pengumuman hasil kegiatan - equalityindonesia.com penilikan phpl... · umht pulau laut sesuai...
TRANSCRIPT
PENGUMUMAN HASIL KEGIATAN
RESERTIFIKASI KINERJA PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
Nomor : 328/EQ.SHPK/VI/2018
LPPHPL PT Equality Indonesia menyampaikan hasil Resertifikasi Penilaian Kinerja
PHPL terhadap:
Apabila terdapat keluhan terkait hasil keputusan tersebut di atas, dapat
disampaikan secara tertulis dan dilengkapi data pendukung ke:
Nama LP-PHPL : PT Equality Indonesia
Alamat : Jl. Raya Sukaraja 72 Ciater, Bogor 16710
No Telp. : +62 251 7550722
Fax. : +62 251 7550724
Email : [email protected]
Website : www.equalityindonesia.com
Bogor, 07 Juni 2018
PT EQUALITY INDONESIA
Hari Seno Aji, S. Hut
Manager Subdivisi Sertifikasi Hutan
Nama Auditee : PT Inhutani II UMHT Pulau Laut
Lokasi : Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan
IUPHHK-HT : SK. 30/Menhut-II/2006
Luas : ± 48.720 Hektar
Tanggal Pelaksanaan : 03 s.d. 11 Mei 2018
Hasil Penilaian : Nilai akhir Penilaian Kinerja PHPL dinyatakan lulus,
sehingga PT Inhutani II UMHT Pulau Laut berhak
memperoleh kembali sertifikat PHPL.
Halaman 1 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
SURAT KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Nomor : 062.1/EQI-KEP.Cert/V/2018
TENTANG
PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)
PT INHUTANI II UMHT PULAU LAUT DI KABUPATEN KOTABARU PROVINSI
KALIMANTAN SELATAN SK IUPHHK-HT NOMOR : SK.30/MENHUT-II/2006
TANGGAL 13 FEBRUARI 2006 DENGAN LUAS ± 48.720 HEKTAR
DIREKTUR UTAMA PT EQUALITY INDONESIA
Menimbang:
a. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah melaporkan hasil Penilaian/Verifikasi
dalam Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) pada PT INHUTANI II
UMHT PULAU LAUT sesuai dengan Berita Acara Penyerahan Laporan Nomor : 043/EQI-
F090 tanggal 28 Mei 2018;
b. bahwa Tim Auditor PT EQUALITY Indonesia telah menyampaikan Usulan Lembar
Rekomendasi Nomor : 043/EQI-F037 tanggal 28 Mei 2018 dan Tinjauan Hasil
Pemeriksaan oleh Pengambil Keputusan Nomor : 064.5/EQI-F039 tanggal 31 Mei 2018
dan pernyataan pemeriksaan yang telah disahkan oleh Pengambil Keputusan;
c. bahwa hasil Pengambilan Keputusan Penilaian Kinerja PHPL bagi PT INHUTANI II UMHT
PULAU LAUT sebagaimana tercantum dalam Tabel Rekapitulasi Nilai Indikator
Penilaian/Verifikasi (EQI-F077) Nomor Urut : 064.5 tanggal 31 Mei 2018 menunjukkan
total nilai kinerja akhir 17 indikator PHPL berpredikat BAIK dan 5 indikator bernilai
SEDANG, tidak terdapat Verifier Dominan yang bernilai BURUK, serta pemenuhan
terhadap Standar Verifikasi Legalitas Kayu adalah MEMENUHI;
d. bahwa dengan hasil Pengambilan Keputusan sebagaimana huruf c, sesuai dengan
Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016, kepada PT INHUTANI II UMHT PULAU
LAUT telah memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi
Lestari (S-PHPL).
Mengingat:
1. Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor : 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan
Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor : 1 Tahun 2004 tentang Perubahan atas
Undang-Undang Nomor : 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan menjadi Undang-Undang;
2. Peraturan Pemerintah Nomor : 102 Tahun 2000 tentang Standardisasi Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Nomor : 6 Tahun 2007 tentang Tata Hutan dan Penyusunan
Rencana Pengelolaan Hutan, serta Pemanfaatan Hutan sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 dan Nomor: 16;
4. Peraturan Presiden Nomor : 10 Tahun 2008 tentang Penggunaan Sistem Elektronik
dalam Kerangka Indonesia National Single Window;
5. Pedoman KAN 402 – 2007 – Panduan Interpretasi untuk Butir-Butir Pedoman BSN 401-
2000: Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi Produk;
6. ISO/IEC Guide 23:1982 : Methods of Indicating Confirmity with Standards for Third-party
Certification Systems:
7. ISO/IEC 17065:2012 (SNI ISO/IEC 17065:2012) : Penilaian Kesesuaian – Persyaratan
untuk Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa.
8. ISO/IEC 19011:2011 (SNI ISO-19011-2012) : Panduan Audit Sistem Manajemen
(Guidelines for Auditing Management Systems);
Halaman 2 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
9. ISO/IEC 17021:2011 (SNI ISO/IEC 17021:2011) : Penilaian Kesesuaian Persyaratan
Lembaga Audit dan Sertifikasi Sistem Manajemen;
10. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.641/Menhut-II/2011 tentang Penetapan
Tanda V-Legal;
11. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.418/Menhut-VI/2012 tentang Sistem
Informasi Verifikasi Legalitas Kayu;
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.7/Menhut-II/2011 tentang Pelayanan Informasi
Publik di Lingkungan Kementerian Kehutanan;
13. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor : P.18/Menhut-II/2013 tanggal 18 Maret 2013
tentang Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal Sistem Informasi Legalitas Kayu
(SILK) dan Penerbitan Dokumen V-Legal;
14. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.30/Menlhk/Setjen/PHPL.3/3/2016 tanggal 1 Maret 2016 tentang Penilaian Kinerja
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dan Verifikasi Legalitas Kayu pada Pemegang Izin,
Hak Pengelolaan, atau pada Hutan Hak;
15. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.60/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.43/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan Alam;
16. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor :
P.58/MenLHK/Setjen/Kum.1/7/2016 tanggal 12 Juli 2016 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : P.42/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Penatausahaan Hasil Hutan Kayu yang Berasal dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi;
17. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 123/M-DAG/Per/12/2015 tanggal 23
Desember 2015 tentang Ketentuan Pelayanan Perijinan di Bidang Ekspor dan Impor
melalui INATRADE dalam kerangka Indonesia National Single Window;
18. Peraturan Menteri Perdagangan Nomor : 25/M-DAG/PER/4/2016 tanggal 15 April 2016
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 89/M-
DAG/PER/10/2015 tentang Ketentuan Ekspor Produk Industri Kehutanan;
19. Peraturan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan Nomor : P.5/VI-BPPHH/2013 tanggal
17 September 2013 tentang Pedoman Persetujuan Hak Akses atau Nota Kesepahaman
dalam Penyediaan dan Pelayanan Informasi Verifikasi Legalitas Kayu melalui Portal
Sistem Informasi Legalitas Kayu (SILK);
20. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.2/PHPL-
IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.17/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan
Alam;
21. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor : P.3/PHPL-
IPHH/2016 tanggal 29 Januari 2016 tentang Perubahan atas Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor P.18/PHPL-SET/2015 tentang
Pedoman Pelaksanaan Sistem Informasi Penatausahaan Hasil Hutan Kayu dari Hutan
Tanaman pada Hutan Produksi;
22. Peraturan Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari Nomor :
P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016 tentang Standar dan Pedoman
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) dan Verifikasi
Legalitas Kayu (VLK);
23. Perjanjian Kerjasama antara Komite Akreditasi Nasional (KAN) dengan Lembaga Penilai
Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) tentang Penggunaan Tanda V-Legal;
24. DPLS 13 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Penilai Pengelolaan
Hutan Produksi Lestari (LP-PHPL) dan perubahannya;
25. DPLS 14 Rev.0: Syarat dan Aturan Tambahan Akreditasi Lembaga Verifikasi Legalitas
Kayu dan perubahannya;
26. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LPPHPL-013-IDN tanggal
02 September 2014 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga
Halaman 3 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari dengan masa berlaku sampai dengan 01
September 2018;
27. Sertifikat Akreditasi Komite Akreditasi Nasional (KAN) Nomor : LVLK-006-IDN tanggal 18
Agustus 2011 yang diberikan kepada PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Verifikasi
Legalitas Kayu dengan masa berlaku sampai dengan 17 Agustus 2019;
28. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.3639/MenLHK-
PHPL/UHP/HPL.1/6/2017 tanggal 16 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga
Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (PHPL) sebagai Lembaga Penilai dan
Verifikasi Independen (LP&VI);
29. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor: SK.3386/MenLHK-
PHPL/PPHH/HPL.3/6/2017 tanggal 2 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Lembaga Penilai dan
Verifikasi Independen (LP&VI);
30. Keputusan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor : SK.3640/MenLHK-
PHPL/PPHH/HPL.3/6/2017 tanggal 16 Juni 2017 tentang Penetapan Kembali Lembaga
Verifikasi Legalitas Kayu (LVLK) PT EQUALITY Indonesia sebagai Penerbit Dokumen V-
Legal;
31. Dokumen Sistem Sertifikasi PT EQUALITY Indonesia.
Memperhatikan:
Surat Perjanjian Kerja (Kontrak) Nomor : 476/SPK/TIM-BARJAS/2018, 273/EQI-MKT/V/2018
tanggal 02 Mei 2018.
MEMUTUSKAN:
Menetapkan:
PENERBITAN ULANG SERTIFIKAT PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI LESTARI (PHPL)
PADA IZIN USAHA PEMANFAATAN HASIL HUTAN KAYU HUTAN TANAMAN (IUPHHK-HT)
PT INHUTANI II UMHT PULAU LAUT DI KABUPATEN KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN
SELATAN SK IUPHHK-HT NOMOR : SK.30/MENHUT-II/2006 TANGGAL 13 FEBRUARI
2006 DENGAN LUAS ± 48.720 HEKTAR
PERTAMA : PT INHUTANI II UMHT PULAU LAUT dinyatakan “LULUS” dan berhak
mendapatkan kembali Sertifikat Pengelolaan Hutan Produksi Lestari (S-PHPL)
dengan Nomor : 010.4/EQC-PHPL/VI/2018. Dengan Re-Sertifikasi ini maka
sertifikat PHPL Nomor : 010.3/EQC-PHPL/VI/2016 dinyatakan tidak berlaku
lagi.
KEDUA : Sertifikat mulai berlaku dari tanggal 13 Juni 2018 sampai dengan tanggal
12 Juni 2023 selama PT INHUTANI II UMHT PULAU LAUT (Pemegang
Sertifikat) tetap memenuhi persyaratan standar sesuai Perdirjen PHPL
Nomor : P.14/PHPL/SET/4/2016 tanggal 29 April 2016.
KETIGA : Sertifikat dan Logo yang diterbitkan oleh PT EQUALITY Indonesia dapat
dipergunakan oleh Pemegang Sertifikat untuk tujuan publikasi dan promosi
di media cetak, brosur ataupun iklan di televisi sebagaimana Panduan
Sistem yang ditetapkan.
KEEMPAT : PT EQUALITY Indonesia akan memberikan hak/sublisensi penggunaan Tanda
V-Legal kepada Pemegang Sertifikat melalui “Perjanjian Penggunaan Tanda
V-Legal”, mencakup kewajiban dan hak PT EQUALITY Indonesia serta
kewajiban dan hak Pemegang Sertifikat.
KELIMA : Pemegang Sertifikat harus melaporkan kepada PT EQUALITY Indonesia
apabila terjadi hal-hal yang mempengaruhi kinerja PHPL dan/atau sistem
legalitas kayu, perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan,
perubahan/pergantian struktur manajemen Pemegang Sertifikat.
Halaman 4 dari 4
Lembaga Penilai Pengelolaan Hutan Produksi Lestari LPPHPL – 013 – IDN
KEENAM : PT EQUALITY Indonesia akan melakukan penilaian/verifikasi lebih lanjut
terhadap kondisi sebagaimana Diktum KELIMA melalui Penilikan
(surveillance) atau Percepatan Penilikan (Audit Khusus).
KETUJUH : Penilikan (Surveillance) dilakukan setiap 1 (satu) tahun sekali selama masa
berlaku sertifikat dan segala biaya yang diperlukan untuk penilikan
dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai kesepakatan.
KEDELAPAN : Percepatan Penilikan (Audit Khusus) dapat dilakukan apabila diperlukan;
dengan segala biaya dibebankan kepada Pemegang Sertifikat sesuai
kesepakatan; untuk menindaklanjuti kondisi-kondisi yang berkaitan dengan:
a. Rekomendasi dari Tim Ad Hoc Penyelesaian Keluhan atau Banding terkait
keluhan dari Pemantau Independen (PI) atas kinerja Pemegang Sertifikat;
b. Informasi dari pemerintah atau pemerintah daerah yang menunjukan
bahwa Pemegang Sertifikat tidak memenuhi lagi persyaratan PHPL
sesuai standar yang berlaku;
c. Laporan dari Pemegang Sertifikat terhadap kondisi sebagaimana diktum
KELIMA;
d. Perubahan nama perusahaan dan/atau kepemilikan;
e. Pemenuhan standar kembali sebagai tindak lanjut terhadap pengaktifan
sertifikat yang dibekukan sertifikasinya.
KESEMBILAN : Sertifikat dapat dibekukan apabila Pemegang Sertifikat tidak bersedia
dilakukan penilikan sesuai jangka waktu yang ditetapkan atau terdapat
temuan ketidaksesuaian yang tidak dilakukan tindakan koreksi/perbaikan
sebagai hasil Penilikan, Audit Khusus atau hal-hal lain sebagaimana
kesepakatan yang diatur dalam Surat Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEPULUH : Sertifikat dapat dicabut apabila:
a. Pemegang Sertifikat tetap tidak bersedia dilakukan penilikan setelah 3
(tiga) bulan penetapan pembekuan sertifikat;
b. Secara hukum terbukti melakukan pelanggaran antara lain melakukan
penebangan di luar blok yang sudah ditentukan, pelanggaran Hak Azasi
Manusia (HAM), membeli dan/atau menerima dan/atau menyimpan
dan/atau mengolah dan/atau menjual kayu illegal, dan/atau
pembakaran hutan areal kerjanya;
c. Pemegang Sertifikat kehilangan haknya untuk menjalankan usahanya
atau izin usahanya dicabut (termasuk pencabutan izin yang merupakan
tindak lanjut dari tindak pidana korupsi terkait bidang perizinan);
d. Hal-hal lain sebagaimana kesepakatan yang diatur dalam Surat
Perjanjian Kerja (Kontrak).
KESEBELAS : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di: Bogor
Pada Tanggal: 31 Mei 2018
PT EQUALITY Indonesia
Ir. Agustri Warsono
Direktur Utama
Salinan Keputusan ini disampaikan kepada Yth.:
1. Direktur Utama PT INHUTANI II;
2. Direktur Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Direktur Usaha Hutan Produksi
di Jakarta;
3. Sekretaris Direktorat Jenderal Pengelolaan Hutan Produksi Lestari u.p. Kepala Bagian
Program dan Pelaporan.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 1 dari 17
(1) Identitas LPPHPL :
a. Nama Lembaga : PT EQUALITY INDONESIA
b. Nomor Akreditasi : LPPHPL- 013-IDN
c. Alamat : Jln. Raya Sukaraja No. 72. Kabupaten Bogor
d. Nomor Telepon : 0251-7550722
Nomor Fax : 0251-7550724
E-mail : [email protected]
e. Direktur : Ir. Agustri Warsono
f. Tim Audit : Ir. Slamet Mulyadi (Lead Auditor/Auditor Sosial)
Ir. Tita Murlina (Auditor Prasyarat)
Rifan Sudiyono S.Hut (Auditor Produksi/Supervisi Lead)
Ir. Irin Wedalia (Auditor Ekologi)
Agung Tofani S.Hut (Auditor VLK)
g. Tim Pengambilan Keputusan :
Ir. Agustri Warsono (Ketua Tim Pengambil Keputusan)
Amin Muchakim, S.Hut (Peninjau Bidang Prasyarat, Produksi,
& VLK)
Ir. Muchlis Hidayat (Peninjau Bidang Ekologi)
Wiyono Putro, S.Hut, M.Si (Peninjau Bidang Sosial)
(2) Identitas Auditee :
a. Nama Pemegang Izin : PT INHUTANI II UMHT PULAU LAUT
b. Nomor & Tanggal SK : SK.30/Menhut-II/2006 tanggal 13 Februari 2006
c. Luas dan Lokasi : ± 48.720 Ha di Kabupaten Kotabaru
Provinsi Kalimantan Selatan.
d. Alamat kantor :
Kantor pusat : Jl. Tebet Timur Raya No. 7 Jakarta Selatan
Kantor cabang : Desa Stagen, PO BOX No.2 Kotabaru,
Kalimantan Selatan
e. Nomor telepon/faks/E-mail : Telp. 021-8290572/8350862
Fax. 021-8352468 dan Telp.0518-23480/
Fax. 0518-23479
f. Pengurus :
Komisaris Utama : Ir. Bambang Soepijanto, MM
Komisaris : Dr. Ir. Agus Mulyono, M.Sc
Plt Direktur : Natalas Anis Harjanto
g. Nomor S-PHPL/S-LK : 010.4/EQC-PHPL/VI/2018
h. Masa berlaku S-PHPL/S-LK : 13 Juni 2018 s/d 12 Juni 2023
RESUME HASIL PENILAIAN AWAL/PENILIKAN/DAN RE-SERTIFIKASI
KINERJA PHPL
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 2 dari 17
(3) Ringkasan Tahapan:
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
Audit Tahap I 19 s/d 20 Maret 2018
bertempat di PT
Equality Indonesia
Penilaian tahap I dilaksanakan di
Kantor PT Equality Indonesia
Jalan Sukaraja No. 72 Bogor
Hasil audit tahap I disertai
dengan adanya form hasil
penilaian (F-083), rencana
penilaian (F-029) dan hasil
verifikasi dokumen (F-038).
Hasil audit dituangkan dalam
laporan penilaian tahap I
Resertifikasi penilaian kinerja
PHPL.
Koordinasi dengan Instansi Kehutanan 3 dan 11 Mei 2018, di
Banjarbaru
Koordinasi dengan Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan
Selatan yang diwakili oleh Bapak
Isna dan H. Mas’un S.Hut.
Koordinasi dengan Balai
Pengelolaan Hutan Produksi
Wilayah IX Banjarbaru yang wakili
oleh Bapak Edy Sujatmiko dan
Redyanto.
Koordinasi bertujuan untuk
menyampaikan rencana
Resertifikasi Penilaian Kinerja
PHPL di PT Inhutani II Pulau Laut
(Auditee) dan meminta masukan
terkait dengan kinerja Auditee
selama ini.
Konsultasi Publik 4 Mei 2018
Bertempat Di Kantor
Kecamatan Pulau Laut
Kepulauan
Konsultasi publik dilaksanakan
di Kantor Kecamatan Pulau Laut
Kepulauan Jalan Pendidikan
No.1 A Kabupaten Kotabaru
Kegiatan dihadiri oleh muspika 3
kecamatan PL Kepulauan, PL
Selatan dan PL Barat beserta
para kepala desa dan tokoh
masyarakat. Hadir pula dari
instansi kehutanan yang diwakili
oleh RPH Pulau Laut Tengah.
Peserta konsultasi publik
berjumlah 54 orang.
Rekaman hasil konsultasi publik
dituangkan dalam notulensi, BAP
dan daftar hadir.
Pertemuan Pembukaan 5 Mei 2018 Pertemuan dilaksanakan di
Camp Semaras.
Perkenalan anggota Tim Audit,
menyampaikan tujuan dan ruang
lingkup penilaian,
menyampaikanjadwal/rencana
kerja penilaian, menyampaikan
metodologi dan prosedur
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 3 dari 17
Tahapan Waktu dan Tempat Ringkasan Catatan
penilaian,serta
mengkonfirmasikan kepada
Auditee tentang tanggal, waktu,
tempat, dan peserta pertemuan
penutupan.
Pertemuan pembukaan diakhiri
dengan pembuatan BAP yang
dilampiri dengan notulensi
kegiatan dan daftar hadir.
Verifikasi Dokumen dan Observasi Lapangan 5 s/d 10 Mei 2018 Tim Audit menghimpun,
mempelajari data dan dokumen
Auditee dan menganalisis
menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan
Lampiran 2.1 Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016 Jo P.15
/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016.
Untuk menguji kebenaran data,
Tim Audit melakukan
pengamatan, pencatatan, uji
petik, dan menganalisis
menggunakan kriteria dan
indikator pada Lampiran 1.2 dan
Lampiran 2.1. Peraturan Direktur
Jenderal Pengelolaan Hutan
Produksi Lestari Nomor
P.14/PHPL/SET/4/2016Jo P.15
/PHPL/PPHH/HPL.3/8/2016.
Pertemuan Penutupan 10 Mei 2018 Menyampaikan ucapan terima
kasih kepada Auditee atas
bantuan dan kerjasamanya
selama penilaian.
Menyampaikan Daftar Periksa
PHPL.
Memberitahukan temuan
observasi dan ketidaksesuaian.
Membacakan atau
memperlihatkan laporan
ringkasan ketidaksesuaian.
Pertemuan Penutupan diakhiri
dengan pembuatan BAP
Pengambilan Keputusan 31 Mei 2018 Rapat Pengambilan Keputusan (PK)
menelaah hasil-hasil dan
kesimpulan penilaian yang telah
disampaikan Tim Auditor untuk
menjamin bahwa penilaian telah
dilaksanakan secara efektif dan
efisien sesuai dengan Prosedur PT
EQUALITY Indonesia serta
mengambil keputusan mengenai
predikat kinerja PHPL Auditee.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 4 dari 17
(4) Resume Hasil Penilaian :
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
A. Penilaian Kinerja PHPL
1. Prasyarat
1.1. Kepastian Kawasan
Pemegang IUPHHK-HTI
SEDANG
Ketersediaan dokumen legal perusahaan dan administrasi
tatabatas lengkap sesuai dengan tingkat realisasi
pelaksanaan tata batas yang telah dilakukan, yaitu :
Dokumen legal perusahaan berupa Akte Notaris Kartini
Mulyadi, SH No. 77 Tanggal 12 Nopember 1975 tentang
Pendirian dengan perubahan terakhir melalui Akte Notaris
Ny. Trie Sulistiowarni, SH. No. 21 Tanggal 30 Oktober 2014
tentang Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan
Terbatas PT. Eksploitasi Dan Industri Hutan II.
Keputusan Menteri Kehutanan Nomor: SK.30/Menhut-
II/2006 Tanggal 13 Februari 2006 tentang Pemberian Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Pada Hutan Tanaman
Kepada PT Inhutani II (UMHT Pulau Laut) Atas Areal Hutan
Produksi Seluas ± 48.720 Ha di Provinsi Kalimantan Selatan
Peta Areal Kerja IUPHHK-HT PT. Inhutani II UMHT Pulau Laut
Di Kabupaten Kotabaru Propinsi Kalimantan Selatan Luas ±
48.720 Ha Skala 1 : 100.000
SK Direksi No. 513/SK/SEK-PRUSH/2013 tanggal 30 April
2013 telah dilakukan deliniasi pemanfaatan areal menjadi
tiga Unit Manajemen yaitu Blok Bioenergi seluas 19.179 Ha,
Blok Karet 13.321 Ha dan Blok Akasia 16.220 Ha.
Pedoman Tata Batas/Pernyataan No. 167/PB/IUPHHK-
HT/2009 tentang Pelaksanaan Pengukuran dan Penataan
Batas Sendiri dan Persekutuan Areal Kerja IUPHHK-HT PT.
Inhutani II (UMHT Pulau Laut) dengan Areal Kerja IUPHHK-
HA PT. Inhutani II (UMHT Pulau Laut) dan PMUMHM di
Kabupaten Kotabaru Provinsi Kalimantan Selatan.
Peta Kerja Tata Batas Sendiri Dan Persekutuan Areal Kerja
IUPHHK-HT PT. Inhutani II (UMHT Pulau Laut) dengan Areal
Kerja IUPHHK-HA PT. Inhutani II (UMHT Pulau Laut) Dan
Proyek Pembangunan Model Unit Manajemen Hutan Meranti
(PMUMHM) Di Kabupaten Kotabaru Propinsi Kalimantan
Selatan Skala 1 : 100.000
Instruksi Kerja Penataan Batas No. INST.92/III/BPKH V-
3/2016 tanggal 28 Maret 2016 tentang Pelaksanaan
Pengukuran dan Penataan Batas Sendiri dan Persekutuan
Areal Kerja Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu pada
PT INHUTANI II (IUPHHK-HT), PT INHUTANI II (IUPHHK-HA),
PMUMHM di Kabupaten Kotabaru Propinsi Kalimantan
Selatan
NPWP. 01.000.070.1-051.000
PT. Inhutani II Pulau Laut belum melaksanakan tata batas
areal kerja sepanjang 115.393,54 m namun terdapat upaya
untuk merealisasikan tata batas temu gelang dengan
adanya Pedoman Tata Batas/Pernyataan No.
167/PB/IUPHHK-HT/2009 dan Instruksi Kerja Penataan
Batas No. INST.92/III/BPKH V-3/2016 tanggal 28 Maret
2016
Salah satu bentuk pengakuan para pihak atas eksistensi
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 5 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
areal Auditee adalah Pedoman Tata Batas Pernyataan No.
167/PB/IUPHHK-HT/ 2009 tanggal 12 Maret 2009, namun
masih terdapat konflik areal seluas 6.467,96 Ha yang
terdapat dokumen rencana, monitoring konflik dan upaya
penyelesaian dari Auditee pada periode tahun 2013 s/d
2017 dan/atau ada penurunan tingkat konflik dari waktu ke
waktu seluas 592,25 Ha dari tahun 2013 s/d 2017.
Terdapat perubahan fungsi kawasan di areal Auditee
berdasarkan overlay Peta lampiran SK Menteri Kehutanan
Nomor SK.30/Menhut-II/2006 Tanggal 13 Februari 2006
dengan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan
Provinsi Kalimantan Selatan sesuai Lampiran Kepmenhut
No. 435/Kpts-II/2009 tanggal 23 Juli 2009 dan Auditee
telah menyusun RKUPHHK-HT periode 2013 s/d 2022 yang
telah disahkan Menteri Kehutanan No. SK 2/VI-BUHT/2013
tanggal 31 Januari 2013
Tedapat bukti upaya Auditee untuk mendata & melaporkan
sebagian penggunaan kawasan di luar sektor kehutanan
pada periode tahun 2013 s/d 2017 kepada instansi yang
berwenang (Kepolisian dan Dinas Kehutanan) namun belum
ditemukan dokumen penggunaan jalan negara di areal
Auditee
1.2. Komitmen
Pemegang Izin IUPHHK-
HTI
BAIK
Dokumen visi dan misi Auditee pada periode tahun 2013
s/d 2017 tersedia di Kantor Unit HTI, legalitas disahkan
oleh Direktur Utama PT. Inhutani II dan sesuai dengan
kerangka PHPL
Sosialisasi visi misi Auditee pada periode tahun 2013 s/d
2017 telah dilakukan mulai dari level pemegang izin dan
masyarakat setempat, serta ada bukti pelaksanaan (Berita
Acara, daftar hadir dan foto kegiatan)
Implementasi PHL PT. Inhutani II UMHT Pulau Laut pada
periode tahun 2013 s/d 2017 sebagian sesuai dengan visi
dan misi dan terdapat kelola prasyarat, produksi,
lingkungan dan sosial yang belum optimal
1.3. Jumlah dan
kecukupan tenaga
profesional terlatih dan
tenaga teknis pada
seluruh tingkatan untuk
mendukung pemanfaatan
implementasi penelitian,
pendidikan dan Latihan
BAIK
Keberadaan tenaga profesional bidang kehutanan GANIS
PHPL Auditee pada periode tahun 2013 s/d 2017 di
lapangan tersedia pada setiap bidang kegiatan pengelolaan
hutan tetapi jumlahnya kurang dari ketentuan yang berlaku
namun pada tahun 2018 terdapat pemenuhan yaitu
mengikutsertakan Muhamadi sebagai GANIS PHPL Nenhut
dan telah mendapat kartu ganis
Realisasi peningkatan kompetensi SDM Auditee pada
periode tahun 2013 s/d 2017 adalah >70% dari rencana
sesuai kebutuhan yaitu berdasarkan jenis pelatihan adalah
75 % dan berdasarkan jumlah peserta pelatihan adalah
84,39 %.
Dokumen ketenagakerjaan Auditee pada periode tahun
2013 s/d 2017 baik yang bersifat internal maupun
eksternal tersedia lengkap di Camp Semaras PT. Inhutani II
UMHT Pulau Laut.
1.4. Kapasitas dan
mekanisme untuk
perencanaan
pelaksanaan
pemantauan periodik,
evaluasi dan penyajian
BAIK
Auditee pada periode tahun 2013 s/d 2017 telah memiliki
struktur organisasi dan job description yang seluruhnya
sesuai dengan kerangka PHPL dan telah disahkan oleh
Direksi
Auditee pada periode tahun 2013 s/d 2017 telah memiliki
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 6 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
umpan balik mengenai
kemajuan pencapaian
(kegiatan) IUPHHK
perangkat SIM dan tenaga pelaksana tersedia di lapangan
Pada periode tahun 2013 s/d 2017 Auditee telah memiliki
organisasi SPI, namun belum berjalan dengan efektif untuk
mengontrol seluruh tahapan kegiatan pembangunan HTI
hanya pada kegiatan keuangan, penanaman, produksi dan
kinerja PHPL dan belum melakukan audit untuk kegiatan
Sarpras dan TUK (Tata Usaha Kayu).
Ada sebagian tindakan pencegahan dan perbaikan
manajemen Auditee yang konsisten pada periode tahun
2013 s/d 2017 berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi
namun tidak terdapat pemantauan hasil tindak lanjut
pemeriksaan SPI sehingga tidak dapat dilihat apakah
tindakan perbaikan telah berjalan dengan baik atau tuntas.
1.5. Persetujuan Atas
Dasar Informasi Awal
Tanpa Paksaan
(PADIATAPA).
BAIK
Kegiatan RKT 2013 s/d 2018 yang akan mempengaruhi
kepentingan hak-hak masyarakat setempat telah
mendapatkan persetujuan dari 30,43% para pihak dan
telah dikonsultasikan atas dasar informasi awal yang
memadai kepada 47,83% para pihak
Terdapat persetujuan dalam proses tata batas areal kerja
Auditee dari para pihak yaitu 13 desa yang terkena dampak
dalam proses tata batas areal kerja Auditee sebesar 100 %
namun telah mendapat persetujuan dalam proses tata
batas sebesar 84,62 %.
Terdapat persetujuan dalam proses dan pelaksanaan
CSR/CD Auditee pada periode 2013 s/d 2017 dari para
pihak yaitu 14 desa yang terkena dampak dari
pembangunan HTI Auditee sebesar 100 %.
Terdapat persetujuan dalam proses penetapan kawasan
lindung Auditee dari para pihak yaitu 21 desa yang terkena
dampak dalam proses penetapan kawasan lindung Auditee
sebesar 100 %.
2. Produksi
2.1. Penataan areal kerja
jangka panjang dalam
pengelolaan hutan lestari
BAIK
Auditee telah memiliki dokumen RKUPHHK-HT yang
disahkan sesuai Surat Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor: SK.02/VI-BUHT/2013 tanggal 31 Januari 2013
tentang Persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri Untuk Jangka
Waktu 10 (Sepuluh) Tahun Periode Tahun 2013-2022.
Dokumen RKU telah disusun sesuai hasil deliniasi mikro
dan tidak dikenai peringatan terkait kewajiban pemenuhan
RKU
Auditee telah melakukan kegiatan penataan areal kerja di
lapangan namun hanya sebagian atau sebesar 53,25% yang
sesuai dengan dokumen RKU 2013-2022
Tanda batas blok dan petak tebangan seluruhnya telah
dilakukan pemeliharaan sehingga tanda batas dapat terlihat
di lapangan. Pal batas berupa patok dari kayu dan ban bekas
2.2. Tingkat pemanenan
lestari untuk setiap jenis
hasil hutan kayu utama
dan nir kayu pada setiap
tipe ekosistem
BAIK
Auditee telah memiliki data potensi tegakan per tipe
ekosistem (hutan tanaman rawa gambut) dari hasil
inventarisasi tegakan selama 5 tahun terakhir beserta
kelengkapan peta pendukungnya (peta survey potensi skala
1:85.000 dan tally sheet hasil pengukuran)
Auditee telah melakukan kegiatan pengukuran riap tegakan
yang didokumentasikan dalam buku laporan hasil
pengukuran PUP Tahun 2018 untuk tipe ekosistem hutan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 7 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
dataran rendah. Hasil pengukuran telah disertai dengan
hasil analisis riap tegakan tahunannya
Sudah melakukan analisis data potensi dan riap tegakan
untuk periode 5 tahun terakhir atau selama periode waktu
penilaian dan menyampaikan laporan kepada instansi
terkait, namun Auditee belum memanfaatkan hasilnya
untuk menyusun perhitungan JTT sendiri
2.3. Pelaksanaan
penerapan tahapan
sistem silvikultur untuk
menjamin regenerasi
hutan
SEDANG
Auditee telah memiliki dokumen SOP untuk seluruh tahapan
kegiatan sistem silvikultur secara lengkap, dan isinya sesuai
dengan pedoman pelaksanaan atau ketentuan teknis
Tahapan kegiatan system silvikultur THPB baru sebagian
yang dilaksanakan oleh Auditee yang meliputi kegiatan
perencanaan, penanaman, pemeliharaan, pemanenan dan
pengamanan serta perlindungan hutan.
Berdasarkan hasil uji petik potensi tegakan pada beberapa
plot sampling menunjukkan bahwa Auditee masih memiliki
data potensi tegakan yang cukup mampu menjamin
terjadinya kelestarian hasil hutan dengan potensi sebesar
89,25%.
Rata-rata potensi permudaan pada tanaman akasia,
Eucalyptus dan karet adalah sebesar 84,8% yang artinya
Auditee memiliki potensi hutan yang mampu menjamin
kelestarian hasil hutan
2.4. Ketersediaan dan
penerapan teknologi
tepat guna untuk
pemanfaatan hutan
BAIK
Auditee telah memiliki SOP tebangan ramah lingkungan
yang mencakup 3 tahapan kegiatan RIL sesuai dengan
system silvikultur THPB
Auditee baru melakukan 2 tahapan penerapan RIL yaitu
pada tahapan perencanaan dan pelaksanaan tebangan.
Adapun tahapan monitoring pasca pemanenan masih belum
dilaksanakan di lapangan
Hasil uji petik tebangan diperoleh nilai factor eksploitasi
sebesar 0,76. Sisa hasil tebangan hanya berupa ranting dan
sortimen terkecil yang tidak masuk kualifikasi bahan baku
industri.
2.5. Realisasi
penebangan sesuai
dengan rencana kerja
penebangan/
pemanenan/
pemanfaatan pada areal
kerjanya
SEDANG
Auditee telah memiliki dokumen RKT Tahun 2013 s/d 2017
secara lengkap yang disahkan oleh Kepala Dinas
Kehutanan Provinsi Kalimantan Selatan dan disahkan
secara self approval namun baru sebagian yang sesuai
dengan dokumen RKU periode 2013-2022
Auditee telah memiliki peta kerja dalam rencana kerja RKT
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang yang
menggambarkan areal ditebang, dilindungi dan dipelihara
namun baru sebagian yang sesuai dengan peta RKU
Penandaan batas kawasan lindung baru sebagian yang
telah di tata dilapangan yaitu sepanjang 73,88 km atau
94,09 % dari total panjang kawasan lindung 78,52 km
dengan tanda batas berupa patok berwarna putih dengan
tulisan hitam
Selama periode 2013 s/d 2017 Auditee telah melakukan
realisasi volume tebangan jenis akasia mencapai 56,61%
dari rencana tebangan. Lokasi dan posisi tebangan telah
sesuai dengan lokasi yang ijinkan.
2.6. Tingkat investasi dan
reinvestasi yang
memadai dan memenuhi
kebutuhan dalam
BAIK
Kondisi finansial perusahaan Tahun 2013 s/d 2016 tidak
dalam kondisi yang baik apabila mengacu pada norma
penilaian. Kondisi rentablitas perusahaan negatif yang
artinya selama 4 (empat) tahun terakhir perusahaan tidak
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 8 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
pengelolaan hutan,
administrasi, penelitian
dan pengembangan,
serta peningkatan
kemampuan sumber
daya manusia
mampu menghasilkan laba dalam melakukan pengelolaan
hutan. Opini akuntan public dalam laporan keuangan
terlampir menyajikan secara wajar dalam semua hal yang
material
Auditee telah melakukan realisasi alokasi dana pengelolaan
hutan selama 5 tahun terakhir periode 2013-2017 dengan
presentase sebesar 90% dari rencana kelola. Namun
demikian laporan keuangan independent belum disusun
sesuai dengan pedoman Dolapkeu P.32/Menhut-II/2014
tanggal 21 Mei 2014.
Alokasi dana untuk seluruh bidang kegiatan diberikan
secara proporsional dengan perbedaan pada masing-
masing kegiatan mencapai 8,39%.
Realisasi pendanaan untuk kegiatan teknis kehutanan
berjalan cukup lancar namun sebagian kegiatan ada yang
sesuai dengan tata waktu
Auditee telah melakukan realisasi tanaman pokok pada blok
FGS dan karet dengan realisasi sebesar 99,99% dari luasan
tebangan/land clearing
Auditee telah melakukan realisasi tanaman Acacia
mangium dan Eucalyptus sebesar 77,64% dari rencana
target. Sedangkan untuk realisasi tanaman pada blok karet
telah mencapai 99,57% dari rencana target. Sehingga rata-
rata realisasi tanam pada blok karet dan akasia adalah
sebesar 88,60%.
3. Ekologi
3.1. Keberadaan,
kemantapan dan kondisi
kawasan dilindungi pada
setiap tipe hutan
BAIK
Auditee telah mengalokasikan kawasan dilindungi dengan
luasan sesuai dengan dokumen perencanaan RKUPHHK-
HT periode Tahun 2013-2022 yaitu seluas 4.906 Ha atau
seluas 10.07 % dari total luas ± 48.720 Ha dan telah
sesuai dengan kondisi biofisiknya.
Realisasi penataan batas kawasan lindung sepanjang
73,88 km (94,09%) dari total panjang 78,52 km dengan
penandaan batas berupa pemasangan plang nama dan
patok batas berwarna putih
Kondisi tutupan lahan berhutan di areal kerja PT Inhutani II
UMHT Pulau Laut termasuk belukar tua seluas 4.419,17
Ha (90%) dan areal tidak berhutan berupa belukar muda
dan lahan terbuka seluas 486,79 Ha (10%) dari seluruh
areal seluas 4.906 Ha.
Semua pihak mengakui keberadaan kawasan dilindungi
dalam areal kerja Auditee (100%)> 50%.
Terdapat laporan pengelolaan kawasan lindung, namun
belum mencakup seluruh kawasan lindung yang ada dan
laporan penulisan Laporan Pelaksanaan RKL dan RPL
belum sesuai dengan KepmenLH 45 tahun 2005
3.2. Perlindungan dan
pengamanan hutan
BAIK
Auditee telah memiliki prosedur terkait perlindungan dan
pengamanan hutan dan sudah mencakup seluruh jenis-
jenis gangguan yang ada di areal kerja auditee
Auditee telah memiliki sarana dan prasarana perlindungan
hutan yang sesuai dengan jenis-jenis gangguan yang ada
tetapi jumlah dan jenisnya belum seluruhnya mengacu
kepada Permen LHK No. P.32 tahun 2016
Tersedia SDM perlindungan hutan dengan jumlah dan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 9 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
kualifikasi personil yang memadai sesuai dengan ketentuan
Kegiatan perlindungan diimplementasikan melalui tindakan
tertentu (preemptif/ preventif/represif) dengan
mempertimbangkan seluruh jenis gangguan yang ada
3.3. Pengelolaan dan
pemantauan dampak
terhadap tanah dan air
akibat pemanfaatan
hutan
BAIK
Auditee sudah memiliki prosedur terkait pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air dan sudah
mencakup dampak yang mungkin terjadi terhadap tanah
dan air akibat pemanfaatan hutan
Auditee telah memiliki sarana pengelolaan dan
pemantauan baru sebagian yang sesuai dengan AMDAL
dan berfungsi dengan baik
Auditee telah memiliki personil pelaksana pengelolaan dan
pemantauan dampak terhadap tanah dan air, dengan
jumlah dan/atau kualifikasinya memadai sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
Tersedia dokumen perencanaan pengelolaan dampak
terhadap tanah dan air dan diimplementasikan sesuai
dengan ketentuan
Terdapat dokumen perencanaan pemantauan dampak
terhadap tanah dan air tetapi hanya sebagian yang
diimplementasikan
Tidak terdapat indikasi terjadinya dampak yang besar dan
penting terhadap tanah dan air.
3.4. Identifikasi spesies
flora dan fauna yang
dilindungi dan/atau
langka (endangered),
jarang (rare), terancam
punah (threatened) dan
endemik
BAIK
Auditee sudah memiliki prosedur identifikasi untuk seluruh
jenis yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam
punah dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin
yang mengacu pada PP.07 tahun 1999, IUCN dan CITES.
Audiee telah mengimplementasikan identifikasi flora dan
fauna tetapi tidak mencakup seluruh jenis yang dilindungi
dan/atau langka, jarang, terancam punah dan endemik
yang terdapat di areal pemegang izin
3.5. Pengelolaan flora
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
flora dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemic
BAIK
Tersedia prosedur pengelolaan flora untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin.
Auditee telah mengimplementasikan seluruh bentuk
pengelolaan flora sesuai dengan rencana pengelolaan dan
mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau langka,
jarang, terancam punah dan endemik yang terdapat di areal
kerjanya.
Terdapat gangguan pada kondisi sebagian flora dilindungi
karena perambahan yang dilakukan oleh masyarakat.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 10 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
3.6. Pengelolaan fauna
untuk :
a. Luasan tertentu dari
hutan produksi yang
tidak terganggu, dan
bagian yang tidak
rusak.
b. Perlindungan
terhadap species
fauna dilindungi
dan/atau jarang,
langka dan terancam
punah dan endemik
BAIK
Tersedia prosedur pengelolaan fauna untuk seluruh jenis
yang dilindungi dan/atau langka, jarang, terancam punah
dan endemik yang terdapat di areal pemegang izin
Auditee telah mengimplementasikan seluruh bentuk
pengelolaan fauna sesuai dengan rencana pengelolaan
dan mencakup seluruh jenis yang dilindungi dan/atau
langka, jarang, terancam punah dan endemik yang
terdapat di areal kerjanya.
Terdapat gangguan terhadap kondisi fauna berupa
perambahan oleh masyarakat, tetapi auditee telah
melakukan upaya penanggulangan gangguan tersebut.
4. Sosial
4.1. Kejelasan deliniasi
kawasan operasional
perusahaan/ pemegang
izin dengan kawasan
masyarakat hukum adat
dan/atau masyarakat
setempat
SEDANG
Auditee telah memiliki dokumen/ laporan yang lengkap
tentang pola penguasaan dan pemanfatan SDA/SDH serta
identifikasi hak-hak dasar masyarakat lokal dan rencana
pemanfaatan SDH oleh pemegang izin.
Auditee telah memiliki mekanisme penataan batas/
rekonstruksi batas kawasan secara partisipatif dan
penyelesaian konflik yang diketahui oleh para pihak.
Auditee telah memiliki mekanisme pengakuan hak-hak
dasar masyarakat hukum adat/masyarakat setempat
dalam perencanaan pemanfaatan SDH yang legal, lengkap
dan jelas.
Auditiee memiliki bukti-bukti tentang luas dan batas
kawasan pemegang izin dengan sebagian (kawasan yang
dimiliki) masyarakat hukum adat/setempat.
Auditee telah memperoleh persetujuan oleh sebagian para
pihak mengenai batas areal kerjanya, dan masih ada
konflik.
4.2. Implementasi
tanggung jawab sosial
perusahaan
sesuaidengan peraturan
perundangan yang
berlaku.
BAIK
Auditee telah memilki dokumen yang lengkap menyangkut
tanggungjawab sosial sesuai dengan peraturan
perundangan yang relevan.
Auditee memiliki mekanisme yang lengkap dan legal
tentang pemenuhan kewajiban sosial pemegang izin
terhadap masyarakat.
Auditee memiliki bukti pelaksanaan kegiatan sosialisasi
mengenai hak dan kewajiban pemegang izin terhadap
masyarakat dalam mengelola SDH, namun hanya sebagian.
Auditee memiliki sebagian bukti tentang realisasi
pemenuhan tanggung jawab sosial terhadap masyarakat.
Auditee telah memiliki laporan/ dokumen yang lengkap
terkait pelaksanaan tanggungjawab social masyarakat
termasuk dokumen tentang ganti rugi.
4.3. Ketersediaan
mekanisme dan
implementasi distribusi
manfaat yang adil antar
para pihak
BAIK
Auditee telah memiliki data dan informasi yang lengkap
dan jelas tentang keberadaan masyarakat lokal yang
terlibat, tergantung dan terpengaruh oleh aktivitas
Pemegang Izin dalam pengelolaan SDH.
Auditee memiliki mekanisme yang legal, lengkap dan jelas
mengenai peningkatan peran serta aktivitas ekonomi
masyarakat.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 11 dari 17
Kriteria/Indikator Nilai Ringkasan Justifikasi
Auditee memiliki dokumen rencana pemegang izin
mengenai kegiatan peningkatan peran serta dan aktivitas
ekonomi masyarakat yang lengkap dan jelas.
Auditee memiliki bukti implementasi sebagian (38,59%)
kegiatan peran serta dan aktivitas ekonomi masyarakat
hukum adat dan/atau masyarakat setempat oleh pemegang
izin
Auditee telah memiliki dokumen/Laporan mengenai
pelaksanaan distribusi manfaat kepada para pihak yang
lengkap dan terdokumentasi dengan baik.
4.4. Keberadaan
mekanisme
resolusikonflik
SEDANG
Auditee telah memiiki mekanisme resolusi konflik namun
belum lengkap.
Terdapat konflik dan tersedia peta konflik namun belum
lengkap.
Auditee telah memiliki organisasi, sumberdaya manusia,
dan pendanaan yang cukup untuk mengelola konflik
Auditee memiliki dokumen/laporan penangan konflik,
namun belum lengkap dan jelas.
4.5. Perlindungan,
Pengembangan dan
Peningkatan Kesejah-
teraan TenagaKerja
BAIK
Auditee telah merealisasikan sebagian besar hubungan
industrial dengan seluruh karyawan.
Auditee telah merealisasikan sebagian besar rencana
pengembangan kompetensi bagi karyawan.
Auditee telah memiliki dokumen standar jenjang karir dan
telah diimplementasikan seluruhnya kepada karyawan.
Auditee telah memiliki dokumen tunjangan kesejahteraan
karyawan dan telah diimplementasikan seluruhnya kepada
karyawan.
(5) Resume Hasil Verifikasi LK :
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
1.1. Areal unit manajemen hutan terletak di kawasan hutan produksi
Indikator 1.1.1. Pemegang izin mampu menunjukkan keabsahan Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK) dan izin lain yang berada dalam kawasan hutan yang dikelola IUPHHK.
1.1.1.a.
Dokumen legal terkait
perizinan usaha (SK
IUPHHK).
MEMENUHI Auditee memperoleh IUPHHK-HT melalui Surat Keputusan No.
30/MENHUT-II/2006 pada tanggal 13 Februari 2006 atas
areal ± 48.720 Hektar yang terletak di Kabupaten Kotabaru
Provinsi Kalimantan Selatan.
Verifier 1.1.1.b.
Buktipemenuhan
kewajibanIuranIzin
UsahaPemanfaatan Hasil
HutanKayu. (IIUPHHK).
MEMENUHI Auditee memperoleh SPP IIUPHHK dengan Nomor: S.247/VI-
BIKPHH/2006 tanggal 29 Maret 2006 dan Nomor S.698/VI-
BIKPHH/2006 tanggal 24 Agustus 2006. Hasil pemeriksaan
dokumen auditee telah melakukan pembayaran IIUPHHK atas
dasar areal + 40.950 hektar untuk hutan alam dan ± 48.720
Hektar untuk hutan tanaman sejumlah uang Rp.
2.890.797.000,00 yang dilakukan pembayaran secara 3
tahap. Pembayaran yang dilakukan oleh auditee dibuktikan
dengan adanya bukti setor dari Bank.
Verifier 1.1.1.c. MEMENUHI Auditee telah membuat laporan hasil identifikasi penggunaan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 12 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
Penggunaan kawasan
yang sah di luar kegiatan
IUPHHK (jika ada).
kawasan diluar sektor kehutanan yang dibuat oleh bagian
Perencanaa . Kegiatan diluar sektor kehutanan adalah
Pembangunan Pekebunan Karet, Perkebunan Kelapa Sawit
dan Jalan Negara.
Indikator 2.1.1. RKUPHHK/RPKH dan Rencana Kerja Tahunan (RKT/ Bagan Kerja/RTT) disahkan oleh yang
berwenang
Verifier 2.1.1.a.
Dokumen
RKUPHHK/RPKH,
RKT/Bagan Kerja/RTT
beserta lampirannya yang
telah disahkan oleh
pejabat yang berwenang,
meliputi :
1) Dokumen RKU
PHHK/RPKH &
lampirannya yang
disusun berdasarkan
IHMB/risalah hutan
dan dilaksanakan oleh
Ganis PHPL Timber
Cruising dan/atau
Canhut.
2) Dokumen RKT/ RTT
yang disusun
berdasarkan
RKU/RPKH dan
disahkan oleh pejabat
yang berwenang atau
yang disahkan secara
self approval.
3) Peta rencana penataan
areal kerja yang dibuat
oleh Ganis PHPL
Canhut.
MEMENUHI 1. Dokumen RKUPHHK-HTI periode 2013-2022 disahkan
berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:
SK.2/VI-BUHT/2013 tanggal 31 Januari 2013.
2. RKTUPHHK-HTI Tahun 2017 disusun dan disahkan secara
self approval melalui keputusan Direksi PT INHUTANI
Nomor : 1319/SK/SEK-PRUSH/2016 Tanggal 27
Desember 2016 berlaku sejak tanggal 1 Januari 2016 s/d
31 Desember 2017.
3. RKTUPHHK-HTI Tahun 2018 PT INHUTANI II UMHT Pulau
Laut diterbitkan secara self Approval Berdasarkan Surat
Keputusan Direksi PT INHUTANI II (Persero) Nomor :
1227/SK/SEK-PRUSH/2017 Tanggal 29 Desember 2017
berlaku sejak Tanggal 1 Januari 2017 s/d 31 Desember
2018
4. Peta areal kerja sebagai lampiran dokumen RKUPHHK-HTI
dan RKTUPHHK-HTI dibuat oleh petugas yang berwenang
dan tersedia lengkap dan absah.
Verifier 2.1.1.b.
Peta areal yang tidak
boleh ditebang pada
RKT/Bagan Kerja dan
bukti implementasinya di
lapangan.
MEMENUHI 1. Auditee memiliki peta lokasi areal yang tidak boleh
ditebang (kawasan lindung) berupa peta lampiran
RKTUPHHK. Peta dibuat oleh GANIS PHPL Perencanaan
Hutan dan telah ditandatangani oleh Direktur Utama PT
INHUTANI II UMHT P. LAUT.
2. Hasil uji petik menunjukan keberadaan kawasan lindung
terbukti di lapangan.
Verifier 2.1.1.c
Penandaan lokasi blok
tebangan/blok RKT/petak
RTT yang jelas di peta dan
terbukti di lapangan.
MEMENUHI 1. Penandaan lokasi blok RKT dipeta berupa pal dari bahan
kayu dengan cat putih tulisan warna hitam.
2. Hasil uji petik dilapangan menunjukan bahwa Blok RKT di
Peta RKT terbukti dilapangan
K2.2. Adanya Rencana Kerja yang sah
Indikator. 2.2.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan mempunyai rencana kerja yang sah sesuai dengan peraturan
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 13 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
yang berlaku
2.2.1.a.
Dokumen Rencana Kerja
Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu (RKUPHHK)
(bisa dalam proses)
dengan lampiran-
lampirannya.
MEMENUHI RKUPHHK-HT Tahun 2013-2022
Persetujuan Rencana Kerja Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu Hutan Tanaman Industri untuk jangka waktu 10
(sepuluh) tahun berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan
Nomor: SK.2/VI-BUHT/2013 tanggal 31 Januari 2013,
ditandatangani dan disahkan oleh atas nama Menteri
Kehutanan: Kepala Bagian Hukum dan Kerjasama Teknik
Imam Setiohargo, SH.MH, NIP 19630125 199203 1 003.
Peta lampiran RKU periode 2013-2022 telah mendapat
pengesahan dari dirjen Bina Usaha Kehutanan Cq. Direktur
Bina Usaha Hutan Tanaman.
2.2.1.b.
Kesesuaian lokasi dan
volume pemanfaatan
kayu hutan alam pada
areal penyiapan lahan
yang diizinkan untuk
pembangunan hutan
tanaman industri.
NOT APPLICABLE Hasil verifikasi dokumen dan pemeriksaan di lapangan untuk
lokasi dan volume pemanfaatan kayu pada hutan alam,
auditee sudah tidak melakukan pemanfaatan kayu hutan
alam, sehingga verifier ini tidak diterapkan (NA).
K3.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan menjamin bahwa semua kayu yang diangkut dari Tempat Penimbunan
Kayu (TPK) hutan ke TPK Antara dan dari TPK Antara ke industri primer hasil hutan(IPHH)/pasar
mempunyai identitas fisik dan dokumen yang sah
Indikator 3.1.1. Seluruh kayu bulat yang ditebang/dipanen atau yang dipanen/dimanfaatkan telah di– LHP-kan
Dokumen LHP yang telah
disahkan oleh pejabat
yang berwenang.
MEMENUHI 1. Dokumen LHP Periode Bulan Mei 2017 s/d April 2018
dibuat oleh Petugas Pembuat LHP.
2. Uji Petik antara LHP dengan Buku Ukur menunjukkan
adanya kesesuaian.
3. Uji petik antara volume yang tercantum di LHP dengan
fisik kayu di TPn/TPK Hutan menunjukkan adanya
kesesuaian.
4. Adapun uji petik nomor batang di LHP dengan
tunggak kayu di lapangan tidak dilakukan karena
Auditee merupakan Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan
Kayu pada HTI (IUPHHK-HTI) dengan sIstem silvikultur
tebang habis (THPB).
Indikator 3.1.2. Seluruh kayu yang diangkut keluar areal izin dilindungi dengan surat keterangan sahnya hasil
hutan.
Surat keterangan sahnya
hasil hutan dan
lampirannya dari:
- TPK hutan ke TPK
Antara,
- TPK hutan ke industri
primer dan/atau
penampung kayu
terdaftar,
- TPK Antara ke industri
primer hasil hutan
dan/atau penampung
MEMENUHI Kayu yang diangkut baik dari TPn ke TPK Antara Selaru atau
dari TPn ke industri atau dari TPK Antara Selaru ke Industri
selama periode bulan Mei 2017 s/d April 2018 menggunakan
dokumen Surat Keterangan Sah Hasil Hutan Kayu (SKSHHK).
Hasil uji petik menunjukkan kesesuaian antara dokumen
SKSHHK dengan persediaan kayu di LMK.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 14 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
kayu terdaftar.
Indikator 3.1.3. Pembuktian asal usul kayu bulat (KB) dari pemegang IUPHHK-HA
Verifier 3.1.3.a.Tanda-
tanda PUHH/ barcode
pada kayu dari pemegang
IUPHHK-HA bisa
NOT APPLICABLE Merujuk dari indicator 3.1.3 yang menjelaskan bahwa
penandaan hanya dilakukan untuk pemegang IUPHHK Hutan
alam sehingga Verifier ini tidak dapat diterapkan karena
Auditee merupakan pemegang IUPHHK hutan tanaman
sehingga masuk dalam kategori Not Applicable (NA)..
Verifier 3.1.3.b.
Identitas kayu diterapkan
secara konsisten oleh
pemegang izin.
NOT APPLICABLE Merujuk dari indicator 3.1.3 yang menjelaskan bahwa
penandaan hanya dilakukan untuk pemegang IUPHHK Hutan
alam sehingga Verifier ini tidak dapat diterapkan karena
Auditee merupakan pemegang IUPHHK hutan tanaman
sehingga masuk dalam kategori Not Applicable (NA)..
Indikator 3.1.4. Pemegang izin mampu membuktikan adanya catatan angkutan kayu ke luar TPK.
Arsip SKSKB dan
dilampiri Daftar Hasil
Hutan (DHH) untuk hutan
alam, dan arsip FAKB dan
lampirannya untuk hutan
tanaman.
MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SKSHHK yang
diterbitkan oleh pejabat yang berwenang (yang berkualifikasi
sebagai Ganis PKB).
Dalam penerbitan SKSHHK juga dilengkapi dengan BAP
penerbitan SKSHHK Dan BAP penerbitan SKSKB tidak
tersedia karena auditee tidak melakukan pemakaian
dokumen SKSKB.
K.3.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah melunasi kewajiban pungutan pemerintah yang terkait dengan
kayu
Indikator 3.2.1. Pemegang izin menunjukkan bukti pelunasan Dana Reboisasi (DR) dan atau Provisi Sumber
Daya Hutan (PSDH).
Verifier 3.2.1.a.
Dokumen SPP (Surat
Perintah Pembayaran) DR
dan/atau PSDH telah
diterbitkan.
MEMENUHI Auditee dapat menunjukkan dokumen SPP PSDH periode
Bulan Mei 2017 sampai dengan April 2018 yang diterbitkan
dengan sistem on line (SIMPONI) adalah sebesar Rp
12.093.678,00. Tagihan dalam SPP telah sesuai dengan tarif
dan kelompok jenis berdasarkan peraturan yang berlaku di
Kementerian Lingkungan Hidup Dan Kehutanan.
Verifier 3.2.1.b.
Bukti Setor DR dan/atau
PSDH
MEMENUHI Pembayaran PSDH telah sesuai dengan SPP PSDH dan
terdapat tanda bukti setor PSDH yang telah divalidasi oleh
petugas Bank sebagai bukti pembayaran PSDH secara lunas.
Verifier 3.2.1.c.
Kesesuaian tarif DR dan
PSDH atas kayu hutan
alam (termasuk hasil
kegiatan penyiapan lahan
untuk pembangunan hutan
tanaman) dan kesesuaian
tarif PSDH untuk kayu
hutan tanaman.
MEMENUHI Auditee telah melakukan pembayaran PSDH dan DR secara
lunas sesuai dengan persyaratan ukuran dan dibayar sesuai
dengan tarif.
K3.3 Pengangkutan dan perdagangan antar pulau.
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 15 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
Indikator 3.3.1Pemegang Izin yang mengirim kayubulat antar pulaumemiliki pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar PulauTerdaftar (PKAPT).
Dokumen PKAPT MEMENUHI Auditee memiliki dokumen pengakuan sebagai Pedagang
Kayu Antar Pulau Terdaftar (PKAPT) dengan Nomor :
09.03.1.00170, yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral
Perdagangan Dalam Negeri, Departemen Dalam Negeri
Nomor : 414/UPP/PKAPT/Perpanjangan-2/4/ 213 tanggal 16
April 2013.
Indikator 3.3.2. Pengangkutan kayu bulat yang menggunakan kapal haruskapal yang berbendera Indonesia dan
memiliki izin yang sah.
Dokumen yang
menunjukkan identitas
kapal
MEMENUHI Dokumen kapal pengangkut kayu Auditee memiliki ijin yang
sah dan kapal tersebut berbendera Indonesia, berdasarkan
Surat Ijin yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan
Laut Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan. Auditee
memiliki dokumen pengakuan sebagai Pedagang Kayu Antar
Pulau Terdaftar (PKAPT) dengan Nomor : 09.03.1.00170,
yang diterbitkan oleh Direktorat Jendral Perdagangan Dalam
Negeri, Departemen Dalam Negeri Nomor : 414/UPP/PKAPT/
Perpanjangan-2/4/213 tanggal 16 April 2013.
K3.4 Pemenuhan penggunaan Tanda V- Legal
Indikator 3.4.1 Implementasi Tanda V- Legal
Tanda V- Legal yang
dibubuhkan sesuai
ketentuan.
MEMENUHI Auditee telah menerapkan penggunaan tanda V-Legal sesuai
dengan aturan yang berlaku. Tanda V-Legal dibubuhkan pada
dokumen SKSHHK dan lampirannya pada Daftar Kayu Hasil
Pemanenan.
P4. Pemenuhan aspek lingkungan dan sosial yang terkait dengan penebangan.
K.4.1 Pemegang izin telah memiliki Analisa Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)/ Dokumen Pengelolaan
dan Pemantauan Lingkungan (DPPL)/ Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) & melaksanakan kewajiban yang dipersyaratkan dalam dokumen lingkungan tersebut.
Indicator 4.1.1. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan telah memiliki dokumen AMDAL/DPPL/UKL-UPL meliputi
ANDAL, RKL dan RPL yang telah disahkan sesuai peraturan yang berlaku meliputi seluruh areal kerjanya
Verifier 4.1.1
Dokumen
AMDAL/DPPL/UKL-
UPL/RKL-RPL
MEMENUHI Auditee telah memiliki Dokumen Analisis Dampak
Lingkungan, RKL dan RPL yang telah mendapat
pengesahan/persetujuan dari Komisi Pusat Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Departemen Kehutanan
Nomor : 267/DJ-VI/AMDAL/ 96 tanggal 29 November 1996.
Penyusunan AMDALmengacu kepada Peraturan Menteri
Negara Lingkungan Hidup Nomor 12 Tahun 2007
Indicator 4.1.2. Pemegang Izin/Hak Pengelolaan memiliki laporan pelaksanaan RKL dan RPL yang
menunjukkan penerapan tindakan untuk mengatasi dampak lingkungan dan menyediakan manfaat sosial
Verifier 4.1.2.a
Dokumen RKL dan RPL
MEMENUHI Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan dan Rencana
Pengelolaan Lingkungan (RKL RPL) merupakan satu kesatuan
dengan dokumen AMDAL yang telah mendapat
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 16 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
pengesahan/persetujuan dari Komisi Pusat Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Departemen Kehutanan
Nomor : 267/DJ-VI/AMDAL/ 96 tanggal 29 November 1996.
Verifier 4.1.2.b
Bukti pelaksanaan
pengelolaan dan
pemantauan dampak
penting aspek fisik kimia,
biologi dan social.
MEMENUHI Auditee telah melakukan kegiatan pemantauan dan
pengelolaan lingkungan sesuai dengan dokumen AMDALHasil
kegiatan juga dilaporkan kepada Instansi terkait di Wilayah
Kerja PT INHUTANI II UMHT Pulau Laut
P5. Pemenuhan terhadap peraturan ketenaga kerjaan.
K.5.1 Pemenuhan ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Indikator 5.1.1 Prosedur dan implementasi K3
5.1.1.a
Pedoman/prosedur K3
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen prosedur atau pedoman
tentang K3 dalam bentuk Petunjuk Kerja (PK) Direktu.
Auditee juga memiliki pengurus P2K3, Ketua P2K3 sebagai
penanggung jawab dalam implemntasi K3 di PT INHUTANI II
UMHT Pulau Laut
Verifier 5.1.1.b.
Ketersediaan Peralatan
K3.
MEMENUHI Auditee telah memiliki daftar APD per bulan April 2018. Hasil
pemeriksaan di lapangan menunjukkan bahwa APD tersedia
dan dapat berfungsi dengan baik.
Verifier 5.1.1.c.
Catatan kecelakaan kerja.
MEMENUHI Auditee telah memiliki dokumen catatan kerja yang dibuat
oleh Ahli K3 yang merupakan pengurus dari P2K3. Auditee
juga telah menunjukkan upaya untuk menekan angka
kecelakaan kerja.
K.5.2 Pemenuhan hak-hak tenaga kerja.
Indikator 5.2.1 Kebebasan berserikat bagi pekerja.
5.2.1. Kebebasan
berserikat bagi pekerja
MEMENUHI 1. Surat pernyataan yang ditandatangani oleh kedua belah
pihak antara direktur utama PT Inhutani II dengan Ketua
serikat pekerja pada tanggal 4 Desember 2014 Tentang
pengakuan adanya serikat pekerja.
2. Surat Serikat Pekerja Kehutan “SEHATI” PT INHUTANI II
(Perseroan) Pusat Nomor : 1/SP-SEHATI/XI/2017 Tanggal
23 Nopember 2017 Perihal Rapat Pengurus Pusat.
3. Surat Serikat Pekerja Kehutan “SEHATI” PT INHUTANI II
(Perseroan) Pusat Nomor : 2/SP-SEHATI/XI/2017 Tanggal
27 Nopember 2017 Perihal Keputusan Rapat Pengurus.
4. Surat Panitia Pelaksanaan MUSAT Tanggal 28 Nopember
2017 Tentang Pemilihan Ketua Serikat Pekerja
Kehutanan “SEHATI” Pusat Jakarta Periode 2017 s/d
2020.
Indikator 5.2.2 Adanya kesepakatan kerja bersama (KKB) atau peraturan perusahaan (PP) yang mengatur hak-
hak pekerja.
5.2.2. Adanya
Kesepakatan Kerja
Bersama (KKB) atau
MEMENUHI Terdapat dokumen Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara
Direksi PT Inhutani II (Persero) dengan Serikat Pekerja
EQI-F102.1.1/20160530 Halaman 17 dari 17
Kriteria/Indikator
Memenuhi/
Tidak
Memenuhi/ Not
Applicable
Ringkasan Justifikasi
Peraturan Perusahaan
(PP)
Kehutanan Sehati PT Inhutani II (Persero) Pusat periode
tahun 2014 sampai dengan 2016 Nomor : 1357/P/SEK-
PRUSH/2014 dan Nomor : 15/SP-SEHATI/ IV/2014 yang
ditandatangani oleh Direktur Utama PT Inhutani II (Persero)
Dr. Ir. Tjipta Purwita, MBA dan Ketua Umum Serikat Pekerja
Kehutanan Sehati PT Inhutani II (Persero) Pusat Ir. Harie
Trianto pada tanggal 05 Desember 2014.
Surat Direktur Pengembangan Bisnis Dan Pemasaran Perum
Perhutani Nomor : 135/021.1/PAP-SB/DIR/2017 tanggal 11
Desember 2017 perihal Perpanjangan Masa Berlaku
Perjanjian Kerja Bersama & Peraturan Perusahaan kepada
Direksi PT Inhutani I s/d V, Direksi PT. Palawi Risorsis, Direksi
PT. Perhutani Anugerah Kimia dan Direksi PT. BUMN HL I.,
dan Surat Direktur Utama Perum Perhutani Nomor :
140/021.1/PAP-SB/DIR/2017 tanggal 22 Desember 2017
perihal Perjanjian Kerja Bersama (PKB) kepada Plt. Direktur
PT. Inhutani II agar menyusun PKB baru karena PKB periode
2014-2016 diperpanjang selama 1 tahun sampai dengan 3
Desember 2017.
Surat Kesepakatan Bersama Nomor : 507/Dir/V/2018
Tanggal 08 Mei 2018 Antara PT INHUTANI II yang diwakili oleh
Natalas Anis Harjanto (Plt Direktur PT INHUTANI II) dengan
Serikat Pekerja Kehutanan “SEHATI” PT INHUTANI II yang
diwakili oleh Joni Istiyono (Ketua Serikat Pekerja Kehutanan
“SEHATI” PT INHUTANI II). Isi surat tersebut menyatakan
masih diberlakukan PKB Nomor 1357/P/SEK- PRUSH/2014
karena Draft PKB Periode 2018 - 2020 masih dalam proses
pembahasan Manajemen PT INHUTANI II Jakarta.
Indikator 5.2.3 Tidak mempekerjakan anak dibawah umur (diluar ketentuan).
5.2.3. Perusahaan tidak
mempekerjakan anak di
bawah umur
MEMENUHI Berdasarkan dokumen Laporan Tenaga Kerja, PT INHUTANI II
UMHT Pulau Laut tidak mempekerjakan karyawan di bawah
umur, dan dalam sistem rekruitmennya, Auditee telah
mempersyaratkan bahwa batas umur minimal calon
karyawan adalah yang telah berumur lebih dari 18 tahun.