penilaian kompetensi dasar skripsi diajukan …
TRANSCRIPT
PENGEMBANGAN INSTRUl\IE:\ PENILAIAN KOMPETENSI DASAR
MEMBACA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA UNTUK
SISWA KELAS VII Sl\IP NEGERI 15 YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastl'a Indonesia
. Oleh:
Maria Rezti Dafrida
NIM: 121224043
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang disusun atas teori
“pendidikan berdasarkan standar” (standard base education) dan teori kurikulum
berbasis kompetensi. Pendidikan berdasarkan standar berarti ada standar atau
tetapan tertentu yang dapat menjamin mutu pendidikan di Indonesia. Bukan hanya
standar saja melainkan pengalaman belajar anak untuk mengembangkan
keterampilan dan kompetensinya dalam bersikap, bertingkah laku, dan memiliki
pengetahuan yang luas.
Penilaian dalam kurikulum 2013 mengacu pada Permendikbud Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan. Tujuan dari penetapan standar
pendidikan adalah untuk menjamin: (1) perencanaan penilaian peserta sisik sesuai
dengan kompetensi yang akan dicapai dan berdasarkan prinsip-prinsip penilaian,
(2) pelaksanaan penilaian peserta didik secara profesional, terbuka, edukatif,
efektif, efisien,dan sesuai dengan konteks sosial budaya; dan (3) pelaporan hasil
penelitian peserta didik secara objektif, akuntabel, dan informatif (Kunandar,
2013).
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang standar pendidikan
dengan jelas menyatakan pendidikan nasional harus memenuhi standar nasional
pendidikan. Beberapa standar nasional pendidikan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
dimaksud adalah, (a) tenaga kependidikan,(b) standar sarana dan prasarana, (c)
standar penilaian pendidikan. Ketiga standar pendidikan tersebut juga tentunya harus
memenuhi kriteria-kriteria tertentu. Khusus untuk standar penilaian pendidikan, harus
memenuhi kriteria dalam asesmen, pengukuran dan penilaian hasil yang menjadi
acuan evaluasi pendidikan. Assesment yang digunakan juga harus meliputi proses
kinerja siswa dalam proses belajar yang dilakukan.
Penilaian hasil belajar siswa sangatlah penting dalam mengukur sejauh mana
siswa tersebut menguasai materi yang disampaikan sekaigus mengukur ketercapaian
siswa terhadap indikator-indikator pembelajaran. Kompetensi lulusan dari suatu
jenjang pendidikan merupakan hasil dari implementasi kurikulum yang di dalamnya
mengandung tiga domain dalam tujuan pembelajaran, yaitu domain kognitif, afektif
dan psikomotorik, atau kompetensi berpikir, perilaku dan keterampilan melakukan
pekerjaan. Setiap mata pelajaran seharusnya menuntut ketiga domain tersebut, tidak
terkecuali Bahasa Indonesia. Pengembangan instrumen penilaian dala pembelajaran
Bahasa Indonesia memuat empat aspek keterampilan membaca yang terangkum
dalam kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD). Keempat keterampilan
tersebut meliputi (1) mendengarkan (2) berbicara (3) membaca, dan (4) membaca.
Keempat aspek tersebut tidak dapat dipisahkan. Misalnya, ketika peserta didik
mempelajari kompetensi dasar tentang aspek membaca, siswa juga belajar membaca,
mendengarkan dan berbicara. Pembelajaran demikian dinamakan pembelajaran
integratif yang mencakup 4 keterampilan berbahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Sebagai acuan untuk mengetahui besarnya keberhasilan siswa dalam proses
pembelajaran adalah dengan evaluasi. Penilaian ranah afektif saat ini masih
mengalami banyak kendala, khususnya penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Ada banyak masalah dalam penilaian hasil belajar yang terjadi di sekolah antara lain
belum adanya instrumen penilaian yang sesuai dengan ranah kognitif yang akan
dinilai, rubrik penilaian atau penskoran pada soal uraian terutama untuk tulisan
karangan belum sesuai untuk digunakan, akibatnya seorang guru bisa saja menilai
karangan tanpa panduan penskoran yang pasti. Untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran telah tercapai, evaluasi perlu didukung dengan instrumen yang sesuai
dengan karakteristik tujuan (termasuk kompetensi inti maupun kompetensi dasar),
serta dilakukan secara berkala dan berkesinambungan.
Berangkat dari masalah di atas, peneliti ingin mengangkat persoalan tersebut
dalam judul “Pengembangan Instrumen Penilaian Kompetensi Dasar Membaca pada
Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa Kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta’’
dengan mengunakan metode R&D (Research and Development). Pemilihan SMP
Negeri 15 sebagai lokasi penilaian adalah karena di SMP Negeri 15 khususnya guru-
guru Bahasa Indonesia, belum memiliki pegangan instrumen penilaian yang bisa
mengukur kompetensi atau pencapaian siswa. Tidak ada pedoman penilaian yang
tetap sehingga ketika menilai hasis belajar siswa, terkadang hasilnya akan berbeda
oleh tiap penilai atau dalam hal ini guru Bahasa Indonesia. Selama ini, guru-guru
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
hanya menggunakan instrumen dari hasil MGMP yang lama dan sudah tidak cocok
untuk diterapkan pada pembelajaran berbasis Kurikulum 2013.
Metode R&D dipakai karena lebih sesuai untuk mengembangkan instrumen
penilaian yang sesuai khususnya untuk penilaian kompetensi membaca. Instrumen
penelitian yang akan dikembangkan oleh peneliti terdiri dari kisi-kisi soal, soal-soal,
pedoman penilaian, dan rubrik penilaian.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang dipaparkan dalam
skripsi ini adalah:
1. Bagaimana pengembangan instrumen penilaian kompetensi dasar membaca
pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII di SMP N 15
Yogyakarta dengan bentuk tes pilihan ganda?
2. Bagaimana pengembangan instrumen penilaian kompetensi dasar membaca
pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII di SMP N 15
Yogyakarta dengan bentuk tes uraian?
3. Bagaimana pengembangan instrumen penilaian kompetensi dasar membaca
pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII di SMP N 15
Yogyakarta dengan bentuk tes unjuk kerja?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
1.3 Tujuan
Sejalan dengan rumusan masalah yang dibuat, maka tujuan dari penelitian
ini yaitu:
1. Mendeskripsikan proses penyusunan produk instrumen penilaian kompetensi
dasar membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII di
SMP N 15 Yogyakarta dengan bentuk tes pilihan ganda.
2. Mendeskripsikan proses penyusunan produk instrumen penilaian kompetensi
dasar membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII di
SMP N 15 Yogyakarta dengan bentuk tes uraian.
3. Mendeskripsikan proses penyusunan produk instrumen penilaian kompetensi
dasar membaca pada pembelajaran Bahasa Indonesia untuk siswa kelas VII di
SMP N 15 Yogyakarta dengan bentuk tes unjuk kerja.
Penelitian pengembangan ini akan menghasilkan produk berupa instrumen
penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII berdasarkan kurikulum 2013.
Instrumen penilaian ini digunakan oleh pengajar untuk siswa SMP. Di dalam
instrumen penilaian ini terdapat ranah kognitif dan ranah keterampilan yang
disesuaikan dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar kompetensi membaca.
1.4 Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang dibuat pada penelitian ini meliputi satu paket
instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII di SMP Negeri 15
Yogyakarta. Satu paket instrumen penilaian tersebut terdiri dari: 1) kisi-kisi soal
yang dibuat sesuai dengan KI dan KD, 2) soal-soal Bahasa Indonesia yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
disesuaikan dengan KI dan KD meliputi soal pilihan ganda, uraian dan soal unjuk
kerja, 3) Kunci jawaban soal pilihan ganda dan soal uraian, 4) Rubrik Penilaian 5)
pedoman penskoran , 6) lembar observasi. Instrumen penilaian ini digunakan oleh
guru untuk menilai kompetensi membaca siswa kelas VII berdasarkan kurikulum
2013.
1.5 Manfaat Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti,
bagi guru Bahasa Indonesia, bagi SMP Negeri 15 Yogyakarta sebagai sekolah
yang menjadi tempat uji coba produk, dan bagi peneliti lain. Adapun manfaatnya
akan dipaparkan sebagai berikut:
a. Bagi Peneliti
Penelitian ini mampu memberikan tambahan wawasan mengenai upaya
mengembangkan intrumen penilaian yang baru untuk dapat diterapkan dalam
menilai kompetensi membaca siswa.
b. Bagi guru Bahasa Indonesia.
Penelitian ini diharapkan mampu membantu para guru Bahasa Indonesia
dalam menemukan instrumenpenilaian yang lebih sesuai untuk menilai
kompetensi dasar membaca pada siswa SMP kelas VII.
c. Bagi Sekolah
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pembaruan dalam
peningkatan mutu pendidikan di sekolah-sekolah yang menggunakan
instrumen penilaian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
d. Bagi Peneliti selanjutnya
Hasil penelitian ini diharapkan mampu menjadi bahan rujukan bagi
peneliti lain dalam mengembangkan instrumen penilaian kompetensi dasar
membaca siswa SMP.
1.6 Batasan Istilah
Untuk menyamakan konsep mengenai berbagai istilah yang akan digunakan,
peneliti memberikan batasan istilah. Di bawah ini dijelaskan batasan istilah yang
digunakan dalam penilitian ini, yaitu:
a. Evaluasi
Evaluasi adalah penilaian keseluruhan yang sistematik tentang manfaat
atau kegiatan suatu objek. Menurut Sax dalam Majid Abdul (2014)
evaluasi adalah proses di mana pertimbangan atau keputusan suatu nilai
dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang, serta pelatihan dari
evaluator.
b. Instrumen Penilaian.
Instrumen penilaian adalah rubrik atau pedoman penilaian yang
dipakai ketika menilai hasil belajar siswa. Instrumen penelitian ini
digunakan untuk menilai hasil belajar siswa melalui ulangan harian di
sekolah.
c. Evaluasi pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Evaluasi adalah suatu proses di mana pertimbangan atau keputusan
suatu nilai dibuat dari berbagai pengamatan, latar belakang, serta pelatihan
dari evaluator (Sax, 1980:18 dalam Majid, 2014:33).
1.7 Sistematika Penyajian
Penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab I adalah bab pendahuluan yang
memaparkan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, spesifikasi produk, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II
adalah landasan teori. Bab ini memaparkan penelitian terdahulu yang relevan dan
kajian teori. Bab III adalah bab metoologi penelitian. Hal-hal yang akan dibahas
dalam bab III adalah jenis penelitian, sumber data penelitian, teknik pengumpulan
data, instrumen penelitian, teknik analisis data, dan triangulasi data. Bab IV adalah
bab hasil penelitian dan pembahasan. Hal-hal yang akan dibahas dalam bab ini
adalah deskripsi data, hasil analisis data dan pembahasan. Bab V adalah bab
penutup. Bab ini berisi dua hal, yaitu simpulan dan saran untuk mahasiswa, dosen
pembimbing, dan penelitian lanjutan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Penelitian yang Relevan
Ada dua penelitian yang dianggap relevan dengan penelitian ini. Pertama,
Penelitian yang dilakukan oleh Firda Fauziah, Muhardjito, dan Asim (2012) dalam
jurnal yang berjudul “Pengembangan Instrumen Penilaian Berbasis Reading
Comperhension Materi Energi untuk Mendiagnosis Kompetensi Berpikir Kritis Siswa
SMP” Universitas Negeri Malang. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan
instrumen berbasis reading comprehension untuk mendiagnosis kompetensi berpikir
kritis siswa SMP. Instrumen berbasis reading comprehension terdiri dari:1) kisi-kisi
instrumen berbasis reading comprehension, 2) teks beserta butir-butir soal uraian, 3)
dan rubrik penilaian. Metode penelitian yang digunakan adalah R&D (Research and
Development). Skala penilaian yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala
Likert atau yang biasa disebut dengan skala 4 yang mengacu pada teori dari Arikunto
(2012). Hasil dari penelitian ini berupa produk instrumen berbasis Reading
Comperhension untuk mendiagnosis kompetensi berpikir kritis siswa SMP.
Instrumen berbasis reading comprehension terdiri dari:1) kisi-kisi instrumen berbasis
reading comprehension, 2) teks beserta butir-butir soal uraian, 3) dan rubrik
penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Nila Maulana, Imam Agus Basuki, dan
Bustanul Arifin (2012) dalam jurnal yang berjudul “Pengembangan Instrumen
Penilaian Pembelajaran Membaca Kelas VII SMP” Universitas Negeri Malang.
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah (1) mengembangan instrumen penilaian
pembelajaran membaca kamus untuk yang valid, reliabel, dan praktis, (2)
mengembangan instrumen penilaian pembelajaran membaca cepat 200 kata per yang
valid, reliabel, dan praktis, (3) mengembangkan instrumen penilaian pembelajaran
membaca teks perangkat yang valid, reliabel, dan praktis, (4) mengembangkan
instrumen penilaian pembelajaran menceritakan kembali cerita anak yang valid,
reliabel, dan praktis, (4) mengembangan instrumen penilaian pembelajaran
mengomentari buku cerita anak yang valid, reliabel, dan praktis. Metode penelitian
yang digunakan ialah metode penelitian pengembangan. Hasil penelitian ini berupa
produk instrumen penilaian pembelajaran membaca kamus, membaca cepat,
membaca teks upacara, menceritakan kembali cerita anak, dan mengomentari buku
cerita anak. Instrumen penilaian membaca kamus teridiri atas tugas membaca kamus
dan rubrik penilaian. Instrumen penilaian membaca cepat terdiri atas tes subjektif dan
rambu-rambu jawaban. Instrumen penilaian membaca teks upacara teridiri atas tugas
membaca teks upacara dan rubrik penilaian. Instrumen penilaian menceritakan
kembali cerita anak terdiri atas tugas menceritakan kembali cerita anak dan rubrik
penilaian. Instrumen penilaian mengomentari buku cerita anak terdiri tugas
mengomentari buku cerita anak dan rubrik penilaian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
Kedua penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian yang akan peneliti
lakukan. Relevansi penelitian yang pertama dengan penelitian yang akan dilakukan
terletak pada metode penelitian yang dilakukan yaitu metode R&D, penghitungan
validitas produk menggunakan skala Likert atau skala 4 yang merujuk pada teori dari
Arikunto. Perbedaannya adalah pada peneliti pertama, uji coba produk dilakukan
pada kelas VIII, sedangkan pada penelitian ini uji coba produk dilakukan pada guru
dan siswa kelas VII. Relevansi penelitian kedua dengan penelitian ini terletak pada
tujuan penelitiannya yaitu menghasilkan produk instrumen penilaian keampuan
membaca siswa kelas VII, Skala penghitungan uji kelayakan menggunakan skala
Likert atau skala 4. Posisi peneliti dalam penelitian ini adalah mengembangan
instrumen penilaian yang juga menilai kompetensi dasar membaca, tetapi penelitian
dilakukan terhadap guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta. Pengembangan instrumen yang dilakukan meliputi pembuatan kisi-kisi,
soal, kunci jawaban, pedoman penskoran, rubrik penilaian dan lembar observasi.
2.2 Kajian Teori
Sub bab ini memaparkan beberapa teori terkait pengembangan instrumen
penilaian. Beberapa teori yang digunakan adalah pengertian penilaian, pengukuran,
dan evaluasi, prinsip-prinsip penilaian, teknik penilaian tes, instrumen penilaian,
kompetensi dasar membaca, validitas, reliabilitas, analisis butir soal, kurikulum 2013,
kisi-kisi, Taksonomi Bloom, langkah-langkah penyusunan perangkat tes, kaidah
penulisan soal yang baik. Berikut ini akan dipaparkan mengenai teori-teori tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
2.2.1 Pengertian Penilaian, Pengukuran, dan Evaluasi.
2.2.1.1 Penilaian
Departemen of Education of the States, Territories and Commonwealth of
Australia memaknai penilaian sebagai bukti-bukti yang digunakan oleh pembelajar
(learner) dan para guru untuk menentukan apakah para pembelajar tersebur terlibat
dalam pembelajaran, ke manakah tujuan mereka akan pergi (tujuan pembelajaran)
(Basuki, 2014:7). Dari pernyataan tersebut dapat dikatakan bahwa penilaian
merupakan segala upaya yang dilakukan untuk melihat secara keseluruhan sejauh
mana seorang siswa telah menguasai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Linn dan Gronlund dalam Miller (2009:28) menyatakan bahwa assessment
merupakan prosedur yang digunakan untuk mendapatkan informasi tentang belajar
siswa termasuk tes tertulis (misalnya essay), keterampilan mengerjakan tugas-tugas
otentik seperti eksperimen laboraturium, obserasi oleh guru dan laporan hasil
pengamatan diri oleh siswa. Dengan kata lain, pernyataan Linn dan Gronlund tersebut
dapat diartikan bahwa assessment atau penilaian secara garis besar dapat dugunakan
untuk melihat seberapa baik kinerja siswa secara pribadi dalam proses pembelajaran
yang dilakukan.
Hampir sama dengan pernyataan Linn dan Gronlund, Nitko dan Brookhart
(2011:3) menyatakan bahwa penilaian merupakan proses mengumpulkan informasi
yang digunakan untuk membuat suatu pertimbangan dan keputusan terhadap siswa;
kurikulum, program pembelajaran, dan sekolah; dan kebijakan pendidikan. Ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
peneliti mengaktakan “menilai kompetensi siswa” yang peneliti maksudkan
sebenarnya adalah peneliti mengumpulkan informasi untuk mengetahui sejauh mana
seorang siswa mencapai target pembelajaran tersebut. Tahap assessment atau
penilaian berdasarkan pendapat Nitko dan Brookhart merupakan tahap pengumpulan
informasi tentang pencapaian siswa, jadi tahap ini perupakan tahap awal sebelum
melangkah pada tahap tahap selanjutnya yaitu pengukuran dan evaluasi.
Permendiknas Nomor 27 Tahun 2007 dan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar
Penilaian Pendidikan ditemukan pengertian penilaian pendidikan adalah proses
pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar
peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan sehingga
menjadi informasi yang bermakna.
Menurut Nurgiyantoro (2010), penilaian merupakan proses sistematis dalam
pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi, untuk menentukan seberapa jauh
seorang peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan. Pendapat Nurgiyantoro
sejalan dengan pendapat para ahli-ahli lain yang telah dibahas di atas menyatakan
bahwa penilaian merupakan proses yang bertujuan untuk melihat sejauh mana siswa
telah mencapai target atau tujuan pembelajaran.
Dari beberapa pendapar para ahli di atas, dapat ditarik satu kesimpulan bahwa
penilaian merupakan proses sistematis yang jigunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang kompetensi siswa sehingga dapat diketahui sejauh mana seorang
siswa tersebut telah mencapai target pembelajaran yang telah ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
2.2.1.2 Pengukuran
Guilford (1954) dalam Basuki (2014) menyatakan pengukuran adalah proses
penetapan ukuran terhadap suatu gejala menurut aturan tertentu. Pengukuran
dilaksanakan untuk menjawab how much? Pengukuran dapat menggunakan tes dan
non-tes. Maksud dari pernyataan tersebut pengukuran merupakan tahap setelah
mengumpulkan informasi (penilaian/ assessment) yaitu dengan menetapkan ukuran
tertentu bahwa seberapa besar kemajuan siswa atau pencapaian siswa terhadap target
pembelajaran.
Menurut Nurgiyantoro (2010) pengukuran merupakan proses untuk memperoleh
deskripsi angka (skor) yang menunjukkan tingkat capaian seseorang dalam suatu
bidang tertentu. Sejalan dengan itu, Linn dan Gronlund dalam Miller (2009) juga
menyatakan pengukuran perupakan proses memperoleh gambaran angka atau skor
yang menunjukkan tikat pencapaian siswa. Pengukuran menjawab pertanyaan how
much? Nitko dan Brookhart (2011) menyatakan pengukuran adalah prosedur untuk
penilaian angkan atau yang sering disebut skor untuk karakteristik tertentu dari
seseorang. Dari ketiga pendapat tersebut dapat ditarik sebuah pemahaman bahwa
yang dimaksudkan dengan pengukuran adalah sebuah proses yang dilakukan untuk
mengumpulkan data atau skor atau nilai sehingga memeroleh gambaran tentang
tingkat pencapaian siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
2.2.1.3 Evaluasi
Evaluasi dimaknai sebagai penilaian yang sistematik tentang manfaat dan
kegunaan dari suatu objek. Dalam melaksanakan evaluasi terdapat pertimbangan
(judgement) untuk menentukan nilai suatu program yang sedikit banyak mengandung
unsur subjektif (Basuki, 2014). Tahap evaluasi adalah tahap penilaian keseluruhan
yang sistematik untuk mengetahui apakah suatu objek berguna ataukah tidak.
Nitko dan Brookhart (2011) mendefinisikan evaluasi sebagai proses dari
membuat sebuah pertimbangan atau judgement tentang kelayakan dari produk siswa
atau performance siswa. Pendapat tersebut jelas menerangkan bahwa evaluasi dapat
digunakan untuk melihat apakah suatu objek tertentu layak atau tidak, memiliki
manfaat atau tidak, berpengaruh pada perkembangan kognitif siswa atau tidl.
Hopkins (1998) dalam Chatterji (2003) menyatakan evaluasi aalah proses setelah
pengukuran selesai. Evaluasi digunakan untuk menentukan pertimbangan nilai atau
interpretasi bedasarhan data hasil pengukuran yang diperoleh. Pendapat Hopkins
dapat diartikan bahwa tahap evaluasi adalah pertimbangan tentang baik buruknya
suatu objek berdasarkan data hasil pengukuran yang dilakukan terhadap objek
tersebut.
Dari penjabaran tentang pengertian pengukuran, penilaian dan evaluasi di atas,
peneliti dapa memperoleh pembedaan yang jelas tentang ketiganya. Fokus penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
ini adalah pada tahap penilaian. Maka beberapa hal yang dibahas dalam penelitian ini
adalah segala sesuati yang berkaitan dengan penilaian khususnya instrumen penilaian.
2.2.2. Prinsip-Prinsip Penilaian
Linn dan Gronlund dalam Miller (2009) menjabarkan lima prinsip umum tentang
penilaian yaitu: (1) Prioritas dalam proses penilaian adalah menentukan dengan jelas
apa yang ingin dinilai; (2) Prosedur penilaian harus tepat karena berhubungan dengan
karakteristik dan pelaksanaan yan akan diukur; (3) Penilaian yang komperhensif
membutuhkan berbagai jenis prosedur; (4) Penggunaan yang tepat dari prosedur
penilaian harus mempertimbangkan kelemahan dari prosedur itu sendiri; (5) Penilaian
adalah alat untuk mencapai tujuan, bukan tujuan itu sendiri.
Kelima prinsip di atas merupakan prinsip-prinsip yang mendukung proses
penialain berjalan lebih efektif. Pada poin pertama jelas dinyatakan bahwa penentuan
apa yang harus dinilai merupakan hal yang prioritas. Hal ini dikarenakan semua
proses yang akan berlangsung akan tergantung pada seberapa besar gambaran yang
diperoleh dari apa yang akan peneliti nilai. Ketika menilai siswa belajar, hal ini
berarti peneliti sudah harus menentukan tujuan pembelajaran sebelum menentukan
prosedur penilaian seperti apa yang akan peneliti gunakan. Poin kedua menyatakan
prosedur penilaian harus tepat. Hal ini karena prosedur penilaian dipakai berdasarkan
objektifitasnya, akurasinya, dan mudah digunakan. Poin ketiga menjelaskan bahwa
penilaian yang kompehensif membutuhkan prosedur yang variatif. Bentuk-bentuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
penilaian yang telah ada, tidak ada satu pun yang dapat diterapkan dalam menilai
segala aspek pembelajaran. Misalnya saja ketika menilai hasil ulangan berupa pilihan
ganda ataujawaban singkan, yang akan peneliti lihat adalah pemahaman atau
pengetauan siswa. Berbeda ketika peneliti menilai tugas esai atau tugas projek, yang
peneliti lihat adalah kompetensi mereka mengungkapkan pikiran. Begitu pula pada
tugas laporan observasi, yang peneliti nilai adalah kompetensi siswa membuat
rumusan masalah sehingga peneliti dapat menilai tingkah laku dan minat siswa.
