbatasan penulis dalam

pengetahuan maupun pengalaman. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang

membangun sangat penulis harapkan.

Akhirnya, penulis tetap berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

para pembaca yang budiman. Semoga kebaikan dan bantuan dari semua pihak

tersebut mendapat balasan yang sesuai dari ALLAH SWT. Amin

Surakarta, Juni 2012

Penulis

Page 12: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .................................................................................. i

HALAMAN PERNYATAAN ………………………………………….... ii

HALAMAN PENGAJUAN ........................................................................ iii

HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v

HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vi

HALAMAN ABSTRACT........................................................................... vii

HALAMAN MOTTO.................................................................................. viii

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................. ix

KATA PENGANTAR ................................................................................. x

DAFTAR ISI ............................................................................................... xii

DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv

DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 6

A. Kajian Teori ............................................................................. 6

1. Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa.................................. 6

a. Pengertian Model Keterampilan…............................... 6

b. Pengertian Berbicara………………… ........................ 7

c. Pengertian Keterampilan Berbicara............................... 7

d. Bahasa Jawa………………………………. ................ 8

e. Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa.......................... 9

2. Hakikat Unggah-Ungguh Basa……………........................ 10

a. Pengertian Unggah-Ungguh Basa................................. 10

Page 13: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

b. Klasifikasi Unggah-Ungguh Basa Jawa........................ 11

c. Tinjauan Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas III SD....... 12

3. Model Pembelajaran Kuantum…......................................... 16

a. Model Pembelajaran………………………………….. 16

b. Model Pembelajaran Kuantum……………………….. 18

c. Prinsip Pembelajaran Kuantum………………………. 19

d. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum Dalam

Pembelajaran

22

B. Penelitian yang Relevan ........................................................... 23

C. Kerangka Berfikir ................................................................... 24

D. Hipotesis Penelitian ................................................................. 26

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 27

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 27

B. Subjek Penelitian ..................................................................... 27

C. Sumber Data ............................................................................ 27

D. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 28

E. Validitas Data ........................................................................... 29

F. Tehnik Analisis Data ................................................................ 30

G. Indikator Kinerja ....................................................................... 31

H. Rancangan Penelitian ............................................................... 32

I. Prosedur Penelitian ................................................................... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN .................................................................. 42

A. Diskripsi Lokasi Penelitian ........................................................ 42

B. Diskripsi Kondisi Awal ............................................................. 42

C. Pelaksanaan Tindakan................................................................ 46

1. Siklus I ................................................................................ 46

2. Siklus II ............................................................................... 56

D. Deskripsi Hasil Penelitian ......................................................... 67

E. Pembahasan Hasil Penelitian .................................................... 68

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .................................... 72

A. Simpulan ................................................................................... 72

Page 14: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

B. Implikasi .................................................................................... 72

C. Saran ......................................................................................... 73

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 74

LAMPIRAN ............................................................................................... 76

Page 15: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

DAFTAR TABEL

Tabel Hal.

1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian ……………………... 76

2. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum ......................... 37

3. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum ......................... 39

4. Distribusi Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa

Pada Kondisi Awal ………………………………………

44

5. Daistribusi Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa

Siklus I ……….…………………………………………..

53

6. Distribusi Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa

Siklus I……………………………………………………

63

7. Distribusi Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa

Pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II ………….………..

66

8. Nilai Rata-Rata dan Presentase Ketuntasan Klasikal

Prasiklus, Siklus I dan Siklus II ………………………….

69

Page 16: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Hal.

1. Klasifikasi Unggah-Ungguh Basa ……………………….. 12

2. Kerangka Berpikir ……………………………………...... 26

3. Empat Langkah dalam PTK ............................................... 34

4. Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Pada

Kondisi Awal …………………………………………….

44

5. Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Pada

Siklus I …………………………………………………...

54

6. Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Pada

Siklus II …………………………………………………..

64

7. Grafik Peningkatan Nilai Keterampilan Setiap Siklus ...... 67

8. Grafik Peningkatan Nilai Rata-rata Setiap Siklus………... 70

9. Grafik Peningkatan Presentase Ketuntasan Klasikal……... 70

Page 17: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Hal.

1. Rincian Waktu Kegiatan Penelitian ................................... 76

2. Kisi-Kisi Soal Evaluasi Pretest …...................................... 77

3. Hasil Penilaian Tes Keterampilan Berbicara Prasiklus…... 81

4. Silabus ………………........................................................ 84

5. Buku Ajar …………………………………....................... 87

6. RPP Siklus I Pertemuan I………………………................ 95

7. RPP Siklus I Pertemuan II ………….................................. 106

8. Daftar Nilai Rata-rata Hasil Penilaian Tes Keterampilan

Berbicara Siklus I ………………………………………

118

9. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus I............................ 121

10. Lembar Aktivitas Siswa Dalam Siklus I........................... 122

11. RPP Siklus II Pertemuan I ………………….................... 124

12. RPP Siklus II Pertemuan II …………………….............. 135

13. Daftar Nilai Rata-rata Hasil Penilaian Tes Keterampilan

Berbicara Siklus II ………………………………………

146

14. Lembar Observasi Kinerja Guru Siklus II........................ 149

15. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II.................... 150

16. Daftar Nilai Tes Keterampilan Berbicara Tiap Siklus...... 152

17. Dokumentasi Siklus I........................................................ 154

18. Dokumentasi Siklus II ...................................................... 156

19. Surat Keputusan Dekan ................................................... 159

20. Surat Ijin Penelitian .......................................................... 160

21. Surat Permohonan Ijin Menyusun Skripsi ....................... 161

23. Surat Keterangan Penelitian ............................................. 162

Page 18: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Manusia merupakan makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan

manusia lainnya. Interaksi terasa semakin penting pada saat manusia

membutuhkan eksistensinya diakui. Kegiatan ini membutuhkan alat, sarana atau

media, yaitu bahasa. Secara universal pengertian bahasa adalah suatu bentuk

ungkapan yang bentuk dasarnya ujaran. Ujaran inilah yang membedakan manusia

dengan makhluk lainnya. Dengan ujaran inilah manusia mengungkapkan hal

yang nyata atau tidak, yang berwujud maupun yang tidak, situasi masa lampau,

kini, maupun yang akan datang.

Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek, yaitu (1)

keterampilan menyimak, (2) keterampilan berbicara, (3) keterampilan

membaca, dan (4) keterampilan menulis. Setiap keterampilan mempunyai

hubungan erat dengan keterampilan-keterampilan lainnya. Keterampilan-

keterampilan tersebut hanya dapat dikuasai dengan jalan praktik dan latihan yang

berkelanjutan. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu

kesatuan atau merupakan catur tunggal. (Henry Guntur Tarigan, 1990:1).

Peningkatan keterampilan berbahasa tersebut dilaksanakan secara terpadu,

kontekstual, dan fungsional dengan fokus pada keterampilan menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis secara berganti-ganti dan berkesinambungan.

Salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari adalah keterampilan berbicara sebagai media komunikasi lisan yang

efektif. Sejalan dengan pendapat tersebut, H.G Tarigan (1990:15) berpendapat

bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi atikulasi atau

kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran,

gagasan, dan perasaan. Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan

berbahasa lisan yang bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-

gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain.

Page 19: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Hasil pengamatan di SD Negeri 02 Bolon selama pelaksanaan Praktik

Pengalaman Lapangan (PPL), menunjukkan kurangnya keterampilan anak kelas

III di SD Negeri 02 Bolon dalam berbahasa Jawa yang baik dan benar sesuai

dengan unggah-ungguh basa. Observasi awal yang dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa minat dan motivasi siswa untuk belajar bahasa Jawa masih

rendah. Hal tersebut tampak dalam hasil tes keterampilan berbicara bahasa Jawa

pada materi unngah-ungguh basa, masih banyak siswa mendapat nilai di bawah

KKM (70). Pada tes tersebut hanya 9 siswa dari 24 siswa atau 37,5% siswa yang

mendapat nilai ≥ 70.

Berbahasa Jawa yang sesuai dengan unggah-ungguh basa merupakan hal

yang sangat penting bagi siswa karena sebagai salah satu usaha meningkatkan

rasa kecintaan kita terhadap kebudayaan bangsa dan juga sebagai usaha

menanamkan rasa memiliki terhadap kebudayaan Jawa yang semakin dilupakan

oleh para generasi muda saat ini. Kenyataan yang ada saat ini adalah anak-anak

semakin sulit untuk berbahasa Jawa dengan baik dan benar, mereka lebih suka

menggunakan bahasa Indonesia, sehingga dikhawatirkan bahasa Jawa ini akan

punah di tengah-tengah orang Jawa itu sendiri.

Fenomena yang berkembang saat ini adalah orang tua justru lebih suka

mengajarkan atau mengajak anak untuk berkomunikasi dengan bahasa Indonesia

daripada menggunakan bahasa Jawa. Hal ini tentunya akan berpengaruh pada

perkembangan kemampuan anak dalam berbahasa Jawa nantinya. Mereka tidak

dapat berbahasa Jawa dengan baik bahkan bisa saja mereka tidak dapat berbahasa

Jawa sama sekali padahal mereka orang Jawa Tengah asli, karena kebiasaan dari

kecil yang lebih sering berkomunikasi dengan bahasa Indonesia daripada

menggunakan bahasa Jawa. Padahal kita tahu bahwa di dalam bahasa Jawa ini

tidak sekedar mengajari kita tentang berkomunikasi, tetapi lebih jauh lagi kita

juga diajari tentang sopan santun, tata krama terhadap orang yang kita ajak

berkomunikasi. Di dalam bahasa Jawa, terkandung apa yang disebut dengan

unggah-ungguh basa yang di dalamnya ada tingkatan-tingkatan penggunaan

bahasa yang berbeda menyesuaikan dengan orang yang kita ajak berkomunikasi.

Berbeda dengan bahasa Indonesia yang dalam penggunaannya tidak memandang

Page 20: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

orang yang kita ajak berkomuniasi. Dengan kenyataan tersebut sudah seharusnya

sebagai bangsa yang memiliki bahasa Jawa harus bisa berbahasa Jawa dengan

baik dan benar sesuai dengan unggah-ungguh basa. Sebagai upaya untuk

melestarikan kebudayaan bangsa.

Selain itu, ditinjau dari metode pembelajaran, guru kelas III di SD N 02

Bolon masih menerapkan metode pembelajaran ceramah yang kurang menarik.

Begitu masuk kelas, guru memberikan sedikit ceramah tentang materi pelajaran

yang telah dicatat sebelumnya, kemudian dilanjutkan dengan memberi siswanya

beberapa latihan soal atau tugas. Siswa diminta untuk membuka buku catatan dan

mengerjakan buku Lembar Kerja Siswa, atau menjawab pertanyaan yang diajukan

oleh guru. Proses pembelajaran dengan model konvensional ceramah masih belum

cukup memberikan kesan yang mendalam pada siswa, karena peran guru dalam

menyampaikan materi lebih dominan dibandingkan keaktifan siswa sendiri. Guru

lebih banyak memberikan penjelasan daripada mencari tahu sejauh mana siswa

bisa menerima dan memahami informasi yang disampaikan. Oleh sebab itu, guru

harus mempunyai kreativitas tinggi dalam memilih model pembelajaran yang

menarik minat siswa.

Agar upaya tersebut berhasil maka harus dipilih model pembelajaran yang

sesuai dengan situasi dan kondisi siswa serta lingkungan belajar, siswa dapat

aktif, interaktif dan kreatif dalam proses pembelajaran. Pemilihan model

pembelajaran yang tepat merupakan kreatifitas seorang guru agar siswa tidak

jenuh atau bosan dalam menerima pelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang

tepat juga akan memperjelas konsep-konsep yang diberikan kepada siswa

senantiasa antusias berfikir dan berperan aktif.

Pembelajaran kuantum merupakan salah satu model pembelajaran yang

menekankan pada learning with fun. Sugiyanto (2009:67) menyatakan bahwa

pembelajaran kuantum merupakan proses pembelajaran yang menyenangkan,

kreatif, tidak membosankan yang menjadi pilihan para guru/ fasilitator.

Pembelajaran yang berprinsip untuk membawa dunia pembelajar ke dunia

pengajar, dan mengantarkan dunia pengajar ke dunia pembelajar yang lebih kita

kenal dengan konsep TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan,

Page 21: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

Ulangi, Rayakan). Bermula dari pengertian model pembelajaran kuantum

tersebut, maka dipilihlah model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa. Model ini dipilih karena proses

pembelajaran yang mengusahakan siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran

serta pembelajaran yang berprinsip learning with fun yang akan menarik minat

siswa untuk mempelajari unggah-ungguh basa yang tergolong sulit ini. Selain itu

penggunaan model pembelajaran kuantum akan menumbuhkan gairah siswa

dalam belajar bahasa Jawa.

Bertolak dari uraian dan permasalahan yang ada di lapangan untuk

meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa sesuai unggah-ungguh basa,

maka peneliti akan mengadakan upaya peningkatan keterampilan berbicara

melalui penilitian dengan judul Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa

Jawa Sesuai Unggah-Ungguh Basa Melalui Model Pembelajaran Kuantum

Pada Siswa Kelas III SD Negeri 02 Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

rumusan masalah penelitian adalah Apakah Penerapan Model Pembelajaran

Kuantum dapat Meningkatkan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Sesuai

dengan Unggah-ungguh Basa pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 02

Bolon Kec. Colomadu Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012?”

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk Meningkatkan

Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Sesuai Dengan Unggah-ungguh Basa pada

Siswa Kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Bolon Kec. Colomadu Kab.

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012 Melalui Penerapan Model Pembelajaran

Kuantum.

Page 22: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat :

1. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan khasanah keilmuan sebagai

bahan rujukan bagi penulis yang akan menulis hal yang sama atau hampir

sama.

b. Temuan dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan

bagi dunia pendidikan khususnya dalam pembelajaran bahasa Jawa.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswa

1) Meningkatnya ketertarikan siswa dalam belajar unggah-ungguh basa

melalui penerapan model pembelajaran kuantum sehingga nilai siswa

menjadi lebih baik.

2) Meningkatnya keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa sesuai

unggah-ungguh basa.

3) Meningkatnya sopan santun serta tata krama siswa dalam pergaulan

sehari-hari.

b. Bagi Guru

1) Meningkatnya wawasan dan kemampuan guru tentang model

pembelajaran kuantum dalam pembelajaran.

2) Bertambahnya pengetahuan dan pengalaman dalam membimbing anak

dalam berbicara bahasa Jawa sesuai unggah-ungguh basa.

c. Bagi Sekolah

1) Meningkatnya kualitas pembelajaran berbicara bahasa Jawa sesuai

unggah-ungguh basa dengan diterapkannya model pembelajaran

kuantum dalam pembelajaran.

Page 23: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa

a. Pengertian Keterampilan

Keterampilan seseorang di dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau

bidang tertentu jelas berbeda-beda. Keterampilan itu hanya dapat diperoleh

melalui proses belajar dan latihan yang berkesinambungan. Dengan keterampilan,

seseorang akan mampu menyelesaikan suatu permasalahan dengan pola pikir

yang efektif dan efisien.

Soemarjadi dalam bukunya mengemukakan “Keterampilan sama artinya

dengan cekatan, sedangkan cekatan atau terampil merupakan kepandaian

melakukan sebuah pekerjaan dengan cepat dan benar” (2001: 2).

Tri Budiharto mengungkapkan bahwa keterampilan berasal dari kata

terampil yang artinya adalah mampu bertindak dengan cepat dan tepat. Istilah lain

dari terampil adalah cekatan, cakap mengerjakan sesuatu (2008:1-2). Dengan kata

lain keterampilan dapat disebut juga kecekatan, kecakapan, atau kemampuan

untuk melakukan sesuatu dengan baik dan cermat.

Aksay juga menambahkan tentang pengertian keterampilan yaitu

keterampilan adalah usaha untuk memperoleh kompetensi cekat, cepat, dan tepat

dalam menghadapi permasalahan. Dalam pembelajaran, keterampilan dirancang

sebagai proses komunikasi belajar untuk mengubah perilaku siswa menjadi cekat,

cepat dan tepat dalam melakukan atau menghadapi sesuatu (Http://pengertian-

keterampilan-belajar.blogspot/2009/20/03/html diunduh pada 21-01-2012).

Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat diambil kesimpulan

bahwa keterampilan adalah kemampuan bertindak atau melakukan suatu

pekerjaan (tugas) dengan baik, cermat, cepat, dan tepat. Seseorang yang dapat

melakukan sesuatu dengan cepat tetapi salah tidak dapat dikatakan terampil.

