pengumpulan data industri... · web viewberdasarkan uraian pekerjaan dan durasi pada tiap-tiap...

58
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Pada bab ini akan diamati dan dianalisa jaringan kerja sehingga memerlukan data kegiatan pekerjaan beserta durasi waktu dalam melakukan kegiatan proses dokumen impor laut. Adapun data yang akan dibahas adalah data dokumen impor laut yaitu dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang ) yang sebagian besar dari German. 1.1.1 Gambaran Singkat Tahapan Proses Pembuatan Dokumen Impor Laut Adapun flow proses pembuatan dokumen impor laut adalah sebagai berikut :

Upload: dongoc

Post on 25-May-2018

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

1.1 Pengumpulan Data

Pada bab ini akan diamati dan dianalisa jaringan kerja sehingga

memerlukan data kegiatan pekerjaan beserta durasi waktu dalam melakukan

kegiatan proses dokumen impor laut. Adapun data yang akan dibahas adalah data

dokumen impor laut yaitu dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang ) yang

sebagian besar dari German.

1.1.1 Gambaran Singkat Tahapan Proses Pembuatan Dokumen Impor Laut

Adapun flow proses pembuatan dokumen impor laut adalah sebagai

berikut :

Gambar 4.1 Bagian proses pembuatan dokumen impor laut

1.1.2 Work Break Down Structure (WBS)

Work Break Down Structure ( WBS ) adalah suatu metode

pengorganisaian proyek menjadi struktur pelaporan hierarakis. WBS digunakan

untuk melakukan Breakdown atau memecahkan tiap proses pekerjaan menjadi

lebih detail.hal ini dimaksudkan agar proses perencanaan proyek memiliki tingkat

yang lebih baik. WBS disusun bedasarkan dasar pembelajaran seluruh dokumen

proyek yang meliputi kontrak, gambar-gambar, dan spesifikasi. Proyek kemudian

diuraikan menjadi bagian-bagian dengan mengikuti pola struktur dan hirarki

tertentu menjadi item-item pekerjaan yang cukup terperinci, yang disebut sebagai

Wok Breakdown Structure.

ManfaatWork Breakdown Structure (WBS)

a. Mengurangi kompleksitas

b. Fasilitas penjadwalan dan pengendalian

c. Estimasi Biaya (Cost Estimation)

d. Penyusunan anggaran (Cost Budgeting)

e. Perencanaan manajemen Risiko (Risk Management Planning)

f. Identifikasi aktivitas(Activity Definition)

Struktur pekerjaan terperinci (WBS) adalah pengelompokan komponen

utama dan membaginya menjadi sub komponen, yang selanjutnya dibagi lagi

menjadi komponen yang lebih detail, WBS sangat berguna dalam penyusunan

perencanaan organisasi, eleminasi sumber daya, perkiraan waktu pelaksanaan,

pengembangan jaringan kerja dan biaya yang terkait. Dibawah ini di uraikan WBS

untuk proses dokumen imor laut.

Tabel 4.1 Work Break Down Structure (WBS)

No Kelompok Utama Uraian Kegiatan

1 Terima Dokumen

- Periksa dokumen (MBL, BL, Packing List,

Commercial Invoice,

- Certificate of Origin, Certificate of Analyst,

API-P)

2 Jobsheet

- Periksa kedatangan kapal, tempat

penimbunan.

- Periksa biaya DO.

- Kirim arrival notice kepada consignee.

- Periksa HS Code.

3 Flat File

- Membuat Flat File (sesuai HBL)

- Periksa flat file (sesuai HBL)

- Kirim flat file ke shipping line

- Hard copy flat file untuk shipping line

4TR (Temporary

Payment)

- Input seluruh biaya D/O & biaya

operasional

- Membuat surat tugas, surat kuasa, surat

penjamin containers

- Mengambil D/O di shipping line.

5 PIB ( Pemberitahuan - Input data PIB

- Input SSPCP

Impor Barang )

- Periksa data PIB dengan pihak consignee

- Print PIB di continous from (rangkap 5)

- Penandatanganan dan stampel PIB

- Bayar PIB ke Bank

6 Quotation

- Input harga penawaran Trucking, Storage,

Handling fee, PIB +PNBP,

- Asuransi, Adm Bank, Adm D/O, Ocean

freight (Bila status invoice FOB)

- Kirim quotantion kepada consignee per email.

7 Transfer PIB

- Periksa no BC 1.1, Tgl BC 1.1, No Pos BC

1.1 kepada pihak shipping line.