2.2.3 Teknik Penilaian Tes
Berikut ini akan dipaparkan mengenai teknik penilaian tes tertulis dan unjuk kerja
yang akan digunakan dalam penelitian ini. Beberapa tes yang akan dinilai meliputi tes
tertulis bentuk pilihan, tes tertulis bentuk uraian, penilaian kerja, dan penilaian
proyek.
2.2.3.1 Tes Tertulis Bentuk Pilihan
Tes tertulis bentuk pilihan ganda merupakan tes yang jawabannya harus dipilih
dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Tes bentuk pilihan ganda
terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban terdiri
atas kunci jawban dan pengecoh (distractor). Kunci jawaban merupakan jawban
paling benar (Kusaeri, 2014: 70).
Bentuk pilihan ganda memiliki beberapa kelebihan diantaranya : (a) mampu
mengukur berbagai tingkatan kognitif (mulai dari mengingat sampai mengkreasi);
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
(b) penskorannya mudah, cepat, objektif, dan mampu mencakup ruang lingkup materi
yang luas; dan (c) tepat untuk ujian yang pesertanya sangat banyak, dan hasilnya
harus segera diumumkan. Kelemahan dari bentuk ini adalah (a) memerlukan waktu
yang relatif lama untuk membaca soalnya, (b) sulit membuat pengecoh yang
homogen dan berfungsi baik, dan (c) terdapat peluang untuk menebak jawaban
(Kusaeri, 2014:71).
2.2.3.2 Tes Tertulis Bentuk Uraian
Tes tertulis bentuk uraian merupakan jenis tes yang menuntut siswa untuk
mengingat dan mengorganisasi gagasan atau hal-hal yang telah dipelajari. Caranya
adalah dengan mengemukakan gagasan tersebut dalam uraian tertulis. Kelebihan dari
bentuk tes uraian ini adalah mengukur kompetensi siswa dalam hal menyajikan
jawaban terurai secara bebas, mengorganisasikan pikiran, mengemukakan pendapat,
dan mengekspresikan gagasan dengan kata-kata sendiri (Kusaeri, 2014: 90).
2.2.3.3 Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja adalah suatu penilaian yang meminta siswa mendemonstrasikan
tugas tertentu guna mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilan yang dimilikinya.
Penilaian kinerja dilaksanakan berdasrkan tiga asumsi pokok. Pertama, tugas-tugas
yang diberikan atau dikerjakan oleh siswa merupakan begian yang tidak terpisahkan
dari keseluruhan proses pembelajaran. Kedua, penilaian kinerja tidak hanya untuk
mengetahui posisi siswa pada saat proses pembelajaran tetapi untuk memperbaiki
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
proses pembelajaran itu sendiri. Ketiga, penilaian kinerja didasarkan pada partisipasi
aktif siswa (Kusaeri, 2014: 143).
2.2.3.4 Penilaian proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan seseorang atau sekelompok siswa dalam waktu tertentu. Tugas tersebut
berupa kegiatan sejak perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pelaksanaan tugas, pengolahan, dan penyajian produk (bila berupa barang dan jasa)
dan laporan tertulis.
2.2.4 Membaca
Membaca adalah kegiatan menginterpretasikan teks tertulis sebagai bagian dari
komunikasi. Dengan kata lain, ada asumsi bahwa komuniasi cenderung dilakukan
oleh penulis, yang kemudian oleh pembaca akan diinterpretasikan sehingga dapat
memahami isi tulisan yang disampaikan penulis (Wallace, 2003:4). Wallace
mengatakan bahwa membaca adalah mengartikan atau menginterpretasikan tulisan-
tulisan yang ada dengan tujuan memahami isi bacaan yang ditulis. Ketika membaca,
terjadi sebuah komunikasi antara pembaca dan penulis. Komunikasi yang terjadi tiak
secara langsung melainkan melalui tulisan-tulisan yang ada.
Wallace (2003) mengemukakan ada empat tujuan membaca yaitu: 1) Reading for
survival yaitu jenis membaca dalam kaitannya dengan respon terhadap lingkungan
sekitar, misanya tanda ‘STOP’ untuk pengendara motor atau mobil; 2) Reading for
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
learning yaitu, membaca untuk mencari informasi untuk memperoleh pengetahuan
lebih atau wawasan yang lebih luas; 3) Reading for pleasure yaitu, ketika reading for
survival dipakai untuk memberikan respon yang cepat terkait suatu situasi tertentu
dan reading for learning juga berorientasi pada suatu tujuan, reading for pleasure
juga memiliki tujuan tersendiri.
Sandy Urquhart dan Cyril Weir (1998) mengklasifikasikan tipe atau jenis
membaca yaitu: 1) skimming, membaca untuk inti sari. Pembaca ajan menjawab
pertanyaan apa isi keseluruhan teks tersebut, sambil mengabaikan hal-hal yang detail;
2) search reading menempatkan atau menandai informasi pada topic sebelumnya.
Pembaca membutuhkan informasi untuk menjawab beberapa petanyaan atau untuk
membuktikan data tertentu; 3) scanning, membaca secara selektif untuk mencapai
tujuan tertentu saja misalnya menemukan nomor telepon tertentu di buku telepon,
atau menemukan ibu kota Bavaria; 4) Careful reading, jenis membaca ini yang paling
sering digunakan dalam dunia pendidikan dan psikologi. Hal ini terkait dengan tujuan
membaca untuk belajar atau mempelajari sesuatu; 5) browsing adalah jenis membaca
yang dipakai ketika tujuan membaca sebelumnya belum dicapai secara sempurna,
beberapa bagian teks mungkin dilewatkan secara acak.
2.2.5. Penilaian Membaca
Beberapa jenis penilaian membaca didasarkan pada jenis membaca yang
digunakan. Brown (2004) merumuskan ada tida tipe membaca beserta penilaiannya,
yaitu perspecrive reading, selective reading, interactive reading, dan extensive
reading.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
Jenis penilaian untuk perspective reading menurut Brown (2004) adalah: 1)
Readin Aloud, para siswa memperhatikan beberapa huruf terpisah, kata atau kalimat
pendek dan membacakannya dengan lantang, satu per satu. Ketika penialaian
kompetensi membaca , pengucapan yang sesuai dari siswa menandakan suatu
ketepatan atau benar; 2) Tanggapan Tertulis, para siswa memeriksa kembali
tanggapan tertulisnya. Karena di sini terjadi transfer skil, penilai perlu memeriksa
secara hati-hati dengan anggapan bahwa kesalahan penulisan yang terjadi mungkin
disebabkan karena kesalahan membaca; 3) Pilihan Ganda, jenis tugas ini tidah hanya
pada soal memilij satu dari lima jawaban yang ada. Pada kasus tertentu, beberapa
mungkin dapat berguna pada lebel membaca yang rendaj termasuk menyamakan atau
membedakan, melingkari jawaban, benar/salah, mencocokan huruf; 4) Picture-Cued
Item, siswa menunjukkan gambar yang telah dituliskan nomer dan kalimat pendek.
Dari gambar tersebut mereka membacakan kalimat tertentu yang merujuk pada suatu
gambar.
Peneliti mengembangkan instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas
VII. Pengembangan instrumen penilaian tersebut tentunya juga disesuaikan dengan
KI maupun KD yang ada. Beberapa KD yang mengukur tingkat kognitif ranah
membaca siswa kelas VII adalah KD 3.1, 3.2, 3.3, 3.4 dan 4.1.
Berikut ini merupakan Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar yang
diperuntukan kelas VII berdasarkan salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014 tentang kurikulum 2013
Sekolah Menengah Pertama:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel 2.1 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Sekolah Menengah Pertama
Kelas VII.
KI KD
KI 1 : Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya
KI 3 : Memahami pengetahuan
(faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan
menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai,
merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak
(membaca, membaca,
menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan
yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam
sudut pandang/teori.
1.1 Menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk
mempersatukan bangsa Indonesia di
tengah keberagaman bahasa dan
budaya
1.2 Menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa
sebagai sarana memahami informasi
lisan dan tulis
1.3 Menghargai dan mensyukuri
keberadaan bahasa Indonesia sebagai
anugerah Tuhan yang Maha Esa
sebagai sarana menyajikan informasi
lisan dan tulis
2.1 Memiliki perilaku jujur, tanggung
jawab, dan santun dalam menanggapi
secara pribadi hal-hal atau kejadian
berdasarkan hasil observasi
2.2 Memiliki perilaku percaya diri dan
tanggung jawab dalam membuat
tanggapan pribadi atas karya budaya
masyarakat Indonesia yang penuh
makna
3.1 Memahami teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik
melalui lisan maupun tulisan
3.2 Membedakan teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik
melalui lisan maupun tulisan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
3.4 Mengidentifikasi kekurangan teks
hasil observasi, tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek
berdasarkan kaidah-kaidah teks baik
melalui lisan maupun tulisan
4.1 Menangkap makna teks hasil
observasi, tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek
baik melalui lisan maupun tulisan
4.2 Menyusun teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek sesuai
dengan karakteristik teks yang akan
dibuat baik secara lisan maupun tulisan
4.3 Menelaah dan merevisi teks hasil
observasi, tanggapan deskriptif,
eksposisi, eksplanasi, dan cerita pendek
sesuai dengan struktur dan kaidah teks
baik secara lisan maupun tulisan
4.4 Meringkas teks hasil observasi,
tanggapan deskriptif, eksposisi,
eksplanasi, dan cerita pendek baik secara
lisan maupun tulisan
2.2.6 Validitas
Validitas adalah bentuk penguatan terhadap tafsiran terhadap penggunaan hasil
penilaian siswa (Nikto, 2011:35). Pendapat nikto ini ingin menggambarkan peran
validitas sebagai suatu hal yang dapat menguatkan penafsiran peneliti dengan
didukung oleh bukti atau teori-teori yang relevan.
Menurut Gronlund (1985) dalam Nurgiyantoro (2010) jika kita berpikir tentang
validitas dalam kaitannya dengna tes, hal-hal berikut perlu dipertimbangkan. Pertama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
validitas menunjuk pada kelayakan interpretasi yang dibuat berdasarkan skor hasil tes
yang berkaitan dengan penggunaan tertentu dan bukan terhadap instrumennya itu
sendiri. Kedua, validitas adalah masalah kadar (matter of degree), maka haruslah
dihindari pemikiran bahwa sebuah hasil tes itu valid atau tidak valid. Ketiga, validitas
berkaitan dengan penggunaan khusus karena tidak ada satu tes pun yang valid untuk
semua tujuan. Maka penilaian terhadap validitas tes mesti terkait dengan tujuan
penggunaan hasil tes itu (Nurgiyantoro, 2010:152). Dari pernyataan Gronlund, ada
tiga hal penting yang perlu diperhatikan ketika berbicara tentang validitas. Validitas
merupakan dukungan beberapa bukti dan teori terhadap penafsiran hasil penilaian
siswa.
Suatu sklala pengukuran dapat valid apabila skala tersebut digunakan untuk
mengukur apa yang seharusnya diukur (Sarwono, 2009:99). Pernyataan tersebut
berarti suatu skala pengukuran dikatakan valid jiha skala tersebut sesuai dengan objek
yang akan diukur. Misalnya skala nominal digunakan untuk mengukur variable
nominal bukan parametik.
Empat prinsip validitas dikemukakan oleh Messick (1986b, 1994a) dalam Nitko
dan Brookhart (2011), yaitu interpretation, uses, values, dan consequences. (1)
Interpretasi terhadap hasil penilaian siswa hanya valid jika dapat menunjukkan bukti
yang mendukung kelayakan dan kebenarannya, (2) penggunaan atau pemakaian hasil
penilaian hanya valid pada tahapan yang mana yang dapat dibuktikan kebenaran dan
kelayakannya, (3) interpretasi dan penggunaaan hasil analisis hanya valid jika nilai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
yang disiratkan mereka (para siswa) layak, (4) interpretasi dan penggunaan hasil
penilaian hanya valid ketika akibat atau konsekuensi dari interpretasi dan penggunaan
hasil penialaan tersebut konsisten dengan nilai kelayakannya.
Empat prinsip di atas kurang lebih menggambarkan tentang kelayakan interpretasi,
kelayakan penggunaan, kelayakan nilai, dan kelayakan konsekuensi atau hasil yang
ditimbulkan. Kelayakan interpretasi yang dimaksudkan adalah interpretasi atau
anggapan yang peneliti miliki terhadap hasil belajar siswa, baru dikatakan valid jika
ada bukti-bukti yang mendukung interpretasi tersebut. Dalam menggunakan hasil
penilaian, peneliti juga harus menggunakan interpretasi yang telah valid terhadap
hasil penilaian.
Berdasarkan analisis rasional atau pertimbangan logika, validitas dapat dibedakan
menjadi dua macam yaitu valiitas isi dan validitas konstruk. Berdasarkan data
empirik, validitas dibedakan menjadi dua yaitu validitas sejalan dan vaiditas ramalan
(Nurgiyantoro, 2010: 155). Berikut akan dibahas secara singkat tentang beberapa
jenis validitas tersebut menurut Nurgiyantoro.
1. Validitas isi
Validitas isi menurut Gronlund (1985) dalam Nurgiyantoro (2010) disebut validasi
yang pembuktiannya berdasarkan isi . validasi ini dimaknai sebagai proses penentuan
seberapa jauh suatu alat tes menunjukkan kerelevansian dan keterwakulan terhadap
ranah tugas yang diukur. Validitas isi merupakan jenis vaiditas yang harus terpenuhi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dalam alat tes, khususnya alat tes yang disusun oleh guru untuk mengukur tingkat
keberhasilan peserta didik. Pemenuhan dan penemuan bukti-bukti validitas isi
terutama dilihat dari kesesuaiannya dengan kisi-kisi yang dipakai sebagai dasar
penyusunan butir-butir tesnya itu sendiri.
2. Validitas Konstruk
Validitas konstruk merupakan jenis validitas yang oleh Gronlund (1985) dan
Popham (1995) dikatakan pembuktiannya berdasarkan konstruk. Validitas konstruk
berkaitan dengan konstruk atau konsep bidang ilmu yang akan iuji validitas tesnya.
Konstruk merupakan suatu hipotesis yan gberkenaan dengan suatu bidang ilmu atau
sub bidang tertentu (Nurgiyantoro, 2010: 156).
3. Vaiditas Sejalan
Validitas ini dimaknai sebagai proses penentuansejauh mana skor sebuah tes
berkaitan dengan skor tes yang lain. Skor penilaian tes itu lah yang disebut sebagai
kriteria atau pembanding. Dengan demikian vaiditas sejalan dapat dimaknai sebagai
pembuktian apakan skor hasil tes pada suatu bidang mencerminkan atau sesuai engan
skor bidang yang lain yang waktu pengukurannya bersamaan (Nurgiyantoro, 2010:
157).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
4. Valiitas Prediktif
Validitas prediktif merujuk pada pengertian pembuktian apakah skor alat tes yang
diujikan kini mempunyai kaitan dengan skor tes atau prestasi yang diteskan atau
dicapai kemudian (Nurgiyantoro, 2010: 159).
2.2.7 Reliabilitas
Realibilitas adalah konsistensi pengukuran, yaitu seberapa konsisten skor tes atau
hasil evaluasi suatu pengukuran ke pengukuran yang lain. Suatu perangkat penilaian
yang baik harus memiliki validitas dan realibilitas yang baik pula. Seorang peserta
didik yang di tes beberapa kali menggunakan alat tes yang sama dan memiliki hasil
yang sama pulam hal ini menandakan bahwa reliabilitas alat tes tersebut baik. Berikut
ini akan dijelaskan jenis-jenis reliabilitas menurut Nurgiyantoro, (2010:167-177).
1) Reliabilitas Ulang Uji
Teknik tes ulang uji adalah teknik memerkirakan tingkat reliabilitas tes
dengan melakukan kegiatan pengukuran dua kali terhadap tes yang sama kepada
peserta didik yang sama pula.
2) Reliabilitas Belah Dua
Pengujian reliabilitas tes dengan teknik belah dua (split half) dilakukan
dengan memisahkan skor hasil ke dalam dua kelompok, yaitu kelompok ganjil
dan kelompok genap atau kelompok awal dan kelompok akhir. Caranya ialah
dengan menghitung jumlah skor untuk butir-butir soal bernomor ganjil dan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
bernomor genap. Kedua jumlah skor tersebut kemudian dikorelasikan untuk
mendapatkan koefisien korelasi (r) antara keduanya.
Untuk mendapatkan korelasi realibilitas seluruh tes, kita dapat memergunakan
rumus Spearman-Brown. Rumus Spearman-Brown yang dimaksud adalah
sebagai berikut:
Realibilitas seluruh tes = 1+2 𝑋 𝑟
1+𝑟
3) Reliabilitas Rumus Kuder-Richardson 20 dan 21
Pengujian realibilitas tes dengan memergunakan rumus Kuder Richardson
(K—R) 20 dan 21, dilakukan dengan membandingkan skor butir-butir tes. Jika
butir-butir tes itu menunjukkan tingginya tingkat kesesuaian (degree of
agreement), kita dapat menyimpulkan bahwa hasil pengukuran hasil tes itu
konsisten. Rumus K-R 20 dan 21 menunjukkan seri karena kedua orang itu
mengembangkan banyak rumus yang diberi nomor seri.
Rumus K—R 20 sebagai berikut:
r = 𝑛
𝑛−1(1 −
𝑝𝑞
s2 )
r = Koefisien relibilitas tes
n = Jumlah butir soal
p = Proporsi jawaban betul
q = Proporsi jawaban salah (q=1-p)
s = Simpangan baku, s2; varian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
Rumus K—R 21 adalah sebagai berikut:
r = 𝑛
𝑛−1(1 −
𝑋(𝑛−𝑋)
ns2 )
Keterangan:
X = rata-rata hitung (mean), sedangkan simbol-simbol yang lain sama
seperti yang di atas.
4) Reliabilitas Alpha Cronbach
Rumus realibilitas Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur realibilitas
produk instrumen penilaian berupa butir soal. Koefisien reliabilitas Alpha
Cronbach diterapkan diterapkan pada tes yang mempunyai skor berskala dan
dikhotomis sekaligus. Artinya, prosedur uji realibilitas ini diterapkan pada hasil
pengukuran yang berjenjang.
Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
r = 𝑘
𝑘−1(1 −
si2
si2 )
keterangan:
k = Jumlah butir soal
si2 = Jumlah varian butir-butir
st2 = varian total (untuk seluruh butir tes)
5) Reliabilitas Bentuk Pararel
Pengujian realibilitas hasil pengukuran tes dengan teknik butir pararel
dilakukan terhadap adanya dua perangkat tes yang bersifat pararel. Untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
menguji reliabilitas hasil pengukuran tes, kedua perangkat tes tersebut
diujicobakan kepada sejumlah subjek yang sama, kemudian hasilnya
dikorelasikan. Tinggi rendahnya koefisien korelasi akan mencerminkan
reliabilitas hasil pengukuran kedua perangkat tes tersebut.
6) Reliabilitas Bentuk Tes Uraian
Reliabilitas bentuk tes uraian dapat dicari dengan memergunakan rumus
koefisien Alpha Cronbach. Berikut rumus koefisien Alpha Cronbach untuik soal
uraian
r = 𝑘
𝑘−1(1 −
si2
si2 )
keterangan:
k = Jumlah butir soal
si2 = Jumlah varian butir-butir
st2 = varian total (untuk seluruh butir tes)
Realibilitas yang peneliti gunakan dalam penelitian ini yaitu realibilitas
Alpha Cronbach. Rumus realibilitas Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur
realibilitas produk instrumen penilaian berupa butir soal (Nurgiyantoro,
2010:171).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
2.2.8 Analisis Butir Soal
Analisis Butir Soal atau analisis item adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan
tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai. Ada
dua jenis analisis butir soal, yakni tingkat kesukaran soal dan analisis daya pembeda
(Sudjana, 1990:135-141).
1) Analisis tingkat kesulitan
Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal-soal tes dari segi
kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk, sedang, dan
sukar. Ada beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah kategori
mudah, sedang, dan sukar. Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan,
yakni jumlah soal yang sama untuk ketiga kategori tersebut. Artinya jumlah soal
mudah, sedang, dan sukar jumlahnya seimbang. Pertimbangan kedua proporsi jumlah
soal untuk ketiga kategori tersebut didasarkan atas kurva normal. Artinya, sebagian
besar soal berada dalam kategori sedang, sebagian lagi termasuk ke dalam kategori
mudah dan sukar dengan proporsi yang seimbang.
Cara melakukan analisis untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
I = indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B = banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
𝐼 =𝐵
𝑁
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
N = banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan
Kriteria yang digunakan adalah akin kecil indeks yang diperoleh, maka makin
sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal
tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal itu adalah sebagai berikut:
0—0,30 = soal kategori sukar
0,31—0,70 = soal kategori sedang
0,71—1,00 = soal kategori mudah
2) Analisis daya pembeda
Menganalisis daya pembeda artinya mengkaji soal-soal tes dari segi kesanggupan
tes tersebut dalam membedakan siswa yang termasuk ke dalam kategori lemah atau
rendah dan kategori kuat atau tinggi prestasinya. Artinya, bila soal tersebut diberikan
kepada anak yang mampu, hasilnya menunjukkan prestasi yang tinggi; dan bila
diberikan kepada siswa yang lemah, hasilnya rendah. Tes dikatakan tidak memiliki
daya pembeda apabila tes tersebut, jika diujikan kepada anak berprestasi tinggi,
hasilnya rendah, tetapi bila diberikan kepda anak yang lemah, hasilnya lebih tinggi.
Atau bila diberikan kepada kedua kategori siswa tersebut, hasilnya sama saja. Dengan
demikian tes yang tidakmemiliki daya pembeda, tidak akan menghasilkan gambaran
hasil yang sesuai dengan gambaran siswa yang sebenarnya.
Cara yang biasa dilakukan dalam analisis daya pembeda adalah dengan
menggunakan tabel atau kriteria dari Rose dan Stanley seperti dalam analisis tingkat
kesukaran soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
Rumusnya adalah:
Keterangan:
SR = Jumlah siswa yang menjawab salah kelompok rendah
ST = Jumlah siswa yang menjawab salah kelompok tinggi
2.2.9 Kurikulum
Kurikulum tidak dapat dipisahkan dari proses pembelajaran, istilah kurikulum
berasal dari bahasa Latin, yakni “Curriculae”, artinya jarak yang harus ditempuh oleh
seorang pelari. Pada waktu itu, pengertian kurikulum ialah jarak wakut pendidikan
yang harus ditempuh oleh siswa yang bertujuan untuk memperoleh ijazah. Dengan
menempuh satu kurikulum, siswa dapat memperoleh ijazah, dalam hal ini ijazah pada
hakikatnya merupakan suatu bukti bahwa siswa telah menempuh kurikulum yang
berupa rencana pelajaran, sebagaimana halnya seorang pelari telah menempuh suatu
jarak antarsatu tempat ke tempat yang lainnya dan akhirnya mencapai finish. Dengan
kata lain, kurikulum dianggap sebagai jembatan yang sangat penting untuk mencapai
titik akhir dari suatu pelrjalanan dan ditandai oleh perolehan suatu ijazah tertentu.
Hamalik (2001 dalam Susilo, 2007:78-79) memberikan beberapa tafsiran
kurikulum dalam tiga hal, yaitu:
SR—ST
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
1) Kurikulum memuat isi dan materi pelajaran. Kurikulum ialah sejumlah mata
ajaran yang harus ditempuh dan dipelajari oleh siswa untuk memperoleh
sejumlah pengetahuan. Mata ajaran (subject matter) dipandang sebagai
pengalaman orang tua atau orang-orang pandai masa lampau, yang telah disusun
secara sistematis dan logis.
