pengukuran tegangan ac dan dc dengan osiloskop
TRANSCRIPT
LAPORAN PRAKTIKUM
ALAT UKUR DAN PENGUKURAN
MENGUKUR TEGANGAN AC DAN DC DENGAN
OSILOSKOP
13 Desember 2012
Kelompok : 3
Nama : Heryadi Kusumah
Partner : Kenny Akbar Aslami
Maria Goriety P
Miantami H S P
Program Studi Teknik Telekomunikasi
Jurusan Teknik Elekttro
Politeknik Negeri Bandung
2012/2013
I. Tujuan Percobaan
Mahasiswa dapat mengukur amplitude tegangan ac dengan osiloskop
Mahasiswa dapat mengukur perioda waktu dan frekuensi tegangan ac
dengan menggunakan osiloskop
II. Alat dan Bahan
1 catu daya : ac transformator
dc powersupply
1 Osiloskop
1 Voltmeter
1 Resistor 5,6kΩ
1 Resistor 10kΩ
1 Resistor 15kΩ
1 Function Generator
III. Teori Dasar
Osiloskop adalah alat ukur yang dipakai untuk mengukur besaaran
tegangan ac maupun dc dan menampilkan bentuk gelombang tegangan
yang diukur tersebut. Secara umum osiloskop mempunyai tiga fungsi
dasar :
1) Mengukur amplituda tegangan ac
2) Mengukur perioda waktu tegangan ac
3) Melihat bentuk gelombang tegangan ac
Tinggi bentuk gelombang tegangan ditampilkan dilayar osiloskop
adalah berbanding langsung dengan amplituda puncak ke puncak (peak-
to-peak) dari tegangan. Sehingga, untuk pemasangan Volts/Div, atau
kontrol penguat vertikal, sinyal 100 V akan dua kali tinggi sinyal 50 V.
Metoda yang baru saja dijelaskan juga digunakan untuk mengukur
tegangan searah. Saklar ac-dc diposisikan pada posisi dc, dan probe
dihubungkan ke titik di rangkaian dilokasi tegangan dc. Kabel ground
dari osiloskop dihubungkan ke ground rangkaian. Jumlah bagian
(divisi) dari trace naik diatas atau di bawah penempatan trace nol
sebagai ukuran tegangan positif atau negatif dari tegangan dc.
Sebelum tegangan ac dapat diukur secara tepat, simpangan vertikal
harus dikalibrasi. Bila kita memasang tegangan ac yang nilainya tidak
diketahui ke input vertikal dan mengamati simpangan, kita dapat
menyimpulkan bahwa tegangan yang tidak diketahui mempunyai
tegangan puncak ke puncak sebagai berikut.
Ep-p = sensitivitas simpangan x simpangan
= Volts/Div x Jumlah divisi
Apabila osiloskop dipakai untuk mengukur waktu pada sumbu
horisontal, kita harus mengkalibrasi simpangan horisontal sebagai
fungsi dari waktu. Bila sinyal dengan lama waktu (durasi) yang tidak
diketahui diamati untuk satu siklus penuh, perioda sinyal adalah:
T = Faktor simpangan horisontal x sapuan (sweep) horisontal per
siklus
= Time/Div x jumlah divisi horisontal.
Sebagai contoh, sinyal mempunyai simpangan vertikal 4 cm dan sapuan
horisontal per siklus 3,33 cm. Kontrol Volts/Div dipasang pada 10 V,
dan kontrol Time/Div dipasang pada 5 msec. Maka
Ep-p = Volts/Div x simpangan
= 10 V/cm x 4 cm = 40 V
T = Time/Div x sapuan horisontal per siklus
= 5 msec/cm x 3,33 cm = 16,66 msec
Frekuensi didapatkan dari perioda sebagai berikut:
f =
1T
= 1
16,66 msec = 60 Hz
IV. Langkah Percobaan
1. Rangkailah gambar 1. Catat bahwa tegangan A ke G adalah tegangan
puncak-ke-puncak. Sedangkan voltmeter mengukur tegangan rms, jadi
kita harus menghitung terlebih dahulu tegangan rms agar diperoleh
tegangan puncak-ke-puncak.
2. Gunakan osiloskop mengukur dan catat tegangan puncak-ke-puncak dari
A ke G, A ke B, B ke C, dan C ke G.
3. Hitung dan catat dalam tabel data tegangan puncak-ke-puncak secara
berurut.
4. Hitung dan catat persentasi perbedaan antara nilai terukur dan yang
dihitung.
5. Ukur dan catat perioda gelombang sinusoidal dari A ke G.
6. Hitung dan catat frekuensi.
7. Ukur dan catat persentasi perbedaan antara frekuensi terukur dan frekuensi
jala-jala (60 Hz).
8. Ganti tegangan input ac pada AG dengan catu daya dc dipasang pada 18V.
9. Gunakan osiloskop untuk mengukur tegangan melalui AG, AB, BC, dan
CG.
10. Hitung dan catat tegangan dc melalui AG, AB, BC, dan CG.
11. Hitung dan catat persentasi kesalahan antara nilai terukur dan yang
dihitung.
Gambar 1. Tegangan ac melalui rangkaian pembagi tegangan.
V. Data dan Hasil Pengamatan
Tabel Hasil Pengukuran
Titik
Test
Tegangan ac
(volts peak-to-
peak)
Persen
perbed
aan
Tegangan dc
(volts)
Persen
Perbe
daan
Diukur Dihitung Diukur Dihitung
A – G 19 18 5,5 % 18 18 0 %
A – B 3,6 3,2 12,5 % 18 3,2 462,5
%
B – C 6,2 5,8 6,9 % 11 5,8 89 %
C – G 9 8,8 4,54 % 18 8,8 104,54
%
Frekuensi 0,5 Khz
Perioda 20 ms
Perhitungan Tegangan titik
test :
A – B :
Vab=5,6 x 1830,6
=3,2
B – C :
Vbc=10 x 1830,6
=5,8
C – G :
VcG=15 x1830,6
=8,8
Persen Perbedaan di setiap titik –
titik test :
A – G :
%=19−1818
x100 %=5,5 %
A – B :
%=3,6−3,23,2
x100 %=12,5 %
B – C :
%=6,2− ,585,8
x 100 %=6,89 %
C – G :
%=9−8,88,8
x 100 %=2,27 %
Untuk Perhitungan tegangan dc disamakan dengan tegangan ac, karena
nilai tahanannya tidak di rubah. Hanya persen perbedaan nya yang
berubah. Persen perbedaan tegangan dc.
Titik A – G :
%=18−1818
x100 %=0 %
Titik A – B :
%=18−3,23,2
x100 %=462,5 %
Titik B – C :
%=11−5,85,8
x100 %=89,65 %
Titik C – G :
%=18−8,88,8
x100 %=104,54 %
VI. Analisis dan Jawab pertanyaan
Dari hasil pengamatan di atas dapat dianalis bahwa penjumlahan tegangan
di masing – masing titik sama dengan tegangan antara titik A ke G namun
hanya berbeda 0,2 penjumlahan antara tegangan di masing – masing titik
18,8 v berbeda 0,2 volt dengan hasil pengukuran antara titik A ke G.
Jawab Pertanyaan :
1. Dari hasil yang diperoleh pada tabel untuk tegangan ac, apakah
tegangan antara A ke G sama dengan penjumlahan tegangan A ke
B, B ke C, dan C ke G ? Jelaskan pendapat saudara !
Jadi setelah di jumlahkan hasilnya mendekati jumlah dari tegangan
antara A ke G, hanya berbeda 0,2. Pada prinsipnya rangkaian ini
menggunakan prinsip pembagi tegangan dengan titik yang sudah
ditentukan. Yaitu titik antara A sampai dengan G.
2. Pertanyaan yang sama seperti pada nomor 1 diatas, tetapi untuk
tegangan dc.
Untuk penjumlahan tegangan dc hasilnya sangat jauh dari
tegangan antara titik A ke G, hal ini dipengaruhi oleh karena
pembacaan pada osiloskop berbeda jauh dengan perhitungan dari
tegangan yang di harapkan.
3. Buat kesimpulan dari praktek ini !
Pengukuran tegangan dengan osiloskop di lakukan dengan
mengamati jumlah kolom yang di lalui oleh gelombang tersebut
kemudian di kalikan dengan volt/div – nya yang tertera pada
osiloskop,
VII. Kesimpulan
Pengukuran tegangan dengan osiloskop di lakukan dengan mengamati
jumlah kotak dari atas ke bawah yang dilalui oleh gelombang tersebut
dengan mengalikan dengan volt/div – nya yang telah di atur sebelumnya.
Saat ingin mengetahui periode gelombang dilakukan dengan mengalikan
time/div dengan jumlah kotak dari kiri ke kanan yang di lalui oleh
gelombang. Setelah mengetahui periode gelombang dari periode tersebut
dapat diketahui pula frekuensinya.