Demikian pula, apabila seseorang yang dapat melakukan sesuatu dengan benar

tetapi lambat juga tidak dapat dikatakan terampil. Jadi, keterampilan itu

Page 24: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

berlandaskan pada kecepatan dan ketepatan tertentu sehingga seseorang tidak

akan merasakan kesulitan-kesulitan yang berarti dalam pekerjaannya.

b. Pengertian Berbicara

Berbicara (KBBI, 2007:148) adalah berkata, bercakap, berbahasa, dan

melahirkan pendapat dengan perkataan. Berbicara itu mengutarakan isi pikiran

atau melisankan sesuatu yang dimaksudkan.

Salah satu pakar bahasa, H.G Tarigan berpendapat bahwa “Berbicara

adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan

perasaan” (1990:15). Berbicara merupakan salah satu aspek keterampilan

berbahasa lisan yang bersifat produktif, artinya suatu kemampuan yang dimiliki

seseorang untuk menyampaikan gagasan, pikiran atau perasaan sehingga gagasan-

gagasan yang ada dalam pikiran pembicara dapat dipahami orang lain.

Sejalan dengan pendapat di atas, St. Y. Slamet mengungkapkan bahwa

“Berbicara merupakan suatu penyampaian maksud bisa berupa gagasan, pikiran,

isi hati seseorang kepada orang lain” (2008:33). Selain itu, dijelaskan juga

berbicara merupakan bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor

fisik, psikologi, neurologis, semantik, dan linguistik sehingga dapat dianggap

sebagai alat manusia yang paling penting terutama bagi kontrol sosial.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

berbicara adalah suatu kegiatan mengujarkan bunyi-bunyi bahasa untuk

menyampaikan pesan berupa ide, gagasan, maksud atau perasaan kepada orang

lain secara lisan yang bersifat aktif dan produktif. Berbicara merupakan kegiatan

berbahasa yang aktif dari seorang pemakai bahasa, yang menuntut prakarsa nyata

dalam penggunaan bahasa untuk mengungkapkan diri secara lisan.

c. Pengertian Keterampilan Berbicara

H.G. Tarigan berpendapat bahwa “Keterampilan berbicara adalah

kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan dan

perasaan” (1990:15).

Page 25: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

St. Y. Slamet menyatakan bahwa “Keterampilan berbicara merupakan

keterampilan yang mekanistis” (2008:35). Dari pendapat ini dapat dijelaskan

bahwa semakin banyak berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang dalam

berbicara. Tidak ada orang yang langsung terampil berbicara tanpa melalui proses

berlatih. Di dalam berlatih berbicara, seseorang perlu dilatih diantaranya dari segi

pelafalan, pengucapan, intonasi, pemilihan kata (diksi), dan penggunaan bahasa

secara baik dan benar.

Salah satu jurnal internasional menyatakan Speaking is the productive skill

in the oral mode. It, like the other skills, is more complicated than it seems at first

and involves more than just pronouncing word. Diartikan bahwa berbicara adalah

keterampilan yang sangat produktif dalam segi liguistik. Keterampilan berbicara

itu seperti keterampilan lainnya, keterampilan berbicara ternyata lebih rumit dari

kelihatannya dan melibatakan lebih dari mengucapkan kata-kata.

Betolak dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

keterampilan berbicara adalah kemampuan seseorang dalam mengungkapkan ide

atau gagasan secara lisan bersifat produktif dan mekanistis, yang hanya dapat

dikuasai dengan berlatih berbicara dan merupakan bagian tingkah laku hidup

manusia yang sangat penting sebagai alat komunikasi kepada orang lain.

Keterampilan berbicara merupakan sebuah keterampilan menyampaikan gagasan,

informasi atau pesan kepada orang lain dengan menggunakan media yang berupa

simbol-simbol fonetis.

d. Bahasa Jawa

Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa

di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu, bahasa Jawa juga

digunakan oleh penduduk yang tinggal di beberapa daerah lain seperti Banten

terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tengerang,

Jawa Barat khususnya kawasan pantai utara terbentang dari pesisir utara

Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon

(http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa, diunduh pada tanggal 20 Januari

2012).

Page 26: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Poedjosoedarmo dalam Imam Sutardjo menyatakan bahwa “Bahasa Jawa

merupakan bahasa yang mengenal adanya tingkat tutur kata (speech levels) yaitu

undha usuk atau unggah-ungguh basa. Tingkat tutur ini merupakan variasi

berbahasa yang perbedaannya ditentukan oleh anggapan penutur dan relasinya

terhadap orang yang diajak berbicara” (2008:43).

Sedangkan menurut Samidi bahasa Jawa bukan bahasa asing tetapi

merupakan bahasa ibu dari orang-orang Jawa terutama yang bertempat tinggal di

daerah propinsi Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur

(2010: 1).

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa bahasa Jawa adalah

bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi orang-orang yang berasal dari Jawa,

terutama Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Timur yang

mengenal adanya tingkat tutur kata yang merupakan variasi bahasa yang

perbedaannya ditentukan oleh anggapan penutur dan relasinya terhadap orang

yang diajak berbicara.

e. Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa

Salah satu keterampilan berbahasa yang sangat penting dalam kehidupan

sehari-hari adalah keterampilan berbicara sebagai media komunikasi lisan yang

efektif. H.G. Tarigan (1990:15) berpendapat bahwa keterampilan berbicara

adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk

mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan dan

perasaan.

Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa

di Jawa Tengah, Yogyakarta dan Jawa Timur. Selain itu, bahasa Jawa juga

digunakan oleh penduduk yang tinggal di beberapa daerah lain seperti Banten

terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tengerang,

Jawa Barat khususnya kawasan pantai utara terbentang dari pesisir utara

Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon

(http://id.wikipedia.org/wiki/Bahasa_Jawa, diunduh pada tanggal 20 Januari

2012).

Page 27: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

Poedjosoedarmo dalam Imam Sutardjo menyatakan bahwa bahasa Jawa

merupakan bahasa yang mengenal adanya tingkat tutur kata (speech levels) yaitu

undha usuk atau unggah-ungguh basa. Tingkat tutur ini merupakan variasi

berbahasa yang perbedaannya ditentukan oleh anggapan penutur dan relasinya

terhadap orang yang diajak berbicara (2008.43).

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa

keterampilan berbicara bahasa Jawa adalah kemampuan dalam mengucapkan

bunyi-bunyi artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta

menyampaikan pikiran, gagasan dan perasaan dalam bahasa Jawa yang mengenal

adanya tingkat tutur kata yang memiliki berbagai variasi berbahasa sesuai penutur

dan orang yang diajak berbicara tersebut.

2. Hakikat Unggah-ungguh Basa

a. Pengertian Unggah-ungguh Basa

Bahasa merupakan alat komunikasi dalam pergaulan sehari-hari.

Ketika seseorang berbicara selain memperhatikan kaidah-kaidah tata bahasa,

juga masih harus memperhatikan siapa orang yang diajak berbicara. Berbicara

kepada orang tua berbeda dengan berbicara dengan anak kecil atau yang

seumur.

Unggah-ungguh basa adalah kata-kata atau bahasa yang ditujukan

pada orang yang kita ajak berbicara atau lawan bicara (Aryo Bimo Setiyanto,

2007: 2).

Menurut Soepomo Poedjosoedarmo dalam Imam Sutardjo (2008:4 5 ) di

dalam bahasa Jawa, tingkat tutur atau speech levels itu lebih dikenal dengan

istilah undha usuk atau unggah-ungguh basa, yaitu suatu sistem kode

penyampai rasa sopan yang didalamnya terdapat unsur kosa kata tertentu,

aturan sintaksis, morfologi dan fonologi tertentu.

Poerwadarminta memberikan pengertian unggah-ungguh basa adalah

“tata-pranataning basa miturut lungguhing tata krama” (1939:443). Yang dapat

diartikan bahwa unggah-ungguh adalah tatanan bahasa menurut duduk tata

kramanya.

Page 28: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dalam

berkomunikasi dengan orang lain, yaitu dengan orang yang lebih tua atau orang

yang lebih kecil atau yang sebaya itu berbeda bahasanya. Kita berbicara dengan

yang lebih tua harus lebih sopan dari pada dengan orang yang lebih kecil atau

yang sebaya. Perbedaan bahasa ini yang dinamakan dengan unggah-ungguh basa.

b. Klasifikasi Unggah-ungguh Basa Jawa

Unggah-ungguh basa Jawa meliputi berbagai ragam bahasa. Setiap ahli

bahasa Jawa memberikan klasifikasi yang berbeda-beda. Seperti yang telah

tersebut di atas bahwa dalam setiap komunikasi dalam bahasa Jawa memiliki

aturan-aturan tersendiri dalam penggunaannya, sesuai dengan situasi pembicara

maupun orang yang diajak berbicara.

Samidi (2010:75-76) memberikan klasifikasi unggah-ungguh basa sebagai

berikut:

1. Basa Ngoko

a) Ngoko lugu

b) Ngoko andhap

2. Basa Madya

a) Madya ngoko

b) Madyantara

c) Madya krama

3. Basa Krama

a) Mudha krama

b) Kramantara

c) Wredha krama

d) Krama inggil

4. Basa Krama Inggil

5. Basa Krama Desa

6. Basa Kedhaton

7. Basa Kasar

Sedangkan Harimurti Kridhalaksana (2001:xxii) menyebutkan bahwa

secara garis besar unggah-ungguhing basa ini dapat dikelompokkan menjadi tiga,

yakni, ngoko, madya, krama.

Page 29: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Seorang pakar bahasa Jawa menyatakan:

Dalam unggah-ungguh bahasa Jawa dikenal tiga tingkat tutur ngoko,

madya, dan krama.Bahkan ada yang membedakan hanya dua tingkat, yaitu

ngoko dan krama. tingkat tutur ngoko berfungsi membawakan rasa

kesopanan yang rendah, tingkat tutur kata madya berfungsi

membawakanrasa sopan yang sedang-sedang atau setengah-setengah,

sedangkan tingkat tutur krama (alus, inggil) berfungsi untuk membawakan

rasa kesopanan yang tinggi dan halus (Imam Sutardjo, 2008:45).

Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa ragam

bahasa dalam unggah-ungguh basa dapat diklasifikasikan seperti yang terlihat

dalam Gambar 1 sebagai berikut:

Gambar 1. Klasifikasi Unggah-ungguh Basa Jawa

c. Tinjauan Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas III SD

Pembelajaran yang berlangsung pada kelas III SD merupakan

pembelajaran tematik, termasuk pada pembelajaran bahasa Jawa. Pembelajaran

tematik merupakan pembelajaran yang berangkat dari sebuah tema, yang

kemudian dikaitkan dengan mata pelajaran lain. Pada pembelajaran bahasa Jawa

di kelas III ini materi unggah-ungguh basa dibahas dalam tema “Lingkungan”.

Dari tema tersebut dapat kita kaitkan dengan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan

Alam dan juga Seni Budaya dan Keterampilan.

Basa Jawa

Ngoko

Lugu

Madya

Kasar

Krama

Madya

Inggil

Kedhaton

Page 30: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Di dalam kurikulum mata pelajaran muatan lokal bahasa Jawa (2010:11)

terdapat standar kompetensi berbicara Mampu mengungkapkan pikiran dan

perasaan secara lisan tentang percakapan dan menceritakan pengalaman sendiri

dengan santun. Kompetensi dasar melakukan percakapan menggunakan ragam

bahasa tertentu. Sedangkan dalam silabus IPA terdapat standar kompetensi yang

dapat dikaitkan dengan tema yang ada dalam pembelajaran bahasa Jawa, yaitu

memahami kenampakan permukaan bumi, cuaca dan pengaruhnya bagi manusia,

serta hubungannya dengan cara manusia memelihara dan melestarikan alam.

Kompetensi dasarnya adalah mengidentifikasi cara manusia dalam memelihara

dan melestarikan alam di lingkungan sekitar. Sedangkan untuk mata pelajaran

SBK di dalam silabus standar kompetensinya yaitu mengapresiasikan diri melalui

karya seni musik, dengan kompetensi dasar menyanyikan lagu daerah dan lagu

anak- anak dengan iringan sederhana.

Berikut penjelasan materi bertolak dari standar kompetensi dan

kompetensi dasar yang diambil:

1) Bahasa Jawa

Sesuai dengan standar kompetensi serta kompetensi dasar yang

terdapat dalam silabus bahasa Jawa, materi pelajaran yang tersaji sesuai

dengan penelitian ini adalah materi pelajaran tentang penggunaan

unggah-ungguh basa dalam percakapan sehari-hari. Materi unggah-

ungguh yang tersaji dalam pembelajaran bahasa Jawa di kelas III masih

sederhana, yaitu sebatas penerapan unggah-ungguh basa ragam bahasa

ngoko dan krama.

a) Basa ngoko

Basa ngoko merupakan bahasa yang masih lugu, karena

belum mengalami perubahan-perubahan.

Penggunaan basa ngoko adalah sebagai berikut:

1) Terhadap orang yang sudah sangat terbiasa dan

seumuran.

2) Terhadap orang yang lebih muda.

3) Apabila sedang berbicara sendiri.

Page 31: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Contoh:

a) Aku arep turu dhisik

b) Sepedha motorku anyar iki.

c) Aku tak menyang pasar sesuk wae.

b) Basa krama

Basa krama adalah bahasa yang menghormati terhadap

orang yang diajak bicara. Sehingga kata-kata yang dipakai

telah mengalami perubahan, yaitu menggunakan kata-kata

krama.

Penggunaan basa krama diantaranya sebagai berikut:

1) Terhadap orang yang lebih tua usianya.

2) Terhadap orang yang lebih tinggi derajat

pangkatnya.

3) Terhadap orang yang belum terbiasa/baru dikenal.

4) Priyayi dengan priyayi.

Contoh:

a) Ibu nembe mundhut uwos wonten peken.

b) Bapak Bupati nembe rembagan.

c) Bapak saha ibu nembe wonten wingking griya.

2) Ilmu Pengetahuan Alam

Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang

dikaitkan dengan bahasa Jawa, materi yang dapat diambil dari mata

pelajaran IPA adalah mengenai usaha-usaha manusia untuk menjaga

lingkungan sekitar agar tetap sehat.

Lingkungan sehat menurut WHO (World Health

Organisation) adalah keadaan yg meliputi kesehatan fisik, mental, dan

sosial yg tidak hanya berarti suatu keadaan yg bebas dari penyakit dan

kecacatan(http://kesehatanlingkunganhidup.blogspot.com/2010/07/peng

ertian-kesehatan-lingkungan-menurut.html diunduh pada 11-03-2012).

Page 32: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

Lingkungan sehat adalah lingkungan yang bersih. Lingkungan

sehat memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

a. Udara bersih dan segar.

b. Tanah yang subur.

c. Sumber air yang bersih.

d. Air sungai yang mengalir terlihat bersih dan jernih.

e. Sampah tidak berserakan.

f. Banyak tumbuhan hijau yang tumbuh dengan subur.

(http://blog.unnes.ac.id/hestyayu/2011/11/01/lingkungan-sehat-

dan-tidak-sehat/ diunduh pada 11-03-2012)

Lingkungan yang sehat merupakan salah satu syarat untuk menjaga

kualitas hidup manusia agar tetap baik. Untuk itu manusia perlu

menjaga lingkungannya agar tetap baik pula kehidupannya. Berikut

beberapa cara yang dapat dilakukan manusia untuk menjaga lingkungan

dan melestarikan alam:

a) Reboisasi, adalah penanaman kembali hutan-hutan yang

gundul.

b) Membuat sengkedan atau tanah miring, gunanya adalah

untuk mencegah banjir. Biasanya ini dibuat di daerah

pegunungan.

c) Menjaga kebersihan lingkungan.

d) Menghemat penggunaan bahan bakar dari minyak bumi.

e) Pembuatan hutan lindung.

3) Seni Budaya dan Keterampilan

Siswa yang duduk di SD sangat memerlukan pendidikan seni dan

kebudayaan karena hal tersebut membentuk pribadi anak menjadi

harmonis dan membantu mengembangkan kecerdasan anak.

Kebudayaan merupakan harmonisasi dari logika, etika, estetika, dan

kinestika. Ruang lingkup pendidikan seni, yaitu seni rupa, seni musik,

seni tari, seni drama. dan keterampilan.

Page 33: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

Mata pelajaran SBK dapat dikaitkan dengan mata pelajaran bahasa

Jawa dengan mengambil standar kompetensi dan kompetensi dasar

yang dapat dikaitkan dengan materi yang sesuai dengan tema dalam

mata pelajaran bahasa Jawa, dalam hal ini adalah tema lingkungan.

Standar kompetensi yang dapat dikaitkan yaitu mengapresiasikan

diri melalui karya seni musik, dengan kompetensi dasar menyanyikan

lagu daerah dan lagu anak- anak dengan iringan sederhana.

Pengaplikasiannya dalam pembelajaran bahasa Jawa yaitu dengan

memberikan materi nyanyian tembang dolanan kepada anak dengan

lagu yang bertemakan lingkungan/alam.