2) Kurikulum sebagai rencana pembelajaran. Kurikulum adalah suatu program
pendidikan yang disediakan untuk membelajarkan siswa. Dengan program itu
para siswa melakukan berbagai kegiatan belajar, sehingga terjadi perubahan dan
perkembangan tingkah laku siswa, sesuai dengan tujuan pendidikan dan
pembelajaran. Itu sebabnya kurikulum harus disusun sedemikian rupa agar
maksud tersebut dapat tercapai
3) Kurikulum sebagai pengalaman belajar. Hal ini kurikulum merupakan suatu
serangkaian pengalaman belajar.
Pengertian ini menunjukkan, bahwa kegiatan-kegiatan kurikulum tidak
terbatas dalam ruang kelas saja, melainkan juga mencakup kegiatan-kegiatan di
luar kelas. Tak ada pemisahan yang tegas antara intra dan ekstrakurikulum.
Semua kegiatan yang memberikan pengalaman belajar/pendidikan bagi siswa
pada hakikatnya adalah kurikulum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Kurikulum menurut Soetopo dan Soemanto (1986) dalam Hamalik
(2007:79) memiliki lima definisi. Kelima definisi tersebut akan dipaparkan
sebagai berikut.
1) Kurikulum dipandang sebagai suatu bahan tertulis yang berisi uraian tentang
program pendidikan suatu sekolah yang harus dilaksanakan dari tahun ke
tahun.
2) Kurikulum dilukiskan sebagai bahan tertulis yang dimaksudkan untuk
digunakan oleh para guru di dalam melaksanakan pelajaran untuk murid-
muridnya.
3) Kurikulum adalah suatu usaha yang menyampaikan asas-asas dan ciri-ciri
yang penting dari suatu rencana pendidikan dalam bentuk yang sedemikian
rupa sehingga dapat dilaksanakan oleh guru di sekolah.
4) Kurikulum diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman-pengalaman
belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncana kan dan
digunakan dalam pendidikan.
5) Kurikulum dipandang sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan
dan dilaksanakan untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan belajar mengajar (Bab 1, Ps. 1 butir 9 dalam Hamalik, 2007:18).
Dari berbagai pengertian kurikulum dari pendapat beberapa ahli di atas,
peneliti berpendapat bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana pembelajaran
yang disusun secara sistematis yang digunakan oleh sekolah-sekolah sebagai
acuan utama dalam melaksanakan pendidikan.
2.2.9.1 Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill,
dan pendidikan karakter. Siswa dituntut untuk lebih memahami materi yang ada
secara mandiri, aktif dalam berdiskusi dan presentasi serta memiliki karakter yang
mulia. Kurikulum 2013 mewajibkan peserta didik untuk mengikuti mata pelajaran di
satuan pendidikan pada setiap jenjang pendidikan.
Menurut kemendikbud (2013), pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-
prinsip berikut:
1. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada delapan Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidikan dan tenaga kependidikan, standar sarana dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan. Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan
penduduk Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif.
2. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi.
3. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan pola piker sebagai berikut: 1) pola
pembelajaran yang berpusat pada guru menjasi pembelajaran berpusat pada
peserta didik; 2) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik )
menjadi pembelajaran interaktif; 3) pola pembelajaran terisolasi menjadi
pembelajaran secara jejaring; 4) pola pembelajaran pasif menjadi pola
pembelajaran aktif-mencari. 5) pola pikir sendiri menjadi belajar kelompok; 6)
pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
7) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users); 8)
pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal menjadi pembelajaran ilmu
pengetahuan jamak.
4. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar mata pelajaran. Pendekatan kurikulum 2013 untuk Sekolah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan.
Dalam kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut: 1) tata
kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif; 2) penguatan manajemen sekolah melalui penguatan kompetensi
manajemen kepala sekolah sebagai pimpinan kepegawaian; 3) penguatan
sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses pembelajaran.
5. Penguatan materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi
yang relevan bagi peserta didik. Kurikulum 2013 dirancang untuk karakteristik
sebagai berikut:
a. Mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan
sosial, rasa ingin tau, kreativitas, kerja sama dengan kompetensi intelektual
dan psikomotorik.
b. Sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana di mana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di
sekolah ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber
belajar.
c. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat.
d. Memberikan waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
e. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci
lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran.
f. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, di mana semua kompetensi dasar dan proses
pembelajaran dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan
dalam kompetensi ini.
g. kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antarmata pelajaran dan jenjang pendidikan
(Kunandar, 2013:22).
Dari penjelasan di atas, maka peneliti mendapat gambaran tentang
kompetensi inti dan kompetensi dasar. Jadi, dalam kurikulum 2013 istilah SK
atau standar kompetensi telah diganti menjadi kompetensi inti yang dijabarkan
secara lebih terperinci dalam kompetensi dasar.
2.2.10 Kisi-kisi
Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan kompetensi
tertentu . fungsi kisi-kisi adalah sebagai pedoman untuk membaca soal atau merakit
soal menjai perangkat tes. Kisi-kisi yang baik akan memperoleh perangkat soal yang
relatif sama sekalipun penulis soalnya berbeda (Arifin, 2009:93).
Kisi-kisi soal disusun berdasarkan RPP yang telah dibuat oleh para guru sesuai
dengan KD dan KI yang ada. Adapun langkah-langkah peneliti dalam membuat kisi-
kisi soal adalah: (1) analisis KI dan KD yang tertera pada RPP; (2) menyusun kisi-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
kisi; (3) membuat soal; (4) membuat kunci jawaban; (5) menyusun pedoman
penskoran.
2.2.11 Taksonomi Bloom
Perumusan tujuan pembelajaran berttik tolak dari tingkah laku dan bersifat
operasional. Maka dari itu perlu adanya pengklasifikasian (taksonomi) tujuan
pembelajaran. Salah satu ahli yang merumuskan taksonomi tersebut adalah Bloom
yang kita kenal dengan nama Taksonomi Bloom. Taksonomi tujuan pembelajaran
umumnya terbagi menjadi tida ranah yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor.
Hierarki Taksonomi Bloom dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1: Hierarki dalam taksonomi Bloom (Kusaeri, 2014:32).
Menurut Depdikbud, Butir-butir soal dikembangkan menjadi enam tingkatan,
yaitu: pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi
(C5), dan mencipta (C6). Proporsi di antara jenjang pengetahuan tingkat SMP untuk
PENGETAHUAN
Mengingat
Menghafal
Menyebut
PEMAHAMAN
Menerangkan
Menjelaskan
Merangkum
PENERAPAN
Menghitung
Membuktikan
Melengkapi
ANALISIS
Memilah
Membedakan
Membagi
SINTESIS
Merangkai
Merancang
Mengatur
EVALUASI
Mengkritik
Menilai
Menafsirkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
C1 – C2 berkisar 20%, C3-C4 berkisar 55%, C5 berkisar 15%, dan C6 berkisar 10%
(Depdikbud, 2014: 48).
1) Pengetahuan (C1)
Ranah pengetahuan merupakan tingkat kompetensi yang terendah. Pada
tingkatan ini soal dibuat untuk mengetahui kompetensi peserta didik dalam
mengingat kembali materi yang pernah diterimanya. Soal pengetahuan lebih
menuntut peserta didik dalam mengingat sesuatu (hafalan) (Depdikbud: 2014: 48).
Contoh soal untuk jenjang C1:
Dalam sejarah kesusastraan Indonesia, penyair yang banyak membaca puisi
kontemporer adalah ….
A. W.S. Rendra
B. Ramadhan K.H
C. Sutarji Calzoum Bachri
D. Putu Wijaya
2) Pemahaman (C2)
Pada tingkatan ini peserta didik dituntut untuk memahami/mengerti materi
yang telah diajarkan dan tidak sekedar hafalan. Soal pemahaman menuntut jawaban
berupa pernyataan atau contoh dari suatu konsep dengan bahasa sendiri
(Depdikbud: 2014: 48). Contoh soal:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Perbedaan prosa, puisi, dan drama dalam kesusastraan Indonesia didasarkan
atas….
A. bahasa yang digunakan
B. pengembangan plot dan struktur cerita
C. perwujudan lahiriah sebuah karya sastra
D. banyaknya tokoh dalam cerita
3) Penerapan (C3)
Dalam tataran penerapan, peserta didik dituntut untuk mengimplementasikan
prinsip, konsep dalam situasi tertentu, dan umumnya belum pernah dikenal atau
disampaikan guru di kelas (Depdikbud: 2014: 48). Contoh soal:
4) Analisis (C4)
Pada tataran Analisis, peserta didik dituntut untuk menggunakan informasi
ke dalam beberapa bagian, menemukan asumsi, membedakan fakta dan pendapat,
dan menemukan hubungan sebab akibat.Soal analisis menuntut jawaban informatif,
penemuan asumsi, dan penemuan sebab akibat (Depdikbud: 2014: 49). Contoh soal:
5) Evaluasi (C5)
Jenjang soal evaluasi (C5) merupakan ranah pengetahuan menuntut peserta
didik melakukan evaluasi informasi, seperti bukti sejarah, editorial, teori-teori, dan
termasuk di dalamnya melakukan keputusan terhadap hasil analisis untuk suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
kebijakan.Soal tingkat evaluasi menuntut jawaban berupa keputusan dan penentuan
suatu nilai informasi (Depdikbud: 2014: 49). Contoh soal:
Hasan mendengarkan dengan tekun ” Acara Pembinaan Bahasa Indonesia ”
melalui TV. Sebentar-sebentar ia mencatat, kemudian cepat beralih dan
memperhatikan kembali kepada pembicara. Hasan tidak beranjak dari kursinya
sebelum acara tersebut selesai. Berdasarkan contoh tersebut, Hasan memiliki unsur-
unsur, misalnya, konsentrasi penuh, bertujuan, berminat, siap secara fisik dan
mental. Unsur-unsur tersebut termasuk bagian dari …
A. pembicara
B. pembicaraan
C. penyimak
D. situasi
6) Mencipta (C6)
Jenjang soal mencipta (C6) merupakan ranah pengetahuan tertinggi,
menuntut peserta didik memiliki kompetensi dalam merancang suatu kegiatan,
membuat atau mendesain suatu benda produk dengan berbagai pertimbangan dan
analisis. Merancang dalam ranah pengetahuan sebatas pada menghasilkan
prototipe atau ide/gagasan dalam bentuk konseptual (Depdikbud: 2014: 50).
Contoh soal : Akhir-akhir ini, kota-kota besar di Indonesia sering dilanda
banjir yang cukup merepotkan. Banyak kalangan menilai bahwa tata ruang yang
tidak sesuai dan terkesan dibangun asal-asalan menjadi penyebabnya, sehingga
hampir tiap tahun dipastikan akan tergenang banjir. Tapi di lain pihak, kita juga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
menyaksikan sampah yang berserakan di mana-mana dan tak terkendali. Sampah-
sampah ini menghalangi aliran air yang mengalir ke tempat sebenarnya, dan
menjadi salah satu penyebab banjir.
Pertanyaan:
Buatlah rancangan upaya-upaya yang sekiranya dapat dilakukan untuk
mengurangi risiko banjir sehingga tidak menimbulkan bencana!
2.2.12 Langkah-langkah penyusunan Perangkat Tes
Dalam Djiwandono (2008) dijelaskan beberapa langkah-langkah yang perlu
dilakukan sejak awal untuk menghasilkan perangkat tes seperti yang direncanakan:
1) Penyusunan kisi-kisi tes (table of spesification), yaitu tabel yang memuat rumusan
tiga tujuan umum, rincian tujuan khusus, yang disusun secara bertingkat mulai dari
yang paling sederhana sampai dengan yang paling sulit, isertai jumlah atau
presentasi butir tes atau pertanyaan untuk masing-masing rincian tujuan, sesuai
dengan tingkat relevansi atau pentingnya pada tes yang dijalankan.
2) Perumusan petunjuk penggunaan tes dan bila perlu pemberian contoh pengerjaan.
3) Penyusunan kunci jawaban (untuk tes objektif) dengan skor 1 bila benar dan 0 bila
salah, dan rambu-rambu penskoran (untuk tes subjektif) dengan rentangan skor
tertentu (misalnya 2,1,0, atau 4,3,2,1,dll), tergantung pda ketepatan dan
kelengkapan jawaban peserta sesuai dengan rincian rambu-rambu penskoran yang
telah disusun sebelumnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
4) Penetapan metode validasi tes untuk melakukan kajian terhadap validitas dan
Reliabilitas, dengan merujuk kepada rumus penghitungan yang sesuai dengan jenis
dan format tes yang digunakan.
5) Pengumpulan umpan balik untuk memperbaiki konsep tes yang telah tersusun
melalui berbagai cara termasuk moderating atau editing yaitu masukan dari ahli
dan teman sejawat tentang berbagai aspek tes yang sedang disusun.
6) Revisi terhadap konsep tes berdasarkan umpan balik, catatan, dan hasil analisis uji
coba untuk menghasilkan tes yang sesuai dengan yang direncanakan.
7) Penyusunan seluruh perangkat tes yang lengkap yang terdiri dari: (a) Tes dengan
butir-butir tes yang dilengkapi dengan petunjuk pengerjaan, (b) lembar jawaban,
jika diperlukan, dalam jumlah yang cukup, (c) Kunci jawaban atau rambu-rambu
penskoran untuk digunakan oleh pengajar (Djiwandono, 2008: 201-203).
2.2.13 Kaidah Penulisan Soal yang Baik
Kaidah-kaidah penulisan soal merupakan petunjuk atau pedoman yang perlu
diikuti penulis agar soal yang dihasilkan memiliki mutu yang baik. Kaidah penulisan
soal dibedakan ke dalam tiga hal yaitu materi, konstruksi, dan Bahasa yang akan
diuraikan di bawah ini (Surapranata, 2005:179). Penyusunan soal yang baik harus
mengikuti kaidah-kaidah penulisan soal. Jika tidak mnegikuti kaidah penulisan soal
maka soal yang akan dihasilkan pun kurang baik. Surapranata (2005:179-193)
menjelaskan kaidah-kaidah penulisan soal yang baik yaitu: (1) soal harus sesuai
dengan kompetensi dasar dan indikator yang terdapat dalam kurikulum, (2) pilihan
jawaban harus berfungsi, homogen, dan logis, (3) setiap soal harus mempunyai satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
jawaban yang benar atau yang paling benar, (4) pokok soal harus dijelaskan secara
jelas dan tegas, (5) rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan
pernyataan yang diperlukan saja, (6) pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah
jawaban benar, (7) pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif
ganda, (8) gambar, grafik, tabel, diagram, dan sejenisnya yang terdapat pada soal
harus jelas dan berfungsi, (9) panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama,
(10) pilihan jawaban jangan megandung pernyataan, “semua pilihan jawaban di atas
salah”, atau “semua pilihan jawaban di atas benar”, (11) pilihan jawaban yang
berbentuk angka atau waktu harus disusun berdasarkan urutan besar kecilnya nilai
angka tersebut, atau kronologis waktunya, (12) butir soal jangan bergantung pada
jawaban soal sebelumnya, (13) setiap soal harus menggunakan Bahasa yang sesuai
dengan kaidah Bahasa Indonesia, (14) menggunakan Bahasa yang komunikatif
sehingga mudah dimengerti, (15) jangan menggunakan Bahasa yang berlaku
setempat, jika soal akan digunakan untuk daaerah lain atau nasional, dan (16) pilihan
jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan satu kesatuan
pengertian. Letakkan kata tersebut pada pokok soal.
2.3. Kerangka Berpikir
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan kerangka berpikir yang akan
digunakan dalam mengembangkan instrumen penilaian kognitif mata pelajaran
Bahasa Indonesia, khususnya pada aspek kompetensi membaca para siswa. Instrumen
penilaian merupakan perangkat yang memegang peranan penting dalam proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
evaluasi pembelajaran. Instrumen penilaian yang baik dan benar akan berpengaruh
pada hasil evaluasi pembelajaran. Seiring perkembangan kurikulum dan materi
pembelajaran, maka guru tidak hanya dituntut untuk dapat menciptakan sarana
pembelajaran yang baik tetapi juga instrumen penilaian yang tepat. Selama ini
instrumen yang dipakai belum dapat digunakan secara maksimal dalam menilai hasil
belajar siswa. Hal ini dikarenakan kurangnya minat para guru untuk menciptakan
suatu instrumen penilaian baru dan yang lebih tepat guna memberikan penilaian hasil
belajar siswa.
Penggunaan instrumen di sekolah-sekolah terutama di tingkat SMP adalah suatu
hal yang nyata. Masih banyak guru-guru yang memberikan penilaian tanpe
menggunakan instrumen yang jelas. Misanya saja ketika seorang guru Bahasa
Indonesia menilai tulisan teks eksemplum atau cerita pendek para siswa, guru tidak
memberikan nilai berdasarkan aspek-apek yang sudah ada dalam instrumen penilaian
tetapi hanya menilai berdasarkan misalnya penggunaan EYD (Ejaan yang
Disempurnakan), atau penggunaan tanda baca. Penilaian seperti inilah yang menjadi
masalah utama dan kurang tepat jika digunakan untuk mengevaluasi hasil belajar
secara keseluruhan.
Solusi yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan permasalahan di atas adalah
peneliti melakukan pengembangan instrumen penilaian berdasarkan analisis
kebutuhan instrumen penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP Negeri 15
Yogyakarya. Uji coba produk akan dilakukan dalam dua tahap: 1) penilaian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
dilakukan oleh dosen ahli dari Universitas Sanata Dharma dan pengajar ahli dari
beberapa sekolah terpilh dan 2) uji lapangan. Terakhir, revisi berdasarkan hasil uji
coba produk.
Peneliti melakukan penelitian dengan subjek guru SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Teori yang digunakan dala penelitian ini adalah: 1) instrumen penilaian; 2) membaca;
3) validitas; 4) Reliabilitas; 5) penilaian; 6) metode R&D; dan 7) kurikulum 2013.
Peneliti menggunakan terori tersebut agar relevansi dengan judul penelitian
pengembangan instrumen penilaian yang akan dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan mengenai: 1) jenis penelitian, 2) model
pengembangan, 3) sumber data penelitian, 4) teknik pengumpulan data, 5) prosedur
pengembangan, 6) uji coba produk, dan 7) teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian pengembangan instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas
VIII ini termasuk dalam jenis penelitian pengembangan dengan data kualitatif dan
kuantitatif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan
mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik fenomena
yang bersifat alamiah maupun fenomena rekayasa manusia (Sukmandinata, 2011).
Penelitian kuantitatif menurut Moleong (2007), penelitian kualitatif merupakan
penelitian yang bermaksud memahami fenomena tentang apa yang dialami subjek
penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll. Pemilihan jenis
penelitian ini didasarkan pada tujuan penelitian yaitu untuk mendeskripsikan produk
instrumen penilaian kompetensi membaca yang akan dibuat.
3.2 Model Pengembangan
Model pengembangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah model R&D
(Research and Development). Model pengembangan ini digunakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan produk tersebut (Sugiyono,
2014:297).
Untuk dapat menghasilkan produk instrumen penilaian kompetensi membaca
pada siswa kelas VIII digunakan penelitian yang bersifat analisis kebutuhan dan
untuk menguji keefektifan produk tersebut supaya dapat digunakan oleh para guru di
SMP Negeri 15 Yogyakarta, maka dilakukan penelitian utnuk mengujicobakan
produk tersebut.
Dick and Carey (2009) menjabarkan 10 langkah pengembangan instrumen
penilaian yaitu sebagai berikut:
Bagan 3.1 Tahapan Pengembangan Model Dick and Carey
Selain Dick and Carey, Sugiyono (2014:409) juga merumuskan sepuluh langkah
penelitian dan pengembangan yang ditunjukan dengan bagan berikut.
Asses
Need To
Identify
Goal (s)
Conduct
Instructiona
l Analysis
Analyze
Learners
and Contex
Write
Performanc
e Objective
Design and
conduct
Formative
Evaluation of
Instruction
Develop and
Select
Instructional
Materials
Develop
Instructional
Strategy
Develop
Assesment
Instrument
Design and
Conduct
Summative
Evaluation
Revise Instruction
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Bagan 3.2. Langkah-langkah Penggunaan Metode Research and Development
(R&D)
Berkaitan dengan judul penelitian dan kondisi yang ada di lapangan, maka
peneliti mengadaptasi beberapa langkah-langkah yang sesuai untuk diterapkan.
Langkah-langkah tersebut merupakan adaptasi dari kedua teori di atas yaitu teori
Sugiyono(2012) dan teori Dick and Carey dalam Tegeh (2010). Maka langkah-
langkah yang peneliti gunakan adalah sebagai berikut:
1. Analisis kebutuhan.
2. Pengumpulan data.
3.Pengembangan instrumen
penilaian.
4. Mendesain produk.
5. Validasi desain.
6. Revisi desain.
7. Uji coba produk
8. Revisi produk.
9.Produksi.
Potensi dan
Masalah
Desain
Produk
Pengumpulan
Data
Validasi
Desain
Uji Coba
Pemakaian
Revisi
Produk
Produksi
Masal
Revisi
Desain
Uji COba
Produk
Revisi
Desain
Revivi Produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
TAHAP I : ANALISIS KEBUTUHAN
AN KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR
TAHAP II : TAHAP II : PENGUMPULAN DATA
ANALISIS KEBUTUHAN DAN PROGRAM PENGEMBANGAN
Analisis
Kompetensi Inti
Peng Pengembangan
Instrumen Penilaian
embangan Instrumen
Penilaian
Analisis Sumber
Belajar
Pengembangan
Pengembangan
instrumen
penilaian
penilaian
TAHAP III : PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN
BANGAN INSTRUMEN PENILAIAN
KONTEN
INSTRUMEN
INDIKATOR
PENGUMPULAN
BAHAN
DESAIN
PRODUK
TAHAP IV: DESAIN PRODUK
DASI DESAIN PRODUK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Bagan 3.3. Skema Prosedur Penelitian Lapangan
3.3 Prosedur Pengembangan
Prosedur pengembangan memaparkan langkah-langkah peneliti dalam
mengembangkan produk. Pengembangan instrumen penilaian kompetensi dasar
membaca dilakukan dalam beberapa langkah, yaitu:
3.3.1 Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan dilakukan untuk mengetahui informasi mengenai sistem
penilaian yang selama ini dilakukan, khususnya dalam pembelajaran membaca di
kelas. Informasi diperoleh dengan melakukan wawancara terhadap guru pengampu
VALIDASI
Dosen ahli
Guru Ahli
Analisis
UJI C UJI COBA LAPANGAN
OBA LAPANGAN
REVISI PRODUK I
REVISI II
REVISI II
PRODUK INSTRUMEN PENILAIAN MEMBACA
PENILAIAN MEMBACA
TAHAP IV: VALIDASI DESAIN PRODUK
DASI DESAIN PRODUK
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta dan
menganalisis RPP yang dibuat oleh guru tersebut.
3.3.2 Menyusun Spesifikasi Produk
Spesifikasi produk yang ingin dihaslkan dalam penelitian ini adalah seperangkat
instrumen penilaian kompetensi dasar membaca untuk kelas VII. Penyusunan
spesifikasi produk mencakup kegiatan berikut ini: (1) Mempelajari RPP guru
pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia untuk mengembangkan kisi-kisi yang
berkualitas dan memilah kompetensi dasar yang termasuk ke dalam kompetensi dasar
membaca. (2) Menentukan bentuk tes, yaitu pilihan ganda dan uraian untuk tes
kognitif dan tes unjuk kerja untuk ranah psikomotorik. (3) Membuat soal berdasarkan
kisi-kisi yang sudah dibuat, membuat kunci jawaban pilihan ganda dan uraian, dan
membuat rubrik penilaian. (4) Validasi isi oleh dosen ahli penilaian, dosen ahli
pengajaran Bahasa, dan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia. (5)
Melakukan revisi berdasarkan hasil validasi isi.
