pengukuran tekanan darah

15
Pengukuran Tekanan Darah Pengukuran Tekanan Darah Dr. Heru Noviat Herdata, SpA Dr. Heru Noviat Herdata, SpA Fakultas Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala Universitas Syiah Kuala

Upload: pradiba-angraini

Post on 26-Jul-2015

427 views

Category:

Documents


24 download

TRANSCRIPT

Page 1: Pengukuran Tekanan Darah

Pengukuran Tekanan DarahPengukuran Tekanan Darah

Dr. Heru Noviat Herdata, SpADr. Heru Noviat Herdata, SpA

Fakultas KedokteranFakultas Kedokteran

Universitas Syiah KualaUniversitas Syiah Kuala

Page 2: Pengukuran Tekanan Darah

SejarahSejarah

1733, Stephen Haleso Fisiolog Inggris memasang kanul ke pembuluh arteri

kuda dan dihubungkan ke tabung kacao Terlihat darah naik dgn tinggi maksimun 8 kaki 3 inchi

1820, Poiseulleo Menemukan alat haemodynamometer memakai air

raksa/ merkurio Prof Faivre dari Lyon dengan alat ini melakukan

pengukuran tekanan darah secara langsung pd manusia tekanan darah normal 120 mmHg

Page 3: Pengukuran Tekanan Darah

1853, Prof Vierordo Melakukan pengukuran darah secara tidak langsung

dengan cara menekan denyut nadi arteri radialis 1880, Siegfried von Basch

o Menciptakan alat Sphygmomanometer (tensimeter) yang kemudian digunakan secara luas di abad 19 sampai sekarang.

1896, Riva Roccio Memperkenalkan manset / cuff yg dapat dikembangkan

dilengan atas dan ditera memakai manometer air raksa, namun penentuan tekanan dengan meraba denyut arteri radialis

1905, Nikolei Korotkoffo Memperkenalkan metode auskultasi pd arteri brachialis.

Page 4: Pengukuran Tekanan Darah

Metoda Pengukuran Tekanan DarahMetoda Pengukuran Tekanan Darah

Metoda Langsung Metoda tidak Langsung :

o Auskultasio Palpasi

Sasaran pengukuran :o Tekanan darah terhadap dinding vena / arterio Bukan tekanan pembuluh darah terhadap manset.

Alat ukur :o Tensi meter :

• Air raksa, aneroid, digitalo Stetoskop.

Page 5: Pengukuran Tekanan Darah
Page 6: Pengukuran Tekanan Darah

Metoda AuskultasiMetoda Auskultasi

Tensimeter terdiri dari :o Balon kareto Karet pompa udarao 2 buah pipa kareto Manometer air raksa.

Ukuran lebar balon karet yg ideal 150% lingkar lengan atas

Panjang balon paling sedikit 2/3 (80%) panjang lengan atas.

bila lebih besar ukuran ideal tekanan yg terukur lebih rendah

Page 7: Pengukuran Tekanan Darah

Cara pengukuranCara pengukuran

Tentukan posisi penderita dan lokasi pengukuran. Letakkan manometer pd posisi yg mudah dibaca. Tentukan letak arteri brachialis dengan palpasi. Pasang manset Pompa secara cepat Letakkan stetoskop Kempiskan balon hingga manometer turun 2-3 mmHg/det Tetapkan tekanan Sistolik (fase 1 korotkoff), tekanan

diastolik (fase 5 korotkoff).

Page 8: Pengukuran Tekanan Darah
Page 9: Pengukuran Tekanan Darah

CacatanCacatan

Pd ibu hamil, AI, OT dan anak2, fase 5 dapat bernilai 0, maka tekanan diastolik dipakai fase 4

Bila akan diukur ulang, tunggu 1 – 2 menit Posisi duduk / berdiri, manometer hrs setinggi jantung Pd aktivitas fisik, tekanan sistole akan meningkat ( COP

naik ), tekanan diastole turun (vasodilatasi perifer) Variasi fisiologis 2 – 6 mmHg karena pengaruh siklus fase

inspirasi dan ekspirasi Pengukuran standar baku hrs dgn tensimeter air raksa.

Tensi meter aneroid hanya untuk keperluan praktis ( hrs di tera tiap 6-12 bln)

Tensimeter elektronik, tingkat akurasinya sulit ditera.

Page 10: Pengukuran Tekanan Darah

Pada hipertensi, setelah fase 1 atau 2, bunyi dpt menghilang, kmd terdengar kembali pd tekanan lebih rendah perlu palpasi arteri radialis sebagai pedoman.

Kondisi yg mempengaruhi pengukuran :o Bentuk fisiko Status atau aktifitas ototo Emosi, rasa sakito Cuaca, suara bisingo Makanan : rokok, kopi, alkohol

Page 11: Pengukuran Tekanan Darah

Mekanisme bunyi Mekanisme bunyi pada pengukuran tekanan darahpada pengukuran tekanan darah

Pompa karet pada cuff pembuluh darah kolaps tek manset < puncak tek sistole aliran turbulensi dan terputus-putus timbul suara bunyi mengetuk tek manset < teka diastole aliran lamiler bunyi hilang.

Fase menurut Korotkoff :o Fase I : Bunyi pertama kali, lembut tp jelas dan

intensitas menguato Fase II : Bunyi mendesir akibat turbulensio Fase III : Bunyi ritme semakin tajam dan keraso Fase IV : Mudah dikenal karena redup dan kwalitas

seperti angin meniup lemaho Fase V : Tidak ada bunyi sama sekali.

Page 12: Pengukuran Tekanan Darah
Page 13: Pengukuran Tekanan Darah
Page 14: Pengukuran Tekanan Darah
Page 15: Pengukuran Tekanan Darah