- Input BC 1.1 di PIB

- Periksa kembali seluruh data PIB

- Transfer EDI

- Terima respon EDI

- Fax hasil respon EDI kepada operasional

8Realisasi

Operasional

- Terima laporan, dan periksa laporan

operasional

- Input biaya-biaya yang dikeluarkan oleh

operasional

9 Invoice

- Input invoice

- Cek invoice dan faktur pajak

- Membuat OR (Official Receipt)

- Menyiakan label nama consignee & amplop

kemudian kirim ke consignee

10 Filling - Filling

Uraian diatas merupakan langkah awal dalam membuat jaringan kerja.

1.1.3 Struktur Organisasi

Struktur organisasi adalah susunan komponen-komponen (unit-unit kerja)

dalam organisasi. Struktur organisasi menunjukkan adanya pembagian kerja dan

menunjukkan bagaimana fungsi-fungsi atau kegiatan-kegiatan yang berbeda-beda

tersebut diintegrasikan (koordinasi). Selain daripada itu struktur organisasi juga

menunjukkan spesialisasi-spesialisasi pekerjaan, saluran perintah dan

penyampaian laporan

Struktur Organisasi dapat didefinisikan sebagai mekanisme-mekanisme

formal organisasi diolah. Struktur organisasi terdiri atas unsur spesialisasi kerja,

standarisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam pembuatan

keputusan dan ukuran satuan kerja. Struktur organisasi PT Union Trans Internusa

adalah organisasi lini dan staff, dimana koordinasi lebih baik dengan adanya

pembagian tugas yang terperinci, pengambilan keputusan dan kebijaksanaan

tertinggi adalah dari pemilik perusahaan dan menyebar melalui garis

kepemimpinan, sampai kepada pemimpin terendah, dengan demikian dengan

sadanya kesatuan dalam pimpinan sehingga menciptakan adanya kekuasaan yang

jelas.

1.1.4 Perkiraan Waktu Setiap Kegiatan

Dalam penentuan perkiraan waktu kegiatan, ditentukan secara tertentu,

didasarkan pada pengalaman perusahaan dalam melaksanakan proyek-proyek

sejenis. Dalam pelaksanaannya, pembuatan dokumen PIB (Pemberitahuan Impor

Barang) bagian impor laut di PT. Union Trans Internusa telah berlangsung dan

menggunakan waktu seperti yang tertera pada tabel 4.2 perkiraan waktu yang

diambil berdasarkan data dari flow proses. Pada Tugas Akhir ini, penulis

inginmenganalisa dan melakukan percepatan waktu penyelesaian dengan

menggunakan metode Critical Path Method (CPM) dikarenakan sering terjadi lost

time akibat waktu tunggu oleh jarak yang berjauhan antar section terkait.

Tabel 4.2 Waktu Yang Dibutuhkan Untuk Setiap Kegiatan

Kegiata

nRincian Kegiatan

Durasi

(menit)

A

Periksa dokumen (MBL, BL, Pcking List, Commercial

Invoice, Certificate Of Origin (COO), Certificate Of

Analyst (COA), API-P

10

B Periksa kedatangan kapal, tempat penimbunan 8

C Periksa biaya D/O 8

D Kirim arrival notice kepada consignee 9

E Periksa HS Code, print HS Code 5

F Membuat flat file (sesuai HBL) 9

G Periksa flat file (sesuai HBL) 13

H Kirim flat file ke shipping line 6

I Hard copy flat filr untuk shippinh line 6

J Input seluruh biaya D/O & biaya oprasional 4

K Membuat surat tugas, surat kuasa, surat peminjaman

container

8

L Copy MBL, HBL, dan pinjaman container 7

M Mengambil D/O ke shipping line 130

N Input data PIB 11

O Periksa data PIB dengan pihak consignee 33

P Input SSPCP 18

Q Print PIB di continous form (rangkap 5) 30

R Penandatanganan dan stempel PIB 8

S Bayar PIB ke bank 130

T

Input harga penawaran trucking, storage, handling fee, PIB

+ PNBP, Asuransi, Adm Bank, Adm D/O, Ocean Freight

(bila status invoice FOB)

12

U Kirim quotation kepada consignee per email 7

V Periksa no BC 1.1, tgl BC 1.1, No Pos BC 1.1, kepada

pihak shipping line

11

W Input BC 1.1 di PIB & print PIB 4

X Periksa kembali seluruh data PIB 8

Y Transfer EDI 4

Z Terima response EDI 63

AA Fax hasil response EDI ke operasional 4

BB Terima laporan, dan periksa laporan operasional 21

CC Input biaya-biaya yang dikeluarkan operasional 9

DD Input invoice + nomor invoice 13

EE Cetak invoice, kwitansi dan faktur pajak 33

FF Membuat OR (Official Receipt) 5

GGMenyiapkan label nama consignee & amplopkemudian

kirim kepada consignee

5

HH Filling 10

1.2 Pengolahan Data

1.2.1 Jaringan Kerja Cara I

Berdasarkan uraian pekerjaan dan durasi pada tiap-tiap kegiatan serta

mengacu pada langkah-langkah pembuatan jadwal menggunakan jalur kritis,

langkah selanjutnya adalah membuat jaringan kerja. Dengan adanya jaringan

kerja, kita bisa mengetahui umur proyek, jalur kritis dan total slack. Berdasarkan

tabel 4.3 dibawah ini adalah urutan proses pembuatan dokumen PIB bahwa ini

adalah urutan proses pembuatan dokumen PIB dibagian impor laut.