3.3.3 Menyusun Instrumen Penilaian
Instrumen penilaian yang dimaksud berupa, kisi-kisi soal, butir-butir soal
kognitif dan psikomotorik, kunci jawaban soal pilihan ganda, pedoman penskoran,
dan rubrik penilaian.
3.3.4 Menilai Instrumen Penilaian
Dosen ahli penilaian dan dosen ahli pengajaran Bahasa melakukan penilaian
terhadap instrumen penilaian yang telah peneliti hasilkan. Penilaian meliputi
kejelasan, kesesuaian, dan kebenaran perangkat instrumen penilaian kompetensi dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
membaca. Penilaian berfungsi untuk memperbaiki kualitas instrumne penilaian
sebelum dilakukan uji coba produk di lapangan.
3.3.5 Revisi 1
Peneliti melakukan perbaikan terhadap instrumen yang telah dihasilkan,
perbaikan berdasarkan hasil penilaian yang diberikann oleh dosen ahli penilaian,
dosen ahli pengajaran Bahasa, dan guru pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia
kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Peneliti memperbaiki instrumen penilaian
dari segi kejelasan isi dan kelayakan instrumen yang dihasilkan.
3.3.6 Uji Coba Instrumen Penilaian
Uji coba instrumen penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat validitas dan
realibilitas instrumen penilaian yang telah peneliti hasilkan. Sasaran uji coba produk
instrumen penilaian adalah siswa kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta dan guru
pengampu mata pelajaran Bahasa Indonesia.
3.3.7 Analisis Hasil Uji Coba
Berdasarkan hasil uji coba produk di lapangan, peneliti mengetahui kualitas
instrumen penilaian yang dihasilkan. Analisis yang dilakukan meliputi analisis
tingkat realibilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal. Analisis validitas
isi, reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir soal dilakukan berdasarkan
skor pemerolehan siswa melalui uji coba terbatas maupun uji coba dalam sampel
besar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
3.3.8 Revisi 2
Peneliti melakukan perbaikan untuk kedua kalinya berdasarkan hasil uji coba
produk instrumen penilaian di lapangan. Perbaikan yang peneliti lakukan berdasarkan
pada hasil perhitungan tingkat reliabilitas, daya pembeda, dan tingkat kesukaran butir
soal.
3.3.9 Produk
Setelah melalui tahap validasi isi, reliabilitas, uji coba instrumen penilaian, dan
analisis butir soal, peneliti melakukan perbaikan terhadap produk instrumen penilaian
tersebut. setelah melalui tahap perbaikan, instrumen penilaian dapat dikatakan
sebagai produk akhir.
3.4. Sumber Data Penelitian
3.4.1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah 32 siswa kelas VII D SMP Negeri 15 Yogyakarta
dan guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta Ibu Retno
Handayani, S.Pd. Guru sebagai sumber data dapat memberikan data yang berupa 1)
subjek analisis kebutuhan dan 2) penggunaan instrumen penilaian kompetensi
membaca .
3.4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti memilih lokasi penelitian di SMP Negeri 15 Yogyakarta yang beralamat
di Jalan Tegal Lempuyangan Nomor 61, Seleman-Yogyakarta. Penelitian dilakukan
pada tanggal 18 sampai 25 Mei 2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
3.4.3. Data penelitian
Data merupakan hasil pencatatan peneliti tentang objek penelitan (Soewandi,
2007:16) Data dalam penelitian pengembangan ini adalah data kualitatif dan
kuantitatif. data kualitatif berupa: 1) informasi yang didapat melalui angket analisis
kebutuhan instrumen penilaian mata pelajaran Bahasa Indonesia khususnya aspek
membaca; 2) wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII
SMP Negeri 15 Yogyakarta; 3) saran dari hasil konsultasi dengan dosen tentang
pengembangan instrumen penilaian.
Data kuantitatif berupa 1) pemerolehan skor dari butir-butir angket kebutuhan
guru terhadap instrumen penilaian; 2) pemerolehan nilai dari hasil penilaian produk
oleh dosen pengembangan dan guru Bahasa Indonesia dan 3) pemerolehan nilai hasil
pembelajaran siswa yang dinilai dengen instrumen penilaian yang dikembangkan.
Setelah itu akan dilakukan penghitungan kemudian disimpulkan secara deskriptif
untuk mendapatkan informasi tentang kebutuhan instrumen penilaian yang
dibutuhkan
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Di dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara
dan angket analisis kebutuhan. Menurut Arikunto (2006:219), instrumen adalah alat
bantu yang digunakan dalam mengumpulkan data. Instrumen yang digunakan peneliti
dalam penelitian pengembangan ini adalah instrumen non tes, yaitu: (1) wawancara
untuk guru, dan (2) angket. Wawancara dilakukan untuk memperoleh infomasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
tentang instrumen penilaian kompetensi membaca Bahasa Indonesia oleh guru.
Angket digunakan guru untuk mengetahui informasi mengenai instrumen penilaian
kompetensi membaca.
1. Wawancara
Wawancara (interview) merupakan salah satu metode pengumpulan bahan (data
atau fakta). Pelaksanaannya bisa dilakukan bertatap muka (face to face) dengan orang
yang diwawancarai (interviewe), atau secara tidak langsung seperti melalui telephone,
internet, atau surat (wawancara tertulis termasuk lewat e-mail dan sms) (Romli,
2009:35).
Teknik ini ditujukan kepada guru Bahasa Indonesia kelas VII di SMP N 15
Yogyakarta. Hal ini ditujukan karena guru lebih mengetahui kesulitan-kesulitan apa
saja yang dialami guru dalam membuat instrumen penilaian kompetensi membaca
berdasarkan dengan kurikulum 2013.
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Wawancara
No Butir Pertanyaan Jumlah
1 Apa yang Anda ketahui tentang instrumen penilaian
membaca dalam kurikulum 2013?
1
2 Bagaimana pengalaman Anda dalam menggunakan
rubrik penilaian keterampilan membaca?
1
3 Apakah penilaian dengan menggunakan rubrik akan
memudahkan guru dalam memberikan penilaian?
1
4 Jenis tes apa saja yang Anda gunakan untuk menilai
keterampilan membaca dalam kurikulum 2013?
1
5 Instrumen seperti apa yang Anda gunakan untuk
menilai hasil belajar siswa?
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
6 Seberapa sering Anda menggunakan instrumen
penilaian keterampilan membaca?
1
7 Apakah Anda sudah pernah membuat instrumen
penilaian membaca?
1
8 Aspek apa saja yang Anda nilai dalam menilai
keterampilan membaca siswa?
1
9 Kendala-kendala apa saja yang Anda temui dalam
pelaksanaan penilaian membaca pada pembelajaran
Bahasa Indonesia?
1
10 Langkah-langkah apa saja yang Anda lakukan ketika
menghadapi kendala tersebut?
1
11 Apakah peran evaluasi pembelajaran dapat membantu
proses belajar di kelas dan meningkatkan prestasi
belajar siswa?
1
12 Bagaimana pendapat Anda mengenai instrumen
penilaian membaca dalam kurikulum 2013?
1
13 Apakah ada saran untuk peneliti untuk
mengembangkan instrumen penilaian membaca?
1
3.6 Uji Coba Produk
Peneliti menggunakan dua uji coba produk yang akan dilakukan untuk
mengetahui kelayakan produk yang dihsilkan. Setelah produk direvisi berdasarkan
masukan dari dosen ahli dari Universitas Sanata Dharma dan guru bidang studi
Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta, peneliti kemudian
melakukan uji coba terhadap 32 siswa kelas VII D SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Penilaian dilakukan dengan mengujicobakan soal-soal yang telah di susun yang
kemudian akan dinilai menggunakan rubrik penskoran dan panduan penilaian yang
ada. Uji coba produk berbeda dengan validasi meskipun tujuannya sama.
Perbedaannya adalah validasi penilaian oleh expert judgements terhadap produk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
sebelum diujicobakan, sedangkan uji coba itu sendiri adalah tahap uji kelayakan
langsung pada subjek penelitian.
3.7. Teknik Analisis Data
Analisis data digunakan untuk menganalisis jawaban yang diberikan siswa
terhadap uji coba produk di lapangan. Pengolahan data hasil uji coba dalam penelitian
ini, peneliti menggunakan vaiditas isi, reliabilitas Alpha Cronbach, tingkat kesukaran
butir soal dan daya pembeda. Data penelitian ini dianalisis secara kualitatif dan
kuantitatif dengan penjelasan sebagai berikut:
Skala penilaian terhadap instrumen penilaian kompetensi dasar membaca yang
dikembangkan yaitu Sangat Baik (4), B (3), Kurang (2), Sangat Kurang (1). Skor
yang telah didapat kemudian dikonversikan menjadi data kuaitatif skala empat
dengan acuan menurut Arikunto (20111:245) sebagai berikut:
Tabel 3.3 Kriteria Penilaian Produk Pengembangan Instrumen Penilaian
Interval Presentase Tingkat
Pencapaian
Nilai Kualifikasi
3.20-4.00 (80%-100%) 4 Sangat Baik
2.80-3.19 (70%-79%) 3 Baik
2.55- 2.79 (65%-69%) 2 Kurang
<2.55 (< 65%) 1 Sangat Kurang
Hasil dari perhitungan skor masing-masing validasi yang dilakukan akan dicari
rerata skor perolehannya kemudian dapat dikonversikan dari data kuantitatif ke data
kualitatif dalam kategori tertentu yang tertera pada tabel kualifikasi skala empat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Perhitungan interval presentasi tingkat pencapaian dilakukan dengan menggunakan
kurva normal.
3.8 Uji Validitas Instrumen Penilaian
Validitas adalah proses penentuan sejauh mana alat tes itu relevan dan dapat
mewakili ranah yang dimaksudkan (Gronlund (1985) dalam Nurgiyantoro (
2010:155-156)). Prosedur yang biasa dilakukan adalah membuat butir-butir soal tes
berdasarkan kisi-kisi (kisi-kisi juga sudah ditelaah) dan kemudian butir-butir soal
ditelaah sejawat oleh orang yang ahli dalam bidang yang bersangkutan (expert
judgment). Kerja telaah atau pencocokan kedua hal tersebut dapat dipandang sebagai
penemuan bukti-bukti validitas.
Validitas isi merupakan jenis validitas yang ahrus terpenuhi dalam alat tes,
khususnya alat tes yang disusun oleh guru untuk mengukur tingkat keberhasilan
belajar peserta didik.
Kriteria penilaian validitas isi, yaitu:
Skor rata-rata =𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 1+⋯+𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘 𝑛
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑠𝑝𝑒𝑘
Skor 1= kurang, skor 2 = cukup, skor 3= baik, skor 4= sangat baik
Produk yang memperoleh rentang skor 2-4 dapat diujicobakan kepada
siswa. Produk yang masih mendapat skor 1 harus direvisi terlebih dahulu sebelum
diujicobakan kepada siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
3.9 Realibilitas Produk Instrumen Penilaian
Rumus realibilitas Alpha Cronbach digunakan untuk mengukur realibilitas
produk instrumen penilaian berupa butir soal. Koefisien reliabilitas Alpha Cronbach
diterapkan pada tes yang mempunyai skor berskala dan dikhotomis sekaligus.
Artinya, prosedur uji realibilitas ini diterapkan pada hasil pengukuran yang
berjenjang (Nurgiyantoro, 2010:171).
Rumus koefisien reliabilitas Alpha Cronbach adalah sebagai berikut:
r = 𝑘
𝑘−1(1 −
si2
si2 )
keterangan:
k = Jumlah butir soal
si2 = Jumlah varian butir-butir
st2 = varian total (untuk seluruh butir tes)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini memaparkan hasil penelitian yang terdiri atas enam sub-bab. Sub-bab
pertama membahas paparan hasil analisis data hasil analisis kebutuhan. Sub-bab
kedua menyajikan paparan hasil penilaian produk pengembangan oleh dosen dan
guru bahasa Indonesia. Sub-bab ketiga mengulas uji coba produk pengembangan.
Sub-bab keempat mengulas tentang paparan hasil validitas siswa. Sub-bab kelima
mengulas hasil uji coba produk pengembangan instrumen penilaian pembelajaran
membaca. Sub-bab kelima terdiri dari tiga bagian, yaitu mengulas tingkat Reliabilitas
produk pengembangan instrumen penilaian, mengulas tingkat analisis butir soal yaitu
tingkat kesukaran dan daya beda butir soal yang dihasilkan oleh peneliti. Sub-bab
keenam menyajikan revisi produk pengembangan.
Penelitian ini telah melewati serangkaian proses hingga menghasilkan produk
berupa instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta. Rangkaian proses tersebut dimulai dengan melakukan analisis kebutuhan
guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Analisis kebutuhan dilakukan
untuk mengetahui sejauh mana penggunaan instrumen penilaian yang ada di SMP
Negeri 15 Yogyakarta dan apa kekurangannya. Setelah melakukan analisis
kebutuhan, peneliti kemudian melakukan bedah RPP yang digunakan oleh guru,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
untuk menganalisa KD dan Indikator yang sesuai untuk nantinya menjadi dasar
pembuatan instrumen penilaian membaca. Langkah berikutnya adalah penelliti
melakukan bedah pustaka dengan mencari beberapa teori yang relevan dengan
penelitian ini. Setelah itu, peneliti merancang produk awal, yaitu kisi-kisi soal, soal
pilihan ganda, soal uraian, soal unjuk kerja, kunci jawaban, rubrik penskoran,
panduan penilaian dan lembar observasi. Produk yang dirancang ini selanjutnya
divalidasi oleh dosen ahli dan guru bahasa indonesia. Setelah produk divalidasi,
peneliti melakukan revisi berdasarkan saran dan masukan yang diberikan oleh para
validator. Tahap selanjutnya adalah melakukan uji coba produk. Uji coba dilakukan
pada tanggal 18 sampai 23 Mei 2016 di SMP Negeri 15 Yogyakarta terhadap 32
siswa kelas VII D, dan guru Bahasa Indonesia Ibu Retno Handayani, S.Pd. Hasil uji
coba kemudian dianalisis dengan perhitungan menggunakan SPSS 23 dengan
koefisien Alpha Cronbach. Beberapa soal yang dinyatakan tidak layak akan direvisi.
Khusus untuk soa-soal yang setelah dianalisis ternyata memiliki nilai koefisien yang
sangat rendah, maka soal tersebut akan otomatis ditolak. Tahap akhir dari penelitian
ini adalah membuat produk akhir.
4.1 Paparan Analisis Data dan Hasil Analisis Kebutuhan
Dalam melakukan penelitian ini, lagkah pertama yang dilakukan adalah
menganalisis kebutuhan guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta, Ibu Retno Handayani, S.Pd. Peneliti menggunakan dua instrumen yaitu
yang pertama berupa instrumen wawancara yang berisi daftar pertanyaan wawancara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
terkait kebutuhan guru akan instrumen penilaian khususnya pada ranah kognitif
membaca peserta didikkelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Instrumen kedua berupa
dokumen RPP yang digunakan oleh guru Bahasa Indonesia kelas VII.
Dari hasil analisis kebutuhan tersebut, peneliti mengembangkan produk
instrumen penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VII khusunya pada ranah
kompetensi dasar membaca. Setelah peneliti membuat instrumen tersebut yang terdiri
dari: (1) kisi-kisi soal sesuai dengan kompetensi dasar kelas VII untuk kompetensi
dasar membaca, (2) soal-soal pilihan ganda, uraian, dan unjuk kerja, (3) Kunci
jawaban, (4) Pedoman penilaian, dan (5) panduan penskoran pilihan ganda dan
uraian. Instrumen yang telah dibuat tersebut kemudian divalidasi oleh dosen ahli dan
guru Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri Yogyakarta.
4.1.1 Paparan Hasil Wawancara
Instrumen wawancara yang digunakan peneliti berisikan daftar pertanyaan yang
diajukan kepada guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta, Ibu
Retno Handayani, S.Pd., (terlampir). Hasil wawancara terhadap guru Bahasa
Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta adalah sebagai berikut.
Pertama, kompetensi dasar membaca peserta didik kelas VII SMP Negeri 15
yogyakarta masih rendah. Kebanyakan para peserta didik mengalami kesulitan ketika
harus membaca teks atau kutipan teks yang panjang. Guru bahasa Indonesia kelas VII
SMP Negeri 15 Yogyakarta telah menggunakan berbagai metode pengajaran untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
menanggulangi hal tersebut salah satunya adalah dengan menugaskan para peserta
didik membawa potongan teks yang mereka sukai baik dari koran, buku cerita, atau
internet.
Kedua, guru bahasa Indonesia belum pernah membuat instrumen penilaian untuk
menilai kompetensi membaca peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Penilaian hasil belajar peserta didik khususnya kompetensi dasar membaca hanya
menggunakan pedoman yang sudah ada dan diterapkan dari tahun ke tahun di SMP
Negeri 15 Yogyakarta.
Ketiga, instrumen penilaian yang dipakai oleh guru bahasa Indonesia di SMP
Negeri 15 Yogyakarta dalam menilai kompetensi dasar membaca para peserta didik
dibedakan sesuai dengan tingkat kelasnya antara kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX.
Pembedaan ini didasarkan pada tingkat kognitif dan keterampilan yang berbeda
antara peserta didik kelas VII, kelas VIII, dan kelas IX SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Keempat, dalam menilai kompetensi membaca peserta didik kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta, guru bahasa Indonesia kelas VII cenderung menggunakan tes
objektif, uraian, dan tes unjuk kerja. Untuk tes pilihan ganda dan uraian cenderung
memuat tentang kompetensi dasar (KD) 3 sedangkan kompetensi dasar (KD) 4
diterapkan dalam tes unjuk kerja.
Kelima, Guru bahasa Indonesia kelas VII belum pernah mencoba membuat
instrumen penilaian. Hal ini dikarenakan kurangnya pengetahuan guru dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
menyusun instrumen penilaian khususnya untuk menilai kompetensi membaca yang
dalam kurikulum 2013 tidak terpisah atau terintegrasi dengan kompetensi dasar
lainnya (membaca, berbicara, menyimak, dan aspek sikap spiritual/sosial).
Keenam, ketika menilai kompetensi membaca peserta didik, guru bahasa
Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta menekankan pada aspek kesesuaian
isi bacaan dengan butir pertanyaan pada soal esai atau pilhan ganda (untuk aspek
kognitif), serta intonasi, kejelasan pengucapan (artikulasi), dan kelancaran membaca
para peserta didik ketika mempresentasikan hasil kerja atau membacakan sebuah
bacaan (apek keterampilan).
Ketujuh, guru bahasa Indonesia mengalami kendala ketika menggunakan
instrumen penilaian khususnya untuk menilai hasil kompetensi membaca peserta
didik yaitu, instrumen yang dipakai belum bisa mengukur apakah peserta didik
memiliki kompetensi membaca sesuai dengan indikator pembelajaran atau tidak.
Kedelapan, untuk menghadapi kendala ketika menggunakan instrumen penilaian
kompetensi membaca peserta sisik kelas VII, guru bahasa Indonesia menilai hasil
belajar peserta didik kelas VII tanpa menggunakan instrumen, misalnya ketika
presentasi di depan kelas, agak kurang lancar maka akan diberi nilai 7 atau 6.5. tidak
ada patokan penilaian yang pasti.
Kesembilan, peran instrumen penilaian kompetensi membaca yang tepat,
khususnya untuk peserta didik kelas VII menurut guru bahasa Indonesia kelas VII
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
dangat membantu proses penilaian hasil pembelajaran peserta didik. Penilaian yang
konsisten memberikan hasil yang dianggap lebih valid dan mampu mengukur
kompetensi dasar membaca para peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Kesepuluh, penggunaan instrumen penilaian hasil belajar peserta didik di SMP
Negeri 15 sudah cukup baik, tetapi belum banyak perbaikan yang dilakukan oleh para
guru untuk menghasilkan suatu instrumen yang layak dan mampu mengukur
kompetensi para peserta didik.
Kesebelas, guru bahasa Indonesia kelas VII menyarankan kepada para peneliti
untuk menyusun instrumen penilaian yang tepat khususnya untuk mengukur
kompetensi dasar membaca peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Diharapkan agar produk yang disusun bisa betul-betul mengukur kompetensi
membaca siswa.
4.1.2 Paparan Hasil Analisis Dokumen
Berkaitan dengan produk pengembangan instrumen penilaian yang akan peneliti
lakukan, peneliti juga menelaah RPP mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta semester 1 dan semester 2. Peneliti menemukan beberapa hal
penting yang dapat dijadika panduan menyusun instrumen penilaian kompetensi
dasar membaca peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Pertama, materi yang diajarkan di kelas VII terdiri dari lima topik yaitu teks hasil
observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, dan teks cerita
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
pendek. Teks laporan observasi dan teks tanggapan deskriptif dajaran pada semester
1, sedangkan teks eksposisi, teks eksplanasi dan teks cerita pendek diajarkan pada
semester 2.
Kedua, KD dan indikator yang ada di RPP kelas VII SMP Negeri 15 memiliki
beberapa kekeliruan. Beberapa indikator yang dibuat, tidak sesuai dengan KD yang
telah ditetapkan. peneliti terlebih dahulu membenahi kesalahan-kesalahan yang ada
pada RPP tersebut dengan konsultasi dengan dosen pembimbing. Peneliti menyusun
kisi-kisi soal sesuai dengan KD dan indikator yang telah diperbaiki dari RPP bahasa
Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
4.1.3 Penyusunan Instrumen Tes
Penyusunan produk instrumen penilaian kompetensi dasar membaca unutk kelas
VII SMP Negeri 15 Yogyakarta dilakukan melalui serangkaian tahapan. Pertama,
peneliti melakulan analisis kebutuhan guru bahasa Indonesia kelas VII di SMP
Negeri 15 Yogyakarta. Analisis dilakukan melalui wawancara dengan beberapa butir
pertanyaan (terlampir). Setelah mengetahui kendala-kendala yang dihadapi guru
terkait instrumen penilaian membaca, kemudian peneliti melakukan bedah RPP untuk
menyesuaikan ranah kognitif membaca dengan KI dan KD yang ada di kelas VII.
Hasilnya adalah terdapat empat KD yang sesuai dengan ranah kognitif membaca
yaitu KD 3.1, KD 3.2, KD 3.3, dan KD 4.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Tahapan berikutnya adalah menyusun instrumen penilaian yang meliputi kisi-kisi
soal, soal, kunci jawaban, pedoman penskoran, dan rubrik penilaian. Penyusunan
instrumen penilaian disesuaikan dengan materi pembelajaran kelas VII SMP Negeri
15 Yogyakarta, yang terdiri dari 5 topik utama meliputi teks hasil observasi, teks
tanggapan deskriptif, teks eksplanasi, teks eksposisi dan teks cerita pendek. Jenis soal
yang disusun adalah soal pilihan ganda, soal uraian, dan soal unjuk kerja.
Setelah melakukan penyusunan instrumen penilaian kompetensi membaca siswa
kelas VII, maka instrumen tersebut harus melewati dua jenis validasi sebelum
diproduksi menjadi produk akhir. Proses validasi yang dimaksud adalah proses
validasi internal dan eksternal. Validasi yang pertama dilakukan adalah validasi
internal, yakni validasi yang dilakukan oleh dosen ahli penilaian, dosen ahli
pengajaran bahasa, dan guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Proses validasi internal menghasilkan beberapa revisi atau perbaikan yang harus
dilakukan oleh peneliti. Validasi kedua adlah validasi eksternal, yaitu validasi yang
dilakukan dengan cara mengujicobakan produk pada guru dan siswa kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta. Produk yang telah direvisi setelah melalui tahap validasi
internal kemudian diujicobakan. Uji coba tersebut juga menghasilkan revisian yang
perlu dilakukan oleh peneliti. Setelah beberapa kali revisi yang dilakukan, maka
peneliti memproduksi produk akhir instrumen penilaian kompetensi membaca siswa
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
4.2 Paparan Hasil Penilaian Produk Pengembangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Hasil penilaian produk pengembangan merupakan hasil penilaian oleh guru bahasa
Indonesia SMP Negeri 15 Yogyakarta, dosen ahli pengajaran bahasa, dan dosen ahli
penilaian. Penilaian produk pengembangan atau validitas adalah proses penentuan
sejauh mana tes itu relevan dan dapat mewakili ranah yang dimaksudkan (Gronlound
1985 dalam Nurgiyantoro, 2010:155-156). Sebelum melakukan uji coba di lapangan,
produk instrumen penilaian yang akan dikembangkan terlebih dahulu harus
divalidasi. Skripsi ini menggunakan empat validator untuk menilai validitas isi
produk instrumen penilaian pembelajaran membaca yang dihasilkan oleh peneliti.
