peningkatan hasil belajar bahasa indonesia materi...
TRANSCRIPT
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI KOMUNIKASI MELALUI MODEL VISUAL, AUDITORY,
KINESTETIK (VAK) DAN METODE SOSIODRAMA
PADA SISWA KELAS IV MI DARUSSALAM KALIJAMBE
KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
PUJI HARTANTO
NIM 115 14 047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA
MATERI KOMUNIKASI MELALUI MODEL VISUAL, AUDITORY,
KINESTETIK (VAK) DAN METODE SOSIODRAMA
PADA SISWA KELAS IV MI DARUSSALAM KALIJAMBE
KECAMATAN BRINGIN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh
PUJI HARTANTO
NIM 115 14 047
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
2018
ii
iii
iv
v
MOTTO
Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah
kesulitan itu itu ada kemudahan (QS. Al-Insyirah: 5-6).
PERSEMBAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
1. Kedua orang tuaku Bapak (Rasim) dan Ibu (Suginem) tersayang, sebagai
wujud baktiku kepada beliau, yang telah membesarkan dan mendidikku
dengan ikhlas yang senantiasa memberikan dukungan, doa dan memenuhi
kebutuhanku hingga jenjang S1.
2. Kakakku (Sodirin dan sumiyatun) tersayang yang selalu memberikan
motivasi dan dukungan dalam menyelesaikan jenjang S1.
3. Nur Amanah yang selalu menemani serta memberikan motivasi serta
dorongan kepadaku dalam menyelesaikan studiku.
4. Bapak ibu guru dan bapak ibu Dosen yang telah mengamalkan ilmunya dari
awal masuk bangku sekolah hingga sarjana, serta bapak dosen pembimbing
skripsiku Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. yang telah membimbing dan memberi
arahan kepadaku.
5. Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2014.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Allah SWT atas
limpahan nikmat, rahmat, hidayah serta inayah-Nya. Sehingga skripsi ini dapat
terselesaikan dengan lancar. Sholawat serta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada baginda nabi Agung Muhammad SAW, keluarga, sahabat,
dan para pengikutnya, yang telah membawa kita dari zaman kebodohan hingga
zaman kaya ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Skripsi yang berjudul Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia
Materi Komunikasi Melalui Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan
Penggunaan Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas IV MI Darussalam
Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2017/2018. Ini diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan guna
memperoleh gelar sarjana pendidikan pada jurusan Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri
Salatiga.
Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak lepas dari
bantuan, bimbingan, serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan kali ini penulis ingin berterima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd.selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan.
3. Ibu Peni Susapti, M.Si selaku ketua jurusan PGMI yang telah memberikan
saran yang membangun kepada penulis.
4. Ibu Dr. Lilik Sriyanti, M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya dengan tulus yang telah
memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Dr. Siti Zumrotun, M.Ag. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang
telah memberi motivasi dan dukungannya.
6. Dosen Penguji, Sukron Jazakumullah Ahsanal Jaza' Jaza an Katsiro
vii
7. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen serta staf karyawan IAIN Salatiga yang telah
memberikan ilmunya kepada penulis.
8. Pimpinan dan Petugas Perpustakaan (IAIN) Salatiga dan Perpustakaan
Umum Salatiga yang telah memberikan fasilitas dan pelayanan untuk
mendapatkan buku-buku yang diperlukan sampai skripsi ini terselesaikan.
9. Bapak Sulaiman,S.Ag, S.Pd.I, M.S.I selaku kepala MI Darussalam
Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang yang telah memberi
izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di MI Darussalam
Kalijambe.
10. Ibu Siti Nurlela, S.E, S.Pd. selaku wali kelas IV MI Darussalam Kalijambe
yang telah membantu proses penelitian ini.
11. Siswa siswi kelas IV MI Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang yang telah berkenan, mendukung serta membantu
penelitian dalam melakukan penelitian ini.
12. Teman-teman serta sahabat yang telah menginspirasi, saling mendukung dan
berjuang bersama-sama.
Semoga atas bantuan dan kerja sama yang telah diberikan menjadi amal
baik dan mendapat balasan dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penelitian
ini jauh dari kata sempurna. Untuk itu, saran untuk pembaca selalu penulis
harapkan demi kesempurnaan penelitian ini. Akhirnya, penulis berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua yang membutuhkan.
Salatiga, 08 Agustus 2018
viii
ABSTRAK
Hartanto, Puji. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi
Komunikasi Melalui Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan
Metode Sosiodrama pada Siswa Kelas IV MI Darussalam Kalijambe
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018.
Skripsi Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Salatiga
Pembimbing Dr. Lilik Sriyanti, M.Si.
Kata Kunci : Hasil Belajar Bahasa Indonesia, Model VAK , Metode
Sosiodrama
Penelitian ini dilatarbelakangi hasil belajar yang diperoleh siswa kelas IV
MI Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun
ajaran 2017/2018 pada pelajaran Bahasa Indonesia materi Komunikasi masih
rendah rata-rata kelas hanya mencapai 57,41 sedangkan KKM yang ditetapkan
sekolah yaitu 65 dan KKM Nasional 75. Hal ini karena dalam menyampaikan
pelajaran Bahasa Indonesia, guru lebih cenderung menggunakan metode
ceramah dan kurang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.
Penggunaan Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama
dapat dijadikan alternatif model pembelajaran terutama pada pembelajaran
Bahasa Indonesia. Model ini mengarahkan pemahaman siswa pada
pembelajaran aktif , yang melibatkan siswa secara aktif dalam kegiatan
pembelajaran agar siswa lebih mampu memahami materi dan pembelajar
Bahasa Indonesia menjadi lebih menyenangkan.
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Subyek penelitian
ini adalah siswa kelas IV yang berjumlah 17 siswa, yang terdiri dari 7 siswa
laki-laki dan 10 siswa perempuan. Penelitian dilaksanakan dalam 2 siklus yang
setiap siklusnya terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
Data diambil dari nilai akhir siswa, dokumentasi, observasi dengan mengamati
perilaku siswa dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan hasil penelitian dikatakan bahwa penggunaan Model VAK
dan metode Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia
materi Komunikasi pada siswa kelas IV MI Darussalam Kalijambe Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang Tahun Ajaran 2017/2018. Dapat dilihat dari hasil
pembahasan yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 57,41
menjadi 71,41 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 84,23.
Jadi, dari pra siklus ke siklus II nilai rata-rata hasil belajar meningkat. Untuk
angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I naik menjadi 12 siswa
atau sebesar 70,58% dan menjadi 17 siswa pada siklus II atau sebesar 100%.
Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus II meningkat sebesar
100%.
ix
DAFTAR ISI
Halaman Sampul
Lembar Berlogo
Halaman Judul .................................................................................................... i
Halaman persetujuan pembimbing ..................................................................... ii
Lembar Pengesahan ............................................................................................ iii
Pernyataan Keaslian Tulisan ............................................................................... iv
Motto dan Persembahan ..................................................................................... v
Kata Pengantar .................................................................................................... vi
Abstrak ................................................................................................................ viii
Daftar Isi ............................................................................................................. ix
Daftar Tabel ........................................................................................................ xiv
Daftar lampiran ................................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan .......................................... 5
E. Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 6
F. Definisi Operasional ..................................................................................... 7
G. Metode Penelitian ......................................................................................... 9
H. Instrumen Penelitian ..................................................................................... 14
x
I. Pengumpulan Data ........................................................................................ 15
J. Analisis ......................................................................................................... 16
K. Sistematika Penulisan ................................................................................... 17
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
a. Belajar ............................................................................................... 19
1) Pengertian Belajar ....................................................................... 19
2) Pengertian Hasil Belajar ............................................................. 20
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ............................. 20
c. Ciri- ciri Belajar ................................................................................ 22
d. Tujuan Hasil Belajar ......................................................................... 23
e. Prinsip-prinsip belajar ....................................................................... 24
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia ........................................................... 27
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia ........................................... 28
c. Fungsi Pembelajaran Bahasa Indonesia ........................................... 29
d. Ruang Lingkup Bahasa Indonesia ................................................... 30
3. Komunikasi ............................................................................................. 32
a. Pengertian Komunikasi ..................................................................... 32
b. Pengertian Telepon .......................................................................... 33
c. Pengertian dan Jenis Pengumuman .................................................. 35
xi
4. VAK (Visualization, Auditory, Kinestetik) .............................................. 37
a. Pengertian VAK ................................................................................ 37
b. Langkah-langkah VAK ..................................................................... 43
c. Kelebihan VAK ................................................................................. 44
d. Kelemahan VAK .............................................................................. 45
5. Sosiodrama
a. Pengertian Sosiodrama ..................................................................... 45
b. Langkah-langkah Sosiodrama .......................................................... 46
c. Kelebihan Sosiodrama ...................................................................... 47
d. Kelemahan Sosiodrama .................................................................... 48
B. Kajian Pustaka .............................................................................................. 49
BAB III HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI Darussalam Kalijambe
1. Profil Sekolah MI Darussalam Kalijambe .............................................. 51
2. Visi, Misi dan Tujuan ............................................................................. 51
3. Keadaan Siswa ........................................................................................ 52
B. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian .................................................................................... 53
2. Waktu Penelitian ..................................................................................... 54
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Siklus I .................................................................................................... 55
2. Siklus II ................................................................................................... 61
xii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Tiap Siklus
1. Pra Siklus ................................................................................................ 67
2. Siklus I .................................................................................................... 68
3. Siklus II ................................................................................................... 75
B. Pembahasan
1. Hasil Rekapitulasi ................................................................................... 82
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................................... 83
B. Saran ............................................................................................................. 84
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Skema Siklus Penelitian .................................................................... 10
Tabel 3.1 Data Jumlah Siswa MI ........................................................................ 53
Tabel 3.2 Data Responden Siswa Kelas IV ........................................................ 54
Tabel 4.1 Hasil Tes Formatif Pra Siklus ............................................................. 68
Tabel 4.2 Rekapitulasi Ketuntasan Pra Siklus .................................................... 68
Tabel 4.3 Hasil Tes Formatif pada Siklus I ........................................................ 69
Tabel 4.4 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I ........................................................ 70
Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Siklus I ......................................................... 70
Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Siswa Siklus I ....................................................... 73
Tabel 4.7 Hasil Tes Formatif pada Siklus II ....................................................... 75
Tabel 4.8 Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II ....................................................... 76
Tabel 4.9 Hasil Pengamatan Guru Siklus II ....................................................... 77
Tabel 4.10 Hasil Pengamatan Siswa Siklus II .................................................... 80
Tabel 4.11 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM Sekolah ........ 82
Tabel 4.12 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Berdasarkan KKM Nasional ....... 82
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Lampiran 2 : Dokumentasi Kegiatan
Lampiran 3 : Lembar Konsultasi
Lampiran 4 : Surat Tugas Pembimbing Skripsi
Lampiran 5 : Surat Ijin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Keterangan Melakukan Penelitian
Lampiran 7 : daftar Nilai SKK
Lampiran 8 : SK KKM
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tiga modelitas pembelajaran ini pertama kali dikembangkan oleh Neil
Fleming (2001) untuk menunjukkan preferensi individu dalam proses
belajarnya, yakni Visual, Auditoris, dan kinestetik (VAK) meskipun ketiga
modelitas tersebut hampir semuanya dimemiliki oleh setiap orang, tetapi hampir
semuanya dari mereka cenderung pada salah satu diantara ketiganya (Dilts,
Grinder, Bandler & Delozier 1980) ketiga modelitas ini digunakan untuk
pembelajaran, pemprosesan, dan komunikasi.
Visual modelitas Visual mengakses citra visual yang diciptakan mapun
diingat, seperti warna, hubungan ruang, potret mental, dan gambar. Auditoris
modelitas ini mengakses segala jenis bunyi dan kata yang diciptakan maupun
diingat, seperti musik, nada irama, rima, dialog internal, dan suara.
Kinestetik modelitas ini mengakses segala jenis gerak dan emosi yang
diciptakan maupun diingat, seperti gerakan, koordinasi, irama, tanggapan
emosional, dan kenyamanan fisik. Kinestetik dapat dicirikan sebagai berikut: 1)
banyak gerak 2) belajar sambil bekerja, menunjukkan tulisan saat membaca,
menanggapi secara fisik dan 3) mengingat sambil berjalan dan melihat.
Guru dalam menyampaikan pembelajaran perlu mengamati kondisi siswa,
kebutuhan sisiwa dan gaya masing-masing siswa sehingga mampu menentukan
model pembelajaran yang tepat dan menciptakan pembelajaran yang
2
menyenangkan sesuai dengan kebutuhan siswa. Guru harus memperhatikan
model pembelajaran yang diterapkan dalam kelas agar mampu menumbuhkan
minat belajar pada siswa, akan tetapi guru seringkali kurang memperhatikan
model pembelajaran yang diterapkan sehingga cara mengajar guru tidak sesuai
dengan cara belajar siswa. Setiap siswa dengan cara yang lain memiliki cara
belajar yang bebeda-beda dan semua cara sama baiknya. Guru harus mengetahui
cara belajar siswa agar dalam menyampaikan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran yang tepat.
Misalnya guru menggunakan model pembelajaran cenderung didominasi
Auditori secara audio sedangkan siswa yang dihadapi merupakan tipe siswa
dengan gaya belajar dengan kinestetik atau visual maka siswa akan kesulitan
dalam memahami materi pelajaran dan mengekspresikan pengetahuannya dalam
bentuk tindakan. Tidak jarang guru mengartikan ekspresi siwa saat belajar
sedemikian rupa sebagai suatu kenakalan. Bahkan guru berpandangan
bahwasannya siswa itu malas, bermain sendiri, tidak memperhatikan, dan
sebagainya, pada akhirnya presepsi guru seperti itu berdampak pada kurangnya
minat belajar siswa didalam kelas. Siswa cenderung asik dengan gaya belajarya
sendiri dan guru tidak mengerti apa yang dibutuhkan siswa.
Maka dari itu peneliti menggunakan model pembelajaran VAK yang
diharapkan anak dapat lebih mudah dalam memahami. Sedangkan metode
pembelajaran merupakan upaya untuk mengimplementasikan rencana yang
sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai
3
secara optimal. Metode digunakan untuk merealisasikan strategi yang telah
ditetapkan. Strategi menunjuk pada sebuah perencanaan untuk mencapai
sesuatau, sedangkan metode adalah cara yang dapat digunakan untuk
melaksanakan strategi. Dengan demikian suatu strategi dapat diaksanakan
dengan berbagai metode (Zainal, 2016).
Manfaat dari adanya model pembelajaran dan metode pembeajaran salah
satunya adalah untuk memberikan pembelajaran yang menyenangkan, tidak
membosankan, dan membuat siswa semakin semangat dalam proses belajar
mengajar.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah MI Darussalam Kalijambe
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang masih menjadi masalah bagi siswa.
Guru di sini kesulitan dalam hal memberikan model dan metode pembelajaran
yang sesuai agar siswa bisa dengan mudah memahami apa yang disampaikan.
Materi komunikasi kelas IV dalam mata pelajaran Bahasa Indnesia di MI
Darussalam masih banyak siswa yang kesulitan dalam memahami dan
meresponnya. Masalah atau kendala dari kebanyakan siswa kelas IV adalah
sulitnya memahami teks yang dimaksud, dan malasnya siswa dalam membaca
teks. Siswa sering salah dalam mengisi soal terkait dengan materi komunikasi
karena banyak yang tidak membaca dan memahami teks bacaan. Melihat
masalah di MI Darussalam tersebut, penulis mengangkat judul Peningkatan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Komunikasi Melalui Model
Pembelajaran Visualization, Auditory, Kinestetik (VAK) dan Metode Sosiodrama
4
Pada Siswa Kelas IV MI Darussalam Kalijambe Kec. Bringin Kab. Semarang
Tahun Pelajaran 2017/2018.
Melihat permasalahan itu maka peneliti mengangkat judul di atas yang
didasari dari keberhasilan peneliti saudari Zera Febri Anoria dengan judul
Peningkatan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) Pokok Bahasan
Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Dengan Model Pembelajaran Visual, Auditorial Dan
Kinestetik (VAK) Pada Siswa Kelas V Mi Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penerapan model pembelajaran VAK dapat meningkatkan hasil belajar IPA
pokok bahasan cahaya dan sifat -sifatnya pada siswa kelas V MI Klero
Kecamatan Tengaran.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang
akan dibahas dalam penelitian ini yaitu :
Apakah penggunaan Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode
Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia pokok bahasan
Komunikasi pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
Bahasa Indonesia materi Komunikasi melalui model Visual, Auditory, Kinestetik
5
(VAK) dan metode Sosiodrama siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam
Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan
1. Hipotesis Tindakan
Hipotesis berasal dari kata hipo dan thesis, hipo artinya rendah dan thesis
artinya kebenaran. Jadi hipotesis adalah kebenaran yang masih memiliki
taraf kerendahan dan akan diuji kebenarnnya melalui penelitian (Maslikhah,
2013: 41).
Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah penggunaan model Visual,
Auditory, Kinestetik (VAK) dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa
Indonesia pokok bahasan Komunikasi pada siswa kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang
tahun ajaran 2017/2018.
2. Indikator Keberhasilan
Penerapan model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode
Sosiodrama ini dikatakan efektif apabila indikator yang diharapkan tercapai.
Adapun indikator yang dapat dirumuskan penulis adalah sebagai berikut :
a. Ada perubahan hasil belajar secara berkelanjutan (continue) dari siklus
pertama ke siklus dua dan seterusnya.
b. Siswa kelas IV memenuhi kriteria ketuntasan minimal sekolah (65)
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pokok bahasan Komunikasi
sebesar 85% dari 17 siswa.
6
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini berguna dan bermanfaat secara teoritik dan praktis.
1. Secara Teoritik
Penelitian ini berguna untuk mengetahui apakah penerapan model
Visual, Audio, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama dapat
meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia materi komunikasi pada siswa
kelas IV di Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang tahun ajaran 2017/2018.
2. Secara Praktis
a. Bagi Siswa
1) Melatih siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran
2) Meningkatkan ketrampilan berbicara siswa seperti bertanya dan
mengungkapkan pendapat
3) Membangkitkan minat dan rasa ingin tau siswa terhadap masalah
yang sedang dibicarakan
4) Menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik akan
membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang baik.
5) Memusatkan perhatian siswa terhadap masalah yang sedang dibahas.
b. Bagi Guru
1) Guru menjadi lebih kreatif karena dituntut untuk bisa menjadikan
pembelajaran menarik bagi siswa
7
2) Meningkatkan kemampuan guru dalam memecahkan masalah yang
muncul dari masing-masing siswa
3) Meningkatkan mutu kinerja guru saat proses pembelajaran karena
berpengaruh terhadap keberhasilan siswa dalam penguasaan materi.
c. Bagi Sekolah
1) Sekolah akan mengalami perubahan atau perbaikan yang lebih pesat
karena mampu menanggulangi berbagai masalah belajar siswa.
2) Berbagai strategi atau teknik pembelajaran dapat dihasilkan sekolah
dan disebarluaskan ke sekolah lain
3) Sekolah memiliki guru yang berpotensi dan professional dalam
mengelola kelas.
d. Bagi Peneliti
1) Dapat menambah pengalaman dan pengetahuan peneliti
2) Peneliti dapat mengembangkan pengetahuan ide kreatifnya dalam
melakukan penelitian.
F. Definisi Operasional
Untuk memperjelas pengertian dan pemahaman serta agar tidak terjadi
kesalahan penafsiran terhadap judul diatas maka dijelaskan dibawah ini :
1. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa,
baik yang menyangkut aspek kognnitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil
dari kegiatan belajar (Susanto, 2013:5).
8
2. Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang terdapat dan
diberikan di sekolah dari Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)
hingga Sekolah Menengah Atas. Pembelajaran bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi Indonesia yang harus dikuasai untuk dapat mendengar,
berbicara, membaca, dan menulis.
3. Model Visual, Auditory dan Kinestetik (VAK)
Model pembelajaran Visual, Auditory, KinestetiK (VAK) adalah model
pembelajaran yang mengoptimalkan ketiga modalitas belajar untuk
menjadikan si belajar merasa nyaman. Model pembelajaran VAK merupakan
anak dari model pembelajaran Quantum yang berprinsip untuk menjadikan
situasi belajar menjadi lebih nyaman dan menjanjikan kesuksesan bagi
pembelajaran di masa depan (Shoimin, 2013:226).
Manfaat peneliti dalam menggunakan Model Visual, Auditory dan
Kinestetik (VAK) untuk menyembadani siswa yang cenderung didominasi
Auditori secara audio sedangkan siswa yang dihadapi merupakan tipe siswa
dengan gaya belajar dengan kinestetik atau visual maka siswa akan kesulitan
dalam memahami materi pelajaran dan mengekspresikan pengetahuannya
dalam bentuk tindakan.
4. Metode Sosiodrama
Metode sosiodrama dan merupakan metode mengajar dengan cara
mempertunjukkan kepada peserta didik tentang masalah-masalah hubungan
9
sosial. Untuk mencapai tujuan pengajaran tertentu. Masalah hubungan sosial
tersebut didramatisasikan oleh peserta didik di bawah pimpinan pendidik,
melalui metode ini, pendidik ingin mengajarkan cara-cara bertingkah laku
dalam hubungan antara sesama manusia (Aqib, 2016:184 )
G. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian tindakan kelas
(PTK). Arikunto menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas terdiri dari 3
kata yang dapat yang dapat dipahamai pengetahuannya sebagai berikut:
a. Penelitian yaitu kegiatan mencermati suatu objek, menggunakan aturan
metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang
bermanfaat untuk meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan
penting bagi peneliti.
b. Tindakan yaitu suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan
tujuan tertentu, yang dalam penelitian ini berbentuk rangkaian siklus
kegiatan.
c. Kelas yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama menerima
pelajaran yang sama dari seorang guru.
Dari ketiga pengertian diatas, yakni Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang
sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan
(Arikunto, 2008).
10
Secara umum terdapat empat langkah dalam melakukan PTK yaitu:
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun gambaran tahap
penelitian adalah sebagai berikut :
Skema Siklus Penelitian
Gambar 1.1 skema siklus penelitian (Arikunto,2010: 50)
2. Lokasi, waktu dan subyek penelitian
a. Lokasi
Lokasi penelitian dilakukan di MI Darussalam Kalijambe.
Madrasah ini dipilih menjadi tempat penelitian karena memerlukan
pengembangan metode pembelajaran yang akan meningkatkan hasil
kinerja guru dan aktivitas siswa. Dengan demikian tujuan pembelajaran
akan tercapai secara optimal. Selain itu juga adanya kesediaan untuk
bekerjasama dari kepala sekolah dan guru kelas yang bersangkutan di
11
Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin
Kabupaten Semarang
b. Waktu
Penelitian tindakan kelas ini dilakukan kurang lebih satu bulan
pada semester genap tahun ajaran 2017/2018 di Madrasah Ibtidaiyah
Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang dari
tanggal 23 April sampai 28 Mei 2018.
c. Subyek penelitian
Dalam penelitian ini, yang menjadi subyek penelitian adalah
siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan
Bringin Kabupaten Semarang. Siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah
Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang dipilih
sebagai subyek penelitian karena dinilai perlu adanya suatu pembaharuan
dalam kegiatan pembelajaran agar siswa lebih termotivasi dan hasil
belajar siswa meningkat. Penelitian ini dikhususkan pada mata pelajaran
Bahasa Indonesia materi Komunikasi dengan menggunakan model
Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama.
3. Langkah-langkah Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini terdiri dari empat tahapan penting,
yaitu: planning (rencana), action (tindakan), observation (pengamatan), dan
reflection (refleksi) (Arikunto,2008: 16). Penjabarannya sebagai berikut:
12
a. Perencanaan (Planning)
Rencana (planning) adalah bagian awal yang harus dilakukan.
Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran dengan model Visual,
Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama.
2) Mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan saat
proses pembelajaran berlangsung dengan model Visual, Auditory,
Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama.
3) Mempersiapkan lembar pengamatan guru untuk mengetahui kondisi
guru dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model Visual,
Audio, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama.
4) Mempersiapkan lembar pengamatan pembelajaran untuk penilaian
perhatian siswa.
5) Melakukan evaluasi terhadap pembelajaran menggunakan model
Visual, Audio, Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama.
6) Menyusun tes formatif untuk siswa.
7) Target yang diharapkan dalam penetapan model Visual, Auditory,
Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama ini keberhasilan
pembelajaran minimal memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM)
13
b. Action (Tindakan)
Tahap tindakan merupakan pelaksanaan yang telah dibuat yang
berupa penerapan pembelajaran sesuai dengan skenario pembelajaran
yang tertulis pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan tahap
pembelajaran. Kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan, yaitu
kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan penutup. Dan pada RPP bagian
inti meliputi elaborasi, eksplorasi dan konfirmasi.
c. Observation (Pengamatan)
Pada tahap ini segala aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
diamati, dicatat dan dinilai, kemudian dianalisis untuk dijadikan umpan
balik. Pengamatan tersebut meliputi keaktifan dan inisiatif siswa selama
kegiatan pembelajaran. Pantauan guru saat proses pembelajaran
berlangsung, kondisi siswa mampu menyerap konsentrasi secara
maksimal atau tidak.
d. Reflection (Refleksi)
Refleksi merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa
yang telah dilakukan. Dalam hal ini dilakukan analisis data berupa:
1) Mencatat hasil observasi dan pelaksanaan pembelajaran
2) Evaluasi hasil observasi
3) Analisi hasil pembelajaran. Memperbaiki kelemahan siklus I dan
siklus II.
14
Hasil refleksi berupa refleksi terhadap perencanaan yang telah
dilaksanakan tersebut, yang akan dipergunakan untuk memperbaiki
kinerja guru pada tahap selanjutnya yaitu pada siklus II dan seterusnya.
H. Instrumen Penelitian
Instrumen pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian tindakan
ini adalah:
1. Lembar observasi
Lembar observasi meliputi lembar observasi guru dalam pelaksanaan
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menerapkan model Visual, Audio,
Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama. Lembar pengamatan ini disusun
untuk mengetahui tentang penerapan model pembelajaran Visual, Auditory,
Kinestetik (VAK) dan metode Sosiodrama pada siswa kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.
2. Soal tes
Lembar soal diberikan kepada siswa untuk mengetahui hasil belajar
Bahasa Indonesia siswa sebelum dan sesudah diberi tindakan dengan
menerapkan model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode
Sosiodrama pada siswa kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe
Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang.
3. Dokumentasi
Dalam melakukan dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen
15
rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto). Dokumentasi digunakan
untuk mengetahui nilai hasil belajar siswa, foto-foto kegiatan pembelajaran
tiap tahap penelitian, dan deskripsi umum gambaran Madrasah Ibtidaiyah
Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang. Gambaran
umum madrasah meliputi: visi misi sekolah, struktur organisasi, keadaan
guru, keadaan siswa, kondisi sarana prasarana yang dimiliki.
4. Wawancara
Wawancara dalam penelitian ini merupakan sejumlah pertanyaan yang
disampaikan oleh peneliti berkaitan dengan gambaran umum madrasah dan
metode pembelajaran yang sering digunakan di Madrasah Ibtidaiyah
Darussalam Kalijambe.
I. Pengumpulan Data
Data merupakan informasi-informasi tentang obyek penelitian. Data
digunakan untuk menjawab masalah-masalah yang telah dirumuskan dan
menguji hipotesis. Dalam pengumpulan data penelitian ini cara mengumpulkan
data adalah sebagai berikut :
1. Pengamatan
Observasi (pengamatan) adalah kegiatan pengamatan atau pengambilan
data untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran
(Arikunto, 2008: 127). Dalam setiap siklus guru melakukan pengamatan
kepada siswa untuk mengetahui sejauh mana perhatian, aktivitas, dan hasil
belajar terhadap materi Bahasa Indonesia yang diajarkan.
16
2. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang
dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan
penetapan skor angk (Kusumah dan Dwitagama, 2010:78). Tes yang
digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah tes tertulis.
3. Dokumentasi
Dokumentasi terdiri dari foto, tulisan pribadi seperti buku harian, surat-
surat dan dokumentasi resmi. Dalam penelitian ini data yang diambil dari
dokumen adalah data mengenai keadaan sekolah baik dari sisi sistem
pendidikan maupun dari segi organisasi sekolah.
4. Wawancara
Wawancara adalah salah satu cara untuk mengumpulkan data dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada subyek. Pada penelitian ini hasil
wawancara yang didapatkan adalah data tentang kelengkapan data profil
sekolah.
J. Analisis
Sesuai dengan rancangan penelitian yang digunakan maka analisis data
dilakukan dengan menggunakan analisis dan refleksi dalam setiap siklusnya
berdasarkan hasil penelitian yang terekam dalam tes dan format pengamatan
lainnya. Analisis refleksi dilakukan peneliti bersama guru kelas IV Madrasah
Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang,
sebagai pijakan untuk menemukan program aksi pada siklus selanjutnya atau
17
untuk mendeteksi bahwa kajian tindakan kelas ini sudah mencapai tujuannya.
Peneliti ini menggunakan analisis deskriptif. Analisis deskriptif yang digunakan
berupa presentase sebagai berikut :
1. Menghitung rata-rata kelas dengan rumus sebagai berikut:
M
Keterangan :
M = Nilai rata-rata
∑x = Jumlah semua nilai siswa
N = Jumlah siswa (Djamarah, 2005: 302)
2. Menghitung presentasi ketuntasan belajar siswa dengan rumus sebagai
berikut:
Keterangan :
P = Presentasi
F = Frekuensi
N = Jumlah Siswa (Djamarah, 2005: 264-265).
K. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah para pembaca penulis menguraikan sistematika penulisan
sebagai berikut :
BAB I : Berisi pendahuluan yang mencakup latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis
tindakan dan indikator keberhasilan, kegunaan
penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan.
18
BAB II : Berisi kajian pustaka dan kajian teori yang mencakup :
hasil belajar siswa meliputi definisi belajar, faktor-faktor
yang mempengaruhi hasil belajar dan ciri-ciri belajar.
Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD/MI. Visual,
Auditory, Kinestetik (VAK) meliputi Visual, Auditory,
Kinestetik (VAK), cara membuat dan kegunaan model
Visual, Auditory, Kinestetik (VAK), kelebihan dan
kekurangan Visual, Auditory, Kinestetik (VAK), aplikasi
Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dalam pembelajaran.
Komunikasi, pantun, pesan, pengumuman. pengertian
sosiodrama, langkah-langkah metode sosiodrama,
kekurangan dan kelebihan metode sosiodrama.
BAB III : Berisi Pelaksanaan Penelitian mencakup Subjek
penelitian, deskripsi pelaksanaan siklus I dan deskripsi
pelaksanaan siklus II.
BAB IV : Berisi Hasil Penelitian dan Pembahasan, mencakup :
deskripsi paparan persiklus meliputi deskripsi paparan
siklus I, deskripsi paparan siklus II dan pembahasan.
BAB V : Penutup mencakup : kesimpulan dan saran yang
selanjutnya akan bermanfaat bagi perkembangan teori
maupun praktek bidang yang diteliti.
19
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Hasil belajar
a. Belajar
1) Pengertian Belajar
Belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari
pengalaman individu dalam interaksi dalam lingkungannya yang
menyangkut kognitif, afektif dan psikomotorik (Djamarah, 2002:
141). Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan
unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap
jenis dan jenjang pendidikan (Muhibin, 2003: 63). Belajar adalah
suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh
suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.
Dalam kegiatan proses belajar, hasil merupakan nilai dari
suatu pembelajaran yang menjadi acuan atau tolok ukur tentang
pemahaman siswa terhadap suatu materi. Dengan nilai pula
seorang guru dapat menentukan keberhasilan atau kemunduran
suatu pembelajaran. Hasil belajar adalah suatu perubahan-
20
perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut
aspek kognitif, afektif dan psikomotorik (Susanto,2013: 5).
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar adalah perubahan taraf kemampuan yang telah
dicapai siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dalam
waktu tertentu baik berupa perubahan kognitif, afektif, dan
psikomotorik kemudian akan diukur dan dinilai kemudian
diwujudkan dalam angka atau pernyataan serta merubah perilaku
secara keseluruhan dalam interaksi anatara individu dengan
lingkungan dari hasil pengalamannya sendiri.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Prestasi belajar seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor,
secara global diklasifikasikan menjadi tiga faktor yaitu; faktor
internal, faktor eksternal, dan faktor pendekatan belajar.
1) Faktor internal
Faktor yang berasal dari dalam diri siswa meliputi dua
aspek, yaitu aspek fisiologis dan aspek psikologis.
a) Aspek Fisiologis
Faktor fisiologi yaitu faktor yang berhubungan dengan
kondisi fisik/ jasmaniah dan fungsi panca indera. Panca indra
yang sangat mempengaruhi belajar antara lain indra penglihat
(mata), indra pendengar (telinga). Oleh karena itu maka panca
21
indera harus senantiasa dijaga agar terlindungi dari bahaya
yang dapat mengakibatkan terganggunya fungsi tersebut.
b) Aspek Psikologis
Faktor psikologis yang dapat mempengaruhi kuantitas
dan kualitas perolehan pembelajaran siswa antara lain :
tingkat kecerdasan/ intelegensi siswa, sikap siswa, bakat
siswa, minat siswa, motivasi siswa.
