peningkatan kemampuan menulis paragraf naratif …

130
PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF DENGAN METODE ROUND ROBIN PADA SISWA DI KELAS VII SMP PGRI BAREMBENG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh: HAMKA 105 338 068 15 JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2021

Upload: others

Post on 05-Oct-2021

18 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF

DENGAN METODE ROUND ROBIN PADA SISWA DI KELAS VII

SMP PGRI BAREMBENG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memeroleh Gelar Sarjana Pendidikan

pada Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh:

HAMKA

105 338 068 15

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2021

Page 2: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …
Page 3: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …
Page 4: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …
Page 5: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Jl. Sultan Alauddin (0411) 860 132 Makassar 90221

vi

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini:

Nama : HAMKA

NIM : 10533806815

Jurusan : Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Judul Skripsi : Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Naratif

dengan Metode Round Robin pada Siswa Kelas VII

SMP PGRI Barembeng

Dengan ini Menyatakan bahwa:

Skripsi yang diajukan di depan tim penguji adalah hasil karya saya sendiri.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan saya

bersedia menerima sanksi apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, Juni 2021

Yang membuat peryataan

HAMKA

10533 806815

Page 6: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Ubahlah hidupmu maka engkau akan mengubah dunia.

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum kaum itu

sendiri mengubah apa yang ada pada diri mereka” (Q.S Ar Rad :11).

Kupersembahkan karya ini buat:

Kedua orang tuaku Ayahanda Kaharuddin dan Ibunda Tayu, saudara dan

sahabatku atas keikhlasan dan doanya dalam mendukung penulis

mewujudkan harapan menjadi kenyataan.

Page 7: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

vii

ABSTRAK

Hamka. 2020 “Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Naratif Dengan

Metode Round Robin Pada Siswa Kelas VII SMP PGRI Barembeng”. Skripsi.

Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan. Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Andi Sukri

Syamsuri sebagai pembibmbing I dan Tasrif Akib sebagai pembimbing II..

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemapuan menulis paragraf

naratif menggunakan metode Round Robin pada kelas VII.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Subjek penelitian ini seluruh siswa kelas VII SMP PGRI Barembeng

sebanyak 35 orang. Peneliti melakukan pengumpulan data dengan metode

observasi dan tes tertulis.

Hasil penelitian menunjukan bahwa kemampuan menulis siswa Metode Round

Robin meningkat. Hasil tes pada siklus I mencapai nilai rata-rata sebesar 62,7

mencapai kategori cukup dengan rentang nilai 51-74. Pada siklus II nilai rata-rata

yang dicapai sebesar 79,7 mencapai kategori baik dengan rentang nilai 75-84. Hasil

yang dicapai pada siklus II melebihi target ketuntasan yang telah ditetapkan, yaitu

dengan nilai KKM 75. Dengan kata lain ada peningkatan kemampuan menulis pada

siswa kelas VII SMP PGRI Barembeng.

Kata Kunci : Round Robin, Kemampuan Menulis, Paragraf Narasi

Page 8: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Allah Swt. karena berkat rahmat dan hidayah-Nya

penyusunan skripsi penelitian yang berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis

Paragraf Naratif dengan Metode Round Robin di Kelas VII SMP PGRI Barembeng”

dapat diselesaikan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Menulis karya ilmiah seperti skripsi penelitian merupakan pengalaman pertama bagi

penulis oleh karena itu banyak kesulitan dan hambatan yang dilalui oleh penulis

dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, namun berkat kehendak Allah Swt.

Sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, dengan

penuh kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih

kepada, Dr. H. Andi Sukri Syamsuri, M.Hum, dan Tasrif Akib, S.Pd., M.Pd,.

Pembimbing I dan II, yang telah meluangkan waktunya memberikan bimbingan,

arahan serta motivasi sejak awal penyusunan skripsi hingga selesai. Penulis juga

mengucapkan terima kasih kepada Prof. Dr. H. Ambo Asse, M.Ag., Rektor Universitas

Muhammadiyah Makassar, dan Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D., Dekan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr.

Munirah, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia dan seluruh staf jurusan

serta para Dosen Bahasa dan Sastra Indonesia yang tidak bisa disebutkan namanya satu

per satu yang telah membekali penulis segala pengetahuan dan keterampilan selama

Page 9: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

ix

berkuliah sampai penyusunan skripsi ini. Kepada Kedua orang tua, bapak H.

Kaharuddin dan ibu Hj. Tayu tercinta yang senantiasa memberikan kasih sayang dan

dukungan kepada penulis. Kepada saudara laki-laki yang tercinta kakak Wahyudin

yang senantiasa mendukung penulis dalam hal materi maupun motivasi. Tidak lupa

pula penulis mengucapkan terima kasih kepada sahabat-sahabat atas dorongan

semangat dan kebersamaan yang tidak terlupakan dalam perkuliahan hingga

penyusunan skripsi ini, dan seluruh teman-teman angkatan 2015 Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.

Sahabat seperjuangan Ichsan Aridani, Ananda Muqhny Rusli, Nirmawati

Amiruddin, Mardiana, Fikria Arifah Zahrani, Rahmi yang selalu mau memberikan

motivasi semangat serta dukungan

Terima kasih kepada saudara-saudara yang selalu membantu dan kepada

seluruh keluarga dan teman-teman tanpa terkecuali serta semua pihak yang tidak

sempat penulis sebutkan namanya satu per satu karena keterbatasan tempat, namun

tidak mengurangi rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya atas segala jasa-jasa dan

sumbangsi pemikiran yang telah diberikan selama ini.

Page 10: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

x

Akhirnya dengan segala kerendahan hati, penulis terbuka menerima saran dan

kritikan yang sifatnya membangun demi penyempurnaan penulisan skripsi. Harapan

penulis semoga laporan yang sederhana ini dapat bermanfaat bagi para pembaca

maupun penulis selaku pembuat skripsi, penulis berharap masalah yang diangkat

didalam skripsi ini tidak hanya di selesaikan dengan satu pendapat, semoga dari pihak

lain juga dapat mengembangkan.

Penulis

Hamka

10533806815

Page 11: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KARTU KONTROL I ..................................................................................... ii

KARTU KONTROL II ................................................................................... iii

HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv

SURAT PERJANJIAN ................................................................................... v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi

ABSTRAK ......................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ....................................................................................... viii

DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi

DAFTAR TABEL ............................................................................................. xiv

DAFTAR BAGAN ............................................................................................. xvi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ......................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 7

D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. TINJAUAN PUSTAKA

1. Penelitian Relevan ........................................................................ 9

2. Keterampilan Berbahasa .............................................................. 11

3. Hakikat Menulis ........................................................................... 12

4. Menulis Paragraf Naratif .............................................................. 19

5.Metode Pembelajaran Round Robin ............................................. 27

B. Kerangka pikir....................................................................................... 33

C. Hipotesis ............................................................................................... 34

Page 12: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

xii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian............................................................................................ 35

B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ........................................................ 35

C. Variabel Penelitian ..................................................................................... 36

D. Prosedur Penelitian ................................................................................... 36

E. Instrumen Penelitian ................................................................................... 39

F. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 42

G. Teknik Analisis Data.................................................................................. 43

H. Kriteria Keberhasilan ................................................................................. 45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 46

1. Paparan Data Siklus I ............................................................................. 46

a. Hasil Tes Siklus I ............................................................................ 46

b. Observasi ........................................................................................ 55

c. Refleksi Siklus I ............................................................................... 58

2. Hasil Penelitian Kelas dengan Metode Pembelajaran

Round Robin pada Siklus II .................................................................. 60

a. Hasil Tes Siklus II............................................................................ 61

b. Hasil Observasi Perilaku siswa Siklus II ......................................... 69

c. Refleksi siklus II .............................................................................. 71

B. Pembahasan Hasil Penelitian ...................................................................... 73

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan .................................................................................................... 84

B. Saran ........................................................................................................... 85

Page 13: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

xiii

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 86

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 14: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

xiv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 3.1 Aspek Penskoran Kemampuan Menulis

Pengelaman Pribadi .......................................................................................... 40

2. Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis

Pengalaman Pribadi .......................................................................................... 41

3. Tabel 3.3 Kategori Penilaian Kemampuan Menulis

Pengalaman Pribadi ........................................................................................ 45

4. Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Menulis Paragraf

Naratif Siklus I ................................................................................................. 48

5. Tabel 4.2 Hasil Tes Aspek Pengembangan Gagasan (ide)

Siklus I ............................................................................................................ 49

6. Tabel 4.3 Hasil Tes Aspek Kesesuaian dan Kejelasan Isi Cerita

Siklus I ......................................................................................................... 50

7. Tabel 4.4 Hasil Tes Aspek Kelengkapan Unsur Cerita (5W + 1H)

Siklus I .......................................................................................................... 51

8. Tabel 4.5 Hasil Tes Aspek Kebahasaan Siklus I ............................................ 52

9. Tabel 4.6 Hasil Tes Aspek Karapian Tulisan Skilus I .................................... 53

10.Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus I ................................................................ 57

11.Tabel 4.8 Hasil Tes Kemampuan Menulis Paragraf Naratif

Siklus II ........................................................................................................ 61

12. Tabel 4.9 Hasil Tes Pengembangan Gagasan (Ide) Siklus II ........................ 63

13. Tabel 4.10 Hasil Tes Kesesuaian dan Kejelasan Isi Cerita Siklus II ............. 64

Page 15: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

xv

14. Tabel 4.11 Hasil Tes Aspek Kelengkapan Unsur Cerita (5W+1H)

Siklus II ........................................................................................................ 65

15. Tabel 4.13 Hasil Tes Aspek Kebahasan Silus II ......................................... 65

16. Tabel 4.14 Hasil Tes Aspek Kerapian Tulisan Siklus II .............................. 66

17. Tabel 4.15 Hasil Tes Menulis Paragraf Naratif Siklus I dan II .................. 68

18. Tabel 4.16 Hasil Observasi Siklus II ............................................................ 70

Page 16: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

xvi

DAFTAR BAGAN

1.Bagan 4.1 Hasil Tes Kemampuan Menulis Paragraf Naratif

Siklus I ........................................................................................................... 54

2.Bagan 4.2 Hasil Tes Kemampuan Menulis Paragraf Naratif

Siklus II ......................................................................................................... 67

3.Bagan 4.3 Peningkatan Hasil Tes Menulis Paragraf Naratif

Siklus I dan II ............................................................................................... 69

Page 17: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Lampiran 2 : Dokumentasi

Lampiran 3 : Daftar Hadir Siswa Siklus I

Lampiran 4 : Daftar Hadir Siswa Siklus II

Page 18: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

1

19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Proses pembelajaran merupakan proses komunikasi. Dalam suatu proses

komunikasi selalu melibatkan tiga komponen pokok, yaitu komponen

pengiriman pesan (guru), komponen penerimaan pesan (siswa), dan komponen

pesan itu sendiri yang biasanya berupa materi pelajaran. Kadang-kadang

dalam proses pembelajaran terjadi kegagalan komunikasi. Artinya, materi

pelajaran atau pesan yang disampaikan guru tidak dapat diterima siswa dengan

optimal, dengan kata lain tidak seluruh materi pelajaran dapat dipahami

dengan baik oleh siswa, lebih parah lagi siswa sebagai penerima pesan salah

menangkap isi pesan yang disampaikan (Sanjaya, 2008: 162).

Belajar bahasa adalah belajar komunikasi. Setiap orang pasti

berkomunikasi karena kehidupan manusia tidak luput dari apa yang disebut

interaksi. Manusia saling berhubungan antar sesama dalam hal apapun. Oleh

karena itu, manusia membutuhkan penghubung dalam berinteraksi untuk

mempermudah komunikasi, yaitu bahasa. Kita berkomunikasi menggunakan

bahasa Indonesia, oleh sebab itu mata pelajaran bahasa Indonesia selalu

diajarkan pada jenjang sekolah tingkat apapun, bahkan semenjak di Sekolah

Dasar. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan dari bahasa Indonesia menurut

Page 19: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

2

BSNP (2006:317) yaitu, “Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai

dengan etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulisan”. Berdasarkan

pernyataan tersebut, jelas bahwa salah satu tujuan adanya bahasa adalah

mempermudah interaksi.

Pembelajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya mengajarkan peserta

didik tentang keterampilan berbahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai

dengan tujuan dan fungsinya. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia

diajarkan di sekolah bertujuan untuk mengembangkan kepribadian,

memperluas wawasan kehidupan, dan meningkatkan keterampilan berbahasa.

Tarigan (2013:1) mengemukakan bahwa, keterampilan berbahasa

(language art, language skills) dalam kurikulum di sekolah biasanya

mencangkup empat segi, yaitu keterampilan menyimak (listening skills),

keterampilan berbicara (speaking skills), keterampilan membaca (reading

skills), dan keterampilan menulis (writing skills). Menulis sebagai suatu

keterampilan berbahasa tidak akan dimilki seseorang secara otomatis,

melainkan perlunya latihan dan praktik secara teratur serta adanya potensi

yang mendukung. Potensi tersebut dapat dicapai dengan sering berlatih dengan

sungguh-sungguh.

Pembelajaran bahasa Indonesia menuntut siswa untuk terampil menulis,

agar mereka dapat mengungkapkan ide, gagasan, ataupun pendapat.

Keterampilan berbahasa merupakan awal pengenalan bahasa Indonesia kepada

murid karena menjadi dasar pembelajaran bahasa Indonesia. Kemampuan

memahami keterampilan berbahasa ini harus dikuasai terlebih dahulu oleh

Page 20: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

3

murid sebelum mereka memahami keterampilan menulis. Menulis adalah

berkomunikasi melalui bahasa tulis yang harus diorganisasikan secara baik

agar dapat dipahami oleh orang lain. Tanpa adanya pelatihan dan pembinaan

secara sistematis, maka keterampilan ini akan sulit untuk dikuasai. Menurut

Chaniago, dkk. (2015), kesulitan siswa dalam menguasai keterampilan

menulis dapat disebabkan oleh kesempatan latihan yang kurang baik, benar,

dan sungguh-sungguh.

Menulis merupakan kemampuan berbahasa yang produktif dan ekspresif.

Melalui pembelajaran menulis inilah siswa dapat mengungkapkan pikiran,

perasaan, informasi, dan pengalaman. Pengungkapan pikiran dapat dilakukan

secara tertulis dalam bentuk karangan, dialog, laporan, ringkasan, dan puisi

bebas. Dalam pembelajaran menulis atau mengarang guru dituntut kerja keras

untuk membuat pembelajaran di kelas menjadi kegiatan yang menyenangkan

sehingga siswa tidak merasa dipaksa untuk membuat sebuah tulisan atau

karangan.

Keterampilan menulis dalam kehidupan modern ini sangat dibutuhkan.

Keterampilan menulis harus dipelajari secara serius dan perlu pelatihan yang

efektif. Dalam pembelajaran siswa hendaklah diarahkan pada pengembangan

potensi diri sendiri. metode pembelajaran yang digunakan oleh guru juga harus

mengacu pada minat dan harapan siswa. Dengan demikian, siswa dapat tertarik

dengan pembelajaran bahasa Indonesia.

Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki banyak metode pembelajaran

yang tersedia. Namun masih banyak guru bahasa Indonesia yang masih

Page 21: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

4

kesulitan dalam memvariasikan metode pembelajaran bahasa Indonesia. Dari

hasil observasi awal yang dilakukan penulis pada tanggal 05 bulan.Desember

2019 di SMP PGRI Barembeng pada kelas VII, dari 35 orang siswa hanya 9

orang yang mampu menuliskan paragraf naratif dengan tepat, sedangkan 26

orang siswa belum bisa menulis paragraf naratif dengan tepat. Hal tersebut

disebabkan guru belum menempatkan siswa sebagai subjek belajar, melainkan

masih dipandang sebagai objek belajar, komunikasi berjalan searah,

keterlibatan siswa terkesan dibatasi pada penerimaan informasi dan konsep

yang diberikan guru sehingga menghambat perkembangan kreasi dan interaksi

yang justru harus diakui keberadaannya dan ditumbuh kembangkan, untuk itu

perlu dilakukan pencarian metode pembelajaran bahasa Indonesia yang lebih

menarik dan inovatif dengan menempatkan siswa sebagai pusat pembelajaran.

Hal ini sangat penting dilakukan karena pada prinsipnya yang belajar adalah

siswa bukan guru. Dari kondisi tersebut maka dapat disimpulkan bahwa siswa

mengalami kesulitan dalam meningkatkan kemampuan menulis dikarenakan

metode pembelajaran yang digunakan guru kurang menarik minat siswa dalam

belajar.

Menurut Muslim Ibrahim (2000: 49) Round Robin adalah suatu tipe

pembelajaran dimana para siswa bergiliran memberikan kontribusi menjawab

pertanyaan dalam sebuah kelompok dalam bentuk tulisan. Dalam

pembelajaran ini guru mengajukan pertanyaan atau tugas yang memiliki

beberapa alternatif jawaban. Satu siswa mulai mengemukakan pemikiran

pikiran, dan giliran mengemukakan pendapat diteruskan kepada siswa

Page 22: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

5

berikutnya, melakukan hal yang sama. Masing-masing siswa memberikan

kontribusi jawaban berlanjut sampai semua orang di dalam kelompok

memiliki kesempatan untuk berbicara.

Pengertian paragraf naratif merupakan jenis karangan yang

mengungkapkan suatu kisah, peristiwa, atau juga pengalaman pribadi dengan

berdasarkan urutan-urutan kajadian atau peristiwa. Paragraf naratif ini

merupakan paragraf yang berisi mengenai pemaparan suatu kejadian yang

dirangkai didalam kesatuan waktu.

Berdasarkan hasil observasi dengan guru mata pelajaran bahasa dan sastra

Indonesia SMP PGRI Barembeng, ternyata hasil menulis paragraf naratif kelas

VII kurang maksimal atau tidak mencapai KKM. Dalam hal ini ini guru

mencari model atau metode yang dapat mengatasi permasalahan yang dihadapi

siswa dalam meningkatkan minat dan semangat siswa terutama dalam menulis.

Dalam hal ini guru harus mencari metode yang dapat membangkitkan

minat dan semangat belajar siswa kelas VII SMP PGRI Barembeng Tahun

Ajaran 2019/2020. Hal tersebut dibuktikan dengan 27 dari 35 siswa nilainya

belum memenuhi nilai KKM. Nilai rata-rata kelasnya masih sangat rendah,

sedangkan KKM kelas VII SMP PGRI BarembengTahun ajaran 2019/2020

adalah 75. Beberapa permasalahan yang ditemukan tersebut kiranya dicarikan

suatu alternatif masalah, dengan dilakukan suatu penelitian sehingga

mendapatkan tindakan yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, penyebab utama rendahnya

kemampuan menulis paragraf naratif siswa kelas VII SMP PGRI Barembeng

Page 23: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

6

adalah kurangnya pemahaman siswa dalam merangkai kalimat-kalmat

paragraf naratif yang mudah dipahami.

Adapun upaya yang dapat dilakukan yaitu menggunakan metode

pembelajaran yang akan membantu siswa dalam proses pembelajaran. Oleh

karena itu, metode pembelajaran yang dapat diterapkan yaitu metode

pembelajaran menulis cerita atau mengarang. Salah satu metode pembelajaran

menulis cerita yang dapat diterapkan yaitu metode pembelajaran Round Robin

yang peneliti angkat dari teori Muslim Ibrahim. metode pembelajaran Round

Robin menulis paragraf naratif diharapkan dapat meningkatkan kemampuan

menulis siswa.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut mendorong peneliti

untuk melakukan penelitian dengan judul: “Peningkatan kemampuan menulis

paragraf naratif dengan Metode Round Robin pada siswa di kelas VII SMP

PGRI Barembeng”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, penulis dapat merumuskan

pertanyaan penelitian sebagai berikut;

Bagaimanakah meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis

paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round Robin di kelas VII SMP

PGRI Barembeng?

C. Tujuan Penelitian

Page 24: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

7

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan dalam penelitian ini

yaitu untuk meningkatkan kemampuan menulis paragraf naratif pada siswa

kelas VII SMP PGRI Barembeng dengan Menggunakan Metode Round Robin.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Bagi akademisi dan guru akan menjadi bahan informasi untuk

mengadakan perbaikan dalam pembelajaran peningkatan menulis

paragraph naratif. Selain itu, dapat pula memberikan masukan pada guru

mengenai penggunaan metode pembelajaran Round Robin pada

pembelajaran menulis paragraf naratif kelas VII.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat,

khususnya bagi siswa, pemerintah, pembaca, dan juga bagi peneliti. Bagi

siswa, pembelajaran menulis paragraf naratif menjadi lebih menyenangkan

dan bermakna, mengembangkan daya pikir dan kreativitas siswa dalam

menulis, membiasakan diri siswa untuk menulis pengalaman pribadi, dan

meningkatkan keterampilan dan minat siswa dalam menulis paragraf

naratif.

a. Bagi pemerintah, dapat dijadikan sebagai masukan dan bahan

pertimbangan mengenai pencapaian visi misi pendidikan nasional.