Tiga ahli yang menilai produk pengembangan ini adalah guru bahasa Indonesia,
dosen ahli penilaian, dan dosen ahli pengajaran bahasa. Validitas produk
pengembangan ini dibagi dalam tiga bagian yaitu aspek materi, konstruk, dan
kebahasaan. Dosen ahli penilaian menilai aspek konstruk dari produk yang akan
dikembangkan. Dosen ahli pengajaran bahasa menilai aspek materi dan kebahasaan
yang dipakai oleh peneliti dalam menyusun instrumen penilaian. Guru bahasa
Indonesia menilai ketiga aspek tersebut yaitu materi, konstruk dan kebahasaan yang
digunakan dalam instrumen penilaian membaca. Validitas ini menggunakan
penskoran skala empat menurut Arikunto (2011). Berikut merupakan tabel kriteria
penilaian produk menurut Arikunto (2011).
Tabel 4.4 Kriteria Penilaian untuk Produk Pengembangan Instrumen Penilaian
Interval Presentase Tingkat Pencapaian Nilai Kualifikasi
3.20-4.00 (80%-100%) 4 Sangat Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
2.80-3.19 (70%-79%) 3 Baik
2.55-2.79(65%-69%) 2 Kurang
< 2.55 (< 65%) 1 Sangat Kurang
4.2.1 Paparan Hasil Penilaian Produk Pengembangan oleh Guru
Guru bahasa Indonesia kelas VII yang menjadi validator adalah Ibu Retno
Handayani, S.Pd. Validasi kisi-kisi soal dilakukan pada tanggal 4 Mei 2016. Validasi
yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia mencakup lima hal yaitu: (1) kisi-kisi dan
soal pilihan ganda; (2) kisi-kisi dan soal uraian; (3) kisi-kisi dan soal unjuk kerja; (4)
rubrik penilaian; (5) pedoman penskoran.
4.2.1.1 Validasi Kisi-kisi dan Soal Pilihan Ganda
Berikut merupakan beberapa grafik hasil validasi kisi-kisi soal pilihan ganda
untuk lima teks materi pembelajaran semester 1 dan semester 2 oleh guru bahasa
Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta, berdasarkan beberapa aspek yang
telah ditentukan (terlampir).
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1ASPEK 2ASPEK 3ASPEK 4ASPEK 5ASPEK 6ASPEK 7ASPEK 8ASPEK 9ASPEK 10ASPEK 11ASPEK 12ASPEK 13
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Grafik 4.1 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks hasil observasi oleh Guru
Bahasa Indonesia
Grafik 4.1 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal
yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut maka diperoleh jumlah
rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 2.94 (baik). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa kisi-kisi dan soal pilihan ganda untuk teks hasil observasi layak untuk diuji
cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.2 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks Tanggapan Deskriptif
oleh Guru Bahasa Indonesi
Grafik 4.2 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal teks
tanggapan deskriptif yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 2.906667
(baik).Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal pilihan ganda untuk teks
tanggapan deskriptif layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta.
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1ASPEK 2ASPEK 3ASPEK 4ASPEK 5ASPEK 6ASPEK 7ASPEK 8ASPEK 9ASPEK 10ASPEK 11ASPEK 12ASPEK 13ASPEK 14ASPEK 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Grafik 4.3 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks Eksposisi oleh guru bahasa
Indonesia
Grafik 4.3 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal
teks eksposisi yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut maka
diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 2.913333 (baik). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal pilihan ganda untuk teks eksposisi layak
untuk diuji cobakan.
Grafik 4.4 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks Eksplanasi oleh Guru Bahasa
Indonesia
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1
ASPEK 2
ASPEK 3
ASPEK 4
ASPEK 5
ASPEK 6
ASPEK 7
ASPEK 8
ASPEK 9
ASPEK 10
ASPEK 11
ASPEK 12
ASPEK 13
ASPEK 14
ASPEK 15
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1ASPEK 2ASPEK 3ASPEK 4ASPEK 5ASPEK 6ASPEK 7ASPEK 8ASPEK 9ASPEK 10ASPEK 11ASPEK 12ASPEK 13ASPEK 14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Grafik 4.4 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal
teks eksplanasi yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut maka
diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 2.916667 (baik).Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal pilihan ganda untuk teks eksplanasi layak
untuk diujicobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.5 Validasi Kisi-kisi dan Soal Pilihan Ganda Teks Cerita Pendek oleh Guru
Bahasa Indonesia
Grafik 4.5 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal
teks cerita pendek yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 2.9 (baik). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal pilihan ganda untuk teks cerita pendek
layak untuk diuji cobakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Berdasarkan paparan data dari kelima grafik validasi kisi-kisi dan soal pilihan
ganda yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia di atas, rata-rata jumlah skor yang
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1ASPEK 2ASPEK 3ASPEK 4ASPEK 5ASPEK 6ASPEK 7ASPEK 8ASPEK 9ASPEK 10ASPEK 11ASPEK 12ASPEK 13ASPEK 14ASPEK 15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
diperoleh berkisar di angka 2.9. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal
pilihan ganda yang disusun oleh peneliti layak untuk diuji cobakan pada peserta didik
dengan beberapa revisi sesuai dengan masukan dari guru bahasa Indonesia kelas VII
SMP Negeri 15 Yogyakarta (terlampir).
4.2.1.2 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian
Berikut merupakan beberapa grafik hasil validasi kisi-kisi soal uraian untuk
lima teks materi pembelajaran semester 1 dan semester 2 oleh guru bahasa Indonesia
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta , berdasarkan beberapa aspek yang telah
ditentukan (terlampir).
Grafik 4.6 Validasi Kisi-kisi dan Soal Uraian Teks hasil observasi oleh Guru Bahasa
Indonesia
Grafik 4.6 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal
uraian teks hasil observasi yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 3.8
(sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
aspek 6
aspek 7
aspek 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
laporan observasi layak untuk diuji cobakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
Grafik 4.7 Validasi Kisi-kisi dan Soal Uraian Teks Tanggapan Deskriptif oleh Guru
Bahasa Indonesia
Grafik 4.7 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal
uraian teks tanggapan deskriptif yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil
validasi tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru
adalah 3.6 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian
untuk teks tanggapan deskriptif layak untuk diuji cobakan pada siswa kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.8 Validasi Kisi-kisi dan Soal Uraian Teks Eksposisi oleh Guru Bahasa
Indonesia
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
aspek 6
aspek 7
aspek 8
0
1
2
3
4aspek 1aspek 2aspek 3aspek 4aspek 5aspek 6aspek 7aspek 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Grafik 4.8 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal
uraian teks eksposisi yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 3.75 (sangat
baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks eksposisi
layak untuk diuji cobakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.9 Validasi Kisi-kisi dan Soal Uraian Teks Eskplanasi oleh Guru Bahasa
Indonesia
Grafik 4.9 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal
uraian teks eksplanasi yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 3.75 (sangat
baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks eksplanasi
layak untuk diuji cobakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
aspek 6
aspek 7
aspek 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Grafik 4.10 Validasi Kisi-kisi dan Soal Uraian Teks Cerita Pendek oleh Guru Bahasa
Indonesia
Grafik 4.10 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal
uraian teks cerita pendek yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 3.87
(sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks
cerita pendek layak untuk diuji cobakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
4.2.1.3 Validasi Kisi-kisi Soal Unjuk Kerja
Grafik 4.11 Validasi Kisi-kisi dan Soal Unjuk Kerja oleh Guru Bahasa Indonesia
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1aspek 2aspek 3aspek 4aspek 5aspek 6aspek 7aspek 8
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
aspek 6
aspek 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Grafik 4.11 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi soal
unjuk kerja yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut maka
diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 2.87 (baik). Jadi,
dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal unjuk kerja layak untuk diuji cobakan
pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
4.2.1.4 Validasi Rubrik Penilaian
Penilaian terhadap rubrik penilaian yang disusun oleh peneliti merujuk pada
delapan aspek atau kriteria penilaian (terlampir). Validasi rubrik penilaian dilakukan
oleh guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta bertujuan
mengetahui apakah rubrik penilaian yang disusun oleh peneliti layak untuk digunakan
saat uji coba di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Berikut merupakan grafik hasil validasi
oleh guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.12 Validasi Rurik Penilaian oleh Guru Bahasa Indonesia
Grafik 4.12 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk validasi rubrik
penilaian yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut maka
diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 3.6 (sangat baik).
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Jadi, dapat disimpulkan bahwa rubrik penilaian yang disusun oleh peneliti layak
untuk digunakan untuk menilai kompetensi membaca siswa kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
4.2.1.5 Validasi Kisi-kisi Pedoman Penskoran
Grafik 4.13 Validasi Kisi-kisi Pedoman Penskoran oleh Guru Bahasa Indonesia
Grafik 4.13 merupakan hasil skor yang diperoleh dari guru untuk kisi-kisi
pedoman penskoran yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari guru adalah 3.6 (sangat
baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pedoman penskoran yang disusun oleh peneliti
layak untuk digunakan untuk menilai kompetensi membaca siswa kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta.
Ada beberapa masukan dari guru bahasa Indonesia untuk perbaikan terhadap
instrumen penilaian yang disusun oleh peneliti. Pertama, hilangkan kata “jelaskan”
pada soal pilihan ganda. Kedua, berilah kunci jawaban untuk soal uraian sebagai
pedoman untuk guru dalam menilai kompetensi maembaca siswa. Ketiga,
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
penggunaan kata kerja operasional. Berikut merupakan tabel contoh perbaikan soal
berdasarkan masukan dari guru bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
Tabel 4.5 Perbaikam Soal Pilihan Ganda
No. Soal Sebelum Perbaikan Soal Setelah Perbaikan
1 Jelaskan, informasi pokok yang
pada paragraf pertama adalah….
a. jerapah merupakan spesies
hewan tertinggi yang hidup di
darat.
b. jerapah betina mencapai tinggi
4.8 meter.
c. jerapah jantan mencapai tinggi
5.5 meter.
d. berat jerapah jantan mencapai
1360 kilogram.
Informasi pokok yang pada paragraf
pertama adalah…
a. jerapah merupakan spesies hewan
tertinggi yang hidup di darat.
b. jerapah betina mencapai tinggi 4.8
meter.
c. jerapah jantan mencapai tinggi 5.5
meter.
d. berat jerapah jantan mencapai 1360
kilogram.
4.2.2 Paparan Hasil Penilaian Produk Pengembangan Dosen Ahli Penilaian
Dosen ahli penilaian yang menjadi validator adalah Bapak Dr. Sebastianus
Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. Validasi kisi-kisi soal dilakukan pada tanggal
26 April 2016. Validasi yang dilakukan oleh guru bahasa Indonesia mencakup lima
hal yaitu: (1) kisi-kisi dan soal pilihan ganda; (2) kisi-kisi dan soal uraian; (3) kisi-
kisi dan soal unjuk kerja; (4) rubrik penilaian; (5) pedoman penskoran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
4.2.2.1 Validasi Kisi-kisi dan Soal Pilihan Ganda
Berikut merupakan beberapa grafik hasil validasi kisi-kisi soal pilihan ganda
untuk lima teks materi pembelajaran semester 1 dan semester 2 oleh dosen ahli
penilaian, berdasarkan beberapa aspek yang telah ditentukan (terlampir).
Grafik 4.14 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks hasil observasi oleh Dosen
Ahli Penilaian
Grafik 4.14 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian untuk
kisi-kisi soal pilihan ganda untuk teks hasil observasi yang disusun oleh peneliti.
Berdasarkan hasil validasi tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang
diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah 3.1 (baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa
kisi-kisi dan soal pilihan ganda untuk teks hasil observasi layak untuk diuji cobakan
pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1
ASPEK 2
ASPEK 3
ASPEK 4
ASPEK 5
ASPEK 6
ASPEK 7
ASPEK 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Grafik 4.15 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks Tanggapan Deskriptif oleh
Dosen Ahli Penilaian
Grafik 4.15 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk kisi-kisi soal pilihan ganda teks tanggapan deskriptif yang disusun oleh
peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor
yang diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah 3.285 (baik). Jadi, dapat disimpulkan
bahwa kisi-kisi dan soal pilihan ganda untuk teks tanggapan deskriptif layak untuk
diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.16 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks Eksplanasi oleh Dosen Ahli
Penilaian
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1ASPEK 2ASPEK 3ASPEK 4ASPEK 5ASPEK 6ASPEK 7ASPEK 8ASPEK 9ASPEK 10
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1
ASPEK 2
ASPEK 3
ASPEK 4
ASPEK 5
ASPEK 6
ASPEK 7
ASPEK 8
ASPEK 9
ASPEK 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Grafik 4.16 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah
3.105 (baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal pilihan ganda untuk
teks eksplanasi layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri
15 Yogyakarta.
Grafik 4.17 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks Eksposisi oleh Dosen Ahli
Penilaian
Grafik 4.17 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah
3.03 (baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal pilihan ganda untuk teks
eksposisi layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1
ASPEK 2
ASPEK 3
ASPEK 4
ASPEK 5
ASPEK 6
ASPEK 7
ASPEK 8
ASPEK 9
ASPEK 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Grafik 4.18 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks Cerita Pendek oleh Dosen
Ahli Penilaian
Grafik 4.18 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah
3.07 (baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal pilihan ganda untuk teks
cerita pendek layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
Berdasarkan paparan data dari kelima grafik validasi kisi-kisi dan soal pilihan
ganda yang dilakukan oleh dosen ahli penilaian di atas, rata-rata jumlah skor yang
diperoleh berkisar di angka 3. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal
pilihan ganda yang disusun oleh peneliti layak untuk diuji cobakan pada peserta didik
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta, dengan beberapa revisi sesuai dengan masukan
dari dosen ahli penilaian (terlampir).
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1
ASPEK 2
ASPEK 3
ASPEK 4
ASPEK 5
ASPEK 6
ASPEK 7
ASPEK 8
ASPEK 9
ASPEK 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
4.2.2.2 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian
Berikut ini merupakan beberapa grafik hasil validasi kisi-kisi soal uraian
untuk lima teks materi pembelajaran semester 1 dan semester 2 oleh dosen ahli
penilaian, berdasarkan beberapa aspek yang telah ditentukan (terlampir).
Grafik 4.19 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian Teks hasil observasi oleh Dosen Ahli
Penilaian
Grafik 4.19 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah
3.66 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks
hasil observasi layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri
15 Yogyakarta.
Grafik 4.20 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian Teks Tanggapan Deskriptif oleh Dosen
Ahli Penilaian
01234
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Grafik 4.20 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah
3.66 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks
tanggapan deskriptif layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.21 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian Teks Eksposisi oleh Dosen Ahli Penilaian
Grafik 4.21 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah
4 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks
eksposisi layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
0
1
2
3
4
SKOR
1 aspek 1
2 aspek 2
3 aspek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Grafik 4.22 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian Teks Ekspanasi oleh Dosen Ahli Penilaian
Grafik 4.22 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah
4 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks
eksplanasi layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
Grafik 4.23 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian Teks Cerita Pendek oleh Dosen Ahli
Penilaian
Grafik 4.23 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah
0
1
2
3
4
SKOR
1 aspek 1
2 aspek 2
3 aspek 3
0
1
2
3
4
SKOR
1 aspek 1
2 aspek 2
3 aspek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
4 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks
cerita pendek layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
Berdasarkan paparan data dari kelima grafik validasi kisi-kisi dan soal uraian
yang dilakukan oleh dosen ahli penilaian di atas, rata-rata jumlah skor yang diperoleh
berkisar di angka 4. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian yang
disusun oleh peneliti layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta, dengan beberapa revisi sesuai dengan masukan dari dosen ahli
penilaian (terlampir).
4.2.2.3 Validasi Kisi-kisi Soal Unjuk Kerja
Penilaian terhadap kisi-kisi dan soal unjuk kerja merujuk pada delapan aspek
atau kriteria penilaian (terlampir). Berikut merupakan grafik kasil perolehan skor
penilaian yang dilakukan oleh dosen ahli penilaian.
Grafik 4.24 Validasi Kisi-kisi Soal Unjuk Kerja oleh Dosen Ahli Penilaian
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
aspek 6
aspek 7
aspek 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Grafik 4.24 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk kisi-kisi soal unjuk kerja yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
adalah 3.75 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal unjuk
kerja layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
4.2.2.4 Validasi Rubrik Penilaian
Penilaian terhadap rubrik penilaian yang disusun oleh peneliti merujuk pada
delapan aspek atau kriteria penilaian (terlampir). Validasi rubrik penilaian dilakukan
oleh dosen ahli penilaian bertujuan mengetahui apakah rubrik penilaian yang disusun
oleh peneliti layak untuk digunakan saat uji coba di SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Berikut merupakan grafik hasil validasi oleh dosen ahli penilaian.
Grafik 4.25 Validasi Rubrik Penilaian oleh Dosen Ahli Penilaian
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
Grafik 4.25 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk rubrik penilaian yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut
maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian adalah
3.8 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa rubrik penilaian yang disusun oleh
peneliti layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta.
4.2.2.5 Validasi Pedoman Penskoran
Validasi yang dilakukan oleh dosen ahli penilaian terhadap pedoman
penskoran yang disusun oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah pedoman
penskoran tersebut layak untuk digunakan ketika uji coba di SMP Negeri 15
Yogyakarta. Validasi pedoman penskoran merujuk pada tiga aspek atau kriteria
penilaian yang telah ditetapkan (terlampir). Berikut merupakan grafik hasil vaidasi
yang dilakukan oleh dosen ahli penilaian.
Grafik 4.26 Validasi Pedoman Penskoran oleh Dosen Ahli Penilaian
Grafik 4.26 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
untuk pedoman penskoran yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli penilaian
adalah 4 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pedoman penskoran yang
disusun oleh peneliti layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta.
Dosen ahli penilaian memberikan masukan terhadap produk yang disusun
oleh peneliti yaitu, penggunaan kata ”jelaskan” pada soal pilihan ganda harus
dihilangkan. Berikut merupakan paparan perbaikan butir soal pilihan ganda sesuai
dengan masukan dari dosen ahli penilaian.
Tabel 4.6 Perbaikan Soal Pilihan Ganda Berdasarkan Revisi Guru
Bahasa Indonesia
No. Soal Sebelum Perbaikan Soal Setelah Perbaikan
1. Jelaskan, informasi pokok yang
pada paragraf pertama adalah….
a. jerapah merupakan spesies
hewan tertinggi yang hidup di
darat.
b. jerapah betina mencapai tinggi
4.8 meter.
c. jerapah jantan mencapai tinggi
5.5 meter.
d. berat jerapah jantan mencapai
1360 kilogram.
Informasi pokok yang pada paragraf
pertama adalah…
a. jerapah merupakan spesies hewan
tertinggi yang hidup di darat.
b. jerapah betina mencapai tinggi 4.8
meter.
c. jerapah jantan mencapai tinggi 5.5
meter.
d. berat jerapah jantan mencapai 1360
kilogram.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
4.2.3 Paparan Hasil Penilaian Produk Pengembangan Dosen ahli Pengajaran
Bahasa
Dosen ahli pengajaran bahasa yang menjadi validator adalah Bapak Apri
Damai Sagita Krissandi S.S., M.Pd. Validasi kisi-kisi soal dilakukan pada tanggal 26
April 2016. Validasi yang dilakukan oleh dosen ahli pengajaran bahasa mencakup
lima hal yaitu: (1) kisi-kisi dan soal pilihan ganda; (2) kisi-kisi dan soal uraian; (3)
kisi-kisi dan soal unjuk kerja; (4) rubrik penilaian; (5) pedoman penskoran.
4.2.3.1 Validasi Kisi-kisi dan Soal Pilihan Ganda
Grafik 4.27 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks hasil observasi oleh Dosen
Ahli Pengajaran Bahasa
Grafik 4.27 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran
bahasa untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli
pengajaran bahasa adalah 3.6 (baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal
pilihan ganda untuk teks hasil observasi layak untuk diuji cobakan pada peserta didik
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1ASPEK 2ASPEK 3ASPEK 4ASPEK 5ASPEK 6ASPEK 7ASPEK 8ASPEK 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Grafik 4.28 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks Tanggapan Deskriptif oleh
Dosen Ahli Pengajaran Bahasa
Grafik 4.28 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran
bahasa untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli
pengajaran bahasa adalah 3.716667 (baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi
dan soal pilihan ganda untuk teks tanggapan deskriptif layak untuk diuji cobakan
pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta pada peserta didik kelas VII
SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.29 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks Eksplanasi oleh Dosen Ahli
Pengajaran Bahasa
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1
ASPEK 2
ASPEK 3
ASPEK 4
ASPEK 5
ASPEK 6
ASPEK 7
ASPEK 8
ASPEK 9
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK1ASPEK2ASPEK3ASPEK4ASPEK5ASPEK6ASPEK7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Grafik 4.29 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran
bahasa untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli
pengajaran bahasa adalah 3.716667 (baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi
dan soal pilihan ganda untuk teks eksplanasi layak untuk diuji cobakan pada peserta
didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.30 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Teks Eksposisi oleh Dosen Ahli
Pengajaran Bahasa
Grafik 4.30 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran
bahasa untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli
pengajaran bahasa adalah 3.816667 (baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi
dan soal pilihan ganda untuk teks eksposisi layak untuk diuji cobakan pada peserta
didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1
ASPEK 2
ASPEK 3
ASPEK 4
ASPEK 5
ASPEK 6
ASPEK 7
ASPEK 8
ASPEK 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
Grafik 4.31 Validasi Kisi-kisi Soal Pilihan Ganda Cerita Pendek oleh Dosen Ahli
Pengajaran Bahasa
Grafik 4.31 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran
bahasa untuk kisi-kisi soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli
pengajaran bahasa adalah 3.79 (baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan
soal pilihan ganda untuk teks cerita pendek layak untuk diuji cobakan pada peserta
didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Berdasarkan paparan data dari kelima grafik validasi kisi-kisi dan soal pilihan
ganda yang dilakukan oleh dosen ahli pengajaran bahasa di atas, rata-rata jumlah skor
yang diperoleh berkisar di atas angka 3.5. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan
soal pilihan ganda yang disusun oleh peneliti layak untuk diuji cobakan pada peserta
didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
0
1
2
3
4
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
ASPEK 1
ASPEK 2
ASPEK 3
ASPEK 4
ASPEK 5
ASPEK 6
ASPEK 7
ASPEK 8
ASPEK 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
4.2.3.2 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian
Berikut merupakan beberapa grafik hasil validasi kisi-kisi soal uraian untuk lima
teks materi pembelajaran semester 1 dan semester 2 oleh dosen ahli pengajaran
bahasa , berdasarkan beberapa aspek yang telah ditentukan (terlampir).
Grafik 4.32 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian Teks hasil observasi oleh Dosen Ahli
Pengajaran Bahasa
Grafik 4.32 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahl pengajaran bahasa
untuk kisi-kisi soal uraian teks hasil observasi yang disusun oleh peneliti.