2) Faktor Eksternal
Faktor- faktor eksternal yang memengaruhi belajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan
sosial dan faktor lingkungan nonsosial (Muhibin Syah,2003:
138).
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, para staf
administrasi, dan teman-teman sekelas dapat mempengaruhi
semangat belajar seorang siswa. Para guru selalu
menunjukkan sikap dan perilaku yang simpatik dan
memperlihatkan suri teladan yang baik dan rajin khususnya
dalam hal belajar, misalnya rajin membaca dan berdiskusi,
dapat menjadi daya dorong yang positif bagi kegiatan belajar
siswa.
22
Selanjutnya, yang termasuk lingkungan sosial siswa
adalah masyarakat dan tetangga juga teman-teman
sepermainan di sekitar perkampungan siswa tersebut.
b) Lingkungan Nonsosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan nonsosial ialah
gedung sekolah dan letaknya, keadaan cuaca dan waktu
belajar yang digunakan siswa. Faktor faktor ini dipandang
turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa. Faktor
non sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang berupa
kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Contoh faktor
non sosial adalah kondisi sekolah, lingkungan belajar, sarana
dan prasarana, dan lain -lain. Sedangkan faktor sosial adalah
faktor di luar individu yang berupa manusia. Contoh faktor
sosial adalah kedekatan hubungan antara anak dengan orang
lain, kehadiran orang dalam belajar, keharmonisan keluarga,
gaya pengasuhan orang tua, gaya mengajar guru, sikap guru
terhadap siswa dan sebagainya (Sriyanti, 2013:25)
c. Ciri-ciri belajar
Belajar merupakan tindakan dan perilaku siswa yang kompleks.
Menurut Dimyati dkk (2002:8) sebagai tindakan, maka belajar hanya
dialami oleh siswa sendiri adapun ciri-ciri belajar yaitu :
1) Siswa yang bertindak belajar atau pembelajar.
23
2) Memperoleh hasil belajar dan pengalaman hidup.
3) Belajar bisa dilakukan diberbagai tempat
4) Belajar dapat dilakukan sepanjang hayat
5) Dapat memecahkan masalah
6) Dapat mempertinggi martabat pribadi.
d. Tujuan Hasil Belajar
Tujuan hasil belajar (Hamalik, 2003: 160-161) adalah sebagai
berikut:
1) Memberi informasi tentang kemajuan siswa dalam upaya
mencapai tujuan-tujuan belajar melalui berbagai kegiatan belajar.
Informasi yang didapat dari hasil belajar menunjukkan adanya
suatu perubahan yang mengalami kemajuan atau kemunduran.
2) Memberikan informasi yang dapat digunakan untuk membina
kegiatan-kegiatan belajar yang lebih lanjut. Informasi hasil
belajar dipertimbangkan baik dari segi kelebihan dan kelemahan,
yang dijaikan sebagai acuan untuk melaksanakan kegiatan belajar
selanjutnya.
3) Memberikan informasi tentang kemampuan siswa, menetapkan
kesulitan-kesulitannya dan menyarankan kegiatan remidial
(perbaikan). Hasil belajar yang menunjukkan adanya siswa yang
belum tuntas belajar supaya mengikuti program perbaikkan.
24
4) Memberikan informasi sebagai dasar untuk mendorong motivasi
belajar siswa dengan cara mengenal kemajuan sendiri dan
merangsangnya untuk melakukan perbaikan. Informasi ini
berguna untuk menyadarkan siswa untuk memperbaiki diri tanpa
adannya paksaan dari pihak luar.
5) Memberi informasi tentang semua aspek tingkah laku siswa,
sehingga guru dapat membantu perkembangannya menjadi warga
masyarakat dan pribadi yang berkualitas. Informasi ini ditujukan
untuk manfaat jangka panjang demi kualitas kehidupan siswa
yang lebih baik.
6) Memberikan informasi yang tepat untuk membimbing siswa
memilih sekolah, atau jabatan yang sesuai dengan kecakapan, mi
nat dan bakatnya. Informasi ini sangat penting dalam mengambil
keputusan dalam menentukan masa depan.
e. Prinsip-Prinsip Belajar
Banyak teori dan prinsip-prinsip belajar yang dikemukakan oleh
para ahli yang satu dengan yang lain memiliki persamaan dan juga
perbedaan. Dari berbagai prinsip belajar tersebut terdapat beberapa
prinsip yang relatif berlaku umum yang dapat kita pakai sebagai
dasar dalam upaya pembelajaran, baik bagi siswa yang perlu
meningkatkan upaya belajarnya maupun bagi guru dalam upaya
25
meningkatkan mengajarnya. Dimyati dkk (2002:42-49)
mengemukakan prinsip-prinsip belajar sebagi berikut :
1) Perhatian dan Motivasi
Perhatian mempunyai peranan yang penting dalam
kegiatan belajar. Disamping perhatian, motivasi mempunyai
peranan penting dalam kegiatan belajar. Motivasi adalah tenaga
yang menggerakkan dan mengarahkan aktivitas seseorang.
2) Keaktifan
Kecenderungan psikologi dewasa ini menganggap bahwa
anak adalah makhluk yang aktif. Anak mempunyai dorongan
untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya
sendiri. Belajar tidak dipaksakan oleh orang lain dan juga tidak
bisa dilimpahkan kepada orang lain. Belajar hanya mungkin
terjadi apabila anak aktif mengalami sendiri.
3) Keterlibatan Langsung/ Berpengalaman
Dalam belajar melalui pengamatan langsung siswa tidak
sekedar mengamati secara langsung tetapi ia harus menghayati,
terlibat langsung dalam perbuatan dan bertanggungjawab
terhadap hasilnya.
Keterlibatan siswa didalam belajar jangan diartikan
keterlibatan fisik semata, namun lebih dari itu terutama adalah
keterlibatan mental emosional, keterlibatan dengan kegiatan
26
kognitif dalam pencapaian dan perolehan pengetahuan, dalam
penghayatan dan internalisasi nilai-nilai dalam pembentukan
sikap dan nilai dan juga pada saat mengadakan latihan-latihan
dalam pembentukan ketrampilan.
4) Pengulangan
Pentingnya prinsip pengulangan yaitu yang pertama
pengulangan untuk melatih daya-daya jiwa sedangkan yang
kedua dan ketiga pengulangan untuk membentuk respons yang
benar dan membentuk kebiasaan-kebiasaan.
5) Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam bahan belajar membuat
siswa bergairah untuk mengatasinya. Bahan belajar yang baru,
yang banyak mengandung masalah yang perlu dipecahkan
membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya.
6) Balikan dan Penguatan
Prinsip belajar yang berkaitan dengan balikan dan
penguatan terutama ditekankan oleh teori belajar Operant
Conditioning dari B.F. Skinner. Kalau pada teori Conditioning
yang diperkuat adalah stimulusnya, maka pada Operant
Conditioning yang diperkuat adalah responsnya.
27
7) Perbedaan Individual
Perbedaan individual ini berpengaruh pada cara dan hasil
belajar siswa. Karenanya, perbedaan individu perlu diperhatikan
oleh guru dalam upaya pembelajaran.
2. Pembelajaran Bahasa Indonesia
a. Pengertian Bahasa Indonesia
Bahasa merupakan sarana untuk saling berkomunikasi, saling
berbagi pengalaman, saling belajar dari yang lain, serta untuk
meningkatkan kemampuan intelektual dan kesusastraan yang
merupakan salah satu sarana untuk menuju pemahaman tersebut
(Departemen Agama RI, 2004:103). Selain itu juga bahasa Indonesia
juga disebut bahasa resmi Negara Indonesia. Sebagai bahasa resmi,
kedudukan bahasa Indonesia tentu saja berbeda dengan bahasa lain
yang ada di Indonesia. Walau Indonesia mempunyai banyak bahasa
daerah, namun hanya memiliki satu bahasa resmi yakni bahasa
Indonesia (Kurniasari, 2014: 7).
Pembelajaran kebahasaan dimaksudkan untuk meningkatkan
kemampuan pemahaman dan penggunaan bahasa. Di samping itu,
juga untuk mempertajam kepekaan perasaan siswa dan meningkatkan
kemampuan berpikir dan bernalar serta kemampuan memperluas
wawasan. Siswa tidak hanya dihadapkan mampu memahami
informasi yang disampaikan secara lugas atau langsung, melainkan
28
juga informasi yang dilakukan secara berselubung atau tidak secara
langsung (Slamet, 2007:80).
Di dalam pengajaran Bahasa Indonesia, terdapat keterampilan-
keterampilan berbahasa yang perlu ditekankan, yaitu keterampilan
reseptif (keterampilan mendengarkan dan membaca) dan
keterampilan produktif (keterampilan menulis dan berbicara).
Pengajaran bahasa diawali dengan pengajaran keterampilan reseptif,
sedangkan keterampilan produktif dapat turut tertingkatkan pada
tahap-tahap selanjutnya. Seterusnya, peningkatan keduanya itu
menyatu sebagai kegiatan berbahasa yang terpadu (Slamet, 2007:6).
b. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pembelajaran bahasa Indonesia di lingkup dunia akademik
khususnya dan masyarakat umunya memiliki beberapa tujuan, antara
lain:
1) Mendidik anak didik dan masyarakat agar dapat berkomunikasi
dengan menggunakan bahasa Indonesia secara efektif, efisien,
baik, dan benar sesuai etika dan kesopanan.
2) Supaya anak didik dan masyarakat semakin dapat menghargai
serta merasa bangga terhadap bahasa Indonesia sebagai alat
pemersatu bangsa.
3) Supaya anak didik dan masyarakat bisa memahami bahasa
Indonesia dan mampu menggunakannya secara tepat.
29
4) Supaya anak didik masyarakat bisa menggunakan bahasa
Indonesia guna semakin meingkatkan kemampuannya.
5) Supaya anak didik dan masyarakat mampu membaca yang
merupakan syarat mutlak di dalam memperluas wawasan serta
memperhalus budi pekerti.
6) Supaya anak didik dan masyarakat bisa mampu menghayati
karya sastra Indonesia yang fungsinya dapat memberikan
inspirasi, edukasi, dan rekreasi yang sehat.
7) Supaya anak didik dan masyarakat bisa menyampaikan
gagasannya ke dalam karya tul is baik fiksi maupun non fiksi
(Wintala, 2015:17).
c. Fungsi Bahasa Indonesia
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan sebagai bahasa
nasional dan bahasa negara. Kedudukan bahasa Indonesia sebagai
bahasa negara berfungsi sebagai bahasa pengantar di lembaga-
lembaga pendidikan, sebagai pengembang kebudayaan, sebagai
pengembang ilmu pengetahuan dan teknologi, serta sebagai alat
perhubungan dalam kepentingan pemerintahan dan kenegaraan.
Selanjutnya, fungsi bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional yaitu
sebagai lambang kebanggaan nasional, sebagai alat pemersatu
berbagai suku bangsa dengan latar belakang sosial budaya dan
bahasa, sebagai pengembang kebudayaan, sebagai pengembang ilmu
30
pengetahuan dan teknologi, serta sebagai alat perhubungan dalam
kepentingan pemerintahan dan kenegaraan (Slamet, 2007:5).
Fungsi mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah sebagai berikut:
1) Sarana pembinaan persatuan dan kesatuan bangsa.
2) Sarana peningkatan pengetahuan keterampilan dalam rangka
pelestarian dan pengembangan budaya.
3) Sarana peningkatan pengetahuan dan keterampilan untuk meraih
dan mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4) Sarana penyebarluasan pemakaian bahasa Indonesia yang baik
untuk berbagai keperluan menyangkut berbagai masalah.
5) Sarana pengembangan penalaran.
6) Sarana pemahaman beragam budaya Indonesia melalui khasanah
kesusastraan Indonesia (Departemen Agama RI, 2004:103).
d. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup
komponen kemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
1) Mendengarkan yaitu seperti mendengarkan berita, petunjuk,
pengumuman, perintah, bunyi atau suara, bunyi bahasa, lagu,
kaset, pesan, penjelasan, laporan, ceramah, khotbah, pidato,
pembicaraan narasumber, dialog/percakapan, pengumuman serta
perintah yang didengar dengan memberikan respon secara tepat
31
serta mengapresiasi dan mengekspresikan sastra melalui kegiatan
mendengarkan hasil sastra berupa dongeng, cerita rakyat, cerita
anak-anak, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun, dan
menonton drama anak.
2) Berbicara yaitu seperti mengungkapkan gagasan dan perasaan,
menyampaikan sambutan, dialog, pesan, pengalaman, sesuatu
proses, menceritakan diri sendiri, teman, keluarga, masyarakat,
benda, tanaman, binatang, pengalaman, gambar tunggal, gambar
seri, kegiatan sehari-hari, peristiwa, tokoh,
kesukaan/ketidaksukaan, kegemaran, peraturan, tata tertib,
petunjuk, dan laporan serta mengapresiasi dan berekspresi sastra
melalui kegiatan melisankan hasil sastra berupa dongeng, cerita
anak, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, pantun,
dan menonton drama anak.
3) Membaca yaitu seperti membaca huruf, suku kata, kata, kalimat,
paragraf, berbagai teks bacaan, denah, petunjuk, tata tertib,
pengumuman, kamus, ensiklopedia, serta mengapresiasi dan
berekspresi sastra melalui kegiatan membaca hasil sastra berupa
dongeng, cerita rakyat, cerita binatang, puisi anak, syair lagu, dan
pantun. Kompetensi membaca juga diarahkan menumbuhkan
budaya membaca.
32
4) Menulis yaitu seperti menulis karangan naratif dan non-naratif
dengan tulisan rapi dan jelas dengan memperhatikan tujuan dan
ragam pembaca, pemakaian ejaan dan tanda baca, dan kosakata
yang tepat dengan menggunakan kalimat tunggal dan kalimat
majemuk serta mengapresiasi dan berekspresi sastra melalui
kegiatan menulis hasil sastra berupa cerita dan puisi. Kompetensi
menulis juga diarahkan menumbuhkan kebiasaan menulis
(Departemen Agama RI, 2004:104).
3. Komunikasi
a. Pngertian Komunikasi
Komunikasi adalah suatu proses dimana seseorang atau beberapa
orang, kelompok, organisasi, dan masyarakat menciptakan, dan
menggunakan informasi agar terhubung dengan lingkungan orang
lain. Pada umumnya komunikasi dilakukan secara lisan atau verbal
yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Apabila tidak ada
bahasa verbal yang dapat dimengerti oleh keduanya, komunikasi
masih dapat digunakan meggunakan gerak-gerak badan,
menunjukkan sikap tertentu, misalnya tersenyum, menggelengkan
kepala, mengangkat bahu. Cara seperti ini disebut komunikasi
dengan bahasa nonverbal.
33
b. Menyampaikan Pesan Melalui Telepon
Telepon adalah alat komunikasi yang digunakan untuk
menyampaikan pesan suara (terutama pesan yang berbentuk
percakapan). Tata tertib berbicara melalui telepon, diantaranya:
1. Angkat telepon, tunggu nada sambung. Lalu, tekanlah nomor
yang kita tuju.
2. Setelah diangkat oleh penerima, segera ucapkan salam
“Assalamualaikum” atau “selamat pagi, siang, atau malam”.
3. Bicaralah yang sopan, singkat, dan jelas.
4. Jika penerima menanyakan identitas penelepon, jawablah dengan
jelas.
5. Jika orang yang ditelepon tidak ada, sampaikan pesan dan nama
pemberi pesan dengan jelas kepada penerima.
Percakapan
Danu : “Hallo, benarkahn ini nomor 0231-202429?”
Andi : “Benar. Ingin berbicara dengan siapa, ya?
Danu : “Bisa bicara dengan Dini, Kak?”
Andi : “Oh, Dini sedang keluar. Ini dengan siapa, ya?”
Danu : “Dengan Danu, teman sekolah Dini, Kak.”
Andi : “Oo, Dik Danu ya, Ada pesan untuk Dini?”
34
Danu : “Ada kak. Besok ada lomba membaca puisi diadakan di
aula Kantor Walikota pukul sembilan pagi. Cuman itu
saja, Kak.”
Andi : “Ya, nanti kakak sampaikan.”
Dodi : “Terimakasih, Kak.”