Tabel 4.3 DataUrutan Proses Pembuatan Dokumen Impor Laut

Kegiatan Rincian KegiatanProdecce

sor

Durasi

(menit)

A

Periksa dokumen (MBL, BL, Pcking List,

Commercial Invoice, Certificate Of Origin (COO),

Certificate Of Analyst (COA), API-P

- 10

B Periksa kedatangan kapal, tempat penimbunan A 8

C Periksa biaya D/O A 8

D Kirim arrival notice kepada consignee B, C 9

E Periksa HS Code, print HS Code D 5

F Membuat flat file (sesuai HBL) E 9

G Periksa flat file (sesuai HBL) E 13

H Kirim flat file ke shipping line E 6

I Hard copy flat filr untuk shippinh line F,G,H 6

J Input seluruh biaya D/O & biaya oprasional D 4

K Membuat surat tugas, surat kuasa, surat peminjaman

containerJ

8

L Copy MBL, HBL, dan pinjaman container J 7

M Mengambil D/O ke shipping line J,K,L 130

N Input data PIB M 11

O Periksa data PIB dengan pihak consignee N 33

P Input SSPCP N 18

Q Print PIB di continous form (rangkap 5) O,P 30

R Penandatanganan dan stempel PIB Q 8

S Bayar PIB ke bank R 130

T

Input harga penawaran trucking, storage, handling

fee, PIB + PNBP, Asuransi, Adm Bank, Adm D/O,

Ocean Freight (bila status invoice FOB)

N 12

U Kirim quotation kepada consignee per email T 7

VPeriksa no BC 1.1, tgl BC 1.1, No Pos BC 1.1, B, C 11

kepada pihak shipping line

W Input BC 1.1 di PIB & print PIB V, S 4

X Periksa kembali seluruh data PIB W 8

Y Transfer EDI X 4

Z Terima response EDI X 63

AA Fax hasil response EDI ke operasional X 4

BB Terima laporan, dan periksa laporan operasional Y, Z, AA 21

CC Input biaya-biaya yang dikeluarkan operasional BB 9

DD Input invoice + nomor invoice BB 13

EECetak invoice, kwitansi dan faktur pajak

CC, DD,

EE

33

FF Membuat OR (Official Receipt) EE 5

GGMenyiapkan label nama consignee &

amplopkemudian kirim kepada consigneeFF

5

HH Filling GG 10

Dari tabel 4.3 dapat di gambarkan jaringan kerja pembuatan dokumen

impor laut, tampak seperti pada gambar 4.2 Gambar jaringan Kerja cara 1.

1.2.2 Perhitungan Maju

Dalam mengidentifikasi jalur kritis dipakai cara yang disebut hitungan maju.

Pada hitungan maju perlu diingat, “kecuali kegiatan awal, maka suatu kegiatan,

baru dapat dapat dimulai bila kegiatan pendahulu telah selesai”. Waktu selesai

suatu kegiatan, adalah waktu mulai paling awal, ditambah waktu/durasi dari

kegiatan itu sendiri, “EF = ES + Durasi”, Hasil perhitungan maju untuk kegiatan

ini dapat dilihat pada tabel 4.4. Hasil Perhitungan Maju dan Mundur, serta

digambarkan pada jaringan kerja gambar 4.3.

1.2.3 Perhitungan Mundur

Perhitungan Mundur dimaksudkan untuk mengetahui waktu yang paling

akhir untuk “masih”bdapat memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan

tanpa menunda waktu/durasi penyelesaian kegiatan secara keseluruhan yang telah

dihasilkan dari hitungan maju. Untuk hitungan mundur, waktu mulai paling akhir

adalah waktu selesai paling akhir dikurang durasi berlangsungnya kegiatan itu

sendiri, “LS = LF – Durasi”.

Hasil perhitungan mundur untuk kegiatan ini dapat dilihat pada tabel 4.4

KegiatanDurasi

(Menit)

Paling Awal

(Menit)

Paling Akhir

(Menit)

Slack

(Menit)

Mulai

(ES)

Selesai

(EF)

Mulai

(LS)

Seleai

(LF)

Total Slack

(TS)

A 10 0 10 0 10 0

B 8 10 18 10 18 0

C 8 10 18 10 18 0

D 9 18 27 28 27 0

E 5 27 32 27 32 0

F 9 32 41 36 45 4

G 13 32 45 32 45 0

H 6 32 38 39 45 7

I 6 45 51 45 51 0

J 4 27 31 47 40 9

K 8 31 39 43 48 9

L 7 31 38 41 48 10

M 130 51 181 51 181 0

N 11 181 192 181 192 0

O 33 192 225 192 225 0

P 18 192 210 207 225 15

Q 30 225 255 225 255 0

R 8 255 263 255 263 0

S 130 263 393 263 393 0

T 12 192 204 455 467 263

U 7 204 211 467 474 263

V 11 18 29 341 352 323

W 4 393 397 393 397 0

X 8 397 405 397 405 0

Y 4 405 409 464 468 59

Z 63 405 468 405 468 0

AA 4 405 409 464 468 59

BB 21 469 490 469 490 0

CC 9 490 499 494 503 4

DD 13 490 503 490 503 0

EE 33 503 536 503 536 0

FF 5 536 541 536 541 0

GG 5 541 546 541 546 0

HH 10 546 556 546 556 0

Perhitungan Maju dan Mundur, serta digambarkan pada gambar 4.4

1.2.4 Total Slack

Pada perencanaan dan penyusunan jadwal proyek, arti penting dari total

slack adalah menunjukan jumlah waktu yang diperkenankan suatu kegiatan boleh

ditunda tanpa mempengaruhi jadwal penyelesaian proyek secara keseluruhan.

Total Slack dihitung dengan rumus : total slack suatu kegiatan sama dengan waktu

selesai paling akhir dikurangi waktu selesai paling awal, atau waktu mulai paling

akhir dikurangi waktu mulai paling awal. TS = LF – EF atau TS = LS – ES dapat

dilihat pada tabel 4.5 dibawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Total Slack Cara 1

KegiatanDurasi

(Menit)

Paling Awal

(Menit)

Paling Awal

(Menit)

Slack

(Menit) Berada

Pada Jalur

Kritis

Mulai Selesai Mulai Selesai Total

Slack

(TS)(ES) (EF) (LS) (LF)

1 10 0 10 0 10 0 YA

2 8 10 18 10 18 0 YA

3 8 10 18 10 18 0 YA

4 9 18 27 28 27 0 YA

5 5 27 32 27 32 0 YA

6 9 32 41 36 45 4 TIDAK

7 13 32 45 32 45 0 YA

8 6 32 38 39 45 7 TIDAK

9 6 45 51 45 51 0 YA

10 4 27 31 47 40 9 TIDAK

11 8 31 39 43 48 9 TIDAK

12 7 31 38 41 48 10 TIDAK

13 130 51 181 51 181 0 YA

14 11 181 192 181 192 0 YA

15 33 192 225 192 225 0 YA

16 18 192 210 207 225 15 TIDAK

17 30 225 255 225 255 0 YA

18 8 255 263 255 263 0 YA

19 130 263 393 263 393 0 YA

20 12 192 204 455 467 263 TIDAK

21 7 204 211 467 474 263 TIDAK

22 11 18 29 341 352 323 TIDAK

23 4 393 397 393 397 0 YA

24 8 397 405 397 405 0 YA

25 4 405 409 464 468 59 TIDAK

26 63 405 468 405 468 0 YA

27 4 405 409 464 468 59 TIDAK

28 21 469 490 469 490 0 YA

29 9 490 499 494 503 4 TIDAK

30 13 490 503 490 503 0 YA

31 33 503 536 503 536 0 YA

32 5 536 541 536 541 0 YA

33 5 541 546 541 546 0 YA

34 10 546 556 546 556 0 YA

Dari Hasil Perhitungan dapat diketahui umur proyek, jalur kritis dan total slack.

Untuk lebih jelasnya, hitungan maju dan mundur digambarkan dalam jaringan

kerja pada gambar 4.2.