Berdasarkan hasil validasi tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang
diperoleh dari guru adalah 3.8 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi
dan soal uraian untuk teks laporan observasi layak untuk diuji cobakan pada siswa
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.33 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian Teks Tanggapan Deskriptif oleh Dosen
Ahli Pengajaran Bahasa
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
01234
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
Grafik 4.33 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahl pengajaran bahasa
untuk kisi-kisi soal uraian teks tanggapan deskriptif yang disusun oleh peneliti.
Berdasarkan hasil validasi tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang
diperoleh dari dosen ahli pengajaran bahasa adalah 3.8 (sangat baik). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks tanggapan deskriptif layak
untuk diuji cobakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Grafik 4.34 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian Teks Eksposisi oleh Dosen Ahli
Pengajaran Bahasa
Grafik 4.34 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran
bahasa untuk kisi-kisi soal uraian teks tanggapan deskriptif yang disusun oleh
peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor
yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran bahasa adalah 4 (sangat baik). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks eksposisi layak untuk diuji
cobakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Grafik 4.35 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian Teks Eksplanasi oleh Dosen Ahli
Pengajaran Bahasa
Grafik 4.35 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran
bahasa untuk kisi-kisi soal uraian teks tanggapan deskriptif yang disusun oleh
peneliti. Berdasarkan hasil validasi tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor
yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran bahasa adalah 4 (sangat baik). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks eksplanasi layak untuk diuji
cobakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta
Grafik 4.36 Validasi Kisi-kisi Soal Uraian Teks Cerita Pendek oleh Dosen Ahli
Pengajaran Bahasa
Grafik 4.36 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran
bahasa untuk kisi-kisi soal uraian teks cerita pendek yang disusun oleh peneliti.
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
aspek 5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
Berdasarkan hasil validasi tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang
diperoleh dari dosen ahli pengajaran bahasa adalah 3.8 (sangat baik). Jadi, dapat
disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal uraian untuk teks cerita pendek layak untuk
diuji cobakan pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Berdasarkan paparan data dari kelima grafik validasi kisi-kisi dan soal uraian yang
dilakukan oleh dosen ahli pengajaran bahasa di atas, rata-rata jumlah skor yang
diperoleh berkisar di angka 3.8. Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi dan soal
uraian yang disusun oleh peneliti layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas
VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
4.2.3.3 Validasi Kisi-kisi Soal Unjuk Kerja
Penilaian terhadap kisi-kisi dan soal unjuk kerja merujuk pada delapan aspek atau
kriteria penilaian (terlampir). Berikut merupakan grafik kasil perolehan skor penilaian
yang dilakukan oleh dosen ahli penilaian.
Grafik 4.37 Validasi Kisi-kisi Soal Unjuk Kerja oleh Dosen Ahli Pengajaran Bahasa
Grafik 4.37 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran
bahasa untuk kisi-kisi soal unjuk kerja yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
validasi tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli
pengajaran bahasa adalah 3.75 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa kisi-kisi
dan soal unjuk kerja layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta.
4.2.3.4 Validasi Rubrik Penilaian
Penilaian terhadap rubrik penilaian yang disusun oleh peneliti merujuk pada
delapan aspek atau kriteria penilaian (terlampir). Validasi rubrik penilaian dilakukan
oleh dosen ahli pengajaran bahasa bertujuan mengetahui apakah rubrik penilaian
yang disusun oleh peneliti layak untuk digunakan saat uji coba di SMP Negeri 15
Yogyakarta. Berikut merupakan grafik hasil validasi oleh dosen ahli pengajaran
bahasa.
Grafik 4.38 Validasi Rubrik Penilaian oleh Dosen Ahli Pengajaran Bahasa
Grafik 4.38 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli pengajaran
bahasa untuk rubrik penilaian yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli
pengajaran bahasa adalah 3.8 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa rubrik
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
aspek 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
penilaian yang disusun oleh peneliti layak untuk diuji cobakan pada peserta didik
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
4.2.3.5 Validasi Pedoman Penskoran
Validasi yang dilakukan oleh dosen ahli pengajaran bahasa terhadap pedoman
penskoran yang disusun oleh peneliti bertujuan untuk mengetahui apakah pedoman
penskoran tersebut layak untuk digunakan ketika uji coba di SMP Negeri 15
Yogyakarta. Validasi pedoman penskoran merujuk pada tiga aspek atau kriteria
penilaian yang telah ditetapkan (terlampir). Berikut merupakan grafik hasil vaidasi
yang dilakukan oleh dosen ahli pengajaran bahasa.
Grafik 4.39 Validasi Pedoman Penskoran oleh Dosen Ahli Pengajaran Bahasa
Grafik 4.39 merupakan hasil skor yang diperoleh dari dosen ahli ppengajaran
bahasa untuk pedoman penskoran yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil
validasi tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari dosen ahli
pengajaran bahasa adalah 4 (sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa pedoman
penskoran yang disusun oleh peneliti layak untuk diuji cobakan pada peserta didik
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
0
1
2
3
4
SKOR
aspek 1
aspek 2
aspek 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
4.3 Pembahasan Hasil
Pada pembahasan ini disajikan kajian tentang produk pengembangan yang telah
direvisi, meliputi kesesuaian produk yang dihasilkan dengan tujuan pengembangan
dan kelebihan serta kekurangan produk hasil pengembangan.
4.3.1 Kesesuaian Produk yang Dihasilkan dengan Tujuan Pengembangan
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah membuat instrumen penilaian
kompetensi membaca siswa kelas VII di SMP Negerti 15 Yogyakarta berdasarkan
kurikulum 2013. Instrumen penilaian yang dihasilkan berisi beberapa komponen
penting seperti kisi-kisi soal, soal, kunci jawaban, Rubrik Penilaian dan pedoman
penskoran. Instrumen penilaian ini dapat membantu guru dalam melaksanakan
penialaian kompetensi membaca peserta didik kelas VII. Kelayakan instrumen
penilaian kompetensi membaca peserta didik kelas VII ini telah divalidasi oleh dosen
ahli penilaian, dosen ahli pengajaran bahasa, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil vaidasi tersebut, instrumen penilaian dinyatakan layak dengan
beberapa revisi dan dapat digunakan sebagai intrumen evaluasi untuk mengukur
kompetensi membaca siswa kelas VII yang ditinjau berdasarkan kesesuaiannya
terhadap aspek substansi, aspek konstruksi, dan aspek bahasa yang digunakan dalam
intrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII di SMP Negeri 15
Yogyakarta tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Uji coba produk dilakukan pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Hasil uji reliabilitas dilakukan
menggunakan SPSS 23 dengan Alpha Chronbach menunjukkan koefisien reliabilitas
produk berkisar antara 0.700 sampai 0.900 untuk setiap jenis tes. Ini berarti
instrumen penilaian yang disusun memiliki tingkat kepercayaan yang baik.
Berdasarkan hasil evaluasi, hasil uji, dan revisi yang telah dilakukan, maka tujuan
pengembangan ini yaitu mengembangkan instrumen penilaian kompetensi membaca
siswa kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta telah tercaoai dan dapat digunakan
sebagai instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII di SMP Negeri 15
Yogyakarta. Hal ini juga didukung dengan penelitian yang dillakukan oleh Nila
Maulana, Imam Agus Basuki, dan Bustanul Arifin dalam jurnal yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Membaca Kelas VII SMP”
Universitas Negeri Malang (2012) dimana pada penelitian tersebut telah dihasilkan
produk instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII.
4.3.2 Kelebihan dan Kekurangan Produk Hasil Pengembangan.
Produk hasil pengembangn ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari instrumen ini adalah kualitas soal-soal pada setiap jenis tes yang dapat
mengukur kompetensi membaca siswa kelas VII. Selain itu, produk pengembangan
ini dapat membantu guru dalam melaksanakan penilaian kompetensi membaca siswa
kelas VII. Kekurangan dari produk ini adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
4.4 Paparan Hasil Validasi Siswa
Peserta didik yang memberikan penilaian terhadap soal-soal yang diujicobakan
adalah peserta didik kelaas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Penilaian soal-soal yang
diujicobakan tersebut dilaukan pada tanggal 20 Mei 2016. penilaian yang dilakukan
oleh peserta didik mencakup sebelas aspek terkait soal yang diujicobakan (terlampir).
Berikut merupakan grafik hasil penilaian siswa terhadap soal-soal yang disusun oleh
peneliti.
Grafik 4.40 Validasi Oleh Siswa Kelas VII
Grafik 4.40 merupakan hasil skor yang diperoleh dari siswa kelas VII SMP Negeri
15 Yogyakartasoal-soal yang disusun oleh peneliti. Berdasarkan hasil validasi
tersebut maka diperoleh jumlah rata-rata skor yang diperoleh dari siswa adalah
0
1
2
3
4
SKOR
Aspek 1
Aspek 2
Aspek 3
Aspek 4
Aspek 5
Aspek 6
Aspek 7
Aspek 8
Aspek 9
Aspek 10
Aspek 11
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
3.2(sangat baik). Jadi, dapat disimpulkan bahwa soal-soal yang disusun oleh peneliti
layak untuk diuji cobakan pada peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
4.5 Uji Coba Produk Penilaian Membaca
Uji coba produk pengembangan instrumen penilaian membaca yang dilakukan di
SMP Negeri 15 Yogyakarta dilakukan untuk mengetahui validitas, Reliabilitas,
tingkat kesukaran soal, dan daya pembeda soal. Kegiatan uji coba yang dilakukan
terhadap peserta didik kelas VII di SMP Negeri 15 oleh peneliti, ikut dibantu oleh
guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VII.
4.5.1 Hasil Uji Coba Produk Pengembangan Instrumen Penilaian Membaca
Uji coba produk instrumen penilaian pembelajaran membaca dilakukan di kelas
VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Kegiatan uji coba produk ini sepenuhnya dilakukan
oleh peneliti dengan didampingi guru pengampu mata pelajaran bahasa Indonesia. Uji
Coba dilakukan dua kai pertemuan di kelas VII F dengan fokus uji coba kompetensi
dasar (KD) yang tertera pada tabel berikut ini.
Tabel 4.7 Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar untuk Kompetensi Dasar
Membaca Kelas VII
Kompetensi Inti Kompetensi Dasar
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak
mata
3.1 Memahami teks laporan hasil
observasi, teks tanggapan deskriptif,
teks eksposisi,teks eksplanasi, dan
teks cerita pendek baik lisan
maupun tulisan.
3.2 Membedakan teks laporan hasil
observasi, teks tanggapan deskriptif,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
.
teks eksposisi,teks eksplanasi, dan
teks cerita pendek baik lisan
maupun tulisan.
3.3 mengklasifikasikan teks laporan
hasil observasi, teks tanggapan
deskriptif, teks eksposisi,teks
eksplanasi, dan teks cerita pendek
baik lisan maupun tulisan.
KI 4 : Mencoba, mengolah, dan
menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah
abstrak (membaca, membaca,
menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang
dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/teori
4.1 Menangkap makna teks teks laporan
hasil observasi, teks tanggapan deskriptif,
teks eksposisi,teks eksplanasi, dan teks
cerita pendek baik lisan maupun tulisan.
Uji coba produk instrumen penilaian kompetensi dasar membaca dilaksanakan
tanggal 18 dan 20 Mei 2016 . Uji Coba pada tanggal 18 Mei 2016 dimulai pukul
9.45- 11.15 WIB bertempat di kelas VII F, sedangkan tanggal 20 Mei 2016 dimulai
pukul 10.30-12.15. kegiatan uji coba ini mendapat respon yang cukup positiv dari
guru dan peserta didik kelas VII F SMP Negeri 15 Yogyakarta. Peserta didik terlihat
antusias mengerjakan soal-soal yang diberikan.
Sebelum kegiatan dimulai, peneliti menjelaskan maksud dan tujuan kedatangan
peneliti di kelas itu, kemudian kegiatan uji coba dimulai. Pada pertemuan pertama
tangal 18 Mei 2016, peneliti membagikan soal yang terdiri dari 20 butir soal pilihan
ganda untuk masing-masing teks, sebanyak lima teks. Jumlah peserta didik yang
mengikuti uji coba adalah 33 orang. Pada pertemuan kedua pada tanggal 20 Mei
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
2016, peneliti membagi peserta didik menjadi lima kelompok, dengan tujuan setiap
kelompok menjadi sampel uji coba yang mengerjakan soal dari teks berbeda. Selama
proses uji coba, peserta didik terlihat antusias mengerjakan soal. Setelah proses uji
coba selesai peneliti mengumpulkan lembar jawaban peserta didik. Lembar jawaban
peserta didik akan dianalisis untuk mengetahui kualitas produk yang dihasilkan.
Peneliti mengamati bahwa uji coba produk yang dilakukan mengalami beberapa
kemudahan dan kesulitan. Kemudahan yang diamati oleh peneliti selama proses uji
coba, yaitu:
1) Guru sungguh-sungguh membantu peneliti dalam proses uji coba.
2.) Peserta didik cukup antusias mengerjakana soal-soal yang diberikan.
Kendala yang dialami selama uji coba, yaitu:
1) Waktu yang tersedia untuk mengerjakan soal pilihan ganda kurang banyak.
2) Ketika mengerjakan soal pilihan ganda, beberapa peserta didik merasa bosan
membaca teks atau kutipan teks yang tersaji di dalam soal.
3) Waktu penelitian yang sedikit sehingga untuk uji coba kompetensi dasar (KD) 4
(unjuk kerja), peneliti menggunakan sampel beberapa peserta didik saja.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
4.6 Analisis Hasil Uji Coba Produk Pengembangan
Uji coba produk pengembangan instrumen penilaian di SMP Negeri 15
Yogyakarta memperoleh hasil yang bervariasi. Hasil uji coba diperoleh dari analisis
lembar kerja peserta didik. Hasil uji coba produk instrumen penilaian berupa validitas
butir soal, Reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya beda akan dipaparkan secara rinci
sebagai berikut.
4.6.1 Reliabilitas
Reliabilitas prosuk pengembangan dianalisis menggunakan reliabilitas Alpha
Cronbach yang dikerjakan menggunakanan SPSS for Windows versi 23.
Penghitungan Reliabilitas dilakukan terhadap soal pilihan ganda, soal uraian dan soal
unjuk kerja.
4.6.1.1 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Soal pilihan ganda terdiri dari 20 butir soal untuk masing-masing teks, dalam hal
ini ada lima teks yaitu teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi,
teks eksplanasi, dan teks cerita pendek. Menurut Sugiyino (2008:209) hasil
perhitungan dikatakan reliabel jika nilai koefisien Reliabilitas ≥0.70 . Hasil
perhitungannya dipaparkan tabel berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
Tabel 4. 8 Reliabilitas Soal Pilihan Ganda
Jenis Teks Reliabilitas Alpha Cronbach Keterangan
Teks Hasil Observasi 0.638 Tidak Reliabel
Teks Tanggapan Deskriptif 0.803 Reliabel
Teks Eksposisi 0.737 Reliabel
Teks Eksplanasi 0.699 Tidak Reliabel
Teks Cerita Pendek 0.833 Reliabel
Tabel 4.8 merupakan hasil perhitungan Reliabilitas soal pilihan ganda berdasarkan
Alpha Cronbach. Hasil pergitungannya adalah sebagai berikut:
1. Soal pilihan ganda teks hasil observasi memperoleh skor 0.638 < 0.70
sehingga dapat dikatakan tidak reliabel.
2. Soal pilihan ganda teks tanggapan deskriptif memperoleh skor 0.803 > 0.70
sehingga dapat dikatakan reliabel.
3. Soal pilihan ganda teks eksposisi memperoleh skor 0.737 > 0.70 sehingga
dapat dikatakan reliabel.
4. Soal pilihan ganda teks eksplanasi memperoleh skor 0.699< 0.70 sehingga
dapat dikatakan tidak reliabel.
5. Soal pilihan ganda teks cerpen memperoleh skor 0.833 > 0.70 sehingga dapat
dikatakan reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan Reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach SPSS
23, dapat disimpulkan bahwa soal-soal pilihan ganda yang diujicobakan terhadap
siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta tiga tekd di antaranya reliabel sedangkan
dua teks lainnya tidak reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
4.6.1.2 Reliabilitas Soal Uraian
Soal uraian merupakan bentuk tes pada KD 3.2 dan 3.3. Soal uraian terdiri dari
lima teks yaitu teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks
eksplanasi, dan teks cerita pendek. Menurut Sugiyino (2008:209) hasil perhitungan
dikatakan reliabel jika nilai koefisien Reliabilitas ≥0.70. Hasil perhitungannya
dipaparkan tabel berikut:
Tabel 4. 9 Reliabilitas Soal Uraian KD 3.2
Jenis Teks Reliabilitas Alpha Cronbach Keterangan
Teks Hasil Observasi 0.781 Reliabel
Teks Tanggapan Deskriptif 0.576 Tidak Reliabel
Teks Eksposisi 0.539 Tidak Reliabel
Teks Eksplanasi 0.525 Tidak Reliabel
Teks Cerita Pendek 0.832 Reliabel
Tabel 4.9 merupakan hasil perhitungan Reliabilitas soal uraian berdasarkan
Alpha Cronbach. Hasil pergitungannya adalah sebagai berikut:
1. Soal uraian teks hasil observasi memperoleh skor 0.781 > 0.70 sehingga dapat
dikatakan reliabel.
2. Soal uraian teks tanggapan deskriptif memperoleh skor 0.576 < 0.70 sehingga
dapat dikatakan tidak reliabel.
3. Soal uraian teks eksposisi memperoleh skor 0.539 < 0.70 sehingga dapat
dikatakan tidak reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
4. Soal uraian teks eksplanasi memperoleh skor 0.525 < 0.70 sehingga dapat
dikatakan tidak reliabel.
5. Soal pilihan uraian cerpen memperoleh skor 0.832 > 0.70 sehingga dapat
dikatakan reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan Reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach SPSS
23, dapat disimpulkan bahwa soal-soal uraian untuk KD 3.2 yang diujicobakan
terhadap siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta tiga di antaranya tidak reliabel
sedangkan dua teks lainnya reliabel.
Tabel 4. 10 Reliabilitas Soal Uraian KD 3.3
Jenis Teks Reliabilitas Alpha Cronbach Keterangan
Teks Hasil Observasi 0.818 Reliabel
Teks Tanggapan Deskriptif 0.780 Reliabel
Teks Eksposisi 0.905 Reliabel
Teks Eksplanasi 0.828 Reliabel
Teks Cerita Pendek 0.500 Tidak Reliabel
Tabel 4.10 merupakan hasil perhitungan Reliabilitas soal uraian berdasarkan
Alpha Cronbach. Hasil pergitungannya adalah sebagai berikut:
1. Soal uraian teks hasil observasi memperoleh skor 0.818 > 0.70 sehingga dapat
dikatakan reliabel.
2. Soal uraian teks tanggapan deskriptif memperoleh skor 0.780> 0.70 sehingga
dapat dikatakan reliabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
3. Soal uraian teks eksposisi memperoleh skor 0.905 > 0.70 sehingga dapat
dikatakan reliabel.
4. Soal uraian teks eksplanasi memperoleh skor 0.828 > 0.70 sehingga dapat
dikatakan reliabel.
5. Soal pilihan uraian cerpen memperoleh skor 0.500 < 0.70 sehingga dapat
dikatakan tidak reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan Reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach SPSS
23, dapat disimpulkan bahwa soal-soal pilihan ganda yang diujicobakan terhadap
siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta reliabel untuk 4 teks yaitu teks hasil
observasi, teks tanggapan desktiptif, teks ekposisi, dan teks ekplanasi dan tidak
reliabel untuk satu teks yaitu teks cerita pendek.
4.6.1.3 Reliabilitas Soal Unjuk Kerja
Soal unjuk kerja terdiri dari 1 butir soal untuk masing-masing teks, dalam hal ini
ada lima teks yaitu teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks
eksplanasi, dan teks cerita pendek. Menurut Sugiyino (2008:209) hasil perhitungan
dikatakan reliabel jika nilai koefisien Reliabilitas ≥0.70 . Hasil perhitungannya
dipaparkan tabel berikut
Tabel 4. 11 Reliabilitas Soal Unjuk Kerja
Keterampilan Jenis Teks
Reliabilitas Alpha
Cronbach Keterangan
Membaca Teks Hasil Observasi 0.970 Reliabel
Teks Tanggapan 0.998 Reliabel
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Deskriptif
Teks Eksposisi 0.889 Reliabel
Teks Eksplanasi 0.899 Reliabel
Teks Cerita Pendek 0.880 Reliabel
Tabel 4.11 merupakan hasil perhitungan Reliabilitas soal unjuk kerja berdasarkan
Alpha Cronbach. Hasil pergitungannya adalah sebagai berikut:
1. Soal unjuk kerja laporan hasil observasi memperoleh skor 0.970 > 0.70
sehingga dapat dikatakan reliabel.
2. Soal unjuk kerja teks tanggapan deskriptif memperoleh skor 0.998 > 0.70
sehingga dapat dikatakan reliabel.
3. Soal unjuk kerja teks eksposisi memperoleh skor 0.889 > 0.70 sehingga dapat
dikatakan reliabel.
4. Soal unjuk kerja teks eksplanasi memperoleh skor 0.899 > 0.70 sehingga
dapat dikatakan reliabel.
5. Soal unjuk kerja teks cerpen memperoleh skor 0.889 > 0.70 sehingga dapat
dikatakan reliabel.
Berdasarkan hasil perhitungan Reliabilitas menggunakan Alpha Cronbach SPSS
23, dapat disimpulkan bahwa soal unjuk kerja yang diujicobakan terhadap siswa kelas
VII SMP Negeri 15 Yogyakarta reliabel.
Penilaian unjuk kerja dilakukan oleh tiga orang penilai terhadap sampel yang
diujicobakan. Tujuan dari penetapan jumlah tiga orang penilai ini adalah untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
membuktikan bahwa rubrik penilaian yang digunakan betul-betul valid dan reliabel.
Berikut akan dipaparkan hasil penilaian oleh tiga orang penilai terhadap sampel yang
diujicobakan.
Tabel 4.12 Hasil Penilaian Tes Unjuk Kerja Teks Hasil Observasi
No Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai
Kejelasan
intonasi
ketika
membaca teks
Kejelasan
melafalkan kata
atau kalimat
ketika membaca
teks.
Kesesuaian
tinggi
rendahnya
nada, dengan
tanda baca
pada teks yang
dibacakan.
Kelancaran
membaca
teks.
P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3
1 Hang S. 4 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4
2 Kheizta A. 3 4 3 4 4 3 3 4 4 4 3 4
3 Guruh A. 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4
Tabel 4.12 menunjukkan tiga sampel peserta didik yang melakukan unjuk kerja,
dinilai oleh tiga orang penilai. Melalui tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil
penilaian tidak berbeda jauh antara penilai yang satu dengan yang lainnya yaitu
dengan selisih 1 poin. Hal ini membuktikan bahwa rubrik yang dipakai untuk menilai
kompetensi membaca siswa sudah cukup baik.
Tabel 4.13 Hasil Penilaian Tes Unjuk Kerja Teks Tanggapan Deskriptif.
No Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai
Kejelasan
intonasi
ketika
Kejelasan
melafalkan kata
atau kalimat
Kesesuaian
tinggi
rendahnya
Kelancaran
membaca
teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
membaca teks ketika membaca
teks.
nada, dengan
tanda baca
pada teks yang
dibacakan.
P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3
1 Muhamad
R.
2 3 2 3 3 4 4 4 4 3 3 4
2 Maharani
C.
3 3 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2
3 Desta K. 3 3 3 3 4 4 2 3 2 3 4 3
Tabel 4.13 menunjukkan bahwa tiga sampel peserta didik yang melakukan unjuk
kerja, dinilai oleh tiga orang penilai. Melalui tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil
penilaian tidak berbeda jauh antara penilai yang satu dengan yang lainnya. Hal ini
membuktikan bahwa rubrik yang dipakai untuk menilai kompetensi membaca siswa
sudah cukup baik.
