peningkatan hasil belajar ipa materi suhu dan kalor...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
SUHU DAN KALOR MELALUI METODE PEMBELAJARAN
DIRECTED READING ACTIVITY (DRA) BERBANTU
ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF
GLOBAL BLOTONGAN KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
LULUK USWATUN KHASANAH
NIM: 23040-15-0158
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI
SUHU DAN KALOR MELALUI METODE PEMBELAJARAN
DIRECTED READING ACTIVITY (DRA) BERBANTU
ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS V MI MA’ARIF
GLOBAL BLOTONGAN KOTA SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh:
LULUK USWATUN KHASANAH
NIM: 23040-15-0158
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2019
iv
v
vi
vii
MOTTO
اسْعَهَاي الاَ او االله انفَْسًاااِلا كَلِف
“ Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kesanggupannya” (QS. Al-Baqarah: 287)
امَعَااالع سْراِ ي سْرَااِنا
“ Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan” (QS. Al-Insyirah: 6)
viii
PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi
ini penulis persembahkan untuk:
1. Ayah dan ibundaku tersayang, Munayiri dan Siti Nur Yanah yang selalu
membimbingku, memberi doa, nasihat, kasih sayang, semangat, dan motivasi
dalam kehidupanku.
2. Saudara kandungku Ulfa Afifatul dan keluarga besarku yang senantiasa
menyayangiku dan mendoakanku.
3. Sahabat-sahabatku tercinta The Gons (Chika, Rahmatika, Nur, Khoir, Puput,
Silmi, dan Septi) yang sudah banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini
dan menjadi motivasiku.
4. Sahabat seperjuangan angkatan 2015 khususnya jurusan PGMI.
5. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku dosen pembimbing yang telah
banyak membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
ix
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan kepada
Allah Swt yang selalu memberikan nikmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Suhu dan Kalor Melalui Metode
Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga Pada Siswa Kelas V MI
Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Tidak lupa shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada nabi agung
Muhammad SAW sebagai uswatun khasanah bagi seluruh keluarga, sahabat
serta umatnya yang selalu setia.
Penulisan skripsi ini tentu tidak akan terselesaikan tanpa bantuan,
bimbingan, dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku ketua jurusan PGMI IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Budiyono Saputro, M.Pd. selaku pembimbing skripsi yang
telah membimbing. Memotivasi, mengarahkan, dan meluangkan
waktunya untuk memberikan bimbingan dalam penulisan sktipsi ini.
x
5. Ibu Khulatul Lutfiah, M.Pd.I. selaku dosen pembimbing akademik yang
telah memberikan banyak bimbingan kepada penulis.
6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmu dan bantuan kepada penulis.
7. Bapak Khaeroni, S.Pd.I selaku kepala MI Ma’arif Global yang telah
memberikan izin melakukan penelitian.
8. Ibu Tri Wahyuni, S.Pd.I selaku guru kelas V MI Ma’arif Global
Blotongan yang telah berkenan bekerjasama dengan penulis.
9. Seluruh siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga yang
telah mendukung dan membantu peneliti dalam penelitian.
10. Kedua orang tua dan sahabat senasib seperjuangan yang senantiasa terus
memberi motivasi dan dukungannya.
Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini.
Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta
para pembaca.
Salatiga, 22 Maret 2019
Penulis
Luluk Uswatun Khasanah
NIM. 23040150158
xi
ABSTRAK
Khasanah, Luluk Uswatun. 2019. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Suhu
dan Kalor Melalui Metode Directed Reading Activity (DRA)
Berbantu Alat Peraga Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Global
Blotongan Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019. Jurusan
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan (FTIK). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Dr. Budiyono Saputro, S.Pd., M.Pd.
Kata Kunci: hasil belajar IPA, metode directed reading activity, alat
peraga, suhu dan kalor
Hasil belajar IPA di MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga masih
rendah terbukti dengan hasil belajar siswa yang belum mencapai KKM 70.
Dikarenakan siswa yang kurang berkonsentrasi dalam pembelajaran dan juga
siswa kurang mendapatkan metode pembelajaran baru saat pembelajaran.
Rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah penerapan metode
pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor pada siswa kelas V MI
Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019 ?. Tujuan
penelitian ini untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi suhu dan
kalor melalui metode pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) berbantu
alat peraga pada siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga tahun
pelajaran 2018/2019.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan
dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian adalah
siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga yang berjumlah 23
siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Instrumen penelitian
meliputi lembar observasi dan soal. Metode pengumpulan data yang digunakan
yaitu observasi dan tes. Data dianalisis secara statistik menggunakan rumus
persentase, apabila ≥ 85 siswa tuntas belajar maka siklus dihentikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran DRA berbantu
alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif Blotongan
Kota Salatiga tahun 2018/2019. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Pra
Siklus ke Siklus I 13% dan Siklus I ke Siklus II 44%. Hal ini dapat dilihat dari
peroleh ketuntasan hasil belajar siswa pada pra siklus 30% siswa tuntas belajar,
pada Siklus I 43% siswa tuntas belajar dan Siklus II 87% siswa tuntas belajar.
Maka Penelitian Tidakan Kelas ini dinyatakan berhasil, karena hasil ketuntasan
siswa pada Siklus II diperoleh 87% sehingga telah mencapai indikator ketuntasan
secara klasikal yaitu ≥85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas.
xii
DAFTAR ISI
Sampul ..................................................................................................................... i
Lembar Berlogo ...................................................................................................... ii
Halaman Judul ........................................................................................................ iii
Lembar Persetujuan Pembimbing ......................................................................... iv
Lembar Pengesahan ............................................................................................... v
Pernyataan Keaslian Tulisan ........................................................................................ vi
Motto ..................................................................................................................... vii
Persembahan ......................................................................................................... vii
Kata Pengantar ....................................................................................................... ix
Abstrak .................................................................................................................... xi
Daftar Isi................................................................................................................ xii
Daftar Tabel .......................................................................................................... xv
Daftar Gambar ...................................................................................................... xvi
Daftar Lampiran.................................................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................1
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 5
D. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 5
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ........................................ 7
F. Definisi Operasional ............................................................................... 8
xiii
G. Metode Penelitian......................................................................................... 12
1. Rancangan Penelitian ....................................................................... 12
2. Subjek Penelitian .............................................................................. 13
3. Langkah-Langkah Penelitian ............................................................ 13
4. Pengumpulan Data ............................................................................ 16
5. Instrumen Penelitian ......................................................................... 17
6. Analisis Data .................................................................................... 19
H. Sistematika Penulisan ........................................................................... 20
BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 22
A. Kajian Teori .................................................................................................. 22
1. Hakikat Hasil Belajar........................................................................ 22
2. Hakikat IPA ................................................................................................... 35
3. Metode Pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) ........................ 38
4. Suhu dan Kalor .............................................................................................. 43
5. Alat Peraga........................................................................................46
B. Kajian Pustaka .............................................................................................. 48
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ........................................................... 52
A. Gambaran Umum ................................................................................. 52
B. Deskripsi Persiklus ....................................................................................... 57
1. Deskripsi Pra Siklus ......................................................................... 57
2. Deskripsi Siklus I ............................................................................. 58
3. Deskripsi Siklus II ............................................................................ 64
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 71
A. Deskripsi Hasil Penelitian ........................................................................... 71
1. Deskripsi Data Pra Siklus ................................................................. 71
xiv
2. Deskripsi Data Siklus I ..................................................................... 73
3. Deskripsi Data Siklus II .................................................................... 81
B. Pembahasan ................................................................................................... 89
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 94
A. Kesimpulan ........................................................................................... 94
B. Saran ..................................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 96
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Identitas Sekolah ................................................................................... 52
Tabel 3.2 Data Nama Guru MI ma’arif Global Blotongan ................................... 53
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Ma’arif Global Blotongan ............................. 54
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V MI Global Blotongan ........................................ 55
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas.................................. 57
Tabel 4.1 Data Hasil Ulangan Harian Siswa ......................................................... 71
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I......................................................... 74
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I...........................................................76
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklusp I ....................................................... 79
Tabel 4.5 Lembar Observasi Siswa Siklus II........................................................82
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II....................................................... .84
Tabel 4.7 Data Hasil Belajar Siswa Siklus II................................................... ...87
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Persiklus....................................... ..89
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK .................................................................... 13
Gambar 2.1 Bagan Hakikat Belajar ..................................................................... 27
Gambar 2.2 Bagan Hakikat Hasil Belajar ............................................................ 34
Gambar 2.3 Bagan Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)............................... 37
Gambar 2.4 Bagan Pendekan Metode DRA.........................................................43
Gambar 2.5 Perpindahan Panas Secara Konduksi................................................ 44
Gambar 2.6 Perubahan Wujud Benda.................................................................. 45
Gambar 2.7 Perpindahan Panas Secara Konveksi............................................... 45
Gambar 4.1 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Pra Siklus ................................ 90
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I... ................................. 91
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II ................................... 92
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Persiklus .................................. 92
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ................................100
Lampiran 2 Soal Evaluasi Siklus I .................................................................... 111
Lampiran 3 Hasil Observasi Guru Pelaksanaan Siklus I .................................. 114
Lampiran 4 Hasil Observasi Siswa Pelaksanaa Siklus I ................................... 115
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ............................... 118
Lampiran 6 Soal Evaluasi Siklus II .................................................................. 128
Lampiran 7 Hasil Observasi Guru Pelaksanaan Siklus II ................................. 131
Lampiran 8 Hasil Observasi Siswa Pelaksanaan Siklus II ................................ 136
Lampiran 9 Dokumentasi Pelaksanaan Penelitian ........................................... 139
Lampiran 10 Nilai SKK Mahasiswa ................................................................. 143
Lampiran 11 Surat Tugas Pembimbing Skripsi ................................................ 146
Lampiran 12 Lembar Konsultasi .......................................................................147
Lampiran 13 Surat Izin Penelitian ....................................................................150
Lampiran 14 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ....................................151
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup Penulis .....................................................152
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aktivitas yang ada seiring dengan sejarah
manusia, dimana dalam aktivitas ini terdapat suatu proses pendewasaan anak
didik melalui sebuah interaksi antara guru dan siswa. Pendidikan adalah hak
semua anak. Pendidikan bahkan sudah dianggap sebagai sebuah hak asasi
yang harus secara bebas dimiliki oleh semua anak (Wisudawati dan
Sulistyowati, 2017: 1). Proses pendidikan dapat terjadi melalui sebuah
aktivitas yang terencana guna mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran untuk membawa anak didik menjadi dewasa jasmaniah dan
rohaniah maupun dewasa sosial. Pendidikan didalamnya terdapat guru dan
siswa sebagai pelaku utama. Di Indonesia sendiri pendidikan diwajibkan bagi
semua warga Negara, mulai dari pendidikan dasar sampai pendidikan
menengah atas.
Belajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan
sengaja dalam keadaan sadar untuk memperoleh suatu konsep, pemahaman,
atau pengetahuan baru sehingga memungkinkan terjadinya perubahan perilaku
seseorang yang relatif tetap baik dalam berfikir, merasa, maupun dalam
bertindak (Susanto, 2013: 4). Belajar merupakan suatu kewajiban yang harus
dilakukan oleh setiap orang untuk memperoleh ilmu pengetahuan sebagai
dasar dalam melangsungkan kehidupannya.
2
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan suatu ilmu yang
mempelajari tentang segala peristiwa atau fenomena alam yang terjadi di alam
semesta ini. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan salah satu mata
pelajaran pokok yang ada di dalam kurikulum pendidikan Indonesia, termasuk
juga pada jenjang sekolah dasar. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah usaha
manusia dalam memahami semesta melalui pengamatan yang tepat pada
sasaran, serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran
sehingga mendapatkan kesimpulan. Guru yang mengajar khususnya Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) di sekolah dasar, diharapkan dapat mengetahui dan
mengerti hakikat IPA, sehingga dalam melaksanakan pembelajaran guru tidak
kesulitan dalam mendesain pembelajaran (Susanto, 2013: 167).
Guru dalam melaksanakan proses pembelajaran membutuhkan suatu
rancangan yang disebut dengan desain pembelajaran. Desain pembelajaran
yang dibuat oleh guru sangat berpengaruh dengan hasil belajar siswa. Guru
bertanggung jawab untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif dan
kondusif serta mampu untuk mendorong siswa dalam melaksanakan kegiatan
di dalam kelas. Keberhasilan siswa yang diperoleh akan lebih baik jika guru
memiliki kompetensi dan kualitas yang baik dalam pelaksanakan proses
belajar mengajar.
Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini
dianggap sulit oleh sebagian besar siswa, mulai dari jenjang sekolah dasar
sampai sekolah menengah. Sebagian siswa yang menyatakan bahwa pelajaran
IPA ini sulit adalah benar, terbukti dari hasil perolehan Ujian Akhir Sekolah
3
(UAS) yang dilaporkan oleh Depdiknas masih sangat jauh dari standar yang
diharapkan (Susanto, 2013: 165-166).
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan pada 17 Oktober
2018 di MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga menunjukkan bahwa hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA masih rendah. Rendahnya hasil belajar
IPA terlihat dari data hasil penilaian pra siklus dimana masih banyak siswa
yang memperoleh nilai di bawah Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yaitu
≥ 70. Dari 23 siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga yang
memiliki nilai di atas KKM hanya 30,4 % (7 siswa), sedangkan sebanyak
69,5% (16 siswa) mendapat nilai dibawah KKM. Hasil yang diperoleh dalam
pembelajaran dapat dikatakan berhasil apabila siswa mencapai nilai KKM
dengan persentase ≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas.
Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan diskusi dengan
guru mata pelajaran IPA kelas V MI M’arif Global Blotongan Salatiga,
muncul dugaan faktor penyebab dari rendahnya hasil belajar siswa terhadap
mata pelajaran IPA dikarenakan siswa yang kurang konsentrasi disaat
pembelajaran. Rendahnya hasil pembelajaran IPA juga dapat disebabkan
kurang memperoleh variasi metode pembelajaran baru dan penggunaan media
pembelajaran yang kurang tepat. Perhatian siswa terhadap pembelajaran
sangat mempengaruhi siswa dalam memahami materi pelajaran, sehingga
metode pembelajaran yang dipilih guru harus diubah menjadi metode
pembelajaran dengan media pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa
terhadap materi yang disampaikan.
4
Uno dan Nurdin (2015: 219) pembelajaran yang menarik mempunyai
tujuan memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang
dipelajarinya dengan mengaitkan materi tersebut dalam konteks kehidupan
mereka sehari-hari (konteks pribadi, sosial, dan kultural). Dalam
menumbuhkan minat belajar siswa juga dapat dilakukan dengan penggunaan-
penggunaan metode beserta media pembelajaran yang menarik. Metode
pembelajaran yang dapat menarik siswa dalam memahami materi
pembelajaran adalah Directed Reading Activity (DRA) yang mempunyai
tujuan membaca yang jelas, dengan menghubungkan berbagai pengetahuan
yang telah dipelajari siswa sebelumnya, untuk membangun pemahamannya
(Uno dan Nurdin , 2015: 114). Dan juga disertai media pembelajaran yang
menarik perhatian siswa pula yaitu berbantu alat peraga.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian tindakan kelas dengan judul “ Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi
Suhu dan Kalor Melalui metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu
alat peraga Pada Siswa Kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga
Tahun Pelajaran 2018/2019.”
B. Rumusan Masalah
Apakah penerapan metode pembelajaran Directed Reading Activity
(DRA) berbantu alat peraga dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi suhu
dan kalor pada siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga
tahun pelajaran 2018/2019 ?
5
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor
melalui metode Directed Reading Activity (DRA) degan alat peraga pada
siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga tahun pelajaran
2018/2019.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dari segi teoritis
maupun praktis.
1. Manfaat teoritis
Memberikan bantuan pemikiran berupa ilmu pengetahuan,
khususnya dalam menggunakan pendekatan Directed Reading Activity
(DRA) degan alat peraga yang dilakukan pada siswa MI Ma’arif Global
Blotongan pada mata pelajaran IPA materi suhu dan kalor, serta dapat
digunakan untuk mata pelajaran yang lainnya dalam meningkatkan hasil
belajar siswa.
2. Manfaat praktis
a. Bagi siswa
1) Meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami materi IPA
materi suhu dan kalor.
2) Meningkatkan minat, penguasaan, dan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran IPA materi suhu dan kalor.
6
3) Siswa dapat memperoleh pembelajaran IPA yang lebih menarik
dan menyenangkan.
b. Bagi guru
1) Memberikan arahan dan pedoman dalam proses belajar mengajar
yang kaitannya dengan variasi pembelajaran dalam materi suhu
dan kalor.
2) Sebagai alternatif bagi guru untuk meningkatkan minat belajar,
penguasaan, hasi belajar siswa, dan mutu pembelajaran.
3) Meningkatkan kreatifitas guru pada saat menyampaikan pelajaran.
c. Bagi sekolah
1) Sebagai sumbangan pemikiran usaha-usaha peningkatan kualitas
pembelajaran IPA di sekolah dasar, khususnya MI Ma’arif Global
Blotongan.
2) Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada pembelajaran IPA
materi suhu dan kalor.
3) Mengangkat nama baik sekolah karena dapat mengembangkan
metode dan penggunaan media pembelajaran yang tepat sehingga
dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang
diajarkan.
7
E. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Uno, dkk (2012: 81) mengartikan bahwa hipotesis tindakan yaitu
mengindikasikan dugaan mengenai perubahan dalam arti perbaikan yang
bakal terjadi, jika suatu tindakan dilakukan. Dalam Penelitian Tindakan
Kelas (PTK) ini, peneliti mengambil hipotesis bahwa “penerapan metode
pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor pada siswa kelas V
MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.”
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat
peraga dapat dikatakan efektif jika hasil belajar yang diharapkan bisa
tercapai. Adapun indikatornya dapat dirumuskan sebagai berikut:
a. Secara Individu
Siswa mendapatkan nilai melebihi KKM yang telah ditetapkan
oleh sekolah yaitu ≥ 70 pada mata pelajaran IPA materi suhu dan
kalor.
b. Secara Klasikal
Siswa mencapai nilai yang melebihi KKM yaitu mendapat nilai
≥ 70 pada mata pelajaran IPA materi suhu dan kalor dengan presentase
≥ 85% dari jumlah total siswa dalam satu kelas (Trianto, 2009: 241).
8
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari kesalahan persepsi dari pembaca dalam penelitian
ini, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang digunakan. Adapun
istilah-istilah tersebut sebagai berikut.
1. Hasil Belajar
Menurut Susanto (2013: 5) hasil belajar adalah perubahan-
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek
kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar.
Menurut Bloom dalam Rusmono (2012: 8) hasil belajar merupakan
perubahan perilaku yang meliputi tiga ranah, yaitu kognitif, afektif, dan
psikomotorik.
Dari kedua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa sebagai hasil
kegiatan belajar, yang meliputi tiga ranah yaitu kognitif, afektif dan
psikomotor.
2. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Menurut Susanto (2013: 167) IPA adalah usaha manusia dalam
memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat pada sasaran,
serta menggunakan prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan.
Menurut Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistyowati (2017: 23)
IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan
akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini.
9
Dari pendapat kedua ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang kejadian-kejadian
yang ada di alam sekitar baik itu sebab maupun akibat. Didalam
pembelajaran, IPA dibagi menjadi tiga kelompok yaitu biologi, kimia, dan
fisika.
3. Materi Suhu dan Kalor
Kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tidak akan
lepas dari pengaruh suhu dan kalor. Misalnya pada gelas yang diisi air
panas maka akan terasa hangat, atau pada besi yang diletakkan diluar
ruangan dan terkena sinar matahari akan terasa panas. Perpindahan energi
dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah
disebut dengan kalor. Sedangkan suhu merupakan ukuran mengenai panas
atau dinginnya suatu zat atau benda. Perubahan suhu akan menyebabkan
suatu benda dapat memuai pada siang hari dan menyusut pada malam hari
(Sumarsono, 2009: 134). Perubahan suhu tersebut dapat disebabkan oleh
teriknya panas matahari dan suhu dingin pada malam hari, seperti pada
firman Allah SWT dalam Al Qur’an Surat Yunus ayat 5:
10
Artinya: Dialah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya
dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan
bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan
(waktu). Allah tidak menciptakkan yang demikian itu melainkan dengan
hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang
yang mengetahui. (Q.S Yunus:5)
Ayat tersebut menerangkan bahwa panas yang disebabkan oleh
sinar matahari pada saat siang hari dan dingin pada malam hari termasuk
dalam perubahan suhu dan kalor yang dapat mempengaruhi suatu benda
yang ada dilingkungan sekitar.
4. Directed Reading Activity (DRA)
Menurut Uno dan Nurdin (2015: 114) Directed Reading Activity
(DRA) merupakan sebuah metode pembelajaran yang mempunyai tujuan
membaca yang jelas, dengan menghubungkan berbagai pengetahuan yang
telah dipelajari siswa sebelumnya, untuk membangun pemahamannya.
Dari pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa Directed
Reading Activity (DRA) merupakan sebuah metode pembelajaran yang
menekankan dalam hal membaca kepada siswa, dengan menghubungkan
bermacam pengetahuan yang telah dipelajarinya guna menumbuhkan
pemahaman terhadap materi pembelajaran khususnya pada siswa kelas
tinggi.
5. Alat Peraga
Alat peraga adalah alat yang dapat dipertunjukkan dalam KBM dan
berfungsi sebagai pembantu untuk memperjelas konsep atau pengertian
contoh benda (Ditsardik Depdikbud: 1980). Berbantu alat peraga peserta
11
didik memiliki keleluasaan akses terhadap sumber belajar yang akan
memungkinkannya memahami suatu konsep secara tepat dan menyeluruh.
Kastolani (dalam Muakhidah, 2017: 15) berpendapat bahwa alat
peraga yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
pesan. Dalam hal ini sebagai pengantar adalah guru, sedangkan pihak yang
menerima adalah siswa. Perantara atau pengantar tersebut berupa alat fisik
misalnya: papan tulis, gambar, lukisan, poster, dan lain sebagainya.
Dari kedua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa alat
peraga adalah suatu alat yang digunakan untuk mempertunjukkan atau
menjelaskan suatu maksud secara nyata oleh guru dalam proses belajar
mengajar agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari.
Jadi, yang dimaksud judul skripsi ini adalah dengan penggunaan metode
Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga diharapkan dapat
membantu siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga dalam
meningkatkan hasil belajarnya dengan cara memahami materi pelajaran melalui
metode yang mempunyai tujuan membaca yang jelas, dengan meghubungkan
berbagai pengetahuan yang telah dipelajari siswa sebelumnya untuk membangun
pemahamannya dan dengan bantuan alat peraga menjadikan pemahaman siswa
lebih mendalam terhadap materi yang disampaikan.
12
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang dilakukan adalah pada Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan oleh guru pada saat pelaksanaan
kegiatan mengajar didalam kelas atau disekolah sebagai tempat mengajar.
Menurut Sani dan Sudiran (2017: 1) Istilah Penelitian Tindakan Kelas
(PTK) atau classroom action research merupakan suatu penelitian
tindakan kelas (action research) yang diaplikasikan dalam kegiatan belajar
mengajar di kelas dengan maksud memperbaiki proses belajar mengajar.
Alasan peneliti menggunakan jenis PTK adalah untuk memperbaiki
dan meningkatkan mutu pembelajaran yang dilakukan oleh guru didalam
kelas sehingga hasil belajar yang diperoleh oleh siswa utamanya pada
pelajaran IPA dapat meningkat.
Arikunto, dkk (2006: 16) mengemukakan empat tahapan didalam
pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Tahapan tersebut dapat ditampilkan
pada gambar berikut.
13
Gambar 1.1 Bagan Rancangan PTK
Sumber: (Arikunto, dkk. 2008: 16)
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas V MI Ma’arif Global
Blotongan Kota Salatiga pada mata pelajaran IPA materi suhu dan kalor.
Jumlah siswa kelas V ada 23 siswa meliputi 8 siswa laki-laki dan 15 siswa
perempuan. Penelitian ini dilakukan oleh peneliti yang berkolaborasi
dengan guru kelas V yaitu Ibu Tri Wahyuni, S.Pd.I.
3. Langkah-Langkah Penelitian
a. Perencanaan
Didalam suatu perencanaan menjelaskan mengenai beberapa
hal yang berkaitan dengan apa, mengapa, bagaimana, oleh siapa suatu
penelitian itu dilaksanakan. Di dalam penentuan perencanaan dapat
dipisahkan menjadi dua, yaitu perencanaan umum dan perencanaan
khusus. Perencanaan umum dimaksudkan untuk menyusun rancangan
yang meliputi keseluruhan aspek yang terkait PTK. Sementara itu,
Perencanaan
Siklus I
Pengamatan
Siklus II
Perencanaan
Pengamatan
?
?
Pelaksana
an
Refleksi
Refleksi Pelaksanaa
n
14
perencanaan khusus dimaksudkan untuk menyusun rancangan dari
siklus per siklus (Uno, dkk , 2012: 75).
Perencanaan penelitian meliputi hal-hal yang dilakukan
sebelum pelaksanaan tindakan. Kegiatan yang dilakukan adalah :
1) Merancang desain pembelajaran dengan metode Directed Reading
Activity (DRA), yang berupa rancangan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP).
2) Mempersiapkan sarana pendukung yang diperlukan saat proses
pembelajaran berlangsung.
3) Menyusun lembar observasi guru dan siswa untuk mengetahui
kinerja guru dan kondisi siswa saat pelaksanaan pembelajaran
megunakan metode Directed Reading Activity (DRA) di dalam
proses pembelajaran.
4) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan metode
Direcred Reading Activity (DRA).
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan tahap implementasi atau penerapan isi
rancangan, yaitu mengenakan tindakan di kelas. Hal yang perlu diingat
adalah bahwa dalam pelaksanaan guru harus ingat dan berusaha
menaati apa yang sudah dirumuskan dalam rancangan, tetapi harus
pula berlaku wajar, tidak dibuat-buat (Arikunto, dkk, 2006: 18).
Dalam tahap ini guru melaksanakan pembelajaran sesuai
dengan rancangan atau desain yang telah direncanakan sebelumnya.
15
Pada tahap pelaksanaan ini dilakukan kegiatan-kegiatan berupa
apersepsi, pembelajaran, dan evaluasi. Pelaksanaan tindakan oleh
peneliti ini menggunakan pedoman observasi yang telah direncanakan
dalam melaksanakan pengamatan proses pembelajaran yaitu terhadap
guru dan siswa, berdasarkan masalah-masalah yang muncul dan hal-
hal yang mendukung lainnya.
c. Pengamatan
Tahap pengamatan ini dapat berjalan bersamaan dengan tahap
sebelumnya yaitu tahap pelaksanaan tindakan. Dalam tahap
pengamatan terdapat seorang pengamat yang dapat dilakukan sendiri
oleh peneliti atau kolaborator yang memang diberikan tugas untuk hal
itu. Pada saat memonitoring, pengamat haruslah mencatat semua
peristiwa atau hal yang terjadi di kelas penelitian. Misalnya, mengenai
kinerja guru, situasi kelas, perilaku dan sikap siswa, penyajian atau
pembahasan materi, penyerapan siswa terhadap materi yang diajarkan,
dan sebagainya (Uno, dkk, 2014: 75).
d. Tahap Refleksi
Refleksi merupakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh para
kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang
dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya
diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian.
Refleksi dapat ditentukan sesudah adanya implementasi tindakan dan
hasil observasi (Uno, dkk, 2014: 76).
16
Setelah melaksanakan implementasi tindakan diperoleh sebuah
data selama tahap pengamatan dalam proses pembelajaran. Yang mana
data tersebut dapat dianalisis dan dilakukan refleksi sebagai bahan
penyusunan rencana tindakan selanjutnya. Apabila indikator belum
tercapai, maka PTK akan dilanjutkan siklus berikutnya pada waktu dan
materi yang berbeda melalui tahap yang sama dengan siklus
sebelumnya.
4. Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas yaitu observasi, dokumentasi, dan tes.
a. Observasi
Observasi adalah proses pengambilan data dalam penelitian
ketika peneliti atau pengamat melihat situasi penelitian (Uno, dkk,
2012: 90). Dalam observasi pengamat atau observer akan mencatat apa
yang terjadi selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi ini digunakan untuk mendapatkan informasi terhadap
kinerja guru dan perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung
dengan menggunakan metode Directed Reading Activity (DRA)
berbantu alat peraga pada pembelajaran IPA materi suhu dan kalor.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat
membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian (Muakhidah,
2017: 25). Dokumentasi digunakan dalam pengumpulan data seperti
17
dokumentasi proses pembelajaran, dokumentasi RPP, dokumentasi
nilai siswa. Dokumentasi juga diperlukan untuk mengambil gambar
dalam kegiatan yang berlangsung saat pembelajaran. Selain itu
dokumentasi dapat digunakan untuk memberikan gambaran mengenai
MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga.
c. Tes
Tes merupakan seperangkat rangsangan (stimuli) yang
diberikan kepada seseorang dengan maksud untuk mendapatkan
jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Uno, dkk,
2012: 104).
Tes digunakan untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil
belajar siswa. Peneliti menggunakan tes yang berupa pre test yang
berupa ulangan harian dan post test didalam penelitian. Pre test
merupakan sebuah tes yang dilaksanakan sebelum proses pembelajaran
berlangsung, tes ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa. Post test merupakan sebuah tes yang dilaksanakan setelah
proses pembelajaran berlangsung yang bertujuan untuk mengetahui
tingkat hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat
peraga.
5. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh guru
atau seorang observer guna mengambil dan mengukur data yang
18
dimanfaatkan untuk menentukan suatu keberhasilan dari rencana tindakan
yang telah dilakukan.
Instrumen yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian tindakan
kelas ini sebagai berikut :
a. Lembar Observasi
Lembaran observasi merupakan sesuatu yang digunakan untuk
mengamati aktivitas guru dan aktivitas siswa didalam pembelajaran.
Lembaran observasi ini berupa indikator yang didesain sesuai dengan
rencana pelaksanaan pembelajaran. Observasi dilaksanakan untuk
mengamati aktivitas kegiatan guru dan siswa didalam situasi proses
pembelajaran yang sedang berlangsung dengan penerapan metode
Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga. Lembaran
observasi yang digunakan yaitu lembar observasi pada guru dan
lembar observasi siswa pada proses pelaksanaan pembelajaran dengan
metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga.
b. Soal
Soal merupakan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan
data kuantitatif berupa skor angka yang dijadikan sebagai tolak ukur
pencapaian kompetensi pada mata pelajaran IPA materi pencernaan
pada manusia. Soal disusun berdasarkan dengan indikator pencapaian
yang ditentukan oleh sekolah.
19
6. Analisis Data
Analisis data merupakan proses pengelompokkan data yang ada
sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan yang benar dan sesuai. Pada
analisis data ini dapat dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi
dalam setiap siklusnya berdasarkan hasil penelitian yang berupa hasil
pada tes dan lembar pengamatan lainnya. Arikunto (2014: 131)
mengemukakan bahwa jenis data yang digunakan dalam penelitian
tindakan kelas ada dua jenis yaitu data kuantitatif dan data kualitatif.
a. Data kuantitatif berupa hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara
deskriptif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif. Di dalam
penelitian ini, ada dua macam nilai yang harus dihitung yaitu
1) Menghitung nilai rata-rata kelas yang diteliti
M = ∑𝑥
𝑁
Keterangan:
M = Mean
∑x = Jumlah nilai semua siswa
N = Jumlah siswa (Sudjana, 2006: 109)
2) Ketuntasan klasikal
Persentase ketuntasan klasikal merupakan apabila hasil
belajar siswa ≥ 85 % dari jumlah total siswa dalam satu kelas
mendapatkan nilai ≥ 70. Rumus untuk menghitung persentase
ketuntasan klasikal adalah sebagai berikut:
20
P= F
N × 100%
Keterangan :
P = Nilai dalam persen
F = Frekuensi siswa tuntas KKM
N = Jumlah keseluruhan (Djamarah, 2005: 264)
b. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi dalam bentuk narasi
yang memberikan gambaran tentang keterampilan guru dan aktivitas
siswa dalam pembelajaran.
H. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan dalam pembahasan penelitian ini, sistematika yang
digunakan oleh penulis adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan. Bab ini memuat tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan dan indikator
keberhasilan, manfaat hasil penelitian, definisi operasional, metode penelitian,
dan sistematika penelitian.
BAB II Landasan Teori. Bab ini memuat tentang kajian teori yang
meliputi kajian materi penelitian, hakikat hasil belajar, hakikat IPA, metode
Directed Reading Activity (DRA), alat peraga dan kajian pustaka.
BAB III Pelaksanaan Penelitian. Bab ini memuat tentang gambaran
umum MI Ma’arif Global Blotongan dan pelaksanaan penelitian.
21
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Bab ini memuat tentang
deskripsi hasil penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian.
BAB V Penutup. Bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran.
22
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hakikat Hasil Belajar
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang
baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya. Perubahan-perubahan
tesebut akan nyata dalam seluruh aspek tingkah laku (Slameto,
1995: 2).
Trianto (2012: 16) berpendapat bahwa belajar dapat
diartikan sebagai perubahan pada individu yang terjadi melalui
pengalaman, dan bukan karena pertumbuhannya atau karakteristik
seseorang sejak lahir.
Gagne (dalam Susanto, 2013: 1-2) berpendapat bahwa
belajar dimaknai sebagai suatu proses untuk memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku.
Belajar sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau
keterampilan melalui instruksi. Instruksi yang dimaksud adalah
23
perintah atau arahan dan bimbingan dari seseorang pendidik atau
guru.
Dari beberapa pendapat ahli di atas mengenai pengertian
belajar maka dapat ditarik kesimpulan bahwa belajar merupakan
usaha yang dilakukan untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku dalam pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan yang terjadi
melalui pengalaman pada diri setiap individu.
2) Tujuan Belajar
Sadirman (1994: 28-30) menyatakan bahwa tujuan belajar
adalah untuk mendapatkan pengetahuan, keterampilan dan
penanaman sikap mental atau nilai-nilai. Tujuan belajar berarti
akan menghasilkan sesuatu yang disebut sebagai hasil belajar. Dari
tiga tujuan belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Mendapatkan Pengetahuan
Belajar ditandai dengan kemampuan berfikir yang
bertujuan untuk mendapatkan pengetahuan. Pengetahuan dan
kemampuan berfikir tidak dapat dipisahkan. Seseorang tidak
dapat mengembangkan kemampuan berfikir tanpa bahan
pengetahuan, sebaliknya kemampuan berfikir akan
memperkaya pengetahuan. Tujuan belajar inilah yang memiliki
kecenderungan lebih besar perkembangannya di dalam kegiatan
belajar.
24
b) Penanaman Konsep dan Keterampilan
Penanaman konsep atau merumuskan konsep, juga
memerlukan suatu keterampilan. Keterampilan dapat
dibedakan menjadi keterampilan jasmani dan keterampilan
rohani. Keterampilan jasmaniah adalah keterampilan–
keterampilan yang dapat dilihat, diamati, sehingga akan
menitikberatkan pada keterampilan gerak/penampilan dari
anggota tubuh seseorang yang sedang belajar. Keterampilan
rohani lebih rumit, karena tidak selalu berurusan dengan
masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat bagaimana
ujung pangkalnya, tetapi lebih abstrak, menyangkut persoalan-
persoalan penghayatan, penghayatan dan keterampilan berfikir
serta kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu
masalah atau konsep. Keterampilan dapat dididik dengan
banyak melatih kemampuan.
c) Pembentukan Sikap
Guru dalam menumbuhkan sikap mental, perilaku dan
pribadi anak didik, harus lebih bijak dan hati-hati dalam
pendekatannya. Guru membutuhkan kecakapan mengarahkan
motivasi dan berfikir dengan tidak lupa menggunakan pribadi
guru itu sendiri sebagai contoh atau model. Dalam interaksi
belajar mengajar guru akan senantiasa diobservasi, dilihat,
didengar, ditiru semua perilakunya oleh para siswa.
25
Guru didalam lingkup pendidikan mempunyai tugas
untuk membentuk sikap mental dan perilaku siswa, tidak akan
terlepas dari soal penanaman nilai-nilai, transfer of values.
Oleh karena itu, guru tidak hanya sekedar “pengajar”, tetapi
betul-betul sebagai pendidik yang akan memindahkan nilai-
nilai itu kepada siswanya. Dengan dilandasi nilai-nilai itu,
siswa akan tumbuh kesadaran dan kemauannya, untuk
mempraktekkan segala sesuatu yang sudah dipelajarinya.
3) Prinsip-prinsip Belajar
Prinsip-prinsip belajar terdiri dari tiga konsep belajar yaitu
belajar adalah perubahan perilaku, belajar merupakan proses,
belajar merupakan bentuk pengalaman (Suprijono, 2011: 4-5).
Prinsip-prinsip belajar tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
a) Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku sebagai hasil belajar memiliki ciri-
ciri sebagai berikut:
(1) Sebagai hasil tindakan rasional instrumental yaitu
perubahan yang disadari.
(2) Fungsional atau bermanfaat sebagai bekal hidup.
(3) Kontinu atau berkesinambungan dengan perilaku lainnya.
(4) Positif atau berakumulasi.
(5) Aktif atau sebagai usaha yang direncanakan dan dilakukan.
26
(6) Permanen atau tetap, sebagaimana dikatakan oleh Witting,
belajar sebagai any relatively permanent change in an
organis’m behavioral reperoire that occurs as a result of
experience.
(7) Bertujuan dan terarah.
(8) Mencakup keseluruhan potensi kemanusiaan.
b) Belajar merupakan Proses
Belajar terjadi karena didorong kebutuhan dan tujuan
yang ingin dicapai. Belajar adalah proses sistematik dan
dinamis, konstruktif, dan organik. Belajar merupakan kesatuan
fungsional dari berbagai komponen belajar.
c) Belajar merupakan Bentuk Pengalaman
Belajar merupakan bentuk pengalaman. Pengalaman
pada dasarnya adalah hasil dari interaksi antara peserta didik
dengan lingkungannya.
27
Kajian teori mengenai hakikat belajar dapat dilihat pada
Gambar 2.1.
Gambar 2.1 Bagan Hakikat Belajar
Sumber: Suprijono (2011); Sadirman (1994)
b. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada
diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan
psikomotor sebagai hasil dari kegiatan belajar. Hasil belajar siswa
dapat diartikan sebagai kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar. Guru dalam proses kegiatan pembelajaran
atau kegiatan instruksional biasanya menetapkan tujuan belajar.
Anak yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau
tujuan instruksional (Susanto, 2013: 5).
Belajar
Tujuan Prinsip-Prinsip
Penanaman konsep dan
Keterampilan
Perubahan Perilaku Mendapat Pengetahuan
Pembentukan Sikap Belajar merupakan Bentuk
Pengalaman
Belajar merupakan
Proses
28
Bloom (dalam Rusmono, 2012: 8) berpendapat bahwa
hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang meliputi tiga
ranah, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Rusman (2016: 67) menyatakan bahwa hasil belajar adalah
sejumlah pengalaman yang diperoleh oleh siswa yang mencakup
ranah kognitif, afektif, dan psikomotorik. Belajar tidak hanya
penguasaan konsep teori mata pelajaran saja, tetapi juga
penguasaan kebiasaan, persepsi, kesenangan, minat-bakat,
penyesuaian sosial, macam-macam keteampilan, cita-cita,
keinginan, dan harapan.
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa
sebagai hasil kegiatan belajar, yang meliputi tiga ranah yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor.
2) Macam-macam Hasil Belajar
Susanto (2013: 6) berpendapat bahwa hasil belajar meliputi
pemahaman konsep (aspek kognitif), keterampilan proses (aspek
psikomotor), dan sikap siswa (aspek afektif). Macam-macam hasil
belajar sebagai berikut:
a) Pemahaman Konsep
Bloom ( dalam Susanto, 2013: 6) berpendapat bahwa
pemahaman dapat diartikan sebagai kemampuan untuk
menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari atau dapat
29
diartikan seberapa besar siswa mampu menerima, menyerap,
dan memahami pelajaran yang diberikan oleh guru kepada
siswa, atau sejauh mana siswa dapat memahami serta mengerti
apa yang dibaca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia
rasakan berupa hasil penelitian atau observasi langsung yang ia
lakukan.
b) Keterampilan Proses
Usman dan Setiawati (dalam Susanto, 2013: 6)
mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan
keterampilan yang mengarah kepada pembangunan
kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai
penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam diri individu
atau siswa. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan
pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk
mencapai suatu hasil tertentu , termasuk kreativitasnya. Dalam
melatih keterampilan proses dapat dikembangkan pula sikap-
sikap, seperti kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan
disiplin.
c) Sikap
Sudirman (dalam Susanto, 2013: 11) berpendapat
bahwa sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan
sesuatu dengan cara, metode, pola dan terknik tertentu terhadap
dunia sekitarnya baik berupa individu-individu maupun objek-
30
objek tertentu. Sikap merujuk pada perbuatan, perilaku, atau
tindakan seseorang.
3) Faktor yang Mempengaruhi Hasil belajar
Dalyono (1997: 55) berpendapat bahwa belajar merupakan
suatu tindakan untuk mecapai suatu tujuan yang berupa hasil
belajar. Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar dapat
disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian
hasil belajar yaitu berasal dari dalam diri seseorang (faktor
internal) dan berasal dari luar diri seseorang (faktor eksternal).
a) Faktor Internal
Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik, yang memegaruhi kemampuan
belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan
perhatian, motivasi belajar, ketekunan, sikap, kebiasaaan
belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan (Susanto, 2011: 12).
(1) Kecerdasan atau Inteligensi
Kemampuan inteligensi seseorang sangat memepengaruhi
terhadap cepat dan lambatnya penerimaan informasi serta
terpecahkan atau tidaknya suatu permasalahan. Kecerdasan
siswa sangat membantu pengajar untuk menentukan
apakah siswa itu mampu mengikuti pelajaran yang
diberikan dan untuk meramalkan keberhasilan siswa
31
setelah mengikuti pelajaran yang diberikan meskipun tidak
akan terlepas dari faktor lainnya (Susanto, 2011: 15).
(2) Minat
Minat belajar dapat timbul karena disebabkan oleh
beberapa hal , antara lain karena keinginan yang kuat untuk
menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik
serta ingin hidup senang dan bahagia. Minat belajar yang
besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi,
sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan
prestasi yang rendah (Dalyono, 1997: 56).
(3) Motivasi
Motivasi merupakan dorongan yang ada pada diri
anak untuk melakukan sesuatu tindakan. Besar kecilnya
motivasi banyak dipengaruhi oleh kebutuhan individu yang
ingin dipenuhi. Motivasi sangatlah perlu didalam belajar.
Karena tidak semua pelajaran sesuai dengan minat dan
kebutuhan siswa. Motivasi ini dapat dilaksanakan dengan
adanya latihan-latihan dan kebiasaan-kebiasaan dan juga
pengaruh lingkungan (Nursyaidah, 2014).
(4) Kondisi Fisik atau Kesehatan
Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar
pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Apabila
seorang siswa memiliki masalah terhadap kesehatannya
32
maka dapat mengakhibatkan tidak bergairah untuk belajar
dan akan mengganggu atau mengurangi semangat belajar
(Dalyono, 1997: 55).
Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa faktor Internal yaitu faktor yang berasal dari dalam diri
anak, seperti kecerdasan, minat, motivasi, bakat, kondisi fisik,
dan lain sebagainya. Faktor ini merupakan faktor yang
berpengaruh pada diri anak dalam upaya belajar.
b) Faktor Eksternal
Faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari luar
diri peserta didik yang memengaruhi hasil belajar yaitu
keluarga, sekolah, masyarakat, dan lingkungan. Dari faktor
eksternal diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
(1) Faktor Instrumental
Faktor instrumental adalah faktor yang keberadaan
dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar
yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat
berfungsi sebagai sarana untuk tercapainnya tujuan-tujuan
belajar yang telah direncanakan. Faktor instrumental berupa
kurikulum, sarana dan guru (Rusman, 2016: 68).
(2) Faktor Keluarga
Keluarga adalah tempat yang penting bagi
perkembangan seseorang. Lingkungan ini sangat
33
mempengaruhi kegiatan belajar. Keadaan yang terjadi
didalam keluarga dapat memberi dampak terhadap aktivitas
belajar siswa (Baharuddin dan Wahyuni, 2008: 27).
(3) Faktor Sekolah
Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi
tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode
mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan
anak, fasilitas sekolah, pelaksanaan tata tertib, semua ini
turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak (Dalyono,
1997: 59)
(4) Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat mempengaruhi hasil
belajar. Faktor lingkungan ini meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial.
(5) Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan lingkungan yang terdiri dari
berbagai macam tingkah laku manusia dan berbagai macam
latar belakang pendidikan. lingkungan masyarakat akan
ikut mempengaruhi kepribadian siswa. kehidupan modern
dengan keterbukaan serta kondisi yang luas banyak
dipengaruhi dan dibentuk oleh kondisi masyarakat
ketimbang oleh keluarga dan sekolah.
34
Dari beberapa pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri
anak, seperti faktor lingkungan, keluarga, sekolah, dan lain
sebagainnya. Faktor eksternal merupakan faktor yang memberikan
dorongan pada anak dalam proses belajarnya.
Kajian teori mengenai hakikat hasil belajar dapat dilihat
pada Gambar 2.2.
Gambar 2.2. Bagan Hakikat Hasil Belajar
Sumber: Rusman (2016); Dalyono (1997); Susanto (2013)
Hasil Belajar
Macam Faktor yang mempengaruhi
Kecerdasan
Pemahaman Konsep
Keterampilan Proses
Sikap
Kondisi
Fisik
Eksternal
Kemauan
Belajar
Minat
Internal
Instrumental Keluarga Sekolah Lingkungan Masyarakat
35
2. Hakikat IPA
a. Pengertian IPA
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta
melalui pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan
prosedur, dan dijelaskan dengan penalaran sehingga mendapatkan
suatu kesimpulan. Pembelajaran sains juga dapat diartikan sebagai
pembelajaran yang berdasarkan pada prinsip-prinsip, proses yang
mana dapat menumbuhkan sikap ilmiah siswa terhadap konsep-konsep
IPA. Pembelajaran IPA disekolah dasar dilakukan dengan
penyelidikan sederhana dan bukan hafalan terhadap kumpulan konsep
IPA (Susanto, 2013: 170).
Menurut Sukarno dalam Wisudawati dan Sulistyowati (2017:
23) IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab
dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini. Pembelajaran IPA
mengutamakan pada suatu proses penelitian dan pemecahan masalah.
Dari pendapat kedua ahli di atas maka dapat disimpulkan
bahwa IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang kejadian-
kejadian yang ada di alam sekitar baik itu sebab maupun akibat.
Didalam pembelajaran, IPA dibagi menjadi tiga kelompok yaitu
biologi, kimia, dan fisika.
36
b. Karakteristik Pembelajaran IPA
IPA memiliki karakteristik sebagai dasar untuk memahaminya.
Jacobson dan Bergman (dalam Susanto, 2013: 170) mengemukakan
bahwa karakteristik IPA meliputi:
1) IPA merupakan kumpulan konsep, prinsip, hukum, dan teori.
2) Proses ilmiah dapat berupa fisik dan mental, serta mencermati
fenomena alam, termasuk juga penerapannya.
3) Sikap keteguhan hati, keingintahuan, dan ketekunan dalam
menyingkap rahasia alam.
4) IPA tidak dapat membuktikan semua akan tetapi hanya sebagian
atau beberapa saja.
5) Keberanian IPA bersifat subjektif dan bukan kebenaran yang
bersifat objektif.
Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik
IPA merupakan sebuah ciri-ciri yang dimiliki oleh suatu disiplin ilmu .
Karakter atau ciri-ciri yang dimiliki suatu disiplin ilmu khususnya
ilmu pengetahuan alam digunakan sebagai acuan pembahasan dan
pembeda dari disiplin ilmu lainnya.
c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
Ruang lingkup bahan kajian IPA untuk SD/MI meliputi aspek-
aspek sebagai berikut:
1) Makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan,
tumbuhan dan interaksinya.
37
2) Materi, sifat-sifat, dan kegunaannya meliputi: udara, air, tanah,
dan batuan.
3) Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana,
cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda-benda langit
lainnya.
4) Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahannya.
5) Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestariannya
(Garnida dan Budiman, 2002: 254)
Kajian teori mengenai hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dapat
dilihat pada Gambar 2.3.
Gambar 2.3 Bagan Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Sumber: Susanto (2013) ; Gamida dan Budiman (2002)
IPA
Karakteristik
Ruang
Lingkup
IPA kumpulan
konsep
Proses Ilmiah
Keteguhan hati
IPA bersifat
subjektif
IPA tidak dapat
membuktikan
semua
Makhluk hidup dan
proses kehidupan
Materi
Energi di bumi
Kesehatan,
Makanan, dan
Penyakit
Sumber Daya
Alam (SDA)
38
3. Metode Pembelajaran Directed Reading Activity (DRA)
a. Pengertian Metode Directed Reading Activity (DRA)
Menurut Uno dan Nurdin (2015: 114) Directed Reading
Activity (DRA) merupakan sebuah metode pembelajaran yang
mempunyai tujuan membaca yang jelas, dengan menghubungkan
berbagai pengetahuan yang telah dipelajari siswa sebelumnya, untuk
membangun pemahamannya.
Metode pembelajaran Directed Reading Activity (DRA)
didefinisikan sebagai angka berfikir untuk merencanakan pembelajaran
membaca suatu mata pelajaran yang menekankan membaca sebagai
media pengajaran dan kemahiraksaraan sebagai alat belajar (Rahim,
2007: 44)
Dari pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
Directed Reading Activity (DRA) merupakan sebuah metode
pembelajaran yang menekankan dalam hal membaca kepada siswa,
dengan menghubungkan bermacam pengetahuan yang telah
dipelajarinya guna menumbuhkan pemahaman terhadap materi
pembelajaran khususnya pada siswa kelas tinggi.
39
b. Komponen Kegiatan Pelaksanaan Metode Directed Reading
Activity (DRA)
Pelaksanaan metode Directed Reading Activity (DRA) terdapat
komponen kegiatan, adapun komponen-komponen tersebut adalah
sebagai berikut:
1) Kegiatan Prabaca
Kegiatan prabaca atau sebelum membaca, ditentukan
terlebih dahulu tujuan membaca membangun latar belakang
pengetahuan dan memotivasi siswa.
2) Kegiatan Membaca
Kegiatan membaca dalam pelaksanaan metode ini guru
mendorong keaktifan siswa menanggapi isi materi bacaan.
3) Kegiatan Pascabaca
Kegiatan pascabaca atau setelah membaca guru
memberikan penguatan terhadap tanggapan siswa dan memperluas
gagasan-gagasan.
c. Langkah-langkah Pelaksanaan
Adapun langkah-langkah kegiatan dalam metode pembelajaran
Directed Reading Activity (DRA), adalah sebagai berikut:
40
1) Fase I: Persiapan
Ada empat komponen, yaitu:
a) Tugas membaca, menghubungkan dengan isi pelajaran,
memperkenalkan kosakata baru, dan menyusun tujuan
pembelajaran.
b) Menghubungkan isi pelajaran dengan pelajaran sebelumnya.
c) Melibatkan pengenalan kosakata baru.
d) Menyusun tujuan membaca.
2) Fase II: Membaca dalam hati
Membaca dalam hati dapat meningkatkan pemahaman
dalam ingatan sehari-hari dan mendorong siswa mempratikkan
strategi belajar mandiri.
3) Fase III: Tindak lanjut (dilakukan setelah membaca).
d. Kelebihan Metode Directed Reading Activity (DRA)
Rahim (2007) berpendapat bahwa kelebihan metode
pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) adalah sebagai
berikut:
1) Mampu memperluas dan memperkuat kemampuan membaca
pemahaman siswa melalui langkah-langkah pembelajaran yang
sistematis.
2) Mampu membuat kesimpulan mulai dari membaca dalam hati atau
bersuara.
41
e. Kekurangan Metode Directed Reading Activity (DRA)
Kekurangan dalam menggunakan metode Directed Reading
Activity (DRA) antara lain:
1) Kurang memperhatikan keterlibatan siswa berfikir tentang
bacaan.
2) Metode Directed Reading Activity (DRA) ini terlampau banyak
melibatkan arahan guru memahami bacaan.
f. Cara Menyiasati Kekurangan Metode DRA
Peneliti berpendapat bahwa cara yang dapat dilakukan untuk
menyiasati atau meminimalisir kekurangan dalam penerapan metode
Directed Reading Activity (DRA) adalah sebagai berikut:
1) Guru memberikan arahan atau stimulus kepada siswa setelah
siswa melaksanakan kegiatan membaca dengan menggunakan
metode Directed Reading Activity (DRA), sehingga siswa dapat
memahami isi bacaan dengan baik.
2) Guru memotivasi siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dan
memberikan perhatian lebih kepada siswa yang mempunyai
kemampuan lemah dalam mengikuti pembelajaran, sehingga
semua siswa dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.
g. Kaitan Metode Directed Reading Activity (DRA) dengan Materi
IPA Suhu dan Kalor
IPA merupakan suatu ilmu yang mempelajari tentang kejadian-
kejadian yang ada di alam sekitar baik itu sebab maupun akibat. Ilmu
42
pengetahuan alam dalam pengajarannya membutuhkan cara yang
mampu memberikan konsep pengetahuan secara nyata kepada siswa.
Pembelajaran IPA pada kenyataannya belum diajarkan secara
nyata. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan penggunaan metode, alat
peraga, pendekatan dalam prose belajar mengajar. Dalam pembelajaran
IPA materi suhu dan kalor penggunaan metode yang bervariasi
sangatlah penting, selain dengan metode eksperimen dalam materi ini
juga dapat di terapkan dengan menggunakan metode pembelajaran
aktif.
Penggunaan metode Directed Reading Activity (DRA) mampu
memberikan peran dalam pembelajaran IPA materi suhu dan kalor,
dimana siswa dapat meningkatkan aktivitas membaca materi
pembelajaran dengan mengaitkan berbagai macam pengetahuan atau
pengalaman-pengalaman yang telah mereka peroleh untuk
membangun pemahamannya. Metode ini dapat memberikan
rangsangan kepada siswa untuk menemukan pengetahuan baru sesuai
dengan pengalaman-pengalaman yang telah dialaminya secara
langsung dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, pengetahuan
dalam materi suhu dan kalor ini dapat diperoleh siswa dengan lebih
bermakna dan mudah dipahami.
43
Kajian teori mengenai hakikat metode pembelajaran Directed
Reading Activiy (DRA) dapat dilihat pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4 Bagan Pendekan Metode DRA
Sumber: Rahim (2007); Simajunta (2013); Suwastawan,dkk (2015)
4. Suhu dan Kalor
Kegiatan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tidak akan
lepas dari pengaruh suhu dan kalor. Misalnya pada gelas yang diisi air
panas maka akan terasa hangat, atau pada besi yang diletakkan diluar
ruangan dan terkena sinar matahari akan terasa panas. Perpindahan energi
dari benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah
disebut dengan kalor. Sedangkan suhu merupakan ukuran mengenai panas
atau dinginnya suatu zat atau benda. Perubahan suhu akan menyebabkan
suatu benda dapat memuai pada siang hari dan menyusut pada malam hari
(Sumarsono, 2009: 134).
Pendekatan Metode DRA
Komponen Langkah-Langkah
Prabaca
Membaca
Pascabaca
Persiapan
Membaca
dalam hati
Tindak lanjut
44
a. Perpindahan kalor
Panas dapat mengalami perpindahan. Dan perpindahan
panas tersebut dapat melalui beberapa cara. Berikut cara perpindahan
panas/ kalor:
1) Perpindahan Panas Secara Konduksi
Cara perpindahan ini seringkali terjadi pada penghantar
benda padat. Perpindahan panas tidak diikuti atau didahului oleh
perpindahan zat perantaranya. Contohnya adalah ketika
meletakkan sendok aluminium di dalam segelas air panas.
Beberapa waktu kemudian sendok akan terasa ikut panas di semua
bagiannya.
Gambar 2.5 Perpindahan panas secara konduksi
(Sumber: http//areabaca.com, 2019)
2) Perpindahan Panas Seacara Konveksi
Cara ini akan menyertakan perpindahan perantara ketika
panas berpindah dari sumbernya. Contoh termudahnya dalam cara
perpindahan ini adalah ketika kita merebus air di dalam sebuah
panci. Panci yang tersi penuh air dingin kemudian dipanaskan di
atas kompor dan lama kelamaan akan mendidih.
45
Gambar 2.6 Perpindahan panas secara konveksi
(Sumber: http//areabaca.com, 2019)
3) Perpindahan Panas Secara Radiasi
Untuk cara perpindahan yang satu ini terjadi tanpa harus
adanya perantara secara fisik. Maksudnya adalah perantara yang
digunakan seperti gelombang cahaya, gelombang radio, gelombang
elektromagnetik, dan lain-lain. Oleh karena itu cara perpindahan
ini lebih tepat disebut dengan radiasi.
b. Pengaruh Kalor Terhadap Benda
Dari jenis-jenis benda yang ada disekitar kita ada juga berbagai
pengaruh panas atau kalor terhadap suatu benda. Perhatikan gambar
dibawah ini!
Gambar 2.7 Perubahan wujud benda
(Sumber: www.jasaservis.net, 2019)
Membeku merupakan perubahan wujud dari benda cair menjadi
padat. Contoh: air yang disimpan di freezer, lilin cair yang
megeras, dan larutan agar-agar yang mengeras.
46
5. Alat Peraga
a. Pengertian Alat Peraga
Alat peraga adalah alat yang dapat dipertunjukkan dalam KBM
dan berfungsi sebagai pembantu untuk memperjelas konsep atau
pengertian contoh benda (Ditsardik Depdikbud: 1980). Berbantu alat
peraga peserta didik memiliki keleluasaan akses terhadap sumber
belajar yang akan memungkinkannya memahami suatu konsep secara
tepat dan menyeluruh.
Kastolani (dalam Muakhidah, 2017: 15) berpendapat bahwa alat
peraga yaitu perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima
Mencair merupakan perubahan wujud dari benda padat menjadi
cair. Contoh: lilin yang dipanaskan, es krim yang didiamkan di
ruang terbuka, dan mentega yang dipanaskan.
Menguap merupakan perubahan wujud dari benda cair menjadi
gas Contoh: air yang direbus dan dibiarkan lama-kelamaan akan
habis.
Mengembun merupakan perubahan wujud benda gas menjadi
cair.
Contoh: titik-titik air di daun pada pagi hari.
Menyublim merupakan perubahan wujud dari benda padat
merupakan gas.
Contoh: kapur barus yang disimpan di almari.
Mengkristal (mendeposisi) merupakan perubahan wujud dari
bnda gas menjadi padat
Contoh: gas karbon dioksida yang dibekukan menjadi es kering.
47
pesan. Dalam hal ini sebagai pengantar adalah guru, sedangkan pihak
yang menerima adalah siswa. Perantara atau pengantar tersebut berupa
alat fisik misalnya: papan tulis, gambar, lukisan, poster, dan lain
sebagainya.
Dari kedua pendapat ahli di atas dapat disimpulkan bahwa alat
peraga adalah suatu alat yang digunakan untuk mempertunjukkan atau
menjelaskan suatu maksud secara nyata oleh guru dalam proses belajar
mengajar agar siswa lebih memahami materi yang dipelajari.
b. Kekurangan dan Kelebihan Alat Peraga
1) Keelebihan alat peraga adalah sebagai berikut:
a) Menjadikan pelajaran lebih menarik.
b) Memantapkan hasil belajar.
c) Membangkitkan minat dan perhatian siswa.
d) Menjadikan pelajaran lebih konkret.
e) Mendorong anak gemar membaca, menelaah, dan berkarya
f) Melatih dan mendidik anak cermat mengamati dan meneliti
sesuatu (Sriyono, 1992: 126).
2) Kekurangan alat peraga adalah sebagai berikut:
a) Hendaknya guru harus menguasai baik teori maupun
penggunaan teknisnya.
b) Memerlukan banyak persiapan dan waktu.
c) Lebih banyak mengeluarkan data untuk penyiapan alat peraga
(Kastolani, 2014: 232).
48
c. Kaitan Hasil Belajar dan Alat Peraga
Alat peraga merupakan sebuah alat yang digunakan untuk
membantu penjelasan guru kepada siswa, agar siswa lebih mudah
dalam memahami materi pembelajaran yang disampaikan. Siswa
dalam jenjang sekolah dasar, masih berfikir secara konkrit dan belum
mampu berfikir secara abstrak dengan maksimal terlebih pada siswa di
kelas rendah. Alat peraga dapat memberikan gambaran nyata mengenai
materi pelajaran yang disampaikan dan sangat penting keberadaannya
di dalam proses pembelajaran. Sehingga, alat peraga juga dapat
membantu siswa dalam meningkatkan hasil belajar.
B. Kajian Pustaka
Dari judul diatas, penulis dapat kaitkan beberapa karya ilmiah yang
relevan. Untu mengetahui perbedaan dan persamaan antara peneliti terdahulu
dengan penelitian yang akan dilakukan sekarang. Berikut ini skripsi yang
memiliki tema hampir mirip dengan tema skripsi ini, antara lain:
1. Rosalina (2016), dalam penelitiannya yang berjudul “Meningkatkan
Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui Metode Directed Reading
Activity (DRA) Pada Siswa Kelas IV SDN 30 Ampean Tahun Pelajaran
2016/2017”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan metode
Directed Reading Activity (DRA) dapat meningkatkan kemampuan
membaca pemahaman pada siswa kelas IV di SDN 30 Ampean Tahun
Pelajaran 2016/2017. Hal ini terlihat dari hasil setiap siklusnya yang
49
menunjukkan ada peningkatan dalam kemampuan membaca pemahaman
siswa yang dibuktikan semakin meningkat setiap siklunya yaitu pada
Siklus I dari 26 siswa baru 18 siswa (75%) termasuk kriteria tuntas, pada
Siklus II tercatat 23 siswa (88,46%) termasuk kriteria tuntas, hal tersebut
menunjukkan bahwa kemampuan membaca pemahaman siswa sudah
mencapai ketuntasan ideal kelas yaitu 85%.
2. Widhiastuti (2017), dalam penelitiannya yang berjudul “Penggunaan
Strategi Pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) Untuk
Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Monorejo
2 Sragen Kecamatan Karang Malang Tahun Pelajaran 2016/2019”. Hasil
dalam penelitian ini menunjukkan bahwa melalui strategi Directed
Reading Activity (DRA) dapat meningkatkan motivasi belajar IPS.
Peningkatan motivasi belajar siswa ini terlihat pada silkus I dari 20 siswa
yang terdiri dari 5 indikator yaitu Ketekunan dalam belajar 70%;
Kesenangan dalam belajar 60%; Kerajinan dan penuh semangat 70%;
Kesukaan dalam mengerjakan latihan soal 85%; Keberanian dalam
mempertahankan pendapat 60%, pada Siklus II dari 20 siswa yang terdiri
dari 5 indikator yaitu Ketekunan dalam belajar 100%; Kesenangan dalam
belajar 85%; Kerajinan dan penuh semangat 75%; Kesukaan dalam
mengerjakan latihan soal 95%; Keberanian dalam mempertahankan
pendapat 70%.
3. Suastawan, Garminah, Margunayasa (2015), dalam penelitiannya yang
berjudul “ Penerapan Strategi Directed Reading Activity (DRA) Untuk
50
Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Kelas IV SD
Negeri 2 Kampung Baru”. Hasil penelitian ini menunjukkan peningkatan
kemampuan membaca pemahaman siswa yang mencapai tuntas KKM ≥
65 pada Siklus I secara klasikal mencapai 70,59% dari 17 siswa, pada
Siklus II 88,23% secara klasikal dari 17 siswa. hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa metode Directed Reading Activity (DRA) dapat
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas IV SD
Negeri 2 Kampung Baru Singaraja Tahun Ajaran 2013/2014.
4. Sulviana (2015), dengan penelitiannya yang berjudul “ Peningkatan
Kemampuan Membaca sekilas Melalui Strategi Directed Reading Activity
(DRA) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada Siswa Kelas V MI
RoudlotusbSalam Mojokerto”. Hasil dalam penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa terdapat peningkatan aktivitas siswa pada Siklus I
sebesar 45% sedangkan pada Siklus II menjadi 80%. Sedangkan dalam
peningkatan kemampuan membaca siswa dengan strategi Directed
Reading Activity (DRA) pada siswa kelas V MI Roudlotus Salam
Mojokerto. Hal ini dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata kelas siswa
meningkat dari Siklus I yaitu 62,5 menjadi 82 pada Siklus II. Penggunaan
strategi Directed Reading Activity (DRA) dapat meningkatkan kemampuan
membaca siswa.
5. Kudadiri (2012), dengan penelitian yang berjudul “Penerapan DRA
(Directed Reading Activity) Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam
Membaca Pemahaman Pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 014
Sungai Putih Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar”. Hasil penelitiannya
51
dapat disimpulkan bahwa melalui Strategi Directed Reading Activity (DRA)
dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman pada pelajaran
Bahasa Indonesia siswa kelas V SDN 014 Sungai Putih Kecamatan
Tapung Kabupaten Kampar. Hal ini terlihat dari hasil setiap siklusnya
yang menunjukkan peningkatan dalam kemampuan membaca pemahaman
yang dibuktikan pada saat sebelum tindakan diperoleh rata-rata klasikal
49,8 pada Siklus I terjadi peningkatan 63,5 dan pada Siklus II terjadi
peningkatan dengan rata-rata klasikal 86 dengan kategori tinggi.
Relevansi dengan penelitian yang penulis lakukan adalah sama-sama
dalam meningkatkan hasil belajar dengan menerapkan metode pembelajaran
Directed Reading Activity (DRA). Adapun dari beberapa hasil penelitian
diatas ada yang tidak hanya fokus dalam peningkatan hasil belajar tetapi juga
fokus dalam meningkatkan motivasi belajar. Perbedaan dengan yang penulis
lakukan yaitu penulis memfokuskan penelitian mengenai peningkatan hasil
belajar siswa dengan menggunakan metode Directed Reanding Activity (DRA).
Berdasarkan dari ke lima penelitian diatas yang membahas mengenai metode
pembelajaran Directed Reading Activity (DRA), namun ada perbedaan dengan
yang penulis teliti yaitu pada mata pelajaran dan fokus penelitian. Selain itu,
perbedaan dengan penulis teliti yaitu langkah-langkah dalam tindak lanjut
dimana penulis menggunakan tindak lanjut dengan menggadakan diskusi
kelompok dan memberikan penjelasan lebih lanjut kepada siswa dengan
menggunakan bantuan alat peraga untuk memperdalam pemahaman siswa
terhadap materi yang disampaikan.
52
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum
1. Identitas Sekolah
Tabel 3.1 Identitas Sekolah
No Identitas Keterangan
1. Nama MI Ma’arif Global Blotongan
2. Akreditasi B
3. Yayasan Penyelenggara Lembaga Pendidikan Ma’arif NU
Kota Salatiga
4. Nomor Statistik 111.2.3373.0003
Alamat:
Dusun Grogol
Desa Blotongan
5. Kecamatan Siderejo Lor
Kota Salatiga
Provinsi Jawa Tengah
Kode Pos 50715
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
53
2. Visi dan Misi
Visi MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga yaitu membentuk
generasi yang berakhlaqul karimah, terampil, disiplin dan berbudaya
lingkungan.
Misi MI Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga:
a. Membina generasi yang bertaqwa kepada Allah SWT.
b. Membina generasi yang memiliki disiplin tinggi.
c. Membina generasi yang berilmu, kreatif dan terampil.
d. Membina generasi yang memiliki jiwa pengabdian masyarakat.
e. Meningkatkan prestasi KBM serta kerja yang kekeluargaan.
3. Keadaan Guru
Keadaan guru MI Ma’arif Global Blotongan berjumlah 18 dengan
rincian pada Tabel 3.2.
Tabel 3.2 Data Nama Guru MI ma’arif Global Blotongan
No Nama Guru Jabatan Ijazah P/L
1. Khaeroni , S.Pd.I. Kepala Madrasah S 1 L
3. Mustaqhfiroh, S.Pd.I Guru Kelas I A S1 P
4. Helena Vidya S, S.Pd Guru Bidang Studi S 1 P
5. Ahsin Juniarsasi, S.Pd.I Guru Kelas VI A S 1 L
6. Sukhaesi Akhla ,S.Pd.I Guru Kelas I B S 1 P
54
7. Rumadi,S.Pd.I Guru Kelas IV B S 1 L
8. Mega N. Dewi., S.Pd.I Guru Kelas I C S 1 P
9. Tatik Pradesa, S.Pd Guru Kelas VI B S 1 P
10. Fuad Hasan,S.Pd.I Guru Kelas II B S 1 L
11. Ida Kurniawati, S.Pd.I Guru Kelas II A S 1 P
12. Laili Mubarok, S.Pd.I Guru Kelas IV A S 1 L
13. Sabilatul Masruroh Guru Kelas III S 1 P
14. Tri Wahyuni, S.Pd.I Guru Kelas V S 1 P
15. Farida Rahmawati, S.Ag Guru Bidang Studi S 1 P
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
Keterangan: PNS: Pegawai Negeri Sipil
GTY: Guru Tetap Yayasan
4. Keadaan Siswa
Keadaan siswa Mi Ma’arif Global Blotongan Kota Salatiga pada
tahun 2019 berjumlah 181 siswa dengan rincian pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3 Daftar Jumlah Siswa MI Ma’arif Global Blotongan
Kelas Jumlah Siswa Jumlah Siswa
Laki-laki Perempuan
I 27 25 52
II 18 14 32
III 10 10 20
IV 18 12 30
55
V 8 15 23
VI 17 7 24
Jumlah 98 83 181
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
5. Data Siswa
Data siswa yang dijadikan subjek penelitian adalah siswa kelas V
di Mi Global Blotongan Kota Salatiga yang berjumlah 23 siswa, yang
terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Rincian data siswa
kelas V dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4 Daftar Siswa Kelas V MI Global Blotongan
No Nama Siswa Jenis Kelamin
1. AA Laki-laki
2. AM Perempuan
3. AB Perempuan
4. AK Perempuan
5. AA Perempuan
6. DAN Laki-laki
7. ENR Laki-laki
8. HM Laki-laki
9. JVSH Perempuan
10. MA Laki-laki
11. NDP Perempuan
12. NPR Perempuan
56
13. NS Perempuan
14. PHT Laki-laki
15. RSF Perempuan
16. SKP Perempuan
17. TWA Perempuan
18. TZ Perempuan
19. WAR Laki-laki
20. ANA Perempuan
21. MQH Laki-laki
22. RCC Perempuan
23. SANI Perempuan
(Sumber: Dokumentasi Sekolah)
6. Kolaborator Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan jenis penelitian
kolaboratif. Guru sebagai kolaborator peneliti dalam proses kegiatan
penelitian. Kolaborator merupakan guru kelas V MI Ma’arif Global
Salatiga, yaitu Ibu Tri Wahyuni, S.Pd.I. Guru kelas yang melakukan
kegiatan proses pembelajaran bersama siswa. Peneliti membantu guru
dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dan menyiapkan
media pembelajaran yang dibutuhkan serta melakukan pengamatan
terhadap guru dan siswa berkaitan dengaan langkah-langkah proses
pembelajaran dan pelaksanaan dengan menggunakan strategi
pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga.
57
7. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dilaksanakan 2 kali pertemuan (2 kali) di MI
Ma’arif Blotongan Salatiga. Waktu pelaksanaan penelitian dapat dilihat
pada Tabel 3.5.
Tabel 3.5 Jadwal Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
No Siklus Pelaksanaan Penelitian
1. Siklus I Senin, 14 Januari 2019
2. Siklus II Rabu, 23 Januari 2019
(Sumber: Data Primer)
B. Deskripsi Persiklus
Pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dua siklus
penelitian dan pra siklus. Masing-masing siklus terdiri dari empat tahap yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1. Deskripsi Pra Siklus
Tahapan pra siklus ini dilaksanakan di MI Ma’arif Global
Blotongan Kota Salatiga pada tanggal 10 Januari 2019. Subyek Penelitian
Tindakan Kelas adalah siswa kelas V dengan jumlah siswa 23 yang terdiri
dari 8 laki-laki dan 15 perempuan. Penelitian ini memfokuskan pada mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam semester genap materi suhu dan kalor.
Kegiatan pra siklus merupakan tahap penggumpulan data sebelum
kegiatan pelaksanaan penelitian Siklus I dilakukan guna untuk
mengetahui seberapa paham siswa terhadap materi didalam penelitian.
58
Pengumpulan data dan informasi ini peneliti lakukan dengan cara
melakukan observasi awal dan dialog dengan guru kelas V. Dalam tahap
pra siklus, kolaborator sebagai guru kelas memberikan soal materi suhu
dan kalor sebagai ulangan harian siswa dan juga sebagi tes untuk
mengetahui tingkat pencapaian siswa pada materi yang sama sebelum
penggunaan metode pembelajaran Directed Reading Activity (DRA)
berbantu alat peraga. Hasil pencapaian siswa dalam pra siklus
menunjukkan bahwa dari 23 siswa terdapat 7 siswa (30,4%) memperoleh
nilai di atas KKM, sedangkan sebanyak 16 siswa (69,5%) mendapat nilai
dibawah KKM yang telah ditentukan.
2. Deskripsi Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanaan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan Siklus I adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran IPA materi suhu dan perpindahannya dengan
menggunakan metode pembelajaran Directed Reading Activity
(DRA) berbantu alat peraga;
2) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yaitu materi
sumber energi panas;
3) Peneliti mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar
observasi siswa untuk mengamati selama proses pembelajaran
berlangsung;
59
4) Peneliti mempersiapkan instrumen penilaian berupa soal
evaluasi;
5) Peneliti berkoordinasi langsung dengan guru kelas selaku pelaku
PTK untuk melaksanakan proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode Directed Reading Activity (DRA).
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas Siklus I dilaksanakan pada hari
Senin, 14 Januari 2019 pukul 09.20 sampai 10.30 WIB di ruang kelas
V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga dengan jumlah siswa
sebanyak 23 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas
ini berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 35 menit). Materi
yang diajarkan pada Siklus I adalah tentang sumber energi panas.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan Siklus I:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.
b) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
c) Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali
kegiatan pembelajaran serta menyapa para siswa.
d) Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran yaitu
tentang materi suhu dan kalor.
2) Kegiatan Inti (50 menit)
Fase I: Persiapan
a) Guru memberikan sebuah teks bacaan yang berupa materi
60
pembelajaran dengan pembahasan sumber energi panas.
b) Guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari (Mengasosiasi).
c) Guru dan siswa memilih di antara 5 sampai 10 kata kunci,
khususnya yang berhubungan dengan isi materi yang spesifik
(Mengeksplorasi)
d) Guru menyusun tujuan membaca
Fase II: Membaca dalam hati
e) Siswa membaca teks bacaan yang berjudul “Sumber Energi
Panas” di dalam hati. Siswa diperbolehkan untuk menggaris
bawahi informasi penting yang ia temukan dalam
bacaan.(Mengamati)
f) Guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai materi
yang telah dibaca.(Menanya)
Fase III: Tindak lanjut
g) Guru menjelaskan kembali materi suhu dan kalor menggunakan
alat peraga yang berupa gelas, logam, api, dan sebagainya.
h) Guru dan siswa melakukan tanya jawab mengenai materi yang
telah disampaikan. (Menanya)
i) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok terdiri dari 4-5
siswa.
61
j) Guru memberikan lembar kerja siswa berupa teks bacaan dialog
yang membahas mengenai sumber energi panas dan
perpindahan kalor.
k) Siswa diminta untuk melakukan pengamatan dan
memperhatikan sumber-sumber energi panas dan perpindahan
kalor yang mereka gunakan sehari-hari dari pagi hingga
malam.(Mengamati)
l) Siswa menuliskan hasil pengamatannya dalam bentuk tabel
informasi dan melengkapi informasi pada kolom-kolom yang
disediakan.(Mengeksplorasi)
m) Siswa mengidentifikasikan, alat atau bahan yang digunakan
pada perpindahan kalor dan sumber energi
panas.(Mengeksplorasi)
n) Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa diminta untuk
mengemukakan hasil kerja kelompokknya di depan kelas
dengan membaca nyaring. (Mengkomunikasikan)
o) Guru dan siswa memeriksa kebenaran dari kategori tersebut.
(Mengasosiasi)
p) Guru memberi hadiah pada kelompok yang berhasil mencapai
prestasi kelompok
q) Guru memberi tugas individu kepada siswa mengenai materi
yang telah disampaikan berupa lembar evaluasi.
62
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Guru bersama siswa membuat kesimpulan atau rangkuman
hasil belajar.
b) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan dengan lingkungan.
c) Guru memberikan informasi mengenai rencana kegiatan untuk
pertemuan selanjutnya yaitu benda yang dapat menghantarkan
panas dan manfaat kalor.
d) Guru menutup kegiatan belajar dengan mengajak semua siswa
berdo’a bersama (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).
c. Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pengamatan selama
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disusun. Peneliti dalam pelaksanaan pengamatan
penelitian Siklus I ini menggunakan dua lembar observasi. Lembar
observasi yang pertama digunakan untuk mengamati keterampilan
guru dalam proses pembelajaran sesuai dengan RPP yang didalamnya
meggunakan metode DRA berbantu alat peraga dalam meningkatkan
hasil belajar siswa. Lembar observasi kedua digunakan untuk
mengamati aktivitas siswa dalam pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode DRA berbantu alat peraga. Hasil pengamatan
berupa lembar observasi untuk guru dan siswa akan dilampirkan pada
lembar catatan lapangan.
63
d. Refleksi
Kegiatan refleksi dilakukan peneliti terhadap hasil
pelaksanaan pembelajaran pada penelitian Siklus I untuk mengetahui
kekurangan atau kelemahan dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan guru dengan siswa. Dari hasil pengamatan Siklus I masih
banyak siswa yang belum dapat mencapai indikator keberhasilan
dalam kegiatan belajar. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya:
1) Metode pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) masih
baru untuk siswa;
2) Guru dalam menyampaikan tujuan pembelajaran kurang jelas
dan belum bermakna;
3) Pembagian kelompok tidak berdasarkan tingkat kecerdasan
siswa;
4) Penggunaan alat peraga yang kurang optimal;
5) Penerapan metode pembelajaran Directed Reading Activity
(DRA) yang kurang optimal, sehingga siswa kurang memahami
materi.
Peneliti bersama guru melakukan diskusi untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan yang dihadapi saat pelaksanaan pembelajaran
menggunakan metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu
alat peraga pada Siklus I tersebut peneliti ingin melakukan perbaikan
terhadap pola belajar siswa agar jumlah siswa dalam mencapai
64
indikator belajar atau KKM lebih banyak, karena dalam Siklus I ini
hanya ada 10 siswa yang bisa mencapai KKM. Rencana perbaikan
tersebut adalah peneliti masih menggunakan metode pembelajaran
Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga. Hanya saja
pada Siklus II guru benar-benar harus melakukan pendampingan
yang lebih selama proses pembelajaran berlangsung, dan pada
pembagian kelompok guru membagi dengan berdasarkan prestasi
belajar siswa. Guru juga harus lebih jelas dalam meyampaikan
tujuan belajar agar siswa lebih optimal dalam mengikuti proses
pembelajaran.
3. Deskripsi Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilaksanaan peneliti pada tahap perencanaan
tindakan Siklus II adalah sebagai berikut:
1) Peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
mata pelajaran IPA materi pengaruh kalor pada benda dengan
menggunakan metode pembelajaran Directed Reading Activity
(DRA) berbantu alat peraga;
2) Peneliti mempersiapkan materi pembelajaran yaitu materi
pengaruh kalor pada benda dan mempersiapkan alat peraga yang
digunakan;
3) Peneliti merencanakan pembagian kelompok berdasarkan prestasi
siswa;
65
4) Peneliti mempersiapkan lembar observasi guru dan lembar
observasi siswa untuk mengamati selama proses pembelajaran
berlangsung;
5) Peneliti mempersiapkan instrumen penilaian berupa soal
evaluasi;
6) Peneliti berkoordinasi langsung dengan guru kelas selaku pelaku
PTK untuk melaksanakan proses pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode Directed Reading Activity (DRA).
b. Pelaksanaan
Penelitian tindakan kelas Siklus II dilaksanakan pada hari
Rabu, 23 Januari 2019 pukul 09.20 sampai 10.30 WIB di ruang kelas
V MI Ma’arif Global Blotongan Salatiga dengan jumlah siswa
sebanyak 23 siswa dan seluruh siswa hadir. Penelitian tindakan kelas
ini berlangsung selama satu kali pertemuan (2 x 35 menit). Materi
yang diajarkan pada Siklus II adalah pengaruh kalor pada benda.
Berikut ini adalah langkah-langkah pelaksanaan Siklus II:
1) Kegiatan Awal (10 menit)
a) Guru memberikan salam dan mengajak berdoa.
b) Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa.
c) Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam mengawali
kegiatan pembelajaran serta menyapa para siswa.
d) Guru bertanya jawab tentang materi yang telah dipelajari pada
pertemuan sebelumnya, dilanjutkan dengan bertanya jawab
66
mengenai fenomena lingkungan sekitar yang berkaitan dengan
materi suhu dan kalor.
e) Guru menyampaikan tema dan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai yaitu mengenai materi suhu dan kalor.
2) Kegitaan Inti (50 menit)
Fase I: Persiapan
a) Guru memberikan sebuah teks bacaan yang berupa materi
pembelajaran dengan pembahasan benda-benda yang dapat
menghantarkan panas.
b) Guru mengaitkan materi yang akan disampaikan dengan
pengalaman siswa dalam kehidupan sehari-hari.
(Mengasosiasi)
c) Guru dan siswa memilih di antara 5 sampai 10 kata kunci,
khususnya yang berhubungan dengan isi materi yang spesifik.
(Mengeksplorasi)
d) Guru menyusun tujuan membaca.
Fase II: Membaca dalam hati
e) Siswa membaca teks bacaan di dalam hati. Siswa
diperbolehkan untuk menggaris bawahi informasi penting yang
ia temukan dalam bacaan.(Mengamati)
67
Fase III: Tindak Lanjut
f) Guru menjelaskan kembali materi suhu dan kalor dengan
mengunakan alat peraga berupa, lilin, es batu, logam,
penggaris.
g) Guru dan siswa melakukan tanya jawan mengenai materi yang
telah disampaikan. (Menanya)
h) Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok terdiri dari 4-5 siswa
berdasarkan prestasi siswa.
i) Guru memberikan sebuah teks bacaan yang membahas
mengenai manfaat panas.
j) Siswa diminta untuk melakukan pengamatan dan
memperhatikan manfaat kalor yang ada didalam
teks.(Mengamati)
k) Siswa menuliskan hasil pengamatannya dalam Lembar Kerja
Siswa (LKS) .(Mengeksplorasi)
l) Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa diminta untuk
mengemukakan hasil kerja kelompokknya di depan kelas
dengan membaca nyaring. (Mengkomunikasikan)
m) Guru dan siswa memeriksa kebenaran dari kategori tersebut.
(Mengasosiasi)
n) Guru memberi hadiah pada kelompok yang berhasil mencapai
prestasi kelompok
68
o) Guru bersama siswa melaksankan tanya jawab mengenai materi
yang telah disampaikan. (Menanya)
p) Guru memberi tugas individu kepada siswa mengenai materi
yang telah disampaikan berupa lembar evaluasi.
q) Guru meminta siswa untuk mengerjakan tugas berupa evaluasi
yang telah diberikan oleh guru.
3) Kegiatan Penutup (10 menit)
a) Bersama-sama siswa membuat kesimpulan mengenai materi
yang telah disampaikan.
b) Guru melakukan refleksi atau penilaian terhadap kegiatan
pembelajaran yang telah dilaksanakan.
c) Guru memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil
pembelajaran serta mengaitkan dengan lingkungan sekitar.
d) Guru menutup kegiatan belajar dengan mengajak semua siswa
berdo’a bersama (untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).
c. Pengamatan
Pada tahap ini peneliti melaksanakan pengamatan selama
pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi
yang telah disusun sebagaimana pada Siklus I. Peneliti dalam
pelaksanaan pengamatan penelitian Siklus II ini menggunakan dua
lembar observasi. Lembar observasi ini digunakan untuk mengamati
apakah ada perubahan aktivitas guru dan siswa dalam proses
pembelajaran dari siklus sebelumnya. Lembar observasi pertama
69
yaitu ditujukan untuk mengamati keterampilan guru dalam
pelaksanaan proses pembelajaran IPA sesuai dengan RPP yang telah
disusun dengan menggunakan metode Directed Reading Activity
(DRA) berbantu alat peraga dalam meningkatkan hasil belajar siswa.
Lembar observasi kedua digunakan untuk mengamati aktivitas siswa
dalam melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode
DRA berbatu alat peraga. Hasil pengamatan berupadlembar observasi
akan dilampirkan pada lembar catatan lapangan.
d. Refleksi
Data pengamatan pada pelaksanaan penelitian Siklus II
menunjukkan peningkatan yang sangat baik dibandingkan dengan
Siklus I dan hasil pelaksanaan Siklus II ini menunjukkan bahwa
kelemahan-kelemahan pada Siklus I dapat diatasi pada Siklus II ini.
Siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran menggunakan
metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga sangat
antusias. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes evaluasi pada Siklus II
yang menunjukkan hasil lebih baik dari pada Siklus I, nilai yang
dicapai siswa juga telah mencapai KKM. Penelitian dihentikan sampai
Siklus II karena hasil belajar siswa sudah menunjukkan indikator
ketuntasan klasikal yang diharapkan yaitu ≥ 85% siswa tuntas belajar.
Siswa yang tidak tuntas atau belum memenuhi KKM pada Siklus II
akan diberikan tindakan mandiri berupa remidi atau latihan-latihan
70
yang dipantau oleh guru sehingga semua siswa diharapkan dapat
tuntas belajar.
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Pra Siklus
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Ma’arif Global
Blotongan Kota Salatiga. Dengan subjek penelitian yaitu siswa kelas V
yang berjumlah 23 siswa dengan memfokuskan pada mata pelajaran IPA
semester genap pada materi suhu dan kalor. Pra Siklus dilaksanakan
sebelum pelaksanaan kegiatan penelitian Siklus I berlangsung. Penelitian
pra Siklus Ini dilakukan guna sebagai acuan peneliti untuk mengetahui
seberapa jauh pemahaman siswa terhadap materi yang akan di sampaikan.
Penelitian pra siklus diperoleh dari nilai ulangan harian siswa kelas
V MI Ma’arif Global Blotongan pada pelajaran IPA. Hasil dari ulangan
harian dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut.
Tabel 4.1 Hasil Ulangan Harian IPA
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. AA 70 40 Tidak Tuntas
2. AM 70 70 Tuntas
3. AB 70 40 Tidak Tuntas
4. AK
70 40 Tidak Tuntas
5. AA
70 40 Tidak Tuntas
6. DAN
70 20 Tidak Tuntas
72
7. ENR
70 20 Tidak Tuntas
8. HM 70 40 Tidak Tuntas
9. JVSH 70 60 Tidak Tuntas
10. MA 70 40 Tidak Tuntas
11. NDP 70 70 Tuntas
12. NPR 70 70 Tuntas
13. NS 70 70 Tuntas
14. PHT 70 80 Tuntas
15. RSF 70 60 Tidak Tuntas
16. SKP 70 40 Tidak Tuntas
17. TWA 70 40 Tidak Tuntas
18. TZ 70 70 Tuntas
19. WAR 70 40 Tidak Tuntas
20. ANA 70 40 Tidak Tuntas
21. MQH 70 20 Tidak Tuntas
22. RCC 70 70 Tuntas
23. SANI 70 40 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi
80
Nilai Terendah
20
Rata-Rata
48,69
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 7 siswa
Tidak Tuntas = 16 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹
𝑁 × 100%
= 7
23 × 100%
73
= 30, 43 %
= 30 % (Pembulatan)
Tabel 4.1 menunjukkan hasil belajar pada pra siklus di MI Ma’arif
Global Blotongan kelas V mata pelajaran IPA di peroleh rata-rata 48,69.
Siswa yang tuntas belajar terdapat 7 siswa (30%), sedangkan siswa yang
tidak tuntas belajar 16 siswa (70%). Berdasarkan pemerolehan data diatas
maka dapat dijelaskan bahwa siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan
Kota Salatiga memperoleh hasil belajar pada materi suhu dan kalor masih
sangat rendah. Permasalahan tersebut dapat dilihat dari pemerolehan nilai
KKM yaitu 16 siswa (70%) masih di bawah KKM. Data diatas
menunjukkan sebagai dasar atau acuan dalam pelaksanaan kegiatan
penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V MI Ma’arif
Global Blotongan Kota Salatiga Tahun Pelajaran 2019/2020 dengan
menerapkan metode pembelajaran Directed Reading Activity (DRA)
berbantu alat peraga.
2. Deskripsi Data Siklus I
Penelitian Siklus I dilaksanakan pada Senin, 14 Januari 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi pokok
yang diajarkan pada Siklus I adalah sumber energi panas. Pada Siklus I
pengumpulan data hasil belajar siswa menggunakan tes tertulis diakhir
pelajaran dan mengggunakan lembar observasi. Instrumen tersebut
menunjukkan pemerolehan data mengenai nilai hasil belajar siswa dalam
kegiatan pembelajaran.
74
a. Lembar observasi siswa
Lembar observasi terhadap siswa merupakan alat yang
digunakan untuk mengamati kegiatan siswa selama proses
pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran Directed
Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga. Lembar observasi ini
terdapat beberapa aspek yang harus diamati oleh peneliti, penilaian
ini memberikan rentang skor 1 sampai 3 dengan keterangan “Tuntas
atau Tidak Tuntas”. Berikut lembar observasi terhadap siswa..
Tabel 4.2 Lembar Observasi Siswa Siklus I
No
Nama
Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Ket Keaktifan
Membaca
Kerjasama Pengetahu
an
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. AA √ √ √ 7 T
2. AM √ √ √ 7 T
3. AB √ √ √ 7 T
4. AK √ √ √ 6 TT
5. AA √ √ √ 7 T
6. DAN √ √ √ 5 TT
7. ENR √ √ √ 6 TT
8. HM √ √ √ 6 TT
9. JVSH √ √ √ 5 TT
10. MA √ √ √ 5 TT
75
11. NDP √ √ √ 7 T
12. NPR √ √ √ 8 T
13. NS √ √ √ 6 TT
14. PHT √ √ √ 8 T
15. RSF √ √ √ 7 T
16. SKP √ √ √ 7 T
17. TWA √ √ √ 5 TT
18. TZ √ √ √ 6 TT
19. WAR √ √ √ 6 TT
20. ANA √ √ √ 6 TT
21. MQH √ √ √ 6 TT
22. RCC √ √ √ 8 T
23. SANI √ √ √ 6 TT
Keterangan:
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Dalam pengamatan aktivitas, siswa dikatakan tuntas (T)
apabila telah mencapai skor ≥ 7 dari total skor selurih aspek
penilaian dan tidak tuntas (TT) apabila memperoleh skor dibawah
skor ≥ 7 .
76
b. Lembar observasi guru
Lembar observasi pengamatan guru digunakan untuk mengamati
keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran IPA sesuai
dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun
dengan metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga.
Lembar observasi guru yang digunakan terdapat beberapa aspek yang
harus diamati oleh peneliti, dengan memberikan rentang skor 1 sampai 4
sehingga skor maksimum 100 dan skor minimum 25. Berikut adalah
lembar observasi terhadap guru:
Tabel 4.3 Lembar Observasi Guru Siklus I
No Aktivitas yang diamati Skor
1 2 3 4
Penyampaian Motivasi dan Tujuan
Pembelajaran
1. Guru mengajak siswa berdoa bersama √
2. Guru memeriksa kesiapan siswa √
3. Guru melaksanakan apersepsi √
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
5. Guru memberi acuan bahan ajar yang
akan dipelajari
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi √
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu √
77
perhatian siswa
8. Kerapian dalam penampilan √
Pelaksanaan Kegiatan Inti dengan
Metode DRA
Fase I: Persiapan
9. Guru menjelaskan dan mengaitkan
materi dengan pengalaman siswa
√
10. Guru menjelaskan makna kosa kata
baru yang ada dalam teks bacaan
√
Fase II: Membaca dalam hati
11. Guru meminta siswa untuk membaca
teks bacaan tentang sumber energi panas
dalam hati
√
Fase III: Tindak lanjut
12. Guru menggunakan alat peraga dalam
menyampaikan materi
√
13. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok √
14. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS) pada masing masing kelompok
√
15. Guru meminta siswa untuk melakukan
pengamatan terhadap isi bacaan teks
yang berkaitan dengan sumber energi
panas
√
16. Guru membimbing siswa dalam proses
diskusi
√
Presentasi Hasil Kerja Kelompok
17. Guru memberi penjelasan mengenai cara
dalam mempresentasikan hasil kerja
kelompok
√
78
18. Guru memanggil masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok
√
19. Guru memberi hadiah pada kelompok
yang berhasil mencapai prestasi
kelompok
√
20. Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan dengan membaca
nyaring
√
Menyimpulkan Materi
21. Meninjau kembali materi yang telah
disampaikan
√
22. Guru memberi tindak lanjut berupa soal
evaluasi siswa
√
23. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang
belum dimengerti
√
24. Guru menyimpulkan pembelajaran √
Kegiatan Penutup
25. Guru menutup pembelajaran dengan
bedo’a
√
Jumlah 3 18 30 12
Total 63
Kategori Baik
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
79
C = 2 ( cukup), apabila memperoleh skor 26-50
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25 (Muakhidah, 2018).
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Hasil pengamatan yang peneliti lakukan pada Siklus I
menunjukkan bahwa siswa terlihat bersemangat dan antusias dalam
mengikui pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran
Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga, meskipun
banyak siswa yang kurang suka membaca pada saat pembelajaran
berlangsung. Berikut nilai hasil belajar siswa pada Siklus I.
Tabel 4.4 Data Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. AA 70 70 Tuntas
2. AM 70 70 Tuntas
3. AB 70 70 Tuntas
4. AK 70 65 Tidak Tuntas
5. AA 70 70 Tuntas
6. DAN 70 50 Tidak Tuntas
7. ENR 70 55 Tidak Tuntas
8. HM 70 60 Tidak Tuntas
9. JVSH 70 65 Tidak Tuntas
10. MA 70 50 Tidak Tuntas
11. NDP 70 85 Tuntas
12. NPR 70 70 Tuntas
13. NS 70 65 Tidak Tuntas
80
14. PHT 70 75 Tuntas
15. RSF 70 70 Tuntas
16. SKP 70 70 Tuntas
17. TWA 70 60 Tidak Tuntas
18. TZ 70 60 Tidak Tuntas
19. WAR 70 40 Tidak Tuntas
20. ANA 70 50 Tidak Tuntas
21. MQH 70 45 Tidak Tuntas
22. RCC 70 75 Tuntas
23. SANI 70 50 Tidak Tuntas
Nilai Tertinggi
85
Nilai Terendah
40
Rata-Rata
62,60
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 10 siswa
Tidak Tuntas = 13 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹
𝑁 × 100%
= 10
23 × 100%
= 43, 47 %
= 43 % (Pembulatan)
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai oleh
siswa pada Silkus I mencapai 62,60. Siswa yang mencapai KKM atau
81
tuntas terdapat 10 siswa (43%), sedangkan siswa yang belum mencapai
KKM atau tidak tuntas terdapat 13 siswa (57%). Hasil belajar pada Siklus
I secara klasikal dinyatakan belum berhasil karena siswa yang
memperoleh nilai ≥ 70 (nilai KKM) hanya mencapai 43% dari jumlah
siswa secara keseluruhan. Hasil persentase tersebut belum mencapai
indikator keberhasilan secara klasikal yaitu 85% dari jumlah siswa
keseluruhan, jadi pada penelitian ini harus dilaksanakan siklus selanjutnya
yaitu Siklus II pada waktu yang telah ditentukan.
3. Deskripsi Data Siklus II
Penelitian Siklus II dilaksanakan pada Senin, 23 Januari 2019.
Pembelajaran berlangsung selama 70 menit (2 x 35 menit). Materi yang
diajarkan pada Siklus II ini yaitu pengaruh kalor pada benda. Kelemahan-
kelemahan yang terjadi ada pada pembelajaran Siklus I diperbaiki pada
Siklus II. Pada Siklus II pengumpulan data hasil belajar siswa
menggunakan tes tertulis diakhir pelajaran dan mengggunakan lembar
observasi. Instrumen tersebut menunjukkan pemerolehan data mengenai
nilai hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran.
a. Lembar observasi siswa
Lembar observasi terhadap siswa merupakan alat yang
digunakan untuk mengamati peningkatan kegiatan siswa selama
proses pembelajaran dari Siklus I dengan menggunakan metode
pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga.
82
Lembar observasi ini terdapat beberapa aspek yang harus diamati
oleh peneliti, dengan memberikan rentang skor 1 sampai 3 dengan
keterangan “Tuntas atau Tidak Tuntas”. Berikut lembar observasi
terhadap siswa.
Tabel 4.5 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II
No
Nama
Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Ket Keaktifan
Membaca
Kerjasama Pengetahu
an
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. AA √ √ √ 9 T
2. AM √ √ √ 8 T
3. AB √ √ √ 7 T
4. AK √ √ √ 8 T
5. AA √ √ √ 9 T
6. DAN √ √ √ 7 T
7. ENR √ √ √ 8 T
8. HM √ √ √ 9 T
9. JVSH √ √ √ 7 T
10. MA √ √ √ 8 T
11. NDP √ √ √ 9 T
12. NPR √ √ √ 8 T
13. NS √ √ √ 9 T
14. PHT √ √ √ 9 T
83
15. RSF √ √ √ 8 T
16. SKP √ √ √ 8 T
17. TWA √ √ √ 6 TT
18. TZ √ √ √ 8 T
19. WAR √ √ √ 8 T
20. ANA √ √ √ 8 T
21. MQH √ √ √ 6 TT
22. RCC √ √ √ 9 T
23. SANI √ √ √ 8 T
Keterangan:
3 = Baik
2 = Cukup
1 = Kurang
Dalam pengamatan aktivitas, siswa dikatakan tuntas (T)
apabila telah mencapai skor ≥ 7 dari total skor selurih aspek
penilaian dan tidak tuntas (TT) apabila memperoleh skor dibawah
skor ≥ 7 .
b. Lembar observasi guru
Lembar observasi pengamatan guru digunakan untuk
mengamati keterampilan guru dalam melaksanakan pembelajaran
IPA sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
84
telah disusun menggunakan metode Directed Reading Activity (DRA)
berbantu alat peraga, dan juga merupakan alat yang digunakan untuk
mengamati apakah ada perubahan aktivitas guru dan siswa dalam
kegiatan pembelajaran dari siklus sebelumnya. Berikut adalah lembar
observasi terhadap guru:
Tabel 4.6 Lembar Observasi Guru Siklus II
No Aktivitas yang diamati Skor
1 2 3 4
Penyampaian Motivasi dan
Tujuan Pembelajaran
1. Guru mengajak siswa berdoa
bersama
√
2. Guru memeriksa kesiapan siswa √
3. Guru melaksanakan apersepsi √
4. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran
√
5. Guru memberi acuan bahan ajar
yang akan dipelajari
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi √
7. Variasi gerakan badan tidak
menganggu perhatian siswa
√
8. Kerapian dalam penampilan √
Pelaksanaan Kegiatan Inti dengan
Metode DRA
85
Fase I: Persiapan
9. Guru menjelaskan gambaran materi
dan menjelaskan makna kosa kata
baru
√
10. Guru mengaitkan materi dengan
pengalaman siswa
√
Fase II: Membaca dalam hati
11. Guru meminta siswa untuk membaca
dalam hati
√
Fase III: Tindak lanjut
12. Guru menjelaskan materi suhu dan
kalor dengan menggunakan alat
peraga
√
13. Guru membagi siswa dalam 5
kelompok
√
14. Guru membagikan Lembar Kerja
Siswa (LKS) pada masing masing
kelompok
√
15. Guru memberikan penjelasan
mengenai pengerjaan tugas
kelompok
√
16. Guru meminta siswa untuk
melakukan pengamatan terhadap isi
bacaan teks yang berkaitan dengan
sumber energi panas
√
17. Guru membimbing siswa dalam
proses diskusi
√
Presentasi Hasil Kerja Kelompok
18. Guru memberi penjelasan mengenai
cara dalam mempresentasikan hasil
kerja kelompok
√
86
19. Guru memanggil masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan
hasil kerja kelompok
√
20. Guru memberi hadiah pada
kelompok yang berhasil mencapai
prestasi kelompok
√
21. Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan dengan membaca
nyaring
√
Menyimpulkan Materi
22. Guru memberi tindak lanjut berupa
soal evaluasi siswa
√
23. Guru memberi kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi
yang belum dimengerti
√
24. Guru menyimpulkan pembelajaran √
Kegiatan Penutup
25. Guru menutup pembelajaran dengan
bedo’a
√
Jumlah 0 4 36 44
Total 84
Kategori Sangat Baik
Keterangan:
A = 4 (sangat baik), apabila memperoleh skor 76-100
B = 3 (baik), apabila memperoleh skor 51-75
C = 2 ( cukup), apabila memperoleh skor 26-50
87
D = 1 (kurang), apabila memperoleh skor 0-25 (Muakhidah, 2018)
c. Deskripsi Hasil Belajar Siswa
Hasil evaluasi yang dilakukan pada akhir pembelajaran Siklus
II menggunakan metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu
alat peragamengalami peningkatan yang signifikan dibandingkan
dengan Siklus I. Nilai hasil belajar siswa pada Siklus II dapat dilihat
berikut ini:
Tabel 4.7 Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Keterangan
1. AA 70 85 Tuntas
2. AM 70 75 Tuntas
3. AB 70 80 Tuntas
4. AK 70 90 Tuntas
5. AA 70 65 Tidak Tuntas
6. DAN 70 75 Tuntas
7. ENR 70 70 Tuntas
8. HM 70 75 Tuntas
9. JVSH 70 80 Tuntas
10. MA 70 75 Tuntas
11. NDP 70 80 Tuntas
12. NPR 70 100 Tuntas
13. NS 70 90 Tuntas
14. PHT 70 100 Tuntas
88
15. RSF 70 90 Tuntas
16. SKP 70 80 Tuntas
17. TWA 70 50 Tidak Tuntas
18. TZ 70 90 Tuntas
19. WAR 70 80 Tuntas
20. ANA 70 80 Tuntas
21. MQH 70 65 Tidak Tuntas
22. RCC 70 80 Tuntas
23. SANI 70 80 Tuntas
Nilai Tertinggi
100
Nilai Terendah
50
Rata-Rata
80,00
(Sumber: Data Primer)
Keterangan:
Tuntas = 20 siswa
Tidak Tuntas = 3 siswa
Persentase ketuntasan dihitung berdasarkan rumus berikut:
P = 𝐹
𝑁 × 100%
= 20
23 × 100%
= 86,95 %
= 87 % (Pembulatan)
Tabel 4.7 menunjukkan bahwa nilai rata-rata yang dicapai
pada Siklus II ini mencapai 79,78. Siklus II diperoleh siswa yang
89
tuntas belajar terdapat 20 siswa (87%), sedangkan siswa yang tidak
tuntas terdapat 3 siswa (13%). Dari data tersebut dapat
disimpulkan bahwa setelah dilaksanakan penelitian Siklus II ada
peningkatakan pada nilai terendah dan nilai tertinggi antara Siklus
I dan Siklus II. Penelitian pada Siklus II ini menunjukkan bahwa
hasil sudah mencapai indikator ketuntasan klasikal yang ditetapkan
yaitu 85% dari jumlah siswa memperoleh ≥ 70 (nilai KKM).
Pembelajaran pada Siklus II dianggap berhasil sehingga penelitian
dihentikan sampai Siklus II.
B. Pembahasan
Pembahasan dari hasil penelitian berdasarkan analisis pengumpulan
data maka diperoleh rekapitulasi data hasil belajar siswa dengan menggunakan
metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga. Rekapitulasi
hasil belajar siswa dapat dilihat pada Tabel 4.8 berikut:
Tabel 4.8 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Persiklus
Siklus Rata-rata Kategori Jumlah Persentase
Pra
Siklus 48,6
Tuntas 7 30%
Tidak Tuntas 16 70%
I 62,6 Tuntas 10 43%
Tidak Tuntas 13 57%
II 79,7 Tuntas 20 87%
Tidak Tuntas 3 13%
90
Tabel 4.8. menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
setelah dilakukannya tindakan. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan
pada per siklusnya, hal ini merupakan bukti dari keberhasilan penerapan
metode pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga
pada proses pembelajaran.
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada kegiatan Pra Siklus
terdapat 7 siswa (30%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas
16 siswa (70%) dengan nilai rata-rata 48,69. Data tersebut menunjukkan
bahwa hasil belajar pada siswa kelas V MI MA’arif Global Blotongan pada
mata pelajaran IPA materi suhu dan kalor masih sangat rendah dan kurang
dari Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) yang telah ditentukan yaitu ≥ 70.
Data perolehan hasil tes evaluasi pra siklus dapat dilihat pada Gambar 4.1
Gambar 4.1 Diagram Ketentuan Belajar Siswa Pra Siklus
(Sumber: Data Primer)
Data yang diperoleh dari hasil belajar siswa pada Siklus I terdapat 10
siswa (43%) yang tuntas belajar, sedangkan siswa yang tidak tuntas terdapat
13 siswa (57%) dengan nilai rata-rata 62,6. Hasil persentase yang diperoleh
belum mencapai indikator keberhasilan secara klasikal yang telah ditetapkan,
30%
70%
0% 0%
TuntasTidak Tuntas
91
jadi dari hasil data yang diperoleh penelitian dilanjutkan pada Siklus II dengan
materi dan waktu yang berbeda. Data perolehan hasil belajar siswa pada
Siklus I dapat dilihat pada Gambar 4.2
Gambar 4.2 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
(Sumber: Data Primer)
Hasil belajar siswa pada Siklus II terdapat 20 siswa (87%) yang tuntas
belajar dan terdapat 3 siswa (13%) yang tidak tuntas belajar dengan perolehan
nilai rata-rata 79,78. Data yang didapatkan pada pelaksanaan penelelitian Siklus II
menunjukkan bahwa nilai hasil belajar siswa dari Siklus I ke Siklus II ini
mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu 44%. Hasil belajar yang
dicapai pada Siklus II telah mencapai indikator ketuntasan klasikal yang telah
ditetapkan yaitu 85% dari jumlah siswa yang memperoleh nilai ≥ 70 (nilai
KKM), sehingga penelitian tindakan kelas di MI Ma’arif Global Blotongan Kota
Salatiga dihentikan pada Siklus II ini. Siswa yang tidak tuntas belajar pada Siklus
II ini akan diberikan tindakan berupa perbaikan oleh guru sehingga diharapkan
semua siswa dapat tuntas belajar. Data perolehan hasil belajar siswa pada Siklus II
dapat dilihat pada Gambar 4.3
43%
57%
0% 0%
TuntasTidak Tuntas
92
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
(Sumber: Data Primer)
Pembahasan ketuntasan belajar siswa persiklus dari Pra Siklus, Siklus I -
Siklus II dapat dilihat pada Gambar 4.4.
Gambar 4.4 Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I
(Sumber: Data Primer)
Gambar 4.4 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa setelah diterapkan
metode pembelajaran Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga
terjadi peningkatan dari Pra Siklus terdapat 30% siswa tuntas belajar, Siklus I
terdapat 43% siswa tuntas belajar, pada Siklus II terdapat 87% siswa tuntas
87%
13%
0% 0%
TuntasTidak Tuntas
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
93
belajar. Peningkatan siswa yang tuntas belajar dari Pra Siklus ke Siklus I adalah
13% dan Siklus I ke Siklus II adalah 44%.
Hasil penelitian ini sesuai dengan Simanjuta (2017) dalam penelitiannya
yang menunjukkan bahwa penerapan metode Directed Reading Activity (DRA)
dapat meningkatkan hasil belajar kelas V SDN 003 Pagaran Tapah Darussalam
Kabupaten Rokan Hulu tahun pelajaran 2016/2017. Peningkatan ini ditandai
dengan diperoleh rata-rata klasikal pra siklus 51,1 , pada Siklus I terjadi
peningkatan 63,2, sedanngkan pada Siklus II terjadi peningkatan dengan rata-rata
klasikal 86 dengan kategori tinggi. Sehingga dari hasil penelitian tersebut
dikatakan berhasil karena terjadi peningkatan presentase dari pra siklus sampai
dengan Siklus II.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pelaksanaan kegiatan penelitian dapat disimpulkan
bahwa metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga dapat
meningkatkan hasil belajar IPA materi suhu dan kalor pada siswa kelas V MI
MA’arif Global Blotongan Kota Salatiga tahun pelajaran 2018/2019.
Peningkatan hasil belajar dari jumlah 23 siswa yang tuntas diperoleh dari Pra
Siklus ke Siklus I yaitu 13% dan Siklus I ke Siklus II yaitu 44%. Hal ini dapat
dilihat dari perolehan ketuntasan hasil belajar dari jumlah 23 siswa pada Pra
Siklus terdapat 30% siswa tuntas belajar, Siklus I terdapat 43% siswa tuntas
belajar, dan Siklus II terdapat 87% siswa tuntas belajar. Hal tersebut telah
mencapai Kriteria Ketuntasan Klasikal yang telah ditentukan yaitu 85% untuk
standar minimal kelas. Dengan demikian, penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode Directed Reading Activity (DRA) berbantu alat peraga
materi suhu dan kalor pada siswa kelas V MI Ma’arif Global Blotongan Kota
Salatiga tahun pelajaran 2018/2019 dinyatakan berhasil.
B. Saran
1) Siswa
a. Siswa diharapkan melalui metode Directed Reading Activity (DRA)
berbantu alat peraga dapat meningkatkan kemampuan membaca pada
setiap pelajaran secara optimal;
95
b. Siswa yang telah berhasil mencapai ketuntasan maksimal dapat
mempertahankan hasil belajarnya;
c. Siswa hendaknya dapat lebih meningkatkan kegemaran membaca
dalam setiap pembelajaran.
2) Guru
a. Guru hendaknya lebih memberikan banyak memberikan motivasi
kepada siswa untuk lebih banyak membaca didalam pembelajaran,
karena dengan membaca siswa dapat lebih memahami pembelajaran.
b. Guru hendaknya lebih kreatif dan inovatif pada saat pembelajaran
berlangsung, sehingga siswa akan lebih bersemangat dalam mengikuti
proses pembelajaran yang berlangsung.
c. Guru hendaknya mempersiapkan instrumen-instrumen pembelajaran
terlebih dahulu sebelum berlangsungnya proses pembelajaran.
3) Sekolah
a. Sekolah hendaknya memberikan penyuluhan atau pembinaan
mengenai penerapan model pembelajaran yang variatif dan kreatif
kepada semua guru.
b. Sekolah hendaknya memberikan fasilitas penunjang pembelajaran
kepada siswa agar siswa dapat belajar dengan lebih aktif dan nyaman.
96
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Arikunto. 2014. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Baharuddin & Wahyuni. 2008. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Ar-Ruzz
Media.
Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Farida, Rahim. 2007. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi
Aksara.
Gamida & Rud. 2002. Buku Pedoman Guru Mata Pelajaran IPA Madrasah
Ibtidaiyah. Jakarta: Dirjen Lembaga Departemen Agama.
Kudadiri. 2012.Penerapan (DRA) Directed Reading Activity Untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Membaca Pemahaman Pada
Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 014 Sungai Putih Kecamatan
Tapung Kabupaten Kampar. Skripsi. FTK UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Nursyaidah. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar Peserta
Didik. Jurnal Forum Pedagogik IAIN Padangsidimpuan.
Muakhidah. 2018. Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Gaya Menggunakan
Pendekatan Contextual Teaching Learning (CTL) Dan Alat Peraga Pada
Siswa Kelas V MI Al Islam Sutopati 3 Kec. Kajor Kab. Magelang Tahun
2017/2018. Skripsi. FTIK IAIN Salatiga.
Rosalina. 2016. Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Melalui
Metode Directed Reading Activity Pada Siswa Kelas IV SDN 30 Ampenan
Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. FKIP Uiversitas Mataram.
97
Rusman. 2016. Pembelajaran Tematik Terpadu: Teori, Praktik dan Penilaian.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Rusmono. 2012. Strategi Pembelajaran Problem Based Learning. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Sadirman. 1994. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Grafindo.
Sani & Sudiran. 2017. Penelitian Tindakan Kelas, Pengembangan Profesi Guru.
Tanggerang: Tira Smart.
Simanjuta. 2017. Penerapan Strategi Directed Reading Activity Untuk
Meningkatkan Kemampuan Siswa Dalam Membaca Pemahaman Kelas V
SDN 03 Pagaran Tapah Darussalam Kab. Rokan Hulu. Jurnal Primary
Program Study PGSD (FKIP) Universitas Riau, 1 (Vol.6).
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Jakarta: Rineka
Cipta.
Suastawan. 2015. Penerapan Strategi Directed Reading Activity (DRA) Untuk
Meningkatkan kemampuan Membaca Pemaham Siswa Kelas IV SD Negeri
2 Kampung Baru. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan PGSD, 1 (vol.3).
Sulviana. 2015. Peningkatan Kemampuan Membaca sekilas Melalui Strategi
Directed Reading Activity (DRA) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Pada
Siswa Kelas V MI Roudlotus Salam Mojokerto. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan UIN Sunan Ampel Surabaya.
Sumarsono. 2009. Fisika Untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional.
Suprijono. 2011. Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Susanto. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif, Progresif: Konsep,
Landasan dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Penada Media Group.
98
Uno & Mohamad. 2015. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM Pembelajaran
Aktif, Inovatif, Lingkungan Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Uno, dkk. 2012. Menjadi Peeliti PTK yang Profesional. Jakarta: PT.Bumi Aksara.
Widhiastuti. 2017. Penggunaan Strategi Pembelajaran Directed Reading Activity
(DRA) Untuk Meningkatkan Motivasi Belajar IPS Siswa Dikelas IV SD
Negeri Mojokerto 2 Sragen Kecamatan Karangmalang Tahun Ajaran
2016/2017. Skripsi. FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Wisudawati, Asih Widi dan Sulistyowati, Eka. 2017. Metodologi Pembelajaran
IPA. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
http://komangsuardika.blogspot.com/2013/04: Perpindahan Kalor Secara
Konveksi
http://www.jasaservis.net.html: Pengetahuan Dasar Tentang Benda.
99
LAMPIRAN
100
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( R P P )
SIKLUS I
Sekolah : MI Ma’arif Global Blotongan
Kelas /Semester : V/2 (dua )
Tema 7 : Panas dan Perpindahannya
Sub tema 1 : Suhu dan Kalor
Pembelajaran ke- : 1
Fokus Pembelajaran : IPA
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Kompetensi Inti :
KI-1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan anggota keluarga, teman,
dan guru.
KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) danmenanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
KI-4 Menyajikan pengetahuanfaktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar (KD):
3.6 Menerapkan konsep perpindahan dalam kehidupan sehari-hari
101
C. Indikator
1. Mengidentifikasi sumber energi panas pada benda-benda di sekitar
2. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap suatu benda
3. Mendiskusikan perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan Pembelajaran
1. Dengan penjelasan guru, siswa mampu mengidentifikasi sumber energi
panas pada benda yang ada di sekitar
2. Dengan membaca materi didalam hati, siswa mampu menjelaskan
pengaruh kalor terhadap suatu benda
3. Dengan melihat lembar diskusi “materi suhu dan kalor”, siswa mampu
berdiskusi mengenai perpindahan kalor dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Pembelajaran
1. Sumber energi panas
Gambar 1. Contoh pemanfaatan energi panas
(Sumber: http//areabaca.com, 2019)
Perhatikanlah gambar peristiwa di atas! Tampak anak sedang
berjalan-jalan dengan mengenakan kaos tangan dan kaki; Ibu sedang
menjemur pakaian; dan ibu memasak di dapur pada kompor.
Gambar kegiatan manakah yang paling sering kamu lihat dalam
kehidupan sehari-hari di sekitarmu? Apakah persamaan semua gambar
tersebut?
102
Bacaan : Sumber Energi Panas
Benda yang dapat menghasilkan energi panas disebut sumber energi
panas. Sumber energi panas dapat kita jumpai di alam, salah satunya adalah
matahari. Matahari merupakan sumber energi panas terbesar. Semua makhluk
hidup memerlukan energi panas matahari. Energi panas matahari membantu
proses pembuatan makanan pada tumbuhan yang disebut sebagai proses
pembuatan makanan pada tumbuhan yang disebut sebagai proses fotosintesis.
Energi panas matahari dapat menerangi bumi sehingga udara di bumi
menjadi hangat. Dalam kehidupan sehari-hari, energi panas matahari
dimanfaatkan dalam berbagai kegiatan manusia. Misalnya, panas matahari
digunakan untuk mengeringkan padi setelah panen, mengeringkan garam,
mengeringkan ikan asin, bahkan untuk mengeringkan pakaian yang basah.
Cobalah kamu gosokkan kedua tanganmu selama satu menit! Apa yang
kamu rasakan? Sekarang, ambillah sebuah mistar plastik! Kemuadian gosok-
gosokkanlah pada kain yang kering selama dua menit! Lalu sentuhlah permukaan
mistar tersebut! Apa yang kamu rasakan apakah kamu merasakan panas?. Energi
panas dapat dihasilkan ketika terjadi gesekan anatra dua benda. Pada kegiatan
diatas, gesekan antara kedua telapak tanganmu dan gesekan antara mistar dan
kain, dapat menimbulkan energi panas.
Selain matahari dan gesekan antara kedua benda, energi panas juga dapat
diperoleh dari api. Pada zaman dahulu, orang mendapatkan api dengan cara
menggisikkan dua buah batu yang kering sampai keluar percikan api. Tetapi saat
ini api mudah dihasilkan dari korek api dan kompor
103
2. Perpindahan kalor
Panas dapat mengalami perpindahan. Dan perpindahan panas
tersebut dapat melalui beberapa cara. Berikut cara perpindahan panas/
kalor.
a. Perpindahan Panas Secara Konduksi
Gambar 2. Perpindahan panas secara konduksi
(Sumber: http//areabaca.com, 2019)
Cara perpindahan ini seringkali terjadi pada penghantar benda
padat. Perpindahan panas tidak diikuti atau didahului oleh
perpindahan zat perantaranya. Contohnya adalah ketika meletakkan
sendok aluminium di dalam segelas air panas. Beberapa waktu
kemudian sendok akan terasa ikut panas di semua bagiannya.
b. Perpindahan Panas Seacara Konveksi
Gambar 3. Perpindahan panas secara konveksi
(Sumber: http//areabaca.net, 2019)
Cara ini akan menyertakan perpindahan perantara ketika panas
berpindah dari sumbernya. Contoh termudahnya dalam cara
104
perpindahan ini adalah ketika kita merebus air di dalam sebuah panci.
Panci yang tersi penuh air dingin kemudian dipanaskan di atas
kompor dan lama kelamaan akan mendidih.
c. Perpindahan Panas Secara Radiasi
Untuk cara perpindahan yang satu ini terjadi tanpa harus
adanya perantara secara fisik. Maksudnya adalah perantara yang
digunakan seperti gelombang cahaya, gelombang radio, gelombang
elektromagnetik, dan lain-lain. Oleh karena itu cara perpindahan ini
lebih tepat disebut dengan radiasi.
F. Metode Pembelajaran
Pendekatakan Pembelajaran : Saintifik
Metode Pembelajaran : Directed Reading Activity (DRA), diskusi,
Penugasan, ceramah
G. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Media /Alat : 1. Teks bacaan
2. Benda-benda sekitar
3. Alat peraga: lilin, gelas, logam
Sumber Belajar : Buku Penilaian Siswa (BUPENA) : Tema 6 Panas dan
Perpindahannya Kelas V (Buku Tematik Terpadu
Berdasar Kurikulum 2013 Revisi) Jakarta: Penerbit
Erlangga
105
H. Langkah-Langkah Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Alokasi
Waktu
Kegiatan
Awal
Guru memberikan salam dan mengajak
berdoa.
Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta
menyapa para siswa.
▪ Guru menyampaikan tema dan tujuan
pembelajaran yaitu tentang materi “Suhu dan
Kalor”
10 menit
Kegiatan Inti
a. Fase I:
Persiapan
b. Fase II:
Membaca
dalam hati
▪ Guru memberikan sebuah teks bacaan yang
berupa materi pembelajaran dengan
pembahasan sumber energi panas.
▪ Guru mengaitkan materi yang akan
disampaikan dengan pengalaman siswa
dalam kehidupan sehari-hari. (mengasosiasi)
▪ Guru dan siswa memilih di antara 5 sampai
10 kata kunci, khususnya yang berhubungan
dengan isi materi yang spesifik
(mengeksplorasi)
▪ Siswa membaca teks bacaan yang berjudul
“Sumber Energi Panas” di dalam hati dan
menggaris bawahi informasi penting yang ia
temukan dalam bacaan.(mengamati)
50 menit
106
c. Fase III:
Tindak
lanjut
▪ Guru menyusun tujuan membaca
▪ Guru menjelaskan kembali materi suhu dan
kalor dengan menggunakan alat peraga
berupa benda nyata
▪ Guru dan siswa melakukan tanya jawab
mengenai materi yang telah disampaikan.
(menanya)
▪ Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
terdiri dari 4-5 siswa.
▪ Guru memberikan lembar kerja siswa berupa
teks bacaan dialog yang membahas mengenai
sumber energi panas dan perpindahan kalor
▪ Siswa diminta untuk melakukan pengamatan
dan memperhatikan sumber-sumber energi
panas dan perpindahan kalor yang mereka
gunakan sehari-hari dari pagi hingga
malam.(mengamati)
▪ Siswa menuliskan hasil pengamatannya
dalam bentuk tabel informasi dan
melengkapi informasi pada kolom-kolom
yang disediakan.(mengeksplorasi)
▪ Siswa mengidentifikasikan, alat atau bahan
yang digunakan pada perpindahan kalor dan
sumber energi panas.(mengeksplorasi)
▪ Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa
diminta untuk mengemukakan hasil kerja
kelompokknya di depan kelas dengan
membaca nyaring. (Mengkomunikasikan)
▪ Guru dan siswa memeriksa kebenaran dari
kategori tersebut. (Mengasosiasi)
107
▪ Guru memberi hadiah pada kelompok yang
berhasil mencapai prestasi kelompok.
▪ Guru bersama siswa melaksankan tanya
jawab mengenai materi yang telah
disampaikan. (menanya)
▪ Guru memberi tugas individu kepada siswa
mengenai materi yang telah disampaikan
berupa lembar evaluasi.
Penutup ▪ Guru bersama siswa membuat kesimpulan
atau rangkuman hasil belajar.
▪ Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran serta
mengaitkan dengan lingkungan sekitar.
▪ Guru memberikan informasi mengenai
rencana kegiatan untuk pertemuan
selanjutnya yaitu benda yang dapat
mengahntarkan panas dan manfaat kalor.
▪ Guru menutup kegiatan belajar dengan
mengajak semua siswa berdo’a bersama
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).
10 Menit
I. Penilaian
1. Penilaiansikap
Terlampir
108
2. Penilaian pengetahuan
A. Pilihlah jawaban soal dibawah ini yang paling tepat dengan tanda
( X ) !
1. Sumber energi panas yang tersbesar dijagat raya adalah...
a. Bulan c. Planet
b. Matahari d. Komet
2. Benda yang dapat menghasilkan panas disebut...
a. Energi matahari c. Energi kinetik
b. Energi panas d. Energi potensial
3. Tunjukkan cara sederhana untuk membuktikan adanya energi
panas di sekitar kita!
a. Menggosokkan bolpoin dengan pensil
b. Menggosokkan dua buah batu
c. Menggosokkan meja plastik dengan kain
d. Menggosokkan kedua belah tangan
3. Dalam kegiatan menanak nasi, alat yang digunakan yaitu panci
dan kompor. Sumber energi panas yang digunakan adalah...
a. Api dan kompor c. Elektrik
b. Alat penanak nasi d. Listrik de
4. Semua benda yang menghasilkan energi panas di sebut...
a. Kalor c. Sumber panas
b. Radiasi d. Konjungsi
5. Perhatikan gambar dibawah ini!
Energi apakah yang digunakan ibu untuk menjemur pakaian...
a. Energi angin c. Energi panas matahari
b. Energi panas bumi d. Energi air
109
6. Rice cooker adalah penanak nasi yang menggunakan sumber
energi...
a. Gerak c. Listrik
b. Air d. Panas
7. Kalor merupakan istilah lain dari energi...
a. Kinetik c. Potensial
b. Panas d. Dingin
8. Berikut yang bukan merupakan sumber energi panas adalah...
a. Matahari c.Dua benda yang bergesekan
b. Kompor d.Dua benda yang saling sejajar
9. Kegiatan dibawah ini yang memanfaatkan energi panas adalah...
a. Membuat es krim c. Menanam pohon
b. Memotong sampah d. Membakar sampah
B. Jawablah soal dibawah ini dengan tepat!
1. Panas tinggi dapat berpindah ke suhu yang lebih ...
2. Selain matahari, energi panas juga berasal dari...
3. Perpindahan kalor yang terjadi melalui perantara disebut...
4. Perpindahan kalor dengan perantara gelombang elektromagnetik
yaitu...
5. Sendok alumunium yang dimasukkan kedalam air panas lama
kelamaan akan terasa ...
Kunci Jawaban
A.
1. B 6. C
2. B 7. D
3. D 8. B
4. A 9. D
5. C 10. D
110
B.
1. Berpindah
2. Api
3. Konveksi
4. Radiasi
5. Terasa panas
Pedoman Penilaian
Skor = A = benar x 1 = 10
B = benar x 2 = 10
Skor Akhir = benar (A+B) x 5 = 100
3. Penilaian Psikomotor
Terlampir
111
Lampiran 2
112
113
114
Lampiran 3
Lembar Pengamatan Guru pada Pembelajaran IPA
Metode Directed Reading Activity (DRA) Berbantu Alat Peraga Siklus I
Nama Madrasah : MI Ma’arif Global Blotongan
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Suhu dan Kalor
Kelas / Semester : V / 1
Hari, tanggal : Senin, 14 Januari 2019
A. Petunjuk
Berilah tanda centang (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian dari
pengamat.
Nilai 4 = Sangat baik
Nilai 3 = Baik
Nilai 2 = Cukup
Nilai 1 = Kurang
B. Lembar Pengamatan
No Aktivitas yang diamati Skor
1 2 3 4
Penyampaian Motivasi dan Tujuan
Pembelajaran
1. Guru mengajak siswa berdoa bersama √
2. Guru memeriksa kesiapan siswa √
3. Guru melaksanakan apersepsi √
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
115
5. Guru memberi acuan bahan ajar yang akan
dipelajari
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi √
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa
√
8. Kerapian dalam penampilan √
Pelaksanaan Kegiatan Inti dengan
Metode DRA
Fase I: Persiapan
9. Guru menjelaskan dan mengaitkan materi
dengan pengalaman siswa
√
10. Guru menjelaskan makna kosa kata baru
yang ada dalam teks bacaan
√
Fase II: Membaca dalam hati
11. Guru meminta siswa untuk membaca teks
bacaan tentang sumber energi panas dalam
hati
√
Fase III: Tindak lanjut
12. Guru menggunakan alat peraga dalam
menyampaikan materi
√
13. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok √
14. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS) pada masing masing kelompok
√
15. Guru meminta siswa untuk melakukan
pengamatan terhadap isi bacaan teks yang
berkaitan dengan sumber energi panas
√
16. Guru membimbing siswa dalam proses √
116
diskusi
Presentasi Hasil Kerja Kelompok
17. Guru memberi penjelasan mengenai cara
dalam mempresentasikan hasil kerja
kelompok
√
18. Guru memanggil masing-masing
kelompok untuk mempresentasikan hasil
kerja kelompok
√
19. Guru memberi hadiah pada kelompok yang
berhasil mencapai prestasi kelompok
√
20. Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan dengan membaca
nyaring
√
Menyimpulkan Materi
21. Meninjau kembali materi yang telah
disampaikan
√
22. Guru memberi tindak lanjut berupa soal
evaluasi siswa
√
23. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti
√
24. Guru menyimpulkan pembelajaran √
Kegiatan Penutup
25. Guru menutup pembelajaran dengan
bedo’a
√
Jumlah 3 18 30 12
Total 63
Kategori Baik
117
118
Lampiran 4
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran IPA
Metode Directed Reading Activity (DRA) Berbantu Alat Peraga Siklus I
Nama Madrasah : MI Ma’arif Global Blotongan
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Suhu dan Kalor
Kelas / Semester : V / 1
Hari, tanggal : Senin, 14 Januari 2019
A. Petunjuk
Berilah tanda centang (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian dari
pengamat.
Nilai 3 = Baik
Nilai 2 = Cukup
Nilai 1 = Kurang
B. Lembar Pengamatan
No
Nama
Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Ket Keaktifan
Membaca
Kerjasama Pengetahu
an
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. AA √ √ √ 7 T
2. AM √ √ √ 7 T
3. AB √ √ √ 7 T
119
4. AK √ √ √ 6 TT
5. AA √ √ √ 7 T
6. DAN √ √ √ 5 TT
7. ENR √ √ √ 6 TT
8. HM √ √ √ 6 TT
9. JVSH √ √ √ 5 TT
10. MA √ √ √ 5 TT
11. NDP √ √ √ 7 T
12. NPR √ √ √ 8 T
13. NS √ √ √ 6 TT
14. PHT √ √ √ 8 T
15. RSF √ √ √ 7 T
16. SKP √ √ √ 7 T
17. TWA √ √ √ 5 TT
18. TZ √ √ √ 6 TT
19. WAR √ √ √ 6 TT
20. ANA √ √ √ 6 TT
21. MQH √ √ √ 6 TT
22. RCC √ √ √ 8 T
23. SANI √ √ √ 6 TT
120
121
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MI Ma’arif Global Blotongan
Kelas /Semester : V/2 (dua )
Tema : Panas dan Perpindahannya
Sub tema 1 : Suhu dan Kalor
Pembelajaran ke- : 2
Fokus Pembelajaran : IPA
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
A. Kompetensi Inti :
KI-1 Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI-2 Menunjukan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan anggota keluarga, teman,
dan guru.
KI-3 Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) danmenanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.
KI-4 Menyajikan pengetahuanfaktual dalam bahasa yang jelas,
sistematis dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
B. Kompetensi Dasar (KD):
3.6 Menerapkan konsep perpindahan dalam kehidupan sehari-hari
122
C. Indikator
1. Mengidentifikasi benda-benda sekitar yang dapat menghantarkan panas.
2. Menjelaskan pengaruh kalor terhadap benda
3. Mendiskusikan manfaat kalor dalam kehidupan sehari-hari
D. Tujuan
1. Dengan melakukan bimbingan terarah, siswa mampu mengidentifikasi
benda-benda sekitar yang dapat menghantarkan panas.
2. Dengan membaca materi didalam hati, siswa mampu menjelaskan
pengaruh kalor terhadap benda
3. Dengan membaca bacaan , siswa mampu berdiskusi mengenai manfaat
kalor dalam kehidupan sehari-hari.
E. Materi Pembelajaran
1. Benda-benda yang dapat menghantarkan panas
Bacaan :
Benda-Benda Yang Ada Disekitar Kita
Di sekitar kita terdapat banyak benda dengan berbagai macam
bahan. Ada benda yang mempunyai kemampuan menghantarkan panas
dengan baik. Ada pula benda yang tidak dapat menghantarkan panas.
Bahan yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut dengan
konduktor. Bahan yang tidak dapat menghantarkan panas disebut dengan
isolator.
Gambar 1. Contoh bahan konduktor
(Sumber: triemanize.blogspot.com, 2019)
123
Bahan konduktor yang sering digunakan dalam ke- hidupan sehari-
hari, biasa- nya terbuat dari bahan logam. Panci, wajan penggorengan, dan
beberapa peralatan masak di dapur terbuat dari logam.
Gambar 2. Contoh bahan isolator
(Sumber: www.imron.web.id, 2015)
Bahan yang tidak dapat menghantarkan panas disebut isolator.
Beberapa bahan yang termasuk sebagai isolator, antara lain adalah kayu,
kain, dan plastik. Penggunaan bahan-bahan ini banyak sekali dijumpai di
sekitar kita.
Dari jenis-jenis benda yang ada disekitar kita ada juga berbagai
pengaruh panas atau kalor terhadap suatu benda. Perhatikan gambar
dibawah ini!
Gambar 3. Perubahan wujud zat
(Sumber: http//areabaca.com, 2019)
Membeku merupakan perubahan wujud dari benda cair menjadi padat.
Contoh: air yang disimpan di freezer, lilin cair yang megeras, dan
larutan agar-agar yang mengeras.
Mencair merupakan perubahan wujud dari benda padat menjadi cair.
Contoh: lilin yang dipanaskan, es krim yang didiamkan di ruang
terbuka, dan mentega yang dipanaskan.
124
F. Metode Pembelajaran
Pendekatakan Pembelajaran : Saintifik
Metode Pembelajaran : Directed Reading Activity (DRA), diskusi,
penugasan, ceramah
G. Media/Alat, Bahan, dan Sumber Belajar
Media /Alat : 1. Teks bacaan
2. Benda-benda sekitar
3. Alat peraga: lilin, logam, es batu, penggaris
Sumber Belajar : Buku Penilaian Siswa (BUPENA) : Tema 6 Panas dan
Perubahannya Kelas V (Buku Tematik Terpadu
Berdasarkan Kurikulum 2013 Revisi) Jakarta: Penerbit
Erlangga.
Mengembun merupakan perubahan wujud benda gas menjadi cair.
Contoh: titik-titik air di daun pada pagi hari.
Menyublim merupakan perubahan wujud dari benda padat merupakan
gas.
Contoh: kapur barus yang disimpan di almari.
Mengkristal (mendeposisi) merupakan perubahan wujud dari bnda gas
menjadi padat. Contoh: gas karbon dioksida yang dibekukan menjadi es
kering.
125
H. Langkah-Langkah Pembelajaran
Kegiatan
Kegiatan
Awal
Deskripsi
Guru memberikan salam dan mengajak
berdoa.
Melakukan komunikasi tentang kehadiran
siswa.
Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta
menyapa para siswa.
▪ Guru menyampaikan tema dan tujuan
pembelajaran yaitu tentang materi “Suhu dan
Kalor”
Alokasi
Waktu
10 menit
Kegiatan Inti
a. Fase I:
Persiapan
b. Fase II:
Membaca
dalam hati
▪ Guru memberikan sebuah teks bacaan yang
berupa materi pembelajaran dengan
pembahasan benda-benda yang dapat
menghantarkan panas
▪ Guru mengaitkan materi yang akan
disampaikan dengan pengalaman siswa
dalam kehidupan sehari-hari. (mengasosiasi)
▪ Guru dan siswa memilih di antara 5 sampai
10 kata kunci, khususnya yang berhubungan
dengan isi materi yang spesifik
(mengeksplorasi)
▪ Guru menyusun tujuan membaca
▪ Siswa membaca teks bacaan di dalam hati
dan menggaris bawahi informasi penting
yang ia temukan dalam bacaan.(mengamati)
50 menit
126
c. Fase III:
Tindak
lanjut
▪ Guru menjelaskan kembali materi suhu dan
kalor dengan menggunakan alat peraga
▪ Guru dan siswa melakukan tanya jawab
mengenai materi yang disampaikan.
(menanya)
▪ Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok
terdiri dari 4-5 siswa.
▪ Guru memberikan sebuah teks bacaan yang
membahas mengenai manfaat panas.
▪ Siswa diminta untuk melakukan pengamatan
dan memperhatikan manfaat kalor yang ada
didalam teks.(mengamati)
▪ Siswa menuliskan hasil pengamatannya
dalam Lembar Kerja Siswa (LKS)
.(mengeksplorasi)
▪ Setelah selesai mengerjakan tugas, siswa
diminta untuk mengemukakan hasil kerja
kelompokknya di depan kelas dengan
membaca nyaring. (Mengkomunikasikan)
▪ Guru dan siswa memeriksa kebenaran dari
kategori tersebut. (Mengasosiasi)
▪ Guru memberi hadiah pada kelompok yang
berhasil mencapai prestasi kelompok
▪ Guru bersama siswa melaksankan tanya
jawab mengenai materi yang telah
disampaikan. (menanya)
▪ Guru memberi tugas individu kepada siswa
mengenai materi yang telah disampaikan
berupa lembar evaluasi.
127
I. Penilaian
1. Penilaian sikap
Terlampir
2. Penilaian pengetahuan
A. Pilihlah jawaban soal dibawah ini yang paling tepat dengan tanda
(X ) !
1. Bahan yang tidak dapat menghantarkan kalor adalah...
a. Konduktor c. Panas
b. Isolator d. Suhu
2. Benda yang dapat menghasilkan panas disebut...
a. Energi matahari c. Energi kinetik
b. Energi panas d. Energi potensial
Penutup e) Bersama-sama siswa membuat kesimpulan
mengenai materi yang telah disampaikan.
f) Guru melakukan refleksi atau penilaian
terhadap kegiatan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
g) Guru memberikan umpan balik terhadap
proses dan hasil pembelajaran serta
mengaitkan dengan lingkungan sekitar.
h) Guru menutup kegiatan belajar dengan
mengajak semua siswa berdo’a bersama
(untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran).
10 Menit
128
3. Sendok termasuk contoh dari bahan ...
a. Konduktor c. Kalor
b. Isolator d. Panas
4. Dibawah ini yang tidak termasuk dalam bahan yang tidak dapat
menghantarkan panas yaitu...
a. Kayu c. Alumunium
b. Kain d. Karet
5. Perubahan wujud dari benda padat mrnjadi cair disebut...
a. Membeku c. Mengembun
b. Menguap d. Mencair
6. Selain bermanfaat untuk mengeringkan pakaian sinar matahari
dapat dimanfaatkan untuk...
a. Pembangkit listrik tenaga surya c. Menanak nasi
b. Pembangkit listrik tenaga uap d.Pertumbuhan tumbuhan
7. Besaran yang menyatakan derajat panas suatu benda...
a. Kalor c. Celcius
b. Listrik d. Suhu
8. Gas karbon dioksida yang dibekukan mrnjadi es kering merupakan
contoh pengaruh panas terhadap suatu benda berupa...
a. Menguap c. Mengkristal
b. Menyublim d. Membuka
9. Alat yang digunakan untuk mengukur suhu adalah...
a. Kalorimeter c. Celcius
b. Termometer d. Derajat
10. Menguap merupakan perubahan wujud dari benda...
a. Cair menjadi gas c. Gas menjadi padat
b. Gas menjadi cair d. Padat menjadi cair
B. Jawablah soal dibawah ini dengan tepat!
1. Bahan yang dapat menghantarkan panas dengan baik disebut...
129
2. Bahan konduktor yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-
hari terbuat
dari....
3. Perpindahan kalor yang terjadi pada bahan konduktor disebut...
4. Perubahan wujud benda gas menjadi cair disebut...
5. Kapur barus yang disimpan di almari merupakan contoh dari...
Kunci jawaban
A.
1. B 6. A
2. B 7. D
3. A 8. C
4. C 9. B
5. D 10. A
B.
1. Konduktor 4. Mengembun
2. Logam 5. Menyublim
3. Konduksi
Pedoman Penilaian
Skor = A = benar x 1 = 10
B = benar x 2 = 10
SkorAkhir = benar (A+B) x 5 = 100
3. Penialian Psikomorik
Terlampir
130
131
Lampiran 6
132
133
134
Lampiran 7
Lembar Pengamatan Guru pada Pembelajaran IPA
Metode Directed Reading Activity (DRA) Berbantu Alat Peraga Siklus II
Nama Madrasah : MI Ma’arif Global Blotongan
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Suhu dan Kalor
Kelas / Semester : V / 1
Hari, tanggal : 23 Januari 2019
A. Petunjuk
Berilah tanda centang (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian dari
pengamat.
Nilai 4 = Sangat baik
Nilai 3 = Baik
Nilai 2 = Cukup
Nilai 1 = Kurang
B. Lembar Pengamatan
No Aktivitas yang diamati Skor
1 2 3 4
Penyampaian Motivasi dan Tujuan
Pembelajaran
1. Guru mengajak siswa berdoa bersama √
2. Guru memeriksa kesiapan siswa √
3. Guru melaksanakan apersepsi √
4. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran √
135
5. Guru memberi acuan bahan ajar yang akan
dipelajari
√
Sikap Saat Proses Pembelajaran
6. Kejelasan artikulasi √
7. Variasi gerakan badan tidak menganggu
perhatian siswa
√
8. Kerapian dalam penampilan √
Pelaksanaan Kegiatan Inti dengan
Metode DRA
Fase I: Persiapan
9. Guru menjelaskan gambaran materi dan
menjelaskan makna kosa kata baru
√
10. Guru mengaitkan materi dengan
pengalaman siswa
√
Fase II: Membaca dalam hati
11. Guru meminta siswa untuk membaca dalam
hati
√
Fase III: Tindak lanjut
12. Guru menjelaskan materi suhu dan kalor
dengan menggunakan alat peraga
√
13. Guru membagi siswa dalam 5 kelompok √
14. Guru membagikan Lembar Kerja Siswa
(LKS) pada masing masing kelompok
√
15. Guru memberikan penjelasan mengenai
pengerjaan tugas kelompok
√
16. Guru meminta siswa untuk melakukan
pengamatan terhadap isi bacaan teks yang
berkaitan dengan sumber energi panas
√
136
17. Guru membimbing siswa dalam proses
diskusi
√
Presentasi Hasil Kerja Kelompok
18. Guru memberi penjelasan mengenai cara
dalam mempresentasikan hasil kerja
kelompok
√
19. Guru memanggil masing-masing kelompok
untuk mempresentasikan hasil kerja
kelompok
√
20. Guru memberi hadiah pada kelompok yang
berhasil mencapai prestasi kelompok
√
21. Guru meminta siswa untuk
mempresentasikan dengan membaca
nyaring
√
Menyimpulkan Materi
22. Guru memberi tindak lanjut berupa soal
evaluasi siswa
√
23. Guru memberi kesempatan kepada siswa
untuk bertanya tentang materi yang belum
dimengerti
√
24. Guru menyimpulkan pembelajaran √
Kegiatan Penutup
25. Guru menutup pembelajaran dengan bedo’a √
Jumlah 0 4 36 44
Total 84
Kategori Sangat Baik
137
138
Lampiran 8
Lembar Pengamatan Siswa pada Pembelajaran IPA
Metode Directed Reading Activity (DRA) Berbantu Alat Peraga Siklus II
Nama Madrasah : MI Ma’arif Global Blotongan
Mata Pelajaran : IPA
Materi : Suhu dan Kalor
Kelas / Semester : V / 1
Hari, tanggal :Rabu, 23 Januari 2019
A. Petunjuk
Berilah tanda centang (√) pada kolom nilai yang sesuai dengan penilaian dari
pengamat.
Nilai 3 = Baik
Nilai 2 = Cukup
Nilai 1 = Kurang
B. Lembar Pengamatan
No
Nama
Siswa
Aspek yang diamati
Jumlah
Ket Keaktifan
Membaca
Kerjasama Pengetahu
an
3 2 1 3 2 1 3 2 1
1. AA √ √ √ 9 T
2. AM √ √ √ 8 T
3. AB √ √ √ 7 T
4. AK √ √ √ 8 T
5. AA √ √ √ 9 T
139
6. DAN √ √ √ 7 T
7. ENR √ √ √ 8 T
8. HM √ √ √ 9 T
9. JVSH √ √ √ 7 T
10. MA √ √ √ 8 T
11. NDP √ √ √ 9 T
12. NPR √ √ √ 8 T
13. NS √ √ √ 9 T
14. PHT √ √ √ 9 T
15. RSF √ √ √ 8 T
16. SKP √ √ √ 8 T
17. TWA √ √ √ 6 TT
18. TZ √ √ √ 8 T
19. WAR √ √ √ 8 T
20. ANA √ √ √ 8 T
21. MQH √ √ √ 6 TT
22. RCC √ √ √ 9 T
23. SANI √ √ √ 8 T
140
141
Lampiran 9
DOKUMENTASI PELAKSANAAN PENELITIAN
Gambar 1. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus I
Gambar 2. Siswa Membaca Dalam Hati
Materi Pembelajaran Siklus I
Gambar 3. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok
Pada Siklus
142
Gambar 4. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi
Didepan Kelas Pada Siklus I
Gambar 5. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I
143
Gambar 6. Kegiatan Awal Pembelajaran Siklus II
Gambar 7. Siswa Membaca Dalam Hati
Materi Pembelajaran Siklus II
Ganbar 8. Siswa Melakukan Diskusi Kelompok
Pada Siklus II
144
Gambar 9. Siswa Mempresentasikan Hasil Diskusi
Di Depan Kelas Pada Siklus II
Gambar 10. Siswa Mengerjakan Soal Evalausi Siklus II
145
Lampiran 10
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Luluk Uswatun Khasanah Jurusan :PGMI
NIM : 23040-15-0158 Dosen Pembimbing Akademik : Khulatul Lutfiah., M.Pd.I.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
1.
Sertifikat Seminar Nasional KSEI “Peran
Sistem Ekonomi islam dalam
Meningkatkan Stabilitas Ejonomi Global
dengan Mensinergikan sektor Riil dan
Sektor Keuangan”
13 Oktober 2015 Peserta 8
2.
Sertifikat Seminar Nasional HMJ PGMI
“Pendidikan Berkarakter Untuk
Melahirakan pemimpin Masa Depan”
17 November 2015 Peserta 8
3.
Sertifikat Seminar Nasional “Indonesia
Budayaku Indonesia Warisanku (Salatiga
Kota Pusaka)”
2 Juni 2016 Peserta 8
4.
Sertifikat Seminar Nasional Problematika
Hakim dan Peradilan “Rekontruksi Ideal
Sistem Peradilan di Indonesia”
22 September 2016 Peserta 8
5.
Sertifikat Seminar Nasional
Edupreneurship “Strategi Marketing Kunci
Sukses 8Wirausaha”
13 November 2016 Peserta 8
6.
Sertifikat Seminar Nasional
“Kontekstualisasi Peran HMI: Peneguh
Kembali Ikhtiar Perjuangan HMI dalam
Rangka Mengawal Kemaslahatan Umat
29 Agustus 2017 Peserta 8
146
dan Bangsa”
7.
Seminar Nasional “Ketrampilan
Komunikasi Bagi Calon Guru”
9 April 2018 Peserta 8
8. Seminar Nasional “Nilai- nilai
Kebudayaan dalam Pendidikan Islam
Indonesia”
5 Mei 2018 Peserta 8
9. Sertifikat Seminar Nasional “Wonderful
Ramadhan” Dan Launching Komunitas
Muslim Cendikia (KOMIKA)
16 Mei 2018
Peserta 8
10. Seminar Nasional “Membangun Jiwa
Pendidik yang Berenterpreneurship”
19 Oktober 2018 Peserta 8
11. Seminar Nasional “Tantangan Literasi
Media Di Era Digital (Santri Melawan
Hoax dan Tolak Politisasi SARA Demi
Tegaknya Pancasila dan NKRI)”
29 November 2019 Peserta 8
12. Sertifukat UPTPB “Certificate of
Completion” Intensive language Program
22 Februari – 10 Juni
2016
Peserta 6
13. Sertifikat UPTPB Pembelajaran Bahasa
Arab 1 dan 2
22 Februarii-10 Juni
2016
Peserta 6
14. Sertifikat Pendidikan dan Latihan Calon
Pramuka Pandega (PLCPP) XXVI
30 Sepetember – 2
Oktober 2016
Peserta 4
15. Sertifikat OPAK IAIN Salatiga 2015 14 Agustus 2015 Peserta 3
16. Sertifikat OPAK Fakultas Tarbiyah IAIN
Salatiga 2015
13 Agustus 2015 Peserta 3
147
17. Sertifikat Praktikum Mata Kuliah
Kewirausahaan “Mahasiswa Jurusan PAI,
PGMI, dan PGRA) “Keren Itu Mahasiswa
Kreatif, Inovatif, Mandiri, dan Berani
Berwirausaha
14 Desember 2016
Peserta 2
18. (library User Education) Pendidikan
Pemustaka
21 Agustus 2015 Peserta 2
19. Pengakraban mahasiswa baru PGMI IAIN
Salatiga
5 September 2015 Peserta 2
20. Sertifikat Kegiatan Jalan Sehat festifal hari
Jadi PGMI ke 10 “Bersama Kita Bisa”
15 November 2017 Peserta 2
21. Sertifikat Kegiatan Malam Keakraban
PGMI “Wahana Raketing Memitra”
16-17 September 2017 Peserta 2
Jumlah Point 120
148
Lampiran 11
149
Lampiran 12
150
151
152
Lampiran 13
153
Lampiran 14
154
Lampiran 15
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
sYang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa:
Nama : Luluk Uswatun Khasanah
NIM : 23040-15-0158
TTL : Kab. Semarang, 24 Mei 1997
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dusun Kadipurwo Rt. 01 Rw. 06, Desa Bener,
Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang
No. HP : 085878721055
Riwayat Pendidikan : SD Negeri Tingkir Tengah 01 lulus tahun 2009
SMP Negeri 02 Tengaran lulus tahun 2012
MA Negeri Salatiga lulus tahun 2015
Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat sebagaimana mestinya.
Salatiga, 22 Maret 2019
Penulis,
Luluk Uswatun Khasanah
NIM: 23040-15-0158