Gambar 4.2 diagram jaringan Cara I

Cara 1 : Analisa Jalur Kritis

# Perhitungan Maju #

1. Kerjakan kegiatanA, EF A adalah ES A + durasi adalah 0 + 10 = 10

2. Kegiatan C bisa dimulai setelah kegiatan A selesai,

ES C = EF A = 10

EF C = ES C + durasi

= 10 + 8

=18

3. Kegiatan D bisa dimulai setelah kegiatan C selesai,

ES D = EF C = 18

EF D = ES D + durasi

= 18 + 9

= 27

4. Kegiatan E bisa dimulai setelah kegiatan D selesai,

ES E = EF D = 27

ES E = ES E + durasi

= 27 + 5 = 32

5. Kegiatan G bisa dimulai setelah kegiatan E selesai,

ES G = EF E = 32

EF G = ES G + durasi

= 32 + 13

= 45

6. Kegiatan I bisa dimulai setelah kegiatan G selesai,

ES I = EF G = 45

EF I = ES I + durasi

= 45 + 6

= 51

7. Kegiatan M bisa dimulai setelah kegiatan I selesai,

ES M = EF I = 51

EF M = ES M + durasi

= 51 + 130

= 181

8. Kegiatan N bisa dimulai setelah kegiatan M selesai,

ES N = EF M = 181

EF N = ES N + durasi

= 181 + 11

= 192

9. Kegiatan O bisa dimulai setelah kegiatan N selesai,

ES O = EF N = 192

EF O = O + durasi

= 192 + 33

= 225

10. Kegiatan Q bisa dimulai setelah kegiatan O selesai,

ES Q = EF O = 225

EF Q = ES Q + durasi

= 225 + 30

= 255

11. Kegiatan R bisa dimulai setelah kegiatan Q selesai,

ES R = EF Q = 255

EF R = ES R + durasi

= 255 + 8

= 263

12. Kegiatan S bisa dimulai setelah kegiatan R selesai,

ES S = EF R = 263

EF S = ES S + durasi

= 263 + 130

= 393

13. Kegiatan W bisa dimulai setelah kegiatan R selesai,

ES W = EF R = 393

EF W = ES W + durasi

= 393 + 4

= 397

14. Kegiatan X bisa dimulai setelah kegiatan W selesai,

ES X = EF W = 397

EF X = ES W + durasi

= 397 + 8

= 405

15. Kegiatan Z bisa dimulai setelak kegiatan X selesai,

ES Z = EF X = 405

EF Z = ES Z + durasi

= 405 + 63

= 469

16. Kegiatan BB bisa dimulai setelah kegiatan Z selesai,

ES BB = EF Z = 469

EF BB = ES BB + durasi

= 469 + 21

= 490

17. Kegiatan DD bisa dimulai setelah kegiatan BB selesai,

ES DD = EF BB = 490

EF DD = ES DD + durasi

= 490 + 13

= 503

18. Kegiatan EE bis dimulai setelah kegiatan DD selesai,

ES EE = EF DD = 503

EF EE = ES EE + durasi

= 503 + 33

= 536

19. Kegiatan FF bisa dimulai setelah kegiatan EE selesai,

EF FF = EF EE = 536

EF FF = ES FF + durasi

= 536 + 5

= 541

20. Kegiatan GG bisa dimulai setelah kegiatan FF selesai,

ES GG = EF FF = 541

EF GG = ES GG + durasi

= 541 + 5

= 546

21. Kegiatan HH bisa dimulai setelah kegiatan GG selesai,

ES HH = EF GG = 546

EF HH = ES HH + durasi

= 546 + 10

= 556

# Perhitungan Mundur #

Perhitungan Mundur dimulai dari kegiatan terakhir dari kegiatan

pembuatan dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang) dalam hal ini

dimulai dari kegiatan HH

1. Kegiatan HH

LF HH = 556

LS HH = LF HH = 556

LS HH = LF HH – durasi

= 556 – 10

= 546

2. Kegiatan GG

LFGG = LS HH = 546

LS GG = LF GG – Durasi

= 546 – 5

= 541

3. Kegiatan FF

LF FF = LS GG = 541

LS FF = LF FF – Durasi

= 541 – 5

= 536

4. Kegiatan EE

LF EE = LS FF = 536

LS EE = LF EE – Durasi

= 536 – 33

= 503

5. Kegiatan DD

LF DD = LS EE = 503

LS DD = LF DD – Durasi

= 503 – 13

= 490

6. Kegiatan BB

LF BB = LS DD = 490

LS BB = LF BB – Durasi

= 490 – 21

= 469

7. Kegiatan Z

LF Z = LS BB = 468

LS Z = LF Z – Durasi

= 468 – 63

= 405

8. Kegiatan X

LF X = LS Z = 405

LS X = LF X – Durasi

= 405 – 8

= 397

9. Kegiatan W

LF W = LS X = 397

LS W = LF W – Durasi

= 397 – 4

= 393

10. Kegiatan S

LF S = LS W = 393

LS S = LF S – Durasi

= 393 – 130

= 263

11. Kegiatan R

LF R = LS S = 263

LS R = LF R – Durasi

= 263 – 8

= 255

12. Kegiatan Q

LF Q = LS R = 255

LS Q = LF Q – Durasi

= 255 – 30

= 225

13. Kegiatan O

LF O = LS Q = 225

LS O = LF O – Durasi

= 225 – 33

= 192

14. Kegiatan N

LF N = LS O = 192

LS N = LF N – Durasi

= 192 – 11

= 181

15. Kegiatan M

LF M = LS N = 181

LS M = LF M – Durasi

= 181 – 130

= 51

16. Kegiatan I

LF I = LS M = 51

LS I = LF I – Durasi

= 51 – 6

= 45

17. Kegiatan G

LF G = LS I = 45

LS G = LF G – Durasi

= 45 – 13

= 32

18. Kegiatan E

LF E = LS G = 32

LS E = LF E – Durasi

= 32 – 5

= 27

19. Kegiatan D

LF D = LS E = 27

LS D = LF D – Durasi

= 27 – 9

= 18

20. Kegiatan C

LF C = LS D = 18

LS C = LF C – Durasi

= 18 – 8

= 10

21. Kegiatan A

LF A = LS C = 10

LS A = LF A – Durasi

= 10 – 10

= 0

# Perhitungan Slack #

1. Slack A = LF A – EF A

= 10 – 10

= 0

2. Slack B = LF B – EF B

= 18 – 18

= 0

3. Slack C = LF C – EF C

= 18 – 18

= 0

4. Slack D = LF D – EF D

= 27 – 27

= 0

5. Slack E = LF E – EF E

= 32 – 32

= 0

6. Slack F = LF F – EF F

= 45 – 41

= 4

7. Slack G = LF G – EF G

= 45 - 45

= 0

8. Slack H = LF H – EF H

= 45 – 38

= 7

9. Slack I = LF I – EF I

= 51 – 51

= 0

10. Slack J = LF J – EF J

= 40 – 31

= 9

11. Slack K = LF K – EF K

= 48 – 39 = 9

12. Slack L = LF L – EF L

= 48 – 38

= 10

13. Slack M = LF M – EF M

= 181 - 181

= 0

14. Slack N = LF N – EF N

= 192 -192

= 0

15. Slack O = LF O – EF O

= 225 - 225

= 0

16. Slack P = LF P – EF P

= 225 – 210

= 15

17. Slack Q = LF Q – EF Q

= 255 – 255 = 0

18. Slack R = LF R – EF R

= 263 - 263

= 0

19. Slack S = LF S – EF S

= 393 - 393

= 0

20. Slack T = LF T – EF T

= 467 – 204

= 263

21. Slack U = LF U – EF U

= 474 – 211

= 263

22. Slack V = LF V – EF V

= 352 – 29

= 323

23. Slack W = LF W – EF W

= 397 – 397 = 0

24. Slack X = LF X – EF X

= 405 - 405

= 0

25. Slack Y = LF Y – EF Y

= 468 – 409

= 59

26. Slack Z = LF Z – EF Z

= 469 - 469

= 0

27. Slack AA = LF AA – EF AA

= 468 – 409

= 59

28. Slack BB = LF BB – EF BB

= 490 - 490

= 0

29. Slack CC = LF CC – EF CC

= 503 – 499 = 4

30. Slack DD = LF DD – EF DD

= 503 - 503

= 0

31. Slack EE = LF EE – EF EE

= 536 - 536

= 0

32. Slack FF = LF FF – EF FF

= 541 -541

= 0

33. Slack GG = LF GG – EF GG

= 546 - 546

= 0

34. Slack HH = LF HH – EF HH

= 556 – 556

= 0

Untuk mengetahui lebih jelas nilai ES, EF, LS, LF dan TS, maka akan

ditampilkan pada tabel 4.6 berikut ini.

Tabel 4.6 Perhitungan Jalur Kritis Cara 1

KegiatanDurasi

(Menit)

Paling Awal

(Menit)

Paling Awal

(Menit)

Slack

(Menit) Berada

Pada Jalur

Kritis

Mulai Selesai Mulai Selesai Total

Slack

(TS)(ES) (EF) (LS) (LF)

1 10 0 10 0 10 0 YA

2 8 10 18 10 18 0 YA

3 8 10 18 10 18 0 YA

4 9 18 27 28 27 0 YA

5 5 27 32 27 32 0 YA

6 9 32 41 36 45 4 TIDAK

7 13 32 45 32 45 0 YA

8 6 32 38 39 45 7 TIDAK

9 6 45 51 45 51 0 YA

10 4 27 31 47 40 9 TIDAK

11 8 31 39 43 48 9 TIDAK

12 7 31 38 41 48 10 TIDAK

13 130 51 181 51 181 0 YA

14 11 181 192 181 192 0 YA

15 33 192 225 192 225 0 YA

16 18 192 210 207 225 15 TIDAK

17 30 225 255 225 255 0 YA

18 8 255 263 255 263 0 YA

19 130 263 393 263 393 0 YA

20 12 192 204 455 467 263 TIDAK

21 7 204 211 467 474 263 TIDAK

22 11 18 29 341 352 323 TIDAK

23 4 393 397 393 397 0 YA

24 8 397 405 397 405 0 YA

25 4 405 409 464 468 59 TIDAK

26 63 405 468 405 468 0 YA

27 4 405 409 464 468 59 TIDAK

28 21 469 490 469 490 0 YA

29 9 490 499 494 503 4 TIDAK

30 13 490 503 490 503 0 YA

31 33 503 536 503 536 0 YA

32 5 536 541 536 541 0 YA

33 5 541 546 541 546 0 YA

34 10 546 556 546 556 0 YA

Dari jaringan kerja diatasdi dapat jalur yang berisi kegiatan-kegiatan diantaranya :