Tabel 4.14 Hasil Penilaian Tes Unjuk Kerja Teks Eksposisi
No Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai
Kejelasan
intonasi
ketika
membaca teks
Kejelasan
melafalkan kata
atau kalimat
ketika membaca
teks.
Kesesuaian
tinggi
rendahnya
nada, dengan
tanda baca
pada teks yang
dibacakan.
Kelancaran
membaca
teks.
P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3
1 Kiani K 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 4
2 Maria I.H. 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3
3 Pradana S. 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Tabel 4.14 menunjukkan bahwa tiga sampel peserta didik yang diuji coba, dinilai
oleh tiga orang penilai. Melalui tabel tersebut dapat dilihat bahwa hasil penilaian
tidak berbeda jauh antara penilai yang satu dengan yang lainnya. Hal ini
membuktikan bahwa rubrik yang dipakai untuk menilai kompetensi membaca siswa
sudah cukup baik
Tabel 4.15 Hasil Penilaian Tes Unjuk Kerja Teks Eksplanasi
No Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai
Kejelasan
intonasi
ketika
membaca teks
Kejelasan
melafalkan kata
atau kalimat
ketika membaca
teks.
Kesesuaian
tinggi
rendahnya
nada, dengan
tanda baca
pada teks
yang
dibacakan.
Kelancaran
membaca
teks.
P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3
1. Lucky A. 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4
2. Maysarah
A.
4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3
3. Bernadeth
a A.
4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
Tabel 4.15 menunjukkan bahwa tiga sampel peserta didik yang djasikan subjek
ujicoba, dinilai oleh tiga orang penilai. Melalui tabel tersebut dapat dilihat hasil
penilaian tidak berbeda jauh antara penilai yang satu dengan yang lainnya. Hal ini
membuktikan bahwa rubrik yang dipakai untuk menilai kompetensi membaca siswa
sudah cukup baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Tabel 4.16 Hasil Penilaian Tes Unjuk Kerja Teks Cerita Pendek
No Nama
Siswa
Aspek yang Dinilai
Kejelasan
intonasi
ketika
membaca teks
Kejelasan
melafalkan kata
atau kalimat
ketika membaca
teks.
Kesesuaian
tinggi
rendahnya
nada, dengan
tanda baca
pada teks
yang
dibacakan.
Kelancaran
membaca
teks.
P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3 P1 P2 P3
1. Bintang R. 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4
2. Bonfilo S. 4 3 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3
3. Guruh A. 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4
Tabel 4.16 menunjukkan bahwa tiga sampel peserta didik yang menjadi subyek
uji coba, dinilai oleh tiga orang penilai. Melalui grafik tersebut dapat dilihat bahwa
hasil penilaian tidak berbeda jauh antara penilai yang satu dengan yang lainnya. Hal
ini membuktikan bahwa rubrik yang dipakai untuk menilai kompetensi membaca
siswa sudah cukup baik.
Kelima tabel hasil penilaian unjuk kerja yang telah dipaparkan tersebut
menyatakan bahwa selisih skor antara penilai 1 , penilai 2, dan penilai 3 tidak terpaut
jauh yaitu 1 skor. Hal ini berarti rubrik penilaian yang digunakan dapat dikategorikan
baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
4.6.2 Tingkat Kesukaran Soal dan Daya Beda
Peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta yang mengikuti uji coba tes
pilihan ganda berjumlah 33 orang. Peneliti kemudian melakukan analisis lembar kerja
peserta didik untuk mengetahui skor jawaban benar setiap peserta didik. Untuk tes
uraian, peneliti menggunakan sampel 6 peserta didik mengerjakan satu jenis teks
pada KD 3.2 dan 3.3. Hasil uji coba produk pengembangan instrumen penilaian
pembelajaran membaca menjadi patokan peneliti untuk mengukur tingkat kesukaran
dan daya pembeda butir soal yang dihasilkan. Rincian tingkat kesukaran dan daya
beda butir soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
4.6.2.1 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Tes Pilihan Ganda.
Penghitungan tingkat kesukaran dan daya beda dilakukan terhadap lima teks yaitu
teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi, teks eksplanasi, dan
teks cerita pendei, masing-masing berjumlah 20 butir soal pilihan ganda. Rincian
tingkat kesukaran dan daya beda butir soal dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.17 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Pilihan Ganda untuk Teks hasil observasi
No
Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran Keterangan
Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.545 soal diterima 0.515 Sedang Baik
2 0.260
Soal diterima
dan
diperbaiki
0.697 Sedang Baik
3 0.126 Soal ditolak 0.364 Sedang Tidak Baik
4 0.288 Soal diterima
dan 0.697 Sedang Baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
diperbaiki
5 0.200 Soal ditolak 0.758 Mudah Tidak Baik
6 0.461 Soal diterima 0.818 Mudah Cukup Baik
7 0.030 Soal ditolak 0.182 Sulit Tidak Baik
8 0.082 Soal ditolak 0.758 Mudah Tidak Baik
9 0.362
Soal diterima
dan
diperbaiki
0.606 Sedang Baik
10 0.220
Soal diterima
dan
diperbaiki
0.848 Mudah Cukup Baik
11 0.467 Soal diterima 0.364 Sedang Baik
12 0.508 Soal diterima 0.697 Sedang Baik
13 0.134 Soal ditolak 0.455 Sedang Tidak Baik
14 0.490 Soal diterima 0.394 Sedang Baik
15 0.444 Soal diterima 0.515 Sedang Baik
16 0.069 Soal ditolak 0.545 Sedang Tidak Baik
17 0.091 Soal ditolak 0.788 Mudah Tidak Baik
18 0.354
Soal diterima
dan
diperbaiki
0.576 Sedang Baik
19 0.311
Soal diterima
dan
diperbaiki
0.606 Sedang Baik
20 -0.286 Soal ditolak 0.667 Sedang Tidak Baik
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda
menunjukkan 14 butir soal tergolong sedang(70%), 5 soal tergolong mudah (25%),
dan 1 soal tergolong sulit (5%). Peneliti akan melakukan revisi untuk beberapa soal
yang tergolong mudah dan sulit menjasi soal yang lebih bervariasi dan dapat
mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal pilihan ganda menunjukkan bahwa soal
yang dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
dengan peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa
soal yang tergolong diterima berjumlah 6 (30%), soal yang tergolong diterima dan
direvisi berjumlah 6 (30%) dan soal yang tergolong ditolak bejumlah 8 (40 %).
Peneliti telah melakukan revisi terhadap soal yang memerlukan perbaikan sehingga
mampu membedakan peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang
pandai.
Tabel 4.18 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Pilihan Ganda untuk Teks Tanggapan Deskriptif
No Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran Keterangan
Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.66 Soal diterima 0.66
Sedang Soal layak
2 0.66
Soal diterima 0.55 Sedang Soal layak
3 0.33 Soal diterima
dan
diperbaiki 0.61 Sedang Soal layak dan diperbaik
4 0.22 Soal
diperbaiki 0.33 Sedang Soal layak dan diperbaiki
5 0.66
Soal diterima 0.66 Sedang Soal layak
6 0.22 Soal
diperbaiki 0.66 Sedang Soal layak dan diperbaiki
7 0.44
Soal diterima 0.77 mudah Soal layak dan diperbaiki
8 0.44
Soal diterima 0.77 mudah Soal layak dan diperbaiki
9 0.11
Soal ditolak 0.83 mudah Soal ditolak
10 0.44
Soal diterima 0.33 sedang Soal layak
11 0.22 Soal
diperbaiki 0.55 sedang Soal layak dan diperbaiki
12 0.66
Soal diterima 0.44 Sedang Soal layak
13 0.22 Soal
diperbaiki 0.33 Sedang Soal layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
14 0.22 Soal
diperbaiki 0.77 Mudah Soal layak dan diperbaiki
15 0.55
Soal diterima 0.50 Sedang Soal layak
16 0.44
Soal diterima 0.77 Mudah Soal layak dan diperbaiki
17 0.66
Soal diterima 0.44 Sedang Soal layak
18 0.33 Soal diterima
dan
diperbaiki 0.83 Mudah Soal layak dan diperbaiki
19 0.55
Soal diteirma 0.38 Sedang Soal layak
20 0.66
Soal diterima 0.66 Sedang Soal layak
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda untuk teks
tanggapan deskriptif menunjukkan 14 butir soal tergolong sedang(70%) dan 6 soal
tergolong mudah (30%). Peneliti akan melakukan revisi untuk beberapa soal yang
tergolong mudah dan sulit menjadi soal yang lebih bervariasi dan dapat mengukur
tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal pilihan ganda menunjukkan bahwa soal
yang dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai
dengan peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa
soal yang tergolong diterima berjumlah 12 (60%), soal yang tergolong diterima dan
direvisi berjumlah 7 (35%) dan soal yang tergolong ditolak bejumlah 1 (5 %).
Peneliti telah melakukan revisi terhadap soal yang memerlukan perbaikan sehingga
mampu membedakan peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang
pandai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Tabel 4.19 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Pilihan Ganda untuk Teks Eksposisi
No
Butir
Daya Beda Tingkat Kesukaran Keterangan
Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.66 Soal diterima 0.66 Sedang Soal layak
2 0.22 Soal diterima
dan diperbaiki 0.55 Sedang Soal diperbaiki
3 0.33 Soal diterima
dan diperbaiki 0.83 Mudah Soal diperbaiki
4 0.22 Soal diterima
dan diperbaiki 0.55 Sedang
Soal layak dan
diperbaiki
5 0.33 Soal diterima
dan diperbaiki 0.61 Sedang
Soal layak dan
diperbaiki
6 0.55
Soal diterima 0.27 Sukar Soal layak dan
diperbaiki
7 0.77 Soal diterima
0.38 Sedang Soal layak
8 0.66 Soal diterima
0.66 Sedang Soal layak
9 0.44 Soal diterima
0.33 Sedang Soal layak
10 0.66 Soal diterima
0.33 Sedang Soal layak
11 0.55 Soal diterima
0.5 Sedang Soal layak
12 0.44 Soal diterima
0.22 Sukar Soal layak dan
diperbaiki
13 0.33 Soal diterima
dan diperbaiki 0.83 Mudah
Soal layak dan
diperbaiki
14 0.44
Soal diterima 0.22 Sukar Soal layak dan
diperbaiki
15 0.22 Soal diterima
dan diperbaiki 0.88 Mudah Soal ditolak
16 0.55
Soal diterima 0.50 Sedang Soal layak
17 0.11
Soal ditolak 0.38 Sedang Soal ditolak
18 0.44
Soal diterima 0.44 Sedang Soal layak
19 0.44
Soal diterima 0.66 Sedang Soal layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
20 0.22
Soal ditolak 0.77 Mudah Soal ditolak
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal pilihan gandan
menunjukkan 14 butir soal tergolong sedang(70%), 4 soal tergolong mudah (20%),
dan 2 soal tergolong sulit (10%). Peneliti akan melakukan revisi untuk beberapa soal
yang tergolong mudah dan sulit menjadi soal yang lebih bervariasi dan dapat
mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal pilihan ganda menunjukkan bahwa soal
yang dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai
dengan peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa
soal yang tergolong diterima berjumlah 12 (60%), soal yang tergolong diterima dan
direvisi berjumlah 6 (30%) dan soal yang tergolong ditolak bejumlah 2 (10 %).
Peneliti telah melakukan revisi terhadap soal yang memerlukan perbaikan sehingga
mampu membedakan peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang
pandai.
Tabel 4.20 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Pilihan Ganda untuk Teks Eksplanasi
No
Butir
Daya Beda Tingkat Kesukaran Keterangan
Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.66 soal diterima 0.66
Sedang Soal layak
2 0.77
Soal diterima 0.61 Sedang Soal layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
3 0.22 Soal
diperbaiki 0.77 Mudah
Soal layak dan
diperbaiki
4 0.22 Soal
diperbaiki 0.33 Sedang
Soal layak dan
diperbaiki
5 0.66
Soal diterima 0.66 Sedang Soal layak
6 0.11
Soal ditolak 0.72 Mudah Ditolak
7 0.44
Soal diterima 0.77 Mudah Soal layak
8 0.44
Soal dierima 0.77 Mudah Soal layak
9 0.11
Soal ditolak 0.83 Mudah Ditolak
10 0.44
Soal diterima 0.33 Sedang Soal layak
11 0.22 Soal
diperbaiki 0.55 Sedang
Soal layak dan
diperbaiki
12 0.66
Soal diterima 0.44 Sedang Soal layak
13 0.22 Soal
diperbaiki 0.33 Sedang
Soal layak dan
diperbaiki
14 0.22 Soal
diperbaiki 0.77 Mudah
Soal layak dan
diperbaiki
15 0.55
Soal diterima 0.50 Sedang Soal layak
16 0.44 Soal diterima 0.77 Mudah
Soal layak dan
diperbaiki
17 0.77
Soal diterima 0.38 Sedang Soal layak
18 0.33 Soal diterima
dan
diperbaiki 0.83 Mudah
Soal layak dan
diperbaiki
19 0.55
Soal diterima 0.38 Sedang Soal layak
20 0.77
Soal diterima 0.61 Sedang Soal layak
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda untuk teks
eksplanasi menunjukkan 12 butir soal tergolong sedang (60%), 8 soal tergolong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
mudah (40%). Peneliti akan melakukan revisi untuk beberapa soal yang tergolong
mudah dan sulit menjadi soal yang lebih bervariasi dan dapat mengukur tingkat
pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal pilihan ganda menunjukkan bahwa soal
yang dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai
dengan peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa
soal yang tergolong diterima berjumlah 12 (60%), soal yang tergolong diterima dan
direvisi berjumlah 6 (30%) dan soal yang tergolong ditolak bejumlah 2 (10 %).
Peneliti telah melakukan revisi terhadap soal yang memerlukan perbaikan sehingga
mampu membedakan peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang
pandai.
Tabel 4.21 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Pilihan Ganda untuk Teks Cerita Pendek
No
Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran
Keterangan Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.77 Soal diterima 0.61
Sedang Soal layak
2 0.44
Soal diterima 0.77 Mudah Soal layak dan direvisi
3 0.56
Soal diterima 0.72 Mudah Soal layak dan direvisi
4 0.11
Soal ditolak 0.94 Mudah Soal layak dan direvisi
5 0.44
Soal diterima 0.66 Sedang Soal layak
6 0.22 Soal
diperbaiki 0.66 Sedang Soal layak dan direvisi
7 0.66
Soal diterima 0.55 Sedang Soal layak dan direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
8 0.33 Soal diterima
dan
diperbaiki 0.83 Mudah
Soal layak dan direvisi
9 0.88
Soal diterima 0.44 Sedang Soal layak
10 0.55
Soal diterima 0.72 Mudah Soal layak dan direvisi
11 0.88
Soal diterima 0.55 Sedang Soal layak
12 0.66
Soal diterima 0.66 Sedang Soal layak
13 0.77
Soal diterima 0.5 Sedang Soal layak
14 0.22 Sol
diperbaiki 0.66 Sedang
Soal layak dan
direvisi
15 0.77
Soal diterima 0.61 Sedang Soal layak
16 0.44
Soal diterima 0.55 Sedang Soal layak
17 0.66
Soal diterima 0.44 sedang Soal layak
18 0.66
Soal diterima 0.66 sedang Soal layak
19 0.66
Soal diterima 0.66 sedang Soal layak
20 0.33
Soal diterima
dan
diperbaiki 0.61 Sedang
Soal layak dan
direvisi
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda untuk teks
cerita pendek menunjukkan 15 butir soal tergolong sedang(75%) dan 5 soal tergolong
mudah (25%). Peneliti akan melakukan revisi untuk beberapa soal yang tergolong
mudah dan sulit menjadi soal yang lebih bervariasi dan dapat mengukur tingkat
pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal pilihan ganda menunjukkan bahwa soal
yang dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
dengan peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa
soal yang tergolong diterima berjumlah 12 (60%), soal yang tergolong diterima dan
direvisi berjumlah 6 (30%) dan soal yang tergolong ditolak bejumlah 2 (10 %).
Peneliti telah melakukan revisi terhadap soal yang memerlukan perbaikan sehingga
mampu membedakan peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang
pandai.
4.5.2.2 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Tes Uraian.
Penghitungan tingkat kesukaran dan daya beda untuk soal uraian dilakukan
terhadap lima teks yaitu teks hasil observasi, teks tanggapan deskriptif, teks eksposisi,
teks eksplanasi, dan teks cerita pendek, masing-masing terdiri dari KD 3.2 dan 3.3.
Rincian tingkat kesukaran dan daya beda butir soal dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.
4.5.2.2.1 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Tes Uraian KD 3.2
Berikut ini akan dipaparkan tabel-tabel hasil penghitungan tingkat kesukaran dan
daya pembeda soal tes uraian untuk KD 3.2. Soal uraian yang dihitung mencakup
lima teks sesuai dengan materi pembelajaran kelas VII yaitu teks hasil observasi, teks
tanggapan desktiptif, teks eksposisi, teks eksplanasi dan teks cerita pendek.
Tabel 4.22 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Uraian untuk Teks hasil observasi
No
Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran
Keterangan Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
1. 0.50 Soal
diterima 0.52
Sedang Soal layak
2. 0.33 Soal
diterima dan
direvisi
0.41 Sedang Soal layak dan
direvisi
3. 0.50 Soal
diterima
0.58 Sedang
Soal layak dan
direvisi
4. 0.50 Soal
diterima 0.52
Sedang Soal layak dan
direvisi
5. 0.33 Soal
diterima dan
direvisi
0.4 Sedang Soal layak dan
direvisi
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian untuk teks hasil
observasi KD 3.3 menunjukkan 5 butir soal tergolong sedang(100%). Peneliti akan
melakukan revisi untuk beberapa soal yang masih perlu diperbaiki untuk
menghasilkan soal yang lebih bervariasi dan dapat mengukur tingkat pemahaman
peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal uraian menunjukkan bahwa soal yang
dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai dengan
peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa soal
yang tergolong diterima dan direvisi berjumlah 5 (100%). Peneliti telah melakukan
revisi terhadap soal yang memerlukan perbaikan sehingga mampu membedakan
peserta didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai.
Tabel 4.23 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Uraian untuk Teks Tanggapan Deskriptif
No Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran Keterangan
Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
1 0.33
Soal diterima 0.61
Sedang Soal layak
2 0.50 Soal diterima
dan direvisi 0.58
Sedang
Soal layak
dan
diperbaiki
3 0.50 Soal diterima
dan direvisi
0.33 Sukar Soal ditolak
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian untuk teks
tanggapan deskriptif KD 3.3 menunjukkan 2 butir soal tergolong sedang(66.6%) dan
1 soal tergolong sulit (33.3%). Peneliti akan melakukan revisi untuk beberapa soal
yang tergolong mudah dan sulit menjadi soal yang lebih bervariasi dan dapat
mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal uraian menunjukkan bahwa soal yang
dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai dengan
peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya menunjukkan soal yang
tergolong diterima dan direvisi berjumlah 3 (100%). Peneliti telah melakukan revisi
terhadap soal yang memerlukan perbaikan sehingga mampu membedakan peserta
didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai.
Tabel 4.24 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Uraian untuk Teks Eksplanasi
No
Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran
Keterangan Koefisien Keterangan Koefisien
Keteranga
n
1 0.33
Soal diterima 0.55
Sedang Soal layak dan
direvisi
2. 0.33 Soal diterima dan
diperbaiki 0.52
Sedang Soal Layak
dan direvisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
3 0.33 Soal diterima dan
diperbaiki 0. 44
sedang
Soal layak dan
direvisi
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian untuk teks
eksplanasi KD 3.2 menunjukkan 3 butir soal tergolong sedang(100%). Peneliti akan
melakukan revisi untuk beberapa soal yang tergolong mudah dan sulit menjadi soal
yang lebih bervariasi dan dapat mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal uraian menunjukkan bahwa soal yang
dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai dengan
peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa soal
yang tergolong diterima berjumlah 3 (100). Peneliti telah melakukan revisi terhadap
soal yang memerlukan perbaikan sehingga mampu membedakan peserta didik yang
pandai dan peserta didik yang kurang pandai.
Tabel 4.25 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Uraian untuk Teks Ekposisi
No
Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran
Keterangan Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.55 Soal
diterima 0.55
Sedang Soal layak
2 0.55 Soal
diterima 0.55
Sedang Soal layak
3 0.52 Soal
Diterima
0.52 Sedang
Soal layak
4 0.55 Soal
diterima 0.55
Sedang Soal layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian untuk teks
eksposisi KD 3.2 menunjukkan 4 butir soal tergolong sedang (100%). Peneliti akan
melakukan revisi untuk beberapa soal yang tergolong mudah dan sulit menjadi soal
yang lebih bervariasi dan dapat mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal uraian menunjukkan bahwa soal yang
dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai dengan
peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa soal
yang tergolong diterima berjumlah 4 (100%). Peneliti telah melakukan revisi
terhadap soal yang memerlukan perbaikan sehingga mampu membedakan peserta
didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai.
Tabel 4.26 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Uraian untuk Teks Cerita Pendek
No
Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran
Keterangan Koefisien Keterangan
Koefisie
n
Keteranga
n
1 0.33 Soal diterima dan
diperbaiki 0.52
Sedang Soal layak
0.5
Soal diterima 0.55
Sedang
2 0.33 Soal diterima dan
diperbaiki 0.52
Sedang Soal layak
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian untuk teks
cerita pendek KD 3.2 menunjukkan 3 butir soal tergolong sedang (100%).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Hasil perhitungan daya beda pada soal uraian menunjukkan bahwa soal yang
dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai dengan
peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa soal
yang tergolong diterima berjumlah 1 (33.3%), soal yang tergolong diterima dan
direvisi berjumlah 2 (66.6%). Peneliti telah melakukan revisi terhadap soal yang
memerlukan perbaikan sehingga mampu membedakan peserta didik yang pandai dan
peserta didik yang kurang pandai.
4.5.2.2.2 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Tes Uraian KD 3.3
Tabel 4.27 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Uraian untuk Teks hasil observasi KD 3.3
No Butir soal Daya Beda Tingkat Kesukaran
Keterangan Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.5 Soal
diterima 0.41
Sedang Soal layak
2 0.33
Soal
diterima dan
direvisi
0.417 Sedang
Soal layak dan
direvisi
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian untuk teks hasil
observasi KD 3.3 menunjukkan 2 butir soal tergolong sedang(100%). Peneliti akan
melakukan revisi untuk beberapa soal menjadi soal yang lebih bervariasi dan dapat
mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal uraian menunjukkan bahwa soal yang
dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa soal
yang tergolong diterima berjumlah 1 (50%) dan soal yang tergolong diterima dan
direvisi berjumlah 1 (50%). Peneliti telah melakukan revisi terhadap soal yang
memerlukan perbaikan sehingga mampu membedakan peserta didik yang pandai dan
peserta didik yang kurang pandai.
Tabel 4.28 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Uraian untuk Teks Tanggapan Deskriptif KD 3.3
No
Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran
Keterangan Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.5
Soal diterima 0.41
Sedang Soal layak
2 0.33 Soal diterima
dan direvisi 0.5
Sedang
Soal layak
dan direvisi
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian untuk teks
tanggapan deskriptif KD 3.3 menunjukkan 2 butir soal tergolong sedang(100.
Peneliti akan melakukan revisi menjadi soal yang lebih bervariasi dan dapat
mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal uraian menunjukkan bahwa soal yang
dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai dengan
peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa soal
yang tergolong diterima berjumlah 1 (50%), soal yang tergolong diterima dan
direvisi berjumlah 1 (50%). Peneliti telah melakukan revisi terhadap soal yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
memerlukan perbaikan sehingga mampu membedakan peserta didik yang pandai dan
peserta didik yang kurang pandai.
