penindakan politisasi bantuan covid-19 …...penindakan politisasi bantuan covid-19 dalam pemilihan...

17
PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum, Humas dan Datin Bawaslu RI

Upload: others

Post on 25-Jun-2020

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19

DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020

Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D.Koordinator Divisi Hukum, Humas dan Datin Bawaslu RI

Page 2: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

DAFTARISI 01 Sebaran Daerah Pilkada 2020

02 Potensi Pelanggaran Pilkada

03 Klasifikasi

04 Bentuk Politisasi Bantuan Sosial di Masa Pilkada

04 Pasal yang Dapat Dikenakan dalam UU Pemilihan

05 Studi Putusan Pengadilan dalam Pilkada 2018

06 Pasal yang Dapat Dikenakan dalam UU Lain (Pemda)

07 Apa yang Telah Dilakukan Bawaslu Saat Ini?

08 Upaya Meminimalisir Pelanggaran Pilkada 2020

Page 3: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

SEBARAN DAERAH PILKADA 2020

PROVINSI KABUPATEN KOTA

9 37224

pemungutan suara Pilkada dilaksanakan Desember 2020

(Perppu 2 Tahun 2020)

Page 4: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

kekerasan dan intimidasi

1 2 34

POTENSI PELANGGARAN PILKADA

politik uang

kampanye hitam

kehilangan hak memilih

Page 5: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

TPS rawan

5 6 78

POTENSI PELANGGARAN PILKADA

Penyalahgunaan wewenang

oleh petahana

Penggunaan fasilitas negara

Kampanye diluar jadwal

Salah satu bentuknya adalah politisasi bantuan sosial

Page 6: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

KLASIFIKASI

1 2 3 4

DASAR HUKUMJENIS

PELANGGARANSUBJEK PELAKU

KETERPENUHAN

ASAS

UU Pemilihan

atau

UU lain

administrasi,

pidana, dan/atau

etika

Setiap orang, tim

kampanye,

penyelenggara,

ASN/TNI/Polri

formil dan materiil

Page 7: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

Bansos dibungkus/dilabeli gambar Kepala Daerah

BENTUK POLITISASI BANTUAN SOSIAL DI MASA PILKADA

Bansos dibungkus/dilabeli simbol-simbol politik

Pemberian bansos bukan atas nama pemerintah, tetapi atas namapribadi Kepala Daerah

Page 8: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

Pasal yang dapat

dikenakan terhadap

tindakan politisasi bansos

dalam Pilkada

1. Pasal 71 ayat (1) UU Pilkada

2. Pasal 71 ayat (3) UU Pilkada

3. Pasal 73 ayat (1) UU Pilkada

4. Pasal 188 UU Pilkada

*Pasal-pasal tersebut memuat

sanksi administrasi dan sanksi pidana

Page 9: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

Pasal yang dapat dikenakan?

Pasal 71 ayat (1) UU Pilkada

(politik uang)

Pasal 73 ayat (1) UU Pilkada

Pasal 71 ayat (3) UU Pilkada

(petahana)

(pidana)

Pasal 188 UU Pilkada

Pejabat negara, pejabat daerah, pejabat aparatur sipil

negara, anggota TNI/POLRI, dan Kepala Desa atau

sebutan lain/Lurah dilarang membuat keputusan

dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan

salah satu pasangan calon.

Gubernur atau Wakil Gubernur, Bupati atau Wakil Bupati,

dan Walikota atau Wakil Walikota dilarang menggunakan

kewenangan, program, dan kegiatan yang

menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan

calon baik di daerah sendiri maupun di daerah lain

dalam waktu 6 (enam) bulan sebelum tanggal penetapan

pasangan calon sampai dengan penetapan pasangan

calon terpilih.

Calon dan/atau tim Kampanye dilarang menjanjikan

dan/atau memberikan uang atau materi lainnya untuk

mempengaruhi penyelenggara Pemilihan dan/atau

Pemilih.

Setiap pejabat negara, pejabat Aparatur Sipil Negara,

dan Kepala Desa atau sebutan lain/Lurah yang dengan

sengaja melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud

dalam Pasal 71, dipidana dengan pidana penjara paling

singkat 1 (satu) bulan atau paling lama 6 (enam) bulan

dan/atau denda paling sedikit Rp600.000,00 (enam ratus

ribu rupiah) atau paling banyak Rp6.000.000,00 (enam

juta rupiah).

Page 10: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

TIDAKYA

Jika sudah ada paslon yang

ditetapkan dan memenuhi unsur

pelanggaran/tindak pidana pemilihan

Jikalau tidak dapat memenuhi

unsur pasal (dalil materiel dan

formil tidak terpenuhi)

APAKAH POLITISASI BANSOS DAPAT DITINDAK MENGGUNAKAN PASAL-PASAL TERSEBUT?

Page 11: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

Tren Tindak Pidana yang Berkaitan dengan

Pasal 71 dari unsur subjek pelaku

(studi Putusan Pidana Pemilihan 2018)

Kepala Desa atau sebutan lain

Camat

Staf PNS/ASN

Kepala Dinas

Guru

Kepala Sekolah

Sekretaris Lurah

plt. Kepala Dinas

plt. Kepala Sekolah

Ketua DPRD

Bupati

Page 12: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

Tren Tindak Pidana yang Berkaitan dengan

Pasal 71 dari unsur tindakan

(studi Putusan Pidana Pemilihan 2018)

hadir dalam kampanye pasangan calon

memberikan sambutan dalam kampanye

berfoto dengan pasangan calon

berfoto dengan simbol calon tertentu

memasang alat peraga kampanye di rumah

pribadi

memfasilitasi kegiatan kampanye

aktif mengkampanyekan salah satu

pasangan calon

memposting dukungan di media sosial

mengundang pasangan calon untuk hadir di

kegiatan kecamatan

memerintahkan perangkat desa dan warga

untuk memilih salah satu pasangan calon

Page 13: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

Pasal yang dapat dikenakan

terhadap tindakan politisasi

bansos dalam UU 23/2014

tentang Pemerintahan Daerah

1. Pasal 76 ayat (1) huruf a dan huruf d

UU 23/2014

2. Pasal 78 ayat (2) huruf e UU 23/2014

3. Pasal 80 ayat (1) huruf a, b, c, d, dan e

UU 23/2014

Page 14: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

Pasal yang dapat dikenakan?

Pasal 76 ayat (1) huruf a dan huruf d UU 23/2014

Pasal 78 ayat (2) huruf e UU 23/2014

Pasal 80 ayat (1) huruf a,b,c,d, dan e UU 23/2014

(1) Kepala daerah dan wakil kepala daerah dilarang:

a. membuat keputusan yang secara khusus memberikan

keuntungan pribadi, keluarga, kroni, golongan tertentu, atau

kelompok politiknya yang bertentangan dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan.

d. menyalahgunakan wewenang yang menguntungkan

diri sendiri dan/atau merugikan Daerah yang dipimpin.

(2) Kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah

diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c

karena:

e. melanggar larangan bagi kepala daerah dan wakil

kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat

(1), kecuali huruf c, huruf i, dan huruf j.

(1) Pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 78 ayat (2) huruf c, huruf d, huruf e, dan/atau huruf f

dilaksanakan dengan ketentuan:

a. pemberhentian kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah diusulkan

kepada Presiden untuk gubernur dan/atau wakil gubernur serta kepada Menteri

untuk bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota dan/atau wakil wali kota

berdasarkan putusan Mahkamah Agung atas pendapat DPRD bahwa kepala

daerah dan/atau wakil kepala daerah dinyatakan melanggar sumpah/janji jabatan,

tidak melaksanakan kewajiban kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 67 huruf b, atau melanggar larangan bagi

kepala daerah dan/atau wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal

76 ayat (1), kecuali huruf c, huruf i, huruf j, dan/atau melakukan perbuatan tercela;

b. Pendapat DPRD sebagaimana dimaksud pada huruf a diputuskan melalui

Rapat Paripurna DPRD yang dihadiri oleh paling sedikit 3/4 (tiga perempat) dari

jumlah anggota DPRD dan putusan diambil dengan persetujuan paling sedikit 2/3

(dua pertiga) dari jumlah anggota DPRD yang hadir;

c. Mahkamah Agung memeriksa, mengadili, dan memutus pendapat DPRD

tersebut paling lambat 30 (tiga puluh) Hari setelah permintaan DPRD diterima

Mahkamah Agung dan putusannya bersifat final;

d. Apabila Mahkamah Agung memutuskan bahwa kepala daerah dan/atau wakil

kepala daerah terbukti melanggar sumpah/janji jabatan, tidak melaksanakan

kewajiban kepala daerah dan wakil kepala daerah sebagaimana dimaksud dalam

Pasal 67 huruf b, atau melanggar larangan bagi kepala daerah dan wakil kepala

daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 76 ayat (1), kecuali huruf c, huruf i,

huruf j, dan/atau melakukan perbuatan tercela, pimpinan DPRD menyampaikan

usul kepada Presiden untuk pemberhentian gubernur dan/atau wakil gubernur dan

kepada Menteri untuk pemberhentian bupati dan/atau wakil bupati atau wali kota

dan/atau wakil wali kota;

e. Presiden wajib memberhentikan gubernur dan/atau wakil gubernur paling

lambat 30 (tiga puluh) Hari sejak Presiden menerima usul pemberhentian tersebut

dari pimpinan DPRD; dan

Page 15: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

Apa yang telah dilakukan Bawaslu terkait dugaan

politisasi bantuan sosial?

Bawaslu telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor

0266/K.BAWASLU/PM.00.00/04/2020 tentang pencegahan tindakan

pelanggaran di masa pencalonan Pilkada 2020

Adapun instruksi Bawaslu RI kepada Bawaslu Provinsi dan Bawaslu Kab/Kota adalah sebagai berikut:

1. Membuat Surat Himbauan sebagai bentuk pencegahan terhadap larangan pemberian

uang atau barang sesuai yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.

2. Melakukan koordinasi dengan pihak terkait guna mengoptimalkan pengawasan netralitas,

penggantian pejabat, dan penyalahgunaan wewenang terhadap program dan kegiatan

yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon baik didaerah sendiri

maupun daerah lain.

Page 16: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

UPAYA YANG DAPAT DILAKUKAN UNTUK

MEMINIMALISIR DUGAAN PELANGGARAN

PADA PILKADA 2020PENDIDIKAN PEMILIHSeluruh stakeholder Pilkada harus

meningkatkan perannya dalam melakukan

pendidikan pemilih.

PENGAWASAN DAN PENINDAKANMeningkatkan pengawasan dan penindakan

untuk mencegah terjadinya pelanggaran

REGULASISeluruh stakeholder Pilkada harus

memastikan dan membuat regulasi yang

tepat dan sesuai

SOSIALISASISeluruh stakeholder Pilkada melakukan

sosialisasi secara masif agar masyarakat

mengetahui seluruh tahapan Pilkada

Page 17: PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 …...PENINDAKAN POLITISASI BANTUAN COVID-19 DALAM PEMILIHAN KEPALA DAERAH 2020 Fritz Edward Siregar, S.H., LL.M., Ph.D. Koordinator Divisi Hukum,

T E R I M A K A S I H