A – C – D – E – G – I – M – N – O – Q – R – S – W – X – Z – BB – DD – EE –

FF – GG – HH dan secara lebih jelas dapat dilihat di gambar 4.3

Gambar 4.3 Jalur Kritis diagram Jaringan Car

Dan diketahui waktu kegiatan yang dibutuhkan untuk membuat dokumen PIB

( Pemberitahuan Impor Barang ) dibagian impor laut adalah selama 556 menit /

dokumen.

Uraian kegiatan pada jalur kritis jaringan kerja sistem 1 adalah :

1. Kegiatan A adalah pemeriksaan semua dokumen antara lain : Master Bill Of

Loading / MBL (Lampiran-1), House Bill Of Loading / HBL (Lampiran 2),

Packing List (Lampiran-3), Commercial Invoice (Lampiran-4), Certificate Of

Origin / COO (Lampiran -5), Certificate Of Analyst / COA (Lampiran-6),

Angka Pengenal Importir Produsen / API-P (Lampiran-7), Semua isi diantara

masing-masing dokumen haruslah sama, apabila terjadi perbedaan

diantaranya harus dilakukan penyesuaian manifest.

2. Kegiatan C adalah periksa DO, biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk

pengambilan DO (Delivery Order) (Lampiran-8) bisa diperiksa kepada pihak

shipping line. Biaya-biaya tersebut berupa THC (Terminal Handling

Charges), adm fee, adm DO, additional overtime container.

3. Kegiatan D adalah kirim Arrival Notice / NOA (Lampiran-9) kepada

consignee, arrival notice yang berisi tanggal kedatangan kapal, pelabuhan

sandar, no MBL, dan no HBL.

4. Kegiatan E adalah periksa HS Code (Lampiran-10) dan print HS Code,

barang-barang yang akan diperiksa dahulu termasuk HS Code no berapa. Hal

ini bertujuan untuk mengetahui berapa bea masuk yang harus dikeluarkan.

5. Kegiatan G adalah periksa Flat File / Manifest (Lampiran-11) (Sesuai HB/L).

Flat file berisi tentang data-data yang sesuai dengan HB/L. Dokumen MB/L

yang menerbitkan adalah pihak Shipping Line, sementara HB/L yang

menerbitkan adalah dari agent.

6. Kegiatan I adalah hard copy flat file untuk shipping line, dalam hal ini kita

menyiapkan fotocopy MB/L, HB/L, flat file dan langsung dikirim ke shipping

line.

7. Kegiatan M adalah mengambil D/O di shipping line, apabila kapal sudah tiba

di pelabuhan, maka kita harus mengambil D/Odi shipping line. D/O tersebut

untuk proses pengeluaran barang (container) di pelabuhan.

8. Kegiatan N adalah input data Pemberitahuan Import Barang /PIB (Lampiran

12), data PIB yang akan di input didapat dari dokumen Packing List,

Commercial Invoice, Certificate Of Origin, Certificate Of Analyst, MB/L dan

HB/L.

9. Kegiatan O adalah periksa data PIB dengan pihak consignee, semua data yang

sudah di input harus diperiksa kembali dengan pihak consignee agar tidak

terjadi kesalahan.

10. Kegiatan Q adalah print PIB di consignee form (rangkap 5), PIB yang sudah

selesai diperiksa oleh pihak consignee kemudian kita print di contimous form.

11. Kegiatan R adalah penandatangan danstempel PIB, PIB yang telah selesai di

print kemudian diserahkan kepada pimpinan PPJK untuk di tanda tangan dan

diberi stempel.

12. Kegiatan S adalah bayar PIB ke bank, PIB yang telah lengkap (print, tanda

tangan dan stempel) kemudian di bayar di bank. PIB yang sudah selesai di

bayar kemudian diberi stempel dan tanda tangan oleh pihak bank sebagai

tanda bukti bahwa PIB tersebut telah selesai dilakukan pembayaran.

13. Kegiatan W adalah input BC 1.1 di PIB dan print PIB, jika PIB sudah

dibayarkan, maka kita harus input BC 1.1 di PIB. BC 1.1 di dapat dari pihak

shipping line setelah kapal yang telah tiba dan nomor container milik kita,

apabila BC 1.1 sudah selesai di input maka kita lakukan print PIB dikertas

putih polos.

14. Kegiatan X adalah periksa kembali seluruh data PIB, setelah input BC 1.1

maka kita lakukan pemeriksaan kembali seluruh dokumen PIB, hal ini sangat

penting, karena apabila ada salah sedikit saja maka data kita akan ditolak oleh

customs. Apabila semua sudah benar maka kita bisa melakukan manifest data

melalui EDI.

15. Kegiatan Z adalah terima respons EDI, apabila kita sudah melakukan transfer

EDI maka kita akan mendapat respons EDI yaitu SPPB (Surat Persetujuan

Pengeluaran Barang) (Lampiran-13) dengan contoh dokumen yang kita

transfer sesuai dengan data yang ada di bea cukai.

Tetapi apabila data yang di transfer ada perbedaan maka dokumen PIB kita

akan ditolak, dan kita harus melakukan perbaikan/notul (Nota Pembetulan).

16. Kegiatan BB adalah terima laporan dan periksa laporan operasional, apabila

container sudah selesai dikeluarkan atau sudah diterima di pihak consignee,

maka operasional akan memberikan laporan berupa dokumen-dokumen, dan

laporan biaya-biaya yang sudah dikeluarkan selama proses pengeluaran

container berlangsung.

17. Kegiatan DD adalah input invoice (Lampiran-14) dan nomor invoice, setelah

selesai terima laporan dari operasional dan laporan nya sesuai dengan

kwitansi.

18. Kegiatan EE adalah cetak invoice, Kwitansi (Lampiran-15) dan faktur pajak

(Lampiran-16). Invoice, kwitansi, dan faktur pajak dicetak di kertas continous

form karena lembar ke-1 untuk consignee, lembar ke-2 untuk bagian impor

laut.

19. Kegiatan FF adalah membuat OR (Official Receipt) (Lampiran-17), OR

dibuat untuk memberikan tanda bukti dokumen apa saja yang telah kita kirim

kepada pihak consignee.

20. Kegiatan GG adalah menyiapkan label nama consignee (Lampiran-18) dan

amplop kemudian dokumen dikirim kepada pihak consignee. Setelah

dokumen sudah siap untuk dikirim ke consignee maka kita masukan amplop

yang telah diberi label nama consignee tersebut.

Dalam hal ini jangan sampai ada kesalahan memasukan dokumen, karena

apabila salah masuk amplop untuk cosignee lain ini akan sangat fatal.

21. Kegiatan HH adalah filling, apabila semua proses dokumen sudah selesai

maka dokumen tersebut hendaknya di filling dengan rapi, agar suatu saat bisa

menjadi referensi.

1.3 Crashing

Seberapa banyak sebuah kegiatan dapat diperpendek waktunya dari waktu

normal / waktu standarnya, bergantung pada kegiatannya.

Beberapa langkah Crashing time :

1. Menghitung biaya crash untuk setiap jaringan.

2. Dengan menggunakan waktu kegiatan sekarang (selanjutnya disebut cara 3),

temukan jalur kritis pada jaringan kerja, kenali jalur kritis.

3. Jika hanya 1 jalur kritis, pilih kegiatan yang masih bisa dilakukan oprasi dan

berbiaya rendah.

4. Perbarui semua kegiatan, jika batas waktu yang di inginkan telah berhenri

(dalam hal ini jika hal yang dilakukan di setujui oleh PT. Union Trans

Internusa). Jika tidak ulangi langkah 2.

Upaya awal yang dilakukan PT. Union Trans Internusa untuk mendapatkan

waktu penyelesaian dengan biaya minimal adalah memperhatikan dan menganalisa

kembali penjadwalan yang telah dilakukan.

Analisa yang dilakukan adalah dengan mengidentifikasi kegiatan-kegiatan

yang berpotensi menentukan lama waktu penyelesaian pembuatan dokumen PIB di

bagian impor laut diantaranya adalah :

1. Kegiatan X (Periksa kembali seluruh PIB) digabung dengan kegiatan W

(Input BC 1.1 di PIB dan print PIB).

2. Kegiatan EE (Cetak invoice, kwitansi dan faktur pajak) digabung pada

kegiatan DD (Input invoice dan nomor invoice).

3. Kegiatan GG (Menyiapkan label nama consignee dan amplop untuk invoice

digabung pada kegiatan FF (Membuat OR/ Official Receive)

4. Durasi kerja pada kegiatan W, DD dan FF dilakukan pengukuran kembali

(disesuaikan standard pengukuran dari PT. Union Trans Intranusa).

Permintaan ini kemudian dibahas pada langkah perbaikan cara 2.

4.4 Perkiraan Biaya Proyek

Setiap kegiatan proyek tentu tidak lepas dari banyaknya biaya yang diperlukan.

Akan tetapi berdasarkan pembahasan masalah pada bab I, Penulis melakukan analisa

terhadap proses pembuatan dokumen PIB (Pemberitahuan Impor Barang) di bagian

impor lautnya saja, oleh karena itu perkiraan biaya tidak dibahas.