Selain itu, dengan penelitian ini dapat menghasilkan solusi dalam

Page 25: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

8

memecahkan masalah pendidikan dan dapat meningkatkan kualitas

pelaksanaan pendidikan di Indonesia.

b. Bagi pembaca, akan menjadi bahan informasi dalam pengembangan

ilmu pengetahuan, yaitu penggunaan metode pembelajaran Round

Robin pada keterampilan menulis. Selain itu, dapat pula dijadikan

sebagai masukan untuk memperkaya pengetahuan tentang metode

pembelajaran khususnya dalam pembelajaran menulis.

c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat dijadikan pelengkap terutama

dalam hal meningkatkan kemampuan menulis pengalaman pribadi

dengan penggunaan teknik, media, dan metode pembelajaran yang

lebih bervariasi. Penelitian ini juga dapat dijadikan dasar untuk

penelitian selanjutnya.

Page 26: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

A. KAJIAN PUSTAKA

1. Penelitan Relevan

Pelitian tindakan kelas mengenai menulis paragraf naratif telah banyak

dilakukan. Akan tetapi, hal tersebut masih menarik untuk dijadikan

penelitian lebih lanjut lagi, baik penelitian yang bersifat melengkapi

maupun yang bersifat baru. Keterampilan menulis hendaknya dikuasai

setiap orang karena bermanfaat dalam berbagai bidang kehidupan.

Beberapa bahan penelitian yang dijadikan kajian dalam penelitian adalah

sebagai berikut.

Navy Tri Indah Sari (2011) Peningkatan Metode Pembelajaran

Kooperatif Tipe Round Robin Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Bahasa

Indonesia Siswa SMA Negeri 1 Malang. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan di atas dapat disimpulkan terdapat peningkatan yang

signifikan terhadap hasil menulis paragraf naratif pada mata pelajaran

bahasa Indonesia.

Hutbaya, (2014) Peningkatan Kemampuan Menulis Naratif dengan

menggunakan Strategi Brainstorming siswa kelas X5 SMA Negeri

Watangsoppeng. Hasil Penelitian ini menemukan: (1) Proses menulis

paragraf naratif mengalami peningkatan yang dtunjukkan pada

keaktifan siswa dalam semua langkah pembelajaran. (2) Meningkatkan

hasil menulis paragraf naratif dengan melihat perubahan nilai rata-rata

Page 27: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

10

yang diperoleh siswa pada siklus pertama mencapai skor rata-rata

kelompok 71,31 % dan pada siklus kedua mengalami peningkatan

menjadi 82,24 %. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan

Strategi Brainstorming terbukti signifikan dalam meningkatkan

kemampuan menulis paragraph siswa kelas X5 SMA Negeri 1

Watansoppeng.

Isroyati (2016), Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Naratif

dengan Penggunaan Metode Field Trip pada siswa Kelas IX SMP Dwiguna

Depok. Pembelajaran menulis narasi yang mengalami peningkatan. Pada

siklus 1 siswa yang aktif sebesar 60% sedangkan pada siklus 2 siswa yang

aktif meningkat menjadi 80 %. Penerapan metode field trip dapat

meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis. Hal ini ditandai dengan

nilai hasil tulisan siswa yang mengalami peningkatan baik dari segi teknik

penulisan (tanda baca), isi gagasan yang diungkapkan, penggunaan

bahasa, pemilihan kata, dan penggunaan ejaan. Nilai ini dapat dilihat dari

nilai siklus 1 terendah 55 dan tertinggi 74, dan nilai siklus 2 terendah

adalah 70 dan nilai tertinggi siswa adalah 85. Ketuntasan hasil belajar

siswa meningkat. Dalam siklus 1 hanya 17 siswa yang mencapai

ketuntasan hasil belajar (memperoleh nilai 70 ke atas). Pada siklus 2

ketuntasan belajar siswa meningkat menjadi 100% atau sekitar 40 siswa.

Ketiga penelitan tersebut membahas tentang peningkatan metode

pembelajaran round robin, sehingga dapat dikatakan relevan dengan

penelitan ini juga membahas tentang peningkatan keterampilan menulis

Page 28: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

11

siswa. Penlitian relevan terdahulu, penelitia yang pertama

menggunakan metode yang berbeda dengan penelitian ini tetapi tetap

bertitik pada kemampuan menulis paragraf naratif. Penelitian yang kedua

dan ketida sama-sama menggunakan metode pembelajaran round robin.

2. Keterampilan Berbahasa

Bahasa merupakan alat yang paling penting dalam berkomunikasi.

Komunikasi terjadi setiap saat ketika seseorang melakukan aktivitas, baik

komunikasi langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, seseorang

perlu mempelajari bahasa dengan tujuan yang beraneka ragam, misalnya

untuk mencari ilmu pengetahuan, untuk meningkatkan kemampuan atau

keterampilan bahasa dan sebagainya.

Bahasa merupakan sarana komunikasi berupa lisan maupun tulisan

yang menghubungkan antara manusia satu dengan lainnya. Melalui bahasa,

setiap manusia dapat mengungkapkan pikirannya sehingga orang lain

dapat mengetahui apa yang dipikirkan. Ada empat keterampilan berbahasa

yang perlu diperhatikan, yakni keterampilan menyimak, keterampilan

berbicara, keterampilan membaca, dan keterampilan menulis (Tarigan,

2013:1).

Seseorang dikatakan memiliki keterampilan berbicara apabila yang

bersangkutan terampil memilih bunyi-bunyi bahasa (berupa kata, kalimat,

serta tekanan dan nada) secara tepat serta memformulasikannya secara

tepat pula guna menyampaikan pikiran, perasaan, gagasan, fakta,

perbuatan dalam suatu konteks komunikasi tertentu. Seseorang dikatakan

Page 29: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

12

terampil mendengarkan (menyimak) apabila yang bersangkutan memiliki

kemampuan menafsirkan makna dari bunyi-bunyi bahasa (berupa kata,

kalimat, tekanan, dan nada) yang disampaikan pembicara dalam suatu

konteks komunikasi tertentu. Selanjutnya, seseorang dikatakan memiliki

keterampilan menulis bila yang bersangkutan dapat memilih

bentuk-bentuk bahasa tertulis (berupa kata, kalimat, paragraf) serta

menggunakan retorika (organisasi tulisan) yang tepat guna mengutarakan

pikiran, perasaan, gagasan, fakta. Terakhir, seseorang dikatakan terampil

membaca bila yang bersangkutan dapat menafsirkan makna dan

bentuk-bentuk bahasa tertulis (berupa kata, kalimat, paragraf, organisasi

tulisan) yang dibacanya (Mulyati, 2011:1.6).

Keterampilan berbahasa bermanfaat dalam melakukan interaksi

komunikasi dalam masyarakat. Banyak profesi dalam kehidupan

bermasyarakat yang keberhasilannya, antara lain bergantung pada tingkat

keterampilan berbahasa yang dimilikinya, misalnya profesi sebagai

manajer, jaksa, pengacara, guru, penyiar, da‟i, wartawan, dan lain-lain.

3. Hakikat Menulis

Menulis merupakan suatu kegiatan kominukasi berupa penyampaian

pesan (informasi) secara tertulis kepada pihak lain dengan menggunakan

bahasa tulis sebagai alat atau medianya (Dalman, 2018:3). Menulis juga

dapat dikatakan sebagai kegiatan merangkai huruf menjadi kata atau

kalimat untuk disampaikan kepada orang lain, sehingga orang lain dapat

Page 30: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

13

memahaminya. Dalam hal ini, dapat terjadi komunikasi antar penulis dan

pembaca dengan baik (Dalman, 2018:4).

Selanjutnya menurut Tarigan (2013:3-4), menulis merupakan suatu

keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak

langsung dan tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis

merupakan suatu kegiatan yang ekspresif dan produktif. Dalam kegiatan

menulis ini, penulis harus terampil dalam memanfaatkan grafologi,

struktur bahasa, dan kosakata. Keterampilan menulis ini tidak akan datang

secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktik yang banyak

dan teratur.

Suriamiharja, dkk. (1996:12) mengungkapkan, menulis adalah

kegiatan melahirkan pikiran dan perasaan dengan tulisan. Menulis juga

dapat diartikan berkomunikasi dengan mengungkapkan pikiran, perasaan,

dan kehendak kepada orang lain secara tertulis.

Akhadiah (1997:3) mengungkapkan, menulis merupakan suatu

kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa sebagai

mediumnya. Pesan adalah isi atau muatan yang terkandung dalam tulisan.

Tulisan merupakan sebuah sistem komunikasi antar manusia yang

menggunakan simbol atau lambang bahasa yang sudah disepakati

pemakainya. Lado (dalam Tarigan, 2013:22), menulis adalah menurunkan

atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu

bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca

Page 31: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

14

lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan

gambaran grafik itu.

Graham (2007) menyatakan bahwa menulis dengan baik bukan

merupakan sebuah pilihan tetapi keharusan. Kemampuan menulis adalah

tolak ukur dari kesuksesan akademis dan sebuah syarat dasar untuk

keikutsertaan dalam kehidupan. Ada beberapa cara dalam menulis, yaitu:1)

strategi penulisan yang melibatkan strategi penulisan siswa untuk

merencanakan, memperbaiki, dan menyunting karangan,2) merangkum

hasil membaca siswa secara sistematis, 3) menulis secara kelompok,

dengan bekerja sama untuk merencanakan, konsep, merevisi, dan mengedit

karangan mereka.

Pada hakikatnya keterampilan menulis dapat dilakukan oleh siapa saja

seperti ilmuan, dosen, mahasiswa, wartawan, guru, penulis, dan bahkan

oleh siswa untuk memperluas cakrawala berpikir, serta memperdalam

pengetahuan umum. Keterampilan menulis sangat penting bagi siswa

untuk penguasaan bahasanya. Hal yang menggembirakan siswa karena

menulis dapat dipelajari dan dilatih terus-menerus.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

menulis merupakan kegiatan menuangkan ide atau gagasan dengan

menggunakan bahasa sebagai medium yang telah disepakati bersama untuk

diungkapkan secara tertulis. Menulis juga merupakan suatu kegiatan yang

ekspresif dan produktif. Oleh karena itu, keterampilan menulis harus sering

Page 32: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

15

dilatih secara rutin dan berkesinambungan disertai dengan praktik yang

teratur agar keterampilan menulis dapat dicapai dengan baik.

a. Tujuan Menulis

Sebelum memulai kegiatan menulis, seorang penulis harus tahu apa

tujuannya menulis. Setiap jenis tulisan memiliki tujuan yang beraneka

ragam, yaitu memberitahu atau mengajar, meyakinkan atau mendesak,

menghibur atau menyenangkan, mengutarakan atau mengespresikan

perasaan dan emosi yang berapi-api. Bagi penulis yang belum

berpengalaman, ada baiknya memperhatikan tujuan menulis (Tarigan,

2013: 24-25).

Hugo (dalam Tarigan, 2013:25) menyebutkan bahwa ada tujuh

tujuan penulisan yaitu, 1) assignment purpose (tujuan penugasan)

penulis menulis sesuatu karena ditugaskan bukan atas kemauan

sendiri, 2) altruistic purpose (tujuan altruistik) penulis bertujuan untuk

menyenangkan para pembaca ingin menolong para pembaca

memahami, menghargai, perasaan dan penalarannya, 3) persuasive

purpose (tujuan persuasif) tulisan yang bertujuan meyakinkan para

pembaca akan kebenaran gagaswan yang diutarakan, 4) informational

purpose (tujuan informasional) tujuan penerangan tulisan yang

bertujuan memberi informasi atau keterangan penerangan kepada para

pembaca, 5) self-ekspressive purpose (tujuan pernyataan diri) tulisan

yang bertujuan memperkenalkan atau menyatakan diri sang pengarang

kepada para pembaca, 6) creative purpose (tujuan kreatif) tulisan yang

Page 33: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

16

bertujuan mencapai nilai-nilai artistik, nilai-nilai kesenian, dan 7)

problem-solving purpose (tujuan pemecahan masalah) dalam tulisan

seperti ini penulis ingin memecahkan masalah yang dihadapi. Penulis

ingin menjelaskan, menjernihkan, menjelajahi serta meneliti secara

cermat pikiran-pikiran dan gagasan-gagasannya sendiri agar dapat

dimengerti dan diterima oleh para pembaca.

Tujuan menulis adalah agar tulisan yang dibuat dapat dibaca dan

dipahami oleh orang lain yang mempunyai kesamaan pengetahuan

terhadap bahasa yang dipergunakan (Suriamiharja, 1997:2).

Depdiknas (2003:4) juga mengungkapkan, tujuan pembelajaran

menulis standar kompetensi bahasa dan sastra Indonesia SMP dan MTs

adalah siswa mampu mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan,

pendapat, dan perasaan dalam berbagai ragam tulisan. Artinya siswa

terampil menulis secara efektif dan efisien berbagai ragam tulisan

dalam berbagai konteks.

Berdasarkan uraian tujuan menulis di atas, dapat diketahui menulis

mengandung tujuan untuk melatih diri siswa memiliki kompetensi

menulis dalam menyampaikan pendapat dan perasaannya. Selain itu,

tujuan menulis juga untuk mengekspresikan diri dan sekaligus untuk

memperoleh masukan dari pembaca.

Menurut Sujanto (1998:68) tujuan penulisan adalah

mengekspresikan perasaan, memberi informasi, mempengaruhi

pembaca, dan memberi hiburan. Akan tetapi, dalam kenyatannya

Page 34: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

17

adakalanya maksud dan tujuan saling bercampur, dalam arti

mempunyai tujuan ganda. Tulisan persuasif tentu saja mengandung

informasi-infomasi, tulisan yang informatif pun mempunyai

unsur-unsur persuasif, demikian juga yang bersifat hiburan dapat juga

diwarnai dengan maksud mempengaruhi pembaca.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan

dari kegiatan menulis adalah untuk mengekspresikan gagasan, ide,

pemikiran-pemikiran ataupun perasaan ke dalam suatu tulisan. Tulisan

tersebut bertujuan untuk menginformasikan kepada pembaca agar

pembaca dapat mengetahui apa yang dipikirkan oleh penulis.

b. Manfaat Menulis

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan menulis. Menurut

Didik Komaidi (2007:12) ada enam manfaat menulis yaitu, 1)

menimbulkan rasa ingin tahu dan melatih kepekaan dalam melihat

realitas di sekitar, 2) menulis mendorong kita untuk mencari referensi

seperti buku, majalah, koran, jurnal, dan sejenisnya, 3) dengan aktifitas

menulis, kita terlatih untuk menyusun pemikiran dan argumen kita

secara runtut, sistematis, dan logis, 4) dengan menulis secara psikologis

akan mengurangi tingkat ketegangan dan stres kita. Segala unek-unek

dan rasa senang atau sedih bisa diungkapkan melalui tulisan di mana

dalam tulisan orang bisa bebas menulis tanpa diganggu atau diketahui

oleh orang lain, 5) kita akan mendapatkan kepuasan batin jika tulisan

kita dimuat dalam media massa atau diterbitkan oleh suatu penerbit,

Page 35: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

18

selain itu juga memperoleh penghargaan yang membantu kita secara

ekonomi, 6) jika tulisan kita dibaca orang banyak (mungkin puluhan,

ratusan, ribuan bahkan jutaan) membuat sang penulis semakin populer

dan dikenal oleh publik pembaca.

Tarigan (2013:22) mengemukakan pendapatnya mengenai manfaat

menulis dalam dunia pendidikan. Manfaat tersebut antara lain, 1)

memudahkan pelajar dalam berpikir, 2) menolong kita berpikir kritis,

3) memudahkan kita merasakan dan menikmati hubungan-hubungan,

memperdalam daya tanggap atau apersepsi kita, 4) memecahkan

masalah-masalah yang kita hadapi, 5) menyusun urutan bagi

pengalaman.

Menurut Morsey (dalam Tarigan 2013:4) menulis dipergunakan

untuk merekam, meyakinkan, melaporkan, serta mempengaruhi orang

lain dengan maksud dan tujuan agar dapat dicapai oleh para penulis

yang dapat menyusun pikiran serta menyampaikan pesan dengan jelas

dan mudah dipahami. Kejelasan tersebut bergantung pada pikiran,

organisasi, penggunaan kata-kata dan struktur kalimat yang baik.

Sehubungan dengan hal tersebut, penulis tidak cukup menyampaikan

ide, gagasan, dan pendapat kepada pembaca dalam bentuk tulisan.

Namun, penulis mampu menyerap, mencari, meyakinkan pembaca,

melaporkan, serta menguasai informasi berkaitan dengan topik yang

ditulis.

Page 36: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

19

Manfaat menulis menurut Bernad Percy (dalam Gie, 1995:21) ada

enam yaitu, 1) suatu sarana untuk pengungkapan diri, 2) sarana untuk

pemahaman, 3) sarana untuk membantu mengembangkan kepuasan

pribadi, kebanggaan, dan suatu perasaan harga diri, 4) sarana untuk

meningkatkan kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan

seseorang, 5) sarana untuk keterlibatan secara bersemangat dan

bukannya penerimaan yang pasrah, 6) sarana untuk mengembangkan

suatu pemahaman tentang dan kemampuan menggunakan bahasa.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa manfaat

dari menulis adalah untuk mengekspresikan diri melalui tulisan yang

merupakan hasil dari buah pemikiran, sehingga orang lain dapat

memahami bahkan bisa juga dapat membuat orang lain yang membaca

tulisan menjadi senang.

4. Menulis Paragraf Naratif

a. Pengertian Paragraf Naratif

Secara sederhana, paragraf ini dapat diartikan sebagai rangkaian

kalimat yang disusun untuk menjelaskan ide pokok. Terdapat banyak

cara dalam merangkai kalimat-kalimat supaya menjadi paragraf yang

mudah difahami. Cara dalam merangkai kalimat disebut dengan pola

pengembangan paragraf atau juga sering disebut dengan teknik

pengembangan paragraf. Terdapat beberapa pola pengembangan

paragraf, antara lain pola deduktif, induktif, sebab akibat, deskriptif,

proses, contoh, pertentangan, perbandingan, serta juga kronologis.

Page 37: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

20

Pengertian paragraf naratif merupakan jenis karangan yang

mengungkapkan suatu kisah, peristiwa, atau juga pengalaman pribadi

dengan berdasarkan urutan-urutan kajadian atau peristiwa. Paragraf

naratif ini merupakan paragraf yang berisi mengenai pemaparan suatu

kejadian yang dirangkai didalam kesatuan waktu.

Biasanya dalam kejadian atau juga dalam peristiwa tersebut,

tokohnya itu mengalami kejadian penting. Sesuatu yang dialami tokoh

atau juga konflik antar tokoh akan menjadi bagian yang menarik di

dalam sebuah naratif.

Pada paragraf naratif, kalimat satu serta juga kalimat yang lain

mempunyai hubungan yang berurutan. Dalam paragraf naratif, tiap-tiap

peristiwa yang dituangkan didalam bentuk kalimat memiliki sifat

kronologis. Untuk dapat menghubungkan kalimat-kalimat pada paragraf

itu, digunakan juga penghubung (konjungsi).

Pengertian paragraf-Paragraf juga sering juga di sebut alinea. Kata

„paragraf‟ berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas dua buah kata,

yakni para yang berarti „di samping‟ dan graphein yang berarti

„menulis‟. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia di jelaskan bahwa

paragraf adalah bagian bab dalam suatu karangan (biasanya terdiri atas

satu ide pokok dan penulisannya di mulai dengan garis baru/alinea

(Alwi, dkk., 2005: 828). Selanjutnya, Kridalaksana (1993: 154)

mengemukakan bahwa paragraf adalah (1) Satuan bahasa yang

mengandung satu tema dan perkembangannya, (2) bagian wacana yang

Page 38: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

21

mengungkapkan pikiran atau hal tertentu yang lengkap, tetapi yang

masih berkaitan dengan isi seluruh wacana dapat terjadi dari satu

kalimat atau sekelompok kalimat yang berkaitan. Paragraf merupakan

inti renungan buah pikiran dalam sebuah karangan. Dalam paragraf

terkandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat

dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama,

kalimat topik, kalimat penjelas, sampai kalimat penutup. Himpunan

kalimat ini saling berkaitan untuk membentuk sebuah gagasan.

Pada mulanya, paragraf disimbolkan dengan tanda, yang terdiri

pada suatu teks. Sekarang tanda yang digunakan untuk menunjukkan

awal paragraf bukan tanda seperti di atas lagi, ia merupakan suatu

pikiran yang biasanya terdiri atas sekelompok kalimat yang saling

berhubungan (Walaupun ada kalanya tidak lebih dari satu kalimat) pada

karangan tertulis (Ambo Enre, 1985: 162).

Penulisan paragraf yang terencana baik selalu bersifat

logis-sistematis. Paragraf yang tersusun baik merupakan alat bantu, baik

bagi pengarang maupun bagi pembaca. Seperangkat kalimat akan

memungkinkan pengarang mengembangkan jalan pikiran secara

sistematis pula. Fungsi paragraf ialah memungkinkan pengarang

melahirkan jalan pikirannya secara sistematis. Bagi para pembaca,

kalimat-kalimat yang tersusun secara sistematis itu sangat memudahkan

menelusuri serta memahami jalan pikiran pengarang, fungsi paragraf

Page 39: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

22

yang lain adalah mengarahkan pembaca dalam mengikuti dan

memahami alur berpikir pengarang (Keraf, 2001: 22).

Selanjutnya, Keraf (2001: 22) mengatakan bahwa paragraf yang

baik selalu berisi ide pokok. Ide pokok itu merupakan bagian yang

integral dari ide pokok yang terdapat dalam keseluruhan karangan. Ide

pokok paragraf tidak hanya merupakan bagian dari ide pokok

keseluruhan, melainkan juga mempunyai relevansi dan menunjang ide

pokok tersebut. Melalui fragmen-fragmen ide pokok yang tersirat dalam

tiap paragraf, maka akhirnya pembaca sampai kepada pemahaman total

isi karangan. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa paragraf berfungsi

sebagai alat penyampai fragmen pikiran dan penanda pikiran baru

mulai berlangsung.

Dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf sering juga

digunakan sebagai pengantar, transisi, atau peralihan dari suatu bab ke

bab lain. Bahkan, tidak jarang paragraf digunakan sebagai penutup. Di

sini paragraf berfungsi sebagai pengantar, transisi, dan konklusi.

Dengan demikian, sampailah kita kepada suatu kesimpulan bahwa

paragraf berfungsi sebagai: 1) penampung fragmen atau pikiran ide

pokok; 2) alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran

pengarang; 3) alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikiran

secara sistematis; 4) pedoman bagi pembaca mengikuti dan memahami

alur pikiran pengarang; 5) alat untuk menyampaikan fragmen pikiran

atau ide pokok pengarang kepada pembaca; 6) sebagai penanda bahwa

Page 40: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

23

pikiran baru dimulai; 7) dalam rangka keseluruhan karangan paragraf

dapat berfungsi sebagai pengantar, tradisi, dan penutup (konklusi).

Naratif sebagai wacana yang berisi pemberitaan satu atau

serangkaian peristiwa (juga perbuatan) berusaha untuk menjawab

pertanyaan tentang apa yang terjadi atau bagaimana proses terjadinya

sesuatu. Peristiwa atau perbuatan yang diungkapkan dalam naratif ada

yang benar-benar dan ada pula yang hanya berdasarkan imaji penulis.

Untuk memahami konsep istilah naratif secara utuh dipaparkan

beberapa pengertian naratif. Ambo Enre (2008: 156) memberikan

batasan naratif sebagai wacana pengisahan yang berhubungan dengan

penyajian beberapa peristiwa dalam suatu karangan yang utuh. Pokok

masalahnya ialah tindakan/perbuatan dalam hubungannya dengan suatu

peristiwa yang disusun dalam bentuk cerita.

Gorys Keraf (2004: 12) mendefinisikan naratif sebagai suatu

bentuk wacana yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya

kepada pembaca suatu peristiwa yang terjadi.

Wahid (2010: 46) memberikan batasan wacana naratif sebagai

perbuatan atau tindakan yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu. Apa

yang terjadi tidak lain daripada tindak tanduk yang dilakukan oleh

tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian waktu.

Naratif adalah berkisah dengan menjalin beberapa rangkaian

peristiwa. Wacana ini berusaha menyampaikan serangkaian kejadian

menurut urutan terjadinya dengan maksud memberi arti kepada sebuah

Page 41: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

24

kejadian atau serentetan kejadian agar pembaca dapat memetik hikmah

dari cerita itu. naratif adalah karangan yang bersifat subjektif, isinya

bergantung pada selera pengarang. Maksudnya, sekalipun karangan

bersumber dari suatu kenyataan, misalnya biografi namun materi cerita

dan penyusunannya tidak terlepas dari keinginan pengarang.

Naratif hanya menyampaikan kepada pembaca suatu kejadian atau

peristiwa, maka tampak bahwa naratif akan sulit dibedakan dari

deskripsi karena suatu peristiwa atau suatu proses dapat juga disajikan

dengan mempergunakan metode deskripsi sebab itu meski ada unsur

lain yang harus diperhitungkan yaitu unsur waktu. Dengan demikian,

pengertian naratif itu mencakup dua unsur dasar yaitu perbuatan atau

tindakan yang terjadi tidak lain dari pada pihak tindak-tanduk yang

dilakukan oleh orang-orang atau tokoh-tokoh dalam suatu rangkaian

waktu. Bila deskripsi menggambarkan suatu objek secara statis, maka

naratif mengisahkan suatu kehidupan yang dinamis dalam suatu

rangkaian waktu.

Melalui naratif, seorang penulis memberitahu orang lain sebuah

cerita sebab naratif sering diartikan juga dengan cerita. Sebuah cerita

adalah sebuah penulisan yang mempunyai karakter, masalah, mencoba

untuk memecahkan dan memberikan solusi dari masalah itu. Contoh

bentuk ini adalah cerita pendek (cerpen), novel, cerita bersambung

(cerber), termasuk tulisan atau skenario yang dijadikan bahan

pembuatan film.

Page 42: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

25

Berdasarkan uraian diatas, maka pengertian naratif adalah suatu

bentuk wacana yang sasaran utamanya adalah tindak-tanduk yang

dijalin dan dirangkaikan menjadi sebuah peristiwa yang terjadi dalam

suatu kesatuan waktu. Dengan demikian, naratif adalah bentuk wacana

yang berusaha menggambarkan dengan sejelas-jelasnya kepada

pembaca suatu peristiwa yang telah terjadi.

Adapun di bawah ini unsur-unsur dalam mengarang antara lain:

a. Isi Karangan

Rentetan kalimat yang berkaitan dengan menghubungkan

proposisi yang satu dengan proposisi yang lain untuk membentuk

kesatuan.

b. Organisasi Karangan

Paragraf yang harus tersusun rapi dan alur karangan mudah

diikuti.

c. Penggunaan Bahasa

Pemakaian bahasa yang mengikuti kaidah dibakukan atau

dianggap baku dan pemanfaatan ragam yang tepat dan serasi menurut

golongan penutur dan jenis pemakaian bahasa.

d. Pilihan Kata

Pilihan kata yang tepat dan selaras atau untuk mengungkapkan

gagasan yang diperoleh efek tertentu seperti yang diharapkan.

Pemakaian bahasa sudah sepatutnya menggunakan kosakata yang

dikuasainya dengan tepat. Penggunaan kosakata yang tepat akan

Page 43: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

26

menghasilkan tulisan yang enak dibaca. Sebaliknya, jika penggunaan

kosakata tidak tepat tulisan tidak mustahil akan membingungkan

pembaca.

e. Penggunaan Ejaan dan Tanda Baca

Dalam perkembangannya, bahasa Indonesia menyerap

unsur-unsur dari bahasa lain. Baik dari bahasa daerah, maupun

bahasa asing, seperti sansekerta, Arab, Portugis, Belanda, dan

Inggris.

Berdasarkan taraf integrasinya unsur serapan dalam bahasa

Indonesia dapat dibagi atas tiga golongan besar.

Pertama, unsur yang sudah lama terserap kedalam bahasa

Indonesia yang tidak perlu lagi diubah ejaannya. Kedua, unsur asing

yang belum sepenuhnya terserap kedalam bahasa Indonesia. Ketiga,

unsur yang pengucapannya dan penulisannya disesuaikan dengan

kaidah bahasa Indonesia. Dalam hal ini diusahakan agar ejaan bahasa

asing hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesianya masih

dapat dibandingkan dengan bentuk aslinya.

Pemakaian tanda baca antara lain : (1) tanda titik yang dipakai

pada akhir kalimat yang bukan pertanyaan atau seruan; (2) tanda

koma yang dipakai di anatara unsur-unsur dalam suatu perincian atau

pembilangan; (3) tanda petik yang mengapit petikan langsung yang

berasal dari pembicaraan dan naskah atau bahan tertulis lain.

Page 44: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

27

5. Metode Pembelajaran Round Robin

a. Pengertian Metode Pembelajaran Round Robin

Menurut Muslim Ibrahim (2000: 49) Round Robin adalah suatu tipe

pembelajaran dimana para siswa bergiliran memberikan kontribusi

menjawab pertanyaan dalam sebuah kelompok dalam bentuk tulisan.

Dalam pembelajaran ini guru mengajukan pertanyaan atau tugas yang

memiliki beberapa alternatif jawaban. Satu siswa mulai mengemukakan

pemikiran pikiran, dan giliran mengemukakan pendapat diteruskan

kepada siswa berikutnya, melakukan hal yang sama. Masing-masing

siswa memberikan kontribusi jawaban berlanjut sampai semua orang di

dalam kelompok memiliki kesempatan untuk berbicara.

Metode belajar ini jelas berbeda dengan metode belajar yang

dilakukan secara individu, metode belajar kooperatif dapat mengasah

komunikasi antar siswa dan saling memiliki tanggung jawab atas

pelajaran yang didapat dan tanggung jawab untuk mengajari rekan-

rekan yang lain dalam kelompok. Sesuai dengan teori pendekatan

konstruktivis sosial yang menekankan bahwa individu akan belajar

dengan baik apabila mereka secara aktif mengkonstruksi pengetahuan

dan pemahaman serta menekankan pada konteks sosial dari

pembelajaran dan bahwa pengetahuan itu dibangun dan dikonstruksi

secara bersama (Barison & Dorval dalam Santrock, 2011). Sedangkan

Page 45: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

28

dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia diperlukan ide-ide yang

beragam.

Kagan (2004: 1) menunjukkan bahwa Round Robin adalah mitra lisan

dari Round table: siswa secara bergiliran menyatakan jawaban atau ide,

tanpa mencatatnya. Round robin dapat digunakan dengan anak-anak

yang terlalu muda untuk menulis atau ketika berpartisipasi daripada

produk tujuan

b. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Round Robin

Muslimin Ibrahim menjelaskan pembelajaran kooperatif tipe Round

Robin adalah suatu kegiatan yang mengajarkan siswa bagaimana

menunggu giliran pada saat bekerja dalam kelompok. Adapun

langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe Round Robin

adalah sebagai berikut :

1) Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan jumlah

tiap kelompok 4 – 5 orang siswa.

2) Guru memberikan pengantar pelajaran.

3) Guru mengemukakan suatu ide atau mengajukan suatu pertanyaan

yang mempunyai banyak jawaban.

4) Kemudian guru meminta tiap kelompok untuk mengajukan

pemikiran pikiran.

5) Apabila salah satu kelompok mulai memberikan pemikiran, guru

meminta kelompok kedua untuk mengemukakan pendapat tentang

pemikiran yang diberikan kelompok pertama tadi.

Page 46: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

29

6) Setelah semua kelompok mendapatkan giliran memberikan

pemikiran dan pendapat, guru memberikan penjelasan.

7) Guru memberikan pengargaan kepada tiap kelompok.

Kagan (1994: 2) menyatakan, mengikuti Round Robin dan Round

table, siswa lebih cenderung mencari partisipasi dari semua anggota,

bahkan dalam situasi di mana partisipasi penuh tidak terstruktur. Round

Robin dan Round table sangat efektif dalam menciptakan identitas tim

yang positif dan kemauan untuk bekerja dalam tim. Mereka dapat

digunakan untuk mengatasi resistensi awal untuk bekerja di temas yang

sering ditemukan di ruang kelas terdegradasi, terutama di tingkat

pendampingan. Satu hal yang harus dipahami oleh seorang guru,

Menerapkan Round Robin dalam penerapan struktur, siswa yang

ditempatkan dalam tim harus heterogen, kemampuan yang berbeda dalam

sebuah tim akan membantu meningkatkan pencapaian beberapa siswa

lainnya.

Untuk manfaat Round Robin yang lebih banyak, semua tim akan

dibantu untuk memahami tentang tujuan, teknik, dan pola yang

digunakan dalam proses pembelajaran, anggota heterogen memiliki

pengaruh besar, bagi siswa yang memiliki area kognitif yang baik akan

membantu orang miskin lainnya dengan memberikan lebih banyak

penjelasan, membantu meningkatkan kognitif buruk lainnya akan

berpengaruh pada aktifnya mereka dalam tim. Dan hasil dari tindakan

Page 47: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

30

tersebut, setiap anggota dapat mengembangkan ide-ide dan dapat bekerja

sama.

Dengan demikian dalam, Round Robin sebagai metode berbagi di

antara rekan satu tim akan memberikan poin lebih positif seperti

meningkatkan menulis siswa, melatih siswa untuk bertanggung jawab

atas tugas yang diberikan, memberikan motivasi kepada siswa untuk

mendapatkan pembelajaran yang sukses dan juga meningkatkan

kepercayaan diri siswa.

c. Kelebihan Dan Kekurangan Metode Pembelajaran Round Robin

Lebih lanjut Muslimin Ibrahim menjelaskan ada beberapa

keunggulan pembelajaran kooperatif tipe Round Robin, yaitu :

1) Pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan

berbagi bersama teman kelompok.

2) Mengembangkan interaksi antar siswa yang dapat

menumbuhkan kekompakkan, sehingga dapat memperbaiki hasil

belajar siswa.

3) Hasil belajar siswa menjadi lebih meningkat.

4) Dapat menjadikan siswa berbicara tanpa henti.

5) Dapat mengendalikan perilaku dalam kelompok.7

Selain keunggulan, pembelajaran kooperatif tipe Round Robin juga

memiliki kelemahan, yaitu :

1) Belajar kelompok memerlukan keterampilan-keterampilan tertentu yang

belum pernah dipelajari sebelumnya.

Page 48: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

31

2) Jalannya diskusi kelompok dapat dikuasai (didominasi) oleh beberapa

siswa yang “menonjol”.

3) Sering terjadi dalam diskusi kelompok siswa kurang berani

mengemukakan pendapatnya.

B. Kerangka Pikir

Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yaitu menyimak,

berbicara, membaca, dan menulis. Salah satu aspek dalam penelitian ini yaitu

menulis. Kegiatan dalam menulis meliputi mengekspresikan ide, gagasan,

pikiran atau perasaan yang dimiliki ke dalam bentuk tulisan ataupun karangan

yang dapat dipahami oleh orang lain. Kegiatan membuat karangan dapat

dipengaruhi oleh imajinasi dan perasaan pengarang. Oleh karena itu, kegiatan

menulis karangan merupakan kegiatan yang tidak mudah, tetapi sangat penting

untuk diajarkan kepada siswa. Menulis karangan merupakan kompetensi dasar

yang harus dicapai dalam pembelajaran siswa kelas VII SMP PGRI

Barembeng. Dalam hal ini, siswa sebagai subjek penelitian dituntut untuk

menulis pengalaman pribadi secara bertahap. Menulis pengalaman pribadi ini

diawali dengan mengungkapkan ide atau gagasan. Hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam menulis pengalaman pribadi yaitu kesesuaian dan kejelasan

isi cerita, kelengkapan unsur cerita (5W+1H), penggunaan diksi, penggunaan

ejaan dan tanda baca, keefektifan kalimat, keterpaduan makna gramatikal antar

kalimat dan antar paragraf, dan kerapian tulisan.

Umumnya siswa SMP mengalami kesulitan dalam menemukan ide yang

tepat untuk menulis pengalaman pribadi dan mengorganisasikannya. Selain itu,

Page 49: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

32

belum adanya penggunaan metode yang bervariasi terhadap pembelajaran

menulis paragraf naratif di sekolah. Salah satu cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengatasi hal tersebut dengan menggunakan metode

pembelajaran menulis paragraf naratif dalam pembelajaran menulis paragraf

naratif menggunakana penelitian tindakan kelas melalui dua siklus yang akan

diketahui setelah dilakukan penelitia. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

bagan kerangka pikir di bawah ini :

Page 50: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

33

Bagan Kerangka Pikir

Menyimak Membaca Menulis Berbicara

Paragraf Naratif

Keterampilan Berbahasa

Pengembangan

Gagasan

Kelengkapan Unsur

cerita (5W + 1H)

Kesesuaian dan

Kejelasan Isi Cerita Aspek

Kebahasaan

Kerapian

Tulisan

Penerapan Metode

Pembelajaran Round

Robin

Siklus I dan Siklus II

Analisis

Hasil

Siswa Kelas VII SMP

PGRI Barembeng

Page 51: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

34

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas, hipotesis dalam tindakan ini adalah jika

guru menggunakan metode pembelajaran Round Robin dalam pembelajaran

menulis paragraf naratif, maka keterampilan menulis pengalaman pribadi siswa

kelas VII SMP PGRI BAREMBENG dapat meningkat.

Page 52: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (Classroom Action

Research). Mc Niff (dalam Arikunto, dkk. 2008:16) menyatakan bahwa

penelitian tindakan dalam pendidikan merupakan sebuah metode kualitatif

yang mendorong para praktisi (pengajar/guru) menjadi lebih reflektif dalam

praktik mengajar, dengan tujuan lebih meningkatkan/memperbaiki sistem

mengajarnya. Penelitian ini mengikuti model Kemmis dan McTaggart yang

terdiri dari perencanaan (planning), tindakan (acting), observasi (observing),

dan refleksi (reflecting). Penelitian tindakan kelas ini dilakukan dengan dua

siklus, yaitu proses siklus I dan diklus II. Siklus I bertujuan untuk mengetahui

keterampilan menulis pengalaman pribadi siswa pada awal tindakan penelitian.

Siklus ini sekaligus dipakai sebagai refleksi untuk melakukan siklus II. Siklus II

digunakan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menulis pengalaman

pribadi siswa setelah melakukan perbaikan-perbaikan terhadap pelaksanaan

proses belajar-mengajar yang didasarkan pada siklus I.

B. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian

1. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kelas VII SMP PGRI Barembeng.

2. Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan penelitian ini selama kurang lebih tiga bulan, dengan

pelaksanaan pada bulan maret hingga mei 2020.

Page 53: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

36

3. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII SMP PGRI

Barembeng dengan jumlah siswa 30 orang siswa.

C. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel terikat

dan variabel bebas. Variabel terikatnya yaitu menulis paragraf naratif,

sedangkan variabel bebasnya yaitu metode pembelajaran Round Robin.

1. Kemampuan menulis paragraf naratif

Kalimat yang disusun untuk menjelaskan ide pokok. Terdapat

banyak cara dalam merangkai kalimat-kalimat supaya menjadi

paragraf yang mudah difaham

2. Metode Pembelajaran Round Robin

Round Robin adalah suatu tipe pembelajaran dimana para siswa

bergiliran memberikan kontribusi menjawab pertanyaan dalam

sebuah kelompok dalam bentuk tulisan. Dalam pembelajaran ini

guru mengajukan pertanyaan atau tugas yang memiliki beberapa

alternatif jawaban.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dibagi menjadi empat pertemuan dalam setiap

siklus. Pertemuan pertama adalah fokus pada tenses (past tense dan

present continuous tense), pertemuan kedua fokus pada paragraf naratif.

Guru juga membagi kelas menjadi 4-5 anggota kelompok, setiap anggota

kelompok harus memiliki kompetensi kognitif yang heterogen dan

Page 54: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

37

melakukan penulisan Round Robin. Pertemuan ketiga, mengatur ulang

anggota kelompok dan kemudian siswa menyusun esai menggunakan

Metode Round Robin, dan yang terakhir adalah evaluasi. Alokasi waktu

untuk setiap pertemuan adalah 70 menit.

1. Siklus 1

a. Perencanaan

1) Menganalisa kurikulum bahasa indonesia untuk SMP VII.

2) Mengklasifikasikan bahan berdasarkan kurikulum dan buku

pegangan.

3) Membuat skenario pembelajaran. Dan memutuskan untuk

menggunakan Metode Round Robin dalam mengajar menulis.

4) Membuat lembar observasi untuk mencatat proses pembelajaran.

5) Membuat alat evaluasi untuk mengevaluasi kemampuan siswa.

b. Pelaksanaan

1) Memotivasi siswa untuk meningkatkan minat mereka dalam

proses pembelajaran.

2) Guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang tata bahasa

(past tense dan present tense).

3) Siswa diminta untuk menulis kalimat dalam bentuk lampau dan

bentuk kontinu saat ini.

4) Guru memberikan penjelasan kepada kelas tentang teks dan

contoh naratif.

5) Siswa diminta untuk menulis teks naratif satu per satu.

Page 55: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

38

6) Guru membagi kelas beberapa kelompok. Setiap kelompok harus

terdiri sekitar 4-5 siswa dan anggota kelompok harus memiliki

kompetensi kognitif heterogen.

7) Guru menyerahkan beberapa topik melalui lotere ke setiap

kelompok.

8) Grup diminta untuk menulis paragraf pendek (jumlah kalimat

harus sama dengan jumlah grup).

2. Siklus 2

a. Perencanaan

1) Belajar tentang kurikulum Bahasa indonesia untuk SMP VII

2) Mengklasifikasikan latihan berdasarkan kurikulum dan buku

pegangan

3) Membuat skenario pembelajaran dan masih menerapkan Metode

Round Robin sebagai alat dalam mengajar menulis.

4) Membuat lembar observasi untuk mencatat proses pembelajaran.

5) Membuat alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa.

b. Pelaksaan

1) Ulasan guru tentang pelajaran yang telah dilakukan (tata bahasa

berfokus pada masa lalu yang sederhana dan esai naratif yang

kontinu saat ini)

2) Kelompok siswa diminta untuk menulis esai naratif dengan tema

yang berbeda.

Page 56: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

39

c. Evaluasi

1) Guru mengevaluasi langkah-langkah tindakan dengan

menggunakan lembar observasi.

d. Merefleksikan.

Ada tiga sumber data yang berlaku dalam penelitian ini. Mereka:

1) Data diperoleh dari kemajuan penulisan siswa untuk setiap siklus.

2) Data diperoleh dari lembar observasi. Ini adalah tentang situasi

belajar dan mengajar sepanjang perawatan (tindakan, observasi

dan refleksi).

3) Data diperoleh dari komposisi akhir siswa untuk setiap siklus.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen dalam penelitian ini ada dua, yaitu instrumen tes dan non tes.

Isntrumen tes meliputi aspek-aspek dan kriteria penilaian dalam menulis

pengalaman pribadi. Sedangkan instrumen nontes meliputi observasi.

Tabel 3.1 Aspek Penskoran Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi

No. Aspek Penilaian Skala Nilai

Bobot Skor 1 2 3 4 5

1. Pengembangan gagasan (ide) 4 20

2. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita

4 20

3. Kelengkapan unsur cerita

- (5W + 1H)

6 30

4. Aspek kebahasaan

- Pengembangan paragraf

- Penyusunan kalimat

4 20

Page 57: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

40

efektif

- Ketepatan diksi

- EYD

5. Kerapian tulisan 2 10

Jumlah 20 100

(Sumber: Dewi, 2011:52)

Penetapan bobot dalam penilaian skor yang ditentukan oleh peneliti antara

aspek satu dengan aspek yang lainnya tidak sama. Hal ini dikarenakan peneliti

menyesuaikan penelitian berdasarkan kompetensi dasar yang harus dicapai

siswa yaitu menulis paragraf naratif dengan bahasa yang baik dan benar.

Peneliti penetapkan bobot pada aspek pengembangan gagasan (ide) 5, aspek

kesesuaian dan kejelasan isi cerita 5, aspek kelengkapan unsur 5, aspek

kebahasaan 5, dan aspek kerapian tulisan 5.

Tabel 3.2 Kriteria Penilaian Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi

No. Aspek yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor

1. Pengembangan gagasan a. Padat informasi, penalaran

logis, dan tuntas.

b. Padat informasi, penalaran

logis, dan kurang tuntas.

c. Informasi cukup, penalaran

logis, dan kurang tuntas.

d. Informasi kurang, penalaran

kurang logis, dan kurang

tuntas,

e. Informasi tidak jelas,

penalaran tidak logis, dan

tidak tuntas.

5

4

3

2

1

2. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita

a. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita sangat sesuai.

b. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita sesuai.

5

4

3

Page 58: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

41

c. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita cukup sesuai.

d. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita kurang sesuai.

e. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita tidak sesuai.

2

1

3.

a. Kelengkapan unsur cerita

(5W+1H)

b. Unsur kelengkapan menulis

paragraph naratif berkurang

1.

c. Unsur kelengkapan menulis

pengalaman pribadi

berkurang 2.

d. Unsur kelengkapan menulis

pengalaman pribadi

berkurang 3.

e. Unsur kelengkapan menulis

cerita berkurang 4.

5

4

3

2

1

4. Aspek kebahasaan

(pengembangan paragraf,

penggunaan ejaan dan tanda

baca, pilihan kata, kalimat

efektif, dan EYD)

a. Aspek kebahasaan yang

digunakan sangat

sempurrna, sangat sesuai,

dan tidak ada kesalahan.

b. Aspek kebahasaan yang

digunakan sempurna, sesuai,

dan tidak ada kesalahan.

c. Aspek kebahasaan yang

digunakan sempurna, sesuai,

dan sedikit kesalahan.

d. Aspek kebahasaan yang

digunakan kurang sempurna,

kurang sesuai, dan sedikit

kesalahan.

e. Aspek kebahasaan yang

digunakan tidak sempurna,

tidak sesuai, dan banyak

kesalahan.

5

4

3

2

1

5. Kerapian tulisan a. Tulisan terbaca jelas dan

tidak ada coretan.

b. Tulisan terbaca dan sedikit

coretan.

c. Tulisan terbaca dan terdapat

coretan.

d. Tulisan tidak terbaca dan

5

4

3

Lanjutan Tabel 3.2

Kelengkapan unsur cerita

Page 59: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

42

tidak ada coretan.

e. Tulisan tidak terbaca dan

banyak coretan.

2

1

Rumus:

x 100

Keterangan:

Hal pertama yang dilakukan dalam menghitung nilai yaitu mengalikan skor

tiap aspek dengan bobot tiap aspek. Kemudian untuk mendapatkan nilai akhirnya,

dengan cara menjumlahkan hasil perkalian dari setiap aspek tersebut dan dibagi

skor maksimal yaitu 100, kemudian dikalikan seratus untuk mendapatkan nilai

yang bulat.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa

mengetahui metode pengumpulan data maka peneliti tidak akan mendapatkan

data yang memenuhi standar data yang ditetapkan (Sugiyono, 2010:308).

Teknik pengumpulan data merupakan cara yang dilakukan dalam

mengumpulkan data yang berkaitan dengan penelitian ini. Teknik yang

digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes dan

observasi.

1. Observasi

Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antara yang

(Sumber: Khanifa, 2011:56)

Page 60: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

43

terpenting adalah proses-proses mengamati dan ingatan (Sutrisno Hadi

dalam Sugiyono, 2010:203).

Pengamatan dilaksanakan dengan mengamati kegiatan (tindakan) yang

dilakukan siswa dengan mengacu pada pedoman observasi. Peneliti

mengobservasi siswa dengan mencatat perilaku-perilaku siswa akibat

tindakan-tindakan guru dalam kegiatan pembelajaran.

2. Tes

Tes dalam penelitian ini dilaksanakan yaitu dengan tes

kinerja/perbuatan. Hasil nilai tes ini diperoleh dengan mengamati siswa

selama proses pembelajaran menulis pengalaman pribadi dengan

menggunakan metode pembelajaran Round Robin.

Penilaian keterampilan menulis pengalaman pribadi dalam penelitian

ini meliputi beberapa aspek pengamatan. Aspek pengamatan tersebut yaitu,

1) pengembangan gagasan (ide), 2) kesesuaian isi dan kejelasan cerita, 3)

kelengkapan unsur cerita (5W+1H), 4) aspek kebahasaan, dan 5) kerapian

tulisan.

G. Teknik Analisis Data

Menurut Sanjaya (2010:106), analisis data adalah suatu proses mengolah

dan menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai

informasi dengan tujuan dan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang

jelas sesuai tujuan penelitian. Analisis data penelitian tindakan kelas ini berupa

deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Page 61: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

44

Analisis data kualitatif diperoleh dari data observasi. Hasil analisis data

secara kualitatif ini digunakan untuk melihat perubahan perilaku siswa pada

siklus I dan siklus II, serta melihat efektivitas penggunaan model pembelajaran

menulis imajinatif untuk meningkatkan kemampuan menulis pengalaman

pribadi siswa.

Analisis data kuantitatif diperoleh dari hasil tes yang dilakukan siswa

selama proses pembelajaran. Selanjutnya dicari rata-rata (mean) nilai dari

keseluruhan siswa. Untuk menghitung rata-rata (mean) siswa dapat digunakan

rumus perhitungan dari Sugiyono (dalam Rahman, 2016:92):

1. Merekap skor yang diperoleh siswa

2. Menghitung skor komulatif dari tiap-tiap aspek

3. Menghitung skor rata-rata

Rata-rata ini dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

x 100

Keterangan:

X : Skor yang diperoleh

∑x : Jumlah

n : Banyak data/ jumlah data

Hasil perhitungan nilai siswa dari masing-masing tes ini kemudian

dibandingkan, yaitu antara siklus I dan siklus II. Hasil ini akan memberikan

gambaran mengenai peningkatan kompetensi siswa dalam menulis pengalaman

pribadi dengan menggunakan metode pembelajaran Round Robin.

Tabel 3.3 Kategori Penilaian Kemampuan Menulis Pengalaman Pribadi

No. Nilai Kategori

1. 85-100 Sangat baik

2. 75-84 Baik

Page 62: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

45

3. 51-74 Cukup baik

4. 0-50 Kurang baik

Sumber: Buku Panduan Magang 3 FKIP Unismuh (2018:32)

Nilai yang dicapai siswa nantinya akan dikategorikan menjadi empat,

yaitu sangat baik, baik, cukup baik, dan kurang baik. Siswa yang mencapai

nila antara 85-100 dikategorikan berhasil dengan sangat baik. Siswa yang

mencapai nilai antara 75-84 dikategorikan berhasil dengan baik. Siswa yang

mencapai nilai antara 51-74 dikategorikan berhasil cukup baik. Sedangkan

siswa yang mencapai nilai di bawah 50 dikategorikan kurang baik.

H. Kriteria Keberhasilan

Siswa dikatakan sudah mencapai ketuntasan jika nilai yang diperoleh sudah

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) ≥75 dengan rentang antara

1-100. Kelas dikatakan sudah mencapai ketuntasan jika banyaknya siswa yang

mencapai KKM ≥ 85% dari keseluruhan jumlah siswa

Page 63: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian tindakan kelas ini berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes

meliputi hasil pembelajaran menulis paragraf naratif dengan menggunakan

Metode Round Robin pada siklus I dan siklus II. Hasil penelitian siklus I

merupakan kondisi awal siswa dalam menulis paragraf naratif dengan

menggunakan Metode Round Robin. Sedangkan hasil tes siklus II merupakan

perbaikan kemampuan menulis paragraf naratif dengan menggunakan Metode

Round Robin siswa kelas VII SMP PGRI Barembeng setelah mengikuti

pembelajaran menulis paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round

Robin pada siklus I. Hasil nontes dapat dilihat dari hasil deskripsi kegiatan

observasi yang diuraikan dalam bentuk deskripsi data kualitatif.

1. Hasil Penelitian Siklus I

a. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan Metode Round Robin

1) Perencanaan

Setelah dilakukan diskusi bersama guru untuk merancang

tindakan yang dilakukan pada siklus I berdasarkan masalah yang ada.

Pada tahap perencanaan ini bertujuan untuk merencanakan penelitian

tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan keterampilan

menulis paragraf naratif siswa. Pengamatan juga dilakukan melalui

tanggapan siswa yang terlihat dari suasana kelas selama tindakan

Page 64: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

47

siklus I berlangsung yang dilakukan secara bertahap dengan

menganalisa kurikulum bahasa indonesia untuk SMP kelas VII,

mengklasifikasikan bahan berdasarkan kurikulum dan buku

pegangan, selanjutnya membuat skenario pembelajaran dan

memutuskan untuk menggunakan Metode Round Robin dalam

mengajar menulis. Kemudian membuat lembar observasi untuk

mencatat proses pembelajaran dan membuat alat evaluasi untuk

mengevaluasi kemampuan siswa.

2) Pelaksanaan tindakan

Pelaksanaan tindakan dengan metode pembelajaran Round

Robin diharapkan dapat meningkatkan aspek yang masih kurang.

Pada siklus I guru memulai pembelajaran dengan melakukan

apresiasi mengengai pembelajaran yang dilaksanakan guru. Guru

menjelaskan metode pembelajaran Round Robin dan

implementasinya pada saat pembelajaran berlangsung.

Memotivasi siswa untuk meningkatkan minat mereka dalam

proses pembelajaran, setelah guru memberikan penjelasan kepada

siswa tentang tata bahasa (past tense dan present tense). Siswa

diminta untuk menulis kalimat dalam bentuk lampau dan bentuk

kontinu saat ini.

Guru memberikan penjelasan kepada kelas tentang teks dan

contoh naratif. Setelah guru memberikan penjelasan Siswa diminta

untuk menulis teks naratif satu per satu Guru membagi kelas

Page 65: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

48

beberapa kelompok. Setiap kelompok harus terdiri sekitar 4-5 siswa

dan anggota kelompok harus memiliki kompetensi kognitif

heterogen.

Guru menyerahkan beberapa topik melalui lotere ke setiap

kelompok atau grup diminta untuk menulis paragraf pendek

(jumlah kalimat harus sama dengan jumlah grup).

Hasil tes menulis paragraf naratif pada siklus I merupakan data awal

digunakannya Metode Round Robin. Kriteria penilaian pada siklus I

yaitu siswa dapat menulis paragraf naratif melalui objek pandang

berupa gambar sesuai dengan imajinasinya sendiri-sendiri dengan

memperhatikan pengembangan gagasan, kesesuaian dan kejelasan

unsur cerita, kelengkapan unsur cerita (5W + 1H), aspek kebahasaan,

dan kerapian tulisan. Hasil tes pembelajaran menulis paragraf naratif

dengan menggunakan Metode Round Robin pada siklus I dapat dilihat

pada tabel berikut.

Tabel 4.1 Hasil Tes Kemampuan Menulis paragraf naratif Siklus I

No. Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor Ketuntasan

1. Sangat Baik 85-100 - -

9 siswa telah

mencapai

KKM

2. Baik 75-84 9 693

3. Cukup Baik 51-74 24 1406

4. Kurang Baik 0-50 2 98

Jumlah 35 2195

Nilai Rata-Rata

Tabel 4.1 menunjukkan hasil tes menulis paragraf naratif dengan

menggunakan Metode Round Robin pada siklus I. Dari tabel tersebut

7,6235

2195

Page 66: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

49

ditunjukkan tidak ada siswa yang mencapai nilai dengan kategori sangat baik

dengan rentang nilai 85-100. Kategori baik dengan rentang nilai 75-84

terdapat 9 siswa yang mencapai kategori tersebut. Untuk kategori cukup

dengan rentang nilai 51-74 dicapai sebanyak 26 siswa. Sementara untuk

kategori kurang baik dengan rentang nilai 0-50 dicapai sebanyak 2 siswa.

Nilai rata-rata kelas kemampuan menulis paragraf naratif dengan

menggunakan Metode Round Robin sebesar 62,7 dan termasuk dalam

kategori cukup. 85% siswa juga belum mencapai KKM yaitu 75. Jadi, target

untuk rata-rata kelas sebesar 75 dengan kategori baik belum dapat dicapai.

Untuk itu, dilakukan tindak lanjut dengan dilakukannya pembelajaran pada

siklus II. Tindak lanjut tersebut bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran

pada siklus I agar target rata-rata kelas sebesar 75 dan 85% siswa dapat

mencapai KKM dengan baik.

Penilaian pada siklus I ini dilakukan dengan menjumlahkan setiap skor

dari lima aspek penilaian menulis paragraf naratif, meliputi pengembangan

(5W + 1H), aspek kebahasaan, dan kerapian tulisan. Masing-masing penilaian

setiap aspek akan dijabarkan sebagai berikut.

Tabel 4.2 Hasil Tes Aspek Pengembangan Gagasan (Ide) Siklus I

No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Skor Rata-Rata

Skor Persen (%)

1. Sangat Baik 5 3 15

= 66,85

(Kategori

2. Baik 4 14 56

3. Cukup 3 10 30

4. Kurang 2 8 16

44.335

117

100355

117

X

Page 67: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

50

5. Sangat Kurang 1 - - Cukup)

Jumlah 35 117

Tabel 4.2 menunjukkan nilai aspek pengembangan gagasan. Berdasarkan

tabel 4.2 tersebut, terdapat 3 siswa yang sudah mencapai kategori sangat baik

dengan skor 15. Sebanyak 14 siswa mendapat skor 4 dengan kategori baik.

Adapun untuk kategori cukup dengan skor 3 dicapai sebanyak 10 siswa.

Sementara itu kategori kurang dengan skor 2 dicapai oleh 8 siswa dan tidak

ada siswa yang mendapat nilai sangat kurang dengan skor 1.

Aspek pengembangan gagasan (ide) dalam menulis paragraf naratif ini

memperoleh nilai rata-rata 3,44 atau sebesar 66,85. Nilai rata-rata tersebut

masuk dalam kategori cukup dengan rentang nilai 51-74. Nilai rata-rata

tersebut belum memenuhi target yang ingin dicapai. Oleh karena itu, peneliti

harus meningkatkan nilai rata-rata atau skor dalam aspek pengembangan

gagasan (ide) yang dicapai siswa.

Tabel 4.3 Hasil Tes Aspek Kesesuaian dan Kejelasan Isi Cerita Siklus I

No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Skor

Rata-Rata

Skor Persen

(%)

1. Sangat Baik 5 4 20

= 69.14

(Kategori

Cukup)

2. Baik 4 13 52

3. Cukup 3 13 39

4. Kurang 2 5 10

5. Sangat Kurang 1 - -

Jumlah 35 121

03.435

121

100355

121X

X

Page 68: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

51

Tabel 4.3 menunjukkan nilai aspek kesesuaian dan kejelasan isi

ceritayang dinilai dari sisi keterampilan pemilihan kata. Berdasarkan tabel 4.3

tersebut, terdapat 4 siswa yang sudah mencapai kategori sangat baik dengan

skor 5. Sebanyak 13 siswa mendapat skor 4 dengan kategori baik. Adapun

untuk kategori cukup dengan skor 3 dicapai sebanyak 13 siswa. Sementara itu

kategori kurang dengan skor 2 dicapai oleh 5 siswa dan tidak ada siswa yang

mendapat nilai sangat kurang dengan skor 1.

Aspek kesesuaian dan kejelasan isi cerita dalam menulis paragraf naratif

ini memperoleh nilai rata-rata 4,03 atau sebesar 69,14 Nilai rata-rata tersebut

masuk dalam kategori cukup dengan rentang nilai 51-74. Nilai rata-rata

tersebut belum memenuhi target yang ingin dicapai. Oleh karena itu, peneliti

harus meningkatkan nilai rata-rata atau skor dalam aspek kesesuaian dan

kejelasan isi cerita yang dicapai siswa.

Tabel 4.4 Hasil Tes Aspek Kelengkapan Unsur Cerita (5W + 1H) Siklus I

No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Skor Rata-Rata

Skor Persen (%)

1. Sangat Baik 5 - -

= 58.85

(Kategori

Cukup)

2. Baik 4 4 16

3. Cukup 3 25 75

4. Kurang 2 6 12

5. Sangat Kurang 1 - -

Jumlah 35 103

94.235

103

100355

103X

X

Page 69: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

52

Tabel 4.4 menunjukkan nilai aspek kelengkapan unsur cerita.

Berdasarkan tabel 4.4 tersebut, tidak ada siswa yang mampu mencapai

kategori sangat baik dengan skor 5. Sebanyak 4 siswa mendapat skor 4 dengan

kategori baik. Adapun untuk kategori cukup dengan skor 3 dicapai sebanyak

25 siswa. Sementara itu kategori kurang dengan skor 2 dicapai oleh 6 siswa

dan tidak ada siswa yang mendapat nilai sangat kurang dengan skor 1.

Aspek kelengkapan unsur cerita dalam menulis paragraf naratif ini

memperoleh nilai rata-rata 2,94 atau sebesar 58,85. Nilai rata-rata tersebut

masuk dalam kategori cukup dengan rentang nilai 51-74. Nilai rata-rata

tersebut belum memenuhi target yang ingin dicapai. Oleh karena itu, peneliti

harus meningkatkan nilai rata-rata atau skor dalam aspek kelengkapan unsur

cerita yang dicapai siswa.

Tabel 4.5 Hasil Tes Aspek Kebahasaan Siklus I

No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Skor

Rata-Rata

Skor Persen

(%)

1. Sangat Baik 5 2 10

= 57,14

(Kategori

Cukup)

2. Baik 4 7 28

3. Cukup 3 12 36

4. Kurang 2 12 24

5. Sangat Kurang 1 2 2

Jumlah 35 100

Tabel 4.5 menunjukkan nilai aspek kebahasaan. Berdasarkan tabel 4.5

tersebut, hanya 2 siswa yang mampu mencapai kategori sangat baik dengan

85,235

100

100355

100

X

Page 70: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

53

skor 5. Sebanyak 7 siswa mendapat skor 4 dengan kategori baik. Adapun

untuk kategori cukup dengan skor 3 dicapai sebanyak 12 siswa. Sementara itu

kategori kurang dengan skor 2 dicapai oleh 12 siswa dan 2 siswa yang

mendapat nilai sangat kurang dengan skor 1.

Aspek kebahasaan dalam menulis paragraf naratif ini memperoleh nilai

rata-rata 2,85 atau sebesar 57,14. Nilai rata-rata tersebut masuk dalam kategori

cukup dengan rentang nilai 51-74. Nilai rata-rata tersebut belum memenuhi

target yang ingin dicapai. Oleh karena itu, peneliti harus meningkatkan nilai

rata-rata atau skor dalam aspek kebahasaan yang dicapai siswa.

Tabel 4.6 Hasil Tes Aspek Kerapian Tulisan Siklus I

No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Skor

Rata-Rata

Skor Persen

(%)

1. Sangat Baik 5 - -

= 60.57

(Kategori

Cukup)

2. Baik 4 8 32

3. Cukup 3 20 60

4. Kurang 2 7 14

5. Sangat Kurang 1 - -

Jumlah 35 106

Tabel 4.6 menunjukkan nilai aspek kerapian tulisan. Berdasarkan tabel

4.6 tersebut, tidak ada siswa yang mampu mencapai kategori baik dengan skor

5. Sebanyak 8 siswa mendapat skor 4 dengan kategori baik. Adapun untuk

kategori cukup dengan skor 3 dicapai sebanyak 20 siswa. Sementara itu

kategori kurang dengan skor 2 dicapai oleh 7 siswa dan tidak ada siswa yang

mendapat nilai sangat kurang dengan skor 1.

02.335

106

57.60355

106

X

Page 71: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

54

Aspek kerapian tulisan dalam menulis paragraf naratif ini memperoleh

nilai rata-rata 3,02 atau sebesar 60,57. Nilai rata-rata tersebut masuk dalam

kategori cukup dengan rentang nilai 51-74. Nilai rata-rata tersebut belum

memenuhi target yang ingin dicapai. Oleh karena itu, peneliti harus

meningkatkan nilai rata-rata atau skor dalam aspek kerapian tulisan yang

dicapai siswa.

Hasil skor rata-rata tes kemampuan menulis paragraf naratif dengan

menggunakan Metode Round Robin pada siklus I dari lima aspek penelitian

tes menulis paragraf naratif dapat di lihat dengan jelas dalam diagram berikut.

Diagram 4.1 Hasil Tes Kemampuan Menulis Paragraf Naratif Siklus 1

Dari diagram diatas, diketahui dai hasil tes menulis paragraph naratif dengan

menggunakan metode Round robin pada siklus I yang dinilai dari standar KKM 75,

dan dinilai dari beberapa aspek yaitu, hasil tes aspek pengembangan gagasan yang

hanya memperoleh nilai rata-rat 3,44 atau sebesar 66,88 dalam kategori cukup,

65,33 69.14

57,33 54,66 60.57

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1 2 3 4 5

Hasil Penelitian Tes Siklus I

Page 72: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

55

sedangkan dari aspek kesusaian dan kejelasan isi cerita memperoleh nilai rata-rat

4,03 atau sebesar 69,14. Selanjutnya dari segi aspek kelengkapan unsur cerita

dalam menulis paragraf naratif ini memperoleh nilai rata-rata 2,94 atau sebesar

58,85, dan aspek kerapiaan tulisan memperoleh nilai rata-rata 3,02 atau sebesar

60,57 dari seluruh aspek yang di nilai rata-rata keseluruhan belum mencapai KKM

75 yang dilakukan pada tahap siklus I dan untuk mencapai KKM dilakukan

penelitian ulang dengan metode yang sama pada siklus II.

c. Observasi

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran

menulis paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round Robin

siswa kelas VII SMP PGRI Barembeng. Observasi terhadap siswa saat

pembelajaran meliputi dua aspek perilaku, yaitu perilaku positif dan

perilaku negatif. Pada siklus I ini, terdapat beberapa perilaku siswa yang

dapat terdeskripsi melalui observasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan

mengidentifikasi setiap aspek yang telah di observasi oleh peneliti

dengan bantuan seorang teman.

Aspek pertama, yaitu siswa memperhatikan penjelasan guru dan

tidak melakukan kegiatan yang tidak perlu (berbicara dengan teman,

melamun, tertidur). Perhatian siswa terhadap penjelasan guru dikatakan

sangat baik atau sebesar 100%. Semua siswa tampak memperhatikan

penjelasan guru dalam mengikuti pembelajaran menulis paragraf

naratif.

Page 73: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

56

Aspek kedua, yaitu siswa aktif dalam menanggapi penjelasan guru

saat proses pembelajaran. Tanggapan siswa terhadap penjelasan guru

dikatakan sangat baik atau sebesar 100%, semua siswa tampak

menanggapi penejelasan guru selama proses pembelajaran.

Aspek ketiga, yaitu keaktifan siswa mengajukan pertanyaan seputar

pembelajaran. Hasil dari observasi di kelas, hanya terdapat 14 siswa

yang aktif mengajukan pertanyaan mengenai materi yang disampaikan

oleh guru.

Aspek keempat, yaitu keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan

yang diajukan guru. Dari 35 siswa, hanya 18 siswa yang aktif dalam

menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru. Sedangkan 17 siswa

memilih pasif saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung.

Aspek kelima, yaitu perhatian siswa terhadap objek gambar yang

ditampilkan guru. Perhatian siswa terhadap objek yang ditampilkan

guru dikatakan sangat baik atau sebesar 100%, semua siswa tampak

memperhatikan objek yang ditampilkan oleh guru dalam proses

pembelajaran.

Aspek keenam, yaitu kesungguhan siswa dalam mengerjakan tugas

menulis paragraf naratif. Siswa menulis paragraf naratif dengan baik

dan penuh konsentrasi. Pada aspek ini terlihat hanya 25 siswa yang

dengan baik dan penuh konsentrasi mengerjakan tugas menulis paragraf

naratif. Sedangkan 10 siswa masih melihat pekerjaan temannya dan

juga mengganggu teman sebelahnya.

Page 74: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

57

Berdasarkan pengamatan peneliti dan dibantu seorang peneliti

selama pembelajaran menulis paragraf naratif dapat disimpulkan bahwa

perilaku negatif siswa masih ada selama pembelajaran berlangsung.

Sikap negatif yang muncul dimungkinkan karena model pembelajaran

yang diterapkan oleh guru atau peneliti merupakan hal baru bagi mereka

sehingga perlu proses untuk menyesuaikan. Oleh karena itu, perlu

dilakukan tindakan agar dapat mengurangi dan menghilangkan sikap

negatif siswa saat pembelajaran berlangsung. Hal ini menjadi tugas guru

atau peneliti pada siklus II untuk melakukan suatu cara agar perilaku

negatif tersebut dapat dikurangi. Rencana pembelajaran pada siklus II

tentunya harus lebih matang dan lebih baik lagi agar perilaku belajar

siswa yang negatif menjadi positif. Untuk mengetahui hasil observasi

siswa pada tahap siklus I dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut.

Tabel 4.7 Hasil Observasi Siklus I

No Kode

Res

Kategori Perilaku Siswa Aspek yang Diamati

1 2 3 4 5 6

1 R1 + + - - + - 1. Perhatian siswa

terhadap

penjelasan guru.

2. Tanggapan siswa

terhadap

penjelasan guru.

3. Keaktifan siswa

mengajukan

pertanyaan

seputar

pembelajaran.

o Keaktifan

mendengarkan

penjelasan

o Keaktifan

siswa dalam

mengerjakan

tugas

o Keaktifan

2 R2 + + - + + +

3 R3 + + + + + +

4 R4 + + - - + +

5 R5 + + - - + -

6 R6 + + - - + +

7 R7 + + - - + +

8 R8 + + - + + +

9 R9 + + - - + +

10 R10 + + + + + +

11 R11 + + - + + +

12 R12 + + - + + +

13 R13 + + - + + -

14 R14 + + - - + +

Page 75: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

58

d. Refleksi Siklus I

Pembelajaran menulis paragraf naratif dengan menggunakan

Metode Round Robin pada siklus I belum mencapai nilai rata-rata

minimum. Hal ini terlihat dari hasil tes siswa yang baru mencapai

nilai rata-rata 62,71 sehingga siswa belum bisa dikatakan lulus

karena batas nilai rata-rata minimum adalah 75. Siswa yang telah

mencapai nilai ketuntasan belajar sebanyak 9 siswa dan yang belum

tuntas sebanyak 26 siswa. Siswa yang telah mencapai nilai

ketuntasan belajar disebabkan siswa tersebut telah menerapkan

materi yang diperoleh tentang langkah-langkah menulis paragraf

15 R15 + + + - + + 4. Keaktifan siswa

dalam menjawab

pertanyaan yang

diajukan guru.

5. Perhatian siswa

terhadap objek

gambar yang

ditampilkan

guru.

6. Kesungguhan

siswa dalam

mengerjakan

tugas menulis

paragraf naratif

siswa dalam

menulis

paragraf naratif

Keterangan:

Sikap Positif (+)

Sikap Negatif (-)

.

16 R16 + + - - + -

17 R17 + + - - + -

18 R18 + + + - + +

19 R19 + + - + + +

20 R20 + + - - + +

21 R21 + + + - + +

22 R22 + + + + + -

23 R23 + + - + + +

24 R24 + + - + + -

25 R25 + + + + + +

26 R26 + + - - + -

27 R27 + + + + + +

28 R28 + + + + + +

29 R29 + + + + + +

30 R30 + + - + + +

31 R31 + + + - + -

32 R32 + + + - + +

33 R33 + + + + + -

34 R34 + + + - + +

35 R35 + + + + + +

Jumlah 35 35 14 18 35 25

Persen % 100 100 40 51,4 100 71,4

Page 76: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

59

naratif dengan menggunakan Metode Round Robin. Sedangkan

siswa yang belum mencapai nilai ketuntasan belajar disebabkan

kurangnya pemahaman siswa dalam menulis paragraf naratif

dengan menggunkan Metode Round Robin.

Berdasarkan hasil nontes yang meliputi observasi, diperoleh

hasil ada beberapa siswa yang berperilaku negatif. Ada siswa yang

asyik berbicara dengan temannya saat proses pembelajaran

berlangsung, melamun, dan mengantuk. Faktor lain yang

menyebabkan perilaku negatif siswa adalah ruang kelas yang cukup

panas. Selain itu, berkenaan dengan gambar yang digunakan sebagai

media menurut siswa kurang cocok dan kurang sesuai dengan

pengalaman mereka karena gambar yang diperlihatkan oleh guru

sangat asing bagi sebagian siswa karena belum pernah mengunjungi

tempat tersebut.

Guna mencapai pembelajaran sesuai yang diharapkan oleh

peneliti maka kesulitan-kesulitan tersebut perlu solusi yang tepat

untuk diterapkan pada saat pembelajaran di siklus II. Solusi tersebut

yaitu guru memberi motivasi pada siswa dengan cara membuat

suasana lebih santai lagi agar mengurangi ketegangan siswa, guru

lebih selektif lagi dalam memilih gambar. Di samping itu, guru juga

memberi kesempatan kepada siswa untuk menyumbangkan ide

berkaitan dengan gambar yang akan dijadikan media yang lebih

mudah digunakan siswa dalam memunculkan imajinasinya dan

Page 77: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

60

menghasilkan karangan paragraf naratif yang sesuai dengan topik

yang terdapat dalam gambar tersebut. Hal ini diharapkan dapat lebih

menggugah minat dan semangat siswa dalam menulis paragraf

naratif. Perbaikan ini diharapkan dapat meningkatkan prestasi siswa

dalam menulis cerpen pada siklus selanjutnya.

2. Hasil Penelitian Kelas dengan Metode Pembelajaran Round Robin

pada Siklus II

a. Hasil Penelitian Tindakan Kelas dengan Metode Roun Robin

1) Perencanaan

Perancanaan tindakan pada siklus I yang kurang berhasil. Maka dibuat

rencana pada tahap siklus II yang meliputi perbaikan pada siklus pertama,

yaitu, perencanaan pembelajaran yang lebih efektif dan penggunaan

metode Round Robin, serta mengacu pada kurikulum yang telah dibuat

sebelumnya, serta beberapa aspek penilaian yang menjadi pusat utama

dalam penelitian ini.

2) Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan pada siklus II ini diharapkan dapat meningkatkan aspek

yang masih kurang pada siklus I beberapa pelaksanaan tindakan pada siklus

II Guru membentuk siswa menjadi beberapa kelompok dengan jumlah

tiap kelompok 4 – 5 orang siswa, memberikan pengantar pelajaran tentang

maeri paragraf naratif. Guru mengemukakan suatu ide atau mengajukan

suatu pertanyaan yang mempunyai banyak jawaban, kemudian guru

meminta tiap kelompok untuk mengajukan pemikiran pikiran apabila salah

Page 78: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

61

satu kelompok mulai memberikan pemikiran atau ide guru

meminta kelompok kedua untuk mengemukakan pendapat tentang

pemikiran yang diberikan kelompok pertama tadi. Setelah semua kelompok

mendapatkan giliran memberikan pemikiran dan pendapat, kemudian guru

memberikan penjelasa, disesi akhir pembelajaran guru memberikan

penghargaan atau apresiasi kepa setiap kelompok.

a. Hasil Tes Siklus II

Hasil tes siklus II merupakan hasil tes menulis paragraf naratif yang

kedua setelah dilakukannya perbaikan pembelajaran sebelumnya.

Kriteria pada siklus II yaitu siswa dapat menulis paragraf naratif dengan

menggunakan Metode Round Robin dengan target nilai 75. Jumlah

siswa yang mengikuti tes siklus II yaitu 35 siswa sama seperti

pembelajaran pada siklus I. Hasil tes pembelajaran menulis paragraf

naratif dengan menggunakan Metode Round Robin pada siklus II dapat

dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.8 Hasil Tes Kemampuan Menulis Paragraf Naratif Siklus II

No. Kategori Rentang Nilai Frekuensi Bobot Skor Ketuntasan

1. Sangat Baik 85-100 8 696

31 siswa telah

mencapai

KKM

2. Baik 75-84 23 1886

3. Cukup Baik 51-74 4 210

4. Kurang Baik 0-50 - -

Jumlah 35 2792

Nilai Rata-Rata

Data pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa hasil tes kemampuan menulis

paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round Robin pada siswa kelas

VII siklus II setelah dilakukan perbaikan, secara klasikal rata-rata nilai

7,7935

2792

Page 79: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

62

mencapai 79,7 dengan kategori baik. Nilai tersebut dapat dikatakan sudah

mengalami peningkatan dari siklus I yang hanya 62,7 atau berada pada

kategori cukup. Kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 dicapai oleh

8 siswa. Kategori baik dengan rentang nilai 75-84 dicapai oleh 23 siswa.

Kategori cukup dengan rentang nilai 51-84 dicapai oleh 4 siswa. Dari jumlah

35 siswa, tidak satupun yang memperoleh nilai kurang.

Berdasarkan tabel 4.8 tersebut, menunjukkan bahwa nilai rata-rata

kemampuan menulis paragraf naratif di akhir pembelajaran siklus II berada

dalam kategori baik. Dalam pembelajaran siklus I tidak ada yang memperoleh

nilai dengan kategori sangat baik, pada siklus II ini ternyata ada 8 siswa yang

memperoleh nilai dengan kategori baik sehingga dapat dikatakan mengalami

peningkatan. Siswa yang memperoleh nilai dalam kategori baik pada siklus I

sebanyak 9 siswa, sementara pada siklus II siswa yang memperoleh nilai

dalam kategori baik sebanyak 23 siswa. Siswa yang memperoleh nilai dalam

kategori cukup pada siklus I sebanyak 24 siswa, pada siklus II siswa yang

memperoleh nilai dalam kategori cukup sebanyak 4. Siswa yang memperoleh

nilai dalam kategori kurang pada siklus I sebanyak 2 siswa, sedangkan pada

siklus II tidak ada siswa yang memperoleh nilai kurang.

Dilihat dari nilai rata-rata siswa dalam menulis paragraf naratif pada

siklus II mencapai 79,7. Dari hasil tes siklus II dapat dikatakan bahwa

kemampuan menulis paragraf naratif siswa telah meningkat karena mampu

mencapai batas minimal ketuntasan belajar yaitu 75.

Page 80: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

63

Hasil nilai rata-rata kemampuan menulis paragraf naratif dengan

menggunakan Metode Round Robin siklus II diperoleh dengan

menjumlahkan setiap skor dari lima aspek penilaian menulis paragraf naratif,

meliputi (1) pengembangan gagasan (ide), (2) kesesuaian dan kejelasan isi

cerita, (3) kelengkapan unsur cerita (5W + 1H), (4) aspek kebahasaan, dan (5)

kerapian tulisan. Masing-masing penilaian setiap aspek akan dijabarkan

sebagai berikut.

Tabel 4.9 Hasil Tes Aspek Pengembangan Gagasan (Ide) Siklus II

No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Skor Rata-Rata

Skor Persen (%)

1. Sangat Baik 5 9 45

= 81,71

(Kategori

Baik)

2. Baik 4 20 80

3. Cukup 3 6 18

4. Kurang 2 - -

5. Sangat Kurang 1 - -

Jumlah 35 143

Tabel 4.9 menunjukkan nilai aspek pengembangan gagasan.

Berdasarkan tabel 4.9 tersebut, terdapat 9 siswa yang sudah mencapai kategori

sangat baik dengan skor 5. Sebanyak 20 siswa mendapat skor 4 dengan

kategori baik. Adapun untuk kategori cukup dengan skor 3 dicapai sebanyak 6

siswa. Sementara itu tidak ada siswa yang mencapai kategori kurang dengan

skor 2 dan kategori sangat kurang dengan skor 1. Pada aspek pengembangan

gagasan (ide) dalam menulis paragraf naratif ini rata-rata yang dicapai sebesar

81,71 yang termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tersebut sudah

08,435

143

100355

143X

X

Page 81: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

64

memenuhi target yang dicapai dan mengalami peningkatan dibandingkan

dengan siklus I yang hanya memperoleh 66,85.

Tabel 4.10 Hasil Tes Aspek Kesesuaian dan Kejelasan Isi Cerita Siklus II

No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Skor Rata-Rata

Skor Persen (%)

1. Sangat Baik 5 13 65

= 83,42

(Kategori

Baik)

2. Baik 4 15 60

3. Cukup 3 7 21

4. Kurang 2 - -

5. Sangat Kurang 1 - -

Jumlah 35 146

Tabel 4.10 menunjukkan nilai aspek kesesuaian dan kejelasan isi cerita.

Berdasarkan tabel 4.10 tersebut, terdapat 13 siswa yang sudah mencapai

kategori sangat baik dengan skor 5. Sebanyak 15 siswa mendapat skor 4

dengan kategori baik. Adapun untuk kategori cukup dengan skor 3 dicapai

sebanyak 7 siswa. Sementara itu tidak ada siswa yang mencapai kategori

kurang dengan skor 2 dan kategori sangat kurang dengan skor 1. Pada aspek

kesesuaian dan kejelasan isi cerita dalam menulis paragraf naratif ini rata-rata

yang dicapai sebesar 83,42 yang termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata

tersebut sudah memenuhi target yang dicapai, dan mengalami peningkatan

dibandingkan dengan siklus I yang hanya memperoleh 69,14.

Tabel 4.11 Hasil Tes Aspek Kelengkapan Unsur Cerita (5W + 1H) Siklus II

No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Skor Rata-Rata

Skor Persen (%)

1. Sangat Baik 5 10 50

2. Baik 4 13 52

3. Cukup 3 12 36

17,435

143

100355

146X

X

94,335

138 100

355

138X

X

Page 82: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

65

4. Kurang 2 - - = 78,85

(Kategori

Baik)

5. Sangat Kurang 1 - -

Jumlah 35 138

Tabel 4.11 menunjukkan nilai aspek kelengkapan unsur cerita (5W +

1H). Berdasarkan tabel 4.11 tersebut, terdapat 10 siswa yang sudah mencapai

kategori sangat baik dengan skor 5. Sebanyak 13 siswa mendapat skor 4

dengan kategori baik. Adapun untuk kategori cukup dengan skor 3 dicapai

sebanyak 12 siswa. Sementara itu tidak ada siswa yang mencapai kategori

kurang dengan skor 2 dan kategori sangat kurang dengan skor 1. Pada aspek

kelengkapan unsur cerita (5W + 1H) dalam menulis paragraf naratif ini

rata-rata yang dicapai sebesar 78,85 yang termasuk dalam kategori baik. Nilai

rata-rata tersebut sudah memenuhi target yang dicapai, dan mengalami

peningkatan dibandingkan dengan siklus I yang hanya memperoleh 58,85.

Tabel 4.12 Hasil. Tes Aspek Kebahasaan Siklus II

No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Skor Rata-Rata

Skor Persen (%)

1. Sangat Baik 5 7 35

= 79,42

(Kategori

Baik)

2. Baik 4 20 80

3. Cukup 3 8 24

4. Kurang 2 - -

5. Sangat Kurang 1 - -

Jumlah 35 139

Tabel 4.12 menunjukkan nilai aspek kebahassan. Berdasarkan tabel 4.12

tersebut, terdapat 7 siswa yang sudah mencapai kategori sangat baik dengan

skor 5. Sebanyak 20 siswa mendapat skor 4 dengan kategori baik. Adapun

untuk kategori cukup dengan skor 3 dicapai sebanyak 8 siswa. Sementara itu

97,335

139

100355

139X

X

Page 83: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

66

tidak ada siswa yang mencapai kategori kurang dengan skor 2 dan kategori

sangat kurang dengan skor 1. Pada aspek kebahassan dalam menulis paragraf

naratif ini rata-rata yang dicapai sebesar 79,42 yang termasuk dalam kategori

baik. Nilai rata-rata tersebut sudah memenuhi target yang dicapai, dan

mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I yang hanya

memperoleh 57,14.

Tabel 4.13 Hasil Tes Aspek Kerapian Tulisan Siklus II

No. Kategori Skor Frekuensi Bobot Skor Rata-Rata

Skor Persen (%)

1. Sangat Baik 5 8 40

=

78,28

(Kategori Baik)

2. Baik 4 16 64

3. Cukup 3 11 33

4. Kurang 2 - -

5. Sangat Kurang 1 - -

Jumlah 35 137

Tabel 4.13 menunjukkan nilai aspek kerapian tulisan. Berdasarkan tabel

4.13 tersebut, terdapat 8 siswa yang sudah mencapai kategori sangat baik

dengan skor 5. Sebanyak 16 siswa mendapat skor 4 dengan kategori baik.

Adapun untuk kategori cukup dengan skor 3 dicapai sebanyak 11 siswa.

Sementara itu tidak ada siswa yang mencapai kategori kurang dengan skor 2

dan kategori sangat kurang dengan skor 1. Pada aspek kerapian tulisan dalam

menulis paragraf naratif ini rata-rata yang dicapai sebesar 78,28 yang

termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tersebut sudah memenuhi target

yang dicapai, dan mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I yang

hanya memperoleh 60,57.

91,335

137

100355

137X

X

Page 84: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

67

Hasil skor rata-rata tes kemampuan menulis paragraf naratif dengan

menggunakan Metode Round Robin pada siklus II dari lima aspek penelitian

tes menulis paragraf naratif dapat di lihat dengan jelas dalam diagram berikut.

Diagram 4.2 Hasil Tes Kemampuan Menulis paragraf naratif Siklus II

Dapat dilihat pada diagram di atas hasil kemampuan menulis paragraph naratif

yang di nilai dari beberapa aspek pada hasil pembelajaran disiklus II dapat

disimpulkan bahwasanya nilai rata-rata telah melampaui kriteria ketuntasan

minimal 75. Dari segi penilaian pengembangan ide gagasan dengan nilai rata-rata

81.73. penilaian kesesuain dan kejelasan isi cerita dengan nilai 83,42. Penilaian dari

kelengkapan unsur cerita 78,85, penilaian kebahasaan dengan nilai rata-rata 79,42,

dan penilaian kerapian tulisan 78,24. Penilaian pada siklus II ini walaupun hasilnya

tidak terlalu signifikan tetapi nilai rata-rata pada semua aspek penilaian telah

mencapai kriteria ketuntasan minimal pada pembelajaran bahasa Indonesia.

81.71

83.42

78.85 79.42

78.28

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

1 2 3 4 5

Hasil Penilaian Tes Siklus II

Page 85: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

68

Tabel 4.15 Hasil Tes Menulis paragraf naratif Siklus I dan Siklus II

Aspek Rata-Rata Peningkatan

Siklus I Siklus II SII – SI Peningkatan (%)

1 66,85 81,73 14,88 42,51

2 69,14 83,42 14,28 40,28

3 58,85 78,85 20 66,66

4 57,14 79,42 22,28 63,65

550,94 60,57 78,28 17,71 50,6

Nilai Rata-Rata 62,51 80,34 17,83 50,94

Dari tabel di atas dapat dilihat perbandingan penilain pada siklus I dan

siklus II. Pada penilaian aspek kesesuain ide gagasan dengan perbandingan

penilaian pada siklus I 66,85 dan siklus II 81,73 peningkatan sebesar 42,41%.

Perbandingan penilaian kelengkapan dan kejelasan isi cerita pada siklus I

69,14 dan siklus II 83,42 dengan peningkatan sebesar 40,28%. Peningkatan

penilaian kelengkapan unsur pada siklus I 58,85 dan siklus II 78,85 dengan

peningkatan 66,66%. Peningkatan penilaian aspek kabahasaan pada siklus I

57,14 dan sklus II 79,42 dengan peningkatan sebesar 63,65%. Peningkatan

penilaian kerapian tulisan pada siklus I 60,57 dan siklus II 78,28 dengan

peningkatan sebesar 50,6%. Pninkatan perbandingan pada siklus I 62,51 dan

Siklus II 80,34 dengan nilai rata-rata 50,94%.

Page 86: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

69

Diagram 4.3 Peningkatan Hasil Tes Menulis paragraf naratif Siklus I dan

Siklus II

b. Hasil Observasi Perilaku Siswa Siklus II

Pengambilan data observasi dilakukan selama proses pembelajaran

menulis paragraf naratif dengan menggunakan model pembeljaran

menulis imajinatif siswa Kelas VII SMP PGRI Barembeng. Hasil

observasi siklus II dapat diketahui adanya perubahan tingkah laku siswa

ke arah positif. Aspek yang menjadi sasaran observasi sama dengan

aspek sasaran observasi pada siklus I. Hal ini dapat dibuktikan dengan

mengidentifikasi setiap aspek yang telah diobservasi oleh peneliti

dengan bantuan seorang teman.

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada siklus II ini dapat

diketahui bahwa siswa berada dalam kondisi yang baik untuk mengikuti

66.85 69.14

58.85 57.14 60.57

81.71 83.42 78.85 79.42 78.28

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 2 3 4 5

Hasil Tes Menulis Paragraf Naratif Tiap Aspek

Penilaian

Siklus I Siklus II

Page 87: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

70

kegiatan pembelajaran. Sebagian besar siswa sudah aktif dan tampak

serius untuk mengikuti pembelajaran, baik ketika siswa bertanya,

menjawab pertanyaan, maupun ketika siswa mengerjakan tes menulis

paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round Robin yang

diberikan oleh guru.

Perilaku negatif seperti terganggu lingkungan sekitar,

memperhatikan pekerjaan teman, bergurau atau berbicara dengan

teman, melamun, menganggu teman, mengantuk atau sambil tiduran,

izin kebelakang, berjalan-jalan di kelas, dan bermain-main dengan alat

tulis telah berkurang dan mengalami perubahan yang signifikan.

Perubahan tersebut disebabkan karena siswa telah menyadari dan

memahami tentang pentingnya pembelajaran ini untuk menambah

pengetahuannya. Selain itu, perubahan yang terjadi disebabkan oleh

dorongan dan semangat yang tumbuh dalam diri siswa untuk lebih

meningkatkan kemampuannya dalam menulis paragraf naratif pada

siklus II. Untuk mengetahui hasil observasi siswa pada tahap siklus II

dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 4.16 Hasil Observasi Siklus II

No Kode

Res

Aspek yang diamati

1 2 3 4 6

1 R1 + + - + + 1. Perhatian siswa

terhadap penjelasan

guru.

2. Tanggapan siswa

terhadap penjelasan

guru.

o Keaktifan

mendengarkan

penjelasan

o Keaktifan

2 R2 + + + + +

3 R3 + + + + +

4 R4 + + - + +

5 R5 + + + + +

6 R6 + + + + +

7 R7 + + + - +

Page 88: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

71

c. Refleksi Siklus II

Refleksi pada siklus II ini bertujuan untuk merefleksi hasil evaluasi

belajar siswa dalam menulis paragraf naratif. Selain itu, kegiatan

refleksi ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan nilai hasil tes

menulis paragraf naratif siswa, serta untuk mengetahui perubahan

perilaku siswa selama proses pembelajaran. Refleksi kegiatan ini

diperoleh dari hasil tes dan hasil nontes.

8 R8 + + + + +

3. Keatifan siswa

mengajukan

pertanyaan seputar

pembelajaran.

4. Keaktifan siswa

dalam menjawab

pertanyaan yang

diajukan guru.

5. Perhatian siswa

terhadap objek

gambar yang

ditampilkan guru.

6. Kesungguhan siswa

dalam mengerjakan

tugas menulis

paragraf naratif

siswa dalam

mengerjakan

tugas

o Keaktifan

siswa dalam

menulis

paragraf naratif

Keterangan:

Sikap Positif (+)

Sikap Negatif (-)

9 R9 + + + + +

10 R10 + + + + +

11 R11 + + + + +

12 R12 + + + + +

13 R13 + + + + +

14 R14 + + + + +

15 R15 + + + + +

16 R16 + + - + +

17 R17 + + - + +

18 R18 + + + + +

19 R19 + + + + +

20 R20 + + + + +

21 R21 + + + - +

22 R22 + + + + +

23 R23 + + + + +

24 R24 + + - + +

25 R25 + + + + +

26 R26 + + + - +

27 R27 + + + + +

28 R28 + + + + +

29 R29 + + + + +

30 R30 + + + + +

31 R31 + + + - +

32 R32 + + + - +

33 R33 + + - - +

34 R34 + + - + +

35 R35 + + + + +

Jumlah 35 35 27 29 35

Persen % 100 100 80 90 100

Page 89: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

72

Pembelajaran menulis paragraf naratif pada siklus II sudah diikuti

siswa dengan baik. Hal ini dikarenakan tindakan pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajran menulis imajinatif untuk

meningkatkan kemampuan menulis paragraf naratif sudah tercapai

sesuai dengan tujuan. Salah satu indikatornya adalah hasil tes

kemampuan siswa dalam menulis paragraf naratif pada siklus II

menunjukkan peningkatan dari siklus I. Hasil pada siklus II ini tidak ada

siswa yang berada pada kategori kurang. Nilai rata-rata pada siklus II ini

mencapai 79,7. Nilai rata-rata tersebut masuk dalam kategori baik. Pada

siklus I, nilai rata-rata hasil tes kemampuan menulis paragraf naratif

siswa sebesar 62,7 dan berada dalam kategori cukup. Hal ini

menunjukkan bahwa tindakan yang dilakukan guru mengalami

peningkatan. Nilai rata-rata pada siklus II ini sudah mencapai nilai

KKM yang ingin dicapai, yaitu 75. Data tes siklus II juga menunjukkan

bahwa siswa yang belum tuntas hanya ada 4 siswa, sedangkan 31 siswa

telah mendapatkan nilai melebihi KKM, yaitu diatas nilai 75.

Perilaku siswa dalam mengikuti pembelajaran juga sudah

menunjukkan ke arah yang lebih positif. Pengamatan perilaku siswa ini

diambil dari data deskripsi perilaku hasil observasi serta pelaksaan

tindakan di kelas. Berdasarkan deskripsi perilaku hasil observasi dapat

disimpulkan bahwa dalam pembelajaran siklus II ini perilaku siswa

lebih baik dari pembelajaran sebelumnya. Sebagian besar siswa sudah

semangat dan berkonsentrasi dalam mengikuti pembelajaran. Mereka

Page 90: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

73

juga sudah aktif dalam pembelajaran. Sebagian besar sudah berani

mengangkat tangannya untuk bertanya. Hal ini menunjukkan

pembelajaran siklus II mengalami peningkatan dibandingkan

pembelajaran pada siklus I.

Berdasarkan uraian data tes dan nontes tersebut dapat disimpulkan

bahwa pembelajaran menulis paragraf naratif yang dilakukan peneliti

mengalami peningkatan. Peningkatn hasil tes sebesar 17. Adapun hasil

nontes, sebagian siswa sudah menunjukkan perilaku yang positif.

Dengan demikian perbaikan yang dilakukan pada siklus II sangat

bermanfaat dan berpengaruh pada siswa. Nilai rata-rata mereka

meningkat dan perilaku mereka berubah ke arah yang positif.

B. Pembahasan Hasil Penelitian

Pembahasan hasil penelitian dimaksudkan untuk menjawab rumusan

masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Adapun rumusan masalah dalam

penelitian ini yaitu apakah penggunaan Metode Round Robin dapat

meningkatkan kemampuan menulis paragraf naratif pada siswa kelas VII di

SMP PGRI Barembeng?.

Selain itu, pembahasan hasil penelitian ini didasarkan pada hasil tes dan

nontes pada siklus I dan siklus II. Pemerolehan hasil tes yang dicapai siswa

dalam menulis paragraf naratif diperoleh berdasarkan lima aspek, yaitu (1)

pengembangan gagasan (ide), (2) kesesuaian dan kejelasan isi cerita, (3)

kelengkapan unsur cerita (5W + 1H), (4) aspek kebahasaan, dan (5) kerapian

tulisan. Adapun pembahasan nontes berdasarkan pada hasil deskripsi observasi.

Page 91: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

74

Penelitian terhadap kemampuan menulis paragraf naratif ini dilakukan

dalam dua tahap, yaitu siklus I dan siklus II. Penelitian terhadap kemampuan

menulis paragraf naratif ini didasarkan pada hasil pengamatan kondisi awal

siswa yang masih menunjukkan nilai yang belum memuaskan. Selain itu,

perilaku siswa juga masih menunjukkan perilaku yang negatif. Oleh karena itu,

peneliti melakukan penelitian menulis paragraf naratif dengan menggunakan

Metode Round Robin. Penelitian dilakukan dengan dua tahap dengan tujuan

untuk memperoleh hasil yang maksimal. Apabila tindakan dalam siklus I

terdapat beberapa kekurangan dari hasil tes dan nontes, maka dilakukan

perbaikan pada siklus II.

Proses pembelajaran pada siklus I berbeda dengan proses pembelajaran

pada siklus II. Hal ini disebabkan pada siklus II dilakukan perbaikan dari

pembelajaran pada siklus I. Proses pembelajaran pada siklus II hampir sama

dengan proses pembelajaran pada siklus I. Pada setiap pertemuan, baik pada

siklus I maupun siklus II dilakukan refleksi terhadap pembelajaran dan

menyimpulkan materi pembelajaran. Selain itu, guru juga memberikan

motivasi dan menutupnya dengan ucapan salam.

Hasil tes kemampuan menulis paragraf naratif dievaluasi kemudian direkap

untuk mendapatkan hasil keseluruhan dari tes menulis paragraf naratif. Hasil

tes menulis paragraf naratif pada siklus I dan siklus II dapat dilihat pada tabel

4.15.

Berdasarkan tabel 4.15 menunjukkan bahwa hasil tes siklus I kemampuan

menulis paragraf naratif dapat diketahui nilai rata-rata siswa dari hasil tes siklus

Page 92: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

75

I sebesar 62,7 dengan kategori cukup. Nilai tersebut belum mencapai KKM

yaitu 75. Sebanyak 26 siswa nilainya masih di bawah 75 sehingga belum

mencapai ketuntasan. Pada siklus II. Nilai rata-rata siswa sebesar 79,7 dengan

kategori baik. Nilai tersebut telah memenuhi target karena lebih dari 85% siswa

yang nilainya telah mencapai KKM. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa

penelitian peningkatan kemampuan menulis paragraf naratif sudah berhasil

karena mencapai target yang diinginkan. Untuk penjelasan tiap-tiap aspek

kemampuan menulis paragraf naratif akan dijelaskan sebagai berikut.

Aspek pertama, yaitu pengembangan gagasan (ide). Pada siklus I nilai

rata-rata yang dicapai sebesar 66,85 dengan kategori cukup. Sementara pada

siklus II nilai rata-rata yang dicapai sebesar 81,71 dengan kategori baik.

Peningkatan yang terjadi yaitu sebesar 14,88 atau 42,51%.

Aspek kedua, yaitu kesesuaian dan kejelasan isi cerita. Pada siklus II nilai

rata-rata yang dicapai sebesar 83,42 dengan kategori baik. Sedangkan pada

siklus I nilai rata-rata yang dicapai hanya sebesar 69,14 dengan kategori cukup.

Peningkatan yang terjadi sebesar 14,28 atau 40,28%.

Aspek ketiga, yaitu kelengkapan unsur cerita (5W + 1H). Pada siklus I nilai

rata-rata yang dicapai sebesar 58,85 dengan kategori cukup. Sedangkan pada

siklus II nilai rata-rata yang dicapai sebesar 78,85 dengan kategori baik.

Peningkatan yang terjadi pada aspek ini sebesar 20, atau 66,66%.

Aspek keempat, yaitu aspek kebahasaan. Pada siklus II nilai rata-rata yang

dicapai yaitu sebesar 79,42 dengan kategori baik. Sedangkan pada siklus I nilai

Page 93: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

76

rata-rata yang dicapai hanya sebesar 57,14 dengan kategori cukup. Peningkatan

yang terjadi sebesar 22,28 atau 63,65%.

Aspek kelima, yaitu kerapian tulisan. Pada siklus I nilai rata-rata yang

dicapai sebesar 60,57 dengan kategori cukup. Sedangkan pada siklus II nilai

rata-rata yang dicapai sebesar 78,28 dengan kategori baik. Peningkatan yang

terjadi pada aspek ini yaitu sebesar 17,71 atau 50,6%. Peningkatan kemampuan

menulis paragraf naratif juga dapat dilihat pada diagram 4.3.

Diagram 4.3 memperlihatkan adanya peningkatan tiap aspek pada tiap

siklus. Pada aspek pengembangan gagasan (ide), nilai rata-rata siklus I sebesar

66.85 meningkat menjadi 81,71. Aspek kesesuaian dan kejelasan isi cerita, nilai

rata-rata siklus I sebesar 69,14 kemudian meningkat pada siklus II sebesar

83,42. Pada aspek kelengkapan unsur cerita, nilai rata-rata yang dicapai pada

siklus I sebesar 58,85 kemudian meningkat pada siklus II sebesar 78,85. Untuk

aspek kebahasaan, nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I sebesar 57,14

kemudian meningkat pada siklus II sebesar 79,42. Untuk aspek kerapian

tulisan, nilai rata-rata yang dicapai pada siklus I sebesar 60,67 kemudian

meningkat pada siklus II menjadi 78,28.

Peningkatan kemampuan menulis paragraf naratif merupakan suatu

keberhasilan yang memuaskan. Setelah dilakukan tindakan siklus I dengan

menggunakan model pembeljaran menulis imajinatif, hasil kemampuan

menulis paragraf naratif siswa masih berada dalam kategori cukup. Nilai

rata-rata hasil tes siklus I sebesar 62,7. Namun, ketika dilakukan perbaikan pada

siklus II, nilai rata-rata yang dicapai meningkat sebanyak 17 atau 48,57%. Nilai

Page 94: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

77

rata-rata pada siklus II sebesar 79,7. Pada siklus II ini sebagian besar sudah

mampu menulis paragraf naratif dengan baik dan memperoleh nilai di atas

KKM, tetapi masih ada 4 siswa yang berada di bawah KKM. \

Peningkatan-peningkatan yang terjadi memang suatu hal yang sangat

membanggakan. hasil tersebut merupakan target yang ingin dicapai dengan

pembelajaran menulis paragraf naratif siklus II. Keberhasilan pencapaian target

ini membuktikan bahwa tindakan pada siklus II sudah berhasil.

Penelitian yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya meneliti kemampuan

menulis paragraf naratif, tetapi peneliti juga meneliti perubahan perilaku siswa

saat mengikuti pembelajaran menulis paragraf naratif. Perilaku siswa dalam

penelitian menulis paragraf naratif mengalami peningkatan ke arah yang

positif. Berdasarkan pengamatan perilaku siswa dari hasil observasi dapat

diketahui bahwa terdapat sebagian siswa yang belum siap mengikuti

pembelajaran menulis paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round

Robin.

Perilaku siswa dari hasil observasi pada siklus I menunjukkan bahwa dalam

pembelajaran menulis paragraf naratif masih terdapat siswa yang tidak antusias

mengikuti pembelajaran. Mereka terlihat tidak semangat dan malu untuk

bertanya ataupun mengungkapkan pendapatnya. Selain itu, perilaku negatif

juga ditunjukkan oleh beberapa siswa ketika diminta mengacungkan jari untuk

bertanya, mereka hanya diam karena malu dan tidak berani. Beberapa siswa

juga masih pasif dalam proses pembelajaran di kelas.

Page 95: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

78

Berdasarkan hasil observasi tersebut, maka peneliti melakukan perbaikan

pada siklus II. Tindakan perbaikan yang dilakukan adalah dengan memberikan

motivasi dan semangat kepada siswa untuk mengikuti pembelajaran menulis

paragraf naratif. Peneliti berusaha mendekatkan diri kepada siswa yang masih

pasif dan tidak mau mengungkapkan pendapatnya. Hal ini dilakukan agar siswa

tersebut tidak malu lagi dalam mengungkapkan pendapatnya ketika proses

pembelajaran di kelas berlangsung.

Perbaikan yang dilakukan peneliti tersebut dapat dikatakan berhasil. Pada

siklus II sebagian besar siswa sudah berani untuk bertanya maupun menjawab

pertanyaan yang diajukan oleh guru. selain itu, sebagian siswa juga sudah

semangat dan antusias dalam mengikuti pembelajaran. Tidak ada lagi siswa

yang mengantuk, melamun atapun menganggu temannya ketika pembelajaran

sedang berlangsung. Perubahan perilaku siswa pada siklus II ini mengalami

perubahan ke arah yang positif.

Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II, dapat diketahui

bahwa pembelajaran menulis paragraf naratif dengan menggunakan model

pembelajaran menulis imainatif dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Proses

pembelajaran menulis paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round

Robin merupakan suatu pembelajaran yang mengarah pada strategi

pembelajaran yang mengaktifkan siswa dalam meningkatkan kreativitasnya

juga merupakan cara yang paling sederhana untuk merangsang siswa

berimajinasi melalui media gambar agar menghasilkan tulisan paragraf naratif

Page 96: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

79

yang lebih menarik. Pembelajaran yang dilakukan ini diharapkan dapat

membawa perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menulis

paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round Robin mampu

meningkatkan hasil belajar siswa serta mengubah perilaku siswa ke arah yang

positif.

Peningkatan kemampuan menulis siswa baik tes maupun nontes dalam

pembelajaran menulis paragraf naratif merupakan suatu hal yang patut

dibanggakan. Hasil kondisi awal kemampuan siswa dalam menulis menulis

paragraf naratif masih menunjukkan hasil yang kurang. Selain kemampuan

menulis, perilaku siswa juga masih menunjukkan perilaku-perilaku yang

negatif. Namun, setelah dilaksanakan pembelajaran menulis paragraf naratif

dengan menggunakan Metode Round Robin pada siklus I dan siklus II,

kemampuan dan perilaku siswa dalam menulis paragraf naratif meningkat.

Hasil tes kemampuan menulis paragraf naratif siswa pada siklus I sebesar 62,7

dan berada pada kategori cukup dengan rentang nilai 51-74. Hasil pada siklus I

ini masih belum memuaskan dan belum mencapai KKM yaitu 75. Oleh karena

itu, peneliti melakukan perbaikan pada siklus II. Hasil tes pada siklus II sebesar

79,7 dan berada pada kategori baik dengan rentang nilai 75-84. Hasil tersebut

menunjukkan terjadinya peningkatan sebesar 17 atau 48.57% dari siklus I ke

siklus II. Peningkatan hasil tes tersebut sangat memuaskan.

Selain hasil tes, peneliti juga melakukan penelitian terhadap perilaku siswa.

Kondisi awal perilaku siswa masih menunjukkan perilaku yang negatif,

Page 97: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

80

misalnya dalam mengikuti pembelajaran masih banyak yang tidak

memperhatikan penjelasan guru, tidak serius dalam mengikuti pembelajaran,

bahkan ada pula yang suka menganggu temannya. Namun, setelah diterapkan

pembelajaran dengan model menulis imajinatif, perilaku siswa meningkat ke

arah yang positif. Pada siklus I, hanya beberapa siswa yang menunjukkan

perilaku negatif. Oleh karena itu, peneliti melakukan perbaikan dengan

memberikan motivasi dan semangat kepada siswa untuk mengikuti

pembelajaran. Selain itu, peneliti juga berusaha mendekatkan diri kepada siswa

agar mereka tidak pasif dan malu dalam proses pembelajaran. Hasil pada siklus

II siswa mulai serius dalam mengikuti pembelajaran di kelas dan mereka juga

lebih aktif dalam pembelajaran di kelas.

Penggunaan model dan media pembelajaran yang berbeda dalam penelitian

tersebut juga mendapatkan hasil yang sesuai dengan harapan peneliti. Hasilnya

pun sangat memuaskan karena siswa yang sebelumnya mengalami kesulitan

dalam menulis paragraf naratif setelah diterapkan berbagai model dan media

pembelajaran ternyata mampu meningkatkan kemampuan siswa dan juga

mampu mengubah perilaku negatif siswa ke arah yang lebih positif.

Melihat hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti dan penelitian

sebelumnya maka dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran perlu

dilakukan variasi. Selain untuk mengenalkan berbagai macam model dan media

pembelajaran kepada siswa, juga untuk menghindari kebosanan siswa dalam

pembelajaran dikarenakan model atau media yang digunakan guru tidak

mampu menarik minat dan memunculkan konsentrasi pada siswa. Namun,

Page 98: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

81

perlu diketahui bahwa tidak semua model atau media pembelajaran dapat

digunakan untuk semua materi pembelajaran.

Setiap materi pembelajaran mempunyai karakteristik yang turut

menentukan model yang digunakan untuk menyiapkan materi tersebut. Begitu

pula dalam pembelajaran menulis, seorang guru harus memilih dan

menggunakan model yang sesuai, sebagai penunjang kegiatan pembelajaran

agar mampu mencapai tujuan pembelajaran.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa peningkatan

kemampuan menulis paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round

Robin diposisikan sebagai pelengkap dari penelitian sebelumnya. Penelitian

yang dilakukan peneliti berjudul “Peningkatan Kemampuan Menulis paragraf

naratif dengan Menggunakan Metode Round Robin Siswa Kelas VII SMP PGRI

Barembeng”. Nilai rata-rata yang siswa pada siklus I sebesar 62,7 dengan

kategori cukup. Nilai tersebut belum memuaskan dan belum mencapai KKM

yaitu 75, oleh karena itu dilakukan perbaikan pada siklus II. Pada siklus II nilai

rata-rata yang dicapai siswa sebesar 79,7 dengan kategori baik. Peningkatan

yang terjadi dari siklus I ke siklus II sebesar 17 dengan persentase 48,57%.

Selama proses pembelajaran juga tampak adanya perubahan perilaku siswa

dari perilaku negatif menuju ke perilaku yang positif. Siswa juga secara

bertahap mampu menyesuaikan tahap-tahap pembelajaran yang dilakukan oleh

guru. siswa juga terlihat bersemangat dan berminat untuk mengikuti proses

pembelajaran. Hal ini menunjukkan dengan menggunakan Metode Round

Page 99: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

82

Robin dapat meningkatkan kemampuan menulis paragraf naratif siswa kelas

VII SMP PGRI Barembeng.

Hasil penelitian ini didukung pendapat Menurut Muslim Ibrahim (2000:

49) Round Robin adalah suatu tipe pembelajaran dimana para siswa bergiliran

memberikan kontribusi menjawab pertanyaan dalam sebuah kelompok dalam

bentuk tulisan. Dalam pembelajaran ini guru mengajukan pertanyaan atau

tugas yang memiliki beberapa alternatif jawaban. Satu siswa mulai

mengemukakan pemikiran pikiran, dan giliran mengemukakan pendapat

diteruskan kepada siswa berikutnya, melakukan hal yang sama.

Masing-masing siswa memberikan kontribusi jawaban berlanjut sampai semua

orang di dalam kelompok memiliki kesempatan untuk berbicara. Metode

belajar ini jelas berbeda dengan metode belajar yang dilakukan secara

individu, metode belajar kooperatif dapat mengasah komunikasi antar siswa

dan saling memiliki tanggung jawab atas pelajaran yang didapat dan tanggung

jawab untuk mengajari rekan- rekan yang lain dalam kelompok.

Page 100: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

83

Mengenai penggunaan metode pembelajaran Round Robin yang

mempunyai tujuan menciptakan kerja sama antar kelompok dan

mengemukakan pemikiran dalam bentuk tulisan. Metode pembelajaran Round

Robin dalam proses pembelajaran menulis paragraph naratif dapat

meningkatkan kemampuan menulis paragraf naratif pada siswa kelas VII SMP

PGRI Barembeng.

Page 101: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

84

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat, disimpulkan bahwa

kemampuan menulis paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round

Robin meningkat. Hasil tes pada siklus I mencapai nilai rata-rata sebesar 62,7

mencapai kategori cukup dengan rentang nilai 51-74. Pada siklus II nilai

rata-rata yang dicapai sebesar 79,7 mencapai kategori baik dengan rentang nilai

75-84. Dengan demikian terjadi peningkatan dari siklus I sebesar 17 atau

79,7%. Hasil yang dicapai pada siklus II melebihi target ketuntasan yang telah

ditetapkan, yaitu dengan nilai KKM 75. Peningkatan nilai rata-rata ini

membuktikan keberhasilan pembelajaran menulis paragraf naratif dengan

menggunakan Metode Round Robin. Selain meningkatnya kemampuan siswa

dalam menulis paragraf naratif dengan Metode Round Robin, perilaku siswa

juga mengalami perubahan ke arah positif selama proses pembelajaran.

Perubahan perilaku siswa kelas VII SMP PGRI Barembeng mengalami

peningkatan ke arah yang positif setelah dilaksanakan pembelajaran menulis

paragraf naratif dengan menggunakan Metode Round Robin. Hasil tersebut

dapat dilihat dari data nontes yang meliputi hasil observasi pada siklus I dan

siklus II. Perubahan tersebut seperti siswa yang tidak aktif dalam menjawab

petanyaan, menyampaikan pendapat, kurang siap, kurang bersemangat, dan

kurang aktif dalam pembelajaran menjadi siap, semangat, aktif, dan

Page 102: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

85

menikmati pembelajaran. Siswa juga tampak lebih aktif dalam berpikir dan

lebih aktif dalam menulis penglaman pribadi. Selain itu, siswa juga lebih berani

bertanya kepada guru jika merasa kesulitan dalam menulis paragraf naratif serta

berani untuk menjawab pertanyaan dan memberikan komentar.

B. Saran

Saran yang diberikan peneliti berdasarkan simpulan hasil penelitian ini

sebagai berikut.

1. Guru bahasa Indonesia hendaknya dapat menerapkan Metode Round Robin

dalam pembelajaran menulis paragraf naratif, karena model pembelajaran

ini dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis paragraf naratif,

membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran, dan dapat mengubah

perilaku siswa ke arah yang positif untuk mengikuti pembelajaran.

2. Siswa hendaknya lebih aktif dan berperilaku positif dalam mengikuti

pembelajaran dan selalu berlatih untuk menulis, terutama menulis paragraf

naratif.

3. Para peneliti bidang pendidikan dan bahasa dapat menggunakan penelitian

ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian lainnya dengan

menggunakan model pembelajaran yang berbeda sehingga dapat memiliki

berbagai alternatif model pembelajaran bahasa Indonesia.

Page 103: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

86

DAFTAR PUSTAKA

Alwi, dkk. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga

Jakarta: Balai Pustaka.

Arikunto, dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.

BSNP, 2006. Metode Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan Model Silabus,

Mata Pelajaran SMP/MTS. Jakarta : BP.

Depdiknas. 2003. Standar Kompetensi Mata Pelajaran dan Sastra Indonesia

Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiah. Jakarta:

Depdiknas.

Didik, Komaidi. 2007. Aku Bisa Menulis (Panduan Praktis Menulis Kreatif

Lengkap). Yogyakarta: Sabda Media

Graham. 2007. Uniqual Lives: Health and Socioeconomic Inequalities

Buckingham: Open University Press

Hutbaya. 2015. Meningkatkan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi dengan

Menggunakan Strategi Brainstorming (Penelitian Tindakan Kelas X5

SMA Negeri 1 Watansoppeng). Makassar.

Ibrahim, Muslimin. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Universitas Negeri

Surabaya.

Isroyati. 2016. Peningkatan Kemampuan Menulis Paragraf Narasi dengan

Penggunaan Metode Field pada Siswa Kelas IX di SMP Dwi guna Depok.

Terdapat di

http://repositori.uinjkt.ac.id/dspace/handle/123456789/21552 di unduh

tanggal 01 Agustus 2020.

Kagan. 1994. Cooperative Learning CA: Kagan Cooperative Learning. Diakses

pada 05 September 2013 dari

http://aim.cast.org/sites/aim.cast.org/files/peer MedInstrucNov3.pdf.

Kagan. 2004. Pembelajaran Pendidikan IPS di sekolah Dasar. Dalam

http://www.pembelajaran. Wordpress.com/ Internet diakses tanggal 22

Agustus 2020.

Keraf, Gorys. 2004. Komposisi: Sebuah Pengantar Kemahiran Bahasa. Flores:

Nusa Indah.

Page 104: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

87

Keraf. 2001. Argumentasi dan Narasi Komposisi Lanjutan. PT Gramedia Pustaka

Utama: Jakarta.

Khanifa, Filda Rahmi. 2011. Peningkatan Keterampilan Menulis Pengalaman

Pribadi Berbasis Multikultural Dengan Sistem Pembelajaran Portofolio

Pada Siswa Kleas VII5 SMP Negeri 1 Wiradesa Tahun Ajaran 2010/2011.

Skripsi. Semarang: Universitas Negeri Semarang.

Komaidi. 2007. Panduan Praktis Menulis Kreatif Lengkap. Yogyakarta: Sabda

Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus linguistik: Edisi Ketiga. Jakarta: Gramedia

Pustaka Umum.

Mulyati. 2011. Keterampilan Berbahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas

Terbuka.

Navy Tri Indah Sari. 2011. Pengaruh Metode Pembelajaran Kooperatif Tipe

Round Robin Terhadap Prestasi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa

SMA. Malang: Universitas Malang.

Sanjaya. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Kencana Predana Grup.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif

dan r&d. Bandung Alfabeta.

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kuantitatif, dan R&D. Bandung

Alfabeta.

Sujanto. 1998. Membaca, Menulis, Berbicara untuk Mata Kuliah Dasar Umum

Bahasa Indonesia. Jakarta: Dekdikbud Dirjen Dikti P2LPTK.

Tarigan, 2013. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:

Angkasa

Page 105: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Riwayat Hidup

Hamka, lahir di Limbung 08 April 1997, anak ke 3 dari 3

bersaudara, buah kasih sayang dari ayahanda

“Kaharuddin” dan ibunda “Tayu”. Penulis pertama kali

menempuh Pendidikan di SDN Barembeng II, pada tahun

2004 dan selesai pada tahun tahun 2009, pada tahun 2009

penulis melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Muhammadiyah Limbung

dan selesai pada tahun 2012, pada tahun 2012 Penulis melanjutkan sekolah

menengah pertama di SMA Negeri 1 Bajeng dan selesai pada tahun 2015.

Tahun 2015 penulis diterima sebagai mahasiswa pada Program Studi

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Pendidikan dan Keguruan,

Universitas Muhammadiyah Makassar melalui program ujian mandiri yang

diadakan oleh pihak kampus.

Page 106: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Sekolah : SMP PGRI BAREMBENG

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia

Kelas/Semester : VII/ Satu

Materi Pokok : Paragraf Naratif

Alokasi Waktu : 3 x Pertemuan (9 JP)

A. Kompetensi Inti KI-1: Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya

KI-2: Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli

(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri dalam berinteraksi secara

efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan

keberadaannya

KI-3:Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan

rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait

fenomena dan kejadian tampak mata

KI-4: Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan,

mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak

(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut

pandang/teori

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.4 Menelaah struktur dan

kebahasaan teks narasi

(cerita fantasi) yang didengar

dan dibaca

3.4 .1 Merinci struktur paragraf naratif

3.4.2 Menyimpulkan karakteristik

bagian-bagian pada struktur paragraf

naratif3.4.3 Menelaah hasil

melengkapi paragraf naratif

3.4.4 Menentukan ciri kebahasaan

4.4 Menyajikan gagasan kreatif

dalam bentuk cerita

imajinasi secara lisan dan

tulis dengan

memperhatikan

struktur dan penggunaan

bahasa

4.4.1 Merencanakan pengembangan cerita

fantasi

4.4.2 Menulis paragraf naratif dengan

memperhatikan pilihan

kata,kelengkapan struktur, dan kaidah

penggunaan kata/kalimat/tanda

baca/ejaan.

Page 107: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

C. Tujuan Pembelajaran

Pertemuan pertama

Setelah membaca paragraf naratif, peserta didik dapat:

1. Menentukan bagian-bagian (struktur) paragraf naratif;

2. Menjelaskan bagian orientasi, komplikasi, dan resolusi paragraf naratif

3. Menentukan rincian masing-masing bagian paragraf naratif

4. Menjelaskan ciri kebahasaan teks deskripsi (kata benda, kata sifat, kata

keterangan tempat, kata sambung,kalimat langsung dan tidak langsung,

diksi,tanda baca dan ejaan)

Fokus penguatan karakter 1. bekerja sama

2. jujur

3. teliti

Pertemuan kedua

Setelah membaca cerita fantasi, secara kelompok peserta didik dapat:

1. Menentukan ide paragraf naratif

2. Membuat kerangka atau rangkaian peristiwa sesuai dengan struktur

paragraf naratif

Fokus Pengembangan Karakter

1. Percaya diri

2. Kreatif

Pertemuan ketiga

Setelah mengikuti serangkaian kegiatan pembelajaran, peserta didik dapat:

1. Menulis paragraf naratif sesuai dengan kaidah kebahasaan;

2. Menyunting paragraf naratif yang telah ditulis;

3. Merevisi paragraf naratif sesuai dengan hasil menyunting;

Fokus Pengembangan Karakter

1. Teliti

2. Tanggung jawab

D. Materi Pembelajaran

1. Materi Pembelajaran Reguler

(1) Fakta

Page 108: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

a. Contoh paragraf naratif

(2) Konsep

1. a. Aspek pengembangan gagasan (ide)

2. Aspek kesesuaian dan kejelasan isi cerita

3. Aspek kelengkapan unsur cerita (5W + 1H)

4. Aspek kebahasaan

Aspek kerapian tulisan

(3) Prosedur

a. Menulis paragraf naratif

2. Materi pembelajaran pengayaan

a. Menulis paragraf narati secara berkelompok

3. Materi pembelajaran remedial

a. Kaidah ejaan bahasa Indonesia.

b. Menulis paragraf naratif.

E. Metode Pembelajaran

1. Round Robin

2. Konstruktivis

F. Media dan Bahan

a. Media

1) Paragraf naratif

2) Buku teks

3) Tabel telaah teks

4) LK pemandu kegiatan

b. Bahan

1) Kertas HVS

2) Gunting, spidol

3) Gelas bekas

Page 109: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

G. Sumber Belajar

Harsiati, Titik. 2016. Buku Peserta didik Bahasa Indonesia Kelas VII

SMP/M.Ts. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemdikbud.

---------. 2016. Buku Guru Bahasa Indonesia Kelas VII SMP/M.Ts. Jakarta:

Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud.

Permendikbud No 50 Tahun 2015 tentang Pedoman Umum Ejaan Bahasa

Indonesia. 30 Novemner 2015

H. Langkah-langkah Pembelajaran

Pertemuan Pertama (3 JP)

Kegiatan Pendahuluan (10 menit)

a. Guru memotivasi siswa untuk bertanya jawab tentang paragraph naratif

b. Guru menyampaikan kompetensi yang akan dicapai, yaitu menelaah struktur

dan kebahasaan serta menulis teks paragraf naratif

c. Guru menyampaikan garis besar cakupan materi dan kegiatan yang akan

dilakukan.

d. Guru menyampaikan lingkup penilaian, yaitu pengetahuan dan keterampilan.

Kegiatan Inti (100 Menit)

a. Guru mengelompkka kelompok belajar bahasa Indonesia.

b. Tiap-tiap kelompok mendapat mendapatkan 1 tema dalam lotere

c. Guru menjelaskan mengenai materi paragraf naratif dan menjelaskan

mengenai materi kelompok.

d. Guru menjelskan aspek penilaian pengembangan gagasan ide, kesesuain dan

kejelasan isi cerita, kelengkapan unsur cerita, kebahasaan dan kerapian

tulisan.

e. Kemudian siswa diberikan waktu sampai selesai untuk ,membuat paragraf

naratif

f. Setiap kelompok beradu cepatm embuat paragraf naratif menjadi t baik dari

segi isi maupun bahasa

Page 110: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Kegiatan Penutup (10 menit)

a. Guru memfasilitasi siswa membuat butir-butir simpulan mengenai

masing-masing bagian paragraf naratif.

b. Guru bersama siswa melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan

kegiatan pembelajaran tentang penentuan bagian paragraf naratif orientasi,

komplikasi, dan reolusi, serta menyampaikan tindak lanjut/perbaikan untuk

kegiatan belajar berikutnya.

c. Guru memberikan umpan balik pada siswa dalam proses dan hasil

pembelajaran dengan cara memberi kesempatan siswa menyebutkan kembali

rincian isi masing-masing paragraf naratif

d. Dengan bimbingan guru peserta didik mengulangi materi yang sudah

dipelajari

e. Guru menyampaikan kegiatan belajar yang dikerjakan sebagai PR yaitu

berupa membaca paragraf naratif pada buku siswa.

f. Peserta didik dan guru merefleksi proses dan hasil pembelajaran.

g. Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada

pertemuan berikutnya

Pertemuan Kedua (3 JP)

Kegiatan Pendahuluan (8 menit)

a. Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangkan

b. Guru mengecek penugasan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya,

yaitu bagian-bagian paragraf naratifdengan cara memberi tiga bagian paragraf

naratif kepada peserta didik dan rincian komponennya. Kemudian peserta

didik diberi kesempatan untuk memasangkannnya

c. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran dan penilaian yang akan

dilakukan yaitu menelaah teks deskripsi dengan beberapa variasi

Kegiatan Inti (100 menit)

a. Bersama kelompok, peserta didik mengamati struktur paragraf

naratifdengan menggunakan tabel data yang disepakati.

Page 111: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

b. Peserta didik mengklasifikasi data untuk membuat kerangka sesuai dengan

struktur paragraf naratif.

c. Peserta didik menyajikan kerangka paragraf naratif yang disertai data hasil

pengamatan.

d. Peserta didik mencermati penguatan berupa tanggapan dan saran dari

kelompok lain dan guru.

e. Peserta didik memperbaiki kerangka teks deskripsi sesuai dengan tanggapan

dan saran dari kelompok lain dan guru.

Kegiatan Penutup (12 menit)

a. Guru bersama dengan peserta didik mengidentifikasi kelebihan dan

kekurangan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, serta

menyampaikan tindak lanjut/perbaikan untuk kegiatan belajar berikutnya.

b. Guru bertanya kepada peserta didik apakah kompetensi yang ingin dikuasai

sudah tercapai.

c. Guru memberi umpan balik kepada peserta didik dalam proses dan hasil

pembelajaran dengan cara memberi tanda bintang kepada siswa yang berhasil

menyelesaikan pekerjaannya dengan secara tepat

d. Guru memberi penugasan untuk berlatih membuat kerangka paragraf

naratifyang lain.

e. Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan

berikutnya, yaitu menulis cerita fantasi.

Pertemuan Ketiga (3 JP)

Kegiatan Pendahuluan (8 menit)

a. Guru mengondisikan suasana belajar yang menyenangka

b. Guru mengecek penguasaan kompetensi yang sudah dipelajari sebelumnya.

c. Guru menyampaikan kegiatan pembelajaran dan penilaian yang akan

dilakukan.

Page 112: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Kegiatan Inti (100 menit)

a. Peserta didik secara berkelompok berlatih mengembangkan bagian-bagian

kerangka (Orientasi, komplikasi, resolusi) secara bertahap sesuai dengan

struktur paragraf naratif.

b. Peserta didik dalam kelompok saling menukarkan hasil mengembangkan

bagian-bagian kerangka paragraf naratif untuk mengidentifikasi variasi pola

pengembangan kalimat topik dan penjelas pada setiap paragrafnya

c. Peserta didik melaporkan hasil identifikasi pola pengembangan kalimat topik

dan penjelas dari karya teman sekelompoknya.

d. Peserta didik mencermati penguatan tentang pola pengembangan kalimat

topik dan penjelas yang benar dari guru pada setiap bagian struktur paragraf

naratif

e. Peserta didik merevisi hasil pengembangan bagian-bagian teks deskripsi

sesuai dengan saran/masukan dari teman sekelompoknya.

f. Peserta didik menyunting paragraf naratifdari aspek penggunaan kata ganti,

kata sambung penanda urutan waktu, dan penggunaan dialog/kalimat

langsung

g. Peserta didik memperbaiki teks paragraf naratifyang ditulisnya sesuai dengan

hasil menyunting.

h. Peserta didik memajang hasil menulis paragraf naratifi madding kelas dan

kelompok lain memberi tanggapan dan saran

i. Peserta didik mencermati penguatan tentang penulisan paragraf naratifyang

baik dari guru.

Kegiatan Penutup (12 Menit)

a. Guru bersama peserta didik membuat butir-butir simpulan terkait

bagian-bagian cerita fantasi, penggunaan kata ganti, kata sambung, dan

penggunaan dialog/kalimat langsung.

b. Guru bersama dengan siswa mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan

kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, serta menyampaikan tindak

lanjut/perbaikan untuk kegiatan belajar berikutnya.

Page 113: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

c. Guru melakukan penilaian dengan teknik observasi.

d. Guru memberikan peenghargaan kepada kelompok yang mendapatkann

nilai terbaik.

I. Penilaian

1. Teknik penilaian

a. Sikap (spiritual dan sosial)

1) Observasi (jurnal)

b. Pengetahuan

2) Tes tertulis

c. Keterampilan

3) Praktik

Instrumen Penilaian

Pertemuan 1

Instrumen Penilaian sikap

a. Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual

Nama sekolah : SMP PGRI BAREMBENG

Kelas Semester : VII/I

Tahun Pelajaran : 2019

No waktu Nama

siswa

Catatan

pribadi

Butir

sikap

Ttd Tindak

lanjut

1

Page 114: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

b. Jurnal Perkembangan Sikap Sosial

Nama sekolah : SMP PGRI BAREMBENG

Kelas Semester : VII/I

Tahun Pelajaran : 2019

No waktu Nama

siswa

Catatan

pribadi

Butir

sikap

Ttd Tindak

lanjut

1

c. Pengetahuan

Teknik Bentuk Instrumen Instrumen soal

Tes Tertulis Uraian Tentukan struktur teks paragraf

naratif berjudul Ruang

Dimensi Alpha

Karya: Ratna Juwita

Tes Tertulis Uraian Tentukan karakter

pesan berjudul paragraf

naratif berjudul Kisah pohon

Apel dan Laki-laki

Ruang Dimensi Alpha

Karya: Ratna Juwita

“Kau harus membawanya kembali!” Erza berteriak kalang kabut. Aku

gugup. Bingung. Tak tau apa yang harus kuperbuat, sedangkan manusia

dengan wajah setengah kera itu memandang sekeliling. Manusia purba

Page 115: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

itu menemukanku ketika aku memasuki dimensi alpha. Tanpa kusadari ia

mengikutiku. Manusia purba itu akan mati jika tidak kembali dalam waktu

12 jam.

“Aku harus membawa dia kembali!” teriakku.

Erza menghempaskan tubuhnya pada meja kontrol laboratorium

dengan kesal. Ardi berteriak lantang ”Jangan main-main Don!” Ardi

menatapku dengan tajam. “Padahal..,” Erza tercekat, “Aku tahu Er kita

tinggal punya waktu 8 jam”. Aku terus berusaha meyakinkan sabahat-

sahabatku.

“ Jika kamu mengembalikan manusia purba melebihi 8 jam, berarti

tamat riwayatmu.” Kembali Erza dan Ardi menatapku tajam.

Aku mengotak-atik komputer Luminaku dengan cepat. Aku

memutuskan untuk tetap mengembalikan manusia purba itu.

“Sistem oke!”

Manusia purba itu harus hidup. Setiap mahkluk berhak untuk hidup.

Aku yang membawanya, aku juga yang harus mengembalikannya. Orang

tuaku tak pernah mengajarkanku untuk melarikan diri sesulit apapun

masalah yang kuhadapi.

Ku klik tombol „run‟ pada layar monitor Lumina di depanku dan diikuti

gelombang biru mirip Aurora memenuhi ruangan. Pagar Asteroid terbuka

lebar, memberikan ruang cukup untuk kulewati bersama manusia purba

itu. Ruangan penuh asap dengan pohon-pohon yang meranggas. Hampir

8 jam, manusia purba tetap memegang tanganku. Kurang 10 menit aku

lepaskan tangan manusia purba. Kujabat erat dan aku lari menuju lorong

dimensi alpha. Kurang 10 menit lagi waktu yang tersisa dan aku masih

di lorong dimensi alpha. Aku berpikir ini takdir akhir hidupku. Tiba-tiba

kudengar teriakan keras dan goncangan hebat. Aku terlemapar kembali ke

laboratoriumku.

Alarm berbunyi. Gelombang dimensi alpha semakin mengecil.

Badanku lemas seakan rontok semua sendiku. Aku menengadah dan

kulihat sahabat-sahabatku mengelilingiku. Semua alat di laboratorium ini

Page 116: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

pecah berantakan. Tinggal laptop Luminaku yang masih menyala.

“Ardi maafkan aku! Maaf telah merusak labolatorium untuk penelitian

ini,” kataku mengiba.

“Gak apa-apa asalkan dirimu bisa selamat,” Ardi memelukku dengan

erat. Kulihat Erza membawa air minum untukku. Tidak menyangka aku

bisa berhasil dikembalikan dan hidup lagi secara biasa. Manusia purba itu

juga berhasil kembali ke habitatnya pada 500 tahun sebelum masehi. Aku

dapat melihatnya dengan jelas di layar laptop. Manusia purba itu tersenyum

sambil melambaikan tangan ke arahku.

Tes tertulis

a. Tentukan struktur teks paragraf naratif berjudul Ruang Dimensi Alpha

Pedoman penskoran

No. Aspek Penilaian Skala Nilai

Bobot Skor 1 2 3 4 5

1. Pengembangan gagasan (ide) 4 20

2. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita

4 20

3. Kelengkapan unsur cerita

- (5W + 1H)

6 30

4. Aspek kebahasaan

- Pengembangan paragraf

- Penyusunan kalimat

efektif

- Ketepatan diksi

- EYD

4 20

5. Kerapian tulisan 2 10

Jumlah 20 100

Pedoman penilaian kompetensi keterampilan

Page 117: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Skor = jumlah perolehan angka keseluruhan

Nilai = skor yang diperoleh x 100

Skor maksimal

Kunci Jawaban

1. Orientasi, komplikasi,resolusi, koda

Pertemuan 2

Instrumen Penilaian sikap

a. Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual

Nama sekolah : SMP PGRI BAREMBENG

Kelas Semester : VII/I

Tahun Pelajaran : 2019

No Waktu Nama

siswa

Catatan

pribadi

Butir

sikap

Ttd Tindak

lanjut

1

b. Jurnal Perkembangan Sikap Sosial

Nama sekolah : SMP PGRI BAREMBENG

Kelas Semester : VII/I

Tahun Pelajaran : 2019

No waktu Nama

siswa

Catatan

pribadi

Butir

sikap

Ttd Tindak

lanjut

1

Page 118: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

c. Pengetahuan

Soal Uraian

(1) Perbaikilah kalimat berikut yang menggunakan ejaan yang tidak tepat!

Aku harus membawa Dia kembali! teriakku.

Erza menghempaskan tubuhnya pada Meja Kontrol Laboratorium

dengan kesal. ardi berteriak lantang Jangan main-main Don Ardi

menatapku dengan tajam. “Padahal..,” Erza tercekat, “Aku tahu Er kita

tinggal punya waktu 8 jam”. Aku terus berusaha meyakinkan sabahat-

sahabatku.

2. Perbaikan ejaan

Aku harus membawa Dia kembali!” teriakku

Seharusnya

Aku harus membawa dia kembali!” teriakku

Erza menghempaskan tubuhnya pada Meja Kontrol Laboratorium

Seharusnya

Erza menghempaskan tubuhnya pada Meja Kontrol Laboratorium

3. Perbaikan tanda baca

a. Jangan main-main Don Ardi menatapku dengan tajam.

Seharusnya

“Jangan main-main Don!” Ardi menatapku dengan tajam

b. Aku harus membawa Dia kembali! teriakku

Seharusnya

“Aku harus membawa Dia kembali!” teriakku

Lembar Kerja Siswa 4

Menemukan Alur/Plot

Page 119: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Judul :

Tahapan

Orientasi

Komplikasi

Resolusi

Koda

Penilaian Pertemuan 3

a. Jurnal Perkembangan Sikap Spiritual

Nama sekolah : SMP PGRI BAREMBENG

Kelas Semester : VII/I

Tahun Pelajaran : 2019

No waktu Nama

siswa

Catatan

pribadi

Butir

sikap

Ttd Tindak

lanjut

1

b. Jurnal Perkembangan Sikap Sosial

Nama sekolah : SMP PGRI BAREMBENG

Kelas Semester : VII

Tahun Pelajaran : 2019

No Waktu Nama

siswa

Catatan

pribadi

Butir

sikap

Ttd Tindak

lanjut

1

Page 120: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Kisi-kisi penilaian Keterampilan

NO Kompetensi

Dasar

Materi Indikator Petunjuk

pelaksanaan

kerja

Jml

Menyajikan

gagasan

kreatif dalam

bentuk cerita

Menulis paragraf

naratif

Menulis

paragraf

naratif

Tulislah teks

paragraf naratif

dengan tema

persahabatan

dengan

memperhatikan

ejaan dan tanda

baca

1

buah

Soal keterampilan

Tulislah teks paragraf naratif dengan tema persahabatan dengan memperhatikan

ejaan dan tanda baca!

Rubrik penilaian dan Pedoman penskoran.

No. Aspek yang Dinilai Kriteria Penilaian Skor

1. Pengembangan gagasan f. Padat informasi, penalaran

logis, dan tuntas.

g. Padat informasi, penalaran

logis, dan kurang tuntas.

h. Informasi cukup, penalaran

logis, dan kurang tuntas.

i. Informasi kurang, penalaran

kurang logis, dan kurang

tuntas,

j. Informasi tidak jelas,

5

4

3

2

Page 121: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

penalaran tidak logis, dan

tidak tuntas.

1

2. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita

f. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita sangat sesuai.

g. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita sesuai.

h. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita cukup sesuai.

i. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita kurang sesuai.

j. Kesesuaian dan kejelasan isi

cerita tidak sesuai.

5

4

3

2

1

3.

f. Kelengkapan unsur cerita

(5W+1H)

g. Unsur kelengkapan menulis

pengalaman pribadi

berkurang 1.

h. Unsur kelengkapan menulis

pengalaman pribadi

berkurang 2.

i. Unsur kelengkapan menulis

pengalaman pribadi

berkurang 3.

j. Unsur kelengkapan menulis

cerita berkurang 4.

5

4

3

2

1

4. Aspek kebahasaan

(pengembangan paragraf,

penggunaan ejaan dan tanda

baca, pilihan kata, kalimat

efektif, dan EYD)

f. Aspek kebahasaan yang

digunakan sangat

sempurrna, sangat sesuai,

dan tidak ada kesalahan.

g. Aspek kebahasaan yang

digunakan sempurna, sesuai,

dan tidak ada kesalahan.

h. Aspek kebahasaan yang

digunakan sempurna, sesuai,

dan sedikit kesalahan.

i. Aspek kebahasaan yang

digunakan kurang sempurna,

kurang sesuai, dan sedikit

kesalahan.

j. Aspek kebahasaan yang

digunakan tidak sempurna,

tidak sesuai, dan banyak

kesalahan.

5

4

3

2

1

Page 122: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

5. Kerapian tulisan f. Tulisan terbaca jelas dan

tidak ada coretan.

g. Tulisan terbaca dan sedikit

coretan.

h. Tulisan terbaca dan terdapat

coretan.

i. Tulisan tidak terbaca dan

tidak ada coretan.

j. Tulisan tidak terbaca dan

banyak coretan.

5

4

3

2

1

Mengetahui

Kepala SMP PGRI BAREMBENG

Makassar, Desember 2019

Guru Mata Pelajaran

Page 123: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Lampiran 2

DOKUMENTASI

SIKLUS 1 (SATU) 3X PERTEMUAN

1. PENERAPAN SECARA LANGSUNG

Page 124: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

SIKLUS 2 (DUA) 3X PERTEMUAN

2. PENERAPAN SECARA LANGSUNG

Page 125: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Lampiran 3

DAFTAR HADIR SISWA KELAS VII Siklus I

NO NAMA PERTEMUAN Keterangan

1 2 3

1. Abdul Karim √ √ √

2. Ahmad Jazuli √ √ √

3. Aisyah Putri Ramadani √ √ √

4. Ananda Ferdi √ √ √

5. Anggung Nirmala Sari √ √ √

6. Aulia Rahmadhani √ √ √

7. Cakra Eka Putra √ √ √

8. Febyta Chaeruniza √ √ √

9. Hamka Syaputra √ √ √

10. Hardiansyah √ √ √

11. Keisha Rofilah √ √ √

12. M. Irham √ √ √

13. Mirsan Efendi √ √ √

14. Muh. Ilham √ √ √

15. Muh. Jusdar √ √ √

16. Muh. Nabil Makarim √ √ √

17. Muh. Nur Alif √ √ √

18. Muh. Reski Syam √ √ √

19. Muh Syahrul √ √ √

20. Muhammad Agus √ √ √

21. Nur Annisa √ √ √

22. Nasrul Anugrah √ √ √

23. Nur Aisyah √ √ √

24. Nur Fitri √ √ √

25. Nur Rahmadani √ √ √

26. Nur Salam √ √ √

27. Annisa Salsabila √ √ √

28. Nue Febriani √ √ √

29. Nur Asni √ √ √

30. Reza Ardiansyah √ √ √

31. Rifka Al Maulana √ √ √

32. Samsiar √ √ √

33. Walfajri √ √ √

34. Yusfi Ainun √ √ √

35. Zahra Dian Nugraha √ √ √

Page 126: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Lampiran 4

DAFTAR HADIR SISWA KELAS VII Siklus II

NO NAMA PERTEMUAN Keterangan

1 2 3

1 Abdul Karim √ √ √

2 Ahmad Jazuli √ √ √

3 Aisyah Putri Ramadani √ √ √

4 Ananda Ferdi √ √ √

5 Anggung Nirmala Sari √ √ √

6 Aulia Rahmadhani √ √ √

7 Cakra Eka Putra √ √ √

8 Febyta Chaeruniza √ √ √

9 Hamka Syaputra √ √ √

10 Hardiansyah √ √ √

11 Keisha Rofilah √ √ √

12 N. Irham √ √ √

13 Mirsan Efendi √ √ √

14 Muh. Ilham √ √ √

15 Muh. Jusdar √ √ √

16 Muh. Nabil Makarim √ √ √

17 Muh. Nur Alif √ √ √

18 Muh. Reski Syam √ √ √

19 Muh Syahrul √ √ √

20 Muhammad Agus √ √ √

21 Nur Annisa √ √ √

22 Nasrul Anugrah √ √ √

23 Nur Aisyah √ √ √

24 Nur Fitri √ √ √

25 Nur Rahmadani √ √ √

26 Nur Salam √ √ √

27 Annisa Salsabila √ √ √

28 Nue Febriani √ √ √

29 Nur Asni √ √ √

30 Reza Ardiansyah √ √ √

31 Rifka Al Maulana √ √ √

32 Samsiar √ √ √

33 Walfajri √ √ √

34 Yusfi Ainun √ √ √

35 Zahra Dian Nugraha √ √ √

Page 127: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Lembar kerja siswa siklus I

Page 128: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …
Page 129: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …

Lembar Kerja Siklus II

Page 130: PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARATIF …