penilaian kinerja dengan metode 360 derajat
Post on 30-Nov-2015
1.452 views
Embed Size (px)
DESCRIPTION
Tulisan ini mengulas mengenai penilaian kinerja dengan menggunakan Metode 360 Derajat. Pembahasan meliputi: 1) Pengertian; 2) Arah dan Tujuan Metode Umpan Balik 360 Derajat; 3) Kekurangan dan Kelebihan Metode Umpan Balik 360 derajat dan 4) Implementasi Metode Umpan Balik 360 Derajat.TRANSCRIPT
2013
By: Hasan Ali, S.Mn., M.MCompiled from several sources. Your feedbackare appreciated
Jakarta, May 2013
Penilaian Kinerja Pegawai denganMetode 360 Degrees Feedback
By: Hasan Ali, S.Mn., M.M
Compiled from several sources. Your feedback areappreciated
Jakarta, May 2013
DAFTAR ISI
1. Pengantar ............................................................................................. 1
2. Penilaian Kinerja dengan Metode Umpan Balik 360 Derajat ................... 3
2.1 Pengertian ...................................................................................... 3
2.2 Arah dan Tujuan Metode Umpan Balik 360 Derajat........................ 7
2.3 Kekurangan dan Kelebihan Metode Umpan Balik 3600 ................. 9
2.4 Implementasi Metode Umpan Balik 360 Derajat ............................. 13
2.4.1 Apa yang Boleh dan Tidak Boleh Diukur.............................. 13
2.4.2 Faktor-faktor yang Harus Diperhatikan ................................ 14
2.4.3 Persyaratan Pra Implementasi Program 3600 ..................... 15
2.4.4 Faktor-faktor yang Menyebabkan Kegagalan ...................... 16
2.4.5 Tahapan dalam Implementasi Metode Umpan Balik
360 Derajat .......................................................................... 18
2.5 Kesimpulan ..................................................................................... 22
Daftar Pustaka ................................................................................................. 25
1. Pengantar
Manusia merupakan faktor penentu dalam segala aspek kehidupan di dunia ini. Ia
merupakan faktor penggerak utama dalam pembangunan (prime mover) namun
juga merupakan aktor utama terjadinya kerusakan di bumi ini (Pasaribu 2011,
hlm. 4)1.
Dalam sebuah organisasi peran sentral manusia sangat menentukan gerak
langkah organisasi. Jika individu dalam organisasi memiliki kompetensi dan
motivasi kerja yang tinggi maka bisa dipastikan organisasi tersebut akan
mencapai kinerja yang tinggi karena pada hakikatnya organisasi merupakan
wadah dari sekumpulan orang yang secara bersama-sama mencapai tujuan.
Namun agar sumber daya manusia yang menggerakkan organisasi tersebut
dapat mencapai kinerja yang diinginkan maka perlu dilakukan langkah-langkah
strategis.
Pegawai yang termotivasi dengan baik akan dapat meningkatkan efisiensi,
efektivitas dan produktivitas sehingga semua tujuan-tujuan yang telah ditetapkan
oleh pihak manajemen akan dapat tercapai. Jika pegawai termotivasi dengan baik
maka hal tersebut akan meningkatkan kinerja individu yang pada gilirannya akan
meningkatkan kinerja organisasi. Forsyth (2006, hlm. 4) memformulasikan kinerja
sebagai gabungan dari kemampuan, pengetahuan serta motivasi atau dapat
dituliskan sebagai berikut:
Performance = (ability + knowledge) x motivational feeling
1 Pasaribu, Bomer, Prof., Dr., 2011, Daya Saing SDM Indonesia Era Globalisasi & PembangunanEkonomi, materi kuliah, Jakarta: Universitas Tama Jagakarsa;
|| 360 Degrees Feedback, || 2
Berdasarkan rumusan yang dikemukakan di atas, juga dapat diketahui bahwa
untuk mencapai kinerja (performance) terdapat dua faktor utama yaitu: 1)
kompetensi (ability + knowledge) dan motivasi. Salah satu langkah yang
ditempuh perusahaan atau organisasi untuk mengetahui kinerja pegawainya
adalah dengan melakukan penilaian kinerja (performance assessment).
Menurut Wood et.al. (2001, hlm. 114)2 kinerja adalah suatu pengukuran ringkas
dari kuantitas dan kualitas kontribusi tugas-tugas yang dilakukan oleh individu
atau kelompok untuk unit kerja atau organisasi.
Sementara itu, Burtonshaw-Gunn & Salameh (2009, hlm. 56)3 menjelaskan
bahwa pada dasarnya manusia merupakan aset yang sangat berharga bagi
perusahaan dan sangat menentukan dalam pencapaian-pencapaian tujuan-tujuan
perusahaan. Oleh karena itu, maka setiap perusahaan atau organisasi yang ingin
meningkatkan kinerja pegawainya hendaknya fokus pada 4 (Empat) hal yang
masing-masing memiliki keterkaitan yaitu:
a. kompetensi (competencies): yaitu bagaimana seorang pegawai melaksanakan
tugas-tugasnya;
b. sikap atau perilaku (attitude): yaitu bagaimana seorang pegawai
mempersiapkan diri untuk melaksanakan pekerjaannya;
c. keterampilan (skill): yaitu hal-hal yang berkaitan dengan apa yang bisa
dilakukan oleh seorang pegawai;
d. pengetahuan (knowledge): hal-hal yang berkaitan dengan apa yang mereka
ketahui.
Keempat hal tersebut diatas memiliki keterkaitan erat dengan kemampuan
seseorang melaksanakan sesuatu atau kinerja yang bisa diberikan oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya. Semakna dengan kesimpulan
2 Wood, Jack, Joseph Wallace, Rachid M. Zeffane, Schmerhorn, Hunt and Osborn, 2001, OrganizationalBehaviour: A Global Perspective, John Wiley & Son Autralia, Ltd.;
3 Burtonshaw-Gunn, Simon A and Salameh, Malik G, 2009, Essential tools for organizationalperformance: tools, models andapproaches for managers and consultants, United Kingdom: John Wiley& Sons, Ltd;
|| 360 Degrees Feedback, || 3
tersebut di atas, Payaman J. Simanjuntak (2011, hlm. 1)4 mengatakan bahwa
kinerja pada dasarnya adalah tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas
tertentu. Dan untuk dapat melaksanakan suatu tugas dengan sukses maka
keempat komponen sebagaimana diuraikan oleh Burtonshaw-Gunn&Salameh
seharusnya menjadi fokus perusahaan dalam perencanaan peningkatan kinerja
pegawainya.
2. Penilaian Kinerja dengan Metode Umpan Balik 360 Derajat2.1 PengertianSecara umum, metode umpan balik 360 derajat dapat didefinisikan sebagai
metode penilaian kinerja yang dilakukan oleh banyak pihak sehingga hasil yang
diperoleh diharapkan lebih jujur, adil dan tepat sasaran. Dengan menggunakan
metode kinerja seorang pegawai dinilai berdasarkan umpan balik dari setiap
orang yang memiliki hubungan kerja dengannya atasan, rekan kerja, mitra,
anak buah, pelanggan. Pendek kata, metode ini mencoba mengumpulkan
masukan dari berbagai narasumber di lingkungan kerja pegawai5. Berdasarkan
umpan balik yang diberikan oleh banyak pihak (yang memiliki keterkaitan
langsung dengan si pegawai tersebut) maka si pegawai akan memperoleh
informasi mengenai:
a. hal-hal dimana si pegawai memiliki kinerja yang sangat baik;
b. hal-hal yang masih memerlukan peningkatan atau perbaikan agar menjadi
lebih baik.
Menurut Linman6, metode 360 derajat adalah metode umpan balik 360 derajat
adalah metode evaluasi yang menggabungkan umpan balik dari para pegawai itu
sendiri, rekan kerjanya, atasan langsung, para bawahannya dan pelanggan. Hasil
yang diperoleh dari survei yang bersifat rahasia ini selanjutnya ditabulasikan dan
dibagikan kepada pegawai yang dinilai, biasanya oleh seorang manajer.
4 Simanjuntak, Payaman J., Prof,. Dr., 2011, Manajemen dan Evaluasi Kinerja, Edisi 3, Jakarta: LembagaPenerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia;
5 Adryanto, Michael, 2011, Mengenali Metode Penilaian 360 Derajat, diakses: 22 Mei 2013,http://michaeladryanto.wordpress.com/2011/11/09/mengenali-metode-penilaian-360-derajat/
|| 360 Degrees Feedback, || 4
Interpretasi hasil yang diperoleh, tema dan tren-nya selanjutnya didiskusikan
sebagai bagian dari umpan balik.
Adapun menurut BusinessDictionary.com7 metode umpan balik 360 derajat
adalah data penilaian kinerja yang dikumpulkan dari sekitar seorang pegawai
baik itu rekan kerja, bawahan, atasan dan jika memang diperlukan, pelanggan
yang berinteraksi dengan pegawai tersebut.
Tujuan utamanya adalah untuk menilai mengenai kebutuhan pelatihan dan
pengembangan dan mempersiapkan informasi yang berkaitan dengan
kompetensi untuk perencanaan suksesi dan bukan promosi ataupun peningkatan
gaji. Metode ini disebut juga multi-rater assessment, multi-source assessment,
multi-source feedback.
Pada metode ini penilian dilakukan oleh beberapa elemen sebagai berikut:
a. Rekan sekerja (peers), yaitu rekan sekerja dari pegawai yang akan dinilai
yang mengetahui secara langsung si pegawai;
b. Atasan langsung / Penyelia (supervisor/superior), yaitu atasan langsung yang
mengawasi pekerjaan atau kinerja pegawai yang bersangkutan;
c. Bawahan (sub-ordinates), yaitu bawahan yang berada di bawah kendali
pegawai yang dinilai;
d. Pelanggan (customers), yaitu pelanggan yang berhubungan langsung dalam
proses bisnis dengan si pegawai (jika diperlukan);
e. Pemasok (suppliers), yaitu pemasok yang berhubungan langsung dalam
proses bisnis dengan si pegawai (jika diperlukan).
Ilustrasi dari proses penilaian dengan sistem multi-raters atau multi-sources
feedback diperlihatkan pada gambar berikut:
6 Linman, Terri, n.d., 360-degree Feedback: Weighing the Pros and Cons, journal, San Diego StateUniversity;
|| 360 Degrees Feedback, || 5
Sumber: Linman, modified
Gambar 1. Metode umpan balik 360 derajat
Sebagian ahli menambahkan pihak-pihak yang terlibat yang terdiri dari 6 pihak8
yaitu:
a. Manajemen Puncak (Top Management)
Keterlibatan manajemen puncak dalam proses ini biasanya untuk
mengevaluasi manager level menengah. Namun, dalam organisasi kecil, para
manajer puncak juga mengevaluasi kinerja manajer level bawa serta para
pegawai senior.
b. Penyelia (Immediate Superior / Supervisor)
Para penyelia yang menjadi atasan langsung pegawai merupakan