peningkatan hasil belajar bahasa indonesia materi...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI MEDIA
WAYANG SUMPIT PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL
HUDA SUMBEREJO 01 KEC. PABELAN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
NUR YUNITASARI
NIM : 11513021
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI MEDIA
WAYANG SUMPIT PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL
HUDA SUMBEREJO 01 KEC. PABELAN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
NUR YUNITASARI
NIM : 11513021
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI MEDIA
WAYANG SUMPIT PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL
HUDA SUMBEREJO 01 KEC. PABELAN KAB. SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh :
NUR YUNITASARI
NIM : 11513021
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2017
iv
v
vi
vii
MOTTO
على كل مسلم ومسلمة طلب العلم فريضة
“Jangan Takut Mencoba Melakukan Sesuatu Hal Yang Baru,
Selama Itu Hal Yang Positif Dan Bermanfaat” (NurYunitasari)
viii
PERSEMBAHAN
Skripsi ini dipersembahkan kepada :
1. Allah SWT atas taufiq dan hidayah-Nya.
2. Orang tuaku Bapak (Eko Pristiwanto) dan Ibu (Siti Zuhriyah) tercinta
yang senantiasa mendidik, menyemangati dan mengarahkan aku dengan
penuh kesabaran dan kasih sayang.
3. Kakak-kakak dan Adik-adikku tercinta.
4. Keluarga besar Mbah Kusno
5. Keluarga besar Krida Remaja Desa Sumberejo
6. Sahabat-sahabatku tercinta Siti Muslikah, Ayu Puji Rahayuni, Wiwik
Syarifah, Muslikatun Mardiyah, Afif Trisidha Sari dan Tiyas Milati yang
telah memberi banyak dukungan dan semangat serta terima kasih atas
nasehat serta canda tawa kalian.
7. Teman-teman PGMI angkatan 2013.
8. Teman-teman KKN 2017 Desa Beji Kec. Andong Kab. Boyolali.
9. Keluarga Besar SSC (Student Sport Club) IAIN Salatiga.
10. Mahasiswa dan Mahasiswi IAIN Salatiga.
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, karena atas
limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan
penelitian tindakan kelas yang berjudul : “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa
Indonesia Materi Menyimak Cerita Anak Melalui Media Wayang Sumpit Pada
Siswa Kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang
Tahun Pelajaran 2016/2017”. Penelitian tindakan kelas ini disusun untuk
memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan.
Penyusunan Penelitian Tindakan Kelas ini tidak lepas dari hambatan dan
rintangan serta kesulitan-kesulitan. Namun berkat bimbingan, bantuan, nasihat,
dan dorongan serta saran-saran dari berbagai pihak, khususnya pembimbing,
segala hambatan dan rintangan serta kesulitan tersebut dapat teratasi dengan baik.
Oleh karena itu dalam kesempatan ini, penulis menyampaikan rasa terima kasih
dan penghargaan tinggi kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M. Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M. Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Peni Susapti, M. Si., selaku Ketua Jurusan PGMI IAIN Salatiga.
4. Ibu Dra. Nur Hasanah, M. Pd., selaku dosen pembimbing akademik.
5. Bapak Imam Mas Arum, M. Pd., selaku dosen pembimbing yang telah
memberikan bimbingan, petunjuk serta arahan dengan kesabaran serta
pengorbanan waktu maupun tenaga untuk memberikan bimbingan,
sehingga tersusunlah skripsi ini.
x
6. Bapak Ibu dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga
yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis sehingga
dapat menyelesaikan skripsi ini.
7. Ibu Nur Khasanah, S. Pd.I., selaku Kepala sekolah MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 yang telah mengizinkan penulis melaksanakan
penelitian.
8. Ibu Nur Faizah, S. Pd.I., selaku Wali Kelas III MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 yang telah membantu dalam kegiatan penelitian.
9. Pihak-pihak lain yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang
telah membantu dan memberikan motivasi, dukungan dan saran dalam
penyusunan skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberikan pahala yang setimpal atas kebaikan yang
telah mereka lakukan. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi para pembaca semua.
Salatiga, Juli 2017
Penulis,
xi
ABSTRAK
Yunitasari, Nur. 2017. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi
Menyimak Cerita Anak Melalui Media Wayang Sumpit Pada Siswa Kelas
III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Skripsi. Jurusan Pendidikan
Guru Madrasah Ibtidaiyah. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Imam Mas Arum,
M. Pd.
Kata Kunci : Media Wayang Sumpit, Hasil Belajar dan Bahasa Indonesia.
Skripsi ini membahas peningkatan hasil belajar siswa kelas III tentang
mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak dengan metode
berceritayang menggunakan media wayang sumpit. Studi ini dimaksudkan untuk
menjawab permasalahan: Apakah media wayang sumpit dapat meningkatkan hasil
belajar Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak pada siswa kelas III di MI
Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017?. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan
media wayang sumpit dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi
menyimak cerita anak pada siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017, dengan
subjek penelitian yaitu siswa siswi kelas III yang berjumlah 18 siswa yang terdiri
dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Penelitian ini berlangsung selama
dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan hasil belajar siswa
kelas III dalam pembelajaran Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak
melalui media wayang sumpit. Dapat dilihat dari siklus I sebesar 66,68% menjadi
88,89% pada siklus II. Untuk skor rata-rata siklus I sebesar 68,89 menjadi 79,723
pada siklus II.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL....................................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO................................................................................... ii
JUDUL............................................................................................... ........... iii
NOTA PEMBIMBING................................................................................. iv
PENGESAHAN KELULUSAN................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................ vii
KATA PENGANTAR.................................................................................. ix
ABSTRAK..................................................................................................... xi
DAFTAR ISI................................................................................................. xii
DAFTAR TABEL......................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah...................................................................... 1
B. Rumusan Masalah................................................................................ 6
C. Tujuan Penelitian.................................................................................. 6
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan.................................. 6
E. Manfaat Penelitian................................................................................ 7
xiii
F. Definisi Operasional............................................................................. 8
G. Metode Penelitian................................................................................. 9
1. Rancangan Penelitian....................................................................... 9
2. Lokasi, Waktu, dan Subjek Penelitian............................................. 10
3. Langkah-langkah penelitian............................................................. 10
4. Instrumen Penelitian........................................................................ 13
5. Teknik Pengumpulan Data.............................................................. 13
6. Analisis Data.................................................................................... 15
H. Sistematika Penulisan........................................................................... 17
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar......................................................................................... 19
1. Pengertian Hasil Belajar.................................................................. 19
2. Ciri-ciri Perubahan Karakteristik Perilaku Belajar.......................... 21
3. Prinsip-prinsip Belajar..................................................................... 22
4. Fungsi Hasil Belajar........................................................................ 23
5. Tujuan Hasil Belajar........................................................................ 24
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar............................ 25
B. Materi Bahasa Indonesia...................................................................... 26
1. Hakikat Bahasa Indonesia............................................................... 26
2. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia................................................... 26
3. Menyimak Cerita dalam Bahasa Indonesia..................................... 27
4. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia........................................ 27
xiv
5. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia.......................................... 29
C. Media Pembelajaran............................................................................. 30
1. Pengertian Media Pembelajaran...................................................... 30
2. Macam-macam Media..................................................................... 31
3. Pengertian Media Wayang Sumpit.................................................. 33
4. Tujuan dari Media Wayang Sumpit................................................. 35
5. Langkah-langkah Penggunaan Media Wayang Sumpit.................. 35
6. Kelebihan dan Kekurangan Media Wayang Sumpit...................... 37
D. Penelitian Yang Relevan...................................................................... 38
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Letak Geografis MI Miftahul Huda Sumberejo 01.............................. 43
B. Tujuan................................................................................................... 43
C. Visi Misi dari Sekolah MI Miftahul Huda Sumberejo 01................... 44
D. Struktur Organisasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01..................... 44
E. Jumlah Siswa di MI Miftahul Huda Sumberejo 01.............................. 45
F. Subjek Penelitian.................................................................................. 45
G. Pelaksanaan Penelitian......................................................................... 46
H. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian......................................................... 47
1. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus......................................................... 47
2. Deskripsi Kegiatan Siklus I............................................................. 47
3. Deskripsi Kegiatan Siklus II............................................................ 52
xv
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus.................................................. 57
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)..................................... 57
2. Deskripsi Hasil Kegiatan Siklus I................................................ 59
a. Data Hasil Pengamatan............................................................ 59
b. Refleksi..................................................................................... 62
3. Deskripsi Hasil Kegiatan Siklus II................................................ 63
a. Data Hasil Pengamatan........................................................... 63
b. Refleksi.................................................................................. 66
B. Pembahasan..................................................................................... 67
1. Hasil Rekapitulasi........................................................................ 67
2. Kondisi Akhir.............................................................................. 68
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan...................................................................................... 70
B. Saran........................................................................................ ........... 71
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 72
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP PENULIS
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Struktur Organisasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01............ 45
Tabel 3.2 Jumlah Siswa di MI Miftahul Huda Sumberejo 01....................... 45
Tabel 3.3 Subjek Penelitian di MI Miftahul Huda Sumberejo 01............... 46
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus................................................................ 57
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I................................................ 60
Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II.............................................. 63
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Siswa Siklus I dan Siklus II........................... 67
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa yang Mencapai Nilai KKM........................... 68
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Elliot)..................... 12
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP Siklus I
Lampiran 2 Soal Siklus I
Lampiran 3 Jawaban Siklus I
Lampiran 4 Lembar Observasi Siswa Siklus I
Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus I
Lampiran 6 Nilai Hasil Belajar Siklus I
Lampiran 7 RPP Siklus II
Lampiran 8 Soal Siklus II
Lampiran 9 Jawaban Siklus II
Lampiran 10 Lembar Observasi Siswa Siklus II
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus II
Lampiran 12 Nilai Hasil Belajar Siklus II
Lampiran 13 Dokumentasi Pembelajaran
Lampiran 14 Surat Ijin Melakukan Penelitian
Lampiran 15 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
Lampiran 16 Lembar Konsultasi
Lampiran 17 SKK
Lampiran 18 Daftar Riwayat Hidup
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha membimbing dan membina serta
bertanggungjawab untuk mengembangkan intelektual pribadi anak didik
ke arah kedewasaan dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pendidikan menurut orang awam adalah mengajari murid di sekolah,
melatih anak hidup sehat, melatih sifat, menekuni penelitian, membawa
anak ke masjid, melatih anak menyanyi, bertukang dan lain-lain. Dengan
demikian, pendidikan diarahkan untuk mengembangkan manusia pada
seluruh aspeknya: spiritual, intelektual, daya imajinasi, fisik, keilmuan,
dan bahasa, baik secara individual maupun kelompok, serta mendorong
seluruh aspek tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesempurnaan.
Bahasa Indonesia sebagai Bahasa Negara menjadi bahasa pengantar
dalam pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan.
Perhatian dan kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia dikembangkan
menjadi keterampilan berbahasa menjadi keterampilan berbahasa, bukan
lagi pengajaran tentang tata bahasa. Keterampilan berbahasa yang
dimaksud meliputi mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Dan
menjadi satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dalam mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
2
Realitas menunjukkan bahwa hasil belajar bahasa Indonesia sebagian
besar siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 kurang maksimal.
Hal itu terlihat saat diberikan tugas belum seluruhnya paham yang
disebabkan oleh beberapa hal, yakni :
1. Siswa kurang memperhatikan penjelasan guru saat pelajaran.
2. Kurangnya minat siswa dalam pembelajaran khususnya mata pelajaran
Bahasa Indonesia.
3. Kurangnya pemahaman siswa terhadap materi yang bersifat abstrak.
4. Siswa belum bisa membaca dengan lancar.
5. Kurang mengetahui isi materi yang disampaikan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dinyatakan, bahwa pendidik
adalah orang yang mendidik (Perwadarminta, Kamus Umum Bahasa
Indonesia, 1991: 250). Dalam pengertian yang lazim digunakan, guru
adalah orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan
pada peserta didiknya dalam perkembangan jasmani dan rohaninya, agar
mencapai tingkat kedewasaan, mampu berdiri sendiri dan memenuhi
tingkat kedewasaanya, mampu berdiri sendiri memenuhi tugasnya sebagai
hamba dan khalifah Allah SWT, dan mampu melakukan tugas sebagai
makhluk sosial dan sebagai makhluk individu yang mandiri (Abdul Mujib
dan Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, 2006: 87).
Guru memiliki peran penting dalam berjalannya proses belajar
mengajar salah satunya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan Undang-undang, Nomor 20 Tahun 2003, guru merupakan
3
tenaga professional yang bertugas merencanakan proses pembelajaran,
menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta
melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat (Iskandar wassid
dan Dadang, 2015: 152).
Tujuan dari pembelajaran Bahasa Indonesia pada pendidikan tingkat
dasar yakni agar siswa memiliki pengetahuan keterampilan, dan sikap
dasar yang diperlukan untuk melanjutkan pelajaran, bekerja di masyarakat,
dan mengembangkan diri sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup,
Broto (1978: 40).
Dalam kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dinyatakan
bahwa "Standar Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa Indonesia merupakan
kualifisikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan pengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif
terhadap bahasa dan sastra Indonesia" (Depdiknas, 2007: 5).
Slamet dalam Listiani (2014: 1-2) mengungkapkan pengajaran Bahasa
Indonesia pada hakikatnya adalah pengajaran keterampilan berbahasa.
Keterampilan-keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan pada
pengajaran Bahasa Indonesia adalah keterampilan menyimak, berbicara
dan menulis.
Keterampilan mendengarkan atau menyimak penting untuk dikuasai
oleh siswa, karena dengan mendegarkan itu siswa bisa mengetahui apa
yang dimaksudkan atau dijelaskan, siswa akan mudah melaksanakan atau
melakukan sesuatu kegiatan ketika mereka telah paham dengan apa yang
4
mereka ketahui. Dan ketika sudah menyimak dengan baik mereka menjadi
tahu alur yang dibicarakan dan menjadi fokus memperhatikan.
Namun sebagian besar siswa, kegiatan mendengar ini masih dipandang
sebagai suatu kegiatan yang sangat membosankan dan sulit untuk
dilakukan dibandingkan dengan kegiatan berbahasa yang lainnya. Oleh
karena itu, perlu dicari metode, media atau alat peraga yang dapat
digunakan untuk menumbuhkan ketertarikan serta minat siswa untuk
mendengar atau menyimak dengan baik.
Kenyataan yang terjadi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01,
Kecamatan Pabelan, Kabupaten Semarang, perolehan nilai Bahasa
Indonesia siswa kelas III rata-rata 60% masih di bawah standar. Adapun
nilai KKM yang ditetapkan di MI ini adalah 70. Untuk itu dibutuhkan
suatu cara atau strategi yang dapat menarik siswa lebih bersemangat dalam
belajar dan dapat mencapai nilai yang baik.
Salah satu cara untuk menarik minat siswa adalah dengan
menggunakan media yang di dalamnya siswa dengan guru dapat
berinteraksi dengan baik. Media yang digunakan juga harus efektif, efisien
dan menyenangkan, yaitu dalam pembelajaran itu menghasilkan sesuatu
yang diharapkan dan penerapannya relative menggunakan tenaga, usaha,
biaya dan waktu yang dikeluarkan semakin kecil.
Ada beberapa media yang dapat digunakan dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia. Media pembelajaran merupakan peranan penting dalam
kegiatan belajar mengajar di kelas. Salah satunya adalah media wayang
5
sumpit. Karena media wayang sumpit akan menarik minat siswa untuk
pembelajaran dengan di bantu metode yang mendukung dan akan
mempermudah guru dalam menyampaikan materi, juga mempermudah
siswa untuk memahami isi materi. Melalui media wayang sumpit dapat
menarik perhatian dan dapat mengembangkan pengetahuan siswa.
Hal ini bertujuan untuk melatih siswa mendengarkan, menyimak dan
fokus pada apa yang disampaikan guru menggunakan media wayang
sumpit. Agar dapat memberikan jawaban atau tanggapan ketika guru
meminta untuk memberikan pendapat atau komentar yang diajukan.
Penerapan media wayang sumpit dalam penelitian ini untuk membantu
guru dalam kegiatan pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, dalam proses
pembelajaran guru harus tepat dalam memilih media pembelajaran yang
sesuai dengan materi, agar sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara maksimal.
Berdasarkan beberapa alasan serta untuk tujuan yang telah
disampaikan di atas, maka penulis perlu untuk mengadakan penelitian
dengan judul “PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA
INDONESIA MATERI MENYIMAK CERITA ANAK MELALUI
MEDIA WAYANG SUMPIT PADA SISWA KELAS III MI MIFTAHUL
HUDA SUMBEREJO 01 KECAMATAN PABELAN KABUPATEN
SEMARANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017”
6
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah media wayang
sumpit dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi
menyimak cerita anak pada siswa kelas III di MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2016/2017?”.
C. Tujuan Penelitian
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan
hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak melalui media
wayang sumpit pada siswa kelas III di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
Hipotesis dalam penelitian ini adalah melalui media wayang sumpit
materi menyimak cerita anak dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia pada siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01. Indikator
pencapaian secara klasikal dianggap telah berhasil apabila mencapai 85%.
Secara individu penggunaan media wayang sumpit ini memenuhi nilai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Nilai KKM yang ditentukan dari MI
Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah 70.
7
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam
mengadakan penelitian selanjutnya dengan materi yang berbeda.
b. Untuk menambah khasanah keilmuan dalam lingkup pendidikan.
c. Dapat dijadikan sebagai pertimbangan strategi dalam memperbaiki
mutu pembelajaran Bahasa Indonesia, terutama dalam
meningkatkan kemampuan menyimak cerita anak.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi guru
Sebagai masukan untuk guru agar lebih meningkatkan serta
mengeksplor kemampuannya dalam mengajar dengan
menggunakan media wayang sumpit pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada aspek menyimak.
b. Bagi siswa
Memperkenalkan pada siswa media wayang sumpit untuk
pendidikan. Dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga
tercapainya tujuan pembelajaran. Dapat menumbuhkan minat
belajar siswa dan memahami akan pentingnya minat belajar.
c. Bagi sekolah
Dapat meningkatkan mutu sekolah melalui peningkatan hasil
belajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Penelitian ini turut
8
membantu sekolah atau madrasah dalam meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi yang bersangkutan.
d. Bagi Penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman
yang dapat dijadikan sebagai calon pendidik agar menjadi pendidik
yang baik.
F. Definisi Operasional
Untuk menghindari persepsi terhadap penggunaan istilah dalam
penelitian ini, maka perlu diberikan definisi operasional sebagai berikut:
1. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa ketrampilan
dan perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
diperoleh (Sams, 2010: 33). Ahmad (2013: 5) juga mengemukakan
pendapatnya tentang hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang
terjadi pada diri siswa yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.
2. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi Negara Republik Indonesia
dan bahasa kesatuan untuk segenap golongan dan semua lapisan
masyarakat Indonesia seluruhnya (Badudu, 1979: 12).
9
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara menjadi bahasa pengantar
dalam pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan.
3. Wayang Sumpit
Wayang adalah bagian dari khazanah budaya tradisional bangsa
Indonesia. Media pembelajaran wayang sumpit adalah media wayang
atau gambar (digabungkan dengan sumpit) yang sudah dimodifikasi
sedemikian rupa agar lebih menarik siswa untuk memperhatikan dan
fokus pada saat pembelajaran (Hairunnisa, 2010: 35).
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian
tindakan kelas (PTK). Menurut Hopkin (1993, 45) Penelitian Tindakan
Kelas adalah salah satu jenis penelitian tindakan yang bersifat praktis
sebab penelitian ini menyangkut kegiatan yang dipraktikkan guru
sehari-hari. Permasalahan yang diangkat adalah permasalahan yang
ada di dalam pekerjaan guru. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan
dalam kancah kelas tempat guru mengajar.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian (action
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya (Arikunto, 2006 : 28). Penerapan PTK dalam
penelitian ini didasarkan pada temuan problem dalam bentuk problem
10
pembelajaran yaitu tingkat pemahaman siswa terhadap mata pelajaran
Bahasa Indonesia rendah dan ada keinginan guru untuk memperbaiki
tingkat pemahaman siswa dengan kegiatan penelitian.
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian.
a. Lokasi Penelitian
Lokasi : MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Menyimak Cerita Anak
Kelas/Semester: III/Genap.
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester II tahun ajaran
2015/2016.
1) Siklus I dilaksanakan 8 Mei 2016
2) Siklus II dilaksanakan 15 Mei 2016
c. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas III
Madrasah Ibtidaiyah Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan
Pabelan Kabupaten Semarang. Dengan jumlah siswa 18 yang
terdiri dari 10 anak laki-laki dan 8 anak perempuan.
3. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Suyadi dalam bukunya Panduan Penelitian Tindakan
Kelas (2013: 50) langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah
sebagai berikut :
11
a. Perencanaan
Langkah pertama melakukan perencanaan secara matang dan
teliti. Maka kegiatan yang akan dilakukan yaitu:
1) Menyiapkan materi pembelajaran.
2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
3) Menyiapkan lembar soal tes untuk mengetahui hasil belajar
siswa.
4) Menyiapkan alat dan media pembelajaran.
b. Pelaksanaan
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah
menerapkan apa yang direncanakan pada tahap satu, yaitu
bertindak di kelas. Peneliti akan menggunakan media pembelajaran
wayang sumpit ketika mengajar, khususnya untuk topik siswa yang
belum bisa mendengarkan dan menyimak dengan baik, kemudian
siswa memberikan pendapat atau tanggapan terkait dengan cerita
atau kisah yang sudah diceritakan guru di depan kelas tadi. Dan
setelah itu siswa mengerjakan pertanyaan yang diberikan guru dan
mengerjakan dengan jawaban yang tepat.
c. Pengamatan
Tahap ketiga dalam PTK ialah pengamatan (observasing), yaitu
pengumpulan data dengan kata lain observasi adalah alat untuk
memotret sejauh mana efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada
tahap ini guru melakukan pengamatan terhadap aktifitas belajar.
12
Peneliti akan menggunakan teknik tes, pengamatan, dan
wawancara untuk melihat efek penggunaan media pembelajaran
wayang sumpit dalam pembelajaran.
d. Refleksi
Tahap terakhir dalam PTK ini adalah refleksi yaitu kegiatan
mengemukakan kembali apa yang telah dilakukan. Hasil refleksi
terhadap perencanaan yang telah dilakukan tersebut akan
dipergunakan untuk memperbaiki kinerja selanjutnya. Peneliti akan
mengkaji hasil tindakan beserta kelebihan dan kelemahan tindakan
tersebut. Dan melakukan evaluasi terhadap pembelajaran yang
telah dilaksanakan.
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Model Elliot)
Sumber : Arikunto (2006, 71)
13
4. Instrumen Penelitian
a. Lembar observasi guru dan siswa
b. Lembar Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
c. Soal/tes evaluasi pembelajaran
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data tersebut
meliputi pengamatan (observasi), tes, wawancara, dan dokumentasi
yang dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Observasi
Menurut H.B. Sutopo (2006: 75) teknik observasi digunakan
untuk menggali data dari sumber data yang berupa peristiwa,
aktivitas, perilaku, tempat atau lokasi dan benda serta rekaman
gambar. Dalam teknik observasi ini dapat dibagi menjadi tak
berperan sama sekali dan observasi berperan yang terdiri dari (1)
berperan pasif (2) berperan aktif dan (3) berperan penuh (Spradley
dalam H.B. Sutopo, 2006: 75). Observasi yang peneliti lakukan
adalah observasi berperan serta secara pasif. Observasi ini
dilakukan oleh guru kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 dan
peneliti dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar di kelas
maupun kinerja siswa selama proses pembelajaran berlangsung.
Observasi di fokuskan pada kegiatan guru dalam melaksanakan
pembelajaran Bahasa Indonesia dalam pokok bahasan
mendengarkan cerita anak. Observasi terhadap kinerja juga
14
diarahkan pada kegiatan guru kelas III MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 dalam menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa,
mengajukan pertanyaan dan menanggapi jawaban siswa,
mengelola kelas, memberikan latihan dan umpan balik dan
melakukan penilaian terhadap hasil belajar siswa. Sementara itu
observasi terhadap siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01
difokuskan pada tingkat partisipasi siswa dalam mengikuti
pelajaran.
b. Tes
Menurut Arikunto (1996: 30) tes yaitu suatu alat pengumpul
informasi tetapi jika dibandingkan dengan alat-alat lain tes ini
bersifat lebih resmi karena penuh dengan batasan-batasan.
Adapun tes dalam penelitian ini dilaksanakan setiap akhir
pembelajaran atau pada saat pemberian evaluasi. Tes dilakukan
terhadap siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01. Tes
yang diberikan berupa tes uraian yang harus diselesaikan oleh
siswa. Pemberian tes ini dimaksudkan untuk mengukur seberapa
jauh hasil yang diperoleh siswa kelas III MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 setelah kegiatan pemberian tindakan.
c. Wawancara
Menurut Budiamin dan Setiawati (2009), Wawancara
merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui
komunikasi langsung dengan responden (orang yang diminta
15
informasi), dalam hal ini bisa murid, orang tua murid, teman-
temannya atau orang lain yang diminta keterangan tentang murid
dengan mengemukakan pertanyaan-pertanyaan lisan yang dijawab
secara lisan pula.
d. Dokumentasi
Dokumentasi menurut Arikunto (1992: 236) adalah penelitian
data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkip,
buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen, rapat, lengger,
agenda, dan sebagainya.
Di sekolah umumnya telah ada sejumlah dokumen tentang
murid, dokumen tentang hasil atau nilai pelajaran, tentang keadaan
dan latar belakang keluarga, tentang keadaan dan perkembangan
pribadi murid, tentang aktivitas di sekolah maupun di luar sekolah.
Betapapun sederhananya sekolah, dokumen tentang nilai pelajaran
biasanya ada, apakah dalam bentuk buku nilai atau catatan pada
guru, buku induk atau rapot. Pada sekolah yang lebih teratur secara
administratif biasanya ada juga dokumen-dokumen tentang
keadaan keluarga dan sejumlah data pribadi siswa, walaupun hanya
yang penting-penting saja (Budiamin & Setiawati, 2009).
6. Analisis Data
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis
data dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap
siklusnya berdasarkan hasil observasi yang terekam dalam catatan
16
lapangan. Analisis reflektif dilakukan peneliti sebagai pijakan untuk
menentukan program aksi pada siklus selanjutnya atau untuk
mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.
Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai
tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 70 (sesuai KKM
yang berlaku di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang. Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas
belajarnya atau sudah mencapai KKM jika nilai perolehan siswa lebih
dari 70. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau
belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa kurang dari 70.
Selanjutnya untuk menentukan akhir perbaikan melalui siklus-siklus
digunakan tolak ukur Kriteria Ketuntasan Klasikal. Suatu kelas
dikatakan tuntas belajarnya jika dalam kelas tersebut terdapat lebih
dari 80% siswa yang telah tuntas belajarnya.
1. Menghitung nilai rata-rata kelas :
∑
∑
Keterangan :
= Nilai rata-rata
∑ = Jumlah nilai semua siswa
∑ = Jumlah siswa
2. Menghitung ketuntasan belajar Klasikal
∑ x100
17
Keterangan :
% = Presentase ketuntasan klasikal
ft = Frekuensi siswa tuntas KKM
∑ = Jumlah frekuensi seluruhnya
Apabila ketuntasan ≥ 80 % maka ketuntasan belajar klasikal
tercapai (Djamarah, 2011: 180).
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi hasil penelitian tindakan kelas yang
diajukan dibagi menjadi tiga bagian utama, yaitu bagian awal, bagian inti
dan bagian akhir. Masing-masing bagian dapat dirinci sebagai berikut:
1. Bagian awal meliputi: halaman judul, nota pembimbing, pengesahan,
deklarasi, motto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.
2. Bagian inti meliputi:
a. BAB I Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, hipotesis dan indikator keberhasilan,
kegunaan penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan
sistematika penulisan.
b. BAB II Kajian Pustaka, terdiri dari Sub A membahas tentang
pengertian hasil belajar, fungsi hasil belajar, tujuan hasil belajar,
macam-macam hasil belajar, faktor-faktor yang mempengaruhi
18
hasil belajar. Sub B membahas tentang materi pembelajaran
Bahasa Indonesia, terdiri dari ruang lingkup pembelajaran Bahasa
Indonesia, tema-tema pembelajaran Bahasa Indonesia, menyimak
cerita anak. Sub C membahas tentang media wayang sumpit terdiri
dari pengertian media pembelajaran, macam-macam media, tujuan
dari media pembelajaran wayang sumpit, langkah-langkah
penggunaan media wayang sumpit, kelebihan dan kekurangan
media wayang sumpit.
c. BAB III Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari gambaran deskripsi
pelaksanaan pra siklus dan deskripsi pelaksanaan siklus.
d. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, meliputi deskripsi hasil
penelitian per siklus dan pembahasan hasil penelitian.
e. BAB V Penutup, terdiri dari kesimpulan dan saran.
3. Bagian akhir, berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
19
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Slameto dalam Hamdani (2011: 20) belajar ialah suatu
proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu
perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.
Menurut Syah (1995:88), belajar ialah tahapan perubahan seluruh
tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman
dan interaksi dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
Hamalik (2010: 37) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses
perubahan tingkah laku individu melalui interaksi dengan lingkungan.
Menurut Suprijono (dalam Thobroni 2015: 20), hasil belajar adalah
pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap,
apresiasi, dan keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar
berupa hal-hal sebagai berikut.
a. Informasi verbal, yaitu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan
dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis. Kemampuan
merespon secara spesifik terhadap rangsangan spesifik.
Kemampuan tersebut tidak memerlukan manipulasi simbol,
pemecahan masalah, maupun penerapan aturan.
20
b. Keterampilan intelektual, yaitu kemampuan mempresentasikan
konsep dan lambang. Keterampilan intelektual sendiri dari
kemampuan mengategorisasi, kemampuan analitis-sintesis fakta-
konsep, dan mengembangkan prinsip-prinsip keilmuan.
Keterampilan intelektual merupakan kemampuan melakukan
aktivitas kognitif bersifat khas.
c. Strategi kognitif, yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan
aktivitas kognitifnya. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep
dan kaidah dalam memecahkan masalah.
d. Keterampilan motorik, yaitu kemampuan melakukan serangkaian
gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi sehingga terwujud
otomatisme gerak jasmani.
e. Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek
berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Sikap berupa
kemampuan menginternalisasi dan eksternalisasi nilai-nilai. Sikap
merupakan kemampuan menjadikan nilai-nilai sebagai standar
perilaku.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa,
hasil belajar adalah suatu kemampuan yang berupa keterampilan dan
perilaku baru sebagai akibat dari latihan atau pengalaman yang
ditandai dengan adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
peserta didik yang menyangkut aspek kognitif, afektif dan
psikomotorik sebagai hasil dari kegiatan belajar.
21
2. Ciri-ciri Perubahan Khas yang menjadi Karakteristik Perilaku
Belajar
Ciri-ciri perubahan khas yang menjadi karakteristik perilaku belajar
antara lain perubahan intensional, perubahan positif dan aktif, serta
perubahan efektif dan fungsional (Syah, 1995:115)
a. Perubahan Intensional.
Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat
pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan
disadari.
b. Perubahan Positif dan Aktif
Perubahan yang terjadi karena proses belajar bersifat positif dan
aktif. Positif artinya baik, bermanfaat, serta sesuai dengan harapan,
diperolehnya sesuatu yang baru yang lebih baik daripada apa yang
telah ada sebelumnya.
c. Perubahan Efektif dan Fungsional
Perubahan dalam proses pembelajaran bersifat efektif, yakni
membawa pengaruh, makna, dan manfaat tertentu bagi siswa.
Selain itu, bersifat fungsional dalam arti bahwa ia relative menetap
dan setiap saat apabila dibutuhkan, perubahan tersebut dapat
direproduksi dan dimanfaatkan.
22
3. Prinsip-prinsip Belajar
Menurut Dimyati (2002: 42) prinsip-prinsip belajar meliputi :
a. Perhatian dan motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam kegiatan
belajar. Perhatian terhadap pelajaran akan timbul pada siswa
apabila bahan pelajaran sesuai dengan kebutuhannya. Sehingga
akan membangkitkan motivasi untuk mempelajarinya. Motivaasi
adalah tenaga yang menggerakkan dan mengarahkan aktifitas
seseorang.
b. Keaktifan
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa anak
adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan untuk
berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri.
c. Keterlibatan Langsung atau Berpengalaman
Belajar harus dilakukan sendiri oleh siswa, siswa yang
mengalami sendiri. Belajar yang baik adalah belajar melalui
pengalaman langsung, yakni siswa tidak sekedar mengamati secara
langsung tetapi ia harus menghayati terlibat langsung dalam
perbuatan dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.
d. Pengulangan
Mengulang dalam belajar adalah untuk melatih, membentuk
respon yang benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
23
e. Tantangan
Dalam situasi belajar siswa menghadapi suatu tujuan yang ingin
dicapai, tetapi selalu mendapat hambatan yaitu mempelajari bahan
belajar, maka timbullah motif untuk mengatasi hambatan itu.
f. Balikan dan Penguatan
Siswa akan belajar lebih semangat apabila mengetahui dan
mendapatkan hasil yang baik. Akan merupakan balikan yang
menyenangkan dan berpengaruh baik bagi uasaha belajar
selanjutnya.
g. Perbedaan Individual
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil
belajar siswa. Perbedaan individu perlu diperhatikan oleh guru
dalam upaya pembelajaran.
4. Fungsi Hasil Belajar
Menurut Hamalik (2010: 159) tentang fungsi hasil belajar yaitu :
a. Untuk diagnostik dan pengembangan. Berdasarkan data yang ada
selanjutnya dapat didiagnosis jenis kesulitan apa yang dirasakan
oleh siswa, dan selanjutnya dapat dicarikan alternatif cara
mengatasi kesulitan tersebut melalui proses bimbingan dan
pengajaran remedial.
b. Untuk seleksi. Hasil belajar dapat digunakan dalam rangka
menyeleksi calon siswa dalam rangka penerimaan siswa baru dan
atau melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya. Siswa yang
24
lulus seleksi berarti telah memenuhi persyaratan pengetahuan dan
keterampilan yang telah ditetapkan, sehingga yang bersangkutan
dapat diterima pada suatu jenjang pendidikan tertentu.
c. Untuk kenaikan kelas. Hasil belajar digunakan untuk menetapkan
siswa mana yang memenuhi rangking atau ukuran yang ditetapkan
dalam rangka kenaikan kelas.
d. Untuk penempatan. Para lulusan yang ingin bekerja pada suatu
instansi atau perusahaan perlu menyiapkan transkip program studi
yang telah ditempuhnya, yang juga memuat nilai-nilai hasil belajar.
5. Tujuan Hasil Belajar
Adapun tujuan dari hasil belajar yaitu :
a. Memberikan informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
b. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina
kegiatan-kegiatan belajar siswa lebih lanjut, baik keseluruhan kelas
maupun masing-masing individu.
c. Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
kemampuan siswa, menetapkan kesulitan-kesulitannya dan
menyarankan kegiatan-kegiatan remedial (perbaikan).
d. Memberikan informasi yang dapat digunakan sebagai dasar untuk
mendorong motivasi belajar siswa dengan cara mengenal
kemajuannya sendiri dan merangsangnya untuk melakukan upaya
perbaikan.
25
e. Memberikan informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa,
sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga
masyarakat dan pribadi yang berkualitas.
f. Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa
memilih sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan,
minat dan bakatnya (Hamalik, 2010).
6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi belajar
(Sriyanti, 2013:24-27)
a. Faktor Eksternal
1) Faktor nonsosial Faktor nonsial adalah faktor-faktor di luar
individu yang berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan
belajar. Aspek fisik tersebut bisa berupa peralatan sekolah,
sarana belajar sarana transportasi yang tersedia dan jenisnya.
2) Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa
manusia. Intinya hubungan antara anak dengan orang lain seprti
dalam keluarga lingkungan sekolah dan lingkungan
masyarakat.
b. Faktor Internal
1) Faktor fisiologis keadaan fisik juga mempengaruhi belajar.
Siswa yang fisiknya kurang maka belajarnya akan terganggu.
Jika hal ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga
26
pendidikan khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat
menghindari atau mengurangi pengaruh kelemahannya itu.
2) Faktor kesehatan. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat.
Kesehatan berpengaruh pada belajarnya.
B. Materi Bahasa Indonesia
1. Hakikat Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara menjadi bahasa pengantar
dalam pendidikan nasional. Hal ini dapat diartikan bahwa bahasa
Indonesia merupakan bahasa pengantar di semua jenjang pendidikan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia merupakan
sebuah bahasa pergaulan dan persatuan dalam masyarakat, bahasa
merupakan sebuah alat untuk berkomunikasi baik secara lisan maupun
tertulis yang dapat digunakan di berbagai lembaga pendidikan.
2. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia
Pengajaran Bahasa Indonesia di sekolah dasar kurikulum 2004
secara umum dikembangkan menjadi keterampilan berbahasa yang
meliputi mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Keempat
aspek keterampilan berbahasa tersebut, di sekolah dasar memiliki
standar kompetensi. Masing-masing standar kompetensi dari keempat
kompetensi dasar tersebut sebagai berikut (Depdiknas dalam Muslich
2012: 116-117) : Mendengarkan, Berbicara, Membaca, dan Menulis.
27
3. Menyimak Cerita dalam Bahasa Indonesia
Menurut Keltner (dalam Hermawan, 2012: 32), menyimak
merupakan sebuah proses pengalihan rangsangan secara konstan. Kita
memusatkan pada satu rangsangan selama beberapa detik saja. Seperti
pencarian sebuah objek oleh antena radar, indera manusia secara
konstan melihat sepintas kepada rangsangan yang datang untuk
mendapatkan informasi yang menurut kita penting
Keterampilan menyimak cerita adalah kecakapan seseorang untuk
mendengarkan lambang-lambang lisan dengan sungguh-sungguh,
penuh perhatian, pemahaman, dan apresiasi, untuk memperoleh
informasi, isi atau pesan dari cerita yang terdiri dari unsur-unsur
pembangun cerita yang didengar sehingga menjadi makna yang dapat
diterima.
4. Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Sebagai Media Berkomunikasi
Seorang dari pengguna bahasa Ibu (daerah) yang satu dapat
berbahasa Indonesia dengan baik akan dapat berkomunikasi
dengan pengguna bahasa ibu lainnya, misalnya: orang Jawa dengan
orang Bali, orang Kalimantan dengan orang Sulawesi, orang
Sumatera dengan orang Ambon. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa Bahasa Indonesia sebagai bahasa komunikasi antar warga
Indonesia yang tinggal di berbagai pulau dengan bahasa ibu yang
berbeda-beda.
28
b. Sebagai Media Mempelajari Ilmu Pengetahuan
Dengan menguasai bahasa Indonesia secara lisan atau tertulis,
seorang akan dapat mempelajari ilmu pengetahuan baik yang
disampaikan oleh para guru (dosen) maupun buku-buku yang
menggunakan Bahasa Indonesia. Dari sini dapat dikatakan, bahwa
Bahasa Indonesia merupakan jembatan bagi seseorang yang ingin
mendapat ilmu pengetahuan. Di samping itu, orang tersebut akan
mudah mendapat informasi (berita) di media massa atau media
sosial yang ditulis dengan menggunakan Bahasa Indonesia.
c. Sebagai Media Penyampaian Ide Kreatif
Seorang yang menguasai Bahasa Indonesia secara tertulis,
akan berpeluang menjadi sastrawan atau penulis yang
menyampaikan ide kreatifnya melalui karya tulis baik fiksi maupun
non fiksi. Tentu saja, Bahasa Indonesia yang digunakan adalah
bahasa baku dan benar menurut Ejaan Yang Disempurnakan
(EYD).
d. Sebagai Modal Utama dalam Penyuntingan Naskah
Seorang editor yang bekerja di sebuah kantor penerbitan atau
media massa harus menguasai Bahasa Indonesia secara tekstual.
Tanpa menguasai Bahasa Indonesia dengan baik, seorang editor
bukannya menyempurnakan naskah, melainkan merusak naskah
tersebut melalui kerja editing-nya.
29
e. Sebagai Bahasa Nasional, Persatuan, dan Negara
Bahasa Indonesia bermanfaat untuk meningkatkan spirit
nasionalisme dan persatuan bangsa. Dengan demikian, Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan. Di
samping itu, Bahasa Indonesia sebagai bahasa Negara. Bahasa
yang menceritakan kepribadian dan kebudayaan Negara Indonesia
di mata dunia Internasional (Achmad, 2015: 19-20).
5. Tujuan pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran Bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik
khususnya dan masyarakat pada umumnya memiliki beberapa tujuan,
antara lain:
a. Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi
dengan Bahasa Indonesia secara efektif, efisien, baik, dan benar
sesuai etika dan kesopanan.
b. Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai serta
merasa bangga terhadap Bahasa Indonesia sebagai alat pemersatu
bangsa.
c. Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami Bahasa
Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat.
d. Supaya anak didik dan masyarakat bisa menggunakan Bahasa
Indonesia guna semakin meningkatkan kemampuannya.
30
e. Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang
merupakan syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta
memperhalus budi pekerti.
f. Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati karya
sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan inspirasi,
edukasi, dan rekreasi yang sehat.
g. Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan gagasannya
ke dalam karya tulis baik fiksi maupun non fiksi (Achmad, 2015:
20-21).
C. Media Pembelajaran
1. Pengertian Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa Latin, yaitu medius yang secara
harfiah berarti tengah, perantara, atau pengantar. Selain itu, kata
media juga berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak
dari kata medium yang secara harfiah berarti ‘perantara’ atau
‘pengantar’ (Arief S. Sadiman, dkk., 2006: 6).
Media adalah alat bantu apa saja yang dapat dijadikan sebagai
penyalur pesan guna mencapai tujuan pengajaran (Djamarah dan
Aswan, 1997: 137).
Media merupakan sesuatu yang bersifat menyalurkan pesan dan
dapat merangsang pikiran, perasaan, dan kemauan audien (siswa)
31
sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya
(Usman dan Asnawir, 2002: 11)
Dengan kata lain, media adalah komponen sumber belajar atau
wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan
siswa, yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Adapun media
pembelajaran adalah media yang membawa pesan-pesan atau
informasi yang bertujuan instruksional atau mengandung maksud-
maksud pengajaran.
Menurut para pakar, media pembelajaran meliputi alat secara fisik
digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang terdiri atas
buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide
(gambar), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer.
Menurut Anderson dalam Sukiman (2012: 28), media
pembelajaran adalah media yang memungkinkan terwujudnya
hubungan langsung antara karya seseorang pengembang mata
pelajaran dengan para siswa. Secara umum wajarlah bila peranan guru
yang menggunakan media pembelajaran sangatlah berbeda dari
peranan seorang guru “biasa” (Ronald H. Anderson, 1987: 21).
2. Macam-macam Media
a. Dilihat dari Jenisnya, Media Dibagi ke Dalam :
1) Media Auditif
Media Auditif adalah media yang hanya mengandalkan
kemampuan suara saja, seperti radio, dan piringan hitam. Media
32
ini tidak cocok untuk orang tuli atau mempunyai kelainan dalam
pendengaran (Djamarah dan Aswan, 1997).
Media audio atau auditif berkaitan dengan indera pendengar,
di mana pesan yang disampaikan dituangkan dalam lambang-
lambang auditif, baik verbal (ke dalam kata-kata atau bahasa
lisan) maupun non verbal. Ada beberapa jenis media yang dapat
dikelompokkan dalam media audio ini antara lain : a) Radio, b)
Alat perekam pita magnetik, c) Piringan hitam, dan d)
Laboratorium bahasa (Asnawir dan Basyiruddin, 2002: 83).
2) Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra
penglihatan. Media visual ini ada yang menampilkan gambar
diam seperti film strip (film rangkai), slides (film bingkai) foto,
gambar atau lukisan, cetakan. Ada pula media visual yang
menampilkan gambar atau simbol yang bergerak seperti film bisu
dan kartun (Djamarah dan Aswan, 1997).
3) Media Audio-Visual
Media audio visual adalah media yang mempunyai unsur
suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai kemampuan
yang lebih baik, karena meliputi kedua jenis media yang pertama
dan kedua. Media ini dibagi lagi ke dalam :
33
a) Audio Visual Diam, yaitu media yang menampilkan suara dan
gambar diam seperti film bingkai suara (sound slides), film
rangkai suara, cetak suara.
b) Audio Visual Gerak, yaitu media yang dapat menampilkan
unsur suara dan gambar yang bergerak seperti film suara dan
video-cassette.
b. Dilihat dari Bahan Pembuatannya, Media Dibagi Dalam :
1) Media Sederhana
Media ini bahan dasarnya mudah diperoleh dan harganya
murah, cara pembuatannya mudah, dan penggunaannya tidak
sulit.
2) Media Kompleks
Media ini adalah media yang bahan dan alat pembuatannya
sulit diperoleh serta mahal harganya, sulit membuatnya, dan
penggunaannya memerlukan keterampilan yang memadai
(Djamarah dan Aswan, 1997).
3. Pengertian Media Wayang Sumpit
Wayang adalah bagian dari khazanah budaya tradisional bangsa
Indonesia. Saat ini, mungkin wayang tidak begitu akrab dalam budaya
keseharian. Namun, sekarang membawanya kembali ke masa sekarang
dan menyulapnya menjadi salah satu media atau permainan untuk
media pembelajaran di kelas. Dan kali ini wayangnya sudah
34
dimodifikasi dari wujud aslinya, namun manfaatnya jauh lebih besar
untuk proses belajar mengajar.
Wayang adalah salah satu model perbandingan. Wayang
merupakan benda tiruan dari bentuk hewan, atau manusia. Sebagai
media pendidikan, wayang dapat dimainkan dalam bentuk sandiwara
wayang (Daryanto, 2011: 33).
Media Pembelajaran Wayang Sumpit adalah media wayang atau
gambar (digabungkan dengan sumpit) yang sudah dimodifikasi
sedemikian rupa agar lebih menarik siswa untuk memperhatikan dan
fokus pada saat pembelajaran (Hairunnisa, 2010: 35). Media wayang
sumpit ini sangat menarik karena sudah dimodifikasi sesuai dengan
karakter yang dibutuhkan. Wayang Sumpit digunakan oleh guru untuk
menarik perhatian siswa saat dikelas agar pelajaran tidak
membosankan. Hal ini bertujuan untuk agar melatih siswa untuk
mendengarkan, menyimak dan fokus pada apa yang disampaikan guru
menggunakan media wayang sumpit. Misalnya saat guru menceritakan
tentang sebuah cerita rakyat Malin Kundang siswa diharapkan untuk
mendengarkan dan menyimak apa yang diceritakan guru yang saat
menceritakan menggunakan media wayang sumpit. Kemudian setelah
guru selesai menceritakan tadi siswa diminta untuk memberikan
tanggapan atau pendapat. Setelah itu baru kemudian guru memberikan
soal pertanyaan kepada siswa, untuk mengetahui apakah benar-benar
sudah paham apa belum dengan mengajar siswa menceritakan cerita
35
menggunakan media wayang sumpit. Penerapan media wayang sumpit
dalam penelitian ini untuk membantu guru dalam kegiatan
pembelajaran di kelas.
4. Tujuan dari Media Wayang Sumpit
Tujuan dari penggunaan media wayang sumpit yaitu dengan
pembelajaran bercerita dengan menggunakan bantuan media
pembelajaran wayang sumpit ini diharapkan dapat mengaktifkan siswa
untuk fokus menyimak dan tertarik dalam pembelajaran khususnya
mata pelajaran Bahasa Indonesia, dan menjadikan pembelajaran di
kelas berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Dengan
pembelajaran yang menyenangkan maka diharapkan dapat
meningkatkan hasil belajar di kelas.
5. Langkah-langkah Penggunaan Media Wayang Sumpit
Menurut Hairunnisa (2010: 35) langkah-langkah pembelajaran
dengan menggunakan media pembelajaran wayang sumpit adalah
sebagai berikut:
a. Guru menyiapkan sebuah sumpit bekas, selotip, karton bekas,
gambar (boleh menggambar sendiri), lem dan gunting.
b. Potong kertas yang sudah ada gambarnya tersebut, kemudian
tempelkan gambar tersebut diatas karton, lalu gunting sesuai
gambar. Ambil sumpit dan tempelkan kebagian belakang gambar
dengan menggunakan selotip dan jadilah wayang sumpit.
36
c. Guru menyampaikan materi pokok yang akan dipelajari,
kemudian memberikan kesempatan para siswa untuk membaca
dan mempelajari materi pelajaran.
d. Setelah siswa selesai membaca materi pelajaran dan mempelajari
isinya, guru mempersilakan siswa untuk menutup isi bacaan.
e. Siswa mendengarkan dan menyimak kisah yang akan diceritakan
oleh guru dengan sungguh-sungguh (serius).
f. Guru mengambil wayang sumpit dan mulai memperagakan atau
menggunakan wayang sumpit untuk bercerita.
g. Selesai menceritakan guru meminta siswa untuk memberi
tanggapan atau pendapat sesuai dengan apa yang diceritakan guru
tadi.
h. Kemudian guru memberikan pertanyaan dan siswa diajak untuk
menjawab pertanyaan tersebut.
i. Siswa diberi waktu untuk mengerjakan pertanyaan dibuku tugas
dengan tidak boleh tanya teman.
j. Jawaban dikumpulkan ke meja guru dan murid kembali ke tempat
duduk masing-masing.
k. Guru memberi kesimpulan.
l. Guru melakukan evaluasi/penilaian
m. Guru menutup pelajaran.
37
6. Kelebihan dan Kekurangan Media Wayang Sumpit
Kelebihan media wayang sumpit yaitu :
a. Mampu meningkatkan ketrampilan menyimak dongeng atau cerita.
b. Efisien terhadap waktu, tempat, biaya dan persiapan.
c. Dapat mengembangkan imajinasi dan aktivitas siswa
d. Wayang merupakan bagian dari khasanah kebudayaan bangsa.
e. Media yang mudah dibuat, murah dan praktis
f. Bentuknya unik dan menarik
g. Mudah penggunaannya.
Kekurangan media wayang sumpit yaitu :
a. Bagi guru yang tidak bisa bersuara keras, hal ini akan menghambat
penyampaian pesan yang ingin disampaikan.
b. Menuntut guru untuk lebih kreatif dalam menciptakan bentuk -
bentuk wayang, sehingga bagi guru yang tidak mau mencurahkan
kreativitasnya hal ini tentu akan menjadi sulit.
c. Menuntut guru untuk bisa totalitas dalam menyampaikan dongeng.
d. Guru harus bisa mengendalikan siswa yang ribut di samping
menyelesaikan tugasnya dalam mendongeng, hal ini memerlukan
keahlian khusus dan pribadi guru yang sabar.
38
D. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini adalah beberapa penelitian yang relevan dengan judul
skripsi yang saya lakukan :
1. Ratna Wulandari, NIM 11108241141, Pengaruh Penggunaan Media
Wayang Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas II B
SD Negeri Kasongan Bantul Yogyakarta. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji pengaruh penggunaan media wayang terhadap
keterampilan menyimak cerita siswa kelas II B SD Negeri Kasongan
Bantul Yogyakarta. Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif. Jenis
penelitian adalah pra-eksperimen dengan desain penelitian one-group
pretest-posttest design. Variable terikat pada penelitian yaitu
keterampilan menyimak cerita, sedangkan variable bebasnya adalah
media wayang. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas
II B SD Negeri Kasongan. Metode pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah: 1) tes, 2) observasi, dan 3) dokumentasi. Teknik
analisis data yang digunakan untuk menguji hipotesis yaitu
menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ada
pengaruh penggunaan media wayang terhadap keterampilan
menyimak cerita siswa kelas II B SD Negeri Kasongan Bantul
Yogyakarta. Hal ini ditunjukkan oleh peningkatan nilai mean
kemampuan menyimak cerita antara post test kelompok control
sebesar 76,87 dan post test kelompok eksperimen sebesar 87 dengan
39
selisih nilai mean post test kelompok control dan post test kelompok
eksperimen sebesar 10,13.
2. Wulansari, Dewi Ayu. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil
Mendengarkan Dongeng Melalui Penggunaan Media Wayang Kartun
pada Siswa Kelas II SD Negeri 01 Penakir Pemalang. Skripsi,
Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I : Drs. Suwandi M.Pd,
Pembimbing II : Moh. Fathurrohman S.Pd, M.Sn. Bahasa merupakan
sarana komunikasi yang sangat penting bagi manusia, melalui bahasa
seseorang dapat menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain
sehingga terjadi komunikasi. Agar komunikasi berjalan lancar
diperlukan penguasaan keterampilan berbahasa. Penguasaan
keterampilan bahasa dapat dipelajari dalam mata pelajaran Bahasa
Indonesia. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi pembelajaran
keterampilan berbahasa yang mencakup keterampilan membaca,
menulis, berbicara dan menyimak, serta pembelajaran karya sastra
Indonesia. Salah satu materi pembelajaran pada keterampilan
menyimak adalah mendengarkan dongeng. Masalah yang dialami
siswa saat mengikuti pembelajaran mendengarkan dongeng yaitu
siswa mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi unsur cerita. Unsur
cerita itu terdiri dari menjelaskan tokoh, sifat tokoh, menentukan latar,
menentukan tema, dan amanat yang terkandung dalam dongeng.
Tujuan diadakan penelitian ini adalah untuk meningkatkan
40
keterampilan menyimak dongeng pada siswa kelas II SD Negeri 01
Penakir Pemalang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian
tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus dengan subjek
penelitian siswa kelas II SD Negeri 01 Penakir Pemalang.
Pengumpulan data siklus I dan Siklus II dengan menggunakan teknik
tes dan nontes. Teknik tes yang dilakukan peneliti berupa tes tertulis
dengan bentuk tes pilihan ganda. Teknik nontes berupa observasi
aktivitas belajar siswa dan performansi guru. Hasil penelitian
menunjukkan adanya peningkatan dari siklus I dan siklus II. Nilai
awal sebesar 62, sedangkan nilai rata-rata yang diperoleh pada siklus I
sebesar 65,36. Dengan demikian peningkatan nilai rata-rata
keterampilan mendengarkan dongeng dari nilai awal ke siklus I
sebesar 3,36 poin. Pada siklus II nilai rata-rata mencapai 77,21
mengalami peningkatan sebesar 11,85 poin dari siklus I dan
meningkat sebesar 15,21 poin dari nilai awal. Simpulan peneliti
adalah keterampilan mendengarkan dongeng siswa kelas II SD Negeri
01 Penakir Pemalang meningkat setelah menggunakan media wayang
kartun. Saran yang peneliti sampaikan adalah guru hendaknya
memberikan variasi-variasi dalam pembelajaran mendengarkan
dongeng diantaranya dengan penggunaan media wayang kartun untuk
meningkatkan minat siswa dalam belajar. Berdasarkan penelitian yang
relevan di atas, untuk penelitian yang dilakukan oleh Ratna
Wulandari, dengan judul Pengaruh Penggunaan Media Wayang
41
Terhadap Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas II B SD Negeri
Kasongan Bantul Yogyakarta yang relevan dengan penelitian yang
dilakukan peneliti lakukan adalah mengenai media yang digunakan
dalam penelitian tersebut. Ketika menggunakan media tersebut
memperhatikan cerita sesuai dengan perencanaan yang telah di buat.
Di dalam penelitian Ratna Wulandari mahasiswi Universitas Negeri
Yogyakarta, saat bercerita menggunakan suara yang berbeda.
Sehingga dalam pembelajaran menyimak cerita jika menggunakan
media wayang siswa akan memahami isi cerita. Penggunaan media
wayang dalam pembelajaran menyimak cerita dapat memperjelas dan
mengkonkretkan isi atau pesan pada cerita. Hanya saja yang
membedakan media tersebut terletak pada bagian penyangga (model
wayangnya).
Maka dari itu penulis mempunyai gagasan untuk mengembangkannya
dan tertarik untuk melakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Menyimak
Cerita Anak Melalui Media Wayang Sumpit Pada Siswa Kelas III MI
Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2016/2017”.
Disini penulis melakukan PTK pada materi menyimak cerita anak.
Seperti yang sudah dipaparkan di atas menggunakan media wayang kartun
ini sudah digunakan untuk dijadikan sebagai beberapa penelitian salah
satunya milik Dewi Ayu Wulandari mahasiswi dari UNNES yang sudah
42
dijelaskan abstraknya di atas tadi. Hanya saja yang membedakan terletak
pada media, penelitian yang dilakukan oleh Dewi Ayu Wulandari
peningkatan aktivitas dan hasil belajar mendengarkan dongeng dengan
penggunaan media wayang kartun, sedangkan peneliti untuk membantu
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi menyimak cerita anak
menggunakan media wayang sumpit. Maka dari itu penulis akan
menggunakan media wayang sumpit untuk materi menyimak cerita anak
agar sebagian nilai siswa yang mulanya masih di bawah KKM dalam arti
belum tuntas, setelah mengikuti pembelajaran materi menyimak cerita
anak dengan menggunakan media wayang sumpit bisa menjadi tuntas.
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Letak Geografis MI Miftahul Huda Sumberejo 01
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 merupakan satu dari dua Madrasah
Ibtidaiyah yang ada di Desa Sumberejo, yang tepatnya berada di Dusun
Krajan Kidul RT 01 RW 03 Desa Sumberejo Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang. Secara geografis madrasah ini terletak di kawasan
pedesaan yang letaknya strategis yaitu berada persis di pinggir jalan raya
jurusan Salatiga-Dadapayam Km 7 dari Kota Salatiga. Letaknya yang
hanya 25 m dari Jalan Raya, menjadikan Madrasah yang sangat dekat
dengan lingkungan ini mudah dijangkau oleh para peserta didik yang
mulai tersebar di enam desa di wilayah Kecamatan Pabelan, Kecamatan
Suruh, dan Kecamatan Tengaran. Karena Desa Sumberejo itu sendiri
terletak di ujung selatan dari wilayah Kecamatan Pabelan, dan berbatasan
langsung dengan wilayah Kecamatan Suruh dan Tengaran. Ini menjadikan
harapan yang semakin besar kepada MI Miftahul Huda Sumberejo 01
untuk selalu berkembang menjadi sebuah lembaga pendidikan yang
mampu memenuhi harapan sebagian besar masyarakat.
B. Tujuan
1. Menguasai bacaan dan gerakan sholat.
2. Mampu mengaplikasikan sholat lima waktu dalam kehidupan sehari-
hari.
44
3. Mampu melaksanakan puasa ramadhan.
4. Menghormati orang tua, yang lebih tua dan guru
5. Mampu bergaul dengan baik di tengah-tengah komunitasnya
6. Menguasai kurikulum Kemenag dan kurikulum Kemendiknas
7. Mampu Mengoperasikan Komputer Ms. Word dan Ms. Exel.
C. Visi Misi dari Sekolah MI Miftahul Huda Sumberejo 01
1. Visi
Mencetak Generasi Muslim yang Beriman, Bertaqwa Berakhlak
Mulia, Berkualitas, Peka Terhadap Komunitasnya, serta Mampu
Mengembangkan Potensi yang dimiliki.
2. Misi
a. Menanamkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT.
b. Membiasakan akhlak yang mulia.
c. Melaksanakan pembelajaran secara efektif dan efisien berbasis
komunitas.
d. Mengadakan training penguasaan teknologi informasi.
D. Struktur Organisasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
NO NAMA JABATAN
1 Nur Khasanah, S.Pd.I Kepala Sekolah
2 M Syukri, S.Pd.I Dewan/Komite
3 M Safari, S.Pd.I Tata Usaha
4 Sugiyanti, S.Pd.I Unit Perpustakaan
5 Roudlotul Hidayah, S.Pd.I Wali Kelas I
6 Lutfiana Putri, S.Pd.I Guru Kelas I
7 Siti Mutiah, S.Pd.I
Wali Kelas II dan Waka
Kesiswaan
45
8 Supriyanto Guru Kelas II
9 Nur Faizah, S.Pd.I Wali Kelas III
10 Siti Zulaikah, S.Pd.I Guru Kelas III
11 A. Slamet Tirmidzi, S. Ag.
Wali Kelas IV dan Guru Bidang
Studi
12 Mohammad Safari, S.Pd.I Guru Kelas IV
13 Siti Mustainah, S.Pd.I
Wali Kelas V dan Waka
Kurikulum
14 Etik FK, S.Pd.I Guru Kelas V
15. Rika Umami, ST. Wali Kelas VI
Tabel 3.1 Struktur Organisasi di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
E. Jumlah Siswa di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Jumlah peserta didik di MI Miftahul Huda seluruhnya yaitu 241 siswa.
Dengan di buat kelas parallel untuk untuk kelas satu sampai dengan kelas
lima.
NO KELAS JUMLAH SISWA
1 I 42 SISWA
2 II 47 SISWA
3 III 38 SISWA
4 IV 50 SISWA
5 V 38 SISWA
6 VI 26 SISWA
Tabel 3.2 Jumlah Siswa di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
F. Subjek Penelitian di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III MI Miftahul Huda
Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang yang berjumlah 18 siswa.
Terdiri dari 10 siswa laki-laki dan 8 siswi putri.
46
No Nama Jenis Kelamin
Laki-Laki Perempuan
1 Alfiana Aura Satriany √
2 Andika Wahyu Rohimin √
3 Daffa Seta Pradana √
4 Devani Bunga Salsabila √
5 Dewi Nawang Wulan √
6 Dewi Ratih Zakiatul Utfiah √
7 Fatih Subhan Maulana √
8 Fatin Sahira Nurul Asyqin √
9 Fevi Teanita Anggraeni √
10 M. Fahri Habibullah √
11 M. Fauzan √
12 M. Isma Andhika √
13 M. Syarif Hidayat √
14 Naufal Wahyu Saputra √
15 Novita Naura Salsabila √
16 Sellya Gunta Ramadhani √
17 Septian Hendy Prasetya √
18 Zulfa Putra Fadhilah √
Tabel 3.3 Subjek Penelitian di MI Miftahul Huda Sumberejo 01
G. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini menggunakan kurikulum tingkat satuan pendidikan
(KTSP) 2006 dengan materi menyimak cerita anak melalui media wayang
sumpit (visual gerak) pada pembelajaran Bahasa Indonesia kelas III MI
Miftahul Huda Sumberejo 01 Kec. Pabelan Kab. Semarang. Penelitian
dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus memiliki beberapa tahapan
yakni: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Waktu pelaksanaan sebagai berikut :
1. Kegiatan Siklus I : Senin, 08 Mei 2017
2. Kegiatan Siklus II : Jum’at, 12 Mei 2017
47
H. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
1. Deskripsi Kegiatan Pra Siklus
Pra Siklus dilakukan sebelum tindakan penelitian. Kegiatan pra
siklus ini dilaksanakan pada tanggal 12 April 2017. Dalam pra siklus
ini peneliti melakukan tanya jawab dengan guru kelas III. Peneliti dan
guru mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam
penelitian. Guru memperkenalkan peneliti dan menjelaskan maksud
diadakan penelitian kepada siswa kelas III MI Miftahul Huda
Sumberejo 01. Peneliti juga mengumpulkan data diri siswa kelas III
dan data nilai siswa kelas III dalam pembelajaran menyimak cerita
anak sebelum menggunakan media. Dalam data tersebut masih banyak
siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM), yaitu
dari 18 siswa yang mencapai KKM hanya 9 siswa dengan nilai
tertinggi 90 dan 18 siswa masih di bawah KKM dengan nilai terendah
40. Sedangkan sekolah untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah
70. Data-data tersebut dijadikan sebagai acuan dalam perencanaan
penelitian selanjutnya.
2. Deskripsi Kegiatan Siklus I
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti berdiskusi dengan guru
untuk merencanakan tindakan penelitian. Peneliti juga
mempersiapkan materi yang diajarkan kepada siswa. Adapun
langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
48
1) Mempersiapkan materi cerita anak yang akan diceritakan
kepada siswa-siswa.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dikembangkan mengacu pada Silabus 2006.
3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang
diperlukan.
4) Menyiapkan media pembelajaran yaitu wayang sumpit.
5) Merancang soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui
kemampuan siswa.
6) Menyusun lembar pengamatan terhadap guru dalam bercerita
di kelas menggunakan media visual gerak (wayang sumpit)
untuk membantu pemahaman siswa ketika menyimak.
7) Menyusun lembar pengamatan siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 08 Mei 2017
selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam penelitian ini
peneliti bertindak sebagai guru dan pengamatan dilakukan oleh
rekan guru. Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus I
ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kegiatan awal (10 menit), antara lain :
Apersepsi dan Motivasi
a. Menyiapkan Siswa
49
1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang dipimpin
oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmat.
2) Guru bertanya “ Apa kabar anak-anak?”
3) Guru mengabsen kehadiran siswa.
b. Memotivasi Siswa
1) Guru memotivasi siswa dan menanyakan pelajaran
sebelumnya.
2) Guru bertanya “Siapa yang suka mendengarkan
dongeng?”
c. Menjelaskan Tujuan
1) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah
belajar hari ini siswa mampu :
a) Mendengarkan cerita yang dibacakan guru.
b) Menyebutkan tokoh dalam cerita dengan kata atau
kalimat yang sederhana.
c) Menentukan rangkaian sebab akibat yang dialami
tokoh dalam cerita.
d) Menceritakan kembali isi dongeng tersebut dengan
kalimat sendiri.
2. Kegiatan inti ( 55 menit), antara lain :
a. Eksplorasi
50
1) Guru bertanya kepada siswa “Apakah kalian pernah
mendengar cerita anak?”
2) Guru bertanya kepada siswa mengenai isi dari cerita
yang pernah di dengar tersebut.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Sebelum guru menceritakan, siswa diminta untuk
menyimak dengan baik.
2) Kemudian guru bercerita menggunakan media wayang
sumpit untuk memudahkan siswa memahami jalan cerita.
3) Siswa menyebutkan karakter atau sifat yang terdapat
dalam tokoh cerita.
4) Guru memberi tugas baik lisan maupun tulisan.
5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk berfikir
dalam menyelesaikan tugas.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum di
ketahui siswa
2) Guru memberikan umpan balik yang positif dan
menguatkan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalah
pahaman, dan memberikan penyimpulan.
51
3. Kegiatan akhir ( 5 menit) antara lain:
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Guru menyimpulkan tentang hasil pembelajaran hari ini.
b. Penegasan terhadap pembelajaran hari ini.
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan
pembelajaran untuk mengetahui sikap guru selama mengajar serta
kegiatan siswa selama proses pembelajaran. Kegiatan siswa yang
diamati peneliti meliputi cara siswa menjawab salam, berdoa,
siswa dalam memperhatikan penjelasan guru, menyimak dan cara
siswa menjawab pertanyaan. Sedangkan aktifitas guru yang
diamati meliputi bagaimana berinteraksi dengan siswa,
penggunaan metode dan media yang tepat, serta cara penyampaian
materi dan saat mengkondisikan siswa.
Selama proses pengamatan ini berlangsung, guru dapat
melakukan keterampilan mengajar dengan cukup baik. Siswa juga
tampak senang dan tertarik untuk mengikuti pelajaran.
Pada saat pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
berlangsung digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk
mengamati partisipasi peserta didik pada saat kegiatan
pembelajaran. Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk
52
mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera setelah kegiatan
belajar mengajar selesai menganalisa pelaksanaan PTK sebagai
bahan refleksi. Di samping itu mencatat kekurangan, kendala yang
ada pada siklus pertama diantaranya adalah :
1) Siswa masih belum bisa fokus karena pengaruh bising dari
kelas lain. Dan saat diceritakan oleh guru siswa yang tempat
duduknya jauh, terpaksa harus duduk bertiga-tiga agar bisa
mendengarkan dan menyimak dengan baik.
2) Siswa tertarik dengan cerita yang dibawakan guru.
3) Siswa belum begitu paham tentang watak tokoh yang
diceritakan.
4) Siswa menemui kesulitan saat harus menuliskan pesan yang
ada pada cerita anak yang diceritakan oleh guru.
5) Siswa masih kebingungan menyebutkan tempat terjadinya
cerita yang disampaikan.
3. Deskripsi Kegiatan Siklus II
a. Perencanaan
Pada tahap perencanaan ini peneliti berdiskusi dengan guru
untuk merencanakan tindakan penelitian. Peneliti juga
53
mempersiapkan materi yang diajarkan kepada siswa. Adapun
langkah-langkah dalam perencanaan adalah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan materi cerita anak yang akan diceritakan
kepada siswa-siswa.
2) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang
dikembangkan mengacu pada Silabus 2006.
3) Merancang kegiatan pembelajaran dengan alat dan bahan yang
diperlukan.
4) Menyiapkan media pembelajaran yaitu wayang sumpit.
5) Merancang soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui
kemampuan siswa.
6) Menyusun lembar pengamatan terhadap guru dalam bercerita
di kelas menggunakan media visual gerak (wayang sumpit)
untuk membantu pemahaman siswa ketika menyimak.
7) Menyusun lembar pengamatan siswa.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 12 Mei 2017
selama dua jam pelajaran (2 x 35 menit). Dalam penelitian ini
peneliti bertindak sebagai guru dan pengamatan dilakukan oleh
rekan guru. Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus I
ini dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Kegiatan awal (10 menit), antara lain :
Apersepsi dan Motivasi
54
a) Menyiapkan Siswa
1) Guru membuka pembelajaran dengan mengucapkan
salam dan dilanjutkan berdoa bersama yang dipimpin
oleh salah seorang siswa dengan penuh khidmat.
2) Guru bertanya “ Apa kabar anak-anak?”
3) Guru mengabsen kehadiran siswa.
b) Memotivasi Siswa
a) Guru memotivasi siswa dan menanyakan pelajaran
sebelumnya.
b) Guru bertanya “Siapa yang suka mendengarkan
dongeng?”
c) Menjelaskan Tujuan
Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Setelah
belajar hari ini siswa mampu :
a) Mendengarkan cerita yang dibacakan guru.
b) Menyebutkan tokoh dalam cerita dengan kata atau
kalimat yang sederhana.
c) Menentukan rangkaian sebab akibat yang dialami
tokoh dalam cerita.
d) Menceritakan kembali isi dongeng tersebut dengan
kalimat sendiri.
2. Kegiatan inti ( 55 menit), antara lain :
a. Eksplorasi
55
1) Guru bertanya kepada siswa “Apakah kalian pernah
mendengar cerita anak?”
2) Guru bertanya kepada siswa mengenai isi dari cerita
yang pernah di dengar tersebut.
b. Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
1) Sebelum guru menceritakan siswa diminta untuk
menyimak dengan baik.
2) Kemudian guru bercerita menggunakan media
wayang sumpit untuk memudahkan siswa memahami
jalan cerita.
3) Guru memberi tugas baik lisan maupun tulisan.
4) Guru memberikan kesempatan siswa untuk berfikir
dalam menyelesaikan tugas.
c. Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
1) Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum di
ketahui siswa.
2) Guru memberikan umpan balik yang positif dan
menguatkan dalam bentuk lisan maupun tulisan.
3) Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan
kesalah pahaman, dan memberikan penyimpulan.
56
3. Kegiatan akhir ( 5 menit) antara lain:
a. Guru menyimpulkan tentang hasil pembelajaran hari ini.
b. Penegasan terhadap pembelajaran hari ini.
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
c. Pengamatan
Pada saat pengamatan terhadap pelaksanaan pembelajaran
berlangsung digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk
mengamati partisipasi peserta didik pada saat kegiatan
pembelajaran. Digunakan lembar observasi oleh peneliti untuk
mengamati aktivitas guru dalam mengelola pembelajaran selama
kegiatan pembelajaran berlangsung.
d. Refleksi
Pada tahap ini peneliti dan pengamat segera setelah kegiatan
belajar mengajar selesai menganalisa pelaksanaan PTK sebagai
bahan refleksi. Di samping itu mencatat kekurangan, kendala yang
ada pada siklus pertama diantaranya adalah :
1) Siswa sudah bisa membiasakan diri untuk mendengarkan cerita
dari guru dengan baik.
2) Siswa tertarik dengan cerita yang dibawakan guru.
3) Siswa masih kebingungan menyebutkan tempat terjadinya cerita
yang disampaikan.
4) Siswa sudah mulai bisa menuliskan pesan atau nilai yang
terkandung dalam cerita tadi.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Per Siklus
1. Deskripsi Hasil Kondisi Awal (Pra Siklus)
Dalam pelaksanaan pra siklus guru menyampaikan materi kepada
siswa dengan menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Dari
dokumentasi sebelum penerapan penggunaan media wayang sumpit di
dapatkan nilai sebagai pembanding setelah dan sebelum penerapan
penggunaan media wayang sumpit sebagai pemecah masalah. Nilai
dalam penelitian ini sebagai indikator tingkat pencapaian penggunaan
media wayang sumpit untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Sebagai
patokan adalah nilai Ketuntasan Kriteria Minimum (KKM) kelas III
MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Pabelan pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia yaitu 70.
Tabel 4.1 Daftar Nilai Pra Siklus
No Nama KKM Nilai
1 Alfiana Aura Satriany 70 80
2 Andika Wahyu Rohimin 70 60
3 Daffa Seta Pradana 70 60
4 Devani Bunga Salsabila 70 70
5 Dewi Nawang Wulan 70 50
6 Dewi Ratih Zakiatul Utfiah 70 80
7 Fatih Subhan Maulana 70 80
8 Fatin Sahira Nurul Asyqin 70 70
9 Fevi Teanita Anggraeni 70 50
10 M. Fahri Habibullah 70 90
11 M. Fauzan 70 40
58
12 M. Isma Andhika 70 90
13 M. Syarif Hidayat 70 60
14 Naufal Wahyu Saputra 70 40
15 Novita Naura Salsabila 70 80
16 Sellya Gunta Ramadhani 70 60
17 Septian Hendy Prasetya 70 50
18 Zulfa Putra Fadhilah 70 50
Jumlah 1160
Rata-rata 64,45
Berdasarkan tabel di atas, maka diperoleh hasil sebagai berikut:
∑ nilai seluruh peserta didik (F) = 1160
∑ nilai peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 8
∑ peserta didik (N) = 18
Persentase Ketuntasan belajar
Sehingga, nilai rata-rata (x) =
59
Dari data di atas diperoleh nilai tertinggi 90. Siswa yang tuntas pada
kegiatan pra siklus ini adalah 8 siswa, sedangkan siswa yang belum
tuntas adalah 10 siswa. Nilai rata-rata siswa secara klasikal yaitu 64,45
dengan presentase ketuntasan belajar mencapai 44,45%. Nilai rata-rata
tersebut masih sangat jauh di bawah nilai KKM mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas III yang ditentukan yaitu 70, dan presentase kelulusan
80%.
2. Deskripsi Hasil Kegiatan Siklus I
a. Data Hasil Pengamatan
Kegiatan pembelajaran Bahasa Indonesia materi mendengarkan
cerita anak pada siklus I ini dapat dilaksanakan dengan baik. Data
yang diperoleh dari siklus ini berupa data nilai hasil belajar siswa.
Pengamatan dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung, di
mana guru dibantu kolaborator yang berperan sebagai pengamat
dan penilai. Siklus I ini dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 8
Mei 2017, dengan waktu dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang
diikuti oleh 18 siswa kelas III di MI Miftahul Huda Sumberejo 01.
Setelah guru mengajar dengan penggunaan media wayang
sumpit dan bercerita di depan kelas, di akhir pelajaran dilakukan
tes, dengan tujuan untuk mengetahui keberhasilan dalam proses
pembelajaran. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran
Bahasa Indonesia di MI Miftahul Huda Sumberejo 01 adalah 70.
60
Dalam penelitian ini akan dilihat apakah ada peningkatan hasil
belajar dari nilai kondisi awal ke siklus I.
Tabel 4.2 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus I
No Nama KKM Siklus I Keterangan
1 Alfiana Aura Satriany 70 80 Tuntas
2 Andika Wahyu Rohimin 70 70 Tuntas
3 Daffa Seta Pradana 70 70 Tuntas
4 Devani Bunga Salsabila 70 70 Tuntas
5 Dewi Nawang Wulan 70 40 Belum Tuntas
6 Dewi Ratih Zakiatul Utfiah 70 80 Tuntas
7 Fatih Subhan Maulana 70 80 Tuntas
8 Fatin Sahira Nurul Asyqin 70 80 Tuntas
9 Fevi Teanita Anggraeni 70 60 Belum Tuntas
10 M. Fahri Habibullah 70 100 Tuntas
11 M. Fauzan 70 50 Belum Tuntas
12 M. Isma Andhika 70 90 Tuntas
13 M. Syarif Hidayat 70 70 Tuntas
14 Naufal Wahyu Saputra 70 60 Belum Tuntas
15 Novita Naura Salsabila 70 80 Tuntas
16 Sellya Gunta Ramadhani 70 80 Tuntas
17 Septian Hendy Prasetya 70 60 Belum Tuntas
18 Zulfa Putra Fadhilah 70 60 Belum Tuntas
Jumlah 1240
Nilai Rata-Rata Kelas 68,89
Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh pada siklus I, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
∑ nilai seluruh peserta didik (F) = 1240
∑ nilai peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 12
∑ peserta didik (N) = 18
61
Persentase Ketuntasan belajar
Sehingga, nilai rata-rata ( x ) =
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, siswa mengikuti
pembelajaran di kelas dengan baik dan hasilnya lumayan
meningkat, meskipun ada beberapa yang masih di bawah KKM
yang ditentukan oleh sekolah. Dari hasil tes tersebut diketahui ada
12 siswa yang mendapat nilai di atas KKM, dan ada 6 siswa yang
mendapat nilai di bawah KKM. Hasil belajar pada siklus I ini
memperoleh nilai rata-rata yaitu 68,89 dan presentase ketuntasan
klasikal mencapai 66,68%. Nilai tertinggi siswa adalah 100 dan
nilai terendah adalah 40.
62
b. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini,
ada 18 siswa ternyata banyak siswa yang sudah menyimak cerita
saat guru bercerita, karena mereka tertarik dengan media yang baru
mereka lihat dan digunakan. Tetapi ada juga siswa yang kurang
bersungguh-sungguh mendengarkan cerita, mungkin karena cerita
yang dibawakan terlalu panjang dan bahasa yang digunakan
banyak belum dimengerti. Dari data dan uraian tersebut maka
dapat ditarik kesimpulan bahwa pada siklus I dapat diperoleh hasil
sebagai berikut :
1) Siswa tertarik dengan media yang dipakai.
2) Sebagian siswa sudah memahami cerita yang disampaikan guru.
3) Meskipun pada saat guru menjelaskan materi, dan di kelas
sebelah bising siswa-siswa tetap dengan senang menyimak
cerita yang disampaikan guru dengan sungguh-sungguh tanpa
merasa terganggu sedikitpun.
4) Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai
dengan standar ketuntasan, hal ini dikarenakan siswa kurang
memperhatikan cerita yang dibawakan oleh guru.
Secara garis besar siklus I ini berjalan dengan baik walaupun
hasil belajar siswa belum mencapai 70. Kekurangan-kekurangan
dalam siklus I akan diperbaiki oleh peneliti dalam pembelajaran
siklus II.
63
3. Deskripsi Hasil Kegiatan Siklus II
a. Data Hasil Pengamatan
Dalam siklus II, peneliti tetap menggunakan media wayang
sumpit, namun dengan tetap memperhatikan kekurangan-
kekurangan yang terjadi pada siklus I. Peneliti menggunakan
bacaan cerita yang berbeda dan tidak terlalu panjang. Setelah
proses pembelajaran berlangsung siswa diberikan soal atau latihan
untuk mengetahui sejauh mana peningkatan atau kemampuan
siswa pada siklus II ini.
Siklus II dilaksanakan pada hari Jum’at 12 Mei 2017, di MI
Miftahul Huda Sumberejo 01. Pada akhir pembelajaran, peneliti
memberikan soal evaluasi sebanyak 10 soal essay yang dapat
digunakan untuk melihat kemampuan hasil belajar siswa. Nilai
hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.3 Nilai Hasil Belajar Siswa Siklus II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 Alfiana Aura Satriany 70 100 Tuntas
2 Andika Wahyu Rohimin 70 60 Belum Tuntas
3 Daffa Seta Pradana 70 90 Tuntas
4 Devani Bunga Salsabila 70 90 Tuntas
5 Dewi Nawang Wulan 70 80 Tuntas
6 Dewi Ratih Zakiatul Utfiah 70 80 Tuntas
7 Fatih Subhan Maulana 70 70 Tuntas
8 Fatin Sahira Nurul Asyqin 70 70 Tuntas
9 Fevi Teanita Anggraeni 70 80 Tuntas
10 M. Fahri Habibullah 70 80 Tuntas
11 M. Fauzan 70 50 Belum Tuntas
12 M. Isma Andhika 70 80 Tuntas
13 M. Syarif Hidayat 70 80 Tuntas
64
14 Naufal Wahyu Saputra 70 70 Tuntas
15 Novita Naura Salsabila 70 100 Tuntas
16 Sellya Gunta Ramadhani 70 90 Tuntas
17 Septian Hendy Prasetya 70 80 Tuntas
18 Zulfa Putra Fadhilah 70 80 Tuntas
Jumlah 1435
Nilai Rata-Rata Kelas 79,723
Berdasarkan hasil nilai yang diperoleh pada siklus I, maka
diperoleh hasil sebagai berikut:
∑ nilai seluruh peserta didik (F) = 1435
∑ nilai peserta didik yang tuntas belajar (Ftb) = 16
∑ peserta didik (N) = 18
Persentase Ketuntasan belajar
Sehingga, nilai rata-rata ( x ) =
65
Dari data hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa, hasil
belajar siswa pada siklus II yaitu tuntas. Dengan jumah nilai 1435
dengan presentase ketuntasan secara klasikal mencapai 88,89 .
Presentase ini melebihi nilai KKM yang ditentukan yaitu 80 %.
Sedangkan nilai rata-rata siswa adalah 79,723 melebihi nilai KKM
yang ditentukan yaitu 70. Dengan nilai tertinggi 100 dan nilai
terendah 50.
Siswa yang sudah tuntas pada siklus II ini ada 16 siswa
(88,89%), dan siswa yang belum tuntas ada 2 siswa (11,12%). 2
siswa tersebut tidak bisa mendapatkan nilai di atas KKM karena
untuk siswa yang pertama (A) tidak bisa mendapat nilai di atas
KKM karena siswa itu belum paham tetapi takut untuk bertanya
kepada guru, dan yang kedua (B) siswa tidak bisa mendapat nilai di
atas KKM karena tidak memperhatikan dan tidak menyimak
dengan baik apa yang sudah disampaikan guru. Dan yang lebih
masalah yang menyebabkan kedua siswa ini mendapat nilai di
bawah KKM karena masih kebingungan untuk menjawab
pertanyaan yang diberikan guru yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan. Sebenarnya saat diterangkan guru di dalam kelas ke
dua siswa ini paham tetapi saat diminta untuk menjelaskan maksud
cerita tadi kebingungan (saat mengerjakan soal) dan kalaupun bisa
mengerjakan pun jawabbanya singkat dan seadanya. Solusi yang
sudah diupayan guru adalah memberikan program perbaikan dan
66
latihan agar dapat menghasilkan nilai tuntas sesuai yang sudah
ditentukan oleh sekolah. Serta memberikan pendampingan khusus
dalam setiap kegiatan pembelajaran, agar kedua siswa tersebut
dapat menerima materi yang disampaikan dapat dipahami dan
diterima dengan baik.
b. Refleksi
Berdasarkan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus II ini,
rata-rata siswa sudah mulai fokus terhadap pembelajaran yang
diberikan oleh guru.
Hasil pembelajaran pada siklus I dan II dapat diketahui bahwa,
siswa yang tuntas pada siklus I adalah 12 siswa meningkat menjadi
16 siswa. Nilai rata-rata meningkat dari 68,89 menjadi 79,723.
Nilai tertinggi siswa juga meningkat yang mulanya hanya ada satu
siswa yang mendapat nilai 100 pada siklus I dan pada siklus II ada
beberapa siswa yang juga mendapat nilai 100 dan 90. Meskipun
masih ada nilai terendah yaitu 50.
Dari data di atas dapat dilihat bahwa, pembelajaran
menggunakan media wayang sumpit materi menyimak cerita anak
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Pada siklus II ini indicator
ketuntasan rata-rata kelas maupun ketuntasan belajar secara
klasikal telah terpenuhi yaitu nilai rata-rata adalah 79,723 dan
ketuntasan belajar 88,89%.
67
Dengan jumlah siswa sebanyak 18 dan yang tidak tuntas belajar
ada 2 siswa, jadi dapat disimpulkan bahwa penggunaan media
wayang sumpit dalam materi menyimak cerita anak terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, karena terdapat peningkatan
ketuntasan nilai yang cukup signifikan antara nilai kondisi awal
yaitu 44,45% dengan nilai rata-rata kelas 64,45. Ketuntasan
klasikal pada siklus I mencapai 66,68% dengan nilai rata-rata kelas
68,89. Serta ketuntasan belajar secara klasikal pada siklus II
mencapai 88,89% dengan nilai rata-rata kelas 79,723.
B. Pembahasan
1. Hasil Rekapitulasi
Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi
berikut ini: Hasil rekapitulasi belajar Bahasa Indonesia materi
menyimak cerita anak dengan menggunakan media wayang sumpit.
Hasil Belajar Siswa Siklus I dan Siklus II
Tabel 4.4 Hasil Rekapitulasi Siswa Siklus I dan Siklus II
No Nama Pra Siklus Siklus I Siklus II
1 Alfiana Aura Satriany 80 80 100
2 Andika Wahyu Rohimin 60 70 60
3 Daffa Seta Pradana 60 70 90
4 Devani Bunga Salsabila 70 70 90
5 Dewi Nawang Wulan 50 40 80
6 Dewi Ratih Zakiatul Utfiah 80 80 80
7 Fatih Subhan Maulana 80 80 70
8 Fatin Sahira Nurul Asyqin 70 80 70
9 Fevi Teanita Anggraeni 50 60 80
68
10 M. Fahri Habibullah 90 100 80
11 M. Fauzan 40 50 50
12 M. Isma Andhika 90 90 80
13 M. Syarif Hidayat 60 70 80
14 Naufal Wahyu Saputra 40 60 70
15 Novita Naura Salsabila 80 80 100
16 Sellya Gunta Ramadhani 60 80 90
17 Septian Hendy Prasetya 50 60 80
18 Zulfa Putra Fadhilah 50 60 80
Jumlah 1160 1240 1435
Nilai Rata-Rata Kelas 64,45 68,89 79,723
Hasil Belajar Siswa yang Mencapai Nilai KKM
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siswa yang Mencapai Nilai KKM
Uraian
Siswa yang Tuntas
Siswa yang Tidak Tuntas
Frekuensi % Frekuensi %
Pra Siklus 8 44,45% 10 55,56%
Siklus I 12 66,68% 6 33,34%
Siklus II 16 88,89% 2 11,12%
Dari tabel di atas menunjukkan adanya peningkatan presentase
hasil belajar siswa.
2. Kondisi Akhir
Setelah diadakannya pembelajaran mata pelajaran Bahasa
Indonesia dengan penerapan media wayang sumpit di MI Miftahul
Huda Sumberejo 01 tahun pelajaran 2016/2017 dapat diketahui bahwa
ada peningkatan hasil belajar siswa, karena terdapat peningkatan hasil
belajar yang cukup signifikan antara pra siklus yaitu awalnya siswa
yang tuntas materi menyimak cerita ini sebanyak 8 siswa dan yang
tidak tuntas sebanyak 10 siswa dengan ketuntasan klasikal 44,45% dan
69
rata-rata 64,45. Pada siklus I nilai yang tuntas sebanyak 12 siswa dan
yang tidak tuntas 6 siswa dengan ketuntasan klasikal 66,68% dan nilai
rata-rata 68,89. Sedangkan pada siklus II nilai yang tuntas sebanyak 16
siswa dan yang tidak tuntas 2 siswa dengan ketuntasan klasikal
88,89% dan nilai rata-rata yang diperoleh 79,723.
70
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian dengan judul “Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Materi Menyimak Cerita Anak Melalui Media Wayang Sumpit Pada
Siswa Kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01 Kecamatan Pabelan
Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017”, menghasilkan
kesimpulan bahwa melalui media wayang sumpit dapat meningkatkan
hasil belajar materi menyimak cerita anak pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia pada siswa kelas III MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017.
Dibuktikan dengan dengan adanya peningkatan hasil belajar dari pra siklus
sebelum dilakukan tindakan, siswa yang mencapai ketuntasan hanya
44,45% dari keseluruhan jumlah siswa dengan rata-rata 64,45. Sedangkan
pada siklus I setelah menerapkan media wayang kartun siswa yang tuntas
KKM 70 sebanyak 12 siswa atau 66,68% dari keseluruhan siswa yang
berjumlah 18 siswa dengan nilai rata-rata kelas 68,89. Pada Siklus II
dengan menggunakan materi yang berbeda dan juga gambar dan media
yang berbeda sebanyak 16 siswa atau 88,89% telah tuntas dengan rata-rata
kelas sebesar 79,723.
71
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilaukan, penulis memberikan saran
sebagai berikut :
1. Bagi Sekolah
Sebaiknya sekolah memfasilitasi guru untuk mengembangkan
metode dan media pembelajaran yang bervariatif, inovatif dan kreatif
terutama pada kelas rendah.
2. Bagi Guru
Guru dapat menciptakan pembelajaran yang hidup dan
menyenangkan, misalnya menggunakan media pembelajaran yang
mengkonkritkan hal-hal yang bersifat abstrak, sehingga kelas menjadi
kondusif dan siswa paham dengan materi yang disampaikan. Dalam
melaksanakan proses belajar mengajar materi menyimak cerita anak
dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, guru sebaiknya menggunakan
variasi media pembelajaran, sehingga pembelajaran lebih menarik dan
menyenangkan dengan media wayang sumpit.
3. Bagi Siswa
Agar siswa dapat lebih rajin dalam belajar dan berfikir konkrit.
Serta siswa agar jangan malu untuk bertanya jika saat dijelaskan guru
saat pembelajaran belum paham.
72
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sri Wintala. 2015. Buku Induk Mahir Bahasa dan Sastra Indonesia.
Yogyakarta: Araska.
Arief S. Sadiman, dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan
Pemanfaatannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi dkk. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
Badudu, J.S. 1979. Kamus Ungkapan Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia.
Budiamin, Amin & Setiawati. 2009. Bimbingan Konseling. Jakarta: Departemen
Agama RI.
Darmadi, Kaswan & Rita Nirbaya. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta: Depdiknas.
Daryanto. 2015. Media Pembelajaran. Bandung: Satu Nusa.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Salatiga: STAIN.
Hairunnisa, Anita. 2010. Kreasi Mainan Unik dan Lucu. Bandung: Ruang Kata.
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdani. 2011. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: Pustaka Setia.
Hermawan, Herry. 2012. Menyimak Keterampilan Berkomunikasi Yang
Terabaikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogjakarta: Ombak.
Sukiman. 2012. Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: Pedagogia.
Suyadi. 2010. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: DIVA Press.
73
Suwandi, Sarwiji. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas.
Thobroni, M. 2015. Belajar dan Pembelajaran Teori dan Praktik. Yogyakarta:
Ar-Ruzz Media.
Udin, S. Winataputra. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Pusat Penerbitan
Universitas Terbuka.
Usman, Basyiruddin dan Asnawir. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat P.
Zain, Aswan dan Syaiful Djamarah. 1997. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:
Rineka Cipta.
Wulandari, Ratna. 2015. Pengaruh Kegunaan Media Wayang Terhadap
Keterampilan Menyimak Cerita Siswa Kelas II B SD Negeri Kasongan
Bantul Yogyakarta. Yogyakarta: UNY.
Wulansari, Dewi Ayu. 2012. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar
Mendengarkan Dongeng Melalui Media Wayang Kartun Pada Siswa
Kelas II SD Negeri 01 Penakir Pemalang. Semarang: UNNES.
https://www.google.com/ : Kelemahan dan Kelebihan Wayang Kertas.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS I
Sekolah : MI Miftahul Huda 01
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/Genap
Materi Pokok : Cerita Anak
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan.
B. Kompetensi Dasar
Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan.
C. Indikator
1. Menyebutkan tokoh-tokoh yang ada dalam cerita anak.
2. Menjelaskan rangkaian sebab akibat yang dialami tokoh.
3. Memberikan tanggapan terhadap watak tokoh-tokoh dalam cerita anak.
4. Menceritakan kembali cerita dengan menggunakan kalimat sendiri.
D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa mampu
1. Mendengarkan cerita yang dibacakan guru
2. Menyebutkan tokoh dalam cerita dengan kata atau kalimat yang sederhana
3. Menentukan rangkaian sebab akibat yang dialami tokoh dalam cerita.
4. Menceritakan kembali isi dongeng dengan kalimat sendiri
E. Materi Pembelajaran
Dengarkan dongeng berikut !
Keong Emas
Di sebuah desa yang terletak di pinggir hutan hidup seorang janda dan anak lelakinya.
Pekerjaan sehari-hari janda itu ialah mencari kayu bakar di hutan untuk dijual di pasar yang
ada di desa itu. Anaknya yang bernama Joko Lelono, pekerjaan sehari-harinya mencari ikan
disungai yang mengalir tak jauh dari rumahnya.
Pada suatu hari, ketika Joko Lelono pergi memancing ikan di sungai. Hingga sehari
penuh, tak satu pun ikan yang mau menyentuh kailnya.
“Ah… malang benar nasibku hari ini. Hampir petang, tapi tak satu pun ikan yang
kudapat,” kata Joko Lelono dalam hati. “Sebaiknya aku pulang saja daripada nanti kelamaan
di jalan. Kasihan ibu, pasti menunggu di rumah,” batin Joko Lelono.
Ketika mengemasi peralatannya, tiba-tiba ia melihat sebuah benda kuning keemasan yang
bergerak-gerak menuju ke arahnya. Ia mengamati benda itu. Ternyata, seekor keong emas.
Dipungutnya binatang itu dan dimasukkan ke tempat ikan. Joko pun kemudian pulang ke
rumah.
Sesampainya di rumah, keong emas itu dimasukkan ke tempayan. Joko berkata kepada
ibunya bahwa hari ini ia hanya mendapat seekor keong emas. Ibunya pun maklum akan hal
itu.
Keesokan harinya, si ibu dan anaknya itu kembali menekuni pekerjaan sehari-hari
masing-masing. Si ibu berangkat mencari kayu bakar, sedangkan Joko Lelono mencari ikan
di sungai. Ketika pulang sore harinya, mereka terkejut oleh hidangan lezat yang telah tersaji
di atas meja makan.
“Joko, apakah kamu tadi yang memasaknya?” tanya ibu itu.
“Tidak, Bu. Setelah ibu berangkat itu, aku juga segera berangkat ke sungai,“ jawab Joko
Lelono.
“Jadi, siapa yang memasak makanan sebanyak ini?” tanya si ibu tak mengerti.
“Bu, karena hidangan ini masih hangat dan kelihatannya disiapkan untuk kita,
bagaimana kalau kita santap bersama?” ajak Joko Lelono.
“Baik juga usulmu,” kata ibu.
Akhirnya, malam itu mereka menyantap makanan yang lezat dan setelah itu tertidur
pulas, kejadian tersebut terulang sampai beberapa kali. Oleh karena penasaran, suatu hari
mereka berangkat bekerja, tetapi tidak langsung beranjak pergi. Mereka mengintip dahulu ke
dalam rumah. Joko Lelono dan ibunya ingin tahu, siapa yang telah berbaik hati memasakkan
untuk mereka.
Sungguh, kejadian menakjubkan. Dari tempayan tempat tinggal keong emas itu muncul
seorang putri yang sangat cantik. Ia turun dari tempayan. Putri itu kemudian mulai
membersihkan rumah dan memasak. Melihat hal itu, Joko Lelono dan ibunya segera
membuka pintu. Mendengar pintu dibuka, sang putrid segera berlari kea rah tempayan.
Namun, ia kalah cepat dengan Joko Lelono yang segera memecah tempayan itu. Sang putri
pun tak dapat lagi menjelma menjadi keong emas. Sebenarnya, sang putri itu adalah Galuh
Candra Kirana, yang tak lain ialah istri Panji Asmara Bangun.
Melihat Galuh Candra Kirana, Joko Lelono pun memeluk sang putrid itu erat-erat karena
dialah yang selama ini dicari-carinya. Joko Lelono sebenarnya bukan anak kandung janda itu.
Ia adalah Panji Asmara Bangun yang hidup menumpang pada seorang janda dalam
perjalanannya mencari Putri Candra Kirana.
Oleh karena kebaikan sang janda yang telah mempertemukan mereka, ia diajak kembali
ke kerajaan dan menjadi pelayan setianya. Akhirnya, mereka pun hidup bahagia di kerajaan.
(Cerita Rakyat dari Jawa Tengah)
F. Metode Pembelajaran 1. Ceramah
2. Penugasan
3. Demontrasi
4. Tanya jawab
5. Cerita (dengan menggunakan media pembelajaran wayang sumpit)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal/Pendahuluan :
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Guru mengajak siswa berdoa bersama yang dipimpin oleh salah seorang siswa
dengan penuh khidmat.
c. Guru bertanya: “Apa kabar anak-anak?”
d. Guru mengabsen kehadiran siswa
e. Guru memotivasi dan menanyakan pelajaran sebelumnya.
f. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru meminta siswa untuk mendengarkan pengarahan dari guru.
b. Guru bertanya “Apakah kalian pernah mendengar cerita Keong Emas?”.
c. Kemudian guru meminta siswa untuk membuka buku paket Bahasa Indonesia
mengenai cerita Keong Emas.
d. Siswa diminta untuk membaca sebentar.
e. Lalu guru bertanya “apakah sudah paham tentang cerita yang kalian baca?
Elaborasi
a. Sebelum guru menceritakan, siswa diminta untuk menyimak dengan baik.
b. Kemudian guru bercerita menggunakan media wayang sumpit untuk memudahkan
siswa memahami jalan cerita.
c. Siswa menyebutkan karakter atau sifat yang terdapat dalam tokoh.
d. Guru membiasakan siswa untuk menyimak, membaca dan menulis dan berbicara..
e. Guru memberi tugas baik lisan maupun tertulis.
f. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berfikir dalam menyelesaikan tugas.
Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik yang positif dan menguatkan dalam bentuk lisan
maupun tulisan.
b. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi.
c. Guru berfungsi sebagai narasumber, membantu menyelesaikan masalah dan memberi
motivasi siswa yang belum berpatisipasi aktif.
3. Penutup
a. Guru menyimpulkan tentang hasil pembelajaran hari ini.
b. Penegasan terhadap pembelajaran hari ini.
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
H. Sumber/Alat dan Bahan
1. Sumber
a. Nirbaya, Rita dan Kaswan Darmadi. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
b. Hairunnisa, Anita. 2010. Kreasi Mainan Unik dan Lucu. Bandung: Ruang Kata.
2. Alat dan Bahan
a. Gambar d. Karton bekas
b. Sumpit Bekas e. Lem
c. Selotip f. Gunting
I. Soal 1. Apa judul cerita di atas tadi?
2. Siapa saja pelaku yang ada dalam dongeng tersebut?
3. Sebutkan sifat-sifat pelaku dalam dongeng tersebut?
4. Apakah pekerjaan sehari-hari Joko Lelono?
5. Siapakah nama asli Keong Emas?
6. Dimanakah Joko Lelono memelihara Keong Emas?
7. Joko Lelono tinggal di desa di pinggir hutan dengan siapa?
8. Cerita Keong Emas berasal dari?
9. Apa pesan yang dapat diambil dari cerita keong emas?
10. Sukakah kamu dengan cerita Keong Emas?
H. Jawaban
1 Keong Emas
2 Ibu (seorang janda), Joko Lelono (Panji Asmara Bangun), dan Keong Mas ( Putri
Candra Kirana).
3 - Ibu : Baik, perhatian, penyabar, tidak mudah menyerah dan ingin tahu.
- Joko : Patuh, sabar, tidak mudah putus asa, penasaran dan baik.
- Keong Mas (Putri) : Baik hati.
4 Mencari ikan di Sungai
5 Putri Candra Kirana
6 Di tempayan
7 Ibunya (mbok Rondo)
8 Jawa Tengah
9 Jangan mudah putus asa, selalu berbuat baik/tolong menolong sesama makhluk hidup.
10 Iya, saya suka.
J. Penilaian
No. Nama Siswa Soal Nilai
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Alfiana Aura Satriany √ √ - √ - √ √ √ √ √ 80
2 Andika Wahyu Rohimin √ √ - √ √ - √ √ - √ 70
3 Daffa Seta Pradana √ - - √ √ √ √ √ - √ 70
4 Devani Bunga Salsabila √ √ - - - √ √ √ √ √ 70
5 Dewi Nawang Wulan - - - - - - - - - - -
6 Dewi Ratih Zakiatul Utfiah √ √ √ √ - √ √ √ - √ 80
7 Fatih Subhan Maulana √ √ - √ - √ √ √ √ √ 80
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
SIKLUS I
Nama Guru : Nur Faizah, S.Pd.I
Satuan Pendidikan : MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Materi Pokok : Cerita Anak
Hari/Tanggal : Senin, 08 Mei 2017
Petunjuk Pengisian : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai
No Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
1 Memeriksa kemampuan siswa
2 Memberi motivasi awal
3 Memberikan apresiasi (kaitan materi yang
sebelumnya dengan materi yang akan
disampaikan)
4 Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan diberikan
Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran
5 Kejelasan artikulasi
6 Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa
Penguasaan Bahan Belajar (materi
pelajaran)
8 Bahan belajar disajikan sesuai langkah-
langkah yang direncanakan di RPP yakni
dengan menerapkan penggunaan media
wayang sumpit
9 Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar
(bercerita)
10 Kejelasan dalam memberikan cerita
Kegiatan Belajar Mengajar (proses
pembelajaran)
11 Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
12 Memilih keterampilan mengatur siswa saat
penerapan media wayang sumpit ketika
bercerita
13 Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan media
wayang sumpit
14 Melaksanakan proses pembelajaran dengan
penerapan media wayang sumpit
15 Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
yang disediakan
Pemanfaatan Media Pembelajaran dan
Sumber Belajar
16 Menggunakan media secara efektif dan
efisien
17 Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
Evaluasi Pembelajaran
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !
1. Apa judul cerita tadi?
2. Siapa saja pelaku yang ada dalam dongeng tersebut?
3. Sebutkan sifat-sifat pelaku dalam dongeng tersebut!
4. Apakah pekerjaan sehari-hari Joko Lelono?
5. Siapakah nama asli keong mas?
6. Dimanakah Joko Lelono memelihara keong mas?
7. Joko Lelono tinggal di desa di pinggir hutan dengan siapa?
8. Cerita keong emas berasal dari?
9. Pesan apa yang dapat di ambil dari cerita tersebut?
10. Sukakah kamu dengan cerita Keong Emas?
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Jawaban :
1 Keong Emas
2 Ibu (seorang janda), Joko Lelono (Panji Asmara Bangun), dan Keong Mas ( Putri
Candra Kirana).
3 - Ibu : Baik, perhatian, penyabar, tidak mudah menyerah dan ingin tahu.
- Joko : Patuh, sabar, tidak mudah putus asa, penasaran dan baik.
- Keong Mas (Putri) : Baik hati.
4 Mencari ikan di Sungai
5 Putri Candra Kirana
6 Di tempayan
7 Ibunya (mbok Rondo)
8 Jawa Tengah
9 Jangan mudah putus asa, selalu berbuat baik/tolong menolong sesama makhluk hidup.
10 Iya, saya suka.
DAFTAR HASIL BELAJAR SISWA KELAS III
MATERI MENYIMAK CERITA ANAK BAHASA INDONESIA
MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01
SIKLUS I
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 A. A. S 70 80 Tuntas
2 A .W. R. 70 70 Tuntas
3 D. S. P. 70 70 Tuntas
4 D. B. S. 70 70 Tuntas
5 D. N. W. 70 40 Belum Tuntas
6 D. R. Z. U. 70 80 Tuntas
7 F. S. M. 70 80 Tuntas
8 F. S. N. A. 70 80 Tuntas
9 F. T. A. 70 60 Belum Tuntas
10 M. F. H. 70 100 Tuntas
11 M. F. 70 50 Belum Tuntas
12 M. I. A. 70 90 Tuntas
13 M. S.H. 70 70 Tuntas
14 N.W. S. 70 60 Belum Tuntas
15 N. N. S. 70 80 Tuntas
16 S.G. R. 70 80 Tuntas
17 S.H. P. 70 60 Belum Tuntas
18 Z.P.F. 70 60 Belum Tuntas
Jumlah 1240
Nilai Rata-Rata Kelas 68,89
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MI Miftahul Huda 01
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/Genap
Materi Pokok : Cerita Anak
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
Memahami penjelasan tentang petunjuk dan cerita anak yang dilisankan.
B. Kompetensi Dasar
Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan.
C. Indikator
1. Mendengar dengan seksama cerita yang disampaikan secara lisan.
2. Menuliskan tokoh-tokoh cerita beserta watak atau sifatnya.
3. Memberikan tanggapan terhadap tokoh-tokoh dalam cerita secara lisan.
D. Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, diharapkan siswa mampu
1. Mendengarkan cerita yang dibacakan guru
2. Mencatat tokoh-tokoh dalam cerita dengan kata atau kalimat yang sederhana
3. Memberikan tanggapan terhadap tokoh-tokoh dalam cerita secara lisan.
E. Materi Pembelajaran
Dengarkan dongeng berikut !
Batu Menangis
(Cerita Rakyat Kalimantan)
Darmi memandangi wajahnya lewat cermin yang tergantung di dinding kamarnya. “Ah
aku memang jelita,” katanya. “Lebih pantas bagiku untuk tinggal di istana raja daripada di
gubuk reot seperti ini.”
Matanya memandang ke sekeliling ruangan. Hanya selembar kasur yang tidak empuk
tempat dia tidur yang mengisi ruangan itu. Tidak ada meja hias yang sangat dia dambakan.
Bahkan lemari untuk pakaian pun hanya sebuah peti bekas. Darmi mengeluh dalam hati.
Darmi memang bukan anak orang kaya. Ibunya hanya seorang janda miskin. Untuk
menghidupi mereka berdua, ibunya bekerja membanting tulang dari pagi hingga malam.
Pekerjaan apapun dia lakukan. Mencari kayu bakar di hutan, menyabit rumput untuk pakan
kambing tetangga, mencucikan baju orang lain, apapun dia kerjakan untuk bisa memperoleh
upah. Sebaliknya Darmi adalah anak yang manja. Sedikit pun dia tidak iba melihat ibunya
bekerja keras sepanjang hari. Bahkan dengan teganya dia memaksa ibunya untuk
memberinya uang jika ada sesuatu yang ingin dibelinya.
“Ibu, ayo berikan uang padaku! Besok akan ada pesta di desa sebelah, aku harus pergi
dengan memakai baju baru. Bajuku sudah using semua, “katanya.
“Nak, kemarin kan kau baru beli baju baru. Pakailah yang itu saja. Lagipula, uang ibu
hanya cukup untuk makan kita dua hari. Nanti kalau kau pakai untuk membeli baju, kita
tidak bisa makan nak!” kata ibnya mengiba.
“ Alah itukan urusan ibu buat cari uang lagi. Baju yang kemarin itu kan sudah aku pakai,
malu dong pakai baju yang itu-itu lagi. Nanti apa kata orang! Sudahlah ayo berikan uangnya
sekarang!” kata Darmi dengan kasar.
Terpaksa sang ibu memberikan uang yang diminta anaknya itu. Dia memang sangat
sayang pada anak semata wayangnya itu.
Begitulah, hari demi hari sang ibu semakin tua dan menderita. Sementara Darmi yang
dikaruniai wajah yang cantik semakin boros. Kerjaannya hanya menghabiskan uang untuk
membeli baju-baju bagus, alat-alat kosmetik yang mahal dan pergi ke pesta-pesta untuk
memamerkan kecantikannya.
Suatu hari Darmi meminta ibunya untuk membelikannya bedak di pasar. Tapi ibunya
tidak tahu bedak apa yang dimaksud.
“Sebaiknya kau ikut saja ibu ke pasar, jadi kau bisa memilih sendiri,” kata ibunya.
“Ih, aku malu berjalan bersama ibu. Apa kata orang nanti. Darmi yang jelita berjalan
dengan seorang nenek yang kumuh,”katanya sambil mencibir.
“Ya sudah kalau kau malu berjalan bersamaku. Ibu akan berjalan di belakangmu,” ujar
ibunya dengan sedih.
“Baiklah, ibu janji ya! Selama perjalanan ibu tidak boleh berjalan di sampingku dan tidak
boleh berbicara padaku!”katanya.
Ibunya hanya memandang anaknya dengan sedih lalu mengiyakan.
Akhirnya mereka pun berjalan beriringan. Sangat ganjil kelihatannya. Darmi terlihat
sangat cantik dengan baju merah mudanya yang terlihat mahal dan dibelakangnya ibunya
yang sudah bungkuk memakai baju lusuh yang penuh tambalan. Di tengah jalan Darmi
bertemu dengan teman-temannya dari desa tetangga yang menyapanya.
“Hai Darmi, mau pergi kemana kau?”sapa mereka.
“Aku mau ke pasar,” jawab Darmi.
“Oh, siapa nenek yang dibelakangmu itu? Ibumu?”tanya mereka.
“Oh bukan! Bukan!. Mana mungkin ibuku sejelek itu. Dia itu Cuma pembantuku.” Sahut
Darmi cepat-cepat.
Betapa hancur hati ibunya mendengar anak kesayangannya tidak mau mengakui sebagai
ibunya sendiri. Ditahannya rasa dukanya di dalam hati. Namun, kejadian itu berulang terus
menerus sepanjang perjalanan mereka. Semakin lama hati si ibu semakin hancur. Akhirnya
dia tidak tahan lagi menahan kesedihannya. Sambil bercucuran air mata dia menegur
anaknya.
“Wahai anakku sebegitu malukah kau mengakui aku sebagai ibumu? Aku yang
melahirkanmu ke dunia ini. Apakah ini balasanmu pada ibumu yang menyayangimu?”
Darmi menoleh dan berkata, “Hah, aku tidak minta dilahirkan oleh ibu yang miskin
sepertimu. Aku tidak pantas menjadi anak ibu. Lihatlah wajah ibu! Jelek, keriput dan lusuh!
Ibu lebih pantas jadi pembantuku daripada jadi ibuku!
Usai mengucapkan kata-kata kasar tersebut Darmi dengan angkuh kembali meneruskan
langkahnya.
Dengan bercucuran air mata ibunya mengadukan dukanya kepada Tuhan. Wajahnya
menengadah ke langit dari mulutnya keluarlah kutukan, “Oh Tuhanku! Hamba tidak sanggup
lagi menahan rasa sedih di hatiku. Tolong hukumlah anak hamba yang durhaka. Berilah dia
hukuman yang setimpal!”
Tiba-tiba langit berubah mendung dan kilat menyambar-nyambar diiringi Guntur yang
menggelegar. Darmi ketakutan dan hendak berlari ke arah ibunya. Namun dia merasa
kakinya begitu berat. Ketika dia memandang ke bawah dilihatnya kakinya telah menjadi
batu, lalu kini betisnya, pahanya, dan terus naik ke atas. Darmi ketakutan, dia berteriak
meminta pertolongan pada ibunya. Tapi, ibunya hanya memandangnya dengan berderai air
mata.
“Ibu, tolong Darmi, bu! Maafkan Darmi. Aku menyesal telah melukai hati ibu. Maafkan
aku, bu! Tolong aku!” teriaknya. Ibu Darmi tidak tega melihat anaknya menjadi batu, tapi
tidak ada yang bisa dilakukannya. Nasi sudah menjadi bubur. Kutukan yang terucap tidak
bisa ditarik kembali. Akhirnya dia hanya bisa memeluk anaknya yang masih memohon
ampun dan menangis hingga akhirnya suaranya hilang dan seluruh tubuhnya menjadi batu.
F. Metode Pembelajaran
1. Ceramah
2. Penugasan
3. Demontrasi
4. Tanya jawab
5.Cerita (dengan menggunakan media pembelajaran wayang sumpit)
G. Langkah-langkah Pembelajaran
1. Kegiatan Awal/Pendahuluan :
a. Guru memberi salam kepada siswa
b. Guru mengajak siswa berdoa bersama yang dipimpin oleh salah seorang siswa dengan
penuh khidmat.
c. Guru bertanya: “Apa kabar anak-anak?”
d. Guru mengabsen kehadiran siswa
e. Guru memotivasi dan menanyakan pelajaran sebelumnya.
f. Guru menjelaskan materi yang akan dipelajari.
2. Kegiatan Inti
Eksplorasi
a. Guru meminta siswa untuk mendengarkan pengarahan dari guru.
b. Guru bertanya “Apakah kalian pernah mendengar cerita Batu Menangis?”.
c. Siswa diminta menyimak cerita yang akan di dongengkan oleh guru.
Elaborasi
a. Sebelum guru menceritakan, siswa diminta untuk menyimak dengan baik.
b. Kemudian guru bercerita menggunakan media wayang sumpit untuk memudahkan
siswa memahami jalan cerita.
c. Siswa menyebutkan karakter atau sifat yang terdapat dalam tokoh.
d. Guru memberi tugas baik lisan maupun tertulis.
e. Guru memberikan kesempatan siswa untuk berfikir dalam menyelesaikan tugas.
Konfirmasi
a. Guru memberikan umpan balik yang positif dan menguatkan dalam bentuk lisan
maupun tulisan.
b. Guru memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi.
c. Guru berfungsi sebagai narasumber, membantu menyelesaikan masalah dan memberi
motivasi siswa yang belum berpatisipasi aktif.
Penutup
a. Guru menyimpulkan tentang hasil pembelajaran hari ini.
b. Penegasan terhadap pembelajaran hari ini.
c. Guru menutup pelajaran dengan berdoa dan salam.
H.Sumber/Alat dan Bahan
1.Sumber
a. Nirbaya, Rita dan Kaswan Darmadi. 2008. Bahasa Indonesia. Jakarta : Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
b. Mayasti, Ayu. 2010. Kumpulan Legenda Hikayat dan Cerita Rakyat
Nusantara. Yogyakarta: Lafal Indonesia.
c. Hairunnisa, Anita. 2010. Kreasi Mainan Unik dan Lucu. Bandung: Ruang
Kata.
2.Alat dan Bahan
a. .Gambar
b. Sumpit Bekas
c. Selotip
d. Karton bekas
e. Lem
f. Gunting
I. Soal
1. Apa judul cerita di atas ?
2. Siapa saja tokoh dalam cerita tersebut?
3. Di mana latar cerita tersebut?
4. Apa pekerjaannya ibunya Darmi?
5. Bagaimana watak Darmi dalam cerita tersebut?
6. Apakah Darmi suka membantu ibunya? berikan alasannya.
7. Mengapa Darmi tidak mau berjalan bersama ibunya?
8. Di mana Cerita Batu Menangis berasal?
9. Apa yang dilakukan si Ibu setelah mendengar kata-kata kasar dari anaknya?
10. Pelajaran apa yang dapat diambil dari cerita “Batu Menangis”?
H. Jawaban
1. Batu Menangis.
2. Ibu (seorang janda) dan Darmi (anak semata wayang).
3. Di rumah, Pasar, Hutan, Desa.
4. Pencari kayu bakar untuk dijual, menyabit rumput, dan mencuci pakaian tetangga.
5. Durhaka, Pemalas, Pemarah, Boros, Egois
6. Tidak, Darmi tidak suka membantu ibunya. Karena Darmi malas dan pekerjaannya hanya
dandan berbelanja, meminta uang kepada ibunya untuk membeli baju-baju baru dan
sering ikut berpesta di desa seberang.
7. Karena Malu sama teman-temannya dan tetangga sekitar. Sebab ibunya jelek, tua,
kulitnya sudah keriput dan lusuh seperti pembantu.
8. Kalimantan
9. Yang dilakukan si Ibu adalah mengadukan sedihnya kepada Tuhan. Dan berdoa agar
anaknya itu diberi hukuman yang setimpal karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa
sedih dihatinya. Dan Darmi tidak mengakui sebagai ibunya.
10. Janganlah sekali-kali durhaka dan menyakiti hati orang tua kita. Karena Surga di bawa
telapak kaki ibu.
J. Penilaian
No. Nama Siswa Soal Nilai
1
1
2
2
3
3
4
4
5
5
6
6
7
7
8
8
9
9
1
10
1 Alfiana Aura Satriany 100
2 Andika Wahyu Rohimin 60
3 Daffa Seta Pradana 90
4 Devani Bunga Salsabila 90
5 Dewi Nawang Wulan 80
6 Dewi Ratih Zakiatul
Utfiah
80
7 Fatih Subhan Maulana 70
8 Fatin Sahira Nurul
Asyqin
70
9 Fevi Teanita Anggraeni 80
10 M. Fahri Habibullah 80
11 Fauzan 50
Jawablah pertanyaan berikut dengan benar !
1. Apa judul cerita di atas ?
2. Siapa saja tokoh dalam cerita tersebut?
3. Di mana latar cerita tersebut?
4. Apa pekerjaannya ibunya Darmi?
5. Bagaimana watak Darmi dalam cerita tersebut?
6. Apakah Darmi suka membantu ibunya? berikan alasannya.
7. Mengapa Darmi tidak mau berjalan bersama ibunya?
8. Di mana Cerita Batu Menangis berasal?
9. Apa yang dilakukan si Ibu setelah mendengar kata-kata kasar dari anaknya?
10. Pelajaran apa yang dapat diambil dari cerita “Batu Menangis”?
Nama :
Kelas :
No. Absen :
Jawaban :
1 Batu Menangis.
2 Ibu (seorang janda) dan Darmi (anak semata wayang).
3 Di rumah, Pasar, Hutan, Desa.
4 Pencari kayu bakar untuk dijual, menyabit rumput, dan mencuci pakaian tetangga.
5 Durhaka, Pemalas, Pemarah, Boros, Egois
6 Tidak, Darmi tidak suka membantu ibunya. Karena Darmi malas dan pekerjaannya hanya
dandan berbelanja, meminta uang kepada ibunya untuk membeli baju-baju baru dan
sering ikut berpesta di desa seberang.
7 Karena Malu sama teman-temannya dan tetangga sekitar. Sebab ibunya jelek, tua,
kulitnya sudah keriput dan lusuh seperti pembantu.
8 Kalimantan
9 Yang dilakukan si Ibu adalah mengadukan sedihnya kepada Tuhan. Dan berdoa agar
anaknya itu diberi hukuman yang setimpal karena sudah tidak sanggup lagi menahan rasa
sedih dihatinya. Dan Darmi tidak mengakui sebagai ibunya.
10 Janganlah sekali-kali durhaka dan menyakiti hati orang tua kita. Karena Surga di bawa
telapak kaki ibu.
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
SIKLUS II
Nama Guru : Nur Faizah, S.Pd.I
Satuan Pendidikan : MI Miftahul Huda Sumberejo 01
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : III/Genap
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Materi Pokok : Cerita Anak
Hari/Tanggal : Jum’at, 12 Mei 2017
Petunjuk Pengisian : Beri tanda ceklis (√) pada kolom nilai
No Aspek yang diamati Skala Partisipasi
A B C D
Kemampuan Guru Membuka Pelajaran
1
1
Memeriksa kemampuan siswa
2
2
Memberi motivasi awal
3
3
Memberikan apresiasi (kaitan materi yang
sebelumnya dengan materi yang akan
disampaikan)
4
4
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan diberikan
Sikap Guru Dalam Proses Pembelajaran
4
5
Kejelasan artikulasi
6
6
Variasi gerakan badan tidak mengganggu
perhatian siswa
Penguasaan Bahan Belajar (materi
pelajaran)
8
8
Bahan belajar disajikan sesuai langkah-
langkah yang direncanakan di RPP yakni
dengan menerapkan penggunaan media
wayang sumpit
9
9
Kejelasan dalam menjelaskan bahan belajar
(bercerita)
10 Kejelasan dalam memberikan cerita
Kegiatan Belajar Mengajar (proses
pembelajaran)
1
11
Penyajian bahan pelajaran sesuai dengan
tujuan atau indikator yang telah ditetapkan
1
12
Memilih keterampilan mengatur siswa saat
penerapan media wayang sumpit ketika
bercerita
1
13
Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam
pembelajaran dengan menggunakan media
wayang sumpit
1
14
Melaksanakan proses pembelajaran dengan
penerapan media wayang sumpit
1
15
Ketepatan dalam penggunaan alokasi waktu
yang disediakan
Pemanfaatan Media Pembelajaran dan
Sumber Belajar
1
16
Menggunakan media secara efektif dan
efisien
1Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media
17
Evaluasi Pembelajaran
DAFTAR HASIL BELAJAR SISWA KELAS III
MATERI MENYIMAK CERITA ANAK BAHASA INDONESIA
MI MIFTAHUL HUDA SUMBEREJO 01
SIKLUS II
No Nama KKM Nilai Keterangan
1 A. A. S 70 100 Tuntas
2 A .W. R. 70 60 Belum Tuntas
3 D. S. P. 70 90 Tuntas
4 D. B. S. 70 90 Tuntas
5 D. N. W. 70 80 Tuntas
6 D. R. Z. U. 70 80 Tuntas
7 F. S. M. 70 70 Tuntas
8 F. S. N. A. 70 70 Tuntas
9 F. T. A. 70 80 Tuntas
10 M. F. H. 70 80 Tuntas
11 M. F. 70 50 Belum Tuntas
12 M. I. A. 70 80 Tuntas
13 M. S.H. 70 80 Tuntas
14 N.W. S. 70 70 Tuntas
15 N. N. S. 70 100 Tuntas
16 S.G. R. 70 90 Tuntas
17 S.H. P. 70 80 Tuntas
18 Z.P.F. 70 80 Tuntas
Jumlah 1435
Nilai Rata-Rata Kelas 79,723
Guru saat bercerita menggunakan media wayang sumpit
Penerapan media wayang sumpit dalam cerita “Batu Menangis”
Murid-murid saat mengerjakan tes
Foto bersama murid-murid kelas III di ruang kelas
Foto bersama dengan Guru dan murid-murid kelas III
Gapura- Gapura yang berada di lembaga AL-HUDA
Kampus 2 yang di tempati kelas 3 dilihat dari luar.
Pembiasaan ngaji tartil di depan kelas
DAFTAR NILAI SKK
(SATUAN KREDIT KEGIATAN)
Nama :Nur Yunitasari Fakultas/Jurusan : FTIK/ PGMI
NIM : 115-13-021 Dosen P.A : Dra. Nur Hasanah, M.Pd.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Keterangan Skor
1 OPAK STAIN SALATIGA
2013 Dengan Tema
”Rekontruksi Paradigma
Mahasiswa Yang Cerdas, Peka
dan Peduli”
27 Agustus 2013 Peserta 3
2 Opak Tarbiyah 2013 Dengan
Tema “Menjunjung Tinggi
Nilai-Nilai Kearifan Lokal
Sebagai Identitas Pendidikan
Indonesia”
29 Agustus2013 Peserta 3
3 Library User Education
(Pendidikan Pemakai
Perpustakaan) UPT STAIN
Salatiga
16 September 2013 Peserta 2
4 Training Pembuatan Makalah
Lembaga Dakwah Kampus
(LDK) Darul Amal STAIN
Salatiga
18 September 2013 Peserta 2
5 SIBA-SIBI Training UAS
Semester Ganjil 2013-2014
CEC dan ITTAQO
01 Januari 2014 Peserta 2
6 Acara Milad-XIII LDK Fathir
ArRasyid IAIN Salatiga
Dengan Tema “Aktualisasi
Dakwah dalam Membentuk
Generasi yang Bertaqwa,
Berilmu, dan BerakhlakMulia.
06 Mei 2015 Peserta 3
7 Turnamen Futsal Tingkat
SMA/SMK/MA SSC (Student
Sport Club) Cup V IAIN
Salatiga Tahun 2015
14 September 2015 Panitia 3
8 Turnamen Futsal Tingkat
SMA/SMK/MA SSC (Student
Sport Club) “Menumbuhkan
Jiwa Pemuda Yang Sportif
Dengan Semangat
Berolahraga” IAIN Salatiga
17 Oktober – 18
Oktober2015 Panitia 3
9 Seminar Nasional “Perbankan
Syari’ah di Indonesia : Antara
Teori dan Praktik” oleh Hukum
Ekonomi Syariah IAIN
Salatiga
04 November 2015 Peserta 8
10 Seminar Nasional “Muslimah
Sejati Bertabur Inspirasi” oleh
LDK Fathir ArRasyid IAIN
Salatiga
29 November 2015 Peserta 8
11 Seminar Nasional “Hak
Gender Kaum Difabel Dalam
Perspektif Sosiologi Dan
Hukum Islam Himpunan
Mahasiswa Jurusan Ahwal Al-
Syakhshiyyah” oleh HMJ AS
IAIN Salatiga
24 Desember2015 Peserta 8
12 Seminar Nasional “Penguatan
Wawasan Kebangsaan dan
Nasionalisme” oleh Dema
IAIN Salatiga
28 April 2016 Peserta 8
13 Seminar Nasional Dalam
Rangka Milad LDK ke-14
“Esensi Dakwah Kontemporer”
IAIN Salatiga
21 Mei 2016 Peserta 8
14 Seminar Nasional “
Metodologi Penafsiran
Kontemporer : Al Qur’an
dalam Problematika
Kemanusiaan” oleh HMJ IAT
IAIN Salatiga
23 Mei 2016 Peserta 8
15 Seminar “STAY POSITIVE”
oleh Fakultas Dakwah IAIN
Salatiga
26 Mei 2016 Peserta 2
16 Seminar Nasional “ Indonesia
Budayaku Indonesia
Warisanku (Salatiga Kota
Pusaka)” oleh HMJ PGMI
IAIN Salatiga
02 Juni 2016 Peserta 8
17 Seminar Internasional “Petani
Untuk Negeri” Dalam Rangka
Festival Solidaritas Untuk
Petani Indonesia oleh Krida
Taruna Bumi Persada
18 September 2016 Peserta 8
18 Seminar Nasional “Penerapan
Nilai-Nilai Lingkungan
Kepada Individu” oleh
MAPALA MITAPASA IAIN
Salatiga
21 September 2016 Peserta 8
19 Dalam Lomba Festival Anak
Sholeh (FAS) 2017 KKN IAIN
Salatiga Tematik Posdaya
Berbasis Masjid
12 Februari 2017 Panitia 3
20 Seminar Nasional Peringatan
Hari Bumi 22 April Dengan
Tema “Dengarkan Bisikan
Alam Tentang Manusia” oleh
MAPALA MITAPASA IAIN
Salatiga
29 April 2017 Peserta 8