Contoh tembang dolanan anak yang bertemakan lingkungan/alam

diantaranya:

a) Kidang talun

Kidang talun

mangan kacang talun

mil kethemil, mil kethemil

si kidang mangan lembayung

b) Gajah belang

Gajah belang

duwe anak belang

nuk renggunuk, nuk renggunuk

gedene meh podo gunung

3. Model Pembelajaran Kuantum

a. Model Pembelajaran

Tujuan dari sebuah kegiatan pembelajaran adalah membantu siswa

mencapai kegiatan secara optimal untuk dapat belajar lebih mudah dan lebih

efektif dimasa datang. Untuk mencapai hal tersebut perlu kerangka

pembelajaran secara konseptual (model pembelajaran) yang menentukan

tercapainya tujuan pembelajaran.

Page 34: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

Model sendiri mempunyai definisi yaitu suatu representasi dari seseorang

atau sesuatu. (http://www.schoonover.com/ResourceCenter/Q_A.html diunduh

pada 23-04-2012 ). Pengertian lain yaitu model adalah pola (contoh, acuan,

ragam) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan (Departemen P dan K,

1984:75). Berdasarkan beberapa pengertian di atas mengenai model, dapat

disimpulkan bahwa model adalah suatu desain atau analogi yang dipergunakan

untuk membantu proses visualisasi sesuatu yang tidak dapat dengan langsung

diamati.

Guru sebagai pendidik melakukan rekayasa pembelajaran. Rekayasa

pembelajaran tersebut dilakukan berdasarkan kurikulum yang berlaku.

Pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain.

instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan

pada penyediaan sumber belajar (Dimyati & Mudjiono dalam Sagala,

2005). Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan

sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UUSPN No.20 Tahun 2003

dalam Sagala, 2005). Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun

oleh guru untuk mengembangkan kreativitas berpikir yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan

kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya

meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pembelajaran

(http://instructionaltheorycourse.blogspot.com/2009/02/1introduction_18.h

tml, 23 April 2012).

Pembelajaran adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber

belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang

diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan,

penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada

siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa agar

dapat belajar dengan baik. (http://id.wikipedia.org/wiki/Pembelajaran, 23 April

2012).

Berdasarkan pendapat di atas peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran

adalah proses interaksi siswa dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu

lingkungan belajar,sehingga terjadi perubahan perilaku kearah yang lebih baik.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

Page 35: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, pembentukan sikap dan kepercayaan

pada siswa. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu siswa

agar dapat belajar dengan baik.

Menurut Winaputra dalam Sugiyanto, model pembelajaran adalah

kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu,

dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dsn

para pengajar dalam merencanakan dan melaksanakan aktivitas pembelajaran

(2009:3).

Model pembelajaran adalah bentuk pembelajaran yang tergambar dari

awal sampai akhir yang disajikan secara khas oleh guru di kelas. Dalam

model pembelajaran terdapat strategi pencapaian kompetensi siswa dengan

pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran.

(http://wijayalabs.blogdetik.com/2009/04/11/ diunduh pada 20-01-2012)

Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model

pembelajaran adalah pedoman yang digunakan pengajar untuk pengelolaan

pembelajaran yang tergambar dari awal sampai akhir dalam rangka mencapai

tujuan pembelajaran.

b. Model Pembelajaran Kuantum

Sugiyanto menjelaskan bahwa istilah kuantum memang diberi konsep suatu

perubahan energi menjadi cahaya selain diyakini adanya ketidakteraturan dan

indeterminisme alam semesta (2009:71).

Menurut Bobbi DePorter Model Quantum Learning merupakan

penggabungan sugestologi, teknik pemercepatan belajar, dan NLP

(Neurolinguistik Program) dengan teori, keyakinan, dan metode ciptaannya

sendiri (2007: 16).

Victor Selman, Ruth Corey Selman, dalam jurnal internasionalnya yang

berjudul “Quantum Learning: Learn Without Learning” (diunduh pada 20 Januari

2012) menyatakan Quantum Education is the “natural” way to learn, motivating

and exciting people to take responsibility for their own education. Artinya

Page 36: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pendidikan kuantum adalah cara alami untuk belajar, memotivasi dan

menggairahkan orang untuk bertanggung jawab pada pendidikan mereka sendiri.

Salah satu jurnal internasional yang ditulis Jerry Selman memberikan

pengertian lain dari pembelajaran kuantum “Quantum Learning is a powerful and

engaging teaching and learning methodology that integrates best educational

practices into a unified whole. This synergistic approach to the learning process

covers both theory and practice”. Artinya pembelajaran kuantum merupakan

metodologi belajar dan mengajar yang melibatkan siswa dan berkekuatan besar

yang menggabungkan latihan-latihan pendidikan terbaik kedalam satu kesatuan.

Sinergi ini mendekatkan pada proses pembelajaran yang mencakup teori dan

latihan. Hal ini mengintegrasikan praktik terbaik berbasis penelitian dalam

pendidikan menjadi suatu kesatuan yang utuh, konten yang lebih bermakna dan

relevan dengan kehidupan siswa.

Berdasarkan beberapa pendapat para ahli di atas maka dapat peneliti

simpulkan bahwa pembelajaran kuantum mengambil konsep dasar bahwa dalam

pembelajaran kuantum menekankan pada interaksi antara pembelajar dengan

pembelajar dan interaksi pengajar dengan pembelajar. Dengan menekankan pada

pengajar yang harus mengkondisikan pembelajar pada situasi yang

menyenangkan, menumbuhkan rasa keingintahuan yang tinggi, pengalaman

langsung dan penghargaan atas usaha pembelajar. Dengan kata lain model

pembelajaran kuantum adalah suatu model pembelajaran yang memberikan trik,

strategi, dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman, daya

ingat, serta belajar sebagai proses menyenangkan dan bermakna, sehingga

membuat siswa nyaman dan berusaha untuk memperbaiki hasil belajarnya

c. Prinsip Pembelajaran Kuantum

Prinsip dapat berarti sebuah aturan aksi atau perbuatan yang diterima atau

dikenal dan sebuah hukuman, aksioma, atau doktrin fundamental. Ada tiga

macam prinsip utama yang membangun sosok pembelajaran kuantum. Ketiga

prinsip utama yang dirangkum dalam Sugiyanto (2009:78) adalah sebagai berikut:

1) Prinsip utama pembelajaran kuantum berbunyi: “Bawalah Dunia Mereka

Page 37: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

(Pembelajar) ke dalam Dunia Kita (Pengajar), dan Antarkan Dunia

Kita (pengajar) ke dalam Dunia Mereka (Pembelajar)”.

2) Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa proses

pembelajaran merupakan permainan orkestra simfoni. Selain memiliki

lagu atau partitur, pemainan simfoni ini memiliki struktur dasar chord.

Struktur dasar chord ini dapat disebut prinsip-prinsip dasar pembelajaran

kuantum yang antara lain sebagai berikut:

a) Ketahuilah bahwa segalanya berbicara

b) Ketahuilah bahwa segalanya betujuan

c) Sadarilah bahwa pengalaman mendahului penamaan

d) Akuilah setiap usaha yang dilakukan dalam pembelajaran.

e) Sadarilah bahwa sesuatu yang layak dipelajari layak pula

dirayakan.

3) Dalam pembelajaran kuantum juga berlaku prinsip bahwa pembelajaran

harus berdampak bagi terbentuknya keunggulan. Dengan kata lain,

pembelajaran perlu diartikan sebagai pembentukan keunggulan. Oleh

karena itu, keunggulan ini bahkan telah dipandang sebagai jantung fondasi

pembelajaran kuantum. Keunggulan tersebut antara lain:

a) Terapkanlah hidup dalam integritas

b) Akuilah kegagalan dapat membawa kesuksesan

c) Berbicaralah dengan niat baik

d) Tegaskanlah komitmen

e) Jadilah pemilik

f) Tetaplah lentur

g) Tetaplah lentur pertahankanlah keseimbangan.

Selain itu Herdian dalam (http://herdy07.wordpress.com/2009/04/29/

model-pembelajaran-quantum/ diunduh pada 21-01-2012) juga menjelaskan

beberapa prinsip dasar yang dalam pembelajaran kuantum, prinsip-prinsip

tersebut adalah sebagai berikut:

1) Bawalah dunia mereka (siswa) ke dalam dunia kita (guru), dan antarkan

dunia kita (guru ke dalam dunia mereka (siswa).

Page 38: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

2) Proses pembelajaran bagaikan orkestra simfoni, yang secara spesifik dapat

dijabarkan sebagai berikut:

a) Segalanya dari lingkungan. Hal ini mengandung arti baik

lingkungan kelas/sekolah sampai bahasa tubuh guru; dari lembar

kerja atau kertas kerja yang dibagikan anak sampa rencana

pelakanaan pembelajaran, semuanya mencerminkan pembelajaran.

b) Segalanya bertujuan. Semua yang terjadi dalam proses

pembelajaran mempunyai tujuan semuanya.

c) Pengalaman mendahului pemberian nama. Pembelajaran yang baik

adalah jika siswa telah memperoleh informasi terlebih dahulu apa

yang akan dipelajari sebelum memperoleh nama untuk apa yang

mereka pelajari. Ini diilhami bahwa otak akan berkembang pesat

jika adanya rangsangan yang kompleks selanjunya akan

menggerakkan rasa keingintahuan.

d) Akuilah setiap usaha. Dalam proses pembelajaran siswa

seharusnya dihargai dan diakui setiap usahanya walaupun salah,

karena belajar diartikan sebagai usaha yang mengandung resiko

untuk keluar dari kenyamanan untuk membongkar pengetahuan

sebelumnya.

e) Jika layak dipelajari, maka layak pula dirayakan. Segala sesuatu

yang telah dipelajari oleh siswa sudah pasti layak pula dirayakan

keberhasilannya.

DePorter (2005:7-8) menyatakan ada lima prinsip tetap, prinsip-prinsip

tersebut adalah:

a) Segalanya Berbicara

b) Segalanya Bertujuan

c) Pengalaman sebelum Pemberian Nama

d) Akui Setiap Usaha

e) Jika Layak Dipelajari, Maka Layak Pula Dirayakan!

Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat peneliti simpulkan bahwa

pembelajaran kuantum berprinsip pada pola pembelajaran yang membawa dunia

Page 39: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

pembelajar ke dalam dunia pengajar, dan kemudian mengantarkan dunia pengajar

ke dalam dunia pembelajar. Proses pembelajaran juga diartikan sebagai permainan

orkestra simfoni dimana pembelajaran harus berdampak bagi terbentuknya

keunggulan.

d. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum Dalam Pembelajaran

Didalam model pembelajaran kuantum terdapat pola pembelajaran yang

berbeda dari pembelajaran yang biasa atau konvensional. Didalam penerapan

pembelajaran model kuantum kita dikenalkan dengan konsep TANDUR yang

merupakan akronim dari; Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi,

dan Rayakan. Unsur-unsur tersebutlah yang telah membentuk basis struktur yang

mendasari model pembelajaran kuantum. Konsep TANDUR akan membawa

siswa pada kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan mengesankan.

Sugiyanto (2009:83) menyatakan bahwa kerangka TANDUR dapat

membawa siswa menjadi tertarik dan berminat pada setiap pelajaran apapun mata

pelajarannya, tingkat kelas, dengan beragam budayanya, jika pada guru betul-

betul menggunakan prinsip-prinsip atau nilai-nilai pembelajaran model quantum.

Kerangka perencanaan model pembelajaran kuantum tipe TANDUR

dapat diuraikan sebagai berikut:

1) Tumbuhkan : Menumbuhkan minat dengan memuaskan

dan menyertakan diri mereka, memikat

mereka, puaskan keingin tahuan mereka.

Buatlah mereka tertarik atau penasaran

tentang materi yang kana kita ajarkan.

2) Alami : Menciptakan atau mendatangkan

pengalaman umum yang dapat memberikan

mereka pengalaman belajar, tumbuhkan

“kebutuhan untuk mengetahui”.

3) Namai : Menyediakan kata kunci, konsep, model,

rumus, strategi, dan memberikan “data”

tepat saat minat memuncak mengenalkan

konsep-konsep pokok dari materi pelajaran.

4) Demonstrasikan : Memberikan kesempatan bagi mereka untuk

mengaitkan pengalaman dengan data baru

sehingga mereka menghayati dan

membuatnya sebagai pengalaman pribadi

dan menunjukkan bahwa mereka tahu.

5) Ulangi : Merekatkan gambaran keseluruhannya. Ini

Page 40: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dapat dilakukan melalui pertanyaan postest,

ataupun penugasan, atau membuat iktisar

hasil belajar. Menegaskan bahwa “aku tahu

bahwa aku memang tahu ini”.

6) Rayakan : Pengakuan untuk penyelesaian, partisipasi,

dan pemerolehan keterampilan dan ilmu

pengetahuan serta menegaskan bahwa jika

layak dipelajari maka layak pula dirayakan.

Perayaan menambahkan dengan asosiasi

positif.

Berdasarkan uraian di atas, maka kerangka model pembelajaran kuantum

konsep TANDUR adalah penjelasan dari akronim TANDUR yaitu menumbuhkan

minat yang tinggi terhadap materi yang akan dipelajari dengan melibatkan siswa

pada iklim pembelajaran yang aktif dan menyenangkan dengan melibatkan siswa

dalam mengalami dan menamai proses pembelajaran yang berlangsung. Siswa

juga diajak untuk mendemonstrasikan materi yang dipelajari dengan

menggunakan media pembelajaran yang konkrit dan menarik yang akan

menjadikan proses pembelajaran yang telah berlangsung akan lebih berkesan.

Selain itu juga perlu diadakan proses evaluasi untuk mengetahui tingkat

keberhasilan pembelajaran yang telah berlangsung, dan juga diberikannya suatu

reward atau penghargaan atas keberhasilan yang telah dicapai.

B. Penelitian yang Relevan

Alvany Rufaida (2010) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan

Keterampilan Menulis Permulaan Melalui Model Quantum Learning Pada Siswa

Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1 Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran

2009/2010” menyimpulkan bahwa terjadinya peningkatan Keterampilan Menulis

Permulaan setelah dilaksanakannya pembelajaran dengan penerapan metode

Quantum Learning. Hal tersebut terlihat dari kondisi awal sebelum dilaksanakan

tindakan nilai rata-rata siswa 62,5 dengan prosentase ketuntasan klasikal sebesar

53,3%, siklus I nilai rata-rata kelas 66,2 dengan prosentase ketuntasan klasikal

sebesar 68,9% dan siklus II nilai rata-rata kelas meningkat menjadi 70,7 dengan

prosentase ketuntasan klasikal sebesar 71,1%. Pada siklus III nilai rata-rata kelas

73,7 dengan prosentase ketuntasan 82,2%. Jadi setelah diterapkan Model

Page 41: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Quantum Learning Pada Siswa Kelas 2 Sekolah Dasar Negeri Karangasem 1

Laweyan Surakarta Tahun Pelajaran 2009/2010 terjadi peningkatan keterampilan

menulis permulaan, yaitu nilai rata-rata kelas 73,7 dengan prosentase ketuntasan

82,2%.

Hasil penelitian tindakan kelas Ratnasari Yulianti tahun 2011 dalam

skripsinya yang berjudul “Upaya Penguasaan Unggah-Ungguh Basa Dalam

Pembelajaran Bahasa Jawa Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning

Siswa Kelas Va Sdn I Pracimantoro Semester II Tahun Ajaran 2010/2011”.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penguasaan unggah-

ungguh basa dalam pembelajaran bahasa Jawa melalui model pembelajaran

Problem Based Learning (PBL) siswa kelas VA SDN I Pracimantoro semester II

tahun ajaran 2010/2011 meningkat. Hal ini dapat ditunjukkan data-data sebagai

berikut : pada pra tindakan hanya 17,14% siswa yang mendapat nilai ≥ 70, pada

siklus I 42,86% siswa telah mendapat nilai ≥ 70 dan pada siklus II 74,29% siswa

telah mendapat nilai ≥ 70.

Berdasarkan hasil dari penelitian tersebut di atas, maka dapat peneliti

tarik simpulan bahwa model pembelajaran yang sesuai dapat meningkatkan

keberhasilan belajar siswa. Sehubungan dengan hal itu, peneliti merasa perlu

untuk mengembangkan supaya keterampilan berbicara siswa meningkat dan

menjadikan pembelajaran lebih bermakna bagi siswa. Dalam penelitian ini penulis

menekankan peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa sesuai unggah-

ungguh basa pada siswa kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Bolon Kec. Colomadu

Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012.

C. Kerangka Berpikir

Pembelajaran Bahasa Jawa pada kelas III Sekolah Dasar Negeri 02 Bolon,

khususnya materi unggah-ungguh basa sampai saat ini masih menggunakan

metode yang konvensional, yaitu dengan ceramah monoton, minim metode, tanpa

media, dan lain-lain. Pembelajaran yang dilaksanakan kurang melibatkan siswa

untuk aktif belajar dan cenderung pasif. Hal itu menyebabkan rendahnya motivasi

siswa dalam mengikuti pembelajaran. Dari rendahnya motivasi tersebut

Page 42: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

menyebabkan siswa tidak antusias dalam mengikuti pelajaran sehingga sebagian

besar siswa tidak menguasai pelajaran yang diajarkan khususnya berbicara bahasa

Jawa yang sesuai dengan unggah-ungguh basa. Hal tersebut dapat dilihat dari

hasil tes keterampilan berbicara bahasa Jawa sebelum tindakan yaitu hanya

sebesar 37,5% siswa yang mendapat nilai di atas KKM (70)

Model pembelajaran kuantum merupakan salah satu alternatif untuk

mengatasi masalah yang disebabkan oleh pembelajaran yang berpusat pada guru.

Model pembelajaran kuantum dipilih karena model pembelajaran ini

mengaktifkan siswa tanpa mereka merasa terbebani, mereka dapat dengan bebas

belajar sesuai kemampuan dan gaya belajar mereka, karena dalam model ini

dianut sistem keberagaman, bukan keseragaman. Pola belajar seperti ini sangat

menyenangkan bagi siswa. Selain itu juga akan menuntut siswa aktif dan kreatif

dalam memecahkan masalah pembelajaran.

Berdasarkan hal tersebut, maka pada kondisi akhir dapat diperoleh bahwa

dengan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan keterampilan berbicara

bahasa Jawa sesuai dengan unggah-ungguh basa pada siswa kelas III Sekolah

Dasar Negeri 02 Bolon, Kec. Colomadu, Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran

2011/2012.

Page 43: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

Secara skematis kerangka berpikir dapat dilihat pada Gambar 2 sebagai

berikut :

Gambar 2. Kerangka Berpikir

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan landasan teori dan kerangka pemikiran, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Penerapan

Model Pembelajaran Kuantum dapat Meningkatkan Keterampilan Berbicara

Bahasa Jawa Sesuai Unggah-ungguh Basa pada Siswa Kelas III Sekolah Dasar

Negeri 02 Bolon Kec. Colomadu Kab. Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012”.

Tindakan

Kondisi Akhir

Kondisi Awal

Guru menggunakan

model pembelajaran

yang konvensional pada

pembelajaran unggah-

ungguh basa

Menerapkan model

pembelajaran kuantum

dalam pembelajaran

unggah-ungguh basa

Setelah diterapkan

model pembelajaran

kuantum

Siklus I

Keterampilan berbicara

bahasa Jawa sesuai

unggah-ungguh basa

pada siklus I mengalami

peningkatan.

Keterampilan berbicara

bahasa Jawa siswa masih

rendah yaitu sebesar

37,5% di atas KKM (70)

Siklus II

Dengan sub bab yang

berbeda, keterampilan

berbicara bahasa Jawa

pada siklus II meningkat

hingga 70% > KKM

Keterampilan

berbicara bahasa Jawa

siswa menjadi tinggi

Page 44: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Bolon Kecamatan Colomadu

Kabupaten Karanganyar. Alasan yang mendasari penelitian dilaksanakan di SD

Negeri 02 Bolon, yaitu:

a. Pengajaran dengan menggunakan model pembelajaran kuantum belum

pernah diteliti di SD Negeri 02 Bolon.

b. Keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa sesuai unggah-ungguh basa di

SD tersebut masih rendah.

2. Waktu

Penelitian ini dilaksanakan selama 5 bulan mulai bulan Januari sampai

bulan Mei 2012, adapun rinciannya dapat dilihat pada Tabel 1(Lampiran 1

halaman 76).

B. Subjek Penelitian

Subjek dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri 02

Bolon, Colomadu, Karanganyar sebanyak 24 siswa. Dengan pertimbangan bahwa

keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa kelas III SD Negeri 02 Bolon dalam

pembelajaran Bahasa Jawa masih rendah.

C. Sumber Data

Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang rendahnya

keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa sesuai unggah-ungguh basa pada

pembelajaran Bahasa Jawa, dan kemampuan guru dalam menyusun rencana

pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran (termasuk penggunaan model

pembelajaran) di kelas.

Data penelitian ini dikumpulkan dari berbagai sumber yang meliputi:

1. Informan atau nara sumber, yaitu guru dan siswa SD Negeri 02 Bolon.

Page 45: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

2. Tempat dan peristiwa berlangsungnya aktivitas pembelajaran bahasa Jawa dan

aktifitas lainnya yang bersangkutan.

3. Dokumen atau arsip yang antara lain berupa Kurikulum, Rencana

Pembelajaran, dan hasil belajar siswa.

4. Hasil pengamatan pelaksanaan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kuantum

D. Teknik Pengumpulan data

Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi

pengamatan/observasi, tes, dan dokumentasi yang masing-masing secara singkat

diuraikan berikut ini:

1. Pengamatan/Observasi

Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 199) observasi adalah suatu

teknik yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta

mencatat secara sistematis. Observasi yang digunakan dalam penelitian ini

adalah observasi partisipan, dimana peneliti berperan aktif mengamati dan

mengikuti semua kegiatan yang sedang dilakukan.

Observasi yang pertama dilakukan peneliti terhadap siswa kelas III

SD Negeri 02 Bolon untuk mengetahui keterampilan berbicara bahasa Jawa

pada siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang

selanjutnya yaitu observasi yang dilakukan observer terhadap peneliti tentang

pelaksanaan pembelajaran bahasa Jawa dengan menggunakan model

pembelajaran kuantum.

2. Tes

Menurut Suharsimi Arikunto (2010 : 193) tes adalah serentetan

pertanyaan atau latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur

keterampilan, pengetahuan intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki

oleh individu atau kelompok.

Tes digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan berbicara

bahasa Jawa siswa kelas III SDN 02 Bolon setelah model diterapkan. Tes

Page 46: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

yang diberikan yaitu tes unjuk kerja berbicara bahasa jawa yang sesuai dengan

unggah-ungguh basa Jawa. Tes atau evaluasi dilaksanakan pada saat

pembelajaran berlangsung. Dengan diketahui hasil tes, maka peneliti dapat

merencanakan kegiatan yang akan dilakukan agar dapat memperbaiki proses

pembelajaran. Selain itu, tes digunakan untuk mengetahui perkembangan dan

keberhasilan pelaksanaan tindakan.

3. Dokumentasi

Metode ini digunakan untuk memperoleh data lengkap yang berupa

data audio visual. Metode ini akan digunakan sebagai perekam data-data

penelitian yang terdapat selama proses penelitian baik data yang berupa

gambar/ foto maupun video yang memuat aktifitas siswa kelas III SD Negeri

02 Bolon saat penelitian berlangsung. Video yang diambil adalah rekaman

dari proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kuantum.

Sehingga akan menjadi bukti otentik pelaksanaan penelitian. Data-data yang

lain dapat berupa hasil evaluasi siswa kelas III dalam pembelajaran bahasa

Jawa terutama materi penggunaan unggah-ungguh basa.

E. Validitas Data

Untuk menjamin validitas data dan pertanggungjawaban dan dapat

dijadikan dasar yang kuat untuk menarik kesimpulan, teknik yang digunakan

untuk memeriksa validitas data antara lain trianggulasi. Menurut Lexy J.

Moleong (2010:330) Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang

memanfaatkan sesuatu yang lain. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

Trianggulasi Metode untuk menjamin validitas data. Jenis trianggulasi metode ini

dilakukan dengan mengumpulkan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik

pengumpulan data yang berbeda. Yang ditekankan adalah penggunaan teknik atau

metode pengumpulan data yang berbeda dan bahkan lebih jelas untuk diusahakan

mengarah pada sumber data yang sama untuk menguji kemantapan informasinya.

Peneliti akan menggunakan metode pengumpulan data yang berupa observasi dan

hasilnya diuji dengan pengumpulan data sejenis dengan menggunakan teknik tes

Page 47: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

dan dokumentasi pada pelaku kegiatan. Dari data yang diperoleh melalui beberapa

teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat

ditarik kesimpulan data yang lebih kuat validitasnya.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data

model analisis deskriptif komparatif. Menurut Sarwiji Suwandi, analisis deskriptif

komparatif dilakukan dengan membandingkan antara hasil tes kondisi awal

sebelum dilakukan tindakan, hasil tes setelah siklus I, dan hasil tes setelah siklus

II (Sarwiji Suwandi, 2009 : 61). Dengan demikian dapat dilihat adanya perbedaan

sebelum dan sesudah dilakukannya tindakan.

Secara garis besar, langkah-langkah dalam analisis deskriptif komparatif

dibagi menjadi empat kegiatan, yaitu :

1. Mengolah data

Pada tahap awal, peneliti melakukan olah data terhadap data yang

diperoleh. Data tersebut berupa nilai siswa pada kondisi awal sebelum

tindakan, setelah siklus I dan setelah siklus II. Pengolahan data bertujuan

untuk memudahkan dalam penyajian data.

Data utama adalah data nilai yang diperoleh dari hasil tes unjuk kerja

keterampilan siswa dalam menggunakan unggah-ungguh basa Jawa pada

kondisi awal dengan pretest yang dilaksanakan guru, data nilai rata-rata dari

siklus I dan data nilai rata-rata dari siklus II.

2. Penyajian data

Dalam penelitian ini, penyajian data dilakukan pada saat mengolah

dan mengambil tindakan terhadap data yang masuk, kemudian disusun dan

disajikan dalam bentuk tabel, grafik, dan dinarasikan dalam pembahasaan

penelitian. Data adalah data nilai tes unjuk kerja keterampilan berbicara yang

disajikan kedalam bentuk tabel dan grafik yang kemudian dinarasikan sebagai

penjelas dari data yang disajikan.

Page 48: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

3. Analisis

Pada tahap ini, peneliti melakukan analisis data dengan

membandingkan hasil belajar siswa pada kondisi awal sebelum tindakan,

setelah siklus I, dan setelah siklus II. Kegiatan analisis data ini berpatokan

pada indikator kinerja yaitu apabila keterampilan berbicara bahasa Jawa anak

meningkat dari sebelum penerapan model pembelajaran kuantum ke setelah

penerapan model pembelajaran kuantum, ditunjukkan dengan peserta didik

yang mendapat nilai sama atau diatas KKM (70) sebanyak 70% dari 24

peserta didik.

4. Kesimpulan

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data agar

benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis data yang

terdapat dalam kegiatan analisis maupun penyajian data diambil suatu

simpulan. Simpulan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu peningkatan

keterampilan berbicara bahasa Jawa yang sesuai dengan unggah-ungguh basa

melalui model pembelajaran kuantum pada siswa kelas III SD Negeri 02

Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar dengan hasil akhir

ketuntasan dari peserta didik mencapai sama atau lebih dari 70%.

G. Indikator Kinerja

Rumusan kinerja penelitian tindakan kelas adalah adalah peningkatan

keterampilan berbicara bahasa Jawa sesuai unggah-ungguh basa pada siswa kelas

III SDN 02 Bolon yaitu ketercapaian tujuan penelitian pada siklus I sekurang-

kurangnya 60% siswa mencapai ketuntasan belajar (minimal atau sama dengan

KKM yaitu 70), pada siklus II atau yang terakhir sekurang-kurangnya 70% siswa

mencapai ketuntasan belajar (minimal atau sama dengan KKM 70).

H. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Proses penelitiannya

direncanakan terdiri dari dua siklus. Siklus pertama terdiri dari dua kali tatap

muka dan siklus kedua terdiri dari dua tatap muka, masing-masing kegiatan tatap

Page 49: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

muka adalah dua jam pelajaran (2x35 menit). Dalam penelitian ini peneliti

berperan sebagai pengajar yang berkolaborasi dengan melibatkan guru kelas untuk

bersama-sama melakukan penelitian. Dalam penelitian ini tiap siklus terdiri dari

empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi.

Adapun langkah-langkah yang dilakukan pada setiap siklus adalah sebagai

berikut:

1. Perencanaan

Perencanaan dalam kegiatan ini meliputi:

a. Identifikasi masalah

Identifikasi masalah dilakukan melalui observasi dan tes awal. Hasil

tes awal keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa menunjukan 37,5%

atau 9 dari 24 siswa yang mendapat nilai di atas KKM.

b. Analisis penyebab masalah

Penyebab dari permasalahan ini adalah pembelajaran bahasa Jawa di

kelas yang masih bersifat konvensional dari awal sampai akhir,

sehingga kurang menarik minat siswa untuk belajara bahasa Jawa.

c. Menetapkan solusi

Berdasarkan hasil analisis, maka peneliti menetapkan model

pembelajaran kuantum merupakan solusi yang tepat bagi

permasalahan ini.

2. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan merupakan suatu kegiatan dilaksanakannya skenario

pembelajaran yang telah direncanakan. Tindakan ini berupa penerapan model

pembelajaran kuantum pada pembelajaran bahasa Jawa. Pada tahap

pelaksanaa tindakan ini peneliti melakukannya dalam 2 siklus, dimana dalam

setiap siklus adalah 2x pertemuan. Setiap pertemuannya memiliki alokasi

waktu 2x35 menit.

Page 50: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

3. Pengamatan

Pengamatan adalah suatu kegiatan mengamati jalannya tindakan untuk

memantau sejauh mana efek tindakan pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kuantum pada pokok bahasan berbicara bahasa Jawa

sesuai unggah-ungguh basa. Pengamatan yang dilakukan adalah pengamatan

terhadap aktifitas siswa dalam pembelajaran serta pengamatan terhadap

peneilit selama proses pembelajaran berlangsung yang dilakukan oleh guru

kelas yang bertindak sebagai observer.

4. Refleksi

Refleksi berarti penilaian dan pengkajian terhadap hasil evaluasi siklus I.

Peneliti menganalisis pemahaman konsep siswa sesuai dengan nilai saat

evaluasi saat pembelajaran serta nilai dari hasil tes unjuk kerja keterampilan

berbicara siswa. Dari berbagai aspek penilaian dan pengamatan guru terhadap

jalannya pembelajaran, peneliti dapat menilai hal-hal apa saja yang kurang

dari siklus I yang kemudian peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk

memperbaiki apa-apa saja yang kurang yang nantinya disempurnakan pada

siklus II.

I. Prosedur Penelitian

Prosedur yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti

menggunakan model spiral tindakan kelas yang diadapatasi dari Hopkins (dalam

Zainal Aqib 2006:31) yang digambarkan pada Gambar 3 sebagai berikut:

Page 51: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar 3. Empat langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas

Dari Gambar 3 tersebut di atas, pelaksanaan tindakan kelas pada awal, yaitu

mengidentifikasi permasalahan yang dihadapi siswa dalam mempelajari materi

unggah-ungguh basa Jawa. Berdasarkan data hasil evaluasi yang diadakan oleh

peneliti, didapati bahwa hanya 37,5% siswa yang tuntas KKM. Setelah itu, baru

mengadakan perencaan untuk siklus I.

Penelitian tindakan kelas ini adalah terdiri dari dua tahap yaitu persiapan

dan pelaksanaan penelitian :

1. Persiapan

Pada tahap persiapan ini yang dilakukan adalah sebagai berikut :

Identifikasi

Masalah

Refleksi

Perencanaan

Refleksi

Aksi

Observasi

Aksi

Observasi

Perencanaan

ulang

Page 52: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a. Penyusunan RPP sesuai SK dan KD yang ditetapkan dengan

menggunakan model pembelajaran Kuantum.

b. Menyiapkan sarana pendukung seperti ruang kelas, materi, sumber,

dan media pembelajaran.

c. Menyiapkan instrumen tes keterampilan berbicara bahasa Jawa.

d. Mempersiapkan lembar observasi siswa dan guru.

2. Pelaksanaan Penelitian

Setiap siklus dalam penelitian ini mencakup empat langkah, yaitu

perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. Langkah-langkah

penelitian yang dilakukan pada tiap tahap ini adalah :

a. Siklus I

1) Perencanaan

Tahap perencanaan dalam penelitian ini berupa rencana

kegiatan yang menentukan langkah-langkah untuk memecahkan

masalah sebagai upaya memperbaiki kelemahan dalam proses

pembelajaran unggah-ungguh basa selama ini. Pada tahap

perencanaan ini disiapkan rencana pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kuantum. Dengan menggunakan rencana

pembelajaran diharapkan tujuan pembelajaran akan terarah. Selain

rencana pembelajaran peneliti juga menyiapkan instrumen penelitian

yang terdiri dari menyusun lembar observasi aktivitas siswa untuk

mengamati aktivitas dan interaksi siswa pada saat pembelajaran

berlangsung, menyusun lembar observasi kinerja guru untuk

mengamati kegiatan guru pada saat melaksanakan pembelajaran,

menyusun kisi–kisi soal tes dan menyusun soal tes untuk mengetahui

peningkatan pengetahuan siswa terhadap unggah-ungguh basa serta

menyusun instrument penilaian tes unjuk kerja siswa untuk menilai

keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa yang sesuai unggah-ungguh

basa.

Page 53: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

2) Pelaksanaan Tindakan Kelas

Guru menjelaskan rencana kegiatan dengan melaksanakan

skenario pembelajaran yang telah dibuat berdasar rencana

pembelajaran. Adapun langkah –langkah pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran kuantum sebagai berikut:

a) Kegiatan awal

(1) Penyiapan kondisi fisik

Aktivitas guru pada tahap ini mengabsen siswa dan

menyiapkan bahan pelajaran.

(2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan

menginformasikan media pembelajaran yang akan dilakukan.

(3) Apersepsi

Bernyanyi tembang dolanan.

(4) Motivasi

Guru bertanya jawab mengenai unggah-ungguh basa Jawa

yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa.

b) Kegiatan inti

(1) Pengembangan materi

Dalam kegiatan inti aktivitas guru menyampaikan

materi pelajaran tentang macam-macam ragam bahasa dalam

bahasa Jawa serta memberi contoh setiap ragam bahasa

tersebut. Siswa diminta membentuk kelompok kecil,

kemudian ditugaskan untuk membuat percakapan sederhana

yang berisi ragam basa ngoko dan basa krama. Kemudian

siswa diminta untuk mempergakanannya didepan kelas.

(2) Penerapan menggunakan model pembelajaran kuantum

Penerapan model pembelajaran kuantum

menggunakan TANDUR dapat dilihat pada tabel 2 berikut:

Page 54: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Tabel 2. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum

Tanamkan : Anak diajak untuk bernyayi tembang

dolanan yang bertemakan

lingkungan/alam seperti Kidang Talun.

Anak ditanya secara global tentang

unggah-ungguh basa yang mereka

ketahui.

Alami : Guru meminta 2 orang siswa maju

kedepan untuk bercakap-cakap dalam

bahasa Jawa ngoko.

Guru meminta seorang siswa untuk

diajak bercakap cakap dalam bahasa

Jawa krama.

Namai : Siswa memberikan contoh penggunaan

unggah-ungguh basa dalam kehidupan

sehari-hari mereka.

Demonstrasikan : Siswa memperagakan percakapan yang

telah mereka buat dengan tema

lingkungan yang bersih.

Ulangi : Guru membagikan kartu make a match

yang berisi kata bagian tubuh kepada

siswa dan meminta siswa untuk mencari

pasangan dari kartu yang mereka

pegang.

Rayakan : Guru memberikan penghargaan bagi

siswa yang paling aktif dan paling

terampil dalam berbahasa Jawa.

Page 55: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

(3) Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja kelompok

Guru membantu siswa mengkaji ulang hasil kerja

kelompok, kemudian guru memberikan penguatan materi

terhadap hasil kerja kelompok.

c) Kegiatan akhir

Guru memberikan penguatan dan membimbing siswa

untuk menyimpulkan materi pelajaran unggah-ungguh basa jawa,

selanjutnya guru meminta siswa untuk belajar di rumah mengulang

materi dan memberikan pekerjaan rumah.

3) Pengamatan

Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran untuk

mencatat keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa sesuai

unggah-ungguh basa meliputi : (1) kejelasan dan ketepatan pelafalan

kata-kata, (2) kejelasan intonasi, (3) pemilihan kata-kata yang sesuai

dengan unggah-ungguh basa Jawa, (4) ekspresi yang sesuai. Melalui

pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam

kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran sehingga guru dapat

memperoleh data tentang tingkat keterampilan menulis siswa.

4) Analisis dan refleksi

Pada tahap analisis guru mengadakan evaluasi terhadap proses

pembelajaran pada tiap pertemuan, kemudian direfleksikan sebagai

acuan dalam pelaksanaan siklus selanjutnya sebagai penyempurnaan.

Refleksi dilakukan terhadap proses pembelajaran yang dilakukan oleh

peneliti berdasarkan hasil observasi guru kelas. Refleksi juga

dilakukan oleh peneliti berdasarkan hasil tes unjuk kerja siswa untuk

melihat dan menganalisis sub-sub keterampilan apa yang kurang

dikuasai siswa sehingga dapat dijadikan perbaikan pada siklus II.

b. Siklus II

Perencanaan tindakan siklus 2 dikaitkan dengan hasil yang telah

diperoleh pada siklus 1 sebagai upaya perbaikan dari siklus tersebut yaitu

dengan merevisi dan menyempurnakan lagi pembelajaran dengan

Page 56: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

penerapan model pembelajaran kuantum untuk meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Jawa pada siswa.

a) Kegiatan awal

(1) Penyiapan kondisi fisik

Aktivitas guru pada tahap ini mengabsen siswa dan

menyiapkan bahan pelajaran.

(2) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

(3) Apersepsi

Bernyanyi tembang dolanan.

(4) Motivasi

Guru bertanya jawab tentang materi yang berkaitan

dengan unggah-ungguh basa Jawa yang dihubungkan

dengan kehidupan siswa sehari-hari.

b) Kegiatan inti

(1) Pengembangan materi

Dalam kegiatan inti aktivitas guru menyampaikan

materi pelajaran tentang macam-macam ragam bahasa dalam

bahasa Jawa serta memberi contoh setiap ragam bahasa

tersebut. Siswa diminta membentuk kelompok kecil,

kemudian ditugaskan untuk membuat percakapan sederhana

yang berisi ragam basa ngoko dan basa krama. Kemudian

siswa diminta untuk mempergakanannya didepan kelas tanpa

teks.

(2) Penerapan menggunakan model pembelajaran kuantum

Penerapan model pembelajaran kuantum

menggunakan TANDUR dapat dilihat pada Tabel 3 berikut:

Tabel 3. Penerapan Model Pembelajaran Kuantum

Tanamkan : Anak diajak untuk bernyayi tembang

dolanan yang bertemakan

lingkungan/alam seperti Lir-ilir.

Page 57: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

Anak ditanya materi tentang unggah-

ungguh basa yang telah mereka pelajari

kemarin.

Alami : Guru meminta 2 orang siswa maju

kedepan untuk bercakap-cakap dalam

bahasa Jawa ngoko dan krama.

Namai : Siswa memberikan contoh penggunaan

unggah-ungguh basa dalam kehidupan

sehari-hari.

Demonstrasikan : Siswa memperagakan percakapan yang

telah mereka buat dengan tema

lingkungan yang bersih.

Ulangi : Guru membagikan kartu make a match

kepada siswa dan meminta siswa untuk

mencari pasangan dari kartu yang

mereka pegang.

Rayakan : Guru memberikan penghargaan bagi

siswa yang paling aktif dan paling

terampil dalam berbahasa Jawa.

(3) Menganalisis dan mengevaluasi hasil kerja kelompok

Guru membantu siswa mengkaji ulang hasil kerja

kelompok, kemudian guru memberikan penguatan materi

terhadap hasil kerja kelompok.

c) Kegiatan akhir

Guru memberikan penguatan dan membimbing siswa

untuk menyimpulkan materi pelajaran unggah-ungguh basa jawa,

selanjutnya guru meminta siswa untuk belajar di rumah mengulang

materi.

Page 58: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

5) Pengamatan

Pengamatan terhadap pelaksanaan proses pembelajaran untuk

mencatat keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa sesuai

unggah-ungguh basa meliputi : (1) kejelasan dan ketepatan pelafalan

kata-kata, (2) kejelasan intonasi, (3) pemilihan kata-kata yang sesuai

dengan unggah-ungguh basa Jawa, (4) ekspresi yang sesuai. Melalui

pengamatan dapat diketahui bagaimana sikap dan perilaku siswa dalam

kegiatan yang dilakukan dalam pembelajaran sehingga guru dapat

memperoleh data tentang tingkat keterampilan menulis siswa.

6) Analisis dan refleksi

Peneliti menganalisis keterampilan berbicara siswa sesuai nilai saat

evaluasi dan hasil observasi saat pembelajaran. Jika siswa yang berhasil

saat evaluasi mencapai indikator ketercapaian kinerja sebesar 70%, maka

dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kuantum

tersebut telah berhasil dan penelitian dapat dihentikan.

Page 59: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 02 Bolon KecamatanColomadu

Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah.Sekolah ini berdiri pada tahun

1965 dan berstatus negeri dengan Nomor Statistik Sekolah (NSS) yaitu

101031312013. Kepala SD Negeri 02Bolonsaat ini adalah Muh. Showam, S.Pd.

Saat ini SD Negeri 02 Bolon telah terakreditasi dengan nilai B. Hal ini mendorong

pihak sekolah untuk meningkatkan kinerja dalam mencapai tujuan pembelajaran

yang lebih optimal. Secara geografis SD Negeri 02 Bolon terletak di Desa

JetakKecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

Data personil ketenagaan SD Negeri 02Bolon terdiri dari satu kepala

sekolah, enam guru kelas, satu guru agama Islam, satu guru Penjaskes, satu guru

Bahasa Inggris, satu guru komputer, dan satu penjaga sekolah. Semua personil

telah melaksanakan tugasnya masing-masing dengan baik sesuai dengan

tanggungjawabnya. Jumlah siswa SD Negeri 02Bolon pada tahun 2011/ 2012

adalah 94siswa. Siswa kelas I terdiri atas 14 siswa , siswa kelas II terdiri atas 14

siswa, siswa kelas III terdiri atas 24 siswa, siswa kelas IV terdiri atas 12 siswa,

Siswa kelas V terdiri atas 15 siswa dan siswa kelas VI terdiri atas 15 siswa. Siswa

di SD Negeri 02Bolon berasal dari berbagai latar belakang sosial yang berbeda-

beda.

B. Deskripsi Kondisi Awal

Ketersediaan tenaga pendidik yang memadai serta sarana dan prasarana

yang ada diharapkan pembelajaran bisa berjalan dengan lancar. Akan tetapi,

rendahnya kesadaran guru dalam pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut

membuat pembelajaran kurang menarik dan kurang berjalan seperti yang

diharapkan. Dengan demikian para siswa SD Negeri 02 Bolon belum mampu

mencapai prestasi belajar yang optimal.

Page 60: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

Bahasa Jawa yang merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal di

mana antara satu daerah dengan daerah lain berbeda. Muatan lokal Bahasa Jawa

merupakan muatan lokal yang disarankan oleh Tingkat Propinsi Jawa Tengah.

Bahasa Jawa khususnya berbicara bahasa Jawa yang sesuai dengan unggah-

ungguh basa memang dianggap sulit karena kata-kata yang bermacam-macam

serta aturan-aturan penggunaannya. Siswa cenderung malas dan kurang aktif

dalam pembelajaran Bahasa Jawa. Keadaan ini dapat dilihat dari nilai Bahasa

Jawa siswa yang cukup rendah pada kondisi awal. Pada materi percakapan bahasa

Jawa yang dijelaskan melalui ceramah dan sedikit contoh membuat siswa

kesulitan untuk menggunakan dan mengenal kata-kata dalam basa ngoko maupun

basa kramayang berakibat siswa kurang terampil berbicara bahasa Jawa yang

sesuai dengan unggah-ungguh basa. Siswa hanya mampu meniru dari contoh

tanpa mengenali dan memahami penggunaan serta makna dari kata-kata yang

mereka tirukan. Selain itu guru hanya menerapkan metode ceramah dengan sedikit

latihan yang berakibat siswa tidak cepat mengenali dan kurang aktif.

Proses pembelajaran yang dilakukan guru di kelas yang masih bersifat

konvensional memberikan dampak pada hasil belajar siswa. Kurangnya keaktifan

siswa juga berdampak pada rendahnya keterampilan siswa dalam menggunakan

unggah-ungguh basa yang benar dalam percakapan bahasa Jawa. Hal ini terbukti

pada hasil tes yang dilakukan peneliti pada siswa kelas III yang menunjukkan

masih banyak siswa yang kurang terampil dalam berbahasa Jawa. Tes yang

dilakukan oleh peneliti ada dua, yaitu tes tertulis dan tes unjuk kerja. Tes tertulis

yang dilaksanakan adalah evaluasi pengetahuan siswa terhadap penggunaan

unggah-ungguh basa dalam kehidupan sehari-hari serta pengetahuan siswa akan

kosa kata basa ngoko dan basa krama. Sedangkan dalam tes unjuk kerja, siswa

diminta untuk bercakap-cakap dengan menggunakan unggah-ungguh basa yang

ditentukan oleh guru.Pengambilan nilai prasiklus oleh guru dilakukandengan tes

berbicara individu di depan kelas. Siswa diminta untuk memberikan contoh

kalimat dengan menggunakan bahasa Jawa ngoko dan krama. Secara detail hasil

tes dapat dilihat pada Lampiran 3 halaman 81.Berikut adalah daftar nilai siswa

Page 61: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

kelas III pada Tabel 4 dalam tes keterampilan berbicara bahasa Jawa kondisi awal

secara singkat:

Tabel4.Distribusi Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Siswa Kelas III SDN 02 Bolon pada Kondisi Awal (Prasiklus)

No. Nilai Frekuensi Presentase (%)

Ketuntasan

1 42-51 6 25 BT 2 52-61 4 16,67 BT 3 62-71 5 20,83 BT 4 72-81 4 16,67 T 5 82-91 1 4,17 T 6 92-101 4 16,67 T

Jumlah 24 100 Nilai rata-rata= 1602:24=66,75

Ketuntasan klasikal= 9:24 x 100%= 37,5%

Tabel 4 di atas, menunjukkan masih rendahnya kemampuan anak dalam

menggunakan dan menerapkan unggah-ungguh basa dalam berbicara bahasa

Jawa. Setelah proses pembelajaran yang dilaksanakan guru kelas pada kondisi

awal hanya 9 anak yang telah tuntas atau mencapai nilai di atas KKM atau hanya

37,5% saja. Dari data Tabel 4 di atas dapat disajikan dalam grafik pada Gambar 4

sebagai berikut:

Gambar 4. Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Siswa Kelas III SDN 02 Bolon pada Kondisi Awal (Prasiklus)

0123456789

10

42-51 52-61 62-71 72-81 82-91 92-101

Frek

uens

i

Interval Nilai

Page 62: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Nilai keterampilan berbicara prasiklus pada Tabel 4 dan Gambar 4 di

atas,menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval 42-51

sebanyak 6 siswa (25%), interval nilai 52-61 terdapat 4 siswa (16,67%), interval

nilai 62-71 sejumlah 5 siswa (20,83%), terdapat 4 siswa (16,67%) yang mendapat

nilai dalam interval 72-81, 1 siswa yang mendapat nilai di interval 82-91 (4,17%),

dan interval 92-101 ada 4 siswa (16,67%). Nilai rata-rata kelasadalah 66,75

dengan ketuntasan klasikal sebanyak 9 siswa (37,5%) dari jumlahsiswa. Hasil ini

menunjukkan kualitas hasil keterampilan berbicara pada kondisiawal masih

rendah sehingga perlu diupayakan peningkatan.

Bertolak dari sajian data penilaian proses siswa kelas III pada kondisi

awal(prasiklus) dari grafik di atas maka dapat diindikasikan bahwa

pembelajaranketerampilan berbicara yang diterapkan guru belum mencapai hasil

yang optimal. Siswa yangmampu untuk memenuhi kriteria penilaian dengan hasil

di atas KKM hanya37,5% atau 9darijumlah siswa yang ada yakni 24 siswa.

Sehingga perlu diadakan tindakan peningkatan keterampilan berbicara bahasa

Jawa anak yang sesuai dengan unggah-ungguh basa.

Berdasarkan data-data awal yang dikumpulkan oleh peneliti, maka perlu

diadakan suatu upaya untuk meningkatkan keterampilan serta pengetahuan siswa

dalam materi unggah-ungguh basa Jawa.Salah satu pembelajaran yang dapat

digunakan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah menerapkan model

pembelajaran kuantum dalam pembelajaran Bahasa Jawa khususnya pada materi

penggunaan unggah-ungguh basa. Untuk mengantisipasi permasalahan di atas,

peneliti mengadakan penelitian di kelas III dengan menerapkan model

pembelajaran kuantum yang menekankan pada keaktifan siswa, mengkondisikan

pembelajaran siswa dalam pola pembelajaran yang menyenangkan dalam rangka

membantu siswa mengenali penggunaan-penggunaan dan penerapan unggah-

ungguh basa secara nyata yang dapat membantu siswa untuk meningkatkan

keterampilan mereka dalam berbicara bahasa Jawa.Dengan menerapkan model

pembelajaran kuantumdiharapkan keterampilan siswa dalam menggunakan

unggah-ungguh basa dalam berbicara bahasa Jawaakan mengalami peningkatan

sehingga ketuntasan belajar siswa dapat tercapai.

Page 63: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

C. Pelaksanaan Tindakan

1. Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama

satu minggu yaitu pada tanggal 2April sampai 7April 2012. Adapun tahapan-

tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Pada tahapan ini dilakukan pengamatan terhadap proses pembelajaran

Bahasa Jawa yang dilaksanakan di kelas III untuk mengetahui model

pembelajaran yang dilakukan guru, serta keaktifan siswa dalam mengikuti

pelajaran yang di laksanakan. Dalam proses penelitian siklus I ini untuk

mendapatkan hasil yangoptimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai

adalah meningkatnyakualitas proses pembelajaran dan sebesar 70 % siswa tuntas

dari hasil tes unjukkerja keterampilan berbicara.Di samping itu untuk mencatat

hasil belajar siswa berupa nilai formatif mata pelajaran Bahasa Jawa.

Berdasarkan pengamatan terhadap pembelajaran dan hasil belajar

diperoleh informasi sebagai data awal bahwa siswa kelas III SD Negeri 02Bolon

sebanyak 24 siswa terdapat 9 anak atau 37,5% yang baru dapat mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM). Setelah dilakukan pemeriksaan, ternyata sebagian

besar siswa belum paham perubahan kata serta penggunaannya dalam percakapan.

Bertolak dari kenyataan tersebut diadakan konsultasi dengan guru kelas III

mengenai alternatif peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa yang sesuai

dengan unggah-ungguh basadengan menerapkan model pembelajaran kuantum.

Adapun penelitian tindakan kelas pada siklus I meliputi kegiatan-kegiatan

sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan pembelajaran disusun 2 × pertemuan. Masing-

masing pertemuan dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada siklus pertama

dilaksanakan selama 1 minggu. Perencanaan RPP mencakup penentuan:

Page 64: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

a. Standar Kompetensi

2. Mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan

tentang percakapan dan menceritakan pengalaman sendiri

dengan santun.

b. Kompetensi Dasar

2.1 Melakukan percakapan menggunakan ragam bahasa

tertentu.

c. Indikator

1. Kognitif

Produk

2.1.1 Menyebutkan macam-macam ragam bahasa dalam

Bahasa Jawa.

Proses

2.1.2 Mempelajari penggunaan unggah-ungguh basa dalam

percakapan sehari-hari.

2. Psikomotor

2.1.3 Melakukan percakapan dengan menggunakan unggah-

ungguh basa yang tepat.

3. Afektif

2.1.4 Menampilkan percakapan yang tepat dengan

menggunakan unggah-ungguh basa.

d. Langkah-langkah/skenario pembelajaran, media, metode dan

sumber pembelajaran serta kriteria penilaian. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlampir pada lampiran 6

halaman 92.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk

pelaksanaan pembelajaran adalah:

a) Ruang belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa

digunakan setiap hari.Kursi diatur sedemikian rupa, bisa perindividu

Page 65: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

atau bisa dibuat kelompok, sehingga siswa dapat belajar dengan

nyaman, tenang, dan menyenangkan.

b) Mempersiapkan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang dipakai adalah berupa beberapa gambar

tentang percakapan yang dilakukan oleh orang yang berbeda-

beda.Media ini memberikan contoh nyata dalam penggunaan

berbagai ragam bahasa Jawa. Media yang selanjutnya adalah media

kartu make a match.Yaitu media kartu berpasangan dimana nantinya

siswa diminta untuk mencari pasangan antara kata dalam basa ngono

dan krama.tujuan dari kartu ini adalah sebagai media untuk

menambah kosa kata anak. Media yang lain yang juga dipersiapkan

adalah audio contoh percakapan dalam bahasa Jawa antara orang

yang muda dengan orang yang lebih tua umurnya.

c) Buku pelajaran

Buku pelajaran Bahasa Jawa digunakan sebagai buku acuan

belajar.Adapun buku tersebut yaitu Kulina Basa Jawa olehHaryo

W.M, dkk.Intan Pariwara (2011), LKS Wursita Basa oleh Soebardjo

dkk. Th.2011.

3) Menyiapkan Lembar ObservasiPelaksanaan Pembelajaran Guru,

danPenilaian Proses Siswa

Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan hal-hal

apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar

pengamatan penilaian proses siswa lebih diutamakan pada kerjasama,

ketekunan,keaktifan, tanggung jawab, dan perhatian dalam proses

pelaksanaanpembelajaran berbicara. Sedangkan lembar observasi yang

dibuatuntuk guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya proses

kegiatan belajar mengajar serta penerapan model pembelajaran kuantum,

danpelaksanaan evaluasi pembelajaran.

Page 66: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

4) Menyiapkan Instrumen Penilaian

Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaiantes.

Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk kerja (praktik)berbicara siswa

sesuaikompetensi dasar yang ingin dicapai.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahapan ini, guru melaksanakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kuantum.

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan tanggal 04 April 2012dengan materi unggah-

ungguh basa kaitannya dengan penggunaan percakapan sehari-hari.

Kegiatan awal meliputi penyiapan kondisi fisik yaitu aktivitas guru pada

tahap ini mengabsen siswa dan menyiapkan bahan pelajaran, guru menyampaikan

tujuan pembelajaran bahasa Jawa pertemuan kali ini, yaitu diharapkan setelah

pembelajaran nantinya siswa dapat menerapkan unggah-ungguh basa dalam

percakapan sehari-hari mereka. Kemudian menginjak apersepsi yaitu bernyanyi

tembang Jawa Cublak-cublak Suweng. Pada tahap motivasi guru bertanya jawab

untuk menggali sejauh mana pengetahuan siswa terhadap materi unggah-ungguh

basa Jawa yang akan mereka pelajari.

Pertemuan pertama siklus pertama didapatkan kondisi siswa yang masih

kurang semangat mempelajari unggah-ungguh basa, hal ini terlihat dari siswa

yang menjawab pertanyaan guru hanya sebagian dan menjawabnya dengan ragu-

ragu, suara siswa juga terdengar pelan. Siswa masih kurang berani dalam

menjawab pertanyaan maka guru memberikan motivasi kepada siswa agar lebih

bersemangat dan tertarik mengikuti pelajaran. Guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator pada siklus I pertemuan I. Siswa

memperhatikan penjelasan dari guru tentang kegiatan yang akan dilaksanakan.

Kegiatan inti pada tahap eksplorasi yaitu guru meminta 2 orang siswa

untuk maju ke depan kelas. Siswa tersebut diminta untuk bercakap-cakap dengan

bahasa Jawa sebisa mereka. Kemudian guru meminta satu orang siswa lain untuk

maju ke depan kelas. Guru mengajak bercakap-cakap dengan siswa tersebut

dengan bahasa Jawa. Kedua percakapan tersebut digunakan sebagai stimulus

Page 67: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

siswa untuk berpikir tentang materi yang akan mereka pelajari. Kemudian guru

mengadakan tanya jawab seputar percakapan tersebut.

Selanjutnya pada tahap elaborasiguru memberikan penjelasan mengenai

ragam bahasa dalam bahasa Jawa yang dikenal dengan unggah-ungguh basa.

Guru juga memberikan penjelasan tentang penggunaan ragam basa ngoko dan

basa krama. Kemudian siswa diminta untuk memberikan contoh penggunaan

ragam-ragam bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan selanjutnya

guru memberikan Lembar Kerja Siswa pada setiap bangku. Siswa diminta untuk

membuat percakapan pendek dengan menggunakan ragam basa ngoko dan basa

krama.Tema yang diberikan yaitu tentang kebersihan lingkungan rumah. Nantinya

siswa diminta untuk memperagakannya di depan kelas.

Satu per satu siswa maju untuk memperagakannya secara berpasangan.

Guru menilai setiap siswa dengan lembar penilaian yang telah dibuat. Setelah

selesai penilaian, guru membahas percakapan yang telah dilakukan oleh siswa

tadi. Untuk menambah kosa kata siswa, guru menyediakan kartu make a match.

Setiap siswa diberikan satu kartu yang nantinya siswa akan mencari pasangan dari

kartu yang mereka pegang pada siswa yang lain. Setelah semua mendapatkan

pasangannya masing-masing, setiap pasangan membacakannya dengan lantang.

Pada tahap konfirmasi guru memberikan soal evaluasi pada siswauntuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang telah mereka

pelajari.Dan juga tidak lupa guru memberikan penghargaan kepada siswa yang

paling aktif dan terampil dalam menggunakan bahasa Jawa.

Kegiatan akhir guru dan siswa melakukan refleksi. Guru memberikan

pemantapan materi dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada

yang kurang jelas. Guru berpesan kepada siswa agar mempelajari lagi di rumah

materi yang telah dipelajari hari ini.Pelajaran ditutup dengan berdoa bersama.

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan tanggal 07 April 2012 dengan materi yang

sama, yaituunggah-ungguh basa kaitannya dengan penggunaan percakapan

sehari-hari.

Page 68: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Kegiatan awal meliputi penyiapan kondisi fisik yaitu aktivitas guru pada

tahap ini mengabsen siswa dan menyiapkan bahan pelajaran, guru menyampaikan

materi yang akan mereka pelajari hari itu, serta apersepsi yaitu bernyayi tembang

Jawa Kidang Talun.

Pertemuan kedua siklus pertama didapatkan kondisi siswa yang berbeda

dengan pertemuan pertama. Siswa nampak cukup bersemangat untuk belajar.

Ketika guru mencari tahu sudah sejauh mana pengetahuan mereka tentang

unggah-ungguh basa, siswa sudah banyak yang menjawab dengan benar. Guru

menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu sesuai dengan indikator pada siklus I

pertemuan II.

Kegiatan inti pada tahap eksplorasi diawali dengan guru memberikan

audio percakapan yang telah disiapkan guru, siswa diminta untuk memperhatikan.

Kemudian guru mengadakan tanya jawab seputar percakapan tersebut. Kemudian

guru meminta beberapa siswa untuk maju kedepan kelas dan memberikan contoh

kalimat dalam ragam basa ngoko dan basa krama.

Selanjutnya pada tahap elaborasi guru memberikan penjelasan mengenai

ragam bahasa dalam bahasa Jawa yang dikenal dengan unggah-ungguh basa. Guru

juga memberikan penjelasan tentang penggunaan ragam basa ngoko dan basa

krama. Kemudian siswa diminta untuk memberikan contoh penggunaan ragam-

ragam bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Pada pertemuan II ini guru membentuk siswa dalam kelompok-kelompok

kecil yang terdiri dari 4 siswa. Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa

yang telah disiapkan guru. Siswa diberikan tugas untuk membuat percakapan

dengan tokoh-tokoh yang telah ditetapkan oleh guru. Tema yang diberikan yaitu

tentang kebersihan lingkungan rumah. Nantinya siswa diminta untuk

memperagakannya di depan kelas. Guru menilai penampilan setiap siswa

hubungannya denga keterampilan berbicara siswa pada lembar penilaian yang

telah disiapkan. Setelah selesai penilaian, guru membahas percakapan yang telah

dilakukan oleh siswa tadi. Untuk menambah kosa kata siswa, guru menyediakan

kartu make a match. Setiap siswa diberikan satu kartu yang nantinya siswa akan

mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang pada siswa yang lain. Setelah

Page 69: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

semua mendapatkan pasangannya masing-masing, setiap pasangan

membacakannya dengan lantang.

Untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang

telah mereka pelajari, pada tahap konfirmasi ini guru memberikan soal evaluasi

pada siswa.Kemudia guru mengumumkan pada pasangan siswa dengan nilai

tertinggi dalam tes melakukan percakapan. Kemudian guru memberikan

penghargaan berupa bintang prestasi dan memberikan tepuk tangan.

Kegiatan akhir guru dan siswa melakukan refleksi. Guru memberikan

pemantapan materi dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada

yang kurang jelas.Gurutak lupa berpesan kepada siswa agar mempelajari lagi di

rumah materi yang telah dipelajari hari ini.Kegiatan ditutup dengan berdoa

bersama.

c. Observasi

Tahap observasi siklus I pada hari Rabu dan Jumat, 4-6 April 2012 yaitu

dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas III

terhadap peneliti yang melaksanakan pembelajaran sebagai guru kelas III,

observasi juga dilakukan terhadap penilaian proses siswa ketika mengikuti

pembelajaran berbicara dengan model pembelajaran kuantum. Kegiatan

pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan.

Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) Lembar observasi

kinerja guru (peneliti); (2) Lembar penilaian aktivitas siswa, dan (3) hasil

penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara bahasa Jawaoleh siswa. Dalam

pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang mengendalikan

proses pembelajaran. Sementara guru kelas III sebagai pengamat inti dengan

duduk di tempat paling belakang agar bisa mengamati dan menilai proses

pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.

Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh

gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran bahasa Jawa dengan

menggunakan model pembelajaran kuantum sebagai berikut:

Page 70: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

1) Lembar Observasi Kinerja Guru

Pengamatan terhadap aktivitas guru selama mengajar.Pada saat peneliti

sebagai guru yang mengajar dengan menggunakan model pembelajaran

kuantum,observer duduk di belakang untuk menilai dengan menggunakan

lembar observasi kinerja guru.Hasil observasi kinerja guru siklus I (dilihat

pada lampiran 9 halaman 121).

2) Penilaian Proses Aktivitas Siswa

Dalam proses pembelajaran siswa sudah terlihat lebih aktif dan

bersungguh-sungguh dibandingkan dengan kondisi awal. Secara klasikal

terdapat peningkatan terhadap kerjasama, ketekunan, keaktifan, tanggung

jawab, dan perhatian dalam diri siswa.Hasil pengamatan terhadap sikap siswa

pada siklus I (dilihat pada lampiran 10 halaman 122).

3) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara bahasa Jawa

siswa yang sesuai dengan unggah-ungguh basa.

Setelah diadakan tes tindakan pada siklus I diperoleh data nilai

keterampilan berbicara.Daftar nilai keterampilan berbicara siswa siklus I

(dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 118).

Berikut adalah daftar nilai siswa kelas III pada tabel dalam tes

keterampilan berbicara bahasa Jawapada siklus I secara singkat.

Tabel 5.Distribusi Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Siswa Kelas III

SDN 02 Bolon pada Siklus I

No. Nilai Frekuensi Presentase (%)

Ketuntasan

1 46-56 3 12,5 BT 2 57-67 6 25 BT 3 68-78 7 29,17 T 4 79-89 3 12,5 T 5 90-100 5 20,83 T

Jumlah 24 100 Nilai rata-rata= 1775:24= 73,96

Ketuntasan klasikal= 15:24 x 100%= 62,5%

Berdasarkan Tabel 5 di atas, data nilai keterampilan berbicara bahasa

Jawa setelah diterapkan model pembelajaran kuantum diperoleh nilai rata-rata

Page 71: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

kelas sebesar 73,96. Selain itu dapat diketahui pula sebanyak 15 orang siswa

mendapat nilai diatas KKM atau sebesar 62,5%.

Dari Tabel 6, hasil evaluasi keterampilan berbicara bahasa Jawa

siswa yang sesuai dengan unggah-ungguh basa pada siswa kelas III SD

Negeri 02 Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar setelah

diterapkan model pembelajaran kuantum pada siklus I yang telah diterangkan

di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik Gambar 5 sebagai berikut:

Gambar 5. Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Siswa Kelas III SDN 02 Bolon pada Siklus I

Pada Gambar 5 di atas, ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas.

Pada kelas 46-56 terdapat sebanyak 3 siswa, pada kelas 57-67 terdapat sebanyak

6 siswa, pada kelas 68-78 terdapat 7 siswa, pada kelas 79-89 terdapat sebanyak

3 siswa, dan pada kelas 90-100 terdapat sebanyak 5 siswa. Dengan jumlah

keseluruhan 24 siswa, masih terdapat 9 siswa yang belum tuntas KKM. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan berbicara

siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (KKM) pada siklus I belum mencapai

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

46-56 57-67 68-78 79-89 90-100

Frek

uens

i

Interval Nilai

Page 72: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

indikator ketercapaian 70%, sehingga pembelajaran akan dilanjutkan untuk

siklus berikutnya yaitu siklus II.

d. Refleksi

Data yang diperoleh melalui observasi dikumpulkan kemudian

dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses

pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi sebagai berikut:

1) Seluruh siswa mengikuti pembelajaran Bahasa Jawa. Sebagian siswa belum

terbiasa dengan kondisi belajar dengan meggunakan model pembelajaran

kuantum. Keberanian siswa juga belum terlihat maksimal atau masih malu

berbicara di depan kelas.

2) Berdasarkan tabel 4 dan 5, hasil evaluasi Bahasa Jawa pada siklus I siswa

yang memperoleh nilai ≤ 70 (KKM) ada 9 siswa atau 37,5% dan siswa yang

memperoleh nilai ≥ 70 (KKM) sebanyak 15 siswa atau 62,5%. Jadi nilai rata-

rata hasil evaluasi Bahasa Jawa pada siklus I yaitu 73,96 dan siswa yang

memperoleh nilai ≥ 70 sebanyak 15 siswa atau ketuntasan klasikal hanya

62,5%.

3) Guru mengurangi jumlah anggota kelompok dari 2 orang menjadi 4 siswa tiap

kelompok. Hal ini bertujuan agar siswa dapat membuat percakapan dengan

tokoh yang lebih bervariatif. Sehingga penggunaan unggah-ungguh basa

dalam percakapan juga lebih variatif.

4) Siswa kurang percaya diri, terlihat skor nilai pada aspek ekspresi berbicara

masih sangat lemah sehingga kegiatan berbicara terasa kaku.

5) Pada siklus I ini siswa masih diperbolehkan membawa buku kedepan, tetapi

siswa diusahakan untuk bercakap-cakap tanpa teks.

Dari hasil penelitian siklus I, maka peneliti dapat mengulas secara

cermat bahwa dilihat dari rata-rata hasil evaluasi Bahasa Jawa tentang

keterampilan berbicara bahasa Jawayang diperoleh siswa dengan menerapkan

model pembelajaran kuantum sudah dapat dikatakan cukup berhasil. Hal ini

dikarenakan menunjukkan bahwa terjadi peningkatan prosentase ketuntasan

pada siswa kelas III SD Negeri 02Bolon. Tetapi apabila dilihat dari kriteria

ketuntasan minimal masih ada 9 siswa yang belum tuntas. Hal ini dikarenakan

Page 73: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

oleh beberapa faktor, maka dari itu pembelajaran Bahasa Jawa perlu dilanjutkan

untuk siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi siklus I.

2. Siklus II

Tindakan siklus I dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Tiap-tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan selama

satu minggu yaitu pada tanggal 9April sampai 14April 2012. Bertolak dari hasil

refleksi pada siklus I, maka peneliti bersama guru kelas III yang sekaligus

bertindak sebagai observer, berdiskusi mengenai cara yang tepat untuk

memperbaiki kekurangan yang ada pada siklus I. Proses pembelajaran bahasa

Jawa dengan materi percakapan yang sesuai dengan unggah-ungguh basa pada

siklus II ini, rencananya akan dilakukan dengan beberapa langkah perbaikan dari

tindakan siklus I, yaitu:

1) Guru meningkatkan kulitas proses dari aspek tanggung jawab,

perhatian, kerjasama, ketekunan, dan keaktifan di dalam proses pembelajaran

dengan menciptakan kondisi pembelajaran yang menyenangkan dan memotivasi

siswa untuk belajar.

2) Guru mengganti tokoh-tokoh serta jalan ceritanya supaya penggunaan

ragam basa lebih bervariatif.

3) Guru lebih memotivasi siswa agar berani dan percaya diri tampil

bermain drama di depan kelas dengan cara penguatan verbal dan pemberian

hadiah bagi kelompok terbaik.

4) Menciptakan situasi belajar yang lebih menyenangkan agar siswa

semakin memperhatikan penjelasan dari guru dalam mengikuti pelajaran.

5) Guru selalu memberikan arahan dan perhatian pada siswa agar

mempunyai rasa tanggung jawab terhadap kelompoknya, sehingga kerjasama

antar anggota kelompok semakin baik.

6) Guru menyarankan agar siswa mampu mengembangkan kalimat

dalam dialog saat memerankan tokoh.

Page 74: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

7) Guru lebih memberikan perhatian kepada siswa dengan cara

pendekatan individu dan menegur bagi siswa yang tidak fokus pada proses

pembelajaran.

Adapun tahapan-tahapan yang dilakukan sebagai berikut:

a. Perencanaan

Peneliti dan guru kelas III mendiskusikan rencana tindakan yang akan

dilakukan dalam proses penelitian siklus II ini untuk mendapatkan hasil yang

optimal sesuai harapan bahwa target yang akan dicapai adalah 70% siswa tuntas

KKM dari hasil tes unjuk kerja keterampilan berbicara.Tahap-tahap

perencanaan pada siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut:

1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan pembelajaran disusun 2 × pertemuan. Masing-

masing pertemuan dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Pada siklus pertama

dilaksanakan selama 1 minggu. Perencanaan RPP mencakup penentuan:

a. Standar Kompetensi

2. Mampu mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan

tentang percakapan dan menceritakan pengalaman sendiri

dengan santun.

b. Kompetensi Dasar

2.1 Melakukan percakapan menggunakan ragam bahasa

tertentu.

c. Indikator

1. Kognitif

Produk

2.1.1 Menyebutkan macam-macam ragam bahasa dalam

Bahasa Jawa.

Proses

2.1.2 Mempelajari penggunaan unggah-ungguh basa dalam

percakapan sehari-hari.

Page 75: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

2. Psikomotor

2.1.3 Melakukan percakapan dengan menggunakan unggah-

ungguh basa yang tepat.

3. Afektif

2.1.4 Menampilkan percakapan yang tepat dengan

menggunakan unggah-ungguh basa.

d. Langkah-langkah/skenario pembelajaran, media, metode dan

sumber pembelajaran serta kriteria penilaian. Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terlampir pada lampiran 11

halaman 121.

2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung

Fasilitas dan sarana pendukung yang perlu disiapkan untuk

pelaksanaan pembelajaran adalah:

a) Ruang belajar

Ruang belajar yang digunakan adalah ruang belajar yang biasa

digunakan setiap hari. Kursi diatur sesuai dengan kelompok yang

akan digunakan siswa nantinya.

b) Mempersiapkan Media Pembelajaran

Media pembelajaran yang dipakai adalah berupa beberapa gambar

tentang percakapan yang dilakukan oleh orang yang berbeda-

beda.Media ini memberikan contoh nyata dalam penggunaan

berbagai ragam bahasa Jawa. Media yang selanjutnya adalah media

kartu make a match.Yaitu media kartu berpasangan dimana nantinya

siswa diminta untuk mencari pasangan antara kata dalam basa ngono

dan krama.tujuan dari kartu ini adalah sebagai media untuk

menambah kosa kata anak. Media lain yang digunakan adalah papan

nama untuk tokoh yang akan diperankan siswa nantinya pada saat

bermain peran.

c) Buku pelajaran

Buku pelajaran Bahasa Jawa digunakan sebagai buku acuan

belajar.Adapun buku tersebut yaitu Kulina Basa Jawa olehHaryo

Page 76: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

W.M, dkk.Intan Pariwara (2011), LKS Wursita Basa oleh Soebardjo

dkk. Th.2011.

3) Menyiapkan Lembar ObservasiPelaksanaan Pembelajaran Guru,

danPenilaian Proses Siswa

Penggunaan lembar observasi akan mempermudah menentukan hal-hal

apa saja yang harus lebih diutamakan dalam pengamatan. Lembar

pengamatan penilaian proses siswa lebih diutamakan pada kerjasama,

ketekunan, keaktifan, tanggung jawab, dan perhatian dalam proses

pelaksanaanpembelajaran berbicara. Sedangkan lembar observasi yang

dibuatuntuk guru lebih diutamakan pada persiapan, jalannya kegiatan,

danpelaksanaan evaluasi pembelajaran.

4) Menyiapkan Instrumen Penilaian

Peneliti menyusun instrumen penelitian yang berupa penilaiantes.

Instrumen tes dinilai dari hasil tes unjuk kerja (praktik)berbicara siswa

sesuaikompetensi dasar yang ingin dicapai.

b. Pelaksanaan Tindakan

Dalam tahapan ini, guru melaksanakan pembelajaran menggunakan model

pembelajaran kuantum.

1) Pertemuan I

Pertemuan I dilaksanakan tanggal 09 April 2012dengan materi

unggah-ungguh basa kaitannya dengan penggunaan percakapan sehari-hari.

Kegiatan awal meliputi penyiapan kondisi fisik yaitu aktivitas guru

pada tahap ini mengabsen siswa dan menyiapkan bahan pelajaran, guru

menyampaikan materi yang akan mereka pelajari hari itu yaitu mengenai

unggah-ungguh basa, serta apersepsi yaitu bernyayi tembang Jawa Gajah

Belang. Kemudian untuk motivasi, guru bertanya jawab untuk menggali

sejauh mana penerapan unggah-ungguh basa dalam kehidupan sehari-hari

siswa.Jumlah siswa yang hadir saat itu 24 siswa, yang berarti bahwa semua

siswa hadir.

Kegiatan inti pada tahap eksplorasi, guru meminta satu orang siswa

untuk maju ke depan kelas. Guru mengajak bercakap-cakap dengan siswa

Page 77: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

tersebut dengan bahasa Jawa. Kemudian guru mengadakan tanya jawab

seputar bahasa yang dipakai dalam percakapan tersebut.

Selanjutnya pada tahap elaborasi, guru meminta siswa untuk

mengulang tentang penjelasan mengenai ragam bahasa dalam bahasa Jawa

yang dikenal dengan unggah-ungguh basayang telah mereka pelajari

sebelumnya.Kemudian siswa diminta untuk memberikan contoh penggunaan

ragam-ragam bahasa tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Kegiatan berikutnya, guru membentuk kelas ke dalam kelompok-

kelompok kecil yang beranggotakan 3 siswa, kemudian guru membagikan

Lembar Kerja Siswa pada setiap kelompok. Guru menjelaskan tugas yang

harus mereka kerjakan. Setiap kepompok ditugasi untuk membuat percakapan

dengan tokoh yang telah ditentukan.Tema yang diberikan yaitu tentang

kebersihan lingkungan sekolah. Nantinya siswa diminta untuk

memperagakannya di depan kelas tanpa menggunakan teks/membawa buku.

Guru menilai setiap siswa dengan lembar penilaian yang telah dibuat. Setelah

selesai penilaian, guru membahas percakapan yang telah dilakukan oleh siswa

tadi.

Untuk menambah kosa kata siswa, guru menyediakan kartu make a

match. Setiap siswa diberikan satu kartu yang nantinya siswa akan mencari

pasangan dari kartu yang mereka pegang pada siswa yang lain. Setelah semua

mendapatkan pasangannya masing-masing, setiap pasangan membacakannya

dengan lantang.

Kegiatan inti pada tahap konfirmasi diisi dengan evaluasi untuk

mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa tentang materi yang telah mereka

pelajari.Kemudian guru memberikan bintang penghargaan bagi siswa atau

kelompok siswa yang paling baik dalam mengikuti pelajaran hari itu.

Kegiatan akhir guru memberikan pemantapan materi dan memberi

kesempatan bertanya kepada siswa apabila ada yang kurang jelas. Terakhir,

guru menutup pembelajaran dengan berdoa bersama.

Page 78: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

2) Pertemuan II

Pertemuan II dilaksanakan tanggal 12 April 2012 dengan materi yang

sama, yaituunggah-ungguh basa kaitannya dengan penggunaan percakapan

sehari-hari.

Kegiatan awal meliputi penyiapan kondisi fisik yaitu aktivitas guru

pada tahap ini mengabsen siswa dan menyiapkan bahan pelajaran, guru

menyampaikan materi apa yang akan mereka pelajari serta apersepsi yaitu

bernyanyi tembang Jawa Lir-Ilir.

Pertemuan II siklus kedua didapatkan kondisi siswa yang berbeda

dengan pertemuan pertama.Pada kegiatan motivasi guru mencari tahu sudah

sejauh mana pengetahuan mereka tentang unggah-ungguh basa, siswa sudah

banyak yang menjawab dengan benar.

Kegiatan inti pada tahap eksplorasi diawali dengan guru memberikan

pertanyaan seputar penggunaan unggah-ungguh basa utamanya ragam basa

krama dalam kehidupan sehari-hari siswa.

Selanjutnya pada tahap elaborasi guru memberikan penjelasan

mengenai penggunaan ragam basa krama dalam kehidupan sehari-hari.Pada

pertemuan II ini guru membentuk siswa dalam kelompok-kelompok kecil

yang terdiri dari 3 siswa.Setiap kelompok diberikan Lembar Kerja Siswa yang

telah disiapkan guru.Siswa diberikan tugas untuk membuat percakapan dengan

tokoh-tokoh yang telah ditetapkan oleh guru.Tema yang diberikan yaitu

tentang kebersihan lingkungan sekolah. Nantinya siswa diminta untuk

memperagakannya di depan kelas tanpa menggunakan teks.

Guru menilai penampilan setiap siswa hubungannya denga

keterampilan berbicara siswa pada lembar penilaian yang telah disiapkan.

Setelah selesai penilaian, guru membahas percakapan yang telah dilakukan

oleh siswa tadi.Untuk menambah kosa kata siswa, guru menyediakan kartu

make a match. Setiap siswa diberikan satu kartu yang nantinya siswa akan

mencari pasangan dari kartu yang mereka pegang pada siswa yang lain.

Setelah semua mendapatkan pasangannya masing-masing, setiap pasangan

membacakannya dengan lantang.

Page 79: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Pada tahap konfirmasi, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan

siswa tentang materi yang telah mereka pelajari, guru memberikan soal

evaluasi pada siswa.Kemudian guru mengumumkan pada pasangan siswa

dengan nilai tertinggi dalam tes melakukan percakapan.Kemudian guru

memberikan penghargaan berupa bintang prestasi dan memberikan tepuk

tangan.

Kegiatan akhir guru dan siswa melakukan refleksi. Guru memberikan

pemantapan materi dan memberi kesempatan bertanya kepada siswa apabila

ada yang kurang jelas. Guru juga berpesan kepada siswa agar mempelajari lagi

di rumah materi yang telah dipelajari hari ini.Kegiatan ditutup dengan berdoa

bersama.

c. Observasi

Tahap observasi siklus I pada hari Senin dan Kamis, 2-6 April 2012

yaitu dilakukan pengamatan terhadap kegiatan guru dan siswa selama proses

pembelajaran berlangsung. Proses pengamatan dilakukan oleh guru kelas III

terhadap peneliti yang melaksanakan pembelajaran sebagai guru kelas III,

observasi juga dilakukan terhadap penilaian proses siswa ketika mengikuti

pembelajaran berbicara dengan model pembelajaran kuantum.Kegiatan

pengamatan ini menggunakan lembar observasi yang sudah dipersiapkan.

Pengamatan difokuskan pada tiga aspek yaitu: (1) Lembar observasi

kinerja guru (peneliti); (2) Lembar penilaian aktivitas siswa, dan (3) hasil

penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara bahasa Jawaoleh siswa.

Dalam pengamatan ini, peneliti bertindak sebagai partisipan aktif yang

mengendalikan proses pembelajaran. Sementara guru kelas III sebagai

pengamat inti dengan duduk di tempat paling belakang agar bisa mengamati

dan menilai proses pembelajaran yang dipimpin oleh peneliti secara intensif.

Berdasarkan kegiatan observasi tersebut, secara garis besar diperoleh

gambaran tentang hasil dan jalannya pembelajaran bahasa Jawa dengan

menggunakan model pembelajaran kuantum sebagai berikut:

Page 80: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

1) Lembar Observasi Kinerja Guru

Pengamatan terhadap aktivitas guru selama mengajar.Pada saat peneliti

sebagai guru yang mengajar drama dengan menggunakan model pembelajaran

kuantum, observer duduk di belakang untuk menilai dengan menggunakan

lembar observasi kinerja guru.Hasil observasi kinerja guru siklus II(dapat

dilihat pada lampiran 14 halaman 149).

2) Penilaian Proses Aktivitas Siswa

Dalam proses pembelajaran siswa sudah terlihat lebih aktif dan

bersungguh-sungguh dibandingkan dengan kondisi awal. Secara klasikal

terdapat peningkatan terhadap kerjasama, ketekunan, keaktifan, tanggung

jawab, dan perhatian dalam diri siswa.Hasil pengamatan terhadap sikap siswa

pada siklus II (dapat dilihat pada lampiran 15 halaman 150).

3) Hasil penilaian tes unjuk kerja keterampilan berbicara bahasa Jawa

siswa yang sesuai dengan unggah-ungguh basa.

Setelah diadakan tes tindakan pada siklus II diperoleh data nilai

keterampilan berbicara.Daftar nilai keterampilan berbicara siswa siklus II

(dapat dilihat pada pada lampiran 13halaman 146).

Berikut adalah daftar nilai siswa kelas III pada tabel dalam tes

keterampilan berbicara bahasa Jawapada siklus II secara singkat.

Tabel6.Distribusi Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Siswa Kelas III

SDN 02 Bolon pada Siklus II

No. Nilai Frekuensi Presentase (%)

Ketuntasan

1 46-56 2 8,33 BT 2 57-67 1 4,17 BT 3 68-78 7 29,17 T 4 79-89 9 37,5 T 5 90-100 5 20,83 T

Jumlah 24 100 Nilai rata-rata= 1775:24= 79,08

Ketuntasan klasikal= 21:24 x 100%= 87,5%

Berdasarkan Tabel 6, data nilai keterampilan berbicara bahasa Jawa

setelah diterapkan model pembelajaran kuantum diperoleh nilai rata-rata kelas

Page 81: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

sebesar 79,08. Selain itu dapat diketahui pula sebanyak 21 orang siswa

mendapat nilai diatas KKM atau sebesar 87,5%. Hal ini dapat diartikan bahwa

penelitian ini sudah dikatakan berhasil karena sudah sesuai dengan indikator

keberhasilan yaitu pada siklus II dapat mencapai ketuntasan belajar sekurang-

kurangnya 70% (minimal sama atau sama dengan KKM).

Dari Tabel 6, hasil evaluasi keterampilan berbicara bahasa Jawa

siswa yang sesuai dengan unggah-ungguh basa pada siswa kelas III SD

Negeri 02Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar setelah

diterapkan model pembelajaran kuantum pada siklus II yang telah diterangkan

di atas, dapat disajikan dalam bentuk grafik Gambar 6 sebagai berikut:

Gambar 6. Grafik Nilai Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Siswa Kelas III SDN 02 Bolon pada Siklus II

Pada Gambar 6 di atas, ditunjukkan frekuensi dari masing-masing kelas.

Pada kelas 46-56 terdapat sebanyak 2 siswa, pada kelas 57-67 terdapat sebanyak

1 siswa, pada kelas 68-78 terdapat 7 siswa, pada kelas 79-89 terdapat sebanyak

9 siswa, dan pada kelas 90-100 terdapat sebanyak 5 siswa. Dengan jumlah

keseluruhan 24 siswa. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

46-56 57-67 68-78 79-89 90-100

Frek

uens

i

Interval Nilai

Page 82: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

hasil keterampilan berbicara siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (KKM) pada

siklus IIsudah mencapai indikator ketercapaian 70%, sehingga tindakan dapat

dihentikan.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi, peneliti menyimpulkan bahwa kualitas proses

dan hasil pembelajaran berbicara siklus II ini telah menunjukkan adanya

peningkatan yang signifikan dari siklus I.

Secara umum, dapat dilihat semua kelemahan-kelemahan yang ada di

dalam proses pembelajaran keterampilan berbicara pada siklus II ini sudah dapat

diatasi dengan baik walaupun masih ada beberapa siswa yang kurang aktif dan

kurang bersungguh-sungguh. Namun demikian secara garis besar siswa merasa

termotivasi dalam belajar, merasa senang dan terkesan, serta menjadi antusias

dalam melakukan kegiatan karena siswa belajar sambil bekerja sama dengan

temannya satu kelompok secara kompak. Selain itu, peningkatan kualitas hasil

keterampilan berbicara pada siklus II sudah mencapai indikator ketercapaian yaitu

70% dari jumlah siswa yang ada.Oleh karena itu penelitian ini sudah dapat

dihentikan dan dinyatakan berhasil.

Hasil penelitian ini akan disajikan dalam bentuk peningkatan dari

hubungan antarsiklus. Untuk hasil penelitian persiklus sudah disajikan pada tahap

observasi (pengamatan) pada masing-masing siklus. Berdasarkan pengamatan dari

analisis data yang ada, dapat dilihat adanya peningkatan kualitas proses dan hasil

siswa kelas III SD N 02 Bolon Kecamatan Colomadu dalam pembelajaran bahasa

Jawa materi unggah-ungguh basa pada aspek keterampilan berbicara dengan

model pembelajaran kuantum.

Peningkatan kualitas hasil ditunjukkan dari sebaran frekuensi nilai

keterampilan berbicara dari penilaian aspek lafal, intonasi, pemilihan kata dan

kelancaran dalam berbicara bahasa Jawa dengan menerapkan unggah-ungguh

basa yang semakin besar (meningkat) pada interval nilai di atas KKM (70) seperti

pada Table 7 berikut ini :

Page 83: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Tabel 7. Distribusi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III SDN 02 Bolon

pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

No. Interval Nilai Frekuensi Prasiklus Siklus I Siklus II

1. 46-56 6 3 2 2. 57-67 9 6 1 3. 68-78 4 7 7 4. 79-89 1 3 9 5. 90-100 4 5 5

Jumlah Siswa 24 24 24 Siswa Tidak Tuntas 15 9 3 Siswa Tuntas 9 15 21 Nilai Rata-rata Kelas 66,75 73,96 79,08 Ketuntasan Klasikal (%) 37,5 62,5 87,5

Tabel 7 di atas, menunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan

berbicara bahasa Jawa siswa dari prasiklus sampai siklus II. Presentase ketuntasan

klasikal meningkat dari prasiklus sebesar 37,5% menjadi 62,5% pada siklus I dan

meningkat lagi pada siklus II menjadi 87,5%.

Perbandingan nilai rata-rata kelas dari tiap siklus terjadi peningkatan. Pada

prasiklus nilai rata-rata siswa sebesar 66,75, pada siklus I nilai rata-rata kelas

meningkat menjadi 73,96. Selanjutnya nilai rata-rata kelas keterampilan berbicara

mengalami peningkatan signifikan pada siklus II menjadi 79,08. Peningkatan

tersebut membuktikan bahwa model pembelajaran kuantumtepat untuk membantu

meningkatkan hasil keterampilan berbicara bahasa Jawa sesuai dengan unggah-

ungguh basa.

Dari Tabel7 perbandingan nilai keterampilan berbicara di atas dapat dibuat

grafik pada Gambar 7 sebagai berikut:

Page 84: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Gambar 7. Grafik Distribusi Nilai Keterampilan Berbicara Siswa Kelas III SDN

02 Bolon pada Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II

Dari Gambar 7 tersebut terlihat bahwa prasiklus (biru) lebih mendominasi

pada interval nilai rendah, siklus I (merah) mendominasi interval nilai sedang, dan

siklus II (hijau) dominasi pada interval nilai tinggi.

D. Deskripsi Hasil Penelitian

1. Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Prasiklus.

Nilai keterampilan berbicara prasiklus berdasarkan pada lampiran

menunjukkan bahwa siswa yang mendapat nilai dalam interval 42-51 sebanyak 6

siswa (25%), interval nilai 52-61 terdapat 4 siswa (16,67%), interval nilai 62-71

sejumlah 5 siswa (20,83%), terdapat 4 siswa (16,67%) yang mendapat nilai dalam

interval 72-81, 1 siswa yang mendapat nilai di interval 82-91 (4,17%), dan

interval 92-101 ada 4 siswa (16,67%). Nilai rata-rata kelas adalah 66,75 dengan

ketuntasan klasikal sebanyak 9 siswa (37,5%) dari jumlah siswa. Hasil ini

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

46-56 57-67 68-78 79-89 90-100

Frek

uens

i

Interval Nilai

Prasiklus

Siklus I

Siklus II

Page 85: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

menunjukkan kualitas hasil keterampilan berbicara pada kondisi awal masih

rendah sehingga perlu diupayakan peningkatan.

2. Data Hasil Penilaian Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Siklus I

Berdasarkan data hasil nilai Bahasa Jawa pada lampiran 7halaman 105nilai

keterampilan berbicara bahasa Jawa, siswa yang memperoleh nilaipada kelas 46-

56 terdapat sebanyak 3 siswa, pada kelas 57-67 terdapat sebanyak 6 siswa, pada

kelas 68-78 terdapat 7 siswa, pada kelas 79-89 terdapat sebanyak 3 siswa, dan

pada kelas 90-100 terdapat sebanyak 5 siswa. Selain itudiperoleh nilai rata-rata

kelas sebesar 73,96 dapat diketahui pulasebanyak 15 orang siswa mendapat diatas

KKM atau sebesar 62,5%.Dengan jumlah keseluruhan 24 siswa, masih terdapat 9

siswa yang belum tuntas KKM. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa

ketuntasan hasil keterampilan berbicara siswa yang memperoleh nilai ≥ 70

(KKM) pada siklus I belum mencapai indikator ketercapaian 70%, sehingga

pembelajaran akan dilanjutkan untuk siklus berikutnya yaitu siklus II.

3. Data Hasil Evaluasi Bahasa Jawa Siswa Kelas III Siklus II

Berdasarkan lampiran 13 pada halaman 122, hasil nilai Bahasa Jawa

materi keterampilan menulis aksara Jawa, siswa yang memperoleh nilaipada kelas

46-56 terdapat sebanyak 2 siswa, pada kelas 57-67 terdapat sebanyak 1 siswa,

pada kelas 68-78 terdapat 7 siswa, pada kelas 79-89 terdapat sebanyak 9 siswa,

dan pada kelas 90-100 terdapat sebanyak 5 siswa. Dengan jumlah keseluruhan 24

siswa.Selain itu diperoleh nilai rata-rata kelas sebesar 79,08 juga dapat diketahui

pulasebanyak 21 orang siswa mendapat diatas KKM atau sebesar 87,5%. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa ketuntasan hasil keterampilan berbicara siswa

yang memperoleh nilai ≥ 70 (KKM) pada siklus IIsudah mencapai indikator

ketercapaian 70%, sehingga tindakan dapat dihentikan dan terbukti berhasil.

E. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat dari hasil penelitiandi atas, dapat dijelaskan perhitungan

rata-rata nilai dan ketuntasan belajar siswa yang dapat menunjukkan peningkatan

keterampilan siswa dalam berbicara bahasa Jawa kaitannya dengan penerapan

unggah-ungguh basa dalam percakapan setelah mendapatkan pembelajaran

Page 86: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Bahasa Jawa dengan menerapkan model pembelajaran kuantum. Peningkatan

terlihat dari sebelum tindakan dan setelah tindakan yaitu siklus I dan siklus II

yang masing-masing siklus terdiri atas 2 pertemuan. Hal tersebut dapat dilihat

pada Tabel 8, sebagai berikut:

Tabel 8. Nilai Rata-Rata Hasil Tes Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa dan

Prosentase Ketuntasan Klasikal Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus

II.

Kriteria

Ketuntasan

Minimum

(KKM)

Nilai Rata-rata Persentase Ketuntasan (%)

Sebelum

Tindakan Siklus I Siklus II

Sebelum

Tindakan Siklus I Siklus II

70 66,75 73,96 79,08 37,5 62,5 87,5

Berdasarkan perhitungan nilai rata-rata padatabel 8,siswa yang

memperoleh nilai ≥ 70 (KKM) menunjukkan adanya peningkatan. Hal ini

merefleksikan bahwa pembelajaran Bahasa Jawa yang dilaksanakan guru

dinyatakan berhasil, karena secara klasikal menunjukkan adanya peningkatan nilai

yang berarti, ada peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa dengan

menerapkan model pembelajaran kuantumpada siswa kelas III SD Negeri

02Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

Adapun peningkatan nilai rata-rata klasikal hasil evaluasi Bahasa Jawa

dengan menerapkan model pembelajaran kuantumdapat digambarkan dalam

bentuk grafik Gambar 8sebagai berikut :

Page 87: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Gambar 8. Grafik peningkatan nilai rata-rata hasil keterampilan berbicara pada prasiklus, siklus I dan siklus II

Sedangkan untuk peningkatan presentase ketuntasan klasikal dapat

digambarkan dalam grafik Gambar 9 berikut ini:

Gambar 9. Grafik peningkatan presentase ketuntasan klasikal keterampilan

berbicara pada prasiklus, siklus I dan siklus II

66.75 73.96

79.08

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Prasiklus Siklus I Siklus II

Nila

i Rat

a-ra

ta

Pelaksanaan Tindakan

37.5

62.5

87.5

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Prasiklus Siklus I Siklus IIPres

enta

se K

etun

tasa

(%)

Pelaksanaan Tindakan

Page 88: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Dengan data-data yang telah disajikan diatas dapat diketahui bahwa salah

satu upaya untuk meningkatkan keterampilan berbicara pada mata pelajaran

bahasa Jawa pada siswa kelas III SD Negeri 02 BolonTahun Pelajaran

2011/2012yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kuantum. Hal ini karena

dengan penerapan model pembelajaran kuantum untuk pembelajaran sangat baik

karena selain dengan konsep yang dijunjung yaitu konsep TANDUR model

pembelajaran kuantum menekankan pada pembelajaran yang menyenangkan,

membebaskan siswa berekspresi, berkreasi yang dalam pelaksanaannya anak

dibawa pada kondisi pembelajaran yang mereka inginkan dan butuhkan sehingga

pembelajaran terasa sangat menyenangkan. Jadi pembelajaran dengan

menerapkan model pembelajaran kuantumdapat meningkatkan keterampilan

berbicara bahasa Jawa yang sesuai dengan unggah-ungguh basa pada siswa kelas

III SD Negeri 02Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

Page 89: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

BAB V

SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus

tersebut di atas, ternyata hipotesis yang dirumuskan telah terbukti kebenarannya.

Dengan menerapkan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan

keterampilan berbicara bahasa Jawa yang sesuai dengan unggah-ungguh basa

pada siswa kelas III SD Negeri 02 Bolon Kecamatan Colomadu Kabupaten

Karanganyar Tahun Pelajaran 2011/2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal

sebelum dilaksanakan tindakan nilai rata-rata siswa 66,75 dengan persentase

ketuntasan klasikal sebesar 37,5%, siklus I nilai rata-rata kelas 73,96 dengan

persentase ketuntasan klasikal sebesar 62,5% dan siklus II nilai rata-rata kelas

meningkat menjadi 79,08 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 87,5%.

B. Implikasi

Penerapan pembelajaran dan prosedur dalam penelitian ini didasarkan

pada pembelajaran dengan menggunakan model Pembelajaran kuantum dalam

pelaksanaan pembelajaran Bahasa Jawa. Pembelajaran dengan menggunakan

model pembelajaran kunatum adalah pembelajaran yang menekankan pada

pembelajaran yang menyenangkan, membebaskan siswa berekspresi, berkreasi

yang dalam pelaksanaannya anak dibawa pada kondisi pembelajaran yang mereka

inginkan dan butuhkan sehingga pembelajaran terasa sangat menyenangkan.

Penerapan prinsip TANDUR dalam pembelajaran bahasa Jawa dapat memicu

gairah siswa untuk mempelajari unggah-ungguh basa.

Penelitian ini membuktikkan bahwa hasil pembelajaran meningkat setelah

diterapkan model pembelajaran kuantum. Oleh karena itu model pembelaran

kuantum ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam

kegiatan pembelajarannya.

Penggunaan model pembelajaran kuantum dapat meningkatkan

keterampilan berbicara siswa. Dengan model ini siswa lebih antusias, lebih aktif,

Page 90: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri dan kelompoknya, yang sangat

berpengaruh terhadap hasil belajarnya.

C. Saran

Sesuai dengan implikasi dan hasil penelitian, maka ada beberapa saran

yang dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan antara lain:

1. Bagi Sekolah

Hendaknya sekolah meningkatkan kualitas pembelajaran dengan

mengupayakan pelatihan bagi guru untuk dapat mendukung pelaksanaan

pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan

harapan.

2. Bagi Guru

a) Sebaiknya guru meningkatkan kompetensi keprofesionalannya dengan

merancang model pembelajaran yang kreatif dan inovatif sehingga

siswa menjadi lebih tertarik dan pembelajaran akan menjadi lebih

kondusif dan bermakna. Hal ini membuat siswa tidak mudah bosan dan

tetap termotivasi untuk mengikuti proses pembelajaran yang pada

akhirnya dapat meningkatkan keterampilan menulis pada materi setiap

pelajaran.

b) Dalam penyampaian materi guru hendaknya menggunakan media yang

sesuai karena dapat memberikan kemudahan terhadap peserta didik

untuk lebih memahami konsep, prinsip, sikap, dan keterampilan tertentu,

serta mampu memberikan pengalaman yang berbeda dan bervariasi

sehingga merangsang minat peserta didik sehingga pembelajaran akan

lebih bermakna.

c) Guru hendaknya mengupayakan tindak lanjut terhadap pembelajaran

dengan menggunakan model pembelajaran kuantum yang akan

dilaksanakan.

Page 91: PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA … · bahasa jawa sesuai unggah-ungguh basa melalui pembelajaran kuantum pada siswa kelas iii sd negeri 02 bolon kecamatan colomadu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

3. Bagi Siswa

Siswa diharapkan untuk lebih mencintai dan melestarikan bahasa

Jawa sebagai bagian dari kebudayaan daerah sekaligus merupakan akar

kebudayaan nasional.

4. Bagi Peneliti Lain

Peneliti yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya

lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan

dengan pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kuantum

guna melengkapi kekurangan yang ada serta sebagai salah satu alternatif

dalam meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa siswa yang sesuai

dengan unggah-ungguh basa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar

diperoleh hasil yang lebih baik.