Andi : “Sama-sama, Dik.”
c. Pengumuman
Pengumuman adalah berita yang bertujuan untuk
memberitahukan sesuatu kepada pembaca. Fungsi lain dari
pengumuman yaitu untuk mempromosikan sesuatu, pengumuamn
dapat ditempet dipapan pengumuman dapat juga ditayangkan
ditayangkan dilayar televise atau disiarkan diradio.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumuman:
1. Kalimat singkat, sopan , dan mudah dimengerti.
2. Isi pengumuman jelas atau mudah dibaca/didengar oleh pembaca
atau pendengar.
3. Pembuatan pengumuman harus jelas.
Bagian bagian pada pengumuman :
1. Orang yang dituju
2. Isi pengumuman yang mencakup macam kegiatan atau informasi ,
waktu dan tempat pelaksanaan , serta syarat mengikutinya.
3. Waktu dan tempat penulisan pengumuman.
35
4. Orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan pengumuman
dengan menandatanganinya.
Pengumuman ada 2 jenis:
1. Pengumuman resmi
Pengumuman resmi adalah suatu pengumuman yang
dibuat oleh suatu lembaga. Pengumuman resmi, biasanya terdiri
dari kepala pengumuman (yang berisi nama lembaga yang
membuat pengumuman, alamat lembaga yang membuat
pengumuman, nomor pengumuman, isi pengumuman, tanggal
pembuatan pengumuman, dan nama serta tanda tangan yang
bertanggung jawab). Contoh :
Pengumuman
Dalam rangka memperingari HUT RI ke 77 maka MI
Darussalam Kalijambe mengadakan berbagai kegiatan :
1. Lomba menggambar
2. Lomba pidato untuk kelas 4 sampai kelas 6 temanya bebas
yang akan dilaksanakan pada :
hari / tanggal : Sabtu , 18 Agustus 2018
waktu : 08.00 WIB sampai selesai
Demikian pengumuman ini disampaikan, atas perhatianya
disampaikan terima kasih.
36
Kepala MI Darussalam Kalijambe
Sulaiman, S.Ag, S.Pd.I, M.S.I
2. Pengumuman tidak resmi
Pengumunan tidak resmi adalah pengumuman yang
dibuat secara pribadi.
Contoh :
Adam : Efa…
Efa :Kenapa dam?
Adam : Main yuk
Efa : Ayo, sekalian ajak Safri agar lebih ramai
Adam : Oke, ayo kerumah Safri
Adam dan Eva : Sari…
Safri :Iya, ada apa?
Adam dan Eva : Main yuk
Safri : Main kemana?
Adam : Main kelapangan samping rumahku
Safri : Iya ayo (merekapun berangkat kelapangan)
Raisa : Hay teman-teman (sambil melambaikan tangan)
Adam,Eva Dan Safri : Hay,Ayo ikut main sekalian, biar tambah
ramai
37
Raisa :Iya, Eh ini ada pengumuman (sambil melihatkan
pamplet)
Adam : Pengumuman apa?
Raisa : Pengumuman tentang orang yang kehilangan dompet
Adam : Coba bacakan pengumumannya
Raisa : Oh iya saya bacakan “Pengumuman
Bagi yang menemukan dompet warna biru harap menghubungi
Kundari atau mengubungi 087837755100, terima kasih”.
4. Visual, Auditory, Kinestetik (VAK)
a. Pengertian Visual, Auditory, Kinestetik (VAK)
Menurut Shoimin (2014:226) Model Pembelajaran Visual,
Auditori dan Kinestetik (VAK) adalah model pembelajaran yang
mengoptimalkan ketiga modalitas belajar untuk menjadikan si belajar
merasa nyaman. Model pembelajaran VAK adalah model
pembelajaran yang menggabungkan unsur visual, auditori, dan
kinestetik. Menurut Ghufron (2012: 42) gaya belajar merupakan
sebuah pendekatan yang menjelaskan mengenai bagaimana individu
belajar atau cara yang ditempuh oleh masing-masing orang untuk
berkonsentrasi pada proses, dan menguasai informasi yang sulit dan
baru melalui persepsi yang berbeda. Tiga modalitas yang dimiliki
oleh siswa dalam proses belajarnya yakni visual , auditorial, dan
kinestetik (VAK). Semua siswa memiliki ketiga modalitas, ketika
38
seseorang mampu mengkombinasikan modalitas satu dengan yang
lain maka kemampuan belajarnya akan meningkat tetapi terdapat juga
siswa yang cenderung pada salah satu modalitas yang dimilikinya.
Modalitas banyak digunakan dalam proses pembelajaran dan
komunikasi. Adapun macam-macam modalitas adalah sebagai berikut:
1) Visual
Menurut Deporter & Mike (2016:116) ciri-ciri orang visual adalah
sebagai berikut:
a) Rapi dan teratur
b) Berbicara dengan cepat
c) Perencana dan pengatur jangka panjang yang baik
d) Teliti terhadap detail
e) Mementingkan penampilan, baik dalam hal pakaian maupun
presentasi
f) Pengeja yang baik dan dapat melihat kata-kata yang
sebenarnya dalam fikiran mereka
g) Mengingat apa yang dilihat, daripada yang didengar
h) Mengingat asosiasi visual
i) Biasanya tidak terganggu oleh keributan
j) Pembaca cepat dan tekun.
Siswa yang memiliki modalitas visual akan cenderung lebih
suka membaca dari pada dibacakan, mereka akan lebih mudah
39
memahami sesuatu dengan melihat dan mengalami kesulitan
dalam merangkai kata ketika berbicara.
2) Auditorial
Menurut Deporter & Mike (2016:118) ciri-ciri siswa yang
auditori adalah sebagai berikut:
a) Berbicara kepada diri sendiri saat bekerja
b) Mudah terganggu oleh keributan
c) Menggerakkan bibir dan mengucapkan tulisan di buku ketika
membaca
d) Senang membaca dengan keras dan mendengarkan
e) Dapat mengulangi kembali dan menirukan nada, birama dan
warna suara
f) Merasa kesulitan untuk menulis, tetapi hebat dalam bercerita
g) Berbicara dalam irama yang berpola
h) Biasanya pembicara yang fasih
i) Lebih suka musik dari pada seni
Seseorang dengan modalitas auditori akan cenderung mudah
menerima, mengingat, dan memproses informasi yang berupa
bunyi seperti musik, nada, irama, rima, dialog internal dan suara.
Siswa akan lebih mudah belajar atau mengingat sesuatu dengan
mendengarkan.
40
3) Kinestetik
Menurut Deporter & Mike (2016:118) ciri-ciri siswa yang
kinestetik adalah sebagai berikut:
a) Berbicara dengan perlahan
b) Menanggapi perhatian fisik
c) Menyentuh orang untuk mendapatkan perhatian mereka
d) Berdiri dekat ketika berbicara dengan oarng
e) Selalu berorientasi pada fisik dan banyak bergerak
f) Mempunyai perkembangan awal otot-otot yang besar
g) Belajar melalui memanipulasi dan praktik
h) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat
i) Menggunaan jari sebagai penunjuk ketika membaca
j) Banyak menggunakan isyarat tubuh
k) Tidak dapat duduk diam untuk waktu lama.
Seseorang yang memiliki modalitas kinestetik akan cenderung
mudah menerima, mengingat, dan memproses informasi berupa
gerakan, koordinasi, tanggapan emosional, dan kenyamanan fisik.
Siswa akan lebih mudah belajar dengan melakukan atau
bergerak.
Model pembelajaran VAK bertujuan untuk memenuhi gaya
belajar siswa yang berbeda-beda. Menurut Sriyanti (2013:27)
macam-macam gaya belajar siswa adalah sebagai berikut:
41
a) Somatis artinya tubuh atau raga. Siswa dengan tipe ini akan
belajar dengan cepat bila dilakukan dengan memanfaatkan
tubuh, baik melalui aktivitas yang melibatkan tubuh, ataupun
dengan memperhatikan bagian-bagian tubuhnya.
b) Auditif artinya suara. Siswa tipe ini akan lebih mudah belajar
dengan cara mendengarkan.
c) Visual adalah gaya belajar siswa dengan melihat. Siswa tipe
ini akan mudah memahami pelajaran dengan melihat.
d) Intelektual, gaya belajar dengan perenungan.
Berdasarkan pembahasan diatas dapat diketahui bahwa
modalitas atau gaya belajar siswa adalah visual, auditori, dan
kinestetik. Siswa yang visual dapat dilatih dengan meminta
mereka mengamati situasi dunia nyata lalu memikirkan,
membicarakan situasi tersebut, menggambarkan proses, prinsip.
Siswa yang auditori dapat dilatih dengan mengajak membaca
dengan keras, mengajak aktif saat berdiskusi dalam memecahkan
masalah, meminta siswa untuk berbicara tentang apa yang
mereka ketahui.
Model pembelajaran VAK mencakup tiga kategori utama
pembelajaran antara lain:
42
a) Pembelajaran Visual
Pembelajaran yang didalamnya ide-ide, konsep-konsep
dan informasi lain diasosiasikan dengan gambar-gambar dan
tekhnik-tekhnik. Mereka yang memiliki pola belajar visual
biasanya mampu memahami informasi dengan
menggambarkannya secara nyata.
b) Pembelajaran Auditorial
Pembelajaran yang di dalamnya seseorang sangat
bergantung pada pendengaran dan pembicaraan orang lain
selama proses belajarnya. Pembelajaran auditorial harus
mendengar apa yang dikatakan agar bisa memahami, dan
sebaliknya mereka sering kali kesulitan menghadapi instruksi-
instruksi tertulis.
c) Pembelajaran Kinestetik
Pembelajaran yang di dalamnya proses belajar dilakukan
oleh siswa yang melaksanakan aktivitas fisik, daripada
mendengar ceramah atau melihat pertunjukan. Mereka yang
memiliki kemampuan kinestetik biasanya belajar dengan cara
mempraktikkannya. Menurut Deporter & Mike (2016:113)
Kinestetik adalah belajar dengan cara bergerak, bekerja dan
menyentuh. Untuk merangsang hubungan pikiran dan tubuh,
maka harus diciptakan suasana belajar yang dapat membuat
43
siswa bangkit dan berdiri dari tempat duduk dan aktif secara
fisik dari waktu ke waktu. Belajar kinestetik adalah
pembelajaran yang melibatkan siswa aktif selama proses
pembelajaran, karena melibatkan aktivitas fisik dan
menggerakkan/ menggunakan tubuh pada saat belajar.
Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang
multi sensorik yang melibatkan tiga unsur gaya belajar, yaitu
penglihatan, pendengaran, dan gerakan. Gaya belajar multi
sensorik membuat pendidik untuk tidak hanya mendorong siswa
untuk menggunakan satu modalitas saja, tetapi berusaha
mengkombinasikan semua modalitas untuk memberi kemampuan
yang lebih besar dan menutupi kekurangan yang dimiliki masing-
masing siswa.
b. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran dengan Model Visual,
Auditory, KinestetiK (VAK)
Penerapan model pembelajaran VAK dalam proses pembelajaran
terdapat beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Langkah-langkah
model pembelajaran VAK menurut Shoimin (2014:227) adalah sebagai
berikut:
1) Tahap persiapan atau kegiatan pendahuluan
Guru memberikan motivasi untuk membangkitkan minat
siswa dalam belajar, memberikan perasaan positif mengenai
44
pengalaman belajar yang akan datang kepada siswa dan
menempatkan mereka dalam situasi optimal untuk menjadikan
siswa lebih siap dalam menerima pelajaran.
2) Tahap penyampaian atau kegiatan inti pada eksplorasi
Guru mengarahkan siswa untuk menemukan materi
pelajaran yang baru secara mandiri, menyenangkan, relevan,
melibatkan pancaindra, yang sesuai dengan gaya belajar VAK.
3) Tahap tahap pelatihan atau kegiatan inti pada elaborasi
Guru membantu siswa untuk mengintegrasi dan menyerap
pengetahuan serta keterampilan baru dengan berbagai cara yang
disesuaikan dengan gaya belajar VAK.
4) Tahap penampilan hasil atau kegiatan inti pada konfirmasi
Guru membantu siswa dalam menerapkan dan
memperluas pengetahuan maupun keterampilan baru yang
mereka dapatkan, pada kegiatan belajar sehingga hasil belajar
mengalami peningkatan.
c. Kelebihan Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK)
Kelebihan metode ini menurut Shoimin, 2014:228 antara lain:
1) Pembelajaran akan lebih efektif karena mengkominasikan ketiga
gaya belajar.
2) Mampu melatih dan mengembangkan potensi siswa yang telah
dimiliki oleh pribadi masing-masing.
45
3) Memberikan pengalaman langsung kepada siswa.
4) Mampu melibatkan siswa secara maksimal dalam menemukan dan
memahami suatu konsep melalui kegiatan fisik seperti
demonstrasi, percobaan, observasi, dan diskusi aktif.
5) Mampu menjangkau setiap gaya pembelajaran siswa.
6) Siswa yang memiliki kemampuan bagus tidak akan terhambat oleh
siswa yang lemah dalam belajar karena model ini mampu
melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan di atas rata-
rata.
d. Kelemahan Model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK)
Adapun kelemahan metode ini adalah:
Kelemahan dari model pembelajaran VAK adalah terdapat
beberapa orang yang tidak mampu mengkombinasikan ketiga gaya
belajar visual, auditori dan kinestetik. Seseorang yang hanya mampu
menggunakan satu gaya belajar akan menyerap informasi yang
disampaikan dengan menggunakan gaya belajar yang
dicenderunginya.
5. Sosiodrama
a. Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama berasal dari kata sosio = sosial dan drama. Kata
drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalam kehidupan manusia
yang mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, clash, atau benturan
46
antara dua orang atau lebih. Sedangkan bermain peran berarti
memegang fungsi sebagai orang yang dimainkannya, missalnya
berperan sebagai lurah, penjudi, nenek tua renta dan sebagainya (
Zainal,2016:185)
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa metode
sosiodrama yaitu cara mengajar yang memberikan kesempatan anak
didik utuk melakukan kegiatan memainkan peran tertentu yang
terdapat dalam kehidupan masyarakat. Selanjutnya menurut kamus
Besar Bahasa Indonesia,sosiodrama adalah drama yang bertujuan
memberikan informasi kepada masyarakat tentang masalah sosial dan
politik.
b. Langkah-langkah Metode Sosiodrama
1) Kelas dibagi menjadi beberapa kelompok
2) Guru mengarahkan siswa untuk menentukan tema dan skenario
yang meliputi situasi, masalah, peristiwa dan latar.
3) Siswa secara bergantian memerankan drama yang telah
disiapkannya.
4) Guru sebagai sutradara (fasilitator) dapat menghentikan drama
(apabila esensi atau pokok yang akan dibahas telah dicapai).
5) Guru mengarahkan pada diskusi. Pada proses ini guru dan siswa
memberikan komentar, kesimpulan atau catatan mengenai topik
47
yang diangkat dalam sosiodrama dan tanggapan mengenai
penampilan siswa.
c. Manfaat Metode Sosiodrama
1) Dapat mempertinggi perhatian siswa melalui adegan-adegan,
yang mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau
diskusi.
2) Siswa tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi
mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran orang lain
bila berhubungan dengan sesama manusia,seperti halnya
penonton film atau sandiwara, yang ikut hanyut dalam
suasana film seperti, ikut menangis pada adegan sedih, rasa
marah, emosi, gembira dan lain sebagainya.
3) Siswa dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan
memperdalam pengertian mereka tentang orang lain.
d. Kelebihan Metode Sosiodrama
Menurut Roestiyah (1991), metode sosiodrama memiliki
kelebihan, yaitu siswa lebih tertarik perhatiannya kepada pelajaran,
karena masalah-masalah sosial sangat berguna bagi mereka. Karena
mereka bermain peranan sendiri, maka mudah memahami masalah-
masalah sosial itu. Bagi siswa dengan berperan seperti orang lain,
maka ia dapat menempatkan diri seperti watak orang lain itu. Ia dapat
m erasakan perasaan orang lain, dapat mengakui pendapat orang lain
48
sehingga dapat menumbuhkan sikap saling pengertian, tenggang rasa,
toleransi, dan cinta kasih terhadap sesama makhluk. Akhirnya siswa
dapat berperan dan menimbulkan diskusi yang hidup, karena merasa
menghayati sendiri permasalahannya. Juga penonton tidak pasif,
tetapi aktif mengamati dan mengajukan saran dan kritik.
Kelebihan metode sosiodrama secara umum yaitu :
1) Dapat memberikan kesan yang kuat dan tahan lama dalam ingatan
siswa
2) Sangat menarik bagi siswa, sehingga memungkinan kelas menjadi
dinamis dan penuh antusias
3) Membangkitkan gairah dan semangat optimisme dalam diri siswa
serta menimbulkan rasa kebersamaan dan kesetiakawanan yang
tinggi
4) Dapat menghayati peristiwa yang berlangsung dengan mudah dan
dapat memetik butir-butir hikmah yang terkandung di dalamnya
dengan penghayatan siswa sendiri.
e. Kelemahan Metode Sosiodrama
Menurut Roestiyah (1991), metode sosiodrama mempunyai
kelemahan sebagai berikut:
1) Bila guru tidak menguasai tujuan instrusional penggunaan teknik
ini untuk sesuatu unit pelajaran, maka sosiodrama tidak akan
berhasil.
49
2) Bila guru tidak memahami langkah-langkah pelaksanaan metode
ini, maka akan mengacaukan berlangsungnya sosiodrama.
B. Kajian Pustaka
1. Dari penelitian Zera Febri Anoria dengan judul Peningkatan Hasil
Belajar Ilmu Pengetahuan Alam (Ipa) Pokok Bahasan Cahaya Dan Sifat-
Sifatnya Dengan Model Pembelajaran Visual, Auditorial Dan Kinestetik
(VAK) Pada Siswa Kelas V Mi Klero Kecamatan Tengaran Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2016/2017. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa penerapan model pembelajaran VAK dapat meningkatkan hasil
belajar IPA pokok bahasan cahaya dan sifat -sifatnya pada siswa kelas V
MI Klero Kecamatan Tengaran. Hal ini terbukti dari perolehan hasil
belajar siswa yang terus meningkat. Dari 28 siswa hasil tes pendahuluan
hanya mencapai 39,3% sedangkan yang diharapkan adalah 85% dari
seluruh siswa mencapai KKM (nilai 70). Pada siklus ke I hasil belajar
meningkat menjadi 67,86% siswa yang tuntas dan meningkat lagi pada
siklus II menjadi 96,4% siswa yang tuntas.
2. Dari penelitian Dennis Ossy January dengan judul Peningkatan
Keterampilan Berbicara Dengan Metode Sosiodrama Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas V Di Sdn Tegalrejo 02 Kecamatan
Tengaran Kabupaten Semarang Tahun 2013. Hasil keterampilan
berbicara yang diperoleh sebelum menggunakan metode sosiodrama
hanya 5 siswa yang tuntas atau 35,71%, dan setelah menggunakan
50
metode sosiodrama dalam pembelajaran Bahasa Indonesia pada siklus I
meningkat 21,43% atau 8 siswa dari kondisi awal, dan pada siklus II
meningkat 28,57% atau 12 siswa. Pada pilihan kata dalam keterampilan
berbicara pada siklus II meningkat 28,57% dari siklus I. Pada into nasi
dalam keterampilan berbicara di siklus II meningkat 21,43% dari siklus
I. Pada pelafalan dalam keterampilan berbicara, di siklus II stabil dengan
siklus I. Pada ekspresi dalam keterampilan berbicara, di siklus I
meningkat 14,29% dari kondisi awal, dan pada siklus II stabil dengan
siklus I. Pada kelancaran dalam keterampilan berbicara, pada siklus I
meningkat 14,29% dari kondisi awal, dan pada siklus II meningkat
7,14% dari siklus I. Penulis menyimpulkan bahwa metode sosiodrama
dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Indonesia karena dapat
meningkatkan pengunaan pilihan kata, intonasi, pelafalan, ekspresi, dan
kelancaran dalam keterampilan berbicara.
51
BAB III
HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe
1. Profil Sekolah Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe
Nama Madrasah Darussalam Kalijambe
NIS/NIPSN 60712793
NISS 111533220113
Akreditasi Madrasah B
Alamat Lengkap Madrasah Dsa,Kalijambe Rt.001 Rw,002
Kec.Bringin Kab.Semarang
Nama Kepala Sekolah Sulaiman, S.Ag, S.Pd.I, M.S.I
No Telp/Hp 085740717077
Kepemilikan Tanah Hak Milik
Luas Bangunan 241M
2. Visi, Misi dan Tujuan
a. Visi
Berilmu,beramal baik, berakhlakkul karimah
b. Misi
Mendidik dengan ilmu umum maupun Agama, memberikan contoh
perbuatan baik, menanamkan akhlakul kharimah pada siswa siswi
52
c. Tujuan
Mencetak anak berilmu tinggi berpengetahuan luas, menjadikan anak
berguna bagi orang lain Negara dan Agama, menjadikan anak berbudi
luhur.
3. Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe
Komite Madrasah Doni Astono
Kepala Madrasah Sulaiman, S.Ag, S.Pd.I, M.S.I
Sekretaris Sri setyani
Bendahara Rizal H, S.Pd
Anggota Endang A, S.Pd.I.
Wahyu P. Amd
Irfan
Nur S. S.Pd.I
Nur S. S.Pd.I
Rochayati
4. Keadaan Siswa
Jumlah siswa MI Darussalam Kalijambe 111 siswa dengan jumlah siswi
51 orang dan jumlah siswa 60 orang pada tahun 2018.
53
Tabel 3.1
Data Jumlah Siswa MI Darussalam Kalijambe
Tahun Ajaran 2017/2018
No Kelas Jenis Kelamin
Jumlah L P
1 I 14 8 22
2 II 11 10 21
3 III 6 10 16
4 IV 7 10 17
5 V 10 7 17
6 VI 12 6 18
Jumlah 60 51 111
B. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Subyek penelitian yang diambil dalam penelitian kelas ini adalah siswa
kelas IV Madrasah Ibtidaiyah Darussalam Kalijambe tahun ajaran
2017/2018. Data responden ini berjumlah 17 siswa, 7 laki-laki dan 10
perempuan. Adapun nama-nama siswa atau subyek penelitian adalah sebagai
berikut :
54
Tabel 3.2
Data Responden Siswa Kelas IV MI Darussalam Kalijambe
Tahun Ajaran 2017/2018
No Nama Keterangan
Laki-laki Perempuan
1 Adam Riski P L
2 Efa Damayanti P
3 Safri Asa A L
4 Siti Barokah P
5 Melanita Dwi W P
6 Henggar Sigit P. L
7 Muhamad Rifqi L
8 Raisa Zaina Tassita P
9 Clarisa Diana P P
10 Siti Mazaya S P
11 Fadil Anggi S L
12 Adam Fatir A L
13 Faniy Arista P P
14 Seril Pramesti P
15 M.Rifan Nur K L
16 Silfina Suci R P
17 Adila Dhiyaa U P
2. Waktu penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilakukan kurang lebih selama satu
bulan mulai Senin, 14 Mei 2018 hingga Senin, 21 Mei 2018. Penelitian
dilakukan pada siswa kelas IV MI Darussalam Kalijambe, Kecamatan
Bringin, Kabupaten Semarang yang berjumlah 17 siswa. Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdiri dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
55
C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus
1. Siklus I
Pada Tahap ini peneliti mengadakan pertemuan dengan guru untuk
berdiskusi tentang persiapan penelitian. Kemudian dilanjutkan
mempersiapkan materi pelajaran dan perangkat pembelajaran yang terdiri
dari RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran). Di dalam RPP memuat
seluruh konsep pembelajaran, sumber, media pembelajaran, metode
pembelajaran dan evaluasi pembelajaran. Penelitian juga menyiapkan lembar
soal yang akan digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran sebagai tolak
ukur hasil belajar siswa. Selain itu, juga menyiapkan lembar observasi
aktivitas guru untuk merekam jalannya pembelajaran.
Pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk siklus 1 dilaksanakan pada
Senin, 14 Mei 2018. Target yang ingin dicapai adalah siswa mampu
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Kriteria Ketuntasan
Minimal ini merupakan kesepakatan bersama dari persatuan guru kelas IV
MI Darussalam Kalijambe, Kecamatan Bringin, Kabupaten Semarang.
Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus I ini dilakukan 4
(empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi
tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi
(reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
56
a. Tahap Perencanaan/Planning antara lain:
1) Guru menentukan sub pokok bahasan yang akan diajarkan yaitu
menyampaikan pesan melalui telepon.
2) Merancang rencana pembelajaran sebagai pedoman dalam kegiatan
belajar mengajar.
3) Merancang soal-soal sebagai sarana untuk mengetahui kemampuan
siswa.
4) Merancang atau menyiapkan lembar observasi/pengamatan untuk
guru guna mengetahui perubahan dan perkembangan.
5) Merancang atau menyiapkan lembar observasi untuk siswa guna
mengetahui perubahan dan pengembangan.
6) Merancang model dan metode pembelajaran yaitu VAK dan
Sosiodrama yang berkaitan materi pekerjaan
b. Tahap Implementasi Tindakan/Acting
Pada tahap ini peneliti bertindak sebagai pengamat dan guru sebagai
pengajar. Penerapan tindakan mengacu pada konsep pembelajaran di
kelas sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah
di desain. Adapun kegiatan dalam siklus I ini adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan awal (5 menit), antara lain:
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa belajar
57
c) Guru mengecek kehadiran siswa dengan bertanya “siapa teman
kalian yang tidak berangkat hari ini?”
d) Guru memberi motivasi siswa supaya lebih bersemangat dalam
menerima materi dengan memberikan pertanyaan “siapa yang tau
hari ini kita akan belajar tentang apa?”
e) Guru menggali kemampuan awal siswa berkenaan dengan materi
yang akan dipelajari dengan memberitahu materi yang akan
dipelajari dan bertanya “siapa yang sudah pernah betcakap-cakap
melalui telepon?”
f) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (60 menit), antara lain:
Eksplorasi
a) Guru meminta peserta didik untuk membaca teks dan melihat
gambar yang ada di buku panduan dan sumber belajar lain
(visual).
b) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya
jawab tentang gambar dan teks yang sudah dibaca dan dirasa
kurang dimengerti (audio, kinestetik).
c) Guru mengajak peserta didik untuk menyampaikan pesan telepon
yang sudah dibacanya (audio, kinestetik).
58
Elaborasi
a. Guru menjelaskan pengertian telepon dan tata cara bertelepon
dengan baik (Audio)
b. Guru memberikan pertanyaan mengenai tujuan menyampaikan
pesan melalui telepon (Audio)
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan
jawabannya dan mempersilakan untuk berdiskusi dengan teman
sebangkunya (Visual, Kinestetik)
d. Guru mempersilakan siswa secara sukarela tanpa ditunjuk untuk
menjawab.
e. Apabila tidak ada siswa dengan sukarela menjawab guru
menunjuk beberapa siswa untuk menjawab (Kinestetik)
f. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, yaitu setiap
kelompok terdiri dari 5 orang (kinestetik).
g. Guru meminta setiap kelompok untuk membuat percakapan
dimana didalamnya terdapat suatu pesan untuk disampaikan
melalui telepon (Kinestetik).
h. Guru membagikan alat peraga berupa telepon kepada setiap
kelompoknya (Visual).
i. Guru memberikan batas waktu untuk siswa dalam membuat
percakapan.
59
j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih 2
orang untuk mewakili setiap kelompoknya untuk maju kedepan
dan memerankan percakapan telponnya (Kinestetik).
k. Setelah percakapan disampaikan, guru meminta siswa dalam
setiap kelompok untuk mencatat pesan yang disampaikan lewat
telepon tersebut (Kinestetik).
Konfirmasi
a) Guru memanggil satu pasangan dalam kelompok untuk maju
kedepan presentasi hasil percakapan yang dibuatnya.
b) Guru meminta siswa yang berada dibelakang untuk mencatat
pesan yang disampaikan melalui telpon tersebut dan
membacakannya.
3) Kegiatan Akhir (5 menit) antara lain:
a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari
ini.
b) Guru memberikan pujian terhadap kelompok yang mengerjakan
tugas dengan benar.
c) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar siswa
dalam menerima materi.
d) Guru memberitahu materi pembelajaran dipertemuan yang akan
datang
60
e) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa untuk
pulang
f) Guru mengucap salam
c. Tahap Pengamatan/Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran berlangsung, antara lain :
1) Digunakan lembar observasi oleh guru untuk mengamati partisipasi
peserta didik pada saat kegiatan pembelajaran.
2) Digunakan lembar observasi oleh guru kolaborator untuk mengamati
aktivitas peneliti dalam mengelola pembelajaran selama kegiatan
pembelajaran berlangsung.
d. Tahap Refleksi/Reflekting
Setelah melakukan pembelajaran pada siklus 1 dan menganalisis
hasil pengamatan, peneliti mengadakan refleksi. Ternyata dari 17 siswa,
masih beberapa siswa yang belum mencapai KKM materi yang telah
disampaikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1) Metode pembelajaran VAK dan metode Sosiodrama masih terlalu
baru untuk siswa.
2) Siswa tidak fokus pada materi yang diajarkan.
3) Persiapan yang kurang matang dalam mempersiapkan model
pembelajaran VAK dan metode sosiodrama
61
Pada siklus 1 masih menganggap proses pembelajaran sama yang
dilakukan oleh guru kelas IV (Empat) yang hanya menggunakan metode
ceramah. Disini guru harus bisa menggunakan teknik pembelajaran yang
baru agar siswa memperhatikan dan fokus dalam pembelajaran serta
hasil belajar meningkat.
2. Siklus II
Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan pada Senin, 21 Mei
2018, selama kurang lebih 2 jam pelajaran (2x35 menit) dan dilaksanakan
sesuai jadwal pelajaran Bahasa Indonesia. Sehingga tidak menganggu
pembelajaran yang lain.
Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan dalam siklus II ini dilakukan 4
(empat) tahapan, yaitu dengan alur perencanaan (planning), implementasi
tindakan (acting), observasi dan interprestasi (observing), dan refleksi
(reflecting), secara garis besar pelaksanaan dapat dideskripsikan sebagai
berikut :
a. Tahap Perencanaan/ Planning
Rencana perbaikan pembelajaran untuk siklus II ini, peneliti
berupaya meningkatkan keaktifan, perhatian dan prestasi siswa dalam
pembelajaran. Materi yang dibahas dalam siklus ini, yaitu
“Pengumuman”. Adapun perencanaan dalam siklus II ini, sebagai
berikut:
62
1) Mengidentifikasi dan perumusan masalah berdasarkan refleksi pada
siklus I.
2) Menentukan sub pokok bahasan.
3) Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II, RPP ini
disusun dengan mempertimbangkan hasil pembelajaran pada siklus
I. RPP ini disusun sebelum tindakan dilakukan.
4) Mendiskusikan penerapan model Visual, Auditory, Kinestetik (VAK)
dengan guru, peneliti mendiskusikan tata cara pelaksanaan model
Visual, Auditorial, Kinestetik (VAK) pada siklus II dengan guru,
guna mempersiapkan pembelajaran agar lebih baik dari siklus I.
5) Merancang soal-soal untuk dikerjakan siswa sebagai tes formatif
untuk mengetahui kemampuan siswa.
6) Merancang lembar observasi untuk mengetahui atau mendapatkan
data perubahan dan perkembangan siswa.
b. Tahap Implementasi Tindakan/ Acting
Pada tahap ini guru melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas
sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah
didesain. Adapun kegiatan dalam siklus III ini adalah sebagai berikut :
1) Kegiatan Awal (5 menit) antara lain :
a) Guru mengucapkan salam
b) Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa belajar
63
c) Guru mengecek kehadiran siswa dengan bertanya “siapa teman
kalian yang tidak berangkat hari ini?”
d) Guru memberi motivasi siswa supaya lebih bersemangat dalam
menerima materi dengan memberikan pertanyaan “siapa yang
tau hari ini kita akan belajar tentang apa?”
e) Guru menggali kemampuan awal siswa berkenaan dengan
materi yang akan dipelajari dengan memberitahu materi yang
akan dipelajari dan bertanya “siapa yang sudah pernah membaca
ataupun mendengarkan pengumuman?”
f) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti (60 menit) antara lain :
Eksplorasi
a) Guru meminta peserta didik untuk membaca teks dan melihat
gambar yang ada di buku panduan dan sumber belajar lain
(visual).
b) Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya
jawab tentang gambar dan teks yang sudah dibaca dan dirasa
kurang dimengerti (audio, kinestetik)
c) Guru mengajak peserta didik untuk menyampaikan isi
pengumuman yang sudah dibacanya (audio, kinestetik).
64
Elaborasi
a) Guru menjelaskan pengertian pengumuman dan jenis-jenis
pengumuman (Audio).
b) Guru memberikan pertanyaan mengenai tujuan pengumuman
disampaikan (Audio).
c) Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan
jawabannya dan mempersilakan untuk berdiskusi dengan teman
sebangkunya (Visual, Kinestetik)
d) Guru mempersilakan siswa secara sukarela tanpa ditunjuk untuk
menjawab.
e) Apabila tidak ada siswa dengan sukarela menjawab guru
menunjuk beberapa siswa untuk menjawab (Kinestetik).
f) Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan
anggota 4-5 orang siswa (Kinestetik)
g) Setiap kelompok diberikan contoh pengumuman resmi dan tidak
resmi yang disampaikan melalui percakapan (visual).
h) Siswa berdiskusi dan menunjuk setiap siswanya untuk berperan
sesuai yang ada dalam teks (kinestetik).
i) Setelah selesai guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk
memerankan percakapan sesuai dengan teks sesuai dengan teks
(Audio, visual, kinestetik)
65
j) Siswa yang dibelakang mencatat isi/ kesimpulan pengumuman
yang didengarkan dan dibacakan temannya (audio, visual,
kinestetik)
Konfirmasi
a) Guru memanggil setiap kelompok untuk maju kedepan presentasi
mengenai isi pengumuman yang didengarnya dari setiap
kelompok
b) Guru meminta siswa yang berada dibelakang untuk menanggapi
dan mengomentari cara penyamapaian pengumumannya.
3) Penutup (5 menit) antara lain :
a) Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari
ini.
b) Guru memberikan pujian terhadap kelompok yang mengerjakan
tugas dengan benar.
c) Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar siswa
dalam menerima materi.
d) Guru memberitahu materi pembelajaran dipertemuan yang akan
e) Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa untuk
pulang.
f) Guru mengucap salam.
66
c. Tahap Pengamatan/ Observing
Pada tahap ini dilaksanakan observasi/pengamatan terhadap
pelaksanaan pembelajaran be rlangsung, antara lain :
1. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan
siswa dengan lembar pengamatan siswa.
2. Mencatat setiap kegaiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan
model pembelajarn Visual, Auditorial, Kinestetik (VAK) yang sedang
berlangsung.
3. Melakukan diskusi dengan guru untuk membahas tentang
kelemahan-kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta
memberikan saran perbaikan untuk pembelajaran berikutnya.
d. Tahap Refleksi/ Reflecting
Setelah melakukan perbaikan pembelajaran pada siklus II. Pada
siklus II ini jumlah siswa yang memperhatikan semakin banyak di
banding siklus I, hal ini karena perlengkapan dan cara pembelajaran
menggunakan model pembelajaran VAK dan metode sosiodrama yang
dilakukan oleh guru sudah semakin baik, sehingga siswa dapat
memperhatikan pelajaran secara maksimal serta prestasi belajar siswa
pun menjadi lebih baik dari siklus I. Untuk data hasil penelitian yang
diperoleh akan dipaparkan pada bab IV yaitu hasil penelitian dan
pembahasan.
67
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Paparan Siklus
Penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan menggunakan 2 siklus,
dengan standar kompetensi mengungkapkan pikiran, perasaan, dan
informasi dengan bertelepon
Siklus pertama ke dua menguraikan sub pokok bahasan yang berbeda
yaitu siklus I sub pokok bahasan “Menyampaikan Pesan Melalui
Telepon”. Siklus II sub pokok bahasan “Pengumuman”. Waktu
pelaksanaan 2x35 menit (2 jam pelajaran) dalam 1 kali pertemuan.
Penelitian ini setiap pembelajaran di gunakan lembar soal dan lembar
observasi untuk mengukur sejauh mana prestasi belajar siswa dan target
KKM yang dicapai siswa setelah mengikuti pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan menerapkan melalui model pembelajaran Visual, Auditory,
Kinestetik (VAK) dan Metode Sosiodrama. Secara rinci, hasil penelitian
akan diuraikan sebagai berikut :
1. Pra Siklus
Berdasarkan hasil wawancara nilai hasil belajar Bahasa Indonesia
siswa masih banyak yang belum mencapai KKM. Adapun hasil belajar
siswa tersebut yaitu:
68
Tabel 4.1
Hasil tes formatif Pra Siklus
No Nama Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
Sekolah Nasional
1 Adam Riski P 30 ‾ ‾
2 Efa D 80 √ √
3 Safri Assa A 60 ‾ ‾
4 Siti Barokah 50 ‾ ‾
5 Melanita D 76 √ √
6 Henggar Sigit 58 ‾ ‾
7 M.Rifai 40 ‾ ‾
8 Raisa Zaina T 30 ‾ ‾
9 Clarisa Diana 62 ‾ ‾
10 Siti Mazaya S 68 √ ‾
11 Fadil Anggi S 40 ‾ ‾
12 Adam Fatir A 60 ‾ ‾
13 Fany Arista P 80 √ √
14 Sherryl P 30 ‾ ‾
15 M.Rif’an Nur 60 ‾ ‾
16 Silvina Suci R 80 √ √
17 Adila Dhiyaa 72 √ √
Rata-rata 976 57,41
Catatan KKM Sekolah 65, KKM Nasional 75
Tabel 4.2
Rekapitulasi Ketuntasan Pra siklus
KKM Tuntas Tidak Tuntas
KKM Individual 6 siswa
(35,29%)
11 siswa
(64,70%)
KKM Nasional 5 siswa
(29,41%)
12 siswa
(70,58%)
Nilai Rata-rata 57,41
2. Siklus I
Proses dsalam memberi penilaian pengamatan terhadap siswa, peneliti
mengacu pada KKM individual adalah standar nilai minimal yang dihitung
69
berdasarkan norma (guru) yaitu 65 dan KKM nasional adalah sesuai dengan
ketentuan pemerintah yaitu 75 untuk mata pelajaran Ilmu Pengetahuan
Sosial.
Adapun dari hasil tes formatif pada siklus I ini, didapatkan hasil
sebagaimana terdapat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.3
Hasil Tes Formatif Siklus I
No Nama Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
Sekolah Nasional
1 Adam Riski P 50 ‾ ‾
2 Efa D 84 √ √
3sss Safri Assa A 76 √ √
4 Siti Barokah 65 √ ‾
5 Melanita D 78 √ √
6 Henggar Sigit 70 √ ‾
7 M.Rifai 62 ‾ ‾
8 Raisa Zaina T 60 ‾ ‾
9 Clarisa Diana 72 √ ‾
10 Siti Mazaya S 78 √ √
11 Fadil Anggi S 60 ‾ ‾
12 Adam Fatir A 68 √ ‾
13 Fany Arista P 88 √ √
14 Sherryl P 58 ‾ ‾
15 M.Rif’an Nur 75 √ √
16 Silvina Suci R 90 √ √
17 Adila Dhiyaa 80 √ √
Rata-rata 1.214 71,41
Catatan KKM Sekolah 65, KKM Nasional 75
70
Tabel 4.4
Rekapitulasi Ketuntasan Siklus I
KKM Tuntas Tidak Tuntas
KKM Individual 12 siswa
(70,58%)
5 siswa
(29,41%)
KKM Nasional 8 siswa
(47,04%)
7 siswa
(41,17%)
Nilai Rata-rata 71,41
a. Hasil pengamatan Guru dan Siswa Siklus I
1) Hasil pengamatan Guru Siklus I
Tabel 4.5
Hasil Pengamatan Guru Siklus I
No Fase Kompetensi Skor
A B C D
1 Pendahuluan Guru mengawali dengan salam
dan menyiapkan peserta didik
secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
√
Guru memberi motivasi siswa
supaya lebih bersemangat dalam
menerima materi
√
Guru menggali kemampuan
awal siswa berkenaan dengan
materi yang akan dipelajari
dengan memberitahu materi
yang akan dipelajari
√
71
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
√
2 Kegiatan Inti Guru meminta siswa membaca
teks dan melihat gambar yang
ada
√
Guru menjelaskan materi
telepon dan tata cara bertelepon
dengan baik
√
Guru memberikan pertanyaan
mengenai tujuan menyampaikan
pesan melalui telepon
√
Guru bertanya jawab dengan
siswa mengenai cakupan materi
menggunakan metode
Sosiodrama
√
Guru membimbing siswa secara
berkelompok untuk
memerankan percakapan melaui
telepon
√
Guru membantu siswa secara
berkelompok memberikan
penjelasan tujuan
menyampaikan pesan melalui
telepon dengan bahasanya
sendiri
√
3 Penutup Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil
pembelajaran
√
72
Guru memberikan evaluasi
seluruh rangkaian aktivitas
pembelajaran
√
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpendapat
tentang pembelajaran yang
diikuti
√
Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian
tugas, baik tugas secara
individual maupun kelompok
(melakukan penilaian hasil
belajar)
√
Guru mengakhiri pelajaran
dengan doa dan ditutup dengan
salam
√
Jumlah 4 36 4
Total 44
Kategori Baik
Keterangan:
Skor :
A = 4
B = 3
C = 2
D = 1
73
Rentang kategori :
Nilai 46-60 (sangat Baik)
Nilai 31-45 (Baik)
Nilai 15-30 (Kurang)
2) Lembar pengamatan Siswa siklus I
Tabel 4.6
Hasil Pengamatan Siswa Siklus I
No Nama Skor Total
Skor
Predikat
A B C D
1 Adam Riski 2 2 3 3 10 Baik
2 Efa D 3 3 4 3 13 Sangat Baik
3 Safri Assa A 2 3 3 2 10 Baik
4 Siti Barokah 2 3 3 2 10 Baik
5 Melanita D 2 4 3 3 12 Baik
6 Henggar S 2 2 3 3 10 Baik
7 M.Rifai 2 3 4 3 12 Baik
8 Raisa Zaina 1 1 2 2 7 Cukup
9 Clarisa D 2 2 2 3 9 Baik
10 Siti Mazaya 3 3 3 2 11 Baik
11 Fadil Anggi 3 3 3 3 12 Baik
12 Adam Fatir 2 2 3 3 10 Baik
13 Fany Arista 3 2 2 4 11 Baik
14 Sherryl p 2 2 3 2 9 Baik
15 M.Rif’an 2 2 3 3 10 Baik
16 Silvina Suci 3 4 3 3 13 Sangat Baik
17 Adila Dhiya 3 2 4 2 11 Baik
Keterangan :
A. Kreatifitas siswa dalam menemukan materi
B. Keaktifan bertanya
C. Keaktifan menemukan pasangan antara soal dan jawaban
D. kerjasama antar kelompok
74
Nilai 13-16 (A Skor 4 : Sangat Baik)
Nilai 9-12 ( B Skor 3 : Baik)
Nilai 4-8 (C Skor 2 : Cukup)
b. Refleksi
Berdasarakan hasil pengamatan dan refleksi pada siklus I ini,
ternyata banyak siswa yang belum mencapai target KKM baik standar
dari sekolah maupun nasional terlihat dari 17 siswa baru 12 siswa
(70,58%) tuntas dan 5 siswa (29,41%) belum tuntas KKM sekolah serta
dalam KKM Nasional baru terdapat 8 siswa (47,04%) tuntas dan 7 siswa
(41,17%) belum tuntas, hal ini disebabkan selain metode pembelajaran
yang baru dikenal ternyata banyak siswa yang tidak bersungguh-sungguh
belajar dengan model VAK dan media Sosiodrama, siswa masih suka
bermain-main dengan media pembelajaran yang ada.
Dari data dan uraian tersebut maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa pada siklus I dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
1) Adanya beberapa siswa yang kurang memperhatikan, karena guru
menggunakan metode pembelajaran yang baru. Jadi, guru masih
canggung saat penyajian materi dengan Model Pembelajaran VAK
Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan Metode Sosiodrama
2) Adanya beberapa siswa yang belum mendapatkan nilai sesuai dengan
standar ketuntasan, hal ini dikarenakan belum paham materi yang
disampaikan oleh guru.
75
3) Guru belum terbiasa menggunakan Model Pembelajaran Visual,
Auditory, Kinestetik (VAK) dan Metode Sosiodrama sehingga
pembelajaran di dalam kelas kurang maksimal.
Secara garis besar siklus I berjalan baik dan kondusif, namun masih
ada 5 siswa yang nilainya belum mencapai KKM. Oleh karena itu perlu
diadakan siklus II.
3. Siklus II
Dari pengamatan yang dilakukan terhadap siswa kelas IV MI
Darussalam Kalijambe, Kecamatan Bringin Kabupaten Semarang tahun
ajaran 2017/1018 selama pelaksanaan pada siklus II, maka diperoleh data
sebagai berikut
a. Data hasil belajar siswa
Tabel 4.7
Hasil tes formatif pada siklus II
No Nama Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal
Sekolah Nasional
1 Adam Riski P 76 √ √
2 Efa D 92 √ √
3 Safri Assa A 80 √ √
4 Siti Barokah 76 √ √
5 Melanita D 88 √ √
6 Henggar Sigit 82 √ √
7 M.Rifai 78 √ √
8 Raisa Zaina 78 √ √
9 Clarisa Diana 80 √ √
76
10 Siti Mazaya S 86 √ √
11 Fadil Anggi S 80 √ √
12 Adam Fatir A 84 √ √
13 Fany Arista P 92 √ √
14 Sherryl P 76 √ √
15 M.Rif’an Nur 90 √ √
16 Silvina Suci R 100 √ √
17 Adila Dhiyaa 94 √ √
Rata-rata 1.432 84,23
Catatan : KKM Sekolah 65, KKM Nasional 75
Tabel 4.8
Rekapitulasi Ketuntasan Siklus II
KKM Tuntas Tidak Tuntas
KKM Individual 17 siswa
(100%)
0 siswa
(0%)
KKM Nasional 17 siswa
(100%)
0 siswa
(0%)
Nilai Rata-rata 84,23
77
b. Data hasil Pengamatan Guru dan Siswa siklus II
1) Data hasil pengamatan guru II
Table 4.9
Hasil Pengamatan Guru Siklus II
No Fase Kompetensi Skor
A B C D
1 Pendahuluan Guru mengawali dengan salam
dan menyiapkan peserta didik
secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran
√
Guru memberi motivasi siswa
supaya lebih bersemangat dalam
menerima materi
√
Guru menggali kemampuan awal
siswa berkenaan dengan materi
yang akan dipelajari dengan
memberitahu materi yang akan
dipelajari
√
Guru menjelaskan tujuan
pembelajaran
√
2 Kegiatan Inti Guru menjelaskan pengertian
pengumuman dan jenis-jenis
pengumuman
√
Guru membagi peserta didik
menjadi beberapa kelompok
dengan anggota 4-5 orang siswa
√
Guru memberikan kepada setiap
78
kelompok contoh pengumuman
resmi dan tidak resmi yang
disampaikan melalui percakapan
dan diberi pertanyaan.
√
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memikirkan
jawabannya dan mempersilakan
untuk berdiskusi dengan teman
sebangkunya.
√
Guru membimbing siswa
berdiskusi dan menunjuk setiap
siswanya untuk berperan sesuai
yang ada dalam teks
√
Setelah selesai guru meminta
perwakilan setiap kelompok untuk
memerankan percakapan sesuai
dengan teks
√
3 Penutup Guru bersama siswa
menyimpulkan hasil pembelajaran
√
Guru memberikan evaluasi
seluruh rangkaian aktivitas
pembelajara
√
Guru memberikan kesempatan
kepada siswa untuk berpendapat
tentang pembelajaran yang diikuti
√
Guru melakukan kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk pemberian
tugas, baik tugas secara individual
maupun kelompok (melakukan
√
79
penilaian hasil belajar)
Guru mengakhiri pelajaran
dengan doa dan ditutup dengan
salam
√
Jumlah 52 6
Total 58
Kategori Sangat Baik
Keterangan:
Skor kategori :
A = 3
B = 2
C = 1
D = 1
Rentang kategori :
Nilai 46-60 (sangat Baik)
Nilai 31-45 (Baik)
Nilai 15-30 (Kurang)
80
2) Data hasil pengamatan siswa siklus II
Tabel 4.10
Hasil Pengamatan Siswa Siklus II
No Nama Skor Total
Skor
Predikat
A B C D
1 Adam R 2 2 4 3 11 Baik
2 Efa D 3 4 4 3 14 Sangat Baik
3 Safri Assa 2 3 4 3 12 Baik
4 Siti Barokah 2 3 3 3 11 Baik
5 Melanita D 2 3 3 3 11 Baik
6 Henggar S 2 3 3 3 11 Baik
7 M.Rifai 3 3 3 3 12 Baik
8 Raisa Z 3 2 3 3 11 Baik
9 Clarisa D 3 3 2 3 11 Baik
10 Siti Mazaya 3 3 3 3 12 Baik
11 Fadil A 3 3 4 3 13 Sangat Baik
12 Adam F 3 2 3 3 11 Baik
13 Fany A 3 3 3 4 13 Sangat Baik
14 Sherryl P 3 2 3 3 11 Baik
15 M.Rif’an 3 3 3 3 12 Baik
16 Silvina S 3 3 4 3 13 Sangat Baik
17 Adila D 3 3 4 3 13 Sangat Baik
Keterangan :
A. Kreatifitas siswa dalam menemukan materi
B. Keaktifan bertanya
C. Keaktifan menemukan pasangan antara soal dan jawaban
D. kerjasama antar kelompok
Nilai 13-16 (A Skor 4 : Sangat Baik)
Nilai 9-12 ( B Skor 3 : Baik)
Nilai 4-8 (C Skor 2 : Cukup)
81
c. Refleksi
Pada siklus II siswa sudah mulai mengerti apa yang di
intruksikan guru dibandingkan pada siklus I, Hal ini dikarenakan guru
mengadakan sosialisasi terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai.
Setelah adanya pengamatan dalam pembelajaran pada siklus II
didapatkan hasil sebagai berikut :
1) Siswa tidak lagi merasa bingung dengan pembelajaran menggunakan
model pembelajaran Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode
Sosiodrama, hal ini dikarenakan peneliti melakukan sosialisasi
terlebih dahulu terhadap siswa.
2) Siswa sudah fokus terhadap apa yang diperintahkan oleh guru.
3) Siswa sudah benar dalam menjawab soal-soal tes formatif. Dari guru,
tidak ada lagi kendala dalam mempersiapkan pembelajaran tersebut
karena belajar dari pengalaman pelaksanaan siklus I.
Secara garis besar pelaksanaan siklus II sudah berjalan dengan
baik. Dari hasil belajar siswa terjadi peningkatan kemampuan siswa
dalam menyelesaikan soal, terbukti hasil belajar siswa terjadi
peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal, terbukti dari
17 siswa 17 siswa (100%) tuntas dan 0 siswa (0%) tidak tuntas dalam
KKM sekolah. Sedangakan untuk KKM Nasional hasil sbelajar siswa
terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal,
Terbukti dari 17 siswa, 17 siswa (100%) tuntas dan 0 siswa (0%) tidak
82
tuntas, berarti ada peningkatan kemampuan siswa dalam hasil belajar
siswa. Pada siklus II ini sudah dikatakan berhasil, baik dilihat dari segi
perhatian siswa maupun dari tingkat pemahaman siswa.
A. Pembahasan
1. Hasil rekapitulasi
Dari hasil penelitian tersebut dapat kita lihat dalam rekapitulasi berikut ini :
a. Rekapitulasi hasil belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan model
VAK dan metode Sosiodrama
Tabel 4.15
Rekapitulasi hasil belajar siswa berdasarkan KKM Sekolah
Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 6 siswa
(35,29%)
12 siswa
(70,58%)
17 siswa
(100%)
Tidak Tuntas 11 siswa
(64,70%)
5 siswa
(29,41%)
0 siswa
(0%)
b. Rekapitulasi hasil belajar Bahasa Indonesia dengan menggunakan model
VAK dan metode Sosiodrama
Tabel 4.16
Rekapitulasi hasil belajar siswa berdasarkan KKM Nasional
Ketuntasan Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 5 siswa
(29,41%)
8 siswa
(47,04%)
17 siswa
(100%)
Tidak Tuntas 12 siswa
(70,58%)
7 siswa
(41,17%)
0 siswa
(0%)
83
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang berjudul Peningkatan
Hasil Belajar Bahasa Indonesia Materi Komunikasi Melalui Model
Pembelajaran Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan Metode Sosiodrama Pada
Siswa Kelas IV MI Darussalam Kalijambe Kec. Bringin Kab. Semarang Tahun
Pelajaran 2017/2018 dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Bahasa Indonesia
melalui model pembelajaran Visual, Auditory, Kinestetik (VAK) dan metode
Sosiodrama dapat meningkatkan hasil belajar Bahasa Indonesia Materi
Komunikasi Pada Siswa Kelas IV MI Darussalam Kalijambe Kec. Bringin Kab.
Semarang Tahun Pelajaran 2017/2018. Hal ini dapat dilihat dari hasil
pembahasan yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa pada pra siklus sebesar 56,58
menjadi 71,41 pada siklus I dan meningkat lagi pada siklus II menjadi 84,23.
Jadi, dari pra siklus ke siklus II nilai rata-rata hasil belajar meningkat. Untuk
angka ketuntasan belajar siswa dari pra siklus ke siklus I naik menjadi 12 siswa
atau sebesar 70,58% dan menjadi 17 siswa pada siklus II atau sebesar 100%.
Jadi angka ketuntasan belajar dari pra siklus ke siklus II meningkat sebesar
100%.
84
B. Saran
1. Bagi Siswa
a. Keaktifan siswa dalam proses pembelajaran harus dipertahankan dan
lebih ditingkatkan supaya lebih paham terhadap materi yang
disampaikan oleh guru.
2. Bagi Guru
a. Guru perlu berupaya mencari solusi terhadap permasalahan yang
dihadapi saat pembelajaran, salah satunya dengan menerapkan model
VAK dan metode Sosiodrama model maupun metode pembelajaran yang
menarik dan inovatif yang dapat mengaktifkan serta menumbuhkan
semangat dan minat belajar siswa.
b. Sebelum melaksanakan pembelajaran, sebaiknya guru menyiapkan
segala kebutuhan yang diperlukan baik itu teknik, metode dan media
pembelajaran dengan sebaik-baiknya.
3. Bagi Sekolah
a. Hendaknya pihak sekolah selalu memberi motivasi kepada guru, agar
selalu aktif dan kreatif meningkatkan kualitas pembelajaran.
b. Pihak sekolah hendaknya mendorong guru agar menggunakan metode
maupun media pembelajaran yang bervariasi dalam kegiatan belajar
mengajar agar siswa tidak jenuh saat proses pembelajaran berlangsung.
85
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sri Wintala. (2015). Buku Induk Mahir Bahasa dan Sastra Indonesia.
Yogyakarta: Araska.
Arikunto, Suharsimi dkk . 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Aqib, Zainal. 2015. Model-Model, Media dan, Strategi Pembelajaran Kontekstual
(Inovatif). Bandung: YRAMA WIDYA.
Departemen Agama RI. 2004. Kurikulum Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah.
Jakarta.
Deporter, Bobbi & Mike. 1992. Quatum Learning. Terjemahan oleh Alwiyah
Dimyati & Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djamarah Saiful Bahri & Aswan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:: Adi
Mahasatya.
Djamarah, Syaiful Bahri 2005. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta
: PT Rineka Cipta.
Ghufron, Nur & Rini. 2012. Gaya belajar. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kurniasari, Anna Nurlaila. (2014). Sari Kata Bahasa dan Sastra Indonesia Super
komplit. Yogyakarta: Solusi Distribusi.
Kusumah, Wijaya dan Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta
Barat: Permata Puri Media.
Maslikhah. 2013. Melejitkan Kemahiran Menulis Karya Ilmiah Bagi
Mahasiswa.Yogyakarta: Trust Media.
Roestiyah, 1991. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Shoimin, Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013.
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
86
Slamet. 2007. Dasar-Dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah
Dasar. Surakarta: LPP UNS dan UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS
Press).
Sriyanti, Lilik. 2013. Psikologi Belajar. Yogyakarta: Ombak.
Susanto, Ahmad. 2013. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta :
Kencana Prenada Media Group.
Syah,Muhibbin. 2010. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
(http://abitadya.wordpress.com/2012/02/28/32/model-pembelajaran-sosiodrama.html)
yang diakses pada pukul 10:33 pada tanggal 22 Mei 2018.
(http://www.scribd.com/doc/50993145/Metode-Sosiodrama-Dan-Bermain-Peran-role-
playing ) diakses pada pukul 10:44 tanggal 22 Mei 2018.
(https://id.m.wikipedia.org/wiki/komunikasi ) diakses pada pukul 16.07 tanggal 25 Juli
2018.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Puji Hartanto
2. TTL : Ketapang, 10 Oktober 1995
3. Alamat Rumah :Ds. Kalijambe RT 002/002, Kec. Bringin Kab. Semarang
4. Hp : 082242971604
5. Email : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. MI Darussalam Kalijambe, lulus tahun 2008
2. SMP N 3 Bringin, lulus tahun 2011
3. SMK N 1 Bancak, lulus tahun 2014
4. S1 IAIN Salatiga, lulus tahun 2018
Demikian daftar riwayat hidup ini, saya buat dengan sebenar-benarnya.
Salatiga, 08 Agustus 2018
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1
SIKLUS I
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Madrasah : MI Darussalam Kalijambe
Kelas/ Semester : IV /2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Menyampaikan Pesan Melalui Telepon
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
6. Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dengan bertelepon
B. Kompetensi Dasar
6.2 Menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon
C. Indikator
6.2.1 Mencatat pesan penelepon
6.2.2 menyampaikan pesan yang diterima melalui telepon
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru, siswa dapat mengetahui
manfaat telepon dalam kehidupan sehari-hari.
2. Setelah bermain peran, siswa dapat menyampaikan pesan penelepon sesuai
yang diterima dengan baik.
3. Setelah bermain peran, siswa dapat memperagakan percakapan bertelepon
dengan baik.
4. Setelah bermain peran, siswa dapat mencatat pesan penelepon dengan benar.
E. Materi Ajar
Menyampaikan Pesan Melalui Telepon
Telepon adalah alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan pesan
suara (terutama pesan yang berbentuk percakapan). Tata tertib berbicara melalui
telepon, diantaranya:
1. Angkat telepon, tunggu nada sambung. Lalu, tekanlah nomor yang kita tuju.
2. Setelah diangkat oleh penerima, segera ucapkan salam “Assalamualaikum”
atau “selamat pagi, siang, atau malam”.
3. Bicaralah yang sopan, singkat, dan jelas.
4. Jika penerima menanyakan identitas penelepon, jawablah dengan jelas.
5. Jika orang yang ditelepon tidak ada, sampaikan pesan dan nama pemberi
pesan dengan jelas kepada penerima.
Percakapan
Danu : “Hallo, benarkahn ini nomor 0231-202429?”
Andi : “Benar. Ingin berbicara dengan siapa, ya?
Danu : “Bisa bicara dengan Dini, Kak?”
Andi : “Oh, Dini sedang keluar. Ini dengan siapa, ya?”
Danu : “Dengan Danu, teman sekolah Dini, Kak.”
Andi : “Oo, Dik Danu ya, Ada pesan untuk Dini?”
Danu : “Ada kak. Besok ada lomba membaca puisi diadakan di aula Kantor
Walikota pukul sembilan pagi. Cuman itu saja, Kak.”
Andi : “Ya, nanti kakak sampaikan.”
Dodi : “Terimakasih, Kak.”
Andi : “Sama-sama, Dik.”
F. Metode dan Model Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
3. Diskusi
4. Sosiodrama
5. VAK (Visual, Auditorioal dan Kinestetik)
G. Media Pembelajaran
Alat peraga berupa telpon dan teks percakapan
H. Sumber Pembelajaran
Bahasa Indonesia Untuk SD/MI Kelas 4 Oleh Iskandar dan Sukini. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,2009. Hal.81-91.
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa belajar
c. Guru mengecek kehadiran siswa dengan bertanya “siapa teman kalian
yang tidak berangkat hari ini?”
d. Guru memberi motivasi siswa supaya lebih bersemangat dalam
menerima materi dengan memberikan pertanyaan “siapa yang tau hari ini
kita akan belajar tentang apa?”
e. Guru menggali kemampuan awal siswa berkenaan dengan materi yang
akan dipelajari dengan memberitahu materi yang akan dipelajari dan
bertanya “siapa yang sudah pernah bercakap-cakap melalui telpon?”
f. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
a. Guru meminta peserta didik untuk membaca teks dan melihat gambar
yang ada di buku panduan dan sumber belajar lain (visual).
b. Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya jawab
tentang gambar dan teks yang sudah dibaca dan dirasa kurang dimengerti
(audio, kinestetik)
c. Guru mengajak peserta didik untuk menyampaikan pesan telepon yang
sudah dibacanya (audio, kinestetik).
Elaborasi
a. Guru menjelaskan pengertian telepon dan tata cara bertelepon dengan
baik (Audio)
b. Guru memberikan pertanyaan mengenai tujuan menyampaikan pesan
melalui telepon (Audio)
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan
jawabannya dan mempersilakan untuk berdiskusi dengan teman
sebangkunya (Visual, Kinestetik)
d. Guru mempersilakan siswa secara sukarela tanpa ditunjuk untuk
menjawab.
e. Apabila tidak ada siswa dengan sukarela menjawab guru menunjuk
beberapa siswa untuk menjawab (Kinestetik)
f. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, yaitu setiap kelompok
terdiri dari 5 orang (kinestetik).
g. Guru meminta setiap kelompok untuk membuat percakapan dimana
didalamnya terdapat suatu pesan untuk disampaikan melalui telepon
(Kinestetik).
h. Guru membagikan alat peraga berupa telepon kepada setiap
kelompoknya (Visual).
i. Guru memberikan batas waktu untuk siswa dalam membuat percakapan.
j. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih 2 orang
untuk mewakili setiap kelompoknya untuk maju kedepan dan
memerankan percakapan telponnya (Kinestetik).
k. Setelah percakapan disampaikan, guru meminta siswa dalam setiap
kelompok untuk mencatat pesan yang disampaikan lewat telepon tersebut
(Kinestetik).
Konfirmasi
a. Guru memanggil satu pasangan dalam kelompok untuk maju kedepan
presentasi hasil percakapan yang dibuatnya.
b. Guru meminta siswa yang berada dibelakang untuk mencatat pesan yang
disampaikan melalui telpon tersebut dan membacakannya.
3. Penutup (5 menit)
a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.
b. Guru memberikan pujian terhadap kelompok yang mengerjakan tugas
dengan benar.
c. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar siswa dalam
menerima materi.
d. Guru memberitahu materi pembelajaran dipertemuan yang akan datang
e. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa untuk pulang
f. Guru mengucap salam
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis Penilaian
a. Pengamatan (terlampir)
b. Tes Tulis
2. Instrumen Soal
a. Soal
Perhatikan percakapan telepon berikut ini !
Dino : ”Halo, selamat malam.”
Mita : “Selamat malam. Saya Mila, apakah bisa bicara dengan Nisa?”
Dino : “Wah, sayang sekali Nisa tidak ada di rumah.”
Mita : “Sampaikan kepada Nisa saja. Tadi sore ketika belajar
kelompok, buku Bahasa Indonesianya ketinggalan di rumahku.
Aku takut Nisa cemas mencarinya karena besok buku ini harus
dibawa ke sekolah.”
Dino : “Baiklah, nanti akan saya sampaikan.”
Mita : “Terima kasih, selamat malam.”
Dino : “Selamat malam.”
1) Isi percakapan telepon tersebut adalah ….
2) Kalimat yang tepat untuk mengakhiri percakapan telepon adalah ….
Perhatikan pecakapan telepon berikut !
Tomi : “Halo, Assalamualaikum. Saya Tomi bisa bicara dengan Bayu?”
Novi : “Waalaikumsalam Tomi. Ini Novi, kak Bayu belum pulang dari
sekolah.”
Tomi : “Saya mau pinjam buku IPA. Tolong sampaikan ke Bayu ya,
Nov.”
Novi : “Iya, nanti saya sampaikan.”
Tomi : “Terimakasih Novi. Assalamualaikum.”
Novi : “Waalaikumsalam.”
3) Pesan Tomi kepada Novi adalah ….
4) Sekolah itu didirikan sejak tahun 1980. Kalimat tanya yang tepat
untuk jawaban disamping adalah ....
Perhatikan percakapan berikut !
Gilang : “Halo”
Pak Leo:“Halo selamat pagi. Saya Pak Leo. Bisa bicara dengan Pak
Ari?”
Gilang : “Selamat pagi, Pak. Pak Ari sudah berangkat ke kantor, Pak.”
Pak Leo: “Oh! Saya bicara dengan siapa, ya?”
Gilang : “Saya Gilang. Anak Pak Ari.”
Pak Leo: “Bapak boleh titip pesan untuk bapakmu?
Gilang : “Ya, silakan, Pak!”
Pak Leo:“Tolong sampaikan bahwa lemari pesanan bapakmu sudah jadi.”
Gilang : “O ya, Pak. Nanti akan saya sampaikan kepada Bapak.”
Pak Leo: “Terima kasih ya, Gilang. Selamat pagi.”
Gilang : “Selamat pagi.”
5) Teks di atas merupakan percakapan ....
6) Pesan Pak Leo kepada Gilang sesuai percakapan di atas adalah ….
7) ..... letak Candi Borobudur? Kata tanya yang tepat untuk melengkapi
kalimat di atas adalah ….
8) Jika terjadi salah sambung saat menerima telepon, kita sebaiknya
mengucapkan ….
9) Buatlah 1 contoh kalimat tanya yang benar !
Perhatikan percakapan berikut !
Anang: “Halo, ini Anang, Paman.”
Paman: “…”
10) Kalimat yang tepat untuk melengkapi percakapan telepon di atas
adalah....
Kunci Jawaban
1) Buku pelajaran Bahasa Indonesia Nisa ketinggalan di rumah Mita.
2) Sampai jumpa besok pagi
3) Tomi ingin meminjam buku IPA milik Bayu.
4) Kapan sekolah itu didirikan?
5) Percakapan melalui telepon
6) Lemari pesanan Pak Ari sudah jadi.
7) Dimana
8) ”Maaf, Bapak salah sambung. Mohon nomornya diperiksa kembali.”
9) Berapa harga sepatu itu?
10) O… Anang, ada apa?
4. Pedoman Penilaian
Nilai = jumlah benar x 10 = 10
SIKLUS II
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Madrasah : Mi Darussalam Kalijambe
Kelas/ Semester : IV /2
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Materi Pokok : Pengumuman
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit
A. Standar Kompetensi
7. Memahami teks melalui membaca intensif, membaca nyaring dan membaca
pantun.
B. Kompetensi Dasar
7.2 Membaca nyaring suatu pengumuman dengan lafal dan intnasi yang tepat.
C. Indikator
7.2.1 Menjelaskan pengertian pengumuman
7.2.2 Menjelaskan macam macam pengumuman
7.2.3 Menjelaskan hal hal yang terdapat pada pengumuman
7.2.4 Menunjukkan rasa ingin tahu tentang pengumuman
D. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru peserta didik mampu
menjelaskan pengertian pengumuman dengan benar.
2. Setelah melihat dan membaca contoh dari buku peserta didik mampu
menjelaskan macam macam pengumuman dengan benar.
3. Setelah membaca contoh pengumuman peserta didik mampu menjelaskan
hal hal yang terdapat pada pengumuman dengan benar.
4. Setelah mendengarkan penjelasan guru peserta didik mampu menunjukkan
rasa ingin tahu terhadap pengumuman dengan seksama.
E. Materi Ajar
Pengumuman
Pengumuman adalah berita yang bertujuan untuk memberitahukan
sesuatu kepada pembaca. Fungsi lain dari pengumuman yaitu untuk
mempromosikan sesuatu, pengumuamn dapat ditempel dipapan pengumuman
dapat juga ditayangkan ditayangkan dilayar televise atau disiarkan diradio.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumuman:
1. Kalimat singkat, sopan , dan mudah dimengerti.
2. Isi pengumuman jelas atau mudah dibaca / didengar oleh pembaca atau
pendengar.
3. Pembuatan pengumuman harus jelas.
Bagian bagian pada pengumuman :
1. Orang yang dituju
2. Isi pengumuman yang mencakup macam kegiatan atau informasi , waktu dan
tempat pelaksanaan , serta syarat mengikutinya.
3. Waktu dan tempat penulisan pengumuman.
4. Orang yang bertanggung jawab dalam pembuatan pengumuman dengan
menandatanganinya.
Pengumuman ada 2 jenis:
1. Pengumuman resmi
Pengumuman resmi adalah suatu pengumuman yang dibuat oleh suatu
lembaga. Pengumuman resmi, biasanya terdiri dari kepala pengumuman
(yang berisi nama lembaga yang membuat pengumuman, alamat lembaga
yang membuat pengumuman, nomor pengumuman, isi pengumuman,
tanggal pembuatan pengumuman, dan nama serta tanda tangan yang
bertanggung jawab). Contoh :
Pengumuman
Dalam rangka memperingari hari kemerdekaan RI ke 77 maka MI
Darussalam Kalijambe mengadakan berbagai kegiatan :
1. Lomba menggambar
2. Lomba pidato untuk kelas 4 sampai kelas 6 temanya bebas yang akan
dilaksanakan pada :
hari / tanggal : Sabtu , 18 Agustus 2018
waktu : 08.00 WIB sampai selesai
Demikian pengumuman ini disampaikan, atas perhatianya disampaikan
terima kasih.
Kepala MI Darussalam
Kalijambe
Sulaiman, S.Ag, S.Pd.I, M.S.I
2. Pengumuman tidak resmi
Pengumunan tidak resmi adalah pengumuman yang dibuat secara pribadi.
Contoh : Pengumuman.
Adam : “Efa…
Efa : ”Kenapa dam?”
Adam : “Main yuk”
Efa : “Ayo, sekalian ajak Safri agar lebih ramai”
Adam : “Oke, ayo kerumah Safri”
Adam dan Eva : “Safri…
Safri : “Iya, ada apa?”
Adam dan Eva : “Main yuk”
Safri : “Main kemana?”
Adam : “Main kelapangan samping rumahku”
Safri : “Iya ayo (merekapun berangkat kelapangan)”
Raisa : “Hay teman-teman (sambil melambaikan tangan)”
Adam,Eva Dan Safri: “Hay,Ayo ikut main sekalian, biar tambah ramai”
Raisa : “Iya, Eh ini ada pengumuman (sambil melihatkan
pamplet)”
Adam : “Pengumuman apa?”
Raisa : “Pengumuman tentang orang yang kehilangan dompet”
Adam : “Coba bacakan pengumumannya”
Raisa : “Oh iya saya bacakan “Pengumuman”
Bagi yang menemukan dompet warna biru harap menghubungi Kundari atau
mengubungi 087837755100, terima kasih”.
3. Membaca pengumuman
Membaca pengumuman dihadapkan orang membutuhkan keterampilan
berbicara. Contohnya, dalam membacakan beberapa kata inti dari
pengumuman seperti waktu, tanggal, tempat, dan tujuan pengumuman. Oleh
karena itu , membacakan pengumuamn harus jelas dan mudah dipahami atau
dimengerti.
F. Metode dan Model Pembelajaran
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Diskusi
4. Sosiodrama
5. VAK (Visual, Auditorial dan Kinestetik)
G. Media Pembelajaran
Contoh pengumuman
H. Sumber Pembelajaran
Bahasa Indonesia Untuk SD/MI Kelas 4 Oleh Iskandar dan Sukini. Jakarta:
Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional,2009. Hal. 92-101
I. Langkah-Langkah Pembelajaran
1. Pendahuluan (5 menit)
a. Guru mengucapkan salam
b. Guru menunjuk salah satu siswa untuk memimpin doa belajar
c. Guru mengecek kehadiran siswa dengan bertanya “siapa teman kalian
yang tidak berangkat hari ini?”
d. Guru memberi motivasi siswa supaya lebih bersemangat dalam
menerima materi dengan memberikan pertanyaan “siapa yang tau hari ini
kita akan belajar tentang apa?”
e. Guru menggali kemampuan awal siswa berkenaan dengan materi yang
akan dipelajari dengan memberitahu materi yang akan dipelajari dan
bertanya “siapa yang sudah pernah membaca ataupun mendengarkan
pengumuman?”
f. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran.
2. Kegiatan Inti (60 menit)
Eksplorasi
a. Guru meminta peserta didik untuk membaca teks dan melihat gambar
yang ada di buku panduan dan sumber belajar lain (visual).
b. Guru memberikan waktu kepada peserta didik untuk bertanya jawab
tentang gambar dan teks yang sudah dibaca dan dirasa kurang dimengerti
(audio, kinestetik)
c. Guru mengajak peserta didik untuk menyampaikan isi pengumuman
yang sudah dibacanya (audio, kinestetik).
Elaborasi
a. Guru menjelaskan pengertian pengumuman dan jenis-jenis pengumuman
(Audio).
b. Guru memberikan pertanyaan mengenai tujuan pengumuman
disampaikan (Audio).
c. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk memikirkan
jawabannya dan mempersilakan untuk berdiskusi dengan teman
sebangkunya (Visual, Kinestetik)
d. Guru mempersilakan siswa secara sukarela tanpa ditunjuk untuk
menjawab.
e. Apabila tidak ada siswa dengan sukarela menjawab guru menunjuk
beberapa siswa untuk menjawab (Kinestetik).
f. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa kelompok dengan
anggota 4-5 orang siswa (Kinestetik)
g. Setiap kelompok diberikan contoh pengumuman resmi dan tidak resmi
yang disampaikan melalui percakapan (visual).
h. Siswa berdiskusi dan menunjuk setiap siswanya untuk berperan sesuai
yang ada dalam teks (kinestetik).
i. Setelah selesai guru meminta perwakilan setiap kelompok untuk
memerankan percakapan sesuai dengan teks sesuai dengan teks (Audio,
visual, kinestetik)
j. Siswa yang dibelakang mencatat isi/ kesimpulan pengumuman yang
didengarkan dan dibacakan temannya (audio, visual, kinestetik)
Konfirmasi
c) Guru memanggil setiap kelompok untuk maju kedepan presentasi
mengenai isi pengumuman yang didengarnya dari setiap kelompok..
d) Guru meminta siswa yang berada dibelakang untuk menanggapi dan
mengomentari cara penyamapaian pengumumannya.
3. Penutup (5 menit)
a. Guru bersama-sama siswa menyimpulkan hasil pembelajaran hari ini.
b. Guru memberikan pujian terhadap kelompok yang mengerjakan tugas
dengan benar.
c. Guru melakukan evaluasi untuk mengetahui seberapa besar siswa dalam
menerima materi.
d. Guru memberitahu materi pembelajaran dipertemuan yang akan datang
e. Guru meminta salah satu siswa untuk memimpin doa untuk pulang.
f. Guru mengucap salam.
J. Penilaian Hasil Belajar
1. Jenis Penilaian
a. Pengamatan (terlampir)
b. Soal tes
2. Instrumen Penilaian
a. Soal
1) Pemberitahuan yang diberikan kepada khalayak ramai disebut ....
2) Dalam membuat pengumuman, isi pengumuman harus ...
(bacalah untuk soal 3-7)
Pengumuman
Diberitahukan kepada seluruh siswa kelas IV bahwa hari Kamis,
31 Mei 2018 diadakan ulangan Bahasa Indonesia. Materi yang di ujikan
pantun dan pengumuman. Semua siswa diharapkan mempersiapkan diri.
Belajarlah dengan sungguh-sungguh.
Kalijambe, 25 Mei 2018
....................................
Siti Nurlela,S.E, S.Pd.
3) Pengumuman diatas ditujukan kepada ....
4) Pengumuman tersebut dibuat pada tanggal ....
5) Titik-titik pada pengumuman diatas seharusnya diisi dengan ....
Lampiran 2
Dokumentasi Kegiatan Penelitian
SATUAN KREDIT KEGIATAN
Nama : Puji Hartanto
NIM : 115 14 047
Jurusan : PGMI
Dosen Pembimbing Akademik : Dr. Siti Zumrotun, M.Ag.
No Nama Kegiatan Pelaksanaan Sebagai Nilai
Tanggal Peserta/Panitia
1 WORKSHOP
SOSIALISASI
Pengembangan Diri Siswa
SMA/MA/SMK dengan
tema : Bekali Diri Untuk
Menggapai Masa Depan
Bersama STAIN Salatiga
2 November 2013 Peserta
2
2 SEMINAR NASIONAL
LPM Dinamkia Dengan
Tema“Idealisme
Mahasiswa”
03 Juni 2014 Peserta
8
3 OPAK STAIN
SALATIGA dengan tema:
“Aktualisasi Gerakan
Mahasiswa yang Beretika,
Disiplin dan Berfikir
Terbuka”
18-19 Agustus 2014 Peserta
3
4 OPAK JURUSAN
TARBIYAH STAIN
SAATIGA 2014 dengan
Tema: “Aktuaisasi
Pendidika Karakter
Sebagai Pembentuk
Geneasi yang Religius,
Educative dan Humanis”
20-21 Agustus 2014 Peserta
3
5 ORIENTASI DASAR
KEISLAMAN (ODK)
dengan tema:
“Pemahaman Islam
Rahmatan Lil’Alamin
Sebagai Langkah Awal
Menjadi Mahasiswa
Berkarakter”
21 Agustus 2014 Peserta
3
6 HIMPUNAN
MAHASISWA
JURUSAN (PGMI)
dengan tema”Harmoni
keluarga PGMI yang
humanis dan berkarakter”
27 Agustus 2014 Peserta
2
7 UPT Perpustakaan STAIN
Salatiga dengan tema:
“Library User Education
(Pendidikan Pemustaka)
28 Agustus 2014 Peserta
2
8 Traning Pengembangan
Diri dan Komunikasi yang
diselenggarakan Kesatuan
Aksi Mahasiswa Muslim
(KAMMI) Komisariat
Salatiga
18 September 2014 Peserta
2
9 TALK SHOW dengan
Tema : Ciptakan
Kareakter Mahasiswa
Religius dan Berakhlak
Mulia
19 September 2014 Peserta
2
10 Diskusi Terbuka LPM
Dinamika dengan Tema
“Mahasiswa Menulis”
25 September 2014 Peserta
2
11 MASTA TA’ARUF
(MASTA) Dengan
tema”Membentuk Pribadi,
Kembangkan Diri,
Lahirkan Potensi”
26 September 2014 Peserta
2
12 Pendidikan dan latihan
calon pramuka pandega
(PLCPP) XXIV dengan
tema”PLCPP sebagai
langkah rekontruktif
karakter pandeka dalam
26-29 September
2014
Peserta
3
membangun rencana yang
loyal dan bermartabat”
13 SEMINAR NASIONAL
Entrepreneurdhip
16 November 2014
Peserta
8
14 Agenda Nasional
“Diskusi Publik Dengar
Pendapat” dengan tema
“Memperkokoh Pondasi
Kebangsaan”
07 Maret 2015 Peserta
8
15 Piagam Penghargaan
dalam acara Seminar
Nasional Menghafal Al
Qur’an Seasyik Bermain
28 Maret 2015 Peserta
8
16 Talkshow Sukses Kuliah
Bersama KAMMI
Salatiga
16 September 2015 Peserta
2
17 Racana Kusuma Dilaga-
Woro Srikandi dengan
tema”Racana Sebagai
Garda Terdepan Pelaku
Perubahan”
27 September 2015 Peserta
4
18 IAIN SALATIGA
BERSHOLAWAT dengan
tema”Menyemai Nilai-
nilai Islam Indonesia
Untuk Memperkokoh
06 November 2015 Peserta
2
NKRI dalam Mewujudkan
baldatun toyyibatun
Warobbun Ghofur”
19 SEMINAR NASIONAL
HMJ PGMI Salatiga
Dengan Tema”Pendidikan
Karakter Untuk
Melahirkan Pemimpin
Masa Depan”
17 November 2015 Peserta
8
20 PIAGAM
PENGHARGAAN Taman
Pendidikan Al-quran
(TPQ) Darul Amal
Salatiga Dalam
Acara”Kegiatan Lomba
Isra’mi’roj Nabi
Muhamad SAW”
26 April 2016 Panitia
4
21 Dialog Interaktif (SEMA
FTIK) IAIN SALATIGA
dengan tema” Peran UU
Sisdiknas Dan
Permendikbud Dalam
Penerapan Kurikulum
2013”
02 Mei 2016 Peserta
2
22 PIAGAM
PENGHARGAAN Taman
Pendidikan Al-quran
(TPQ) Darul Amal
Salatiga Dalam
08 Mei 2016 Panitia
4
Acara”Kegiatan Lomba
Isra’mi’roj Nabi
Muhamad SAW”
23 SEMINAR NASIONAL
Dengan Tema”
Nasionalisme Sebagai
Benteng Dalam
Menghadapi Proxy War
Di Indonesia”
16 Mei 2016 Peserta
8
24 SEMINAR “STAY
POSITIVE” IAIN
SALATIGA
26 Mei 2016 Peserta
2
25 SEMINAR NASIONAL
Dengan Tema”Indonesia
Budayaku Indonesia
Warisanku (SALATIGA
KOTA PUSAKA)”
02 Juni 2016 Peserta
8
26 Satu Jam Lebih Dekat
Bersama Kandidat
Walikota dan Wakil
Walikota Salatiga Periode
2017-2022
5 November 2016 Peserta
2
27 In Art Language
Exhibition “Kidung
Katresnan Dewi Arimbi
2017”
26 April 2017 Peserta
2
28 SEMINAR ONLINE
Dengan Tema”Tips and
Trick Student Exchange’
14 Oktober 2017 Peserta
2