Tabel 4.29 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Uraian untuk Teks Eksposisi KD 3.3
No
Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran
Keterangan Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.5 Soal
diterima 0.25
Sukar Soal layak dan
direvisi
2 0.6 Soal
diterima 0.31 Sedang
Soal layak dan
direvisi
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian untuk teks
eksposisi KD 3.3 menunjukkan 1 butir soal tergolong sedang(50%), dan 1 soal
tergolong sulit (50%). Peneliti akan melakukan revisi untuk beberapa soal yang
tergolong mudah dan sulit menjadi soal yang lebih bervariasi dan dapat mengukur
tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal uraian menunjukkan bahwa soal yang
dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai dengan
peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa soal
yang tergolong diterima berjumlah 2 (100%). Peneliti telah melakukan revisi
terhadap soal yang memerlukan perbaikan sehingga mampu membedakan peserta
didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Tabel 4.30 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Uraian untuk Teks Eksplanasi KD 3.3
No Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran Keterangan
Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.33 Soal
diterima
0.45 Sukar Soal layak
2 0.33 Soal
diterima 0.5
Sedang Soal layak
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian untuk teks
eksplanasi KD 3.3 menunjukkan 1 butir soal tergolong sedang (50%) dan 1 soal
tergolong sulit (50%). Peneliti akan melakukan revisi untuk beberapa soal yang
tergolong mudah dan sulit menjadi soal yang lebih bervariasi dan dapat mengukur
tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal uraian menunjukkan bahwa soal yang
dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai dengan
peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa soal
yang tergolong diterima berjumlah 2 (100%). Peneliti telah melakukan revisi
terhadap soal yang memerlukan perbaikan sehingga mampu membedakan peserta
didik yang pandai dan peserta didik yang kurang pandai.
Tabel 4.31 Tingkat Kesukaran dan Daya Pembeda Pembelajaran Membaca Tes
Uraian untuk Teks Cerita Pendek KD 3.3
No Butir
soal
Daya Beda Tingkat Kesukaran Keterangan
Koefisien Keterangan Koefisien Keterangan
1 0.33
Soal diterima 0.45
Sedang Soal layak
2 0.33
Soal diterima 0.47
Sedang Soal layak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Perolehan hasil perhitungan tingkat kesukaran butir soal uraian untuk teks cerita
pendek KD 3.3 menunjukkan 2 butir soal tergolong sedang (100%). Peneliti akan
melakukan revisi untuk beberapa soal yang tergolong mudah dan sulit menjadi soal
yang lebih bervariasi dan dapat mengukur tingkat pemahaman peserta didik.
Hasil perhitungan daya beda pada soal uraian menunjukkan bahwa soal yang
dihasilkan peneliti cukup bisa membedakan antara peserta didik yang pandai dengan
peserta didik yang kurang pandai. Hasil perhitungannya membuktikan bahwa soal
yang tergolong diterima berjumlah 2 (100%).
4.7 Revisi Produk Pengembangan.
Produk pengembangan insstumen penilaian pembelajaran membaca siswa kelas
VII SMP Negeri 15 Yogyakarta perlu direvisi karena masih terdapat banyak
kekurangan. Revisi terhadap produk pengembangan instrumen penilaian dilakukan
sebanyak tiga kali. Kegiatan revisi dilakukan untuk menyempurnakan produk yang
telah dihasilkan sehingga menjadi produk yang layak untuk digunakan.
Revisi pertama, berdasarkan penilaian dan masukan dari dosen pembimbing.
Penilaian dan masukan dari dosen pembimbing terhadap produk instrumen penilaian
pelajaran membaca, yaitu kisi-kisi yang dihasilkan harus mencerminkan keterkaitan
antarketerampilan (membaca, menyimak, berbicara, dan sikap sosial dan spiritual)
dan harus disertakan tingkat atau jenjang berpikir siswa (taksonomi Bloom). Kaimat
perintah untuk mengerjakan soal harus diperbaiki. Struktur kalimat harus mudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
dipahami siswa dan tidak menimbulkan perbedaan pemahaman antara siswa yang
satu dengan yang lain. Bentuk tes yang digunakan harus bervariasi, bukan hanya tes
pilihan ganda saja melainkan juga tes uraian dan unjuk kerja, sesuai dengan
kompetensi dasar. Masukan dari dosen pembimbing dijaikan acuan oleh peneliti
untuk merevisi produk instrumen penilan pembelajaran membaca menjadi produk
yang lebih baik.
Revisi kedua, berdasarkan hasil validasi dosen ahli penilaian, dosen ahli
pengajaran bahasa, dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia. Penilaian dari dosen
dan guru untuk perbaikan produk, yaitu (1) indikator soal hendaknya ditulis pada
setiap lembar soal, (2) kata “jelaskan” pada soal pilihan ganda harus dihilangkan, (3)
Penggunaan EYD dan struktur kalimat harus lebih diperhatikan, (4) penggunaan kata
kerja operasional harus lebih diperhatikan lagi.
Revisi ketiga berdasarkan uji coba produk yang dilakukan terhadap siswa kelas
VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Produk yang digunakan untuk uji coba terlebih
dahulu direvisi berdasarkan hasil validasi oleh dosen ahli dan guru mata pelajaran
bahasa Indonesia. Perhitungan Reliabilitas, indeks daya beda, dan tingkat kesukaran,
menjadi acuan peneliti untuk merevisi atau melakukan perbaikan agar produk yang
dihasilkan lebih baik lagi. Hasil revisi produk yang dilakukan adalah pada soal-soal
pilihan ganda untuk setiap teks, peneliti hanya mengambil 10 soal terbaik dari 20 soal
yang telah diujicobakan untuk dicantumkan pada produk akhir instrumen penilaian
kompetensi membaca siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
4.8 Pembahasan Hasil
Pada pembahasan ini disajikan kajian tentang produk pengembangan yang telah
direvisi, meliputi kesesuaian produk yang dihasilkan dengan tujuan pengembangan
dan kelebihan serta kekurangan produk hasil pengembangan.
4.7.1 Kesesuaian Produk yang Dihasilkan dengan Tujuan Pengembangan
Tujuan penelitian pengembangan ini adalah membuat instrumen penilaian
kompetensi membaca siswa kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta berdasarkan
kurikulum 2013. Instrumen penilaian yang dihasilkan berupa beberapa komponen
penting seperti kisi-kisi soal, soal, kunci jawaban, Rubrik Penilaian dan pedoman
penskoran. Instrumen penilaian ini dapat membantu guru dalam melaksanakan
penilaian kompetensi membaca peserta didik kelas VII. Kelayakan instrumen
penilaian kompetensi membaca peserta didik kelas VII ini telah divalidasi oleh Bapak
Dr. Sebastianus Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si., sebagai dosen ahli penilaian ,
Bapak Apri Damai Sagita Krissansi, S.S., M.Pd., sebagai dosen ahli pengajaran
bahasa, dan Ibu Retno Handayani S.Pd. sebagai guru mata pelajaran Bahasa
Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Berdasarkan hasil validasi tersebut,
instrumen penilaian dinyatakan layak dengan beberapa revisi. Instrumen ini dapat
digunakan sebagai alat evaluasi untuk mengukur kompetensi membaca siswa kelas
VII yang ditinjau berdasarkan kesesuaiannya terhadap aspek substansi, aspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
konstruksi, dan aspek bahasa yang digunakan dalam intrumen penilaian kompetensi
membaca siswa kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta tersebut.
Uji coba produk dilakukan pada guru mata pelajaran Bahasa Indonesia dan
peserta didik kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta. Hasil uji reliabilitas dilakukan
menggunakan SPSS 23 dengan Alpha Chronbach menunjukkan koefisien reliabilitas
produk berkisar antara 0.700 sampai 0.900 untuk setiap jenis tes. Ini berarti
instrumen penilaian yang disusun memiliki tingkat kepercayaan yang baik. Untuk
jenis tes yang belum reliabel, maka akan dilakukan perbaikan baik dari aspek
distraktor untuk soal pilihan ganda, dan memperbaiki petunjuk soal untuk soal uraian.
Berdasarkan hasil evaluasi, hasil uji, dan revisi yang telah dilakukan, maka tujuan
pengembangan ini yaitu mengembangkan instrumen penilaian kompetensi membaca
siswa kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta telah tercaoai dan dapat digunakan
sebagai instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII di SMP Negeri 15
Yogyakarta. Hal ini juga dmengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Nila
Maulana, Imam Agus Basuki, dan Bustanul Arifin dalam jurnal yang berjudul
“Pengembangan Instrumen Penilaian Pembelajaran Membaca Kelas VII SMP”
Universitas Negeri Malang (2012) dimana pada penelitian tersebut telah dihasilkan
produk instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
4.7.2 Kelebihan dan Kekurangan Produk Hasil Pengembangan.
Produk hasil pengembangn ini memiliki beberapa kelebihan dan kelemahan.
Kelebihan dari instrumen ini adalah kualitas soal-soal pada setiap jenis tes yang dapat
mengukur kompetensi membaca siswa kelas VII. Selain itu, produk pengembangan
ini dapat membantu guru dalam melaksanakan penilaian kompetensi membaca siswa
kelas VII. Kekurangan dari produk ini adalah produk ini dibuat berdasarkan analisis
kebutuhan guru Bahasa Indonesia di SMP Negeri 15 Yogyakarta. Jadi untuk
penerapannya di sekolah lain masih perlu penyesuaiannya dengan kebutuhan guru
Bahasa Inonesia di sekolah tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
BAB V
PENUTUP
Bab ini memaparkan mengenai: (1) Kesimpulan, (2) implikasi, dan (3) saran, yaitu
saran untuk keperluan pemanfaatan produk dan saran untuk keperluan penelitian
lebih lanjut.
5.1 Simpulan
Produk yang dihasilkan dari penelitian yang berjudul Pengembangan Instrumen
Penilaian Kompetensi Membaca pada Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk Siswa
Kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta berupa seperangkat instrumen penilaian
kompetensi membaca siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta pada pembelajaran
Bahasa Indonesia berupa kisi-kisi soal, soal, kunci jawaban, pedoman penskoran dan
rubrik penilaian. Berikut ini akan dibahas tentang kesimpulan yang dihasilkan dari
penelitian pengembangan instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII
SMP Negeri 15 Yogyakarta, sesuai dengan jenis tes yang digunakan.
5.1.1 Instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII dengan Tes
pilihan ganda
Produk yang telah dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini telah direvisi
berdasarkan: (1) valisasi isi (konstruksi) yang divalidasi oleh Bapak Dr. Sebastianus
Widanarto Prijowutanto, S.Pd.,M.Si., sebagai dosen ahli penilaian , (2) Validasi isi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
(materi dan bahasa) yang divalidasi oleh Bapak Apri Damai Sagita Krissansi, S.S.,
M.Pd., sebagai dosen ahli pengajaran bahasa, (3) Validasi isi (materi, konstruksi dan
bahasa) yang divalidasi oleh Ibu Retno Handayani, S.Pd., sebagai guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta, (4) Validasi isi oleh siswa
kelas VII SMP N 15 Yogyakarta dan (5) uji coba produk yang dilakukan pada siswa
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Hasil penilaian yang diperoleh dari dosen ahli penilaian, dosen ahli pengajaran
bahasa, dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia berupa skor penilaian, komentar,
dan saran. Produk pengembangan yang dinilai sudah memiliki kualitas baik, namun
ketiga validator tersebut memberikan komentar dan saran untuk memperbaiki produk.
Komentar yang diberikan oleh para validator yaitu (1) indikator soal hendaknya
ditulis pada setiap lembar soal, (2) kata “jelaskan” pada soal pilihan ganda harus
dihilangkan, (3) Penggunaan EYD dan struktur kalimat harus lebih diperhatikan, (4)
penggunaan kata kerja operasional harus lebih diperhatikan lagi.
Setelah melalui proses validasi, produk kemudian direvisi sesuai dengan masukan
dari vaidator, kemudian diujicobakan pada guru dan siswa kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta. Hasil uji coba produk tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran setiap soal yang diujicobakan. Setelah melakukan
analisis, peneliti melakukan revisi atau perbaikan terhadap soal-soal yang belum
memenuhi kriteria kelayakan sesuai dengan koefisien Alpha Cronbach.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Alpha Cronbach menggunakan SPSS 23.0 menunjukkan bahwa jenis tes pilihan
ganda reliabel untuk teks tanggapan deskriptif (0.803), teks Eksposisi (0.737), teks
cerita pendek (0.833) dan tidak reliabel untuk teks hasil observasi (0.638) dan teks
eksplanasi (0.699).
Hasil Perhitungan ITK IDB dari 100 butir soal piliha ganda adalah sebagai
berikut: (1) Perhitungan IDB menunjukkan bahwa 54 soal layak, 15 soal ditolak dan
31 soal dinyatakan layak dengan revisi; (2) Perhitungan ITK menunjukkan bahwa 69
soal dinyatakan sedang, 3 soal dinyatakan sukar dan 28 soal dinyatakan mudah. Dari
hasil perhitungan tersebut, maka peneliti melakukan revisi. Revisi dilakukan dengan
menggugurkan soal-soal yang dianggap tidak memenuhi kriteria IDB atau ITK,
sehingga diperoleh 50 soal tes pilihan ganda yang dianggap layak.
5.1.2 Instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII dengan Tes
Uraian
Produk yang telah dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini telah direvisi
berdasarkan: (1) valisasi isi (konstruksi) yang divalidasi oleh Bapak Dr. Sebastianus
Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si., sebagai dosen ahli penilaian , (2) Validasi isi
(materi dan bahasa) yang divalidasi oleh Bapak Apri Damai Sagita Krissansi, S.S.,
M.Pd., sebagai dosen ahli pengajaran bahasa, (3) Validasi isi (materi, konstruksi dan
bahasa) yang divalidasi oleh Ibu Retno Handayani S.Pd., sebagai guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta, (4) Validasi isi oleh siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
kelas VII SMP N 15 Yogyakarta dan (5) uji coba produk yang dilakukan pada siswa
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Hasil penilaian yang diperoleh dari dosen ahli penilaian, dosen ahli pengajaran
bahasa, dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia berupa skor penilaian, komentar,
dan saran. Produk pengembangan yang dinilai mendapatkan komentar dan saran dari
validator untuk memperbaiki produk. Komentar yang diberikan oleh para validator
yaitu (1) indikator soal hendaknya ditulis pada setiap lembar soal, (2) kata “jelaskan”
pada soal pilihan ganda harus dihilangkan, (3) Penggunaan EYD dan struktur kalimat
harus lebih diperhatikan, (4) penggunaan kata kerja operasional harus lebih
diperhatikan lagi.
Setelah melalui proses validasi, produk kemudian direvisi sesuai dengan masukan
dari vaidator, kemudian diujicobakan pada guru dan siswa kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta. Hasil uji coba produk tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran setiap soal yang diujicobakan. Setelah melakukan
analisis, peneliti melakukan revisi atau perbaikan terhadap soal-soal yang belum
memenuhi kriteria kelayakan sesuai dengan koefisien Alpha Cronbach.
Hasil perhitungan menunjukkan jenis tes uraian pada KD 3.2 reliabel untuk teks
hasil observasi (0.781) and teks cerita pendek (0.832) dan tidak reliabel untuk teks
tanggapan deskriptif (0.576), teks eksplanasi (0.539), dan teks eksposisi (0.525).
Hasil perhitungan menunjukkan jenis tes uraian pada KD 3.3 reliable untuk teks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
hasil observasi (0.818), teks tanggapan deskriptif (0.780), teks eksposisi (0.905), dan
teks eksplanasi (0.828), dan tidak reliabel untuk teks cerita pendek (0.500).
Hasil Perhitungan ITK IDB dari 28 butir soal tes uraian menunjukkan hasil
sebagai berikut: (1) perhitungan IDB menunjukkan bahwa 18 soal diterima, dan 10
soal diterima dan direvisi; (2) perhitungan ITK menunjukkan bahwa 14 soal layak
dan 14 soal lainnya layak namun perlu diperbaiki dari aspek rumusan pernyataan,
petunjuk pengerjaan soal, atau kunci jawaban.
5.1.3 Instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII dengan Tes
Uraian
Produk yang telah dihasilkan melalui penelitian pengembangan ini telah direvisi
berdasarkan: (1) validasi isi (konstruksi) yang divalidasi oleh Bapak Dr. Sebastianus
Widanarto Prijowutanto, S.Pd., M.Si., sebagai dosen ahli penilaian , (2) Validasi isi
(materi dan bahasa) yang divalidasi oleh Bapak Apri Damai Sagita Krissansi, S.S.,
M.Pd., sebagai dosen ahli pengajaran bahasa, (3) Validasi isi (materi, konstruksi dan
bahasa) yang divalidasi oleh Ibu Retno Handayani S.Pd., sebagai guru mata pelajaran
Bahasa Indonesia kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta, (4) Validasi isi oleh siswa
kelas VII SMP N 15 Yogyakarta dan (5) uji coba produk yang dilakukan pada siswa
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Hasil penilaian yang diperoleh dari dosen ahli penilaian, dosen ahli pengajaran
bahasa, dan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia berupa skor penilaian, komentar,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
dan saran. Produk pengembangan yang dinilai sudah memiliki kualitas baik, namun
ketiga validator tersebut memberikan komentar dan saran untuk memperbaiki produk.
Komentar yang diberikan oleh para validator yaitu (1) indikator soal hendaknya
ditulis pada setiap lembar soal, (2) kata “jelaskan” pada soal pilihan ganda harus
dihilangkan, (3) Penggunaan EYD dan struktur kalimat harus lebih diperhatikan, (4)
penggunaan kata kerja operasional harus lebih diperhatikan lagi.
Setelah melalui proses validasi, produk kemudian direvisi sesuai dengan masukan
dari vaidator, kemudian diujicobakan pada guru dan siswa kelas VII SMP Negeri 15
Yogyakarta. Hasil uji coba produk tersebut kemudian dianalisis untuk mengetahui
daya beda dan tingkat kesukaran setiap soal yang diujicobakan. Setelah melakukan
analisis, peneliti melakukan revisi atau perbaikan terhadap soal-soal yang belum
memenuhi kriteria kelayakan sesuai dengan koefisien Alpha Cronbach.
Hasil perhitungan reliabilitas menggunakanan SPPS versi 23 dengan koefisien
Alpha Cronbach menunjukkan tes unjuk kerja pada KD 4.1 reliabel. Pemerolehan
nilai reabilitas tes unjuk kerja untuk teks hasil observasi (0.970), teks cerita pendek
(0.880), teks tanggapan deskriptif (0.998), teks eksplanasi (0.889), dan teks eksposisi
(0.889).
Hasil penilaian tes unjuk kerja menunjukkan bahwa rubrik penilaian untuk tes
unjuk kerja layak untuk diterapkan atau dipakai. Hasil penilaian oleh tiga orang
penilai tidak berbeda jauh dengan selisih satu poin, maka dapat disimpulkan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
rubrik penilaian unjuk kerja tersebut sudah dapat mengukur kompetensi membaca
siswa kelas VII.
Dari hasil penilaian oleh validator, uji coba produk dan revisi, akhirnya produk
instrumen penilaian yang terdiri dari kisi-kisi, butir soal, kunci jawaban, paduan
penskoran dan rubrik penilaian yang dibuat oleh peneliti layak digunakan untuk
menilai kompetensi dasar membaca siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakartaa.
5.2 Implikasi
Pengembangan instrumen penilaian kompetensi membaca siswa kelas VII SMP
Negeri 15 Yogyakarta dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran Bahasa Indonesia,
karena pengembangan dilakukan berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru mata
pelajaran Bahasa Indonesia kelas VII di SMP Negeri 15 Yogyakarta.
Jika instrumen penilaian ini akan digunakan di lembaga atau sekolah lain, maka
penggunaan instrumen harus memperhatikan beberapa hal berikut.
1. Pengguna harus memperhatikan kesesuaian instrumen penilaian kompetensi
membaca siswa kelas VII dengan tujuan pembelajaran yang akan dipelajari.
2. Pengguna harus memastikan kesesuaian instrumen penilaian dengan tingkatan
berpikir pembelajar.
3. Pengguna harus memastikan kesesuaian instrumen pembelajaran dengan jenis tes
dan atau ranah kognitif yang diukur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
4. Pengguna harus memperhatikan metode penilaian yang akan diterapkan di lembaga
atau sekolah.
5.3 Saran-saran
Saran-saran dalam pengembangan produk ini diarahkan pada dua hal, yaitu:
1) Saran untuk keperluan pemanfaatan produk
Dalam pemanfaatan produk instrumen penilaian kompetensi membaca
siswa kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta yang dikembangkan oleh peneliti,
guru bahasa Indonesia kelas VII masih dapat menyesuaikan dengan situasi
atau keadaan pembelajaran di dalam kelas, khususnya dalam penyusunan
instrumen penilaian.
2) Saran untuk keperluan pengembangan instrumen penilaian lebih lanjut
Produk pengembangan instrumen penilaian kompetensi membaca siswa
kelas VII SMP Negeri 15 Yogyakarta dapat dimanfaatkan untuk membantu
kegiatan pembelajaran. Peneliti menganjurkan kepada pihak sekolah untuk
menggunakan produk yang dihasilkan. Hasil penelitian ini masih sangat
banyak kekurangannya. Peneliti memberikan beberapa saran yaitu, (1)
Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian pengembangan pada
jenjang yang lebih tinggi, (2) peneliti selanjutnya mampu mengembangkan
produk instrumen penilaian dengan menggunakan uji validitas atau reabilitas
selain Alpha Cronbach.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
DAFTAR PUSTAKA
Alderson Charles.2000.Assessing reading. New York: Cambridge University
Arikunto, suharsimi. 2006. Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta.
_________2010.Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
_________2011.Prosedur Penilaian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka
Cipta.
Basuki, dkk. 2014. Penilaian Pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.
Depdikbud. 2014. Rubrik Penilaian Kompetensi Peserta Didik Sekolah
Menengah Pertama.Jakarta: Depdikbud.
Djiwandono, Soenardi. 2008. Tes Bahasa Pegangan Bagi Pengajar Bahasa.
Jakarta: PT Indeks.
Firda Fauziah, Muhardjito, dan Asim. 2012. Pengembangan Instrumen Penilaian
Berbasis Reading Comprehension Materi Energi untuk Mendiagnosis
Kompetensi Berpikir Kritis Siswa SM. Universitas Negeri Malang.
Hamalik, Oemar. 2007. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Kemendikbud. 2014. Permen No. 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Jakarta:
Kemendikbud.
Kemendikbud. 2014. Permen No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Kemendikbud.
Kemendikbud. 2014. Permen No. 105 Tahun 2014 tentang Pendampingan
Pelaksanaan Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
Kunandar. 2014. Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kusaeri, Suprananto. 2014. Pengukuran dan Penilaian Pendidikan. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
Majid, Abdul. 2014. Penilaian Autentik Proses dan Hasil Belajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Miller, David, dkk. 2009. Measurement and Assessment in Teaching. New Jersey
Columbus: Pearson.
Nila Maulana, Imam Agus Basuki, dan Bustanul Arifin. 2012.Pengembangan
Instrumen Penilaian Pembelajaran Membaca Kelas VII
SMP.Universitas Negeri Malang.
Nitko, Anthony J. 2011. Educational Assessment Of Students. New York:
Pearson.
Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis
Kompetensi. Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.
Romli, Asep Syamsul. 2009. Jurnalistik Praktis. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Sudjana, Nana. 1990. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
________. 2014. 2010. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sukmandinata, N.S. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Sunarti, Dkk. 2014.Penilaian Dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Andi.
Susilo, Muhammad Joko. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan;
Manajemen Pelaksanaan dan Kesiapan Sekolah Menyongsongnya.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Tegeh, dkk. 2014. Metode Penelitian Pengembangan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Uno, Dkk. 2012.Assessment Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.
Urquhart Sandy dan Cyril Weir.10998. Reading In A Second Language: Process,
Product and Practice. Longman: Newyork.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Wallace Catherine. 2003. Reading. New York: Oxford University Press.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI