peningkatan hasil belajar ipa melalui model...

15
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN AJARAN 2011 / 2012 Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Diajukan Oleh: RATIH KUMALA WIJAYANTI A 510 080 004 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2012

Upload: hacong

Post on 04-Apr-2019

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN

AJARAN 2011 / 2012

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajad Sarjana S-1

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan Oleh:

RATIH KUMALA WIJAYANTI

A 510 080 004

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2012

ii

PERSETUJUAN

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN

AJARAN 2011 / 2012

Diajukan oleh :

RATIH KUMALA WIJAYANTI

A 510 080 004

Disetujui untuk dipertahankan dihadapan

Dewan Penguji Skripsi S-1

Telah disetujui oleh :

Pembimbing I Pembimbing II

(Drs. Suwarno, S.H, M.Pd.) (Drs. Saring Marsudi, S.H, M.Pd.)

Tanggal: Tanggal:

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN

QUIZ TEAM PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KARTASURA 6 TAHUN

AJARAN 2011 / 2012

Ratih Kumala Wijayanti, Pendidikan Guru Sekolah Dasar, FKIP

Universitas Muhammadiyah Surakarta

ABSTRAKS

Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA melalui model pembelajaran Quiz Team pada siswa kelas V SD Negeri Kartasura 6 Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Kartasura 6 Kecamatan Kartasura, Sukoharjo. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus. Dari hasil tindakan siklus I sampai siklus II terjadi peningkatan hasil belajar IPA yang didapat siswa. Metode pengumpulan data digunakan teknik observasi, dokumentasi, tes dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis non statistik / analisis kualitatif.

Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang digunakan peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I dari 24 siswa yang hadir terdapat 79,17% yang mendapat nilai ≥65, sebagai KKM. Pada siklus II dari 24 siswa yang hadir terdapat 87,5% yang mendapat nilai ≥ 65, sebagai KKM, hal ini menyatakan ada peningkatan sebanyak 8,33% dari siklus I. Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa dengan penerapan model pembelajaran Quiz Team dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Kartasura 6 Kecamatan Kartasura, Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012.

Kata kunci: Hasil belajar, pembelajaran IPA, model pembelajaran Quiz Team.

A. Pendahuluan

Kegiatan pembelajaran di sekolah merupakan bagian dari kegiatan

pendidikan yang bertujuan mencerdaskan siswa. Keberhasilan suatu

pembelajaran dapat dilihat dari keberhasilan siswa dalam mengikuti kegiatan

pembelajaran yaitu tingkat pemahaman, penguasaan materi, serta hasil belajar

siswa. Semakin tinggi tingkat pemahaman, penguasaan materi, serta hasil

belajar siswa maka semakin tinggi pula tingkat keberhasilan pembelajaran

siswa.

Model pembelajaran merupakan salah satu cara yang digunakan oleh

guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya

proses belajar mengajar. Model pembelajaran yang baik adalah model yang

dapat menumbuhkan kegiatan belajar siswa. Untuk itu guru harus memahami

dan menguasai materi yang akan disampaikan dan memilih model

pembelajaran yang tepat dalam penyampaian materi. Selain itu dalam setiap

proses pemahaman konsep perlu didukung adanya media dan sumber belajar

yang sesuai untuk mengantisipasi kelemahan pembelajaran konvensional dan

meningkatkan mutu pendidikan., sehingga siswa mudah memahami materi

pembelajaran yang disampaikan guru. Sehingga dapat menciptakan proses

belajar mengajar yang baik.

Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dengan guru SD Negeri

06 Kartasura, ditemukan permasalahan dalam hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA. Nilai KKM untuk mata pelajaran IPA yaitu 65. Data yang

diperoleh nilai siswa yang di atas KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) hanya

18 siswa atau 75%. Sedangkan 6 siswa atau 25% masih memperoleh nilai di

bawah KKM.

Melihat realita di atas bahwa proses pembelajaran selama ini

yang berlangsung di kelas belum memenuhi harapan guru, siswa dan

sekolah. Hal ini karena guru dalam menyampaikan materi hanya menoton

saja, sehingga membuat siswa bosan, pembelajaran masih cenderung berpusat

pada guru, banyak siswa yang pasif dalam mengikuti proses pembelajaran,

diam dan tidak banyak bertanya apakah mereka sudah jelas atau belum.

Seiring dengan perkembangan di dalam dunia pendidikan,

terciptalah bermacam-macam model pembelajaran yang inovatif dalam

pembelajaran yang diharapkan membuat siswa aktif dalam belajar, Salah satu

model pembelajaran IPA yang dapat digunakan adalah model pembelajaran

quiz team untuk mengatasi masalah tersebut. Menurut Hisyam Zaini, dkk

(2007: 57-58) menyebutkan bahwa model ini meningkatkan kemampuan

tanggung jawab siswa tentang apa yang mereka pelajari melalui cara

kolaborasi yang menyenangkan dan tidak menakutkan. Proses belajar

mengajar ini berlangsung dengan keaktifan dari siswa, siswa dapat menguasai

materi secara mendalam dengan waktu yang sedikit, dan siswa terdidik untuk

berlatih bersosialisasi dengan orang lain.

B. Metode

Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan melalui dua siklus. Sedangkan

Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas V SD Negeri Kartasura 6

Kecamatan Kartasura, Sukoharjo.

Dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai

berikut:

1. Observasi

Samino dan Saring Marsudi (2011: 99) “observasi adalah suatu

teknik pemahaman individu atau pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti dan sistematis terhadap

suatu gejala atau peristiwa tertentu”.

“Observasi (observation) atau pengamatan adalah suatu teknik

yang dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta

pencatatan secara sistematis” (Suharsimi Arikunto, 2007 : 30).

Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan observasi adalah

teknik pengumpulan data yang dilakukan secara sistematis dan teliti

terhadap suatu peristiwa. Observasi ini dilakukan untuk mencatat semua

kegiatan guru dalam proses belajar mengajar di kelas, mengamati kondisi

kelas serta mengamati siswa dalam kegiatan pembelajaran IPA. Peneliti

menggunakan observasi partisipatif didalam melakukan pengamatan

terhadap siswa kelas V SD Negeri Kartasura 6.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik yang digunakan untuk mengumpulkan

data dari sumber non manusia, Lincoln dan Guba 1985 dalam

(Syamsuddin, 2006: 108).

Dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan arsip-arsip untuk

mendukung data yang ada. Dokumentasi ini berupa foto-foto, daftar

absensi siswa, daftar nilai siswa, hasil tes tulis siswa dan data-data lain

yang mendukung penelitian.

3. Tes

“Tes adalah alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui

atau mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang

sudah ditentukan.” (Suharsimi Arikunto, 2007: 53).

Tes dilakukan untuk memperoleh data peningkatan nilai siswa

serta tingkat perkembangan mengenai keterampilan menulis narasi.

Peneliti menggunakan tes formatif di setiap pertemuan pada siklusnya.

Bentuk tes yang diberikan kepada siswa berbentuk tes uraian.

4. Wawancara

Menurut Nana (2009: 102), menyatakan wawancara adalah alat

pengumpul data digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan

dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, keyakinan dan

lain-lain dari individu dan didapatkan respon secara langsung.

Wawancara ini dilakukan terhadap guru kelas V. Wawancara

berlangsung pada proses awal (dialog awal) untuk mengetahui

permasalahan yang ada di sekolah serta wawancara dilakukan setelah

pelaksanaan siklus I dilakukan untuk mengetahui hal yang masih kurang

pada proses pembelajaran.

Ada dua jenis triangulasi yang dikemukakan oleh Sugiyono dalam

Andi Prastowo (2010: 289), yaitu:

1. Triangulasi sumber

Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kevalidan data yang

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Membandingkan antara data pengamatan dengan

informasi dari guru.

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kevalidan data dengan cara

mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

Pengecekan teknik dengan cara membandingkan observasi dengan

dokumentasi.

Adapun dari triangulasi yang ada peneliti menggunakan teknik

triangulasi sumber yaitu mengumpulkan data sejenis dari sumber yang

berbeda agar lebih mantap kebenarannya dengan cara membandingkan data

hasil observasi dengan hasil wawancara, tes serta dokumentasi.

Sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah non

statistik/analisis data kualitatif yaitu data yang bersifat deskripsi, informasi

berbentuk kalimat dianalisis secara kualitatif, kata-kata, keterangan secara

mendalam tentang suatu objek yang menjadi sasaran penelitian. (Kunandar,

2008: 127-128).

Adapun langkah-langkah analisis data adalah sebagai berikut:

1. Reduksi data , yaitu proses penyederhanaan data yang dilakukan melalui

seleksi, pengelompokan, dan pengorganisasian data mentah menjadi

sebuah informasi bermakna. Data dan informasi yang relevan terkait

langsung dengan pelaksanaan PTK yang diolah untuk bahan evaluasi.

2. Penyajian data, yaitu upaya menampilkan data secara jelas dan mudah

dipahami dalam bentuk paparan naratif, tabel, atau perwujudan lainnya

yang dapat memberikan gambaran jelas tentang proses dan hasil tindakan

yang dilakukan. Penyajian data dilakukan dalam rangka pemahaman

sejumlah informasi yang memberi kemungkinan adanya penarikan

kesimpulan.

3. Penarikan kesimpulan, yaitu pengambilan intisari dari sajian data yang

telah terorganisasikan dalam bentuk pernyataan atau kalimat singkat,

padat, dan bermakna. Penarikan kesimpulan ini dilakukan secara bertahap

untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang tinggi.

C. Hasil dan Pembahasan

1. Hasil Pelaksanaan Tindakan Kelas di Setiap Siklus

Hasil belajar IPA siklus I sampai siklus II terjadi peningkatan

hasil belajar IPA yang didapat siswa. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi

yang dilakukan guru peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Pada siklus I dari 24 siswa yang hadir terdapat 79,17% yang mendapat

nilai di atas KKM 65. Pada siklus II dari 24 siswa yang hadir terdapat

87,5% yang mendapat nilai di atas indikator KKM 65, hal ini

menyatakan ada peningkatan sebanyak 8,33% dari siklus I. Dari data di

atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD

Negeri Kartasura 6 meningkat.

Hasil penelitian mengenai penerapan model pembelajaran Quiz

Team untuk meningkatkan hasil belajar IPA kelas V SD Negeri Kartasura

6 dari siklus I sampai siklus II dapat dilihat dari tabel di bawah ini.

Tabel Keaktifan Siswa Pada Setiap Siklus

Keaktifan Prasiklus Siklus I Siklus II

Jml Siswa

% Jml Siswa

% Jml Siswa

%

Memperhatikan penjelasan guru/teman

17 70,83 20 83,33 22 91,67

Membaca materi 19 79,16 21 87,5 23 95,83 Mencatat materi/hal-hal yang penting 15 62,5 19 79,16 24 100 Mengajukan pertanyaan pada teman/guru

5 20,83 11 45,83 20 83,33

Menjawab pertanyaan teman/guru 6 25 13 54,16 21 87,5 Mengambil giliran dan berbagi tugas 10 41,66 15 62,5 17 70,83 Menghargai pendapat orang lain 18 75 21 87,5 22 91,67

Memberi kesempatan orang lain berbicara

14 58,33 19 79,16 22 91,67

Mengerjakan tugas yang diberikan dengan baik

18 75 21 87,5 24 100

Mendengarkan dengan aktif 19 79,16 21 87,5 24 100 Kerjasama dalam kelompok 11 45,83 18 75 20 83,33 Kemampuan menyampaikan informasi

7 29,16 16 66,66 18 75

Tabel Prosentase Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Kartasura 6

Nilai Prasiklus Siklus I Siklus II

Jml % Jml % Jml % ≤ 65 6 25 5 20,83 3 12,5 65 18 75 19 79,17 21 87,5

Dari data tersebut dapat dibuat grafik di bawah ini :

Gambar Grafik Peningkatan Rata-rata Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas V SD Negeri Kartasura 6

6870727476788082848688

Prasiklus (73,96) Siklus I (82,08) Siklus II (85,83)

Rata-rata hasil belajar

65,00%

70,00%

75,00%

80,00%

85,00%

90,00%

Prasiklus Siklus I Siklus II

73,96%

82,08%85,83%

Histogram Prosentase Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas V SD Negeri Kartasura 6

Berdasarkan dari data diatas dapat dibuat histogram sebagai berikut:

Gambar

Dari table, grafik dan histogram di atas dapat dideskripsikan

bahwa nilai rata-rata siswa untuk aspek kognitif siswa pada mata pelajaran

IPA dengan penerapan model pembelajaran Quiz Team pada pra siklus

adalah 73,96, siklus I 82,08, dan siklus II 85,83. Dari data tersebut dapat

dilihat bahwa terjadi peningkatan di setiap siklusnya.

2. Pembahasan

Sekolah merupakan sebuah lembaga formal yang digunakan

sebagai sarana belajar bagi siswa. Siswa bersekolah untuk mendapatkan

berbagai ilmu pengetahuan yang diberikan oleh guru. Bermacam-macam

bidang ilmu yang diajarkan di sekolah, diantaranya adalah pelajaran

matematika. Syaiful Sagala (2006: 61) mengemukakan Pembelajaran

mengandung arti setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu

seseorang mempelajari suatu kemampuan dan atau nilai yang baru.

Pembelajaran IPA di sekolah dasar adalah suatu kegiatan yang dirancang

untuk membantu seseorang mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang

baru. Dari pendapat di atas maka pembelajaran IPA yang dilaksanakan

oleh guru untuk membelajarkan kemampuan baru dalam bidang IPA

kepada siswa agar siswa mampu menguasai ilmu IPA.

Guru yang bertindak sebagai fasilitator, membantu siswa

mempelajari IPA, sehingga dalam menyampaikan materi IPA guru harus

menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai. Siswa lebih

memahami materi pelajaran IPA dan belajar lebih bermakna, maka guru

menggunakan model pembelajaran Quiz Team yaitu model pembelajaran

aktif yang mana siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar dan dan semua

anggota bersama-sama mempelajari materi tersebut, mendiskusikan

materi, saling memberi arahan, saling memberikan pertanyaan dan

jawaban, setelah materi selesai diadakan suatu pertandingan akademis agar

siswa dapat memahami IPA dengan baik.

Proses belajar siswa hanya terjadi jika pengetahuan yang

dipelajari bermakna bagi siswa. Quiz Team merupakan model

pembelajaran aktif yang mana siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar

dan dan semua anggota bersama-sama mempelajari materi tersebut,

mendiskusikan materi, saling memberi arahan, saling memberikan

pertanyaan dan jawaban, setelah materi selesai diadakan suatu

pertandingan akademis.

Setelah proses pembelajaran dilakukan langkah selanjutnya

adalah mengetahui tingkat pemahaman yang dimiliki siswa, maka guru

melakukan evaluasi pembelajaran. Evaluasi pembelajaran dilakukan guru

untuk mengetahui tingkat perkembangan hasil belajar siswa dari waktu ke

waktu.

Sardiman (2007: 39), mengemukakan bahwa belajar merupakan

proses kegiatan untuk mendapatkan perubahan tingkah laku bagi peserta

didik. Akan tetapi dalam kenyataanya ada beberapa faktor yang

mempengaruhi hasil belajar. Dari sekian banyak faktor yang

mempengaruhi hasil belajar, secara garis besar dapat dibagi dalam

klasifikasi faktor intern (dari dalam) diri si subjek belajar dan faktor

ekstern (dari luar) diri si subjek belajar.

Dari pendapat tersebut maka model pembelajaran Quiz Team

merupakan faktor yang berasal dari luar diri siswa. Melalui model

pembelajaran aktif yang mana siswa dibagi kedalam tiga kelompok besar

dan dan semua anggota bersama-sama mempelajari materi tersebut,

mendiskusikan materi, saling memberi arahan, saling memberikan

pertanyaan dan jawaban, setelah materi selesai diadakan suatu

pertandingan akademis, maka akan memudahkan siswa untuk memahami

pembelajaran serta siswa menjadi tertarik dan termotivasi belajar karena

siswa diajak untuk aktif dalam pembelajaran. Dengan belajar IPA siswa

mendapat banyak manfaat yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-

hari, sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Pelaksanaan siklus I hingga II didapat nilai rata-rata siswa untuk

aspek kognitif siswa pada mata pelajaran IPA dengan penerapan model

pembelajaran Quiz Team pada siklus I adalah 82,08, siklus II 85,83. Dari

data tersebut dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan setiap siklus. Hasil

tindakan siklus I sampai siklus II terjadi peningkatan hasil belajar IPA

yang didapat siswa. Hal ini terlihat dari hasil evaluasi yang digunakan

peneliti untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus I dari 24

siswa yang hadir terdapat 79,17% yang mendapat nilai di atas KKM 65.

Pada siklus II dari 24 siswa yang hadir terdapat 87,5% yang mendapat

nilai di atas KKM 65, hal ini menyatakan ada peningkatan sebanyak

8,33% dari siklus I. Dari data di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar

IPA pada siswa kelas V SD Negeri Kartasura 6 meningkat.

D. Simpulan

1. Berdasarkan penerapan model pembelajaran Quiz Team dapat

meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas V SD Negeri Kartasura

6 tahun ajaran 2011/ 2012.

2. Hipotesis tindakan yang diajukan bahwa “Dengan menerapkan model

pembelajaran Quiz Team pada pembelajaran IPA siswa kelas V SD

Negeri Kartasura 6 tahun ajaran 2011/2012”, dengan demikian hipotesis

tersebut di atas diterima.

DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.

Bumi Aksara. Hidayati, Siti Nurlaila. 2010. Penggunaan Metode Kuis Tim untuk Meningkatkan

Hasil Belajar IPA pada Siswa Kelas V Semester 1 SDN 02 Tawangsari Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Tidak diterbitkan.

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada

Nana dan Ibrahim. 2009. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung : Sinar

Baru Algensindo Prastowo, Andi. 2010. Menguasai Teknik-teknik Koleksi Data Penelitian

Kualitatif. Jogjakarta: DIVA Press. Rubiyanto, Rubino. 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Surakarta: UMS. Sagala, Syaiful, 2006. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta.

Samino dan Saring Marsudi. 2011. Layanan Bimbingan Belajar. Surakarta: Fairuz Media.

Sardiman, 2007. Interaksi dan Motivasi Balajar Mengajar. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sari, Diah Rosi Kartikasari. 2010. Peningkatan Motivasi dan Keaktifan Belajar Siswa dalam Pembelajaran Matematika dengan Menggunakan Pendekatan Montessori. Skripsi. Surakarta: Tidak diterbitkan.

Sugiyono. 2005. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFA BETA. Suryabrata, Sumadi. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Suprijono, Agus. 2011. Cooperatif Learning Teori dan Aplikasi Paikem.

Yogyakarta: Pustaka Belajar. Supartini. 2010. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Think Pair Share untuk

Meningkatkan Keaktifan dan Motivasi Belajar pada Siswa Kelas V MIM Ngwaru Plosorejo Matesih Tahun Ajaran 2009/2010. Skripsi. Surakarta: Tidak diterbitkan.

Sutama. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif, PTK, R & D. Surakarta: Fairuz.

Syamsuddin dan Vismaian. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Wardani, I.G.A.K, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka.

Zaini, Hisyam. 2007. Strategi Pembelajaran Aktif. Yogyakarta. CTSD.